laporan jaga ruangan sakinah

10
 LAPORAN JAGA RUANGAN SAKINAH TANGGAL 26 MARET 2014 DM JAGA : SATRIA CANDRA KUSUMA DAN RIZKY DWIDYA AMIRTASARI Dafta !a"#$% "a&#%a' 1. Sakina h VK VI P Ny vi vin Novit a diagnosis placenta kalsifi kasi (l ampiran 1) 2. Sakina h .1 Ny ! as ripah di agnosi s Kist a "vari# m (lampiran 2) $. Saki nah .2 Ny %idya &'i i tri ya nti dia gnos is pos t S *I P+ ,++ + ,- lili tan ta li  p#sat (lampiran $) . Saki nah /.1 Ny &esy 0r tanty diag nos is post S *I I P1++1 , +++ ,- S P& (lampiran ) 3. Sakina h /.2 Ny 0n dang dia gnosi s Post ystectomy Sinist ra (lam piran 2) 4. Saki nah /.$ Ny Siti 5#ef ar ochah di agnosis *I P++ ++,+++ 6K 17 2 letkep p#ki (lampiran 3) /. Sakina h /. Ny 8i ssa di agnosi s P1++1,+++ spon tan an emia (l ampir an 3)

Upload: rachma-susteriana-putri

Post on 02-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPJAG

TRANSCRIPT

LAPORAN JAGA RUANGAN SAKINAH

TANGGAL 26 MARET 2014

DM JAGA : SATRIA CANDRA KUSUMA DAN RIZKY DWIDYA AMIRTASARI

Daftar pasien sakinah

1. Sakinah VK VIP Ny vivin Novita diagnosis placenta kalsifikasi (lampiran 1)2. Sakinah 4.1 Ny Yasripah diagnosis Kista Ovarium (lampiran 2)

3. Sakinah 4.2 Ny Lidya Dwi Fitriyanti diagnosis post SC GI P0 A000 ATH lilitan tali pusat (lampiran 3)4. Sakinah 7.1 Ny Desy Ertanty diagnosis post SC GII P1001 A000 ATH + BSC + CPD (lampiran 4)

5. Sakinah 7.2 Ny Endang diagnosis Post Cystectomy Sinistra (lampiran 2)

6. Sakinah 7.3 Ny Siti Muefarochah diagnosis GIP0000A000 UK 41-42 letkep puki (lampiran 5)

7. Sakinah 7.4 Ny Rissa diagnosis P1001A000 spontan + anemia (lampiran 5)

Lampiran 1

1. Plasenta kalsifikasiaDefinisi

Adanya deposit kalsium pada plasenta. Deposit ini menyebabakan bagian plasenta yang ditempatinya mati. Deposit ini bisa menyebabkan jaringan plasenta yang ditempatinya menjadi jaringan ikat dan menyumbat pembuluh darah plasenta.

bKalsifikasi plasenta secara USG dikategorikan 4 grade :Grade 0: tidak ditemukan kalsifikasi

Grade I: terlihat sedikit gambaran kalsifikasi

Grade II: ditemukan dengan mudah kalsifikasi setengah lingkaran

Grade III: banyak ditemukan kalsifikasi berbentuk lingkaran

cEtiologi

masih belum jelas. Beberapa penelitian mendapatkan faktor penyebabnya adalah bumil yang merokok, sedangkan untuk menetralkan efeknya dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung antioksidan.

Lampiran 2

2. Kista Ovarium

a. Epidemiologi

Kista ovarium umum ditemukan pada wanita usia reproduktif. Kista menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi.Karena 20-30% kista dapat berpotensi menjadi ganas terutama pada wanita diatas 40 tahun.

Angka kejadian kista ovarium di dunia yaitu 7% dari populasi wanita, dan 85% bersifat jinak. Sedangkan angka kejadian di Indonesia tidak diketaui secara pasti dikarenakan pencatatan kasus yang kurang baik, diperkirakan prevalensi kista ovarium sebesar 60% dari seluruh kasus gangguan ovarium.

Kistadenoma ovarii musinosum sebesar 40% dari seluruh kasus neoplasma ovariumb. Patofisiologi

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofisis, atau indung telur itu sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang peling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah ovarium.c. Diagnosis

Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak dengan USG. d. Terapi

Pembedahan : jika kista besar >10cm

e. Komplikasi

Torsio kista ovarium

Infeksi bahkan kematian.

Perdarahan ke dalam kistaLampiran 3Definisi Kondisi lilitan tali pusat di daerah leher karena pergerakan janin. Epidemiologi

Lilitan tali pusat bisa terjadi saat usia 11-14 minggu.

Patofisiologi Gerakan janin yang kesana kemari, dan kondisi tali pusat yang bpanjang dapat menyebabkan terlilitnya janin. Jadi kejadian ini sifatnya sangat alamiah. Lilitan tidak akan terjadi bila janin tidak bergerak atau janin mengalami kelainan gerak yang menyebabkan tali pusat tumbuh lebih pendek. Lilitan tali pusat pada janin paling sering terjadi di daerah leher.

Diagnosis

Dengan USG 3 atau 4 dimensi. Lilitan didaerah leher paling mudah diketahui karena adanya ruang yang berbatasan dengan bahu sehingga dapat terlihat lilitan tersebut. Penatalaksanaan Jika persalinan normal, terlilit erat ( di klem dua tempat kemudian di gunting ditengahnya, sedangkan jika longgar ( bisa langsung dilepaskan. Komplikasi

Suplai O2 ke janin berkurang ( kematianLampiran 4

4. Disproporsi Cephalopelvik (CPD)

Definisi

CPD adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. CPD dapat disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar atau kombinasi keduanya.

Epidemiologi

Angka kematian persalian 585.000 kematian tiap tahun, 6,9% disebabkan karena persalinan macet. Klasifikasi

1. Kesempitan Pintu atas panggul (outlet)

a. Pembagian tingkatan panggul sempit

Tingkat I : CV = 9-10 cm = borderline

Tingkat II : CV = 8-9 cm =relative

Tingkat III : CV = 6-8 cm = ekstrim

Tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak /absolut

b. Pembagian menurut tindakan

CV = 8-10 cm = Partus percobaan

CV = 6-8 cm = SC primer

CV = 6 cm = SC mutlak

2. Kesempitan midpelvis ( Terjadi bila diameter interspinorum 9 cm

3. Kesempitan outlet ( bila diameter transversal dan sagitalis posterior kurang dari 15 cm.

Penatalakasanaan

Bila konjugata vera 11, dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada kesulitan persalinan, pasti tidak disebabkan oleh faktor panggul

CV = 8,5-10 cm = Partus percobaan

CV = 6-8,5 cm = SC primer

CV = 6 cm = SC mutlak

Namun, juga tergantung pada :

a. His

b. Besar janin

c. Bentuk panggul

d. Umur ibu

e. Penyakit ibu

Komplikasi

1. Saat persalinan :

a. Berlangsung lama

b. KPD

c. Kepala tidak mau turun dan ketuban pecah, tali pusat menumbung

d. Maulase kepala berlangsung lama

e. Sering terjadi insertia uterus sekunder

f. Insersia uteri primer

g. Peregangan SBR ( ruptur uteri

h. Simfisiolisis, infeksi intra partal

i. Edema dan hematoma jalan lahir

2. Pada anak :

a. Infeksi intra partal

b. Kematian janin

c. Prolaps funikuli

d. Perdarahan intrakranial

e. Caput succadenium + cepal hematome besar

f. Robekan pada tentorium serebri

g. Fraktur tulang kepala

Lampiran 5

5. Persalinan NormalDefinisi

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu, dianggap normal dan usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi sehingga terjadi perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

Diagnosis

Curigai adanya persalinan jika terdapat:

Nyeri abdomen intermiten setelah kehamilan 22 minggu

Nyeri disertai lendir darah

Adanya pengeluaran air dari vagina atau keluarnya air secara tiba-tiba

Pastikan keadaan inpartu jika:

Serviks terasa lunak adanya pemendekan dan pendataran serviks secara progresif

Dilatasi serviks peningkatan diameter pembukaan serviks yang diukur dalam centimeter

DIANOSIS KALA & FASE PERSALINAN

Gejala danTandaKalaFase

Serviks belum dilatasiPersalinan palsu/belum in partu

Serviks dilatasi < 4 cmILaten

Serviks dilatasi 4-9 cm

kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih / jam

penurunan kepala dimulaiIIAktif

Serviks membuka lengkap (10 cm)

penurunan kepala berlanjut

belum ada keingginan untuk meneranIIAwal (nonekspulsif)

Serviks membuka lengkap (10 cm)

bagian terbawah telah mencapai dasar panggul

ibu meneran

IIAkhir (ekspulsif)

PEMERIKSAAN DALAM

Dilakukan sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I

Hal-hal yang diperhatikan:

Warna cairan amnion

Dilatasi serviks

Penurunan kepala

Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan.

Pemantauan Persalinan

PEMANTAUAN

ParameterFrekuensi pada fase latenFrekuensi pada fase aktif

Tekanan darahSetiiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu badanSetiap 4 jam Setiap 2 jam

NadiSetiap 30 60 menit Setiap 30 60 menit

Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit

KontraksiSetiap 1 jam Setiap 30 menit

Pembukaan serviksSetiap 4 jam * Setiap 4 jam*

Penurunan Setiap 4 jam*Setiap 4 jam*

* Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam

Molase (penyusupan kepala janin)

Penyusupan seberapa jauh kepala janin menyesuaikan diri dgn bagian keras panggul ibu

Catat pemeriksaan dlm, nilai penyusupan kepala janin dan gunakan lambang berikut ini :

0 : tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat

dipalpasi

1 : tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi dapat dipisahkan

3 : tulang kepala janin tumpang tindih dan tdk dpt dipisahkan

Intervensi

Diagnosa/ masalahIntervensi Rasional

GIP00000, UK 39/40 minggu, A/ T/ H, letkep V puki, intrauterine, inpartu kala I fase laten pendekatan terapeautik pada pasien.

Dengan melakukan pendekatan terapeutik pada pasien diharapkan agar terjalin hubungan yang baik antara pasien dan dokter.

dengan ketuban pecah premature, kesan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik

Lakukan pemeriksaan TTV dan CHPB sesuai patrograf.

Dengan melakukan pemeriksaan TTV dan CHPB sesuai partograf diharapkan dapat mengetahui keadaan pasien dan janinnya saat ini dan kemajuan persalinan.

Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien. dengan menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien diharapkan pasien paham tentang kondisinya sehingga dapat kooperatif dengan dokter.

ibu dan janin baik Kriteria :TTV dalam batas Beri dukungan moral pada pasien.

dengan memberi dukungan moral pada pasien diharapkan pasien dapat tenang menghadapi persalinan

normal- T : 90/60 130/90 mmHg- N : 69 100 x/menit Siapkan informconcent.

Dengan menyiapkan inform concent diharapkan dapat digunakan sebagai bukti tertulis persetujuan dilakukan tindakan medis yang berkekuatan hukum

- S : 36 C 37 C- RR : 16 18 x/ menitHIS adekuatDJJ (+) 120 16 x/ menit Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. dengan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan sehingga pasien dapat mengerti dengan tindakan yang akan dilakukan.

Kosongkan kandung kencing tiap ibu ingin BAK dengan mengosongkan kandung kencing diharapkan tidak menghambat proses penurunan kepala

Beri intake nutrisi yang cukup dengan memberikan intake nutrisi yang cukup diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi.

`