laporan praktikum

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah salah satu sumber kehidupan yang sangat penting di bumi. Air berguna bagi seluruhmahkluk hidup baik manusia, tumbuhan maupun hewan. Tanpa air kehidupan di bumi akan sangat sulit. Sumber air adalah wadah air yang terdap asifikasi air dan pemanfaatannya secara benar bagi seluruh mahkluk hidup. at di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara. Karena begitu pentingnya, maka pengelolaan sumber-sumber air untuk menjaga kualitasnya sangat penting untukdilakukan. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap d asifikasi air dan pemanfaatannya secara benar bagi seluruh mahkluk hidup. alam kondisi alamiahnya Salah satu hal yang sangat penting dalam pengelolaan air pengukuran kualitas air. Pengukuran kualitas air sangat penting untuk mengetahui kadar dan kualitas air. Dengan mengetahui kualitas air kita dapat menentukan klasifikasi air dan pemanfaatannya secara benar bagi seluru mahkluk hidup. Upaya perbaikan lingkungan perairan untuk mewujudkan perikanan budidaya secara berkelanjutan dan produktif kini mulai dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan alami yang dibentuk oleh keragaman hayati. Perbaikan mutu lingkungan menggunakan teknologi tinggi 1

Upload: 12evandrilaode

Post on 28-Dec-2015

156 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Budidaya Periaran

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah salah satu sumber kehidupan yang sangat penting di bumi. Air berguna bagi

seluruhmahkluk hidup baik manusia, tumbuhan maupun hewan. Tanpa air kehidupan di bumi

akan sangat sulit. Sumber air adalah wadah air yang terdap asifikasi air dan pemanfaatannya

secara benar bagi seluruh mahkluk hidup. at di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk

dalam pengertian ini mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara. Karena begitu

pentingnya, maka pengelolaan sumber-sumber air untuk menjaga kualitasnya sangat penting

untukdilakukan.

Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas yang

diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap d asifikasi air dan

pemanfaatannya secara benar bagi seluruh mahkluk hidup. alam kondisi alamiahnya Salah satu

hal yang sangat penting dalam pengelolaan air pengukuran kualitas air. Pengukuran kualitas air

sangat penting untuk mengetahui kadar dan kualitas air. Dengan mengetahui kualitas air kita

dapat menentukan klasifikasi air dan pemanfaatannya secara benar bagi seluru mahkluk hidup.

Upaya perbaikan lingkungan perairan untuk mewujudkan perikanan budidaya secara

berkelanjutan dan produktif kini mulai dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan alami yang

dibentuk oleh keragaman hayati. Perbaikan mutu lingkungan menggunakan teknologi tinggi

perlu mempertimbangkan berbagai faktor serta akan menambah biaya dan beresiko tinggi,

sedangkan pengelolaan secara alami merupakan alternatif paling baik. Tujuan studi ini adalah

menelaah kondisi kekayaan dan kestabilan perairan melalui analisis indeks biologi fitoplankton

serta analisis kualitas perairan untuk pengembangan perikanan budidaya yang produktif dan

berkelanjutan.

1

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas penulis dapat merumuskan beberapa permaslahan yang sebagai

berikut:

1. Bagaimana cara melakukan pengukuran kualitas air?

2. Indikator apa saja yang diukur dalam pengukuran kualitas air?

3. Bagaimana cara mengetahui air yang baik untuk pembudidayaan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara melakukan pengukuran kualitas air

2. Untuk mengetahui indikator yang harus diukur untuk mengetahui kualitas air

3. Untuk mengetahui air yang cocok untuk pembudidayaan

1.4 Manfaat

kumManfaat yang diperoleh melalui prakti ini adalah:

1. Bagi diri sendiri

a. Dengan berada di lapangan mahasiswa dapat memperoleh pemberdayaan kualitas air.

b. Dalam pengukuran kualitas air peneliti tidak hanya dapat melakukan pengamatan

akan tetapi juga dapat mengetahui kelemahan atau kendala dalam melakukan

budidaya.

2. Bagi universitas

a. Untuk pembuatan laporan pihak lembaga Universitas dapat mengetahui cerminan

masalah/kendala yang ada pada proses budidaya perairan.

2

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aquaculture

Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan

terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (profit). Akuakultur berasal dari bahasa

Inggris aquakulture (aqua = perairan; culture = budidaya perikanan. Oleh karena itu akuakultur

dapat didefinisikan menjadi campur tangan (upaya-upaya) manusia untuk meningkatkan

produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya seperti pemeliharaan untuk memperbanyak

(reproduksi), menumbuhkan (growth) serta meningkatkan mutu biota akuatik sehingga diperoleh

keuntungan.

Suatu perairan (laut, sungai danau atau waduk) memiliki produktivitas (bobot biomassa

biota per satuan volume air) alamiah tertentu dan dapat ditingkatkan puluhan hingga ribuan kali

melalui kegiatan akuakultur. Sebagai ilustrasi, suatu perairan waduk yang memilki luas

100.000m2 dan kedalaman 10 m atau volume 1.000.000 m3, ketika dikuras habis dan ikannya

ditangkapi semua diperoleh produksi 1.000 kg ikan maka produktivitas alamiah waduk tersebut

1.000 kg/1.000.000 m3 atau 0.001 kg/m3. Ketika diperairan waduk tersebut dibangun karamba

jaring apung berukuran 1m x 1m x 1m atau volume 1m3 dan dari karamba tersebut adalah 10

kg/m3.

Kegiatan akuakultur bisa berlangsung dalam bentang spasial demikian selama tersedia

sumber daya air yang memadai secara kuantitatif dan kualitatif. Di kawasan pegunungan,

perbukitan dan daratan tinggi terdapat sumber daya air berupa mata air, sungai (jeram) dan danau

daratan tinggi; di kawasan daratan rendah terdapat sungai (tenang), danau daratan rendah, rawa

dan sumur; di kawasan pesisir terdapat pantai, muara sungai dan rawa payau; di kawasan laut

terdapat perairan laut dangkal, teluk, selat dan perairan laut lepas/laut dalam. Perairan laut

dangkal biasanya berupa perairan karang dalam yang biasanya berupa reef flat dan laguna

(goba).

Berdasarkan posisi wadah produksi terhadap sumber air sehingga terdapat akuakultur

yang berbasiskan daratan (land-base aquakultur) dan berbasiskan perairan (water-base

aquakultur). Dalam land-base aquakulture unit budidaya berlokasi di daratan dan mengambil air

dari perairan didekatnya. Contohnya adalah kolam air tenang, kolam air deras, sawah dan

3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM

tambak. Berbeda dengan land-base aquakultur, unit budidaya water-base aquakultur

ditempatkan di badan perairan (sungai, saluran irigasi, danau, waduk dan laut) sehingga

merupakan suatu sistem yang terbuka (open system).

Komoditas yg dipelihara dipelihara dalam budidaya air tawar, payau dan marikultur

adalah spesies yg berasal dari habitat tersebut yg sudah beradabtasi dilingkungannya. Ex

bandeng dan udang windu merupakan spesies perairan payau ternyata dapat dibudidayakan di

perairan tawar. Komoditas air payau merupakan euryhaline, yakni spesies memiliki toleransi

terhadap salinitas dengan kiaran yang luas Habitat yang bersal dari air payau dipengaruhi oleh air

laut melalui fenomena pasang surut, dan lokasi umunya didominasi oleh mangrove.

2.2 Sumber daya air

Ketersediaan air secara kuantitatif maupun secara kualitatif adalah persayaratan untuk

bisa berlangsungnya kegiatan aquakultur. Berdasarkan kadar garamnya (salinitas), perairan di

permukaan bumi dibagi menjadi tiga golonganm, yaitu air tawar, air payau, dan air laut. Bentuk

perairan tawar tersebut dapat di kelompokan menjadi 1) aliran yang terdiri dari aliran sungai dan

irigasi, 2) genangan yang terdiri dari danau, wqaduk dan situ, 3) curahan yang berupa mata air,

air sumur (air tanah), dan air hujan. Air tawar memiliki salinitas 0-5 ppt (part per thousand), air

payau 6-29 ppt, dan air laut 30-35 ppt.

Dipermukaan bumi, perairan dibedakan berdasarkan salinitas atau kandungan garam

NaCl-nya menjadi perairan tawar, perairan payau dan perairan laut. Semua perairan tersebut

dapat dijadikan sumber air bagi kegiatan akuakultur. Berdasarkan sumber air yang digunakan

untuk kegiatan produksi akuakultur maka dikenal budidaya air tawar (freshwater culture),

budidaya air payau (brackishwater) dan budidaya laut (mariculture). Budidaya air tawar

dilakukan dengan menggunakan sumber air dari perairan tawar, sedangkan budidaya air payau

dan marikultur masing-masing menggunakan perairan payau dan laut sebagai sumber air.

Parameter kualitas air yang dapatdigunakan untuk keperluanperikanan dan peternakan diIndonesia sudah

dibuat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990, tanggal 5Juni 1990 tentang

Pengendalian Pencemaran Air. Dalam peraturantersebut dibuat kriteria kualitas air berdasarkan golongan

yaitu Golongan A adalah kriteria kualitas air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu,Golongan B adalah kriteria kualitas air yang dapat digunakan sebagai air baku air

4

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM

minum, Golongan C adalahkriteria kualitas air yang dapatdigunakan untuk keperluan Perikanan dan

Peternakan.

System aquakultur berbasiskan daratan terpisah dari perairan yang menjadi sumber air

system ini.penyaluran air dari perairan dilakukan dengan menggunakan saluran atau pipa.

Pengaruh dari perairan tersebut terhadap ikan dapat direkayasa bahkan dihilangkan (melalui

perlakuan air, meisalnya) sehingga system ini bersifat closed system. Berbeda dengan kelompok

pertama, system akuakulkttur pada kelompok kedua dilakukan pada badan air dan bersifat open

system.

5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

1. Thermometer

2. pH meter(kertas lakmus)

3. DO meter

4. Plankton net

5. Botol sampel plankton

6. HP

3.2 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur observasi dalam praktikum ini terdiri atas beberapa tahap yaitu sebagai

berikut :

1. Tahap persiapan

a. Pada tahap ini praktikan mempersiapkan alat dan bahan praktek

b. Menentukan lokasi mana yang akan diteliti

2. Tahap pengumpulan data

a. Praktikan melakukan pengukuran kualitas air. Komponen yang diukur adalah

parameter fisik yakni suhu, kecerahan, bau, dan warna. Komponen lainnya adalah

parameter biologi yakni plankton dan parameter kimia yang meliputi oksigen terlarut,

pH, dan salinitas).

b. Praktikan kemudian mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengukuran.

3. Tahap identifikasi

Pada tahap identifikasi, praktikan mengidentifikasi komponen-komponen biotik dan

abiotik di lokasi yang diamati.

6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Adapun hasil yang diperoleh melalui praktikum adalah sebagai berikut:

Pengukuran Suhu pH DO Kecerahan Plankton Salinitas Warna Bau

1 27° C 9,018.3

PMm34 cm ada 0

Coklat disebabkan

oleh lumpur

Bau

lumpur

2 29° C 8.916.7

PMm28 cm ada 0

Hijau disebabkan

oleh plankton

Bau

lumpur

3 29° C 8,917,6

PMm29 cm ada 0

Hijau disebabkan

oleh plankton

Bau

lumpur

3.2 Pembahasan

Pada tanggal 19 maret 2012, saya melakukan praktikum pengukuran kualitas air di kolam

budidaya ikan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo pukul 10.00 WITA. Kolam yang

saya teliti berdiameter ± 5 m² dengan kedalaman sekitar 1 m. Cara mengukur kualitas air adalah

dengan menggunakan alat ukur diantaranya termometer, pH meter(kertas lakmus) DO meter dan

botol sampel. Pengukuran dilakukan tiga kali secara berturut-turut.

Dalam pengukuran, suhu yang diperoleh secara berturut-turut adalah 27° C, 29° C, dan

29° C. Menurut Wibowo (2010), menyatakan bahwa stratifikasi suhu pada kolam dikelompokkan

menjadi 3, yaitu :

1. Lapisan epilimnion, yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan

suhu relatif kecil (dari 32°C menjadi 28°C).

7

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM

2. Lapisan termoklin yaitu, lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu hangat tajam

(dari 28°C menjadi 21°C).

3. Lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan ini perbedaan suhu

sangat kecil, relatif konstan.

Peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga

keberadaan oksigen melakukan proses metabolisme dan respirasi ikan akan mengalami

kerentanan terhadap penyakit pada suhu yang kurang optimal. Fluktuasi suhu yang terlalu besar

akan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan.

Sedangkan pH air secara berturut-turut adalah 9,0, 8,9, dan 8,9. Air murni terdiri dari ion

H+ dan OH- dalam jumlah berimbang hingga PH air murni biasanya 7. Makin banyak ion OH-

dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi PH. Cairan demikian tersebut cairan alkalis .

sebaliknya makin banyak ion H+ makin rendah PH dan cairan tersebut bersifat masam.

Sebagian besar danau ber-pH 6-9. Danau sadah (soda lake) ber-pH 11,5. Danau asam

dapat disebabkan karena hujan asam akibat populasi industri sehingga kapasistas buffer

menghilang. Danau di padang pasir Afrika Tengah (Danau Utah) = air yang masuk lebih kecil

dari jumlah air yang keluar, akibatnya menjadi danau yang alkali, sehingga variasi tanaman dan

hewan juga rendah.

Hasil pengukuran disolve oksigen atau DO secara berturut-turut adalah 18,3 PMm, 16,7

PMm, dan 17,6 PMm. Air yang sangat dingin mengandung kurang dari 5 % oksigen, akan

menurun jika suhu air bertambah dan akan berkurang jika dimanfaatkan untuk respirasi dan

dekomposisi kimia didalam air. Perairan dengan kadar O2 tinggi, akan menyebabkan keragaman

organisme juga tinggi. Jika O2 menurun, hanya organisme yang toleran saja yang dapat hidup di

tempat tersebut.

Variasi harian O2 danau oligotroph biasanya rendah, sebaliknya danau eutroph (subur)

tinggi. Kadar oksigen diperairan yang eutroph pada siang hari akan tinggi karena banyaknya

fitoplankton dan tumbuhan yang berfotosintesis. Sebaliknya pada malam hari semua organisme

yang ada didalam air termasuk fitoplankton akan memanfaatkan oksigen yang ada didalam air

8

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM

untuk respirasi. Hal inilah yang menyebabkan fluktuasi kadar oksigen di perairan tersebut

(Sudaryati, 1991).

Kecerahan secara berturut-turut adalah 34 cm, 28 cm, dan 29 cm. Menurud Pratama

(2009), menyatakan bahwa kecerahan merupakan ukuran transportasi perairan, yang ditentukan

secara visual dengan menggunakan secchidisk. Kecerahan adalah sebagian cahaya yang

diteruskan kedalam air dan dinyatakan dengan (‰) dari beberapa panjang gelombang didaerah

spectrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter, jauh agak lurus pada

permukaan air. Stratifikasi kolom air pada perairan tergenang yang diakibatkan oleh inensitas

cahaya yang masuk ke perairan dibagi menjadi 3 kelompok :

1.    Lapisan eutropik

2.    Lapisan kompensasi

3.    Lapisan preufondal

Menurut Akrimi dan Subroto (2002), menyatakan bahwa kecerahan air berkisar antara

40-85 cm tidak menujukkanperbedaan yang besar. Kecerahan air pada musim kemarau adalah

40-85 cm, dan pada musim hujan antara 60-80 cm, kecerahan air dibawah 100 cm tergolong

tingkat kecerahan rendah. Sedangkan menurut Barus (2002), menyatakan bahwa berdasarkan

intensitas cahaya perairan Bahari secara vertical dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu :

1.    Zona eufotik

2.    Zona disfotik

3.    Zona afotikan

Dalam pengukuran diperoleh hasil bahwa air kolam mengandung plankton,

menggunakan plankton net no. 25. Sampel fitoplankton yang diperoleh diawetkan menggunakan

larutan MAF.Identifikasi jenis fitoplankton dengan bantuan mikroskop berpedoman pada Newel

dan Newel (1977), serta Yamaji (1976). Kemelimpahannya dihitung menggunakan rumus

9

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM

counting cell (APHA, 1998). Analisis kuantitatif indeks biologi fitoplankton meliputi

perhitungan keragaman

Sedangkan salinitas air tidak ada, tetapi Menurut Agrifishery (2010), menyatakan bahwa

salinitas dapat dilakukan dengan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut

refraktomter atau salinometer. Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per

kilogram (ppt) atau promil (‰). Nilai salinitas untuk tawar biasanya berkisar antara 0-5 ppt

perairan payau biasanya berkisar antara 6-29 ppt dan perairan laut berkisar antara 30-35 ppt.

Kisaran salinitas pada budidaya ikan dalam tambak kisaran salinitas optimal pada 12-20

ppt dibutuhkan untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh dan air tambak (proses

osmoregulasi) energi yang didapat dari pakan digunakan secara maksimal Salinitas

menggambarkan padatan total dalam air, setelah semua karbonat dikonfersi menjadi

karbondioksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan semua bahan anorganik

telah dioksida. Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil (‰). Nilai salinitas perairan

tawar biasanya kurang dari  5‰ perairan payau antara 0,50‰-30‰ dan perairan laut 30‰-40‰.

Pada perairan pesisir, nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masuknya air tawar di sungai

(Pratama, 2009).

Warna air pada pengukuran pertama adalah coklat. Warna ini disebabkan oleh lumpur.

Pada pengukuran kedua air berwarna hijau disebabkan oleh plankton. Air kolam berbau seperti

bau lumpur.

10

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Cara pengukuran kualitas air adalah dengan menggunakan alat ukur diantaranya

Thermometer, pH meter(kertas lakmus), DO meter, plankton net, botol sampel

plankton,HP.

2. Komponen yang diukur dalam pengukuran kualitas air adalah parameter fisik yakni

suhu, kecerahan, bau, dan warna. Komponen lainnya adalah parameter biologi yakni

plankton dan parameter kimia yang meliputi oksigen terlarut, pH, dan salinitas.

5.2 Saran

Terkait dengan praktikum diatas maka penulis dapat menyarankan bagi pembaca agar

kiranya dapat menjaga dan melestarikan air. Kebersihan air merupakan salah satu syarat

pendukung dalam upaya pembudiyaan ikan baik air tawar maupun air laut. Terlepas dari hal itu,

penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam segi penyusunan.

Oleh karenanya penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dalam upaya

perbaikan dan penyempurnaan penyusunan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

11

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/37964561/Buku-Budidaya-Ikan.com

http://www.sith.itb.ac.id/d4_akuakultur_kultur_jaringan/bahankuliah/1_Teknologi_Pengelolaan_Kualitas_Air_KUALITAS_AIR_DAN_PENGUKURANNYA.pdf

www.koi-s.org/...19-Konstruksi-Sistem-Filter-dan-Kualitas-Air-Kolam-Laporan-penelitian kualitas kimia-fisik dan biologi air sungai..

12

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM

LAMPIRAN

13

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM

14

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM

15