laporan praktek pembelajaran seni rupa untuk aud
DESCRIPTION
Laporan Praktek Seni Rupa AUDTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan motorik anak. Kegiatan menempel sering disebut dengan kolase. Di Taman
Kanak-kanak, istilah kolase sudah sering didengar dan dipraktekkan. Kegiatan ini menjadi
sangat menarik bagi anak karena berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan benda pada
bidang yang sesuai dengan yang didemonstrasikan ataupun sesuai dengan keinginan anak.
Selain itu, kegiatan kolase ini menjadi menarik bagi anak karena keragaman bahan-bahan
yang digunakan untuk kemudian ditempelkan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari
kegiatan ini, diantaranya adalah melatih kemampuan motorik anak, meningkatkan daya
imajinasi dan kemampuan seni anak. Kegiatan seni menjadi sangat penting bagi anak karena
dalam implementasinya anak diajarkan untuk memanfaatkan benda-benda di sekitarnya
menjadi sesuatu yang indah dan dapat dimanfaatkan.
Kolase sudah sangat lazim dan dikenal oleh berbagai lembaga PAUD. Namun dalam
implementasinya masih banyak yang menggunakan tehnik dua dimensi yang mana karya
yang dihasilkan hanya dapat dilihat dari dua sudut saja. Lalu bagaimana kolase dengan tehnik
3D pada pembelajaran anak usia dini ? Dalam makalah ini saya akan menjelaskan salah satu
karya kolase 3D yang diimplementasikan di TK Melati, Pasteur. Mengenai pengertian,
tehnik, manfaat, bahan dan alat selebihnya akan saya jelaskan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kolase ?
2. Apa saja unsur dan prinsip dalam rancangan pembuatan kolase ?
3. Bagimana tehnik pembuatan kolase ?
4. Apa saja manfaat kegiatan pembelajaran kolase di taman Kanak-kanak ?
5. Bagaimana implementasi pembelajaran kolase di TK Melati ?
C. Tujuan
Pembelajaran Kolase pada anak usia dini ditujukan untuk melatih koordinasi tangan
dan mata (Motorik Halus) dan daya imajinasi anak akan suatu benda sehingga diharapkan
anak dapat memadukan bahan-bahan yang sudah tersedia menjadi sebuah karya baruyang
memiliki nilai manfaat.
D. Metode Penulisan
1
Metode yang penulis gunakan dalam menyelesaikan makalah ini adalah sesuai dengan
kajian pustaka, yang mana isi dari makalah ini diambil dari berbagai referensi seperti buku,
internet, dsb. Pendekatan dengan metode studi pustaka ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang jelas mengenai referensi-referensi yang penulis gunakan dalam
menyelesaikan makalah ini. Referensi yang diambil berasal dari berbagai sumber terpercaya
yang dapat dipertanggungjawabkan.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri atas tiga bab. Bab pertama berisi mengenai pendahuluan yang
terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode dan sistematika
penulisan makalah. Bab 2 berisi tentang kajian teori yang terkait dengan kolase seperti :
pengertian, unsure dan prinsip dalam merancang kolase, fungsi serta implementasi
pembelajaran yang dilaksanakan di Kelompok B TK Melati, Pasteur. Yang terakhir bab 3
adalah penutup yang berisi mengenai kesimpulan atas pembahasan dari makalah ini, diagram
penilaian serta rekomendasi dan saran yang saya berikan untuk pihak sekolah
2
BAB II
A. Kajian Pustaka / Teori
1. Pengertian Kolase
Secara umum kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai
bahan, yang ditempelkan pada permukaan gambar ( Muiz, 2008 ). Dari definisi
tersebut dapat diartikan bahwa kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang
menggunakan bahan yang bermacam-macam. Bahan-bahan tersebut dapat dipadukan
dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menjadi satu kesatuan yang utuh
menjadi suatu karya. Karya kolase sudah banyak kita temukan di lingkungan sekitar
kita, bahkan bagi orang dewasa karya kolase yang baik dapat dijadikan sebagai lahan
bisnis dan dapat menghasilkan nilai jual yang tinggi.
2. Unsur-unsur Kolase
Sebagai karya seni rupa, kolase memiliki susunan unsur-unsur dasar visual .
Berbagai unsur rupa yang berbeda karakteristik dipadukan dalam suatu komposisi
untuk mengekspresikan gagasan artistic atau karya tertentu. unsur-unsur rupa yang
terdapat pada kolase adalah sebagai berikut ( Syakir, 2013 ) :
a) Titik dan bintik.
Titik adalah unsure rupa terkecil yang tidak memiliki ukuran panjang
dan lebar. Sedangkan bintik adalah titik yang lebih besar.Dalam kolase unsur
titik dan bintik ini adalah bahan-bahan yang digunakan dalam karya kolase
seperti : biji-bijian, kerikil kecil, potongan kertas, dsb.
b) Garis.
Garis merupakan perpanjangan dari titik yang hampir tidak memiliki
lebar. Ditinjau dari jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, garis
lengkung, garis putus-putus dan garis spiral. Unsur garis pada kolase dapat
diwujudkan dengan benda seperti kawat, korek api, dsb. Garis dapat pula
terbentuk dari batasan-batasan warna pada karya.
c) Bidang
Bidang adalah area yang merupakan unsure rupa yang terjadi karena
pertemuan beberapa garis dan memiliki panjang dan lebar. Bidang dapat
dibedakan menjadi bidang horizontal, vertical dan diagonal. Dapat dibedakan
3
pula menjadi bidang geometris dan non-geometris. Aplikasi bidang pada
kolase juga dapat berupa bidang dua dimensi ataupun bidang tiga dimensi.
d) Warna
Warna merupakan unsure rupa yang terpenting dan salah satu wujud
keindahan yang dapat diserap oleh indera penglihatan. Warna dapat dibedakan
menjadi warna tersier, sekunder, dan primer. Unsur warna pada kolase sudah
dimiliki oleh bahan-bahan yang digunakan itu sendiri seperti pita, renda,
kertas warna, kain, dsb.
e) Bentuk
Bentuk dapat diartikan bangun dan wujud. Bentuk dalam pengertian
dua dimensi akan berupa gambar yang tidak bervolume. Sedangkan dalam tiga
dimensi memiliki ruang dan volume.
f) Gelap-Terang
Dalam membuat karya kolase, kesan gelap-terang sangatlah penting
untuk memberikan kesan kontras, kesan ruang, kesan jauh-dekat, dan kesan
volume atau gempal.
g) Tekstur
Tekstur merupakan nilai, sifat atau karakter dari permukaan suatu
benda. Seperti halus, kasar, lembut, lunak keras dan sebagainya.
3. Prinsip rancangan
Beberapa prinsip rancangan yang dapat diterapkan pada kolase adalah sebagai
berikut ( Syakir, 2013 ) :
a) Irama.
Merupakan pengulangan unsur0unsur rupa yang diatur sedemikian rupa. Jenis
pengulangan antara lain : pengulangan sejenis, pengulangan alternative dan
pengulangan progresif
b) Keseimbangan
Merupakan kebersamaan bobot dari berbagai unsure rupa yang dipadukan
sehingga menjadi sebuah komposisi yang harmonis. Jumlah unsure rupa yang
dipadukan mungkin tidak sama, namun nilai bobotnya seimbang. Keseimbangan ada
beberapa jenis antara lain : Keseimbangan sentral atau terpusat, keseimbangan
diagonal, keseimbangan simetris, dan keseimbangan asimetris.
c) Kesatuan
4
Merupakan susunan unsure-unsur rupa yang saling bertautan dan membentuk
komposisi yang harmonis dan utuh sehingga tidak ada bagian yang berdiri sendiri.
Untuk menciptakan kesatuan, unsure rupa yang digunakan tidak harus seragam, tapi
dapat bervariasi dalam bentuk, warna, tekstur dan bahan.
d) Pusat Perhatian
Merupakan unsure yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsure-unsur
yang ada disekitarnya. Untuk menciptakan pusat perhatian dalam kolase kita dapat
menempatkan unsur yang paling dominan atau kontras disekitar unsure lainnya
dengan cara memberikan perbedaan dari segi tekstur, bentuk, ukuran ataupun warna.
4. Tehnik pembuatan Kolase
a) Bahan Pewarnaan
Dalam pembuatan karya seni kolase tidak banyak membutuhkan bahan
pewarna berupa cat. Karena pada pembutan karya ini seringkali menggunakan
pewarnaan yang sudah jadi (Sukardi, 5.21). Dengan begitu, warna-warna yang
diaplikasikan dalam pembuatan kolase adalah warna asli dari material yang
digunakan, seperti : kertas warna-warni, biji-bijian (biji jagung berwarna kuning, biji
kacang iji berwarna hijau), dsb. Jikalau ada bahan atau material yang ingin diberi
warna atau warnanya diganti sesuai dengan kebutuhan, maka pewarnaan dilakukan
sebelum pengaplikasian bahan ke atas bidang. Tetapi biasanya untuk pengaplikasian
kolase warna yang digunakan adalah warna asli material, karena jika dioleskan
pewarna lain akan terkesan tidak alami dan bahkan akan rusak.
b) Alat
Alat yang digunakan pada pembuatan kolase sangat beragam sehingga tidak
dapat disebutkan satu-persatu. Benda-benda yang ada di sekitar kita biasanya dapat
dijadikan sebagai alat untuk membuat kolase, seperti : gunting, pisau, palet, jarum,
gergaji, dsb.
5. Manfaat Kegiatan pembelajaran Kolase
a) Melatih Motorik Halus
Saat bermain kolase, anak harus melepas satu per satu stiker. Sebagian anak
mungkin agak kesulitan melakukannya karena butuh gerakan-gerakan halus dari jari-
jemari untuk melepas stiker dan menempelnya di bidang gambar. Nah, latihan melalui
5
permainan ini secara langsung menstimulasi kemampuan motorik halusnya. Jari-
jemarinya akan siap untuk diajak belajar menulis.
Kemampuan motorik halus yang baik sangat penting karena berpengaruh terhadap
aktivitas anak sehari-hari. Misal, anak bisa menjumput kacang lalu menyuapnya,
memegang pensil lebih baik, atau memegang benda kecil lainnya dengan baik.
b) Meningkatkan Kreativitas
Pilihlah permainan kolase yang juga memancing kreativitas. Salah satunya
yang menyediakan pilihan, baik warna, bidang tempel, karakter, atau lainnya yang
memenuhi selera.
c) Melatih Konsentrasi
Butuh konsentrasi cukup tinggi bagi anak saat melepas dan menempel stiker.
Lambat-laun kemampuan konsentrasinya akan semakin terasah.
Pada saat berkonsentrasi melepas dan menempel dibutuhkan pula koordinasi
pergerakan tangan dan mata. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang
pertumbuhan otak di masa yang sangat pesat.
d) Mengenal Warna
Kolase terdiri atas banyak sekali warna; merah, hijau, kuning, biru, dan
lainnya. Anak dapat belajar mengenal warna agar wawasan dan kosakatanya
bertambah.
e) Mengenal Bentuk
Selain warna, beragam bentuk pun ada pada kolase. Ada segitiga, segiempat,
lingkaran, persegi panjang, busur, dan gambar-gambar bukan geometris. Pengenalan
bentuk geometri dasar yang baik, kelak membuat anak lebih memahami
lingkungannya dengan baik. Saat melihat roda mobil misalnya, dia akan tahu kalau
bentuknya lingkaran, meja bentuknya segiempat, atap rumah berbentuk segitiga, dan
sebagainya. Pemahaman ini membuat kerja otak lebih aktif sehingga kecerdasan anak
tumbuh lebih maksimal.
f) Melatih Memecahkan Masalah
Kolase merupakan sebuah masalah yang harus diselesaikan anak. Tetapi
bukan masalah sebenarnya, melainkan sebuah permainan yang harus dikerjakan anak.
Masalah yang mengasyikkan yang membuat anak tanpa sadar sebenarnya sedang
dilatih untuk memecahkan sebuah masalah. Hal ini akan memperkuat kemampuan
anak untuk keluar dari permasalahan. Ketika sedang menalikan sepatu, umpamanya,
6
dia akan berusaha menggunakan seluruh kemampuannya untuk menyelesaikannya
hingga tuntas.
g) Mengasah Kecerdasan Spasial
Kecerdasan spasial adalah kemampuan seseorang untuk mengenal dan
memahami ruang. Nah, kemampuan spasial akan ikut terasah dalam permainan ini.
Pasalnya, terdapat banyak bentuk stiker yang ukurannya berbeda-beda dan anak harus
berusaha menyesuaikan stikernya dengan ruang yang ada di outline gambar. Supaya
tepat, anak harus benar-benar saat mengukurnya. Lewat hal inilah kecerdasan
spasialnya terasah.
h) Melatih Ketekunan
Tak mudah menyelesaikan kolase dalam waktu cepat. Butuh ketekunan dan
kesabaran saat mengerjakannya mengingat setiap bentuk harus dilepas dan ditempel
satu per satu. Tak heran bila permainan ini pun dapat melatih ketekunan dan
kesabaran anak.
i) Meningkatkan Kepercayaan Diri.
Bila anak mampu menyelesaikannya, dia akan mendapatkan kepuasan
tersendiri. Dalam dirinya tumbuh kepercayaan diri kalau dia mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik. Kepercayaan diri sangat positif untuk menambah daya
kreativitas anak karena mereka tidak takut atau malu saat mengerjakan sesuatu.
Kepercayaan diri anak biasanya akan tumbuh lebih besar bila dia ternyata berhasil
menyusun kolase lebih cepat daripada teman-temannya. Namun, kepercayaan diri ini
sebaiknya dijaga agar tidak berubah menjadi kesombongan.
B. Implementasi Pembelajaran Kolase di TK Melati
1. Profil Sekolah
a) Nama Sekolah
Nama Sekolah : TK / PAUD Melati
Alamat : Jl. Dr. Junjunan Rt 01/12 Kel. Sukabungah Kec.
Sukajadi, Bandung 40162
Satuan Pendidikan : Pendidikan Anak Usia dini
Jenis : POS PAUD
Nama Ketua Penyelenggara : Jua Kusdiyati
b) Sarana Prasarana
7
1) Ruang Kelas ( 1 untuk kelas A dan B )
2) Meja Kecil ( 15 )
3) Lemari APE ( 2 )
4) Papan tulis ( 1 )
5) Meja guru ( 2 )
6) Rak Sepatu anak ( 2 )
7) Lemari Tas ( 1 )
c) Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Nama : Jua Kusdiyati
L / P : Perempuan
Jabatan : Kepala Sekolah
Ijazah Terakhir : S1
Nama : Hj Rukiyah
L / P : perempuan
Jabatan : Bendahara
Ijazah Teakhir : SMA
Nama : Betik Setyowati
L / P : Perempuan
Jabatan : Guru
Ijazah Terakhir : S1
Nama : Wiwin Sumyati
L / P : Perempuan
Jabatan : Guru
Ijazah Terakhir : S1
Nama : Rohayati
L / P : Perempuan
Jabatan : Guru
Ijazah Terakhir : SMA
8
2. Profil Kegiatan
Nama Kegaiatan : Pembelajaran Kolase 3D melalui media boneka
Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan beserta tata cara pembuatan
media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1) Bahan dan alat yang dibutuhkan
Aqua botol ukuran sedang yang sudah dipotong yang akan digunakan
sebagai badan boneka
Kertas Origami warna-warni, yaitu digunakan sebagai bahan dasar
baju (sebelumnya ukuran telah disesuaikan dengan aqua botol), untuk
hiasan baju (bentuk kancing, bentuk kerah, dan hiasan bulatan), dan
sebagai topi boneka
Gulungan kertas koran dan kain sebagai kepala boneka. Sebelumnya
gulungan kertas Koran dibalut kain terlebih dahulu kemudian diikat
dengan karet.
Lem Uhu
Lem Kertas
Mata-mata boneka ukuran sedang
2) Tata cara pembuatan
Siapkan media, alat dan bahan yang diperlukan
Tempelkan hiasan-hiasan yang sudah tersedia di atas bidang yang
dijadikan sebagai baju
Setelah selesai menempelkan hiasan, tempelkan baju yang telah selesai
dihias mengikuti alur aqua gelas
Badan boneka telah selesai dibuat
9
Pasangkan kepala di atas badan boneka. Agar lebih kuat pemasangan
disertai dengan lem uhu.
Tempelkan aksesori mata dan mulut yang telah dibentuk dari kertas
origami
Terakhir, pasangkan topi kerucut yang telah dibuat di atas kepala
boneka
3. Praktik Mengajar
Pada hari jum’at tanggal 17 Oktober 2014, saya melaksanakan praktik di TK
Melati yang terletak di Jl. Dr Junjunan Pasteur. Kelompok yang saya ambil untuk
tugas praktik ini adalah kelompok B yang kebetulan pada minggu tersebut masuk
siang pukul setengah 10 setelah kelompok A masuk sebelumnya. Jumlah peserta didik
di kelas B adalah 24 orang, sehingga agar praktik berjalan lancar satu hari sebelum
praktik media yang akan digunakan harus sudah siap sesuai dengan jumlah anak di
kelas B tersebut. Namun pada hari praktik, peserta didik yang hadir berjumlah 21
orang. Materi yang saya ajarkan adalah mengenai “Kolase Boneka”, yang mana ini
adalah Kolase 3D yang kedengarannya seperti masuk kedalam kegiatan membentuk
tetapi disini saya memfokuskan pada kegiatan menempel.
a) Kegiatan Awal ( Berbaris )
Beberapa menit sebelum pukul setengah 10, atau setelah kelompok A
selesai, anak-anak kelompok B dibariskan dulu di depan kelas dipimpin
oleh guru kelas dan guru pendamping lainnya. Pada saat ini guru kelas
belum memberikan kesempatan sepenuhnya kepada saya, sehingga saya
hanya berkesempatan untuk membantu mengatur barisan anak-anak. Pada
kegiatan berbaris guru mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu
kemudian anak-anak diminta menggerakkan badannya sesuai dengan lagu
yang mereka nyanyikan. Setelah itu, anak dipersilahkan untuk masuk
kedalam kelas secara tertib.
10
b) Kegiatan Pembuka
Setelah anak-anak masuk kedalam kelas, guru memimpin anak-anak
untuk berdo’a sebelum belajar. Setelah itu, guru memperkenalkan saya kepada
anak-anak sebagai orang yang akan membimbing mereka belajar pada hari itu.
Setelah guru menyerahkan kepada saya sepenuhnya, saya mengenalkan ulang
diri saya kepada anak-anak dan menanyakan kabar mereka pada hari itu.
Untuk memancing kesemangatan anak-anak apersepsi saya mulai dengan
menyanyikan sebuah lagu “good moorning everybody” dan sebuah lagu
tentang pakaian secara bersama-sama. Setelah bernyanyi saya melakukan
Tanya jawab bersama anak-anak mengenai jenis-jenis pakaian beserta
fungsinya. Agar anak-anak lebih faham, saya menunjukkan beberapa jenis
pakaian secara real seperti : kemeja (memiliki kerah, kancing, dsb) sapu
tangan, seragam yang anak-anak pakai, kerudung, dsb.
Kemudian saya mulai menerangkan kegiatan yang akan kami lakukan
pada hari itu yaitu membuat sebuah boneka petani memakai pakaian kemeja
nonformal dengan terlebih dahulu menunjukkan boneka yang telah selesai
saya buat sebagai contoh bagi anak-anak. Sambil memperlihatkan contoh
boneka, saya mendemonstrasikan hal-hal apa yang harus anak-anak kerjakan
terlebih dahulu, bagaimana cara menempelkan hiasan (manik-manik) pada
baju hingga proses terakhir, yaitu memasangkan topi di atas kepala boneka.
Agar lebih terkondisikan, saya membagikan name tag dengan 2 warna
yaitu hijau dan pink. Kemudian secara otomatis anak yang mendapatkan name
tag hijau menjadi kelompok hijau, dan yang mendapatkan name tag pink
11
menjadi kelompok pink, anak dipersilahkan untuk duduk di tempat masing-
masing sesuai dengan kelompoknya.
c) Kegiatan Inti
Setelah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok hijau dan pink.
Saya mulai membagikan bahan-bahan yang akan digunakan pada kegiatan
proyek ini. Saya tidak memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk
memilih warna baju yang mereka inginkan. Sebelumnya saya sudah
memisahkan hiasan-hiasan yang akan ditempel kedalam plastic-plastik untuk
memudahkan saya dalam pengkondisian mengingat jumlah anak yang harus
saya bimbing sebanyak 21 anak.
12
d) Kegiatan Penutup
Setelah anak-anak selesai menempelkan seluruh bahan dan
menyatukannya menjadi sebuah karya kolase 3D, saya melakukan tanya jawab
mengenai kegiatan yang dilakukan pada hari itu. Tanya jawab yang dilakukan
adalah seputar bagaimana perasaan mereka dalam mengerjakan proyek
tersebut (terasa sulit, mudah, senang karena itu merupakan hal yang baru, atau
bosan karena mereka sudah sering melakukan kegiatan seperti ini), refleksi
fungsi-fungsi dari pakaian, jenis pakaian dan mengajak berimajinasi kira-kira
barang-barang apa saja yang ada di sekitar kita yang bisa dijadikan boneka.
Meskipun ada beberapa orang yang terlihat tidak yakin bahwa ia dapat
menyelesaikan proyek sampai selesai sehingga anak-anak ini harus lebih
diarahkan, tetapi sebagian besar terlihat antusias dan ulet dalam
menyelesaikan proyek yang mereka jalankan. Setelah evaluasi dan refleksi,
saya meminta salah satu anak untuk memimpin do’a sebelum pulang. Setelah
berdo’a sebagian anak meminta agar hasil karyanya bisa dibawa pulang ke
rumah dan yang lainnya mengikuti, menginginkan hal yang sama dan saya
memperbolehkannya.
3. Evaluasi dan Refleksi
a. Evaluasi terhadap Mahasiswa yang praktik
1) Kelebihan
Cara penyampaian materi jelas dan dapat difahami oleh anak secara
menyeluruh
13
Menciptakan pembelajaran yang menarik dan menumbuhkan rasa
ingin tahu anak
2) Kelemahan
Dengan jumlah anak yang banyak, suara yang keluar kurang lantang
3) Komentar dan saran
Sebaiknya guru sering mengingatkan anak dalam pembiasaan baik
seperti : setiap diberi harus bilang terima kasih
Evaluasi yang telah dipaparkan adalah evaluasi menurut guru,
sementara menurut saya masih ada kelemahan lain yang saya rasakan.Yaitu
penilaian yang saya berikan kepada anak kurang objektif. Ini dikarenakan
jumlah anak yang terlalu banyak, sehingga mungkin penilaian yang objektif
hanya diberikan pada beberapa anak saja.
b. Evaluasi terhadap siswa
Secara umum, anak-anak TK Melati tergolong anak yang mudah berbaur dan
dapat menerima guru baru. Karena meskipun di awal masuk mereka terlihat
bingung dan terlihat mencoba menerka dan menebak-nebak siapa saya, mereka tetap
mengikuti pembelajaran dengan baik. Tidak ada yang sampai tidak mau mengikuti
pembelajaran karena gurunya tidak dikenal. Di awal apersepsi, karena mereka
terlihat tidak bersemangat, mungkin ini karena mereka masih meraba kehadiran
saya, saya mencoba menstimulasi semangat mereka dengan bernyanyi dan usaha
awal saya ini cukup membuahkan hasil, anak-anak mulai terlihat semangatnya.
Ketika kegiatan apersepsi berlangsung, anak-anak terlihat antusias mendengarkan
penjelasan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan pada mereka.
Tidak ada yang berebut bahan untuk proyek pada hari itu, karena anak-anak sudah
diberi bagiannya masing-masing secara terpisah.
Meskipun sebenarnya saya merasa sedikit khawatir anak-anak tidak mau
menggunakan bahan yang sudah tersedia, terutama kepala boneka yang terbuat dari
gulungan koran dibalut dengan kain. Jika dilihat sekilas kepala boneka ini sedkit
mirip dengan bentuk “pocong “ sehingga dikhawatirkan anak merasa takut. Tetapi
kenyataannya di lapangan anak-anak memang menyadari benda tersebut sedikit
mirip dengan “pocong”, tetapi hal itu tidak membuat anak takut dan tidak mau
menyelesaikan proyeknya. Meskipun ada beberapa anak yang terlihat tidak antusias
bahkan terkesan malas, sebagian besar anak terlihat antusias dan bersemangat
14
sehingga sedikit menghilangkan rasa khawatir saya terhadap penolakan anak
terhadap bahan yang saya sediakan.
4. Diagram
a) Penilaian tingkat motivasi siswa Kelompok B TK Melati dalam pembelajaran
Siska
Fahri
Salm
afikri Rifa Afni
Azizah
Artafeg
aIpey
AmelAzka
Agung
BungaIqbal
Rizqi
Fathur
Bilqis
Yusu
f
Fauzan Intan Daff
a0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Tingkat Motivasi Siswa Kelompok B TK Melati
Perhatian Ketekunan KeseriusanPemahaman Keaktifan menjawab Keaktifan bertanyaMenyelesaikan tugas Memelihara ketertiban kelas
Tingkat motivasi yang dinilai adalah perhatian, pemahaman, menyelesaikan
tugas, ketekunan, keaktifan menjawab, memelihara ketertiban kelas, keseriusan dan
keaktifan bertanya. Adapun secara terperinci nilai-nilai yang didapatkan oleh siswa
kelompok B TK Melati adalah sebagai berikut :
1) Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa Siswa dengan nilai tertinggi adalah Fikri
dengan nilai 3,125. Fikri terlihat sudah terampil dalam mengoordinasikan
tangan dan mata dan menggunakan daya imajinasinya dengan baik.
2) Sedangkan nilai terendah diperoleh oleh Yusuf dengan nilai 2,25. Yusuf
terlihat kurang aktif dan kurang gesit dalam menyelesaikan karyanya.
3) Salma mendapatkan skor akhir 2,375. Salma terlihat kurang serius dan selalu
meminta guru kelas untuk membantu menyelesaikan karyanya. Menurut guru
15
kelas hal ini dikarenakan usia Salma yang seharusnya belajar bersama teman-
temannya di kelas A.
4) Daffa mendapatkan skor akhir 2,875. Daffa dapat mengikuti seluruh kegiatan
pembelajaran dengan baik. Hanya saja ia tidak terlalu tekun sehingga itu
berakibat pada karya yang dihasilkannya.
5) Intan mendapatkan skor akhir 2,75. Ia dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik. Namun ia masih kurang terlihat serius dan tidak menunjukan
pemahaman yang baik terhadap aktivitas pembelajaran.
6) Fauzan mendapatkan skor akhir 2,75. Ia menunjukan perhatian dan keaktifan
yang cukup baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
7) Bilqis mendapatkan skor akhir 3. Bilqis cukup terampil dalam menyelesaikan
karyanya.
8) Fathur mendapatkan skor akhir 3. Meskipun terlihat sedikit pendiam, dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dengan cukup baik.
9) Siska mendapatkan skor akhir 2,75. Siska dapat menyelesaikan karyanya
dengan cukup baik.
10) Fahri mendapatkan skor akhir 2,75. Ia sudah mampu menyelesaikan karyanya
secara mandiri. Meskipun begitu untuk anak seusianya, seharusnya
kemampuan menempelnya bisa lebih baik.
11) Rifa medapatkan skor akhir 2,75. Rifa dapat menunjukkan tingkat pemahaman
dan keaktifan yang cukup baik.
12) Afni mendapatkan skor akhir 2,5. Meskipun begitu, ia memiliki kreativitas
yang cukup baik.
13) Azizah mendapatkan skor akhir 2,625. Azizah terlihat pendiam. Meskipun
begitu, ia memiliki sikap sosial yang baik terhadap teamannya.
14) Artafega mendapatkan skor akhir 2,625. Artafega dinilai memiliki kreativitas
yang cukup baik.
15) Ipey mendapatkan skor akhir 2,625. Ipey termasuk anak yang periang. Ia juga
termasuk anak yang berani. Ia tidak sungkan bertanya jika ada hal yang tidak
dimengerti.
16) Amel mendapatkan skor akhir 2,625. Amel dapat menyelesaikan karyanya
secara mandiri dengan cukup baik.
17) Azka mendapatkan skor akhir 2,75. Azka memiliki sikap sosial yang baik
terhadap teman-temannya.
16
18) Agung mendapatkan skor akhir 2,5. Meskipun agung sempat kebingungan
untuk menyelesaikan karyanya. Pada akhirnya ia dapat menyelesaikannya
dengan baik setelah diberi contoh oleh guru.
19) Bunga mendapatkan skor akhir 2,75. Bunga dinilai sudah cukup terampil
dalam menyelesaikan tugasnya.
20) Iqbal mendapatkan skor 2,375, sama seperti Salma. Hal ini dikarenakan Iqbal
terlihat kurang bersemangat dalam menyelesaikan karyanya.
21) Rizqi mendapatkan skor akhir 3. Ia terlihat sangat antusias dan ceria ketika
mengikuti pembelajaran.
b) Penilaian perkembangan siswa kelompok B TK Melati
Siska
Fahri
Salm
afikri Rifa Afni
Azizah
Artafeg
aIpey
AmelAzka
Agung
BungaIqbal
Rizqi
Fathur
Bilqis
Yusu
f
Fauzan Intan Daff
a0
0.51
1.52
2.53
3.54
4.5
Perkembangan Siswa Kelompok B TK Melati
KognitifBahasaFisik MotorikSosial-EmosiMoral-Agama
Fikri sudah mampu menyelesaikan karyanya secara mandiri. Ia tidak sedikitpun
terlihat merengek meminta gurunya untuk menyelesaikan pekerjaannya, saya memberinya
nilai 4 untuk perkembangan kognitif, fisik motorik dan sosial emosi. Daffa dapat mengikuti
seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik, ia diberi skor 4 untuk sosial emosi dan sisanya
saya beri skor 3. Intan mendapatkan skor 2 untuk perkembangan motoriknya, karena untuk
anak seumuran intan harusnya hasil penempelannya bisa lebih baik dari yang ia kerjakan.
Fauzan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, ia mendapatkan skor 2 untuk
perkembangan motorik dan sosial emosi dan sisanya saya beri nilai 3.
Yusuf mendapatkan nilai yang paling kecil, saya memberi skor 2 pada bidang bahasa,
motorik dan sosemos. Itu karena yusu cenderung meminta guru untuk menyelesaikan
17
pekerjaannya. Selanjutnya Bilqis termasuk anak yang aktif, ia rajin bertanya sehingga saya
memberinya nilai 4 untuk aspek bahasa dan moral. Fathur sama aktifnya dengan Bilqis,
hanya saja ia lebih cepat faham sehingga saya memberinya nilai 4 untuk bidang kognitif.
Siska dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tetapi ia terlihat jarang mengungkapkan
perasaannya sehingga saya memberinya nilai 2 untuk bidang bahasa, sosemos dan bidang
lainnya saya beri nilai 3. Fahri dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, untuk anak
seusianya harusnya ia memiliki kemampuan menempel yang lebih baik sehingga saya
memberinya nilai 2 untuk bidang motorik. Salma terlihat tidak antusias sehingga hampir
keseluruhan bidang saya beri nilai 2 kecuali bidang moral agama, karena pada saat berdo’a ia
mengikutinya dengan baik.
Rifa mendapat nilai 3 pada hampir keseluruhan bidang kecuali motorik, karena
seperti halnya Fikri, seharusnya memiliki kemampuan motorik yang lebih baik. Afni
memiliki kemampuan motorik yang cukup baik sehingga saya memberinya skor 3. Azizah
dapat bergaul sangat baik dengan teman-temannya, saya memberinya nilai 4 untuk bidang
sosial-emosi. Artafega mendapat nilai 2 untuk bidang kognitif karena ia terkadang terlihat
sulit berkonsentrasi. Ipey adalah anak yang berani bertanya sehingga saya memberinya 4
pada bidang sosemos, dan sisanya saya beri nilai 3. Amel mendapatkan nilai 2 pada bidang
sosemos karena ia sempat tidak mau berbagi bahan dengan temannya sementara bidang lain
saya beri nilai 3. Azka saya beri nilai 4 untuk bidang sosial-emosi karena ia dapat bergaul
sangat baik dengan temannya, ia rela berbagi bahan dengan teman-temannya. Agung saya
nilai cukup lamban dalam penyelesaian karyanya sehingga saya beri nilai 2 untuk bidang
kognitifnya.
Bunga mendapatkan nilai 3 pada hampir keseluruhan bidang, sementara untuk sosial-
emosi saya beri nilai 2. Iqbal mendapat nilai 2 pada hampir keseluruhan karena hasil
karyanya diselesaikan oleh gurunya, sementara untuk bidang agama saya beri nilai 3 karena
ia masih mau mengikuti do’a sebelum dan sedudah belajar. Rizqi mendapatkan nilai 3 pada
hampir keseluruhan bidang, kecuali untuk bidang moral agama saya beri nilai 4 karena ia
terlihat yang paling bersemangat dalam berdo’a.
c) Penilaian Aktivitas Guru dalam pembelajaran
18
01234
Dinia
Dinia
Untuk pengembangan rencana pembelajaran, penulis mendapatkan nilai 22. Untuk
Pra pembelajaran 6, kegiatan pembuka 20, kegiatan inti 13, penggunaan pendekatan 37,
pemanfaatn sumber belajar 12, pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa 27, evaluasi 19
dan penutup 8.
Jika dijumlahkan maka nilai yang didapat adalah 164 : 45 = 3,64.
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kegiatan Kolase yang dilakukan oleh orang dewasa berbeda dengan kolase bagi anak-
anak. Kolase bagi orang dewasa sudah dapat dijalankan dengan menggunakan software
sehingga menghasilkan karya atau gambar yang baru. Sementara kolase bagi anak usia dini
pelaksanaannya lebih sederhana dan bahannya menggunakan benda-benda konkret yang ada
di sekitar anak, seperti biji-bijian, kapas, manik-manik, dsb.
Bagi anak, kegiatan kolase dapat meningkatkan seluruh kemampuannya. Selain itu,
guru dapat mengaitkan banyak hal melalui pembelajaran kolase. Tentunya hal ini kembali
lagi kepada kreativitas guru dalam memanfaatkan bahan dan menciptakan lingkungan belajar
yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak.
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyediakan air untuk anak-anak
mencuci tangan di dalam kelas, hal ini untuk meminimalisir terbuangnya banyak waktu.
Mengingat pembelajaran yang dilaksanakan di TK melati hanya sekitar satu setengah jam.
20
DAFTAR PUSTAKA
Muiz, Azizah . 2008 . Seni Keterampilan Anak . Jakarta : UT
Luchantiq. 2010. Manfaat Main Kolase Untuk Anak [online]. Tersedia :
http://keluargasehat.wordpress.com/2010/11/30/manfaat-main-kolase-untuk-anak/ ( 20
Oktober 2014
Muharram, S . 2013. Kreasi Kolase, Montase, Mozaik Sederhana. Jakarta : Erlangga
21
LAMPIRAN LAMPIRAN
1) RKH ( Rencana Kegiatan Harian)
RENCANA KEGIATAN HARIAN ( RKH )
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Tema / Subtema : Pakaianku/ pakaian Musim Dingin
Hari / Tgl : Senin, 13 Oktober 2014
Nama Lembaga : TK Melati
Kelompok : B
Nilai
KarakterIndikator
Kegiatan
PembelajaranMedia
Alat
Evaluasi
Penilaian
Religi
us
Rasa
ingin
tahu
Anak terbiasa
mengucapka
n do’a
sebelum
belajar (A)
Anak dapat
menyebutkan
semua hal
yang
berhubungan
dengan
pakaian(K)
Pembukaan ( 30
menit )
Berdo’a
sebelum belajar
Tanya jawab
mengenai
pakaian
terutama
pakaian hangat
Gambar,
jaket
Observa
si
Observa
si
22
Rasa ingin
Tahu
Rasa Ingin
Tahu
Kerja Keras
Anak dapat
mengetahui
fungsi benda-
benda di
sekitarnya
(K)
Anak dapat
menunjukkan
rasa ingin
tahu (K)
Anak dapat
mengkoordin
asikan tangan
dan mata
dengan baik
(MH)
Kegiatan Inti (60
menit)
Mengenalkan
bahan-bahan yang
akan dipakai
Guru
mendemonstrasikan
kegiatan yang akan
dilakukan
Anak membuat
karya kolase 3D
Botol
Aqua
Gulungan
Koran
yang
sudah
dibalut
kain putih
Lem Uhu
Kertas
Origami
warna-
warni
Mata-
mata
Demon
strasi
Demon
strasi
Unjuk
Kerja
Bersa
habat
Mandi
ri
Religi
us
Anak mau
berbagi alat
permainan
dengan
teman (S)
Anak terbiasa
mencuci
tangan
sebelum dan
sesudah
makan
Anak terbiasa
mengucapka
Istirahat / Makan
(30 menit)
Bermain
bersama teman-
teman di luar
kelas ataupun di
dalam kelas
Mencuci tangan
Berdo’a
sebelum makan
Bekal
Makan
Observ
asi
Observa
si
Observ
asi
23
Mandi
ri
n do’a
sebelum dan
sesudah
makan (A)
Anak dapat
melakukan
tugas sendiri
sampai
selesai (E)
Makan Bersama
Observ
asi
Komu
nikati
f
Religi
us
Anak mampu
menceritakan
kegiatan
yang telah
dilakukan
secara
sederhana
(B)
Anak terbiasa
berdo’a
sebelum
pulang (A)
Penutup (30 menit)
Evaluasi
mengenai
kegiatan hari
ini
Berdo’a
sebelum pulang
Observ
asi
Observ
asi
Jum’at, 13 Oktober 2014
Praktikan
( Dinia Hetika Apriani)
2) Pedoman Observasi Siswa
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
3) Pedoman Penilaian Guru
46
47
48
49
4) Dokumentasi Kegiatan
Berbaris
Kegiatan Pembuka
50
Kegiatan Inti
51
Kegiatan Penutup
52
5) Hasil Karya Anak
HASIL KARYA ANAK
53
54