laporan kasus hiperemesis gravidarum-finish

8
LAPORAN MANAJEMEN KASUS KIA HIPEREMESIS GRAVIDARUM Disusun Oleh : dr. Prayogi Agil Dokter Pendamping : dr H! Ri"ka S#"anti NIP : $%&&'$(& (''&'$ ( '$' PUSKESMAS RA)A* JALAN SEGEDONG KA+UPA*EN MEMPA)AH ('$,

Upload: yogi-agil-murdjito

Post on 01-Nov-2015

102 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Kasus KIA Hiperemesis Gravidarum

TRANSCRIPT

LAPORAN MANAJEMEN KASUS KIAHIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh :dr. Prayogi Agil

Dokter Pendamping :dr. Hj. Riska SusantiNIP : 19770127 200701 2 010

PUSKESMAS RAWAT JALAN SEGEDONGKABUPATEN MEMPAWAH2015

BAB ILAPORAN KASUS

1. Identitas Pasiena. Nama: Ny.Rb. Jenis Kelamin: Perempuanc. Umur: 30 tahun d. Pekerjaan: IRTe. Pendidikan : SMPf. Agama: Islamg. Alamat : Parit Bugis 04/02

2. Latar belakang keluargaa. Status Perkawinan: Menikahb. Jumlah Anak: 3 orang c. Status Ekonomi Keluarga: menengahd. Kondisi Rumah: Rumah terletak di sebuah perkampungan yang padat penduduk, 20 meter dari sebuah sungai. Sumber air keluarga adalah PDAM dan air sungai.e. Kondisi Keluarga: Pasien tinggal bersama dengan keluarga intinya dengan anggota keluarga berjumlah 5 orang terdiri suami, pasien dan 3 orang aaknya.Komunikasi terjalin baik di atara sesama anggota keluarga. Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami pasien bekerja sebagai pegawai swasta.

3. Keluhan UtamaPasien datang dengan keluhan utama mual dan muntah sejak 1 bulan yang lalu

4. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan mual dan muntah sejak 1 bulan yang lalu. Tetapi keluhan dirasakan semakin bertambah sering sejak 1 minggu yang lalu. Mual dan muntah terjadi sepanjang hari namun dirasakan memberat terutama pada pagi hari. Muntah sebanyak > sepuluh kali per hari dengan volume 1/2 - 3/4 gelas kecil. Isi muntahan berupa makanan minuman yang dikonsumsi sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan dirasakan menurun. BAB dan BAK dirasakan agak jarang. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati. Berat badan terjadi penurunan, 2 minggu yang lalu pasien menimbang BB 57 kg dan pada saat ini BB turun menjadi 52 kg. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya maupun dalam pekerjaan.Saat datang ke Bidan Desa pasien tidak sadar bila sedang hamil karena pasien sedang mengikuti program KB dengan metode suntik tiap 3 bulan sekali. Pasien terakhir melakukan suntik KB 2 bulan sebelum terdiagnosis sedang hamil.5. Riwayat Penyakit Dahulu/Keluarga: Pasien mengalami gejala yang sama pada kehamilan sebelumnya, yaitu pada kehamilan pertama, kedua dan ketiga, tetapi tidak separah pada kehamilan saat ini. Riwayat abortus : - Riwayat Hipertensi: disangkal Riwayat Diabetes Melitus: disangkal Riwayat Gastritis: +

Riwayat ObstetriHPHT : Tidak diketahuiTP :19 Juni 2015UK : Sulit ditentukan

Riwayat PersalinanAnak I:Tahun 2005 jenis kelamin perempuan, lahir spontan, ditolong bidan, BB: 2.700 gram, hidup.Anak II: Tahun 2007 jenis kelamin laki-laki, lahir spontan, ditolong bidan, BB: 3.200 gram, hidup.Anak III: Tahun 2010 jenis kelamin perempuan, lahir spontan, ditolong bidan, BB: 2.500 gram, hidup.

Riwayat Perkawinan: pasien menikah satu kali dan sudah berlangsung selama 11 tahun. Riwayat Kontrasepsi : pasien sedang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan saat didiagnosis hamil.Riwayat haid pasien Usia pertama kali haid:13 tahun haid teratur dengan siklus 28 hari lama haid: 7 hari

6. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum: Tampak Lemas1. Kesadaran: compos mentis1. Vital sign: TD: 120/70 mmHgN: 86x/menitRR: 19 x/menitT: 36,5 C1. Tinggi badan: 148 cm1. Berat Badan : 37 kge. Kepala: normochepalf. Mata: conjunctiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, mata cekung (-/-), g. Telinga: tidak ada sekret, tidak ada perdarahanh. Hidung: tidak ada sekret, tidak ada perdarahani. Mulut: bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, bibir kering (+)j. Leher: pembesaran kelenjar tiroid (-), Pembesaran kelenjar getah bening (-)k. DadaInspeksi: bekas luka (-), retraksi (-)Perkusi: sonor +/+Palpasi: pengembangan dada simetris +/+ Fremitus (+) normalAuskultasi:Cor: S1 S2 reguler, bising jantung (-)Pulmo: vesikuler +/+, ronkhi (-), wheezing (-)l. Abdomen : bekas operasi (-), TFU tidak teraba, bising usus (+) , nyeri tekan epigastrium (+)m. Ekstremitas : akral hangat, edem (-)

7. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan8. Usulan : Pemeriksaan laboratorium: Darah Rutin, elektrolit, urinalisis, Kadar Gula darah, pemeriksaan USG obstetrik

9. Diagnosis Kerja: G4P3A0 Gravida tidak diketahui dengan Hiperemesis Gravidarum (O.21.0)

10. Diagnosis Banding: Gastritis (K.25.4) Ulkus Peptikum ( K.25.9)

11. Manajemen:1. Promotif: Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. Menyediakan obat di rumah apabila asam lambung meningkat.2. Preventif: Jangan membiarkan diri dalam keadaan terlalu lapar atau dalam kondisi perut terlalu kenyang. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan air teh. Menjaga asupan makan dengan baik-baik dan menghindari makanan pedas. Menghindari makan terlalu kenyang, makanan yang berminyak dan berbau lemak seperti goreng-gorengan, makanan berlemak dan daging berlemak agar tidak merangsang muntah Menghindari kekurangan karbohidrat, dianjurkan makanan yang mengandung gula. Hindari stress.3. Kuratif: Non Farmakologis Istirahat yang cukup Mengatur pola makan (jumlah, jenis, dan frekuensi) dengan makan sesering mungkin, dalam porsi kecil-kecil. Siang hari untuk makan porsi besar, malam hari cukup porsi kecil. Makan cemilan sebelum tidur, karena akan mengurangi rasa mual esok paginya. Menghisap atau mengunyah permen, terutama permen jahe, dapat membantu menahan rasa ingin muntah. Isolasi penderita dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan ventilasi udara yang baik. Hindari pencetus untuk terjadinya mual dan muntah seperti bau yang tidak mengenakkan. Farmakologis Ondansetron tab 3 x 4 mg Ranitidin 2 x 150 mg Antasida 3 x 1 tablet Vit B6 3 x 1 tablet Metoclopramid 3 x 10 mg4. Rehabilitatif : Minum obat sesuai anjuran. Meningkatkan makanan bergizi dan makan sedikit tetapi lebih sering

BAB. IIANALISIS KASUS

Hubungan diagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisikPada kasus ini, pasien didiagnosis dengan G4P3A0 gravida tidak diketahui dengan hiperemesis gravidarum karena berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gejala mual dan muntah >10x/hari, pasien tampak lemas, lemah, muntah terjadi hampir setiap saat dan terutama pada pagi hari, segala yang dimakan dimuntahkan. Keluhan ini memberat sejak 1 minggu yang lalu, sehingga pasien menjadi lemah dan mengganggu aktivitas seharihari. Dari pemeriksaaan fisik didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 86x/menit, nafas 19x / menit. Pasien positif didiagnosis hamil 1 minggu sebelum dilakukannya anamnesis ini. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama pada kehamilan ketiga kehamilan sebelumnya, pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pada pasien ini tidak ditemukan tandatanda dehidrasi.Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.

Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien ini. Beberapa etiologi dan faktor predisposisi hiperemesis gravidarum ini antara lain primigravida, faktor psikologis, umur muda, < 16 minggu, riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya dan terdapat hubungan dengan penyakit keluarga. Pada pasien ini, merupakan kehamilan anak keempat, dengan usia 30 tahun, dengan usia kehamilan tidak diketahui tetapi kemungkinan kurang dari 20 minggu. Namun pada kehamilan-kehamilan sebelumnya pasien juga mengalami keluhan seperti ini. Walaupun adanya masalah psikologis seperti keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya dalam diri pasien disangkal dari sebagai salah satu faktor predisposisi penting belum bisa disingkirkan, karena perlu pendekatan yang komprehensif untuk menggali hal ini lebih dalam.Untuk mengetahui adanya faktor risiko lain seperti adanya penyakit mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG belum dapat dipastikan dan ini membutuhkan pemeriksaan lanjutan. Penyebab pada pasien ini diakibatkan cara makan yang salah. Sebaiknya makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering.Analisis untuk mengurangi paparan dengan faktor risiko atau etiologi pada pasien ini. Untuk mengurangi mual muntah pada pasien ini disarankan agar istirahat yang cukup, hindari pencetus untuk terjadinya mual dan muntah. Dapat pula dengan terapi psikologis seperti memberikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosioekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.Mengubah kebiasaan kebiasaan buruk tersebut diatas, membiasakan hidup sehat dan teratur. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering, menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan air teh, makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan, menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang mengandung gula.Secara farmakologi diberikan obat ondansetron dan metoclopramid untuk mengurangi frekuensi muntah dari pasien. Ondansetron bekerja dengan cara memblok serotonin di perifer (nervus vagal) dan di sentral (zona pencetus kemoreseptor) yang berakibat pada peningkatan ambang batas pencetus terjadinya muntah. Metoclopramid bekerja dengan cara memblok reseptor dopamin dan serotonin di sentral sistem saraf dan meningkatkan pengosongan lambung. Antasida dan ranitidin diberikan untuk mengatasi nyeri ulu hati. Antasida bekerja dengan cara menetralisir asam lambung. Ranitidin merupakan antagonis histamin H2 yang menyebabkan inhibisi dari sekresi gaster. Vitamin B6 dari beberapa penelitian juga memiliki efek mengurangi frekuensi muntah pada hiperemesis gravidarum walaupun cara kerja vitamin ini untuk mengobati hiperemesis gravidarum belum diketahui.

Segedong, 4 Agustus 2015Peserta Internship

dr. Prayogi Agil Pendamping

dr. Hj. Riska Susanti NIP : 19770127 200701 2 010