langkah-langkah penyusunan rencana kontijensi

Upload: endang-seolehudin

Post on 06-Mar-2016

430 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

langkah

TRANSCRIPT

GambarDiagram Alir Proses Penyusunan Rencana Kontijensi

Proses penyusunan rencana kontinjensi tersebut terdiri dari tujuh tahap,yaitu:1. Penilaian bahaya. Tahap ini melakukan pengumpulan informasi yang cukup mengenai bahaya, risiko, dan kerentanan yang terkait dengan kejadian kedaruratan yang diprediksikan.2. Penentuan kejadian. Menentukan akar penyebab kejadian, cara kejadian akan berlangsung dan gejala yang dapat diamati yang akan mengisyaratkan kejadian yang akan terjadi.3. Pengembangan skenario. Beberapa skenario dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai bentuk kejadian darurat yang diramalkan menggunakan dimensi-dimensi waktu, ruang, dan magnitut sebagai parameter. Skenario ini harus juga memperhitungkan dampak bencana pada nyawa manusia, perumahan, harta benda, nafkah, dan infrastruktur serta kejadian pemicu terkait dan ambang untuk pengaktifan sistem tanggap darurat.4. Penetapan kebijakan dan strategi. Kegiatan tanggap bahaya dan kontinjensi memerlukan sebuah visi. Pada tingkat nasional, terdapat kebijakan dasar untuk penanggulangan bencana yang juga memberikan platform yang dibutuhkan bagi perencanaan kontinjensi.5. Analisis kesenjangan. Tahap ini berfokus pada analisis dan pengaturan diantara sektor-sektor, menjawab pertanyaan tentang penampilan setiap sektor saat kedaruratan terjadi, menetapkan tujuan sektor, menentukan indikator diantara sektor, menentukan kebutuhan dengan membandingkan sumber daya yang ada dengan kebutuhan yang diperlukan, dan menggambar bagan arus untuk kegiatan sektor dan cara tugas-tugas disebarkan kepada anggota sektor.6. Rencana tindak lanjut. Tahap ini merupakan rangkaian konsolida simulai dari menyusun draf sampai merampungkan rencana kontinjensi.Rencana kontinjensi yang baik harus membatasi tugas dan fungsi dan memperjelasnya sedini mungkin.7. Formalisasi dan aktifasi. Rencana akhir harus diserahkan kepada otoritas yang terkait. Pengesahan sedemikian sangat penting untuk memastikan komitmen kelembagaan daripara pihak yang terlibat dan menjadikan rencana kerja tidak sekedar bersifat akademis tetapi menjadi rencana tindakan resmi. Sama pentingnya adalah bahwa pengesahan ini akan memberikan pembenaran bagi otoritas lokal dimana di dalam situasi kedaruratan, jumlah sumber daya yang sudah direncanakan bisa dikeluarkan dengan segera. Pengesahan resmi juga akan mendorong otoritas memandang rencana dengan sungguh-sungguh dan berperan serta dalam pemantauan peringatan dini serta pernyataan keadaan darurat nantinya, jika diperlukan.

Belajar dari letusan Gunung Sinabung dan Gunung Kelud beberapa waktu lalu, Bidang GeologiDinas Energi dan Sumber Daya mineral (ESDM) Sumbar saat ini sedang merancang Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Marapi yang berada diantara Kabapten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.Perancangan Peta KRB Gunung Marapi ini merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana dari Gunung Marapi.Dalam peta KRB tersebut nantinya akan tergambarkan peta atau daerah-daerah dengan berbagai tingkat resiko bencana, mulai dari KRB III, KRB II hingga KRB I.Dari Peta Kawasan Rawan Bencana yang di buat tergambar jenis-jenis bahaya primer dan sekunder dari letusan gunung merapi, jalur dan tempat evakuasi serta jumlah penduduk yang tinggal di zona rawan bencana, kata Nuzuir, Kabid Geologi ESDM Sumbar dikutip dari Padang Today.Peta KRB Gunung Marapi ini nantinya akan disampaikan kepada pemerintah daerah yang akan terkena dampak dari Gunung Marapi jika meletus untuk disosialisasikan kepada warganya masing-masing.Selain peta KRB Gunung Marapi, ESDM Sumbar juga tengah merancang peta KRB untukGunung Talang, Tandikat dan kerinci.

Ada beberapa jenis bahaya gunung merapi yang dibedakan menjadi 2 bahaya: Bahaya PrimerMerupakan bahaya yang timbul sebagai akibat langsung dari letusan.Contoh: Awan panas, lontaran bahan letusan, abu letusan/ hujan abu, gas beracun. Bahaya SekunderBahaya yang secara tidak langsung disebutkan oleh letusan atau produk letusan.Contoh: Lahar, kerusakan rumah dan tempat tinggal, kekurangan pangan.

-Beberapa contoh bahaya yang sering ditemui pada saat terjadi1) Awan PanasIni merupakan kejadian yang paling berbahaya. Factor yang paling berbahaya dari awan panas adalah suhu yang tinggi mencapai 3000oC. Material awan panas merupakan hancuran dari kubah lava meluncur menyusuri lereng dengan asap yang membumbung tinggi bergulung-gulung dengan kecepatan luncur 90 km/jam. Awan panas menyapu dan membakar daerah yang dilaluinya.

2) Lontaran Bahan LetusanHal tersebut berbahaya bagi kampung atau daerah pemukiman yang berada pada posisi kurang dari 3 Km dari gunung berapi, arah lontaran mengarah vertikal. Disarankan untuk para pendaki tidak melakukan pendakian. Biasanya jika terjadi lontaran bahan letusan maka status gunung berapi tersebut dinyatakan Siaga.

3) Abu Letusan/ Hujan AbuBukan merupakan bahaya yang besar bagi penduduk sekitar. Penyakit yang sering diderita akibat hujan abu adalah iritasi tenggorokan lalu hujan abu juga merupakan ancaman bagi tanaman pertanian.

4) Gas BeracunJarang terjadi, namun hendaknya para pendaki yang berda dekat dengansolfataradapat dipastikan beresiko tinggi terkena racun dari gas vulkanik. Cara menanggulanginya ; memakai masker atau sapu tangan yang di basahi oleh air.

5) LaharMerupakan aliran lumpur dan batu dari material hasil erupsi oleh karena adanya tambahan air hujan terbawa turun dan mengalir sebagai aliran pekat