lamp iran

48
Stasiun 1 FIELD TRIP PALEONTOLOGI HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : CERAH LOKASI : SEBELAH BARAT BOTTOSOWA LOITOLOGI : BATU GAMPING 1. DATA SINGKAPAN PADA STASIUN INI DIJUMPAI SINGKAPAN BATUAN SEDIMEN DIPINGGIR JALAN SEBELAH BARAT BUO BOTTOSOWA DENGAN ARAH PENYEBARANNYA DARI TIMUR KE BARAT MERUPAKAN BATUAN SEDIMEN YANG INSITU. 2. DATA LITOLOGI

Upload: nurul-aisyah

Post on 06-Aug-2015

58 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lamp Iran

Stasiun 1

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : CERAH

LOKASI : SEBELAH BARAT BOTTOSOWA LOITOLOGI :BATU GAMPING

1. DATA SINGKAPAN

PADA STASIUN INI DIJUMPAI SINGKAPAN BATUAN SEDIMEN

DIPINGGIR JALAN SEBELAH BARAT BUO BOTTOSOWA DENGAN

ARAH PENYEBARANNYA DARI TIMUR KE BARAT MERUPAKAN

BATUAN SEDIMEN YANG INSITU.

2. DATA LITOLOGI

LITOLGI BATUAN PADA STASIUN INI BERUPA BATU SEDIMEN

YANG MEMILIKI WARNA LAPUK COKELAT KEHITAM-HITAMAN

DAN WARNA SEGAR COKELAT DAN MEMILIKI TEKSTUR KLASTIK

DAN BERLAPIS. DENGAN KOMPOSISI KIMIA KARBONAT (CACO3).

BATUAN INI DISIMPULKAN SEBAGAI BATUAN GAMPING.

Page 2: Lamp Iran

3. DATA GEOMORFOLOGI

KENAMPAKAN GOMORFOLOGI DARI LOKASI PADA STASIUN 1 INI

ADALAH BERUPA DAERAH YANG TIDAK TERLALU TERJAL

DENGAN KONDISI LERENG KIRA-KIRA 45 DERAJAT.

4. DATA STRUKTUR

STRUKTUR PENYUSUN DARI BATUAN PADA STASIUN 1 INI

SENDIRI BERUPA STRUKTUR PENYUSUN BATU GAMPING ITI

SENDIRI DENGAN KEDUDUKAN N2510E/180

Page 3: Lamp Iran

Satasiun 2

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DESEMBER 2008 CUACA : HUJAN

LOKASI : SEBELAH UTARA BOTTOSOWA LOITOLOGI : BATU PASIR

1. DATA SINGKAPAN

PADA STASIUN INI DIJUMPAI SINGKAPAN BATUAN PASIR

DIPINGGIR JALAN SEBELAH BARAT BULU BOTTOSOWA DENGAN

ARAH PENYEBARANNYA DARI TIMUR KE BARAT MERUPAKAN

BATUAN SEDIMEN YANG INSITU.

2. DATA LITOLOGI

LITOLGI BATUAN PADA STASIUN INI BERUPA BATU SEDIMEN

YANG MEMILIKI WARNA LAPUK COKELAT DAN WARNA SEGAR

COKELAT KEPUTIH-PUTIHAN DAN MEMILIKI TEKSTUR KLASTIK

DAN BERLAPIS. DENGAN KOMPOSISI KIMIA KARBONAT (CACO3).

BATUAN INI DISIMPULKAN SEBAGAI BATUAN PASIR.

Page 4: Lamp Iran

3. DATA GEOMORFOLOGI

KENAMPAKAN GOMORFOLOGI DARI LOKASI PADA STASIUN INI

ADALAH BERUPA DAERAH YANG TERLALU TERJAL DENGAN

KONDISI LERENG KIRA-KIRA 80 DERAJAT.

4. DATA STRUKTUR

STRUKTUR PENYUSUN DARI BATUAN PADA STASIUN 2 INI

SENDIRI BERUPA STRUKTUR PENYUSUN BATU DENGAN

KEDUDUKAN N60E/210

Satasiun 3

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DESEMBER 2008 CUACA : HUJAN

LOKASI : SEBELAH BARAT BOTTOSOWA LOITOLOGI : BATU GAMPING

Page 5: Lamp Iran

1. DATA SINGKAPAN

PADA STASIUN INI DIJUMPAI SINGKAPAN BATUAN SEDIMEN

DIPINGGIR JALAN SEBELAH BARAT BUO BOTTOSOWA DENGAN

ARAH PENYEBARANNYA DARI TIMUR KE BARAT MERUPAKAN

BATUAN SEDIMEN YANG INSITU.

2. DATA LITOLOGI

LITOLGI BATUAN PADA STASIUN INI BERUPA BATU SEDIMEN

YANG MEMILIKI WARNA LAPUK COKELAT DAN WARNA SEGAR

COKELAT KEPUTIH-PUTIHAN DAN MEMILIKI TEKSTUR KLASTIK

DAN BERLAPIS. DENGAN KOMPOSISI KIMIA KARBONAT (CACO3).

BATUAN INI DISIMPULKAN SEBAGAI BATUAN PASIR.

3. DATA GEOMORFOLOGI

KENAMPAKAN GOMORFOLOGI DARI LOKASI PADA STASIUN 3 INI

ADALAH BERUPA DAERAH YANG TIDAK TERLALU TERJAL

DENGAN KONDISI LERENG KIRA-KIRA 50 DERAJAT.

4. DATA STRUKTUR

STRUKTUR PENYUSUN DARI BATUAN PADA STASIUN 3 INI

SENDIRI BERUPA STRUKTUR PENYUSUN BATU GAMPING.

Page 6: Lamp Iran

Adapun deskripsi fosil dari hasil penelitian di lapangan adalah sebagai berikut:

Page 7: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : BERAWAN LOKASI : BARAT B.BOTTOSOWA LOITOLOGI : BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1. Suture

2. Septa

3. Aperture

4. Test

No. Urut : 1

No. Stasiun : I, III

Phylum : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Ordo : Mesogastropoda

Family : Turritellanidae

Genus : Turritella

Spesies : Turritella sp.

Proses Pemfosilan : Petrifikasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Conical

Umur : Eosen Tengah

Keterangan :

Fosil ini adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati yaitu berupa

suture yaitu garis yang membatasi antara kamar yang satu dengan kamar yang

lainnya, sepata yaitu kamar-kamar yang taerdapat pada fosil, dan aperture yaitu

berupa garis tumbuh. Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong

Page 8: Lamp Iran

dalam filum Mollusca, kelas Gastropoda, ordo Mesogastropoda, family

Turritellanidae, genus Turritella, dan spesies Turritella sp. Serta memilki bentuk

conica yaitu berpusat pada satu titik..

Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati yang kemudian

tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain

yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan

terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan

terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat

asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada pada

daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang

mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan

tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehinga

mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakni

proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral

yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral tersebut

menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang

dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi, sehingga dapat diidentifikasikan

bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah laut dangkal. Selain itu, kita juga

Page 9: Lamp Iran

dapat melihat dari letak daerah pada saat praktikum. Adapun fungsi dari fosil ini

adalah untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan

pengendapan, menentukan top dan bottom, dan menentukan geomorfologi suatu

daerah, sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau, dengan fosiltersebut

kita dapat mengetahui keadaan iklim yang berlangsun pada masa lampau.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.

Page 10: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : HUJAN DAN CERAH LOKASI : BARAT B. BOTTOSOWA LOITOLOGI: BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1. Suture

2. Umbo

3. Aperture

4. Oral Disk

5. Test

No. Urut : 2

No. Stasiun : III

Phylum : Coelenterata

Kelas : Anthozoa

Ordo : Rugosa

Family : Porpitesidae

Genus : Porpites

Spesies : Porpites sp.

Proses Pemfosilan : Petrifikasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Discoidal

Umur : Silur Tengah (kurang lebih dari 423-435 Juta Tahun yang

Lalu)

Keterangan :

Fosil ini masih memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati berupa

suture yaitu garis yang membatasi antara kamar yang satu dengan kamar yang

lainnya, aperture yaitu berupa garis tumbuh, oral disk yaitu mulut anus, dan test

atau bagian keseluruhan dari fosil . Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini

Page 11: Lamp Iran

tergolong dalam filum Coelenterata, kelas Anthozoa, ordo Rugosa, family

Porpitesidae, genus Porpites, dan spesies Porpites sp. Serta memilki bentuk

Discoidal yaitu berpusat pada satu titik..

Proses pemfosilan pada organism ini dimulai dari organisme mati yang

kemudian tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin,

dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini

akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu

akan terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada

tempat asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada

pada daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal

yang mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus

lapisan tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja,

sehinga mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching

yakni proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh

mineral yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral

tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi)

yang dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur scara

relatif fosil ini tergolong dalam zaman Silur Tengah atau sekitar 423-435 Juta

Page 12: Lamp Iran

Tahun yang lalu. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi, sehingga dapat

diidentifikasikan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah laut dangkal.

Selain itu, kita juga dapat melihat dari letak daerah pada saat praktikum. Adapun

fungsi dari fosil ini adalah sebagai brikut : sebagai bukti adanya kehidupan pada

masa lampau, dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang

berlangsung pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan,

menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan

menentukan geomorfologi suatu daerah.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.

Page 13: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : CERAH LOKASI : BARAT B. BOTTOSOWA LOITOLOGI : BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1. Hipostema

2. Enteron

3. Calix

4. Test

No. Urut : 3

No. Stasiun : I, II, III

Phylum : Coelenterata

Kelas : Zoontaria

Ordo : Rugosa

Family : Turbinolianidae

Genus : Turbinolia

Spesies : Turbinolia sp.

Proses Pemfosilan : Mineralisasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Conical

Umur : Devon Tengah (kurang lebih 360-370 Juta Tahun yang lalu)

Keterangan :

Fosil ini masih memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati berupa

hipostema yaitu tempat tertambatnya, enteron yaitu sekat atau ruas, dan calyx

yaitu kamar yang beada diantara enteron. Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka

fosil ini tergolong dalam filum Coelenterata, kelas Zoontaria, ordo Rugosa, family

Page 14: Lamp Iran

Turbinolianidae, genus Turbinolia, dan spesies Turbinolia sp. Serta memilki

bentuk conica yaitu berpusat pada satu titik..

Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati yang kemudian

tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain

yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan

terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan

terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat

asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada pada

daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang

mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan

tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehinga

mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakni

proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral

yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral tersebut

menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang

dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur scara

relatif fosil ini tergolong dalam zaman Devon Tengah atau sekitar 360-370 Juta

Tahun yang lalu. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi, sehingga dapat

Page 15: Lamp Iran

diidentifikasikan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah laut dangkal.

Selain itu, kita juga dapat melihat dari letak daerah pada saat praktikum. Adapun

fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut; sebagai bukti adanya kehidupan pada

maasalampau, dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan iklim yang a

berlangsung pada masa lampau, untuk menentukan umur rlatif suatu batuan,

menentukan maslingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan

menentukan geomorfologi suatu daerah.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.

Page 16: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : BERAWAN LOKASI : BARAT B. BOTTOSOWA LOITOLOGI: BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1 .Spive

2. Septa

3. Suture

4. Aperture

5 Test

No. Urut : 4

No. Stasiun : II, III

Phylum : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Ordo : Mesogastropoda

Family : Cheliconusnidae

Genus : Cheliconus

Spesies : Cheliconus sp.

Proses Pemfosilan : Mineralisasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Conical

Umur : Eosen Tengah (kurang lebih 44-50 Juta Tahun yang lalu)

Keterangan :

Fosil ini masih memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati berupa

suture yaitu garis yang membatasi antara kamar yang satu dengan kamar yang

lainnya, sepata yaitu kamar-kamar yang taerdapat pada fosil, dan aperture yaitu

Page 17: Lamp Iran

berupa garis tumbuh. Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong

dalam filum Mollusca, kelas Gastropoda, ordo Mesogastropoda, family

Cheliconusidae, genus Cheliconus, dan spesies Cheliconus sp Serta memilki

bentuk conical yaitu berpusat pada satu titik..

Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati yang kemudian

tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain

yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan

terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan

terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat

asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada pada

daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang

mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan

tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehinga

mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakni

proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral

yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral tersebut

menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang

dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur scara

Page 18: Lamp Iran

relatif fosil ini tergolong dalam zaman Eosen Tengah atau sekitar 44-50 Juta

Tahun yang lalu. Setelah dtetesi HCl fosil ini bereaksi, sehingga dapat

diidentifikasikan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah laut dangkal.

Selain itu, kita juga dapat melihat dari letak daerah pada saat praktikum. Adapun

fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan pada

masa lampau, d untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan

lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan menentukan

geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan

iklim yang berlangsung pada masa lampau.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.

Page 19: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : BERAWAN LOKASI : BARAT B. BOTTOSOWA LOITOLOGI: BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1. Growth line

2. Suture

3. Aperture

4. Septa

5. Beak

6. Test

No. Urut : 5

No. Stasiun : I, III

Phylum : Mollusca

Kelas : Pelecypoda

Ordo : Myoida

Family : Medialusidae

Genus : Medialus

Spesies : Medialus sp.

Proses Pemfosilan : Mineralisasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Conveks

Umur : Eosen Tengah (kurang lebih 44-50 Juta Tahun yang lalu)

Keterangan :

Fosil ini masih memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati berupa

suture yaitu garis yang membatasi antara kamar yang satu dengan kamar yang

lainnya, sepata yaitu kamar-kamar yang taerdapat pada fosil, dan aperture yaitu

berupa garis tumbuh, groeth line yaitu garis tumbuh dan beak yaitu Tonjolan yang

Page 20: Lamp Iran

terdapat pada bagian beakang . Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini

tergolong dalam filum Mollusca, kelas Pelecypoda, ordo Myodia, family

Medialusidae, genus Medialus, dan spesies Medialus sp. Serta memilki bentuk

conveks yaitu menyerupai mangkok.

Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati yang kemudian

tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain

yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan

terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan

terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat

asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada pada

daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang

mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan

tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehinga

mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakni

proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral

yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral tersebut

menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang

dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur scara

Page 21: Lamp Iran

relatif fosil ini tergolong dalam zaman Eosen Tengah atau sekitar 44-50 Juta

Tahun yang lalu. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi, sehingga dapat

diidentifikasikan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah laut dangkal.

Selain itu, kita juga dapat melihat dari letak daerah pada saat praktikum. Adapun

fungsi dari fosil ini adalah untuk menentukan umur relatif suatu batuan,

menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan

menentukan geomorfologi suatu daerah. Selain itu fosil ini juga berfungsi sebagai

bukti adanya kehidupan pada masa lampau. Dan melalui fosil tersebut kita dapat

mengetahui keadaan iklim yang berlangsung pada masa lampau.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.

Page 22: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : BERAWAN LOKASI : BARAT B. BOTTOSOWA LOITOLOGI: BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1. Suture

2. Septa

3. Aperture

4. Growth line

5. Test

No. Urut : 6

No. Stasiun : III

Phylum : Mollusca

Kelas : Pelecypoda

Ordo : Veneroida

Family : Trigonianidae

Genus : Trigonia

Spesies : Trigonia sp

Proses Pemfosilan : Mineralisasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Conical

Umur : Eosen Tengah (sekitar 44-50 Juta Tahun yang lalu)

Keterangan :

Fosil ini masih memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati berupa

suture yaitu garis yang membatasi antara kamar yang satu dengan kamar yang

lainnya, sepata yaitu kamar-kamar yang taerdapat pada fosil, dan aperture yaitu

berupa titik tumbuh dan growth line yaitu garis tumbuh. Berdasarkan cirri-ciri

Page 23: Lamp Iran

fisiknya maka fosil ini tergolong dalam filum Mollusca, kelas Pelecypoda, ordo

veneroida, family Trigonianidae, genus Trigonia, dan spesies Trigonia sp. Serta

memilki bentuk conical yaitu berpusat pada satu titik..

Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati yang kemudian

tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain

yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan

terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan

terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat

asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada pada

daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang

mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan

tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehinga

mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakni

proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral

yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral tersebut

menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang

dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur scara

relatif fosil ini tergolong dalam zaman Eosen Tengah atau sekitar 44-50 Juta

Page 24: Lamp Iran

Tahun yang lalu. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi, sehingga dapat

diidentifikasikan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah laut dangkal.

Selain itu, kita juga dapat melihat dari letak daerah pada saat praktikum. Adapun

fungsi dari fosil ini adalah untuk menentukan umur relatif suatu batuan,

menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan

menentukan geomorfologi suatu daerah. Selai itu fosil ini juga berfungsi sebagai

bukti adanya kehidupan pada masa lampau.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.

Page 25: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : BERAWAN LOKASI : BARAT B. BOTTOSOWA LOITOLOGI: BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1. Suture

2. Septa

3. Aperture

4. Umbo

5. Valve

6. Growth line

No. Urut : 7

No. Stasiun : III

Phylum : Mollusca

Kelas : Pelecypoda

Ordo : Myodia

Family : Poropeanidae

Genus : Poropea

Spesies : Poropea sp

Proses Pemfosilan : Mineralisasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Conveks

Umur : Eosen Tengah (sekitar 44-50 Juta Tahun yang lalu)

Keterangan :

Fosil ini masih memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati berupa

suture yaitu garis yang membatasi antara kamar yang satu dengan kamar yang

lainnya, sepata yaitu kamar-kamar yang taerdapat pada fosil, dan aperture yaitu

berupa garis tumbuh, umbo yaitu tempat keluarnya sisa sisa makanan, growth line

Page 26: Lamp Iran

yaitu garis tumbuh dan valve yaitu bagian keras yang berfungsi sebagai penutup

dan pelindung dari faktorluar. Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini

tergolong dalam filum Mollusca, kelas Pelcyoda, ordo Myodia, family

Poropeanidae, genus Poropea, dan spesies Poropea sp. Serta memilki bentuk

conveks yaitu menyerupai mangkok..

Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati yang kemudian

tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain

yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan

terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan

terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat

asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada pada

daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang

mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan

tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehinga

mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakni

proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral

yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral tersebut

menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang

dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Page 27: Lamp Iran

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur scara

relatif fosil ini tergolong dalam zaman Eosen Tengahatau sekitar 44-50 Juta

Tahun yang lalu. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi, sehingga dapat

diidentifikasikan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah laut dangkal.

Selain itu, kita juga dapat melihat dari letak daerah pada saat praktikum. Adapun

fungsi dari fosil ini adalah untuk menentukan umur relatif suatu batuan,

menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan

menentukan geomorfologi suatu daerah. Selain itu dengan fosil ini kta dapat

mengetahui keadaan iklim pada masa lampau.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.

Page 28: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : BERAWAN LOKASI : BARAT B. BOTTOSOWA LOITOLOGI: BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1. Suture

2. Septa

3. Aperture

4. Spin

5. Test

No. Urut : 8

No. Stasiun : I, II, III

Phylum : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Ordo : Mesogastropoda

Family : Destila

Spesies : Destila sp

Proses Pemfosilan : Petrifikasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Conical

Umur : Trias (sekitar 215-230 Juta Tahun yang lalu)

Keterangan :

Fosil ini masih memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati berupa

suture yaitu garis yang membatasi antara kamar yang satu dengan kamar yang

lainnya, sepata yaitu kamar-kamar yang taerdapat pada fosil, dan aperture yaitu

berupa garis tumbuh, spin fosil yaitu ornament berupa duri dan test yaitu bagian

Page 29: Lamp Iran

keseluruhan dar. Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam

filum Mollusca, kelas Gastropoda, ordo Mesogastropoda, family Destilanidae,

genus Destila, dan spesies Destila sp. Serta memilki bentuk conicl yaitu berpusat

pada satu titik..

Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati yang kemudian

tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain

yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan

terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan

terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat

asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada pada

daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang

mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan

tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehinga

mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakni

proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral

yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral tersebut

menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang

dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur scara

Page 30: Lamp Iran

relatif fosil ini tergolong dalam zaman Trias atau sekitar 215-230 Juta Tahun yang

lalu. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi, sehingga dapat diidentifikasikan

bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah laut dangkal. Selain itu, kita juga

dapat melihat dari letak daerah pada saat praktikum. Adapun fungsi dari fosil ini

adalah untuk menentukan umur relatif suatu batuan, menentukan lingkungan

pengendapan, menentukan top dan bottom, dan menentukan geomorfologi suatu

daerah. Selain itu fosil ini berfungsi sebagai bukti adanya kehidupan pada masa

lampau.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.

Page 31: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : BERAWAN LOKASI : BARAT B. BOTTOSOWA LOITOLOGI: BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1. Pori/ Ostia

2. Test

3. Oskulum

No. Urut : 9

No. Stasiun : II, III

Phylum : Porifera

Kelas : Demospongia

Ordo : Monaxonida

Family : Favositesidae

Genus : Favosites

Spesies : Favosites sp

Proses Pemfosilan : Petrifikasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Globular

Umur : Eosen Tengah (50-44 juta tahun lalu)

Keterangan :

Fosil ini masih memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati berupa

Pori yaitu tempat keluar masuknya air , Tempat keluarnya air Test yaitu bagian

keseluruhan dari fosil.. Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong

dalam filum Porifera, kelas Demospongia, ordo Monaxnida, family Favositesiae,

genus Favosites , dan spesies Favosites sp. Serta memilki bentuk globular yaitu

Page 32: Lamp Iran

menyerupai bola namaun pada fosil ini telah megalami rombakan.

Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati yang kemudian

tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain

yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan

terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan

terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat

asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada pada

daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang

mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan

tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehinga

mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakni

proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral

yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral tersebut

menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang

dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur scara

relatif fosil ini tergolong dalam zaman Eosen Tengah Setelah ditetesi HCl fosil ini

bereaksi, sehingga dapat diidentifikasikan bahwa lingkungan pengendapan fosil

ini adalah laut dangkal. Selain itu, kita juga dapat melihat dari letak daerah pada

Page 33: Lamp Iran

saat praktikum. Adapun fungsi dari fosil ini adalah untuk menentukan umur relatif

suatu batuan, menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom,

dan menentukan geomorfologi suatu daerah. Sebagai bukti adanya kehidupan

pada masa lampau.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.

Page 34: Lamp Iran

FIELD TRIP PALEONTOLOGI

HARI/TANGGAL : SABTU, 13 DES 2008 CUACA : BERAWAN LOKASI : BARAT B. BOTTOSOWA LOITOLOGI: BATUAN GAMPING

KETERANGAN :

1. Suture

2. Septa

3. Aperture

4. Umbo

5. Test

No. Urut : 10

No. Stasiun : II,III

Phylum : Mollusca

Kelas : Gastropoda

Ordo : Mesogastropoda

Family : Viviparusidae

Genus : Viviparus

Spesies : Viviparus sp.

Proses Pemfosilan : Petrifikasi

Komposisi Kimia : Karbonat (CaCO3)

Bentuk : Spherical

Umur : Eosen Tengah (sekitar 44-50 Juta Tahun yang lalu)

Keterangan :

Fosil ini masih memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati berupa

suture yaitu garis yang membatasi antara kamar yang satu dengan kamar yang

lainnya, sepata yaitu kamar-kamar yang taerdapat pada fosil, dan aperture yaitu

Page 35: Lamp Iran

berupa garis tumbuh umbo, yaitu tempat keluarnya sisa makanan dan test yaitu

bagian keseluruhan dari organisme . Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini

tergolong dalam filum Mollusca, kelas Gastropoda, ordo Mesogastropoda, family

Viviparusidae, genus Viviarus, dan spesies Viviparus sp. Serta memilki bentuk

spherical yaitu berpusat pada satu titik..

Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati yang kemudian

tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain

yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan

terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan

terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat

asalnya yakni berupa cekungan, khususnya pada pratikum kali ini berada pada

daerah pegunungan. Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang

mengakibatkan faktor luar berupa sinar matahari tidak dapat menembus lapisan

tersebut dan faktor dalam berupa bakteri pembusuk tidak dapat bekerja, sehinga

mempermudah proses pemfosilan yang sebelumnya mengalami leaching yakni

proses pencucian fosil dan terjadi pergantian secara keseluruhan oleh mineral

yang lebih resisten berupa mineral karbonat (CaCO3). Kemudian mineral tersebut

menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang

dilanjutkan proses sementasi yakni pengikatan material-material, sehingga

terlitifikasi menjadi batu (fosil). Akibat adanya tenaga endogen berupa vulkanik,

tektonik, dan gempa bumi dan tenaga eksogen berpa air, es, udara, dan erosi

mengakibatkan fosil yang awalnya berada dalam sebuah lapisan tersingkapkan ke

permukaan.

Page 36: Lamp Iran

Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur scara

relatif fosil ini tergolong dalam zaman Eosen Tengah atau sekitar 44-50 Juta

Tahun yang lalu. Setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi, sehingga dapat

diidentifikasikan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah laut dangkal.

Selain itu, kita juga dapat melihat dari letak daerah pada saat praktikum. Adapun

fungsi dari fosil ini adalah untuk menentukan umur relatif suatu batuan,

menentukan lingkungan pengendapan, menentukan top dan bottom, dan

menentukan geomorfologi suatu daerah.

Referensi :

Sap Praktikum Paleontology

Haruna Mappa. Makro dan Mikro Paleontologi

Budi Rochmanto. Diktat Mata Kuliah Geologi Fisik.