laporan akhir tahun -...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN AKHIR TAHUN
KOORDINASI DAN SUPERVISI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)
DI SUMATERA BARAT
TIM PUAP
BPTP SUMATERA BARAT
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2013
2
LAPORAN AKHIR TAHUN 2013
KOORDINASI DAN SUPERVISI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)
DI SUMATERA BARAT
Oleh: Nasrul Hosen
Harmaini
Nirwansyah
Aryunis
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2013
3
LEMBARAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : KOORDINASI DAN SUPERVISI
PELAKSANAAN PROGRAM PUAP DI SUMATERA BARAT
2. Penanggung Jawab : a. Nama : Ir. Nasrul Hosen, MS b. Pangkat/Golongan : Pembina Utama /IV e c. Jabatan : c.1 Struktural : - c.2 Fungsional : Peneliti Utama 3. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sumatera Barat. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian. 4. Status Kegiatan : Lanjutan (L) 5. Mulai-Akhir : Tahun 2008-2013 6. Lokasi Kegiatan : 18 Kabupaten/kota di Sumatera Barat 7. Biaya : Rp. 40.000.000.- 8. Sumber biaya : SKPA PUAP BPTP Sumbar, 2013 Sukarami, Desember 2013 Menyetujui, Kepala BPTP Sumbar Penanggung Jawab Keg
4
I. DAFTAR ISI
hal KATA PENGANTAR............................................................................................
A. DAFTAR ISI.........................................................................................................
B. DAFTAR TABEL..................................................................................................
C. DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... RINGKASAN........................................................................................................ I. PENDAHULUAN........................................................................................... 1.1. Latar Belakang.......................................................................................
1.2. Dasar Pertimbangan ........................................................................ ... 1.3. Tujuan ................................................................................................... 1.4. Keluaran yang Diharapkan.................................................................... 1.5. Hasil yang Diharapkan........................................................................... 1.6. Manfaat yang Diharapkan ..................................................................... 1.7. Dampak yang diharapkan ..................................................................... II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. III. METODOLOGI ............................................................................................. 3.1. Ruang Lingkup Kegiatan........................................................................ 3.2. Pendekatan............................................................................................ 3.3. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan ..........................................................
V. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................... 4.1. HASIL ..................................................................................................... 4.1.1. Koordinasi dan Kegiatan Kesekretariatan ........................................ a. Pertemuan bulanan ........................................................................... b. Penilaian Gapoktan Berprestasi ........................................................ c. Verifiksi dokumen gapoktan PUAP 2013 …………………………….
4.1.2. Inventarisasi dan Supervisi Perkembangan Pelaksanaan PUAP..... a. Distribusi Gapoktan PUAP 2008-2012 ............................................... b. Perkembangan asset LKM-A .... ......................................................... c. Penggunaan dana PUAP ........................... ........................................ d. Permasalahan gapoktan/LKM-A .......................................................... 4.1.3. Penguatan kapasitas SDM dan Kelembagaan ................................. a. Penguatan kapasitas SDM gapoktan.............................. ................... b. Peningkatan Kapasitas inovasi teknologi............................................ c. Membangun Kemitraan gapoktan/LKM-A............................................ 4.1.4. Kinerja PMT ........................................................................................ 4.1.5. Legalitas Hukum Gapoktan/LKM-A .................................................... 4.2. PEMBAHASAN .......................................................................................
V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................
i ii iii iv v vi
1
1 3 3 4 4 5 5
6
8
8 8
10
13
13 13 13 14 16 17 17 18 18 19 21 21 22 24 28 37 38
42
43
43
5
VI. KINERJA KEGIATAN ................................................................................. 6.1. Keluaran yang Dicapai ....................................................................... 6.2. Hasil yang dicapai .............................................................................. 6.3. Manfaat yang Dicapai .............. ......................................................... 6.4. Dampak yang Dicapai ........................................................................ PUSTAKA ................................................................................................. LAMPIRAN ................................................................................................
43 44 44
45
46
6
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
1. Daftar nominative sementara II (DNS II) gapoktan calon penerima dana PUAP tahun 2013 di Sumatera Barat ……………………………………
46
2 Daftar nominative sementara II I (DNS III) gapoktan calon penerima dana PUAP tahun 2013 di Sumatera Barat ……………………………………
47
3. Daftar nominative sementara IV (DNS IV) gapoktan calon penerima dana PUAP tahun 2013 di Sumatera Barat ……………………………………
48
4. Daftar nominative sementara V (DNS V) gapoktan calon penerima dana PUAP tahun 2013 di Sumatera Barat ……………………………………
49
5. Daftar nominative sementara VI (DNS VI) gapoktan calon penerima dana PUAP tahun 2013 di Sumatera Barat ……………………………………
50
7
KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan Laporan Akhir Tahun pelaksanaan kegiatan Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Sumatera Barat tahun 2013.
Laporan ini memuat beberapa informasi kegiatan BPTP sesuai perannya dalam Tim
Pembina PUAP Provinsi Sumatera Barat. Kedudukan BPTP dalam Tim Pembina adalah
sebagai Sekretariat yang berperan melaksanakan tugas kesekretariatan dan sebagai Tim
Pembina, perannya sesuai Tupoksinya yaitu mendukung PUAP melalui diseminasi
teknologi adaptif. Hasil evaluasi perkembangan Program PUAP, LKM-A yang tumbuh dan
berkembang diharapkan dapat dijadikan sebagai penggerak usaha pertanian menuju
sasaran yang digariskan dalam Pedum Program PUAP. Kelancaran pelaksanaan PUAP dan
tugas kesekretariatan dalam peyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan moril maupun
materil dari berbagai pihak, terutama Tim Pembina, Tim Teknis dan para Penyelia
MitraTani (PMT).
Kritik dan saran konstruktif kami terima untuk perbaikan dan penyempurnaan
laporan pelaksaaan PUAP ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih.
Padang, Desember 2013
Penanggung Jawab Kegiatan PUAP BPTP Sumatera Barat
Ir. Nasrul Hosen, MS
8
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) salah satu program
unggulan Departemen Pertanian dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat pedesaan
melalui penguatan modal dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM-PUAP),
melalui kelembagaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Nagari (desa). Hal ini
dilakukan pemerintah adalah karena berdasarkan umpan balik dari bawah, masalah utama
dalam menjalankan usaha ekonomi petani dalam sistem usaha agribisnis yaitu: (i) sulitnya
masyarakat tani mengakses permodalan, dan (ii) lemahnya modal masyarakat terutama
masyarakat kategori miskin. Pengalaman juga menunjukkan bahwa dana bantuan selama
ini sulit digulirkan dan bahkan cenderung tidak produktif, karena tidak adanya lembaga
yang megelola keuangannya. Akibatnyanya sasaran dana bantuan untuk pemberdayaan
ekonomi, “ekonomi nagari” sulit berkembang dan bahkan tidak tercapai. Oleh karena itu
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, menjadikan dana BLM-PUAP sebagai penguatan
modal atau dana awal untuk penumbuhan lembaga keuangan mikro agribisnis (LKM-A),
pada 957 Gapoktan di 957 Nagari/desa tahun 2008-2012. LKM-A diharapkan sebagai
lembaga pengelola dana BLM agar menjadi produktif dan efektif untuk kepentingan usaha
masyarakat tani dan khususnya masyarakat miskin di Nagari. LKM-A secara bertahap
berkembang menuju lembaga keuangan mikro yang professional, melalui pendampingan
oleh Penyelia Mitra Tani (PMT) dan Penyuluh Pendamping. Sasaran akhir adalah LKM-A
yang berada di bawah naungan Gapoktan menjadi lembaga keuangan yang mampu
mendorong pembangunan ekonomi nagari dalam arti luas.
PERMENTAN yang dikeluarkan Maret tahun 2013 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) mengemukakan bahwa keberhasilan
PUAP harus mampu memberikan manfaat dengan indikator (i) Berkembangnya usaha
agribisnis dan usaha ekonomi rumahtangga tani di nagari PUAP; (ii) Berfungsinya
Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani, dan (iii)
Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di pecdesaan. Gapoktan menjadi
fokus pelaksana PUAP, merupakan penggabungan dari beberapa kelompok tani dalam
satu wilayah/kawasan Nagari. Tujuan penggabungan kelompok tani (Poktan) dalam
kelembagaan Gapoktan dalam PERMENTAN Nomor 273/Kpts/ OT.160/4/2007 adalah
untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif agar kelompok tani lebih
berdaya guna dan berhasil guna, dalam penyediaan sarana produksi pertanian,
permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani di sektor hulu dan hilir, pemasaran
9
serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar. Kepengurusan Gapoktan terdiri dari: (i)
Ketua, (ii) Sekretaris; (iii) Bendahara. Gapoktan diharapkan membentuk pengelola dana
PUAP dalam bentuk LKM-A sebagai pelayanan modal bagi kegiatan usaha petani anggota
Poktan di bawah naungan Gapoktan.
Dalam pelaksanaan program PUAP perlu diintegrasikan dengan berbagai program
Deptan lainnya agar dapat lebikh meningkatkan efisiensi dan efekltifitas pencapaian
tujuan. Di BPTP Sumatera Barat perogram PUAP saling menunjang dengan program
lainnya diantaranya PRIMA TANI, FEATI dan SL-PTT tanaman pangan. Pada intinya
program integrasi tersebut agar mempercepat alih teknologi dan pemerataan adopsi pada
komoditas dan lingkungan agroekosistem yang sama. Sesuai Pedum PUAP 2010, peran
BPTP sebagai pelaksana kesekretariatan PUAP Provinsi, juga memainkan peran sesuai
Tupoksniya yaitu menyebarluaskan informasi teknologi adaptif sesuai kebutuhan
pengguna. Untuk itu sesuai dengan peran BPTP, maka perlu dilakukan pendampingan
penerapan teknologi agar aplikasinya lebih efektif.
Program PUAP sasarannya adalah rumahtangga miskin pada desa tertinggal/miskin.
Di Sumatera Barat jumlah rumahtangga miskin mencapai 35% dan lebih 75% diantaranya
adalah para petani di pedesaan. Oleh karena itu program PUAP harus memperhatikan
strategi dasar dan strategi operasional guna mencapai tujuan dan sasaran dari program
tersebut. Strategi dasar Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah: (i)
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP; (ii) Optimalisasi potensi agribisnis di
desa miskin yang terjangkau; (iii) Fasilitasi modal usaha bagi petani kecil, buruh tani dan
rumah tangga tani miskin. (iv) Penguatan kelembagaan GAPOKTAN. Strategi operasional
adalah (i) Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP dilaksanakan melalui:
pelatihan bagi petugas pembina dan pendamping PUAP, rekrutmen dan pelatihan bagi
penyuluh dan PMT, pelatihan bagi pengurus GAPOKTAN, dan pendampingan bagi petani
oleh penyuluh pendamping dan PMT. (ii) Optimalisasi potensi agribisnis di Nagari miskin
dan tertinggal dilaksanakan melalui: identifikasi potensi dan masalah kegiatan usaha
ekonomi di nagari, penentuan usaha agribisnis (budidaya dan hilir) unggulan dan
penyusunan program pengembangan usaha dengan pendekatan partisipatif (PRA), dan
penyusunan dan pelaksanaan RUB berdasarkan usaha agribisnis unggulan. (iii) Fasilitasi
modal usaha bagi petani dilaksanakan melalui: penyaluran BLM-PUAP kepada pelaku
agribisnis melalui GAPOKTAN, pembinaan teknis usaha agribisnis dan alih teknologi dan
fasilitasi pengembangan kemitraan dengan sumber permodalan lainnya. (iv) Penguatan
GAPOKTAN dilaksanakan melalui: pendampingan Gapoktan oleh Penyuluh Pendamping;
10
pendampingan oleh PMT pada setiap kabupagten/kota; dan fasilitasi peningkatan
kapasirtas gapoktan menjadi lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani.
1.2 Dasar Pertimbangan
Program PUAP sasarannya adalah petani kecil/rumahtangga tani miskin pada dalam
wilayah nagari/desa. Di Sumatera Barat jumlah rumahtangga miskin mencapai 35% dan
lebih 75% diantaranya adalah para petani di pedesaan. Pada tahun 2010 jumlah
penduduk miskin mencapai 115.000 rumahtangga tani (Bappeda, 2006), dan tahun 2011
terus menurun dibawah 100.000 rumahtangga tani. Oleh karena itu program PUAP harus
memperhatikan strategi dasar dan strategi operasional guna mencapai tujuan dan sasaran
dari program tersebut. Strategi dasar PUAP adalah: (i) Pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan PUAP; (ii) Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin dan tertinggal; (iii)
Status dana bantuan adalah sebagai “penguatan modal” bagi lembaga keuangan mikro
Gapoktan yang akan dimanfaatkan oleh petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani
miskin dengan “sistem bergulir”. (iv) Pendampingan bagi GAPOKTAN; (v) Penumbuhan
dan pemberdayaan lembaga keuangan mikro di nagari/desa, menuju lembaga keuangan
yang profesional mendukung pembangunan ekonomi Nagari. Strategi operasional PUAP
adalah (i) Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP dilaksanakan melalui
pelatihan bagi petugas pembina dan pendamping PUAP, rekruitmen dan pelatihan bagi
PMT, pelatihan bagi pengurus GAPOKTAN dan pengelola LKM-A, dan pendampingan bagi
petani oleh Penyuluh Pendamping; (ii) Optimalisasi potensi agribisnis di Nagari yang
dilaksanakan melalui: identifikasi potensi dan masalah kegiatan usaha ekonomi di nagari,
penentuan usaha produktif sektor pertanian (budidaya dan non budidaya) komoditas
unggulan dan penyusunan program pengembangan usaha dengan pendekatan partisipatif
(PRA), serta penyusunan dan pelaksanaan RUB berdasarkan usaha produktif unggulan.
(iii) Penguatan modal bagi petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin,
dilaksanakan melalui: penyaluran dana modal PUAP kepada petani melalui GAPOKTAN;
(iv) Pandampingan GAPOKTAN dilaksanakan melalui: penempatan dan penugasan
Penyuluh Pendamping di setiap GAPOKTAN serta menugaskan PMT di setiap
kabupaten/kota.
1.3. Tujuan
(i) Melaksanakan tugas dan fungsi kesektariatan PUAP Provinsi Sumatera Barat, fasilitasi/
koordinasi dengan Penyelia Mitra tani (PMT) dan Tim Teknis PUAP Kabupaten/kota
serta verifikasi dokumen pencairan dana PUAP 2013.
11
(ii) Melakukan sosialisasi teknologi dan fasilitasi integrasi PUAP dengan program utama
Kementerian Pertanian lainnya, serta Apresiasi Gapoktan PUAP 2013.
(iii) Melakukan inventarisasi dan supervisi Gapoktan perkembangan pelaksanaan Program
PUAP tahun 2008-2013 di Sumatera Barat .
1.4. Keluaran yang diharapkan
(i) Terlaksanannya fungsi kesekretariatan PUAP: terlaksana koordinasi/pertemuan
bulanan dengan Tim Teknis minimal 10 kali dalam setahun untuk peningkatan
pembinaan terhadap Gapoktan/LKM-A 2008-2012, terfasilitasinya 40 orang PMT dan
verifikasi dokumen pencairan dana PUAP 2013.
(ii) Terlaksana sosialisasi teknologi melalui apresiasi Gapoktan bagi pengurus Gapoktan,
penyuluh pendamping dan manejer LKM-A lokasi PUAP 2013.
(iii) Satu paket data/informasi perkembangan pelaksanaan PUAP 2008-2013.
1.5. Hasil yang diharapkan
(i) Berkembangnya sebanyak 957 Gapoktan dengan 957 LKM-A yang ditumbuhkan
tahun 2008-2012 sesuai dengan fungsinya. PMT sudah menjalankan tugasnya dengan
baik di wilayah kerjanya. Petemuan rutin bulan dengan fasilitator meningkatkan
koordinasi dan dukungan terhadap pengembangan PUAP. Pada tahun 2013
diharapkan tumbuh dan berkembang LKM-A baru pada lokasi PUAP baru sekitar 35
unit pada 35 lokasi/Nagari dan tersalurkannya dana modal PUAP Rp. 100 juta per
gapoktan untuk 35 Gapoktan baru tahun 2013 dengan total dana Rp. 3,5 M.
(ii) Pengurus Gapoktan dan pengelola LKM-A sudah memahami sejumlah paket
teknolologi adaptif guna dimasyarakatkan kepada seluruh anggotanya agar usaha
produktif berhasil dan mampu meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan
dan bahkan mampu menyerap tenaga kerja. Pada beberapa lokasi PUAP (10%)
pelaksanaannya terintegrasi dengan Program lainnya diantaranya SL-PTT tanaman
pangan, FEATI, GPP dan program lainnya dan diharapkan adopsi teknologi oleh
petani meningkat 20-30 % yang berdampak langsung pada peningkatan produksi dan
pendapatan.
(iii) Gapoktan lebih kuat yang ditunjukkan oleh LKM-A berkembang, tumbuh unit usaha
otonom baru, jumlah anggota gapoktan meningkat, kualitas SDM Gapoktan
meningkat. Dari sisi LKM-A, semakin banyak petani yang dapat memanfaatkan dana
modal PUAP, asset LKM-A meningkat. Dari sisi usaha, terjadi peningkatan
produktifitas, mutu dan skala usaha atau tumbuh usaha baru bagi petani.
12
1.6. Manfaat yang Diharapkan
(i) Sebanyak 957 Gapoktan dengan 957 LKM-A yang ditumbuhkan tahun 2008-2012,
sudah operasional dengan baik sesuai fungsinya. Pada tahun 2013 diharapkan
tumbuh kelembagaan tani (Gapoktan) dan LKM-A baru pada lokasi PUAP baru sekitar
35 lokasi/Nagari.
(ii) Pengurus Gapoktan dan pengelola LKM-A sudah memahami sejumlah paket teknololgi
adaptif guna dimasyarakatkan kepada seluruh anggotanya agar usaha produktif
berhasil dan mampu meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan dan bahkan
mampu menyerap tenaga kerja. Pada beberapa lokasi PUAP (10%) pelaksanaannya
terintegrasi dengan Program Kementan lainnya diantaranya SL-PTT tanaman pangan,
FEATI, GPP dan program lainnya dan diharapkan adopsi teknologi oleh petani
meningkat 20-30 % yang berdampak langsung pada peningkatan produksi dan
pendapatan.
(iii) Gapoktan lebih kuat yang ditunjukkan oleh LKM-A berkemnbang, tumbuh unit usaha
otonom baru. Dari sisi LKM-A, semakin banyak petani yang dapat memanfaatkan
dana modal PUAP, asset LKM-A meningkat. Dari sisi petani dan usaha, adpopsi
teknologi meningkat, produktifitas hasil usaha dan pendapatan meningkat.
1.7. Dampak yang Diharapkan
Melalui pinjaman modal dari LKM-A untuk pengembangan usaha produktif petani di
wilayah Gapoktan diharapkan produksi hasil usaha meningkat menuju skala ekonomi
pada suatu wilayah gapoktan. Dengan berkembangnya Gapoktan dan tumbuh unit-unit
usaha otonom di bawah naungan Gapoktan, produksi pertanian meningat, memberikan
peluang penyerapan tenaga kerja yang tersedia di nagari/desa, pendapatan masyarakat
meningkat dan kemiskinan secara bertahap berkurang. Pada akhirnya Gapoktan/LKM-A
mampu melayani masyarakat tani khususnya dan menjadi tulang punggung perekonomian
nagari/kelurahan/desa.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan agribisnis di suatu wilayah tergantung pada potensi yang dimiliki dan
kendala yang dihadapi terutama dari sisi pelaku usaha (petani). Peranan teknologi sangat
menentukan dalam memanfaatkan potensi dan memecahkan masalah, baik masalah
sumberdaya yang ada maupun dalam sistem komoditas tersebut yang meliputi sub-sistem
penyediaan masukan usahatani, produksi, pengolahan, dan pemasaran. Status
pendapatan komoditas unggulan yang ada, merupakan pilihan diantara komoditas
ungulan yang layak secara teknis pada suatu kawsan. Tujuannya adalah untuk
mengoptimalkan daya hasil, daya saing dan daya guna dari setiap sumberdaya dan
usahatani untuk menghasilkan output yang diharapkan agar mampu secara bertahap
memperbaiki tingkat pendapatan khususnya pendapatan petani kecil.
Potensi sumberdaya lahan di Sumatera Barat cukup luas. Luas provinsi Sumatera
Barat ± 42.226,64 km2 dan telah dimanfaatkan untuk lahan pertanian sekitar 20,0%,
sisanya sebagian besar merupakan hutan dan lahan tidur dimana sebagian berpeluang
untuk pengembangan sektor pertanian (Bappeda Propinsi, 2004). Posisi Sumatera Barat
sangat strategis, terletak di tengah dan bagian Barat Sumatera. Dari segi iklim, cukup
mendukung pengembangan sektor pertanian terutama komoditas unggulan, dan secara
ekonomi mempunyai akses pasar ke provinsi tetangga terutama Jambi, Riau dan Sumatera
Utara. Untuk tujuan ekspor, negara yang terdekat adalah Singapura, Malaysia, Brunai
dan negara Asean lainnya.
Peluang pengembangan komoditas unggulan ditentukan oleh seberapa kuat daya
saing yang dimilki oleh produk tersebut. Bila daya saing cukup tinggi, maka komoditas
tersebut mempunyai peluang pengembangan yang cukup besar untuk dapat masuk dan
bertahan di pasar. Demikian pula sebaliknya bila daya saing suatu komoditas ternyata
rendah. Kajian tentang sistem komoditi (crop systems) secara holistik terhadap komoditas
unggulan daerah di Sumatera Barat belum ada. Beberapa kajian secara terpisah, seperti
sistem pasar, pewilayahan komoditas, aspek produksi, pengendalian hama dan penyakit
untuk beberapa komoditas telah dilakukan (Abdullah, et al, 2002; Mawardi, et al 2005;
Nurdin, 2004, Manti et al, 2005). Namun hasil kajian tersebut belum mampu melihat dan
merumuskan solusi secara holistik guna memberikan masukan dalam strategi
pengembangan komoditas unggulan di Sumatera Barat. Pendapatan usahatani dan sistem
usahatani dengan basis komoditas unggulan sangat menentukan pengembangan dan
kesejahteraan para petani. Parameter tersebut secara finansial belum terukur. Oleh
karena itu, usaha agribisnis pedesaan yang dikelola oleh para petani, belum berkembang
14
secara baik. Untuk itu diperlukan dana bantuan guna mendukung pengembangan usaha
agribisnis tersebut agar mampu berusaha secara efisien dan dengan meningkatkan skala
usaha dari sebelumnya.
Jumlah kelompok tani (Poktan) yang terlibat sebagai pelaksana Program PUAP
tahun 2008-2012 jumlah petani anggota gapoktan 121.000 orang dan 65% sudah
memanfaatkan dana PUAP mendukung permodalan pengembangan usaha produktif.
Petani peserta PUAP tersebut adalah sebagian dari anggota Poktan yang ada yang
termasuk layak memperoleh bantuan modal usaha. Oleh karena itu, dengan pengelolaan
dana yang baik dan digulirkan, tahun berikutnya petani anggota yang belum memperoleh
bantuan modal sekarang dapat diberikan pada tahun berikutnya.
Gambar 1. Sebuah LKM-A Sarumpun di Kabupaten Limapuluh Kota yang sudah berjalan baik mampu menggulirkan dana kepada petani anggota sesuai kebutuhan
15
III. METODOLOGI
3.1. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan yang dilaksanakan oleh BPTP bersama Tim Pembina
Propinsi, meliputi (i) Koordinasi dan fasilitasi operasional tenaga Penyelia Mitra Tani serta
pekasanaan tugas kesekretariatan; (ii) Pendampingan/apresiasi teknologi dan Gapoktan
tahun 2011 (iii) Supervisi pelaksanaan Program PUAP di Sumatera Barat. Ada 11
Kabupaten dan 7 kota penerima dana PUAP pada tahun 2008 -2012.
3.2. Pendekatan
Dalam pelaksanaan program PUAP di daerah disusun Tim Pembina, Tim teknis dan
tenaga pendamping di lapang. Sasaran PUAP adalah Gapoktan sebagai lembaga petani
dan ekonomi di desa. Agar program berjalan lancar maka direkrut tenaga indpenden yang
disebut Penyelia Mitra Tani (PMT) untuk mendampingi Gapoktan dan lembaga pengelola
keuangan yang dibentuk masyarakat.
(i) Tim Pembina Tingkat Provinsi
Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat Provinsi, Gubernur
membentuk Tim Pembina PUAP tingkat Provinsi yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana. Tim Pengarah PUAP Provinsi adalah juga merupakan Tim Pengarah PNPM
Mandiri Provinsi. Tim Pelaksana diketuai oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura dengan Sekretaris adalah Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sumatera Barat, sedangkan anggota berasal dari instansi terkait lainnya. Di
Propinsi juga dibentuk sekretariat sekaligus operation room yang ditempatkan di Labor
Diseminasi BPTP Sumatera Barat yang berkedudukan di Jalan Khatib Silaiman, nomor
Padang. Tim Pembina PUAP tigkat propinsi ini ditetapkan dengan Surat Keputusan
Gubernur Sumatera Barat. Sekretariat PUAP propinsi ini dijadikan sebagai tempat
koordinasi pembina mulai tingkat propinsi, kabupaten, PMT dan termasuk penyuluh
pendamping.
Tugas utama dari tim pembina tingkat Provinsi adalah merumuskan kebijakan
teknis pengembangan PUAP sebagai penjabaran dari kebijakan umum yang dirumuskan
oleh Tim Pusat, mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat
Provinsi, melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Kabupaten/Kota.
16
Untuk kelancaran operasional Tim Pembina Propinsi, dibentuk sekretariat PUAP
yang berada di bawah BPTP Sumatera Barat dan berlokasi di Kantor Labor Diseminasi
Padang, jalan Khatib Sulaiman No. 7 Padang.
(ii) Tim Teknis Tingkat Kabupaten
Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi, Bupati/Walikota membentuk Tim
Teknis PUAP tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Pelaksana.
Tim Pengarah PUAP Kabupaten/Kota adalah juga merupakan Tim Pengarah PNPM Mandiri
Kabupaten/Kota. Tim Pelaksana diketuai oleh salah satu Kepala Dinas Lingkup Pertanian
dan Sekretaris adalah Kepala Kelembagaan yang menangani Penyuluhan Pertanian,
sedangkan anggota Tim Pelaksana adalah Penyelia Mitra Tani (PMT) dan instansi terkait
lainnya. Tim Teknis PUAP tigkat kabupaten/kota ini ditetapkan dengan Surat Keputusan
Gubernur Sumatera Barat.
Tugas utama dari tim Teknis Kabupaten/Kota adalah merumuskan kebijakan teknis
pengembangan PUAP sebagai penjabaran dari kebijakan umum Pusat dan kebijakan teknis
Provinsi, mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP dengan PNPM Mandiri di tingkat
Kabupaten/Kota, menyetujui RUB yang diusulkan GAPOKTAN dan melakukan
pengendalian pelaksanaan PUAP di tingkat Kecamatan dan Desa.
(iii) Tim Teknis PUAP Tingkat Kecamatan
Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi di tingkat Kecamatan, maka
Bupati/Walikota juga harus membentuk Tim Teknis tingkat Kecamatan. Tim Teknis
Kecamatan diketuai Camat dibantu oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai
sekretaris, Kantor Cabang Dinas Pertanian (KCD) dan Wali Nagari/Kepala Jorong lokasi
PUAP sebagai anggota.
Tugas utama dari Tim Teknis Kecamatan adalah melaksanakan kebijakan teknis
yang dirumuskan oleh Bupati/Walikota dan pengendalian pelaksanaan PUAP di tingkat
agari/Desa lingkup kecamatan.
(iv) Tim Pelaksana PUAP Tingkat Nagari/desa
Pelaksana PUAP di tingkat Nagari/desa terdiri dari GAPOKTAN, Penyuluh Pendamping dan
Penyelia Mitra Tani dan para petani serta rumahtangga tani penerima dana PUAP.
GAPOKTAN ditetapkan/ dikukuhkan oleh Bupati/Walikota. Gapoktan dan petani dalam
pelaksanaan kegiatan masing-masing didampingi oleh PMT dan penyuluh pendamping.
17
Khusus petani tenaga pendamping langsung adalah penyuluh yang ditempatkan dalam
wilayahnya yang ditetapkan sebagai penyuluh pendamping.
Keterangan Kunjungan Kerja
:
Pelaporan Koordinasi Pendampingan Gambar 2. Orgainsasi Pelaksana PUAP dari Tingkat Pusat sampai Kecamatan/Nagari 3.3. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan
a. Koordinasi dan fasilitasi operasional PMT
Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah tenaga pendamping PUAP yang berada pada
setiap kabupaten/kota penerima dana PUAP. PMT direkrut oleh Tim PUAP Pusat
berdasarkan usulan daerah, dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian.
Sesuai jumlah lokasi binaan 2008-2012 yaitu 957 lokasi dibutuhkan 39 orang PMT.
Prosedur pelaksanaan:
- Menyiapkan adiminstrasi kontrak kerja dengan PMT
- Sekretariat PUAP Propinsi mengkoordinir pertemuan bulanan antara PMT - BPTP dan
Tim Pembina PUAP Propinsi yang diadakan setiap awal bulan bertempat di Sekretariat
PUAP Padang, atau di Kabupaten/Kota sesuai kesepakatan bersama.
- Berkoordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota-PMT dalam pelaksanaan PUAP
PPUUSSAATT TIM PUAP PUSAT
Tim Pembina Propinsi
Tim Teknis Kabupaten/Kota
GAPOKTAN
PPRROOPPIINNSSII
KKAABBUUPPAATTEENN// KKOOTTAA
Penyelia Mitra Tani
Penyuluh Pendamping
(10 000 )
BPTP/ SEKRETARIAT
KKEECCAAMMAATTAANN// NNAAGGAARRII
Tim Teknis Kecamatan
POKTAN/ PETANI
18
- Menghimpun laporan bulanan PMT pada setiap pertemuan bulanan
b. Apresisi/pendampingan Teknologi dan Pengembangan Gapoktan PUAP
Sesuai dengan peran BPTP dalam organisasi Tim Pembina Program PUAP di tingkat
propinsi, maka kegiatan ini diarahkan pada (i) Mensosialisasikan inovasi teknologi sesuai
dengan usaha produktif dan komoditas unggulan daerah serta ssuai dengan pilihan petani
yang ditunjukkan oleh RUA, RUK dan RUB Gapoktan PUAP; (ii) Memfasilitasi dukungan
inovasi teknologi untuk keberhasilan usaha agribisnis petani/kelompok tani dalam wilayah
Gapoktan pelaksana Program PUAP; (iii) Pengembangan sumberdaya manusia pelaksana
program PUAP dalam bentuk pelatihan/apresiasi atau sebagai narasumber, baik yang
dilaksanakan internal organisasi atau peserta di luar organisasi. Pengembangan
Gapoktan dilakukan dalam bentuk apresiasi terutama untuk proses penyusunan Rencana
Usaha Bersama (RUB), peningkatan kapasitas IPTEK dan kapasitas kelembagaan petani
dan ekonomi. Kegiatan ini juga untuk mendampingi Gapoktan dalam percepatan
penyusunan dokumen dan verifikasi dokumen yang diperlukan untuk permintaan dana
PUAP ke Direktorat Pembiayaan Pertanian Kementan di Jakarta.
Prosedur pelaksanaan:
- Mengingtegrasikan program PUAP dengan program Kementan lainnya sesuai dengan
deskripsi setiap program masing-nasing.
- Menyiapkan sarana/materi atau kegiatan guna memasyarakatkan program Gapoktan
dalam wilayah Propinsi Sumatera Barat.
- Melakukan apresiasi teknologi terhadap Gapoktan PUAP tahun 2013 terutama dalam
penyusunan RUA, RUK dan RUB; Menyiapkan dokumen penyaluran dana PUAP 2013.
- Menyiapkan sarana dan fasilitas pendukung untuk pelaksanaan apresiasi
- Melakukan verifikasi berkas usulan pencairan dana PUAP 2013 bersama dengan Tim
Teknis, dan PMT pada setiap kabupaten/kota
- Mengusulkan berkas/rekapitulasi dokumen pencairan dana PUAP 2013 ke Pusat.
d. Supervisi Pelaksanaan Program PUAP
Supervisi dilakukan melalui beberapa tahap yang meliputi (i) Evaluasi kinerja tim
yang terlibat dalam organisasi pelaksana PUAP tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan
nagari/desa, apakah sudah bekerja sesuai tupoksinya; (ii) Evaluasi melalui forum
pertemuan-pertemuan dengan berbagai pihak pelaksana, (iii) Desk Study, mengevaluasi
hasil laporan petugas seperti PMT, Gapoktan dan Penyuluh Pendamping; (iv)
Mengevaluasi pelaksanaan usaha agrbisnis oleh petani penerima dana PUAP.
Prosedur pelaksanaan:
19
- Berkoordinasi dengan Tim Pembina dan Tim Teknis dalam pelaksanaan supervisi
Menghimpn data tentang perkembangan (kemajuan dan masalah) pelaksanaan PUAP baik
tingkat kelembagaan maupun pelaksanaan oleh petani.
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL
4.1.1. Koordinasi/Kegiatan Kesekretariatan Sekretariat merupakan pelakasnana harian tugas dan fungsi Tim Pembina Program
PUAP Provinsi Sumatera Barat yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor:
520-414-2009 tanggal 11 September 2009. Sekretariat berperan sebagai pelaksana harian
Tim Pembina yang berkedudukan di Kantor Labor Diseminasi Padang, BPTP Sumatera
Barat jalan Khatib Sulaiman Nomor 7 Padang.
Tugas dan fungsi sekretariat:
- Menyelenggarakan pertemuan bulanan PMT, Tim pembina dan Tim Teknis
(Kabupaten/kota)
- Inventarisasi data supervisi perkembangan pelaksanaan PUAP
- Menghimpun laporan perkembangan PUAP (form exel) oleh PMT,
- Melayani konsultasi/koordinasi PMT dalam memecahkan masalah pelaksanaan PUAP
di wilayah masing-masing.
- Melayani kebutuhan teknologi pertanian oleh penyuluh pendamping mendukung
usaha produktif bagi petani pelaksana PUAP.
- Memfaslitasi pelaksanaan apresiasi LKM-A dan gapoktan
- Melakukan verifikasi dokumen usulan pencairan dana PUAP tahun berjalan dan
- Mengajukan dokumen pencairan dana PUAP ke Direktorat Pembiayaan Pertanian
Dirjen PSP, Kementerian Pertanian di Jakarta.
- Menyusun databased PUAP
a. Koordinasi dan pertemuan bulanan
Pertemuan bulanan merupakan bentuk koordinasi antara Tim Pembina, Tim Teknis
dan PMT untuk membahas pekembangan pelaksanaan PUAP meliputi Gapoktan, LKM-A
dan kendala yang dihadapi dalam penyaluran dana ke petani. Masalah kelancaran
pengembalian pinjaman oleh petani merupakan hal yang selalu dibahas, agar supaya
tunggakan jangan sampai terjadi. Langkah-langkah antisipatif perlu dilakukan oleh Tim
Teknis dan PMT.
Laporan bulanan PMT dikirim ke sekretariat dan selanjutnya sekretariat mengirim
ke pusat melalui e-mail dan pos. Laporan bulan PMT harus dibuat oleh setiap PMT sesuai
21
wilayah kerjanya. Laporan tersebut dibawa pada waktu rapat bulana dan dibahas bersama
serta dikompilasi di sekretariat.
Tabel 1. Daftar realisasi pertemuan bulanan PMT dan pertemuan berkala Tim Pembina, Tim Teknis PUAP Kabupaten/kota, Provinsi Sumatera Barat, keadaaan sampai Juli 2013.
No Pertemuan Peserta Waktu dan tempat Frekuensi pertemuan
1. Pertemuan bulanan dengan PMT
PMT dan anggota Sekretariat PUAP Provinsi
Hari Jumat, Minggu II setiap bulan
6 kali
2. Pertemuan triwulan
Tim Pembina, Tim Teknis, PMT dan anggota Sekretariat PUAP Provinsi
Hari Jumat, Minggu II 3 bulan sekali
1 kali
3. Pertemuan insidentil
PMT dan Sekretariat PUAP Provinsi
Minggu I pada bulan tertentu
1 kali
b. Penilaian gapoktan berprestasi 2013
Usulan gapoktan berprestasi 2013 dilakukan secara bertingkat sesuai dengan
kriteria penilaian yang disusun oleh Tim PUAP Pusat atau Badan SDM. Sesuai kesepakatan
dengan Tim Teknis bahwa Kabupaten/kota memilih 1 gapoktan terbaik di wilayahnya dan
mengajukan ke Tim pembina cg Dinas Pertanian tanaman pangan Provinsi Sumatera Barat
satu gapoktan terbaik. Selanjutnya Tim Penilai dengan keanggotaan sekretariat PUAP
Provinsi melakukan verifikasi atas usulan daerah dengan meninjau ke lapangan untuk
memilih 3 calon gapoktan terbaik tingkat provinsi. Kegiatan ini dilakukan bulan April
sampai dengan Juni 2013. Provinsi mengirim 1 gapoktan terbaik ke Pusat sebagai wakil
gapoktan PUAP dari Sumatera Barat. Gapoktan terbaik mewakili Sumbar di tingkat
nasional adalah gapoktan Karya Indah dari Kabupaten Dharmasraya.
Pedoman penilaian Gapoktan berprestasi adalah Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 31/Permentan/OT.140/5/2010, tentang Pedoman Penilaian Gabungan (GAPOKTAN)
berprestasi.
Prosedur Penilaian
Tahap I. Evaluasi terhadap berkas usulan Gapoktan berprestasi kabupaten dengan aspek penilaian: (A) Aspek Administrasi Kelembagaan, (B) Aspek Perencanaan Kegiatan; (C) Aspek Pelaksanaan Fungsi; (D) Aspek pengembangan usaha; (E) Aspek pembinaan dan pelaporan. Total nilai skor dari unsur yang dinilai maksimal 1000.
22
Tahap II. Peninjauan lapang profil 1 (satu) Gapoktan terbaik sesuai usulan setiap kabupaten/kota.
Tahap III. Pembobotan beberapa unsur utama di setiap gapoktan dan usahanya sebagai indicator kinerja sebyuah gapoktan. Unsur-unsur utama yang dibobot adalah: (i) Tahun berdiri; (ii) Perkembangan jumlah anggota; (iii) Perkembangan jumlah unit usaha gapoktan; (iv) Jumlah asset LKM-A; (v) Produk-produk LKM-A; (vi) Kerjasama permodalan; (vii) Kemitraan usaha; (viii) Alokasi pembiayaan untuk off-farm; (ix) Badan hukum. Dengan demikian total nilai akhir bisa lebih besar dari 1000 untuk penentuan peringjat gapoktan terbaik.
Hasil penilaian gapoktan berprestasi
Evaluasi terhadap berkas usulan Gapoktan terbaik dari kabupaten/kota berdasarkan
standar penilaian dan pembobotan keunggulan sebuah gapoktan tehadap yang lainnya
hasil berdasarkan peninjauan lapangan, sehingga diperoleh total nilai lebih dari 1000. Hasil
penilaian terhadap 11 gapoktan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Daftar nama dan alamat gapoktan serta total skor dan peringkat 11 gapoktan usulan dari 11 kapoktan/kota 2013.
No Kabupaten Tahun
berdiri Nama
Gapoktan Nagari Kecamatan Total
Skor PERI NGKAT
1. Sijunjung 2010 Bukit Cati Harapan
Kandang Baru Sijunjung 822 H-I
2. Pasaman Barat
2008 Albasiko II Jorong Bangun Rejo, Nagari Kinali
Kinali 1186 I
3. Pasaman 2009 Maju Berkarya Jorong Kauman Selatan, Nagari Tanjung Betung
Rao Selatan 774
4. Bukittinggi 2011 Bunga Bukit Apik Puhun Guguk Panjang
779 H-III
5. Agam 2010 Banua Organik Banuhampu Banuhampu 686
6. Tanah Datar 2007 Bina Tani Tanjung Bonai Lintau Buo 680
7. Padang Pariaman
2008 Bakti Tani Parit malintang 2x11 Enam Lingkung
782 H-II
8. Pessel 2009 APK Bersama Amping Parak Sutera 700
9. Ko. Solok 2007 Rumbio saiyo Simpang Rumbio Lb Sikarah 650
10. Dharmasraya
2008 TDU Sei. kalang
Sialang gaung Tiumang 1115 II
11. Padangpanjang
2010 Melati Tanah Hitam Padangpanjang Barat
959 III
23
Gambar 3. Penilaian Gapoktan berprestasi tingkat nasional di Kabupaten Dharmasraya
oleh Tim Penilai Provinsi Sumatera Barat, Mei, 2013. c. Verifikasi dokumen penyaluran dana PUAP 2013
Verifikasi dokumen penyaluran dana PUAP 2013 oleh Tim Sekretariat dilakukan di
sekretariat PUAP Padang. Dokumen yang sudah disusun oleh Tim PUAP kabupaten/kota
bersama PMT selanjutnya diverifikasi oleh sekretariat sebelum diajukan ke pusat. Hasil
verifikasi atas dokumen 43 gapoktan calon penerima dana PUAP 2013 berdasarkan DNS
Dirjen PSP Kementerian Pertanian atas nama Mentan tahun 2013 (DNS II-IV)(Lampiran 1-
3), sebanyak 35 gapoktan memenuhi persyaratan untuk diajukan dan diproses pencairan
dananya oleh Tim PUAP Pusat. Sebanyak 8 Gapoktan dinyatakan tidak bisa diproses
dengan berbagai alaan (Tabel 3).
Tabel 3. Hasil verifikasi dokumen pencairan dana PUAP gapoktan yang diuusulkan calon pelaksana program PUAP 2013 di Sumatera Barat sesuai DNS II-IV.
No Kabupaten/Kota
Status Pemberkasan Gapoktan Puap Dns II-IV 2013
Jml DNS II-IV
Realisasi pemberkasan
Tidak diproses Alasan tidak diproses
1 Padang 5 3 2 Gapoktan tidak ada
2 Pesisir Selatan 26 25 1 Sudah menerima dana PUAP tahun sebelumnya
3 Agam 1 1 Sudah menerima dana PUAP tahun sebelumnya
4 Padang pariaman 5 2 3 Semua pengurus gap diganti
5 Sijunjung 1 - 1 Sudah menerima dana PUAP tahun sebelumnya
6 Bukittinggi 2 2 - 7 Padangpanjang 1 1 - 8 Limapuluh Kota 9 Sawahlunto 2 2
Jumlah 43 35 8
24
2. Inventarisasi dan Supervisi Perkembangan Pelaksanaan PUAP a. Distribusi Gapoktan pelaksana PUAP 2008-2013 Jumlah gapoktan PUAP sejak tahun 2008-2012 sebanyak 957 gapoktan yang
tersebar pada 18 kabupaten/kota. Gapoktan tersebut telah berkembang terutama karena
sebagian besar LKM-A yang ditumbuhkan gapoktan cukup bejalan dengan baik mengelola
dana. Dampaknya aset LKM-A terus berkembang dan jumlah petani an ggota juga terus
meningkat. Pada tahun 2013 jumlah gapoktan penerima dana PUAP bertambah 35 buah.
Distribusi gapoktan PUAP tahun 2008-2013 menurut kabupaten/kota disajikan pada Tabel
4.
Tabel 4. Jumlah gapoktan penerima dana PUAP tahun 2008-2013 di Sumatera Barat
No. Kabupaten Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Jumlah gapoktan
1. Dharmasraya 10 15 14 12 15 - 66
2. Pesisir Selatan 30 30 15 4 32 25 136
3. Sijunjung 27 20 12 4 5 - 68
4. Agam 10 34 15 20 9 - 88
5. Pasaman 12 15 8 4 2 - 41
6. Pasaman Barat 10 32 16 2 4 - 64
7. Limapuluh Kota 42 32 12 12 - - 98
8. Solok Selatan 11 18 5 2 2 - 38
9. Solok 17 28 17 8 4 - 74
10. Pd-Pariaman 22 26 28 2 - 2 80
11. Tanah Datar 13 25 11 19 5 - 73
12. Ko. Padang - 19 8 7 14 3 51
13. Ko. Pariaman - 26 20 9 10 - 65
14. Ko. Payakumbuh - 8 4 17 4 - 33
15. Padangpanjang - - 5 4 6 1 16
16. Ko. Solok - - - 2 7 - 9
17. Ko. Sawahlunto - - - 5 9 2 16
18. Ko. Bukittinggi - - - 6 8 2 16
Jumlah 204 328 190 139 136 35 1032
25
b. Perkembangan Asset LKM-A
Pengelolaan dana PUAP di Sumatera Barat dilakukan oleh LKM-A. Gapoktan PUAP
2008-2013 berjumlah 1.032 gapotan dan telah membentuk 900 unit LKM-A. LKM-A ada
yang dibentuk sebelum dana PUAP disalurkan ke rekening Gapoktan dan ada setelah
dana masuk ke rekening Gapoktan. Dana PUAP disalurkan ke Gapoktan dari pusat
bervariasi mulai pertengahan bulan Oktober 2008 sampai pertengahan Desember 2008,
begitu juga tahun 2009 dan 2010. Tahun berikutnya proses pencairan dana PUAP lebih
cepat dimulai bulan Juni. Pencairan dana PUAP ke LKM-A oleh Gapoktan setelah LKM-A
siap operasional, dan selanjutnya LKM-A menyalurkan ke petani sesuai Rencana Usaha
Angota (RUA) yang sudah disusun petani. Sampai akhir bulan Desember 2013,
perkembangan Aset LKM-A Gapoktan PUAP 2008-2013 disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Perkembangan aset total LKM-A 2008-2013 keadaan akhir tahun 2013 di Sumatera Barat
No. Kabupaten/Kota Jumlah
gapoktan (unit)
Jumlah LKM-A (unit)
Jumlah modal awal (Rp.000)
Jumlah asset Desember
2013 (Rp000) Pertumbuh an aset (%)
1. Dharmasraya 66 51 6.600.000 9.994.591 51,4 2. Pesisir Selatan 136 79 13.600.000 13.903.100 2,2 3. Sijunjung 68 54 6.800.000 8.066.101 18,6 4. Agam 88 79 8.800.000 12.347.486 40,3 5. Pasaman 41 39 4.100.000 4.567.078 11,4 6. Pasaman Barat 64 60 6.400.000 10.206.759 59,5 7. Lima Puluh Kota 98 93 9.800.000 12.215.876 24,6 8. Solok Selatan 38 36 3,800,000 4.714.733 24,1 9. Solok 74 68 7.400.000 8.250.000 11,5 10. Padang Pariaman 80 76 8.000.000 8.801.374 10,1 11. Tanah Datar 73 68 7.300.000 10.055.289 39,4 12. Ko. Padang 51 34 5.100.000 5.717.080 12,1 13. Ko. Pariaman 65 55 6,500,000 6.935.319 6,7 14. Ko. Payakumbuh 33 29 3.300.000 4.001.556 21,2 15. Padangpanjang 16 9 1.600.000 1.688.000 5,5 16. Ko. Solok 9 2 900.000 918.000 2,0 17. Ko. Sawahlunto 16 4 1.600.000 1.627.000 1,7 18. Ko. Bukittinggi 16 6 1.600.000 1.723.749 7,7
Jumlah 1.032 842 103.400.000 124.633.091 20,9
c. Penggunaan Dana PUAP
Secara total penggunaan dana PUAP yang sudah dikelola oleh sejumlah LKM-A pada
955 gapoktan tahun 2008-2013 menurut kelompok usaha yaitu (i) usaha tanaman pangan
38,0%, hortikultura 12,0%, perkebunan 9,0 %, peternakan 13,0% dan usaha off-farm
26
28,0%. Penggunaan dana PUAP di setiap kabupaten/kota menunjukkan bahwa pilihan
jenis usaha yang dominan adalah untuk usaha budidaya (on-farm) yaitu tanaman pangan,
kemudian diikuti oleh peternakan dan hortikultura. Usaha off-farm merupakan usaha baru
bagi rumahtangga tani untuk menambah pendapatan. Dana yang disalurkan oleh LKM-A
untuk usaha off-farm ini cukup besar yaitu 28,0%.
Disamping itu pengolahan hasil skala rumahtangga atau usaha lainnya berbasis
pertanian juga meningkat, dan diharapkan dengan porsi penggunaan dana PUAP
demikian, usaha agribisnis perdesaan bisa bejalan lancar dan berkelanjutan. Pada
gilirannya lembaga keuangan mikro agribisnis (LKM-A) akan berkembang dengan baik. Di
antara ketiga jenis usaha off farm tersebut usaha pengolahan hasil skala rumahtanga dan
pemasaran skala kecil lebih banyak menjadi pilihan usaha bagi petani kecil atau buruh
tani. Kondisi ini cukup proporsional dalam membangun sistem usaha agribisnis di
perdesaan.
Tabel 6. Distribusi penggunaan dana PUAP tahun 2008-2013 menurut kelompok usaha di
Sumatera Barat, keadaan Juni 2013.
No Usaha agribisnis Alokasi pembiayaan %
1 Pangan (Rp. 000) 47.284.574 38,0
2 Hortikultura (Rp.000) 14.931.971 12,0
3 Perkebunan (Rp.000) 11.198.978 9,0
4 Peternakan (Rp.000) 16.176.302 13,0
5 Industri RT (Rp.000) 16.176.302 13,0
6 Pemasaran (Rp.000) 14.931.971 12,0
7 Pengolahan hasil lainnya (Rp.000) 3.372.992 3,0
Jumlah dana (Rp. 000) 124.633.091 100,0
Jumlah Gapoktan (buah) 1.032
d. Permasalahan
Sejumlah gapoktan dan LKM-A masih lemah dalam artian kelembagaan dan
keuangan belum berkembang. Berbagai factor yang mempengaruhi terutama SDM
pengurus, pendapingan yang kurang optimal, dan pembinaan juga kurang intensif. Hasil
verifikasi dan diskusi dengan PMT diinventarisir sebanyak 45 gapoktan/LKM-A masih
lemah. Indikator gapoktan yang lemah ini adalah: dana belum disalurkan dari gapoktan ke
LKM-A, LKM-A belum operasional, dan asset LKM-A masih rendah bila dibandingkan
27
dengan jangka waktu beroperasi. Oleh karena itu untuk gapoktan/LKM-A yang lemah ini
memerlukan pembinaan yang serius dan khusus melalui bimbingan teknis.
Tabel 7. Distribusi gapoktan/LKM-A yang masih lemah pada beberapa kabupaten/kota di Sumatera Barat , keadaan Juni 2013.
No Nagari/kelurahan Kecamatan Nama
LKM-A Asset
(Rp.000) Tahun
KO. PARIAMAN 1. Pasir Sunur Par. Selatan Sehati 102.000 2011 2. Rambai Par. Selatan Pabalutan 192.000 2011 3. Sikabu Par. Tengah Gonjong Tigo 100.000 2011 4. Sungai Kasai Par. Selatan Sahabat Tani 103.000 2011 5. Lohong Par Tengah Amanah 106.000 2009 6. Kampung Perak Par Tengah Perak Sakato 104.000 2009 7. Pasir Par Tengah Pasir saiyo 104.000 2009 8. Cimparuh Par Tengah Berkah 102.000 2009 9. Jati Mudik Par Tengah Maju
Bersama 102.000 2009
10. Kampung Apar Par Selatan Sarangkuah Dayuang
104.000 2009
11. Pauh Kuranji Par Selatan Pasak 2009 12. Marunggi Par Selatan Marunggi
Jaya 105.000 2009
13. Balai Kuraitaji Par Selatan Managu Sepakat
108.000 2009
KO. SAWAHLUNTO 14. Kumbayau Talawi Guguk
Kumbayau 115.000 2011
KO BUKITTINGGI 15. Parit Antang Aur Birogo XIII Permata
Bunda 106.000 2011
16. Ladang Cangkeh Aur Birogo XIII Jaya Bersama
107.000 2011
KO. SOLOK 17, Simpang Rumbio Lubuk Sikarah Rumbio saiyo 107.000 2011 KO. PAYAKUMBUH 18. Limbukan Payakumbuh
Selatan Sapayung Basamo
108.000 2009
19. Aur Kuniang Payakumbuh Selatan
Aur Kuniang 113.000 2009
20. Koto panjang Payakumbuh Timur
Mandiri 106.000 2010
21. Limo kampung Payakumbuh Selatan
Hidayah 102.000 2010
KO. PADANG 22. Limau Manis Pauh Harapan
Bersama 101.220 2009
23. Gurunj Laweh Nagggalo Harapan 107.360 2009
28
Jaya 24. Pasar Ambacang Kuranji Ambacang
sakato 109.700 2009
25. Labung Bukik Pauh Minang sakato
108.000 2011
26. Pangambiran Ampalu
Lubuk Bagalung Tigo sarumpun
105.400 2011
27. Pampangan Lubuk Bagalung Pampangan saiyo
102.850 2011
28. Sungai sapiah Kuranji Sungai sapih Jaya
100.000 2009
29. Cupak Tangah Pauh Cupak sepakat
100.000 2009
PD. PARIAMAN 30. Piubang Batang Anai Pilubang
saiyo 103.000 2009
31. Caniago Batang Anai Budi Caniago 101.000 2009 32. Marantiah Batang Anai Maju
Bersama 104.000 2009
33. Batang sariak Batang Anai Tuang Sakato
104.000 2010
34. Pasir Laweh Lubuk Alung Kopasia 104.000 2010 35. Toboh baru Sitoga Toboh baru
Sejahtera 101.000 2010
36. Palembayan Sitoga Tigo Sepakat 103.000 2010 37. Sintuk Sitoga Sinto 104.000 2010 38. Lubuk pandan 2x11 enam Lkg Lb. Pandan
Sejahtera 102.000 2009
39 Sicincin 2x11 enam Lkg Sicincin saiyo 102.000 2010 40 Pakandangan VI Lingkung Kaprisa 100.000 2009 KAB. SOLOK 41. Kamp. Batu dalam Danau Kembar Antara Dua
danu 107.000 2009
42. Sei. Abu Hiliran Gumanti Mayang tarurai
106.000 2009
43. Grarabak Data Tigo Lurah Tagi Tuah Sepakat
100.000 2009
44. Koto Gaek G. talang Talang saiyo 104.000 2008 45. Talang G. talang Usaha Muda
sakato 103.000 2008
46. Jawi-jawai G. talang Jawi-jawi saiyo
100.000 2008
3. Penguatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan
a. Peningkatan kapasitas SDM Gapoktan
Pendampingan terhadap Gapoktan dan LKM-A termasuk tugas Tim Pembina
dengan tujuan memberikan arah pembinaan kepada PMT dan penyuluh dalam penguatan
29
kelembagan LKM-A dan gapoktan. Kegiatan pendampingan gapoktan dan LKM-A oleh
BPTP dilakukan dalam bentuk apresiasi.
Apresiasi Gapoktan dan LKM-A diarahkan untuk meningkatkan kapasitas SDM
pengurus gapoktan dan pengelola LKM-A terutama bagi manejer umum. Materi utama
adalah mengenai kebiajakan pelaksanaan PUAP, mekanisme penyaluran dana dan
pengelolaan keuangan oleh LKM-A. Materi apresiasi ini diberikan saat apresiasi Gapoktan
tahun 2012 dan 2013 yang dilaksanakan tahun 2013. Pelaksana adalah Balai Diklat
Pertanian Provinsi Suamtera Barat bekerjasama dengan Balai Dilklat Pertanian Jambi.
Sekretariat PUAP menjadi narasumber dalam setiap kegiatan apresiasi tersebut. Appresiasi
dilaksanakan bulan Juni-Juli 2013 pada 2 tempat yaitu Bukittinggi dan BDP Bandar Buat
Padang untuk 134 Gapoktan.
b. Peningkatan kapasitas inovasi teknologi
Apresiasi teknologi dilakukan bersamaan dengan apresiasi Gapoktan dengan
memberikan materi khusus yaitu informasi paket teknologi adaptif kepada ketua gapoktan,
dan manejer LKM-A. Sejumlah teknologi adaptif diinformasikan kepada Pengurus
Gapoktan dan Penyuluh Pendamping, guna mendukung pengembangan usaha produktif
yang akan dilakukan oleh petani. Diharapkan manejer LKM-A dan Ketua Gapoktan
menginformasikan lebih lanjut kepada para petani anggota Poktan dan umumnya petani di
wilayah kerja gapoktan. Para Penyuluh dapat mencari informasi lebih lanjut tentang
teknologi tersebut (bentuk, cara penerapan, dimana bisa diterapkan serta manfaat
teknologi) dapat menghubungi BPTP Sumatra Barat dengan alamat Jl. Raya Padang-Solok
Km 40, Sukarami, Telp. 0755-31122, Fax. 0755-31138, atau Labor Diseminasi/Sekretariat
PUAP Provinsi, Jl. Khatib Sulaiman No 7 Padang, Telp/Fax. 0731-7051579. Teknologi
yang disajikan meliputi: pengolahan hasil, teknologi varietas, budidaya, pengendalian
hama/penyakit dan teknologi lainnya sesuai dengan potensi pertanian dan program
pembangunan pertanian yang sedang berjalan. Dari aspek komoditas, teknologi tersebut
mendukung pengembangan nkomoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
ternak (Tabel 6).
30
Gambar 4. Salah satu contoh pelaksanaan apresiasi teknologi bagi manejer LKM-A Gapoktan PUAP tahun 2013 di Padang, Sumatera Barat.
Tabel 8. Beberapa teknologi adaptif yang didesiminasikan kepada petani mendukung usaha produktif petani melalui media cetak.
No Jenis Usaha Nama Teknologi Adaptif A. Usaha pengolahan
hasil Bahan baku ubi jalar: Produk olahan: tepung, biskuit, donat, mie, stik, jus, keripik, pergedel, kroket, mangkok, bronis, serundeng. Bahan baku ubi kayu: Pegolahan produk: mie campuran, kerupuk ubi Bahan baku jagung: Pengolahan: susu jagung Bahan baku cabe: Pengolahan: tepung cabe, pasta, cabe kering tablet Bahan baku kentang: Pengolahan: Donat, dodol, stik, Bronis Bahan baku mentimun: Pengolahan: jelly mentimun Bahan baku pisang: Pengolahan : keripik pisang, jam/slai Bahan baku buah manggis: Pengolahan: Jus dan sirup Bahan baku telur: Pengolahan: rendang telur
B. Budidaya: Padi Sawah
- VUB Bt Piaman/Lembang, Logawa, Hipa-4, Ciherang - Pemupukan: BWD, Organik, Paket pemupukan/nagari, PUTS,
Soil Test kit - Tanam: bersyaf, - Sawah bukaan baru: Lado-21
Jagung - Var Sukmaraga, Bima-1 (hibrida), Bisma - Pengolahan tnh: min tillage, KLD - Sistem tanam: Ganda (legowo) - Pemupukan: BWD jagung, Soil Test-kit - Pengendalian wereng - Tek pengendalian bakteri daun dan bulai - Alat siang dan tanam
31
- Integrasi jagung-kedelai
Ubi jalar - Var cangkuang, sawentar, kidal, papua solosssa, - Budidaya
Kentang - Granola, Cingkariang - Budidaya mulsa MPHP - Pengendalian penyakiyt Utama
Jeruk - Var G. Omeh, - CVPD
Pisang - Peny layu
Markisa - Budidaya Kakao - Pembibitan (mycoriza), Pemangkasan, pemupukan, PBK,
fermentasi Sawit - Tek pembibitan Karet - Tek bibit, jap, bidang sadap (KAS) Gambir - Pembibitan, pemupukan, pengolahan (alat/jenis produk) Kelapa - Minyak goreng fermentasi Sapi penggemukan - pakan tambahan
- Fermentasi jerami - Fermentasi urin - Kompos - Kandang ideal
Kambing - Fermentasi urin - Kompos cirkam - Pengelolaan kambing perah - Integrasi kambing-tanaman
Kerbau - Pengolahan dadih Ayam buras/ayam
arab - Pakan,
Puyuh - pakan Itik - Pakan Kelinci - Budidaya, pengolahan Alsintan - Alat perajang limbah
- Alsintan lainnya
e. Membangun Kemitraan Gapoktan/LKM-A
Kemitraan merupakan salah satu upaya guna percepatan pemberdayaan
gapoktan/LKM-A menuju lembaga yang professional dan mandiri. Upaya membangun
kemitraan antara gapoktan dengan BUMN atau perbankan diadakan sebuah kegiatan
pertemuan dengan tujuan memfasilitasi Gapoktan membangun kemitraan dengan BUMN
dan menyusun rencana tindak lanjut (RTL) dalam upaya percepatan proses kemitraan
antara Gappoktan/LKM-A dengan sejumlah BUMN yang sesuai diantaranya: Bank BRI,
Bank Nagari, PT. Semen Padang, PT Asuransi Jiwasraya dan BUKN lainnya, guna
mendukung penguatan modal serta kapasitas SDM pengelola LKM-A.
Pertemuan dihadiri oleh Sekretaris Bakorluh, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Propinsi
Sumatera Barat dan Sekretariat Tim Pembina PUAP Propinsi.
32
Peserta undangan adalah Ketua gapoktan, petugas yang menangani kelembagaan
gapoktan, penyuluh dan PMT. Jumlah peserta 70 orang terdiri dsri 45 orang dan 25
orang petugas untuk satu kali pertemuan dan petemuan dilakukan 2 kali (tanggal 10 dan
11 April 2013). Jumlah peserta selama 2 hari adalah 140 orang terdiri dari 70 orang ketua
Gapoktan dan 50 orang petugas.
Pertemuan dilaksanakan selama 2 hari tanggal 10 dan 11 April 2013. Acara
dimulai jam 9.00 dan berkahir jam 16.00. Pembukaan acara: oleh Sekretaris bakorluh:
Guswardi, SPt. MSi.
Materi yang pertemuan: (a) Perkembangan dan kelemahan serta arti ekonomi eksistensi LKM-A di pedesaan:
Narasumber: Ir. Nasrul Hosen, MS.
(b) Penjelasan Skim Kredit KUR: Ir. Togar Saragih, MS. (Kanwil BRI Sumatera Barat);
(c) Penyampaian informasi peluang kerjasama dengan PT Semen Padang melalui Program PKBL: Ir. Nasrul Hosen, MS.
(d) Pengalaman Gapoktan Bermitra dengan PT. Semen Padang “fasilitasi permodalan dana CSR”: Narasumber: Ketua Gapoktan Jaya Saiyo Kelurahan Bandar Buat, Padang.
Hasil pertemuan disimpulkan sebagai berikut: (a) Bank Rakyat Indonesia sangat terbuka untuk bekerjasama dengan Gapoktan/LKM-A
dalam upaya pengembagan Gapoktan/LKM-A ke depan. Peluang kerjasama diantaranya:
(i) Kerjasama permodalan bagi Gapoktan/LKM-A yang layak membutuhkan sesuai
potensi jumlah nasabah dan jenis/skala usaha dari petani/UKM di wilayah
gapoktan.
(ii) Pengajuan rencana kerjasama permodalan terlebih dahulu mendiskusikan profil
kelembagaan keuangan mikro (LKM-A) dan gambaran potensi usaha anggota yang akan diberi pembiayaan dengan pihak pembiayaan yang ada di Cabang BRI
di setiap kabupaten/kota.
(iii) Bila dipandang layak dan sesuai kesepakatan antara BRI cabang dengan
pengurus gapktan/manejer LKM-A akan dibuat kelengkapan administrasi
pengajuan pinjaman modal oleh Gapoktan/LKM-A dan dibantu oleh pihak BRI
(iv) BRI juga dapat memfasilitasi gapoktan/LKM-A di daerah dalam bentuk peningkatan kapasitas SDM dalam hal manejemen keuangan.
(v) Sisitim kemitraan permodalan antara BRI dengan Bank Nagari tidak jauh
berbeda, Gapoktan/LKM-A tinggal memilih calon mitra dari segi permodalan.
(b) Program Kemitraan-CSR (PK-CSR): berbagai peluang kemitraan diantaranya
permodalan, pembangunan fisik, lingkungan, dan peningkatan kapasitas SDM untuk
pengembangan UKM. Khusus PK-CSR: Alternatif kerjasama permodalan dapat diolakukan:
33
(i) Pinjaman modal melalui lembaga (gapoktan/LKM-A) dengan syarat penanggung
jawab adalah individu (contoh ketua gapoktan atau manejer LKM-A) bukan atas
nama lembaganya dan sebagai ahli waris dibolehkan anggota dalam struktur
organisasi Gapoktan atau LKM-A.. Fasilitasi modal oleh CSR dilakukan secara bertahap, pemberian modal awal Rp. 30,- jt jangka waktu 2 tahun, setelah
lunas akan ditingkatkan menjadi Rp. 60 jt dan seterusnya, sesuai kebutuhan.
Jasa pinjaman oleh PT Semen 6% dan LKM-A memberikan injaman ke petani
boleh lebih 6%, tetapi tidak boleh melebihi bunga bank).
(ii) Pencairan CSR 4 kali dalam setahun yaitu bulan Maret, Juni, September dan
Desember. (iii) Untuk mendapatkan CSR dari PT. Semen Padang, gapoktan mengajukan
permohonan ke Biro PKBL PT. emen Padang. Ada sejumlah persyaratan yang
harus dipenuhi gapoktan: Badan Hukum/Akte Notaris, Bertanggung Jawab,
kelayakan UKM, umur UKM >1 tahun dan lain-lain dan agunan.
(iv) Kelayakan usaha dan keberadaan lembaga/UKM akan disurvai oleh pihak Biro
PKBL. (v) Setelah permohonan disetujui, pihak lembaga/UKM akan dibina oleh Tim Biro
PKBL PT. Semen Padang.
(c) Pengalaman Pengurus gapoktan Penerima CSR
(i) Mengantarkan langsung permohonan untuk mendapatkan dana CSR ke PT.
Semen Padang.
(ii) Di interview oleh pihak CSR untuk melihat keseriusan bermitra dengan Biro PKBL-CSR PT. Semen Padang.
(iii) Proses dari permohonan sampai realisasi selama 1 bulan
(iv) Adiminstrasi: Permohonan, penangging jawab Ketua gapoktan, pewaris
pengurus gapoktan lainnya (sekretaris, bendahara dan manejer LKM-A)), ada
jaminan BPKB motor 1 buah; profil gapoktan/LKM-A.
(v) Survey lokasi oleh pihak CSR (vi) Persetujuan pinjaman dana CSR tahap awal Rp. 30,- juta jangka waktu 2 tahun
dengan bunga 6%.
(vii) Gapoktan membuka rekening di bank
(viii) Ketua gapoktan mendapat pelatihan wirausaha selama 2 hari di Rocky Hotel;
(ix) Pembayaran angsuran Rp. 1,4 juta per bulan;
(x) Tatal pinjaman bila lunas sebelum jatuh tempo jumlah pinjaman ditingkatkan
menjadi 2 kali lipat bila dibutuhkan.
34
Gambar 5. Fasilitasi kemitraan antara Bank dan BUMN (PT. Semen Padang) dengan
gapoktan/LKM-A di SEkretariat PUAP Sumbar April 2013
Tabel 9. Realisasi kemitraan antara gapoktan/LKM-A dengan bank, BUMN dan program pembangunan pedesaan lainnya, tahun 2013
NO. KABUPATEN/KOTA
JUMLAH
GAPOKTAN
PUAP
KERJASAMA
BANK (BN) SWASTA
(CSR)
PROGRAM
(KMN, LDPM,
SPP)
1. Dharmasraya 66 2
1
2. Pesisir Selatan 111 - - -
3. Sijunjung 68 5
4. Agam 88 1 1 2
5. Pasaman 41
6. Pasaman Barat 64 1 1
7. Lima Puluh Kota 98 7 2 1
8. Solok Selatan 38 2
9. Solok 74 1
10. Padang Pariaman 78
1
11. Tanah Datar 73 3
2
12. Ko. Padang 45
2
13. Ko. Pariaman 65
14. Ko. Payakumbuh 33
3
15. Padangpanjang 15
16. Ko. Solok 9
17. Ko. Sawahlunto 14
18. Ko. Bukittinggi 14
Jumlah 997 22 6 10
35
4.1.4. Kinerja PMT
1. Distribusi Tenaga PMT Tenaga pendamping merupakan tenaga strategis dalam memberdayakan
kelembagaan petani, LKM-A dan petani pelaksana PUAP. Jumlah penyuluh pendamping
untuk 997 lokasi PUAP 2008-2012 berjumlah 990 orang dan PMT berjumlah 39 orang
yang tersebar pada 18 kabupaten/kota.
Tabel 8. Nama, alamat dan wilayah kerja Penyelia Mitra Tani (PMT) pendamping Program
PUAP di Sumatera Barat, tahun 2013.
No. N a m a A l a m a t No. Telp/Hp Wilayah Kerja
1. H. M. Syukur Tarigan
Jl. Muhajirin No. 19 Tanggul Hitam Padang.
081977536210 Kab. Agam
2. Mohamad Zulfikri
Desa Lambah Tangah Kanagarian Lambah, IV Angkek candung, Agam
081219583370 Kab. Agam
3. Drs. Jamal Zein Simpang tabek Panjang, Nagari Tabek Panjang
081374416786 Kab. Agam
4. Deded Verianto, SE
Lubuk Basung, Kabupaten Agam Kab. Agam
5. Cululafnu, S.Si Jorong Balai Gadang Bawahan Nagari Mungo Kec. Luak Kab. Lima Puluh Kota
081266088544 Ko. Bukittinggi
6. Murza Surya, SE Jorong Sungai Kemuning Kec. Sei. Rumbai Kab. Dharmasraya
081374420355 Kab. Dharmasraya
7. Ahmad Ridha Kios Sinar Tani Depan Mesjid Raya Kampung Pauh Kenagarian Campago Kec. V Koto Kampung Dalam Kab. Padang Pariaman.
085658407788 Kab. Pasaman
8. Danny Ismaya SP
Jl. Imam Bonjol No. 9 Pauh Kec Lb Sikaping, Pasaman
085263327366 Kab. Pasaman
9. Irfan SPt Kp. Pauh Kec. V Koto Kp Dalam, Kab. Padang Pariaman
081374132609 Kab. Padang Pariaman
10. Ratih Wisma Indah V Blok E 2 No. 5 Tabing Padang
081374473336 Kab. Padang Pariaman
11. Reni Sumarni Syamsu
Toboh Marunggai Sikucur Kec V Koto KP Dalam, Padang Pariaman
081363746651 Kab. Padang Pariaman
12. Heni Karmila, STP
Balai Gadang Bawah Mungo Kec. Luak Kab. 50 Kota.
081363717299 Kab. Lima Puluh Kota
13. Saiful Hadi, A.Md
Jr. Mungka Tangah Kec.Mungka Kab. 50 Kota.
085274682881 Kab. Lima Puluh Kota
14. Yosharman, SP Pangkalan, Koto baru, Lima Puluh Kota
Kab. Lima Puluh Kota
15. Muhamnad Imran S.TP
Payakumbuh, Limapupuh Kota Kab. Lima Puluh Kota
16. Vaifmen, SE Jl. TVRI Komplek DPRD II No. 05 RT.03 RW.05 Kelurahan Jati Kec. Padang timur Kota Padang.
08126709158 Kab. Pessel
17. Elvira Nofitri S.Pt,
Dusun Ujung Jalang, Kp Padangpanjang II, Nagari kambang, Lengayang, Pesisir Selatan
081374516910 Kab. Pessel
36
18. Desi Eka P. SP Jl. Jendral Sudirman 10 Sago 085265162887 Kab. Pessel 19. Gusriani, SP. Painan, Pesisir Selatan Kab. Pessel 20. Dahnil Sarosa Jorong Sungai Lambai Nagari Lubuk
Gadang Selatan Kec. Sangir Solok Selatan.
081267073373 Kab. Solok Selatan
21. Irza Gamal Setiawan, ST
Lubuk Buaya Koto baru, Kec Sungai Pagu Muaro labuh Solok Selatan
081266692045 Kab. Solok Selatan
22. Syaiful Anwar Jl. Parak anau Sakato III/3 Parupuk Tabing
08126611406 0751-41792
Kab Tanah Datar
23. Maiyuhel Eka Putra, SE
Jl. Syeh M Jamil 62 RT 09 Kel. Koto Panjang, Padangpanjang.
085263226479 Kab. Tanah Datar
24. Saidani SP Jl. A. yani 70 Sigarunggung, Batusangkar
081363116831 Kab . T. Datar
25. Syamsu Rizal Anduriang Dalam RT 03/02 no. 14 A. Kel. Anduriang, Kec. Kuranji Padang
085263644454 0751-840625
Kab. Solok
26. Maryani, SE Solok 081367084569 Kab. Solok 27. Pasman Jorong Sariak Kenagarian Koto Baru,
Luhak Nan Duo Pasaman Barat 081363190616 085263602638
Kab. Pasaman Barat
28. Supriono STP Dusun I Bandarejo Nagari Lingkuang Aua Kec Pasaman, Pasaman Barat
081363056240 Kab. Pasaman Barat
29. Yuni Safitri, S.Pt Jorong Padang Ranah, Nagari Sijunjung, Kec Sijunjung, Sijunjung
081266267116 Kab. Sijunjung
30. Siti Goribah Muaro, Kabupaten Sijunjung Kab. Sijunjung 31. Fasbir Muaro, Kabupaten Sijunjung Kab. Sijunjung 32. Nurlina, SE Paingan Kec. Sei Limau Kab.
Pd.Pariaman 081267882840 Kota Pariaman
33. Armen JR STP Jl. Dr raharjo No. 16 Kampung Baru Pariaman
081374385321 Kota Pariaman
34. Rini Maryanti, SP
Jl. Pahlawan No. 34 RT 01/02 Gang SD 03 Kel. Padang Tiakar Mudik Payakumbuh
081363222320 Kota Payakumbuh
35. Irwandi, SE Parak Anau Raya No. 16 RT/RW 001/002 Kel. Parupuk Tabing Kec. Koto Tangah Padang.
081374780210 Kota Padang
36. Syafriandi, S.Pt Jl. Batang Hari No. 11 GOR Agussalim Padang
081363792499 Kota Padang
37. Oscar William Haris SP
Bungo Pasang, Tabing Padang Kota Padang
38. Ridwan Padangpanjang 081363741515 Padangpanjang 39. Dian Maulana,
SP Sukarami, Solok Ko Solok dan
Sawahlunto
Penyelia Mitra Tani (PMT) merupakan tenaga pendamping yang direkrut
berdasarkan usulan daerah dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Mentreri Pertanian.
Jumlah gapoktan binaan setiap OPMT bervarasi 15-66 gapoktan per PMT. Hal ini
menunjukkan bahwa distrubusi PMT per kabupaten/kota belum merata. Rata-rata rasio
PMT/lokasi adalah 1 (satu) banding 25 Gapoktan. Jumlah lokasi binaan seorang PMT
dipandang cukup banyak sehingga pembinaan terhadap Gapoktan dan LKM-A belum
optimal. Hal ini karena distribusi lokasi PUAP di suatu daerah berpencar.
Nama-nama serta alamat PMT disajikan pada Tabel 8. Koordinasi yang baik antara
PMT dengan Penyuluh Pendamping akan sangat membantu kelancaran pemnbinaa
37
kelembagaan tani, ekonomi dan usaha petani di setiap nagari/kelurahan. Dengan
bertambahnya jumlah lokasi PUAP tahun 2013, jumlah PMT seharusnya dan pada tahun
2014 diusulkan tambahan PMT sebanyak 8 orang. Dengan demikian diharapkan ke depan
pembinaan terhadap gapoktan dan LKM-A lebih optimal.
b. Hasil evaluasi kinerja PMT
Hasil supervisi kegiatan PMT berdasarkan TUPOKSI-nya sampai akhir November
2013 di setiap kabupaten/kota menunjukkan:
- Koordinasi antara PMT dengan Tim Teknis kabupaten dan penyuluh pendamping
sebagian belum berjalan dengan baik.
- Kapasitas atau tingkat pemahaman Tupoksi PMT beragam antar PMT yang
berdampak pada tingkat kemampuan berkoordinasi dengan baik di daerah.
- PMT telah membuat laporan bulanan sesuai Juknis Pelaporan. Khusus untuk
laporan dalam bentuk e-form, untuk tahun 2013 semua PMT belum bisa
melaporakan karena tekendala dengan Program SIM PUAP yang belum lancar.
Berdasarkan uraian tugas PMT, suprervisi lapang, dan evaluasi pelaporan PMT
dapat disimpulkan bahwa 39 orang PMT tahun 2008-2013 dinilai cukup baik (Tabel 9-12).
Tabel 9. Laporan Kinerja Penyelia Mitra tani (PMT) PUAP di Sumatera Barat, 2013
Formulir 11: Triwulan I No Nama PMT Kabupaten Kinerja
Baik Sedang Kurang
1. Vaifmen, SE Pesisir Selatan √
2 Elvira Nofitri S.Pt, MP. Pesisisr selatan √
3. Desi Eka Putri, SP. Pesisir Selatan √
4. Gusriani, SP. Pesisir Selatan √
5. Heni Karmila, S.TP Limapuluh Kota √
6. Saiful Hadi, A.Md Limapuluh Kota √
7. Muhamnad Imran S.TP Limapuluh Kota √
8. Yosharman*) Limapuluh Kota
9. Cululafnu, S.Si Bukittinggi √
10. Mohamad Zulfikri, SP Agam √
11. M. Syukur Tarigan, LC. Agam √
12. Deded Verianto, S.Pd.I Agam √
13. Drs. Jasmal Zen Agam √
14. Ahmad Ridha, SE. Pasaman √
15. Danny Ismaya, SP Pasaman √
38
16. Murza Surya, SE Dharmasraya √
17. Dahnil Sarosa, SE. Solok Selatan √
18. Irza Gamal Setiawan, SP Solok Selatan √
19. Ratih Eka Putri, SS. Pd- Pariaman √
20. Reni Sumarni Syamsu, S.Pt
Pd- Pariaman √
21. Irfan, SPt Pd- Pariaman √
22. Syaiful Anwar, SM.Hk Tanah Datar √
23. Maiyuhel Eka Putra, SE Tanah Datar √
24. Saidani, SP. Tanah Datar √
25. Syamsu Rizal, BA. Solok √
26. Maryani Luqman, SE Solok √
27. Supriono, SP Pasaman Barat √
28. Pasman, A.Md Pasaman Barat √
29. Yuni Safitri, S.Pt Sijunjung √
30. Siti Goribah*) Sijunjung
31. Fasbir*) Sijunjung
32. Irwandi, SE Kota Padang √
33. Syafriandi, S.P Kota Padang √
34. Oscar William Haris SP Kota Padang √
35. Nurlina, SE Kota Pariaman √
36. Armen JR STP Kota Pariaman √
37. Rini Maryanti, SP Payakumbuh √
38. Ridwan, A.Md. Padangpanjang √
39. Dian Maulana, SP Kota Solok dan Sawahlunto
√
Rata-rata √
Catatan: *) PMT PAW mulai bekerja Triwulan III 2011
Tabel 10. Laporan Kinerja Penyelia Mitra tani (PMT) PUAP di Sumatera Barat, 2013
Formulir 11: Triwulan II No Nama PMT Kabupaten Kinerja
Baik Sedang Kurang 1. Vaifmen, SE Pesisir Selatan √
2 Elvira Nofitri S.Pt, MP. Pesisisr selatan √
3. Desi Eka Putri, SP. Pesisir Selatan √
4. Gusriani, SP. Pesisir Selatan √
39
5. Heni Karmila, S.TP Limapuluh Kota √
6. Saiful Hadi, A.Md Limapuluh Kota √
7. Muhamnad Imran S.TP Limapuluh Kota √
8. Yosharman*) Limapuluh Kota
9. Cululafnu, S.Si Bukittinggi √
10. Mohamad Zulfikri, SP Agam √
11. M. Syukur Tarigan, LC. Agam √
12. Deded Verianto, S.Pd.I Agam √
13. Drs. Jasmal Zen Agam √
14. Ahmad Ridha, SE. Pasaman √
15. Danny Ismaya, SP Pasaman √
16. Murza Surya, SE Dharmasraya √
17. Dahnil Sarosa, SE. Solok Selatan √
18. Irza Gamal Setiawan, SP Solok Selatan √
19. Ratih Eka Putri, SS. Pd- Pariaman √
20. Reni Sumarni S., S.Pt Pd- Pariaman √
21. Irfan, SPt Pd- Pariaman √
22. Syaiful Anwar, SM.Hk Tanah Datar √
23. Maiyuhel Eka Putra, SE Tanah Datar √
24. Saidani, SP. Tanah Datar √
25. Syamsu Rizal, BA. Solok √
26. Maryani Luqman, SE Solok √
27. Supriono, SP Pasaman Barat √
28. Pasman, A.Md Pasaman Barat √
29. Yuni Safitri, S.Pt Sijunjung √
30. Siti Goribah*) Sijunjung
31. Fasbir*) Sijunjung
32. Irwandi, SE Kota Padang √
33. Syafriandi, S.P Kota Padang √
34. Oscar William Haris SP Kota Padang √
35. Nurlina, SE Kota Pariaman √
36. Armen JR STP Kota Pariaman √
37. Rini Maryanti, SP Payakumbuh √
38. Ridwan, A.Md. Padangpanjang √
39. Dian Maulana, SP Kota Solok dan Sawahlunto
√
Rata-rata
Catatan: *) PMT PAW mulai bekerja Triwulan III 2011
40
Tabel 11. Laporan Kinerja Penyelia Mitra tani (PMT) PUAP di Sumatera Barat, 2013
Formulir 11: Triwulan III No Nama PMT Kabupaten Kinerja
Baik Sedang Kurang 1. Vaifmen, SE Pesisir Selatan √
2 Elvira Nofitri S.Pt, MP. Pesisisr selatan √
3. Desi Eka Putri, SP. Pesisir Selatan √
4. Gusriani, SP. Pesisir Selatan √
5. Heni Karmila, S.TP Limapuluh Kota √
6. Saiful Hadi, A.Md Limapuluh Kota √
7. Muhamnad Imran S.TP Limapuluh Kota √
8. Yosharman*) Limapuluh Kota √
9. Cululafnu, S.Si Bukittinggi √
10. Mohamad Zulfikri, SP Agam √
11. M. Syukur Tarigan, LC. Agam √
12. Deded Verianto, S.Pd.I Agam √
13. Drs. Jasmal Zen Agam √
14. Ahmad Ridha, SE. Pasaman √
15. Danny Ismaya, SP Pasaman √
16. Murza Surya, SE Dharmasraya √
17. Dahnil Sarosa, SE. Solok Selatan √
18. Irza Gamal Setiawan, SP Solok Selatan √
19. Ratih Eka Putri, SS. Pd- Pariaman √
20. Reni Sumarni Syamsu, S.Pt
Pd- Pariaman √
21. Irfan, SPt Pd- Pariaman √
22. Syaiful Anwar, SM.Hk Tanah Datar √
23. Maiyuhel Eka Putra, SE Tanah Datar √
24. Saidani, SP. Tanah Datar √
25. Syamsu Rizal, BA. Solok √
26. Maryani Luqman, SE Solok √
27. Supriono, SP Pasaman Barat √
28. Pasman, A.Md Pasaman Barat √
29. Yuni Safitri, S.Pt Sijunjung √
30. Siti Goribah*) Sijunjung √
31. Fasbir*) Sijunjung √
32. Irwandi, SE Kota Padang √
41
33. Syafriandi, S.P Kota Padang √
34. Oscar William Haris SP Kota Padang √
35. Nurlina, SE Kota Pariaman √
36. Armen JR STP Kota Pariaman √
37. Rini Maryanti, SP Payakumbuh √
38. Ridwan, A.Md. Padangpanjang √
39. Dian Maulana, SP Kota Solok dan Sawahlunto
√
Rata-rata √
Tabel 12. Laporan Kinerja Penyelia Mitra tani (PMT) PUAP di Sumatera Barat, 2013
Formulir 11: Triwulan IV No Nama PMT Kabupaten Kinerja
Baik Sedang Kurang 1. Vaifmen, SE Pesisir Selatan √
2 Elvira Nofitri S.Pt, MP. Pesisisr selatan √
3. Desi Eka Putri, SP. Pesisir Selatan √
4. Gusriani, SP. Pesisir Selatan √
5. Heni Karmila, S.TP Limapuluh Kota √
6. Saiful Hadi, A.Md Limapuluh Kota √
7. Muhamnad Imran S.TP Limapuluh Kota √
8. Yosharman*) Limapuluh Kota √
9. Cululafnu, S.Si Bukittinggi √
10. Mohamad Zulfikri, SP Agam √
11. M. Syukur Tarigan, LC. Agam √
12. Deded Verianto, S.Pd.I Agam √
13. Drs. Jasmal Zen Agam √
14. Ahmad Ridha, SE. Pasaman √
15. Danny Ismaya, SP Pasaman √
16. Murza Surya, SE Dharmasraya √
17. Dahnil Sarosa, SE. Solok Selatan √
18. Irza Gamal Setiawan, SP Solok Selatan √
19. Ratih Eka Putri, SS. Pd- Pariaman √
20. Reni Sumarni Syamsu, S.Pt
Pd- Pariaman √
21. Irfan, SPt Pd- Pariaman √
22. Syaiful Anwar, SM.Hk Tanah Datar √
42
23. Maiyuhel Eka Putra, SE Tanah Datar √
24. Saidani, SP. Tanah Datar √
25. Syamsu Rizal, BA. Solok √
26. Maryani Luqman, SE Solok √
27. Supriono, SP Pasaman Barat √
28. Pasman, A.Md Pasaman Barat √
29. Yuni Safitri, S.Pt Sijunjung √
30. Siti Goribah*) Sijunjung √
31. Fasbir*) Sijunjung √
32. Irwandi, SE Kota Padang √
33. Syafriandi, S.P Kota Padang √
34. Oscar William Haris SP Kota Padang √
35. Nurlina, SE Kota Pariaman √
36. Armen JR STP Kota Pariaman √
37. Rini Maryanti, SP Payakumbuh √
38. Ridwan, A.Md. Padangpanjang √
39. Dian Maulana, SP Kota Solok dan Sawahlunto
√
Rata-rata √
Penialaian akhir kinerja PMT 2013
Beberapa parameter tambahan diperlukan untuk mengevaluasi kinerja PMT tahun
2013 yaitu: (i) Membuat laporan pekembangan gapoktan model exel (pusat);
perkembangan penyaluran dana; logbooks dan lainnya: penilaian: baik bila semua
laporan dibuat; Sedang: tidak semua dibuat; kurang : hanya laporan exel-pusat saja; (ii)
Ketaatan penyampaian laporan bulanan tepat waktu setiap bulan: baik: bila tepat ; waktu;
sedang: tidak selalu tepat waktu; kurang: laporan tidak tepat waktu; (iii) Melakukan
pembinaan secara regular ke Gapoktan/LKM-A. Penilaian relative dengan indicator :
Buruk: PMT tidak aktif; Kurang: banyak permasalahan, dana tidak berkembang;
Sedang: kurang permaslahan dan ada perkembangan asset LKM-A; Baik: banyak asset
LKM-A berkembang, jumlah anggota meningkat, UUO bertambah, kerjasama tumbuh); (iv)
Terkait disiplin: Mengikuti pertemuan PMT di sekretriat provinsi dan kabupaten/kota, dan
meninggalkan wilayah tugas tanpa berkoordinasi dengan Tim Teknis, Sekretariat PUAP
dan sesame PMT; (v) Penilaian relative: Tidak aktif; Kurang; Sedang;dan Baik. Hasil
penilaian akhir kinerja PMT disajikan pada Tabel 13.
43
Tabel 13. Penilaian akhir kinerja PMT pelaksanaan tugas tahun 2013 di Sumatera Barat
No Nama PMT Wilayah Kerja Tahun 2013
(Kabupaten/Kota)
Tahun mulai kerja PMT
Jml Gapok
tan binaan (buah)
Indikator Kinerja PMT
Penilaian
Kinerja PMT
Membuat laporan pekembangan Gapoktan bulanan 1)
Ketepatan waktu penyampaian laporan 2)
Pelaksanaan Tupoksi PMT 3)
Koordinasi 4)
1. Vaifmen, SE Pesisir Selatan 2008 44 baik baik sedang Baik Baik
2. Elvira Nofitri S.Pt, MP. Pesisisr selatan 2011 37 Baik baik sedang baik Baik
3. Desi Eka Putri, SP. Pesisir Selatan 2011 30 Sedang Sedang sedang baik Sedang
4. Gusriani, SP. Pesisir Selatan 2012 25 baik baik sedang baik Baik
5. Heni Karmila, S.TP Limapuluh Kota 2008 22 baik baik baik baik Baik
6. Saiful Hadi, A.Md Limapuluh Kota 2008 32 baik baik baik baik Baik
7. Muhamnad Imran S.TP Limapuluh Kota 2012 19 baik baik baik baik Baik
8. Yosharman Limapuluh Kota 2013 25 baik baik baik baik Baik
9. Cululafnu, S.Si Bukittinggi 2009 16 baik baik baik baik Baik
10. Mohamad Zulfikri, SP Agam 2009 23 baik baik baik baik Baik
11. M. Syukur Tarigan, LC. Agam 2008 27 baik baik baik baik Baik
12. Deded Verianto, S.Pd.I Agam 2012 19 baik baik baik baik Baik
13. Drs. Jasmal Zen Agam 2010 19 Sedang sedang Sedang baik Sedang
14 Ahmad Ridha, SE. Pasaman 2008 21 sedang kurang Kurang kurang Kurang
15 Danny Ismaya, SP Pasaman 2009 20 baik sedang baik baik baik
16. Murza Surya, SE Dharmasraya 2008 66 Kurang Kurang sedang baik Sedang
17. Dahnil Sarosa, SE. Solok Selatan 2009 19 Kurang sedang kurang sedang Kurang
18. Irza Gamal Setiawan, SP
Solok Selatan 2010 19 Sedang sedang baik baik baik
19. Ratih Eka Putri, SS. Pd- Pariaman 2009 29 Sedang Sedang baik sedang Sedang
20. Reni Sumarni Syamsu, S.Pt
Pd- Pariaman 2009 26 Sedang Sedang baik sedang Sedang
21. Irfan, SPt Pd- Pariaman 2011 25 Kurang Kurang Sedang sedang Kurang
22. Syaiful Anwar, SM.Hk Tanah Datar 2008 21 baik baik baik baik baik
23. Maiyuhel Eka Putra, SE Tanah Datar 2009 26 Kurang Sedang baik Sedang Sedang
24. Saidani, SP. Tanah Datar 2010 27 baik baik baik baik baik
25. Syamsu Rizal, BA. Solok 2008 36 Kurang Kurang Sedang sedang Kurang
26. Maryani Luqman, SE Solok 2010 38 baik sedang sedang baik baik
27. Supriono, SP Pasaman Barat 2010 32 Sedang Sedang baik baik baik
28. Pasman, A.Md Pasaman Barat 2008 32 Sedang Sedang baik baik baik
44
29. Yuni Safitri, S.Pt Sijunjung 2009 25 baik Sedang baik baik baik
30. Siti Goribah Sijunjung 2013 23 Sedang Sedang baik baik baik
31. Fasbir Sijunjung 2013 20 kurang kurang sedang kurang Kurang
32. Irwandi, SE Kota Padang 2009 17 baik baik baik baik Baik
33. Syafriandi, S.P Kota Padang 2009 18 baik baik baik baik Baik
34. Oscar William Haris SP Kota Padang 2010 16 baik baik baik baik Baik
35. Nurlina, SE Kota Pariaman 2009 35 Kurang Kurang sedang baik Sedang
36. Armen JR STP Kota Pariaman 2009 30 Sedang sedang sedang baik Sedang
37. Rini Maryanti, SP Payakumbuh 2008 33 baik baik baik baik Baik
38. Ridwan, A.Md. Padangpanjang 2010 15 baik baik baik baik Baik
39. Dian Maulana, SP Kota Solok dan Sawahlunto
2011 25 baik baik baik baik Baik
4.1.5. Legalitas Hukum Gapoktan/LKM-A
Sejumlah gapokat/LKM-A sudah mempunyai badan hokum koperasi dan yang banyak masih dalam bentuk akte notaris.
Tabel 14. Perkembangan legalitas hukum gapoktan/LKM-A Gapoktan PUAP 2008-2012 di Sumatera Barat
NO. KABUPATEN/KOTA JUMLAH GAPOKTAN PELAKSANA PUAP
BH (AKTE NOTARIS, KSU, KSP)
1. Dharmasraya 66 5 2. Pesisir Selatan 111 2 3. Sijunjung 67 11 4. Agam 88 3 5. Pasaman 40 4 6. Pasaman Barat 64 13 7. Lima Puluh Kota 98 11 8. Solok Selatan 39 3 9. Solok 74 17 10. Padang Pariaman 78 2 11. Tanah Datar 68 5 12. Kepulauan Mentawai - - 13. Ko. Padang 47 1 14. Ko. Pariaman 65 1 15. Ko. Payakumbuh 33 2 16. Ko. Padangpanjang 9 1 17. Ko. Solok 9 - 18. Ko. Sawahlunto 14 - 19. Ko. Bukittinggi 14 -
Jumlah 997 82
45
4.2. PEMBAHASAN
4.2.1. Kesekretariatan Sekretariat merupakan pelaksana harian tugas dan fungsi Tim Pembina Program
PUAP Provinsi Sumatera Barat, ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor: 520-
414-2009 tanggal 11 September 2009. Sekretariat berperan sebagai pelaksana harian Tim
Pembina yang berkedudukan di Kantor Labor Diseminasi Padang, BPTP Sumatera Barat
Jalan Khatib Sulaiman Nomor 7 Padang. Pertemuan bulanan merupakan bentuk
koordinasi antara Tim Pembina, Tim Teknis dan PMT guna membahas pekembangan
pelaksanaan PUAP meliputi Gapoktan, perkembangan aset LKM-A, dan kendala
penyaluran dana ke petani. Masalah kelancaran pengembalian pinjaman oleh petani
merupakan hal yang selalu dibahas, agar supaya tunggakan jangan sampai terjadi.
Langkah-langkah antisipatif perlu dilakukan oleh Tim Teknis. Laporan e-form PMT setiap
bulan menjadi bahan bahasan dalam menilai apakah LKM-A berjalan sesuai aturan atau
tidak aktif. Laporan tersebut dikirim ke sekretariat PUAP pusat. PMT dapat mengirim
langsung ke Pusat melalui e-mail yang sudah disediakan.
Usulan gapoktan berprestasi tahun 2013 dilakukan secara bertingkat sesuai
dengan kriteria penilaian yang disusun oleh Tim PUAP Pusat. Sesuai kesepakatan dengan
Tim Teknis bahwa Kabupaten/kota memilih 3 gapoktan terbaik di wilayahnya dan
mengajukan ke Tim pembina 1 gapoktan terbaik. Selanjutnya Tim Pembina Provinsi
melakukan verifikasi atas usulan daerah dengan meninjau ke lapangan untuk memilih 3
calon gapoktan terbaik tingkat provinsi. Kegiatan ini dilakukan bulan Juli-Agustus 2013.
Gapoktan mewakili Sumbar di tingkat nasional adalah gapoktan Maju Lancar dari
Kabupaten Pasaman Barat.
Verifikasi dokumen penyaluran dana PUAP 2013 oleh Tim Sekretariat dilakukan di
sekretariat PUAP Padang. Dokumen yang sudah disusun oleh Tim PUAP kabupaten/kota
bersama PMT selanjutnya diverifikasi oleh sekretariat sebelum diajukan ke pusat. Hasil
verifikasi atas 60 calon lokasi PUAP 2013 berdasarkan DNS I-VI Dirjen PSP tahun 2013,
sebanyak 35 buah gapoktan memenuhi persyaratan dan diajukan ke Tim PUAP Pusat
untuk diproses pencairan dananya. Secara total dari 35 RUB, porsi alokasi dan PUAP
menurut kelompok usaha adalah (i) usaha on-farm sebesar 70,0% dan usaha off-farm
30,0%. Distribusi dana PUAP sesuai RUB di setiap kabupaten/kota menunjukkan bahwa
pilihan jenis usaha yang dominan pada setiap wilayahnya. Usaha off-farm dominan adalah
pemasaran hasil skala kecil dan pengolahan hasil skala rumahtangga. Usaha pemasaran
hasil pertanian skala kecil mulai diminati petani dan ini sangat mendukung pemasaran
46
hasil-hasil petanian lainnya. Diharapkan dengan semakin meningkatnya jumlah usaha off-
farm pada gilirannya lembaga keuangan mikro agribisnis (LKM-A) akan berkembang
dengan baik. Diantara ketiga jenis usaha tersebut usaha dagang lebih banyak menjadi
pilihan usaha bagi petani kecil atau buruh tani. Kondisi ini cukup proporsonal dalam
membangun sistem usaha agribisnis di perdesaan.
4.2.2. Apresiasi gapoktan
Pendampingan terhadap LKM-A termasuk tugas Tim Pembina dengan tujuan
memberikan arah pembinaan kepada PMT dan penyuluh dalam penguatan kelembagan
LKM-A dan gapoktan. Kegiatan pendampingan LKM-A oleh BPTP dilakukan dalam bentuk
apresiasi. Apresiasi LKM-A diarahkan untuk meningkatkan kapasitas SDM pengelola LKM-A
dari sisi pengetahuan tentang teknologi adaptif, dan analisa kelayakan usaha, terutama
bagi manejer umum.
Sejumlah teknologi adaptif diinformasikan kepada Pengurus Gapoktan dan
Penyuluh Pendamping, guna mendukung pengembangan usaha produktif yang akan
dilakukan oleh petani. Diharapkan penyuluh pendamping dan Ketua Gapoktan
menginformasikan lebih lanjut kepada para petani anggota Poktan dan umumnya petani di
wilayah kerja penyuluh. Para Penyuluh dapat mencari informasi lebih lanjut tentang
teknologi tersebut (bentuk, cara penerapan, dimana bisa diterapkan serta manfaat
teknologi) dapat menghubungi BPTP Sumatra Barat dengan alamat Jl. Raya Padang-Solok
Km 40, Sukarami, Telp. 0755-31122, Fax. 0755-31138, atau Labor Diseminasi/Sekretariat
PUAP Provinsi, Jl. Khatib Sulaiman No 7 Padang, Telp/Fax. 0731-7051579. Teknologi
yang disajikan meliputi: pengolahan hasil, teknologi varietas, budidaya, pengendalian
hama/penyakit dan teknologi lainnya sesuai dengan potensi pertanian dan program
pembangunan pertanian yang sedang berjalan. Dari aspek komoditas, teknologi tersebut
mendukung pengembangan nkomoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
ternak.
Guna percepatan adopsi teknologi beberapa media cetak telah disusun sesuai
obekebutuhan petani dan telah didistribusukan ke petani dan penyuluh pendamping.
Media cetak dapat dipedomani oleh petani sebelum menerapkan teknologi yang sesuai.
Peran peneliti lebih lanjut adalah melakukan pendampingan bersama penyuluh
pendamping sesuai permintaan.
47
4.2.3 Penyaluran BLM pada Anggota Gapoktan
Penyaluran dana PUAP kepada petani dilakukan melalui LKM-A sesuai RUA, RUK
dan RUB gapoktan. Penyaluran dana PUAP ke petani dalam bentuk pinjaman
(pembiayaan) yang akan digunakan untuk engmbangan usaha agribisnis para petani
anggota gapoktan. Pinjaman dana modal tersebut melalui proses adminstrasi yang
disepakati dan mempunyai marjin yang besarnya dab jangka waktu pinjaman juga sesuai
kesepakatan dalam musyawarah anggota Gapoktan.
Penyaluran dana PUAP ke petani anggota untuk PUAP 2013 belum mencapai
100%. Hal ini disebabkan karena belum semua LKM-A 2013 yang sudah dibentuk
memenuhi kelengkapan administrasi dengan baik. Akibatnya sesuai kesepakatan, Tim
Teknis Kabupaten/kota tidak memberikan rekomendasi penyaluran dana dari Gapoktan
ke LKM-A untuk selanjutnya disalurkan ke petani sesuai RUA.
4.2.4. Perkembangan LKM-A
Kinerja PUAP yang utama adalah terbangunnya fondasi PUAP yaitu Gapoktan dengan
unit usaha otonom (UUO) sesuai dengan potensi dan kendala pengembangan usaha
agribisnis di wilayah nagari/desa. Pemberdayaan gapoktan sangat tergantung dengan
keberadaan dan berperannya unit usaha ontonom di bawah naungan gapoktan seperti
unit permodalan (LKM-A), unit usaha saprodi, UPJA, unit usaha pemasaran dan lainnya.
Unit usaha prioritas terkait dengan fasilitas yang diberikan PUAP adalah dana penguatan
modal Rp. 100,0 juta/gapoktan, maka LKM-A merupakan UUO strategis dan menjadi
fondasi utama dalam pengembangan usaha agribisnis di pedesaan. Semua gapoktan
tahun 2008-2012 sudah membentuk LKM-A dan sebagian diantaranya sudah membentuk
UUO lainnya sesuai kebutuhan. Sedangkan gapoktan PUAP 2013, sampai akhir Desember
2013, sebagian masih dalam proses pembentukan LKM-A dan pelatihan SDM pengelola
LKM-A.
Ujung tombak pelaksana PUAP adalah Gapoktan bersama kelompok tani (Poktan)
dengan sejumlah anggotanya sebagai penerima dana bantuan modal PUAP untuk
pengembangan usaha agribisnis mereka. LKM-A adalah sebagai sumber pembiayaan
usaha petani, dikelola oleh petani atau masyarakat desa yang bersangkutan. Jumlah
pengelola LKM-A tergantung struktur LKM-A yang disepakati dalam musyawarah anggota.
Sebagian LKM-A dikelola oleh 5 orang yaitu: manejer umum, pembiayaan, pembukuan,
pengalangan dana dan kasir, dan sebagian lagi ada LKM-A yang dikelola oleh 3 orang
yaitu: manejer umum merangkap pembiayaan, pembukuan merangkap penggalangan
48
dana dan kasir. LKM-A secara langsung atau tidak langsung mampu mengatasi masalah
modal petani dan menciptakan kesempatan kerja.
Dalam perjalan LKM-A Gapoktan PUAP 2008-2012, telah menunjukkan titik terang
kemajuan menuju keswadayaan Gapoktan dalam aspek permodalan. Perkembangan LKM-
A bervariasi di setiap lokasi dan sebagian besar LKM-A sudah berjalan dengan baik.
Sebagian kecil LKM-A sudah mulai bermitra dengan Bank Nagari (Bank Pembangunan
Daerah) dalam menyalurkan Skim kredit program pertanian seperti KUR dan KKPE.
Gapoktan PUAP tahun 2008-2012, sudah menunjukkan keberhasilan yang ditunjukkan
80,0% LKM-A sudah mempunyai aset lebih Rp. 100,0 juta, diantaranya 20,0% LKM-A
tersebut sudah mempunyai aset lebih dari Rp. 150 juta. Sebagian Gapoktan/LKM-A PUAP
sudah mempunyai badan hukum dalam bentuk KSU, KSP atau Akte Notaris. Ke depan
diharapkan LKM-A mempunyai badan hukum tersendiri sehingga LKM-A sebagai lembaga
keuangan non Bank dan berbeda dengan kooperasi, maka seharusnya juga punya badan
hukum tersendiri.
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
(i) Program PUAP telah berhasil memberdayakan Gapoktan sebagai lembaga petani dan
lembaga keuangan mikro dengan tumbuhnya LKM-A di bawah naungan gapoktan
yang berperan sebagai sumber pembiayaan usaha produktif bagi petani di wilayah
nagari/kelurahan.
(ii) Pembinaan terhadap gapoktan dan LKM-A oleh Tim Pembina PUAP Provinsi telah
mendorong percepatan perkembangan LKM-A diantaranya melalui sinergi program
yang mengarah pada penguatan modal seperti progam Kredit Mikro Nagari (KMN),
kemitraan dengan Bank Nagari dalam menyalurkan KUR kepada petani, CSR dari
BUMN PT. Semen Padang, peningkatan kapasitas SDM pengelola LKM-A melalui
pelatihan manajemen LKM-A. Kinerja LKM-A sudah mulai tampak ditunjukkan oleh
telah meningkatnya nilai asset lebih dari Rp. 150 juta/gapoktan dan bahkan ada
yang lebih Rp 1,0 milyar.
(iii) Jumlah realisasi Gapoktan penerima dana PUAP tahun 2013 sebanyak 35 unit.
(iv) Jumlah Gapoktan yang melaksanakan program PUAP sampai tahun 2013 sebayak
1.032 buah dengan total dana awal Rp. 103,2 milyar dan /LKM-A yang sudah
operasional 2008-2013 sebanyak 900 unit dan mampu mengembangkan dana awal
meningkat 20,1% akhir tahun 2013.
(v) Guna mendukung pengembangan usaha agribisnis perdesaan sesuai dengan peran
BPTP, telah disosialisasikan sejumlah paket teknologi adaptif sesuai dengan potensi
dan kebutuhan teknologi di wilayah gapoktan. Media diseminasi yang diberikan
dalam bentuk tercetak berupa Juknis Teknologi adaptif, pelatihan dan
pendampingan, diharapkan petani dapat memilih teknologi yang sesuai.
5.2. Saran (i) Gapoktan agar dijadikan perekat program pembangunan Kementerian Pertanian
secara khusus dan program pembangunan ekonomi nagari secara umum, agar
pelaksanaan di lapangan terintegrasi menuju efisiensi dan efektifitas operasional
program.
(ii) Diperlukan pembinaan yang berkelanjutan terhadap perangkat pelaksana Program
PUAP: baik oleh PMT maupun oleh Penyuluh Pendamping sampai kelembagaan
gapoktan dan LKM-A menjadi professional dan mandiri.
50
(iii) Diperlukan dukungan Pemda kabupaten/kota memfasilitasi proses Legalitas hukum
LKM-A guna memperkuat status keberadaannya dan pengakuan bila harus bermitra
dengan pihak lain terutama perbankan.
VI. KINERJA KEGIATAN 6.1. Keluaran yang Diperoleh
(i) Terlaksanannya fungsi kesekretariatan PUAP: terlaksana koordinasi/pertemuan
bulanan dengan Tim Teknis dan PMT 10 kali (100%) dalam setahun untuk
peningkatan pembinaan terhadap Gapoktan/LKM-A 2008-2013, terfasilitasinya 39
orang PMT dan terealisasi pencairan dana PUAP 2013 untuk 35 gapoktan (100%)
masing-masing Rp. 100,-juta dengan total dana Rp. 35,0 M.
(ii) Terlaksana peningkatan penguasaan teknologi oleh pengurus gapktan dan pengelola
LKM-A melalui apresiasi gapoktan, dan manejer LKM-A sebanyak 70 orang.
(iii) Satu paket data/informasi kemajuan, kendala dan outcome sesuai indikator
keberhasilan Program PUAP pada sejumlah Gapoktan contoh.
6.2. Hasil yang Dicapai
(i) Tumbuh dan berkembang kelembagaan tani (Gapoktan) pada lokasi PUAP baru tahun
2013 sebanyak 35 buah dan memiliki modal PUAP Rp. 100 juta per gapoktan siap
disalurkan ke petani sesuai RUA melalui LKM-A. Gapoktan PUAP 2008-2012 sebanyak
997 Gapoktan dengan 900 LKM-A, sudah berkembang menuju keswadayaan. PMT
sebanyak 39 orang sudah menjalankan tugasnya dengan baik sesuai tupoksinya pada
wilayah kerjanya. Petemuan rutin bulan dengan fasilitator dari Tim Pembina untuk
meningkatkan koordinasi dan dukungan terhadap pengembangan PUAP.
(ii) Pengurus Gapoktan dan pengelola LKM-A sudah memahami sejumlah paket teknololgi
adaptif guna dimasyarakatkan kepada seluruh anggotanya agar usaha produktif
berhasil dan mampu meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan dan bahkan
mampu menyerap tenaga kerja. Pada beberapa lokasi PUAP (10%) pelaksanaannya
terintegrasi dengan Program Kementan lainnya diantaranya SL-PTT tanaman
pangan, FEATI dan program lainnya dan petani mulai mengadopsi teknologi terutama
VUB padi sawah, pemupukan speklok, dan pengolahan limbah (pupuk organik dan
pakan ternak).
(iii) Gapoktan lebih berdaya yang ditunjukkan oleh LKM-A berkembang dengan indikator
assetnya meningkat lebih Rp. 150 jt,-. Beberapa gapoktan telah mampu
menumbuhkan unit usaha otonom baru (Saprodi , UPJA dan pemasaran hasil),
51
jumlah anggota gapoktan meningkat, kualitas SDM Gapoktan meningkat. Dari sisi
LKM-A, semakin banyak petani yang dapat memanfaatkan dana modal PUAP atau
meningkat 5-10%. Dari sisi usaha, terjadi peningkatan produktifitas, mutu dan skala
usaha serta tumbuh usaha baru bagi petani.
6.3 Manfaat yang Diperoleh
(i) Dengan tumbuhnya 35 kelembagaan tani (Gapoktan) baru pada tahun 2013,
menambah jumlah petani (3.000 petani) yang dapat memanfaatkan bantuan modal
usaha. Sebanyak 900 LKM-A yang ditumbuhkan tahun 2008-2012, sudah operasional
dengan baik sesuai fungsinya.
(ii) Gapoktan lebih berdaya yang ditunjukkan oleh LKM-A berkembang, tumbuh unit
usaha otonom baru guna peningkatan pelayanan kepada petani anggota. Dari sisi
LKM-A, semakin banyak petani yang dapat memanfaatkan dana modal PUAP, asset
LKM-A meningkat. Dari sisi petani dan usaha, adpopsi teknologi meningkat,
produktifitas hasil usaha dan pendapatan meningkat.
6.4. Dampak yang Dicapai
Melalui pinjaman modal dari LKM-A untuk pengembangan usaha produktif petani di
wilayah Gapoktan diharapkan produksi hasil usaha meningkat menuju skala ekonomi
pada suatu wilayah gapoktan. Dengan berkembangnya Gapoktan dan tumbuh unit-unit
usaha otonom di bawah naungan Gapoktan, produksi pertanian meningkat, mampu
menyerap >3500 orang tenaga kerja di pedesaan sebagai pengelola LKM-A pada 997
Gapoktan/LKM-A PUAP, pendapatan masyarakat meningkat dan kemiskinan secara
bertahap berkurang. Pada akhirnya Gapoktan/LKM-A mampu melayani masyarakat tani
khususnya, dan menjadi tulang punggung perekonomian wilayah nagari/kelurahan/desa.
52
DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2010. Petunjuk Teknis ”Penggunaan Anggaran PUAP di BPTP DIPA TA. 2010. BBP2TP, Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2010. OBMNE ”Outcone Based Monitoring and Evaluation). Petunjuk Teknis. BBP2TP Bogor, Badan Litbang Pertanian.
Bappeda, 2007. Sumatera Barat dalam angka tahun 2007. Bappeda dan Badan Pusat
Statistik Propinsi Sumatera Barat. Padang. BPTP Sumatera Barat. Supervisi dan pendampingan teknologi mendukung pelaksanaan
Program PUAP di Sumatera Barat, tahun 2008. BPTP Sumbar. Laporan Akhir Pelaksanaan PUAP 2008. Padang
BPTP Sumatera Barat. Supervisi dan pendampingan teknologi mendukung pelaksanaan
Program PUAP di Sumatera Barat, tahun 2009. BPTP Sumbar. Laporan Akhir Pelaksanaan PUAP 2009. Padang
Departemen Pertanian. 2010. Pedoman umum Program Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan (PUAP) tahun 2010. Departemen Pertanian. Jakarta. Departemen Pertanian. 2008. Daftar Desa Penerima Dana PUAP tahun 2008.
Lampiran Permentan Npmor 227/KPts/KU.340/3/2008 tentang penetapan desa penerima dana PUAP di Sumatera Barat. Deptan. Jakarta.
Departemen Pertanian. 2009 Daftar Desa Penerima Dana PUAP tahun 2009 Lampiran
SK Mentan Nomor 1192/KPts/OT.160/3/2009 tentang penetapan desa penerima dana PUAP di Sumatera Barat. Deptan. Jakarta.
Departemen Pertanian. 2010. SK Mentan THL-PMT tahun 2010 dalam pendampingan
pelaksanaan Program PUAP di Kabupaten. Deptan. Jakarta. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2007. Program Pembangunan Pertanian Tanaman
Pangan Sumatera Barat. Diperta Provinsi Sumatera Barat. Padang Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat. 2009. Petunjuk Pelaksanaan Program
PUAP di Sumatera Barat. Sekretariat PUAP Sumatera Barat. Padang. Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian, Badan PSDM Pertanian. 2007.
Konsep Dasar LKM-Agribisnis. Materi dalam TOT PUAP di Ciawi 2007.
53