laporan praktikum biologi perikanan 2 - ikan lele.docx

68
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN ANALISIS ASPEK BIOLOGI BERUPA PERTUMBUHAN, REPRODUKSI, DAN KEBIASAAN MAKAN IKAN LELE (Clarias sp.) Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Praktikum Mata Kuliah Biologi Perikanan Disusun Oleh Kelompok 7 Kelas A Nama NPM Lidya Pratiwi 230110120007 Heru Sandra Nurhuda 230110120031 Akbar Rusmana Sahrudin 230110120057 PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2014

Upload: akbar

Post on 23-Dec-2015

852 views

Category:

Documents


89 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

ANALISIS ASPEK BIOLOGI BERUPA PERTUMBUHAN, REPRODUKSI, DAN KEBIASAAN MAKAN IKAN LELE (Clarias sp.)

Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Praktikum Mata Kuliah Biologi Perikanan

Disusun Oleh Kelompok 7 Kelas ANama NPM

Lidya Pratiwi 230110120007Heru Sandra Nurhuda 230110120031Akbar Rusmana Sahrudin 230110120057

PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG

2014

Page 2: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kemudian usaha yang maksimal dari setiap

anggota kelompok, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Mata Kuliah

Biologi Perikanan meskipun dengan segala keterbatasan dalam penulisan laporan

ini.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi

Perikanan semester genap tahun ajaran 2013/2014. Laporan ini berisi tentang

pertumbuhan suatu ikan baik panjang dan bobot, identifikasi dan rasio kelamin

ikan, tingkat kematangan gonad ikan, indeks kematangan gonad ikan, fekunditas

telur ikan, diameter telur dan posisi inti telur ikan dan kebiasaan makan ikan.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan

laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya.

Jatinangor, April 2014

Penyusun

i

Page 3: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

DAFTAR ISI

BAB

I.

II.

III.

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Deskripsi Ikan Lele2.1.1. Klasifikasi Ikan Lele2.1.2. Habitat dan Penyebaran Populasi Ikan Lele2.2. Hubungan Panjang dan Berat Pada Ikan2.3. Rasio Kelamin Ikan2.4. Tingkat Kematangan Gonad Ikan2.5. Indeks Kematangan Gonad Ikan2.6. Fekunditas Ikan2.7. Diameter Telur dan Posisi Inti Telur Ikan2.8. Kebiasaan Makan Ikan

METODOLOGI PRAKTIKUM3.1. Tempat dan Waktu3.2. Alat dan Bahan3.2.1. Alat3.2.2. Bahan3.3. Metode Praktikum3.3.1. Hubungan Panjang dan Berat3.3.2. Rasio Kelamin3.3.3. Tingkat Kematangan Gonad3.3.4. Indeks Kematangan Gonad3.3.5. Kebiasaan Makan

Halaman

i

ii

iv

v

vi

12

334567

10111415

19191919202020212121

ii

Page 4: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

IV.

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil4.1.1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin

Ikan Lele Kelompok4.1.2. Hasil Pengamatan Reproduksi Ikan Lele Kelompok4.1.3. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Ikan Lele

Kelompok4.1.4. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin

Ikan Lele Angkatan4.1.5. Hasil Regresi Pertumbuhan Ikan Lele Angkatan4.1.6. Hasil Pengamatan Reproduksi Ikan Lele Angkatan4.1.7. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Ikan Lele

Angkatan4.2. Pembahasan4.2.1. Pembahasan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan

Lele4.2.2. Pembahasan Reproduksi Ikan Lele4.2.3. Pembahasan Food and Feeding Habits Ikan Lele

PENUTUP5.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

22

2222

23

242830

3234

343437

38

39

40

iii

Page 5: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1..2.

3.

4.

Ikan Lele (Clarias sp.)

Persentase Pertumbuhan Ikan Lele

Rasio Kelamin Ikan Lele...................................................

Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan Lele

3

27

27

31

iv

Page 6: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Data Kelompok Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok 07

Data Reproduksi Kelompok 07.........................................

Data Food and Feeding Habits Kelompok 07

Data Kelompok Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Angkatan

Data Kelas Ukuran Ikan Lele Angkatan

Data Kelas Reproduksi dan Rasio Ikan Lele Angkatan

Data Regresi Pertumbuhan Angkatan...............................

Data Reproduksi Angkatan

Data Kelas Reproduksi dan Rasio Ikan Lele Angkatan

Data Indeks Kematangan Gonad Ikan Lele Jantan Angkatan

Data HSI Ikan Lele Jantan Angkatan

Data Food and Feeding Habits Angkatan

Data Kelas Food and Feeding Habits Ikan Lele Jantan Angkatan

22

22

23

24

26

26

28

30

31

32

32

32

33

v

Page 7: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1.

2.

3.

4.

Pengukuran Panjang Ikan Lele (Clarias sp.)

Isi Perut Ikan Lele (Clarias sp.)........................................

Saluran Pencernaan Ikan Lele (Clarias sp.)

Gonad Ikan Lele (Clarias sp.)

40

40

40

40

vi

Page 8: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biologi perikanan berbeda dengan ikhtiologi atau fisiologi hewan air,

walaupun merupakan cabang ilmu biologi. Dalam biologi perikanan, dipelajari

aspek-aspek biologi ikan dengan tujuan agar orang yang mempelajarinya dapat

memanfaatkan dan mengelola sumbrdya perikanan secara berkelanjutan. Dengan

mempelajari aspek biologi, seseorang akan lebih memahami semberdaya

perikanan dan tidak melihatnya dari segi ekonomi saja. Salah satu aplikasinya,

seseorang dapat mengetahui kapan waktu yang tepat serta berapa banyak jumlah

ikan yang dapat ditangkap dengan terlebih dahulu memahami ruaya serta musim

kawin ikan tersebut. Serta masih banyak lagi contoh-contoh aplikasi yang lain.

Dalam tataran yang lebih luas, seorang ahli biologi perikanan dapat

membuat suatu masukan mengenai pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya

perikanan yang optimal, berdasarkan pemahaman dan risetnya. Masukan ini dapat

diserahkan kepada Pemerintah yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk

membuat keputusan atau aturan terkait. Dengan demikian dapat berkontribusi

dalam pengembangan perikanan di Indonesia. Dalam uji coba laboratorium

praktikum akan diamati berbagai aspek biologi dari Ikan Lele. Pengamatan aspek

tersebut dimulai dari pertumbuhan ikan yang mengamati panjang dan bobot ikan,

selanjutnya dilakukan pengamatan dan perhitungan indeks kematangan gonad

yang didapatkan dengan menghubungkan bobot gonad dengan berat ikan,

kemudian mencari sejauh mana perkembangan gonad Ikan Lele yang diuji coba,

dan terakhir pengamatan dari segi kebiasaan makan ikan dan cara makan Ikan

Lele.

1

Page 9: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

2

1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakan praktikum kali ini untuk mengetahui dan

memahami lebih jauh tentang aspek-aspek biologi Ikan Lele, yaitu:

Mengetahui dan memahami serta mengukur pertumbuhan Ikan Lele.

Mengetahui dan menentukan tingkat kematangan gonad Ikan Lele.

Mengetahui serta menentukan indeks kematangan gonad Ikan Lele.

Mengetahui dan dapat menentukan fekunditas Ikan Lele.

Mengetahui, memahami, mengamati hingga dapat menentukan kebiasaan

makan dan makanan Ikan Lele.

Page 10: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Ikan Lele

Ikan Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air

tawar. Ikan lele termasuk ikan jenis catfish atau kata lain ikan yang memiliki

kumis. Ciri dari ikan lele yaitu bentuk tubuh memanjang dan agak bulat, pada

sirip dada terdapat duri yang keras dan runcing/tajam (patil), warna tubuh belang

dengan kepala pipih dan terdapat kumis serta licin karena tidak memiliki sisik.

Kemudin ikan ini memiliki alat pernafasan tambahan berupa dari modifikasi dari

busur insangnya yaitu arborescent. Dibeberapa daerah ikan lele mempunyai

banyak nama. Antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Aceh), ikan sibakut

(Karo), ikan pintet (Banjarmasin), ikan keling (Makassar), ikan lele atau lindi

(Semarang).

2.1.1. Klasifikasi Ikan Lele

Klasifikasi Ikan Lele adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Sub-kingdom : Metazoa

Filum : Chordata

Sub-Filum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub-Kelas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub-ordo : Siluroidea

Famili : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias sp.

Nama lokal : Ikan Lele

3

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp.)Sumber: Dokumen Pribadi

Page 11: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

4

2.1.2. Habitat dan Penyebaran Populasi Ikan Lele

Habitat atau lingkungan hidup Ikan Lele ialah semua perairan air tawar, di

sungai yang airnya tidak terlalu deras atau perairan yang tenang seperti danau,

waduk, telaga, rawa serta genangan-genangan kecil. Kolam juga merupakan

lingkungan hidup Ikan Lele. Ikan Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau

air asin. Ikan Lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada

malam hari. Pada siang hari, Ikan Lele berdiam diri dan berlindung di tempat-

tempat gelap. Di alam Ikan Lele memijah pada musim penghujan.

Ikan Lele mempunyai labirin yang memungkinkan ikan ini mengambil

oksigen pernafasannya dari lumpur yang miskin oksigen, karena itu Ikan Lele

tahan hidup diperairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Ikan Lele ini

relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik. Oleh karena itu Ikan Lele

tahan hidup di air kotor.

Ikan Lele hidup dengan baik di dataran rendah. Bila tempat hidupnya

terlalu dingin, misalnya dibawah 20°C maka pertumbuhannya agak lambat. Di

daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 700 meter, pertumbuhan Ikan Lele

kurang begitu baik. Ikan Lele tidak pernah ditemukan hidup di air payau atau asin.

Ikan Lele dapat hidup normal di lingkungan yang memiliki kandungan

oksigen (DO) terlarut 4 ppm dan air yang ideal bagi lele dumbo mempunyai kadar

karbondioksida kurang dari 2 ppm, sebenarnya Ikan Lele akan tumbuh baik jika

dipelihara di air yang cukup bersih, seperti air sungai, mata air, saluran irigasi

ataupun air sumur. Syaratnya air tersebut tidak terpolusi oleh bahan-bahan kimia

seperti detergen, pestisida, karbon atau limbah pabrik. Di lingkungan yang bersih,

perkembangan ikan dan pertumbuhan Ikan Lele akan lebih cepat dan sehat. Ikan

Lele yang asli terdapat di pusat Amerika Utara antara pegunungan Rocky dan

Appalachian, dari Teluk Meksiko utara ke drainase Teluk Hudson. Ikan Lele

adalah ikan aktif yang populer, dan penyebaran secara luas di seluruh Amerika

Utara. Selain sosoknya yang berbeda, lele lokal dan lele dumbo ternyata

juga memiliki perilaku yang berlainan.

Page 12: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

5

2.2. Hubungan Panjang dan Berat Pada Ikan

Dalam perhitungan untuk menduga suatu pertumbuhan terdapat dua model

yang dapat digunakan yaitu model yang berhubungan dengan bobot dan model

yang berhubungan dengan panjang (Effendie 1979). Model-model tersebut

menggunakan persamaan matematik untuk menggambarkan suatu pertumbuhan.

Analisis pola pertumbuhan menggunakan data panjang bobot. Persamaan

hubungan panjang bobot ikan yang dihasilkan dari perhitungan dimanfaatkan

untuk menjelaskan pola pertumbuhannya. Bobot dapat dianggap sebagai suatu

fungsi dari panjang. Hubungan panjang bobot ikan sebagai pangkat tiga dari

panjangnya. Dengan kata lain hubungan ini dapat dimanfaatkan untuk menduga

bobot melalui panjang (Effendie 1979).

Effendie (2002) menjelaskan bahwa jika nilai panjang dan bobot diplotkan

dalam suatu gambar maka akan didapatkan persamaan W = a.Lb. Persamaan

tersebut dapat digambarkan dalam bentuk linier dengan logaritma digunakan

persamaan log W = log a + b log L. Yang harus ditentukan dari persamaan

tersebut ialah harga a dan b, sedangkan harga W dan L diketahui. Teknik

perhitungan panjang berat menurut Rousefell dan Everhart (1960) dan Lagler

(1961) secara langsung adalah dengan membuat daftar tersusun dari harga L, log

L, W, log W, log L x log W, dan (log L)2. Apabila N = jumlah ikan yang sedang

dihitung, maka untuk mencari a:

log a=∑ logW ×∑ ¿¿¿¿

Untuk mencari b digunakan rumus:

b=∑ logW −¿¿

Kemudian harga log a dan b masukkan ke dalam rumus:

log W =log a+b log L

Hubungan Panjang Berat:b = 3 (Isometrik), dimana pertumbuhan panjang dan berat seimbangb ≠ 3 (Alometrik); b < 3 = alometrik negatif (berat < panjang)

b > 3 = alometrik positif (berat > panjang)

Hasil analisis hubungan panjang bobot akan menghasilkan suatu nilai

konstanta (b) yaitu harga pangkat yang menunjukkan pola pertumbuhan ikan. Ikan

yang memiliki pola pertumbuhan isometrik (b=3), pertambahan panjangnya

Page 13: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

6

seimbang dengan pertambahan bobot. Sebaliknya pada ikan dengan pola

pertumbuhan allometrik (b≠3), pertambahan panjang tidak seimbang dengan

pertambahan bobot. Pola pertumbuhan allometrik positif (b>3) menyatakan

pertambahan bobot lebih cepat dibandingkan pertambahan panjang. Sedangkan

pertumbuhan allometrik negatif (b<3) menyatakan pertambahan panjang lebih

cepat dibandingkan pertambahan bobot.

2.3. Rasio Kelamin Ikan

Berdasarkan dari fungsi reproduksinya, ikan biasa terbagi menjadi dua

yakni jantan dan betina. Melakukan identifikasi jantan dan betina merupakan

sesuatu yang penting, meski pada aplikasinya hal tersebut tidaklah mudah untuk

dilakukan. Sebagian besar jenis ikan tidak menunjukkan perbedaan tubuh luar

antara ikan jantan dan ikan betina. Kondisi tersebut dinamakan dengan

monomorfisme. Pembedaan kedua jenis kelamin ini dilakukan dengan

pembedahan dan melihat ciri seksual primer. Ciri seksual primer ditandai dengan

adanya testis pada ikan jantan dan ovarium pada ikan betina.

Selain identifikasi, perlu diketahui juga perbandingan atau rasio kelamin

ikan secara alamiah di alam. Rasio ini biasanya dinyatakan dalam bentuk

persentase dan juga perbandingan. Lebih jauh, pemahaman mengenai rasio

kelamin ini dapat digunakan untuk pemahaman sifat-sifat alamiah reproduksi

seperti adanya poligami dan poliandri pada ikan, sehingga dapat dibuat langkah-

langkah strategis pengelolaan.

2.4. Tingkat Kematangan Gonad Ikan

Kematangan gonad ikan pada umumnya adalah tahapan pada saat

perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi,

Page 14: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

7

sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan

mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan

cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Menurut Effendie

(1997), pertambahan bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad

dapat mencapai 10-25% dari bobot tubuh, dan pada ikan jantan 5-10%. Lebih

lanjut dikemukakan bahwa semakin bertambahnya tingkat kematangan gonad,

telur yang ada dalam gonad akan semakin besar

Perkembangan gonad pada ikan betina umumnya disebut dengan istilah

perkembangan ovarium mempunyai tingkat perkembangan sejak masa

pertumbuhan hingga masa reproduksi yang dapat dikategorikan kedalam beberapa

tahapan. Jumlah tahapan tersebut bervariasi bergantung kepada spesies maupun

peneliti yang mengamati perkembangan ovarium tersebut.. Kematangan gonad

pada ikan dicirikan dengan perkembangan diameter rata-rata telur dan pola

distribusi ukuran telurnya (Effendie, 1997)

Penentuan tingkat kematangan gonad sangat penting dilakukan, karena hal

ini dapat berguna untuk mengetahui perbandingan antara gonad yang telah matang

dan stok yang ada di perairan, ukuraan pemijahan, musim pemijahan, dan lama

pemijahan dalam satu siklus. Terdapat dua cara untuk menentukan tingkat

kematangan gonad dari ikan, yaitu :

1. Metode morfologis

Metode ini banyak dilakukan dan relatif lebih mudah, namun tingkat

ketelitian rendah. Pengamatan secara morfologis lebih praktis dilakukan

terutama ketika melakukan penelitian di lapangan karena pada dasarnya

hanya dilakukan pengamatan secara visual terhadap ukuran gonad ikan.

(Mazruoh, 2009)

2. Metode histologis.

Metode ini dilakukan di dalam laboratorium yaitu dengan mengamati

perkembangan gonad melalui fase perkembangan sel. Pengamatan

Page 15: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

8

dilakukan dengan membuat preparat histologi gonad dan memfikasasi

dengan formalin 10%. Kemudian dilakukan proses dehidrasi dengan

alkohol bertingkat dan dilakukan proses embedding pada parafin. Setelah

itu dilakukan proses sectioning (pemotongan) dengan ketebalan 3 to 8 μ

thickness dan dilakuan proses pewarnaan (staining) dengan larutan eosin

and hematoxylin.Lalu dituutp (mounting) dengan Canada balsam dan

diamati dibawah mikroskop cahaya. Selanjutnya ditentukan proses

oogenesis dan tingkat kematangan gonad (Mazrouh, 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi saat pertama kali ikan matang gonad

adalah jenis spesies, umur, ukuran, dan sifat fisiologis ikan. Sedangkan faktor

luarnya adalah suhu, arus, individu lawan jenis, dan tempat memijah yang sesuai.

(Effendie, 1997). Indikator pembagian tahapan kematangan gonad dengan cara

visual (Effendie, 1997):

1. Ukuran gonad dalam menempati rongga badan (kecil, 1/4 bag, 1/2 bag, 3/4

bag atau penuh);

2. Berat gonad segar (ditimbang);

3. Penampakan: warna gonad;

4. Penampakan butiran telor (ovarium) utk ikan betina (opaque,

translucens/ripe/gravid),

5. Ada tidaknya pembuluh darah, dll.

Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968)

1. Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung.

Testis dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu-

abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.

2. Dara berkembang. Testis dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya

setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu

dapat terlihat dengan kaca pembesar.

Page 16: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

9

3. Perkembangan I. Testis dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna

kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira

setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat seperti serbuk putih.

4. Perkembangan II. Testis berwarna putih kemerah-merahan. Tidak ada

sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna oranye kemerah-

merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium

mengisi kira-kira dua per tiga ruang bawah.

5. Bunting. Organ seksual mengisi ruang bawah. Testis berwarna putih,

keluar tetesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya bulat,

beberapa daripadanya jernih dan masak.

6. Mijah. Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan ke perut.

Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat

telur tinggal di dalam ovarium.

7. Mijah/salin. Gonad belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat

telur.

8. Salin. Testis dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur

sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.

9. Pulih salin. Testis dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.

Penentuan tingkat kematangan gonad bersifat subjektif, maka sering

terjadi perbedaan tahap tingkat kematangan gonad baik karena perbedaan observer

maupun perbedaan waktu. Sebagai acuan standar, umum digunakan lima tahap

Page 17: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

10

tingkat kematangan gonad (Five stage of visual maturity stage for partial

spawning fishes) , yakni:

TKG I (immature, dara);

TKG II (developing, dara berkembang);

TKG III (maturing/ripening, pematangan);

TKG IV (mature/ripe/gravid, matang)

TKG V (spent, salin).

2.5. Indeks Kematangan Gonad Ikan

Peninjauan terhadap perkembangan gonad pada ikan dilakukan dari

berbagai aspek termasuk proses-proses yang terjadi di dalam gonad baik terhadap

individu maupun populasi. Perkembangan gonad merupakan bagian dari

reproduksi sebelum terjadi pemijahan. Dalam proses reproduksi, sebagian besar

hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Untuk mengetahui

perubahan yang terjadi pada gonad tersebut secara kuantitatif dapat dinyatakan

dengan suatu indeks yang dinamakan indeks kematangan gonad, yaitu nilai dalam

persen sebagai hasil perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh ikan

termasuk gonadnya (Effendi, 2002).

IKG (Indeks Kematangan Gonad) dan GSI (Gonade Somatic Index) yaitu

nilai dalam persen (%) sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh

ikan. Pertumbuhan IKG akan sama dengan TKG. IKG akan maksimal pada saat

akan terjadi pemijahan.

IKG=BgBt

×100 %

Dimana : IKG = Indeks kematangan gonad

Bg = Berat gonad ikan dalam gram

Bt = Berat tubuh ikan dalam gram

IKG adalah perbandingan dari berat gonad terhadap tubuh ikan. Nilai IKG

seharusnya bisa dijadikan tingkat kematangan gonad. Peningkatan IKG akan

meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad ikan tersebut

(Affandi, 2001).

Page 18: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

11

GI adalah perbandingan antara berat gonad segar (gram) dengan panjang

ikan (mm) dengan perumusan:

GI=W

L3×108

Dimana : GI = Gonad indeks

W = Berat gonad segar dalam gram

L = panjang ikan dalam mm

Harga 108 merupakan suatu faktor agar didapatkan nilai GI mendekati

harga satu sehingga nilai yang diperoleh dapat dibandingkan dengan nilai lainnya.

(Effendi, 1997).

2.6. Fekunditas Ikan

Fekunditas adalah jumlah telur yang terlepas dari ovarium sebelum

berlangsungya pemijahan. Fekunditas ini sangat berpengaruh pada jumlah anak

ikan yang dikeluarkan oleh induk. Pada umumnya fekunditas berhubungan

dengan berat badan, panjang badan, dan ukuran butir telur. Semakin besar ukuran

telur, semakin kecil fekunditasnya. Demikian juga semakin kecil ukuran telur,

maka akan semakin besar pula fekunditasnya. Hal yang juga berpengaruh

terhadap fekunditas adalah cara penjagaan (parental care). Ikan yang memiliki

kebiasaan tidak menjaga telur-telurnya setelah memijah, biasanya memiliki

tingkat fekunditas yang tinggi.

Terdapat beberapa jenis Fekunditas diantaranya :

1. Fekunditas individu yaitu jumlah telur yang dikeluarkan dari generasi

tahun itu dan akan dikeluarkan pada tahun itu pula.

2. Fekuindita relatif yaitu jumlah telur per atuan panjang dan berat.

3. Fekunditas total yaitu jumlah telur yang dihasilkan ikan selama hidupnya.

Fekunditas ikan dapat dihitung denganbeberapa cara yaitu metode jumlah,

metode volumetrik, metode grafimetrik, dan metode Vo Bayer (Effendie, 1979).

Metode jumlah merupakan cara yang paling teliti karena perhitungan telur

dilakukan satu per satu atau secara sensus. Tetapi metode ini hanya cocok

Page 19: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

12

diterapkan untuk ikan dengan jumlah telur sedikit. Apabila metode ini digunakan

untuk menghitung telur ikan-ikan dengan jumlah telur banyak, maka telur harus

dikeluarkan dari ovarium, kemudian direndam dalam larutan formalin 10% atau

larutan gislon. Telur dibersihkan dari jaringan yang melekat kemudian dibiarkan

kering di udara dan baru kemudian dilakukan perhitungan.

Metode volumetrik dilakukan dengan cara mengukur volume seluruh telur

dengan cara pemindahan air. Sebagian kecil telur tersebut diambil dan diukur

volume dan jumlah telurnya. Fekunditas dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut:

X : x=V : v

Dimana : X = Jumlah telur di dalam gonad yang akan dicari (fekunditas)

x = Jumlah telur dari sebagian kecil gonad (diketahui)

V = Isi (volume) seluruh gonad (diketahui)

v = Isi (volume) sebagian gonad (diketahui)

Metode grafimetrik disebut metode berat. Cara melakukannya sama

seoperti metode volumetrik, tetapi pengukuran volume diganti dengan berat.

Rumusnya adalah

X : x=W : w

Dimana : X = Jumlah telur di dalam gonad yang akan dicari (fekunditas)

x = Jumlah telur dari sebagian kecil gonad (diketahui)

W = Bobot seluruh gonad (diketahui)

w = Bobot sebagian gonad (diketahui)

Metode Von Bayer dilakukan dengan mengukur garis tengah (diameter)

rata-rata telur dan mengukur volume telur keseluruhan lalu dibandingkan dengan

tabel Von Bayer (panjang telur dibagi dengan jumlah telur sama dengan diameter

rata-rata telur). Diameter telur diukur menggunakan alat semacam mistar yang

berskala inci atau milimeter. Sejumlah telur dijajarkan sehingga membentuk

Page 20: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

13

panjang tertentu. Diameter rata-rata dari telur tersebut adalah panjang jajara telur.

Cara pengukuran ini dilakukan paling sedikit sebanyak tiga kali.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fekunditas serta hal-hal lain yang

berhubungan dengan hal itu, Nikolsky ( 1969 ) :

1. Sampai umur tertentu fekunditas itu akan bertambah kemudian menurun,

fekunditas relatifnya menurun sebelum terjadi penurunan fekunditas

mutlaknya. Fekunditas relative maksimum terjadi pada golongan ikan

yang muda. Sedangkankan ikan yang sudah tua kadang tidak memijah

setiap tahun

2. Fekunditas mutlak atau relatif sering menjadi kecil pada ikan-ikan atau

kelas umur yang jumlahnya banyak.

3. Kenaikan fekunditas populasi dapat disebabkan oleh kematangan gonad

yang lebih awal dari individu yang tumbuh lebih cepat.

4. Ikan yang bentuknya kecil dengan kematangan gonad yang lebih awal

serta fekunditasnya tinggi mungkin disebabkan oleh kandungan makanan

dan predator dalam jumlah besar.

5. Perbedaan fekunditas diantaranya populasi spesies yang hidup dalam

kondisi lingkungna yang berbeda-beda, bentuk migrant fekunditasnya

lebih besar.

6. Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalui metabolism yang

mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan makanan dan

menghsilkan perubahan dalampertumbuhan, seperti ukuran pada umur

tertentu demikian juga ukuran danjumlah telur atau jumlah siklus

pemijahan dalam satu tahun.

7. Fekunditas bertambah dalam mengadakan respon terhadap perbaikan

makanan melalui kematangn gonad yang lebih awal, menanmbah

kemantangn individu pada individu yang lebih gemuk dan mengurangi

antara siklus pemijahan.

Page 21: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

14

8. Kualitas telur terutama isi kuning telur berganrung pada umur dan

persediaan makanan dan dapat berbeda dari satu populasi ke populasi yang

lain.

2.7. Diameter Telur dan Posisi Inti Telur Ikan

Mengetahui diameter dan posisi inti telur sangatlah penting untuk

dilakukan. Besar diameter telur dan pengamatan posisi inti dapat digunakan

sebagai pertimbangan penentuan tingkat kematangan gonad. Telur yang sudah

matang cenderung memiliki diameter yang besar. Pada telur yang sudah matang,

posisi inti telur cenderung berada pada salah satu kutub dari telur dan tidak berada

di tengah. Selain itu biasanya diameter telur dapat dihubungkan dengan perkiraan

nilai fekunditas, pada ikan-ikan yang memiliki telur yang besar fekunditasnya

biasanya cenderung kecil.

2.8. Kebiasaan Makan Ikan

Setiap hewan membutuhkan energi untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan

juga reproduksi, energi tersebut berasal oleh makanan. Pada dasarnya, organisme

yang baru lahir akan menerima makanan dari induknya, namun selanjutnya akan

Page 22: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

15

diupayakan oleh organisme itu sendiri (Nikolsky, 1963). Makanan adalah segala

sesuatu yang dapat dimakan dan diserap oleh ikan sehingga dapat digunakan

untuk menjalankan metabolisme tubuhnya. Kebiasaan makanan (food habit) ikan

penting diketahui, karena pengetahuan ini memberikan petunjuk tentang pakan,

dan selera organisme terhadap makanan. Food habit memiliki arti yang berbeda

dengan feeding habits, karena keduanya sering disamakan dalam hal definisi.

Food habits mencakup kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan ikan,

sementara feeding habits mencakup cara ikan dalam mendapatkan makanan.

Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan itu secara alami tergantung kepada

lingkungan itu hidup (Kurniasari, 2011).

Menurut (Effendie, 1997) kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan

kualitas makanan yang dimakan oleh ikan. Makanan alami ikan berasal dari

berbagai kelompok tumbuhan dan hewan yang berada di perairan tersebut (Lagler,

1972). Suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat dengan

keberadaan makanannya. Ketersediaan makanan merupakan faktor yang

menentukan dinamika populasi, pertumbuhan, reproduksi, serta kondisi ikan yang

ada di suatu perairan. Beberapa faktor makanan yang berhubungan dengan

populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap

makanan, dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi

tersebut. Adanya makanan di perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik

seperti di atas ditentukan pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang

dan luas permukaan.

Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya tergantung

pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan umur ikan, musim

serta habitat hidupnya. Tidak semua jenis makanan yang tersedia di sekitarnya

dimakan dan dapat dicerna dengan baik oleh ikan. Faktor-faktor yang menentukan

dimakan atau tidaknya suatu jenis organisme makanan oleh ikan antara lain:

Page 23: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

16

ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna terlihatnya makanan, dan selera

ikan terhadap makanan. Sedangkan jumlah makanan yang dibutuhkan oleh suatu

spesies ikan tergantung kepada kebiasaan makanan, kelimpahan makanan, nilai

konversi makanan, serta suhu air, juga kondisi umum dari spesies ikan tersebut

(Beckman, 1962 dalam Asyarah, 2006). Berdasarkan jumlah variasi makanan,

ikan dapat dibagi menjadi:

1. Euryphagic adalah ikan pemakan bermacam-macam makanan.

2. Stenophagic adalah ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau

sempit.

3. Monophagic adalah ikan yang makanannya terdiri dari satu macam

makanan.

Menurut (Effendie, 1997) Kebiasaan cara makan ikan adalah cara ikan

mendapatkan makanannya. Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan

menggunakan mata. Penciuman dan persentuhan digunakan juga untuk mencari

makanan terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan

cahaya atau dalam perairan keruh. Ikan yang menggunakan mata dalam mencari

makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran

mulutnya. Tetapi ikan yang menggunakan penciuman dan persentuhan tidak

melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan sudah masuk mulut akan

diterima atau ditolak. Aktivitas mencari makan pada ikan pada alam bebas

merupakan pekerjaan harian yang rutin dimana makanan tadi diketahui oleh ikan

dengan cara penglihatan, perabaan, penciuman. Makanan yang tersedia di alam

dimanfaatkan oleh ikan biasanya dapat diketahui dengan mengambil contoh

makanan yang ada pada lambungnya dan dilengkapi dengan daftar diet harian

yang diambil ikan berbagai umur dan ukuran.

Mengenai feeding habits yaitu kebiasaan cara memakan pada ikan sering

kali di hubungkan dengan bentuk tubuh yang khusus dan fungsional morfologi

dari tengkoraknya, rahang dan alat pencernaan makanannya. Jadi ikan herbivora

secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ikan tersebut tidak mempunyai

kemampuan untuk memakan dan mencerna material lain selain tumbuhan. Oleh

Page 24: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

17

karena itu, ikan pemakan tumbuhan cenderung memakan material tumbuhan yang

lambat dicerna. Ikan herbivora ini harus dapat mengekstraksi nutrisi melalui

ususnya yang panjang. Jadi usus ini berfungsi sebagai penahan makanan dalam

jumlah besar dalam waktu yang lama untuk mendapat kesempatan penggunaan

penuh material makanan yang sudah dicerna. Secara kontras ikan karnivora

mempunyai usus yang lebih pendek khusus. Beberapa garis besar morfologi

macam-macam ikan yang berbeda kebiasaan makanannya:

a. Ikan herbivora

Tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut dapat

menyaring phytoplankton dari air. Ikan ini tidak mempunyai lambung

yang benar yaiut bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat,

mengekresikan asam, mudah mengembang, terdapat di bagian muka alat

pencerna makanannya. Ususnya panjang, berliku-liku, dindingnya tipis.

b. Ikan karnivora

Mempunyai gigi untuk menyergap, menahan dan merobek mangsa dan

jari-jari tapis ingsangnya menyesuaikan untuk penahan, memegang,

memarut dan mengilas mangsa. Punya lambung benar, palsu dan usus

pendek, tebal dan elastis.

c. Ikan omnivora

Mempunyai gigi kecil, lambung berbentuk kantung, memiliki usus sedang

atau hampr sama dengan panjang tubuhnya.

Berdasarkan kebiasaan hidup dalam lingkungannya akan mempunyai

mulut yang berbeda-beda untuk mengambil makanannya. Letak mulut ada yang

inferior (di bawah kepala) seperti dalam golongan Elasmobranchia, Acipencer,

Polyodon, dan lain-lain. Mulut yang letaknya terminal (di ujung depan kepala)

terdapat kebanyakan ikan, mulut ikan yang letaknya superior (di bagian atas).

Selain letaknya, mulut ikan bervariasi baik dalam bentuk, besar dan perlengkapan

Page 25: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

18

lainnya seperti gigi, alat peraba dan lainnya. Variasi pada tiap-tiap spesies ikan

merupakan spesialisasi struktur dalam penyesuaian fungsi ekologi yang

memberikan ikan itu suatu keuntungan tertentu dari pada ikan lain yang tidak

mempunyai bentuk tadi. Keadaan demikian untuk beberapa spesies ikan tertentu

yang hidup dalam suatu lingkungan yang khas memberikan kemungkinan kecil

sekali terjadi persaingan interspesifik. Dengan kata lain bahwa spesies tertentu itu

mengadakan penyesuaian yang menguntungkan dalam cara pengambilan makanan

terhadap lingkungannya.

Sebagai komponen lingkungan, makanan merupakan faktor penentu bagi

jumlah populasi, pertumbuhan, dan kondisi ikan di suatu perairan. Effendie

(2002) mengatakan bahwa makanan merupakan salah satu faktor luar yang

mempengaruhi pertumbuhan ikan. Kelimpahan makanan di dalam suatu perairan

selalu berfluktuasi dan hal ini disebabkan oleh daur hidup, iklim dan kondisi

lingkungan (Lagler et al., 1977). Dengan mengetahui makanan suatu jenis ikan

dapatlah diketahui kedudukan ikan tersebut, apakah sebagai predator atau

kompetitor, serta makanan utama dan makanan tambahan ikan tersebut (Irawati,

2011).

Page 26: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

BAB 3

METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu

3.1.1. Tempat

Praktikum Biologi Perikanan dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan

Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

3.1.2. Waktu

Praktikum Biologi Perikanan dilakukan pada Selasa, 01 April 2014 Pukul

14:30 – 16:00 WIB.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan adalah

1. Alat Timbang

2. Cawan Petri

3. Gelas Ukur

4. Gunting

5. Kaca Preparat

6. Mikroskop

7. Penggaris

8. Pinset

9. Sonde

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah

1. Ikan Lele

2. Gonad Ikan Lele

3. Hati Ikan Lele

4. Telur Ikan Lele

5. Usus Ikan Lele

19

Page 27: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

20

3.3. Metode Praktikum

3.3.1. Hubungan Panjang dan Berat

1. Mengambil Ikan Lele.

2. Mengukur panjang Ikan Lele, baik TL (Total Length) dan SL (Standart

Length) dengan menggunakan penggaris, satuan yang digunakan adalah

milimeter.

3. Mengukur bobot ikan dengan menggunakan alat timbang, satuan yang

digunakan adalah gram.

4. Mencatat dalam tabel pengamatan (terlampir).

5. Melakukan penghitungan pola pertumbuhan berdasarkan Teknik Lagler

(1961).

6. Menerjemahkan nilai b kedalam pola pertumbuhan.

3.3.2. Rasio Kelamin

1. Mengambil Ikan Lele.

2. Mengamati ciri-ciri seksual sekunder menurut literatur yang tersedia.

3. Melakukan pembedahan pada Ikan Lele, lalu mencari organ gonad ikan

yang terletak pada rongga perut.

4. Mengamati gonad ikan tersebut dan menentukan ciri-ciri seksual primer,

bila terdapat testis artinya ikan tersebut jantan dan bila terdapat ovarium

artinya ikan tersebut betina.

5. Mengisi hasil pengamatan yang diperoleh pada tabel yang telah

disediakan.

6. Melakukan penyajian data dalam bentuk persentase dan perbandingan.

Page 28: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

21

3.3.3. Tingkat Kematangan Gonad

1. Mengambil Ikan Lele.

2. Membedah ikan dengan menggunakan gunting dimulai dari bagian

urogenital menuju bagian rongga perut hingga isi perut dapat terlihat.

3. Mengambil gonad ikan yang ada yang didalam perut, hingga terpisah dari

organ lain.

4. Mengamati gonad ikan tersebut.

5. Mencatat hasil penagamatan yang diperoleh pada tabel pengamatan

(terlampir).

3.3.4. Indeks Kematangan Gonad

1. Mengambil Ikan Lele

2. Menimbang bobot Ikan Lele dengan menggunakan alat timbang.

3. Membedah Ikan Lele dengan menggunakan gunting dimulai dari bagian

urogenital menuju bagian rongga perut hingga isi perut dapat terlihat.

4. Mengambil gonad ikan yang ada yang didalam perut, hingga terpisah dari

organ lain.

5. Menimbang gonad ikan dengan menggunakan alat timbang.

6. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan (terlampir).

7. Menghitung Indeks Kematangan Gonad dengan rumus yang telah

ditentukan.

3.3.5. Kebiasaan Makan

1. Mengambil Ikan Lele.

2. Membedah ikan dengan menggunakan gunting dimulai dari bagian

urogenital menuju bagian rongga perut hingga isi perut dapat terlihat.

3. Mengambil usus, lalu mengurut usus hingga keluar isi dari usus.

4. Mencairkan isi usus.

5. Mengamati dengan menggunakan mikroskop.

6. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan (terlampir).

Page 29: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Kelompok : 07

Hari/Tanggal : Selasa, 01 April 2014

Spesies ikan : Ikan Lele Jantan (Clarias sp.).

Asal ikan : Budidaya Intensif Subang, Jawa Barat, Indonesia.

4.1.1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Lele

Kelompok 07

Tabel 1. Data Kelompok Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok 07

Nama Praktikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm) Bobot

(gr)Jantan Betina

TL SL FL

Akbar Rusmana

Heru Sandra

Lidya Pratiwi

278 243 - 172.97 -

4.1.2. Hasil Pengamatan Reproduksi Ikan Lele Kelompok 07

Tabel 2. Data Reproduksi Kelompok 07

TKGBg

(gr)

IKG

(%)

Bh

(gr)

HSI

(%)Fekunditas

Diameter

Telur (µm)

Letak Inti

DormanTengah

(butir)

Menuju

Kutub

(butir)

Melebur

(butir)

Bunting 7.69 4.45 9.66 5.92 - - - - - -

Perhitungan IKG

IKG=BgBt

×100 %

Diketahui: Bg = 7.69 gram

Bt = 172.97 gram

Ditanyakan: IKG = ...%?

22

Page 30: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

23

Jawab: IKG=BgBt

×100 %

IKG= 7.69172.97

× 100 %

IKG=0.0445 × 100 %

IKG=4.45%

Perhitungan HSI

HSI= BhBt tanpahati

×100 %

Diketahui: Bh = 9.66 gram

Bt tanpa hati = 163.31

Ditanyakan: HSI = ?

Jawab: HSI= BhBt tanpahati

×100 %

HSI= 9.66163.31

× 100 %

HSI=0,0592× 100 %

HSI=5.92 %

4.1.3. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Ikan Lele Kelompok

Tabel 3. Data Food and Feeding Habits Kelompok 07

Jenis PakanKelompok

PemakanFito Zoo BentosBagian

hewan

Bagian

tumbuhanDentritus Ikan

- - - - Omnivora

Hari/Tanggal : Selasa, 01 April 2014

Spesies ikan : Ikan Lele (Clarias sp.)

Page 31: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

24

Asal ikan : Budidaya Intensif Subang, Jawa Barat.

Jumlah ikan : 18 ekor

4.1.4. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Lele

Angkatan

Tabel 4. Data Kelompok Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Angkatan

Kelompok Nama

Praktikan

Pertumbuhan Kelamin

Panjang (mm) Berat

(gr)Jantan Betina

TL SL FL

1 A

Efran A

Farica M

Nadia P

260 234 - 136.92 -

2 A

Anita N

Namira A

Sundoro

108 94 - 71.01 -

3 A

Deny P

Stephanie

Thaha Y

210 195 - 202.43 -

4 AAfrah H

Birta B

Wildan N

220 200 - 100.88 -

5 A

Kenny P

Neni S

Waskita A

240 210 - 117.19 -

6 ADian Fitri

Ganda M

M. Nofhan

225 200 - 98.90 -

7 A

Akbar R

Heru S

Lidya P

278 243 - 172.97 -

Page 32: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

25

8 A

Indrie R

Kiki H

Rian F

247 214 - 114.41 -

9 A

Azka I

Elvira A

Firdha O

295 260 - 189.98 -

10 A

Heru P

Siti A

Tiasa F

278 255 - 176.81 -

11 A

Andrian A

Aninda N

M. Taufik N

266 232 - 167.17 -

12 A

Achmad A

Akhmad H

Esa K

235 200 - 99.80 -

13 A

Dwi W

Irfan A

Maki Z

287 257 - 208.56 -

14 A

Alfi R

Cita S

Rifai D

245 220 - 128.21 -

15 AM. Surya

Nur Aulia296 260 - 207.03 -

16 A

Inda A

Revqy P

Satria R

240 205 - 100.64 -

17 A

Krishna L

M. Ghifari

Respandu Z

240 220 - 120.43 -

18 A Andi A 300 270 - 200.80 -

Page 33: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

26

Katisya A

M. Rizki M

Tabel 5. Data Kelas Ukuran Ikan Lele Angkatan

Kelas Ukuran Ikan Lele Jantan Betina

91-126 1 0

127-162 0 0

163-198 1 0

199-234 10 0

235-270 6 0

Jumlah 18 0

Tabel 6. Data Kelas Reproduksi dan Rasio Ikan Lele Angkatan

Kelas Ukuran

Ikan Lele

Jenis Kelamin Rasio Kelamin

Jantan Betina Jantan (%) Betina (%)

91-126 1 0 5.55 0

127-162 0 0 0 0

163-198 1 0 5.55 0

199-234 10 0 55.55 0

235-270 6 0 33.33 0

Jumlah 18 0 99.99 0

Grafik 1. Pertumbuhan Ikan Lele

Page 34: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

27

91-126 mm

127-162 mm

163-198 mm

199-234 mm

235-270 mm

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

5.55%0.00%

5.55%

55.55%

33.33%

Grafik Pertumbuhan Ikan Lele

Jantan

Kelas Ukuran Standard Length (mm)

Persentase(%)

Grafik 2. Rasio Kelamin Ikan Lele

100%

Grafik Rasio Kelamin Ikan Lele

JantanBetina

4.1.5. Hasil Regresi Pertumbuhan Ikan Lele Angkatan

Page 35: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

28

Tabel 7. Data Regresi Pertumbuhan Angkatan

No ikan

SL (mm)

Berat (gr)

log L log W Log L x log W (Log L)^2

1234 136.92 2.369216 2.136467 5.061751 5.613184

294 171.01 1.973128 2.233022 4.406037 3.893234

3195 202.43 2.290035 2.306275 5.281449 5.244259

4200 100.88 2.30103 2.003805 4.610816 5.294739

5210 117.19 2.322219 2.068891 4.804418 5.392702

6200 98.90 2.30103 1.995196 4.591007 5.294739

7243 172.97 2.385606 2.237971 5.338917 5.691117

8214 114.41 2.330414 2.058464 4.797073 5.430828

9260 189.98 2.414973 2.278708 5.503019 5.832096

10255 176.81 2.40654 2.247507 5.408715 5.791436

11232 167.17 2.365488 2.223158 5.258854 5.595533

12200 99.80 2.30103 1.999131 4.600059 5.294739

13257 208.56 2.409933 2.319231 5.589192 5.807778

14220 128.21 2.342423 2.107922 4.937644 5.486944

15260 207.03 2.414973 2.316033 5.593159 5.832096

16205 100.64 2.311754 2.002771 4.629913 5.344206

17220 120.43 2.342423 2.080735 4.87396 5.486944

18270 200.80 2.431364 2.302764 5.598856 5.91153

Jumlah 42.01358 38.91805 90.88484 98.2381

Page 36: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

29

Penghitungan Nilai b

Diketahui: N = 18

∑ log L = 42.01358

∑ log W = 38.91805

∑ (log L)2 = 98.2381

∑ (log L x log W)2 = 90.88484

(∑log L)2 = 1765.140789

Ditanyakan: a. Nilai b = ?

b. Persamaan garis regresi = ?

log a=∑ logW ×∑ ¿¿¿¿

log a=38.91805× 98.2381−42.01358 ×90.8848418 × 98.2381−1765.140789

log a=3823.2353−3818.39751768.2858−1765.1408

log a=4.83783.145

log a=1.538

Untuk mencari b digunakan rumus:

b=∑ logW −¿¿

b=38.918−(18× 1.538)

42.01358

b=38.918−27.68442.01358

b= 11.23442.01358

b=0.27

Hubungan Panjang Berat:b = 3 (Isometrik), dimana pertumbuhan panjang dan berat seimbangb ≠ 3 (Alometrik); b < 3 = alometrik negatif (berat < panjang)

b > 3 = alometrik positif (berat > panjang)

b. Persamaan garis regresi

Page 37: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

30

Kemudian harga log a dan b masukkan ke dalam rumus:

log W =log a+b log L

log W =1.538+0.27 × log L

4.1.6. Hasil Pengamatan Reproduksi Ikan Lele Angkatan

Tabel 8. Data Reproduksi Angkatan

Kel. TKGBG

(gr)

IKG

(%)

Bh

(gr)

HSI

(%)Fekunditas

Diameter

Telur

(µm)

Letak Inti

DormanTengah

(butir)

Menuju

Kutub

(butir)

Melebur

(butir)

1 A Dara 2.84 2.07 2.55 1.90 - - - - - -

2 A Dara B. 1.51 0.88 7.92 4.86 - - - - - -

3 A P. II 2.18 1.08 3.61 1.82 - - - - - -

4 A Dara B. 1.48 1.47 2.37 2.41 - - - - - -

5 A Dara B. 0.95 0.81 3.45 3.03 - - - - - -

6 A Dara B. 0.52 0.53 4.94 5.26 - - - - - -

7 A Bunting 7.69 4.45 5.66 5.92 - - - - - -

8 A Dara 0.76 0.66 4.74 4.32 - - - - - -

9 A Dara 4.34 2.28 3.52 1.89 - - - - - -

10 A P. I 1.46 0.83 1.14 0.65 - - - - - -

11 A P. I 3.15 1.88 5 3.08 - - - - - -

12 A Dara 0.78 0.78 2.77 2.85 - - - - - -

13 A Dara 3.10 1.49 7.54 3.75 - - - - - -

14 A Bunting 4.02 3.14 2.34 1.86 - - - - - -

15 A P. II 3.89 1.88 4.58 2.26 - - - - - -

16 A P. II 1.24 1.23 3.09 3.17 - - - - - -

17 A P. II 0.41 0.34 3.37 2.88 - - - - - -

18 A P. II 2.08 1.04 6.83 3.52 - - - - - -

Tabel 9. Data Kelas Reproduksi dan Rasio Ikan Lele Angkatan

Kelas

Ukuran

Persentase (%)

Dara Dara B. P. I P. II Bunting Mijah Salin Pulih

Page 38: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

31

Ikan LeleSalin

91-126 0 5.55 0 0 0 0 0 0

127-162 0 0 0 0 0 0 0 0

163-198 0 0 0 5.55 0 0 0 0

199-234 16.67 16.67 5.55 11.11 5.55 0 0 0

235-270 11.11 0 5.55 11.11 5.55 0 0 0

Jumlah27.78 22.22 11.1 27.77 11.1 0 0 0

99.97

Grafik 3. Persentase Tingkat Kematangan Gonad Ikan Lele

91-126 mm 127-162 mm

163 - 198 mm

199 - 234 mm

235 - 270 mm

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

0.00% 0.00% 0.00%

16.67%11.11%

5.56%0.00% 0.00%

16.67%

0.00%

0.00%

0.00% 0.00%

5.56%

5.56%

0.00%

0.00%5.56%

11.11%

11.11%

0.00%

0.00%

0.00%

5.56%

5.56%

Persentase Grafik Tingkat Kematangan Gonad

BuntingPerkembangan IIPerkembangan IDara BerkembangDara

Tabel 10. Data Indeks Kematangan Gonad Ikan Lele Jantan Angkatan

Kelas Ukuran Ikan Persentase (%)

91-126 0.88

127-162 0

Page 39: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

32

163-198 1.08

199-234 0.41 – 3.79

235-270 0.77 – 4.45

Tabel 11. Data HSI Ikan Lele Jantan Angkatan

Kelas Ukuran Ikan Persentase (%)

91-126 4.86

127-162 0

163-198 1.82

199-234 1.9 - 5.26

235-270 0.65 - 5.92

4.1.7. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Ikan Lele Angkatan

Tabel 12. Data Food and Feeding Habits Angkatan

Kelompok

Jenis Pakan Kelompok

PemakanFit

o

Zoo Bento

s

Bagian

hewan

Bagian

tumbuhan

Dentritus Ika

n

1 A - - - - - - Karnivora

2 A - - - - Omnivora

3 A - - - - - Omnivora

4 A - - - - - - Karnivora

5 A - - - - - Omnivora

6 A - - - - - Omnivora

7 A - - - - Omnivora

8 A - - - - - Omnivora

9 A - - - - - Omnivora

10 A - - - Omnivora

11 A - - - Omnivora

12 A - - - - - Omnivora

13 A - - - - - Omnivora

Page 40: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

33

14 A - - - - Omnivora

15 A - - - Omnivora

16 A - - - Omnivora

17 A - - - - - Omnivora

18 A - - - - - Omnivora

Tabel 13. Data Kelas Food and Feeding Habits Ikan Lele Jantan Angkatan

Kelas

Ukuran

Ikan Lele

Persentase (%)

Fito Zoo BenthosBag.

Hewan

Bag.

TumbuhanDentritus Ikan

91-126 7.15 6.25 0 0 11.12 0 0

127-162 0 0 0 0 0 0 0

163-198 7.15 6.25 0 0 0 0 0

199-234 50 56.25 0 50 44.44 0 0

235-270 35.7 31.25 0 50 44.44 0 0

Jumlah 100

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pembahasan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Lele

Pertumbuhan adalah perubahan ukuran individu, biasanya pertumbuhan

diukur dalam satuan panjang, berat dan atau energi. Dalam hubungannya dengan

waktu, pertumbuhan didefinisikan sebagai ukuran rata-rata ikan pada waktu

Page 41: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

34

tertentu (pertumbuhan mutlak) dan perubahan panjang atau berat pada awal

periode (pertumbuhan nisbi) (Effendie, 1979). Untuk mengetahui pertumbuhan

Ikan Lele, Ikan Lele (Clarias sp.) pertama-tama diukur panjangnya, antara lain

Total Length (TL) dan Standard Length (SL). Dari hasil pengukuran kelompok

kami (kelompok 7 A) maka didapat TL = 278 mm dan SL = 243 mm. Selain

dilakukan pengukuran panjang juga dilakukan pengukuran berat ikan. Dan dari

pengamatan kelompok kami berat ikan yang kami amati adalah 172.97 gram.

Untuk mengetahui hubungan panjang ikan dengan berat ikan bisa dilakukan

dengan regresi linier yaitu y = a + bx dengan y adalah Log W, dan x adalah Log

L. Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan aplikasi Ms. Excel maka

diketahui nilai b/koefisien pertumbuhan Ikan Lele adalah 0.27. Dari nilai ini maka

dapai diketahui bahwa pola pertumbuhan Ikan Lele adalah alometrik negatif (b<3)

dimana pertumbuhan panjangnya lebih besar daripada pertumbuhan beratnya.

4.2.2. Pembahasan Reproduksi Ikan Lele

Berdasarkan dari fungsi reproduksinya, ikan biasa terbagi menjadi dua

yakni jantan dan betina. Melakukan identifikasi jantan dan betina merupakan

sesuatu yang penting. Sebagian besar jenis ikan tidak menunjukkan perbedaan

tubuh luar antara ikan jantan dan ikan betina. Kondisi tersebut dinamakan dengan

monomorfisme. Pembedaan kedua jenis kelamin ini dapat dilakukan dengan

pembedahan dan melihat ciri seksual primer. Ciri seksual primer ditandai dengan

adanya testis pada ikan jantan dan ovarium pada ikan betina. Rasio ini biasanya

dinyatakan dalam bentuk persentase dan juga perbandingan. Untuk mengetahui

Rasio kelaminnya, pertama ikan harus dibedah kemudian dianalisis gonadnya.

Setelah semua data dikumpulkan ternyata semua Ikan Lele yang kami amati

adalah jantan atau 100% jantan.

Tingkat Kematangan Gonad Ikan (TKG) merupakan salah satu analisa

yang penting. Dalam Biologi Perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap

kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang

akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan

gonad ini juga akan didapatkan keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru

Page 42: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

35

memijah atau sudah selesai memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali

gonadnya menjadi masak, ada hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri

dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Ukuran dan umur ikan

menjadi tanda masak gonad, apakah ikan sudah dewasa atau belum, memijah atau

belum, kapan masa pemijahannya, berapa lama saat pemijahannya, berapa kali

pemijahannya dalam satu tahun, dan sebagainya. Umumnya pertambahan berat

gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan

sebesar 5-10% (Effendie, 1997). Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven

(Bagenal dan Braum, 1968) yaitu:

1. Dara: organ seksual sangat kecil berdekatan dibawah tulang punggung,

transparan, tidak berwarna sampai abu-abu, telur tidak terlihat dengan

mata biasa.

2. Dara berkembang: testes dan ovarium jernih, abu-abu merah, panjangnya

setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah, telur satu persati

dapat dilihat dengan kaca pembesar.

3. Perkembangan I: testes dan ovarium bentuk bulat telur, warna kemerah-

merahan dengan pembuluh kapiler, mengisi kira-kira setengah ruang ke

bagian bawah, telur dapat terlihat seperti serbuk putih.

4. Perkembangan II: testes warna putih kemerahan, tidak ada sperma kalau

perut ditekan, ovarium warna oranye kemerahan, telur dapat dibedakan,

bentuk bulat telur, ovarium mengisi dua per tiga ruang bawah.

5. Bunting: organ seksual mengisi ruang bawah, testes putih, keluar sperma

apabila ditekan di bagian perut, telur bulat, beberapa jernih dan masak.

6. Mijah: telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan ke perut,

kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa berbentuk bulat telur

tinggal di dalam ovarium.

7. Mijah/Salin: gonad belum kosong sama sekali, tidak ada telur yang bulat

telur.

8. Salin: testes dan ovarium kosong dan berwarna merah, beberapa telur

sedang ada dalam keadaan dihisap kembali.

9. Pulih Salin: testes dan ovarium jernih, abu-abu sampai merah.

Page 43: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

36

Setelah ikan dibedah kemudian gonadnya diamati dan dicocokan dengan

dasar yang telah ada. Dasar yang dipakai untuk menentukan TKG dengan cara

morfologi adalah bentuk, panjang, berat, warna, dan perkembangan isi gonad

yang dapat dilihat. Setelah data yang ada dan kemudian dicocokan dengan ciri-ciri

pada bab diatas maka diketahui dara berjumlah 5; dara berkembang berjumlah 4;

perkembangan I berjumlah 2 ekor; perkembangan II berjumlah 5; bunting

berjumlah 2 ekor.

Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari

reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil

metabolisme tertuju kepada perkembangan gonad. Peningkatan bobot ovarium

dan testis juga bergantung kepada ketersediaan pakan, karena bahan baku dalam

proses pematangan gonad terdiri atas karbohidrat, lemak dan protein. Reproduksi

sendiri dimulai sejak terjadinya perkembangan gonad untuk siap memproduksi sel

telur/sperma hingga hadirnya individu baru. Adapun prosesnya meliputi

pematangan gonad, pematangan gamet, perkawinan dan pemijahan, pembuahan

dan awal perkembangan, serta penetasan (Fujaya, 2002).

Indeks Kematangan Gonad (IKG) dinyatakan sebagai suatu nilai dalam

persen sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk

gonad dikalikan 100%.

IKG=BgBt

×100 %

Maka dari itu pertama-tama gonad ikan harus di timbang. Berat gonad

yang kami timbang adalah 7,69 gram. Kemudian data tersebut dibandingkan

dengan berat ikan tanpa gonad, seperti yang telah diketahui berat ikan secara

keseluruhan adalah 172,97 gram. Kedua data ini kemudian dimasukan ke dalam

rumus diatas:

IKG= 7,69172,97

× 100 %=4.45 %

Page 44: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

37

Jadi IKG Ikan Lele yang kami amati adalah 4.45% sehingga rata-rata IKG

seluruh angkatan adalah 5,72%.

4.2.3. Pembahasan Food and Feeding Habits Ikan Lele

Food habit memiliki arti yang berbeda dengan feeding habits, karena

keduanya sering disamakan dalam hal definisi. Food habits mencakup kualitas

dan kuantitas makanan yang dimakan ikan, sementara feeding habits mencakup

cara ikan dalam mendapatkan makanan. Kebiasaan makanan dan cara memakan

ikan itu secara lami tergantung kepada lingkungan itu hidup (Kurniasari, 2011).

Untuk mengetahui Food habit Ikan Lele maka kita harus mengeluarkan isi usus

Ikan Lele dengan cara mengurut ususnya, kemudian kita analisis dibawah

mikroskop. Dari pengamatan yang kami lakukan bahwa di dalam kotoran Ikan

Lele yang kami amati terdapat ; dan sebagian kecil sisa tumbuhan fitoplankton

dan zooplakton. Dan hasil dari pengamatan kelompok lain pun menunjukan hasil

yang tidak jauh berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ikan Lele termasuk

omnivora.

Page 45: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

BAB 5

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Ikan Lele memiliki pola pertumbukan alometrik negatif karena

memiliki nilai koefisien pertumbuhan kurang dari 3 yaitu 0,27.

Dari 18 ekor Ikan Lele didapatkan bahwa berkelamin jantan.

Dari jumlah tersebut dapat dibagi lagi sesuai tingkat kematangan

gonad-nya, dara berjumlah 5; dara berkembang berjumlah 4;

perkembangan I berjumlah 2 ekor; perkembangan II berjumlah 5;

bunting berjumlah 2 ekor

Rata-rata IKG seluruh angkatan adalah 1.65%

Ikan Lele termasuk ke dalam omnivora karena dalam ususnya terdapat

zooplankton dan fitoplankton.

38

Page 46: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

39

DAFTAR PUSTAKA

Effendie. 1985. Biologi Perikanan Bagian I Studi Natural History. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Effendie Msc, Prof. Dr. H. Moch Ichsan. 1997. Biologi Perikanan.

Yayasan Pustaka Nusantara.

Effendi, 2003. Metode pengukuran kualitas air, IPB. Bogor.

Rosalina, Elfirah (2011). Food and Feeding Habits. Online. Tersedia:

http://firarosalina.blogspot.com/2011/06/food-and-feeding-habits.html.

Diakses pada 31 Maret 2014 pukul 19:25

Page 47: Laporan Praktikum Biologi Perikanan 2 - Ikan Lele.docx

40

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengukuran Panjang Ikan Lele (Clarias sp.)

Lampiran 2. Isi Perut Ikan Lele (Clarias sp.)

Lampiran 3. Saluran PencernaanIkan Lele (Clarias sp.)

Lampiran 4. Gonad Ikan Lele (Clarias sp.)