laporan f5 yusrina adani

Upload: yusrina-adani

Post on 10-Mar-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Puskesmas

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATAN F5UPAYA KESEHATAN MASYARAKATF.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Pengenalan Penyakit Menular Seksual Sejak Usia Dini

Disusun Oleh:dr. Yusrina Adani

Dokter Pendamping:dr. Zulia Nuraini

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIAPUSKESMAS MLATI II2015A. Latar BelakangKesehatan Reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.Pengertian kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal-hal sebagai berikut: 1) Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk bereproduksi; 2) Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak melakukannya; 3) Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural;4) Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih,2004).Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena, itu remaja sering kali dikenal dengan fase mencari jati diri atau fase topan dan badai. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik (Mohammad Ali, 2010).Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti Yani, 2009).Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kebersihan alat-alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan, hubungan seksual pranikah, penyakit menular seksual (PMS), pengaruh media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang harmonis antara remaja dengan keluarganya.Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada remaja dibandingkan pada wanita yang berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan yang lama dan macet, perdarahan, dan faktor lain. Kegawatdaruratan yang berhubungan dengan kehamilan juga sering terjadi pada remaja yang sedang hamil misalnya, hipertensi dan anemia yang berdampak buruk pada kesehatan tubuhnya secara umum.Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja seringkali berakhir dengan aborsi. Banyak survey yang telah dilakukan di negara berkembang menunjukkan bahwa hampir 60% kehamilan pada wanita berusia di bawah 20 tahun adalah kehamilan yang tidak diinginkan atau salah waktu (mistimed). Aborsi yang disengaja seringkali berisiko lebih besar pada remaja putri dibandingkan pada mereka yang lebih tua. Banyak studi yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa kematian dan kesakitan sering terjadi akibat komplikasi aborsi yang tidak aman.Data-data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1995 sekitar 1/5 dari penduduk dunia adalah remaja yang berumur 10-19 tahun. Sekitar 900 juta berada di negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang mempunyai penduduk usia remaja cukup besar. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22%, yang terdiri dari 50% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Soetjiningsih, 2009). Permasalahan remaja yang saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan, hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang pendidikan seks, remaja perempuan dan laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai pasangan atau pacar pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing mencapai 34,7% dan 30,9% (BKKBN, 2008).Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Dalam hal ini, remaja berkembang kearah kematangan seksual. Sebagian remaja mengalami kebingungan untuk memahami tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan olehnya. Seperti boleh atau tidak melakukan pacaran, melakukan onani atau ciuman. Kebingungan ini akan menimbulkan suatu perilaku seksual yang kurang sehat dikalangan remaja (Soetjiningsih, 2009).Mengingat keingintahuan remaja sangat besar, dalam kondisi dimana teknologi informasi dan komunikasi begitu bebas dewasa ini, maka kesempatan remaja untuk memperoleh informasi terhadap berbagai hal termasuk masalah seks sangat terbuka. Masalahnya adalah tidak semua informasi yang benar dan tepat bagi kehidupan remaja, jika kemudian remaja mendapatkan informasi yang tidak benar, maka hal tersebut akan berpengaruh pada nilai kehidupan mereka.Oleh karena itu, dari permasalahan tersebut, sebagai tenaga kesehatan wajib memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan benar dan dirasa perlu ditingkatkan sejak dini salah satunya adalah dengan edukasi melalui penyuluhan.

B.Tujuan Penyuluhan1. Tujuan UmumDiharapkan siswa-siswi SMP dapat mengetahui secara luas tentang kesehatan reproduksi.2. Tujuan KhususSetelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan siswa-siswi dapat:1. Mengetahui definisi kesehatan reproduksi2. Mengetahui anatomi organ reproduksi3. Mengetahui tanda-tanda pubertas4. Mengetahui perubahan dan perkembangan organ reproduksi5. Mengetahui cara menjaga kebersihan organ reproduksi 6. Mengetahui penyakit menular seksual dan cara menghindarinya

C. Sasaran PenyuluhanPerwakilan siswa-siswi (konselor sebaya) kelas 1-3 SMP N 1 Mlati, SMPM N 3 Mlati, SMP Pamungkas, dan SMP Muhammadiyah 3 Mlati.

D. Pelaksanaan KegiatanWaktu pelaksanaan:Hari, tanggal: Sabtu, 31 Oktober 2015Waktu: pk 08.00-09.00 WIB

E. Tempat pelaksanaanRuang Aula Lantai 2 Puskesmas Mlati 2, Sleman

F. Monitoring dan EvaluasiPerwakilan dari tiap SMP diundang untuk menghadiri penyuluhan yang diselenggarakan di Aula Lantai 2 Puskesmas Mlati 2, Sleman. Salah satu topic penyuluhan konselor sebaya adalah mengenai penyakit menular seksual. Penyuluhan dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan jenis kelamin. Penyuluh pun juga menyesuaikan dengan kelompok perempuan atau laki-laki. Hal ini bertujuan agar proses penyuluhan berlangsung dengan lebih nyaman dan peserta bisa lebih terbuka saat bertanya. Kegiatan ini berlangsung 2 jam dimulai sekitar pukul 09.00 11.00. Pemberian informasi melalui penyuluhan berjalan dengan lancer. Para siswa terlihat antusias dan aktif dalam sesi penyuluhan, ikut serta menjawab pertanyaan dari presenter dan memberikan pertanyaan mengenai hal yang tidak mereka mengerti. Peserta tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai fungsi tubuh manusia, terutama sistem reproduksi, berkaitan dengan tahap perkembangan pubertas remaja yang saat ini mereka jalani. Terutama para siswi yang sudah mengalami menstruasi. Secara umum para peserta masih belum memiliki pengetahuan dasar mengenai topik yang dibahas, mengingat mereka baru SD, pelajaran yang di dapat sebatas IPA secara umum, namun mereka terlihat antusias. Sesi tanya jawab yang dilakukan sangat singkat dikarenakan waktu acara dimulai terlambat dari pihak sekolah. Untuk ke depannya, sebaiknya metode penyuluhan dapat dilakukan lebih personal dengan metode focus group discussion, karena meskipun sudah dibagi kelompok berdasar jenis kelamin, masih ada yang malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Pemberian informasi mengenai pemahaman kesehatan sistem reproduksi, sangatlah penting untuk disampaikan kepada para remaja, karena pencegahan penyakit terbaik datang dari pengetahuan yang benar sejak dini. Remaja perlu memahami kesehatan reproduksi karena pemahaman mengenai kesehatan reproduksi sangat penting agar bisa mempersiapkan dirinya lebih baik dalam memasuki kehidupan berkeluarga nantinya. Oleh sebab itu diharapkan remaja bisa mengatur fungsi dan proses reproduksinya serta bisa lebih bijak dalam membangun perilaku seksual yang bertanggung jawab nantinya dan dapat menjaga kesehatan reproduksinya sejak dini.

DAFTAR PUSTAKA

Manuabu, Gde Bagus Ida.2004. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Penerbit ArcanGebbie, Ailsa, Glaiser, Anna.2006. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EKGNurachmah, Elly. 2010. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

LAMPIRAN