lampiran - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/lampiran.pdf · duduk disisinya. “kau boleh...

30
LAMPIRAN

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

76

LAMPIRAN

Page 2: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

77

Lampiran 1

Tabel 6 Deskripsi Data

No. Jenis Referensi Data

1. Persona

(a) Persona I

(1) “Itu betul sebuah lenggang yang pantes banget, dan

aku tidak bosan melihatnya, ujar paman Klungsu

dalam hati.” (CP.1/05/02/2017)

(2) “Iya, lah, aku tahu. Namun, mengapa peluitmu

yang punya kuasa itu harus busuk? Ah, cucilah

barang busuk itu. He, dengar. Kamu jangan ke

warungku sebelum peluit itu kamu cuci. Benar ya?”

(CP.1/05/02/2017)

(3) Duduk memandang gelombang kecil telaga disibak

perahu, Arum mulai sangsi akan perjalanannya kali

ini: mengapa aku mesti ke bukit itu?

(CP.2/12/02/2017)

(4) “Aku tak lagi dapat mengenali di mana rumah kami,

lahan, dan sawah yang subur,” kata Suman.

(CP.2/12/02/2017)

(5) “Ayam hitam? Itu susah sekali, di mana aku

mendapatkannya Mak Etek? (CP.4/26/02/2017)

(6) Datuk upayakan saja dulu. Cari di pasar burung,

atau datangi peternakan-peternakan ayam. Kalau

sudah ada, baru hubungi aku. (CP.4/26/02/2017)

(7) “Yu, uangku cuma seribu lima ratus.”

(CP.1/05/02/2017)

(8) “Iya, lah, aku tahu. Namun, mengapa peluitmu

yang punya kuasa itu harus busuk? Ah, cucilah

barang busuk itu. He, dengar. Kamu jangan ke

warungku sebelum peluit itu kamu cuci. Benar ya?”

(CP.1/05/02/2017)

(9) “Aku tak akan kembali pada suamiku,” kata Arum

pelan. (CP.2/12/02/2017)

(10) “Aku selalu berlayar mengarungi telaga ini dengan

rasa marah,” kata Suman. “Di pulau seberang itu

mula-mula ibuku meninggal, lalu ayahku

meninggal setahun kemudian. Lahan yang

digarapnya tak memberikan apa-apa, kecuali

kemiskinan. Tinggal kakak perempuanku yang

tahan di sana, menikah dengan sesama perantau,

dan memiliki dua orang anak. Pernah aku

menengok mereka, dalam keadaan yang nestapa,

dan tak pernah bisa pulang ke tanah leluhurnya.”

Page 3: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

78

(CP.2/12/02/2017)

(11) “Pening sekali kepalaku Mak Etek. Kalau begini

terus bisa bangkrut aku. Dua kali ladangku diserang

tikus. Padahal, punya pak Haji di seberang sana

baik-baik saja.” (CP.4/26/02/2017)

(12) “Sudah kupasang jebakan dilubang-lubang keluar

masuk mereka. Malah orang tuaku yang terkena

dan bengkak kakinya hingga tak bisa kerja. Lalu

kucoba bikin pestisida nabati. Kubeli cabai dan

jengkol beratus kilo, tapi padiku keburu digerogoti.

Pening aku.” (CP.4/26/02/2017)

(13) Yu Binah? Iya. Dia memang punya suami. Dan

saya tidak mengapa-apakan dia. Paman Klungsu

Gugup. (CP.1/05/02/2017)

(14) “Tapi Datuk...,” kata Sobari ragu-ragu.

“Sebenarnya ada satu cemani di Kampung Manggis

ini. Istri saya sering melihatnya.”

(CP.4/26/02/2017)

(15) “Maafkan saya, Datuk. Saya tidak mau menjual si

Itam.” (CP.4/26/02/2017)

(16) “Kita sedang berlibur, Arum. Kita mencari

ketenangan. Tiap hari kita kerja banting tulang,

melampaui kerja orang-orang kebanyakan. Kau

bukan sobrah, perempuan yang melepas

kesuciannya pada lelaki, untuk cari berkah.”

(CP.2/12/02/2017)

(17) “Aku tak lagi dapat mengenali di mana rumah

kami, lahan, dan sawah yang subur,” kata Suman.

Kau tahu, bagaimana ayahku dikejar-kejar aparat

desa, dipaksa melepas rumah, sawah ladang,

dengan harga yang sangat murah. Ayah dituduh

pembangkang, bahkan kemudian dituding komunis.

Sawah kami digenangi air sungai, dan tempat

tinggal kami terendam. Ayah, ibu, dan kakak

perempuanku dipaksa transmigrasi ke pulau

seberang. Aku tahan di sini, mengikuti seorang

tetangga, tinggal di desa tak jauh dari telaga,

bersekolah, membantu membuat keramba,

memelihara ikan-ikan, dan mengkapnya untuk

dijual ke pasar.” (CP.2/12/02/2017)

(b) Persona II (18) “He, ini, peluitmu tertinggal. Idih, ampun! Baunya

busuk sekali,” kata Yu Binah dengan suara teredam

oleh bungkaman tangan sendiri. “Peluitmu selalu

kena ludah tapi tidak pernah kamu cuci ya? Idih,

minta ampun busuknya!”. (CP.1/05/02/2017)

(19) Suman memasuki mobil yang masih baru. Arum

Page 4: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

79

duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini.

Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini

kubeli atas namamu.” (CP.2/12/02/2017)

(20) Hidup adalah kegiatan memilih benda-benda. Di

rumah seperti apa yang kau bayangkan hidupmu.

Berpakaian seperti apa, laki-laki yang menjadi

pasanganmu. (CP.3/19/02/2017)

(21) “Sembelihlah seekor cemani dewasa. Harus yang

jantan, berlidah, dan berdarah hitam. Darahnya

akan menjaga ladangmu.” (CP.4/26/02/2017)

(22) “Kau tidak mau beli obat untuk ibumu? Kalau kau

jual di pasar Padang Panjang, paling laku 700 ribu.

Aku bisa kasih kamu lima juta supaya kamu bisa

bawa ibumu ke rumah sakit di Bukit Tinggi.”

(CP.4/26/02/2017)

(23) Pada awalnya Paman Klungsu sering dicibir orang,

“Ah, kamu Cuma polisi non-batu, polisi-polisian.

Kamu hanya berani mengatur pedagang dan anak

sekolah, tapi tidak berkutik bila yang lewat pejabat

atau moge. Kamu juga selalu mengistimewakan Yu

Binah. Kalau perempuan itu lewat selalu kamu

bukakan jalan.” (CP.1/05/02/2017)

(24) Suman memegangi tangan Arum. “Apa kamu dapat

melihat kehidupan di dasar telaga?”

(CP.2/12/02/2017)

(25) “Lalu, bagaimana dengan kamu?”

(CP.2/12/02/2017)

(26) Agar lebih dapat banyak kapur untuk kamu pergi

kuliah,” kata ayahnya pagi itu. (CP.4/26/02/2017)

(27) “Kita sedang berlibur, Arum. Kita mencari

ketenangan. Tiap hari kita kerja banting tulang,

melampaui kerja orang-orang kebanyakan. Kau

bukan sobrah, perempuan yang melepas

kesuciannya pada lelaki, untuk cari berkah.”

(CP.2/12/02/2017)

(28) Hidup adalah kegiatan memilih benda-benda. Di

rumah seperti apa yang kau bayangkan hidupmu.

Berpakaian seperti apa, laki-laki yang menjadi

pasanganmu. (CP.3/19/02/2017)

(29) “Coba kau suruh Datuk ke Mak Etek,” Ros

memberi saran suaminya. (CP.4/26/02/2017)

(30) “Kau tidak mau beli obat untuk ibumu? Kalau kau

jual di pasar Padang Panjang, paling laku 700 ribu.

Aku bisa kasih kamu lima juta supaya kamu bisa

bawa ibumu ke rumah sakit di Bukit Tinggi.”

(CP.4/26/02/2017)

Page 5: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

80

(31) Di restoran mana kalian menghabiskan waktu

untuk merayakan anniversary. Apa dessert yang

disajikan direstoran itu? ke mana kalian akan

pergi? (CP.3/19/02/2017)

(c) Persona III (32) Orang-orang sering bertanya mana yang paling

berwibawa di simpang lima itu; sosok Paman

Klungsu atau peluitnya. (CP.1/05/02/2017)

(33) Yu Binah berjalan tergesa-gesa, tangan kirinya

menjimpit sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.

Menahan jijik. Tangan kanannya menutup hidung

dan mulut. (CP.1/05/02/2017)

(34) Duduk berdua dengan Suman di perahu. Arum

kembali teringat akan anak perempuannya.

(CP.2/12/02/2017)

(35) Muka Suman kembali suram sepanjang perjalanan

perahu. Matanya kelam memandang permukaan air

telaga, seperti ingin melihat kehidupan di masa lalu

yang penuh ketakutan. (CP.2/12/02/2017)

(36) Laki-laki itu memikirkan beberapa orang yang

selalu ditemuinya. (CP.3/19/02/2017)

(37) Perempuan itu tak bisa melihat ujung dari setiap

persimpangan yang ada di hadapannya.

(CP.3/19/02/2017)

(38) “Tapi... sepertinya harus datuk sendiri yang

memintanya. Si Riza ini tampak sayang sekali pada

ayamnya. Karena Datuk orang terpandang,

mungkin ia juga segan kalau menolak permintaan

Datuk.” (CP.4/26/02/2017)

(39) Saran itu diteruskan oleh Sobari ke majikannya,

dan sampailah Datuk pada persoalan mencari

cemani. (CP.4/26/02/2017)

(40) Datuk termenung. Pikirnya sekusut hatinya.

Memang benar, seharusnya ia tidak usah pergi ke

Mak Etek kalau tahu persoalannya tambah satu

lagi. Sudah lewat seminggu ia belum mendapatkan

cemani yang disyaratkan oleh Mak Etek.

(CP.4/26/02/2017)

(41) Pada saat itu, para pedagang laki-laki dan

perempuan seperti beradu cepat mencapai pasar.

Mereka naik sepeda atau motor dengan dua

keranjang dibagian belakang. (CP.1/05/02/2017)

(42) Puluhan anak SMP dan SMA dengan motor yang

knalpotnya dibobok juga berebut keluar dari jalan

kampung ke jalan raya. Tanpa helm, tanpa SIM.

Tetapi mereka kelihatan tak peduli dan amat

percaya diri. (CP.1/05/02/2017)

Page 6: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

81

(43) Apalagi paman klungsu juga sering mendapat uang

receh. Itu pemberian sopir-sopir yang merasa

bersimpati. Mereka menghargai jasa Paman

Klungsu yang punya prakarsa mengatur lalu lintas

di simpang tiga. (CP.1/05/02/2017)

(44) Arum menarik tangan Suman, segera menuju ke

perahu, kembali menyeberangi telaga. Mereka

diseberangkan tukang perahu yang tadi mengantar

mereka ke bukit. (CP.2/12/02/2017)

(45) Perahu-perahu beriringan berlayar di atas telaga,

dengan para penumpang yang berwajah ceria:

bercanda di atas perahu dan Suman merasa bahwa

mereka tengah menertawakannya.

(CP.2/12/02/2017)

(46) Yang paling membuatnya lelah adalah jika ia

dipaksa berada di tengah kerumunan yang

terdengung. Jumlah mereka begitu banyak, namun

suara mereka amat seragam. (CP.3/19/02/2017)

(47) Laki-laki itu berdiri di satu sisi, dan perempuan itu

berada di sisi yang lain. Mereka hidup bersisian,

namun tak pernah bersilang tatap.

(CP.3/19/02/2017)

(48) Sudah kupasang jebakan dilubang-lubang keluar

masuk mereka. (CP.4/26/02/2017)

(49) Arum tengah menikmati ikan panggang dan sambal

terasi yang membangkitkan selera makannya. Ia

makan dengan lahap. Sama sekali ia tak menduga,

Suman bakal memintanya kembali pada suami.

(CP.2/12/02/2017)

(50) Terdiam, di ruang parkir yang senyap, tak lagi

terdapat mobil lain dalam penghujung telaga. Dari

dalam hutan jati mulai terdengar bersahutan suara

serangga, berasal dari kegelapan pekat tanpa

cahaya. Suman enggan meninggalkan tempat

parkir. Ia masih memandangi telaga, seperti

melihat kehidupan di dasarnya. (CP.2/12/02/2017)

(51) Laki-laki itu mencintai perempuan itu. Perempuan

yang membuat tarikan senyumnya selalu melebar

walaupun ia berusaha menyembunyikan. Namun,

ia tahu, ia dan perempuan itu tak lagi berbagi ruang

batin. (CP.3/19/02/2017)

(52) Kadang ia mengingat laki-laki itu, namun

perempuan itu tahu apa yang paling diinginkannya

dalam hidup. (CP.3/19/02/2017)

(53) Kemarin pagi, Datuk datang kembali. Ruapanya ia

belum puas membujuk Riza. (CP.4/26/02/2017)

Page 7: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

82

(54) Tentu saja Sobari tahu masalah yang sedang

menimpa majikannya. Kesusahan datuk lambat

laun kan menjadi persoalan juga buatnya. Jika

majikannya sampai bangkrut, ia pun bisa jadi

dipecat dan bagaimana pula ia dapat menghidupi

keluarga dan memenuhi selera belanja Ros, istrinya

yang cantik dan dipujanya. Karena itu, ia akan

berusaha keras untuk membantu sang datuk

memulihkan ladangnya. (CP.4/26/02/2017)

(55) “Ia pasti pakai jimat, ujar Ros.”

(CP.4/26/02/2017)

(56) Pertanyaan itu membuat Paman Klungsu ketakutan.

Wajahnya mendadak beku. Bibirnya gemetar. Dia

tergagap, dan kata-kata yang kemudian diucapkan

terdengar patah-patah. (CP.1/05/02/2017)

(57) “Yu Binah? Iya. Dia memang punya suami. Dan

saya tidak mengapa-apakan dia.” Paman Klungsu

gugup. (CP.1/05/02/2017)

(58) Tetapi Arum tak berani menyingkap keakraban ini

menjadi sebuah kesimpulan: Suman sering ziarah

ke makam ini. Tentu tidak ziarah seorang diri. Dia

datang ke makam ini bersama perempuan sobrah?

Lama Suman berdoa. (CP.2/12/02/2017)

(59) Dia percaya begitulah hidup yang sesungguhnya.

(CP.3/19/02/2017)

(60) “Di sebelah rumah saya. Si Riza, anak Rais yang

ketimpa longsor di bukit tui bulan lalu. Dia piara

cemani, Datuk.” (CP.4/26/02/2017)

2. Demonstratif

(a) Waktu (61) “Ya, tidak apa-apa. Ah, sejak pagi kamu kerja keras

tiup-tiup peluit di simpang tiga. Jadi perutmu tentu

lapar.” (CP.1/05/02/2017)

(62) Suman tersenyum pedih. “Di dasar telaga ini ada

kehidupanku di masa lalu, sebelum wilayah ini

ditenggelamkan dengan lima aliran sungai yang

dibendung. Aku salah satu penduduk yang tinggal

lembah bukit, ayah-ibuku bertani, menggembala

sapi dan kambing. Ayam-ayam berkeliaran,

mematuki bulir padi dan jagung yang dijemur.”

(CP.2/12/02/2017)

(63) Suman seperti menyusuri kembali lorong-lorong

gelap masa silam, masa remaja, masa yang diteror

ketakutan. (CP.2/12/02/2017)

(64) Ia percaya cinta dapat abadi di hati pemiliknya. Ia

dapat memeluk dirinya sendiri, seperti ketika tiga

puluh tahun yang lalu, ia memeluk dirinya sendiri

Page 8: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

83

meluncur dari rahim ibunya. (CP.3/19/02/2017)

(65) Ada masa lalu yang akan sepenuhnya terkubur. Ada

masa lalu yang barangkali kelak akan memberikan

jawaban. (CP.3/19/02/2017)

(66) Kemarin pagi, Datuk datang kembali. Rupanya ia

belum puas membujuk Riza. (CP.4/26/02/2017)

(67) Sudah lewat seminggu ia belum mendapatkan ayam

cemani yang di syaratkan oleh Mak Etek.

(CP.4/26/02/2017)

(68) Di sebelah rumah saya. Si Riza, anak Rais yang

ketimpa longsor di Bukit Tui bulan lalu. Dia piara

cemani, Datuk. Cemaninya gemuk dan sehat.

Tempo hari, tak sengaja sempat beradu dengan

ayam jago saya. (CP.4/26/02/2017)

(69) Dengan andalan lengking peluitnya, Paman

Klungsu bisa mengatasi kemacetan lalu lintas,

terutama di pagi hari. Pada saat itu, para pedagang

laki-laki dan perempuan seperti beradu cepat

mencapai pasar. (CP.1/05/02/2017)

(70) Di siang hari jadi kuli angkut barang milik

pedagang dari dalam pasar ke pinggir jalan atau

sebaliknya. (CP.1/05/02/2017)

(71) Ini jam 9 pagi, lalu lalang di simpang tiga sudah

mereda. (CP.1/05/02/2017)

(72) Meninggalkan warung makan lesehan di pasar

tradisional itu, hari menjelang senja, hutan-hutan

jati yang mengelilingi telaga memantulkan bayang-

bayang kegelapan. (CP.2/12/02/2017)

(73) Perahu meluncur pelan meninggalkan daratan,

menyibak biru air telaga. Menyibak sunyi kabut

tipis pagi. (CP.2/12/02/2017)

(74) Rencana memang tidak dapat diduga. Saat itu hari

Minggu pagi dan ia sedang bermalas-malasan

sambil membaca buku sewaktu ia mendengar

gemuruh dari arah Bukit Tui. Lewat beberapa

menit, barulah ia sadar kalau ayahnya pergi

menambang di hari itu. (CP.4/26/02/2017)

(75) Sekarang Paman Klungsu tidak lagi mengangkut-

angkut barang milik pedagang. (CP.1/05/02/2017)

(76) Dan kini, saat seorang datuk mampu membantu

mengobati ibunya, ia malah terlanjur sayang untuk

melepas si Itam. (CP.4/26/02/2017)

(77) Bahkan ada beberapa istri yang curiga kalau

suaminya main serong, pergi ke Mak Etek dan dua

hari setelahnya terlihat mesra dengan sang suami

seperti pengantin baru. (CP.4/26/02/2017)

Page 9: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

84

(b) Tempat (78) Di sekitar jalan simpang lima dekat pasar, nama

Paman Klungsu sudah lama mapan. Dia adalah

sosok yang punya kuasa di tempat itu.

(CP.1/05/02/2017)

(79) Ada makam sepasang kekasih, seorang pangeran

dan ibu tirinya yang melarikan diri dari keraton,

dikuburkan dipuncak bukit itu. Duduk memandang

gelombang kecil telaga disibak perahu, Arum mulai

sangsi akan perjalanannya kali ini: mengapa aku

mesti ke bukit itu? (CP.2/12/02/2017)

(80) Masih berkabut, masih senyap, perahu menyibak

air telaga, kadang mendekati pulau-pulau kecil

subur ditumbuhi jajaran pohon jagung, atau

berhutan jati, dengan gubuk-gubuk lapuk. Kadang

perahu menjauh dari pulau-pulau kecil itu.

(CP.2/12/02/2017)

(81) Perahu-perahu mesin itu terapung-apung ditembat

di dekat warung makan yang menyajikan ikan

panggang di tepi telaga. Asap tipis dari tungku-

tungku pembakaran ikan mulai mengapung dari

tempat itu. (CP.2/12/02/2017)

(82) Perempuan itu adalah perempuan yang bimbang di

tepi persimpangan. Persimpangan empat penjuru

itu seperti mengarah ke empat jalur yang serba

misterius. (CP.3/19/02/2017)

(83) “Di mana itu?” Datuk langsung bangkit dari

kelesuannya. Harapan mendadak menyegarkan

wajahnya. “Di sebelah rumah saya. Si Riza, anak

Rais yang ketimpa longsor di Bukit Tui bulan lalu.”

(CP.4/26/02/2017)

(84) Polisi lalu lintas belum pernah datang ke sana.

(CP.1/05/02/2017)

(85) “Di pulau seberang itu mula-mula ibuku

meninggal, lalu ayahku meninggal setahun

kemudian. Lahan yang digarapnya tak memberikan

apa-apa, kecuali kemiskinan. Tinggal kakak

perempuanku yang tahan di sana, menikah dengan

sesama perantau, dan memiliki dua orang anak.

Pernah aku menengok mereka, dalam keadaan yang

nestapa, dan tak pernah bisa pulang ke tanah

leluhurnya.” (CP.2/12/02/2017)

(86) Laki-laki itu berdiri di satu sisi, dan perempuan itu

berada di sisi yang lain. Mereka hidup bersisian,

namun tak pernah bersilang tatap. Laki-laki

menyentuh dinding-dinding mata uang yang dingin.

Perempuan itu menyusur gurat-gurat gambar dan

Page 10: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

85

huruf timbul yang ada di sana. (CP.3/19/02/2017)

(87) Saya sudah mencarinya sampai ke Pasar Padang

Panjang, Datuk. Ayam cemani di sana masih

terlalu muda. (CP.4/26/02/2017)

(88) Puluhan anak SMP dan SMA dengan motor yang

knalpotnya dibobok juga berebut keluar dari jalan

kampung ke jalan raya. Tanpa helm, tanpa SIM.

Tetapi mereka kelihatan tidak perduli dan amat

percaya diri. Guru-guru SD, beberapa di antaranya

sudah bermobil ikut menambah kepadatan lalu

lIntas di simpang tiga. (CP.1/5/02/2017)

(89) Asap ikan panggang memenuhi pasar tradisional

di tepi telaga. Arum duduk di tikar warung makan

memesan ikan nila panggang. (CP.2/12/02/2017)

(90) “Tapi Datuk...,” kata Sobari ragu-ragu.

“Sebenarnya ada satu cemani di Kampung Manggis

ini. Istri saya sering melihatnya.” “Di mana itu?”

Datuk langsung bangkit dari kelesuhannya.

Harapan mendadak menyegarkan wajahnya. “Di

sebelah rumah saya. Si Riza, anak Rais yang

ketimpa longsor di Bukit Tui bulan lalu.”

(91) Riza pergi sendiri seminggu setelahnya. Menyusuri

Bukit Tui dari pagi hingga petang, tanpa

memedulikan tulisan larangan di sekitar tambang.

(CP.4/26/02/2017)

(92) Aku bertahan di sini, mengikuti seorang tetangga,

tinggal di desa tak jauh dari telaga, bersekolah,

membantu membuat keramba, memelihara ikan-

ikan, dan menangkapnya untuk dijual ke pasar.

(CP.2/12/02/2017)

(93) “Aku selalu berlayar mengarungi telaga ini dengan

rasa marah,” kata Suman. (CP.2/12/02/2017)

(94) Mendaki jalan berundak-undak ke makan

pangeran, wajah Suman kini tak tak lagi beku. Ia

telah kembali ke perangai sehari-hari penebar jerat,

pemasang perangkap. “Di sekitar sini banyak

penginapan. Kita bisa bermalam.”

(CP.2/12/02/2017)

3. Komparatif (95) Pada saat itu, para pedagang laki-laki dan

perempuan seperti beradu cepat mencapai pasar.

(CP.1/05/02/2017)

(96) Dan kemudian merasa sejuk seperti diguyur air

ketika Yu Binah menyorongkan piring itu.

(CP.1/05/02/2017)

(97) “Itu seperti tangan orang menari, atau apa. Itu

pantes banget, perempuan banget. Tidak semua

Page 11: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

86

perempuan bisa seperti itu. (CP.1/05/02/2017)

(98) Suara itu terasa seperti dendang alam di telinga

Paman Klungsu. (CP.1/05/02/2017)

(99) Sesekali ia merasa gelisah, tersiksa, dan terbesit

rasa malu. Tetapi kenapa Suman seperti tak pernah

merasakan tindakannya hina? (CP.2/12/02/2017)

(100) Pulau-pulau itu dulunya bukit-bukit hijau, yang

kemudian ditenggelamkan seperti telaga.

(CP.2/12/02/2017)

(101) Suman seperti menyusuri kembali lorong-lorong

gelap masa silam, masa remaja, masa yang diteror

ketakutan. (CP.2/12/02/2017)

(102) Juru kunci itu sangat santun kepada Suman, seperti

sudah mengenal sangat lama. (CP.2/12/02/2017)

(103) Matanya terpejam, seperti ingin membebaskan

segala kesialan hidup di masa lalu.

(CP.2/12/02/2017)

(104) Meninggalkan makam yang dikeramatkan,

melangkah lambat-lambat, Suman seperti enggan

menuruni jalan berundak-undak mencapai bibir

telaga. (CP.2/12/02/2017)

(105) Terus-menerus memandangi permukaan air telaga,

seperti ingin melihat kehidupan masa lalu yang

penuh ketakutan. (CP.2/12/02/2017)

(106) Ia masih memandangi telaga, seperti melihat

kehidupan di dasarnya. (CP.2/12/02/2017)

(107) Ia seperti perenang pemula di tengah-tengah

perenang olimpiade. (CP.3/19/02/2017)

(108) Ia dapat memeluk dirinya sendiri, seperti ketika

tiga puluh tahun yang lalu. (CP.3/19/02/2017)

(109) Orang yang selalu memandang dengan wajah

nyaman, seperti semua masalah di dunia sudah

menjadi masa lalu. (CP.3/19/02/2017)

(110) Persimpangan empat penjuru itu seperti mengarah

ke empat jalur yang serba misterius.

(CP.3/19/02/2017)

(111) Hidup adalah kegiatan memilih benda-benda. Di

rumah seperti apa yang kau bayangkan hidupmu.

Berpakaian seperti apa, laki-laki yang menjadi

pasanganmu. (CP.3/19/02/2017)

(112) Dibiarkan terus tumbuh menyusun perasaan-

perasaan baru seperti tumbuhnya kuncup-kuncup

daun. Dibiarkan terpisah dan tak dapat saling

menyentuh, seperti sebuah cetakan untuk terus

mengabadikan rindu. (CP.3/19/02/2017)

(113) Bahkan ada beberapa istri yang curiga kalau

Page 12: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

87

suaminya main serong, pergi ke Mak Etek dan dua

hari setelahnya terlihat mesra dengan sang suami

seperti pengantin baru. (CP.4/26/02/2017)

(114) Seperti kata Sobari, ayam itu ayam cemani yang

sangat sehat. Tubuhnya padat seperti ayam jago

petarung. Bulu-bulunya hitam mengilap tertimpa

matahari senja. Paruhnya kecil tajam seperti mata

badik dengan hiasan sepasang pial. Matanya cerdas

menatap dibawah jengger bergonjong enam seperti

pucuk rumah gadang. (CP.4/26/02/2017)

(115) Sesungguhnya apa yang menjadi kegalauan Riza,

tak lain adalah karena rasa sayangnya. Si Itam

sudah seperti sahabatnya sendiri dan ayam itu

memang seperti mengerti dirinya.

(CP.4/26/02/2017)

(116) Telaga menghitam, perahu-perahu yang

ditambatkan serupa gambar hangus terbakar.

(CP.2/12/02/2017)

Page 13: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

88

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/1

Materi Pokok : Teks Cerita Pendek

Alokasi Waktu : 4x45 menit (2x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti

K I. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

K I. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian

dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

K I. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

K I. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Page 14: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

89

B. Kompetensi Dasar

KD. 1. 2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,

menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui cerita

pendek.

KD. 2. 2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, dan proaktif dalam

menggunakan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyampaikan

permasalahan.

KD. 3. 2 Membandingkan teks cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.

KD. 4. 2 Memproduksi teks cerita pendek yang koheren sesuai dengan

karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi struktur teks dan unsur kebahasaan (pronomina persona

dan demonstratif) cerita pendek.

2. Memahami langkah-langkah penulisan teks cerita pendek sesuai dengan

struktur dan ciri kebahasaan.

3. Memproduksi teks cerita pendek sesuai dengan struktur dan ciri

kebahasaan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat mengidentifikasi

struktur teks dan unsur kebahasaan (pronomina persona dan demonstratif)

cerita pendek.

2. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat memahami langkah-

langkah penulisan teks cerita pendek sesuai dengan struktur dan ciri

kebahasaan.

3. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat memproduksi teks

cerita pendek sesuai dengan struktur dan ciri kebahasaan.

Page 15: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

90

E. Materi Pembelajaran

1. Struktur teks cerita pendek.

2. Penanda hubungan referensi pronomina persona dan demonstratif.

F. Pendekatan/Model Pembelajaran

Pendekatan scientific, model pembelajaran berbasis teks.

G. Metode dan Teknik Pembelajaran

Metode ceramah, tanya-jawab, penugasan dan diskusi

H. Media

1. Teks cerita pendek berjudul “Paman Klungsu dan Kuasa Peluitnya” serta

“Cemani yang Tak Mau Pergi”

2. LCD dan Laptop

I. Sumber Belajar

1. Buku siswa

2. Internet

3. Materi di dalam power point

J. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2x45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam

pembuka untuk memulai pembelajaran.

2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik

sebagai sikap disiplin.

3. Guru menjelaskan mengenai tujuan

mempelajari teks cerita pendek agar dapat

mengembangkan sikap jujur, santun, kerja

sama, dan tanggung jawab.

10 menit

Page 16: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

91

Kegiatan Inti

Mengamati

1. Peserta didik menerima penjelasan

mengenai struktur teks cerita pendek dari

guru.

2. Peserta didik menerima penjelasan

mengenai unsur kebahasaan berupa

pronomina persona dan demonstratif dari

guru.

Menanya

1. Peserta didik diberi pertanyaan oleh guru

untuk menyebutkan kembali struktur dan

unsur kebahasaan (pronomina persona dan

demonstratif).

2. Peserta didik menyebutkan struktur dan

unsur kebahasaan teks cerita pendek dengan

sikap tanggung jawab dan santun.

Mengumpulkan data

1. Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok

besar.

2. Kelompok pertama mendapatkan teks cerita

pendek Paman Klungsu dan Kuasa

Peluitnya yang dibagikan oleh guru.

3. Kelompok kedua mendapatkan teks cerita

pendek Cemani yang Tak Mau Pergi yang

dibagikan oleh guru.

4. Setiap kelompok membaca teks cerita

pendek yang dibagikan oleh guru.

Mengasosiasi

1. Setiap kelompok mendapat lembar kerja

yang dibagikan oleh guru

2. Setiap kelompok mendiskusikan struktur

70 menit

Page 17: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

92

dan unsur kebahasaan yang berupa

pronomina persona dan demonstratif

(masing-masing siswa menyebutkan 2).

Mengomunikasikan

1. Salah satu perwakilan kelompok

melaporkan hasil diskusinya dengan sikap

santun dan menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

2. Kelompok lain menanggapi dan

membandingkan perbedaan dan persamaan

teks cerita pendek tersebut dengan sikap

jujur dan santun.

Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan

pembelajaran mengenai struktur dan unsur

kebahasaan teks cerita pendek

2. Peserta didik dan guru melakukan umpan

balik.

3. Peserta didik dan guru merencanakan tindak

lanjut pembelajaran mengenai langkah-

langkah memproduksi cerita pendek.

4. Guru menutup pembelajaran dengan

berdo’a bersama dan mengucap salam.

10 menit

Pertemuan Kedua (2X45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Waktu

Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan salam

pembuka untuk memulai pembelajaran.

2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik

sebagai sikap disiplin.

3. Guru mengaitkan materi pembelajaran yang

10 menit

Page 18: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

93

akan dilaksanakan dengan pertemuan

sebelumnya.

Kegiatan Inti

Mengamati

1. Peserta didik menerima penjelasan dari guru

mengenai langkah-langkah memproduksi

teks cerita pendek.

Menanya

1. Peserta didik menanyakan kembali kepada

guru mengenai langkah-langkah

memproduksi teks cerita pendek.

Mengumpulkan data

1. Peserta didik dengan sikap santun

menyimak sedikit ulasan pada pertemuan

sebelumnya tentang struktur dan unsur

kebahasaan (berupa pronomina persona dan

demonstratif) teks cerita pendek.

Mengasosiasi

1. Peserta didik diminta menyusun atau

memproduksi teks cerita pendek sederhana

yang koheren sesuai dengan struktur dan

unsur kebahasaan.

Mengomunikasikan

1. Beberapa peserta didik membacakan hasil

karangan yang telah dibuat dengan sikap

jujur dan santun.

2. Peserta didik lain menanggapi dengan sikap

jujur dan santun.

70 menit

Penutup 1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan

pembelajaran mengenai teks cerita pendek.

2. Peserta didik dan guru melakukan umpan

10 menit

Page 19: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

94

balik.

3. Guru menutup pembelajaran dengan

berdo’a bersama dan mengucap salam.

K. Penilaian

1. Penilaian Sikap

(Lampiran 1)

2. Penilaian Pengetahuan

(Lampiran 2)

3. Penilaian Keterampilan

(Lampiran 3)

Surakarta, Juni 2017

Rosi Lintang Prameswari

Page 20: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

95

LAMPIRAN 1

Instrumen Penilaian Sikap

Lembar Pengamatan

No. Nama Siswa

Aspek Penilaian Sikap

Religius Jujur Tanggung

Jawab Santun

1. Devanda Eka Hastuti

2. Betty Murni Lestari

3. Yunita Putri Imami

4. Latifah Nur Mukharomah

5. Lina Rafika Sari

....

Catatan:

Skor:

1 = kurang; 2 = sedang; 3 = baik; dan 4 = sangat baik

Lembar Penilaian Sikap Praktik Diskusi

No. Nama

Siswa

Perilaku Nilai Ket.

Perhatian Responsif Keaktifan Toleransi

1. Devanda

Eka

Hastuti

2. Betty

Murni

Lestari

3. Yunita

Putri

Imami

4. Latifah

Nur

Mukharo

mah

5. Lina

Rafika

Sari

....

Catatan:

1. Kolom perilaku diisi dengan angka berikut.

1 = sangat kurang

2 = kurang

Page 21: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

96

3 = sedang

4 = baik

5 = sangat baik

2. Nilai merupakan jumlah skor dari tiap indikator perilaku siswa.

3. Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(1) Nilai 18-20 = amat baik

(2) Nilai 14-17 = baik

(3) Nilai 10-13 = sedang

(4) Nilai 6-9 = kurang

(5) Nilai 0-5 = sangat kurang

LAMPIRAN 2

Instrumen Penilaian Pengetahuan

Jenis Penilaian: ujuk kerja (bentuk rating scale)

Penilaian presentasi hasil diskusi

Mata pelajaran : bahasa Indonesia

Kelas : XI

No. Nama

Aspek yang dinilai

Nilai 1

(1-40)

2

(1-40)

3

(1-40)

1.

2.

3.

4.

5.

...

Catatan:

1 = isi hasil diskusi

2 = ketepatan penggunaan struktur dan unsur kebahasaan (pronomina persona dan

demostratif)

3 = penampilan dan sikap.

Page 22: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

97

LAMPIRAN 3

Instrumen Penilaian Keterampilan

Penilaian teks cerita pendek yang dibuat dan penyampaian hasil diskusi.

Nama siswa :

Kelas : XI

No. Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 4

1. Penampilan dan sikap

2. Suara (intonasi, jeda, lafal, dan tempo)

3. Isi hasil diskusi

Skor yang dicapai

Skor maksimal 12

Catatan:

1 = tidak sempurna

2 = kurang sempurna

3 = sempurna

4 = sangat sempurna

Nilai = (skor yang dicapai : skor maksimal) X 100

Page 23: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

98

Lampiran 3

Tabel 7 Klasifikasi Data Penanda Hubungan Referensi

No. Referensi Jumlah

1. Referensi Pronomina Persona 60

a) Referensi Persona I

17

Aku (6 data)

-ku dan ku- (6 data)

Saya (3 data)

Kita (1 data)

Kami (1 data)

b) Referensi Persona II

14

Mu- (5 data)

Kamu (4 data)

Kau (4 data)

Kalian (1 data)

c) Referensi Persona III

29

Nya- (9 data)

Mereka (8 data)

Ia (7 data)

Dia (5 data)

2. Referensi Demonstratif 34

a) Referensi Demonstratif Waktu

17

Lampau (8 data)

Netral (6 data)

Kini (2 data)

Yang akan datang (1 data)

b) Referensi Demonstratif Tempat

17

Agak jauh dengan penutur (6 data)

Jauh dengan penutur (4 data)

Eksplisit (4 data)

Dekat dengan penutur (3 data)

3. Referensi Komparatif 22

a) Referensi komparatif seperti (21 data)

b) Referensi komparatif serupa (1 data)

Jumlah 116

Page 24: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

99

Page 25: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

100

Page 26: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

101

Page 27: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

102

Page 28: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

103

Page 29: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

104

Page 30: LAMPIRAN - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/53626/9/LAMPIRAN.pdf · duduk disisinya. “Kau boleh membawa mobil ini. Aku sudah memberikannya padamu. Mobil ini kubeli atas namamu.”

105