laporan akhir program p2m penerapan...

25
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMETAAN PARTISIPATIF BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) UNTUK PENEGASAN BATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA KABUPATEN TABANAN Oleh : I Wayan Krisna Eka Putra., S.Pd., M.Eng NIDN. 0820018902 I Putu Gede Diatmika, SE, Ak., M.Si NIDN. 0015087003 Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi, S.S.T.Ak.,M.Si NIDN. 0021038703 JURUSAN D3 SURVEI DAN PEMETAAN FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOVEMBER, 2017

Upload: dangque

Post on 10-Mar-2019

258 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

i

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PEMETAAN PARTISIPATIF BERBASIS GPS

(GLOBAL POSITIONING SYSTEM) UNTUK PENEGASAN

BATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN

DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

KABUPATEN TABANAN

Oleh :

I Wayan Krisna Eka Putra., S.Pd., M.Eng

NIDN. 0820018902

I Putu Gede Diatmika, SE, Ak., M.Si

NIDN. 0015087003

Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi, S.S.T.Ak.,M.Si

NIDN. 0021038703

JURUSAN D3 SURVEI DAN PEMETAAN

FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

NOVEMBER, 2017

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

ii

HA LAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. Judul Proposal : Pelatihan Pemetaan Partisipatif Berbasis GPS (Global

Positioning System) Untuk Penegasan Batas Wilayah Desa

Pasca Pemekaran di Desa Tua dan Baru, Kecamatan Marga,

Kabupaten Tabanan

2. Ketua Tim Pengusul

a. Nama Ketua

b. NIP/NIDN

c. Bidang Keahlian

d. Jabatan/Pangkat/Golongan

e. Jurusan/Fakultas

f. Alamat Rumah/Telp.

:

:

:

:

:

:

I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng

198901202015041001/0820018902

Teknik Geomatika

Tenaga Pengajar/Penata Muda Tk I/IIIb

Survei dan Pemetaan / Fakultas Ilmu Sosial

Perum Puri Mas Taman Kerti, Desa Panji, Kec. Sukasada-

Buleleng/HP. 085739477012

3. Jumlah Anggota Tim

a. Identitas Anggota 1

- Nama Lengkap

- NIP

- Jabatan/Pangkat/Gol

b. Identitas Anggota 2

- Nama Lengkap

- NIP

- Jabatan/Pangkat/Gol

:

:

:

:

:

:

:

2 Orang

I Putu Gede Diatmika, SE.Ak. M.Si

197008152001121002

Lektor Kepala/Pembina/IVa

Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi,S.S.T.Ak.,M.Si

198703212015042001

Tenaga Pengajar/Penata Muda Tk I/IIIb

4. Lokasi Kegiatan : Desa Tua, Kec. Marga, Kabupaten Tabanan-Bali

5. Jumlah Biaya yang Diusulkan : Rp. 8.000.000-

Mengetahui

Dekan FHIS Undiksha

Prof. Dr. Sukadi, M.Pd, M.Ed

NIP. 196303101988031002

Singaraja, 3 November 2017

Ketua Pelaksana

I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng

NIP. 198901202015041001

Menyetujui;

Ketua LPPM Undiksha,

Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa., M.Si

NIP. 196204251990031002

Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

iii

RINGKASAN

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan bagi aparat desa,

tokoh masyarakat, muda-mudi dan pemilik lahan di wilayah perbatasan antara Desa

Tua dan Desa Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Hal ini dilatarbelakangi

karena pasca pemekaran desa tahun 2007, Desa Tua dan Desa Baru belum memiliki

peta batas wilayah desa. Sementara pihak desa berharap segera memiliki peta

wilayah desa guna memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas

wilayah suatu desa agar dapat meminimalkan konflik wilayah perbatasan. Untuk itu

perlu dilakukan suatu kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk memberikan

pelatihan agar aparat desa, tokoh masyarakat, pemilik lahan di wilayah perbatasan,

dan muda-mudi mengetahui batas wilayah desanya serta mampu mandiri melakukan

pemetaan batas desa.

Tujuan yang ingin dicapai dalam program ini adalah : (1) terbentuknya

pengetahuan dan keterampilan aparat desa, tokoh masyarakat, masyarakat di daerah

perbatasan, muda-mudi mengenai pentingnya pembuatan peta batas desa, dan (2)

menghasilkan peta batas wilayah administrasi Desa Tua dan Desa Baru. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka rencana kegiatan yang akan dilakukan meliputi : (1)

sosialisasi program dan pendataan peserta, (2) penyusunan materi mengenai arti

penting batas wilayah desa, (3) penyusunan materi tentang pengoperasian GPS,

termasuk cara menggunakan dan cara download data, (4) penyusunan pedoman

teknis untuk pengukuran batas wilayah administrasi desa secara partisipatif berbasis

GPS, (5) penyusunan pedoman untuk pemetaan batas wilayah desa secara digital, (6)

sosialisasi mengenai arti penting batas wilayah desa serta pengenalan GPS, (7)

pelatihan dan pendampingan pengukuran batas wilayah desa di lapangan secara

partisipatif berbasis GPS, (8) pelatihan dan pendampingan pemetaan batas wilayah

desa secara digital, dan (9) evaluasi keberhasilan kegiatan.

Secara umum peserta sangat mengapresiasi kegiatan ini guna meminimalisir

terjadinya konflik pada daerah yang berbatasan. Kegiatan ini berjalan dengan lancar

sesuai rencana, hanya saja pemahaman peserta tentang pengoperasian GPS masih

belum maksimal. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah peta administrasi wilayah Desa

Tua serta pemahaman masyarakat mengenai arti penting batas wilayah.

Kata-kata kunci : Peta Batas Wilayah Desa, Partisipatif, GPS, aparat desa, muda-

mudi, pemilik lahan

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

iv

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang

Widhi Wasa), karena berkat rahat-Nya pelaksanaan kegiatan P2M ini dapat

berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan P2M ini dilakukan di dua desa yaitu

Desa Tua dan Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Kegiatan P2M ini

bertujuan agar (1) terbentuknya pengetahuan dan keterampilan aparat desa, tokoh

masyarakat, masyarakat di daerah perbatasan, muda-mudi mengenai pentingnya

pembuatan peta batas wilayah desa, serta (2) menghasilkan peta batas wilayah

desa antara Desa Tua dan Desa Baru. Selama kegiatan ini berlangsung, mulai dari

persiapan sampai pelaporan, banyak mandapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu, pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada :

1. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha

atas penugasan dan dana yang diberikan untuk melaksanakan P2M ini.

2. Camat Marga, Kabupaten Tabanan atas ijin yang diberikan untuk

melaksanakan kegiatan P2M ini.

3. Kepala Desa Tua, dan Baru beserta staff atas partisipasinya sebagai

peserta dalam pelaksanaan kegiatan P2M ini.

4. Mahasiswa yang telah membantu melancarkan kegiatan P2M ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang juga telah

membantu dalam pelaksanaan kegiatan P2M ini.

Akhirnya, semoga kegiatan P2M ini dapat memberikan manfaat dan

sumbangsih bagi aparat desa. Disadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna,

untuk itu saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan

demi kesempurnaan kegiatan ini.

Singaraja, November 2017

Tim Pelaksana P2M

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii

Ringkasan ........................................................................................................... iii

Prakata ................................................................................................................ iv

Daftar Isi ............................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Analisis Situasi ............................................................................................ 2

1.3. Identifikasi dan Rumusan Permasalahan .................................................... 3

1.4. Tujuan Kegiatan .......................................................................................... 4

1.5. Khalayak Sasaran ........................................................................................ 4

BAB II TARGET DAN LUARAN .................................................................... 5

BAB III METODE PELAKSANAAN .............................................................. 6

3.1. Membuat Materi Pelatihan .......................................................................... 6

3.2. Memberikan Bimbingan Teknis ................................................................. 6

3.3. Evaluasi Pelaksanaan Program ................................................................... 8

3.4. Proses Print Out Peta .................................................................................. 9

BAB IV HASIL YANG DICAPAI .................................................................... 10

4.1. Hasil Tahapan Membuat Materi Pelatihan .................................................. 10

4.2. Hasil Tahapan Memberikan Bimbingan Teknis .......................................... 11

4.3. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program .......................................................... 17

BAB V SIMPULAN ........................................................................................... 19

5.1. Simpulan ..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi geospasial sangat diperlukan dalam upaya untuk mengelola

sumber daya alam. Tertuang pada UU No. 4 Tahun 2011, bahwa informasi

geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan

sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau

pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. Salah satu

informasi geospasial penting yang ada pada peta dan harus diketahui bersama

adalah mengenai batas wilayah desa.

Bahwa batas wilayah desa adalah pembatas wilayah administrasi

pemerintahan antar desa yang merupakan rangkaian titik-titik koordinat yang

berada pada permukaan bumi dapat berupa tanda-tanda alam seperti

igir/punggung gunung/pegunungan (watershed), median sungai dan/atau unsur

buatan dilapangan yang dituangkan dalam bentuk peta. Penetapan dan penegasan

batas desa merupakan hal yang sesegera untuk dilakukan agar terciptanya tertib

administrasi pemerintahan, memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap

batas wilayah suatu desa yang memenuhi aspek teknis dan yuridis (Permendagri

No 27 Tahun 2006).

Penegasan batas desa dapat dilakukan dengan metode kartometrik dan/atau

survey dilapangan berbasis GPS (Global Positioning System), yang dituangkan

dalam bentuk peta batas dengan daftar titik-titik koordinat batas desa. Penegasan

batas desa dapat dilakukan melalui tahapan (1) penelitian dokumen, (2) pelacakan

dan penentuan posisi batas, (3) pemasangan dan pengukuran pilar batas, dan (4)

pembuatan peta batas desa.

Proses penegasan batas desa mutlak diperlukan keterlibatan yang

menyeluruh dari berbagai pihak, utamanya aparat desa, tokoh masyarakat, pemilik

lahan di wilayah perbatasan, dan muda-mudi yang merupakan ujung tombak

kepemimpinan di wilayah desa. Karena selain fakta fisik di lapangan, pihak-pihak

tersebut merupakan sumber informasi penting terkait dengan batas wilayah desa

yang dapat dipetakan (USAID, 2016). Dengan demikian peran semua pihak akan

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

2

dapat terakomodasi dalam pengambilan keputusan untuk penegasan batas wilayah

desa.

1.2. Analisis Situasi

Tersedianya peta batas wilayah desa merupakan hal yang sesegera untuk

dilakukan agar terciptanya tertib administrasi pemerintahan, memberikan

kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas wilayah suatu desa yang memenuhi

aspek teknis dan yuridis. Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan

di Desa Tua dan Baru, Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Pertimbangan

yang digunakan sebagai dasar pemilihan lokasi ini karena Desa Tua dan Desa

Baru merupakan desa yang baru mengalami pemekaran Tahun 2007. Awalnya

desa tersebut menjadi satu yaitu Desa Tua, kemudian mengalami pemekaran

menjadi Desa Tua dan Desa Baru.

Pemekaran desa tentu akan berimplikasi pada peta wilayah administrasi

pemerintahan antar desa, sementara sampai saat ini peta definitif batas wilayah

desa antara Desa Baru dan Desa Tua belum ada. Berdasarkan fakta empirik yang

ditemukan pada saat melakukan P2M pelatihan pembuatan peta citra

menunjukkan bahwa Desa Tua dan Desa Baru belum memiliki peta wilayah

administrasi. Sebagai visualisasinya disajikan melalui gambar sebagai berikut.

Gambar 1.1. Peta Wilayah Desa Tua dan Baru

Desa Baru

Desa Tua

Lokasi tapal batas wilayah Desa Tua

dan Baru, tetapi antara tapal batas yang

satu dengan yang lain belum diketahui

koordinatnya, padahal Permendagri No

27 Tahun 2006 menegaskan bahwa

batas desa merupakan rangkaian titik-

titik koordinat yang berada pada

permukaan bumi.

Batas wilayah desa terhadap desa

tetangga yang tidak terlibat pemekaran

desa tidak mengalami perubahan.

Terlihat pada gambar lokasi tapal batas

berada tepat di garis batas wilayah

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

3

Sesuai dengan peta yang dihasilkan dari kegiatan P2M tahun 2016, bahwa

antar Desa Tua dan Baru belum memiliki peta batas wilayah desa, hanya beberapa

titik tapal batas desa. Sementara pihak desa berharap segera memiliki peta

wilayah desa guna memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas

wilayah suatu desa agar dapat meminimalkan konflik wilayah perbatasan. Pada

saat pelaksanaan kegiatan P2M tahun 2016, Kepala Desa Tua dan Desa Baru

sangat berharap program P2M selanjutnya mampu memfasilitasi mereka untuk

melakukan penegasan batas wilayah desa dan kemudian menuangkan kedalam

peta. Pihak aparat desa juga memberikan masukan apabila melakukan pemetaan

penegasan batas wilayah desa, harus melibatkan kedua aparat desa (Desa Tua dan

Baru), tokoh masyarakat, serta warga yang berada di wilayah perbatasan antara

kedua desa. Di samping itu muda-mudi sebagai ujung tombak dalam roda

pemerintahan masyarakat juga dipandang perlu untuk dilibatkan, disamping

mereka dapat mengetahui batas wilayah desa nya, mereka juga dipandang mampu

untuk mendampingi aparat desa dalam kaitannya menggunakan GPS untuk

melakukan akuisisi data batas wilayah desa.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kegiatan pengabdian kepada

masyarakat ini merupakan hal yang penting dilakukan untuk memberikan

pelatihan serta memfasilitasi aparat desa, tokoh masyarakat, pihak yang berada di

wilayah perbatasan serta muda-mudi, mengenai teknik pemetaan partisipatif

berbasis GPS. Dengan demikian harapannya mereka memiliki pengetahun dan

keterampilan membuat peta desa dan yang terpenting tersedianya peta batas

wilayah desa antara Desa Tua dan Desa Baru.

1.3. Identifikasi dan Rumusan Permasalahan

Berdasarkan analisis situasi yang telah dikemukakan, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

lain : 1) Aparat desa belum memiliki keterampilan melakukan pemetaan batas

wilayah desa, 2) Desa Baru dan Desa Tua belum memiliki peta batas wilayah.

Kondisi tersebut akan berpotensi menjadi permasalahan/konflik

dikemudian hari terutama di daerah perbatasan yang belum ditetapkan batasnya,

mengingat tahun 2012 kedua desa tersebut pernah mengalami konflik. Dengan

demikian perlu dilakukan suatu kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

4

memberikan pelatihan agar aparat desa, tokoh masyarakat, pemilik lahan di

wilayah perbatasan, dan muda-mudi mengetahui batas wilayah desanya serta

mampu mandiri melakukan pemetaan batas desa.

Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, maka permasalahan yang

menjadi prioritas untuk ditangani dalam program ini yaitu : 1) sosialisasi kepada

aparat desa, tokoh masyarakat, masyarakat di daerah perbatasan, muda-mudi

mengenai pentingnya pembuatan peta batas wilayah desa 2) memberikan

pelatihan kepada aparat desa, muda mudi dan diketahui oleh tokoh masyarakat

serta masyarakat di perbatasan mengenai metode pemetaan partisipatif berbasis

GPS untuk pembuatan peta batas wilayah desa.

1.4. Tujuan Kegiatan

Program pengabdian kepada masyarakat ini dirancang dalam bentuk

sosialisasi dan pelatihan yang bertujuan untuk :

a. Terbentuknya pengetahuan dan keterampilan aparat desa, tokoh

masyarakat, masyarakat di daerah perbatasan, muda-mudi mengenai

pentingnya pembuatan peta batas wilayah desa.

b. Menghasilkan peta batas wilayah desa antara Desa Tua dan Desa Baru.

1.5. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini

adalah aparat desa, tokoh masyarakat, muda mudi, pemilik lahan di wilayah

perbatasan antara Desa Tua dan Baru. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan

diambil masing-masing desa yaitu: 2 orang perwakilan aparat desa, 2 orang

perwakilan tokoh masyarakat, 2 orang perwakilan muda mudi dan 2 orang pemilik

lahan di daerah perbatasan.

1.6. Target dan Luaran

Target luaran dari P2M ini adalah berupa Peta Batas Wilayah Desa antara

Desa Tua dan Desa Baru. Luaran lainnya berupa modul/buku pedoman mengenai

pemanfaatan GPS untuk penegasan batas wilayah desa. Sebagian dari hasil

kegiatan ini akan dipublikasikan pada Jurnal Ber-ISSN.

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

5

BAB II

METODE PELAKSANAAN

Agar peserta mampu membuat peta batas wilayah desa secara partisipatif

berbasis GPS, bukan merupakan perkara yang mudah. Untuk itu perlu dilakukan

kerangka pemecahan masalah dalam program pengabdian pada masyarakat ini

yang merujuk pada diagram alir seperti tertuang pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Diagram Alir Pemecahan Masalah

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

EVALUASI

PRINT OUT PETA Proses Print Out

Peta

Evaluasi

Membuat Materi

Pelatihan

Melakukan

Sosialisasi dan

Bimbingan

Teknis

tidak

ya

Arti penting peta batas wilayah

desa

Cara pengoperasian GPS

Pedoman teknis pengukuran

batas wilayah desa secara

partisipatif berbasis GPS

Pedoman teknis pemetaan batas

wilayah desa secara digital

Sosialisasi arti penting peta

batas wilayah desa

Pengenalan GPS

Pengukuran batas wilayah

desa secara partisiatif

Pemetaan batas wilayah desa

secara digital

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

6

Berdasarkan diagram alir pemecahan masalah, dapat dijabarkan sebagai berikut.

3.1. Membuat Materi Pelatihan

Materi yang dibuat dirancang sesuai dengan karakteristik peserta yang

notabene adalah pemula. Dengan demikian materi dibuat sesederhana mungkin

dan secara sistematis tahap demi tahap. Materi yang akan dibuat dalam kegiatan

ini meliputi: (1) arti penting peta batas wilayah desa, (2) pengoperasioan GPS, (3)

pedoman teknis pengukuran batas wilayah desa secara partisipatif berbasis GPS,

(4) pedoman teknis pemetaan batas wilayah desa secara digital.

3.2. Memberikan Bimbingan Teknis

Bimbingan teknis akan dilakukan oleh 6 orang instruktur yang terdiri dari

1 ketua dan 2 orang anggota pelaksana serta dibantu 3 orang mahasiswa.

Instruktur akan mendampingi peserta, selama proses pemberian bimbingan teknis.

Bimbingan teknis yang akan diberikan selama kegiatan ini diawali dengan

sosialisasi mengenai arti penting batas wilayah desa serta bagaimana teknik

pemetaan partisipatif berbasis GPS. Pengenalan GPS diberikan karena GPS akan

digunakan sebagai alat untuk melakukan akuisisi data koordinat batas wilayah

admnistrasi. Setelah peserta dipandang mampu mengoperasikan GPS, maka

dilanjutkan dengan pendampingan proses pemetaan batas wilayah desa secara

partisipatif berbasis GPS. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu (1)

pengukuran batas wilayah desa di lapangan, dan (2) pemetaan batas wilayah

secara digital.

Pengukuran batas wilayah desa di lapangan sepenuhnya dilakukan oleh

peserta dan difasilitasi serta dipandu oleh tim pelaksana bersama tenaga lapangan.

Teknis pemetaan partisipatif yaitu aparat desa menunjukkan batas wilayah desa

yang sudah disetujui oleh pemilik lahan pada daerah yang berbatasan, kemudian

posisi tersebut akan diambil koordinatnya menggunakan GPS. Kegiatan ini

dilakukan sepanjang lokasi yang ditetapkan sebagai batas wilayah antar kedua

desa. Kemudian setelah melakukan pengukuran batas wilayah desa, data hasil

pengukuran di-ploting dan dilanjutkan dengan pemetaan batas wilayah desa secara

digital. Proses pemetaan secara digital akan dipandu oleh Tim Pelaksana sampai

akhirnya menjadi peta wilayah administrasi desa yang dilengkapi dengan unsur

kartografis.

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

7

3.3. Evaluasi Pelaksanaan Program

Evaluasi pelaksanaan program dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan peserta dalam mengikuti kegiatan. Proses evaluasi menggunakan

indikator ketercapaian kegiatan yang meliputi: keterampilan menggunakan GPS,

mengukur posisi batas wilayah, ploting data, serta proses pemetaan secara digital.

Apabila peserta sudah berhasil melakukan proses tersebut, maka peta batas

wilayah desa yang berhasil dibuat akan di-print out, tetapi apabila belum berhasil,

maka peserta akan diberikan bimbingan teknis lagi secara intensif, sehingga

diharapkan indikator ketercapaian terpenuhi.

Rencana evaluasi dalam kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh

mana pencapaian kegiatan yang direncanakan. Aspek yang menjadi indikator

pencapaian kegiatan adalah keterampilan menggunakan GPS, mengukur posisi

batas wilayah, ploting data, serta proses pemetaan secara digital.

Indikator ketercapaian kegiatan dan cara pengukurannya disajikan pada

Tabel berikut.

Tabel 2.1. Indikator dan Cara Pengukuran Ketercapaian Kegiatan

No Kriteria Penilaian Bobot

(%) Skor *)

Skor

total

1. Keterampilan menggunakan GPS

- Peserta bisa menjelaskan informasi koordinat yang

diperoleh dari pengukuran GPS

15

2. Keterampilan mengukur posisi batas wilayah

- Peserta mampu melakukan pengukuran posisi batas

wilayah desa menggunakan GPS dan mampu

menunjukkan akurasi hasil yang diperoleh

40

3. Keterampilan ploting data hasil pengukuran

- Peserta mampu mendownload hasil pengukuran dan

menyimpan datanya di komputer

- Peserta mampu menunjukkan ploting berupa

rangkaian titik hasil pengukuran batas wilayah desa

10

10

4. Keterampilan proses pemetaan secara digital

- Peserta mampu membuat peta batas wilayah desa

menggunakan software yang sudah disediakan

(ArcGIS) dan hasilnya harus sesuai kaidah kartografi

25

*) Rentangan skor 1 – 3

Ket :

1 = peserta tidak bisa; 2 = peserta bisa dengan bimbingan; 3 = peserta bisa sendiri

Skor total maksimal 300 dan minimal 100, peserta dikatakan berhasil

mengikuti program apabila skor total yang diperoleh > 50% atau > 150.

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

8

3.4. Proses Print Out Peta

Proses print out peta merupakan tahapan akhir agar peta yang sudah dibuat

bisa ditampilkan pada kertas. Proses print out akan dilakukan di percetakan yang

mampu mencetak peta dengan ukuran A0. Dengan demikian diakhir kegiatan ini

diperoleh hasil peta adminitrasi wilayah Desa Tua dan Desa Baru.

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

9

BAB III

HASIL DAN PEMBAHAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dirancang melalui tiga

tahapan utama yaitu : (a) tahapan membuat materi pelatihan, (b) tahapan

memberikan bimbingan teknis, (c) tahapan evaluasi program. Lebih jelasnya

mengenai hasil yang dapat disajikan dalam laporan kemajuan ini disajikan sebagai

berikut.

3.1. Hasil Tahapan Membuat Materi Pelatihan

Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam kegiatan pelatihan

pemanfaatan GPS untuk penegasan batas wilayah desa adalah membuat materi

pelatihan yang selanjutnya akan digunakan oleh peserta sebagai pedoman selama

kegiatan pelatihan. Materi pelatihan yang dibuat meliputi : (a) arti penting peta

batas wilayah desa, (b) cara pengoperasian GPS, (c) pedoman teknis pengukuran

batas wilayah desa secara partisipatif berbasis GPS, dan (d) pedoman teknis

pemetaan batas wilayah desa secara digital. Proses pembuatan materi ini

melibatkan mahasiswa sebagai tenaga pembantu terutama yang berkaitan dengan

teknis penyajian materi pelatihan. Selebihnya mengenai substansi materi

merupakan tanggung jawab dari tim pelaksana. Pada saat membuat materi

pelatihan tim pelaksana mempertimbangkan isi yang harus disajikan sesuai

dengan karakteristik dari peserta pelatihan. Peserta pelatihan ini adalah kategori

pemula, sehingga materi pelatihan yang dibuat diutamakan jelas dan mudah

dipahami.

Tahapan pembuatan materi pelatihan diawali dengan studi pustaka sesuai

materi yang relevan dalam kegiatan ini. Pokok materi yang dipersiapkan terdiri

dari (a) arti penting peta batas wilayah desa, (b) cara pengoperasian GPS, (c)

pedoman teknis pengukuran batas wilayah desa secara partisipatif berbasis GPS,

dan (d) pedoman teknis pemetaan batas wilayah desa secara digital. Materi

tentang arti penting batas wilayah merujuk pada Permendagri No 27 Tahun 2006

tentang penetapan dan penegasan batas desa. Materi cara pengoperasian GPS

menekankan pada konsep dasar GPS, kegunaannya dan cara menggunakannya.

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

10

Materi tentang teknis pengukuran berbasis GPS menekankan pada pemanfaat GPS

dalam melakukan akuisisi lokasi batas wilayah desa. Materi tentang teknis

pemetaan secara digital, menekankan pada cara ploting data GPS melalui proses

transfer data dari GPS ke komputer. Lebih rinci mengenai dokumentasi kegiatan

pembuatan materi pelatihan disajikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Kegiatan Penyusunan Materi Pelatihan

Kegiatan penyusunan materi pelatihan dilakukan di ruangan Jurusan D3

Survei dan Pemetaan selama 3 hari. Materi yang dihasilkan dari kegiatan ini

disajikan pada Lampiran 1. Materi tersebut selanjutnya akan diberikan kepada

masyarakat sebagai pedoman dalam melakukan penegasan batas wilayah desa.

3.2. Hasil Tahapan Memberikan Bimbingan Teknis

Kegiatan bimbingan teknis penegasan batas wilayah desa secara umum

dibagi menjadi dua tahapan utama yaitu (a) bimbingan teknis tentang pengukuran

batas wilayah desa di lapangan, dan (b) pemetaan batas wilayah secara digital.

Kegiatan bimbingan teknis pengukuran batas wilayah desa dilapangan ditujukan

untuk mengakuisisi koordinat-koordinat pada setiap batas wilayah desa. Lokasi

batas wilayah desa yang akan diakuisisi koordinatnya tidak hanya pada tapal batas

saja, melainkan juga sepanjang batas wilayah dengan interval jarak + 300 m.

Sebelum melakukan pengukuran di lapangan, terlebih dahulu dilakukan pendataan

tapal batas antara kedua desa. Berdasarkan informasi dari aparat desa, jumlah

tapal batas antara kedua desa adalah 5 tapal batas. Lokasi tapal batas tersebut

divisualisasikan pada Gambar 3.2.

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

11

Gambar 3.2. Lokasi Tapal Batas Antara Desa Tua dan Baru

Tapal batas desa tersebut kemudian disurvei lokasinya untuk mendapatkan

deskripsi masing-masing tapal batas desa. Dokumentasi ketika aparat desa

menunjukkan lokasi tapal batas desa di lapangan, disajikan melalaui Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Aparat Desa Saat Menunjukkan Lokasi Tapal Batas Desa

Berdasarkan Gambar 3.2 dan dikuatkan dengan survei tapal batas seperti pada

Gambar 3.3, deskripsi dari lokasi tapal batas desa tersebut adalah sebagai berikut.

Tapal Batas 1 : Lokasi tapal batas berada di Subak Belaluan (Barat Sawah

Pan Suari)

Tapal Batas 2 : Lokasi tapal batas berada di Subak Belaluan (Timur Sawah

Men Suarsih)

Tapal Batas 3 : Lokasi tapal batas berada di jalan utama marga apuan (Barat

Rumah Pak Arik)

Tapal Batas 4 : Lokasi tapal batas berada di jalan utama marga apuan (di

Dusun Bayan)

Tapal Batas 5 : Lokasi tapal batas berada di Subak Pama (di bagian utara

Dusun Bayan)

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

12

Merujuk pada lokasi tapal batas tersebut, kemudian dilakukan persiapan

jalur survei lapangan pada saat melakukan akuisisi koordinat batas wilayah desa.

Persiapan jalur survei mempertimbangkan kondisi eksisting tapal batas desa di

lapangan. Ilustrasi jalur survei disajikan melalui Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Jalur Survei Lapangan akuisisi koordinat batas wilayah desa

Berdasarkan pada Gambar 3.4, jalur survei lapangan batas wilayah desa

diawali dengan pendefinisian tapal batas nomor 3, kemudian bergerak ke arah

barat menuju tapal batas nomor 2 dan 1. Setelah sampai pada batas paling barat

antara kedua desa yaitu Tukad Kajang, proses pengukuran akan kembali ke tapal

batas nomor 3, kemudian bergerak ke arah timur menuju tapal batas nomo 4 dan 5

sampai akhirnya pada batas paling timur antara kedua desa yaitu Tukad Yeh Sungi.

Dengan demikian kegiatan survei batas wilayah desa dalam kegiatan ini

mnggunakan jalur 3 2 1 dan 3 4 5. Visualisasi saat melakukan survei

lapangan untuk penegasan batas wilayah desa disajikan melalui Gambar 3.5.

Page 18: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

13

Page 19: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

14

Gambar 3.5. Kegiatan Survei Lapangan

Selama kegiatan survei lapangan, peserta bertugas menunjukkan lokasi

batas wilayah desa. Pada saat yang bersamaan tim pelaksana bersama mahasiswa

melakukan akuisisi data menggunakan GPS. Berdasarkan kegiatan yang sudah

dilakukan, hasil pemetaan dalam format koordinat x,y kemudian didownload dan

diploting untuk melihat sebaran batas wilayah desa. Kegiatan download dan

ploting dalam laporan kemajuan ini masih dilakukan oleh tim pelaksana guna

menunjukkan hasil dari kegiatan survei batas wilayah desa. Berikut merupakan

daftar koordinat batas wilayah desa hasil survei lapangan beserta peta batas

wilayah desa.

Nomor Titik Koordinat

1 (299303,9070510)

2 (199473,9070311)

3 (299670,9070289)

4 (299722,9070540)

5 (299915,9070771)

6 (300137,9070986)

7 (300442,9071216)

Visualisasi dari sebaran koordinat tersebut disajikan melalui gambar sebagai

berikut.

Page 20: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

15

Gambar 3.6. Peta Batas Wilayah Desa Tua dan Baru

Tahapan selanjutnya setelah survei lapangan direncanakan kegiatan

pelatihan pemetaan secara digital menggunakan komputer. Namun, atas dasar

adanya pengurangan anggaran, sehingga kegiatan pengabdian hanya bisa

Page 21: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

16

dilakukan terbatas pada kegiatan akuisisi batas wilayah desa menggunakan

metode pemetaan partisipatif berbasis GPS.

Setelah melalui tahapan survey lapangan yang sekaligus bersamaan dengan

kegiatan akuisisi batas wilayah desa secara partisipatif, maka hasilnya kemudian

digunakan sebagai dasar untuk membuat peta batas wilayah desa. Desa yang

mengalami pemekaran dalam kegiatan ini awalnya merupakan satu desa yaitu

Desa Tua, kemudian mengalami pemekaran menjadi Desa Tua dan Desa Baru.

Selanjutnya dalam kegiatan P2M ini desa yang dijadikan subyek adalah Desa Tua.

Dengan demikian peta batas wilayah desa yang dilakukan proses finalisasi adalah

Desa Tua. Proses finalisasi penyajian kenampakan permukaan bumi ke dalam

bidang datar atau yang diistilahkan dengan proses pemetaan dalam kegiatan ini

menggunakan software ArcGIS. Tahapan yang dilalui untuk membuat peta batas

wilayah desa yaitu :

a. Pastikan bahwa koordinat batas wilayah desa sudah diperoleh pada saat

kegiatan survey lapangan.

b. Plotting data batas wilayah desa hasil pemetaan secara partisipatif.

c. Buka peta Desa Tua (sebelum mengalami pemekaran).

d. Lakukan overlay antara batas wilayah desa hasil pemetaan secara

partisipatif dengan peta Desa Tua sebelum mengalami pemekaran.

e. Kemudian lakukan digitasi batas wilayah desa, sehingga peta Desa Tua

sebelum mengalami pemekaran menjadi 2 wilayah bagian yaitu Desa

Tua dan Desa Baru.

f. Jika dibutuhkan tambahkan informasi kenampakan spasial yang ada di

wilayah desa, seperti sekolah, pura, kantor desa serta infrastruktur

umum lainnya.

g. Lakukan proses layout peta.

Setelah melalui proses tersebut di atas, maka diperoleh peta wilayah Desa

Tua sebagaimana disajikan melalui Gambar 3.7.

Page 22: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

17

Gambar 3.7. Peta Wilayah Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan

Page 23: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

18

Selanjutnya peta tersebut akan diserahkan kepada aparat desa. Namun

sebelum digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan di Desa, peta

tersebut akan dilakukan proses sinkronisasi dengan peta batas wilayah desa hasil

pemetaan secara kartometrik oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).

3.3. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Program

Berdasarkan evaluasi hasilnya dapat dikemukakan beberapa hal secara

umum yaitu terkait penguasan pengetahuan/materi pelatihan belum maksimal

terutama tentang pemahaman masyarakat tentang penggunaan GPS. Hal ini

disebabkan karena pengenalan lebih lanjut tentang GPS dalam kegiatan ini belum

diberikan terutama pemetaan secara digital. Walaupun demikian masyarakat

sudah tidak asing lagi dengan alat GPS terutama muda-mudi yang menurut

mereka dalam android sudah include GPS navigasi. Dari segi respon terhadap

pentingnya kegiatan ini dilakukan, peserta merespon dengan baik dan memang

perlu dikembangkan karena pemahaman tentang batas wilayah desa sangat perlu

diberikan terutama kepada muda-mudi.

Page 24: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

19

BAB IV

SIMPULAN

4.1. Simpulan

Secara umum kegiatan penegasan batas wilayah desa sudah terlaksana

dengan baik terutama kegiatan survei lapangan untuk mengakuisisi dan mengenali

batas wilayah desa. Hasil akhir yang diperoleh dari kegiatan ini adalah berupa

peta wilayah Desa Tua hasil pemetaan secara partisipatif. Lebih dari itu kegiatan

ini juga mampu membangun pemahaman bersama masyarakat mengenai arti

penting batas wilayah desa, sehinga diharapkan mampu membendung adanya

konflik horisontal yang disebabkan oleh perselisihan batas wilayah desa.

Walaupun demikian, peta hasil kegiatan pengabdian ini masih dilakukan proses

sinkronisasi dengan peta batas wilayah desa hasil pemetaan secara kartometrik

oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).

4.2. Saran

Saran yang dapat diberikan merujuk pada kegiatan yang sudah dilakukan

yaitu :

1. Ketika ada pertemuan-pertemuan bersama masyarakat, aparat desa agar

mensosialisasikan pentingnya pemahaman mengenai batas wilayah desa

guna meminimalisir terjadinya konflik horisontal yang disebabkan oleh

perselisihan batas wilayah desa.

2. Pemerintah dalam hal ini aparat desa perlu melakukan koordinasi

kepada pemerintah di tingkat kecamatan atau kabupaten mengenai peta

batas wilayah hasil kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan,

terutama mengenai koordinasi peta hasil kegiatan pengabdian dengan

peta hasil pemetaan secara kartometrik oleh BIG.

3. Perlu dilakukan pendampingan khusus mengenai pemetaan digital

berbasis komputer untuk meningkatkan keterampilan masyarakat

terutama aparat desa dalam membuat peta desa.

Page 25: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_0820018902_2017.pdfBATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

20

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Hasanudin Z. 2001. Geodesi Satelit. Jakarta:PT Pradnya Paramita.

Arita, Dewi dan Andri Pranolo. 2014. Pemanfaatan Aplikasi Google Earth

Sebagai Media Pembelajaran Gografis Menggunakan Metode Image

Enhancement. Makalah dalam rangka Simposium Nasional RAPI XIII-

2014 FT UMS.

Departemen Dalam Negeri RI. 2007. UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi

Geospasial

Permendagri No 27 Tahun 2006 Tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa.

Subaryono dan Djawahir. 2004. Pengantar Geodesi Geomatika. Bahan Ajar.

Universitas Gadjah Mada.

Sukwardjono dan Mas Sukoco. 1997. Kartografi Dasar. Bahan Ajar. Universitas

Gadjah Mada.

Trisakti, Bambang. 2012. Pemanfaatan Data Citra Satelit dalam Mendukung

Pengelolaan SDA. Makalah. Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Informasi

Geografi dalam Perencanaan Ruang Konservasi-2012 Bogor.

USAID. 2016. Pelatihan Pemetaan Partisipatif di Sekitar Kawasan Daerah Aliran

Sungai Deli. Laporan Kegiatan. Enviromental Services Program