laporan praktek kerja lapangan di pt...
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT INDOFARMA
FITRI WULANDARI
0606111604
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM DIPLOMA III FARMASI
KEKHUSUSAN DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
DEPOK
2009
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
ii
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT INDOFARMA
Laporan ini diajukan sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi
Oleh
FITRI WULANDARI
0606111604
DEPOK
2009
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
PRAKTEK KERJA LAPANGAN : PT INDOFARMA
JUDUL KARYA TULIS ILMIAH : ANALISIS KEBIJAKAN PROMOSI PENJUALAN OGB ALBENDAZOLE INDOFARMA PADA APOTEK DI JAKARTA BARAT
NAMA : FITRI WULANDARI
NPM : 0606111604
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI.
DEPOK, JUNI 2009
Heri Purnomo, S.Pi Dra. Azizahwati, MS, Apt. PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Tanggal Lulus Ujian Seminar :
Penguji I :
Penguji II :
Penguji III :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohiim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?. Dan Kami
telah menghilangkan dari padamu bebanmu. Yang memberatkan punggungmu.
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh(urusan) yang lain”.(Q.S Al-Insyirah:1-8).
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan ‘inayah-Nya, sehingga laporan
Praktek Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga
sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya.
Laporan praktek kerja lapangan ini merupakan tugas akhir yang
menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya farmasi
(Amd) dan dibuat berdasarkan pengalaman penulis dan masukan dari
berbagai pihak, khususnya pembimbing kegiatan PKL. Meskipun kegiatan
PKL berlangsung dengan singkat namun telah memberi banyak
pengalaman yang berharga bagi penulis.
Selesainya penyusunan laporan ini tidak hanya atas usaha penulis
sendiri, tetapi juga atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
v
karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak, baik yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian laporan
Praktek Kerja Lapangan ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan
penulis berikan kepada :
1. Dr. Yahdiana Harahap, MS, selaku Ketua Departemen Farmasi FMIPA
UI
2. Dra. Azizahwati, MS, selaku Ketua Program D III Farmasi FMIPA UI
dan Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing penulis dalam penyusunan laporan ini.
3. Bapak Syamsul Arifin selaku Direktur Utama PT. Indofarma
4. Bapak Benny selaku Sales Manager OGB PT. Indofarma
5. Heri Purnomo, S.Pi selaku Supervisior Divisi OGB Indofarma Jakarta
dua dan Pembimbing I PKL yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan pada penulis dalam penyusunan laporan ini.
6. Drs. Umar Mansur M.Sc selaku Pembimbing Akademik D III Farmasi
FMIPA UI.
7. Seluruh dosen dan staff administrasi, serta karyawan program D III
Farmasi, yang telah banyak membantu penulis sejak penulis kuliah.
8. Seluruh MR divisi OGB yaitu Bapak Dwi, Bapak Wahyu dan Ibu Linda,
beserta seluruh staff pada divisi OTC dan Herbal PT. Indofarma
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
vi
9. Kedua orang tua penulis, Bapak Suratman (Alm) dan Ibu Siti Robitah
atas doa, kasih sayang dan dukungannya selam ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan studinya di D III Farmasi FMIPA UI
10. Kakak-kakak, kakak ipar dan keponakan atas perhatian dan semangat
yang telah diberikan kepada penulis
11. Imam Triyono, SE atas ilmu pengetahuan, inspirasi dan kesabarannya
12. My Best Friends Diang, Fitria, Dian,Umi, Hendro dan Andi yang telah
menemani penulis dalam menjalani kehidupan kampus selama tiga
tahun.
13. Teman-teman di FDP 2006, tiga tahun ini terasa sangat singkat jika
bersam kalian. Tanpa kalian semuanya tidak akan berkesan.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat kelak untuk
semua pihak yang berkepentingan, khususnya mahasiswa program
Diploma III Farmasi kekhususan Distribusi dan Pemasaran, FMIPA UI.
Depok, Juni 2009
Penulis
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
DAFTAR TABEL....................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................. 1
B. TUJUAN.................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 3
A. STRATEGI PEMASARAN......................................................... 3
B. BAURAN PEMASARAN............................................................ 19
C. STRATEGI PENJUALAN .......................................................... 32
BAB III. KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.......................... 37
A. JADWAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.............. 37
B. HASIL KEGIATAN PKL............................................................. 38
C. KEGIATAN PKL ........................................................................ 40
BAB IV. PEMBAHASAN ..................................................................... 67
A. STRATEGI PEMASARAN......................................................... 67
B. BAURAN PEMASARAN............................................................ 72
C. STRATEGI PENJUALAN .......................................................... 76
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 78
A. KESIMPULAN ........................................................................... 78
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
viii
B. SARAN ......................................................................................79
DAFTAR ACUAN .................................................................................80
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) ............................ 17
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variabel segmentasi konsumen............................................. 17
Tabel 2. Karakteristik dan tujuan pemasaran dalam Product Life
Cycle..................................................................................... 25
Tabel 3. Jadwal kegiatan PKL di PT Indofarma................................... 42
10
17
37
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Divisi OGB Reguler 2009 …..............82 Lampiran 2. Struktur Divisi Pemasaran PT Indofarma....………….......83
Lampiran 3. Form Data Survei Apotek…….……………………………...84
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memasuki era perdagangan bebas yang penuh dengan berbagai
persaingan dalam segala aspek maka dituntut adanya sumber daya
manusia yang memiliki kualitas dan kemampuan yang tinggi. Sebagai
manusia yang diciptakan memiliki akal dan pikiran, kita dituntut pula
untuk mampu mengelola dan mengembangkan teknologi dan
informasi.
Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
membawa pengaruh pada perkembangan industri di berbagai bidang.
Salah satu yang juga berkembang adalah industri farmasi. Oleh karena
itu, pengembangan terhadap produk-produk obat yang sudah ada atau
belum, sangat diperlukan agar tidak tertinggal perusahaan dari industri
farmasi asing sehingga perusahaan farmasi nasional memiliki daya
saing dengan perusahaan asing.
Persaingan industri farmasi tidak hanya didukung oleh berbagai
macam mutu produk obat yang dihasilkan, akan tetapi harus didukung
pula oleh pemasaran produk tersebut ke konsumen, tanpa adanya
pemasaran yang handal, produk tersebut tidak akan memberikan
kontribusi yang lebih bagi perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
2
Sumber Daya Manusia untuk tenaga pemasaran yang tidak hanya
mengerti ilmu pemasaran tetapi mengerti juga ilmu farmasi. Hal
tersebutlah yang melatar belakangi penulis, untuk mengikuti kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL), sehingga memiliki gambaran yang
sebenarnya tentang dunia kerja untuk menjadi seorang tenaga
pemasaran yang ahli di bidang farmasi. Penulis sendiri mengikuti
kegiatan PKL di PT Indofarma yang terletak di Jl. Sultan Iskandar
Muda 9 BCD, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dimulai pada
bulan Februari hingga April 2009.
B. TUJUAN
Tujuan dari program PKL ini secara umum adalah agar
mahasiswa dapat berlatih dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan
yang diperolehnya selama kuliah ke dalam dunia kerja dalam industri
farmasi khususnya bidang distribusi dan pemasaran. Sedangkan
tujuan khusus dari program PKL ini adalah:
1. Mengetahui tentang cara kerja di perusahaan farmasi terutama
dalam hal distribusi dan pemasaran.
2. Memperluas wawasan dan meningkatkan ketrampilan sebagai
bekal untuk memasuki dunia kerja.
3. Menumbuhkan sikap disiplin dan professional dalam memasuki
dunia kerja.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. STRATEGI PEMASARAN
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratos =
militer, dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi
seorang jenderal. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah
bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan
pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu
organisasi(1).
Kebanyakan orang sering salah mengartikan kata Pemasaran
(marketing). Marketing sering diartikan dengan Menjual (selling) atau
Promosi (promotion), sebenarnya menjual (selling) hanyalah sebagian
kecil saja dari tugas Marketing.
Bila sebuah perusahaan dapat mengenali kebutuhan (need)
konsumen dengan baik, membuat produk yang sesuai, menetapkan
harga dengan baik, melaksanakan tugas distribusi dan promosi secara
efektif, maka tugas menjual (selling) menjadi sangat mudah.
Definisi pemasaran menurut Kotler adalah proses sosial dan
manajerial yang mebuat individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran
timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Sedangkan tujuan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
4
pemasaran adalah untuk mengetahui serta memahami perilaku
konsumen terhadap produk baik berupa barang atau jasa yang
ditawarkan yang berujung pada kebutuhan dan keinginan dari
konsumen itu sendiri(2).
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain(3).
Definisi tersebut menjelaskan bahwa konsep dasar marketing
adalah needs,wants, demands, product, exchange, transaction,
market.
Needs (Kebutuhan)
Konsep dasar utama yang melandasi marketing adalah
kebutuhan dasar manusia. Manusia mempunyai kebutuhan yang
sangat beragam, mulai dari kebutuhan pokok akan makanan, pakaian,
perumahan dan keamanan, kebutuhan sosial, status sampai ke
aktualisasi diri.
Wants (Keinginan)
Konsep dasar kedua dari marketing adalah keinginan yang
dibentuk dari kebutuhan manusia yang dipengaruhi budaya dan
kepribadian seseorang. Perusahaan sering rancu dengan pengertian
kebutuhan dan keinginan. Sehingga banyak perusahaan menderita
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
5
‘marketing myopia’ dimana perusahaan ini berorientasi pada produk,
sedangkan seharusnya pada kebutuhan konsumen.
Demands (Permintaan)
Manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas, tetapi
memiliki sumber daya yang terbatas, sehingga mereka akan memilih
produk yang paling memuaskan sesuai dengan dana/uang yang
tersedia. Keinginan yang didukung daya beli ini disebut ‘permintaan
(demands)’. Konsumen menilai produk sebagai kumpulan dari sifat dan
manfaat serta pemilihan produk yang memberikan manfaat terbaik
sesuai dengan keuangannya.
Product (Produk)
Produk adalah semua yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memperoleh perhatian, pengakuan, dipakai atau dikonsumsi yang bisa
memuaskan kebutuhan dan keinginan. Produk bisa meliputi barang,
jasa, manusia, tempat, organisasi, kegiatan dan ide. Seseorang yang
menginginkan lebih sehat akan mencari produk yang bisa memuaskan
kebutuhannya yang disebut “product choice set”. Produk ini bisa
vitamin, fitness center, makanan tertentu, dan lain-lain. Produk yang
memenuhi kebutuhan dengan harga yang terjangkau itulah yang akan
dipilih. Dengan demikian produsen wajib mengetahui keinginan
konsumen dan menyediakan produk yang paling sesuai dalam
pemenuhan keinginan tersebut.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
6
Exchange (Pertukaran)
Selling (penjualan) akan terjadi apabila manusia memutuskan
untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini akan
melalui proses pertukaran dan pertukaran adalah tindakan untuk
mendapatkan objek yang diinginkan dari seseorang dengan
menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Pertukaran merupakan
konsep dasar marketing, hal ini hanya akan terjadi bila persyaratan
berikut dapat terpenuhi :
a. Harus ada dua pihak
b. Masing-masing mempunyai sesuatu yang berarti bagi pihak lain
c. Mau berhubungan
d. Bebas menerima atau menolak
e. Mampu berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya
Transactions (Transaksi)
Bila pertukaran merupakan konsep dasar marketing, maka
transaksi merupakan satuan ukurannya. Transaksi meliputi nilai
perdagangan antara kedua belah pihak, bisa dalam bentuk uang
(barang ditukar dengan uang) atau barter (barang ditukar dengan
barang). Transaksi menyangkut dua hal yang mempunyai nilai, kondisi
yang disetujui, waktu dan tempat persetujuan. Dalam skala yang lebih
luas, maka marketer berusaha mendapatkan respon atas sesuatu yang
ditawarkan. Marketing meliputi tindakan untuk memperoleh respons
yang diinginkan dari target pasar terhadap produk, jasa, ide atau objek
lainnya.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
7
Market (Pasar)
Konsep transaksi diarahkan pada konsep pasar. Pasar adalah
satu set (himpunan) dari pembeli potensial dari suatu produk.
Pemasaran bukanlah monopoli fungsi pemasaran, tetapi menjiwai
setiap orang dalam mengambil keputusan, dan kegiatan pemasaran
bukan semata-mata untuk menjual barang atau jasa, namun
merupakan suatu kegiatan yang saling berhubungan, dan ditujukan
untuk merencanakan atau untuk menentukan produk, harga, promosi,
dan distribusi maupun jasa kepada kelompok pembeli potensial.
Istilah strategi pemasaran berasal dari bahasa Yunani, strategia
(stratos berarti militer, sedangkan ag berarti memimpin), yang memiliki
arti ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Sedangkan pemasaran
merupakan salah satu kunci pokok dalam kegiatan perusahaan dan
suatu proses yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup agar perusahaan dapat berkembang dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan (laba) dari penjualan
produk-produk yang dihasilkan atau diproduksi perusahaan.
Sementara itu, strategi pemasaran didefinisikan juga sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki.
Strategi pemasaran adalah pedoman untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimiliki organisasi dalam usaha pemasaran yaitu
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga mencapai
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
8
tujuan pemasaran yang diinginkan. Strategi pemasaran merupakan
alat untuk mencapai keunggulan dalam persaingan. Terdapat 3
pandangan strategi pemasaran dalam melayani pasarnya, yaitu(2) :
a. mass marketing adalah pandangan dimana organisasi tidak
membagi pasar berdasarkan segmen.
b. product variety marketing adalah pandangan dimana organisasi
memasarkan dua atau lebih produk yang berbeda dalam kualitas,
ukuran, warna dan kualifikasi lainnya.
c. target marketing adalah pendekatan pemasaran dengan membagi
pasar atas beberapa segmen dan memilih satu atau lebih segmen
yang akan dituju.
Dalam pemasaran modern organisasi lebih berorientasi pada
target marketing karena dinilai lebih mempermudah organisasi untuk
menentukan strategi pemasaran. Dalam memasuki pangsa pasar di
Indonesia, PT Indofarma melakukan analisis situasi yaitu berupa
analisis produk, analisis pasar, dan analisis lingkungan.
1. Analisa Pasar(1)
Banyaknya jenis konsumen yang ada di pasar dengan beragam
kebutuhan mengharuskan suatu perusahaan membagi pasar
totalnya dengan memilih segmen terbaik dan merancang strategi
untuk meraih laba. Proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
9
a. Segmentasi Pasar (Segmentation) (2)
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar
keseluruhan suatu poduk atau jasa yang bersifat heterogen ke
dalam beberapa segmen, di mana masing–masing segmennya
cenderung bersifat homogen. suatu pasar terdiri dari banyak
bagian yang lebih kecil masing-masing bagian memiliki
karakteristik tertentu yang sama. Berdasarkan segmentasi
tersebut, kemudian perusahaan berusaha mengembangkan
program-program pemasaran yang terpisah (umumnya dengan
produk yang berbeda) untuk memenuhi kebutuhan masing-
masing segmen. Oleh karena itu, segmentasi pasar dapat
menghasilkan kesesuaian yang lebih baik antara apa yang
ditawarkan perusahaan dan apa yang diharapkan pasar.
Ada banyak cara untuk melakukan segmentasi pasar.
Namun, tidak semua segmentasi bisa efektif. Supaya dapat
bermanfaat secara maksimal, maka segmen-segmen pasar
harus memenuhi beberapa karakteristik, yaitu dapat diukur
(measurable), besar (substantial), dapat dijangkau (accessible),
dapat dibedakan (differentiable), dapat diambil tindakan
(actionable).
Dalam membentuk segmen pasar biasanya digunakan
variabel-variabel segmentasi konsumen, seperti :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
10
Tabel 1. Variabel segmentasi konsumen
Dasar Segmentasi Konsumen Variabel Segmentasi geografis
Pembagian pasar berdasarkan wilayah, ukuran kota, kepadatan penduduk dan iklim
Segmentasi demografis
Pembagian pasar berdasarkan usia, jenis kelamin, siklus hidup keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kewarganegaraan.
Segmentasi psikografis
Pembagian pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
Segmentasi perilaku
Pembagian pasar berdasarkan peristiwa, manfaat, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan mental, sikap terhadap produk.
Dalam mengidentifikasi segmen utama diperlukan beberapa
tahap yaitu:
a. tahap survey
Pada tahap ini perusahaan melakukan kegiatan
wawancara dan survey untuk memperoleh masukan
mengenai motivasi, sikap dan perilaku konsumen.
b. tahap analisis
Perusahaan melakukan analisis terhadap situasi yang
dimiliki oleh perusahaan secara menyeluruh baik situasi
internal maupun situasi eksternal perusahaan. Dalam
analisis situasi total harus dianalisis tiga hal secara
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
11
komprehensif yaitu keadaan perusahaan, terutama produk;
keadaan pasar yang terdiri dari analisis kompetisi,
pelanggan, dan pasar; dan keadaan lingkungan
c. tahap pembentukan
Pada tahap ini perusahaan menentukan pembentukan
segmen berdasarkan cluster yaitu demografis, psikografis,
geografis, dan perilaku.
b. Penetapan Target Pasar (Targetting) (4)
Targetting merupakan proses menetapkan target pasar atau
membidik pasar dengan mengevaluasi keistimewaan yang
dimiliki oleh tiap-tiap segmen dan memilih satu atau lebih
segmen untuk dilakukan penetrasi. Sebuah perusahaan harus
membidik segmen dimana nilai terbesar bagi pelanggan dapat
dihasilkan dan dipertahankan dalam waktu cukup lama.
Penentuan target pasar disesuaikan dengan sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki perusahaan. Adapun lima pola tahap
pasar yang dapat dipilih oleh perusahaan, yaitu(2) :
1. Konsentrasi segmen tunggal
Perusahaan memilih berkonsentrasi pada satu segmen
tertentu. Melalui konsentrasi dan spesialisasi produksi,
distribusi, dan promosi pada satu segmen saja, maka
perusahaan dapat memperoleh posisi pasar yang kuat
dalam segmen yang dipilih.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
12
2. Spesialisasi selektif
Perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang
menarik dan sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang
dimiliki.
3. Spesialisasi pasar
Perusahaan memusatkan diri pada upaya melayani
berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.
4. Spesialisasi produk
Perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk
tertentu yang akan dijual kepada berbagai segmen pasar.
5. Pelayanan penuh (full market coverage)
Perusahaan berusaha melayani semua kelompok
pelanggan dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan.
c. Penentuan posisi pasar (Positioning) (4)
Penentuan posisi pasar adalah tindakan membangun dan
mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk
di dalam pasar. Positioning berhubungan dengan upaya
identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang
bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk
perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus
(distinctive) dibandingkan produk para pesaing dalam benak
pasar sasaran. Fokus utama positioning adalah pada persepsi
pelanggan dan bukan sekedar produk fisik yang dihasilkan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
13
Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan
sebuah perusahaan untuk mendiferensiasikan dirinya secara
efektif dibandingkan para pesaingnya, yaitu dengan jalan
menyampaikan atau memberikan nilai superior kepada
pelanggannya.
Positioning dapat dilakukan melalui strategi differensiasi
seperti memposisikan dalam hal kualitas produk, pelayanan,
dan personil yang lebih kreatif. Tugas perusahaan untuk
memposisikan produknya terdiri dari tiga langkah yaitu
mengidentifikasikan sejumlah keunggulan bersaing yang
mungkin untuk membangun posisi, memilih keunggulan
bersaing yang tepat, dan dilakukan komunikasi secara efektif
dalam menyampaikan posisi yang dipilih kepada pasar.
2. Analisis Produk
Suatu produk sejak mulai dipasarkan akan mengalami siklus
hidup produk (Product Life Cycle), yaitu suatu grafik yang
menggambarkan riwayat suatu produk sejak diperkenalkan ke
pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Daur hidup produk (PLC)
merupakan konsep yang memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai dinamika bersaing suatu produk. Siklus hidup produk
(PLC) terdiri dari empat tahapan yaitu :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
14
a. Tahap perkenalan (Introduction) (2)
Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih
rendah, volume pasar berkembang lambat, persaingan yang
masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif lambat, masih
banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan
pengembangannya, biaya produksi dan pemasaran sangat
tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.
Oleh karena harga produk baru biasanya masih tinggi
(karena belum diproduksi secara massal, efisien, dan untuk
menutup biaya riset dan pengembangan serta biaya promosi)
sehingga laba yang diperoleh oleh perusahaan masih sangat
rendah. Pada tahap ini promosi difokuskan pada usaha
membangun permintaan awal. Produk baru biasanya
menimbulkan masalah distribusi karena sering kali perantara
tidak bersedia menanggung resiko untuk menjual produk baru.
Biaya promosi relatif tinggi karena selain ditujukan untuk
menginformasikan keberadaan produk kepada konsumen akhir,
juga untuk menarik minat distributor. Strategi pemasaran pada
tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk
secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
15
b. Tahap pertumbuhan (Growth) (2)
Pada tahap ini mulai terlihat peningkatan penjualan karena
produk sudah mulai diterima dan diminati oleh pasar sehingga
keuntungan juga mulai diperoleh.
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama
untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan
distribusi. Bentuk-bentuk strategi yang dapat dilakukan pada
tahap ini antara lain meliputi penyempurnaan produk
(penambahan karakteristik atau sifat tertentu dan pembuatan
model baru), pengembangan segmen pasar baru, penambahan
saluran distrbusi.
c. Tahap kedewasaan (Mature) (2)
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam
penjualan perusahaan. Laba stabil atau menurun karena
peningkatan pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan
produk terhadap persaingan. Ada dua strategi yang dapat
diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu:
1) Defensive strategy, yang bertujuan untuk mempertahankan
pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk
dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah
berupa modifikasi bauran pemasaran untuk memperoleh
tambahan penjualan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
16
2) Offensive strategy,yang lebih menitikberatkan pada usaha
perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk
strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan
menggaet kelompok bukan pemakai, mengintensifkan
penawaran produk kepada non-user, dan merebut
konsumen pesaing.
d. Tahap kemunduran (Decline) (2)
Pada periode ini perusahaan mengalami penurunan volume
penjualan yang terus menerus. Penurunan volume penjualan ini
disebabkan persaingan antara produk lain yang sejenis sudah
lebih banyak menguasai pasar. Keuntungan perusahaan terus
menurun dan kemungkinan perusahaan yang memproduksi
produk tersebut akan keluar dari pasar, atau kalau tetap dipasar
perusahaan tersebut mengurangi produknya dari peredaran dan
aktivitas promosi diturunkan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
17
Gambar 1. Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
Tabel 2. Karakteristik dan tujuan pemasaran dalam Product Life Cycle
Tahap Dalam PLC Introduction Growth Maturity Decline
Penjualan
Penjualan rendah
Penjualan meningkat dengan cepat
Puncak penjualan
Penurunan penjualan
Biaya Biaya per konsumen tinggi
Biaya per konsumen sedang
Biaya per konsumen rendah
Biaya per konsumen rendah
Laba Negatif Laba yang meningkat
Laba tinggi Laba yang menurun
Pelanggan Innovators Early adopters
Middle majority Laggards
Pesaing Sedikit Jumlahnya meningkat
Jumlahnya tetap meski mulai menurun
Jumlahnya menurun
Tujuan Pemasaran
Menciptakan product awareness and trial
Memaksimumkan pangsa pasar
Memaksimumkan laba dan mempertahankan pangsa pasar
Mengurangi biaya dan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
18
3. Analisis Lingkungan
Analisis ini bertujuan untuk menemukan peluang dan ancaman,
serta menilai resiko yang dihadapi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunities). Namun, secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat)
yang dikenal dengan analisis SWOT.
a. Strength (kekuatan), yaitu apa yang menjadikan suatu produk
bernilai lebih di mata konsumen sehingga bisa dijadikan titik
kekuatan yang memperkuat posisi pasar.
b. Weakness (kelemahan), yaitu kekurangan dari suatu produk
dibandingkan kompetitornya. Hal ini mungkin terjadi akibat
kecerobohan perusahaan yang tidak memperkuat kepuasan
konsumen.
c. Opportunity (peluang), yaitu celah kesempatan yang dapat
dimasuki perusahaan untuk memuaskan konsumen.
d. Threat (ancaman), yaitu keadaan yang dapat mengancam
kelangsungan hidup produk. Ancaman dapat berupa kebijakan
pemerintah yang melarang penggunaan suatu zat tertentu yang
terkandung dalam suatu produk atau dapat juga berupa perilaku
konsumen yang merasa kurang puas pada produk perusahaan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
19
B. BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran (manajemen pemasaran). Unsur -
unsur dari bauran pemasaran sering kali dikenal dengan nama 4P,
yaitu Product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion
(promosi). Penjelasan mengenai keempat unsur tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Product (produk) (2)
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan meliputi barang
fisik, jasa, orang atau pribadi, organisasi, dan ide.
Produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen
yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Untuk
mencapai kepuasan konsumen, perusahaan harus melakukan
konsep produk secara total. Konsep produk total meliputi barang,
kemasan, merek, label, pelayanan, dan jaminan. Dalam
merencanakan penawaran atau produk, perusahaan perlu
mengetahui lima tingkatan produk, yaitu :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
20
a. Produk inti/utama (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap
produk.
b. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi
fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal
agar dapat berfungsi.
c. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara
normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
d. Produk pelengkap (augmented product), yaitu yaitu berbagai
atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat
dan layanan sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan
dan bisa dibedakan dengan produk kompetitor.
e. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan
perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di
masa mendatang.
Berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk
tersebut dikonsumsi, produk dapat dibedakan menjadi barang
konsumen (consumer’s goods) dan barang industri (industrial’s
goods).
Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk
kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga),
bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumsi dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
21
a. Convenience goods, merupakan barang yang pada umumnya
memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan
dalam waktu hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat
kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya.
b. Shopping goods, adalah barang-barang yang dalam proses
pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen
diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan
meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing barang.
c. Specialty goods, barang-barang yang memiliki karakteristik
dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok
konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk
membelinya.
d. Unsought goods, merupakan barang-barang yang tidak
diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada
umunya belum terpikirkan untuk membelinya.
Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh
industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk
keperluan selain dikonsumsi langsung, yaitu :
a. Untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual
kembali (oleh produsen)
b. Untuk dijual kembali (oleh pedagang) tanpa di transformasi fisik
(produksi)
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
22
Barang industri dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya
dalam proses produksi dan biaya relatifnya. Ada tiga kelompok
barang industri yang dapat dibedakan, yaitu :
a. Materials and parts, adalah barang-barang yang seluruhnya
atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi.
b. Capital items, adalah barang-barang tahan lama (long-lasting)
yang memberi kemudahan dalam mengembangkan dan/atau
mengelola produk jadi.
c. Supplies and services, adalah barang-barang yang tidak tahan
lama (short-lasting) dan jasa yang memberi kemudahan dalam
mengembangkan dan/atau mengelola keseluruhan produk jadi.
2. Price (harga)(5)
Dalam arti yang paling sempit, harga adalah jumlah uang yang
ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Dari sudut pandang
pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lannya
yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa.
Harga biasanya ditetapkan oleh tawar menawar antara pembeli
dan penjual. Penjual akan meminta harga yang lebih tinggi
daripada yang mereka harapkan untuk mereka bayar. Lewat proses
tawar menawar, mereka akan mencapai harga yang dapat diterima.
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
23
sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi)
menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).
Di samping itu, harga merupakan unsur bauran pemasaran
yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Dari
sudut pandang perusahaan, harga adalah komponen yang
berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan, sedangkan bagi
konsumen harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai
bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang
dirasakan atas suatu barang atau jasa.
3. Place (distribusi)(2)
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai
kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).
Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran
yang mampu :
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi
pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk,
tempat, waktu, dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel
flow) secara fisik dan non-fisik.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
24
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan
kerapkali bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman)
dan saluran distribusi (distribution channel) untuk menawarkan
produknya ke pasar. Perantara (middleman) adalah orang atau
perusahaan yang menghubungkan aliran barang dari produsen ke
konsumen akhir dan konsumen industrial.
Saluran distribusi (marketing channel, trade channel, distribution
channnel) adalah rute atau rangkaian perantara, baik yang dikelola
pemasar maupun yang independen, dalam menyampaikan barang
dari produsen ke konsumen.
Penyaluran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Saluran pemasaran langsung, yaitu saluran pemasaran yang
tidak mempunyai tingkat perantara. Saluran ini terdiri dari
perusahaan yang menjual langsung kepada konsumen.
2. Saluran pemasaran tidak langsung, yaitu saluran pemasaran
yang menggunakan tingkatan perantara seperti pedagang
besar, agen, atau pengecer.
Jenis-jenis tingkatan saluran distribusi adalah sebagai berikut :
a. Zero level channel, yaitu saluran pemasaran yang tidak
menggunakan perantara.
b. One level channel, yaitu saluran pemasaran yang menggunakan
satu tipe perantara .
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
25
c. Two level channel, yaitu saluran pemasaran yang menggunakan
dua tipe perantara.
d. Three level channel, yaitu saluran pemasaran yang
menggunakan tiga tipe perantara.
4. Promotion (promosi)(2)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu
produk, bila belum pernah didengar oleh konsumen dan tidak yakin
bahwa produk itu akan berguna, maka mereka tidak akan pernah
membelinya.
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,
dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan
sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Meskipun
secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama,
tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-
tugas khususnya yang disebut bauran promosi (promotion mix,
promotion blend, communication mix) yang terdiri sebagai berikut :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
26
a. Personal selling
Personal selling adalah komunukasi langsung (tatap muka)
antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan
suatu produk dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap
produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan
membelinya. Sifat-sifat personal selling antara lain :
1. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup,
langsung, dan interaktif antara dua orang atau lebih.
2. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya
segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual
beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
3. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan
pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan
menanggapi
Aktivitas personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu
sebagai berikut :
1. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan
dengan mereka.
2. Targetting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual
demi pembeli.
3. Communication, yaitu memberi informasi mengenai produk
perusahaan kepada pelanggan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
27
4. Selling yaitu mendekati, mempresentasikan,
mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual
produk kepada pelanggan.
5. Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan
kepada pelanggan.
6. Information gathering, yaitu melakukan riset dan intelijen
pasar.
7. Allocation, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
Penjual yang ditugaskan untuk melakukan personal selling
harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Salesmanship
Penjual harus memiliki pengetahuan tentang produk dan
menguasai seni menjual, seperti cara mendekati pelanggan,
memberikan presentasi dan demonstrasi, mengatasi
penolakan pelanggan, dan mendorong pembelian.
2. Negotiating
Penjual harus mempunyai kemampuan untuk
bernegosiasi tentang syarat-syarat penjual.
3. Relationship marketing
Penjual harus tahu cara membina dan memelihara
hubungan baik dengan para pelanggan.
Personal selling mempunyai kelebihan antara lain
operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
28
reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, usaha
yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat
biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina
hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Kekurangan
dari personal selling adalah membutuhkan biaya yang sangat
besar karena menggunakan armada penjual yang relatif besar.
b. Mass selling
Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan
media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak
sefleksibel personal selling namun merupakan alternatif yang
lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar
sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. Ada
dua bentuk utama mass selling, yaitu :
1. Periklanan
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang
didasari pada informasi tentang keunggulan atau
keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan
mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.
Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu :
a. Menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk
produk (informative).
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
29
b. Mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading).
c. Menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak
(reminding).
d. Menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu
khalayak menerima dan mencerna informasi
(entertainment).
2. Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide,
barang, dan jasa secara personal dimana orang atau
organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk
melakukam kegiatan promosi ini. Publisitas merupakan
pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu
produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan.
Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai
kredibilitas yang lebih baik karena pembenaran (baik
langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak
selain pemilik iklan.
Disamping itu karena pesan publisitas dimasukkan dalam
berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio, dan televisi,
maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi
promosi. Pubilisitas juga dapat memberikan informasi yang
lebih banyak dan lebih terperinci daripada iklan.
Namun pada publisitas, pihak yang diuntungkan tidak
dapat mengatur kapan publisitas itu akan disajikan atau
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
30
bagaimana publisitas tersebut disajikan, dan tidak dapat
diulang-ulang seperti iklan.
c. Public relations
Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh
dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan
tersebut.
Sifat-sifat public relation yang utama, yaitu :
1. Kredibilitas tinggi, dimana artikel dan berita di media massa
lebih dipercaya daripada iklan.
2. Offguard, yaitu public relations dapat menjangkau pihak-
pihak yang menghindari wiraniaga atau iklan.
3. Dramatization, yaitu publuc relatios memiliki potensi untuk
mendramatisasi suatu perusahaan atau produk tertentu.
d. Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera atau
meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui
promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru,
mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru,
mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang
aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
31
(pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan
kerjasama yang lebih erat dengan pengecer.
Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan,
diantaranya adalah komunikasi, insentif, dan undangan
(invitation). Sifat komunikasi mengandung arti bahwa produk
penjualan mampu menarik perhatian dan memberikan informasi
tentang produk terhadap pelanggan. Sifat insentif, yaitu
memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi
pelanggan. Sedangkan sifat undangan adalah mengundang
khalayak untuk membeli saat itu juga.
Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat
dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
Pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Customer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan
untuk merangsang pelanggan untuk membeli.
2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan
untuk mendorong atau merangsang pedagang grosir,
pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan
barang atau jasa dari sponsor.
3. Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan untuk
memotivasi armada penjual.
4. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan
memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
32
hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk
baru, dan menjual lebih banyak kepada pelanggan lama.
e. Direct marketing
Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat
interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan
untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di
sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi
ditujukan untuk langsung kepada konsumen individual, dengan
tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang
bersangkutan, baik melalui telepon, pos, atau dengan datang
langsung ke tempat pemasar.
C. STRATEGI PENJUALAN
Strategi penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap
pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui penjualan
secara langsung atau tatap muka. Tujuan pembuatan strategi
penjualan adalah agar target atau tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai. Sasaran strategi penjualan bukan semata sampai terjadi
transaksi pembelian melainkan sebagai sasaran dalam memberikan
kepuasan agar konsumen menjadi loyal.
Berikut merupakan perbedaan dari konsep penjualan dan konsep
pemasaran :
1. Konsep penjualan
a. Memusatkan perhatian pada kebutuhan penjual
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
33
b. Sibuk dengan kebutuhan penjual untuk mengubah
produknya menjadi uang tunai
2. Konsep pemasaran
a. Memusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan
b. Sibuk dengan gagasan untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan melalui produk dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan penciptaan, pengiriman, dan
akhirnya pengkonsumsian produk tersebut.
Dalam melakukan penjualan terdapat beberapa teori yang dapat
diterapkan, salah satunya adalah teori AIDA.
1. Attention
Attention adalah tahap membangkitkan perhatian target
terhadap penjual. Apabila prospek sudah tertarik kepada penjual
maka prospek akan tertarik pula dengan produk yang
ditawarkannya. Usaha untuk menciptakan suatu daya tarik dapat
dilakukan dengan penampilan yang sopan, menarik, sikap yang
dapat dipercaya, ramah, dan santun.
2. Interest
Tahap ini adalah tahap dimana penjual membangkitkan minat
target terhadap produk yang ditawarkan misalnya dengan
melakukan presentasi yang menarik mengenai produk atau dengan
cara memberikan sampel, gift, atau brosur. Tahap ini bertujuan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
34
untuk menunjukkan feature dan benefit dari produk sehingga dapat
membangkitkan emotional motivation dari prospek.
3. Desire
Pada tahap ini penjual harus menjadikan emotional motivation
konsumen yang timbul pada tahap interest menjadi suatu keinginan
untuk memiliki produk antar lain dengan memberikan diskon,
memberikan kemudahan cara pemesanan, pembayaran, dan waktu
pengiriman.
4. Action
Pada tahap ini akan terjadi kegiatan menutup transaksi dengan
adanya suatu transaksi penjualan dan ditandai dengan
dilakukannya pemesanan, pembayaran, dan pengiriman barang.
Penjual harus memberikan pelayanan penjualan yang terbaik agar
konsumen merasa terkesan dan melakukan pembelian ulang.
Dalam merumuskan strategi penjualan ada dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu target konsumen dan tingkat penjualan. Target
konsumen disini dibagi dua yaitu konsumen lama dan konsumen baru,
sedangkan untuk tingkat penjualan dibagi menjadi penjualan tinggi dan
penjualan rendah. Dari dua variabel ini dapat dirumuskan strategi
penjualan yang terdiri atas :
1. Repurchase
Digunakan untuk target konsumen lama dengan tingkat
penjualan yang tinggi. Hal yang perlu dilakukan adalah:
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
35
a. Meningkatkan intensitas pembelian pelanggan lama,baik
volume maupun frekuensi pembeliannya.
b. Menggeser perilaku konsumen dari light user ke medium
user dan medium user ke heavy user.
c. Meningkatkan pelayanan agar konsumen merasa
diistimewakan.
2. Offensive selling
Digunakan untuk target konsumen baru dengan tingkat
penjualan yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan di sini, adalah
a. Membuat perencanaan prospek yang meliputi area,
siapa, kebutuhan dan keinginan, daya beli dan
sebagainya.
b. Mengidentifikasi dan mencari prospek baru di segmen
pasar yang ada serta di segmen pasar yang baru.
c. Melakukan kontak secara intensif dengan pelanggan.
3. Customer retention
Digunakan untuk target konsumen lama dengan tingkat
penjualan yang rendah. Hal yang dilakukan di strategi ini adalah
a. Menjaga pelanggan lama dengan cara memberikan harga
rendah.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
36
b. Memfokuskan kepada high user atau high customer.
c. Untuk medium dan light user diarahkan untuk mengganti
dengan produk yang baru dan canggih.
d. Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan konsumen
4. Selective Selling
Digunakan untuk target konsumen baru dengan tingkat
penjualan yang rendah. Strategi ini bertujuan menciptakan image
eksklusif pada konsumen baru. Hal yang perlu dilakukan di sini
adalah:
a. Mengidentifikasi dan mencari prospek baru yang
berpotensi tinggi atau kelas atas.
b. Menampilkan image produk kelas atas yang sangat
berbeda seperi produk-produk eksklusif, limited
edition dan kualitas tinggi.
c. Melakukan penjualan dengan gengsi, gaya hidup dan
trendcenter
d. Menggunakan sales person yang mempunyai high
skill dan profesional.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
37
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. JADWAL KEGIATAN PKL
Praktek kerja lapangan di PT. Indofarma, Tbk berlangsung selama
kurang lebih 3 bulan. Kegiatan dimulai sejak tanggal 11 Februari hingga
30 April 2009. PKL dilakukan di Branch office yang bertempat di Jalan
Sultan Iskandar Muda 9 BCD Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Untuk
Jadwal kegiatan PKL dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Jadwal kegiatan PKL
Februari Maret April No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Company Information
2 Product Knowledge
3 Join Visit With Medical
Representative
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
38
4 Communication and selling
skill
5 Area Territority Managemen
6 Drug Information
7 Distributor Information
8 Direct Selling OTC and
Herbal
9 nulisan Laporan
B. HASIL KEGIATAN PKL
Selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan berlangsung, Penulis
diberikan beberapa pembekalan yang berkaitan dengan proses
pemasaran, yaitu:
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
39
1. Company Information
Informasi mengenai profil perusahaan PT Indofarma, struktur
organisasi perusahaan, serta informasi mengenai susunan struktur
organisasi divisi pemasaran perusahaan.
2. Drug Information
Informasi mengenai penggolongan obat, baik secara umum,
maupun berdasarkan strategi pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan.
3. Product Knowledge
Pengetahuan mengenai produk-produk obat yang di
produksi oleh PT Indofarma .
4. Communication and selling skill
Pengetahuan mengenai cara berkomunikasi dan teori yang
dapat digunakan dalam kemampuan menjual
5. Area Territority Management
Pengetahuan mengenai pembagian wilayah pemasaran
yang akan dilaksanakan selama kegiatan PKL berlangsung.
6. Distribution Information
Informasi yang berkaitan dengan perusahaan distributor PT
Indofarma dan memahami hubungan distributor dengan kegiatan
pemasaran dan penjualan produk perusahaan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
40
7. Join Visit With Medical Representative
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutinitas yang dilakukan
penulis yaitu melakukan aktivitas Medical Representative (MR) ke
Apotik, Rumah sakit, dokter dan PBF.
8. Direct Selling OTC and Herbal
Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan
penulis yaitu melakukan aktivitas direct selling untuk produk obat
OTC dan Herbal di beberapa tempat-tampat umum.
9. Penulisan Ilmiah
Kegiatan penulisan ilmiah ini dilakukan menganalisis data
yang diperoleh dari kuisoner selama mengikuti joint visit with MR
pada apotek di wilayah Jakarta Barat.
C. KEGIATAN PKL
1. Company Information
Pada kesempatan ini, penulis memperoleh informasi
mengenai profil perusahaan PT Indofarma terutama tentang
struktur organisasi utama PT Indofarma maupun struktur
organisasi divisi pemasarannya.
. a) Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Untuk menjadi suatu perusahaan yang besar dan
berdaya saing tinggi tidaklah mudah. PT Indofarma .Berawal
pada tahun 1918, sebagai unit produksi kecil dari Rumah
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
41
Sakit Pusat Pemerintahan Belanda di Jakarta dengan
fasilitas terbatas yang hanya dapat memproduksi beberapa
jenis salep dan kasa pembalut. Setelah berjalan kurang lebih
13 tahun, pada tahun 1931 unit produksi dipindahkan ke
Manggarai dan namanya diubah menjadi Pabrik Obat
Manggarai dan mulai memproduksi obat-obatan berupa
tablet dan injeksi. Seiring dengan terjadinya pendudukan
Jepang di Indonesia, pada tahun 1942 pabrik diambil alih
oleh pemerintahan Jepang dan dikelola oleh Takeda,
Jepang.
Pada tahun 1950, Pemerintah RI mengambil alih kembali
dan mulai dikelola oleh Departemen Kesehatan. Selanjutnya
pada tahun 1979, nama pabrik Obat Manggarai diubah
menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen kesehatan
Republik Indonesia yang bertugas memproduksi obat-obat
esensial untuk pelayanan kesehatan masyarakat. Lalu tahun
1981, Pusat Produksi Farmasi berubah status menjadi
Perusahaan umum Indonesia Farma (Perum Indofarma)
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP)
No.20 tahun 1981.
Pada tahun 1988, perum Indofarma, membangun pabrik
baru seluas 20 hektar di Cibitung- Bekasi, Jawa Barat yang
dirancang dengan konsep Cara Pembuatan Obat yang Baik
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
42
(CPOB). Pada tahun 1991, aktivitas produksi dipindahkan ke
pabrik baru Cibitung, dan pada tahun 1993 dibangun
Fasilitas produksi baru untuk produk steril termasuk
sefalosfurin. Setelah berjalan kurang lebih 8 tahun, yaitu
pada 2 Januari 1996 status Perum Indofarma diubah
menjadi PT.Indofarma berdasarkan PP RI No.34 tahun 1995,
dan di tahun yang sama pula PT.Indofarma mengakuisisi
PT.Riasima Abadi Farma sebuah produsen bahan baku
farmasi.
Pada tahun 1999, PT.Indofarma mendirikan Extraction
plant yang merupakan pusat produksi bahan-bahan ekstrak
sebagai bahan baku obat tradisional yang selesai pada
tahun 2000, dan pada tahun yang sama PT.Indofarma
mendirikan Indofarma Global Medika (IGM) yang menangani
pendistribusian dan perdagangan semua produk baik OTC
maupun Ethical. Sedangkan PT. Indofarma fokus terhadap
manufaktur dan pemasaran. Selang waktu 1 tahun, PT.
Indofarma membangun pabrik pengolahan Makanan
Pendamping ASI( MP-ASI) di Lippo Cikarang Industrial
Estate, Jawa Barat, dan pada tahun itu juga Indofarma
memperoleh sertifikat ISO-9002 khususnya untuk seluruh
unit produksi steril dan selanjutnya yaitu ISO-9001 untuk
seluruh unit produksi termasuk Herbal Medicine.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
43
Pada tahun yang sama pula, status perusahaan
berkembang menjadi PT. Indofarma , yaitu pada tanggal 17
april 2001. Pada bulan mei 2002, bisnis retail apotek yang
telah dirintis sejak Oktober 2001 telah mengembangkan 14
Apotek di Jawa dan Bali, dan juga mengajak Dos Ni Roha
sebagai distributor tunggal untuk seluruh produk OTC
dengan harapan produk OTC Indofarma dapat tersebar di
seluruh Indonesia.
Visi dan Misi serta Motto Perusahaan
Untuk menjadi suatu perusahaan Farmasi yang besar
dan kuat, maka PT. Indofarma senantiasa berpegang teguh
pada visi, misi dan motto perusahaan yang sudah dibuat dan
disepakati bersama. Hal ini penting agar perusahaan tetap
berada di jalur yang benar demi kemajuan perusahaan yang
akan dicapai pada tahun mendatang.
Visi perusahaan adalah Menjadi perusahaan Farmasi yang
berdaya saing global dan pemain terkemuka dalam bisnis
farmasi nasional.
Misi perusahaan
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk farmasi dan
produk kesehatan lainnya yang mempunyai keunggulan
kompetitif.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
44
2. Meningkatkan bisnis farmasi dan bisnis pelayanan kesehatan
yang bermanfaat bagi masyarakat dan semua pihak yang terkait
dengan perusahaan.
3. Mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
sehingga dapat berperan dalam pengembangan industri farmasi
nasional.
Motto dari PT. Indofarma adalah “ For The Better Of Life”,
yang artinya untuk kehidupan yang lebih baik dan diterjemahkan
bahwa perusahaan berusaha memberikan pelayanan kesehatan
terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia melalui penyediaan
obat yang bermutu tinggi dalam jumlah yang memadai sehingga
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat-obatan tetapi
dengan harga yang terjangkau dan mudah diperoleh di seluruh
Indonesia, hal ini diupayakan agar taraf kesehatan masyarakat
di Indonesia dapat meningkat tiap tahunnya.
Berikut struktur organisasi divisi pemasaran PT Indofarma .
Lihat lampiran 2. Organisasi divisi pemasaran PT Indofarma
berada dibawah Direktur Pemasaran dan Umum (Marketing
Director), yang bertugas menangani produk OTC dan Ethical.
Direktur Pemasaran dan Umum membawahi Manager
Ehical,Manager OTC, BM Reguler, dan BM trading. Masing-
masing manager dibantu oleh 2-3 orang staf manager, Manager
produk dan Manager Penjualan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
45
Manager Penjualan dibantu oleh 2 staf yaitu Supervisor
dan Medical Representative yang merupakan wakil dari suatu
perusahaan farmasi. Namun ada yang berbeda, Manager
Ethical juga membawahi seorang Sales Manager Ekspor/
Penjualan khusus, dan Sales Manager ini juga membawahi
Sales Produk eksport dan Produk Executive untuk hewan.
Penjelasan dari tugas dan wewenang divisi tersebut sebagai
berikut:
1. Direktur Pemasaran memiliki wewenang:
a. Bertanggung jawab atas hasil penjualan atau
pemasaran yang merupakan titik penentu dalam
kelangsungan hidup perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas biaya-biaya yang
timbul akibat adanya usaha pemasaran
c. Memastikan semua kebijakan perusahaan
dijalankan oleh tenaga pemasaran
d. Memberikan usulan kepada menejemen dari
tim pemasaran.
2. Marketing Manager
Tugas dari marketing manager adalah
merancang strategi pemasarn dan penjualan dari tiap
produk perusahaan dan bertanggung jawab terhadap
tercapainya tingkat penjualan dengan membuat
rencana pemasaran untuk produk baru dan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
46
pengembangan produk lama. Marketing Manager PT
Indofarma Tbk dibagi menjadi dua yaitu Marketing
Manager Generik dan Marketing Manager OTC.
Marketing Manager OTC PT Indofarma Tbk dibagi
menjadi dua divisi yaitu, Marketing Manager OTC
Indo dan Marketing Manager OTC Herbal, keduanya
dibantu oleh staf-staf ahlinya yaitu Product Manager,
Sales Manager, Supervisor, dan OTC
Representative.
3. Product Manager
Membantu marketing manager membuat
strategi pemasaran setiap produk PT Indofarma Tbk
termasuk analisis pasar, strategi harga, dan STP
yang seuai dengan strategi pemasaran yang
diterapkan.
4. Sales Manager
Bertanggunag jawab terhadap hasil penjualan
regional, terhadap pelaksanaan program penjualan
serta mengontrol dan mengevaluasi kerja supervisor,
OTC rep. Indo maupun Herbal. PT Indofarma
memiliki 2 orang Sales Manager yaitu Sales Manager
I dan II.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
47
1. Sales Manager I, untuk area Indonesia bagian
Barat meliputi wilayah Jawa Barat, DKI II, Sumatra,
dan Pontianak.
2. Sales Manager II, untuk area Indonesia bagian
timur, meliputi wilayah DKI I, Jawa tengah, Jawa
Timur, Sulawesi, Kalimantan, Denpasar, dan Papua.
5. Generik Supervisor (Generik SPV)
Merupakan orang yang membawahi Generik-rep
dan bertugas untuk mengkoordinasi, memotivasi,
kontrol serta pembuatan planning pada suatu area
tertentu guna mencapai target yang ditetapkan
perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab supervisor antara lain
sebagai berikut :
1. Membuat rencana kunjungan mingguan dan
aktivitas promosi pada hari sabtu (sesuai form)
2. Mengevaluasi dan mengoreksi rencana
kunjungan MR dan menjadwalkan kunjungan joint
visit dengan MR
3. Melakukan joint visit dengan MR sebanyak 3 kali
seminggu dengan MR yang berbeda dan kunjungan
tersebut terhitung sebagai kunjungan supervisor
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
48
4. Membuat rekapitulasi kunjungan harian MR
dan Spv (sesuai form) yang dilaporkan ke HO setiap
bulan
5. Membuat data base outlet/customer yang
menjadi target Supervisor sesuai form
6. Melakukan program ekstra detailing 3 kali per
bulan secara sendiri atau bersama MR nya.
7. Melakukan presentasi Sistim Jaringan / PKP /
Maintance Customer 6 kali /bulan secara sendiri atau
bersama MR nya
8. Melakukan morning season tim tiap hari :
a. Penilain aktivitas dan pemeriksaan kartu
kunjungan MR/tim
b. Pengarahan aktivitas harian yg harus
dilakukan MR
c. Memeriksa progress sales MR dan rencana
kunjungan MR
d. Field visite (joint visite dan on the job)
9. Melakukan koordinasi dengan distributor
(salesman, supervisor,kacab) :
a. Progres Apotik kerjasama dan penjualan di
cabang
b. Sinkronisasi program/kegiatan tim dan
cabang
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
49
c. Monitoring sales-transaksi di setiap segmen
outlet
10. Membuat evaluasi progres kerja setiap minggu
ke pusat
a. Tim MR, kompetitor dan analisanya
b. Stock Out dan loss opportunity/loss order
c. Outlet Kerjasama
11. Mengontrol stok produk :
a. Memastikan tidak ada produk yang ED nya
dibawah 6 bulan
b. Produk yang memiliki kadaluarsa < 1 tahun
supaya mengajukan program misalnya dengan
meminta tambahan diskon atau kombinasi dengan
produk lain
c. Memastikan ketersediaan stok dan
mengurangi terjadinya over stok
12. Melaksanakan agenda kerja yg telah ditetapkan
6. Generik Representative ( Generik Rep)
Generik-rep merupakan ujung tombak dan duta
Indofarma yang bertanggung jawab untuk
menciptakan demand Adapun Fungsi dan tugas dari
Generik rep adalah sebagai berikut :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
50
1. Membuat rencana kunjungan mingguan dan
aktifitas promosi pada hari Sabtu (sesuai form)
a. Pagi sampai Siang :
Kunjungan Apotik Pareto dengan target 2
Apotik Kerjasama & 4 Apotik target Kerjasama.
Setiap sore harus kembali ke kantor untuk
melakukan evaluasi & koordinasi dengan IGM
berkaitan dengan pelayanan terhadap apotik
tersebut dan dibuatkan resume.
b. Sore sampai Malam :
Kunjungan ke dokter praktek dan kunjungan ke
Apotik Kerjasama yang memerlukan kunjungan
malam untuk pendekatan emosional.
2. Membuat laporan kunjungan harian (sesuai form)
3. Membuat rekap kunjungan harian yang dilaporkan
ke HO tiap bulan
4. Melengkapi data outlet/customer sesuai form
5. Melakukan program aktivitas ekstra detailing 2
kali/bulan per MR
6. Presentasi Sistim Jaringan / PKP / Maintance
Customer 4 kali/bulan per MR
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
51
7. Koordinasi dengan salesman diareanya
8. Monitoring aktivitas sales/transaksi di area (sesuai
form)
9. Membuat data monitoring Apotik Kerjasama &
target Kerjasama terhadap availabilitas produk
(sesuai form)
10. Membuat rencana Up country pada setiap minggu
ke 4 pada bulan berjalan untuk pelaksanaan up
country bulan berikutnya sekaligus laporan up
country terakhir untuk area yang tuju. Rencana
up country yang masuk ke HO yang melewati
tanggal 05 tidak akan di setujui.
11. Melakukan koordinasi dengan distributor
(salesman, supervisor) :
a. Progres Apotik kerjasama dan penjualan di cabang
b. Sinkronisasi program/kegiatan tim dan cabang
c. Monitoring sales-transaksi di setiap segmen outlet
Pemasaran produk-produk OGB Indofarma meliputi
seluruh daerah dii Indonesia, yang terbagi menjadi beberapa
cabang disetiap wilayah diseluruh kota di Indonesia.
Biasanya wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu bagian
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
52
barat,tengah dan timur. Pembagian ini untuk mempermudah
proses kontrol pemasaran produk di masing-masing daerah.
b) Struktur Organisasi PT. Indofarma
Dalam upaya meningkatkan sistem kerja yang lebih efektif
dan efisien di lingkungan PT Indofarma, perlu dipahami dan
dihayati struktur organisasinya. Struktur organisasi sangat
diperlukan agar setiap anggota staf mengetahui dimana
posisinya dalam organisasi serta ruang lingkup tugasnya
berikut wewenang dan tanggung jawabnya.
Struktur organisasi menunjukkan kedudukan setiap
pemimpin organisasi dan anggota staf lainnya, kepada yang
bertanggung jawab dalam melaporkan hasil tugasnya,
disamping itu ditentukan siapa yang membantu dan berada
dibawah komandonya, manfaat pemahaman dan penghayatan
struktur organisasi sangatlah signifikan dalam upaya
peningkatan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas.
Kedudukan tertinggi PT. Indofarma dipegang oleh Direktur
Utama yang membawahi tiga direktur lainnya untuk masing-
masing divisi yaitu, Direktur Pemasaran dan Umum, Direktur
Produksi, serta Direktur SDM dan Keuangan. Setiap divisi
memiliki stuktur organisasi dan kegiatan berbeda-beda dan
terpisah tetapi saling berhubungan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
53
2. Drug Information
Penggolongan obat berdasarkan cara pemasarannya dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Obat Ethical, yaitu obat yang dapat diperoleh di apotek
dengan resep dari dokter.
b. Obat OTC, Obat yang dapat dijual ataupun dibeli bebas di
mana saja.
3. Product Knowledge
Pada minggu ke-2 kegiatan PKL diberikan informasi tentang
produk-produk PT Indofarma. PT Indofarma sendiri sebagian
besar produknya adalah obat-obat ethical, diantaranya Obat
Generik Berlogo (OGB) dan Obat Branded serta produk-produk
OTC ( Over The Counter) yang terbagi atas produk OTC Indo
dan produk OTC Herbal .
a. Obat Generik Berlogo ( OGB )
Merupakan obat yang namanya sama dengan zat
berkhasiat yang terkandung di dalamnya. Kualitasnya
dijamin oleh pemerintah, karena diproduksi oleh perusahaan
Indofarma yang telah memperoleh sertifikat CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik). Bahan baku yang digunakan
harus memenuhi standar menurut Farmakope USP,
Farmakope Eropa dan Farmakope Indonesia Edisi 4. OGB
Indofarma sudah diuji banding bioavailabilitas dengan obat
paten dan memberikan hasil yang setara, dari segi harga,
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
54
harga OGB dikontrol oleh pemerintah dan ditetapkan melalui
SK. Menkes.
PT Indofarma memiliki 150 item OGB yang mencakup
bermacam-macam kelas.
a. Ondansetron
Isi : ondansetron
Indikasi : Nausea dan vomitus yang disebabkan oleh
kemoterapi, nausea vomitus pasca operasi
Sediaan : Injeksi & tablet
b. Meloxicam
Isi : Meloxicam
Indikasi : Osteoarthritis
Sediaan : tablet
c. Ranitidin
Isi : Ranitidine
Indikasi : terapi oral untuk hiperasiditas, sindroma
Zollinger-ellison
Sediaan : tablet dan injeksi
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
55
b. Obat Ethical Branded, yaitu obat yang telah memiliki merek
dagang tersendiri. Berikut merupakan contoh obat Ethical
Branded:
1. Incephin®
Komposisi : Cefriaxon 1 g
Kemasan : Box, @ 1 vial
2. Incetax®
Komposisi : Cefotaxime 1 g
Kemasan : Box, @ 1 vial
3. Infix syr®
Komposisi : Cefixime 100 mg/ 5 ml
Kemasan : Botol 30 ml
4. Insetron 4 mg/ 2 ml®
Komposisi : Ondansetronn 4 mg / 2 mg
Kemasan : Box, @ 5 ampul
5. Cetarel®
Komposisi : Cetrizine 10 mg
Kemasan : Box, 3 strip @ 10 tablet
c. OTC yang terbagi dua yaitu :
a. OTC Herbal, Produk Herbal Indofarma yang beredar di
pasaran ada 5 macam, yaitu :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
56
1. Biovision®
Komposisi:
a. Ekstrak bilberry 80 mg
b. Vitamin C 60 mg
c. Betacaroten 3 mg
d. Vitamin B2 1,5 mg
2. Prolipid®
Komposisi :
Tiap kapsul mengandung ekstrak tanaman :
a. Guazumae folium 670 mg
b. Sonchi folium200 mg
c. Murrayae folium120 mg
Indikasi: Membantu menurunkan kadar lemak dalam
darah.
Kemasan : Botol 60 kapsul; Kotak isi 6 blister@ 10 kapsul
3. Pro uric®
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung ekstrak herbal:
Andrographis paniculata 600 mg
a. Sonchus arvensis475 mg
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
57
b. Curcuma xanthorrhiza240 mg
c. Cyperus rotundus220 mg
d. Piper nigrum200 mg
Indikasi : Membantu meredakan nyeri sendi
Kemasan : Botol 60 kapsul; kotak isi 6 blister@ 10 kapsul
4. Bioprost®
Komposisi:
Ekstrak saw palmetto 160 mg
Saw palmetto mengandung asam lemak bebas ( asam
laurat, palmitat, oleat, dan stearat), alkohol alifatik
rantai panjang, alkohol triterpenat, serta b-sitosterol
( fitosterol)
Indikasi : Membantu menjaga kelancaran berkemih akibat
prostat.
5. OBH Indoplus®
Komposisi:
Tiap 5 ml sirup OBH Indoplus mengandung:
a. Parasetamol200 mg
b. Succus liquiritae75 mg
c. Amonium klorida25 mg
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
58
d. Pseuefedrin HCl15 mg
d. Chlorpheniramine maleat0,5 mg
OBH Indo plus merupakan obat batuk dengan kombinasi
bahan aktif yang dapat mengatasi batuk produktif yang
disertai hidung tersumbat, alergi, demam dan sakit kepala.
Kemasan : Botol 100 ml
b. OTC Indo
Produk-produk dari OTC Indo yang sudah beredar dipasaran
antara lain adalah:
a. Indo Obat Penurun Panas® : Parasetamol 500 mg
b. Indo Obat Sakit Kepala® :Parasetamol 650 mg,kafein 50 mg
c. Indo Obat Tambah Darah® : Exsiccated ferrous sulfat 200
mg, Asam folic 0,25 mg
d. Indo Obat Flu® : Parasetamol 500 mg, Pseudoefedrin HCl
30 mg, klorfeniramina maleat 2 mg
e. Indo Obat Batuk dan Flu® : Parasetamol 500 mg,
Pseudoefedrin HCl 30 mg, Dekstrometorfan HBr 15 mg
f. Indo Obat maag® : Magnesium hidroksida 200 mg,
Aluminium hidroksida 200 mg, Simetikon 20 mg
g. Indo Obat Batuk Berdahak : Bromheksin HCl 8 mg, Gliseril
guaiakolat 100 mg
h. Indo Obat Penurun Panas Anak : Parasetamol 250 mg
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
59
i. Indo Obat Batuk Cair : Gliseril Guaiakolat 100 mg,
Dekstrometorfan HBr 15 mg, Klorfeniramina maleat 2 mg
j. Indo Obat Cacing : Mebendazol 500 mg
k. Indo Obat Cacing Anak : Mebendazol 100 mg
l. Indo Obat Asma : Teofilina anhidra 130 mg, Efedrina HCl
12,5mg
4. Communication dan Selling skill
Seorang medical Representative ataupun OGB Rep,
harus memiliki cara berkomunikasi dan keahlian dalam menjual
produk. Ada banyak penelitian empiris yang membuktikan
bahwa dalam diri seorang MR atau OGB Rep yang baik ada
beberapa karakteristik yang menonjol. Jadi tidak semua
karakter dalam diri manusia menentukan, tapi hanya sebagian
kecil saja yang menentukan. Kumpulan karakteristik yang
menentukan keberhasilan ini lazim disebut “The winning edge”,
yakni :
1. Sikap mental yang positif
2. Sikap yang menyenangkan dan simpatik (likebility)
3. Penampilan yang menarik
4. Pengetahuan produk
5. Kemampuan presentasi
6. Prospecting and approaching skill
7. Objection handling and closing
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
60
Sikap mental yang positif.
Sikap ini mutlak harus dimiliki dan tidak mungkin bisa ditawar
lagi, mengingat orang yang mempunyai sikap positif inilah yang
akan berhasil. Sikap inilah yang mendasari semua tindakan
yang diwarnai dengan optimisme. Sikap positip ini biasanya
berupa sikap mental terhadap orang lain atau diri sendiri.
Dalam psikologi jual beli, sikap positip inilah yang diharapkan
dalam mempengaruhi calon pembeli.
Sikap yang menyenangkan dan Simpatik.
Penjual yang baik akan selalu berusaha menyenangkan
pembelinya. Sikap ini yang dibutuhkan dalam menghadapi
pembeli. Sikap simpatik ini harus tetap ditampilkan walaupun
kita dalam keadaan yang kurang menyenangkan.
Penampilan.
Sebagai duta perusahaan, penampilan seorang medical
representative atau OGB Rep akan membawa citra (image) dari
perusahaan yang bersangkutan, boleh dikatakan bahwa MR
atau OGB Rep merupakan iklan berjalan dari perusahaan.
Penampilan yang baik selain akan memberikan citra yang baik
bagi perusahaan juga akan menambah rasa percaya diri bagi
orang tersebut saat berhadapan dengan pembeli.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
61
Pengetahuan produk.
Hal ini merupakan persyaratan yang absolute bagi
seorang MR atau OGB Rep. Pengetahuan produk yang
sempurna ini meliputi semua aspek dari produk itu, maupun
aspek medical lainnya.
Kemampuan presentasi.
Kemampuan dalam mengungkapkan ide secara nyata
merupakan modal yang harus dimiliki seorang MR atau OGB
Rep, hal ini terkait dengan tugas MR atau OGB rep yang secara
langsung menjelaskan produk kepada apotek-apotek. Oleh
karena itu kombinasi penguasaan teknik presentasi,
kemampuan memvisualisasi dan product knowledge menjadi
suatu kebutuhan yang mutlak.
Prospecting and Approaching Skill.
Ada calon pembeli (prospect) di luar sana, tetapi tidak
semuanya, memiliki kemampuan untuk membeli. Ada yang tidak
mempunyai potensi sama sekali tetapi ada juga yang memiliki
potensi yang luar biasa. Mengingat waktu untuk menarik calon
pembeli itu sangat terbatas maka pengetahuan akan calon
pembeli menjadi sangat vital. Dengan memusatkan segala
usaha pada calon pembeli potensial (approach) tentu akan
menghasilkan dibandingkan kita memusatkan kepada tempat
yang salah.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
62
Objection handling and closing.
Tiada proses tanpa objection dan tidak ada commitment
tanpa closing. Oleh karena itu seorang MR atau OGB Rep yang
baik mutlak harus dapat berdiplomasi dalam menghadapi
objection (keberatan) dan mengubah objection tadi menjadi
opportunity (kesempatan) untuk membeli. Akan lebih baik lagi
jika proses ini ditutup dengan suatu komitmen.
Selling skill yang diberikan yaitu:
Opening
Kemampuan khusus apa yang anda pergunakan untuk
mengarahkan pelanggan melewati setiap tahap dalam proses
pembelian. Berikut tahapan yang harus dilakukan :
1. Penerimaan, pembukaan didasarkan pada laporan yang sudah
disusun sebelumnya, menjadi alasan dasar untuk mengunjungi
dan menanyakan tanggapan dari pelanggan.
2. Fokus mengidentifikasi kebutuhan
3. Menjelaskan kepada pelanggan, bagaimana produk dan juga
memberikan penawaran secara menyeluruh supaya dapat
memenuhi kebutuhan.
4. Evaluasi, menanyakan kepada pelanggan untuk memberikan
penilaian seberapa baik tentang produk yang dapat memenuhi
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
63
kebutuhannya, serta merespon balik dengan mengarahkan
pandangan yang negatif menjadi positif.
5. Mengumpulkan segala yang dapat ditawarkan kepada
pelanggan ke dalam penawaran, kemudian menindaklanjuti
sesuai kebutuhan pelanggan.
Kalau kita hubungkan dengan tugas kita sebagai Medical
Representatif ataupun OGB Rep, dimana tugas utama kita
adalah menyampaikan informasi produk yang kita bawa, maka
setelah melakukan opening (pembukaan) berdasarkan pada
laporan sebelumnya kita langsung pada tahapan berikutnya yaitu
identifikasi kebutuhan (need).
Probing
Untuk mengetahui keinginan dokter, kita harus melakukan
probing (suatu keterampilan bertanya untuk mengungkapkan
need/kebutuhan pelanggan).
Ada 2 (dua) macam probing :
1. Open probe : Adalah pertanyaan-pertanyaan yang
memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk bebas
berbicara sesuai dengan topik yang dikehendakinya.
2. Close probe : Adalah pertanyaan-pertanyaan yang
terarah menuju ke suatu topik dimana jawabannya pendek-
pendek (ya, tidak, dsb).
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
64
Setelah mengetahui kebutuhan pelanggan, dengan
pengetahuan produk yang kita miliki dihubungkan bagaimana
produk dapat memenuhi kebutuhan dari pelanggan. Apabila
customer / pelanggan sudah menyetujui apa yang dijelaskan
sesuai dengan kebutuhannya maka kita lanjutkan dengan skill
yang lain yakni supporting.
Supporting.
Adalah suatu skill untuk menguatkan, terdiri dari 2(dua) bagian :
1.Agree with the need
2.State benefit(s) which satisfy the need
Jadi apabila setelah kita melakukan probing, dokter
mengungkapkan suatu need yang dapat kita penuhi dengan
benefit produk kita, langsung kita support. Supporting juga
dilakukan untuk semua pertanyaan customer yang nadanya
positif terhadap produk, service atau perusahaan kita. Setelah
kita tahu semua need dan sudah kita support baru kita lakukan
closing.
Closing.
Adalah skill untuk menutup sales call. Ada dua bagian
penting dalam closing, yakni :
1. Summarize the benefit which satisfy the needs
2. Request a commitment
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
65
Dalam request a commitment, kalimat harus dalam bentuk yang
positif nadanya.
5. Distributor Information
Distributor PT Indofarma adalah PT Indofarma Global Medika.
Produk yang didistribusikan adalah semua produk yang
diproduksi oleh PT Indofarma dengan sasaran apotek dan toko
obat.
Kegiatan pemasaran PT Indofarma dilakukan baik untuk
sektor regular maupun institusi. Aktivitas pemasaran di sektor
regular ditujukan terutama untuk melayani kebutuhan langsung
konsumen seperti rumah sakit, apotek, dan toko obat.
Penggarapan sektor ini menjadi fokus perusahaan karena dalam
jangka panjang menjamin pertumbuhan penjualan yang lebih
stabil dan memiliki potensi pasar yang masih besar.
Pada sektor institusi, kegiatan pemasaran ditujukan untuk
menggarap pasar Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan di
daerah-daerah serta institusi lainnya yang memiliki potensi untuk
meningkatkan penjualan dan menyumbangkan laba.
Selain pasar domestik, penggarapan pasar ekspor terus
dijajaki, kontak-kontak bisnis dengan partner di beberapa Negara
tujuan ekspor. Sedangkan pendistribusian produk-produk
dilakukan oleh PT Indofarma Global Medika (IGM) yang
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
66
merupakan anak perusahaan yang 99.99% sahamnya dimiliki
oleh PT.Indofarma.
6. Area Territority Management
Area territority management untuk OGB antara lain :
a. Rumah sakit
b. Apotek
c. Dokter
d. Instansi Pemerintah, seperti : Askes, Telkom, Jamsostek,
Pertamina, PTPN. Disdokkes, Kesdam, Klinik Pemda, Klinik
Perguruan tinggi, dll.
e. Instansi Swasta, seperti : Klinik Pabrik, Hotel, Bank,
Universitas, Asuransi, dll.
f. PBF
7. OTC Promotion and Direct Selling
Kegiatan promosi dan direct selling dilakukan
bersama OTC rep, dan juga team promosi lainnya seperti
SPG ( Sales Promotion Girls) yang bertugas membantu
melaksanakan aktivitas promosi baik di outlet maupun
instansi-instansi untuk meningkatkan volume penjualan.
Direct selling di perkantoran-perkantoran baik milik
pemerintah maupun swasta,kantor pos dan PLN.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
67
BAB IV
PEMBAHASAN
A. STRATEGI PEMASARAN PT INDOFARMA
Strategi pemasaran adalah pedoman dalam memasarkan produk.
Dalam menentukan strategi pemasaran perusahaan perlu menetapkan
target pasar yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki dan
membuat kombinasi pemasaran yaitu 4P (product, price, place,
promotion)
Dalam memasarkan produknya, PT Indofarma juga membuat
strategi pemasaran untuk setiap produknya. Tujuannya adalah agar
produk yang dipasarkan dapat unggul dalam persaingan. Strategi
pemasaran PT Indofarma adalah sebagai berikut:
1. Analisis pasar
Tujuan dilakukan analisis pasar adalah untuk menentukan
pasar yang tepat, sesuai dengan sumber daya produk. Tahap
analisis pasar yang dilakukan oleh PT Indofarma adalah sebagai
berikut :
a. Segmentation
Pada tahap ini, PT Indofarma membagi pasar berdasarkan
beberapa segmentasi, yaitu:
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
68
1. Segmentasi geografis
PT Indofarma membagi wilayah pemasarannya menjadi tiga
wilayah yaitu barat, selatan dan timur, dan untuk produk
OGB PT Indofarma . Memilih daerah perkotaan dan daerah
perifer yang cukup potensial untuk memasarkan produknya.
2. Segmentasi demografis
PT Indofarma membagi pasar berdasarkan
a. Usia, yaitu dari segala macam tingkatan usia, mulai
dari anak-anak 1 tahun hingga dewasa yaitu 17 tahun
keatas.
b. Jenis kelamin,untuk variabel ini produk-produk PT
Indofarma dapat dikonsumsi oleh pria dan wanita.
c. Pekerjaan, produk-produk Indofarma dapat
dikonsumsi oleh customer yang bekerja ataupun tidak
bekerja ( khususnya untuk produk OGB, karena
harganya yang relative lebih murah dengan khasiat
yang sama dengan obat paten )
3. Segmentasi psikografis
Untuk variabel ini PT Indofarma melihat kepada
a. Kelas sosial, kelas menengah ke atas untuk produk-
produk OTC Herbal, Ethical Branded dan kelas
menengah ke bawah untuk produk-produk OTC Indo
serbu dan obat-obat Generik.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
69
b. Sensitif terhadap harga
c. Peduli terhadap kesehatan
d. Pengguna yang rasional, peduli dalam
membelanjakan uangnya.
4. Segmentasi perilaku atau kebiasaan.
Pada variable ini PT Indofarma memposisikan produk-
produknya untuk konsumen yang sering berganti merek
obat.
b. Targeting
Mengevaluasi dan menyeleksi setiap segmen kemudian memilih
salah satu atau lebih dari segmen-segmen pasar untuk
dimasuki, Untuk produk OGB Indofarma hal ini tergantung
kepada jenis atau indikasi obat tersebut.
c. Positioning
Dalam menentukan posisi produk dalam pasar, PT Indofarma
melakukan deferensiasi produk dan menawarkan deferensiasi
tersebut kepada konsumen dengan nilai yang lebih unggul
dibandingkan dengan produk kompetitor. Diferensiasi tersebut
dilakukan berdasarkan kualitas produk, harga, pelayanan, dan
tenaga pekerja yang berkualitas.
2. Analisis lingkungan
Meliputi analisis terhadap faktor Internal ( Kekuatan dan
Kelemahan), dan Faktor Eksternal ( Kesempatan dan Ancaman).
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
70
Kerangka pemikiran terhadap kedua analisis tersebut akan
mengarahkan pada suatu solusi yang akan diambil oleh
perusahaan.
Analisis Internal :
a. Strength
1. PT Indofarma merupakan perusahaan BUMN yang
kompetitis
2. Produk OGB merupakan obat yang namanya sama
dengan zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya
dan tidak kalah khasiatnya dari obat bermerek dengan
harga yang lebih murah.
3. Kualitas sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB)
4. Jaringan pemasaran yang luas di Indonesia dan
Dunia
b. Weakness
1. Rata-Rata tenaga lapangan tidak memiliki latar
belakang farmasi, sehingga kurang memahami
kefarmasian
2. Bahan baku yang masih diimpor, terutama untuk
produk herbal
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
71
Analisis Eksternal :
a. Opportunity
1. Market Size OGB cukup besar
2. Jumlah penduduk Indonesia besar, sehingga
menciptakan pasar obat yang kuat
b. Threat
1. Banyak produk OGB pesaing yang sejenis yang
mempunyai dukungan dana lebih besar dan sudah
ataupun belum dikenal masyarakat.
3. Analisis Produk
PT Indofarma melakukan analisis terhadap posisi produk
berdasarkan PLC ( Product Life Cycle ), besarnya volume
penjualan yang telah dicapai, kombinasi pemasaran produk, dan
kemungkinan adanya perkembangan produk baru. Berdasarkan
data tersebut dapat ditentukan tujuan pemasaran dan kombinasi
pemasaran yang sesuai dengan keadaan produk tersebut.
PT Indofarma merupakan suatu perusahaan yang produknya
sebagian besar merupakan obat-obat generik, ada pula branded
ethical dan obat-obat OTC yang terbagi lagi menjadi OTC Herbal
dan OTC Indo. OTC Herbal terdiri atas 5 item, yaitu Biovision, Pro
lipid, Prouric, Bioprost, dan OBH Indo plus. OTC Indo terdiri atas 12
item dan 8 item yang akan segera diluncurkan, dengan indikasi
masing-masing.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
72
Pada tahun 2007 dan 2008 ini, PT Indofarma terutama divisi
OGBnya lebih meningkatkan promosi kepada Apotek-apotek
dengan memperbanyak diskon dan gimmick dan program-program
lain yang dapat menarik minat apotek-apotek untuk memesan
produk OGB, sehingga dari apotek akan lebih berminat
menawarkan pada konsumen . Dan pada akhirnya akan
mendukung kebijakan pemerintah untuk kesejahteraan kesehatan
pada masyarakat.
B. BAURAN PEMASARAN
a. Product ( produk)
PT Indofarma selalu mengedepankan kualitas produknya
agar konsumen percaya akan keefektifan obat yang mereka
konsumsi. Selain memperhatikan kualitas produknya, PT
Indofarma juga memperhatikan kelengkapan produknya
terutama kemasan, pemberian label, dan pelayanan pelengkap
lainnya seperti jaminan produk dan konsultasi penggunaan
produk. Hal tersebut sangat penting karena sangat berpengaruh
pada tingkat kepuasan konsumen terhadap produk.
b. Price ( Harga )
Harga merupakan elemen yang menghasilkan pendapatan
dan sangat fleksibel bagi perusahaan. Penetapan harga jual
produk OGB dihitung dengan memperhitungkan beberapa faktor
seperti segmentasi pasar, biaya produksi, biaya promosi, dan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
73
harga produk pesaing yang sejenis. Untuk menetapkan
kebijakan harga haruslah berhati-hati, karena konsumen sangat
sensitive dalam masalah harga, harga yang ditetapkan
sebaiknya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Bagi OGB
harga yang ditawarkan sangat terjangkau bagi semua kalangan.
Dan harga OGB dikontrol oleh Pemerintah dan ditetapkan
melalui SK. Menkes.
c. Place ( Saluran Distribusi)
Distribusi sangat berkaitan dengan aktivitas perusahaan
untuk membuat produknya selalu tersedia bila dibutuhkan oleh
konsumen. Untuk memenuhi permintaan produk OGB
Indofarma di Apotek, Rumah Sakit, Instansi Pemerintah dan
Instansi Swasta menggunakan distributor yaitu Indofarma
Global Medika ( IGM) yang akan memenuhi permintaan apotek-
apotek.
d. Promotion ( Promosi)
Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan dalam rangka mengkomunikasikan manfaat dari
produknya dan untuk meyakinkan customer agar membelinya.
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan
tentang perusahaan dan juga produknya. PT Indofarma
melakukan promosi dengan cara:
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
74
1. Personal Selling
Untuk produk ethical, PT Indofarma melakukan
kegiatan Personal Selling ini dengan :
a. Detailing kepada dokter dan apoteker klinik , Rumah Sakit
dan apotik oleh seorang Medical Representative.
b. Mailing kepada dokter/apoteker berupa penyampaian
brosur atau literature ilmiah yang berkaitan dengan suatu
produk.
c. Iklan di majalah kesehatan atau profesi kedokteran
(medical journal).
d. Clinical meeting di Rumah Sakit / klinik dengan presentasi
audio visual.
e. Sample terbatas kepada dokter.
Untuk produk OGB, sasarannya pada apotek dan rumah
sakit. Kegiatan yang dilakukan antara lain dengan
mengunjungi apotek untuk mempromosikan produk dan
menanyakan stok produk OGB.
2. Selling Promotion
Jenis selling promotion yang dilakukan oleh PT
Indofarma pada produk OGB adalah
a. Program konsiyasi produk yang sudah berjalan di 5 Outlet
(seperti : RS Cengkareng, RS Tarakan, RS Aminah, RS
Prikasih, RSAL Mintoharjo, Group Klinik Permatasari )
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
75
b. Program Software Pengelolaan Apotik
c. Program Bonus Pembelian
3. Publicity ( Publisitas)
Kegiatan publisitas yang dilakukan oleh PT Indofarma, yaitu :
a. Membuat artikel tentang manfaat dari produk-produk
OGB Indofarma di media cetak,
b. Menjadi sponsorship dalam acara kegiatan tertentu,
c. Melakukan penyuluhan kesehatan.
4. Advertising ( Periklanan)
Kegiatan periklanan PT Indofarma Tbk dibedakan
atas produk-produknya, yaitu OTC, Generik dan Ethical.
Iklan obat ethical dan generik hanya bisa dilakukan
dimedia yang sangat terbatas misalnya media untuk profesi
kesehatan (journal) dan event tertentu yang dihadiri oleh
dokter dan profesi kesehatan lainnya. Secara legal biasanya
dokter akan memberikan resep kepada pasien sehingga
pasien akan membeli/menebus resep tadi di apotik, lengkap
dengan petunjuk penggunaan obat tersebut dan lama
pemakaiannya. Semua usaha promosi yang dilakukan
tujuannya adalah untuk memberikan informasi mengenai
produk tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan
pemakaian obat oleh konsumen/pasien.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
76
C. STRATEGI PENJUALAN
Strategi Penjualan adalah strategi untuk mencapai volume
penjualan yang dikehendaki. PT Indofarma tidak melakukan
aktivitas penjualan karena aktivitas tersebut dilakukan oleh
distributor melalui tenaga lapangan (salesman). Perusahaan hanya
mengontrol dan mengevaluasi hasil penjualan untuk mengetahui
efektivitas program pemasaran, namun distributor harus selalu
berada dalam pengawasan dan kontrol bagian pemasaran.
Dalam pelaksanaannya prinsip ini diterapkan oleh team promosi
dan salesman, dimana harus diciptakan perhatian dan permintaan,
dengan adanya permintaan tersebut maka salesman akan
menangani dan melayani serta memastikan terjadinya penjualan di
apotek. Pada kegiatan penjualan, OGB-Rep atau MR harus paham
langkah-langkah dalam menjual, yaitu :
a. Tehnik sebelum menjual,antara lain :
Pada dasarnya tehnik sebelum menjual adalah tehnik
mempersiapkan kegiatan penjualan. Agar berhasil PT
Indofarma mengharuskan MR memiliki data base
dokter dengan lengkap, peta area penjualan, dan alat
promosi penjualan seperti brosur dan sebelumnya MR
harus melakukan kegiatan pelatihan penjualan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
77
b. Tehnik menjual, antara lain :
1. Opening
Pada tahap ini, perwakilan perusahaan baik OGB-Rep
ataupun MR memperkenalkan diri dan asal perusahaan
dilanjutkan dengan menanyakan identitas Apotek.
2. Probing
OGB-Rep atau MR menggali kebutuhan Apotek yang
tentunya berdasar pada permintaan konsumen, dengan
bertanya dan mendengar untuk menemukan
masalahnya.
3. Persenting
OGB-Rep ataupun MR memberikan solusi terhadap
masalah dengan menunjukkan manfaat dan keunggulan
produk.
4. Handling Objects
MR atau OGB-Rep harus mampu menanggapi apabila
timbul keluhan.
5. Closing
Penutup dilakukan apabila konsumen sudah merasa
yakin dan berminat untuk membeli produk, maka OGB-
rep atau MR harus bertindak cepat dalam melayani.
Dengan segera menelpon sales untuk segera
mengirimkan obat yang dipesan,sehingga tepat waktu
sesuai dengan permintaan apotek.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN 1. Obat-obatan yang diproduksi oleh PT Indofarma sebagian
besar adalah obat-obat generik.
2. PT Indofarma memproduksi produk-produknya sesuai dengan
standart CPOB.
3. Promosi yang digunakan PT Indofarma, untuk produk ethical
yaitu menggunakan medical representative, sedangkan untuk
produk OTC menggunakan merchandiser, iklan, talk show dan
aktivitas-aktivitas public.
4. MR adalah duta perusahaan, supaya berhasil dalam promosi,
seorang MR harus memiliki kemampuan berkomunikasi,
pengetahuan produk dan penampilan yang menarik
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
79
B. SARAN
1. Perlu adanya pembagian tugas yang jelas dari masing-
masing OGB-Rep.
2. Terus mengembangkan pelatihan, untuk meningkatkan
kualitas kinerja, baik untuk OGB-Rep maupun mitra binaan.
3. Meningkatkan kapasitas dari tenaga pemasaran dengan
memberikan training-training tentang produk knowledge dan
selling skill.
4. Menjalin kerja sama yang baik dengan distributor, untuk
memastikan produk Indofarma tersebar di seluruh Indonesia.
5. Meningkatkan sosialisasi produk OGB Indofarma kepada
masyarakat.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
80
DAFTAR ACUAN
Anonim. Brosur OGB. PT Indofarma. Hoan Tjay, Tan dan Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting. Edisi V.
Jakarta: Elex Media Komputindo. Soekardjo, Bambang dan Siswandono. 2000. Kimia Medisinal. Edisi II.
Surabaya: Airlangga University Press. Tjiptono, Fandy. 1997. Strategy Pemasaran. Edisi II. Yogyakarta: Penerbit
Andi. Suryadi, Didih. 2006. Promosi Efektif Menggugah Minat dan Loyalitas
Pelanggan. Yogyakarta : Tugu Publisher.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
82
ORGANISASIORGANISASIOGB REGULER 2009OGB REGULER 2009
MMIchsan M
SM BARATDadang HA
SM TIMURYusuf ID
PM 1Hilda Y
SM TENGAHBenny A
SPV SPV
MED REPSMED REPS
PM 2Ade R
SPV
MED REPS
Lampiran 1
Bagan struktur Organisasi PT Indofarma:
Struktur Organisasi Divisi OGB Reguler 2009
DIREKTUR
DIREKTUR PEMASARAN DAN UMUM
DIREKTUR PRODUKSI
DIREKTUR SDM DAN
KEUANGAN
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
83
Lampiran 2
Struktur Organisasi Divisi Pemasaran PT. Indofarma
Keterangan gambar : PM =Produk Manager, SM = Sales
Manager, SM Eks./PK = Sales Manager Ekspor/ Penjualan Khusus,
CU. RM = Customer Relation Manager, SUPP. CM= Supply
Change Manager, SM B = Sales Manager Barat ,SM T= Sales
Manager Timur PE = Product Eksekutive, SPP = Sales Promotion
Produk, SPV = Supervisor, MR = Medical Representative
DIREKTUR PEMASARAN DAN
UMUM
MANAGER ETHICAL
MANAGER OTC
BM REGULER
BM TRADING
SM EKS./ PK
PM
SM
PM
SM
SPV
MR
SPV
MR
CU.
RM
SUPP.
SM
B
SM T
SPP
PE
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
KARYA TULIS ILMIAH
ANALISIS KEBIJAKAN PROMOSI PENJUALAN OGB ALBENDAZOLE
INDOFARMA PADA APOTEK DI JAKARTA BARAT
FITRI WULANDARI
0606111604
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM DIPLOMA III FARMASI
KEKHUSUSAN DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
DEPOK
2009
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
84
Lampiran 3 Form Data Survei Apotek
SURVEY APOTEK
NAMA MR :
AREA :
HARI/TGL :
APOTEK/RS :
Order Terakhir Dokter Pengguna Kondisi Discount Max (%)
No Produk OGB Indofarma Jml OGB Branded Dexa Phapros Hexa
P Berno
Kimia Farma
Novel Lain2 IGM
1 Acyclovir 400 mg Tab Kotak 100 ( 10 Blister @ 10 Tablet )
2 Acyclovir 5% Krim - Ktk 25 Tube @ 5 gr (Single Box)
3 Allopurinol 100 mg Tab Kotak 100 ( 10 Blister @ 10 Tablet )
4 Ambroxol 15 mg/5 ml Syrup Botol 60 ml (Multi Box)
5 Ambroxol 30 mg Tablet Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
6 Amoxicillin 500 mg Kapl Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Kaplet )
7 Ampicillin 500 mg Kapl Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Kaplet )
8 Asam Mefenamat 500 mg Tab Sal Sel Kotak 100 ( 10 Blister @ 10 Tablet )
9 Captopril 12,5 mg Tab Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
10 Captopril 25 mg Tab Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
85
11 Carbamazepine 200 mg Tab Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
12 Cefadroxil 125 mg / 5 mg Syrup Kering Botol 60 ml (Multi Box)
13 Cefadroxil 500 mg Kaps Kotak 50 ( 5 Strip @ 10 Kapsul )
14 Chloramphenicol 250 mg Kaps Kotak 120 ( 10 Blister @ 12 Kapsul )
15 Clindamycin 300 mg Kaps Kotak 50 ( 5 Blister @ 10 Kapsul )
16 Co Amoxiclav 625 mg Tab Sal Sel Botol 15
17 Cotrimoxazole 480 mg Tab Kotak 100 ( 10 Blister @ 10 Tablet )
18 Dexamethasone 5 mg/ml Injeksi Kotak 100 ampul @ 1 ml
19 Domperidon Tab Kotak 100 ( 10 Blister @ 10 Tablet )
20 Erythromycin 200 mg/5 ml Sir Ker Botol 60 ml (multi box)
21 Erythromycin 500 mg Tab Sal Sel Kotak 100 ( 10 Blister @ 10 Tablet )
22 Ethambutol 500 mg Tab Sal Sel Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
23 Gentamicin 40 mg/ml Injeksi Kotak 5 ampul @ 2 ml
24 Glibenclamide 5 mg Tab Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
25 Griseofulvin 125 mg Tab Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
26 Hydrocortisone 2,5 % Krim Kotak 24 tube @ 5 gr (multi box)
27 Lansoprazole 30 mg Kaps Kotak 20 ( 2 Strip @ 10 Kapsul )
28 Levofloxacin 500 mg tab - Ktk 30
29 Lincomycin 500 mg Kaps Kotak 60 ( 5 Blister @ 12 Kapsul )
30 Methylprednisolone 4 mg Tab Kotak 100 ( 10 Blister @ 10 Tablet )
31 Paracetamol 500 mg Tab Kotak 100 ( 10 Blister @ 10 Tablet )
32 Piroxicam 20 mg Kaps Kotak 120 ( 10 Blister @ 12 Kapsul )
33 Propylthiouracyl 100 mg Tab Botol 100
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
86
34 Pyrazinamide 500 mg Tab Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
35 Ranitidine 150 mg Tab Sal Sel Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
36 Ranitidine 25 mg/ml Injeksi Kotak 25 ampul @ 2 ml
37 Rifampicin 450 mg Kaps Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Kapsul )
38 Rifampicin 600 mg Tab Sal Sel Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Tablet )
39 Thiamphenicol 500 mg Kaps Kotak 100 ( 10 Strip @ 10 Kapsul )
40 Trihexyphenidyl 2 mg Tab Kotak 100 ( 10 Blister @ 10 Tablet )
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................. 1
B. TUJUAN.................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 3
A. ANTELMINTHIK……………………………………………………..4
B. PROMOSI PENJUALAN……………………………………………6
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN………………………………………………..9
B. WAKTU DAN TEMPAT.................................................................10
C. POPULASI DAN SAMPEL.............................................................10
D. METODE PENGUMPULAN DATA.................................................11
E. PROSES DAN ANALISIS DATA.....................................................12
F. PENYAJIAN DATA..........................................................................12
BAB IV. PEMBAHASAN
A. PENGENALAN PRODUK OGB ALBENDAZOLE
INDOFARMA………………………………………………………….13
B. STRATEGI PEMASARAN OGB ALBENDAZOLE
INDOFARMA…………………………………………………………15
C. ANALISIS KEBIJAKAN PROMOSI PENJUALAN OGB
ALBENDAZOLE INDOFARMA………………………………………22
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
viii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN............................................................................39
B. SARAN ......................................................................................40
DAFTAR ACUAN .................................................................................41
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Jumlah apotek yang mengenal dan tidak mengenal OGB
Albendazole…………………………………………………..31
Gambar 2. Jumlah apotek yang menjual dan tidak menjual OGB
Albendazole Indofarma……………………………………....32
Gambar 3. Kondisi Penjualan OGB Albendazole Indofarma………….32
Gambar 4. Kondisi Promosi OGB Albendazole Indofarma…………...33
Gambar 5. Apotek yang mengetahui program promosi penjualan
Indofarma………………………………………………………34
Gambar 6. Pengaruh program promosi penjualan Indofarma terhadap
apotek…………………………………………………………..34
Gambar 7. Alat promosi penjualan yang paling berpengaruh………….35
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variabel segmentasi konsumen............................................. 17
Tabel 2. Karakteristik dan tujuan pemasaran dalam Product Life
Cycle..................................................................................... 25
Tabel 3. Jadwal kegiatan PKL di PT Indofarma................................... 42
10
17
37
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner............................................................................43 Lampiran 2. Gambar Kemasan dan Brosur OGB Albendazole
Indofarma............................................................................46
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dengan semakin meningkatnya harga obat yang beredar selama
ini, yang terkadang tidak terjangkau oleh kalangan menengah ke
bawah. Maka pemerintah mempunyai program untuk memproduksi
Obat Generik Berlogo yang mempunyai khasiat yang sama dengan zat
yang dikandungnya dan tentunya tidak kalah khasiatnya dengan obat
branded. Dimana harganya lebih murah karena dikontrol oleh
pemerintah melalui SK.Menkes sehingga dapat terjangkau oleh semua
kalangan.
Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum
tersebar dan menjangkiti lebih dari dua milliar manusia di seluruh
dunia. Walaupun tersedia obat-obat baru yang lebih spesifik dengan
kerja lebih efektif, pembasmian penyakit cacing masih tetap
merupakan suatu masalah antara lain disebabkan oleh kondisi sosial-
ekonomi di beberapa bagian dunia.
Jumlah manusia yang dihinggapinya juga semakin bertambah
akibat migrasi, lalu lintas dan kepariwisataan udara. Proyek-proyek
irigasi untuk meningkatkan agrikultur dapat pula menyebabkan
perluasan kemungkinan infeksi.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
2
Pada umumnya cacing jarang menimbulkan penyakit serius,
tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis yang
merupakan suatu faktor ekonomis yang sangat penting. Di negara
berkembang termasuk Indonesia, penyakit cacing adalah penyakit
rakyat umum yang sama pentingnya dengan penyakit lainnya.
Infeksinya pun dapat terjadi melalui mulut, kadang langsung melalui
luka di kulit (cacing tambang dan benang) atau lewat telur (kista) atau
larva cacing yang ada dimana-mana. Untuk itulah PT Indofarma
mengeluarkan produk terbaru, yaitu OGB Albendazole.
Dalam memasarkan OGB Albendazole, PT.Indofarma . Menyusun
strategi pemasaran dan strategi penjualan dengan sebaik-baiknya,
mengingat pasar yang dimasuki produk ini cukup besar yaitu Apotek,
rumah sakit dan dokter. Secara umum strategi pemasaran yang
digunakan PT. Indofarma adalah mengoptimalkan seluruh aspek
bauran pemasaran yang ada, namun saat ini PT Indofarma lebih
memfokuskan pada aspek promosi.
Oleh karena itu, dalam hal ini, penulis akan membahas lebih
lanjut mengenai produk OGB Albendazole Indofarma dan efektifitas
kebijakan promosi penjualan yang merupakan salah satu unsure dari
bauran promosi dan merupakan strategi promosi yang banyak
dilakukan oleh PT Indofarma dalam mempromosikan OGB
Albendazole pada apotek-apotek di wilayah Jakarta Barat. Daerah
tersebut dipilih karena merupakan lokasi berlangsungnya Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
3
B. TUJUAN
Tujuan penulis membahas masalah ini untuk menganalisis dan
mengevaluasi kebijakan pemasaran yang telah dilakukan
PT.Indofarma terhadap OGB Albendazole.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANTELMINTIK
Antelmintik atau yang lebih dikenal dengan obat cacing (Yunani
anti= lawan, helmis = cacing) adalah obat yang dapat memusnahkan
cacing dalam tubuh manusia dan hewan, atau semua zat yang bekerja
lokal menghalau cacing dari saluran cerna maupun obat-obat sistemik
yang membasmi cacing serta larvanya yang menempel pada organ
dan jaringan tubuh. Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu
macam kelompok cacing, sehingga diperlukan diagnosis yang tepat
sebelum menggunakan obat tertentu. Diagnosis dilakukan dengan
menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam tinja, urin, sputum,
darah atau jaringan lain penderita. Sebagian besar obat cacing
diberikan secara oral yaitu pada saat makan atau sesudah makan dan
beberapa obat cacing perlu diberikan bersama pencahar.
Obat-obat penyakit cacing
1. Mebendazol, Tiabendazol, Albendazol
2. Piperazin, Dietilkarbamazin
3. Pirantel, Oksantel
4. Levamisol
5. Praziquantel
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
5
6. Niklosamida
7. Ivermectin
Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat proses
penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan.
Mekanisme lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan
mempercepat penggunaan (glikogen) pada cacing.
Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2
kelompok, yaitu:
1. Platyhelminthes. Ciri-cirinya bentuk pipih, tidak memiliki rongga
tubuh dan berkelamin ganda (hemafrodit). Cacing yang termasuk
golongan ini adalah cacing pita (Cestoda) dan cacing pipih
(Trematoda).
2. Nematoda (roundworms). Ciri-cirinya bertubuh bulat, tidak
bersegmen, memiliki rongga tubuh dengan saluran cerna dan
kelamin terpisah. Infeksi cacing ini disebut ancylostomiasis (cacing
tambang), trongyloidiasis, oxyuriasis (cacing kremi), ascariasis
(cacing gelang) dan trichuriasis (cacing cambuk).
B. ALBENDAZOLE
Merupakan obat cacing berspektrum lebar yang dapat diberikan
per oral dan digunakan sejak 1979. Dosis tunggal efektif untuk infeksi
cacing kremi, cacing gelang, cacing trikuris, cacing S.stercolaris dan
cacing tambang. Dan cara kerjanya dengan memblokir pengambilan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
6
glukosa oleh larva maupun cacing dewasa, sehingga persediaan
glikogen menurun dan pembentukan ATP berkurang, akibatnya cacing
akan mati.
C. PROMOSI PENJUALAN
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah
barang yang dibeli oleh pelanggan. Bila periklanan memberikan suatu
alasan untuk melakukan pembelian, promosi penjualan menawarkan
suatu dorongan untuk membeli.
Terdapat beberapa sifat yang terkandung pada promosi penjualan
yaitu komunikasi yang artinya mampu menarik perhatian dan memberi
informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk, insentif
artinya memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi
pelanggan, dan undangan yaitu mengundang masyarakat untuk
membeli saat itu juga. Secara garis besar, promosi penjualan bertujuan
untuk:
a. Meningkatkan permintaan dari pemakai industrial
atau konsumen akhir.
b. Meningkatkan kinerja pemasaran pertama.
c. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan
personal selling dan iklan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
7
Terdapat beberapa peralatan promosi yang tersedia untuk
menyelesaikan atau menyempurnakan tujuan-tujuan tersebut.
Peralatan utama dari promosi penjualan adalah sebagai berikut:
1. Peralatan promosi pelanggan ( Costumer-Promotion Tools)
Seperti: kupon, sample, pembelian kas, potongan harga,
premi,hadiah, imbalan bagi pelanggan, percobaan-
percobaan gratis, garansi, demonstrasi, dan kontes.
2. Peralatan promosi perdagangan (Trade-Promotion Tools)
Seperti: potongan pembelian, barang-barang gratis,
potongan perdagangan, periklanan gabungan, potongan
untuk periklanan dan pameran, uang dorongan, dan kontes
penyalur penjualan.
3. Peralatan promosi usaha (Business-Promotion Tools),
seperti: bonus-bonus, kontes-kontes dan pertemuan
penjualan.
Promosi penjualan yang dilakukan dapat dikelompokkan
berdasarkan tujuan yang dicapai, yaitu :
a. Customer promotion yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk merangsang/mendorong pelanggan
untuk membeli.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
8
b. Trade promotion yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk mendorong /merangsang pedagang
grosir, pengecer, eksportir, importir untuk
memperdagangkan barang/jasa dari sponsor.
c. Sales force promotion yaitu promosi penjualan
yangbertujuan untuk memotivasi armada penjual.
a. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk memperolah pelanggan baru,
mempertahankan kontak hubungan dengan
pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual
lebih banyak kepada pelanggan lama dan membidik
pelanggan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian dengan
menggunakan desain deskriptif. Penelitian ini menjelaskan tentang
analisis kebijakan promosi penjualan di Jakarta Barat. Jenis penelitian
ini dipilih karena penulis ingin mengetahui efektifitas promosi penjualan
yang dilakukan PT. Indofarma melalui program-programnya yaitu
bonus pembelian, konsinyasi produk dan software pengelolaan apotek
dalam mendorong apotek-apotek di Jakarta barat untuk memesan dan
menjual OGB Albendazole.
Kelebihan-kelebihan dari penelitian ini adalah biaya yang relative
murah, waktu pelaksanaan lebih singkat dan tidak memerlukan fasilitas
khusus. Penulis hanya membutuhkan kuisioner yang dibagikan kepada
responden sebagai data primer.
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hipotesis yang bersifat deskriptif. Hipotesis yang ingin penulis uji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho : lebih dari 50% apotek-apotek di Jakarta Barat tidak mengetahui
adanya program bonus pembelian, konsinyasi produk dan software
pengelolaan apotek.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
10
Ha : lebih dari 50% apotek-apotek di Jakarta Barat mengetahui adanya
program bonus pembelian, konsinyasi produk dan software
pengelolaan apotek.
B. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilakukan selama dilaksanakannya kegiatan Praktek
Kerja Lapangan di PT Indofarma. Penelitian dilaksanakan dalam
mengikuti “Join Visit with MR” sejak pertengahan Maret hingga
pertengahan April 2009 dengan lokasi di berbagai apotek-apotek di
Jakarta Barat.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi : Apotek-apotek di Jakarta Barat
2. Sampel : 1. Apotek-apotek yang berizin
2. Menjual OGB Indofarma
3. Sampling Method : Non Purposive Sampling
4. Sampling Size : 31 apotek yang ditentukan oleh perusahaan
untuk dikunjungi oleh penulis selama PKL
berlangsung
Rumus untuk menentukan besarnya sample:
Keterangan: n = Jumlah sample Z = Tingkat kepercayaan (confidence level)
dalam % V = % variabilitas dari sample P = % karakteristik sample yang dianggap benar C = Batas kepercayaan (confidence limit) dalam
% n’ = Jumlah sample yang telah dikoreksi N = Jumlah populasi
C
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
11
Perhitungan besar sample:
Diketahui: P= 90%, Z= 95% 1,96, c= 10%, N= 313 apotek (total
apotek di wilayah Jakarta Barat).
Jawab:
V = √p(100-p) = √90 (100-90) = √900 = 30
n = ZxV 2 = 1,96x30 2 = 34,5744 ≈ 34 apotek
C 10
n’= 34 = 34 =30,685= 31 apotek
1+34 1,108
313
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang berhasil dikumpulkan merupakan data primer. Data
primer diperoleh langsung dari sumber atau responden. Yang
bertindak sebagai sumber atau responden disini adalah Apotek.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dan wawancara
langsung responden dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner
tersebut dibagikan masing-masing satu kuisioner untuk setiap Apotek
yang kemudian diiisi dan diserahkan kembali. Adapun bentuk kuisioner
dapat dilihat pada lampiran.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
12
E. PROSES DAN ANALISIS DATA
Proses dan analisis data menggunakan metoda analisis secara
deskriptif yaitu dengan menjelaskan, menguraikan dan menyimpulkan
data yang bersifat kualitatif.
Analisis dilakukan dengan cara menjelaskan dan menguraikan hasil
kuisioner dari setiap pertanyaan kemudian mengambil kesimpulan dari
hasil kuisioner untuk setiap pertanyaan tersebut.
F. PENYAJIAN DATA
Semua data dari hasil kuisioner dikumpulkan kemudian
dikelompokkan menurut urutan pertanyaan. Masing-masing
pertanyaan yang telah dikelompokkan tersebut disajikan dalam bentuk
diagram lingkaran dan batang kemudian diambil kesimpulan. Hasil riset
dapat dilihat pada bab IV.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
13
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL RISET
A. PENGENALAN PRODUK ALBENDAZOLE OGB INDOFARMA
Albendazole adalah produk OGB (Obat Generik Berlogo) PT.
Indofarma . Albendazole merupakan tablet kunyah dengan rasa jeruk
untuk penyakit cacing. Kualitas dari Albendazole dijamin oleh
pemerintah karena diproduksi oleh PT. Indofarma yang sudah
mendapatkan sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik)
Berikut adalah penjelasan mengenai produk Albendazole:
a. Komposisi : Tiap tablet kunyah mengandung albendazol 400 mg
b. Cara Kerja : Hasil percobaan preklinis dan klinis menunjukkan
bahwa albendazol mempunyai khasiat membunuh cacing,
menghancurkan telur dan larva cacing. Efek antelmintik albendazol
dengan jalan menghambat pengambilan glukosa oleh cacing sehingga
produksi ATP sebagai sumber energi untuk mempertahankan hidup
cacing berkurang, hal ini mengakibatkan kematian cacing karena
kurangnya energi untuk mempertahankan hidup.
c. Indikasi : Albendazol berkhasiat membasmi cacing di usus yang
hidup sebagai parasit tunggal atau majemuk, terutama efektif untuk
pengobatan cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk
(Trichuris trichiura), cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
14
tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), cacing
pita (Taenia sp.) dan Strongyloides stercoralis.
d. Dosis : Untuk dewasa dan anak di atas 2 tahun ,
400 mg sehari, diberikan sekaligus sebagai dosis tunggal. Tablet dapat
dikunyah, ditelan atau digerus lalu dicampur dengan makanan. Pada
kasus dimana diduga atau terbukti adanya penyakit cacing pita atau
Strongyloides stercoralis, dosis 400 mg albendazol perhari diberikan
selama tiga hari berturut-turut.
e. Kontraindikasi : Albendazol menunjukkan sifat teratogenik
embriotoksis pada percobaan dengan hewan. Karena itu obat ini tidak
boleh diberikan pada wanita yang sedang mengandung, anak kurang
dari 2 tahun dan sirosis hati.
f. Cara Penyimpanan : Simpan di tempat sejuk dan kering.
g. Efek samping : Perasaan kurang nyaman pada saluran pencernaan
dan sakit kepala pernah terjadi pada sejumlah kecil penderita, tetapi
tidak dapat dibuktikan bahwa efek samping ini ada hubungannya
dengan pengobatan. Juga dapat terjadi gatal-gatal dan mulut kering.
h. Kemasan : Albendazole 400 mg, kotak 5 blister @ 6 tablet kunyah
i. Harga : Rp 11.419,-
No. Registrasi GKL9520918817B1
j. Distributor : IGM ( Indofarma Global Medika )
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
15
B. STRATEGI PEMASARAN ALBENDAZOLE OGB INDOFARMA
1. Analisis Pasar
Berikut adalah produk OGB yang meramaikan persaingan bisnis
di kelompok Anthelmintik yang diindikasikan sebagai obat cacing
dan mendominasi di pasaran :
1. Albendazole OGB Kimia Farma
2. Albendazole OGB Dexa Medica
Melihat kondisi dan peluang yang sangat menjanjikan serta
adanya keinginan PT. Indofarma menjadi perusahaan yang
menguasai pasar OGB, di samping memang produsen pertama
yang memproduksi OGB, sehingga pengambil kebijakan untuk
lebih mengenalkan produk terutama Albendazole dapat
meningkatkan penjualan. Dalam mencapai tujuan tersebut,
maka PT. Indofarma melaksanakan tiga langkah strategi
pemasaran terhadap Albendazole yang terdiri dari :
a. Segmentasi pasar
Pada tahap ini, PT Indofarma membagi pasar
berdasarkan beberapa segmentasi, yaitu:
1. Segmentasi geografis
Untuk produk Albendazole OGB, PT Indofarma lebih
menekankan produk ini kepada daerah Perkotaan,
Pinggir Kota, dan juga Desa.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
16
2. Segmentasi demografis
PT Indofarma membagi pasar berdasarkan
a. Usia, yaitu dari segala macam tingkatan usia,
mulai dari anak-anak diatas 2 tahun hingga dewasa
yaitu 17 tahun keatas.
b. Jenis kelamin,untuk variabel ini produk-produk PT
Indofarma dapat dikonsumsi oleh pria dan wanita
3. Segmentasi psikografis
Untuk variabel ini PT Indofarma melihat kepada
a. Kelas sosial, OGB Abendazole disegmentasikan
baik kelas menengah dan ke bawah
b. Peduli terhadap kesehatan.
c. Pengguna yang rasional, peduli dalam
membelanjakan uangnya.
d. Sensitive terhadap harga.
4. Segmentasi perilaku atau kebiasaan.
Pada variabel ini, untuk OGB Albendazol, PT
Indofarma memposisikan produk-produknya untuk
konsumen yang sering berganti obat.
b. Target pasar
Target pasar dari OGB Albendazole Indofarma adalah
dokter, apotek dan juga masyarakat.
Dokter merupakan salah satu target pasar dari
produk OGB Albendazole Indofarma karena diharapkan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
17
dokter dapat merekomendasikan kepada pasien untuk
menggunakan produk tersebut. Kemudian apotek pun
menjadi salah satu target pasar OGB Albendazole
Indofarma karena diharapkan dapat meningkatkan
penjualan OGB Albendazole Indofarma.
Target pasar selanjutnya yaitu masyarakat atau
pasien yang mengalami infeksi cacing dan juga untuk
mencegah infeksi cacing baik dari usia diatas 2 tahun
sampai dewasa. Khususnya bagi masyarakat yang
mempunyai daya beli yang rendah termasuk membeli
obat-obatan, OGB Albendazole Indofarma dapat
dijadikan suatu alternative karena harga obat yang murah
namun dengan khasiat dan kualitas sama dengan obat
bermerek.
c. Posisi pasar
Dalam memasuki pasar OGB Albendazole Indofarma
memposisikan dirinya sebagai obat yang relatif lebih
murah dan berkualitas sama dengan obat bermerek.
Merupakan salah satu alternatif pilihan diantara harga
obat-obat yang semakin membumbung tinggi.
Faktor distribusi barang juga sangatlah menentukan
agar konsumen selalu mendapatkan produk yang mereka
inginkan, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi
dan mencapai suatu kepuasan yang diharapkan, hal ini
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
18
akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk
tertentu, sehingga PT Indofarma melakukan proses
distribusi barang secara cepat dan tepat yaitu kurang dari
24 jam sejak pemesanan.
2. Analisis Produk
Saat ini OGB Albendazole Indofarma berada pada tahap
pertumbuhan (growth). Dalam periode ini jumlah penjualan naik
terus-menerus. Jumlah penjualan tinggi dan keuntungan
perusahaan dari hasil penjualan produk ini juga cukup tinggi. Hal
ini, dapat diketahui dari informasi yang didapatkan dari divisi
penjualan OGB Indofarma, bahwa pada hasil penjualan OGB
Albendazole melebihi target yang telah ditentukan. Dan juga dapat
diketahui, pada saat dilakukan join visit with MR banyak sekali
permintaan dari apotek-apotek atas produk OGB Albendazole
Indofarma.
3. Analisis Lingkungan
Metode analisis lingkungan yang digunakan adalah metode
SWOT, untuk mengetahui strength, weakness, opportunity dan
threat yang dapat mempengaruhi posisi Albendazole OGB dalam
persaingan. Metode ini dibagi menjadi analisis lingkungan internal
yang terdiri dari Strength dan Weakness serta analisis lingkungan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
19
eksternal yang terdiri dari Opportunities dan Threats. Berikut
analisis lingkungan produk OGB Albendazole Indofarma.
1. Lingkungan internal
a. Strength (kekuatan)
1. Albendazole merupakan Antelmintikum berspektrum
luas, yaitu sangat efektif untuk beberapa jenis cacing,
seperti cacing kremi, cacing gelang, cacing tambang,
cacing trikuris.
2. OGB Albendazole diproduksi oleh PT. Indofarma yang
merupakan produsen yang sudah dipercaya kualitas
produknya oleh konsumen.
3. Kemasan OGB Albendazole yang berupa kotak
sangat praktis, sehingga dapat dibawa kemanapun,
dan tidak memerlukan tempat yang besar dalam hal
penempatan.
4. Cacing yang sudah mati, tidak keluar berupa cacing
lagi, melainkan sudah hancur.
5. Rasa jeruk yang dapat menutupi rasa albendazole
sesungguhnya.
6. Bentuk sediaan berupa tablet kunyah yang dapat
digerus dan dicampur dengan makanan, sehingga
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
20
dapat mempermudah anak-anak untuk mengkonsumsi
obat tersebut.
7. Harga yang relatif lebih murah dibanding obat
bermerek, karena sudah diatur dan dikontrol harganya
oleh pemerintah. Sehingga dapat dijangkau oleh
semua kalangan.
8. Produk ini merupakan produk dengan kualitas terjamin
karena telah terdaftar pada Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) dan diproduksi oleh PT.
Indofarma yang sudah mempunyai sertifikat CPOB
(Cara Pembuatan Obat Yang Baik)
9. PT Indofarma memiliki sistem distribusi yang cepat
yaitu kurang dari 24 jam sejak waktu pemesanan.
b. Weakness (kelemahan)
1. Sumber Daya Manusia pada divisi OGB Indofarma
terbatas.
2. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan PT Indofarma
terhadap OGB Albendazole.
3. Kurangnya program promosi yang dilakukan OGB
Indofarma.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
21
2. Lingkungan Eksternal
a. Opportunities (peluang)
1. Di Indonesia, penyakit cacing merupakan penyakit
merakyat.
2. 60% anak-anak Indonesia menderita Infeksi cacing.
3. Peluang untuk pasar obat generik berlogo masih
terbuka lebar didukungan dengan adanya anjuran dari
pemerintah untuk menggunakan obat generik.
4. Sudah banyaknya konsumen yang sadar akan
pentingnya menjaga kesehatan dan timbulnya
kepercayaan masyarakat akan khasiat obat generik.
5. Potensi penjualan di apotek masih dapat ditingkatkan.
b. Threats (ancaman)
1. Banyak merek obat cacing lain dipasaran yang sudah
lebih dikenal masyarakat.
2. Kurangnya kesadaran para orang tua untuk
memberikan obat cacing secara teratur (6 bulan sekali)
kepada anak-anak.
3. Perekonomian yang akan mempengaruhi tingkat daya
beli masyarakat dan fluktuasi nilai tukar rupiah karena
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
22
sebagian besar bahan baku masih diimpor dari luar
negeri.
4. Harga OGB yang ditetapkan oleh pemerintah melalui
SK.Menkes. Consumer behaviour dari masyarakat
Indonesia yang unik mengakibatkan image masyarakat
terhadap obat dengan harga murah adalah obat yang
kualitasnya dibawah obat dengan merek terkenal atau
dengan obat yang lebih mahal.
5. Banyaknya produk OGB kompetitor yang menawarkan
produk sejenis dengan target pasar yang sama yang
menyebabkan persaingan usaha bertambah
banyak.Selera pasar yang selalu berubah.
6. Meningkatnya komisi yang diminta oleh distributor.
7. Meningkatnya program promosi dari kompetitor.
C. ANALISIS KEBIJAKAN PROMOSI PENJUALAN ALBENDAZOLE
OGB INDOFARMA PADA APOTEK DI JAKARTA BARAT
1. Analisis lingkungan promosi penjualan
Metode yang digunakan untuk mengetahui analisis
lingkungan mengenai promosi penjualan adalah metode SWOT
(Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats). Berikut ini
adalah analisis lingkungan mengenai kegiatan promosi
penjualan yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
23
kebijakan promosi penjualan terhadap produk Albendazole OGB
Indofarma:
a) Lingkungan internal
1. Strength (kekuatan)
a. Promosi penjualan menghasilkan tanggapan yang lebih
cepat daripada iklan.
b. Promosi penjualan memberikan keistimewaan dan
rangsangan yang bernilai bagi pelanggan.
c. Promosi penjualan saat ini sudah diterima oleh manajer
puncak sebagai alat jual yang efektif .
2. Weakness (kelemahan)
a. Promosi penjualan tidak cenderung menghasilkan pembeli
yang baru, pembeli jangka panjang pada pasar yang sudah
matang, karena mereka mengutamakan menghasilkan
konsumen yang pindah merek karena promosi yang dibuat.
b. Pembeli-pembeli yang setia pada merek cenderung tidak
mengubah pola pembelian mereka sebagai akibat dari
promosi bersaing.
c. Penjualan hanya meningkat selama kegiatan promosi
penjualan berlangsung.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
24
b) Lingkungan eksternal
1. Opportunities (peluang)
a. Konsumen lebih berorientasi pada penawaran-penawaran
khusus.
b. Media promosi penjualan yang dimanfaatkan masih sedikit.
2. Threats (ancaman)
Jika dilakukan terus menerus dan dalam jangka waktu yang
lama, maka konsumen akan menganggap bahwa produk
tersebut tidak berkualitas.
2. Kebijakan promosi penjualan Albendazole OGB Indofarma.
Dalam memasarkan produk OGB Albendazole, PT.
Indofarma. Mengambil beberapa kebijakan promosi penjualan.
Salah satu kebijakan yang diambil yaitu ditujukan kepada
mediator atau bersifat trade promotion, dalam hal ini agar
apotek-apotek membeli dan menyediakan OGB Albendazole
Indofarma. PT Indofarma dalam memasarkan OGB Albendazole
menggunakan dua jenis strategi, yaitu push strategi yang
sasaran utamanya adalah apotek-apotek dan pull strategi yang
sasaran utamanya adalah konsumen akhir.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
25
Kebijakan promosi penjualan dengan push strategi yaitu
dengan menjamin ketersediaan produk di apotek-apotek agar
memudahkan konsumen akhir untuk mendapatkannnya. Untuk
mendorong apotek-apotek menyediakan OGB Albendazole
diperlukan insentif yang dapat menarik pemilik apotek.
Sedangkan untuk merangsang konsumen akhir (end user)
mengkonsumsi OGB Albendazole, kebijakan promosi yang
dilakukan , antara lain dengan iklan.
Saat ini, OGB Indofarma belum menggunakan media
elektronik khususnya media televisi sebagai media advertising.
Hal ini disebabkan oleh terbatasnya dana yang disediakan oleh
PT Indofarma untuk mempromosikan produk ini di media
tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya PT Indofarma melakukan
advertising pada media elektronik khususnya televisi karena
media inilah yang paling banyak diperhatikan oleh para
konsumen serta dapat menjangkau seluruh masyarakat secara
luas.
Langkah-langkah yang diambil PT. Indofarma dalam
menetapkan kebijakan promosi penjualan terhadap produk
Albendazole terhadap apotek-apotek adalah sebagai berikut :
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
26
a) Menetapkan tujuan promosi penjualan
Jenis promosi penjualan yang digunakan PT
Indofarma dalam mempromosikan OGB Albendazole
adalah trade promotion pada apotek-apotek untuk
meningkatkan volume penjualan dalam waktu relative
cepat dengan mendorong atau merangsang apotek-
apotek membeli, menyediakan dan menjual OGB
Albendazole Indofarma dan mengimbangi posisi
pesaing.
b) Memilih jenis alat promosi penjualan.
Jenis alat promosi yang digunakan PT. Indofarma
untuk produk Albendazole OGB dalam rangka
mencapai tujuan yang telah dijelaskan di atas dengan
program promosinya:
1. Program Software Pengelolaan Apotik (SPA)
Program SPA adalah suatu program kerjasama
antara PT Indofarma dengan pihak apotek, rumah sakit
dan PBF dimana Indofarma akan menyediakan software
pengelolaan apotek yang dapat digunakan oleh apotek
untuk jangka waktu tertentu, dimana apotek berkewajiban
menyediakan seluruh OGB Indofarma sesuai
kebutuhan.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
27
Sasaran Program ini adalah:
a. Meningkatkan penetrasi semua produk OGB
Indofarma
b. Menjaga kesinambungan ketersediaan OGB
Indofarma
c. Sebagai upaya apotek membuat jaringan
dengan apotek lain
d. Memudahkan apotek dalam sistem
operasional komputer, kontrol stok, sales,
dan database dokter dan pasien.
e. Mengetahui sirkulasi obat (resep dokter,
pasien, penggunaannya, aktivitas kompetitor)
Berikut ini merupakan berbagai keuntungan yang
ditawarkan kepada apotek jika mengikuti program SPA
ini:
1) Outlet dimudahkan dalam sistem operasional
komputer, kontrol stok sales, data base
dokter/pasien.
2) Dapat bertransaksi dengan apotek lain dalam
suatu jaringan apabila kehabisan stok.
3) Tidak perlu mempunyai stok obat dalam jumlah
banyak sehingga dapat menurunkan resiko
barang dan uang.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
28
4) Mendapat diskon maksimal dari distributor
sehingga meningkatkan profit outlet.
5) Dapat diakses dimana saja (Speedy warnet,
Wifi, flash) sehingga owner apotek dapat
mengetahui secara update posisi stok dan
keuangan.
Syarat-syarat outlet yang dapat mengikuti program
ini :
1. Order apotek rata-rata per bulan minimal 10
juta.
2. Bukan apotek yang diblacklist oleh IGM.
3. Outlet bersedia menandatangani perjanjian
dengan Indofarma.
4. Bersedia diberikan space untuk display
promomaterial OGB Indofarma.
2. Program Bonus Pembelian (PBP)
Program Bonus Pembelian (PBP) adalah program
apresiasi terhadap apotek yang melakukan kontrak
pembelian Obat Generik Berlogo Indofarma selama
kurun waktu tertentu dengan nilai pembelian tertentu dan
pertumbuhan pembelian tertentu dibandingkan dengan
tahun-tahun lalu. Apresiasi diberikan senilai prosentase
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
29
tertentu dari nilai pembelian, dan diberikan berupa
barang yang sesuai dengan pilihan yang ditetapkan di
awal program.
Syarat program bonus pembelian (PBP):
a. Tidak boleh ada retur atas pembelian pada
masa program.
b. Minimum pembelian rata-rata Rp 3 juta/bulan
(2008).
c. Periode program minimum 3 bulan.
d. Pertumbuhan pembelian minimum 30%.
e. Reward disesuaikan kebutuhan apotek
3. Program Konsinyasi Produk (PKP)
Program Konsinyasi Produk (PKP) adalah program
kerja sama antara PT Indofarma yang diwakili oleh PT
IGM sebagai distributor dengan pihak apotek, dimana
IGM akan menyediakan kebutuhan OGB yang diproduksi
PT Indofarma untuk kebutuhan jangka waktu tertentu.
Setiap minggu IGM akan memfakturkan semua obat yang
digunakan dan disuplai kembali sesuai dengan jumlah
obat yang digunakan.
Berikut ini merupakan keuntungan bagi apotek
apabila mengikuti program ini:
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
30
a. Kebutuhan apotek untuk OGB selalu terjaga, karena
pihak IGM akan mengutamakan dan mendahulukan
pelayanan obat untuk apotek yang bekerja sama
dengan Indofarma.
b. Pihak apotek diuntungkan dari sisi pembayarannya,
karena yang akan difakturkan adalah produk yang
sudah terjual oleh pihak apotek
c. IGM akan memberikan diskon maksimal sesuai
kebijakan yang berlaku di Indofarma.
Persyaratan :
1. Kebutuhan OGB di apotek per bulan minimal
10 juta
2. Apotek bersedia menyediakan semua produk
OGB Indofarma sesuai yang dibutuhkan di
apotek.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
31
Apotek yang mengenal dan tidak mengenal OGB Albendazole Indofarma
mengenal 100%
3. Efektifitas promosi penjualan Albendazole OGB Indofarma Di
Jakarta Barat.
Pada bagian ini akan dibahas hasil riset yang dilakukan untuk
mengetahui efektifitas promosi penjualan yang dilakukan PT.
Indofarma dalam mendorong pembelian OGB Albendazole oleh
apotek-apotek. Riset dilakukan dengan menyebarkan kuisioner pada
apotek-apotek yang ada di Jakarta Barat untuk melihat tanggapan
apotek-apotek terhadap kebijakan promosi penjualan Albendazole
yang diberlakukan oleh PT Indofarma.
a. Hasil Riset
Berikut hasil riset yang akan dijelaskan berdasarkan urutan
dari pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada kuisioner.
1. Apakah Apotek anda mengenal OGB Albendazole
Indofarma ?
Gambar 1. Jumlah apotek yang mengenal dan tidak mengenal OGB Albendazole Indofarma.
Dari 31 apotek di Jakarta Barat, semuanya mengenal OGB
Albendazole Indofarma.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
32
Apotek yang menjual dan tidak menjual OGB Albendazole Indofarma
mengenal 100%
2. Apakah Apotek anda saat ini menjual OGB Albendazole
Indofarma ?
Gambar 2. Jumlah apotek yang menjual dan tidak menjual OGB Albendazole Indofarma
Dari 31 apotek di Jakarta Barat, semuanya menjual OGB
Albendazole Indofarma.
3. Bagaimana penjualan OGB Albendazole Indofarma di
Apotek anda ?
Gambar 3. Kondisi Penjualan OGB Albendazole Indofarma
Dari 31 apotek di Jakarta Barat dan menjual OGB Albendazole
Indofarma, sebanyak 20 apotek atau 64.52% mengatakan
Biasa saja Laku Sangat laku
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
33
penjualan OGB Albendazole Indofarma biasa saja yaitu rata-rata
penjualan di apoteknya 3 sampai 4 kemasan per bulan. Sebanyak
9 apotek atau 29.03% mengatakan penjualan OGB Albendazole
Indofarma di apoteknya laku yaitu 5 sampai 6 kemasan per bulan.
Sebanyak 2 apotek atau 6.45% mengatakan bahwa penjualan
OGB Albendazole Indofarma di apoteknya sangat laku yaitu lebih
dari 6 kemasan per bulan.
4. Bagaimana promosi OGB Albendazole Indofarma yang
anda ketahui saat ini ?
Gambar 4. Kondisi promosi OGB Albendazole Indofarma
Dari 31 apotek yang ditanya mengenai promosi OGB Albendazole
Indofarma saat ini, mayoritas menjawab biasa saja yaitu
sebanyak 25 apotek atau 80.64%. Sebanyak 2 apotek atau 6.45%
menjawab tidak bagus dan 4 apotek atau 12.91% menjawab
bagus.
Biasa saja Tidak bagus Bagus
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
34
5. Apakah anda mengetahui program bonus pembelian,
konsinyasi produk dan software pengelolaan apotek untuk
pembelian OGB Albendazole Indofarma ?
Gambar 5. Apotek yang mengetahui dan tidak mengetahui program promosi penjualan Indofarma
Dari 31 apotek yang ditanya mayoritas menjawab tidak
mengetahui adanya promosi berupa bonus pembelian,
konsinyasi produk dan software pengelolaan apotek yaitu 22
apotek atau 70.97% dan 9 apotek atau 29.03% menjawab
mengetahui.
6. Apakah program bonus pembelian, konsinyasi produk
dan software pengelolaan apotek dapat mempengaruhi
apotek anda untuk memesan OGB Albendazole Indofarma ?
Gambar 6. Pengaruh program penjualan Indofarma
Mempengaruhi
Tidak mempengaruhi
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
35
Sebanyak 27 apotek atau 87.1% mengatakan bahwa bonus
pembelian, konsinyasi produk dan software pengelolaan apotek
dapat mempengaruhi apotek untuk memesan OGB Albendazole
Indofarma dan sebanyak 4 apotek atau 12.9% mengatakan bahwa
bonus pembelian, konsinyasi produk dan software pengelolaan
apotek tidak mempengaruhi apotek untuk memesan OGB
Albendazole Indofarma.
7. Menurut anda, kegiatan promosi penjualan seperti apa
yang dapat mempengaruhi apotek anda untuk memesan OGB
Albendazole Indofarma ?
0
5
10
15
20
Bonus Pembelian
Software PengelolaanApotekKonsinasi produk
Gambar 7. Alat promosi penjualan yang paling berpengaruh
Apotek yang dijadikan responden diperbolehkan memilih lebih dari
satu pilihan yang disediakan tentang kegiatan-kegiatan promosi
penjualan yang paling mempengaruhi apotek untuk memesan dan
membeli OGB Albendazole Indofarma. Dari hasil kuisioner tersebut,
dapat disimpulkan bahwa bonus pembelian dapat lebih
mempengaruhi apotek untuk melakukan pemesanan dan pembelian
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
36
dibandingkan dengan software pengelolaan apotek dan konsinyasi
produk.
b. Pembahasan hasil riset
Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan, diperolah 31
apotek di Jakarta Barat, mengenal dan menjual OGB Albendazole
Indofarma. Hal ini dapat dilihat dari data hasil kuisioner. Ini
membuktikan OGB Albendazole Indofarma telah banyak tersedia di
berbagai apotek-apotek di wilayah Jakarta Barat.
Untuk promosi penjualan, kegiatan promosi penjualan yang
dilakukan PT. Indofarma masih belum efektif karena mayoritas dari
responden tidak mengetahui kegiatan-kegiatan promosi tersebut.
Hal ini karena promosi-promosi yang dilakukan belum lama
dikenalkan pada apotek-apotek dan memang promosi-promosi
tersebut merupakan program baru yang dilakukan oleh PT.
Indofarma untuk lebih meningkatkan pemesanan dan pembelian
terhadap produk-produk OGB Indofarma terutama OGB
Albendazole Indofarma.
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 27 apotek di Jakarta Barat
mengatakan bahwa program bonus pembelian, konsinyasi produk
dan software pengelolaan apotek dapat mempengaruhi apotek
untuk memesan OGB Albendazole Indofarma. Namun, di lapangan
menyatakan bahwa mayoritas apotek tidak mengetahui promosi-
promosi tersebut. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang penulis
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
37
kemukakan pada bab III dimana penulis ingin menguji hipotesis
yang menyebutkan bahwa lebih dari 50% apotek-apotek di Jakarta
Barat tidak mengetahui adanya program bonus pembelian,
konsinyasi produk dan software pengelolaan apotek pada
pemesanan Albendazole OGB Indofarma. Dan ternyata hipotesis
yang penulis kemukakan sesuai dengan hasil riset.
Dari riset yang telah dilakukan tersebut, penulis juga ingin
mengamati alat promosi penjualan yang paling diminati oleh
apotek-apotek di Jakarta Barat dalam mempengaruhi apotek-
apotek untuk melakukan pembelian OGB Albendazole Indofarma.
Berdasarkan hasil riset, alat promosi penjualan yang paling diminati
oleh responden untuk pembelian OGB Albendazole Indofarma
berturut-turut adalah Bonus pembelian, software pengelolaan
apotek dan konsinyasi produk. Dimana promosi-promosi tersebut
sudah dilakukan oleh PT. Indofarma dan tentunya masing-masing
promosi mempunyai ketentuan dan keuntungan yang berbeda.
Namun, dari semua promosi tersebut pastinya bertujuan untuk lebih
meningkatkan pemesanan sekaligus penjualan produk-produk OGB
Indofarma terutama OGB Albendazole Indofarma.
Dari hasil riset secara keseluruhan, diperoleh hasil bahwa
promosi penjualan merupakan kegiatan yang cukup efektif dalam
mendorong apotek-apotek sebagai perantara dalam memasarkan
suatu produk dari perusahaan. Namun demikian, kegiatan promosi
penjualan harus diseimbangkan dengan komunikasi terhadap
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
38
apotek-apotek agar penjualan dapat berjalan efektif dan efesien.
Disamping itu, harus tepat dalam menentukan alat promosi
penjualan agar apotek tertarik untuk membantu memasarkan
produk dari suatu perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi
yang tepat dalam menentukan kebijakan promosi penjualan
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berikut beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari analisis
mengenai kebijakan promosi penjualan OGB Albendazole Indofarma di
Jakarta Barat :
1. Tujuan utama dari promosi penjualan OGB Albendazole
Indofarma, berorientasi pada trade promotion apotek-apotek.
2. Kegiatan promosi penjualan OGB Albendazole Indofarma
adalah program bonus pembelian, konsinyasi produk dan
software pengelolaan apotek.
3. Mayoritas apotek-apotek di Jakarta Barat tidak mengetahui
adanya program promosi penjualan OGB Albendazole
Indofarma.
4. Kegiatan promosi penjualan OGB Albendazole Indofarma
yang paling diminati pada apotek-apotek di Jakarta Barat
adalah Bonus Pembelian.
5. OGB Albendazole Indofarma disegmentasikan untuk orang-
orang yang peduli kesehatan, kalangan menengah ke bawah
dan usia diatas dua tahun.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
40
6. Target pasar OGB Albendazole Indofarma adalah Dokter,
Apotek dan Masyarakat yang peduli kesehatan.
7. OGB Albendazole Indofarma memposisikan dirinya sebagai
obat penyakit cacing yang relatif lebih murah dengan kualitas
yang sama dengan obat-obat bermerek.
B. SARAN
1. Memperbaiki komunikasi dengan apotek-apotek menjadi
lebih baik agar terbina kerja sama yang baik pula.
2. Memaksimalkan alat promosi penjualan yang diminati
apotek-apotek untuk mempromosikan OGB Albendazole
Indofarma sehingga dapat lebih merangsang apotek-apotek
untuk melakukan pemesanan kembali.
3. Membina hubungan baik dengan distributor, mengingat
keberadaan distributor yang cukup penting bagi pemasaran
OGB Albendazole Indofarma.
4. Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya
memberikan obat cacing secara rutin ( 6 bulan sekali) .
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
41
DAFTAR ACUAN
Anonim.2009.Brosur Produk OGB Albendazole.Jakarta:PT Indofarma. Ganiswara, Sulistia G (Ed).1995. Farmakologi dan Terapi, Edisi IV.
Jakarta: Gaya Baru Jakarta. Hyan Tjay, Tan dan Kirana Raharja.1997. Obat-Obat Penting, Edisi IV.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Kotler, Philip dan Gary Amstrong.1997. Dasar-dasar pemasaran, jilid I.
Jakarta: Prenhallindo. Kotler, Philip. 1993. Manajemen Pemasaran , Edisi VII. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tjiptono, Fandy.1997. Strategi Pemasaran, Edisi II. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
43
Lampiran 1
Kuisioner
Dalam rangka promosi penjualan OGB Albendazole Indofarma, meningkatkan pelayanan, serta mengetahui keinginan dari pelanggan, maka kami dari PT Indofarma ingin mengetahui efektifitas promosi penjualan dalam mendorong pembelian OGB Albendazole Indofarma oleh Apotek-apotek di Jakarta Barat.
1. Apakah Apotek anda mengenal OGB Albendazole Indofarma?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah Apotek anda saat ini menjual OGB Albendazole Indofarma?
a. Ya b. Tidak
3. Bagaimana penjualan OGB Albendazole Indofarma di Apotek anda?
a. Sangat laku (>6 kemasan/bln)
b. Laku ( 5-6 kemasan/bln)
c. Biasa saja (3-4 kemasan/bln)
d. Tidak laku (1-2 kemasan/bln)
e. Sangat tidak laku (0 kemasan/bln)
4. Bagaimana promosi OGB Albendazole Indofarma yang anda ketahui saat ini?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Biasa saja
d. Tidak bagus
e. Sangat tidak bagus
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
44
5. Apakah Apotek anda mengetahui program bonus pembelian, konsinyasi dan pengelolaan software apotek untuk pembelian OGB Albendazole Indofarma?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah Program bonus pembelian, konsinyasi dan pengelolan software apotek dapat mempengaruhi Apotek anda untuk memesan OGB Albendazole Indofarma?
a. Ya b. Tidak
7. Menurut anda, kegiatan promosi penjualan seperti apa yang dapat mempengaruhi Apotek anda untuk memesan OGB Albendazole Indofarma?
a. Bonus Pembelian
b. Konsinyasi Produk
c. Pengelolaan Software Apotek
Nama apotek :
Alamat :
Terima kasih atas partisipasi anda dalam mengisi kuisioner kami. Semoga tetap terjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan PT Indofarma.
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.
45
Lampiran 2
Gambar 1. Kemasan OGB Albendazole Indofarma
Gambar 2. Brosur OGB Albendazole Indofarma
Analisis kebijakan..., Fitri Wulandari, FMIPA UI, 2010.