laporan cacing tanah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cacing tanah (Lumbricus terrestris) adalah cacing yang hidup
di tanah. Di Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris,
cacing tanah dapat hidup dan tersebar di seluruh pelosok
nusantara.
Peran cacing adalah untuk menjaga keseimbangan
lingkungan karena terletak dalam satu lingkaran dengan manusia
dan unggas, sementara pemanfaatan belum maksimal, padahal
cacing memilki berbagai manfaat. Cacing tanah memperbaiki
struktur tanah melalui aktivitasnya dalam menggali
lubang/saluran dalam tanah sehingga meningkatkan porositas
tanah dan infiltrasi tanah yang sangat menguntungkan akar
tanaman. Pemahaman akan peran cacing tanah sangat
dibutuhkan untuk memperbaiki strategi pengelolaan lahan
pertanian. Oleh karena itu perlu adanya praktikum yang
membahas cacing tanah yang berperan dalam tanah khususnya.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum cacing tanah kali ini adalah
mengetahui perkembangan cacing tanah dalam membuat liang
cacing dengan komposisi perbandingan tanah yang berbeda.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Jenis-jenis Cacing Tanah
a. Lumbricus
Mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimilki
sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32.
Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain.
b. Pheretama
Jumlah segmen mencapai 90-150. Berbentuk gilik panjang dan
silindris, berwarna merah keunguan.
c. Perycnix
Berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecoklatan
dengan jumlah segmen 75-160 dan klitelium terletak pada
segmen 13-17.
(Anonymous B,2009)
Secara ekologi, hewan ini dibagi menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok epigeik
Kelompok cacing yang hidup dan makan bahan organik di
lapisan organic (permukaan), bergerak horizontal, tidak
membenyuk saluran, tubuhnya berwarna gelap.
b. Kelompok endogeik
Kelompok caciing yang hidup di lapisan tanah bawah, makan
tanah mineral, membuat lubang saluran dan tinggal menetap di
dalamnya, cast dibentuk di dalam saluran tersebut. Warna
tubuh merah muda.
c. Kelompok anesik
Kelompok cacing yang hidup di dalam tanah, tetapi
makanannya diperoleh dari lapisan organic, membentuk lubang
saluran dalam tanah dengan bagian ujung terbuka ke
2
permukaan tanah, meningglkan cast pada permukaan tanah.
Warna tubuhnya gelap di bagian atas, dan terang di bagian
bawahnya.
(Modul Praktikum DIT,2010)
1.2. Gambar Organ tubuh Cacing Tanah
Gambar 1. Organ Tubuh Cacing Tanah
Fungsi Organ tubuh:
a. Prostomium (mulut cacing)
Unyuk makan bahan organic tanah, mineral, dan
menghancurkan bahan organic.
b. Peristomrum (kepala cacing)
Membuat lubang saluran untuk tinggal menetap
c. Klitelium
Terkait dengan produksi kokon
d. Seta
Untuk membantu pergerakan pada cacing tanah
e. Pericorb
Untuk membuat cast sebagai penyubur tanah
f. Anus
3
Sebagai tempat pengeluaran kotoran
(Anonymous A,2009)
1.3. Peranan Cacing Tanah
a. Lubang cacing tanah memperlancar aerasi dan drainase
b. Mencampur butir-butir tanah
c. Mengangkut bahan organik ke tanah yang lebih dalam
d. Memantapkan agregasi tanah
e. Meningkatkan infiltrasi
f. Penghancur seresah
g. Memperbaiki struktur tanah
(Soegiman,1982)
1.4. Faktor yang mempengaruhi populasi cacing tanah
a. Bahan organik
Jika bahan organik di dalam tanah banyak, maka populasi
banyak, demikian juga sebaliknya.
b. Kelembaban
Cacing tanah lebih suka di tempat yang lembab daripada tanah
yang kering, karena cacing hidup di tempat lembab sekitar 50-
60%.
c. Aerasi
Jika aerasi dalam tanah baik, maka populasi cacing tanah
banyak, demikian sebaliknya.
d. Sinar matahari
Populasi cacing tanah tinggi pada tanah dengan intensitas
cahaya sedikit.
e. Keasaman
Cacing tanah pada umumnya lebih suka pada pH netral sekitar
6-7, cacing tanah sangat rentan pada keadaan asam.
f. Temperatur
4
Cacing hidup pada rata-rata suhu 210C, jika suhu terlalu besar
maka cacing akan mati.
g. Tekstur
Pasir adalah tempat yang tidak dihuni oleh cacing tanah
karena pada tanah pasir kelembaban kurang, bahan organic
sedikit.
(Soegiman,1982)
5
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metodologi Praktikum Cacing Tanah
Gambar 2. Diagram Alir Metodologi
6
3.2. Alat dan Bahan
Alat: Planimeter : untuk menghitung panjang liang
cacing
Planar cage : untuk meletakkan cacing
Spidol : untuk menandai cacing
Timbangan digital : untuk menimbang cacing
Bahan:
Tanah : tempat hidup cacing tanah
Cacing tanah : objek pengamatan
Air : untuk mengairi tanah di planar cage
3.3. Perlakuan pada Planar Cage
Perlakuan:
A1/A2= 100 % tanah Lampung + komposB1/B2 = 100% tanah Pujon + komposC1/C2 = 50% tanah Lampung + 50% tanah Pujon + komposD1/D2 = 50% tanah Lampung + 50% tanah Pujon + komposE1/E2 = 60% tanah Lampung + 40% tanah Pujon + komposF1/F2 = 40% tanah Lampung + 60% tanah Pujon + kompos
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Jenis Tana
h
Jenis Seres
ah
Ulangan
Panjang liang (cm) Tot
al
Cacing awal
Cacing akhir
h1
h2
h3
h4
h4
∑ Berat
∑ berat
A -A1 86
5 2 1,2A2 204
B -B1 203
5 4 1,6B2 286
C -C1 270
5 3 5,0C2 318
D -D1 371
5 4 5,0D2 287
E -E1 287
5 4 1,9E2 366
F -F1 358
5 1 0,8F2 180
4.2Pembahasan
Pada awal percobaan, jumlah cacing pada masing-masing
perlakuan adalah sebanyak 5 ekor. Namun, pada akhir percobaan,
yaitu pada saat pembongkaran planner cage jumlah cacing telah
berkurang. Jumlah cacing yang paling banyak terdapat pada
planar cage B, D, dan E yaitu sebanyak 4 ekor cacing pada
masing-masing planar cage (yang artinya hanya mengalami
pengurangan satu cacing saja), kemudian diikuti oleh planar cage
C (3 ekor cacing), planar cage A (2 ekor cacing), dan yang paling
banyak berkurang adalah pada planar cage F, hanya tersisa 1
ekor cacing saja. Banyak tidaknya cacing yang dapat bertahan
8
hidup di planar cage tersebut dipengaruhi dan ditentukan oleh
bahan organik dan jenis tanahnya.
Bobot cacing yang paling besar terdapat pada planar cage C
yaitu 5,0 gram (3 ekor cacing), diasumsikan berat rata-rata cacing
adalah sekitar 1,67 gram. Hal itu disebabkan kandungan bahan
organik pada tanah yang ada di planar cage C tinggi. Kemudian
diikuti oleh cacing pada planar cage D, yaitu 5,0 gram (4 ekor
cacing), diasumsikan berat rata-orata masing-masing cacing
adalah1,25 gram. Berat yang paling kecil dimiliki oleh cacing pada
planar cage F (0,8 gram). Hal itu disebabkan oleh kandungan
bahan organik pada tanah di planar cage F sangat sedikit.
Dilihat dari berat cacing beserta jumlah cacing awal dan
akhir, kondisi tanah yang paling menguntungkan bagi cacing
tanah untuk hidup adalah kondisi pada tanah di planar cage C dan
D, yaitu denagn jenis tanah 50% Tanah Lampung + 50% Tanah +
kompos. Kombinasi tanah yang sesuai pada planar cage ini
merupakan kombinasi yang paling bagus dibandingkan yang
lainnya. Kombinasi kedua tanah ini dengan ditambah kompos
memiliki tekstur, aerasi, dan kandungan bahan organik yang baik
untuk kehidupan cacing tanah.
9
Planar cage A
Planar cage B
planar cage C
Planar cage D
Planar cage E
Planar cage F
0
50
100
150
200
250
300
350
400
pengulangan 1pengulangan 2Column1
Gambar 3. Grafik Panjang Liang Cacing
Selama percobaan, terjadi proses pembalikan tanah. Hal ini
dapat diketahui dari adanya liang-liang yang dibuat oleh cacing,
terdapat lubang-lubang pada tanah lapisan atas dengan lapisan
tanah bawah yang disebabkan oleh pergerakan atau aktivitas dari
cacing tanah. Hal ini juga menandakan bahwa ada pencampuran
atau pertukaran bahan organik tanah lapisan atas dengan tanah
lapisan bawah.
10
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa
kondisi tanah yang paling menguntungkan bagi cacing tanah
adalah kondisi tanah dengan kombinasi 50% tanah Lampung dan
50% tanah Pujon ditambah kompos. Kesimpulan ini diambil
berdasarkan pengamatan pada berat cacing beserta jumlah
cacing di awal dan akhir percobaan. Kombinasi kedua tanah ini
dengan ditambah kompos memiliki tekstur, aerasi, dan
kandungan bahan organik yang baik untuk kehidupan cacing
tanah.
Selama percobaan, terjadi proses pembalikan tanah. Hal ini
dapat diketahui dari adanya liang-liang yang dibuat oleh cacing,
terdapat lubang-lubang pada tanah lapisan atas dengan lapisan
tanah bawah. Hal ini juga menandakan bahwa ada pencampuran
atau pertukaran bahan organik tanah lapisan atas dengan tanah
lapisan bawah.
5.2. Saran
Data-data yang yang diperlukan pada saat laporan ini, harap
adanya koordinasi dari tiap asisten praktikum dan praktikkan
yang satu dengan yang lainnya agar semua data yang yang
dibutuhkan dapat diterima.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous A.2009.Anatomi Tubuh Cacing.www.google.com. Diakses 7 Desember 2009
Anonymous B.2009.Cacing Tanah.Id.wikipedia.org. Diakses 7
desember 2009
Modul Praktikum DIT.2010.Fakultas Pertanian.Universitas
Brawijaya.Malang
Soegiman.1982.Ilmu Tanah.Bharata Karya.Jakarta
12