laporan kster itb
DESCRIPTION
Teori Antrian dalam berbeda lajuTRANSCRIPT
-
LAPORAN AKHIR
MATA KULIAH KAPITA SELEKTA TERAPAN I
Disusun Oleh:
Topik Matematika:
Mathematics of Marital Dynamic Model of Conflict by Julian Cook, Rebecca Tyson, Jane White, Regina Rushe,
John Gottman, and James Murray
Oleh:
Mohammad Digjaya (10109014)
Cindy Putri (10111060)
Lani Diana (10111029)
Ikhlas (10111080)
Andi Ernawati Amri (10111107)
Program Studi Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknology Bandung
2014
-
PRAKATA
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat, inayah, dan hidayah nya
laporan tugas akhir mata kuliah Kapita Selekta Terapan I yang berjudul Mathematics of Marital
Dynamic Model of Conflict ini dapat diselesaikan.
Penyusun berharap supaya tujuan makalah yang berisi analisis dan pemodelan mengenai
metode bagaimana melihat keharmonisan suatu pernikahan dapat dikatan baik atau tidak
dapat mengantisipasi pertengkaran sehingga kelak saat berkeluarga, dapat meningkatkan
kualitas Pernikahan dan pembaca dapat mengambil manfaat,serta dapat menambah wawasan
dari laporan ini.
Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam laporan ini, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran pembaca yang membangun demi perbaikan laporan di kesempatan
kesempatan selanjutnya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan kata. Terima Kasih.
Bandung, Desember 2014
Penyusun
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari peran orang lain. Oleh karena itu,
Tuhan menciptakan kita berpasang-pasangan. Namun, dalam kenyataannya kehidupan tidak
seindah dalam roman. Ada pasangan yang bahagia, ada juga yang malah menjadi menderita.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi baik buruknya suatu hubungan pernikahan.
Pernikahan yaitu upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua
orang dengan maksud meresmikan ikatan pernikahan secara norma agama, norma hukum, dan
norma sosial. Seringkali manusia lupa bahwa ikatan pernikahan adalah ikatan yang sakral.
Tanpa disengaja, mereka membesar-besarkan hal-hal sepele dan mengucilkan pujian-pujian
kecil. Dalam hubungan pernikahan, masalah bukan hanya tentang keharmonisan suami istri.
Masih ada banyak masalah lain seperti pekerjaan, masa depan anak, dan masalah lainnya.
Komunikasi menjadi faktor paling penting dalam menentukan suatu pernikahan baik atau tidak.
Dalam kasus ini, komunikasi yang dimaksud adalah saat dimana suami berdiskusi dengan istri.
Komunikasi dinyatakan baik, bila respon istri ke Suami baik, begitu pun Sebaliknya.
Tujuan model ini adalah sebagai bahasa baru untuk berpikir tentang interaksi pernikahan dan
perubahan dari waktu ke waktu, kedua, sekali persamaan dikompilasi untuk pasangan, perilaku
mereka dapat disimulasikan dalam keadaan selain yang dihasilkan data.
1.2 Batasan Masalah
Asumsi awal yang digunakan dalam model kali ini, yaitu:
Komunikasi adalah faktor terpenting yang mempengaruhi keharmonisan suatu
pernikahan.
Interaksi dimulai oleh sang istri atau memulai percakapan terlebih dahulu.
Faktor yang mempengaruhi skor seseorang hanya dilihat dari 3 indikator:
Data Interaksi terjadi diambil tidak setiap saat, hanya di interval tertentu saja.
-
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Konsep
Penelitian yang akan digunakan dalam model ini berdasarkan penelitian kualitatif yakni tentang
riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dan model ini bertolak dari data lalu memanfaatkan teori
yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori baru.
Dalam pemodelan interaksi pernikahan ini tidak dapat dibentuk teori persamaan perubahan
interaksi pernikahan terhadap waktu namun dalam model ini dikembangkan pendekatan yang
menggunakan data dan mathematics of differential atau persamaan perbedaan konjungsi yang
menggunakan baik data dan matematika dengan penciptaan representasi terhadap kualitatif
bentuk perubahan. Kecocokan model persamaan kualitatif kemudian diuji menggunaan data itu
sendiri. Sehingga model nantinya akan menjadi bentuk teori yang umum.
2.2 Penelitian Gottman dan Leveson
Gottman dan Levenson adalah dua orang yang mendalami penelitian ini. Metode yang
digunakan untuk memperoleh kesamaan fisiologis, perilaku, dan laporan data diri diambil dari
sample 73 pasangan yang diamati dari tahun 1983 sampai dengan 1987 menggunakan RCISS
(Rapid Couples Interaction Scoring System).
-
BAB III
DATA
3.1 Metode dan Pengumpulan Data
Pasangan dibagi ke dalam 2 grup yaitu regulated dan nonregulated. Klasifikasi ini didasarkan
pada graphical method yang diperkenalkan oleh Gottman (1979) dan Couples Interaction
Scoring System (sebelum ada RCISS). Pada setiap percakapan, jumlah total pembicara RCISS
positif dikurangi jumlah total pembicara RCISS negatif lalu dihitung untuk setiap pasangan
suami istri. Nilai tersebut kemudian di plot untuk setiap pasangan dan diolah menggunakan
analisis regresi linier untuk mengetahui kemiringannya.
Didapat hasil bahwa terdapat 42 pasangan yang memiliki kemiringan positif untuk suami dan
istri, kelompok ini disebut sebagai pasangan regulated dan terdapat 31 pasangan yang salah
satu dati suami atau istri yang memiliki kemirongan negatif, kelompok ini disebut kelompok
pasangan non-regulated. Empat tahun setelah itu peserta tersebut dikontak kembali dan
terdapat sebanyak 73 dari 79 pasangan yang bersedia berpartisipasi kembali dalam follow up.
Hasi perekaman interaksi setiap pasangan kemudian diolah dan sikap pasangan dikode
menggunakan sistem observational coding yang berbasis pada metode RCISS dan metode MICS.
Metode RCISS digunakan untuk mengelompokkan pasangan suami isteri menjadi 2 kategori
yaitu regulated dan nonregulated, serta untuk menyediakan dasar nilai dari percakapan positif
atau negatif yang spesifik dari kode pembicara dan pendengar sedangkan MICS digunakan
untuk mengukur kekonvergenan validasi. Pengkodean MISC dibagi menjadi tiga rangkuman
kode pembicara yang negatif yakni mempertahankan diri yang merupakan jumlahan dari sikap
banyak alasan penyangkalan, tidak mau bertanggungjawab, solusi negatif, dan pemikiran
negatif terhadap lawan bicara; kritik yang merupakan jumlahan dari sikap pertentanagn
pendapat dan kritik; dan tidak menghargai yang merupakan jumlahan dari sikap melanggar
aturan, berkata kasar, memerintah, dan mengeluh. Walaupun dalam hal ini hanya
memperhatikan sikap pembicara namun sikap pendengarnya terhdapa pembiara dilibatkan
yakni sikap negatif ketidak-pedulian termasuk didalamnya tingkah negatif, tidak merespon,
diam, tidak mengikuti pembicaraan, dan mengalihkan pembicaraan.
Dalam menghitung kemiringan kurva digunakan teori keseimbangan pernikahan, proses
tersebut paling penting dalam memprediksi terputusnya pernikahan mencakup keseimbangan
atau regulasi dari interaksi positif dan negatif. Rekaman dari interaksi ini diamati tiap lima belas
menit, tiap pengamat yang berbeda mengkode sikap interkasi dengan saling bebas lalu matrik
-
hitungan kesepahaman dan ketidak sepahaman untuk tiap kategori kode dihitung. Dalam
penelitian ini parameter persamaan juga dikaitkan dengan banyaknya gelak tawa (diukur
dengan RCISS) dan banyaknya senyuman (menggunakan facial action coding system) namun
hanya senyum yang melibatkan kontraksi oculi orbicularis dan zygomatic yang diperhitungkan
karena telah diketahui kaitannya dengan pengaruh perasaan positif sebenarnya.
3.2 Pengolahan Data
Dari data yang didapat dalam penelitian Gottman melakukan validasi tipilogi dari tiga jenis
pernikahan yg longitudinal stabil menggunakan Time 1 pola interaksi pernikahan, dimana pola
interaksi ini berbeda dengan Time 1 pola interaksi pasangan yang menghadapi perpisahan.
Kelompok pasangan yang dikelompokkan berdasarkan kestabilannya adalah sebagai berikut:
Pasangan dengan kemiringan pasangan, keduanya positif:
Validators : pasangan yang banyak sepaham
Volatiles : pasangan dengan mood yang cepat berubah
Avoiders : pasangan yang tidak pernah menyelesaikan masalah
Pasangan dengan kemiringan salah satu atau kedua orang ada yang negatif:
Hostile : pasangan yang bermusuhan
Hostile-detach : pasangan yang bermusuhan dan pisah ranjang
Tidak-Stabil
Hostile
Hostile Detach
Stabil
Validators
Volatiles
Avoiders
-
Gottham kemudian menemukan bahwa terdaat suatu konstanta kasar yang tidak berubah dari
seluruh pengamatan kelompok stabil. Kontsanta ini, rasio antara kode positif-negatif RCIS
pembicara selama percakapan perbaikan dari konflik, bernilai 5 dan tidak terlalu signifikan
berubah antar jenis pasangan dalam kelompok stabil. Hal ini mungkin terjadi karena untuk
mencapai kestabilan pernikahan dari ketiga jenis ini melakukan cara yang sama dalam
berbaikan dengan pasangan. Pasangan volatiles mencapai rasio 5 dengan perpaduan nilai afeksi
positif dan negatif yang tinggi, pasangan validators memiliki paduan yang sedang, dan pasangan
avoiders dengan paduan yang kecil. Ketiganya mencapai rasio 5, keseimbangan positif dan
negatif dengan cara yang berbeda.
Gambar 1. Kumulatif Rapid Couples Interaction Scoring System (RCISS) grafik poin
pembicra untuk pasangan regulated (low risk) dan nonregulated (high risk). Pos-Neg =
Positive-Negative. Bersumber dari "Marital Processes Predictive of Later Dissolution:
Behavior, Physiology, and Health," by J. M. Gottman and R. W. Levenson, 1992, Journal
of Personality and Social Psychology, 63, p. 225. Hak Cipta 1992 oleh The American
Psychological Association.
-
Gambar 2. Keluaran data dari the marital dissolution cascade for high- and low-risk
marriages.
Pasangan volatiles adalah pasangan yang mesra dan romantis namun sering mengalami cekcok-
cekcok kecil, pasangan validators adalah pasangan yang paling sedikit menghadapi percekcokan
karena kesepahamannya namun keadaan ini bisa menjuruskan penurunan romantisme menjadi
hubungan seperti sahabat, sedangkan pasangan avoiders adalah pasangan yang menghindari
masalah sehingga jarang terbuka terhadap satu sama lain yang berakibat pada perasaan
kesepian dan konflik emosi dalam diri sendiri (tidak mau dilampiaskan atau dibicarakan). Selain
kemiringan yakni rasio dari interksi positif dan negatif, dalam penelitian juga ditemukan bahwa
waktu persuasi ketiga tipe ini berbeda. Pasangan volatiles memiliki intensitas persusi yang
tinggi dibandingkan dengan validators dan terendah dari ketiganya adalah avoiders. Kemudian
dari hasil pengamatan ini dibentuklah dalam persamaan matematika.
-
BAB IV
MODEL MATEMATIKA
Tujuan dari Pemodelan kali ini yaitu untuk memodifikasi model positif-negatif grafik titik RCISS
(belum diakumulasi) pada setiap interval menjadi komponen yang bermakna. Proses ini untuk
mengetahui bahwa data tersebut dapat digunakan untuk memprediksi hasil akhir dari suatu
masalah pernikahan berdasarkan interaksi pasangan lainnya.
Persamaan yang dibuat oleh Gottman-Levenson untuk menyelesaikan komponen yang
menyajikan (a) Fungsi interpersonal yang menginfeksi dari pasangan ke pasangan dan (b)
Parameter yang berhubungan dengan masalah individu itu sendiri. Pada masing-masing
persamaan, ada 2 jenis variabel, yakni variabel dipengaruhi dan tak-dipengaruhi. Variabel
dipengaruhi adalah variabel interkasi yang menyatakan tingkah dari pasangannya, sedangkan
tak-dipengaruhi adalah dirinya sendiri.
Misalkan mood kumulatif istri pada saat t+1 dinyatakan oleh
dan mood suami pada saat t+1 dinyatakan oleh
Mood seseorang merupakan akumulasi dari skor untuk hal-hal positif dan negatif yang
dilakukannya saat waktu t. Makin besar nilai W dan H, maka makin harmonis pasangan tersebut
(Low Risk), begitupun sebaliknya (High Risk), sehingga dapat disimpulkan bahwa para individual
biasanya membuat sebuah poin setelah beberapa saat bagaimanapun senang atau sedihnya
dikarenakan interaksi sebelumnya. Cara termudah untuk membuat model dari hasil tak-
dipengaruhi yaitu berasumsi bahwa sifat tak-dipengaruhi dapat dimodelkan melalui hubungan
linear sederhana.
Contoh model yang akan dibuat yaitu:
Misalkan P merupakan mood seseorang saat dia sendiri di waktu t, tanpa pengaruh dari
pasangannya maka,
Steady State dari persamaan tersebut dinamakan set point tak-dipengaruhi, yakni kondisi (awal)
di mana satu individu tidak dipengaruhi oleh individu lainnya.
-
besarnya nilai set point tak-dipengaruhi ini adalah
diatas disebut sebagai konstanta inersia. Nilai adalah . Semakin kecil , maka
semakin cepat mood tersebut kembali kepada suatu nilai Steady State. Definisikan suatu fungsi
pengaruh IAB, yakni pengaruh mood A di saat t kepada mood B di saat . Sehingga,
persamaan umum untuk dan menjadi
Dari persamaan tersebut dirangkum beberapa deskripsi, yakni sebagai berikut
Variabel Deskripsi
Skor Istri pada saat t+1
Skor Suami pada saat t+1
Skor yang disebabkan dari Suami ke Istri
Skor yang disebabkan dari Suami ke Istri
, Inertia Constant dari masing-masing pihak
Skor Suami pada saat t
Skor Istri pada saat t
-
BAB IV
KESIMPULAN
Tujuan dari model dinamik matematika yang diajukan oleh artikel tersebut adalah untuk
membuat suatu model persamaan yang dapat menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan pleh
Gottham berupa grafik poin RCIS untuk memprediksikan suatu hubungan pernikahan dalam
jangka panjang. Kita menemukan bahwa set point tak-dipengaruhi cukup untuk memenuhi
tujuan ini. Mungkin saja set poiny tak-dipengaruhi ini berhubungan dengan interaksi dalam
konflik bagaimana pasangan membawa diskusinya sebagai gambaran keinginan yang
diharapkan pasangan.
Dari artikel ini juga didapat fungsi pengaruh dari lima tipe pasangan. Didapat bahwa pasangan
validations memiliki pola pengaruh yang linar dalam seluruh jangkauan interaksinya, ketika
mereka memiliki afeksi positif yang lebih banyak dari negatif pasangan mereka akan lebih
bertindak baik dan sebaliknya. Pasangan penghindar-konflik dilain pihak mirip dengan
pasangan validations, tapi saat jangkauan negatif, sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap
sikap pasangan. Pasangan volatile tidak ada pengaruh dalam jangkauan positif dari
pasangannya. Ketiga tipe ini dibedakan hanya dari lebih tidaknya set poin tak-dipengaruhi
positif.
-
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Cook, et all. Mathematics of Marital Conflict: Qualitative Dynamic Mathematical Modeling of
Marital Interaction. Journal of Family Psychology 1995, Vol. 9, No. 2, 110-130.
www.gottman.com/about-gottman-method-couples-therapy/ diakses pada 5 November 2014