laporan adpr nai(tl) hpge

Upload: mochammad-rezha-pachlevi

Post on 02-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    1/15

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    2/15

    I. Tujuan

    a. Detektor HPGe

    1. Agar mahasiswa dapat mengetahui spektrum gamma sumber radioaktif.

    2. Agar mahasiswa dapat melakukan kalibrasi energi.

    3. Agar mahasiswa dapat melakukan identifikasi unsur radioaktif

    b. Detektor NaiTl

    1. Mempelajari cara kerja Detektor NaI(Tl)

    2. Membuat Spektrum Energi Gamma dengan NaI(Tl)

    3. Membuat Grafik Kalibrasi Energi, dan menentukan Energi suatu radioisotop yang

    belum diketahui

    II. Dasar Teori

    a. Detektor HPGe

    Detektor CdTe merupakan detektor yang dibuat dari bahan Cadmium dan

    Tellurium. Seperti halnya detektor semikonduktor lainnya, detektor ini bekerja

    berdasarkan interaksi sinar-X atau sinar- dengan atom-atom CdTe yang kemudian

    menghasilkan sebuah pasangan elektron-hole untuk setiap energi sebesar 4,43 eV.

    Medan listrik dari luar digunakan untuk memisahkan pasangan elektron-hole sebelum

    mereka bergabung kembali, selain itu menyebabkan elektron bergerak menuju anoda

    dan hole menuju

    katoda, sehingga

    terkumpul muatan

    pada elektroda dan

    menghasilkan

    isyarat. Melalui

    proses pengolahan

    dan analisa tinggi

    pulsa akhirnya

    isyarat tersebut

    dapat dicacah dan ditampilkan bentuk spektrumnya. Sruktur detektor CdTe seperti

    ditunjukkan pada gambar 1.

    b. Detektor NaI(Tl)

    Prinsip kerja sebuah detektor sintilator adalah terjadinya kelipan cahaya pada

    bahan sintilator apabila dikenai partikel radiasi ataupun foton radiasi. Banyak jenis

    bahan sintilator, baik anorganik maupun organik. Jenis sintilator sangat menentukan

    jenis radiasi yang dapat dideteksi. Salah satu jenis sintilator yang banyak digunakan

    untuk keperluan deteksi radiasi foton gamma adalah Sintilator NaI yang diberi aktivator

    Tl, sehingga detektornya lebih dikenal sebagai detektor NaI(Tl).

    Sebuah detektor Sintilasi NaI(Tl) terdiri dari :

    Gambar 1. Struktur Detektor CdTe

    ANODA (+)

    KATODA (-)

    ARUS ELEKTRON

    ARUS HOLE

    FOTON

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    3/15

    1.Kristal NaI(Tl) yang berfungsi mengubah foton radiasi menjadi kelipan cahaya

    2.Photokatode yang berfungsi mengubah kelipan cahaya menajdi fotoelektron

    3.Tabung Pengganda Elektron (PMT) berfungsi melipatgandakan elektron yang

    terbentuk, dan pada akhirnya terbentuk pulsa.

    Gambaran sebuah detektor NaI(Tl) dapat dilhat pada gambar 1.

    Gambar 1. Detektor Sintilator NaI(Tl)

    Kelipan cahaya yang timbul diakibatkan adanya foton radiasi, oleh fotokatode

    diubah menjadi fotoelektron. Kelipan cahaya yang timbul sebanding dengan energi

    foton yang datang. Semakin besar energi, maka kelipan cahaya yang timbul semakin

    banyak dan fotoelektron yang terbentukpun semakin banyak. Jika fotoelektron

    dilipatgandakan didalam tabung PMT, akan terbentuk pulsa yang tingginya sebanding

    dengan energi foton yang datang. Dengan demikian tinggi pulsa yang timbulpun akan

    sebanding dengan energi yang foton datang.

    II. Interaksi sinar gamma dengan materi.

    lnteraksi sinar gamma dengan materi melalui tiga proses yaitu : proses

    photolistrik, efek Compton dan bentukan pasangan.

    Pada pancaran sinar gamma tidak ada tebal tertentu yang dapat menyerap

    semua sinar gamma dalam materi, seperti untuk sinar alpha dan sinar beta. Besar

    intensitas sinar gamma yang melalui materi akan turun secara eksponensial sesuai

    dengan persamaan :

    x

    x eII

    0

    Harga disebut koeffisien absorpsi linier sinar gamma yang nilainya tergantung pada

    jenis materi dan energi sinar gamma.

    ppcpl

    pl = Koeff absorpsi sinar gamma akibat proses efek photo listrik

    c = Koeff absorpsi sinar gamma akibat proses efek Compton

    pp = Koeff absorpsi sinar gamma akibat proses bentukan pasangan

    Efek Photolistrik.

    Pada peristiwa ini sinar gamma berinteraksi dengan elektron yang terikat oleh inti

    atom menimbulkan elektron terlepas dari ikatannya. Besar energi kinetik elektron

    tersebut sama dengan besar energi sinar gamma dikurangi energi ikat elektron.

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    4/15

    WhEk

    kE = energi ikat elektron.

    h= energi sinar gamma

    W = energi ikat elektron.

    Kebolehjadian peristiwa ini terjadi untuk sinar gamma yang berenergi < I MeV.

    Efek Compton

    Pada peristiwa ini sinar gamma berinteraksi dengan elektron bebas atau ataom

    yang terikat lemah suatu atom sehingga mengakibatkan elektron terlepas dan terjadi

    hamburan sinar gamma. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 2.

    Gambar 2. Peristiwa Proses Compton

    Jika energi sinar gamma mula-mula adalah h, dan energi sinar gamma yang

    dihamburkan adalah h, dan besar sudut hamburan adalah , maka hubungan antara

    energi sinar gamma mula-mula dengan yang dihamburkan dapat ditulis seperti dalam

    rumus berikut:

    2mc/hcos11h

    h

    dan besarnya energi kinetik elektron yangterlepas adalah

    2

    2

    k

    mchcos11

    mc/hcos1E

    Kebolehjadian ini terjadi untuk energi sinar gamma sekitar 0,5 MeV - 5 MeV. Dalam hal

    ini khusus apabila terjadi backscattering (sudut sama dengan1800) maka energi sinar

    gamma yang terhambur adalah :

    E41

    Eh

    Efek Produksi Pasangan

    Pada peristiwa ini sinar gamma berinteraksi dengan materi, sinar gamma akan

    lenyapdan timbut pasangan positron dan elektron negatif. Peristiwa ini terjadi apabila

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    5/15

    energi sinar gamma lebih besar dari 1,02 MeV . Besarnya energi kinetis kedua partikel

    tersebut sama dengan besarnya energi sinar gamma dikurangi besarnya energi yang

    hilang untuk membentuk positron dan elektron.

    Maka

    22mchEkin

    = MeVh 02,1

    dengan kinE adalah energi gerak positron dan elektron.

    Hasil akhir ketiga peristiwa tersebut adalah elektronyang dapat dimanfaatkan

    untuk sistem deteksi sehingga akhirnya lewat ketiga peristiwa tersebut dapat dideteksi

    intensitas dan energi sinar gamma.

    Spektrum Energi dan Kalibrasi Energi serta Efisiensi Pencacahan

    Untuk memperoleh spektrum energi sumber radioaktf, dapat menggunakan

    peralatan Multi Channel Analyser atau Single Channel Analyser (MCA/SCA) kedua alat

    tersebut tidak lain adalah penganalisa tinggi pulsa (Pulse Hight Analyser PHA). SCA pada

    prinsipnya adalah dua buah diskriminator yaitu diskriminator atas dan bawah. Selisih

    tinggi diskriminator atas dan bawah dikenal dengan nama jendela (window), yang

    lebarnya dapat dibuat tetap misal 0,2 Volt. Pulsa yang tingginya berada diantaradiskriminator bawah ditambah lebar jendela akan tercacah, sedangkan diluarnya tidak

    tercacah.

    Untuk mendapatkan spektrum dilakukan pencacahan pada setiap ketinggian

    diskrimanator bawah yang biasa disebut nomor kanal. Dengan melakukan pencacahan

    untuk setiap nomor kanal akan diperoleh cacah setiap nomor kanal. Dari hasil yang

    diperoleh dapat dibuat grafik antara cacah vs. nomor kanal yang tidak lain adalah

    spektrum energi dari suatu sumber radioaktif.

    Contoh spektrum energi seperti gambar berikut :

    Gambar 3. Spektrum Energi dari Cs-137

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    6/15

    Dengan menggunakan sumber standar yang ada, antara lain: Co-60; Cs-137 atau

    Na-22 dapat diperoleh grafik kalibrasi energi yaitu grafik antara energi Vs nomor kanal.

    Ketiga sumber radioaktif tersebut masing masing memancarkan energi 1,17 dan 1,33

    MeV; 0,662 MeV dan 1,274 MeV.

    Untuk menetukan energi suatu sumber yang belum diketahui besarnya, dapat

    diperoleh dengan menggunakan grafik kalibrasi yaitu grafik energi vs. nomor kanal

    puncak, seperti pada gambar 4.

    Gambar 4. Grafik Kalibrasi

    Sedangkan untuk untuk mengetahui efisiensi pencacahan, dilakukan

    perhitungan hasil luasan dibawah puncak tersebut yang sebelumnya dikurangi

    backgrounddibandingkan denganaktivitas dari sumber standard yang telah diketahui

    maka akan didapatkan effisiensi sistem deteksi dari detektor Nal(TI). Percobaan

    kalibrasi efisiensi vs energi dilakukan dengan menggunakan sumber standard Na-22;

    Mn-54; Cs-137 dan Co-60. Dilakukan pula perhitungan effisiensi, untuk berbagai

    intensitas yang masuk ke detektor Nal(Tl) dengan cara mengubah jarak antara detektor

    dan sumber standard

    Cara melakukan perhitungan luasan daerah dibawah grafik spektrum yaitu

    dengan menggambarkan spektrum sinar gamma diatas kertas, kemudian dilakukan

    pengurangan intensitas cacah total dikurangi intensitas cacah akibat background

    sehingga didapat intensitas cacah yang diakibatkan oleh sumber standard. Luasan

    dibawah intensitas cacah akibat sumber standard dibandingkan dengan aktivitas

    sumber standard setelah dikoreksi dengan waktu lamanya meluruh dari saatsumber

    dibuat sampai saat percobaan dilakukan dan fraksi disitegrasi dari sinar gamma.

    UntuK mehghitung effisiensi detektordigunakan rumus

    1..

    11

    Auft

    UUE bp

    dengan :

    pE = Efisiensi detektorn NaI(Tl)

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    7/15

    t = waktu pencacahan (s)

    1U = Intensitas cacah total di bawah photo peak

    bU =Intensitas background pada waktu pencacahan yang sama dengan 1U

    = Faktor geometri

    222

    1

    Rd

    d1 dengan d jarak detektor ke sumber,

    R adalah jari-jari detektor

    f = fraksi peluruhan gamma

    1UA = aktifitas sumber

    Harga funtuk berbagai isotop

    Isotop Energi gamma (MeV) f

    Cs-137 0,662 0,92

    Cr-51 0,323 0,09

    Co-60 1,17 0,99

    Co-60 1,33 0,99

    Na-22 1,276 0,99

    Na-22 0,511 0,999

    Mn-54 0,842 1,00

    Zn-65 1,14 0,44

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    8/15

    III. PERALATAN YANG DIPERLUKAN :

    a. Detektor HPGe

    Accuspec.

    Detektor CdTe & Preamp Model XR-100T-CdTe.

    Power Supply & Amplifier Model PX2T.

    Sumber radioaktif.

    b. Detektor NaiTl

    Seperangkat detektor NaiTl

    Sumber radiasi Co-60, Cs-137, unknown

    IV. PROSEDUR PERCOBAAN

    a. Detektor HPGe

    1.Sistem dihubungkan seperti gambar .

    2.Sumber standar Cs-137 diletakkan dengan jarak 1 cm di depan jendela detektor

    CdTe.

    3.Accuspec, modul power supply dan amplifier model PX2T dihidupkan

    4.Keluaran amplifier dengan CRO diamati, kemudian tinggi pulsa sesuai diatur

    kebutuhan dengan memutar knop gain.

    5.waktu cacah (livetime preset atau realtime preset) diatur sebesar 200 sekon.

    6.Accuspec dijalankan dengan mengaktifkan akuisisi, tunggu beberapa saat hingga

    proses selesai.

    7.Hasil cacahan dicatat.

    8.Sumber diganti dengan sumber X, proses akuisisi diulang.

    9.Lakukan kalibrasi tenaga dengan terlebih dulu memasukkan data energi gamma dan

    nomor saluran puncak untuk masing-masing sumber radioaktif.

    10.Lakukan identifikasi terhadap sumber x berdasarkan besarnya energi gamma yang

    diperoleh melalui proses kalibrasi.

    Gambar 2. Sistem spektroskopi sinar gamma dengan detektor CdTe

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    9/15

    b. Detektor NaiTl

    1. Rangkai peralatan seperti blok diagram pada gambar berikut:

    Gambar Diagram detektor Sintilasi NaI(Tl)

    2. Atur tegangan tinggi detektor, atur penguatan (gain) Amplifier (sesuai petunjuk

    Asisten) dan jendela diatur sebesar 0,2 Volt.

    3. Lakukan pencacahan untuk beberapa sumber standard, untuk setiap nomor kanal

    (tinggi diskrimator bawah)

    4. Gambar intensitas pencacahan vs nomor kanal (spektrum energi) untuk berbagai

    energi

    5. Dari data yang diperoleh (langkah 4), buat grafik energi vs nomor kanal puncak

    fotolistrik.

    6. Hitung effisiensi detektor dengan rumus diatas. Buat grafik efisiensi detektor

    terhadap energi gamma

    V. Data pengamatan

    a. Detektor NaiTl

    1. Kalibrasi satu titik

    Sumber = Cs-137

    Aktivitas = 1 Ci

    Tahun pembuatan = November 2011

    Energy 660.0 KeV

    Gross 5617 cacahan

    Net 5470 cacahan

    Waktu 100 sekon

    FWHM 43.9 KeV

    Centroid 652.0 KeV

    Chanel 662

    Count 117

    SINTILATO

    SUMBER

    RADIASIPRE AMP

    ORTEC 113TSCA

    ORTEC 551

    AMPLIFIER

    ORTEC 571

    OSILOSKOP

    HV ORTEC

    456

    PULSER

    ORTEC 580

    PM

    PHOTO KATODA

    LIGTH

    PIPE

    PENCACAH

    ORTEC 875

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    10/15

    2. Kalibrasi tiga titik

    Sumber aktivitas Tanggalpembuatan

    Waktu paruh

    (tahun)Chanel count Energy

    (KeV)Cs-137 1 Ci November

    2011355 1196 622

    Co-60 1 Ci November2011

    603 387 1173

    644 266 1337

    3. Pencacahan dengan menggunakan sumber standart Cs-137

    Sumber Cs-137

    Aktivitas = 1 Ci

    Tahun pembuatan = November 2011

    Energy 668.3 KeV

    Gross 32340 cacahan

    Net 28831 cacahan

    Waktu 100 sekon

    FWHM 42.3 KeV

    Centroid 662.0 KeV

    Chanel 354

    Count 1230

    E0 607.8 KeV

    E1 719.4 KeV

    E 668.0 KeV

    4. Unknown

    Energy 641.5 KeV

    Gross 19140 cacahan

    Net 18100 cacahan

    Waktu 100 sekon

    FWHM 42.8 KeV

    Centroid 655.5 KeV

    Chanel 362

    Count 663

    E0 601.6 KeV

    E1 726.4 KeV

    E 659.7 KeV

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    11/15

    b. Detektor HPGe

    1. Menetukan efisinsi detektor

    Sumber : Co-60

    Energi : 1172,85 Kev

    FWHM : 1,82

    Gross : 25808

    Net : 24007

    Cacahan : 240,07 cps

    2. Pengkuran Unknown

    Sumber Unknown

    Peak = 74.91 KeVFWHM = 0.39

    Library Cd at = 88.03 = 32.710.529

    Gross = 274

    Net = 67 +/- 48

    Gross = 1.55 cps

    Net = 0.38 cps

    3. Pembacaan Standar

    Sumber aktivitas Tanggalpembuatan

    Waktu paruh

    (tahun)Count

    (cps)Energy

    (KeV)FWHM

    Cs-137 1 Ci November2011

    550,92 6221,44

    Co-60 1 Ci November2011

    149,62 11731,84

    139,98 1337 1,82

    VI. Perhitungan

    1. Detektor NaiTl

    a. Kalibrasi Detektor NaiTl

    y = 2.3858x - 230R = 0.9921

    0

    200

    400

    600

    800

    10001200

    1400

    1600

    0 100 200 300 400 500 600 700

    Energi(KeV)

    Chanel

    Grafik Hubungan Energi dengan Chanel

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    12/15

    Dengan menggunakan persamaan garis dari grafik yaitu y = 2,385x 230, untuk

    mencari sumber unkown dapat dilakukan dengan cara mengganti x pada

    persamaan diatas dengan chanel yang didapat dari hasil pencacahan.

    y = 2,385x230

    = 2,385 (362)230

    = 633,37 (Br-76)

    b. Resolusi detektor

    R =

    x 100 %

    R =()

    x 100 % = 16,77%

    c. Effisiensi detektor

    ffisiensi =

    Cacahan persekon = 28831/100 = 288,31 cps

    Aktivitas (At) = A0et

    At= 1 Ci x e-(0.693/30.07 tahun)/ 3 tahun

    At= 1.0077 Ci x

    = 10077 Bq

    ffisiensi =

    = 2,86 %

    d. Aktivitas sumber unknown

    Aktivitas = cps/effisiensi

    Cps = 18100 cacahan /100 sekon = 181 cps

    Aktivitas = 181 cps / 2.86 % = 6328,67 Bq

    = 6328,67 Bq x

    = 0.1710 Ci.

    2. Detektor HPGe

    a. Effisiensi detektor =

    Sumber standar = Co-60

    Ao = 1 x 10-6

    Ci

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    13/15

    = 1 x 10-6

    Ci x

    = 3.7 x 104 dps

    t

    = 5.27 tahun

    Tanggal pembuatan = November 2011

    T = November 201114 Oktober 2014 = 3 tahun

    =

    = 0.1315 /tahun

    = 0.1315 /tahun x 3 tahun

    = 0.3945

    At =

    = 37000 dps ()

    = 24938,62 dps

    Efisiensi = (cps/dps) x 100%

    = (230,07 / 24938,62) x 100 %

    = 0,92%

    b. Aktivitas sampel Y

    Aktivitas = 0.38 cps / 0,92 % = 41,30 dps

    = 41,30 dps x

    = 1,12 x 10-9Ci

    = 1,12 x 10-3Ci.

    VII. Pembahasan

    Detektor yang bisa digunakan untuk melakukan pencacahan ada berbagai macam

    dan jenis. Diantaranya ada detektor semikonduktor dan juga detektor sintilasi. Pada

    praktikum kali ini yang digunakan adalah detektor NaI(Tl) dengan detektor HPGe sebagai

    pembanding.

    Prinsip kerja detektor NaI(Tl) adalah ketika Nai(Tl) terkena radiasi maka akan

    terjadi eksitasi, saat elektron ingin kembali kepita valensi yang disebut dengan deeksitasi,

    maka akan menghasilkan kerlipan cahaya, kerlipan cahaya yang dihasilkan sesuai dengan

    jumlah radiasi yang mengenai kristal Nai(Tl), kerlipan cahaya ini akan diubah oleh

    fotoelektron menjadi elektron kemudian elektron akan diperbanyak di PMT yang akan

    membentuk pulsa yang dan ditampilkan dalam bentuk puncak-puncak yang dapat terlihat

    disistem komputerisasi.

    Sementara itu, prinsip kerja detektor HPGe adalah ketika sumber radiasi gamma

    berinteraksi dengan bahan germanium murmi maka akan terjadi perpindahan elektron

    dari pita valensi menuju pita konduksi, sehingga terjadi kekosongan pada pita valensi yang

    disebut dengan hole, selanjutnya membentuk pasangan elektron-lubang (electron-hole

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    14/15

    pair). Medan listrik dari luar digunakan untuk memisahkan pasangan elektron-hole

    sebelum mereka bergabung kembali, selain itu menyebabkan elektron bergerak menuju

    anoda dan hole menuju katoda, sehingga terkumpul muatan pada elektroda dan

    menghasilkan isyarat. Melalui proses pengolahan dan analisa tinggi pulsa akhirnya isyarat

    tersebut dapat dicacah dan ditampilkan bentuk spektrumnya.

    Sebelum digunakan, baik itu detektor semikonduktor ataupun detektor sintilasi

    harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan suatau standar yang sudah

    diketahui jenisnya. Pada saat praktikum detektor NaI(Tl) menggunakan Cs-137 sebagai

    standar sementara detektor HPGe menggunakan Co-60. Kalibrasi energi yang dilakukan ini

    bertujuan untuk analisis kualitatif yang nantinya dapat menunjukkan apakah sistem

    pencacah bekerja dengan baik atau tidak, karena sumber tertentu akan memiliki puncak

    tertentu dengan energi tertentu. Contohnya pada Cs-137 yang memiliki satu puncak padaenergi 662 dan Co-60 yang memiliki dua puncak pada energi 1332 dan 1772.

    Pada detektor NaI(Tl) dilakukan kalibrasi 3 titik dengan menggunakan standar

    Cs-137 dan Co-60. Kalibrasi 3 titik ini dilakukan untuk mengetahui linearitas antara

    energi dengan chanel yang dihasilkan dari hasil pencacahan. Dari hasil pembuatan grafik

    didapatkan persamaan garis y = 2,385x 230 dengan regresi 0,992. Persamaan ini

    kemudian digunakan untuk mencari sampel unkown. Setelah dilakukan perhitungan

    diketahui ternyata sampel unkown adalah Br-76.

    Resolusi atau daya pisah suatu detektor berbanding terbalik nilainya dengan

    FWHM. FWHM sendiri adalah kependekan dari Full Width at Half Maximum atau

    setengah dari lebar puncak yang dihasilkan dari pencacahan. Semakin besar nilai FWHM

    maka nilai resolusinya semakin kecil. Ketika nilai resolusi kecil, artinya daya pisah

    detektor tersebut kurang baik. Hal ini disebabkan oleh nilai FWHM yang besar, FWHM

    yang besar menunjukkan lebar puncak yang besar pula. Jadi ada kemungkinan puncak

    lain yang tertutup.

    Jika dibandingkan antara detektor NaI(Tl) dan HPGe terlihat jelas perbedaannya.

    Secara visual puncak yang dihasilakan oleh detektor NaI(Tl) lebih lebar. Hal ini

    dibuktikan dengan nilai FWHM yang besar, yaitu pada kisaran 40 an dan didapatkan nilai

    resolusi sebesar 16,77%. Berbeda dengan detektor HPGe, puncak yang dihasilkan hanya

    terlihat seperti garis garis kecil, ini dibuktikan dengan nilai FWHM yang hanya berada

    pada kisaran kurang lebih 1,4. Menurut teori, detektor yang baik memiliki nilai FWHM

    kurang dari 1,8. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa detektor HPGe memiliki

    resolusi yang lebih baik bila dibandingkan dengan detektor NaI(Tl).

    VIII. Kesimpulan

    1. Detektor Nai(Tl) merupakan deteketor yang menggunakan bahan sintilator atau yang

    bisa menghasilkan pendaran cahaya, sedangkan detektor HPGe merupakan detektor

    yang menggunakan bahan semikonduktor berupa Germanium murni.

    2. Kalibrasi energi brtujuan untuk mengetahui jenis sampel, sampel pada detektor

    Nai(Tl) adalah Br-76.

  • 8/10/2019 Laporan ADPR Nai(Tl) Hpge

    15/15