laporan fisio ridho kelelahan otot.pdf
DESCRIPTION
LAPORAN FISIO RIDHO KELELAHAN OTOT.pdfTRANSCRIPT
i
KELELAHAN OTOT (ERGONOMIK)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
BLOK SISTEM TUBUH II
GANJIL 2015-2016
Disusun Oleh:
AURIDHO PRASETYO PUTRA DITYA
NIM. 151610101081
LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I DASAR TEORI .................................................................................. 1
BAB II LANGKAH KERJA ......................................................................... 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 11
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... iii
1
BAB I
DASAR TEORI
Pengertian Kelelahan Otot
Kelelahan otot adalah suatu keadaan yang terjadi setelah kontraksi otot
yang kuat dan lama, di mana otot tidak mampu lagi berkontraksi dalam jangka
waktu tertentu. Kelelahan akibat kerja adalah suatu mekanisme perlindungan
tubuh yang dirasakan secara subjektif yang terjadi akibat kerja fisik atau mental
secara berulang sehingga menyebabkan ketidaknyamanan, hilangnya efisiensi dan
penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh yang ditandai oleh adanya
pelemahan kegiatan, pelemahan motivasi dan kelelahan fisik. Kelelahan otot
dapat timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan lama. Pada keadaan ini, kontraksi
otot yang terjadi semakin lama semakin lemah, karena dalam serabut otot
kekurangan energi.
Ada beberapa pendapat mengenai penyebab dari kelelahan otot sendiri
Needham (1971) seperti yang didukung oleh Berzeus (1897) berpendapat bahwa
kelelahan otot berkaitan dengan penumpukan asam laktat pada otot. Sementara
Mosso (1904) melalui sebuah eksperimen menyimpulkan bahwa kelelahan otot
terjadi bahkan saat saraf distimulasi secara elektrik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kelelahan terjadi di otot dan bukan pada sistem saraf pusatnya. Sementara
Eberstain dan Sandow (1963) (149) merupakan dua orang yang pertama – tama
mengusulkan bahwa kegagalan coupling eksitasi dan kontraksi menimbulkan
kelelahan otot. Kafein dipercaya dapat memulihkan kelalahan otot karena dapat
secara langsung memfasilitasi pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma.
Kelelahan dapat diklasifikasikan menjadi kelelahan yang berlokasi di sistem
saraf pusat yang dikenal dengan kelelahan pusat dan kelelahan yang berlokasi di
luar sistem saraf pusat yang dikenal dengan kelelahan perifer.
a. Kelelahan Pusat
Kelelahan pusat disebabkan karena kegagalan sistem saraf pusat merekrut
jumlah dan mengaktifkan motor unit yang dilibatkan dalam kontraksi otot.
2
Padahal kedua hal tersebut berperan dalam besarnya potensial yang dihasilkan
selama kontraksi otot. Dengan demikian, berkurangnya jumlah motor unit dan
frekuensi pengaktifan motor unit menyebabkan berkurangkan kemampuan
kontraksi otot.
b. Kelelahan Perifer
Kelelahan perifer merupakan kelelahan yang disebabkan karena faktor di luar
sistem saraf pusat. Kelelahan perifer tersebut disebabkan ketidakmampuan otot
untuk melakukan kontraksi dengan maksimal yang disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah gangguan pada kemampuan saraf, kemampuan mekanik
kontraksi otot, dan kesediaan energi untuk kontraksi. Kelelahan pada gangguan
saraf merupakan gangguan neuromuscularjunction, ketidakmampuan sarcolemma
mempertahankan konsentrasi Na+ dan K+ sehingga menurunkan depolarisasi sel
dan amplitudo potensial aksi. Gangguan pada saraf tersebut akan berdampak pada
berkurangnya kemampuan perambatan impuls dan ketidakmampuan membran
otot untuk mengkonduksi potensial aksi. Gangguan perambatan impuls sehingga
menuntut frekuensi stimulus yang tinggi.
Mekanisme Kelelahan Otot
Kontraksi merupakan hal terpenting dari otot. Hal ini berkaitan dengan
penggunaan adenosin triposphate (ATP) sebagai energi kontraksi. Mekanisme
kontraksi otot berlangsung melalui daur reaksi yang kompleks. Hal ini dapat
dijelaskan melalui teori pergeseran filamen (sliding filament theory). Keseluruhan
proses membutuhkan energi yang diperoleh dari ATP yang disimpan dalam
kepala miosin. Tahapan kontraksi otot hingga relaksasi. Pada neuromuscular
junction, asetilkolin dilepaskan dari synaptic terminal menuju reseptor dalam
sarkoma. Hasil perubahan potensial transmembran dari serabut otot akan
menghasilkan pontensial aksi yang menyebar melintasi seluruh permukaan dan
sepanjang tubulus T. Retikulum sarkoplasma melepaskan cadangan ion kalsium,
sehingga meningkatkan konsentrasi kalsium di sarkoplasma dan sekitar sarkomer.
3
Ion Kalsium berikatan dengan troporin dan menghasilkan perubahan orientasi
kompleks troponin-tropomiosin yang terlihat pada bagian yang aktif dari aktin,
meosin cross bridge terbentuk pada saat kepala miosin berikatan dengan bagian
yang aktif. Kontraksi otot dimulai sebagai siklus yang berulang dari meosin cross
bridge. Siklus ini terjadidengan adanya hidrolisa ATP. Proses ini menimbulkan
pergeseran filamen dan pemendekan serabut otot. Pontensial aksi dibangkitkan
dengan adanya pemecahan asetikolin oleh asitilkolinesterase.Retikulum
sarkoplasma akan menyerap kembali ion kalsium sehingga konsentrasi ion
kalsium menuru. Saat mendekati fase istirahat, kompleks troponin-tropomiosin
akan kembali ke posisi awal. Sehingga mencegah interaksi cross bridge lebih
lanjut. Tanpa interaksi cross bridge lebih lanjut maka pergeseran filamen tidak
akan timbul dan kontraksi akan berhenti. Relaksasi otot akan terjadi dan otot akan
kembali secara pasif pada resting lenght.
Selama ATP tersedia daur tersebut dapat terus berlangsung. Pada keaadan
kontraksi, ATP yang tersedia didalam otot akan habis terpakai 1 detik. Oleh
karena itu ada jalur metabolisme produktif yang menghasilkan ATP. ATP dengan
bantuan kretin kinase akan segera menjadi kretin pospat. Persediaan kretin pospan
ini hanya cukup untuk beberapa detik, selanjutnya ATP diperoleh dari posforilasi
oksidatif. Apabila oksigen tidak cukup maka asam piruvat akan diubah menjadi
asam laktat, yang apabila menumbuk akan terjadi kelelahan otot.
Selama latihan berat banyak oksigen dibawah kedalam otot, tetapi oksigen
yang mencapai sel otot tidak cukup. Asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke
dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan asam laktat di dalam darah akan
merangsang pusat pernafasan sehingga frekuensi dan kedalaman napas pun
meningkat. Hal ini berlangsung terus-menerus, bahkan setelah kontraksi itu
selesai sampai jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati
mengoksidasi asam laktat dengan sempurna menjadi glikogen.
Faktor- Faktor Penyebab Kelelahan Otot
1. Penumpukan asam laktat
4
Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat
telah lama dicurigai. Penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan
menurunnya puncak tegangan (ukuran darikelelahanpabila rasio asam laktat pada
otot merah dan otot putih meningkat, puncak tegangan otot menurun. Jadi bisa
diartikan bahwa besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih berhubungan
dengan besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam laktat. Pendapat
bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan selanjutnya
diperkuat oleh fakta dimana dua mekanismesecara fisiologi yang karenanya asam
laktat menghalang-halangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung
kepada efek asam laktat pada pH intra selular atau konsentrasi ion hydrogen (H).
Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di
pihak lain, peningkatan konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi,
oleh menurunnya sejumlah Ca yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan
gangguan kapasitas mengikattroponin. Peningkatan konsentrasi ion H juga
menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di
dalamanaerobic glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi
penyediaan ATP untuk energi.
2. Pengosongan penyimpanan ATP dan PC
Karena ATP merupakan sumber energi secara langsung untuk kontraksi
otot, dan PC dipergunakan untuk Resintesa ATP secepatnya, pengosongan
Fosfagen intraseluler mengakibatkan kelelahan. Bahwa kelelahan tidak berasal
dari rendahnya fosfagen didalam otot . Penelitian terhadap otot katak yang
dipotong pada otrot sartoriusnya. Sebagai contoh, telah diingatkan bahwa selama
kegiatan kontraksi, konsentrasi ATP didaerah miofibril mungkin lebih berkurang
daripadadalam otot keseluruhan. Oleh karena itu, ATP menjadi terbatas didalam
mekanisme kontraktil, walaupun hanya terjadi penurunan yang moderat dari
jumlah total ATP didalam otot. Kemungkinan yang lain adalah bahwa hasil energi
didalam pemecahan ATP lebih sedikit dari jumlah ATP yang tersedia didalam
batas-batas untuk kontreaksi otot. Alasan dari penurunan ini mungkin
dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi ion H dalam jumlah kecil sampai
5
besar didalamintraseluler, dan merupakan penyebab utama dari penumpukan asam
laktat.
3. Pengosongan Simpanan Glikogen Otot
Seperti halnya dengan asam laktat dan kelelahan , hubungan sebab akibat
antara pengosongan glikogen otot dan kelelahan otot tidak dapat ditentukan
dengan tegas . Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kelelahan selama
periode latihan yang lama . Rendahnya tingkatan/level glukosa darah,
menyebabkan pengosongan cadangan glikogen hati. Kelelahan otot lokal
disebabkan karena pengosongan cadangan glikogen otot.
Pemulihan Kelelahan Otot
Kelelahan dapat dipulihkan dengan istirahat maupun pijatan (message).
Istirahat otot dapat memulihkan sirkulasi darah menjadi normal sehingga
metabolisme karbohidrat kembali berlangsung. Menurut Basiran et al. (2010:9)
mengemukakan bahwa, “Beberapa kegiatan message mampu mengendurkan dan
meregangkan otot dan jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, sehingga mengurangi
ketegangan otot”. Selain itu pengaruh messaage antara lain mengurangi tingkat
kelelahan otot, menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah,
merelaksasi otot, meredakan ketegangan otot, mencegah terjadinya cedera,
mempercepat penyembuhan akibat dari overuse, memberikan rasa nyaman pada
tubuh dan pikiran.
Pemberian suhu juga mempengaruhi pemulihan pada otot. Pemberian sinar
lampu yang panas dan diam untuk beberapa saat dapat menimbulkan terjadi
vasodilatasi & berkeringat. Sebaliknya, pemberian air yang dingin menyebabkan
vasokonstriksi & hilangnya berkeringat. Dengan begitu kerja otot dapat
diperpanjang.
6
BAB II
LANGKAH KERJA
II.1. Persiapan Alat dan Bahan
1. Ergometer
2. Kimograf
3. Sphygmomanometer
4. Metronom
5. Stopwatch
6. Medline (meteran)
7. Manik-manik
8. Dumbbell
9. Benang dan jarum jahit
II.2. Prosedur kerja
1. Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
1) Siapkan Ergometer dan Kimograf. Selanjutnya, atur posisi kedua alat
sedemikian rupa agar alat pencatat ergometer berada ditengah kertas
Kimograf dan dapat dijalankan tampa hambatan.
2) Dudukkan orang coba dalam posisi tegak lurus.
3) Orang coba meletakkan lengan bawah kanannya diatas landasan alat
Ergometer sedang jari telunjuk memegang pelatuk penarik beban
Ergograf. Sementara itu, tangan kiri diistirahatkan di atas meja (mata
ditutup).
4) Lakukan tarikan setiap 3 detik mengikuti irama metronome dengan sekuat-
kuatnya tanpa mengikutsertakan jari lainnya, otot tangan dan lengan.
Lakukan aktifitas ini sampai penurunan hasil pencatatan melampaui
setengah tinggi pencatatan awal. Apabila pencatatan telah menunjukkan
setengah hasil pencatatan awal, orang coba dinyatakan telah mengalami
kelelahan. Pada saat melakukan percobaan, orang coba hendaknya
memusatkan perhatiannya pada tugas ini.
7
5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati
kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,
warna, ekskresi keringat).
6) Segera setelah berhenti percobaan pada tangan kanan, tarik ergograf pada
tangan kiri segera dimulai.
7) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati
kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,
warna, ekskresi keringat).
8) Segera setelah kelelahan menghilang lakukan tarikan ergograf kembali
dengan tangan kanan.
9) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati
kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,
warna, ekskresi keringat).
10) Setelah tepat 10 menit setelah kelelahan menghilang lakukan tarikan
ergograf kembali dengan tangan kiri.
11) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati
kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,
warna, ekskresi keringat).
12) Ulangi percobaan butir 1-11 pada orang coba dengan jenis kelamin
berbeda.
13) Catat seluruh hasil percobaan.
8
2. Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan Pada Kelelahan.
1) Percobaan ini dilakukan oleh 2 orang coba dengan jenis kelamin berbeda
yang lain,
2) Pasangkan manset sphygmomanometer pada lengan atas kanan dan kiri
orang coba dan pompalah manset sampai tekanan lebih kurang 20 mmHg
di bawah tekanan systole pada tangan kanan,
3) Lakukan tarikan ergograf setiap 3 detik menurut irama metronome sampai
terjadi penurunan pencatatan lebih dari setengah tinggi pencatatan awal,
4) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati
kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,
warna, ekskresi keringat).
5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti, lakukan
pemijatan hingga kelelahan menghilang,
6) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati
kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,
warna, ekskresi keringat).
7) Sejak percobaan tangan kanan selesai istirahatkan orang coba
diistirahatkan 5 menit . Ulangi percobaan pada butir ke 3-5 pada tangan
kiri (Pemijatan pada tangan kanan tetap dilakukan sampai lelah
menghilang).
8) Setelah tarikan jari kiri menunjukkan setengah panjang awal, istirahat 5
menit selanjutnya lakukan tarikan ergograf kembali sampai timbul
kelelahan,
9) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti. Amati
kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
9
hilangnya kelelahan sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa nyeri, suhu,
warna, ekskresi keringat).
10) Ulangi percobaan butir ke 1-8 pada orang coba dengan jenis kelamin
berbeda.
3. Pengaruh Suhu Dingin Dan Panas Pada Kelelahan
1) Percobaan ini dilakukan oleh 2 orang coba dengan jenis kelamin berbeda
yang lain
2) Pasangkan manset sphygmomanometer pada lengan atas kanan dan kiri
orang coba dan pompalah manset sampai tekanan lebih kurang 20 mmHg
di bawah tekanan sistole pada tangan kanan
3) Lakukan tarikan ergograf setiap 3 detik menurut irama metronom sampai
terjadi penurunan pencatatan lebih dari setengah tinggi pencatatan awal
4) Segera setelah percobaan dengan tangan kanan berhenti, amatilah
kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
kehilangan sejak detik ke 0 (amati perubahan rasa, nyeri, suhu, warna dan
ekskresi keringat).
5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti, lakukan
pemaparan dengan sinar infra merah hingga kelelahan menghilang.
Pemancaran sinar infrared dilakukan dalam jarak 30 cm dari permukaan
kulit.
6) Amati kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
kehilangan sejak detik ke 0 (amati perubahan rasa, nyeri, suhu, warna dan
ekskresi keringat). Catat berapa lama kelelahan menghilang
7) Segera setelah tarikan jari kiri menunjukkan setengah panjang awal,
celupkan lengan bawah ke dalam air es dengan suhu 200C selama 5 menit
8) Selanjutnya lakukan tarikan ergograf kembali sampai timbul kelelahan
9) Segera setelah percobaan dengan tangan kanan berhenti, amatilah
kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan dengan tinggi
10
pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf dan hitung waktu yang
kehilangan sejak detik ke 0 (amati perubahan rasa, nyeri, suhu, warna dan
ekskresi keringat). Catat waktu timbulnya kelelahan
10) Ulangi percobaan butir ke 1 – 8 pada orang coba dengan jenis kelamin
berbeda
4. Pengaruh Kelelahan Pada Kecepatan Dan Keterampilan Halus
1) Siapkan 2 orang coba yang berbeda
2) Relawan diminta untuk mengangkat barbel selama 5 menit dengan
kecepatan 30 x / menit hingga letih
3) Relawan diinstruksikan untuk menguntai 25 manik – manic dengan
kecepatan setinggi mungkin
4) Hitung waktu yang diperlukan untuk menguntai manic – manic tersebut
5) Perhatikan perubahan apa yang terjadi pada tangan mereka dan catatlah
5. Pengaruh Kelelahan Pada Keletihan Kerja
1) Siapkan 2 orang coba yang berbeda
2) Orang coba masukkan benang ke dalam jarum dengan untaian berurut
selama 10 menit
3) Istirahat 5 menit kemudian lakukan percobaan pada nomer 2
4) Hitung waktu dan jumlah gerakan hingga timbul kelelahan
5) Segera setelah timbul kelelahan ulangi percobaan pada nomer 2
6) Hitung jumlah seri manic yang sama urutannya di setiap 5 butir manic
7) Catat apa saja yang dirasakan orang coba
8) Ulangi percobaan pada butir 1-5 pada orang coba lain
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. JAWABAN PERTANYAAN PERCOBAAN
Berdasarkan seluruh percobaan, kami menjawab beberapa pertanyaan
dibawah ini dan membuat kesimpulan
3.1 Pertanyaan
1. Bagaimana pegaruh kelelahan pada ketelitian ? jelaskan mekanismenya
2. Bagaimana pengaruh kelelahan pada kecepatan dan keterampilan kerja ?
jelaskan mekanismenya
3. Bagaimana pengaruh istirahat pada kelelahan otot ? Jelaskan
mekanismenya
4. Bagaimana pengaruh infra red kelelahan ? Jelaskan mekanismenya
5. Bagaimana pengaruh pemijitan pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya
6. Bagaimana pengaruh dingin pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya
7. Bagaimana pengaruh panas pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya
8. Mengapa timbul rasa nyeri ketika timbul kelelahan?
3.2 Jawaban
1. Kelelahan berpengaruh terhadap ketelitian dikarenakan semakin lelah
seseorang, semakin menurun tingkat ketelitian. Pada saat seseorang lelah
suplai darah dan oksigen menurun di otak., yang menyebabkan kelelahan.
Kelelahan meningkat akan menurunkan glikogen otot yang berakibat
penyebaran sinyal saraf melalui hubungan neuromokular menurun dan
berdampak penurunan ketelitian Dengan mekanisme sebagai berikut :
Otot berkontraksi kuat dan terus menerus → pemecahan glikogen otot
semakin cepat sehingga penurunannya juga cepat alhasil ATP berkurang
→ oksigen sedikit → menyebabkan kelelahan otot →Suplai nutrisi &
oksigen dalam darah ke otak menurun→penyebaran sinyal saraf
melalui hubungan neuromukular menurun→ berkurangnya ketelitian
12
2. Kelelahan menyebabkan kecepatan dan ketrampilan kerja menurun.
Dikarenakan kelelahan itu sendiri adalah suatu kondisi menurunnya
efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik
tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Kelelahan
itu sendiri membutuhkan waktu untuk recovery mengembalikan
efektifitasnya seperti semula sehingga apabila dalam keadaan lelah terjadi
kerja yang lambat. Dengan mekanisme sebagai berikut :
Oksigen menurun → penumpukan asam laktat → penurunan energi →
kecepatan kerja menurun → perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan
pekerjaan
3. Istirahat merupakan salah satu bentuk merelaksasikan otot dari kelelahan
sehingga memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau
penyegaran. Pada saat istirahat tubuh melakukan pembentukan kembali
ATP melalui system glikogen-asam laktat. Hal ini diperoleh melalui dua
cara, yaitu : asam laktat diubah kembali menjadi asam piruvat dan
kemudian di metabolism secara oksidatif oleh seluruh jaringan tubuh. Sisa
asam laktat diubah kembali menjadi glukosa terutama di dalam hati dan
glukosa selanjutnya digunakan untuk melengkapi penyimpanan glukosa
dalam otot. Dengan mekanisme :
Aktivitas otot kuat terus menerus → oksigen otot berkurang→ Akumulasi
asam laktat → dapat dipecah kembali bila terdapat cukup oksigen
(istirahat) dengan 2 macam mekanisme ( diubah jadi asa piruvat atau
diubah menjadi glukosa ) → sehingga dapat dipakai kembali oleh tubuh
menjadi sumber energi baru.
4. Infra red merupakan salah satu cara membantu pemulihan kelelahan otot.
Infrared dapat menembus kulit sehingga menghasilkan suhu panas dimana
suhu panas yang ditimbulkan infrared dapat memperbesar pembuluh darah
( vasodilatasi ) sehingga dapat memperbaiki sirkulasi darah yang
mempengaruhi lancarnya suplai oksigen dalam otot serta nutrisi yang
dapat memulihkan kelelahan. Selain itu dengan paparan sinar infrared
13
menyebabkan pengurangan ketegangan otot sehingga otot menjadi rileks.
Dengan mekanisme :
Kelelahan → disinari infra red → pelebaran (vasodilatasi) pembuluh darah
oleh suhu panas → suplai oksigen dalam darah mengalir lancar.
Kelelahan → disinari infra red → mengurangi ketegangan otot → otot
menjadi rileks.
5. Pemijitan merupakan salah satu cara dalam pemulihan kelelahan otot.
Dengan Pengaruh pemijatan pada kelelahan, yaitu :
a. Mengurangi tingkat kelelahan otot.
b. Menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah.
c. Merelaksasi otot.
d. Meredakan ketegangan otot.
e. Mencegah terjadinya cedera.
f. Mempercepat kesembuhan akibat dari overuse otot.
g. Memberikan rasa nyaman pada tubuh dan pikiran.
6. Pengaruh suhu dingin terhadap kelelahan otot adalah dingin menyebabkan
vasokonstriksi dan memperpanjang lama kerja dan cepat lelah. Dengan
mekanisme :
Kelelahan → perlakuan suhu dingin → vasokonstriksi (penyempitan)
pembuluh darah → suplai oksigen tidak lancar / berkurang → otot menjadi
cepat lelah.
7. Panas dalam hal ini hampir sama dengan pemaparan sinar infrared yakni
Suhu panas menyebabkan pembuluh darah membesar dan memperbaiki
sirkulasi darah yang mengandung nutrisi dan oksigen yang dapat
memulihkan kelelahan akibat aliran nutrisi dan oksigen ke jaringan otot.
Dengan mekanisme :
Kelelahan → diberi suhu panas → vasodilatasi (pelebaran) pembuluh
darah oleh → suplai oksigen dan nutrisi dalam darah lancar (sirkulasi
darah lancar).
14
8. Karena apabila terjadi kelelahan, dimana dalam kelelahan ada penimbunan
asam laktat yang mana apabila asam laktat ini mengenai saraf ujung bebas
akan mengiritasi saraf tersebut sehingga timbullah rasa nyeri.
15
3.2 Hasil Pengamatan
3.1.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
Jenis
Kelamin
Tangan Percobaan
Ke- Waktu Sampai
Lelah
Jumlah
Kontraksi
Otot
Tinggi Amplitudo
(cm)
Awal Akhir
P
Kanan I 1 menit 2 detik 22 4,8 2,4
II 58 detik 25 4,5 4
Kiri I 53 detik 20 5 2
II 51 detik 17 3,5 2
L
Kanan I 1 menit 53 detik 24 5 2
II 1 menit 12 detik 24 4,5 4
Kiri I 1 menit 10 detik 20 4,5 1,5
II 53 detik 17 4,5 1,5
3.1.2 Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan pada Kelelahan
Jenis
Kelamin
Tangan Percobaan
Ke- Waktu Sampai
Lelah
Jumlah
Kontraksi
Otot
Tinggi Amplitudo
(cm)
Awal Akhir
P
Kanan I 1 menit 13 3,3 1,5
II 56 detik 7 3 1
Kiri I 1 menit 10 detik 9 4 1,5
II 41 detik 18 4 1,5
L
Kanan I 30 detik 16 4 2
II 30 detik 9 4,5 2,5
Kiri I 1 menit 17 4,8 1,5
II 52 detik 15 4 2
Pengaruh Suhu Dingin dan Panas pada Kelelahan
Jenis
Kelamin
Tangan Percobaan
Ke- Waktu Sampai
Lelah
Jumlah
Kontraksi
Otot
Tinggi Amplitudo
(cm)
Awal Akhir
P
Kanan I 55 detik 21 4 1,5
II 53 detik 20 3 1,5
Kiri I 43 detik 14 4 1,5
II 34 detik 17 3 1
L
Kanan I 1 menit 32 detik 36 3,7 2
II 1 menit 37 detik 36 4 1,5
Kiri I 1 menit 16 detik 28 4 2
II 1 menit 38 detik 31 4 1,5
16
3.1.3 Pengaruh Kelelahan pada Kecepatan dan Keterampilan Halus
Jenis
Kelamin
Waktu Menguntai Manik-
manik (s) Perubahan yang Terjadi
P 2 menit 36 detik Tangan gemetar
L 1 menit 57 detik Capek dan tangan gemetar
3.1.4 Pengaruh Kelelahan pada Ketelitian Kerja
Ora
ng c
ob
a
Uru
tan
man
ik-m
an
ik
dala
m 1
0 m
enit
Ju
mla
h s
eri
man
ik-
man
ik u
ruta
n s
am
a Setelah istirahat 5 menit Setelah lelah
Perubahan yang
terjadi
Wak
tu l
elah
Ju
mla
h u
nta
ian
man
ik-m
an
ik
Ju
mla
h u
nta
ian
man
ik-m
an
ik
uru
tan
sa
ma
Wak
tu l
elah
Ju
mla
h u
nta
ian
man
ik-m
an
ik
Ju
mla
h u
nta
ian
man
ik-m
an
ik
uru
tan
sa
ma
P 27 24 6 menit 15 12 13 8
Manik-manik banyak
yang jatuh, lebih
melambat, dan terjadi
salah rangkaian
L 32 27 3 menit
15 detik 28 21 25 16
Manik-manik banyak
yang jatuh, lebih
melambat, dan terjadi
salah rangkaian
17
3.3. Pembahasan
3.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
Hasil yang kami dapatkan pada percobaan kami menunjukkan bahwa
waktu sampai kelelahan lebih tinggi laki-laki daripada wanita, begitu juga dengan
jumlah kontraksi otot sampai kelelahan lebih tinggi pria, hal ini dikarenakan
karena pria mempunyai massa otot yang lebih besar daripada wanita sehingga
dapat berkontraksi dengan kuat dan waktu yang lama, selain itu pada ketinggian
amplitudonya menunjukkan bahwa tiap kontraksi pada laki-laki lebih kuat
daripada wanita hal ini juga berkaitan dengan massa otot laki yang lebih besar
serta simpanan glikogen pada laki-laki yang lebih besar.
Kemudian apabila dibandingkan dengan hasil percobaan tangan kanan
dengan tangan kiri didapatkan hasil bahwa tangan kuat lebih mampu melakukan
kontraksi otot dengan kuat dan dalam waktu yang lama, hal ini berkaitan pula
terhadap kebiasaan seseorang memakai aktivitas untuk kontraksi apakah tangan
kanan ataukah tangan kiri, karena apabila seseorang lebih dominan satu tangan
tertentu tentunya apabila dipakai terus menerus ototnya akan menebal atau
terjadinya peningkatan massa otot sehingga hasilnya akan dapat kontraksi kuat
dan lama, sedangkan bagian alat gerak yang jarang digunakan tentu saja massa
ototnya lebih kecil sehingga lebih lemah, dalam hal ini juga kami ketahui pada
orang coba kami semua dominan menggunakan tangan kanan pada kehidupan
sehari-harinya bukan kidal sehingga hasilnya pun lebih kuat dan lama untuk
tangan kanan baik pria maupun wanita.
3.2 Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan Pada Kelelahan
Pada percobaan ini digunakan manset untuk menghalangi sirkulasi darah,
berdasarkan hasil pengamatan kami dan dibandingkan dengan percobaan
sebelumnya diketahui bahwa adanya hambatan sirkulasi darah akan menyebabkan
kelelahan otot cepat terjadi selain itu juga kekuatan kontraksi yang lebih lemah,
hal ini dikarenakan metabolisme glukosa dalam otot terganggu, suplai darah yang
mengandung nutrisi dan O2 tidak ada dan akan menyebabkan asam laktat
(penumpukan pada saat kontraksi) tidak dapat diubah kembali menjadi sumber
18
energi. Akibatnya, kelelahan terjadi lebih cepat. Ketika kontraksi, akan ada
penumpukan asam laktat akibat pengubahan glikogen menjadi sumber energi. Dan
karena tidak terdapat suplai oksigen, maka asam laktat tidak dapat diubah kembali
menjadi sumber energi. Akibatnya akan lebih cepat terjadi kelelahan otot.
Pemijatan pada orang coba yang mengalami kelelahan otot dapat
memperbaiki sirkulasi darah sehingga proses pemulihan dari kelelahan berjalan
lebih cepat.
3.3 Pengaruh Suhu Dingin dan Panas Pada Kelelahan
Pada percobaan ini dilakukan 2 perlakuan yakni tangan dicelupkan air
dingin dan dicelupkan air panas, hasilnya pun berbeda yakni pada tangan yang
dimasukkan air panas (hangat) kontraksi ototnya lebih kuat dan lama sedangkan
pada tangan yang dicelupkan air dingin didapatkan bahwa kontraksi ototnya lebih
singkat , hal ini disebabkan pada perlakuan air panas akan menyebabkan
pembuluh darah vasodilatasi atau mengalami pelebaran sehingga aliran darah
menjadi lancar, oksigen dan nutrisi lebih lancar diangkut untuk metabolisme otot
yang membutuhkan, akan tetapi kondisi air dingin menyebabkan pembuluh darah
mengalami vasokontriksi sehingga menyebabkan sirkulasi lebih terhambat alhasil
pengangkutan oksigen dan nutrisi ke jaringan otot yang membutuhkan berkurang
akhirnya lebih cepat timbul kelelahan.
3.4 Pengaruh Kelelahan Pada Kecepatan Dan Keterampilan Halus
Dalam percobaan ini didapatkan hasil bahwa pada pria dan wanita terdapat
perbedaan kecepatan dalam mengintai manik dengan waktu lebih cepat pria dari
pada wanita, dalam hal ini kelelahan berpengaruh terhadap kelelahan dan
keterampilan halus dikarenakan pada bagian tubuh yang digunakan untuk
beraktifitas apabila mengalami kelelahan dan melakukan sesuatu dengan bagian
tersebut tentunya akan membutuhkan waktu yang lebih lama dikarenakan adanya
penimbunan asam laktat mengganggu kontraksi otot, untuk melakukan lebih
akibat oksigen dan nutrisi kurang sehingga ATP yang dihasilkan terbatas dan
hasilnya kecepatan tidak optimal dalam arti lebih lambat.
19
3.5 Pengaruh Kelelahan Pada Ketelitian Kerja
Dalam percobaan ini didapatkan hasil bahwa ketelitian dalam keadaan
lelah pada pria lebih tinggi daripada wanita, kelelahan sendiri memang
berpengaruh terhadap ketelitian kerja hal ini dikarenakan karena akibat aktivitas
yang tinggi dengan alat gerak membuat pasokan nutrisi dan oksigen lebih utama
ke daerah tersebut sedangkan lama-kelamaan akan menjadi kelelahan, kelelahan
ini juga bisa karena cadangan glikogen otot yang berkurang sehingga kekurangan
ATP untuk aktivitas selain itu otak sebagai pusat integrasi termasuk ketelitian
membutuhkan energi dan oksigen yang besar pula, apabila tidak tercukupi
tentunya kinerjanya kurang optimal sehingga ketelitian kerjanya berkurang.
20
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapatkan dalam percobaan kami adalah kelelahan
otot bisa disebabkan karena adanya penimbunan asam laktat akibat hasil respirasi
anaerob dalam metabolism glukosa akibat terbatasnya jumlah oksigen dan
terbatasnya energi sehingga menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot ini
dipengaruhi oleh beberapa hal yakni jenis kelamin, kebugaran fisik, selain itu juga
kelelahan otot ini mempengaruhi banyak hal yakni kecepatan, keterampilan halus,
serta keletihan kerja, dimana untuk mengatasi kelelahan bisa dilakukan dengan
berbagai cara yakni pemijatan, ataupun pemaparan sinar infrared dengan tujuan
melebarkan pembuluh darah atau vasodilatasi sehingga sirkulasi darah menjadi
normal selain menguraikan asam laktat sehingga kelelahan bisa diatasi.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta:EGC
Philip. 2007. Anatomi dan fisiologi cliffs quick review. Jakarta:Hungry
Minds.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Syaifuddin. 2014. Anatomi Fisiologi edisi 4. Jakarta:EGC