landasan teori pembuatan kolom stratigrafi

Upload: janvieryputra

Post on 04-Mar-2016

155 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

landasan

TRANSCRIPT

2. PENGERTIAN STRATIGRAFImerupakan cabang Geologi yang membahas tentan pemerian, pengurutan, pengelompokan, dan klasifikasi tubuh batuan serta korelasinya satu terhadap lainnya.Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi).stratigrafi : Strata = Perlapisan, sedimen Grafi = Pemerin / UraianDalam arti sempit Stratigrafi adalah ilmu yang membahas tentang uraian / pemerian perlapisan batuan. Sedangkan -Arti luasnya adalah aturan, hubungan dan kejadian macam-macam batuan dialam, dalam dimensi ruang dan waktu geologi.

Tujuan dari Stratigrafi yaitu : 1. Memberikan pengertian tentangKonsep-Konsep / Prinsip Dasar StratigrafiUnsur-Unsur StratigrafiArti Dan Makna Kolom StratigrafiHubungan StrataSpesies SedimenterLingkungan Pengendapan 2. Memberikian pengertian tentang penggamaan konsep-konsep dasar Stratigrafi untuk analisis Stratigrafi.

1).A. Konsep-Konsep / Prinsip Dasar Stratigrafi Dalam pembelajaran stratigrafi permulaannya adalah pada prinsip-prinsip dasar yang sangat penting aplikasinya sekarang ini.Sebagai dasar dari studi ini Nicolas Steno membuat empat prinsip tentang konsep dasar perlapisan yamg sekarang dikenal dengan Stenos Law.Empat prinsip steno tersebut adalah :1.The Principles of Superpositin (Prinsip Superposisi) Dalam suatu uruan perlapisan, lapisan yang lebih muda adalah lapisan yang berada diatas lapisan yang lebih tua. pada waktu suatu lapisan terbentuk (saat terjadinya pengendapan), semua massa yang berada diatasnya adalah fluida, maka pada saat suatu lapisan yang lebih dulu terbentuk, tidak ada keterdapatan lapisan diatasnya. Steno, 1669

2.Principle of Initial Horizontality Jika lapisan terendapkan secara horizintal dan kemudian terdeformasi menjadi beragam posisi.Lapisan baik yang berposisi tegak lurus maupun miring terhadap horizon, pada awalnya paralel terhadap horizon. Steno, 1669

3.lateral Continuity Dimana suatu lapisan dapat diasumsikan terendapkan secara lateral dan berkelanjutan jauh sebelum akhirnya terbentuk sekarang. Material yang membentuk suatu perlapisan terbentuk secara menerus pada permukaan bumi walaupun beberapa material yang padat langsung berhenti pada saat mengalami transportasi. Steno, 1669

4.Principle of Cross Cutting Relationship Suatu struktur geologi seperti sesar atau tubuh intruksi yang memotong perlapisan selalu berumur lebih muda dari batuan yang diterobosnya. Jika suatu tubuh atau diskontinuitas memotong perlapisan, tubuh tersebut pasti terbentuk setelah perlapisan tersebut terbentuk. Steno, 1669

William Smith (1769-1839) seorang peneliti dari inggris. Smith adalah seorang insinyur yang bekerja disebuah bendungan, ia mengemukakan teori biostratigrafi dan korelasi stratigrafi. Smith mengungkapkan dengan menganalisa keterdapatan fosil dalam suatu batuan, maka suatu lapisan yang satu dapat dikorelasikan dengan lapisan yang lain, yang merupakan satu perlapisan. Dengan korelasi stratigrafi maka dapat mengetahui sejarah geologinya pula.

Dalam studi hubungan fosil antar perlapisan batuan, ia pun menyimpulkan suatu hukum yaitu Law of Faunal Succession, pernyataan umum yang menerangkan bahwa fosil suatu organisme terdapat dalam data rekaman stratigrafi dan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui sejarah geologi yang pernah dilaluinya. Jasanya sebagai pencetus biostratigrafi membuat ia dikenal dengan sebutan Bapak Stratigrafi.

Ahli stratigrafi lainn seperti DOrbigny dan Albert Oppel juga berperan besar dalam perkembangan ilmu stratigrafi. DOrbigny mengemukakan suatu perlapisan secara sistematis mengikuti yang lainnyayang memiliki karakteristik fosil yang sama. Sedangkan Oppel berjasa dalam mencetuskan konsep Biozone.Biozone adalah satu unit skala kecil yang mengandung semua lapisan yang diendapkan selama eksistensi/keberadaan fosil organisme tertentu.Kedua orang nilah yang juga mencetuskan pembuatan standar kolom stratigrafi.

B. Unsur-Unsur StratigrafiDidalam penyelidikan stritigrafi ada dua unsur penting pembentuk stratigrafi yang perlu di ketahui, yaitu:1. Unsur batuan Suatu hal yang penting didalam unsur batuan adalah pengenalan dan pemerian litologi. Seperti diketahui bahwa volume bumi diisi oleh batuan sedimen 5% dan batuan non-sedimen 95%. Tetapi dalam penyebaran batuan, batuan sedimen mencapai 75% dan batuan non-sedimen 25%. Unsur batuan terpenting pembentuk stratigrafi yaitu sedimen dimana sifat batuan sedimen yang berlapis-lapis memberi arti kronologis dari lapisan yang ada tentang urut-urutan perlapisan ditinjau dari kejadian dan waktu pengendapannya maupun umur setiap lapisan.Dengan adanya ciri batuan yang menyusun lapisan batuan sedimen, maka dapat dipermudah pemeriannya, pengaturannya, hubungan lapisan batuan yang satu dengan yang lainnya, yang dibatasi oleh penyebaran ciri satuan stratigrafi yang saling berhimpit, bahkan dapat berpotongan dengan yang lainnya.

2. Unsur perlapisan Unsur perlapisan merupakan sifat utama dari batuan sedimen yang memperlihatkan bidang-bidang sejajar yang diakibatkan oleh proses-proses sedimetasi. Mengingat bahwa perlapisan batuan sedimen dibentuk oleh suatu proses pengendapan pada suatu lingkungan pengendapan tertentu, maka Weimer berpendapat bahwa prinsip penyebaran batuan sedimen tergantung pada proses pertumbuhaan lateral yang didasarkan pada kenyataan, yaitu bahwa: Akumulasi batuan pada umumnya searah dengan aliran media transport, sehingga kemiringan endapan mengakibatkan terjadinya perlapisan selang tindih (overlap) yang dibentuk karena tidak seragamnya massa yang diendapkannya. Endapan di atas suatu sedimen pada umumnya cenderung membentuk sudut terhadap lapisan sedimentasi di bawahnya.

C. Arti Dan Makna Kolom Stratigrafi Kolom stratigrafi pada hakekatnya adalah kolom yang menggambarkan susunan berbagai jenis batuan serta hubungan antar batuan atau satuan batuan mulai dari yang tertua hingga termuda menurut umur geologi, ketebalan setiap satuan batuan, serta genesa pembentukan batuannya. Pada umumnya banyak cara untuk menyajikan suatu kolom stratigrafi, namun demikian ada suatu standar umum yang menjadi acuan bagi kalangan ahli geologi didalam menyajikan kolom stratigrafi. Penampang kolom stratigrafi biasanya tersusun dari kolom-kolom dengan atribut-atribut sebagai berikut: Umur, Formasi, Satuan Batuan, Ketebalan, Besar-Butir, Simbol Litologi, Deskripsi/Pemerian, Fosil Dianostik, dan Linkungan Pengendapan.Kolom stratigrafi yang diperoleh dari jalur yang diukur siap dijadikan dasar untuk :1. Penentuan batas secara tepat dari satuan-satuan stratigrafi formal maupun informal, yang dalam peta dasar yang dipakai terpetakan atau tidak, sehingga akan meningkatkan ketepatan dari pemetaan geologi yang dilakukan di tempat dimana dilakukan pengukuran tadi.2. Penafsiran lingkungan pengendapan satuan-satuan yang ada di kolom tersebut serta sejarah geologi sepanjang waktu pembentukan kolom tersebut.3. Sarana korelasi dengan kolom-kolom yang diukur di jalur yang lain.4. Pembuatan penampang atau profil stratigrafi (stratigraphic section) untuk wilayah tersebut.5. Evaluasi lateral (spatial = ruang) dan vertical (temporal = waktu) dari seluruh satuan yang ada ataupun sebagian dari satuan yang terpilih, misalnya saja : a. lapisan batupasir yang potensial sebagai reservoir. b. lapisan batubara. c. lapisan yang kaya akan fosil tertentu. d. Lapisan bentonit dan lain-lain.Ada dua metoda yang biasa dilakukan dalam usaha pengukuran jalur stratigrafi. Metoda tersebut adalah : Metoda rentang tali. Metoda tongkat Jacob (Jacobs staff method).Metoda rentang tali atau yang dikenal juga sebagai metoda Brunton and tape (Compton, 1985; Fritz & Moore, 1988)dilakukan dengan dasar perentangan tali atau meteran panjang. Semua jarak dan ketebalan diperoleh berdasar rentangan terbut. Pengukuran dengan metoda ini akan langsung menghasilkan ketebalan sesungguhnya hanya apabila dipenuhi syarat sebagai berikut: Arah rentangan tali tegak lurus pada jalur perlapisan. Arah kelerengan dari tebing atau rentangan tali tegak lurus pada arah kemiringan.Diantara 2 ujung rentangan tali tidak ada perubahan jurus maupun kemiringan

Tabel 8.1 adalah kolom stratigrafi daerah Karawang Selatan, Jawa Barat yang tersusun dari kiri ke kanan sebagai berikut: umur, formasi, satuan batuan, simbol litologi, deskripsi batuan, dan lingkungan pengendapan.

D. Kondasi Dan Waktu GeologiTerdapat dua penjelasan yang berbeda tentang stratigrafi, antara lain :Waktu geologi, dimana meliputi jutaan tahun yang lampau sejak keterbentukan bumi.Bukti material batuan, mineral dan fosil, untuk kejadian-kejaidan dalam sejarah bumi.Kejadian-kejadian tersebut digambarkan dalam terminologi waktu dan penentuan waktu yang berjalan pada setiap material geologi, sehingga kedua penjelasan diatas saling berhubungan. Namun dari pandangan keilmuan yang objektif kedua konsep tersebut tetap terpisah dan sangat penting keberadaannya.Waktu GeologiAlur waktu sejak terbentuknya bumi terbagi menjadi satuan-satuan geokronologi, yang merupakan pembagian waktu dalam taun atau dalam penamaan tertentu yang mempresentasikan waktu tertentu.Hirarki dari waktu geologi telah diterapkan, berikut dari periode terpanjang sampai terpendek :Eon, merupakan periode waktu terpanjang, terbagi menjadi 3 eon, yakni arkeozoikum, proterozoikum, dan fanerozoikum.Era, eon terbagi lagi menjadi beberapa era, fanerozoikum terbagi menjadi paleozoikum, mesozoikum, dan kenozoikum.Period, merupakan bagian dari era, contohnya mesozoikum terbagi menjadi triastik, jura, dan kapur.Epoch, pembagian selanjutnya dari periode, contohnya yaitu awal kapur, perengahan kapur, dan akhir kapur.Age, merupakan pembagian akhir yang hanya terdiri dari rentang beberapa juta tahun.Material Satuan StratigrafiKontras dengan waktu geologi, satuan stratigrafi didasarkan pada kesatuan materialnya. Ada dua tipe dasar material stratigrafi yang dapat dikenali, antara lain :(1) lithostratigraphyMelengkapi pembahasan tentang litostratigrafi sebelumnya, bahwa satuan litostratigrafi dapat didefinisikan sebagai suatu tubuh batuan yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristik litologi dan posisi stratigrafi relatif terhadap tubuh batuan lainnya.(2) ChronostratigraphyMerupakan suatu tubuh batuan yang batas atas dan bawahnya memiliki permukaan yang isokron (memiliki kesamaan waktu). Suatu permukaan yang isokron terbentuk pada waktu yang sama dimanapun.Satuan kronostratigrafi dibedakan dengan menentukan umur-umur dari batuan-batuan yang ada baik langsung melalui perhitungan isotop atau dengan kalibrasi informasi biostratigrafi. Satuan kronostratigrafi merupakan kesatuan fisik bSukanlah konsep abstrak, yang memiliki persamaan langsung dengan satuan waktu geologi.

E. Hubungan Strata Hubungan Stratum adalah suatu layer batuan yang dibedakan dari strata lain yang terletak di atas atau dibawahnya. William Smith, Bapak stratigrafi, adalah orang yang pertama-tama menyadari kebenaan fosil yang terkandung dalam sedimen. Sejak masa Smith, stratigrafi terutama membahas tentang penggolongan strata berdasarkan fosil yang ada didalamnya. Penekanan penelitian stratigrafi waktu itu diletakkan pada konsep waktu sehingga pemelajaran litologi pada waktu itu dipandang hanya sebagai ilmu pelengkap dalam rangka mencapai suatu tujuan yang dipandang lebih penting, yakni untuk menggolongan dan menentukan umur batuan.Pada tahun-tahun berikutnya, pemelajaran minyakbumi secara khusus telah memberikan konsep yang sedikit berbeda terhadap istilah stratigrafi. Konsep yang baru itu tidak hanya menekankan masalah penggolongan dan umur, namun juga litologi. Berikut akan disajikan beberapa contoh yang menggambarkan konsep-konsep tersebut di atas. Moore (1941, h. 179) menyatakan bahwa stratigrafi adalah cabang ilmu geologi yang membahas tentang definisi dan pemerian kelompok-kelompok batuan, terutama batuan sedimen, serta penafsiran kebenaannya dalam sejarah geologi. Menurut Schindewolf (1954, h. 24), stratigrafi bukan Schichtbeschreibung, melainkan sebuah cabang geologi sejarah yang membahas tentang susunan batuan menurut umurnya serta tentang skala waktu dari berbagai peristiwa geologi (Schindewolf, 1960, h. 8). Teichert (1958, h. 99) menyajikan sebuah ungkapan yang lebih kurang sama dalam mendefinisikan stratigrafi sebagai cabang ilmu geologi yang membahas tentang strata batuan untuk menetapkan urut-urutan kronologinya serta penyebaran geografisnya. Sebagian besar ahli stratigrafi Perancis juga tidak terlalu menekankan komposisi batuan sebagai sebuah domain dari stratigrafi (Sigal, 1961, h. 3). Definisi istilah stratigrafi telah dibahas pada pertemuan International Geological Congress di Copenhagen pada 1960. Salah satu kelompok, yang sebagian besar merupakan ahli-ahli geologi perminyakan, tidak menyetujui adanya pembatasan pengertian dan tujuan stratigrafi seperti yang telah dicontohkan di atas. Bagi para ahli geologi itu, stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari strata dan berbagai hubungan strata (bukan hanya hubungan umur) serta tujuannya adalah bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan mengenai sejarah geologi yang terkandung didalamnya, melainkan juga untuk memperoleh jenis-jenis pengetahuan lain, termasuk didalamnya pengetahuan mengenai nilai ekonomisnya (International Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 9). Konsep stratigrafi yang luas itu dipertahankan oleh subkomisi tersebut yang, sewaktu memberikan komentar terhadap berbagai definisi stratigrafi yang ada saat itu, menyatakan bahwa stratigrafi mencakup asal-usul, komposisi, umur, sejarah, hubungannya dengan evolusi organik, dan fenomena strata batuan lainnya (International Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 18). Karena berbagai metoda petrologi, fisika, dan kimia makin lama makin banyak digunakan untuk mempelajari strata dan makin lama makin menjadi bagian integral dari penelitian stratigrafi, maka kelihatannya cukup beralasan bagi kita untuk mengadopsi konsep stratigrafi yang luas sebagaimana yang diyakini oleh subkomisi tersebut.

F. Fasies SedimenterPengertian FasiesFasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik yang khas dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang yang ada di bawah, atas dan di sekelilingnya.Fasies umumnya dikelompokkan ke dalam facies association dimana fasies-fasies tersebut berhubungan secara genetis sehingga asosiasi fasies ini memiliki arti lingkungan. Dalam skala lebih luas asosiasi fasies bisa disebut atau dipandang sebagai basic architectural element dari suatu lingkungan pengendapan yang khas sehingga akan memberikan makna bentuk tiga dimensi tubuhnya (Walker dan James, 1992).Menurut Slley (1985), fasies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi, struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. Fasies sedimen merupakan produk dari proses pengendapan batuan sedimen di dalam suatu jenis lingkungan pengendapannya. Diagnosa lingkungan pengendapan tersebut dapat dilakukan berdasarkan analisa faises sedimen, yang merangkum hasil interpretasi dari berbagai data, diantaranya :1. Geometri :a (regional dan lokal dari seismik (misal : progradasi, regresi, reef dan chanel)b (intra-reservoir dari wireline log (ketebalan dan distribusi reservoir)2. Litologi : dari cutting, dan core (glaukonit, carboneous detritus) dikombinasi dengan log sumur (GR dan SP)3. Paleontologi : dari fosil yang diamati dari cutting, core, atau side wall core4. Struktur sedimen : dari core

Model Fasies (Facies Model)Model fasies adalah miniatur umum dari sedimen yang spesifik. Model fasies adalah suatu model umum dari suatu sistem pengendapan yang khusus ( Walker , 1992).Model fasies dapat diiterpretasikan sebagai urutan ideal dari fasies dengan diagram blok atau grafik dan kesamaan. Ringkasan model ini menunjukkan sebagaio ukuran yang bertujuan untuk membandingkan framework dan sebagai penunjuk observasi masa depan. model fasies memberikan prediksi dari situasi geologi yang baru dan bentuk dasar dari interpretasi lingkungan. pada kondisi akhir hidrodinamik. Model fasies merupakan suatu cara untuk menyederhanakan, menyajikan, mengelompokkan, dan menginterpretasikan data yang diperoleh secara acak.

Ada bermacam-macam tipe fasies model, diantaranya adalah :a) Model Geometrik berupa peta topografi, cross section, diagram blok tiga dimensi, dan bentuk lain ilustrasi grafik dasar pengendapan frameworkb) Model Geometrik empat dimensi adalah perubahan portray dalam erosi dan deposisi oleh waktu .c) Model statistik digunakan oleh pekerja teknik, seperti regresi linear multiple, analisis trend permukaaan dan analisis faktor. Statistika model berfungsi untuk mengetahui beberapa parameter lingkungan pengendapan atau memprediksi respon dari suatu elemen dengan elemen lain dalam sebuah proses-respon model.

Facies SequenceSuatu unit yang secara relatif conform dan sekuen tersusun oleh fasies yang secara geneik berhubungan. Fasies ini disebut parasequence. Suatu sekuen ditentikan oleh sifat fisik lapisan itu sendiri bukan oleh waktu dan bukan oleh eustacy serta bukan ketebalan atau lamanya pengendapan dan tidak dari interpretasi global atau asalnya regional (sea level change). Sekuen analog dengan lithostratigrafy, hanya ada perbedaan sudut pandang. Sekuen berdasarkan genetically unit.Ciri-ciri sequence boundary :1. membatasi lapisan dari atas dan bawahnya.2. terbentuk secara relatif sangat cepat (