laporan

22
I . PENDAHULUAN A . Latar Belakang Di antara berbagai jenis hasil pertanian, sayuran merupakan bahan pangan penting bagi penduduk Indonesia yang diperlukan setiap hari. Di antara sayuran yang ditanam, kubis (Brassica oleracea var. capitata L.) banyak diusahakan dan dikonsumsi karena sayuran tersebut dikenal sebagai sumber vitamin (A, B dan C), mineral, karbohidrat, protein dan lemak yang amat berguna bagi kesehatan. Seperti beberapa jenis sayuran lainnya, kubis memiliki sifat mudah rusak, berpola produksi musiman dan tidak tahan disimpan lama. Sifat mudah rusak ini dapat disebabkan oleh daun yang lunak dan kandungan air cukup tinggi, sehingga mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama/penyakit tanaman. Kol bunga putih merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak. Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga sebagai kol kembang atau blumkol (berasal dari bahasa Belanda Bloemkool). Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di daerah Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan massa bunga yang kompak seperti yang ditemukaan saat ini dikembangkan tahun 1866

Upload: annisa-yangis-savitri

Post on 01-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

document work

TRANSCRIPT

Page 1: laporan

I . PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Di antara berbagai jenis hasil pertanian, sayuran merupakan bahan pangan penting

bagi penduduk Indonesia yang diperlukan setiap hari. Di antara sayuran yang

ditanam, kubis (Brassica oleracea var. capitata L.) banyak diusahakan dan dikonsumsi

karena sayuran tersebut dikenal sebagai sumber vitamin (A, B dan C), mineral,

karbohidrat, protein dan lemak yang amat berguna bagi kesehatan. Seperti beberapa

jenis sayuran lainnya, kubis memiliki sifat mudah rusak, berpola produksi musiman

dan tidak tahan disimpan lama. Sifat mudah rusak ini dapat disebabkan oleh daun

yang lunak dan kandungan air cukup tinggi, sehingga mudah ditembus oleh alat-alat

pertanian dan hama/penyakit tanaman.

Kol bunga putih merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan

bunga putih kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak. Masyarakat di Indonesia

menyebut kubis bunga sebagai kol kembang atau blumkol (berasal dari bahasa

Belanda Bloemkool). Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di daerah

Mediterania. Kubis bunga yang berwarna putih dengan massa bunga yang kompak

seperti yang ditemukaan saat ini dikembangkan tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli

benih dari Amerika. Diduga kubis bunga masuk ke Indonesia dari India pada abad ke

XIX.

Ulat crop (Crocidolomia pavonana)merupakan hama yang penting pada tanaman

kubis. Munculnya hama ini pada pertanaman kubis merupakan ancaman yang serius

bagi petani. Pada tahun 1998 Balai Proteksi Tanaman Pangan & Hortikultura V

melaporkan ulat crop (C. pavonana) merupakan hama yang menempati urutan

pertama penyebab kerusakan tanaman kubis di Jawa Tengah. Serangan hama ini

mengakibatkan turunnya produksi mencapai 50 persen per hektar. Serangan

Page 2: laporan

C.binotalis pada tanaman kubis sampai sekarang belum dapat diatasi secara

memuaskan, meskipun pengendalian kimia telah dilakukan secara intensif.

B.   Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui hama penting tanaman kubis Crocidolomia pavonana

2. Mengetahui bioekologi , gejala serangan dan pengendalian dari telur , larva , pupa ,

imago Crocidolomia pavonana

Page 3: laporan

II . METODELOGI PERCOBAAN

A . Alat Dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pena , pensil ,

penghapus , kertas A4 dan mikroskop

Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sampel telur , larva ,

pupa , dan imago Crocidolomia pavonana

B . Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah :

1. Menyiapkan kertas A4 , pensil , pena dan penghapus

2. mengidentifikasi telur , larva , pupa , imago jantan dan betina dengan

menggunakan mikroskop

3. Menggambar spesimen yang telah diidentifikasi tadi

4. Membuat acc atau laporan sementara

Page 4: laporan

III . HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A . Hasil Pengamatan

Adapun tabel hasil pengamatan yaitu sebagai berikut :

Gambar Foto Gambar Tangan Keterangan

Page 5: laporan

Telur Crocidolomia pavonana Telurnya

diletakkan di

balik daun secara

berkelompok,

jumlah tiap

kelompok sekitar

11 - 18, dan

setiap kelompok

berisi sekitar 30 -

80 butir telur.

Telur berbentuk

pipih dan

menyerupai

genteng rumah,

berwarna jernih.

Larva Crocidolomia pavonana Larva yang baru

menetas hidup

berkelompok di

balik daun.

Sesudah 4 - 5

hari, mereka

bergerak ke titik

tumbuh. Ulat

yang baru

Page 6: laporan

menetas

berwarna kelabu,

kemudian

berubah menjadi

hijau muda. Pada

punggungnya

ada 3 baris putih

kekuning-

kuningan dan

dua garis di

samping,

kepalanya

berwarna hitam.

Panjang ulat

sekitar 18 mm.

Punggungnya

ada garis

berwarna hijau

muda

Page 7: laporan

Pupa Crocidolomia pavonana Pupa terletak

dalam tanah di

dekat pangkal

batang inang.

Panjang pupa

sekitar 8,5 - 10,5

mm, berwarna

hijau pudar dan

coklat muda,

kemudian

berubah menjadi

coklat tua seperti

tembaga.

Page 8: laporan

Imago jantan Crocidolomia

pavonana

Imago jantan

lebih besar dan

lebih lebih

panjang

sedikitdaripada

yang betina.

Warna sayap

muka krem

dengan bercak

abu-abu coklat.

Imago betina Crocidolomia

pavonana

Imago betina

lebih kecil

sedikit daripada

yang jantan

Warna sayap

muka krem

dengan bercak

abu-abu coklat

akan tetapi

warna lebih

cerah jantan

Page 9: laporan

B. Pembahasan

Biologi hama

Klasifikasi

Kingdom         : Animalia

Filum               : Arthropoda

Kelas              : Insecta

Ordo                : Lepidoptera

Famili              : Pyralidae

Genus              : Crocidolomia

Spesies            : Crocidolomia pavonana Zell.

Telur

Telur berukuran 5mm dan biasanya berkumpul berkisar antara 10-300 butir dalam

satu daun. Telur berwarna hijau cerah dan mdah berkamuflase pada daun. Telur

biasanya diletakkan pada bagian bawah daun.

larva

larva berukuran berkisah antara 18-25mm dan memiliki kepala hitam serta warna

hijau pada tubuhnya tergantung corak daun yang mereka makan.Biasanya ulat berada

pada bagian bawah daun karena mereka cenderung menghindari cahaya. Pada hari

keempat dan kelima larva akan memakan daun dari bagian bawah dan akan

menyebabkan kerusakan yang parah pada daun sebelum ulat bergerak pada pusat

tanaman.

Pupa dan Kokon

Panjang berkisar antara 8.5 sampai 10.5mm dan berbentuk bulat dengan berwarna

hijau cerah dan coklat gelap, pupa biasanya diselubungi oleh tanah.

Page 10: laporan

Imago

Ngegat jantan umumnya berukuran lebih besar daripada betinanya. Jantan berukuran

20-25mm dan betina 8-11mm. Pada betina dan jantan mempunyai warna coklat pada

bagian sayap. Jantan pada umumnya mempunyai warna yang lebih cerah. Pada siang

hari ngengat akan besembunyi pada bagian tubuh pohon dan aktif pada malam hari.

Ngengat jantan berambut hitam berumbia-rumbia di tepi masing-masing sayap muka

di samping kepala, yang betina kurang rimbun. Lama hidup untuk ngengat betina

sekitar 16 - 24 hari. Daur hidupnya sekitar 22 - 30 hari. Panjang larva dapat mencapai

18 - 25 mm.

Gejala serangan

Ulat krop/ulat jantung kubis (Crocidolomia binotalis) sering menyerang titik tumbuh

sehingga sering disebut ulat jantung kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar

dari ulat tritip,jika sudah besar garis-garis coklat,jika diganggu agak malas untuk

bergerak. Larva muda bergerombol di permukaan bawah daun kubis dan

meninggalkan bercak putih pada daun yang dimakan.Larva instar ketiga sampai

kelima memencar dan menyerang pucuk tanaman kubis sehingga menghancurkan

titik tumbuh. Akibatnya tanaman mati atau batang kubis membentuk cabang dan

beberapa crop yang kecil-kecil. Ulat krop dikenal sebagai hama yang sangat rakus

secara berkelompok dapat menghabiskan seluruh daun dan hanya meninggalkan

tulang daun saja. Pada populasi tinggi terdapat kotoran berwarna hijau bercampur

dengan benang-benang sutera. Ulat krop juga masuk dan memakan krop sehingga

tidak dapat dipanen sama sekali. Larva kecil memakan bagian bawah daun dengan

meninggalkan bekas berupa bercak putih. Lapisan epidermis permukaan atas daun

biasanya tidak ikut dimakan dan akan berlubang setelah lapisan tersebut kering serta

hanya tinggal tulang-tulang daunnya. Bila bagian pucuk yang terserang maka

tanaman tidak dapat membentuk krop sama sekali.

Page 11: laporan

Larva instar II mulai memencar dan menyerang daun bagian lebih dalam dan sering

kali masuk ke dalam pucuk tanaman serta menghancurkan titik tumbuh. Apabila

serangan terjadi pada tanaman kubis yang telah membentik krop, larva yang telah

mencapai instar III akan menggerek ke dalam krop dan merusak bagain tersebut,

sehingga dapat menurunkan nilai ekonominya.

Tidak jarang juga akan sering terjadi pembusukan krop karena serangan tersebut yang

diikuti oleh serangan skunder yaitu oleh jamur.

Ambang Ekonomi

Kerusakan ekonomi hama ini adalah ketika kubis telah rusak pada bagian krop harus

segera dikendalikan .

Pengendalian hama

Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain :

1. Melakukan sanitasi Kebersihan kebun, yaitu dengan membersihkan kebun dari

bahan-bahan organic yang bisa membusuk yang dapat menjadi sarang tempat hama

ini bertelur.

2. Melakukan pola tanam dan pengaturan jarak tanam, jangan menanam dua jenis

tanaman yang disukai ulat crop berdekatan.

3. Secara biologis, yaitu dengan menggunakan musuh alami dari hama ini, seperti

a. Lalat sturmiopsis inferens Townsend, famili Tachinidae, ordo: Diptera Lalat

sturmia sericariae Cornalia.

b. Tiga jenis tabuhan dari famili: Ichneumonidae, ordo: Hymenoptera, yakni

Inareolata, Atrometus, Mesochorus.

c. Satu jenis tabuhan dari famili: Braconidae, ordo: Hymenoptera, yakni

Chelonus sp.

d. Tabuhan Trichograma sp. dari fam: Trichogrammatidae, ordo: Hymonptera.

4. Secara mekanis dengan menangkapi langsung hama ini dan di musnahkan.

5. Melakukan pemangkasan agar lingkungan tajuk tidak terlalu rimbun.

Page 12: laporan

6. Melakukan pemangkasan terhadap tanaman yang terserang berat

7. Dengan menggunakan perangkap yaitu berupa perangkap cahaya.

8. Membuat persemaian di tempat yang tidak terlindung atau mengurangi naungan.

9. Secara kimia, yaitu dengan penggunaan Insektisida alami seperti akar tuba, daun

pucung tembakau dan lengkuas dan disemprotkan pada pada daun, batang dan bagian

lainnya yang belum terserang.(Triharso, 1996 )

Page 13: laporan

IV . KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagi berikut :

1. Crocidolomia binatalis merupakan hama yang paling sering menimbulkan

kerugian pada budidaya tanaman kubis/sawi.

2. Hama Crocidolomia binatalis menyerang tanaman kubis dan sawi dengan

cara memakan bagian bawah daun dengan meninggalkan bekas berupa bercak

putih serta menyerang daun bagian lebih dalam dan sering kali masuk ke

dalam pucuk tanaman serta menghancurkan titik tumbuh

3. Crocidolomia binatalis menyerang kubis pada saat fase larva.

4. Pengendalian hama ini dapat dilakuan dengan cara biologi, fisik, kultur

teknis,maupun Secara Kimia.

5. Ambang ekonomi hama ini ketika kubis telah rusak dibagian krop harus

segera dikendalikan .

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: laporan

Cahyono, B. 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Kubis. Yogyakarta: Yayasan Pustaka

Nusantara.

Pracaya, 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Triharso,1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Untung,K,2003. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Diposkan oleh mark_tambunan di 19:44

Rukmana. 2001 Bertanam kubis. Yogyakarta: Kanisius 68 hal.

Sastrosiswojo S, Setiawati W. 1993. Biology and control of Crocidolomia

binotalis in Indonesia Bandung: Balithor Lembang. (9) Hlm 81-87.

Page 15: laporan

LAMPIRAN

Page 16: laporan
Page 17: laporan