laporan batuan metamorf acc.docx

40
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN METAMORF BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disadari ataupun tidak kita sadari bahwa Bagian luar bumi ini tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal- hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalahbatuan beku(igneous rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks), dan batuan metamorf (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda- beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya. Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk. Batuan yang terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika mencapai suhu tertentu, batuan tersebut akan melebur jadi magma. Namun saat belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma, batuan tersebut berubah menjadi batuan metamorf.Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses metamorfosis hanya terjadi di dalam bumi. Proses tersebut mengubah tekstur AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN 09320130079

Upload: siratlaode

Post on 13-Jul-2016

349 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disadari ataupun tidak kita sadari bahwa Bagian luar bumi ini  tertutupi oleh

daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan.

Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati

langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan

cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh

beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan

tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalahbatuan

beku(igneous rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks), dan batuan metamorf

(metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan

berbeda pula proses terbentuknya.

Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk.

Batuan yang terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur.

Jika mencapai suhu tertentu, batuan tersebut akan melebur jadi magma. Namun saat

belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma, batuan tersebut berubah

menjadi batuan metamorf.Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami

proses metamorfosis. Proses metamorfosis hanya terjadi di dalam bumi. Proses

tersebut mengubah tekstur asal batuan, susunan mineral batuan, atau mengubah

keduanya sekaligus. Proses ini terjadi dalam solid state, artinya batuan tersebut tidak

melebur. Meskipun demikian, penting diingat bahwa fluida (terutam air) memiliki

peranan yang penting dalam proses metamorfosis.Batu gamping termetamorfosis

menjadi marmer. Butiran halus kalsit pada batu gamping terkristalisasi menjadi

butiran besar. perubahan yang terjadi hanya pada teksturnya. Batu serpih

termetamorfosis menjadi mika dengan butir besar. Mineral lempung pada serpih

tidak stabil pada temperatur tinggi. Perubahan yang terjadi selain pada teksurnya,

juga mencakup pembentukan mineral baru. Dan melalui laporan ini, kami membahas

mengenai praktikum kami tentang batuan metamorf. Hal ini dianggap perlu

sebagaimana batuan beku, batuan metamorf  juga banyak dijumpai di lapangan.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 2: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dilakukannya praktikum ini yaitu sebagai syarat kelulusan

dalam mata kuliah petrologi dan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di jurusan

teknik pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:

1. Kami dapat menjelaskan pembentukan batuan metamorf.

2. Kami dapat menjelaskan proses metamorfisme kontak, dinamik dan regional.

3. Kami dapat meyebutkan jenis-jenis mineral penyusun batuan metamorf.

4. Kami dapat menjelaskan tekstur dan struktur batuan metamorf.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat

1. Alat Tulis Menulis

2. Clipboard

3. Lap kasar dan lap halus

4. Problem set

5. Loupe perbesaran 10x

1.3.2 Bahan

1. Batuan metamorf

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 3: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

BAB IITEORI DASAR

2.1 Pengertian Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme

batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan. Metamorfisme

terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi proses kristalisasi, reorientasi

dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi dalam lingkungan yang sama

sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya terbentuk.Banyak mineral yang

mempunyai batas-batas kestabilan tertentu yang jika dikenakan tekanan dan

temperatur yang melebihi batas tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan

dengan membentuk mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh

tekanan dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida

(H2O) dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang

pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses

metamorfisme.Batuan metamorf disebut juga batuan malihan. Proses metamorfisme

atau malihan merupakan himpunan mineral, dan tekstur batuan. Namun dibedakan

dengan proses diagenesa dan proses pelapukan yang juga merupakan proses

perubahan. Proses metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu dan tekanan

yang tinggi, di atas 200 °C dan tekanan 300 Mpa, dalam keadaan padat, sedangkan

proses diagenesa berlangsung di bawah suhu 200 °C dan proses pelapukan pada suhu

dan tekanan jauh dibawahnya, dalam lingkungan atmosfer. Proses metamorfosa

dapat didefenisikan sebagai perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan dalam

keadaan padat (solid state) pada suhu di atas 200 °C dan tekanan 300 Mpa.

2.2 Proses Pembentukan Batuan Metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada

sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur

dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan

temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi (Ehlers and Blatt, 1982).

Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses

metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 4: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau

variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia,

dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami

metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa melalui fase cair

(Diktat Praktikum Petrologi, 2006).Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

metamorfosa adalah perubahan temperatur, tekanan dan adanya aktifitas kimia fluida

atau gas (Huang, 1962).Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai

macam sebab, antara lain oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatit dan

perubahan gradien geothermal. Panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat

adanya gesekan atau friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada

batuan silikat batas bawah terjadinya metamorfosa pada umumnya pada suhu 1500 C

+  500C yang ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg – carpholite,

Glaucophane, Lawsonite, Paragonite, Prehnite atau Slitpnomelane. Sedangkan batas

atas terjadinya metamorfosa sebelum terjadi pelelehan adalah berkisar 6500C-

11000C, tergantung pada jenis batuan asalnya (Bucher & Frey, 1994).

Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi

dasarnya. Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan

permukaan yang besarnya beberapa bar saja. Sedangkan metamorfosa yang terjadi

pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan tekanan lebih dari 30-40 kBar

(Bucher & Frey, 1994).Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan

antara butir batuan, mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida

aktif yang banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam hidroklorik dan

hidroflorik. Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau solven

serta bersifat membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis (Huang WT,

1962).Berbagai macam proses yang terjadi pada pembentukan batuan metamorf

mempengaruhi rupa atau bentuk batuan itu. Salah satunya adalah tekstur. Tekstur

pada batuan metamorf disebut dengan mineral metamorf yang terjadi karena

kristalnya tumbuh dalam suasana padat oleh karena itu disebut dengan blastos atau

blastik/idioblastik.

Pada dasarnya tekstur pada batuan metamorf terbagi menjadi karena proses

rekristalisasi yaitu perubahan butiran halus menjadi kasar dan proses reorientasi

terbagi ke dalam skistositas atau foliansi terjadi oleh karena mineral yang pipih atau

membentang tersusun dalam bidang-bidang tertentu yakni bidang sekistsis. Biang ini

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 5: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

dapat searah dengan lapisan sedimen asalnya atau searah dengan sumbu lipatannya.

Kristal yang ukurannya besar disebut profiroblastik, contohnya yaitu dalam golongan

metamorf dinamik, tak jarang batuan mengalami hancuran yang fragmental sifatnya.

2.3 Tipe-tipe Metamorfisme

Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan

geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Metamorfosa regional / dinamothermal

Metamorfosa regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang

terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah yang

sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu : metamorfosa orogenik,

burial, dan dasar samudera (ocean-floor).

a. Metamorfosa Orogenik

Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses

deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang

dihasilkan mempunyai butiran mineral yang terorientasi dan membentuk sabuk

yang melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa ini

memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun lalu.

b. Metamorfosa Burial

Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada

daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat. Proses

yang terjadi adalah rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.

c. Metamorfosa Dasar dan Samudera

Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di

sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf yang

dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya pemanasan air laut

menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dan air laut tersebut

2. Metamorfosa Lokal

Merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sempit berkisar

antara beberapa meter sampai kilometer saja. Metamorfosa ini dapat dibedakan

menjadi :

a. Metamorfosa Kontak

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 6: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

Terjadi pada batuan yang menalami pemanasan di sekitar kontak massa

batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena pengaruh panas

dan material yang dilepaskan oleh magma serta oleh deformasi akibat gerakan

massa. Zona metamorfosa kontak disebut contact aureole. Proses yang terjadi

umumnya berupa rekristalisasi, reaksi antara mineral, reaksi antara mineral dan

fluida serta penggantian dan penambahan material. Batuan yang dihasilkan

umumnya berbutir halus. Metamorfosa kontak dibagi menjadi beberapa bagian,

yaitu:

1. Pirometamorfosa/ Metamorfosa optalic/Kaustik/Thermal, adalah jenis khusus

metamorfosa kontak yang menunjukkan efek hasil temperatur yang tinggi pada

kontak batuan dengan magma pada kondisi volkanik atau quasi volkanik. Contoh

pada xenolith atau pada zone dike.

2. Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/Dinamik, terjadi pada daerah

yang mengalami deformasi intensif, seperti pada patahan. Proses yang terjadi

murni karena gaya mekanis yang mengakibatkan penggerusan dan sranulasi

batuan. Batuan yang dihasilkan bersifat non-foliasi dan dikenal sebagai fault

breccia, fault gauge, atau milonit.

3. Metamorfosa Hidrotermal/Metasotisme, terjadi akibat adanya perkolasi fluida

atau gas yang panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan

sehingga menyebabkan perubahan komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga

dipengaruhi oleh adanya confining pressure. 

b. Metamorfosa Impact

Metamorfosa Impact Merupakan proses metamorfosa yang terjadi akibat

adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Kisaran waktunya hanya beberapa

mikrodetik dan umumnya ditandai dengan terbentuknya mineral coesite dan

stishovite. Metamorfosa ini erat kaitannya dengan pab\nas bumi (geothermal).

c. Metamorfosa Retrogade/Diaropteris

Metamorfosa Retrogade/Diaropteris merupakan proses metamorfisme yang

terjadi akibat adanya penurunan temperature sehingga kumpulan mineral

metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada

temperature yang lebih rendah. (Combs, 1961)

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 7: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

Tabel 2.1 Hubungan antara tipe metamorfisme dengan agen yang mempengaruhinya Tipe

MetamorfismeAgen Deskripsi

Kontak PanasAureole sekitar intrusi batuan

beku

Burial(terpendam) Panas, tekanan bebanPada dasar batuan sedimen yang

tebal

Dinamik Tekanan langsung Zona Patahan

Regional

Panas,tekanan

beban,tekanan langsung

dan fluida kimia aktif

Daerah yang luas, daerah

pembentukan pegunungan

RetrogresifTekanan langsung dan

fluida kimia aktifZona gerusan (shear)

TumbukanTekanan dan panas

langsungKawah meteorit

Gambar 2.1 Tipe-tipe metamorfisme

2.4 Tekstur Batuan Metamorf

Tekstur yang berkembang selama proses metamorfisme secara tipikal

penamaanya mengikuti kata-kata yang mempunyai akhiran -blastik. Contohnya,

batuan metamorf yang berkomposisi kristal-kristal berukuran seragam disebut

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 8: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

dengan granoblastik. Secara umum satu atau lebih mineral yang hadir berbeda lebih

besar dari rata-rata; kristal yang lebih besar tersebut dinamakan porphiroblast.

1. Tekstur Kristaloblastik

Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah tidak

kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru. Dalam

penamaannya menggunakan akhiran kata–blastik.

a. Tekstur Porfiroblastik: sama dengan tekstur porfiritik (batuan beku), hanya kristal

besarnya disebut porfiroblast.

b. Tekstur Granoblastik: tekstur yang memperlihatkan butir-butir mineral seragam.

c. Tekstur Lepidoblastik: tekstur yang memperlihatkan susunan mineral saling

sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih.

d. Tekstur Nematoblastik: tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-mineral

prismatik yang sejajar dan terarah.

e. Tekstur Idioblastik: tekstur yang memperlihatkan mineral-mineral berbentuk

euhedral.

f. Tekstur Xenoblastik: sama dengan tekstur idoblastik, namun mineralnya

berbentuk anhedral.

2. Tekstur Palimpset/Sisa

Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal

masih bisa diamati. Dalam penamaannya menggunakan awalan kata–blasto.

a. Tekstur Blastoporfiritik: tekstur yang memperlihatkan batuan asal yang porfiritik.

b. Tekstur Blastopsefit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang

ukuran butirnya lebih besar dari pasir.

c. Tekstur Blastopsamit: sama dengan tekstur blastopsefit, hanya ukuran butirnya

sama dengan pasir.

d. Tekstur Blastopellit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang

ukuran butirnya lempung.

2.5 Struktur Batuan Metamorf

Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi

menjadi dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi. Struktur

foliasi ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 9: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

metamorf, sedang struktur non foliasi tidak memperlihatkan adanya penjajaran

mineral-mineral penyusun batuan metamorf.

1. Foliasi

Struktur foliasi yaitu kenampakan dari batuan yang pecah-pecah meurut bidang

yang sejajar dengan permukaan mineral (identik dengan pelapisan pada batuan

sedimen) yang disebabkan oleh pembedaan sifat dari mineral itu sendiri dan juga

pengaruh proses metamorfisme. Struktur ini dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu:

a. Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit,

muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.

b. Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular,

jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.

c. Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran

mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).

d. Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan

kesejajarannya sudah mulai agak kasar.

2. Non Foliasi

Struktur non foliasi adalah struktur yang tidak memperlihatkan adanya

penjajaran mineral, tetapi menunjukan agregasi mineral-mineral

equigranular/equidimensional atau butiran. Struktur jenis ini dapat dibagi menjadi :

a. Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif

seragam.

b. Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran

terhadap batuan asal.

c. Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi

mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus.

d. Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan permukaan

yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur

milonitik, malah mendekati tipe struktur filit.

e. Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk

lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.

f. Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir

felspar dalam masa dasar yang lebih halus.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 10: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

g. Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran

beragam.

h. Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk

jarus ataufibrous.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 11: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Data 01

No. Urut : 01

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Metamorf

Warna Lapuk : Putih kecoklatan

Warna Segar : Putih

Tekstur : Kristaloblastik (Granoblastik)

Struktur : Non-Foliasi (Granulose)

Komposisi Mineral :

Mineral Warna BentukPersentase (%)

I II III Rata-rata

Kalsit Putih Tulang Prismatik 90 90 90 90

Kuarsa Putih Bening Hexagonal 10 10 10 10

Nama Batuan : Marmer

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 12: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

3.1.2 Data 02

No. Urut : 02

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Metamorf

Warna Lapuk : Putih keabu-abuan

Warna Segar : Putih

Tekstur : Kristoblastik (Granoblastik)

Struktur : Non-Foliasi (Granulose)

Komposisi Mineral :

Mineral Warna BentukPersentase (%)

I II III Rata-rata

Kuarsa Putih Bening Hexagonal 100 100 100 100

Nama Batuan : Kuarsit

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 13: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

3.1.3 Data 03

No. Urut : 03

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Metamorf

Warna Lapuk : Coklat

Warna Segar : Hitam Keabu-abuan

Tekstur : Kristoblastik (Nematoblastik)

Struktur : Foliasi (Gneissic)

Komposisi Mineral :

Mineral Warna BentukPersentase (%)

I II III Rata-rata

Amphibole Hitam/HijauPrismatik

Menjarum70 70 70 70

Mika Coklat Pipih 20 20 20 20

Plagioklas Putih Pucat Prismatik 10 10 10 10

Nama Batuan : Gneis s

3.1.4 Data 04

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 14: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

No. Urut : 4

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Metamorf

Warna Lapuk : Coklat

Warna Segar : Hijau

Tekstur : Kristoblastik (Grano Nematoblastik)

Struktur : Non-Foliasi (Hornfelsik)

Komposisi Mineral :

Mineral Warna BentukPersentase (%)

I II III Rata-rata

Garnet Hijau Tabular 50 50 50 50

Kuarsa Putih Bening Hexagonal 25 25 25 25

Biotit Hitam Pipih 25 25 25 25

Nama Batuan : H ornfels

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 15: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

3.1.5 Data 05

No. Urut : 5

No. Peraga : -

Jenis Batuan : Metamorf

Warna Lapuk : Coklat Muda

Warna Segar : Hijau Muda

Tekstur : Kristoblastik (Lepidoblastik)

Struktur : Foliasi (Phylitik)

Komposisi Mineral :

Mineral Warna BentukPersentase (%)

I II III Rata-rata

Epidot Hijau Tabular 60 60 60 60

Plagioklas Putih Susu Prismatik 30 30 30 30

Klorit Hijau Tabular Pipih 10 10 10 10

Nama Batuan : Filit

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 16: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

3.2 Pembahasan

3.2.1 Data 01

Gambar 3.1 Marmer

Pada praktikum yang telah dilakukan, batuan metamorf (terbentuk karena

proses metamorfisme yang disebabkan oleh temperature dan tekanan yang tinggi

sehingga mengubah bentuk dan komposisi mineral batuan asal) yang pertama

dideskripsi memiliki kenampakan fisik berupa warna lapuk yang putih kecoklatan

dan warna segar yang putih. Warna lapuk pada batuan ini menandakan bahwa batuan

tersebut telah terkontaminasi oleh cuaca dari luar sedangkan warna segar pada batuan

ini menyatakan warna batuan yang belum terkontaminasi oleh apapun (masih murni).

Batuan ini memiliki tekstur yangkristoblastik karena tekstur batuan ini berasal dari

proses rekristalisasi dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya

perubahan bentuk dan komposisi mineral. Lebih rinci, spesifikasi tekstur

kristaloblastik batuan ini yaitu granoblastik (kristal atau mineral mempunyai bentuk

equigranular atau bentuk kristalnya seragam). Struktur batuan ini adalah non- foliasi

karena tidak menampakkan adaanya pensejajaran mineraldengan spesifikasi lebih

khusunya adalah granulose karena struktur dari mineral-mineralnya equigranular

tanpa terjadi pensejajaran mineral pipih. Batuan ini tersusun oleh mineral kalsit

berbentuk prismatic dan berwarna putih tulang dengan jumlah sekitar 90% dari

jumlah mineral penyusun batuan dan juga mineral kuarsa yang memiliki bentuk

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 17: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

hexagonal dan berwarna putih bening dengan jumlah sekirat 10% dari jumlah

mineral penyusun batuan. Dari hasil deskripsi dan teori yang ada maka dapat

disimpulkan bahwa batuan ini bernama marmer.

Marmer atau biasa disebut batu pualam merupakan batuan hasil proses

metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batu kapur. Pengaruh dari

temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadinya

kristalisasi kembali pada batuan tersebut. Akibat rekristalisasi tersebut akan

menghilangkan tekstur dan struktur batukapur dan membentuk struktur dan tekstur

baru. Dari hasil metamorfisme inilah yang membentuk batukapur menjadi marmer.

Marmer di Indonesia diperkirakan berumur 30-60 juta tahun atau berumur kuarter

sampai tersier. Marmer selalu berasosiasi dengan batu gamping. Marmer banyak

ditemukan dipangkep, sulawesi selatan.Marmer digunakan sebagai bahan ornamen,

bahan utama pembuatan tehel dan sebagai objek untuk seni pahat dan patung. Sistem

pertambangannya dapat digunakan adalah tambang terbuka (surface mining) dengan

metode quarry mining.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 18: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

3.2.2 Data 02

Gambar 3.2 Kuarsit

Pada praktikum yang telah dilakukan, batuan metamorf (terbentuk karena

proses metamorfisme yang disebabkan oleh temperature dan tekanan yang tinggi

sehingga mengubah bentuk dan komposisi mineral batuan asal) yang kedua

dideskripsi memiliki kenampakan fisik berupa warna lapuk yang putih keabu-abuan

dan warna segar yang putih. Warna lapuk pada batuan ini menandakan bahwa batuan

tersebut telah terkontaminasi oleh cuaca dari luar sedangkan warna segar pada batuan

ini menyatakan warna batuan yang belum terkontaminasi oleh apapun (masih murni).

Batuan ini memiliki tekstur yangkristoblastik karena tekstur batuan ini berasal dari

proses rekristalisasi dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya

perubahan bentuk dan komposisi mineral. Lebih rinci, spesifikasi tekstur

kristaloblastik batuan ini yaitu granoblastik (kristal atau mineral mempunyai bentuk

equigranular atau bentuk kristalnya seragam). Struktur batuan ini adalah non- foliasi

karena tidak menampakkan adaanya pensejajaran mineraldengan spesifikasi lebih

khusunya adalah granulose karena struktur dari mineral-mineralnya equigranular

tanpa terjadi pensejajaran mineral pipih. Batuan ini seluruhnya oleh mineral kuarsa

(SiO2) dengan bentuk hexagonal dan berwarna putih bening. Dari hasil deskripsi dan

teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa batu ini bernama kuarsit.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 19: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

Kuarsit termasuk salah satu jenis batuan metamorf yang kelas dan kaya akan

mineral-mineral kuarsa. Terbentuk karena batu pasir kuaraa atau batu pasir dari urat-

urat kuarsa yang tersemenkan dengan silika mengalami proses metamorfisme atau

mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi selama jangka waktu lama atau

tertentu. Panas yang intens dan tekanan dar metamorfosis menyebabkan butir kuarsa

untuk kompak dan menjadi erat, sehingga membentuk kuarsit sangat keras dan padat.

Kuarsit terbentuk oleh panas dan tekanan tinggi pada metamorfosis regional dan

metamorfisme kontak.Keterdapatan batuan ini terutama di Indonesia terdapat

disepanjang pantai barat Sumatra, Jawa bagian selatan dan utara juga di Sulawesi

Tengah.Kuarsit biasa ditemukan bersama-sama dengan batupasir kuarsa. Kuarsit

menjadi lebih populer sebagai batu dimensi dalam industri konstruksi. Penggunaan

kuarsit sebagai batu hias di konstruksi bangunan tumbuh setiap tahunnya. kuarsit di

poles salah satu permukaan datarnya digunakan untuk menutupi dinding, sebagai alas

lantai dan anak tangga. Kuarsit juga digunakan, untuk tingkat kecil, seperti batu

hancur digunakan dalam konstruksi jalan dan perbaikan.Sistem pertambangannya

dapat digunakan adalah tambang terbuka (surface mining) dengan metode quarry

mining.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 20: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

3.2.3 Data 03

Gambar 3.3 GNEISS

Pada praktikum yang telah dilakukan, batuan metamorf (terbentuk karena

proses metamorfisme yang disebabkan oleh temperature dan tekanan yang tinggi

sehingga mengubah bentuk dan komposisi mineral batuan asal) yang ketiga

dideskripsi memiliki kenampakan fisik berupa warna lapuk yang coklat dan warna

segar yang hitam keabu-abuan. Warna lapuk pada batuan ini menandakan bahwa

batuan tersebut telah terkontaminasi oleh cuaca dari luar sedangkan warna segar pada

batuan ini menyatakan warna batuan yang belum terkontaminasi oleh apapun (masih

murni). Batuan ini memiliki tekstur yang kristoblastik karena tekstur batuan ini

berasal dari proses rekristalisasi dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak

akibat adanya perubahan bentuk dan komposisi mineral. Lebih rinci, spesifikasi

tekstur kristaloblastik batuan ini yaitu nematoblastikkarena tekstur batuan ini

tersusun oleh mineral-mineral berbentuk prismatik yang tersusun searah dan teratur.

Struktur batuan ini adalah foliasikarena batuan ini menampakkan adanya

pensejajaran mineraldengan spesifikasi lebih khusunya adalah gneissickarena

mineral prismatic lebih dominan dibandingkan dengan mineral pipih.. Batuan ini

seluruhnya oleh mineral amphibole berbentuk prismatic menjarum berwarna hitam

dengan jumlah sekitar 70%, mineral mika berbentuk pipih berwarna coklat dengan

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 21: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

jumlah sekitar 20% dan mineral plagioclase dengan bentuk prismatik berwarna putih

pucat dengan jumlah 10%. Dari hasil deskripsi dan teori yang ada maka dapat

disimpulkan bahwa batu ini bernama gneiss.

Gneiss terbentuk pada saatbatuan beku yang berada didalam permukaan bumi

mengalami proses metamorfisme dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Gneiss

adalah batuan metamorf yang granular, berbutir kasar dengam foliasi hasil

perselingan antara mineral gelap dan mineral terang. Tersusun atas kristal-kristal

yang kasar dan berlapis-lapis akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda

sehingga membentuk foliasi sekunder yang kasar. Terbentuk pada tempat yang

dalam dan pada tingkat metamorfisme yang tinggi bersama-sama dengan struktur

pegunungan lipatan. Pada prinsipnya, batuan ini berasal dari batuan beku sillicauos

seperti granit, granodiorit, syenit dan monzonit kuarsa yang mengalami proses

metamorfisme sehingga terjadi perubahan bentuk dan komposisi mineral. Kegunaan

dan manfaat batuan gneiss banyak yaitu sebagai bahan untuk membuat kerajinan

seperti asbak, patung dan dapat digunakan juga sebagai agregat atau sebagai batu

pondasi untuk bangunan. Sistem pertambangannya dapat digunakan adalah tambang

terbuka (surface mining) dengan metode quarry mining.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 22: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

3.2.4 Data 04

Gambar 3.4 Hornfels

Pada praktikum yang telah dilakukan, batuan metamorf (terbentuk karena

proses metamorfisme yang disebabkan oleh temperature dan tekanan yang tinggi

sehingga mengubah bentuk dan komposisi mineral batuan asal) yang keempat

dideskripsi memiliki kenampakan fisik berupa warna lapuk yang coklat dan warna

segar yang hijau. Warna lapuk pada batuan ini menandakan bahwa batuan tersebut

telah terkontaminasi oleh cuaca dari luar sedangkan warna segar pada batuan ini

menyatakan warna batuan yang belum terkontaminasi oleh apapun (masih murni).

Batuan ini memiliki tekstur yang kristoblastik karena tekstur batuan ini berasal dari

proses rekristalisasi dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya

perubahan bentuk dan komposisi mineral. Lebih rinci, spesifikasi tekstur

kristaloblastik batuan ini yaitu granonematoblastik (merupakan tekstur gabungan dari

tekstur granoblastik dan nematoblastik)karena tekstur batuan ini tersusun oleh

mineral-mineral berbentuk prismatik dan tabular yang tersusun searah dan teratur.

Struktur batuan ini adalah non-foliasi karena batuan ini tidak menampakkan adanya

pensejajaran mineraldengan spesifikasi lebih khusunya adalah hornfelsikkarena

adanya kenampakan dari agregasi mineral-mineral equidimensional tanpa terjadi

pensejajaran mineral pipih. Batuan ini seluruhnya oleh mineral garnet berbentuk

tabular berwarna hijau dengan jumlah sekitar 50%, mineral kuarsa berbentuk

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 23: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

hexagonal berwarna putih bening dengan jumlah sekitar 25% dan mineral

biotitdengan bentuk pipih berwarna hitam dengan jumlah 25%. Dari hasil deskripsi

dan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa batu ini bernama hornfels.

Hornfels terbentukketika shale dan clay stone (batulempung) mengalami

metamorfosis oleh temperatur dan intrusi batuan beku. Batuan ini terbentuk dekat

dengan sumber panas seperti dapur magma (batholit), sill, dike dan sebagainya.

Terbentuk melalui metamorfisme kontak dimana temperature memainkan peranan

yang besar dalam proses pembentukannya. Ketika magma bergerakkeatas dan pada

saat melewati batuan yang ada disekitarnya terutama batuan asal dari hornfels, akan

membuat tekstur dan struktur batuan asalnya beruah total. Membentukbatuan baru

yaitu hornfels. Hornfels dapat ditemuan di sekitar gunung api. Hornfels bersifat padat

tanpa foliasi. Hornfels dapat digunakan sebagai bahan pndasi bangunan karena

sifatnyayang padat. Tidak ada suatu penambangan secara khusus untuk menambang

hornfels. Jika ditambang maka dapat menggunakan Sistem tambang terbuka (surface

mining) dengan metode quarry mining.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 24: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

3.2.5 Data 05

Gambar 3.5 Filit (Phylite)

Pada praktikum yang telah dilakukan, batuan metamorf (terbentuk karena

proses metamorfisme yang disebabkan oleh temperature dan tekanan yang tinggi

sehingga mengubah bentuk dan komposisi mineral batuan asal) yang kelima

dideskripsi memiliki kenampakan fisik berupa warna lapuk yang coklat muda dan

warna segar yang hijau muda. Warna lapuk pada batuan ini menandakan bahwa

batuan tersebut telah terkontaminasi oleh cuaca dari luar sedangkan warna segar pada

batuan ini menyatakan warna batuan yang belum terkontaminasi oleh apapun (masih

murni). Batuan ini memiliki tekstur yang kristoblastik karena tekstur batuan ini

berasal dari proses rekristalisasi dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak

akibat adanya perubahan bentuk dan komposisi mineral. Lebih rinci, spesifikasi

tekstur kristaloblastik batuan ini yaitu lepidoblastikkarena tekstur batuan ini tersusun

oleh mineral-mineral berbentuk tabular (pipih) yang tersusun searah dan teratur.

Struktur batuan ini adalah foliasi karena batuan ini menampakkan adanya

pensejajaran mineraldengan spesifikasi lebih khusunya adalah philitik (rekristalisasi

lebih kasar daripada slaty cleavage). Batuan ini seluruhnya oleh mineral epidot

berbentuk tabular berwarna hijau dengan jumlah sekitar 60%, mineral plagioklas

berbentuk prismatik berwarna putih susu dengan jumlah sekitar 30% dan mineral

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 25: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

klorit dengan bentuk tabular pipih berwarna hitam dengan jumlah 10%. Dari hasil

deskripsi dan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa batu ini bernama filit.

Filit merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari hasil metamorfisme

batu shale dan merupakan proses lanjutan dari metamorfisme batu slate. Batu filit

merupakan batuan metamorf berbutir halus yang terbentuk pada temperature dan

tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan batu slate tetapi pada temperature

yang lebih rendah dibandingkaan dengan batu sekis. Batu filit ini dihasilkan oleh

proses metamorfisme tingkat sedang. Tekstur dan struktur slate dan filit hampir

sama, namun yang memebedakan filit lebih kasar dari slate dan lebih mengkilap.

Filit dihasilkan oleh metamorfisme regional rendah.Filit digunakan sebagai bahan

isoator yang tahan api, bahan interior untuk lantai dan dinding. Dan juga sebagai

bahan kontruksi bangunan. Sistem pertambangannya dapat digunakan adalah

tambang terbuka (surface mining) dengan metode quarry mining.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 26: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa,

batuan metamorf merupakan batuan hasil ubahan dari batuan asalnya (batuan beku,

batuan sedimen dan batuan metamorf) yang mengalami proses metamorfisme, proses

metamorfisme dibagi menjadi 3 yaitu metamorfisme kontak (dipengaruhi oleh suhu),

dan metamorfisme dinamik (dipengaruhi oleh tekanan) dan metamorfisme regional

(dipengaruhi oleh suhu dan tekanan).

Dalam pembentukan batuan metamorf, pasti akan memiliki mineral penyusun,

mineral-mineral penyusunnya terbagi menjadi dua yaitu mineral stress atau mineral

stabil contoh mika, kuarsa, epidot dan lain-lain. Dan juga mineral anti stress atau

mineral tahan tekanan contoh mika, zeolit, tremolit, aktinolit, glaukofan,

hornblenblende, serpentin dan lain-lain. Dan juga mineral anti stress yaitu mieral

yang terbentuk bukan dalam kodisi tekanan, umumnya berbentuk equidimensional

contohnya kuarsa, garnet, kalsit, stroulit, feldpar, kordierit, epidot dll.

Tekstur batuan metamrf dibagi menjadi dua yaitu kristoblastik dan tektur yang

berasal dari proses rekristalisasi dan juga tekstur sisa. Struktur batuan metamorf

terbagi menjadi dua yaitu foliasi (memperlihatkan adanya pensejajaran mineral) dan

non foliasi (tidak memperlihatkan adanya pensejajaran mineral.

4.2 Saran

Saran saya kepada asisten agar pada saat praktikum, jangan memaksakan

mamasukkan semua praktikan dalam satu ruangan karena proses praktikum yang

berjalan tidak akan efektif, sebaiknya memanfaatkan ruangan yang lebih besar jika

jumlah praktikan terlalu banyak.

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079

Page 27: LAPORAN BATUAN METAMORF ACC.docx

PRAKTIKUM PETROLOGILABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN METAMORF

DAFTAR PUSTAKA

Budi Setiawan Orisa, 2009. Geologi Dasar II: Palu, sulawesi tengah.

Graha Setia Doddy, 1987. Batuan dan Mineral. Nova : Bandung

Korps, Asisten, 2015. Buku Penuntun Praktikum Petrologi. Jurusan Teknik

Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia :

Makassar.

Marwadi, Ir. 2007. Modul Deskripsi Batuan, SMK NEGRI 2 Depok : Sleman

Yogyakarta

https://Dunia-atas-blogspot.com/2012/10/mineralmarmer.html (diakses pada tanggal

26 mei pukul 15.23 dimakassar)

http://rizkimartarozzi.blogspot.com/2011/01/geologi-dan potensi bahan

galian.html(diakses pada tanggal 26 mei 2015 pukul 15.23 dimakassar)

http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/klasifikasi-batuan-metamorf .html

http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/01/tekstur-dan-struktur-batuan-metamorf

http://ptbudie.wordpress.com/category/basic-geology/petrology/batuan-metamorf/

http://lupustm.blogspot.com/2014/10/tugas-pendahuluan-batuan-metamor f.html

AHMAD JELI RINALDI YUSFALDIN09320130079