laporan gabungan

36
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang unik. Istilah limnologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata “ limne “ berarti genangan rawa atau danau. Jadi, limnologi adalah ilmu yang mempelajari lingkungan perairan darat (misalnya danau, situ, waduk, sungai, rawa, dan lahan basah), terdiri atas komponen biotik dan abiotik, serta pengungkapan proses-proses interaksi diantara komponen-komponen ini (Hehanussa et al,. 2001) Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi oleh air, baik air tawar, air payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami ataupun buatan. Perairan umum tersebut diantaranya adalah sungai, 1

Upload: atika-mansur

Post on 05-Aug-2015

181 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN GABUNGAN

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan

mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana

dalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia

serta fisika yang unik.

Istilah limnologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata “ limne “ berarti

genangan rawa atau danau. Jadi, limnologi adalah ilmu yang mempelajari

lingkungan perairan darat (misalnya danau, situ, waduk, sungai, rawa, dan lahan

basah), terdiri atas komponen biotik dan abiotik, serta pengungkapan proses-

proses interaksi diantara komponen-komponen ini (Hehanussa et al,. 2001)

Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau

berkala digenangi oleh air, baik air tawar, air payau maupun air laut, mulai dari

garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk

secara alami ataupun buatan. Perairan umum tersebut diantaranya adalah sungai,

danau, waduk, rawa, goba, genangan air lainnya (telaga, kolong-kolong dan

legokan).

Perairan air tawar sebagai lingkungan mempunyai peran besar bagi kita

dan bagi kehidupan organisme-organisme diperairan.karena komponen air tawar

adalah merupakan sumber yang murah dan mudah dicapai bagi keperluan

domestik

1

Page 2: LAPORAN GABUNGAN

Boyd dan Lithkoppler (1979), kualitas air secara luas diartikan setiap

faktor fisika, kimiawi dan biologi yang mempengaruhi manfaat penggunaan air

bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Zonneveld et al (1991) mengemukakan bahwa kualitas air memengaruhi

seluruh komunitas perairan (bakteri, tanaman, ikan, zooplankton, dan lain

sebagainya). Di dalam ekologi perairan terdapat beberapa organisme seperti

benthos, plankton, bakteri dan pertumbuhan air.

Keduduakan fitoplankton sebagai produser primer adalah penghasil nutrisi

yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak serta asam lemak telah

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain dalam bidang perikanan,

farmasi dan makanan suplemen. Organisme ini diisolasi kemudian dibudidayakan

secara intensif untuk mendapatkan monospsies dengan kepadatan tinggi.

Benthos merupakan organisme yang tinggal didalam dan atau diatas

sediment didasar suatu perairan. Benthos dpat mendaur ulang bahan organic,

membantu proses mineralisasi menduduki posisi penting dalam rantai makanan,

indicator pencemaran karena siklus hidupnya yang panjang dan pergerakannya

yang terbatas.

Ikan sebagai hewan nekton yaitu hewan yang dapat bergerak bebas

diperairan langsung merasakan perubahan tersebut. Perubahan ini disebabkan

karena adanya perubahan dari perairan mengalir menjadi perairan tergenang

sehingga akan mempengaruhi keberadaan dan pola penyebarannya. Keberadaan

ikan diperairan sangat erat kaitannya dengan fitoplankton sebagai sumber

makanan utama.

2

Page 3: LAPORAN GABUNGAN

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan praktikum Pengukuran Debit Air yaitu untuk mengetahui debit air

yang terdapat di aliran sungai belakang marine science Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universitas Riau. Sedangkan, manfaat dari praktikum ini adalah

praktikan dapat mengetahui bagaimana cara-cara dalam pengukuran debit air dan

mengetahui apa contoh dari kegunaan pengukuran debit air tersebut.

Tujuan praktikum Parameter Biologi adalah mengetahui sebaran plankton

dan benthos diwaduk fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Riau.

Sedangkan, manfaat dari praktikum ini yaitu supaya praktikan dapat

mengidentifikasi jenis plankton dan benthos, mampu menghitung kelimpahan,

serta mampu menghitung uji lanjut beberapa indeks seperti keragaman,

keseragaman, dan dominansi.

Tujuan praktikum Parameter Kimia-1 yaitu untuk mengetahui cara

menentukan kandungan CO2 bebas dan oksigen terlarut dalam suatu perairan,

sekaigus perhitungannya. Sedangkan, manfaat dari praktikum ini yaitu dapat

menambah pengetahuan mahasiswa/mahasiswi yang ada di Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Universitas Riau tentang kandungan oksigen terlarut dan CO2

bebas diperairan.

Tujuan dari praktikum Parameter Kimia-2 yaitu mengukur kualitas air

dilihat dari segi parameter kimia yaitu nitrat-nitrogen dan orthofosfat. Sedangkan

manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa mengerti dan mengetahui cara-cara

mengukur kualitas air dilihat dari segi parameter kimia yaitu nitrat-nitrogen dan

orthofosfat. Serta mengetahui bagaimana cara menggunakan spektrophotometer.

3

Page 4: LAPORAN GABUNGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Waduk adalah sebuah kolam besar tempat mengumpulkan dan menyimpan

air untuk dipakai di musim kering. Namun dalam perkembangannya, waduk

mempunyai beberapa fungsi lain yaitu untuk pengairan, pengendalian banjir,

pembangkit listrik tenaga air, penggerak mesin kebutuhan air minum, perikanan,

pariwisata dan lain sebagainya (Sachlan, 1980)

Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara permanen

berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung dari garis

pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara

alami maupun buatan (Dinas Perikanan Tingkat 1 Propinsi Riau, 1997).

Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu

(sungai/saluran/mata air) per satuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Pemilihan

lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus,

jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen,

dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Sihotang, Asmika dan

Efawani, 2006).

Fitoplankton merupakan dasar terciptanya kehidupan ekosistem perairan,

karena dalam sistem aliran energi fitoplankton menempati tropik level pertama

sebagai produsen.Fitoplankton merupakan bagian dari plankton dan merupakan

dasar terbentuknya rantai makanan dan perairan. Fitooplankton terdiri atas 2 jenis

yaitu eukariotik alga dan prokariotik alga (Odum, 1993)

Benthos sebagai organisme dasar suatu perairan mempunyai habitat yang

relatif tetap. Perubahan kualitas air dan substrat tempat hidupnya sangat

4

Page 5: LAPORAN GABUNGAN

mempengaruhi komposisi dan kelimpahannya, sehingga kelompok organisme ini

sering digunakan sebagai indicator pencemaran di dalam suatu ekosistem perairan

(Siagian, 1997)

Oksigen terlarut adalah jumlah gas oksigen yang terlarut dalam air.

Oksigen dalam perairan berasal dari hasil fotosintesa oleh phytoplankton atau

tanaman air lainnya yang diperoleh dengan bantuan energi ATP dari sirkulasi

fosfor atau berasal dari difusi dari udara. Kadar oksigen dalam air dapat

ditentukan dengan dua cara yaitu dengan cara titrasu (tetrimeter) dan dengan

pengukuran alat elektronik yang disebut DO- meter (Nikolsky, 1963)

Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah kardondioksida yang berada

dalam bentuk gas yang terkandung dalam air. Kandungan karbondioksida bebas

diudara adalah sekitar 0,03 0/0 . kandungan CO2 dalam air murni pada tekana 1

atm dan temperatur 250C adalah sekitar 0,4 ppm ( Wardoyo, 1981).

Semakin tinggi kecerahan maka makin dalam daya penetrasi cahaya

matahari dalam perairan. Hal ini akan mengakibatkan lapisan produktif lebih tebal

dan produktivitas primer akan semakin tinggi (Welch, 1981)

Wardoyo (1981), mengemukakan bahwa suhu air merupakan faktor yang

cukup penting bagi lingkungan perairan, kecerahan dan kekeruhan. Setiap spesies

atau kelompok mempunyai batas toleransi maksimum dan minimum untuk

hidupnya. Kenaikan suhu akan menyebabkan naiknya kebutuhan oksigen untuk

reaksi metabolisme dalam tubuh organisme.

Fosfat merupakan salah satu unsur penting dan banyak terdapat di sungai,

hal ini disebabkan karena sungai banyak membawa bahan-bahan dan sampah

5

Page 6: LAPORAN GABUNGAN

organic maupun sumber fosfat daratan lainnya sehingga konsentrasi fosfat di

sungai lebih besar dari sekitarnya (Wardoyo, 1981)

Kelarutan oksigen dilaut sangat penting artinya dalam mempengaruhi

keseimbangan kimia di air laut dan juga dalam kehidupan organisme di laut.

Faktor yang mempengaruhi konsentrasi O2 di lau antara lain yang terpenting

adalah proses fitosintesis oleh tumbuhan air, pertukaran udara dipermukaan

air,gerakan percampuran masa air dan proses kimia dan salinitas. Karbondioksida

terdapat di laut karena adanya aktifitas metabolisme biota laut dan karena

interaksi antara laut dengan udara dilapisan permukaan. CO2 di laut sebagian

besar dalam bentuk asan karbonat, bikarbonat, dan CO2 bebas. Sistem CO2 ini

berfungsi sebagai pengatur PH laut (Koesoebiono, 1979).

6

Page 7: LAPORAN GABUNGAN

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, mulai tanggal 26 Oktober-23

November 2011 pada pukul 10.00-11.40 WIB. Bertempat di laboraturium Limnologi

dan sampel ada yang diambil dari waduk Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan selama pratikum adalah sampel air yang diambil di

waduk, botol sampel, lugol 4 %, label, 2 ml NaOH+KI, 1 ml MNSO4, 2 ml H2SO4,

titrasi Na2S2O35H2O, Indikator pp, Titrasi Na2CO3 0,0454 N, pereaksi brucine,

H2SO4 pekat, aquades, NaOH pekat, ammonium molybdate, SnCl2.

Alat yang digunakan selama pratikum adalah botol BOD, plankton net,

centrifuge, cawan petri, mikroskop, cover glass, objek glass, buku identifikasi

benthos, buku identifikasi plankton, pipet tetes, erlenmeyer, gelas ukur, jarum

suntik, bola pimpong, tali sepanjang 3 meter sebanyak 2 buah, benang, jarum

pentol, stopwatch, thermometer, secchi disk, kertas saring whatman, gelas piala,

batang pengaduk, spektrofotometer, cuvet, milipore dan alat tulis.

3.3. Metode Pratikum

Metode yang digunakan adalah metode langsung dimana praktikan turun

langsung kelapangan untuk mengambil sampel dan juga ada yang memakai

metoda titrasi atau tetrimetri, metoda brucine dan metoda SnCl.

7

Page 8: LAPORAN GABUNGAN

3.4 Prosedur praktikum

3.4.1. Pengukuran Debit Air

1. Metode Emboys Float

1. Menentukan panjang selokan yang akan diukur kecepatan arusnya.

2. Mengukur waktu yang digunakan untuk menempuh jarak yang telah

ditentukan dengan menggunakan pelampung.

3. Menentukan konstanta perairan dengan melihat keadaan dasar perairan

(0,8 untuk dasar perairan berbau dan berkerikil 0,9 untuk dasar perairan

berlumpur)

4. Menghitung debit air dengan rumus :

R = WDAL / T

Keterangan : R : Debit Air

W : Rata – rata lebar (m)

D : Rata – rata kedalaman (m)

A : Konstanta perairan

L : Jarak yang ditempuh pelampung (m)

T : Waktu (detik)

2. Metode Weir (Rectangular Weir)

1. Menentukan lebar Weir yang digunakan

2. Membendung selokan dengan menggunakan Weir

3. Mengukur tinggi perairan dari dasar perairan sampai garis bawah air

4. Mengukur ktinggian air setelah dipasang Weir

5. Menghitung debit denagan menggunakan rumus :

a. Rectangular Weir Q = 0,33 (L – 0,2 H)

8

Page 9: LAPORAN GABUNGAN

b. 90 North Weir Q = 2,5 H5/2

c. Trapezoid Weir Q = 3,367 LH 3/2

3.4.2. Parameter Biologi

Prosedur praktikum parameter biologi dilakukan dengan cara menyaring 5

liter air di suatu perairan dengan planktonet sebanyak 10 kali sehingga total air

yang disaring adalah 50 liter. Masukkan air yang telah dilakukan pemekatan

denagn plankton net ke dalam botol film kemudian air sample tadi di beri lugol

agar plankton awet dan tidak rusak. Biarkan air sampel mengendap untuk

selanjutnya diidentifikasi plankton yang terdapat pada air sampel dan menghitung

berapa jenis plankton yang diperoleh untuk selanjutnya data – data tersebut

dihitung dan dianalisis dengan menggunakan rumus :

N = n x AB x

CD x 1/E

Dimana :

N = jumlah total plankton (sel/L)

n = jumlah rata – rata sel plankton pada setiap lapangan pandangan (sel)

A = luas gelas penutup (mm2)

B = luas satu lapangan pandang (mm2)

C = volume air yang tersaring (ml)

D = volume air 1 tetes dibawah gelas penutup (ml)

E = volume air yang disaring (L)

Untuk benthos Pada titik sampling yang telah ditentukan, sejumlah sampel

benthos dari dasar perairan diambil dengan menggunakan Petersen dredge.

Sampel yang bercampur endapan dasar kemudian dimasukkan kedalam saringan

lalu dibersihkan dengan cara memutar saringan pada permukaan air di perairan.

9

Page 10: LAPORAN GABUNGAN

Kemudian sampel itu dibawa ke laboratorium Limnologi, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Di laboratorium, sebaiknya sampel tersebut

dianalisis di bawah stereo mikroskop. Setelah itu dihitung kelimpahan benthos

tersebut.

3.4.3. Parameter Kimia-1

1. Penentuan DO

Air diambil dengan menggunakan botol BOD, dan dijaga jangan sampai

timbul gelembung udara,

Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH-KI sehingga terjadi endapan

berwarna coklat,

Tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat, kemudian botol dikocok sampai

endapan hilang dan berwarna kuning,

Diambil sampel air tersebut sebanyak 50 ml, dan dimasukkan kedalam

Erlenmeyer,

Dititrasi dengan Na2S2O35H2O sampai warna kuning pucat,

Ditambahkan 3-5 tetes amilum sampai warna menjadi biru,

Dititrasi kembali dengan Na2S2O35H2O sampai warna biru hilang,

Dihitung oksigen terlarut dengan rumus :

DO (mg/l) =

ml titran x 8000 x 0,025ml sampel

2. Penentuan CO2 bebas

Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul

gelembung udaranya,

Pipet air sampel sebanyak 25 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan

hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,

10

Page 11: LAPORAN GABUNGAN

Tambahkan 3 tetes indicator pp, apabila warna menjadi merah muda

berarti tidak ada CO2 bebasnya. Jika tidak berwarna berarti ada CO2 dan

lanjutkan ke prosedur berikutnya,

Titrasi segera dengan Na2CO3 0,0454 N sampai menjadi bening kembali.

Dan hitung sampai tetes keberapa sampel tersebut berwarna bening

kembali, dan itulah ml titrannya,

Dihitung CO2 bebas dengan rumus :

CO2 (mg/l ) =

ml titran x N titran x 44/2 x 1000Vol sampel

3. Alkalinitas

Sampel air dengan menggunakan botol oksigen, jangan sampai timbul

gelembung udaranya,

Pipet air sampel sebanyak 50 ml masukkan kedalam Erlenmeyer dengan

hati-hati, kurangi pengaruh aerasi,

Tambahkan indikator pp 4 tetes,

Tambahkan BC-GMR 2 tetes sampai warna menjadi biru,

Titrasi dengan H2SO4 0,022 sampai berwarna orange,

Dihitung total alkalinitas dengan rumus :

1000 x 50 x N x aml sampel

3.4.4. Parameter Kimia-2

Adapun prosedur praktikum yang dilakukan oleh praktikan adalah

berdasarkan atas petunjuk asisten dosen, yakni :

1. Penentuan kadar nitrat-nitrogen

11

Page 12: LAPORAN GABUNGAN

Saring air sampel sebanyak 25-50 ml dengan kertas saring whatman no. 42

atau yang setara,

Pipet 5 ml sampel yang telah di saring, masukkan kedalam gelas piala,

Tambahkan 0,1 ml brucine (diaduk),

Tambahkan 1 ml H2SO4 pekat dan di aduk.

2. Penentuan kadar orthofosfat

Saring air sampel sebanyak 25-50 ml dengan kertas saring milipore,

Pipet 5 ml sampel yang telah disaring masukkan kedalam gelas piala,

Tambahkan 0,2 ml ammonium molybdate, aduk

Dan tambahkan 1 tetes SnCl2 aduk, diamkan selama 10 menit.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

12

Page 13: LAPORAN GABUNGAN

4.1 Hasil

4.1.1. Pengukuran debit air

Metode Emboys Float

Dik : W1 = 96 cm W =

W 1+W 2+W 3

3

W2 = 127 cm =

96cm+127cm+90cm3

W3 = 90 cm = 104,3 cm 1,043 m

D1 = 60 cm D =

D1+D2+D3

3

D2 = 65 cm =

60cm+65cm+38cm3

D3 = 38 cm = 54,3 cm 0,543 m

A = 0,8

L = 3,375 m

T = 107 s

Dit : R ( m3/s) =……..?

Jawab : R (m3/s) =

WDALT

=

1,043m x 0,543m x 0,8 x 3,375 m107 s

=

1,5291423m 3107 s = 0,014 m3/s

Metode Weir(90 North Weir )

Dik : H = 67,3 cm = 0,673 m

Dit : Q (m3/s) = ………?

Jawab : Q (m3/s) = 2,5 H5/2

= 2,5 . 0,637 5/2

= 2,5 . 0,323

= 0,80 m3/s

13

Page 14: LAPORAN GABUNGAN

4.1.2. Parameter Biologi

Dari praktikum Parameter Biologi yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil sebagai berikut :Tabel 1.1 Jenis Plankton

SpesiesJumlah Pandang

Ke1 2 3 4

Thalassiothrix frauenfeldii 8 48 4 1

Arcella Diacoides 6 13 5 -

Colesterium ehrenbergii 1 16 - 1

Cocconeis placentuli 12 30 - -

Untuk perhitungan Plankton adalah sebagai berikut :

Plankton: N = n x AB x

CD x 1/E

Keterangan : N = Jumlah total plankton (sel/L)

n = jumlah rata-rata sel plankton pada setiap lapangan pandang

A = luas gelap penutup (mm2)

B = luas satu lapangan pandang ( r )

C = Volume air tersaring (ml)

D = Volume air 1 tetes di bawah gelas penutup

E = Volume air yang disaring (L)

N = n x

AB x

CD x 1/E

n = 9,06

A = 22 m x 22 m = 484 mm2

B = 10 x 10 = 1,7 x 22 = 37,4 mm2

C = 125 ml

D = 0,06 ml

E = 100 L = 100.000 ml

14

Page 15: LAPORAN GABUNGAN

Maka : N = 9,06x

48437 ,4 x

1250 ,06 x 1/100.000

= 9,06 x 12,9 x 2083,3 x 0,00001

= 2,43483 sel/ml 2434,83 sel/L

Tabel 1.2 Jenis zoobenthosNo Gambar Nama spesies Jumlah yang ditemukan

1.

2.

Globular sp

Syuat turbinate

4

3

Tabel 1.3 Jenis fitobenthos

No Gambar Nama spesies Jumlah yang ditemukan

Jenis tumbuhan

1 Lenna minor 16 mengapung

2 Chara sp 5 mencuat

15

Page 16: LAPORAN GABUNGAN

3 Fissidens 2 Melekat pada

substrat

4 Glaux maritima 3 mencuat

5 Nymphoides peltatum

3 mencuat

4.1.3. Parameter Kimia-1

Penentuan DO

Dik : ml titran = 1,6 ml

ml sampel = 50 ml

Dit : DO ( mg/l ) =……..?

Jawab : DO (mg/l) =

ml titran x 8000 x 0,025ml sampel

=

1,6 ml x 8000 x 0,02550 ml

=

32050 = 6,4 mg / L

Penentuan CO2 Bebas

16

Page 17: LAPORAN GABUNGAN

Dik : ml titran = 3 ml

N titran = 0,0454 N

Vol Sampel = 25 ml

Dit : CO2 ( mg/l ) = ………?

Jawab : CO2 (mg/l ) =

ml titran x N titran x 44/2 x 1000Vol sampel

=

3 ml x 0,0454 x 44/2 x 100025 ml

=

2996,425 = 119,856 mg / L

Alkalinitas

Dik : N = 0,022

a = 1,5 ml

Vol Sampel = 50 ml

Dit : Alkalinitas = ………?

Jawab : =

1000 x 50 x N x aml sampel

=

1000 x 50 x 0,022 x 1,5 ml50 ml

=

165050 = 33 mg / L

4.1.4. Parameter Kimia-2

Dari praktikum Parameter Kimia 2 yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil sebagai berikut :1. Penentuan kadar nitrat-nitrogen

17

Page 18: LAPORAN GABUNGAN

Saring air sampel sebanyak 25-50 ml dengan kertas saring whatman no. 42

atau yang setara,

Pipet 5 ml sampel yang telah di saring, masukkan kedalam gelas piala,

Tambahkan 0,1 ml brucine (diaduk) Menjadi warna kuning

Tambahkan 1 ml H2SO4 pekat dan di aduk. Menjadi warna kuning

lebih pudar dari yang sebelumnya.

2. Penentuan kadar orthofosfat

Saring air sampel sebanyak 25-50 ml dengan kertas saring milipore,

Pipet 5 ml sampel yang telah disaring masukkan kedalam gelas piala,

Tambahkan 0,2 ml ammonium molybdate, aduk warnanya jadi

bening

Dan tambahkan 1 tetes SnCl2 aduk. jadi warna biru pudar.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengukuran Debit Air

Perikanan umumnya tidak mengkonsumsi air, tapi sangat memerlukan

kondisi kualitas dan kuantitas air tertentu, termasuk perlindungan lingkungan dan

kelestarian fungsi sumberdaya flora dan fauna yang terdapat dalam air. Kualitas

air secara luas dapat diartikan secara fisik, kimiawi dan biologis yang

mempengaruhi manfaat penggunaan bagi manusia baik secara langsung maupun

tidak langsung (Boyd, 1979).

Person dan Hargrave (1977) mengatakan klasifikasi ukuran sedimen yang

umum dipakai adalah pasir (sand). Ukuran 2 - 0,05 mm, lumpur (slit) ukuran

0,005 - 0,002 mm, butiran yang lebih dari 2 mm digolongkan dalam kelompok

kerikil.

18

Page 19: LAPORAN GABUNGAN

4.2.2. Parameter Biologi

Kelimpahan fitoplankton didefenisikan sebagai jumlah individu plankton

per satuan volume air dan dinyatakan dalam jumlah sel per m3 air. Variasi

musiman kelimpahan plankton di daerah subtropis sangat nyata sekali, tetapi di

daerah tropis variasi musiman kurang menonjol. Umumnya pada variasi musiman

kelimpahan fitoplankton di daerah tropis bukan disebabkan oleh perubahan suhu

tetapi karena adanya pergantian arah angin (Raymont dalam Avenvair, 1994).

Nybakken (1992) menyatakan bahwa organisme hidup dalam suatu

perairan pada suatu saat tertentu dapat dinyatakan berdasarkan jumlah individu

per satuan volume air dan isi total organisme yang dipanen (volumetrik) per

satuan volume air. Kelimpahan plankton dinyatakan sebagai jumlah plankton per

satuan volume air (sel/liter).

4.2.3. Parameter Kimia-1

Soeseno (1971) menyatakan bahwa berkurangnya kadar O2 terlarut di

perairan di sebabkan oleh pernapasan hewan, proses pembongkaran bahan-bahan

organik dan dasar perairan yang mereduksi.

Karbondioksida memegang peranan penting bagi kehidupan organisme

perairan, bagi organisme perairan jumlah karbondioksida tersedia dalam jumlah

yang cukup banyak tetapi bila jumlah tersebut melebihi batas maka akibatnya

kehidupan organisme air akan mengalami saat kritis, karena kadar CO2 terlalu

tinggi dapat meracuni hewan air secara langsung (Sumawidjaya, 1975)

Karbondioksida bebas yang dianalisa adalah kardondioksida yang berada

dalam bentuk gas yang terkandung dalam air. Kandungan karbondioksida bebas

19

Page 20: LAPORAN GABUNGAN

diudara adalah sekitar 0,03 0/0 . kandungan CO2 dalam air murni pada tekana 1

atm dan temperatur 250C adalah sekitar 0,4 ppm (Wardoyo, 1981).

4.1.4. Parameter Kimia-2

Kadar nitrat di perairan tidak kurang dari 0,2 mg/l. Apabila kurang dari

kadar tersebut, maka daya dukung perairan tersebut secara alami untuk kehidupan

ikan tidak memadai. Hal ini dikarenakan kadar nitrat yang rendah tidak mampu

berbuat banyak untuk pertumbuhan fitoplankton sebagai makanan ikan.

Fosfat merupakan salah satu unsur penting dan banyak terdapat di sungai,

hal ini disebabkan karena sungai banyak membawa bahan-bahan dan sampah

organic maupun sumber fosfat daratan lainnya sehingga konsentrasi fosfat di

sungai lebih besar dari sekitarnya.

Penentuan nitrat-nitrogen dengan metoda brucine (Apha.1992), dengan

pereaksi brucine dan asam sulfat pekat. Reaksi brucine dengan nitrat membentuk

senyawa bewarna kuning. Kecepatan reaksi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat

panas larutan. Pemanasan larutan dilakukan dengan penambahan asam sulfat

pekat. Metode ini hanya sesuai untuk air sampel yang konsentrasinya nitrat-

nitrogenya 0,1-0,2 mg/l (selang terbaik 0,1-1 mg/l). disamping itu, adanya bahan

pengoksidasi kuat atau pereduksi kuat dalam sampel akan mempengaruhi hasil

(Harnalin et al 2011).

Dalam larutan asam, orthofosfat bereaksi dengan ammonium molybdate

membentuk senyawa kompleks ammonium phosphomolybdate. Dengan suatu

pereaksi reduksi (Stannous chloride), molybdate dalam senyawa kompleks

tersebut dapat tereduksi menjadi senyawa yang berwarna biru. Intensitas warna

20

Page 21: LAPORAN GABUNGAN

biru bertambah dengan semakin bertambahnya kadar fosfat terlarut yang ada.

(Harnalin et,al 2011)

21

Page 22: LAPORAN GABUNGAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pratikum limnologi yang dimulai dari Parameter Biologi sampai Parameter

kimia-2 ini dilakukan guna untuk mengetahui keadaan perairan waduk di Fakultas

Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, baik organisme hidup seperti

plankton dan benthos atau keadaan perairan itu seperti kecerahan, suhu, kadar

nitrat dan fosfat, oksigen terlarut, karbondioksida bebas dan debit airnya.

5.2 Saran

Untuk lebih memahami materi sekaligus cara kerja dari setiap praktikum

yang dilakukan maka diharapkan agar kelengkapan alat lebih diutamakan,

sehingga setiap praktikan mengerti dan memahami praktikum tersebut. Dan juga

diharapkan kepada para asisten agar selalu membimbing praktikan pada saat

praktikum berlangsung. Disamping itu tempat yang dijadikan sebagai objek

hendaknya lebih mendukung agar setiap ilmu yang didapatkan dapat diaplikasikan

terhadap suatu penelitian dan juga dalam masyarakat. Serta tempat tersebut dapat

dimanfaatkan sebagai tempat yang berpotensi.

22

Page 23: LAPORAN GABUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

Avenvair. 1994. Dampak Buangan Limbah Cair PT. Crumb Robber Factory Terhadap Kualitas Air Dan Fitoplankton Di Sungai Siak. Pekanbaru. Riau 59 hal

Boyd, E. C. 1979. Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Auburn Univercity Agricultural Experiment Stasion. Alabama. 389 p.

Dinas Perikanan Tingkat I Propinsi Riau. 1997. Buku Tahunan Statistik II. I. Press. Jakarta. 393 hal.

Harnalin.A ,Sihotang.C ,Siagian.M.2011. Buku Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau 2011.

Hehanussa, P.E. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat). IHP-UNESCO Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Penelitian Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Koesoebiono. 1979. Dasar-dasar Ekologi Umum. Bagian IV : Ekologi Perairan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 145 hal.

Nikolsky, C.V. 1963. The Ecology of fisher.

Nybakken, J.W. 1992. Suatu Pendekatan Ekologi Perairan. BICP Gramedian. Jakarta. 450 hal.

Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Ahli Bahasa : Samingan, T. Gadjahmada University Press. Yogyakarta.

Person, T. R. M. Takashi dan B.Hargrave. 1977. Biological Oceanografic. 2th

eds Pergamon Press. Hamburg.332 p.

Sachlan, M. 1980. Planktonologi. Diktat Perkuliahan Faperika Universitas Riau, Pekanbaru. 166 hal

Siagian, M. 1997. Diktat Kuliah Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru, 57 hal.

Soesono. 1971. Dasar-dasar Perikanan Umum. Yasaguna. Jakarta. 155 hal.

Sumawadijaya. 1975. Lymnology Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi IPB. Bogor. 95 hal (tidak diterbitkan)

23

Page 24: LAPORAN GABUNGAN

Wardoyo, S. T. 1981. Kriteria Kualitas Air untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan. Trainning Analisa Dampak lingkungan PDLH-UNDP-PUSDI-PSL dan IPB Bogor 40 hal (tidak diterbitkan).

Welch, P. 1981. Limnology. Second Edition. McGraw. Hill Book Company, New York. 382 pp.

Zonneveld, N., E. A. Huisman dan J. H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Diterjemahkan oleh M. Siti Jiati. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 311 hal

24

Page 25: LAPORAN GABUNGAN

LAMPIRAN

1.Alat-alat Yang Digunakan Selama Praktikum

L L

Trapezoid Weir Rectangular Weir

90 North Weir Penggaris

Tali Rapia Mikroskop Plankton net

25

Page 26: LAPORAN GABUNGAN

Petersen dredge Kantong Plastik

Gelas Ukur Jarum Suntik

Pipet Tetes

Erlenmeyer

Gelas piala

26