laporan
DESCRIPTION
dinkesTRANSCRIPT
-
1
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan
bangsa. Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan
jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbatas dari penyakit, cacat, dan
kelemahan. Dikatakan sehat secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki
gangguan apapun secara klinis. Sehat secara mental/psikis adalah sehatnya pikiran,
emosional, maupun spritual dari seseorang.
Sejalan dengan WHO, Undang-Undang RI. No 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara sosial dan
ekonomi. Sedangkan dikatakan sehat secara sosial adalah kemampuan seseorang
untuk berinteraksi dengan lingkungan dimana ia tinggal.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK)
2005-2025, tertera bahwa ujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat
2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan peningkatan upaya
kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen dan informasi kesehatan serta
pemberdayaan masyarakat. Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada
peningkatan upaya promotif dan preventif, disamping peningkatan akses pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak,
lanjut usia, dan keluarga miskin.
-
2
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Strategi utama upaya pembangunan kesehatan adalah dengan
pemberdayaan masyarakat dan desentralisasi. Di Dinas Kesehatan Kota Medan,
dicanangkan suatu visi Medan Sehat Harapan Kita Bersama dengan misi
menggerakkan pembangunan kota berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, dan memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata serta terjangkau, dan memelihara serta
meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta
lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya lingkungan pemukiman,
industri dan perdagangan yang sehat, terciptanya sarana pendidikan, pariwisata dan
sarana umum yang sehat, terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan upaya
kesehatan yang paripurna, meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya
manusia kesehatan, tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan,
meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah diakses oleh
masyarakat, dan terpenuhinya pembiayaan operasional dinas kesehatan.
Salah satu ujung tombak suksesnya pelayanan kesehatan adalah sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yaitu puskesmas, yang dalam wilayah kota
Medan berada dalam pertanggungjawaban Dinas Kesehatan Kota Medan.
Puskesmas berperan dalam upaya baik promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Oleh karena itu, dalam rangka membentuk petugas kesehatan yang tidak hanya
piawai dalam bidang kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga dalam bidang preventif
dan promotif, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara menyelenggarakan
kegiatan kepaniteraan senior klinik (KKS) di Dinas Kesehatan Kota Medan yang
kemudian memberi pembekalan bagi peserta KKS untuk melakukan kegiatan KKS
di puskesmas dan desa binaan yang ditentukan kemudian.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui program kegiatan Dinas Kesehatan Kota Medan dan
untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
-
3
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran
Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan, Universitas Sumatera Utara.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui keorganisasian Dinas Kesehatan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui kegiatan yang ditindaklanjuti Dinas Kesehatan Kota
Medan.
3. Untuk mengetahui program dan target puskesmas sebagai pembekalan
kegiatan KKS di puskesmas.
4. Untuk mengetahui program kegiatan pelayanan kesehatan di Kota Medan.
5. Untuk mengetahui program kegiatan pengendalian wabah dan bencana di
Kota Medan.
1.3. Manfaat
Laporan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca khususnya pengetahuan mengenai program dan situasi kesehatan
masyarakat di Kota Medan dalam peningkatan partisipasi mendukung strategi
pemberdayaan masyarakat yang dicanangkan dalam program pembangunan
kesehatan.
-
4
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
BAB 2
SITUASI UMUM DAN KEADAAN LINGKUNGAN
2.1. Keadaan Geografis
Provinsi Sumatera Utara secara geografis terletak pada 10-40 Lintang Utara
dan 98-100 Bujur Timur. Sebelah Utara perbatasan dengan Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam, sebelah Timur berbatasan dengan Negara Malaysia di selat
Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera
Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis, kisaran
suhu antara 13,4C-34,2C, mempunyai musim kemarau (Juni s.d. September) dan
musim hujan (November s.d. Maret). Secara administratif Sumatera Utara pada
tahun 2012 memiliki 8 kota dan 25 kabupaten. Luas daratan Provinsi Sumatera
Utara adalah 72.981,23 km2. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di
Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Labuhan Batu dengan luas
9.223,18 km2 dan luas daerah terkecil adalah Kota Sibolga dengan luas 10,77 km2.
Kota Medan memiliki luas daerah 265,1 km2 dengan ketinggian 2,5-37,5 m dari
permukaan laut.
2.2. Kependudukan
Sumatera Utara merupakan provinsi yang jumlah penduduknya terbesar
keempat di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, jumlah penduduk
Sumatera Utara pada tahun 2012 tercatat sebesar 13.254.682 penduduk. Kota
Medan merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan
kepadatan 2.141.637 penduduk.
2.2.1. Estimasi Jumlah Penduduk
Estimasi jumlah penduduk pada tahun 2012 per Kabupaten/Kota
menggunakan proporsi dari jumlah penduduk Kabuapten/Kota tahun 2010.
Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kota Medan dan
-
5
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
terendah di Kabupaten Pakpak Bharat. Proporsi penduduk di Kota Medan sebesar
16,1% dan di Kabupaten Pakpak Bharat 0,31%.
2.2.2. Rasio Jenis Kelamin
Di Sumatera Utara, jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan
sebanyak 6.556.369 dan laki-laki 6.490.800 jiwa. Rasio seksnya adalah 98,9% di
mana setiap terdapat 100 perempuan, maka terdapat 98,9 laki-laki. Pada tahun
2008, angka seks rasio adalah 99,93% yang menunjukkan jumlah penduduk
berjenis kelamin perempuan meningkat.
2.2.3. Umur
Komposisi penduduk Sumatera Utara menurut kelompok umur,
menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 31,79%,
yang berusia produktif (25-29 tahun) sebesar 64,29% dan yang berusia tua (>65
tahun) sebesar 3,90%. Jadi, penduduk Sumatera Utara sampai saat ini masih
didominasi oleh penduduk muda walaupun angka ini sudah menurun dibanding
dekade yang lalu. Dengan demikian, angka beban tanggungan penduduk Sumatera
Utara tahun 2008 sebesar 55,53%. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2007 sebesar 56,37%.
2.2.4. Jumlah Anggota Keluarga
Rata-rata anggota keluarga di Sumatera Utara pada tahun 2008 adalah
sebesar 4,38 yang berarti rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota
keluarga. Kabupaten yang rata-rata jumlah anggota keluarganya paling banyak
adalah Kabupaten Nias yaitu 5,41 orang dan yang paling sedikit adalah Kabupaten
Karo yaitu 3,81 orang.
2.3. Sosial Ekonomi
2.3.1. Pendidikan
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah
dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara, salah satunya
-
6
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Sensus Penduduk tahun 2000, ditunjukkan bahwa 60% penduduk 5 tahun keatas
mempunyai pendidikan tertinggi sekolah dasar, 18,19% tamat, 18,40% tamat SMA,
dan hanya 2,63% yang mencapai tingkat pendidikan perguruan tinggi. Dari hasil
Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2007, ditunjukkan bahwa pada
penduduk berumur 15 tahun keatas l,42%, tidak pernah sekolah 9,04%, tidak tamat
SD 31%, tamat SD 23,42%, tamat SMP 28,93%, tamat SMA, dan hanya sekitar
6,16% mencapai perguruan tinggi. Dari data diatas menggambarkan bahwa tingkat
pendidikan di Sumatera Utara sampai tahun 2008 masih rendah walaupun telah
menunjukkan peningkatan. Akan tetapi, angka buta huruf di Sumatera Utara mulai
menurun yaitu tinggal sekitar 3% di kota dan 5% di desa.
2.3.2. Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap
tahunnya tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK sebesar 57,34%, tahun 2005
naik menjadi 71,94%, tahun 2006 menjadi 66,90% dan tahun 2007 naik menjadi
67,49%. Angkatan Kerja di Sumatera Utara sebagian besar masih berpendidikan
SD kebawah (41,47%), setingkat SMTP (23,42%), setingkat SMTA (28,94%),
sedangkan sisanya 6,17% berpendidikan diatas SMTA. Berdasarkan lapangan
pekerjaan utama, penduduk Sumatera Utara yang terbanyak adalah di sektor
pertanian (47,6%), kemudian diikuti di sektor perdagangan, hotel, dan restoran
(18,8%), jasa (12,9%),sedangkan penduduk yang bekerja di sektor industri hanya
sekitar 7,60%.
2.3.3. Pendapatan dan Kemiskinan
Kemampuan ekonomi masyarakat yang diukur dengan angka pendapatan
per kapita atas dasar harga yang berlaku tahun 1993, bila diukur atas dasar harga
konstan mengalami kenaikan. Perkembangan PDRB Sumatera Utara per kapita
tahun 1993-1997 dapat dilihat pada tabel berikut:
-
7
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara mengalami turun naik
dari tahun 1993-2007. Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta orang
atau sebesar 12,31% dari total seluruh penduduk Sumatera Utara. Tahun 1996
jumlah penduduk Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23 juta
jiwa(10,92%). Namun, karena krisis moneter, penduduk miskin di Sumatera Utara
tahun 1999 meningkat menjadi 16,74% dari total penduduk Sumatera Utara yaitu
sebanyak 1,97 juta jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin baik
secara absolut maupun secara persentase, yaitu menjadi l,89 juta jiwa atau sekitar
15,89%, sedangkan tahun 2004 turun lagi menjadi 1,80 juta jiwa (14,93%)
kemudian tahun 2005 penduduk miskin turun menjadi 1,76 juta jiwa (14,28%),
namun akibat dampak kenaikan BBM pada Maret dan oktober 2005, penduduk
miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 juta jiwa (15,66%). Pada tahun 2007
turun sedikit menjadi 1,77 juta jiwa atau 13,90% (SUDA 2008).
2.4. Lingkungan Fisik dan Biologi
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat dengan indikator-indikator
yaitu persentase rumah sehat, persentase rumah tangga memiliki akses terhadap air
minum, persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah
tangga yang memiliki sarana penampungan akhir kotoran/tinja/BAB.
2.4.1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstanta
1993 18.215,436 18.215,46
1994 21.678,6 19.941,33
1995 24.686,43 21.802,51
1996 28.173,73 21.753,81
1997 32.414,60 24.842,86
-
8
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
rumah yang sesuai (>8m2/kapita), dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2008,dari
seluruh rumah yang ada yaitu 2.683.062 unit, yang diperiksa sebanyak 197.322 unit
(44,63%), dari jumlah yang diperiksa diketahui bahwa 761.699 rumah yang
memenuhi syarat kesehatan (63,62%).
2.4.2. Sumber Air Minum
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2007, diperoleh bahwa persentase rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara
yang memiliki sumber air minum terlindung sebesar 76,8%, sedangkan persentase
rumah tangga yang memiliki sumber air minum tak terlindung sebesar 23,2%. Dari
hasil pengawasan air bersih, yang memenuhi syarat fisik 84,37%, kimiawi 75,82%,
dan bakteriologis 76,15%. Risiko pencemaran amat tinggi 2,45%, tinggi 33,13%,
sedang 36,48%, dan rendah 27,49%. Parameter ini menunjukkan angka yang cukup
baik dan perlu untuk terus ditingkatkan.
2.4.3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, di Provinsi Sumatera
Utara, persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air
besar sebesar 71,8%, rumah tangga yang memiliki bersama 6,8%, umum sebesar 4%
dan tidak ada/tidak memiliki sebesar 17,4%. Dari hasil survei, jamban yang
memenuhi syarat kesehatan hanya 42,83%. Selain itu, ketersediaan jamban di desa
dan beberapa kabupaten masih minim dan terbatas.
2.4.4. Tempat Umum
Tempat umum yang sehat adalah tempat umum dan pengelolaan makanan
yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas
lantai yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang
yang sesuai. Pada tahun 2008, dari 18.436 tempat umum yang diperiksa, sekitar
66,15% memenuhi syarat kesehatan. Angka ini masih dibawah target Indonesia
-
9
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Sehat 2015 yaitu 80%. Angka pembinaan kesehatan tempat umum oleh pemerintah
masih rendah yaitu hanya 54,66% sehingga perlu upaya dari program terkait dalam
peningkatan cakupannya.
2.4.5. Pembuangan Sampah
Persampahan di Kota Medan dikelola oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Medan. Selain itu, pengelolaan persampahan di Kota Medan juga
dilaksanakan oleh pihak swasta, khususnya pada kawasan pusat pemerintahan dan
jalan-jalan protokol. Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu tingkat
timbunan sampah sebanyak 3,5 liter/orang/hari, Kota Medan dengan jumlah
penduduk 1.963.855 jiwa, menghasilkan 6.873,49 m3 timbunan sampah. Namun
Kota Medan baru dapat mengelola sebanyak 5.710 m3 sehingga banyaknya sampah
yang belum terlayani adalah 1.163,49 m3.
2.5. Pelayanan Kesehatan
2.5.1. Sarana Kesehatan
1. Rumah Sakit Umum : 54 unit
2. Rumah Sakit Jiwa : 5 unit
3. Rumah Sakit Ibu&Anak : 8 unit
4. Rumah Sakit Khusus Lainnya : 4 unit
5. Rumah Bersalin : 298 unit
6. Puskesmas : 39 unit
7. Puskesmas Rawat Inap : 13 unit
8. Puskesmas Non Rawat Inap : 26 unit
9. Puskesmas Pembantu : 41 unit
10. Puskesmas Keliling : 27 unit
11. Posyandu : 1.405 unit
12. Balai Pengobatan/Klinik : 409 unit
13. Apotik : 624 unit
14. Praktek Bersama : 8 unit
15. Praktek Dokter Umum : 1.378 unit
-
10
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
16. Praktek Dokter Spesialis : 791 unit
17. Praktek Dokter Gigi : 531 unit
18. Laboratorium Kesehatan Pemerintah : 1 unit
19. Laboratorium Kesehatan Swasta : 6 unit
2.5.2. Tenaga Kesehatan
1. Dokter Spesialis : 9 orang
2. Dokter Umum : 139 orang
3. Dokter Gigi : 107 orang
4. S2 : 17 orang
5. Tenaga Kesehatan Masyarakat : 39 orang
6. Tenaga Sanitasi : 62 orang
7. Apoteker : 17 orang
8. Asisten Apoteker : 131orang
9. Bidan : 305 orang
10. Perawat : 485 orang
11. Perawat Gigi : 75 orang
12. Tenaga Gizi : 44 orang
13. APRO : 3 orang
14. AKFIS : 2 orang
15. Analis : 60 orang
16. Tenaga Non Medis : 85 orang
2.5.3. Daftar Puskesmas
1. Puskesmas Teladan
2. Puskesmas Simpang Limun
3. Puskesmas Glugur Darat
4. Puskesmas Pasar Merah
5. Puskesmas Tuntungan
6. Puskesmas Kota Matsum
7. Puskesmas Sering
8. Puskesmas Sukaramai
9. Puskesmas Medan Area
10. Puskesmas Sentosa Baru
11. Puskesmas Bromo
12. Puskesmas Glugur Kota
13. Puskesmas Pekan Labuhan
14. Puskesmas Pulo Brayan
-
2
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
15. Puskesmas Desa Terjun
16. Puskesmas Sei Agul
17. Puskesmas Kedai Durian
18. Puskesmas Petisah
19. Puskesmas Belawan
20. Puskesmas Darussalam
21. Puskesmas Medan Deli
22. Puskesmas Rantang
23. Puskesmas Helvetia
24. Puskesmas Polonia
25. Puskesmas Padang Bulan
26. Puskesmas Kampung Baru
27. Puskesmas Desa Binjai
28. Puskesmas Medan Denai
29. Puskesmas Mandala
30. Puskesmas Tegal Sari
31. Puskesmas Medan Labuhan
32. Puskesmas Simalingkar
33. Puskesmas Martubung
34. Puskesmas Medan Johor
35. Puskesmas Medan Sunggal
36. Puskesmas Amplas
37. Puskesmas Desa Lalang
38. Puskesmas Titi Papan
39. Puskesmas Pasar Merah
-
13
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
BAB 3
PROGRAM KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
3.1. Visi dan Misi
Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah Medan Sehat Harapan Kita
Bersama. Masyarakat Medan mengandung arti bahwa sasaran kerja dari Dinas
Kesehatan Kota Medan adalah seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja
pemerintah kota Medan. Sehat diartikan sebagai cara berpikir masyarakat kota
Medan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan yang pada akhirnya
mewujudkan lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat. Sejahtera
mengandung arti bahwa masyarakat kota Medan dengan cara berpikir yang selalu
dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan, akan memperoleh kesejahteraan, terutama
dibidang kesehatan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian derajat
kesejahteraan secara umum. Sedangkan misi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:
1. Menggerakkan Pembangunan Kota Berwawasan Kesehatan
Para penanggungjawab program pembangunan di Pemerintahan Kota
Medan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua
kebijaksanaan pembangunannya. Untuk itu, maka seluruh elemen dari sistem
pemerintahan kota harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan Kota
Medan menuju Kota Metropolitan yang Modern, Madani, dan Relijius
berwawasan kesehatan.
2. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat
Sehat merupakan hak asasi sehingga setiap individu berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan. Disamping itu sehat juga merupakan investasi, yaitu
bahwa derajat kesehatan yang optimal akan dapat dicapai melalui investasi baik
pemerintah maupun individu. Dengan demikian diharapkan terciptanya suatu
kondisi dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk mengenali,
mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga
dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit
termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku
yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
-
14
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu serta
merata dan terjangkau
Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas kesehatan harus mengutamakan pada
upaya kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan seimbang
dengan upaya kesehatan perorangan. Dinas Kesehatan melakukan revitalisasi
sistem kesehatan dasar dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang
efektif dan efisien, serta peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang
ditetapkan. Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,
harus dilakukan pula peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia
kesehatan, yang terdistribusi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan. Perlu juga
ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundang-undangan
yang memadai, serta pengembangan kesehatan.
4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan
3.2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:
1. Terwujudnya lingkungan pemukiman, industri dan perdagangan yang sehat
2. Terciptanya sarana pendidikan, pariwisata dan sarana umum yang sehat
3. Terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan upaya kesehatan yang
paripurna
4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan
5. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
6. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah diakses oleh
masyarakat
7. Terpenuhinya pembiayaan operasional dinas kesehatan
3.3. Pembangunan Kesehatan
Sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Medan dalam pembangunan
kesehatan tahun 2010- 2014, yaitu:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan:
-
15
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun.
b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per
100.000 kelahiran hidup.
c. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup.
d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per 1.000
kelahiran hidup.
e. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari 36,8
persen menjadi kurang dari 32 persen.
f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN)
sebesar 90%.
g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%.
h. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%.
i. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%.
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:
a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000
penduduk
b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi
1 per 1.000 penduduk
c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi
dibawah 0,5%
d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari
80% menjadi 90%
e. Persentase Kelurahan yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100%
f. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan
antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas
separuh dari tahun 2009.
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh
penduduk, terutama penduduk miskin.
-
16
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah
tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.
6. Seluruh Puskesmas melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Tema Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 adalah
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui :
a. Program Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu yang meliputi pemberian
imunisasi dasar kepada 90% balita pada 2015, penyediaan akses sumber air
bersih yang menjangkau 67% penduduk, dan akses terhadap sanitasi dasar
berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum 2015, penurunan
tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 per 100.000 kelahiran pada
2007 menjadi 118 pada 2014, serta tingkat kematian bayi dari 34 per 1.000
kelahiran pada 2007 menjadi 24 pada 2015.
b. Program Keluarga Berencana (KB) yang meliputi peningkatan kualitas dan
jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah dan swasta selama 2011-
2015.
c. Sarana Kesehatan yang meliputi ketersediaan dan peningkatan kualitas
layanan Puskesmas ISO minimal 5 puskesmas pada 2013 dan 10 puskesmas
pada 2015.
d. Asuransi Kesehatan untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100%
pada 2012 dan diperluas secara bertahap untuk warga Medan lainnya antara
2013-2015.
Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2011-2015 difokuskan pada
delapan fokus prioritas, yaitu:
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB)
2. Perbaikan status gizi masyarakat
3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti
penyehatan lingkungan
4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan
-
17
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu, dan
penggunaan obat
6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier
Dalam upaya mencapai target MDGs di bidang kesehatan penyelenggaraan
upaya kesehatan ditingkatkan intensitasnya dengan tetap memberikan perhatian
khusus pada penyelenggaraan:
1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
2. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
3. Penanggulangan penyakit dan gizi buruk
4. Penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana
5. Revitalisasi puskesmas dilaksanakan agar dapat melaksanakan pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan secara serasi dan
sinergis sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kesehatan
6. Kualitas pelayanan di rumah sakit dan sistem rujukan terus ditingkatkan
7. Penanggulangan penyakit menular terus ditingkatkan, terutama ditujukan
pada penyakit-penyakit terutama target penurunan angka kesakitan yang
disepakati dalam MDGs
8. Upaya penanggulangan penyakit tidak menular telah lebih berkembang
sejalan dengan meningkatnya penduduk usia lanjut dan perubahan pola hidup
masyarakat
9. Upaya pembangunan dan perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan dengan
lebih optimal
10. Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan lebih ditingkatkan dan
dikembangkan lagi
11. Pelayanan kesehatan geriatri mulai dikembangkan
12. Penyediaan air minum dan sarana sanitasi dasar sudah makin meningkat
13. Pembangunan berwawasan kesehatan sudah mulai dilaksanakan secara
konsisten oleh semua bidang-bidang
-
18
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
14. Penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendasar telah berkembang
mendukung upaya pembangunan kesehatan
15. Teknologi kesehatan lebih meningkat
16. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah lebih meningkat lagi
dengan sustainabilitas pemenuhan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan
perorangan bagi seluruh masyarakat rentan dan keluarga miskin
17. Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat dan swasta telah
semakin meningkat serta telah ada upaya kemitraan pemerintah dan swasta
18. Pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah telah fokus pada pencapaian
prioritas pembangunan kesehatan dengan sebagian besar pembiayaan
pemerintah untuk pelayanan kesehatan masyarakat
19. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan penduduk miskin mulai
dilakukan secara pra-upaya dengan prinsip asuransi kesehatan sosial yang
telah melembaga
20. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan secara kelompok
formal/penerima upah telah dilakukan dengan cara jaminan kesehatan sosial
dan mulai melembaga. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan
kelompok informal mulai melembaga dan menganut prinsip asuransi
kesehatan sosial
21. Pembelanjaan dana kesehatan untuk pelayanan kesehatan perorangan
bersumber dari pembiayaan pemerintah yang dilakukan melalui jaminan
kesehatan sosial telah dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan
akuntabel dengan pelayanan terkendali secara berkesinambungan
22. Pembelanjaan dana kesehatan untuk pelayanan kesehatan bersumber dari
pembiayaan swasta dan masyarakat semakin efektif, efisien, transparan dan
akuntabel dengan pelayanan terkendali
23. Pembelanjaan dana kesehatan untuk pelayanan kesehatan masyarakat telah
semakin mengarah kepada upaya peningkatan dan pencegahan untuk
mengatasi masalah kesehatan
24. Pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan
25. Kemampuan daya saing SDM Kesehatan meningkat
-
19
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
26. Pendidikan dan pelatihan SDM Kesehatan dapat berkembang sesuai
kebutuhan pembangunan kesehatan
27. Standar pelayanan kesehatan dan standar kompetensi SDM Kesehatan
sebagai acuan dalam penerapan standar pendidikan dan pelaksanaan
pendidikan tersebut
28. Program distribusi dan rencana penguatan manajemen karier SDM Kesehatan
dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan
29. Organisasi profesi, komponen masyarakat dan sektor lain terkait makin
berperan dalam pembangunan kesehatan
30. Pembinaan, pengawasan, monitoring dan penilaian terhadap SDM Kesehatan
telah berjalan dengan efektif
31. Sinergisme antara pembinaan, pengawasan perencanaan, pendayagunaan dan
pengadaan SDM Kesehatan makin meningkat. Dukungan sumber daya untuk
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan telah semakin meningkat
32. Dukungan peraturan perundang-undangan untuk pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan dapat semakin ditingkatkan
33. Pendistribusian, pelayanan, dan pemanfaatan sediaan farmasi dan alat
kesehatan telah memenuhi kebutuhan, yang menjamin ketersediaan sediaan
farmasi, terutama obat generik di masyarakat.
34. Pengawasan sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan lebih berkembang
lagi
35. Kebijakan dan administrasi kesehatan dapat lebih mendukung terwujudnya
sinergisme antar berbagai upaya pokok pembangunan kesehatan telah mulai
berkembang. Sistem informasi kesehatan telah dapat dibangun dengan baik
36. Sistem pencatatan dan pelaporan sudah makin berkembang
37. Hukum dan perundang-undangan di bidang kesehatan telah mulai tertata
dengan baik
38. Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan
telah lebih meningkat, sehingga peran dan kontribusi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan terus berkembang
-
20
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
39. Pelibatan aktif masyarakat dalam proses pembangunan kesehatan makin
berkembang
40. Edukasi kesehatan terus ditingkatkan dengan berbagai inovasi, dalam upaya
mewujudkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan bagi individu,
kelompok dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
41. Perilaku individu, kelompok dan masyarakat yang mendukung kesehatan
telah lebih berkembang dan dilaksanakan secara konsisten
42. Berbagai upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang ada telah
kembali mampu melakukan kegiatan dan fungsinya
43. Penggerakkan kelompok-kelompok masyarakat yang tergabung dalam
organisasi kemasyarakatan terus ditingkatkan
44. Peran aktif dan kontribusi organisasi kemasyarakatan dalam pembangunan
kesehatan telah lebih nyata
45. Kemampuan masyarakat desa dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah
kesehatan, termasuk masalah kesehatan akibat bencana secara dini telah lebih
berkembang
3.4. Organisasi
Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan menurut Perwal No. 43 tahun
2010 adalah:
1. Kepala Dinas Kesehatan
2. Sekretariat
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
c. Sub Bagian Penyusunan Program
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas
lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan,
dan penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas pokok, sekretariat
menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan kegiatan
kesekretariatan; pengkoordinasian penyusunan perencanaan program dinas;
pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan dinas
-
21
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan
kerumahtanggaan dinas; pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,
pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan; pelaksanaan koordinasi
penyelenggaraan tugas-tugas dinas; penyiapan bahan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian; pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kesekretariatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
a. Seksi Kesehatan Dasar
b. Seksi Kesehatan Rujukan
c. Seksi Kesehatan Khusus
Bidang Bina Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas dinas lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, dan
kesehatan khusus. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Bina Pelayanan
Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan
kegiatan Bidang Bina Pelayanan Kesehatan; penyusunan petunjuk teknis
lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, dan kesehatan khusus;
pembinaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar; penyelenggaraan
upaya kesehatan rujukan meliputi kesehatan rujukan/ spesialistik, dan sistem
rujukan; penyelenggaraan upaya kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa,
kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut;
penyelenggaraan upaya kesehatan perkotaan, kesehatan indera, dan usia lanjut;
penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan; pelaksanaan proses
perizinan dan pelayanan lainnya lingkup pelayanan kesehatan; pelaksanaan
registrasi, akreditasi, dan sertifikasi sarana pelayanan kesehatan; pelaksanaan
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian lingkup pelayanan kesehatan;
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang bina pelayanan
kesehatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
-
22
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
b. Seksi Wabah dan Bencana
c. Seksi Kesehatan Lingkungan
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengendalian dan pemberantasan
penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan. Dalam melaksanakan
tugas pokok, Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan menyelenggarakan
fungsi penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan; penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan
pemberantasan penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan;
pengendalian dan pemberantasan penyakit meliputi surveilans epidemiologi,
pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber
binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi, kesehatan mata, dan
penyelidikan kejadian luar biasa (KLB); pengendalian wabah dan bencana
meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan
pemulihan; penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi penyehatan air,
pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat,
sanitasi makanan, dan bahan pangan serta pengamanan limbah; pelaksanaan
monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengendalian masalah
kesehatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan
b. Seksi Pendidikan dan Pelatihan
c. Seksi Registrasi dan Akreditasi
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup perencanaan,
pendayagunaan, pendidikan, pelatihan, registrasi, dan akreditasi. Dalam
melaksanakan tugas, Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan
menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan; penyusunan petunjuk teknis
-
23
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
lingkup perencanaan, pendayagunaan, pendidikan dan pelatihan, registrasi dan
akreditasi sumber daya manusia kesehatan; pendayagunaan tenaga kesehatan
dan tenaga kesehatan strategis; pelaksanaan pelatihan teknis; pelaksanaan
proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup tenaga medis, tenaga para medis
dan tenaga non-medis/tradisional terlatih sesuai urusan pemerintahan kota;
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengembangan
sumber daya manusia kesehatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan
a. Seksi Kefarmasian
b. Seksi Jaminan Kesehatan
c. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan
peralatan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Kefarmasian
Jaminan dan Sarana Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana,
program, dan kegiatan Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan;
penyusunan petunjuk teknis lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan
peralatan kesehatan; penyelenggaraan kefarmasian; penyelenggaraan jaminan
kesehatan; pelayanan sarana dan peralatan kesehatan; pelaksanaan proses
pelayanan perizinan dan pelayanan lainnya lingkup kefarmasian, jaminan,
sarana, dan peralatan kesehatan sesuai urusan pemerintahan kota; pelaksanaan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang kefarmasian jaminan dan
sarana kesehatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
8. Kelompok Jabatan Fungsional
-
25
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara
3.5. Struktur Organisasi
UPT
SEKRETARIAT
Drg. Hj. Irma Suryani, MKM
Pembina (IV/a)
NIP. 19680113 199212 2 001
BIDANG BINA
PELAYANAN KESEHATAN
Dr Iman Surya
Penata Tk.I (III/d)
NIP. 1974040518 200604 1 007
KELOMPOK
JABATAN
FUNGIONAL
BIDANG PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN
Masrita TA. L T, SKM, M.Kes
Pembina (IV/a)
NIP. 19690609 199203 2 002
KEPALA DINAS KESEHATAN
Drg. Hj. Usma Polita Nasution, M.Kes
NIP. 19611003 198903 2 002
BIDANG PENGEMBANGAN SDM
KESEHATAN
Drg. H. Mardohar Tambunan
Pembina (IV/a)
NIP. 19680407 200212 1 001
SUB BAGIAN
UMUM
Arifah, S.Kep, M.Kes
Penata (III/c)
NIP. 19700707 199012 2 002
SUB BAGIAN
PENYUSUNAN PROGRAM
Madona Susanti, DCM
Penata (III/c)
NIP. 19770413 200502 2 002
SUB BAGIAN KEUANGAN &
PERLENGKAPAN
Drs. Mustafa Munar
Penata Tingkat 1 (III/d)
NIP. 19630420 198312 1 001
BIDANG KEFARMASIAN JAMINAN &
SARANA KESEHATAN
Dirgo Dirmansyah, SKM, M.Kes
Pembina (IV/a)
NIP. 19550317 197503 2 002
SEKSI KESEHATAN DASAR
Sondang Gradia Siagian, SKM, MARS
Pembina (IV/a)
NIP. 19690601 199303 2 002
SEKSI KESEHATAN RUJUKAN
Roida Sitinjak, SKM, MPH
Pembina (IV/a)
NIP. 19690807 199303 2 002
SEKSI KESEHATAN KHUSUS
Dr. Dyan Purwani N, M.Kes
Pembina (IV/a)
NIP. 19591025 198912 2 001
SEKSI WABAH & BENCANA
Edy Yusuf, SKM
Penata (III/c)
NIP. 19690129 199702 1 001
SEKSI PENGENDALIAN &
PEMBERANTASAN PENYAKIT
Dr. Hj. Pocut Fatimah Fitri, MARS Penata
Tingkat I (III/d)
NIP. 19671231 199503 2 014
SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
Odentara Sembiring, SKM, M.Kes
Penata (III/c)
NIP. 19620210 198301 1 002
SEKSI KEFARMASIAN
Santi Meriani Manullang, S. Si, Apt
Penata (III/c)
NIP. 19800610 200604 2 004
SEKSI SARANA & PERALATAN
KESEHATAN
Drg. Baby Nainggolan
Penata Tk 1 (III/d)
NIP. 19580614 198703 2 002
SEKSI JAMINAN KESEHATAN
Dr. Sherivia Faradila
Penata (III/c)
NIP. 19790625 200801 2 002
SEKSI PERENCANAAN &
PENDAYAGUNAAN
Dr. Zairul Rambe
Penata (III/c)
NIP. 19720422 200604 1 014
SEKSI PENDIDIKAN & PELATIHAN
Parlin Manalu, SKM
Penata (III/c)
NIP. 19670702 198903 1 004
SEKSI RESGISTRASI &
AKREDITASI
Yurina Rahma Srg, M.Psi
Penata Tk I (III/d)
NIP. 19671111 198703 2 002
-
26
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
BAB 4
LAPORAN KEGIATAN
4.1. Pelaporan
Sebelum memulai KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan, para peserta KKS
melapor terlebih dahulu pada tanggal 26 Februari 2015 ke bagian penerima tamu,
bidang pengembangan SDM kesehatan, dan seksi pendidikan dan pelatihan.
KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan diikuti oleh peserta KKS selama 3
hari, yaitu sejak hari Senin, 2 Maret 2015 hingga hari Rabu, 4 Maret 2015.
4.2. Kegiatan
Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB di Dinas Kesehatan Kota Medan.
Adapun 4 materi yang diberikan dari tanggal 2 Maret 2015 sampai tanggal 4 Maret
2015 yaitu; Pengarahan dan Pembekalan KKS di Seksi Pendidikan dan Pelatihan
Bidang Pengembangan SDM Kesehatan Dinas Kota Medan oleh Meirtha Yolanda
Sitepu, M.Kes; materi Puskesmas oleh dr. Mila Pohan; Bimbingan mengenai UU
No.75 tentang Puskesmas oleh dr. Iman Surya; Bimbingan di Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan oleh dr. Hj Pocut Fatimah Fitri, M.Kes.
4.3. Materi Pembekalan Puskesmas
4.3.1. Program Puskesmas
Materi: Bimbingan Program Puskesmas
Pemateri : dr. Mila Pohan
Waktu : Senin, 27 April 2015
Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat yang merupakan unit
organisasi fungsional yang bertujuan sebagai pusat pengembangan kesehatan,
membina peran serta masyarakat, dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Puskesmas memiliki wilayah kerja yaitu pada satu kecamatan terdapat satu
puskesmas.
-
27
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.
Azas Puskesmas yaitu :
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
3. Azas Keterpaduan
4. Azas Rujukan
Fungsi Puskesmas yaitu :
1. Pusat penggerak masyarakat
2. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya Kesehatan di Puskesmas meliputi :
Upaya Kesehatan Wajib :
1. Upaya Promosi Kesehatan ( Promkes )
2. Upaya Kesehatan Lingkungan ( Kesling )
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana (KIA Dan KB)
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pencatatan Dan Pelaporan (SP2TP)
Upaya Kesehatan Pengembangan :
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Upaya Kesehatan Olahraga (Kesorga).
-
28
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (UPKM).
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK).
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM).
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ).
7. Upaya Kesehatan Mata (UKM).
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila).
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra).
4.3.2. Bidang Pengembangan SDM Kesehatan
Materi: Pengarahan dan Pembekalan di Seksi Pendidikan dan
Pelatihan Bidang Pengembangan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan
Kota Medan
Oleh: Bapak Parlin Manalu, SKM
Waktu: Senin, 27 April 2015
Visi kegiatan KKS yaitu:
Jangka pendek
Agar mahasiswa dalam melaksanakan KKS di puskesmas yang merupakan UPT
dari Dinas Kesehatan Kota Medan mendapat gambaran tentang segala sesuatu
yang akan mereka laksanakan selama KKS di puskesmas.
Jangka panjang
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran yang akan menjadi pemikir di bidang
kesehatan nantinya memiliki kepedulian terhadap kesehatan masyarakat dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.
Misi kegiatan KKS yaitu:
Untuk mencapai visi di atas maka dilakukan pembekalan kepada mahasiswa
KKS kedokteran di Ladikkes Dinas Kesehatan Kota Medan.
-
29
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Sasaran materi yang diberikan yaitu:
Perkenalan struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan, pembekalan
upaya kegiatan puskesmas, dan standar pelayanan minimal menuju
Indonesia Sehat 2015.
Visi Dinas Kota Medan yaitu Medan Sehat Harapan Kita Bersama
Misi Dinas Kota Medan yaitu:
Menggerakkan pembangunan kota berwawasan kesehatan
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,
serta terjangkau
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat, beserta lingkungan.
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:
1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kesehatan
2. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan, pemberantasan, pengawasan
penyakit menular dan penelitian kemungkinan terjadinya wabah penyakit
3. Melaksanakan pelayanan umum bidang kesehatan
4. Melaksanakan pemberian perizinan bidang kesehatan
5. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang
tugasnya
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah
4.3.3 Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
Materi: Bimbingan di Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
Oleh: dr. Pocut Fatimah, MARS
-
30
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Waktu: Senin, 27 April 2015
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
Terdapat X Seksi di Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
b. Seksi Wabah dan Bencana
c. Seksi Kesehatan Lingkungan
1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
Tujuannya adalah melaksanakan pengendalian dan pemberantasan penyakit
menular langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit tidak menular dan
imunisasi.
Fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi P2P
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kegiatan seksi P2P
c. Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan seksi P2P
d. Pelaksanaan kegiatan seksi P2P
e. Pembinaan dan pemberian motivasi, arahan dan penilaian terhadap kinerja
bawahan.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan sesuai tugas dan fungsinya.
Pelaksanaan kegiatan seksi P2P
a. Melaksanakan sosialisasi di masyarakat untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Diare, Tuberkulosis, Kusta,
Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS DBD, Rabies, Malaria, Flu Burung,
Flu Babi, Filaria, Penyakit Tidak Menular dan imunisasi.
b. Melaksanakan rapat bulanan untuk pembinaan kepada petugas puskesmas
pengelola program Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Diare, Tuberkulosis,
-
31
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Kusta, Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS DBD, Rabies, Malaria, Flu
Burung, Flu Babi, Filaria, Penyakit Tidak Menular dan imunisasi.
c. Menerima dan merekapitulasi laporan dari puskesmas untuk program
Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Diare, Tuberkulosis, Kusta, Infeksi
Menular Seksual, HIV/AIDS DBD, Rabies, Malaria, Flu Burung, Flu Babi,
Filaria, Penyakit Tidak Menular dan imunisasi.
d. Membuat laporan dan mengirimkannya ke Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara untuk program Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Diare,
Tuberkulosis, Kusta, Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS DBD, Rabies,
Malaria, Flu Burung, Flu Babi, Filaria, Penyakit Tidak Menular dan
imunisasi.
e. Melakukan evaluasi dan deteksi dini KLB masing-masing program dan
memberikan umpan balik ke Puskesmas serta memberikan saran-saran
untuk perbaikan program.
f. Menyiapkan logistik sarana dan bahan habis pakai untuk masing-masing
program.
g. Melakukan perbaikan sarana imunisasi seperti refrigerator, freezer, dan
cool box serta sarana program DBD seperti mesin fogging dan ULV.
h. Melakukan konsep surat dan mengajukan kepada atasan terkait surat
menyurat untuk masing-masing program.
Data yang didapatkan dari Seksi P2P
1. Program TB (Tuberkulosis)
a. Merekapitulasi pasien yang diobati puskesmas (registrasi penderita): TB 03.
b. Merekapitulasi laporan bulanan dari Puskesmas & transport Puskesmas
Satelit (PS) ke Puskesmas Rujukan Mikroskopis.
c. Memasukkan TB 03 dan TB 07 ke komputer untuk bahan laporan ke Dinas
d. Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan untuk monitoring evaluasi.
e. Membuat dan mengirimkan laporan ke ke Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara per 3 bulan untuk : TB 07 (penderita), TB 08
-
32
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(kesembuhan), TB 011 (Konversi), TB 012 (Cross check ke Labkes) & TB
013 (Stok obat).
f. Supervisi ke puskesmas 3 bulan sekali untuk pembinaan petugas sekalian
membuat hasil laporan ke daftar tilik.
g. Mengambil obat ke gudang Farmasi Pekan Labuhan dan apabila obat di
Gudang Farmasi mengambil ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
atau ke Kabupaten Kota lain (darurat).
h. Membagikan obat TB ke petugas puskesmas dan bahan lainnya, termasuk:
Pot Sputum, reagens dan kaca slide.
i. Mengantar slide untuk Cross Check ke laboratorium Labkesda 3 bulan
sekali (BTA (+) semua penderita baru dan BTA (-)10% dari suspek)
j. Membagikan dana Rewards ke Petugas Puskesmas setiap 1 x 3 bulan untuk
Konversi
Sembuh
Diagnosa (suspek)
Follow up
Transpor mengantar slide dari PS ke PRM per minggu
2. Program Diare
a. Rapat rutin petugas puskesmas setiap bulannya
b. Menerima Laporan mingguan dari puskesmas
c. Pencatatan dan pelaporan program diare
d. Pendistribusian kaporit ke Puskesmas
3. Program ISPA
a. Membuat absensi laporan puskesmas P2 ISPA
b. Merekapitulasi laporan puskesmas P2 ISPA
c. Melaporkan program ISPA ke dinas Propinsi selambat-lambatnya tanggal
a. 15
d. Umpan balik ke Puskesmas (asal pelapor)
e. Melakukan pertemuan petugas ISPA puskesmas setiap bulannya.
-
33
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
f. Memberikan laporan tembusan ke pelaksana surveilans
g. Supervisi / bimtek ke puskesmas
4. Program HIV/AIDS & IMS
a. Melakukan pembinaan ke layanan VCT per 4 bulan
b. Melakukan pembinaan ke tempat yang beresiko tinggi
c. Pengadaan obat-obatan HIV/AIDS & IMS kepada layanan
d. Pengadaan alat pemeriksa seperti sarung tangan, masker.
e. Melakukan supervisi tentang HIV/AIDS & IMS ke puskesmas baik kepada
petugas maupun masyarakat di wilayah setempat.
f. Kolaborasi dengan Bidang Bina Yankes untuk melakukan supervisi kepada
ibu-ibu hamil tentang PMTCT.
g. Membagikan poster dan leaflet ke layanan VCT, Lokasi Resti, Puskesmas.
h. Kerjasama dengan LSM, KPA, Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
tentang Program PPB.
i. Menerima laporan dari layanan VCT.
5. Demam Berdarah Dengue
a. Menerima laporan kasus DBD dari puskesmas dan Rumah Sakit
b. Membuat laporan ke Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tiap
bulannya
c. Mengumpulkan dan melakukan pengelolaan data tentang penyakit DBD
d. Membuat jadwal foging ke lapangan setiap hari berdasarkan laporan kasus.
e. Melakukan foging kasus
f. Membagikan logistik DBD ke puskesmas (malathion, temephos, abate,
BBM)
-
34
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
6. Program Imunisasi
a. Mengambil vaksin ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,
mendistribusikan vaksin ke puskesmas, dan melakukan pencatatan di buku
stok dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
b. Menerima laporan program imunisasi dari puskesmas, merekapitulasi dan
membuat laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
c. Melakukan persiapan dan membuat laporan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah.
d. Menyiapkan bahan dan membuat laporan EVSM (Effective Vaccine Storage
Management).
e. Membuat PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) Program Imunisasi,
menganalisis dan memberikan umpan balik ke puskesmas
f. Melakukan supervisi program imunisasi ke puskesmas.
g. Melakukan penyimpanan vaksin di cool box, refigerator dan freezer serta
memeriksa dan mencatat suhunya secara berkala.
h. Melakukan perawatan cool box, refigerator dan freezer di Dinas Kesehatan
Kota Medan dan membantu perawatan refigerator dan freezer puskesmas.
i. Melakukan pemantauan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).
Data kasus di Kota Medan.
Data pasien TB di Kota Medan pada tahun 2014; pasien baru anak-anak
seramai 180 orang yaitu 91 orang lelaki dan 89 orang perempuan, dan tiada
pasien ulang, bagi pasien baru dewasa 5797 orang terdiri dari 3735 orang lelaki
dan 2062 orang perempuan mencakup usia dari 15 tahun sehingga di atas 65
tahun. Manakala pasien lama dewasa berjumlah 85 orang dengan lelaki
sebanyak 66 orang dan perempuan 19 orang. Keseluruhan jumlah pasien TB di
kota medan pada tahun 2014 adalah sebanyak 5882 orang dengan lelaki
berjumlah 3801 dan perempuan 2081 orang.
Data kasus DBD yang didapatkan tahun 2014 adalah sebanyak 1698 kasus.
Pada bulan Januari 2014 adalah sebanyak 170 kasus, bulan Febuari 163 kasus,
-
35
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
bulan Maret 58 kasus dan bulan April sebanyak 59 kasus yang keseluruhannya
berjumlah 450 kasus. Sedangkan pada tahun 2015 adalah sebanyak 531 kasus
yaitu pada bulan Januari sebanyak 194 kasus, pada bulan Febuari 162 kasus,
Maret 96 kasus dan April sebanyak 79 kasus
2. Seksi Wabah dan Bencana
Pada seksi wabah dilakukan surveilans yang bersifat memantau dan jika
ditemukan kasus selanjutnya dilaporkan ke seksi P2P. Pada seksi bencana, saat
terjadinya bencana dibentuk tim emergensi yang akan membentuk posko
standby untuk prabencana, saat bencana dan pasca bencana. Pada surveilans,
jika ada ditemukan kasus maka akan diambil spesimen dan diperiksa. Setelah
mendapat hasil akan dilakukan survei epidemiologi. Adanya SKD (Sistem
Kewaspadaan Dini) dan respons (EWARS / Early Warning Alert and Response
System) yaitu suatu sistem yang dapat memantau perkembangan trend suatu
penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu (periode
mingguan) dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila
kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program
untuk melakukan respons. Hal ini dikenal dengan istilah W2 (laporan
mingguan).
Penyakit dan gejala yang diamati dalam SKD:
Diare akut
Malaria konfirmasi
Tersangka demam dengue
Pneumonia
Diare berdarah
Tersangka demam tifoid
Jaundice akut
Tersangka chikungunya
Tersangka flu burung pada manusa
Tersangka campak
-
36
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Tersangka difteri
Tersangka pertusis
AFP (lumpuh layu mendadak)
Kasus gigitan hewan penular rabies
Tersangka antraks
Tersangka leptospirosis
Cluster penyakit yang tidak lazim
Tersangka meningitis/ensepalitis
Tersangka tetanus neonatorum
Tersangka tetanus
ILI (Influenza-like illness)
HFMD (Hand-Foot-and-Mouth Disease)
Pada surveilans dilakukan monitor trend setelah analisa data, deteksi epidemi,
prediksi dari hasil analisa data, monitoring performance, estimate future
disease dan evaluasi.
3. Seksi Kesehatan Lingkungan
Berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup kesehatan lingkungan. Seksi
kesehatan lingkungan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi Kesehatan Lingkungan
Mengidentifikasi dan mengenali tugas seksi Kesehatan Lingkungan
Mempersiapkan rencana kerja tahunan seksi Kesehatan Lingkungan dan
mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan atau persetujuan.
Melaksanakan kegiatan program kerja seksi Kesehatan Lingkungan
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup kegiatan seksi Kesehatan Lingkungan
c. Pelaksanaan kegiatan seksi kesehatan lingkungan
Melaksanakan pemeriksaan sanitasi lingkungan, kesehatan kerja industri
Melaksanakan pencegahan penyakit yang disebabkan faktor lingkungan
-
37
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Melaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja di tempat-tempat umum dan
pengelolaan makanan dan minuman
Melaksanakan pemeriksaan sanitasi lingkungan pemukiman
Melaksanakan rapat bulanan untuk pembinaan kepada petugas kesehatan
lingkungan puskesmas
Menerima dan merekapitulasi laporan dari puskesmas untuk program
kesehatan lingkungan
Membuat laporan dan mengirimkannya ke Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara untuk program kesehatan lingkungan
Melakukan konsep surat dan diajukan kepada atasan terkait surat menyurat
untuk program kesehatan lingkungan
d. Pembinaan dan pemberian motivasi, arahan dan penilaian terhadap kinerja staf
Seksi Kesehatan Lingkungan.
Melakukan pembinaan, memotivasi dan menilai kinerja bawahan.
Memberikan penjelasan tentang tugas masing-masing staf dan memberikan
arahan maupun motivasi dalam menjalankan fungsinya secara optimal.
Menilai kinerja staf dan melakukan pembinaan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan sesuai tugas dan fungsinya.
Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan atasan.
Memeriksa konsep bahan tindak lanjut yang disampaikan pelaksana,
memarafnya dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapatkan
tanggapan dan persetujuan
Melaksanakan tindak lanjut tugas-tugas lain yang diberikan sesuai dengan
tupoksi Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
Staf seksi kesehatan lingkungan memiliki ikhtisar seperti berikut :
a. Pengelola program pencegahan pencemaran dan dampak lingkungan
menyelenggarakan tugas pendataan industri, rumah sakit dan tempat
pengolahan dan penjualan ( TP2) pestisida, melaksanakan pendataan air
-
38
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
limbah, melaksanakan pencegahan penyakit yang disebabkan faktor
lingkungan dan pengendalian akibat dampak lingkungan, pemeriksaan
terhadap tenaga kerja industri dan pengambilan sampel air dan air limbah pada
industri dan rumah sakit kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
b. Pengelola program penyehatan tempat-tempat umum dan pengolahan
makanan minuman menyelenggarakan pengawasan pemeriksaan sanitasi
lingkungan tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan minuman,
melaksanakan pemeriksaan terhadap tenaga kerja di tempat-tempat umum dan
pengelolaan makanan minuman serta mengambil sampel makanan dan
minuman untuk diperiksa di laboratorium.
c. Pengelola program penyehatan lingkungan pemukiman menyelenggarakan
pendataan sanitasi di tempat-tempat pemukiman, melaksanakan pemeriksaan
sanitasi pemukiman, melaksanakan pencegahan penyakit yang disebabkan
oleh faktor lingkungan dan pengendalian akibat dampak lingkungan
pemukiman.
4.3.4. Bidang Pelayanan Kesehatan
Materi : Bimbingan di Bidang Pelayanan Kesehatan
Oleh : dr. Julianti Batubara
Waktu: Rabu, 29 April 2015
Bidang Bina Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas dinas lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, dan
kesehatan khusus:
1. Seksi Kesehatan Dasar
Seksi kesehatan dasar berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan dasar. Seksi
kesehatan dasar menyelenggarakan fungsi :
-
39
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Penyiapan bahan pembinaan dan upaya kesehatan dasar perkotaan
Penyiapaan rencana, program dan kegiatan seksi kesehatan dasar
Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan dasar
Penyiapan bahan pembinaan kesehatan dasar dan kesehatan komunitas
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi kesehatan dasar mempunyai 5 program yaitu:
a. Kesehatan Ibu Dan Anak
b. Promosi Kesehatan
c. Gizi
d. Puskesmas
e. Posyandu
Pada program gizi, terdapat 8 indikator yang harus dicapai yaitu:
i. Penanganan gizi buruk. Merupakan salah satu program utama pemerintah,
dimana gizi buruk merupakan salah satu indikator kemiskinan. Menurut
data yang kami dapatkan dari bidang ini, pada tahun 2014 D/S (jumlah
masyarakat yang datang ke puskesmas dibandingkan dengan sasaran) untuk
Kota Medan adalah sebesar 75% sedangkan target Nasional yang ingin
dicapai adalah 85%. Banyak faktor yang menyebabkan tidak tercapainya
target ini salah satunya kurangnya peran serta masyarakat dalam itu sendiri
dan ditambah program yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sendiri
mungkin belum menyentuh masyarakat pedalaman atau masyarakat bawah
untuk datang berobat ke puskesmas.
ii. Balita gizi buruk. Pada tahun 2014 ini Dinas kota Medan menargetkan balita
gizi buruk yang ditimbang berat badannya adalah 100%. Hal ini sudah
tercapai pada tahun 2014.
iii. Pemberian Vitamin A
-
40
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Pada bulan Februari dan bulan Agustus merupakan bulan pemberian
Vitamin A yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Dimana target
Nasional pemberian Vitamin A pada tahun 2014 adalah 85%.
Pencapaian pada tahun 2014 sebesar 83%. Pemberian vitamin A,
diberikan pada :
bayi berumur 6 bulan mendapatkan vitamin berwarna Merah 1 buah
(100.000 IU)
Ibu pasca melahirkan mendapatkan vitamin berwarna merah 2 buah
dimana, 1 buah diberikan langsung segera setelah post partum dan yang
satunya lagi deberikan 24 jam post partum.
iv. Pemberian ASI Eksklusif: Dari data yang kami dapatkan, target Nasional
untuk ASI Eksklusif adalah 85 % namun target yang dicapai Kota Medan
belum mencapai 85%. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor:
Saat ini banyak Ibu-Ibu yang tidak menjalankan IMD
Pemberian susu formula kepada bayi baru
Pengetahuan yang kurang pada Ibu-Ibu tentang manfaat ASI Eksklusif.
Banyak wanita karir di Kota Medan sehingga menjadi salah satu alasan
bagi Ibu-Ibu untuk tidak menjalankan ASI Eksklusif.
v. Pemberian Zat Besi (Fe) bagi Ibu Hamil: Dari data yang kami dapatkan,
target Nasional untuk pemberian Zat Besi pada Ibu Hamil adalah 95%,
sedangkan Target yang dicapai di Kota Medan pada tahun 2014 adalah 89%.
Jumlah tablet besi bagi ibu hamil adalah 90 tablet. Beberapa faktor yang
menjadi alasan adalah:
Ibu hamil kurang menyukai tablet besi oleh karena aroma yang kurang
sedap
Ibu hamil takut akan efek setelah mengonsumsi tablet zat besi, dimana
efek yang mereka dengar menyebabkan buang air besar menjadi keras.
vi. Pemberian Garam Beryodium: Target Nasional pemberian garam
beryodium pada tahun 2010 adalah 90%, di Kota Medan sudah mencapai
-
41
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
target yaitu 100%, sehingga Kota Medan bebas gondok pada data yang
didapat pada tahun 2010. Untuk data terakhir belum ada, oleh karena survei
yang dilakukan oleh dinas kesehatan kota medan berlangsung 5 tahun
sekali dan kota Medan bukan termasuk daerah endemis.
vii. Persentase melaksanakan survey target 100% pencapaian. Dan pada tahun
2014 target tersebut sudah tercapai.
viii. Buffer stock, Indikator ini ditujukan kepada stunning dan gizi kurang,
menurut Riskesdas di kota Medan terdapat 41% anak-anak yang stunting.
2. Seksi Kesehatan Rujukan
Seksi ini bertugas untuk pembinaan rumah sakit, perpanjangan surat izin,
registrasi rumah sakit, menerima laporan rumah sakit, dan menerima masukkan
dan permasalahan dari masyarakat terhadap rumah sakit sesuai standard yang
ditetapkan. Rumah sakit dibagi menjadi 4 tipe yaitu: Tipe A, tipe B, tipe C, tipe
D. Menurut yang terdaftar hingga akhir 2014 terdapat 72 rumah sakit di kota
Medan yang terdiri dari 3 buah rumah sakit pemerintah dan 64 rumah sakit
swasta. Dari keseluruhan rumah sakit ini, hanya 1 yang dikategorikan rumah
sakit tipe A, yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, sebanyak 13
buah rumah sakit tipe B, sedangkan rumah sakit tipe C, sebanyak 21 buah, dan
sisanya 38 buah rumah sakit tipe D. Rumah sakit tipe A surat izinnya
dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Rumah Sakit tipe
B oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah Sakit tipe C dan D dikeluarkan oleh
Dinas Kesehatan Kota. Surat izin yang dikeluarkan berlaku selama 5 tahun.
Rumah sakit khusus terdapat 17 buah di Kota Medan, yaitu Rumah Sakit Ibu &
Anak terdiri dari 8 buah rumah sakit, Rumah Sakit Jiwa terdiri dari 4 buah,
Rumah Sakit Mata terdiri 4 buah rumah sakit, dan Rumah Sakit Bedah terdiri
dari 1 buah rumah sakit.
3. Seksi Kesehatan Khusus
Terdapat 12 program yang dilaksanakan oleh Seksi Kesehatan Khusus yaitu
Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Usila, Kesehatan Kerja, Kesehatan Jiwa,
-
42
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Kesehatan Indra, Kesehatan Haji, Kesehatan Olahraga, Penjaringan UKGS (Usaha
Kegiatan Gigi Sekolah), YANKESTRAD (Pelayanan Kesehatan Tradisional),
Kesehatan Lintas Batas, POSKESTREN (Pos Kesehatan Pesantren), dan Penyehat
Tradisional/ Terapi Spa.
-
43
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pembangunan kesehatan sekarang ini lebih diarahkan pada peningkatan
upaya promotif dan preventif disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan
bagi masyarakat, utamanya kesehatan ibu dan anak, lanjut usia dan keluarga miskin.
Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan,
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta globalisasi dan demokratisasi dengan
semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral.
Strategi utama sebagai upaya pembangunan kesehatan dalam menuju
Indonesia Sehat 2015 adalah dengan pemberdayaan masyarakat dan desentralisasi.
Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah Medan Sehat Harapan Kita Bersama.
Untuk mewujudkan masyarakat kota Medan yang sehat maka nilai-nilai kesehatan
yang dimiliki oleh masyarakat kota Medan harus senantiasa dilandasi perilaku
hidup bersih dan sehat. Melalui perilaku hidup bersih dan sehat maka lingkungan
kota Medan yang sehat dapat tercipta dan begitupun secara tidak langsung akan
berdampak terdapat masyarakat yang tinggal di dalamnya. Perlu adanya suatu
kesadaran yang dimulai dari diri masyarakat kota Medan sendiri. Dinas Kesehatan
Kota Medan berperan sebagai pusat yang mengarahkan dan memfasilitasi program-
program kesehatan yang diterapkan dalam masyarakat.
Dalam mewujudkan visi ini, Dinas Kesehatan Kota Medan mempunyai
berbagai bidang dan sub bidang. Masing-masing bidang dan sub bidang ini
memiliki tanggung jawab dalam mengurus program-program kerjanya dalam upaya
melaksankan misi Dinas Kesehatan Kota Medan.
Salah satu tanggung jawab Dinas Kota Medan yang paling penting yaitu
dalam pengaturan puskesmas. Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan masyarakat
-
44
KKS Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu
Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
yang juga membina peran serta masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk
usaha-usaha kegiatan pokok.
Program yang telah direncanakan dan dilaksanakan akan dievaluasi dan
dinilai keberhasilannya untuk menjadi dasar dalam perencanaan selanjutnya.
Puskesmas akan memberikan laporan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan setiap
tahunnya untuk evaluasi dan bahan pembelajaran untuk membuat program
kesehatan yang lebih baik. Hal ini tentunya demi peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat Kota Medan.
5.2. Saran
Demi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Kota Medan diharapkan
upaya promosi kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan lagi, yakni melalui
penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan strategi yang cukup
mumpuni dan efisien dalam mengajak maupun mengajarkan kepada masyarakat
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat baik di rumah tangga, sekolah maupun
tempat kerja. Jadi, upaya kesehatan di sini dimaksudkan untuk dijalankan sebelum
seseorang jatuh sakit. Selain itu, biaya pemeliharaan kesehatan masyarakat melalui
pencegahan penyakit juga lebih rendah bila dibandingkan dengan upaya
pengobatan.
Selain penyuluhan kepada masyarakat, dapat juga diadakan penyuluhan di
perusahaan demi meningkatkan kesehatan kerja pada pekerja di setiap perusahaan.
Sayangnya, belum banyak perusahaan yang dapat menjamin kesehatan para
pekerjanya, sehingga diperlukan perhatian pemerintah dalam meningkatkan
kesehatan para pekerja ini.
Evaluasi program adalah hal yang mutlak diperlukan agar kekurangan &
kelebihan suatu program dapat diketahui. Faktor tenga medis maupun tenaga non-
medis, sarana, prasarana, dan ketersediaan dana kesehatan merupakan faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam keberhasilan suatu proram. Dengan demikian,
promosi maupun pelayanan kesehatan diharapkan dapat mewujudkan masyarakat
yang sehat.