landasan teori.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: LANDASAN TEORI.docx](https://reader038.vdocuments.mx/reader038/viewer/2022100517/553c12d64a7959d77b8b47e7/html5/thumbnails/1.jpg)
LANDASAN TEORI
Alginat diklasifikasikan sebagai bahan cetak hidrokoloid irreversible, sebab substansi
dasarnya berupa koloid yang direaksikan dengan air sebagai medium pendispersi, serta tidak
dapat kembali menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi membentuk wujud sol. Alginat
digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model
studi. Bahan cetak Alginat umumnya digunakan untuk pekerjaan prostetik dan ortodontik.
Ada dua bentuk hidrokoloid, yaitu bentuk sol atau gel. Bentuk sol, dapat mengalir
dengan viskositas rendah dan ada susunan acak rantai polisakarida. Bentuk gel, material lebih
kental dan menghasilkan sifat elastis jika rantai panjang polisakarida menjadi teratur.
Keteraturan rantai polisakarida sebagai fibrils yang terdapat dalam fase cair, menyebabkan
gel berkembang menjadi konsistensi mirip jeli. Makin besar konsentrasi fibrils dalam gel,
struktur jeli semakin kuat. Konversi dari bentuk sol ke gel merupakan dasar dari proses
setting material cetak hidrokoloid.
Alginat merupakan polimer dari anhidra 1-4-β-D mannuronat dan asam L-guluronat,
berbahan dasar kelompok polisakarida alami yang diekstrak dari rumput laut coklat
Gambar 7. Struktur kimia dari asam alginat (Philips, 2003, hal. 104)
Berikut adalah komposisi dari bahan cetak alginat beserta fungsi dari tiap-tiap
komponennya.
Komponen Presentase Berat Fungsi
Kalium alginate 15 Sebagai pelarut di dalam air
dan bereaksi dengan ion
![Page 2: LANDASAN TEORI.docx](https://reader038.vdocuments.mx/reader038/viewer/2022100517/553c12d64a7959d77b8b47e7/html5/thumbnails/2.jpg)
kalsium
Kalsium sulfat 16 Reaktor; bereaksi dengan
kalium alginat membentuk gel
kalsium alginat tidak larut air
Oksida seng 4 Partikel pengisi
Kalium titanium fluoride 3 Accelerator dalam
pengerasan stone
Diatomaceous earth 60 Partikel pengisi
Natrium fosfat 2 Retarder; bereaksi khusus
dengan ion kalsium untuk
menyediakan waktu kerja
sebelum gelasi
Tabel 2. Komposisi Alginat (Philips, 2003, hal. 104)
Berdasarkan waktu pengerasannya, bahan cetak Alginat diklasifikasikan ke dalam 2 tipe :
1. Fast set type, yang mengeras dalam waktu 1 - 2 menit dan digunakan untuk mencetak
rahang anak-anak atau penderita yang mudah mual.
2. Regular set type, yang mengeras dalam waktu 2 – 4,5 menit dan dipakai untuk
pemakaian rutin.
Type Mixing time (seconds) Working time (minutes) Setting time (minutes)
Fast set 45 1,2 – 1,5 1,5 - 30
Regular set 60 1 – 2 3 - 4,5
Tabel 3. Sifat tipe fast set dan regular set dari bahan cetak alginat (M.S. Koudi dan
Sanjayagouda B. Patil, 2007, hal. 33)
Setting reaksi alginat secara sederhana dapat dituliskan sebagai berikut.
Alginat (larut dalam air) + kalsium sulfat kalsium alginat (tidak larut)
Alginat dapat berupa kalium atau natrium. Alginat bereaksi cepat dengan kalsium
sulfat menjadi kalsium alginat. Produksi kalsium alginat ini sangat cepat sehingga tidak
cukup waktu kerja, maka ditambah garam yang larut dalam air, misalnya trinatrium fosfat
(Na3PO4) untuk memperpanjang waktu kerja. Reaksi yang terjadi bila sejumlah kalsium
![Page 3: LANDASAN TEORI.docx](https://reader038.vdocuments.mx/reader038/viewer/2022100517/553c12d64a7959d77b8b47e7/html5/thumbnails/3.jpg)
sulfat, kalium alginat, dan trinatrium fosfat dicampur dan sebagian atau seluruhnya dilarutkan
dalam air dengan proporsi yang tepat, yaitu sebagai berikut.
2Na3PO4 + 3CaSO4 Ca3 (PO4) 2 + 3Na2SO4
Bila pasokan trinatrium fosfat menipis, ion kalsium mulai bereaksi dengan kalium alginat,
membentuk kalsium alginat. Setelah itu, mulailah terjadi inisial setting time, yang diikuti
dengan final setting time dan peningkatan viskositas material secara cepat.
K2nAlg + nCaSO4 nK2SO4 + CanAlg
Garam yang ditambahkan sebagai penghambat yaitu trisodium fosfat, Na/K fosfat, K oksalat
atau K karbonat. Pada umumnya, rata – rata 15 gram bubuk dicampur dengan 40 mL air,
proses gelasi akan terjadi antara 3 – 4 menit pada suhu ruang. Setting time dari alginat harus
cukup bagi dokter gigi untuk mencampur material, memindahkan pada sendok cetak, dan
mencetakkannya pada mulut pasien. (Philips, 2003, hal. 105)
Dalam praktikum ini digunakan alginate dengan tipe regular set type.
Faktor – faktor yang mempengaruhi setting time alginate :
1. Rasio W/P
Seperti reaksi kimia pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika
konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah
partikel yang lebih banyak, sehingga partikel – partikelnya tersusun lebih rapat
dibandingkan zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat,
akan lebih sering bertumbukan dibandingkan dengan partikel yang susunannya renggang
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Hal itulah yang menyebabkan:
- Semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat setting time.
- Semakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat setting time.
Perbedaan rasio W/P selain berdampak pada waktu setting, juga mempengaruhi
karakteristik dari alginat itu sendiri. Rasio W/P yang rendah meningkatkan kekuatan,
ketahanan sobek, konsistensi, dan menurunkan fleksibilitas. Sebaliknya, rasio W/P yang
tinggi menurunkan kekuatan, ketahanan sobek, konsistensi, dan menurunkan fleksibilitas.
![Page 4: LANDASAN TEORI.docx](https://reader038.vdocuments.mx/reader038/viewer/2022100517/553c12d64a7959d77b8b47e7/html5/thumbnails/4.jpg)
Pada praktikum ini, tidak dilakukan percobaan untuk menguji pengaruh perbedaan
rasio W/P terhadap setting time alginate, sehingga digunakan rasio W/P yang sama di
setiap percobaan yakni sesuai aturan pabrik, yaitu 7-8 gram bubuk alginat untuk 19 mL
air.
2. Temperatur air
Menaikkan temperatur akan mengakibatkan energi gerak atau energi kinetik
partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan frekuensi tumbukan
yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu
menghasilkan reaksi juga semakin besar. Suhu atau temperatur ternyata juga
memperbesar energi potensial suatu zat. Zat – zat yang energi potensialnya kecil, jika
bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat – zat
tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal ini
akan memperbesar energi potensial sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan
reaksi. Hal inilah yang menyebabkan:
- Semakin tinggi suhu air, semakin cepat setting-nya.
- Semakin rendah suhu air, semakin lambat waktu setting-nya.
Bila pembuatan alginat tidak memenuhi cara pembuatan yang benar akan terjadi
kerusakan-kerusakan yang membuat bahan alginat tidak mengalami kondisi baik
seperti :
1. Bahan berbutir akibat pengadukan tidak tepat, pengadukan terlalu lama, gelasi
berlebihan, perbandingan bubuk dengan air terlalu rendah.
2. Robek akibat bahan setak yang tidak cukup tebal, kontaminasi uap air, cetakan terlalu
cepat dikeluarkan dari mulut, pengadukan terlalu lama.
3. Lubang-lubang kosong dengan bentuk tidak teratur akibat adanya air atau debris pada
jaringan.
4. Gelembung eksternal akibat masuknya udara saat pengadukan dan gelasi berlebihan
menghambat aliran.
5. Distorsi akibat cetakan tidak langsung diisi, bergeraknya sendok cetak saat proses
gelasi, sendok cetak terlalu lama dalam mulut.