laporan pendahuluan

21
Penyusunan DED Drainase Perkotaan Sub Sistem Sawojajar Kota Malang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan DED Drainase Perkotaan Sub Sistem Sawojajar Kota Malang disebutkan salah satu prasarana dan sarana dasar kota yang dinilai cukup penting adalah drainase kota. Kota yang baik sangat perlu memperhatikan kondisi saluran drainasenya. Sebab jika suatu pemukiman tergenang maka akan sangat berdampak bagi kehidupan kota tersebut. Bangunan-bangunan menjadi mudah rusak, lingkungan menjadi tidak sehat dan permukiman menjadi kumuh. Saluran drainase yaitu saluran yang berfungsi untuk mengeringkan air permukaan, baik bersumber dari air hujan, air pasang, banjir kiriman, genangan air, dan lain-lain. Seperti halnya di kawasan Sawojajar Kota Malang pada musim penghujan sering kali mengalami banjir dengan ketinggian kurang lebih 50 cm selama ± 1 jam. Banjir tersebut disebabkan oleh kapasitas saluran yang ada sudah tidak memadai. Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan perbaikan dan peningkatan kualitas saluran agar daya tampungnya lebih besar dan dapat mencegah banjir tahunan tersebut. Dengan latar belakang kondisi yang ada, Kementerian Pekerjaan Umum, melalui Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Satker NVT PPLP Jatim, sesuai dengan tugas LAPORAN PENDAHULUAN 1

Upload: nendisubakti

Post on 09-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Drainase

TRANSCRIPT

Penyusunan DED Drainase Sub Sistem Sawojajar Kota Malang

Penyusunan DED Drainase Perkotaan Sub Sistem Sawojajar Kota Malang

BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan DED Drainase Perkotaan Sub Sistem Sawojajar Kota Malang disebutkan salah satu prasarana dan sarana dasar kota yang dinilai cukup penting adalah drainase kota. Kota yang baik sangat perlu memperhatikan kondisi saluran drainasenya. Sebab jika suatu pemukiman tergenang maka akan sangat berdampak bagi kehidupan kota tersebut. Bangunan-bangunan menjadi mudah rusak, lingkungan menjadi tidak sehat dan permukiman menjadi kumuh. Saluran drainase yaitu saluran yang berfungsi untuk mengeringkan air permukaan, baik bersumber dari air hujan, air pasang, banjir kiriman, genangan air, dan lain-lain.

Seperti halnya di kawasan Sawojajar Kota Malang pada musim penghujan sering kali mengalami banjir dengan ketinggian kurang lebih 50 cm selama 1 jam. Banjir tersebut disebabkan oleh kapasitas saluran yang ada sudah tidak memadai. Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan perbaikan dan peningkatan kualitas saluran agar daya tampungnya lebih besar dan dapat mencegah banjir tahunan tersebut.Dengan latar belakang kondisi yang ada, Kementerian Pekerjaan Umum, melalui Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Satker NVT PPLP Jatim, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, menyelenggarakan Penyusunan DED Drainase Perkotaan Sub Sistem Sawojajar Kota Malang

1.2 Maksud dan Tujuan

Pekerjaan ini mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut :

a. Mewujudkan penyelenggaraan pengelolaan sistem drainase perkotaan yang baik dan terpadu.

b. Menyusun suatu rancangan rinci atau Detail Engineering Design (DED) drainase perkotaan Sub Sistem Sawojajar di Kota MalangTujuan produk yang diharapkan dihasilkan dari pekerjaan ini adalah :Tersedianya dokumen rancangan rinci atau Detail Engineering Design (DED) drainase perkotaan.sub sistem Sawojajar di Kota Malang yang dapat dipertanggungjawabkan, fleksibel, Aplikatif, mudah dipahami dan siap ditenderkan.1.3 Lokasi Pekerjaan

Sistem drainase yang akan dilakukan perancangan rinci berada di daerah Sawojajar, Malang. Peta lokasi dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Lokasi Perumahan Sawojajar II Kota Malang.1.4 Lingkup Kerja.

Detail Engineering Design (DED) drainase sub sistem Sawojajar Kota Malang mempunyai lingkup pekerjaan sebagai berikut : 1.4.1 Mengumpulkan Data dan Informasi

Data dan informasi yang diperlukan sebagai berikut :

a. Data klimatologi yaitu data hujan dari stasiun klimatologi atau badan meteorologi dan geofisika terdekat.

b. Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air, debit sungai, dan karakteristik daerah aliran.

c. Data sistem drainase yang ada yaitu : hasil rencana induk dan studi kelayakan, data kuantitatif banjir dan genangan beserta permasalahannya.

d. Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja), peta drainase dan sistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi yang disesuaikan dengan topologi kota dengan skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000.

e. Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan, penyebaran dan data kepadatan bangunan.

1.4.2 Pengukuran

Pengukuran situasi dengan poligon tertutup untuk menggambarkan posisi saluran dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pengukuran yang dilaksanakan harus dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang keadaan medan lapangan yang diukur dan sesuai dengan keperluan perencanaan saluran drainase.

b. Pengukuran saluran meliputi : pengukuran profil memanjang dan profil melintang.

c. Pengukuran profil melintang dilaksanakan pada jalur lurus setiap 50 m, dan kurang dari 50 m untuk jalur belokan atau daerah padat.

1.4.3 Penyelidikan Tanah

Ketentuan yang perlu dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pengambilan sampel dipilih tempat-tempat yang akan memikul konstruksi bangunan pelengkap saluran seperti : rumah pompa, gorong-gorong, yang relatif besar.

b. Minimal dua sampel untuk daerah yang labil untuk menentukan konstruksi saluran.

1.4.4 Kriteria Perencanaan Hidrologi

Kriteria perencanaan hidrologi terdiri dari :

a. Hujan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisis frekuensi terhadap data curah hujan harian maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang-kurangnya 10 tahun.

2) Analisa frekuensi terhadap curah hujan. Menggunakan Metode Gumbel. Perhitungan didasarkan pada ketentuan standart return period 5 tahun.

3) Untuk pengecekan data hujan menggunakan metode Mass Curve ganda.

4) Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan menggunakan metode Mononobe.

b. Debit banjir dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Debit banjir dihitung dengan metode rasional yang telah dimodifikasi.

2) Koefisien limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata guna lahan daerah tangkapan.

3) Waktu konsentrasi adalah jumlah dari waktu pengaliran dipermukaan dan waktu drainase.

4) Koefisien penyimpangan dihitung dari rumus waktu konsentrasi dan waktu drainase.

1.4.5 Kriteria Perencanaan Hidraulika

Kriteria perencanaan hidraulika ditentukan sebagai berikut :

a. Kapasitas saluran dihitung dengan rumus Manning.

b. Untuk saluran drainase yang terpengaruh oleh back water perlu diperhitungan pasang surutnya dengan Standart Step Method.

c. Kecepatan maksimum ditentukan oleh dinding dan dasar saluran, untuk saluran tanah V = 0,7 m/dt, pasangan batu kali V = 2 m/dt dan pasangan beton V = 3 m/dt.

1.4.6 Kriteria Perencanaan StrukturKriteria perencanaan struktur terdiri dari :

a. Muatan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Berat bahan diperhitungkan sebagai beban didalam hitungan perencanaan mengacu pada SNI (pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung).

2) Beban rencana dapat dipergunakan sesuai dengan standar yang berlaku, kombinasi muatan atas struktur ditentukan secara individual sesuai dengan fungsi, cara dan tempat penggunaannya.

b. Stabilitas struktur dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Stabilitas struktur penahan tanah akan dikontrol keamanannya terhadap kekuatan amblas, geser, dan guling. Besarnya faktor keamanan untuk pondasi, masing-masing sebesar 1,5.

2) Pasangan batu dengan tegangan tanah maksimum 8 kg/cm2. Untuk klasifikasi beton dipakai fc = 17,5 M.Pa (mengacu pada SNI.T-15.1991.03, tentang tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung).

1.4.7 Penggambaran

Ketentuan yang diperlukan dalam penggambaran sebagai berikut :

a. Peta sistem drainase, jaringan jalan. Tata guna lahan dan topografi (kontur setiap 0,5 m sampai 2 m) dibuat dengan skala 1 : 5.000 sampai 1 : 10.000

b. Gambar potongan memanjang saluran, horizontal 1 : 1.000, vertikal 1 : 100

c. Gambar potongan melintang saluran, horizontal dan vertikal skala 1 : 100

d. Gambar detail bangunan skala 1 : 10 sampai 1 : 100

1.4.8 Menyusun Kelengkapan Dokumen

1. Menyusun RAB

2. Rencana kerja dan syarat sesuai dengan DED

3. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP)

BAB II

TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Secara umum substansi dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) dapat dipahami dan dimengerti oleh Konsultan, namun terdapat beberapa hal yang perlu sekiranya dilakukan pembenahan untuk mempertajam dalam pelaksaan kegiatan ini, sehingga apa yang diinginkan pemilik pekerjaan dapat sejalan dengan apa yang akan dilaksanakan Konsultan Perencana dan pada akhirnya dapat menhasilkan pekerjaan yang baik dan sesuai dengan sasaran.

Kota yang baik selain memperhatikan kondisi drainase perlu juga memperhatikan pola manajemen sampahnya, sebab tidak dapat dipungkiri sampah merupakan salah satu penyebab tersumbatnya system drainase yang menyebabkan berkurangnya kapasitas tampungan suatu saluran drainase. Hal ini didukung pula dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bertambahnya jumlah penduduk berarti bertambah pula infrastruktur yang menyebabkan meningkatnya pula limbah yang dibuang ke dalam saluran drainase.

Secara umum permasalahan banjir sebagai akibat dari kurang memadainya kapasitas saluran dapat diselesaikan dengan perbaikan dan peningkatan daya tampung saluran. Akan tetapi perlu juga diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya seperti kondisi topografi kawasan yang ditinjau. Bila suatu kawasan memiliki kondisi topografi berupa cekungan, maka peningkatan kapasitas saluran saja belum mampu untuk mengatasi permasalahan banjir yang terjadi, dan salah satu pemecahannya adalah dengan pembangunan pompa untuk mengalirkan kelebihan air tersebut. Selain itu, arah pengaliran air juga perlu diperhatikan agar kelebihan air atau limpasan air hujan yang masuk ke drainase dapat segera tersalurkan

Tujuan dan sasaran dari pekerjaan ini telah dipahami oleh Perencana. Pemahaman tersebut antara lain :

a. Memperbaiki Drainase Perkotaan Sub Sistem Sawojajar II Kota Malang sehingga mempunyai sistem drainase yang dapat menanggulangi banjir pada saat terjadi hujan.

b. Menyusun Detail Engineering Design perkotaan Sub Sistem Drainase Sawojajar II di Kota Malang.

BAB IIIPENDEKATAN / METODOLOGI

3.1. Mengumpulkan Data dan Informasi

Data dan informasi yang diperlukan yang dikumpulkan antara lain :

Data klimatologi yang terdiri dari data hujan yang didapatkan dari stasiun hujan terdekat atau badan meteorologi dan geofisika terdekat.

Data hidrologi yang terdiri dari data debit sungai, pengaruh air balik, dan karakteristik daerah aliran.

Data sistem drainase yang ada yaitu : hasil rencana induk dan studi kelayakan, data kuantitatif banjir, genangan berikut permasalahannya.

Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem drainase dan sistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi yang disesuaikan dengan tipologi area Sawojajar II yang terletak di Kabupaten Malang dengan skala 1 : 5000 sampai dengan 1 : 10000.

Data kependudukan yang terdiri dari data kepadatan bangunan dan lahan kosong.

3.2. Pengukuran Lapangan Pengukuran situasi dengan poligon tertutup untuk menggambarkan posisi saluran dan keadaan medan/lapangan untuk keperluan perencanaan saluran drainase. Pengukuran saluran meliputi : pengukuran profil memanjang dan profil melintang.

Pengukuran profil melintang dilaksanakan pada jalur lurus setiap 50 m dan kurang dari 50 m untuk jalur belokan atau daerah padat.

Toleransi kesalahan pengukuran leveling maksimum Sd (mm) dengan d adalah jarak yang diukur dalam km.

Toleransi kesalahan penutupan sudut polygon sebesar maksimal 10 n (detik) dengan n adalah jumlah titik polygon.

Pengukuran menggunakan suatu titik acuan ketinggian dan koordinat tertentu yang terikat dengan titik triangulasi yang ada, bila titik triangulasi tidak ada, dapat dipakai titik acuan yang ada.

3.3. Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah dilakukan jika terdapat bangunan yang berat atau jika ada pembuatan konstruksi baru.

3.4. Analisa Hidrologi

a. Analisa Data Hujan dengan ketentuan sebagai berikut :

Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisis frekuensi terhadap data curah hujan harian maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang kurangnya 10 tahun.

Analisis frekuensi terhadap curah hujan dengan menggunakan metode Gumbel.

Untuk pengecekan data hujan menggunakan kurva masa ganda atau yang sesuai.

Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan menggunakan metode Mononobe.

b. Debit banjir dengan ketentuan sebagai berikut :

Debit rencana dihitung dengan metode rasional yang telah dimodifikasi.

Koofisien limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata guna lahan daerah tangkapan (lihat pada label dalam lampiran).

Waktu konsentrasi adalah jumlah dari waktu pengaliran dipermukaan dan waktu drainase.

Koofisien penyimpangan dihitung dari rumus waktu konsentrasi dan waktu drainase.

3.5. Perencanaan Hidrolika

Kriteria perencanaan hidraulika ditentukan sebagai berikut :

Kapasitas saluran dihitung dengan rumus Manning atau yang sesuai.

Untuk saluran drainase yang terpengaruh oleh pengempangan (back water effect) perlu diperhitungkan pasang surutnya dengan Standard Step Method.

Kecepatan maksimum ditentukan oleh dinding dan dasar saluran, untuk saluran tanah V = 0,7 m/dt , pasangan batu kali V = 2 m/dt dan pasangan beton V = 3 m/dt.

3.6. Perencanaan Struktur

Perencanaan struktur dikerjakan hanya jika dibutuhkan, dengan kriteria perencanaan struktur yang terdiri dari :

Muatan dengan ketentuan sebagai berikut :

Berat bahan diperhitungkan sebagai beban di dalam hitungan perencanaan mengacu pada SNI pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung.

Beban rencana dapat diperhitungkan sesuai dengan standar yang berlaku, kombinasi muatanatas struktur ditentukan secara individual sesuai dengan fungsi, cara dan tempat penggunaannya.

Stabilitas struktur dengan ketentuan sebagai berikut :

Stabilitas struktur penahan tanah akan dikontrol keamanannya terhadap kekuatan ambles, geser, dan guling. Besarnya factor keamanan untuk pondasi, masing masing sebesar 1,5.

Pasangan batu dengan tegangan tekan maksimum 8 kg/cm2. Untuk klasifikasi beton dipakai fc = 17,5 MPa (mengacu pada SNI.T-15.1991.03, tentang tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung).

3.7. Penggambaran

Peta system drainase, jaringan jalan, tata guna lahan dan topografi (kontur setiap 0,5 m sampai 2 m) dibuat dengan skala 1 : 5000 sampai 1 : 10000

Gambar potongan memanjang saluran, horizontal 1 : 1000 , vertical 1 : 1000

Gambar potongan melintang saluran, horizontal dan vertical 1 : 100

Gambar detil bangunan, skala 1 : 10 sampai 1 : 100

3.8. Menyusun Kelengkapan Dokumen Menyusun RAB

Rencana Kerja dan Syarat sesuai dengan DED

Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP)

BAB IVSUSUNAN PERSONIL Agar pekerjaan ini mempuyai kualitas pencapaian sasaran yang memadai, maka pekerjaan ini membutuhkan dukungan personil yang terdiri dari :

Tim Leader, adalah Sarjana Teknik Sipil/Teknik Sumber Daya Air yang berpengalaman minimal 5 tahun dalam masalah pengelolaan drainase perkotaan, bertugas melakukan koordinasi dalam terhadap seluruh kegiatan, tenaga ahli maupun dengan pihak instansi terkait.

Ahli Teknik Sipil, Sarjana Teknik Sipil Hidro/SDA/Pengairan, berpengalaman selama minimal 3 tahun dalam manajemen system drainase perkotaan, bertugas menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan rancangan system drainase perkotaan.

Tenaga ahli tersebut dibantu oleh asisten ahli dan tenaga pendukung, yang terdiri dari :

(1) Tenaga Surveyor

(2) Operator Komputer/CAD.Tabel 4.1 Susunan Personil Konsultan Perencana Nama PersonilPosisi/KedudukanTugas & Wewenang

Ir. WijayaTeam LeaderMemimpin dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan pekerjaan

Ir. Suwarno, M.EngTeknik SipilMelakukan perhitungan dan analisa perencanaan

Sezar Yudo, STAsisten Teknik SipilAsisten Ahli Perencanaan Hidroteknik

Luthfi Amri W, STAsisten Teknik SipilAsisten Ahli Perencanaan Struktur dan Geoteknik

Rheyza Gigih P.SurveyorKoordinator Survey Lapangan

AnangSurveyorMelakukan Pengukuran Topografi

TasrulDrafterMenggambar Autocad

AjiAsistenMenghitung RAB

Ir. Gani, MTTeknik SipilMenyusun RKS dan SOP

BAB V

JADWAL IMPLEMENTASI (TIME SCHEDULE)Pekerjaan ini diharapkan dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan 2 (dua) bulan kalender dengan rincian tahapan seperti ditunjukkan dalam Tabel 5.1.Tabel 5.1. Rencana Kerja

Uraian kegiatanMinggu ke

12345678

Desk StudyV

Survey LapanganV

Analisa DataV

Perencanaan DetailVVV

PenggambaranVV

RAB dan RKS, SOPVV

Pelaporan :

Laporan pendahuluanV

Laporan Interim (Antara)V

Konsep Laporan AkhirV

Laporan Akhir + Executive Summary + CDV

Diskusi (Pembahasan)VVVV

BAB VI

PELAPORANKonsultan dalam menjalankan tugasnya alan menyampaikan laporan kegiatan yang terbagi menjadi :

1. Laporan Pendahuluan diserahkan 0,5 bulan setelah menerima SPMK/mobilisasi, sebanyak 3 eksemplar. Laporan Pendahuluan ini berisi tentang :

Tanggapan atau komentar terhadap TOR.

Rencana Kerja Konsultan.

Pengaturan dan penjadwalan tenaga ahli.

Rencana Output Kerja (Pelaporan).

2. Laporan Interim/Antara diserahkan 1 bulan setelah SPMK. Laporan Interim/antara ini sebanyak 3 eksemplar yang mencakup tentang :

Gambaran sistem drainase yang ada secara lengkap dilengkapi dengan gambar dan skema yang diperlukan.

Kondisi sistem pengelolaan drainase saat ini, baik teknik manajemen maupun komponen penunjang lainnya dilengkapi dengan informasi tabel dan gambar.

Usulan konsep dan alternatif DED drainase.

3. Konsep Laporan Akhir diserahkan 1,5 bulan setelah SPMK sebanyak 3 exp. Laporan ini terdiri dari hasil kajian dan kegiatan yang dilakukan konsultan mengenai :

Laporan detail hasil perencanaan pengembangan kinerja pengelolaan drainase perkotaan.

4. Laporan Akhir beserta Executive Summary diserahkan 2 bulan setelah SPMK sebanyak 5 exp. Laporan ini perbaikan dari Konsep Laporan Akhir yang telah didiskusikan dan disetujui.

Pembahasan laporan ini meliputi Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Konsep Laporan Akhir. Laporan dan program yang sudah berbentuk final dan sudah menampung semua masukan yang timbul pada pembahasan terakhir diserahkan juga dalam bentuk CD sebanyak 5 copy.

Lokasi

LAPORAN PENDAHULUAN 2