laporan eks kimia dasar

35
PEDOMAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I UNTUK MAHASISWA KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA Oleh: Tim Praktikum Kimia Dasar LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 1

Upload: agnes-mambus-yusti

Post on 27-Oct-2015

432 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

eksperimen kimia dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Eks Kimia Dasar

PEDOMAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

UNTUK MAHASISWA KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA

Oleh:

Tim Praktikum Kimia Dasar

LABORATORIUM TERPADU

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2012

KATA PENGANTAR1

Page 2: Laporan Eks Kimia Dasar

Alhamdulillahirobbil’alamin penulis sampaikan ke hadirat yang

maha pengasih dan penyayang, Allah SWT, karena kesempatan

yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis bisa

menyelesaikan buku petunjuk praktikum kimia dasar 1 ini. Buku ini

disusun sebagai buku pegangan untuk mahasiswa yang mengambil

mata kuliah praktikum kimia dasar 1 dengan harapan bisa

membantu pemahaman tentang teori yang didapatkan di kelasdan

memberikan keterampilan dasar praktikum untuk mempelajari kimia

yang lebih lanjut.

Buku ini terdiri atas enam judul percobaan yang terdiri dari

stoikiometri reaksi, sistem periodik unsur, reaksi dalam larutan

berair, standarisasi larutan NaOH 0,1 M dan penggunaannya dalam

penentuan kadar asam cuka perdagangan, ekstraksi pelarut dan

reaksi reduksi-oksidasi.

Akhirnya penulis berharap semoga buku ini bisa digunakan

secara tepat dan mengena sesuai dengan apa yang diharapkan.

Agustus, 2011

Tim Praktikum Kimia Dasar

Susy Yunita P, MSi

Maya Rahmayanti, M.Si

Asih Widi Wisudawati, M.Pd

2

Page 3: Laporan Eks Kimia Dasar

DAFTAR ISI

Halaman

Judul.............................................................................

......

1

Kata

Pengantar ....................................................................

.............

2

Daftar

Isi ................................................................................

...........

3

Tata

Tertib ..........................................................................

..............

4

Percobaan 1 : Stoikiometri

Reaksi .........................................................

5

Percobaan 2 : Sistem Periodik

Unsur.... ................................................

10

Percobaan 3 : Reaksi dalam Larutan

Berair ...............................................

14

Percobaan 4: Standarisasi larutan NaOH 0,1 M dan

Penggunaannya dalam penentuan kadar

Asam Cuka

Perdagangan............................................

...............

17

Percobaan 5 : Ekstraksi

Pelarut ...........................................................

22

Percobaan 6 : Reaksi Reduksi-

Oksidasi ..................................................

25

3

Page 4: Laporan Eks Kimia Dasar

TATA TERTIB

PESERTA PRAKTIKUM KIMIA DASAR

1. Setiap peserta harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan,

apabila terlambat lebih dari 5 (lima) menit dari waktu tersebut, maka dia

tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu.

2. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai jas praktikum

(berwarna putih) yang bersih sehingga tidak mengganggu peserta yang

lain.

3. Setiap peserta diwajibkan membuat laporan praktikum, yaitu laporan

sementara (yang ditanda tangani assisten) dan sebelum mengikuti

praktikum berikutnya, peserta harus mengumpulkan laporan resmi. Jika

tidak mengumpulkan maka peserta tidak diperkenankan mengikuti

praktikum pada hari itu.

4. Setiap peserta harus menjaga kebersihan laboratorium, bekerja dengan

tertib, tenang, dan teratur. Selama mengikuti praktikum, peserta harus

4

Page 5: Laporan Eks Kimia Dasar

bersikap sopan, baik dalam berpakaian (tidak boleh memakai sandal

ataupun kaos oblong), cara berbicara maupun cara bergaul supaya sopan.

Apabila peserta tidak sopan dan membuat kegaduhan, mereka dapat

dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkenankan untuk melanjutkan

praktikum pada hari itu. Kegiatan praktikum dinyatakan gagal.

5. Setiap peserta harus mengembalikan botol bahan-bahan kimia yang

tertutup rapat ditempat semula.

6. Setiap peserta harus mengembalikan alat-alat yang telah dipakai dalam

keadaan bersih dan kering, serta mengembalikan ke tempat semula.

7. Bagi mereaka yang tidak mengikuti praktikum pada hari yang telah

terjadwal, dinyatakan inhal (menunda praktikum) dengan memenuhi

persyaratan yang ada.

8. Inhal tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali kecuali mereka yang sakit dan

harus diopname di rumah sakit. Lebih dari 2 kali dinyatakan tidak lulus

dan harus mengulang tahun berikutnya.

PERCOBAAN 1

STOIKIOMETRI REAKSI

A. Tujuan Percobaan

1 Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan

perubahan temperatur

2 Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol

B. Dasar Teori

Ilmu kimia adalah ilmu yang dikembangkan berdasarkan

eksperimen melalui pendekatan ilmiah. Ilmu kimia mempelajari

perubahan zat baik secara fisik maupun secara kimia. Perubahan yang

mengahasilkan zat baru yang jenis dan sifatnya berbeda dari zat

pembentuknya disebut sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia.

5

Page 6: Laporan Eks Kimia Dasar

Perubahan kimia ini dapat diamati dari terbentuknya hasil reaksi seperti

timbulnya gas, endapan, terjadi perubahan warna dan perubahan kalor.

Untuk memudahkan dalam merancang suatu eksperimen, maka

perlu menuliskan persamaan reaksi kimia, yang menunjukkan zat-zat

yang bereaksi dan hasil reaksi, untuk menunjukkan bahwa reaksi setara,

diungkapkan dengan koefisien reaksi. Koefisien reaksi merupakan

konversi yang menunjukkan jumlah atom atau molekul yang terlibat

dalam reaksi atau menyatakan pula jumlah mol senyawa yang bereaksi.

Contoh : reaksi antara gas nitrogen dan gas hidrogen membentuk gas

amonia, persamaan reaksinya:

N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g)

Persamaan ini menyatakan bahwa 1 molekul nitrogen bereaksi dengan 3

molekul hidrogen membentuk 2 molekul amonia atau konversi ke mol

menjadi 1 mol nitrogen bereaksi dengan 3 mil hidrogen menbentuk 2 mol

amonia. Angka 1, 3 dan 2 adalah koefisien reaksi sebagai faktor konversi.

Secara laboratorium, untuk mengetahui koefisien dalam persamaan

kimia diperlukan sederetan data hasil percobaan. Salah satu cara

sederhana untuk menentukan koefisien reaksi dengan metode variasi

kontinu. Prinsip dasarnya dalam sederetan percobaan yang dilakukan,

jumlah moler total campuran pereaksi dibuat tetap sedangkan jumlah

molar masing-masing dibuat berubah secara teratur (diberagamkan

secara beraturan dan kontu). Perubahan yang terjadi akibat adanya

reaksi antara campuran pereaksi seperti massa, volum dan suhu

dialurkan terhadap jumlah molar masing-masing pereaksi dalam suatu

grafik, sehingga diperoleh titik optimum. Titik optimum yang terbentuk

menyatakan perbandingan koefisien dari masing-masing pereaksi.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

6

Page 7: Laporan Eks Kimia Dasar

- gelas beker 50 ml (4)

- mistar ukuran 20 cm (1)

- termometer (2)

2. Bahan

- NaOH 0,1 M

- NaOH 1,0 M

- CuSO4 0,1 M

- HCl 1,0 M

D. Cara Kerja

1. Stokiometri Reaksi Pengendapan

a. Sediakan dua buah gelas beker 50 ml. Ke dalam 1 gelas beker masukkan

5 ml NaOH 0,1 M. Pada gelas beker yang lain masukkan 25 ml CuSO4 0,1

M. Campurkan kedua larutan itu kemudian kocok.

b. Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di

dasar gelas beker.

c. Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunakan mistar (agar akurat

terapkan satuan mili-meter).

d. Lakukan cara yang sama dengan langkah (a-c) untuk percobaan berikut,

dengan mengubah volume pereaksi masing-masing tetapi volume total

tetap 30 ml, yaitu:

- 10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4 0,1 M

7

Page 8: Laporan Eks Kimia Dasar

- 15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 0,1 M

- 20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4 0,1 M

- 25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M

e. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y)

dan volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.

f. Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang

diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.

g. Bandingkan dengan koefesien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan

persamaan reaksi.

h.Tentukan rendemen hasil reaksi dengan menggunakan konsep mol.

2. Stokiometri Sistem Asam-Basa

a. Ke dalam gelas beker 50 ml, masukkan 5 ml NaOH 1,0 M dan ke dalam

gelas beker lainnya masukkan 25 ml HCl 1,0 M. Kemudian ukur

temperatur kedua larutan tersebut (TM ) dan diusahakan agar sama

(dapat dilakukan dengan merendam kedua gelas beker tersebut dalam

penangas air.

b. Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total 30 ml, ukur

temperatur campuran dan catat suhu maksimum yang konstan ( TA ).

c. Lakukan cara yang sama untuk percobaan berikut dengan mengubah

volume pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah

30 ml, yaitu:

- 10 ml NaOH 1,0 M dan 20 ml HCl 1,0 M

- 15 ml NaOH 1,0 M dan 15 ml HCl 1,0 M

- 20 ml NaOH 1,0 M dan 10 ml HCl 1,0 M

8

Page 9: Laporan Eks Kimia Dasar

- 25 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M

d. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur

(sumbu y) dan volume asam/basa (sumbu x).

f. Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang

diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.

g. Bandingkan dengan koefesien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan

persamaan reaksi.

h. Tentukan rendemen hasil reaksi dengan menggunakan konsep mol.

E. Analisis Data

Pada percobaan D.2 dan D.3, berdasarkan grafik yang diperoleh dari data

antara perubahan temperatur / tinggi endapan terhadap volume masing-

masing pereaksi ditentukan stokiometri reaksi dengan mengubah satuan

volume masing-masing pereaksi pada titik optimum menjadi mol.

mol = molaritas larutan (M) x volume larutan (V)

Sehingga diperoleh perbandingan mol = perbandingan koefisien reaksi.

F. Daftar Pustaka

1. Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa:

Indra Noviandri dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2. Beran & Brady, 1978, Laboratory manual for General Chemistry, New York:

John Wiley & Sons.

9

Page 10: Laporan Eks Kimia Dasar

2. Brescia, Frank.et Al, 1980, Fundamental of Chemistry laboratory Students.

4th Ed.New York : Academic Press, Inc

PERCOBAAN 2

SISTEM PERIODIK UNSUR

A. Tujuan Percobaan

1. Mengenal unsur halogen dan ion halida

2. Mempelajari kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur halogen

10

Page 11: Laporan Eks Kimia Dasar

3. Mempelajari keperiodikan sifat logam-logam alkali dan alkali tanah

B. Dasar Teori

Kofigurasi elektron unsur-unsur menunjukkan suatu keragaman

periodik dengan bertambahnya nomor atom. Akibatnya, unsur-unsur juga

akan menunjukkan keragaman periodik dalam perilaku fisis dan kimianya.

Pada umumnya unsur-unsur yang segolongan dalam Sistem Periodik

Unsur mempunyai sifat yang hampir mirip. Unsur-unsur tersebut sifat-

sifatnya akan bertambah atau berkurang secara periodik dari atas ke bawah.

Begitu pula jika unsur-unsur itu membentuk senyawa. Sifat-sifat senyawa

yang terbentuk juga mirip. Namun ada perbedaan sifat pada senyawa itu

yang disebabkan oleh perbedaan ukuran atom atau ion unsur-unsur

tersebut.

Dengan menentukan kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur golongan

halogen, maka akan diperoleh suatu pengertian mengenai kecenderungan

unsur-unsur untuk menarik elektron. Kecenderungan untuk menarik elektron

itu dapat dihubungkan dengan berubahnya ukuran atom dan ukuran ion.

Logam alkali dan alkali tanah mempunyai warna yang khas. Pada

percobaan ini akan dipelajari reaksi logam alkali maupun alkali tanah dengan

air, warna nyala logam alkali dan alkali tanah dan kelarutan senyawa alkali

tanah dalam air. Perbedaan kelarutan senyawa-senyawa logam alkali tanah

dapat digunakan untuk membedakan ion-ion logam alkali tanah.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

- Tabung reaksi

11

Page 12: Laporan Eks Kimia Dasar

- Rak tabung reaksi

- Pinggan penguapan

- Gelas kimia 500 ml

- Gelas ukur 10 ml

- pipet tetes

- Kawat nikrom

2. Bahan

- Larutan NaF, NaCl, NaBr dan NaI

- Larutan Brom (0,5 ml Br2/ 100 ml air)

- Larutan Iod (0,5 g I2/100 ml etanol)

- Larutan kanji

- Larutan CCl4

- Larutan AgNO3 0,1 M

- Larutan Na.tio sulfat 2 M

- Logam Na, Mg, dan Ca

- Larutan pekat LiCl, NaCl, MgCl2, BaCl2, SrCl2

- Ca(NO3)2 0,1 M, Ba(NO3)2 0,1 M, Sr(NO3)2 0,1 M, (NH4)2C2O4 0,1 M, K2CrO4

0,1 M, (NH4)2SO4 0,1 M

- Larutan fenolftalein

D. Cara Kerja

1. Pengenalan golongan alkali dan alkali tanah

12

Page 13: Laporan Eks Kimia Dasar

Reaksi dengan Air

a. Apungkan secarik kertas saring di atas permukaan air dalam pinggan

penguapan. Jepit sepotong kecil natrium dan letakkan di atas kertas itu.

Perhatikan! Jangan pegang natrium dengan tangan dan jangan dekat

dengan tempat reaksi. Setelah reaksi selesai, periksalah air di dalam

pinggan tersebut dengan 1 tetes fenolftalein, catat perubahan yang

terjadi.

b. Balikkan tabung reaksi yang berisi air dan masukkan di dalam gelas kimia

yang juga berisi air. Masukkan sepotong kecil Ca ke dalam gelas kimia itu

dan segera tutup Ca itu dengan tabung reaksi yang berisi air. Dalam

tabung itu terjadi gas. Setelah reaksi selesai, periksalah gas itu dengan

nyala kecil, apa yang terjadi? Kemudian periksalah airnya dengan

fenolftalein, catat perubahan warna yang terjadi.

c. Bersihkan sepotong Mg dengan amplas, masukkan Mg itu ke dalam

air.Tunggu beberapa menit, apa yang terjadi? Kemudian periksalah airnya

dengan penolftalein, catat perubahan warna yang terjadi.

Reaksi Nyala

Bersihkan kawat nikrom dengan cara mencelupkannya ke dalam larutan HCl

pekat, kemudian panaskan kawat itu dalam nyala. Ulangi pekerjaan itu

sampai tidak tampak warna lain dalam nyala (kawat yang bersih, tidak

mengubah warna nyala). Kemudian celupkan lawat ke dalam larutan LiCl

pekat dan periksa warnanya dalam nyala. Dengan cara yang sama periksa

warna nyala NaCl, MgCl2, SrCl2 dan BaCl2.

Kelarutan senyawa logam alkali tanah

a. Masukkan ke dalam tiga tabung reaksi berturut-turut 1 ml larutan

Ca(NO3)2 0,1 M, 1 ml lar. 0,1 M Sr(NO3)2 dan 1 ml Ba(NO3)2 0,1 M. Teteskan

dengan pipet tetes larutan (NH4)2C2O4 0,1 M ke dalam masing-masing

13

Page 14: Laporan Eks Kimia Dasar

tabung di atas sampai tepat terbentuk endapan (atau keruh). Catat

jumlah tetes yang digunakan sampai terbentuk endapan. Jika tidak

terbentuk endapan sampai penambahan 20 tetes, hentikan penetesan .

b. Kerjakan seperti pada (1), tetapi gantilah larutan amonium oksalat dengan

larutan (NH4)2SO4 0,1 M dan kemudian dengan larutan K2CrO4 0,1 M.

2. Pengenalan Halogen

a. Brom. Tambahkan 10 tetes CCl4 ke dalam 1 ml lar. Brom, kocok perlahan-

lahan. Dan amati perubahan warna lapisan CCl4.

b. Iod. Tambahkan beberapa tetes larutan kanji ke dalam larutan Iod, catat

warna yang terjadi.

E. Evaluasi

1. Apa sebab terjadi perubahan warna pada fenolftalein ?

2. Jika label dalam botol-botol larutan Ca(NO3)2, Sr(NO3)2, dan Ba(NO3)2

terlepas, bagaimana anda dapat mengetahui isi botol itu ? Susun suatu

cara kerja agar label pada botol dapat dikembalikan dengan benar.

F. Daftar Pustaka

1. Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa:

Indra Noviandri dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2. Beran & Brady, 1978, Laboratory manual for General Chemistry, New York:

John Wiley & Sons.

2. Brescia, Frank.et Al, 1980, Fundamental of Chemistry laboratory Students.

4th Ed.New York : Academic Press, Inc

PERCOBAAN 3

REAKSI DALAM LARUTAN BERAIR

14

Page 15: Laporan Eks Kimia Dasar

A. Tujuan Percobaan

1. Mempelajari reaksi yang berlangsung dalam larutan berair

2. Mengetahui persamaan molekul, persamaan ionik dan persamaan ionik

total dari suatu reaksi

B. Dasar Teori

Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan

berair adalah reaksi pengendapan (precipitation reaction) dengan ciri

terbentuknya produk yang tak terlarut atau endapan. Endapan adalah

padatan tak terlarut yang terpisah dari larutan. Reaksi pengendapan

biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik.

Untuk meramalkan apakah endapan akan terbentuk jika dua larutan

dicampurkan dapat digunakan konsep kelarutan dari zat terlarut, yaitu

jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu

pelarut pada suhu tertentu. Dalam konteks kualitatif ahli kimia membagi

zat-zat sebagai zat dapat larut, sedikit larut atau tak dapat larut. Zat

dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila

ditambahkan air. Jika tidak zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut

atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat

tapi daya larutnya tidak sama.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

- labu ukur 10 ml (5)

- tabung reaksi (4)

2. Bahan

15

Page 16: Laporan Eks Kimia Dasar

- KCl, NaNO3, CuSO4, NaOH dan K3PO4 , (NH4)2SO4 1 M 1 M

- Ca(NO3)2 0.1 M

- akuades

D. Cara Kerja

1. Mengencerkan larutan KCl, NaNO3, CuSO4, NaOH dan K3PO4 1 M menjadi

larutan KCl, NaNO3, CuSO4, NaOH dan K3PO4 0,2 M menggunakan labu

ukur 10 ml

2. Mereaksikankan kedua senyawa berikut dalam tabung reaksi dan

mengamati perubahan yang terjadi.

a. 2 ml Larutan KCl 0,1 M dan 2 ml larutan NaNO3 0,1 M

b. 2 ml Larutan CuSO4 0,1 M dan 2 tetes larutan NaOH 0,1 M

c. 3 ml (NH4)2SO4 1 M dan 2 ml NaOH 1 M

d. 2 ml K3PO4 0,1 M dan 2 ml Ca(NO3)2 0.1 M

3. Menuliskan persamaan molekul, persamaan ionik dan persamaan ionik

total dari suatu reaksi

E. Evaluasi

1. Apakah perbedaan antara persamaan ionik dan persamaan molekul?

2. Apakah keuntungan dari penulisan persamaan ionik total untuk reaksi

pengendapan?

16

Page 17: Laporan Eks Kimia Dasar

F. Daftar Pustaka

1. Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa:

Indra Noviandri dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2. Beran & Brady, 1978, Laboratory manual for General Chemistry, New York:

John Wiley & Sons.

2. Brescia, Frank.et Al, 1980, Fundamental of Chemistry laboratory Students.

4th Ed.New York : Academic Press, Inc

17

Page 18: Laporan Eks Kimia Dasar

PERCOBAAN 4

STANDARISASI LARUTAN NaOH 0,1 M DAN PENGGUNAANNYA DALAM

PENENTUAN KADAR ASAM CUKA PERDAGANGAN

A.Tujuan Percobaan

1. Menentukan molaritas larutan NaOH dengan larutan standar asam

oksalat.

2. Menetapkan kadar asam cuka perdagangan

B. Dasar Teori

Asidimetri dan alkalimetri adalah analisis kuantitatif volumetri

berdasarkan reaksi netralisasi. Keduanya dibedakan pada larutan

standarnya. Analisis tersebut dilakukan dengan cara titrasi. Pada titrasi

basa terhadap asam cuka, reaksinya adalah :

NaOH(aq) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O

Pada titrasi asam asetat dengan NaOH (sebagai larutan standar) akan

dihasilkan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Garam

natrium asetat ini akan terurai sempurna karena senyawa itu adalah garam,

sedang ion asam asetat akan terhidrolisis oleh air.

CH3COONa CH3COO- + Na+

CH3COO- + H2O CH3COOH + OH-

Ion asetat akan terhidrolisis oleh molekul air, menghasilkan molekul

asam asetat dan ion hidroksi. Oleh karena itu larutan garam dari basa kuat

dan asam lemah seperti natrium asetat, akan bersifat basa dalam air

(pH>7). Apabila garam tersusun dari basa lemah dan asam kuat, larutan

garamnya akan bersifat asam (pH<7). Sedang garam yang tersusun dari

18

Page 19: Laporan Eks Kimia Dasar

basa dan asam kuat, larutan dalam air akan bersifat netral (pH=7).

Hidrolisis hanya terhadap asam lemah, basa lemah, ion basa dan ion asam

lemah. Titik ekuivalen pada proses titrasi asam cuka dengan larutan natrium

hidroksida akan diperoleh pada pH>7. Untuk mengetahui titik ekuivalen

diperlukan indikator tertentu sebagai penunjuk selesainya proses titrasi.

Warna indikator berubah oleh pH larutan. Warna pada pH rendah tidak sama

dengan warna pada pH tinggi. Dalam titrasi asam asetat dengan NaOH,

dipakai indikator semacam itu.

Pada analisis asam asetat dalam cuka perdagangan akan diperoleh

informasi apakah kadar yang tertulis pada etiket sudah benar dan tidak

menipu. Analisis dilakukan dengan menitrasi larutan asam asetat

perdagangan dengan larutan NaOH standar.

CH3COOH(aq) + NaOH (aq) CH3COONa(aq) + H2O

Gram ekuivalen dari asam asetat dapat dihitung yaitu :

Grek asam asetat = VNaOH MNaOH

Dalam hal ini molaritas NaOH sama dengan normalitas NaOH karena valensi

NaOH =1.

VNaOH = volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan semua asam

asetat

dalam larutan.

Karena valensi asam asetat = 1, maka 1 grek asam asetat = 1 mol.

Berat asam asetat (gram) = grek asam asetat BM asam asetat.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

19

Page 20: Laporan Eks Kimia Dasar

- Labu ukur 100 ml

- Buret 50 ml

- Erlenmeyer

- pipet ukur

2. Bahan

- Asam Oksalat

- Lar. NaOH

- Asam cuka perdagangan

- indikator p.p

D. Cara Kerja

a.Penentuan Molaritas NaOH

1. Ditimbang 1,26 g asam oksalat, dimasukkan ke dalam labu ukur 100

mL dan ditambah dengan air suling hingga volume tepat 100 mL.

2. Satu buret disiapkan dan dicuci, diisi larutan asam oksalat yang telah

disiapkan.

3. Dituang 10 mL larutan NaOH ke dalam erlenmeyer, ditambah 10 mL air

suling dan 1-2 tetes indikator pp, kemudian dititrasi dengan larutan

asam oksalat hingga warna merah jambu hilang.

4. Titrasi dilakukan 3 kali.

b.Penetapan Kadar Asam Cuka Perdagangan

1. Diambil 10 mL larutan cuka perdagangan dengan pipet ukur,

kemudian dimasukkan dalam labu ukur kapasitas 100 mL dan

diencerkan hingga volume 100 mL.

20

Page 21: Laporan Eks Kimia Dasar

2. Diambil 10 mL larutan encer (1), dimasukkan ke dalam

erlenmeyer ukuran 125 mL dan ditambah 2 tetes indikator pp.

3. Larutan ini dititrasi dengan larutan NaOH standar hingga terjadi

perubahan warna.

4. Titrasi dilakukan 3 kali.

5. Setelah selesai buret harap dicuci dengan asam pencuci (sisa

asam asetat perdagangan).

PENGAMATAN 1

Titrasi I Titrasi II Titrasi III Vrata-rata

VNaOH

VH2C2O4.2H2O

PENGAMATAN 2

Merk asam cuka yang dipakai………………..

Titrasi I Titrasi II Titrasi III

Skala awal

buret

Skala akhir

buret

Vol. NaOH

(mL)

21

Page 22: Laporan Eks Kimia Dasar

Volume rata-rata NaOH yang digunakan : ……………………….

E. EVALUASI

1. Apakah yang dimaksud dengan larutan standar?

2. Apa itu larutan standar primer dan sekunder?

3. Bila larutan asam kuat dititrasi dengan basa kuat memakai indikator

pp, apakah tepat bila titrasi sebaliknya juga memakai pp?Jelaskan!

F. Daftar Pustaka

1. Chang R., 2003, General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa:

Indra Noviandri dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2. Beran & Brady, 1978, Laboratory manual for General Chemistry, New York:

John Wiley & Sons.

2. Brescia, Frank.et Al, 1980, Fundamental of Chemistry laboratory Students.

4th Ed.New York : Academic Press, Inc

22

Page 23: Laporan Eks Kimia Dasar

PERCOBAAN 5

EKSTRAKSI PELARUT

A. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui cara memisahkan dan memurnikan zat

2. Mengetahui cara ekstraksi pelarut dengan menggunakan corong pisah

B. Dasar Teori

Hukum distribusi atau partisi cukup diketahui bahwa zat-zat

tertentu lebih mudah larut dalam pelarut-pelarut tertentu dibandingkan

dengan dengan pelarut-pelarut yang lain. Partisi zat-zat terlarut antara

dua cairan yang tidak dapat bercampur menawarkan banyak

kemungkinan yang menarik untuk pemisahan nalitis. Bahkan dimana

tujuan primer bukan analisis namun preparatif. Ekstraksi pelarut dapat

merupakan salah satu langkah penting dalam memurnikan zat.

Singkatnya ekstraksi pelarut adalah cara memisahkan zat terlarut

dengan dengan menggunakan pelarut lain yang mempunyai daya

melarutkan yang berbeda dengan pelarut yang semula. Misalnya,

memisahkan iod terlarut dalam air dengan menggunakan kloroform atau

karbon tetraklorida.

23

Page 24: Laporan Eks Kimia Dasar

Angka banding konsentrasi-konsentrasi itu selalu konstan asal

temperatur konstan, yaitu

Kd : :

Tetapan Kd dikenal sebagai koefisien distribusi atau partisi. Penting

untuk mencatat bahwa angka banding c2/c1 hanya konstan bila zat yang

terlarut mempunyai massa molekul relative yang sama untuk kedua

pelarut itu. Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: “ bila suatu

zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tak-dapat-campur, maka

pada suatu temperature yang konstan untuk tiap spesi molekul terdapat

angka banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan

angka banding distribusi ini tak bergantung pada spesi molekul lain

apapun yang mungkin ada. Harga angka banding berubah dengan sifat

dasar kedua pelaru, sifat dasar zat terlarut dan temperature.

C. Alat dan Bahan

A. Alat

Tabung reaksi

Corong pisah 100 ml

Corong penyaring

Gelas ukur 10 ml

Gelas beker 100 ml

Erlenmeyer

Pengaduk

B. Bahan

Iod

CCl4

Akuades

24

Page 25: Laporan Eks Kimia Dasar

D. Cara Kerja

1. Dimasukan sebutir kecil Iod ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml

akuades, dikocok dan perhatikan warna larutan.

2. Diambil 1 ml CCl4, perhatikan warnanya lalu masukkan ke dalam larutan

Iod, dikocok dan perhatiakan kembali warnanya.

3. Diambil beberapa butir Iod lalu masukkan ke dalam gelas beker berisi 25

ml akuades dan aduk sampai larut.

4. Larutan Iod dipindahkan ke corong pisah dalam keadaan kran tertutup.

5. Dimasukkan 10 ml CCl4 ke dalam corong pisah yang berisi larutan Iod

tadi.

6. Dipasang sumbat corong pisah dan pegang corong dengan posisi ibu jari

kanan menekan tutup dan jari kiri memegang kran.

7. Buka kran sebentar (ujung pipa jangan menghadap muka/ wajah) tutup

kran kembali dan gojoglah.

8. Membuka kran sebentar, tutup kembali lalu gojog.

9. Mengulangi langkah no 8 sampai tak terdengar bunyi gas keluar saat

membuka kran.

10. Setelah selesai digojog, segera buka tutup corong lalu pisahkan kedua

lapisan melalui kran dan tampung lapisan bawah dengan Erlenmeyer dan

lapisan atas dengan tempat yang berbeda.

PENGAMATAN

No

.Perlakuan

Pengamatan

Sebelum Sesudah

1 Iod + akuades 5 ml

2 Larutan no 1 + CCl4 1 ml

3 Iod + 25 ml akuades

25

Page 26: Laporan Eks Kimia Dasar

4 Larutan no 2 + CCl4 10 ml

(dalam corong pisah)

E. Evaluasi

1. Apakah tujuan dilakukannya ekstraksi pelarut?

2. Apakah yang anda ketahui tentang rendemen?

F. Daftar Pustaka

1. Aloysius Hardyana Pudjaatmaka, 1989, Analisis Kimia Kuantatif, Jakarta :

Erlangga.

2. Vogel, 1979, Testbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic

Analysis, London : Longman Group Limited.

PERCOBAAN 6

REAKSI OKSIDASI-REDUKSI

A. Tujuan

1. Menjelaskan tentang reaksi redoks

2. Menuliskan reaksi redoks

3. Menentukan urutan reaktivitas logam-logam berdasarkan reaksi redoks

B. Dasar Teori

Setiap logam mempunyai sifat reduktor, hal ini disebabkan

kecenderungan melepaskan electron atau mengalami oksidasi. Ada yang

bersifat reduktor kuat (mudah teroksidasi) seperti logam-logam alkali,

namun ada pula yang bersifat reduktor lemah (sukar teroksidasi) seperti

logam-logam mulia.

Pada tahun 1825 Alessandro Giuseppe Volta (1745-1827) dari italia

menyusun urutan logam-logam yang dikenal saat itu yang berjumlah 20

26

Page 27: Laporan Eks Kimia Dasar

jenis, dari reduktor terkuat sampai reduktor terlemah berdasarkan

eksperimen. Urutan tersebut dinamakan “Deret Volta”. Air dan hydrogen

meskipun bukan logam dimasukkan juga oleh Volta. Deretnya sbb.:

K-Ba-Ca-Na-Mg-(H2O)-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

Makin kekiri letak suatu logam dalam deret Volta sifat reduktornya makin

kuat. Oleh karena itu, suatu logam dalam deret volta mampu mereduksi

ion-ion di sebelah kanannya tetapi tidak mampu mereduksi ion-ion

disebelah kirinya. Dalam menuliskan reaksi redoks bisa dengan reaksi

setengah.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Tabung reaksi

Rak tabung reaksi

Kertas amplas

Lempeng logam Zn, Fe, Cu, Pb

2. Bahan

Pb(NO3) 0,1 M

ZnSO4 0,1 M

HCl 3 M

Fe(NO3)2 0,1 M

CuSO4 0,1 M

D. Cara Kerja

1 Digosok logam Zn dengan menggunakan ampelas kemudian

dipotong kecil-kecil dengan ukuran 0,5 cm x 0,5 cm.

2 Diambil 12 buah tabung reaksi kemudian mengisi berturut-turut

dengan larutan CuSO4 0,1 M; Fe(NO3)3 0,1 M; ZnSO4 0,1 M; Pb(NO3)2

0,1 M dan HCl 3 M.

27

Page 28: Laporan Eks Kimia Dasar

3 Dimasukkan sepotong logam Zn yang telah digosok ke dalam

masing-masing larutan di atas kemudian mengamati apa yang

terjadi.

4 Mengulangi percobaan 1 sampai dengan 3 dengan mengganti

logan Zn dengan lempeng logam Fe, Mg dan Cu.

5 Menuliskan reaksi-reaksi yang terjadi kemudian membuat

kesimpulan urutan reaktivitas logam-logam Zn, Fe, Mg dan Cu

E. Evaluasi

1 Tuliskan reaksi redoks (setengah reaksi) yang mungkin terjadi hasil

dari percobaan anda?

2 Buat setimbang reaksi oksidasi ion plumbit, (Pb(OH)3- menjadi

plumbum dioksida dengan oksidator ion hipoklorit dalam suasana

basa berikut ini:

Pb(OH)3- + OCl- PbO2 + Cl-

F. Daftar Pustaka

1 Vogel, 1979, Testbook of Macro and Semimicro Qualitative

Inorganic Analysis, London : Longman Group Limited

2 Brady, 1998, General Chemistry Principles & Structure, Alih

Bahasa : Sukmariah Maun dkk, , 1999, Kimia Universitas: Asas dan

Struktur Jilid 1, Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.

28

Page 29: Laporan Eks Kimia Dasar

29