laporan kunjungan ke pdam

Upload: ernia

Post on 01-Mar-2016

448 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

Laporan kunjungan ke PDAM kesugihn, Cilacap

TRANSCRIPT

Laporan Kunjungan ke Instalasi Pengolahan Air Bersih KesugihanPDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap

BAB IPENDAHULUAN

Air pada awal mulanya merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Namun, pada masa sekarang ini banyak permasalahan yang muncul karena keterbatasan air dari segi kuantitas maupun kualitas air sebagai air bersih. Hal itu dikarenakan sumber daya alam yang jumlahnya tidak bertambah namun penggunaannya yang semakin bertambah banyak. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menghadapi krisis air bersih. Sejumlah kota besar di Indonesia menghadapi krisis air baku atau air bersih dalam beberapa tahun mendatang. Kota-kota besar itu diantaranya Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Makassar, dan Balikpapan. Swastanisasi dan perubahan cara pandang masyarakat terhadap air, dianggap sebuah upaya untuk melestarikan air dan memperpanjang daya gunanya. Krisis air bersih di perkotaan umumnya berbentuk tercemarnya sungai-sungai oleh limbah rumah tangga dan industri. Padahal air sungai itu dijadikan bahan baku pengolahan air kotor oleh Perusahaan Air Minum (PAM) menjadi air bersih. Dalam hal ini, peran dari PDAM sangatlah penting karena pemenuhan akan kebutuhan air bersih masyarakat sangt bergantung pada kinerja dari PDAM. Semakin tercemar air baku yang ada, semakin mahal biaya pengolahannya. Di antara banyak hal yang harus dibiayai oleh PDAM dalam kegiatan proses produksi dan distribusi air kepada para pelanggan, proses pengolahan air paling banyak membutuhkan biaya operasional. Situasi ini memaksa masyarakat membayar lebih mahal air bersih yang mereka gunakan. Seiring kemajuan dan kemampuan mengoperasionalkan peralatan dan mesin mutakhir, PDAM dalam melakukan proses pengolahan air menggunakan teknik pengolahan lengkap yang secara garis besar terdiri dari intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan klorinasi. Pengolahan lengkap tersebut diberlakukan pada air baku yang berasal dari air permukaan atau sungai.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. AirAir merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran. Berbagai jenis pencemar air berasal dari :a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya.b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta sumber-sumber lainnya.Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran pencemaran terhadap air dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan.Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air merupakan masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan-alami di banyak negara yang cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya.

2. Pengertian Air BersihPengertian air bersih menurut Permenkes RI No 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah airyang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak. Sedangkan pengertian air minum menurut Kepmenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung diminum. Air baku adalah air yang digunakan sebagai sumber/bahan baku dalam penyediaan air bersih. Sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih yaitu air hujan, air permukaan (air sungai, air tanah dalam, mata air) (Hartomo, 1994; JICA, 1974; Linsley, 1989; Martin D, 2001; Sutrisno, 2002). Standar kualitas air bersih yang ada di Indonesia saat ini menggunakan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat Syarat dan Pengawasan Kualitas Air dan PP RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran Air, sedangkan standar kualitas air minum menggunakan Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Pengertian ini harus dibedakan dengan pengertian air minum, yakni air yang memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat langsung diminum. Pada umumnya masyarakat mendapatkan air minum dengan cara memasak air bersih. Pengolahan air untuk diminum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut:1. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kumankuman mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dilakukan secara besar-besaran.2. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan lain-lain. Cara ini dapat dilakukan secara besar-besaran, cepat dan murah.Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:1. Syarat fisikPersyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.2. Syarat bakteriologisAir untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.3. Syarat kimiaAir minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.

BAB IIIISI

1. Sejarah Singkat Berdirinya Instalasi Pengolahan Air Bersih di KesugihanSistem penyediaan air bersih di Kesugihan Cilacap direncanakan, dirancang, dibangun, serta dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan bantuan keuangan dan teknik dari Pemerintah Australia. Rencana induk penyediaan air bersih Cilacap yang dibiayai oleh Pemerintah Australia dimulai tahun 1975 merupakan bagian dari rencana perbaikan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pengembangan Cilacap sebagai kota industri. Perencanaan secara terinci dimulai pada tahun 1980/1981 dan pelaksanaan konstruksi dimulai tahun 1981. Semua bahan dan peralatan pada umumnya disediakan sebagai bantuan dari Pemerintah Australia yaitu konstruksi dan instalasi, terkecuali peralatan proses instalasi pengolahan dibiayai oleh pemerintah Indonesia. Proyek Penyediaan Sarana Air Bersih (PPSAB) Cilacap Instalasi Kesugihan selesai dibangun pada tahun 1985 dan dibuka secara resmi oleh Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Suyono Sosrodarsono pada tanggal 15 Oktober 1985. Selanjutnya setelah mengalami beberapa perubahan pengelolaan, Instalasi Pengolahan Air Kesugihan akhirnya dikelola oleh pemerintah kabupaten melalui salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu PDAM Cilacap dan sekarang menjadi PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap.

2. Profil Teknis Sistem Penyediaan Air Bersih di Instalasi KesugihanSistem penyediaan air bersih Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kesugihan merupakan sistem yang terdiri dari Unit Proses dan Unit Produksi. Unit proses adalah peristiwa perpindahan massa dengan disertai perubahan wujud dan sifat zat. Sedangkan Unit Operasi adalah peristiwa perpindahan massa dengan tidak disertai perubahan wujud dan sifat zat, dalam hal ini adalah zat cair. Setelah mengalami beberapa modifikasi dalam rangka menaikkan kapasitas produksi, sistem penyediaan air bersih Kesugihan saat ini berkapasitas alir 450 l/dt terdiri dari Water Treatment Plan I (WTP I) berkapasitas 400l/dt dan WTP II dengan kapasitas terpasang 50 l/dt. Spesifikasi unit operasi dan proses di instalasi pengolahan air Kesugihan diantaranya sebagai berikut :

a. Unit Pengambilan Air Baku (Water Intake Facilities)Air baku diambil dari dua sumber air dengan tiga bangunan intake yaitu, intake 1 air diambil langsung dari Sengai Serayu melalui saluran penghubung dari sungai menuju sebuah sumur yang dioperasikan sejak 1985. Pada mulanya intake 1 dielngkapi dengan 6 unit pompa intake ditambah 4 unit pompa emergency sebagai pengganti jika level air sungai surut, namun saat ini keberadaan pompa emergency dipindahkan ke intake 3. Intake 1 mulai tidak digunakan lagi sejak 2011 setelah intake 3 dapat dioperasikan secara maksimal. Sedangkan intake emergency difungsikan di intake 3 dengan kapasitas 2 x 50 l/dt. Bangunan intake 2 menggunakan air baku langsung dari Sungai Serayu dengan menggunakan pompa submersible. Intake 2 dioperasikan sejak 1999 untuk menambah kapasitas alir air baku ke WTP 2. Namun pada 2008 intake 2 tidak dioperasikan setelah beberapa kali kondisi air sungai mengalami interusi air payau. Bangunan intake 3 dioperasikan sejak 2003 sampai sekarang. Air baku intake 3 merupakan sumber air yang diambil dari saluran tersier irigasi Bendung Gerak Serayu (BGS) desa Gambarsari Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Kapasitas air baku yang disediakan oleh BPSDA sebesar 1300 l/dt. Air baku diambil dari intake menuju pengolahan air menggunakan beberapa pompa dengan spesifikasi berikut :LokasiIntake 1Intake 2Intake 3Satuan

BentukJenisKapasitasJumlahDayaHead SumuranSentrifugal axial4561520Saluran terbukaSentrifugal5021520Saluran terbukaSentrifugal10033720--l/dtbuahkwm

a bGambar 1. a dan b Fasilitas Intake 3

Keberadaan intake 3 terus dikembangkan hingga kapasitas pompa yang ada dapat memenuhi kebutuhan produksi secara maksimal. Hingga saat ini hanya ada satu intake yang beroperasi secara kontinyu yaitu intake 3 sebagai sumber utama air baku pada IPA 400 maupun 50 l/dt.b. Unit Proses Penjernihan Air (clearator)Unit proses penjernihan air terdiri dari tiga kompartemen pengolahan air yaitu, diffuser, floculator dan settler. Diffuser didesain untuk mendifusikan bahan kimia ke dalam air baku agar koagulasi dapat berjalan secara homogen. Floculator adalah tempat pembentukan flok-flok air yang mengandung lumpur terde-stabilisasi oleh koagulant. Sedangkan pada zona settler air yang mengandung flok akan mengalami pengendapan secara kontinyu sehingga didapat air bebas flok. Flok-flok akan mengendap ke bawah dan sisanya adalah air yang lebih jernih menuju ke arah vertikal dan masuk ke clarifier.

Gambar 2. Unit ClearatorNoUNIT BANGUNANDIMENSILUAS (M2)KAP (M3)

D (M)P (M)L (M)T (M)

12345Pembagian aliranDiffuserFlokulator (anulus)Clarifier (anulus)Settler (anulus)21.56 1.56 1.816.2 - 6----------22.54.250.853.141.76726.510.18177.7515.74.41711.68.114888.75

Catatan : sepsifikasi bangunan WTP 2 tidak diuraikan pada tabel ini.c. Unit Operasi Filtrasi (Filtration Operation)Operasi filtrasi adalah operasi penyaringan air clarifier hasil pengendapan dengan menggunakan media filter untuk menghilangkan sisa flok dalam bentuk float yang halus untuk mendapatkan kualitas air yang lebih jernih. Perbedaan kejernihan air sebelum dan sesudah filtrasi dapat diukur dengan turbidimeter. Secara periodik filter harus dicuci balik atau backwash menggunakan air BWS supaya akumulasi lumpur pada media filter dibuang sehingga filter dapat beroperasi normal. Spesifikasi umum filter cepat adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Unit filter cepatJenis : Rapid Sand Filter (filter cepat)Jumlah: 8 unitSusunan Media: Gravel 15 cm, Silika 30 cm dan Antrasit 60 cmKapasitas: 6 x 41.6 dan 2 x 50 l/dtDimensi:NoUNIT BANGUNANDIMENSILUAS (M2)KAP (M3)

D (M)P (M)L (M)T (M)

12FilterBackwash Storage4.6--9.5-7.53.53.516.6271.2558.16256.5

Catatan : sepsifikasi bangunan WTP 2 tidak diuraikan pada tabel ini.

d. Unit Operasi Pompa TransmisiUnit bangunan transmisi terdiri dari Clear Water Storage 1 dan 2 (CWS) serta Unit Pompa transmisi 1, 2 dan 3. Bangunan CWS berfungsi sebagai penyimpanan sementara produk air jernih dan juga sebagai reaktor pada proses chlorinasi. Selama proses chlorinasi sebagian dosis chlor akan berkurang akibat adanya proses desinfeksi. Dosis chlor yang tersisa sering disebut sisa chlor bebas. Sisa chlor bebas dalam air harus mencukupi hingga perjalanan ait ke titik pipa terjauh. NoUNIT BANGUNANDIMENSILUAS (M2)KAP (M3)

D (M)P (M)L (M)T (M)

12Clear Water Storage 1Clear Water Storage 2-612.5-7.5-5493.7528.274468.75113.097

Unit transmisi merupakan bangunan yang menggunakan energi paling besar dibanding unit lain karena semua kegiatan pengaliran air ke konsumen menggunakan pompa berdaya tinggi. Unit Transmisi 1 dengan kapasitas 320 l/dt dioperasikan untuk mensuplai sebagian besar wilayah kota Cilacap, Kecamatan Jeruklegi dan sebagian wilayah Kecamatan Kesugihan area selatan dan barat.SpesifikasiPompa 01Pompa 02Pompa 03Pompa 04Satuan

JenisKapasitasDayaHead Sentrifugal66 7560Sentrifugal667560Sentrifugal10011160Sentrifugal10011160-l/dtkwm

Unit transmisi 2 dengan kapasitas 60 l/dt dioperasikan untuk mensuplai ke wilayah Kecamatan Maos, Kroya, Adipala dan Sampang dan kapasitas 36 l/dt untuk wilayah Kesugihan Induk.SpesifikasiPompa 01Pompa 02Satuan

JenisKapasitasDayaHead Sentrifugal66 7560Sentrifugal362240-l/dtkwm

Unit transmisi 3 disediakan untuk mensuport transmisi 1. Debit optimal yang dihasilkan dapat mencapai debit 160 l/dt untuk tambahan suplai kebutuhan air ke Cilacap kota dan Jeruklegi. SpesifikasiPompa 01Pompa 02Satuan

JenisKapasitasDayaHead Sentrifugal66 2240Sentrifugal1009060-l/dtkwm

3. URAIAN PROSES PRODUKSI AIR MINUM

a. Unit Operasi dan Proses Produksi Air MinumUnit operasi pada sistem ini melibatkan kegiatan-kegiatan elektrik dan mekanik, misalnya pemompaan dengan energi listrik, pengadukan statis, pengendapan flokulan dan penyaringan. Sedangkan unit proses yang terjadi pada sistem ini melibatkan kegiatan-kegiatan pencampuran bahan kimia disertai dengan perubahan wujud fisik air, misalnya koagulasi dan flokulasi mengubah air keruh menjadi bentuk flok atau bahkan chlorinasi akan menghasilkan chlor terikat dan sisa chlor bebar yang bersifat radikal. Unit proses dan operasi pada sistem pengolahan air minum pada umumnya adalah sebagai berikut :1) Pre sedimentasi (pre sedimentation operation)Pre-sedimentasi adalah operasi awal pengendapan padatan tersuspensi pada air baku di dalam kolam arus lambat. Operasi unit tersebut bertujuan menurunkan partikel-partikel diskret dalam air. Partikel diskret merupakan partikel yang secara alamiah dapat mengendap tanpa mengalami suatu perlakuan proses kimiawi (koagulasi/flokulasi). Unit operasi pre-sedimentasi bermanfaat menekan/mengurangi pemakaian bahan kimia koagulan, karena sebagian partikel lumpur sebelum proses koagulasi sudah mengendap terlebih dahulu.

Gambar 4. Zona Batch Pre-sedimentasi

Pre-sedimentasi dapat dilakukan secara batch maupun continue. Pada sistem batch akumulasi padatan berlangsung yang terus menerus, kolam pre-sedimentasi harus dilakukan pengurasan secara periodik supaya pendangkalan tidak mengganggu kegiatan pengambilan air baku. Sedangkan pada sistem continue laju akumulasi lumpur dapat dikurangi setiap saat melalui katup pembuangan lumpur.2) Proses Koagulasi (coagulation process)Tahapan awal dari proses penjernihan air adalah proses koagulasi. Proses koagulasi adalah peristiwa pengikatan partikel koloid dalam air menjadi flokulan dengan menggunakan bahan kimia koagulan. Partikel flokulan memiliki bobot jenis yang lebih berat daripada air. Bahan kimia yang digunakan pada umumnya berupa tawas (Al2(SO4)3+ 18H2O) atau Polly Alluminium Chloride (PAC, Aln(OH)mCl6m-n) dengan dosis variable. Dosis bahan kimia koagulan dipengaruhi oleh tingkat kekeruhan air baku. Fakta empiris memperlihatkan, semakin tinggi tingkat kekeruhan air baku semakin tinggi pula dosis koagulan yang dibutuhkan meskipun tidak selalu linier. Jika dosis koagulan telah ditentukan, maka operator akan mengoperasikan pompa dosing bahan kimia sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Proses koagulasi berlangsung sengat cepat dan berada pada kondisi air yang turbulen (renould number > 4000). Tujuannya adalah agar bahan kimia koagulan mendiffusi tumbukan kimia koagulan dengan partikel koloid berlangsung secara sempurna. Parameter proses pada koagulasi adalah gradien kecepatan dan waktu tinggal. Untuk menghasilkan gradien kecepatan dan wkatu tinggal optimal diperlukan pengadukan mekanis seperti halnya simulasi Jar Test.3) Proses Flokulasi (flokulation process)Hasil dari proses koagulasi adalah terbentuknya partikel flokulan pembentukan flok secara sempurna terjadi pada aliran sedikit laminar untuk menjaga agar keberadaan flok tidak pecah kembali. Partikel flokulan secara visual dapat diamati pada tangki flokulator, namun demikian optimalisasi proses tetap harus dilakukan evaluasi yaitu dengan jar test, alkalinitas serta pengukuran pH.4) Operasi pengendapan (settling/sedimentation operation)Pada operasi settling, partikel flokulan mengendap sampai dengan kekeruhan akhir sesuai dengan yang dikehendaki. Beberapa IPA memiliki kemampuan unjuk kerja yang ebrbeda-beda dalam menurunkan kekeruhan air di clarifier. Pada umumnya kekeruhan akhir 85%. Untuk mempertahankan efektifitas penyaringan dilakukan langkah-langkah operasional yaitu backwashing atau cuci balik. Backwach adalah pencucian balik media filter dengan aliran terbalik untuk mengangkat akumulasi lumpur yang terjadi selama penyaringan berlangsung. Sedangkan langkah pemeliharaan filter berupa pengurasan media filter dan jika diperlukan dilakukan regenerasi filter secara berkala.6) Proses chlornasi/desinfeksi (chlorination process)Tahapan akhir dari proses produksi air minum adalah proses desinfeksi.proses desinfeksi adalah proses pemusnahan bakteri secara kimiawi dengan dosis yang telah ditentukan. Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi pada umumnya menggunakan chlorine. Proses chlorinasi dibagi menjadi tiga macam yaitu : Pre-chlorinasiPre-chorinasi adalah pembubuhan chlorin yang dilakukan sebelum air baku mengalami pengolahan koagulasi. Tujuannya antara lain adalah menurunkan sebagian senyawa organik dalam air baku, mengoksidasi logam-logam terlarut juga mengontrol pertumbukan algae dan lumut dalam tangki-tangki pengolah air. Dengan penerapkan pre-chlorinasi maka proses koagulasi dapat berjalan optimal. Dosis chlor untuk prechlorinasi dioperasikan pada kisaran 0.2 0.4 mg/l. Post chlorinasiPost chlorinasi adalah proses pembubuhan senyawa chlor pada akhir proses produksi didalam CWS. Untuk membasmi kandungan mokroorganisme pathogen dalam air dilakukan proses disinfeksi senyawa chlor. Efektifitas desinfeksi bergantung pada beberapa variable diantaranya : jenis desinfektan, pH air, waktu kontak, temperatur dan tipe mikroorganisme. Dosis chlorinasi optimal berkisar antara 0.5-1.0 mg/l di zona reservoir. Untuk mengetahui dosis chlor dengan tepat perlu dilakukan uji daya pengikat chlor. Super chlorinasiSuper chlorinasi diartikan sebagai proses pembubuhan senyawa chlor dengan dosis lebih untuk keperluan keamanan jaringan distribusi air minum dalam pipa yang diberlakukan secara insidentil. Proses tersebut dilakukan untuk mengatasi penurunan sisa chlor dititik-titik terjauh selama periode jangka lebih lama. Dosis chlor maksimal dibubuhkan berkisar antara 1 -2 mg/l selama 24 jam.

4. MANAJEMEN DI BAGIAN PRODUKSI PDAM CILACAP

Bagian produksi sebagai pengelola lapangan secara struktur merupakan salah satu bagian di bawah Direktur Bidang Teknik di Kantor Pusat PDAM Kabupaten Cilacap. Bagian produksi dalam menjalankan fungsi manajemen berpedoman pada Perda Kabupaten Cilacap Nomor 12 Tahun 2004 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cilacap. Bagian produksi dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktur Bidang Teknik. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian dibantu oleh tiga Kepala Sub Bagian yang membidangi antara lain sub bagian sumber air, instalasi dan laboratorium. Tugas-tugas sub bagian secara ringkas antara lain :a. Sub bagian instalasi Pengawasan operasional kuantitas dan kontinyuitas produksi air minum Pemeliharaan bangunan, instrumen, unit-unit operasi, warehouse dan lingkungan sekitar instalasi pengolahan air minum. Melaporkan dan melaksanakan tugas lainnya kepada pimpinan bagian produksi.b. Sub bagian sumber air Pengawasan kualitas, pengaturan kapasitas alir dan kelancaran air baku dari sumber air hingga titik pengambilan air Pemeliharaab bangunan dna peralatan air baku serta keberlangsungan sumber air baku Melaporkan dan melaksanakan tugas lainnya kepada pimpinan bagian produksi.c. Sub bagian laboratorium Pengawasan dan koordinasi eksternal kegiatan pengawasan kualtas air minum di area produksi hingga konsumen. Optimalisasi fungsi laboratorium berkaitan dengan riset dan proyeksi kualitas air baik raw water maupun end product. Mengontrol penggunaan bahan kimia proses produksi dan pengujian bahan kimia Pemeliharaan aset laboratorium Melaporkan dan melaksanakan tugas lainnya kepada pimpinan bagian produksi.

BAB IVPENUTUP

1. KESIMPULAN- PDAM Tirta Wijaya sebagai penyuplai kebutuhan air masyarakat kota Cilacap, Kecamatan Jeruklegi dan sebagian wilayah Kecamatan Kesugihan area selatan dan barat. Kecamatan Maos, Kroya, Adipala dan Sampang pada umumnya.- Tahapan pengolahan IPA di PDAM Tirta Wijaya adalah : pre-sedimentasi, koagulasi, flokulasi, settling, filtrasi, dan chlorinasi.

2. SARANSaran yang dapat penulis berikan antara lain :a) Untuk menilai kualitas dari air PDAM tersebut sudah baik atau tidak tidak dapat dilihat secara visual saja, namun harus dilakukan analisa terhadap air bersih sehingga air bersih layak dikonsumsi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Profil instalasi pengolahan air bersih kesugihan pdam tirta wijaya kabupaten cilacap. Bagian produksi 2013