laporan analisis dokumen amdal kelompok 1
DESCRIPTION
amdalTRANSCRIPT
-
TUGAS KELOMPOK
KAJIAN STUDI KASUS
PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas pada mata kuliah:
Analisis Dampak Lingkungan
Dosen:
Dr. Rina Marina, M.Si.
Disusun oleh :
HANA RIZKIA ARMIS 1103800
INDRA HARFANI 1106595
RUSTAM WIDARTO 1105668
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S-1
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
-
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
Berkah, Rahmat Dan Hidayah-Nyalah sehingga laporan tugas makalah ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Atas tersusunnya laporan ini, tak lupa penyusun mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. Rina Marina Masri, MP, selaku dosen mata kuliah AMDAL
2. Serta semua temanteman yang telah memberi sumbangsih dan sarannya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Berbagai macam media, yang memberikan banyak informasi mengenai
praktikum terkait.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dalam hal teknik penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapakan demi
penyempurnaan laporan ini pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
para pembaca sekalian.
Bandung, Juni 2014
Penyusun
-
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ........................ .............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................ 3
BAB II DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN
PERLUASAN PABRIK KEMASAN
2.1 Pengertian AMDAL................................................................ 4
2.2 KA-ANDAL ......................................................................... 24
2.3 ANDAL ............................................................................... 44
2.4 RKL-RPL ............................................................................. 58
BAB III HASIL ANALISIS PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN
MENURUT PERMEN LH NO.16 TAHUN 2012
3.1 Lampiran I-III Menurut Permen LH No.16 Tahun 2012 ....................... 65
BAB I PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 122
4.2 Saran ............................................................................................ 123
DAFTAR PUSTAKA
-
AMDAL KELOMPOK 1 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan industri konsumsi (consumer goods) cukup pesat ditandai dengan
banyak ragam jenis produk yang dihasilkan mulai berasal dari industri skala besar sampai
industri rumah tangga. Kemampuan industri rumah tangga pun tidak kalah bersaing
dengan skala industry besar terutama dalam bidang olahan makanan dan minuman. Salah
satu hal yang cukup penting dalam proses produksi kagiatan tersebut adalah pengemasan
produk. Hal ini selain sebagai daya Tarik dalam penjualan juga untuk jaminan kualitas
mutu yang tidak cepat rusak. Bidang penyedia kemasan inilah yang dijalankan oleh pabrik
PT. Purinusa Ekapersada yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No. 791, Kelurahan
Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung.
Bidang utama kegiatan dari PT. Purinusa Ekapersada adalah industry kertas
industry dan kemasan dari kertas/karton dan merupakan salah satu bagian dari perusahaan
multi nasional Sinar Mar Group. Pada kegiatan di pabrik ini tidak melakukan produktas,
tetapi mengolah kertas jadi yang disuplai dari pabrik induk PT. indah kiat di Serang
Banten untuk dijadikan barang-barang kemasan dengan desain sesuai permintaan klien.
Selain membuat kemasan juga terdapat bagian painting yang melakukan pencetakan
label/sabln pada kardus/karton kemasan menggunakan zat warna sintesis/buatan berupa
zat kimia an organic.
Operasional pabrik PT. Ekapersada ditinjau dari proses dan terutama bahan-bahan
baku serta bahan penolong yang digunakan akan menghasilkan buangan yang dapat
berdampak negative terhadap lingkungan fisik sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena itu
harus dilakukan penanganan bersifat teknis untuk dapat meminimalisir dampak negative
yang muncul. Untuk itulah disusun Dokumen AMDAL yang terdiri dari Dokumen KA-
ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL sesuai Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009, tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun
2012 tentang izin Lingkungan dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05
Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan /atau kegiatan yang wajib memiliki Analisi
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Bidang Industri untuk kota besar dengan luas
-
AMDAL KELOMPOK 1 2
lahan > 10 Ha, maka kegiatan ini wajib AMDAL dan berdasarkan PERMEN LH No. 05
Tahun 2008, tentang tata kerja komisi penilai ANDAL lampiran IV, luas lahan > 10 Ha
adalah kewenangan komisi penilai kota dan dalam penyusunannya berpedoman pada
peraturan menteri Negara lingkungan hidup republic Indonesia Nomor 16 tahun 2012
tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah :
a. Menganalisis bagaimana dokumen KA-ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan
Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup?
b. Menganalisis bagaimana dokumen ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan
Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup?
c. Menganalisis bagaimana dokumen RKL-RPL Pembangunan Gudang dan Perluasan
Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup?
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini adalah :
d. Menganalisis dokumen KA-ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik
Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
e. Menganalisis dokumen ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik
Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
-
AMDAL KELOMPOK 1 3
f. Menganalisis dokumen RKL-RPL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik
Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, dan
sistematika penulisan laporan ini.
BAB II DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK
KEMASAN
Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan, pelingkupan, metode studi dari dokumen ka-
andal, andal dan rkl rpl.
BAB III HASIL ANALISIS PENILAIAN DOKUMEN AMDAL PEMB ANGUNAN
GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil analisis penilaian dokumen amdal
BAB VI KESIMPULAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis dokumen amdal
-
AMDAL KELOMPOK 1 4
BAB II
DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK
KEMASAN
2.1. Pengertian AMDAL
Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pasal 1 ayat 1 Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai
dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau
Kegiatan.
2.1.1. Syarat Atau Ketentuan Dalam Penentuan Jenis Usaha Yang Memerlukan AMDAL
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun
2006 disebutkan bahwa
A. Bidang Pertahanan
Secara umum, kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas militer dengan skala/besaran
sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini berpotensi menimbulkan risiko lingkungan
dengan terjadinya ledakan serta keresahan sosial akibat kegiatan operasional dan
penggunaan lahan yang cukup luas.
NO Jenis Kegiatan
Skala /
Besaran
Alasan Ilmiah
Khusus
1.
Pembangunan
Pangkalan - Kegiatan pengerukan dan reklamasi berpotensi
TNI AL
Kelas A dan
B mengubah ekosistem laut dan pantai.
- Kegiatan pangkalan berpotensi menyebabkan
dampak akibat limbah cair dan sampah padat.
2.
Pembangunan
Pangkalan
Kelas A dan
B - Kegiatan pangkalan berpotensi menyebabkan
-
AMDAL KELOMPOK 1 5
TNI AU dampak akibat limbah cair, sampah padat dan
kebisingan pesawat.
3.
Pembangunan
Pusat > 10.000 ha - Bangunan pangkalan dan fasilitas pendukung,
Latihan Tempur termasuk daerah penyangga, tertutup bagi
-Luas masyarakat.
-
Kegiatan latihan tempur berpotensi
menyebabkan
dampak akibat limbah cair, sampah padat dan
kebisingan akibat ledakan.
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
B. Bidang Pertanian
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kualitas air
akibat kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan gulma pada saat
beroperasi, serta perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan pestisida/herbisida.
Disamping itu sering pula muncul potensi konflik sosial dan penyebaran penyakit endemik.
Skala/besaran yang tercantum dalam tabel di bawah ini telah memperhitungkan potensi
dampak penting kegiatan terhadap ekosistem, hidrologi, dan bentang alam. Skala/besaran
tersebut merupakan luasan rata-rata dari berbagai ujicoba untuk masing-masing kegiatan
dengan mengambil lokasi di daerah dataran rendah, sedang, dan tinggi.
NO Jenis Kegiatan
Skala /
Besaran
Alasan Ilmiah
Khusus
1. Budidaya tanaman pangan Kegiatan akan berdampak terhadap
dan hortikultura ekosistem, hidrologi dan bentang alam
a. Semusim dengan atau
tanpa unit pengolahannya
-luas > 2.000 ha
-
AMDAL KELOMPOK 1 6
b. Tahunan dengan atau
tanpa unit pengolahannya
-luas > 5.000 ha
2.
Budidaya tanaman
perkebunan
a. Semusim dengan atau
tanpa
pengolahannya:
- Dalam kawasan budidaya
non
kehutanan, luas > 3.000 ha
- Dalam kawasan budidaya
kehutanan, luas
Semua
besaran
b. Tahunan dengan atau
tanpa
unit pengolahannya :
- Dalam kawasan budidaya
non
kehutanan, luas > 3.000 ha
- Dalam kawasan budidaya
kehutanan, luas
Semua
besaran
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
C. Bidang Perikanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tambak udang, ikan adalah
perubahan ekosistem perairan dan pantai, hidrologi, dan bentang alam. Pembukaan hutan
-
AMDAL KELOMPOK 1 7
mangrove akan berdampak terhadap habitat, jenis dan kelimpahan dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan yang berada di kawasan tersebut.
NO Jenis Kegiatan
Skala /
Besaran Alasan Ilmiah Khusus
1.
Usaha budidaya
perikanan - Rusaknya ekosistem mangrove yang menjadi
a. Budidaya
tambak tempat pemijahan dan pertumbuhan ikan (nursery
udang/ikan
tingkat areas) akan mempengaruhi tingkat produktivitas
teknologi maju
dan daerah setempat.
madya dengan
atau - Beberapa komponen lingkungan yang akan terkena
tanpa unit dampak adalah: kandungan bahan organik,
pengolahannya perubahan BOD, COD, DO, kecerahan air, jumlah
- Luas > 50 ha phyoplankton maupun peningkatan virus dan
bakteri.
- Semakin tinggi penerapan teknologi maka produksi
limbah yang diindikasikan akan menyebabkan
dampak negatif terhadap perairan/ekosistem di
sekitarnya.
b. Usaha
budidaya
perikanan - Perubahan kualitas perairan.
terapung (jaring
apung - Pengaruh perubahan arus dan penggunaan ruang
dan pen system): perairan.
-
AMDAL KELOMPOK 1 8
Di air tawar
(danau) - Pengaruh terhadap estetika perairan.
-Luas, atau
> 2,5
ha
-Jumlah
> 500
unit
Di air laut
-Luas, atau > 5 ha - Mengganggu alur pelayaran.
-Jumlah
> 1.000
unit
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
D. Bidang Kehutanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap ekosistem hutan,
hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penyakit, bentang alam dan potensi konflik sosial.
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
-
AMDAL KELOMPOK 1 9
E. Bidang Perhubunga
-
AMDAL KELOMPOK 1 10
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
-
AMDAL KELOMPOK 1 11
F. Bidang Teknologi Satelit
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
-
AMDAL KELOMPOK 1 12
G. Bidang Perindustrian
-
AMDAL KELOMPOK 1 13
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
-
AMDAL KELOMPOK 1 14
H. Bidang Pekerjaan Umum
Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum mempertimbangkan skala/besaran kota
yang menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah populasi, yaitu :
- kota metropolitan : > 1.000.000 jiwa
- kota besar : 500.000-1.000.000 jiwa
- kota sedang : 200.000-500.000 jiwa
- kota kecil : 20.000-200.000 jiwa
-
AMDAL KELOMPOK 1 15
-
AMDAL KELOMPOK 1 16
-
AMDAL KELOMPOK 1 17
-
AMDAL KELOMPOK 1 18
-
AMDAL KELOMPOK 1 19
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
I. Bidang Pariwisata
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap ekosistem,
hidrologi, bentang alam dan potensi konflik sosial.
-
AMDAL KELOMPOK 1 20
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
J. Bidang Pengembangan Nuklir
Secara umum, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan dan penggunaan
teknologi nuklir selalu memiliki potensi dampak dan risiko radiasi. Persoalan kekhawatiran
masyarakat yang selalu muncul terhadap kegiatan-kegiatan ini juga menyebabkan
kecenderungan terjadinya dampak sosial.
-
AMDAL KELOMPOK 1 21
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
K.Bidang Pengelolaan Limbah B3
Kegiatan yang menghasilkan limbah B3 berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia, terutama kegiatan yang dipastikan akan
mengkonsentrasikan limbah B3 dalam jumlah besar sebagaimana tercantum dalam tabel.
Kegiatan-kegiatan ini juga secara ketat diikat dengan perjanjian internasional (konvensi
basel) yang mengharuskan pengendalian dan penanganan yang sangat seksama dan
terkontrol.
-
AMDAL KELOMPOK 1 22
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
L.Bidang Rekayasa Genetika
Kegiatan-kegiatan yang menggunakan hasil rekayasa genetik berpotensi menimbulkan
dampak terhadap kesehatan manusia dan keseimbangan ekosistem.
-
AMDAL KELOMPOK 1 23
(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)
M. DAFTAR KAWASAN LINDUNG
Jenis rencana usaha yang wajib dilengkapi dengan AMDAL yang merupakan daftar kawasan
lindung menurut Peraturan Mentri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 , adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Hutan Lindung.
2. Kawasan Bergambut.
3. Kawasan Resapan Air.
4. Sempadan Pantai.
5. Sempadan Sungai.
6. Kawasan Sekitar Danau/Waduk.
7. Kawasan Sekitar Mata Air.
8. Kawasan Suaka Alam (terdiri dari Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Hutan Wisata, Daerah
Perlindungan Plasma Nutfah, dan Daerah Pengungsian Satwa).
9. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya (termasuk perairan laut, perairan darat,
wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang atau terumbu karang dan atol yang
mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistem).
10. Kawasan Pantai Berhutan Bakau (mangrove).
11. Taman Nasional.
-
AMDAL KELOMPOK 1 24
12. Taman Hutan Raya.
13. Taman Wisata Alam.
2.2 KA-ANDAL
Pada dokumen KA-ANDAL adalah Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
dalam Pasal 1 ayat 1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut
Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan (Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012).
2.2.1 Pendahuluan
Uraian Rencana Kegiatan
Lokasi kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan terletak di Jl. Soekarno
Hatta No. 791, kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Adapun
batas-batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara : Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)
- Sebelah timur : PT. sampoerna
- Sebelah selatan : Jl. Soekarno Hatta
- Sebelah Barat : Jl. Cisantren Wetan
-
AMDAL KELOMPOK 1 25
Gambar 2.1 Lokasi Rencana Kegiatan
Tujuan dan Manfaat Rencana Kegiatan
Tujuan dari rencana ini adalah :
1. Menyediakan gudang untuk penyimpanan barang kemasan.
2. Meningkatkan nilai wilayah melalui penataan wilayah dan lingkungan sekitar.
3. Memberiksn lapangan pekerjaan dan peluang berusaha pada masyarakat, terutama
disekitar lokasi kegiatan.
4. Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) kota Bandung, melalui sector pajak dan
retribusi.
Sedangkan manfaat pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan adalah:
1. Mendukung pengembangan wilayah di sekitarnya.
2. Tersedianya gudang untuk barang kemasan.
Pelaksanaan Studi
Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Nama Perusahaan : PT. Purinusa Ekapersada
Pimpinan : Jap Bangbang Hartono
Alamat : Jl. Soekarno Hatta No. 79 (Cisantren Wetan) Bandung.
Telepon / Fax : (022) 7838190 / (022) 7838192
-
AMDAL KELOMPOK 1 26
Kegiatan : Pembangunan Gudan dan Perluasan Pabrik Kemasan
Penanggung Jawab Pengelolaan Lingkungan
- Nama : Dedi Supriadi
- Jabatan : Kepala GA
- Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 79 (Cisantren Wetan) Bandung
- Telepon/Fax : (022) 7838190 / (022) 7838192
Pelaksanaan Studi AMDAL
Tim Penyusunan Studi AMDAL :
Tabel 2.1 Tim penyusun studi AMDAL
No. Posisi Nama Sertifikasi
1 Ketua Tim/Ahli
Lingkungan
Ir. Kirbrandiati AMDAL A, B,
(Kualifikasi KTPA)
No: 000759/SKPA-PI/LSK-
INTAKINDO/I/2013
Audit Lingkungan
KLHS
2 Ahli Teknik Sipil dan
Transportasi
Ir. Didin Sukma, RZ AMDAL A, B,
KTPA INTAKINDO
No.000794/SKPS-PI/LSK-
INTAKINDO/I/2013
Audit Lingkungan
3 Ahli Kesehatan
Masyarakat
Agus Azhari, SKM AMDAL, A, B
ATPA INTAKINDO
No.000033/SKPA/LSK-
INTAKINDO/IX/2012
2.2.2 Pelingkupan
Deskripsi Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Status Studi AMDAL
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Rebulik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012, tentang Izin
Lingkungan, AMDAL merupakan bagian studi kelayakan rencana kegiatan. Oleh karena
itu dalam Kerangka Acuan merupakan ruang lingkup kajian AMDAL hasilnya merupakan
bagian dari studi kelayakan yang akan digunakan oleh pengambil keputusan dari
-
AMDAL KELOMPOK 1 27
perencanaan, dimana AMDAL lebih menunjukkan identifikasi dampak yang dapat
ditimbulkan oleh kegiatan tersebut.
Amdal merupakan bagian dari studi kelayakan rencana usaha dan/atau kegiatan. Oleh
karena itu dalam ka-andal yang merupakan ruang lingkup kajian andal hasilnya
merupakan bagian dari studi kelayakan yang akan digunakan oleh pengambilan keputusan
dalam perencanaan pengembangan wilayah. Studi amdal rencana kegiatan Pembangunan
Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. purinusa Ekapersada. Disusun
berdasarkan pra desain, dimana amdal lebih menunjukan pendugaan dampak yang dapat
ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dalam lingkungan hidup.
Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dengan Rencana TATA
Ruang
Lokasi rencana kegiatan eksisting merupakan lahan kosong bekas sawah dan yang saat ini
sudah dimiliki PT. purinusa Ekapersada yang termasuk kedalam wilayah kelurahan
Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Dengan merujuk pada surat
keterangan rencana kota No. 503.64/KRK.285.DISTARCIP/I.2012 peruntukan lahan
untuk industry dan pergudangan dan merujuk surat persetujuan pemanfaatan ruang
no.0640/1165/Bappeda serta peraturan daerah kota bandung No. 10 tahun 2011 tentang
rencana tata ruang wilayah kota Bandyung tahun 2011-2031, rencana lokasi diperuntukan
untuk industry dan pergudangan.
Deskripsi Rencana Kegiatan Penyebab Dampak
a. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan terletak di Jl.
Soekarno Hatta No. 791, kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota
Bandung. Adapun batas-batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara : Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)
- Sebelah timur : PT. sampoerna
- Sebelah selatan : Jl. Soekarno Hatta
- Sebelah Barat : Jl. Cisantren Wetan
b. Rencana Kegitan
Membangun gudang dan perluasan pabrik kemasan dengan sarana penunjang,
antara lain bangunan utama yaitu bangunan perluasan pabrik, gudang bahan baku,
-
AMDAL KELOMPOK 1 28
gudang bahan jadi, ruang produksi, ruang mesin, ruang pengepakan produksi. Sarana
penunjang merupakan bangunan terpisah yang didalamnya berfungsi sebagai
penunjang bangunan utama yaitu ruang kantor, ruang karyawan, pos satpam, mushola,
kamar wc perempuan dan wc laki-laki, bengkel mobil angkutan, barang dan mobil
karyawan, kantin karyawan, parker mobil dan motor karyawan, TPS IPAL, ruang
batubara, dan ruang genset area panel, travo listrik, dengan total luas bangunan 85.348
m2.
Komponen Kegiatan Yang Ditelaah
Penyajian dikelompokkan berdasarkan tahapan pelaksanaannya seperti disajikan
pada gambar dibawah ini :
Pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan dibagi dalam tiga tahapan, yaitu :
1. Tahap Pra-konstruksi
Pada tahap pra kontruksi beberapa aktivitas dilakukan meliputi :
- Survey, perencanaan dan perijinan
Survey yang dilakukan adalah survey lokasi, perencanaan yang sudah
dilaksanakan yaitu site plan dan master plan.
- Penyediaan lahan
Pada kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan, lahan yang
digunakan adalah lahan dengan status HGB (Hak Guna Bangunan).
2. Tahap konstruksi
Kegiatan pada tahap konstruksi merupakan kegiatan pembangunan fisik yang
secara umum diawali dengan mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi alat dan material,
pematangan tanah dan pembangunan sarana dan prasarana.
3. Tahap operasional
PT. Purinusa Ekapersada dalam melakukan kegiatan operasional di pabrik ini tidak
melakukan produksi kertas, tetapi mengolah kertas jadi yang disuplai dari pabrik
induk PT> indah Kiat di Serang Banten untuk dijadikan barang-barang kemasan
dengan desain sesuai permintaan klien.
.
Tahap Pra Konstruksi
1. Penetapan Lahan (Suvey Pengukuran)
-
AMDAL KELOMPOK 1 29
Gambar 2.2 Tahapan Kegiatan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan
Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal
kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan ini merupakan kegiatan yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Berarti akan menyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan terhadap komponen lingkungan hidup. Komponen lingkungan
yang akan ditelaah yaitu komponen yang diperkirakan akan terkena dampak penting oleh rencana
kegiatan. Adapun komponen lingkungan yang akan ditelaah ini dibagi menjadi tiga komponen
utama yaitu komponen Geofisik-kimia, komponen sosekbud dan kesehatan masyarakat.
1. Komponen Geofisik-Kimia
Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
2. Mobilisasi alat dan bahan 3. Pematangan Lahan 4. Pembangunan Pabrik
Tahap Operasional
1. Perekrutan Tenaga Kerja Operasional
2. Operasional Pabrik
-
AMDAL KELOMPOK 1 30
Terdiri dari:
1. Iklim
- Curah hujan
- Hari hujan
- Arah dan kecepatan angina
2. Geologi
- Batuan dan Tanah Pelapukan
- Bentang Alam
3. Hidrogeologi
- Hidrogeologi Regional
- Hidrogeologi Lokal (Lokasi Studi)
4. Daerah Resapan
5. Pola Aliran Air Tanah dan Pengambilannya
- Pola Aliran Air Tanah
- Pengambilan Air Tanah oleh Sumur bor
6. Kuantitas Air Tanah
7. Kegempaan Wilayah Bandung
2. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
Terdiri dari:
1. Kependudukan
2. Sosial Ekonomi
3. Sosial Budaya
3. Kesehatan Masyarakat
Terdiri dari :
1. Kondisi Kesehatan
2. Penyediaan Air Bersih
3. Penanganan Sampah
-
AMDAL KELOMPOK 1 31
Hasil Perlibatan Masyarakat
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin
Lingkungan, maka kegiatan Konsultasi Publik sangat diperlukan sebagai langkah awal
penyusunan Dokumen AMDAL. Adapun maksud dari kegiatan sosialisasi adalah betujuan untuk
menampung aspirasi/harapan dan tanggapan masyarakat. Secara umum pendapat mereka adalah
sebagai berikut:
- Terdapat kekhawatiran dari warga terhadap banjir, seperti penyedian sumur resapan.
- Terdapat kekhawatiran terhadap terjadinya peningkatan untuk debu untuk mencegahnya,
maka diharapkan adanya dust collector.
- Terdapat kekhawatiran terhadap kerusakana jalan desa karena pengangkutan material.
- Terdapat kekhawatiran terhadap kebisingan pada saat konstruksi pembangunan proyek.
- Jarak pabrik dengan rumah masyarakat terlalu dekat.
- Tenaga kerja local diprioritaskan.
- Pengadaan air bersih bagi masyarakat sekitar pabrik dengan cara membuat bak umum
untuk masyarakat.
- Saluran irigasi sawah agar tetap terkontrol dengan baik.
Dampak Penting Hipotetik
Identifikasi Dampak Potensial
Identifikasi dampak potensial merupakan tahap awal dari proses penentuan dampak penting
hipotetik (DPH). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan
baik primer maupun sekunder yang mungkin timbul pada rencana kegiatan mulai tahap pra
konstruksi, konstruksi sampai operasi. Identifikasi dampak potensial ini dilakukan melalui:
1) Penelaahan pustaka
2) Penggalian informasi rencana kegiatan
3) Survey pendahuluan
4) Matsrik interaksi
Hasil penentuan dampak potensial adalah sebagai berikut:
-
AMDAL KELOMPOK 1 32
1. Tahap pra-konstruksi
- Persepsi masyarakat.
Tahap
Pra-Konstruksi
Survei Perencanaan
dan
Perijinan
Persepsi Masyarakat
Gambar bagan alir dampak potensial pata tahap pra konstruksi
2. Tahap konstruksi
- Penurunan kualitas udara dan kebisingan
- Penurunan kuantitas air tanah
- Penurunan kualitas air permukaan
- Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off)
- Penurunan estetika lingkungan
- Gangguan lalu lintas
- Kerusakan jalan
- Terganggunya flora dan fauna
- Kesempatan kerja dan berusaha
- Terganggunya kesehatan masyarakat
3. Tahap operasonal
- Penurunan kualitas air tanah
- Penurunan kuantitas air tanah
- Kualitas air permukaan
-
AMDAL KELOMPOK 1 33
- Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off)
- Penurunan estetika lingkungan
- Gangguan lalu lintas
- Kesempatan kerja dan berusaha
- Persepsi masyarakat
- Ketertiban dan keamanan
- Terganggunya kesehatan masyarakat
Tabel Matriks Interaksi Hubungan Antara
Rencana Kegiatan Dengan Komponen Lingkungan
Komponen Kegiatan
Pra Kontruksi Kontruksi Operasional
Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7
GEOFISIKA-KIMIA
Kualitas Udara dan Kebisingan - - - -
Kualitas Air Tanah - - - - -
Kuantitas Air Tanah - - - - -
Kualitas Air Permukaan - - - -
Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run off) - - -
RUANG LAHAN DAN TRANSPORTASI
Estetika Lingkungan - - - -
Lalu Lintas - - - - -
Kerusakan Jalan - - - - - -
SOSIAL EKONOMI BUDAYA
Kesempatan Kerja dan Berusaha - - - - -
Persepsi Masyarakat - - - -
Ketertiban dan Keamanan - - - - - -
KESEHATAN MASYARAKAT - - -
keterangan
ada
tidak ada
-
AMDAL KELOMPOK 1 34
Evaluasi Dampak Potensial
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap dampak potensial yang telah di identifikasi
intuk mendapatkan dampak berpotensi penting yang merupakan dampak hipotetik dan
selanjutnya akan ditelaah dalam dokumen ANDAL. Berdasarkan pertimbangan beberapa
factor yaitu: lokasi tapak proyek dan kondisi lingkungan fisik, dan social disekitarnya
serta hasil konsultasi publik, maka diperoleh dampak penting pada setiap tahap kegiatan.
Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa dampak penting hipotetik adalah
sebagai berikut :
a. Terciptanya kesempatan kerja
b. Terciptanya peluang usaha
c. Penurunan/peningkatan pendapatan
d. Keresahan masyarakat dan gangguan kamtibmas
e. Gangguan arus lalu lintas
f. Kerusakan jalan
g. Penurunan kualitas udara
h. Peningkatan Intensitas kebisingan
i. Penurunan muka air/Kuantitas air tanah
j. Peningkatan air larian (run off)
k. Penurunan kualitas air permukaan
l. Penurunan tingkat kesehatan pekerja
m. Peningkatan keanekaragaman hayati
n. Peningkatan laju timbulan limbah padat (Sampah)
Dampak Penting Hipotetik
Penentuan dampak penting hipotetik dimaksudkan untuk menentukan jenis
dampak penting hipotetik dengan derajat kepentingannya akibat rencana kegiatan yang
akan dikaji dalam ANDAL sesuai hasil pelingkupan, juga dengan melihat kegiatan lain
yang sejenis. Hasil penentuan dampak penting hipotetik adalah sbb:
4. Tahap pra-konstruksi
- Persepsi masyarakat
5. Tahap konstruksi
- Penurunan kualitas udara dan kebisingan
-
AMDAL KELOMPOK 1 35
- Penurunan kuantitas air tanah
- Penurunan kualitas air permukaan
- Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off)
- Penurunan estetika lingkungan
- Gangguan lalu lintas
- Kerusakan jalan
- Kesempatan kerja dan berusaha
- Terganggunya kesehatan masyarakat
6. Tahap operasonal
- Penurunan kualitas air tanah
- Penurunan kuantitas air tanah
- Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off)
- Penurunan estetika lingkungan
- Gangguan lalu lintas
- Kesempatan kerja dan berusaha
- Ketertiban dan keamanan
- Terganggunya kesehatan masyarakat
Matriks Dampak Penting Hipotetik
Komponen Kegiatan Pra Kontruksi Kontruksi Operasional
Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
GEOFISIKA-KIMIA
Kualitas Udara dan Kebisingan - - P P P P - - -
Kualitas Air Tanah - - - - - TP - - P
Kuantitas Air Tanah - - - - - P P - P
Kualitas Air Permukaan - - - - - P P - TP
Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run off) - - - - P P - P
RUANG LAHAN DAN TRANSPORTASI
Estetika Lingkungan - - - - - P P - P
Lalu Lintas - - - - P - - - P
Kerusakan Jalan - - - - P - - - -
BIOLOGI
Flora Fauna - - - - - TP TP - -
SOSIAL EKONOMI BUDAYA
Kesempatan Kerja dan Berusaha - - - P - - - P -
-
AMDAL KELOMPOK 1 36
Persepsi Masyarakat P TP P P - P P - -
Ketertiban dan Keamanan - - - - - TP P - TP
KESEHATAN MASYARAKAT - - - - P P P - P
keterangan
P penting
TP tidak penting
-
AMDAL KELOMPOK 1 37
Bagan Alir Pelingkupan
DAMPAK POTENSIAL DAMPAK PENTING HIPOTETIK
1. pra konstruksi 1. Tahap Pra Konstruksi 1. Tahap Pra Konstruksi
2. kontruksi persepsi masyarakat persepsi masyarakat
3. operasional 2. Tahap pra-konstruksi 2. Tahap pra-konstruksi
kegiatan lain - Penurunan kualitas udara dan kebisingan - Penurunan kualitas udara dan kebisingan
disekitas lokasi - Penurunan kuantitas air tanah - Penurunan kuantitas air tanah
- Penurunan kualitas air permukaan - Penurunan kualitas air permukaan
- Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off)
- Penurunan estetika lingkungan - Penurunan estetika lingkungan
- Gangguan lalu lintas - Gangguan lalu lintas
kegiatan - Kerusakan jalan - Kerusakan jalan
pembangunan - Terganggunya flora dan fauna - Kesempatan kerja dan berusaha
gudang dan - Kesempatan kerja dan berusaha - Terganggunya kesehatan masyarakat
perluasan pabrik - Terganggunya kesehatan masyarakat 3. Tahap Operasional
kemasan 3. Tahap Operasional Penurunan kualitas air tanah
Penurunan kualitas air tanah Penurunan kuantitas air tanah
KOMPONEN LINGKUNGAN Penurunan kuantitas air tanah - Kualitas air permukaan
komponen Geofisik-kimia - Kualitas air permukaan - Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off)
komponen sosekbud - Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan
kesehatan masyarakat - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas
Saran,pendapat&tanggapan - Gangguan lalu lintas - Kesempatan kerja dan berusaha
masyarakat sekitar - Kesempatan kerja dan berusaha - Persepsi masyarakat
- Persepsi masyarakat - Ketertiban dan keamanan
- Ketertiban dan keamanan - Terganggunya kesehatan masyarakat
- Terganggunya kesehatan masyarakat
KOMPONEN KEGIATAN
bagan alir
matriks
Diskusi
tim AMDAL
dampak
identifikasi
potensial Potensial
Dampak
Evaluasi
-
AMDAL KELOMPOK 1 39
Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
Penentuan lingkup wilayah studi disesuaikan dengan karakteristik kegiatan proyek yang
akan dilakukan, besarnya dampak yang akan dilakukan, besarnya dampak yang akan terjadi serta
jangkauan atau penyebaran dampaknya. Lingkup wilayah studi ditentukan sebagai resultance dari
batas proyek, ekologis, sosial dan batas administrasi.
Batas Wilayah Studi
Pelingkupan wilayah studi didalam ANDAL dimaksudkan untuk mengarahkan studi
pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan dengan harapan kajian yang cukup berarti
sehingga didapat kejelasan mengenai lingkup studi, kedalaman dan strategi studi.
Batas Proyek
Batas proyek ini adalah batas lahan keseluruhan yaitu lahan yang digunakan untuk
kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan seluas 25.098 m2 .
Wilayah proyek tersebut dibatasi oleh:
- Sebelah utara : Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)
- Sebelah timur : PT. sampoerna
- Sebelah selatan : Jl. Soekarno Hatta
- Sebelah Barat : Jl. Cisantren Wetan
Batas Ekologis
Ruang penebaran dmpak dari rencana kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik
kemasan menurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami yang
berlangsung didalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Jadi
batas wilayah ekologis dalam studi ini adalah drainase yang menuju ke riool kota dan limbah gas
dan debu serta kebisingan yang sebarannya ditentukan oleh arah angina dominan yang terjadi kea
rah barat.
Batas Sosial
Mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan menyebar tidak merata,
maka batas wilayah social ditetapkan dengan membatasi batas-batas terluar dengan
memperhatikan hasil identifikasi komunitas masyarakat yang terdapat dalam batas wilayah
-
AMDAL KELOMPOK 1 40
proyek, ekologis serta komunitas masyarakat yang berada diluar batas wilayah proyek dan
ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana kegiatan melalui tenaga
kerja.
Batas Administratif
Adapun batas wilayah administrasi dari rencana kegiatan adalah:
- Sebelah utara : Kelurahan Cisantern Kidul (kec. Gedebage)
- Sebelah timur : Kelurahan Pakemitan dan Kelurahan Cisantren Wetan
- Sebelah selatan : Kelurahan Cimincrang (kec. Gedebage)
- Sebelah Barat : Kelurahan Cisantren Kulon (kec. Arcamanik)
Batas Wilayah Studi
Dalam melakukan studi ANDAL pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan yang
merupakan batas wilayah studi merupakan hasil resultante dari batas proyek, batas ekologis,
batas social, dan batas administrative.
Batas Waktu Kajian
Batas waktu kajian ANDAL ditentukan berdasarkan batas waktu berlangsungnya dampak
sesuai dengan tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, operasional dan
pemeliharaan
2.2.3 Metode Studi
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metode pengumpulan data dalam studi AMDAL rencana Pembangunan Gudang dan
Perluasan Pabrik Kemasan ini selengkapnya digambarkan pada gambar dibawah ini :
-
AMDAL KELOMPOK 1 41
Gambar 2.4 Bagan Alir Metode Pengumpulan Data
Langkah-langkah Studi
Langkah-langkah dalam penyusunan amdal secara garis besar terdiri dari:
a. Pengumpulan data dan informasi
b. Identifkasi dampak
c. Prakiraan dampak
d. Evaluasi dampak
e. Rekomendasi atau saran tindak
Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil pelingkupan, komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena
dampak pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan, meliputi komponen
lingkungan fisik-kimis serta komponen social ekonomi dan budaya serta kesehatan
masyarakat. Untuk keperluan identifikasi, perakiraan dan evaluasi dampak akibat
kegiatan tersebut perlu dilakukan pengumpulan dan analisis data yang relevan (dapat
menjamin reliability dan validity) dari setiap parameter yang dikaji.
Maksud dan Tujuan Studi
Pengumpulan Data
Pra Studi
Rancangan dan Modifikasi Metode
Kompilasi Data Maksud dan Tujuan Studi
Identifikasi, Prediksi dan Evaluasi Dampak
Laporan Studi ANDAL, RKL dan RPL
Pengumpulan Data Sekunder Maksud dan Tujuan Studi
-
AMDAL KELOMPOK 1 42
Dalam analisis mengenai AMDAL, pengumpulan data dilakukan secara lngsung
maupun tidak langsung. Pengumpulan secara langsung akan ditempuh dengan cara
pengambilan contoh (sampling), akan menghasilkan data primer, sedangkan
pengumpulan data secara tidak langsung akan dilakukan dengan cara pengumpulan
data sekunder dari hasil-hasil studi yang telah dilaksanakan di wilayah studi maupun
melalui pengumpulan data dari lembaga/instansi terkait.
Tujuan pengambilan contoh dan analisis data dalam studi AMDAL ini adalah:
1. Mengidentifikasi sumber dampak (diikuti oleh jenis dampak),
2. Penyelidikan kualitas lingkungan sebagai proses koreksi dalam jangka
waktu pendek.
3. Pengelompokan kualitas lingkungan sebagai elemen program pemantauan
dalam jangka panjang.
Pengumpulan Data Sekunder
Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara menghubungi instansi terkait
dan pencatatan data tersebut sesuai dengan kebutuhan. Adapun jenis data sekunder yang
diperlukan dalam ANDAL ini meliputi data rencana kegiatan, metoda konstruksi,
pengadaan tanah, peta topografi dan peta geologi, data iklim, hidrologi, dan
kependudukan, kesehatan dan social ekonomi masyarakat, rencana tata ruang wilayah
((RTRW) kota.
Pengumpulan Data Primer
Jenis data primer yang dibutuhkan dalam studi AMDAL meliputi aspek geofisik-kimia
yaitu hidrologi dan kualitas air, fisiografi dan geologi, ruang lahan dan tanah: yaitu flora,
fauna dan biota air; serta aspek social, ekonomi dan budaya yaitu mengenai persepsi
masyarakat terhadap rencana kegiatan, data kesehatan dan data-data terkait lainnya.
-
AMDAL KELOMPOK 1 43
Metode Prakiraan Dampak Penting
Prakiraan dampak merupakan salah satu kegiatan dalam studi AMDAL yang bertujuan
untuk menduga besarnya perubahan kualitas lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
akan dilaksanakan. Ukuran dampak penting mengacu pada Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan RI Nomor 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai
Ukuran Dampak Penting.
Berdasarkan pedoman umum dan pedoman teknis yang berlaku, maka sasaran prakiraan dampak
penting adalah:
a) Memperkirakan besarnya perubahan yang terjadi terhadap komponen
lingkungan pada kondisi tanpa proyek (Rona Awal) dan pada kondisi
setelah ada proyek (Rona Proyek)
b) Menjelaskan mengenai mekanisme aliran dampak yang bersifat langsung
maupun tidak langsung.
c) Memberikan indikasi tentang arti pentingnya perubahan tersebut dengan
mengacu kriteria penentuan dampak penting sebagaimana tertera dalam
keputusan kepala bapedal nomor 32 tahun 2009.
d) Memberi interpretastasi terhadap prakiraan dampak dengan skala penilaian
dampak baik positif maupun negative.
e) Menjelaskan mengenai mekanisme aliran dampak yang bersifat langsung
maupun tidak langsung.
Metode Evaluasi Dampak Penting
Setelah tahap Identifikasi dan prakiraan dampak selesai dilakukan, tim penyusun
AMDAL akan mengevaluasi terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan menggunakan
metode bagan alir (flow chart) dan matriks sederhana sebagai berikut:
1. Penelusuran hubungan ausatif antara komponen kegiatan dengan
komponen lingkungan yang diduga akan terkena dampak.
2. Menggambarkan dengan jelas karakteristik dampak lingkungan yang
akan terkena dampak.
3. Kesenjangan perubahan lingkungan yang diinginkan dan perubahan
lingkungan yang mungkin akan terjadi.
-
AMDAL KELOMPOK 1 44
4. Luas persebaran masing-masing dampak, baik didalam wilayah kajian
maupun diluar wilayah kajian.
5. Memilih alternatif pendekatan dengan rangka pengendalian dampak
lingkungan baik yang positif maupun negative, terutama dari aspekn
pendekatan teknologi, ekonomi dan institusi.
6. Berdasarkan penapisan dampak pepnting pada prakiraan dampak, maka
diperoleh resume dampak penting yang harus dikelola. Dalam evaluasi
secara holistic, maka dampak yang akan dikategorikan bersumber dari
kegiatan yang sama diulas dan dievaluasi secara bersama-sama yang
disajikan dalam bentuk uraian dan bagan alir serta matriks sederhana.
Metode untuk mengevaluasi derajat kepentingan dampak akan menggunakan factor-faktor
penentuan dampak penting, yaitu :
- Jumlah manusia yang terkena dampak
- Luas wilayah persebaran dampak
- Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
- Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak
- Sifat kumulatif dampak
- Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
- Ilmu pengetahuan dan teknologi
2.3 ANDAL
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 08 Tahun
2013 Tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan dalam Pasall 1 ayat 3 menyatakan bahwa Analisis Dampak
Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Andal adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
2.3.1 Pendahuluan
Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha
-
AMDAL KELOMPOK 1 45
Lokasi kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan terletak di Jl. Soekarno
Hatta No. 791, kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Adapun batas-
batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara : Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)
- Sebelah timur : PT. sampoerna
- Sebelah selatan : Jl. Soekarno Hatta
- Sebelah Barat : Jl. Cisantren Wetan
Rencana Kegiatan
Membangun Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan dengan sarana penunjang, antara lain
bangunan utama yaitu bangunan perluasan pabrik, gudang bahan baku, gudang bahan
jadi, ruang produksi, ruang mesin, ruang pengepakan produksi. Sarana penunjang
merupakan bangunan terpisah yang didalamnya berfungsi sebagai penunjang bangunan
utama yaitu kantor, ruang karyawan, pos satpam, mushola, WC.
Lokasi rencana kegiatan eksisting merupakan lahan kosong bekas sawah dan yang saat ini
sudah dimiliki oleh PT. Purinusa Ekapersada yang termasuk kedalam wilayah Kelurahan
Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung.
Hubungan antara lokasi rencana kegiatan dengan jarak tersedianya suber daya air, sumber
energi, sumber daya manusia yang diperlukan :
Kebutuhan air bersih : Direncanakan akan menggunakan sumber air tanah
yang berbeda di lokasi kegiatan
Kebutuhan energi listrik : Penyediaan kebutuhan aliran listrik direncanakan
bersumber dari PLN
Kebutuhan sumber daya manusia : Kebutuhan sumber daya manusia di sekitar lokasi
kegiatan dengan berbagai keahlian dan keterampilan.
Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah
Penentuan dampak penting hipotetik dimaksudkan untuk menentukan jenis dampak
penting hipotetik dengan derajat kepentingannya akibat rencana kegiatan yang akan dikaji dalam
-
AMDAL KELOMPOK 1 46
ANDAL sesuai hasil pelingkupan. Hasil penentuan dampak penting hipotetik dalam
pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan adalah sebagai berikut :
Tahap Pra Konstruksi :
Persepsi Masyarakat
Pada tahap ini dilakukan survey lokasi, perencanaan dan perijinan, sehingga
menimbulkan persepsi masyarakat maka dampak tersebut merupakan dampak penting
hipotetik.
Tahap Konstruksi :
Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan
Kegiatan mobilisasi alat berat dan material akan menimbulkan dampak penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan dimana alat yang digunakan adalah dump
truck, molen, bulldozer, crane, back hoe, alat tiang pancang, concrete pump dan mixer
car. Serta material yang digunakan dengan jumlah ritasi secara keseluruhan selama 12
bulan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.
Penurunan Kualitas Air Tanah
Kegiatan pelaksanaa konstruksi, tidak mengganggu kualitas air tanah, sehingga tidak
berdampak terhadap penurunan kualitas air tanah, sehingga dampak tersebut merupakan
bukan dampak penting hipotetik.
Penurunan Kuantitas Air Tanah
Kegiatan pelaksanaan konstruksi membutuhkan air tanah yang akan memakai air sumur
di lokasi kegiatan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.
Peningkatan Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run Off)
Kegiatan pelaksanaan konstruksi, dapat menyebabkan timbulnya peningkatan air larian
yang dapat meningkatkan kuantitas air permukaan tertama saat musim hujan. Sehingga
dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Penambahan air larian pada umumnya membawa sedimen yang menyebabkan
kekeruhan air sungai, demikian pula adanya limbah cair saat operasional yang dapat
mengakibatkan penurunan terhadap kualitas badan air penerima, sehingga dampak
tersebut merupakan dampak penting hipotetik.
Penurunan Estetika Lingkungan
-
AMDAL KELOMPOK 1 47
Sampah ditimbulkan dari kegiatan operasional dan pelaksanaan penghijauan yang
berdampak lanjutan terhadap estetika lingkungan dan kesehatan masyarakat, sehingga
dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.
Peningkatan Bangkitan/Tarikan Lalu Lintas
Selama tahap konstruksi akan terjadi mobilisasi alat berat dan material yang membebani
jalan akses yang sudah tersedia, sehingga timbul bangkitan/tarikan arus lalu lintas. Hal
ini ditunjukkan dengan peningkatan volume kendaraan di jalan, yang menuju ke lokasi
kegiatan. Pada tahap operasional juga menyebabkan peningkatan arus lalu lintas keluar-
masuk yang dapat menimbulkan kemacetan di ruas-ruas jalan sekitar lokasi kegiatan,
sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.
Kesempatan Kerja
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja baik pada tahap kostruksi maupun operasional, dalam
perekrutannya akan memberikan prioritas kepada penduduk sekitar secara proporsional
sesuai dengan persyaratan kemampuan yang diperlukan dan dapat mengurangi, sehingga
dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.
Kesempatan Berusaha
Pada tahap konstruksi dan tahap operasional, masyarakat sekitar dapat mempnyai
kesempatan berusaha, yaitu membuka kios makanan dan minuman, serta ketika tahap
operasional masyarakat dapat lebih luas lagi mengembangkan kesempatan berusahanya,
misalnya membuka kios warnet, kios isi ulang pulsa, isi ulang air minum, swalayan,
toko obat, resto makanan siap saji, bidang jasa misalnya konsultan hukum, ekonomi, dan
sebagainya, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.
Keresahan Masyarakat
Pada tahap konstruksi diperkitakan akan meresahkan warga karena kebisingan, debu, dll.
Akan tetapi keadaan di lokasi dan sekitarnya dalam keadaan mendukung pembangunan,
sehingga dampak tersebut bukan merupakan dampak penting hipotetik.
Sikap dan Persepsi Masyarakat
Sikap dan persepsi masyarakat dimaksudkan sebagai tingkat dukungan, persetujuan atau
penolakan warga terhadap proyek, sehingga dampak tersebut merupakan dampak
penting hipotetik.
Gangguan Ketertiban dan Keamanan
-
AMDAL KELOMPOK 1 48
Lokasi proyek cukup rawan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan
ketertiban, antara lain timbul ketidak sepahaman antara penduduk pendatang dengan
penduduk lokal, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.
Penurunan Kesehatan Masyarakat
Pada tahap konstruksi dan operasional, kegiatan pembangunan akan berdampak lanjutan
terhadap kesehatan masyarakat, baik karena adanya limbah padat, limbah cair serta
peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak
penting hipotetik.
Klasifikasi dan prioritas
Klasifikasi dan prioritas merupakan proses penentuan kelompok dampak penting tertentu
yang perlu dikaji lebih dalam berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Proses
penentuan tersebut dilakukan dengan mengkaji keterkaitan dan tingkat besaran dan kepentingan
antara dampak-dampak hipotetik. Berikut adalah prioritas dampak Penting Hipotetik:
1. Peningkatan bangkitan/tarikan lalu lintas
2. Penurunan estetika lingkungan
3. Peningkatan kuantitas air permukaan dan air larian (run off)
4. Adanya kesempatan kerja
5. Adanya kesempatan berusaha
6. Penurunan kualitas air permukaan
7. Penurunan kualitas udara
8. Peningkatan intensitas kebisingan
9. Adanya sikap dan Persepsi masyarakat
10. Gangguan keamanan dan ketertiban
11. Penurunan kesehatan masyarakat
Lingkup Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
Pelingkupan wilayah studi didalam ANDAL dimaksudkan untuk mengarahkan studi pada
hal-hal yang menjadi pokok bahasan dengan harapan kajian yang cukup berarti sehingga didapat
kejelasan mengenai lingkup studi, kedalaman dan strategi studi.
Batas Proyek
-
AMDAL KELOMPOK 1 49
Batas proyek dalam proyek pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan ini
adalah batas lahan keseluruhan yaitu lahan seluas 25.098 m2. Wilayah proyek tersebut
dibatasi oleh :
Sebelah Utara : lahan kosong
Sebelah Timur : PT. Sampoerna
Sebelah Selatan : Jl. Soekarno Hatta
Sebelah Barat : Jl. Cisaranten Wetan
Batas Ekologis
Ruang penyebaran dampak dari rencana Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik
Kemasan menurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami yang
berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar.
Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang secara ekologis
memberi dampak terhadap aktifitas tersebut. Jadi batas wilayah ekologis dalam studi ini adalah
saluran drainase yang riool kota dan limbah gas dan debu serta kebisingan yang sebarannya
ditentukan oleh arah angin dominan yang terjadi ke arah Barat.
Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan (sistem dan struktur sosial) sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok
masyarakat yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana
kegiatan. Batas wilayah sosial ini sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam studi
ANDAL mengingat adanya kelompok-kelompok masyarakat yang kehidupan ekonomi dan
sosial budayanya akan mengalami perubahan mendasar akibat aktifitas usaha atau kegiatan.
Mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan menyebar tidak
merata, maka batas wilayah sosial ditetapkan dengan membatasi batas-batas terluar dengan
memperhatikan hasil identifikasi komunitas masyarakat yang terdapat dalam batas wilayah
proyek, ekologis serta komunitas masyarakat yang berada di luar batas wilayah proyek dan
ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana kegiatan melalui
penyerapan tenaga kerja.
-
AMDAL KELOMPOK 1 50
Batas Administratif
Batas wilayah administratif merupakan batas studi yang pelingkupannya ditentukan
berdasarkan segi pemerintahan yang erat kaitannya dengan kelembagaan, tata nilai masyarakat,
serta peraturan yang berlaku di daerah tersebut. Adapun batas wilayah administrasi dari
rencana kegiatan adalah:
Sebelah Utara : Kelurahan Cisaranten Kidul (Kec. Gedebage)
Sebelah Selatan : Kelurahan Cimincrang (Ke. Gedebage)
Sebelah Barat : Kelurahan Cisaranten Kulon (Kec. Arcamanik)
Sebelah Timur : Kelurahan Pakemitan dan Kelurahan Cisaranten
Wetan
Batas Wilayah Studi
Dalam melakukan studi ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan
yang merupakan batas wilayah studi merupakan hasil resultante dari batas proyek, batas
ekologis, batas sosial, dan batas administratif.
Batas Waktu Kajian
Batas waktu kajian ANDAL ditentukan berdasarkan lamanya dampak berlangsung, artinya
batas waktu kajian ditentukan berdasarkan batas waktu berlangsungnya dampak sesuai dengan
tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi 1 (satu) tahun, konstruksi 1 (satu) tahun dan
operasional 5 (lima) tahun.
2.3.2 Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Awal
Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal
Komponen Lingkungan Fisik Kimia
Curah Hujan.
Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan
Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan, Dapat diketahui bahwa kualitas udara ambien
jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan Peraturan Pemerintah
No. 41 Tahun 1999, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidupn No.
50 Tahun 1996 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun
-
AMDAL KELOMPOK 1 51
1996 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
13/Men/X/2011 (untuk di ruang produksi) semua parameter yang diukur
masih tergolong baik (memenuhi baku mutu yang disyaratkan).
Debu (TSP), Berdasarkan Hasil Pengukuran konsentrasi debu tersebut diperkirakan
karena pada halaman depan pabrik banyak dilalui berbagai jenis kendaraan
bermotor roda empat dan roda dua yang melintas di Jalan Bandung-Cianjur
yang mencapai 83,05 g/Nm.
Karbon Monoksida (CO), Konsentrasi CO di lokasi studi masih dibawah baku mutu
menurut PP Nomor 41 Tahun 1999 sebesar 30.000 g/Nm sehingga tidak
membahayakan kesehatan masyarakat.
Sulfur Dioksida (SO2), Dari hasil pengukuran konsentrasi SO2 di dua lokasi sampling
sangat kecil sekali yaitu < 17,15 g/Nm.
Nitrogen Dioksida (NO2), Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi NO2 di dua lokasi
sampling sebesar < 10 g/Nm. Konsentrasi tersebut masih dibawah baku
mutu pemerintah no. 41 sebesar 400 g/Nm. Hal ini menandakan ventilasi
pada ruang potong bakar tersebut cukup baik.
Tingkat Kebisingan, Hasil analisa tingkat kebisingan pada ruang cutting itu sendiri,
tingkat krbisingan tersebut masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan
sebesar 85 dBA berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Tansmigrasi No. Per. 13/Men/X/2011 tentang nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja.
Geologi dan Hidrogeologi
Morfologi, Berdasarkan klasifikasi kemiringan lereng dan satuan morfologi dari Nichols
and Edmunson, J.R., 1975, bentuk bentang alam daerah rencana pabrik ini
dengan kemiringan antara < 5 % (
-
AMDAL KELOMPOK 1 52
kegiatan G.Gede terdiri atas : Hasil gunung api tua (Qot), Bongkah-
bongkah Basalt (Qyc), Breksi dan Lahar dari G.Gede (Qyg), dan Endapan
Alluvial (Qa). Rancana lokasi pabrik boneka sendiri terdapat pada formasi
batuan breksi dan Lahar G.Gede.
Hidrogeologi.
Kegempaan, Daerah studi termasuk ke dalam jalur gempa sedang (Zona 3) dengan
percepatan 0,2 0,25 g.
Hidrologi, Saluran-saluran irigasi tersebut pada umumnya merupakan saluran suplesi
yang digunakan untuk memasok kebutuhan air lahan persawahan disekitar
lokasi proyek. Adapun system drainase yang digunakan sebagai badan air
penerima dari rencana kegiatan maupun kegiatan yang ada disekitar tapak
proyek, system drainase (selokan) merupakan tipe drainase terbuka yang
akan bermuara ke sungai Cisokan yang berada di timur tapak proyek.
Dengan debit rata-rata 800 lt/detik.
Kualitas Air
Kualitas Air Permukaan, dapat diketahui bahwa kualitas air permukaan (selokan) yang
digunakan sebagai badan air penerima limbah domestic masih memenuhi
baku mutu berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Kelas IV). Hal ini
menandakan bahwa pengolahan terhadap limbah domestic tersebut cukup
baik.
Kualitas Air Minum, Terdapat 4 parameter yang telah melebihi baku mutu berdasarkan
Permen Kesehatan No. 492/Men-Kes/Per/IV/2010 tentang persyaratan
kualitas air minum, parameter-parameter tersebut adalah suhu, besi (Fe),
coliform dan E.Coli, dimana untuk parameter biologi khususnya E.coli
tidak boleh terdapat pada air minum karena akan menyebabkan diare.
Sehingga air minum tersebut tidak layak untuk diminum.
Ruang, Lahan dan Transportasi
Ruang dan Lahan.
-
AMDAL KELOMPOK 1 53
Transportasi, Sebagai bahan analisis system transportasi pada pembahasan yang lebih
mendalam pada dokumen ANDAL, antara lain perlu diketahui kondisi
jaringan jalan dan tingkat pelayanan jalan eksisting serta ketersediaan
angkutan umum, sehingga nantinya akan diketahui permasalahan yang ada
dan cara untuk mengatasi permasalahannya tersebut termasuk untuk
kebutuhan pengembangan sarana-prasarananya.
Komponen Biologi
Flora Darat. Beberapa flora yang terdapat dilokasi kegiatan dan sekitarnya merupakan
flora yang menjadi tanaman budidaya yang sengaja ditanam oleh manusia
seperti : Padi, Jagung dan Singkong. Diluar lokasi kegiatan, beberapa jenis
lain merupakan tumbuhan yang produktif menghasilkan buah seperti :
Mangga, Kelapa, Jambu batu, Pisang dan Pepaya.
Fauna Darat, Secara umum tidak teridentifikasi jenis satwa yang tergolong dilindungi
karena langka maupun endemik di wilayah studi. Umumnya jenis satwa
yang teridentifikasi merupakan satwa binaan ataupun satwa liar yang dapat
hidup berdampingan dengan lingkungan sekitarnya. Beberapa jenis satwa
yang ditemukan dilokasi kegiatan dan sekitarnya yaitu : Kupu-kupu, Tikus,
Belalang dan Walet Sapi.
Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
Mengacu kepada standar kepadatan penduduk menurut badan pusat
statistik, kepadatan penduduk dikelompokkan kedalam tiga kriteria
kepadatan, yaitu :
Kriteria kepadatan tinggi apabila penduduk berjumlah lebih dari
2000 jiwa per k.
Kriteria kepadatan sedang apabila penduduk berjumlah antara 1000
jiwa sampai 2000 jiwa per k.
Kriteria kepadatan rendah apabila penduduk berjumlah kurang dari
1000 jiwa per k.
Sesuai dengan standar tersebut, maka kategori kepadatan penduduk di
Desa Selajambe termasuk Kategori Sedang.
-
AMDAL KELOMPOK 1 54
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Jenis-Jenis Mata Pencaharian Penduduk.
2.3.3 Prakiraan Dampak Penting
Tahapan Konstruksi
Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi
Terciptanya Kesempatan Kerja, Memperhatikan dampak positif yang berlangsung lama
dan jumlah penduduk yang direkrut menjadi tenaga kerja juga cukup
banyak, maka dampak ini digolongkan Positif Penting.
Terciptanya Peluang Usaha, Memperhatikan dampak positif yang berlangsung 6 bulan
juga cukup banyak material yang digunakan untuk pembangunan
pengembangan pabrik pembuatan boneka ini, maka dampak yang terjadi
dapat digolongkan Positif Penting.
Penignkatan Pendapatan, Mereka dapat menjadi pemborong bagian-bagian tertentu dari
pekerjaan konstruksi sehingga dampaknya menjadi Positif Penting. Secara
umum dampak dari penigkatan pendapatan masyarakat dapat digolongkan
Penting.
Mobilisasi Alat dan Bahan
Kerusakan Jalan, Skala kualitas lingkungan untuk kondisi jalan termasuk Baik (skala 4).
Dan dapat berpotensi jalan rusak akibat kendaraan proyek sehingga skala
lingkungan tergolong buruk (skala 2). Berdasarkan skala kepentingan
komponen lalulintas tergolong Penting.
Penurunan Kualitas Udara, Masih berada di bawah baku mutu menurut PP No. 41 Tahun
1999. Maka skala kualitas udara tergolong Baik (skala 4). Setelah ada
kegiatan mobilisasi alat dan bahan sudah terjadi peningkatan parameter CO
dan Debu. Oleh karena itu, maka kegiatan mobilisasi alat dan bahan
terhadap penurunan kualitas udara memberikan kualitas lingkungan yang
tergolong Sedang (skala 3). Skala kepentingan komponen kualitas udara
tergolong Penting.
Penignkatan Intensitas Kebisingan, Skala kepentingan komponen kebisingan tergolong
Tidak Penting.
-
AMDAL KELOMPOK 1 55
Keresahan Masyarakat, Meninjau besarnya jumlah manusia yang terkena dampak, maka
sifat dampak adalah Nagatif Penting.
Pematangan Lahan
Peningkatan Air Larian, Berdasarkan skala kepentingan komponen hidrologi/air larian
tergolong Penting.
Penurunan Kualitas Udara, Tergolong Penting.
Peningkatan Intensitas Kebisingan, Tergolong Tidak Penting.
Penurunan Tingkat Kesahatan Pekerjan, Tergolong Penting.
Pembangunan Pabrik
Peningkatan Air Larian, Berdasarkan skala kepentingan komponen hidrologi/air larian
tergolong Penting.
Penurunan Kualitas Air Permukaan, Tergolong Penting.
Peningkatan Keanekaragaman Hayati, Tergolong Penting.
Tahapan Operasional
Perekrutan Tenaga Kerja Operasional
Terciptanya Kesempatan Kerja, Tergolong Penting.
Peningkatan Pendapatan, Tergolong Penting.
Operasional Pabrik
Gangguan Arus Lalulintas, Tergolong Penting.
Penurunan Kualitas Udara, Tergolong Tidak Penting.
Peningkatan Intensitas Kebisingan, Tergolong Penting.
Penurunan Kuantitas/Muka Air Tanah, Tergolong Penting.
Peningkatan Air Larian, Tergolong Tidak Penting.
-
AMDAL KELOMPOK 1 56
Penurunan Kualitas Air Permukaan, Tergolong Tidak Penting.
Peningkatan Laju Timbulan Limbah Padat/Sampah, Tergolong Penting.
Penurunan Kesehatan Pekerja, Tergolong Penting.
2.3.4 Evaluasi Dampak Penting
Evaluasi ini dilakukan secara holistik yaitu telaahan secara totalitas terhadap berbagai
dampak kesatuan yang saling terkat dan saling pengaruh mempengaruhi sehingga diketahui
sejauhmana perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negative
dengan menggunakan Metoda Matrik Fisher dan Davies atau matrik evaluasi dasar.
Tabel 2.4 Matriks Interaksi Dampak Lingkungan pada Pembangunan Gudang dan
Perluasan Pabrik Kemasan
Komponen Kegiatan Pra Kontruksi
Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7
GEOFISIKA-KIMIA
Kualitas Udara dan Kebisingan - - P P P - -
Kuantitas Air Tanah - - - - P - P
Kualitas Air Permukaan - - - P P - -
Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run off) - - P P - P
RUANG LAHAN DAN TRANSPORTASI
Estetika Lingkungan - - - P P - P
Lalu Lintas - - P - - - P
Kerusakan Jalan - - P - - - -
SOSIAL EKONOMI BUDAYA
Kesempatan Kerja dan Berusaha - P - - - P -
Persepsi Masyarakat P - - P P - -
Ketertiban dan Keamanan - - - - P - -
KESEHATAN MASYARAKAT DAN PEKERJA KONSTRUKSI - - P P P - P
keterangan
P penting
TP tidak penting
Kontruksi Operasional
-
AM
DA
L K
ELO
MPO
K 1
5
7
Gambar 2.3 Bagan Alir Evaluasi Dampak
-
AMDAL KELOMPOK 1 58
2.4 RKL-RPL
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 08 Tahun
2013 Tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan dalam Pasall 1 ayat 4 menyatakan bahwa Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RKL adalah upaya penanganan dampak
terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dan Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 08
Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup
Serta Penerbitan Izin Lingkungan dalam Pasall 1 ayat 5 Rencana Pemantauan Lingkungan
Hidup yang selanjutnya disingkat RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
2.4.1 Pendahuluan
Latar Belakang
Penyusunan studi AMDAL proyek ini mengacu pada PP No. 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan dan Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi system pengelolaan yang
dilaksanakan maka perlu disusun suatu dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), dimana dengan adanya dokumen tersebut akan
digunakan sebagai acuan pengelolaan lingkungan kegiatan proyek ini dan akan terus dipantau
secara optimal dalam RPL.
Maksud dan Tujuan
Adapun Maksud dan Tujuan RKL-RPL proyek ini yaitu :
- Menjelaskan dampak penting yang timbul akibat dari setiap kegiatan proyek ini.
- Menentukan langkah-langkah kegiatan untuk menangani/menanggulangi dampak
negative dan mengembangkan dampak positif dari kegiatan proyek ini.
- Memperjelas badan-badan atau instansi-instansi pemerintah yang bertugas mengawasi
langkah-langkah pemrakarsa kegiatan dalam upaya mengelola dan menangani dampak
lingkungan.
-
AMDAL KELOMPOK 1 59
Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Telah diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Dalam rangka melaksanakan UU tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
tersebut telah ditetapkan PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
Kegunaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Dokumen RKL yang disusun ini sebagai:
1. Pedoman bagi pemrakarsa kegiatan
2. Pedoman bagi instansi pemerintahan
3. Sebagai informasi bagi masyarakat disekitarnya
Dokumen RPL yang disusun ini sebagai:
1. Bagi Pemrakarsa
2. Bagi Instansi Terkait
3. Bagi Masyarakat
2.4.2 Pendekatan Pengelolaan Lingkungan
Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan lingkungan yang sesuai
dengan harapan maka diperlukan berbagai peralatan, biaya dan pelaksanaan yang
harus memadai tetapi secara ekonomi tidak memberatkan pihak pemrakarsa kegiatan
(PT. Purinusa Ekapersada). Peralatan yang diperlukan sangat erat kaitannya dengan
teknologi dan biaya yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan pemrakarsa kegiatan tidak dapat
berjalan sendiri tetapi akan melibatkan berbagai satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) terkait hal ini akan dituangkan dalam pendekatan institusional.
Pendekatan teknologi, ekonomi dan institusi dalam rangka pengelolaan
lingkungan rencana Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan adalah
sebagai berikut :
Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi dimaksudkan untuk mengelola dampak lingkungan
akibat kegiatan pengembangan pabrik pembuatan bonek PT. Aurora World Cianjur
yang berhubungan dengan masalah fisik dan tata cara pelaksaan kegiatan. Aspek dan
dampak lingkungan yang akan dikelola melalui pendekatan teknologinya diantaranya
adalah :
a. Melakukan pengolahan air limbah domestik yang banyak mengandung bahan
organik sebelum memasuki badan air penerima.
-
AMDAL KELOMPOK 1 60
b. Penataan dan pembuatan saluran-saluran drainase air aliran permukaan di area
pabrik pembuatan boneka agar tidak menggenang di jalan dan area parkir.
c. Pengelolaan / pengaturan lalu lintas kendaraan saat keluar masuk kendaraan serta
terjadinya peningkatan jumlah kendaraan dan karyawan dengan pola rekayasa.
Pendekatan Sosial, Ekonomi dan Budaya
Prinsip pendekatan ekonomi, sosial dan budaya yang akan dilakukan oleh PT.
Purinusa Ekapersada adalah memilih metoda pengelolaan lingkungan yang layak, baik
dari segi kualitas maupun pembiayaan, yaitu dengan cara mengoptimasikan
penggunaan alat dan sumber daya serta potensi daerah.
Oleh karena pengelolaan lingkungan tidak saja terbatas pada tapak proyek
tetapi juga pada daerah sekitarnya, dan juga memerlukan biaya yang cukup besar,
maka PT. Purinusa Ekapersada jika merasa perlu akan memohon bantuan pada
instansi terkait baik tingkat pusat maupun daerah yang berupa, misalnya bantuan
pengamanan arus lalu lintas daerah sekitar tapak proyek.
Pendekatan Institusi
Pengelolaan dampak lingkungan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik
Kemasan PT. Purinusa Ekapersada berdampak lintas sektoral, dalam pelaksanaannya
akan menyangkut berbagai instansi pemerintah maupun berbagai lapisan masyarakat.
Dengan adanya keterkaitan dengan isntansi lain, maka pemrakarsa kegiatan, dalam
pelaksanaan pengelolaan lingkungannya akan melakukan koordinasi dengan instansi
terkait dan masyarakatyang erat kaitannya dengan masalah dampak yang akan timbul.
Secara umum pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan
berdasarkan pendekatan institusi adalah berupa :
a. Secara aktif mengadakan kontak dengan berbagai instansi terkait di lingkungan
pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) untuk mendapat informasi
tentang hal-hal yang menyangkut masalah lingkungan dan kebijaksanaannya.
b. Mengadakan komunikasi aktif dengan masyarakat di daerah wilayah dampak
melalui lembaga masyarakat yang ada (LSM) untuk mengetahui tanggapannya
tentang upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT.
Purinusa Ekapersada.
Menyampaikan dokumen ANDAL, RKL dan RPL dan laporan hasil kegiatan
pengelolaan serta pemantauan kepada instansi terkait dengan upaya pengelolaan
lingkungan hidup kegiatan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan.
-
AMDAL KELOMPOK 1 61
2.4.3 Analisis RKL
Tabel 2.5 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
No Dampak
Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaa
n Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
Tahap Pra Konstruksi 1 Persepsi
Masyarakat Dari kegiatan survey, perijinan dan perencanaan
Tidak terjadi persepsi masyarakat yang negatif
Memberikan penjelasan secara transparan tentang rencana kegiatan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan kepada tokh masyarakat serta aparat kelurahan dan kecamatan setempat
Di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan khususnya kelurahan Babakan Penghulu
Selama tahap pra konstruksi pada kegiatan survey perijinan dan perencanaan
PT. Purinusa Ekapersada
Aparat kelurahan dan kecamatan setempat
BPLH Kota Bandung
Tahap Konstruksi
-
AMDAL KELOMPOK 1 62
1 Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan
Dari kegiatan mobilisasi alat berat dan material, pekerjaan tanah dan pelaksanaan konstruksi berupa gas polutan (CO2, SO2, Pb) dan debu serta peningkatan intensitas
Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pencemaran Kualitas Udara. Kep.MenLH No. 48/MenLH/11/1996. tentang Baku Tingkat Kebisingan peruntukan Perumahan dan Jasa
Pemakaian masker bagi pekerja yang berhubungan dengan sumber pencemar udara dan debu. Menutup alat transportasi/truk dengan plastik, agar material tidak tercecer ke jalan. Membersihkan ban-ban kendaraan pengangkut alat
Di lokasi kegiatan
Selama kegiatan mobilisasi alat berat dan material, pekerjaan tanah dan pelaksanaan konstruksi
PT. Purinusa Ekapersada
BPLH Kota Bandung
BPLH Kota Bandung
Tahap Operasi 1 Penurunan
Kualitas dan Kuantitas Air Tanah
Dari kegiatan operasional Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan
Tidak terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah
Pembatasan pemakaian air tanah disesuaikan dengan kebutuhan. Pembuatan STP
Di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan
Selama kegiatan operasional Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan
PT. Purinusa Ekapersada
Dinas Kesehatan Kota Bandung
BPLH Kota Bandung
-
AMDAL KELOMPOK 1 63
2.4.4 Analisis RPL
Dalam rangka untuk menghindari, mencegah, meminimalisasi dan/atau mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif, maka
diuraikan bentuk-bentuk dari rencana pengelolaan lingkungan terhadap kegiatan lingkungan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan PT.
Purinusa Ekapersada.
Tabel 2.6 Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
No Dampak Lingkunga Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Jenis Dampak yang
Timbul Indikator/Parameter Sumber Dampak Metode
Pengumpulan dan Analisis
Data
Lokasi Pantau
Waktu & Frekuensi
Pelaksana Pengawas Pelaporan
Tahap Pra Konstruksi 1 Persepsi Masyarakat Tidak terjadi
persepsi masyarakat yang negatif
Dari kegiatan survey, perijinan dan perencanaan
Observasi dan wawancara dengan tokoh masyarakat
Di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan
Selama tahap pra konstruksi pada kegiatan survey perijinan dan perencanaan serta kepemilikan lahan dengan frekuensi setiap 6 (enam) bulan sekali
PT. Purinusa Ekapersada
Aparat kelurahan dan kecamatan setempat
BPLH Kota Bandung
Tahap Konstruksi
-
AMDAL KELOMPOK 1 64
1 Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan
Gas polutan (CO2, SO2, Pb) dan debu serta peningkatan intensitas kebisingan
Pada saat mobilisasi alat berat dan material, pekerjaan tanah dan pelaksanaan konstruksi berupa gas polutan (CO2, SO2, Pb) dan debu serta peningkatan intensitas kebisingan
Pengambilan sampel kualitas udara dianalisa di labolatorium, kemudian dibandingkan dengan baku mutu serta pengukuruan kebisingan dengan alat sound level meter
Di lokasi kegiatan
Selama kegiatan mobilisasi alat berat dan material, pekerjaan tanah dan pelaksanaan konstruksi dengan frekuensi setiap 6 (enam) bulan sekali
PT. Purinusa Ekapersada
BPLH Kota Bandung
BPLH Kota Bandung
Tahap Operasi 1 Penurunan Kualitas
dan Kuantitas Air Tanah
Dari kegiatan operasional Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan
Tidak terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah
Pembatasan pemakaian air tanah disesuaikan dengan kebutuhan. Pembuatan STP
Di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan
Selama kegiatan operasional Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan
PT. Purinusa Ekapersada
Dinas Kesehatan Kota Bandung
BPLH Kota Bandung
-
AMDAL KELOMPOK 1 65
BAB III
HASIL ANALISIS PENILAIAN DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN
PERLUASAN PABRIK KEMASAN
MENURUT PERMEN LH NO.16 TAHUN 2012
3.1. Lampiran I-III Menurut Permen LH No.16 Tahun 2012
KA-ANDAL
Dalam dokumen amdal terdapat KA-ANDAL dengan mengacu pada Peraturan Mentri
No.16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mengatakan :
A. Tujuan dan fungsi KA
1. Tujuan penyusunan KA adalah:
a. merumuskan lingkup dan kedalaman studi Andal;
b. mengarahkan studi Andal agar berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.
2. Fungsi dokumen KA adalah:
a. sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, penyusun dokumen Amdal, instansi
yang membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan, dan instansi lingkungan
hidup, serta tim teknis Komisi Penilai Amdal tentang lingkup dan kedalaman
studi Andal yang akan dilakukan;
b. sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen Andal untuk mengevaluasi hasil studi Andal.
B. Muatan dokumen KA
1. Pendahuluan
Pendahuluan pada dasarnya berisi informasi tentang latar belakang, tujuan
rencana usaha dan/atau kegiatan serta pelaksananaan studi Amdal.
Latar belakang berisi uraian mengenai:
a. justifikasi dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatan, termasuk
penjelasan mengenai persetujuan prinsip yang menyatakan bahwa jenis usaha
kegiatan tersebut secara prinsip dapat dilakukan dari pihak yang berwenang.
Bukti formal atas persetujuan prinsip tersebut wajib dilampirkan;
b. alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini wajib
-
AMDAL KELOMPOK 1 66
memiliki Amdal dan pendekatan studi yang digunakan (tunggal, terpadu, atau
kawasan); dan
c. alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini dinilai oleh Komisi Penilai
Amdal (KPA) Pusat, Provinsi, atau Kabupaten/Kota.
Tujuan rencana kegiatan berisi:
a. uraian umum maupun rinci mengenai tujuan dilaksanakannya rencana usaha
dan/atau kegiatan; dan
b. justifikasi manfaat dari rencana kegiatan kepada masyarakat sekitar dan
peranannya terhadap pembangunan nasional dan daerah.
Pelaksanaan Studi, yang berisi informasi tentang:
a. pemrakarsa dan penanggung jawab rencana usaha dan/atau kegiatan; dan
b. pelaksana studi amdal yang terdiri dari tim penyusun dokumen
amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun dokumen amdal.
Berdasarkan uraian tersebut, susunan pelaksana studi Amdal sebagai berikut:
a. Tim Penyusun Amdal, terdiri atas:
1) Ketua Tim, yang memiliki sertifikat kompetensi penyusun Amdal
Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA);
2) Anggota Tim, minimal dua orang yang memiliki sertifikat kompetensi
penyusun Amdal Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA);
b. Tenaga Ahli, yaitu orang yang memiliki keahlian tertentu yang diperlukan
dalam penyusunan dokumen amdal seperti tenaga ahli yang sesuai
dengan dampak penting yang akan dikaji atau tenaga ahli yang
memiliki keahlian terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan.
c. Asisten Penyusun amdal, yaitu orang yang dapat menjadi asisten penyusun
amdal adalah setiap orang yang telah mengikuti dan lulus pelatihan
penyusunan amdal di LPK yang telah teregistrasi/terakreditasi di KLH.
Tim penyusunan amdal dan tenaga ahli bersifat wajib, sedangkan
asisten penyusun amdal bersifat pilihan. Biodata dan surat pernyataan
bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan dan
ditandatangani di atas materai wajib dilampirkan.
-
AMDAL KELOMPOK 1 67
2. Pelingkupan
Muatan pelingkupan pada dasarnya berisi informasi tentang:
a. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji.
1) Status studi amdal, apakah dilaksanakan secara terintegrasi,
bersamaan atau setelah studi kelayakan teknis dan ekonomis.
Uraian ini diperlukan sebagai dasar untuk menentukan
kedalaman informasi yang diperlukan dalam kajian amdal.
2) Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata
ruang sesuai ketentuan peraturan perundangan.
3) Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan focus kepada
komponen-komponen kegiatan yang berpotensi menyebabkan dampak
lingkungan berdasarkan tahapan kegiatan, termasuk alternatifnya (jika
terdapat alternatifalternatif terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan)
dan pengelolaan lingkungan hidup yang sudah disiapkan/direncanakan
sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan (terintegrasi dalam
desain rencana usaha dan/atau kegiatan).
Di samping itu, penyusun dokumen amdal melakukan analisis
spasial kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan
peta indikatif penundaan izin baru (PIPIB) yang tercantum dalam
Inpres Nomor 10 Tahun 2011, atau peraturan revisinya maupun
terbitnya ketentuan baru yang mengatur mengenai hal ini.
b. Deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental setting).
Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai rona
lingkungan hidup (environmental setting) secara umum di lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan yang mencakup:
-
AMDAL KELOMPOK 1 68
1) Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features
lingkungan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
serta kondisi lingkungannya), yang pada dasarnya paling sedikit
memuat:
a) komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air
permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya;
b) komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem,
keberadaan spesies langka dan/atau endemic serta habitatnya, dan
lain sebagainya;
c) komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan,
demografi, mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs
budaya dan lain sebagainya;
d) komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat
kesehatan masyarakat.
2) Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan yang diusulkan bese