laporan praktik kerja lapangan

53
Laporan Praktik Kerja Lapangan ANALISIS KUALITATIF METANOL PADA SAMPEL SPESIMEN MANUSIA HASIL OTOPSI DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA Oleh : Priyo Widi Atmojo 07307144003

Upload: priyowidiatm4372

Post on 24-Jun-2015

1.876 views

Category:

Documents


46 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Laporan Praktik Kerja Lapangan

ANALISIS KUALITATIF METANOL PADA SAMPEL SPESIMEN MANUSIA HASIL OTOPSI

DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA

Oleh :

Priyo Widi Atmojo

07307144003

PROGRAM STUDI KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010

Page 2: Laporan Praktik Kerja Lapangan

HALAMAN PENGESAHAN

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul :

“ANALISIS KUALITATIF METANOL PADA SAMPEL SPESIMEN MANUSIA HASIL OTOPSI DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN

YOGYAKARTA”

Telah dilaksanakan dan dinilai oleh Pembimbing PKL pada tanggal 8

Februari s.d 27 Februari 2010 dan dinyatakan lulus.

Dosen Pembimbing dan Pembimbing Lapangan PKL :

1. Sunarto,M.si, tanda tangan…………

2. Hari waluyo,SKM.,M.Sc,tanda tangan….

Yogyakarta, Oktober 2010

Ketua Prodi Kimia,

Jurdik Kimia

FMIPA UNY

(Endang Dwi Siswani,M.T)

NIP. 195411201987022001

Page 3: Laporan Praktik Kerja Lapangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Praktik Kerja Lapangan

(PKL) dapat berjalan lancar dan kami dapat menyelesaikan laporan PKL ini

tepat waktu.

Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban dari pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berlangsung selama 3 minggu,yakni

dimulai sejak tanggal 8 Februari sampai 27 Februari di Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta.

Selama pelaksanaan PKL dan Penyusunan laporan ini kami banyak

memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala

kerendahan hati, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak DR.Ariswan selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Dr.Suyanta selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Yogyakarta.

4. Ibu Endang Dwi Siswani, M.T. selaku Ketua Program Studi

Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Bapak Sunarto, M.Si selaku dosen pembimbing PKL yang telah

memberikan bimbingan dan semangat hingga terselesainya

laporan ini.

6. Bapak Drg.H.M. Taufiq A.K, M.Kes, selaku Kepala Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

7. Bapak Hari Waluyo, S.KM, M.Sc selaku pembimbing PKL Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

8. Bapak Sumadi, S.Si selaku pembimbing Lapangan Laboratorium

Kimia Lingkungan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

Page 4: Laporan Praktik Kerja Lapangan

9. Bapak Ahmad Johan Syah Rosyid selaku pembimbing Lapangan

Laboratorium Kimia Toksikologi Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta.

10. Ibu Nur’aini, AMd. Ak selaku pembimbing Lapangan

Laboratorium Kimia Makanan dan Minuman Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta.

11. Ibu Nur Listyarini, AMd. Ak selaku pembimbing Lapangan

Laboratorium Kimia Air Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta.

12. Bapak dan Ibu Laboran di Balai Laboratorium Kesehatan yang

sudah membantu mempersiapkan alat praktik.

13. Teman-teman PKL (Budi,Arie,Risqa,Ririt,Dita,dan Winda )

terima kasih sudah membantu dan teman-teman Kimia NR 2007

tanpa terkecuali, terima kasih atas kebersamaannya.

14. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan.

Penulis menyadari bahwa selama pelaksanaan praktik kerja lapangan

(PKL) dan penyusunan laporan PKL ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, kritik dan saran membangun dari semua pihak sangatlah

diharapkan.

Yogyakarta, Oktober 2010

Penulis,

Priyo Widi Atmojo

NIM. 07307144003

Page 5: Laporan Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………….

RINGKASAN ……………………………………………………….......

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………B. Identifikasi Masalah …………………………………………….C. Pembatasan Masalah…………………………………………….D. Rumusan Masalah ……………………………………………….E. Tujuan PKL ……………………………………………………...F. Manfaat PKL …………………………………………………….

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………

Kajian Pustaka

Kerangka Berfikir Teoritis

BAB III METODE PKL ………………………………………………...

Lokasi PKL

Rancangan PKL …………………………………………………………

Obyek PKL ……………………………………………………………..

Metode Pengumpulan Data …………………………………………….

Instrumen Praktikum …………………………………………………..

Teknik Analisis Data ……………………………………………………

Prosedur Kerja ………………………………………………………….

BAB IV HASIL PKL DAN PEMBAHASAN …………………………

Profil BLK ……………………………………………………………..

Penetapan Keberadaan Metanol …………………………………………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………...

Kesimpulan

Saran

Page 6: Laporan Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...

LAMPIRAN

RINGKASAN

ANALISIS KUALITATIF METANOL PADA SAMPEL SPESIMEN MANUSIA HASIL OTOPSI

DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA

Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) ini dilakukan untuk mengetahui

gambaran tentang profil Balai Laboratorium Kesehatan, menambah ilmu

pengetahuan dan pengalaman kerja sesuai dengan aspek bidang ilmu kimia,

mendapatkan keterampilan dalam menganalisis sampel dengan berbagai

metode.

Berdasarkan permasalahan diatas dalam penggumpulan data digunakan

beberapa metode yaitu: metode observasi, wawancara, praktik kerja, dan

literatur. Metode observasi yaitu pengamatan langsung baik pada instansi

BLK dan pengamatan berbagai sampel. Metode wawancara yaitu dengan

tanya jawab langsung dengan pembimbing lapangan, laboran dan karyawan

BLK. Metode praktik yaitu praktik langsung di laboratorium kimia

lingkungan dan kimia toksikologi.

Dari hasil observasi dan kerja praktik yang telah dilakukan di Balai

Laboratorium Kesehatan. Maka diperoleh tentang gambaran profil Balai

Laboratorium Kesehatan, mendapatkan wawasan dan keterampilan tentang

proses analisis sampel yaitu pengujian ada tidaknya metanol pada sampel

Page 7: Laporan Praktik Kerja Lapangan

spesimen manusia hasil otopsi dengan metode mikrodifusi dan metode asam

kromotropat.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata

kuliah program utama dalam kurikulum 2002. Mata kuliah dengan

bobot 2 sks ini harus ditempuh oleh setiap mahasiswa prodi non

kependidikan di FMIPA UNY untuk melengkapi prasyarat

mendapatkan gelar Sarjana Sains. Dengan adanya PKL diharapkan

mahasiswa mendapatkan pengalaman tentang cara membuat,

mengolah dan menganalisis bahan-bahan dalam industri kimia, serta

memberikan gambaran tentang penerapan ilmu kimia yang diperoleh

selama studi.

Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan di Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta yang dilaksanakan selama 3 minggu, tepatnya

pada tanggal 08 Februari s.d. 27 Februari 2010. Pelaksanaan PKL

perlu bekerja sama dengan industri-industri yang memenuhi syarat

dan relevan dengan program studi kimia, salah satunya yaitu Balai

Laboratorium Kesehatan Ngadinegaran Yogyakarta.

Page 8: Laporan Praktik Kerja Lapangan

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

……………………………………………………………………..

B. Identifikasi Masalah

1. Gambaran tentang profil Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta.

2. Pengujian sampel spesimen manusia hasil otopsi dengan

beberapa metode.

3. Jenis sampel spesimen manusia hasil otopsi yang

digunakan.

C. Pembatasan Masalah

1. Gambaran tentang profil Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta.

2. Pengujian sampel spesimen manusia hasil otopsi dengan

metode Reaksi Warna dan metode Mikrodifusi.

3. Sampel spesimen manusia hasil otopsi yang digunakan

di laboratorium adalah spesimen darah dan cairan isi

lambung.

D. Rumusan Masalah

Page 9: Laporan Praktik Kerja Lapangan

1. Bagaimana gambaran profil Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta ?

2. Bagaimana pengujian metanol pada sampel spesimen

manusia hasil otopsi ?

E. Tujuan PKL

1. Tujuan Umum

Praktik Kerja Lapangan bertujuan menambah wawasan ilmu

pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan langsung di industri

maupun di instansi milik pemerintah, yaitu di Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan program Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa

dapat :

a. Memperoleh gambaran tentang profil Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

b. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja

sesuai bidang ilmu kimia.

c. Mendapatkan wawasan tentang tata cara praktik di

laboratorium yang baik dan benar.

d. Mendapatkan keterampilan dalam mengoperasikan

instrument laboratorium, terutama di Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta.

e. Mengetahui cara pemeriksaan kualitas air, kualitas

makanan dan minuman, kandungan pestisida pada

makanan,toksikologi logam berat dalam spesimen

manusia, dan toksikologi obat dalam spesimen manusia.

F. Manfaat PKL

Page 10: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan baik untuk mahasiswa, lembaga pendidikan, dan instansi.

Manfaat tersebut adalah :

1. Bagi Mahasiswa

a. Memperoleh pengetahuan yang nyata tentang kondisi

suatu perusahaan atau industri, meliputi : segi

manajemen yang diterapkan, kondisi fisik perusahaan,

peralatan yang digunakan, kondisi para karyawan, dan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

b. Memperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk

meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang

analisis zat, sintesa zat, dan proses-proses kimia, sesuai

dengan program studi kimia.

c. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi sesuai dengan pekembangan industri.

d. Dapat membina hubungan dengan industri, sehingga

setelah lulus ada kemungkinan dapat bekerja pada

industri dimana ia ber-PKL.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

a.Terjalinnya hubungan baik antara Program Studi Kimia

khususnya dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Yogyakarta pada umumnya,

dengan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, sehingga

memungkinkan kerjasama ketenagakerjaan dan bentuk kerja

sama lainnya.

b. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas

pendidikan, sehingga selalu dapat mengikuti dengan

perkembangan dunia industri.

3. Bagi Instansi

Page 11: Laporan Praktik Kerja Lapangan

a.Memperoleh masukan-masukan baru dari lembaga

pendidikan, melalui mahasiswa yang sedang melaksanakan

PKL.

b. Dapat menjalin hubungan baik dengan

lembaga pendidikan, khususnya Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Metanol

Metanol adalah bentuk paling sederhana dari alkohol yang biasa

digunakan sebagai pelarut di industri dan sebagai bahan tambahan dari etanol

dalam proses denaturasi sehingga etanol menjadi toksik. Rumus kimia dari

Metanol adalah CH3OH dan dikenal dengan nama lain yaitu metil alkohol,

metal hidrat, metil karbinol, wood alkohol atau spiritus. Pada keadaan

atmosfer metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak

berwarna, mudah terbakar dan beracun dengan bau yang khas.

Dalam dunia industri metanol digunakan antara lain untuk :

Tekstil sintetik

Cat rumah

Perekat

Plastik daur ulang

Busa bantal

Page 12: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Bahan anti beku untuk radio aktif

Bahan baker, dll

Metanol merupakan senyawa kimia yang sangat beracun bila

dibandingkan dengan etanol. Metanol sering disalah gunakan sebagai bahan

pembuat minuman keras. Ia digunakan sebagai pengganti etanol karena

disamping harganya yang relatif lebih murah juga akibat ketidak pahaman

akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kedua zat tersebut, sehingga

banyak yang beranggaban bahwa sifat dan fungsi metanol adalah sama,

sehingga orang yang sudah kecanduan minuman keras dan kurang memiliki

dana untuk membeli minuman keras yang legal cenderung membuat atau

membeli minuman keras yang illegal yaitu minuman keras oplosan yang

dicampur dengan metanol.

Didalam tubuh metanol mudah teranbsorbsi dan dengan cepat akan

terdistribusi kedalam cairan tubuh. Keracunan Metanol dapat menimbulkan

gangguan kesadaran (inebriation). Metanol sendiri sebenarnya tidak

berbahaya, yang berbahaya adalah metabolitnya dan dapat menyebabkan

asidosis metabolic, kebutaan yang permanen serta kematian dapat terjadi

setelah periode laten selama 6 – 30 jam.

Dari berbagai kasus keracunan minuman keras yang terjadi pada

masyarakat terlihat dari hasil pemeriksaan sisa sample ataupun otopsi mayat

korban, ternyata selain etanol ditemukan metanol didalamnya dan korban

dinyatakan oleh dokter mengalami keracunan metanol.

Minuman keras atau yang dikenal dengan nama minuman beralkohol,

bahan dasar utamanya adalah etanol yang mempunyai batas kadar yang telah

ditetapkan oleh pemerintah 1% - 55 %, dan etanol yang ada dalam minuman

beralkohol tersebut bukan etanol yang dibuat atau digunakan untuk industri

tetapi etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung

karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa

destilasi dari buah dan biji bijian misalnya anggur, gandum, beras dll.,

sedangkan metanol dilarang untuk digunakan atau ditambahkan dalam

makanan atau minuman termasuk minuman keras. Dari informasi tersebut

Page 13: Laporan Praktik Kerja Lapangan

diatas mungkin dapat dipahami mengapa etanol merupakan bahan yang dapat

digunakan untuk minuman keras sedangkan metanol dilarang padahal kedua

zat tersebut diatas merupakan golongan alkohol.

2. Toksisitas Metanol

Dalam tubuh alkohol akan dibawa dan diserap oleh darah ke hati,

jantung, paru-paru kemudian kembali ke jantung dan beredar keseluruh

tubuh. Konsentrasi alkohol dalam beberapa cairan tubuh dan organ sebanding

dengan kandungan airnya (Departemen Kesehatan Direktorat Laboratorium

Kesehatan, 2001 : 8).

Proses di dalam tubuh metanol akan dimetabolisme di lever oleh enzim

Alkohol Dehidrogenase (DHA) menjadi formaldehide dan selanjutnya oleh

enzim Formaldehide dehidrogenase (FDH) diubah menjadi asam format,

Kedua hasil metabolisme tersebut merupakan zat beracun bagi tubuh

terutama asam format.

Pada kasus keracunan metanol, formaldehida tidak pernah terdeteksi

dalam cairan tubuh korban karena formaldehida yang terbentuk sangat cepat

diubah menjadi asam format (waktu paruh 1-2 menit) dan selanjutnya

diperlukan waktu yang cukup lama (kurang lebih 20 jam) oleh enzim 10-

formyl tetrahydrofolate synthetase (F-THF-S) untuk mengoksidasi asam

format menjadi senyawa Karbon dioksida dan air, sehingga ditemukan

adanya korelasi antara konsentrasi asam format dalam cairan tubuh dengan

kasus keracunan metanol.Berat ringannya gejala akibat keracunan metanol

tergantung dari besarnya kadar metanol yang tertelan. Dosis toksik minimum

(kadar keracunan minimal) metanol lebih kurang 100 mg / kg dan dosis fatal

keracunan metanol diperkirakan 20 – 240 ml (20 – 150 g).

Penyerapan di usus halus (terutama duodenum) lebih cepat dibanding

melalui dinding perut. Makanan berlemak dan karbohidrat diketahui

memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga menghambat

penyerapan alkohol. Buah-buahan dan sayur-sayuran diketahui mempercepat

laju pengosongan lambung sehingga menghambat penyerapan alkohol.

Page 14: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Kecepatan penyerapan alkohol bervariasi pada setiap orang, umumnya

konsentrasi maksimal dalam darah dicapai ½ jam -1 jam setelah minum dan

tergantung pada konsentrasi alkohol yang diingesti, yang paling cepat 20%

v/v. Konsentrasi alkohol yang tinggi dapat menyebabkan pylorospasm

(spasme otot lambung) dan pada saat yang sama menghasilkan gerakan

peristaltik lambung (Departemen Kesehatan Direktorat Laboratorium

Kesehatan, 2001 : 8).

Alkohol terdeteksi di dalam darah, urin, dan nafas seseorang yang baru

mengkonsumsi alkohol. Kandungan alkohol pada alveoli paru-paru bisa

digunakan untuk menggambarkan tingkat kandungan alkohol di dalam darah

dengan menggunakan faktor konversi 1 : 2250.

Sekitar 90%-98% alkohol yang dikonsumsi/diingesti akan

dimetabolisme oleh sistem enzim hati menjadi bentuk karbondioksida dan air.

Sebanyak 2%-8% diekskresikan melalui paru-paru, urin,saliva, air mata, dan

pernafasan.

Alkohol juga diketahui dapat diekskresikan melalui air susu.

Metabolisme alkohol di dalam hati adalah sebagai berikut :

1) Alkohol diubah menjadi acetaldehid oleh enzim alkohol

dehidrogenase.

2) Acetaldehid diubah menjadi acetat oleh acetaldehid

dehidrogenase.

3) Acetat dikombinasikan dengan koenzim A menghasilkan

acetylkoenzim A.

4) Acetyl koenzim A memasuki siklus krebs menghasilkan formasi

berupa air, karbondioksida, dan energi.

Ketika alkohol diserap ke dalam aliran darah, maka eliminasi alkohol

akan segera terjadi melaui proses ekskresi dan metabolisme. Konsentrasi

maksimum alkohol alkohol dalam darah tergantung dari beberapa faktor

antara lain :

1) Dosis total

Page 15: Laporan Praktik Kerja Lapangan

2) Kekuatan larutan

3) Jarak waktu setelah mengkonsumsi

4) Jarak waktu antara makan dan minum

5) Jenis makanan yang dimakan

6) Berat badan

7) Kesehatan individual

8) Tingkat metabolisme dan ekskresi

Proses eliminasi mengikuti zero order kinetics, artinya laju eliminasi

berbanding lurus dan tidak bergantung pada jumlah alkohol di dalam tubuh

(Departemen Kesehatan Direktorat Laboratorium Kesehatan, 2001 : 9).

Akan tetapi, ketika kadar maksimum alkohol di dalam darah tercapai,

maka laju/nilai pengurangan (peminiman) dari tingkat tersebut harus konstan.

Walaupun nilai/laju eliminasi berbeda-beda pada setiap individual, nilai rata-

rata eliminasi tergantung pada kebiasaan “minum” dari individu yang

bersangkutan disajikan Tabel 1 (Departemen Kesehatan Direktorat

Laboratorium Kesehatan, 2001 :9).

Tabel 1. Laju angka eliminasi terhadap kebiasaan “minum” tiap

individu

Kebiasaan minum

Tiap individual

Angka eliminasi

(nilai penurunan kadar alkohol di dalam

darah)

Bukan peminum 12 mg % / jam

Peminum biasa 15 mg % / jam

Peminum berat 20 mg % / jam

Page 16: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Gejala gejala apa yang dapat terlihat pada kasus keracunam

metanol

Pada awalnya akan terjadi ganguan pada saluran cerna dengan gejala- gejala :

sakit perut, mual dan muntah-muntah dan selanjutnya terjadi depresi susunan

syaraf pusat dan akan terlihat gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala

keracunan alkohol (etanol) : sakit kepala, pusing, sakit otot, lemah,

kehilangan kesadaran dan kejang-kejang ini berlangsung selama 12 – 24 jam.

Pada tahap selanjutnya jika korban tidak segera mendapat pertolongan yang

tepat akan terjadi :

1. Kerusakan syaraf optik dengan gejala-gejala : dilatasi pupil, penglihatan

menjadi kabur dan akhirnya kebutaan yang permanen

2. Metabolisme acidosis dengan gejala-gejala : mual, muntah, pernafasan

menjadi lebih dalam dan lebih cepat, tekanan darah menurun, syok

kemudian koma dan akhirnya meninggal

Keracunan metanol terjadi tidak hanya melalui mulut, dapat juga terjadi bila :

1. Terhirup / inhalasi dengan gejala-gejala : iritasi selaput lendir, sakit

kepala, telinga berdengung, pusing, sukar tidur, bola mata bergerak bolak

balik, pelebaran bola mata / dilatasi pupil, penglihatan kabur, mual,

muntah, kolik dan sulit buang air besar.

2. Terkena kulit menyebabkan kulit menjadi kering, gatal-gatal dan iritasi.

3. Terkena mata dapat menyebabkan iritasi dan gangguan penglihatan.

3. Uji Metanol dengan Metode Mirodifusi

Penetapan adanya metanol demgan metode mikrodifusi adalah

berdasarkan reaksi antara metanol dalam spesimen yang akan menguap dan

bereaksi dengan kalium bikromat dalam suasana asam sehingga terjadi

perubahan warna. Jika terdapat metanol, warna kalium bikromat akan

berubah dari kuning menjadi hijau selanjutnya menjadi biru.

4. Uji Metanol dengan Metode Asam kromotropat

Page 17: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Penetapan adanya metanol dengan metode asam kromotropat adalah

berdasarkan reaksi oksidasi metanol dalam spesimen dengan kalium bikromat

dalam suasana asam. Timbulnya suatu lapisan pada dasar tabung dan lapisan

pemisah berwarna ungu menunjukkan adanya metanol.

B. Kerangka Berfikir Teoritis

Page 18: Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB III

METODE PKL

A. Lokasi PKL

Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah Laboratorium Kimia Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (BLK Yogyakarta ).

Identitas Kantor :

1. Nama dan Status

a. Nama : Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

b. Status : Balai Laboratorium Kesehatan yang merupakan Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di lingkungan Pemda

Propinsi DIY yang menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan

laboratorium kesehatan, berada dibawah, dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY.

Page 19: Laporan Praktik Kerja Lapangan

2. Lokasi

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta beralamat di Ngadinegaran

MJ III/62 Yogyakarta 554143 Telp. (0274) 378187 Fax. (0274) 381582

e-mail : [email protected]

B. Rancangan PKL

1. Waktu Pelaksanaan PKl

PKL ini dilaksanakan selama 3 minggu yaitu dari tanggal 08

Februari sampai dengan 27 Februari 2010.

2. Pelaksanaan PKL

Pada minggu pertama dilaksanakan observasi dan wawancara untuk

mengetahui profil BLK Yogyakarta. Untuk minggu pertama, kedua,

dan ketiga dilakukan praktik kerja dan studi literatur. Praktik kerja ini

dilakukan dengan cara praktik langsung di laboratorium kimia

lingkungan, laboratorium makanan minuman, dan laboratorium

toksikologi. Pada minggu ketiga melakukan praktik di laboratorium

toksikologi untuk menguji ada tidaknya metanol pada sampel

spesimen manusia hasil otopsi dan dilakukan penyusunan dan

penyempurnaan laporan.

C. Objek PKL

Objek dari praktik kerja lapangan ini berupa : sampel spesimen manusia hasil

otopsi yaitu : spesimen darah manusia dan spesimen cairan lambung manusia.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik penggumpulan data yang dilakukan pada Praktik Kerja Lapangan ini

adalah sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Page 20: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Praktikan secara langsung mengamati proses pengujian analisa

kualitatif metanol pada spesimen manusia hasil otopsi.

b. Metode Praktik Kerja

Praktikan mendapatkan pengetahuan dan dapat mengumpulkan data

dengan cara melakukan kerja praktik di laboratorium. Kegiatan

praktik yang dilakukan adalah pengujian analisa kualitatif metanol

pada spesimen manusia hasil otopsi.

c. Metode Wawancara

Pada metode ini praktikan dalam mengumpulkan data dengan cara

menanyakan secara langsung kepada tenaga ahli, laboran dan atau

karyawan.

d. Metode Literatur

Metode literatur ialah metode studi pustaka yang berkaitan

dengan masalah PKL untuk memperoleh bahan atau data dari sumber

tertulis sebagai dasar atau acuan teori dalam pelaksanakan dan

pembuatan laporan PKL, sebagai pembanding antara praktik kerja di

lapangan dengan teori yang dipelajari. Sumber referensi yang

didapatkan dari perpustakaan Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta, perpustakaan Jurdik Kimia UNY, dan media internet.

E. Instrumen Praktikum

Alat-alat yang dipakai dalam praktik kerja lapangan di laboratorium kimia

toksikologi meliputi :

1. Tabung reaksi

Page 21: Laporan Praktik Kerja Lapangan

2. Pipet tetes

3. Cawan conway

4. Pipet takar 10 ml

5. Pipet takar 5 ml

6. Spatula

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada pengujian sebagai sampel diantaranya :

1. Penetapan keberadaan metanol secara kualitatif dengan :

a. Metode Mikrodifusi

Di dalam tempat yang kedap, alkohol (metanol) dalam spesimen

akan menguap dan bereaksi dengan kalium bikromat dalam

suasana asam sehingga terjadi perubahan warna. Jika terdapat

metanol, warna kalium bikromat akan berubah dari kuning

menjadi hijau selanjutnya menjadi biru.

b. Metode Asam kromotropat

Terbentuknya warna hijau hasil dari oksidasi antara metanol

dengan kalium bikromat dalam suasana asam. Timbulnya suatu

lapisan pada dasar tabung dan lapisan pemisah berwarna ungu

menunjukkan adanya metanol.

G. Prosedur Kerja

1. Uji Metanol dengan Metode Mikrodifusi :

Page 22: Laporan Praktik Kerja Lapangan

2. Uji Metanol dengan Metode Asam Kromotropat :

Menempatkan spesimen di bagian tepi cawan sampai tertutup dasarnya

Menambahkan beberapa ml kalium bikromat di sekitar tempat spesimen tersebut

Menutup rapat cawan tersebut dan menginkubasi pada suhu 37° selama 1 jam

Apabila terdapat Metanol maka warna kalium bikromat akan berubah dari kuning menjadi hijau selanjutnya menjadi biru

Memasukkan 1 ml sampel spesimen cairan lambung ke dalam tabung reaksi

Menambahkan beberapa ml H2SO4 pekat sehingga timbul suatu lapisan pada dasar tabung

Page 23: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Menambahkan 1 tetes K2Cr2O7 2.5 % dalam H2SO4

50 %

Membiarkan pada suhu kamar selama 5 menit

Menambahkan 1 tetes etanol

Menambahkan beberapa mg asam kromotropat

Apabila terdapat metanol maka akan terbentuk warna ungu pada lapisan pemisah menunjukkan adanya metanol

Page 24: Laporan Praktik Kerja Lapangan
Page 25: Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB IV

HASIL PKL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta adalah instansi pelayanan

kesehatan milik Pemerintah Daerah Provinsi DIY berdiri sejak tanggal 25

Januari 1950 merupakan laboratorium Type A. Sejak berlakunya otonomi

daerah Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta yang sebelumnya

merupakan UPT Departemen Kesehatan diserahkan kepada Pemerintah

Daerah Provinsi DIY merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan di

lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi DIY.

1. Sejarah Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta merupakan Unit Pelayanan

Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Provinsi Daerah milik

Pemerintah Daerah Provinsi DIY.

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berdiri sejak tanggal 25

Januari 1950. Pada awalnya, laboratorium ini merupakan Laboratorium

Assaineering DIY yang berada dibawah Fakultas Teknik Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 25 Januari 1950

laboratorium ini menerima gabungan dari bagian Kimia Laboratorium

Pusat Klaten dan disebut Laboratorium Umum atau Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta (SK Kem.Kes. Nomor : 126/Secr.Dj./64 tanggal

25 Janurari 1950), beralamat di Jl.Polowijan, Ngasem, Yogyakarta.

Bagian yang dimiliki adalah Kimia (termasuk Hortus Medicus di

Tawangmangu), bakteriologi, Serologi dan Kesehatan Teknik serta

dipimpin oleh Prof. Dr. Sardjito.

Pada tanggal 1 Januari 1952 nama Laboratorium diubah menjadi

Laboratorium Kesehatan Daerah Yogyakarta (Labkesda) dengan wilayah

kerja meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian

Page 26: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Selatan. Pemimpin laboratorium pertama kali adalah M. Soepadi

Sastrodarsono dengan supervisor Prof. Dr. Sardjito. Pada bulan Agustus

1952, bagian Kimia, Bakteriologi, dan Serologi pindah menempati lokasi

di Jl. Malioboro 16 Yogyakarta. Sedangkan bagian Kesehatan Teknik

bergabung dengan Laboratorium Ilmu Kesehatan Teknik Bandung pada

tanggal 1 Juli 1953.

Sejak 1 Maret 1960, Laboratorium Kesehatan Daerah menempati bekas

Dalem Ngadinegaran MD.VII/48 Yogyakarta atau sekarang

Ngadinegaran MJ.III/62 Yogyakarta bersama dengan Sekolah Penjenang

Kesehatan Tingakat F (SPKF). Bulan Juni 1974 Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta ditetapkan sebagai nama dari Laboratorium Kesehatan

Daerah.

Berdasarkan SK Men.Kes.RI Nomor : 142/Menkes/SK/IV/1978, pada

tanggal 28 April 1978 Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berubah

menjadi Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (BLK Yogyakarta).

Sesuai Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Provinsi sebagai Daerah Otonomi, maka

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis

(UPT), yang dikelola oleh Pusat melalui Kantor Wilayah Departemen

Kesehatan Provinsi DIY, diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DIY.

Saat ini, Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta adalah Balai

Laboratorium Kesehatan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) di lingkungan Pemda Propinsi DIY yang menyelenggarakan

pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan, berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY.

2. Visi, Misi dan Tujuan Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

a. Visi

Page 27: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sebagai pusat pelayanan

laboratorium dan laboratorium rujukan berkualitas mendukung

terbentuknya masyarakat sehat.

b. Misi

1. Memberikan pelayanan secara profesional,

terjangkau semua lapisan masyarakat

2. Menerapkan sistem mutu laboratorium

3. Berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat

4. Berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia

di bidang kesehatan

5. Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi

c. Tujuan

1. Meningkatkan kualitas pelayanan

pemeriksaan laboratorium sehingga dapat memberikan

pelayanan yang tepat, cepat, akurat dapat menunjang ketepatan

diagnosa dan dapat memberikan kepuasan pelanggan

2. Meningkatkan cakupan dan jangkauan

pelayanan sehingga mudah diterima oleh masyarakat, terjangkau

dan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat

3. Meningkatkan kesehatan masyarakat

4. Meningkatkan kualitas cakupan

pembinaan sehingga dapat memberikan pembinaan secara

profesional serta meningkatkan SDM tenaga kesehatan yang

berkualitas

5. Meningkatkan penelitian yang didukung

Sumber Daya Manusia (SDM) profesional dan berpengalaman

3. Fungsi dan Tugas Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

Balai Laboratorium Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

pelayanan meliputi Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan

Masyarakat.

Page 28: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Sesuai Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 160

Tahun 2002 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Dinas Kesehatan Provinsi DIY, maka Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta mempunyai Fungsi dan Tugas, sebagai berikut:

a. Fungsi :

Balai Laboratorium Kesehatan mempunyai fungsi sebagai unsur

pelaksana operasional sebagian kewenangan dinas dalam bidang

pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat melalui kegiatan

pemeriksaan laboratorium dan kegiatan rujukan.

b. Tugas:

a. Penyusunan program Balai.

b. Pelaksanaan kegiatan rujukan.

c. Pengelolaan sarana dan prasarana Balai.

d. Pelayanan pemeriksaan klinis, medis dan penunjang medis.

e. Pelayanan pengujian kesehatan masyarakat.

f. Pelayanan pengujian higiene sanitasi.

g. Penyelenggaraan pembinaan laboratorium kesehatan.

h. Penyelenggaraan kerjasama pendidikan dan pelatihan teknis

laboratorium.

i. Pelayanan konsultasi bidang kesehatan yang berkaitan

dengan hasil pengujian laboratorium.

j. Pelaksanaan pemasaran produk Balai.

k. Penyediaan media dan reagnesia untuk pengujian

laboratorium.

l. Pelayanan sertifikasi tenaga analis kesehatan.

m. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan.

4. Kegiatan Di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta

Kegiatan di BLK Yogyakarta pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu

kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan dan kegiatan pengembangan

program dan mutu laboratorium kesehatan.

Page 29: Laporan Praktik Kerja Lapangan

I. Kegiatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan

Kegiatan ini meliputi kegiatan di bagian mikrobiologi dan imunologi,

patologi klinik, kimia kesehatan, toksikologi dan forensik serta media

reagnesia dan hewan percobaan. Sampel berasal dari masyarakat umum,

rujukan rumah sakit pemerintah maupun swasta, rujukan laboratorium swasta

lainnya serta dari institusi pemerintah maupun swasta.

A. Bidang Mikrobiologi dan Imunologi

1. Bakteriologi

Pemeriksaan di bidang mikrobiologi meliputi pemeriksaan mikroskopis,

GO, BTA, filaria, leptospira dan bakteri lain dengan pengecatan gram.Selain

itu juga dilakukan pemeriksaan kultur dan resistensi urine, feses, darah, gaal

kultur, pus, sputum, Go, BTA, sekret vagina, swab tenggorok, sekret uretra,

cairan pelura, cairan cerebrospinal, dll

Pemeriksaan infeksi nosokomial rumah sakit dapat dilakukan dengan

pemeriksaan angka kuman dan identifikasi bakteri. Sedangkan pada

keracunan makanan, dapat dilakukan pemeriksaan bakteri dari bahan

makanan/minuman, muntahan, darah, tinja, dan air bersih.

2. Parasitologi

Pemeriksaan di bidang parasitologi meliputi identifikasi parasit dari

preparat direk (amuba, cacing, plasmodium malaria, trikomonas, jamur, dll)

3. Imunologi

Pemeriksaan di bidang imunologi antara lain adalah pemeriksaan panel

Hepatitis B (HBsAg,anti HBs,dll), Hepatitis A (IgM anti HAV), Hepatitis C

(anti HCV). Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan panel TORCH dan STD

(Sexual Transmitted Diseases) yaitu anti HIV, VDRL dan TPHA.

Pemeriksaan rematik dan protein spesifik lainnya (ASTO,RF, CRP) secara

kualitatif dan semi kuantitatif. Pemeriksaan infeksi lain, meliputi Widal,

Dengue (HI), Leptospira, Pes. Pemeriksaan Hormon antara lain T3, T4, h-

TSH, fT3,fT4 dan Pemeriksaan kehamilan.

B. Bidang Patologi Klinik

Page 30: Laporan Praktik Kerja Lapangan

1. Hematologi

Pemeriksaan hematologi meliputi hematologi lengkap, morfologi sel-sel

darah, pemeriksaan fungsi koagulasi dan hemostatis, pemeriksaan golongan

darah ABO dan Rhesus.

2. Kimia Klinik

Pemeriksaan fungsi ginjal meliputi BUN, kreatinin dan SGPT, Alkali

Phosphatase, Billirubin total dan direk, protein, albumin dan globulin, serta

Cholinesterase. Pemeriksaan fungsi jantung meliputi Cholesterol total,

Trigliserida, HDL Cholesterol, LDL Cholesterol dll. Pemeriksaan elektrolit

meliputi Natrium, Kalium, Chlorida Calsium, Magnesium. Selain itu juga

dilengkapi pemeriksaan Urinalisa lengkap, analisa sperma dan analisa batu

saluran kemih.

C. Bidang Kimia Kesehatan

1. Kimia Lingkungan

Pemeriksaan kimia terhadap kualitas air minum,air bersih, air kolam

renang, air limbah, air laut, air pemandian umum, dll. Pemeriksaan kualitas

makanan dan minuman. Pemeriksaan kandungan kimia tertentu seperti

formalin dan pewarna tekstil dalam makanan dan minuman. Pemeriksaan

kandungan pestisida pada makanan. Pemeriksaan logam berat dalam

makanan atau minuman.

D. Bidang Toksikologi dan Forensik

1. Toksikologi

a. Pemeriksaan Toksikologi logam berat dalam spesimen

manusia.

b. Pemeriksaan keracunan pestisida.

c. Toksikologi obat dalam spesimen manusia meliputi :

- Narkotika

- Alkohol

- Psikotropika

- Zat adiktif lainnya.

Page 31: Laporan Praktik Kerja Lapangan

2. Forensik

Memeriksa sampel dari hasil otopsi untuk mengetahui

penyebab kematian pasien bekerjasama dengan kepolisian dan

RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta.

E. Bidang Media dan Reagnesia

Untuk mendukung kebutuhan media dan reagnesia Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta memiliki Seksi Media dan Reagnesia dengan kegiatan

:

- Membuat media dan reagnesia yang rutin digunakan untuk kebutuhan

pemeriksaan seksi Mikrobiologi dan Seksi lainnya.

- Melaksanakan uji coba laboratorium dengan menggunakan hewan

percobaan.

- Pembuatan Cat Ziehl Neelsen dalam rangka pelayanan program TB di

puskesmas.

- Melaksanakan pencucian dan sterilisasi alat-alat gelas/glassware

untuk keperluan rutin.

- Membuat media dan reagnesia yang dibutuhkan oleh instansi

pemerintah maupun swasta.

II. Kegiatan Pengembangan Program dan Mutu

Laboratorium Kesehatan

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Balai Laboratorium berkewajiban

untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan laboratorium baik dalam BLK

sendiri maupun laboratorium lainnya terutama laboratorium di tingkat

puskesmas. Selain itu melayani dan memfasilitasi penelitian-penelitian juga

menjalin kerjasama baik dari individu, instansi pemerintah maupun swasta

dalam bidang penelitian, pendidikan serta pengujian.

Dalam upaya untuk memberikan pelayanan pemeriksaan laboratorium

yang berkualitas sesuai kebutuhan masyarakat dan berorientasi pada kepuasan

pelanggan, maka Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sejak tahun 2005

telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK)

berdasarkan SK Menkes No.943 tahun 2002 dan mendapatkan status

Page 32: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Akreditasi Penuh sesuai SK Dinas Kesehatan Propinsi DIY tanggal 14

Januari 2006 No.445/0299/IV.2

Saat ini Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta sudah terakreditasi

Komite Akreditasi Nasional sesuai standard ISO 17025 tahun 2005.

A. Bidang Perbekalan, Reagen, dan Peralatan Laboratorium

Tugas dan tanggungjawab bidang ini meliputi pelaksanaan kalibrasi

alat-alat laboratorium yang rutin dilakukan setiap tahun bekerjasama dengan

lembaga kalibrasi yang sudah terakreditasi, Inventarisasi alat-alat

laboratorium yang dimiliki baik alat yang masih layak pakai maupun alat

laboratorium yang sudah tidak terpakai lagi. Selain itu juga merencanakan

kebutuhan reagen dan media untuk kegiatan pelayanan laboratorium serta

penyiapan hewan percobaan untuk pemeriksaan khusus lainnya.

B. Pengembangan Program

Beberapa kegiatan di BLK Yogyakarta, beberapa diantaranya

merupakan program unggulan saat ini yaitu :

1. Satu-satunya Laboratorium Kesehatan di Indonesia yang mampu

membuat antigen F1 untuk pemeriksaan Serologi Pes yang hasilnya

setara dengan produk dari Ford Collins Amerika Serikat.

2. Memelihara 302 jenis strain kuman yang bermanfaat untuk

penelitian/pendidikan dan pelaksanaan Program Pemantapan Mutu

Eksternal Mikrobiologi.

3. Pemeriksaan isolasi virus campak untuk wilayah DIY dan Jawa

Tengah.

4. Sebagai laboratorium rujukan pemeriksaan NAPZA.

Pengembangan program yang akan dilakukan adalah pemeriksaan

resistensi BTA, pemeriksaan biomolekuler dengan metode PCR seperti

pemeriksaan HCV dan BTA, uji potensi dan aktivitas antibiotika.

Pengembangan program ini disamping untuk pelayanan juga dalam rangka

mendukung penelitian yang diadakan di BLK Yogyakarta baik oleh institusi

pemerintah maupun swasta serta perorangan.

C. Pendidikan dan Latihan serta Penelitian

Page 33: Laporan Praktik Kerja Lapangan

Kegiatan dalam bidang ini adalah melakukan pendidikan dan pelatihan

baik untuk pegawai maupun untuk karyawan instansi lain. Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta juga melayani penelitian lain baik oleh

perorangan, mahasiswa S1 dan S2, institusi pemerintah maupun swasta.

Penelitian yang dilakukan dalam bidang patologi klinik, imunologi dan

mikrobiologi,dan kimia kesehatan.

D. Mutu dan Promosi

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta merupakan salah satu

laboratorium yang ditunjuk untuk menyelenggarakan program Pemantapan

Mutu Eksternal (PME)/Uji Profisiensi baik tingkat nasional maupun regional

dengan rincian sebagai berikut :

a. Tingkat Nasional :

PME Mikrobiologi bidang Isolasi dan identifikasi kuman dengan

peserta BLK seluruh Indonesia dan laboratorium RS swasta maupun

pemerintah.

b. Tingkat Regional :

PME kimia klinik dengan parameter kadar gula, cholesterol, SGOT,

total protein dan bilirubin dengan peserta RS pemerintah dan swasta di

wilayah Prov. DIY dan Jawa Tengah.

c. Tingkat Propinsi :

PME Mikrobiologi bidang mikroskopik BTA, Malaria dan Telur

Cacing serta PME Urinalisa dengan peserta laboratorium Puskesmas,

RSUD, dan RS swasta di Wilayah Provinsi DIY.

Kebijakan mutu yang dilaksanakan antara lain adalah komitmen penuh

untuk menerapkan sistem mutu secara profesional dalam rangka memberikan

kepuasan kepada costumer dengan mengacu kepada standar nasional dan

internasional dengan disertai perbaikan terus menerus.

Untuk lebih mengenalkan Balai Laboratorium Keshatan Yogyakarta

kepada masyarakat, maka kegiatan promosi dilakukan baik melalui media

elektronik, media cetak maupun pameran serta penggalangan kerjasama

dengan berbagai pihak.

Page 34: Laporan Praktik Kerja Lapangan

B. Penetapan Keberadaan Metanol Pada Spesimen Manusia Hasil

Otopsi

Page 35: Laporan Praktik Kerja Lapangan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 36: Laporan Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR PUSTAKA

Page 37: Laporan Praktik Kerja Lapangan

LAMPIRAN

Dokumentasi PKL

Daftar Kegiatan PKL

Surat-surat PKL

Page 38: Laporan Praktik Kerja Lapangan

DOKUMENTASI

KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA