lakip - bpkp.go.id perwakilan bpkp... · serta untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam...
TRANSCRIPT
PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN PEMBANGUNANPROVINSI SUMATEM UTARA
KATA PENGANTAR
Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabelserta untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam TAP MPR No. IX Tahun 1998
tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN, Inpres Nomor 7 Tahun 1999tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah IAKIPJ, dan Inpres No. 4 Tahun 2011
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara [PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentangPedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah, BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara men)rusun Laporan AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana StrategisPerwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 20L0-2014, yang selanjutnya dijabarkansetiap tahunnya dalam dokumen Penetapan Kinerja fTapkin).
Mengikuti peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 di atas, dan
menindaklanjuti Surat Menteri PAN dan RB tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilias KinerjaInstansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 20L2, program dalam Renstra BPKP
tahun 20L0-20L4 dimodifikasi dengan menambah perspektif sasaran strategis besertaIndikator Kineria Utama flKU) dengan maksud agar dapat dilakukan penilaian terhadappencapaian tujuan dan sasaran.
Penyusunan LAKIP telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di lingkunganPerwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan Sistem InformasiManajemen Monitoring dan Evaluasi Rencana Kegiatan Tahunan (SIM MonevRKT).
LAKIP ini telah membandingkan antara realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi SumateraUtara tahun 2013 dengan Tapkin Perwakilan BPIG Provinsi Sumatera Utara tahun 2013.LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 serta menginformasikanperbandingan antara realisasi IKU tahun 2013 dengan tahun 2012 serta target IKU di akhirperiode Renstra tahun 2014. Capaian kinerja secara umum untuk 37 IKU adalah sangat baik,yaitu sebanyak 30 IKU memperoleh capaian di atas 85% sedangkan 7 IKU memperolehcapaian di bawah 850/0.
Selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban dan kinerja yang telahditetapkan, LAKIP BPKP Tahun 20t3 dihara menjadi sarana peningkatanpencapaian kinerja.
15 fanuari 2014Perwakilanff,
P 1962Lt22 198302 1 001
LAPOR,{N AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISUMATERA UTARA TAHUN 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi .............................................. 1
B. Aspek Strategis Organisasi ........................................................................... 2
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ............................................. 2
D. Struktur Organisasi .......................................................................................... 4
E. Sistematika Penyajian .................................................................................... 6
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2010 - 2014 ................................................................... 7
1. Pernyataan Visi .......................................................................................... 7
2. Pernyataan Misi ........................................................................................ 8
3. Tujuan Strategis ....................................................................................... 12
4. Sasaran Strategis ...................................................................................... 13
5. Indikator Kinerja Utama ....................................................................... 13
6. Program dan Kegiatan ........................................................................... 15
B. Perjanjian Kinerja 2013 ................................................................................ 16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja ................................................................................................. 20
B. Analisis Kinerja ................................................................................................. 22
Sasaran Strategis 1; .................................................................................................... 22
Sasaran Strategis 2; .................................................................................................... 27
Sasaran Strategis 3; .................................................................................................... 29
Sasaran Strategis 4; .................................................................................................... 32
Sasaran Strategis 5; .................................................................................................... 38
Sasaran Strategis 6; .................................................................................................... 41
Sasaran Strategis 7; .................................................................................................... 43
Sasaran Strategis 8; ................................................................................................... 51
BAB IV PENUTUP
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1.1. Posisi Pegawai Per 31 Desember 2013..................................................................................... 5
Tabel 2.1. Indiakator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara...................... 14
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara..................................... 17
Tabel 3.1. Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi .
..Sumatera Utara....................................................................................................................................
20
Tabel 3.2. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1............................................... 22
Tabel 3.3. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2............................................... 28
Tabel 3.4. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3............................................... 30
Tabel 3.5. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4............................................... 33
Tabel 3.6. Realisasi Penyerahan Laporan Investigasi/PKKN kepada Instansi Penegak
..Hukum....................................................................................................................................................
36
Tabel 3.7. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5............................................... 39
Tabel 3.8. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6............................................... 42
Tabel 3.9. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7............................................... 43
Tabel 3.10.Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi..................... 44
Tabel 3.11.Realisasi PP dan Sumber Dana Tahun 2013.......................................................................... 45
Tabel 3.12.Total Nilai Aset yang Dikuasai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
..Hingga 31 Desember 2013.............................................................................................................
48
Tabel 3.13. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8............................................. 51
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara............................. 5
Gambar 1.2. Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.......... 7
RINGKASAN EKSEKUTIF
alah satu unsur dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah akuntabilitas.
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari amanah atau mandat yang diterima
suatu organisasi. Dengan landasan pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
disusun berdasarkan capaian indikator kinerja output yang merupakan pelaksanaan dari
mandat yang telah diterima. Selain untuk memenuhi Inpres No. 7 Tahun 1999 yang
mensyaratkan setiap instansi pemerintah wajib menyusun suatu laporan akuntabilitas,
maka laporan ini juga merupakan kebutuhan kami dalam melakukan analisis dan evaluasi
kinerja dalam rangka peningkatan kinerja organisasi secara menyeluruh.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 ini menyajikan berbagai
keberhasilan maupun kegagalan dalam bidang tugas yang diembannya. LAKIP yang disusun
ini, bersifat dukungan terhadap LAKIP BPKP Pusat. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
pada tahun 2013 untuk 8 (delapan) sasaran strategis adalah sebagai berikut:
1. Sasaran 1: Dari 3 IKU dominan (butir 1, butir 2, dan butir 7) tercapai 166,24%
2. Sasaran 2: Dari 2 IKU dominan (butir 8 dan butir 9) tercapai 111,85%
3. Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan (butir 10 dan butir 11) tercapai 98,73%
4. Sasaran 4: Dari 3 IKU dominan (butir 14, butir 16, dan butir 17) tercapai 157,9%
5. Sasaran 5: Dari 2 IKU dominan (butir 21 dan butir 22) tercapai 63%
6. Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan (butir 24) tercapai 235,2%
7. Sasaran 7: Dari 4 IKU dominan (butir 25, butir 27, butir 28 dan butir 31) tercapai 122,1 %
8. Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan (butir 37) tercapai 100%
Secara umum, capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat melebihi
target yang yang telah ditetapkan. Faktor pendukung tercapainya IKU di atas adalah
semakin meningkatnya kepercayaan stakeholders untuk mendapatkan jasa konsultasi
maupun assurance dari Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, baik itu langsung dari
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, maupun melalui permintaan penugasan melalui
Deputi Rendal di BPKP Pusat.
Namun demikian, masih terdapat perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan tugas, antara
lain:
1. IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP, 26 Pemda, jumlah ini
naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah 25 Pemda. Walaupun demikian, Pemda
yang meraih opini WTP menurun, dari 3 Pemda menjadi 2 Pemda.
s
2. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti, hanya tercapai 26,6%, hal ini disebabkan belum intensifnya hasil
pemeriksaan khususnya untuk temuan-temuan yang nilainya material.
3. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008,
hanya mencapai 6%, hal ini disebabkan oleh penurunan komitmen IPD untuk
menerapkan SPIP secara konsisten.
4. Pemanfaatan sistem informasi manajemen di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
belum optimal, namun demikian capaian IKU ini masih berada di 7,5 (skala Likert),
dengan demikian, masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki. Faktor-faktor yang
dirasakan belum optimal pemanfaatan sistem informasi yang ada adalah rendahnya
kecepatan lalu lintas data, kapabilitas pengguna dan operator SIM, dan adanya mutasi
pegawai yang terkait dengan pengelolaan dan pengoperasian database sistem
informasi manajemen yang ada.
Prestasi capaian kinerja dan hal-hal yang masih perlu ditingkatkan di tahun-tahun
berikutnya tersebut di atas akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran pada Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam upaya perbaikan pelaksanaan kinerja di masa yang
akan datang.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
1
I. PENDAHULUAN
adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden
mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan
pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait.
Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk
BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 lebih lanjut diuraikan sebagai berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Sejak terbentuk pada tahun 1983, tugas dan fungsi BPKP mengalami beberapa kali penyesuaian.
Tugas dan fungsi BPKP terakhir diatur berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 103
Tahun 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 64 Tahun 2005. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas pemerintahan di
bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan;
2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan
pembangunan;
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
4. Pemantauan, pemberian bimbingan, serta pembinaan terhadap kegiatan
pengawasan keuangan dan pembangunan;
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum, ketatausahaan,
organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, serta perlengkapan, dan rumah tangga.
Dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Menurut PP tersebut, BPKP adalah Auditor Presiden yang bertugas melakukan pengawasan
intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan melakukan pembinaan penyelenggaraan
SPIP. Berdasarkan PP tersebut, BPKP mempunyai tugas dan fungsi baru, yaitu melakukan:
1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu
(Pasal 49 ayat 2), meliputi:
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
B
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
2
2. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Pasal 59 ayat
2).
3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan kepada Menteri
Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4).
4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional dari hasil
pengawasan BPKP dan APIP lainnya (Pasal 54 ayat 3).
Terkait dengan peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara, Presiden memperkuat
wewenang BPKP dengan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 2011 tentang
Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.
Selain itu, untuk mempercepat implementasi penyelenggaraan SPIP, Presiden menerbitkan
Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi,
dengan rencana aksi sebagai berikut:
1. Mendiagnosis keandalan sistem pengendalian yang ada;
2. Memperbaiki sistem pengendalian yang lama menjadi sistem pengendalian baru
yang menekankan pada soft control;
3. Menyusun peraturan sistem pengendalian intern.
B. Aspek Strategis Organisasi Semangat reformasi telah mendorong BPKP untuk melakukan reposisi dan redefinisi terhadap tugas, fungsi, dan perannya di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan dalam rangka mendukung terwujudnya tuntutan masyarakat agar Pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sebagaimana diamanatkan oleh TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang PenyelenggaraanNegara yang Bersih dan Bebas KKN.
Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan keuangan dan pembangunan merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus ditangani secara sistematis dan berkelanjutan. Di sisi lain,penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan perwujudan responsibilitas dan sensitivitas pemerintah terhadap tuntutan dan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara.
Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai aparat pengawasan intern pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga memfokuskan kegiatannya dalam mendorong terselenggaranya otonomi daerah, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan good government governancedan good corporate governance, optimalisasi penerimaan negara/daerah, dan berperan aktif dalam pemberantasan KKN. Lebih jauh lagi, sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berusaha berperan membantu mempercepat perbaikan manajemen pemerintahan daerah.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada Presiden seperti dinyatakan dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008, BPKP
berperan mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan
negara melalui fungsi Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu yang meliputi (Pasal 49):
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
3
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan dua atau lebih kementerian/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak
dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada
kementerian/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan kewenangan;
Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Khusus dalam rangka pelaksanaan
pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara, Menteri Keuangan
melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan instansi pemerintah lainnya;
Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden:
Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri
Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4);
Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Disamping itu BPKP juga memiliki Layanan Produk Organisasi yang dapat dimanfaatkan
untuk mendukung peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara melalui
kegiatan layanan sebagai berikut:
Bidang Instansi Pemerintah Pusat
o Audit Keuangan Pinjaman Luar Negeri (LOAN);
o Audit Kinerja;
o Audit Operasional;
o Audit Operasional Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP);
o Evaluasi Program;
o Sosialisasi dan Pendampingan Penerapan Laporan Keuangan Instansi Pemerintah;
o Pendampingan Inventarisasi Barang Milik Negara;
o Penugasan atas Permintaan UKP4 dan KPK;
o Pendampingan Penyelenggaraan SPIP Instansi Vertikal.
o Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
o Pendampingan Penyusunan RPJMD, Renstra, Tapkin dan LAKIP Pemda;
o Sosialisasi Good Governance di Pemda;
o Manajemen Risiko Sektor Publik;
o Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
(SAKD);
o Asistensi/Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan Pemda;
o Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah;
o Bimbingan Teknis Pengelolaan Asset Daerah;
o Pendampingan Reviu, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
o Sosialiasi, Asistensi, Pendampingan SPIP Pemerintah Daerah.
Bidang Akuntan Negara
o Asistensi Good Corporate Governance pada BUMN/D;
o Asistensi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
o Asistensi Penyusunan Corporate Plan (CP);
o Asistensi Manajemen Asset BUMD;
o Asistensi Key Performance Indicator/Balance Scorecard;
o Sosialisasi dan Asistensi Implementasi Badan Layanan Umum RSUD;
o Asistensi Pengembangan Manajemen Risiko;
o Audit Keuangan;
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
4
o Audit Kinerja BUMD;
o Bimbingan Teknis Pengembangan Pengendalian Intern Berbasis COSO;
o Asistensi dan Pendampingan Penerapan SAK ETAP pada PDAM.
Bidang Investigasi
o Pemeriksaan Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi
praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain;
o Pemberantasan KKN;
o Membantu pemerintah memerangi KKN dengan membentuk gugus tugas anti
korupsi dengan keahlian audit forensic;
o Membantu Perhitungan Kerugian Keuangan Negara;
o Pemberian Keterangan Ahli;
o Bantuan Tenaga Auditor;
o Kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi, Kepolisian Daerah dan KPK;
o Sosialisasi dan Pendampingan Penyusunan Program Anti Korupsi/Fraud Control
Plan (FCP);
o Bimbingan Teknis Audit Investigasi bagi APIP;
o Diagnostic Assesment Fraud Control Plan (FCP);
o Sosialisasi Wilayah Tertib Administrasi/ Zona Integritas menuju wilayah bebas
korupsi.
Peningkatan Kapasitas SDM Berupa Pemberian Bantuan Tenaga Instruktur dan
Narasumber di Bidang:
o Akuntansi;
o Auditing;
o Manajemen Pengawasan;
o Manajemen Anggaran dan Perbendaharaan;
o Pengadaan Barang dan Jasa;
o Fasilitator Ujian Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor bagi para Pejabat
Fungsional Auditor.
Kegiatan Lainnya
o Asistensi Tata Kelola Apip;
o Penyelenggaraan Diklat SPIP bagi Instansi Vertikal dan Pemerintah Daerah;
Konsultasi pengadaan barang dan jasa.
D. Struktur Organisasi Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No.KEP-
06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang telah diubah beberapa kali dan
terakhir diubah dengan keputusan Kepala BPKP nomor KEP-713/K/SU/2002, Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi
BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala
Perwakilan (Pejabat Struktural Eselon II A)dan dibantu oleh:
Kepala Bagian Tata Usaha;
Kepala Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat;
Kepala Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah;
Kepala Bidang Akuntan Negara;
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
5
Kepala Bidang Investigasi;
Kepala Subbagian Program dan Pelaporan;
Kepala Subbagian Keuangan;
Kepala Subbagian Kepegawaian;
Kepala Subbagian Umum;
Kelompok Pejabat Fungsional.
Gambar 1.1.
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung dengan tenaga SDM yang cukup andal.
Posisi pegawai per 31 Desember 2013 berjumlah 186 orang, dengan rincian yang dapat dilihat
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1.
Posisi Pegawai per 31 Desember 2013
Jabatan Jumlah (orang)
Pejabat Struktural 10
Pejabat Fungsional Auditor 144
Fungsional Analis Kepegawaian 0 Fungsional Arsiparis 4
Fungsional Pranata Komputer 1
Fungsional Umum 27
Jumlah 186
Kepala
Perwakilan
Kepala Bidang Pengawasan
Instansi
Pemerintah Pusat
Kepala Bidang
Akuntabilitas Pemerintah
Daerah
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kepala
Bidang Akuntan Negara
Kepala Bidang
Investigasi
Kepala Bagian Tata
Usaha
Kepala Subbagian
Prolap
Kepala Subbagian Keuangan
Kepala Subbagian
Kepegawaian
Kepala Subbagian
Umum
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
6
E. Sistematika Penyajian
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 melaporkan pencapaian kinerja
BPKP selama tahun 2013. Capaian kinerja 2014 diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan
Kinerja (Tapkin) 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Tapkin sendiri
merupakan penjabaran Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2014 memungkinkan dilakukannya
identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan
kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini, sistematika penyajian Laporan
Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 dapat
diilustrasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini.
BAB I. PENDAHULUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
7
Gambar 1.2.
Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Referensi Bab
PENDAHULUAN Bab I
Bab IV PENUTUP
RencanaStrategis
2010-2014
PerjanjianKinerja/Penetapan
Kinerja 2014
Bab II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab III AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 7
II. PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
eningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama
BPKP. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada Renstra 2010–
2014. Program pada Renstra BPKP periode 2010-2014 berbeda dari Renstra
periode sebelumnya yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi
oleh Bappenas. Berdasarkan restrukturisasi program tersebut, program BPKP
dalam Renstra mencakup satu program teknis yaitu Program Pengawasan
Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu Program Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP.
Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
BPKP melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator
Kinerja Utama, sehingga mulai tahun 2012 ini, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian
sasaran strategis. Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November 2012. Sasaran dalam Renstra
BPKP tahun 2010 – 2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit jumlah anggaran
dalam perspektif masing-masing indikator sasaran strategis dengan maksud agar dapat
melakukan penilaian terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis.
A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014
Penyusunan Renstra BPKP merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra BPKP
merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
serta program dan kegiatan BPKP dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Renstra BPKP merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan
mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta
mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah.
1. Pernyataan Visi
Struktur Renstra BPKP Tahun 2010-2014 mengacu pada restrukturisasi program dan
Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang
diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 2010.
M
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
8
Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP berisi Visi
sebagai berikut:
Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh
segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan. Sebagai
penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.
2. Pernyataan Misi
Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh seluruh unit untuk
mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan kewenangan yang telah
diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula diatur dalam Keputusan
Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non-Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Selanjutnya, dengan terbitnya PP Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan
penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup
penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi BPKP adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
b. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di
wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan
Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Berkualitas
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
9
Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas
akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder
dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan mendorong upaya
pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP memberikan assurance terhadap penyelenggaraan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu
pemberian umpan balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk
memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara
berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik.
Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin jelas
dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan
intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan
3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang dalam
pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah
daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan
lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan
komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah,
sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.
Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan dapat
memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar
Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP.
Peran BPKP dalam mengawasi kegiatan-kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan
penetapan Menteri Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran
pengawasannya.
Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden merupakan kegiatan
BPKP dalam rangka merespon permasalahan-permasalahan strategis yang mendesak
untuk ditangani (current issues) sesuai dengan perintah Presiden dan kabinetnya.
Pelaksanaan penugasan tersebut merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP
sebagai Auditor Presiden/Pemerintah.
MISI 1
Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan
Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di
wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
10
Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai
pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan
pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab
atas efektivitas penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga,
gubernur, dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing.
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan
penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi
pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60 Tahun
2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang
langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan
tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden.
Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:
1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
2) Sosialisasi SPIP;
3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;
4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta
5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.
Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat menerapkan SPIP.
Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi kedua ini. Kegiatan pembinaan
penyelenggaraan SPIP diawali dengan penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan
SPIP (pedoman umum dan pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun
SPIP di seluruh instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar
diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap penerapan SPIP,
BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi kepada seluruh instansi
pemerintah.
Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan kemampuan/ kompetensi
auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu mengembangkan kapasitas
pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.
MISI 2
Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
11
Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberikan
nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan
kredibel, serta berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta
manakala terjadi kerja sama yang sinergis antar-APIP. Lebih luas lagi, peningkatan
kapasitas APIP dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda
bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk menugaskan
secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda.
Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi memiliki
kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.
Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota komunitas
pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional yang
terpadu. Pengembangan sistem pengawasan nasional tentunya dilakukan bersama-sama,
Inspektorat Jenderal Kementerian, Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL,
maupun dengan Instansi Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatan pengawasan
seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta
Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari sisi SDM,
organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:
1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat
1 e PP Nomor 60 Tahun 2008);
2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 PP
Nomor 60 Tahun 2008);
3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;
4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;
5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;
6) Pendukung/fasilitasi pengawasan;
7) Sinergi dengan APIP lain.
Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam rangka
membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif
MISI 3
Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional
dan Kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
MISI 4
Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal
bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
12
melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang
dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden
terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang
berbasis web, online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan
informasi secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas Presiden.
Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian
kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang
cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.
Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-masing
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun indikator
capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam menyampaikan
akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP
mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap
kebuntuan (missing link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
menyinergikan sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah)
sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk
memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing program/agenda
Pemerintah.
Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun dan
menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan
kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
3. Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta
berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau
implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP mengadopsi konsep
Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik
BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang
berorientasi kepada profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif
Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi
Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced
scorecard) tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder
utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan
pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-
tujuan strategis sebagai berikut:
1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara di wilayah Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara;
2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara;
3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus
yang merugikan keuangan Negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara;
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
13
4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di
wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara;
5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara;
6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara
spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan.
Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun
waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan
pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-
2014 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD;
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah
Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD;
4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 70% di K/L/ Pemda;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten pada 80% K/L/Pemda;
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaan keuangan sebesar 100%.
8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.
Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah
sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif
manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Indikator kinerja utama BPKP merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran
strategis BPKP. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking
yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran
utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan
manfaat bagi stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan
mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung
tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis,
sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran
(output).
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
14
Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat
pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
Uraian Indikator Kinerja Utama
Tujuan 1 : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Negara
Sasaran Strategis 1: Meningkatkan Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke pusat
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke pusat
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholder yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87.50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Tujuan 2: Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tujuan 3: Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan
Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
13 Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim, dan penyesuaian harga
17 Persentase pelaksanaan audit investigative/PKKN/PKA
18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
20 Persentase hasil telahaan pengaduan masyarakat
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
15
Tujuan 4: Terciptamya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Tujuan 5: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Pemerintah yang Kompeten
Sasaran Startegis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
28 Persentase Pagu Dana yang tidak diblokir dalam DIPA
29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
31 Persentase pemanfaatan asset
32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana
33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
34 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas
35 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
36 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Tujuan 6: Terselengggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Pemerintah
Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
37 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
6. Program dan Kegiatan
Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP menyesuaikan
program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi BPKP dengan program yang
ditetapkan oleh Bappenas.
Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh
Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK
melaksanakan program teknis dan program generik. Program teknis merupakan program
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
16
yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan
eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan
internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan
(pelayanan internal).
Sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas yang dilaksanakan
oleh Perwakilan BPKP, pelaksanaan kegiatan di Perwakilan Provinsi Sumatera Utara juga
mengacu pada tiga program, yaitu:
Program Teknis
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan anggaran
sebesar Rp4.988.846.000,-
Program Generik
1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
dengan anggaran sebesar Rp17.347.587.000,-
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan
anggaran sebesar Rp278.000.000,-
Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama kemudian
dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan kegiatan ini identik juga dengan
program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei
2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah.
B. PERJANJIAN KINERJA 2013
Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan melalui
pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran indikator kinerja
utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis ini di tahun 2013 disusun
perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan
lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama
organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen
dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari
setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.
Pada tahun 2013, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah dimodifikasi,
perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat 45 indikator kinerja
utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya delapan sasaran strategis dapat
dilihat pada Tabel 2.2.
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
17
Tabel 2.2.
Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA PERUBAHAN
PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA
No
PERWAKILAN BPKP SUMATERA UTARA
Satuan Target Sasaran Strategis Indikator Kinerja
1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan
penyusunan Laporan Keuangan
Persen 100
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya
memperoleh opini minimal WDP
Persen 90
3 Persentase Jumlah laporan keuangan proyek
PHLN yang memperoleh opini dukungan
Wajar
Persen 90
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral
yang disampaikan ke Pusat
Persen 100
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan
presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen 100
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan
stakeholders yang dijadikan bahan
pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen 95
7 Persentase BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen 44
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi
penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti
Persen 15
9 Persentase hasil pengawasan BUN yang
disampaikan ke Pusat
Persen 100
3 Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
10 Persentase penghematan IPD yang
melakssanakan pelayanan sesuai standar
minimal
Persen 75
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Persen 100
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit
kinerja
Jumlah
BUMD
100
4 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan
Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kelompok 2
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko
fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 8
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang dilakukan kajian peraturan yang
berpotensi TPK
Instansi 1
16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim
dan penyesuaian harga
Persen 80
17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/
PKKN/PKA
Persen 95
18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK
oleh instansi berwenang
Persen 87
19 persentase laporan keinvestigasian yang
sesuai standar
Persen 98
20 Persentase hasil telaahan pengaduan Persen 75
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
18
masyarakat
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan
SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Pemda 23
22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi
penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun
2008
Pemda 34
23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring
Sistem Pengendalian Intern
Pemda 15
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional
dan kompeten pada 80% Pemda
24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi
penerapan JFA
Persen 25
7 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
25 Persentase jumlah rencana penugasan
pengawasan yang terealisasi
Persen 100
26 Persentase kesesuaian laporan keuangan
Perwakilan BPKP dengan SAP
Persen 100
27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan
terhadap layanan kepegawaian
Skala
Likert 1-1 7.8
28 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir
dalam DIPA
Persen 100
29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas
pencairan anggaran yang diajukan sesuai
prosedur
Skala
Likert 1-10 8.25
30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di
media massa
Berita 70
31 Persentase pemanfaatan asset Persen 100
32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan
terhadap layanan sarpras
Skala
Likert 1-10 8.1
33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil
audit Inspektorat
Persen 80
34 Jumlah masukan topik penelitian yang
disampaikan ke puslitbangwas
Topik 2
35 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi
dan atau di-assessment tata kelola APIP
Instansi 9
36 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor
bersertifikat
Skala
Likert 1-10
7.5
8 Terselenggaranya 100% sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
37 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan
secara efektif
Persen 75
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
19
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
engukuran capaian kinerja tahun 2013 merupakan bagian dari
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan
tahun 2013 dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam
dokumen penetapan kinerja 2012. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29
Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran
strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menyempurnakan rumusan sasaran
strategis dengan memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan. IKU dominan
tersebut dinilai signifikan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam
mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU
dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan
terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab
sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2014 dan atau tahun-
tahun selanjutnya (performance improvement).
Sesuai dengan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2010–2014,
kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari berbagai unit kerja terkait,
demikian juga halnya dengan capaiannya. Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara merupakan resultante capaian sasaran strategis yang terintegrasi dari
seluruh unit kerja yang ada di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dan bukan
merupakan kompilasi capaian kinerja LAKIP bidang atau bagian secara terpisah .
Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan
yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU dominan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara.
Capaian atas 37 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara
ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel
3.1 berikut ini:
PPP
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
20
Tabel 3.1.
Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara
Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
Sasaran Strategis 1: Meningkatkan Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
Persen 100 350 350
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persen 90 76,4 84,8
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persen 90 156,4 173,7
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke pusat Persen 100 139,7 139,7
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke pusat Persen 100 202,8 202,8
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholder yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen 95 100 105,2
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen 44 28,13 63,93
Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87.50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Persen 15 4 26
9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Persen 100 197,7 197,7
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persen 75 50 66,7
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 100 130,76 130,76
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 100 100 100
Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
13 Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi
Kelompok 2 2 100
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Instansi 8 8 100
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK Persen 1 1 100
16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim, dan penyesuaian harga
Persen 80 150 187,5
17 Persentase pelaksanaan audit investigatif/PKKN/PKA Persen 95 177 186,3
18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang Persen 87 79,59 91,48
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
21
19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persen 98 100 102
20 Persentase hasil telahaan pengaduan masyarakat Persen 75 100 133,3
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 23 6 26
22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Persen 34 34 100
23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Persen 15 7 46,6
Sasaran Startegis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Persen 25 58,8 235,2
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen 100 191 191
26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persen 100 100 100
27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert 7,8 7,6 97,4
28 Persentase Pagu Dana yang tidak diblokir dalam DIPA Persen 100 100 100
29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur Skala Likert 8,25 8 96,96
30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Laporan 70 39 55,7
31 Persentase pemanfaatan asset Persen 100 100 100
32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana
Skala Likert 8,1 8 98,77
33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Persen 80 80 100
34 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas Topik 2 2 100
35 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Persen 9 9 100
36 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Persen 7,5 7,5 100
Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
37 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Persen 75 75 100
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta realisasi
anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
22
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya
terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap ssaran strategis. Analisis
juga dulakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinetka
sasaran umum namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu,
analisis dilakukan dengan membandingkan capaian sasaran tahun terakhir Renstra 2014.
Analisis tentang 8 (delapan) sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai alat
untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95%
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat, kementerian/lembaga, dan
pemerintah daerah merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya
strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah
pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja BPKP sehingga BPKP dapat melakukan
pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan
oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari
BPK RI minimal WDP.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95%
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah” pada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara diindikasikan oleh IKU yang
terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Realisasi IKU sasaran
strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan dengan target tahun
2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2.
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/
(Penurunan)
Target
Kinerja
2014
Capaian
2013
Terhadap
Target
2014
2012 2013
1.
Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan laporan
keuangan
Persen 247 350 103 100 350
2. Persentase IPD yang laporan keuangannya
memperoleh opini minimal WDP Persen 70,6 76.4 5,8 95 80,42
3.
Persentase jumlah laporan keuangan proyek
PHLN yang memperoleh opini dukungan
wajar
Persen 95 156,4 61,4 90 173,77
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektoral
yang disampaikan ke pusat Persen 84 139,7 55,7 100 139,7
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
23
5.
Persentase hasil pengawasan atas
permintaan presiden yang disampaikan ke
pusat
Persen 160 202,8 42,8 100 202,8
6.
Persentase hasil pengawasan atas
permintaan stakeholder yang dijadikan
bahan pengambilan keputusan oleh
stakeholders
Persen 100 100 0 95 105,2
7. Persentase BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraan akuntansi Persen 22 28.13 6,13 44 63.93
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dalam
rangka pelaksanaan pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian
LKPP dan memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi LKPP, serta pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Guna mendukung capaian strategis Kantor Pusat BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara, melakukan pendampingan penyusunan LKPP dukungan pada Instansi
Pemerintah Pusat (IPP) yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Hasil pendampingan
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi meningkatkan opini dari LKPP yang
didampingi BPKP.
Capaian kinerja sasaran strategis untuk IKU ini dihitung jumlah instansi vertikal yang
mendapat pendampingan dibandingkan target dalam PKPT. Realisasi IKU pada tahun
2013 untuk sasaran ini adalah sebesar 350% dan telah melebihi dari target yang telah
ditetapkan pada tahun 2013, yaitu 100%. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun
2012, realisasi IKU tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 117%, hal ini disebabkan
terdapat permintaan penambahan jumlah kegiatan pendampingan oleh mitra kerja
pada tahun 2013. Dengan demikian, secara umum dari realisasi IKU tahun 2013,
menunjukkan bahwa permintaan pendampingan penyusunan laporan keuangan IPP di
Sumatera Utara masih cukup tinggi, dan melebihi target tahun 2014.
Jumlah output tahun 2013 untuk kegiatan ini berupa laporan hasil bimbingan
teknis/asistensi penyusunan LKKL sebanyak 49 laporan atau 350% dari target
sebanyak 14 laporan. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp88.355.000,00 atau 50,3% dari anggarannya sebesar Rp175.600.000,00 dan dengan
SDM sebanyak 2.058 OH atau 264,8% dari rencananya sebanyak 774 OH.
2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya
Memperoleh Opini Minimal WDP
IKU kedua menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 BPKP
adalah “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya
Memperoleh Opini Minimal WDP” dengan target sebesar 95%. Dalam rangka
mendukung IKU tersebut, BPKP proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of
Understanding (MoU) untuk membantu pemerintah, antara lain dengan melakukan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
24
pendampingan penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan
IPD menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang laporan
keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang
diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 76,4% atau telah mencapai 84,4% target yang telah
ditetapkan pada tahun bersangkutan. Capaian ini meningkat sebesar 5,8% dari tahun
2012, yaitu sebesar 70,6%. Jumlah LKPD yang telah memperoleh opini WDP pada
tahun 2013 sebanyak 26 Pemda, jumlah ini meningkat dari tahun 2012, dimana pada
tahun tersebut, jumlah LKPD yang memperoleh opini WDP sebanyak 24 Pemda.
Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya pemahaman SDM di lingkungan
pemerintah daerah tentang penyajian laporan keuangan yang sesuai SAP. Berikut
perkembangan opini eksternal auditor atas laporan keuangan Pemda.
Perkembangan Opini BPK atas LKPD di Wilayah Provinsi Sumatera Utara
No.
Jenis Opini Jumlah Pemda 2010 2011 2012
1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
0 0% 3 9% 2 6%
2. Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
21
62% 22
65% 24 70%
3. Tidak Memberikan Pendapat (TMP)
11
32%
9
26% 7 21%
4. Tidak Wajar (TW) 2 6% - - 1 3% 6. Belum Keluar Opini - - - - - -
5. Tidak Audit - - - - - -
Jumlah 34 100% 34 100% 34
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra 2014, IKU ini telah mencapai
80,42 % dari target 95%. Ini berarti usaha Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
untuk meningkatkan opini LKPD telah berada pada jalur yang tepat, namun masih
diperlukan kerja keras dan komitmen untuk mendukung pencapaian Opini LKPD
hingga mencapai WTP.
Hambatan yang ditemukan terkait dengan peningkatan opini LKPD pada Pemda di
wilayah Provinsi Sumatera Utara masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, antara
lain:
1) Kelemahan sistem pengendalian intern;
2) Belum tertatanya barang milik negara/daerah dengan tertib;
3) Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa belum sesuai dengan ketentuan yang
.berlaku;
4) Penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi
.Pemerintahan (SAP);
5) Sistem pengelolaan keuangan masih lemah
Sampai dengan akhir tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah
menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
25
rangka Pengembangan Manajemen Pemerintah Daerah dengan 34 Pemda atau seluruh
Pemda yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara
Jumlah output kegiatan terkait dengan pencapaian IKU tersebut di atas dalam Tahun
2013 ini berupa Laporan Hasil Bimtek, Laporan Asistensi Penyusunan LKPD, dan
Laporan Hasil Reviu LKPD sebanyak 145 laporan atau sebesar 725% dari target 20
laporan. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp339.350.000,00 atau 133,5% dari anggaran sebesar Rp254.089.000,00 dengan
menggunakan SDM, sebanyak 6.652 OH atau 349,3% dari rencana sebanyak 1.904 OH.
3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini
Dukungan Wajar
IKU “Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Opini Auditnya WTP”
merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari
jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 156,4% atau telah mencapai 173,7% dari target
yang telah ditetapkan. Jika dibandingkan realisasi tahun 2012, capaian ini mengalami
kenaikan sebesar 78,7%, sedangkan dari target pada akhir tahun renstra 2014 sebesar
90%, target yang telah dicapai ini, lebih tinggi 83,7%. Peningkatan ini disebabkan oleh
meningkatnya pemahaman mitra kerja akan pentingnya penatausahaan laporan
keuangan.
Jumlah output kegiatan terkait dengan pencapaian IKU tersebut di atas dalam tahun
2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN sebanyak 61 laporan atau
156,4% dari target 39 laporan. Untuk mencapai IKU menggunakan dana sebesar
Rp450.415.000,00 atau 129% dari anggaran sebesar Rp349.065.000,00. SDM yang
digunakan sebanyak 1.991 OH atau 90,6% dari rencana sebanyak 2.197 OH.
4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang
bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP diberikan kewenangan yang lebih
dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan
dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan
beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP. IKU ini
diukur dengan cara menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat dibandingkan
target laporan yang ditetapkan dari pusat.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 139,7% atau 39,7% lebih besar dari target IKU
sebesar 100% yang telah ditetapkan pada tahun 2013, dengan demikian seluruh
kegiatan pengawasan yang direncanakan dapat direalisasi, bahkan telah melebihi
target yang ditetapkan.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
26
Dibandingkan target IKU tahun 2012 sebesar 84% terjadi kenaikan pencapaian
sebesar 55,7%. Pada tahun 2013 persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang
disampaikan ke pusat sudah melampaui target tahun 2014 yang sebesar 100%.
Jumlah output kegiatan terkait dengan pencapaian IKU tersebut di atas dalam Tahun
2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektoral sebanyak 109 laporan atau
sebesar 139,7% dari target laporan sebanyak 78 laporan. Untuk mencapai IKU
menggunakan dana sebesar Rp599.686.000,00 atau 61,2% dari anggaran sebesar
Rp979.201.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 4.308 OH atau 101,4% dari
rencana sebanyak 4.248 OH.
5. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke
Pusat
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke
Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka
pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan
lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2
butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.
Capaian IKU diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke pusat dibandingkan
target laporan dari pusat. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 202,8% atau sudah lebih
besar 102,8% dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2013. Realisasi ini
mengalami kenaikan 42,8% dibandingkan realisasi tahun 2012 sebesar 160%.
Jumlah output kegiatan terkait dengan pencapaian IKU tersebut di atas dalam tahun
2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yaitu berupa 71
laporan atau sebesar 202,8% dari target 35 laporan. Kegiatan ini menggunakan dana
menggunakan dana sebesar Rp378.052.000,00 atau 102,6% dari anggaran sebesar
Rp368.256.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.574 OH atau 142% dari
rencana sebanyak 1.108 OH.
6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholder yang Dijadikan
Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan
Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU lainnya untuk
mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 95%. IKU ini diukur dari
persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat
waktu (sesuai RPL dalam KM4).
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100%, jauh melebihi dari target yang telah
ditetapkan pada tahun 2013 yaitu sebesar 95%. Nilai ini tidak mengalami peningkatan
dari tahun 2012 yaitu 100%. Terdapat peningkatan jumlah stakeholder diantaranya
adalah Imigrasi Polonia, Lapas Pemuda Langkat, Lapas Kelas IA Tanjung Gusta, Lapas
Kelas IIA Humbang Hasundutan, Lapas Kelas IIA Siantar, Lapas Narkotika Simalungun,
Balai Karantina Perikanan Kelas I, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Madina. Peningkatan ini disebabkan oleh kepercayaan stakeholder atas advice yang
diberikan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Realisasi tahun 2013 juga telah
melampaui target tahun 2014, yaitu sebesar 95%.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
27
Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa laporan hasil pengawasan atas permintaan
stakeholder sebanyak 43 laporan dari target 1 laporan. Kegiatan untuk mendukung
IKU menggunakan dana sebesar Rp365.243.000,00 dari anggaran sebesar
Rp6.000.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.291 OH dari rencana sebanyak
85 OH.
7. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi
Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 58
ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan yang meliputi: laporan realisasi anggaran, neraca,
dan catatan atas laporan keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada
Pemerintah Daerah.
Dengan kondisi kemampuan sumber daya manusia BUMD yang pada umumnya masih
belum memadai, BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara berperan aktif dalam
pendampingan penyusunan laporan keuangan BUMD di lingkungan Provinsi Sumatera
Utara agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu
pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian sasaran strategis 1 dengan IKU
“BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi.”
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang mendapat pendampingan
penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 28.13%, atau masih di bawah target yang
seharusnya, yaitu 44%. Tidak tercapainya IKU tahun 2013 disebabkan beberapa
faktor, antara lain disebabkan keterbatasan anggaran Bidang AN untuk melakukan
asistensi pada BUMD yang membutuhkan.
Namun, capaian tahun 2013 ini sudah mengalami peningkatan dari tahun 2012,
dimana pada tahun 2012 hanya mencapai 22%, hal ini disebabkan pada tahun 2013,
adanya kenaikan jumlah permintaan pendampingan. Capaian IKU tahun 2013
dibandingkan target IKU akhir periode Renstra tahun 2014 baru mencapai 50%,
dengan demikian kegiatan ini masih perlu ditingkatkan pada tahun ke depan.
Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa laporan kegiatan bimtek/asistensi
penyusunan LK BUMD sebanyak 11 laporan atau 110% dari jumlah 10 laporan yang
direncanakan. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp77.185.000,00 atau 78.85% dari anggaran sebesar Rp97.885.000,00 dengan
menggunakan SDM sebanyak 763 OH atau 104,8% dari rencana sebanyak 728 OH.
Sasaran Strategis 2:
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”
memiliki dua IKU. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.3.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
28
Tabel 3.3
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/
(Penurunan)
Target
Kinerja
2014
Capaian
2013
Terhadap
Target
2014
2012 2013
1.
Persentase hasil pengawasan
optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang ditindaklanjuti
Persen 6 4 (2) 18 22
2. Persentase hasil pengawasan BUN yang
disampaikan ke Pusat Persen 155 197,7 42,7 100 197,7
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan
Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP
menetapkan “Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah
yang Ditindaklanjuti” Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah setoran sampai
dengan tahun berjalan dibandingkan dengan Jumlah tindak lanjut
(rekomendasi/saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit
OPN/OPAD.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 4%, mengalami penurunan dibandingkan capaian
tahun 2012, yaitu sebesar 6%. Realisasi tahun 2013 hanya mencapai 26% dari target
kinerja yang telah ditentukan yaitu sebesar 15%. Penurunan ini disebabkan
rendahnya kesadaran pihak obrik untuk melaksanakan tindak lanjut hasil
pengawasan. Untuk tahun 2014, telah tercapai target sebesar 22% dari target yang
diharapkan pada tahun 2014 sebesar 18%. Walaupun demikian, Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara tetap harus mengintensifkan penyelesaian TL melalui
kegiatan pemutakhiran data dan monitoring tindak lanjut.
2. Persentase Hasil Pengawasan Bendahara Umum Negara (BUN) yang
Disampaikan ke Pusat
Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, Pasal 49 ayat 2 butir b menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan
intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum
Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan.
Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Sumatera
Utara membentuk IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan
ke Pusat”.
Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke pusat
dibandingkan target laporan dari pusat. Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 197,7%
mengalami kenaikan sebesar 42,7% dibandingkan tahun 2012 sebesar 155%.
Capaian IKU dibandingkan target Renstra tahun 2014 atau mencapai 197,7%
dibandingkan target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
29
Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan BUN sebanyak
174 laporan atau 197,7% dari 88 laporan kegiatan yang direncanakan. Kegiatan untuk
mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp598.490.000,00 atau 101,3% dari
anggaran sebesar Rp590.714.000,00 dan menggunakan SDM sebanyak 2.407 OH atau
113,5% dari rencana sebanyak 2.120 OH.
Sasaran Strategis 3:
Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada
75% BUMN/BUMD
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan
pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan
pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang
secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam
rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun
suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan
proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil
usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan
peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar
modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban
menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan
akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara perlu mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan
Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.
Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan Terselenggaranya GG pada
75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal dan
BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang dilakukan sosialisasi atau asistensi GCG atau KPI .
Bersama IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan
tahun 2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.4.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
30
Tabel 3.4.
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/
(Penurunan)
Target
Kinerja
2014
Capaian
2013
Terhadap
Target
2014
2012 2013
1. Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persen 70 50 (20) 80 62,5
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 266,67 130,76 (135,91) 100 130,76
3. Persentase BUMD yang dilakukan audit
kinerja Persen 81 100 19 100 100
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan
Minimal
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap Pemda
untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan
dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah
dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1
tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan oleh
kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan
bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh
karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP mendukung
pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal”. IKU ini diukur dengan menghitung
jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD
yang diaudit kinerja pelayanan.
Pada tahun 2013 jumlah IPD yang diambil kinerja pelayanan sebanyak 4 (empat)
Pemda, dan pada masing-masing Pemda dilakukan Audit terhadap 2 (dua) Standar
Pelayanan Minimal atau untuk 2 (dua) urusan wajib, yaitu urusan kesehatan dan
urusan pendidikan. Dari hasil audit yang dilaksanakan, baru 50% dari indikator
standar pelayanan minimal yang dicantumkan oleh IPD yang diaudit.
Persentase IPD yang sudah mencantumkan Standar Pelayan Minimal (SPM) Tahun
2013 sebanyak 50%. Berdasarkan target yang ditetapkan, capaian kinerja adalah 75%.
Target pembinaan sampai akhir tahun 2014 sebesar 80%. Capaian tahun 2013 baru
mencapai 62,5% dari target akhir Renstra yang telah ditetapkan.
Kegiatan yang dilaksanakan juga terkait dengan pengawasan atas kinerja pelayanan
publik bidang keuangan daerah yang dilaksanakan selama tahun 2013, yaitu evaluasi
LAKIP Pemda. Evaluasi LAKIP dilakukan terhadap 17 Pemda yang menyusun LAKIP
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
31
tahun 2011. Hasil evaluasi pelaporan kinerja Pemda memberikan nilai LAKIP sebagai
berikut:
a. Nilai C atau “Kurang”, sebanyak 9 Pemda
b. Nilai D atau “Sangat Kurang”, sebanyak 8 Pemda
Sedangkan hasil evaluasi pelaporan kinerja Pemda tahun 2012 yang dilakukan
terhadap 5 (lima) Pemda, yaitu:
a. Nilai C atau “Kurang”, sebanyak 1 Pemda
b. Nilai D atau “Sangat Kurang”, sebanyak 4 Pemda
Jumlah output kegiatan tahun 2013 terkait IKU ini berupa laporan hasil pengawasan
atas kinerja pelayanan publik Bidang Keuangan Daerah sebanyak 62 laporan dari 18
laporan yang direncanakan atau 163,5%. IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp384.290.000,00 atau 163,5% dari anggaran sebesar Rp234.988.000,00 dengan
menggunakan SDM sebanyak 1.879 OH atau 206% dari rencana sebanyak 910 OH.
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi
GCG/KPI
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa
manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan
dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.
Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/D/BLU/D yang
dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI
dibandingkan target PKPT
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 130,76% sedangkan capain IKU tahun 2012 adalah
sebesar 267%. Pada tahun 2013, capaian IKU telah melebihi target yang ditetapkan,
hal ini disebabkan oleh kebutuhan BUMN/D/BLU/D atas kegiatan GCG/KPI masih
tinggi. Dibanding dengan tahun 2012, terjadi penurunan sebesar 136,24% namun
realisasi kegiatan ini masih melebihi target IKU.
Tahun 2014 diharapkan capaian IKU sebesar 100% artinya seluruh permintaan akan
asistensi akan dapat diakomodasi dalam perencanaan.
Jumlah kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor
korporat sebanyak 17 laporan dar 13 laporan kegiatan yang direncanakan atau
130,76%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp86.500.000,00 atau 40,38% dari anggaran sebesar Rp214.212.000,00, dengan
menggunakan SDM sebanyak 3.059 OH atau 109,8% dari rencana sebanyak 2.785 OH.
3. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja
Penetapan IKU “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja”, dimaksudkan untuk
mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan tata kelola BUMD.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
32
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan
target PKPT.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100%, sedangkan capaian IKU tahun 2012 adalah
sebesar 81%. Dengan demikian, terjadi peningkatan capaian sebesar 19%
dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya arahan dari
Deputi Bidang Akuntan Negara mengenai jumlah minimal PDAM yang harus diaudit
kinerja pada tahun 2013.
Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja
BUMD sebanyak 26 laporan dari 19 laporan yang direncanakan. Kegiatan untuk
mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar Rp366.645.000,00 atau 173,6% dari
anggaran sebesar Rp211.128.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.733 OH
atau 140,3% dari rencana sebanyak 1.235 OH.
Sasaran Strategis 4:
Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD
dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka panjang
2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan
Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah
menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata Kepemerintahan
yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta
Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:
1. Pencegahan tindak pidana korupsi;
2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;
3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;
4. Kerja sama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;
5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;
6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara mengambil peran dalam mendukung enam strategi
pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP).
Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, berperan dalam
melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai
pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi.
Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan
dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
33
Tabel 3.5.
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/
(Penurunan)
Target
Kinerja
2014
Capaian
2013
Terhadap
Target
2014
2012 2013
1. Kelompok masyarakat yang mendapatkan
sosialisasi program anti korupsi Kelompok 3 2 (1) 2 100
2.
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
berisiko fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Jumlah
Instansi 8 8 0 8 100
3.
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD
yang dilakukan kajian peraturan yang
berpotensi TPK
Persen 1 1 0 1 100
4. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP,
klaim, dan penyesuaian harga Persen 76,9 150 73,1 85 176,4
5. Persentase pelaksanaan audit
investigatif/PKKN/PKA Persen 183 163,9 (19,1) 97 89,56
6. Persentase TL hasil audit investigasi non
TPK oleh instansi berwenang Persen 87,51 79,59 (7,92) 90 88,43
7. Persentase laporan keinvestigasian yang
sesuai standar Persen 100 100 0 98 102,04
8. Persentase hasil telahaan pengaduan
masyarakat Persen 70 100 30 80 125
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti
Korupsi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik penyelenggaraan
good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa Kelompok masyarakat yang
mendapatkan sosialisasi program anti korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata
pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei
dengan pengisian kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi,
forum koordinasi, penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan,
pembinaan/quality assurance.
Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya
pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia pendidikan yang
anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa
depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian Pemerintah
kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan anggaran, berbagai macam
bantuan bagi dunia pendidikan membawa konsekuensi meningkatnya risiko
terjadinya korupsi. Dengan memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap
korupsi bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan. Perhitungan Capaian IKU ini
adalah Jumlah Kelompok masyarakat yang mendapat Sosialisasi Anti Korupsi.
Capaian IKU kelompok masyarakat yang mendapat sosialisasi anti korupsi tahun 2013
sebesar 100%, dari target 2 segmen kelompok masyarakat yang menjadi sasaran yaitu
mahasiswa dan masyarakat penerima/calon penerima bantuan sosial. Jumlah target
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran sosialisasi mengalami penurunan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
34
dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 1 kelompok. Akan tetapi, jumlah yang
ditargetkan pada tahun 2013 telah terpenuhi jumlah ini dengan target tahun 2014
yang hanya 2 segmen kelompok masyarakat. Dalam jangka panjang, sosialisasi tetap
dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Jumlah output kegiatan tahun 2013 sosialisasi anti korupsi berupa laporan hasil
sosialisasi masalah korupsi sebanyak 18 laporan atau 300% dari 6 laporan kegiatan
yang direncanakan. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp.125.964.000,00 atau 206,3% dari anggaran berupa Rp61.054.000,00 dan dengan
SDM sebanyak 245 OH atau 275,2% dari rencana sebanyak 89 OH.
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mengimplementasikan Fraud
Control Plan (FCP)
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan
kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.
FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah,
menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan
Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai,
Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan
Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar
Perilaku, dan Disiplin.
Pada tahun 2013 FCP yang dilaksanakan di Sumatera Utara difokuskan pada Instansi
Pemerintah Daerah (IPD). IKU “Jumlah IPD yang mengimplementasikan FCP” dalam
upaya perbaikan penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui
pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara.
Jumlah instansi yang mengimplementasikan Fraud Control Plan pada tahun 2013
adalah sebanyak 8 instansi Pemerintah atau 100% dari target IKU telah dapat dicapai.
Jumlah yang sama juga telah dicapai pada tahun 2012. Untuk Tahun 2014 juga
ditargetkan 8 instansi Pemerintah, yang menjadi target pengimplementasian FCP.
Jumlah output tahun 2013 berupa laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
sebanyak 11 laporan dari 9 laporan kegiatan yang direncanakan atau 122,2%.
Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp59.980.000,00 atau
sebesar 56,7% dari anggaran sebesar Rp105.606.000 dengan menggunakan SDM
sebanyak 261 OH atau 79% dari rencana sebanyak 330 OH.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Kajian Peraturan yang
Berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya
pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
35
instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan
rekomendasi dari BPKP terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-undangan
yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.
Pada tahun 2013, kajian peraturan yang berpotensi TPK dilaksanakan pada 1 (satu)
BUMN, yaitu PLN. Untuk merealisasikan IKU, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera
Utara melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan
yang berindikasi KKN dan menyusun/menyempurnakan pedoman pelaksanaan
kegiatan.
Jumlah BUMN yang membuat dan mengkoreksi kebijakan dalam tahun 2013 sebanyak
1 instansi (PLN), terkait kajian hasil pengawasan terhadap penerapan Keputusan
Direksi PLN No. 100.K/010/Dir/2004 tanggal 07 Juni 2004 dan No.
200.K/010/Dir/2004 tanggal 28 September 2004 dalam kontrak No.
011/PJ.PLN2008/131/PIKITRINGSUAR/2008 tanggal 18 Februari 2008. Realisasi
tahun 2013 ini juga jika dibandingkan dengan target 2014, telah memenuhi target.
4. Persentase Terselesaikannya Kasus Hambatan Kelancaran
Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit
klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat
keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran
strategis. Persentase terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian harga, dan klaim
ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan penyelesaian tindak lanjut dari rekomendasi
yang tertuang dalam laporan audit maupun HKP atas kasus yang bersangkutan.
Realisasi capaian IKU pada tahun 2013 sebesar 150%. Jika dibandingkan dengan target
2013, realisasinya telah 70% lebih tinggi. Realisasi tahun 2013 ini juga lebih tinggi dari
realisasi tahun 2012, yaitu 76,9%. Target untuk tahun 2014 sebesar 85%, maka
capaian IKU ini adalah sebesar 176,4%.
Terkait dengan evaluasi hambatan kelancaran pembangunan, pada tahun 2013,
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah memberikan rekomendasi
penyelesaian status ruas Jalan Mariam Ginting Kabanjahe, Kabupaten Karo yang akan
dijadikan ruas jalan nasional.
Pada tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga telah melakukan 5
kegiatan penyesuaian harga, yaitu penyesuaian harga atas pekerjaan air navigation
system pembangunan Bandara Medan Baru, perbaikan tanah dan aeronautical
pavement runway pembangunan Bandara Medan Baru (paket 4), pekerjaan bangunan
umum pembangunan Bandara Medan Baru (paket 6a), pekerjaan bangunan
operasional pembangunan Bandara Medan Baru (paket 6c), dan pekerjaan pengadaan
pemasangan tower serta pondasi T/L 275KV Sarulla-Padang Sidimpuan.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
36
Tahun 2013, terdapat permintaan untuk melakukan audit klaim dari Pemko Medan,
namun setelah dilakukan ekspose ternyata tidak memenuhi kriteria untuk dilakukan
audit klaim.
Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil Evaluasi atas HKP, dan
audit investigatif atas penyesuaian harga dan Klaim sebanyak 11 laporan dari 5
laporan kegiatan yang direncanakan. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan
dana sebesar Rp83.150.000,00 atau sebesar 80% dari anggaran sebesar
Rp103.882.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 532 OH atau 116,9% dari
rencana sebanyak 455 OH.
5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigatif, PKKN, dan PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan
pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya
kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh BPKP
menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan
demikian, “Persentase Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum” menjadi
salah satu IKU BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis.
Dalam tahun 2013, audit yang dilaksanakan, baik Audit Investigasi maupun PKKN
atas permintaan Penyidik Kepolisian dan Kejaksaan berjumlah 46 (empat puluh
enam) kasus dengan total kerugian keuangan negara Rp87.585.920.668,81. Dari
jumlah tersebut, 36 (tiga puluh enam) kasus (78,2%) dengan nilai kerugian keuangan
negara Rp81.801.080.689,79 (93,3%) adalah audit dalam Rangka Penghitungan
Kerugian Keuangan Negara, sedangkan 10 (sepuluh) kasus (21,8%), dengan nilai
kerugian keuangan negara Rp5.784.839.979,02 (6,7%) merupakan Audit Investigasi.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan penyerahan/pelimpahan kasus melalui
penerbitan dan penyerahan laporan yang ditangani BPKP kepada instansi penegak
hukum.
Realisasi penyerahan laporan hasil audit investigasi dan pemberian keterangan ahli
tahun 2013 sebesar 163,9% , seperti terlihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 3.6.
Realisasi Penyerahan Laporan Investigasi/PKKN kepada
Instansi Penegak Hukum No Uraian Penerimaan
Kasus dari IPH
Realisasi
Penyerahan
Laporan ke IPH
Outcome
%
1. Audit Investigatif 14 10
163,9%
2. Audit Penghitungan Kerugian
Keuangan Negara
28 36
3. Pemberian Keterangan Ahli 55 113
Jumlah 97 159
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
37
Target IKU tahun tahun 2013 sebesar 95% dari kasus yang diterima dari IPH telah
selesai dan dilaporkan ke Instansi Penegak Hukum. Capaian kinerja tahun 2013
sebesar 163,9%, nilai ini telah melebihi target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja
2013 terhadap target 2014 sudah mencapai 89,56%.
Jumlah output kegiatan tahun 2013 berupa Laporan Hasil Audit Investigasi,
Perhitungan Keuangan Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan
Instansi Penyidik sebanyak 161 laporan dari 86 laporan kegiatan yang ditragetkan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp781.373.000,00 atau
sebesar 111,1% dari anggaran sebesar Rp703.075.000,00 dengan menggunakan SDM
sebanyak 4.700 OH atau 134,4% dari rencana sebanyak 3.495 OH.
6. Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non-TPK oleh Instansi Berwenang
Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian
keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk
ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya
pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan
memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara.
Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh
instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur rekomendasi
non tindak pidana korupsi pada suatu instansi pemerintah/BUMN/BUMD yang
disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi
yang disarankan.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti
dibandingkan dengan jumlah rekomendasi atas permasalahan/kasus yang
disampaikan kepada instansi yang berwenang.
Capaian IKU tahun 2013 sebesar 79,59 atau 91,48% dari target kinerja, dengan target
kinerja 87%. Target ini masih harus ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas hasil
audit, dengan demikian diharapakn target akhir tahun Renstra Tahun 2014 sebesar
90% Hasil Audit Investigasi ditindaklanjuti oleh instansi penegak hukum dapat
tercapai.
7. Persentase Keinvestigasian yang Sesuai Standar
Salah satu bentuk akuntabilitas penugasan investigatif terletak pada pemenuhan
standar pelaporan hasil penugasan. Hal ini berdampak pada efektivitas pengungkapan
dan penanganan kasus yang berindikasi KKN dalam rangka peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Untuk itu, dalam
Renstranya, BPKP membentuk IKU “Persentase Telaahan Terhadap Laporan
Penugasan Investigasi yang Memenuhi Standar.”
Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah laporan penugasan investigatif
yang memenuhi standar dibandingkan dengan jumlah laporan yang ditelaah.
Capaian IKU tahun 2013 adalah sebesar 100%. Realisasi tahun 2013 telah melebihi
target yang telah ditetapkan pada tahun 2013, yaitu 98%. Capaian ini sama dengan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
38
capaian tahun 2012. Capaian IKU ini diharapkan dapat dipertahankan hingga tahun
2014.
8. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap
akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan
pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi BPKP
dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat
pengaduan, baik yang diterima secara langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara, dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU
dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan, Pengaduan
Masyarakat yang Ditindaklanjuti dihitung berdasarkan persentase jumlah hasil
telaahan dibandingkan dengan jumlah pengaduan yang masuk. Capaian IKU tahun
2013 sebesar 100% dan sudah lebih tinggi 25% dari target yang ditetapkan. Hal ini
menunjukkan bahwa telah semua pengaduan yang masuk telah dibuat penelaahannya,
tidak hanya itu, banyaknya surat pengaduan yang masuk juga cukup berkontribusi
dalam peningkatan realisasi tahun 2013. Capaian ini meningkat dari tahun
sebelumnya yang hanya 70%. Capaian ini perlu dipertahankan hingga tahun
berikutnya.
Sasaran Strategis 5:
Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah pada 70% Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. Sesuai pasal 59 PP Nomor 60
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, BPKP bertanggung jawab melakukan
pembinaan SPIP. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah
dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Semakin banyak Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008,
diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan
semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis
tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan
dalam Tabel 3.7.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
39
Tabel 3.7.
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/
(Penurunan)
Target
Kinerja
2014
Capaian
2013
Terhadap
Target
2014
2012 2013
1.
Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008
Persen 9 6 (3) 70 8,57
2.
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi
penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor
60 Tahun 2008
Pemda 34 34 0 34 100
3. Jumlah Pemda yang dilakukan
monitoring Sistem Pengendalian Intern Pemda 9 7 (2) 23 30,34
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP Sesuai PP Nomor 60 Tahun
2008
Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat maturitas.
Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka
IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur
dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh
Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem
pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008,
karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas
keandalan sistem pengendalian intern Pemda.
Dari 34 Pemda di wilayah Provinsi Sumatera Utara, jumlah Pemda yang yang telah
menyelenggarakan SPIP sesuai PP No. 60 Tahun 2008 ada 8 (delapan) Pemda, yaitu
Kabupaten Langkat, Kabupaten Asahan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten
Tapanuli Selatan, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Pakpak Bharat. Namun
demikian, jumlah Pemda yang LKPD-nya memperoleh opini WTP baru 3 (tiga) Pemda
atau 6% dari jumlah Pemda yang ada.
Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 23%, maka capaian IKU ini adalah
sebesar 26%. Penurunan realisasi dibandingkan dengan tahun 2012 disebabkan oleh
beberapa Pemda belum dapat mempertahankan capaian opini pada tahun
sebelumnya. Pemda yang mengalami penurunan opini LKPD tahun 2012 adalah Kota
Sibolga.
Namun demikian, capaian ini masih jauh dari target Renstra pada tahun 2014. Pada
tahun 2014 diharapkan 70% LKPD telah mendapat Opini WTP, untuk itu Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara berupaya mendorong Pemda untuk mencapai target
tersebut.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
40
Penyelenggaraan SPIP merupakan landasan utama untuk pencapaian WTP, namun
pencapaian IKU juga didukung dengan pencapaian IKU lain yang terkait dengan
peningkatan kualitas LKPD.
2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP Nomor
60 Tahun 2008
IKU “Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor
60 Tahun 2008” dihitung berdasarkan jumlah Pemda di Provinsi Sumatera Utara yang
telah mendapatan asistensi penyelenggaraan SPIP.
Pada tahun 2012 BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara telah melakukan
sosialisasi SPIP kepada beberapa Pemda di Provinsi Sumatera Utara. Sosialisasi ini
ditindaklanjuti dengan pemberian konsultasi dan bimbingan teknis penyelenggaraan
SPIP terhadap Pemda-Pemda tersebut.
Seluruh Pemda di Wilayah Provinsi Sumatera Utara telah memperoleh asistensi
penyelenggaraan SPIP sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun, hal ini ditunjukkan hingga
tahun 2013, telah berhasil disusun dan ditetapkan Peraturan Kepala Daerah(Perkada)
SPIP di 34 Pemda di Provinsi Sumatera Utara atau 100% Pemda telah memperoleh
asistensi Penyelenggaraan SPIP hingga tahun 2013. Dengan demikian, target IKU
hingga tahun 2014, 100% dari jumlah Pemda di Provinsi Sumatera Utara memperoleh
asistensi SPIP telah berhasil dicapai.
Walaupun secara kuantitatif seluruh Pemda telah mendapat asistensi
penyelenggaraan SPIP, peningkatan kualitas penyelenggaran masih terus
dilaksanakan terkait pencapaian target opini LKPD yang maksimal, untuk memperoleh
opini WTP atas LKPD. Kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan Asistensi
Penyelenggaraan SPIP pada tahun 2013 meliputi:
1. Diklat SPIP
2. Bimbingan Teknis SPIP;
3. Pendampingan Diagnostic Assessment Penerapan SPIP;
4. Pemetaan dan Perbaikan SPIP;
5. Evaluasi Tata Kelola APIP pada Inspektorat;
6. Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP).
Sosialisasi dan bimbingan teknis penerapan tata kelola APIP pada inspektorat jumlah
output kegiatan pada tahun 2013 berupa Laporan Hasil Assistensi Penyelenggaraan
SPIP sebanyak 25 laporan dari target 21 laporan kegiatan yang direncanakan atau
119%. Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana
sebesar Rp238.452.000,00 atau 85,15% dari anggaran sebesar Rp280.036.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 528 OH atau 89,6% dari rencana sebanyak 589
OH.
3. Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern
Untuk menindaklanjuti asistensi penyelenggaraan SPIP yang dilakukan oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, dilakukan monitoring terhadap
pelaksanaan SPIP pada Pemda-Pemda di Provinsi Sumatera Utara.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
41
Jumlah Pemda yang dimonitoring penyelenggaraan SPIP sampai dengan akhir tahun
2013 sebanyak 7 Pemda dari 34 Pemda yang ada, yaitu Pemkab Tebing Tinggi,
Pemkab Serdang Bedagai, Pemkab Langkat, Pemkab Padang Sidempuan, Pemkab
Labuhan Batu Utara, Pemkab Pematang Siantar, dan Pemkab Tapanuli Utara.
Realisasi tahun 2013 suadh terdapat 7 Pemda yang dilakukan monitoring Sistem
Pengendalian Intern (SPI), namun jumlah ini masih belum mencapai target yang telah
ditetapkan pada tahun 2013, yaitu sebanyak 15 Pemda. Dibandingkan target tahun
2014 capaian IKU tahun 2013 baru mencapai 30,43% dari target akhir periode
Renstra tahun 2014 sebanyak 23 Pemda atau 70% dari seluruh Pemda yang
ditargetkan memperoleh opini WTP pada tahun 2014 harus telah dimonitoring
penyelenggaraan SPIP-nya.
Sasaran Strategi 6:
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten pada 80% Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi
keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP)
mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan
tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan
profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan
menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki
penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian
spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut.
SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai
dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan
ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program pendidikan
nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang
merupakan dokumen perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait
dengan proses pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan
pengetahuan, keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki
pegawai.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang
profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU dominan
yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat
pembinaan yang dilakukan BPKP Provinsi Sumatera Utara selaku instansi Pembina JFA
dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP di Provinsi Sumatera Utara. Realisasi IKU
sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target 2014
disajikan dalam Tabel 3.8.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
42
Tabel 3.8.
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/
(Penurunan)
Target
Kinerja
2014
Capaian
2013
Terhadap
Target
2014
2012 2013
1. Persentase Pemda yang dilakukan
asistensi penerapan JFA Persen 11 58,8 47,8 80 73,5
Penjabaran mengenai IKU dari Sasaran Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan
intern pemerintah K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA
Untuk mewujudkan peran BPKP sebagai Pembina APIP, Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara telah melaksanakan asistensi penerapan JFA pada Inspektorat-
Inspektorat Pemda di Provinsi Sumatera Utara. Asistensi itu diberikan berupa
sosialisasi dan bimbingan teknis penerapan APIP. Dengan asistensi ini, diharapkan
Pemda-Pemda pada Provinsi Sumatera Utara bisa menerapkan JFA dalam instansi
APIP mereka.
Jumlah Pemda yang diasistensi penerapan JFA yang menjadi target IKU sampai
dengan tahun 2013 sebanyak 25 Pemda atau 73,52% dari jumlah pemda yang ada.
Jumlah ini meningkat secara signifikan dibandingkan capaian hingga tahun 2012
sebesar yaitu sebesar 11%. Target akhir periode Renstra tahun 2014 adalah sebesar
80%, dengan demikian capaian hingga saat ini sudah hampir memenuhi target Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2014. Kenaikan capaian kinerja
tahun 2013 disebabkan pelaksanaan kegiatan percepatan pemenuhan kebutuhan
formasi auditor pada Inspektorat di Wilayah Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan
Perka BPKP No. 18 tahun 2013 tentang Pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional
Auditor Melalui Pemindahan Jabatan dengan Perlakuan Khusus di Lingkungan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah. Pelaksanaan Asistensi Penerapan JFA dilakukan pada
19 Inspektorat yang pegawainya akan mengikuti ujian Inpassing.
Jumlah output kegiatan tahun 2013, berupa Laporan Jumlah Sosialisasi dan Bimtek
Penerapan JFA APIP Daerah sebanyak 13 laporan kegiatan atau 130% dari yang 10
direncanakan. Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp115.320.000,00 atau 121,5% dari anggaran sebesar Rp94.901.000,00 dengan
menggunakan SDM sebanyak 226 OH atau 150,6% dari rencana sebanyak 150 OH.
Sasaran Strategis 7:
Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai
dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
43
kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan
SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya
penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti
perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan
kinerja yang terbaik pula.
Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah mempunyai
kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang
diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan kerja terkait dengan kualitas
pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan
BPKP yang diperoleh dari BPK RI.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas
Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait
langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan.
Bersama dua belas IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan
dengan tahun 2013 dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9.
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/
(Penurunan)
Target
Kinerja
2014
Capaian
2013
Terhadap
Target
2014
2012 2013
1. Persentase jumlah rencana penugasan
pengawasan yang terealisasi Persen 160 191 31 100 191
2. Persentase kesesuaian laporan
keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persen 100 100 0 100 100
3. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan
terhadap layanan kepegawaian
Skala
Likert 7,6 7,6 0 8 95
4. Persentase Pagu Dana yang tidak
diblokir dalam DIPA Persen 100 100 0 100 100
5.
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan
atas pencairan anggaran yang diajukan
sesuai prosedur
Skala
Likert 8 8 0 8,3 96,38
6. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan
BPKP di media massa Berita 70 39 (31) 70 55,7
7. Persentase pemanfaatan aset Persen 100 100 0 100 100
8. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan
terhadap layanan sarana dan prasarana
Skala
Likert 7,9 8 0,1 8,3 96,38
9. Persentase tindak lanjut rekomendasi
hasil audit Inspektorat Persen 80 80 0 80 100
10. Jumlah masukan topik penelitian yang
disampaikan ke Puslitbangwas Topik 2 2 0 2 100
11. Jumlah instansi APIP yang telah Instansi 7 9 2 11 81,81
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
44
disosialisasi dan atau di-assessment
tata kelola APIP
12. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas
auditor bersertifikat
Skala
Likert 7,5 7,5 0 8 93,7
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi” diukur
dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana
penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2013 sebesar 100%.
Realisasi IKU pada tahun 2013 dengan rincian yang tampak pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10.
Realisasi Indikator Kinerja Utama
Persentase Jumlah Rencana
Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
Kelompok Penugasan Rencana
Penugasan
Realisasi
Penugasan
Capaian
%
(1) (2) (3) (2/3)
Assurance/pengawasan 384 628 163,5
Consulting, bimtek sosialisasi 113 316 279,6
Total 497 944 191
Capaian IKU tahun 2013 yang merupakan jumlah rencana penugasan pengawasan
yang terealisasi dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 191%, sedangkan
capaian tahun 2013 sebesar 191%. Tahun 2014 diharapkan deviasi capaian IKU dari
rencana tidak terlalu besar artinya seluruh kegiatan dan anggaran sudah dapat
diakomodasi dalam perencanaan yang disusun.
Capaian yang jauh melebihi rencana dimungkinkan dengan adanya kegiatan yang
merupakan kerjasama dengan mitrakerja Pemda dan BUMN/D di wilayah Provinsi
Sumatera Utara dan Penugasan jasa konsultasi dan penugasan audit/evaluasi oleh
kantor pusat dengan menggunakan dana mitra kerja.
Jumlah penugasan yang menggunakan dana mitra kerja menurut bidang pelaksana
tahun 2013 sebesar Rp3.449.051.000,00 cukup signfikan dibandingkan anggaran
pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 yang tersedia
dalam DIPA sebesar Rp4.988.846.000,00. Rincian realisasi perencanaan penugasan dan
sumber dana selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
45
Tabel 3.11.
Realisasi PP dan Sumber Dana Tahun 2013
No Bidang PP Sumber Pendanaan Total (dalam ribuan rupiah) DIPA Dana
Mitra
Kantor
Pusat
1 Tata Usaha 1 0 0 0 38.347
2 IPP 240 1.661.600.774 1.149.487 0 2.819.618
3 APD 402 1.540.945.441 1.861.585 16.410 3.594.165
4 Investigasi 231 1.199.461.991 0 26.035 1.135.372
5 Akuntan Negara 79 543.063.221 437.969 17.670 985.969
Total 953 4.945.071.427 3.449.051 60.115 8.573.481
2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat
kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dengan SAP.
IKU “Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat
untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan
perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan.
Hasil reviu dari Inspektorat BPKP Pusat menunjukkan tidak ada catatan mengenai
laporan keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 hal ini
menunjukkan laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provisi Sumatera Utara telah
memberi dukungan positif terhadap usaha pencapaian opini WTP BPKP. Realisasi IKU
sasaran ini adalah sebesar 100% dan jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar
100%, maka capaian kinerja sudah terpenuhi. Realisasi tahun 2013 sama dengan
realisasi tahun 2012, dan sudah memenuhi target yang akan dicapai pada tahun 2014.
Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan anggaran
sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.
3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Kepegawaian
Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal akan
berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut
dilandasi dengan pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good
governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan terkelola dengan
baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan perhatian yang memadai
terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian dan organisasi sebagai upaya untuk
perbaikan kualitas SDM, serta penataan kelembagaan dan proses kerja internal yang
dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
46
Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan
pengelolaan kepegawaian dan organisasi, antara lain: (a) Sistem rekrutmen yang
transparan dan berbasis kompetensi; (b) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai,
kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat
waktu; (c) Struktur kelembagaan (organisasi dan tata kerja) yang proporsional, efektif,
dan efisien terus disesuaikan secara bertahap; serta (d) Penandatanganan pakta
integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun
untuk seluruh pegawai.
Target IKU “Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Kepegawaian”
pada tahun 2013 adalah sebesar 7,6 dari skala Likert 1-10. Realisasi IKU ini dalam
tahun 2013 adalah sebesar 7,6 atau mencapai 100% dari rencana. Capaian ini sudah
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 namun, masih lebih rendah dari
target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 8,00. Namun kondisi yang masih
memerlukan peningkatan terkait pelayanan kepegawaian antara lain pelayanan
pemrosesan angka kredit pegawai fungsional auditor dan pengelolaan database
pegawai dalam Sispedap.
4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA
Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan
fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen
anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak diblokir
atau diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.
Pagu dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 sebesar
Rp22.360.793.000,00, dengan jumlah dana DIPA yang tidak diblokir sebesar
Rp22.360.793.000,00 atau 100% dari total pagu dana DIPA tahun 2013. Hal ini
dimungkinkan karena pada saat penyusunan DIPA Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara telah melalui reviu atas kelengkapan data pendukung secara intensif
oleh Biro Keuangan BPKP dan Direktorat Jendral Anggaran RI.
Target IKU sebesar 100%, sedangkan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU
adalah sebesar 100%. Realisasi tahun 2013 tersebut mencapai 100% dari target akhir
periode renstra tahun 2014 sebesar 100%.
5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan
Sesuai Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secara
keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang
harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang
mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran
harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu
penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
47
berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan
prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna anggaran atas
pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai kegiatan yang
telah dianggarkan.
Target IKU “Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang
Diajukan Sesuai Prosedur” pada tahun 2013 adalah sebesar 8 dari skala Likert 1-10.
Realisasi IKU ini dalam tahun 2013 adalah sebesar 8 atau mencapai 100% dari
rencana. Namun, masih lebih rendah dari target akhir periode renstra tahun 2014
sebesar 8,50.
6. Jumlah Publikasi Kegiatan BPKP di Media Massa
Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang
terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik. Oleh
karena itu, persepsi publik terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja. Salah satu cara cara
untuk membentuk persepsi publik tersebut adalah dengan mempublikasi kegiatan-
kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara di media massa.
Kinerja IKU ini diukur dengan cara mengidentifikasikan jumlah berita tentang
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang dimuat di media masa.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 39 berita atau hanya mencapai 55,7% dari target
yang telah ditetapkan. Realisasi ini lebih kecil jika dibandingkan dengan realisasi
tahun 2012 sebesar 70 berita, atau mencapai 55,7% dari target akhir periode Renstra
2014 sebesar 70 berita, hal ini terutama disebabkan tidak tersedia anggaran secara
khusus untuk melakukan publikasi terhadap kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara di media massa.
7. Persentase Pemanfaatan Aset
Persentase pemanfaatan aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan
pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara yang dilaksanakan melalui pengelolaan urusan tata usaha,
perlengkapan, dan rumah tangga bagi seluruh satuan kerja.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
48
Tabel 3.12.
Total Nilai Asset yang Dikuasai Perwakilan BPKP Sumatera Utara
Hingga 31 Desember 2013
Total nilai asset yang dikuasai Perwakilan BPKP Sumatera Utara hingga 31 Desember
2013 senilai Rp108.512.231.716,00 yang terdiri atas:
No Uraian Nilai
(Rp)
1 Tanah 66.726.722.433
2 Peralatan dan Mesin 5.736.490.098
3 Gedung dan Bangunan 35.602.278.283
4 Jalan Irigasi dan Jaringan 386.632.989
5 Aset Tetap Lainnya 60.107.913
108.512.231.716
Dalam tahun 2013, capaian indeks efektivitas pengelolaan aset adalah 100% dari
target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh aset yang diadakan
pada tahun 2013 telah didistribusikan dan dimanfaatkan dengan baik pada tahun itu
juga.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% sama dengan realisasi tahun 2012, dan akan
terus dipertahankan hingga akhir periode Renstra tahun 2014.
8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Sarana dan
Prasarana
Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan
pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan BPKP. IKU ini diukur dari
persentase persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat
diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras.
IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana”
merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 8,1 dari skala likert
1-10. Pada tahun 2013 capaian IKU ini adalah 8,1 pada skala likert. Target layanan
prasarana telah tercapai 100%. Target higga tahun 2014 adalah sebesar 8.3 pada skala
likert. Target ini diharapkan dapat dicapai pada tahun 2014.
Hal-hal yang harus dilaksanakan untuk pencapaian IKU tahun 2014 antara lain :
o Melengkapi sarana pengolahan data untuk meningkatkan pelaksanaan tugas.
o Membenahi jaringan LAN dan akses ke WAN BPKP sehingga pengelolaan
database ke jaringan WAN BPKP dan kecepatan akses internet untuk memperoleh
data/informasi terkait penugasan dapat ditingkatkan
o Melakukan penggantian inventaris kantor sarana penyimpanan yang sudah tidak
memadai dan sudah rusak.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
49
9. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat
Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain
bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan
kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan
bagian dari fungsi early-warning system dalam pengembangan dan perbaikan
operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP.
IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat” merupakan IKU
lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100. IKU ini diukur
dengan menghitung jumlah antara rekomendasi dari Inspektorat BPKP Pusat yang
telah ditindaklanjuti oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, dibandingkan
dengan jumlah rekomendasi yang diterima.
Dalam tahun 2013, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak 80% dari
seluruh rekomendasi yang harus ditindaklanjuti. Dibandingkan dengan target IKU
pada tahun 2013 sebesar 80%, maka capaian IKU adalah sebesar 100%. Capaian IKU
ini sama dengan tahun 2012 dan diharapkan akan terus ditingkatkan hingga akhir
periode Renstra tahun 2014.
10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Puslitbangwas
Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas dari Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2013 adalah sebesar 2 masukan. Capaian
IKU ini telah mencapai 100% dari target tahun 2013 sebesar 2 masukan.
Jumlah masukan ini juga sama dengan capaian IKU tahun 2012 sebesar 2 masukan dan
telah mencapai 100% dari target 2014 sebesar 2 masukan. Berupa kerja sama
Pemerintah Daerah dengan swasta terkait dengan pengembangan energi non fosil.
11. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Di-Assess Tata Kelola
APIP
Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya serta
Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-1310/K/JF/2008;
Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP
sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan
kinerja.
Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan intern atas
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh APIP.
Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung dengan
penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan,
perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya
pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek
KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran
(consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
50
pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan
serta pemaparan hasil pengawasan.
Dengan ketentuan tersebut, peran, dan lingkup tugas pengawasan intern semakin
banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang
semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.
IKU “Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assess tata kelola APIP”
merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar
100%. IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara selaku instansi Pembina JFA dalam
mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten, serta tata kelola yang baik di
lingkungan APIP non-BPKP di Provinsi Sumatera Utara.
Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah melaksanakan
tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2013 adalah berdasarkan hasil assessment
(evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada model Internal Audit
Capability Model (IACM).
Realisasi IKU tahun 2013 secara kumulatif jumlah Pemda yang sudah dilakukan
assessment sampai dengan 2013 sebanyak 9 Pemda dari total 34 Pemda yang ada di
wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian, target IKU tahun 2013 tersebut
telah tercapai. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU
ini telah mencapai 81,81% dari target 2014.
Jumlah output kegiatan tahun 2013, berupa Laporan Asessment Tata Kelola APIP
berjumlah 2 laporan, atau 100% dari jumlah yang direncanakan. Kegiatan untuk
mendukung IKU ini pada tahun 2013 menggunakan dana sebesar Rp16.520.000,- atau
100% dari anggaran tersedia, dengan menggunakan SDM sebanyak 36 OH atau 100%
dari rencana.
12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat
IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat” merupakan IKU
lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 10 dari skala likert
1-10. IKU ini diukur dengan pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan instansi
pemerintah (BPKP, Inspektorat Kementerian/Lembaga Pemerintah Non- Kementerian
dan Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan
auditor berkualitas yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat
meningkatkan mutu pengawasan di Provinsi Sumatera Utara.
Realisasi IKU berdasarkan survey Pusbin JFA terhadap tingkat persepsi kepuasan
Pemda atas Auditor Bersertifikat adalah sebesar 7.5 dari skala likert 1-10 atau
mencapai 100% dari target sebesar 7.5 skala Likert 1-10. IKU ini dicapai melalui
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
51
kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang didukung sub-sub kegiatan
penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat JFA APIP, evaluasi penerapan
JFA, dan penyediaan layanan informasi.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,5 dari skala likert 1-10 sama jika dibandingkan
dengan tahun 2012 sebesar 7,5. Jika dibandingkan dengan target akhir periode
Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 93.7% dari target sebesar 8.
Sasaran Strategis 8:
Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan
Bagi Pimpinan
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya PP
Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden.
Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi
Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah.
Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan internal BPKP.
Sasaran strategis ini memiliki satu IKU. Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis
pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2013, dan dikaitkan dengan target 2014
disajikan dalam Tabel 3.13 berikut ini:
Tabel 3.13.
Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/
(Penurunan)
Target
Kinerja
2014
Capaian
2013
Terhadap
Target
2014
2012 2013
1. Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif Persen 75 75 0 80 93,75
Dengan tersedianya sistem dukungan pengambilan keputusan internal, diharapkan
pencapaian tujuan BPKP berupa “Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan
keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah” dapat terwujud. Capaian IKU tersebut
adalah sebagai berikut:
IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem informasi
yang dimanfaatkan secara efektif oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang
membantu pencapaian tujuan BPKP.Sistem Informasi yang digunakan pada Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Utara antara lain adalah SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, DMS,
SISPEDAP, SKI, dan MORENGAS.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 75% atau mencapai 100% dari target sebesar 75%.
Realisasi ini sama jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 75%, Hingga akhir
periode renstra tahun 2014 diharapkan sistem informasi yang ada dapat memberikan
dukungan hingga sebesar 80%.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
52
Hambatan pemanfaatan Sistem Informasi pada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
yang menyebabkan sistem informasi belum optimal terhadap pengambilan keputusan
adalah:
a. Kurangnya sosialisasi penggunaan Sistem Informasi kepada pegawai
b. Adanya mutasi pegawai yang terkait dengan pengelolaan Sistem Informasi sehingga
SK Pengelola Sistem Informasi sudah memerlukan revisi.
c. Sarana dan prasarana pendukung seperti jumlah PC, Laptop, dan Printer masih kurang
antara lain juga disebabkan oleh kerusakan akibat umur teknis prasarana tersebut.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
53
IV. PENUTUP
Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, BPKP melakukan pembinaan SPIP
dan pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan
kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui
kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.
Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan Lembaga,
Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas
Sistem Pengendalian Intern.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP disampaikan
dalam LAKIP BPKP. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah
diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan
untuk perbaikan kinerja ke depan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPKP, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja
BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2013, juga mencerminkan sejauh
mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah
dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran
organisasi.
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen renstra,
rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Terhadap
Renstra BPKP 2010-2014 telah ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan
diselaraskan dengan RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah
dirinci dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan
kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah
berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator kinerja
utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan
kausalitas dengan sasaran.
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan data
kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan pengukuran kinerja
melalui pembandingan dengan target tahun berjalan.
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan
pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan
melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan termasuk
kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam tahun 2013. Dari
delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 37 IKU, telah dipilih 19 IKU dominan
sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. yang dirinci sebagai berikut :
BAB IV. PENUTUP
54 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
1. Sasaran 1: Dari 3 IKU dominan (butir 1, butir 2, dan butir 7) tercapai 166,24%
2. Sasaran 2: Dari 2 IKU dominan (butir 8 dan butir 9) tercapai 111,85%
3. Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan (butir 10 dan butir 11) tercapai 98,73%
4. Sasaran 4: Dari 3 IKU dominan (butir 14, butir 16, dan butir 17) tercapai 157,9%
5. Sasaran 5: Dari 2 IKU dominan (butir 21 dan butir 22) tercapai 63%
6. Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan (butir 24) tercapai 235,2%
7. Sasaran 7: Dari 4 IKU dominan (butir 25, butir 27, butir 28 dan butir 31) tercapai
122,1 %
8. Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan (butir 37) tercapai 100%
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian guna peningkatan kinerja Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014:
a. Peningkatan Kualitas LKPD
Peningkatan opini LKPD di wilayah Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 tidak
mengalami peningkatan yang signifikan, LKPD yang mendapat opini Minimal WDP
sebanyak 24 (70%), sedangkan yang mendapat opini WTP baru sebanyak 2 (6%).
Capaian ini masih di bawah target kinerja tahun 2013. Hal ini disebabkan antara lain
karena masih rendahnya komitmen Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kualitas
LKPD.
b. Hasil Pengawasan Penerimaan Negara/daerah yang Ditindaklanjuti
Kinerja terkait optimalisasi penerimaan daerah yang ditindaklanjuti pada tahun 2012
masih rendah, hanya 4% dari saldo hasil pengawasan yang ditindaklanjuti atau 26%
dari target kinerja tahun 2012.
c. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan Minimal
Pada tahun 2013 jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan sebanyak 4 (empat)
Pemda dan pada masing-masing Pemda dilakukan audit terhadap 2 (dua) standar
pelayanan minimal atau untuk 2 (dua) urusan wajib, yaitu urusan kesehatan dan
urusan pendidikan. Target Pemda yang ditetapkan untuk audit SPM tahun 2013
(PKPT) adalah 4 (empat) Pemda.
d. Tingkat persepsi terhadap layanan kepegawaian dan penyedian sarana dan
prasarana tahun adalah 8,1 pada skala likert. Target layanan prasarana telah tercapai
100%. Untuk lebih meningkatkan kualitas layanan dilakukan usaha-usaha,
diantaranya:
Melengkapi sarana pengolahan data untuk meningkatkan pelaksanaan tugas.
Membenahi jaringan LAN dan akses ke WAN BPKP sehingga pengelolaan
database ke jaringan WAN BPKP dan kecepatan akses internet untuk memperoleh
data/informasi terkait penugasan dapat ditingkatkan
Melakukan penggantian inventaris kantor sarana penyimpanan yang sudah tidak
memadai dan sudah rusak.
e. Pemanfaatan Sistem Informasi Secara Efektif
Walaupun IKU ini telah tercapai pada tahun 2013, namun demikian capaian IKU ini
masih berada di 7,5 (skala Likert), dengan demikian, masih terdapat hal-hal yang
perlu diperbaiki. Faktor-faktor yang dirasakan belum optimal pemanfaatan sistem
informasi yang ada adalah:
Rendahnya kecepatan lalu lintas data
Kapabilitas pengguna dan operator SIM
BAB IV. PENUTUP
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2013
55
Adanya mutasi pegawai yang terkait dengan pengelolaan dan pengoperasian
database sistem informasi manajemen yang ada
Pemanfaatan sistem informasi manajemen di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara,
belum optimal pada level pengendali teknis. Pada level ini, pengendali teknis seharusnya
sudah dapat memonitor rencana dan kinerja bidang masing-masing.
Saran-saran perbaikan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Berkoordinasi dengan Kantor Pusat BPKP sehingga hambatan pencapaian dan target
dapat diatasi.
b. Melakukan evaluasi secara periodik dan menyempurnakan metodologi kegiatan
konsultatif yang digunakan dalam peningkatan kapabilitas sumber daya IPD sehingga
dapat meningkatkan kualitas LKPD dan pelaksanaan implementasi SPIP.
c. Perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan tindak lanjut hasil pemeriksaan melalui
pemutakhiran data dan monitoring tindak lanjut ke objek pemeriksaan terkait.
d. Meningkatkan sosialisasi JFA ke APIP Pemda inspektorat .dan berkoordinasi dengan
Pusbin JFA terkait hambatan yang ditemui dalam penerapan JFA di Inspektorat
Kabupaten dan Provinsi.
e. Melakukan inventarisasi ulang terhadap sarana dan prasarana yang ada dan hambatan
yang dihadapi terkait dengan infrastruktur jaringan LAN dan Sarana pengolah data
yang tersedia.
f. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kantor sendiri kepada operator dan pengguna
sistem informasi sehingga dapat memanfaatkan sistem informasi yang ada secara
optimal
g. Merevisi surat Keputusan yang ada terkait dengan petugas pengelola sistem Informasi
dan database.
-o0o-
Lampiran 1/1 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN
(Rp000)
REALISASI
(Rp000) % RENCANA REALISASI %
1 Meningkatnya Kualitas
1 LKPP, 95% LKKL, dan
95% LKPD
1 Persentase IPP yang
mendapat
pendampingan
penyusunan Laporan
Keuangan
Jumlah Instansi vertikal yang
mendapat pendampingan
dibanding Target dalam PKPT
% 100 350 350 175,600 88,355 50.32% 774 2,058 265.89%
2 Persentase IPD yang
laporan keuangannya
memperoleh opini
minimal WDP
Jumlah IPD yang memperoleh
opini minimal WDP
dibandingkan dengan jumlah
IPD yang diasistensi
% 90 76.4 84.89 254,089 339,350 133.56% 1,904 6,652 349.37%
3 Persentase jumlah
laporan keuangan
proyek PHLN yang
memperoleh opini
dukungan Wajar
Jumlah laporan keuangan
proyek PHLN yang memperoleh
opini dukungan Wajar
dibandingkan dengan jumlah
laporan keuangan proyek PHLN
yang diaudit
% 90 156.4 173.78 349,065 450,415 129.03% 2,197 1,991 90.62%
4 Persentase hasil
pengawasan lintas
sektoral yang
disampaikan ke
Pusat
Jumlah laporan yang dikirim ke
Pusat dibandingkan target
laporan dari Pusat
% 100 139.7 139.70 979,201 599,686 61.24% 4,248 4,308 101.41%
5 Persentase hasil
pengawasan atas
permintaan
presiden yang
disampaikan ke
Pusat
Jumlah laporan yang dikirim ke
Pusat dibandingkan target
laporan dari Pusat
% 100 202.8 202.80 368,256 378,052 102.66% 1,108 1,574 142.06%
6 Persentase hasil
pengawasan atas
permintaan
stakeholders yang
dijadikan bahan
pengambilan
keputusan oleh
stakeholders
Persentase laporan pengawasan
atas permintaan stakeholder
disampaikan tepat waktu
(sesuai RPL dalam KM4)
% 95 100 105.26 6,000 364,243 6070.72% 85 1,291 1518.82% Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan
terkait
7 Persentase BUMD
yang mendapat
pendampingan
penyelenggaraan
akuntansi
Jumlah BUMD yang mendapat
pendampingan
penyelenggaraan akuntansi
dibagi dengan jumlah seluruh
BUMD di wilayah kerja
perwakilan
% 44 28.13 63.93 97,885 77,185 78.85% 728 763 104.81%
2 Tercapainya
Optimalisasi
Penerimaan Negara
sebesar 87,50%
8 Persentase hasil
pengawasan
optimalisasi
penerimaan
negara/daerah yang
ditindaklanjuti
Jumlah tindak lanjut
(rekomendasi/saran) dibagi
dengan jumlah
rekomendasi/saran hasil audit
OPN/OPAD
% 15 4 26.67 - - - - - - Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan
terkait
9 Persentase hasil
pengawasan BUN
yang disampaikan
ke Pusat
Jumlah laporan yang dikirim ke
Pusat dibandingkan target
laporan dari Pusat
% 100 197.7 197.70 590,714 598,490 101.32% 2,120 2,407 113.54% Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan
terkait
PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARACAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2013
SATUAN TARGET REALISASI
%
CAPAIAN
KINERJA
PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator KinerjaKeterangan
Pengawasan
Intern
Akuntabilitas
Keuangan
Negara dan
Pembinaan
Penyelenggaraa
n Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
KEUANGAN SDM (OH)
Sasaran Strategis
Lampiran 1/2 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN
(Rp000)
REALISASI
(Rp000) % RENCANA REALISASI %
SATUAN TARGET REALISASI
%
CAPAIAN
KINERJA
PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator KinerjaKeterangan
Pengawasan
Intern
Akuntabilitas
Keuangan
Negara dan
Pembinaan
Penyelenggaraa
n Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
KEUANGAN SDM (OH)
Sasaran Strategis
10 Persentase
penghematan biaya
(cost saving )
dibandingkan
dengan nilai yang
diaudit
jumlah nilai rupiah koreksi
audit (penghematan)
dibandingkan dengan nilai
rupiah yang diaudit.
% - - - - - - - - - Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan
terkait
3 Terselenggaranya SPM
pada 300 IPD dan
terselenggaranya GG
pada 75%
BUMN/BUMD
11 Persentase IPD yang
melaksanakan
pelayanan sesuai
Standar Pelayanan
Minimal
Jumlah IPD yang
mencantumkan SPM dalam
dokumen perencanaan dibagi
jumlah IPD yang diaudit
kinerja pelayanan
% 75 50 66.67 234,988 384,290 163.54% 910 1,879 206.48%
12 Persentase
BUMN/D/BLU/D
yang dilakukan
sosialisasi/asistensi
GCG/KPI
Jumlah BUMN/D/BLU/D yang
dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi
GCG/KPI dibandingkan dengan
target PKPT
% 100 130.76 130.76 214,212 86,500 40.38% 2,785 3,059 109.84%
13 Persentase BUMN
yang dilakukan
asistensi/evaluasi
PSO
jumlah BUMN yang
diasistensi/evaluasi PSO
dibandingkan target PKPT
% - - - - - - - - - Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan
terkait
14 Persentase BUMD
yang dilakukan audit
kinerja
jumlah BUMD yang diaudit
kinerja dibandingkan target
PKPT
% 100 100 100.00 211,128 366,645 173.66% 1,235 1,733 140.32% -
4 Meningkatkan
Kesadaran dan
Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD
Dalam Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
15 Kelompok
Masyarakat yang
mendapatkan
Sosialisasi Program
Anti Korupsi
Jumlah Kelompok
Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi
Program Anti Korupsi
Kelompok 2 2 100.00 61,054 125,964 206.32% 89 245 275.28% Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan
terkait
16 IPP/IPD/BUMN/BUM
D/BLU/BLUD
berisiko fraud yang
mendapatkan
sosialisasi/DA/asiste
nsi/evaluasi FCP
Jumlah instansi yang
mendapatkan sosialisasi/DA/
bimtek/ evaluasi FCP
Instansi 8 8 100.00 105,606 59,980 56.80% 330 261 79.09% -
17 Jumlah
IPP/IPD/BUMN/BUM
D/BLU/BLUD yang
dilakukan kajian
peraturan yang
berpotensi TPK
Jumlah instansi yang dilakukan
kajian peraturan yang
berpotensi TPK th berjalan
Instansi 1 1 100.00 10,249 - - 60 105 175.00% Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan
terkait
18 Persentase
Pelaksanaan
penugasan HKP,
klaim dan
penyesuaian harga
Jumlah laporan HKP, klaim dan
penyesuaian harga yang terbit
dibagi dengan permintaan HKP,
klaim dan eskalasi yg memenuhi
syarat (diterbitkan ST)
% 80 150 187.50 49,932 83,150 166.53% 300 535 178.33%
19 Persentase
pelaksanaan audit
investigasi/
PKKN/PKA
Jumlah laporan audit
investigasi/PKKN/PKA dibagi
dengan permintaan audit
investigasi/PKKN/PKA dari
instansi penegak hukum
% 95 177 186.32 703,075 781,373 111.14% 3,495 4,700 134.48%
20 Persentase TL hasil
audit investigasi non
TPK oleh instansi
berwenang
Jumlah TL atas temuan
investigasi non TPK dibagi
dengan jumlah temuan non TPK
s.d. tahun berjalan
% 87 79.59 91.48 - - - - - -
21 Persentase hasil
telaahan pengaduan
masyarakat
Jumlah hasil telaahan
dibandingkan dengan jumlah
pengaduan yang masuk
% 75 100 133.33 - - - - - -
Pengawasan
Intern
Akuntabilitas
Keuangan
Negara dan
Pembinaan
Penyelenggaraa
n Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
Lampiran 1/3 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN
(Rp000)
REALISASI
(Rp000) % RENCANA REALISASI %
SATUAN TARGET REALISASI
%
CAPAIAN
KINERJA
PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator KinerjaKeterangan
Pengawasan
Intern
Akuntabilitas
Keuangan
Negara dan
Pembinaan
Penyelenggaraa
n Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
KEUANGAN SDM (OH)
Sasaran Strategis
5 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
22 Persentase Pemda
yang
menyelenggarakan
SPIP sesuai PP Nomor
60 Tahun 2008
Jumlah Pemda yang opini LK
WTP dibandingkan Jumlah
seluruh Pemda
% 23 8 34.78 - - - - - -
23 Jumlah Pemda yang
dilakukan asistensi
penyelenggaraan SPIP
sesuai PP No 60
Tahun 2008
Jumlah Pemda yang dilakukan
asistensi penyelenggaraan SPIP
sesuai PP No 60 Tahun 2008
sampai dengan tahun berjalan
Pemda 34 34 100.00 280,036 251,997 89.99% 589 656 111.38%
24 Jumlah Pemda yang
dilakukan monitoring
Sistem Pengendalian
Intern
Jumlah Pemda yang dilakukan
monitoring Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah sampai dengan
tahun berjalan
Pemda 15 7 46.67 - - - - - -
6 Meningkatnya
kapasitas aparat
pengawasan intern
pemerintah yang
profesional dan
kompeten pada 80%
K/L/Pemda
25 Persentase Pemda
yang dilakukan
asistensi penerapan
JFA
Jumlah Pemda yang dilakukan
asistensi penerapan JFA di
bandingkan jumlah seluruh
Pemda
% 25 58.8 235.20 94,901 115,320 121.52% 150 226 150.67%
7 Meningkatnya
efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar
90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
26 Persentase jumlah
rencana penugasan
pengawasan yang
terealisasi
Realisasi PP PKPT dibandingkan
dengan target PP dalam PKPT
% 100 191 191.00 - - - - - -
27 Persentase
kesesuaian laporan
keuangan Perwakilan
BPKP dengan SAP
Hasil reviu Inspektorat
terhadap laporan keuangan
perwakilan, dengan nilai 100%
apabila tidak ada catatan, dan
80% apabila ada catatan.
% 100 100 100.00 - - - - - -
28 Persepsi kepuasan
pegawai perwakilan
terhadap layanan
kepegawaian
Hasil survai kepuasan pegawai
perwakilan layanan
kepegawaian
% 7.8 7.5 96.15 - - - - - -
29 Persentase Pagu Dana
yang tidak Diblokir
dalam DIPA
Jumlah dana DIPA Perwakilan
yang tidak diblokir DJA dibagi
dengan jumlah dana DIPA
Perwakilan (tahun n+1)
% 100 100 100.00 - - - - - -
30 Persepsi kepuasan
pegawai perwakilan
atas pencairan
anggaran yang
diajukan sesuai
prosedur
Hasil survai kepuasan pegawai
perwakilan atas layanan
keuangan
Sklala Likert
1-10
8.25 8 96.97 - - - - - -
31 Persentase
permintaan bantuan
hukum yang
ditindaklanjuti Biro
Hukum dan Humas
Jumlah permintaan bantuan
hukum yang ditindaklanjuti Biro
Hukum dan Humas
dibandingkan dengan jumlah
permintaan bantuan hukum
% - - - - - - - - -
32 Jumlah publikasi
kegiatan perwakilan
BPKP di media massa
Jumlah Berita tentang kegiatan
perwakilan BPKP di media
massa
Berita 70 39 55.71 - - - - - -
Pengawasan
Intern
Akuntabilitas
Keuangan
Negara dan
Pembinaan
Penyelenggaraa
n Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya-BPKP
Lampiran 1/4 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN
(Rp000)
REALISASI
(Rp000) % RENCANA REALISASI %
SATUAN TARGET REALISASI
%
CAPAIAN
KINERJA
PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator KinerjaKeterangan
Pengawasan
Intern
Akuntabilitas
Keuangan
Negara dan
Pembinaan
Penyelenggaraa
n Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
KEUANGAN SDM (OH)
Sasaran Strategis
33 Persentase
pemanfaatan asset
Total asset dikurangi asset
kondisi baik/kurang baik yang
tidak digunakan dibandingkan
total asset
% 100 100 100.00 - - - - - -
34 Persepsi kepuasan
pegawai perwakilan
terhadap layanan
sarpras
Hasil survai kepuasan pegawai
perwakilan atas layanan sarpras
Sklala Likert
1-10
8.1 8 98.77 - - - - - -
35 Persentase tindak
lanjut rekomendasi
hasil audit
Inspektorat
Jumlah tindak lanjut
rekomendasi hasil audi
Inspektorat dibandingkan
dengan jumlah rekomendasi
Inspektorat yang diterima
sampai dengan tahun berjalan
% 80 75 93.75 - - - - - -
36 Jumlah masukan topik
penelitian yang
disampaikan ke
puslitbangwas
Jumlah masukan topik
penelitian yang disampaikan ke
puslitbangwas
Topik
Penelitian
2 2 100.00 - - - - - -
37 Jumlah instansi APIP
yang telah
disosialisasi dan atau
di-assessment tata
kelola APIP
Jumlah instansi APIP yang telah
disosialisasi dan atau di-
assessment tata kelola APIP
APIP 9 9 100.00 20,250 82,270 406.27% 30 148 493.33%
38 Tingkat persepsi
kepuasan Pemda
atas auditor
bersertifikat
Survey kepuasan pejabat
struktural Pemda terhadap
pejabat fungsional auditor
(PFA) di lingkungan APIP
Pemda.
Sklala Likert
1-10
7.5 7.5 100.00 - - - - - -
8 Terselenggaranya 1
sistem dukungan
pengambilan
keputusan bagi
pimpinan
39 Jumlah Sistem
Informasi yang
dimanfaatkan secara
efektif
Jumlah sistem informasi yang
dimanfaatkan dibagi dengan
jumlah sistem informasi yang
wajib dimanfaatkan BPKP (SIM
HP, SIM RKT, SIM MonevRKT,
SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL,
SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)
SI 75 75 100.00 17,192,947 14,269,927 83.00% 14,344 11,479 80.03%
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya-BPKP
Lampiran 2/1 - 4
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9=6/8 10
1 Meningkatnya Kualitas
1 LKPP, 95% LKKL, dan
95% LKPD
Persentase IPP yang
mendapat pendampingan
penyusunan Laporan
Keuangan
% 247 350 103 100 350%
Persentase IPD yang laporan
keuangannya memperoleh
opini minimal WDP
% 70.6 76.4 5.8 95 80%
Persentase jumlah laporan
keuangan proyek PHLN yang
memperoleh opini dukungan
Wajar
% 95 156.4 61.4 90 174%
Persentase hasil
pengawasan lintas sektoral
yang disampaikan ke Pusat
% 84 139.7 55.7 100 140%
Persentase hasil
pengawasan atas
permintaan presiden yang
disampaikan ke Pusat
% 160 202.8 42.8 100 203%
Persentase hasil
pengawasan atas
permintaan stakeholders
yang dijadikan bahan
pengambilan keputusan
oleh stakeholders
% 100 100 0 95 105% Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan terkait
Persentase BUMD yang
mendapat pendampingan
penyelenggaraan akuntansi
% 22 28.13 6.13 44 64%
Keterangan% REALISASI 2013
THD TARGET 2014IKU
PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2013 DENGAN TAHUN 2012 DAN TARGET TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA
NoSASARAN
STRATEGISSATUAN REALISASI 2012 REALISASI 2013
KENAIKAN/
PENURUNAN
TARGET IKU
2014
Lampiran 2/2 - 4
Keterangan% REALISASI 2013
THD TARGET 2014IKUNo
SASARAN
STRATEGISSATUAN REALISASI 2012 REALISASI 2013
KENAIKAN/
PENURUNAN
TARGET IKU
2014
2 Tercapainya
Optimalisasi
Penerimaan Negara
sebesar 87,50%
Persentase hasil pengawasan
optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang
ditindaklanjuti
% 6 4 -2 18 22% Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan terkait
Persentase hasil
pengawasan BUN yang
disampaikan ke Pusat
% 155 197.7 42.7 100 198% Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan terkait
3 Terselenggaranya SPM
pada 300 IPD dan
terselenggaranya GG
pada 75%
BUMN/BUMD
Persentase IPD yang
melaksanakan pelayanan
sesuai Standar Pelayanan
Minimal
% 70 100 30 80 125%
Persentase BUMN/D/BLU/D
yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 266.67 130.76 -135.91 100 131%
Persentase BUMD yang
dilakukan audit kinerja
% 81 100 19 100 100% -
4 Meningkatkan
Kesadaran dan
Keterlibatan K/L,
Pemda, BUMN/BUMD
Dalam Upaya
Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
Menjadi 80%
Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi
Program Anti Korupsi
3 2 -1 2 100% Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan terkait
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/
BLUD berisiko fraud yang
mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evalu
asi FCP
Instansi 8 8 0 8 100% -
Jumlah
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/
BLUD yang dilakukan kajian
peraturan yang berpotensi
TPK
Instansi 1 1 0 1 100% Berlaku untuk
perwakilan yang
melaksanakan
pengawasan terkait
Lampiran 2/3 - 4
Keterangan% REALISASI 2013
THD TARGET 2014IKUNo
SASARAN
STRATEGISSATUAN REALISASI 2012 REALISASI 2013
KENAIKAN/
PENURUNAN
TARGET IKU
2014
Persentase Pelaksanaan
penugasan HKP, klaim dan
penyesuaian harga
% 76.9 150 73.1 85 176%
Persentase pelaksanaan audit
investigasi/ PKKN/PKA
% 183 163.9 -19.1 97 169%
Persentase TL hasil audit
investigasi non TPK oleh
instansi berwenang
% 87.51 79.59 -7.92 90 88%
Persentase hasil telaahan
pengaduan masyarakat
% 70 100 30 80 125%
5 Meningkatnya Kualitas
Penerapan SPIP di 70%
K/L/Pemda
Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP
sesuai PP Nomor 60 Tahun
2008
% 9 6 -3 70 9%
Jumlah Pemda yang dilakukan
asistensi penyelenggaraan
SPIP sesuai PP No 60 Tahun
2008
Pemda 34 34 0 34 100%
Jumlah Pemda yang dilakukan
monitoring Sistem
Pengendalian Intern
Pemda 9 7 -2 23 30%
6 Meningkatnya
kapasitas aparat
pengawasan intern
pemerintah yang
profesional dan
kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Persentase Pemda yang
dilakukan asistensi penerapan
JFA
% 11 58.8 47.8 80 74%
7 Meningkatnya
efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar
90% dan kualitas
pengelolaaan keuangan
sebesar 100%.
Persentase jumlah rencana
penugasan pengawasan yang
terealisasi
% 160 191 31 100 191%
Persentase kesesuaian
laporan keuangan Perwakilan
BPKP dengan SAP
% 100 100 0 100 100%
Lampiran 2/4 - 4
Keterangan% REALISASI 2013
THD TARGET 2014IKUNo
SASARAN
STRATEGISSATUAN REALISASI 2012 REALISASI 2013
KENAIKAN/
PENURUNAN
TARGET IKU
2014
Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan
kepegawaian
% 7.6 7.6 0 8 95%
Persentase Pagu Dana yang
tidak Diblokir dalam DIPA
% 100 100 0 100 100%
Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan atas pencairan
anggaran yang diajukan
sesuai prosedur
Sklala Likert 1-10 8 8 0 8.3 96%
Jumlah publikasi kegiatan
perwakilan BPKP di media
massa
- 70 39 -31 70 56%
Persentase pemanfaatan asset % 100 100 0 100 100%
Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan
sarpras
Sklala Likert 1-10 7.9 8 0.1 8.3 96%
Persentase tindak lanjut
rekomendasi hasil audit
Inspektorat
% 80 80 0 80 100%
Jumlah masukan topik
penelitian yang disampaikan
ke puslitbangwas
Topik Penelitian 2 2 0 2 100%
Jumlah instansi APIP yang
telah disosialisasi dan atau di-
assessment tata kelola APIP
APIP 7 9 2 11 82%
Tingkat persepsi kepuasan
Pemda atas auditor
bersertifikat
Sklala Likert 1-10 7.5 7.5 0 8 94%
8 Terselenggaranya 1
sistem dukungan
pengambilan keputusan
bagi pimpinan
Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif
SI 75 75 0 80 94%
Lampiran 3/ 1 - 2
Rencana
(Rp000)
Realisasi
(Rp000)
% Target Realisasi %
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP,
95% LKKL, dan 95% LKPD
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi
penyusunan LKKL
Laporan 14 49 350% 175,600 88,355 50% 774 2,058 266%
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan
LKPD
Laporan 20 145 725% 254,089 339,350 134% 1,904 6,652 349%
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 39 61 156% 349,065 450,415 129% 2,197 1,991 91%
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 78 109 140% 979,201 599,686 61% 4,248 4,308 101%
Laporan hasil pengawasan atas permintaan
presiden
Laporan 35 71 203% 368,256 378,052 103% 1,108 1,574 142%
Laporan hasil pengawasan atas permintaan
stakeholder
Laporan 1 43 4300% 6,000 365,243 6087% 85 1,291 1519%
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan
LK BUMD
Laporan 10 11 110% 97,885 77,185 79% 728 763 105%
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan
Negara sebesar 87,50%
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan
negara/daerah
Laporan 2 1 50% 40,577 - 0% 112 73 65%
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 88 174 198% 590,714 598,490 101% 2,120 2,407 114%
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan
negara sektor korporat
Laporan 0 0 - - - - - - -
3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD
dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil pengawasan atas kinerja
pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
Laporan 18 62 344% 234,988 384,290 164% 910 1,879 206%
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI
sektor korporat
Laporan 13 17 131% 214,212 86,500 40% 2,785 3,059 110%
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 19 26 137% 211,128 366,645 174% 1,235 1,733 140%
4 Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6 18 300% 61,054 125,964 206% 89 245 275%
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi
FCP
Laporan 9 7 78% 105,606 59,980 57% 330 261 79%
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 3 300% 10,249 - 0% 60 105 175%
Laporan hasil audit investigasi atas HKP,
Eskalasi dan Penyesuaian Harga
Laporan 5 6 120% 49,932 83,150 167% 300 535 178%
CAPAIAN KINERJA OUTPUT PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2013
SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian
(%) No.
SDM (OH) Dana
Lampiran 3/ 2 - 2
Rencana
(Rp000)
Realisasi
(Rp000)
% Target Realisasi %
SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian
(%) No.
SDM (OH) Dana
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan
kerugian negara, dan pemberian keterangan
ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 86 161 187% 703,075 781,373 111% 3,495 4,700 134%
Laporan hasil audit investigasi atas
permintaan Instansi lainnya
Laporan 4 3 75% 121,584 53,790 44% 480 258 54%
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP di 70% K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan pelaksanaan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan 21 25 119% 280,036 238,452 85% 589 528 90%
6 Meningkatnya kapasitas aparat
pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA
APIP Daerah
Kegiatan 10 13 130% 94,901 115,320 122% 150 226 151%
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan
tatakelola APIP Daerah
Kegiatan 2 9 450% 20,250 82,270 406% 30 148 493%
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP
Daerah
Laporan 2 2 100% 20,444 16,520 81% 74 36 49%
Hasil Pengadaan dan
penyaluran Sarana dan
Prasarana Perwakilan BPKP
Jumlah Sarana dan Prasarana Unit 61 68 111% 179,000 177,502 99% 285 156 55%
8 Terselenggaranya 1 sistem
dukungan pengambilan keputusan
bagi pimpinan
Hasil penyelenggaraan sistem
dukungan pengambilan
keputusan Pimpinan
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan
BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan
/ Hukum dan Humas/Umum
Laporan 60 60 100% 17,192,947 14,269,927 83% 14,344 11,479 80%
Catatan:
Uraian Indikator Output (IOP) disesuaikan dengan Tapkin masing-masing unit kerja.
Lampiran 4/ 1 - 2
1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /8
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP,
95% LKKL, dan 95% LKPD
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL
Laporan 37 49 12 25 196%
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Laporan 143 145 2 31 468%
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLNLaporan 57 61 4 51 120%
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 70 109 39 49 222%
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan 32 71 39 40 178%
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan 101 43 (58) 67 64%
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Laporan 23 11 (12) 19 58%
2 Tercapainya Optimalisasi
Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara/daerah
Laporan 0 1 1 1 100%
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 181 174 (7) 77 226%
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor
korporatLaporan 0 0 - -
3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD
dan terselenggaranya GG pada 75%
BUMN/BUMD
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang
Keuangan DaerahLaporan 62 62 4 1550%
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan 48 17 (31) 27 63%
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 13 26 13 24 108%
4 Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD Dalam Upaya
Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
Laporan 19 18 (1) 6 300%
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 11 7 (4) 9 78%
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 3 3 1 300%
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan
Penyesuaian HargaLaporan 12 6 (6) 6 100%
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan
pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Laporan 163 161 (2) 88 183%
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnyaLaporan 0 3 3 4 75%
% Realisasi
2013
dibandingkan
Target 2014
PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2013 DENGAN REALISASI OUTPUT 2012 DAN TARGET OUTPUT 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2013
KegiatanRealisasi
2012
Realisasi
2013
Kenaikan/
Penurunan
Realisasi
Target
2014NO SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan
Lampiran 4/ 2 - 2
1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /8
% Realisasi
2013
dibandingkan
Target 2014
KegiatanRealisasi
2012
Realisasi
2013
Kenaikan/
Penurunan
Realisasi
Target
2014NO SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Output Satuan
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP di 70% K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan 25 25 53 47%
6 Meningkatnya kapasitas aparat
pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan
intern Akuntabilitas Keuangan
Negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan 13 13 6 217%
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP DaerahKegiatan 11 9 (2) 2 450%
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 2 2 2 100%
7 Meningkatnya efektifitas
perencanaan pengawasan sebesar
90% dan kualitas pengelolaaan
keuangan sebesar 100%.
Hasil penyelenggaraan Dukungan
Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan
BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan
Humas/Umum Laporan 60 60 64 94%
Hasil Pengadaan dan penyaluran
Sarana dan Prasarana Perwakilan
BPKP
Jumlah Sarana dan Prasarana Unit - - - -
8 Terselenggaranya 1 sistem
dukungan pengambilan keputusan
bagi pimpinan
Hasil penyelenggaraan sistem
dukungan pengambilan keputusan
Pimpinan
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan
BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan
Humas/Umum Laporan 60 60 64 94%
Uraian Indikator Output (IOP) disesuaikan dengan Tapkin masing-masing unit kerja.
Catatan:
Lampiran 5/1-2
Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
Sasaran Strategis 1: Meningkatkan Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persen 100 364 364
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persen 90 76,4 84,8
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persen 90 156,4 173,7
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke pusat Persen 100 139,7 139,7
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke pusat Persen 100 202,8 202,8
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholder yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen 95 100 105,2
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen 44 28,13 63,93
Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87.50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti Persen 15 4 26,6
9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Persen 100 197,7 197,7
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persen 75 50 66,7
11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 100 130,76 130,76
12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 100 100 100
Sasaran Strategis 4: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
13 Kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi program anti korupsi
Kelompok 2 2 100
14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP Instansi 8 8 100
15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK Persen 1 1 100
16 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim, dan penyesuaian harga Persen 80 150 187,5
17 Persentase pelaksanaan audit investigative/PKKN/PKA Persen 95 177 186,3
18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
Persen 87 79,59 91,48
19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persen 98 100 102
20 Persentase hasil telahaan pengaduan masyarakat Persen 75 100 133,3
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Persen 23 6 26
22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Persen 34 34 100
23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
Persen 15 7 46,6
Sasaran Startegis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Persen 25 58,8 253,2
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen 100 191 191
26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persen 100 100 100
27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Skala Likert 7,8 7,6 97,4
28 Persentase Pagu Dana yang tidak diblokir dalam DIPA Persen 100 100 100
29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur Skala Likert 8,25 8 96,96
30 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa Laporan 70 39 55,7
31 Persentase pemanfaatan asset Persen 100 100 100
32 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarana dan prasarana Skala Likert 8,1 8 98,76
33 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Persen 80 80 100
34 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas Topik 2 2 100
35 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Persen 9 9 100
36 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Persen 7,5 7,5 100
Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
37 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif Persen 75 75 100
Lampiran 6/1-2
Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2013 dengan Tahun 2012 dan Target Tahun 2014
No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/
(Penurunan)
Target
Kinerja
2014
Capaian
2013
Terhadap
Target
2014
2012 2013
1.
Persentase IPP yang mendapat
pendampingan penyusunan laporan
keuangan
Persen 247 350 103 100 350
2. Persentase IPD yang laporan keuangannya
memperoleh opini minimal WDP Persen 70,6 76.4 5,8 95 80,42
3.
Persentase jumlah laporan keuangan
proyek PHLN yang memperoleh opini
dukungan wajar
Persen 95 156,4 61,4 90 173,77
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektoral
yang disampaikan ke pusat Persen 84 139,7 55,7 100 139,7
5.
Persentase hasil pengawasan atas
permintaan presiden yang disampaikan ke
pusat
Persen 160 202,8 42,8 100 202,8
6.
Persentase hasil pengawasan atas
permintaan stakeholder yang dijadikan
bahan pengambilan keputusan oleh
stakeholders
Persen 100 100 0 95 105,2
7. Persentase BUMD yang mendapat
pendampingan penyelenggaraan akuntansi Persen 22 28.13 6,13 44 63.93
8.
Persentase hasil pengawasan
optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang ditindaklanjuti
Persen 6 4 (2) 18 22,2
9. Persentase hasil pengawasan BUN
yang disampaikan ke Pusat Persen 155 197,7 42,7 100 197,7
10.
Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar Pelayanan
Minimal
Persen 70 50 (20) 80 62,5
11. Persentase BUMN/D/BLU/D yang
dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persen 266,67 130,76 (135,91) 100 130,76
12. Persentase BUMD yang dilakukan audit
kinerja Persen 81 100 19 100 100
13. Kelompok masyarakat yang mendapatkan
sosialisasi program anti korupsi Kelompok 3 2 (1) 2 100
14.
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
berisiko fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Jumlah
Instansi 8 8 0 8 100
15.
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD
yang dilakukan kajian peraturan yang
berpotensi TPK
Persen 1 1 0 1 100
16. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP,
klaim, dan penyesuaian harga Persen 76,9 150 73,1 85 176,4
17. Persentase pelaksanaan audit
investigatif/PKKN/PKA Persen 183 163,9 (19,1) 97 168,9
18. Persentase TL hasil audit investigasi non
TPK oleh instansi berwenang Persen 87,51 79,59 (7,92) 90 88,43
19. Persentase laporan keinvestigasian yang
sesuai standar Persen 100 100 0 98 102,04
20. Persentase hasil telahaan pengaduan
masyarakat Persen 70 100 30 80 125
21. Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Persen 9 6 (3) 70 8,57
Nomor 60 Tahun 2008
22.
Jumlah Pemda yang dilakukan
asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai
PP Nomor 60 Tahun 2008
Pemda 34 34 0 34 100
23.
Jumlah Pemda yang dilakukan
monitoring Sistem Pengendalian
Intern
Pemda 9 7 (2) 23 30,34
24. Persentase Pemda yang dilakukan
asistensi penerapan JFA Persen 11 58,8 47,8 80 73,5
25. Persentase jumlah rencana penugasan
pengawasan yang terealisasi Persen 160 191 31 100 191
26.
Persentase kesesuaian laporan
keuangan Perwakilan BPKP dengan
SAP
Persen 100 100 0 100 100
27.
Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan
kepegawaian
Skala
Likert 7,6 7,6 0 8 95
28. Persentase Pagu Dana yang tidak
diblokir dalam DIPA Persen 100 100 0 100 100
29.
Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan atas pencairan anggaran
yang diajukan sesuai prosedur
Skala
Likert 8 8 0 8,3 96,38
30. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan
BPKP di media massa Berita 70 39 (31) 70 55,7
31. Persentase pemanfaatan aset Persen 100 100 0 100 100
32.
Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan terhadap layanan sarana
dan prasarana
Skala
Likert 7,9 8 0,1 8,3 96,38
33. Persentase tindak lanjut rekomendasi
hasil audit Inspektorat Persen 80 80 0 80 100
34. Jumlah masukan topik penelitian yang
disampaikan ke Puslitbangwas Topik 2 2 0 2 100
35.
Jumlah instansi APIP yang telah
disosialisasi dan atau di-assessment
tata kelola APIP
Instansi 7 9 2 11 81,81
36. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas
auditor bersertifikat
Skala
Likert 7,5 7,5 0 8 93,7
37. Jumlah Sistem Informasi yang
dimanfaatkan secara efektif Persen 75 75 0 80 93,75
Lampiran 7/1-2
Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah per-Pemda
Di Wilayah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2010-2012
No. Nama Pemda Opini BPK
2010 2011 2012
1. Provinsi Sumatera Utara WDP WDP WDP
2. Kota Medan WDP WTP WTP
3. Kota Binjai TW WDP WDP
4. Kota Tebing Tinggi WDP WDP TMP
5. Kota Pematang Siantar WDP WDP WDP
6. Kota Tanjungbalai WDP WDP WDP
7. Kota Padang Sidimpuan WDP WDP WDP
8. Kota Sibolga WDP WTP WDP
9. Kota Gunung Sitoli WDP WDP WDP
10. Kabupaten Langkat TMP WDP WDP
11. Kabupaten Deli Serdang TMP TMP TW
12. Kabupaten Serdang Bedagai WDP WDP WDP
13. Kabupaten Karo WDP WDP WDP
14. Kabupaten Dairi WDP WDP WDP
15. Kabupaten Pakpak Bharat WDP WDP WDP
16. Kabupaten Asahan TMP WDP WDP
17. Kabupaten Labuhan Batu WDP WDP WDP
18. Kabupaten Simalungun WDP WDP WDP
19. Kabupaten Toba Samosir WDP WDP WDP
20. Kabupaten Samosir WDP WDP WDP
21. Kabupaten Tapanuli Utara WDP WDP WDP
22. Kabupaten Humbang Hasundutan WDP WTP WTP
23. Kabupaten Tapanuli Tengah WDP TMP WDP
24. Kabupaten Tapanuli Selatan TW WDP WDP
25. Kabupaten Mandailing Natal WDP WDP TMP
26. Kabupaten Nias TMP TMP TMP
27. Kabupaten Nias Barat TMP TMP TMP
28. Kabupaten Nias Selatan TMP TMP TMP
29. Kabupaten Nias Utara TMP TMP TMP
30. Kabupaten Batubara TMP TMP WDP
31. Kabupaten Padang Lawas TMP TMP TMP
32. Kabupaten Padang Lawas Utara TMP WDP WDP
33. Kabupaten Labuhan Batu Utara TMP TMP WDP
34. Kabupaten Labuhan Batu Selatan WDP WDP WDP
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK (diolah)
Keterangan : WTP.=.Wajar Tanpa Pengecualian; WDP.=.Wajar Dengan Pengecualian; TMP.=.Tidak
Memberikan Pendapat; dan TW.=.Tidak Wajar.
Lampiran 8/1-1
Perkembangan Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Di Wilayah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2011-2012
No. Pemerintah Daerah 2011 2012
Skor Prestasi Rank Skor Prestasi Rank
1. Kabupaten Humbang Hasundutan 3,0839 Sangat Tinggi
1 3,1834 Sangat Tinggi 1
2. Kabupaten Samosir 2,9923 Tinggi 3 3,0956 Sangat Tinggi 2
3. Kabupaten Pakpak Bharat 2,4811 Tinggi 17 2,8692 Tinggi 3
4. Kota Tebing Tinggi 2,4901 Tinggi 16 2,6924 Tinggi 4
5. Kabupaten Serdang Bedagai 2,9797 Tinggi 4 2,6752 Tinggi 5
6. Kabupaten Padang Lawas Utara 2,1875 Tinggi 24 2,6376 Tinggi 6
7. Kota Medan 3,0088 Sangat Tinggi
2 2,6014 Tinggi 7
8. Kabupaten Asahan 2,7439 Tinggi 6 2,5939 Tinggi 8
9. Kabupaten Deli Serdang 2,8250 Tinggi 5 2,5810 Tinggi 9
10. Kabupaten Toba Samosir 2,2435 Tinggi 22 2,5632 Tinggi 10
11. Kabupaten Padang Lawas 2,1501 Tinggi 25 2,3709 Tinggi 11
12. Kota Binjai 2,6214 Tinggi 9 2,3527 Tinggi 12
13. Kabupaten Labuhanbatu 2,5693 Tinggi 11 2,3487 Tinggi 13
14. Kota Tanjungbalai 2,4445 Tinggi 18 2,3371 Tinggi 14
15. Kabupaten Langkat 2,4914 Tinggi 15 2,3045 Tinggi 15
16. Kota Pematangsiantar 2,2062 Tinggi 23 2,3033 Tinggi 16
17. Kabupaten Simalungun 2,3636 Tinggi 20 2,2377 Tinggi 17
18. Kota Padangsidimpuan 2,3425 Tinggi 21 2,1817 Tinggi 18
19. Kabupaten Nias Selatan 1,2978 Sedang 28 2,1720 Tinggi 19
20. Kabupaten Tapanuli Tengah 2,6040 Tinggi 10 1,9899 Sedang 20
21. Kota Sibolga 2,4324 Tinggi 19 1,9202 Sedang 21
22. Kabupaten Tapanuli Selatan 2,5164 Tinggi 13 1,9188 Sedang 22
23. Kabupaten Mandailing Natal 2,5593 Tinggi 12 1,7267 Sedang 23
24. Kabupaten Batu Bara 1,9082 Sedang 27 1,6259 Sedang 24
25. Kabupaten Karo 2,5135 Tinggi 14 1,6102 Sedang 25
26. Kabupaten Dairi 2,6367 Tinggi 8 1,3340 Sedang 26
27. Kabupaten Nias 2,1408 Tinggi 26 1,3102 Sedang 27
28. Kabupaten Tapanuli Utara 2,6498 Tinggi 7 1,0600 Sedang 28
Sumber : Laporan EKPPD tahun 2011 dan tahun 2012