laporan
DESCRIPTION
laporan RW SiagaTRANSCRIPT
Makalah Mini Project
Program Internsip Universitas Padjadjaran
Periode 2012-2013
Pengadaan Program RW Siaga di RW 01 Desa Cibening
Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi 2013
Oleh :
dr. Mendy Candella
Pembimbing :
dr. Sri Agustina
Puskesmas Kecamatan Setu Satu
Kabupaten Bekasi
2013
i
BERITA ACARA PRESENTASI KASUS/PORTOFOLIO
Pada hari Selasa, tanggal 27 Agustus 2013 telah dipresentasikan kasus/portofolio
oleh :
Nama : dr. Mendy Candella
No. ID : ………………………………………………
Dengan judul : Pencanangan Program RW Siaga di RW 01
Desa Cibening Kecamatan Setu Satu Kabupaten
Bekasi Tahun 2013
Nama Pendamping : dr. Sri Agustina
No. ID : ………………………………………………
Nama Wahana : Puskesmas Setu Satu
Daftar peserta yang hadir :
No Nama Peserta Presentasi Keterangan TTD
1 dr. Mendy Candella Presentan
2 dr. Kartika Soka Rahmita Dokter Internsip
3 dr. Tiara Nien Paramita Dokter Internsip
4 dr. Iqbal Yunizar Dokter Internsip
5 dr. Olivia Aldisa Dokter Internsip
6 dr. Fipi Susanti Dokter Internsip
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping Presentan
dr. Sri Agustina dr. Mendy Candella
ii
DAFTAR ISI
BERITA ACARA PRESENTASI KASUS/PORTOFOLIO ................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1 Definisi ...................................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi ................................................................................................. 4
2.3 Tujuan Desa Siaga.................................................................................... 7
2.4 Pengembangan Desa Siaga ....................................................................... 7
2.5 Kegiatan Desa Siaga Aktif ........................................................................ 9
2.6 Indikator Keberhasilan ............................................................................ 10
BAB III ANALISIS SITUASI .............................................................................. 13
3.1 Analisis Geografis ................................................................................... 13
3.2 Analisis Demografis ................................................................................ 14
3.3 Analisis Perilaku Kesehatan .................................................................... 16
3.4 Analisis Sarana dan Prasarana Kesehatan ............................................... 19
3.5 Analisa Kesehatan Ibu dan Anak ............................................................ 21
BAB 1V RENCANA KEGIATAN ....................................................................... 24
BAB V PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN ........................................ 27
5.1 Pertemuan dan Sosialisasi dengan Lurah Desa Cibening ....................... 27
5.2 Pertemuan dan Sosialisasi dengan Ketua RW 01 Desa Cibening ........... 27
5.3 Sosialisasi RW Siaga dan Pembentukan Struktur Organisasi ................. 28
5.4 Survey Mawas Diri (SMD) ..................................................................... 29
5.5 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) .................................................. 30
5.6 Diskusi Kelompok Terarah dan Penyuluhan........................................... 30
5.7 Evaluasi ................................................................................................... 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 33
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 33
6.2 Saran ........................................................................................................ 33
iii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35
LAMPIRAN .......................................................................................................... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan Indonesia adalah sebuah upaya yang dilakukan
guna mencapai lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
sehingga terbentuk kesejahteraan dengan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Untuk mendukung pembangunan kesehatan Indonesia Sehat, Kementrian
Kesehatan menetapkan visi yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat,
dengan misi untuk membuat rakyat sehat, serta strategi untuk menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, dalam hal ini berupaya untuk
menfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan ditingkat desa dan
kelurahan yang disebut Program Desa Siaga.
Desa Siaga dikembangkan Kementrian Kesehatan untuk meningkatkan
kesiagaan desa menghadapi masalah-masalah kesehatan termasuk kejadian luar
biasa. Keputusan Menkes RI Nomor : 564/Menkes/SK/VII/2006 menjelaskan
tentang pedoman Pengembangan Desa Siaga. Desa Siaga adalah desa yang
penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan
untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat
daruratan kesehatan secara mandiri.
2
Pengembangan Desa Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa, menyiap-siagakan
masyarakat menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat
dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebuah desa telah
menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya
sebuah poskesdes yang dikelola oleh seorang bidan dan minimal dua orang kader.
RW Siaga merupakan upaya untuk menggalakkan Desa Siaga pada strata
RW. RW Siaga sangat penting dalam pencapaian Desa Siaga yang aktif dan
efektif karena diharapkan RW Siaga dapat menciptakan masyarakat yang sehat
dan sadar akan kesehatan mulai dari strata RW. RW Siaga secara konsep memiliki
kesamaan dengan Desa Siaga, perbedaannya hanya pada ruang lingkup dan
struktur organisasinya yang lebih kecil. RW Siaga akan bertanggung jawab
langsung dengan Desa Siaga sehingga dapat menciptakan kerjasama yang
berkesinambungan dan efektif.
Pengadaan RW Siaga di RW 01 Desa Cibening diharapkan dapat menjadi
teladan bagi RW lainnya sehingga nantinya tercapai program desa siaga aktif di
wilayah kelurahan Cibening.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Desa Peradaban
Desa yang maju kehidupan lahir batin meliputi bidang ekonomi,
pendidikan, kesehatan, keamanan dan ketertiban, kedaulatan politik, peran serta
masyarakat, lembaga kemasyarakatan dan kinerja pemerintahan desa.
Desa yg dilengkapi dengan berbagai fasilitas sosial yang sangat memadai
seperti sarana olahraga, kesehatan, pendidikan, ibadah, hiburan dan perbelanjaan.
2.1.2 Desa Siaga
Desa/Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
2.1.3 Desa Siaga Aktif
Desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Upaya
kesehatan bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya yang buka setiap hari dan
berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana
dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi gizi,
penyakit, lingkungan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
4
2.1.4 RW Siaga
RW yang memiliki fungsi dan kemampuan yang menyerupai desa siaga
yang mampu menjalankan tugasnya baik secara mandiri, namun dalam lingkup
yang lebih kecil dan terfokus.
2.2 Klasifikasi
2.2.1 Indikator dan Strata Desa Siaga
No Indikator Pratama Madya Utama
1 Forum Masyarakat Desa V V V
2 Sarana/fasilitas pelayanan kesehatan
dasar (Poskesdes atau UKBM lain)
dengan tenaga dan sistem rujukannya.
V V V
3 Posyandu, UKBM maternal dan UKBM
lain sesuai kebutuhan.
V V V
4 Sistem pengamatan berbasis masyarakat
(KIA, gizi, penyakit, faktor risiko
lingkungan dan perilaku).
V V V
5 Sistem kesiapsiagaan kegawatdaruratan
dan bencana berbasis masyarakat.
V* V
6 Upaya menciptakan dan terwujudnya
lingkungan sehat.
V* V
7 Upaya menciptakan dan terwujudnya
PHBS.
V* V
5
8 Upaya menciptakan dan terwujudnya
Kadarzi.
V* V
Keterangan :
Strata Pratama : memenuhi indikator 1 s/d 4
Strata Madya : memenuhi indikator 1 s/d 4 dan dua indikator tambahan (*)
Strata Utama : memenuhi semua (8) indikator
Desa Siaga Aktif : memenuhi minimal indikator 1 s/d 5.
2.2.2 Tahapan RW Siaga
Dalam perkembangannya, RW Siaga dibagi dalam beberapa tahap
perkembangan, yaitu:
1. Tahap Bina
Pada tahap ini forum RW Siaga mungkin belum aktif, namun telah ada
forum/lembaga masyarakat RW yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja,
misalnya kelompok rembug RW. Demikian juga Posyandu mungkin masih pada
tahap pratama.
2. Tahap Tumbuh
Pada tahap ini forum RW Siaga telah aktif mengembangkan UKBM sesuai
kebutuhan masyarakat selain posyandu, Demikian juga Posyandu sedikitnya
sudah pada tahap madya.
Pendampingan dari tim Kecamatan LSM masih sangat diperlukan untuk
pengembangan kualitas Posyandu atau pengembangan UKBM lainnya. Hal
6
penting lain yang diperhatikan adalah pembinaan dari Puskesmas , sehingga
semua ibu hamil bersalin nifas serta bayi baru lahir yang risiko tinggi dan
mengalami komplikasi dapat ditangani dengan baik. Disamping itu sistem
surveilans berbasis masyarakat juga sudah dapat berjalan, artinya masyarakat
mampu mengamati penyakit (menular dan tidak menular ) serta faktor risiko di
lingkungannya secara terus menerus dan melaporkan serta memberikan informasi
pada petugas kesehatan / yang terkait.
3. Tahap Kembang
Pada tahap ini forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif dan
mampu mengembangkan UKBM-UKBM sesuai kebutuhan masyarakat dengan
biaya berbasis masyarakat. Sistem Kewaspadaan Dini masyarakat menghadapi
bencana dan kejadian luar biasa telah dilaksanakan dengan baik, demikian juga
dengan sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat, namun pembinaan
masih diperlukan.
4. Tahap Paripurna
Pada tahap ini semua indikator dalam kriteria RW Siaga sudah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan sehat serta berperilaku
hidup bersih dan sehat. Pendampingan dari Tim Kecamatan sudah tidak
diperlukan lagi.
7
2.3 Tujuan Desa Siaga
2.3.1 Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap
terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
2.3.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan.
2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap
risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
(bencana,wabah,kegawat-daruratan dan sebagainya).
3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa
5. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong
diri sendiri di bidang kesehatan.
2.4 Pengembangan Desa Siaga
Dilaksanakan melalui pendekatan edukatif yaitu dengan memfasilitasi
masyarakat (individu, keluarga, kelompok masyarakat) untuk menjalani proses
pembelajaran pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya secara
terorganisasi (pengorganisasian masyarakat), dengan tahapan :
1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah dan sumber daya yang dapat
8
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan
masalah.
3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang terpilih dan layak,
merencanakan dan melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya yang telah
dilakukan
2.4.1 Sasaran Pengembangan Desa Siaga
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu
melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayah desanya.
2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi
perubahan perilaku tersebut,seperti tokoh masyarakat. Termasuk tokoh
agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan.
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan
perundang-undangan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain, seperti Kepala
Desa, Camat, para pejabat terkait, LSM, swasta, para donatur dan
pemangku kepentingan lainnya.
9
2.5 Kegiatan Desa Siaga Aktif
2.5.1 Persiapan
1. Persiapan Petugas Pelaksana :
a. Pelatihan bidan
b. Pelatihan tokoh masyarakat (toma) dan kader
2. Persiapan Masyarakat :
a. Pembentukan Forum Masyarakat Desa (FMD)
b. Survey Mawas Diri (pendataan keluarga/lapangan – rembuk desa)
c. Musyawarah Masyarakat Desa (di awal pembentukan)
2.5.2 Pelaksanaan
1. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kewenangan bidan, bila tidak
dapat ditangani dirujuk ke Puskesmas Pembantu atau Puskesmas.
2. Kader dan toma melakukan surveilance (pengamatan sederhana) berbasis
masyarakat tentang kesehatan ibu anak, gizi, penyakit, lingkungan dan
perilaku. Pertemuan Forum Masyarakat Desa untuk membahas masalah
kesehatan desa termasuk tindak lanjut penemuan pengamatan sederhana
untuk meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat dan menyepakati upaya
pencegahan dan peningkatan.
3. Alih pengetahuan dan keterampilan melalui pertemuan dan kegiatan yang
dilakukan oleh jejaring penyebaran informasi kesehatan di desa (Jejaring
Promosi Kesehatan), pelaksanaan kelas ibu, kelas remaja, pertemuan
dalam rangka swa-medikasi, dsb.
10
4. UKBM misalnya pelaksanaan Posyandu, Posbindu, Warung Obat, Upaya
Kesehatan Kerja, UKBM Maternal (tabulin, calon donor darah, dsb.), dana
sehat serta UKBM lain sesuai kebutuhan dan kesepakatan.
5. Gerakan masyarakat dalam kesiagaan bencana dan kegawatdaruratan,
Kesehatan Lingkungan, PHBS dan Keluarga Sadar Gizi.
2.5.3 Pemantauan dan Evaluasi
Keberhasilan pengembangan Desa siaga dapat dilihat dari empat (4)
indikatornya yaitu masukan, proses, keluaran dan dampak.
2.6 Indikator Keberhasilan
Keberhasilan upaya pengembangan RW Siaga dapat dilihat dari empat
kelompok indikatornya, yaitu indikator masukan, indikator proses, indikator
keluaran, dan indikator dampak.
2.6.1 Indikator Masukan
Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besarnya
masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan RW Siaga, Indikator
masukan terdiri dari :
1. Ada/tidaknya forum masyarakat RW
2. Ada/tidaknya sarana pelayanan kesehatan dasar.
3. Ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat
4. Ada/tidaknya tenaga kesehatan
11
5. Ada/tidaknya tenaga kader
6. Ada/tidaknya dana untuk kesehatan masyarakat RW
2.6.2 Indikator Proses
Indikator proses adalah indicator untuk mengukur keberhasilan seberapa
aktif upaya yang dilaksanakan di suatu RW dalam rangka pengembangan RW
Siaga, terdiri dari :
1. Frekuensi pertemuan forum masyarakat RW
2. Berfungsi/tidaknya pelayanan kesehatan dasar.
3. Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada
4. Berfungsi/tidaknya system kesiapsiagaan dan penanggulangan
kegawatdaruratan bencana.
5. Berfungsi/tidaknya system surveilans berbasis masyarakat.
6. Ada/tidaknya promosi kesehatan untuk kadarzi dan PHBS.
2.6.3 Indikator Keluaran
Indikator keluaran adalah indicator untuk mengukur seberapa besar hasil
kegiatan yang dicapai disuatu RW dalam rangka RW Siaga, terdiri dari :
1. Cakupan pelayanan kesehatan dasar
2. Cakupan pelayanan UKBM
3. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan
4. Cakupan rumah tangga yang memperoleh penyuluhan kadarzi dan PHBS.
12
2.6.4 Indikator Dampak
Indikator Dampak adalah indicator untuk mengukur seberapa besar
dampak dari hasil kegiatan RW dalam rangka pengembangan RW Siaga, terdiri
dari :
1. Jumlah penduduk yang menderita sakit
2. Dikatakan berhasil jika jumlah penduduk yang menderita sakit <70%
3. Dikatakan tidak berhasil jika jumlah penduduk yang menderita sakit >70%
4. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia
5. Dikatakan berhasil, jika jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia <23%
/ 100.000 kelahiran hidup
6. Dikatakan tidak berhasil, jika jumlah ibu melahirkan yang meninggal
dunia >23% / 100.000 kelahiran hidup
7. Jumlah Bayi dan balita yang meniggal dunia
8. Dikatakan berhasil jika jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia
<45%/100.000 kelahiran hidup
9. Dikatakan tidak berhasil jika jumlah bayi dan balita yang meninggal
dunia >45%/100.000 kelahiran hidup
10. Jumlah balita yang gizi buruk
11. Dikatakan berhasil, jika jumlah balita yang gizi buruk <20%
12. Dikatakan tidak berhasil, jika jumlah balita yang gizi buruk >20%
13
BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1 Analisis Geografis
3.1.1 Desa Cibening
Desa Cibening merupakan salah satu dari sebelas desa yang masuk ke
dalam wilayah Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi dan merupakan satu dari lima
desa yang menjadi cakupan dari wilayah kerja Puskesmas Setu Satu. Selain Desa
Cibening, cakupan wilayah kerja Puskesmas Setu Satu adalah Desa Ciledug, Desa
Cijengkol, Desa Burangkeng, dan Desa Lubang Buaya.
Desa Cibening terbagi dalam enam RW, yang masing-masing RW
membawahi tiga RT dengan total jumlah RT sebanyak delapan belas.
Desa Cibening terdiri dari 1211 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk
keseluruhan sebesar 3.746 jiwa.
3.1.2 RW 01 Desa Cibening
RW 01 Desa Cibening merupakan salah satu dari enam RW di Desa
Cibening yang membawahi tiga RT. RW 01 Desa Cibening berbatasan dengan
Rawa Atuh di bagian utara, Cigebang di bagian timur, Cikedokan di bagian
selatan, dan Sukasejati di bagian barat.
14
3.2 Analisis Demografis
3.2.1 Jumlah Penduduk
RW 01 Desa Cibening terdiri dari 425 Kepala Keluarga dengan jumlah
penduduk sebesar 1.375 jiwa. Berikut adalah tabel jumlah penduduk RW 01 Desa
Cibening:
3.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Kelompok Usia Rentan
Kelompok usia rentan adalah kelompok usia bayi, balita, dan lanjut usia.
Pada tabel di bawah, kelompok umur lanjut usia adalah usia > 60 tahun.
Berdasarkan usia, masyarakat RW 01 Desa Cibening yang paling banyak
adalah usia 6-45 tahun. Berikut adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan usia:
241 249 208
243 232 202
0
50
100
150
200
250
300
RT 01 RT 02 RT 03
Jumlah Penduduk
Laki-laki
Perempuan
15
3.2.3 Tingkat Pendidikan
Menurut data tingkat pendidikan, sebagian besar penduduk di wilayah
kerja puskesmas mendapatkan pendidikan sampai tingkat SD. Kedua terbanyak
adalah lulusan SMP, kemudian SMA. Sebagian masyrakat mendapatkan
pendidikan sampai D1 dan D3, serta S1. Namun masih terdapat penduduk yang
tidak tamat SD. Hal ini berpengaruh pada metode Komunikasi,
3.2.3 Jumlah Wanita Usia Subur, Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan KB
Berikut adalah kompisisi jumlah wanita usia subur, ibu hamil, ibu
menyusui, dan pengguna KB yang ada di RW 01 Desa Cibening:
84
135
192
133 93 91
126
208
135 106
72
0
50
100
150
200
250
0-59 bulan 5-6 tahun 6-45 tahun 45-59tahun
60-69tahun
>70 tahun
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Laki-laki
Perempuan
16
3.3 Analisis Perilaku Kesehatan
3.3.1 Jamban Keluarga
Dari hasil analisis SMD didapatkan bahwa 70,4% KK belum memiliki
jamban sehat sedangkan yang telah memiliki jamban sehat sebesar 29,6%. Jamban
yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit sehingga perlu
dilakukan intervensi seperti penyuluhan tentang PHBS khususnya mengenai
jamban sehat untuk meningkatkan pemahaman warga.
0 1 3
140
102 113
21 4 0
87
137
71
0
20
40
60
80
100
120
140
160
RT 01 RT 02 RT 03
Jumlah BUMIL, WUS, BUTEKI, dan KB
BUMIL
WUS
BUTEKI
KB
17
3.3.2 Tempat Pembuangan Sampah
Dari hasil perhitungan SMD didapatkan sebesar 88,6% KK telah memiliki
sarana pembuangan khusus (SPAL) sedangkan 21,4% lainnya membuang sampah
di sawah atau kebun. Hasil tersebut cukup memuaskan, namun hanya 6,8% KK
yang memiliki tempat pembuangan sampah yang tertutup. Tingginya angka
tempat pembuangan sampah yang tidak tertutup dapat berpotensi menimbulkan
penyakit oleh karene itu diperlukan sosialisasi tentang tempat pembuangan
sampah yang sehat.
70,4%
29,6%
Jamban Sehat
Jamban tidak sehat
Jamban sehat
18
3.3.3 Ventilasi Rumah
Ventilasi sangat penting untuk pertukaran udara dan cahaya. Tidak hanya
itu, ventilasi yang baik juga membantu dalam pencegahan penularan penyakit
seperti TBC. Dari hasil SMD didapatkan bahwa 84,1% KK telah memiliki
ventilasi yang cukup baik, sedangkan 15,9% belum memiliki ventilasi yang baik.
88,6%
21,4%
Tempat Pembuangan Sampah
TPS terbuka
TPS tertutup
84,10%
15,90%
Ventilasi Rumah
Baik
Kurang baik
19
3.4 Analisis Sarana dan Prasarana Kesehatan
3.4.1 Kondisi Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan hasil SMD dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar
masyarakat RW 01 Desa Cibening berobat ke tenaga kesehatan, (68,1%)
walaupun masih ada yang berobat ke tenaga tradisional (22,7%) dan mengobati
sendiri (19,2%). Hal ini didukung dengan tersebarnya tenaga kesehatan di RW 01
Desa Cibening yang dapat dilihat dari jarak tempuh ke tenaga kesehatan yang
sebagian besar adalah 1-5 km (56,8%), diikuti dengan <1 km (40,9%) dan 6-10
km (2,3%). Alat transportasi yang digunakan yang paling banyak adalah
kendaraan pribadi (63,6%), diikuti dengan jalan kaki (36,4%). Responden tidak
ada yang menjawab menggunakan alat transportasi umum.
56,8%
40,9%
2,3%
Jarak Tempuh ke Fasilitas Kesehatan
<1 km
1-5 km
6-10 km
20
3.4.2 Jaminan Kesehatan / Asuransi
Hasil SMD menyebutkan bahwa warga RW 01 Desa Cibening masih
belum banyak memanfaatkan jaminan kesehatan / asuransi. Dari 44 kuesioner
yang dihitung, hanya 17 (38,6%) responden yang memiliki Jamkesmas,
sedangkan 8 (18,1%) yang memiliki asuransi lain dan 19 (43,1%) responden
mengatakan tidak memiliki jaminan kesehatan / asuransi apapun. Oleh karena itu
perlu diadakan lagi penyuluhan tentang pentingnya jaminan kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan warga akan kemudahan dan keuntungan jaminan
kesehatan.
63,6%
36,4%
Alat Transportasi ke Fasilitas Kesehatan
Kendaraan pribadi
Jalan kaki
21
3.5 Analisa Kesehatan Ibu dan Anak
3.5.1 Kesehatan Ibu Hamil
Berdasarkan hasil SMD didapatkan bahwa tenaga penolong persalinan
terbanyak adalah bidan (79,5%) diikuti dengan dokter (15,9%) dan paraji (4,6%).
Sedangkan untuk pemeriksaan kehamilan, sebagian responden menjawab
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali atau lebih (86,3%) dan diikuti
dengan 1-3 kali (13,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa warga RW 01 Desa
Cibening sudah cukup peduli dan mengerti tentang pentingnya persalinan yang
sehat, namun pelatihan paraji tetap tidak dapat dilupakan.
17
8
19
Jaminan Kesehatan
Jamkesmas
Asuransi lain
Tidak ada
22
3.5.2 Imunisasi dan Posyandu
Dari hasil SMD didapatkan bahwa 93,1% responden menjawab telah
melakukan imunisasi lengkap. Untuk kehadiran posyandu didapatkan bahwa 72,7%
responden datang ke posyandu sebanyak 8 kali atau lebih dalam setahun,
sedangkan 26,3% lainnya datang sebanyak 1-7 kali dalam setahun.
79,5%
15,9%
4,6%
Penolong Persalinan
Dokter
Bidan
Paraji
41
3
32
12
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Lengkap Tidak lengkap 8 kali 1-7 kali
Imunisasi
23
3.5.3 ASI Ekslusif
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan didapatkan bahwa 93,1%
responden telah melakukan program ASI Ekslusif dan 6,9% lainnya belum
melakukan program ASI Ekslusif. Responden yaang tidak melakukan program
ASI sebagian besar beralasan tidak dapat menghasilkan ASI.
3.5.4 Keluarga Berencana (KB)
Pelaksanaan program KB di RW 01 Desa Cibening dinilai cukup baik. Hal
ini dapat dilihat dari hasil SMD yang menyebutkan bahwa 84,1% responden telah
menggunakan KB dan 15,9% tidak menggunakan KB. Hampir semua responden
menggunakan KB jenis hormonal/suntik.
41
3
37
7
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
ASI Tidak ASI KB Tidak KB
ASI Ekslusif dan KB
24
BAB 1V
RENCANA KEGIATAN
N
o
Tanggal
Kegiatan Tempat Sasaran
Penanggung
jawab
1
2
3
3-7 Juni
2013
10-14
Juni
2013
17-21
Juni
2013
Pertemuan dengan
Lurah/ketua RW 01
Desa Cibening
Pertemuan I :
Sosialisasi RW Siaga
- Pembentukan
tim tingkat RW
Pertemuan II : Survey
Mawas Diri (SMD)
- Identifikasi
Kegiatan yang
mendukung RW Siaga.
Rumah
RW/Lurah
Posyandu
Kantor
RW
Lurah
Ketua
RW
Kader
Lurah
RW
Kader
keluraha
n
TOMA
RW
Kader
dr. Mendy
dr. Mendy
dr. Mendy
25
4
5
6
17-21
Juni
2013
24-28
Juni
2013
24-28
Juni
2013
Pertemuan III :
Musyawarah
Masyarakat Desa
(MMD)
Pelatihan Kader,
Diskusi Kelompok
Terarah dan
Penyuluhan
- GSI : tentang
KIA
- PHBS
- P2M : DBD,
TBC, Kusta, Filariarsis
- Ambulans Desa
- Sistem Rujukan
Pencanangan RW Siaga
RW/
Posyandu
Posyandu
Kantor
RW/
Posyandu
RW
Kader
Kelurah
an
TOMA
RW/ibu
RT/ibu
Kader
TOMA
Ibu
hamil
Masyara
kat lain
RW/ibu
RT/ibu
Kader
TOMA
dr. Mendy
dr. Mendy
dr. Mendy
26
7
23-27
Juli 2013
Monitoring dan
Evaluasi
Posyandu
Masyara
kat lain
RW
Kader
dr. Mendy
27
BAB V
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
5.1 Pertemuan dan Sosialisasi dengan Lurah Desa Cibening
Tujuan : Perkenalan dan sosialisasi dengan aparat pemerintahan Desa
Cibening mengenai program RW Siaga sebagai upaya penggalakkan kembali
program Desa Siaga pada tingkat RW yang diharapkan dapat membangkitkan dan
mengaktifkan kembali program Desa Siaga di Desa Cibening.
Sasaran : Bapak Lurah Desa Cibening, Kepala Dusun
Waktu : Kamis, 6 Juni 2013
Tempat : Kantor Kelurahan Desa Cibening
Anggaran : -
Hasil : Perkenalan dan sosialisasi berjalan baik. Bapak Lurah dan Kepala
Dusun sangat mendukung program RW Siaga yang nantinya diharapkan dapat
diadakan pula pada RW lainnya.
5.2 Pertemuan dan Sosialisasi dengan Ketua RW 01 Desa Cibening
Tujuan : Perkenalan dan sosialisasi dengan Ketua RW 01 sebagai tuan
rumah pengadaan program RW Siaga percontohan di Desa Cibening.
Sasaran : Ketua RW 01
Waktu : Jumat, 7 Juni 2013
Tempat : Rumah Ketua RW 01
Anggaran : -
28
Hasil : Perkenalan dan sosialisasi berjalan baik. Ketua RW 01
menyambut program RW Siaga dengan antusias dan siap memfasilitasi pihak
Puksesmas dalam terwujudnya RW Siaga di RW 01.
5.3 Sosialisasi RW Siaga dan Pembentukan Struktur Organisasi
Tujuan : Sosialisasi RW Siaga dengan Ketua RT, Kader, dan warga guna
mempersiapkan pengadaan program RW Siaga di RW 01 Desa Cibening diikuti
dengan pembentukan struktur organisasi RW Siaga.
Sasaran : Kepala Dusun, Ketua RW 01, Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua
RT 03, Kader, Tokoh masyarakat, Bidan Desa Cibening, Warga RW 01 Desa
Cibening
Waktu : Senin, 10 Juni 2013
Tempat : Rumah Kepala Dusun
Anggaran : -
Hasil : Sosialisasi RW Siaga berjalan dengan baik, Kader dan Warga
banyak memberikan pertanyaan kepada dokter penanggung jawab RW Siaga.
Berikut adalah struktur organisasi RW Siaga RW 01 Desa Cibening:
29
5.3.1 Struktur Organisasi RW Siaga RW 01 Desa Cibening
5.4 Survey Mawas Diri (SMD)
Tujuan : Pembagian kuesioner SMD sebanyak 50 buah untuk mendapatkan
gambaran mengenai pola hidup masyarakat di RW 01 Desa Cibening yang
selanjutnya akan dihitung dan dianalisis untuk nantinya dapat membantu dalam
identifikasi masalah dan potensi masyarakat.
Sasaran : Kepala Dusun, Ketua RW 01, Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua
RT 03, Kader, Tokoh masyarakat, Bidan Desa Cibening, Warga RW 01 Desa
Cibening
Waktu : Rabu, 12 Juni 2013
Tempat : Rumah Kepala Dusun
Anggaran : -
Hasil : Dari 50 buah kuesioner SMD yang dibagikan secara random
sampling ternyata didapatkan 6 buah kuesioner yang tidak memenuhi syarat
dalam pengisiannya sehingga dianggap invalid dan tidak dapat dipakai.
Bpk. Rokandi
Ketua
Bpk. Kotin
Koordinator RT 01
Bpk. Ayo
Koordinator RT 02
Bpk. Bayong
Koordinator RT 03
Ibu O'om
Bendahara
Ibu Diah
Sekretaris
30
5.5 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan : Identifikasi masalah dan potensi yang ada pada masyarakat RW
01 Desa Siaga, serta menetapkan fokus permasalahan yang ada di RW 01 Desa
Cibening.
Sasaran : Kepala Dusun, Ketua RW 01, Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua
RT 03, Kader, Tokoh masyarakat, Bidan Desa Cibening, Warga RW 01 Desa
Cibening
Waktu : Kamis, 13 Juni 2013
Tempat : Rumah Kepala Dusun
Anggaran : -
Hasil : Dari Musyawarah Masyarakat Desa didapatkan kesimpulan
bahwa masalah yang paling utama di RW 01 Desa Cibening adalah masalah
kesehatan ibu dan bayi, penyakit menular, PHBS, dan Jampersal.
5.6 Diskusi Kelompok Terarah dan Penyuluhan
5.6.1 Penyuluhan 1 : Risiko Tinggi Kehamilan dan Jampersal
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan warga terutama ibu hamil tentang
risiko dan tanda bahaya kehamilan. Penyuluhan ini juga menitikberatkan pada
Jampersal guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Sasaran : Seluruh warga (terutama perempuan)
Waktu : Senin, 1 Juli 2013
Tempat : Padepokan di Rumah Kepala Dusun
Anggaran :-
31
Hasil : Penyuluhan berjalan dengan lancar, peserta antusias dalam sesi
diskusi. Kegiatan ini juga diadakan bersamaan dengan kegiatan Lomba Bayi Sehat
dan Posyandu sehingga jumlah peserta pada penyuluhan ini cukup ramai dan
terarah.
5.6.2 Penyuluhan 2 : Pencegahan Penyakit Menular (P2M) dan Pola Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan warga akan penyakit-penyakit
menular yang banyak terjadi termasuk juga penyakit Filariasis yang menjadi
Kejadian Luar Biasa di berbagai wilayah di Jawa Barat. Penyuluhan ini juga
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berpola hidup sehat.
Sasaran : Seluruh warga
Waktu : Selasa, 2 Juli 2013
Tempat : Padepokan Kantor Kelurahan Desa Cibening
Anggaran : -
Hasil : Penyuluhan P2M dan PHBS berjalan tepat waktu dan lancar. Pada
sesi diskusi, warga banyak memberikan pertanyaan terutama tentang rumah dan
jamban sehat. Kegiatan ini juga diadakan bersamaan dengan kegiatan Workshop
Sampah Daur Ulang.
5.6.3 Penyuluhan 3 : Tabungan Perlindungan Kesehatan (Tabulinkes)
Tujuan : Sosialisasi Tabulinkes untuk meningkatkan kesadaran warga akan
pentingnya memiliki Tabulinkes sebagai tabungan bersama yang dapat digunakan
32
sewaktu-waktu untuk keperluan kesehatan.
Sasaran : Seluruh warga
Waktu : 23 Agustus 2013
Tempat : Rumah Kepala RW
Anggaran : -
Hasil : Kegiatan berjalan tepat waktu dan penyuluhan berjalan lancar.
Perencanaan pembentukan Tabulinkes akan dilanjutkan kedepannya.
5.7 Evaluasi
Evaluasi diadakan satu bulan setelah diadakan sosialisasi dan penyuluhan
RW Siaga. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa warga dapat menjawab beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan materi penyuluhan yang telah diadakan.
Dari evaluasi juga didapatkan bahwa warga akan lebih memilih dokter atau bidan
sebagai tenaga penolong persalinan dan akan mengikuti Jampersal. Tingkat
pengetahuan tentang PHBS cukup baik walaupun dalam pelaksanaannya dalam
kehidupan sehari-hari belum ada perubahan, terutama tentang merokok dan
jamban sehat. Tabulinkes belum berjalan, namun warga nampak antusias dengan
program Tabulinkes ini.
33
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pengembangan RW Siaga di RW 01 Desa Cibening ini merupakan
langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan mandiri. RW 01
menjadi contoh bagi RW lainnya di Desa Cibening untuk bersama-sama
memajukan Desa Cibening dalam bidang kesehatan. Diharapkan dengan
pengembangan RW Siaga di RW 01 Desa Cibening ini akan mendorong
terwujudnya Desa Siaga Aktif.
Berdasarkan klasifikasi tahapan pengembangan RW Siaga, RW Siaga di
RW 01 Desa Cibening merupakan RW Siaga Tahap Bina. RW Siaga ini masih
membutuhkan pemantauan dan pendampingan khusus dari pengurus pusat Desa
Siaga Desa Cibening dan juga Puskesmas. Tahap ini merupakan tahap yang
sangat krusial karena merupakan titik awal perkembangan RW Siaga. Kesalahan
dalam pembinaan dapat mengakitbatkan RW Siaga tidak berfungsi sesuai dengan
perannya.
6.2 Saran
1. Menjaga keaktifan RW Siaga lewat penyuluhan berkala dari Puskesmas
2. Mengadakan program RW Siaga di RW lain di Desa Cibening
3. Meningkatkan kerjasama antar warga, aparat desa, dan Puskesmas
4. Penggalakkan Tabulinkes untuk meningkatkan kesejahteraan warga
34
5. Pengawasan dan Evaluasi berkala untuk menjaga dan meningkatkan mutu
RW Siaga
6. Meningkatkan tahap pengembagan RW Siaga dengan terus mendampingi
dan mengawasi aktivitas RW Siaga
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2007
2. Sosialisasi Desa Siaga Aktif Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan
Kalimantan Selatan. Diunduh dari :
http://dinkes.balangankab.go.id/post/read/89/sosialisasi-desa-siaga-
aktif.html
3. RW Siaga di DKI Jakartaa. Diunduh dari : http://web.dinkes-
dki.go.id/dinkesdki/index.php?option=com_content&view=article&id=16
6:rw-siaga-di-dki-jakarta&catid=36:informasi-umum&Itemid=28
4. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip - Prinsip Dasar. Prof. Soekidjo
Notoatmodjo. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 2003
36
LAMPIRAN
Penyuluhan Risiko Tinggi Kehamilan dan Jamkesmas
37
38
Penyuluhan PHBS dan P2M
39