laporan

43
Makalah Mini Project Program Internsip Universitas Padjadjaran Periode 2012-2013 Pengadaan Program RW Siaga di RW 01 Desa Cibening Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi 2013 Oleh : dr. Mendy Candella Pembimbing : dr. Sri Agustina Puskesmas Kecamatan Setu Satu Kabupaten Bekasi 2013

Upload: mendy-candella

Post on 02-Jan-2016

92 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan RW Siaga

TRANSCRIPT

Page 1: laporan

Makalah Mini Project

Program Internsip Universitas Padjadjaran

Periode 2012-2013

Pengadaan Program RW Siaga di RW 01 Desa Cibening

Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi 2013

Oleh :

dr. Mendy Candella

Pembimbing :

dr. Sri Agustina

Puskesmas Kecamatan Setu Satu

Kabupaten Bekasi

2013

Page 2: laporan

i

BERITA ACARA PRESENTASI KASUS/PORTOFOLIO

Pada hari Selasa, tanggal 27 Agustus 2013 telah dipresentasikan kasus/portofolio

oleh :

Nama : dr. Mendy Candella

No. ID : ………………………………………………

Dengan judul : Pencanangan Program RW Siaga di RW 01

Desa Cibening Kecamatan Setu Satu Kabupaten

Bekasi Tahun 2013

Nama Pendamping : dr. Sri Agustina

No. ID : ………………………………………………

Nama Wahana : Puskesmas Setu Satu

Daftar peserta yang hadir :

No Nama Peserta Presentasi Keterangan TTD

1 dr. Mendy Candella Presentan

2 dr. Kartika Soka Rahmita Dokter Internsip

3 dr. Tiara Nien Paramita Dokter Internsip

4 dr. Iqbal Yunizar Dokter Internsip

5 dr. Olivia Aldisa Dokter Internsip

6 dr. Fipi Susanti Dokter Internsip

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping Presentan

dr. Sri Agustina dr. Mendy Candella

Page 3: laporan

ii

DAFTAR ISI

BERITA ACARA PRESENTASI KASUS/PORTOFOLIO ................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3

2.1 Definisi ...................................................................................................... 3

2.2 Klasifikasi ................................................................................................. 4

2.3 Tujuan Desa Siaga.................................................................................... 7

2.4 Pengembangan Desa Siaga ....................................................................... 7

2.5 Kegiatan Desa Siaga Aktif ........................................................................ 9

2.6 Indikator Keberhasilan ............................................................................ 10

BAB III ANALISIS SITUASI .............................................................................. 13

3.1 Analisis Geografis ................................................................................... 13

3.2 Analisis Demografis ................................................................................ 14

3.3 Analisis Perilaku Kesehatan .................................................................... 16

3.4 Analisis Sarana dan Prasarana Kesehatan ............................................... 19

3.5 Analisa Kesehatan Ibu dan Anak ............................................................ 21

BAB 1V RENCANA KEGIATAN ....................................................................... 24

BAB V PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN ........................................ 27

5.1 Pertemuan dan Sosialisasi dengan Lurah Desa Cibening ....................... 27

5.2 Pertemuan dan Sosialisasi dengan Ketua RW 01 Desa Cibening ........... 27

5.3 Sosialisasi RW Siaga dan Pembentukan Struktur Organisasi ................. 28

5.4 Survey Mawas Diri (SMD) ..................................................................... 29

5.5 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) .................................................. 30

5.6 Diskusi Kelompok Terarah dan Penyuluhan........................................... 30

5.7 Evaluasi ................................................................................................... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 33

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 33

6.2 Saran ........................................................................................................ 33

Page 4: laporan

iii

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35

LAMPIRAN .......................................................................................................... 36

Page 5: laporan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan Indonesia adalah sebuah upaya yang dilakukan

guna mencapai lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta

mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata

sehingga terbentuk kesejahteraan dengan derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Untuk mendukung pembangunan kesehatan Indonesia Sehat, Kementrian

Kesehatan menetapkan visi yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat,

dengan misi untuk membuat rakyat sehat, serta strategi untuk menggerakkan dan

memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, dalam hal ini berupaya untuk

menfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan ditingkat desa dan

kelurahan yang disebut Program Desa Siaga.

Desa Siaga dikembangkan Kementrian Kesehatan untuk meningkatkan

kesiagaan desa menghadapi masalah-masalah kesehatan termasuk kejadian luar

biasa. Keputusan Menkes RI Nomor : 564/Menkes/SK/VII/2006 menjelaskan

tentang pedoman Pengembangan Desa Siaga. Desa Siaga adalah desa yang

penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan

untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat

daruratan kesehatan secara mandiri.

Page 6: laporan

2

Pengembangan Desa Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan

pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa, menyiap-siagakan

masyarakat menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat

dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebuah desa telah

menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya

sebuah poskesdes yang dikelola oleh seorang bidan dan minimal dua orang kader.

RW Siaga merupakan upaya untuk menggalakkan Desa Siaga pada strata

RW. RW Siaga sangat penting dalam pencapaian Desa Siaga yang aktif dan

efektif karena diharapkan RW Siaga dapat menciptakan masyarakat yang sehat

dan sadar akan kesehatan mulai dari strata RW. RW Siaga secara konsep memiliki

kesamaan dengan Desa Siaga, perbedaannya hanya pada ruang lingkup dan

struktur organisasinya yang lebih kecil. RW Siaga akan bertanggung jawab

langsung dengan Desa Siaga sehingga dapat menciptakan kerjasama yang

berkesinambungan dan efektif.

Pengadaan RW Siaga di RW 01 Desa Cibening diharapkan dapat menjadi

teladan bagi RW lainnya sehingga nantinya tercapai program desa siaga aktif di

wilayah kelurahan Cibening.

Page 7: laporan

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

2.1.1 Desa Peradaban

Desa yang maju kehidupan lahir batin meliputi bidang ekonomi,

pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik, peran serta

masyarakat, lembaga kemasyarakatan dan kinerja pemerintahan desa.

Desa yg dilengkapi dengan berbagai fasilitas sosial yang sangat memadai

seperti sarana olahraga, kesehatan, pendidikan, ibadah, hiburan dan perbelanjaan.

2.1.2 Desa Siaga

Desa/Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

2.1.3 Desa Siaga Aktif

Desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Upaya

kesehatan bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya yang buka setiap hari dan

berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana

dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi gizi,

penyakit, lingkungan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Page 8: laporan

4

2.1.4 RW Siaga

RW yang memiliki fungsi dan kemampuan yang menyerupai desa siaga

yang mampu menjalankan tugasnya baik secara mandiri, namun dalam lingkup

yang lebih kecil dan terfokus.

2.2 Klasifikasi

2.2.1 Indikator dan Strata Desa Siaga

No Indikator Pratama Madya Utama

1 Forum Masyarakat Desa V V V

2 Sarana/fasilitas pelayanan kesehatan

dasar (Poskesdes atau UKBM lain)

dengan tenaga dan sistem rujukannya.

V V V

3 Posyandu, UKBM maternal dan UKBM

lain sesuai kebutuhan.

V V V

4 Sistem pengamatan berbasis masyarakat

(KIA, gizi, penyakit, faktor risiko

lingkungan dan perilaku).

V V V

5 Sistem kesiapsiagaan kegawatdaruratan

dan bencana berbasis masyarakat.

V* V

6 Upaya menciptakan dan terwujudnya

lingkungan sehat.

V* V

7 Upaya menciptakan dan terwujudnya

PHBS.

V* V

Page 9: laporan

5

8 Upaya menciptakan dan terwujudnya

Kadarzi.

V* V

Keterangan :

Strata Pratama : memenuhi indikator 1 s/d 4

Strata Madya : memenuhi indikator 1 s/d 4 dan dua indikator tambahan (*)

Strata Utama : memenuhi semua (8) indikator

Desa Siaga Aktif : memenuhi minimal indikator 1 s/d 5.

2.2.2 Tahapan RW Siaga

Dalam perkembangannya, RW Siaga dibagi dalam beberapa tahap

perkembangan, yaitu:

1. Tahap Bina

Pada tahap ini forum RW Siaga mungkin belum aktif, namun telah ada

forum/lembaga masyarakat RW yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja,

misalnya kelompok rembug RW. Demikian juga Posyandu mungkin masih pada

tahap pratama.

2. Tahap Tumbuh

Pada tahap ini forum RW Siaga telah aktif mengembangkan UKBM sesuai

kebutuhan masyarakat selain posyandu, Demikian juga Posyandu sedikitnya

sudah pada tahap madya.

Pendampingan dari tim Kecamatan LSM masih sangat diperlukan untuk

pengembangan kualitas Posyandu atau pengembangan UKBM lainnya. Hal

Page 10: laporan

6

penting lain yang diperhatikan adalah pembinaan dari Puskesmas , sehingga

semua ibu hamil bersalin nifas serta bayi baru lahir yang risiko tinggi dan

mengalami komplikasi dapat ditangani dengan baik. Disamping itu sistem

surveilans berbasis masyarakat juga sudah dapat berjalan, artinya masyarakat

mampu mengamati penyakit (menular dan tidak menular ) serta faktor risiko di

lingkungannya secara terus menerus dan melaporkan serta memberikan informasi

pada petugas kesehatan / yang terkait.

3. Tahap Kembang

Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif dan

mampu mengembangkan UKBM-UKBM sesuai kebutuhan masyarakat dengan

biaya berbasis masyarakat. Sistem Kewaspadaan Dini masyarakat menghadapi

bencana dan kejadian luar biasa telah dilaksanakan dengan baik, demikian juga

dengan sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat, namun pembinaan

masih diperlukan.

4. Tahap Paripurna

Pada tahap ini semua indikator dalam kriteria RW Siaga sudah

terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan sehat serta berperilaku

hidup bersih dan sehat. Pendampingan dari Tim Kecamatan sudah tidak

diperlukan lagi.

Page 11: laporan

7

2.3 Tujuan Desa Siaga

2.3.1 Tujuan Umum

Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap

terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

2.3.2 Tujuan Khusus

1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang

pentingnya kesehatan.

2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap

risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

(bencana,wabah,kegawat-daruratan dan sebagainya).

3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup

bersih dan sehat

4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa

5. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong

diri sendiri di bidang kesehatan.

2.4 Pengembangan Desa Siaga

Dilaksanakan melalui pendekatan edukatif yaitu dengan memfasilitasi

masyarakat (individu, keluarga, kelompok masyarakat) untuk menjalani proses

pembelajaran pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya secara

terorganisasi (pengorganisasian masyarakat), dengan tahapan :

1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah dan sumber daya yang dapat

Page 12: laporan

8

dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.

2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan

masalah.

3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang terpilih dan layak,

merencanakan dan melaksanakannya.

4. Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya yang telah

dilakukan

2.4.1 Sasaran Pengembangan Desa Siaga

Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga

dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu

melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap

permasalahan kesehatan di wilayah desanya.

2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku

individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi

perubahan perilaku tersebut,seperti tokoh masyarakat. Termasuk tokoh

agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan.

3. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan

perundang-undangan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain, seperti Kepala

Desa, Camat, para pejabat terkait, LSM, swasta, para donatur dan

pemangku kepentingan lainnya.

Page 13: laporan

9

2.5 Kegiatan Desa Siaga Aktif

2.5.1 Persiapan

1. Persiapan Petugas Pelaksana :

a. Pelatihan bidan

b. Pelatihan tokoh masyarakat (toma) dan kader

2. Persiapan Masyarakat :

a. Pembentukan Forum Masyarakat Desa (FMD)

b. Survey Mawas Diri (pendataan keluarga/lapangan – rembuk desa)

c. Musyawarah Masyarakat Desa (di awal pembentukan)

2.5.2 Pelaksanaan

1. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kewenangan bidan, bila tidak

dapat ditangani dirujuk ke Puskesmas Pembantu atau Puskesmas.

2. Kader dan toma melakukan surveilance (pengamatan sederhana) berbasis

masyarakat tentang kesehatan ibu anak, gizi, penyakit, lingkungan dan

perilaku. Pertemuan Forum Masyarakat Desa untuk membahas masalah

kesehatan desa termasuk tindak lanjut penemuan pengamatan sederhana

untuk meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat dan menyepakati upaya

pencegahan dan peningkatan.

3. Alih pengetahuan dan keterampilan melalui pertemuan dan kegiatan yang

dilakukan oleh jejaring penyebaran informasi kesehatan di desa (Jejaring

Promosi Kesehatan), pelaksanaan kelas ibu, kelas remaja, pertemuan

dalam rangka swa-medikasi, dsb.

Page 14: laporan

10

4. UKBM misalnya pelaksanaan Posyandu, Posbindu, Warung Obat, Upaya

Kesehatan Kerja, UKBM Maternal (tabulin, calon donor darah, dsb.), dana

sehat serta UKBM lain sesuai kebutuhan dan kesepakatan.

5. Gerakan masyarakat dalam kesiagaan bencana dan kegawatdaruratan,

Kesehatan Lingkungan, PHBS dan Keluarga Sadar Gizi.

2.5.3 Pemantauan dan Evaluasi

Keberhasilan pengembangan Desa siaga dapat dilihat dari empat (4)

indikatornya yaitu masukan, proses, keluaran dan dampak.

2.6 Indikator Keberhasilan

Keberhasilan upaya pengembangan RW Siaga dapat dilihat dari empat

kelompok indikatornya, yaitu indikator masukan, indikator proses, indikator

keluaran, dan indikator dampak.

2.6.1 Indikator Masukan

Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besarnya

masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan RW Siaga, Indikator

masukan terdiri dari :

1. Ada/tidaknya forum masyarakat RW

2. Ada/tidaknya sarana pelayanan kesehatan dasar.

3. Ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat

4. Ada/tidaknya tenaga kesehatan

Page 15: laporan

11

5. Ada/tidaknya tenaga kader

6. Ada/tidaknya dana untuk kesehatan masyarakat RW

2.6.2 Indikator Proses

Indikator proses adalah indicator untuk mengukur keberhasilan seberapa

aktif upaya yang dilaksanakan di suatu RW dalam rangka pengembangan RW

Siaga, terdiri dari :

1. Frekuensi pertemuan forum masyarakat RW

2. Berfungsi/tidaknya pelayanan kesehatan dasar.

3. Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada

4. Berfungsi/tidaknya system kesiapsiagaan dan penanggulangan

kegawatdaruratan bencana.

5. Berfungsi/tidaknya system surveilans berbasis masyarakat.

6. Ada/tidaknya promosi kesehatan untuk kadarzi dan PHBS.

2.6.3 Indikator Keluaran

Indikator keluaran adalah indicator untuk mengukur seberapa besar hasil

kegiatan yang dicapai disuatu RW dalam rangka RW Siaga, terdiri dari :

1. Cakupan pelayanan kesehatan dasar

2. Cakupan pelayanan UKBM

3. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan

4. Cakupan rumah tangga yang memperoleh penyuluhan kadarzi dan PHBS.

Page 16: laporan

12

2.6.4 Indikator Dampak

Indikator Dampak adalah indicator untuk mengukur seberapa besar

dampak dari hasil kegiatan RW dalam rangka pengembangan RW Siaga, terdiri

dari :

1. Jumlah penduduk yang menderita sakit

2. Dikatakan berhasil jika jumlah penduduk yang menderita sakit <70%

3. Dikatakan tidak berhasil jika jumlah penduduk yang menderita sakit >70%

4. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia

5. Dikatakan berhasil, jika jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia <23%

/ 100.000 kelahiran hidup

6. Dikatakan tidak berhasil, jika jumlah ibu melahirkan yang meninggal

dunia >23% / 100.000 kelahiran hidup

7. Jumlah Bayi dan balita yang meniggal dunia

8. Dikatakan berhasil jika jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia

<45%/100.000 kelahiran hidup

9. Dikatakan tidak berhasil jika jumlah bayi dan balita yang meninggal

dunia >45%/100.000 kelahiran hidup

10. Jumlah balita yang gizi buruk

11. Dikatakan berhasil, jika jumlah balita yang gizi buruk <20%

12. Dikatakan tidak berhasil, jika jumlah balita yang gizi buruk >20%

Page 17: laporan

13

BAB III

ANALISIS SITUASI

3.1 Analisis Geografis

3.1.1 Desa Cibening

Desa Cibening merupakan salah satu dari sebelas desa yang masuk ke

dalam wilayah Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi dan merupakan satu dari lima

desa yang menjadi cakupan dari wilayah kerja Puskesmas Setu Satu. Selain Desa

Cibening, cakupan wilayah kerja Puskesmas Setu Satu adalah Desa Ciledug, Desa

Cijengkol, Desa Burangkeng, dan Desa Lubang Buaya.

Desa Cibening terbagi dalam enam RW, yang masing-masing RW

membawahi tiga RT dengan total jumlah RT sebanyak delapan belas.

Desa Cibening terdiri dari 1211 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk

keseluruhan sebesar 3.746 jiwa.

3.1.2 RW 01 Desa Cibening

RW 01 Desa Cibening merupakan salah satu dari enam RW di Desa

Cibening yang membawahi tiga RT. RW 01 Desa Cibening berbatasan dengan

Rawa Atuh di bagian utara, Cigebang di bagian timur, Cikedokan di bagian

selatan, dan Sukasejati di bagian barat.

Page 18: laporan

14

3.2 Analisis Demografis

3.2.1 Jumlah Penduduk

RW 01 Desa Cibening terdiri dari 425 Kepala Keluarga dengan jumlah

penduduk sebesar 1.375 jiwa. Berikut adalah tabel jumlah penduduk RW 01 Desa

Cibening:

3.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Kelompok Usia Rentan

Kelompok usia rentan adalah kelompok usia bayi, balita, dan lanjut usia.

Pada tabel di bawah, kelompok umur lanjut usia adalah usia > 60 tahun.

Berdasarkan usia, masyarakat RW 01 Desa Cibening yang paling banyak

adalah usia 6-45 tahun. Berikut adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan usia:

241 249 208

243 232 202

0

50

100

150

200

250

300

RT 01 RT 02 RT 03

Jumlah Penduduk

Laki-laki

Perempuan

Page 19: laporan

15

3.2.3 Tingkat Pendidikan

Menurut data tingkat pendidikan, sebagian besar penduduk di wilayah

kerja puskesmas mendapatkan pendidikan sampai tingkat SD. Kedua terbanyak

adalah lulusan SMP, kemudian SMA. Sebagian masyrakat mendapatkan

pendidikan sampai D1 dan D3, serta S1. Namun masih terdapat penduduk yang

tidak tamat SD. Hal ini berpengaruh pada metode Komunikasi,

3.2.3 Jumlah Wanita Usia Subur, Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan KB

Berikut adalah kompisisi jumlah wanita usia subur, ibu hamil, ibu

menyusui, dan pengguna KB yang ada di RW 01 Desa Cibening:

84

135

192

133 93 91

126

208

135 106

72

0

50

100

150

200

250

0-59 bulan 5-6 tahun 6-45 tahun 45-59tahun

60-69tahun

>70 tahun

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Laki-laki

Perempuan

Page 20: laporan

16

3.3 Analisis Perilaku Kesehatan

3.3.1 Jamban Keluarga

Dari hasil analisis SMD didapatkan bahwa 70,4% KK belum memiliki

jamban sehat sedangkan yang telah memiliki jamban sehat sebesar 29,6%. Jamban

yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit sehingga perlu

dilakukan intervensi seperti penyuluhan tentang PHBS khususnya mengenai

jamban sehat untuk meningkatkan pemahaman warga.

0 1 3

140

102 113

21 4 0

87

137

71

0

20

40

60

80

100

120

140

160

RT 01 RT 02 RT 03

Jumlah BUMIL, WUS, BUTEKI, dan KB

BUMIL

WUS

BUTEKI

KB

Page 21: laporan

17

3.3.2 Tempat Pembuangan Sampah

Dari hasil perhitungan SMD didapatkan sebesar 88,6% KK telah memiliki

sarana pembuangan khusus (SPAL) sedangkan 21,4% lainnya membuang sampah

di sawah atau kebun. Hasil tersebut cukup memuaskan, namun hanya 6,8% KK

yang memiliki tempat pembuangan sampah yang tertutup. Tingginya angka

tempat pembuangan sampah yang tidak tertutup dapat berpotensi menimbulkan

penyakit oleh karene itu diperlukan sosialisasi tentang tempat pembuangan

sampah yang sehat.

70,4%

29,6%

Jamban Sehat

Jamban tidak sehat

Jamban sehat

Page 22: laporan

18

3.3.3 Ventilasi Rumah

Ventilasi sangat penting untuk pertukaran udara dan cahaya. Tidak hanya

itu, ventilasi yang baik juga membantu dalam pencegahan penularan penyakit

seperti TBC. Dari hasil SMD didapatkan bahwa 84,1% KK telah memiliki

ventilasi yang cukup baik, sedangkan 15,9% belum memiliki ventilasi yang baik.

88,6%

21,4%

Tempat Pembuangan Sampah

TPS terbuka

TPS tertutup

84,10%

15,90%

Ventilasi Rumah

Baik

Kurang baik

Page 23: laporan

19

3.4 Analisis Sarana dan Prasarana Kesehatan

3.4.1 Kondisi Fasilitas Kesehatan

Berdasarkan hasil SMD dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar

masyarakat RW 01 Desa Cibening berobat ke tenaga kesehatan, (68,1%)

walaupun masih ada yang berobat ke tenaga tradisional (22,7%) dan mengobati

sendiri (19,2%). Hal ini didukung dengan tersebarnya tenaga kesehatan di RW 01

Desa Cibening yang dapat dilihat dari jarak tempuh ke tenaga kesehatan yang

sebagian besar adalah 1-5 km (56,8%), diikuti dengan <1 km (40,9%) dan 6-10

km (2,3%). Alat transportasi yang digunakan yang paling banyak adalah

kendaraan pribadi (63,6%), diikuti dengan jalan kaki (36,4%). Responden tidak

ada yang menjawab menggunakan alat transportasi umum.

56,8%

40,9%

2,3%

Jarak Tempuh ke Fasilitas Kesehatan

<1 km

1-5 km

6-10 km

Page 24: laporan

20

3.4.2 Jaminan Kesehatan / Asuransi

Hasil SMD menyebutkan bahwa warga RW 01 Desa Cibening masih

belum banyak memanfaatkan jaminan kesehatan / asuransi. Dari 44 kuesioner

yang dihitung, hanya 17 (38,6%) responden yang memiliki Jamkesmas,

sedangkan 8 (18,1%) yang memiliki asuransi lain dan 19 (43,1%) responden

mengatakan tidak memiliki jaminan kesehatan / asuransi apapun. Oleh karena itu

perlu diadakan lagi penyuluhan tentang pentingnya jaminan kesehatan untuk

meningkatkan pengetahuan warga akan kemudahan dan keuntungan jaminan

kesehatan.

63,6%

36,4%

Alat Transportasi ke Fasilitas Kesehatan

Kendaraan pribadi

Jalan kaki

Page 25: laporan

21

3.5 Analisa Kesehatan Ibu dan Anak

3.5.1 Kesehatan Ibu Hamil

Berdasarkan hasil SMD didapatkan bahwa tenaga penolong persalinan

terbanyak adalah bidan (79,5%) diikuti dengan dokter (15,9%) dan paraji (4,6%).

Sedangkan untuk pemeriksaan kehamilan, sebagian responden menjawab

melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali atau lebih (86,3%) dan diikuti

dengan 1-3 kali (13,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa warga RW 01 Desa

Cibening sudah cukup peduli dan mengerti tentang pentingnya persalinan yang

sehat, namun pelatihan paraji tetap tidak dapat dilupakan.

17

8

19

Jaminan Kesehatan

Jamkesmas

Asuransi lain

Tidak ada

Page 26: laporan

22

3.5.2 Imunisasi dan Posyandu

Dari hasil SMD didapatkan bahwa 93,1% responden menjawab telah

melakukan imunisasi lengkap. Untuk kehadiran posyandu didapatkan bahwa 72,7%

responden datang ke posyandu sebanyak 8 kali atau lebih dalam setahun,

sedangkan 26,3% lainnya datang sebanyak 1-7 kali dalam setahun.

79,5%

15,9%

4,6%

Penolong Persalinan

Dokter

Bidan

Paraji

41

3

32

12

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Lengkap Tidak lengkap 8 kali 1-7 kali

Imunisasi

Page 27: laporan

23

3.5.3 ASI Ekslusif

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan didapatkan bahwa 93,1%

responden telah melakukan program ASI Ekslusif dan 6,9% lainnya belum

melakukan program ASI Ekslusif. Responden yaang tidak melakukan program

ASI sebagian besar beralasan tidak dapat menghasilkan ASI.

3.5.4 Keluarga Berencana (KB)

Pelaksanaan program KB di RW 01 Desa Cibening dinilai cukup baik. Hal

ini dapat dilihat dari hasil SMD yang menyebutkan bahwa 84,1% responden telah

menggunakan KB dan 15,9% tidak menggunakan KB. Hampir semua responden

menggunakan KB jenis hormonal/suntik.

41

3

37

7

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

ASI Tidak ASI KB Tidak KB

ASI Ekslusif dan KB

Page 28: laporan

24

BAB 1V

RENCANA KEGIATAN

N

o

Tanggal

Kegiatan Tempat Sasaran

Penanggung

jawab

1

2

3

3-7 Juni

2013

10-14

Juni

2013

17-21

Juni

2013

Pertemuan dengan

Lurah/ketua RW 01

Desa Cibening

Pertemuan I :

Sosialisasi RW Siaga

- Pembentukan

tim tingkat RW

Pertemuan II : Survey

Mawas Diri (SMD)

- Identifikasi

Kegiatan yang

mendukung RW Siaga.

Rumah

RW/Lurah

Posyandu

Kantor

RW

Lurah

Ketua

RW

Kader

Lurah

RW

Kader

keluraha

n

TOMA

RW

Kader

dr. Mendy

dr. Mendy

dr. Mendy

Page 29: laporan

25

4

5

6

17-21

Juni

2013

24-28

Juni

2013

24-28

Juni

2013

Pertemuan III :

Musyawarah

Masyarakat Desa

(MMD)

Pelatihan Kader,

Diskusi Kelompok

Terarah dan

Penyuluhan

- GSI : tentang

KIA

- PHBS

- P2M : DBD,

TBC, Kusta, Filariarsis

- Ambulans Desa

- Sistem Rujukan

Pencanangan RW Siaga

RW/

Posyandu

Posyandu

Kantor

RW/

Posyandu

RW

Kader

Kelurah

an

TOMA

RW/ibu

RT/ibu

Kader

TOMA

Ibu

hamil

Masyara

kat lain

RW/ibu

RT/ibu

Kader

TOMA

dr. Mendy

dr. Mendy

dr. Mendy

Page 30: laporan

26

7

23-27

Juli 2013

Monitoring dan

Evaluasi

Posyandu

Masyara

kat lain

RW

Kader

dr. Mendy

Page 31: laporan

27

BAB V

PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

5.1 Pertemuan dan Sosialisasi dengan Lurah Desa Cibening

Tujuan : Perkenalan dan sosialisasi dengan aparat pemerintahan Desa

Cibening mengenai program RW Siaga sebagai upaya penggalakkan kembali

program Desa Siaga pada tingkat RW yang diharapkan dapat membangkitkan dan

mengaktifkan kembali program Desa Siaga di Desa Cibening.

Sasaran : Bapak Lurah Desa Cibening, Kepala Dusun

Waktu : Kamis, 6 Juni 2013

Tempat : Kantor Kelurahan Desa Cibening

Anggaran : -

Hasil : Perkenalan dan sosialisasi berjalan baik. Bapak Lurah dan Kepala

Dusun sangat mendukung program RW Siaga yang nantinya diharapkan dapat

diadakan pula pada RW lainnya.

5.2 Pertemuan dan Sosialisasi dengan Ketua RW 01 Desa Cibening

Tujuan : Perkenalan dan sosialisasi dengan Ketua RW 01 sebagai tuan

rumah pengadaan program RW Siaga percontohan di Desa Cibening.

Sasaran : Ketua RW 01

Waktu : Jumat, 7 Juni 2013

Tempat : Rumah Ketua RW 01

Anggaran : -

Page 32: laporan

28

Hasil : Perkenalan dan sosialisasi berjalan baik. Ketua RW 01

menyambut program RW Siaga dengan antusias dan siap memfasilitasi pihak

Puksesmas dalam terwujudnya RW Siaga di RW 01.

5.3 Sosialisasi RW Siaga dan Pembentukan Struktur Organisasi

Tujuan : Sosialisasi RW Siaga dengan Ketua RT, Kader, dan warga guna

mempersiapkan pengadaan program RW Siaga di RW 01 Desa Cibening diikuti

dengan pembentukan struktur organisasi RW Siaga.

Sasaran : Kepala Dusun, Ketua RW 01, Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua

RT 03, Kader, Tokoh masyarakat, Bidan Desa Cibening, Warga RW 01 Desa

Cibening

Waktu : Senin, 10 Juni 2013

Tempat : Rumah Kepala Dusun

Anggaran : -

Hasil : Sosialisasi RW Siaga berjalan dengan baik, Kader dan Warga

banyak memberikan pertanyaan kepada dokter penanggung jawab RW Siaga.

Berikut adalah struktur organisasi RW Siaga RW 01 Desa Cibening:

Page 33: laporan

29

5.3.1 Struktur Organisasi RW Siaga RW 01 Desa Cibening

5.4 Survey Mawas Diri (SMD)

Tujuan : Pembagian kuesioner SMD sebanyak 50 buah untuk mendapatkan

gambaran mengenai pola hidup masyarakat di RW 01 Desa Cibening yang

selanjutnya akan dihitung dan dianalisis untuk nantinya dapat membantu dalam

identifikasi masalah dan potensi masyarakat.

Sasaran : Kepala Dusun, Ketua RW 01, Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua

RT 03, Kader, Tokoh masyarakat, Bidan Desa Cibening, Warga RW 01 Desa

Cibening

Waktu : Rabu, 12 Juni 2013

Tempat : Rumah Kepala Dusun

Anggaran : -

Hasil : Dari 50 buah kuesioner SMD yang dibagikan secara random

sampling ternyata didapatkan 6 buah kuesioner yang tidak memenuhi syarat

dalam pengisiannya sehingga dianggap invalid dan tidak dapat dipakai.

Bpk. Rokandi

Ketua

Bpk. Kotin

Koordinator RT 01

Bpk. Ayo

Koordinator RT 02

Bpk. Bayong

Koordinator RT 03

Ibu O'om

Bendahara

Ibu Diah

Sekretaris

Page 34: laporan

30

5.5 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Tujuan : Identifikasi masalah dan potensi yang ada pada masyarakat RW

01 Desa Siaga, serta menetapkan fokus permasalahan yang ada di RW 01 Desa

Cibening.

Sasaran : Kepala Dusun, Ketua RW 01, Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua

RT 03, Kader, Tokoh masyarakat, Bidan Desa Cibening, Warga RW 01 Desa

Cibening

Waktu : Kamis, 13 Juni 2013

Tempat : Rumah Kepala Dusun

Anggaran : -

Hasil : Dari Musyawarah Masyarakat Desa didapatkan kesimpulan

bahwa masalah yang paling utama di RW 01 Desa Cibening adalah masalah

kesehatan ibu dan bayi, penyakit menular, PHBS, dan Jampersal.

5.6 Diskusi Kelompok Terarah dan Penyuluhan

5.6.1 Penyuluhan 1 : Risiko Tinggi Kehamilan dan Jampersal

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan warga terutama ibu hamil tentang

risiko dan tanda bahaya kehamilan. Penyuluhan ini juga menitikberatkan pada

Jampersal guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Sasaran : Seluruh warga (terutama perempuan)

Waktu : Senin, 1 Juli 2013

Tempat : Padepokan di Rumah Kepala Dusun

Anggaran :-

Page 35: laporan

31

Hasil : Penyuluhan berjalan dengan lancar, peserta antusias dalam sesi

diskusi. Kegiatan ini juga diadakan bersamaan dengan kegiatan Lomba Bayi Sehat

dan Posyandu sehingga jumlah peserta pada penyuluhan ini cukup ramai dan

terarah.

5.6.2 Penyuluhan 2 : Pencegahan Penyakit Menular (P2M) dan Pola Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS)

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan warga akan penyakit-penyakit

menular yang banyak terjadi termasuk juga penyakit Filariasis yang menjadi

Kejadian Luar Biasa di berbagai wilayah di Jawa Barat. Penyuluhan ini juga

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berpola hidup sehat.

Sasaran : Seluruh warga

Waktu : Selasa, 2 Juli 2013

Tempat : Padepokan Kantor Kelurahan Desa Cibening

Anggaran : -

Hasil : Penyuluhan P2M dan PHBS berjalan tepat waktu dan lancar. Pada

sesi diskusi, warga banyak memberikan pertanyaan terutama tentang rumah dan

jamban sehat. Kegiatan ini juga diadakan bersamaan dengan kegiatan Workshop

Sampah Daur Ulang.

5.6.3 Penyuluhan 3 : Tabungan Perlindungan Kesehatan (Tabulinkes)

Tujuan : Sosialisasi Tabulinkes untuk meningkatkan kesadaran warga akan

pentingnya memiliki Tabulinkes sebagai tabungan bersama yang dapat digunakan

Page 36: laporan

32

sewaktu-waktu untuk keperluan kesehatan.

Sasaran : Seluruh warga

Waktu : 23 Agustus 2013

Tempat : Rumah Kepala RW

Anggaran : -

Hasil : Kegiatan berjalan tepat waktu dan penyuluhan berjalan lancar.

Perencanaan pembentukan Tabulinkes akan dilanjutkan kedepannya.

5.7 Evaluasi

Evaluasi diadakan satu bulan setelah diadakan sosialisasi dan penyuluhan

RW Siaga. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa warga dapat menjawab beberapa

pertanyaan yang berhubungan dengan materi penyuluhan yang telah diadakan.

Dari evaluasi juga didapatkan bahwa warga akan lebih memilih dokter atau bidan

sebagai tenaga penolong persalinan dan akan mengikuti Jampersal. Tingkat

pengetahuan tentang PHBS cukup baik walaupun dalam pelaksanaannya dalam

kehidupan sehari-hari belum ada perubahan, terutama tentang merokok dan

jamban sehat. Tabulinkes belum berjalan, namun warga nampak antusias dengan

program Tabulinkes ini.

Page 37: laporan

33

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pengembangan RW Siaga di RW 01 Desa Cibening ini merupakan

langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan mandiri. RW 01

menjadi contoh bagi RW lainnya di Desa Cibening untuk bersama-sama

memajukan Desa Cibening dalam bidang kesehatan. Diharapkan dengan

pengembangan RW Siaga di RW 01 Desa Cibening ini akan mendorong

terwujudnya Desa Siaga Aktif.

Berdasarkan klasifikasi tahapan pengembangan RW Siaga, RW Siaga di

RW 01 Desa Cibening merupakan RW Siaga Tahap Bina. RW Siaga ini masih

membutuhkan pemantauan dan pendampingan khusus dari pengurus pusat Desa

Siaga Desa Cibening dan juga Puskesmas. Tahap ini merupakan tahap yang

sangat krusial karena merupakan titik awal perkembangan RW Siaga. Kesalahan

dalam pembinaan dapat mengakitbatkan RW Siaga tidak berfungsi sesuai dengan

perannya.

6.2 Saran

1. Menjaga keaktifan RW Siaga lewat penyuluhan berkala dari Puskesmas

2. Mengadakan program RW Siaga di RW lain di Desa Cibening

3. Meningkatkan kerjasama antar warga, aparat desa, dan Puskesmas

4. Penggalakkan Tabulinkes untuk meningkatkan kesejahteraan warga

Page 38: laporan

34

5. Pengawasan dan Evaluasi berkala untuk menjaga dan meningkatkan mutu

RW Siaga

6. Meningkatkan tahap pengembagan RW Siaga dengan terus mendampingi

dan mengawasi aktivitas RW Siaga

Page 39: laporan

35

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. 2007

2. Sosialisasi Desa Siaga Aktif Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan

Kalimantan Selatan. Diunduh dari :

http://dinkes.balangankab.go.id/post/read/89/sosialisasi-desa-siaga-

aktif.html

3. RW Siaga di DKI Jakartaa. Diunduh dari : http://web.dinkes-

dki.go.id/dinkesdki/index.php?option=com_content&view=article&id=16

6:rw-siaga-di-dki-jakarta&catid=36:informasi-umum&Itemid=28

4. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip - Prinsip Dasar. Prof. Soekidjo

Notoatmodjo. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 2003

Page 40: laporan

36

LAMPIRAN

Penyuluhan Risiko Tinggi Kehamilan dan Jamkesmas

Page 41: laporan

37

Page 42: laporan

38

Penyuluhan PHBS dan P2M

Page 43: laporan

39