laporan ibw perguruan tinggi

47
 i LAPORAN AKHIR IPTEK BAGI WILAYAH (IbW) IbW MUNTIGUNUNG DAN PEDAHAN Oleh: Prof. Dr. I Wayan Sadia, M.Pd., NIDN.0005084901, Ketua Prof. Dr. I Wayan Rai, M.S., NIDN.0016104903, Anggota Prof. Dr. Nengah Bawa Atmaja, M.A., NIDN.0017025103, Anggota Ir. I Ketut Widnyana, M.P., NIK. 826480163, Anggota Dr.rer.nat. I Wayan Karyasa, M.Sc., NIDN.0009046901, Anggota Prof. Dr. I Ketut Suma, M.S., 0001015913, Anggota Prof. Dr. IBP. Arnyana, M.Si., NIDN>0031125821, Anggota Dr. IGN. Alit Wiswasta, MP., NIDN.0018115001, Anggota Dibayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor: 044/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V/2013 Tanggal 13 Mei 2013 LPM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LPPM UNIVERSITAS MAHASARASWATI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Desember 2013      U     N        I      V     E    R    S    I    T  A   S    P  E NDI D I  K  A N    G   A   N    E    S     H    A     U  N D I K S H  A      D     E     P    A    R    T   E   M   E  N   P  ENDID I K A N   N  A  S   I     O   N    A    L    

Upload: hasnalatifa

Post on 04-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 1/47

i

LAPORAN AKHIR

IPTEK BAGI WILAYAH (IbW)

IbW MUNTIGUNUNG DAN PEDAHAN

Oleh:

Prof. Dr. I Wayan Sadia, M.Pd., NIDN.0005084901, Ketua

Prof. Dr. I Wayan Rai, M.S., NIDN.0016104903, Anggota

Prof. Dr. Nengah Bawa Atmaja, M.A., NIDN.0017025103, Anggota

Ir. I Ketut Widnyana, M.P., NIK. 826480163, Anggota

Dr.rer.nat. I Wayan Karyasa, M.Sc., NIDN.0009046901, Anggota

Prof. Dr. I Ketut Suma, M.S., 0001015913, Anggota

Prof. Dr. IBP. Arnyana, M.Si., NIDN>0031125821, Anggota

Dr. IGN. Alit Wiswasta, MP., NIDN.0018115001, Anggota

Dibayai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan

Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat

Nomor: 044/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V/2013 Tanggal 13 Mei 2013

LPM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

LPPM UNIVERSITAS MAHASARASWATI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

Desember 2013

     U    N       I     V    E   R   S   I   T A

  S 

  P E NDI D I  K  A N   

 G   A   N    E    S     H    A     

U  N D IK S H A

     D    E    P   A   R   T  E

  M  E N 

 P ENDID I K AN   N  A  

S   I     O   

N    A    L    

Page 2: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 2/47

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : IbW Muntigunung dan Pedahan

1. Perguruan Tinggi Pengusul :

a. LPM/PT A : Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)Alamat LPM : Jalan Udayana No. 12C Singaraja 81116

Telp./ fax. : 0362 22927/ 0362 25735 b. LP2M/PT B : Universitas Mahasaraswati (Unmas)

Alamat LP2M : Jalan Kamboja No. 11A Denpasar Bali

Telp./Fax. : 0361 2270192. Ketua Tim Pengusul

a. Nama : Prof. Dr. I Wayan Sadia, M.Pd b. NIP/NIDN : 194908051977101001/0005084901

c. Jabatan/Golongan : Pembina Utama/IVed. Jurusan/Fakultas : Jurusan Pendidikan Fisika/ FMIPAe. Perguruan Tinggi : Undiksha

f. Bidang Keahlian : Pendidikan IPAg. Alamat Kantor/Telp/Faks : Jalan Udayana 11c, Singaraja 81116 Bali, Telp.

036225072, Fax. 0362253353. Anggota Pelaksana Kegiatan :

a. Universitas Pendidikan

Ganesha

: Dosen: 6 orang, pegawai: 4 orang,

alumni: 1 orang b. Universitas Mahasaraswati : Dosen: 2 orang, pegawai 2 orang

 b. Staf Pemda : 3 orang4. Lokasi Pelaksanaan IbW :

a. 

 Nama Wilayah(Desa/Kecamatan) : Munti Gunung dan Pedahan (Desa Tianyar Baratdan Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu) b. Kabupaten : Karangasem

c. Propinsi : Bali5. Periode waktu Pelaksanaan : 3 tahun (2011 –  2013)

: Tahun III: Maret –  Desember 2013 (10 bulan)

6. Biaya Kegiatan Total 3 Tahun : Rp. 555.000.000,00Biaya Kegiatan Total Tahun III : Rp. 220.000.000,00

Dikti Tahun III : Rp. 95.000.000,00Pemkab Karangasem Tahun III : Rp. 115.000.000,00Undiksha Tahun III : Rp. 10.000.000,00

Mengetahui/Menyetujui Singaraja, 6 Desember 2013Ketua LPM Undiksha Ketua Pelaksana,

(Prof. Dr. I Ketut Suma, M.S.) (Prof. Dr. I Wayan Sadia,M.Pd.)

 NIP. 195901011984031003 NIP. 194908051977101001

Page 3: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 3/47

iii

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, maka laporan

 pengabdian kepada msayarkat yang berjudul IbW Muntigunung dan Pedahan dapat diselesaikan

tepat pada waktunya.

Pelaksanaan IbW Muntigunung dan Pedahan dapat berjalan lancar dan mencapai target-

target sasaran sesuai dengan yang telah ditetapkan, berkat adanya dukunga dan kerjasama dari

 berbagai pihak. Sehubungan dengan hal itu, maka melalui kesempatan ini tim pelaksana

mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1.  Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengadian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, atas

 bantuan dana yang disediakan untuk pelakasanaan IbW ini;

2.  Rektor Universitas Pendidikan Ganesha dan Rektor Universitas Mahasaraswati, atas

dukungan terhadap pelaksanaan IbW ini;

3.  Bupati Kepala Daerah Kabupaten Karangasem, atas ijin dan bantuan dana untuk

 pelaksanaan IbW ini;

4.  Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha, atas

dukunga dan layanan administrasi dalam pelaksanaan IbW ini;

5. 

Kepala desa Tianyar Tengah dan Tianyar Barat, atas dukungan dan kerjasamanya dalam

 pelaksanaan IbW ini;

6.  Kepala dusun Muntigunung dan Pedahan yang telah berpartisipasi secara aktif dalam

 pelaksanaan kegiatan IbW ini;

7.  Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan satu persatu, atas berbagai bantuan dan

kerjasamanya dalam pelaksanaan IbW Muntigunung dan Pedahan.

Semoga proses dan hasil pelaksanaan IbW Muntigunung dan Pedahan dapat bermanfaat

 bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat Muntigunung dan Pedahan.

Singaraja, 6 Desember 2013

Tim Pelaksana,

Page 4: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 4/47

iv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL MUKA LAPORAN IbW i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PRAKATA iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

ABSTRAK vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Analisis Situasi 1

1.2 Permasalahan Wilayah 5

1.3 Solusi yang Ditawarkan 6

BAB II TARGET DAN LUARAN 7

2.1 Target Kegiatan IbW 7

2.2 Luaran 8

BAB III METODE PELAKSANAAN 10

BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 14

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 16

5.1 Faktor-Faktor Penyebab Masyarakat Menggepeng 16

5.2 Penanganan Masalah Menggepeng Melalui Pelatihan Kecakapan Hidup 18

5.3 Pembahasan 26

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 28

6.1 Kesimpulan 28

6.2 Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 31

Page 5: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 5/47

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 01 : Luaran Tahunan 8

Tabel 02 : Kelompok Pengrajin Berbasis Lontar dan Kelompok Peternak 19

Tabel 03 : Capaian Luaran Tahunan 25

Page 6: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 6/47

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 01 : Peta Lokasi IbW Muntigunung dan Pedahan 1

Gambar 02 : Produk Gula Kristal Kemasan 0,25 kg 21

Gambar 03 : Produk Gula Cetak Kemasan 100 gram dan 200 gram 22

Gambar 04 : Produk Ingka 23

Gambar 05 : Prpduk Kerajinan Jejahitan Daun Lontar 24

Page 7: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 7/47

vii

ABSTRAK

Permasalahan pokok wilayah Muntigunung dan Pedahan yang menginspirasi kegiatan ini

adalah masalah gelandangan dan pengemis (gepeng) dari wilayah ini yang tetap resisten dan

 bahkan meningkat dari tahun ke tahun, serta rendahnya pendidikan dan keterampilan kecakapanhidup masyarakat. Akar masalah dari permasalahan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi

empat hal:(1) Rendahnya sikap mental dan kesadaran masyarakat untuk membangun diri,

masyarakat dan lingkungannya. (2) Rendahnya keterampilan hidup yang dimiliki masyarakat

yang mampu menjamin hidup dan mengembangkan kesejahteraan berbasis sumberdaya alamyang ada. (3) Keadaan geografis yang kurang menguntungkan, sementara potensi sumber dayaalam di balik keadaan geografis yang demikian belum diolah dan dikelola dengan baik. (4)

Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di wilayah ini belum terintegrasi secarasistemik, memberdayakan dan berkelanjutan.

Metode yang diterapkan untuk memecahkan permasalahan ini adalah metode sistem tindakan

dan pembelajaran yang partisipatif yang dikenal sebagai metode PALS ( participatory action and

learning system). Dengan metode PALS ini, proses dan evaluasi dilaksanakan secara partisipatif.Evaluasi program dilakukan terhadap proses, outcome, dan stakeholder. Implementasi dari

strategi, pendekatan dan metode pemecahan masalah yang diuraikan di atas diterjemahkan dalam

Program IPTEKS bagi Wilayah (IbW) Muntigunung dan Pedahan yang meliputi berbagai

aktivitas-aktivitas yang terukur kinerjanya. Aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan selama tigatahun (2011-2013) diarahkan untuk mengubah pola pikir dan pola tindak untuk memutus rantai

gepeng dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki. Aktivitas-aktivitas yang dikerjakan adalah

sebagai berikut. (1) Peningkatan kesadaran potensi diri dan potensi kemasyarakatan di wilayahMuntigunung dan Pedahan dengan pengubahan paradigma manusia pasif menjadi manusia aktif

dan kreatif. (2) Peningkatan keterampilan hidup untuk menghasilkan masyarakat produktif dan

mampu mengolah dan mengelola sumber daya alam sekitar. (3) Pemberdayaan secara intensif

dan terpadu warga penggepeng dan keluarganya. (4) Peningkatan ketahanan pangan dan pembinaan keluarga harapan dan keluarga miskin. (5) Peningkatan perencanaan dan

implementasi program-program pembangunan desa terpadu melalui peningkatan kapasitas desa

dinas, banjar/dusun dan desa pekraman. (6) Pengentasan buta aksara, peningkatan pendidikanTK, SD, SMP, SMA/SMK dan perguruan tinggi serta pembinaan spiritualitas generasi muda.

Hasil kegiatan IbW Muntigunung dan Pedahan menunjukkan bahwa (1) Telah terjadi

 penurunan jumlah warga yang menggepeng secara signifikan, karena mereka telah memilikiketerampilan hidup yaitu keterampilan membuat ingka, membuat gula kristal dan gula cetak

kemasan, kerajinan (jejahitan) untuk upakara berbasis daun lontar, dan keterampilan beternak

 babi dan ayam upakara; (2) Kualitas produk ingka, jejahitan daun lontar, dan gula kristal dan

gula cetak kemasan cukup baik dan diterima pasar; (3) Telah terjadi penurunan angka putussekolah dan peningkatan jenjang kualifikasi pendidikan melalui program SD Vilial dan SMP

Satu Atap

Kata Kunci: IbW Muntigunung dan Pedahan, gepeng, kecakapan hidup.

Page 8: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 8/47

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Wilayah Muntigunung dan Pedahan yang terletak di Kecamatan Kubu Kabupaten

Karangasem (45 km dari Kota Singaraja, peta lokasi lihat Lampiran 2) sejak dahulu hingga

sekarang dikenal masyarakat Bali, nasional dan bahkan internasional sebagai daerah asal dari

gelandangan dan pengemis (gepeng) yang tersebar di pelosok Pulau Bali. Permasalahan gepeng

ini menjadi momok Pemda Karangasem dan Pemprop Bali di balik berbagai keberhasilan dan

kemajuan Karangasem dan Bali yang telah dicapai. Berdasarkan hasil pantauan Departemen

Sosial Propinsi Bali tahun 1994, jumlah gepeng asal wilayah Muntigunung dan Pedahan

sebanyak 26 keluarga gepeng, 11 keluarga asal Muntigunung dan 15 keluarga asal Pedahan.Sejak itu, peningkatan gepeng terhitung sangat tajam. Pada tahun 2009, jumlah KK gepeng dari

Muntigunung sebanyak 53 KK, dan dari Pedahan 72 KK.

Gambar 01. Peta Lokasi IbW Muntigunung dan Pedahan

Wilayah IbW 

Tianyar

Tengah

Pedahan

Munti-

gunung

Tianyar

Barat

Ds. Tembok,

Buleleng

Laut Bali

Kintamani,

Bangli

Page 9: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 9/47

2

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa tokoh masyarakat dan tetua di wilayah

Muntigunung (Desa Tianyar Barat) dan Pedahan (Desa Tianyar Tengah) dan hasil penelitian

 beberapa peneliti sebelumnya, bahwa sejak dahulu tidak ada norma-norma sosial yang mengatur

dan mengharuskan masyarakat desa Tianyar (kini telah dimekarkan menjadi tiga desa yaitu Desa

Tianyar Barat, Tianyar tengah dan Tianyar Timur) untuk berperilaku gepeng. Hal ini merupakan

sesuatu yang spesifik dari fenomena perilaku gepeng dari wilayah ini, bila dibandingkan dengan

sejarah gepeng dari wilayah lainnya yang ada di Bali. Diceritakan bahwa sebelum bencana alam

Gunung Agung meletus (tahun 1963), masyarakat wilayah ini hanya mengenal perilaku kegiatan

meurup-urup (berjualan barter ke desa-desa yang lebih makmur). Biasanya barang yang ditukar

adalah hasil produksi pertanian lahan kering, seperti jagung, kacang-kacangan, gula merah dari

nira lontar, dan lain sebagainya. Munculnya kegiatan barter ini akibat keterbatasan sumber daya

alam yang dapat diolah untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, karena wilayah ini

merupakan wilayah kering, apalagi pada musim kemarau sangat sulit mendapatkan air untuk

keperluan pertanian maupun kebutuhan rumah tangga. Setelah sekian lama melakukan kegiatan

 barter, lambat laun perilaku mereka berubah menjadi gelandangan dan pengemis (gepeng).

Menggepeng yang mereka lakukan dengan cara menampilkan ekspresi wajah yang sangat

menderita, miskin, dan membawa anak-anak kecil bahkan menggendong bayi dengan pakaian

yang kotor dengan harapan mendapatkan rasa iba dan belas kasihan dari orang yang melihatnya.

Mereka berjalan menuju pintu ke pintu rumah di kota-kota ataupun di desa-desa yang relatif

subur dan maju. Tidak ada yang tahu kapan persisnya perubahan perilaku dari barter ke

menggepeng ini terjadi.

Penuturan beberapa gepeng yang beroperasi di Kota Singaraja mengenai mengapa

mereka menggepeng dan mengapa tidak lagi meurup-urup seperti yang mereka atau leluhur

mereka lakukan dahulu, cukup bervariasi. Sebagian dari mereka memberikan alasan lugu namun

 pragmatis yaitu supaya cepat mendapatk an uang, sebagaian lagi bahkan menyatakan ’kalau boleh

gantian dan kami mampu melakukannya, kami juga ingin memberi, bukan meminta-minta.Sebagian dari mereka menyampaikan bahwa pada dasarnya mereka ingin tetap meurup-urup,

namun orang-orang yang mereka janjakan barang-barang bawaan mereka tidak mau

dipertukarkan karena dianggap kotor dan tidak sesuai dengan kebutuhan orang-orang tersebut,

apalagi mereka langsung diberi uang atau makanan tanpa mau menukarkan barang-barang

mereka. Bahkan sebagian dari mereka berdalih, kalau tidak ada pengemis dan gelandangan,

Page 10: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 10/47

3

maka tidak ada tempat bagi orang-orang kaya dan berkecukupan untuk menunjukkan

kedermawanannya. Beberapa alasan inilah, kiranya yang menyebabkan tumbuhnya sikap mental

yang menggelandang dan mengemis.

Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem telah banyak mengambil kebijakan dalam

 penanganan gepeng dengan tujuan untuk mempercepat proses penanganan kemiskinan yang ada

di Kabupaten Karangasem secara komprehensif dengan menuntaskan masalah gepeng secara

terpadu baik secara lintas instansi maupun lintas sektoral dari seluruh unit yang ada di Kabupaten

Karangasem. Namun demikian, tetap saja masalah gepeng ini resisten. Berbagai faktor penyebab

warga menggepeng di wilayah ini telah banyak diungkap berbagai instansi dan pihak terkait,

namun penanganannya tidak pernah tuntas sehingga gepeng tetap saja meningkat tahun ke tahun

 jumlah dan sebarannya. Pendekatan sosial ekonomi yang berfokus pada pendekatan

kesejahteraan belum mampu menangani masalah ini.

Permasalahan pendidikan atau kualitas SDM merupakan permasalahan utama wilayah

ini. Warga gepeng asal wilayah ini umumnya (lebih dari 70%) tidak pernah mengenyam bangku

sekolah, sedangkan sisanya pernah sekolah namun tidak tamat sekolah dasar (umumnya baru

sampai di kelas-kelas awal). Hal ini berarti bahwa sebagian besar para gepeng ini masih

tergolong buta aksara. Selain warga yang menggepeng, warga yang menetap (tidak pernah

menggepeng) kualitas pendidikannya dapat dideskripsikan sebagai berikut. Kepala keluarga yang

mengenyam pendidikan sekolah dasar, hampir 50% tamat SD, 48% tidak tamat SD, dan hanya

sekitar 2 % yang tamat SMP dan yang lebih tinggi. Dengan demikian, kualitas pendidikan dan

SDM warga masyarakat di wilayan ini tergolong sangat rendah. Hal ini sangat disadari oleh

Pemkab Karangasem. Menurut penuturan Bapak Bupati Karangasem saat audensi program ini,

Pemkab Karangasem sangat konsent dengan masalah pendidikan dan SDM. Tindakan nyata yang

dilakukan adalah meningkatkan kesejahteraan para guru dengan pemberian tunjangan

kesejahteraan (tiap guru diberikan rata-rata sat juta rupiah per bulan diluar gaji dan tunjangan

lain sesuai aturan). Hal ini ditujukan untuk mengatasi permasalahan banyak guru yang pindah ke

wilayah atau kabupaten lain yang lebih subur wilayahnya. Disamping itu, telah dilakukan

 peningkatan jumlah pengangkatan guru dan perbaikan kualitas guru (melalui berbagai kegiatan

 pelatihan profesi) serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Peningkatan kesadaran

Page 11: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 11/47

4

masyarakat tentang pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan

mutu pendidikan adalah hal mendesak yang perlu dilakukan di wilayah ini.

Permasalahan besar lainnya yang dihadapi oleh warga masyarakat di wilayah Kecamatan

Kubu (Karangasem) terutama wialyah Muntigunung dan Pedahan adalah rendahnya

keterampilan hidup yang dimiliki. Hal ini meruapakn faktor utama mengapa sebagaian warga

masyarakat dari wilayah ini pergi menggepeng ke wilayah lain. Alasan kekeringan sering

menjadi pembenar mereka karena saat musim kering tidak ada harapan untuk menghasilkan

sesuatu untuk hidup mereka. Sebagaian masyarakat (terutama yang memiliki kualitas

SDM/pendidikan) yang lebih baik bermatapencaharian sebagai petani, peternak dan aneka usaha

kerajinan. Para petani mengembangkan usaha pertanian lahan kering seperti tanaman lontar dan

 jambu mete, selain tanaman musiman (terutama saat musim hujan) seperti jagung, kacang tanah

dan palawija lainnya. Selain bertani, ada beberapa warga masyarakat mengembangkan kerajinan

 berbasis lontar seperti pembuatan nira lontar, gula merah lontar, kerajinan daun lontar (untuk

aneka sarana upakara/sesajen umat Hindu yang lebih awet pengganti janur/daun kelapa muda),

dan kerajinan ingka lidi lontar. Usaha pertanian tanaman lontar dan aneka kerajinan berbasis

tanaman lontar merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dengan berbagai

asupan IPTEKS dan kewirausahaan. Sedangkan pertanian jambu mete dan aneka produk

olahannya juga merupakan potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan di wilayah ini.

Sementara itu usaha peternakan perlu mendapat perhatian besar untuk menunjang ketahanan

ekonomi keluarga. Asupan IPTEKS peternakan lahan kering merupakan kebutuhan masyarakat

wilayah ini.

Keadaan alam wilayah Muntigunung dan Pedahan (Peta Lokasi Wilayah IbW

Muntigunung dan Pedahan lihat Lampiran 2) tergolong wilayah tandus, musim kemarau yang

 panjang, tanah kering berpasir dan berbatu (akibat letusan Gunung Agung). Selain potensi

 pertanian lahan kering seperti yang disampaikan di atas, potensi alam yang ada di wilayah ini

adalah galian C berupa pasir dan batu lahar yang belum dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Sementara ini, pasir dan batu lahar hanya ditambang begitu saja, dijual dengan harga murah dan

 belum ada uasah untuk memberi nilai tambah yang mampu mendongkrak pendapatan dan

 penambahan tenaga kerja. Asupan teknologi pengolahan bahan tambang ini sangat diperlukan.

Page 12: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 12/47

5

Berdasarkan uraian di atas, tampak jelas bahwa penduduk di wilayah ini mengalami

krisis mental, sosial dan ekonomi sehingga mereka menjadi penduduk yang seolah-olah

terpinggirkan dari hiruk pikuk pembangunan di Bali.

1.2 Permasalahan Wilayah

Permasalahan pokok wilayah Muntigunung dan Pedahan yang menjadi fokus perhatian

adalah masalah gelandangan dan pengemis (gepeng) dari wilayah ini yang tetap resisten dan

 bahkan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Permasalahan pokok lainnya adalah pendidikan

masyarakat yang rendah (termasuk besarnya angka buta aksara), kemiskinan dan pendapatan

yang rendah, dan ketahanan pangan yang memprihatinkan, serta kualitas kesehatan yang rendah.

Akar masalah dari permasalahan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat hal:

(1) Rendahnya sikap mental dan kesadaran masyarakat untuk membangun diri, masyarakat

dan lingkungannya. Sikap mental dan kesadaran masyarakat yang dimaksud tidak saja

masalah mereka terjun menggepeng, tetapi juga masalah kesadaran akan pendidikan,

kesehatan dan lingkungan. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pembinaan masyarakat

yang menyeluruh dan berkesinambungan. Pembinaan masyarakat perlu diarahkan pada

 peningkatan partisifasi aktif masyarakat, dengan melibatkan seoptimal mungkin tokoh-

tokoh masyarakat, tokoh-tokoh adat setempat dan orang-orang terpelajar yang berasal

dari wilayah ini.

(2) Rendahnya keterampilan hidup yang dimiliki masyarakat yang mampu menjamin hidup

dan mengembangkan kesejahteraan berbasis sumberdaya alam yang ada. Degradasi

 perilaku masyarakat dari meurup-urup (barter) menjadi idih-idih (gepeng)

membuktikan bahwa tidak saja kurangnya pembinaan mental (pendidikan) dan sosial

 budaya tetapi juga lemahnya uapaya-upaya peningkatan keterampilan hidup

masyarakat.

(3) Keadaan geografis yang kurang menguntungkan, sementara potensi sumber daya alam

di balik keadaan geografis yang demikian belum diolah dan dikelola dengan baik.

Walaupun wilayah kering berbatu dan sebagian ditutupi oleh pasir dan batu lahar bekas

letusan Gunung Agung di sepanjang wilayah Kecamatan Kubu ini, namun sampai saat

ini penduduk di wilayah ini masih mampu bertahan hidup (walaupun dengan berbagai

Page 13: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 13/47

6

keterbelakangan). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya masih ada potensi yang

menjanjikan yang mampu membuat mereka bertahan. Potensi tanaman lontar, tanaman

mete (hasil usaha-usaha pengembangan masyarakat), pertanian musiman, serta galian

C (pasir, kerikil, kerakal dan batu lahar) merupakan potensi yang dapat dikembangkan

dan memerlukan uluran tangan dari berbagai pihak, baik kebijakan, IPTEKS,

 pendanaan, pengelolaan, dan pemasaran.

(4) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di wilayah ini belum terintegrasi

secara sistemik, memberdayakan dan berkelanjutan. Siklus pembangunan yang

 partisipatif dengan melibatkan masyarakat seoptimal mungkin perlu dilakukan sehingga

 perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi pembangunan yang dijalankan di wilayah

ini benar-benar harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tepat dengan kondisi

wilayah.

1.3 Solusi yang Ditawarkan

Berdasarkan paparan permasalahan wilayah dan potensi-potensi yang dimiliki wilayah

Muntigunung dan Pedahan, strategi yang ditawarkan untuk menangani akar permasalahan

tersebut adalah strategi pemberdayaan terpadu, sinergis dan berkelanjutan. Strategi

 pemberdayaan ini meliputi tiga tahapan. Tahap pertama adalah tahap penyadaran menyeluruh

dari level masyarakat paling bawah sampai level atas, sinergis dan terpadu antar komponen

 penyadaran yaitu pendekatan spiritual dan agama, pendekatan pendidikan, pendekatan budaya,

 pendekatan sosial dan kemasyarakatan. Tahap kedua adalah tahap pengkapasitasan yang meliputi

 pendekatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni (ipteks), pendekatan

keterampilan hidup dan pendekatan kewirausahaan. Tahap ketiga adalah tahap pemberdayaan

melalui pendekatan pendampingan melekat, pendekatan penyediaan sarana, prasarana dan

sistem.

Page 14: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 14/47

7

BAB II

TARGET DAN LUARAN

2.1 Target Kegiatan IbW

Sasaran strategis dari program IbW ini selama tiga tahun (2011  –  2013) adalah sebagai

 berikut.

(1) Berkurangnya jumlah dan sebaran gepeng yang berasal dari wilayah ini secara signifikan

disertai adanya perubahan mind-set, attitude, and behaviour serta terciptanya masyarakat

mandiri dan partisipatif dalam melaksanakan pembangunan daerah secara berkelanjutan

sebagai ciri perubahan paradigma masyarakat peminta-minta –  menjadi masyarakat produktif

dan mandiri

(2) Terselenggaranya berbagai aktivitas penyadaran masyarakat melalui pendekatan religius,

antropologis, sosiologis, edukatif dan memberdayakan dan ditunjukkan degan perubahan

 perilaku ke arah tujuan;

(3) Peningkatan keterampilan hidup masyarakat dengan target terbentuknya kelompok-kelompok

 pengerajin yang produktif dan kelompok peternak;

(4) Meningkatnya jumlah usaha mikro yang dilakukan oleh warga, terutama warga penggepeng;

(5) 

Peningkatan taraf kesehatan diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan serta peningkatan

kapasitas dan keberdayaan secara mandiri dari keluarga, masyarakat dan organisasi desa

dalam memelihara kesehatan badan dan sanitasi lingkungan;

(6) Meningkatnya pendapatan perkapita dan pendapatan asli desa sebagai dampak berjalannya

 berbagai usaha kecil dan industri rumah tangga binaan;

(7) Berkurangnya warga butaaksara

(8) Meningkatnya warga usia sekolah yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi;

(9) 

Tersusunnya perencanaan pembangunan desa terpadu yang strategis melalui penyusunanRPJMDes yang partisipatif yang merupakan pengejewantahan RPJM Kabupaten di tingkat

desa,

Page 15: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 15/47

8

2.2 Luaran

Sebagai luaran dari pelaksanaan kegiatan IbW selama tiga tahun adalah sebagai berikut

(Tabel 01)

Tabel 01. Luaran Tahunan

No Uraian LuaranTarget Luaran

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

1. Pengurangan keluarga yang

menggepeng (% denganbaseline jumlah keluarga

 penggepeng tahun 2010)

- 20% - 50% -75%

2. Peningkatan pendapatan

keluarga miskin dan keluarga

yang menggepeng (% dari pendapatan per keluarga per

tahun dari keluarga-keluarga

yang ditangani denganbaseline tahun 2010)

+ 10% + 30% + 70%

3. Peningkatan jumlah usaha

mikro dan usaha kecil (%dihitung dari jumlah existing

usaha mikro dan kecil diwilayah Muntigunung danPedahan dengan baseline 

tahun 2010)

+ 20 % + 40% + 60%

4. Adanya rumah singgah untuk

 penampungan sementara

 para penggepeng asalwilayah Muntigunung –  

Pedahan dan berfungsi baik

(buah)

1 2 3

5. Jumlah varian produk hasil

kerajinan berbahan lontardan olahan jambu mete yang

dijual sebagai komoditas

unggulan wilayah ini dan

varian produk peternakan

4 5 7

6. Pembebasan buta aksara (%yang dihitung sebagai pengu-

rangan jumlah warga yang

30% 60% 90%

Page 16: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 16/47

9

 buta aksara dengan baseline 

keadaan tahun 2010)

7 Peningkatan kualifikasi

 jenjang pendidikan20% 40% 60%

8. Jumlah buku RPJM Des dan

 profil desa adat

1 buah 2 buah 3 buah

9. Publikasi dalam bentukartikel ilmiah maupun

 publikasi media elektronik

lainnya

1 buah 2 buah 3 buah

Page 17: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 17/47

10

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Metode yang diterapkan untuk mencapai pemecahkan permasalahan ini adalah metode

sistem tindakan dan pembelajaran yang partisipatif yang dikenal sebagai metode PALS

( participatory action and learning system). Metode pemberdayaan masyarakat ini dikembangkan

oleh Linda Mayoux tahun 2000-an (Chambers, 2007). Dengan metode PALS ini, proses dan

evaluasi dilaksanakan secara partisipatif. Evaluasi program dilakukan terhadap proses, outcome,

dan stakeholder. Evaluasi proses menggunakan metode evaluasi Snyder (Dick, 1997b).

Implementasi dari strategi, pendekatan dan metode pemecahan masalah yang diuraikan di

atas diterjemahkan dalam Program IPTEKS bagi Wilayah (IbW) Muntigunung dan Pedahan

yang meliputi berbagai aktivitas-aktivitas yang terukur kinerjanya. Program IbW Muntigunung

dan Pedahan ini diusulkan dalam tiga tahun pelaksanaan (2011  –   2013). Aktivitas-aktivitas

dalam program IbW ini sejalan dengan RPJM Kabupaten Karangasem yaitu pembangunan desa

terpadu berbasis masyarakat yang dibarengi dengan pembangunan sarana dan prasarana yang

memberdayakan. Aktivitas-aktivitas yang diusulkan selama tiga tahun (2011-2013) diarahkan

mampu mengubah pola pikir dan pola tindak untuk memutus rantai gepeng dengan

memanfaatkan potensi yang dimiliki. Aktivitas-aktivitas yang akan dikerjakan adalah sebagai

 berikut.

(1) Peningkatan kesadaran potensi diri dan potensi kemasyarakatan di wilayah Muntigunung dan

Pedahan dengan pengubahan paradigma manusia pasif menjadi manusia aktif dan kreatif.

Potensi utama orang peminta-minta (gepeng) dari wilayah ini adalah insan yang tahan

terhadap rasa malu sebagai peminta-minta yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat

lainnya dan potensi fisik yang mampu berkelana (berjalan jauh). Melalui pendekatan

sosiologis antropologis serta pendekatan religi dan pendekatan ekonomi kesejahteraan, potensi insan ini akan diubah mind setnya menjadi insan yang tangguh sebagai pelaku usaha

dagang langsung dan keliling (direct selling ). Sampai saat ini, masyarakat Bali masih malu,

 belum mau bahkan belum mampu melakukan penjualan langsung yang menguntungkan

sehingga Bali diserbu oleh direct seller dari luar daerah.

Page 18: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 18/47

11

(2) Peningkatan keterampilan hidup untuk menghasilkan masyarakat produktif dan mampu

mengolah dan mengelola sumber daya alam sekitar. Aktivitas ini akan diisi dengan berbagai

 pelatihan dan pendampingan keterampilan hidup seperti keterampilan yang mendukung

 pengembangan usaha kerajinan berbasis lontar (gula, ingka, anyaman daun lontar, dsbnya),

keterampilan yang mendukung usaha pertanian dan peternakan di lahan kering, keterampilan

untuk mengelola dan mengolah galian C pasir, kerikil, kerakal dan batu lahar, keterampilan

 berusaha (kewirausahaan, koperasi), serta keterampilan merencanakan dan melaksanakan

 program-program pembangunan untuk kalangan pengelola adat dan desa/banjar setempat.

Aktivitas ini dilanjutkan dengan pemberdayaan dan penguatan kelompok tani lontar wilayah

IbW, kelompok pengerajin dan kelompok pengolah galian C.

(3) Pemberdayaan secara intensif dan terpadu warga penggepeng dan keluarganya dan perintisan

dan pengembangan rumah singgah yang mendidik dan memberdayakan.

(4) Peningkatan ketahanan pangan dan pembinaan keluarga harapan dan keluarga miskin.

(5) Peningkatan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan desa terpadu

melalui peningkatan kapasitas desa dinas, banjar/dusun dan desa pekraman bahkan banjar

 pekraman

(6) Pengentasan buta aksara, peningkatan pendidikan TK, SD, SMP, SMA/SMK dan perguruan

tinggi serta pembinaan spiritualitas generasi muda.

Mekanisme pelaksanaan program IbW Muntigunung dan Pedahan untuk setiap tahunnya

dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Tahap persiapan yang meliputi (a) rapat kerja persiapan, (b) penyusunan berbagai instrumen

dan detail rencana implementasi dan pengaturan kerja, dan (c) sosialisasi program IbW ke

kantor kecamatan, desa-desa sasaran dan desa-desa sekitar dan sosialisasi ke dusun yang

menjadi sasaran strategis.

(2) Tahap Pelaksanaan meliputi:

(a) Aktivitas peningkatan kesadaran potensi diri dan potensi kemasyarakatan di wilayah

Muntigunung dan Pedahan dengan pengubahan paradigma manusia pasif menjadi manusia

aktif dan kreatif. Kegiatan ini dilakukan dengan (i) pembinaan spiritual dan keagamaan, dan

(ii) belajar kewirausahaan penjualan langsung menggantikan gepeng ke luar daerah, melalui

 pembelajaran praktis berbasis proyek kewirausahaan dan insentif.

Page 19: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 19/47

12

(b) Aktivitas peningkatan keterampilan hidup untuk menghasilkan masyarakat produktif dan

mampu mengolah dan mengelola sumber daya alam sekitar. Kegiatan ini dilakukan dengan

(i) pelatihan dan pendampingan keterampilan hidup: berbagai kerajinan berbasis lontar yang

akan dilakukan pada dua kelompok masyarakat yaitu satu kelompok di Mutigunung dan satu

kelompok di Pedahan, dan (ii) pelatihan dan pendampingan keterampilan hidup: pertanian

lahan kering dan peternakan yang akan disasar masing-masing dua kelompok di

Muntigunung (satu kelompok petani dan satu kelompok ternak) dan di Pedahan (satu

kelompok petani dan satu kelompok ternak).

(c) Aktivitas pemberdayaan secara intensif dan terpadu warga penggepeng dan keluarganya, dan

 perintisan dan pengembangan rumah singgah yang mendidik dan memberdayakan, dilakukan

dengan: (i) pelacakan sebaran dan pemetaan potensi positif dari penggepeng dan keluarganya

asal Muntigunung dan Pedahan; (ii) penyadaran dan pengkapasitan terlingkung dengan

aktivitas-aktivitas lainnya; dan (iii) perintisan satu rumah singgah di Kota Singaraja sebagai

salah satu tujuan kota sebaran gepeng asal Muntigunung dan Pedahan, dan (iii) pelibatan

secara intensif warga menggepeng dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan kecakapan

hidup (life skills)

(d) Aktivitas peningkatan ketahanan pangan dan pembinaan keluarga harapan dan keluarga

miskin, dilakukan dengan (i) pendampingan keluarga miskin/harapan dalam peningkatan gizi

keluraga secara mandiri; dan (ii) gerakan efisiensi penggunaan air dan penggunaan air limbah

rumah tangga untuk membantu penghijaun pekarangan dengan tanaman pangan bergizi .

(e) Aktivitas peningkatan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan desa

terpadu melalui peningkatan kapasitas desa dinas, banjar/dusun dan desa pekraman bahkan

 banjar pekraman, dilakukan dengan (i) pelatihan dan pendampingan penyusunan program-

 program pembangunan desa terpadu, dan (ii) rembug penyusunan RPJMDes untuk Desa

Tianyar Barat (Pedahan) dan Tianyar Tengah (Muntigunung).

(f) Aktivitas pengentasan buta aksara, peningkatan pendidikan TK, SD, SMP, SMA/SMK dan

 perguruan tinggi serta pembinaan spiritualitas generasi muda, dilakukan dengan (i)

Pendataan buta aksara dan pendampingan pendidikan informal terpadu pengentasan buta

aksara dan keterampilan hidup dalam kelas-kelas satelit (melibatkan mahasiswa KKN), dan

Page 20: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 20/47

13

(ii) Pemberian beasiswa untuk anak putus sekolah (SD, SMP dan SMA/SMK), dan (iii)

Persembahyangan bersama dan ceramah agama ke sekolah-sekolah, dan karang taruna.

(3) Tahap pemantuan, evaluasi dan sosialisasi, yaitu meliputi:  (a)  pemantauan dan evaluasi

 pelaksanaan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan, (b) pelaporan, evaluasi dan refleksi

 program IbW dalam kurun waktu tiga tahun.

Page 21: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 21/47

14

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Program ini akan dilaksanakan secara kerjasama tripartit Universitas Pendidikan Ganesha

 –  Universitas Mahasaraswati –  Pemkab Karangasem.

Universitas Pendidikan Ganesha yang merupakan perluasan mandat dari IKIP Negeri

Singaraja (sejak Mei 2007) memiliki motivasi kuat dalam mengembangkan diri sebagai sebuah

universitas yang turut berperan aktif dalam meningkatkan daya saing produk lokal baik di bidang

 pendidikan dan pengajaran maupun bidang non-kependidikan untuk mampu berkontribusi dalam

meningkatkan daya saing bangsa. Melalui berbagai hibah kompetitif yang dimenangkan

Undiksha, universitas negeri satu-satunya di Bali Utara ini, di samping sedang memperkuat

kapasitas lembaga, Undiksha juga mengembangkan berbagai program unggulan dan rintisan

seperti pengembangan komunitas (community development ) yang diharapakan mampu

menghasilkan aktivitas-aktivitas yang mendatangkan revenue  sendiri ( self generating revenue

activities), pengembangan pusat-pusat kajian yang dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian

Undiksha diantaranya adalah Pusat Kajian Lingkungan Hidup dan pusat-pusat layanan yang

dikoordinasikan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Undiksha diantaranya adalah

Pusat Layanan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat, Pusat layanan Penerapan IPTEK dan

Dampak Lingkungan, Pusat layanan KKN dan KKL, dan Pusat Layanan Kewirausahaan dan

Konsultasi Bisnis. Dengan program-program tersebut diharapan motivasi Undiksha untuk dapat

turut mensinergikan pemberdayaan sumberdaya (SDM dan  good practices) yang ada di

Undiksha dengan pemberdayaan potensi stakeholder dan masyarakat sekitar dapat diwujudkan.

Berkaitan dengan usulan IbW ini, Undiksha memiliki komitmen dan dorongan moril yang tinggi

untuk turut membantu dan mendampingi Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam meningkatkan

taraf hidup masyarakatnya dengan pengerahan potensi kepakaran yang dimiliki. Dorongan lain

adalah kegiatan ini diharapkan sebagai wahana menerapkan  scientific based enterpreneurship di

kalangan masyarakat yang mendukung pengembangan kawasan Bali Utara yang membentang

dari Gilimanuk (Kabupaten Jembrana hingga Tianyar (Kabupaten Karangasem). Pelibatan dosen

dan mahasiswa/alumni dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat diharapkan dapat

memberikan timbal balik yang berarti pada Undiksha sendiri dalam mengembangkan program-

Page 22: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 22/47

15

 programnya yang memang benar-benar dibutuhkan masyarakat setempat dan yang mampu

meningkatkan daya saing lokal ke tingkat global. Undiksha telah mulai bangkit dalam

menyukseskan program-program P2M yang diselenggarakan oleh PPM DP2M DIKTI program

multiyears dalam dua tahun terakhir sebagai berikut: (1) Sibermas Kubutambahan 2009

(dilanjutkan sebagai IbW Kubutambahan 2010), (2) IbW Gerokgak (2010), IbIKK Pigmen

Anorganik (2010).

Universitas Mahasaraswati (Unmas) yang menjadi partner kerja Undiksha merupakan

universitas yang telah mampu berkiprah banyak dalam pengabdian kepada masyarakat di Bali.

Banyak program pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan Universitas

Mahasaraswati telah diapresiasi oleh masyarakat Bali, para pejabat di pemkab maupun pemprop

 bahkan di tingkat nasional. Di samping itu Universitas Mahasaraswati telah mampu

memenangkan beberapa pendanaan kompetitif pengabdian kepada masyarakat yang

diselenggarakan oleh DP2M Dikti dan telah mampu pula menjalankannya dengan baik.

Pengalaman dan best practices  yang telah dimiliki Universitas Mahasaraswati dalam

 berkontribusi membangun Bali menjadi bahan berbagi (sharing) serta adanya motivasi dan

komitmen tinggi untuk berkolaborasi dan menjadi partner kerja Undiksha tidak saja di bidang

kependidikan tetapi juga di bidang-bidang non-kependidikan, menyebabkan LPM Undiksha dan

LP2M Universitas Mahasaraswati menjalin kemitraan yang sinergis dan saling menguntungkan.

Motivasi khusus adalah Undiksha belum memiliki Fakultas Pertanian sementara Universitas

Mahasaraswati memiliki Fakultas Pertanian dengan SDM yang sangat memadai.

Page 23: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 23/47

16

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Faktor-Faktor Penyebab Masyarakat Menggepeng

Hasil kajian pada tahun pertama dari kegiatan IbW Muntigunung dan Pedahan

menunjukkan bahwa permasalahan pokok wilayah Muntigunung dan Pedahan yang menjadi

fokus perhatian adalah masalah gelandangan dan pengemis (gepeng) dari wilayah ini yang tetap

resisten dan bahkan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Permasalahan pokok lainnya adalah

 pendidikan masyarakat yang rendah (termasuk besarnya angka buta aksara), kemiskinan dan

 pendapatan yang rendah, dan ketahanan pangan yang memprihatinkan, serta kualitas kesehatan

yang rendah. Akar masalah dari permasalahan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat hal:

(1) Rendahnya sikap mental dan kesadaran masyarakat untuk membangun diri, masyarakat

dan lingkungannya. Sikap mental dan kesadaran masyarakat yang dimaksud tidak saja

masalah mereka terjun menggepeng, tetapi juga masalah kesadaran akan pendidikan,

kesehatan dan lingkungan. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pembinaan masyarakat

yang menyeluruh dan berkesinambungan. Pembinaan masyarakat perlu diarahkan pada

 peningkatan partisifasi aktif masyarakat, dengan melibatkan seoptimal mungkin tokoh-

tokoh masyarakat, tokoh-tokoh adat setempat dan orang-orang terpelajar yang berasaldari wilayah ini. Secara khusus karakter diri masyarakat penggepeng rendah, mereka

kurang memiliki rasa malu, kurang memiliki harga diri, tanggungjawabnya rendah, dan

etos kerjanya rendah.

(2) Rendahnya keterampilan hidup yang dimiliki masyarakat yang mampu menjamin hidup

dan mengembangkan kesejahteraan berbasis sumberdaya alam yang ada. Degradasi

 perilaku masyarakat dari meurup-urup (barter) menjadi idih-idih (gepeng)

membuktikan bahwa tidak saja kurangnya pembinaan mental (pendidikan) dan sosial budaya tetapi juga lemahnya upaya-upaya peningkatan keterampilan hidup masyarakat.

(3) Keadaan geografis yang kurang menguntungkan, sementara potensi sumber daya alam

di balik keadaan geografis yang demikian belum diolah dan dikelola dengan baik.

Walaupun wilayah kering berbatu dan sebagian ditutupi oleh pasir dan batu lahar bekas

Page 24: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 24/47

17

letusan Gunung Agung di sepanjang wilayah Kecamatan Kubu ini, namun sampai saat

ini penduduk di wilayah ini masih mampu bertahan hidup (walaupun dengan berbagai

keterbelakangan). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya masih ada potensi yang

menjanjikan yang mampu membuat mereka bertahan. Potensi tanaman lontar, tanaman

mete (hasil usaha-usaha pengembangan masyarakat), pertanian musiman, serta galian

C (pasir, kerikil, kerakal dan batu lahar) merupakan potensi yang dapat dikembangkan

dan memerlukan uluran tangan dari berbagai pihak, baik kebijakan, IPTEKS,

 pendanaan, pengelolaan, dan pemasaran.

(4) Kemiskinan. Masyarakat melakukan kegiatan menggepeng karena rendahnya kualitas

hidup dan tidak adanya sumber penghidupan yang layak. Mereka tidak memiliki mata

 pencaharian yang tetap yang dapat digunakan untuk menopang kehidupannya. Mereka

 juga tidak memiliki keterampialn hidup (life skill) untuk mengolah sumber daya alam

yang ada di desanya.

(5) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di wilayah ini belum terintegrasi

secara sistemik, memberdayakan dan berkelanjutan. Siklus pembangunan yang

 partisipatif dengan melibatkan masyarakat seopimal mungkin perlu dilakukan sehingga

 perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi pembangunan yang dijalankan di wilayah

ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tepat dengan kondisi wilayah

ini.

(5) Rendahnya Tingkat Pendidikan. Pendidikan masyarakat yang menggepeng masih

rendah dan bahkan banyak yang masih buta aksara. Anak-anak yang sering diajak

menggepeng sesungguhnya ingin sekolah, tetapi mereka mengalami keterbatasan biaya.

Hasil wawancara dengan guru dan para siswa menunjukkan bahwa: (1) para siswa

sangat ingin sekolah, dan bahkan mereka ingin sekolahs ampai SMP dan SMA/SMK;

(2) anak-anak yang menggepeng adalah anak-anak kelas I, II, III, dan IV. Jika merekasudah kelas V dan VI mereka tidak mau lagi diajak menggepeng, mereka sudah merasa

malu untuk menggepeng; (3) anak-anak yang absen berturut-turut selama dua hari atau

tiga hari, karena diajak menggepeng oleh ibunya atau ibu orang lain, (4) sekarang ada

kecenderungan, siswa SD absen beberapa hari (tiga hari) lalu masuk lagi, absen

 beberapa hari lagi kemudian masuk lagi. Kondisi ini sangat memprihatinkan, dan

Page 25: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 25/47

18

 bahkan bisa terjadi putus sekolah; (5) sumber belajar (buku-buku pelajaranh ) sangat

kurang dis sekolah.

5.2 Penanganan Masalah Menggepeng Melalui Pelatihan Keterampilan Kecakapan Hidup

Berdasarkan paparan faktor-faktor penyebab masyarakat menggepeng serta

memperhatikan potensi-potensi yang dimiliki wilayah Muntigunung dan Pedahan, strategi yang

ditawarkan untuk menangani akar permasalahan tersebut adalah strategi pemberdayaan terpadu,

sinergis dan berkelanjutan. Strategi pemberdayaan ini meliputi tiga tahapan. Tahap pertama

adalah tahap penyadaran menyeluruh dari level masyarakat paling bawah sampai level atas,

sinergis dan terpadu antar komponen penyadaran yaitu pendekatan spiritual dan agama,

 pendekatan pendidikan, pendekatan budaya, pendekatan sosial dan kemasyarakatan. Tahap

kedua adalah tahap pengkapasitasan yang meliputi pendekatan penerapan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta seni (ipteks), pendekatan keterampilan hidup dan pendekatan kewirausahaan.

Tahap ketiga adalah tahap pemberdayaan melalui pendekatan pendampingan melekat,

 pendekatan penyediaan sarana, prasarana dan sistem.

Aktivitas-aktivitas dalam model pemecahan masalah disesuaikan dengan RPJM

Kabupaten Karangasem yaitu pembangunan desa terpadu berbasis masyarakat yang dibarengi

dengan pembangunan sarana dan prasarana yang memberdayakan. Aktivitas-aktivitas yang

diusulkan diarahkan mampu mengubah pola pikir dan pola tindak untuk memutus rantai gepeng

dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki. Aktivitas-aktivitas yang akan dikerjakan adalah

sebagai berikut.

1)  Peningkatan kesadaran potensi diri dan potensi kemasyarakatan di wilayah Muntigunung

dan Pedahan dengan pengubahan paradigma manusia pasif menjadi manusia aktif dan

kreatif. Potensi utama orang peminta-minta (gepeng) dari wilayah ini adalah insan yang

tahan terhadap rasa malu sebagai peminta-minta yang berpindah-pindah dari satu tempat

ke tempat lainnya dan potensi fisik yang mampu berkelana (berjalan jauh). Melalui

 pendekatan sosiologis antropologis serta pendekatan religi dan pendekatan ekonomi

kesejahteraan, potensi insan ini akan diubah mind setnya menjadi insan yang tangguh

sebagai pelaku usaha dagang langsung dan keliling (direct selling ). Peningkatan

kesadaran potensi diri harus dimulai sejak dini melalui pendidikan di Sekolah Dasar.

Page 26: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 26/47

19

Salah satunya adalah dengan cara meningkatkan intensitas dan kualitas pendidikan

karakter, guna membangun jati diri, rasa tanggung jawab, etos kerja, harga diri, moral,

dan kejujuran. Dengan demikian siklus menggepeng akan dapat diputus sejak dini

melalui jalur pendidikan. Melalui strategi peningkatan kesadaran potensi diri dan potensi

kemasyarakatan di wilayah Muntigunung dan Pedahan dengan pengubahan paradigma

manusia pasif menjadi manusia aktif dan kreatif, telah dapat dibentuk kelompok-

kelompok pengrajin berbasis lontar yakni 1) kelompok pengrajin gula kristal, dan gula

cetak kemasan, 2) kelompok pengrajin jejahitan berbahan baku daun lontar, dan 3)

kelompok pengrajin ingka berbahan lidi daun lontar. Di samping itu, mulai tahun kedua

telah dapat dibentuk kelompok peternak babi dan ayam upacara (ayam brumbun).

Jumlah kelompok pengrajin berbasis lontar dan kelompok peternak dari tahun pertama

sampai tahun ketiga disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 02. Kelompok Pengrajin Berbasis Lontar dan Kelompok Peternak

 No. Kelompok Tahun 2011

Kel/anggota

Tahun 2012

Kel/anggota

Tahun 2013

Kel/anggota

Total

Kel/anggota

1 Gula Kristal

Pedahan

1/10 orang 2/20 orang 2/20 6/60

2 Gula Kristal

Muntigunung

1/10 2/20 2/20 5/50

3 Gula cetak

Pedahan

- 1/10 2/20 3/30

4 Gula cetak

Muntigunung

- 1/10 1/10 2/20

5 Ingka Pedahan 1/20 2/20 2/20 6/60

6 IngkaMuntigunung

2/10 2/20 2/20 6/60

7 Jejahitan Lontar

Pedahan

1/10 1/10 1/10 3/30

8 Jejahitan Lontar 1/10 1/10 1/10 3/30

Page 27: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 27/47

20

Muntigunung

9 Peternak babi

dan ayam

Pedahan

- 1/10 1/10 2/20

10 Peternak babi

dan ayam

Muntigunung

- 1/10 1/10 2/20

11 Kue singkong

Pedahan

- - 2/20 2/20

12 Kue singkong

Muntigunung

- - 2/20 2/20

7/70 14/140 19/190

Dalam kurun waktu tiga tahun telah dibentuk 19 kelompok pengrajin dengan jumlah

anggota sebanyak 190 orang, yang tersebar dalam enam varians kecakapan hidup (life skills). 

Dari seluruh peserta pelatihan dan pendampingan kecakapan hidup, sekitar 50% diantaranya

adalah mereka yang selama ini melakukan kegiatan menggepeng yaitu sebanyak 84 orang.

2) 

Peningkatan keterampilan kecakapan hidup (life skills) untuk menghasilkan masyarakat produktif dan mampu mengolah dan mengelola sumber daya alam sekitar. Aktivitas ini

akan diisi dengan berbagai pelatihan dan pendampingan keterampilan hidup seperti

keterampilan yang mendukung pengembangan usaha kerajinan berbasis lontar (gula,

ingka, anyaman daun lontar, dsbnya). Sebagai pilot project telah dilakukan pelatihan-

 pelatihan keterampilan bekal hidup antara lain (1) pelatihan dan pendampingan

 pembuatan gula kristal, (2) pelatihan dan pendampingan kerajinan gula cetak kemasan,

(3) pelatihan dan pendampingan kerajian daun lontar, dan (4) pelatihan dan

 pendampingan pembuatan ingke, (5) pelatihan dan pendampingan peternakan babi dan

ayam upakara (ayam brumbun), dan (6) pelatihan dan pendampingan pembuatan kue

 berbahan baku singkong.

Page 28: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 28/47

21

(1) Biaya produksi, nilai jual, dan penghasilan pengrajin gula kristal

Biaya produksi gula kristal per kilogram:

1.Nira/tuak 10 liter @ Rp. 800,- = Rp. 8.000,-

2. Gas LPJ = Rp. 4.000,-

---------------------

Total = Rp. 12.000,-

 Nilai jual gula Kristal/kg = Rp. 40.000,-

Produksi per bulan = 50 kg

Penghasilan pengrajin gula Kristal per bulan: 50 x Rp. 28.000 = Rp. 1.400.000,-

Gambar 02. Produk Gula Kristal Kemasan 0,25 kg

(2) Biaya produksi, nilai jual, dan penghasilan pengrajin gula cetak kemasan

Biaya produksi gula cetak kemasan per kilogram:

1.   Nira/tuak 5 liter @ Rp. 800,- = Rp. 4.000,-

Page 29: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 29/47

22

2.  Gas LPJ = Rp. 1,500,-

3.  Kemasan plastik = Rp. 500,-

------------------

Total = Rp. 6.000,-

 Nilai jual gula cetak kemasan/kg = Rp. 20.000,-

Produksi per bulan = 120 kg

Penghasilan pengrajin gula cetak kemasan per bulan: 120 x Rp. 14.000 = Rp. 1.680.000

Gambar 03. Produk Gula Cetak Kemasan 100 gram dan 200 gram

(3) Biaya produksi, nilai jual, dan penghasilan pengrajin ingka

Biaya produksi ingka per ingka (bahan baku lidi lontar) = Rp. 1.000,-

 Nilai jual per ingka = Rp. 3.500,-

Jumlah produksi per bulan 600 buah ingka

Penghasilan pengrajin ingka lidi lontar per bulan: 600 x Rp. 2.500,- = Rp. 1.500.000

Page 30: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 30/47

23

Gambar 04. Produk Ingka

(4) Pengrajin jejahitan berbahan daun lontar

Seorang pengrajin dapat memproduksi 1500 buah tamas per bulan, dengan nilai jual Rp.

1000,- per biji dan bahan baku per biji tamas Rp. 250,-. Penghasilan pengrajin jejahitan

daun lontar (tamas) per bulan Rp. 1.125.000,-

Page 31: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 31/47

24

Gambar 05. Produk Kerajinan Jejahitan Daun Lontar

Berdasarkan hasil analisis biaya produksi dan nilai jual pengrajin gula kristal, gula cetak

kemasan, pengrajin ingka dan jejahitan daun lontar tampak bahwa warga dusun Muntigunung

dan Pedahan yang dilibatkan dalam kegiatan IbW ini memperoleh penghasilan yang cukup

memadai. Kondisi ini telah menyebabkan mereka yang semula menggepeng telah memilih

 profesi sebagai pengrajin dengan bahan baku yang tersedia di desa mereka. Dampak dari

dimilikinya keterampilan kecakapan hidup berkat kegiatan IbW antara lain 1) mereka yang

semula menggepeng telah berbah menjadi pengrajin, 2) taraf hidupnya bertambah baik, 3)

 pendidikan keluarganya telah meningkat yang ditandai oleh berkurangnya warga buta aksara,

 berkurangnya angka putus sekolah di SD, sebagian besar anak usia sekolah setealh tamat SD

melanjutkan ke SMP Satu Atap yang terdapat di desa Tianyar Tengah dan desa Tianyar Barat.

Secara rinci, capaian target luaran dari kegiatan IbW ini yang telah dilaksanakan selama tiga

tahun dapat dilihat pada Tabel 03 berikut.

Page 32: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 32/47

25

Tabel 03. Capain Luaran Tahunan

No Uraian LuaranTarget Luaran

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

1. Pengurangan keluarga yangmenggepeng (% dengan

baseline jumlah keluarga

 penggepeng tahun 2010)

- 20% - 40% -66%

2. Peningkatan pendapatankeluarga miskin dan keluarga

yang menggepeng (% dari

 pendapatan per keluarga per

tahun dari keluarga-keluargayang ditangani dengan

baseline tahun 2010)

+ 10% + 30% + 70%

3. Peningkatan jumlah usahamikro dan usaha kecil (%dihitung dari jumlah existing

usaha mikro dan kecil diwilayah Muntigunung dan

Pedahan dengan baseline 

tahun 2010)

+ 20 % + 40% + 60%

4. Adanya rumah singgah untuk penampungan sementara

 para penggepeng asal

wilayah Muntigunung –  

Pedahan dan berfungsi baik(buah)

1 2 3

5. Jumlah varian produk hasilkerajinan berbahan lontar

dan olahan jambu mete yang

dijual sebagai komoditasunggulan wilayah ini dan

varian produk peternakan

4 6 8

6. Pembebasan buta aksara (%

yang dihitung sebagai pengu-

rangan jumlah warga yang

 buta aksara dengan baseline keadaan tahun 2010)

30% 45% 60%

7 Peningkatan kualifikasi jenjang pendidikan

20% 40% 60%

8. Jumlah buku RPJM Des dan

 profil desa adat1 buah 2 buah 3 buah

9. Publikasi dalam bentuk

artikel ilmiah.1 buah 1 buah 1 buah

Page 33: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 33/47

26

5.3 Pembahasan

Capaian luaran pertama dari pelaksanaan kegiatan IbW ini menunjukkan bahwa telah

terjadi penurunan persentase warga Muntigunung dan Pedahan yang menggepeng yakni sebesar

66% . Dari 127 orang warga penggepeng berkurang sebanyak 84 orang karena telah ikut serta

dalam program pelatihan keterampilan kecakapan hidup dan tinggal sebanyak 43 orang yang

 belum ikut pelatihan keterampilan kecakapan hidup. Dari seluruh peserta pelatihan keterampilan

kecakapan hidup yang jumlahnya 190 orang dalam kurun waktu tiga tahun hanya sekitar 45%

yang berasal dari warga penggepeng dan 55% dari warga biasa yang tidak menggepeng.

Pendekatan sosiologis humanistik yang dilakukan oleh tim IbW telah mampu merubah mindset

warga penggepeng untuk beralih menjadi pengrajin berbasis pohon lontar yang merupakan

 potensi sumber daya alam yang terdapat di dusun Muntigunung dan Pedahan. Peserta pelatihan

kecakapan hidup yang berasal dari warga bukan penggepeng juga berperan mempengaruhi warga

 penggepeng agar berubah dari menggepeng menjadi pengrajin berbasis pohon lontar. Hasil

wawancara dengan peserta pelatihan yang semula menggepeng menunjukkan bahwa mereka

menggepeng karena ketidak tersediaan lapangan pekerjaan di desa mereka dan juga mereka tidak

memiliki keterampilan kerja. Karena itu kegiatan IbW dengan fokus pada pelaksanaan pelatihan

kecakapan hidup disambut baik oleh warga penggepeng, terlebih lagi karena mereka diberi

 bantuan bahan baku dan peralatan pada saat ikut pelatihan.

Dari hasil analisis biaya produksi dan nilai jual produk kerajinan sebagai dampak dari

kegiatan pelatihan keterampilan kecakapan hidup, menunjukkan bahwa para pengrajin baik

 pengrajin gula kristal, gula cetak, ingka, dan jejahitan daun lontar memperoleh penghasilan

antara Rp 1.125.000,- sampai Rp. 1.680.000,- per bulan. Hal ini telah menambah pendapatan

 perkapita warga sekitar 70%, yang bermuara pada terjadinya peningkatan taraf hidup dan

kesehatan mereka. Di samping itu, adanya peningkatan pendapatan warga Muntigunung dan

Pedahan telah berdampak pada terjadinya peningkatan kualifikasi jenjang pendidikan anak-anak

usia sekolah, dan berkurangnya angka putus sekolah. Anak-anak usia sekolah dasar (SD) yangrumahnya jauh dari sekolah induk mau bersekolah pada SD Vilial. Keberadaan SMP Satu Atap

di desa Tianyar Tengah dan di desa Tianyar Barat telah secara signifikan member dorongan dan

motivasi kuat bagi anak-anak SD untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada tahun ketiga tim IbW telah memprogram dan melaksanakan kegiatan yang khusus

ditujukan untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran di SD Vilial dan SMP Satu Atap.

Page 34: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 34/47

27

Tujuan utamanya adalah untuk memotivasi guru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan

dan bermuara pada terjadinya peningkatan prestasi belajar siswa, menekan angka putus sekolah,

dan tumbuhnya keinginan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

Jumlah varian produk pelatihan yang semula pada tahun pertama hanya empat telah

 bertambah menjadi delapan pada tahun ketiga, diharapkan dapat lebih meningkatkan pendapatan

warga di masa datang. Pemerintah kabupaten Karangasem melalui forum desiminasi produk IbW

yang di selenggarakan di Kampus Undiksha telah memberi janji akan melajutkan kegiatan-

kegiatan IbW pada tahun berikutnya mengingat anggaran dari Dikti telah berakhir. Produk

unggulan IbW Muntigunung dan Pedahan yaitu gula kristal, gula cetak kemasan, dan ingka yang

 berkualitas sangat baik diharapkan dapat menjadi ikon dan merubah image masyarakat di Bali

yang semula dusun Muntigunung dan dusun Pedahan sebagai penghasil gepeng menjadi

 penghasil gula kristal, gula cetak kemasan dan ingka. Produk gula kristal dan gula cetak kemasan

telah terjual ke pasaran dengan label “Dewata Sugar” 

Berdasarkan target luaran IbW yang telah tercapai yakni terjadinya penurunan warga

menggepeng sebesar 65%, peningkatan pendapatan masyarakat Muntigunung dan Pedahan

meningkat sekitar 60%, peningkatan jumlah usaha mikro sekitar 60%, peningkatan jumlah varian

 produk menjadi delapan jenis, peningkatan kualifikasi jenjang pendidikan warga usia sekolah,

 penguranganjumlah warga yang buta aksara, maka dapat secara implicit dan eksplisit

 pelaksanaan program IbW Muntigunung dan Pedahan telah mampu meningkatkan Indek

Pembangunan Manusia (IPM) di Muntigung dan Pedahan.

Page 35: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 35/47

28

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan capaian target luaran program IbW Muntigunung dan Pedahan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut.

Pertama, program IbW Muntigunung dan Pedahan melalui pendekatan sosiologis

humanistik dan pelaksanaan pelatihan keterampilan kecakapan hidup (life skills) secara

signifikan mampu menurunkan jumlah warga menggepeng sebesar 66%.

Kedua, pemberian keterampilan kecakapan hidup melalui pelatihan dan pendampingan

telah dapat meningkatkan pendapatan perkapita warga peserta pelatihan, dengan peningkatan

sekitar 70%.Ketiga, program IbW dalam bidang pendidikan serta terjadinya peningkatan pendapatan

 perkapita dan keberadaan SMP Satu Atap telah mampu meningkatkan jumlah warga usia

sekolah untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Di samping itu, juga

telah terjadi pengurangan warga buta aksara.

Keempat, telah terjadi penambahan usaha mikro dan usaha kecil sebagai dampak dari

 bertambahnya varians produk IbW.

Kelima, sebagai sinergi dan akumulasi dari telah terjadinya peningkatan pendapatan per

kapita, peningkatan taraf hidup dan kesehatan, peningkatan kualitas dan jenjang pendidikan,

 program IbW Muntigunung dan Pedahan secara signifikan telah mampu meningkatkan Indek

Pembangunan Manusia (IPM) di Muntigunung dan Pedahan.

6.2 Saran

Berdasarkan temuan dan capaian target luaran kegiatan IbW Muntigunung dan Pedahan,

maka diajukan saran-saran sebagai berikut.

Pertama, pelaksanaan program IbW Muntigunung dan Pedahan telah mampu

menurunkan jumlah warga yang menggepeng secara siginfikan yakni sekitar 66% selama tiga

tahun dan masih ada sebagian warga yang masih menggepeng. Oleh karena itu, kepada pihak

 pemerintah kabupaten Karangasem disarankan agar tetap melanjutkan kegiatan pelatihan dan

Page 36: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 36/47

Page 37: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 37/47

30

DAFTAR PUSTAKA

Atmadja, N.B. 2010. Komodifikasi Tubuh Perempuan Joged “Ngebor” di Bali. Denpasar:

Pustaka Larasan.

Atmadja, N. B. 2010a. Ajeg Bali, Gerakan, Identitas Kultural, dan Globalisasi. Yogyakarta:LKiS.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa

 Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

De Soto, H. 1991. Masih Ada Jalan Lain Revolusi Tersembunyi di Negara Dunia Ketiga.

[Penerjemah: M. Maris]. Jakarta: Yayasan Obor.

Halpern, D. 2005. Socia Capital . Cambridge: Polity Press.

McClelland, D. 1987. Memacu Masarakat Berprestasi Mempercepat Laju Pertumbuhan

 Ekonomi Melalui Peningkatan Motivasi Berprestasi. [Penerjemah: S. Suyanto]. Jakarta:

Intermedia.

Rohidin, T.R. 2000. Ekspresi Seni Orang Miskin Adaptasi Simbolik Terhadap Kemiskinan.

Jakarta: Penerbit Nuansa.

Ropke, J. 1988. Kebebasan yang Terhambat Perkembangan Ekonomi dan Perilaku Kegiatan

Usaha di Indonesia. [Penerjemah: Tim Penerjemah]. Jakarta: Gramedia.

Sanderson, S. K. 1993. Sosiologi Makro Sebuah Pendekatan terhadap Realita. [Penerjemah: F.

Wadjidi]. Jakarta: Rajawali Grafindo.

Singarimbun, M. Dan D.H. Penny. 1976. Penduduk dan Kemiskinan Kasus Sriharjo di Pedesaan

 Jawa. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Walgito, B. 2007. Psikologi Kelompok . Yogyakarta: Andi.

Page 38: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 38/47

31

Lampiran

DOKUMENTASI KEGIATAN PELATIHAN IbW DI DUSUN MUNTIGUNUNG DAN

PEDAHAN

Gambar 1. Proses penyaringan nira lontar sebelum dimasak menjadi gula Kristal

Page 39: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 39/47

32

Gambar 2. Nira lontar setelah disaring dan siap dimasak

Gambar 3. Peserta pelatihan memasak nira lontar hasil penyaringan

Page 40: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 40/47

33

Gambar 3. Gula lontar diaduk-aduk sampai terbentuk gula berbentuk serbuk kristal berwarna

merah kecoklatan

Page 41: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 41/47

34

Gambar 4. Peserta pelatihan sedang menyaring gula lontar kristal untuk memisahkan ukuran

serbuk halus dengan yang lebih kasar.

Page 42: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 42/47

35

Gambar 5. Mesin penggiling gula lontar menjadi serbuk halus (disesuaikan dengan ukuran mesh

atau saringan)

Gambar 6. Instruktur bersama  peserta pelatihan sedang menggiling gula lontar Kristal dengan

menggunakan mesin penggiling

Page 43: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 43/47

36

Gambar 7. Gula lontar kristal sudah dikemas dan siap di pasarkan

Gambar 8. Pameran produk gula lontar kristal dari hasil pelatihan pada gebyar Ipteks IbW.

Page 44: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 44/47

37

Gambar 9. Peserta pelatihan sedang membuat kerajinan daun lontar dan ingka.

Page 45: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 45/47

38

Gambar 10. Instruktur mendampingi peserta pelatihan membuat kerajinan daun lontar dan

ingka.

Gambar 11. Tahap akhir ( finishing ) pembuatan kerajinan daun lontar.

Page 46: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 46/47

39

Gambar 12. Peserta pelatihan sedang membuat kerajinan ingka dari lidi daun lontar.

Gambar 13. Pameran produk kerajinan daun lontar dan kerajinan ingka dari hasil pelatihan pada

gebyar Ipteks IbW.

Page 47: Laporan IbW  perguruan Tinggi

7/21/2019 Laporan IbW perguruan Tinggi

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ibw-perguruan-tinggi 47/47

Foto Kegiatan Pelatihan Analisis dan Implementasi Kurikulum 2013

Bagi Guru-Guru SD Vilial dan SMP Satu Atap

Desa Pedahan Kecamatan Kubu, Karangasem 

Foto Kegiatan Pelatihan Analisis dan Implementasi Kurikulum 2013

Bagi Guru-Guru SD Vilial dan SMP Satu Atap

Desa Pedahan Kecamatan Kubu, Karangasem