laporan kinerja dinas pertanian dan ketahanan pangan...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 1
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 2
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 3
PENGANTAR
Arah Kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai Rencana Strategis Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019 pada periode kedua, tahun 2017, di fokus kan pada upaya untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas melalui optimalisasi pengelolaan lahan dan air untuk peningkatan indeks
pertanaman, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk. Untuk mencapai sasaran tersebut Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Timur melaksanakan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura melalui Program Peningkatan
Produksi Pertanian/Perkebunan, Program Pengembangan Agribisnis, Program Peningkatan Kapasaitas SDM Non
Aparatur Pertanian bersumber APBD serta program lainnya yang difasilitasi dari dana APBN.
Dalam rangka memenuhi akuntabilitas implementasi program dan kegiatan maka dilakukan pengukuran
kinerja terhadap pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2017 melalui Laporan Kinerja (LKJ). Laporan Kinerja (LKJ)
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
semua kegiatan yang dilaksanakan, tingkat keberhasilan dan pencapaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan
dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2017 sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah yang ditindaklanjuti dengan pemantauan terhadap perjanjian kinerja sesuai
Peraturan Gubernur Jawa Timur No 6 Tahun 2013. Kinerja program pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura
tahun 2017 secara umum menunjukkan keberhasilan bahkan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dengan tersusunnya Laporan Kinerja ini, diharapkan adanya optimalisasi peran Dinas Pertanian Dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur serta adanya perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan pada
tahun‐tahun selanjutnya.
Surabaya, Februari 2018 Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur
Ir. HADI SULISTYO, M.Si
Pembina Utama Madya NIP. 19621115 198801 1 002
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 4
DAFTAR ISI Halaman
Pengantar .. ............................................................................................................................... 3
Daftar Isi .... ............................................................................................................................... 4
Daftar Tabel ............................................................................................................................. 6
Daftar Gambar ......................................................................................................................... 10
Daftar Lampiran ......................................................................................................................... 11
Ringkasan Eksekutif ................................................................................................................. 12 I. Pendahuluan .................................................................................................................... 18
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 18 1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan ........................................................ 21 1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja ........................................................................ 22 1.4 Peran Strategis Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur .. 23 1.5 Dukungan Sumberdaya ......................................................................................... 24
II. Perencanaan Kinerja 2.1. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur Tahun 2014 – 2019 .............................................................................. 25 2.2. Perjanjian Kinerja ................................................................................................... 25
III. Akuntabilitas Kinerja ...................................................................................................... 27 3.1. Capaian Kinerja ...................................................................................................... 27
3.1.1. Sasaran 1. Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama . 27 3.1.1.1. Perkembangan Tanaman Pangan.................................................... .......... 29 3.1.1.2. Perkembangan Hortikultura............................................................ .......... 31 3.1.2. Sasaran 2. Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan Jumlah Olahan Produk
Tanaman Pangan dan Hortikultura........................................................ 33 3.1.3. Sasaran 3. Peningkatan Kapasitas Petani ................................................ 34 3.1.4. Sasaran 4. Peningkatan Ketersediaan Pangan (Food Avalaibility) &
Akses Pangan Masyarakat (Food Acces) .............................................. 35 3.1.5. Sasaran 5. Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan(Food
Utilization) .......................................................................................... 39 3.1.6. Sasaran 6. Peningkatan Pengetahuan, Ketrampilan Penyuluh Bidang
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan................................................... 41 3.2. Capaian Kinerja Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan terhadap
Sasaran Indikator Kinerja Utama Di akhir Periode RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 ............................................................................................. 43
3.3. Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur terhadap Nasional Tahun 2017 ……………………………….......... 45 3.3.1. Nilai Tukar Petani Tahun 2017 ……………………………………..... ...... 45 3.3.2. Kontribusi Produksi ………......................................................... ............. 47
3.4. Evaluasi Kinerja
Tujuan 1 : Meningkatkan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Secara Berkelanjutan Untuk Memenuhi Kebutuhan Konsumsi Dan Bahan Baku Industri Pengolahan .................................................................. 47
Tujuan 2 : Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura ................................................................................. 52
Tujuan 3 : Meningkatkan Kemandirian dan Kesejahtera Petani .......................... 53
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 5
3.5. Analisa Kinerja Program ............................................................................................ 55 3.5.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ............................... 55 3.5.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dana
Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan ......................................... 57 3.6. Realisasi Anggaran Tahun 2017 ................................................................................ 59
3.6.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ................ 59 3.6.2. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ................ 61 3.6.3. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran dan Analisa Efisiensi ...... 63
3.7. Prestasi Tahun 2017 .................................................................................................. 66
4. Penutup ................................................................................................................................... 66
4.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 6 4.2. Rencana Tindak lanjut .............................................................................................. 68
LAMPIRAN
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 6
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Tahun 2017 ................................................ 25
Tabel 3.1. Pencapaian Kinerja Luas Panen dalam rangka Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa Timur Tahun 2017 .................................. 27
Tabel 3.2. Perbandingan Realisasi Kinerja Luas Panen dalam rangka Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa Timur Tahun 2017.. .......... 27
Tabel 3.3. Pencapaian Kinerja Produktivitas dalam rangka Peningkatan Produksi
dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa Timur Tahun 2017 ............................ 28
Tabel 3.4. Perbandingan Realisasi Kinerja Produktivitas dalam rangka Peningkatan
Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa Timur Tahun 2017.. 28
Tabel 3.5. Pencapaian Kinerja Produksi dalam rangka Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa Timur Tahun 2017 .................................... 28
Tabel 3.6. Perbandingan Realisasi Kinerja Produksi dalam rangka Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa Timur Tahun 2017 ............................. 29
Tabel 3.7. Pencapaian Kinerja Index Pertanaman Padi dan Prosentase terkendalinya Serangan OPT dan DPI pada areal tanam TPH Tahun 2017 ..................................... 29
Tabel 3.8. Perbandingan Realisasi Kinerja Index Pertanaman Padi dan Prosentase
terkendalinya Serangan OPT dan DPI pada areal tanam TPH Tahun 2017.. 29
Tabel 3.9. Pencapaian Kinerja Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan Jumlah Olahan
Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur Tahun 2017.................... 33
Tabel 3.10. Perbandingan Realisasi Kinerja Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan Jumlah Olahan Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur Tahun 2017......................................................................................... 33
Tabel 3.11. Pencapaian Kinerja Peningkatan Kapasitas Petani terhadap Indikator Kinerja Utama Tahun 2017.. ................................................................................................. 35
Tabel 3.12. Perbandingan Realisasi Kinerja Peningkatan Kapasitas Petani terhadap
Indikator Kinerja Utama Tahun 2017.. .................................................................... 35
Tabel 3.13. Pencapaian Kinerja Ketersediaan Pangan Masyarakat (Kg/Kap/th) terhadap Indikator Kinerja Utama Tahun 2017 ...................................................................... . 35
Tabel 3.14. Perbandingan Realisasi Kinerja Ketersediaan Pangan Masyarakat (Kg/Kap/th) terhadap IKU Tahun 2017 ..................................................................................... . 35
Tabel 3.15. Perkembangan Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Strategis Jawa Timur Tahun 2016-2017........................................................................................................ 36
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 7
Tabel 3.16. Konsumsi energi, protein penduduk Jawa Timur Tahun 2016-2017 ..................... 37
Tabel 3.17. Tingkat Kestabilan Harga Pangann Strategis Jawa Timur Tahun 2017 ................. 38
Tabel 3.18. Pencapaian Kinerja Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan (Food Utilization) terhadap IKU Tahun 2017 .................................................................... 39
Tabel 3.19. Perbandingan Realisasi Kinerja Peningkatan Penyerapan Konsumsin Pangan (Food Utilization ) terhadap IKU Tahun 2017 ........................................................ 39
Tabel 3.20. Rata-rata Konsumsi Pangan Tingkat Rumah Tangga Penduduk Jawa Timur Tahun 2017 ............................................................................................................... 40
Tabel 3.21. Pencapaian Kinerja Peningkatan Pengetahuan, Ketrampilan Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan terhadap Indikator Kinerja Utama Tahun 2017 .......................................................................................................................... 41
Tabel 3.22. Perbandingan Realisasi Kinerja Peningkatan Pengetahuan, Ketrampilan
Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan terhadap IKU Tahun 2017 .................................................................................................................................. 41
Tabel 3.23. Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian
dengan Arah Kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai RPJMD Jatim Tahun 2014-2019 43
Tabel 3.24. Tambah Hasil dan Daya Saing Produk dengan Arah Kebijakan Indikator Kinerja
Sesuai RPJMD Provinsi Jatim 2014-2019 .................................................................. 43
Tabel 3.25. Meningkatnya Akses Petani dan Nelayan terhadap Faktor Produksi, Teknologi,
Informasi, Pemasaran dan Permodalan sehingga memiliki Daya Saing Tinggi
Dengan Arah Kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai RPJMD Provinsi Jatim Tahun
2014-2019 ................................................................................................................... 43
Tabel 3.26. Sasaran strategis Meningkatnya Ketersediaan Pangan Masyarakat (Food Availability) dan akses pangan (Food Access) dengan arah kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019……………………….. ...................................................................................... 44
Tabel 3.27. Sasaran strategis Meningkatnya Penyerapan Pangan Masyarakat (Food Availability) dan akses pangan (Food Access) dengan arah kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 ................. 44
Tabel 3.28. Sasaran strategis Meningkatnya Akses Petani dan Nelayan terhadap faktor produksi, teknologi, informasi, pemasaran dan permodalan sehingga memiliki daya saing tinggi dengan dengan arah kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 ......................................................... 45
Tabel 3.29. Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim Tahun 2013-2017 .................................................... 46
Tabel 3.30. Perbandingan NTP antar Provinsi di Pulau Jawa NTP 5 Provinsi di Pulau Jawa
Bulan Desember 2017 – Januari 2018 ....................................................................... 46
Tabel 3.31. Perbandingan Produksi Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur Terhadap Nasional Tahun 2013-2017 ............................................................ 47
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 8
Tabel 3.32. Kontribusi Produksi (persen) Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Jawa Timur terhadap Nasional Tahun 2012-2016 ................................................. 48
Tabel 3.33. Evaluasi Capaian terhadap Luas Panen komoditas Utama Jawa Timur Tahun 2017 48
Tabel 3.34. Evaluasi Capaian terhadap Target Produktivitas Komoditas Utama Jatim 2017.. 49
Tabel 3.35. Evaluasi Capaian terhadap Produksi Komoditas Utama Jatim Tahun 2017 ........ 50
Table 3.36. Capaian Kinerja Sasaran ke-2 Tahun 2017 .............................................................. 52
Tabel 3.37. Capaian Kinerja Sasaran Ke-3 tahun 2017 .................................................................. 53
Tabel 3.38. Capaian Kinerja Sasaran Ke-4 tahun 2017 .................................................................. 53
Tabel 3.39. Capaian Kinerja Sasaran Ke-5 tahun 2017 .................................................................. 54
Tabel3.40. Pencapaian Kinerja Peningkatan Pengetahuan, Keterampilan Penyuluh Bidang Pertanian ,Perikanan & Kelautan Terhadap Evaluasi Keberhasilan Tahun 2017 ... 55
Tabel 3.41. Capaian Kinerja Program – Program APBD Tahun 2017 .......................................... 55
Tabel 3.42. Capaian Kinerja Program – Program APBN Tahun 2017 .......................................... 57
Tabel 3.43. Realisasi Anggaran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tahun 2017. . 60
Tabel 3.44. Realisasi anggaran Program Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur Tahun 2017 .............................................................................................................................. 60
Tabel 3.45. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah Tahun 2017 .................................................................................................................. 60
Tabel 3.46. Realisasi Anggaran Program Penyusunan ,Pengendalian & evaluasi Dokumen Peyelenggaraan Pemerintah Tahun 2017 .................................................................. 60
Tabel 3.47. Realisasi Anggaran program Peningkatan Ketahanan Pangan ............................... 60
Tabel 3.48. Realisasi Anggaran Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perikanan & Kehutanan Tahun 2017 ............................................................................................... 60
Tabel 3.49. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Diversifikasi Pangan Tahun 2017 .......... 60
Tabel 3.50. Realiasasi Anggaran Program Peningkatan Produksi pertanian /Perkebunan Tahun 2017 .................................................................................................................. 60
Tabel 3.51. Realisasi Anggaran Program Pengembangan Agribisnis Tahun 2017 .................... 61
Tabel 3.52. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur Pertanian Tahun 2017 ................................................................................................. 61
Tabel 3.53. Dana Dekonsentrasi Program peningkatan Produksi, Produktifitas & Mutu Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017 .......................................................................... 62
Tabel 3.54. Dana Dekonsentrasi Program Peningkatan Produksi & Nilai Tambah Hortikultura Tahun 2017 ............................................................................................. 62
Tabel 3.55. Dana Dekonsentrasi Program Penyediaan & Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2017 .................................................................................... 62
Tabel 3.56. Dana Dekonsentrasi Program Peningkatan penyuluh & PelatihanPertanian Tahun 2017 .................................................................................................................. 62
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 9
Tabel 3.57. Realisasi Anggaran Dana Dekon Program Peningkatan Difersifikasi & Ketahanan Pangan Tahun 2017 ................................................................................ 56
Tabel 3.58. Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan Program produksi , Produktivitas & Mutu Hasil tanaman Pangan Tahun 2017 ................................................................. 56
Tabel 3.59. Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan Program Peningkatan produksi Nilai Tambah Hortikultura Tahun 2017 ............................................................................. 63
Tabel 3.60. Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan Program Penyediaan & Pengembangan Prasarana & Sarana Pertanian Tahun 2017 ............................................................... 63
Tabel 3.61. Perbandingan Pencapaian Kinerja & Anggaran Tahun 2017 .................................. 63
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 10
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1.1. Struktur Organisasi ................................................................................................... 23
Gambar 1.2. Aparat Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 ........................................ 25
Gambar 1.3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis ................................................................... 24
Gambar 3.1. Perkembangan NTP Tahun 2017 ............................................................................... 46
Gambar 3.2. Perbandingan 5 Provinsi di Pulau Jawa Bulan Desember 2016-Januari 2018 .......... 46
Gambar 3.3. Rata-rata Kontribusi Produksi Jawa Timur terhadap Nasional (persen) Tahun 2013-2017 ..................................................................................................................... 47
Gambar 3.4. Evaluasi Capaian Terhadap Target Luas Panen Tanaman Pangan Jawa Timur Akhir Renstra ( Tahun 2019) ...................................................................................... 49
Gambar 3.5. Evaluasi capaian Terhadap Target Luas Panen Komoditas Sayuran Jawa Timur Akhir Renstra ( Tahun 2019 ) ..................................................................................... 49
Gambar 3.6. Evaluasi Capaian Terhadap Target Luas Panen Komoditas Buah-Buahan Jawa Timur ( Tahun 2019 ) .................................................................................................. 49
Gambar 3.7. Evaluasi Capaian Terhadap Target Luas panen Komoditas Tanaman Hias & Biofarmaka Jawa Timur Akhir Renstra ( Tahun 2019 ) ............................................. 49
Gambar 3.8. Capaian Terhadap Target Produksi Komoditas Utama Jawa Timur Akhir Renstra ( Tahun 2019 ) .............................................................................................. 51
Gambar 3.9. Evaluasi Capaian terhadap Target ProduksiKomoditas Utama Jawa Timur Akhir Renstra (Tahun 2019) ................................................................................................. 51
Gambar 3.10. Evaluasi Capaian terhadap Target Peningkatan Efisiensi, Kualitas, dan Jumlah Olahan Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Timur terhadap Akhir Renstra Tahun 2019 (persen) ........................................................................... 52
Gambar 3.11. Evaluasi Capaian terhadap Target Peningkatan Ketersediaan Pangan (Food availability) dan Akses Pangan Masyarakat (Food Access) Jatim Akhir Renstra Tahun 2019 (persen) ................................................................................................... 54
Gambar 3.12. Evaluasi Capaian Terhadap Target Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan ( Food Utilization) Jawa Timur Akhir Renstra ( Tahun 2019 ) ..................................... 54
Gambar 3.13. Evaluasi Capaian Terhadap Target Peningkatan Pengetahuan, Keterampilan Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Jawa Timur Akhir Renstra Tahun 2019 ................................................................................................... 55
Gambar 3.14. Realisasi APBD tahun 2017 ........................................................................................ 59
Gambar 3.15. Realisasi Anggaran Belanja Langsung Bersumber APBD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 ............................................... 59
Gambar 3.16. Realisasi APBN Tahun 2017 ........................................................................................ 61
Gambar 3.17. Realisasi APBN terhadap Tahun 2017 melalui Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Tahun 2017 ................................................................................. 62
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Matriks Rencana Strategis Lampiran 2. Indikator Kinerja Utama Lampiran 3. Tujuan, Sasaran. Indikator Kinerja dan Rencana Program Tahun 2015 – 2019 Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2016 Lampiran 6. Pengukuran Kinerja 2016 Lampiran 7. Rencana Program Kegiatan Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan
Pendanaan Indikatif Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Lampiran 8. Realisasi Anggaran 2016
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 12
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2017 disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan
capaian kinerja terhadap Perjanjian Kinerja
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur Tahun 2017 mengingat kedudukan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur dalam melaksanakan tugas dan
fungsi sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda)
Provinsi Jawa Timur nomor : 09 tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Jawa Timur tanggal 20 Agustus 2008
dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Timur tanggal 22 Agustus 2008
nomor 2 tahun 2008 seri D.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKJ) ini
sebagai bagian dari penerapan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) yang mengacu pada ketetapan MPR RI
Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan
nepotisme; Peraturan Presiden RI Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah; Keputusan Kepala LAN RI
Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah; Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 6 Tahun 2013 tanggal 31 Januari
2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemantauan Penetapan Kinerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah diLingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Timur; Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 91 Tahun 2014
tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Dan
Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota Se Jawa
Timur.
Capaian kinerja dalam LKJ Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2017 merupakan upaya
melaksanakan Misi guna mencapai Visi Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur yaitu: “Jawa Timur sebagai Pusat
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
yang Berbasis Sumberdaya Lokal untuk
Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai
Tambah dan Kesejahteraan Petani”.
Selanjutnya sesuai visi dan misi tersebut
ditetapkan Tujuan Pembangunan Tanaman
Pangan dan Hortikultura : 1) Meningkatkan
produksi dan produktivitas tanaman pangan
dan hortikultura secara berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan
baku industri pengolahan; 2) Meningkatkan nilai
tambah dan daya saing produksi tanaman
pangan dan hortikultura; 3) Meningkatkan
kemandirian dan kesejahteraan petani.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 13
Tujuan tersebut ditetapkan dengan
Sasaran Strategis sebagai berikut : 1)
Peningkatan Produksi dan Produktivitas
Komoditas Utama dan Unggulan; 2)
Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan Jumlah
Olahan Produk Tanaman Pangan dan
Hortikultura di Jawa Timur; 3) Peningkatan
Kapasitas Petani.
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran
Strategis Pembangunan Pertanian dan
Ketahanan Pangan serta Isu strategis, maka
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur menyusun Strategi Pembangunan
Pertanian dan Ketahanan Pangan periode 2014
– 2019 : 1) Mempertahankan swasembada Padi
dan Jagung secara berkelanjutan dan
mewujudkan swasembada kedelai dan
Tanaman Pangan Utama Lainnya; 2) Perluasan
areal tanam padi serta optimalisasi
pemanfaatan lahan dan air melalui JITUT/JIDES;
3) Pengamanan produksi tanaman pangan dan
hortikultura; 4) Penanganan pasca panen dan
pengolahan hasil tanaman pangan dan
hortikultura; 5) Peningkatan mutu produk
tanaman pangan dan hortikultura berbasis
sumberdaya lokal yang berkelanjutan; 6)
Peningkatan kualitas SDM petani, kelembagaan
petani untuk meningkatkan akses petani
terhadap faktor produksi, teknologi, informasi,
pemasaran maupun akses permodalan.
Untuk lebih memfokuskan Strategi
Pembangunan Pertanian dan Ketahanan
Pangan maka Kebijakan Pembangunan
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Jawa Timur Tahun 2014-2019 diarahkan untuk :
1) Pemanfaatan spesifikasi teknologi yang tepat
guna; 2) Penyediaan sarana produksi (benih /
bibit dan pupuk) memenuhi syarat 6 tepat dan
pengembangan pupuk organik; 3)
Pengembangan infrastruktur, sarana dan
prasarana pertanian; 4) Perlindungan tanaman
dari serangan OPT dan fenomena iklim; 5)
Peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil
pertanian; 6) Pengembangan agroindustri
pedesaan berbasis tanaman pangan dan
hortikultura; 7) Pengembangan kawasan
komoditas tanaman pangan dan hortikultura
unggulan dan kawasan agropolitan; 8)
Pengembangan SDM petugas melalui
pembinaan teknis PPHP dan Penerapan sistem
jaminan mutu; 9) Pemberdayaan petani; 10)
Penguatan kelembagaan petani. Arah
kebijakan tersebut diimplementasikan kedalam
Program Pembangunan Tanaman Pangan dan
Hortikultura sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan;
2. Program Pengembangan Agribisnis;
3. Program Peningkatan Kapasitas SDM Non
Aparatur Pertanian;
4. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
5. Program Peningkatan Diversifikasi Pangan
6. Program Pemberdayaan Penyuluhan
Pertanian, Prikanan dan Kehutanan
Pada tahun 2017, Sasaran Strategis
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur dijabarkan dalam bentuk 6 Sasaran
strategis selanjutnya dengan
mempertimbangkan kondisi pagu anggaran
tahun 2017 dituangkan dalam bentuk Perjanjian
Kinerja (PK) Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur tahun 2017 dengan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 14
capaian sebagai berikut :
1. Sasaran I : Peningkatan Produksi dan
Produktivitas Komoditas Utama dan
Unggulan
Sasaran Peningkatan Produksi dan
Produktivitas Komoditas Utama dan
Unggulan didukung oleh Program
Peningkatan Produksi Pertanian /
Perkebunan. Besaran anggaran yang
dimanfaatkan Program Peningkatan
Produksi Pertanian / Perkebunan pada
tahun 2017 sebesar Rp. 57.876.848.343,00
dengan realisasi mencapai Rp.
50.113.146.063,00 atau 86,59 persen
dengan target indikator kinerja :
a) Luas Panen : Padi dengan target seluas 2.000.031
hektar telah terealisasi 2.291.983 hektar atau 114,60 persen, Jagung dengan target seluas 1.267.783 hektar telah terealisasi 1.241.507 hektar atau 97,93 persen, Kedelai dengan target seluas 329.841 hektar telah terealisasi 141.602 hektar atau 42,93 persen, Sayuran dengan target seluas 175.014 hektar telah terealisasi 383.218 hektar atau 218,96 persen, Cabe Besar dengan target seluas 17.653 hektar telah terealisasi 32.231 hektar atau 182,58 persen, Cabe rawit dengan target seluas 53.914 hektar telah terealisasi 221.578 hektar atau 410,98 persen, Bawang Merah dengan target seluas 24.506 hektar telah terealisasi 38.143 hektar atau 155,65 persen, Buah-buahan dengan target sebanyak 75.021.370 pohon/rumpun telah terealisasi 334.362.095 pohon/rumpun atau 445,69 persen, Mangga dengan target sebanyak 9.769.586 pohon telah terealisasi 8.367.237 pohon atau 85,65 persen, Pisang dengan target sebanyak 27.239.838 rumpun telah terealisasi
20.077.488 rumpun atau 73,71 persen, Jeruk Keprok/Siam dengan target sebanyak 4.615.510 pohon telah terealisasi 6.748.171 pohon atau 146,21 persen, Tanaman Hias dengan target seluas 5.301.849 m² telah terealisasi 17.125.964 m² atau 323,02 persen, Anggrek dengan target seluas 221.530 m² telah terealisasi 369.041 m² atau 166,59 persen, Krisan dengan target seluas 4.548.719 m² telah terealisasi 4.447.800 m² atau 97,78 persen, Tanaman Biofarmaka dengan target seluas 36.059.681 m² telah terealisasi 89.216.747 m² atau 247,41 persen, Temulawak dengan target seluas 6.649.601 m² telah terealisasi 2.475.308 m² atau 37,22 persen, Jahe dengan target seluas 12.211.367 m² telah terealisasi 39.853.712 m² atau 326,37 persen.
b) Produktivitas :
Padi dengan target sebesar 64,96
ku/ha tercapai 57,27 ku/ha atau 88,16
persen, Jagung dengan target sebesar
58,24 ku/ha tercapai 49,85 ku/ha atau
85,59 persen, Kedelai dengan target
sebesar 15,71 ku/ha tercapai 15,99 atau
101,78 persen, Sayuran dengan target
sebesar 122,01 ku/ha tercapai 50,55 atau
41,43persen, Cabe Besar dengan target
sebesar 75,77 ku/ha tercapai 34,72 ku/ha
atau 45,82 persen, Cabe rawit dengan
target sebesar 64,26 ku/ha tercapai
17,05ku/ha atau 26,53 persen, Bawang
Merah dengan target sebesar 122,39 ku/ha
tercapai 79,08 ku/ha atau 64,61 persen,
Buah-buahan dengan target sebesar 53,58
kg/pohon tercapai 17,56 kg/pohon atau
32,77 persen, Mangga dengan target
sebesar 140,11kg/pohon tercapai 113,15
kg/pohon atau 80,76 persen, Pisang
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 15
dengan target sebesar 81,50 kg/pohon
tercapai 114,47 kg/pohon atau 140,45
persen, Jeruk Keprok/Siam dengan target
sebesar 128,00 kg/pohon tercapai 102,26
kg/pohon atau 79,89 persen, Tanaman
Hias dengan target 26,87 tangkai/m²
tercapai 14,79tangkai/m² atau 55,04 persen,
Anggrek dengan target 11,78 tangkai/m2
tercapai 7,56 tangkai/m² atau 64,18 persen,
Krisan dengan target 12,97 tangkai/m² atau
tercapai 23,80 tangkai/m² atau 153,50
persen, Tanaman Biofarmaka dengan
target 1,42 kg/m2 tercapai 1,55 kg/m2 atau
109,15 persen, Temulawak dengan target
1,34 kg/m2 tercapai 2,02 kg/m2 atau 150,75
persen, Jahe dengan target 1,53 kg/m2
tercapai 1,20 kg/m2 atau 78,43 persen.
c) Produksi :
Padi dengan target 12.992.199 ton
tercapai 13.125.414 ton atau 101,03 persen,
Jagung dengan target 7.383.933 ton
tercapai 6.188.704 ton atau 83,81 persen,
Kedelai dengan target 518.311 ton tercapai
226.418 ton atau 43,68 persen, Sayuran
dengan target 2.135.351 ton tercapai 1.937.345
ton atau 90,73 persen, Cabe Besar dengan
target 133.754 ton tercapai 111.892 ton atau
83,66 persen, Cabe rawit dengan target
346.450 ton tercapai 377.747 ton atau 109,03
persen, Bawang Merah dengan target
299.928 ton tercapai 301.649 ton atau 100,57
persen, Buah-buahan dengan target
4.019.645 ton tercapai 5.873.010 ton atau
146,11 persen, Mangga dengan target
1.072.480 ton tercapai 946.718 ton atau 88,27
persen, Pisang dengan target 1.739.420 ton
tercapai 2.298.254 ton atau 132,13 persen,
Jeruk Keprok / Siam dengan target 462.882
ton tercapai 690.096 ton atau 149,09.
Tanaman Hias dengan target 142.480.000
ton tercapai 253.247.716 ton atau 177,74
persen, Anggrek dengan target 2.610.307
ton tercapai 2.791.541 ton atau 106,94
persen, Krisan dengan target 58.986.244 ton
tercapai 105.862.088 ton atau 179,47 persen,
Tanaman Biofarmaka dengan target
51.254.083 ton tercapai 138.072.464 ton atau
269,39 persen, Temulawak dengan target
8.915.523 ton tercapai 5.000.684 ton atau
56,09 persen, Jahe dengan target 18.721.696
ton tercapai 47.881.844 ton atau 255,76
persen.
d) Prosentase Index Pertanaman Padi
dengan target 2,15 tercapai 2,16 atau
100,46 persen;
e) Prosentase terkendalinya Serangan
OPT dan DPI pada areal tanam
tanaman pangan dan hortikultura
dengan target 96,00 persen tercapai
96,88persen atau 100,92 persen.
2. Sasaran II : Peningkatan Efisiensi, Kualitas
dan Jumlah Olahan Produk Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan
Jumlah Olahan Produk Tanaman Pangan
dan Hortikultura di Jawa Timur didukung
Program Pengembangan Agribisnis.
Upaya peningkatan efisiensi, kualitas dan
jumlah olahan produk tanaman pangan
dan hortikultura dilaksanakan melalui
Program Pengembangan Agribisnis
dengan tujuan memfasilitasi
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 16
pengembangan usaha agrobisnis yang
mencakup usaha di bidang pertanian hulu,
on farm (budi daya), hilir (agroindustri),
dan usaha jasa pendukungnya yang kuat
dan terpadu. Besaran anggaran yang
dimanfaatkan Program Pengembangan
Agribisnis tahun 2017 sebesar Rp.
58.722.255.000,00 dengan realisasi
mencapai Rp. 53.717.472.835,00 atau 91,48
persen dilaksanakan untuk 7 kegiatan
dengan target indikator :
a) Presentase Nilai tambah usahatani
tanaman pangan padi dengan
asumsi HET pupuk dan HPP gabah
tetap ditetapkan target 64,72 persen
tercapai 34,00 persen, Jagung
dengan target 44,58 tercapai 52,00;
b) Jumlah kebun/lahan usaha yang
terregistrasi melalui penerapan GAP
(sayuran, Buah-buahan, Tanaman
Hias dan Biofarmaka) dengan
target 510 kebun/lahan usaha
tercapai 411 kebun/lahan usaha atau
80,59 persen;
c) Jumlah produk hasil pertanian
(tanaman pangan dan hortikultura,
perkebunan, peternakan dan
perikanan) bersertifikat dengan
target 60 produk tercapai 573
produk atau 955 persen.
3. Sasaran III : Peningkatan Kapasitas Petani
didukung Program Peningkatan
Kapasitas Petani
Sasaran Peningkatan Kapasitas
Petani didukung Program Peningkatan
Kapasitas Petani. Program ini bertujuan
meningkatkan kapasitas dan daya saing
masyarakat pertanian, terutama petani
yang tidak dapat menjangkau akses
terhadap sumber daya usaha pertanian.
Besar anggaran yang dimanfaatkan
Program ini sebesar Rp. 3.835.500.000,00
dengan realisasi mencapai Rp.
3.529.297.126,00 atau 92,02 persen untuk
pelaksanaan 5 kegiatan.
a) Prosentase Kelompok yang
menerapkan Pengendalian Hama
Terpadu dengan target
pertumbuhan 11,92 persen tercapai
87,89 persen;
b) Prosentase Kelompok yang
menerapkan Good Agriculture
Practices dengan target
pertumbuhan 9,48 persen tercapai
40,92 persen.
4. Sasaran IV : Peningkatan Ketersediaan
Pangan (Food Avalaibility) dan Akses
Pangan Masyarakat
Sasaran Peningkatan
Ketersediaan Pangan (Food Avalaibility)
dan Akses Pangan Masyarakat didukung
Program Peningkatan Ketahanan Pangan.
Program ini bertujuan untuk
meningkatkan ketahanan pangan dan
ketersediaan pangan di Provinsi Jawa
Timur. Besar anggaran yang dimanfaatkan
Program ini sebesar Rp 9.425.000.000,00
dengan realisasi mencapai Rp
7.606.134.772,00 atau 80,70 persen, untuk
pelaksanaan indikator:
a) Ketersediaan Pangan beras tercapai
105,32 persen, jagung tercapai 86,25
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 17
persen, kedelai tercapai 46,15 persen,
daging tercapai 82,91 persen, telur
tercapai 110,26 persen, susu tercapai
95,06 persen, ikan tercapai 80,88
persen, gula tercapai 77,07 persen.
b) Untuk Jumlah cadangan pangan
pemerintah provinsi tercapai 171,2
atau 85,60 persen.
c) Stabilisasi harga GKP terhadap HPP
tercapai 152,16 persen, stabilisasi
harga GKG terhadap HPP tercapai
191,04 persen, stabilisasi harga
pangan (beras) di tingkat konsumen
tercapai 21,63 persen.
d) Persentase (%) wilayah bebas rawan
pangan tercapai 159,68.
5. Sasaran V : Peningkatan Penyerapan
Konsumsi Pangan (Food Utilization)
Sasaran Peningkatan Penyerapan
Konsumsi Pangan (Food Utilization)
didukung Program Diversifikasi Pangan
dengan realisasi anggaran sebesar Rp
9.503.199.677,00 atau 93,86 persen dari
pagu Rp 10.125.000.000,00, untuk
pelaksanaan indikator kegiatan Skor PPh
tercapai 99,18 persen dan Persentase (%)
Pangan yang aman dikonsumsi tercapai
104,94 persen.
6. Sasaran VI : Peningkatan Pengetahuan,
Ketrampilan Penyuluh Bidang Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan
Sasaran Peningkatan
Pengetahuan, Ketrampilan Penyuluh
Bidang Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan didukung oleh Program
Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan dengan pagu
sebesar Rp 3.150.000.000,00 dan realisasi
sebesar Rp 2.334.321.100,00 atau 74,11
persen untuk pelaksanaan indikator
persentase (%) penyuluh bersertifikat
yang tercapai 100,13 persen.
Perkembangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur APBN yang terdiri
Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan dengan total pagu sebesar
Rp 699.485.369.000 ,00 dengan kinerja
serapan anggaran sampai dengan akhir
Desember 2017 sebesar Rp
618.092.609.683 atau 88,36 persen yang
diimplementasikan kedalam program
berikut : Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman
Pangan, Program Peningkatan Produksi
dan Produktivitas Hortikultura Ramah
Lingkungan, Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian, Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 18
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang
selalu meningkat permintaannya sehingga semua orang
akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya itu.
Kebutuhan akan pangan meningkat seiring dengan
berkembangnya jumlah penduduk di dalam wilayah.
Ketersediaan pangan sebaiknya jumlahnya mencukupi
serat bermutu baik dan harga dapat dijangkau oleh
masyarakat. Pangan diartikan sebagai segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah (Purwono dan Purnamawati,
2013). Salah satu komoditas pangan utama yang paling
dominan dikelola di setiap daerah di Indonesia adalah
padi yang nantinya akan diolah menjadi beras sehingga
dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Jika kebutuhan
pangan saat ini dan yang akan datang harus bisa
terpenuhi oleh sebab itu perlu suatu pendekatan baru
dalam perkembangan pertanian dan pada beberapa
tahun terakhir menjadi pusat perhatian dunia terhadap
kebutuhan pangan yang meningkat dikarenakan terus
bertambahnya jumlah penduduk yang terus berkembang.
Pembangunan dalam bidang pertanian pada saat
ini dalam rangka pemenuhan pangan dan gizi serta
menambah pendapatan masyarakat. Pembangunan
sektor pertanian dengan sistem agribisnis diharapkan
dapat meningkatkan kuantitas, produktivitas, kualitas,
pemasaran, dan efisiensi usaha pertanian, baik yang
dikelola secara mandiri maupun kemitraan.
Pembangunan pertanian di Jawa Timur salah satunya
dalam upaya pemenuhan target Provinsi Jawa Timur
sebagai Lumbung Pangan Nasional di Indonesia melalui
berbagai upaya pelaksanaan program dan kegiatan pada
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Provinsi Jawa Timur.
Walaupun pelaksanaan program dan kegiatan tersebut
tidak terlepas dari kendala di sektor pertanian yang juga
sebagai isu strategis pada sektor pertanian di Provinsi
Jawa Timur saat ini, diantaranya terjadinya konversi lahan
pertanian yang masih tinggi, sumber daya manusia petani
yang makin langka dan kualitas SDM yang masih rendah,
sarana dan prasarana yang masih terbatas, dan juga
masalah pemasaran hasil. Oleh karena itu dengan
pemanfaatan pelaksanaan program dan kegiatan
diharapkan dapat mengatasi kendala yang ada di sektor
pertanian saat ini.
Isu terhadap ketahanan pangan merupakan isu
global dimana dunia mengalami krisis pangan akibat
terbatasnya stok pangan. Isu terhadap krisis pangan
bukan merupakan sebuah fenomena, akan tetapi
berkaitan dengan pola penerapan asas berkelanjutan.
Pembangunan yang tidak berlandaskan asas
keberlanjutan menyebabkan berbagai perubahan dan
penurunan (decrease) terutama pada iklim dan
pemanasan global yang memberikan efek meluas hingga
pada penurunan produktivitas ketahanan pangan.
Indonesia sebagai negara agraris, memiliki hamparan
sawah yang luas, pada tahun mendatang harus mampu
mencukupi kebutuhan akan pangan dalam negeri tanpa
ketergantungan pada pangan impor. Untuk itu, Indonesia
sebagai negara agraris perlu menjamin penyediaan lahan
pertanian pangan secara berkelanjutan sebagai sumber
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
dengan mengedepankan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan,
kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional. Ancaman
yang paling utama terhadap Ketahanan Pangan Di
Indonesia maupun Provinsi Jawa Timur sebagai Lumbung
Pangan Nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
pertambahan jumlah penduduk serta konversi lahan dan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 19
penurunan kualitas lahan pertanian. Trend alih fungsi
lahan pertanian tiap tahunnya mencapai 110.000 hektar
tiap tahunnya, sedangkan untuk Provinsi Jawa Timur alih
fungsi lahan pada tahun 2004 – 2009 rata-rata 942 Ha
atau sebesar 3,37% tiap tahunnya. Trend Pertumbuhan
Produktivitas Padi Jawa Timur dari tahun 1993 – 2011
cenderung meningkat dari 43,78 Kwintal/Ha pada tahun
1993, 44,69 Kwintal/Ha pada tahun 2002, dan 50,76
Kwintal pada tahun 2011. Sedangkan untuk Prediksi
Surplus Padi Jawa Timur dalam rangka ketahanan pangan
pada tahun 2014 surplus 10 juta ton Padi untuk Nasional.
Dengan demikian Jawa Timur memiliki peran strategis
dalam memberikan kontribusi untuk ketahanan pangan
terhadap Nasional. Selain itu pula, dalam rangka
mendukung Jawa Timur sebagai Lumbung Padi Nasional,
perlu didukung oleh rencana aksi peningkatan indeks
pertanaman yang dilakukan dengan pemenuhan
kebutuhan sumber daya air sampai dengan tahun 2030,
telah direncanakan pengembangan penyediaan air baku
(pada Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Wilayah Sungai
Brantas.). Dimana untuk indeks pertanaman yang
awalnya adalah 1,86 sehingga dengan adanya optimalisasi
lahan dan Air di DAS direncanakan indeks pertanaman
tersebut akan meningkat menjadi 2,30. Arti dari indeks
pertanaman 1 adalah dalam satu tahun akan dihasilkan
satu kali panen, sedangkan untuk indeks pertanaman 2
adalah dalam satu tahun akan dihasilkan 2 kali panen. Di
Jawa Timur rencana indeks pertanaman adalah 2,30 yang
artinya dalam satu tahun akan dihasilkan 2 kali panen.
Adanya kebutuhan untuk mempertahankan dan
meningkatkan lahan pertanian di Jawa Timur telah
sejalan dengan dokumen perencanaan pembangunan
provinsi yaitu RPJP, RPJM, dan RTRW. Adapun arahan
kebijakan dalam mendukung Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) pada RPJP Provinsi Jawa Timur
adalah mengembangkan perekonomian modern berbasis
agrobisnis yaitu pengembangan Tanaman Pangan,
hotikultura, perkebunan, perikanan, dan kehutanan.
Arahan kebijakan dalam mendukung Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan pada RPJM Provinsi Jawa Timur
adalah meningkatkan pengamanan ketahanan pangan,
dengan kebijakan yang diarahkan pada mempertahankan
tingkat produksi beras dengan ketersediaan minimal
yang cukup untuk mendukung kemandirian pangan.
Sementara itu arahan kebijakan dalam mendukung Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan pada RTRWP Jatim
adalah menetapkan wilayah Jatim sebagai Lumbung
Pangan Nasional yang dicapai melalui upaya-upaya
mempertahankan luasan sawah beririgasi dengan
mengendalikan secara ketat alih fungsi sawah dan
pertanian produktif dan meningkatkan upaya
pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil produksi
pertanian.
Ketahanan Pangan umumnya merupakan
capaian peningkatan ketersediaan pangan dengan ruang
lingkup wilayah nasional, sasaran utamanya adalah
komoditas pangan dari produk pertanian seperti beras,
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi
jalar strategi yang diterapkan dalam swasembada pangan
adalah subtitusi impor dengan target yang diharapkan
adalah peningkatan produksi pangan dengan sasaran
petani. Sedangkan hasil target ketersediaan pangan oleh
produk domestic (tidak impor). Kemandirian pangan
merupakan kondisi dinamis karena sifatnya lebih
menekan pada aspek perdagangan atau komersialisasi;
kemandirian lebih menuntut daya saing tinggi karena
produk yang dihasilkan pada skema proporsi ekspor,
sedangkan swasembada lebih tertuju pada skema
subtitusi impor. Ruang lingkup dari kemandirian pangan
adalah nasional/wilayah dengan sasaran komoditas
pangan dengan strategi yang diterapkan adalah
peningkatan daya saing atau dapat dikatakan promosi
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 20
ekspor. Upaya atau harapan yang ditargetkan adalah
peningkatan produksi pangan yang berdaya saing pangan
sehingga hasil yang akan didaptkan ketersediaan pangan
oleh produk domestik yang didapatkan dari hasil petani
sebagai stake holder dalam negeri sedangkan impor
hanya digunakan sebagai pelengkap. Kedaulatan pangan
adalah kebebasan dan kekuatan rakyat serta
komunitasnya untuk menuntut dan mewujudkan hak
untuk mendapatkan produksi pangan sendiri dan
tindakan melawan kekuasaan perusahaan –perusahaan
serta kekuatan lainnya yang merusak sistem produksi
pangan rakyat melalui perdagangan , investasi, serta alat
kebijakan lainnya. Ruang lingkup dari kedaulatan pangan
tidak jauh berbeda dengan swasembada pangan dan
kemandirian pangan yaitu ruang lingkup secara nasional
dengan sasaran petani sebagai pengelola lahan produktif
dapat menghasilkan pangan yang beraneka ragam .
Strategi yang diterapkan adalah pelarangan impor
dengan target utama peningkatan produksi pangan
denganmenekan perlindungan pada petani sehinggga
menghasilkan kesejahteraan petani.
Dalam konsep ketahanan pangan ruang
lingkupnya berbeda dengan yang lain yaitu meliputi
rumah tangga dan individu. Strategi yang diterapkan dal
konsep ketahanan pangan adalah peningkatan
ketersediaan pangan, akses pangan, dan penyerapan
pangan. Capaian utama dalam konsep ini meliputi
peningkatan status gizi (penurunan kelaparan , gizi
kurang dan gizi buruk). Hasil yang diharapkan adalah
manusia sehat dan produktif (angka harapan hidup
tinggi) pada konsep ketahanan lebih mengutamakan
akses setiap individu untuk memeperoleh pangan yang
bergizi untuk sehat dan produktif. Konsep ketahanan
pangan yang sempit meninjau sistem ketahanan pangan
dari aspek masukan yaitu produksi dan penyediaan
pangan. Seperti yang banyak diketahui , baik secara
nasional maupun global , ketersediaan pangan yang
melimpah melebihi kebutuhan pangan penduduk tidak
menjamin bahwa seluruh penduduk terbebas dari
kelaparan dan gizi kurang. Aspek aspek ketahanan
pangan terdiri dari 4 (empat) yaitu ketersediaan, akses,
penyerapan pangan dan stabilitas pangan. Status gizi
merupakan outcome dari ketahanan pangan.
Ketersediaan akses dan penyerapan pangan merupakan
aspek yang harus terpenuhi maka satu Negara belum
dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang
cukup baik. Walaupun pangan tersedia cukup di tingkat
nasional dan regional, tetapi jika akses individu untuk
memenuhi pangannya tidak merata, maka ketahanan
pangan masih dikatakan rapuh. Secara rincian penjelasan
menegenai subsistem tersebut dapat di uraikan sebagai
berikut. Aspek Ketersedian (Food Availability) : yaitu
ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan
bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang
berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan
maupun bantuan pangan. Ketersedian pangan ini
diharapkan mampu mencukupi pangan yang di
definisikan sebagai jumlah kalori yang di butuhkan untuk
kehidupan yang aktif dan sehat. Dari perspektif sejarah
istilah ketahanan pangan (food security) muncul dan di
bangkitkan karena kejadian krisis pangan dan kelaparan.
Istilah ketahanan pangan dalam kebijakan pangan dunia
pertama kali digunakan pada tahun 1971 oleh PBB untuk
membebaskan dunia terutama negara- negara
berkembang dari krisis produksi dan suplay makanan
pokok. Fokus ketahanan pangan pada masa itu
menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan pokok dan
membebaskan daerah dari krisis pangan yang nampak
pada definisi ketahanan pangan oleh PBB. Definisi
tersebut disempurnakan pada Internasional Conference
of Nutrition 1992 yang disepakati oleh pimpinan negara
anggota PBB sebagai berikut: tersedianya pangan yang
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 21
memenuhi kebutuhan setiap orang baik dalam jumlah
dan mutu pada setiap saat untuk hidup sehat, aktif dan
produktif. Keamanan pangan adalah jaminan bahwa
pangan tidak akan menyebabkan bahaya kepada
konsumen jika disiapkan atau dimakan sesuai dengan
maksud dan penggunaannya (FAO/WHO) 1997).
Sedangkan definisi keamanan pangan menurut Undang
Undang Repubik Indonesia nomor 7 tahun 1996 tentang
Pangan dan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2004
tentang Keamanan , Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi
dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia. Ketentuan mengenai keamanan
pangan meliputi sanitasi pangan, bahan tambahan
pangan, rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan
pangan, jaminan mutu dan pemeriksaan laboratorium.
Didalam peraturan yang sama juga disebutkan bahwa
setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang
mengandung bahan beracun, berbahaya, yang dapat
merugikan atau membahayakan kesehatan jiwa manusia.
Salah satu cara produsen untuk memenuhi ketentuan
tersebut adalah mengikuti peraturan yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah, termasuk persyaratan
sanitasi di setiap rantai pangan, yang meliputi proses
produksi, penyimpanan, pengangkutan dan
peredarannya serta penerapan cara produksi makanan
yang baik (CPMB). Pemerintah Provinsi Jawa Timur
sendiri dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) 2014-2019 dengan agenda revitalisasi
pertanian yang dijabarkan melalui program prioritas
Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan memfasilitasi
peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan
sampai ke tingkat rumah tangga.
Pada periode akhir saat ini pelaksanaan program
dan kegiatan tahun 2017 ini dilaksanakan evaluasi kinerja
melalui suatu hasil Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKJIP) dimana dilakukan pengukuran kinerja untuk
mengetahui pencapaian kinerja dan untuk mewujudkan
pertanggungjawaban dari pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Jawa
Timur sebagai unsur penyelenggara pemerintahan bidang
pertanian di Provinsi Jawa Timur. LKJIP disusun
berdasarkan Rencana Strategis (Renstra), Rencana
Kinerja Tahunan (RKT), dan Perjanjian Kinerja (PK) yang
disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi (Permenpan dan
RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja Instansi Pemerintah yaitu bagaimana
mewujudkan suatu laporan kinerja yang akuntabel dan
dapat dipertanggungjawabkan sebagai hasil kinerja suatu
organisasi pemerintahan.
1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Daerah
Provinsi Jawa Timur ditetapkan dalam Peraturan Daerah
(Perda) Provinsi Jawa Timur Nomor : 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(pasal 4) dan telah dijabarkan dalam Peraturan Gubernur
(Pergub) Provinsi Jawa Timur Nomor : 85 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas
dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Selain itu juga
didasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor
113 Tahun 2016 tentang Nomenklatur, Susunan
Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur, maka kedudukan, tugas dan fungsi
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 22
i. Kedudukan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah.
ii. Tugas
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan
urusan pemerintahan menjadi kewenangan Pemerintah
Provinsi di bidang pertanian dan pangan serta tugas
pembantuan.
iii. Fungsi
Didalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
menyelenggarakan fungsi : a) perumusan kebijakan teknis
di bidang pertanian dan pangan; b) pelaksanaan kebijakan
di bidang pertanian dan pangan; c) pelaksanaan evaluasi
dan pelaporan di bidang pertanian dan pangan; d)
pelaksanaan administrasi Dinas di bidang pertanian dan
pangan; e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur sesuai Peraturan
Daerah (Perda) Provinsi Jawa Timur Nomor : 11 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah dan telah dijabarkan dalam Peraturan Gubernur
(Pergub) Provinsi Jawa Timur Nomor : 85 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas
dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, yang membawahi : 1) Sub Bagian Tata
Usaha; 2) Sub Bagian Penyusunan Program dan
Anggaran; 3) Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Produksi Tanaman Pangan, membawahi : 1)
Seksi Serealia; 2) Seksi Aneka Kacang dan Umbi; 3)
Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Tanaman
Pangan
d. Bidang Produksi Hortikultura, membawahi : 1) Seksi
Tanaman Buah dan Hias; 2) Seksi Sayur dan Obat; 3)
Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Tanaman
Hortikultura
e. Bidang Sarana Prasarana, membawahi : 1) Seksi
Sarana Produksi; 2) Seksi Pendayagunaan Lahan dan
Air; 3) Seksi Pembiayaan
f. Bidang Ketahanan Pangan, membawahi : 1)
Ketersediaan dan Cadangan Pangan; 2) Seksi
Distribusi dan Penganekaragaman Pangan; 3) Seksi
Konsumsi dan Keamanan Pangan
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang
dimaksud adalah unit pelaksana teknis di lingkungan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur yang melaksanakan tugas-tugas teknis operasional
di lapangan. Tugas teknis operasional dari UPTD
tersebut berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur
Nomor 49 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 128 Tahun 2008 (Berita
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Nomor 128 Seri E
1) tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 49
Tahun 2011/D) sebagai berikut :
a. UPT Pengembangan Benih Padi;
b. UPT Pengembangan Benih Palawija;
c. UPT Pengembangan Benih Hortikultura;
d. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura;
e. UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura;
f. UPT Pendidikan dan Pelatihan Pertanian;
g. UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura;
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 23
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur sesuai Pergub
Nomor: 85 Tahun 2017
Struktur Organisasi Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur
h. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Hasil Pertanian
1.4. Peran Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur
Peran strategis dan potensi pertanian dan
ketahanan pangan di Jawa Timur ini selain terlihat dari
kondisi sumberdaya alam Jawa Timur dengan beragam
komoditas tanaman pangan dan hortikultura tetapi juga
didukung sebagian besar penduduknya melakukan
aktivitas / bekerja dibidang pertanian semakin
mengokohkan potensi pertanian Jawa Timur terutama
dalam mendukung agenda prioritas nasional dalam
mewujudkan kedaulatan pangan.
Kinerja pembangunan sektor pertanian dan
ketahanan pangan terutama tanaman pangan,
hortikultura, dan ketahanan pangan Jawa Timur Tahun
2017 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 yang
mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Timur (RPJMD) Tahun 2014-2019.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pangan, kebutuhan akan pangan
merupakan hak mendasar bagi setiap penduduk,
sehingga ketersediaan dan keterjangkauan terhadap
pangan yang bermutu dan bergizi seimbang menjadi
sangat fundamental. Ketersediaan pangan menjadi
prioritas utama karena apabila kebutuhan pangan
masyarakat tidak terpenuhi maka akan menjadi ancaman
bagi stabilitas nasional. Oleh karena itu peran subsektor
tanaman pangan, hortikultura, dan ketahanan pangan di
Jawa Timur sangatlah strategis dalam berkontribusi
sebagai lumbung pangan nasional.
Pada tahun 2017, implementasi strategi dan
kebijakan pembangunan tanaman pangan, hortikultura,
dan ketahanan pangan yang termuat dalam Renstra
mengacu Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 telah menjadikan sektor
pertanian dan ketahanan pangan sebagai pendorong
pembangunan ekonomi Jawa Timur terutama di
perdesaan. Hal tersebut terlihat dari kontribusi pertanian
melalui penyediaan bahan pangan, bahan baku industri,
pakan penyerap tenaga kerja, dan pelestarian lingkungan.
Menyadari peran strategis sektor pertanian,
Presiden Republik Indonesia melalui agenda prioritasnya
Nawa Cita mengarahkan pembangunan pertanian dan
ketahanan pangan untuk mewujudkan kedaulatan
pangan. Kedaulatan pangan yang dimaksudkan adalah
terpenuhinya kebutuhan pangan dari produksi dalam
negeri secara mandiri, serta mampu melindungi dan
menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha
pertanian pangan terutama dalam menghadapi
perkembangan ekonomi global.
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN
TATA USAHA
SUB BAGIAN PENYUSUNAN
PROGRAM DAN ANGGARAN
SUB BAGIAN
KEUANGAN
BIDANG
TANAMAN
PANGAN
BIDANG PRODUKSI
HORTIKULTURA
BIDANG PRASARANA
DAN SARANA BIDANG KETAHANAN
PANGAN
SEKSI
SEREALIA
SEKSI
ANEKA
KACANG
DAN UMBI
SEKSI PASCA
PANEN DAN
PENGOLAH
AN HASIL
TANAMAN
PANGAN
SEKSI
TANAMAN
BUAH DAN HIAS
SEKSI
TANAMAN
SAYUR DAN
OBAT
SEKSI PASCA
PANEN DAN
PENGOLAHAN
HASIL
TANAMAN
HORTIKULTURA
SEKSI PUPUK DAN
ALAT MESIN
PRAPANEN
TANAMAN PANGAN
DAN
HORTIKULTURA
SEKSI
PENDAYAGUNAAN
LAHAN DAN AIR
SEKSI PEMBIAYAAN
SEKSI KETERSEDIAAN
DAN CADANGAN
PANGAN
SEKSI DISTRIBUSI DAN
PENGANEKARAGAMA
N PANGAN
SEKSI KONSUMSI
DAN KEAMANAN
PANGAN
8 UPT
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 24
Upaya pencapaian kedaulatan pangan di Jawa
Timur tersebut tentunya tidak mudah, mengingat
membangun subsektor tanaman pangan, hortikultura
dan ketahanan pangan melibatkan berbagai sub sistem
agribisnis. Oleh karena itu, kebijakan, program, dan
kegiatan harus mampu menjawab permasalahan
mendasar dan isu strategis pembangunan pertanian dan
ketahanan pangan saat ini : 1) Upaya pemenuhan
ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi
pangan di Jawa Timur masih rentan terhadap isu
pemanasan global yang berdampak terjadinya perubahan
iklim; 2) Tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi
lahan non pertanian serta terjadinya degradasi
sumberdaya alam; 3) Kelembagaan petani yang masih
lemah, yang disebabkan masih relatif rendahnya kualitas
sumber daya manusia petani; 4) Lemahnya akses petani
terhadap permodalan, dan terbatasnya ketersediaan
sarana dan prasarana produksi pertanian (benih, pupuk,
pestisida, alsintan) pendukung pengembangan sistem
agribisnis; 5) Fluktuasi harga produk pertanian akibat
ketersediaan bahan pangan tidak kontinyu sepanjang
tahun serta lemahnya tata niaga produk pertanian dan
panjangnya rantai distribusi produk pertanian; 6)
Pengelolaan usahatani yang berorientasi pasar regional
dan internasional; 7) Kurang tersedianya informasi
ketahanan pangan yang akurat dan tertata dengan baik;
8) Ketersediaan pangan bagi masyarakat miskin dan/atau
rawan pangan yang terkena rawan pangan transien serta
untuk menjamin pasokan pangan yang stabil antar waktu
dan antar daerah; 9) Kebutuhan pangan rumah tangga
miskin dan/atau rawan pangan yang mengalami keadaan
darurat dan kerawanan pangan
pasca bencana; 10) teersediaan
akses pangan rumah tangga
miskin dan/atau rawan pangan
akibat gejolak harga.
1.5. Dukungan Sumberdaya
Peran strategis dan potensi pertanian di Jawa
Timur ini selain terlihat dari kondisi sumberdaya alam
Jawa Timur dengan beragam komoditas tanaman pangan
dan hortikultura tetapi juga didukung sebagian besar
penduduknya melakukan aktivitas / bekerja dibidang
pertanian semakin mengokohkan potensi pertanian Jawa
Timur terutama dalam mendukung agenda prioritas
nasional dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
Jumlah sumberdaya manusia pertanian terdiri
aparat dan non aparat. Jumlah non aparat terdiri
kelompoktani sebanyak 31.433 kelompok dan gabungan
kelompoktani (gapoktan) sebanyak 6.105 gapoktan.
Sedangkan aparat pertanian terdiri :
• Petugas Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 sebanyak 991
orang yang terdiri dari : a) Pejabat Struktural
sebanyak 41 orang; b) 567 orang pejabat fungsional
(Pengawas Mutu Hasil Pertanian = 19 orang,
Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan = 420
orang, Pengawasan Benih Tanaman = 108 orang,
Perencana Pertanian = 2 orang, Widyaiswara = 4
orang, Statistisi = 1 orang, Analis Kepegawaian = 2
orang, Pengelola barang dan jasa = 1 orang) dan 326
orang staf,
• Petugas Dinas Pertanian Kabupaten / Kota terdiri a)
petugas teknis Dinas/ Instansi lingkup pertanian
lainnya; b) mantri tani di 664 kecamatan; c) dan
penyuluh pertanian (1.795 penyuluh PNS,1.791
penyuluh THLTB ).
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 25
II. PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun
2014 – 2019
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019
dimaksudkan untuk mengakomodasi kepentingan
masyarakat yang penyusunannya memperhatikan
perencanaan pembangunan pertanian dan ketahanan
pangan kedepan yang disusun atas dasar Undang-
Undang Nomor : 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Undang - Undang Nomor : 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Nomor: 40 Tahun 2006 Tentang
tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah serta Surat Edaran Bersama
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri
Nomor : 0259/M.PPN/1/2006 yang mengamanatkan
adanya penyempurnaan sistem perencanaan dan
penganggaran daerah, baik pada aspek proses dan
mekanisme maupun tahapan musyawarah perencanaan
pusat dan daerah. Sebagai dokumen perencanaan,
Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur Tahun 2014 – 2019 disusun berdasarkan
analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan, dan
permasalahan termasuk isu strategis yang dihadapi.
Selaras dengan visi pembangunan ekonomi Jawa
Timur, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019, visi
pembangunan tanaman pangan dan hortikultura Jawa
Timur Tahun 2014 – 2019, "Jawa Timur sebagai Pusat
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk
kesejahteraan petani".
2.2. Perjanjian Kinerja
Capaian kinerja pembangunan pertanian dan
ketahanan pangan Jawa Timur di Tahun 2017 merupakan
implementasi dari seluruh program/kegiatan. Untuk
mengetahui keberhasilan dari capaian kinerja
pembangunan tanaman pangan dan hortikultura
tersebut digunakan Indikator kinerja dan target tahunan
yang menjadi Perjanjian Kinerja selama Tahun 2017.
Perjanjian kinerja tersebut disusun selaras
dengan Rencana Kinerja Tahunan 2017 yang merupakan
penjabaran dari Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019 dalam
mewujudkan Visi, Misi yang dijabarkan melalui sasaran
yang akan dicapai.
Tabel 2.1
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Tahun 2017
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Target Tahun 2017
1 Peningkatan Produksi dan
Produktivitas Komoditas Utama dan
Unggulan
1 Luas Panen Padi (ha) 2.000.031
Jagung (ha) 1.267.783 Kedelai (ha) 329.841
Sayuran (ha) 175.014 Cabe Besar (ha) 17.653
Cabe rawit (ha) 53.914 Bawang Merah (ha) 24.506 Buah-buahan
(phn,rmp)
75.021.370
Mangga (phn) 9.769.586 Pisang 27.239.838
G a m b a r 1 . 4 . V i s i, M is i , T u j u a n d a n S a s a r a n
S t r a t e g i s
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 26
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Target Tahun 2017
Jeruk Keprok/Siam
(phn)
4.615.510
Tan. Hias (m²) 5.301.849 Anggrek (m²) 221.530
Krisan (m²) 4.548.719 Tan. Biofarmaka
(kg) 36.059.681
Temulawak (kg) 6.649.601 Jahe (kg) 12.211.367 2 Produktivitas
Padi (ku/ha) 64,96 Jagung (ku/ha) 58,24 Kedelai (ku/ha) 15,71
Sayuran (ku/ha) 122,01 Cabe Besar (ku/ha) 75,77 Cabe rawit (ku/ha) 64,26
Bawang Merah (ku/ha)
122,39
Buah-buahan
(kg/phn)
53,58
Mangga (kg/phn) 140,11 Pisang (kg/phn) 81,50
Jeruk Keprok/Siam (kg/phn)
128,00
Tan. Hias
(tangkai/m²)
26,87
Anggrek (tangkai/m²)
11,78
Krisan (tangkai/m²) 12,97 Tan. Biofarmaka
(kg/m2) 1,42
Temulawak (kg/m2)
1,34
Jahe (kg/m2) 1,53
3 Produksi Padi (ton) 12.992.199 Jagung (ton) 7.383.933
Kedelai (ton) 518.311 Sayuran (ton) 2.135.351 Cabe Besar (ton) 133.754
Cabe rawit (ton) 346.450
Bawang Merah
(ton)
299.928
Buah-buahan (ton)
4.019.645
Mangga (ton) 1.072.480 Pisang (ton) 1.739.420 Jeruk Keprok/Siam
(ton)
462.882
Tan. Hias (tangkai) 142.480.000 Anggrek (tangkai) 2.610.307
Krisan (tangkai) 58.986.244 Tan. Biofarmaka
(kg) 51.254.083
Temulawak (kg) 8.915.523 Jahe (kg)
18.721.696
4 Index Pertanaman Padi
2,15
5 Prosentase
terkendalinya
96,00
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Target Tahun 2017
Serangan OPT dan
DPI pada areal tanam tanaman pangan dan
hortikultura
2 Peningkatan
Efisiensi, Kualitas dan Jumlah Olahan
Produk Tanaman Pangan dan
Hortikultura di Jawa Timur
1 Presentase Nilai
tambah usahatani tanaman pangan :
- padi (dengan
asumsi HET pupuk dan HPP gabah tetap)
64,72
- Jagung
44,58
2 Jumlah
kebun/lahan usaha yang terregistrasi melalui penerapan
GAP (sayuran, Buah-buahan, Tanaman Hias dan
Biofarmaka)
510
3 Jumlah produk hasil pertanian
(tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan,
peternakan dan perikanan) bersertifikat
60
3 Peningkatan Kapasitas Petani
1 Presentase Jumlah Kelompok yang menerapkan
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)
11,92
2 Presentase Jumlah Kelompok yang menerapkan
Good Agriculture Practices (SLGAP)
9,48
4 Peningkatan 1 Ketersediaan
Pangan Masyarakat (Kg/Kap/Th)
Ketersediaan Pangan
- Padi 199,00
(Food
Avalaibility) &
- Jagung 167,24
Akses Pangan - Kedelai 12,48 Masyarakat - Daging 9,36
(Food Acces) - Telur 8,97 - Susu 10,73 - Ikan 41,69
- Gula 37,81 2 Jumlah Cadangan
Pangan
Pemerintah Provinsi
200,0
3 Stabilisasi Harga
Pangan (Gabah) ditingkat Produsen (Rp/Kg)
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 27
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Target Tahun 2017
- Harga Gabah
Kering Panen (GKP) Terhadap HPP
3.700
- Harga Gabah Kering Giling (GKP) Terhadap
HPP
4.600
4 Stabilisasi Harga Pangan (Beras) di
Tingkat Konsumen
8,00
5 Persentase (%)
wilayah Bebas Rawan Pangan
62,0
5 Peningkatan
Penyerapan Konsumsi Pangan (Food
Utilization)
1 Skor Pola Pangan
Harapan
85,5
2 Persentase (%) wilayah Bebas
Rawan Pangan
62,0
6 Peningkatan 1 Persentase (%) Penyuluh
14,92
Pengetahuan, Bersertifikat Ketrampilan
Penyuluh
Bidang Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
3. Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur merupakan
bentuk pertanggung-jawaban kinerja yang memuat
realisasi dan tingkat capaian kinerja sesuai perjanjian yang
disepakati ditahun 2017. Didalam Perjanjian Kinerja
tersebut memuat 18 Indikator Kinerja Utama (IKU) dari
enam Sasaran Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur.
3.1. Capaian Kinerja
3.1.1. Sasaran 1. Peningkatan Produksi dan
Produktivitas Komoditas Utama
Capaian kinerja peningkatan produksi dan
produktivitas komoditas utama terukur perkembangan
tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur pada
tahun 2017.
Tabel 3.1
Pencapaian Kinerja Realisasi Luas Panen dalam rangka Peningkatan
Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama
Jawa Timur Tahun 2017
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target Tahun
2017
Realisasi Tahun 2017
Capaian
(%)
1. Peningkatan Produksi
1 Luas Panen
dan Produktivitas
Padi 2.000.031 2.291.983 114,60
Komoditas Utama
Jagung 1.267.783 1.241.507 97,93
Dan Unggulan Kedelai 329.841 141.602 42,93
Sayuran 175.014 383.218 218,96
Cabe Besar 17.653 32.231 182,58
Cabe rawit 53.914 221.578 410,98
Bawang Merah 24.506 38.143 155,65
Buah-buahan 75.021.370 334.362.095 445,69
Mangga 9.769.586 8.367.237 85,65
Pisang 27.239.838 20.077.488 73,71
Jeruk Keprok / Siam
4.615.510 6.748.171 146,21
Tan. Hias 5.301.849 17.125.964 323,02
Anggrek 221.530 369.041 166,59
Krisan 4.548.719 4.447.800 97,78
Tan. Biofarmaka 36.059.681 89.216.747 247,41
Temulawak 6.649.601 2.475.308 37,22
Jahe 12.211.367 39.853.712 326,37
Sumber : ARAM II tahun 2017 untuk Tanaman Pangan, RKSP 2017 untuk komoditi Hortikultura, BPS Provinsi Jawa Timur ( data diolah)
Keterangan : Angka Buah-buahan mengunakan Buah Sayuran Tahunan (BST), Angka Sayuran menggunakan perhitungan Sayuran Buah Semusim (SBS), Angka Luas Panen Tanaman Pangan
dan Sayuran dalam satuan hektar, Buah-buahan, mangga dan jeruk dalam satuan pohon, pisang dalam satuan rumpun, Tanaman Hias dan Biofarmaka dalam satuan m².
Angka luas panen Biofarmaka yang dihitung hanya satuan m²
Tabel 3.2
Perbandingan Realisasi Kinerja Luas Panen dalam rangka
Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa
Timur Tahun 2017
Sasaran
Strategis Indikator
Kinerja Utama
Target
Tahun 2017
Realisasi
No 2015 2016 2017
1 Peningkatan Produksi
1 Luas Panen
dan Produktivitas
Padi 2.000.031 2.152.070 2.278.460 2.291.983
Komoditas Utama
Jagung 1.267.783 1.213.654 1.238.615,6 1.241.507
Dan Unggulan Kedelai 329.841 208.067 181.810,2 141.602
Sayuran 175.014 171.625 176.426 383.218
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 28
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Tahun 2017
Realisasi
No 2015 2016 2017
Cabe Besar 17.653 14.422 13.571 32.231
Cabe rawit 53.914 52.838 53.830 221.578
Bawang Merah
24.506 30.437 36.173 38.143
Buah-buahan
75.021.370 121.139.624 315.138.513 334.362.095
Mangga 9.769.586 8.052.093 6.985.730 8.367.237
Pisang 27.239.838 21.186.844 19.894.834 20.077.488
Jeruk Keprok / Siam
4.615.510 6.046.442 10.338.409 6.748.171
Tan. Hias 5.301.849 10.353.463 10.726.381 17.125.964
Anggrek 221.530 228.813 232.371 369.041
Krisan 4.548.719 5.741.853 6.318.227 4.447.800
Tan. Biofarmaka
36.059.681 105.685.421 77.969.279 89.216.747
Temulawak 6.649.601 8.179.793 6.501.923 2.475.308
Jahe 12.211.367 52.922.149 32.715.950 39.853.712
Sumber : ARAM II tahun 2017 untuk Tanaman Pangan, RKSP 2017 untuk komoditi
Hortikultura, BPS Provinsi Jawa Timur ( data diolah)
Keterangan : Angka Buah-buahan mengunakan Buah Sayuran Tahunan
(BST), Angka Sayuran menggunakan perhitungan Sayuran
Buah Semusim (SBS), Angka Luas Panen Tanaman Pangan dan
Sayuran dalam satuan hektar, Buah-buahan, mangga dan
jeruk dalam satuan pohon, pisang dalam satuan rumpun,
Tanaman Hias dan Biofarmaka dalam satuan m². Angka luas
panen Biofarmaka yang dihitung hanya satuan m²
Tabel 3.3
Pencapaian Kinerja Produktivitas dalam rangka Peningkatan
Produksi dan Produktivitas
Komoditas Utama Jawa Timur
Tahun 2017
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Tahun 2017
Realisasi
Tahun 2017
Capaian
(%)
1 Peningkatan 2 Produktivitas
Produksi Padi 64,96 57,27 88,16
dan Produktivitas Jagung 58,24 49,85 85,59
Komoditas Utama Kedelai 15,71 15,99 101,78
Dan Unggulan Sayuran 122,01 50,55 41,43
Cabe Besar 75,77 34,72 45,82
Cabe rawit 64,26 17,05 26,53
Bawang Merah 122,39 79,08 64,61
Buah-buahan 53,58 17,56 32,77
Mangga 140,11 113,15 80,76
Pisang 81,50 114,47 140,45
Jeruk Keprok / Siam
128,00 102,26 79,89
Tan. Hias 26,87 14,79 55,04
Anggrek 11,78 7,56 64,18
Krisan 12,97 23,80 183,50
Tan. Biofarmaka
1,42 1,55 109,15
Temulawak 1,34 2,02 150,75
Jahe 1,53 1,20 78,43
Sumber : ARAM II tahun 2017 untuk Tanaman Pangan, RKSP 2017 untuk
komoditi Hortikultura, BPS Provinsi Jawa Timur ( data diolah)
Keterangan : Angka Buah-buahan mengunakan Buah Sayuran Tahunan (BST),
Angka Sayuran menggunakan perhitungan Sayuran Buah Semusim
(SBS), Angka produktivitas Tanaman Pangan dan Sayuran dalam
satuan ku/ha, Buah dalam satuan kg/pohon, tanaman hias dalam
satuan tangkai/m², Biofarmaka dalam satuan kg/m²
Tabel 3.4
Perbandingan Realisasi Kinerja Produktivitas dalam rangka
Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama
Jawa Timur Tahun 2017
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Tahun
2017
Realisasi
2015 2016 2017
1 Peningkatan 2 Produktivitas
Produksi Padi 64,96 61,13 59,84 57,27
dan Produktivitas Jagung 58,24 50,52 50,69 49,85
Komoditas Utama Kedelai 15,71 16,58 15,09 15,99
Dan Unggulan Sayuran 122,01 98,44 94,58 50,55
Cabe Besar 75,77 63,31 70,40 34,72
Cabe rawit 64,26 47,20 48,45 17,05
Bawang Merah 122,39 90,50 84,18 79,08
Buah-buahan 53,58 38,38 15,59 17,56
Mangga 140,11 108,55 93,86 113,15
Pisang 81,50 73,27 93,78 114,47
Jeruk Keprok / Siam
128,00 68,50 81,00 102,26
Tan. Hias 26,87 32,01 31,97 14,79
Anggrek 11,78 16,96 15,94 7,56
Krisan 12,97 19,88 20,55 23,80
Tan. Biofarmaka 1,42 1,51 2,22 1,55
Temulawak 1,34 1,68 1,72 2,02
Jahe 1,53 1,46 3,09 1,20
Sumber : ARAM II tahun 2017 untuk Tanaman Pangan, RKSP 2017 untuk
komoditi Hortikultura, BPS Provinsi Jawa Timur ( data diolah)
Keterangan : Angka Buah-buahan mengunakan Buah Sayuran Tahunan (BST),
Angka Sayuran menggunakan perhitungan Sayuran Buah Semusim
(SBS), Angka produktivitas Tanaman Pangan dan Sayuran dalam
satuan ku/ha, Buah dalam satuan kg/pohon, tanaman hias dalam
satuan tangkai/m², Biofarmaka dalam satuan kg/m²
Tabel 3.5
Pencapaian Kinerja Produksi dalam rangka Peningkatan
Produksi dan Produktivitas
Komoditas Utama Jawa Timur
Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator
Kinerja Utama Target
Tahun 2017
Realisasi
Tahun
2017
Capaian
(%)
1 Peningkatan 3 Produksi Produksi Padi 12.992.199 13.125.414 101,03
dan Produktivitas
Jagung 7.383.933 6.188.704 83,81
Komoditas Utama
Kedelai 518.311 226.418 43,68
Dan Unggulan
Sayuran 2.135.351 1.937.345 90,73
Cabe Besar
133.754 111.892 83,66
Cabe rawit 346.450 377.747 109,03
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 29
No Sasaran
Strategis Indikator
Kinerja Utama Target
Tahun 2017
Realisasi
Tahun
2017
Capaian
(%)
Bawang Merah
299.928 301.649 100,57
Buah-buahan
4.019.645 5.873.010 146,11
Mangga 1.072.480 946.718 88,27
Pisang 1.739.420 2.298.254 132,13
Jeruk Keprok / Siam
462.882 690.096 149,09
Tan. Hias 142.480.00
0
253.247.716 177,74
Anggrek 2.610.307 2.791.541 106,94
Krisan 58.986.244 105.862.088 179,47
Tan. Biofarmaka
51.254.083 138.072.464 269,39
Temulawak 8.915.523 5.000.684 56,09
Jahe 18.721.696 47.881.844 255,76
Sumber : ARAM II tahun 2017 untuk Tanaman Pangan, RKSP 2017 untuk komoditi Hortikultura, BPS Provinsi Jawa Timur ( data diolah)
Keterangan : Angka Buah-buahan mengunakan Buah Sayuran Tahunan
(BST), Angka Sayuran menggunakan perhitungan Sayuran
Buah Semusim (SBS), Angka produksi Tanaman Pangan,
Sayuran dan Buah dalam satuan ton, tanaman hias dalam
satuan tangkai, Biofarmaka dalam satuan kg. Tanaman Hias
yang dihitung hanya satuan tangkai.
Tabel 3.6
Perbandingan Realisasi Kinerja Produksi dalam rangka
Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa
Timur Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun 2017
Realisasi
2015 2016 2017
1 Peningkatan 3 Produksi Produksi Padi 12.992.199 13.154.967 13.633.701 13.125.414
dan Produktivitas
Jagung 7.383.933 6.131.163 6.278.264 6.188.704
Komoditas Utama
Kedelai 518.311 344.998 274.317 226.418
Dan Unggulan Sayuran 2.135.351 1.689.426 1.668.644 1.937.345
Cabe Besar 133.754 91.306 95.539 111.892
Cabe rawit 346.450 249.399 260.803 377.747
Bawang Merah
299.928 275.450 304.521 301.649
Buah-buahan
4.019.645 4.649.621 4.912.964 5.873.010
Mangga 1.072.480 874.063 655.692 946.718
Pisang 1.739.420 1.552.438 1.865.772 2.298.254
Jeruk Keprok / Siam
462.882 414.195 837.369 690.096
Tan. Hias 142.480.000 331.435.556 342.902.051 253.247.716
Anggrek 2.610.307 3.879.651 3.705.028 2.791.541
Krisan 58.986.244 114.135.230 129.829.313 105.862.088
Tan. Biofarmaka
51.254.083 159.574.603 173.169.358 138.072.464
Temulawak 8.915.523 13.708.766 11.206.870 5.000.684
Jahe 18.721.696 77.328.884 100.993.661 47.881.844
Sumber : ARAM II tahun 2017 untuk Tanaman Pangan, RKSP 2017 untuk
komoditi Hortikultura, BPS Provinsi Jawa Timur ( data diolah)
Keterangan : Angka Buah-buahan mengunakan Buah Sayuran Tahunan (BST),
Angka Sayuran menggunakan perhitungan Sayuran Buah Semusim
(SBS), Angka produksi Tanaman Pangan, Sayuran dan Buah dalam
satuan ton, tanaman hias dalam satuan tangkai, Biofarmaka dalam
satuan kg. Tanaman Hias yang dihitung hanya satuan tangkai.
Tabel 3.7
Pencapaian Kinerja Index Pertanaman Padi dan Prosentase
terkendalinya Serangan OPT dan DPI pada areal tanam tanaman
pangan dan hortikultura dalam rangka Peningkatan Produksi
dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa Timur Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Utama
Target
Tahun
2017
Realisasi
Tahun
2017
Capaian
(%)
1 Peningkatan 4 Index Pertanaman Padi 2,15 2,16 100,46
Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Dan Unggulan
5 Prosentase terkendalinya Serangan OPT dan DPI pada areal tanam tanaman pangan dan hortikultura
96,00 96,88 100,92
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.8
Perbandingan Realisasi Kinerja Index Pertanaman Padi dan
Prosentase terkendalinya Serangan OPT dan DPI pada areal tanam
tanaman pangan dan hortikultura dalam rangka Peningkatan
Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Jawa Timur Tahun
2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun
2017
Realisasi
2015 2016 2017
1 Peningkatan 4 Index Pertanaman Padi
2,15 1,87 2,02
Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Dan Unggulan
5 Prosentase terkendalinya Serangan OPT dan DPI pada areal tanam tanaman pangan dan hortikultura
96,00 97,00 98,43 96,88
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
3.1.1.1. Perkembangan Tanaman Pangan
Perkembangan tanaman pangan (padi, jagung,
dan kedelai) menggunakan Angka Ramalan II (ARAM II)
Tahun 2017 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur yang dipublikasikan oleh Badan
Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.
Data BRS tersebut menunjukkan bahwa
produksi padi Jawa Timur tahun 2017 mencapai 13,125 juta
ton Gabah Kering Giling (GKG) dan mengalami penurunan
sebesar 508.287 ribu ton (3,73 persen) dibandingkan
dengan produksi tahun 2016 yang merupakan Angka
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 30
Tetap (ATAP) sebesar 13,633 juta ton GKG, dan
mengalami penurunan yang lebih kecil sebesar 29.553
juta ton (0,22 persen) dibandingkan dengan produksi
tahun 2015 yang merupakan Angka Tetap (ATAP) sebesar
13,154 juta ton GKG . Penurunan produksi tahun 2017 ini
disebabkan karena penurunan produktivitas sebesar 2,57
kuintal/hektar (4,29 persen), tetapi berbanding terbalik
dengan luas panen yang mengalami peningkatan seluas
13.523 hektar (0,59 persen). Perkembangan produksi
padi terbesar terjadi pada sub round I tahun 2017, dan
juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
sub round I ATAP 2016 yaitu sebesar 8.554 ribu ton (0,14
persen), tetapi sebaliknya pada sub round II dan sub
round III jika dibandingkan dengan ATAP 2016
menunjukan adanya penurunan yang terjadi pada
subround II (Mei – Agustus) sebesar 321.314 ton atau 6,59
persen dan penurunan luas panen seluas 22.675 hektar
atau 2,69 persen sedangkan pada sub round III
mengalami penurunan produksi sebesar 195.522 ton atau
7,53 persen antara ATAP 2016 dan ARAM II Tahun 2017.
Peningkatan produksi hanya terjadi pada Sub Round I,
sedangkan pada Sub Round II dan Sub Round III terjadi
penurunan produksi yang diiringi dengan penurunan luas
panendan produktivitas di masing-masing sub round.
Peningkatan luas panen dan produksi padi tahun
2017 di Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka
Ramalan(ARAM) Tahun 2017 ini juga didukung hasil luas
panen dan produksi di 38 kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Timur dengan produksi dan luas panen tertinggi di
Kabupaten Lamongan dengan hasil produksi sebesar
363.763 ton dan luas panen seluas 64.299 ha, kemudian
didukung oleh Kabupaten Jember dengan produksi
sebesar 354.195 ton, dan yang terkecil di Kota Batu
dengan produksi sebesar 618 ton dan luas panen seluas
111,4 ha.
Produksi Jagung tahun 2017 sebesar 6,188 juta
ton pipilan kering mengalami penurunan sebesar 89.560
ton (1,43 persen) dibandingkan dengan produksi ATAP
tahun 2016 dan meningkat 57.541 ton (0,94 persen)
dibandingkan ATAP tahun 2015. Penurunan produksi pada
tahun 2017 disebabkan penurunan tingkat produktivitas
sebesar 0,84 kuintal/hektar (1,66 persen), tetapi
berbanding terbalik dengan luas panen yang mengalami
peningkatan sebesar 2.891 ribu hektar (0,23 persen).
Perkembangan produksi jagung terbesar pada tahun 2017
terjadi pada sub round I demikian pula dengan jumlah
produksi sub round I ATAP tahun 2016. Data sub round I
produksi jagung sesuai ARAM II Tahun 2017 mengalami
penurunan dibanding sub round I ATAP 2016 sebesar
366,193 ribu ton pipilan kering (13,11 persen) disebabkan
menurunnya luas panen 19.881 hektar (3,27 persen) dan
produktivitas sebesar4,68 kuintal/hektar (10,18
persen). Sedangkan peningkatan produksi pada
subround II sebesar 72,553 ribu ton pipilan kering (4,45
persen) yang disebabkan meningkatnya produktivitas
sebesar 0,95 ku/ha (1,91 persen) tetapi berbanding
terbalik dengan luas panen yang mengalami penurunan
sebesar 1.296 hektar (0,38 persen). Pada sub round III
terjadi peningkatan produksi sebesar 204.090 ribu ton
(11,01 persen) yang disebabkan peningkatan
produktivitas sebesar 1,63 ku/ha (2,57 persen) dan
peningkatan luas panen sebesar 24.066 hektar (8,22
persen) dimana ketiga sub round tersebut dibandingkan
dengan ATAP jagung tahun 2016.
Peningkatan luas panen dan produksi jagung
tahun 2017 di Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka
Ramalan (ARAM) Tahun 2017 ini juga didukung hasil luas
panen dan produksi di 38 kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Timur dengan produksi tertinggi di Kabupaten
Tuban dengan hasil produksi sebesar 187.933 ton,
kemudian didukung oleh Kabupaten Lamongan dengan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 31
produksi sebesar 151.601 ton.
Sebaliknya perkembangan produksi kedelai yang
mencapai 226.418 ribu ton ose (biji kering) dan
mengalami penurunan produksi sebanyak 47,899 ribu ton
(17,46 persen) dibandingkan dengan produksi ATAP 2016
yang mencapai 274.317 ribu ton. Penurunan produksi
terjadi selain karena berkurangnya 40.208 ribu hektar
luas panen (22,12 persen) dan juga penurunan
produktivitas sebesar 0,9 ku/ha (5,96 persen).
Berdasarkan ATAP 2017 jika dibandingkan ATAP 2016
pada subround I terjadi penurunan produksi sebesar
23.169 ton ose (40,78 persen) dan juga penurunan luas
panen seluas 15.345 hektar (38,85 persen), tetapi terjadi
peningkatan produktivitas sebesar 0,9 ku/ha (5,96
persen). Sedangkan pada subround II dan subround III
yaitu pada subround II terjadi penurunan produksi
sebesar 33.227 ton ose (30,45 persen) yang seiring
dengan penurunan luas panen seluas 23.563,7 ha (31,21
persen), tetapi terjadi peningkatan produktivitas sebesar
0,15 ku/ha (1,04 persen), tetapi berbeda pula pada
subround III juga terjadi peningkatan produksi sebesar
8.497 ribu ton ose (7,84 persen) dan peningkatan
produktivitas sebesar 1,62 ku/ha (9,98 persen) , tetapi
terjadi penurunan luas panen seluas 1.299,6 hektar (1,95
persen).
Peningkatan luas panen dan produksi kedelai
tahun 2017 di Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka
Ramalan (ARAM) Tahun 2017 ini juga didukung hasil luas
panen dan produksi di 38 kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Timur dengan produksi dan luas panen tertinggi di
Kabupaten Banyuwangi dengan hasil produksi sebesar
18.645 ton ose dan luas panen seluas 10.317,8 ha,
kemudian didukung oleh Kabupaten Lamongan dengan
produksi sebesar 12.461 ton ose.
3.1.1.2. Perkembangan Hortikultura
Komoditas hortikultura yang dicatat secara
perkembangannya berjumlah 90 komoditas dengan
pengelompokkan : a) buah-buahan dan sayuran tahunan
(BST) sebanyak 25 komoditas; b) sayuran dan buah
musiman (SBS) sebanyak 26 komoditas; c) tanaman hias
sebanyak 26 komoditas dan dalam capaian kinerja hanya
dihitung untuk Anggrek, Anthurium Bunga, Anyelir,
Gerbera (Herbras), Gladiol, Heliconia (Pisang-pisangan),
Krisan, Mawar dan Sedap Malam; dan d) tanaman
biofarmaka sebanyak 15 komoditas.
Perkembangan hortikultura (buah-buahan,
sayuran, tanaman biofarmaka dan tanaman hias) di Jawa
Timur pada tahun 2017 menggunakan ARAM II Tahun 2017
dari 38 kabupaten / kota yang diolah oleh Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
bersama Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Hasil
rekapitulasi kumulatif sampai dengan akhir tahun 2017
menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan
produksi pada beberapa komoditi dibandingkan dengan
produksi tahun 2016 diantaranya , terjadi penurunan
produksi komoditas bawang merah yang penurunan
produksi sebesar 2.872 ton (o,94 persen), hal ini
disebabkan oleh penurunan produktivitas sebesar 5,1
ku/ha (6,06 persen) tetapi hal ini berbanding terbalik
dengan luas panen yang mengalami peningkatan seluas
1.970 Ha (5,45 persen). Komoditi buah lain yang
mengalami penurunan produksi yaitu jeruk keprok/siam
yaitu sebesar 147.273 ton (17,59 persen), hal ini
disebabkan oleh penurunan luas panen seluas 3,59 juta
pohon (34,73 persen) tetapi berbanding terbalik dengan
produktivitas yang mengalami peningkatan sebesar 21,26
ku/ha (26,25 persen). Komoditas hortikultura lain yang
mengalami penurunan produksi di tahun 2017
diantaranya tanaman hias yaitu sebesar 89,65 juta
tangkai (26,15 persen), hal ini disebabkan oleh
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 32
produktivitas yang mengalami penurunan sebesar 17,18
kg/m2 (53,74 persen) tetapi berbanding terbalik dengan
peningkatan luas panen seluas 6,39 juta m2 (59,66
persen). Komoditas lain yang mengalami penurunan
yaitu bunga anggrek dengan penurunan produksi sebesar
9,13 juta tangkai (24,66 persen), hal ini disebabkan
penurunan jumlah produktivitas yang mengalami
penurunan sebesar 8,38 ku/ha (52,57 persen), tetapi hal
ini berbanding terbalik dengan peningkatan luas panen
seluas 136.670 m2 (58,82 persen). Komoditi lain yang
mengalami penurunan jumlah produksi yaitu Krisan
dengan penurunan produksi sebesar 23,97 juta tangkai
(18,46 persen), hal ini disebabkan oleh penurunan luas
panen seluas 1,87 juta tangkai (29,60 persen) tetapi
berbanding terbalik dengan produktivitas yang
mengalami peningkatan sebesar 3,25 ku/ha (15,82
persen). Komoditas hortikultura lain yang mengalami
penurunan produksi yaitu tanaman biofarmaka yaitu
sebesar 23,97 juta kg (18,46 persen), hal ini disebabkan
produktivitas yang mengalami penurunan sebesar 0,67
kg/m2 (30,18 persen), tetapi hal ini berbanding terbalik
dengan peningkatan luas panen seluas 11,25 juta kg
(14,43 persen). Komoditas yang mengalami penurunan
produksi yaitu temulawak yang mengalami penurunan
sebesar 6,21 juta kg (55,38 persen), hal ini disebabkan
luas panen yang mengalami penurunan seluas 4,07 juta
hektar (61,93 persen), tetapi berbanding terbalik dengan
peningkatan produktivitas sebesar 0,3 ku/ha (17,44
persen). Komoditi hortikultura lain yang mengalami
penurunan produksi adalah Jahe yang mengalami
penurunan sebesar 53,11 juta kg (52,59 persen), hal ini
disebabkan penurunan produktivitas sebesar 1,89 ku/ha
(61,16 persen) tetapi berbanding terbalik dengan luas
panen yang mengalami peningkatan seluas 7,14 juta kg
(21,82 persen).
Sedangkan untuk komoditi hortikultura yang
mengalami peningkatan produksi antara lain sayuran
yang mengalami peningkatan produksi sebesar 268.701
ton (16,10 persen), hal ini disebabkan oleh peningkatan
luas panen seluas 206.792 ha ( 117,21 persen) tetapi hal ini
berbanding terbalik dengan penurunan produktivitas
sebesar 44,03 ku/ha atau 46,55 persen. Komoditas cabe
besar juga mengalami peningkatan produksi sebesar
16.353 ton (17,12 persen) yang disebabkan oleh
peningkatan luas panen sebesar 18.660 hektar (137,50
persen), tetapi hal ini berbanding terbalik dengan
penurunan produktivitas sebesar 35,68 ku/ha (50,68
persen). Komoditas cabe rawit juga mengalami
peningkatan produksi sebesar 116.944 ton (44,84 persen)
yang disebabkan oleh peningkatan luas panen seluas
167.748 hektar (311,63 persen), tetapi berbanding terbalik
dengan penurunan produktivitas sebesar 31,4 ku/ha
(64,81 persen). Komoditi buah-buahan juga mengalami
peningkatan produksi sebesar 960.046 ton (19,54
persen), hal ini disebabkan oleh peningkatan luas panen
yaitu seluas 19,22 juta ton (6,10 persen) dan juga
peningkatan produktivitas sebesar 1,97 ku/ha (12,64
persen). Komoditi mangga juga mengalami peningkatan
produksi sebesar 291.026 ton (44,38 persen), hal ini
disebabkan oleh peningkatan luas panen dan
produktivitas yang mengalami peningkatan, yaitu luas
panen mengalami peningkatan seluas 1,38 juta pohon
(19,78 persen) dan peningkatan produktivitas sebesar
19,29 ku/ha (20,55 persen). Komoditi buah lainnya yang
mengalami peningkatan produksi yaitu pisang yang
meningkat sebesar 432.482 ton (23,18 persen), hal ini
disebabkan oleh peningkatan luas panen dan
produktivitas yaitu untuk luas panen terjadi peningkatan
seluas 182.654 hektar (0,92 persen) dan peningkatan
produktivitas sebesar 20,69 ku/ha (22,06 persen).
Selanjutnya apabila diukur berdasarkan capaian
terhadap target tahun 2017, terlihat bahwa realisasi
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 33
produksi untuk komoditas tanaman pangan (jagung,
kedelai) tidak mencapai target karena realisasi luas panen
juga tidak memenuhi target (dibawah 100,00 persen)
akibat petani beralih menanam padi. Untuk komoditas
hortikultura dapat diketahui bahwa lebih banyak terjadi
penurunan produksi daripada peningkatan berdasar data
terakhir ARAM II 2017.
Pada Index Pertanaman Padi pada tahun 2017
tercapai 2,16 atau 100,46 persen dari target tahun 2017
sebesar 2,15, dan mengalami kenaikan jika dibandingkan
tahun 2016 yaitu terjadi kenaikan sebesar 0,14 atau 6,93
persen. Peningkatan produktivitas di lahan sawah tadah
hujan dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas
per satuan luas dan peningkatan intensitas pertanaman.
Rendahnya produktivitas dan intensitas pertanaman di
lahan sawah tadah hujan disebabkan karena sumber air
hanya tergantung pada curah hujan. Peningkatan
produktivitas lahan diantaranya dapat dilakukan melalui
penerapan teknologi spesifik lokasi berdasarkan potensi
sumberdaya domestik dengan memperhatikan aspek
lingkungan. Peningkatan produktivitas di lahan sawah
tadah hujan dapat dilakukan melalui peningkatan
produktivitas per satuan luas dan peningkatan intensitas
pertanaman.
3.1.2. Sasaran 2. Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan
Jumlah Olahan Produk Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Upaya peningkatan efisiensi, kualitas dan jumlah
olahan produk tanaman pangan dan hortikultura
merupakan terobosan yang dilakukan untuk
meningkatkan daya saing komoditas tanaman pangan
dan hortikultura di Jawa Timur untuk menghadapi
persaingan pasar global terutama Masyarakat Ekonomi
Asean yang telah dimulai di tahun 2015.
Tabel 3.9.
Pencapaian Kinerja Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan Jumlah
Olahan Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur
Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Utama
Target
Tahun 2017
Realisasi Tahun 2017
Capaian
(%)
1 Peningkatan Efisiensi, Kualitas
1 Prosentase Nilai
tambah usaha tani
tanaman pangan :
dan Jumlah Olahan Produk
- Padi (dengan
asumsi HET pupuk
dan HPP gabah
tetap)
64,72 34,00 52,53
Tanaman Pangan
- Jagung 44,58 52,00 116,64
dan Hortikultura di Jawa Timur
2 Jumlah kebun
/lahan usaha yang
terregistrasi melalui
penerapan GAP
(sayuran, Buah-
buahan, Tan. Hias
dan Biofarmaka)
510 411 80,59
3 Jumlah produk hasil
pertanian
(tanaman pangan
dan hortikultura,
perkebunan,
peternakan dan
perikanan)
bersertifikat
60 573 955
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.10.
Perbandingan Realisasi Kinerja Peningkatan Efisiensi, Kualitas
dan Jumlah Olahan Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura
Jawa Timur
Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama Target
Tahun 2017
Realisasi
2015 2016 2017
1 Peningkatan Efisiensi, Kualitas
1 Prosentase Nilai
tambah usaha
tani tanaman
pangan :
dan Jumlah Olahan Produk Tanaman
- Padi (dengan
asumsi HET
pupuk dan HPP
gabah tetap)
64,72 65,01 84,06 34,00
Pangan dan - Jagung 44,58 44,77 66,32 52,00
Hortikultura di Jawa Timur
2 Jumlah kebun
/lahan usaha yang
terregistrasi
melalui
penerapan GAP
(sayuran, Buah-
buahan, Tan. Hias
dan Biofarmaka)
510 342 386 411
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 34
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama Target
Tahun 2017
Realisasi
2015 2016 2017
3 Jumlah produk
hasil pertanian
(tanaman pangan
dan hortikultura,
perkebunan,
peternakan dan
perikanan)
bersertifikat
60 10 125 573
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Capaian pada indikator prosentase nilai tambah
usaha tani tanaman pangan untuk komoditas padi
mengalami penurunan dengan prosentase capaian
terhadap target 2017 sebesar 52,53 persen dan tercapai
52,29 persen terhadap capaian tahun 2016. Tidak
tercapainya target nilai tambah padi dikarenakan curah
hujan yang cukup tinggi diawal tahun 2017, yaitu pada
bulan Januari – Maret 2017 serta munculnya serangan
wereng batang coklat yang menyebabkan turunnya
harga beras karena raw material dengan kualitas rendah.
Harga beras meningkat naik pada bulan Agustus 2017.
Tetapi hal ini berbeda untuk komoditas jagung yang
mengalami peningkatan dengan prosentase capaian
terhadap target 2017 sebesar 116,64 persen dan tercapai
116,15 terhadap capaian tahun 2016. Peningkatan
persentase nilai tambah terjadi karena petani mulai
menjual produknya tidak lagi berupa hasil panen padi
dalam bentuk GKP demikian pula dengan jagung tetapi
melakukan pengolahan hasil panen dengan fasilitas
bantuan alat dan mesin pertanian panen dan pasca
panen.
Selain itu upaya peningkatan nilai tambah tidak
hanya dilakukan pada tanaman pangan tetapi juga untuk
tanaman hortikultura, yaitu terlihat pada Capaian
indikator jumlah kebun/lahan usaha yang terregistrasi
melalui penerapan Good Agriculture Practices (GAP) pada
sayuran, Buah-buahan, Tanaman Hias dan Biofarmaka
tahun 2017 masih dibawah 100,00 persen yaitu tercapai
411 unit (80,59 persen) dari target 510 unit karena masih
rendahnya kesadaran petani menerapkan GAP secara
mandiri sehingga masih tergantung pada fasilitasi
pemerintah. Tetapi hal ini berbanding terbalik dengan
indikator Jumlah produk hasil pertanian (tanaman
pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan dan
perikanan) bersertifikat yang telah tercapai 573 unit (955
persen) tahun 2017 dari target tahun 2017 sebesar 60
unit, dan tercapai lebih dari 100,00 persen jika
dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yang
menunjukkan tingkat kesadaran pelaku usaha untuk
melakukan sertifikasi hasil pertaniannya semakin tinggi
yaitu para pelaku usaha agribisnis telah menerapkan uji
sertifikasi untuk produk pertanian (tanaman pangan dan
hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan).
3.1.3. Sasaran 3. Peningkatan Kapasitas Petani
Upaya peningkatan kapasitas petani dilakukan
untuk meningkatkan kemandirian petani dalam
berusahatani terutama untuk meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas tanaman pangan dan
hortikultura telah tercapai melebihi 100,00 persen dari
target di tahun 2017. Capaian Prosentase kelompok yang
menerapkan PHT tercapai 87,89 persen pada tahun 2017
atau 737,35 persen dari target 11,92 persen. Capaian
tersebut mengalami peningkatan dan melampaui target
karena adanya fasilitasi pemerintah baik dalam APBN
maupun APBD, disisi lain petani belum memiliki
kesadaran menerapkan PHT secara mandiri. Sedangkan
untuk capaian Prosentase kelompok yang menerapkan
GAP tercapai 40,92 persen pada tahun 2017 atau 431,60
persen dari target sebesar 9,48 persen. Hal ini
disebabkan petani belum banyak tertarik menerapkan
GAP melalui sekolah lapang secara mandiri dan masih
tergantung pada fasilitasi pemerintah.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 35
Tabel 3.11.
Pencapaian Kinerja Peningkatan Kapasitas Petani terhadap
Indikator Kinerja Utama
Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama Target Tahun
2017 Realisasi
Capaian (%)
3 Peningkatan Kapasitas Petani
1 Prosentase Jumlah Kelompok yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
11,92 87,89 737,35
2 Prosentase Jumlah Kelompok yang menerapkan Good Agriculture Product (GAP)
9,48 40,92 431,60
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.12.
Perbandingan Realisasi Kinerja Peningkatan Kapasitas Petani
terhadap Indikator Kinerja Utama
Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun
2017
Realisasi
2015 2016 2017
3 Peningkatan Kapasitas Petani
1 Prosentase Jumlah Kelompok yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
11,92 28,30 13,60 87,89
2 Prosentase Jumlah Kelompok yang menerapkan Good Agriculture Product (GAP)
9,48 53,07 43,95 40,92
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
3.1.4. Sasaran 4. Peningkatan Ketersediaan Pangan (Food
Avalaibility) &Akses Pangan Masyarakat
(Food Acces)
Tabel 3.13.
Pencapaian Kinerja Ketersediaan Pangan Masyarakat
(Kg/Kap/Th)
terhadap Indikator Kinerja Utama
Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama Target Tahun
2017 Realisasi
Capaian (%)
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama Target Tahun
2017 Realisasi
Capaian (%)
1 Ketersediaan Pangan Masyarakat (Kg/Kap/Th)
1 -- - - - - - -
Beras Jagung Kedelai Daging Telur Susu Ikan Gula
199,00 167,24 12,48 9,36 8,97 10,73 41,69 37,81
209,58 144,24
5,76 7,76 9,89 10,20 33,72 29,14
105,32 86,25 46,15 82,91 110,26 95,06 80,88 77,07
2 Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi
200 171,2 85,60
3
Stabilisasi Harga Pangan (Gabah) ditingkat Produsen (Rp/Kg)
- Harga Gabah Kering Panen (GKP) terhadap HPP
3.700 5.630 152,16
- Harga Gabah Kering Giling (GKG) terhadap HPP
4.600 8.788 191,04
4 Stabilisasi Harga Pangan (Beras) di tingkat konsumen
8,00 1,73 21,63
5 Persentase (%) wilayah Bebas Rawan Pangan
62,0 99,0 159,68
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.14.
Perbandingan Realisasi Kinerja Ketersediaan Pangan
Masyarakat (Kg/Kap/Th)
terhadap Indikator Kinerja Utama
Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun
2017
Realisasi
2015 2016 2017
1 Ketersediaan Pangan Masyarakat (Kg/Kap/Th)
1 -- - - - - - -
Beras Jagung Kedelai Daging Telur Susu Ikan Gula
199,00 167,24 12,48 9,36 8,97 10,73 41,69 37,81
196,59 141,46
8,16 7,32 8,32 10,22 34,03 31,72
191,87 138,84
8,10 7,65 9,40 11,51 37,19 30,59
209,58 144,24
5,76 7,76 9,89 10,20 33,72
29,14
2 Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi
200,0 203,8 174,1 171,2
3
Stabilisasi Harga Pangan (Gabah) ditingkat Produsen (Rp/Kg)
- Harga Gabah Kering Panen (GKP) terhadap HPP
3.700 4,509 4,051 5.630
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 36
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun
2017
Realisasi
2015 2016 2017
- Harga Gabah Kering Giling (GKG) terhadap HPP
4.600 5,116 4,948 8.788
4 Stabilisasi Harga Pangan (Beras) di tingkat konsumen
8,00 3,40 2,98 1,73
5 Persentase (%) wilayah Bebas Rawan Pangan
62,0 - - 99,0
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
a. Ketersediaan Pangan
Jawa Timur merupakan daerah sentra pangan di
Indonesia, bahkan secara umum merupakan provinsi
yang terbesar kontribusinya dalam peyediaan pangan
nasional. Oleh karena itu pembangunan dalam
peningkatan produksi pangan di Jawa Timur sekaligus
merupakan suatu penyediaan pangan secara nasional.
Perkembangan ketersediaan pangan sampai tahun 2017
khususnya padi di Jawa Timur selalu mengalami
peningkatan rata-rata 2 persen. Kebutuhan pangan di
Jawa Timur memang hampir dapat dipenuhi semua dari
potensi domestik, kecuali untuk komoditas kedelai yang
masih mengalami defisit. Sedangkan untuk beras, jagung,
kacang maupun ubi mengalami surplus. Surplus pangan
di Jawa Timur selain didukung sumberdaya alam yang
sesuai, juga potensi sumberdaya manusia dan adanya
dukungan infrastruktur ekonomi yang lebih baik.
Capaian pada sasaran strategis ketersediaan
pangan masyarakat berdasarkan Angka Sementara
(ASEM) yaitu untuk padi tercapai 209,58 kg/kap/th dari
sasaran 199,00 kg/kap/th atau 105,32 persen. Untuk
komoditi jagung tercapai 144,24 kg/kap/th dari sasaran
167,24 kg/kap/th atau 86,25 persen. Untuk ketersediaan
pangan kedelai tercapai 5,76 kg/kap/th dari sasaran 12,48
kg/kap/th atau 46,15 persen. Untuk ketersediaan pangan
daging tercapai 7,76 kg/kap/th dari sasaran 9,36 kg/kap/th
atau 82,91 persen. Ketersediaan pangan telur untuk
tahun 2017 tercapai 9,89 kg/kap/th dari target 8,97
kg/kap/th atau 110,26 persen. Ketersediaan pangan susu
untuk tahun 2017 tercapai 10,20 kg/kap/th dari target
10,73 kg/kap/th atau 95,06 persen. Ketersediaan pangan
Ikan untuk tahun 2017 tercapai 33,72 kg/kap/th dari target
41,69 kg/kap/th atau 80,88 persen. Ketersediaan pangan
gula untuk tahun 2017 tercapai 29,14 kg/kap/th dari
sasaran sebesar 37,81 kg/kap/th atau 77,07 persen. Dari
tabel 3.13 dan data tersebut diatas dari 6 indikator, pada
indikator jagung, kedelai, daging, susu, ikan, gula belum
tercapai sesuai target yang telah ditetapkan dan hanya
indikator beras dan telur yang telah mencapai bahkan
melebihi target diatas 100 persen. Namun demikian dari
segi ketersediaan beberapa pangan tersebut telah
mencukupi hal ini ditunjukkan dari ketersediaan pangan
tersebut dalam kondisi surplus seperti pada tabel 3.15
tahun 2016-2017. Pada penghitungan konsumsi beras
tahun 2017 mencapai 3.601.234 ton dari sasaran
3.546.866 ton atau 98,49 persen, sehingga capaian
surplus untuk beras mencapai 4.633.561 ton.
Ketersediaan jagung mencapai 5.667.615 ton dan
konsumsi mencapai 174.357 ton sehingga surplus
5.493.258 ton. Untuk kedelai ketersediaan mencapai
226.418 ton dari sasaran 518.311 ton atau 43,68 persen,
dan konsumsi mencapai 365.912 ton sehingga untuk
kedelai mengalami defisit sebesar 139.494 ton.
Ketersediaan dan konsumsi pangan strategis disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 3.15. Perkembangan Ketersediaan dan Konsumsi Pangan
Strategis di Jawa Timur Tahun 2016-2017
NO KOMODITAS/PANGAN 2016 2017 PERTUMBUHAN
(%)
1. Beras - Ketersediaan 8.495.592 8.234.885 96,93
- Konsumsi 3.574.641 3.601.324 100,75
- Surplus 4.920.951 4.633.561 94,16
2. Jagung -Ketersediaan 5.749.634 5.667.615 98,57
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 37
- Konsumsi 169.681 174.357 102,76
- Surplus 5.579.953 5.493.258 98,45
3. Kedelai - Ketersediaan 298.121 226.418 75,95
- Konsumsi 367.105 365.912 99,67
- Surplus -68.984 -139.494 202,21
4. Daging - Ketersediaan 424.171 304.781 71,85
- Konsumsi 276.206 322.012 116,58
- Surplus 101.014 -17.231 -17,06
5. Telur - Ketersediaan 509.229 388.653 76,32
- Konsumsi 261.056 326.353 125,01
- Surplus 106.119 62.300 58,71
6. Susu - Ketersediaan 496.266 400.649 80,73
- Konsumsi 414.428 418.300 100,93
- Surplus 81.838 -17.651 -21,57
7. Ikan - Ketersediaan 1.566.983 1.293.936 82,58
- Konsumsi 1.192.459 1.211.491 101,60
- Surplus 374.524 82.446 22,01
8. Gula - Ketersediaan 1.133.744 1.147.590 101,22
- Konsumsi 394.904 398.593 100,93
- Surplus 738.840 748.997 101,37
Jumlah Penduduk 39.097.028 39.462.242
Ketersediaan total energi untuk dikonsumsi
penduduk Jawa Timur pada Tahun 2017 sebesar 3.193
kkal/kap/hr atau 133 persen dari Angka Kecukupan Energi
(AKE) 2.400 kkal/kap/hr (Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi 2012). Ketersediaan energi Tahun 2017
didominasi oleh pangan nabati 89,1 persen sedangkan
pangan hewani 10,9 persen. Apabila dibandingkan
dengan AKE tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar 107,96
kkal/kap/hr (3,51 persen). Demikian juga total
ketersediaan protein untuk dikonsumsi penduduk Jawa
Timur sebesar 92,42 gram/kap/hari atau 146,69 persen
dari Angka Kecukupan Protein (AKP) 63 gram/kap/hr
(Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2012).
Ketersediaan protein tahun 2017 masih didominasi oleh
pangan nabati 90,4 persen sedangkan pangan hewani 9,6
persen. Apabila dibandingkan dengan AKP tahun 2016
terjadi penurunan sebesar 0,69 gr/kap/hr (6,1 persen).
Konsumsi pangan penduduk untuk proporsi Nabati dan
Hewani Jawa Timur Tahun 2016-2017 seperti pada tabel
berikut :
Tabel 3.16. Konsumsi Energi, Protein Penduduk Jawa Timur Tahun
2016-2017
No Uraian
2016 2017
Energi Protein Energi Protein
Kkal/
kap/hr
% Gr/
kap/
hr
% Kkal/
kap/hr
% Gr/
kap/
hr
%
1. Proporsi Nabati
1.720 93,1 46,5 87,81 1.938 90,5 55,68 89,9
2. Proporsi Hewani
127 6,9 6,4 12,19 203 9,5 6,25 10,1
Total 1.847 100 52,9 100 2.141 100 61,93 100
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2018
Sedangkan untuk konsumsi energi penduduk
Jawa Timur Tahun 2017 sebesar 2.141 Kkal/Kap/hari atau
mencapai 107,05 persen dari anjuran AKE berdasarkan
Widya Karya Pangan dan Gizi (WKNPG) X Tahun 2012
sebesar 2.000 Kkal/kap/hr. Perhitungan secara
perwilayahan menunjukkan bahwa wilayah perkotaan
konsumsi energi sebesar 2.095,86 Kkal/kap/hr, sedangkan
untuk pedesaan konsumsi energi mencapai 2.187,03
Kkal/kap/hr, ini artinya bahwa konsumsi energi masih
terarah ke karbohidrat. Berbeda dengan konsumsi
protein, tahun 2017 mencapai 61,93 Gram/kap/hr atau
119,1 persen dari Angka Kecukupan Protein yang
dianjurkan sebesar 52 Gram/kap/hr atau 119,8 persen
sedangkan pedesaan mencapai 61,53 gram/kap/hr atau
118,3 persen dari Angka Kecukupan Protein yang
dianjurkan.
b. Tersedianya Cadangan Pangan
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur
nomor 13 tahun 2014 tentang Cadangan Pangan
Pemerintah (CPP) Daerah Provinsi Jawa Timur, maka CPP
Provinsi dimaksudkan untuk menyediakan cadangan
pangan beras dalam rangka menanggulangi kekurangan
pangan, gejolak harga pangan, bencana alam, bencana
sosial dan/atau menghadapi keadaan darurat, dimana
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 38
CPP ini bertujuan untuk : 1) Meningkatkan penyediaan
pangan bagi masyarakat miskin dan/atau rawan pangan
yang terkena rawan pangan transien serta untuk
menjamin pasokan pangan yang stabil antar waktu dan
antar daerah; 2) Memenuhi kebutuhan pangan rumah
tangga miskin dan/atau rawan pangan yang mengalami
keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana;
3) Meningkatkan akses pangan rumah tangga miskin
dan/atau rawan pangan akibat gejolak harga.
Sasaran CPP Provinsi adalah rumah tangga
miskin dan/atau rawan pangan yang mengalami : (1)
Kerawanan pangan pasca bencana alam dan/atau
keadaan darurat; (2) Gejolak harga pokok (beras); (3)
Rawan pangan transien, khususnya pada daerah terisolir
dan/atau dalam kondisi darurat karena bencana; (4)
Rawan pangan kronis karena kemiskinan. CPP Provinsi
target tahun 2017 sebanyak 200 ton beras dari alokasi
yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Timur. Pada
tahun 2014 pengadaan beras sebanyak 186.375 kg, untuk
memenuhi CPP Provinsi 200 ton maka pada tahun 2015
ditambah pengadaan beras sebanyak 17.400 kg, sehingga
total terdapat 203.775 kg. Mekanisme penyaluran CPP
Provinsi dilakukan dengan 2 cara, yaitu berdasarkan
Perintah Gubernur (Top Down) dan usulan
Kabupaten/Kota (Bottom Up). Pada tahun 2016, CPP
disalurkan ke Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten
Sampang yang terkena bencana banjir dan longsor,
sebesar 29.649 ton. Dan sampai akhir tahun 2017 setelah
disalurkan ke beberapa kabupaten yang mengalami
bencana CPP Jawa Timur sehingga cadangan pangan
yang tersedia sebesar 171,2 ton atau 85,60 persen.
c. Stabilnya harga pangan (gabah/beras)
Kondisi harga beras tahun 2017 tingkat
konsumen di Jawa Timur cukup stabil hal ini ditunjukkan
dengan koefisien variasi (CV) kurang dari 5 persen yaitu :
beras premium 2,98 persen; beras medium 3,49 persen,
dan beras termurah 3,50 persen, hal ini disebabkan selain
sentra produksi, kondisi pasokan ke daerah-daerah di
Jatim cukup stabil.
Sedangkan harga bawang merah dan cabai
merah keriting sangat fluktuatif dengan CV masing-
masing 25,98 persen dan 23,71 persen hal ini disebabkan
permintaan cabai merah dan bawang merah segar cukup
banyak sedangkan produksix tergantung cuaca dan iklim
daerah.
Harga pangan ditingkat produsen Tahun 2017
rata-rata diatas harga pembelian pemerintah (HPP), baik
gabah kering panen maupun gabah kering giling,
sedangkan rata-rata harga beras sangat stabil dengan
koefisien variasi (CV) 1,73.
Tabel 3.17
Tingkat Kestabilan Harga Pangan Strategis Jawa Timur Tahun 2017
No Komoditas Max Min Rata2 Stdev CV
1. Beras Premium 10.850 9.937 10.420 310,33 2,98
2. Beras Medium 9.792 8.706 9.179 319,99 3,49
3. Beras Termurah 8.810 7.923 8.318 290,89 3,5
4. Jagung pipilan kering 5.625 3.764 4.432 668,75 15,09
5. Biji kedelai kering 11.000 7.121 8.538 1.077,25 12,62
6. Bawang Merah 24.942 12.200 17.663 4.588,42 25,98
7. Cabe merah keriting 27.092 12.200 17.838 4.229,39 23,71
8. Daging sapi 102.500 87.500 96.195 4.709,64 4,9
9. Daging ayam ras 29.600 24.331 27.343 1.654,97 6,05
10. Telur ayam ras 21.824 16.311 18.388 1.686,67 9,17
11. Gula pasir lokal 11.112 9.400 10.461 688,68 6,58
12. Minyak goreng 10.939 9.204 10.264 473,11 4,61
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2018
d. Rawan Pangan
Kerawanan pangan adalah kondisi
ketidakmampuan suatu rumah tangga/individu untuk
mengakses dan mengkonsumsi pangan dalam jumlah
yang cukup pada kurun waktu tertentu, baik sebagai
akibat dari kegagalan produksi maupun masalah daya beli
yang bila terus berlanjut berakibat pada terjadinya
kelaparan, busung lapar, atau gizi buruk. Kerawanan
pangan dibagi menjadi dua yaitu kerawanan pangan
transien yang dideteksi menggunakan analisis Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi, dan kerawanan pangan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 39
kronis yang ditunjukkan oleh gambaran Peta Ketahanan
dan Kerentananan Pangan (FSVA).
Capaian indikator kinerja pada tahun 2017 pada
penanganan daerah rawan pangan berdasarkan hasil
pemetaan Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan
(FSVA) menunjukkan bahwa seluruh kecamatan yang ada
di Jawa Timur sebanyak 605 kecamatan berada dalam
kondisi tahan pangan. Hal ini merupakan salah satu
perwujudan dari konsistensi Bidang Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur dalam perencanaan, pengawalan dan
pelaksanaan program kegiatan yang secara langsung
mempengaruhi pencapaian penurunan wilayah rawan
pangan.
3.1.5. Sasaran 5. Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan
(Food Utilization)
Tabel 3.18.
Pencapaian Kinerja Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan
(Food Utilization)
terhadap Indikator Kinerja Utama
Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun 2017 Realisasi
Capaian (%)
1 Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan (Food Utilization)
1
Skor Pola Pangan Harapan
85,5
84,8 99,18
2 Persentase (%) Pangan yang aman dikonsumsi
81,0 85 104,94
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.19.
Perbandingan Realisasi Kinerja Peningkatan Penyerapan
Konsumsi Pangan (Food Utilization) terhadap Indikator Kinerja
Utama
Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target Tahun
2017
Realisasi
2015 2016 2017
1 Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan (Food Utilization)
1
Skor Pola Pangan Harapan
85,5
82,7 83,4 84,8
2 Persentase (%) Pangan yang aman dikonsumsi
88,0 88,0 88,0 85
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk
dan kesejahteraan masyarakat, maka kebutuhan
terhadap jenis dan kualitas produk juga semakin
meningkat dan beragam. Oleh karena itu, selain upaya
untuk mencapai swasembada yang berkelanjutan,
peningkatan penganekaragaman pangan menjadi sangat
penting, terutama untuk mengurangi konsumsi beras dan
terigu. Penganekaragaman pangan merupakan salah satu
strategi untuk mencapai ketahanan pangan. Salah satu
upaya peningkatan penganekaragaman pangan yaitu
dengan Gerakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) yang diwujudkan melalui pola
konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan
aman (B2SA), yang dicerminkan oleh tercapainya Skor
Pola Pangan Harapan (PPH) 84,8 atau 99,18 persen dari
target sebesar 85,5, meskipun demikian telah melampaui
skor PPH tahun 2016. Laju peningkatan skor PPH yang
lebih tinggi mengindikasikan bahwa telah terjadi
perubahan dalam pola konsumsi pangan yang mengarah
pada pola konsumsi yang semakin beragam dan bergizi
seimbang. Nilai/skor mutu PPH ini dapat memberikan
informasi mengenai pencapaian kuantitas dan kualitas
konsumsi, yang menggambarkan pencapaian keragaman
konsumsi pangan. Semakin besar skor PPH maka kualitas
konsumsi pangan dalam artian jumlah dan konsumsi,
dinilai semakin baik.
Hal ini menunjukkan bahwa program
penganekaragaman konsumsi pangan di Jawa Timur
menunjukkan keberhasilan yang nyata, yang ditunjukkan
dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap
aneka pangan, baik pangan segar , olahan maupun siap
saji melalui internalisasi kepada seluruh komponen
masyarakat, meningkatnya pengeahuan dan kesadaran
gizi seimbang sejak usia dini serta meningkatnya ekonomi
rumah tangga. Namun demikian perlu untuk lebih
mengoptimalkan gerakan percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan melalui upaya
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 40
meningkatkan pola konsumsi pangan yang Beragam,
Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA), maka perlu
didorong melalui sosialisasi, promosi dan kegiatan yang
dapat memberi wawasan dan pengetahuan untuk
percepatan pencapaian Pola Pangan Harapan.
Tabel. 3.20
Rata-Rata Konsumsi Pangan Tingkat Rumah Tangga Penduduk Jawa Timur Tahun 2017
No Kelompok
Pangan
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi Pangan Penduduk
Berat Pangan/g/kap/hr
Energi (Kkal)
Persen AKE *)
Skor AKE
Skor Maks
Skor PPH
1. Padi-padian 291,7 1.138 56,9 28,5 25,0 25,0
2. Umbi-umbian 33,7 100 5,0 2,5 2,5 2,5
3. Pangan Hewani 73,9 169 8,5 16,9 24 16,9
4. Lemak & Minyak 24,3 207 10,4 5,2 5,0 5
5. Buah/Biji Minyak 7,8 161 8,1 4,0 1,0 1
6. Kacang-kacangan 33,0 93 4,6 9,3 10,0 9,3
7. Gula 32,3 119 5,9 3,0 2,5 2,5
8. Sayur & Buah 248,2 100 5,0 25,1 30,0 25,1
9. Lainnya 57,6 53 2,6 0,0 0 0
Jumlah 2.000 2.141 107,0 - 100 84,8
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur,2018 Ket : *). Angka Kecukupan Energi
Keragaman ketersediaan pangan yang
dikonsumsi penduduk Jawa Timur berdasarkan Neraca
Bahan Makanan Tahun 2017 skor PPH yang dicapai
sebesar 84,8 yang berasal dari kelompok pangan yang
telah mencapai target yaitu pada kelompok padi-padi,
umbi-umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, buah
dan biji berminyak, gula sayur dan buah-buah sudah
berlebih, sedang yang belum mencapai target adalah
pada kelompok pangan hewani sehingga perlu ada
peningkatan. Permasalahan pangan mengalami
perkembangan yang sangat cepat dan kompleks,
perkembangan lingkungan yang global, seperti global
climate change, meningkatnya harga minyak dunia, telah
mendorong kompetisi penggunaan hasil pertanian untuk
pangan (food), bahan energy (fuel) dan pakan ternak
(feed) yang semakin tajam, disamping itu terjadi
pengabaian terhadap good agricultural practices dan
sumber pangan lokal (biodiversitif) dikhawatirkan akan
mengancam ketahanan pangan regional maupun
nasional.
Salah satu upaya mengurangi ketergantungan
terhadap pangan impor dapat dilakukan dengan
pengembangan sumber karbohidrat non beras dan non
terigu. Sumber karbohidrat non beras dan non terigu ini
mempunyai potensi dikembangkan, untuk mengurangi
ketergantungan terhadap impor dengan memanfaatkan
umbi-umbian.
Mengingat tingginya laju pertumbuhan
penduduk Jawa Timur (0,76 persen), menyebabkan
kompleksnya permasalahan dalam pemenuhan
kebutuhan pangan. Sementara kapasitas produksi
pangan pertumbuhannya masih lambat dan stagnan yang
disebabkan adanya kompetisi dalam pemanfaatan
sumber daya lahan dan air serta stagnannya
pertumbuhan produktifitas lahan dan tenaga kerja
pertanian.
Program Peningkatan Diversifikasi Pangan
Kegiatan Percepatan Penganeragaman Pangan, Kegiatan
Pengembangan Karangkitri, kegiatan Pengembangan
Teknologi Pangan Olahan dan Kegiatan Peningkatan
Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan merupakan
salah satu intervensi pemerintah dalam memenuhi
kebutuhan pangan B2SA. Konsumsi pangan penduduk
Jawa Timur masih didominasi oleh kelompok pangan
serealia terutama beras, maka perlu dilakukan
diversifikasi pangan alternatif masyarakat Jawa Timur,
dengan harapan dapat menurunkan konsumsi beras
masyarakat Jawa Timur dan beralih ke umbi-umbian,
mengingat potensi umbi-umbian di Jawa Timur cukup
banyak dan tersebar di berbagai kabupaten/kota.
Sedangkan konsumsi jagung, ubi kayu, ubi jalar dan umbi
lainnya cenderung mengalami fluktuasi.
Upaya untuk meningkatkan konsumsi umbi-
umbian dengan penggunaan teknologi tepat guna dan
mensosialisasikan Program Diversifikasi Pangan dan Gizi
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 41
guna masyarakat tidak bergantung pada beras dan
terigu, serta untuk meningkatkan apresiasi masyarakat
terhadap produk pangan olahan guna menumbuhkan
minat dan kecintaan untuk mengkonsumsi pangan lokal.
Pembangunan Keamanan Pangan merupakan
bagian integral Pembangunan Ketahanan Pangan yang
tidak dapat terpisahkan dan penting untuk dilaksanakan
secara terencana dan berkesinambungan. Hal ini karena
keamanan pangan sangat dapat berpengaruh baik positif
maupun negatif terhadap kesehatan tubuh manusia.
Dewasa ini masih banyak ditengarai makanan
jajanan/kudapan maupun olahan yang beredar/
diperdagangkan di masyarakat yang kurang
aman/mengandung bahan kimia berbahaya dan bahan
tambahan pangan (BTP) melebihi dosis takaran, dan pada
kenyataannnya dilapangan kondisinya sangat
memprihatinkan.
Dalam rangka mewujudkan penganeka- ragaman
dan konsumsi pangan masyarakat Jawa Timur yang
berkualitas, Tahun 2017 Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur mengembangkan
penganekaragaman pangan menuju konsumsi pangan
yang beragam, bergizi seimbang dan aman berbasis
sumberdaya lokal. Melalui kegiatan peningkatan
pengawasan mutu dan keamanan pangan dilaksanakan
proses edukasi yang secara terus menerus dan
berkelanjutan kepada masyarakat agar informasi tentang
keamanan pangan ini bisa tersebar ke seluruh pelosok
tanah air.
Pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman
(B2SA) akan dapat meningkatkan kualitas SDM. Selain
pentingnya keaneragaman pangan, keamanan pangan
juga menjadi isu hangat seiring dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi. Rendahnya tingkat
kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,
produsen dan konsumen, karena itu upaya
penyebarluasan informasi tentang keamanan pangan
perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Peningkatan kualitas konsumsi Pangan (Food
Utilization) dan Keamanan Pangan (Food Security) melalui
keberhasilan indikator kinerja yaitu persentase (%)
pangan yang aman dikonsumsi. Hasil uji laboratorium
keamanan, dari 2500 sample pangan segar dan olahan
yang diuji terdapat 412 sample pangan segar dan olahan
tercemar bahaya kimia dan biologi. Capaian persentase
keamanan pangan untuk pangan segar pada tahun 2017
sebesar 85 persen atau 104,94 persen dari target sebesar
81 persen.
3.1.6. Sasaran 6. Peningkatan Pengetahuan,
Ketrampilan Penyuluh Bidang Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan
Tabel 3.21.
Pencapaian Kinerja Peningkatan Pengetahuan, Ketrampilan
Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
terhadap Indikator Kinerja Utama
Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Target Tahun
2017
Realisasi Capaian (%)
2017
1 Peningkatan Pengetahuan, Ketrampilan Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
1
Persentase (%) Penyuluh Bersertifikat
14,92 14,94 100,13
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.22.
Perbandingan Realisasi Kinerja Peningkatan Pengetahuan,
Ketrampilan Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan terhadap Indikator Kinerja Utama
Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Target
Tahun 2017
Realisasi
2015 2016 2017
1 Peningkatan Pengetahuan Ketrampilan Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
1
Persentase (%) Penyuluh Bersertifikat
14,92 - 14,94 14,94
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 42
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan yang selanjutnya disebut dengan penyuluhan
adalah merupakan rangkaian kegiatan pengembangan
kemampuan pengetahuan, ketrampilan serta sikap
pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluhan merupakan
kegiatan yang sangat penting dalam rangka mewujudkan
pembangunan manusia yang berkualitas, mandiri dan
sejahtera serta merupakan bagian dari proses
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Penyelenggaraan
penyuluhan ini diselenggarakan melalui koordinasi
kelembagaan penyuluhan agar tertata dan terkoordinasi
dengan baik agar produktivitas pertanian, perikanan dan
kehutanan meningkat demi meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang bergerak di sektor pertanian, perikanan
dan kehutanan khususnya di wilayah Jawa Timur.
Strategi Penyuluhan Pertanian Jawa Timur yang
dilaksanakan saat ini adalah :
1. Memberikan arah dan pedoman untuk menentukan
prioritas-prioritas di bidang penyelenggaraan
penyuluhan, sehingga mencapai tujuan program dan
sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dapat
tercapai;
2. Mempermudah pengendalian kegiatan serta
pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait,
monitoring, analisis, evaluasi kegiatan baik secara
internal maupun eksternal;
3. Memberikan informasi kepada pemangku
kepentingan (stakeholder) tentang rencana
pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan
melalui penyelenggaraan penyuluhan;
4. Memberikan peningkatan dinamika kelembagaan
masyarakat dan kapasitas penyuluh pertanian,
perikanan dan kehutanan.
Hasil evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan
revitalisasi penyuluhan tahun 2017 dalam pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi
Jawa Timur untuk mencapai sasaran kinerja yang telah
ditetapkan yakni meningkatnya produksi dan
produktivitas pertanian, meningkatnya penyerapan
tenaga kerja dan meningkatnya pendapatan petani yang
didukung dengan peningkatan kemampuan penyuluh
dengan banyaknya penyuluh yang memperoleh sertifikasi
penyuluhan sebagai tanda bahwa kemampuan penyuluh
yang kompeten.
Masih kurangnya tenaga penyuluh yang
bersertifikat serta masih kurangnya jumlah tenaga
penyuluh yang idealnya 1 desa 1 penyuluh, maka kedepan
perlu dilaksanakan peningkatan kualitas SDM Penyuluh
dan perlu menambah jumlah tenaga penyuluh
dilapangan.
Evaluasi capaian kinerja tahun 2017 indikator
kinerja persentase penyuluh bersertifikat tercapai 14,94
persen atau 100,13 persen dari target sebesar 14,92
persen. Capaian tersebut diantaranya untuk
meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap faktor
produksi, teknologi, informasi, pemasaran dan
permodalan sehingga memiliki daya saing tinggi :
a) Jumlah penyuluh pertanian target 4.358 orang
terealisasi 4.115 orang yang terdiri dari 1.770
orang penyuluh pertanian PNS, 2.345 orang THL-
TBPP.
b) Jumlah penyuluh pertanian yang bersertifikat
target 325 orang terealisasi 320 orang.
c) Jumlah kenaikan kelas kelompoktani target 450
kelompoktani terealisasi 435 kelompoktani.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 43
3.2. Capaian Kinerja Pembangunan Pertanian dan
Ketahanan Pangan terhadap Sasaran Indikator
Kinerja Utama Di akhir Periode RPJMD Provinsi Jawa
Timur Tahun 2014-2019
Untuk mewujudkan visi Jawa Timur 2014-2019
yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun
2014-2019, melalui pelaksanaan misi ke -2 Meningkatkan
pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan
berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan
industrialisasi. Selanjutnya melalui misi tersebut
dirumuskan tujuan yang terkait dengan pertanian, yaitu
Tujuan ke-2 : Meningkatkan produktivitas sektor
pertanian dengan 3 (tiga) sasaran strategis yang terkait
bidang pertanian yang diuraikan dalam Tabel 3.7 - 3.9 :
a. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian
(tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan
peternakan);
b. Meningkatnya Nilai Tambah Hasil dan Daya Saing
Produk;
c. Meningkatnya Akses Petani dan Nelayan terhadap
Faktor Produksi, Teknologi, Informasi, Pemasaran dan
Permodalan sehingga Memiliki Daya Saing Tinggi
Tabel 3.23.
Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian dengan Arah kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai
RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019
Strategi Arah
Kebijakan Indikator Kinerja
(%)
Sasaran Kinerja RPJMD
Realisasi 2017
Capaian Kinerja terhadap
2017 2019 2017 2019
Meningkatkan kualitas intensifikasi pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan peternakan)
Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian untuk meningkatkan surplus bahan pangan, khususnya padi, jagung, kedelai untuk memenuhi konsumsi dan bahan baku industri pengolahan (agroindustri)
Pertumbuhan Sub Sektor Tan Bahan Makanan terhadap PDRB
2,05 - 2,15
- Tanaman Pangan 2,75 2,05 3,44
125,09 167,80
- Hortikultura 2,75 2,05 1,12 40,73 54,63
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (diolah), 2017
Tabel 3.24. Sasaran Strategis Meningkatnya Nilai Tambah Hasil
dan Daya Saing Produk dengan Arah kebijakan dan Indikator Kinerja sesuaI RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019
Strategi Arah
Kebijakan Indikator
Kinerja (%)
Sasaran Kinerja RPJMD Realisasi
2017
Capaian Kinerja terhadap
2017 2019 2017 2019
Meningkatkan usaha penanganan pasca-panen, dan pengolahan hasil pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan peternakan)
Peningkatan nilai tambah (value added ) sektor pertanian melalui perluasan penciptaan kawasan agropolitan dan agroindustri yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage ) dan ke depan (forward linkage ) pada sebaran lokasi potensial yang merata
Prosentase pertumbuhan Nilai tambah usaha tani tanaman pangan (padi)
64,72 0,82 34,00 52,23 4146,34
Meningkatkan kualitas proses dan produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan peternakan) yang terstandarisasi
Peningkatan daya saing produk pertanian, dengan tetap melakukan perlindungan produk lokal, melalui peningkatan kualitas menuju standar mutu yang dipersyaratkan pada berbagai kawasan perdagangan
Jumlah kebun / usaha yang terregistrasi melalui penerapan GAP (kebun / lahan)
510 562 411 80,58 73,13
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (diolah), 2017
Tabel 3.25. Sasaran Strategis Meningkatnya Akses Petani dan Nelayan
terhadap Faktor Produksi, Teknologi, Informasi, Pemasaran dan Permodalan sehingga Memiliki Daya Saing Tinggi dengan Arah
kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019
Strategi Arah
Kebijakan Indikator
Kinerja (%)
Sasaran Kinerja RPJMD
Realisasi 2017
Capaian Kinerja
terhadap
2017 2019 2017 2019
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 44
Strategi Arah
Kebijakan Indikator
Kinerja (%)
Sasaran Kinerja RPJMD
Realisasi 2017
Capaian Kinerja
terhadap
2017 2019 2017 2019
Meningkatkan
pemberdayaan
kelembagaan
petani dan
nelayan secara
berkelanjutan
dan terpadu
Optimalisasi
dan
pemberdayaan
kelembagaan
petani/nelayan
untuk
meningkatkan
akses
petani/nelayan
terhadap
faktor
produksi,
teknologi,
informasi,
pemasaran
maupun akses
permodalan
Jumlah
kelompok
yang
menerapkan
hama terpadu
(kelompok
SLPHT)
155 272
Jumlah
kelompok
yang
menerapkan
Good
Agriculture
Practices
(GAP)
23 33
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (diolah), 2017
Tabel 3.26. Sasaran Strategis Meningkatnya Ketersediaan Pangan
Masyarakat (food availability) dan akses pangan (food access) dengan Arah kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai RPJMD
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019
Strategi Arah
Kebijakan Indikator
Kinerja (%)
Sasaran Kinerja RPJMD Realisasi
2017
Capaian Kinerja terhadap
2017 2019 2017 2019
Meningkatnya
ketersediaan
pangan
masyarakat
(food
availability)
dan akses
pangan (food
acces)
Pengembangan
cadangan
pangan
pemerintah dan
masyarakat,
antara lain
meliputi daging,
beras, gula,
kedelai, dan
jagung
Ketersediaan
Pangan Beras
(Ton)
8.905.000
7.897.877
8.234.885
92,47 104,27
Ketersediaan
Pangan Jagung
(Ton)
6.300.000
6.769.955
5.667.615
89,96 83,72
Ketersediaan
Pangan Kedelai
(Ton)
340.000 520.434 226.418 66,59 43,51
Ketersediaan
Pangan Daging
(Ton)
9.360
390.762
7.760
82,91 1,99
Ketersediaan
Pangan Telur (Ton)
8.970
384.876
9.890
110,26 2,57
Strategi Arah
Kebijakan Indikator
Kinerja (%)
Sasaran Kinerja RPJMD Realisasi
2017
Capaian Kinerja terhadap
2017 2019 2017 2019
Ketersediaan
Pangan Susu (Ton)
10.730
444.856
10.200
95,06 2,29
Ketersediaan
Pangan Ikan (Ton)
41.690
1.724.478
33.720 80,88 1,96
Ketersediaan
Pangan Gula (Ton)
37.810 1.376.378 29.140 77,07 2,12
Stabilnya harga
pangan (beras) di
tingkat konsumen
(%)
8,00 CV<10%
1,73 21,63 1.730
Cadangan Pangan
Pemerintah
(Beras) (Ton)
200 200
171,2 85,60 85,60
Stabilnya harga
pangan (gabah) di
tingkat produsen
Sesuai HPP Sesuai
HPP
Sesuai HPP Sesuai HPP
Sesuai HPP
Penurunan wilayah
rawan pangan (%)
62,0 2
99,0 159,68 4.950,00
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (diolah), 2017
Tabel 3.27.
Sasaran Strategis Meningkatnya Penyerapan Pangan (food utilization) dengan Arah kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai
RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019
Strategi Arah Kebijakan Indikator
Kinerja (%)
Sasaran Kinerja RPJMD
Realisasi 2017
Capaian Kinerja
terhadap
2017 2019 2017 2019
Meningkatnya
penyerapan
pangan (food
utilization)
Pengembangan
penganekaragaman
konsumsi pangan
Beragam, Bergizi,
Seimbang, dan Aman
(B2SA) berbasis
pangan lokal
Skor PPH 85,5
87,7 84,8 99,18 96,69
Persenta
se (%)
Pangan
yang
aman
dikonsu
msi
88,00 84,00 85 96,59 101,19
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (diolah), 2017
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 45
Tabel 3.28. Sasaran Strategis Meningkatnya akses petani dan nelayan
terhadap faktor produksi, teknologi, informasi, pemasaran dan permodalan sehingga memiliki daya saing tinggi dengan Arah kebijakan dan Indikator Kinerja sesuai RPJMD Provinsi Jawa
Timur Tahun 2014-2019
Strategi Arah Kebijakan Indikator
Kinerja (%)
Sasaran Kinerja RPJMD Realisasi
2017
Capaian Kinerja terhadap
2017 2019
2017 2019
Meningkatnya
akses petani
dan nelayan
terhadap
faktor
produksi,
teknologi,
informasi,
pemasaran
dan
permodalan
sehingga
memiliki daya
saing tinggi
Optimalisasi dan
pemberdayaan
kelembagaan
petani/nelayan
untuk
meningkatkan
akses
petani/nelayan
terhadap faktor
produksi, teknologi,
informasi,
pemasaran maupun
akses permodalan.
Jumlah tenaga
penyuluh
bersertifikasi
(orang)
409 533 263 64,30 49,34
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (diolah), 2017
Dari tabel 3.23, 3.24, 3.25, 3.26, 3.27, 3.28
menunjukkan bahwa tidak semua capaian kinerja
melampaui angka sasaran di RPJM pada tahun 2017
kecuali pada sasaran Strategis ke-1 dengan indikator
Kinerja Pertumbuhan Sub Sektor Tan Bahan Makanan
terhadap PDRB, indikator kinerja ke-2 Prosentase
pertumbuhan Nilai tambah usaha tani tanaman pangan
(padi), indikator kinerja ke-4 Ketersediaan Pangan Beras
(Ton), indikator kinerja Penurunan wilayah rawan pangan
(%), indikator kinerja Persentase (%) Pangan yang aman
dikonsumsi yang telah tercapai diatas 100 persen,
sedangkan yang lindikator kinerja lainnya masih belum
mencapai target atau realisasi dibawah 100 persen.
3.3. Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman Pangan dan
Hortikultura Jawa Timur terhadap Nasional Tahun
2017
3.3.1. Nilai Tukar Petani Tahun 2017
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan petani di daerah perdesaan adalah
indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Hasil perhitungan
NTP yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Jawa Timur menggunakan tahun dasar 2012
menunjukkan bahwa NTP rata-rata Jawa Timur tahun
2017 mencapai 104,10 melampaui NTP nasional yang
mencapai 103,49.
Selain Kontribusi sektor pertanian melalui produksi
dan produktivitas tanaman pangan terhadap pendapatan
domestik regional bruto, indikator lain untuk mengukur
tingkat kesejahteraan petani di daerah pedesaan adalah
indikator Nilai Tukar Petani (NTP) yang juga merupakan
salah satu indikator yang berpengaruh terhadap PDRB
Provinsi Jawa Timur. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan
rasio antara indeks harga yang diterima petani (lt)
dengan indeks harga yang dibayar petani (lb) pada waktu
tertentu dan dinyatakan dalam persentase dengan tahun
dasar 2012=100. Perubahan indeks harga yang diterima
petani disini menunjukkan fluktuasi harga komoditas
pertanian yang dihasilkan oleh petani.
Tingginya NTP rata-rata Jawa Timur dibanding
NTP nasional disebabkan Indeks harga yang diterima
petani (It) Jawa Timur sebesar 135,21 melebihi Indeks
harga yang diterima petani (It) Nasional sebesar 133,35.
Disisi lain Indeks harga yang dibayar petani (Ib)
Nasional, yaitu sebesar 129,40 sedangkan Indeks harga
yang dibayar petani (It) Jawa Timur sebesar 125,99,
artinya selisih yang diterima petani Jawa Timur lebih
besar petani Nasional.
Perkembangan rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP)
Tanaman Pangan Tahun 2017 di Jawa Timur sebesar 101,81
dibawah NTP Tanaman Pangan Nasional yang mencapai
102,89. Sedangkan NTP Hortikultura Jawa Timur
mencapai 101,40 melampaui NTP Hortikultura Nasional
yang mencapai 101,37. Tingginya NTP Tanaman Pangan
dan Hortikultura di Jawa Timur menunjukkan bahwa
tingkat kesejahteraan petani tanaman pangan dan
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 46
hortikultura di Jawa Timur jauh diatas rata-rata NTP
tanaman pangan dan hortikultura nasional. Berdasarkan
hasil penelitian Patanas oleh Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian, pada tahun 2010 hingga 2012,
diketahui bahwa sumber pendapatan rumah tangga tani
sebesar 33,87-40,00 persen berasal dari sektor non
pertanian. Artinya, dengan hanya perolehan pendapatan
dari sektor pertanian, petani sudah dapat mencukupi
kebutuhan berproduksi dan konsumsinya serta dapat
menggunakan sisa penghasilan dan pendapatan dari
sektor non pertanian untuk membiayai kebutuhan non
produksi dan non konsumsinya.
Tabel 3.29.
Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Tahun 2013-2017
TABEL : 3 NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI JAWA TIMUR 2013-2017
No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
1 Indeks yang diterima
petani (It)
151,12 117,67 125,77 131,82 135,21
2 Indeks yang dibayar
petani (Ib)
146,57 112,34 119,96 125,99 129,89
3 NTP 103,05 104,75 104,83 104,63 104,10
Sumber Data: BPS Provinsi Jawa Timur, 2017
Gambar 3.1 Perkembangan NTP Tahun 2017
2013 2014 2015 2016 2017
1. Indeks yang diterima petani (It)
151,12 117,67 125,77 131,82 135,21
2. Indeks yang dibayar petani (Ib)
146,57 112,34 119,96 125,99 129,89
3. NTP 103,05 104,75 104,83 104,63 104,1
90100110120130140150160
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, 2017 (diolah)
Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur
Tahun 2017 sebesar 104,10 mengalami penurunan sebesar
0,51 persen dari Tahun 2016 sebesar 104,63. Kenaikan NTP
ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (lt)
lebih besar dibandingkan dengan indeks harga yang
dibayar petani (lb). Perkembangan Nilai Tukar Petani
(NTP) Jawa Timur Tahun 2017 terlihat cenderung
berfluktuasi dengan NTP terendah pada bulan Maret
sebesar 101,66 yang disebabkan turunnya indeks harga
yang diterima petani (lb) dan indeks harga yang dibayar
petani (lt) mengalami penurunan. Dibandingkan bulan
Februari, NTP bulan Maret turun 29,61 persen dari 101,81
menjadi 101,66, dimana indeks harga yang diterima (lt)
sebesar 131,61 dan indeks harga yang dibayar (lb) sebesar
129,46. Sedangkan perkembangan NTP Jawa Timur pada
bulan-bulan berikutnya mengalami peningkatan meski
lamban dan mencapai posisi tertinggi pada bulan Oktober
2017 mencapai 106,94. Hal tersebut terjadi karena
peningkatan indeks harga yang diterima (lt) lebih tinggi
daripada peningkatan indeks harga yang dibayar petani
(lb), dimana indeks harga ini dipengaruhi oleh kenaikan
sub sektor pertanian, yaitu tanaman pangan yang
selanjutnya diikuti hortikultura, peternakan, tanaman
perkebunan rakyat dan perikanan.
Tabel 3.30. Perbandingan NTP antar Provinsi di Pulau Jawa
NTP 5 Provinsi di Pulau Jawa Bulan Desember 2017-Januari 2018
No Indikator Desember
2016 Desember
2017 Januari
2018
Perubahan Des 2016 - Jan 2018
(%)
1 DKI JAKARTA 99.10 97.71 96.85 1,00
2 JAWA BARAT 104.31 108.39 109.25 0,97
3 JAWA TENGAH 99.35 103.48 103.00 1,00
4 DI YOGYAKARTA
103.40 101.18 100.55 0,96
5 JAWA TIMUR 103.95 106.44 106.72 0,96
6 BANTEN 100.49 101.54 101.66 1,00
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, 2017 (diolah)
Gambar 3.2. Perbandingan NTP antar Provinsi di Pulau Jawa Bulan Desember
2016-Januari 2018
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2017 (diolah)
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 47
Gambar 3.3. Rata-rata Kontribusi Produksi Jawa Timur terhadap
Nasional (persen) Tahun 2013-2017
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, 2017 (data diolah)
Dari enam Provinsi di Pulau Jawa yang
melakukan penghitungan NTP pada bulan Januari 2018,
enam provinsi di Indonesia seperti pada tabel rata-rata
mengalami kenaikan; untuk Provinsi DKI Jakarta, Jawa
Tengah, dan Banten mengalami kenaikan sebesar 1,00
persen dan tiga provinsi lainnya (Jawa Barat, DI
Yogyakarta, Jawa Timur) mengalami kenaikan dibawah
1,00 persen, dimana kenaikan ini disebabkan oleh Indeks
Harga yang Diterima Petani (It) lebih besar dari kenaikan
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib).
3.3.2. Kontribusi Produksi
Pembangunan tanaman pangan dan hortikultura
tetap memegang peran strategis dalam perekonomian
domestik maupun nasional. Hal tersebut terlihat secara
signifikan dalam kontribusi penyediaan bahan pangan
utama (tanaman pangan dan hortikultura) bagi penduduk
Jawa Timur sekaligus sebagai lumbung pangan nasional
sehingga menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi
penyangga pangan Nasional. Perkembangan komoditas
tanaman pangan dan hortikultura sebagai komoditas
strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional
pada Tabel 3.17. sebagai berikut :
Tabel 3.31.
Perbandingan Produksi Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Jawa Timur terhadap Nasional Tahun 2013 – 2017 Komoditas
Produksi (.000 ton) Jawa Timur ¹) Produksi (.000 ton) Nasional ¹)
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
Padi (GKG) 12.049,34 12.397,05 13.154.967 13.633.701 13.125.414 71.279,71 70.846,47 74.991,79 79.347.116 81.385.254
Jagung (Pipilan)
5.760,96 5.737,38 6.131.163 6.278.264 6.188.704 18.511,85 19.008,43 19.833,29 23.592.367 27.948.662
Kedelai (Ose) 329,46 355,46 344.998 274.317 226.418 779,99 955,00 982,97 858.305 542.446
K. Tanah (Ose) 207,97 188,49 191.579 175.925 140.009 701,68 638,90 610,34 573.055 480.360
K. Hijau (Ose) 57,69 60,31 67.821 56.806 49.449 204,67 244,59 265,42 252.583 243.950
Ubi Kayu 3.601,07 3.635,45 3.161.573 2.924.933 2.901.987 23.936,92 23.436,38 22.906,12 20.254.289 19.045.609
Ubi Jalar 393,20 312,42 312.421 288.039 248.605 2.386,73 2.382,66 2.218,99 2.099.226 2.022.526
Sayuran²) 1.649,93 1.806,89 1.689.426 10.072.805 1.937.345 12.451,90 12.820,44 12.600,37 12.600,37
Buah-Buahan²)³)
4.292,38 4.252,20 4.649.621 15.541.305 5.873.010 18.074,60 19.385,82 19.830,68 19.830,68
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, 2017 dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Keterangan : ¹) ARAM II 2013-2017, 2) Luas Panen buah-buahan (rb pohon/rumpun), Produktivitas buah-buahan (kg per pohon/rumpun), Produksi buah-buahan (ton)
Tabel 3.32.
Kontribusi Produksi (persen) Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur terhadap Nasional
Tahun 2012 – 2016
Komoditas Kontribusi Produksi Jawa Timur Terhadap Nasional (persen) Rerata
2013 2014 2015 2016 2017
Padi (GKG) 16,90 17,50 17,46 17,18 17,46
17,34
Jagung(Pipilan) 31,12 30,18 31,26 26,61 20,06
30,32
Kedelai (Ose) 42,24 37,22 35,82 31,96 62,54
38,03
K. Tanah (Ose) 29,64 29,50 31,66 30,69 77,54
30,29
K. Hijau(Ose) 28,18 24,66 24,99 22,49 84,11 24,76
Ubi Kayu 15,04 15,51 14,51 14,44 3,97 15,41
Ubi Jalar 16,47 13,11 13,82 13,72 3,94
14,74
Sayuran²) 13,25 14,64 13,41 79,94 79,94
40,24
Buah-Buahan²)³) 23,75 21,93 23,45 78,37 78,37
45,17
Sumber : BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur, 2017 (diolah)
Rata - rata dari kontribusi produksi tanaman
pangan dan hortikultura selama lima tahun (2013 – 2017)
menunjukkan bahwa produksi komoditas utama tanaman
pangan dan hortikultura sangatlah besar kontribusi
terhadap produk nasional. Dalam gambar 3.3. terlihat
bahwa prosentase kedelai, jagung dan kacang tanah
sangat potensial untuk dikembangkan terutama dalam
mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
3.4. Evaluasi Kinerja
Sebagai dasar dalam menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan, capaian kinerja harus
dievaluasi dan dianalisa berdasarkan indikator sasaran
pada masing-masing Tujuan Pembangunan Tanaman
Pangan dan Hortikultura. Penilaian capaian kinerja
menggunakan metode scoring, dengan kategori: 1)
sangat berhasil dengan realisasi >100,00 persen dari
target; 2) berhasil dengan realisasi 80,00-100,00 persen
dari target; 3) cukup berhasil dengan realisasi 60,00-
79,00 persen dari target; dan 4) kurang berhasil dengan
realisasi <60,00 persen dari target.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 48
Keberhasilan pembangunan tanaman pangan
dan hortikultura di Jawa Timur digambarkan pada
peningkatan produksi dan produktivitas komoditas
tanaman pangan dan hortikultura dalam memenuhi
kebutuhan pangan bagi penduduknya sekaligus sebagai
pengungkit pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Dalam
melaksanakan peran pembangunan ekonomi Jawa Timur
pada sektor pertanian secara efektif dan efisien ditandai
dengan meningkatnya kontribusi subsektor tanaman
pangan dalam pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya
kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan tujuan
pembangunan tanaman pangan dan hortikultura telah
ditetapkan sasaran strategis dengan kategori capaian
sebagai berikut:
Sasaran 1. Peningkatan Produksi dan Produktivitas
Komoditas Utama
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas
komoditas utama dari sasaran strategis 1, terukur
keberhasilannya dari luas panen, produktivitas dan
produksi komoditas tanaman pangan dan hortikultura
Tabel 3.32.
Tabel 3.33. Evaluasi Capaian terhadap Target Luas Panen Komoditas
Utama Jawa Timur Tahun 2017
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Tahun 2016
Realisasi Tahun 2016
Capaian
(%) Kategori
1. Peningkatan Produksi
1 Luas Panen
dan Produktivitas
Padi 1.996.039 2.291.983 114,60 Sangat berhasil
Komoditas Utama
Jagung 1.266.516 1.241.507 97,93 Berhasil
Dan Unggulan Kedelai 329.977 141.602 42,93 Kurang berhasil
Sayuran 173.281 383.218 218,96 Sangat berhasil
Cabe Besar 16.987 32.231 182,58 Sangat berhasil
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
Tahun 2016
Realisasi Tahun 2016
Capaian
(%) Kategori
Cabe rawit 52.784 221.578 410,98 Sangat berhasil
Bawang Merah
24.371 38.143 155,65 Sangat berhasil
Buah-buahan
72.402.696 334.362.095 445,69 Sangat berhasil
Mangga 9.304.367 8.367.237 85,65 Berhasil
Pisang 25.942.703 20.077.488 73,71 Cukup berhasil
Jeruk Keprok / Siam
4.395.724 6.748.171 146,21 Sangat berhasil
Tan. Hias 5.249.356 17.125.964 323,02 Sangat Berhasil
Anggrek 219.336 369.041 166,59 Sangat berhasil
Krisan 4.503.682 4.447.800 97,78 Berhasil
Tan. Biofarmaka
35.526.779 89.216.747 247,41 Sangat berhasil
Temulawak 6.551.331 2.475.308 37,22 Kurang Berhasil
Jahe 12.030.903 39.853.712 326,37 Sangat berhasil
Sumber : BPS Jawa Timur (diolah) dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur, 2017
Rendahnya capaian luas panen (tanaman pangan
kedelai dan temulawak) disebabkan karena berkurangnya
luas tanam kedelai karena petani banyak yang beralih ke
padi dan secara teknis luas pertanaman temulawak
mengalami kekurangan air di tahun 2017 sehingga areal
pertanaman temulawak terkena dampak kekeringan dan
mengakibatkan terjadi panen diluar musim. Dari tabel
diatas dapat diketahui bahwa sebesar 64,71 persen
komoditas tanaman pangan dan hortikultura dinyatakan
sangat berhasil yaitu dengan capaian diatas 100 persen,
sedangkan sisanya dinyatakan dengan capaian berhasil
(17,65 persen), cukup berhasil (5,88 persen), dan bahkan
ada yang kurang berhasil (11,76 persen).
Tujuan 1 :
MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SECARA
BERKELANJUTAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
KONSUMSI DAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 49
Gambar 3.4. Evaluasi Capaian terhadap Target Luas Panen Tanaman Pangan
Jawa Timur Akhir Renstra (Tahun 2019)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah) dan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur 2017
Gambar 3.5. Evaluasi Capaian terhadap Target
Luas Panen Komoditas Sayuran Jawa Timur Akhir Renstra (Tahun 2019)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah) dan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur 2017
Gambar 3.6. Evaluasi Capaian terhadap Target Luas Panen
Komoditas Buah-buahan Jawa Timur Akhir Renstra (Tahun 2019)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah) dan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 2017
Gambar 3.7. Evaluasi Capaian terhadap Target Luas Panen Komoditas
Tan.Hias dan Biofarmaka Jawa Timur Akhir Renstra (Tahun 2019)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah) dan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur 2017
Selanjutnya apabila dievaluasi capaian kinerja
tahun 2017 terhadap target 2019 diakhir periode Renstra
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2014 – 2019 yang mengacu pada RPJMD
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019. Pada indikator
luas panen komoditas utama yang terlihat dalam gambar
3.4. – 3.7. yang menunjukkan bahwa realisasi luas panen
padi, cabe besar, jeruk keprok / siam, anggrek, krisan, dan
tanaman biofarmaka jahe melebihi target di akhir periode
Renstra di tahun 2019.
Tabel 3.34. Evaluasi Capaian terhadap Target
Produktivitas Komoditas Utama Jawa Timur Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun
2017
Realisasi
Tahun
2017
Capaian
(%)
Kategori
1 Peningkatan 2 Produktivitas
Produksi Padi 64,77 57,27 88,16 Berhasil
dan Produktivitas
Jagung 57,44 49,85 85,59 Berhasil
Komoditas Utama
Kedelai 15,40 15,99 101,78 Sangat Berhasil
Dan Unggulan
Sayuran 119,02 50,55 41,43 Kurang berhasil
Cabe Besar 74,20 34,72 45,82 Kurang
Berhasil
Cabe rawit 61,81 17,05 26,53 Kurang berhasil
Bawang Merah
119,91 79,08 64,61 Cukup berhasil
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 50
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun
2017
Realisasi
Tahun
2017
Capaian
(%)
Kategori
Buah-buahan 53,05 17,56 32,77 Kurang berhasil
Mangga 133,44 113,15 80,76 Berhasil
Pisang 77,62 114,47 140,45 Sangat berhasil
Jeruk Keprok / Siam
121,90 102,26 79,89 Cukup
berhasil
Tan. Hias 28,76 14,79 55,04 Kurang berhasil
Anggrek 11,78 7,56 64,18 Cukup berhasil
Krisan 12,97 23,80 183,50 Sangat berhasil
Tan. Biofarmaka
1,42 1,55 109,15 Sangat berhasil
Temulawak 1,34 2,02 150,75 Sangat berhasil
Jahe 1,53 1,20 78,43 Berhasil
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah) dan Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Selanjutnya untuk capaian produksi perhektar
(produktivitas) tanaman pangan dan hortikultura tahun
2017 terdapat 11,76 persen dinyatakan sangat berhasil,
17,65 persen dinyatakan berhasil, dan 17,65 persen
dinyatakan cukup berhasil, dan 29,41 persen dinyatakan
kurang berhasil termasuk komoditas sayuran (cabe besar
dan cabe rawit), buah-buahan, dan tanaman hias yang
mempunyai capaian produktivitas kecil dalam memenuhi
target disebabkan salah satunya adanya kemarau
panjang di tahun 2017 sehingga tanaman buah-buahan
mengalami kekurangan air dalam pertumbuhannya dan
berdampak pada turunnya produktivitas dan juga karena
banyak terjadinya bencana alam.
Perkembangan produktivitas tanaman pangan
dan hortikultura Jawa Timur masih belum optimal, hal
tersebut terlihat dari pertumbuhan yang berfluktuasi dan
cenderung melandai mendekati periode akhir sasaran.
Rendahnya produktivitas disebabkan belum optimalnya
penerapan teknologi budidaya oleh petani dalam
memanfaatkan sarana produksi dan alsintan, rendahnya
kualitas lahan, terjadinya alih fungsi lahan pertanian
menjadi non pertanian dan terjadinya kehilangan hasil
akibat serangan organisme pengganggu tumbuhan
(hama dan penyakit) serta akibat dampak perubahan
iklim seperti banjir dan kekeringan maupun bencana
alam.
Beberapa upaya peningkatan produktivitas telah
dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu, Good
Agriculture Practices, Pengembangan pupuk organik dan
pengendalian alih fungsi lahan melalui LP2B termasuk
antisipasi bencana alam dan kekeringan yang terjadi di
Jawa Timur.
Jadi jelaslah bahwa apabila luas panen (jumlah
pohon yang menghasilkan buah-buahan) dan
produktivitasnya rendah akan mempengaruhi jumlah
produksi, seperti terjadinya kekeringan yang terjadi di
hampir setiap tahun menjadi pembatas utama
pertumbuhan tanaman dan berpengaruh pada laju
fotosintesis.
Tabel 3.35. Evaluasi Capaian terhadap Target Produksi Komoditas Utama
Jawa Timur Tahun 2017
No
Sasaran
Strategis Indikator
Kinerja Utama
Target
Tahun 2017
Realisasi
Tahun
2017
Capaian
(%) Kategori
1 Peningkatan 3 Produksi Produksi Padi 12.992.199 13.125.414 101,03 Sangat
berhasil
dan Produktivitas Jagung 7.383.933 6.188.704 83,81 Berhasil
Komoditas Utama Kedelai 518.311 226.418 43,68 Kurang berhasil
Dan Unggulan Sayuran 2.135.351 1.937.345 90,73 Berhasil
Cabe Besar 133.754 111.892 83,66 Berhasil
Cabe rawit 346.450 377.747 109,03 Sangat berhasil
Bawang Merah
299.928 301.649 100,57 Sangat berhasil
Buah-buahan 4.019.645 5.873.010 146,11 Sangat berhasil
Mangga 1.072.480 946.718 88,27 Berhasil
Pisang 1.739.420 2.298.254 132,13 Sangat berhasil
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 51
Gambar 3.8. Capaian terhadap Target Luas Panen Komoditas Utama Jawa Timur Akhir Renstra Tahun 2019 (%)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah) dan Renstra Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur , 2017
No
Sasaran
Strategis Indikator
Kinerja Utama
Target
Tahun 2017
Realisasi
Tahun
2017
Capaian
(%) Kategori
Jeruk Keprok / Siam
462.882 690.096 149,09 Sangat berhasil
Tan. Hias 142.480.000 253.247.716 177,74 Sangat berhasil
Anggrek 2.610.307 2.791.541 106,94 Sangat berhasil
Krisan 58.986.244 105.862.088 179,47 Sangat berhasil
Tan. Biofarmaka
51.254.083 138.072.464 269,39 Sangat berhasil
Temulawak 8.915.523 5.000.684 56,09 Kurang berhasil
Jahe 18.721.696 47.881.844 255,76 Sangat berhasil
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah) dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur, 2017
Pada Tabel 3.34 terlihat bahwa capaian sangat
berhasil (64,70 persen) produksi terhadap target dicapai
komoditas padi. Beberapa upaya pendukung
peningkatan produksi dan produktivitas seperti
peningkatan indeks pertanaman (IP) pada tanaman padi
telah mampu meningkatkan produktivitas dan tercapai
105,46 persen dengan kategori “sangat berhasil”. Selain
padi komoditas lain yang termasuk dalam kategori
“sangat berhasil” adalah cabe rawit, bawang merah,
buah-buahan, pisang, jeruk keprok/siam, tanaman hias,
anggrek, krisan, tanaman biofarmaka dan Jahe.
Sedangkan komoditas jagung termasuk dalam kategori
“berhasil” dan beberapa komoditas lainnya, yaitu cabe
besar, dan mangga. Sedangkan kedelai dan temulawak
termasuk kategori “kurang berhasil” karena hanya
tercapai 11,26 persen. Secara umum, sebagian besar
komoditas termasuk kategori “berhasil” dan “sangat
berhasil” disebabkan prosentase terkendalinya serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak
perubahan Iklim (DPI) pada areal tanam tanaman pangan
dan hortikultura yang ditargetkan 96,00 persen
terealisasi 96,88 persen tanaman aman terhadap
serangan OPT dan DPI dengan capaian kinerja 100,92
persen dan termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
Gambar 3.9. Evaluasi Capaian terhadap Target
Produksi Komoditas Utama Jawa Timur Akhir Renstra Tahun 2019 (persen)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah) dan Renstra Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur , 2017
Perkembangan produksi tanaman pangan dan
hortikultura Jawa Timur masih cenderung berfluktuasi.
Rendahnya produksi tanaman pangan dan hortikultura
juga sangat dipengaruhi oleh hasil luas panen dan
produktivitas yang dihasilkan dan yang lebih banyak
produksi terhadap tahun 2019 yaitu buah-buahan
diantaranya mangga dan jeruk keprok/siam.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 52
Peningkatan efisiensi, kualitas dan jumlah olahan
produk tanaman pangan dan hortikultura Jawa Timur
tahun 2017 merupakan upaya untuk meningkatkan nilai
tambah usahatani dan peningkatan mutu produk
pertanian melalui penerapan GAP dan terukur dari jumlah
registrasi dan sertifikasi produk. Pertambahan nilai suatu
komoditas disebabkan telah mengalami proses
pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam
suatu produksi. Nilai tambah produk pertanian berperan
bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan berdampak
bagi peningkatan lapangan usaha dan pendapatan
masyarakat yang muara akhirnya adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Sasaran 2. Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan Jumlah
Olahan Produk Tanaman Pangan dan
Hortikultura Jawa Timur Tahun 2017
Capaian dari upaya meningkatkan nilai tambah
usahatani dan mutu produk pertanian menunjukkan
bahwa prosentase nilai tambah usahatani tanaman
pangan untuk komoditas Padi (dengan asumsi Harga
Eceran Tertinggi/HET pupuk dan HPP gabah tetap)
menunjukkan capaian “kurang berhasil”, tetapi berbeda
dengan Jagung yang termasuk dalam kategori “sangat
berhasil”. Demikian pula jumlah produk hasil pertanian
(tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan,
peternakan dan perikanan) bersertifikat termasuk dalam
kategori “sangat berhasil”, sedangkan jumlah kebun /
lahan usaha yang terregistrasi melalui penerapan GAP
(sayuran, Buah-buahan, Tanaman Hias dan Biofarmaka)
termasuk dalam kategori “Berhasil’. Demikian pula untuk
indikator Jumlah produk hasil pertanian (tanaman
pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan dan
perikanan) bersertifikat termasuk dalam kategori “sangat
berhasil”.
Tabel 3.36. Capaian Kinerja Sasaran ke-2 Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun 2016
Realisasi Tahun 2016
Capaian (%) Kategori Keberhasilan
1 Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan Jumlah
1 Prosentase Nilai
tambah usaha
tani tanaman
pangan :
Olahan Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Timur
- Padi (dengan
asumsi HET
pupuk dan
HPP gabah
tetap)
64,72 34,00 52,53 Kurang Berhasil
- Jagung 44,58 52,00 116,64 Sangat Berhasil
2 Jumlah kebun
/lahan usaha
yang
terregistrasi
melalui
penerapan GAP
(sayuran, Buah-
buahan, Tan.
Hias dan
Biofarmaka)
510 411 80,59 Berhasil
3 Jumlah produk
hasil pertanian
(tanaman
pangan dan
hortikultura,
perkebunan,
peternakan dan
perikanan)
bersertifikat
60 573 955 Sangat Berhasil
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Gambar 3.10.
Evaluasi Capaian terhadap Target Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan Jumlah Olahan produk
Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Timur terhadap Akhir Renstra Tahun 2019 (persen)
Tujuan 2 : MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING
PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 53
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah) dan Renstra Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Perkembangan peningkatan Efisiensi, Kualitas
dan Jumlah Olahan produk Tanaman Pangan dan
Hortikultura Jawa Timur terhadap Akhir Renstra Tahun
2019 (persen) melalui peningkatan nilai tambah usaha
tani tanaman pangan, registrasi jumlah kebun/lahan
usaha, dan sertifikasi produk-produk hasil pertanian
terhadap target akhir Renstra tahun 2019 menunjukkan
hasil yang baik yaitu rata-rata diatas 100 persen hanya
Prosentase nilai tambah padi dan registrasi kebun/lahan
usaha yang dibawah 100 persen.
Kemandirian petani sangat erat kaitannya
dengan produksi pertanian, karena petani yang mandiri
bercirikan mampu menguasai masalahnya sendiri
termasuk dalam meningkatkan pendapatannya dari
berusahatani, memiliki kemampuan dan kompetensi
serta memiliki wadah atau organisasi. Beberapa faktor
yang menyebabkan rendahnya kemandirian petani,
antara lain: (1) sempitnya luasan lahan yang diusahakan
oleh petani dan bahkan cenderung menyempit sehingga
peningkatan jumlah pendapatan tidak proporsional
dengan jumlah petani; 2) naiknya harga faktor-faktor
produksi seperti pupuk dan benih secara berkala; dan 3)
masih rendahnya kapasitas / kemampuan dan kompetensi
petani dalam menerapkan agribisnis di perdesaan.
Sasaran 3. Peningkatan Kapasitas Petani
Capaian dari upaya meningkatkan kapasitas
petani menunjukkan bahwa prosentase jumlah kelompok
yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu dan Good
Agriculture termasuk dalam kategori “sangat berhasil”
karena capaian rata-rata diatas 100 persen.
Tabel 3.37. Capaian Kinerja Sasaran ke-3 Tahun 2017
Indikator Kinerja Utama Target
Tahun 2016
Realisasi
2016
Terhadap
target
Kategori
Keberhasilan
Prosentase Jumlah Kelompok yang
menerapkan Sekolah Lapangan
Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)
11,92 87,89 737,35 Sangat Berhasil
Prosentase Jumlah Kelompok yang
menerapkan Sekolah Lapangan Good
Agriculture
9,48 40,92 431,60 Sangat Berhasil
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Sasaran 4. Peningkatan Ketersediaan pangan (Food
Avalaibility) & Akses Pangan Masyarakat (Food
Access)
Tabel 3.38.
Capaian Kinerja Sasaran ke-4 Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama Target
Tahun 2017 Realisasi
Capaian (%)
Kategori Keberhasilan
1 Ketersediaan Pangan Masyarakat (Kg/Kap/Th)
1 -- - - - - - -
Beras Jagung Kedelai Daging Telur Susu Ikan Gula
199,00 167,24 12,48 9,36 8,97 10,73 41,69 37,81
209,58 144,24
5,76 7,76 9,89 10,20 33,72 29,14
105,32 86,25 46,15 82,91 110,26 95,06 80,88 77,07
Sangat Berhasil
Berhasil Kurang Berhasil Berhasil
Sangat Berhasil Berhasil Berhasil
Cukup Berhasil
2 Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi
200 171,2 85,60 Berhasil
3
Stabilisasi Harga Pangan (Gabah) ditingkat Produsen (Rp/Kg)
- Harga Gabah Kering Panen (GKP) terhadap HPP
3.700 5.630 152,16 Sangat Berhasil
- Harga Gabah Kering Giling (GKG) terhadap HPP
4.600 8.788 191,04 Sangat Berhasil
4 Stabilisasi Harga Pangan (Beras) di tingkat konsumen
8,00 1,73 21,63 Kurang berhasil
5 Persentase (%) wilayah Bebas Rawan Pangan
62,0 99,0 159,68 Sangat Berhasil
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tujuan 3 :
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN
KESEJAHTERAAN PETANI
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 54
Pada capaian Peningkatan Ketersediaan Pangan
(Food Avalaibility) & Akses Pangan Masyarakat (Food
Access) dapat diketahui bahwa 29,41 persen dinyatakan
“sangat berhasil” yaitu diantaranya indikator kinerja
ketersediaan pangan beras, telur, stabilisasi harga Gabah
Kering Panen (GKP) terhadap HPP, Harga Gabah Kering
Giling (GKG) terhadap HPP dan Persentase (%) wilayah
bebas rawan pangan. Dan kinerja tercapai 29,41 persen
dinyatakan “berhasil” yaitu untuk ketersediaan pangan
jagung, daging, susu, ikan, dan jumlah cadangan pangan
pemerintah provinsi jatim. Sedangkan 5,88 persen
dinyatakan “cukup berhasil” yaitu untuk indikator kinerja
ketersediaan pangan gula, dan 11,76 dinyatakan “kurang
berhasil” yaitu untuk indikator kinerja ketersediaan
pangan kedelai dan stabilisasi harga pangan beras
ditingkat konsumen.
Gambar 3.11. Evaluasi Capaian terhadap Target
Peningkatan Ketersediaan pangan (Food Avalaibility) & Akses Pangan Masyarakat (Food Access) Jawa Timur
Akhir Renstra Tahun 2019 (persen)
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Sasaran 5. Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan (Food
Utilization)
Tabel 3.39.
Capaian Kinerja Sasaran ke-5 Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama
Target
Tahun
2017
Realisasi Capaian
(%) Kategori
Keberhasilan
1 Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan (Food Utilization)
1
Skor Pola Pangan Harapan
85,5
84,8 99,18 Berhasil
2 Persentase (%) Pangan yang aman dikonsumsi
81,0 85 104,94 Sangat berhasil
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Pada capaian sasaran strategis Peningkatan
Penyerapan Konsumsi Pangan (Food Utilization)
diketahui bahwa indikator kinerja Skor Pola Pangan
Harapan dinyatak an “berhasil” karena tidak tercapai 100
persen, sedangkan untuk indikator kinerja persentase (%)
pangan yang aman dikonsumsi dinyatakan “sangat
berhasil” karena mempunyai capaian diatas 100 persen.
Sedangkan untuk capaian Tahun 2017 terhadap akhir
tahun renstra tahun 2019 dapat diketahui bahwa
indikator kinerja persentase (%) pangan yang aman
dikonsumsi melebihi sasaran akhir tahun 2019.
Gambar 3.12. Evaluasi Capaian terhadap Target
Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan (Food Utilization) Jawa Timur Akhir Renstra Tahun 2019
(persen)
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 55
Sasaran 6. Peningkatan Pengetahuan, Ketrampilan Penyuluh
Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Tabel 3.40.
Pencapaian Kinerja Peningkatan Pengetahuan, Ketrampilan Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan terhadap Evaluasi Keberhasilan Tahun 2017
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
Utama Target
Tahun 2017
Realisasi
2017
Capaian
(%)
Kategori
Keberhasilan
1 Peningkatan Pengetahuan Ketrampilan Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
1
Persentase (%) Penyuluh Bersertifikat
14,92 14,94 100,13 Sangat berhasil
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Pada capaian sasaran strategis peningkatan
pengetahuan, ketrampilan penyuluh bidang pertanian,
perikanan dan kehutanan tercapai “sangat berhasil”
dengan capaian sebesar 100,13 persen.
Gambar 3.13. Evaluasi Capaian terhadap Target Peningkatan
Pengetahuan, Ketrampilan Penyuluh Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Jawa Timur Akhir Renstra
Tahun 2019 (persen)
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
3.5. Analisa Kinerja Program
Pada Tahun 2017, Implementasi Program
Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) :
3.5.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Capaian Kinerja Program - program Dinas
pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) :
Tabel 3.41.
Capaian Kinerja Program – Program APBD Tahun 2017
Program
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Target
Kinerja 2017
Realisasi
2017
Capaian
(%)
Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Indeks
kepuasan
masyarakat /
aparatur
pelayanan adm
perkantoran
dan
kenyamanan
kantor
100 85,39 90,27
Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Prosentase
sarana dan
prasarana
aparatur yang
layak fungsi
100 81,91 95,12
Kapasitas
Kelembagaan
Pemerintah
Daerah
Prosentase
kelembagaan
yang tepat
fungsi
100 80,17 94,97
Program
Penyusunan
Pengendalian dan
Evaluasi Dokumen
Penyelenggaraan
Pemerintah
Prosentase
dokumen
penyelenggaraa
n pemerintahan
yang disusun
tepat waktu
100 68,97 93,62
Program
Peningkatan
Ketahanan Pangan
Ketersediaan
Pangan
Masyarakat
(Ton)
Beras
Jagung
Kedelai
8.151.306
7.383.933
518.311
8.234.885
5.667.615
226.418
101,03
76,75
43,68
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 56
Program
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Target
Kinerja 2017
Realisasi
2017
Capaian
(%)
Cadangan
Pangan
Pemerintah
Provinsi (Ton)
200 171 85,50
Stabilisasi
Harga Pangan
di tingkat
Produsen
(Rp/kg)
Gabah GKG
Beras Medium
4.600
7.300
5.630
8.788
122,39
120,38
Stabilisasi
Harga di tingkat
Konsumen (CV
< 10 persen)
8,0 1,73 21,63
Program
Pemberdayaan
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan, dan
Kehutanan
Prosentase
(persen)
Penyuluh yang
bersertifikat
Jumlah
Penyuluh
(orang)
Jumlah
Kelompok Tani
(Kelompok)
-
4,3
409
449
4,0
263
450
93,2
64,30
100,22
Program
Peningkatan
Diversifikasi
Pangan
Nilai Skor Pola
Pangan
Harapan (PPH)
85,5 84,8 99,18
Prosentase
(persen)
pangan yang
aman
dikonsumsi
81,0 85,0 104,94
Program
Peningkatan
Produksi Pertanian
/ Perkebunan
Peningkatan
Produksi dan
Produktivitas
Komoditas
Tanaman
Pangan dan
Hortikultura
Unggulan
Produktivitas
Padi (ku/ha) 64,77 57,27 88,16
Jagung (ku/ha) 57,44 49,85 85,59
Kedelai (ku/ha) 15,40 15,99 101,78
Sayuran
(ku/ha)
119,02 50,55 41,43
Cabe Besar
(ku/ha)
74,20 34,72 45,82
Cabe rawit
(ku/ha)
61,81 17,05 26,53
Bawang Merah
(ku/ha)
119,91 79,08 64,61
Program
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Target
Kinerja 2017
Realisasi
2017
Capaian
(%)
Buah-buahan
(kg/phn)
53,05 17,56 32,77
Mangga
(kg/phn)
133,44 113,15 80,76
Pisang
(kg/phn)
77,62 114,47 140,45
Jeruk
Keprok/Siam
(kg/phn)
121,90 102,26 79,89
Tan. Hias
(tangkai/m²)
28,76 14,79 55,04
Anggrek
(tangkai/m²)
11,78 7,56 64,18
Krisan
(tangkai/m²)
12,97 23,80 183,50
Tan.
Biofarmaka
(kg/m2)
1,42 1,55 109,15
Temulawak
(kg/m2)
1,34 2,02 150,75
Jahe (kg/m2) 1,53 1,20 78,43
Produksi
Padi (ton) 12.992.19
9
13.125.414 101,03
Jagung (ton) 7.383.933 6.188.704 83,81
Kedelai (ton) 518.311 226.418 43,68
Sayuran (ton) 2.135.351 1.937.345 90,73
Cabe Besar
(ton)
133.754 111.892 83,66
Cabe rawit
(ton)
346.450 377.747 109,03
Bawang Merah
(ton)
299.928 301.649 100,57
Buah-buahan
(ton)
4.019.645 5.873.010 146,11
Mangga (ton) 1.072.480 946.718 88,27
Pisang (ton) 1.739.420 2.298.254 132,13
Jeruk
Keprok/Siam
(ton)
462.882 690.096 149,09
Tan. Hias
(tangkai)
142.480.0
00
253.247.716 177,74
Anggrek
(tangkai)
2.610.307 2.791.541 106,94
Krisan
(tangkai)
58.986.24
4
105.862.088 179,47
Tan.
Biofarmaka (kg)
51.254.08
3
138.072.464 269,39
Temulawak
(kg)
8.915.523 5.000.684 56,09
Jahe (kg) 18.721.69
6
47.881.844 255,76
Index Pertanaman Padi
2,15 2,16 100,46
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 57
Program
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Target
Kinerja 2017
Realisasi
2017
Capaian
(%)
Prosentase terkendalinya Serangan OPT dan DPI pada areal tanam tanaman pangan dan hortikultura
96,00 96,88 100,92
Program
Pengembangan
Agribisnis
Pertanian
1. Prosentase
nilai tambah
usahatani
tanaman
pangan :
- Padi 64,72 34,00 52,53
- Jagung 44,58 52,00 116,64
2. Jumlah kebun
/lahan usaha
yang
terregistrasi
melalui
penerapan
GAP (sayuran,
Buah-buahan,
Tan. Hias dan
Biofarmaka)
3. Jumlah
produk hasil
pertanian
(tanaman
pangan dan
hortikultura,
perkebunan,
peternakan
dan
perikanan)
bersertifikat
510
60
411
573
80,59
955
Program
Peningkatan
Kapasitas SDM
Non Aparatur
Pertanian
Prosentase
kelompok
petani yang
menerapkan
Pengendalian
Hama Terpadu
(SLPHT) dan
menerapkan
Sistem Good
Agricultural
Practices /GAP
(kelompok
SLGAP)
- Penerapan
Pengendalian
Hama
Terpadu
11,92 87,89 737,35
- Penerapan
Good
Agricultural
Practices
9,48 40,92 431,60
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Dari Tabel 3.39, terlihat hampir semua indikator
kinerja program tercapai 100,00 persen dan hampir 100
persen dengan capaian kinerja kegiatan secara terinci
terlihat pada lampiran 7.
3.5.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan
Capaian Kinerja Program - program Dinas
Pertanian Provinsi Jawa Timur bersumber Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan
Kementerian Pertanian RI mengacu Rencana Strategis
Kementerian Pertanian RI Tahun 2015 – 2019, alokasi dana
APBN Tahun 2017:
Tabel 3.42.
Capaian Kinerja Program – Program APBN Tahun 2017
Program - Program
Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Timur
Indikator Kinerja
Program (outcome) Satuan
Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
(%)
Dana Tugas
Pembantuan
Program
Peningkatan
Produksi.
Produktivitas dan
Mutu Hasil Tanaman
Pangan
Luas areal penerapan
budidaya yang baik
dan benar melalui
GPPTT
- Kedelai hektar 4.000 3.875 96,88
- Jagung hektar 2.500 2.500 100,00
Tersalurnya bantuan
sosial untuk
pemberdayaan
penangkar benih
- Padi hektar 250 250 100,00
- Kedelai hektar 250 225 100,00
Sarana Prasarana
Pasca Panen
- Flat bed dryer Unit 1 1 100,00
- Corn sheller Unit 4 4 100,00
Jumlah peserta yg
kemampuannya
meningkat
orang 1.425 1.425 100,00
dalam menerapkan
PHT dan
mengantisipasi DPI
Jumlah alat Ubinan Unit 190 190 100,00
Program
Peningkatan Nilai
Tambah, Daya Saing,
Jumlah Fasilitasi
berupa outlet produk
unggulan
Unit 3 3 100,00
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 58
Program - Program
Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Timur
Indikator Kinerja
Program (outcome) Satuan
Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
(%)
Mutu, Pemasaran
Hasil dan Investasi
Pertanian
Tersalurnya sarana
prasarana pasca
panen
- RMU unit 15 15 100,00
- Pengolahan
Jagung
unit 1 1 100,00
- Pengolahan
Beras
unit 1 1 100,00
- Pengolahan Ubi
Kayu
unit 1 1 100,00
- Pengolahan
Hortikultura
(jamur, Jahe,
Jeruk)
unit 1 1 100,00
Program Penyediaan
Dan Pengembangan
Prasarana dan
Sarana Pertanian
- Luas pengairan
melalui
JITUT/JIDES
hektar 85.600 216.950
253,45
- Penyediaan
benih padi
UPSUS
hektar 151.400 96.383
63,66
Tersalurnya Saprodi :
- Pestisida Paket 1 1 100,00
- NPK ton 10.755.000 14.615.750 135,90
- Urea ton 10.755.000 17.348.750 161,31
- Pengembangan
Optimasi Lahan
hektar 134.100 74.404 55,48
- UPSUS jagung
hibrida
hektar 93.000 92.970 99,97
- Pengembangan
Metode SRI
hektar 28.100 61.440 218,65
- Seribu Desa
Mandiri Benih
(SDMB)
hektar 550 550 100,00
- PAT/PIP Kedelai hektar 16.500 15.885 96,27
Pembinaan dan
pengembangan
Paket 1 1 100,00
alat mesin pertanian
Tersalurnya alsintan
- Pompa air Unit 463 463 100,00
- Hand traktor Unit 1.435 1.435 100,00
- combine
harvester
Unit 450 450 100,00
- dryer padi Unit 18 18 100,00
- power threser Unit 205 205 100,00
- RMU mini Unit 41 41 100,00
- corn sheler Unit 230 230 100,00
Dana Dekonsentrasi
Program
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu Hasil Tanaman
Pangan
Pembinaan dan
pengawalan
penerapan GPPTT
Tugas Pembantuan
Kabupaten
Kedelai hektar 54.250 53.945 99,44
Padi hektar 17.500 17.500 100,00
Jagung hektar 8.000 8.000 100,00
Program - Program
Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Timur
Indikator Kinerja
Program (outcome) Satuan
Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
(%)
Jumlah benih tanaman
pangan bersertifikat
yang tersedia dan
memenuhi syarat 6
tepat
Padi ton 63.108 23.911 37,89
Jagung ton 55.037 1.432 2,60
Kedelai ton 2.487 3.965 159,46
Jumlah peserta yg
kemampuannya
meningkat dalam
menerapkan PHT dan
mengantisipasi DPI
orang 3 3 100,00
Perbanyakan Benih
Palawija
Jagung (BS- FS) Kg 1.600 5.150 321,88
Jagung (FS- SS) Kg 6.000 6.930 115,50
Kedelai (BS-FS) Kg 10.800 845 7,82
Kedelai (FS-SS) Kg 10.800 5.850 54,17
Program
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu Produk
Tanaman
Hortikultura Ramah
Lingkungan
Luas areal penerapan
budidaya melalui GAP
Jumlah kebun / lahan
usaha Buah-buahan
yang teregristrasi
kebun 170 160 94,12
Luas Kawasan Buah hektar 7 7 100,00
Jumlah kebun / lahan
usaha Florikultur yang
teregristrasi
kebun/LU 3 3 100,00
Jumlah kebun / lahan
usaha Sayuran dan
Tanaman Obat yang
teregristrasi
kebun/LU 200 179 89,50
Jumlah Sarana
Prasarana yang
tersalur (pompa air)
Unit 24 24 100,00
Penyediaan benih
sumber, produksi
benih sebar,
pemeliharaan benih
sumber :
Sayuran Kg 62.250 2.680 4,31
Florikultura batang 1.250.000 50.000 4,00
Tanaman obat Kg 7.000 - -
Buah - buahan batang 65.000 76.000 116,92
Jumlah benih
hortikultura
bersertifikat yang
tersedia dan
memenuhi syarat 6
tepat
Buah dan Sayuran
Semusim ( kg)
Kilogram 557.817 421.697 75,60
Buah Tahunan
(Batang)
Batang 3.395.249 460.675 13,57
Biofarmaka (Kg) Kilogram 97.921 121.769 124,35
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 59
Program - Program
Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Timur
Indikator Kinerja
Program (outcome) Satuan
Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
(%)
Meningkatnya
kemampuan petani
dalam menerapkan
PHT
petani 850 850 100,00
Program
Peningkatan Nilai
Tambah, Daya Saing,
Industri Hilir,
Pemasaran dan
Ekspor
Kajian Residu Bahan
Kimia dan Kontaminan
pada Produk Pertanian
komoditas 11 11 100,00
Tersedianya data
harga komoditas
hortikultura, padi dan
palawija
kabupaten 19 19 100,00
Jumlah Gapoktan
Eksportir binaan
gapoktan 1 1 100,00
Jumlah promosi Pameran 3 3 100,00
Jumlah Fasilitasi LM3 kabupaten 29 29 100,00
Peningkatan SDM
petugas PPHP
orang 40 40 100,00
Program Penyediaan
Dan Pengembangan
Prasarana dan
Sarana Pertanian
Pembinaan dan
Pengembangan dalam
rangka :
Jumlah rehabilitasi
jaringan irigasi
ha 85.600 216.950 253,45
Optimasi Lahan ha 134.100 74.404 55,48
Pengembangan
Metode SRI
Paket/ha 28.100 61.440 218,65
Pembinaan Alat dan
Mesin Pertanian
Paket 2.846 2.846 100,00
Pembinaan Pupuk dan
Pestisida
Paket 1 1 100,00
Pembinaan PUAP bagi
gapoktan
Gapoktan 38 38 100,00
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Provinsi Jawa Timur, 2017
3.6. Realisasi Anggaran Tahun 2017
3.6.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD)
Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Timur
setelah perubahan
sebesar Rp.
304.612.765.343 telah terrealisasi sebesar Rp.
270.244.655.525 atau 88,72 persen :
1) Belanja Langsung diimplementasikan untuk
program pembangunan tanaman pangan dan
hortikultura terdiri : Program Peningkatan
Produksi Pertanian / Perkebunan, Program
Pengembangan Agribisnis Pertanian, Program
Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur
Pertanian serta pemanfaatan untuk Manajemen
Perkantoran yang meliputi : Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Aparatur, Program
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah
Daerah, Program Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Dokumen;
2) Belanja Tidak Langsung yang dimanfaatkan
untuk belanja pegawai. Perkembangan Anggaran
Belanja Langsung yang dimanfaatkan untuk
operasional manajemen perkantoran dan
program pembangunan tanaman pangan dan
hortikultura.
Gambar 3.15. Realisasi Anggaran Belanja Langsung bersumber APBD
Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Perkembangan Anggaran Program
Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura yang
dialokasikan kedalam 10 (sepuluh) program di tahun 2017.
Gambar 3.14. Realisasi APBD Tahun 2017
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 60
Tabel 3.43. Realisasi Anggaran Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran Tahun 2017
No Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran Pagu (Rp)
Realisasi
(Rp) (%)
1 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
7.580.535.000 6.472.845.350 85,39
JUMLAH
7.580.535.000 6.472.845.350 85,39
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.44. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Tahun 2017
No Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran Pagu (Rp)
Realisasi
(Rp) (%)
1 Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
6.864.286.000 5.772.345.298 85,39
2 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
4.289.789.000 3.364.507.201 78,43
JUMLAH 11.154.075.000 9.136.852.499 81,91
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.45. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Pemerintah Daerah Tahun 2017
No Program Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah
802.000.000 722.685.765 90,11
2 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1.321.902.000
980.022.934
74,14
JUMLAH
2.123.902.000
1.702.708.699
80,17
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.46. Realisasi Anggaran Program Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan Tahun 2017
No
Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan
Pagu (Rp)
Realisasi
(Rp) (%)
1 Penyusunan Dokumen Perencanaan
1.529.667.000 1.041.016.242 68,06
2 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran
1.065.575.000 906.367.156
85,06
3 Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pelaksanaan Sistem Informasi Data
722.475.000
340.867.012
47,18
JUMLAH
3.317.717.000
2.288.250.410
68,97
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.47. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Tahun 2017
No
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
625.000.000 478.193.900 76,51
2 Pembelian Gabah/Bahan Pangan Lainnya
2.000.000.000 1.672.291.367 83,61
3 Penanganan Daerah Rawan Pangan
1.500.000.000 1.262.104.995 84,14
4 Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari
5.300.000.000 4.193.544.510 79,12
JUMLAH
9.425.000.000 7.606.134.772 80,70
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.48. Realisasi Anggaran Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan Tahun 2017
No
Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan Pagu (Rp)
Realisasi
(Rp) (%)
1 Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
3.150.000.000 2.334.321.100 74,11
JUMLAH
3.150.000.000 2.334.321.100 74,11
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.49. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Diversifikasi Pangan
Tahun 2017
No Program Peningkatan Diversifikasi Pangan
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan
1.900.000.000 1.874.783.762 98,67
2 Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
2.150.000.000 1.754.894.145 81,62
3 Pengembangan Teknologi Pangan Olahan
1.575.000.000 1.472.318.725 93,48
4 Pengembangan Karangkitri 4.500.000.000 4.401.203.045 97,80
JUMLAH
10.125.000.000 9.503.199.677 93,86
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.50. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Produksi Pertanian /
Perkebunan Tahun 2017
No Program Peningkatan
Produksi Pertanian/Perkebunan
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Pengembangan Produksi Benih Hortikultura
2,783,000,000 2,740,329,641 98.47
2 Pengembangan Produksi Benih Padi
14,592,000,000 13,934,154,381 95.49
3 Pengembangan Produksi Benih Palawija
2,952,000,000 2,853,506,451 96.66
4 Pengembangan Pupuk Organik
84,000,000 78,405,000 93.34
5 Pengembangan Usaha Tani Pertanian
887,000,000 845,972,381 95.37
6 Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
2,306,294,000 1,873,489,700 81.23
7 Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian
3,682,000,000 3,587,326,450 97.43
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 61
8 Pembangunan/Perbaikan UPTD/Balai Diklat Pertanian dan SMK Pertanian Pembangunan dan Penyediaan Sarana Pendukungnya
3,926,787,743 3,722,727,718 94.80
9 Pembinaan Irigasi Pertanian dan Adaptasi Perubahan Iklim ( Water Resource and Irrigation Sector Management Program) WISMP II
183.086.600 133.730.871 73,04
10 Pengelolaan data statistik tanaman pangan dan hortikultura
804.810.000 633.901.575 78,76
11 Anti Poverty Program (APP) Bidang Pertanian
1.900.000.000 1.782.298.508 93,81
12 Pengembangan Tanaman Serealia
4.060.500.000 1.144.289.000 28,18
13 Pengembangan Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
1.145.000.000 969.180.400 84,64
14 Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Buah dan Tanaman Hias
1.768.965.000 1.552.068.420 87,74
15 Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Sayur dan Tanaman Obat
2.008.405.000 1.795.340.899 89,39
16 Pembinaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Air Irigasi Pertanian
200.000.000 187.000.000 93,50
17 Pembinaan dan Pengawasan Pupuk, Pestisida dan Alsintan
13.876.000.000 11.599.591.800 83,59
18 Pembinaan dan Pembiayaan Pertanian
200.000.000 192.899.368 96,45
19 Pembinaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier
517.000.000 486.933.500 94,18
JUMLAH
57.876.848.343 50.113.146.063 86.59
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.51.
Realisasi Anggaran Program Pengembangan Agribisnis Tahun 2017
No Program Pengembangan
Agribisnis Pertanian Pagu (Rp)
Realisasi
(Rp) (%)
1 Pengembangan sistem agribisnis melalui Cooperatif Farming
7,080,000,000 6,341,847,060 89.57
2 Pengawasan Mutu Hasil Pertanian
1,845,940,000 1,807,249,516 97.90
3 Pengembangan Kerjasama antar daerah
168,000,000 8,989,386 5.35
4 Pengembangan Kawasan Agropolitan
231,000,000 222,226,468 96.20
5 Pengembangan Kebun Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
4,976,000,000 4,810,652,626 96.68
6 Pengembangan kualitas dan mutu produk melalui Good Agricultural Practices (GAP) dan Organik Tanaman Buah dan Tanaman Hias
523,362,500 521,255,050 99.60
7 Pengembangan kualitas dan mutu produk melalui Good Agricultural Practices (GAP) dan Organik Tanaman Sayur dan Tanaman Obat
901,137,500 886,520,250 98.38
8 Peningkatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
38,591,050,000 34,887,850,535 90.40
9 Peningkatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Hortikultura
3,655,765,000 3,520,559,550 96.30
10 Peningkatan pemasaran produk-produk komoditas tanaman pangan
388,240,000 361,521,689 93.12
11 Peningkatan pemasaran
produk-produk komoditas
tanaman hortikultura
361,760,000 348,800,705 96.42
JUMLAH 588.722.255.000 53.717.472.835 91,48
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.52. Realisasi Anggaran Program Peningkatan Kapasitas SDM Non
Aparatur Pertanian Tahun 2017
No Program Peningkatan
Produksi Pertanian/Perkebunan
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis
3.000.000.000 2.888.445.376 96,28
2 Pendidikan Kemasyarakatan dalam Rangka Mendukung Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
506.000.000 498.608.000 98,54
3 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Pengembangan Tanaman Pangan
329.500.000 142.243.750 43,17
JUMLAH
3.835.500.000 3.529.297.126 92.02
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
3.6.2. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN)
Perkembangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) Dinas Pertanian Dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp. 699.485.369.000
telah terealisasi sebesar Rp. 618.092.609.683 atau 88,36
% terdiri Dana Dekonsentrasi dari Pagu Awal Rp
150.217.421.000 telah terealisasi Rp 142.787.790.381 dan
Dana Tugas Pembantuan dari Pagu Awal Rp
549.267.948.000 telah terealisasi Rp 475.304.819.302
Provinsi yang
diimplementasikan
kedalam program
berikut :
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan.
2. Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura.
3. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian.
4. Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian.
5. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 62
Gambar 3.17.
REALISASI ANGGARAN APBN MELALUI DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUAN ANGGARAN 2017
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.53
Realisasi Anggaran Dana Dekonsentrasi Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Tahun
2017
No Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
195.250.000 151.930.000 77,81
2 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1.039.042.000 694.906.900 66,88
3 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
3.891.768.000 3.549.478.865 91,20
4 Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI
8.763.991.000 8.698.534.775 99,25
5 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Pada Ditjen Tanaman Pangan
2.697.494.000 2.447.558.500 91,85
6 Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
1.026.500.000 825.969.000 80,46
JUMLAH
17.614.045.000 16.398.378.040 93,10
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.54. Realisasi Anggaran Dana Dekonsentrasi Program Peningkatan
Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura Tahun 2017
No Program Peningkatan Produksi dan
Nilai Tambah Hortikultura Pagu (Rp)
Realisasi
(Rp) (%)
1 Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura
725.000.000 720.241.300 99,34
2 Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura
4.006.500.000 3.608.444.900 90,06
3 Peningkatan Usaha Dukungan Manajemen Dan Teknis Lainya Pada Ditjen Hortikultura
1.143.608.000 1.136.396.000 99,37
4 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
81.040.000 71.459.500 88,18
JUMLAH
5.956.148.000 5.536.514.700 92.95
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.55. Realisasi Anggaran Dana Dekonsentrasi Program Penyediaan
dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2017
No Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
179.800.000 175.335.300 97,52
2 Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian
184.000.000 181.456.900 98,62
3 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
112.600.000 106.795.700 94,85
4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Pada Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
44.867.180.000 44.196.064.467 98,50
5 Fasilitas Pupuk dan Pestisida 78.650.000 58.200.000 74,00
6 Fasilitas Pembiayaan Pertanian
65.900.000 51.438.500 78,06
JUMLAH
45.488.130.000 44.769.290.867 98,42
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.56.
Realisasi Anggaran Dana Dekonsentrasi Program Peningkatan Penyuluh dan Pelatihan Pertanian Tahun 2017
No Program Peningkatan
Penyuluh dan Pelatihan Pertanian
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Pemantapan Sistem Penyuuhan Pertanian 59.272.158.000 55.414.096.170 93,49
JUMLAH
59.272.158.000 55.414.096.170 93,49
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.57.
Realisasi Anggaran Dana Dekonsentrasi Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Tahun 2017
No Program Peningkatan
Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
15.588.540.000 14.802.366.200 94,96
2 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
865.000.000 715.651.700 82,73
3 Pengembnagan Penganekargaman Konsumsi dan Keamanan Pangan
4.493.400.000 4.330.660.302 96,38
4 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan
940.000.000 820.832.402 87,32
JUMLAH
21.886.940.000 20.669.510.604 94,44
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.58. Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017
No
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
Pagu (Rp)
Realisasi
(Rp) (%)
1 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
188.172.899.000 155.933.538.963 82,87
2 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
204.451.727.000 168.302.725.645 82,32
3 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
3.011.464.000 2.052.255.600 68,15
4 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Pada Ditjen Tanaman Pangan
830.957.000 626.767.950 75,43
5 Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
43.374.241.000 43.182.856.374 99,56
JUMLAH
439.841.288.000 370.098.144.532 84,14
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 63
Tabel 3.59. Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan Program Peningkatan
Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura Tahun 2017
No Program Peningkatan
Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura
Pagu (Rp) Realisasi
(Rp) (%)
1 Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat
6.660.000.000 5.845.443.380 87,77
2 Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura
1.280.250.000 1.130.056.250 88,27
3 Peningkatan Usaha Dukungan Manajemen Dan Teknis Lainya Pada Ditjen Hortikultura
316.000.000 293.850.000 92,99
4 Peningkatan Produksi Buah dan Hortikultura
1.930.000.000 1.557.882.500 80,72
5 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
180.000.000 41.716.000 23,18
JUMLAH
10.366.250.000 8.868.948.130 85,56
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Tabel 3.60.
Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Tahun 2017
No
Program Penyediaan dan Pengembangan
Prasarana dan Sarana Pertanian
Pagu (Rp)
Realisasi
(Rp) (%)
1 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
28.356.500.000 28.356.500.000 100,00
2 Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian
920.000.000 516.084.000 56,10
3 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
57.263.450.000 56.623.040.490 98,88
4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Pada Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
4.025.160.000 3.466.822.450 86,13
5 Fasilitas Pupuk dan Pestisida
7.795.300.000 6.841.322.000 87,76
6 Fasilitas Pembiayaan Pertanian
700.000.000 533.957.700 76,28
JUMLAH
99.060.410.000 96.337.726.640 97,25
Sumber : Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
3.6.3. Analisis Penggunaan Sumber Daya Anggaran dan
Analisa Efisiensi
Sebagai upaya mewujudkan kinerja yang baik,
tentunya harus didukung anggaran yang memadai serta
dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
690.900.327, Tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian dan
Kinerja Keuangan, bahwa semakin kecil rasio efisiensi
berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik.
Menurut Mardiasmo (2009:132) Pengukuran efisiensi
dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara
ouput yang dihasilkan terhadap input yang digunakan
(cost of output) yang dikaitkan dengan standar kinerja
atau target yang telah ditetapkan. Kriteria efisiensi
mengacu Kepmendagri tersebut bahwa rasio efisiensi :
a) jika > 100,00 persen berarti “tidak efisien”; b) 90,00 -
100,00 persen berarti “kurang efisien”; c) 80,00 – 90,00
persen berarti “cukup efisien”; d) 60,00 – 80,00 persen
berarti “efisien”; e) dan jika < 60,00 persen berarti
“sangat efisien”.
Tabel 3.61. Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Capaian Kinerja
Anggaran 2016 (Rupiah) Efisiensi Alokasi Realisasi Capaian
1 Peningkatan
Produksi
dan
Pertanian/P
erkebunan
130,31 57.876.848.343 50.113.146.063 86,59 Cukup
Efisien
1 Luas Panen
Padi 114,60
Jagung 97,93
Kedelai 42,93
Sayuran 218,96
Cabe Besar 182,58
Cabe rawit 410,98
Bawang Merah 155,65
Buah-buahan 445,69
Mangga 85,65
Pisang 73,71
Jeruk Keprok / Siam
146,21
Tan. Hias 323,02
Anggrek 166,59
Krisan 97,78
Tan. Biofarmaka 247,41
Temulawak 37,22
Jahe 326,37
Produktivitas
Padi 88,16
Jagung 85,59
Kedelai 101,78
Sayuran 41,43
Cabe Besar 45,82
Cabe rawit 26,53
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 64
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Capaian Kinerja
Anggaran 2016 (Rupiah) Efisiensi Alokasi Realisasi Capaian
Bawang Merah 64,61
Buah-buahan 32,77
Mangga 80,76
Pisang 140,45
Jeruk Keprok / Siam
79,89
Tan. Hias 55,04
Anggrek 64,18
Krisan 183,50
Tan. Biofarmaka 109,15
Temulawak 150,75
Jahe 78,43
Produksi :
Padi 101,03
Jagung 83,81
Kedelai 43,68
Sayuran 90,73
Cabe Besar 83,66
Cabe rawit 109,03
Bawang Merah 100,57
Buah-buahan 146,11
Mangga 88,27
Pisang 132,13
Jeruk Keprok / Siam
149,09
Tan. Hias 177,74
Anggrek 106,94
Krisan 179,47
Tan. Biofarmaka 269,39
Temulawak 56,09
Jahe 255,76
4 Index
Pertanaman Padi
100,46
5 Prosentase
terkendalinya
serangan OPT
dan DPI pada
areal tanam
tanaman pangan
dan hortikultura
100,92
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Capaian Kinerja
Anggaran 2016 (Rupiah) Efisiensi Alokasi Realisasi Capaian
2 Pengemban
gan
Agribisnis
Pertanian
146,37 58.722.255.000 53.717.472.835 91,48 Kurang
efisien
1 Presentase Nilai
tambah
usahatani
tanaman pangan
- padi (dgn asumsi
HET pupuk dan
HPP gabah
tetap)
129,88
- Jagung 148,76
2 Jumlah kebun /
lahan usaha yang
terregistrasi
melalui
penerapan GAP
(sayuran, Buah-
buahan,
Tanaman Hias
dan Biofarmaka)
79,58
3 Jumlah produk
hasil pertanian
(tanaman
pangan dan
hortikultura,
perkebunan,
peternakan dan
perikanan)
bersertifikat
227,27
3 Peningkatan
Kapasitas
SDM Non
Aparatur
PertanianPe
tani
548,47 3.835.500.000 3.529.297.126 92,02 Kurang
efisien
1 Prosentase
Jumlah
Kelompok yang
menerapkan
Sekolah Lapang
Pengendalian
Hama Terpadu
(SLPHT)
737,35
2 Prosentase
Jumlah
Kelompok yang
menerapkan
Sekolah
Lapangan Good
Agriculture
Practices
(SLGAP)
431,60
4 Peningkatan
Ketahanan
Pangan
81,62
9.425.000.000 7.606.134.772 80,70 Cukup
efisien
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 65
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Capaian Kinerja
Anggaran 2016 (Rupiah) Efisiensi Alokasi Realisasi Capaian
1 Ketersediaan
Pangan
Masyarakat
(Ton)
Beras
Jagung
Kedelai
101,03
76,75
43,68
Cadangan
Pangan
Pemerintah
Provinsi (Ton)
85,50
Stabilisasi
Harga Pangan
di tingkat
Produsen
(Rp/kg)
Gabah GKG
Beras
Medium
122,39
120,38
Stabilisasi
Harga di
tingkat
Konsumen
(CV < 10
persen)
21,63
5 Pemberd
ayaan
Penyuluh
an
Pertanian
,
Perikana
n, dan
Kehutana
n
82,26 3.150.000.000 2.334.321.100 74,11 Efisien
- Prosentase
(persen)
Penyuluh
yang
bersertifikat
Jumlah
Penyuluh
(orang)
Jumlah
Kelompok
Tani
(Kelompok)
-
64,30
100,22
6 Peningka
tan
Diversifik
asi
Pangan
- 102,06 10.125.000.000 9.503.199.677 93,86 Kurang
efisien
Nilai Skor
Pola Pangan
Harapan
(PPH)
99,18
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Utama Capaian Kinerja
Anggaran 2016 (Rupiah) Efisiensi Alokasi Realisasi Capaian
Prosentase
(persen)
pangan yang
aman
dikonsumsi
104,94
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017
Dari Tabel 3.59. menunjukkan tingkat efisiensi
berdasarkan rerata capaian kinerja dan serapan input
(anggaran) :
1) Sasaran 1, rerata capaian kinerja Peningkatan
Produksi Pertanian/Perkebunan sebesar 130,31
persen dengan memanfaatkan sumber dana 86,59
persen maka capaian efisiensi menunjukkan “ tidak
efisien”;
2) Sasaran 2, rerata capaian kinerja Pengembangan
Agribisnis Pertanian Tahun 2017 sebesar 146,37
persen dengan alokasi dana yang terealisasi sebesar
91,48 persen maka capaian efisiensi menunjukkan
“kurang efisien”;
3) Sasaran 3, rerata capaian kinerja Peningkatan
Kapasitas SDM Non Aparatur Pertanian sebesar
548,47 persen dengan pemanfaatan anggaran
sebesar 92,02 persen maka capaian efisiensi
menunjukkan “kurang efisien”.
4) Sasaran 4, rerata capaian kinerja Peningkatan
Ketahanan Pangan sebesar 81,62 persen dengan
pemanfaatan anggaran sebesar 80,70 persen maka
capaian efisiensi menunjukkan “cukup efisien”.
5) Sasaran 5, rerata capaian kinerja Pemberdayaan
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
sebesar 82,26 persen dengan pemanfaatan
anggaran sebesar 74,11 persen maka capaian
efisiensi menunjukkan “efisien”.
6) Sasaran 6, rerata capaian kinerja Peningkatan
Diversifikasi Pangan sebesar 102,06 persen dengan
pemanfaatan anggaran sebesar 93,86 persen maka
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 66
capaian efisiensi menunjukkan “ kurang efisien”.
3.7. Prestasi Tahun 2017
Pada Tahun 2017, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Kementerian Pertanian menyelenggarakan
Lomba Kelompok Tani Tanaman Tingkat Nasional.
Provinsi Jawa Timur mengirimkan Juara I Pemenang
Lomba Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Tahun 2016 untuk mengikuti lomba tersebut. Setelah
melalui seleksi lomba tersebut, maka sesuai Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
84/HK.310/C/10/2017 tanggal 4 Oktober 2017 tentang
Penerima Penghargaan Kepada Kelompok Tani
Berprestasi Bidang Tanaman Pangan Sebagai
penggerak/Pemrakarsa/Pelopor Tahun 2017, maka Jawa
Timur mendapat Juara II Kelompok tani Suka Maju
(Pamekasan, Jawa Timur).
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan
penguatan akuntabilitas dan peningkatan kinerja seperti
yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 dan pasal 2 dari Peraturan Presiden Nomor 81
Tahun 2010, bahwa Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025 menjadi acuan bagi Kementerian / Lembaga /
Pemerintah Daerah dalam melakukan reformasi birokrasi
dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik. Selanjutnya selaras dengan Tugas dan Fungsi
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur telah disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur dan merupakan wujud pertanggungjawaban Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
kepada Gubernur dan masyarakat (publik) tentang
gambaran capaian kinerja Tahun 2016 dengan sasaran :
Sasaran 1. Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
Secara umum, sebagian besar komoditas
tanaman pangan dan hortikultura termasuk kategori
berhasil dan sangat berhasil dengan meningkatnya luas
panen dan produksi walaupun pada produktivitas
beberapa komoditas terjadi penurunan, diantaranya
komoditas padi, cabe rawit, bawang merah, buah-
buahan, pisang, jeruk keprok/siam, tanaman hias,
anggrek, krisan, tanaman biofarmaka, dan jahe yang
mempunyai capaian produksi diatas 100 persen. Hal
tersebut disebabkan meningkatnya Intensitas
Pertanaman dan terkendalinya prosentase serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan mampu
mengendalikan Dampak perubahan Iklim (DPI) pada
areal tanam tanaman pangan dan hortikultura yaitu
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 67
96,88 persen tanaman aman terhadap serangan OPT dan
DPI, tetapi dalam pelaksanaan penggunaan anggaran
berdasarkan analisa efisiensi sasaran 1 menunjukkan
kategori “cukup efisien” dengan pemanfaatan sumber
dana sebesar 86,59 persen.
Dilain pihak ada beberapa capaian luas panen,
produksi, dan produktivitas komoditas tanaman pangan
(jagung dan kedelai) dan hortikultura (pisang dan
temulawak) yang masih rendah, diantaranya disebabkan
data yang tercatat masih data perkembangan sampai
dengan triwulan III. Selanjutnya kurang berhasilnya
produksi perhektar (produktivitas) buah-buahan
terutama jeruk dan tanaman hias dalam memenuhi target
salah satunya disebabkan adanya kemarau di tahun
2017dan bencana alam dibeberapa wilayah di Provinsi
Jawa Timur sehingga tanaman buah-buahan terutama
jeruk dan tanaman hias mengalami kekurangan air
sehingga berdampak turunnya produktivitas. Pada
komoditas tanaman pangan (kedelai) terjadi penurunan
produksi yang disebabkan berkurangnya luas panen
karena beralih ke komoditas padi.
Sasaran 2. Pengembangan Agribisnis Pertanian
Prosentase nilai tambah usahatani tanaman
pangan untuk komoditas Padi termasuk dalam kategori
“kurang berhasil” yaitu tercapai 34,00 (52,53 persen) dari
target sebesar 64,72 persen, sedangkan untuk
komoditas Jagung termasuk dalam kategori “sangat
berhasil” yaitu tercapai 52,00 (116,64 persen) dari target
sebesar 44,58 persen.
Sedangkan jumlah kebun/lahan usaha sayuran,
Buah-buahan, Tanaman Hias dan Biofarmaka yang
terregistrasi melalui penerapan GAP tercapai 411 (80,59
persen) termasuk dalam kategori “ berhasil” dan jumlah
produk hasil pertanian (tanaman pangan dan
hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan)
bersertifikat tercapai 573 (955 persen), dari target
termasuk dalam kategori “ sangat berhasil” dan
berdasarkan analisa efisiensi antara penggunaan sumber
dana dengan evaluasi kinerja sasaran 2 menunjukkan
“kurang efisien” dengan capaian penyerapan sebesar
91,48 persen. Rendahnya capaian jumlah kebun/lahan
usaha yang teregistrasi yang belum sampai 100 persen
disebabkan masih rendahnya kesadaran petani
menerapkan GAP secara mandiri sehingga masih
tergantung pada fasilitasi pemerintah, sedangkan
tingginya capaian jumlah produk hasil pertanian yang
bersertifikat dari target adalah akibat meningkatnya
kesadaran pelaku usaha untuk melakukan sertifikasi hasil
pertaniannya.
Sasaran 3. Peningkatan Kapasitas Petani
Capaian dari upaya meningkatkan kapasitas
petani menunjukkan bahwa prosentase jumlah kelompok
yang menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
tercapai 87,89 (737,35 persen) dan penerapan Good
Agriculture (GAP) tercapai 40,92 (431,60 persen) dari
target yang ditetapkan sehingga termasuk dalam
kategori “sangat berhasil” dan berdasarkan analisa
efisiensi menunjukkan “kurang efisien” dalam
pelaksanaan karena capaian penyerapan anggaran
mencapai 92,02 persen.
Sasaran 4. Peningkatan Ketersediaan Pangan (Food
Avalaibility) dan Akses Pangan Masyarakat (Food
Access)
Capaian dari upaya meningkatkan ketersediaan
pangan menunjukkan bahwa pangan beras dan telur
dapat dikategorikan “sangat berhasil” dengan capaian
105,32 persen dan 110,26 persen, untuk pangan jagung,
daging, susu, dan ikan dikategorikan “berhasil” dengan
capaian 86,25 persen, 82,91 persen, 95,06 persen, dan
80,88 persen, dan pangan gula dikategorikan “cukup
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 68
berhasil” dengan capaian 77,07 persen. Sedangkan untuk
capaian efisiensi penyerapan sumber dana dan evaluasi
kinerja dapat dikategorikan “cukup efisien” dengan
capaian sebesar 80,70 persen.
Sasaran 5. Peningkatan Penyerapan Konsumsi Pangan (Food
Utilization)
Capaian dari sasaran strategis Peningkatan
Penyerapan Konsumsi Pangan (Food Utilization)
menunjukkan bahwa untuk kategori Skor Pola Pangan
Harapan (PPH) dikategorikan “berhasil” yaitu dengan
capaian sebesar 99,18 persen. Dan capaian persentase (%)
pangan yang aman dikonsumsi menunjukkan kategori
“sangat berhasil” dengan capaian sebesar 104,94 persen.
Sedangkan untuk capaian efisiensi penyerapan sumber
dana dan evaluasi kinerja dapat dikategorikan “kurang
efisien” dengan capaian sebesar 93,86 persen.
Sasaran 6. Peningkatan Pengetahuan, Ketrampilan Penyuluh
Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Capaian dari sasaran strategis peningkatan
pengetahuan, ketrampilan penyuluh bidang pertanian,
perikanan dan kehutanan dapat dikategorikan “sangat
berhasil” dengan capaian sebesar 100,13. Sedangkan
untuk capaian efisiensi penyerapan sumber dana dan
evaluasi kinerja dapat dikategorikan “efisien” dengan
capaian sebesar 74,11 persen.
4.2. Rencana Tindak lanjut
Dari hasil capaian kinerja Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan, Pengembangan Agribisnis
Pertanian, Peningkatan Kapasitas Petani, Peningkatan
Ketersediaan Pangan (Food Avalaibility) dan Akses
Pangan Masyarakat (Food Access), Peningkatan
Penyerapan Konsumsi Pangan (Food Utilization),
Peningkatan Pengetahuan, Ketrampilan Penyuluh Bidang
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Tahun 2017
didapatkan hasil yang termasuk kategori sangat berhasil
atau sangat efisien atau kurang berhasil atau kurang
efisien, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan
kualitas kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur melalui beberapa langkah strategis
yang akan dilakukan, diantaranya:
1. Rendahnya produktivitas komoditas tanaman
pangan dan hortikultura disebabkan diantaranya
belum optimalnya penerapan teknologi budidaya
oleh petani dalam memanfaatkan sarana produksi
dan alsintan, rendahnya kualitas lahan, terjadinya alih
fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dan
terjadinya kehilangan hasil akibat serangan
organisme pengganggu tumbuhan (hama dan
penyakit) serta akibat dampak perubahan iklim
seperti banjir dan kekeringan.
2. Beberapa upaya peningkatan produktivitas dilakukan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Gerakan
Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu, Good
Agriculture Practices, Pengembangan pupuk organik
dan pengendalian alih fungsi lahan melalui LP2B
termasuk antisipasi bencana alam dan kekeringan
yang terjadi di Jawa Timur;
3. Pertambahan nilai suatu komoditas disebabkan telah
mengalami proses pengolahan, pengangkutan
ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Nilai
tambah produk pertanian berperan bagi peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan berdampak bagi
peningkatan lapangan usaha dan pendapatan
masyarakat yang muara akhirnya adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, jadi perlu
ditingkatkan program dan kegiatan terkait
peningkatan nilai tambah produk hasil pertanian .
4. Kemandirian petani sangat erat kaitannya dengan
produksi pertanian, karena petani yang mandiri
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017 69
bercirikan mampu menguasai masalahnya sendiri
termasuk dalam meningkatkan pendapatannya dari
berusahatani, memiliki kemampuan dan
kompetensi serta memiliki wadah atau organisasi,
sehingga peningkatan kualitas petani melalui
pelatihan dan peningkatan akses petani terhadap
faktor produksi, teknologi, informasi, pemasaran
maupun akses permodalan sangat penting.
5. Mengintensifkan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan terhadap pelaksanaan program dan
kegiatan secara kontinyu untuk efektivitas dan
efisiensi pelaksanaannya.
6. Dalam rangka Optimalisasi Lumbung Pangan
kedepan diperlukan pelatihan-pelatihan
peningkatan manajemen kelompok dan pelaksanaan
temu usaha dan juga pelatihan SKPG untuk
peningkatan kemampuan analisa petugas dalam
penanganan daerah rawan pangan.
7. Pengawasan dan Pemantauan Keamanan Pangan
agar lebih ditingkatkan pada 38 kab/kota melalui
Pengujian Kualitatif Boraks, Formalin, Pestisida,
Pewarna, dan Pemanis.
8. Perlu dilaksanakan Gelar Kreasi dan Inovasi
Teknologi Pangan Olahan sebagai upaya sosialisasi
kepada masyarakat.
9. Melalui pengembangan karangkitri diharapkan
selain tercukupinya kebutuhan pangan keluarga juga
tersedianya obat-obatan herbal sebagai tanaman
obat keluarga (Toga).
10. Jumlah Penyuluh perlu ditambah dan kualitas SDM
penyuluh ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan.
11. Perlu revitalisasi penataan penyuluhan yang diawali
dengan pembenahan pada payung hukum atau
peraturan-peraturan yang menjadi dasar
pelaksanaan penyuluhan.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2017 ini masih banyak menemui kendala dan masih
terdapat kekurangan, namun demikian diharapkan
Laporan Kinerja ini dapat memberikan gambaran tentang
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan
kegiatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jawa Timur sesuai Rencana Strategis Tahun 2014-2019
dalam upaya mendukung tercapainya Visi dan Misi
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.