laporan praktikum benih.docx

Upload: alief-asqiq-ramadhani-sumahna

Post on 01-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    1/27

     

    LAPORAN PRAKTIKUM

    UJI KESEHATAN BIJI (BENIH)

    Oleh :

    Golongan / Kelompok : F / 10

    Alief Asqiq Ramadhani Sumahna (131510501268)

     Nida Dhusturiyah (131510501285)

    Dewi Masitoh (131510501286)

    Riza Rahma Putri (131510501287)

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    2/27

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tempat praktikum yang saya jalani berada di Agrotekno Park di Desa

    Jubung Kecamatan Sukurambi Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Dengan

    dibimbing para dosen-dosen Fakultas Pertanian dan para asisten dosen. Tempat

    tersebut di miliki oleh Universitas Jember dan yang mengelola tempat tersebut

    Fakultas Pertanian. Agrotekno Park sekarang telah telah menanam berbagai

    tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan sebagai tempat praktikum

    mahasiswa Universitas Jember terutama di Fakultas Pertanian. Terutama tanaman

     padi yang ada di Agrotekno Park Jubung untuk melakukan praktikum tentang

     panen dan pasca panen tanaman padi yang telah siap untuk dipanen oleh para

     praktikan. Praktikum yang saya jalani pada tanggal 21 Maret 2014 yaitu memanen padi dengan cara memakai sabit dan menggunakan reaper binder . Dan

     penanganan pasca panen tanaman padi yang ada di Agrotekno Park jubung.

    Salah satu faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya produksi padi

    adalah penggunaan benih padi yang tidak bermutu. Salah satu faktor yang

    menentukan mutu benih adalah kesehatan benih yang ditentukan oleh ada atau

    tidaknya mikroorganisme terbawa benih, seperti jamur, nematoda, bakteri, atau

    virus (Nurdin et al. Dalam Misra, 2009). Benih yang sehat sangat penting dalam

     produksi tanaman pertanian karena benih merupakan titik awal untuk

    mendapatkan tanaman yang sehat. Oleh karena itu benih harus bebas dari infeksi

    dan kontaminasi patogen.

    Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh patogen terbawa benih adalah

     pertumbuhan tanaman yang kurang baik dan tersedianya sumber inokulum

     patogen sejak awal tanaman tumbuh di lapangan. Selain itu, mikroorganisme

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    3/27

    terbawa benih juga dapat menurunkan kualitas benih seperti menurunnya daya

    kecambah benih, kerusakan bentuk fisik dan warna benih yang terinfeksi itu

    menjadi sangat beracun (Nurdin et al. Dalam Sutopo,2009).

    Penyakit padi yang disebabkan oleh mikroorganisme merupakan hambatan

    dalam produksi padi. Lebih dari 60 jenis penyakit diketahui berasosiasi dengan

     padi, dengan jenis patogen yang beragam seperti virus, bakteri, cendawan,

    nematoda dan lainnya (Ou, 1985). Akibat aktifitas patogen-patogen tersebut

    menyerang tanaman, menyebabkan terjadinya penurunan produksi padi baik

    kuantitas maupun kualitas. Menurut Sutopo (1993), terdapat beberapa patogen

    yang menimbulkan penyakit tanaman padi di lapangan yang dapat terbawa benih

    dan adanya jamur gudang yang dapat menginfeksi benih dalam penyimpanan.

    Beberapa jamur yang terbawa benih padi yang ditemukan di daerah Delta Upang

    Sumatera Selatan adalah  Helminthosporium oryzae, Fusarium solani, F.

    moniliforme, Phoma sp., Chaetomium sp., Aspergillus spp., Alternaria padwickii,

    Curvularia, Cercospora oryzae. Selain itu, hasil penelitian Muhammad Nurdin

    (2003) menunjukkan bahwa jamur yang berasosiasi dengan benih padi tidakhanya jamur yang terbawa benih dari lapangan tetapi juga jamur dari gudang,

    seperti  Aspergillus, Penicillium, Rhizopus dan  Mucor yang keempatnya

    merupakan jamur parasit fakultatif (Semangun, 1993).

    Hingga kini informasi mengenai jenis-jenis cendawan benih padi yang

    digunakan oleh petani, khususnya jenis padi lokal aromatik pulu mandoti, pulu

     pinjan, dan pare lambau yang kurang tahan dalam masa penyimpanan dengan

    kondisi tempat penyimpanan yang kurang baik, masih kurang.

    1.2 Tujuan

    Pengujian kesehatan benih bertujuan untuk mengetahui jenis patogen yang

    dibawa oleh benih. Pemeriksaan kesehatan dapat dipakai untuk berbagai tujuan

    antara lain :

    a.  Mengevaluasi kesehatan benih sebelum disebarkan keberbagai tempat

    untuk keperluan pertanaman.

     b.  Mengevaluasi efek dari fungisida untuk keperluan perlakuan benih.

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    4/27

    c. 

    Mengevaluasi usaha-usaha pengendalian penyakit dilapangan dalam

    rangka mencegah penyakit yang ditularkan ke biji.

    d.  Usaha mengadakan survey penyakit pada tingkat nasional atau regional

    sehingga dapat mengetahui penyebaran patogen terutama yang terbawa

     biji.

    e.  Karantina tumbuh tumbuhan untuk mencegah keluar masuknya patogen

    yang membahayakan.

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    Benih adalah biji dari tanaman yang diproduksi untuk tujuan

    ditanam/dibudidayakan kembali. benih merupakan salah satu sarana untuk dapat

    menghasilkan produksi yang setinggi-tingginya. Karena benih merupakan sarana

     produksi, maka benih harus bermutu tinggi (mutu fisiologis, genetik dan fisik)

    dari jenis yang unggul (Tim Pengampu, 2011).

    Benih dikatakan sehat salah satunya kalau benih tersebut bebas dari

     patogen. Patogen adalah satu kesatuan hidup yang dapat menyebabkan penyakit.

    Sebagai struktur perbanyakan tanaman, benih mempunyai hubungan sangat erat

    dengan perkembangan dan penyebaran patogen. Beberapa mikroorganisme yang

    termasuk patogen penyebab penyakit benih adalah jenis cendawan, bakteri, virus,

    dan nematoda. Patogen dapat terbawa di permukaan, didalam ataupun bersama

     benih. Patogen mungkin menunjukkan gejala penyakit tetapi mungkin pula tidak

    Beberapa kerugian yang disebabkan oleh patogen dan langsung berdampak pada

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    5/27

    kualitas benih adalah:

      Menurunnya daya berkecambah disebabkan oleh benih busuk

    atau “damping off”

      Benih yang terinfeksi menjadi sangat beracun Ganggguan

    terhadap benih saat disimpan.

    Kerugian tersebut dapat terjadi secara langsung pada tanaman yang berasal

    dari benih yang bersangkutan atau dapat terjadi dalam jangka panjang setelah

     pathogen mampu bertahan pada habitatnya di tanah, sisa tanaman dan tumbuhan

    gulma Terbawanya patogen oleh benih dapat secara : setelah menginfeksi benih

    dan berada di dalam jaringannya atau berupa kontaminasi pada permukaan benih.

    Sumber inokulumnya mungkin berasal dari tanaman inangnya, dimana hal ini

    terjadi dengan patogen yang penyebarannya melaui jaringan pembuluh atau di

    mana perkembangan penyakitnya secara sistemis, sehingga terjadi infeksi ke

    dalam pembungaan atau biji yang sudah terbentuk. Apabila sumber inokulum

     berasal dari tanaman lain, infeksi dapat terjadi melalui pembungaan atau langsung

    menginfeksi atau menkontaminasi benih di lapangan. Hal ini dapat terjadi pada

     benih waktu pengolahan sesudah panen atau waktu di penyimpanan. Pengujian

    kesehatan benih memberikan suatu informasi tentang kemungkinan adanya suatu

    resiko. Tujuan pengujian kesehatan benih adalah untuk :

      Mengetahui adanya inokulum yang patogenik, sehingga dapat

    ditentukan kondisi kesehatan dari kelompok benih.

      Mempelajari penyebab dari abnormalitas kecambah dalam uji daya

    kecambah.

    Pentingnya pengujian kesehatan benih adalah karena :

      Penyakit pada benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan

     benih dengan demikian merugikan kualitas dan kuantitas hasil.

      Benih mempunyai potensi yang sangat tinggi sebagai sarana penyebaran

     patogen yang efektif dari satu tempat ke tempat lain dimana pathogen

    tersebut tidak ada sebelumnya.

    Umumnya pemeriksaan ditekankan pada cendawan patogen baik cendawan

    lapangan maupun cendawan gudang. Hal ini karena cendawan merupakan

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    6/27

    mikroorganisme utama yang sering menimbulkan gangguan pada benih. Benih

    tanaman yang telah mengalami penyimpanan tidak saja dapat membawa patogen

    lapang tetapi juga kemungkinan telah terinfeksi pula oleh patogen di tempat

     penyimpanan (Suharti,2009)

    Benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang

    mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi

    dan mutu budidaya hasil tanaman yang pada akhirnya peningkatan pendapatan

     petani dan kesejahteraan masyarakat (Ishaq, 2009).

    Benih merupakan input yang penting dalam proses produksi tanaman.

    Kualitas benih sangat berpengaruh terhadap penampilan dan hasil tanaman. Pada

     padi, benih merupakan bahan/sumber utama untuk perbanyakan bahan tanaman

    (Winda dkk, 2012).

    Ketersediaan benih bermutu dinilai strategis karena sangat menentukan

    keberhasilan budi daya tanaman. Potensi genetik tanaman juga bergantung pada

     penggunaan benih bermutu (Haryono, 2011).

    Keberhasilan produksi tanaman di lapangan ditentukan oleh benih dan

     bibit yang bermutu. Serangan penyakit dan defi siensi hara terutama fosfor (P)

    adalah kendala dalam budidaya padi yang menyebabkan rendahnya produktivitas

    (Agustiansyah dkk, 2010).

    Menurut Misra dalam Nurdin (2009),  Salah satu penyebab kurangnya

    maksimal produksi padi adalah penggunaan benih yang tidak bermutu. Salah satu

    faktor yang menentukan mutu benih adalah kesehatan benih yang ditentukan oleh

    ada atau tidaknya mikroorganisme terbawa benih, seperti jamur, nematoda,

     bakteri, atau virus. Benih yang sehat sangat penting dalam produksi tanaman

     pertanian karena benih merupakan titik awal untuk mendapatkan tanaman yang

    sehat. Oleh karena itu benih harus bebas dari infeksi dan kontaminasi patogen.

    Mutu benih mencakup mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu fisis. Mutu

    genetis ditentukan oleh derajat kemurnian genetis sedangkan mutu fisiologis

    ditentukan oleh laju kemunduran dan vigor benih. Mutu fisis ditentukan oleh

    kebersihan fisis (Ichsan, 2009).

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    7/27

    Dalam produksi benih penyimpanan merupakan tahap kegiatan yang tidak

     bisa dihilangkan. Benih yang telah selesai dibersihkan dan dikemas selalu

    memerlukan penyimpanan dari mulai beberapa hari sampai beberapa bulan,

    sebelum akhirnya benih tersebut sampai ke tangan petani. Masalah dalam

     penyimpanan benih sering kali merupakan kendala utama yang meng-hambat

     penyediaan benih bermutu. Daya berkecambah dan viabilitas benih dapat

    menurun dengan cepat selama penyim-panan, terutama di daerah-daerah tropis

    seperti Indonesia ( Idaryani, 2012 ).

    Pengujian kesehatan benih adalah salah satu metode konvensional untuk

    mendeteksi keberadaan jamur terbawa benih. Tujuan dari pengujian kesehatan

     benih adalah untuk menjamin gerakan yang aman dari bibit tanaman yang berbeda

    untuk penelitian atau perdagangan (Archana dan Prakash, 2012).

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    8/27

     

    BAB 3. METODELOGI

    3.1 Waktu dan Tempat

    Tempat pelaksanaan kegiatan praktikum uji kesehatan benih dilaksanakan

    diFakultas Pertanian pada tanggal 23 Maret 2014 jam 10.00 WIB sampai selesai.

    3.2 Alat dan Bahan

    3.2.1 Alat

    1. Wadah berukuran kecil

    2. Lup

    3.2.2 Bahan

    1. Alat tulis

    2. Sample biji padi

    3.3 Cara kerja

    1. Ambil sample sebanyak 1000 biji atau lebih untuk di uji kesehatannya2. Cari dari sample tersebut yang memenuhi kriteria pada tabel yang telah

    disediakan

    3. Setelah itu, pisahkan berdasarkan masing-masing kriteria pada tabel yang telah

    disediakan

    4.Untuk padi yang tidak bernas, anda perlu menyediakan air. Setelah itu

    masukkan air kedalam wadah kecil yang telah disediakan

    5. Masukkan biji padi yang telah anda teliti

    6. Amati hasilnya

    7. Setelah itu, hitung presentase masing-masing kriteria yang telah disediakan

    8. Potret hasil padi yang sudah anda kumpulkan berdasarkan isi tabel untuk

    dijadikan sebagai dokumentasi.

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    9/27

     

    BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    PEKERJAAN PENGUJIAN KESEHATAN BIJI (BENIH)

    Parameter Uraian Persentase Dokumentasi

    Bernas Tidaknya

    Biji Padi

    Padi yang bernas ditandai

    dengan kerasnya benih dan

    tidak adanya indikasi benih

    sakit.

     

    = 57 %

    Warna Biji Warna benih yang di

    identifikasi adalah yang

     berwarna hijau. Benih yang

     berwarna hijau disebabkan

    karna beberapa benih yang

     belum siap saat panen saat

     pemanenan.

    =

     

    = 1,5 %

    Biji Bercak Biji bercak di tandai

    dengan adanya bercak

    hitam di permukaan benih.

    Bercak agak lebar dan

    terdapat hampir diseluruh

     permukaan.

       

    = 20,6 % 

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    10/27

    Ada Tidaknya

    Kotoran

    Padi gabah yang diamati

    ditemukan berbagai kotoran

    dan berbagai potongan

     jerami serta pasir.

    5 %

    Jamur

    Dipermukaan

    Biji

    Terdapat jamur pada

     permukaan benih ditandai

    dengan munculnya bercak-

     bercak putih dipermukaan.

    =

     

    = 4,2

    Skletoria Terdapat spot 1 bintik

    hitam dipermukaan benih

    seperti pasir.

    =

     

    = 11,7 %

    4.2 Pembahasan

    Macam-macam uji kesehatan benih adalah pemerikasaan biji kering.

    Dengan metode ini sejumlah biji diperiksa apakah tercampur dengan kotoran-

    kotoran, seperti isa tanaman, sklerotia, galls, insekta, dan sebagainya.

    Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan seteromikroskopik dengan

     perbesaran 50-60 x dengan disertai cahaya yang sangat mendukung atau dapat

    menggunakan kaca pembersar (lup). Metode kedua adalah dengan pencucian biji,

    cara sejumlah biji dalam air digoyang-goyangkan dalam waktu tertentu (20-30

    menit). Cara ini dapat digunakan untuk mendeteksi jamur yang tumbuh pada

     permukaan biji. Inkubasi adalah pengujian yang dapat dibedakan beberapa cara

    yaitu dengan pengujian menggunakan metode kertas, agar, dengan batu bata,

    tanah, pasir dan metode growing on test. 

    Tujuan dari Uji Kesehatan Benih :

      Mengevaluasi kesehatan benih sebelum disebarkan ke berbagai tempat untuk

    keperluan pertanaman.

      Mengevaluasi efek dari fungsida untuk keperluan perlakuan benih.

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    11/27

      Mengevaluasi usaha-usaha pengendalian penyakit di laangan dalam rangka

    mencegah penyakit yang ditularkan ke biji.

      Usaha mengadakan survey penyakit pada tingkat nasional atau regional

    sehingga dapat mengetahui penyebaran patogen terutama yang terbawa biji.

      Karantina tumbuh tumbuhan untuk mencegah keluar masuknya patogen yang

    membahayakan.

    BAB 5. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan 

    Pengujian benih dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan cara

     pemeriksaan biji kering, pencucian biji dan cara inkubasi. Tujuan dilakukan

     pemeriksaan uji benih untuk menghindari pemakaian benih berkualitas rendah

    serta mencegah timbulnya kerugian selain itu juga untuk menentukan apakah

     benih tersebut sehat atau tidak

    5.2 Saran

    Sebaiknya sebelum melakukan penanaman hendaknnya terlebih dahuludilakukan uji kesehatan benih yang akan digunakan karena hal ini sangat

     berpengaruh terhadap produktifitas serta ketahanan tanaman serta kuallitas dari

    tanaman tersebut.

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    12/27

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Archana, B Dan Prakash, H.S. 2013. Survey Of Seed-Borne Fungi Associated

    With Rice Seeds In India. International Journal Of Research In Pure And

    Applied Microbiology 2013; 3(1): 25-29.

    Agustiansyah dkk. 2010. Pengaruh Perlakuan Benih secara Hayati pada Benih

    Padi Terinfeksi Xanthomonas oryzae pv. oryzae terhadap Mutu Benih dan

    Pertumbuhan Bibit. Jurnal Agron. Indonesia [3] 38 : 185-191

    Haryono. 2011. Pedoman Umum Unit Pengelola Benih Sumber Tanaman. Jakarta:

    Badan Litbang Pertanian.

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    13/27

    Ichsan, Cut Nur. 2009. Uji Viabilitas Dan Vigor Benih Beberapa Varietas Padi

    (Oryza Sativa L.) Yang Diproduksi Pada Temperatur Yang Berbeda Selama

    Kemasakan. Jurnal Florentek (2) 1 : 37-42

    Ishaq, Iskandar. 2009. Petunjuk Teknis Penangkaran Benih Padi. Jawa Barat :

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat 

     Nurdin, Muhammad. 2009. Inventarisasi Beberapa Mikroorganisme Terbawa

     benih Padi yang berasal dari Talang Padang, Kabupaten Tanggamus,

    Lampung. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika [3] 2 : 47- 50

    Suharti, Tati dan Megawati.2009. Identifikasi cendawan untuk menguji kesehatan benih. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor Prosiding Seminar

    Hasil-Hasil Penelitian.

    Tim Pengampu. 2011. Bahan Ajar Ilmu dan Teknologi Benih. Makassar :

    Universitas Hasanudin

    Winda dkk. 2012. Analisis Finansial Usaha Penangkaran Benih Padi Unggul di

    Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar. Jurnal

    Agribisnis Berkelanjutan [2] 1 : 1-13

    LAMPIRAN

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    14/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    15/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    16/27

     

    LAMPIRAN

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    17/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    18/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    19/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    20/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    21/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    22/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    23/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    24/27

     

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    25/27

     

    Gambar 1: Biji tidak bernas

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    26/27

     Gambar 2: Biji berwarna hijau

    Gambar 3: Biji bercak

  • 8/15/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BENIH.docx

    27/27

     Gambar 4: Kotoran pada gabah padi

    Gambar 5: Jamur dipermukaan biji

    Gambar 6: Skelotoria