laporan kasus leukemia tgl 07 jam 08.52

Upload: fraka-kartini

Post on 07-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    1/24

    BAB I

    1.1.PENDAHULUAN

    Leukemia merupakan penyakit ganas yang progresif pada organ pembentuk darah,

    yang ditandai dengan perubahan proliferasi dan perkembangan leukosit serta prekursornya

    dalam darah dan sumsum tulang.

    Berdasarkan data  International Agency for research on cancer WHO pada tahun

    2008, insidens leukemia di seluruh dunia adalah 5 per 00.000 penduduk dengan angka

    kematian !," per 00.000 penduduk . #enurut $iset %esehatan &asar '$()%*)&+) kasus

    leukemia di (ndonesia pada tahun 200- terdapat sebanyak 2,5! kasus. &i negara mau

    seperti +merika )erikat, L#+ merupakan !2/ dari seluruh kasus leukemia. enyakit ini

    lebih sering ditemukan pada de1asa '85/ dari anak '5/. (nsidens L#+ umumnya tidak 

     berada di masa anakanak hingga masa de1asa muda. )esudah usia !0 tahun , insidensi

    L#+. #eningkat se3ara eksponensial sealan dengan meningkatnya usia. (nsidens L#+ pada

    orang yang berusia !0 tahun adalah 0,8/, pada orang yang berusia 50 tahun 2,-/, sedang

     pada orang yang berusia diatas "5 tahun adalah sebesar !,-/.

    Leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan peralanan alamiah penyakitnya dan

     berdasarkan tipe sel predominan yang terlibat. Berdasarkan peralanan alamiah penyakitnya

    leukemia dibedakan menadi leukemia akut dan kronis. Leukemia akut terdiri dari 2 tipe yaitu

    leukemia limfoblastik akut 'LL+ dan leukemia mieloblastik akut 'L#+

    Leukimia #eiloblastik akut 'L#+ adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

    transformasi neoplastik dan gangguan diperensial selsel progenitor dari seri mieloid. ada

    sebagian besar kasus, etiologi dari L#+ tidak diketahui. #eskipun demikian ada beberapa

    faktor yang diketahui dapat menyebabkan atau setidaknya menadi faktor predisposisi L#+

     pada populasi tertentu. %emauan pengobatan L#+ ini di3apai dengan regimen kemoterapi

    yang lebih baik, kemoterapi dosis tinggi dengan dukungan 3angkok sumsum tulang dan terapi

    suportif yang lebih baik seperti antibiotik generasi baru dan transpusi komponen darah untuk 

    mengatasi efek samping pengobatan. ada leukemia akut, penting untuk membedakan LL+

    dengan L#+ karena akan sangat menentukan enis terapi dan prognosis penderita. Hal ini

    menunukkan bah1a diagnosis dini leukemia sangat penting dilakukan.

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    2/24

    BAB II

    2.1.LAPORAN KASUS

    A.  Identitas Pasien

     4ama 4y. 6

    7enis kelamin erempuan

    )tatus pernikahan #enikah

    sia 29 tahun

    +gama (slam

    +lamat %p. asir )a1o $: 00;002, )ukabumi

    ekeraan (bu $umah :angga

    :anggal masuk $) 2-

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    3/24

    hari bebas demam, selain demam pasien uga dikatakan mual muntah dan mengalami

    mimisan. %arena keluhan tersebut pasien diruuk ke rs syamsudin sh. )elama

     pera1atan di $s. 7ampang pasien mendapatkan transfusi sebanyak " kali.

    $i1ayat asma disangkal

    $i1ayat alergi disangkal $i1ayat hipertensi disangkal

    $i1ayat ken3ing manis disangkal

    $i1ayat penyakit kolesterol disangkal

    $i1ayat penyakit paruparu disangkal

    $i1ayat penyakit ginal disangkal

    $i1ayat penyakit antung disangkal

    $i1ayat penyakit hati disangkal

    $i1ayat operasi disangkal

    $i1ayat keganasan dalam keluarga disangkal

    • $i1ayat enyakit %eluarga

    :idak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama dengan

     pasien.

    :idak ada keluarga yang memiliki penyakit kanker 

    • $i1ayat %ebiasaan

    #akan makanan yang selalu dimasak di rumah.

    $i1ayat merokok disangkal #inum alkohol dan meminum obatobatan tertentu disangkal

    enggunaan arum suntik dan bergontiganti pasangan seksual disangkal.

    C.  Pemeriksaan Fisik 

    %eadaan mum :ampak sakit sedang

    %esadaran ompos mentis C) 5 '*?, D5, #"

    :andatanda Dital

    :ekanan&arah 90;"0 mmHg

     4adi 8? kali;menit 'regular, kuat dan penuh

    $$ 2? kali;menit

    )uhu !",5 o

    )tatus CiEi

    Berat Badan 5? kg

    :inggi Badan 58 3m

    %ulit :erdapat ber3akber3ak kemerahan pada kulit kaki

    %elenar getah bening :idak teraba

    %epala dan 1aah 4ormo3ephali, simetris, deformitas ', edema

      1aah '

    #ata *dema palpebra '; %onungti>a anemis 'F;F, s3lera

    ikterik ';, pupil isokor !mm;!mm

    refle@ 3ahaya 'F;F,Hidung )eptum nasi di tengah, se3ret ';

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    4/24

    :elinga #+* hiperemis ';, sekret ';

    #ulut #ukosa oral basah, faring hiperemis ', i ':oraks aru

      (nspeksi ergerakan nafas simetris dalam keadaan statis

    dan dinamis

      alpasi ergerakanan paru kanan G kiri, >o3al fremitus

    kanan dan kiri sama

      erkusi )onor pada seluruh lapang paru kanan dan kiri

      +uskultasi Desi3ular 'F;F, ronki ';, 1heeEing ';

    :orak 7antung

      (nspeksi (3tus 3ordis tidak terlihat

      alpasi (3tus 3ordis tidak teraba

      erkusi %esan kardiomegali '

      +uskultasi Bunyi antung ( dan (( regular, murmur ',

    gallop '

    +bdomen

    (nspeksi :ampak 3embung, 3aput medusa '

    alpasi )upel, nyeri tekan '

    alpasi $edup, shifting dullness '

    +uskultasi Bising usus !? kali;menit

    *kstremitas atas +kral hangat, $: 2 detik, edema ';

    *kstremitas ba1ah +kral hangat, $: 2 detik, edema ';

    +lat kelamin :idak diperiksa

    +nus dan rektum :idak diperiksa

    D.  Pemeriksaan Penunan!

    a. La"#rat#rium

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    5/24

    ". $#r%#!i dara' te(i

    ) *ritrosit normokrom normositer, sel normoblas '

    ) Leukosit populsasi leukosit sangat bertambah; leukositosis berat,

     banyak ditemukan sel type myeloblas dengan bentuk inti monositoid

    ) :rombosit populasi trombosit sedikit; trombositopenia berat, morfologi

    normal

    ) %esan anemia, trombositopenia, leukositosis berat e3 leukemia akut type

    +#L

    E. Resume

    asien 1anita berusia 29 tahun datang ke poli dengan keluahan lemas, seak

    hari )#$). %eluhan dirasakan semakin memberat dan berlangsung sepanang

    hari. asien merasa menadi mudah lelah kertika berakti>itas ringan. asien uga

    mengeluhkan sakit di area tulang punggung, disertai perut kembung, gusi berdarah

    dan mimisan selama 2 hari. ada kulit di area kaki pasien uga terlihat ber3ak

     ber3ak kemerhan.

    03/03/

    16

    05:29

    02/03/

    16

    06:57

    01/03/

    16

    15:41

    29/02/

    16

    08:37

    27/02/

    16

    18:34

    27/02/

    16

    08:42

    HEMATOL

    OGI

    Darah

    Rutin

    H   !9"9 !9"3 !8"2 !9"2 !10"9 !10"6

    L#u$%&it   !61"50

    0

    !72"70

    0

    !96"30

    0

    !103"4

    00

    !93"40

    0

    !71"20

    0

    H#'at%$r

    it

    !27 !28 !24 !26 !27 !29

    Eritr%&it   !3"1 !3"1 !2"6 !2"8 !3"1 !3"3

    In(#)

    Eritr%&it

    M*+   86 90 91 92 89 89

    M*H   32 30 31 33   !36   32

    M*H*   *37   33 34 36   *40   36

    Tr%',%&it   !144"0

    00

    !53"00

    0

    !89"00

    0

    !20"00

    0

    !25"00

    0

    !20"00

    0

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    6/24

    asien mengaku nafsu makannya berkurang dan berat badannya turun " kg.

    asien uga mengeluhkan mual. asien mengaku B+B ber1arna hitam dengan

    konsistensi sedikit lunak, dan disertai dengan darah segar, lendir '. olumenya = A gelas tiap kali B+B.

    )ebelumnya B+B pasien normal dan tidak ada keluhan. asien mengaku belum

     pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

    asien pernah dira1at di $). 7ampang karena terkena penyakit demam

     berdarah = bulan yang lalu, pasien dira1at kurang lebih selama - hari. ada saat

    itu, sebelum dira1at pasien dikeluhkan demam selama " hari, demam dirasakan

    turun naik tanpa hari bebas demam, selain demam pasien uga dikatakan mual

    muntah dan mengalami mimisan

    &ari pemeriksaan fisik didapatkan

    • BB turun " kilo

    • Waah tampak pu3at

    • %ulit tampak ber3akber3ak kemerahan di kulit area kaki

    • #ata konungti>a anemis 'F;F

    • #ulut gusi berdarah 'F

    Pemeriksaan Hemat#!i

    $#r%#!i dara' te(i

    ) *ritrosit normokrom normositer, sel normoblas '

    ) Leukosit populsasi leukosit sangat bertambah; leukositosis berat, banyak 

    ditemukan sel type myeloblas dengan bentuk inti monositoid

    ) :rombosit populasi trombosit sedikit; trombositopenia berat, morfologi normal

    ) %esan anemia, trombositopenia, leukositosis berat e3 leukemia akut type +#L

    F. Di%%erentia& dia!n#sis

    HB *+.+ *+., *-.2 *+.2 *1.+ *1./

    Leukosit */1.0 *2. *+/., *1,. *+,. *1.2

    Hematokrit *2 *2- *2 *2/ *2 *2+

    *ritrosit *,.1 *,.1 *2./ *2.- *,.1 *,.,

    :rombosit *1. *0,. *-+. *2. *20. *2.

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    7/24

    . +3ute Lymphoblasti3 Leukemia

    2. +plasti3 +nemia

    !. Bone #arro1

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    8/24

     panas dingin

    using

    #asih terasa lemas

    Cusi masih

     berdarah

    B+B dab B+%

    lan3ar 

    $$ 2?@;menit

     4 80@;menit

    : !",-o

    %;) +n F;F, (kt ;,

     pembesaran %CB

    leher '

    #ulut gusi berdarah

    :horaks dbn

    +bdomen dbn

    *kstremitas kulit

     bagian kaki ada

     ber3ak kemerahan

    #ethylpredinsolon @

    )< 2@

    :unggu hasil #&:

    )enin, 29

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    9/24

    *kstremitas kulit

     bagian kaki ada ber3ak

    kemerahan

    $abu, 02 #aret 20")ubyektif

    Lemes

    Obyektif

    % sedang

    Dital )ign

    :& 00;-0

    $$ 2?@;menit

     4 80@;menit

    : !",5o

    %;) +n ;, (kt ;,

     pembesaran %CB

    leher ' #ulut gusi berdarah

    :horaks dbn

    +bdomen dbn

    *kstremitas kulit

     bagian kaki ada

     ber3ak kemerahan

    +ssesment

    )uspek +#L

    +nemia

    lanning

    (>fd 4al 20 gtt

    eftria@one >ial 2@

    Ondansentron 2@

    #ethylpredinsolon @

    )< 2@

    :unggu hasil #&:

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    10/24

    BAB III

    ,.1.4IN5AUAN PUS4AKA

    ,.1.1.LEUKE$IA

    DEFINISI

    Leukemia adalah kelompok penyakit keganasan yang diakibatkan oleh abnormalitas

    genetik pada sel hematopoetik sehingga terdapat proliferasi klonal sel darah. rogeni sel

    tersebut memiliki kelainan komponen geneti3 sehingga kemampuan proliferasi menadi

     berlebihan, penurunan apoptosis spontan, atau keduanya.akibatnya terdapat disrupsi fungsi

    sumsum tulang normal yang berakibat kegagalan sumsung tulang.

    KLASIFIKASI

    Leukemia diklasifikasikan berdasarkan tipe sel, yaitu kematangan sel dan

    3ell lineage. %ematangan sel digunakan untuk membedakan antara leukemia akut dengan

    kronis. %etika selsel ganas bersifat immature 'steam 3ell, blast, atau prekursor imatur 

    lainnya, leukemia diklasifikasikan sebagai leukemia akutI ketika sel ganas bersifat mature,

    diklasifikasikan sebagai leukemia kronis. )e3ara umum kedua grup tersebut berhubungan

    dengan peralanan klinisnya, yaitu 3epat 'akut dan lambat 'kronis. )elanutnya leukemia

    dibagi berdasarkan turunannya yaitu lymphoid atau myeloid. #yeloid meliputi granulositik,

    monositik, megariositik, dan eritrositik. Oleh karena itu, klasifikasi leukemia dibagi

    kedalam empat kategori a3ute lymphoblasti3 leukemia '+LL, a3ute myeloid

    leukemia '+#LI uga disebut a3ute nonlymphoblasti3 leukemia, +4LL, 3hroni3

    lympho3yti3 leukemia 'LL, dan 3hroni3 myelogenous leukemia '#L 'Harmening,

    2002

    ,.1.2.LEUKE$IA $IELOBLAS4IK AKU4

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    11/24

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    12/24

    mempunyai risiko yang auh lebih tinggi dibandingkan populasi normal untuk menderita

    L#+. arium

    dan kanker o>arium dan kanker testis. 7enis kemoterapi yang paling sering memi3u

    timbulnya L#+ adalah golongan alkylating agent dan topoisomerase II inhibitor. L#+

    akibat terapi mempunyai progonosis yang lebih buruk dibandingkan dengan L#+ de noo

    sehingga di dalam klasifikasi leukemia >ersi World Health Organization 'WHO

    dikelompokan tersendiri ':abel .

    PA4O3ENESIS

    atogenesis utama L#+ adalah adanya blokade maturitas yang menyebabkan proses

    diferensiasi selsel seri mieloid terhenti pada selsel muda (blast) dengan akibat teradi

    akumulasi blast di dalam sumsum tulang akan menyebabkan gangguan hematopoesis normal

    dan pada gilirannya akan mengakibatkan sindrom kegagalan sumsum tulang (bone marrow

     failure syndrome) yang ditandai denga adanya sitopenia 'anemia, lekopenia dan

    trombositopenia. +danya anemia akan menyebabkan pasien mudah lelah dan pada kasus

    yang lebih berat seak nafas, adanya trombositopenia akan menyebabkan tandatanda

     perdarahan, sedang adanya leukopenia akan menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi,

    termasuk infeksi oportunis dari flora bakteri normal yang ada didalam tubuh manusia. )elain

    itu selsel blast yang terbentuk uga punya kemampuan untuk migrasi keluar sumsum tulang

    dan berinfiltrasi ke organorgan lain seperti kulit, tulang, aringan lunak dan sistem syaraf 

     pudat dan merusak organorgan tersebut dengan segala akibatnya.

    4ANDA DAN 3E5ALA

    Berebeda dengan anggapan umum selama ini pada pasien L#+ tidak tidak selalu

    diumpai leukositosis. Leukositosis teradi pada sekitar 50/ kasus L#+, sedang 5/ pasien

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    13/24

    mempunyai angka leukosit yang normal dan sekitar !5/ pasien mengalami netropenia.

    #eskipun demikian, selsel blast dalam umlah yang signifikan didarah tepi akan ditemukan

     pada 85/ kasus L#+. Oleh %arena itu sangat penting untuk memeriksa rin3ian enis selsel

    leukosit di darah tepi sebagai pemeriksaan a1al, untuk menghindari kesalahan diagnosis pada

    orang yang di duga menderita L#+.

    :anda dan geala utama L#+ adalah adanya rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang

    disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang sebagaimana disebutkan di aJtas.

    erdarahan biasa teradi dalam bentuk purpura atau petekia yang sering diumpai di

    ekstremitas ba1ah atau berupa epistaksis K, perdarahan gusi dan retina. erdarahan yang lebih

     berat arang teradi ke3uali pada kasus yang disertai dengan &(. %asus &( ini paling

    diumpai pada kasus L#+ tipe #!. (nfeksi sering teradi di tenggorokan, paruparu, kulit dan

    daerah perirektal, sehingga organorgan tersebut harus diperiksa se3ara teliti pada pasien

    L#+ dengan demam.

    ada pasien dengan angka leukosit yang sangat tinggi 'lebih dari 00 ribu;mm!, sering

    teradi leukostasis, yaitu teradinya gumpalan leukosit yang menyumbat aliran pembuluh

    darah >ena maupun arteri. Ceala leukostasis sangat ber>ariasi, tergantung lokasi

    sumbatannya. Ceala yang sering diumpai adalah gangguan kesadaran, sesak nafas, nyeri

    dadan dan priapismus. +ngka leukosit yang sangat tinggi uga sering menimbulkan gangguan

    metabolisme berupa hiperurisemia dan hipoglekimia. Hiperurisemia teradi akibat selsel

    leukosit yang berproliferasi se3ara 3epat dalam umlah yang besar. Hipoglikemia teradi

    %aren akonsumsi gula in itro dari sampel darah yang akan diperiksa, sehingga akan

    diumpai hipoglikemia yang asimptomatik karena hipoglikemia tersebut hanya teradi in iro

    tetapi tetapi tidak in io pada tubuh pasien.

    (nfiltrasi selsel blast akan menyebabkan tanda;geala yang ber>ariasi tergantung

    organ yang di infiltrasi. (nfiltrasi selsel blast di kulit akan menyebabkan leukemia kutis yaitu

     berupa benolan yang tidak berpigmen dan tanpa rasa sakit, sedang infiltrasi selsel blast di

     aringan lunak akan menyebabkan nodul di ba1ah kulit 'kloroma. (nfiltrasi selsel blast di

    dalam tulang akan menimbulkan nyeri tulang yang spontan atau dengan stimulasi ringan.

    embengkakan gusi sering diumpai sebagai manipestasi infiltrasi selsel blast kedalam gusi.

    #eskipun arang, pada L#+ uga dapat diumpai infiltrasi selsel blast  ke daerah menings

    dan untuk penegakan diagnosis diperlukan pemeriksaan sitologi dari 3airan serebro spinal

    yang diambil melalui prosedur pungsi lumbal.

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    14/24

    DIA3NOSIS

    )e3ara klasik diagnosis L#+ ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik, morfologi

    sel dan penge3atan sitokimia. )eperti sudah disebutkan, seak sekitar dua dekade tahun yang

    lalu berkembang 2 'dua teknik permeriksaan terbaru  Immunophenotyping dan analisis

    sitogenetik. Berdasarkan pemeriksaan morfologi sel dan penge3atan sitokimia, gabungan ahli

    hematologi +merika, ran3is dan (nggris pada tahun 9-" menetapkan klasifikasi L#+ yang

    terdiri dari 8 subtipe '#0 sampai dengan #-, :abel 2. %lasifikasi ini dikenal dengan nama

    klasifikasi

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    15/24

    kelainan yang menyebabkan hilang atau bertambahnya materi kromosom dan kelainan

    menyebabkan perubahan yang seimbang tanpa menyebabkan hilang atau bertambahnya

    materi kromosom. %elainan pertama dapat berupa kehilangan sebagian dari materi kromosom

    'delesi;del atau hilangnya satu materi kromosom se3ara utuh 'monosomi. enambahan

    materi kromosom uga dapat bersifat sebagian 'duplikasi;d atau bertambahnya satu atau

    lebih materi kromosom se3ara utuh 'trisomi, tetrasomi. %elainan kedua berupa perubahan

    kromosom seimbang dalam bentuk perubahan resiprokal antara dua atau lebih kromosom

    'translokasi;t atau perubahan pada berbagai bagian dalam satu kromosom 'in>erse;in>.

    %elainan sitogenetik t '8,2, t '5,-, in> '";t dan translokasi J2! merupakan

    kelainan sitogenetik yang diumpai pada 2/28/ pasien L#+ de1asa. %elainan sitogenetik 

    lain yang diumpai dalam umlah 3ukup signifikan pada pasien L#+ adalah trisomi, delesi

    dan kelainan karyorype yang kompleks 'mempunyai kelainan sitogenetik ! atau lebih.

    %elainan sitogenetik pada pasien L#+ mempunyai nilai prognosik. asien dengan kelainan

    sitogenetik t '5-, in> '", t '"" atau del '"J dan t '82 yang tidak disertai del'9J

    atau kelainan karyotype yang kompleks mempunyai prognosis yang baik (faourable)! pasien

    dengan kelainan sitogenetik5 atau del '5J.- ataau del '-J, in> '!J, del '9J, t '9I22 dan

    karyotype yang kompleks mempunyai prognosis yang buruk (unfaourable). rofil kelainan

    sitogenetik pada pasien L#+ uga mempunyai implikasi terhadap terapii sebab de1asa ini,

    meskipun masih 3ontro>ersial, telah dikembangkan strategi terapi pada pasien L#+

     berdasarkan profil sitogenetik pasien 'lihat terapi.

    Berdasarkan profil kelainan sitogetik pasien, WHO ,mengaukan usulan perubahan

     perubahan klasifikasi L#+, yang telah diadopsi di banyak 4egara '4a"e& 1. ada 4a"e& 2

    dapat dilihat kesepadanan diagnosis L#+ berdasarkan klasifikasi

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    16/24

    :abel %lasifikasi WHO ntuk L#+

    (. L#+ dengan translokasi sitogenetik rekuren

    L#+ dengan t'8I2'J22IJ22, A"# $(%&'a)O

    +L dengan t'5I-'J22IJ2 dan >arian>ariannya, *"#+,A,a

    L#+ dengan aosinotil sumsum tulang abnormal dengan in> '"'p!J22 atau t'"I"

    'pt!IJ, %&'-+"H$$L#+ dengan abnormali tas J2! ("##)

    ((. L#+ dengan multillineage dyspiasia

    &engan sindrom myelodisplasia

    :anpa sindrom myelodisplasia

    (((.L#+ dan sindroma myelodisplastik yangberkaitan

    dengan terapi akibat obat alkilasi akibat

    epipodofilotoksin 'beberapa merupakan kelainan limfoid tipe lain

    (D.L#+ yang tidak terspesifikasi

    L#+ diferensiasi minimal

    L#+ tanpa maturasi

    L#+ dengan maturasi

    L#+ dengan diterensiasi monositik Leukemia monositik akut

    Leukemia eritroid akut

    Leukemia megakariositik akut

    Leukemia basotitik akut

    anmielosis akut dengan mielofibrosis

    4ERAPI

    Bila memungkinkan terapi L#+ diren3anakan untuk tuuan kuratif. enderita yang

    mempunyai peluang besar untuk men3apai tuuan kuratif adalah mereka yang berusia "0

    tahun, tanpa komorbitas yang berat serta mempunyai profil sitogetik yang  faorable 'lihat

     ba1ah. ntuk mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal, sangat penting untuk 

    melakukan skrining a1al dengan teliti sebelum pengobatan dimulai. )krining a1al ini,

    terutama dituukan untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi

    :abel 2. %esepadanan &iagnosis )ubgrup L#+ Berdasarkan %lasifikasi

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    17/24

    &*%+4

    #!

    Leukemia promielositik 

    akut '50/

    F F

    t'5I- '98/

    t'I- '/ t'5I-

    '/

    #L,

    $+$

    LM'!J2" N t'!I!

    '!/.

    #LL,

    &*%+4

    *D

    #?*0

    Leukemia mielomonositik 

    dengan eosinofil abnormal

    '50/

    F F F

    (n>'", t'", "

    '80/

    B

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    18/24

     bertuuan untuk mengeradikasi selsel leukemik se3ara maksimal sehingga ter3apai remisi

    komplit.istilah remisi komplit digunakan bila umlah selsel darah diperedaran darah tepi

    kembali normal serta pulihnya populasi sel di sumsum tulang termasuk ter3apainya umlah

    selsel blast 5/. erlu ditekankan disini, meskipun teradi remisi koplit tidak berarti bah1a

    selsel klonal leukemik telah tereradikasi seluruhnya, %arena selsel leukemik akan terdeteksi

    se3ara klinik bila umlahnya lebih dari 09 log sell. 7adi pada kasus remisi komplit, masih

    tersisa seumlah signifikan selsel leukemik di dalam tubuh pasien tetapi tidak dapat

    dideteksi. Bila dibiarkan, selsel ini berpotensi menyebabkan kekambuhan di masamasa

    yang akan dating. Oleh karena itu, meskipun pasien telah men3apai remisi komplit perlu

    ditindak lanuti dengan program pengobatan selanutnya yaitu kemoterapi konsolidasi.

    %emoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari bebeapa siklus kemoterapi dan atau lebih besar 

    dari dosis yang digunakan pada fase induksi.

    )eperti yang sudah disebutkan di atas, tuuan utama pengobatan L#+ adalah untuk 

    mengeradikasi selsel leukemik di dalam sumsum tulang. :indakan ini uga akan

    mengeradikasi sisasisa sel hematopoeisis normal yang ada di dalam sumsum tulang,

    sehingga pasien L#+ akan mengalami periode aplasia pas3a terapi induksi. ada saat

    tersebut pasien sangat rentan terhadap infeksi dan pendarahan. ada kasus yang berat kedua

    komplikasi ini dapat berakibat fatal. Oleh karena itu terapi suportif berupa penggunaan

    antibiotika dan transfuse komponen darah 'khususnya sel darah merah dan trombosit sangat

     penting untuk menunang keberhasilan terapi L#+.

    :erapi pada L#+ dibedakan menadi 2 yaitu terapi untuk L#+ pada umumnya dan

    terapi khusus untuk leukemia promielositik akut 'L+.

    4era(i L$A (da Umumn7a 84a"e& ,9

    :erapi standar -F! adalah kemoterapi induksi dengan regimen sitarabin dan

    daunorubisin dengan protokol sitarabin 00;m2 diberikan se3ara infus kontinyu selama - hari

    dan daunorubisisn ?5"0 mg;m2;hari i> selama ! hari sekitar !0?0/ pasien mengalami

    remisi komplit denga terapi sitarabin dan dounorubisin yang diberikan sebagai obat tunggal,

    sedang bila diberikan sebagai kombinasi remisi komplit di3apai oleh lebih daro "0/ pasien.

    Bila terdapat residual disease  pada hari ke28 perlu dipertimbangkan adanya gagal terapi

     primer dan perlu dimulai terapi alternati>e dengan regimen lain.

    :abel !. ilihan :erapi L#+ noL+

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    19/24

    )itogenetik 

    +1al

    %emoterapi

    (nduksi

    :erapi ost $emisi

    &onor HL+

    sesual

    :idak ada donor 

    orable )tandar -F! H&+R !? siklus, atau 2

    ! siklus diikuti H):

    atalog

    H&+R !?

    siklus, atau 2!

    siklus diikutiH): atalog

    (ntermediate )tandar -F! H): alogenik )esegera

    mungkin atau H&+@ 2?

    sikius

    H&+@ 2? siklus

    F H): atalog

    nta>orable )tandar -F! H): alogenik sesegera

    mungkin

    H&+@ 2? sikus

    = H): otolog

    ada pasien dengan gangguan fungsi antung pemakaian antrasiklin merupakan kontra

    indikasi terutama bila terdapat ri1ayat miokard infark dan fraksi eeksi kurang dar 50/.

    ilihan terapi pada kondisi ini adalah  High dose cytarabine  'arai;&+. $egimen terapi

    yang dipakai pada H&+ adalah sitarabin 2! g;mE infus i> selama 2 am tiap 2 am

    s3lama 2 dosis atau sitarabin 2! g;m2 selama 2 am setiap 2 am pada hari ,!, dan 5.

    ilihan untuk terapi post remisi dapal berupa kernoterapi konsolidasi, transpiantasi sel

    stem hematopoetik 'hernatopoelic stem cell   transpiantion;  H/%  otolog, atau H):

    alog3nik. 7enis terapi pada pas3a remisi ditentukan berdasarkan usia dun faktor prognostik 

    terutama profil sitogenetik. )ebagian besar pasien usia muda memberikan respons yang (ehih

     baik dibanding pasien usia tua.

    Bila Leradi relaps dapat diberikan lagi kemoterapi intensif dan;atau H): untuk 

    men3apai remisi komplit kedua atau hanya diberikan pera1atan suportif. en3apaian remisi

    komplit kedua tidak begitu dipengaruhi karakter sitogenetik. namun lebih dipengaruhi oleh

    durasi remisi komplit pertama, usia, dan ada tidaknya komorbilitas aktif.

     &urasi median remisi komplit kedua umumnya kurang dari " bulan bila tanpa H):

    dengan disease0fre  surial  kurang dan 0 bulan. )ur>i>al meningkat bila sebelumnya pasien

    telah menalani H): alogenik. naniun donor untuk prosedur tersebut umumnya terhatas.

    4era(i Leukemia Pr#miesitik Akut

    (nsidensi L+ sebesar 05/ pasien L#+. enyakit ini ditandai dengan kelainan

    sitogen3tik berupa t '5- yang diumpai pada sekitar 90/ kasus. %elainan sitogenetik t

    '5- akan nienyebabkan fusi gen #L dan $+$, menadi gen #L$+$.

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    20/24

    gen #L $+$3R sebagai target aksi keranya. engobatan L+ dengan +:$+

    menghasilkan angka kesembuhan lebih dari -0/.

    L+ merupakan predisposisi untuk teradinya koagulopati yang dalam hal ini

    diakibatkan oleh kombinasi antara &( dan hiperfibrinolisis primer. asien dengan

    manifestasi koagulopati harus segera mendapat terapi induksi '+:$+. ada pasien yang

    mengalami perdarahan yang tidak terkendali 'setelah terapi transfusi dapat diberikan e0

    aminocaproic acid '*++ dab trane1amide acid.

    :erapi induksi L+ terdiri atas kombinasi +:$+ plus kemoterapi berbasis antrasiklin.

    +ntrasiklin dapat menginduksi remisi pada "090/ pasien bila digunakan sebagai obat

    tunggal. )el leukemik pasien L+ sensitif terhadap antrasiklin %arena rendahnya ekspresi

    gp dan pertanda resistensi lainnya pada selsel L+ disbanding dengan subtipe L#+

    lainnya. +:$+ adalah suatu deri>atf >itamin + yang mampu mengindikasi remisi klinis

    dengan mengaktifkan maturasi sel tanpa menyebabkan hipoplasia sumsum tulang. )ebagai

    obat tunggal +:$+ menginduksi remisi pada -28/ pasien. mumnya +:$+ mulai

    diberikan dalam 2! hari pertama pada pasien dengan perdarahan berat untuk mengatasi

    koagulopati pada L+ sebelum mulai dengan terapi berbasis antrasiklin. ara ini akan

    menyebabkan angka lekosit menadi tidak terlalu tinggi lagi. )elain itu 3ara ini menurunkan

    insiden sindrom asam retinoid (retinoic acid syndrome+,A/).

    PRO3NOSIS

    Lo1enberg et al mengelompokkan prognosis pasien +#L menadi ! kelompok 

     berdasarkan temuan klinis dan laboratoris yaitu baik ' faorable, menengah (intermediate

    dan buruk 'unfaorable). %elompok dengan prognosis baik meliputi pasien usia "0 tahun

    atau Q 2 tahun, kelainan kromosomal minimal, infiltrasi sel blas multiorgan minimal, kadar 

    leukosit 20.000;mm!, respon yang baik terhadap kemoterapi induksi, tidak resisten

    terhadap multidrug therapy, tidak ditemukan leukemia ekstramedullar dan leukemia

    sekunder. +ngka harapan hidup 2 tahun kedepan '2 years surial rate bagi kelompok ini

    adalah 5085/ 29

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    21/24

    )edangkan kelompok dengan prognosis buruk meliputi pasien usia Q "0 tahun atau

    2 tahun, ditemukan dua atau lebih kelainan kromosomal, infiltrasi sel blas pada banyak 

    organ, kadar leukosit Q 20.000;mm!, respon yang buruk terhadap kemoterapi induksi,

    resisten terhadap multidrug therapy, serta ditemukannya leukemia ekstramedullar dan

    leukemia sekunder.,29  +ngka harapan hidup 2 tahun kedepan '2 years surial rate bagi

    kelompok ini adalah 020/." )edangkan kelompok dengan prognosis menengah adalah

     peralihan dari baik dan buruk dan men3akup faktorfaktor lain yang tidak termasuk dalam

    kelompok prognosis baik maupun buruk dengan angka harapan hidup 2 tahun kedepan ' 2

     years surial rate sekitar ?050/ .29

    BAB I:

    .1.PE$BAHASAN

    ANA$NESIS

    Pada kasus

     pada pasien ini, terdapat keluhan "eru(a "adan &emas; seak hari )#$). %eluhan

    dirasakan semakin memberat dan berlangsung sepanang hari. asien merasa menadi muda'

    &e&a' kertika berakti>itas ringan. asien uga mengeluhkan (usin!;  sakit di area tu&an!

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    22/24

    (un!!un!, disertai perut kembung, dan !usi "erdara'. $imisan teradi selama 2 hari ketika

    dira1at di $).7ampang. Pada ku&it di area kaki (asien u!a ter&i'at  "erasi organI )ementara pada L#+,

    hepatoslenomegali sering ditemukan dan limfadenopati mungkin ada. Hipertrofi gingi>al atau

     pembengkakan kelenar parotis terkadang ditemukan pada L#

    PE$ERIKSAAN FISIK 

    Pada kasus

    ) Berat "adan > turun / k!

    ) $ata > (erdara'an !usi 8@9) Ekstremitas "a=a' > Ber

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    23/24

    PE$ERIKSAAN PENUN5AN3

    Pada kasus

    ada pasien melalui pemeriksaan penunang didapatkan anemia  n#rm#kr#m

    n#rm#siter  dengan Hb 9,9 g/, &euk#sit menin!kat  yaitu ".000;ul dan terdapat

    tr#m"#sit#(enia dengan tr#m"#sit 1.;ul. ada pemeriksaan morfologi darah tepi pasien masih menunggu hasil. ada

     pemeriksaan darah lengkap leukemia myeloblastik akut umumnya didapatkan anemia,

    kelainan umlah hitung enis leukosit dan trombositopenia.

    4e#ri

    +nemia  hampir selalu ada, namun hanya kirakira 25/. 7umlah leukosit dapat

    normal, meningkat atau menurun pada saat diagnosis. Hi(er&euk#sit#sis  'Q00.000;mm!

    teradi pada kirakira 5/ pasien dan dapat melebihi 200.000;mm!. )ekitar 50/ penderita

    dengan hitung leukosit kurang dari 0.000;mm! dan sekitar 20/ memiliki hitung leukosit

    lebih besar dari 50.000;mm!. %ebanyakan penderita uga tr#m"#sit#(enia, tetapi kirakira

    25/ mempunyai trombosit 00.000;mm!.

    #embedakan +LL dengan +#L merupakan langkah yang harus dilakukan pada

    setiap leukemia akut, karena akan sangat menentukan enis terapi dan prognosis penderita.

    gambaran morfologi sel blas pada apus darah tepi atau sumsum tulang kadangkadang tidak 

    dapat membedakan LL+ maupun L#+ sehingga perlu dilakukan pemeriksaan sitokimia.

    e1arnaan )udan Bla3k dan mieloperoksidase akan memberikan hasil yang positif pada

    +#L namun negatif pada +LL. #ieloperoksidase merupakan enEim sitoplasmik yang

    ditemukan pada granula primer dari prekursor granulositik, yang dapat dideteksi pada sel blas

    L#+. munya sitoplasma limfoblas mengandung agregat bahan aktif +) ' *eriodic acid0

    /chiff  berukuran besar, sedangkan mieloblas sering positif peroksidase.

    ada pasien ini masih diperlukan pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan aspirasi

    sumsum tulang, sitokimia ataupun imunofenotipe untuk penegakan diagnosis pasti sebelum

    dilakukan penatalaksanaan. )ehingga perlu dilakukan ruukan ke $umah )akit dengan

    fasilitas pemeriksaan tersebut.

  • 8/19/2019 Laporan Kasus Leukemia Tgl 07 Jam 08.52

    24/24

    .2.DAF4AR PUS4AKA

    . ermono HB dan grasena (&C. Leukemia +kut. &alam ermono HB, )utaryo,

    grasena (&C, dkk'eds. Buku +ar HematologiOnkologi +nak etakan %edua.

    7akarta, Badan enerbit (katan &okter +nak (ndonesia, 200" p. 2!"2?-.

    2. rist W# dan ui H. Leukemia. &alam Wahab +), 4oerhayati, )oebono H, dkk 

    'eds. 4elson (lmu %esehatan +nak *disi 5 Bahasa (ndonesia Dol. !. 7akarta, enerbit

    Buku %edokteran *C, 2000 p. --2---.

    !. %urnianda 7. Leukemia #ieloblastik +kut. &alam )udoyo +W, )etiyohadi B, +l1i (,

    )imadibrata #%, )etiati ) 'eds. Buku +ar (lmu enyakit &alam *disi %eempat >ol. .

    7akarta usat enerbitan, &epartemen (lmu penyakit &alam ersitas (ndonesia, 200" p. -0"-09.

    ?. +ster 7. )istem Hematopoietik dan Limfoid. Hartanto H, &armaniah 4, 4anda W, dkk 

    'eds. $obbins Buku +ar atologi *disi - Bahasa (ndonesia Dol.2. 7akarta, enerbit

    Buku %edokteran *C, 200- p. ?-5?--, ?89?9.

    5. +nonymous. +3ute myelogenous leukemia '+#L. +>ailable from $L

    http;;111.leukemiainfo3enter.3om;+3uteS#yelogenousSLeukemia;32-;Leukemia and

    OtherSBloodSan3ers;+3uteS#yelogenousS#yeloidSLeukemiaS+#L.html