laporan akhir material requirement planning

23
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) DISUSUN OLEH: Kelompok : 5 (Lima) Nama / NPM : 1. Enry Umar /32412510 4.Risky Arga U. /36412595 2. Frans Surya /33412035 5.VissiValent F. /37412610 3. Moch Yogi Isman /35412133 Shift/Tanggal : 2 (Dua)/27 April 2015 AsistenPembimbing : Kristian Putra Efendi Nilai : ParafAsisten : LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT

Upload: riskyargaumbaara

Post on 15-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Berisikan latar belakang, serta studi kasus serta pembahasan dalam penulisa laporan akhir material requirement planning

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akhir Material Requirement Planning

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI

(MATERIAL REQUIREMENT PLANNING)

DISUSUN OLEH:

Kelompok : 5 (Lima)

Nama / NPM :

1. Enry Umar /32412510 4.Risky Arga U. /36412595

2. Frans Surya /33412035 5.VissiValent F. /37412610

3. Moch Yogi Isman /35412133

Shift/Tanggal : 2 (Dua)/27 April 2015

AsistenPembimbing : Kristian Putra Efendi

Nilai :

ParafAsisten :

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

BEKASI

2015

Page 2: Laporan Akhir Material Requirement Planning

METODOLOGI PENULISAN

Langkah pertama dengan memasukan input data yang diperoleh dari struktur produk, daftar material, jadwal induk produksi, status persediaan, dan jadwal pemesanan yang direncanakan. Langkah selanjutnya yang kedua yaitu menentukan kebutuhan kotor dari proses produksi yang dilanjutkan dengan menentukan netting atau kebutuhan bersihnya. Langkah ketiga adalah menentukan lotting yaitu pesanan optimal dari setiap item secara individual yang dilanjutkan dengan menentukan offseting dengan menggunakan metode lead time yang dilanjutkan dengan memproses menggunakan MRP apabila tidak sesuai akan dilakukan exploding yaitu proses perhitungan kebutuhan kotor untuk level paling bawah dalam struktur produk didasarkan atas rencana dari tingkat pemesanannya.

HASIL DAN PEMBAHASANPembahasan jurnal material requirement planning adalah membahas

perhitungan komponen atau bahan yang dibutuhkan untuk memenuhi target produksi yaitu pembuatan rak bendel multiguna. Menyusun tabel MRP utuk masing-masing komponen, perakitan, hingga produk akhir yaitu rak bendel multiguna membutuhkan data penunjang berupa jadwal perencanaan agregat, struktur produk explosion, BOM explosion dan schedule receipt. Berikut adalah data-data penunjang yang dibutuhkan.

Tabel 1. Jadwal Perencanaan Agregat

Periode Data PeramalanPerencanaan

Agregat1 768 7682 682 6823 684 7774 687 7425 688 6886 690 7427 692 6928 693 7069 695 74210 698 74211 699 74212 700 777

Selain membutuhkan data penunjang berupa data permintaa konsumen dan hasil perencanaan agregatnya, perusahaan juga membutuhkan masukkan lain untuk menerapkan MRP. Masukkan lain yang dibutuhkan adalah struktur produk rak bendel multi guna berikut merupakan struktur produknya.

Page 3: Laporan Akhir Material Requirement Planning

Gambar 1. Struktur Produk Explosion Produk Rak Bendel Multi Guna

Masukkan yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem MRP adalah daftar yang menunjukkan komponen-komponen yang digunakan dalam penyusunan sebuah produk rak bendel serba guna dan kuantitas setiap part atau komponen. Susunan komponen-komponen diseuaikan dengan struktur produk explosion, bagian paling atas pada bom explosion adalah rak bendel multiguna dan diikuti komponen-komponennya komponen satu adalah papan atas, komponen kedua adalah papan sekat tengah dan ketiga adalah papan sekat kecil, keempat adalah papan samping, kelima adalah papan belakang, keenam adalah papan bawah dan terakhir adalah komponen pendukung yaitu sekrup. Pengerjaan hitungan mrp diurutkan sesuai BOM dan struktur produknya.

Tabel 2. BOM Explosion

No. Level Kode Deskripsi Kuantitas1 0 RBM Rak Bendel Multiguna 12 1 PA Papan Atas 13 2 PST Papan Sekat Tengah 14 3 PSKL Papan Sekat Kecil 15 4 PSMPG Papan Samping 26 5 PB Papan Belakang 17 6 PBWH Papan Bawah 18 1,2,3,4,5 SKP Sekrup 50

Tabel scheduled receipt dan inventory status berisikan data mengenai jadwal penerimaan material. Waktu tenggang atau lead time dari kedatangan produk dari masing-masing supplier. Berisikan data persediaan material yang sudah ada di tangan atau Begin Inventory.

Tabel 3. Schedule Receipt

No Part Part Due schedule Lot size Satuan Lead Begin Quantity

Page 4: Laporan Akhir Material Requirement Planning

number name date receives time Inventory1 - RBM 0 0 LFL pcs 0 0 12 001 PA 3 253 25 Lbr 1 203 13 002 PST 3 394 25 Lbr 1 200 14 003 PSKL 1;2 250;304 25 Lbr 2 167 15 004 PSMPG 1;3 208;300 25 Lbr 1 255 26 005 PB 3 290 25 Lbr 2 204 17 006 PBWH 1;2 250;366 25 Lbr 1 255 18 007 SRP 2 234 50 pcs 2 321 18

Schedule receipt diatas menunjukkan penomoran setiap partisi produk seperti part 001 menunjukkan komponen PA atau Papan Atas. Due dates menunjukkan pada periode keberapa produk tersebut akan sampai, dan jumlah yang akan diterima pada periode yang dituliskan. Jumlah dan jenis lotnya dapat diketahui pada lot sizenya, untuk RBM atau produk rak bendel multi guna jenis lotnya adalah lot for lot yang berarti jumlah lot yang dipesan sama dengan jumlah kebutuhan perusahaan pada periode tersebut. Begin inventory pada komponen pertama menunjukkan jumlahnya 204 dengan waktu tenggangnya selama 2 periode. Quantity menunjukkan jumlah dari setiap komponen penyusun berdasarkan satuannya untuk rak bendel multiguna satuany adalah unit dengan jumlah atau kuantitas sebanyak 1 buah.

Tabel 4. Perhitungan MRP Rak Bendel Multiguna

Part Number : - Lot Size : LFL Lead Time : 0Part Name : RBM Level : 0 Qty : 1Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

GR 768 682 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777SR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0BI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0NR 768 682 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777

PORt 768 682 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777PEI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PORel 768 682 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777

Contoh Perhitungan :GR (Gross Requirement) = Perencanaan produksi agregat = 768 unit produkSR (Scheduled Receipt) = Sesuai due dates = 0 unitBI Periode (Begin Inventory) = Begin Inventory = 0 unitNR(Net Requirement) = GR - SR - BI

= 768 - 0 - 0 = 768

PORt (Periode 1) =

NR ( Periode Sebelum)Lot Size =

7680 = 768

PORt (Periode 2) =

NR ( Periode Sebelum)Lot Size =

7680 = 768

= 768 x Lot Size = 768PEI (Periode 1) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1)

Page 5: Laporan Akhir Material Requirement Planning

= 768 – 768 = 0PEI (Periode 2) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1) + PEI(Periode 1)

= 682 – 682 + 0 = 0PORel (Periode 1) = Merupakan Nilai PORt berdasarkan lead timenya

= 768Perhitungan diatas menunjukkan nilai kebutuhan kotor produk (Gross

Requirement) berdasarkan perencanaan aggregat sebesar 768 unit produk rak bendel serba guna. Perhitungan juga menunjukkan nilai due dates sebesar 0 unit, begining inventory menunjukkan persediaan awal yang ada ditangan perusahaan sebagai persediaan awal. Net requirement menunjukkan nilai kebutuhan bersih yang harus diproduksi yaitu kebutuhan kotor dikurangi jumlah persediaan awal dan SR. POR atau Planned Order Receipt menunjukkan jumlah produk yang dapat disediakan oleh supplier berdasarkan jumlah lot. Pei atau Planned Ended Inventory merupakan sisa atau selisih antara kebutuhan bersih yang akan diproduksi perusahaan dengan banyaknya unit yang dapat disediakan oleh supplier. POREL atau Planned Order Release merupakan banyaknya produk yang harus dipesan untuk ememnuhi permintaan pada periode tertentu berdasarkan lead time suatu komponen atau produk data diatas memiliki lead time atau waktu tenggang 0 sehingga pemesanan dilakukan pada periode yang sama pada saat produk akan diberikan dengan jumlah pada periode satu sebanyak 768 unit rak bendel multi guna.

Tabel 5. Perhitungan MRP Papan Atas

Part Number : 001 Lot Size : 25 Lead Time : 1Part Name : PA Level : 2 Qty : 1Period

e1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

GR 768

682 777 742 688 742

692 706 742 742

742 777

SR 0 0 253 0 0 0 0 0 0 0 0 0BI 20

30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

NR 565

682 524 742 688 742

692 706 742 742

742 777

PORt 575

675 525 750 700 725

700 700 750 725

750 775

PEI 10 3 4 12 24 7 15 9 17 0 8 6PORel 67

5525 750 700 725 70

0700 750 725 75

0775 0

Contoh Perhitungan :GR (Gross Requirement) = Perencanaan produksi agregat = 768 unit produkSR (Scheduled Receipt) = Sesuai due dates = 253 unit(3)

BI Periode (Begin Inventory) = Begin Inventory = 203 unitNR(Net Requirement) = GR - SR - BI

= 768 - 0 - 203 = 565s

Page 6: Laporan Akhir Material Requirement Planning

PORt (Periode 1) =

NR ( Periode Sebelum)Lot Size x Lot size NR

=

56525 =22,6

≈23

= 23 x 25 = 575

PORt (Periode 2) =

NR(Periode 2)-PEI(Periode Sebelum )

Lot Size x Lot size NR

=

682−1025 =26,88

≈27

= 27 x 25 = 675PEI (Periode 1) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1)

= 575 – 565 = 10PEI (Periode 2) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1) + PEI(Periode 1)

= 675 – 682 + 10 = 3PORel (Periode 1) = Merupakan Nilai PORt berdasarkan lead timenya

= 675Perhitungan diatas menunjukkan nilai kebutuhan kotor produk (Gross

Requirement) berdasarkan perencanaan aggregat sebesar 768 unit produk rak bendel serba guna. Perhitungan juga menunjukkan nilai due dates pada periode 3(tiga) akan menerima schedule receipt (SR) sebanyak 253 unit, begining inventory menunjukkan persediaan awal yang ada ditangan perusahaan sebagai persediaan awal pada komponen papan atas terdapat 203 persediaan awal digudang perusahaan. Net requirement menunjukkan nilai kebutuhan bersih yang harus diproduksi yaitu kebutuhan kotor dikurangi jumlah persediaan awal dan SR. POR atau Planned Order Receipt menunjukkan jumlah produk yang dapat disediakan oleh supplier berdasarkan jumlah lot, pada periode pertama diketahui nilai PORt sebesar 565 unit. PEI atau Planned Ended Inventory merupakan sisa atau selisih antara kebutuhan bersih yang akan diproduksi perusahaan dengan banyaknya unit yang dapat disediakan oleh supplier, pada periode pertama diketahui bahwa nlai selisih atau nilai PEInya sebesar 10. POREL atau Planned Order Release merupakan banyaknya produk yang harus dipesan untuk ememnuhi permintaan pada periode tertentu berdasarkan lead time suatu komponen atau produk data diatas memiliki lead time atau waktu tenggang 1 sehingga pemesanan dilakukan pada satu periode sebelum komponen tersebut akan digunakan, komponen papan atas yang dipesan sebanyak 565 unit pada periode pertama.

Tabel 6.Perhitungan MRP Papan Sekat Tengah

Part Number : 002 Lot Size : 25 Lead Time : 1Part Name : PST Level : 5 Qty : 1Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

GR 768 682 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777SR 0 0 394 0 0 0 0 0 0 0 0 0BI 200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0NR 768 682 383 742 688 742 692 706 742 742 742 777

Page 7: Laporan Akhir Material Requirement Planning

PORt 775 675 400 725 700 750 675 725 725 750 750 775PEI 7 0 17 0 12 20 3 22 5 13 21 19

PORel 675 400 725 700 750 675 725 725 750 750 775 0

Contoh Perhitungan :GR (Gross Requirement) = Perencanaan produksi agregat = 768 unit produkSR (Scheduled Receipt) = Sesuai due dates = 253 unit(3)

BI Periode (Begin Inventory) = Begin Inventory = 203 unitNR(Net Requirement) = GR - SR - BI

= 768 - 0 - 203 = 565

PORt (Periode 1) =

NR ( Periode Sebelum)Lot Size x Lot size NR

=

76825 =30,72

≈31

= 31 x 25 = 775

PORt (Periode 2) =

NR(Periode 2)-PEI(Periode Sebelum )

Lot Size x Lot size NR

=

682−1025 =26,88

≈27

= 27 x 25 = 675 PEI (Periode 1) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1)

= 775 – 768 = 7PEI (Periode 2) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1) + PEI(Periode 1)

= 675 – 682 + 7 = 0PORel (Periode 1) = Merupakan Nilai PORt berdasarkan lead timenya

= 565 Perhitungan diatas menunjukkan nilai kebutuhan kotor produk (Gross

Requirement) berdasarkan perencanaan aggregat sebesar 768 unit komponen papan sekat tengah. Perhitungan juga menunjukkan nilai due dates pada periode 3(tiga) akan menerima schedule receipt (SR) sebanyak 253 unit, begining inventory menunjukkan persediaan awal yang ada ditangan perusahaan sebagai persediaan awal pada komponen papan atas terdapat 203 persediaan awal digudang perusahaan. Net requirement menunjukkan nilai kebutuhan bersih yang harus diproduksi yaitu kebutuhan kotor dikurangi jumlah persediaan awal dan SR. POR atau Planned Order Receipt menunjukkan jumlah produk yang dapat disediakan oleh supplier berdasarkan jumlah lot, pada periode pertama diketahui nilai PORt sebesar 565 unit. PEI atau Planned Ended Inventory merupakan sisa atau selisih antara kebutuhan bersih yang akan diproduksi perusahaan dengan banyaknya unit yang dapat disediakan oleh supplier, pada periode pertama diketahui bahwa nlai selisih atau nilai PEInya sebesar 10. POREL atau Planned Order Release merupakan banyaknya produk yang harus dipesan untuk ememnuhi permintaan pada periode tertentu berdasarkan lead time suatu komponen atau produk data diatas memiliki lead time atau waktu tenggang 1 sehingga pemesanan dilakukan pada satu periode sebelum komponen tersebut

Page 8: Laporan Akhir Material Requirement Planning

akan digunakan, komponen papan atas yang dipesan sebanyak 565 unit pada periode pertama.

Tabel 7. Perhitungan MRP Papan Sekat Kecil

Part Number : 003 Lot Size : 25 Lead Time : 2Part Name : PSKL Level : 4 Qty : 1Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

GR 768 682 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777SR 250 304 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0BI 167 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0NR 351 378 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777

PORt 375 375 775 725 700 750 675 725 725 750 750 775PEI 24 21 19 2 14 22 5 24 7 15 23 21

PORel 775 725 700 750 675 725 725 750 750 775 0 0

Contoh Perhitungan :GR (Gross Requirement) = Perencanaan produksi agregat = 768 unit produkSR (Scheduled Receipt) = Sesuai due dates = 250(1) dan 304(2)

BI Periode (Begin Inventory) = Begin Inventory = 167 unitNR(Net Requirement) = GR - SR - BI

= 768 - 250 - 167 = 351

PORt (Periode 1) =

NR ( Periode Sebelum)Lot Size x Lot size NR

=

35125 =14,04

≈15

= 15 x 25 = 375

PORt (Periode 2) =

NR(Periode 2)-PEI(Periode Sebelum )

Lot Size x Lot size NR

=

378−2425 =14,16

≈15

= 15 x 25 = 375PEI (Periode 1) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1)

= 375 – 351 = 24PORel (Periode 1) = Merupakan Nilai PORt berdasarkan lead timenya

= 775Perhitungan diatas menunjukkan nilai kebutuhan kotor produk (Gross

Requirement) berdasarkan perencanaan aggregat sebesar 768 unit produk rak bendel serba guna. Perhitungan juga menunjukkan nilai due dates pada periode 1(satu) akan menerima schedule receipt (SR) sebanyak 250 unit, dan pada periode kedua akan menerima komponen sebanyak 304 unit. Begining inventory menunjukkan persediaan awal yang ada ditangan perusahaan sebagai persediaan awal pada komponen papan atas terdapat 167 persediaan awal digudang perusahaan. Net requirement menunjukkan nilai kebutuhan bersih yang harus diproduksi yaitu kebutuhan kotor dikurangi jumlah persediaan awal dan SR,

Page 9: Laporan Akhir Material Requirement Planning

kebutuhan bersih perusahaan pada periode pertama adalah 351 unit. POR atau Planned Order Receipt menunjukkan jumlah produk yang dapat disediakan oleh supplier berdasarkan jumlah lot, pada periode pertama diketahui nilai POR t

sebesar 375 unit. PEI atau Planned Ended Inventory merupakan sisa atau selisih antara kebutuhan bersih yang akan diproduksi perusahaan dengan banyaknya unit yang dapat disediakan oleh supplier, pada periode pertama diketahui bahwa nlai selisih atau nilai PEInya sebesar 24. POREL atau Planned Order Release merupakan banyaknya produk yang harus dipesan untuk ememnuhi permintaan pada periode tertentu berdasarkan lead time suatu komponen atau produk data diatas memiliki lead time atau waktu tenggang 2 sehingga pemesanan dilakukan pada dua periode sebelum komponen tersebut akan digunakan, komponen papan atas yang dipesan sebanyak 775 unit pada periode pertama.

Tabel 8. Perhitungan MRP Papan Samping

Part Number : 004 Lot Size : 25 Lead Time : 1Part Name : PSMPG Level : 4 Qty : 2

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12GR 1536 1364 1554 1484 1376 1484 1384 1412 1484 1484 1484 1554SR 208 0 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0BI 255 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0NR 1073 1364 1254 1484 1376 1484 1384 1412 1484 1484 1484 1554

PORt 1075 1375 1250 1475 1400 1475 1375 1425 1475 1475 1500 1550PEI 2 13 9 0 24 15 6 19 10 1 17 13

PORel 1375 1250 1475 1400 1475 1375 1425 1475 1475 1500 1550 0

Contoh Perhitungan :GR (Gross Requirement) = Perencanaan produksi agregat = 1536 unit SR (Scheduled Receipt) = Sesuai due dates = 208(1) dan 300(2)

BI Periode (Begin Inventory) = Begin Inventory = 255 unitNR(Net Requirement) = GR - SR - BI

= 1536 - 208 - 255 = 1073

PORt (Periode 1) =

NR ( Periode Sebelum)Lot Size x Lot size NR

=

107325 =42,92

≈43

= 43 x 25 = 1075

PORt (Periode 2) =

NR(Periode 2)-PEI(Periode Sebelum )

Lot Size x Lot size NR

=

1364−225 =54,48

≈55

= 55 x 25 = 1375 PEI (Periode 1) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1)

= 1075 – 1073 = 2PEI (Periode 2) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1) + PEI(Periode 1)

Page 10: Laporan Akhir Material Requirement Planning

= 1375 – 1364 + 2 = 13PORel (Periode 1) = Merupakan Nilai PORt berdasarkan lead timenya

= 1375Perhitungan diatas menunjukkan nilai kebutuhan kotor produk (Gross

Requirement) berdasarkan perencanaan aggregat sebesar 1536 unit komponen papan samping jumlah tersebut didapatkan karena kebutuhan untuk membuat satu produk rak bendel multi guna adalah 2 buah papan samping sehingga hasil perencanaan aggregatnya atau demand dikalikan 2. Perhitungan juga menunjukkan nilai due dates pada periode 1(satu) akan menerima schedule receipt (SR) sebanyak 208 unit, dan pada periode kedua akan menerima komponen sebanyak 300 unit. Begining inventory menunjukkan persediaan awal yang ada ditangan perusahaan sebagai persediaan awal pada komponen papan atas terdapat 255 persediaan awal digudang perusahaan. Net requirement menunjukkan nilai kebutuhan bersih yang harus diproduksi yaitu kebutuhan kotor dikurangi jumlah persediaan awal dan SR, kebutuhan bersih perusahaan pada periode pertama adalah 1073 unit. POR atau Planned Order Receipt menunjukkan jumlah produk yang dapat disediakan oleh supplier berdasarkan jumlah lot, pada periode pertama diketahui nilai PORt sebesar 1075 unit. PEI atau Planned Ended Inventory merupakan sisa atau selisih antara kebutuhan bersih yang akan diproduksi perusahaan dengan banyaknya unit yang dapat disediakan oleh supplier, pada periode pertama diketahui bahwa nlai selisih atau nilai PEInya sebesar 2. POREL atau Planned Order Release merupakan banyaknya produk yang harus dipesan untuk ememnuhi permintaan pada periode tertentu berdasarkan lead time suatu komponen atau produk data diatas memiliki lead time atau waktu tenggang 1 sehingga pemesanan dilakukan pada 1 periode sebelum komponen tersebut akan digunakan, komponen papan atas yang dipesan sebanyak 1375 unit pada periode pertama.

Tabel 9. Perhitungan MRP Papan Belakang

Part Number : 005 Lot Size : 25 Lead Time : 2Part Name : PB Level : 1 Qty : 1

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12GR 768 682 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777SR 0 0 290 0 0 0 0 0 0 0 0 0BI 204 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0NR 564 682 487 742 688 742 692 706 742 742 742 777

PORt 575 675 500 725 700 750 675 725 725 750 750 775PEI 11 4 17 0 12 20 3 22 5 13 21 19

PORel 500 725 700 750 675 725 725 750 750 775 0 0

Contoh Perhitungan :GR (Gross Requirement) = Perencanaan produksi agregat = 768 unit SR (Scheduled Receipt) = Sesuai due dates = 290(3)

BI Periode (Begin Inventory) = Begin Inventory = 204 unitNR(Net Requirement) = GR - SR - BI

= 768 - 0 - 204

Page 11: Laporan Akhir Material Requirement Planning

= 564

PORt (Periode 1) =

NR ( Periode Sebelum)Lot Size x Lot size NR

=

56425 =22,56

≈23

= 23 x 25 = 575

PORt (Periode 2) =

NR(Periode 2)-PEI(Periode Sebelum )

Lot Size x Lot size NR

=

682−1125 =26,84

≈27

= 27 x 25 = 675 PEI (Periode 1) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1)

= 575 – 564 = 11PEI (Periode 2) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1) + PEI(Periode 1)

= 675 – 682+ 11 = 4PORel (Periode 1) = Merupakan Nilai PORt berdasarkan lead timenya

= 500Perhitungan diatas menunjukkan nilai kebutuhan kotor produk (Gross

Requirement) berdasarkan perencanaan aggregat sebesar 768 unit komponen papan belakang jumlah tersebut didapatkan karena kebutuhan untuk membuat satu produk rak bendel multi guna adalah 1 buah papan samping . Perhitungan juga menunjukkan nilai due dates pada periode 3(tiga) akan menerima schedule receipt (SR) sebanyak 290 unit. Begining inventory menunjukkan persediaan awal yang ada ditangan perusahaan sebagai persediaan awal pada komponen papan atas terdapat 204 persediaan awal digudang perusahaan. Net requirement menunjukkan nilai kebutuhan bersih yang harus diproduksi yaitu kebutuhan kotor dikurangi jumlah persediaan awal dan SR, kebutuhan bersih perusahaan pada periode pertama adalah 564 unit. POR atau Planned Order Receipt menunjukkan jumlah produk yang dapat disediakan oleh supplier berdasarkan jumlah lot, pada periode pertama diketahui nilai PORt sebesar 575 unit. PEI atau Planned Ended Inventory merupakan sisa atau selisih antara kebutuhan bersih yang akan diproduksi perusahaan dengan banyaknya unit yang dapat disediakan oleh supplier, pada periode pertama diketahui bahwa nlai selisih atau nilai PEInya sebesar 2. POREL atau Planned Order Release merupakan banyaknya produk yang harus dipesan untuk ememnuhi permintaan pada periode tertentu berdasarkan lead time suatu komponen atau produk data diatas memiliki lead time atau waktu tenggang 2 sehingga pemesanan dilakukan pada 2 periode sebelum komponen tersebut akan digunakan, komponen papan atas yang dipesan sebanyak 500 unit pada periode pertama.

Tabel 10. Perhitungan MRP Papan Bawah

Part Number : 006 Lot Size : 25 Lead Time : 1Part Name : PBWH Level : 3 Qty : 1Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

GR 768 682 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777SR 250 366 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 12: Laporan Akhir Material Requirement Planning

BI 255 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0NR 263 316 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777

PORt 275 325 775 725 700 750 675 725 725 750 750 775PEI 12 21 19 2 14 22 5 24 7 15 23 21

PORel 325 775 725 700 750 675 725 725 750 750 775 0

Contoh Perhitungan :GR (Gross Requirement) = Perencanaan produksi agregat = 768 unit SR (Scheduled Receipt) = Sesuai due dates = 250(1) ; 366(2)

BI Periode (Begin Inventory) = Begin Inventory = 255 unitNR(Net Requirement) = GR - SR - BI

= 768 – 250 - 255 = 263

PORt (Periode 1) =

NR ( Periode Sebelum)Lot Size x Lot size NR

=

26325 =10,52

≈11

= 11 x 25 = 275

PORt (Periode 2) =

NR(Periode 2)-PEI(Periode Sebelum )

Lot Size x Lot size NR

=

316−1125 =12,22

≈ 13

= 13 x 25 = 325 PEI (Periode 1) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1)

= 275 – 263 = 12PEI (Periode 2) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1) + PEI(Periode 1)

= 316 – 325+ 12 = 21PORel (Periode 1) = Merupakan Nilai PORt berdasarkan lead timenya

= 500Perhitungan diatas menunjukkan nilai kebutuhan kotor produk (Gross

Requirement) berdasarkan perencanaan aggregat sebesar 768 unit komponen papan bawah jumlah tersebut didapatkan karena kebutuhan untuk membuat satu produk rak bendel multi guna adalah 1 buah papan bawah. Perhitungan juga menunjukkan nilai due dates pada periode 1(satu) akan menerima schedule receipt (SR) sebanyak 250 unit dan akan mendapatkan kiriman pada periode kedua sebanyak 366 unit. Begining inventory menunjukkan persediaan awal yang ada ditangan perusahaan sebagai persediaan awal pada komponen papan bawah terdapat 255 unit persediaan awal digudang perusahaan. Net requirement menunjukkan nilai kebutuhan bersih yang harus diproduksi yaitu kebutuhan kotor dikurangi jumlah persediaan awal dan SR, kebutuhan bersih perusahaan pada periode pertama adalah 263 unit. POR atau Planned Order Receipt menunjukkan jumlah produk yang dapat disediakan oleh supplier berdasarkan jumlah lot, pada periode pertama diketahui nilai PORt sebesar 275 unit. PEI atau Planned Ended Inventory merupakan sisa atau selisih antara kebutuhan bersih yang akan diproduksi perusahaan dengan banyaknya unit yang dapat disediakan oleh

Page 13: Laporan Akhir Material Requirement Planning

supplier, pada periode pertama diketahui bahwa nlai selisih atau nilai PEInya sebesar 12. POREL atau Planned Order Release merupakan banyaknya produk yang harus dipesan untuk ememnuhi permintaan pada periode tertentu berdasarkan lead time suatu komponen atau produk data diatas memiliki lead time atau waktu tenggang 1 sehingga pemesanan dilakukan pada 1 periode sebelum komponen tersebut akan digunakan, komponen papan atas yang dipesan sebanyak 275 unit pada periode pertama.

Tabel 11. Perhitungan MRP Sekrup 2cm

Part Number : 007 Lot Size : 18 Lead Time : 2Part Name : SKP Level : 7 Qty :18Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

GR 13824 12276 13986 13356 12384 13356 12456 12708 13356 13356 13356 13986SR 0 234 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

BI 321 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

NR 13503 12042 13986 13356 12384 13356 12456 12708 13356 13356 13356 13986

PORt 13525 12025 14000 13375 12400 13375 12475 12725 13375 13375 13375 14000PEI 22 5 19 13 4 23 17 9 3 0 0 0

PORel 14000 13375 12400 13375 12475 12725 13375 13375 13375 14000 0 0

Contoh Perhitungan :GR (Gross Requirement) = Perencanaan produksi agregat = 13824unit SR (Scheduled Receipt) = Sesuai due dates = 234(2)

BI Periode (Begin Inventory) = Begin Inventory = 321 unitNR(Net Requirement) = GR - SR - BI

= 13824 - 0 - 321 = 13503

PORt (Periode 1) =

NR ( Periode Sebelum)Lot Size x Lot size NR

=

1350325 =540,12

≈541

= 541 x 25 = 13525

PORt (Periode 2) =

NR(Periode 2)-PEI(Periode Sebelum )

Lot Size x Lot size NR

=

12042−2225 =480,8

≈ 481

= 481 x 25 = 12025 PEI (Periode 1) = PORt(Periode 1) – NR(Periode 1)

= 13525 –13503 = 22PEI (Periode 2) = PORt(Periode 2) – NR(Periode 2) + PEI(Periode 1)

= 12025 – 12042 + 22 = 5PORel (Periode 1) = Merupakan Nilai PORt berdasarkan lead timenya

= 14000

Page 14: Laporan Akhir Material Requirement Planning

Perhitungan diatas menunjukkan nilai kebutuhan kotor produk (Gross Requirement) berdasarkan perencanaan aggregat sebesar 13824 unit komponen sekrup jumlah tersebut didapatkan karena kebutuhan untuk membuat satu produk rak bendel multi guna adalah 18 buah sekrup. Perhitungan juga menunjukkan nilai due dates pada periode 1(satu) akan menerima schedule receipt (SR) sebanyak 234 unit dan akan mendapatkan kiriman pada periode kedua sebanyak 366 unit. Begining inventory menunjukkan persediaan awal yang ada ditangan perusahaan sebagai persediaan awal pada komponen sekrup terdapat 321 unit persediaan awal digudang perusahaan. Net requirement menunjukkan nilai kebutuhan bersih yang harus diproduksi yaitu kebutuhan kotor dikurangi jumlah persediaan awal dan SR, kebutuhan bersih perusahaan pada periode pertama adalah 13503 unit. POR atau Planned Order Receipt menunjukkan jumlah produk yang dapat disediakan oleh supplier berdasarkan jumlah lot, pada periode pertama diketahui nilai PORt sebesar 13525 unit. PEI atau Planned Ended Inventory merupakan sisa atau selisih antara kebutuhan bersih yang akan diproduksi perusahaan dengan banyaknya unit yang dapat disediakan oleh supplier, pada periode pertama diketahui bahwa nlai selisih atau nilai PEInya sebesar 22. POREL atau Planned Order Release merupakan banyaknya produk yang harus dipesan untuk ememnuhi permintaan pada periode tertentu berdasarkan lead time suatu komponen atau produk data diatas memiliki lead time atau waktu tenggang 2 sehingga pemesanan dilakukan pada 2 periode sebelum komponen tersebut akan digunakan, komponen papan atas yang dipesan sebanyak 14000 unit pada periode pertama.

Tabel 12. Rangkuman PORel

KomponenPlanned Order Release (PORel) Periode ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12RBM 768 682 777 742 688 742 692 706 742 742 742 777PA 675 525 750 700 725 700 700 750 725 750 775 0PST 675 400 725 700 750 675 725 725 750 750 775 0

PSKL 775 725 700 750 675 725 725 750 750 775 0 0PSMPG 1375 1250 1475 1400 1475 1375 1425 1475 1475 1500 1550 0

PB 500 725 700 750 675 725 725 750 750 775 0 0PBWH 325 775 725 700 750 675 725 725 750 750 775 0

SKP 14000 13375 12400 13375 12475 12725 13375 13375 13375 14000 0 0

Rangkuman PORel menunjukkan bahwa produk yang dibuat pada periode berjumlah 768 produk, karena jenis lot untuk produk rak bendel multi guna adalah lot for lot maka jumlah produk setiap bulannya yang akan dikeluarkan atau di lepas ke pasaran berjumlah sama dengan permintaan setiap periodenya dan tidak ada periode yang kosong. Komponen papan atas menunjukkan pada periode pertama jumlah komponen yang dipesan 675 hal tersebut berdasarkan hasil kebutuhan kotor yang dikurangi persediaan yng dimiliki perusahaan, selain itu pada komponen papan atas terdapat satu periode kosong artinya komponen tersebut hanya dipesan selama sebelas periode yaitu periode satu sampai dengan periode 11 pada periode 12 tidak terjadi pemesanan karena lead time untuk komponen tersebut adalah 1 periode. Komponen papan sekat tengah yang dipesan pada periode pertama berjumlah 675 jumlah pemesanan tersevbut tentunya memperhatikan jumlah persedian dan schedule receipt yang dimiliki perusahaan

Page 15: Laporan Akhir Material Requirement Planning

sehingga jumlah yang dipesan berbeda dengan jumlah permintaan. Komponen papan sekat kecil yang dipesan pada periode pertama berjumlah 775 komponen karena pemesanan komponen memperhatikan jumlah persediaan dan schedule receipt perusahaan, pada komponen papan sekat kecil terdapat 2 periode yang tidak melakukan pemesanan yaitu periode 11 dan 12 hal tersebut dikarenakan untuk kompoenen papan sekat tengah pemesanan memiliki waktu tenggang atau lead time selama 2 periode sehingga terdapat 2 periode yang kosong. Komponen papan samping yang dipesan berjumlah 1375 berbeda dengan jumlah pada permintaan dikarenakan pemesanan pada setiap periodenya memperhatikan persediaan dan schedule receipt perushaan, jumlah yang dipesan berbeda karena jumlah komponen papan samping yang dibutuhkan berjumlah 2 papan samping untuk setiap produknya dan pada komponen papan samping terdapat 1 periode yang kosong artinya tidak terjadi pemesanan untuk periode tersebut. Komponen papan belakang yang dipesan pada periode pertama berjumlah 500 komponen jumlah tersebut tentunya berbeda dengan jumlah permintaan karena jumlah yang dipesan harus memperhatikan jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan, pada komponen papan belakang terdapat 2 periode kosong artinya tidak terjadi pemensanan pada periode tersebut hal tersebut dikarenakan lead time untuk kompoenen papan belakang selama 2 periode. Komponen papan bawah yang dipesan diperiode pertama berjumlah 325 hal tersebut memperhatikan jumlah persediaan dan schedule receipt yang dimiliki perusahaan sehingga hasilnya tentu akan berbeda, pada komponen tersebut terdapat 1 periode perusahaan tidak melakukan pemesanaan yaitu pada periode ke 12. Komponen sekrup yang dipesan pada periode 1 berjumlah 14000 hal tersebut dikarenakan jumlah sekrup yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah rak bendel multiguna berjumlah 18 buah untuk satu produk sehingga harus dikalikan dengan jumlah permintaandan tentunya jumlah yang dipesan harus memperhatikan jumlah persedian dan schedule receipt sehingga tidak terjadi penumpukan komponen, pada komponen sekrup terdapat 2 periode perusahaan tidak melakukan pemesanan yaitu periode 11 dan 12 hal tersebut karena komponen sekrup memiliki waktu lead time atau waktu tenggang selama 2 periode sehingga pemesanan dilakukan 2 periode seebelum periode dilakukannya proses produksi.

KESIMPULAN DAN SARANSeluruh rangkaian perhitungan yang telah dilakukan dari mulai komponen

pertama hingga komponen terakhir menghasilkan rangkuman PORel untuk setiap komponen. Produk yang harus dipesan pada periode pertama adalah 768 sama dengan kebutuhan pelanggan, kebutuhan tersebut tidak berubah karena perusahaaan tidak memeiliki persediaan produk jadi digudang. Jumlah komponen papan atas yang harus dipesan pada periode pertama berjumlah 675. Jumlah komponen papan sekat tengah yang harus dipesan pada periode pertama berjumlah 675. Jumlah komponen papan sekat kecil yang harus dipesan pada periode pertama berjumlah 775 hal tersebut memperhatikan jumlah SR dan BInya.Komponen papan samping yang harus dipesan pada periode pertama berjumlah 1375, setiap produk rak bendel multi guna membutuhkan 2 papan samping sehingga jumlah papan samping akan lebih banyak. Komponen papan belakang yang harus dipesan pada periode pertama sebanyak 500 unit dan komponen papan

Page 16: Laporan Akhir Material Requirement Planning

bawah yang harus dipesan berjumlah 325. Seluruh pengerjaan pada periode pertama mebutuhkan sekrup berjumlah 14000 buah.

Penyampaian materi harap menunjukkan contoh yang leih jelas sehingga mudah dimengerti dan lebih banyak contoh penerapan MRP. Juga dijelaskan fungsi aplikatifadari MRP.