laporan observasi smk 4 jakarta
DESCRIPTION
Pendekatan Psikologi Guru Terhadap Pembelajaran ElektronikaTRANSCRIPT
LAPORAN OBSERVASI
Pendekatan Psikologis Guru Dalam Pembelajaran
Elektronika di SMK Negeri 4 Jakarta
Disusun oleh:
Adik Niko Heri Mukti Kusuma (5215122652)
Anggi Rachmad (5215120370)
Gigih Lukma Prasetia (5215120366)
Sinta Nurkhoiriyyah (5215122631)
Tifla Daniati (5215122653)
Pendidikan Teknik Elektronika Reguler
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta
2013
iii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga laporan observasi
yang berjudul “(Pendekatan Psikologis Guru Dalam Pembelajaran Elektronika di
Smk Negeri 4 Jakarta)” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang telah
direncanakan. Tidak lupa salawat serta salam penulis haturkan kepada Junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman yang selalu berada di jalan kebenaran.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Drs. Herwanto
M.Si selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan. Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi
perkembangan dan untuk mengetahui sistem belajar mengajar di Smk Negeri 4
Jakarta. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca guna
menjadi bahan evaluasi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
Jakarta, 25 Desember 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................... 1
1.3 Kajian Pustaka ............................................................................. 2
BAB II LAPORAN HASIL OBSERVASI ................................................... 28
2.1 Deskripsi Data ............................................................................. 28
2.2 Analisis Data ............................................................................... 29
BAB III PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI .......................................... 31
BAB IV KESIMPULAN & REFLEKSI ........................................................ 33
4.1 Kesimpulan ................................................................................. 33
4.2 Refleksi ....................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 35
LAMPIRAN ................................................................................................. 36
Psikologi Perkembangan Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK adalah sekolah yang
memprioritaskan lulusannya nanti terjun ke dunia industri. Biasanya para guru di
SMK kurang memperhatikan terhadap kegiatan proses belajar mengajar di kelas
maupun terhadap siswa itu sendiri. Karena mereka beranggapan bahwa akhirnya
nanti siswa-siswinya hanya akan kerja di Perusahaan saja, jadi untuk proses
belajar mengajar kurang dimaksimalkan. Berbeda dengan Sekolah Menengah Atas
atau SMA yang lulusannya nanti akan diprioritaskan untuk ke Perguruan Tinggi,
sehingga para guru bekerja secara maksimal dalam mengajarkan siswa-siswinya.
Belakangan ini juga banyak siswa-siswa yang terlibat tawuran antar
sekolah khususnya siswa SMK yang lebih banyak terjadi. Hal ini bisa terjadi
karena sekolahnya yang kurang tegas terhadap aturan-aturan yang berlaku di
sekolahnya, bisa juga dari didikan kedua orang tuanya di rumah, dan bisa juga
letak strategis dari sekolah itu sendiri yang bisa menimbulkan terjadinya tawuran.
Di sini kami mengadakan observasi ke sekolah khususnya SMK Negeri 4 Jakarta
untuk mengetahui bagaimana proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
Bagaimanakah cara pengajaran guru di kelas dan bagaimana pula tindakan untuk
siswa di sekolah tersebut jika terlibat dalam kegiatan tawuran.
B. Tujuan
1. Mengetahui proses belajar mengajar di SMK Negeri 4 Jakarta, apakah
sudah berjalan lancar atau belum
2. Mengetahui cara pengajaran guru terhadap siswa di SMK Negeri 4 Jakarta
3. Mengetahui media pembelajaran apakah yang lebih efektif dalam proses
belajar mengajar di kelas
4. Mengetahui tindakan apa yang dilakukan oleh sekolah terhadap siswa yang
terlibat dalam kegiatan tawuran belakangan ini
Psikologi Perkembangan Page 2
C. Kajian Pustaka
C.I Macam-Macam atau Jenis Pendidikan
Disebutkan beberapa jenis pendidikan yang berkembang di indonesia, yaitu:
A. Pendidikan Umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
B. Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan
pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jenis ini termasuk ke
dalam pendidikan formal.
C. Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pasca
sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan
tertentu.
D. Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang
profesional. Salah satu yang dikembangkan dalam pendidikan tinggi dalam
keprofesian adalah yang disebut program diploma, mulai dari D1 sampai dengan
D4 dengan berbagai konsentrasi bidang ilmu keahlian. Konsentrasi pendidikan
profesi dimana para mahasiswa lebih diarahkan kepada minat menguasai keahlian
tertentu.
Psikologi Perkembangan Page 3
E. Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta
didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam
jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
F. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan atau menjadi
ahli ilmu agama.
G. Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik
yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa
satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam
bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
C.2 Teori–Teori Tentang Pendidikan
1. Teori Koneksionisme
Edward Lee Thorndike adalah tokoh psikologi yang mampu memberikan
pengaruh besar terhadap berlangsungnya proses pembelajaran. Teorinya dikenal
dengan teori Stimulus-Respons. Menurutnya, dasar belajar adalah asosiasi antara
stimulus (S) dengan respons (R). Stimulus akan memberi kesan kepada panca
indra, sedangkan respons akan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan.
Asosiasi seperti itu disebut Connection. Prinsip itulah yang kemudian disebut
sebagai teori Connectionism. Pendidikan yang dilakukan Thorndike adalah
menghadapkan subjek pada situasi yang mengandung problem. Thorndike
merumuskan hasil eksperimennya ke dalam tiga hukum dasar (Suwardi, 2005: 34-
36), sebagai berikut:
Psikologi Perkembangan Page 4
a. Hukum Kesiapan (The Law of Readiness)
Hukum ini memberikan keterangan mengenai kesiapan seseorang
merespons (menerima atau menolak) terhadap suatu stimulan.
Pertama, bila seseorang sudah siap melakukan suatu tingkah laku,
pelaksanaannya akan memberi kepuasan baginya sehingga tidak akan melakukan
tingkah laku lain. Contoh, peserta didik yang sudah benar-benar siap menempuh
ujian, dia akan puas bila ujian itu benar-benar dilaksanakan.
Kedua, bila seseorang siap melakukan suatu tingkah laku tetapi tidak
dilaksanakan, maka akan timbul kekecewaan. Akibatnya, ia akan melakukan
tingkah laku lain untuk mengurangi kekecewaan. Contoh peserta didik yang sudah
belajar tekun untuk ujian, tetapi ujian dibatalkan, ia cenderung melakukan hal lain
(misalnya: berbuat gaduh, protes) untuk melampiaskan kekecewaannya.
Ketiga, bila seseorang belum siap melakukan suatu perbuatan tetapi dia harus
melakukannya, maka ia akan merasa tidak puas. Akibatnya, orang tersebut akan
melakukan tingkah laku lain untuk menghalangi terlaksananya tingkah laku
tersebut. Contoh, peserta didik tiba-tiba diberi tes tanpa diberi tahu lebih dahulu,
mereka pun akan bertingkah untuk menggagalkan tes.
Keempat, bila seseorang belum siap melakukan suatu tingkah laku dan tetap tidak
melakukannya, maka ia akan puas. Contoh, peserta didik akan merasa lega bila
ulangan ditunda, karena dia belum belajar.
b. Hukum Latihan (The Law of Exercise)
Hukum ini dibagi menjadi dua, yaitu hukum penggunaan (the law of use),
dan hukum bukan penggunaan (the law of disuse). Hukum penggunaan
menyatakan bahwa dengan latihan berulang-ulang, hubungan stimulus dan
respons akan makin kuat. Sedangkan hukum bukan penggunaan menyatakan
bahwa hubungan antara stimulus dan respons akan semakin melemah jika latihan
dihentikan.
Contoh: Bila peserta didik dalam belajar bahasa Inggris selalu menghafal
perbendaharaan kata, maka saat ada stimulus berupa pertanyaan “apa bahasa
Inggrisnya kata yang berbahasa Indonesia.” maka peserta didik langsung bisa
merespons pertanyaan itu dengan mengingat atau mencari kata yang benar.
Psikologi Perkembangan Page 5
Sebaliknya, jika tidak pernah menghafal atau mencari, ia tidak akan memberikan
respons dengan benar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa prinsip utama
belajar adalah pengulangan. Makin sering suatu pelajaran diulang, akan semakin
banyak yang dikuasainya. Sebaliknya, semakin tidak pernah diulang, pelajaran
semakin sulit untuk dikuasai.
c. Hukum Akibat (The Law of Effect)
Hubungan stimulus-respons akan semakin kuat, jika akibat yang
ditimbulkan memuaskan. Sebaliknya, hubungan itu akan semakin lemah, jika
yang dihasilkan tidak memuaskan. Maksudnya, suatu perbuatan yang diikuti
dengan akibat yang menyenangkan akan cenderung untuk diulang. Tetapi jika
akibatnya tidak menyenangkan, akan cenderung ditinggalkan atau dihentikan.
Hubungan ini erat kaitannya dengan pemberian hadiah (reward) dan sanksi
(punishment).
Contoh: Peserta didik yang biasa menyontek lalu dibiarkan saja atau justru diberi
nilai baik, anak didik itu akan cenderung mengulangnya, sebab ia merasa
diuntungkan dengan kondisi seperti itu. Tetapi, bila ia ditegur atau dipindahkan
sehingga temannya tahu kalau ia menyontek, ia akan merasa malu (merasa tidak
diuntungkan oleh kondisi). Pada kesempatan lain, ia akan berusaha untuk tidak
mengulangi perbuatan itu, sebab ia merasakan ada hal yang tidak menyenangkan
baginya.
2. Teori Classical Conditionins
Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Ivan Petrovich Pavlov, warga
Rusia yang hidup pada tahun 1849-1936. Teorinya adalah tentang conditioned
reflects. Pavlov mengadakan penelitian secara intensif mengenai kelenjar ludah.
Penelitian yang dilakukan Pavlov menggunakan anjing sebagai objeknya. Anjing
diberi stimulus dengan makanan dan isyarat bunyi, dengan asumsi bahwa suatu
ketika anjing akan merespons stimulan berdasarkan kebiasaan. Ketika akan
makan, anjing mengeluarkan liur sebagai isyarat dia siap makan. Percobaan itu
diulang berkali-kali, dan pada akhirnya percobaan dilakukan dengan memberi
bunyi saja tanpa diberi makanan. Hasilnya, anjing tetap mengeluarkan liur dengan
Psikologi Perkembangan Page 6
anggapan bahwa di balik bunyi itu ada makanan. Lewat penemuannya, Pavlov
meletakkan dasar behaviorisme sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi berbagai
penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori belajar.
Prinsip belajar menurut Pavlov adalah sebagai berikut:
a. Belajar adalah pembentukan kebiasaan dengan cara menghubungkan
atau mempertautkan antara perangsang (stimulus) yang lebih kurang
dengan perangsang yang lebih lemah.
b. Proses belajar terjadi apabila ada interaksi antara organisme dengan
lingkungan.
c. Belajar adalah membuat perubahan-perubahan pada organisme/individu.
d. Setiap perangsang akan menimbulkan aktivitas otak.
e. Semua aktivitas susunan saraf pusat diatur oleh eksitasi dan inhibitasi.
C.3 Tiga Teori yang Melandasi Pendidikan
1. Teori Tabularasa (John Locke dan Francis Bacon)
Teori ini mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu dapat
diumpamakan sebagai kertas putih yang belum ditulisi (a sheet ot white paper
avoid of all characters). Jadi, sejak lahir anak itu tidak mempunyai bakat dan
pembawaan apa-apa. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidiknya. Di sini
kekuatan ada pada pendidik. Pendidikan dan lingkungan berkuasa atas
pembentukan anak. Pendapat John Locke seperti di atas dapat disebut juga
empirisme, yaitu suatu aliran atau paham yang berpendapat bahwa segala
kecakapan dan pengetahuan manusia itu timbul dari pengalaman (empiris) yang
masuk melalui alat indera.
Kaum behavioris juga berpendapat senada dengan teori tabularasa itu.
Behaviorisme tidak mengakui adanya pembawaan dan keturunan, atau sifat-sifat
yang turun-temurun. Semua Pendidikan, menurut behaviorisme, adalah
pembentukan kebiasaan, yaitu menurut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di
dalam lingkungan seorang anak.
Psikologi Perkembangan Page 7
2. Teori Navitisme (Schopenhauer)
Lawan dari empirisme ialah nativisme. Nativus (latin) berarti karena
kelahiran. Aliran nativisme berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak dilahirkan
sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut
arahnya masing-masing. Pembawaan anak-anak itu ada baik dan ada yang buruk.
Pendidikan tidak perlu dan tidak berkuasa apa-apa. Aliran Pendidikan yang
menganut paham nativisme ini disebut aliran pesimisme. Sedangkan yang
menganut empirisme dan teori tabularasa disebut aliran optimisme. Kedua teori
tersebut ternyata berat sebelah. Kedua teori tersebut ada benarnya dan ada pula
yang tidak benarnya. Maka dari itu, untuk mengambil kebenaran dari keduanya,
William Stern, ahli ilmu jiwa bangsa Jerman, telah memadukan kedua teori itu
menjadi satu teori yang disebut teori konvergensi.
3. Teori Konvergensi (William Stern)
Menurut teori konvergensi hasil pendidikan anak dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu pembawaan dan lingkungan. Diakui bahwa anak lahir telah memiliki
potensi yang berupa pembawaan. Namun pembawaan yang sifatnya potensial itu
harus dikembangkan melalui pengaruh lingkungan, termasuk lingkungan
pendidikan, oleh sebab itu tugas pendidik adalah menghantarkan perkembangan
semaksimal mungkin potensi anak sehingga kelak menjadi orang yang berguna
bagi diri, keluarga, masyarakat, nusa, dan bangsanya. Hak negara terhadap
pengajaran dan pendidikan juga diterimanya dari Tuhan (bukan negara polisi atau
totaliter), seperti hak orang tua terhadap anaknya. Tetapi, hak itu bukan karena
kedudukannya sebagai orang tua, melainkan karena gezag atau kekuasaan yang
menjadi milik negara untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
bangsanya, yang sudah menjadi tujuan negara itu sendiri.
C.4 Teori-Teori Yang Berhubungan Dengan Pendekatan Psikologis Pembelajaran
1. Teori Psikoanalisis (Sigmund Freud)
Yaitu suatu pandangan tentang kemanusiaan yang mengutamakan
kekuatan ketidaksadaran yang dapat mendorong tingkah laku manusia. Teori ini
menggunakan pendekatan: dinamik, struktual, mekanisme pertahanan diri.
Psikologi Perkembangan Page 8
2. Teori Psikososial (Eric Erikson)
Teori ini memandang bahwa secara mendasar manusia adalah makhluk
yang rasional, pikiran, perasaan, dan tindakannya sebagian besar dikontrol oleh
ego. Teori berdasarkan prinsip epigenetik.
3. Teori Kognitif (Jean Piaget)
Teori ini beranggapan bahwa tujuan aktivitas intelektual adalah untuk
mencapai keseimbangan. Selanjutnya beranggapan juga bahwa suatu fungsi
kehidupan yang mendasar yang membantu organisme untuk meyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Teori ini mengenal 4 tingkat perkembangan kognitif,
yaitu:
Periode Sensori Motor
Periode Pra Operasional
Periode Operasional Konkret
Periode Operasional Formal
4. Teori Belajar Sosial
Teori ini membagi beberapa fase yang dilalui individu dalam mengamati
perilaku tertentu, diantaranya: fase memperhatikan, fase menyimpang, fase
memproduksi, fase motivasi.
5. Teori Humanistik
Teori ini berpandangan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai
dorongan yang sangat kuat untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimiliknya,
dan mencapai aktualitas diri.
C.5 Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki
kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk
membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2)
strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5)
taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan
Psikologi Perkembangan Page 9
istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap
usaha, yaitu:
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan
aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan
ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran.
Psikologi Perkembangan Page 10
Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian
pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara
pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something”
sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;
(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)
simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
Psikologi Perkembangan Page 11
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan
kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya
pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru,
sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus
juga seni (kiat).
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah
apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil
(Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat)
kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model
Psikologi Perkembangan Page 12
pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi
tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model
pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Untuk lebih
jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga
istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan
pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain
pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem
lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika
dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai
kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah
gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan
kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan
cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang
diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria
penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah
ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Psikologi Perkembangan Page 13
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki
keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mencermati upaya reformasi
pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru
saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-
kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian
tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literaturnya. Namun, jika para
guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran
yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana
dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif
mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas,
sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada
gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan,
yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah
ada.
C.6 Konsep Dasar Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Ibrahim dan Syaodih mengemukakan bahwa media pembelajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan suatu
pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Sedangkan menurut
Djamarah dan Zain bahwa media pembelajaran adalah penyalur informasi belajar
atau pesan dari guru kepada siswa. Mempertegas kedua pendapat di atas, Samana
menegaskan bahwa, media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran, baik
yang bersifat langsung maupun tidak langsung misal media rekaman.
Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan sarana atau alat bantu yang digunakan guru, dalam
Psikologi Perkembangan Page 14
rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi disajikan dalam proses
interaksi pembelajaran.
2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Rohani Ahmadi mengatakan bahwa media pembelajaran yang telah
dikenal dewasa ini, secara Ahmadi mengatakan bahwa media pembelajaran yang
telah dikenal dewasa ini, secara garis besar terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu ; (a)
media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio dan cassette recorder. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau
mempunyai kelainan dalam pendengaran; (b) media visual adalah media yang
hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan
gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar
atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau
simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun; (c) media audiovisual adalah
media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam; (1)
audiovisual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti
film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara; (2) audiovisual
gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video cassette.
3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Media Pembelajaran
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah mengemukakan bahwa
faktor- faktor yang mempengaruhi penggunaan media pembelajaran yaitu ; (a)
segi praktisan; (b) segi anak didik; (c) segi isi; dan (d) segi guru. Keempat faktor
yang mempengaruhi penggunaan media pembelajaran ini secara singkat diuraikan
sebagai berikut :
Psikologi Perkembangan Page 15
a. Segi kepraktisan.
Segi kepraktisan dari penggunaan media pembelajaran mencakupi (1)
media akan efektif bila tersedia pada saat dibutuhkan; (2) biaya, besarnya dana,
usaha dan waktu serta semua faktor dalam menetapkan mahal tidaknya media
yang dibutuhkan; (3) kondisi fisik, yang dipertimbangkan adalah warna, bentuk,
ukuran, bunyinya jelas, bentuk tulisan dan lainnya akan efektif untuk belajar
siswa; (4) desainnya, sederhana atau tidak, aspek yang diperhatikan adalah mudah
dan praktis dipergunakan; (5) dapat digunakan oleh siswa atau tidak; (6) dampak
emosional, apakah media tersebut cukup mengandung nilai estetika dan dapat
menyentuh emosi anak didik.
b. Segi anak didik
Dari segi anak didik yang dipertimbangkan dalam pemanfaatan media
adalah (1) karakteristik siswa, yaitu sikap pribadi dan kematangan anak didik dan
usia perlu diperhatikan dalam memilih media yang sesuai; Media tersebut
dapat juga untuk belajar individual; (2) keterlibatan siswa, apakah media yang
dipilih mendorong keterlibatan siswa dalam proses belajar lebih efektif; (3)
relevansinya, apakah media yang dipilih ada kepentingan/ kesesuaian dengan
kehidupan siswa.
c. Segi isi
Faktor yang mempengaruhi dari segi isi media pembelajaran meliputi
kesesuaian dengan kurikulum yang digunakan, ketepatan dan kebenaran isinya,
dan layak tidaknya untuk ditampilkan.
d. Segi guru
Faktor yang mempengaruhi dari segi guru meliputi utilisasi oleh guru,
apakah media itu dapat didayagunakan oleh guru, mulai mengoperasikan alat
sampai memanfaatkan isinya.
Psikologi Perkembangan Page 16
4. Tujuan Penggunaan Media Dalam Kegiatan Pembelajaran
Marsadji mengatakan bahwa, “ media pembelajaran biasanya digunakan
oleh guru untuk mencapai tiga tujuan yaitu (a) memudahkan para siswa untuk
mempelajari konsep, prinsip dan keterampilan motorik tertentu; (b) menciptakan
suatu respon emosional; (c) memajukan motivasi siswa untuk kegiatan
instruksional.
5. Fungsi Media Pembelajaran
Sardiman menegaskan bahwa, “ Media pembelajaran sebagai alat bantu
dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi, dalam enam (6) kategori yaitu ;
(a) penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektif; (b) penggunaan media pengajaran
merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti
bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan
guru; (c) media pembelajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan
tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan
(pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran; (d)
penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti
digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik
perhatian siswa; (e) penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk
mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru; (f) penggunaan media dalam pembelajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain
menggunakan media hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat
siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi.
Marsadji bahwa: “ Secara umum kegunaan media pendidikan dalam
proses belajar mengajar dapat disebutkan sebagai berikut; (a) memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis; dan (b) mengatasi keterbatasan
ruang,waktu dan daya indera. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan
Psikologi Perkembangan Page 17
bahwa fungsi utama pemanfaatan media pembelajaran adalah untuk memotivasi
dan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
6. Karakteristik Pemanfaatan Media Pembelajaran
Jamaludin mengatakan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan
kegiatan pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut
; (a) ketepatannya dengan tujuan pembelajaran; (b) dukungan terhadap isi bahan
pelajaran; (c) kemudahan memperoleh media; (d) keterampilan guru dalam
menggunakannya; (e) tersedianya waktu untuk menggunakannnya; (f) Sesuai
dengan taraf berfikir siswa. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran
mengandung makna bahwa media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan–tujuan instruksional yang berisikan
unsur-unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih mungkin digunakannya
media pembelajaran. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran yang bersifat fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih
mudah dipahami siswa.
7. Langkah-Langkah Pemanfaatan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran tidak asal-asalan menurut keinginan
guru, tidak terencana dan sistematik. Guru harus memanfaatkannya menurut
langkah-langkah tertentu. dengan perencanaan yang sistematik. Djamarah dan
Zain mengatakan bahwa, ” Ada enam langkah yang dapat ditempuh guru pada
waktu ia mengajar dengan mempergunakan media. Langkah-langkah itu adalah:
(a) merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media; (b) persiapan
guru; (c) persiapan kelas; (d) langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan
media; (e) langkah kegiatan siswa; (f) langkah evaluasi pengajaran.
Pada fase memilih dan menetapkan media mana yang akan
dimanfaatkan guna mencapai tujuan. Dalam hal ini prinsip pemilihan dan dasar
pertimbangannya patut diperhatikan. Sebelum media pembelajaran digunakan
dalam kegiatan proses pembelajaran, maka alangkah baiknya, seorang guru
mempelajari terlebih dahulu cara penggunaan media yang digunakan, serta
Psikologi Perkembangan Page 18
menganalisis sejauhmana keakuratan media tersebut terhadap isi materi yang akan
diajarkan kepada siswa. Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai
persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media.
Guru harus dapat memotivasi siswa agar dapat menilai, menganalisis, menghayati
pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran.
8. Nilai-Nilai Praktis Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran
Sardiman menegaskan bahwa, nilai-nilai kepraktisan terhadap media
pembelajaran sebagai berikut : (a) dengan media dapat meletakkan dasar-dasar
yang nyata untuk nembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap; (d)
memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri pada setiap siswa; (e) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
berkesinambungan; (d) membantu tumbuhnya pemikiran dan berkembangnya
kemampuan berbahasa; (f) memberikan pengalaman yang mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman
belajar yang lebih sempurna; (g) bahan pelajaran lebih jelas maknannya, sehingga
dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik; (h) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-
mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa
tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
9. Rasionalisasi Penggunaaan Media Pembelajaran
Ketika fungsi-fungsi media pembelajaran itu diaplikasikan ke dalam
proses pembelajaran, maka menurut Winarno Surakhmad menegaskan bahwa :
Terlihat peranannya sebagai berikut : (a) media yang digunakan guru sebagai
penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan; (b) media
dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh
para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat memperoleh media
sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa; (c) media sebagai sumber
belajar bagi siswa. Media sebagai sumber bahan kongkret berisikan bahan–bahan
yang harus dipelajari para siswa, baik individu maupun kelompok. Kekongkritan
Psikologi Perkembangan Page 19
sifat media itulah akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan
pembelajaran.
10. Pentingnya Pemanfaatan Media Bagi Kegiatan Pembelajaran di Sekolah
Secara lebih mendalam oleh Suryosubroto menegaskan bahwa media
pendidikan memiliki peranan sebagai berikut: (a) mendemonstrasikan tugas-tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa; (b) mensimulasikan pengalaman yang
sebenarnya; (c) media dapat digunakan untuk memperbaiki persepsi siswa; (d)
mendemonstrasikan suatu keterampilan motorik tertentu yang dapat diamati; (e)
menjelaskan ciri-ciri konsep; (f) menggambarkan hubungan di antara konsep-
konsep; (g) mendapatkan balikan atau feed back; (h) memberikan bahan stimulus.
Siswa sering dimintakan untuk mengerjakan tugas-tugas yang rumit,
tanpa lebih dahulu melihat tugas tersebut. Hal ini disebabkan karena dalam
mengikuti demonstrasi, murid-murid menyaksikannya secara bersama-sama dan
demonstrasi itu sendiri biasanya diberikan secara cepat dan dalam garis besarnya
saja. Dalam hubungan ini media pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana
untuk memberikan persiapan laboratorium bagi siswa untuk melihat bagaimana
percobaan itu harus dilakukan jauh sebelum mereka sendiri melaksanakannya.
Mereka dapat menyaksikan melalui media pendidikan dengan tepat mengenai hal-
hal yang mereka lakukan dalam mengadakan percobaan nanti. Persiapan
laboratorium itu dapat dikembangkan melalui slide suara,televisi dan sebagainya.
Tujuan penggunaan media dalam kasus ini bukanlah untuk mendemonstrasikan
bagaimana suatu tugas harus dikerjakan seperti tersebut di atas, melainkan untuk
memberikan suatu alternatif yang secara tidak langsung untuk menggantikan
pengalaman yang sebenarnya atau karya wisata.
Media dapat digunakan untuk membantu siswa didalam melihat dan
mendengar secara lebih baik tentang hal-hal yang harus diketahuinya, yang
kiranya tidak mungkin bila tidak menggunakan media tersebut. Misalnya melalui
televisi dapat disajikan suatu gambar mikroskopis kepada siswa yang tidak
mungkin dapat diamati dengan mata telanjang biasa.
Psikologi Perkembangan Page 20
Apabila kita harus mengerjakan suatu keterampilan motorik tertentu, kita
perlu mendemonstrasikan cara-cara yang terbaik untuk melaksanakan
keterampilan tersebut. Suatu demonstrasi pelaksanaan keterampilan motorik
tertentu melalui pemanfaatan media pendidikan memungkinkan guru, untuk
memfokuskan perhatiannya pada tugas-tugas pengajaran dan bukan kepada
demostrasinya itu sendiri, melalui media pendidikan dapat pula didemonstrasikan
secara lebih rinci mengenai analisis keterampilan yang didemonstrasikan dari
pada melalui demonstrasi secara langsung (live demonstration). Misalnya dengan
menggunakan teknik fotografi, gerakan lambat atau berhenti pada media film
dapat didemonstrasikan.
11. Kemampuan Guru Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran
Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan sejumlah alternatif
bagaimana media pendidikan dapat digunakan untuk membantu guru dalam
mencapai tujuan instruksional seperti yang diharapkan. Kesadaran terhadap
penggunaan berbagai media pendidikan tersebut sangat penting jika harus
memanfaatkan media secara efektif. Oemar Hamalik mengatakan bahwa: Dalam
memanfaatkan media pembelajaran hendaknya guru memiliki sejumlah
kemampuan tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang
baik. Kemampuan-kemampuan itu antara lain; (a) menganalisis dengan tepat
dan jelas tujuan instruksional yang akan dicapai; (b) menetapkan ciri-ciri
pokok atau utama atas hal-hal yang dipelajari; (c) menentukan jenis media dengan
tepat; (d) menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.
12. Prinsip-prinsip penggunaan dan pemilihan media
Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa setiap media pengajaran
memiliki keampuhan masing–masing, maka diharapkan kepada guru agar
menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada saat suatu kali pertemuan.
Hal ini dimaksudkan jangan sampai penggunaan media menjadi penghalang
proses belajar mengajar yang akan guru lakukan di kelas. Harapan yang besar
tentu saja agar media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat atau
mempermudah pencapaian tujuan pengajaran.
Psikologi Perkembangan Page 21
Ketika suatu media akan dipilih, ketika suatu media akan dipergunakan, ketika
itulah beberapa prinsip perlu guru perhatikan dan pertimbangkan. Winataputra
2003 mengemukakan bahwa, “ Beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran
yang dibaginya ke dalam tiga kategori, yaitu : (a) tujuan pemilihan, (b)
karateristik media pembelajaran dan (c) alternatif pilihan.
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan
tujuan pemilihan yang jelas. Apabila dalam pemilihan media pembelajaran tidak
memiliki tujuan yang jelas maka, pemanfaatan media pembelajaran akan bergeser
dari makna yang sebenarnya. Di mana makna yang terkandung dalam
pemanfaatan media pembelajaran adalah untuk memotivasi belajar siswa agar
lebih giat dan tekun serta memahami dengan jelas apa yang disajikan oleh guru.
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi
keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.
Memahami karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan
pemilihan media pengajaran. Di samping itu memberikan kemungkinan kepada
guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi.
Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan
dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif. Memilih pada
hakekatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagi alternatif pilihan. Guru
bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat
beberapa media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media
pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan
apa adanya.
C.7 Sistem pembelajaran E-learning
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic
learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-
learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid)
Psikologi Perkembangan Page 22
tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan
dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
Plus Minus E-learning
Seperti Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah
mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-
learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi,
peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta
didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar
setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik
dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-
learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau
bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah
komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer",
designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan
wawasannya
mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi
secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik
e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak
bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan
learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Psikologi Perkembangan Page 23
Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan
oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem
instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer
bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah
sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai
bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun
berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun
1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi
secara massal.
(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan
perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan
internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai
dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan
lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat
pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu
dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar
yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM,
IEEE LOM, ARIADNE, dan sebagainya.
(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan
LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik
untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai
digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga
semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan
interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran
kecil.
Psikologi Perkembangan Page 24
C.8 Teknik Mengajar Yang Baik dan Efektif
Seorang guru/instruktur/dosen harus memiliki kemampuan yang baik
dalam menyampaikan materi yang diajarkannya, bila tidak maka yang terjadi
adalah siswa/mahasiswa akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran
tersebut atau bahkan kita sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Tidak pelit nilai
mungkin hal yang bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya kita akan menjadi
pengajar favorit dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan merugikan siswa yang
kita didik. Berikut ini ada beberapa tips yang biasa dilakukan dalam
menyampaikan materi dikelas :
Sebelum Menyampaikan Materi :
Pelajarilah kembali materi yang akan disampaikan dan buatlah rangkuman
atau point-point penting pada materi tersebut, karena mungkin kita banyak
mengajar mata pelajaran lainnya maka terkadang sudah agak lupa dengan
materi ini sehingga perlu dipelajari lagi agar lebih siap.
Buatlah diktat atau rangkuman yang dapat di fotocopy atau disalin oleh
siswa, sehingga kita tidak perlu merujuk banyak buku kepada siswa. Hal
ini juga memudahkan siswa sehingga ia tidak perlu banyak membeli buku.
Apabila mata pelajarannya eksak/hitungan, buatlah rangkuman rumus
kepada siswa.
Siapkan soal-soal latihan sebanyak-banyaknya dan dibagi menjadi kategori
ringan, sedang, dan susah. Rangkum semua soal tersebut dalam satu buku
atau file dan buat memo disetiap soal tersebut, memo ini dibuat agar kita
tahu kapan kita pernah memberikannya kepada siswa dan pada kelas
berapa, sehingga soal yang sudah diberikan tidak disampaikan lagi pada
pertemuan berikutnya.
Milikilah absen siswa yang kita ajar, dan buatlah tabel nilai dan presentase
kemajuan siswa. Hal ini berguna agar kita dapat mengetahui apakah materi
kita telah diserap dengan baik oleh siswa dan siswa mana yang perlu kita
bimbing lebih ekstra agar nilainya tidak jatuh.
Psikologi Perkembangan Page 25
Saat di Kelas :
Buatlah suasana yang menarik dan tidak membosankan, untuk itu kita
harus banyak latihan agar cara berbicara, sikap, dan metode ajar kita dapat
diterima dengan baik oleh siswa. Menjadi guru yang garang dan terlalu
disiplin terkadang akan membentuk siswa yang keras juga, untuk itu
buatlah siswa takut karena hormat kepada kita dan bukan takut karena
hukuman kita. Pernah ada siswa yang sangat nakal, namun ia justru malu
dan takut dengan salah satu guru yang sangat dihormatinya. Berikan
perhatian kita dengan penuh kasih sayang, bukan mencari kesalahan
mereka.
Buatlah quiz di awal dan akhir penyampaian materi, bila waktu tidak
memungkinkan lakukan hanya di akhir materi bukan diawalnya, hal ini
dapat menjadi indikator apakah materi yang telah disampaikan sudah
diterima dengan baik oleh siswa. Apabila quiz dilakukan hanya di awal
materi, hal ini hanya membuang waktu dan tidak efisien karena secara
logika tentunya siswa belum mengetahui materi yang akan disampaikan.
Kalo soal quiznya materi hari kemarin itu namanya ulangan. Sampaikan
materi dengan menyampaikan point-point pentingnya saja, jangan terlalu
banyak bertele-tele atau terlalu banyak bercerita yang bukan dalam ruang
lingkup materi kita. Untuk materi eksak, perbanyaklah contoh soal,
sampaikan perlahan dan buat agar siswa juga sama-sama ikut berfikir.
Lakukan sistem ajar yang lebih interaktif berupa tanya jawab, pancinglah
siswa agar banyak bertanya. Selain itu ada juga perlunya kita bersenda
gurau disela-sela penyampaian materi agar tidak terlalu tegang.
Pekerjaan Rumah (PR) dapat kita berikan setiap akhir penyampaian
materi, namun bila ternyata itu tidak efektif misalnya banyak yang tidak
mengerjakan atau ternyata banyak yang saling mencontek pekerjaan
teman-temannya sebaiknya metode PR nya kita ubah misal dengan beda
soal tiap siswa atau cara lainnya.
Psikologi Perkembangan Page 26
Kita perlu melakukan evaluasi terhadap cara kita mengajar, ini bisa
dilakukan dengan memberikan questioner pada siswa terhadap cara
mengajar kita.
Kita juga dapat melakukan quiz interaktif, yaitu dengan membaca soal
satu persatu dan siswa langsung menjawab, kita berikan waktu yang
terbatas untuk menjawab soal tersebut. Misal bacakan soal no. 1 kemudian
langsung dijawab oleh siswa, setelah itu bacakan soal no.2 kemudian
siswa menjawab, demikian seterusnya, metode ini membuat siswa berfikir
cepat dan tidak dapat mencontek.
Psikologi Perkembangan Page 27
BAB II
LAPORAN HASIL OBSERVASI
2.1 Hasil Penelitian
Wawancara yang dilakukan pada hari Jumat, 14 Desember 2012 di
SMK Negeri 4 Jakarta. Kami mewawancarai Drs. H.Eko Ariadi, M.Si
selaku wakil kepala bidang kurikulum SMK Negeri 4 Jakarta. Berikut
adalah hal yang didapatkan selama wawancara:
a. Jumlah mata pelajaran di SMK Negeri 4 Jakarta
b. Jumlah guru studi elektronika di SMK Negeri 4 Jakarta
c. Karakteristik guru di SMK Negeri 4 Jakarta
d. Jadwal belajar siswa siswi di SMK Negeri 4 Jakarta
e. Metode pembelajaran bagi para guru di SMK Negeri 4 Jakarta
2.1.1 Deskripsi Hasil Observasi
Observasi dan wawancara yang dilakukan hari Jumat, 14
Desember 2012 di SMK Negeri 4 Jakarta. Kami mewawancarai
Drs. Mawardi selaku guru Produktif SMK Negeri 4 Jakarta
sekaligus Kepala Program Keahlian Teknik Audio Video. Berikut
adalah hal yang didapatkan selama wawancara:
a. Jumlah kelas yang di ajar
b. Jumlah siswa siswi yang di ajar
c. Jadwal pemakaian ruang bengkel
d. Fasilitas ruang bengkel
e. Metode pembelajaran saat di bengkel
Keseluruhan kelas dalam pembelajaran di bengkel setiap
harinya ada 2 kelas dengan jumlah siswa kurang lebih 40 siswa di
setiap kelasnya, jadwal pemakaian ruang bengkel bagi siswa
maupun siswi 7x pertemuan teori dan 2x pertemuan praktek.
Psikologi Perkembangan Page 28
Fasilitas yang terdapat cukup memadai meskipun terjadi
kekurangan di banyaknya alat tidak sebanding dengan jumlah
siswa siswi yang memakai alat tersebut,pemberian materi
digunakan tv LCD dan proyektor dan pembelajaran teori maupun
praktek.
Kesulitan yang sering di hadapi keseringan pada siswi
perempuan, tapi itu semua tidak jadi masalah karena semua siswa
siswi saling membantu dalam pemberian materi di bengkel,selain
itu jika ada sks yang belum selesai sebagian siswa di perbolehkan
hingga larut malam berada di bengkel ,terkecuali siswi perempuan.
2.1.2 Deskripsi Hasil Wawancara
a. Tempat , tanggal dan waktu : SMK Negeri 4 Jakarta, Jumat 14
Desember 2012 pukul 16.00 WIB
Narasumber yaitu siswa-siswi SMK Negeri 4 Jakarta.
Diketahui siswa siswi bernama Ervina widiastuti,Whika
Mariana, dan Bizar Alhamidi. Menurut hasil wawancara
terhadap siswa-siswi SMK Negeri 4 Jakarta, dari segi minat
menutut ilmu di SMK Negeri 4 Jakarta,mereka memang
diawali dengan orientasi langsung kerja ketika nanti lulus,
namun setelah mengikuti proses pembelajaran niat tersebut
menjadi meningkat dikarenakan lingkungan di SMK Negeri 4
Jakarta sangat kondusif .
Tingkat pemahaman siswa siswi lebih paham,ketika saat
pelajaran di bengkel ketimbang teori di karenakan langsung di
praktekkan,siswa siswi sering mendapat kesulitan pada saat
proses belajar mengajar di bengkel dikarenakan siswa sistwi
tidak semua memegang alat praktek karena ketebatasan
alat,tapi itu semua bukan jadi kendala mereka sering belajar
hingga larut malam demi mencapai pelajaran yang belum
dimengerti.
Psikologi Perkembangan Page 29
Dalam proses belajar mengajar siswa-siswi lebih paham
dan mengerti ketika guru menjelaskan dengan ditulis di papan
tulis daripada menggunakan proyektor, dikarenakan jika
menggunakan papan tulis mereka lebih bisa mencatat materi
yang di jelaskan oleh guru daripada menggunakan proyektor.
Terkadang mereka tidak memerhatikan guru ,ketika guru
tersebut membosankan seperti hanya menunjukkan materi
dengan proyektor tanpa memberi waktu untuk siswa mencatat
materi.
Siswa-siswi ternyata menyukai karakteristik seorang guru
yang tegas,lucu, dan memperhatikan muridnya,karena sebagian
guru di SMK Negeri 4 Jakarta terlihat acuh tak acuh dalam
memberikan materi pelajaran. Semua itu terlihat ketika guru
membiarkan muridnya yang bercanda ketika proses belajar
mengajar.Pengajar di SMK Negeri 4 Jakarta hanya mengajari
siswa siswi yang ingin belajar, bukan siswa siswi yang ingin
bermain saja di SMK Negeri 4 Jakarta.
2.2 Analisis Data
Berdasarkan analisis hasil observasi dan wawancara di SMK Negeri 4
Jakarta didapatkan bahwa fasilitas di SMK Negeri 4 Jakarta sudah cukup
memadai, tetapi dalam jumlah alat tidak sebanding dengan jumlah siswa
siswi yang memakai alat bengkel tersebut.dalam preoses belajar mengajar
siswa siswi lebih suka dan paham akan guru yang menjelaskan dengan
menggunakan papan tulis ketimbang dengan menggunakan proyektor.
Karakteristik siswa siswi lebih senang dan mengerti akan karakteristik
guru yang pada saat mengajar dan memberi materi yangg mempunyai sifat
tegas, lucu, dan memperhatikan muridnya.
Metode Pembelajarn guru ternyata dengan menggunakan proyektor
tidak disegani oleh para siswa-siswi. Dikarenakan siswa-siswi menjadi
tidak paham dan sulit untuk menerima materi yan diberikan oleh guru
Psikologi Perkembangan Page 30
tersebut. Metode dengan papan tulislah yang kini siswa siswi lebih di
segani ,walaupun terlihat masih menggunakan metode lama ,tapi dengan
metode ini siswa siswi dapat menerima materi pelajarn dengan paham dan
dapat dimengerti.
Sikap guru yang kebanyakan acuh tak acuh terhadap siswa siswi yang
susah menerima materi ,berdampak adanya diskriminasi dalam proses
pembelajaran.Guru dengan kriteria ini lebih suka dan perhatian terhadap
siswa siswi yang pintar dan rajin dalam mengerjakan tugas ketimbang
dengan siswa siswi yang terlambat mengerti atau paham akan materi yang
diberikan.
Psikologi Perkembangan Page 31
BAB III
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
Setelah kami melakukan observasi di SMK Negeri 4 Jakarta Utara,
ternyata terdapat beberapa point penting dari guru untuk mengajar siswanya,
yaitu menggunakan media pembelajaran yang tepat, cara mengajar yang tidak
membosankan, dan peralatan yang mendukung dan memadai dalam proses
belajar mengajar.
Media pembelajaran yang tepat merupakan media dalam proses
pembelajaran yang memadai dan tepat dalam penggunaannya. Para siswa dapat
memahami mata pelajaran yang diajarkan oleh guru melalui media proyektor.
Namun media penggunaan proyektor kurang efektif karena masih ada beberapa
siswa yang kurang paham dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru
melalui media ini. Mereka menganggap melalui media proyektor hanya
langsung menampilkan hasil tanpa ada proses.
Cara mengajar yang tidak membosankan merupakan cara mengajar yang
tepat untuk siswa. Cara mengajar yang tidak membosankan yaitu dengan cara
belajar dengan santai, tidak tergesa-gesa, dan ditambahkan dengan selingan
lelucon. Selain itu, peralatan yang memadai dan mendukung sangat penting
sekali untuk kemajuan siswa.
Siswa boleh meminjam bengkel dan alat yang mereka butuhkan untuk
kegiatan praktek maupun untuk mengerjakan tugas. Kebanyakan dari siswa-
siswi lebih suka berada di sekolah daripada pulang kerumah masing-masing.
Jika ada siswa yang berbuat tidak wajar, guru tidak langsung
menghukumnya. Tapi guru lebih mendekat kepada anak yang bermasalah
tersebut dan lakukan pembinaan dan perjanjian agar siswa yang bermasalah
tersebut tidak melakukan perbuatannya kembali.
Psikologi Perkembangan Page 32
Dalam hal tawuran, SMK Negeri 4 Jakarta Utara pernah tersangkut dalam
masalah itu. Namun Wakil Kepala Bidang Kurikulum menerapkan sistem baru
yaitu adanya jam pelajaran tambahan sepulang sekolah. Jadi siswa lebih
prestatif dan lebih bersemangat mengikuti pelajaran. Buktinya SMK Negeri 4
Jakarta Utara selalu eksis dalam menjuarai berbagai perlombaan, baik itu tingkat
Provinsi, Nasional, dan bahkan tingkat Asean. Diantaranya mendapat juara 2
tingkat nasional dalam lomba English Club, juara 3 dalam lomba olimpiade
Fisika se-Jawa di UNJ, Juara 1 LKS tingkat Nasional, Juara 2 lomba ASEAN
SKILL tingkat Asean.
Psikologi Perkembangan Page 33
BAB IV
KESIMPULAN DAN REFLEKSI
Kesimpulan
Guru Elektronika:
Dalam proses belajar mengajar memerlukan cara yang efektif untuk
menyampaikan materi. Setiap siswa/siswi membutuhkan guru yang mampu
menyampaikan materi pembelajaran yang dapat dipahami dengan siswa/siswinya.
Proses belajar mengajar yang baik juga membutuhkan media pembelajaran, alat-
alat khususnya dalam mata pelajaran produktif yang dapat memudahkan para
siswa/siswi dalam memahami setiap materinya.
Seorang guru harus mampu menjadi fasilitator yang baik untuk
siswa/siswi sehingga siswa/siswi tidak bersikap acuh tak acuh dalam proses
belajar mengajar.
Wakasek Bidang Kurikulum:
Di bidang akademik, siswa dituntut untuk memiliki nilai sesuai dengan
kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal tersebut, membutuhkan pendekatan
yang baik antara guru dan siswa/siswi. Guru harus menjadi motivator yang baik
untuk siswa/siswi agar dapat meningkatkan mutu belajarnya dan mampu
terhindar dari pergaulan yang negatif di era globalisasi ini. Siswa/siswi pun harus
mampu meningkatkan iman dan takwanya masing-masing dan memantapkan diri
untuk menentukan jalan yang baik.
Siswa/Siswi:
Siswa/siswi membutuhkan seorang guru yang dapat menjadi pengajar akan
tetapi menjalin kedekatan dengan murid sehingga terjalin hubungan yang
harmonis dalam proses belajar mengajar. Setiap siswa/siswi juga sangat
membutuhkan fasilitas ataupun alat-alat yang dapat menunjang proses belajar
mengajar khususnya mata pelajaran produktif. Siswa juga membutuhkan
bimbingan dalam pergaulan agar tidak terpengaruh dengan hal-hal yang negatif.
Psikologi Perkembangan Page 34
Refleksi
Guru memiliki sifat yang baik di contoh untuk setiap siswa/siswi seperti
keikhlasan dalam mengajari setiap siswa/siswi nya. Setiap guru juga sering
meninggalkan suatu kenangan yang sangat berarti dan berharga untuk menjalani
masa depan nantinya. Seorang guru memiliki ketabahan yang tinggi ketika
siswa/siswi tidak mengerti dengan apa yang telah di jelaskan. Dan seorang guru
selalu memperhatikan semua perubahan yang terjadi pada setiap muridnya.
Guru Elektronika khusunya pada program keahlian Teknik Audio Video di
SMKN 4 Jakarta saat proses belajar mengajar telah melakukan pendekatan
terhadap peserta didiknya, seperti menghampiri salah seorang siswa dan
mengajarkan kembali dengan lebih detail lagi dari materi yang belum dipahami
atau dimengerti oleh salah seorang siswa tersebut.
Guru Elektronika khusunya pada program keahlian Teknik Audio Video di
SMKN 4 Jakarta selalu memberikan motivasi atau dorongan terhadap peserta
didiknya baik untuk akademik maupun non-akademik. Seperti memotivasi siswa
yang akan menghadapi OSTN (Olimpiade Sains Terapan Nasional) dan dalam
kegiatan LKS (Lomba Kompetensi Siswa). Di sini Guru selalu memberikan
motivasi dan semangat kepada siswa-siswinya.
Terkadang seorang guru juga membutuhkan perbaikan dalam cara
mengajarnya atau sikapnya terhadap siswa/siswi nya. Salah satu hal, yang sering
dan harus diperbaiki adalah ketika guru menemukan siswa yang menurut nya
pandai, guru tersebut seakan melupakan siswa/siswi lainnya. Mungkin hal itu
yang sangat membutuhkan perbaikan untuk kedepannya. Dalam proses belajar
mengajar, seorang guru juga harus mampu menemukan minat dan bakat apa yang
dimiliki dari setiap siswa. Hal tersebut, jarang sekali menjadi pusat perhatian.
Psikologi Perkembangan Page 35
DAFTAR PUSTAKA
Soetopo, Hendyat. 2005. Pendidikan dan Pembelajaran (Teori, Permasalahan, dan
Praktek). Malang : UMM Press.
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Remaja.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar
(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ahmad Sudrajat.2008.Model Pembelajaran http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ (29 Desember 2012 11.58 am)
Anonim.2012.Teori Pendidikan http://silverhawk.student.umm.ac.id/category/teori-teori-pendidikan/ (29 Desember 2012
12.46 pm)
Muhammad Afgani.2012.Teori Pendidikan http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2012/01/tiga-teori-yang-melandasi-pendidikan.html (29 Desember 2012 12.45 pm)
Anonim.2012.Media Pembelajaran http://dewasastra.wordpress.com/2012/02/15/media-pembelajaran/ (29 Desember 2012
12.44 pm)
Irfan.2009.Teknik Mengajar Yang Baik dan Efektif http://irfansworld.com/2009/06/24/teknik-mengajar-yang-baik-dan-efektif/ (29 Desember 2012 11.14 am)
Psikologi Perkembangan Page 36
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Audio Video
Kelas/Semester : X/1
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 12 Jam
Standar Kompetensi : Menguasai Teori Dasar Elektronika
Kompetensi Dasar : Teori Kelistrikan
Indikator :
Struktur atom, komponen-komponen dari
muatannya, serta pentingnya atom bagi
teknologi elektronika dijelaskan.
Disebutkan sepuluh kegunaan magnetism
dalam teknologi elektronika.
Dijelaskan manfaat dasar dari kelistrikan.
Dijelaskan dan digambarkan metode -
metode dasar kelistrikan untuk
menggerakkan motor dan bagaimana
gerakan mekanik pada generator bisa
menghasilkan arus listrik.
Dijelaskan perbedaan antara tegangan,
arus, dan resistansi
Disebutkan dengan benar bahan-bahan
resistif dan resistor dipakai dalam bidang
elektronika
Psikologi Perkembangan Page 37
Ditunjukkan beberapa kegunaan kapasitor
dan disebutkan beberapa jenis dan
konstruksinya.
Dijelaskan bagaimana induktansi
berhubungan dengan magnetism dan
digambarkan konstruksi kumparan, inti
dan kegunaannya.
Ditunjukkan perbandingan antara reaktansi
dan resistansi dan digambarkan
hubungannya dengan arus/ tegangan.
Dibandingkan antara impedansi dengan
reaktansi dan resistansi, dan dijelaskan
sebab dan akibat dari impedansi.
Bisa disebutkan dengan benar berbagai
macam sumber tegangan, AC dan DC,
battery, dll.
Disebutkan rumus-rumus hukum Ohm
untuk arus, tegangan, resistansi, dan daya
serta kegunaannya
Perhitungan konsumsi daya dan
persyaratannya. didemonstrasikan.
I. Tujuan Pembelajaran :
Teliti dan cermat dalam Menghitung daya
listrik
Menganalisis rangkaian R,L, C
Mengaktif beberapa jenis motor listrik
Mengaktif generator listrik
menguasai Teori Dasar Elektronika
II. Materi Ajar :
Listrik dan Elektronika
Kimia Listrik
Psikologi Perkembangan Page 38
Tahanan Listrik
Medan listrik dan kondensator
III. MetodePembelajaran : Teori, Observasi/Pengamatan,Tugas dan Praktek
(laporan)
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal : Penjelasan singkat tentang teori kelistrikan
B. Kegiatan Inti : Pelaksanaan latihan, tugas dan Praktek
C. Kegiatan Akhir : Pemeriksaan dan evaluasi latihan, tugas dan
Praktek.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : - Media Pengajaran
- Soal dan lembaran tugas
Bahan : - Jenis-jenis komponen resistor
- Multitester
Sumber Belajar : - Buku / modul dasar komponen elektronika.
VI. Penilaian : Penugasan, Observasi, Praktek (laporan) dan
Tes tertulis.
VII. Evaluasi : Terdapat didalam modul Dasar Kompetensi
Kejuruan Audio Video.
Psikologi Perkembangan Page 39
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Audio Video
Kelas/Semester : X/1
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 24 Jam
Standar Kompetensi : Menguasai Teori Dasar Elektronika
Kompetensi Dasar : Mengenal Komponen Elektronika
Indikator :
Resistor dengan beragam nilai diidentifikasi
berdasar kode warna atau kode lain dan
bahan penyusunnya disebutkan disertai
kegunaan masing - masing.
Jenis-jenis kapasitor diidentifikasi,
dijelaskan fungsi utamanya dan bagaimana
metode mengubah-ubah nilai kapasitansi,
serta diterangkan tentang istilah muatan
dan coulomb.
Jenis-jenis induktor diidentifikasi dan
dijelaskan macam -macam bahan inti,serta
bagaimana ukuran diameter kumparan dan
Kawatnya mempengaruhi nilai induktansi
nya.
Jenis-jenis transformer yang umum di
identifikasi dan disebutkan kegunaannya
masing- masing bagaimana metode
stepup/down dan dijelaskan kenapa
diperlukan laminasi.
Psikologi Perkembangan Page 40
Beberapa jenis transistor di-identifikasi
berdasarkan jenis dan kegunaannya, seperti
unijunction, FET,dan MOSFET; dijelaskan
beta dan alfa dan tegangan bias DC yang
umum dipakai
Semiconductor yang lain di-identifikasi dan
Dijelaskan kegunaannya, misalnya gun-
diode, darlington, dan transistor unijunction
yang lain
Thyristo dibandingkan dengan
semikonduktor lain; diac, triac, dan SCR,
dan dijelaskan Kegunaan masing - masing
Batasan kerja diode zener dijelaskan dan
digambarkan kegunaannya dalam rangkaian
regulator.
Berbagai piranti optik yang umum
disebutkan misalnya LED, LCD, Laser, dll.
Digambarkan bagaimana photovoltaic
diaktifkan. Simbol - simbol dari
photoresistor, photodiode, photo-transistor
digambarkan dan dijelaskan dari bahan apa
piranti ini dibuat.
Dijelaskan aplikasi daridari MOS, CMOS,
dan FET.
I. Tujuan Pembelajaran :
Teliti dan cermat dalam mengenali
komponen elektronika pasif dan aktif.
Teliti dan cermat dalam perhitungan nilai
resistor.
Menganalisis rangkaian resistor.
Menganalisis rangkaian kapasitor
Menganalisis rangkaian inductor
Psikologi Perkembangan Page 41
Menganalisis dan menguji transistor.
Menguji Komponen Dasar Elektronika pasif
dan aktif.
II. Materi Ajar :
Macam – macam Komponen Pasif dan
Aktif.
Macam – macam Rangkaian Komponen
Pasif.
Fungsi dan Karakteristik Komponen Pasif
dan Aktif.
Menguji Komponen Pasif dan Aktif.
III. Metode Pembelajaran : Teori, Observasi/Pengamatan,Tugas dan Praktek
(Laporan)
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal : Penjelasan singkat tentang Mengenal
Komponen Elektronika.
B. Kegiatan Inti : Pelaksanaan latihan, tugas dan Praktek.
C. Kegiatan Akhir : Pemeriksaan dan evaluasi latihan, tugas dan
Praktek.
VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : - Media Pengajaran
- Soal dan lembaran tugas
Bahan : - Jenis-jenis komponen pasif dan aktif
- Multitester
Psikologi Perkembangan Page 42
Sumber Belajar : - Tabel Warna resistor dan kapasitor.
- Buku / modul dasar komponen elektronika.
VI. Penilaian : Penugasan, Observasi, Praktek (laporan) dan
Tes tertulis.
VII. Evaluasi : Terdapat didalam modul Dasar Kompetensi
Kejuruan Audio Video.
Psikologi Perkembangan Page 43
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Audio Video
Kelas/Semester : X / 2
Pertemuan Ke- : 1- 3
Alokasi Waktu : 24 Jam (8 jam T/16 jam P)
Standar Kompetensi : Menguasai dasar elektronika terapan
Kompetensi Dasar : 1. Amplifier Daya Rendah dan Menengah
Indikator : 1.Jenis-jenis amplifier
2. Fungsi komponen pada amplifier
3. Macam-macam kelas pada amplifier
4. Karakteristik biasing dan gain
5.Fungsi Pre-amp dan Op-amp serta
penggunaannya
6. Penyebab distorsi pada amplifier
7. Kesalahan pengukuran pada amplifier
8. Spesifikasi Amplifier
I. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menguasai amplifier
daya rendah/menengah
II. Materi Ajar : 1. Jenis dan kelas pada amplifier serta
penggunaannya
2. Karakteristik biasing dan gain
3. Penyebab distorsi dan spesifikasi amplifier
Psikologi Perkembangan Page 44
III. Metode Pembelajaran: Teori dan Praktek
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal : Penjelasan jenis dan kelas-kelas pada amplifier serta
penggunaanya
B. Kegiatan Inti : Penjelasan karakteristik biasing dan gain
C. Kegiatan Akhir : Penjelasan masalah-masalah pada amplifier
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : - Multimeter
- Solder
- Osciloscop
- Rangkaian amplifier
Bahan : - Kabel konektor, speaker
Sumber Belajar : - Modul Amplifier daya rendah/manengah
VI. Penilaian : Penugasan dan observasi
Psikologi Perkembangan Page 45
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Audio Video
Kelas/Semester : X / 2
Pertemuan Ke- : 4 - 6
Alokasi Waktu : 24 Jam (8 jam T/16 jam P)
Standar Kompetensi : Menguasai dasar elektronika terapan
Kompetensi Dasar : 2. Sistem Audio dan Video
Indikator : 1. Produk elektronika untuk hiburan di rumah
2. Fungsi dan kontruksi mikropon serta
speaker
3. Prinsip kerja recording dan play back pada
mekanik
4. Instalasi sistem audio video
I. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menguasai sistem audio
dan video
II. Materi Ajar : 1. Produk elektronika untuk hiburan di rumah
2. Fungsi dan kontruksi mikropon serta speaker
3. Prinsip kerja recorder dan play back
4. Instalasi sistem audio dan video
III. Metode Pembelajaran : Teori dan Praktek
Psikologi Perkembangan Page 46
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal : Penjelasan singkat produk elektronik untuk
audio dan video
B. Kegiatan Inti : Penjelasan fungsi dan kotruksi mikropon
serta speaker Penjelasan prinsip kerja recorder
dan play back
C. Kegiatan Akhir : Penjelasan instalasi sistem audio dan video
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : - Multimeter
- Solder
- Osciloscop
- Peralatan audio video
Bahan : - Kabel konektor, speaker
Sumber Belajar : - Modul sistem audio video
VI. Penilaian : Penugasan dan observasi
Psikologi Perkembangan Page 47
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Audio Video
Kelas/Semester : XI/3
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 6 Jam (2 jam T/4jam P)
Standar Kompetensi : Menguasai Dasar Perbaikan Power Suplly
Kecil
Kompetensi Dasar : 1. Menguasai ilmu dasar adaptor
Indikator : 1. Prinsip kerja adaptor
2. Batas kerja maksimum (Rating) adaptor
3. Komponen-komponen adaptor
4. Cara membuat adaptor
I.Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menguasai ilmu dasar
adaptor
II. Materi Ajar : 1. Teori dasar adaptor
2. Pengukuran adaptor
3. Cara membuat adaptor
III. Metode Pembelajaran : Teori dan Praktek
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal : Penjelasan singkat teori dasar adaptor
B. Kegiatan Inti : Pengukuran batas tegangan maksimum
adaptor
Psikologi Perkembangan Page 48
C. Kegiatan Akhir : Penjelasan cara membuat adaptor
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : - Multimeter
- Adaptor
- Toolset
- Solder
Bahan : - Komponen Adaptor
- Box adaptor
Sumber Belajar : - Modul Perbaikan/Reparasi Power Supply
Kecil
VI. Penilaian : Penugasan dan observasi
Guru Produktif
Drs.Yopi Soepriyono
NIP. 132 193 816
Psikologi Perkembangan Page 49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Audio Video
Kelas/Semester : XI/3
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 6 Jam (2 jam T/4 jam P)
Standar Kompetensi : Menguasai Dasar Perbaikan Power Suplly
Kecil
Kompetensi Dasar : 2. Menguasai troubleshooting dan reparasi
adaptor
Indikator : 1. Memeriksa dan menguji adaptor
2. Penggunaan tester saku (Polarity Checker)
3. Membuka dan melihat isi adaptor
4. Polaritas adaptor
I.Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menguasai
troubleshooting dan reparasi adaptor
II. Materi Ajar : 1. Troubleshooting Adaptor
2. Pengukuran tegangan kerja pada adaptor
3. Reparasi adaptor
III. Metode Pembelajaran : Teori dan Praktek
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Psikologi Perkembangan Page 50
A. Kegiatan Awal : Penjelasan melihat gejala kerusakan
(troubleshooting) adaptor
B. Kegiatan Inti : Pengukuran tegangan kerja adaptor
C. Kegiatan Akhir : Reparasi adaptor
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : - Multimeter
- Adaptor
- Toolset
- Solder
- Atractor
Bahan : - Komponen Adaptor
- Timah
Sumber Belajar : - Modul Perbaikan/Reparasi Power Supply
Kecil
VI. Penilaian : Penugasan dan observasi
Guru Produktif
Drs.Yopi Soepriyono
NIP. 132 193 816
Psikologi Perkembangan Page 51
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : KOMPETENSI KEJURUAN AUDIO
VIDIO
Kelas/Semester : XII / 5
Pertemuan Ke- : 1 (satu) s/d 4 (empat)
Alokasi Waktu : 30 Jam Pembelajaran @ 45 Menit
Standar Kompetensi : MEMPERBAIKI / REPARASI TELEVISI
Kompetensi Dasar : Mempersiapkan pekerjaan perbaikan /
reparasi.
Indikator : Dapat Menspesifikasikan jenis TV dan cara
kerja TV sesuai SOP serta mengidentifikasi
terhadap gejala-gejala yg timbul sesuai dgn
fungsinya.
I.Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat menjelaskan spesifikasi dan cara kerja TV.
2. Dapat Mempersiapkan dan mengidentifikasi
kebutuhan peralatan kerja mekanis dan alat ukur
listrik serta bahan reparasi sesuai dengan Tepat
dan Benar Sesuai SOP.
3. Dapat Mempersiapkan tempat kerja yang bebas
dari kemungkinan bahaya kecelakaan.
4. Dapat menjelaskan keselamatan dan kesehatan
kerja.
II. Materi Ajar : 1. Perbaikan Pesawat TV.
2. Keselamatan Kerja.
Psikologi Perkembangan Page 52
III. Metode Pembelajaran: Teori dan Praktek
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal : 1. Menjelaskan spesifikasi dan cara kerja TV
Kegiatan Inti : 1. Membaca Buku Petunjuk Operasi TV
2. Mengidentifikasi kebutuhan peralatan kerja
mekanis dan alat ukur listrik serta bahan
reparasi sesuai dengan Tepat dan Benar
Sesuai SOP.
Kegiatan Akhir : Membuat Laporan Hasil Praktek
VII. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : - Multimeter
- Sumber Tegangan AC Variable
- Sumber Tegangan DC Variable
Bahan : - TV trainer
Sumber Belajar : - Buku Modul TV trainer
VI. Penilaian : - Laporan Hasil Praktek
VII. Evaluasi : - Tercantum Pada Modul
Guru Produktif
KURNIAWAN PRASTYA
NIPTT. 01.09031
Psikologi Perkembangan Page 53
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : KOMPETENSI KEJURUAN AUDIO
VIDIO
Kelas/Semester : XII / 5
Pertemuan Ke- : 5 (lima)
Alokasi Waktu : 6 Jam Pembelajaran @ 45 Menit
Standar Kompetensi : MEMPERBAIKI / REPARASI TELEVISI
Kompetensi Dasar : Mengamati gejala kerusakan
Indikator : Dapat mengamati gejala TV saat
dioperasikan dengan melakukan pengamatan
pada kontrol-kontrol tombol
Power,Volume, warna, Antenna dan
Fasilitas – fasilitas lainnnya.
I.Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat Menjelaskan Gejala kerusakan Televisi
2.Dapat Mengamati gejala kerusakan melalui
tombol kontrol:Tombol volume, pengatur
kecerahan layar, kontras gambar,warna, pemilih
saluran, Antena, fasilitas-fasilitas lain.
3. Dapat Mengidentifikasi gejala kerusakan.
II. Materi Ajar : 1. Perbaikan Pesawat TV.
2. Keselamatan Kerja.
III. Metode Pembelajaran : Teori dan Praktek
Psikologi Perkembangan Page 54
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal : 1. Menjelaskan spesifikasi dan cara kerja TV
Kegiatan Inti : 1. Membaca Buku Petunjuk Operasi TV
2. Menidentifikasi kebutuhan peralatan
kerja mekanis dan alat ukur listrik serta
bahan reparasi sesuai dengan Tepat dan
Benar Sesuai SOP.
Kegiatan Akhir : Membuat Laporan Hasil Praktek
VIII. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat : - Oscilloscope
Bahan : - TV trainer
Sumber Belajar : - Buku Modul TV trainer
VI. Penilaian : - Laporan Hasil Praktek
VII. Evaluasi : - Terdapat Pada Modul
Guru Produktif
KURNIAWAN PRASTYA
NIPTT. 01.09031
Gambar 1. Persiapan Berangkat ke SMKN 4 Jakarta (08.30 am)
Gambar 2. Tiba di SMKN 4 Jakarta (11.00 am)
Gambar 3. Persiapan Interview ke Bengkel (11.10 am)
Gambar 4. Kegiatan Interview Guru Elektronika Teknik Audio Video (11.15 am)
Gambar 5. Foto Bersama Guru-Guru Elektronika Teknik Audio Video (11.58 am)
Gambar 6. Kegiatan Interview Wakasek Kurikulum (13.10 pm)
Gambar 7. Foto Bersama Wakasek Kurikulum Sekaligus Penyerahan Bingkisan
(14.10 pm)
Gambar 8. Kegiatan Interview Siswa-Siswi Elektronika Teknik Audio Video
(15.20 pm)
Gambar 9. Foto Bersama Siswa-Siswi Elektronika T. Audio Video (16.30 pm)
Gambar 10. Foto Bersama Siswa-Siswi Elektronika T. Audio Video (16.38 pm)
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK I
Nama : Gigih Lukma Prasetia
N No. Registrasi : 5215120366
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Desember 1994
Agama : Islam
A Alamat : Jalan Sungai Kendal Rt
002/08 no 27 Rorotan
Cilincing Jakarta Utara
14140
Nomor Telepon : 08985315607
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Pend.Teknik Elektronika
Tanda Tangan
(Gigih Lukma Prasetia)
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK I
Nama : Sinta Nurkhoiriyyah
N No. Registrasi : 5215122631
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 21 Desember 1994
Agama : Islam
A Alamat : Jalan Sosial Rt 002/06 no
56c Jatiwaringin Pondok
Gede Bekasi 17411
Nomor Telepon : 085774686433
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Pend.Teknik Elektronika
Tanda Tangan
(Sinta Nurkhoiriyyah)
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK I
Nama : Adik Niko Heri M.K
N No. Registrasi : 5215122652
Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 24 Juli1994
Agama : Islam
A Alamat : Jalan Sejahtera blok a2 no 7
Rt 13/07 Jurang Mangu
Timur, Pondok Aren
Tangerang Selatan
Nomor Telepon : 08888742190
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Pend.Teknik Elektronika
Tanda Tangan
(Adik Niko Heri M.K)
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK I
Nama : Anggi Rachmad
N No. Registrasi : 5215120370
Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 10 Oktober 1993
Agama : Islam
A Alamat : Jalan Pemuda III Rt 13/02
Rawamangun Jakarta Timur
Nomor Telepon : 085729887855
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Pend.Teknik Elektronika
Tanda Tangan
(Anggi Rachmad)
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK I
Nama : Tifla Daniati
N No. Registrasi : 5215122653
Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 12 Mei 1994
Agama : Islam
A Alamat : Partia Jaya, Jalan bayu Rt
8/14 no 2 Jatirahayu,
Pondok Melati Bekasi
Nomor Telepon : 081287999067
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Pend.Teknik Elektronika
Tanda Tangan
(Tifla Daniati)