laporan penilaian rumah sehat

32
LAPORAN PENILAIAN RUMAH SEHAT DESA KELURAHAN MALABRO KOTA BENGKULU Disusun oleh : RENI AGUSTINA NIM : PO5160011033 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN 2013/2014

Upload: edwin-anggara-putra

Post on 29-Dec-2015

2.601 views

Category:

Documents


275 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Penilaian Rumah Sehat

LAPORAN PENILAIAN RUMAH SEHAT

DESA KELURAHAN MALABRO KOTA BENGKULU

Disusun oleh :

RENI AGUSTINA

NIM : PO5160011033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI DIPLOMA IIIKESEHATAN LINGKUNGAN

2013/2014

BAB I

Page 2: Laporan Penilaian Rumah Sehat

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perumahan dan pemukiman adalah dua hal yang tidak dapat kita pisahkan dan

berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi,industrialisasi dan pembangunan.Pemukiman dapat

diartikan sebagai perumahan atau kumpulan rumah dengan segala unsur serta kegiatan yang

berkaitan dan yang ada di dalam pemukiman. Pemukiman dapat terhindar dari kondisi kumuh

dan tidak layak huni jika pembangunan perumahan sesuai dengans tandar yang berlaku, salah

satunya dengan menerapkan persyaratan rumah sehat.Dalam pengertian yang luas, rumah

tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang

memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi

kehidupan.Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati

kehidupan, beristirahat dan bersuk ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni

memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin

kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul

dengan tetangganya; lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan,

kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.Secara garis besar, rumah

memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal yang layak dan sehat bagi setiap

manusia, yaitu rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia, Rumah harus

memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia, rumah harus melindungi manusia dari

penularan penyakit dan ruumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan

jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja

atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit

bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi

pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi

masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan

penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

Lingkungan perumahan/pemukiman dan hubungannya dengan kesehatan Di dalam

program kesehatan lingkungan,suatu pemukiman/perumahan sangat berhubungan dengan

kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku, geografi, dan kondisi local.

Selain itu, lingkungan perumahan/pemukiman dipengaruhi oleh beberapa factor yang dapat

menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut, antara lain fasilitas pelayanan,

Page 3: Laporan Penilaian Rumah Sehat

perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan

mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan keluarganya.Pengertian perumahan merupakan

kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian

dan sarana pembinaan keluarga yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan .

sedangkan pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup baik kawasan perkotaan

maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian

yang mendukung peri-kehidupan. Untuk menciptakan suatu lingkungan pemukiman

diperlukan kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah

dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi kesehatan

Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya.Pemukiman berasal dari kata housing

dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya

pemukiman.Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta

prasarana dan sarana ligkungannya.Perumahan menitiberatkan pada fisik atau benda mati, yaitu

houses dan land settlement. Sedangkan pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau

kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga pemukiman

menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human).

Dengan demikian perumahan dan pemukiman merupakan dua hal yang tidak

dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya, pada hakekatnya saling melengkapi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

1. Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan praktik inspeksi penilaian rumah sehat di

daerah pemukiman pinggir pantai di kawasan Rt.09 Rw.03 Kelurahan Malabro

Kecamatan Teluk segara Kota Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat mengetahui komponen rumah yang termasuk kategori sehat, kurang

sehat dan tidak sehat.

2. Mahasiswa dapat mengetahui sarana sanitasi rumah yang termasuk kategori sehat,

kurang sehat dan tidak sehat.

3. Mahasiswa dapat mengetahui perilaku penghuni rumah yang termasuk kategori sehat,

kurang sehat dan tidak sehat.

4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis penyakit yang ditimbulkan jika rumah dalam

kategori kurang sehat dan tidak sehat.

Page 4: Laporan Penilaian Rumah Sehat

5. Meningkatkan daya guna dan hasil sumber daya alam baik

lingkungan pembangunan permukiman dengan tetap memperhatikan

kelestarian fungsi Lingkungan menjadi lebih baik.

C. Ruang Lingkup

1. Waktu Penyelenggaraan Inspeksi Penilaian Rumah Sehat

Pelaksanaan inspeksi penilaian rumah sehat dilaksanakan pada hari rabu tanggal 11

september 2013.

2. Lokasi

Lokasi inspeksi penilaian rumah sehat adalah disetiap rumah yang ada dikawasan

pemukiman pinggir pantai Rt 09 Rw 03 kelurahan Malabro Kecamatan Teluk Segara Kota

Bengkulu.

3. Sasaran

Sasaran kegiatan inspeksi penilaian rumah sehat ini mencakup seluruh perumahan warga

yang ada di pinggiran pantai, di Rt 09 Rw 03 kelurahan Malabro Kecamatan Teluk

Segara Kota Bengkulu, yang meliputi inspeksi komponen rumah, sarana sanitasi ,

perilaku penghuni rumah serta penyakit yang berbasis lingkungan.

Page 5: Laporan Penilaian Rumah Sehat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Rumah Sehat

Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia.

Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar,

menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia,

dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian Sehat menurut WHO

adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya

keadaan yang bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).

Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh

pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan

dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor- faktor yang dapat

merugikan kesehatan (Hindarto, 2007). Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat

berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan

kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1991).

Sedangkan menurut Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar, rumah sehat adalah tempat

berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan

yang sempurna baik fisik,rohani maupun sosial.

Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan

jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja

atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit

bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi

pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di

lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi

masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan

penghuninya (Notoatmodjo, 2003).

Page 6: Laporan Penilaian Rumah Sehat

2.1 Persyaratan Umum Rumah Sehat

Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib

dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan

dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan

perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta

persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan

berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan

masyrakat.

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut keputusan

Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai

berikut:

1.        Lokasi

Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran

lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa dan sebagainya.

Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah

atau bekas tambang

Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti

jalur pendaratan penerbangan.

2.    Kualitas Udara

Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beradun dan

memenuhi syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut:

Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi

Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3.

Gas SO2 maksimum 0,10 ppm

Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari

3.        Kebisingan dan Getaran

Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A

  Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik

4.        Kualitas Tanah di Daerah Perumahan dan Pemukiman

Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kgd.   Kandungan

Benzo(a)pyrene maksimum 1mg/kg

Page 7: Laporan Penilaian Rumah Sehat

5.        Prasarana dan Sarana Lingkungan

Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan

konstruksi yang aman dari kecelakaan.

Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor

penyakit

Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak

mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan

penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan

jalan tidak menyilaukan mata.

Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas yang memenuhi

persyaratan kesehatan

Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi

syarat kesehatan

Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat

kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain sebagainya.

Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninyah.    Tempat

pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan

yang dapat menimbulkan keracunan.

6.        Vektor Penyakit

Indeks lalat harus memenuhi syarat

Indeks jentik nyamuk dibawah 5%

7.        Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga

berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam. Secara umum rumah dikatakan

sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut (PPM & PL, 2002) :

1.        Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak

yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

2.        Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat

antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

3.        Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan

penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor

penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,

terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan

penghawaan yang cukup.

Page 8: Laporan Penilaian Rumah Sehat

4.        Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena

keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan,

konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung

membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan seperti

terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam

kaitan dengan hal tersebut antara lain :

1.        Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

2.        Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

3.        Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas4.        

Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis

dapat terhindari.

2.3     Komponen Rumah Sehat

Komponen rumah sehat meliputi:

1.        Langit-langit

Di bawah kerangka atap atau kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut langit-

langit yang tujuannya antara lain

a.       untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga, agar tidak terlihat

dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih

b.      untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air hujan

yang menembus melalui celah-celah atap

c.       untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas atas

tidak mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya.

Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah :

a.       langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap,

b.      langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga dengan

konstruksi bebas tikus

c.       tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai kecuali,

d.      dalam hal langit-langit/kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai

tinggi rumah 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari 1,75

m, dan

e.       ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang-kurangnya sampai 2,40

m.

Page 9: Laporan Penilaian Rumah Sehat

2.        Dinding

Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain :

a.       Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin dan

bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya,

b.      Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-

kurangnya 15 cm dibawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan, agar

air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah

dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut, dan

c.       Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat diberi

susunan batu tersusun tegak di atas batu, batu tersusun tegak di atas lubang harus di

pasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.

Untuk memperkuat berdirinya tembok ½ bata digunakan rangka pengkaku yang terdiri

dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.

3.        Lantai

Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban diatasnya. Bahan untuk lantai biasanya

digunakan ubin, kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak

lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah

dibersihkan. Macam-macam lantai :

a.       Lantai tanah stabilitas.

Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah, pasir, semen, dan kapur. Contoh : tanah

tercampur kapur dan semen. Untuk mencegah masuknya air kedalam rumah sebaiknya

lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah

b.      Lantai papan

Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Yang perlu diperhatikan dalam

pemasangan lantai adalah :

1)      Sekurang-kurangnya 60 cm di atas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran

tanah yang baik.

2)      Lantai harus disusun dengan rapid an rapat satu sama lain, sehingga tidak ada lubang-

lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini

dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembaban

yang naik dari di kolong rumah.

Page 10: Laporan Penilaian Rumah Sehat

3)      Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta untuk

konstruksi di atasnya agar lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.

c.       Lantai ubin

Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan karena

lantai ubin murah/tahan lama, dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah dirusak

rayap.

4.        Jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu

Jendela dibuka pada siang hari agar cahaya matahari dapat masuk dan udara dapat

berputar sehingga akan memperkecil resiko penularan penyakit infeksi. Untuk

memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela

kamar tidur menghadap ke timur. Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas

10-20% dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20% dapat menimbulkan kesilauan

dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan suasana gelap

dan pengap. 

Dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu atau lebih banyak

jendela/lubang yang langsung berhubungan dengan udara dan bebas dari rintangan-

rintangan, jumlah luas bersih jendela/lubang itu harus sekurang-kurangya sama 1/10 dari

luas lantai ruangan, dan setengah dari jumlah luas jendela/lubang itu harus dapat dibuka.

Jendela/lubang angin itu harus meluas kearah atas sampai setinggi minimal 1,95 di atas

permukaan lantai. Diberi lubang hawa atau saluran angin pada ban atau dekat permukaan

langit-langit ( ceiling ) yang luas bersihnya sekurang-kurangnya 5% dari luas lantai yang

bersangkutan. Pemberian lubang hawa/saluran angin dekat dengan langit-langit beguna

sekali untuk mengeluarkan udara panas dibagian atas dalam ruangan.

Ketentuan luas jendela/lubang angin tersebut hanya sebagai pedoman yang umum dan

untuk daerah tertentu hanya sebagai pedoman yang umum dan untuk daerah tertentu,

harus disesuaikan dengan keadaan iklim daerah tersebut. Untuk daerah pegunungan yang

berhawa dingin dan banyak angin, maka luas jendela/lubang angin dapat dikurangi

sampai dengan 1/20 dari luas ruangan. Sedangkan untuk daerah pantai laut dan daerah

rendah yang berhawa panas dan basah, maka jumlah luas bersih jendela, lubang angin

harus diperbesar dan dapat mencapai 1/5 dari luas lantai ruangan.

Page 11: Laporan Penilaian Rumah Sehat

5.        Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan pengeluaran

udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus

lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan

manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi.

Pengaruh-pengaruh buruk itu adalah ( Sanropie, 1989 ) :

a.       Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman,

b.      Bertambahnya kadar asam karbon ( CO2 ) dari pernafasan manusia,

c.       Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia

d.      Suhu udara dalam ruang ketajaman naik karena panas yang dikeluarkan oleh badan

manusia dan

e.       Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit

pernafasan manusia.

Dengan adanya ventilasi silang ( cross ventilation ) akan terjamin adanya gerak udara

yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan kedalam ruangan

udara yang bersih dan segar melalui jendela atau lubang angin di dinding, sedangkan

udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang berhadapan. Tetapi

gerak udara ini harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan keras karena gerak angina

atau udara angin yang berlebihan meniup badan seseorang, akan mengakibatkan

penurunan suhu badan secara mendadak dan menyebabkan jaringan selaput lendir kan

berkurang sehingga mengurangi daya tahan pada jaringan dan memberikan kesempatan

kepada bakteri-bakteri penyakit berkembang biak, dan selanjutnya menyebabkan

gangguan kesehatan, yang antara lain : masuk angin, pilek atau kompilasi radang saluran

pernafasan. Gejala ini terutama terjadi pada orang yang peka terhadap udara dingin.

Untuk menghindari akibat buruk ini, maka jendela atau lubang ventilasi jangan terlalu

besar/banyak, tetapi jangan pula terlalu sedikit.

Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi syarat,

sehingga udara dalam ruangankyrang memenuhi syarat, sehingga udara dalam ruangan

akan berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan mekanis. Untuk

memperbaiki keadaan ruang dalam ruangan, system mekanis ini harus bekerja terus

menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat mekanis yang biasa

digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan udara mekanis adalah kipas angin

( ventilating, fan atau exhauster ), atau air conditioning.  

Page 12: Laporan Penilaian Rumah Sehat

6.         Sarana pembuangan asap dapur

Harus memiliki tempat pembuangan asap dapur seperti cerobong asap atau terdapat

ventilasi yang sesuai untuk penyaluran asap pada saat memasak di dapur.

7.        Pencahayaan

Sanropie ( 1989 ) menyatakan bahwa cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam

rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan

cahay buatan dan cahaya alam.

a.       Pencahayaan alamiah

Pencahayaan alamiah diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruanagn

melalui jendela celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak

terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan

standar cahaya lami yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar

tidur menurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik tau tidaknya penerangan

alam yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai berikut :

1)      baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil;

2)      cukup, bila samar-samar bila membac huruf kecil ;

3)      kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca dan

4)      buruk, bila sukar membaca huruf besar.

Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan oleh letak dan

lebar jendela.

b.      Pencahayaan buatan

Untuk penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem penerangan

dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat menumbuhkan suasana

rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen ( neon ) sebagai sumber cahaya dapat

memenuhi kebutuhan penerangan karena pada kuat penerangan yang relative rendah

mampu menghasilkan cahaya yang bila dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar.

Bila ingin menggunakan lampu pijar sebaiknya dipilih yang warna putih dengan

dikombinasikan beberapa lampu neon.

Untuk penerangan malam hari dala ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang kerja,

penerangan minimum adalah 150 Lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40 watt

dengan lampu pijar.

Page 13: Laporan Penilaian Rumah Sehat

2.4 Prinsip Rumah Sehat

1. Memaksimalkan Pencahayaan Alami

Cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pencahayaan alami pada

rumah sehat Anda dengan pedoman:

Orientasi Bangunan

Bangunan sebaiknya menghadap Utara-Selatan untuk menghindari panas dan sinar

matahari langsung.

Ukuran Ruangan dan Bukaan

Agar cahaya matahari dapat masuk dan menerangi ruangan secara maksimal, ukuran

lebar ruangan sebaiknya 2 kali ukuran tinggi bukaan.

2. Ventilasi Alami

Prinsip ventilasi alami adalah menciptakan sirkulasi udara dengan memasukkan udara dingin

ke dalam ruangan dan mengalirkan udara panas keluar melalui bukaan-bukaan yang

diposisikan secara strategis. Posisi bukaan yang baik untuk menciptakan sirkulasi udara

adalah bukaan atas dan bukaan bawah.

3. Sistem Manajemen Limbah

Sistem manajemen limbah yang baik penting untuk menghindari pencemaran persediaan air

bersih di rumah. Manajemen limbah yang baik dapat dicapai dengan mengikuti pola

perletakan limbah sebagai berikut:

4. Penampungan Air Hujan

Air hujan dapat ditampung dan digunakan untuk banyak kebutuhan sehari-hari seperti

menyiram toilet, berkebun, atau mencuci mobil. Dengan menampung air hujan dan

menggunakannya kembali rumah sehat Anda akan jadi lebih efisien, juga ramah lingkungan.

5. Lapisan Tembus Air

Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor dapat dihindari jika kita menyediakan daerah

resapan air yang cukup luas. Daerah resapan air yang luas di lahan yang sempit dapat dicapai

dengan mengotimalkan penggunaan lapisan/permukaan tembus air seperti rumput dan grass

block pada halaman, parkiran mobil (carport), dan jalan agar air dapat mengalir dan meresap

secara alami ke dalam tanah.

Page 14: Laporan Penilaian Rumah Sehat

2.5    Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Membangun Rumah

1.   Tingkat kemampuan ekonomi

Individu jika ingin membangun suatu rumah tentunya akan mengukur tingkat

kemampuan ekonominya, terutama menyangkut kesiapan finansial. Bagi masyarakat desa

terkadang persoalan tidak serumit di perkotaan, dimana tanah yang akan dipergunakan untuk

membangun suatu perumahan tidak semahal di kota, bahan-bahan yang akan dipergunakan

dapat memanfaatkan sarana yang ada seperti bambu, kayu, atau atap bisa dibuat dari daun,

alang-alang, daun lontar, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut di desa relative masih mudah

didapat dan murah, namun di kota persoalannya akan berbeda. Hal-hal yang perlu menjadi

perhatian tiap-tiap individu dalam masyarakat yang akan membangun rumah adalah

membangun rumah tidak sekedar mendirikan saja, tetapi bagaimana perawatan rumah

tersebut sehingga dapat dipergunakan dalam waktu yang cukup lama bahkan dapat dinikmati

oleh anak cucunya .

2.   Faktor alam (lingkungan)

Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal

ini menyangkut bagaimana kondisi lingkungan alam dan social di sekitar kita. Membangun

rumah di daerah yang rawan bencana banjir harus diperhatikan letak lokasi tanah diupayakan

sebelumnya saat membangun ketinggian tanah diperkirakan agar di saat musim penghujan

tidak kebanjiran. Membangun rumah di dekat daerah rawan longsor dan daerah rawan gempa,

bahan yang digunakan harus ringan, namun kokoh. Rumah daerah dingin, panas,

pegunungan, pantai, kota, dan desa akan mempunyai karakteristik tersendiri dan perlu desain

yang berbeda-beda. Rumah dekat dengan hutan bisa dibuat sedemikian rupa dengan membuat

tangga yang tinggi agar binatang buas dan ular tidak dapat naik.

3.   Kemajuan teknologi

Saat ini teknologi perumahan sudah begitu modern, namun rumah yang modern

belum tentu sesuai dengan selera individu di masyarkat. Teknologi modern selain

membutuhkan biaya dan perawatan yang mahal juga diperlukan pengetahuan yang cukup

agar mengerti tentang teknologi tersebut. Bagaimanapun masyarakat telah memiliki teknologi

perumahan yang telah diwarisi dari orang tuanya. Oleh karena itu, penerapan teknologi yang

tepat guna harus dipertahankan sedangkan kekurangan-kekurangan yang ada dimodifikasi,

sehingga dapat memenuhi persyaratan rumah sehat yang telah ditetapkan. Teknologi yang

tinggi jika diterapkan di daerah tertentu belum tentu sesuai. Membangun rumah dengan pilar-

pilar yang tinggi, bahan dari batu bata, rumah kaca, desain kamar tertutup, ventilasi, dan

Page 15: Laporan Penilaian Rumah Sehat

jendela diganti dengan AC, hal ini jika diterapkan di desa belum tentu sesuai sebab udara di

desa masih segar, rumah masih belum begitu padat, dan pencahayaan masih bagus .

4.   Peraturan pemerintah menyangkut tata guna bangunan

Peraturan pemerintah terkait tata guna bangunan jika tidak dibuat secara tegas dan dan

jelas dapat menyebabkan gangguan ekosistem seperti banjir, pemukiman kumuh, dan lain-

lain. Saat ini di kota-kota besar hal ini sudah menjadi problem yang kompleks. Namun jika di

pedesaan hal ini belum menjadi masalah yang serius .

2.6 Patokan rumah sehat yang ekologis :

1. Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan sebagai paru-paru

hijau.

2. Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/radiasi geobiologis dan

meminimalkan medan elektromagnetik buatan.

3. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.

4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.

5. Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan sistem

bangunan kering.

6. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap

air.

7. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan

bangunan dan struktur bangunan.

8. Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonikal.

9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan

dan

membutuhkan energi sedikit mungkin (mengutamakan energi terbarukan).

10. Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan oleh semua

penghuni(termasuk anak-anak, orang tua maupun orang cacat tubuh).

11. Tersedianya akses pengolahan sampah dan tempat – tempat sampah.

12. Menurunkan genangan air dan membuat sistem drainase yang baik.

Page 16: Laporan Penilaian Rumah Sehat

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil survey sanitasi perumahan di Rt 10 Kelurahan Malabro Kecamatan Teluk Segara

Kota Bengkulu

Berdasarkan survey yang kami lakukan di Rt 10 Rw 03 Kelurahan Malabro Kecamatan Teluk

Segara Kota Bengkulu di dapatkan laporan sebagai berikut:

a. Data Umum :

Nama Kepala Keluarga : Iwan Setiawan

Anggota Keluarga : Meirita Purnama Sari (istri)

Irellya Merta Laras Ayu (anak)

Syafira Imerta Gustiani (anak)

Keyla Trimerta Murahma (anak)

Setelah dilakukan penelitian di Kelurahan Malabro kota Bengkulu bahawasannya

tidak memenuhi standar kriteria rumah sehat.Pemukiman yang saya teliti terdiri dari 1 rumah

tapi penghuninya terdapat dua keluarga yang menempati rumah tersebut.Rumah yang saling

berdempetan. Pada dasarnya rumah-rumah ini tidak layak huni, tetapi para penghuni rumah

tersebut tidak dapat berbuat banyak untuk memperbaiki rumah mereka, hal ini disebabkan

faktor ekonomi. Sebagian besar penghuni pemukiman ini berprofesi sebagai nelayan, ada

juga yang berdagang makanan kecil di pelataran rumah mereka. Dengan demikian dapat

dipastikan para penghuni pemukiman ini berpenghasilan rendah.

Berdasarkan observasi lapangan,dapat ditemukan bahwa mereka hidup disuatu

lingkungan yang kondisi sanitasinya sangat buruk, padatnya penghuni dalam rumah tersebut

karena dalam satu rumah terdiri dari dua keluarga yang bejumlah sembilan orang dalam satu

rumah dan ada pun komponen rumah dan kriteria rumah dari kelurga pak Iwan :

A. Komponen dan Kriteria Ruamah

1. Atap atau langit – ruang keluarga :

Sangat disayangkan bahwasanyya di rumah bapak andi belum memiliki atap gentinga dan

tidak ada langit-langit atau plapon. Bahwasannya kita tau langit- langit berfungsi untuk

melindungi mereka misalnya dari debu atau kotoran yg berasal dari luar dan langsung

Page 17: Laporan Penilaian Rumah Sehat

mengenai mereka atau pun makanan mereka nantinya yg nantinya menimbulkan kerugian

tersendiri bagi mereka.

2. Dinding

Dinding keluarga pak Iwan terbuat dari non permanen yaitu terbuat dari kayu, dan

dinding dari kayu sebagai penopang rumahnya pun itu sudah sebagian dimakan oleh rayap.

3. Lantai

Lantai terbuat dari plesteran semen dan difinishing dengan karpet plastik hanya

bagian ruang tamunya saja. Jarang sekali untuk keluarga pak Iwan ini untu bisa mengepel

ruamah mereka.

4. Pintu

Dibagian setiap kamar memiliki pintu masing-masing tapi halnya ada pintu salah

satunya yaitu kamar anak- anak yang rusak yang bum bisa untuk menggantinya.

5. Jendela Kamar Tidur Ruang Keluarga

Keluaga pak Iwan blum memiliki jendela tidur ruang keluarga tersbut, keluarga ini

hanya memiliki satu jendela saja hanya dibagian ruang tamu saja tepat pada pintu masuk

rumahnya, padahal kita tau bahwsannya jendela berfungsi sebagai keluar masuknya udara

supaya kita tidak kekurangan oksigen.

6. Ventilasi

Ventilasi dari rumah Pak iwan ada tapi hanya tidak menggunakan penyaring atau

kasa, yang kita tau tujuannya memasang penyaring atau kasa ialah untuk menyaring kotoran

atau debu yang berasal dari luar rumah mereka.

7. Lubang Asap Dapur

Tempat tinggal yang pak Iwan tempati belum memiliki lubang asap dapur jadi

sirkulasi udara atau asapnya lewat dari pintu belakang yang ada didekat area dapur tersebut.

8. Pencahayaan alamiah

Keadaan pencahayaan alamiah dirumah pak Iwan sangatlah kurang karena

minimnya untuk sinar matahari masuk kedalam rumah pak iwan melalui jendela atau ruang-

Page 18: Laporan Penilaian Rumah Sehat

ruang kecil ini menyebabkan rumah pak iwan gelap kalau siang hari jika tidak dib dengan

lampu atau pintu belakang harus selalu terbuka supaya sedikit menerangi umah mereka.

B. Sarana Sanitasi Rumah

- SAB (Sarana Air Bersih)

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hariyang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi

syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Dari hasil pengamatan kepemilikan sarana air bersih

dirumah pak andri adalah milik sendiri yaitu dari sumur gali, namun kondisinya kurang memenuhi syarat

karena tidak mempunyai cincin sumur.

- Jamban Keluarga

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat antara lain sebagai berikut :

a) Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b)  Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkinmemasuki mata air atau sumur

Dari hasil inspeksi dirumah pak andri diperoleh hasil bahwa ketersediaan jamban sudah

ada namun kondisinya sangat kotor serta jarak antara septic tank dan sumur gali pak Lapau

Pasar Pantai < 10 m.

- SPAL

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase penduduk yang terkoneksi

dengan sistem pembuangan limbah(sewerage system). Air limbah rumah tangga hendaknya diolah dengan

benar, jangan dibuang sembarangan. Hal ini dapat menyebabkan sumber air disekitar dapat tercemar akibat

resapan air limbah. Selain itu air limbah yang tidak diolah dapat menjadi alasan kedatangan lalat. Dari hasil

inspeksi rumah di rumah Pak Lapau Pasar Pantai menunjukan memiliki SPAL namun jaraknya kurang dari

10 m dari sumber air sehingga dapat mencemari sumber air.

- Tempat Sampah

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan tempat yang cocok bagi

beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat, nyamuk, tikus dan anjing yang dapat

menimbulkan penyakit. Potensi bahaya yang ditimbulkan, antara lain penyakit diare,kolera, tifus yang dapat

menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum. Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahny akurang memadai,

demikian pula penyakit jamur ( misalnya jamur kulit ). Dari hasil inspeksi sanitasi di rumah pak andri

diperoleh hasil bahwa sudah memiliki tempat sampah yang kedap air namun tidak tertutup.

Page 19: Laporan Penilaian Rumah Sehat

C. Prilaku

Kebiasaan prilaku dari penghuni rumah yang kadang- kadang membuka jendela,

lantai rumah yg jarang dipel, dan sistem pengolahan sampah dengan cara dibuang dikebun

perkarangan rumah lalu dibakar tanpa diroses atau dibuang ke TPS, dan mana lagi saluran

pembuangan limbahnya (siring) yang rendah yang tidak ternetralisir dengan baik sehingga

bila datangnya hujan selokan rumah tersebut tersebut tersumbat oleh sampah didepan

perkaran rumah / kebun yang dibung dan tidak bisa menampung dengan baik sehingga

rumah tersebut seringkali terjadi banjir yang akhirnya mengundang vektor lalat datang,

sehingga dapat menimbulkan penyakit misalnya diare, bagi penghuni tersebut dan sekitarnya.

D. Pemecahan Masalah

No Permasalahan Rekomendasi

1 Tidak ada langit-langit a) Hendaknya dibuatkan langit  – langit guna

menahan debu yang berasal dari genting serta

untuk menghindari atap rumah sebagai sarang

tikus.

2 Dinding non permanen / terbuat dari

kayu.

a) Selalu menjaga kebersihan dinding agar tidak

berdebu pada bagian dinding yang tidak di

tembok

b) Bagian dinding yang tidak ditembok dijaga

kondisinya, jangan terkena air hujan karena akan

membuat cepat keropos.

c) Sebaiknya dinding di tembok secara menyeluruh

agar bangunan rumah kokoh, dantidak berdebu.

3 Lantai masih semen Selalu menjaga kebersihan lantai dengan setiap hari

dibersihkan

4 Tidak memiliki Ventilasi a) Sebagai pemilik rumah seharusnya sadar akan

pentingnya fungsi ventilasi sebagai sirkulasi

udara, sehingga ruangan tidak pengap dan

menghindari terjadinya sumber pencemaran

penyakit pernafasan.

b) Harus membuat ventilasi disetiap ruangan rumah

Page 20: Laporan Penilaian Rumah Sehat

5 Tidak memiliki lubang asap dapur a) Apabila di dapur tidak ada lubang asap atau

ventilasi, sabaiknya saat memasak pintu selalu

terbuka.

b) Sebaiknya lubang ventilasi luasnya lebih dari

10% dari luas lantai dapur.

c) Buatkan lubang asap dapur secara sederhana

dengan cara membuka sedikit atap genteng agar

asap dapur dapat keluar ruangan

6 Pencahayaan yang kurang terang a) Sebaiknya pada siang hari gorden jendela dan

jendelanya dibuka agar pencahayaan dari sinar

matahari dapat masuk dengan baik.

b) Kebersihan dinding harus terjaga tetap bersih,

serta penggunaan cat dengan warna yang terang

akan menambah pencahayaan.

7 SAB milik sendiri tapi tidak

memenuhi syarat

a) Perbaiki kondisi sanitasi sumur gali agar air sumur

lebih terlindungi

b) Sebaiknya jarak SAB dengan tempat

pembuangan limbah atau pembuangan tinja lebih

dari 10 m.

8 Jarak antara SPAL dengan sumber

air kurang dari 10 m

a) Sebaiknya jarak antara SPAL lebih dari 10m agar

SAB tidak tercemar oleh limbah rumah tangga.

Page 21: Laporan Penilaian Rumah Sehat

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis observasi di lapangan maka dapat diambil kesipulan bahwa

permukiman Desa/ Kelurahan Malabro Kota Bengkulu belum memiliki kriteria rumah sehat

karena nilai kriteria rumah sehatnya memiliki jumlah 756 dengan demikian rumah dari

bapak iwan setiawan dan basuki yang dalam satu rumahnya terdri dari dua kelurga belum

bisa dikatan rumah sehat. Karena sangat jauh dari penilaian rumah sehat.

B. Saran

Hendak nya kelurahan Malabro ini meningkatkan perbaikan sanitasi, dengan cara

mengajukan kepemeritah pusat untuk melihat atau pun memperhatikan sanitasi mereka

misalnya dengan menyediakan tempat sampah supaya mereka tidak lagi mengumpulkan

sampah mereka didepan rumah atau dikebun kemudian setelah banyak lalu dibakar tanpa

diolah terlebih dahulu.