laporan praktikum distilasi minyak atsiri

10
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Judul : DISTILASI MINYAK ATSIRI Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik didih. 2. Mempelajari metode ekstraksi minyak atsiri menggunakan prinsip hidrodistilasi. Pendahuluan Distilasi merupakan teknik pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Terdapat dua tahap pada proses distilasi yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan, berdasarkan hal ini maka perangkat peralatan distilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Istilah distilasi sederhana umumnya berkaitan dengan pemisahan suatu campuran yang terdiri dua atau lebih cairan melalui pemanasan. Pemanasan digunakan untuk menguapkan komponen-komponen yang lebih mudah menguap (titik didih lebih rendah) dan kemudian uap yang diperoleh dikondensasikan kembali menjadi cair dan kemudian ditampung dalam suatu bejana penerima. Proses distilasi ini diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondensor yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar kondenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus Paraf Asisten

Upload: lailatul-badriyah

Post on 26-Dec-2015

1.872 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

destilasi minyak atsiri

TRANSCRIPT

Page 1: laporan praktikum DISTILASI MINYAK ATSIRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Judul : DISTILASI MINYAK ATSIRI

Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik

didih.

2. Mempelajari metode ekstraksi minyak atsiri menggunakan prinsip

hidrodistilasi.

Pendahuluan

Distilasi merupakan teknik pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didik atau titik

cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Terdapat dua tahap pada proses

distilasi yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap

menjadi cair atau padatan, berdasarkan hal ini maka perangkat peralatan distilasi menggunakan

alat pemanas dan alat pendingin. Istilah distilasi sederhana umumnya berkaitan dengan

pemisahan suatu campuran yang terdiri dua atau lebih cairan melalui pemanasan. Pemanasan

digunakan untuk menguapkan komponen-komponen yang lebih mudah menguap (titik didih

lebih rendah) dan kemudian uap yang diperoleh dikondensasikan kembali menjadi cair dan

kemudian ditampung dalam suatu bejana penerima. Proses distilasi ini diawali dengan

pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut

bergerak menuju kondensor yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan

air kedalam dinding (bagian luar kondenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.

Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa

yang ada dalam campuran homogen tersebut. Beriku ini merupakan set alat distilasi :

(Cook dan Cullen, 1986).

Paraf Asisten

Page 2: laporan praktikum DISTILASI MINYAK ATSIRI

Percobaan kali ini akan dilakukan isolasi minyak atsiri dari berbagai macam spesies

menggunakan teknik hidrodistilasi minyak atsiri. Minyak atsiri terdapat dalam seluruh bagian

tanaman, namun umumnya dalam batang, daun, bunga dan biji-bijian. Minyak atsiri merupakan

salah satu produk yang dibutuhkan pada berbagai industri seperti industri kosmetik, obat-obatan,

makanan dan minuman. Minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai aromaterapi (Nurdjannah,

2004).

Beberapa jenis bahan tumbuhan di gunakan dalam pengobatan karena kandungan minyak

atsirinya contohnya adalah serai, cengkeh dan pala. Beberapa kasus minyak atsiri digunakan

sendiri sebagai obat setelah diekstraksi atau disuling dari sumbernya, misalnya minyak kayu

putih. Minyak atsiri larut dengan baik di dalam lemak, sehingga kebanyakan minyak atsiri dapat

menimbulkan iritasi pada kulit dan selaput lendir. Secara konvensional ada beberapa metode

yang bisa diterapkan untuk memperoleh minyak atsiri dari tumbuhan asalnya. Metode

konvensional itu adalah penyulingan, ekspresi, ekstraksi dengan pelarut mudah menguap,

pengikatan dengan lemak padat, dan lain sebagainya (Agusta, 2000).

Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap pada temperatur kamar tanpa

mengalami dekomposisi tetapi minyak atsiri dapat rusak karena penyimpanan jika minyak atsiri

dibiarkan lama. Minyak atsiri akan mengabsorpsi oksigen dari udara sehingga akan berubah

warna, aroma, dan kekentalan sehingga sifat kimia minyak atsiri tersebut akan berubah Minyak

atsiri tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik, dan berbau harum sesuai dengan tanaman

penghasilnya (Ketaren, 1985).

Ditinjau dari segi kimia fisika, minyak atsiri hanya mengandung dua golongan senyawa,

yaitu oleoptena dan stearoptena. Oleoptena adalah bagian hidrokarbon didalam minyak atsiri dan

berwujud cairan. Steroptena adalah senyawa hidrokarbon teroksigensi yang umunya berwujud

padat. Pada dasarnya semua minyak atsiri mengandung campuran senyawa kimia dan biasanya

senyawa tersebut sangat kompleks tetapi biasanya tidak melebihi 300 senyawa. Beberapa tipe

senyawa organik mungkin terkandung dalam minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida,

ester, aldehida, dan eter. Senyawa yang menentukan aroma minyak atisri biasanya komponen

yang presentasinya tinggi. Minyak atsiri dari setiap tanaman memiliki aroma yang berbeda

dengan minyak atsiri dari tanaman lain bahkan kebanyakan minyak atsiri memiliki aroma yang

spesifik, hal ini tidak lain karena setiap minyak atsiri mempunyai komponen kimia yang berbeda.

Komposisi atau kandungan masing-masing komponen kimia tersebut adalah hal yang paling

mendasar dalam menentukan aroma maupun kegunaan (sebagai bahan pengharum, kosmetik,

obat, dan lain lain) jadi penentuan komponen penyusun dan komposisi masing-masing

Page 3: laporan praktikum DISTILASI MINYAK ATSIRI

komponen tersebut di dalam minyak atsiri merupakan hal yang sangat penting dalam

menentukan kegunaan, kualitas, ataupun mutu dari suatu minyak atsiri (Agusta, 2000).

Prinsip Kerja

Prinsip pemisahan secara distilasi yaitu berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-

komponennya. Komponen zat yang lebih rendah titik didihnya akan menguap terlebih dahulu

sedangkan yang memiliki titik didih lebih tinggi akan tertampung pada labu distilat.

Alat

Pisau, set alat distilasi, gelas ukur 5 mL

Bahan

Sampel, magnesium sulfat anhidrat, batu didih.

Prosedur Kerja

Sampel Dipotong-potong kecil (daun, bunga, atau batang) yang sudah bersih dan kering (dengan

jumlah air minimum). Set alat distilasi dipersiapkan sesuai dengan gambar dibawah ini.

Dimasukkan 50 g sampel kedalam labu alas bulat 250 mL. Labu dipenuhi dengan aquades

hingga setengah volume total labu. Ditambahkan batu didih. Dipasang kembali labu pada set up

alat distilasi. Labu dipanaskan pada mantel pemanas secara perlahan-lahan. Distilasi dihentikan

jika sudah diperoleh distilat sebanyak 100 mL atau telah dipanaskan selama 1-1.5 jam. Dicatat

volume distilat yang diperoleh. Dibiarkan distilat beberapa saat hingga nantinya diperoleh dua

fasa, aqueous phase dan organik phase. Dipisahkan minyak atsiri dari air yang ada dalam

campuran distilat, lalu ditambahkan sedikit magnesium sulfat pada distilat minyak atsiri. Minyak

atsiri diperoleh dengan cara dekantasi. Dicatat volume minyak atsiri yang diperoleh. Dihitung

rendemen minyak atsiri yang diperoleh . Diamati bau dan warna dari minyak atsiri tersebut.

Waktu yang dibutuhkan

No. Kegiatan Pukul Waktu

1.Preparasi bahan

07.00 – 07.30 ± 30 menit

2.Preparasi alat distilasi

07.30-08.00 ± 20 menit

3 Pemanasan labu pada mantel pemanas

08.00-10.30 ± 90 menit

4 Pemisahan 10.30-11.00 ± 30 menit

Page 4: laporan praktikum DISTILASI MINYAK ATSIRI

minyak atsiri

Total waktu yang dibutuhkan : 3 jam 10 menit

Data dan Perhitungan

No

.Sampel

Berat

cengkeh

Massa jenis

atsiri

Volume

minyak atsiri

Perubahan yang terjadi

1. Cengkeh 50 gram 1,0315 g/cm-3 3 mL

Minyak bewarna kuning kecoklatan dan terdapat bau

- Massa minyak atsiri:

Massa Minyak Atsiri=ρ× volume minyak atsiri =1 ,0315 g /cm3×3mL =3 ,0945 g

- Rendemen (%)

=massa minyak atsirimassa cengkeh

×100%

=3 ,0945 g50 g

×100 %

=6 ,189 %

Hasil

Sampel

Pengamatan % Rendemen

Volume

minyak

atsiri

Perubahan yang terjadi

Cengkeh 3 mLMinyak bewarna kuning kecoklatan

dan terdapat bau6,189%

Pembahasan Hasil

Praktikum kelima adalah distilasi minyak atsiri yang bertujuan untuk memisahkan senyawa

berdasarkan perbedaan titik didih dan mempelajari metode ekstraksi minyak atsiri dengan prinsip

hidrodistilasi. Minyak atsiri merupakan suatu zat berbau yang terkandung dalam tanaman.

Minyak atsiri atau disebut juga volatil oil atau essensial oil adalah istilah yang digunakan untuk

minyak mudah menguap. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni, akan tetapi merupakan

Page 5: laporan praktikum DISTILASI MINYAK ATSIRI

campuran senyawa organik yang terdiri dari beberapa senyawa yang berlainan. Minyak atsiri

diperoleh dalam tanaman yaitu dalam daun, bunga, buah, kulit batang dan akar dengan cara

distilasi. Tanaman yang digunakan untuk diambil minyak atsirinya pada percobaan ini adalah

cengkeh. Pemilihan tanaman cengkeh untuk digunakan sebagai sampel karena dalam tanaman

cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri dengan jumlah yang cukup besar, baik dalam bunga,

tangkai ataupun daun. Bunga cengkeh mengandung 10-20% , tangkainya mengandung 5-10%

dan daun cengkeh mengandung 1-4% minyak atsiri. Kandungan utama minyak atsiri bunga

cengkeh adalah eugenol yaitu sebanyak 70-80%.

Proses pemisahan minyak atsiri dari cengkeh pada percobaan ini menggunakan metode

hidrodistilasi. Metode hidrodistilasi yaitu penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan

yang tidak saling bercampur, hingga membentuk dua fase atau dua lapisan. Proses ini dilakukan

dengan bantuan air maupun uap air. Hidrodistilasi dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan cara

penanganan bahan yang diproses yaitu: distilasi air, distilasi uap dan air serta distilasi uap

langsung. Teknik yang digunakan pada percobaan ini yaitu teknik distilasi air. Distilasi air

merupakan sistem penyulingan dengan air di mana bahan yang akan disuling langsung berkontak

dengan air mendidih. Cara penyulingan seperti ini disebut juga dengan penyulingan langsung

(Direct Destillation). Metode distilasi air digunakan karena minyak atsiri umumnya akan

terdekomposisi pada suhu tinggi. Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah karena sistem

ini baik digunakan untuk menyuling bahan yang berbentuk tepung, dan tumbuh-tumbuhan yang

mudah membentuk gumpalan jika terkena panas, akan tetapi metode ini juga memiliki

kelemahan yaitu tidak baik digunakan untuk bahan yang larut dalam air dan bahan yang disuling

dapat hangus jika suhu tidak diawasi.

Perlakuan pertama untuk memperoleh minyak atsiri dari tanaman cengkeh yaitu

menghaluskan cengkeh terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar komponen-komponen dalam

cengkeh dapat dipisahkan dengan mudah karena dengan memperluas bidang kontak dengan air,

minyak atsiri pada cengkeh akan lebih mudah untuk keluar. Sampel yang digunakan pada

percobaan ini yaitu sebanyak 50 gram. Sampel tersebut kemudian dimasukkan kedalam labu alas

bulat serta ditambahkan air dan batu didih. Penambahan air pada sampel bertujuan untuk

memudahkan minyak atsiri terpisah atau keluar dari sampel cengkeh tersebut. Penambahan batu

didih batu didih berfungsi agar proses pemanasan dapat menyebar secara merata serta

mempercepat proses pendidihan sampel dan batu didih juga dapat mencegah terjadinya proses

ledakan pada saat pemanasan.

Proses selanjutnya yaitu proses distilasi. Prinsip dasar dari proses distilasi ini yaitu komponen zat

yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu dan uap tersebut

Page 6: laporan praktikum DISTILASI MINYAK ATSIRI

melewati kondensor atau pendingin yang mendinginkan komponen zat tersebut sehingga akan

terkondensasi atau berubah dari wujud uap menjadi wujud cair. Proses distilasi dilakukan dengan

pemanasan pada labu labu alas bulat yang telah dihubungkan dengan kondensor. Kondensor

berfungsi untuk mengubah uap menjadi zat cair kembali sehingga dihasilkan destilat. Adanya

aliran air melalui kondensor membantu menurunkan suhu dari uap destilat sehingga yang berupa

uap air yang menempel pada dinding kondensor akan diembunkan oleh suhu dari air dingin

sehingga menjadi tetesan cairan atau biasa yang disebut dengan destilat. Destilat yang dihasilkan

ditampung pada beaker glass yang sudah ditutup dengan plastik. Penutupan ini bertujuan untuk

mencegah adanya kebocoran dan agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Destilat yang dihasilkan

terdiri dari dua fase cair yaitu minyak dan air hal disebabkan karena adanya perbedaan massa

jenis, di mana bagian atas merupakan lapisan minyak dan bagian bawah merupakan air. Minyak

atsiri dipisahkan dengan air dengan menggunakan teknik dekantasi untuk memperoleh hasil

minyak atsiri tanpa ada campuran air maka dapat ditambahkan MgSO4 anhidrat. Penambahan

MgSO4 anhidrat ini yaitu untuk menarik air yang mungkin masih terkandung dalam destilat

minyak atsiri.

Berdasarkan hasil praktikum minyak atsiri yang didapat dari distilasi 50 gram cengkeh

yaitu sebesar 3 mL dengan nilai rendemen sebesar 6,189%. Berdasarkan literatur, rendemen rata-

rata minyak sereh wangi sekitar 0,6-1,2%, tergantung jenis sereh wangi, serta penanganan dan

efektifitas penyulingannya. Persentase rendemen yang didapatkan dari percobaan ini sangat kecil

jika dibandingkan literatur. Hal ini disebabkan oleh kurangnya waktu distilasi karena terbatasnya

waktu praktikum, selain itu tanaman sereh yang didistilasi juga terlalu sedikit.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Minyak atsiri dari tanaman cengkeh dapat dipisahkan dengan menggunakan teknik

distilasi yang berprinsipkan pada perbedaan titik didih.

2. Rendemen minyak atsiri yang diperoleh dari 50 gram cengkeh yaitu sebesar 6,189%.

Referensi

Agusta, andria. 2000. Minyak atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. ITB: Bandung

Cook, T.M dan Cullen, D.J . 1986. Industri Operasi Kimia. Gramedia: Jakarta

Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka: Jakarta

Page 7: laporan praktikum DISTILASI MINYAK ATSIRI

Nurdjannah, N. 1991. Diversifikasi penggunaan cengkeh. . [serial online].

http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/perspektif/

Perspektif_vol_3_No_2_3_Nanan.pdf. [18 maret 2013]

Tim Kimia Organik. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember: FMIPA Universitas

Jember.

Saran

1. Hendaknya praktikan menghaluskan sampel terlebih dahulu sebelum praktikum dimulai

agar dapat mempersingkat waktu

2. Hendaknya praktikan lebih berhati-hati dalam penggunaan alat-alat laborotorium.

Nama Praktikan

Lailatul Badriyah 121810301036