laporan praktikum

29
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Getaran Getaraan adalah gerakan bolak-balik dalam satu interval waktu tertentu. Gerakan berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai masa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engginering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan ancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya. 2.2 jenis Getaran Ada dua kelompok jenis getaran yang umum yaitu : Getaran Bebas Getaran bebas terjadi jika system berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam system itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat system dinamika yang dibentuk oleh distribusi masa dan kekuatannya. Semua system yang memiliki masa dan

Upload: donie-widyanto-soedjarwo

Post on 19-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fenomena dasar mesin

TRANSCRIPT

Page 1: laporan praktikum

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Getaran

Getaraan adalah gerakan bolak-balik dalam satu interval waktu tertentu. Gerakan

berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut.

Semua benda yang mempunyai masa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin

dan struktur rekayasa (engginering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan

ancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

2.2 jenis Getaran

Ada dua kelompok jenis getaran yang umum yaitu :

Getaran Bebas

Getaran bebas terjadi jika system berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam

system itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas

akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat system

dinamika yang dibentuk oleh distribusi masa dan kekuatannya. Semua system yang memiliki

masa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa

rangsangan luar.

Getaran Paksa

Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika

rangsangan tersebiut berosilasi maka system dipaksa untuk bergetar pada frekuensi

rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural system, maka

akan didapat keadan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan

pda struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan

Page 2: laporan praktikum

kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi.Jadi perhitungan frekuensi natural

merupakan hal yang utama.

Prinsip D’Alembert

Sebuah alternative pendekatan untuk mendapatkan persamaan adalah penggunaan

prinsip D’Alembert yang menyatakan bahwa sebuah system dapat dibuat dalam kedaan

keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya fiktif pada gaya-gaya luar yang

biasanya dikenal sebagai gaya inersia.

2.3 Analisis Getaran

Dasar analisis getaran dapat dipahami dengan mempelajari model sederhana massa-

pegas-peredam kejut.Struktur rumit seperti badan mobil dapat dimodelkan sebagai “jumlahan”

model massa-pegas-peredam kejut tersebut.Model ini adalah contoh osilator harmonic

sederhana.

Getaran Bebas Tanpa Peredam

Model fisik dari getaran bebas tanpa redaman dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

x

k

m

Gambar 2.1 : Model Fisik System

Getaran Bebas 1 DOF Tanpa Redaman

Page 3: laporan praktikum

Dimana :

X : adalah simpangan

m : adalah massa

k : adalah konstanta pegas

untuk mendapatkan model matematika dari model fisik diatas yaitu dengan dengan

dilakukan analisi diagaram benda bebas (FDBA).

x

k

m

x

m m x

k

Gambar 2.2 : Free Body Diagram Analysis

FDBA Pada Getaran Bebas 1 DOF Tanpa Redaman dimana :

Kx : adalah gaya pegas

Mx : adalah gaya inersia

Dengan mengunakan peerssamaan kesetimbangan gaya arah vertical dapat dinyatakan.

Model matematika dari system diatas adalah sebagai berikut:

mx+kx = 0

Persamaan Difeerensial Gerak

mx+kx=0

misal jawab :

x = A sin ωt + B cos ωt

Page 4: laporan praktikum

x = ω A cos ωt-ω B sin ωt

x = -ω2 A sin ωt -ω2 B cos ωt

x = -ω2x

m(-ω2x)+kx = 0

(k-mω2)x = 0

Getaran terjadi, jika x ≠ 0. Oleh karena itu (k-mω2) = 0 dam akibatnya :

w=√ km

=¿ wn=√ km

( frekuensi pribadi)¿.

Dalam dinamika strukur, jumlah kordinat bebas diperlukan untuk menetapkan susunan

atau posisi system pada setiap saat, yang berhubungan dengan jumlah derajat kebebasan.Pada

umumnya, struktur berkesinambungan mempunyai derajat kebebasan tak terhingga. Namun

dengan proses idealisasi atau seleksi, sebuah model matematis yang tepat dapat mereduksi

jumlah derajat kebebasan menjadi suatu jumlah diskrit dan untuk beberapa keadaan dapat

menjadi derajat kebebasan tunggal.

Gambar 2.3 contoh struktur yang dimodelisasikan sebagai

system derajat kebebasan tunggal

Sistem derajat kebebasan tunggal ini dapat dijelaskan secara tepat dengan model

matematis seperti pada gambar 2.3 dimana memiliki elemen-elemen sebagai berikut:

Page 5: laporan praktikum

1. Elemen massa (m), menyatakan massa dan sifat inersia dari struktur.

2. Elemen pegas (k), menyatakan gaya balik elastis (elastic restoring force) dan kapasitas

energi potensial dari struktur.

3. Elemen redaman (c), menyatakan sifat menyatakan sifat getaran dan kehilangan energy

dari struktur.

4. Gaya pengaruh (F(t)), menyatakan gaya luar yang bekerja pada system struktur.

Gambar 2.4 model matematis system derajat kebebasan tunggal

Dengan mengambil model matematis pada gambar 2.4, dianggap bahwa tiap elemen pada

system menyatakan suatu sifat khusus, yaitu:

1. Massa (m) menyatakan sifat khusus inersia (property of inertia), buka elastisitas atau

kehilangan energy.

2. Pegas (k), menyatakan elastisitas, bukan inersia atau kehilangan energy.

3. Perdam (c), menyatakan kehilangan energy.

2.4 System Tak Teredam (Undamped System)

Analisis system dasar yang sderhana dalam pembahasan dinamika srtuktur adalah

system derajat kebebasan tunggal, dimana gaya geser atau redaman diabaikan, dan sebagai

tambahan, akan ditinjau system yang bebas dari gaya aksi gaya luar selama bergerak atau

bergetar. Pada keadan ini, system tersebut hanya dikendalikan oleh pengaruh atau kondisi

yang dinamakan kondisi awal (initial conditions), yaitu perpindahan yang diberikan dalam

kecepatan pada saat t=0, pada saat pembahasan dimulai.System kebebasan tunggal tak

Page 6: laporan praktikum

teredam sering dihubungkan dengan osilator sederhana tak teredam (simple undamped

oscillator) yang disajikan deperti gambar 2.5 (a) dan 2.5 (b).

Gambar 2.5, system derajat kebebasan tunggal

Kedua gambar tersebut merupakan model matematis secara dinamis ekivalen.Dan

hanya tergantung pada pilihan perorangan saja dalam penggunaannya. Pada model ini massa

m dihambat oleh pegas k dan bergerak menurut garis lurus sepanjang satu sumber koordinat.

Karakteristik mekanis dari pegas digambarkan antara besar gaya Fs yang bekerja pada ukung

pegas dengan hasil perpindhan y seperti terlihat pada gambar 2.5 yang menunjukan secara

grafik dari tiga jenis pegas yang berbeda.

Page 7: laporan praktikum

Gambar 2.5 hubungan gaya dan perpindahan (a) pegas kuat (b) pegas linear (c) pegas

lemah

Berdasarkan gambar 2.5 karakteristik lengkungan (a) menyataka sifat dari pegas kuat

(hard spring), dimana gaya harus memberikan pengaruh lebih besar untuk suatu perpindahan

yang disyaratkan seiring dengan terdeformasinya pegas. Sedangkan, karakteristik lengkungan

(b), menyatakan sifat pegas linear, karena deformasinya selaras (proportional) dengan gaya

dan gambar grafisya mempunyai karakteristik garis lurus. Konstanta keselarasan antara gaya

dan perpindahan dari pegas linear disebut konstanta pegas (spring constant), yang biasa

dinyatakan dengan “k”, sehinggaa persamaan yang menyatakan hubungan antara gaya dan

perpindahan pegas linear adalah sebagai berikut :

F s=k y………………………..(1)

Pegas dengan karakteristik lengkungan (c) pada gambar 2.5 disebut pegas lemah,

dimana pertambahan gaya untuk memperbesar perpindahan cenderung mengecil pada saat

deformasi pegas menjadi makin besar.

2.6 Hukum Gerak Newton

Hubungan analitis antara perpindahan y dan waktu t, diberikan oleh Hukum Newton

kedua, untuk gerak sebagai berikut :

F = ma

Page 8: laporan praktikum

Dimana :

F : Gaya yang bekerja pada partikel

m : Massa

a : resultan percepatan

persamaan dapat ditulis dalam bentuk ekivalen, dimana besaran komponennya menurut sumbu

koordinat x,y, dan z, yaitu :

∑ F x=max

∑ F y=ma y

∑ F z=m az

Percepatan didefinisikan sebagai turunan kedua vector posisi terhadap waktu, yang berarti

ketiga persamaan adalah persamaan differential.Persamaan Hukum Newton dapat digunakan

peda benda idealis seperti partikel yang bermasa tetapi tidak bervolume, tetapi juga dapat

digunakan pada benda berdimensi yang bergerak. Benda kaku yang bergerak pada sebuah

bidang adalah simetris terhadap bidang gerak (bidang x-z), sehingga mengakibatkan Hukum

Newton perlu dimodifikasi menjadi :

∑ F x=m¿

∑ F y=m¿

∑ M G=IG α

¿, ¿ : komponen percepatan sepanjang sumbu x dan y dari pusat benda yang bermasa G

α : percepatan sudut

I G : moment inersia massa benda terhadap sumbu melalui pusat massa G

∑ M G : jumlah momen gaya yang bekerja pada benda terhadap sumbu melalui pusat

massa G yang tegak lurus oada bidang x-y.

2.7 Diagaram Benda Bebas

Page 9: laporan praktikum

Diagaram Free Body adalah suatu sketsa dari benda yang dipisahkan dari benda

lainnya., dimana semua gaya luar pada benda terlihat jelas pada gambar 2.6.

Mengilustrasikan diagram free body dari massa osilator (m) yang dipindahkan pada

arah positif menurut koordinat y, yang memberikan gaya pada pegas sebesar F ky s = (asumsi

pegas linier).

y

ky

mg

N

Gambar 2.6 diagram free body

Persamaan gerak yang ditulis menurut arah y. penggunaan Hukum Gerak Newton memberikan

:

-ky = mΫ

Dimana gaya pegas bekerja pada arah negative mempunyai tanda minus dan

percepatan dinyatakan oleh Ϋ. Pada notasi ini, dua titik di atas menyatakan turunan kedua

terhadap waktu dan satu titik menyatakan turunan pertama terhadap waktu, yaitu kecepatan.

2.7 Getaran Bebas Dengan Redaman

m

k c

x

Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain

gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan

Page 10: laporan praktikum

mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida, gaya akibat kekentalan ini sebanding

dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien

peredam, dengan satuan N s/m (SI).

Fd = cv = cẋ = c dxdt

Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda, kita mendapat persamaan

mẍ + cẋ + kx = 0

solusi persamaan ini rgantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup kecil, system

masih akan bergetar namun akhirnya akan berhenti .keadaan ini disebut kurang redam, dan

merupakan kasus yang paling mendapatkan perhatian dalam analisi vibrasi. Bila eredam

diperbesar mencapai titik saat system tak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis.

Bila peredam ditambahkan melewati titik keritis ini system disebut dalam keadaan lewat

redam.

Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada

model massa-pegas-peredam adalah :

cc=2√km

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam system digunakan nisbah yang

dinamakan nisbah redaman.Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman sebenarnya

terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis. Rumus

untuk nisbah redaman (ζ )adalah :

ζ = c

2√km

Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari 0.05,

sedangkan suspense otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3.

Solusi system kurang redam pada model massa-pegas-redam adalah :

X (t) = x−ζωnt cas (1−ζ 2ωn t−∅ ) ,ωn=2 π Fn

Nilai x, amplitudo awal, dan ∅ , ingsutan fase, ditentukan oleh panjang regangan pegas.

Page 11: laporan praktikum

Dari solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal : faktor eksponensial dan fungsi

cosinus. Faktor eksponensial menentukan seberapa cepat system teredam ; semakin besar

nisbah redaman, semakin cepat system teredam ke titik nol. Fungsi cosinus melambangkan

osilasi system, namun frekuensi osilasi berbeda daripada kasus tidak teredam.

Frekuensi seperti ini dinamakan “frekuensi alamiah teredam”, (Fd), dan dan terhubung

dengan frekuensi alamiah tak redam lewat rumus berikut :

Fd = 1−√ζ 2 fn

Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam, namun

untuk banyak kasus praktis nisbah redaman relative kecil, dan karenanya perbedaaan tersebut

dapat diabaikan.Karena itu deskripsi teredam dan takredam kerap kali tidak disebutkan ketika

menyatakan frekuensi alamiah.

2.8 Pengertian gelombang

Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, selama perambatannya gelombang

membawa energy.Pada gelombang, materi yang merambat memerlukan medium, tetapi

medium tidak ikut berpindah.

Walaupun terdapat banyak contoh gelombang dalam kehidupan kita, secara umum

hanya terdapat dua jenis gelombang saja, yakni :gelombang mekanik dan gelombang

elektromagnetik. pembagian jenis gelombang ini didasarkan pada medium perambatan

gelombang.

2.8.1 Gelombang Mekanik

Gelombang mekanik merupakan gelombang yang membutuhkan medium untuk

berpindah tempat.Gelombang laut, gelombang tali atau gelombang bunyi termasuk dalam

gelombang mekanik.Kita dapat menyaksikan gulungan gelombang laut karena gelombang

menggunakan laut sebagai perantara.Kita dapat mendengarkan music karena gelombang bunyi

merambat melalui udara hingga sampai ketelinga kita.Tanpa udara kita tidak dapat

mendengarkan bunyi.Dalam hal ini udara berperan sebagai medium perambatan gelombang

bunyi.

Gelombang mekanik terdiri dari dua jenis, yakni : gelombang transversal dan longitudinal.

Page 12: laporan praktikum

Gelombang transversal

Suatu gelombang dapat dapat dikelompokan menjadi gelombang transversal jika

partikel-partikel mediumnya bergetar keatas dan kebawah dalam arah tegak lurus terhadap

gerak gelombang.Contph gelombang transversal adalah gelombang tali.Ketika kita

menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak lurus

dengan arah gerak gelombang.Bentuk gelombang transversal seperti gambar dibawah ini.

Berdasarkan gambar diatas, tampak bahwa gelombang merambat ke kanan pada

bidang horizontal, sedangkan arah getaran naik turun pada bidang vertical.Titik tertinggi

gelombang disebut puncak sedangkan titik terendah disebut lembah.Amplitudo adalah

ketinggian maksimu puncak atau kedalaman maksimum lembah, diukur dari posisi setimbang.

Jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada gelombang disebut panjang gelombang

(disebut lamda – huruf yunani). Panjang gelombang juga bisa dianggap sebagai jarak dari

puncak ke puncak atau jarak dari lembah ke lembah.

Gelombang Longitudinal

Selain gelombang transversal, terdapat juga gelombang longitudinal.Jika pada

gelombang transversal arah getaran medium tegak lurus arah rambatan, maka pada gelombang

longitudinal, arah getaran medium sejajar dengan arah rambat gelombang.

Page 13: laporan praktikum

Pada gambar diatas Nampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah rambat

gelombang.Serangkaian rapatan dan regangan merambat sepanjang pegas.Rapatan merupakan

daerah dimana kumparan pegas saling mendekat, sedangkan regangan merupakan daerah

dimana kumparan pegas saling menjauhi.Jika gelombang transversal memiliki pola berupa

puncak dan lembah, maka gelombang longitudinal memiliki pola berupa rapatan dan

regangan.Panjang gelombang adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan yang

berurutan.

Salah satu contoh gelombang longitudinal adalah gelombang suara di udara.Udara

sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang sepanjang arah rambat

gelombang udara.Berbeda dengan gelombang air atau gelombang tali, gelombang suara tidak

bisa kita lihat menggunakan mata.

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 14: laporan praktikum

4.1 Data Uji Pengamatan

Berdasarkan eksperimen yang dilakukan tanpa beban dan dengan beban 0.5 kg, maka

diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :

Tabel 4:1 Panjang pegas dan perubahan panjangnya

k1 (Panjang Pegas Sebelum Diberi

Beban)

(dalam m)

k2 (Panjang Pegas Setelah Diberi

Beban 0.5 kg)

(dalam m)

k

( k2 – k1)

(m)

0.18 0.185 0.005

Tabel 4.2 : Pengujian getaran tanpa beban dengan nilai simpangan x = 3 cm

Pengujian Ke Massa Beban (kg) Waktu (sekon)

1 0 3.5

2 0 4

3 0 3.8

4 0 4

5 0 3.5

Tabel 4.3 : Pengujian getaran dengan beban 0.5 kg, nilai simpangan x = 3 cm

Pengujian Ke Massa Beban (kg) Waktu (sekon)

1 0.5 2

2 0.5 2.2

3 0.5 2

4 0.5 2.3

5 0.5 2

4.2 Data Perhitungan

Persamaan gerak tidak teredam (c = 0)

mẍ + bẋ + kx = 0, persamaan getaran tersebut karena tidak teredam maka c = 0,

(peredam) disimbolkan sebagai bẋ sehingga rumus yang digunakan menjadi mẍ + kx = 0

Page 15: laporan praktikum

Rumus abc yang digunakan akan menjadi :

x1,2 = −b ±√b2−4 ac2a

, karena b = 0, maka :

x1,2 = ±√−4 ac

2 a dimana a = Massa Beban, c = nilai k

Sebelum menggunakan rumus abc, dicari terlebih dahulu nilai k dengan rumus :

k = Fx=m x g

x=0.5 x 9.81

0.005 = 981 N/m

Kemudian, mencari nilai frekuensi dengan cara sebagai berikut :

ωn=¿√ k

m¿ = ωn=¿√ 981

0.5¿ = 44.29 rad/s, dimana wn = w

ω¿2 πf

f = ω2 π

= 44.292 π

f = 7.05 Hz

Persamaan gerak dari mẍ + kx = 0 dirubah dalam rumus abc :

x1,2 = ±√−4 ac

2 a

x1,2 = ±√−4 x0.5 x 981

2 x 0.5

x1,2 = ±44.29i, dimana i = bilangan imajiner

Kondisi batas pada saat t = 0, dengan x = 3 cm,

A dan B kondisi batas

x(t) = (A cos ωnt + B sin ωnt)

x(0) = {A cos ωn¿0) + B sin ωn(0)}

3 = A cos 0 + B sin 0

3 = A + 0, maka A = 3

Kondisi batas pada saat t=0, maka ẋ = 0

d ẋdt

= (A cos ωnt + B sin ωnt)

0 = - Aωn cos ωnt + Bωn cos ωnt

0 = 0 + Bωn

B = 0

ωn = 0

Page 16: laporan praktikum

Jadi, :

x(t) = (A cos ωnt + B sin ωnt)

x(t) = (3 cos 44.29t + 0), t = 0 (-360)

Agar getaran dapat terhenti, maka berikutnya adalah menentukan redaman yang akan

digunakan dengan menggunakan persamaan :

mẍ + cẋ + kx = 0

Rumus abc yang digunakan akan menjadi :

x1,2 = −b ±√b2−4 ac2a

, dimana : a = mẍ, b = cẋ, c = kx

Redaman kritis :

Cc = 2√km

Cc = 2√981 x0.5

Cc = 44.29 Ns/m

Maka persamaan x1 dan x2 adalah :

x1,2 = −b ±√b2−4 ac2a

x1,2 = −44.29 ±√44.292−(4 x 0.5 x981)

2 x 0.5

x1,2 = −44.29 ±√1961.6−1962

1

= −44.29± 0.63 i

Persamaan Imajiner jika a = -44.29 dan β = 0.63i

x(t) = eat (A sin βt + B cos βt)

x(t) = e−44.29 t (A sin 0.63t + B cos 0.63t)

Kondisi batas pada saat t = 0, dimana x = 3 cm,

A dan B Kondisi Batas :

x(t) = e−44.29 t (A sin 0.63t + B cos 0.63t)

x(0) = e0 (A sin 0 + B cos 0)

3 = 1 (0 + B)

Page 17: laporan praktikum

B = 3

Kondisi batas pada saat t = 0, dimana ẋ = 0,

d ẋdt

= e−44.29 t (A sin 0.63t + B cos 0.63t)

0 = -44.29e−44.29 t(A sin 0.63t + B cos 0.63t) + e−44.29 t(0.63A cos 0.63t – 0.63B sin 0.63t)

0 = -44.29e0(0 + B) + e0(0.63 A – 0)

0 = -44.29 B + 0.63 A

0 = -44.29 (3) + 0.63 A

0 = -132.87 + 0.63 A

0.63 A = 132.87

A = 210.905

Jadi, persamaan yang diperoleh adalah :

x(t) = e−44.29 t (A sin 0.63t + B cos 0.63t)

x(t) = e−44.29 t (210.905 sin 0.63t + 3 cos 0.63t)

Apabila amplitude awal untuk x1 = 100%, maka bila dalam pengujian jarak yang

ditentukan sejauh 3 cm, Amplitudo yang diperoleh adalah 100% x 3 = 3, dan untuk amplitude

setelah 4x siklus gerakan adalah x5 = 60% = 0.6

Berikut ini adalah gambar hasil pengujian get Aran pada pegas yang diberi beban

berbeda-beda. Dimana pengujian dilakukan sebanyak 5 kali.

Pengujian Tanpa Beban

Page 18: laporan praktikum

Jarak rata – rata dihitung dari puncak getaran hingga ke garis tengah adalah

Pengujian dengan Beban 0.5 kg

Page 19: laporan praktikum

Jarak rata – rata dihitung dari puncak getaran hingga ke garis tengah adalah

Sesuai teori logaritma, maka :

ln|x1x2| = δ

ln|x1x2| = δ

δ =

faktor redaman dicari dengan rumus : δ= 2 πζ

√1−ζ

ζ = δ

√(2 π )2+δ 2

ζ = δ

√(6.28)2+δ2 ζ =¿

Berikutnya adalah mencari konstanta dari redaman dengan rumus :

c = 2ζ √km

c = 2 x √km c =

Frekuensi Pribadi

Page 20: laporan praktikum

ωn=¿√ k

m¿

ωn=¿√ 9810.5

¿ = 44.29 rad/s

Frekuensi Sistem Saat Redaman Terpasang

ωd = ωn √1−ζ 2

Page 21: laporan praktikum

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Getaran adalah gerakan bolak balik suatu interval waktu tertentu.

Jenis getaran

1. Getaran Bebas terjadi jika system berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada

dalam system itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem

yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya,

yang merupakan sifat system dinamika yang dibentuk oleh distribusi masa dan

kekuatannya. Semua system yang memiliki masa dan elastisitas dapat

mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.

2. Getaran Paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika

rangsangan tersebiut berosilasi maka system dipaksa untuk bergetar pada

frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu

frekuensi natural system, maka akan didapat keadan resonansi dan osilasi besar

yang berbahaya mungkin terjadi.

Analisis Getaran

Getaran bebas tanpa peredam

Getaran bebas dengan redaman

Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, selama perambatannya

gelombang membawa energy.Pada gelombang, materi yang merambat memerlukan

medium, tetapi medium tidak ikut berpindah.

Page 22: laporan praktikum

Gelombang Mekanik

Gelombang mekanik merupakan gelombang yang membutuhkan medium untuk

berpindah tempat.

Gelombang mekanik terdiri dari dua jenis, yakni : gelombang transversal dan

longitudinal.

Gelombang Transversal adalah suatu gelombang dapat dapat dikelompokan

menjadi gelombang transversal jika partikel-partikel mediumnya bergetar

keatas dan kebawah dalam arah tegak lurus terhadap gerak gelombang.Contoh

gelombang transversal adalah gelombang tali.

Gelombang Longitudinal adalah Jika pada gelombang transversal arah getaran

medium tegak lurus arah rambatan, maka pada gelombang longitudinal, arah

getaran medium sejajar dengan arah rambat gelombang.

5.2 Saran

Apabila dalam penulisan laporan ini terdapat kesalahan baik dalam penulisan,

perhitungan maupun yang lain lain, kami selaku penyusun memohon maaf sebesar-

besarnya. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Page 23: laporan praktikum

DATAR PUSTAKA