laporak ssk

3
1. PENDAHULUAN Interaksi elektrostatik antara atom pusat dengan ligan akan semakin kuat apabila : Konsep HSAB : ligan bersifat keras Keelektronegatifan : atom donor memiliki elektronegatif rendah (ligan netral) Back bonding : ligan memiliki kemampuan back bonding yang besar Orbital hibrida atom donor : karakter S atom semakin rendah Khelat : ligan mudah membentuk khelat/sepit. Berdasarkan hal tersebut, Fajans dan Tsuchida membuat urutan relatif kekuatan beberapa ligan yang disebut deret Fajans dan Tsuchida atau deret spektrokimia : I - ,<Br - ,<S 2 - ,<SCN<Cl - <NO 3 - <F - <urea≈OH - <C 2 O 4 2- ≈O 2 <H 2 O<NCS - <CH 3 CN<NH 3 ≈py<en<bipy≈phen<NO 2 - <phosphine<benzil<CN - <CO Warna senyawa kompleks dihasilkan sebagai akibat adanya spliting orbital d atom pusatnya. Cahaya pada daerah sinar tampak akan diserap apabila terdapat elektron yang ditransmisikan dari t 2g yang rendah ke e g yang lebih tinggi (oktahedral). Spliting akibat adanya ligan tersebut dapat diamati dan diukur dengan menggunakan spetrofotometer. Untuk kompleks Ni, nilai ∆o atau 10 Dq yang kecil menghasilkan warna disekitar hijau sedangkan nilai ∆o yang besar akan menggeser warna ke arah kuning. 2. TINJAUAN PUSTAKA Sifat spektra dan magnetik suatu senyawa kompleks koordinasi logam transisi dapat dijelaskan dengan menggunakan Model Medan Kristal (Crystal Field Model). Beberapa ligan hanya menghasilkan pemisahan energi orbital d yang kecil, sedangkan lainnya menimbulkan pemisahan yang besar. Ligan yang menyebabkan pemisaha energi yang kecil disebut ligan medan lemah, sedangkan yang pemisahannya besar disebut ligan medan kuat. (Diktat Penuntun Praktikun Sintesis Senyawa Koordinasi, 2014) Teori medan kristal ini dikembangkan oleh Bethe dan Van Vieck. Teori ini mengasumsikan bahwa interaksi antara ion pusat dan ligan hanya merupakan interaksi elektrostatik. Ion atau atom pusat dipandang sebagai partikel bermuatan positif, sedangkan ligan sebagai partikel bermuatan negatif,

Upload: dayat-roqyb

Post on 23-Dec-2015

246 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan SSK

TRANSCRIPT

Page 1: Laporak SSK

1. PENDAHULUANInteraksi elektrostatik antara atom pusat dengan ligan akan semakin kuat apabila :

Konsep HSAB : ligan bersifat keras Keelektronegatifan : atom donor memiliki elektronegatif rendah (ligan netral) Back bonding : ligan memiliki kemampuan back bonding yang besar Orbital hibrida atom donor : karakter S atom semakin rendah Khelat : ligan mudah membentuk khelat/sepit.

Berdasarkan hal tersebut, Fajans dan Tsuchida membuat urutan relatif kekuatan beberapa ligan yang disebut deret Fajans dan Tsuchida atau deret spektrokimia :

I-,<Br-,<S2-,<SCN<Cl-<NO3

-<F-<urea≈OH-<C2O42-≈O2<H2O<NCS-

<CH3CN<NH3≈py<en<bipy≈phen<NO2-<phosphine<benzil<CN-<CO

Warna senyawa kompleks dihasilkan sebagai akibat adanya spliting orbital d atom pusatnya. Cahaya pada daerah sinar tampak akan diserap apabila terdapat elektron yang ditransmisikan dari t2g yang rendah ke eg yang lebih tinggi (oktahedral).

Spliting akibat adanya ligan tersebut dapat diamati dan diukur dengan menggunakan spetrofotometer. Untuk kompleks Ni, nilai ∆o atau 10 Dq yang kecil menghasilkan warna disekitar hijau sedangkan nilai ∆o yang besar akan menggeser warna ke arah kuning.

2. TINJAUAN PUSTAKASifat spektra dan magnetik suatu senyawa kompleks koordinasi logam transisi dapat dijelaskan dengan menggunakan Model Medan Kristal (Crystal Field Model). Beberapa ligan hanya menghasilkan pemisahan energi orbital d yang kecil, sedangkan lainnya menimbulkan pemisahan yang besar. Ligan yang menyebabkan pemisaha energi yang kecil disebut ligan medan lemah, sedangkan yang pemisahannya besar disebut ligan medan kuat. (Diktat Penuntun Praktikun Sintesis Senyawa Koordinasi, 2014) Teori medan kristal ini dikembangkan oleh Bethe dan Van Vieck. Teori ini mengasumsikan bahwa interaksi antara ion pusat dan ligan hanya merupakan interaksi elektrostatik. Ion atau atom pusat dipandang sebagai partikel bermuatan positif, sedangkan ligan sebagai partikel bermuatan negatif, karena pada umumnya ligan bermuatan negatif atau molekul polar. (Nuryono,1999)Medan listrik yang ditimbulkan oleh ligan akan mempengaruhi elektron-elektron pada ion pusat dan medan listrik yang ditimbulkan ion pusat juga mempengaruhi elektron pada ligan-ligan yang mengelilinginya. Elektron-elektron pada ion pusat yang paling dipengaruhi oleh medan listrik yang ditimbulkan oleh ligan adalah elektron pada orbital d, karena elektron d tersebut yang sangat berperan dalam membentuk ion kompleks.(Nuraini S,1994)Kedua orbital d yang terkonsentrasi sepanjang sumbu-sumbu koordinat yaitu dx2 dan dx2-y2 dan mengarah langsung pada muatan ligan, akan memiliki tenaga lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga orbital d yang terkonsentrasi diantara sumbu-sumbu koordinat yaitu dxy,dxz,dyz. Dengan perkataan lain, elektron yang menduduki orbital dγ akan mengalami tolakan lebih besar dari pada elektron yang menduduki orbital dε, karena yang disebut pertama mengarah langsung pada muatan negatif, sedangkan yang disebut kemudian mengarah pada ruangan diantara muatan-muatan ligan. Dari segi aras tenaga dapat dikatakan bahwa degenerasi asli orbital d dalam ion atau atom bebas medan menjadi lenyap dan terpecah menjadi dua bagian untuk kasus senyawa yang mempunyai bentuk oktahedral.(M. Clyde Day. 1993)Kelompok dxy,dxz,dyz disebut kelompok t2g dan kelompok dx2 dan dx2-y2 disebut kelompok eg. Perbedaan energi kelompok t2g dan eg yang dinyatakan dalam lambang atau 10 Dq disebut energi pemisahan medan kristal yang juga merupakan ukuran kekuatan medan Kristal. Menurut mekanika kuantum, pemisahan kelima orbital d tersebut tidak disertai perubahan energi, sehingga berkurangnya energi orbital pada

Page 2: Laporak SSK

kelompok yang terdapat pada kelompok yang tingkat yang rendah harus diimbangi dengan kelebihan energi pada kelompok yang terdapat pada tingkat yang lebih tinggi. ( Nuraini S,1994) Ligan mempunyai efek medan yang dapat mengubah energi relatif dari orbital d. Jika efek ini cukup kuat, ini akan memaksa elektron d untuk berpasangan, sewaktu mereka menempati orbital energi yang lebih rendah. (Kleinfelter, 1999). Dalam pengisian elektron aturan Hund tetap berlaku. Elektron tetap tidak membentuk pasangan terlebih dahulu apabila masih ada orbital lain yang tingkat energinya sama belum terisi elektron. Dalam hal d4 ada dua kemungkinan konfigurasi, elektron keempat dapat memasuki orbital eg atau orbital t2g dengan membentuk pasangan. Jika elektron menempati orbital eg maka pada kondisi ini dinamakan medan lemah atau komplek spin tinggi. Kondisi itu terjadi apabila harga 10 Dq sedemikian kecil hingga energi yang diperlukan untuk membentuk pasangan elektron dalam satu orbital lebih besar daripada 10 Dq.(Nuryono, 1999).Maka elektron d mempertahankan konfigurasi spin maksimumnya.(Audrey,1991). Jika pembelahan orbital d sedemikian besar sehingga melebihi energi untuk pembentukan pasangan elektron, elektron keempat cenderung menempati orbital t2g. kondisi semacam ini dinamakan medan kuat dan kompleksnya disebut sebagai kompleks medan kuat atau kompleks spin rendah. (Nuryono, 1999).

Ahmad Hidayatullah, lahir di Dasan Geres 18 Desember 1993. Anak ke 2 dari 4 bersaudara. Alamat rumah, Kelurahan Dasan Geres, Kecamatan Gerung, Lombok, NTB. Alhamdulillah telah menyelesaikan studi formal 2 tahun di TK Pembina Gerung, 6 tahun di SD 4 Dasan geres, 3 tahun di SMP 4 Gerung dan 3 tahun di SMA 1 Gerung. Kini sedang menempuh pendidikan tinggi S1 di Departemen Kimia, Universitas Indonesia. Alamat saat ini, di komplek IPTN PERTAMINA, cimanggis Depok. Hobi voli dan mulai menggeluti dunia bisnis kecil-kecilan. Tanggung jawab sebagai staf komisi aspirasi BPM FMIPA UI 2014. InsyaAllah

selanjutnya mengabdikan diri di SMA 1 Gerung.Prinsip: “Menebar kebermanfaatan kepada semua orang, sebagai salah satu langkah menggapai ridho Allah”. Aamiin.