laporan p k p.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu upaya dalam rangka membantu manusia
(peserta didik) agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembankan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU
No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).
Pendidikan berkualitas harus di penuhi melalui peningkatan kualitas dan
kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan. Keberhasilan suatu
pendidikan dapat di ukur dengan melihat hasil suatu belajar. Pembelajaran
yang baik adalah pembelajaran yang bersifat menyeluruh dalam
melaksanakannya dan mencangkup berbagai aspek, baik aspek kognitif,
psikomotorik, maupun afektif.
Dari berbagai pengalaman dan pengamatan selama ini siswa kurang aktif
dalam belajar, terutama dalam hal pembelajaran matematika. Anak cenderung
tidak begitu tertarik dengan pembelajaran matematika, karena selama ini
pelajaran matematika di anggap sebagai pelajaran yang rumit/sukar. Siswa di
tuntut untuk memiliki kemampuan berpikir logis dan kreatif yang
menggunakan keterampilan berpikir dan berkosentrasi. Dalam kenyataannya
masih banyak sekali anak didik yang lemah dalam pelajaran berhitung.
Kadang-kadang mereka sangat pintar dalam pelajaran hafalan tetapi nilainya
rendah pada pelajaran berhitung, sehingga masalah ini menyebabkan
rendahnya minat dan hasil belajar matematika pada siswa SDN Lamere.
Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana yang aktif, efektif, dan
menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan alat peraga
1
yang tepat dan sesuai. Hal ini dapat membantu guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran serta meningkatkan minat belajar siswa.
Mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) di rancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kemampuan
profesional guru SD dalam mengelola pembelajaran.Kompetensi yang di
harapkan dikuasai mahasiswa setelah mengikuti PKP adalah mampu
memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajran bidang studi atau
pembelajaran tematik yang di ajarkan di SD dengan menerapkan kaidah-
kaidah Penelitian Tindakan Kelas (PKP). Secara lebih khusus, mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Merencanakan perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran berdasarkan
hasil inkuiri melalui refleksi setelah pembelajaran berlangsung;
2. Melaksanakan perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran dengan
menerapkan kaidah dan prinsip PTK; dan
3. Mempertanggungjawabkan tindakan perbaikan/peningkatan kualitas
pembelajaran secara ilmiah dalam bentuk laporan.
Berdasarkan hasil post tes prasiklus terhadap pembelajaran matematika
tentang konsep menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB).pada siswa kelas IV SD Lamere di kecamatan
SAPE kabupaten BIMA di definisikan masih banyak siswa yang hasil
belajarnya belum tuntas.
- Rerata nilai pos test pra siklus mata pelajaran matematika kelas IV Sdn
Lamere hanya mendapat nilai 68,02
- Hanya 8 orang dari 18 siswa yang mencapai KKM 75 atau hanya terdapat
44,44% dari 48 orang siswa yang mencapai KKM sedangkan sisanya
belum mencapai KKM.
Melihat dari kondisi tersebut maka peneliti mempunyai ide untuk
memperbaiki hasil penelitian tersebut dengan berusaha melakukan perbaikan
pembelajaran.
2
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil dari prasiklus, muncul berbagai masalah diantaranya
adalah:
- Siswa kelas IV SDN Lamere kurang dapat memahami konsep
tentang menentukan KPK dan FPB terhadap mata pelajaran
matematika.
- Siswa kelas IV SDN Lamere kurang memperhatikan penjelasan
guru.
2. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi masalah tersebut, guru/peneliti melakukan analisis
masalah,. Rendahnya hasil belajar siswa di sebabkan oleh beberapa faktor
yaitu :
- Guru tidak menggunakan alat peraga.
- Siswa kurang memiliki minat belajar.
3. Alternatif Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah, maka guru/peneliti memilih alternatif
pemecahan masalah atau tindakan perbaikan yang di lakukan adalah
“Menggunakan media papan bilangan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada saat pembelajaran matematika tentang konsep menentukan
KPK dan FPB pada siswa kelas IV SDN Lamere.”
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan penjelasan di atas maka Rumusan Masalah
Penelitiannya adalah
- Bagaimanakah cara menggunakan media papan bilangan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika tentang
konsep menentukan KPK dan FPB pada siswa kelas IV SDN Lamere ?
- Bagaimanakah pengaruh penggunaan media papan bilangan terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika tentang
konsep menentukan KPK dan FPB pada siswa kelas IV SDN Lamere ?
C. Tujuan Penelitian perbaikan pembelajaran
3
Tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang di
sajikan pada
bagian rumusan masalah. Adapun tujuan yang ingin di capai dalam perbaikan
ini adalah:
1. Mendiskripsikan pengguanan media papan bilangan untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika tentang konsep
menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan
terbesar (FPB) pada siswa kelas IV SDN Lamere.
2. Menganalisis dampak penggunaan media papan bilangan dalam
meningkatkan hasil dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran
matematika tentang konsep menentukan KPK dan FPB pada siswa kelas
IV SDN Lamere.
D. Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran
Kegunaan penelitian ini adalah di harapkan dapat memberikan
sumbangan yang berharga guna memperkaya kekhasan ilmu pengetahuan
dalam dunia pendidikan.
1. Bagi siswa
Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran
matematika kelas IV SDN Lamere sehingga dapat meningkatkan prestasi
siswa itu sendiri.
2. Bagi guru
a. Membantu guru berkembang secara professional
b. Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena dengan adanya
perbaikan menimbulkan rasa puas karena sudah melakukan sesuatu
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi sekolah.
a. Untuk meningkatkan kualitas lulusan.
b. Sebagai bahan tambahan koleksi perpustakaan.
4. Bagi institut pendidikan secara umum.
a. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
4
b. Untuk mempercepat pencapaian KKM ideal mata pelajaran sesuai
standar penilaian yang telah di tetapkan oleh badan standar pendidikan
Nasional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat pembelajaran Matematika
1. Pengertian matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang
mulanya diambil dari
perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu
mempunyai asal katanya
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata
mathematike
berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein
atau mathenein yang
artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan
matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir
(bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio
(penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi.
Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan
dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980 :148).
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara
empiris. Kemudian
pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis
dengan penalaran di dalam
struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika
supaya konsep-konsep
matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat
dimanipulasi secara
5
tepat, maka digunakan bahasa matematika atua notasi matematika yang
bernilai global
(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu
logika adalah dasar
terbentuknya matematika.
Pada awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau
Berhitung,
Aljabar, Geometri setelah itu ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi,
Aljabar Abstrak, Aljabar
Linear, Himpunan, Geometri Linier, Analisis Vektor, dll.
2. Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai Matematika antara lain :
1. Russefendi (1988 : 23)
Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi,aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil
setelah dibuktikan kebenarannya
berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu
deduktif.
2. James dan James (1976).
Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya.
Matematika terbagi dalam tiga bagian besar
yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat yang
mengatakan bahwamatematika terbagi menjadi empat bagian yaitu
aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup
teori bilangan dan statistika.
3. Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972)
Matematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan,pembuktianyang logis, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat ,
jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa
bahasa simbol
6
mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah
pengetahuan struktur yang
terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif
berdasarkan kepada unsur
yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya
adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu
adalah suatu seni,
keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
4. Reys - dkk (1984) Matematika adalah telaahan tentang pola dan
hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan
suatu alat.
5. Kline (1973) Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang
dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu
terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
B. Hakikat media pembelajaran
1. Pengertian media pembelajaran
Kata media pengajaran terdiri dari kata “media” dan “pengajaran”.
Media atau medium berasal dari kata latin “Medius” yang berarti
“Tengah”. Degan demikian dapat diketahui bahwa media adalah sesuatu
yang menjadi perantara dengan yang lainnya. Dalam bahasa Arab media
berarti perantara (Washaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Gerlach menyebutkan bahwa media jika dipahami dalam
garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu mmeperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap (Arsyad (2002).
Terkadang istilah media pendidikan sering diartikan bergantian
dengan istilah alat bantu atau media komunikasi. Seperti yang
dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa secara implisit media
pengajaran meliputi alat yang berupa fisik yang digunakan untuk
7
menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku,
tape recorder, kaset, video camera, grafi, televisi, film, slide foto, gambar,
dan komputer (Arsyad, 2002).
Definisi lain tentang media pembelajaran adalah kata Media sendiri
berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium
yang secara harfiah berarti “ Perantara “ atau “ Pengantar ”. Dengan
demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau
penyalur pesan. Telah banyak pakar dan juga organisasi (lembaga) yang
mendefinisikan media pembelajaran ini, beberapa definisi tentang media
pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1). Media pembelajaran atau media pendidikan adalah seluruh alat dan
Bahan yang dapat dipakai untuk media pendidikan seperti radio,
televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya (Rossi & Breidle, 1966:
2). Teknologi Pembawa Pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Scram, 1977)
3). Sarana Komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk
teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)
4). Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses
belajar (Briggs, 1970)
5). Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran
pesan (AECT, 1977)
6). Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
untuk belajar (Miarso, 1989)
7). Media merupakan alat saluran komunikasi (Heinich, 1993)
Dari berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
dasarnya semua pendapat tersebut memposisikan media sebagai suatu alat
atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana
keberadaan.
2. Fungsi dan manfaat media pembelajaran
8
Hamalik (1990) mengemukakan bahwa media pengajaran yang
digunakan sebagai alat bantu dalam peroses belajar mengajar berfungsi
untuk membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi
dan ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa. Dengan demikian penggunaan media pengajaran dapat
membawa manfaat besar terhasap keberhasilan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di kelas.
Pentingnya media pengajaran juga dikemukakan oleh Sudjana (2002),
bahwa dengan penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses
belajar mengajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan
dpat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media
pengajaran pada saat terjadinya proses belajar mengajar dalam kelas
diharapkan dapat mempertinggi minat dan perhatian siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Hal tersebut
dapat mempertinggi motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar
mengajar. Selain hal tersebut dengan penggunaan media pengajaran maka
siswa dapat melihat secara langsung, tidak hanya dengan kata-kata
sehingga diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami apa yang
disampaikan oleh guru dalam kelas
C. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
Mengingat banyaknya media dalam pembelajaran, maka dirasa sangat
perlu untuk melakukan pengelompokkan terhadap berbagai media pendidikan
yang ada tersebut. Pengelompokkan ini secara praktis dimaksudkan agar
memudahkan kita sebagai pengguna dalam memahami prinsip penggunaan,
perawatan dan pemilihan media dalam proses pembelajaran. Menurut Wina
Sanjaya (2006 : 170), media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media auditif
yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya
memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
9
2) Media visual,
yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual adalah:
film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk
bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3) Media audiovisual,
yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman
video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.
2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke
dalam
1). Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak,
seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari
hal- hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa
harus menggunakan ruangan khusus.
2). Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke
dalam :
1). Media yang diproyeksikan,
seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis
media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film
projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk
memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk
memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi
semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2). Media yang tidak diproyeksikan,seperti gambar, foto, lukisan, radio,
dan lain sebagainya.
10
Pendapat lain dikemukakan oleh Rudy Brets (2004:44) , yang
mengklasifikasikan media menjadi 7 (tujuh), yaitu:
1. Media audio visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film pada
televisi, Televisi, dan animasi
2. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara,
dan sound slide.
3. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
4. Media visual bergerak, seperti: film bisu.
5. Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide
bisu.
6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
7. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Penjelasan dari pengelompokan di atas adalah sebagai berikut :
- Media visual
Yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok visual
misalnya : foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film
bisu, model 3 dimensi seperti diorama, mokeup dan sebagainya.
- Media Audio
Adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti : kaset audio, radio,
MP3 Player, iPod.
- Media Audio Visual
Yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, misalnya : film
bersuara, video, televisi, sound slide,
- Multimedia
Adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti :
suara, animasi, video, grafis dan film. Multimedia sering diidentikan
dengan komputer, internet dan pembelajaran berbasis komputer (CBI).
- Media Realia
Yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan
dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan. Misalnya tumbuhan,
batuan, binatang, insectarium, herbarium, air, sawah dan sebagainya.
11
D. Media Papan Bilangan
Papan bilangan merupakan sebuah media pembelajaran/alat peraga yang
terbuat dari papan kayu yang berukuran 2 x 5 cm sepanjang 70 cm, atau
ukurannya sesuai keinginan.
1. Alat dan Bahan yang di gunakan:
Papan,paku,kayu,cat, gergaji, dan spidol.
a. Cara Pembuatan :
1). Papan dipotong dengan ukuran 2 x 5 cm sepanjang 70 cm
(sesuai keinginan)
2). Tarik garis lurus pada permukaan kayu dan beri titik-titik pada
permukaan tersebut dengan jarak masing-masing 3 cm.
3). Tancapkan paku-paku tersebut hingga 50 paku.
4). Setiap paku tuliskan angka 1 hingga 50 dengan menggunakan
spidol.
5). Potonglah kayu kecil-kecil sebanyak yang dibutuhkan untuk
membuat manik-manik (dekak).
6). Lubangi tengahnya dengan paku.
7). Warnailah manik-manik dengan warna hitam dan merah
menggunakan cat.
Berikut gambar Papan Bilangan beserta manik-manik/dekak.
Gambar 01
Papan Bilangan
12
b. Cara Penggunaan :
Mecari bilangan KPK
Contoh :
Mencari KPK kelipatan 3 dan 4 :-
- Masukan manik-manik atau dekak di tiap-tiap bilangan yang
menggunakan kelipan 3 dan 4, kelipatan 3 : 3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, dst menggunakan manik-manik hitam. Kelipatan 4 : 4, 8, 12,
20, 24, 28 dst menggunakan manik-manik merah. Pada papan
bilangan akan terlihat bahwa pada bilangan 12 akan terisi
dengan 2 manik-manik berwarna hitam dan merah.
Jadi KPK dari 3 dan 4 adalah kelipatan sekutu ( sama ) yang
terkecil adalah 12.
Mencari FPB dari 12 dan 20 :
- Masukan manik-manik faktor dari 12 dan 20 paktor (pembagi )
dari 12: 1, 2, 3, 4, 6, dan 12. Faktor pembagi dari 20 : 1, 2, 4, 5,
10 dan 20.
Pada papan bilangan akan terlihat manic-manik dengan 2 warna
pada paku dengan bilangan 4 ada 2.
13
Jadi FPB dari 12 dan 20 adalah faktor sekutu atau sama yang
terbesar adalah 4.
Beberapa media bentuk papan yang diringkas di sini terdiri dari papan
tulis, papan flanel, papan bulletin dan papan magnetik.
a. Papan tulis
Fungsi papan tulis adalah untuk menuliskan pokok-pokok keterangan guru
dan menuliskan rangkuman pelajaran dalam bentuk ilustrasi, bagan, atau
gambar.
b. Papan flanel
Papan flanel adalah papan yang berlapis kain flanel, sehingga gambar
yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah dan
dapat dipakai berkali-kali. Papan flanel termasuk salah satu media
pembelajaran dua dimensi, yang dibuat dari kain flanel yang ditempelkan
pada sebuah triplek atau papan. Kemudian membuat guntingan-guntingan
flanel atau kertas rempelas yang di letakkan di bagian belakang gambar.
c. Papan buletin
Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel
tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya
selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk
memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
d.d. Papan magnet
Papan magnet lebih dikenal sebagai white board atau magnetic board
adalah sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebidang
logam, sehingga pada permukaannya dapat ditempelkan benda-benda yang
ringan dengan interaksi magnet. Papan magnet memiliki fungsi ganda, yaitu
sebagai papan tulis dan sebagai papan tempel.
E. Kelebihan dan kekurangan media papan Bilangan
1. Kelebihan media papan Bilangan
1). Dapat di buat sendiri oleh guru
2). Dapat di sediakan sendiri dengan teliti
d.
14
3). Dapat memusatkan perhatian siswa
4). Bahan dan alat mudah di dapat
2. Kekurangan media papan
1). Terbatas penggunaannya pada kelompok kecil.
2). Penyajian pesan hanya berupa unsur visual
3). Mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-
media yang diproyeksikan.
F. Hakikat Belajar
Pada dasarnya, belajar ialah merupakan masalah dari setiap orang. Dengan
belajar maka nilai, sikap, tingkah, laku, semua perbuatan manusia terbentuk,
kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, keterampilan, disesuaikan &
dikembangkan. Oleh sebab itu, banyak ahli yg telah mencoba memberikan
definisi –definisi mengenai belajar. Dalam proses belajar merupakan suatu
proses dari berubahnya bentuk tingkah laku tertentu yg secara relatif
permanen, perubahan akan tingkah laku tersebut hendaknya bukan hanya
sekedar disebabkan oleh proses pertumbuhan fisik saja dan maupun juga
bukan karena disebab kan perubahan kondisi fisik yg sifatnya temporer. Atas
dasar definisi yang di atas bisa diambil kesimpulan bahwa belajar harus selalu
melibatkan 3 (tiga) hal pokok, yakni: adanya sifat perubahan yang relatif
permanen, perubahan tingkah laku, serta di dalam perubahan tersebut
disebabkan oleh interaksi –interaksi dengan lingkungan, bukan hanya dari
proses kedewasaan maupun perubahan-perubahan kondisi fisik yang sifatnya
temporer. Oleh sebab itu, pada prinsipnya belajar ialah merupakan proses
perubahan dari tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar
siswa/siswi dengan sumber belajar, baik sumber-sumber yg didesign maupun
yg dimanfaatkan. Proses belajar tak hanya terjadi karena adanya interaksi
antar siswa/siswi dan para guru nya saja. Hasil belajar yang maksimal pun
bisa pula diperoleh lewat interaksi antara siswa/siswi dengan sumber-sumber
belajar yang lainnya.
15
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa sebagian
besar dari perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan
pembelajaranya. Lantas, mengenai belajar dari beberapa ahli:
Gage & Berliner : “belajar ialah suatu proses perubahan perilaku yg
muncul sebab pengalaman”
Di Vesta dan Thompson (1970) : “belajar ialah perubahan perilaku yg
relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Hilgard (1962) : “belajar ialah proses dimana suatu perilaku muncul
ataupun berubah sebab adanya respons terhadap sesuatu situasi”
Moh. Surya (1997) : “belajar bisa diartikan sebagai suatu proses yg
dilakukan oleh individu bagi memperoleh perubahan perilaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri di dalam
berinteraksi dengan lingkungannya”.
Crow & Crow (1958) : “ belajar ialah kebiasaan-kebiasaan yang
diperolehnya, sikap dan pengetahuan baru”.
Witherington (1952) : “belajar merupakan suatu perubahan di dalam
kepribadian yg dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yg baru berbentuk
kecakapan, pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan keterampilan”.
G. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan
pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar
yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif
yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar
adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas
terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,
sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).
Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito
16
(dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan
belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif
permanen pada diri orang yang belajar.
BAB III
Pelaksanaan, Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A. Subyek, Tempat, dan Waktu, serta pihak yang membantu
1. Subyek penelitian
Penelitian dilakukan terhadap mata pelajaran Matematika dengan topik
menentukan KPK dan FPB pada siswa kelas VI SDN Lamere
2. Tempat.
Tempat penelitian perbaikan pembelajaran di laksanakan di sekolah SDN
Lamere, kecamatan Sape, Kabupaten Bima.
3. Waktu
waktu penelitian perbaikan pembelajaran di laksanakan selama 2 bulan
yaitu mulai dari tanggal 12 oktober 2015 yaitu mulai dari mengidentifikasi
masalah pembelajaran di kelas pada saat prasiklus sampai dengan kegiatan
perampungan.
17
Waktu perbaikan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada hari kamis,
tanggal 31 oktober 2015.
Waktu perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada hari kamis,
tanggal 7 November 2015.
4. Pihak yang membantu penelitian.
pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini, dapat terlaksana atas bantuan
berbagai pihak antara lain:
1). Supervisor 1 sebagai tutor sekaligus pembimbing peneliti pada kegiatan
tutorial
2). Supervisor 2, sebagai pembimbing peneliti pada kegiatan mandiri di
tempat penelitian perbaikan pembelajaran.
3). Dinas pendidikan, yang menyediakan tempat penelitian
4). Kepala sekolah yang memberikan dukungan moril pada peneliti dalam
melaksanakan PKP
5). Pengelola UT pokjar Kecamatan Lambu
6). Penilai 1 dan penilai 2, yang menilai praktek pelaksanaan perbaikan
pembelajaran melalui format APKG 1 dan APKG 2.
7). UPBJJ UT Mataram
8). UT Pusat
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur penelitian perbaikan mencangkup studi pendahuluan dan
langkah-langkah PTK yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi
untuk setiap siklus pembelajaran. Penelitian perbaikan pembelajaran di lakukan
pada 2 siklus.
1. Studi pendahuluan
Pada studi pendahuluan meliputi :
1). Identifikasi Masalah
2). Analisis Masalah
3). Pengenbangan Alternatif Tindakan.
2. Langkah-Langkah PTK, meliputi :
18
1). Tahap perencanaan.
Pada tahap ini memuat berbagai persiapan yang akan di lakukan
berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan pembelajaran yang telah di
lakukan pada pra siklus sebelumnya, kemudian guru/peneliti melakukan
diskusi dengan supervisor dengan menentukan tindakan perencanaan
perbaikan pembelajaran.
a. Menentukan jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
b. Menyiapkan RPP perbaikan siklus 1.
c. Menyiapkan fasilitas dan prasarana seperti alat peraga berupa
media Papan Bilangan
d. Mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti
o Lembar penilaian hasil belajar siswa.
o Lembar pengamatan/observasi
2). Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap kegiatan yang di lakukan oleh
guru/peneliti dalam melaksanakan tindakan perbaikan. Pada tahap ini
guru/peneliti melaksanakan kegiatan tindakan perbaikan pembelajaran
berdasarkan skenario yang telah di susun pada RPP perbaikan tiap
siklus.
3). Tahap pengamatan (Observasi)
Tahap pengamatan merupakan tahap pengumpulan data selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini guru/peneliti melaksanakan
pembelajaran yang di amati oleh pengamat/observer dengan
menggunakan pedoman pengamatan yang sudah di sepakati bersama
antara guru dan pengamat. Dengan demikian, selama pelaksanaan
perbaikan pembelajaran, terjadi pengumpulan data.
Format Lembar Observasi Kinerja guru
Mata Pelajaran : .......................................
Kelas : ........................................
19
Hari / Tanggal : …………………………
Fokus pengamatan : informasi tujuan, Penjelasan guru, pemberian contoh dan
latihan pembelajaran, kemajuan hasil belajar, perubahan
aktifitas siswa, penggunaan media papan, demonstrasi
penggunaan papan bilangan oleh siswa, pemberian tugas,
sistimatika penyajian, dan evisiensi Waktu.
NoAspek yang
diobservasi
KemunculanKomentar
Ada Tidak
1. Informasi tujuan
pebelajaranm
2 Penjelasan konsep oleh
guru
3 Pemberian contoh
4 Pemberian latihan.
5 Kemajuan hasil Belajar
Siswa
6 Perubahan aktivitas
siswa
7 Penggunaan media
papan bilangan
8 Demonstrasi
penggunaan papan
bilangan oleh siswa
9 Pemberian tugas
10 Sistimatika penyajian
11 Evisiensi waktu
Untuk memudahkan pengisian lembar observasi tersebut, tim peneliti merancang
deskripsi indikator keberhasilan dimana pengamat ketika membubuhkan tanda
20
check list (√) pada kolom ada atau tidak memperhatikan indikator-indikator
berikut ini :
No Aspek yang di Observasi Indikator Keberhasilan
1 Informasi tujuan
pembelajaran
Sesuai dengan tujuan pembelajaran pada RPP
Perbaikan
2 Penjelasan oleh guru Relevan dengan konsep dan semakin mudah
dipahami oleh anak.
3 Pemberian Contoh Contoh relevan dengan konsep dan
mempermudah anak untuk mengerjakan soal
lainnya.
4 Pemberian latihan Siswa semakin mahir dalam penguasaan
konsep
5 Kemajuan Hasil Belajar
Siswa
Nilai siswa meningkat pada setiap siklusnya
6 Perubahan aktivitas
siswa
Siswa semakin terlibat aktif dalam
pembelajaran
7 Penggunaan media
papan bilangan
Makin kongkritnya konsep yang diajarkan
8 Demonstrasi penggunaan
papan bilangan oleh
siswa
Siswa bisa menggunakan media papan
bilangan
9. Pemberian tugas Tugas sesuai dengan materi pembelajaran
10
.
Sistematika Penyajian Urutan memperhatikan prinsip model spiral
yaitu dari mudah ke sukar, sederhana ke
kompleks, terdekat ke terjauh dsb.
11
.
Evisiensi waktu Penggunaan sesuai alokasi waktu pada RPP.
Selain instrumen observasi di atas, peneliti akan menjadikan hasil penilaian siswa
dalam pengerjaan soal evaluasi pada siklus 1 dan 2 sebagai bahan refleksi.
4). Tahap refleksi
21
Tahap refleksi merupakan kegiatan merenung atau mengingat dan
menghubung-hubungkan kinerja mengajar dalam pembelajran.
Refleksi dapat di lakukan sendiri/atau bersama-sama dengan teman
sejawat atau dengan supervisor melalui diskusi atau dialog dengan
siswa (schmuck,1997). Melalui refleksi guru dapat melihat
kekuatan/kelebihan dan kelemahan/kekurangan yang di miliki dalam
kegiatan pembelajaran yang telah di laksanakan. Berbagai masalah
yang muncul selama pelaksanaan tindakan di identifikasi dan di
analisis, kemudian di cari hasilnya untuk di tentukan solusinya
terhadap perbaikan pada siklus berikutnya. Secara umum langkah-
langkah dalam melakukan PTK dapat didigambarkan sebagai
berikut:
Gambar 02
Desain prosedur PTK
C. Tekhnik Analisis Data
1. Sumber Data,Jenis Data,Teknik Pengambilan Data, Dan Instrumen
22
Pengambilan Data
a. Sumber data :
Sumber data pada penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah
seluruh siswa kelas IV SDN Lamere kecamatan Sape, hasil
pengamatan observer atau supervisor 2,dan Jurnal peneliti serta daftar
nilai post test siswa..
b. Jenis data:
Jenis data pada penelitian perbaikan pembelajaran terdiri atas :
1). Data kualitatif terdiri dari :
(a). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(b). Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dan aktifitas
siswa
(c). Jurnal peneliti.
2). Data kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini adalah Nilai post test siswa.
c. Teknik pengambilan data
1). Data kualitatif diambil dari teacher’s note (Rencana Pembelajaran)
yang dibuat peneliti
2). Data tentang refleksi diri diambil dari jurnal yang dibuat oleh
peneliti dan observer
3). Data kuantitatif diambil dari skor nilai post test siswa.
d. Instrumen Pengambilan Data Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a). Performance test dengan test tertulis.
b). Lembar observasi kinerja guru.
2. Teknik Pengolahan Data
Data hasil observasi dari observer tentang keaktifan siswa dan kinerja
guru dianalisis secara kualitatif dan data hasil belajar atau nilai post test
siswa dianalisis secara kuantitatif.
Teknik pengolahan data pada penelitian perbaikan pembelajaran ini
dianalisis secara Kuantitatif dan Kualitatif.
a) Data tentang hasil belajar dianalisis secara kuantitatif,
23
i. Nilai Siswa = ∑ skor perolehan X 100
∑ skor maksimal
ii. Nilai Rerata siswa = ∑ Nilai Siswa
∑ siswa
b) Data tentang kinerja guru dan pencapaian KKM dianalisis secara kualitatif
i. Kinerja guru = ∑ Aspek observasi yang muncul X 100 %
∑ Aspek observasi seluruhnya
ii. Persentase Pencapaian KKM Siswa = ∑ Siswa mencapai KKM X 100%
∑ Siswa seluruhnya
1. Indikator Kinerja
Kegiatan Pemantapan Kemampuan Profesional berupa Penelitian
Tindakan Kelas dan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini dikatakan
berhasil untuk aspek :
a. Hasil belajar siswa
, Jika rata – rata nilai post test siswa untuk mata pelajaran
Matematika khususnya Kompetensi Dasar : Menentukan KPK dan
FPB pada Siswa Kelas IV SDN Lamere > 75,00 dan persentase
pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara klasikal
adalah > 80%
b. Kinerja Guru,
Jika ketuntasan guru dalam melaksanakan dan menyelesaikan
Rencana Perbaikan Pembelajaran > 80
24
BAB IV
Hasil dan Pembahasan.
A. Deskripsi Hasil penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun deskripsi hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang di
lakukan tiap tahapan kegiatan pada setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
- siklus 1.
a. perencanaan.
1. Menentukan jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1.
2. Menyiapkan RPP perbaikan siklus 1.
3. Menyiapkan fasilitas dan prasarana seperti alat peraga berupa
media Papan Bilangan.
4. Mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti
o Lembar penilaian hasil belajar siswa.
o Lembar pengamatan/observasi
b. Pelaksanaan
25
Pada tahap pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran, kegiatan
yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran mulai
dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir sesuai dengan RPP
perbaikan siklus 1 yang telah di rencanakan sebelumnya. Berdasarkan
hasil evaluasi siswa maka di peroleh nilai sebagai berikut:
Tabel 01
Nilai post tes hasil penelitian perbaikan pembelajaran siklus ke 1
NO. NAMA SISWA
NILAI
POST TES
SIKLUS 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
ANITA KOMALASARI
KHUSNUL KHATIMAH
IMAM JUNDILAH
INDAH DEWI NURJANAH
JIHAN AULIA SALSABILA
JUMRAH
KHAIRUNISAH
MISBAHUL KHAIR
MUAMAR QADAFI
MUHAMAD JULFIKAR
M.RAYFAN FADILLAH
M. ASS’AD ALHUSSAINI
M. NURUL MUBIN
MUHAMMAD QIJRAN
RADIATUN KHAIRAH
SAHRIL
M.GILANG RAMADHAN
ZAINUL ARIFIN
85,00
80,10
60,40
75,25
100,00
50,00
90,20
75,05
80,00
70,20
75,15
75,02
85,00
75,02
70,00
65,00
50,10
75,00
JUMLAH 1.336,49
Jumlah siswa yang mencapai KKM 13 orang
26
c. Pengamatan/observasi
Guru/peneliti melakukan perbaikan pembelajaran di bantu oleh teman
sejawat sebagai observator, (pengamat) dalam mengamati tindakan
perbaikan pembelajaran pada siklus 1 yang di lakukan oleh guru dan
siswa serta mendata hasil dan peningkatan yang sudah di capai dengan
menggunakan lembar observasi. Adapun hasil pengamatan yang telah
di data adalah sebagai berikut:
Tabel 02
Hasil Observasi Kinerja guru siklus 1
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas : IV
Hari / Tanggal : kamis / 31 oktober 2013
Fokus pengamatan : Informasi tujuan, Penjelasan guru, pemberian contoh dan
latihan pembelajaran, kemajuan hasil belajar, perubahan
aktifitas siswa, penggunaan media papan, demonstrasi
penggunaan papan bilangan oleh siswa, pemberian tugas,
sistimatika penyajian, dan evisiensi Waktu.
NoAspek yang
diobservasi
KemunculanKomentar
Ada Tidak
1. Informasi tujuan
pebelajaran
2 Penjelasan konsep oleh
guru
3 Pemberian contoh
27
4 Pemberian latihan.
5 Kemajuan hasil Belajar
Siswa
Hasil belajar siswa sudah ada
peningkatan
6 Perubahan aktivitas
siswa
Dengan adanya alat peraga
siswa menjadi tertarik, dan
perhatian siswa terpusat pada
pembelajaran
7 Penggunaan media
papan bilangan
Alat peraga sudah ada tetapi
guru belum dapat menggunakan
nya secara benar
8 Demonstrasi
penggunaan papan
bilangan oleh siswa
9 Pemberian tugas
10 Sistimatika penyajian
11 Evisiensi waktu
Pengamat , …………..
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan oleh pengamat
selama kegiatan perbaikan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa
pembelajaran meningkat kea arah yang lebih baik. Berikut hasil
refleksi yang di data antara lain:
1. Hasil belajar siswa sudah ada peningkatan, namun belum
maksimal. Diharapkan pada siklus ke 2 nanti hasil belajar siswa
lebih maksimal lagi.
2. Pada hasil observasi kinerja guru, masih terdapat beberapa aspek
yang belum muncul.
3. Alat peraga yang sudah ada belum dapat digunakan secara benar
28
oleh guru,oleh sebab itu penggunaan alat peraga pada perbaikan
pembelajaran siklus ke 2 harus dapat di gunakan secara benar agar
dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar yang
lebih baik lagi sesuai standar KKM yang di tentukan.
4. Penggunaaan alat peraga menjadikan siswa memiliki minat belajar,
sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
- Siklus ke dua (2)
a. perencanaan.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 maka peneliti menyusun
perencanaan selanjutnya yang lebih baik lagi dengan merencanakan
hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2.
2. Menyiapkan RPP perbaikan siklus 2.
3. Menyiapkan fasilitas dan prasarana seperti alat peraga berupa
media Papan Bilangan
4. Mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti
o Lembar penilaian hasil belajar siswa.
o Lembar pengamatan/observasi.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran, kegiatan
yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran mulai
dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir sesuai dengan RPP
perbaikan siklus 2 yang telah di rencanakan sebelumnya. Berdasarkan
hasil evaluasi siswa maka di peroleh nilai sebagai berikut:
Tabel 03
Nilai post tes hasil penelitian perbaikan pembelajaran siklus ke dua (2)
NO. NAMA SISWA
NILAI
POS TES
29
SIKLUS 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
ANITA KOMALASARI
KHUSNUL KHATIMAH
IMAM JUNDILAH
INDAH DEWI NURJANAH
JIHAN AULIA SALSABILA
JUMRAH
KHAIRUNISAH
MISBAHUL KHAIR
MUAMAR QADAFI
MUHAMAD JULFIKAR
M.RAYFAN FADILLAH
M. ASS’AD ALHUSSAINI
M. NURUL MUBIN
MUHAMMAD QIJRAN
RADIATUN KHAIRAH
SAHRIL
M.GILANG RAMADHAN
ZAINUL ARIFIN
100,00
95,10
75,02
80,00
100,00
75,00
100,00
78,15
85,00
77,02
85,10
80,15
90,00
80,02
75,20
75,10
75,00
78,10
JUMLAH 1.503,78
Jumlah Siswa Yang mencapai KKM 18 orang
c. Pengamatan.
Guru/peneliti melakukan perbaikan pembelajaran di bantu oleh teman
sejawat sebagai observator, (pengamat) dalam mengamati tindakan
perbaikan pembelajaran pada siklus 2 yang di lakukan oleh guru dan
siswa serta mendata hasil dan peningkatan yang sudah di capai dengan
menggunakan lembar observasi. Adapun hasil pengamatan yang telah
di data adalah sebagai berikut:
Tabel 04
Hasil Observasi Kinerja guru siklus 2
30
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV (Empat)
Hari / Tanggal : kamis / 7 November 2013.
Fokus pengamatan : informasi tujuan, Penjelasan guru, pemberian contoh dan
latihan pembelajaran, kemajuan hasil belajar, perubahan
aktifitas siswa, penggunaan media papan, demonstrasi
penggunaan papan bilangan oleh siswa, pemberian tugas,
sistimatika penyajian, dan evisiensi Waktu.
NoAspek yang
diobservasi
KemunculanKomentar
Ada Tidak
1. Informasi tujuan
pebelajaran.
2 Penjelasan konsep oleh
guru
3 Pemberian contoh
4 Pemberian latihan.
5 Kemajuan hasil Belajar
Siswa
Hasil belajar siswa
meningkat jadi 100%
6 Perubahan aktivitas
siswa
Siswa terlihat lebih aktif
7 Penggunaan media
papan bilangan
Penggunaan alat peraga
sudah lebih baik dan
maksimal
8 Demonstrasi
penggunaan papan
bilangan oleh siswa
9 Pemberian tugas
10 Sistimatika penyajian
11 Evisiensi waktu
d. Refleksi
31
Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran diperoleh
hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan dari RPP
perbaikan siklus 2 dengan perubahan perolehan nilai yang lebih baik.
Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua
siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan.
Dari segi guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil
yang diperoleh memuaskan.
Adapun table hasil nilai post tes siswa kelas IV selurunya pada mata pelajaran
matematika yaitu mulai dari nilai post tes pra siklus sampai dengan siklus akhir
(ke 2) adalah sebagai berikut:
Tabel 05
NO. NAMA SISWA
NILAI
POST TES
PRA SIKLUS
NILAI
POST TES
SIKLUS 1
NILAI
POST TES
SIKLUS 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
ANITA K.
KHUSNUL K.
IMAM JUNDILAH
INDAH DEWI N.
JIHAN AULIA S.
JUMRAH
KHAIRUNISAH
MISBAHUL KHAIR
MUAMAR QADAFI
MUHAMAD J.
M.RAYFAN F.
M. ASS’AD A.
M. NURUL MUBIN
MUHAMMAD Q.
RADIATUN K.
SAHRIL
85.00
78.20
45.00
75.00
95.25
40.00
85.30
60.05
80.00
60.00
70.05
65.10
80.00
60.00
65.00
65.00
85,00
80,10
60,40
75,25
100,00
50,00
90,20
75,05
80,00
70,20
75,15
75,02
85,00
75,02
70,00
65,00
100,00
95,10
75,02
80,00
100,00
75,00
100,00
78,15
85,00
77,02
85,10
80,15
90,00
80,02
75,20
75,10
32
17.
18.
M.GILANG R.
ZAINUL ARIFIN
40.25
75.00
50,10
75,00
75,00
78,10
JUMLAH 1.224,5 1.336.49 1.503,78
Jumlah Siswa
Yangmencapai KKM
8 orang 13 orang 18 orang
Berdasarkan teknik Analisis data pada bab sebelumnya,maka data hasil Belajar
Matematika konsep materi “Menentukan KPK dan FPB”melalui penggunaan
media papan bilangan pada Siswa Kelas IV SDN Lamere adalah sebagai berikut :
1). Pengolahan data Pra siklus :
o Rerata Hasil Belajar Siswa = ∑ Nilai Siswa
∑ Siswa
= 1.224,5 / 18
= 68,03
oPersentase Pencapaian KKM = ∑ Siswa yang mencapai KKM X 100 %
∑ Siswa
= 8 / 18 X 100 %
= 44,44 %
2). Pengolahan data Siklus I
o Rerata Hasil Belajar Siswa = ∑ Nilai Siswa
∑ Siswa
=1.336,49/ 18
= 74,24
oPersentase Pencapaian KKM = ∑ Siswa yang mencapai KKM X 100 %
∑ Siswa
= 13 / 18 X 100 %
= 72,22 %
oKinerja guru = ∑ Aspek Prilaku yang muncul X 100 %
∑ Aspek prilaku seluruhnya
= 8 / 11 X 100 %
33
= 72,73 %
3). Pengolahan data Siklus II
o Rerata Hasil Belajar Siswa = ∑ Nilai Siswa
∑ Siswa
= 1.503,78/ 18
= 83,54
oPersentase Pencapaian KKM = ∑ Siswa yang mencapai KKM X 100 %
∑ Siswa
= 18 / 18 X 100 %
= 100 %
oKinerja guru = ∑ Aspek Prilaku yang muncul X 100 %
∑ Aspek prilaku seluruhnya
= 11 / 11 X 100 %
= 100 %
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.
Dari hasil deskripsi diatas bahwa dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
Matematika kelas IV SDN Lamere tentang konsep menentukan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
mengalami peningkatan. Ini dapat di lihat dari segi pelaksanaannya mulai dari
prasiklus, siklus 1 sampai dengan siklus 2 menunjukan peningkatan hasil
belajar yang telah di capai oleh siswa. Pada prasiklus guru belum
menggunakan media, kemudian pada siklus 1, media/alat peraga sudah ada
hanya saja teknik penggunaanya belum dapat di lakukan dengan benar. Namun
dengan adanya alat peraga yang di gunakan menjadikan siswa termotivasi dan
memiliki minat belajar. sehingga hasil belajar siswapun mengalami
peningkatan kearah yang lebih bagus, meski hasilnya belum maksimal karena
masih ada bebera di antara mereka yang belum mampu mencapai KKM yang
telah di tentukan yaitu 75.
Pada siklus 2 mengalami peningkatan yang lebih tinggi lagi, karena guru
sudah dapat menggunakan media pembelajaran dengan tekhnik cara yang
benar sehingga rerata siswa sudah mampu mencapai KKM. Adapun hasil yang
34
telah di capai selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran mulai dari prasiklus
sampai dengan siklus akhir (ke 2) baik dari aspek hasil belajar siswa maupun
kinerja guru adalah sebagai berikut:
1. Rerata Hasil Belajar
Berdasarkan hasil belajar siswa maka, di peroleh peningkatan nilai yaitu
dari pra siklus dengan rerata 68,03 meningkat jadi 74,24 pada siklus 1
kemudian pada siklus 2 meningkat jadi 83,54
2. Persentase pencapaian KKM
Pada pra siklus, dari 18 orang siswa hanya 8 orang orang yang
mencapai KKM dengan persentase 44,44%, sedangakan pada siklus 1
hanya 13 orang dari 18 siswa yang mencapai KKM dengan persentase
72,22%, kemudian pada siklus 2 seluruh siswa dengan jumlah 18 orang
telah mampu mencapai KKM 100%.
3. Kinerja Guru
Pada siklus 1 kinerja guru baru mencapai 72,73%, sedangkan pada
siklus 2 kinerja guru sudah mencapai 100%.
Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus hingga siklus 2 terjadi
karena guru telah memperbaiki kinerjanya baik dalam pelaksanaanya
maupun dalam proses pembelajaran dengan memilih media/alat peraga
yang tepat dan sesuai yaitu menggunakan media Papan Bilangan pada
konsep menentukan KPK dan FPB.
Hal ini berdasarkan teori dari Hamalik (1990) tentang fungsi dan manfaat
dari media pembelajaran mengemukakan bahwa media pengajaran yang
digunakan sebagai alat bantu dalam peroses belajar mengajar berfungsi untuk
membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan
ransangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap
siswa. Dengan demikian penggunaan media pengajaran dapat membawa
manfaat besar terhasap keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
kelas.
35
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Dari hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut :
1. Penggunaan media papan bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Matematika konsep menentukan KPK Ndan FPB
pada siswa kelas IV SDN Inpres Na’e Kecamatan Sape
2. Penggunaan media papan bilangan dapat meningkatkan kinerja guru pada
pembelajaran Matematika konsep menentukan KPK Ndan FPB pada siswa
kelas IV SDN Inpres Na’e Kecamatan Sape
B. Saran dan Tindak Lanjut.
36
Berdasarkan simpulan di atas maka peneliti dapat mengajukan saran dan
tidak lanjut sebagai berikut:
1. Disarankan kepada rekan –rekan guru matematika hendaknya
menggunakan media papan bilangan sebagi salah satu media alternatif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
konsep menentukan KPK Ndan FPB pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
2. Disarankan kepada rekan –rekan guru matematika hendaknya
menggunakan media papan bilangan untuk meningkatkan kinerja guru
pada pembelajaran Matematika konsep menentukan KPK Ndan FPB pada
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Buchori, Jumadi, Sutigno, Dadang Gasto. (2004). Gemar Belajar
Matematika 4 untuk Sekolah Dasar kelas IV. Semarang: Aneka Ilmu
Dadimedina.wordpress.com/2009/03/05/hakikat-media-pembelajaran/
http://file.upi.edu/pembelajaran-matamatika/Hakikat-Matematika
Malalanda.blogspot.com/2012/09/hakikat hasil-belajar.html.
Panduan guru.com/hakikat-belajar/
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV).
Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
Susilofy.wordpress.com/category/alat-peraga/
TIM- FKIP UT. (2013). Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)-
37
PGSD. Tangerang Selatan:Universitas Terbuka
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional
38