laporan kegiatan final

Upload: malamlama

Post on 03-Mar-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Kegiatan Lapangan

TRANSCRIPT

1

12

PENDAHULUANLatar BelakangPerguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan nasional yang memiliki tugas membekali mahasiswa berbagai ilmu dan pengetahuan yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab tantangan zaman. Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang mana telah ditekankan juga dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada 20 ayat 2 yang menyatakan : Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, menjadi suatu alasan besar untuk perguruan tinggi dalam memberikan jawaban masalah bangsa.

Institut Teknologi Bandung sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia tentunya tidak dapat dilepaskan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga dalam pelaksanaannya disusun kurikulum yang mengarah kesana. Bagian pendidikan dan penelitian dapat ditemukan dalam setiap aktivitas yang terdapat di ruang kuliah maupun laboratorium. Sedangkan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan oleh dosen melalui penelitian dan oleh mahasiswa melalui kegiatan yang dikoordinir oleh keluarga dan atau himpunan mahasiswa.

Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika (HIMA-TG) TERRA ITB merupakan salah satu himpunan mahasiswa yang berada di ITB, himpunan ini mewadahi setiap kegiatan yang dilakukan mahasiswa jurusan Teknik Geofisika dalam upaya perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui Divisi Pengabdian Masyarakat-nya, anggota himpunan berusaha untuk dapat menerapkan keilmuan yang didapat selama kegiatan perkuliahan kepada masyarakat, sehingga dapat memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat.

Penerapan keilmuan Teknik Geofisika untuk pengabdian masyarakat dalam program ini kami melakukannya dengan penelitian mengenai pemetaan potensi ketersediaan air tanah yang berada di Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar, Kabupaten Garut. Sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari, kami melakukan pemetaan dengan menggunakan salah satu metoda geofisika yaitu metoda pengukuran tahanan jenis atau geolistrik. Melalui metoda ini akan dilihat bagaimana pemetaan persebaran air tanah yang berada di daerah penelitian sehingga nantinya dapat memberikan gambaran lokasi titik pengeboran dan pemanfaatan dari potensi air tanah tersebut. Kedepannya diharapkan hasil pemetaan ini dapat memberikan bantuan dan manfaat bagi kehidupan masyarakat daerah tersebut.

Melalui kegiatan ini nantinya juga diharapkan dapat semakin menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia khususnya pada masyarakat di lingkungan sekitar. Bagi masyarakat setempat dan pemerintah daerah kegiatan ini diharapkan dapat membantu percepatan proses pembangunan, membentuk kader penerus kegiatan pembangunan dan adanya perubahan sikap mental, pola hidup dan budaya masyarakat menuju kondisi yang lebih madani dan sejahtera.

Perumusan MasalahMayoritas penduduk Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar, Kabupaten Garut memiliki mata pencaharian sebagai petani. Namun hal yang paling penting dalam kegiatan pertanian yakni pengairan di daerah tersebut masih sangat bermasalah. Hal ini dikarenakan sulitnya dalam memenuhi kebutuhan air dan memang ketersediaan air yang kecil. Satu-satunya sumber air yang dapat digunakan adalah berasal dari sungai yang berada sejauh 500 meter dibawah lereng desa dan dipisahkan tebing yang terjal, sehingga sangat beresiko dan sangat memakan tenaga lebih jika harus mengambil air dari sana. Dampaknya kegiatan bercocok tanam hanya dapat dilakukan pada musim penghujan, sementara pada musim kemarau, masyarakat Dusun Pakuhaji tersebut terpaksa mencari mata pencaharian baru, seperti menjadi buruh bangunan, pengrajin peralatan dapur, pengrajin perabotan rumah tangga, dan pekerjaan buruh lainnya ke kota Garut. Selain berdampak pada masalah pertanian, kurangnya ketersediaan air berdampak pada terganggungnya kebutuhan air bersih warga untuk kehidupan sehari-hari seperti untuk masak dan sanitasi.

TujuanTujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran/peta bawah permukaan tanah (pseudosection resistivity) dari lokasi penelitian (Desa Cibunar) dengan melakukan studi literatur/pustaka, survey geologi dan kemudian dilanjutkan survey geofisika daerah penelitian. Nantinya pseudosection resistivity tersebut akan diinterpretasi untuk melihat keberadaan potensi air tanah sehingga dapat dimanfaatkan dan digunakan secara tepat dan maksimal.

Luaran yang DiharapkanHasil dari program survey ini yang diharapkan adalah dapat memberikan peta/gambaran tahanan jenis bawah permukaan tanah (pseudosection resistivity) di Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar, yang dapat menunjukan potensi keberadaan air tanah.

KegunaanPeta tahanan jenis bawah permukaan tanah dapat digunakan untuk melihat potensi keberadaan air tanah dan nantinya digunakan untuk menentukan titik bor untuk menarik air tanah tersebut keluar. Kemudian selanjutnya diharapkan agar dapat dimanfaatkan secara lebih jauh, yakni bagaimana air tanah yang berada pada lokasi puluhan meter di bawah permukaan tanah dapat dialirkan, diolah, diuji kelayakannya, dan kemudian dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Untuk tahapan ini, selanjutnya kami berencana akan bekerja sama dengan pihak lain yang lebih berkompeten di bidang tersebut. Sehingga nantinya masyarakat di Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar tidak akan kesulitan lagi dalam hal ketersediaan air bersih dan dapat meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat setempat.

TINJAUAN PUSTAKAPada kegiatan pemetaan air tanah ini digunakan salah satu metode geofisika, yakni metode geolistrik atau metode tahanan jenis. Metode Geolistrik atau metode tahanan jenis ini merupakan metode geofisika aktif yang menggunakan arus listrik untuk menyelidiki material di bawah permukaan bumi. Pada metode ini akan dilihat kontras nilai resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan terhadap batuan lainnya. Metode ini dianggap sangat cocok digunakan dikarenakan prinsip tahanan jenis (resistivitas) dari batuan akan sangat sensitif terhadap kandungan air di dalamnya, sehingga dapat memudahkan dalam analisa penentuan lokasi keberadaan air tanah. Selain itu dikarenakan metode ini umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, hingga 500 m, ini sesuai dengan dugaan keberadaan air tanah yang tidak terlalu dalam. Prinsip dasar yang digunakan dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur.

Metode geolistrik ini dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana material-materialnya memiliki derajat yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.

Berdasarkan pada tujuan penyelidikan, metode ini dibedakan menjadi dua yaitu mapping dan sounding. Metode geolistrik mapping merupakan metode yang bertujuan mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah permukaan secara horisontal. Oleh karena itu, pada metode ini digunakan jarak spasi elektrode yang tetap untuk semua titik datum di permukaan bumi. Sedangkan metode resistivitas sounding bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah permukaan bumi secara vertikal. Pada metode ini pengukuran pada satu titik ukur dilakukan dengan cara mengubah-ubah jarak elektrode. Pengubahan jarak elektrode tidak dilakukan secara sembarang, tetapi mulai jarak elektrode kecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektrode ini sebanding dengan kedalaman lapisan yang terdeteksi.

Pada penelitian ini kami menggunakan pengukuran geolistrik dengan menggunakan konfigurasi Wenner. Konfigurasi ini diambil dari nama Frank Wenner yang mempelopori penggunaannya di Amerika Serikat. Pada konfigurasi Wenner jarak antara keempat elektroda sama, yaitu a. Namun, Jarak MN pada konfigurasi Wenner selalu sepertiga (1/3) dari jarak AB. Bila jarak AB diperlebar, maka jarak MN juga harus diubah sehingga jarak MN tetap sepertiga jarak AB. Pada konfigurasi ini letak dipol potensial dan berada di tengah-tengah antara dan .

Gambar 2-1 Skema desain elektroda pada konfigurasi Wenner

Untuk menghitung Pseudo-Resistivity, diperlukan suatu bilangan faktor geometri. Faktor geometri konfigurasi elektroda Wenner sama dengan faktor geometri konfigurasi elektroda pole-pole, yaitu : (1)

Lalu persamaan diatas akan digunakan untuk menghitung tahanan jenis melalui persamaan berikut, (Van Norstand et al, 1966; Reynolds 1997; Telford et al, 1990)

(2)

Kelemahan konfigurasi Wenner adalah dalam operasi di lapangan keempat elektroda harus dipindahkan secara serentak untuk memperoleh hasil pengukuran dengan (jarak) a yang berbeda. Namun kelemahan ini telah teratasi dengan kelebihan sistem pengukuran alat yang sudah sangat baik, dimana sudah otomatis memindahkan konfigurasi sesuai dengan parameter akuisisi survey yang kami dimasukan.

Berdasarkan resistivitas listriknya, batuan/mineral dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagaimana yang ditunjukan oleh Gambar 2-2 berikut:

10-81107 mKonduktor baikKonduktor sedang

Konduktor burukmineralMineral & batuanMineral & batuan

Gambar 2-2 Pengelompokan material berdasarkan tingkat konduktifitas secara sederhana

Konduktor baik: Mineral-mineral logam, grafit, sulfida kecuali untuk sfalerit,cinnabar dan stibnit; semua arsenid dan sulfo-arsenide kecuali SbAs2; antimonid kecuali beberapa komponen timbal, terllurid dan beberapa oksida seperti magnetit, manganit, pirolusit dan ilmenit. Konduktor sedang: Sebagian besar oksida, bijih dan batuan berpori yangmengandung air. Konduktor buruk: Mineral-mineral pembentuk batuan, silikat, fosfat, dankarbonat, nitrat, sulfat, borat dsb.Berikut beberapa rentang nilai resistivitas yang ditemui pada beberapa material di Bumi,

Gambar 2-3 Rentang nilai tahanan jenis beberapa material di Bumi

Tabel 2-1 Karakteristik tahanan jenis material

METODE PENDEKATAN

Gambar 3-1 Diagram alir gambaran proses pendekatan pelaksanaan program

PELAKSANAAN PROGRAMWaktu dan Tempat PelaksanaanProgram dilaksanakan selama 6 bulan, dari April sampai September 2012. Tempat pelaksanaan program adalah di Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar, Kabupaten Garut. Sedangkan untuk studi pustaka dan literatur serta interpretasi geologi dan geofisika dilakukan di kampus Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Tahap PelaksanaanSecara garis besar tahap pelaksanaan program sesuai dengan metoda pendekatan yang telah dijabarkan sebelumnya. Penjelasan garis besar pelaksanaan program per bulannya ditunjukan oleh Tabel 4.2-1 dibawah ini,

Tabel 4.2-1 Timeline pelaksanaan tahapan program per bulanKegiatan ProgramBulan

AprMeiJunJulAguSepOkt

Studi Literatur dan Bimbingan Dosen

Survey Geologi Lokasi Penelitian

Perancangan Akuisisi Data

Survey Pengukuran Geolistrik

Analisa dan Interpretasi

Penyusunan Laporan

Adapun uraian kegiatan program yang dilakukan adalah sebagaimana yang ditunjukan oleh Tabel 4.2-2 dibawah ini,

Tabel 4.2-2 Uraian kegiatan programNoHari, TanggalTempatKegiatanKeterangan

1Kamis,5 April 2012 Komplek LIPI BandungDiskusiBersama Dr.Sc. Rahmat Fajar Lubis (hidrogeologis LIPI) dan Dr.rer.nat. Ir. Wahyudi W. Parnadi, MS (dosen pembimbing), meminta arahan dan bimbingan awal.

2Senin,10 April 2012Perpustakaan Geologi Bandung, Pusat Geologi Lingkungan Bandung, dan Sekretariat WanadriPengumpulan LiteraturPengumpulan data geologi, hidrogeologi, dan peta rupa bumi digital daerah penelitian.

3Selasa, 17 April 2012Komplek LIPI BandungDiskusiBersama Dr.Sc. Rahmat Fajar Lubis (hidrogeologis LIPI), membahas literatur yang telah dipelajari dan persiapan Survey Awal.

4Minggu,22 April 2012Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar,Kabupaten GarutSurvey AwalMelakukan tinjau lokasi penelitian dan sekitarnya meliputi demografi, geografi, singkapan geologi, dan sumber air (sumur dan mata air).

5Selasa-Rabu,24-25 April 2012BandungPengolahan DataMengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh dengan literatur yang dikumpulkan.

6Selasa,15 Mei 2012Komplek LIPI BandungDiskusiBersama Dr.Sc. Rahmat Fajar Lubis (hidrogeologis LIPI), membahas hasil survey, analisis, dan persiapan survey selanjutnya.

7Minggu,16 September 2012Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar,Kabupaten GarutSurvey Geolistrik TopografiMelakukan peninjauan kembali terhadap kondisi lapangan lintasan pengukuran. Melakukan penempatan patok pada titik-titik elektrode lintasan pengukuran.

8Senin,17 September 2012Kampus ITBPengenalan AlatMelakukan latihan pemakaian alat resistivity IP yang akan digunakan dalam survey pengukuran geolistrik. Asistensi Kuliah Geofisika Teknik dan Lingkungan.

9Sabtu,22 September 2012Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar,Kabupaten GarutSurvey Geolistrik Pengambilan data lapanganPengukuran metoda geolistrik pada lintasan pengukuran yang telah ditentukan serta pre-processing lapangan.

10Minggu,23 September 2012Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar,Kabupaten GarutSurvey Geolistrik Pengambilan data lapanganMelanjutkan pengukuran geolistrik pada lintasan yang belum selesai atau perlu diulang kembali.

11Senin-Rabu,24 September 3 Oktober 2012Kampus ITBPengolahan data dan pre-processingPengolahan data tahap awal dan konsultasi hasil pengukuan. Konsultasi bersama dosen dan Kang Iwan, S.T.

12Rabu-Rabu,3-10 Oktober 2012Kampus ITBPenyusunan LaporanPembuatan laporan hasil penelitian dan laporan program kegiatan untuk diserahkan kepada pihak Tanoto.

4. 4.1. 4.2. Realisasi BiayaRealisasi biaya tidak melebihi rancangan yang diajukan. Detil realisasi biaya pelaksanaan program ditampilkan pada Tabel 4.3-1 dibawah ini,

Tabel 4.3-1 Rincian realisasi biaya pelaksanaan programNoKeperluanBiaya Satuan (Rp.)Pengali ISatuanPengali IISatuanBiaya(Rp.)

Keperluan Awal

1Pengadaan proposal10,0003eksamplar--30,000

2Peta Rupabumi Digital40,0001lembar--40,000

3Peta Geologi100,0001lembar--100,000

4Peta Hidrogeologi50,0001lembar--50,000

5Konsumsi diskusi75,0003pertemuan--225,000

Keperluan Penggunaan Dana Survey Geologi Tahap I

1Sewa Mobil300,0001buah1hari300,000

2Jasa Supir150,0001orang1hari150,000

3Bensin100,0001pengisian--100,000

4Jalan Tol7,0001mobil2jalur14,000

5Konsumsi (1 hari)12,0003makan6orang216,000

6Snack60,0001paket--60,000

7Sewa GPS75,0001paket--75,000

8Perlengkapan pengukuran25,0001paket--25,000

Keperluan Penggunaan Dana Survey Geologi Tahap II

1Sewa Mobil300,0002buah1hari600,000

2Jasa Supir150,0002orang1hari300,000

3Bensin100,0002mobil1isi200,000

4Jalan Tol7,0002mobil2jalur14,000

5Konsumsi (3 x makan)36,0001hari12orang432,000

6Snack112,4001paket--112,400

7Sewa GPS75,0001paket--75,000

8Perlengkapan pengukuran25,0001paket--25,000

Keperluan Penggunaan Dana Survey Pengukuran Geolistrik

1Sewa mobil300,0002mobil2hari1,200,000

2Jasa Supir150,0002orang2hari600,000

3Bensin150,0002mobil2isi600,000

4Biaya tol7,0002mobil4jalur56,000

5Konsumsi (3 x makan)36,0002hari10orang720,000

6Snack204,0001paket--204,000

7Sewa alat geolistrik1,000,0001paket2hari2,000,000

8Jasa operator dan teknisi250,0001paket2orang500,000

9Sewa GPS50,0001buah2hari100,000

10Perlengkapan pengukuran25,0001paket--25,000

11Jasa Warga500,0001paket--500,000

Keperluan Penggunaan Dana Survey Pengukuran Geolistrik3eks75,000

TOTAL BIAYA (Rp)9,773,400

HASIL DAN PENGOLAHANData dan Hasil SurveyBeberapa data yang telah diperoleh dari hasil survey baik itu survey literatur/pustaka, survey geologi maupun survey hidrologi antara lain adalah:1. Peta Rupabumi Digital Indonesia 1: 25.000 Lembar 1208-642 GARUT, diterbitkan pada tahun 2001 oleh Bakosurtanal.2. Peta Geologi Lembar Garut Dan Pamengpeuk, Jawa skala 1: 100.000 dan buku panduan geologinya, diterbitkan pada tahun 1992 oleh Puslitbang Geologi.3. Peta Hidrogeologi Kabupaten Garut skala 1:100.000, diterbitkan pada tahun 1990 oleh Departemen Pekerjaan Umum (PU), dilengkapi dengan data curah hujan.4. Data survey lapangan berupa: Data kedalaman dan kondisi sumur warga Data mata air di sekitar daerah penelitian Data Kondisi bak penampungan air Data survey geologi singkapan batuan Data hasil pengukuran geolistrik konfigurasi Wenner Data topografi Dokumentasi lapangan5. Wawancara mengenai permasalahan air penduduk setempat.

Survey Pengukuran GeolistrikPenelitian yang dilakukan di Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar, Kabupaten Garut, menggunakan alat IP-meter, Ippmann Geophysical Instrument 4Point Light 10W, dengan tipe konfigurasi elektroda Wenner. Lintasan dan sebaran titik pengukuran geolistrik ditunjukkan pada Gambar 5.2-1. Masing masing lintasan menggunakan spasi elektroda 5 m. Panjang lintasan 1 sejauh 280 m, lintasan 2 sejauh 225 m, dan lintasan 3 sejauh 200 m.

Dusun Pakuhaji

S. CimanukK. CisomongK. Cisomong

123

Gambar 5.2-1 Gambar lintasan pengukuran geolistrik. Total ada 3 lintasan yang dilakukan pengukuran yang saling berpotongan.

Keterangan Gambar 5.3-1 : Pangkal Irigasi. Mata Air.Lintasan Geolistrik; Lintasan 1 mengarah dari selatan ke utara, Lintasan 2 mengarah dari barat ke timur dan Lintasan 3 mengarah dari barat laut ke tenggara.

InterpretasiNilai tahanan jenis yang didapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pada saat pengambilan data. Kondisi permukaan tanah, vegetasi yang tumbuh, dan kepadatan penduduk di daerah pengambilan data dapat mempengaruhi nilai tahanan jenis. Keadaan tanah berpengaruh karena tanah merupakan tempat dimana arus diinjeksikan. Jika pada tanah terdapat rekahan dan rongga-rongga maka arus yang diinjeksikan akan mengalami penurunan daya untuk merambat di bawah permukaan, sehingga pada pembacaan alat nilai tahanan jenisnya lebih besar. Lalu, vegetasi memiliki kebutuhan akan air untuk kehidupannya. Ketika elektroda ditempatkan pada vegetasi yang padat, nilai tahanan jenis akan lebih kecil karena tanah yang lebih lembab. Pada hal yang sama pula kepadatan penduduk menyebabkan ruang untuk membentangkan lintasan pengukuran menjadi terbatas. Keberadaan jalan dan rumah warga menjadi suatu hambatan dalam menentukan spasi terkecil dan panjang lintasannya.Pengukuran tahanan jenis yang dilakukan dengan alat IP-Meter, Ippmann Geophysical Instrument 4Point Light 10W, menghasilkan tahanan jenis semu atau pseudosection resistivity. Data tahanan jenis semu tersebut lalu diolah dengan perangkat lunak RES2DINV dan menghasilkan model penampang dua dimensi seperti pada Gambar 5.3-1 s/d Gambar 5.3-3. Nilai resistivitas yang didapat berkisar antara 3 90 ohm.m. Lapisan pembawa air (akuifer) cenderung memiliki nilai resistivitas yang rendah antara 3 15 ohm.m dimana pada tampilan penampang resistivity ditunjukkan dengan warna biru muda hingga tua. Warna coklat hingga ungu merupakan lapisan akuifug (batuan yang tidak bercelah) yang bila dikorelasikan dengan data geologi, batuan itu adalah rempah lepas Gunungapi Papandayan yang berupa bongkah andesit dan basalt.

Gambar 5.3-1 Penampang Resistivity Model 2-D Lintasan 1

Pada Gambar 5.3-1, dapat diinterpretasi bahwa lapisan akuifer berada pada kedalaman 845 830 m yang ditunjukkan pada kode A dan B dimana di daerah A terdapat mata air dan daerah B itu dekat dengan Kali Cisomong untuk keperluan irigasi, sehingga menampilkan nilai resistivitas yang rendah. Lapisan akuifer ini hanya berupa aliran permukaan (run off). Aliran permukaan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan lautan (Asdak, 1995). Aliran permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah, dimana dalam hal ini tanah telah jenuh air (Kartasapoetra dkk, 1988). Jumlah air yang menjadi limpasan sangat bergantung kepada jumlah air hujan persatuan waktu, keadaan penutup tanah, topografi, jenis tanah, dan ada tidaknya hujan yang terjadi sebelumnya (Rahim, 2000). Air permukaan ini tidak bisa dijadikan sumber mata air baru bagi penduduk desa Cibunar, karena ketika musim kemarau pun air ini akan kering.

Gambar 5.3-2 Penampang Resistivity Model 2-D Lintasan 2

Pada Gambar 5.3-2, di daerah A terdapat sumur bor warga dengan kedalaman 16 m sehingga mempengaruhi nilai resistivitasnya. Di daerah ini tidak terdapat lapisan akuifer.

Gambar 5.3-3 Penampang Resistivity Model 2-D Lintasan 3

Pada Gambar 5.3-3, di daerah A terdapat sumber mata air dimana pada musim penghujan debitnya cukup untuk memenuhi segala kebutuhan warga disana. Saat kemarau, mata air ini cukup kering dan nilai resistivitas yang didapat menunjukkan adanya lapisan akuifer. Lapisan akuifer ini pun seperti halnya pada lintasan 1 yang berupa air permukaan (run off). Bilamana dilakukan pengeboran untuk mata air baru, ketika musim kemarau diduga akan mengalami kekeringan juga.

Air tanah yang disarankan untuk pengeboran yaitu yang mempunyai ketebalan akuifer atau kedalaman lebih dari 40 m dari permukaan tanah. Pada kedalaman tersebut, umumnya air tanah tidak dipengaruhi atau mempengaruhi kondisi air permukaan.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanKesimpulan yang diambil dari penenlitian ini adalah:

Dari hasil penelitian geolistrik di Dusun Pakuhaji, Desa Cibunar, Kabupaten Garut, maka dapat disimpulkan bahwa : pada elevasi 845 830 m terdapat nilai resistivitas rendah yang merupakan air permukaan (run off) sedangkan pada elevasi 830 800 m adalah lapisan akuifug yang memiliki resistivitas di atas 50 ohm.m, berupa bongkah andesit dan basal yang berasal dari Gunungapi Papandayan. Pada lintasan 1 dan 2 terlihat pada elevasi di bawah 805 m, kontras resistivitas menunjukkan penurunan di sekitar area yang diduga adanya struktur atau sesar. Bilamana kami bisa menampilkan penetrasi yang lebih dalam, kemungkinan kami akan menemukan potensi air tanah disana karena daerah penelitian kami berada pada lembahan di sekitar Gunung Nangklak (2573 m), Gunung Cikuray (2820 m), Gunung Kracak 1838 m), dan Gunung Gajah (2124 m) dimana air hujan yang jatuh ke daerah pegunungan ini akan menjadi air permukaan dan masuk menginfiltrasi air tanah menjadi lapisan akuifer di sekitar lembahan.

SaranSaran untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Menggunakan bentangan line yang lebih panjang minimal 800 meter untuk mendapatkan target kedalaman sekitar 100 meter.2. Menggunakan metode vertical electrical sounding (VES) schlumberger untuk mendapatkan profil vertical yang lebih baik.3. VES dilakukan di lebih dari satu titik dan dilakukan korelasi terhadap data-data tersebut.4. Penyediaan alat untuk melakukan metode VES dapat dilakukan penyewaan ke tempat khusus karena alat yang tersedia di program studi kurang memenuhi syarat untuk mendapatkan target kedalaman.5. Penyediaan dana bila ingin dilakukan pemboran perlu dirancang dan direncanakan dengan segera karena estimasi dana per meter pengeboran di litologi keras sangat tinggi.