lactulosa powder
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
1/21
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Selama
hidup-nya manusia kadang-kadang merasa kesehatannya menurun, tetapi
di saat lain segar bugar. Kondisi badan sehat merupakan dambaan setiap
manusia, baik dalam lingkup diri pribadi, keluarga, masyarakat, maupun
dalam lingkup negara.
Pada dasarnya setiap manusia menginginkan hidup sehat, namun
kadang-kadang penyakit datang dan manusia tidak mampu menolaknya.
Penyakit dapat disebabkan oleh berbagai hal, mungkin dari pola makan
yang tidak teratur atau lingkungan yang kurang menjaga kebersihan,
makanan yang kurang hieginis, dan sebab-sebab lainnya.
Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang
berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan.
Dalam bidang industri farmasi, perkembangan teknologi farmasi sangatberperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini
banyak ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang
disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan
penigkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa
harus mengurangi atau mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat
(Anief, 2005).
Sediaan farmasi terdapat beberapa macam sediaan terdiri dari
sediaan padat, sediaan cair dan sediaan semi padat. Salah satu sediaan
padat terdapat beberapa macam sediaan seperti tablet dan serbuk.
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukan. Pada pembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati,
digerus lebih deahulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan
pada suhu 50o C.
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
2/21
2
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar.
Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah
terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-
anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah
menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat
dicampur dengan air minum.
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau
tidak terbagi (pulvis). Serbuk oral tidak terbagi terbatas pada obat yang
relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa
jenis analgetik tertentu, pasien dapat menakar secara aman dengan
sendok teh atau penakar yang lain. Serbuk tidak terbagi lainnya adalah
serbuk gigi dan serbuk tabur, keduanya untuk pemakaian luar.
Oleh karena itu, pada praktikum kali ini kami membuat rancangan
formula dalam sediaan serbuk untuk pemakaian oral yakni serbuk yang
digunakan untuk mengatasi konstipasi/sembelit (Dyrwesillax Powder).
I.2 Maksud Percobaan
Adapun Maksud dari percobaan ini yaitu untuk merancang sediaan
serbuk bagi untuk pengobatan oral
I.3 Tujuan Percobaan
Adapun Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar
dari lactulosa dan menentukan bahan tambahan yang cocok untuk
merancang sediaan serbuk bagi.
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
3/21
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Pengertian Serbuk
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukkan, secara kimia fisika serbuk adalah partikel bahan padat
yang mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 mikrometer (Dirjen POM,
23).
Serbuk kasar atau granul adalah gumpalan-gumpalan dari
partikel-partikel yang lebik kecil. Umunya berbentuk tidak merata dan
menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran biasanya
berkisar antara ayakan 4-12, walaupun demikian granula dari macam-
macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat tergantung pada
tujuan pemakaiannya (Ansel, 212).
Serbuk adalah bahan obat sebelum dibentuk tablet, pada
umumnya berbentuk serbuk yang seragam, menyebabkan
keseragaman pada bentuk tablet. Persyaratan serbuk yang baik adalah
bentuk dan warna teratur, memiliki daya alir yang baik (free flowing),
menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan, tidak
terlampau kering, dan hancur baik di dalam air (Voigt, 1984).
Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik
serbuk antara lain:
1. Waktu alir serbuk dan sudut istirahat
Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet
adalah pemeriksaan laju alirnya. Massa tablet dimasukkan sampai
penuh ke dalam corong alat uji waktu alir dan diratakan. Waktu yang
diperlukan seluruh massa untuk melalui corong dan berat massa
tersebut dicatat. Laju alir dinyatakan sebagai jumlah gram massa
tablet yang melalui corong perdetik. Adapun caranya adalah
ditimbang 100g serbuk yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan
kedalam corong dengan ukuran tertentu yang bagian bawahnya
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
4/21
4
tertutup. Alat dijalankan, kemudian dicatat waktu yang diperlukan
seluruh serbuk untuk melalui corong tersebut dengan menggunakan
stopwatch.Waktu alir serbuk yang baik adalah jika waktu yang
diperlukan kurang lebih atau sama dengan 10 detik untuk 100 gram
serbuk. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah lebih besar
dari 100 gram/detik (Lachman, 1994).
Kecepatan alir diperoleh dari waktu dalam detik yang
diperlukan sejumlah tertentu serbuk untuk mengalir melewati corong.
Sudut istirahat diperoleh dengan mengukur tinggi dan diameter
tumpukan serbuk yang terbentuk.
Keterangan :
a = sudut istirahat
h = tinggi tumpukan
d = diameter tumpukan serbuk
Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30 menunjukkan
bahwa serbuk dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau sama
dengan 40 biasanya daya mengalirnya kurang baik (Lachman, 1994).
2. Kerapatan curah dan kerapatan mampat
Kerapatan curah didapat dari sejumlah tertentu serbuk yang
ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu dicatat
volumenya. Untuk mendapatkan kerapatan mampat, gelas ukur yang
berisi serbuk tersebut diketukkan setinggi 2,5 cm dalam interval 2
detik. Setiap 10 ketukan volume dicatat sampai volumenya tidak
berubah (Lachman, 1994).
Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah
kompresibilitas yang dihitung dari kerapatan serbuk, yaitu dengan
memasukkan sejumlah tertentu serbuk kedalam gelas ukur. Volume
awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi
pengurangan volume. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya
(Lachman, 1994).
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
5/21
5
Vo = Volume awal serbuk
Vi = Volume serbuk setelah diketukkan
Tabel Kompressibilitas dan daya alir (Lachman, 1994).
3. Uji Susut Pengeringan (LOD)
Sebanyak sepuluh gram massa cetak tablet (yang belum
ditambahkan fasa luar) diletakkan pada alat pengukur susut
pengeringan (Loss on Drying) / Moisture determination balance
(Ohaus), dan dibiarkan hingga bobotnya tetap, susut pengeringan
dihitung dengan menggunakan rumus (Lachman, 1994) :
4. Distribusi Ukuran Partikel
Ukuran partikel mempengaruhi salah satu. Metode yang umum
dan dapat digunakan dengan cepat untuk menentukan ukuran partikel
serbuk secara kolektif adalah menggunakan peralatan uji ayakan
( sieve analysis mesh ) (Voigt, 1984).
Pengayakan merupakan suatu metode yang paling sederhana,
tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah metode
analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik
partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut besarnya
lubang ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak
dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel,
yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai,
berjatuhan melewatinya. Mereka membentuk bahan halus (lolos).
Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar.
Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g
setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase
mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap
ayakan (Voigt, 1984).
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
6/21
6
II.2 Rancangan Formula
Tiap sachet serbuk 10 g mengandung:
Lactulosa powder 7 g
Natrium benzoate 0,1%
Aspartame 0,1%
Vanillin 0,01%
Dekstrin add 10 g
II.3 Alasan Penambahan
II.3.1 Alasan formulasi
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar
(Ilmu resep, hal; 39).
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih sama,
dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang
cocok (Ilmu resep, hal: 51)
Lactulosa merupakan diakarida semisintetik yang tidak dipecah oleh
awam usus halus, lactulosa tidak diabsorpsi karena tidak terdapat
enzim yang tepat untuk menghidrolisanya. Dalam usus besar, zat ini
diuraikan dengan cepat oleh bakteri, bakteri tertentu (lactobacillus)
dan menghasilkan asam laktat dan asam asetat. Asam-asam organik
ini menahan air berdasarkan proses osmosis dengan efek stimulasi
peristaltik, sehingga tinja menjadi lemak dan defekasi distimulasi
(farmakologi dan terapi, hal: 592).
II.3.2 Alasan penambahan zat tambahan
1. Natrium benzoate
Sodium benzoate digunakan terutama sebagai pengawet
antimikroba dalam kosmetik, makanan dan obat-obatan. Hal
ini digunakan dalam konsentrasi dari 0,02-0.5% dalam produk
parenteral dan 0,1-0,5% dalam kosmetik. Kegunaan natrium
benzoate sebagai pengawet dibatasi oleh efektivitasnya
(excipient, hal: 627).
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
7/21
7
2.
Aspartame
Aspartame digunakan sebagai agen pemanis intens dalam
minuman produk, produk makanan dan pemanis atas meja dan
disediakn farmasi termasuk tablet (1-2) campuran bubuk dan
persiapan vitamin hal ini meningkatkan sistem rasa dan dapat
digunakan untuk menutupi beberapa karakteristik rasa tidak
enak, perkiraan daya pemanis 180-200 kali sukrosa konsentrasi
aspartame yaitu: sakarin, sakarin dapat memberikan rasa
tambahan pahit (excipient, hal: 48).
3.
Dextrin
Dextrin merupakan polimer destrosa digunakan sebagai
pelarut. Hal ini juga sdigunakan sebagai tablet dan kapsul.
Penghancur pengikat untuk tablet granulasi konsentrasi jika
dibandingkan dengan laktosa, dextrin lebih cepat terdispersi,
tidak kental, serta lebih stabil.
4. Vanillin
Vanillin banyak digunakan sebagai bumbu dalam obat-
obatan, makanan minuman, dan produk permen yang
menanamkan rasa khas dan bau vanili alami konsentrasi 0.01-
0,02%.
II.4 Uraian Bahan
1. Lactulosa (British pharmacopoela, hal: 3401)s
Nama resmi : Lactulosa
Nama lain : 4-0-B-D-galactopyranosyl-D-fruetose
RM/BM : C12H22O11/342,3
Pemerian : Putih atau hampir putih, bubuk Kristal.
Kelarutan : Bebas larut dalam air, sedikit larut dalam methanol,
praktis tidak larut dalam toluene
Stabilitas : Stabil pada suhu ruangan dengan kondisi yang
tepat
Incompatiblitas : Reaktif dengan agen oksidasi
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
8/21
8
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat aktif
DM : 10.20 g
Konsentrasi : 7-10%
2. Aspartam (Rowe, 2009:48)
Nama resmi : Aspartam
Nama lain : Metil ester
RM/BM : C14H18O5/294,30
Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk putih hampir tidak berbau, bubuk kristal
dengan rasa yang sangat manis.
Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) P, larut dalam air
Stabilitas : Aspartam stabil pada kondisi kering. Degradasi
aspartam terjadi selama perlakuan panas.
Hilangnya aspartam dapat diminimalisir dengan
proses yang bersuhu tinggi untuk waktu yang
sigkat
Incompatibilitas : Aspartam inkompatibel dengan kalium fosfat dan
juga dengan lubrikan magnesium stearat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat yang kering
Kegunaan : Sebagai zat pemanis
Konsentrasi : 40 mg/ Kg BB
3. Natrium benzoate (FI IV, hal 395; excipient hal 623)
Nama resmi : Natrii benzoat
Nama lain : Natrium benzoate, benzoic, and sodium salt, natril
benzoat, sodium benzoic acid
RM/BM : C7H3N2O2/144,11
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
9/21
9
Pemerian : Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau
atau hampir tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian
etanol (95%)
Stabilitas : Larutan yang mengandung air dapat disterilkan
dengan menggunakan autoklaf dan filtrasi
Incompatibilitas : Tidak sesuai senyawa kuartener, gelatin, besi,
garam-garam kalsium dan garam dari logam berat,
termasuk perak, tema dan aktivitas merkuri
pengawet dapat dikurangi dengan interaksi dengan
kaolin atau surfaktan non ionik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai Pengawet
Konsentrasi : -
4. Dekstrin (FI III, hal 204; excipient hal 220)
Nama resmi : Dextronum 40
Nama lain : Dextrin 40
RM/BM : C6H10O5+H2O/162,1
Pemerian : Serbuk amorf, warna putih, tidak berbau, dan tidak
berasa, higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air panas, larut secara bertahap
dalam air, praktis tidak larut dalam etanol dan
dalam eter.
Stabilitas : Karakteristik fisik dari dekstrin dapat sedikit
berbeda tergantung metode pembuatan dan dalam
molekul dekstrin.
Incompatibilitas : Compatibel dengan oksidator kuat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Konsentrasi : 0,02%
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
10/21
10
5. Vanillin (FI III, hal 632; excipient hal 760)
Nama resmi : Vanillinum
Nama lain : 4-hidroxy-m-anisaldehida, p-hidroxy-m-methoxy
benzoldehida.
RM/BM : C8H8O3/152,15
Pemerian : Putih atau krem, Kristal jarum atau bubuk dengan
karakteristik vanili baud an rasa manis.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam air panas, mudah
larut dalam etanol (95%), dalam eter p, dan dalam
larutan alkali, larutan dalam gliserol.
Stabilitas : Vanillin mengoksidasi perlahan di udara lembab
dan dipengaruhi oleh cahaya solusi vanillin dalam
etanol terurai dengan cepat dalam cahaya untuk
memberikan warna kuning.
Incompatibilitas : Tidak compatible dengan aseton, membentuk
senyawa berwarna cerah. Senyawa praktis tidak
larut dalam etanol terbentuk dengan gliserin.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya
ditempat sejuk dan dingin.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Konsentrasi : 0,02%.
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
11/21
11
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat yang digunakan
1.
Alu
2. Ayakan OPN
3.
Corong
4. Gelas ukur
5. Kaca arloji
6.
Lap kasar
7. Lumpang
8. Neraca analitik
9. Sendok tanduk
10.Statif
11.Sudip
III.2 Bahan yang digunakan
1.
Alkohol 70%2. Aspartam 0,02 g
3.
Brosur
4. Dekstrin 5,958 g
5. Kemasan
6.
Kertas grafik
7. Kertas perkamen
8. Laktulosa 14 g
9.
Natrium benzoat 0,02 g
10. Plastik obat
11. Tisu
12.
Vanilin 0,002 g
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
12/21
12
III.3 Perhitungan Bahan
Laktulosa = 7 g x 2
= 14 g
Na-Benzoat = 0,01 x 2
= 0,02 g
Aspartam = 0,01 x 2
= 0,02 g
Vanilin = 0,001 x 2
= 0,002 g
Dekstrin = 20 g(14+0,02+0,02+0,002)
= 5,958 g
III.4 Perhitungan Dosis
DM Laktulosa = 10-20 g
Rumus Dilling (8-19 tahun)
=
=
= 8 g
Persentase sehari:
=
= 40% x 2
= 80 %
Jadi, untuk umur 14-19 tahun aturan pakainya 1-2 sachet sehari
Rumus Cowling ( >19 tahun)
=
=
= 17,5 g
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
13/21
13
Persentase sehari:
=
= 87,5% x 2
= 175 %
Jadi, untuk umur 19 tahun ke atas aturan pakainya 1 sachet sehari
III.5 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan alat yang digunakan dengan alkohol 70%
3.
Ditimbang laktulosa sebanyak 42 g, Na-Benzoat 0,06 g, aspartam 0,24 g,
vanilin 0,012 g dan dekstrin 17,688 g
4. Dimasukkan laktulosa 42 g, Na-Benzoat 0,06 g, aspartam 0,24 g, vanilin
0,012 g dan dekstrin 17,688 g ke dalam lumpang dan digerus secara
terpisah
5. Dicampur semua bahan menggunakan metode triturasi
6.
Diayak serbuk yang telah dicampur menggunakan No. Mesh 60
7.
Dibagi serbuk dalam 6 sachet8. Dimasukkan dalam kemasan yang telah dilapisi aluminium foil
9. Dimasukkan ke dalam kemasan yang telah berisi brosur dan etiket
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
14/21
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
1. OPN 30 =
= 53,321%
OPN 60 =
= 43,7455%
OPN 120 =
= 0,0051%
2. BJ nyata, BJ mampat, porositas:
1)BJ nyata =
=
= 0,4729 g/mL
2)BJ mampat =
=
= 0,6255 g/mL
3)Porositas =1 -
=1-
= 24,4%
3. Uji Sudut Diam
T =
=
= 0,7356
= 36,33%
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
15/21
15
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum serbuk kali ini, rancangan formula tiap sachet serbuk
10 g mengandng laktulosa powder 7 g, natrium benzoat 0,1%, aspartam
0,4%, vanilin 0,02% dan dekstrin sebagai pengisi dicukupkan sampai 10 g.
Zat aktif dari formulasi dyrwesillax serbuk ini adalah laktulosa.
Laktulosa merupakan disakarida semisintetik yang tidak dipecah oleh enzim
usus dan tidak diabsorbsi di usus halus. Di dalam usus halus, laktulosa tidak
resorpsi karena tidak terdapat enzim yang menghidrolisanya. Di dalam usus
besar, zat ini diuraikan dengan cepat oleh bakteri-bakteri tertentu
(lactobacillus). Dan menghasilkan asam laktat dan asam asetat. Asam-asam
organik ini menahan air berdasarkan proses osmotik dengan efekstimulasi
peristaltik, sehingga tinja menjadi lunak dan defekasi distimulasi (Gunawan,
2007; Tjay, 2007).
Menurut Formularium Nasional (1978), cara kerja dari pencampuran
serbuk ini yaitu bahan obat dicampur satu per satu, sedikit demi sedikit dan
dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit kemudian diayak dengan
no.mesh 60 dan dicampur lagi.
Metode yang digunakan yaitu triturasi dimana triturasi adalah cara
mencampur bahan serbuk menggunakan mortar dan stamper (Ansel, 2011).
Serbuk yang telah tercampur rata dan homogen dilakukan evaluasi
granul. Evaluasi yang pertama adalah mengukur kehalusan serbuk dengan
pengayak yang digunakan adalah pengayak OPN. Berdasarkan data yang
diperoleh semakin kecil nomor OPN semakin banyak serbuk yang
tertinggal. Dimana pada OPN 30 serbuk yang tertinggal adalah 53,321%,
OPN 60 43,7455% dan OPN 120 yaitu 0,0051%. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa semakin kecil nomor OPN semakin
banyak serbuk yang tertinggal, sehingga serbuk semakin halus.
Evaluasi granul selanjutnya yakni uji BJ nyata, BJ mampat dan
porositas. Data yang diperoleh adalah BJ nyata 0,4729 g/mL, BJ mapat
0,6255 g/mL dan porositas adalah 24,4%.
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
16/21
16
Uji evaluasi granul yang ketiga yaitu uji sudut diam, diperoleh data
dari perbandingan antara tinggi serbuk dan diameter serbuk adalah 36,33.
Berdasarkan data yang diperoleh dari ketiga evaluasi granul, serbuk
dyrwesillax telah memenuhi persyaratan granul karena serbuk ini termasuk
serbuk yang sangat halus. Porositas yang dimiliki serbuk ini yaitu 84,27%
dimana porositas serbuk ini masih dalam range persyaratan porositas granul
yaitu 10-90%.
U ji i ji i i il i
berarti daya alirnya baik, ji i li i
Sedangkan untuk sudut diam dari serbuk ini yaitu 36,33 yang berarti daya
alirnya baik.
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
17/21
17
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa serbuk
dyrwesillax telah memenuhi persyaratan serbuk. Karena serbuk ini termasuk
dalam kategori serbuk sangat halus, dengan BJ nyata 0,4729 g/mL, BJ
mampat 0,6255 g/mL, dan porositas 24,4% serta sudut diam 36,33.
V.2 Saran
Peningkatan mutu, kelengkapan alat dan bahan serta kualitas
laboratorium perlu diperhatikan demi kelancaran praktikum kedepan.
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
18/21
18
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua. Jakarta: Depkes RI
Gunawan, G. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Depkes RI
Tjay, T.H. 2006. Obat-Obat penting. Jakarta: Elexmedia Komputindo
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
19/21
19
LAMPIRAN
1.
Skema Kerja
- Dimasukkan ke dalam lumpang
- Digerus
-Diayak dengan no.mesh 60
- Dicampur lagi
- Dievaluasi serbuk
- Dibagi 2 sachet
- Dimasukkan ke dalam kemasan
- Dimasukkan ke dalam do beserta brosur
2. Foto-Foto
Laktulosa
14 g
Na-Benzoat
0,02 g
Aspartam
0,02 g
Vanilin
0,002 g
Dekstrin
5,958 g
Dyrwesiilax
Kemasan Dyrwesillax
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
20/21
20
3.
Etiket
DYRWESILLAX
Laktulosa Powder
Komposisi
Tiap sachet 10 g mengandung:
Laktulosa 7 g
Zat tambahan q.s
Indikasi
U Untuk mengatasi konstipasi atau sembelit
Aturan Pakai
Untuk umur 15-23 tahun, 1-2 sachet sehariDiseduh dengan 250 mL air hangat
Kontra Indikasi
Tidak dianjurkan pada pasien yang menderita mual, muntah, spasme, kolik, dan
gangguan perut lainnya
Peringatan
Tidak dianjurkan untuk anak-anak 14 tahun kebawah
Efek Samping
Berupa perut kembung dan banyak gas
Penyimpanan
Disimpan ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya
KemasanIsi dos @ 6 sachet
Diproduksi oleh:
PT. SAHABAT FARMA
Gorontalo - Indonesia
-
7/21/2019 Lactulosa Powder
21/21
21
4.
Brosur
S DYRWESILLAX
Laktulosa Powder
Komposisi
Tiap sachet 10 g mengandung:
Laktulosa 7 g
Zat tambahan q.s
Indikasi
U Untuk mengatasi konstipasi atau sembelit
Farmakologi
Laktulosa tidak diresorpsi diusus halus karena tidak terdapat enzim untuk
menghidrolisisnya. Zat ini baru akan diuraikan dengan cepat diusus besar
oleh bakteri-bakteri (lactobacillus) dan menghasilkan asam laktat dan
asam asetat. Asam-asam ini menahan air berdasarkan proses osmosis
dengan efek stimulasi peristaltik, sehingga tinja menjadi lunak dan
defekasi distimulasi.
Aturan Pakai
Untuk umur 15-23 tahun, 1-2 sachet sehari
Diseduh dengan 250 mL air hangat
Kontra Indikasi
Tidak dianjurkan pada pasien yang menderita mual, muntah, spasme,
kolik, dan gangguan perut lainnya
Peringatan
Tidak dianjurkan untuk anak-anak 14 tahun kebawah
Efek Samping
Berupa perut kembung dan banyak gas
Penyimpanan
Disimpan ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya
Kemasan
Isi dos @ 6 sachet
Diproduksi oleh:
PT. SAHABAT FARMA
Gorontalo - Indonesia