laporan

42
1 KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan bangsa. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbatas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dikatakan sehat secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun secara klinis. Sehat secara mental/psikis adalah sehatnya pikiran, emosional, maupun spritual dari seseorang. Sejalan dengan WHO, Undang-Undang RI. No 23 tahun 1992 tentang kesehatan, disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan dikatakan sehat secara sosial adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan dimana ia tinggal. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, tertera bahwa ujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen dan informasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat. Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan keluarga miskin.

Upload: dariel-selvarajah

Post on 08-Nov-2015

62 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dinkes

TRANSCRIPT

  • 1

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan

    bangsa. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan

    jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbatas dari penyakit, cacat, dan

    kelemahan. Dikatakan sehat secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki

    gangguan apapun secara klinis. Sehat secara mental/psikis adalah sehatnya pikiran,

    emosional, maupun spritual dari seseorang.

    Sejalan dengan WHO, Undang-Undang RI. No 23 tahun 1992 tentang

    kesehatan, disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,

    sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara sosial dan

    ekonomi. Sedangkan dikatakan sehat secara sosial adalah kemampuan seseorang

    untuk berinteraksi dengan lingkungan dimana ia tinggal.

    Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK)

    2005-2025, tertera bahwa ujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat

    2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

    setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

    tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara

    Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam

    lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan

    yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

    setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.

    Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan peningkatan upaya

    kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan

    farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen dan informasi kesehatan serta

    pemberdayaan masyarakat. Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada

    peningkatan upaya promotif dan preventif, disamping peningkatan akses pelayanan

    kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak,

    lanjut usia, dan keluarga miskin.

  • 2

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Strategi utama upaya pembangunan kesehatan adalah dengan

    pemberdayaan masyarakat dan desentralisasi. Di Dinas Kesehatan Kota Medan,

    dicanangkan suatu visi Medan Sehat Harapan Kita Bersama dengan misi

    menggerakkan pembangunan kota berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian

    masyarakat untuk hidup sehat, dan memelihara dan meningkatkan pelayanan

    kesehatan yang bermutu, merata serta terjangkau, dan memelihara serta

    meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta

    lingkungan.

    Tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya lingkungan pemukiman,

    industri dan perdagangan yang sehat, terciptanya sarana pendidikan, pariwisata dan

    sarana umum yang sehat, terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan upaya

    kesehatan yang paripurna, meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya

    manusia kesehatan, tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan,

    meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah diakses oleh

    masyarakat, dan terpenuhinya pembiayaan operasional dinas kesehatan.

    Salah satu ujung tombak suksesnya pelayanan kesehatan adalah sarana

    pelayanan kesehatan strata pertama yaitu puskesmas, yang dalam wilayah kota

    Medan berada dalam pertanggungjawaban Dinas Kesehatan Kota Medan.

    Puskesmas berperan dalam upaya baik promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

    Oleh karena itu, dalam rangka membentuk petugas kesehatan yang tidak hanya

    piawai dalam bidang kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga dalam bidang preventif

    dan promotif, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara menyelenggarakan

    kegiatan kepaniteraan senior klinik (KKS) di Dinas Kesehatan Kota Medan yang

    kemudian memberi pembekalan bagi peserta KKS untuk melakukan kegiatan KKS

    di puskesmas dan desa binaan yang ditentukan kemudian.

    1.2. Tujuan

    1.2.1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui program kegiatan Dinas Kesehatan Kota Medan dan

    untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior

  • 3

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    (KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran

    Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan, Universitas Sumatera Utara.

    1.2.2. Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui keorganisasian Dinas Kesehatan Kota Medan.

    2. Untuk mengetahui kegiatan yang ditindaklanjuti Dinas Kesehatan Kota

    Medan.

    3. Untuk mengetahui program dan target puskesmas sebagai pembekalan

    kegiatan KKS di puskesmas.

    4. Untuk mengetahui program kegiatan pelayanan kesehatan di Kota Medan.

    5. Untuk mengetahui program kegiatan pengendalian wabah dan bencana di

    Kota Medan.

    1.3. Manfaat

    Laporan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis

    dan pembaca khususnya pengetahuan mengenai program dan situasi kesehatan

    masyarakat di Kota Medan dalam peningkatan partisipasi mendukung strategi

    pemberdayaan masyarakat yang dicanangkan dalam program pembangunan

    kesehatan.

  • 4

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    BAB 2

    SITUASI UMUM DAN KEADAAN LINGKUNGAN

    2.1. Keadaan Geografis

    Provinsi Sumatera Utara secara geografis terletak pada 10-40 Lintang Utara

    dan 98-100 Bujur Timur. Sebelah Utara perbatasan dengan Provinsi Nanggroe

    Aceh Darussalam, sebelah Timur berbatasan dengan Negara Malaysia di selat

    Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera

    Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

    Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis, kisaran

    suhu antara 13,4C-34,2C, mempunyai musim kemarau (Juni s.d. September) dan

    musim hujan (November s.d. Maret). Secara administratif Sumatera Utara pada

    tahun 2012 memiliki 8 kota dan 25 kabupaten. Luas daratan Provinsi Sumatera

    Utara adalah 72.981,23 km2. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di

    Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Labuhan Batu dengan luas

    9.223,18 km2 dan luas daerah terkecil adalah Kota Sibolga dengan luas 10,77 km2.

    Kota Medan memiliki luas daerah 265,1 km2 dengan ketinggian 2,5-37,5 m dari

    permukaan laut.

    2.2. Kependudukan

    Sumatera Utara merupakan provinsi yang jumlah penduduknya terbesar

    keempat di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, jumlah penduduk

    Sumatera Utara pada tahun 2012 tercatat sebesar 13.254.682 penduduk. Kota

    Medan merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan

    kepadatan 2.141.637 penduduk.

    2.2.1. Estimasi Jumlah Penduduk

    Estimasi jumlah penduduk pada tahun 2012 per Kabupaten/Kota

    menggunakan proporsi dari jumlah penduduk Kabuapten/Kota tahun 2010.

    Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kota Medan dan

  • 5

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    terendah di Kabupaten Pakpak Bharat. Proporsi penduduk di Kota Medan sebesar

    16,1% dan di Kabupaten Pakpak Bharat 0,31%.

    2.2.2. Rasio Jenis Kelamin

    Di Sumatera Utara, jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan

    sebanyak 6.556.369 dan laki-laki 6.490.800 jiwa. Rasio seksnya adalah 98,9% di

    mana setiap terdapat 100 perempuan, maka terdapat 98,9 laki-laki. Pada tahun

    2008, angka seks rasio adalah 99,93% yang menunjukkan jumlah penduduk

    berjenis kelamin perempuan meningkat.

    2.2.3. Umur

    Komposisi penduduk Sumatera Utara menurut kelompok umur,

    menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 31,79%,

    yang berusia produktif (25-29 tahun) sebesar 64,29% dan yang berusia tua (>65

    tahun) sebesar 3,90%. Jadi, penduduk Sumatera Utara sampai saat ini masih

    didominasi oleh penduduk muda walaupun angka ini sudah menurun dibanding

    dekade yang lalu. Dengan demikian, angka beban tanggungan penduduk Sumatera

    Utara tahun 2008 sebesar 55,53%. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan

    tahun 2007 sebesar 56,37%.

    2.2.4. Jumlah Anggota Keluarga

    Rata-rata anggota keluarga di Sumatera Utara pada tahun 2008 adalah

    sebesar 4,38 yang berarti rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota

    keluarga. Kabupaten yang rata-rata jumlah anggota keluarganya paling banyak

    adalah Kabupaten Nias yaitu 5,41 orang dan yang paling sedikit adalah Kabupaten

    Karo yaitu 3,81 orang.

    2.3. Sosial Ekonomi

    2.3.1. Pendidikan

    Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah

    dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara, salah satunya

  • 6

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.

    Sensus Penduduk tahun 2000, ditunjukkan bahwa 60% penduduk 5 tahun keatas

    mempunyai pendidikan tertinggi sekolah dasar, 18,19% tamat, 18,40% tamat SMA,

    dan hanya 2,63% yang mencapai tingkat pendidikan perguruan tinggi. Dari hasil

    Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2007, ditunjukkan bahwa pada

    penduduk berumur 15 tahun keatas l,42%, tidak pernah sekolah 9,04%, tidak tamat

    SD 31%, tamat SD 23,42%, tamat SMP 28,93%, tamat SMA, dan hanya sekitar

    6,16% mencapai perguruan tinggi. Dari data diatas menggambarkan bahwa tingkat

    pendidikan di Sumatera Utara sampai tahun 2008 masih rendah walaupun telah

    menunjukkan peningkatan. Akan tetapi, angka buta huruf di Sumatera Utara mulai

    menurun yaitu tinggal sekitar 3% di kota dan 5% di desa.

    2.3.2. Ketenagakerjaan

    Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap

    tahunnya tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK sebesar 57,34%, tahun 2005

    naik menjadi 71,94%, tahun 2006 menjadi 66,90% dan tahun 2007 naik menjadi

    67,49%. Angkatan Kerja di Sumatera Utara sebagian besar masih berpendidikan

    SD kebawah (41,47%), setingkat SMTP (23,42%), setingkat SMTA (28,94%),

    sedangkan sisanya 6,17% berpendidikan diatas SMTA. Berdasarkan lapangan

    pekerjaan utama, penduduk Sumatera Utara yang terbanyak adalah di sektor

    pertanian (47,6%), kemudian diikuti di sektor perdagangan, hotel, dan restoran

    (18,8%), jasa (12,9%),sedangkan penduduk yang bekerja di sektor industri hanya

    sekitar 7,60%.

    2.3.3. Pendapatan dan Kemiskinan

    Kemampuan ekonomi masyarakat yang diukur dengan angka pendapatan

    per kapita atas dasar harga yang berlaku tahun 1993, bila diukur atas dasar harga

    konstan mengalami kenaikan. Perkembangan PDRB Sumatera Utara per kapita

    tahun 1993-1997 dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 7

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara mengalami turun naik

    dari tahun 1993-2007. Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta orang

    atau sebesar 12,31% dari total seluruh penduduk Sumatera Utara. Tahun 1996

    jumlah penduduk Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23 juta

    jiwa(10,92%). Namun, karena krisis moneter, penduduk miskin di Sumatera Utara

    tahun 1999 meningkat menjadi 16,74% dari total penduduk Sumatera Utara yaitu

    sebanyak 1,97 juta jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin baik

    secara absolut maupun secara persentase, yaitu menjadi l,89 juta jiwa atau sekitar

    15,89%, sedangkan tahun 2004 turun lagi menjadi 1,80 juta jiwa (14,93%)

    kemudian tahun 2005 penduduk miskin turun menjadi 1,76 juta jiwa (14,28%),

    namun akibat dampak kenaikan BBM pada Maret dan oktober 2005, penduduk

    miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 juta jiwa (15,66%). Pada tahun 2007

    turun sedikit menjadi 1,77 juta jiwa atau 13,90% (SUDA 2008).

    2.4. Lingkungan Fisik dan Biologi

    Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapat perhatian

    khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat dengan indikator-indikator

    yaitu persentase rumah sehat, persentase rumah tangga memiliki akses terhadap air

    minum, persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah

    tangga yang memiliki sarana penampungan akhir kotoran/tinja/BAB.

    2.4.1. Rumah Sehat

    Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat

    kesehatan, yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan

    sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian

    Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstanta

    1993 18.215,436 18.215,46

    1994 21.678,6 19.941,33

    1995 24.686,43 21.802,51

    1996 28.173,73 21.753,81

    1997 32.414,60 24.842,86

  • 8

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    rumah yang sesuai (>8m2/kapita), dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2008,dari

    seluruh rumah yang ada yaitu 2.683.062 unit, yang diperiksa sebanyak 197.322 unit

    (44,63%), dari jumlah yang diperiksa diketahui bahwa 761.699 rumah yang

    memenuhi syarat kesehatan (63,62%).

    2.4.2. Sumber Air Minum

    Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas)

    tahun 2007, diperoleh bahwa persentase rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara

    yang memiliki sumber air minum terlindung sebesar 76,8%, sedangkan persentase

    rumah tangga yang memiliki sumber air minum tak terlindung sebesar 23,2%. Dari

    hasil pengawasan air bersih, yang memenuhi syarat fisik 84,37%, kimiawi 75,82%,

    dan bakteriologis 76,15%. Risiko pencemaran amat tinggi 2,45%, tinggi 33,13%,

    sedang 36,48%, dan rendah 27,49%. Parameter ini menunjukkan angka yang cukup

    baik dan perlu untuk terus ditingkatkan.

    2.4.3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar

    Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, di Provinsi Sumatera

    Utara, persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air

    besar sebesar 71,8%, rumah tangga yang memiliki bersama 6,8%, umum sebesar 4%

    dan tidak ada/tidak memiliki sebesar 17,4%. Dari hasil survei, jamban yang

    memenuhi syarat kesehatan hanya 42,83%. Selain itu, ketersediaan jamban di desa

    dan beberapa kabupaten masih minim dan terbatas.

    2.4.4. Tempat Umum

    Tempat umum yang sehat adalah tempat umum dan pengelolaan makanan

    yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat

    pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas

    lantai yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang

    yang sesuai. Pada tahun 2008, dari 18.436 tempat umum yang diperiksa, sekitar

    66,15% memenuhi syarat kesehatan. Angka ini masih dibawah target Indonesia

  • 9

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Sehat 2015 yaitu 80%. Angka pembinaan kesehatan tempat umum oleh pemerintah

    masih rendah yaitu hanya 54,66% sehingga perlu upaya dari program terkait dalam

    peningkatan cakupannya.

    2.4.5. Pembuangan Sampah

    Persampahan di Kota Medan dikelola oleh Dinas Kebersihan dan

    Pertamanan Kota Medan. Selain itu, pengelolaan persampahan di Kota Medan juga

    dilaksanakan oleh pihak swasta, khususnya pada kawasan pusat pemerintahan dan

    jalan-jalan protokol. Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu tingkat

    timbunan sampah sebanyak 3,5 liter/orang/hari, Kota Medan dengan jumlah

    penduduk 1.963.855 jiwa, menghasilkan 6.873,49 m3 timbunan sampah. Namun

    Kota Medan baru dapat mengelola sebanyak 5.710 m3 sehingga banyaknya sampah

    yang belum terlayani adalah 1.163,49 m3.

    2.5. Pelayanan Kesehatan

    2.5.1. Sarana Kesehatan

    1. Rumah Sakit Umum : 54 unit

    2. Rumah Sakit Jiwa : 5 unit

    3. Rumah Sakit Ibu&Anak : 8 unit

    4. Rumah Sakit Khusus Lainnya : 4 unit

    5. Rumah Bersalin : 298 unit

    6. Puskesmas : 39 unit

    7. Puskesmas Rawat Inap : 13 unit

    8. Puskesmas Non Rawat Inap : 26 unit

    9. Puskesmas Pembantu : 41 unit

    10. Puskesmas Keliling : 27 unit

    11. Posyandu : 1.405 unit

    12. Balai Pengobatan/Klinik : 409 unit

    13. Apotik : 624 unit

    14. Praktek Bersama : 8 unit

    15. Praktek Dokter Umum : 1.378 unit

  • 10

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    16. Praktek Dokter Spesialis : 791 unit

    17. Praktek Dokter Gigi : 531 unit

    18. Laboratorium Kesehatan Pemerintah : 1 unit

    19. Laboratorium Kesehatan Swasta : 6 unit

    2.5.2. Tenaga Kesehatan

    1. Dokter Spesialis : 9 orang

    2. Dokter Umum : 139 orang

    3. Dokter Gigi : 107 orang

    4. S2 : 17 orang

    5. Tenaga Kesehatan Masyarakat : 39 orang

    6. Tenaga Sanitasi : 62 orang

    7. Apoteker : 17 orang

    8. Asisten Apoteker : 131orang

    9. Bidan : 305 orang

    10. Perawat : 485 orang

    11. Perawat Gigi : 75 orang

    12. Tenaga Gizi : 44 orang

    13. APRO : 3 orang

    14. AKFIS : 2 orang

    15. Analis : 60 orang

    16. Tenaga Non Medis : 85 orang

    2.5.3. Daftar Puskesmas

    1. Puskesmas Teladan

    2. Puskesmas Simpang Limun

    3. Puskesmas Glugur Darat

    4. Puskesmas Pasar Merah

    5. Puskesmas Tuntungan

    6. Puskesmas Kota Matsum

    7. Puskesmas Sering

    8. Puskesmas Sukaramai

    9. Puskesmas Medan Area

    10. Puskesmas Sentosa Baru

    11. Puskesmas Bromo

    12. Puskesmas Glugur Kota

    13. Puskesmas Pekan Labuhan

    14. Puskesmas Pulo Brayan

  • 2

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    15. Puskesmas Desa Terjun

    16. Puskesmas Sei Agul

    17. Puskesmas Kedai Durian

    18. Puskesmas Petisah

    19. Puskesmas Belawan

    20. Puskesmas Darussalam

    21. Puskesmas Medan Deli

    22. Puskesmas Rantang

    23. Puskesmas Helvetia

    24. Puskesmas Polonia

    25. Puskesmas Padang Bulan

    26. Puskesmas Kampung Baru

    27. Puskesmas Desa Binjai

    28. Puskesmas Medan Denai

    29. Puskesmas Mandala

    30. Puskesmas Tegal Sari

    31. Puskesmas Medan Labuhan

    32. Puskesmas Simalingkar

    33. Puskesmas Martubung

    34. Puskesmas Medan Johor

    35. Puskesmas Medan Sunggal

    36. Puskesmas Amplas

    37. Puskesmas Desa Lalang

    38. Puskesmas Titi Papan

    39. Puskesmas Pasar Merah

  • 13

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    BAB 3

    PROGRAM KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

    3.1. Visi dan Misi

    Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah Medan Sehat Harapan Kita

    Bersama. Masyarakat Medan mengandung arti bahwa sasaran kerja dari Dinas

    Kesehatan Kota Medan adalah seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja

    pemerintah kota Medan. Sehat diartikan sebagai cara berpikir masyarakat kota

    Medan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan yang pada akhirnya

    mewujudkan lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat. Sejahtera

    mengandung arti bahwa masyarakat kota Medan dengan cara berpikir yang selalu

    dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan, akan memperoleh kesejahteraan, terutama

    dibidang kesehatan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian derajat

    kesejahteraan secara umum. Sedangkan misi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:

    1. Menggerakkan Pembangunan Kota Berwawasan Kesehatan

    Para penanggungjawab program pembangunan di Pemerintahan Kota

    Medan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua

    kebijaksanaan pembangunannya. Untuk itu, maka seluruh elemen dari sistem

    pemerintahan kota harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan Kota

    Medan menuju Kota Metropolitan yang Modern, Madani, dan Relijius

    berwawasan kesehatan.

    2. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat

    Sehat merupakan hak asasi sehingga setiap individu berhak mendapatkan

    pelayanan kesehatan. Disamping itu sehat juga merupakan investasi, yaitu

    bahwa derajat kesehatan yang optimal akan dapat dicapai melalui investasi baik

    pemerintah maupun individu. Dengan demikian diharapkan terciptanya suatu

    kondisi dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk mengenali,

    mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga

    dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit

    termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku

    yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

  • 14

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu serta

    merata dan terjangkau

    Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas kesehatan harus mengutamakan pada

    upaya kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan seimbang

    dengan upaya kesehatan perorangan. Dinas Kesehatan melakukan revitalisasi

    sistem kesehatan dasar dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang

    efektif dan efisien, serta peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang

    ditetapkan. Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,

    harus dilakukan pula peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia

    kesehatan, yang terdistribusi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan. Perlu juga

    ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundang-undangan

    yang memadai, serta pengembangan kesehatan.

    4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga,

    masyarakat, dan lingkungan

    3.2. Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:

    1. Terwujudnya lingkungan pemukiman, industri dan perdagangan yang sehat

    2. Terciptanya sarana pendidikan, pariwisata dan sarana umum yang sehat

    3. Terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan upaya kesehatan yang

    paripurna

    4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan

    5. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

    6. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah diakses oleh

    masyarakat

    7. Terpenuhinya pembiayaan operasional dinas kesehatan

    3.3. Pembangunan Kesehatan

    Sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Medan dalam pembangunan

    kesehatan tahun 2010- 2014, yaitu:

    1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan:

  • 15

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun.

    b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per

    100.000 kelahiran hidup.

    c. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1.000 kelahiran

    hidup.

    d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per 1.000

    kelahiran hidup.

    e. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari 36,8

    persen menjadi kurang dari 32 persen.

    f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN)

    sebesar 90%.

    g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%.

    h. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%.

    i. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%.

    2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:

    a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000

    penduduk

    b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi

    1 per 1.000 penduduk

    c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi

    dibawah 0,5%

    d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari

    80% menjadi 90%

    e. Persentase Kelurahan yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100%

    f. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk

    3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan

    antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas

    separuh dari tahun 2009.

    4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka

    mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh

    penduduk, terutama penduduk miskin.

  • 16

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah

    tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.

    6. Seluruh Puskesmas melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

    Tema Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 adalah

    Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui :

    a. Program Kesehatan Masyarakat

    Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu yang meliputi pemberian

    imunisasi dasar kepada 90% balita pada 2015, penyediaan akses sumber air

    bersih yang menjangkau 67% penduduk, dan akses terhadap sanitasi dasar

    berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum 2015, penurunan

    tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 per 100.000 kelahiran pada

    2007 menjadi 118 pada 2014, serta tingkat kematian bayi dari 34 per 1.000

    kelahiran pada 2007 menjadi 24 pada 2015.

    b. Program Keluarga Berencana (KB) yang meliputi peningkatan kualitas dan

    jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah dan swasta selama 2011-

    2015.

    c. Sarana Kesehatan yang meliputi ketersediaan dan peningkatan kualitas

    layanan Puskesmas ISO minimal 5 puskesmas pada 2013 dan 10 puskesmas

    pada 2015.

    d. Asuransi Kesehatan untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100%

    pada 2012 dan diperluas secara bertahap untuk warga Medan lainnya antara

    2013-2015.

    Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2011-2015 difokuskan pada

    delapan fokus prioritas, yaitu:

    1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB)

    2. Perbaikan status gizi masyarakat

    3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti

    penyehatan lingkungan

    4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan

  • 17

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu, dan

    penggunaan obat

    6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

    7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan

    8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier

    Dalam upaya mencapai target MDGs di bidang kesehatan penyelenggaraan

    upaya kesehatan ditingkatkan intensitasnya dengan tetap memberikan perhatian

    khusus pada penyelenggaraan:

    1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak

    2. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

    3. Penanggulangan penyakit dan gizi buruk

    4. Penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana

    5. Revitalisasi puskesmas dilaksanakan agar dapat melaksanakan pelayanan

    kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan secara serasi dan

    sinergis sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kesehatan

    6. Kualitas pelayanan di rumah sakit dan sistem rujukan terus ditingkatkan

    7. Penanggulangan penyakit menular terus ditingkatkan, terutama ditujukan

    pada penyakit-penyakit terutama target penurunan angka kesakitan yang

    disepakati dalam MDGs

    8. Upaya penanggulangan penyakit tidak menular telah lebih berkembang

    sejalan dengan meningkatnya penduduk usia lanjut dan perubahan pola hidup

    masyarakat

    9. Upaya pembangunan dan perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan dengan

    lebih optimal

    10. Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan lebih ditingkatkan dan

    dikembangkan lagi

    11. Pelayanan kesehatan geriatri mulai dikembangkan

    12. Penyediaan air minum dan sarana sanitasi dasar sudah makin meningkat

    13. Pembangunan berwawasan kesehatan sudah mulai dilaksanakan secara

    konsisten oleh semua bidang-bidang

  • 18

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    14. Penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendasar telah berkembang

    mendukung upaya pembangunan kesehatan

    15. Teknologi kesehatan lebih meningkat

    16. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah lebih meningkat lagi

    dengan sustainabilitas pemenuhan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan

    perorangan bagi seluruh masyarakat rentan dan keluarga miskin

    17. Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat dan swasta telah

    semakin meningkat serta telah ada upaya kemitraan pemerintah dan swasta

    18. Pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah telah fokus pada pencapaian

    prioritas pembangunan kesehatan dengan sebagian besar pembiayaan

    pemerintah untuk pelayanan kesehatan masyarakat

    19. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan penduduk miskin mulai

    dilakukan secara pra-upaya dengan prinsip asuransi kesehatan sosial yang

    telah melembaga

    20. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan secara kelompok

    formal/penerima upah telah dilakukan dengan cara jaminan kesehatan sosial

    dan mulai melembaga. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan

    kelompok informal mulai melembaga dan menganut prinsip asuransi

    kesehatan sosial

    21. Pembelanjaan dana kesehatan untuk pelayanan kesehatan perorangan

    bersumber dari pembiayaan pemerintah yang dilakukan melalui jaminan

    kesehatan sosial telah dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan

    akuntabel dengan pelayanan terkendali secara berkesinambungan

    22. Pembelanjaan dana kesehatan untuk pelayanan kesehatan bersumber dari

    pembiayaan swasta dan masyarakat semakin efektif, efisien, transparan dan

    akuntabel dengan pelayanan terkendali

    23. Pembelanjaan dana kesehatan untuk pelayanan kesehatan masyarakat telah

    semakin mengarah kepada upaya peningkatan dan pencegahan untuk

    mengatasi masalah kesehatan

    24. Pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan

    25. Kemampuan daya saing SDM Kesehatan meningkat

  • 19

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    26. Pendidikan dan pelatihan SDM Kesehatan dapat berkembang sesuai

    kebutuhan pembangunan kesehatan

    27. Standar pelayanan kesehatan dan standar kompetensi SDM Kesehatan

    sebagai acuan dalam penerapan standar pendidikan dan pelaksanaan

    pendidikan tersebut

    28. Program distribusi dan rencana penguatan manajemen karier SDM Kesehatan

    dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan

    29. Organisasi profesi, komponen masyarakat dan sektor lain terkait makin

    berperan dalam pembangunan kesehatan

    30. Pembinaan, pengawasan, monitoring dan penilaian terhadap SDM Kesehatan

    telah berjalan dengan efektif

    31. Sinergisme antara pembinaan, pengawasan perencanaan, pendayagunaan dan

    pengadaan SDM Kesehatan makin meningkat. Dukungan sumber daya untuk

    pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan telah semakin meningkat

    32. Dukungan peraturan perundang-undangan untuk pengembangan dan

    pemberdayaan SDM Kesehatan dapat semakin ditingkatkan

    33. Pendistribusian, pelayanan, dan pemanfaatan sediaan farmasi dan alat

    kesehatan telah memenuhi kebutuhan, yang menjamin ketersediaan sediaan

    farmasi, terutama obat generik di masyarakat.

    34. Pengawasan sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan lebih berkembang

    lagi

    35. Kebijakan dan administrasi kesehatan dapat lebih mendukung terwujudnya

    sinergisme antar berbagai upaya pokok pembangunan kesehatan telah mulai

    berkembang. Sistem informasi kesehatan telah dapat dibangun dengan baik

    36. Sistem pencatatan dan pelaporan sudah makin berkembang

    37. Hukum dan perundang-undangan di bidang kesehatan telah mulai tertata

    dengan baik

    38. Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan

    telah lebih meningkat, sehingga peran dan kontribusi masyarakat dalam

    pembangunan kesehatan terus berkembang

  • 20

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    39. Pelibatan aktif masyarakat dalam proses pembangunan kesehatan makin

    berkembang

    40. Edukasi kesehatan terus ditingkatkan dengan berbagai inovasi, dalam upaya

    mewujudkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan bagi individu,

    kelompok dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

    41. Perilaku individu, kelompok dan masyarakat yang mendukung kesehatan

    telah lebih berkembang dan dilaksanakan secara konsisten

    42. Berbagai upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang ada telah

    kembali mampu melakukan kegiatan dan fungsinya

    43. Penggerakkan kelompok-kelompok masyarakat yang tergabung dalam

    organisasi kemasyarakatan terus ditingkatkan

    44. Peran aktif dan kontribusi organisasi kemasyarakatan dalam pembangunan

    kesehatan telah lebih nyata

    45. Kemampuan masyarakat desa dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah

    kesehatan, termasuk masalah kesehatan akibat bencana secara dini telah lebih

    berkembang

    3.4. Organisasi

    Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan menurut Perwal No. 43 tahun

    2010 adalah:

    1. Kepala Dinas Kesehatan

    2. Sekretariat

    a. Sub Bagian Umum

    b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

    c. Sub Bagian Penyusunan Program

    Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas

    lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan,

    dan penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas pokok, sekretariat

    menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan kegiatan

    kesekretariatan; pengkoordinasian penyusunan perencanaan program dinas;

    pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan dinas

  • 21

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan

    kerumahtanggaan dinas; pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,

    pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan; pelaksanaan koordinasi

    penyelenggaraan tugas-tugas dinas; penyiapan bahan pembinaan, pengawasan

    dan pengendalian; pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

    kesekretariatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    3. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

    a. Seksi Kesehatan Dasar

    b. Seksi Kesehatan Rujukan

    c. Seksi Kesehatan Khusus

    Bidang Bina Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

    sebagian tugas dinas lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, dan

    kesehatan khusus. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Bina Pelayanan

    Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan

    kegiatan Bidang Bina Pelayanan Kesehatan; penyusunan petunjuk teknis

    lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, dan kesehatan khusus;

    pembinaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar; penyelenggaraan

    upaya kesehatan rujukan meliputi kesehatan rujukan/ spesialistik, dan sistem

    rujukan; penyelenggaraan upaya kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa,

    kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut;

    penyelenggaraan upaya kesehatan perkotaan, kesehatan indera, dan usia lanjut;

    penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan; pelaksanaan proses

    perizinan dan pelayanan lainnya lingkup pelayanan kesehatan; pelaksanaan

    registrasi, akreditasi, dan sertifikasi sarana pelayanan kesehatan; pelaksanaan

    pembinaan, pengawasan, dan pengendalian lingkup pelayanan kesehatan;

    pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang bina pelayanan

    kesehatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

    a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

  • 22

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    b. Seksi Wabah dan Bencana

    c. Seksi Kesehatan Lingkungan

    Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas pokok

    melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengendalian dan pemberantasan

    penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan. Dalam melaksanakan

    tugas pokok, Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan menyelenggarakan

    fungsi penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengendalian

    Masalah Kesehatan; penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan

    pemberantasan penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan;

    pengendalian dan pemberantasan penyakit meliputi surveilans epidemiologi,

    pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber

    binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi, kesehatan mata, dan

    penyelidikan kejadian luar biasa (KLB); pengendalian wabah dan bencana

    meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan

    pemulihan; penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi penyehatan air,

    pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat,

    sanitasi makanan, dan bahan pangan serta pengamanan limbah; pelaksanaan

    monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengendalian masalah

    kesehatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

    5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

    a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan

    b. Seksi Pendidikan dan Pelatihan

    c. Seksi Registrasi dan Akreditasi

    Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas

    pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup perencanaan,

    pendayagunaan, pendidikan, pelatihan, registrasi, dan akreditasi. Dalam

    melaksanakan tugas, Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

    menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang

    Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan; penyusunan petunjuk teknis

  • 23

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    lingkup perencanaan, pendayagunaan, pendidikan dan pelatihan, registrasi dan

    akreditasi sumber daya manusia kesehatan; pendayagunaan tenaga kesehatan

    dan tenaga kesehatan strategis; pelaksanaan pelatihan teknis; pelaksanaan

    proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup tenaga medis, tenaga para medis

    dan tenaga non-medis/tradisional terlatih sesuai urusan pemerintahan kota;

    pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengembangan

    sumber daya manusia kesehatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

    Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

    6. Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan

    a. Seksi Kefarmasian

    b. Seksi Jaminan Kesehatan

    c. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan

    Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas pokok

    melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan

    peralatan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Kefarmasian

    Jaminan dan Sarana Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana,

    program, dan kegiatan Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan;

    penyusunan petunjuk teknis lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan

    peralatan kesehatan; penyelenggaraan kefarmasian; penyelenggaraan jaminan

    kesehatan; pelayanan sarana dan peralatan kesehatan; pelaksanaan proses

    pelayanan perizinan dan pelayanan lainnya lingkup kefarmasian, jaminan,

    sarana, dan peralatan kesehatan sesuai urusan pemerintahan kota; pelaksanaan

    monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang kefarmasian jaminan dan

    sarana kesehatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

    sesuai dengan tugas dan fungsinya.

    7. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

    8. Kelompok Jabatan Fungsional

  • 25

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas

    Sumatera Utara

    3.5. Struktur Organisasi

    UPT

    SEKRETARIAT

    Drg. Hj. Irma Suryani, MKM

    Pembina (IV/a)

    NIP. 19680113 199212 2 001

    BIDANG BINA

    PELAYANAN KESEHATAN

    Dr Iman Surya

    Penata Tk.I (III/d)

    NIP. 1974040518 200604 1 007

    KELOMPOK

    JABATAN

    FUNGIONAL

    BIDANG PENGENDALIAN

    MASALAH KESEHATAN

    Masrita TA. L T, SKM, M.Kes

    Pembina (IV/a)

    NIP. 19690609 199203 2 002

    KEPALA DINAS KESEHATAN

    Drg. Hj. Usma Polita Nasution, M.Kes

    NIP. 19611003 198903 2 002

    BIDANG PENGEMBANGAN SDM

    KESEHATAN

    Drg. H. Mardohar Tambunan

    Pembina (IV/a)

    NIP. 19680407 200212 1 001

    SUB BAGIAN

    UMUM

    Arifah, S.Kep, M.Kes

    Penata (III/c)

    NIP. 19700707 199012 2 002

    SUB BAGIAN

    PENYUSUNAN PROGRAM

    Madona Susanti, DCM

    Penata (III/c)

    NIP. 19770413 200502 2 002

    SUB BAGIAN KEUANGAN &

    PERLENGKAPAN

    Drs. Mustafa Munar

    Penata Tingkat 1 (III/d)

    NIP. 19630420 198312 1 001

    BIDANG KEFARMASIAN JAMINAN &

    SARANA KESEHATAN

    Dirgo Dirmansyah, SKM, M.Kes

    Pembina (IV/a)

    NIP. 19550317 197503 2 002

    SEKSI KESEHATAN DASAR

    Sondang Gradia Siagian, SKM, MARS

    Pembina (IV/a)

    NIP. 19690601 199303 2 002

    SEKSI KESEHATAN RUJUKAN

    Roida Sitinjak, SKM, MPH

    Pembina (IV/a)

    NIP. 19690807 199303 2 002

    SEKSI KESEHATAN KHUSUS

    Dr. Dyan Purwani N, M.Kes

    Pembina (IV/a)

    NIP. 19591025 198912 2 001

    SEKSI WABAH & BENCANA

    Edy Yusuf, SKM

    Penata (III/c)

    NIP. 19690129 199702 1 001

    SEKSI PENGENDALIAN &

    PEMBERANTASAN PENYAKIT

    Dr. Hj. Pocut Fatimah Fitri, MARS Penata

    Tingkat I (III/d)

    NIP. 19671231 199503 2 014

    SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN

    Odentara Sembiring, SKM, M.Kes

    Penata (III/c)

    NIP. 19620210 198301 1 002

    SEKSI KEFARMASIAN

    Santi Meriani Manullang, S. Si, Apt

    Penata (III/c)

    NIP. 19800610 200604 2 004

    SEKSI SARANA & PERALATAN

    KESEHATAN

    Drg. Baby Nainggolan

    Penata Tk 1 (III/d)

    NIP. 19580614 198703 2 002

    SEKSI JAMINAN KESEHATAN

    Dr. Sherivia Faradila

    Penata (III/c)

    NIP. 19790625 200801 2 002

    SEKSI PERENCANAAN &

    PENDAYAGUNAAN

    Dr. Zairul Rambe

    Penata (III/c)

    NIP. 19720422 200604 1 014

    SEKSI PENDIDIKAN & PELATIHAN

    Parlin Manalu, SKM

    Penata (III/c)

    NIP. 19670702 198903 1 004

    SEKSI RESGISTRASI &

    AKREDITASI

    Yurina Rahma Srg, M.Psi

    Penata Tk I (III/d)

    NIP. 19671111 198703 2 002

  • 26

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    BAB 4

    LAPORAN KEGIATAN

    4.1. Pelaporan

    Sebelum memulai KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan, para peserta KKS

    melapor terlebih dahulu pada tanggal 26 Februari 2015 ke bagian penerima tamu,

    bidang pengembangan SDM kesehatan, dan seksi pendidikan dan pelatihan.

    KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan diikuti oleh peserta KKS selama 3

    hari, yaitu sejak hari Senin, 2 Maret 2015 hingga hari Rabu, 4 Maret 2015.

    4.2. Kegiatan

    Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB di Dinas Kesehatan Kota Medan.

    Adapun 4 materi yang diberikan dari tanggal 2 Maret 2015 sampai tanggal 4 Maret

    2015 yaitu; Pengarahan dan Pembekalan KKS di Seksi Pendidikan dan Pelatihan

    Bidang Pengembangan SDM Kesehatan Dinas Kota Medan oleh Meirtha Yolanda

    Sitepu, M.Kes; materi Puskesmas oleh dr. Mila Pohan; Bimbingan mengenai UU

    No.75 tentang Puskesmas oleh dr. Iman Surya; Bimbingan di Bidang Pengendalian

    Masalah Kesehatan oleh dr. Hj Pocut Fatimah Fitri, M.Kes.

    4.3. Materi Pembekalan Puskesmas

    4.3.1. Program Puskesmas

    Materi: Bimbingan Program Puskesmas

    Pemateri : dr. Mila Pohan

    Waktu : Senin, 27 April 2015

    Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yang merupakan unit

    organisasi fungsional yang bertujuan sebagai pusat pengembangan kesehatan,

    membina peran serta masyarakat, dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

    Puskesmas memiliki wilayah kerja yaitu pada satu kecamatan terdapat satu

    puskesmas.

  • 27

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

    bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.

    Azas Puskesmas yaitu :

    1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah

    2. Azas Pemberdayaan Masyarakat

    3. Azas Keterpaduan

    4. Azas Rujukan

    Fungsi Puskesmas yaitu :

    1. Pusat penggerak masyarakat

    2. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat

    3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

    Upaya Kesehatan di Puskesmas meliputi :

    Upaya Kesehatan Wajib :

    1. Upaya Promosi Kesehatan ( Promkes )

    2. Upaya Kesehatan Lingkungan ( Kesling )

    3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana (KIA Dan KB)

    4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

    5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

    6. Upaya Pengobatan

    7. Upaya Pencatatan Dan Pelaporan (SP2TP)

    Upaya Kesehatan Pengembangan :

    1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

    2. Upaya Kesehatan Olahraga (Kesorga).

  • 28

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (UPKM).

    4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK).

    5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM).

    6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ).

    7. Upaya Kesehatan Mata (UKM).

    8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila).

    9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra).

    4.3.2. Bidang Pengembangan SDM Kesehatan

    Materi: Pengarahan dan Pembekalan di Seksi Pendidikan dan

    Pelatihan Bidang Pengembangan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan

    Kota Medan

    Oleh: Bapak Parlin Manalu, SKM

    Waktu: Senin, 27 April 2015

    Visi kegiatan KKS yaitu:

    Jangka pendek

    Agar mahasiswa dalam melaksanakan KKS di puskesmas yang merupakan UPT

    dari Dinas Kesehatan Kota Medan mendapat gambaran tentang segala sesuatu

    yang akan mereka laksanakan selama KKS di puskesmas.

    Jangka panjang

    Sebagai seorang mahasiswa kedokteran yang akan menjadi pemikir di bidang

    kesehatan nantinya memiliki kepedulian terhadap kesehatan masyarakat dalam

    rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

    Misi kegiatan KKS yaitu:

    Untuk mencapai visi di atas maka dilakukan pembekalan kepada mahasiswa

    KKS kedokteran di Ladikkes Dinas Kesehatan Kota Medan.

  • 29

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Sasaran materi yang diberikan yaitu:

    Perkenalan struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan, pembekalan

    upaya kegiatan puskesmas, dan standar pelayanan minimal menuju

    Indonesia Sehat 2015.

    Visi Dinas Kota Medan yaitu Medan Sehat Harapan Kita Bersama

    Misi Dinas Kota Medan yaitu:

    Menggerakkan pembangunan kota berwawasan kesehatan

    Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

    Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,

    serta terjangkau

    Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan

    masyarakat, beserta lingkungan.

    Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:

    1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kesehatan

    2. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan, pemberantasan, pengawasan

    penyakit menular dan penelitian kemungkinan terjadinya wabah penyakit

    3. Melaksanakan pelayanan umum bidang kesehatan

    4. Melaksanakan pemberian perizinan bidang kesehatan

    5. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang

    tugasnya

    6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah

    4.3.3 Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

    Materi: Bimbingan di Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

    Oleh: dr. Pocut Fatimah, MARS

  • 30

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Waktu: Senin, 27 April 2015

    Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

    Terdapat X Seksi di Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

    a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

    b. Seksi Wabah dan Bencana

    c. Seksi Kesehatan Lingkungan

    1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

    Tujuannya adalah melaksanakan pengendalian dan pemberantasan penyakit

    menular langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit tidak menular dan

    imunisasi.

    Fungsi :

    a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi P2P

    b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kegiatan seksi P2P

    c. Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan seksi P2P

    d. Pelaksanaan kegiatan seksi P2P

    e. Pembinaan dan pemberian motivasi, arahan dan penilaian terhadap kinerja

    bawahan.

    f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Pengendalian

    Masalah Kesehatan sesuai tugas dan fungsinya.

    Pelaksanaan kegiatan seksi P2P

    a. Melaksanakan sosialisasi di masyarakat untuk pencegahan dan pengobatan

    penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Diare, Tuberkulosis, Kusta,

    Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS DBD, Rabies, Malaria, Flu Burung,

    Flu Babi, Filaria, Penyakit Tidak Menular dan imunisasi.

    b. Melaksanakan rapat bulanan untuk pembinaan kepada petugas puskesmas

    pengelola program Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Diare, Tuberkulosis,

  • 31

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Kusta, Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS DBD, Rabies, Malaria, Flu

    Burung, Flu Babi, Filaria, Penyakit Tidak Menular dan imunisasi.

    c. Menerima dan merekapitulasi laporan dari puskesmas untuk program

    Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Diare, Tuberkulosis, Kusta, Infeksi

    Menular Seksual, HIV/AIDS DBD, Rabies, Malaria, Flu Burung, Flu Babi,

    Filaria, Penyakit Tidak Menular dan imunisasi.

    d. Membuat laporan dan mengirimkannya ke Dinas Kesehatan Provinsi

    Sumatera Utara untuk program Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Diare,

    Tuberkulosis, Kusta, Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS DBD, Rabies,

    Malaria, Flu Burung, Flu Babi, Filaria, Penyakit Tidak Menular dan

    imunisasi.

    e. Melakukan evaluasi dan deteksi dini KLB masing-masing program dan

    memberikan umpan balik ke Puskesmas serta memberikan saran-saran

    untuk perbaikan program.

    f. Menyiapkan logistik sarana dan bahan habis pakai untuk masing-masing

    program.

    g. Melakukan perbaikan sarana imunisasi seperti refrigerator, freezer, dan

    cool box serta sarana program DBD seperti mesin fogging dan ULV.

    h. Melakukan konsep surat dan mengajukan kepada atasan terkait surat

    menyurat untuk masing-masing program.

    Data yang didapatkan dari Seksi P2P

    1. Program TB (Tuberkulosis)

    a. Merekapitulasi pasien yang diobati puskesmas (registrasi penderita): TB 03.

    b. Merekapitulasi laporan bulanan dari Puskesmas & transport Puskesmas

    Satelit (PS) ke Puskesmas Rujukan Mikroskopis.

    c. Memasukkan TB 03 dan TB 07 ke komputer untuk bahan laporan ke Dinas

    d. Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan untuk monitoring evaluasi.

    e. Membuat dan mengirimkan laporan ke ke Dinas Kesehatan Provinsi

    Sumatera Utara per 3 bulan untuk : TB 07 (penderita), TB 08

  • 32

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    (kesembuhan), TB 011 (Konversi), TB 012 (Cross check ke Labkes) & TB

    013 (Stok obat).

    f. Supervisi ke puskesmas 3 bulan sekali untuk pembinaan petugas sekalian

    membuat hasil laporan ke daftar tilik.

    g. Mengambil obat ke gudang Farmasi Pekan Labuhan dan apabila obat di

    Gudang Farmasi mengambil ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

    atau ke Kabupaten Kota lain (darurat).

    h. Membagikan obat TB ke petugas puskesmas dan bahan lainnya, termasuk:

    Pot Sputum, reagens dan kaca slide.

    i. Mengantar slide untuk Cross Check ke laboratorium Labkesda 3 bulan

    sekali (BTA (+) semua penderita baru dan BTA (-)10% dari suspek)

    j. Membagikan dana Rewards ke Petugas Puskesmas setiap 1 x 3 bulan untuk

    Konversi

    Sembuh

    Diagnosa (suspek)

    Follow up

    Transpor mengantar slide dari PS ke PRM per minggu

    2. Program Diare

    a. Rapat rutin petugas puskesmas setiap bulannya

    b. Menerima Laporan mingguan dari puskesmas

    c. Pencatatan dan pelaporan program diare

    d. Pendistribusian kaporit ke Puskesmas

    3. Program ISPA

    a. Membuat absensi laporan puskesmas P2 ISPA

    b. Merekapitulasi laporan puskesmas P2 ISPA

    c. Melaporkan program ISPA ke dinas Propinsi selambat-lambatnya tanggal

    a. 15

    d. Umpan balik ke Puskesmas (asal pelapor)

    e. Melakukan pertemuan petugas ISPA puskesmas setiap bulannya.

  • 33

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    f. Memberikan laporan tembusan ke pelaksana surveilans

    g. Supervisi / bimtek ke puskesmas

    4. Program HIV/AIDS & IMS

    a. Melakukan pembinaan ke layanan VCT per 4 bulan

    b. Melakukan pembinaan ke tempat yang beresiko tinggi

    c. Pengadaan obat-obatan HIV/AIDS & IMS kepada layanan

    d. Pengadaan alat pemeriksa seperti sarung tangan, masker.

    e. Melakukan supervisi tentang HIV/AIDS & IMS ke puskesmas baik kepada

    petugas maupun masyarakat di wilayah setempat.

    f. Kolaborasi dengan Bidang Bina Yankes untuk melakukan supervisi kepada

    ibu-ibu hamil tentang PMTCT.

    g. Membagikan poster dan leaflet ke layanan VCT, Lokasi Resti, Puskesmas.

    h. Kerjasama dengan LSM, KPA, Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara

    tentang Program PPB.

    i. Menerima laporan dari layanan VCT.

    5. Demam Berdarah Dengue

    a. Menerima laporan kasus DBD dari puskesmas dan Rumah Sakit

    b. Membuat laporan ke Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tiap

    bulannya

    c. Mengumpulkan dan melakukan pengelolaan data tentang penyakit DBD

    d. Membuat jadwal foging ke lapangan setiap hari berdasarkan laporan kasus.

    e. Melakukan foging kasus

    f. Membagikan logistik DBD ke puskesmas (malathion, temephos, abate,

    BBM)

  • 34

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    6. Program Imunisasi

    a. Mengambil vaksin ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,

    mendistribusikan vaksin ke puskesmas, dan melakukan pencatatan di buku

    stok dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

    b. Menerima laporan program imunisasi dari puskesmas, merekapitulasi dan

    membuat laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

    c. Melakukan persiapan dan membuat laporan Bulan Imunisasi Anak

    Sekolah.

    d. Menyiapkan bahan dan membuat laporan EVSM (Effective Vaccine Storage

    Management).

    e. Membuat PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) Program Imunisasi,

    menganalisis dan memberikan umpan balik ke puskesmas

    f. Melakukan supervisi program imunisasi ke puskesmas.

    g. Melakukan penyimpanan vaksin di cool box, refigerator dan freezer serta

    memeriksa dan mencatat suhunya secara berkala.

    h. Melakukan perawatan cool box, refigerator dan freezer di Dinas Kesehatan

    Kota Medan dan membantu perawatan refigerator dan freezer puskesmas.

    i. Melakukan pemantauan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).

    Data kasus di Kota Medan.

    Data pasien TB di Kota Medan pada tahun 2014; pasien baru anak-anak

    seramai 180 orang yaitu 91 orang lelaki dan 89 orang perempuan, dan tiada

    pasien ulang, bagi pasien baru dewasa 5797 orang terdiri dari 3735 orang lelaki

    dan 2062 orang perempuan mencakup usia dari 15 tahun sehingga di atas 65

    tahun. Manakala pasien lama dewasa berjumlah 85 orang dengan lelaki

    sebanyak 66 orang dan perempuan 19 orang. Keseluruhan jumlah pasien TB di

    kota medan pada tahun 2014 adalah sebanyak 5882 orang dengan lelaki

    berjumlah 3801 dan perempuan 2081 orang.

    Data kasus DBD yang didapatkan tahun 2014 adalah sebanyak 1698 kasus.

    Pada bulan Januari 2014 adalah sebanyak 170 kasus, bulan Febuari 163 kasus,

  • 35

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    bulan Maret 58 kasus dan bulan April sebanyak 59 kasus yang keseluruhannya

    berjumlah 450 kasus. Sedangkan pada tahun 2015 adalah sebanyak 531 kasus

    yaitu pada bulan Januari sebanyak 194 kasus, pada bulan Febuari 162 kasus,

    Maret 96 kasus dan April sebanyak 79 kasus

    2. Seksi Wabah dan Bencana

    Pada seksi wabah dilakukan surveilans yang bersifat memantau dan jika

    ditemukan kasus selanjutnya dilaporkan ke seksi P2P. Pada seksi bencana, saat

    terjadinya bencana dibentuk tim emergensi yang akan membentuk posko

    standby untuk prabencana, saat bencana dan pasca bencana. Pada surveilans,

    jika ada ditemukan kasus maka akan diambil spesimen dan diperiksa. Setelah

    mendapat hasil akan dilakukan survei epidemiologi. Adanya SKD (Sistem

    Kewaspadaan Dini) dan respons (EWARS / Early Warning Alert and Response

    System) yaitu suatu sistem yang dapat memantau perkembangan trend suatu

    penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu (periode

    mingguan) dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila

    kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program

    untuk melakukan respons. Hal ini dikenal dengan istilah W2 (laporan

    mingguan).

    Penyakit dan gejala yang diamati dalam SKD:

    Diare akut

    Malaria konfirmasi

    Tersangka demam dengue

    Pneumonia

    Diare berdarah

    Tersangka demam tifoid

    Jaundice akut

    Tersangka chikungunya

    Tersangka flu burung pada manusa

    Tersangka campak

  • 36

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Tersangka difteri

    Tersangka pertusis

    AFP (lumpuh layu mendadak)

    Kasus gigitan hewan penular rabies

    Tersangka antraks

    Tersangka leptospirosis

    Cluster penyakit yang tidak lazim

    Tersangka meningitis/ensepalitis

    Tersangka tetanus neonatorum

    Tersangka tetanus

    ILI (Influenza-like illness)

    HFMD (Hand-Foot-and-Mouth Disease)

    Pada surveilans dilakukan monitor trend setelah analisa data, deteksi epidemi,

    prediksi dari hasil analisa data, monitoring performance, estimate future

    disease dan evaluasi.

    3. Seksi Kesehatan Lingkungan

    Berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pengendalian

    Masalah Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

    Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup kesehatan lingkungan. Seksi

    kesehatan lingkungan menyelenggarakan fungsi :

    a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi Kesehatan Lingkungan

    Mengidentifikasi dan mengenali tugas seksi Kesehatan Lingkungan

    Mempersiapkan rencana kerja tahunan seksi Kesehatan Lingkungan dan

    mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan atau persetujuan.

    Melaksanakan kegiatan program kerja seksi Kesehatan Lingkungan

    b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup kegiatan seksi Kesehatan Lingkungan

    c. Pelaksanaan kegiatan seksi kesehatan lingkungan

    Melaksanakan pemeriksaan sanitasi lingkungan, kesehatan kerja industri

    Melaksanakan pencegahan penyakit yang disebabkan faktor lingkungan

  • 37

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Melaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja di tempat-tempat umum dan

    pengelolaan makanan dan minuman

    Melaksanakan pemeriksaan sanitasi lingkungan pemukiman

    Melaksanakan rapat bulanan untuk pembinaan kepada petugas kesehatan

    lingkungan puskesmas

    Menerima dan merekapitulasi laporan dari puskesmas untuk program

    kesehatan lingkungan

    Membuat laporan dan mengirimkannya ke Dinas Kesehatan Provinsi

    Sumatera Utara untuk program kesehatan lingkungan

    Melakukan konsep surat dan diajukan kepada atasan terkait surat menyurat

    untuk program kesehatan lingkungan

    d. Pembinaan dan pemberian motivasi, arahan dan penilaian terhadap kinerja staf

    Seksi Kesehatan Lingkungan.

    Melakukan pembinaan, memotivasi dan menilai kinerja bawahan.

    Memberikan penjelasan tentang tugas masing-masing staf dan memberikan

    arahan maupun motivasi dalam menjalankan fungsinya secara optimal.

    Menilai kinerja staf dan melakukan pembinaan

    e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Pengendalian

    Masalah Kesehatan sesuai tugas dan fungsinya.

    Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan atasan.

    Memeriksa konsep bahan tindak lanjut yang disampaikan pelaksana,

    memarafnya dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapatkan

    tanggapan dan persetujuan

    Melaksanakan tindak lanjut tugas-tugas lain yang diberikan sesuai dengan

    tupoksi Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

    Staf seksi kesehatan lingkungan memiliki ikhtisar seperti berikut :

    a. Pengelola program pencegahan pencemaran dan dampak lingkungan

    menyelenggarakan tugas pendataan industri, rumah sakit dan tempat

    pengolahan dan penjualan ( TP2) pestisida, melaksanakan pendataan air

  • 38

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    limbah, melaksanakan pencegahan penyakit yang disebabkan faktor

    lingkungan dan pengendalian akibat dampak lingkungan, pemeriksaan

    terhadap tenaga kerja industri dan pengambilan sampel air dan air limbah pada

    industri dan rumah sakit kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

    b. Pengelola program penyehatan tempat-tempat umum dan pengolahan

    makanan minuman menyelenggarakan pengawasan pemeriksaan sanitasi

    lingkungan tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan minuman,

    melaksanakan pemeriksaan terhadap tenaga kerja di tempat-tempat umum dan

    pengelolaan makanan minuman serta mengambil sampel makanan dan

    minuman untuk diperiksa di laboratorium.

    c. Pengelola program penyehatan lingkungan pemukiman menyelenggarakan

    pendataan sanitasi di tempat-tempat pemukiman, melaksanakan pemeriksaan

    sanitasi pemukiman, melaksanakan pencegahan penyakit yang disebabkan

    oleh faktor lingkungan dan pengendalian akibat dampak lingkungan

    pemukiman.

    4.3.4. Bidang Pelayanan Kesehatan

    Materi : Bimbingan di Bidang Pelayanan Kesehatan

    Oleh : dr. Julianti Batubara

    Waktu: Rabu, 29 April 2015

    Bidang Bina Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

    sebagian tugas dinas lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, dan

    kesehatan khusus:

    1. Seksi Kesehatan Dasar

    Seksi kesehatan dasar berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

    Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan

    sebagian tugas Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan dasar. Seksi

    kesehatan dasar menyelenggarakan fungsi :

  • 39

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Penyiapan bahan pembinaan dan upaya kesehatan dasar perkotaan

    Penyiapaan rencana, program dan kegiatan seksi kesehatan dasar

    Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan dasar

    Penyiapan bahan pembinaan kesehatan dasar dan kesehatan komunitas

    Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

    tugas dan fungsinya.

    Seksi kesehatan dasar mempunyai 5 program yaitu:

    a. Kesehatan Ibu Dan Anak

    b. Promosi Kesehatan

    c. Gizi

    d. Puskesmas

    e. Posyandu

    Pada program gizi, terdapat 8 indikator yang harus dicapai yaitu:

    i. Penanganan gizi buruk. Merupakan salah satu program utama pemerintah,

    dimana gizi buruk merupakan salah satu indikator kemiskinan. Menurut

    data yang kami dapatkan dari bidang ini, pada tahun 2014 D/S (jumlah

    masyarakat yang datang ke puskesmas dibandingkan dengan sasaran) untuk

    Kota Medan adalah sebesar 75% sedangkan target Nasional yang ingin

    dicapai adalah 85%. Banyak faktor yang menyebabkan tidak tercapainya

    target ini salah satunya kurangnya peran serta masyarakat dalam itu sendiri

    dan ditambah program yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sendiri

    mungkin belum menyentuh masyarakat pedalaman atau masyarakat bawah

    untuk datang berobat ke puskesmas.

    ii. Balita gizi buruk. Pada tahun 2014 ini Dinas kota Medan menargetkan balita

    gizi buruk yang ditimbang berat badannya adalah 100%. Hal ini sudah

    tercapai pada tahun 2014.

    iii. Pemberian Vitamin A

  • 40

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Pada bulan Februari dan bulan Agustus merupakan bulan pemberian

    Vitamin A yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Dimana target

    Nasional pemberian Vitamin A pada tahun 2014 adalah 85%.

    Pencapaian pada tahun 2014 sebesar 83%. Pemberian vitamin A,

    diberikan pada :

    bayi berumur 6 bulan mendapatkan vitamin berwarna Merah 1 buah

    (100.000 IU)

    Ibu pasca melahirkan mendapatkan vitamin berwarna merah 2 buah

    dimana, 1 buah diberikan langsung segera setelah post partum dan yang

    satunya lagi deberikan 24 jam post partum.

    iv. Pemberian ASI Eksklusif: Dari data yang kami dapatkan, target Nasional

    untuk ASI Eksklusif adalah 85 % namun target yang dicapai Kota Medan

    belum mencapai 85%. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor:

    Saat ini banyak Ibu-Ibu yang tidak menjalankan IMD

    Pemberian susu formula kepada bayi baru

    Pengetahuan yang kurang pada Ibu-Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif.

    Banyak wanita karir di Kota Medan sehingga menjadi salah satu alasan

    bagi Ibu-Ibu untuk tidak menjalankan ASI Eksklusif.

    v. Pemberian Zat Besi (Fe) bagi Ibu Hamil: Dari data yang kami dapatkan,

    target Nasional untuk pemberian Zat Besi pada Ibu Hamil adalah 95%,

    sedangkan Target yang dicapai di Kota Medan pada tahun 2014 adalah 89%.

    Jumlah tablet besi bagi ibu hamil adalah 90 tablet. Beberapa faktor yang

    menjadi alasan adalah:

    Ibu hamil kurang menyukai tablet besi oleh karena aroma yang kurang

    sedap

    Ibu hamil takut akan efek setelah mengonsumsi tablet zat besi, dimana

    efek yang mereka dengar menyebabkan buang air besar menjadi keras.

    vi. Pemberian Garam Beryodium: Target Nasional pemberian garam

    beryodium pada tahun 2010 adalah 90%, di Kota Medan sudah mencapai

  • 41

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    target yaitu 100%, sehingga Kota Medan bebas gondok pada data yang

    didapat pada tahun 2010. Untuk data terakhir belum ada, oleh karena survei

    yang dilakukan oleh dinas kesehatan kota medan berlangsung 5 tahun

    sekali dan kota Medan bukan termasuk daerah endemis.

    vii. Persentase melaksanakan survey target 100% pencapaian. Dan pada tahun

    2014 target tersebut sudah tercapai.

    viii. Buffer stock, Indikator ini ditujukan kepada stunning dan gizi kurang,

    menurut Riskesdas di kota Medan terdapat 41% anak-anak yang stunting.

    2. Seksi Kesehatan Rujukan

    Seksi ini bertugas untuk pembinaan rumah sakit, perpanjangan surat izin,

    registrasi rumah sakit, menerima laporan rumah sakit, dan menerima masukkan

    dan permasalahan dari masyarakat terhadap rumah sakit sesuai standard yang

    ditetapkan. Rumah sakit dibagi menjadi 4 tipe yaitu: Tipe A, tipe B, tipe C, tipe

    D. Menurut yang terdaftar hingga akhir 2014 terdapat 72 rumah sakit di kota

    Medan yang terdiri dari 3 buah rumah sakit pemerintah dan 64 rumah sakit

    swasta. Dari keseluruhan rumah sakit ini, hanya 1 yang dikategorikan rumah

    sakit tipe A, yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, sebanyak 13

    buah rumah sakit tipe B, sedangkan rumah sakit tipe C, sebanyak 21 buah, dan

    sisanya 38 buah rumah sakit tipe D. Rumah sakit tipe A surat izinnya

    dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Rumah Sakit tipe

    B oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah Sakit tipe C dan D dikeluarkan oleh

    Dinas Kesehatan Kota. Surat izin yang dikeluarkan berlaku selama 5 tahun.

    Rumah sakit khusus terdapat 17 buah di Kota Medan, yaitu Rumah Sakit Ibu &

    Anak terdiri dari 8 buah rumah sakit, Rumah Sakit Jiwa terdiri dari 4 buah,

    Rumah Sakit Mata terdiri 4 buah rumah sakit, dan Rumah Sakit Bedah terdiri

    dari 1 buah rumah sakit.

    3. Seksi Kesehatan Khusus

    Terdapat 12 program yang dilaksanakan oleh Seksi Kesehatan Khusus yaitu

    Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Usila, Kesehatan Kerja, Kesehatan Jiwa,

  • 42

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    Kesehatan Indra, Kesehatan Haji, Kesehatan Olahraga, Penjaringan UKGS (Usaha

    Kegiatan Gigi Sekolah), YANKESTRAD (Pelayanan Kesehatan Tradisional),

    Kesehatan Lintas Batas, POSKESTREN (Pos Kesehatan Pesantren), dan Penyehat

    Tradisional/ Terapi Spa.

  • 43

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    BAB 5

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Pembangunan kesehatan sekarang ini lebih diarahkan pada peningkatan

    upaya promotif dan preventif disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan

    bagi masyarakat, utamanya kesehatan ibu dan anak, lanjut usia dan keluarga miskin.

    Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan,

    epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu

    pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta globalisasi dan demokratisasi dengan

    semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral.

    Strategi utama sebagai upaya pembangunan kesehatan dalam menuju

    Indonesia Sehat 2015 adalah dengan pemberdayaan masyarakat dan desentralisasi.

    Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah Medan Sehat Harapan Kita Bersama.

    Untuk mewujudkan masyarakat kota Medan yang sehat maka nilai-nilai kesehatan

    yang dimiliki oleh masyarakat kota Medan harus senantiasa dilandasi perilaku

    hidup bersih dan sehat. Melalui perilaku hidup bersih dan sehat maka lingkungan

    kota Medan yang sehat dapat tercipta dan begitupun secara tidak langsung akan

    berdampak terdapat masyarakat yang tinggal di dalamnya. Perlu adanya suatu

    kesadaran yang dimulai dari diri masyarakat kota Medan sendiri. Dinas Kesehatan

    Kota Medan berperan sebagai pusat yang mengarahkan dan memfasilitasi program-

    program kesehatan yang diterapkan dalam masyarakat.

    Dalam mewujudkan visi ini, Dinas Kesehatan Kota Medan mempunyai

    berbagai bidang dan sub bidang. Masing-masing bidang dan sub bidang ini

    memiliki tanggung jawab dalam mengurus program-program kerjanya dalam upaya

    melaksankan misi Dinas Kesehatan Kota Medan.

    Salah satu tanggung jawab Dinas Kota Medan yang paling penting yaitu

    dalam pengaturan puskesmas. Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional

    yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

    peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan masyarakat

  • 44

    KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

    Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

    yang juga membina peran serta masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk

    usaha-usaha kegiatan pokok.

    Program yang telah direncanakan dan dilaksanakan akan dievaluasi dan

    dinilai keberhasilannya untuk menjadi dasar dalam perencanaan selanjutnya.

    Puskesmas akan memberikan laporan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan setiap

    tahunnya untuk evaluasi dan bahan pembelajaran untuk membuat program

    kesehatan yang lebih baik. Hal ini tentunya demi peningkatan kualitas kesehatan

    masyarakat Kota Medan.

    5.2. Saran

    Demi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Kota Medan diharapkan

    upaya promosi kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan lagi, yakni melalui

    penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan strategi yang cukup

    mumpuni dan efisien dalam mengajak maupun mengajarkan kepada masyarakat

    mengenai perilaku hidup bersih dan sehat baik di rumah tangga, sekolah maupun

    tempat kerja. Jadi, upaya kesehatan di sini dimaksudkan untuk dijalankan sebelum

    seseorang jatuh sakit. Selain itu, biaya pemeliharaan kesehatan masyarakat melalui

    pencegahan penyakit juga lebih rendah bila dibandingkan dengan upaya

    pengobatan.

    Selain penyuluhan kepada masyarakat, dapat juga diadakan penyuluhan di

    perusahaan demi meningkatkan kesehatan kerja pada pekerja di setiap perusahaan.

    Sayangnya, belum banyak perusahaan yang dapat menjamin kesehatan para

    pekerjanya, sehingga diperlukan perhatian pemerintah dalam meningkatkan

    kesehatan para pekerja ini.

    Evaluasi program adalah hal yang mutlak diperlukan agar kekurangan &

    kelebihan suatu program dapat diketahui. Faktor tenga medis maupun tenaga non-

    medis, sarana, prasarana, dan ketersediaan dana kesehatan merupakan faktor-faktor

    yang harus dipertimbangkan dalam keberhasilan suatu proram. Dengan demikian,

    promosi maupun pelayanan kesehatan diharapkan dapat mewujudkan masyarakat

    yang sehat.