laporan observasi kelompok 9 2011
DESCRIPTION
laporan kelompok oblapTRANSCRIPT
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN
SISTEM TUMBUH KEMBANG ANAK
Pembimbing : dr. Ela Sapta Ningsih
Kelompok 9
1. Sri Sulastri 1102100076
2. Jauhar Mario 1102110025
3. Nidya Nilatama Kabalmay 1102110026
4. Jurianah Semme 1102110056
5. Mufid Ikramullah A 1102110057
6. Sulfianita 1102110086
7. M. Tanthowi Darwis 1102110087
8. Eka Reskiyanti 1102110116
9. Riska Ariana Pandika 1102110117
10. Dwi Putri Arwini 1102110145
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas limpahanr ahmat, taufik dan hidaya-NYA
sehingga laporan observasi lapangan dari kelompok 9 ini dapat terselesaikan
denganbaik.Tidak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada nabi junjungan
kita yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam yang
penuh kebodohan kealam yang penuh kepintaran.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah
membantu dalam membuat laporan ini dan yang telah membantu selama observasi
berlangsung khususnya kepada pembimbing kami yang telah banyak membantu
selama proses observasi berlangsung. Kami juga mengucapkan permohonan maaf
pada setiap pihak jika dalam proses observasi telah berbuat salah baik disengaja
maupun tidak disengaja.
Semoga laporan hasil observasi ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak
yang telah membaca laporan ini dan khususnya bagi tim penyusun sendiri.
Diharapkan setelah membaca laporan ini dapat memperluas pengetahuan pembaca
mengenai imunisasi.
Makassar, 27 Juni 2014
Kelompok 9
BAB I
PENDAHULUAN
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak.
Caranya dengan pemberian vaksin. Vaksin ini berasal dari bibit penyakit
tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih
dahulu dilemahkan/dimatikan sehingga tidak berbahaya lagi terhadap
kelangsungan hidup manusia (Riyadi.s & Sukarmin, 2009).
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen serupa tidak terjadi penyakit.
2. Tujuan Pemberian Imunisasi
a. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
b. Melindungi dan mencegah terjadinya penyakit menular yang
berbahaya
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
d. Mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu
e. Mendapat eradikasi penyakit
f. Menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat
3. Ada dua macam imunisasi, yaitu:
Imunisasi Aktif
Merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan antigen
kedalam tubuh sehingga zat antibody yang akan bertahan bertahun-
tahun. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang
sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang
tubuh memproduksi antibody sendiri. Dalah imunisasi aktif terdapat 4
macam kandungan dalam vaksinnya, antara lain:
a. Antigen
b. Pelarut
c. Presevatif, stabilizer, dan antibiotic
d. Adjuvant
Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah pemberian antibody dengan tujuan memberikan
pencegahan dan pengobatan terhadap infeksi. Tujuan pemberian
imunisasi pasif untuk pencegahan bila antibody diberikan pada pasien
defisiensi system imun. Tubuh tidak membuat sendiri zat anti, akan tetapi
tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara menyuntikkan serum yang
telah mengandung zat anti. Atau anak mendapatkannya dari ibu pada saat
dalam kandungan. Imunisasi pasif terdiri dari 2 macam, yaitu:
a. Imunisasi pasif bawaan
b. Imunisasi pasif didapat
4. Jenis-jenis Imunisasi
a. Imunisasi dasar
Merupakan imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua
orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuh
dari penyakit yang berbahaya. Kelima jenis imunisasi dasar yang
wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun yaitu:
- BCG (bacilli calmette Guerin) untuk penyakit TBC
- DPT (difteria, pertussis, tetanus)
- Polio
- Campak
- Hepatitis B
b. Imunisasi booster
Imunisasi booster adalah imunisasi ulangan (revaksinasi) dari
imunisasi dasar yang diberikan pada waktu tertentu dan juga
diberikan bila terdapat wabah yang terjangkit atau bila terdapat
kontak dengan penyakit bersangkutan. Jenis imunisasi booster ini
ada 7, yaitu;
- HIB (haemophilus influenza type B)
- Varisela
- Tifoid
- MMR (measless, mumps, rubella)
- Hepatitis B
- Pneumokokus (PVC)
- Influenza
5. Jadwal imunisasi
BAB II
PENGAMATAN
A. PERSIAPAN PASIEN
1. Catatan rekam medik
a. Tanggal kunjungan
Juni 2013
b. Identitas pasien
Nama : Fausiah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 17 Juni 2011
Umur : 3 tahun
Berat Badan : 11 kg
Panjang Badan : Tidak diukur
Tanggal Kunjungan : 7 Juni 2011
Jenis Vaksinasi : HIB
Nama : M. Aiby Luthpy
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 4 Januari 2014
Umur : 5 bulan
Berat Badan : 7 kg
Panjang Badan : Tidak diukur
Tanggal Kunjungan : 7 Juni 2014
Jenis Vaksinasi : HIB
2. Memberitahukan secara rinci tentang risiko vaksinasi dan risiko apabila tidak
divaksinasi
3. Persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjad reaksi yang tidak
diharapkan
4. Baca dengan teliti informasi (riwayat pemberian vaksin sebelumnya)
5. Periksa penerima vaksin apakah boleh divaksinasi
6. Menetapkan/ menentukan jenis vaksin yang akan diberikan
7. Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum pemberian vaksin
B. PENYIMPANAN VAKSIN
Rantai dingin adalah suatu prosedur dan peralatan yang digunakan dalam
penyampaian vaksin dari pabrik pembuat vaksin sampai dilakukan penyuntikan.
Tujuan rantai dingin, adalah untuk memperkecil kesalahan selama pelayanan
terhadap vaksin dan dapat diyakinkan bahwa vaksin yang digunakan masih
mempunyai potensi yang menimbulkan kekebalan.
Vaksin yang tidak potensi lagi bila tetap digunakan/diberikan akan mengakibatkan
kerugian antara lain: hilangnya kepercayaan masyarakat, harga vaksin yang mahal
tidak dapat mencapai sasarannya, dan biaya operasional yang besar.
Unsur-unsur rantai dingin, antara lain adalah kamar dingin (cold room/storage),
lemari es (absorbsi dan kompresi), cold box yang berisi cold pack, dan termos es.
a. Penyimpanan vaksin di dalam lemari es (lemari es pintu depan/front
opening):
Freezer digunakan untuk membuat es dan menyimpan vaksin polio
dan campak.
Rak pertama dibawah freezer sebaiknya untuk menyimpan vaksin TT
dan DPT.
Antara kotak-kotak vaksin harus ada jarak, agar udara dingin dapat
mengalir dari atas ke bawah.
Penempatan vaksin baru dan pemakainnya harus menurut cara
tertentu dan tetap. Misalnya pemakaian diambil dari tempat yang
paling kiri dan vaksin baru ditempatkan dibagian kanan.
Tiap kelompok terdiri dari jumlah tertentu sehingga untuk
menghitungnya cukup menghitung kelompoknya.
Tiap vaksin harus diberi warna/kode tertentu sehungga jelas jenis
vaksin dan kedaluarsanya.
Jangan menyimpan vaksin di pintu lemari es.
Jangan membuka lemari es lebih dari 3x sehari, usahakan agar pintu
terkunci rapat.
Catat suhu lemari es 2x sehari, termometer diletakkan pada bagian
bawah belakang sedemikian rupa sehingga angkanya mudah dibaca.
Untuk lemari es dengan dial termometer pencatatan suhu tidak usah
membuka lemari es.
Tidak menyimpan makanan/minuman dalam lemari es.
b. Penyimpanan vaksin dalam cold box:
Hal yang perlu diperhatikan bila kita menyimpan vaksin dalam cold box
untuk dikirim:
Vaksin harus dikelilingi dengan cold pack pada sisi samping dan atas.
Vaksin DPT, DT, TT, tidak boleh menyentuh langsung dengan es.
Penutupnya harus rapat dan terkunci.
Bagian luar dari cold box harus diberi tanda yang jelas bahwa isinya
vaksin.
Untuk vaksin polio dan campak pergunakan es sebanyak mungkin
sehingga suhu dalam cold box kurang dari -20oC.
c. Penyimpanan dalam termos:
Termos tidak pecah dan tutupnya tetap baik.
Ruang termos diisi oleh es.
Es diletakkan diatas vaksin, baik es maupun vaksin masing-masing
dibungkus kantong plastik untuk menghindari tabel terlepas apabila
es mencair.
Vaksin DPT dan TT hindarkan kontak langsung dengan es sebab
dapat menggumpal.
Penempatan vaksin sedemikian rupa sehingga vaksin DPT dan TT
berada didasar termos dan kemudian vaksin BCG diatasnya.
Apabila hanya vaksin DPT dan TT yang dibawa agar antara es dan
vaksin diberi penyakit dengan kertas.
Mengambil/menaruh es dalam termos memakai penjepit untuk
mencegah perubahan suhu karena pengaruh panasnya tangan.
Pasa waktu menunggu anak/ibu hamil yang akan divaksinasi maka
sisa vaksin hendaknya dimasukkan dalam termos.
C. PERSIAPAN ALAT/BAHAN
1. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal
2. Periksa kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan
diberikan
3. Periksa vaksin yang akandiberikan apakah ada tanda-tanda perubahan
4. Kelayakan vaksin : tanggal eks date perubahan fisik, VVM
D. PEMBERIAN VAKSIN
Pasien I : diberikan vaksin HIB 0,5 cc pada lengan kanan secara
intrakutan dengan sudut 150 dengan posisi digendong oleh ibu.
Pasien II : diberikan vaksin HIB 0,05 cc di lengan sebelah kanan dengan
kemiringan 150 dengan posisi digendong oleh ibu.
a. Anamnesis indikasi dan indikasi kontra pemberian imunisasi pada
anak
b. Tempat suntikan (deltoid) dibersihkan dengan menggunakan
alkohol sebelum dilakukan penyuntikan.
c. Penyuntikan vaksin BCG 0,5cc, HBO 0,5cc, dilakukan secara
intracutan, dengan sudut suntikan 15D pada tempat suntikan yang
telah ditentukan.
d. Setelah penyuntikan ibu di berikan paracetamol sirup dan
dijelasakan bahwa obat tersebut diminum apabila anak demam.
E. SETELAH PEMBERIAN VAKSIN
1. Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua bila terjadi reaksi
kejadian yang biasa atau reaksi yang lebih berat
2. Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi (KMS) dan catatan medis
klinis
3. Menentukan jadwal kunjungan vaksinasi berikutnya.
BAB II
KAJIAN KASUS
Pada observasi yang telah kami lakukan ( pasien 1 dan 2) pada persiapan
pasien, dilakukan penjelasan tentang Imunisasi, Informed Consent, pencatatan
identitas, alamat, dan beberapa data yang dapat diperoleh dari pasien. Semua
dilakukan dengan lengkap.
Vaksin yang digunakan untuk imunisasi ditempatkan di dalam freezer.
Pada saat melakukan imunisasi di posyandu, petugas puskesmas menempatkan
vaksin didalam termos. Suhu dikondisikan sesuai jenis vaksin. Kelayakan
vaksin juga sangat di perhatikan oleh petugas kesehatan dengan
memperhatikan perubahan warna yang terajdi pada vaksin, ekspired date dan
VVM. Prosedur penyuntikan vaksin pada bayi juga dilakukan sangat baik oleh
petugas kesehatan. Setelah pemberian vaksin, ibu diberikan obat paracetamol
sirup yang kemudian dijelaskan oleh petugas kesehatan bahwa obat tersebut
diminum apabila bayi demam pasca vaksinasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
• Para kader telah melakukan tugasnya dengan baik, dengan menstimulasi
para ibu untuk melakukan imunisasi.
• Para kader melakukan pengukuran berat badan, mengisi KMS, dan
mencatat hasil pengukuran di buku registrasi.
• Vaksin yang digunakan telah disimpan pada tempat yang aman dan baik.
SARAN
• Sebaiknya pada pemeriksaan pertumbuhan para kader dilakukan
pengukuran panjang badan dan tinggi badan pada anak.
• Sebaiknya pada KMS, diberi garis penghubung dari satu titik ke titik lain
agar dapat diinterpretasikan dengan mudah.
• Sebaiknya dilakukan penyuluhan pada warga sekitar agar mengevaluasi
berat badan anaknya tiap bulan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Marimbi Hanum. 2010. Tumbuh kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar
Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Halaman: 109-121.
2. Hull david, dkk. 2008. Dasar-Dasar Pediatri Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Halaman: 105.
3. Cahyono B Suharjo. 2010. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman: 38-39.
4. Tucker Martin Susan, dkk. 1999. Standar Perawatan Psien Edisi V. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman: 131-132.
5. Indarto C Trihendradi. 2010. Wonderpa Indahnya Pendampingan. Yogyakarta:
Penerbit CV. Andi Offset. Halaman: 96-104.
BAB V
LAMPIRAN
Pasien I
Pasien II
Persiapan Alat dan Bahan
Penyimpanan Vaksin
Data Imunisasi Bayi
Struktur Organisasi Posyandu