laporan opt kedelai

7
Ulat grayak Ulat grayak merupakan hama utama pada tanaman kedelai. Ulat grayak dahulu dinamakan “ulat tentara” karena menyerang secara berbondong-bondong dalam jumlah ratusan atau ribuan ekor. Ulat grayak yang menyerang kedelai ialah Spodoptera litura F atau Prodenia litura F. Hama ini tersebar pada beberapa tempat di Indonesia seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur. Besar kemungkinan di daerah sekitarnya pun telah terdapat hama ini. Gejala Hama ini terutama merusak daun, meskipun polong muda dapat dirusakkan juga. Daun yang terserang tampak dari jauh berwarna keputih-putihan. Larva menyerang daun dengan serakah sehingga daun tinggal tulang-tulangnya saja, dan tanaman kedelai tampak gundul. Karena jumlah daun tiap tanaman berkurang, maka hasil biji ikut terpengaruh menjadi sedikit, sebab daun yang biasanya menyediakan makanan karbohidrat kini tidak ada lagi. Selain itu larva dapat menyerang polong muda. Tanaman kedelai yang terserang parah menyebabkan terbetuknya biji kecil-kecil dan bahkan tidak mampu menbentuk biji sama sekali. Imago berwujud ngengat yang berwarna abu-abu. Ngengat (sejenis kupu-kupu kecil) jantan dan betina mengadakan perkawinan, selajutnya ngengat betina bertelur. Seekor ngengat betina mampu bertelur 2.000 butir. Telur sebanyak itu diletakkan pada bagian bawah daun secara berkelompok. Biasanya berkisar 4-8 kelompok, dan ditutupi dengan lapisan berbulu yang berwarna merah sawo. Bila keadaan lingkungan cocok, maka dalam waktu 3 hari telur dapat menetas menjadi larva (ulat). Larva sangat merusak tanaman kedelai, sedangkan ngengat tidak merusak. Larva yang baru menetas tetap berada di tempat telur semula, dan memakan kulit ari daun (epidermis) serta belum mampu

Upload: gilang-fauzi

Post on 18-Jun-2015

494 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

perlintan 2 agroteknologi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Opt Kedelai

Ulat grayak

Ulat grayak merupakan hama utama pada tanaman kedelai. Ulat grayak dahulu dinamakan

“ulat tentara” karena menyerang secara berbondong-bondong dalam jumlah ratusan atau ribuan

ekor. Ulat grayak yang menyerang kedelai ialah Spodoptera litura F atau Prodenia litura F. Hama ini

tersebar pada beberapa tempat di Indonesia seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi

Selatan, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur. Besar kemungkinan di daerah sekitarnya pun

telah terdapat hama ini.

Gejala

Hama ini terutama merusak daun, meskipun polong muda dapat dirusakkan juga. Daun yang

terserang tampak dari jauh berwarna keputih-putihan. Larva menyerang daun dengan serakah

sehingga daun tinggal tulang-tulangnya saja, dan tanaman kedelai tampak gundul. Karena jumlah

daun tiap tanaman berkurang, maka hasil biji ikut terpengaruh menjadi sedikit, sebab daun yang

biasanya menyediakan makanan karbohidrat kini tidak ada lagi. Selain itu larva dapat menyerang

polong muda. Tanaman kedelai yang terserang parah menyebabkan terbetuknya biji kecil-kecil dan

bahkan tidak mampu menbentuk biji sama sekali.

Imago berwujud ngengat yang berwarna abu-abu. Ngengat (sejenis kupu-kupu kecil) jantan

dan betina mengadakan perkawinan, selajutnya ngengat betina bertelur. Seekor ngengat betina

mampu bertelur 2.000 butir. Telur sebanyak itu diletakkan pada bagian bawah daun secara

berkelompok. Biasanya berkisar 4-8 kelompok, dan ditutupi dengan lapisan berbulu yang berwarna

merah sawo. Bila keadaan lingkungan cocok, maka dalam waktu 3 hari telur dapat menetas menjadi

larva (ulat).

Larva sangat merusak tanaman kedelai, sedangkan ngengat tidak merusak. Larva yang baru

menetas tetap berada di tempat telur semula, dan memakan kulit ari daun (epidermis) serta belum

mampu bergerak jauh. Selanjutnya, bila epidermis berkurang, maka mulailah larva merayap

memakan daun disekitarnya. Selanjutnya larva berpindah pada rumpun tanaman kedelai di dekatnya

dengan menimbulkan kerusakan yang lebih parah, karena ulat semakin besar dan ganas. Larva muda

berwarna kehijauan dengan bintik-bintik hitam, sedangkan larva tua berwarna abu-abu gelap atau

coklat, dan disepanjang badannya terdapat lima garis berwarna kuning pucat atau kehijauan. Larva

biasanya menyerang tanaman kedelai pada malam hari sehingga tidak diketahui petani, dan petani

hanya melihat pada esok paginya tanaman kedelainya sudah gundul. Pada siang hari ulat

bersembunyi di dalam tanah. Umur larva sekitar 20 hari, dan selama waktu itulah tanaman kedelai

diserang olehnya. Setelah puas menjadi larva sambil makan kesana kemari, larva bergerak ke dalam

tanah. Sambil berubah bentuk menjadi pupa yang berwarna coklat. Dalam waktu 10 hari pupa sudah

berubah menjadi ngengat.

Page 2: Laporan Opt Kedelai

Hama ulat grayak mudah muncul dalam jumlah besar secara tiba-tiba setalah turun hujan

lebat. Hujan yang menyirami tanah tampaknya dapat menggugah ulat untuk menjadi lebih aktif.

Tanaman inang lain

Hama ini dapat menyerang tanaman lain seperti jagung, kacang hijau, kacang tanah, bawang

merah, ubi jalar, lombok, dan rumput-rumputan.

Pengendalian

Pengandalian yang dapat dilakukan terhadap hama ini ialah:

1. Rumput-rumputan yang sering menjadi tempat persembunyian ulat ini harus dibersihkan

dan dibenamkan kedalam tanah, agar ulat tidak menyerang tanaman kede;ai yang akan

ditanam.

2. Rendamlah lahan pertanian kedelai dengan iar pengairan.

Kepik hijau

Hama ini dikenal sebagai hama utama yang penting pada tanaman kedelai. Seperti halnya

kepik Peizodorus, ternyata kepik hijau ini pun menyerang polong kedelai. Polong diisap oleh imago

dan nimfa. Kepik hijau ini diberi nama Nezara viridula L. Penyebarannya meliputi Jawa Timur, Jawa

Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi utara, dan Sumatera Selatan serta Kalimantan Timur.

Gejala

Gejala serangan sama dengan gekala serangan kepik Piezodorus, yaitu kerusakan pada biji

dan polong yang dimulai sejak terbentuknya polong sampai polong berbiji penuh. Polong yang baru

terbentuk bila terserang akan menjadi gugur. Polong yang baru membentuk biji, bila terserang

menyebabkan polong hampa dan mengering, bijinya pun tidak bernas. Biji dapat hitam dan busuk

bila kepik menyerang polong yang hampir masak. Polong tua bila diserang, menghasilkan biji keriput

dan berbintik hitam.

Tanaman inang

Selain menyerang kedelai, ternyata kepik ini mempunyai tanaman inang lain seperti padi,

jagung, kentang, lombok, tembakau, wijen, Crotalaria, maupun kapas. Tetapi tidak menyerang

kacang tanah.

Karakteristik OPT

Imago berwujud kepik yang mempunyai tiga varietas (jenis), yaitu samaragdula, torquata,

dan aurantiaca. Ketiga jenis tersebut warnanya berlainan. Yang paling banyak terdapat di lapangan

ialah N. Viridula var. Smaragdula yang kepiknya berwarna hijau polos. Sedangkan N. Viridula var.

Smaragdula yang kepiknya berwarna hijau polos. Sedangkan N. Viridula var torquata kepalanya

berwarna kuning jingga, meskipun badannya hijau juga. Yang paling berbeda ialah N. Viridula var

Page 3: Laporan Opt Kedelai

aurantiaca, yang badannya kuning kehijauan dengan tiga buah bintik hijau. Ketiga jenis tersebut

dapat kawin satu dengan yang lain. Seekor induk mampu menghasilkan 100-250 butir telur. Telur

diletakkan pada permukaan bawah daun dalam kelompok, tiap kelompok berisi 10-90 butir. Telur

berwarna kuning dan tiga hari menjelang menetas warnanya berubah menjadi merah bata,

sedangkan telur yang mandul warnanya tetap kuning. Bila telur berubah menjadi hitam, berarti telur

telah mati diserang parasit. Nimfa yang baru keluar dari telur yang semula berwarna kemerah-

merahan berubah menjadi coklat muda dan tetap bergerombol di dekat daun yang baru menetas.

Setelah ganti kulit pertama, yaitu 3 hari kemudian, terjadi ganti kulit kedua, dan keluar nimfa baru

yang berwarna hijau berbintik hitam putih. Ganti kulit terjadi sebanyak 5 kali dengan warna tetap

hijau berbintik hitam putih. Panjang nimfa sebelum menjadi imago dapat mencapai 10 mm.

Siklus hidup

Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas

menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat

matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga

dewasa antara 1 sampai 6 bulan.

Pengendalian

Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan:

a. Adakan pembersihan (sanitasi) terhadap serangga ini atau membuang tanaman yang

terserang, termasuk juga tanaman-tanaman lain yang menjadi tanaman inangnya.

b. Penanaman harus serempak. Beda waktu tanam paling banyak sekitar 26 hari.

c. Adakan pergiliran tanaman dengan tanaman lain yang tidak disukai kepik ini, seperti kacang

tanah, sayuran, ubi-ubian, dan lain-lain.

Page 4: Laporan Opt Kedelai

d. Pengendalian mekanis yaitu dengan cara menangkap langsung dengan tangan, dan

selanjutnya dibunuh. Bila penangkapan dilakukan secara teratur pada barisan demi barisan

tanaman kedelai, maka hasilnya memuaskan. Itulah salah satu manfaat menanam kedelai

secara berbaris dan lurus (sistem tandur jajar).

PENYAKIT KARAT PADA KEDELAI

Karakteristik

a. Disebabkan oleh jamur Phakospora pachyrhizi

b. Uredium pada sisi bawah dan atas daun, coklat tersebar merata pada seluruh daun

c. Uredium berbentuk bulat atau jorong

d. Dipusat bagian uredium yang menonjol terbentuk lubang yang menjadi jalan keluarnya

urediospora.

e. Urediospora bulat pendek, bulat telur atau jorong.

Gejala

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat kedelai adalah terdapatnya bintik-

bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak-bercak berwarna coklat pada bagian bawah

daun, yaitu uredium penghasil uredospora. Serangan berat menyebabkan daun gugur dan polong

hampa. Gejala tampak pada daun, tangkai, dan kadang-kadang pada batang. Bercak karat terlihat

sebelum bisul (pustule) pecah. Dapat menginfeksi biji dan daun jauh sebelum tanaman berbunga.

Warna urediosorus bervariasi, putih suram, kuning kelam, coklat, sampai dengan coklat merah

jambu.

Kalsifikasi

Kingdom : fungi

Phylum : basidiomycota

Kelas : urediniomycetes

Ordo : uredinales

Familia : melampsoraceae

Genus : phakospora

Spesies : P. pachyrhizi

Page 5: Laporan Opt Kedelai

Intensitas

Daun

majemuk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

skor 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Siklus hidup

a. Tersebar lewat udara dengan urediospora

b. Spora tertangkap di udara antara pukul 12.00 – 16.00

c. P. Pachyrhizi tidak bertahan dalam biji

d. Penyakit karat kedelai biasanya mulai menyerang pada saat tanaman berumur 3-4 minggu

setelah tanam.

Pengendalian

Pengendalian penyakit karat kedelai dapat dilakukan dengan beberapa cara. Oleh karena

intensitas serangan penyakit ini dipengaruhi oleh kelembaban, curah hujan, intensitas sinar

matahari, dan kerapatan daun tanaman; maka perlu digunakan varietas kedelai yang toleran antara

lain Sompo, Kerinci, Polosari, dan Tambora, terutama di daerah kronis. Pengendalian juga dilakukan

dengan mengatur jarak tanam dan perlakukan budidaya tanaman secara benar. Jika dipandang

perlu, juga dapat dilakukan pengendalian dengan penyemprotan fungsisida.

Ekologi

a. Suhu perkecambahan urediospora 15 – 25 oC

b. Infeksi terjadi pada 20 – 25 oC dengan embun selama 10 – 12 jam

c. Infeksi terberat terjadi pada musim hujan