laminar air flow sering disebut juga sebagai biological safety cabinet
DESCRIPTION
ilmiahTRANSCRIPT
Rekonsiliasi Dalam Pengobatan
Rekonsiliasi adalah proses pembuatan daftar akurat yang memungkinkan dari
semua pengobatan yang telah diterima pasien, termasuk obat OTC ( over the counter)
dan obat herbal. Di dalam list ini terdapat nama obat, dosis penggunaan, cara
penggunaan dan cara penyimpanannya. Daftar kompresif ini kemudian dibandingkan
dengan berbagai pengobatan baru yang lainnya sehingga seluruh regimen obat pasien
dapat diatur ketika dibutuhkan.
Langkah terakhir yang penting dalam proses ini adalah mengkomunikasikan
tinjauan daftar penggunaan obat yang telah didapatkan pasien untuk ketepatan
penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien untuk selanjutnya.
Tujuan rekonsiliasi
Untuk mencegah terjadinya eror medikasi seperti pemberian obat yang tidak
tepat, duplikasi obat, pemberian obat yang terlalu banyak atau terlalu sedikit,
mencegah reaksi obat yang merugikan karena pencampuran obat yang salah.
Agar tujuan ini dapat tercapai secara efektif maka proses ini harus dilakukan
secara konsisten. Tugas ini dilaksanakan oleh petugas yang telah di izinkan oleh
rumah sakit dengan metode yang tepat sehingga semua perubahan pengobatan yang
dilalui oleh pasien dapat tercatat hingga pasien kembali ke rumah.
BCH ( Boulder Community Health) telah melakukan rekonsiliasi secara
konsisten selama lima tahun yang timnya terdiri dari farmasis, perawat, patient
safety&quality dan departemen homecare. BCH menyimpulkan bahwa pembuatan
daftar pengobatan sederhana tidak cukup, jadi dilakukan perluasan rekonsiliasi
dengan melibatkan dokter. Sehingga nanti akhirnya dokter pun dapat memberikan
terapi obat yang tepat sesuai dengan diagnosis pasien.
1
High Alert
Obat high alert adalah obat-obatan yang memiliki resiko tinggi yang dapat
menyebabkan timbulnya komplikasi/ membahayakan pasien secara signifikan jika
terdapat kesalahan penggunaannya (dosis, interval, dan pemulihannya). Selain
berhati-hati dalam penggunaannya, obat high alert ini juga harus disimpan ditempat
yang khusus.
Berikut daftar obat-obatan yang tergolong dalam high alert :
2
Obat-obat yang sering terlibat kesalahan dalam pemberitaan adalah pemberian
elektrolit konsentrasi tinggi secara tidak sengaja. Cara yang paling efektif untuk
mengurangi atau menghilangkan kejadian ini adalah menyusun proses pengelolaan
obat yang memerlukan perhatian yang tinggi, termasuk memindahkan elektrolit
kosentrasi tinggi dari unit perawatan pasien ke farmasi. Selain itu, harus ditetapkan
cara pelabelan dan penyimpanannya sedemikian rupa sehingga aksesnya terbatas agar
terhindar dari pemakaian yang tidak sengaja.
3
Suhu Penyimpanan Obat
Suhu penyimpanan menurut Farmakope IV:
Dingin : suhu tidak lebih dari 8oC; lemari pendingin memiliki suhu 20C dan
80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu - 200C dan - 100C
Sejuk :suhu antara 80C dan 150C
Suhu kamar : suhu pada ruang kerja. Suhu kamar erkendali adalah suhu yang
diatur antara 150C dan 300C
Hangat : suhu antara 300C dan 400C
Panas berlebih : suhu diatas 400C
- Contoh obat yang disimpan di refrigerator : vaksin polio, vaksin rabies, vaksin
DPT, vaksin diferitetanus, vaksin hepatitis, serum antirabies.
- Contoh obat yang disimpan di freezer : serum immunoglobulin
Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan
Prekursor Farmasi
Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
PENYIMPANAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 24
Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di
fasilitas produksi, fasilitas distribusi, dan fasilitas pelayanan kefarmasian
harus mampu menjaga keamanan, khasiat, dan mutu Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.
4
Pasal 25
(1) Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
dapat berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus.
(2) Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan
barang selain Narkotika.
(3) Tempat penyimpanan Psikotropika dilarang digunakan untuk menyimpan
barang selain Psikotropika.
(4) Tempat penyimpanan Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku
dilarang digunakan untuk menyimpan barang selain Prekursor Farmasi dalam
bentuk bahan baku.
Pasal 26
(1) Gudang khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai pintu yang dilengkapi
dengan pintu jeruji besi dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
b. langit-langit dapat terbuat dari tembok beton atau jeruji besi;
c. jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi;
d. gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker
penanggung jawab; dan
e. kunci gudang dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab dan pegawai lain
yang dikuasakan.
(2) Ruang khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang kuat;
b. jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi;
c. mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
d. kunci ruang khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan; dan
e. tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk.
5
(3) Lemari khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. terbuat dari bahan yang kuat;
b. tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda;
c. harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi
Farmasi Pemerintah;
d. diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik,
dan Lembaga Ilmu Pengetahuan ; dan
e. kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
Lemari Penyiapan Obat Suntik
Laminar Air Flow adalah meja kerja steril untuk melakukan kegiatan
inokulasi/ penanaman. Laminar Air Flow merupakan suatu alat yang digunakan
dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman
dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar
Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat
kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh
kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara
ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian
ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency
Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.
Laminar Air Flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan secara
eseptis. Prinsip penaseptisan suatu ruangan berdasarkan aliran udara keluar
dengankontaminasi udara dapat diminimalkan.
Pada Laminar Air Flow, terdapat 2 macam filter:
6
1. Pre-filter, yang menggunakan saringan pertama terhadap debu-debu dan benda-
benda yang kasar. Pori-porinya kira-kira 5 mm sehingga efisiensinya dapat mencapai
95 mm untuk objek-objek yang ≥ 5 mm.
2. HEPA filter dengan pori-pori 0.3 (m dan terdapat pada bidang keluar udara
kearah permukaan tempat kerja.
Laminar Air Flow sering disebut juga sebagai Biological Safety
Cabinet (BSC) yaitu alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC/LAF
mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan
aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Prosedur penggunaan BSC/FAL
adalah sebagai berikut:
1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai
bekerja.
2. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah.
3. Nyalakan lampu neon dan blower.
4. Biarkan selama 5 menit.
5. Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70 %.
6. Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % atau desinfektan yang
cocok dan biarkan menguap.
7. Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload)
karena memperbesar resiko kontaminan.
8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke LAF/BSC sedemikian rupa
sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.
9. Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi
gunakan yang berbahan bakar gas.
10. Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh
aktivitas kerja.
11. Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari
BSC
7
12. Usap permukaan interior LAF/BSC dengan alkohol 70 % dan biarkan menguap
lalu tangan dibasuh dengan desinfektan.
13. Matikan lampu neon dan blower.
Proses pencampuran obat suntik secara aseptis,
Mengikuti langkah – langkah sebagai berikut:
a) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
b) Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi sesuai prosedur tetap
c) Menghidupkan Laminar Air Flow (LAF) sesuai prosedur tetap
d) Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap cairan dalam LAF.
e) Menyiapkan kantong buangan sampah dalam LAF untuk bekas obat.
f) Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70 %.
g) Mengambil alat kesehatan dan obat-obatan dari pass box.
h) Melakukan pencampuran secara aseptis
Proses pencampuran sediaan sitostatika
1) Memakai APD sesuai PROSEDUR TETAP
2) Mencuci tangan sesuai PROSEDUR TETAP
3) Menghidupkan biological safety cabinet (BSC) 5 menit sebelum digunakan.
4) Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC sesuai PROSEDUR TETAP
5) Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan sitostatika.
6) Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika.
7) Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 70%.
8) Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.
9) Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja BSC.
10) Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.
11) Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi sediaan
sitostatika
12) Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-obat yang
harus terlindung cahaya.
8
13) Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam wadah pembuangan khusus.
14) Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam
wadah untuk pengiriman.
15) Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui
pass box.
16) Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap
9