laporan kemajuan pkm-p ratna pl
DESCRIPTION
laporan kemajuan PKMP DIKTITRANSCRIPT
LAPORAN KEMAJUAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Potensi Kandungan Omega-3 Pada Tanaman Krokot (Portulaca Oleracea)
Sebagai Penghambat Pertumbuhan Plak Amiloid Yang Menyebabkan
Alzheimer Pada Tikus
BIDANG KEGIATAN :
PKM-P
Diusulkan oleh :
RATNA PARAMITHA LARASATI (3425122232/2012 )
RIZA EKAPUTRI (3425122201/2012 )
SEPTIANA ANGGRAINI PRATIWI (3425122226/2012)
NELA NURLELASANI (3425120266/2012 )
NOVI ARDINI (3425122224/2012)
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2015
RINGKASAN
Alzheimer merupakan penyakit yang dapat mengurangi daya ingat seseorang yang
berusia 60-65 tahun. Penyakit ini timbul karena adanya penumpukan plak amiloid di bagian
otak. Omega 3 merupakan salah satu komponen yang dapat mencegah penyakit ini karena
dapat mengurangi Plak Amiloid. Omega 3 ada yang berasal dari hewani dan nabati. Untuk
penelitian ini digunakan omega 3 yang berasal dari tumbuhan, yaitu tanaman krokot (P.
oleracea). Beberapa penelitian sudah menunjukkan bahwa kandungan pada tanaman krokot
terdapat omega 3. Sehingga tanaman ini dapat berpotensi sebagai pencegah timbulnya
Alzheimer. Hal yang pertama dilakukan adalah mengisolasi omega 3 dari tanaman krokot.
Lalu memberi perlakuan kepada 5 kelompok tikus yang masing-masing terdapat 10 individu.
setelah itu amati plak amiloid yang muncul pada otak tikus dengan menggunakan MRI scan.
Jika tanaman krokot terbukti dapat mengurangi plak amiloid di otak tikus, maka ini dapat
menjadi referensi lebih lanjut untuk mengembangkan krokot sebagai obat pencegah
Alzheimer.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul…………………………………………………………..………………....1
Halaman Pengesahan………………………………………………….………….……….....2
Ringkasan …………………………………………………………..………………………..3
Daftar isi…………………………………………………………..………………………….4
Bab I (Pendahuluan)...............................................................................................................5
Bab II (Target luaran).............................................................................................................8
Bab III (Metode).....................................................................................................................9
Bab IV (Hasil yang dicapai)..................................................................................................12
Bab V (Potensi hasil).............................................................................................................13
Bab VI (Rencana tahapan berikutnya)...................................................................................13
Lampiran................................................................................................................................14
- Bukti-bukti pendukung kegiatan.....................................................................................14
- Penggunaan dana.............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi para lanjut usia, alzheimer mungkin adalah salah satu penyakit yang paling
ditakuti. Alzheimer merupakan penyebab utama dari demensia yang dalam istilah
medis diartikan sebagai gangguan otak serius yang mempengaruhi daya ingat dan
akan semakin memburuk secara perlahan. Alzheimer terjadi akibat dari adanya
kerusakan pada sistem saraf otak, ditandai dengan hilangnya neuron–neuron dan
sinapsis–sinapsis karena proses degenerasi pada beberapa bagian otak (Wenk, 2003).
Penelitian menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) dan PET (positron
emission tomography) menunjukan adanya penyusutan dan pengertutan pada ukuran
otak orang yang terkena alzheimer bila dibandingkan dengan ukuran otak lanjut usia
yang sehat (Desikan, et.al, 2009).
Umumnya, alzheimer diderita pada lanjut usia yang telah berusia di atas 65 tahun,
walaupun ada beberapa kasus dialami oleh orang yang lebih muda meski tidak
banyak. Pada tahun 2006, sekitar 26,6 juta orang di dunia tercatat mengalami
alzheimer, dan diprediksi akan menyerang 1 dari 85 orang di seluruh dunia pada tahun
2050 (Brookmeyer, 2007).
Banyak gejala–gejala yang timbul pada penderita alzheimer, gejala awal ditandai
dengan kesulitan mengingat kejadian yang baru saja terjadi atau lupa mengingat letak
benda yang baru saja diletakkan, kemudian gejala ini akan memburuk hingga
penderita tak lagi dapat mengingat dan berbicara dengan jelas dan bagaimana
mengurus diri mereka sendiri. Gejala ini akan terus memburuk hingga membawa pada
kematian.
Saat ini, obat untuk penyembuhan penyakit ini belum ditemukan, namun
penelitian dalam menemukannya telah digencarkan hingga sampai saat ini. Berbagai
terapi bagi penderita alzheimer hanya penolong pada mengobati atau meredakan
gejala yang terjadi, namun tidak untuk menyembuhkan secara total.
Mengingat bagaimana gejala dan akibat yang ditimbulkan, maka perlu adanya
tindakan preventif untuk mengurangi angka penderita alzheimer. Selain mengatur
pola hidup yang sehat yang bertujuan untuk menjaga tubuh dan otak tetap sehat, perlu
juga ditambah dengan asupan makanan yang mengandung bahan–bahan yang
mendukung dan melindungi kerja otak. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung omega 3.
Omega 3 merupakan salah satu asam lemak yang memiliki banyak manfaat bagi
kinerja jantung, otak, dan organ tubuh lainnya. Asam lemak ini dapat ditemukan pada
hewan dan tumbuhan, umumnya terkandung pada ikan–ikanan. Omega 3 bagi otak
berfungsi dalam mempengaruhi perkembangan sel–sel otak dan meningkatkan daya
ingat. Penelitian terbaru oleh peneliti di University of South Dakota dan Healt
Diagnostic Laboratory,Inc menunjukan bahwa lanjut usia dengan 2 kali kadar omega
3 memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan dengan lanjut usia yang
memiliki kadar omega 3 rata–rata.
Untuk makanan yang mengandung omega-3 yang tinggi, sumber utamanya masih
didapat dari ikan–ikanan, seperti ikan salmon, dan beberapa biji–bijian yang tidak
mudah didapat di Indonesia. Beberapa makanan yang mengandung omega 3 yang
mudah didapat diantaranya adalah daging sapi, telur, serta beberapa sayur–sayuran,
namun kadarnya tidak setinggi yang ada pada minyak ikan. Melihat sumber–sumber
omega 3 tersebut yang tidak mudah dan murah untuk didapat, maka perlu adanya
alternatif lain yang lebih mudah dan murah dalam mendapatkan makanan yang
mengandung omega 3. Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi tumbuhan krokot.
Krokot (Portulaca oleracea) merupakan tanaman liar yang tumbuh baik di
berbagai wilayah Indonesia. Sejak lama di beberapa daerah, tumbuhan krokot ini telah
dijadikan sebagai bahan makanan, umunya dimasak sebagai sayur. Krokot memiliki
beberapa kandungan kimia yang baik bagi tubuh, salah satunya adalah asam lemak
omega 3. Kandungan omega 3 pada krokot diketahui tertinggi di antara berbagai
sayuran yang pernah diteliti, yaitu sekitar 300 hingga 400 gram asam α-linoleat/ALA
(salah satu jenis dari omega-3) setiap 100 gram daun krokot segar (Chowdary, et.al,
2012).
Dengan masalah di atas yang telah dijabarkan, serta adanya dorongan untuk
mencari aternatif sumber asam lemak omega 3 yang lebih mudah dan murah didapat,
maka dilakukanlah penelitian ini yang diberi judul : “Potensi Kandungan Omega 3
pada Tanaman Krokot sebagai Penghambat Pertumbuhan Plak Amiloid yang
Menyebabkan Alzheimer Pada Tikus”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat diambil permasalahan yaitu:
1. Apakah pengaruh pemberian omega 3 pada tanaman krokot terhadap pertumbuhan
plak amiloid pada otak tikus.
1.3 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Asam lemak omega 3 memberikan pengaruh terhadap sel–sel otak, sehingga
menjaga dan meningkatkan ukuran otak pada lanjut usia.
2. Asam lemak pada tumbuhan krokot dapat digunakan sebagai alternatif sumber
asam lemak omega 3.
1.4 Manfaat
Program penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain :
1. Memanfaatkan kandungan omega 3 pada tumbuhan liar krokot dalam upaya
pencegahan terhadap penyakit alzheimer.
2. Sebagai alternatif sumber minyak omega 3 yang murah dan mudah didapat.
3. Menurunkan angka penderita alzheimer pada lanjut usia.
BAB II
TARGET LUARAN
Melalui kegiatan penelitian mengenai potensi kandungan omega-3 pada tanaman
krokot sebagai penghambat pertumbuhan plak amiloid yang menyebabkan azlheimer pada
tikus diharapkan didapatkan suatu ilmu pengetahuan baru mengenai penyakit alzheimer dan
pencegahannya dan dapat di aplikasikan dalam masyarakat luas. Penyakit alzheimer
merupakan penyakit tua yang paling ditakuti. Merupakan gangguan otak serius yang
mempengaruhi daya ingat dan akan semakin memburuk secara perlahan (Wenk, 2003).
Omega 3 bagi otak berfungsi dalam mempengaruhi perkembangan sel–sel otak dan
meningkatkan daya ingat. Penelitian terbaru oleh peneliti di University of South Dakota dan
Healt Diagnostic Laboratory,Inc menunjukan bahwa lanjut usia dengan 2 kali kadar omega 3
memiliki ukuran otak yang lebih besar dibandingkan dengan lanjut usia yang memiliki kadar
omega 3 rata–rata. Krokot yang merupakan tanaman liar mengandung omega-3 yang tinggi.
Kandungan omega 3 pada krokot diketahui tertinggi di antara berbagai sayuran yang pernah
diteliti, yaitu sekitar 300 hingga 400 gram asam α-linoleat/ALA (salah satu jenis dari omega-
3) setiap 100 gram daun krokot segar (Chowdary, et.al, 2012). Omega-3 dapat menghambat
penumpukan plak amiloid di otak, dimana plak amiloid merupakan suartu indikator
penurunan fungsi otak.
Oleh karena itu, jika tanaman ini kita manfaatkan secara efisien dan dikonsumsi,
tanaman krokot diharapkan dapat menghambat pertumbuhan plak amiloid di otak dan dapat
menjadi solusi pencegahan timbulnya penyakit alzheimer. Maka target luaran dari penelitian
ini adalah melihat efek omega-3 pada tanaman krokot terhadap pertumbuhan plak amiloid di
otak tikus dan menjadikan krokot sebagai alternatif sumber omega-3 yang bermanfaat bagi
kesehatan otak.
BAB III
METODE
1. Waktu dan Tempat Pelaksaan
Penelitian dilakukan selama 6 bulan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium H
Universitas Negeri Jakarta
2. Alat dan Bahan
a. Alat dan bahan untuk isolasi omega-3
Botol berwarna gelas
Rotary evaporator (Eyela
OSB-2100) .
Timbangan analitik
Beker gelas (IWAKI Pyrex)
Batang pengaduk
Gelas ukur (IWAKI Pyrex)
Pinset
Thermometer
Pipet tetes
Kromatgrafi kolom
(IWAKI Pyrex)
Vial
Corong
n-heksana
Etil asetat
Metanol
CDCL3
Silika gel
Pelat
KLT
Kapas
Aluminium foil
b. Alat dan bahan untuk perlakuan pada tikus
Kompor gas
Penggorengan
Minyak goreng
3. Prosedur Penelitian
a. Isolasi omega-3 dari tanaman Krokot
Prosedur yang dilakukan adalah pengambilan krokot segar sebanyak 8 kg
diambil di daerah puncak , provinsi Jawa Barat. Sampel yang sudah diambil
dibersihkan dengan menggunakan air mengalir kemudian setelah bersih tanaman
krokot ditimbang. Selanjutnya tanaman krokot dipisahkan dari akarnya dan yang
diambil hanya daun dan batangnya kemudian dirajang.
Ekstraksi sampel yang diperoleh dimaserasi dengan pelarut n-heksana selama
±5 hari kemudian disaring. Maserat diuapkan dengan alat rotary evaporator hingga
didapatkan ekstrak kental n-heksana kemudian dilakukan uji KLT untuk melihat
pola pemisahan senyawa yang menggunakan kromatografi lapis tipis dengan
berbagai eluen dengan perbadingan yang berbeda. Untuk memisahkan senyawa
dalam ekstrak dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom. Ekstrak di
preadrsorpsi dan kemudian dielusi dengan sistem gradien menggunakan pelarut
nheksana, etil asetat dan metanol. Hasil pemisahan ditampung dalam botol vial dan
diberi nomor. Hasil pemisahan kromatografi kolom dilakukan lagi dengan uji KLT.
Vial-vial yang akan diuji diambil secara acak setiap 5 atau 10 vial.
b. Perlakuan terhadap tikus
Prosedur yang dilakukan pada tikus agar otak tikus tersebut terdapat
pengendapan plak amiloid adalah dengan memberikan deep fryed atau minyak yang
sudah digunakan berulang kali minimal 6 kali penggunaan. Perlakuan ini dilakukan
selama 30 hari terhadap 50 tikus. Tikus dibagi dalam 5 kelompok yang setiap
kelompoknya terdiri dari 10 tikus, yaitu kelompok 1 sebagai kontrol dengan
memberikannya aquades, kelompok 2 sebagai kontrol sakit dengan memberikannya
deep frying , kelompok 3 diberikan deep frying dan isolat omega-3 dari tanaman
krokot dosis 1, kelompok 4 diberikan deep frying dan isolat omega-3 dari tanaman
krokot dosis 2, kelompok 5 diberikan deep frying dan isolat omega-3 dari tanaman
krokot dosis 3.
c. Kontrol akhir terhadap tikus
Tikus yang sudah diberi perlakuan di deteksi adanya flek amiloid dengan
mengecek histologi otak tikus tersebut.
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI
Kegiatan dimulai dengan konsultasi dengan dosen pembimbing, kemudian kami
membuat kelengkapan berkas surat peminjaman laboratorium untuk penelitian dan animal
house UNJ untuk penempatan hewan percobaan. Kemudian kami mengumpulkan tanaman
krokot di daerah Puncak, Jawa Barat, namun karena jumlah krokot yang didapat kurang dari
yang diinginkan, kami mencoba membudidayakan krokot di rumah salah satu anggota
kelompok kami. Setelah tanaman krokot didapat, kami mengeringkan krokot dalam oven
pada suhu 70°C sebagai tahapan awal untuk pembuatan ekstrak krokot. Bersamaan dengan
itu, kami melakukan pembelian sejumlah tikus untuk hewan percobaan dalam penelitian ini,
pembelian tikus cukup memakan waktu lama karena kami kesulitan menemukan tempat
untuk membeli tikus dengan kriteria yang diinginkan. Setelah memastikan kedatangan tikus-
tikus percobaan, kami membersihkan animal house UNJ yang kami gunakan sebagai tempat
penyimpanan tikus. Kegiatan membersihkan animal house UNJ dilakukan 1 hari penuh
karena tempat tersebut sudah cukup lama tidak digunakan oleh jurusan biologi sehingga
keadaan cukup kotor. Setelah memastikan ruangan telah bersih, kami menyiapkan
kedatangan tikus-tikus dari tempat pembelian tikus. Setelah tikus sampai di animal house
UNJ, tikus ditempatkan dalam baskom-baskom plastik yang atasnya diberi kawat kasa.
Semua tikus di aklimatisasi selama kurang lebih 2 minggu . Aklimatisasi dalam penelitian
eksperimen penting dilakukan, aklimatisasi bertujuan agar tikus beradaptasi dengan
lingkungan baru nya yaitu animal house UNJ dan siap untuk dijadikan hewan percobaan.
dalam aklimatisasi kami juga mengamati perkembangan semua tikus, melihat apakah tikus-
tikus tersebut dalam keadaan normal, sehat, dan siap untuk dijadikan hewan percobaan
penelitian. Tikus yang digunakan seluruhnya berjenis kelamin jantan dengan berat 120gr.
Selama proses aklimatisasi tikus diberi asupan makanan dan minuman yang cukup. Makanan
terdiri dari pur babi, kuaci, dan tauge sedangkan minuman yang diberikan adalah air mineral.
Makanan diberikan 2-3 kali dalam sehari. Selama proses ini kami juga terus menjaga
kebersihan kandang dan lingkungan sekitar tikus untuk mencegah tikus terjangkit penyakit
dan memastikan semua tikus dalam keadaan sehat hingga tahap perlakuan dengan pemberian
ekstrak krokot.
Persiapan penyediaan minyak jelanta tengah dalam proses pengerjaan. Persiapan
ekstraksi tanaman krokot tengah dalam proses pengerjaan. Hingga saat ini tanaman krokot
telah dikeringkan dalam oven, krokot kering telah kami blender menjadi serbuk. Dan hingga
saat ini, serbuk krokot tengah dalam proses ekstraksi. Setelah esktraksi krokot selesai kami
akan melakukan proses pencekokan esktrak krokot kepada seluruh tikus.
BAB V
POTENSI HASIL
Setelah kegiatan penelitian ini selesai dilaksanakan hasil yang diharapkan adalah
tanaman krokot berefek postif terhadap pencegahan penyakit alzheimer dengan menghambat
pertumbuhan plak amiloid di otak, dengan berkurangnya plak amiloid di otak, maka menjadi
salah satu indikator berkurangnya potensi terkena penyakit alzheimer. Maka hasil dari
penelitian ini berpotensi untuk diteliti lebih lanjut oleh peneliti-peneliti selanjutnya untuk
menemukan dosis ekstrak krokot yang tepat yang dianggap mampu menghambat
pertumbuhan plak amiloid pada otak secara maksimal.
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Setelah proses ekstraksi tanaman krokot selesai, kami akan memberikan perlakuan
terhadap tikus percobaan. tikus akan dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 adalah
kelompok kontrol yaitu tikus yang tidak diberi ekstrak krokot ataupun minyak jelanta.
Kelompok 2 adalah kelompok tikus yang diberi minyak jelanta, minyak jelanta diberikan
untuk menumpuk plak amiloid pada otak tikus agar tikus memiliki potensi terkena alzheimer.
Kelompok 3 adalah kelompok tikus yang diberi minyak jelanta dan ekstrak krokot dosis 1.
Kelompok 4 adalah kelompok tikus yang diberi minyak jelanta dan ekstrak krokot dosis 2.
Kelompok 5 adalah kelompok tikus yang diberi minyak jelanta dan ekstrak krokot dosis 3.
Setelah diberi perlakuan selama 1 bulan, kami akan mengecek keadaan histologi otak tikus
tersebut yang rencananya akan dilaksanakan di laboratorium Histologi UI, Salemba, Jakarta.
Setelah tahapan diatas selesai, efek nyata dari tanaman krokot terhadap perkembangan otak
tikus akan terlihat dan dapat dianalisis.
Lampiran
- Bukti-bukti pendukung kegiatan
Kegiatan bersih-bersih di animal house sebelum kedatangan tikus
Budidaya tanaman krokot di rumah salah satu anggota kelompok (Novi Ardini)
Penempatan tikus di animal house jurusan Biologi UNJ
Kegiatan memberi makan tikus dan pembersihan kandang tikus
Persiapan ekstraksi dan tahap pengeringan tanaman krokot
- Penggunaan dana
Tanggal Keterangan Jumlah Harga
satuan
Harga
Total
16 /2/ 2015 Pembelian ATK 100000
8/3/2015 pembelian krokot 100000
9/3/2015 Pembelian 10 pot @ 15000
pupuk 4 sak @25000
10
4
15000
25000
150000
100000
21/3/2015 Pembelian blender 1 35000 350000
9/3/2015 Pembelian 15 baki @20000 15 20000 300000
9/3/2015 Pembelian kasa baki 4M @ 25000 4 25000 100000
18/5/2015 Pembelian 15 tikus @40000 15 40000 600000
18/5/2015 Alat kebersihan lab:
Sunlight
Detol
Wipol
Vape
Kamper
Sapu ijuk
Sapu lidi
Alat pel
Keset
Spons
Sikat
Pembersih kaca
1
1
1
1
5
2
2
2
2
2
3
2
16000
20000
25000
30000
20000
10000
5000
50000
50000
2500
5000
20000
16000
20000
25000
30000
100000
20000
10000
100000
100000
5000
15000
40000
Pembersih kerak 1 25000 25000
19/5/2015 Alat laboratorium :
Syring
Alcohol
Masker 1 box
Sarung tangan 1 box
Botol reagen gelap 250gr
Beker glass
Batang pengaduk
Gelas ukur 25ml
Thermometer
Pinset
Vial
Corong
Pipet tetes
Almunium foil
Tabung reaksi 12x100mm
Rak tabung reaksi kayu
Kertas saring 20
Kapas 2 bal
Kolom kromatografi 320mm
Silica gel 2kg
Kompor
Gas
Minyak 2L
Pelat tetes 12 lubang
15
2
1
1
10
5
5
3
2
2
15
5
10
2
10
1
20
2
1
2
1
1
1
1
3000
20000
40000
50000
50000
50000
10000
60000
38000
11000
8000
40000
3000
34000
45000
25000
5000
40000
90000
50000
400000
200000
30000
40000
45000
40000
40000
50000
500000
250000
50000
180000
76000
22000
120000
200000
30000
68000
45000
25000
100000
80000
90000
100000
400000
200000
30000
40000
20/5/2015 Bahan laboratorium :
n-heksana 50ml
etil asetat 50ml
metanol 500ml
200ml
200ml
500ml
2000
1500
600
400000
300000
300000
18/5/2015 Pembelian Makanan Tikus
Kuaci
Pur babi
5
10
35000
15000
175000
150000
Toge
Aqua
5
20
8000
5000
40000
100000
20/5/2015 Sewa :
Rotary
Timbangan analitik
50000
50000
50000
25000
Ongkos dan akomodasi 5 10000 50000
Total 6.677.000