lampiran xxxviii - pemerintah kabupaten rembang
TRANSCRIPT
LAMPIRAN XXXVIII
PERATURAN BUPATI REMBANG
NOMOR 31 TAHUN 2020
PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN REMBANG TAHUN 2016-2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Penyusunan dokumen perencanaan pada jangka menengah
dan tahunan tidak hanya menjadi kewajiban Pemerintah Daerah saja namun
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga wajib menyusunya.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang tersebut dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, setiap Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) wajib memiliki Rencana Strategis Perangkat Daerah
(Renstra PD) yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD). Renstra PD disusun untuk mewujudkan capaian visi dan misi
daerah serta tujuan dan sasaran setiap organisasi pemerintahan dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing OPD. Dokumen
perencanaan lima tahunan pada OPD disusun dalam bentuk Rencana Strategis
(RENSTRA) yang mempedomani RPJMD sedangkan dokumen perencanaan
pembangunan tahunan OPD disebut dengan Rencana Kerja Perangkat Daerah
(RENJA PD) yang mempedomani RKPD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah
Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 telah ditetapkan melalui Peraturan
Daerah Pemerintah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2016, yang telah
ditindaklanjuti Perangkat Daerah dengan Penyusunan Rencana Strategis
(RENSTRA) Perangkat Daerah, demikian pula Bappeda Kabupaten Rembang.
Dokumen RENSTRA BAPPEDA ini merupakan penjabaran operasional visi dan
misi Bupati dan Wakil Bupati Rembang terpilih. Penyusunan Renstra
BAPPEDA selain berpedoman pada RPJMD juga memperhatikan Renstra
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS dan Renstra
BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah .
Berdasarkan hasil pembinaan SAKIP dari KEMENPANRB pada hari Rabu
tanggal 15 Juli 2020 di Kabupaten Rembang, terdapat ketidaksesuaian Renstra
Bappeda meliputi isu strategis belum mengacu RPJMD, rumusan tujuan PD
belum mengacu pada sasaran RPJMD, dan rumusan indikator tujuan PD masih
output belum outcome. Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian atas
Renstra Bappeda Kabupaten Rembang tahun 2016 – 2021.
Keterkaitan antar dokumen perencanaan dengan Rencana Strategis
BAPPEDA Kabupaten Rembang mengacu pada Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar di bawah ini yang menunjukkan hubungan antara
dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran.
Gambar 1.1
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Selanjutnya Renstra Bappeda tersebut digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Bappeda dalam kurun waktu 5 tahun.
1.2. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Renstra Bappeda Kabupaten Rembang Tahun
2016 – 2021 ini adalah sebagai berikut :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah,
Djawa Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta, sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota
Besar dan Kota-kota Ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 551);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4868);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4614);
11.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepala Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4693);
12.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pendoman Evaluasi
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
13.Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019;
14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312);
15.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013- 2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);
16.Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2010 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Rembang Tahun
2005 – 2025;
17.Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Rembang;
18.Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Rembang Tahun 2016 – 2021;
19.Peraturan Bupati Rembang Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi,Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang;
20.Peraturan Bupati Rembang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Rencana
Strategis Perangkat Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021.
1.3. Maksud Dan Tujuan
Penyesuaian Renstra Bappeda Kabupaten Rembang Tahun 2016 – 2021 ini
disusun dengan maksud mensinergikan tujuan, sasaran, program maupun
target-target yang telah ditetapkan dalam Perubahan RPJMD Kabupaten
Rembang tahun 2016-2021, guna mewujudkan visi dan misi Pemerintah
Kabupaten Rembang secara berkesinambungan.
1.3.1 Maksud
Maksud disusunnya penyesuaian Rencana Strategis Bappeda Kabupaten
Rembang Tahun 2016 - 2021 adalah:
1. Sinkronisasi dan penyesuaian dengan kebijakan daerah yang tertuang
dalam Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021;
2. Menjadi payung hukum terhadap RENJA BAPPEDA Tahun 2020 dengan
tetap menjaga konsistensi terhadap dokumen Perubahan RPJMD
Kabupaten Rembang Tahun 2016 – 2021 yang secara operasional memuat
program dan kegiatan terkait urusan perencanaan pembangunan dan
urusan penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh BAPPEDA
Kabupaten Rembang selama kurun waktu Tahun 2016-2021
3. Menjadi tolok ukur penilaian kinerja Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah yang berfungsi sebagai acuan dalam menyusun
perencanaan program dan kegiatan pembangunan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat berdasarkan prioritas pembangunan
sampai dengan tahun 2021.
1.3.2 Tujuan
Tujuan penyesuaian Renstra Bappeda Kabupaten Rembang Tahun 2016 – 2021
adalah :
1. Merumuskan gambaran umum kondisi pelayanan yang akan
diselenggarakan BAPPEDA Kabupaten Rembang sebagai penjabaran visi
dan misi Bupati dan Wakil Bupati Rembang;
2. Menetapkan berbagai program dan kegiatan prioritas disertai dengan
indikasi pagu anggaran dan target indikator kinerja yang akan
dilaksanakan selama periode RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-
2021 sesuai dengan tugas dan fungsi BAPPEDA Kabupaten Rembang;
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
1.4. Sistematika Penyusunan Renstra Bappeda
Sistematikan penulisan Perubahan Rencana Strategis Bappeda
Kabupaten Rembang tahun 2016-2021 sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Renstra
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistematika Penyusunan Renstra Bappeda
BAB ll GAMBARAN UMUM PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN REMBANG
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Bappeda Kabupaten Rembang
2.2. Sumber Daya Bappeda Kabupaten Rembang
2.3. Kinerja Pelayanan Bappeda Kabupaten Rembang
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda Kabupaten
Rembang
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Bappeda Kabupaten Rembang
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
3.3. Telaahan Renstra Bappenas dan Renstra Provinsi Jawa Tengah
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
BAB lV TUJUAN DAN SASARAN
4.1. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Bappeda Kabupaten Rembang
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1 Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah Bappeda Kabupaten Rembang
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Mengurai rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran
dan pendanaan indikatif Bappeda Kabupaten Rembang
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Memuat indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VlII PENUTUP
Memuat tentang penegasan fungsi Renstra yaitu berlaku sebagai acuan dan
pedoman bagi setiap jajaran Bappeda Kabupaten Rembang serta sebagai
referensi bagi semua pihak yang berkepentingan (stake holders).
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN REMBANG
2.1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Bappeda Kabupaten Rembang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten yang
kemudian disingkat dengan Bappeda Kabupaten Rembang berdasarkan
Peraturan Bupati Rembang Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi,Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang disebutkan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan
fungsi penunjang urusan pemerintahan bidang perencanaan dan penunjang
penelitian dan pengembangan daerah dan tugas pembantuan yang
ditugaskan kepala daerah. Sesuai dengan tugas pokok tersebut, Bappeda
mempunyai tugas yang strategis yang berkaitan dengan perencanaan
daerah dan penelitian dan pengembangan.
Bappeda Kabupaten Rembang dalam menjalankan tugas pokoknya
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan Daerah
dan bidang penelitian dan pengembangan;
2. Pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang perencanaan dan bidang
penelitian dan pengembangan;
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis
bidang perencanaan dan bidang penelitian dan pengembangan;
4. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang bidang
perencanaan dan bidang penelitian dan pengembangan;
5. Pelaksanaan fungsi kesekretariatan badan;
6. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati,sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Rembang Nomor 66 Tahun 2016,
Bappeda Kabupaten Rembang dipimpin oleh seorang Kepala Badan, yang
membawahi :
1. Sekretaris, yang membawahi :
a. Kepala Sub Bagian Program;
b. Kepala Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
2. Kepala Bidang Perencanan, Pengendalian dan Evaluasi yang membawahi:
a. Kepala Sub Bidang Perencanaan;
b. Kepala Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi.
3. Kepala Bidang Ekonomi dan Penelitian dan Pengembangan, yang
membawahi :
a. Kepala Sub Bidang Ekonomi;
b. Kepala Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan.
4. Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
a. Kepala Sub Bidang Infrastruktur;
b. Kepala Sub Bidang Pengembangan Wilayah, Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
5. Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, yang
membawahi :
a. Kepala Sub Bidang Pemerintahan dan Kependudukan;
b. Kepala Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Adapun bagan susunan organisasi Bappeda Kabupaten Rembang adalah
sebagai berikut :
Gambar 2.1.
Bagan Susunan Organisasi Bappeda Kabupaten Rembang
Sumber : Peraturan Bupati Rembang Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi,Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang
Sebagaimana gambar 2.1. masing unsur dari organisasi BAPPEDA Kabupaten
Rembang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Sekretariat
a. Tugas
Melaksanakan perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan
pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi, pelaporan meliputi program,
keuangan, hukum, kehumasan organisasi dan ketatalaksanaan,
pembinaan ketatausahaan, kearsipan, kerumahtanggaan, kepegawaian
dan pelayanan administrasi di lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah.
b. Fungsi :
1) pengkoordinasian kegiatan di lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah;
2) pengkoordinasian dan penyusunan rencana dan program kerja di
lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
3) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
program keuangan, hukum, hubungan masyarakat, ketatausahaan,
kearsipan, kerumahtanggaan, kepegawaian dan pelayanan
administrasi di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah;
4) pengkoordinasian, pembinaan dan penataan organisasi dan tata
laksana di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
5) pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-undangan
serta pelaksanaan advokasi hukum di lingkungan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah;
6) pengkoordinasian pelaksanaan sistem pengendalian intern
pemerintah (SPIP) dan pengelolaan informasi dan dokumentasi;
7) penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan
pelayanan pengadaan barang/jasa di lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah;
8) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan sesuai dengan
lingkup tugasnya;
9) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan fungsinya.
c. Struktur
Sekretariat terdiri dar 3 (tiga) sub bagian yaitu Sub Bagian Program, Sub
Bagian Keungan dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, dengan tugas
dan fungsi :
1) Sub Bagian Program mempunyai tugas mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan bidang perencanaan dan
program kerja di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah.
2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan bidang pengelolaan keuangan di lingkungan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pembinaan
ketatausahaan, hukum, kehumasan, keorganisasian dan
ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, kearsipan, kepegawaian dan
pelayanan administrasi di lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah.
2. Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
a. Tugas
Melaksanakan perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan,
pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan bidang
perencanaan, pengendalian dan evaluasi yang terdiri dari perencanaan,
pengendalian dan evaluasi.
b. Fungsi
1) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan kegiatan perumusan kebijakan perencanaan dan
penganggaran pembangunan Daerah;
2) penyiapan data dan pengelolaan system informasi perencanaan
pembangunan Daerah terpadu sebagai bahan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan kegiatan perumusan kebijakan
perencanaan dan penganggaran pembangunan Daerah;
3) pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan pengendalian dan evaluasi
perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah dan
evaluasi hasil rencana pembangunan daerah untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi badan;
4) pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan kegiatan
perumusan kebijakan dan perumusan penysunan program
penganggaran serta pengendalian dan evaluasi perencanaan
pembangunan daerah;
5) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan fungsinya.
c. Struktur
Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi terdiri dar 2 (dua) sub
bidang yaitu Sub Bidang Perencanaan dan Sub Bidang Pengendalian dan
Evaluasi, dengan tugas dan fungsi :
1) Sub Bidang Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan meliputi perencanaan pembangunan daerah
berupa RPJPD, RPJMD, RKPD, program, kegiatan dan dokumen
pembangunan daerah serta kebijakan penganggaran program
pembangunan daerah.
2) Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pengendalian dan
evaluasi RPJPD, RPJMD, RKPD, program, kegiatan dan dokumen
pembangunan daerah lainnya sesuai dengan ketentuan.
3 Bidang Ekonomi dan Penelitian dan Pengembangan
a. Tugas
Melakukan Perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan,
pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan perencanaan
bidang ekonomi dan penelitian dan pengembangan yang terdiri dari
ekonomi, penelitian dan pengembangan.
b. Fungsi
1) Perencanaan dan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang ekonomi dan
penelitian dan pengembangan;
2) Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan ekonomi dan penelitian dan
pengembangan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan
fungsi badan;
3) Menyediakan data dan informasi perencanaan bidang ekonomi,
penelitian dan pengembangan dalam rangka penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan daerah yang terdiri dari RPJPD, RPJMD,
RKPD, program, kegiatan dan dokumen pembangunan daerah lainnya
sesuai dengan ketentuan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
4) Pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan kegiatan subbidang
Ekonomi danPenelitian dan Pengembangan;
5) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan fungsinya.
c. Struktur
Bidang Ekonomi dan Penelitian dan Pengembangan terdiri dar 2 (dua) sub
bidang yaitu Sub Bidang Ekonomin dan Sub Bidang Penelitian dan
Pengembangan dengan tugas dan fungsi :
1) Sub Bidang Ekonomi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
serta pelaporan meliputi penyelenggaraan perencanaan urusan
pemerintahan bidang ekonomi dalam rangka penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan daerah yang terdiri dari RPJPD, RPJMD,
RKPD, program, kegiatan dan dokumen pembangunan daerah lainnya
dalam urusan-urusan bidang tenaga kerja, pangan, koperasi, usaha
kecil dan menengah, penanaman modal, kelautan dan perikanan,
pariwisata, pertanian, perdagangan dan perindustrian.
2) Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan bidang penelitian
dan pengembangan, pelaksanaan pengkajian kebijakan lingkup urusan
pemerintahan kabupaten dan memberikan rekomendasi regulasi dan
kebijakan kepada Bupati dan perangkat daerah, melaksanakan fasilitasi
dan melakukan inovasi daerah, pemberian rekomendasi izin penelitian
dan penerima laporan hasil penelitian yang dilaksanakan di wilayah
kabupaten.
4. Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
a. Tugas.
Melakukan perumusan tugas perumusan konsep dan pelaksanaan
kebijakan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
perencanaan bidang infrastruktur, pengembangan wilayah, sumber daya
alam dan lingkungan hidup yang terdiri dari infrastruktur, pengembangan
wilayah, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
b. Fungsi
1) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan kegiatan dibidang infrastruktur, pengembangan wilayah,
sumber daya alam dan lingkungan hidup;
2) pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan Infrastruktur dan
Pengembangan wilayah, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi badan;
3) pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan kegiatan subbidang
Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup;
4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan fungsinya.
c. Sturktur
Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah terdiri dar 2 (dua) sub
bidang yaitu Sub Bidang Infrastruktur dan Sub Bidang Pengembangan
Wilayah, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan tugas dan
fungsi :
1) Sub Bidang Infrastruktur mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta
pelaporan meliputi penyelenggaraan perencanaan urusan pemerintahan
bidang infrastruktur dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang terdiri dari RPJPD, RPJMD, RKPD, program,
kegiatan dan dokumen pembangunan daerah lainnya dalam urusan-
urusan infrastruktur wilayah dan permukiman.
2) Sub Bidang Pengembangan Wilayah, Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,
pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan
meliputipenyelenggaraan perencanaan urusan pemerintahan bidang
pengembangan wilayah, sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam
rangka penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang
terdiri dari RPJPD, RPJMD, RKPD, program, kegiatan dan dokumen
pembangunan daerah lainnya dalam urusan urusan bidang
pengembangan wilayah, perencanaan tata ruang, Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
5. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
a. Tugas
Melakukan perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan,
pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan perencanaan
bidang pemerintahan dan kesejahteraan rakyat yang terdiri dari
Pemerintahan dan Kependudukan serta Kesejahteraan Rakyat.
b. Fungsi
1) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat.
2) pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dan kependudukan
serta kesejahteraan rakyat untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
tugas dan fungsi badan;
3) pengkoordinasian dan pengendalian pelaksanaan kegiatan subbidang
Pemerintahan dan Kependudukan dan Kesejahteraan Rakyat;
4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
c. Sturktur
Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat terdiri dar 2 (dua) sub
bidang yaitu Sub Bidang Pemerintahan dan Kependudukan dan Sub
Bidang Kesejahteraan Rakyat dengan tugas dan fungsi :
1) Subbidang Pemerintahan dan Kependudukan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi
perencanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pemerintahan dan kependudukan, dalam rangka penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan daerah yang terdiri dari RPJPD,
RPJMD, RKPD, program, kegiatan dan dokumen pembangunan daerah
lainnya dalam urusan urusan pemberdayaan masyarakat, tata kelola
pemerintahan, kependudukan dan catatan sipil, keluarga berencana,
keamanan dan ketertiban, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri,
perpustakaan dan arsip, pembangunan perempuan dan anak,
penanggulangan kemiskinan, serta kerjasama pembangunan instansi
pemerintah dan organisasi non pemerintah.
2) Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputipenyelenggaraan
perencanaan urusan pemerintahan bidang kesejahteraan rakyat dalam
rangka penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang
terdiri dari RPJPD, RPJMD, RKPD, program, kegiatan dan dokumen
pembangunan daerah lainnyadalam urusan-urusan pendidikan,
kesehatan, sosial, pemuda dan olah raga serta kebudayaan.
6. Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional pada lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dapat ditetapkan menurut kebutuhan yang
mempunyai tugas untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2.2. Sumber Daya Bappeda Kabupaten Rembang
2.2.1 Kondisi Kepegawaian
2.2.1.2 Kondisi Kepegawaian tahun 2018
Jumlah Pegawai Bappeda Kabupaten Rembang per 31 Desember
tahun 2018 sebanyak 43 orang. Kedaan pegawai berdasarkan pendidikan,
posisi jabatan, golongan dan jenis kelamin pada tahun 2018 sebagai
berikut:
1. Kondisi pegawai berdasarkan posisi jabatan
Gambaran mengenai pegawai Bappeda Kabupaten Rembang berdasarkan
posisi jabatan struktural sebagai berikut :
Tabel 2.1
Komposisi Pegawai BAPPEDA Kabupaten Rembang
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2018
NO BIDANG JENIS KELAMIN (Orang) TOTAL
(Orang) LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Sekretariat 9 8 17
2 Perencanaan, Pengendalian &
Evaluasi 6 1 7
3 Ekonomi dan Penelitian dan
Pengembangan 1 5 6
4 Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah 3 4 7
NO BIDANG JENIS KELAMIN (Orang) TOTAL
(Orang) LAKI-LAKI PEREMPUAN
5 Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat 3 3 6
Total (Orang) 22 21 43
Persentase (%) 56,4 43,6 100
Sumber: BAPPEDA Kab. Rembang, 31 Desember 2018
Tabel 2.2
Komposisi Pegawai BAPPEDA Kab. Rembang
berdasarkan Tk. Pendidikan
Tahun 2018
NO BIDANG
PENDIDIKAN (Orang)
TOTAL (Orang) SD SLTP SLTA
SARJANA
MUDA S-1 S-2 S-3
1 Sekretariat - 1 5 1 5 5 - 17
2
Perencanaan,
Pengendalian dan
Evaluasi
- - 1 - 3 3 - 7
3 Ekonomi, Penelitian
dan Pengembangan - - 1 - 4 1 - 6
4
Infrastruktur dan
Pengembangan
Wilayah
- - 1 1 3 2 - 7
5
Pemerintahan dan
Kesejahteraan
Rakyat
- - 1 1 2 2 - 6
Jumlah (Orang) 0 1 9 3 17 13 - 43
Persentase (%) 0 2,6 23,7 5,3 47,4 21 0 100
Sumber: BAPPEDA Kab. Rembang, Desember 2018
Berdasarkan Tabel 2.2, diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan
terendah adalah SLTP dan tertinggi adalah Pasca Sarjana (S2), sebagian
besar berpendidikan S1 (47,4%).
Tabel 2.3.
Data Pegawai Bappeda Kab. Rembang
Berdasarkan Golongan
Tahun 2018
NO BIDANG Golongan (Orang) TOTAL
I II III IV (Orang)
a b c d a b c d a b c d a b c d
1 Sekretariat - - - 1 - 2 2 - - 1 6 2 - 1 1 16
2
Perencanaan,
Pengendalian dan
Evaluasi
-
1
2 1 1 1
6
3 Ekonomi, - - 2 1 2 5
NO BIDANG Golongan (Orang) TOTAL
I II III IV (Orang)
a b c d a b c d a b c d a b c d
Penelitian dan
Pengembangan
-
-
4
Infrastruktur dan
Pengembangan
Wilayah
-
- -
-
1 3 1 1
6
5
Pemerintahan dan
Kesejahteraan
Rakyat
-
-
-
-
1
1 2 1 1
6
Jumlah (Orang) - -
1 - 2
3 -
1 5 1
4
6 5 1 1 39
Persentase (%)
Sumber: BAPPEDA Kab. Rembang, Desember 2018
Tabel 2.4
Komposisi Pegawai Bappeda Kab. Rembang
Berdasarkan Jabatan
Tahun 2018
NO BIDANG JABATAN (Orang) TOTAL
II III IV PELAKSANA KONTRAK (Orang)
1 Sekretariat 1 1 3 11 1 17
2
Perencanaan,
Pengendalian dan
Evaluasi
- 1 2 3 1 7
3 Ekonomi, Penelitian
dan Pengembangan - 1 2 2 1 6
4
Infrastruktur dan
Pengembangan
Wilayah
- 1 2 3 1 7
5
Pemerintahan dan
Kesejahteraan
Rakyat
- 1 2 3 - 6
Jumlah (Orang) 1 5 11 22 4 43
Persentase (%) 2,5 12,8 28,2 51,3 10,3
Sumber: BAPPEDA Kab. Rembang, Desember 2018
Berdasarkan tabel 2.3 diperoleh gambaran bahwa sangat minimnya
pegawai sebagai pelaksana pada Bappede Kabupten Rembang sehingga
apabila dari analisa beban kerja maka dengan kondisi keterbatasan
tersebut sangatlah berat. 1 (satu) eselon IV rata-rata hanya mempunyai
2(dua) atau 1 (satu) pelaksana.
2.2.1.3 Kondisi Kepegawaian tahun 2019
Jumlah Pegawai Bappeda Kabupaten Rembang per 1 Mei tahun 2019
sebanyak 40 orang. Kedaan pegawai berdasarkan pendidikan, posisi
jabatan, golongan dan jenis kelamin pada tahun 2019 sebagai berikut :
2. Kondisi pegawai berdasarkan posisi jabatan
Gambaran mengenai pegawai Bappeda Kabupaten Rembang berdasarkan
posisi jabatan struktural sebagai berikut :
Tabel 2.5
Komposisi Pegawai BAPPEDA Kabupaten Rembang
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2019
NO BIDANG JENIS KELAMIN (Orang) TOTAL
(Orang) LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Sekretariat 9 5 14
2 Perencanaan, Pengendalian
& Evaluasi 6 - 6
3 Ekonomi dan Penelitian
dan Pengembangan 1 5 6
4 Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah 4 4 8
5 Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat 4 2 6
Total (Orang) 24 16 40
Persentase (%) 56,4 43,6 100
Sumber: BAPPEDA Kab. Rembang, Mei 2019
Tabel 2.6
Komposisi Pegawai BAPPEDA Kab. Rembang
berdasarkan Tk. Pendidikan
Tahun 2019
NO BIDANG
PENDIDIKAN (Orang) TOTAL
(Orang) SD SLTP SLTA SARJANA
MUDA S-1 S-2 S-3
1 Sekretariat - 1 4 1 6 2 - 14
2
Perencanaan,
Pengendalian dan
Evaluasi
- - 1 - 3 2 - 6
3
Ekonomi,
Penelitian dan
Pengembangan
- - 1 - 4 1 - 6
4
Infrastruktur dan
Pengembangan
Wilayah
- - 1 1 4 2 - 8
5
Pemerintahan
dan
Kesejahteraan
Rakyat
- - - 1 3 2 - 6
Jumlah (Orang) 0 1 7 3 20 9 - 40
Persentase (%) 0 2,6 23,7 5,3 47,4 21 0 100
Sumber: BAPPEDA Kab. Rembang, Mei 2019
Berdasarkan Tabel 2.2, diperoleh gambaran bahwa tingkat pendidikan
terendah adalah SLTP dan tertinggi adalah Pasca Sarjana (S2), sebagian
besar berpendidikan S1 (47,4%).
Tabel 2.7.
Data Pegawai Bappeda Kab. Rembang Berdasarkan Golongan
Tahun 2019
NO BIDANG Golongan (Orang) TOTAL
I II III IV (Orang)
a b c d a b c d a b c d a b c d
1 Sekretariat - - - 1 - 2 - 1 1 1 4 1 1 1 - 13
2
Perencanaan,
Pengendalian dan
Evaluasi
-
- -
-
- -
-
-
-
3 1 - 1 - - -
5
3
Ekonomi,
Penelitian dan
Pengembangan
-
-
-
-
- -
-
-
-
- 2 1 2 - - -
5
4
Infrastruktur dan
Pengembangan
Wilayah
-
- -
-
-
-
-
-
1 4 1 1 - - -
7
5
Pemerintahan
dan
Kesejahteraan
Rakyat
-
-
-
-
1
1 2 1 1 - - -
6
Jumlah (Orang) - -
1 - 2
- 1
2 6 1
3
4 5 1 1 36
Persentase (%)
Sumber: BAPPEDA Kab. Rembang, Mei 2019
Tabel 2.8
Kompisisi Pegawai Bappeda Kab. Rembang Berdasarkan Jabatan
Tahun 2019
NO BIDANG JABATAN (Orang) TOTAL
II III IV PELAKSANA KONTRAK (Orang)
1 Sekretariat 1 1 3 8 1 14
2
Perencanaan,
Pengendalian dan
Evaluasi
- 1 2 2 1 6
3
Ekonomi,
Penelitian dan
Pengembangan
- 1 2 2 1 6
4
Infrastruktur dan
Pengembangan
Wilayah
- 1 2 4 1 8
5
Pemerintahan
dan
Kesejahteraan
Rakyat
- 1 2 3 - 6
NO BIDANG JABATAN (Orang) TOTAL
II III IV PELAKSANA KONTRAK (Orang)
Jumlah (Orang) 1 5 11 19 4 40
Persentase (%) 2,5 12,8 28,2 51,3 10,3
Sumber: BAPPEDA Kab. Rembang, Mei 2019
Berdasarkan tabel 2.8 diperoleh gambaran bahwa sangat minimnya
pegawai sebagai pelaksana pada Bappede Kabupten Rembang sehingga
apabila dari analisa beban kerja maka dengan kondisi keterbatasan
tersebut sangatlah berat. 1 (satu) eselon IV rata-rata hanya mempunyai
2(dua) atau 1 (satu) pelaksana.
Di samping diperlukan sumber daya manusia yang professional,
didalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perencanaan pembangunan
juga sangat diperlukan adanya dukungan ketersediaan sarana dan
prasarana kerja. Sedangkan kondisi pada saat ini dapat disampaikan
bahwa unsur pendanaan dalam kondisi cukup, demikian pula
ketersediaan sarana dan prasarana. Adapun sarana prasarana yang
tersedia sebagai berikut :
Tabel 2.9.
Daftar Sarana dan Prasarana Bappeda Kabupaten Rembang
No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi
1 Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 1 Baik
2 Portable Generating Set 2 1 baik, 1 Kurang Baik
3 Stasion Wagon 4 Baik
4 Sepeda Motor 13 Baik
5 GPS 1 Baik
6 Mesin Ketik 7 Baik
7 Lemari Besi 4 Baik
8 Rak Kayu 11 Baik
9 Filling Besi/Metal 13 Baik
10 Filling Kayu 9 Baik
11 Papan Pengumuman 2 Baik
12 Papan Tulis 6 Baik
13 White Board 1 Baik
14 LCD 7 Baik
15 CCTV 1 Baik
16 Lemari Kayu 2 Baik
17 Rak Kayu 7 Baik
18 Kursi Besi/Metal 135 Baik
19 Kursi Kayu/Rotan/Bambu 12 Baik
20 Zice 1 Baik
21 Meja Rapat 8 Baik
22 Meja Tik 1 Baik
23 Meja Panjang 7 Baik
24 Kursi Rapat 50 Baik
25 Kursi Putar 1 Baik
26 Meja Komputer 13 Baik
27 Meja Biro 15 Baik
28 Mesin Penghisap Debu 1 Baik
No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi
29 Air Purifier 1 Baik
30 Lemari Es 3 Baik
31 AC Unit 12 Baik
32 Televisi 4 3 Baik , 1 Kurang Baik
33 Sound System 2 1 Baik , 1 Kurang Baik
34 Microphone 4 Baik
35 Tangga Alumunium 1 Baik
36 Dispenser 3 Baik
37 Mimbar/Podium 1 Baik
38 Handy Cam 1 Baik
39 Alat Pemadam Portable 2 Baik
40 P.C Unit 10 Baik
41 Laptop 35 Baik
42 Note Book 1 Baik
43 Palm Top 13 Baik
44 I Pad 1 Baik
45 Charger Laptop 1 Baik
46 Printer 28 Baik
47 Scanner 1 Baik
48 Digital Voice Recorder 1 Baik
49 CPU 2 Baik
50 Monitor 3 Baik
51 Hardisk Eksternal 2 Baik
52 Keyboard 2 Baik
53 Switch Hub 1 Baik
54 Speaker Medium grade 1 Baik
55 Komputer Server 1 Baik
56 Modem 4 Baik
57 Peralatan Jaringan Internet 1 Baik
58 Meja Rapat Pejabat Eselon II 1 Baik
59 Kursi Kerja Pejabat Eselon II 1 Baik
60 Kursi Rapat Pejabat 11 Baik
61 Microphone/Wireless Mic 1 Baik
62 Unintemuptible Power Supply (UPS) 2 Baik
63 Peralatan studio Visual Lain-lain 1 Baik
64 Camera Electronic 9 Baik
65 Telephone (PABX) 1 Baik
66 Facsimile 1 Baik
67 Bangunan Gedung Kantor Permanen 1 Baik
68 Bangunan Gedung Tempat
Pertemuan Permanen
1 Baik
69 Gedung Garasi/Pool Permanen 1 Baik
70 Bangunan Gedung Garasi/Pool Lain-
lain
1 Baik
71 Jaringan Transmisi Tegangan Di Atas
300 KVA
1 Baik
72 Jaringan Telepon Di atas Tanah
Kapasitas Kecil
1 Baik
Sumber : Bappeda Kab. Rembang
2.3. Kinerja Pelayanan Bappeda Kabupaten Rembang
Pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan
dengan pengukuran indikator kinerja terhadap program dan kegiatan.
Pengukuran indikator kinerja tersebut digunakan untuk melihat
keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan
dapat terukur dengan jelas. Berdasarkan pengukuran dimaksud akan
diketahui tingkat pencapaian kinerja.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun
2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Rembang Tahun 2016–2021, indikator kinerja pelayanan Bappeda
Kabupaten Rembang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya adalah
sebagai berikut:
1. Tersusunnya Sistem informasi Perencanaan Pembangunan terpadu
2. persentase pemanfaatan hasil penelitian/inovasi
3. Persentase Program RPJMD yang dijabarkan dalam RKPD tiap tahunnya
4. persentase pelaksanaan dokumen perencanaan yang partisipastif dan
akuntabel
5. persentase pemanfaatan dokumen perencanaan pembangunan bidang
ekonomi
6. persentase pemanfaatan dokumen perencanaan pembangunan bidang
social budaya
7. Persentase peningkatan jumlah kemitraan dengan swasta dalam
pembangunan
8. persentase nota kesepahaman kerjasama yang ditindaklanjuti
9. persentase penyelesaian masalah wilayah perbatasan
10.persentase pemanfaatan dokumen perencanaan pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh
11.persentase pemanfaatan dokumen perencanaan prasarana wilayah dan
SDA
12.persentase pemanfaatan dokumen perencanaan daerah rawan bencana
13.persentase aparatur perencana bersertifikat kompetensi
14.persentase pemanfaatan dokumen perencanaan tata ruang
15.persentase pemanfaatan data survey dan pemetaaaan tata
ruangpersentase pemanfaatan rekomendasi pemanfaatan ruang
16.persentase pemanfaatan dokumen perencanaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan lainnya
17.Persentase kesesuaian usulan masyarakat dengan dokumen
perencanaan.
18.Persentase tindak lanjut hasil monev
Pencapaian kinerja Bappeda Kabupaten Rembang Tahun 2016-2018
yang tercermin dalam pelaksanaan program dan kegiatannya dapat dilihat
pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10.
Pencapaian Kinerja Pelayanan Bappeda Kabupaten Rembang
Tahun 2016-2018
No Indikator Satuan Target Renstra Tahun Capaian Tahun
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
TW II
1 Tersusunnya Sistem
Informasi Perencanaan
Pembangunan Terpadu
% 65 70 80 85 80 80 100 75
2 persentase
pemanfaatan hasil
penelitian/inovasi
% 55 60 65 70 55 65 70 65
3 Persentase Program
RPJMD yang
dijabarkan dalam
RKPD tiap tahunnya
% 75 80 85 90 80 117 110 85
4 persentase
pelaksanaan dokumen
perencanaan yang
partisipastif dan
akuntabel
% 78 80 82 85 78 90 90 82
5 persentase
pemanfaatan dokumen
perencanaan
pembangunan bidang
ekonomi
% 78 80 82 85 80 80 85 82
6 persentase
pemanfaatan dokumen
perencanaan
pembangunan bidang
sosbud
% 78 80 82 85 80 82 82 82
7 Persentase
peningkatan jumlah
kemitraan dengan
swasta dalam
pembangunan
% 35 40 45 50 40 45 45 45
8 persentase nota
kesepahaman
kerjasama yang
ditindaklanjuti
% 80 83 86 90 80 100 100 86
9 persentase
penyelesaian masalah
wilayah perbatasan
% 55 60 65 70 70 80 100 65
10. persentase
pemanfaatan dokumen
perencanaan
pengembangan wilayah
strategis dan cepat
tumbuh
% 73 75 77 80 80 90 100 77
11 persentase
pemanfaatan dokumen
perencanaan
prasarana wilayah dan
SDA
% 78 80 82 85 80 90 90 75
12 persentase % 65 70 75 80 50 60 70 70
No Indikator Satuan Target Renstra Tahun Capaian Tahun
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
TW II
pemanfaatan dokumen
perencanaan daerah
rawan bencana
13 persentase aparatur
perencana bersertifikat
kompetensi
% 82 85 87 90 82 85 100 87
14 persentase
pemanfaatan dokumen
perencanaan tata
ruang
% 80 83 87 93 100 100 100 87
15 persentase
pemanfaatan data
survey dan
pemetaaaan tata ruang
% 80 83 87 93 100 100 100 87
16 persentase
pemanfaatan
rekomendasi
pemanfaatan ruang
% 83 87 93 100 100 100 87
17 persentase
pemanfaatan dokumen
perencanaan Jaringan
Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan
lainnya
% 80 83 87 93 70 75 80 87
18 Persentase kesesuaian
usulan masyarakat
dengan dokumen
perencanaan.
% 55 60 65 70 80 60 65 65
19 Persentase tindak
lanjut hasil monev
% 80 83 87 93 100 83 87 87
Sumber : Bappeda Kab. Rembang
Tabel 2.10 di atas menunjukkan bahwa sampai tahun 2018 dari 19
indikator kinerja pelayanan Bappeda Kabupaten Rembang yang tercantum
dalam Renstra Bappeda Kabupaten Rembang Tahun 2016 – 2021, 19
indikator diantaranya dapat mencapai target yang ditetapkan di awal
periode. Bahkan 1 indikator diantaranya melampaui target (pencapaian di
atas 100%), yaitu Persentase Program RPJMD yang dijabarkan dalam RKPD
tiap tahunnya. Ada pun indikator yang pencapaiannya tidak memenuhi
target adalah persentase pemanfaatan dokumen perencanaan daerah rawan
bencana, dimana program dan kegiatan yang mendukung indikator tersebut
dialihkan ke Perangkat Daerah lain yaitu Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang
Pencapaian pelayanan kinerja tersebut merupakan bukti komitmen
yang tinggi dari seluruh pegawai Bappeda untuk mencapai target-target
kinerja yang sudah disepakati di dalam Renstra Bappeda Kabupaten
Rembang dengan didukung oleh sumber daya anggaran yang memadai.
Tabel 2.11.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama
Pelayanan Bappeda Kabupaten Rembang
Berdasarkan urusan
Tahun 2016-2018
No Aspek
bidang/urusan/indikan
tor
Satuan Target Renstra Tahun Capaian Tahun
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Tw II
Urusan Perencanaan Pembangunan
1 Persentase pemanfaatan
dokumen perencanaan.
% 65 70 75 80 65 70 65.93 46
2 Persentase Penjabaran
Program RPJMD kedalam
RKPD
%
75 80 85
90 80 83 87,19 90
3 Presentase hasil penelitian
dan inovasi yang
mendukung pembangunan
daerah
%
55 60 65 55 55 60 65
60
Sumber : Bappeda Kab. Rembang
Tabel 2.11 di atas menunjukkan bahwa sampai tahun 2018 dari 4
indikator urudan kinerja pelayanan Bappeda sudah memenuhi target yang
ditetapkan dalam Renstra hal ini dikarenakan perwujudan komitmen yang
cukup baik Bappeda dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
Tabel 2.12.
Penyerapan Anggaran Bappeda Kabupaten Rembang
Tahun 2016-2018 No Program Anggaran Tahun
(dalam ribuan)
Realisasi Tahun
(dalam ribuan)
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018
1 Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
852.032.000 846.500.000 835.672.000 775.900.000 825.516.602 837.660.934 828.286.126
2 Peningkatan Sarana
Prasarana Aparatur
290.400.000 243.000.000 205.000.000 752.500.000 288.194.834 240.988.317 204.941.000
3 Peningkatan
Disiplin Aparatur
0 0 0 2.000.000 0 0 0
4 Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
0 20.000.000 15.000.000 172.000.000 0 20.000.000 14.999.900
5 Peningkatan
Pengembangan
Sisten Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
69.000.000 170.000.000 70.000.000 44.500.000 68.990.000 169.618.906 69.998.950
6 Pemeliharaan
Barang Milik Daerah
0 0 0 17.000.000 0 0 0
7 Pengembangan Data
dan Informasi
perencanaan
Pembangunan
550.000.000 313.200.000 220.000.000 384.000.000 547.321.620 312.451.000 219.289.725
8 Kerjasama
Pembangunan
955.000.000 538.800.000 0 0 911.059.898 536.672.300 0
No Program Anggaran Tahun
(dalam ribuan)
Realisasi Tahun
(dalam ribuan)
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018
Pengembangan
Wilayah Perbatasan
0 0 0 30.000.000 0 0 0
9 Perencanaan
Pengembangan
Wilayah Strategis
dan Cepat Tumbuh
60.000.000 0 0 50.000.000 55.435.645 0 0
10 Perencanaan
PengembanganKota-
kota Menengah dan
Besar
25.000.000 0 0 0 24.625.000 0 0
Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
0 0 0 500.000.000 0 00
11 Perencanaan
Pembangunan
Daerah
2.481.000.000 1.766.000.000 1.499.375.00
0
1.212.500.00
0
2.468.477.068 1.742.883.740 1.496.918.349
12 Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi
2.050.000.000 535.000.000 310597.000 565.000.000 1.969.083.633 526.640.560 310.589.188
Koordinasi Evaluasi
dan keterpaduan
Perencanaan
Pembangunan
Bidang Ekonomi
0 0 84.597.000 0 0 0 84.596.950
13 Perencanaan
Pembangunan Sosial
Budaya
675.000.000 450.000.000 465.000.000 705.000.000 671.016.290 449.438.000 458.978.3000
14 Perencanaan
Prasarana Wilayah
dan Sumber Daya
Alam
660.000.000 730.000.000 241.000.000 610.000.000 607.081.869 707.494.472 239.722.226
15 Perencanaan
Pembangunan
Daerah Rawan
Bencana
0 0 0 20.000.000 0 0 0
16 Perencanaan
Pemanfaatan
Pengendalian Tata
Ruang
398.000.000 532.000.000 60.000.000 72.500.000 385.167.652 494.248.190 59.827.549
17 Penelitian dan
Pengembangan serta
Ilmu Pengetahuan
dan teknologi
450.000.000 295.000.000 398.550.000 793.000.000 385.326.414 287.126.290 398.449.762
18 Pengendalian dan
Evaluasi
Perencanaan
Pembangunan
0 0 177.625.000 480.000.000 0 0 177.429.792
19 Kerjasama
Pembangunan
0 0 357.853.000 244.100.000 0 0 355.797.775
20 Pengembangan dan
Pengelolaan
Jaringan Irigasi
Rawan , Rawan dan
jarungan pengairan
kainnya
0 0 0 50.000.000 0 0 0
21 Perencanaan Tata
Ruang
0 0 0 20.000.000 0 0 0
No Program Anggaran Tahun
(dalam ribuan)
Realisasi Tahun
(dalam ribuan)
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018
22 Pemanfaatan Ruang 0 0 0 20.000.000 0 0 0
JUMLAH 13.021.084 9.937.443 9.149.116 7.520.000 12.568.294.786 9.730.689.498 8.469.486.185
Persentase 96,5 97,9 92,6
Sumber : Bappeda Kab. Rembang
Dilihat dari tabel diatas dari 22 program, anggaran Bappeda Kabupaten
Rembang dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 mengalami penurunan,
hal ini disebabkan karena adanya rasionalisasi dari Pemerintah Pusat. Pada
dasarnya semua kegiatan secara fisik dapat dilaksanakan 100%, sesuai
dengan target yang direncanakan, sedangkan realisasi keuangan tidak
terserap 100% dari target yang direncanakan, hal ini dikarenakan faktor
efesiensi dalam pemanfaatan dana anggaran. Permasalahan penyerapan
anggaran yang tidak maksimal disebabkan adanya efisensi penggunaan dana
pada beberapa kegiatan atau masih kurangnya kecermatan dalam menyusun
Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang menjadi pedoman pelaksanaan
program/kegiatan baik dari sisi anggaran maupun dari indikator kinerja turut
menentukan serapan dan alokasi anggaran yang dibutuhkan. Permasalahan
tersebut juga berkaitan dengan belum dimilikinya Analisis Standar Biaya (ASB)
untuk Program/kegiatan yang dilaksanakan, sehingga tidak ada standar baku
yang dapat diterapkan dalam alokasi anggaran kegiatan.
Adapun bentuk pelayanan Bappeda adalah sebagai berikut :
1. Penyampaian informasi data Pembangunan Daerah bagi instansi
Pemerintah Kabupaten Rembang
2. Penyiapan bahan dan penyusunan usulan prioritas pembangunan Daerah
Kabupaten Rembang melalui MUSRENBANG Kabupaten Rembang ;
3. Penyiapan bahan dan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) ;
4. Penyiapan dan penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ;
5. Penyampaian publikasi hasil-hasil penelitian dan pengembangannya.
Pada prinsipnya kualitas perencanaan pembangunan menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun, beberapa indikator peningkatan tersebut
antara lain :
1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan. Hal ini dapat terlihat pada pelaksanaan kegiatan
Musrenbang di tingkat desa/kelurahan, kecamatan, Kabupaten forum OPD
dan kegiatan penataan lingkungan permukiman;
2. Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme
penyusunan anggaran;
3. Meningkatnya efektivitas produk-produk pengembangan dan penelitian
berupa hasil kajian, yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pembangunan.
Beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi Bappeda kabupaten
Rembang dalam peningkatan kualitas produk perencanaan pembangunan
adalah sebagai berikut :
1. Kualitas dan kapasitas SDM Bappeda yang masih perlu ditingkatkan;
2. Dinamisasi regulasi dan pedoman yang mengatur mekanisme perencanaan;
3. Belum tersedianya prosedur standar operasional perencanaan untuk
menganalisa kelayakan kegiatan;
4. Masih kurangnya kapasitas kelembagaan perencana yang menyebabkan
kurang efektifnya proses perencanaan sehingga berdampak pada kualitas
produk rencana pembangunan tahunan, sebagai contoh penyusunan
prioritas usulan pembangunan;
5. Kurangnya kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya
terhadap mekanisme perencanaan sebagai akibat tidak adanya kepastian
realisasi rencana;
6. Lebarnya kesenjangan antara kemampuan anggaran pemerintah daerah
dengan banyaknya rencana kegiatan;
7. Adanya kepentingan-kepentingan yang bersifat politis yang harus
diakomodasi dalam perencanaan maupun penganggaran.
2.4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan Bappeda Kabupaten
Rembang
Dalam rangka meningkatkan pengembangan pelayanan pada
Bappeda Kabupaten Rembang, diperlukan suatu analisa faktor-faktor yang
dapat mendukung dan mempengaruhi keberhasilan serta kegagalan strategi
kebijakan, baik analisa tantangan maupun peluang yang dihadapi Bappeda
Kabupaten Rembang, antara lain :
1. Tantangan
Setelah memperhatikan uraian tersebut di atas maka dapat disampaikan
beberapa faktor penghambat yang menjadi tantangan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Tuntutan dan aspirasi semakin beragam dengan berbagai kepentingan
yang semuanya harus ditampung dan diperhatikan;
b. Semakin meningkatnya pengawasan / kontrol dari berbagai elemen
masyarakat / pemangku kepentingan dan juga DPRD terhadap
berbagai kebijakan pembangunan;
c. Masih terdapat aparat pemerintahan dan juga kelompok masyarakat
yang belum memahami arti penting dari proses perencanaan
pembangunan parsitipatif;
d. Bervariasinya tingkat pendidikan, sosial ekonomi masyarakat yang
berpengaruh pada pola pikir dan pola tindak dari masyarakat
Kabupaten Rembang;
e. Adanya ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap berbagai
tahapan/proses perencanaan pembangunan, yang dianggap hanya
sebagai formalitas belaka.
2. Peluang
Sedangkan beberapa faktor pendukung yang dapat menjadi peluang
adalah sebagai berikut:
a. Penerapan otonomi daerah yang memberikan kesempatan berprakarsa
seluas-luasnya bagi daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
b. Terjadinya hubungan yang harmonis dengan OPD lain dan juga dengan
para pemangku kepentingan (stake holders)
c. Keleluasaan dalam akses informasi sebagai bukti keterbukaan
kerjasama dengan berbagai lembaga lain baik Pemerintah Pusat,
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kota/Kabupaten lain, Swasta,
Lembaga Donor, LSM, lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat luas.
2.5. Kondisi yang Diinginkan dan Proyeksi ke Depan
Kondisi yang diinginkan dan proyeksinya ke depan adalah merupakan
tujuan dari pembangunan baik dalam lingkungan internal Bappeda maupun
lingkungan eksternal Bappeda yang keseluruhannya tertuju kepada
pembangunan daerah di Kabupaten Rembang.
Terwujudnya kondisi kedepan sesuai dengan yang diharapkan, hanya
dapat tercapai melalui perencanaan pembangunan yang berkoordinasi
sehingga keberhasilan nyata pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat
dapat dirasakan. Oleh karenanya, Bappeda harus dapat menjalankan tugas
pokok dan fungsinya secara profesional.
Salah satu upaya akhir proses perencanaan adalah produk
perencanaan yang berkesinambungan dan dapat menjadi tolok ukur
keberhasilan seluruh proses dalam penyusunan proses perencanaan. Oleh
karenanya, Bappeda harus dapat menghasilkan produk perencanaan yang
berkualitas melalui pemanfaatan sumber daya atau potensi daerah secara
optimal dan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan riil masyarakat.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), telah merubah pola
perencanaan yang ada dari shopping list ke working plan. Dimana satuan
kerja perangkat daerah menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif
dan perencanaan yang disusun merupakan hasil dari proses perencanaan
yang telah memadukan proses politik, proses teknokratik, proses partisipatif
dan proses bottom up dan top down.
Keterpaduan proses perencanaan ini diharapkan akan lebih banyak
dapat menampung aspirasi masyarakat yang selama ini seolah-olah hanya
sebagai pelengkap dalam proses perencanaan. Kecilnya realisasi dari usulan
yang disampaikan masyarakat melalui musyawarah perencanaan
pembangunan yang dapat tertampung dalam anggaran pendapatan dan
belanja daerah selama ini, memberikan indikasi terhadap kebenaran
pernyataan di atas.
Untuk dapat mendukung kondisi yang diinginkan, kemampuan teknis
perencanaan perlu ditingkatkan, sehingga dapat mendorong berkembangnya
aspirasi masyarakat dan mengusulkannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan
yang memang benar-benar dibutuhkan untuk membawa kearah yang lebih
baik lagi, bukan kegiatan-kegiatan yang diinginkan seperti kebanyakan
usulan selama ini.
Kondisi tersebut di atas sangat erat kaitannya dengan keberadaan
institusi perencana dalam hal ini yang membantu Kepala Daerah dalam
perencanaan pembangunan daerah, sehingga semakin profesional dalam
bidang tugasnya. Untuk itu kualitas aparatur, sikap aparatur sangatlah
menentukan dalam mewujudkan good governance.
Dalam kurun waktu lima tahun kedepan, dengan mengoptimalkan
pemanfaatan potensi yang dimiliki, Bappeda Kabupaten Rembang
diharapkan responsif, kreatif dan inovatif agar mampu menjawab perubahan
lingkungan dan tantangan untuk mewujudkan perencanaan berkualitas
dengan mengedepankan pendekatan perencanaan partisipatif diawali dengan
meningkatkan kualitas perencanaan tekhnokratik melalui peningkatan
kapasitas dan komitmen SDM perencanaan, memantapkan kelembagaan
perencanaan di tingkat basis, serta koordinasi dan komunikasi antar
pemangku kepentingan. Untuk mewujudkan harapan di atas serta dengan
mengacu pada permasalahan-permasalahan internal maupun ekternal yang
ada pada institusi perencana dari tingkat pusat sampai di daerah, beberapa
tindak lanjut yang diharapkan antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan pembangunan melalui
perumusan strategi dan arah kebijakan, prioritas dan fokus prioritas,
kegiatan, serta rencana tindak yang terukur dan jelas;
2. Mengembangkan sistem evaluasi kinerja terhadap pelaksanaan
perencanaan pembangunan;
3. Pembangunan sistem dan peningkatan kualitas data/informasi
perencanaan pembangunan;
4. Perlu ditingkatkan koordinasi antara pusat dengan daerah, untuk
menyusun dan menerapkan kebijakan/program penanganan
permasalahan lingkungan hidup, sumber daya alam, kemiskinan (dan
juga permasalahan lain) secara komprehensif dan terpadu;
5. Perlu peningkatan sarana dan prasarana serta sistem pengelolaan aset;
6. Perlu dilengkapi ketatalaksanaan (prosedur kerja, SOP) untuk
mendukung kebutuhan organisasi;
7. Perlu dilakukan penatakelembagaan (struktur, tupoksi, indikator kinerja
utama kelembagaan, prosedur kerja dan sebagainya) agar dapat
mendukung peningkatan kinerja lembaga dan unit kerja;
8. Perlu ditingkatkan upaya koordinasi dan sinkronisasi antar Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) dalam penyusunan perencanaan pembangunan
di Kabupaten Rembang;
9. Pemanfaatan teknologi informasi dalam proses perencanaan dan
penyampaian hasil-hasil pembangunan.
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH
Terbitnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), telah merubah pola perencanaan
yang ada dari shopping list ke working plan, dimana perangkat daerah
menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif dan perencanaan yang
disusun merupakan hasil dari proses perencanaan yang telah memadukan
proses politik, proses teknokratik, proses partisipatif dan proses bottom up dan
top down. Keterpaduan proses perencanaan ini diharapkan akan lebih banyak
dapat menampung aspirasi masyarakat yang selama ini seolah-olah hanya
sebagai pelengkap dalam proses perencanaan. Indikasi dari persoalan tersebut
adalah kecilnya realisasi dari usulan yang disampaikan masyarakat melalui
musyawarah perencanaan pembangunan yang dapat tertampung dalam
anggaran pendapatan dan belanja daerah selama ini. Bappeda sebagai
Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi perencanaan
pembangunan daerah memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya
pencapaian tujuan sistem perencanaan pembangunan antara lain:
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas, baik antar
daerah, antar ruang, antar fungsi, antar waktu maupun antara Pusat dan
Daerah;
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara effesien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan;
Guna mendukung kondisi yang diinginkan, kemampuan teknis
perencanaan perlu ditingkatkan, sehingga dapat mendorong berkembangnya
aspirasi masyarakat dan mengusulkannya dalam kegiatan yang memang benar-
benar dibutuhkan untuk membawa kearah yang lebih baik, bukan sekedar
kegiatan yang diinginkan seperti kebanyakan usulan selama ini.
Kondisi tersebut diatas sangat erat kaitannya dengan keberadaan
institusi perencana dalam hal ini Bappeda yang membantu Kepala Daerah
dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, sehingga semakin profesional dalam
bidang tugasnya. Untuk itu kualitas aparatur, sikap aparatur sangatlah
menentukan dalam mewujudkan good governance.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai perencana pembangunan daerah,
Bappeda bertanggung jawab dalam perumusan konsep penyelesaian masalah-
masalah pembangunan sekarang dan ke depan di daerah dengan mengacu pada
Perubahan RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 dan memperhatikan
aspirasi dan kondisi obyektif perkembangan dan kebutuhan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka upaya untuk mencapai
tujuan dan sasaran jangka menengah Bappeda Kabupaten Rembang yang
realistis, perlu mempertimbangkan isu-isu strategis. Isu-isu strategis
selanjutnya akan dijadikan pertimbangan dalam menyusun strategi yang akan
ditetapkan guna mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah tersebut.
Isu strategis dapat ditentukan melalui identifikasi permasalahan, mulai
dari permasalahan pokok hingga sampai kepada akar permasalahan.
Permasalahan dan isu strategis penyelenggaraan menjadi rujukan penting
dalam menentukan program dan kegiatan yang diprioritaskan selama lima
tahun ke depan, dengan mempertimbangkan dinamika lingkungan strategis,
baik nasional maupun global yang semakin kompleks.
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Bappeda Kabupaten Rembang
Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah
bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan
pemerintahan daerah, dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang
menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka Panjang daerah
berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan. Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang sebagai leading
sector perencanaan mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan
seluruh perangkat daerah sebagai bagian dari kelancaran dan keberhasilan
perencanaan pembangunan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Bappeda Kabupaten
Rembang tidak terlepas dari permasalahan yang dihadapi, Antara lain :
1. Belum efektifnya sistem perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah yang berbasis teknologi informasi yang disebabkan
belum terintegrasinya perencanaan pembangunan, penganggaran dan
monitoring serta evaluasi pembangunan daerah;
2. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang
mengakibatkan kurang efektifnya proses perencanaan;
3. Belum optimalnya koordinasi dengan Perangkat Daerah teknis pengampu
kegiatan.
4. Kurang optimalnya konsistensi antar dokumen perencanaan
pembangunan daerah serta dokumen penganggaran.
5. Pengelolaan kegiatan dan anggaran yang belum sepenuhnya mengarah
kepada peningkatan kinerja lembaga dan unit kerja;
6. Kurang terarahnya penentuan prioritas penggunaan anggaran sesuai
dengan arah dan tujuan organisasi;
7. Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukung proses
perencanaan pembangunan sehingga data dan sumber data masih
beragam dan kurang akurat;
8. Keterbatasan SDM yang memiliki latar belakang pendidikan perencanaan,
serta belum adanya tenaga fungsional perencana dan peneliti yang
bersertifikasi.
9. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi
informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan serta
pengendalian perencanaan pembangunan;
10. Masih rendahnya minat masyarakat untuk berinovasi.
11. Masih minimnya dukungan Perangkat Daerah teknis terkait untuk
mendukung pengambangan inovasi daerah.
12. Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang kegiatan perkantoran.
Dari uraian permasalahan diatas, dapat dirangkum bahwa
permasalahan pokok Bappeda Kabupaten Rembang adalah :
Tabel 3. 1.
Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan
Sasaran Pembangunan Daerah
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
1. Rendahnya sinergitas
antar dokumen
a. Sulitnya
mempertahankan
keselarasan antara
dokumen
perencanaan
pembangunan
dengan
penganggaran
b. Sulitnya
mempertahankan
keselarasan
dokumen
perencanaan
pembangunan
dengan dokumen
penunjang lainnya
c. Belum optimalnya
peran serta
masyarakat dalam
perencanaan
pembangunan
d. Belum optimalnya
kualitas
pelaksanaan
perencanaan
a. Belum efektifnya sistem
perencanaan, pengendalian dan
evaluasi pembangunan daerah
yang berbasis teknologi
informasi yang disebabkan
belum sepenuhnya
terintegrasinya perencanaan
pembangunan, penganggaran
dan monitoring serta evaluasi
pembangunan daerah
b. Dokumen perencanaan belum
sepenuhnya sesuainya dengan
ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Inkonsistensi peraturan
perundang-undangan yang
mengatur perencanaan
pembangunan daerah.
d. Belum optimalnya koordinasi
dengan Perangkat Daerah teknis
pengampu kegiatan.
e. Belum terkelolanya sumber data
dan informasi yang mendukung
proses perencanaan
pembangunan sehingga data
dan sumber data masih
beragam dan kurang akurat;
f. Belum optimalnya pemanfaatan
pengendalian dan evaluasi serta
kajian dan penelitian yang
disusun sebagai pedoman bagi
perencanaan pembangunan
daerah;
g. Belum adanya sistem
pengelolaan yang dapat
menghimpun seluruh produk
Bappedaa secara terintegrasi
sehingga informasi mengenai
produk perencanaan dan kajian
yang sudah dihasilkan tidak
mudah didapatkan.
h. Lemahnya kapasitas dan
kompetensi lembaga
perencanaan di tingkat bawah
(mulai dari tingkat RT, RW,
desa/kelurahan dan kecamatan)
yang menyebabkan kurang
efektifnya proses perencanaan
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
bottom up;
2. Belum optimalnya
pemanfaatan hasil
penelitian dan
pengembangan
a. Belum optimalnya
kualitas hasil
penelitian dan
pengembangan
dalam pembangunan
daerah.
b. Belum optimalnya
partisipasi lembaga
pendidikan dan
masyarakat dalam
penelitian
a. Masih rendahnya minat
masyarakat untuk berinovasi.
b. Masih minimnya dukungan
Perangkat Daerah teknis terkait
untuk mendukung
pengambangan inovasi daerah.
c. Belum optimalnya fasilitasi
hasil-hasil kelitbangan.
3. Belum optimalnya
kinerja dan pelayanan
di bidang perencanaan
pembangunan
penelitian dan
pengembangan daerah
a. Kualitas dan
kuantitas SDM
belum memadai
b. Kapasitas sarana
dan prasarana
perkantoran belum
memadai
a. Keterbatasan SDM yang
memiliki latar belakang
pendidikan perencanaan, serta
minimnya tenaga fungsional
perencana dan peneliti yang
bersertifikasi.
b. Masih adanya penempatan SDM
pada bidang-bidang yang tidak
sesuai dengan kompetensi dan
kualifikasi pendidikan dan
keahlian.
c. Keterbatasan sarana dan
prasarana penunjang kegiatan
perkantoran.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Visi Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 merupakan gambaran
pernyataan kondisi Kabupaten Rembang yang dicita-citakan pada tahun 2021.
Upaya untuk mencapai kondisi tersebut dijabarkan dalam misi, tujuan dan
sasaran yang terukur yang menggambarkan upaya yang akan dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Rembang dalam mewujudkan pencapaian visi tersebut.
Misi selanjutnya dijabarkan lebih operasional ke dalam tujuan dan sasaran
yang disertai dengan indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
pencapaian visi. Adapun Visi Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 yaitu:
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT REMBANG YANG SEJAHTERA, MELALUI
PENINGKATAN PEREKONOMIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA, YANG
DILANDASI SEMANGAT KEBERSAMAAN, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN KEWIRAUSAHAAN”.
Adapun maksud visi tersebut dijelaskan sebagaimana dibawah ini:
3.2.1 Masyarakat sejahtera
Masyarakat dikatakan sejahtera apabila terpenuhinya kebutuhan pokok
setiap individu, baik pangan, sandang, papan, pendidikan, maupun
kesehatan, selain itu terjaga dan terlindunginya agama , harta, jiwa,
akal, dan kehormatan manusia. Untuk mewujudkan masyarakat yang
sehat dan terdidik dapat dicapai melalui peningkatan kualitas SDM yang
memperoleh akses, kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan dan
pendidikan. Selanjutnya untuk mewujudkan kemampuan ekonomi
masyarakat dicapai dengan memprioritaskan pembangunan sektor
pertanian, perikanan, pariwisata dan ekonomi kreatif. Disisi lain dapat
diwujudkan melalui sistem hukum, politik, sosial dan budaya.
3.2.2 Semangat Kebersamaan
Semangat adalah keadaan pikiran batin tergerak untuk melakukan
suatu tindakan (kekuatan/dorongan dari dalam) (Kamus besar Bahasa
Indonesia). Jadi semangat itu memiliki fungsi sebagai penggerak batin
untuk bertindak. Apabila kita memiliki semangat bagus maka sikap dan
perilakunya biasanya terlihat dinamis.
Sedangkan kebersamaan adalah ikatan yang terbentuk karena rasa
kekeluargaan/persaudaraan, lebih dari sekedar bekerjasama atau
hubungan profesional saja. Sehingga semangat kebersamaan disini
mengandung semangat bersama dalam harmoni kerja membangun
kabupaten rembang.
Pembangunan yang dilaksanakan dalam mengatasi permasalahan dan
tantangan, dengan membentuk perilaku yang menjunjung tinggi nilai
nilai kemanusiaan, masyarakat yang demokratis dan beradap serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu maka diperlukan
kebersamaan sikap kegotongroyongan (kerjasama), keterbukaan dan
saling menghargai (toleransi) yang selalu ditumbuh kembangkan.
Pembangunan itu mempunyai semangat pembangunan menuju
Rembang yang “madani”. dalam Falsafah Rembang Madani menjadi hal
penting yang harus terus ditanamkan di berbagai lapisan masyarakat
sebagai sebuah pendidikan karakter baik dalam kerangka pendidikan
formal maupun pendidikan nonformal (dalam keluarga)
3.2.3. Pemberdayaan Masyarakat
Proses pembangunan dimana masyarakat menjadi subyek
pembangunan yaitu masyarakat yang berinisiatif memulai proses
kegiatan sosial untuk memperbaiki kondisi dan situasi secara mandiri.
Membangun masyarakat bukan semata mata mengintroduksi dan
mengimplementasikan permasalah ekonomi dan teknologi tetapi lebih
pada persoalan harkat martabat manusia. Membangun masyarakat
terkait dengan memerangi kemiskinan dan kesenjangan, juga
mendorong masyarakat menjadi lebih aktif dan penuh inisiatif.
Pemberdayaan atau pembangunan daerah seyogyanya diupayakan
menjadi prioritas yaitu bentuk kontribusi riil untuk pelayanan dasar,
aspirasi masyarakat yang terefleksi pada prioritas program
pembangunan daerah, dan keterkaitan dalam perekonomian dan politik.
Yang mana kesemuanya diarahkan untuk merubah kehidupan
masyarakat terutama kaum miskin menjadi lebih baik.
3.2.4 Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam melakukan atau
menciptakan suatu yang baru dengan cara kreatif dan atau penuh
inovasi yang memberikan manfaat bagi orang lain dan memberikan nilai
tambah. Kewirausahaan memiliki proses yang dinamis untuk
menciptakan sesuatu yang disertai tenggang waktu, modal, sumber daya
dan juga resiko. Disini diperlukan suatu keberanian dalam diri individu
untuk melakukan tindakan membangun usaha melalui proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan menemukan ide inovatif,
peluang serta cara dalam menjalankan dan menciptakan usaha baru.
Untuk menjawab pembangunan kewirausaahan adalah dengan
menyiapkan sumber daya manusia yang unggul, dinamis, serta memiliki
integritas dan komitmen terhadap kemajuan. Pembnagunan
kewirausahaan sebagai motor penggerak untuk mengurangi
pengangguran, meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat
lingkungannya, memajukan perekonomian daerah, memenuhi macam
macam produk dan adanya jasa.
Visi Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 memiliki keterkaitan
dengan Visi RPJPD Kabupaten Rembang Tahun 2005-2025 yaitu “REMBANG
MAJU, MANDIRI dan SEJAHTERA”. Makna kata SEJAHTERA dalam visi
jangka panjang adalah sejahtera dalam jasmani dan rohani. Sejahtera dalam
kebutuhan jasmani ini dimaksudkan bahwa seluruh masyarakat Kabupaten
Rembang mampu memenuhi kebutuhan dasarnya meliputi sandang, pangan,
papan dan tingkat pendidikan yang memadai. Kondisi ini terindikasikan oleh
tingginya pendapatan per kapita; tingginya Angka Partisipasi Pendidikan di
segala jenjang pendidikan; menurunnya jumlah penduduk miskin; tingginya
persentase keluarga dengan perumahan layak; meningkatnya kesejahteraan
dan perlindungan anak; dan meningkatnya perlindungan dan kesejateraan
sosial. Kondisi masyarakat yang sejahtera juga ditandai oleh terciptanya kondisi
aman, tenteram, tertib dan damai. Sejahtera dalam kebutuhan rohani
mengandung makna kehidupan masyarakat yang agamis, yaitu terwujudnya
masyarakat yang beriman, bertaqwa dalam menjalankan ibadah yang
dianutnya, berilmu dan beraklak mulia dan rukun diantara sesama pemeluk
agama serta memiliki toleransi yang tinggi dalam kehidupan masyarakat yang
harmonis.
Dengan demikian kondisi masyarakat sejahtera yang ingin dicapai
dalam RPJMD Tahun 2016-2021 ini adalah masyarakat sejahtera yang memiliki
ciri ciri sebagaimana dimaksud dalam dokumen RPJPD Kabupaten Rembang
Tahun 2005-2025.
Berangkat dari pemahaman diatas, maka untuk mencapai Visi
Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 tersebut, akan ditempuh melalui tujuh
(7) misi pembangunan Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemerintahan yang cepat tanggap, transparan,
partisipatif dan berkeadilan sesuai prinsip pemerintahan yang
amanah.
2. Membangun kemandirian ekonomi dan upaya penanggulangan
kemiskinan berbasis sumberdaya daerah, maupun pemberdayaan
masyarakat, serta terjaminnya kelestarian lingkungan hidup.
3. Meningkatkan investasi serta mengembangkan pariwisata dan
ekonomi kreatif.
4. Melanjutkan pembangunan infrastruktur yang merata dan berkualitas
serta berdimensi kewilayahan.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, termasuk pendidikan
keagamaan.
6. Menciptakan stabilitas politik, pemerintahan, sosial, dan
mengembangkan budaya lokal serta meningkatkan upaya
pengendalian penduduk dan tertib administrasi kependudukan.
7. Mewujudkan kedaulatan pangan dan kapasitas ekonomi rumah
tangga berbasis pertanian dan perikanan.
Berkaitan dengan visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten
Rembang tersebut, maka Bappeda sebagai salah satu Perangkat Daerah di
lingkup Pemerintah Kabupaten Rembang, dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya untuk menyusun kebijakan perencanaan pembangunan daerah,
penelitian dan pengembangan, memiliki peran penting mendukung pencapaian
visi dan seluruh misi pembangunan Kabupaten Rembang selama lima tahun ke
depan.
Faktor-faktor pendorong yang dapat meningkatkan kinerja pelayanan
Bappeda dalam upaya mendukung kinerja program pembangunan untuk
pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Rembang antara lain :
a) Lembaga strategis perencanaan yang memiliki kewenangan koordinatif;
b) Terjadinya hubungan yang harmonis dengan SKPD lain dan juga dengan
para pemangku kepentingan (stakeholders);
c) Kondisi stabilitas keamanan dan politik yang kondusif di Kabupaten
Rembang dan sistem birokrasi yang sudah tertata dengan baik;
d) Tersedianya potensi daerah (SDA) yang belum dimanfaatkan secara
optimal;
e) Penerapan otonomi daerah yang memberikan kesempatan berprakarsa
seluas-luasnya bagi daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan;
Sedangkan faktor-faktor yang dapat menghambat kinerja pelayanan
Bappeda dalam mendukung kinerja program pembangunan untuk pencapaian
visi dan misi pembangunan Kabupaten Rembang antara lain:
a) Keterbatasan SDM yang memiliki latar belakang pendidikan perencanaan,
serta minimnya tenaga fungsional perencana dan peneliti yang
bersertifikasi;
b) Belum optimalnya koordinasi internal antar bidang;
c) Masih adanya pelaksanaan beban kerja yang tidak sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi bidang/sub bidang;
d) Belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk mendukung
tercapainya reformasi birokrasi;
e) Belum optimalnya ketersediaan, validitas, pemanfaatan, pengelolaan dan
pengintegrasian data (spasial, sektoral dan statistik) berbasis Teknologi
Informasi (TI) yang tersusun secara sistematis dan akurat;
f) Sistem aplikasi perencanaan yang belum terintegrasi dengan sistem
penganggaran dan sistem pengendalian, monitoring dan evaluasi;
g) Belum optimalnya pengelolaan sistem database dan belum akurat-nya
hasil monitoring dan evaluasi program/kegiatan pembangunan sebagai
dasar penyusunan perencanaan yang akan datang;
h) Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan yang mengakibatkan
kurang efektifnya proses perencanaan;
i) Belum optimalnya koordinasi dan sinkronisasi proses perencanaan
pembangunan sektoral dan kewilayahan.
3.3. Telaahan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam
menghadapi tantangan perubahan paradigma pencapaian tata pemerintahan
yang baik (good governance) perlu berpacu untuk menangkap adanya peluang
yang timbul dari adanya tantangan tersebut. Dengan semakin meningkatnya
tuntutan dan harapan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih, dan tuntutan mampu bersaing di bidang perencanaan daerah dan
statistik, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Tengah harus terus menerus melakukan perubahan ke arah perbaikan kinerja
yang berkelanjutan. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang
terencana, konsisten dan inklusif sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas
kinerja yang berorientasi pada tercapainya keseimbangan antara output dengan
outcome dan dalam hal ini perencanaan program pembangunan daerah telah
tertuang didalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 -2023.
Berkaitan dengan visi dan misi pembangunan daerah Jawa Tengah yang
tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023, maka
Bappeda sebagai salah satu OPD di lingkup Pemerintahan Provinsi Jawa
Tengah, dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya untuk menyusun
kebijakan perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan daerah,
memiliki peran penting mendukung pencapaian visi dan seluruh misi
pembangunan Jawa Tengah selama lima tahun ke depan. Namun demikian,
dukungan Bappeda lebih dititikberatkan pada pencapaian misi kedua Gubernur
dan Wakil Gubernur Jawa Tengah yaitu “Memperluas reformasi birokrasi
melalui penguatan koordinasi dengan pemerintah Kabupaen/Kota”.
Dengan berpedoman pada RPJMD maka Bappeda sesuai tugas dan
fungsinya bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program-program yang
berkontribusi dalam menunjang keberhasilan mewujudkan target capaian
program prioritas. Dalam pelaksanaan program Bappeda tentunya terdapat
faktor penghambat dan pendorong dalam urusan pelayanan Bappeda. Faktor-
faktor pendorong yang dapat meningkatkan kinerja pelayanan Bappeda dalam
upaya mendukung kinerja program pembangunan untuk pencapaian visi dan
misi pembangunan Jawa Tengah antara lain:
1. Ketersediaan SDM (fungsional perencana & peneliti)
2. Sarana & Prasarana yang cukup memadai
3. Komitmen pejabat struktural terhadap standar operasional prosedur dan
tata kerja
4. Hubungan tata kerja antar ASN yang harmonis
Sedangkan faktor-faktor yang dapat menghambat kinerja pelayanan
Bappeda dalam mendukung kinerja program pembangunan untuk pencapaian
visi dan misi pembangunan Jawa Tengah antara lain:
1. Kualitas & kompetensi SDM
2. Kurangnya koordinasi internal, dengan kabupaten/kota dan pusat
3. Data yang belum sesuai dengan kebutuhan perencanaan pembangunan
(akurat, valid)
4. Kurangnya koordinasi dalam upaya mengoptimalkan penelitian untuk
kebutuhan perencanaan.
Dalam mendukung pencapaian Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2018-2023, Renstra Bappeda Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021
memiliki kontribusi yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat pada salah satu
sasaran pelaksanaan Renstra Bappeda Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021
yaitu meningkatnya kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah.
Dengan sasaran tersebut, secara langsung maupun tidak langsung peningkatan
kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah yang disusun oleh
Bappeda Kabupaten Rembang akan berdampak pada penyusunan perencanaan
pembangunan nasional.
Secara posisi capaian kinerja Renstra Bappeda Kabupaten Rembang
terhadap sasaran Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014-2019
adalah sama. Hal ini disebabkan karena capaian kinerja yang telah dicapai
dalam pelaksanaan Renstra Bappeda Kabupaten Rembang saling mendukung
keseluruhan tercapainya sasaran Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2018-2023. Sebagaimana diketahui bahwa sasaran yang terdapat dalam
Renstra Bappeda Kabupaten Rembang memiliki kesamaan yang mendekati
dengan sasaran Renstra Bappeda Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Sesuai dengan amanat Pasal 25 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, penyusunan RTRW kabupaten mengacu pada :
rencana tata ruang wilayah nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi;
pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan rencana
pembangunan jangka panjang daerah.
Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan produk perencanaan ruang
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
ruang, sehingga segala bentuk perencanaan pembangunan harus mengacu
pada rencana tata ruang yang berlaku. Kabupaten Rembang telah menetapkan
Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Rembang Tahun 2011-2031. Penyusunan rencana tata ruang wilayah
kabupaten harus memperhatikan : perkembangan permasalahan provinsi dan
hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten; upaya pemerataan
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten; keselarasan aspirasi
pembangunan kabupaten; daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
rencana pembangunan jangka panjang daerah; rencana tata ruang wilayah
kabupaten yang berbatasan; dan rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten Rembang memuat : tujuan,
kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; rencana struktur
ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang
terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah
kabupaten; rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan
lindung kabupaten dan kawasan budi daya kabupaten; penetapan kawasan
strategis kabupaten; arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi ketentuan
umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan
disinsentif; hak, kewajiban dan peran masyarakat; serta arahan sanksi.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi pedoman untuk
penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah; penyusunan
rencana pembangunan jangka menengah daerah; pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten; mewujudkan
keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor; penetapan lokasi dan
fungsi ruang untuk investasi; dan penataan ruang kawasan strategis
kabupaten. Oleh karena itu, RTRW disusun dengan memperhatikan dinamika
pembangunan yang berkembang, antara lain, tantangan globalisasi, otonomi
dan aspirasi daerah, keseimbangan perkembangan antara kawasan, kondisi
fisik wilayah yang rentan terhadap bencana, dampak pemanasan global,
pengembangan potensi kelautan dan pesisir, pemanfaatan ruang kota pantai,
penanganan kawasan perbatasan daerah, dan peran teknologi dalam
memanfaatkan ruang. Untuk mengantisipasi dinamika pembangunan tersebut,
upaya pembangunan daerah juga harus ditingkatkan melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih baik agar
seluruh pikiran dan sumber daya dapat diarahkan secara berhasil guna dan
berdaya guna. Salah satu hal penting yang dibutuhkan untuk mencapai
maksud tersebut adalah peningkatan keterpaduan dan keserasian
pembangunan di segala bidang pembangunan yang secara spasial dirumuskan
dalam RTRW. RTRW merupakan acuan pemanfaatan ruang yang masih bersifat
umum, sehingga diperlukan dokumen rencana tata ruang yang lebih
operasional, terutama untuk arahan peraturan zonasi sistem kabupaten dan
rencana tata ruang (RTR) kawasan strategis kabupaten. Dalam perumusan
kebijakan teknis perencanaan tata ruang, Bappeda sebagai Sekretariat dan
Ketua Pokja Perencanaan BKPRD Kabupaten Rembang, melakukan kegiatan
koordinasi dengan SKPD terkait (anggota BKPRD) dalam penyusunan program
dan penyusunan dokumen rencana tata ruang. Selain itu Bappeda juga
berkewajiban memfasilitasi dan mengkoordinasi, serta mendukung program-
program perwujudan rencana sebagaimana diatur dalam Lampiran II tentang
Indikasi Program, baik perwujudan rencana struktur (jaringan tran-sportasi,
sumber daya air, energi, dan lain-lain), perwujudan rencana pola ruang
(kawasan lindung dan budidaya), dan pengembangan kawasan strategis
kabupaten. Program-program yang memerlukan dukungan Bappeda secara
langsung antara lain: Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan serta
Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan
Cagar Budaya; Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi serta Pengendalian dan
Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana; Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi
Kawasan serta Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Hutan Rakyat;
Pengembangan Agropolitan; Pengembangan Kawasan Pariwisata; Pengendalian
dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan;
Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis kabupaten.
KLHS Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 dilakukan bersamaan
dengan Renstra Perangkat Daerah, sehingga hasil penapisan dari KLHS
Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 digunakan sebagai dasar untuk
menentukan program dan kegiatan dalam Renstra SKPD serta merumuskan
mitigasi atau alternatif program berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan. Dari hasil penapisan yang dilakukan terhadap program prioritas
dalam dokumen RPJMD Perubahan Tahun 2016-2021 yang memiliki
keterkaitan dengan isu strategis, maka terpilih program prioritas yang memiliki
pengaruh terhadap isu-isu strategis, sedangkan pada Urusan penunjang
pemerintahan Perencanaan Pembangunan dinilai tidak mempunyai pengaruh/
dampak terhadap isu strategis sehingga tidak perlu untuk merumuskan
mitigasi atau alternatif program berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan.
3.6. Penentuan Isu-isu Strategis
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Bappeda adalah kondisi
atau hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan di masa depan. Suatu kondisi atau kejadian yang
menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar atau apabila tidak dimanfaatkan
akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada
masyarakat dalam jangka panjang.
Isu strategis diperoleh dari analisis internal berupa identifikasi
permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang
menciptakan peluang dan tantangan pada lima tahun mendatang. Berdasarkan
identifikasi permasalahan serta memperhatikan analisis terkait dengan
tantangan dan peluang, faktor pendorong dan penghambat, serta hal-hal
yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan di Kabupaten Rembang
dalam periode jangka menengah. Rumusan isu strategis Renstra Bappeda
Kabuupaten Rembang Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya Kualitas Perencanaan Pembangunan;
2. Rendahnya Pemanfaatan Hasil Kelitbangan Untuk Proses Penyusunan
Kebijakan.
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappeda Kabupaten Rembang
Dalam rangka mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Kepala Daerah
Tahun 2016-2021, BAPPEDA Kabupaten Rembang perlu menetapkan tujuan
dan sasaran dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Tujuan
merupakan suatu kondisi yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu)
sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ini ditetapkan dengan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi Kepala Daerah, serta didasarkan pada isu-
isu strategis dan analisis lingkungan. Tujuan ini dirumuskan untuk
memberikan arah dalam setiap penyusunan perencanaan pembangunan
yang dilakukan oleh BAPPEDA Kabupaten Rembang.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata, spesifik,
terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan, dalam kurun
waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan.
A. Tujuan
Tujuan jangka menengah yang akan dicapai oleh BAPPEDA
Kabupaten Rembang dalam rangka pencapaian visi dan misi Kepala
Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021, adalah :
Meningkatkan kualitas perencanaan dan kelitbangan.
Tujuan tersebut selaras dengan tujuan yang melekat dalam misi
pertama RJPMD Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 yaitu
mewujudkan good governance.
Tujuan sebagaimana tersebut berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi
Bappeda seperti yang tertuang dalam Peraturan Bupati Rembang Nomor
Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dalam hal ini Bappeda Kabupaten Rembang diharapkan menjadi
koordinator yang mampu menghasilkan perencanaan pembangunan yang
baik melalui penelitian dan pengembangan yang selaras dengan RPJMD
dan konsisten menerapkan hasil-hasil perencanaan, penelitian dan
pengembangan dengan pelaksanaannya melalui pengendalian dan
evaluasi yang tertib dan berkesinambungan, sehingga visi dan misi
pemerintah Kabupaten Rembang dapat tercapai.
B. Sasaran
Adapun untuk mencapai tujuan tersebut Bappeda Kabupaten
Rembang menetapkan sasaran jangka menengah yang akan dicapai oleh
Bappaeda dalam rangka pencapaian tujuan Bappeda selama tahun 2016-
2021, dijabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang.
Tujuan dan sasaran jangka menengah Pelayanan Bappeda Kabupaten
Rembang tahun 2016 – 2021, dapat dijabarkan sebagaimana pada Tabel
4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Pelayanan BAPPEDA Kabupaten Rembang
Tahun 2016-2021
NO TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN /
SASARAN
KINERJA TUJUAN / SASARAN
REALISASI TARGET
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 7) (8) (9) (10)
Misi I : “Mewujudkan pemerintahan yang cepat tanggap, transparan, partisipatif dan berkeadilan sesuai
prinsip pemerintahan yang amanah”
1 Meningkatkan
kualitas
perencanaan
dan
kelitbangan
Indeks Kualitas
Perencanaan na na na na 7 7,5
Persentase
pertumbuhan hasil
kelitbangan
na na na na 15 20
1. Meningkatnya
kualitas
perencanaan
pembangunan
Daerah
Persentase
program RKPD
selaras dengan
RPJMD
80
83
87,19
85 90 100
2. Meningkatnya
pemanfaatan
hasil litbang
Persentase
pemanfaatan hasil
litbang dalam
perencanaan
pembangunan
daerah
na na na na 15 20
Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran Bappeda
adalah:
a. Partisipasi.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa
adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah
menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Penempatan masyarakat
sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat
akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan.
partisipasi para pelaku pembangunan (Stakeholders) di dalam proses
perencanaan sangat mempengaruhi arah kebijakan perencanaan
yang dihasilkan. Semakin intensifnya peran pelaku pembangunan di
dalam proses perencanaan, output perencanaan yang dihasilkan
akan semakin menggambarkan kebutuhan riil masyarakat;
b. Sumber Daya Manusia.
perencana yang baik harus memiliki pengetahuan yang cukup dan visi
yang jelas, sehingga kualitas perencanaan yang dihasilkan bisa dijadikan
acuan pembangunan secara umum.
c. Data
kegiatan perencanaan harus berdasarkan data yang lengkap dan
akurat, oleh karena itu peran data di dalam kegiatan perencanaan
merupakan hal yang penting;
d. Dana
kegiatan perencanaan memerlukan biaya untuk pelaksanaan proses
perencanaan mulai dari penjaringan aspirasi dari seluruh pelaku
pembangunan sampai pada perumusan kebijakan;
e. Sarana
sarana yang tersedia akan menunjang dalam peningkatan kualitas
perencanaan.
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan merupakan cara dan arah tindakan yang diambil
oleh Bappeda Kabupaten Rembang guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
Strategi dan arah kebijakan Bappeda Kabupaten Rembang dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Tabel 5.1.
Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
Bappeda Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021
Tujuan Sasaran Strategi
Arah Kebijakan
(1) (2) (3)
Meningkatkan
kualitas
perencanaan
dan
kelitbangan
Meningkatnya kualitas
perencanaan
pembangunan Daerah
Peningkatan
perencanaan
pembangunan daerah
melalui penguatan
koordinasi antar
berbagai sektor
pembangunan meliputi
bidang pemerintahan
dan kesejahteraan
Rakyat, ekonomi,
infrastruktur
pengembangan wilayah
maupun tatakelola
pemerintahan
1. Meningkatkan efektifitas dalam
penyusunan dokumen
perencanaan maupun dalam
pentahapan proses
perencanaan dan penganggaran
Meningkatnya
pemanfaatan hasil
litbang
Peningkatan kualitas
dan pemantapan
implementasi
kelitbangan iptekin serta
penguatan dan
penciptaan inovasi
dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah
2. Sinkronisasi penelitian dan
pengembangan dalam
perencanaan pembangunan
aerah
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Sebagai perwujudan dari beberapa strategi dan arah kebijakan dalam
rangka mencapai tujuan strategis, maka langkah operasionalnya harus
dituangkan ke dalam program dan kegiatan indikatif yang mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan tugas dan fungsi Bappeda Kabupaten Rembang.
Adapun rincian program dan kegiatan yang mendukung fungsi
penunjang urusan Pemerintahan utamanya perencanaan pembangunan serta
penelitian dan pengembangan tahun 2020 – 2021 adalah sebagai berikut :
I. Program Manajemen Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan
Keuangan Perangkat Daerah
1. Peningkatan Manajemen Administrasi Pelayanan Umum
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur
4. Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Keuangan
II. Program Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
1. Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah
2. Penyusunan Dokumen Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
III. Program Peningkatan Keterbukaan Informasi Publik
1. Pengelolaan Keterbukaan Informasi Publik
IV. Program Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah
1. Penyusunan Dokumen Perencanaan Daerah
2. Penyusunan Dokumen Evaluasi Perencanaan Daerah
V. Program Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
1. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan
Infrastruktur Wilayah, Perumahan dan Kawasan Permukiman
2. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan
Pengembangan Wilayah, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
VI. Program Perencanaan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
1. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Pemerintahan dan
Kependudukan
2. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Kesejahteraan Rakyat
VII. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
1. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Rumpun Ekonomi
VIII. Program Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan IPTEK
1. Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Indutri
(IPTEKIN)
2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Indutri (IPTEKIN)
Tabel 6.1
Realisasi, Penetapan Program Prioritas dan Pendanaan
Tahun 2016-2019
NO
URUSAN DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM
(OUTCOME)
Satu
an
KONDISI KINERJA
PADA AWAL RPJMD
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Realisasi 2016 Realisasi 2017 Realisasi 2018 Penetapan 2019
2015 TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Urusan Umum
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
915.000.000
828.286.126 1.017.671.000
Persentase
pemenuhan
layanan
administrasi
perkantoran
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
3.475.000.000
204.941.000 538.317.577
Persentase
sarana dan
prasarana
aparatur dalam
kondisi baik
% 60 60 60 65 65 70 70 75
Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
50.000.000
14.999.900 595.600.000
Persentase
pengelolaan
kepegawaian
yang
dilaksanakan
tepat waktu
% 70 70 70 75 75 80 80 85
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
90.000.000
69.998.950 399.000.000
Persentase
pelaporan
capaian kinerja
% 75 75 75 80 80 85 85 90
NO
URUSAN DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM
(OUTCOME)
Satu
an
KONDISI KINERJA
PADA AWAL RPJMD
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Realisasi 2016 Realisasi 2017 Realisasi 2018 Penetapan 2019
2015 TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
dan keuangan
dilaksanakan
tepat waktu
Program Peningkatan Disiplin
Aparatur 0 0 0
2.000.000
Persentase
kehadiran ASN
tepat waktu
70 70 75 77 80
Program Pemeliharaan Barang
Milik Daerah 0 0 0 17.000.000
Persentase
Barang
Inventarisasi
dalam kondisi
baik
% 80 80 80 82 82 85 85 87
2 Urusan Perencanaan
Pembangunan
6,801,792,800 8.049.220.089 5,056,955,202
3,361,204,891
5,756,100,000
Program Pengembangan data
dan informasi perencanaan
pembangunan
547.321.620 312,451,650
219,289,725
384,000,000
Tersusunnya
Sistem
informasi
Perencanaan
Pembangunan
terpadu
% 60 65 80 70 100 75 100
80
Program Penelitian dan
pengembangan serta penerapan
iptek
385.326.414 287,126,290
398,449,762
793,000,000
persentase
pemanfaatan
hasil
penelitian/inov
asi
% 50 55 55 60 65 65 70 70
Program Perencanaan 2.468.477.068 1,742,883,740 1,496,918,349 1,212,500,000
NO
URUSAN DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM
(OUTCOME)
Satu
an
KONDISI KINERJA
PADA AWAL RPJMD
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Realisasi 2016 Realisasi 2017 Realisasi 2018 Penetapan 2019
2015 TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
pembangunan daerah
Persentase
Program
RPJMD yang
dijabarkan
dalam RKPD
tiap tahunnya
% 70 75 80 80 117 85 90 90
persentase
pelaksanaan
dokumen
perencanaan
yang
partisipastif
dan akuntabel
% 75 78 80 80 80 82 85 85
Program Perencanaan
pembangunan ekonomi
1.969.083.633 526,640,560 310,589,188 565,000,000
persentase
pemanfaatan
dokumen
perencanaan
pembangunan
bidang
ekonomi
% 75 78 80 80 80 82
85
85
Program Perencanaan
pembangunan sosial budaya
671.016.290 449,438,000 458,978,300 705,000,000
persentase
pemanfaatan
dokumen
perencanaan
pembangunan
bidang sosbud
% 75 78 75 80 80 82 85 85
Program Kerjasama
Pembangunan
911.059.898 536,672,300 355,797,775 244,100,000
Persentase
peningkatan
jumlah
% 30 35 38 40 40 45 45 50
NO
URUSAN DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM
(OUTCOME)
Satu
an
KONDISI KINERJA
PADA AWAL RPJMD
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Realisasi 2016 Realisasi 2017 Realisasi 2018 Penetapan 2019
2015 TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
kemitraan
dengan swasta
dalam
pembangunan
persentase
nota
kesepahaman
kerjasama
yang
ditindaklanjuti
% 77 80 80 83 100 86 100 90
Program Pengembangan wilayah
perbatasan
0 0 0
persentase
penyelesaian
masalah
wilayah
perbatasan
% 50 55 70 60 80 65 100 70
Program Perencanaan
pengembangan wilayah strategis
dan cepat tumbuh
55.435.645 0 0 0
persentase
pemanfaatan
dokumen
perencanaan
pengembangan
wilayah
strategis dan
cepat tumbuh
% 70 73 80 75 90 77 100 80
Program Perencanaan Prasarana
Wilayah dan Sumber Daya Alam
607.081.869 707,494,472 59,827,549 610,000,000
persentase
pemanfaatan
dokumen
perencanaan
prasarana
wilayah dan
% 75 78 80 80 90 82 90 85
NO
URUSAN DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM
(OUTCOME)
Satu
an
KONDISI KINERJA
PADA AWAL RPJMD
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Realisasi 2016 Realisasi 2017 Realisasi 2018 Penetapan 2019
2015 TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SDA
Program Perencanaan
Pembangunan Daerah Rawan
Bencana
0 0 20,000,000
persentase
pemanfaatan
dokumen
perencanaan
daerah rawan
bencana
% 50 65 50 70 60 75 70 80
Program Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah
0 20,000,000 56,152,162 500,000,000
persentase
aparatur
perencana
bersertifikat
kompetensi
% 80 82 2 85 60 87 100 90 93
Program Perencanaan Tata
Ruang
0 0 0 20,000,000
persentase
pemanfaatan
dokumen
perencanaan
tata ruang
% 80 80 100 83 100 87 100 93
Program Pemanfaatan Ruang 24.625.000 0 0 20,000,000
persentase
pemanfaatan
data survey
dan
pemetaaaan
tata ruang
% 75 80 100 83 100 87 100 93 0
Program Perencanaan
Pemanfaatan dan Pengendalian
Tata Ruang
385.167.652 494,248,190 398,449,762 72,500,000
NO
URUSAN DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM
(OUTCOME)
Satu
an
KONDISI KINERJA
PADA AWAL RPJMD
CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Realisasi 2016 Realisasi 2017 Realisasi 2018 Penetapan 2019
2015 TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET CAPAIAN Rp TARGET Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
persentase
pemanfaatan
rekomendasi
pemanfaatan
ruang
% 75 80 100 83 100 87 100 93 0
Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan Pengairan
lainnya
24.625.000 0 0 50,000,000
persentase
pemanfaatan
dokumen
perencanaan
Jaringan
Irigasi, Rawa
dan Jaringan
Pengairan
lainnya
% 75 80 70 83 75 87 80 93
Program Pengendalian dan
evaluasi perencanaan
pembangunan
0 177,429,792 480,000,000
Persentase
kesesuaian
usulan
masyarakat
dengan
dokumen
perencanaan.
% 50 55 80 60 60 65 65 70
Persentase
tindak lanjut
hasil monev
% 75 80 100 83 83 87 87 0 93 0
Tabel 6.2
Target Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Perangkat Daerah Bappeda Kabupaten Rembang
Tahun 2020-2021
No Urusan/Program
Kegiatan
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran
Program (Outcome)
Kegiatan (Output)
Satuan
Target Capaian Program dan
Kerangka Pendanaan
Kondisi kinerja
Pada Akhir
Periode Renstra
PD 2020 2021
Tgt Rp. (000) Tgt Rp.
(000) Tgt
Rp.
(000)
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Urusan Perencanaan
Pembangunan
Program Perencanaan
dan pengendalian
pembangunan daerah
Rp 3.700.000 4.000.000 7.700.000
Persentase dokumen
perencanaan yang
ditetapkan tepat waktu
% 100 100 100
Persentase perangkat
daerah yang
menyampaian dokumen
perencanaan tepat
waktu
% 90 95 95
Persentase kesesuaian
capaian kinerja daerah
% 65 70 70
Penyusunan Dokumen
Perencanaan Daerah
Jumlah dokumen
perencanaan daerah
dok 5 2.5000.000 5 2.500.000 5 5.000.000
Jumlah PD yang telah
menyampaikan
dokumen perencanaan
PD 40 40 40
No Urusan/Program
Kegiatan
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran
Program (Outcome)
Kegiatan (Output)
Satuan
Target Capaian Program dan
Kerangka Pendanaan
Kondisi kinerja
Pada Akhir
Periode Renstra
PD 2020 2021
Tgt Rp. (000) Tgt Rp.
(000) Tgt
Rp.
(000)
Penyusunan Dokumen
Evaluasi Perencanaan
Daerah
Jumlah dokumen
Evaluasi perencanaan
Daerah
dok 5 1.200.000 5 1.500.000 5 2.700.000
Program Perencanaan
infrastruktur dan
pengembangan
wilayah
1.750.000 1.800.000 3.550.000
Persentase tingkat
keselarasan RKPD
terhadap RPJMD rumpun
infrastruktur dan
pengembangan wilayah
% 70 75 75
Persentase tingkat
keselarasan Renja
terhadap Renstra
rumpun infrastruktur
dan pengembangan
wilayah
% 70 75 75
Penyusunan dokumen
perencanaan dan
evaluasi pembangunan
infrastruktur,
perumahan dan
kawasan permukiman
Jumlah dokumen
perencanaan dan
evaluasi pembangunan
infrastruktur,
perumahan dan
kawasan permukiman
dok 2 1.250.000 2 1.250.000 2 2.500.000
No Urusan/Program
Kegiatan
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran
Program (Outcome)
Kegiatan (Output)
Satuan
Target Capaian Program dan
Kerangka Pendanaan
Kondisi kinerja
Pada Akhir
Periode Renstra
PD 2020 2021
Tgt Rp. (000) Tgt Rp.
(000) Tgt
Rp.
(000)
Penyusunan dokumen
perencanaan dan
evaluasi
Pengembangan
wilayah, Sumber daya
alam dan Lingkungan
Hidup
Jumlah dokumen
perencanaan dan
evaluasi Pengembangan
wilayah, Sumber daya
alam dan Lingkungan
Hidup
dok 2 500.000 2 550.000 2 1.050.000
Program Perencanaan
pemerintahan dan
kesejahteraan rakyat
1.750.000 1.800.000 3.550.000
Persentase tingkat
keselarasan RKPD
terhadap RPJMD
rumpung Pemerintahan
dan Kesejahteraan
Rakyat
% 70 75 75
Persentase tingkat
keselarasan Renja
terhadap Renstra
Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat
% 70 75 75
Penyusunan dokumen
perencanaan dan
evaluasi pemerintahan
dan kependudukan
Jumlah dokumen
perencanaan dan
Evaluasi pemerintahan
dan kependudukan
dok 7 750.000 7 800.000 7 1.550.000
No Urusan/Program
Kegiatan
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran
Program (Outcome)
Kegiatan (Output)
Satuan
Target Capaian Program dan
Kerangka Pendanaan
Kondisi kinerja
Pada Akhir
Periode Renstra
PD 2020 2021
Tgt Rp. (000) Tgt Rp.
(000) Tgt
Rp.
(000)
Penyusunan dokumen
perencanaan dan
evaluasi Kesejahteraan
Rakyat
Jumlah dokumen
perencanaan dan
evaluasi Kesejahteraan
Rakyat
Dok 8 1.000.000 8 1.000.000 8 2.000.000
Program Perencanaan
pembangunan
ekonomi
1.250.000 1.300.000 2.550.000
Persentase tingkat
keselarasan RKPD
terhadap RPJMD
rumpun Ekonomi
% 70 75 75
Persentase tingkat
keselarasan Renja
terhadap Renstra
rumpun Ekonomi
% 70 75 75
Penyusunan dokumen
perencanaan dan
evaluasi Bidang
Ekonomi
jumlah dokumen
perencanaan dan
evaluasi rumpun
ekonomi
dok 3 1.250.000 3 1.300.000 3 2.550.000
2 Urusan Penelitian
dan Pengembangan
Program Penelitian
dan pengembangan
serta penerapan
1.500.000 1.550.000 3.050.000
No Urusan/Program
Kegiatan
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran
Program (Outcome)
Kegiatan (Output)
Satuan
Target Capaian Program dan
Kerangka Pendanaan
Kondisi kinerja
Pada Akhir
Periode Renstra
PD 2020 2021
Tgt Rp. (000) Tgt Rp.
(000) Tgt
Rp.
(000)
Iptek
Persentase hasil
kelitbangan yang
dimanfaatkan
% 20 25 25
Persentase pertumbuhan
inovasi
% 20 20 20
Penelitian dan
Pengkajian Ilmu
Pengetahuan Teknologi
dan Industri (IPTEKIN)
Jumlah hasil penelitian
dan pengkajian Iptekin
buah 50 500.000 100 550.000 100 1.050.000
Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Teknologi
dan Industri (IPTEKIN)
jumlah pengembangan
Iptekin
buah 25 1.000.000 50 1.000.000 50 2.000.000
3 Urusan Umum
Perencanaan dan
Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
245.000 250.000 495.000
% Keselarasan
perencanaan terhadap
capaian kinerja
Perangkat Daerah
% 65 70 70
Penyusunan Dokumen
Perencanaan Perangkat
Daerah
Jumlah dokumen
Perencanaan Perangkat
Daerah yang disusun
dok 2 175.000 3 175.000 3 350.000
No Urusan/Program
Kegiatan
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran
Program (Outcome)
Kegiatan (Output)
Satuan
Target Capaian Program dan
Kerangka Pendanaan
Kondisi kinerja
Pada Akhir
Periode Renstra
PD 2020 2021
Tgt Rp. (000) Tgt Rp.
(000) Tgt
Rp.
(000)
Penyusunan Dokumen
Evaluasi Kinerja
Perangkat daerah
Jumlah Dokumen
Laporan kinerja yang
disusun
dok 2 75.000 2 75.000 2 150.000
Peningkatan
Keterbukaan
Informasi Publik
250.000 250.000 500.000
% Informasi yang
disampaikan ke publik
% 90 95 95
Pengelolaan
keterbukaan informasi
publik
Jumlah informasi yang
disampaikan ke publik
infomr
asi
2 250.000 2 250.000 2 500.000
Manajemen
Administrasi
Pelayanan Umum,
kepegawaian dan
Keuangan Perangkat
Daerah
2.100.000 2.100.000
% ketercapaian
pelayanan umum
% 90 95 95
% ketercukupan sarana
prasarana aparatur
% 90 95 95
No Urusan/Program
Kegiatan
Indikator Kinerja
Tujuan, Sasaran
Program (Outcome)
Kegiatan (Output)
Satuan
Target Capaian Program dan
Kerangka Pendanaan
Kondisi kinerja
Pada Akhir
Periode Renstra
PD 2020 2021
Tgt Rp. (000) Tgt Rp.
(000) Tgt
Rp.
(000)
% pemenuhan
pelayanan kepegawaian
% 90 95 95
% pemenuhan
pelayanan keuangan
% 90 95 95
Peningkatan
manajemen
administrasi pelayanan
umum
% pemenuhan
pelayanan administrasi
perkantoran
% 100 340.000 100 340.000 100
Peningkatan sarana
dan prasarana
aparatur
Jumlah dokumen
pengelolaan BMD yang
dikelola dengan baik
dok 2 1.100.000 2 1.100.000 2
Peningkatan kualitas
sumber daya aparatur
Jumlah dokumen
manajemen kepegawaian
yang dikelola dengan
baik
dok 4 300.000 4 300.000 4
Peningkatan dan
pengembangan sistem
pelaporan keuangan
Jumlah Dokumen
pelaporan keuangan
dengan kualitas baik
dok 3 360.000 3 360.000 3
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Indikator kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuan dan
sasarannya. Biasanya, indikator kinerja akan memberikan rambu atau sinyal
mengenai apakah kegiatan atau sasaran yang diukurnya telah berhasil
dilaksanakan atau dicapai sesuai dengan yang direncanakan. Indikator kinerja
yang baik akan menghasilkan informasi kinerja yang memberikan indikasi yang
lebih baik dan lebih menggambarkan mengenai kinerja organisasi. Selanjutnya
apabila didukung dengan suatu sistem pengumpulan dan pengolah data kinerja
yang memadai maka kondisi ini akan dapat membimbing dan mengarahkan
organisasi pada hasil pengukuran yang handal (reliable) mengenai hasil apa saja
yang telah diperoleh selama periode aktivitasnya. Lebih jauh lagi, indikator
kinerja tidak hanya digunakan pada saat menyusun laporan pertangung-
jawaban. Indikator kinerja juga merupakan komponen yang sangat krusial
pada saat merencanakan kinerja.
Dengan adanya indikator kinerja, perencanaan sudah mempersiapkan
alat ukur yang akan digunakan untuk menentukan apakah rencana yang
ditetapkan telah dapat dicapai. Penetapan indikator kinerja pada saat
merencanakan kinerja akan lebih meningkatkan kualitas perencanaan dengan
menghindari penetapan-penetapan sasaran yang sulit untuk diukur dan
dibuktikan secara objektif keberhasilannya.
Pada bab ini akan ditampilkan Indikator Kinerja Bappeda Kabupaten
Rembang yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator kinerja ini
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD. Indikator kinerja ini didapatkan dengan mengidentifikasi
bidang pelayanan dalam tugas dan fungsi Bappeda yang berkontribusi
langsung pada pencapaian tujuan dan sasaran dalam RPJMD.
Tabel 7.1.
Indikator Kinerja Utama Bappeda Kab. Rembang
Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Tahun 2016-2019
No Indikator Satuan
Kondisi
Kinerja
Pada Awal
Periode
RPJMD
Target Capaian Setiap
Tahun
Kondisi
Kinerja
Pada
Akhir
Periode
RPJMD 2016 2017 2018 2019
1 Persentase Pemanfaatan Dokumen
Perencanaan
% 65 70 75 80 80
2 Persentase Penjabaran Program
RPJMD kedalam RKPD
% 75 80 85 90 90
3 Persentase Hasil Penelitian dan
Inovasi yang mendukung
Pembangunan Daerah
% 55 60 65 70 70
Tabel 7.2.
Indikator Kinerja Bappeda Kabupaten Rembang
Tahun 2016-2019
No Indikator Satuan Target Renstra Tahun
2016 2017 2018 2019
1 Tersusunnya Sistem Informasi
Perencanaan Pembangunan Terpadu
% 65 70 75 80
2 persentase pemanfaatan hasil
penelitian/inovasi
% 55 60 65 70
3 Persentase Program RPJMD yang
dijabarkan dalam RKPD tiap tahunnya
% 75 80 85 90
4 persentase pelaksanaan dokumen
perencanaan yang partisipastif dan
akuntabel
% 78 80 82 85
5 persentase pemanfaatan dokumen
perencanaan pembangunan bidang
ekonomi
% 78 80 82 85
6 persentase pemanfaatan dokumen
perencanaan pembangunan bidang
sosbud
% 78 80 82 85
7 Persentase peningkatan jumlah
kemitraan dengan swasta dalam
pembangunan
% 35 40 45 50
8 persentase nota kesepahaman
kerjasama yang ditindaklanjuti
% 80 83 86 90
9 persentase penyelesaian masalah
wilayah perbatasan
% 55 60 65 70
10 persentase pemanfaatan dokumen
perencanaan pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh
% 73 75 77 80
11 persentase pemanfaatan dokumen
perencanaan prasarana wilayah dan
SDA
% 78 80 82 85
No Indikator Satuan Target Renstra Tahun
2016 2017 2018 2019
12 persentase pemanfaatan dokumen
perencanaan daerah rawan bencana
% 65 70 75 80
13 persentase aparatur perencana
bersertifikat kompetensi
% 82 85 87 90
14 persentase pemanfaatan dokumen
perencanaan tata ruang
% 80 83 87 93
15 persentase pemanfaatan data survey
dan pemetaaaan tata ruang
% 80 83 87 93
16 persentase pemanfaatan rekomendasi
pemanfaatan ruang
% 80 83 87 93
17 persentase pemanfaatan dokumen
perencanaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan lainnya
% 80 83 87 93
18 Persentase kesesuaian usulan
masyarakat dengan dokumen
perencanaan.
% 55 60 65 70
19 Persentase tindak lanjut hasil monev % 80 83 87 93
Tabel 7.3.
Indikator Kinerja Utama Bappeda Kab. Rembang
Mengacu Tujuan dan Sasaran Perubahan RPJMD
Tahun 2020-2021
Misi I : “Mewujudkan pemerintahan yang cepat tanggap, transparan, partisipatif dan
berkeadilan sesuai prinsip pemerintahan yang amanah”
NO INDIKATOR UTAMA
KINERJA CAPAIAN AKHIR RPJMD
TARGET
TH. 2020 TH. 2021
1 2 3 4
1 Indeks Kualitas
Perencanaan 7 7,5 7,5
2 Persentase
pertumbuhan hasil
kelitbangan
20 20 20
Tabel 7.4.
Indikator Kinerja Sasaran Bappeda Kab. Rembang
Mengacu Tujuan dan Sasaran Perubahan RPJMD
Tahun 2020-2021
NO INDIKATOR SASARAN
KINERJA CAPAIAN AKHIR RPJMD
TARGET
TH. 2020 TH. 2021
1 2 3 4
1 Persentase program
RKPD selaras dengan
RPJMD 90 100 100
NO INDIKATOR SASARAN
KINERJA CAPAIAN AKHIR RPJMD
TARGET
TH. 2020 TH. 2021
1 2 3 4
2 Persentase
pemanfaatan hasil
litbang dalam
perencanaan
pembangunan
daerah
15 20 20
Tabel 7.5.
Indikator Kinerja Program Bappeda Kab. Rembang
yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Tahun 2020-2021
No Indikator Kinerja Program
Satuan Target Capaian
Setiap Tahun Target Akhir
RPJMD 2020 2021
(1) (2) (3) (5) (6) (7)
3 Persentase program RKPD selaras dengan
RPJMD
% 90 95 95
4 Persentase pemanfaatan hasil litbang
dalam perencanaan pembangunan daerah
% 20 20 20
5 Persentase dokumen perencanaan yang
ditetapkan tepat waktu
% 100 100 100
6 Persentase perangkat daerah yang
menyampaian dokumen perencanaan
tepat waktu
% 90 95 95
7 Persentase kesesuaian capaian kinerja
daerah
% 65 70 70
8 Persentase tingkat keselarasan RKPD
terhadap RPJMD rumpun infrastruktur
dan pengembangan wilayah
% 70 75 75
9 Persentase tingkat keselarasan Renja
terhadap Renstra rumpun infrastruktur
dan pengembangan wilayah
% 70 75 75
10 Persentase tingkat keselarasan RKPD
terhadap RPJMD rumpun Pemkesra
% 70 75 75
11 Persentase tingkat keselarasan Renja
terhadap Renstra rumpun Pamkesra
% 70 75 75
12 Persentase tingkat keselarasan RKPD
terhadap RPJMD rumpun Ekonomi
% 70 75 75
13 Persentase tingkat keselarasan Renja
terhadap Renstra rumpun Ekonomi
% 70 75 75
14 Persentase hasil kelitbangan yang
dimanfaatkan
% 20 25 20
16 Persentase pertumbuhan inovasi daerah % 20 20 20
Tabel 7.6
Penetapan Formulasi Indikator Kinerja
Bappeda Kab. Rembang
No Indikator Kinerja
Formulasi
(1) (2) (3)
1 Indeks kualitas perencanaan Total skor rata-rata (nilai proses perencanaan, nilai
isi perencanaan dan nilai jaminan tindak lanjut) /
total skor ideal x 10
2 Persentase pertumbuhan hasil
kelitbangan
{Jumlah Hasil Kelitbangan Tahun n dikurangi
jumlah Hasil Kelitbangan Tahun n-1 dibagi jumlah
Hasil Kelitbangan Tahun n-1) kali 100%}
3 Persentase program RKPD selaras
dengan RPJMD
( Jumlah program pada RKPD tahun n dibagi
jumlah program pada RPJMD th, n) x 100%
4 Persentase pemanfaatan hasil litbang
dalam perencanaan pembangunan
daerah
( Jumlah pemanfaatan hasil litbang th. n dibagi
jumlah hasil litbang tahun n ) x 100%
5 Persentase dokumen perencanaan yang
ditetapkan tepat waktu
(Jumlah dokumen perencanaan Kabupaten yang
ditetapkan tepat waktu tahun n dibagi jumlah
dokumen perencanaan kab. yang ada tahun n ) x
100%
6 Persentase perangkat daerah yang
menyampaian dokumen perencanaan
tepat waktu
(Jumlah perangkat daerah yang menyampaian
dokumen perencanaan tepat waktu tahun n dibagi
jumlah perangkat daerah ) x 100%
7 Persentase kesesuaian capaian kinerja
daerah
( Jumlah Indikator Kinerja dengan capaian sesuai
target yang ditetapkan dalam RPJMD tahun n
dibagi Jumlah indikator kinerja RPJMD ) x 100%
8 Persentase tingkat keselarasan RKPD
terhadap RPJMD rumpun infrastruktur
dan pengembangan wilayah
( Jumlah indikator kinerja RKPD yang selaras
dengan indikator kinerja RPJMD rumpun
Infrastruktur dan pengembangan wilayah tahun n
dibagi indikator kinerja RPJMD rumpun
infrastruktur dan pengembangan wilayah) x 100%
9 Persentase tingkat keselarasan Renja
terhadap Renstra rumpun infrastruktur
dan pengembangan
( Jumlah Indikator Kinerja Renja PD yang selaras
dengan Indikator Kinerja Renstra PD rumpun
Infrastruktur dan pengembangan wilayah tahun n
dibagi indikator kinerja Renstra rumpun
Infrastruktur dan pengembangan wilayah) x 100 %
10 Persentase tingkat keselarasan RKPD
terhadap RPJMD rumpun Pemerintahan
dan Kesejahteraan Rakyat
( Jumlah Indikator RKPD yang selaras dengan
Indikator RPJMD rumpun Pemkesra tahun n dibagi
Jumlah Indikator RPJMD rumpun Pemkesra ) x
100%
11 Persentase tingkat keselarasan Renja
terhadap Renstra rumpun Pemerintahan
dan Kesejahteraan Rakyat
( Jumlah Indikator Kinerja Renja PD yang selaras
dengan Indikator Kinerja Renstra PD rumpun
Infrastruktur dan pengembangan wilayah dibagi
jumlah Indikator Kinerja Renstra PD rumpun
Infrastruktur dan pengembangan wilayah) x 100 %
12 Persentase tingkat keselarasan RKPD
terhadap RPJMD rumpun Ekonomi
( Jumlah Indikator Kinerja Renja PD yang selaras
dengan Indikator Kinerja Renstra PD rumpun
ekonomi tahun n dibagi Jumlah Indikator RPJMD
rumpun ekonomi) x 100 %
13 Persentase tingkat keselarasan Renja
terhadap Renstra rumpun Ekonomi
( Jumlah Indikator RKPD yang selaras dengan
Indikator RPJMD rumpun ekonomi tahun n dibagi
Jumlah Indikator RPJMD PD rumpun ekonomi) x
100%
14 Persentase hasil kelitbangan yang
dimanfaatkan
( Jumlah hasil kelitbangan yang dimanfaatkan
tahun n dibagi jumlah hasil kelitbangan yang ada)
No Indikator Kinerja
Formulasi
x 100%
15 Persentase pertumbuhan inovasi daerah ( Jumlah inovasi daerah th. n dikurangi jumlah
inovasi th. N-1 dibagi jumlah inovasi n-1 ) x 100%
BAB VIII
PENUTUP
Dokumen Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Rembang ini
merupakan sinkronisasi serta penyesuaian terhadap kebijakan daerah yang
tertuang dalam Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Rembang tahun 2016-2021 dengan mensinergikan tujuan, sasaran,
program maupun target-target yang telah ditetapkan.
Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021
berfungsi sebagai pedoman, penentu arah, sasaran dan tujuan bagi aparatur
Bappeda dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan, dan pelaksanaan pelayanan kepada stakeholders
yang ada. Rencana Strategis ini merupakan penjabaran dari visi dan misi
Kepala Daerah yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang. Dengan melaksanakan Rencana
Strategis ini sangat diperlukan partisipasi, semangat, dan komitmen dari
seluruh aparatur Bappeda, karena akan menentukan keberhasilan program dan
kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian Rencana Strategis ini nantinya
bukan hanya sebagai dokumen administrasi saja, karena secara substansial
merupakan pencerminan tuntutan pembangunan yang memang dibutuhkan
oleh stakeholders sesuai dengan visi dan misi daerah yang ingin dicapai.
BUPATI REMBANG,
ABDUL HAFIDZ