laporan akhir program p2m penerapan...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN PEMETAAN PARTISIPATIF BERBASIS GPS
(GLOBAL POSITIONING SYSTEM) UNTUK PENEGASAN
BATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN
DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA
KABUPATEN TABANAN
Oleh :
I Wayan Krisna Eka Putra., S.Pd., M.Eng
NIDN. 0820018902
I Putu Gede Diatmika, SE, Ak., M.Si
NIDN. 0015087003
Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi, S.S.T.Ak.,M.Si
NIDN. 0021038703
JURUSAN D3 SURVEI DAN PEMETAAN
FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
NOVEMBER, 2017
ii
HA LAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1. Judul Proposal : Pelatihan Pemetaan Partisipatif Berbasis GPS (Global
Positioning System) Untuk Penegasan Batas Wilayah Desa
Pasca Pemekaran di Desa Tua dan Baru, Kecamatan Marga,
Kabupaten Tabanan
2. Ketua Tim Pengusul
a. Nama Ketua
b. NIP/NIDN
c. Bidang Keahlian
d. Jabatan/Pangkat/Golongan
e. Jurusan/Fakultas
f. Alamat Rumah/Telp.
:
:
:
:
:
:
I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng
198901202015041001/0820018902
Teknik Geomatika
Tenaga Pengajar/Penata Muda Tk I/IIIb
Survei dan Pemetaan / Fakultas Ilmu Sosial
Perum Puri Mas Taman Kerti, Desa Panji, Kec. Sukasada-
Buleleng/HP. 085739477012
3. Jumlah Anggota Tim
a. Identitas Anggota 1
- Nama Lengkap
- NIP
- Jabatan/Pangkat/Gol
b. Identitas Anggota 2
- Nama Lengkap
- NIP
- Jabatan/Pangkat/Gol
:
:
:
:
:
:
:
2 Orang
I Putu Gede Diatmika, SE.Ak. M.Si
197008152001121002
Lektor Kepala/Pembina/IVa
Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi,S.S.T.Ak.,M.Si
198703212015042001
Tenaga Pengajar/Penata Muda Tk I/IIIb
4. Lokasi Kegiatan : Desa Tua, Kec. Marga, Kabupaten Tabanan-Bali
5. Jumlah Biaya yang Diusulkan : Rp. 8.000.000-
Mengetahui
Dekan FHIS Undiksha
Prof. Dr. Sukadi, M.Pd, M.Ed
NIP. 196303101988031002
Singaraja, 3 November 2017
Ketua Pelaksana
I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng
NIP. 198901202015041001
Menyetujui;
Ketua LPPM Undiksha,
Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa., M.Si
NIP. 196204251990031002
iii
RINGKASAN
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan bagi aparat desa,
tokoh masyarakat, muda-mudi dan pemilik lahan di wilayah perbatasan antara Desa
Tua dan Desa Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Hal ini dilatarbelakangi
karena pasca pemekaran desa tahun 2007, Desa Tua dan Desa Baru belum memiliki
peta batas wilayah desa. Sementara pihak desa berharap segera memiliki peta
wilayah desa guna memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas
wilayah suatu desa agar dapat meminimalkan konflik wilayah perbatasan. Untuk itu
perlu dilakukan suatu kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk memberikan
pelatihan agar aparat desa, tokoh masyarakat, pemilik lahan di wilayah perbatasan,
dan muda-mudi mengetahui batas wilayah desanya serta mampu mandiri melakukan
pemetaan batas desa.
Tujuan yang ingin dicapai dalam program ini adalah : (1) terbentuknya
pengetahuan dan keterampilan aparat desa, tokoh masyarakat, masyarakat di daerah
perbatasan, muda-mudi mengenai pentingnya pembuatan peta batas desa, dan (2)
menghasilkan peta batas wilayah administrasi Desa Tua dan Desa Baru. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka rencana kegiatan yang akan dilakukan meliputi : (1)
sosialisasi program dan pendataan peserta, (2) penyusunan materi mengenai arti
penting batas wilayah desa, (3) penyusunan materi tentang pengoperasian GPS,
termasuk cara menggunakan dan cara download data, (4) penyusunan pedoman
teknis untuk pengukuran batas wilayah administrasi desa secara partisipatif berbasis
GPS, (5) penyusunan pedoman untuk pemetaan batas wilayah desa secara digital, (6)
sosialisasi mengenai arti penting batas wilayah desa serta pengenalan GPS, (7)
pelatihan dan pendampingan pengukuran batas wilayah desa di lapangan secara
partisipatif berbasis GPS, (8) pelatihan dan pendampingan pemetaan batas wilayah
desa secara digital, dan (9) evaluasi keberhasilan kegiatan.
Secara umum peserta sangat mengapresiasi kegiatan ini guna meminimalisir
terjadinya konflik pada daerah yang berbatasan. Kegiatan ini berjalan dengan lancar
sesuai rencana, hanya saja pemahaman peserta tentang pengoperasian GPS masih
belum maksimal. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah peta administrasi wilayah Desa
Tua serta pemahaman masyarakat mengenai arti penting batas wilayah.
Kata-kata kunci : Peta Batas Wilayah Desa, Partisipatif, GPS, aparat desa, muda-
mudi, pemilik lahan
iv
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang
Widhi Wasa), karena berkat rahat-Nya pelaksanaan kegiatan P2M ini dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan P2M ini dilakukan di dua desa yaitu
Desa Tua dan Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Kegiatan P2M ini
bertujuan agar (1) terbentuknya pengetahuan dan keterampilan aparat desa, tokoh
masyarakat, masyarakat di daerah perbatasan, muda-mudi mengenai pentingnya
pembuatan peta batas wilayah desa, serta (2) menghasilkan peta batas wilayah
desa antara Desa Tua dan Desa Baru. Selama kegiatan ini berlangsung, mulai dari
persiapan sampai pelaporan, banyak mandapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu, pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada :
1. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha
atas penugasan dan dana yang diberikan untuk melaksanakan P2M ini.
2. Camat Marga, Kabupaten Tabanan atas ijin yang diberikan untuk
melaksanakan kegiatan P2M ini.
3. Kepala Desa Tua, dan Baru beserta staff atas partisipasinya sebagai
peserta dalam pelaksanaan kegiatan P2M ini.
4. Mahasiswa yang telah membantu melancarkan kegiatan P2M ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang juga telah
membantu dalam pelaksanaan kegiatan P2M ini.
Akhirnya, semoga kegiatan P2M ini dapat memberikan manfaat dan
sumbangsih bagi aparat desa. Disadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna,
untuk itu saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan
demi kesempurnaan kegiatan ini.
Singaraja, November 2017
Tim Pelaksana P2M
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii
Ringkasan ........................................................................................................... iii
Prakata ................................................................................................................ iv
Daftar Isi ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Analisis Situasi ............................................................................................ 2
1.3. Identifikasi dan Rumusan Permasalahan .................................................... 3
1.4. Tujuan Kegiatan .......................................................................................... 4
1.5. Khalayak Sasaran ........................................................................................ 4
BAB II TARGET DAN LUARAN .................................................................... 5
BAB III METODE PELAKSANAAN .............................................................. 6
3.1. Membuat Materi Pelatihan .......................................................................... 6
3.2. Memberikan Bimbingan Teknis ................................................................. 6
3.3. Evaluasi Pelaksanaan Program ................................................................... 8
3.4. Proses Print Out Peta .................................................................................. 9
BAB IV HASIL YANG DICAPAI .................................................................... 10
4.1. Hasil Tahapan Membuat Materi Pelatihan .................................................. 10
4.2. Hasil Tahapan Memberikan Bimbingan Teknis .......................................... 11
4.3. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program .......................................................... 17
BAB V SIMPULAN ........................................................................................... 19
5.1. Simpulan ..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Informasi geospasial sangat diperlukan dalam upaya untuk mengelola
sumber daya alam. Tertuang pada UU No. 4 Tahun 2011, bahwa informasi
geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau
pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. Salah satu
informasi geospasial penting yang ada pada peta dan harus diketahui bersama
adalah mengenai batas wilayah desa.
Bahwa batas wilayah desa adalah pembatas wilayah administrasi
pemerintahan antar desa yang merupakan rangkaian titik-titik koordinat yang
berada pada permukaan bumi dapat berupa tanda-tanda alam seperti
igir/punggung gunung/pegunungan (watershed), median sungai dan/atau unsur
buatan dilapangan yang dituangkan dalam bentuk peta. Penetapan dan penegasan
batas desa merupakan hal yang sesegera untuk dilakukan agar terciptanya tertib
administrasi pemerintahan, memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap
batas wilayah suatu desa yang memenuhi aspek teknis dan yuridis (Permendagri
No 27 Tahun 2006).
Penegasan batas desa dapat dilakukan dengan metode kartometrik dan/atau
survey dilapangan berbasis GPS (Global Positioning System), yang dituangkan
dalam bentuk peta batas dengan daftar titik-titik koordinat batas desa. Penegasan
batas desa dapat dilakukan melalui tahapan (1) penelitian dokumen, (2) pelacakan
dan penentuan posisi batas, (3) pemasangan dan pengukuran pilar batas, dan (4)
pembuatan peta batas desa.
Proses penegasan batas desa mutlak diperlukan keterlibatan yang
menyeluruh dari berbagai pihak, utamanya aparat desa, tokoh masyarakat, pemilik
lahan di wilayah perbatasan, dan muda-mudi yang merupakan ujung tombak
kepemimpinan di wilayah desa. Karena selain fakta fisik di lapangan, pihak-pihak
tersebut merupakan sumber informasi penting terkait dengan batas wilayah desa
yang dapat dipetakan (USAID, 2016). Dengan demikian peran semua pihak akan
2
dapat terakomodasi dalam pengambilan keputusan untuk penegasan batas wilayah
desa.
1.2. Analisis Situasi
Tersedianya peta batas wilayah desa merupakan hal yang sesegera untuk
dilakukan agar terciptanya tertib administrasi pemerintahan, memberikan
kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas wilayah suatu desa yang memenuhi
aspek teknis dan yuridis. Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan
di Desa Tua dan Baru, Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Pertimbangan
yang digunakan sebagai dasar pemilihan lokasi ini karena Desa Tua dan Desa
Baru merupakan desa yang baru mengalami pemekaran Tahun 2007. Awalnya
desa tersebut menjadi satu yaitu Desa Tua, kemudian mengalami pemekaran
menjadi Desa Tua dan Desa Baru.
Pemekaran desa tentu akan berimplikasi pada peta wilayah administrasi
pemerintahan antar desa, sementara sampai saat ini peta definitif batas wilayah
desa antara Desa Baru dan Desa Tua belum ada. Berdasarkan fakta empirik yang
ditemukan pada saat melakukan P2M pelatihan pembuatan peta citra
menunjukkan bahwa Desa Tua dan Desa Baru belum memiliki peta wilayah
administrasi. Sebagai visualisasinya disajikan melalui gambar sebagai berikut.
Gambar 1.1. Peta Wilayah Desa Tua dan Baru
Desa Baru
Desa Tua
Lokasi tapal batas wilayah Desa Tua
dan Baru, tetapi antara tapal batas yang
satu dengan yang lain belum diketahui
koordinatnya, padahal Permendagri No
27 Tahun 2006 menegaskan bahwa
batas desa merupakan rangkaian titik-
titik koordinat yang berada pada
permukaan bumi.
Batas wilayah desa terhadap desa
tetangga yang tidak terlibat pemekaran
desa tidak mengalami perubahan.
Terlihat pada gambar lokasi tapal batas
berada tepat di garis batas wilayah
3
Sesuai dengan peta yang dihasilkan dari kegiatan P2M tahun 2016, bahwa
antar Desa Tua dan Baru belum memiliki peta batas wilayah desa, hanya beberapa
titik tapal batas desa. Sementara pihak desa berharap segera memiliki peta
wilayah desa guna memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas
wilayah suatu desa agar dapat meminimalkan konflik wilayah perbatasan. Pada
saat pelaksanaan kegiatan P2M tahun 2016, Kepala Desa Tua dan Desa Baru
sangat berharap program P2M selanjutnya mampu memfasilitasi mereka untuk
melakukan penegasan batas wilayah desa dan kemudian menuangkan kedalam
peta. Pihak aparat desa juga memberikan masukan apabila melakukan pemetaan
penegasan batas wilayah desa, harus melibatkan kedua aparat desa (Desa Tua dan
Baru), tokoh masyarakat, serta warga yang berada di wilayah perbatasan antara
kedua desa. Di samping itu muda-mudi sebagai ujung tombak dalam roda
pemerintahan masyarakat juga dipandang perlu untuk dilibatkan, disamping
mereka dapat mengetahui batas wilayah desa nya, mereka juga dipandang mampu
untuk mendampingi aparat desa dalam kaitannya menggunakan GPS untuk
melakukan akuisisi data batas wilayah desa.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini merupakan hal yang penting dilakukan untuk memberikan
pelatihan serta memfasilitasi aparat desa, tokoh masyarakat, pihak yang berada di
wilayah perbatasan serta muda-mudi, mengenai teknik pemetaan partisipatif
berbasis GPS. Dengan demikian harapannya mereka memiliki pengetahun dan
keterampilan membuat peta desa dan yang terpenting tersedianya peta batas
wilayah desa antara Desa Tua dan Desa Baru.
1.3. Identifikasi dan Rumusan Permasalahan
Berdasarkan analisis situasi yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara
lain : 1) Aparat desa belum memiliki keterampilan melakukan pemetaan batas
wilayah desa, 2) Desa Baru dan Desa Tua belum memiliki peta batas wilayah.
Kondisi tersebut akan berpotensi menjadi permasalahan/konflik
dikemudian hari terutama di daerah perbatasan yang belum ditetapkan batasnya,
mengingat tahun 2012 kedua desa tersebut pernah mengalami konflik. Dengan
demikian perlu dilakukan suatu kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk
4
memberikan pelatihan agar aparat desa, tokoh masyarakat, pemilik lahan di
wilayah perbatasan, dan muda-mudi mengetahui batas wilayah desanya serta
mampu mandiri melakukan pemetaan batas desa.
Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, maka permasalahan yang
menjadi prioritas untuk ditangani dalam program ini yaitu : 1) sosialisasi kepada
aparat desa, tokoh masyarakat, masyarakat di daerah perbatasan, muda-mudi
mengenai pentingnya pembuatan peta batas wilayah desa 2) memberikan
pelatihan kepada aparat desa, muda mudi dan diketahui oleh tokoh masyarakat
serta masyarakat di perbatasan mengenai metode pemetaan partisipatif berbasis
GPS untuk pembuatan peta batas wilayah desa.
1.4. Tujuan Kegiatan
Program pengabdian kepada masyarakat ini dirancang dalam bentuk
sosialisasi dan pelatihan yang bertujuan untuk :
a. Terbentuknya pengetahuan dan keterampilan aparat desa, tokoh
masyarakat, masyarakat di daerah perbatasan, muda-mudi mengenai
pentingnya pembuatan peta batas wilayah desa.
b. Menghasilkan peta batas wilayah desa antara Desa Tua dan Desa Baru.
1.5. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
adalah aparat desa, tokoh masyarakat, muda mudi, pemilik lahan di wilayah
perbatasan antara Desa Tua dan Baru. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan
diambil masing-masing desa yaitu: 2 orang perwakilan aparat desa, 2 orang
perwakilan tokoh masyarakat, 2 orang perwakilan muda mudi dan 2 orang pemilik
lahan di daerah perbatasan.
1.6. Target dan Luaran
Target luaran dari P2M ini adalah berupa Peta Batas Wilayah Desa antara
Desa Tua dan Desa Baru. Luaran lainnya berupa modul/buku pedoman mengenai
pemanfaatan GPS untuk penegasan batas wilayah desa. Sebagian dari hasil
kegiatan ini akan dipublikasikan pada Jurnal Ber-ISSN.
5
BAB II
METODE PELAKSANAAN
Agar peserta mampu membuat peta batas wilayah desa secara partisipatif
berbasis GPS, bukan merupakan perkara yang mudah. Untuk itu perlu dilakukan
kerangka pemecahan masalah dalam program pengabdian pada masyarakat ini
yang merujuk pada diagram alir seperti tertuang pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Diagram Alir Pemecahan Masalah
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
EVALUASI
PRINT OUT PETA Proses Print Out
Peta
Evaluasi
Membuat Materi
Pelatihan
Melakukan
Sosialisasi dan
Bimbingan
Teknis
tidak
ya
Arti penting peta batas wilayah
desa
Cara pengoperasian GPS
Pedoman teknis pengukuran
batas wilayah desa secara
partisipatif berbasis GPS
Pedoman teknis pemetaan batas
wilayah desa secara digital
Sosialisasi arti penting peta
batas wilayah desa
Pengenalan GPS
Pengukuran batas wilayah
desa secara partisiatif
Pemetaan batas wilayah desa
secara digital
6
Berdasarkan diagram alir pemecahan masalah, dapat dijabarkan sebagai berikut.
3.1. Membuat Materi Pelatihan
Materi yang dibuat dirancang sesuai dengan karakteristik peserta yang
notabene adalah pemula. Dengan demikian materi dibuat sesederhana mungkin
dan secara sistematis tahap demi tahap. Materi yang akan dibuat dalam kegiatan
ini meliputi: (1) arti penting peta batas wilayah desa, (2) pengoperasioan GPS, (3)
pedoman teknis pengukuran batas wilayah desa secara partisipatif berbasis GPS,
(4) pedoman teknis pemetaan batas wilayah desa secara digital.
3.2. Memberikan Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis akan dilakukan oleh 6 orang instruktur yang terdiri dari
1 ketua dan 2 orang anggota pelaksana serta dibantu 3 orang mahasiswa.
Instruktur akan mendampingi peserta, selama proses pemberian bimbingan teknis.
Bimbingan teknis yang akan diberikan selama kegiatan ini diawali dengan
sosialisasi mengenai arti penting batas wilayah desa serta bagaimana teknik
pemetaan partisipatif berbasis GPS. Pengenalan GPS diberikan karena GPS akan
digunakan sebagai alat untuk melakukan akuisisi data koordinat batas wilayah
admnistrasi. Setelah peserta dipandang mampu mengoperasikan GPS, maka
dilanjutkan dengan pendampingan proses pemetaan batas wilayah desa secara
partisipatif berbasis GPS. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu (1)
pengukuran batas wilayah desa di lapangan, dan (2) pemetaan batas wilayah
secara digital.
Pengukuran batas wilayah desa di lapangan sepenuhnya dilakukan oleh
peserta dan difasilitasi serta dipandu oleh tim pelaksana bersama tenaga lapangan.
Teknis pemetaan partisipatif yaitu aparat desa menunjukkan batas wilayah desa
yang sudah disetujui oleh pemilik lahan pada daerah yang berbatasan, kemudian
posisi tersebut akan diambil koordinatnya menggunakan GPS. Kegiatan ini
dilakukan sepanjang lokasi yang ditetapkan sebagai batas wilayah antar kedua
desa. Kemudian setelah melakukan pengukuran batas wilayah desa, data hasil
pengukuran di-ploting dan dilanjutkan dengan pemetaan batas wilayah desa secara
digital. Proses pemetaan secara digital akan dipandu oleh Tim Pelaksana sampai
akhirnya menjadi peta wilayah administrasi desa yang dilengkapi dengan unsur
kartografis.
7
3.3. Evaluasi Pelaksanaan Program
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan peserta dalam mengikuti kegiatan. Proses evaluasi menggunakan
indikator ketercapaian kegiatan yang meliputi: keterampilan menggunakan GPS,
mengukur posisi batas wilayah, ploting data, serta proses pemetaan secara digital.
Apabila peserta sudah berhasil melakukan proses tersebut, maka peta batas
wilayah desa yang berhasil dibuat akan di-print out, tetapi apabila belum berhasil,
maka peserta akan diberikan bimbingan teknis lagi secara intensif, sehingga
diharapkan indikator ketercapaian terpenuhi.
Rencana evaluasi dalam kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh
mana pencapaian kegiatan yang direncanakan. Aspek yang menjadi indikator
pencapaian kegiatan adalah keterampilan menggunakan GPS, mengukur posisi
batas wilayah, ploting data, serta proses pemetaan secara digital.
Indikator ketercapaian kegiatan dan cara pengukurannya disajikan pada
Tabel berikut.
Tabel 2.1. Indikator dan Cara Pengukuran Ketercapaian Kegiatan
No Kriteria Penilaian Bobot
(%) Skor *)
Skor
total
1. Keterampilan menggunakan GPS
- Peserta bisa menjelaskan informasi koordinat yang
diperoleh dari pengukuran GPS
15
2. Keterampilan mengukur posisi batas wilayah
- Peserta mampu melakukan pengukuran posisi batas
wilayah desa menggunakan GPS dan mampu
menunjukkan akurasi hasil yang diperoleh
40
3. Keterampilan ploting data hasil pengukuran
- Peserta mampu mendownload hasil pengukuran dan
menyimpan datanya di komputer
- Peserta mampu menunjukkan ploting berupa
rangkaian titik hasil pengukuran batas wilayah desa
10
10
4. Keterampilan proses pemetaan secara digital
- Peserta mampu membuat peta batas wilayah desa
menggunakan software yang sudah disediakan
(ArcGIS) dan hasilnya harus sesuai kaidah kartografi
25
*) Rentangan skor 1 – 3
Ket :
1 = peserta tidak bisa; 2 = peserta bisa dengan bimbingan; 3 = peserta bisa sendiri
Skor total maksimal 300 dan minimal 100, peserta dikatakan berhasil
mengikuti program apabila skor total yang diperoleh > 50% atau > 150.
8
3.4. Proses Print Out Peta
Proses print out peta merupakan tahapan akhir agar peta yang sudah dibuat
bisa ditampilkan pada kertas. Proses print out akan dilakukan di percetakan yang
mampu mencetak peta dengan ukuran A0. Dengan demikian diakhir kegiatan ini
diperoleh hasil peta adminitrasi wilayah Desa Tua dan Desa Baru.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dirancang melalui tiga
tahapan utama yaitu : (a) tahapan membuat materi pelatihan, (b) tahapan
memberikan bimbingan teknis, (c) tahapan evaluasi program. Lebih jelasnya
mengenai hasil yang dapat disajikan dalam laporan kemajuan ini disajikan sebagai
berikut.
3.1. Hasil Tahapan Membuat Materi Pelatihan
Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam kegiatan pelatihan
pemanfaatan GPS untuk penegasan batas wilayah desa adalah membuat materi
pelatihan yang selanjutnya akan digunakan oleh peserta sebagai pedoman selama
kegiatan pelatihan. Materi pelatihan yang dibuat meliputi : (a) arti penting peta
batas wilayah desa, (b) cara pengoperasian GPS, (c) pedoman teknis pengukuran
batas wilayah desa secara partisipatif berbasis GPS, dan (d) pedoman teknis
pemetaan batas wilayah desa secara digital. Proses pembuatan materi ini
melibatkan mahasiswa sebagai tenaga pembantu terutama yang berkaitan dengan
teknis penyajian materi pelatihan. Selebihnya mengenai substansi materi
merupakan tanggung jawab dari tim pelaksana. Pada saat membuat materi
pelatihan tim pelaksana mempertimbangkan isi yang harus disajikan sesuai
dengan karakteristik dari peserta pelatihan. Peserta pelatihan ini adalah kategori
pemula, sehingga materi pelatihan yang dibuat diutamakan jelas dan mudah
dipahami.
Tahapan pembuatan materi pelatihan diawali dengan studi pustaka sesuai
materi yang relevan dalam kegiatan ini. Pokok materi yang dipersiapkan terdiri
dari (a) arti penting peta batas wilayah desa, (b) cara pengoperasian GPS, (c)
pedoman teknis pengukuran batas wilayah desa secara partisipatif berbasis GPS,
dan (d) pedoman teknis pemetaan batas wilayah desa secara digital. Materi
tentang arti penting batas wilayah merujuk pada Permendagri No 27 Tahun 2006
tentang penetapan dan penegasan batas desa. Materi cara pengoperasian GPS
menekankan pada konsep dasar GPS, kegunaannya dan cara menggunakannya.
10
Materi tentang teknis pengukuran berbasis GPS menekankan pada pemanfaat GPS
dalam melakukan akuisisi lokasi batas wilayah desa. Materi tentang teknis
pemetaan secara digital, menekankan pada cara ploting data GPS melalui proses
transfer data dari GPS ke komputer. Lebih rinci mengenai dokumentasi kegiatan
pembuatan materi pelatihan disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Kegiatan Penyusunan Materi Pelatihan
Kegiatan penyusunan materi pelatihan dilakukan di ruangan Jurusan D3
Survei dan Pemetaan selama 3 hari. Materi yang dihasilkan dari kegiatan ini
disajikan pada Lampiran 1. Materi tersebut selanjutnya akan diberikan kepada
masyarakat sebagai pedoman dalam melakukan penegasan batas wilayah desa.
3.2. Hasil Tahapan Memberikan Bimbingan Teknis
Kegiatan bimbingan teknis penegasan batas wilayah desa secara umum
dibagi menjadi dua tahapan utama yaitu (a) bimbingan teknis tentang pengukuran
batas wilayah desa di lapangan, dan (b) pemetaan batas wilayah secara digital.
Kegiatan bimbingan teknis pengukuran batas wilayah desa dilapangan ditujukan
untuk mengakuisisi koordinat-koordinat pada setiap batas wilayah desa. Lokasi
batas wilayah desa yang akan diakuisisi koordinatnya tidak hanya pada tapal batas
saja, melainkan juga sepanjang batas wilayah dengan interval jarak + 300 m.
Sebelum melakukan pengukuran di lapangan, terlebih dahulu dilakukan pendataan
tapal batas antara kedua desa. Berdasarkan informasi dari aparat desa, jumlah
tapal batas antara kedua desa adalah 5 tapal batas. Lokasi tapal batas tersebut
divisualisasikan pada Gambar 3.2.
11
Gambar 3.2. Lokasi Tapal Batas Antara Desa Tua dan Baru
Tapal batas desa tersebut kemudian disurvei lokasinya untuk mendapatkan
deskripsi masing-masing tapal batas desa. Dokumentasi ketika aparat desa
menunjukkan lokasi tapal batas desa di lapangan, disajikan melalaui Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Aparat Desa Saat Menunjukkan Lokasi Tapal Batas Desa
Berdasarkan Gambar 3.2 dan dikuatkan dengan survei tapal batas seperti pada
Gambar 3.3, deskripsi dari lokasi tapal batas desa tersebut adalah sebagai berikut.
Tapal Batas 1 : Lokasi tapal batas berada di Subak Belaluan (Barat Sawah
Pan Suari)
Tapal Batas 2 : Lokasi tapal batas berada di Subak Belaluan (Timur Sawah
Men Suarsih)
Tapal Batas 3 : Lokasi tapal batas berada di jalan utama marga apuan (Barat
Rumah Pak Arik)
Tapal Batas 4 : Lokasi tapal batas berada di jalan utama marga apuan (di
Dusun Bayan)
Tapal Batas 5 : Lokasi tapal batas berada di Subak Pama (di bagian utara
Dusun Bayan)
12
Merujuk pada lokasi tapal batas tersebut, kemudian dilakukan persiapan
jalur survei lapangan pada saat melakukan akuisisi koordinat batas wilayah desa.
Persiapan jalur survei mempertimbangkan kondisi eksisting tapal batas desa di
lapangan. Ilustrasi jalur survei disajikan melalui Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Jalur Survei Lapangan akuisisi koordinat batas wilayah desa
Berdasarkan pada Gambar 3.4, jalur survei lapangan batas wilayah desa
diawali dengan pendefinisian tapal batas nomor 3, kemudian bergerak ke arah
barat menuju tapal batas nomor 2 dan 1. Setelah sampai pada batas paling barat
antara kedua desa yaitu Tukad Kajang, proses pengukuran akan kembali ke tapal
batas nomor 3, kemudian bergerak ke arah timur menuju tapal batas nomo 4 dan 5
sampai akhirnya pada batas paling timur antara kedua desa yaitu Tukad Yeh Sungi.
Dengan demikian kegiatan survei batas wilayah desa dalam kegiatan ini
mnggunakan jalur 3 2 1 dan 3 4 5. Visualisasi saat melakukan survei
lapangan untuk penegasan batas wilayah desa disajikan melalui Gambar 3.5.
13
14
Gambar 3.5. Kegiatan Survei Lapangan
Selama kegiatan survei lapangan, peserta bertugas menunjukkan lokasi
batas wilayah desa. Pada saat yang bersamaan tim pelaksana bersama mahasiswa
melakukan akuisisi data menggunakan GPS. Berdasarkan kegiatan yang sudah
dilakukan, hasil pemetaan dalam format koordinat x,y kemudian didownload dan
diploting untuk melihat sebaran batas wilayah desa. Kegiatan download dan
ploting dalam laporan kemajuan ini masih dilakukan oleh tim pelaksana guna
menunjukkan hasil dari kegiatan survei batas wilayah desa. Berikut merupakan
daftar koordinat batas wilayah desa hasil survei lapangan beserta peta batas
wilayah desa.
Nomor Titik Koordinat
1 (299303,9070510)
2 (199473,9070311)
3 (299670,9070289)
4 (299722,9070540)
5 (299915,9070771)
6 (300137,9070986)
7 (300442,9071216)
Visualisasi dari sebaran koordinat tersebut disajikan melalui gambar sebagai
berikut.
15
Gambar 3.6. Peta Batas Wilayah Desa Tua dan Baru
Tahapan selanjutnya setelah survei lapangan direncanakan kegiatan
pelatihan pemetaan secara digital menggunakan komputer. Namun, atas dasar
adanya pengurangan anggaran, sehingga kegiatan pengabdian hanya bisa
16
dilakukan terbatas pada kegiatan akuisisi batas wilayah desa menggunakan
metode pemetaan partisipatif berbasis GPS.
Setelah melalui tahapan survey lapangan yang sekaligus bersamaan dengan
kegiatan akuisisi batas wilayah desa secara partisipatif, maka hasilnya kemudian
digunakan sebagai dasar untuk membuat peta batas wilayah desa. Desa yang
mengalami pemekaran dalam kegiatan ini awalnya merupakan satu desa yaitu
Desa Tua, kemudian mengalami pemekaran menjadi Desa Tua dan Desa Baru.
Selanjutnya dalam kegiatan P2M ini desa yang dijadikan subyek adalah Desa Tua.
Dengan demikian peta batas wilayah desa yang dilakukan proses finalisasi adalah
Desa Tua. Proses finalisasi penyajian kenampakan permukaan bumi ke dalam
bidang datar atau yang diistilahkan dengan proses pemetaan dalam kegiatan ini
menggunakan software ArcGIS. Tahapan yang dilalui untuk membuat peta batas
wilayah desa yaitu :
a. Pastikan bahwa koordinat batas wilayah desa sudah diperoleh pada saat
kegiatan survey lapangan.
b. Plotting data batas wilayah desa hasil pemetaan secara partisipatif.
c. Buka peta Desa Tua (sebelum mengalami pemekaran).
d. Lakukan overlay antara batas wilayah desa hasil pemetaan secara
partisipatif dengan peta Desa Tua sebelum mengalami pemekaran.
e. Kemudian lakukan digitasi batas wilayah desa, sehingga peta Desa Tua
sebelum mengalami pemekaran menjadi 2 wilayah bagian yaitu Desa
Tua dan Desa Baru.
f. Jika dibutuhkan tambahkan informasi kenampakan spasial yang ada di
wilayah desa, seperti sekolah, pura, kantor desa serta infrastruktur
umum lainnya.
g. Lakukan proses layout peta.
Setelah melalui proses tersebut di atas, maka diperoleh peta wilayah Desa
Tua sebagaimana disajikan melalui Gambar 3.7.
17
Gambar 3.7. Peta Wilayah Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan
18
Selanjutnya peta tersebut akan diserahkan kepada aparat desa. Namun
sebelum digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan di Desa, peta
tersebut akan dilakukan proses sinkronisasi dengan peta batas wilayah desa hasil
pemetaan secara kartometrik oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
3.3. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program
Berdasarkan evaluasi hasilnya dapat dikemukakan beberapa hal secara
umum yaitu terkait penguasan pengetahuan/materi pelatihan belum maksimal
terutama tentang pemahaman masyarakat tentang penggunaan GPS. Hal ini
disebabkan karena pengenalan lebih lanjut tentang GPS dalam kegiatan ini belum
diberikan terutama pemetaan secara digital. Walaupun demikian masyarakat
sudah tidak asing lagi dengan alat GPS terutama muda-mudi yang menurut
mereka dalam android sudah include GPS navigasi. Dari segi respon terhadap
pentingnya kegiatan ini dilakukan, peserta merespon dengan baik dan memang
perlu dikembangkan karena pemahaman tentang batas wilayah desa sangat perlu
diberikan terutama kepada muda-mudi.
19
BAB IV
SIMPULAN
4.1. Simpulan
Secara umum kegiatan penegasan batas wilayah desa sudah terlaksana
dengan baik terutama kegiatan survei lapangan untuk mengakuisisi dan mengenali
batas wilayah desa. Hasil akhir yang diperoleh dari kegiatan ini adalah berupa
peta wilayah Desa Tua hasil pemetaan secara partisipatif. Lebih dari itu kegiatan
ini juga mampu membangun pemahaman bersama masyarakat mengenai arti
penting batas wilayah desa, sehinga diharapkan mampu membendung adanya
konflik horisontal yang disebabkan oleh perselisihan batas wilayah desa.
Walaupun demikian, peta hasil kegiatan pengabdian ini masih dilakukan proses
sinkronisasi dengan peta batas wilayah desa hasil pemetaan secara kartometrik
oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan merujuk pada kegiatan yang sudah dilakukan
yaitu :
1. Ketika ada pertemuan-pertemuan bersama masyarakat, aparat desa agar
mensosialisasikan pentingnya pemahaman mengenai batas wilayah desa
guna meminimalisir terjadinya konflik horisontal yang disebabkan oleh
perselisihan batas wilayah desa.
2. Pemerintah dalam hal ini aparat desa perlu melakukan koordinasi
kepada pemerintah di tingkat kecamatan atau kabupaten mengenai peta
batas wilayah hasil kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan,
terutama mengenai koordinasi peta hasil kegiatan pengabdian dengan
peta hasil pemetaan secara kartometrik oleh BIG.
3. Perlu dilakukan pendampingan khusus mengenai pemetaan digital
berbasis komputer untuk meningkatkan keterampilan masyarakat
terutama aparat desa dalam membuat peta desa.
20
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Hasanudin Z. 2001. Geodesi Satelit. Jakarta:PT Pradnya Paramita.
Arita, Dewi dan Andri Pranolo. 2014. Pemanfaatan Aplikasi Google Earth
Sebagai Media Pembelajaran Gografis Menggunakan Metode Image
Enhancement. Makalah dalam rangka Simposium Nasional RAPI XIII-
2014 FT UMS.
Departemen Dalam Negeri RI. 2007. UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi
Geospasial
Permendagri No 27 Tahun 2006 Tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa.
Subaryono dan Djawahir. 2004. Pengantar Geodesi Geomatika. Bahan Ajar.
Universitas Gadjah Mada.
Sukwardjono dan Mas Sukoco. 1997. Kartografi Dasar. Bahan Ajar. Universitas
Gadjah Mada.
Trisakti, Bambang. 2012. Pemanfaatan Data Citra Satelit dalam Mendukung
Pengelolaan SDA. Makalah. Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Informasi
Geografi dalam Perencanaan Ruang Konservasi-2012 Bogor.
USAID. 2016. Pelatihan Pemetaan Partisipatif di Sekitar Kawasan Daerah Aliran
Sungai Deli. Laporan Kegiatan. Enviromental Services Program