la appoor rann aakkhhiir mmaa sstteerrppllaann

240
LAPORAN AKHIR M M A A S S T T E E R R P P L L A A N N D D R R A A I I N N A A S S E E K K O O T T A A S S A A L L A A T T I I G G A A TA. 2014 PT. TUMBUH JAYA DESAIN : Jl. Anggun Utara Blok P-23A, Banyumanik, Semarang, 50268 : Jl. Sawunggaling II No. 6A, Banyumanik, Semarang, 50268 : (024) 70790373 : (024) 76481050 : www.tjdesain.com : [email protected] Kantor Studio Telp. Fax. Website Email Konsultan PEMERINTAH KOTA SALATIGA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Jl. Letjen Sukowati No. 51 Salatiga - Kode Pos 50724; Telp/Fax. (0298) 325332

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LLAAPPOORRAANN AAKKHHIIRR

MMAASSTTEERRPPLLAANN DDRRAAIINNAASSEE

KKOOTTAA SSAALLAATTIIGGAA TTAA 22001144

PT TUMBUH JAYA DESAIN Jl Anggun Utara Blok P-23A Banyumanik Semarang 50268

Jl Sawunggaling II No 6A Banyumanik Semarang 50268

(024) 70790373

(024) 76481050

wwwtjdesaincom

tjdesainyahoocom

Kantor

Studio

Telp

Fax

Website

Email

Konsultan

PEMERINTAH KOTA SALATIGA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Jl Letjen Sukowati No 51 Salatiga - Kode Pos 50724 TelpFax (0298) 325332

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

i

KATA PENGANTAR

Buku Laporan Akhir pekerjaan ldquoPenyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga

Tahun 2014rdquoini disusun untuk memenuhi kontrak kerja antara BAPPEDA Kota Salatiga

dengan Konsultan PT Tumbuh Jaya Desain Semarang Buku ini berisikeseluruhan hasil

pekerjaan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 beserta

lampirannya

Laporan Akhir terdiri dari 2 (dua) buku yaitu

Buku I Laporan Utama

Buku II Laporan Pendukung

Buku ini adalah Buku I Laporan Utama yang berisi semua hasil pekerjaan mulai

dari pengumpulan data kegiatan lapangan analisis hasil perencanaan beserta

kesimpulan dan rekomendasinya

Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada BAPPEDA

Kota Salatiga atas kepercayaan yang diberikan dankepada Direksi Pekerjaan yang

memberikan saran pengarahan dan koreksi dalam penyusunan Laporan Akhir iniKami

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku Laporan Akhir ini

Untuk itu saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi sempurnanya

Laporan ini

Semoga Laporan Akhir ini sesuai dengan apa yang direncanakan dan memberikan

manfaat yang optimal dalam penanganan permasalahan drainase di Kota Salatiga

Semarang 12 Desember 2014

TIM PENYUSUN

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR ISTILAH xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Maksud dan Tujuan 2

121 Maksud 2

122 Tujuan 2

13 Sasaran Kegiatan 3

14 Lingkup Kegiatan 3

15 Referensi Hukum 6

16 Waktu Pelaksanaan 7

17 Sistematika Laporan 7

BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI 9

21 Lokasi Studi 9

22 Topografi dan Fisiografi 12

23 Geologi 12

24 Demografi 12

25 Sosial dan Ekonomi 14

251 PDRBIncome Perkapita 14

252 Mata Pencaharian Penduduk 14

26 Hidrologi dan Hidrogeologi 15

261 Hidrologi 15

262 Hidrogeologi 16

27 Tata Guna Lahan 18

271 Tata Guna Lahan Eksisting 18

272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan 21

28 Permasalahan Drainase Kota Salatiga 22

BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING 28

31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007 28

311 Sistem Kartini 29

312 Sistem Buk Suling 30

313 Sistem Nanggulan 31

314 Sistem Kridanggo 33

315 Sistem Osamaliki 34

316 Sistem Kesehatan 34

317 Sistem Kalinongko 36

318 Sistem Hasanudin 36

319 Sistem Ledok 37

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

iii

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030 40

33 Hasil Inventory Lapangan 42

331 Inventori Saluran 42

332 Identifikasi Lokasi Genangan 45

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan 49

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan 50

BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN 52

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase 52

42 Kriteria Umum 53

421 Data Dasar 53

422 Standar Teknis 54

423 Studi Terdahulu 54

424 Kala Ulang 55

43 Analisis Hidrologi 56

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai 56

432 Analisa Distribusi Curah Hujan 59

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah 59

434 Pengukuran Dispersi 62

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana 64

436 Pengujian Kecocokan Sebaran 66

437 Debit Banjir Rencana 68

438 Konsep EPA SWMM 73

439 Pemodelan dalam EPA SWMM 78

44 Kriteria Analisa Hidrolika 83

441 Aliran 83

442 Perencanaan Saluran 85

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS 86

BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA 89

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem 89

52 Analisis Hidrologi 91

521 Analisis Data Hujan 91

522 Hujan Maksimum Wilayah 92

523 Hujan Rencana 93

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi 97

525 Curah Hujan Terpakai 102

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 103

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan 110

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten 110

533 Sub Sistem Kedungringis 111

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 111

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro 112

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL 112

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS 113

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting 121

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

iv

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 121

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 124

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis 128

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 133

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 136

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana) 140

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 140

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 143

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis 146

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 151

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 155

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting 158

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana 164

55 Penyusunan Peta Genangan 170

BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA 172

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga 172

611 Umum 172

612 Drainase Berwawasan Lingkungan 174

613 Ekodrainase Resapan 175

614 Drainase Berbasis Masyarakat 184

62 Analisis Tata Guna Lahan 185

621 Umum 185

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase 186

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 190

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga 191

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan 191

6311 Permasalahan 192

6312 Penanganan 193

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 193

6321 Permasalahan 194

6322 Penanganan 195

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis 195

6331 Permasalahan 196

6332 Penanganan 197

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 197

6341 Permasalahan 199

6342 Penanganan 199

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro 199

6351 Permasalahan 200

6352 Penanganan 201

BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA 203

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga 203

72 Operasi dan pemeliharaan 210

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

v

721 Operasi Sistem Drainase 210

722 Pemeliharaan Sistem Drainase 210

73 Rencana Pembiayaan 213

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik 213

732 Biaya Pembebasan Lahan 214

733 Biaya Investasi 214

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan 219

BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 221

81 Kesimpulan 221

82 Saran 223

83 Rekomendasi 224

DAFTAR REFERENSI 226

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga 11

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012 14

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga 20

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan 22

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas

saluran di Buk Suling 23

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air 24

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid 25

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas

Saluran Menurun (terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi

Kali Pengging) 25

Gambar 2-9 Erosi di sungai Pertigaan utara JLS dan di Sungai Jetis yang Tinggi

Menyebabkan Kapasitas Sungai menurun 26

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis) 27

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan studiMaster

Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007 29

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini 30

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling 31

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan 32

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo 33

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki 34

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan 35

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko 36

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin 37

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok 38

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau) 39

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Perkotaan Terpadu 53

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan 57

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf aliran permukaan 58

Gambar 4-4 Metode Thiessen 61

Gambar 4-5 Metode Isohyet 62

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan

yang berbeda 69

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM 75

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM 79

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vii

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka 84

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS 87

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka 88

Gambar 5-1 Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga 90

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen 91

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris) Distribusi Log Pearson III 97

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga 103

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan 106

Gambar 5-8 Input Data Juction 107

Gambar 5-9 Input data subcatchment 108

Gambar 5-10 Input data conduit 108

Gambar 5-11 Input data curah hujan 109

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngemplak ndash Sawahan 110

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngawen-Sraten 110

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kedungringis 111

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo 111

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Jetis ndash Setro 112

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting) 121

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 123

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 125

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

viii

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) Sub

Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 127

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 129

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 130

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki) sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 132

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 134

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) 136

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 136

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 137

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting) 138

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri) sub sistem Jetis ndash

Setro (kondisi eksisting) 139

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 140

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 141

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 Sub Sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana) 141

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 142

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

ix

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 143

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 146

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 146

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 148

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 148

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 151

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 151

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 153

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 153

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 154

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 155

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 156

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 156

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 158

Gambar 5-66 Peta Genangan 171

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga 173

Gambar 6-2 Kolam Konservasi 176

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi di lapangan parkir 177

Gambar 6-4 Sumur Resapan 178

Gambar 6-5 Contoh Bangunan SeDrainPond 179

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

x

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan 181

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug 182

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit 182

Gambar 6-9 River Side Polder 183

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area 184

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan 192

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 194

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis 196

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 198

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro 200

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga 10

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan 12

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012 13

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012 13

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata

Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012 15

Tabel 2-6 Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun

2008-2012 16

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga 17

Tabel 2-8 Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha) 19

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha) 21

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga

Tahun 2014 45

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota 55

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm) 55

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan 69

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional 71

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995) 72

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan 75

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran 77

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda 78

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM 82

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga 93

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Normal dan Log Normal 94

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III 95

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square 98

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov 101

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga 101

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan

(satuan mm) 102

Tabel 5-10 Depression Storage Values 105

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xii

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow 105

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka 107

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA

SWMM 113

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngemplak - Sawahan 115

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sraten 116

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kedungringis 117

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 119

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro 119

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak Sawahan 158

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten 159

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis 160

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 162

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro 163

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan 164

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten 165

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis 166

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 168

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro 169

Tabel 7-1 Indikasi Program 205

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase 211

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota

Salatiga 218

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP setiap tahun Sistem Drainase Kota Salatiga 220

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xiii

DAFTAR ISTILAH

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan

atau ke bangunan resapan buatan

Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan

kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia

Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran

sekunder Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir Aliran dari

saluran primer langsung dialirkan ke badan air

Saluran Sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran

air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer

Saluran Tersier adalah saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-

saluran pembuangan rumah-rumah Umumnya saluran tersier ini adalah saluran

kiri kanan jalan perumahan

Sistem drainase utama adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar masyarakat

Sistem drainase lokal adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan

sebagian kecil masyarakat

Kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian hujan atau debit banjir rencana

yang mungkin terjadi

Garis sempadan drainase adalah garis batas luar saluran untuk melindungi fungsi

drainase perkotaan

Kota sedang adalah kota yang mempunyai penduduk berkisar antara 100000 sampai

500000 orang

Badan Air adalah sumber air di permukaan tanah yang berupa sungai atau danau dan di

bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam akifer

Daerah Tangkapan Air (DTA) atau Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang

menerima air hujan menampung dan mengalirkannya melalui satu

outlettempatperuntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

1

1 BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Drainase memiliki peran yang vital dalam menciptakan lingkungan perkotaan

yang bersih dan sehat Hal ini disebabkan lingkungan yang bersih dan sehat

sangat dipengaruhi oleh lancarnya saluran drainase dalam mengalirkan air hujan

maupun limbah rumah tangga menuju saluran pembuangan Sampah dan limbah

rumah tangga yang mengotori saluran dan sungai dapat menjadi sumber segala

macam penyakit dan menurunkan kualitas badan air yang selanjutnya juga

menurunkan kualitas air yang sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat

Dewasa ini permasalahan drainase di kawasan perkotaan semakin kompleks Hal

ini antara lain disebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan dan

laju perkembangan kota yang semakin meningkat Untuk itu dituntut suatu

pengelolaan drainase perkotaan secara komprehensif mulai saat perencanaan

pelaksanaan pembangunan hingga pemeliharaannyaPengelolaan drainase bukan

hanya persoalan teknis dan dana semata tetapi juga merupakan persoalan

sosial budaya dan partisipasi sehingga perlu pengelolaan secara komprehensif

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

2

Selama ini pengelolaan drainase masih dipandang hal yang bersifat teknis semata

dan cenderung menggunakan paradigma lama dimana air dialirkan ke badan air

secepat mungkin Padahal semestinya sebagian air masih bisa diresapkan

sehingga dapat mengurangi aliran permukaan (run off) dan menambah imbuhan

air tanah Teknologi pengelolaan drainase sudah jauh berkembang dengan model

bangunan imbuhan air tanah seperti sumur resapan biopori dll

Banyak faktor yang menentukan sistem dan penanganan drainase suatu kota

Faktor-faktor tersebut antara lain tipologi kota curah hujan tahunan luas dan

bentuk daerah daerah tangkapan airnya tata guna lahan dan sebagainya

sehingga tiap daerah memiliki tipologi yang berbeda-beda dan karenanya perlu

dianalisis tersendiri

Hal demikian juga berlaku untuk Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah Mungkin

saat ini persoalan drainase masih terbatas pada persoalan kapasitas saluran yang

kurang operasi amp pemeliharaan dan genangan lokal Akan tetapi pada masa

mendatang jika tidak dilakukan penanganan mulai dari sekarang akan timbul

masalah yang lebih kompleks

Untuk menghasilkan suatu model pengelolaan drainase di Kota Salatiga yang

komprehensif maka perlu disusun suatu Masterplan Drainase Kota Salatiga yang

berlaku selama 25 tahun ke depan

12 Maksud dan Tujuan

121 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun MasterplanRencana Induk Drainase

Kota Salatiga yang akan digunakan sebagai acuan dalam penanganan dan

pengelolaan drainase secara terpadu dalam jangka waktu 25 tahun ke depan

122 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini diharapkan hasilnya dapat digunakan

1 Sebagai acuan dalam penanganan dan pengelolaan drainase di Kota Salatiga

dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi yang terpadukomprehensif

dengan sektor-sektor lain serta sesuai dengan rencana tata ruang yang

berlaku

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

3

2 Sebagai referensi dalam kegiatan perencanaan lebih lanjut seperti

perencanaan teknis dan detail engineering designdrainase di Kota Salatiga

13 Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah

1 Mengetahui kondisi jaringan drainase eksisting Kota Salatiga dan

pengelolaannya

2 Menganalisisdan mengevaluasi sistem drainase Kota Salatiga berdasarkan hasil

survei lapangan dan kaidah-kaidah keilmuan (hidrologihidrolika) yang dapat

dipertanggungjawabkan

3 Melakukan perencanaan Masterplan Drainase di Kota Salatiga yang berlaku

dalam kurun waktu 25 tahun ke depan

4 Tersusunnya sistem-sistem dan sub sistem-sub sistem drainase di Kota Salatiga

yang terintegrasi dengan sarana prasarana kota lainnya serta sesuai dengan

rencana tata ruang yang berlaku

5 Menyajikan rencana program dan kegiatan secara komprehensif mengenai

rencana pembangunan dan pengembangan Saluran Drainase Kota Salatiga

untuk jangka menengah (5 tahunan) dalam rentang waktu 25 tahun ke depan

6 Membuat jadwal penanganan prioritas setiap tahunnya

14 Lingkup Kegiatan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup kegiatan Penyusunan

Masterplan Drainase Kota Salatigaadalah sebagai berikut

1 PengumpulanData

Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut

a) Studi-studi yang terkait

b) Data hidrologi hidrolika dan bangunan pelengkap

c) Data sosial ekonomi penduduk dan data lainnya yang ada hubungan

dengan studi terkait

d) Data keadaan saluran drainase dan badan air penerima yang ada sistem

geometri dan dimensi saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

4

e) Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi morfologi

sifat tanah dan tata guna lahan

f) Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan

g) Data rencana pengembangan kota foto udara pembiayaan institusi dan

kelembagaan dan peranserta masyarakat

2 Identifikasi Kondisi Sistem Drainase

Identifikasi kondisi sistem drainase dilakukan sebagai berikut

a) Penyusunan besaran daerah pengaliran (catchment area dalam ha)

saluran sungai menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran

b) Penghitungan panjang saluran (dalam mrsquo) dan nama badan air

penerimanya dari setiap saluran yang ada

c) Pengukuran penampang saluran dan kemiringan saluran minimal 3 titik

berbeda (awal tengah dan akhir) dari masing-masing saluran

d) Desain gambar bentuk dan ukuran penampang saluran-saluran yang ada

serta mencatat kondisinya saat ini dan tahun pembuatannya

e) Pengumpulan data gambar dan kapasitas bangunan pelengkap yang ada

dan dilengkapi dengan mencatat kondisi saat ini dan tahun pembuatan

f) Identifikasi permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran

3 Penyusunan Peta Genangan

Penyusunan peta genangan meliputi genangan rutin dan genangan potensial

yang perlu dilakukan meliputi

a) Identifikasi dan pemetaan lokasi genangan yang berada dalam area studi

b) Identifikasi luas tinggi dan lamanya genangan serta frekuensi dan waktu

kejadian dalam satu tahun untuk setiap daerah genangan

c) Identifikasi penyebab genangan

d) Identifikasi taksiran dan besaran kerusakan atau kerugian yang

ditimbulkan dalam bentuk biaya

4 Analisis

Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut

a) Analisis kondisi

1) Analisis kapasitas saluran

2) Analisis kapasitas bangunan pelengkap

3) Analisis struktur saluran dan bangunan pelengkap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

5

b) Analisis kebutuhan

1) Tentukan rencana alur saluran sesuai topografi dan tata guna lahan

2) Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran

3) Analisis intensitas hujan sesuai dengan kala ulang

4) Hitung debit rencana masing-masing saluran

5) Analisis perbedaan antara kebutuhan dan kondisi yang ada

5 Penyusunan Usulan Prioritas

Penyusunan usulan prioritas dilakukan dengan metode sebagai berikut

a) Penyusunan skala prioritas berdasarkan kepentingan dan pengembangan

daerah

b) Analisis berdasarkan pembobotan

c) Usulan skala prioritas

d) Identifikasi kepentingan daerah yang strategis

e) Identifikasi pengaruh langsung terhadap daerah lingkungan kumuh

f) Identifikasi fasilitas umum dan fasilitas sosial

g) Identifikasi pengaruh terhadap pengembangan tata ruang perkotaan

h) Penyusunan kegiatan berdasarkan tahapan mendesak 5 10 20 dan 25

tahun

6 Penyusunan Usulan Sistem Drainase Perkotaan

Menyusun usulan sistem drainase perkotaan dilaksanakan dengan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Identifikasi pola aliran dan sistem drainase kota dengan alternatif sistem

b) Identifikasi debit rencana (m3detik) dari masing-masing saluran

c) Perencanaan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya pada

masing-masing saluran

d) Identifikasi kebutuhan lahan

e) Perkiraan besar biaya ganti rugi lahan

7 Penyusunan Usulan Biaya

Penyusunan usulan biaya meliputi hal sebagai berikut

a) Penghitungan besaran biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk seluruh

pembangunan atau perbaikan sistem drainase yang diusulkan sesuai

tahapan

b) Penyusunan rencana sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

6

c) Penghitungan besaran biaya operasi dan pemeliharaan seluruh sistem

drainase pertahun

d) Identifikasi besaran biaya yang dapat ditanggung oleh masyarakat swasta

atau instansi lain

e) Identifikasi usulan kegiatan untuk meningkatkan sumber pembiayaan

8 Penyusunan Jadwal Kegiatan Pembangunan Sistem Drainase

Penyusunan jadwal kegiatan pembangunan sistem drainase meliputi hal

sebagai berikut

a) Zona sistem drainase yang akan dikerjakan

b) Waktu pembuatan studi kelayakan

c) Waktu pelaksanaan penyusunan rencana teknik (DED)

d) Waktu pelaksanaan pembangunan fisik

e) Waktu kegiatan operasional dan pemeliharaan dimulai

9 Rekomendasi

Untuk mendukung pengembangan sistem drainase perkotaan perlu diusulkan

langkah-langkah sebagai berikut

a) Usulan bentuk kelembagaan

1) usulan instansi yang berwenang menangani sistem drainase

2) usulan peningkatan fungsi organisasi pengelola

3) usulan jumlah personil dan uraian tugas dari masing-masing satuan

organisasi

b) Usulan koordinasi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana kota

lainnya

c) Usulan kebutuhan aspek hukum dan peraturan

d) Usulan mekanisme dan peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta

15 Referensi Hukum

Referensi Hukum yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga Tahun 2014 adalah sebagai berikut

1 Undang-Undang Republik Indonesia No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air

2 Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

7

3 Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4 Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sumberdaya Air

5 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan pengendalian Pencemaran Air

6 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1999 tentang Irigasi

7 Peraturan Menteri PU No 02PRTM2013 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumberdaya Air

8 Peraturan Menteri PU No 16PRTM2008 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

9 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu

Limbah Domestik

10 Peraturan perundangan lain yang terkait dan diutamakan yang lebih baru

16 Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 6 (enam) bulan kalender mulai

tanggal 16 Juni 2014 sampai dengan 15 Desember 2014

17 Sistematika Laporan

Untuk memudahkan pemahaman sistematika Laporan Akhir ini disusun sebagai

berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang maksud dan tujuan sasaran

kegiatan ruang lingkup kegiatan dan referensi hukum yang digunakan

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi wilayah studi yang meliputi letak

geografis dan administrasi karakteristik fisik dasar tata guna lahan eksisting dan

proyeksinya 25 tahun ke depan kondisi sarana dan prasarana drainase

permasalahan drainase yang ada

BAB III SISTEM DRAINASE EKSISTING

Bab ini menjelaskan tentang Masterplan drainase yang pernah dibuat Kondisi

sistem drainase eksisting hasil inventori lapangan analisa kondisi eksisting

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

8

BAB IV KRITERIA PERENCANAAN

Bab ini menerangkan tentang philosofiprinsip dasar masterplan drainase kriteria

umum dan kriteria khusus yang digunakan dalam penyusunan masterplan

drainase

BAB V ANALISIS DIDROLOGI DAN HIDROLIKA

Bab ini menerangkan analisis hidrologi dan hidrolika yang digunakan untuk

perencanaan masterplan drainase meliputi penentuan sistem dan sub sistem

drainase analisis hidrologi analisis hidrolika dan penentuan kapasitas saluran

Kemudian dilanjutkan dengan analisis kapasitas dengan penampang rencana

BAB VI PERENCANAAN MASTERPLAN DRAINASE KOTA SALATIGA

Bab ini berisi konsep masterplan drainase Kota Salatiga dan perencanaan masing-

masing Sub Sistem Drainase yang meliputi permasalahan dan penanganannya

BAB VII RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA DAN PRIORITAS SERTA PEMBIAYAANNYA

Bab ini berisi program penanganan drainase selama 25 tahun ke depan yang

meliputi program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang kegiatan

operasi dan pemeliharaan drainase serta rencana pembiayaannya

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi konsultan berkaitan dengan

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2015 ndash 2040

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

9

2 BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI

21 Lokasi Studi

Kota Salatiga dengan luas wilayah 567811 hektar atau 56781 kmsup2 merupakan

wilayah yang dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang (berada di tengah-tengah

Kabupaten Semarang) Terletak antara 717rsquo dan 717rsquo23rdquo LS dan antara

11027rsquo5681rdquo dan 11032rsquo464rdquo BT Secara administratif Kota Salatiga terdiri

dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan

Batas wilayah Kota Salatiga sebagai berikut

1 Sebelah Utara Kecamatan Pabelan Desa Pabelan Desa Pejaten Kecamatan

Tuntang Desa Kesongo Desa Watu Agung

2 Sebelah Timur Kecamatan Pabelan Desa Ujung-ujung Desa Sukoharjo dan

Desa Glawan Kecamatan Tengaran DesaBener Desa Tegal Waton dan Desa

Nyamat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

10

3 Sebelah Selatan Kecamatan Getasan Desa Sumogawe Desa Samirono dan

Desa Jetak Kecamatan Tengaran Desa PatemonDesaKarang Duren

4 Sebelah Barat Kecamatan Tuntang Desa Candirejo Desa Jombor Desa

Sraten dan Desa Gedongan Kecamatan Getasan Desa Polobogo

Luas Kota Salatiga per-Kecamatan disajikan dalam Tabel 2-1 Sedangkan Peta

Wilayah Kota Salatiga disajikan dalam Gambar 2-1

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Argomulyo 18526

2 Sidomukti 11459

3 Sidorejo 16247

4 Tingkir 10549

Jumlah 56781 Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

11

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

12

22 Topografi dan Fisiografi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 topografiKota Salatiga merupakan

wilayah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata antara 450 ndash 825 m DPL Kota

Salatiga terdiri dari 3 bagian yaitu daerah bergelombang plusmn 65 yang terdiri dari

kelurahan Dukuh Ledok Kutowinangun Salatiga Sidorejo Lor Bugel

Kumpulrejo dan Kauman Kidul Daerah miring plusmn 25 terdiri dari kelurahan

Tegalrejo Mangunsari Sidorejo Lor Sidorejo Kidul Tingkir Lor Pulutan

Kecandran Randuacir Tingkir Tengah dan Cebongan Daerah datar plusmn 10 terdiri

dari kelurahan Kalicacing Noborejo Kalibening dan Blotongan

Sedangkan secara morfologis Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki

Gunung Merbabu dan diantara gunung-gunung kecil antara lain Gunung Gajah

Mungkur Gunung Telomoyo dan Gunung Payung Rong padadengan ketinggian

antara 450 - 825 m dpl (dari permukaan air laut) Ketinggian 4 kecamatan dari

permukaan air laut disajikan pada Tabel di 2-2 bawah ini

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan

No Kecamatan Prosentase Wilayah ()

Ketinggian (dpl)

1 Argomulyo 2018 595 - 850 m

2 Sidomukti 2861 515 - 650 m

3 Sidorejo 3263 450 - 825 m

4 Tingkir 1858 510 - 700 m

Jumlah 10000

Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

23 Geologi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 bentuk topografi Kota Salatiga

dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol coklat berupa tufa vulkanis

intermedier yang memiliki tekstur remah dan konsistensinya gembur

produktifitas tanah sedang sampai tinggi Bentuk stuktur tanah latozol coklat

tua berada di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan

tanaman campuran

24 Demografi

Jumlah penduduk Kota Salatiga sampai dengan Tahun 2012 menurut data Badan

Pusat Statistik Tahun 2013 sebanyak 186087 jiwa dengan jumlah rumah tangga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

13

sebanyak 48415 dan rata-rata anggota rumah tangga 3539 orang KK Untuk

melihat perkembangan jumlah penduduk seluruh kecamatan di Kota Salatiga

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Argomulyo 41846 41029 41435 41816 42638 40947 45630

2 Sidomukti 39632 36274 36395 36573 36611 38975 43360

3 Sidorejo 51784 48216 49487 49683 50024 52357 51452

4 Tingkir 43533 41413 41664 41952 42054 40206 45645

Jumlah 176795 166932 168981 170024 171327 172485 186087 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

Untuk melihat kepadatan penduduk seluruh kecamatan dapat dilihat pada tabel

berikut ini

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan Luas (km2) Penduduk Kepadatan (jiwakm2)

I Argomulyo 18526 45630 2463

1 Noborejo 3322 5895 1775

2 Ledok 1873 9949 5312

3 Tegalrejo 1884 12064 6403

4 Kumpulrejo 6290 7623 1212

5 Randuacir 3776 5533 1465

6 Cebongan 1381 4566 3306

II Sidomukti 11459 43360 3784

1 Kecandran 3993 17388 4355

2 Dukuh 3772 7556 2003

3 Mangunsari 2908 12710 4371

4 Kalicacing 0787 5706 7250

III Sidorejo 16247 51452 3167

1 Blotongan 4238 12256 2892

2 Sidorejo Lor 2716 13476 4962

3 Salatiga 2020 15344 7596

4 Bugel 2944 2829 0961

5 Kauman Kidul 1958 4209 2150

6 Pulutan 2371 3338 1408

IV Tingkir 10549 45645 4327

1 Kutowinangun 2938 22004 7489

2 Gendongan 689 6114 8874

3 Sidorejo Kidul 2775 6057 2183

4 Kalibening 995 1948 1958

5 Tingkir Lor 1773 4437 2503

6 Tingkir Tengah 1378 5085 3690

Tahun 2012 56781 186087 3012

Tahun 2011 56781 178277 2885

Tahun 2010 56781 174621 2826

Tahun 2009 56781 170022 2752

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

14

Dari data di atas Kecamatan Tingkir memiliki kepadatan penduduk tertinggi

dengan kepadatan penduduk sebesar 4327 jiwakm2 Sedangkan yang terendah

adalah Kecamatan Argomulyo dengan kepadatan penduduk sebesar

2463jiwakm2

25 Sosial dan Ekonomi

251 PDRBIncome Perkapita

Secara umum kondisi perekonomian di Salatiga sejak Tahun 2000 sudah

menunjukkan adanya perkembangan yang relatif baik Berangsur-angsur

perekonomian mulai meningkat dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi

sebesar 573 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 223953812 juta

dengan PDRB perkapita Rp 1293600331 Sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan sebesar Rp 101604564 juta dengan PDRB perkapita sebesar Rp

558357952

Tahun 2012 sumbangan PDRB terbesar adalah Kecamatan Sidorejo sebesar

2833 selanjutnya Kecamatan Sidomukti memberikan sumbangan sebesar

2647 Selanjutnya urutan ketiga adalah Kecamatan Tingkir dengan sumbangan

2466 dan yang terkecil memberikan sumbangan ke PDRB Kota Salatiga adalah

Kecamatan Argomulyo sebesar 2055

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012

Sumber PDRB Kecamatan Se Kota Salatiga 2012

252 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Kota Salatiga Tahun 2012 proporsi terbesar bermata

pencaharian lain-lain yakni 4082 disusul buruh industri yakni 1909

Argomulyo2055

Tingkir2466

Sidomukti2647

Sidorejo2833

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

15

kemudian disusul pedagang sebesar 723 Selengkapnya disajikan dalam Tabel

berikut

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012

Mata Pencaharian Kecamatan

Jumlah Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo

1 Petani Sendiri 1578 197 731 1078 3584 255

2 Buruh Tani 480 304 1602 2210 4596 328

3 Nelayan - - - - - -

4 Pengusaha wiraswasta 2251 3061 1085 1786 8183 583

5 Buruh Industri 6815 5650 6752 7563 26780 1909

6 Pedagang 599 2315 3621 3608 10143 723

7 Buruh Bangunanlepas 109 1440 4423 3972 9944 709

8 Pengangkutan 320 402 2397 1885 5004 357

9 Pegawai Negeri 1634 1224 2904 3349 9111 649

10 Pensiunan 617 827 1522 2720 5686 405

11 Lain-lain 10516 18520 14317 13929 57182 4082

Tahun 2012 24919 33940 39354 42100 140313

Tahun 2011 20514 28606 35862 42003 126968

Tahun 2010 24498 28436 34824 41810 129568

Tahun 2009 24784 26412 31920 39955 123071

Tahun 2008 31108 26324 31756 38988 128176 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

26 Hidrologi dan Hidrogeologi

261 Hidrologi

Kondisi hidrologi suatu wilayah dapat dilihat dari sumber air yang ada di wilayah

tersebut Sumber air dapat berupa danau sungai maupun rawa Kota Salatiga

dilewati oleh sungai yang cukup besar yakni Kali Sraten Kali Ngawen Kali

Ngaglik dan Kali Jetis yang secara keseluruhan sungai tersebut bukan berasal

dari Wilayah Salatiga atau Salatiga tidak memiliki mata air sendiri akan tetapi

sungai-sungai tersebut berasal dari wilayah lain di luar Kota Salatiga

Kota Salatiga yang berada di dataran tinggi memiliki iklim tropis dan berhawa

sejuk terpengaruh kondisi geografis daerah perbukitanPengaruh musim hujan

dan kemarau silih berganti sepanjang tahun Curah hujan di Kota Salatiga pada

Tahun 2012 berjumlah 2605 mm dengan rata-rata curah hujan 2570 mmhari

Berikut ini adalah tabel curah hujan hari hujan dan rata-rata curah hujan Tahun

2012 Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

16

Tabel 2-6Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-rata Curah Hujan

Januari 370 19 1947

Februari 276 9 3067

Maret 660 25 2640

April 356 20 1780

Mei 153 7 2186

Juni 27 2 1350

Juli 0 0 0

Agustus 0 0 0

September 44 3 1467

Oktober 190 11 1727

November 309 13 2377

Desember 220 15 1467

Th 2012 2605 124 2570

Th 2011 2305 106 2101

Th 2010 3577 172 2101

Th 2009 1935 104 1900

Th 2008 4831 120 2196 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

262 Hidrogeologi

a Air Permukaan

Sumber air pemukaan yang ada di Kota Salatiga berupa air sungai Umumnya

sungai-sungai yang mengalir melintas di daerah Kota Salatiga berhulu di sebelah

barat-daya yakni dari lereng Gunung Merbabu dimana sebagian merupakan

sungai musiman yang kering airnya di musim kemarau Sungai yang berair

sepanjang tahun yang terdapat di daerah Kota Salatiga jumlahnya sedikit dan

umumnya sungai-sungai kecil serta umumnya sudah dimanfaatkan untuk

keperluan pengairan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

17

Air permukaan sangat penting keberadaannya hal ini karena secara langsung

dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Debit air sungai di Kota Salatiga

dapat dilihat pada Tabel 2-7

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga

No Nama SungaiKali Debit

(m3detik) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

Kali Senjoyo Kali Taman Kali Ked Ringis Kali Benoyo Kali Bendo Kali Ngaglik Kali Bawen

2408 1132 0258 0040 0006 0015 0005

Kali Taman mendapat suplesi Debit dari Mata Air - Kali Taman = 178 ltdtk - Kali Putri = 99 ltdtk - Kali Getek = 46 ltdtk - Kali Sombo = 59 ltdtk Jumlah = 382 ltdtk

Jumlah 3864 Sumber Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Salatiga th 2013

Data debit sungai di Kota Salatiga pada tahun 2005 sebesar 3864 m3dtk

Debit sungai diatas adalah debit hasil Dinas Bina Marga dan Pengairan Tahun

2013 Berdasarkan data total sungai yang ada di Kota Salatiga adalah 16 sungai

(RTRW 2010-2030) yang terdiri dari 9 sungai dan 7 saluran yang berfungsi

sebagai drainase primer Sesuai Pasal 39 dalam RTRW tersebut 9 sungai

ditetapkan untuk kawasan lindungsempadan sungai dengan kondisi 2 sungai

Ngaglik dan Banyu Putih mengalami pencemaran tingkat sedang

b Air Tanah Dalam

Kota Salatiga memiliki prospek sumber air tanah dalam terutama di bagian

tengah-barat dan di bagian selatan yang mencakup sebagian wilayah Kecamatan

Sidorejo Tingkir Sidomukti dan di daerah Candirejo Penyediaan sumber air

tanah dalam ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumur bor di wilayah

potensial air tanah tinggi dengan kedalaman berkisar 80 hingga kurang dari 100

meter dengan menyadap lapisan akuifernya kurang dari 5 ldt Pemanfaatan air

tanah dalam di daerah ini belum maksimal yang saat ini terbatas untuk

kebutuhan air industri dan hotel serta jumlah sumur bor di daerah Kota Salatiga

masih sedikit (Data Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

c Air Tanah Dangkal

Pemanfaatan sumber air tanah dangkal di Kota Salatiga dapat diperoleh dengan

cara membuat sumur gali dengan kedalaman berkisar 8-25 meter Untuk wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

18

Kota Salatiga kedalaman sumur gali pada umumnya kurang dari 12 meter

sedangkan kearah barat atau daerah sekitar Candirejo kedalaman sumur gali

pada umumnya kurang dari 8 meter dan semakin kearah selatan yaitu Kecamatan

Argomulyo kedalaman sumur gali berkisar 12ndash25 meter Pemanfaatan sumber air

tanah dangkal ini sifatnya hanya terbatas untuk kebutuhan air penduduk

setempat Penyediaan sumber air tanah dangkal ini sangat tergantung pada

tinggi kedudukan muka airnya dimana kedudukan muka air tanah akan dalam di

tempat yang memiliki topografi tinggi dan rendah di tempat yang lebih landai

Potensi air tanah ini umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim

d Mata Air

Kota Salatiga memiliki sumber mata air yang memiliki prospek untuk

dikembangkan dengan mempertimbangkan kuantitas kualitas dan kontinuitas

airnya serta lokasi pemunculan mata air yang berada di Kota Salatiga Sehingga

cukup memudahkan pengambilannya Beberapa mata air yang digunakan oleh

PDAM Kota Salatiga sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air

bersih yaitu (Sumber Laporan Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

1 Mata Air Senjoyo (dengan debit 145 ldt)

2 Mata Air Kaligojek (20 ldt)

3 Mata Air Kalitaman (25 ldt)

4 Mata Air Kaligetek (20 ldt)

5 Mata Air Kalisombo (barat=35 ldt timur =15 ldt)

6 Dan beberapa mata air kecil lainnya

27 Tata Guna Lahan

271 Tata Guna Lahan Eksisting

Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5678110 hektar atau 56781 km2

Luas yang ada terdiri dari 79893 hektar (141 ) lahan sawah 468019 hektar

(824) merupakan lahan kering dan 19898 hektar (35) adalah lahan lainnya

Menurut pemanfaatannya sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan

sawah berpengairan teknis (4426 ) lainnya berpengairan setengah teknis

sederhana dan tadah hujan Lahan kering yang dipakai untuk tegalkebun

sebesar 9592 dari total bukan lahan sawah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

19

Tabel 2-8Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha)

Kecamatan Sawah Lahan Kering Lahan Lainnya Jumlah

I Argomulyo 29911 1749135 73644 1852690

1 Noborejo 2635 324492 5073 332200

2 Ledok 12496 164537 10297 187330

3 Tegalrejo - 178424 10006 188430

4 Kumpulrejo - 622030 7000 629030

5 Randuacir - 348550 29050 377600

6 Cebongan 14780 111102 12218 138100

IISidomukti 64500 1051157 30193 1145850

1 Kecandran 31425 359748 8027 399200

2 Dukuh 3383 364179 9588 377150

3 Mangunsari 29692 251096 9982 290770

4 Kalicacing - 76134 2596 78730

IIISidorejo 388750 1176359 59611 1624720

1 Blotongan 77693 325107 21000 423800

2 Sidorejo Lor 33270 220300 18030 271600

3 Salatiga 19476 175242 7282 202000

4 Bugel 49204 241472 3694 294370

5 Kauman Kidul 76027 115723 4100 195850

6 Pulutan 133080 98515 5505 237100

IVTingkir 315771 703544 35535 1054850

1 Kutowinangun 45272 240895 7583 293750

2 Gendongan - 66584 2316 68900

3 Sidorejo Kidul 84154 180285 13061 277500

4 Kalibening 57038 39285 3276 99599

5 Tingkir Lor 75992 96685 4623 177300

6 Tingkir tengah 53315 79810 4676 137801

Jumlah 798932 4680195 198983 5678110

141 824 35 1000 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

20

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

Dalam kaitannya dengan sistem drainase RTRW menjadi salah satu aspek yang

harus diperhitungkan dalam menyusun pola jaringan maupun dalam menghitung

beban drainase Sehingga sistem drainase yang dikembangkan bersifat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

21

antisipatif tidak hanya berlaku saat ini tetapi sudah memperhitungkan kondisi

yang akan datang

272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan

Pertambahan luas lahan terbangun di Kota Salatiga pada Tahun 2001 hingga 2009

sebesar 3583 hath yaitu pada tahun 2001 seluas 154024 Ha meningkat

menjadi 181363 Ha pada tahun 2009 Perkembangan lahan terbangun Kota

Salatiga pada Tahun 2012 hingga 2020 diprediksikan mengalami peningkatan laju

pertambahan luas jika dibandingkan dengan laju pertambahan luas pada Tahun

2001 hingga 2009 yaitu menjadi 4520 hath Menurut Laporan Rencana Induk

SPAM Kota Salatiga 2012 Luas lahan terbangun pada Tahun 2013 diprediksi

mencapai 196292 Ha dan akan terus meningkat hingga 2329 Ha pada Tahun

2020

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha)

No Kecamatan Dari sawah Ke pekarangan

Dari Tegal Ke Pekarangan

I Argomulyo - 24521

1 Noborejo - 4307

2 Ledok - 6095

3 Tegalrejo - 7337

4 Kumpulrejo - 1541

5 Randuacir - 4127

6 Cebongan - 1114

II Sidomukti 7145 22241

1 Kecandran 4905 3067

2 Dukuh - 16308

3 Mangunsari 2240 2866

4 Kalicacing - -

III Sidorejo 25825 23805

1 Blotongan 9886 7086

2 Sidorejo Lor 3908 12315

3 Salatiga - 4404

4 Bugel 1099 -

5 Kauman Kidul 6370 -

6 Pulutan 4562 -

IV Tingkir 4696 13894

1 Kutowinangun - 1977

2 Gendongan - -

3 Sidorejo Kidul 3435 7011

4 Kalibening - -

5 Tingkir Lor - 4111

6 Tingkir Tengah 1261 0795

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

22

28 PermasalahanDrainase Kota Salatiga

Secara umum permasalahan drainase perkotaan dapat dikelompokkan menjadi

dua kelompok yaitu permasalahan alamiah dan non alamiah Kelompok alamiah

adalah persoalan yang timbul akibat kondisi alam yang meliputi curah hujan

topografidan geologi Sedangkan non alamiah meliputi aspek yang timbul akibat

kegiatan manusia

Secara umum permasalahan drainase kawasan perkotaan sebagaimana

diperlihatkan dalam Gambar 2-4

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan

Sebagai akibat pertambahan penduduk menuntut adanya kebutuhan lahan untuk

tempat tinggalrumah dan usaha lainKebutuhan lahan tersebut menuntut

perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan meningkatnya bertambahnya

aliran limpasan permukaan dan meningkatnya erosi lahan sehingga terjadilah

sedimentasi yang menurunkan kapasitas saluran Penurunan kapasitas ini

mengakibatkan saluran meluap jika kapasitasnya dilampaui dan menyebabkan

terjadinya genangan

Permasalahan drainase perkotaan

Pertumbuhan penduduk

Kebutuhan tempat tinggalRumah

Perubahan tataguna lahan

Lahan untuk usaha pertanian

perkebunan dll

Manajemen sampah tidak baik

Produksi sampah

Debit banjir meningkat

Kebutuhan air bersih

Pengambilan air tanah berlebihan

Sedimentasi saluran

Saluran meluap banjir

Penurunan kapasitas saluran

Pembuangan sampah ke saluran

Erosi lahan meningkat

Amblesan tanah Genangan lokal

Limpasan permukaan meningkat

Pengisian air tanah menurun

Penurunan air tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

23

Disamping itu pertumbuhan penduduk juga mengakibatkan produksi sampah dan

limbah yang meningkat Jika tidak dikelola dengan baik misalnya sampah dan

limbah dibuang ke saluran drainasemaka bisa menyumbat saluran dan pada

akhirnya mengakibatkan banjirSatu hal lagi dimana pengisian air tanah yang

terganggu akibat berkurangnya infiltrasi dapat mengancam ketersediaan air

tanah yang digunakan sebagai sumber air bersih

Permasalahan Drainase Kota Salatiga dapat diidentifikasi sebagai berikut

1 Permasalahan Kapasitas Saluran

Seiring dengan peningkatan debit akibat pengaruh koefisien limpasan yang

cenderung meningkat kapasitas saluran perlu ditinjau apakah masih

mencukupi untuk menampung debit yang lewat Banyak saluran terlihat

menyempit dan mengalami pendangkalan sehingga kapasitasnya menurun Di

beberapa ruas jalan bahkan terlihat saluran terputus tidak menyambung

dengan saluran yang ada Pada segmen-segmen tertentu saluran mengalami

penutupan oleh sampah dan oleh sedimen (tanah) selain kedua masalah

tersebut pada lokasi-lokasi tertentu ada saluran yang hilang akibat ditutup

oleh masyarakat ataupun akibat kerusakan saluran yang dibiarkan

berkepanjangan sehingga pada akhirnya saluran tersebut tertutup

Disamping itu di beberapa kawasan Kota Salatiga banyak saluran yang

tertutup oleh bangunan di atasnya sehingga mempersulit pada saat

pemeliharaan Demikian juga akibat pondasi bangunan juga memperkecil

penampang saluran sehingga menurunkan kapasitas saluran

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas saluran di Buk Suling

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

24

2 Kurangnya Daerah Resapan Air

Di beberapa wilayah Kota Salatiga terutama di pusat kota sebagai contoh di

Daerah Jalan Jendral Sudirman Pasar Gede Ramayana dan sekitarnya

karena letaknya yang ada ditengah Kota Salatiga maka daerah ini didominasi

oleh perumahan perkantoran dan pertokoan Air hujan yang turun langsung

masuk ke saluran melalui jalan beton jalan aspal atau perkerasan yang lain

tanpa adanya air yang meresap (infiltrasi) Hal ini dikarenakan minimnya

areal resapan air Air hujan akan langsung masuk menuju saluran sehingga

seringkali saluran tidak mampu menampung air dan menimbulkan genangan

air

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air

3 Perubahan Tata Guna Lahan

Di Kota Salatiga perubahan tata guna lahan terjadi yang sangat cepat seiring

dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi Lahan baru yang

dahulunya daerah pertanianperkebunan dibuka untuk perumahan dan

kebutuhan lainnya dan dibiarkan terbuka tanpa konservasi Hal ini dapat

menjadi sumber bencana banjir dan kekeringan Perubahan tata guna lahan

mempunyai pengaruh terhadap besarnya run-off yang dapat diketahui dari

besarnya nilai koefisien limpasan yang cenderung meningkat (Merry 2010)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

25

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid

4 Persampahan

Pengelolaan sampah di Wilayah Salatiga tergolong sangat kurang Hal ini

dikarenakan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah

Masyarakat masih menganggap bahwa sungaisaluran air merupakan tempat

pembuangan sampah Sampahndashsampah yang dibuang sembarangan

berserakan di jalan dan akhirnya disapu air hujan masuk ke sungaisaluran

Dengan demikian air menjadi kotor jorok dan sungaisaluran menjadi penuh

sampah dan pada waktu turun hujan sungaisaluran tersebut akan mampet

dan meluber sehingga mengakibatkan banjir

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas Saluran Menurun(terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi Kali Pengging)

5 Erosi ndash Sedimentasi

Erosi dan Sedimentasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan Erosi

pada daerah hulu menyebabkan terjadinya sedimentasi di daerah hilir

(Sitanala Arsyad 1989) Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia Kota

Salatiga yang berkembang dengan cepat alih fungsi lahan tidak dapat

dihindari Alih fungsi lahan yang tak terkontrol menimbulkan dampak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

26

berganda terhadap kinerja sistem drainase Alih fungsi lahan dari lahan hijau

menjadi lahan terbangun akan meningkatkan limpasan permukaan sekaligus

meningkatkan laju erosi Konsekuensinya beban drainase bertambah di sisi

kapasitas sistem menurun akibat sedimentasi

Pembukaanpengembangan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal

dapat mengakibatkan laju erosi yang sangat tinggi jika tidak diikuti dengan

usaha konservasi lahan yang tepat Hal ini dapat dibuktikan dari aliran banjir

pada saat hujan air yang datang dari hulu tidak hanya keruh tetapi juga

berupa banjir lumpur Material erosi yang dibawa aliran air dari hulu pada

saat memasuki daerahsaluran landai tidak semuanya mampu hanyut ke

saluran primer atau sungai Sebagian akan diendapkan di sepanjang saluran

sungai dan badan air yang dilewatinya Endapan di saluransungai

menimbulkan penyempitan dan pendangkalan sehingga kapasitas

saluransungai tersebut akan berkurang Jika saluransungai tersebut

meluap maka lumpur juga akan diendapkan di wilayah yang dilewatinya

Gambar 2-9Erosi di sungai Pertigaan Utara JLS dan di Sungai Jetis yang tinggi menyebabkan Kapasitas Sungai menurun

6 Operasi dan Pemeliharaan

Banyak bangunan-bangunan drainase di Wilayah Salatiga yang dibangun

dengan biaya tinggi kondisinya sangat memprihatinkan sebelum umur

teknisnya tercapai Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan

kebutuhan OampP tetapi lebih karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang

cukup Kesulitan memperoleh biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan

OampP tersebut dan bahkan jika biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa

biaya tersebut dipakai untuk OampP jika kegiatan- kegiatan yang sifatnya

mendesak muncul bersamaan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

27

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

28

3 BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING

31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007

Berdasarkan studi yang pernah dilakukan pada tahun 2007 drainase yang ada di

Kota Salatiga dikelompokkan dalam menjadi 9 (sembilan) sistem drainase yaitu

1 Sistem Kartini

2 Sistem Buk Suling

3 Sistem Nanggulan

4 Sistem Kridanggo

5 Sistem Osamaliki

6 Sistem Kesehatan

7 Sistem Kalinongko

8 Sistem Hasanudin dan

9 Sistem Ledok

Dasar dalam pengelompokan sistem drainase ini adalah arah aliran dominan dari

saluran yang ada dan beberapa saluran alam sungai yang telah ada Hasil dari

pengelompokan itu disajikan dalam Gambar 3-1 di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

29

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan

studiMaster Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007

311 Sistem Kartini

Sistem Kartini adalah sistem drainase yang terletak menyusur Jalan Jenderal

Sudirman yang dimulai dari Ramayana ke arah Barat Laut (arah jalan ke

Salatiga) Lokasi di sepanjang Sistem Kartini didominasi oleh permukiman dan

perkantoran Lokasi didaerah ini sangat padat dengan perumahan dan hampir 90

semua tanah sudah ditutup dengan paving blok Karena daerah ini mempunyai

kepadatan yang cukup tinggi maka seringkali kondisi saluran tidak terawat

sehingga banyak tumpukan sampah plastik dan sampah buangan bekas aktivitas

masyarakat yang menutupi saluran sehingga saat terjadi banjir pada lokasi

sebelah hulu sumbatan sering mengalami limpasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

30

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini

Sumber PT Multidecon 2007

312 Sistem Buk Suling

Sistem Bok Suling adalah sistem drainase yang terletak disekitar pusat

perbelanjaan Ramayana Sistem Bok Suling ini menghampar mulai Pasar Besar ke

arah utara sampai Universitas Satya Wacana Sistem Bok Suling terletak pada

posisi sebelah kiri Jalan Jenderal Sudirman (dari arah Salatiga) Penggunaan

lahan di lokasi Sistem Bok Suling didominasi oleh perkantoran pemukiman dan

pusat-pusat bisnis (pertokoan) oleh karena itu pada daerah ini resapan air juga

sangat minim

Secara umum aliran drainase pada Sistem Bok Suling akan bermuara di alur alam

(sungai) yang membelah jalan Kalitaman Lokasi-lokasi yang sering mengalami

genangan banjir adalah lokasi-lokasi yang terletak disekitar jalan Bok Suling

Genangan yang terjadi seringkali disebabkan oleh tidak mengalirnya air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

31

akibat tidak sempurnanya pematusan pengeringan jalan raya saat hujan turun

sehingga air hujan tidak dapat masuk menuju saluran-saluran pembuang yang

pada akhirnya menyebabkan banjir

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling

313 Sistem Nanggulan

Sistem Nanggulan merupakan sistem drainase yang membentang memanjang

mulai ABC menuju arah Timur Laut hampir sepanjang 40 km Penggunaan lahan

pada lokasi bagian hulu didominasi oleh perumahan dan perkantoran Sedangkan

pada bagian hilirnya masih banyak dijumpai persawahan Sistem Nanggulan

dibagi menjadi 22 daerah tangkapan air (DTA) dengan luasan DTA terbesar

adalah 14221 ha dan luasan terkecil sebesar 048 ha Drainase utama merupakan

saluran alam (sungai) yang terletak hampir di sepanjang DAS Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

32

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

33

314 Sistem Kridanggo

Sistem Kridanggo merupakan sistem Drainase Kota Salatiga yang mempunyai

daerah tangkapan air yang paling rumit hal ini mengingat Sistem Kridanggo yang

terletak pada bagian tengah Kota Salatiga Sistem Kridanggo terbagi menjadi 38

buah daerah tangkapan air (DTA) dengan luas terbesar 1086 ha dan luasan

terkecil 032 ha Karena letaknya yanga ada ditengah Kota Salatiga maka daerah

pada sistem ini didominasi oleh perumahan perkantoran dan pertokoan

sehingga hal ini menyebabkan sangat minim ter-sedianya areal resapan air yang

pada akhirnya akan menyebabkan debit runoff akibat hujan akan langsung masuk

menuju saluran sehingga sering-kali saluran tidak mampu menampung air dan

menimbulkan genangan air

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

34

315 Sistem Osamaliki

Sistem Osamaliki merupakan sistem drainase yang membentang dari arah Timur ke

Barat yang dimulai dari Tugu Pancasila di depan Pusat Perbelanjaan Ramayana

sampai sebelah barat Jalan Osamaliki

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki

316 Sistem Kesehatan

Sistem Kesehatan adalah sistem drainase yang terletak di sebelah kanan Jalan

Osamaliki (dari arah Salatiga) Dengan tata guna lahan pada daerah hulu masih

didominasi oleh permukiman penduduk dan perkantoran sedangkan pada lokasi di

bagian hilir didominasi oleh persawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

35

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

36

317 Sistem Kalinongko

Sistem Kalinongko adalah sistem drainase yang mempunyai daerah tangkapan air

(DAS) yang terhampar mulai Pertigaan ABC menuju arah Barat Laut (BL) yang

kemudian masuk menuju sungai yang membentang hampir di sepanjang DAS

pembagian DAS sebesar 1471 ha dan luas minimal sebesar 02 ha

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko

Pengunaan lahan pada sistem ini didominasi oleh daerah hunian yang padat

sehingga daerah resapan air sangat minim Lokasi-lokasi tertentu yang sering

mengalami banjir genangan air adalah lokasi sekitar Jalan Tentara Pelajar

Penyebab genangan banjir adalah adanya sumbatan sampah dan sedimen di

beberapa segmen dan kapasitas saluran yang tidak mencukupi

318 Sistem Hasanudin

Sistem Hasanudin adalah sistem drainase yang secara alam akan bermuara pada 2

(dua) buah sungai yang membelah Jalan Hasanudin Sungai tersebut adalah Sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

37

Ngawen dan Sungai Sraten Dari hasil survey lapangan dapat diketahui bahwa

lokasi yang rawan genangan air akibat banjir adalah lokasi di Sekitar Pasar Sapi

penyebab genangan banjir ini disinyalir karena tersumbatnya aliran debit hujan

oleh berbagai material sampah yang berupa sampah plastik dan endapan sedimen

(tanah) selain sampah dimungkinkan pula penyebab genangan di lokasi ini adalah

kapasitas saluran yang tidak mampu lagi untuk melewatkan debit runoff

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin

319 Sistem Ledok

Sistem Ledok merupakan sistem drainase kota yang membentang mulai PT

Damatek ke arah utara sepanjang 2 km Sistem drainase utama adalah saluran

alam (sungai) yang membentang hampir di sepanjang DAS Sistem Ledok Secara

umum permasalahan saluran yang ada di Sistem Ledok juga tidak jauh berbeda

dengan sisitem yang lainnya dimana permasalahan utama adalah adanya

penutupan saluran oleh sampah dan tanah akibat sedimentasi Selain du masalah

tersebut kerusakan saluran juga dipicu dengan ketidak teraturan pengaturan

sistem drainase yang ada

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

38

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok

Berdasarkan hasil studi tahun 2007 diatas yaitu Pekerjaan Penyusunan

Masterplan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga oleh PT Multidecon Internal setelah

diplotkan ke wilayah Kota Salatiga ternyata baru sebagian kecil dari wilayah

Kota Salatiga yang dikaji yaitu di wilayah perkotaannya sajadimana luas wilayah

yang dikaji baru sekitar 30 dari Wilayah Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

39

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau)

Sumber Master Plan Drainase Kota Salatiga 2007

Dari hasil kajian diatas mengingat kajian yang dilakukan baru sebagian kecil dari

yang diharapkan yaitu seluruh Kota Salatiga maka untuk selanjutnya Sistem

Drainase yang disusun Tahun 2007 tidak dipergunakan lagi dalam Penyusunan

Masterplan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

40

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030

Sistem Drainase menurutPeraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 -

2030 meliputi jaringan drainase primer jaringan drainase sekunder dan

jaringan drainase tersier

Jaringan drainase primer meliputi 27 (dua puluh tujuh) saluran dan sungai

sebagai berikut

1 Saluran Kalitaman

2 Saluran Kalioso

3 Sungai Kedungringis

4 Saluran Kutowinangun

5 Sungai Tugu

6 Sungai Jaten

7 Sungai Jurang Buntung

8 Saluran Bugel Timur

9 Saluran Bugel Barat

10 Saluran Sarirejo

11 Saluran Tapen

12 Saluran Kauman

13 Saluran Sucen

14 Saluran Kalisawo

15 Sungai Gandu

16 Sungai Ngemplak

17 Sungai Sawahan

18 Sungai Sraten

19 Sungai Ngawen

20 Sungai Andong

21 Sungai Jetis

22 Saluran Cebongan

23 Sungai Nanggulan

24 Sungai Ngaglik

25 Sungai Jetis

26 Sungai Setro dan

27 Sungai Senjoyo

Jaringan drainase sekunder meliputi 39 (tiga puluh sembilan) meliputi

1 Saluran Andong

2 Saluran Sidenan

3 Saluran Kalicacing

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

41

4 Saluran Karanganyar

5 Saluran Progo

6 Saluran Jalan Jend Sudirman

7 Saluran Tugu Barat

8 Saluran Tugu Timur

9 Saluran Andong

10 Saluran Kedung Kopyah

11 Saluran Kebon Samas

12 Saluran Kalipancur

13 Saluran Bulu

14 Saluran Pabelan

15 Saluran Blotongan

16 Saluran Banyuputih

17 Saluran Banjaran

18 Saluran Jalan Veteran

19 Saluran Kenteng

20 Saluran Cabean

21 Saluran Bendosari

22 Saluran Warak

23 Saluran Klampean

24 Saluran Noborejo

25 Saluran Brajan

26 Saluran Tegalrejo

27 Saluran Nanggulan

28 Saluran Benoyo

29 Saluran Gendongan

30 Saluran Kalisari

31 Saluran Druju

32 Saluran Jamban

33 Saluran Tambak Boyo

34 Saluran Siluwing

35 Saluran Kalilondo

36 Saluran Sidali

37 Saluran Tingkir Tengah

38 Saluran Cengek dan

39 Saluran Isep-isep

Jaringan drainase tersier meliputi saluran drainase di kawasan perumahan

tersebar di wilayah Kota SalatigaRencana sistem drainase Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

42

dijelaskan lebih rinci dalam peta Rencana Jaringan Prasarana Drainase

sebagaimana dalam RTRW Dalam Peta tersebut dijelaskan bahwa saluran primer

berupa sungai dan saluran lain yang sudah ditentukan Sedangkan saluran

sekunder umumnya berupa saluran buatan manusia Demikian juga dijelaskan

arah alirannya Namun belum dijelaskan secara terperinci pembagian Daerah

Tangkapan Air (DTA) untuk perencanaan masterplannya

Disamping pembagian saluran diatas juga ditentukan adanya Kawasan Sempadan

Sungaipada 9 (sembilan) sungai dimana ruang di kiri kanan sungai tidak

diperbolehkan adanya kegiatan pembangunan Sungai-sungai tersebut adalah

1 Sungai Senjoyo di Kelurahan Tingkir Tengah Kelurahan Tingkir Lor

Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

2 Sungai Setro di Kelurahan Kauman Kidul

3 Sungai Jetis di Kelurahan Randuacir Kelurahan Noborejo Kelurahan

Cebongan Kelurahan Ledok Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan

Kutowinangun

4 Sungai Ngaglik di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Randuacir Kelurahan

Tegalrejo Kelurahan Ledok Kelurahan Gendongan dan Kelurahan

Kutowinangun

5 Sungai Nanggulan di Kelurahan Kutowinangun

6 Sungai Ngawen di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Tegalrejo dan

Kelurahan Mangunsari

7 Sungai Sraten di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Mangunsari Kelurahan

Dukuh dan Kelurahan Kecandran

8 Sungai Sawahan di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Dukuh dan Kelurahan

Kecandran dan

9 Sungai Ngemplak di Kelurahan Dukuhdan Kelurahan Kecandran

33 Hasil Inventory Lapangan

331 Inventori Saluran

Tim Penyusun telah melakukan inventori saluran drainase yang ada di Salatiga

Saluran drainase yang diinventori adalah saluran primer dan sekunder Poin-poin

yang diinventori terdiri dimensi saluran titik pengamatan meliputi awal

tengah dan muaraakhir jenis konstruksi saluran dan kondisinyapermasalahan

dan penyebabnya lama tinggi genangan dan kerugian foto dokumentasi dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

43

alternatifusulan penanganan Semua lembar hasil inventory akan dibukukan

tersendiri dalam Buku Album Inventory

Berikut ini kami perlihatkan contoh lembar hasil inventori

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

44

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

45

332 Identifikasi Lokasi Genangan

Tim Penyusun juga telah melakukan identifikasi genangan yang terjadi di Kota

Salatiga berdasarkan informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari

masyarakat Lokasi genangan ini juga digunakan untuk pengecekan hasil running

program HEC-RAS apakah sudah sesuai dengan kondisi lokasi atau belum

Secara ringkas lokasi genangan dan permasalahannya serta usulan

penanganannya disajikan dalam Tabel sebagai berikut

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga Tahun 2014

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

1 PerumKotaBaru

(Kel Blotongan Kec Sidorejo

Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung air saat banjir

- Saluran terlalu kecil dan sempit

- Lebar sungai berkurang karena pembangunan rumah dikanan kiri saluran

- Ketinggian air plusmn50 cm ketika terjadi

banjir

2 Saluran Kedung Kopyah

(Kel Pulutan Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran berfungsi ganda sebagai saluran irigasi dan saluran drainase

- Saluran meluap saat terjadi hujan

deras karena dimensi saluran tidak dapat menampung debit yang terjadi

- Saluran membawa lumpur dan sedimentasi

- Sawah dan sebagian rumah warga

tergenang saat banjir setinggi plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

46

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

3 Kantor Polisi Salatiga

(Kel Salatiga Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Terjadi genangan di sisi utara kantor polisi

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

- Gorong-gorong dan drainase jalan terlalu kecil dan tersumbat

4 Saluran Andong

(KelMangunsariKec Sidomukti Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung

debit air dari arah lapangan Pancasila

- Sampah dan sedimentasi menyebabkan pendangkalan

- Pintu air yang mengatur keluarnya air

terlalu kecil

- Genangan yang terjadi setinggi plusmn 50 cm

5 Saluran Pengging

(Kel Kutowinangun Kec Tingkir Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan saluran drainase Pengging banyak sampah dan pertemuan ke K Progo tegak lurus sehingga pada saat banjir terjadi backwater dan air dari K Progo masuk ke saluran Pengging sehingga

melimpas menggenangi Kampung Kalioso

- Ketinggian banjir plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

47

6 Pasar Sapi

Permasalahan

- Daerah Cekungan dan rendah

- Dimensi saluran kecil

7 Kantor Kodim Lama

Permasalahan

- Terjadi genangan di jalan depan kantor kodim lama

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

8 Jetis

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke halaman kebun terus

meluap sampai ke Jalan raya Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn20 cm ketika terjadi banjir

- Saluran satu sisi

9 SMP 8

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke ke Jalan raya

- Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn 50 cm ketika terjadi

banjir

10 Depan SMA 3 Salatiga

Permasalahan

- Saluran di depan SMA 3 dimensinya

kurang

- Terjadinya genangan di Depan SMA 3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

48

11 Jalan Buk Suling

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuh ke tubuh saluran

12 Jalan Samping RS

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Tidak ada drainase jembatan

13 Puri Wahid II

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air tidak terkontrol

- Saluran drianase tidak ada dari yang ada diatas terputus

14 Jl Yos Sudarso UKSW

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuk ke tubuh saluran

Sumber Survey Lapangan 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

49

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan

Perumahan di Kota Baru sering kebanjiran pada saat musim hujan salah satu penyebabnya karena lebar saluran di sebelah hilir lebih sempit dibanding

saluran di sebelah hulu sehingga terjadi Bottle neck

Salah satu contoh saluran fungsi ganda disamping saluran irigasi juga berfungsi

saluran drainase

Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan

saluran drainase Pengging yang masuk ke K Progo pada saat banjir antri

sehingga terjadi back water dan air yang di saluran Pengging melimpas

menggenangi Kampung Kalioso

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

50

Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau distorsi

guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau pedagang kaki lima

(PKL) di atas saluran drainase Foto kiri kondisi bangunan di atas saluran drainase

Buk Suling di Kelurahan Salatiga sedang Foto kanan kondisi bangunan pertokoan di

atas saluran Kali Cacing di Kelurahan Kalicacing

Tumpang tindihnya sistem irigasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Salah satu contoh limbah sanitasi dari

penduduk yang langsung dibuang ke badan sungai

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan

Permasalahan yang ada dari hasil Survei Lapangan yaitu

1 Saluran-saluran drainase di beberapa lokasi khususnya di pusat kota dan

jalan-jalan utama bermasalah sebagai berikut

a Bentuk penampang saluran dari hulu ke hilir mengecil sehingga kapasitas

terjadi bottle neck akibatnya aliran air tidak lancar dan menyebabkan

debit banjir melimpas di daerah hulu dan menggenangi pemukiman

b Saluran tidak menerus atau terputus beberapa di antaranya mati karena

ditimbun jalan akses atau jembatan menuju lokasi tepi jalanjalur

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

51

lambattrotoar area Atau trase melewati tanah milik masyarakat

sehingga saluran terputus

c Sedimen dan sampah di badan saluran adalah penyebab tidak fungsinya

saluran drainase dan pengurangan kapasitas aliran

2 Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau

distorsi guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau

pedagang kaki lima (PKL) di atas saluran drainase atau di sekitar tanggul

3 Tumpang tindihnya sistem drainase dan irigasi sehingga saluran berfungsi

ganda Akibatnya penampung saluran tidak bisa menampung debit yang

terjadi

4 Tumpang tindihnya sistem sanitasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Bentuk problem yang ditemui

berdasarkan hasil survei adalah adanya saluran sanitasi penduduk yang

dibuang langsung dalam saluran drainase sehingga outlet drainase jalan

menjadi berkurang bahkan tertutup karena masalah sedimen yang tidak bisa

keluar secara bebas

5 Pada saluran-saluran sekunder dan saluran utama problematika sampai

dengan 2014 adalah sedimentasi dan pola pembuangan sampah yang tidak

terkendali menyebabkan air menjadi keruh dan aliran tidak lancar

6 Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

daerah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk ke

saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genangan

7 Kondisi sebaliknya yang terjadi air hujan tidak bisa masuk ke saluran

drainase jalan karena kondisi drainase jalan tertutup sehingga terjadi

genangan pada derah cekungan tersebut

8 Adanya pengaruh back water dari saluran drainase primer dan sungaindashsungai

utama

9 Terjadinya degradasi bangunan-bangunan di saluran drainase (tanggul rusak

saluran rusak dll)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

52

4 BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air Perkotaanrdquo Sistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi Gambar

4-1 memperlihatkan keterkaitan antara drainase dengan penyediaan air bersih

pengelolaan air hujan dan pengelolaan air limbah perkotaanDisamping ketiga

komponen tersebut di atas sistem drainase juga terkait erat dengan sistem

persampahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

53

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Air Perkotaan Terpadu

42 Kriteria Umum

421 Data Dasar

Dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini digunakan data dasar

sebagai berikut

1 DataPeta Geologi Kota Salatiga

2 Database Jalan Kota Salatiga

3 Data klimatologi yang terdiri dari data hujan angin kelembaban dan

temperatur dari stasion klimatologi atau Badan Meteorologi dan Geofisika

terdekat

4 Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air debit sungai laju

sedimentasi pengaruh air balik peilbanjir karakteristik daerah aliran

5 Data sistem drainase yang ada yaitu data kuantitatif banjirgenangan

berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di

daerah tersebut

Distribution

Use Collection

T

Wells

Effluent

Combined sewer

outflow

Wastewater

Drainage

Treated water

Raw water

Reservoir

Land

Sludge treatment

T

Drainage Urban service boundary

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

54

6 Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem

drainase dan sistem jaringan jalan yang ada peta tata guna lahan peta

topografi masing-masing berskala antara 1 5000 sampai dengan 1 50000

atau disesuaikan dengan tipologi kota

7 Data kependudukan yang terdiri dari jumlah kepadatan laju pertumbuhan

penyebaran data kepadatan bangunan

8 Data lain yang sekiranya diperlukan

422 Standar Teknis

Standar Teknis yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga ini digunakan data dasar sebagai berikut

1 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan

2 SNI 19-6466-2000 tentang Tatacara Evaluasi Lapangan untuk Sistem

Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

3 SNI 03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa beton untuk Saluran Air Limbah

Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong

4 SNI 03-3424-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan

Raya

5 SNI 02-2406-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan

6 SNI 03-2415-1991 tentang Tata Cara Perhitungan Debit Banjir

7 Pt-T-15-2002-C tentang Penerapan Drainase Berwawasan lingkungan di

Kawasan Permukiman

8 Pt T-16-2002-C tentang Pengelolaan Air Limbah Non Kakus (Grey Water)

9 Pt T-17-2002-C tentang Penerapan Pengelolaan Air Limbah secara Komunal

pada Kawasan Penghijauan

10 Pt-T-23-2000-C tentang Tata Cara Perencanaan Saluran Air Hujan Untuk

Lingkungan Permukiman

11 Standar-standar teknis lain yang berkaitan dan masih berlaku

423 Studi Terdahulu

1 Penyusunan Masterplan Drainase Bappeda Kota Salatiga Tahun 2007

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

55

424 Kala Ulang

Kala ulang yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran saluran dan

jenis kota yang akan direncanakan

b) Untuk bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama dengan sistem

saluran di mana bangunan pelengkap tersebut berada

c) Perhitungan curah hujan berdasarkan data hidrologi minimal 10 tahun

terakhir (mengacu pada tata cara analisis curah hujan drainase perkotaan)

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota

Sistem Drainase Utama (Major Drainage)

Type Kota Daerah Pelayanan (Ha)

lt 10 10 ndash 100 100 ndash 500 gt 500

Metro 2 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn 10 ndash 25 thn

Besar 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 20 thn

Sedang 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn

Kecil 2 thn 2 thn 2 thn 2 ndash 5 thn

Sistem Drainase Lokal (Mikro Drainage)

Type Kawasan Daerah Pelayanan (Ha)

10 ndash 100 gt 100

Industri Komersial 2 ndash 5 5

Pemukiman 1 2

Saluran Pada Jaringan Jalan

Type Jalan Kala Ulang

Bebas hambatan 5

Arteri 2

Kolektor 1

Lokal 1

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm)

Type Kota Jenis Saluran

Primer Sekunder Tertier

Metropolitan 90 60 30

Besar 60 40 20

Sedang 40 30 20

Kecil 30 20 15

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

56

43 Analisis Hidrologi

Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

hidrologi (hydrologic phenomena) seperti besarnya curah hujan temperatur

penguapan lamanya penyinaran matahari kecepatan angin debit sungai tinggi

muka air sungai kecepatan aliran konsentrasi sedimen sungai akan selalu

berubah terhadap waktu (Soewarno 1995)

Data hidrologi dianalisis untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan

mengenai fenomena hidrologi berdasarkan sebagian data hidrologi yang

dikumpulkan (Soewarno 1995)

Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut

1 Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya

2 Menganalisis distribusi curah hujan dengan periode ulang T tahun

3 Menganalisis frekuensi curah hujan

4 Mengukur dispersi

5 Memilih jenis sebaran

6 Menguji kecocokan sebaran

7 Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana

di atas pada periode ulang T tahun untuk menentukan curah hujan desain

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment basin watershed) merupakan daerah

dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan Daerah

ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berarti ditetapkan berdasar

aliran air permukaan Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena

permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan

pemakaian

Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi

oleh titik kontrol yang umumnya merupakan stasiun hidrometri Memperhatikan

hal tersebut berarti sebuah DAS dapat merupakan bagian dari DAS lain (Sri Harto

Br 1993) Dalam sebuah DAS kemudian dibagi dalam area yang lebih kecil

menjadi sub-DAS Penentuan batas-batas sub-DAS berdasarkan kontur jalan dan

rel KA yang ada di lapangan untuk menentukan arah aliran air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

57

Dari peta topografi ditetapkan titik-titik tertinggi disekeliling sungai utama

(main stream) yang dimaksudkan dan masing-masing titik tersebut dihubungkan

satu dengan lainnya sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung

pangkalnya Garis tersebut merupakan batas DAS dititik kontrol tertentu (Sri

Harto Br 1993)

Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi

(Suripin 2004)

a Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya

luas DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total

dari DAS melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas besarnya akan

berkurang dengan bertambahnya luasnya DAS Ini berkaitan dengan waktu yang

diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu

konsentrasi) dan juga penyebaran atau intensitas hujan

Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai Pengaruh

bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan

memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang

bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima hujan

dengan intensitas yang sama

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan

Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran

permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar

atau melingkar Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang

waktu

curah hujan

Q dan

P

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

hidrograf aliran permukaan

(a) DAS memanjang (b) DAS melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

58

waktu

curah hujan

Q d

an P

hidrograf aliran

permukaan

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

(a) Kerapatan paritsaluran tinggi (b) Kerapatan paritsaluran rendah

lebih lama dibandingkan dengan DAS yang melebar sehingga terjadinya

konsentrasi air dititik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran

permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak diseluruh DAS tetapi

bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya Pada DAS memanjang laju aliran

akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum

memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di

hilir telah habis atau mengecil Sebaliknya pada DAS melebar datangnya aliran

permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak artinya air dari hulu

sudah tiba sebelum aliran dari mengecilhabis

b Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan parit danatau saluran dan bentuk-bentuk cekungan lainnya

mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan DAS dengan

kemiringan curam disertai paritsaluran yang rapat akan menghasilkan laju dan

volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai

dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan Pengaruh kerapatan

parit yaitu panjang parit per satuan luas DAS pada aliran permukaan adalah

memperpendek waktu konsentrasi sehingga memperbesar laju aliran

permukaan

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf

aliran permukaan

c Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

59

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Nilai C = 0 menunjukkan bahwa

semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah sebaliknya untuk

nilai C = 1 menunjukkkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran

permukaan

432 Analisa Distribusi Curah Hujan

Hal yang penting dalam pembuatan rancangan bangunan drainase adalah

distribusi curah hujan Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan

jangka waktu yang ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan

dalam setahun) curah hujan bulanan (jumlah curah hujan sebulan) curah hujan

harian (jumlah curah hujan 24 jam) curah hujan per jam

Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar

hujan baik yang manual maupun yang otomatis Analisis frekuensi ini didasarkan

pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas

besaran hujan yang akan datang Dengan angggapan bahwa sifat statistik

kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian

hujan masa lalu (Suripin 2004)

Perencanaan persungaian biasanya diadakan setelah ditentukannya batas-batas

besaran hidrologi yang terjadi karena penomena alam yang mendadak dan tidak

normal Karena itu perlu dihitung kemungkinan debit atau curah hujan yang

lebih kecil atau lebih besar dari suatu nilai tertentu berdasarkan data-data yang

diperoleh sebelumnya (Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah

Data curah hujan dan debit merupakan data yang paling fundamental dalam

perencanaan drainase Ketetapan dalam memilih lokasi dan peralatan baik curah

hujan maupun debit merupakan faktor yang menentukan kualitas data yang

diperoleh Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah

hujan dan analisis statistik yang diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir

rencana Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir

adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran sungai pada waktu yang sama

Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah

daerah aliran sungai (DAS) ada tiga macam cara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

60

a Cara rata-rata aljabar

Tinggi rata-rata curah hujan yang didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata

hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar-penakar hujan

didalam areal tersebut Jadi cara ini akan memberikan hasil yang dapat

dipercaya jika pos-pos penakarnya ditempatkan secara merata di areal tersebut

dan hasil penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai

rata-rata seluruh pos di seluruh areal (CD Soemarto 1999)

n

dddd n21 =

n

i

i

n

d

1

di mana

= tinggi curah hujan rata-rata

d1 d2 dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1 2 hellipn

n = banyaknya pos penakar

b Cara Poligon Thiessen

Menurut Kiyotaka Mori dkk (1977) metode ini sering digunakan pada analisis

hidrologi karena metode ini lebih teliti dan obyektif dibanding metode lainnya

dan metode ini dapat digunakan pada daerah yang memiliki titik pengamatan

yang tidak merata Cara ini adalah dengan memasukkan faktor pengaruh daerah

yang mewakili oleh stasiun hujan yang disebut faktor pembobotan atau koefisien

Thiessen Untuk pemilihan stasiun hujan yang dipilih harus meliputi daerah aliran

sungai yang akan dibangun Besarnya koefisien Thiessen tergantung dari luas

daerah pengaruh stasiun hujan yang dibatasi oleh poligon-poligon yang

memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung stasiun Setelah

luas pengaruh tiap-tiap stasiun didapat maka koefisien Thiessen dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

totalA

AiC

n21

nn2211

AAA

RARARAR

d

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

61

di mana

C = Koefisien Thiessen

Ai = Luas pengaruh dari stasiun pengamatan i

A = Luas total dari DAS

R = Curah hujan rata-rata

R1 R2Rn = Curah hujan pada setiap titik pengukuran (stasiun)

Gambar 4-4 Metode Thiessen

c Cara Isohyet

Dengan cara ini kita dapat menggambar dulu kontur tinggi hujan yang sama

(isohyet) seperti terlihat pada Gambar 4-5 kemudian luas bagian diantara

isohyet-isohyet yang berdekatan diukur dan nilai rata-rata dihitung sebagai nilai

rata-rata timbang nilai kontur sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

n21

n2

dd

22

dd

12

dd

AAA

AAAd

n1n2110

=

n

1i

i

n

1i

i2

dd

A

Ai1i

= A

An

1i

i2

dd i1i

di mana

A = A1+A2+hellip+An (luas total area)

d = tinggi curah hujan rata-rata area

d0 d1 dn = curah hujan pada isohyet 0 1 2hellip n

A5

A1

A2

A6

A4

A3

A7

Sta 2

Sta 1

Sta 3

Sta 4

Sta 5 Sta 6 Sta 7

Batas DAS

Poligon Thiessen

A3

30 mm

A2

10 mm20 mm

A1

50 mm

40 mm

60 mm70 mm

A4 A5A6

Batas DAS

Kontur tinggi hujan

Stasiun hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

62

Gambar 4-5Metode Isohyet

434 Pengukuran Dispersi

Dalam analisis frekuensi curah hujan data hidrologi dikumpulkan dihitung

disajikan dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu yaitu metode

statistik Pada kenyataannya bahwa tidak semua varian dari suatu variabel

hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya Variasi atau dispersi

adalah besarnya derajat atau besaran varian di sekitar nilai rata-ratanya Cara

mengukur besarnya dispersi disebut pengukuran dispersi (Soewarno 1995)

Adapun cara pengukuran dispersi antara lain

1 Deviasi Standar (S)

2 Koefisien Skewness (Cs)

3 Pengukuran Kurtosis (Ck)

4 Koefisien Variasi (Cv)

a Deviasi Standar (S)

Umumnya ukuran dispersi yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar

(standard deviation) dan varian (variance) Varian dihitung sebagai nilai kuadrat

dari deviasi standar Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-

rata maka nilai standar deviasi akan besar akan tetapi apabila penyebaran data

sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka standar deviasi akan kecil

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

63

1)(n

)X(X

S

n

1i

i

Dimana

S = deviasi standar

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

b Koefisien Skewness (Cs)

Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat

ketidaksimetrisan (assymetry) dari suatu bentuk distribusi Umumnya ukuran

kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan (coefficient

of skewness)

Rumus

3

n

1i

3i

2)S1)(n(n

)X(Xn

Cs

Dimana

CS = koefisien kemencengan

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

c Pengukuran Kurtosis (Ck)

Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur keruncingan dari bentuk kurva

distribusi yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

64

4

n

1i

4i

S

)X(Xn

1

Ck

Dimana

Ck = koefisien kurtosis

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

d Koefisien Variasi (Cv)

Koefisien variasi (variation coefficient) adalah nilai perbandingan antara deviasi

standar dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi

Rumus

X

SCv

Keterangan

Cv = koefisien variasi

S = standar deviasi

X = nilai rata-rata

Dari nilai-nilai di atas kemudian dilakukan pemilihan jenis sebaran yaitu dengan

membandingkan koefisien distribusi dari metode yang akan digunakan

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana

Ada berbagai macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi menjadi

dua yaitu distribusi diskrit dan distribusi kontinyu Yang diskrit adalah binomial

dan poisson sedangkan yang kontinyu adalah Normal Log Normal Pearson dan

Gumbel (Soewarno 1995)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

65

Berikut ini adalah beberapa macam distribusi yang sering digunakan yaitu

a Distribusi Normal

Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis

frekuensi curah hujan analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan debit

rata-rata tahunan Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi

Gauss

Rumus

SkXX rtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

b Distribusi Log Normal

Distribusi Log Normal merupakan hasil transformasi dari distribusi Normal yaitu

dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

c Distribusi Gumbel I

Distribusi Tipe I Gumbel atau Distribusi Extrim Tipe I (extreme type I

distribution) digunakan untuk analisis data maksimum misalnya untuk analisis

frekuensi banjir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

66

Rumus

SS

YYXX

n

nrtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

S = standar deviasi

Sn = standar deviasi ke n

Y = koefisien untuk distribusi Gumbel

Yn = koefisien untuk distribusi Gumbel ke n

d Distribusi Log Person Tipe III

Distribusi log-Pearson tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi

terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum)

dengan nilai extrim Bentuk distribusi log-Pearson tipe III merupakan hasil

transformasi dari distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi

nilai logaritmik

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Log Pearson

S = standar deviasi

436 Pengujian Kecocokan Sebaran

Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari

sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

67

menggambarkanmewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian

parameter Pengujian parameter dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Chi-

Kuadrat ataupun dengan Smirnov-Kolmogorov Umumnya pengujian dilaksanakan

dengan cara menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan apakah

data tersebut merupakan garis lurus atau dengan membandingkan kurva

frekuensi dari data pengamatan terhadap kurva frekuensi teoritisnya (Soewarno

1995)

a Uji Chi-Kuadrat

Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data

yang dianalisis Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter x2 oleh

karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat

Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut

1 Apabila peluang lebih dari 5 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

2 Apabila peluang lebih kecil dari 1 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

3 Apabila peluang berada diantara 1 - 5 maka tidak mungkin mengambil

keputusan perlu penambahan data

b Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non

parametrik (non parametric test) karena pengujiannya tidak menggunakan

fungsi distribusi tertentu

Pengujian kecocokan sebaran dengan cara ini dinilai lebih sederhana dibanding

dengan pengujian dengan cara Chi-Kuadrat Dengan membandingkan

kemungkinan (probability) untuk setiap variat dari distribusi empiris dan

teoritisnya akan terdapat perbedaan (Δ ) tertentu

Apabila harga Δ max yang terbaca pada kertas probabilitas lebih kecil dari Δ

kritis maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan

distribusi dapat diterima apabila Δ max lebih besar dari Δ kritis maka distribusi

teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi tidak dapat

diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

68

437 Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana pada setiap profil sungai merupakan data yang paling

penting untuk perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai (Sosrodarsono dan

Tominaga 1985) Dalam perencanaan ini debit banjir dihitung dengan program

EPA SWMM (Storm Water Management Model)

Besarnya debit banjir rencana yang dipakai bervariasi tergantung pada orde

saluran yaitu sebagai berikut

1 Saluran primer (sungai orde 1) debit dengan kala ulang 10-tahunan

2 Saluran sekunder debit dengan kala ulang 5-tahunan

3 Saluran tersier debit dengan kala ulang 2-tahunan

Ada beberapa metode untuk memperkirakan debit banjir (laju aliran puncak)

Metode yang dipakai pada suatu lokasi lebih banyak ditentukan oleh ketersediaan

data Secara umum metode yang umum dipakai adalah (Suripin 2004)

a Metode Rasional

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai

adalah metode Rasional USSCS (1973) Metode ini sangat simple dan mudah

penggunaanya namun penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran

kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et al1986) Karena model ini

merupakan model kotak hitam maka tidak dapat menerangkan hubungan curah

hujan dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf

Metode rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi

mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh DAS selama paling sedikit

sama dengan waktu konsentrasi (tc) DAS

Gambar 4-6 menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas seragam dan merata

seluruh DAS berdurasi sama dengan waktu konsentrasi (tc) Jika hujan yang

terjadi lamanya kurang dari tc maka debit puncak yang terjadi lebih kecil dari

Qq karena seluruh DAS tidak dapat memberikan konstribusi aliran secara

bersama pada titik kontrol (outlet) Sebaliknya jika hujan yang terjadi lebih lama

dari tc maka debit puncak aliran permukaan akan tetap sama dengan Qp

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

69

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan yang berbeda

Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus rasional atau hidrograf satuan Dalam

perhitungan waktu konsentrasi dan koefisien limpasan perlu memperhitungkan

perkembangan tata guna lahan di masa mendatang

Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah

ditetapkan baik debit rencana (periode ulang) dan cara analisis yang dipakai

tinggi jagaan struktur saluran dll Tabel 4-3 berikut menyajikan standar disain

saluran drainase berdasar ldquoPedoman Drainase Perkotaan dan Standar Disain

Teknisrdquo

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan

Luas DAS (ha) Periode ulang (tahun) Metode perhitungan debit banjir

lt 10 2 Rasional

10 ndash 100 2 ndash 5 Rasional

101 ndash 500 5 ndash 20 Rasional

gt 500 10 ndash 25 Hidrograf satuan

1 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik

kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi Dalam

hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi

maka setiap bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap

tc waktu

Laju

ali

ran d

an

Inte

nsi

tas

hu

jan

Intensitas hujan I

D = tc

Aliran akibat hujan dengan durasi D lt

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D =

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D

gt tc

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

70

titik kontrol Salah satu metode untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah

rumus yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) yang dapat ditulis sebagai

berikut

38502

cS

Lx8850t

dimana tc adalah waktu konsentrasi dalam jam L panjang saluran utama dari

hulu sampai penguras dalam km dan S kemiringan rata-rata saluran utama

dalam mm

Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi dua

komponen yaitu (1) waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan

lahan sampai saluran terdekat to dan (2) waktu perjalanan dari pertama masuk

saluran sampai titik keluaran td sehingga

doc ttt

dimana

S

nxLx283x

3

2to menit

dan

V60

Lt sd menit

dimana

n = angka kekasaran Manning

S = kemiringan lahan

L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)

Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluransungai (m)

V = kecepatan aliran di dalam saluran (mdetik)

2 Koefisien limpasan (aliran permukaan) [C]

Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan

terhadap intensitas hujan Faktor ini merupakan variabel yang paling

menentukan hasil perhitungan debit banjir Pemilihan harga C yang tepat

memerlukan pengalaman hidrologi yang luas Faktor utama yang mempengaruhi

C adalah laju infiltrasi tanah atau prosentase lahan kedap air kemiringan lahan

tanaman penutup tanah dan intensitas hujan Permukaan kedap air seperti

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

71

perkerasan aspal dan atap bangunan akan menghasilkan aliran hampir 100

setelah permukaan menjadi basah seberapapun kemiringannya

Koefisien limpasan juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah Laju infiltrasi

menurun pada hujan menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air

sebelumnya Faktor lain yang mempengaruhi nilai C adalah air tanah derajad

kepadatan tanah porositas tanah dan simpanan depresi Harga C untuk berbagai

tipe tanah dan penggunaan lahan disajikan dalam Tabel 4-4

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional

Diskripsi lahankarakter permukaan Koefisien aliran C

Business

perkotaan 070 - 095

pinggiran 050 - 070

Perumahan

rumah tunggal 030 - 050

multiunit terpisah 040 - 060

multiunit tergabung 060 - 075

perkampungan 025 - 040

apartemen 050 - 070

Industri

ringan 050 - 080

berat 060 - 090

Perkerasan

aspal dan beton 070 - 095

batu bata paving 050 - 070

Atap 075 - 095

Halaman tanah berpasir

datar 2 005 - 010

Rata-rata 2 - 7 010 - 015

curam 7 015 - 020

Halaman tanah berat

datar 2 013 - 017

rata-rata 2 - 7 018 - 022

curam 7 025 - 035

Halaman kereta api 010 - 035

Taman tempat bermain 020 - 035

Taman pekuburan 010 - 025

Hutan

datar 0 - 5 010 - 040

bergelombang 5 - 10 025 - 050

berbukit 10 ndash 30 030 - 060 Sumber McGuen 1989

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

72

Harga C yang ditampilkan dalam Tabel 4-4 belum memberikan rincian masing-

masing faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai C Oleh karena itu

Hassing (1995) menyajikan cara penentuan faktor C yang mengintegrasikan nilai

yang merepresentasikan beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara

hujan dan aliran yaitu topografi permeabilitas tanah penutup lahan dan tata

guna tanah Nilai koefisien C merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang

dapat dihitung berdasarkan Tabel 4-5

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995)

Koefisien aliran C = Ct + Cs + Cv

Topografi Ct Tanah Cs Vegetasi Cv

Datar (lt1) 003 Pasir dan gravel 004 Hutan 004

Bergelombang (1-10) 008 Lempung berpasir 008 Pertanian 011

Perbukitan (10-20) 016 Lempung dan lanau

016 Padang rumput

021

Pegunungan (gt20) 026 Lapisan batu 026 Tanpa tanaman

028

Tabel 4-4 dan Tabel 4-5 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang

seragam dimana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relatif luas

Jika DAS terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran

permukaan yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat

dihitung dengan persamaan

n

1ii

n

1iii

DAS

A

AC

C

dimana

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i

Ci = koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i

n = jumlah jenis penutup lahan

Cara lain penggunaan rumus Rasional untuk DAS dengan tata guna lahan tidak

homogen adalah dengan substitusi persamaan

n

i

i

n

i

ii

DAS

A

AC

C

1

1 kedalam

persamaan AIC002780Q p Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut

n

1i

iip AC002780Q

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

73

438 Konsep EPA SWMM

Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah Program

EPA SWMM (Environmental Protection Agency - Storm Water Management Model)

Versi 50 EPA SWMM adalah model simulasi limpasan (runoff) ndash curah hujan

periodik yang digunakan untuk mensimulasi kejadian tunggal atau kejadian terus-

menerus dengan kuantitas dan kualitas limpasan dari luas wilayah yang ditinjau

Komponen limpasan SWMM dioperasikan dengan menjumlahkan luas daerah

tangkapan (subcatchment) yang menerima hujan total dan membangkitkannya

dalam bentuk limpasan (runoff) dan beban polusi Aliran limpasan di SWMM

dapat ditelusuri melalui sistem pipa saluran terbuka kolam tampungan dan

pompa SWMM merupakan kuantitas dan kualitas limpasan yang dibangkitkan

pada masing-masing daerah tangkapan (subcatchment) dan rata-rata aliran

kedalaman aliran dan kualitas air dimasing-masing pipa dan saluran terbuka

waktu simulasi dimasukkan dalam penambahan waktu (Rossman 2005)

SWMM digunakan untuk menghitung berbagai jenis proses hidrologi yang

menghasilkan limpasan di daerah yang ditinjau

Hal itu meliputi

1 Perbedaan waktu curah hujan

2 Penguapan pada permukaan air

3 Kehilangan hujan dari tampungan-cekungan

4 Infiltrasi curah hujan ke dalam permukaan tanah tak jenuh

5 Perkolasi dari air infiltrasi kedalam permukaan air tanah

6 Aliran antara air tanah dengan sistem drainase

7 Penelusuran waduk nonlinear dari aliran permukaan

Variasi ruang hujan dalam semua proses ini diselesaikan dengan membagi study

area kedalam lingkup yang lebih kecil luas daerah tangkapan (subcatchment)

homogen masing-masing mengandung fraksi previous dan impervious sub-area

sendiri-sendiri Aliran permukaan dapat ditelusuri antar sub-area antar daerah

tangkapan (subcatchment) atau antar titik masuk dari sistem drainase

SWMM juga mengandung aturan yang fleksibel untuk kemampuan permodelan

hidrolika yang digunakan untuk menelusuri limpasan dan aliran external melalui

jaringan sistem drainase pipa saluran terbuka kolam tampungan dan bangunan

pengelak Hal ini termasuk kemampuan untuk

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

74

1 Mengendalikan jaringan yang ukurannnya tidak terbatas

2 Menggunakan lebar yang bermacam-macam dari bentuk saluran tertutup

atau terbuka

3 Memodelkan bagian-bagian yang khusus seperti kolam tampungan pembagi

aliran pompa bendung dan saluran pembuang

4 Meminta memasukkan aliran external dan kualitas air dari limpasan

permukaan aliran antara air tanah curah hujan yang dipengaruhi

infiltrasialiran aliran pembuangan kering udara dan pembatasan pengguna

aliran antara

5 Menggunakan salah satu metode penelusuran aliran diantara gelombang

kinematik atau gelombang dinamik penuh

6 Memodelkan bermacam-macam cara aliran seperti backwater surcharging

aliran pembalik dan kolam permukaan

7 Meminta pembatasan aturan pengendali dinamis untuk mensimulasi

pengoperasian pompa pembukaan saluran pembuang dan level puncak

bendung

Dengan program EPA SWMM 50 debit banjir rencana dapat dihitung secara

kumulatif Sehingga didapatkan debit banjir puncak yang maksimum untuk desain

selanjutnya Dengan program EPA SWMM 50 kita bisa merencanakan debit yang

keluar agar tetap konstan

EPA SWMM dapat menghitung debit banjir dengan cara memodelkan suatu sistem

drainase melalui proses-proses

1 Aliran permukaan

2 Infiltrasi

3 Air tanah

4 Pelelehan salju

5 Genangan di permukaan

Dalam perencanan ini hanya menggunakan perhitungan metode aliran permukaan

dan infiltrasi untuk mendapatkan hidrograf maka kita hanya membahas tentang

Aliran permukaan dan Infiltrasi

1 Aliran Permukaan

Konsep aliran permukaan yang digunakan oleh SWMM dapat dilihat pada Gambar

4-7 Permukaan subcatchment didefinisikan sebagai reservoir nonlinear Air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

75

masuk melalui presipitasi serta subcatchment yang diatasnya Kemudian air akan

mengalir dengan beberapa cara diantaranya melalui infiltrasi evaporasi dan

aliran permukaan Aliran permukaan per unit area (Q) terjadi apabila air tanah

telah mencapai maksimum dan tanah menjadi jenuh Untuk mendapatkan nilai Q

dihitung dengan persamaan Manning

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM

Sdp)(dn

1WQ 3

5

dimana

Q = debit aliran yang terjadi

W = lebar subcathment

n = koefisien kekasaran Manning

d = kedalaman air

dp = kedalaman air tanah

S = kemiringan subcatchment

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan

Jenis Permukaan (Surface) n

Aspal halus (Smooth asphalt) 0011

Beton halus (Smooth concrete) 0012

Beton biasa (Ordinary concrete lining) 0013

Kayu bagus (Good wood) 0014

Pasangan batu bata (Brick with cement mortar) 0014

Vitrified clay 0015

Besi cetak (Cast iron) 0015

Corrugated metal pipes 0024

Cement rubble surface 0024

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

76

Jenis Permukaan (Surface) n

Fallow soils (no residue) 0050

Tanah bertanaman (Cultivated soils)

Residue cover lt 20 006

Residue cover gt 20 017

Range (natural) 013

Rumput (Grass)

Short prarie 015

Dense 024

Bermuda grass 041

Hutan (Woods)

Semak ringan (Light underbrush) 040

Semak padat (Dense underbrush) 080

Sumber EPA SWMM 50

Selanjutnya limpasan yang terjadi (Q) akan mengalir melaui conduit atau saluran

yang ada SWMM menggunakan persamaan Manning (Tabel 4-6) untuk

menghitung debit aliran

2

1

3

2

SARn

491Q (sistem Inggris) dan 2

1

3

2

SARn

1Q (sistem SI)

dimana

Q = debit saluran

A = luas penampang saluran

R = jari-jari hidrolik

S = kemiringan dasar saluran

n = bilangan Manning untuk kekasaran saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

77

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran

Saluran Keterangan n Manning

Tanah

Lurus baru seragamlandai dan bersih 0016 - 0033

Berkelok landai dan berumput 0023 - 0040

Tidak terawat dan kotor 0050 - 0140

Tanah berbatu kasar dan tidak teratur 0035 - 0045

Pasangan Batu kosong 0023 - 0035

Pasangan batu belah 0017 - 0030

Beton Halus sambungan baik dan rata 0014 - 0018

Kurang halus dan sambungan kurang rata 0018 - 0030

Sumber Imam Subarkah 1980

a Infiltrasi

Infiltrasi adalah suatu proses dimana air hujan merembes masuk ke dalam tanah

permukaan pervious subcatchment area SWMM menyediakan tiga pilihan untuk

memodelkan infiltrasi tetapi dalam perencanaan ini yang dipakai adalah

persamaan Horton

b Persamaan Horton

Metode ini berdasarkan hasil pengamatan empiris yang yang dilakukan oleh RE

Horton (1940) yang menunjukan bahwa infiltrasi akan berkurang secara

eksponensial dari nilai maksimum ke nilai minimum sesuai dengan persamaan

Kte)fcfo(fcfp

dimana

fp = Kapasitas infiltrasi

fc = Infiltrasi minimum

fo = Infltrasi maksimum

t = Waktu sejak awal hujan

k = Tetapan untuk tanah atau permukaan tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

78

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda

Jenis tanah fo

mmjam

fc

mmjam

K

menit-1

- pertanian

- baku

gundul 280 6-220 16

berakar rumput

900 20-290 08

- gambut 325 2-20 18

- pasir halus

- lempung

gundul 210 2-25 20

berakar rumput

670 10-30 14

Sumber EM Wilson 1990

439 Pemodelan dalam EPA SWMM

SWMM adalah pemodelan dari siklus hidrologi yang ada di bumi Pemodelan ini

berisikan tentang

1 Pemodelan curah hujan Hujan merupakan faktor terpenting dalam

hidrologi Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan

dalam satuan waktu tertentu dan disebut Intensitas Curah Hujan Di dalam

SWMM curah hujan digambarkan dengan simbol Rain Gage untuk mewakili

hujan yang akan disimulasikan

2 Pemodelan permukaan tanah dimana dalam hal ini diwakili oleh simbol

Subcatchment Permukaan tanah menerima curah hujan dari atmosfer

kemudian air sebagian akan meresap kedalam tanah sebagai infiltrasi dan

sebagian akan menjadi limpasan permukaan

3 Pemodelan air tanah yang mana melalui proses infiltrasi menerima air dari

permukaan Dalam SWMM dilambangkan dengan simbol Aquifer

4 Pemodelan jaringan transportasi air Dimana air dialirkan melalui kanal

saluran pipa kemudian juga dapat disimulasikan tentang penggunaan

pompa kolam penampungan dan pengolahan limbah Dalam SWMM bagian ini

di simbolkan sebagai Node dan Link

5 Pemodelan seperti tersebut diatas dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga

menggambarkan suatu sistem drainase Gambar dan rangkaian tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4-8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

79

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM

a Rain Gage

Rain Gage adalah pemodelan yang mewakili curah hujan yang akan mensuplai

area studi Data hujan yang digunakan adalah data hujan yang telah diolah

terlebih dahulu sehingga didapatkan format yang diinginkan Beberapa format

curah hujan dapat digunakan dalam simulasi ini

1 Intensitas curah hujan yaitu jumlah hujan rata-rata dalam satuan waktu

tertentu

2 Volume curah hujan yaitu jumlah hujan yang tercatat pada pengukur hujan

dalam waktu tertentu

3 Curah hujan kumulatif yaitu jumlah curah hujan yang terjadi dari hujan

mulai turun hingga hingga berhenti

4 Data masukan untuk curah hujan

5 Tipe data hujan ( intensitas volume kumulatif )

6 Interval pencatatan curah hujan ( 1 jam 15 menit 5 menit dll )

7 Sumber dari data hujan

8 Nama sumber data hujan

b Sub-catchment

Subcatchment atau disebut juga sub daerah pengalian sungai adalah salah satu

unit hidrologi di permukaan tanah yang mempunyai topografi dan element sistem

drainase internal yang mengalirkan limpasan permukaan ke satu titik outlet

Subcatchment dapat di bagi menjadi bagian pervious sub-area dan impervious

sub-area dimana limpasan dapat mengalami infiltrasi jika melewati pervious sub-

area tetapi tidak dapat jika melewati impervious sub-area Limpasan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

80

mengalir dari satu sub area ke sub-area lainnya atau mengalir ke bersama ke

satu titik outlet

Infiltrasi air hujan pada subcatchment dengan pervious area dapat di

deskripsikan dengan tiga model yang berbeda

1 Model infltrasi Horton

2 Model infiltrasi Green-Ampt

3 Model infiltrasi SCS Curve Number

4 Masukan parameter lain untuk untuk subcatchment adalah

5 Menentukan Rain Gage yang akan digunakan

6 Menentukan outlet subcatchment

7 Menentukan tata guna lahan

8 Menentukan pervious dan impervious subarea

9 menentukan slope atau kemiringan subcatchment

10 Menentukan lebar Subcatchment

11 Menentukan bilangan manning untuk aliran permukaan

12 Menentukan persentase impervious subarea

c Junction Nodes

Junction merupakan titik pertemuan aliran Dalam keadaan sebenarnya junction

dapat menggambarkan pertemuan antara saluran manholes pada sewer sistem

ataupun pada pipa saluran tertutup Aliran yang akan masuk ke dalam sistem

drainase harus melaluijunction Kelebihan air pada junction dapat menyebabkan

meluapnya air pada titik tersebut sehingga dapat digambarkan sebagai banjir

pada titik tersebut

Masukan parameter untuk junction adalah

1 Elevasi dasar

2 Tinggi hingga permukaan tanah

3 Kolam tampungan pada permukaan ketika terjadi banjir (optional)

4 Data debit dari luar (optional)

d Outfall Nodes

Outfalls adalah terminal terakhir dari rangakaian aliran istem drainase

menggambarkan titik akhir berupa muara ataupun keluaran lainnya Pada

Outfalls dapat digambarkan dengan beberapa kondisi antara lain

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

81

1 Kedalaman aliran pada penghubung saluran

2 Kondisi air pasang tertinggi (fixed tide)

3 Tabel pasang surut

4 Parameter masukan lainnya

5 Elevasi dasar

6 Keadaan pasang surut

7 Pintu engsel untuk mencegah backwater melalui Outfalls

e Flow Divider Nodes

Flow Divider Nodes adalah suatu titik yang membagi sebagian aliran ke saluran

yang yang lain Suatu divider hanya dapat membagi aliran menjadi dua

Ada empat jenis Flow dividers berdasarkan cara membagi aliran

Cutoff Divider membagi aliran berdasarkan jumlah yang telah di tentukan

sebelumnya

Overflow Divider membagi aliran berdasarkan kapasitas maksimum saluran

utama jika saluran utama melewati kapsitas maksimum maka

aliran akan langsung terbagi

Tabular Divider membagi aliran berdasarkan tabel fungsi total aliran

Weir Divider membagi aliran dengan menggunakan persamaan weir

(bendung)

f Storage Units

Storage unit merupakan suatu titik dimana dapat menyediakan tampungan air

dengan volume tertentu Dalam hal ini storage unit menggambarkan suatu kolam

tampungan air dengan volume tertentu dimana air dapat ditahan untuk

sementara Volume kolam tampungan diperoleh dari tabel fungsi luas permukaan

kolam dengan kedalaman

Masukan lainnya untuk Storage Unit

1 Elevasi dasar

2 Kedalaman maksimum

3 Tabel fungsi luas permukaan dan kedalaman

4 Penguapan

5 Genangan di permukaan (optional)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

82

g Conduits

Conduits adalah penghubung yang mengalirkan air dari suatu node ke node

lainnya dalam sistem pengaliran dalam hal ini dapat berupa saluran terbuka

ataupun tertutup Penampang melintang saluran dapat ditentukan melalui tabel

yang telah disediakan Selain itu bentuk saluran alam yang tidak beraturan juga

dapat digunakan

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM

Sumber Roosman 2005

Masukan untuk conduits

1 Nama node masuk dan node keluar

2 Panjang saluran

3 Bilangan kekasaran Manning

4 Geometri penampang melintang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

83

h Orifices

Orifices digunakan untuk model struktur diversi dan saluran dari sistem drainase

yang secara khusus membuka dinding dari manhole fasilitas tampungan dan

pengendali gate Orifices secara internal diwakili didalam SWMM sebagai mata

rantai yang menghubungkan dua node Orifices bisa memiliki bentuk bulat atau

persegi bisa diletakkan didasar ataupun sepanjang sisi node di hulu dan

mempunyai flap gate penutup untuk mencegah backflow Aliran sepanjang

orifices dihitung berdasarkan pada area pembukaannya koefisien dischargenya

dan perbedaan puncak diseberangnya

Parameter masukan untuk orifices antara lain

1 Nama titik inlet dan outlet

2 Tipe orifeces (dasar atau sisi)

3 Bentuk orifices (bulat atau persegi)

4 Tinggi orifeces saat terbuka penuh

44 Kriteria Analisa Hidrolika

Hidrolika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat zat cair Analisis

hidrolika dimaksud untuk mengetahui kapasitas alur sungai dan saluran pada

kondisi sekarang terhadap banjir rencana yang selanjutnya digunakan untuk

mendesain alur sungai dan saluran

441 Aliran

Aliran dalam suatu saluran yang mempunyai permukaan bebas disebut aliran

permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel

flow)

Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung

kriteria yang digunakan Jika berdasarkan fungsi kedalaman dan atau kecepatan

mengikuti fungsi waktu maka aliran dibedakan menjadi aliran tunak (steady)

dan tidak tunak (unsteady) Sedangkan jika berdasarkan fungsi ruang maka

aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam (non-

uniform)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

84

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka

a Aliran Permanen dan Tidak Permanen

Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu maka

alirannya disebut aliran permanen atau tunak (steady flow) jika kecepatannya

pada suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu maka alirannya disebut

aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady flow)

b Aliran Seragam dan Berubah

Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang

saluran yang ditinjau maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow)

Namun jika kecepatan aliran pada saat tertentu berubah terhadap jarak maka

alirannya disebut aliran aliran tidak seragam atau aliran berubah (non uniform

flow or varied flow)

Berdasarkan laju perubahan terhadap jarak maka aliran dapat diklasifikasikan

menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) atau aliran berubah

tiba-tiba (rapidly varied flow)

Aliran

( flow )

Aliran Tunak

( steady )

Seragam

( uniform )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Aliran tak Tunak

( unsteady )

Berubah

( Varied )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Seragam

( uniform )

Berubah

( Varied )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Fungsi waktu

Fungsi ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

85

c Aliran laminer dan Turbulen

Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak

seperti serat-serat tipis yang paralel maka aliran tersebut disebut laminer

Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan

baik ditinjau terhadap ruang dan waktu maka aliran tersebut disebut aliran

turbulen

Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya

kekentalan (viskositas) dan gaya inersia Jika viskositas yang dominan maka

alirannya laminer sedangkan jika gaya inersia yang dominan maka alirannya

turbulen

d Aliran Subkritis Kritis dan Superkritis

Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan

gelombang gravitasi jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis

maka alirannya disebut subkritis sedangkan jika kecepatan alirannya lebih besar

daripada kecepatan kritis maka alirannya disebut superkritis

442 Perencanaan Saluran

a Alinyemen Saluran

Pada ruas saluran yang belok-belokannya dan sangat tajam maka aliran sungai

akan tidak lancar Selain itu pada ruas sungai yang demikian gerusan pada

belokan luar sangat meningkat dan terjadi kerusakan tebing sungai yang akhirnya

menimbulkan erosi serta perubahan penampang aliran Sebaliknya pada belokan

dalamnya terjadi pengendapan yang intensif pula

Jadi alur sungai menjadi lebih panjang dan dapat mengganggu kelancaran aliran

air Guna mengurangi keadaan yang kurang menguntungkan tersebut maka pada

ruas sungai atau tersebut perlu dipertimbangkan pembuatan alur baru (sudetan)

agar pada ruas tersebut alur sungai mendekati garis lurus dan lebih pendek

(Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

b Bentuk Penampang Melintang Saluran

Ada beberapa bentuk penampang melintang saluran drainase yang umum

dilaksanakan yaitupenampang tunggal trapesium dan penampang tunggal

persegi Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

86

dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah kekasaran dan

kemiringan dasar tertentu Faktor yang terpenting dalam menentukan pilihan

bentuk penampang saluran adalah pertimbangan ekonomi (Suripin 2004)

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS

Dalam perencanaan kapasitas saluran digunakan program HEC-RAS (Hydrologic

Engineering System-River Analysis System) HEC-RAS adalah sebuah perangkat

lunak yang didesain untuk penggunaan yang interaktif dalam lingkungan yang

bermacam-macam Ruang lingkup HEC-RAS adalah menghitung profil muka air

dengan pemodelan aliran steady dan unsteady serta penghitungan pengangkutan

sedimen Elemen yang paling penting dalam HEC-RAS adalah tersedianya

geometri saluran baik memanjang maupun melintang

a Profil Muka Air Pada Aliran Steady

Dalam bagian ini HEC-RAS memodelkan suatu saluran dengan aliran steady

berubah lambat laun Sistem ini dapat mensimulasikan aliran pada seluruh

jaringan saluran ataupun pada saluran tunggal tanpa percabangan baik itu aliran

kritis subkritis superkritis ataupun campuran sehingga didapat profil muka air

yang diinginkan

Konsep dasar dari perhitungan adalah menggunakan persamaan energi dan

persamaan momentum Kehilangan energi juga di perhitungkan dalam simulasi

ini dengan menggunakan prinsip gesekan pada saluran belokan serta perubahan

penampang baik akibat adanya jembatan gorong-gorong ataupun bendung pada

saluran atau sungai yang ditinjau

b Profil Muka Air Pada Aliran Unsteady

Pada sistem pemodelan ini HEC-RAS mensimulasikan aliran unsteady pada

jaringan saluran terbuka Konsep dasarnya adalah persamaan aliran unsteady

yang dikembangkan oleh Dr Robert L Barkaursquos UNET model (Barkau 1992 dan

HEC 1999)

Pada awalnya aliran unsteady hanya didisain untuk memodelkan aliran subkritis

tetapi versi tebaru dari HEC-RAS yaitu versi 31 dapat juga untuk memodelkan

aliran superkritis kritis subkritis ataupun campuran serta loncatan hidrolik

Selain itu penghitungan kehilangan energi pada gesekan saluran belokan serta

perubahan penampang juga diperhitungkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

87

c Konsep Penghitungan Profil muka air dalam HEC-RAS

Dalam HEC-RAS panampang sungai atau saluran ditentukan terlebih dahulu

kemudian luas penampang akan dihitung

Untuk mendukung fungsi saluran sebagai penghantar aliran maka penampang

saluran di bagi atas beberapa bagian Pendekatan yang dilakukan HEC-RAS adalah

membagi area penampang berdasarkan dari nilai n (koefisien kekasaran manning)

sebagai dasar bagi pembagian penampang setiap aliran yang terjadi pada bagian

dihitung dengan menggunakan persamaan Manning

21

fKSQ dan 3

2AR

n

1486K

Dimana

K = nilai pengantar aliran pada unit

n = koefisien kekasaran manning

A = luas bagian penampang

R = jari-jari hidrolik

Perhitungan nilai K dapat dihitung berdasarkan kekasaran manning yang dimiliki

oleh bagian penampang tersebut seperti terlihat pada gambar 4-10

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS

Setelah penampang ditentukan maka HEC-RAS akan menghitung profil muka air

Konsep dasar penghitungan profil permukaan air berdasarkan persamaan energi

yaitu

eh2g

VαZY

2g

VαZY

2

1111

2

2222

Dimana

Z = fungsi titik diatas garis referensi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

88

Y = fungsi tekanan di suatu titik

V = kecepatan aliran

α = koefisien kecepatan

he = energi head loss

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka

Nilai he didapat dengan persamaan

2g

2g

VαCSLh

2

11

2

22fe

Dimana

L = jarak antara dua penampang

Sf = kemiringan aliran

C = koefisien kehilangan energi (penyempitan pelebaran atau belokan)

Langkah berikutnya dalam perhitungan HEC-RAS adalah dengan mengasumsikan

nilai muka air (water surface) pada penampang awal saluran (dalam hal ini

penampang di hilir) Kemudian dengan menggunakan persamaan energi diatas

maka profil muka air untuk semua penampang di saluran dapat diketahui

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

89

5 BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem

Berdasarkan kondisi topografi dan pola aliran drainase utama sungai utama

serta memperhatikan luasan sub sistem drainase maka Kota Salatiga dibagi

menjadi 2 (dua) Sistem Drainase yaitu

1 Sistem Drainase Salatiga Barat

Sistem drainase ini meliputi saluran-saluran dan sungai yang bermuara di

Rawa Pening Sistem Drainase Salatiga Barat dibagi menjadi 3 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

b Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten

c Sub sistem Drainase Kedungringis

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

90

2 Sistem Drainase Salatiga Timur

Sistem drainase ini meliputi saluran- saluran dan sungai yang bermuara di

Sungai Tuntang Sistem Drainase Salatiga Timur dibagi menjadi 2 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

b Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar 51 di bawah ini

Gambar 5-1 Sub Sistem Drainase Kota Salatiga

SubSistem Jetis Setro

Sub Sistem Kebonsamas-Kalisawo

Sub Sistem Kedungringis

Sub Sistem Ngawen Sraten

Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

91

52 Analisis Hidrologi

521 Analisis Data Hujan

Analisis data hujan dilakukan untuk mendapatkan besarnya hujan wilayah

dilakukan dengan menggunakan Metode Thiessen Untuk keperluan itu

digunakan 3 (tiga) stasiun hujan yang berpengaruh terhadap daerah Tangkapan

Air (DTA) Kota Salatiga yaitu 1 Sta Salatiga (86) 2 Sta Silumut (85a) dan 3

Sta Cepoko (88a) Posisi masing-masing stasiun dalam DTA Kota Salatiga

diperlihatkan dalam gambar di bawah ini

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen DTA Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

92

522 Hujan Maksimum Wilayah

Berdasarkan luasan pengaruh masing-masing stasiun hujan diperoleh bobot

pengaruh masing-masing Stasiun terhadap hujan maksimum wilayah Hasilnya

disajikan dalam uraian berikut ini

Berdasarkan Poligon Thiessen

- Luas DTA tercover Sta Salatiga 352098 ha

- Luas DTA tercover Sta Silumut 55064 ha

- Luas DTA tercover Sta Cepoko 151049 ha

Total 558211 ha

Data Hujan Maksimum

Sta Salatiga (86) Sta Silumut (85a) Sta Cepoko (88a)

Ri ( mm ) Ri ( mm ) Ri ( mm )

063 010 027

1 1996 6181 819 3247 10247

2 1997 4731 878 1894 7503

3 1998 6245 986 1326 8557

4 1999 6812 1233 2679 10724

5 2000 5677 888 1245 7809

6 2001 6055 720 1732 8507

7 2002 5046 1953 1407 8406

8 2003 3785 927 2002 6714

9 2004 6497 1016 1461 8974

10 2005 4605 937 1624 7165

11 2006 4415 1036 1569 7021

12 2007 7065 799 2381 10245

13 2008 - - - -

14 2009 - - - -

15 2010 - - - -

16 2011 - - - -

17 2012 3911 681 1881 6472

18 2013 5046 888 1164 7097

Sumber Analisa th 2014

Hujan Harian

Maksimum (mm)No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

93

Sehingga Hujan Wilayah Kota Salatiga Hasil rekapitulasi disajikan sebagai berikut

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga

523 Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan cara analisis

frekuensi untuk jenis distribusi terpilih Jenis distribusi yang digunakan meliputi

distribusi normal distribusi Log Normal distribusi Gumbel dan distribusi Log

Pearson Tipe III Keempat jenis distribusi diatas dipilih berdasarkan pengalaman

bahwa distribusi maksimum biasanya menggunakan keempat distribusi tersebut

Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana menggunakan tabel-tabel Program Excel yang

disajikan dalam Tabel berikut ini

Hujan Daerah

( mm )

1 1996 10247

2 1997 7503

3 1998 8557

4 1999 10724

5 2000 7809

6 2001 8507

7 2002 8406

8 2003 6714

9 2004 8974

10 2005 7165

11 2006 7021

12 2007 10245

13 2012 6472

14 2013 7097

Sumber Analisa Konsultan 2014

No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

94

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga Distribusi Normal dan Log Normal

HUJAN MAKSIMUM

Nomer NORMAL LOG

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 00015255

n 1400 n 14

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 006

Cv = Sx Xrt 017 Cv Log X 003

a 155959 a Log X 0000137

Cs = a Sx^3 058 Cs Log X 051408

Persamaan Normal Persamaan Log-Normal Dua Parameter

X = Xrt + k S Log X = Log Xrt + k S Log X

k Nilai Variabel Reduksi Gauss k Nilai Variabel Reduksi Gauss

LOG-NORMAL DUA PARAMETER

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (000) 191 8141

5 084 196 9222

10 128 199 9844

25 175 202 10552

50 205 204 11037

100 233 206 11492

125 241 207 11633

1000 309 211 12869

NORMAL

T (tahun) k XT (mm)

2 (000) 8246

5 084 9415

10 128 10026

25 175 10678

50 205 11100

100 233 11478

125 241 11593

1000 309 12539

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

95

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III

Nomer GUMBEL - I

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 000

n 1400 n 1400

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 007

Yn 05424 Cs 038

Sn 11363

Persamaan Gumbel I Persamaan Log-Pearson III

X = Xrt + SxSn (Y - Yn) Log X = Log Xrt + k S Log X

LOG-PEARSON III

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (001) 191 8125

5 084 197 9344

10 129 200 10065

20 167 203 10708

50 209 206 11488

100 238 208 12044

GUMBEL I

T (tahun) k XT (mm)

2 037 8031

5 150 9417

10 225 10334

25 322 11518

50 391 12365

100 461 13213

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

HUJAN MAKSIMUM

LOG PEARSON - III

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

96

Pemilihan Jenis Sebaran

Penentuan jenis sebaran akan digunakan untuk analisis frekuensi dilakukan

dengan beberapa asumsi sebagai berikut

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran

No Jenis Sebaran Syarat

1 Normal Cs asymp 0 Ck asymp 3

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv =086 Ck = Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3= 435

3 Gumbel Ck mendekati 54 Cs mendekati 114

4 Log Pearson Type III Selain dari nilai diatas

Sumber Bambang Triatmojo Hidrologi Terapan2008

Dari parameter statistik terhitung dibandingkan dengan parameter statistik

persyaratan seperti Tabel tersebut diatas maka selanjutnya dipilih yang paling

mendekati

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran

Sumber Hasil Perhitungan

Selain dengan parameter statistik dilakukan juga plot distribusi hujan dengan ke

empat distribusi diatas antara P(model) dengan P(empirik) dengan menggunakan

Program Statistik EasyFit Professional 55 yang hasilnya disajikan dalam

Gambar berikut ini

1 Gumbel Ck mendekati 54 Ck = 121 Tidak Memenuhi

Cs mendekati 114 Cs = 058 Tidak Memenuhi

2 Log Normal Cs = Cv^3+3 Cv = 051 Cs = 051 Memenuhi

Ck = Cv^8+6Cv^6+15Cv^4+16Cv^2+3= 347 Ck = 159 Tidak Memenuhi

3 Normal Cs asymp 0 Cs = 058 Mendekati

Ck asymp 3 Ck = 121 Mendekati

4 Log Pearson III Selain diatas Cv = 017 Memenuhi

Cs = 038 Memenuhi

KriteriaNo Distribusi Persyaratan Hasil

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

97

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris)

Distribusi Log Pearson III

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

Untuk mengetahui tingkat keakuratan dari distribusi terpilih selanjutnya

dilakukan uji kecocokan data (testing at goodness of fit) dengan menggunakan

cara Uji Chi Kuadrat (Chi Square) dan Uji Smirnov-Kolmogrov

Distribusidianggap yang cocok menurut Uji Chi Kuadrat adalah apabila harga

X2kurang dari harga X2 kritis sementara menurut Uji Smirnov Kolmogorov yaitu

apabila harga penyimpangan maksimum (D maks) kurang dari harga

penyimpangan kritik (D kritik)

Uji Keselarasan Chi Square

Prinsip pengujian dengan metode ini didasarkan pada jumlah pengamatan yang

diharapkan pada pembagian kelas dan ditentukan terhadap jumlah data

pengamatan yang terbaca di dalam kelas tersebut atau dengan membandingkan

nilai chi square (f2) dengan nilai chi square kritis (f2cr)

Rumus

f2 =

i

2

ii

E

)OE(

dimana

f2 = Harga chi square

P-P Plot

Log-Pearson 3

P (Empirical)

1090807060504030201

P (

Model)

096

088

08

072

064

056

048

04

032

024

016

008

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

98

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-1

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-1

Dari hasil pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan chi square

kritis (didapat dari Tabel dibawah paling kecil Untuk suatu nilai nyata tertentu

(level of significant) yang sering diambil adalah 5 Derajat kebebasan ini secara

umum dihitung dengan rumus sebagai berikut

Dk = n ndash 2 - 1

Dimana

Dk = Derajat kebebasan

n = Banyaknya rata-rata

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square

dk α derajat kepercayaan

0995 099 0975 095 005 0025 001 0005

1 00000393 0000157 0000982 000393 3841 5024 6635 7879

2 00100 00201 00506 0103 5991 7378 9210 10597

3 00717 0115 0216 0352 7815 9348 11345 12838

4 0207 0297 0484 0711 9488 11143 13277 14860

5 0412 0554 0831 1145 11070 12832 15086 16750

6 0676 0872 1237 1635 12592 14449 16812 18548

7 0989 1239 1690 2167 14067 16013 18475 20278

8 1344 1646 2180 2733 15507 17535 20090 21955

9 1735 2088 2700 3325 16919 19023 21666 23589

10 2156 2558 3247 3940 18307 20483 23209 25188

11 2603 3053 3816 4575 19675 21920 24725 26757

12 3074 3571 4404 5226 21026 23337 26217 28300

13 3565 4107 5009 5892 22362 24736 27688 29819

14 4075 4660 5629 6571 23685 26119 29141 31319

15 4601 5229 6262 7261 24996 27488 30578 32801

16 5142 5812 6908 7962 26296 28845 32000 34267

17 5697 6408 7564 8672 27587 30191 33409 35718

18 6265 7015 8231 9390 28869 31526 34805 37156

19 6844 7633 8907 10117 30144 32852 36191 38582

20 7434 8260 9591 10851 3141 34170 37566 39997

Sumber Soewarno 1995

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

99

Persamaan ekstrapolasi

1 Log-Pearson III

2 Gumbel I

3 Log-Normal dua Parameter

4 Normal

LOG-PEARSON III

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9348 3 28 020 004 001

P lt= 40 9348 - 8483 3 28 020 004 001

P lt= 60 8483 - 7813 1 28 (180) 324 116

P lt= 80 7813 - 7091 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7091 3 28 020 004 001

Jumlah 14 14 171

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

Analisis Konsultan th 2011

GUMBEL I

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9416 5 28 220 484 173

P lt= 40 9416 - 8206 3 28 020 004 001

P lt= 60 8206 - 7607 4 28 120 144 051

P lt= 80 7607 - 7027 1 28 (180) 324 116

P gt 80 lt 7027 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 457

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

100

Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorof

Pengujian kecocokan sebaran dengan metode ini dilakukan dengan

membandingkan probabilitas untuk tiap variabel dari distribusi empiris dan

teoritis didapat perbedaan (∆)tertentu Perbedaan maksimum yang dihitung

(∆maks) dibandingkan dengan perbedaan kritis (∆cr) untuk suatu derajat nyata

dan banyaknya variat tertentu maka sebaran sesuai jika (∆maks) lt (∆cr)

Rumus

=

Cr

xi

x

maxP

P

P

LOG-NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9220 5 28 220 484 173

P lt= 40 9220 - 8449 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8449 - 7845 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7845 - 7189 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7189 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

DISTRIBUSI NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9413 5 28 220 484 173

P lt= 40 9413 - 8593 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8593 - 7899 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7899 - 7079 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7079 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

101

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov

n

020 010 005 001

5 045 051 056 067

10 032 037 041 049

15 027 030 034 040

20 023 026 029 036

25 021 024 027 032

30 019 022 024 029

35 018 020 023 027

40 017 019 021 025

45 016 018 020 024

50 015 017 019 023

ngt50 107n 122n 136n 163n

Sumber Soewarno 1995

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga

Demikian juga untuk uji keselarasan dengan Kolmogorov Smirnov dan Chi-

squared dilakukan uji dengan Program Statistik EasyFit Professional 55 yang

hasilnya disajikan dalam perhitungan berikut

X m P(x)=m(n+1) P(xlt) F(t)=(X-Xr)Sx P(x) P(xlt) D

6472 1 0067 0933 -1277 0090 0910 -0024

6714 2 0133 0867 -1103 0130 0870 0004

7021 3 0200 0800 -0882 0189 0811 0011

7097 4 0267 0733 -0827 0205 0795 0061

7165 5 0333 0667 -0778 0220 0780 0113

7503 6 0400 0600 -0535 0301 0699 0099

7809 7 0467 0533 -0314 0381 0619 0086

8406 8 0533 0467 0115 0545 0455 -0011

8507 9 0600 0400 0188 0572 0428 0028

8557 10 0667 0333 0224 0586 0414 0081

8974 11 0733 0267 0524 0696 0304 0038

10245 12 0800 0200 1439 0940 0060 -0140

10247 13 0867 0133 1441 0940 0060 -0074

10724 14 0933 0067 1784 0982 0018 -0049

D max 0113

Kesimpulan

D max lt Do Distribusi Diterima

Sumber Analisis Konsultan th 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

102

Fitting Results

Distribution Parameters

1 Gumbel Max =11142 =81782

2 Log-Pearson 3 =51214 =002226 =33278

3 Lognormal =015351 =44679

4 Normal =1429 =88214

Goodness of Fit - Summary

Distribution

Kolmogorov Smirnov

Anderson Darling

Chi-Squared

Statistic Rank Statistic Rank Statistic Rank

1 Gumbel Max 013775 2 028938 2 058783 3

2 Log-Pearson 3 013039 1 026111 1 039888 2

3 Lognormal 014421 4 032689 3 034883 1

4 Normal 014182 3 036178 4 098601 4

525 Curah Hujan Terpakai

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan (satuan mm)

Dari parameter statistik diatas dan gambar-gambar diatas dan mengacu pada

kriteria untuk tiap- tiap jenis distribusi maka dapat dilihat bahwa sebaran yang

mendekati adalah sebaran Log-Pearson III karena hasil plot P(model) dengan

P(empiris) sebaran Log Pearson III paling mendekati garis lurus dan secara

Satuan mm

KALA ULANG GUMBEL LOG-PEARSON III LOG-NORMAL-2 NORMAL

2 th 8031 8125 8141 8246

5 th 9417 9344 9222 9415

10 th 10334 10065 9844 10026

25 th 11518 10708 10552 10678

50 th 12365 11488 11037 11100

100 th 13213 12044 11492 11478

UJI CHI KUA 171 457 386 386

Hipotesa Diterima Diterima Diterima Diterima

SMIR - KOL Ok Ok Ok Ok

Dipakai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

103

statistik telah memenuhi syarat distribusi Log Pearson III Dari hasil diatas untuk

curah hujan rancangan menggunakan Distribusi Log Pearson III sebagaimana

disajikan dalam Grafik di bawah ini

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50

Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut

1 Menggambarkan DTA dan sub DTA yang ditinjau untuk perhitungan debit

banjir Dibawah ini akan dijelaskan pembuatan model EPA SWMM untuk sub

sistem Ngemplak-Sawahan Sub sistem Ngemplak-Sawahan memiliki luas

sebesar 4714 km2 yang kemudian dibagi menjadi 40 subcatchment seperti

pada Gambar dibawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

104

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub Sistem Ngemplak-Sawahan

Dari gambar di atas jika dibuat dalam skema saluran dinyatakan dalam gambar

di bawah ini

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

105

Selanjutnya data tentang subdas saluran dimasukkan dalam program Data yang

digunakan dalam analisa debit banjir disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini

Data Depression Storage adalah bagian dari permukaan pervious dan

impervious yang terdapat genangan air sehingga berpotensi menjadi

limpasan

Tabel 5-10 Depression Storage Values

Impervious surfaces 005-010 inches

Lawns 010-020 inches

Pasture 020 inches

Forest litter 030 inches

(sumber EPA SWMM 50)

Data kekasaran Manning untuk aliran permukaan adalah data permukaan

pervious dan impervious pada subdas yang akan mempengaruhi limpasan

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow

Surface n

Smooth Asphalt 0011

Smooth Concrete 0012

Ordinary Concrete Lining 0013

Good Wood 0014

Brick With Cement Mortar 0014

Vitrified Clay 0015

Cast Iron 0015

Corrugated Metal Pipes 0024

Cement Rubble Surface 0024

Fallow Soils (No Residue) 005

Cultivated Soils

Residue Cover lt 20 006

Residue Cover gt 20 017

Range (Natural) 013

Grass

Short Prarie 015

Dense 024

Bermuda Grass 041

Woods

Light Underbrush 040

Dense Underbrush 080

(sumber EPA SWMM 50)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

106

Data infiltasi Horton adalah data yang akan digunakan SWMM untuk

menghitung besarnya infiltrasi yang akan mempengaruhi limpasan Dalam

laporan ini digunakan model infiltrasi Horton

2 Menggambarkan skema jaringan drainase yang ada pada area yang akan kita

tinjau curah hujan yang datang disimulasikan ditangkap oleh subdas

sebagian akan menjadi aliran dasar (base flow) dan sebagian lagi akan

menjadi aliran permukaan (surface runoff) Kemudian limpasan yang terjadi

pada subdas akan dialirkan melalui jaringan yang ada Jaringan drainase

dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan

3 Memasukkan semua data saluran

Selanjutnya data semua saluran pada jaringan dimasukkan diantaranya bentuk

penampang saluran panjang saluran serta nilai kekasaran Manning pada saluran

seperti pada Tabel (512)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

107

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka

Tipe Saluran Manning (n)

Saluran dilapis atau dipoles

- Aspal 0013-0017

- Batu bata 0012-0018

- Beton 0011-0020

- Pasangan batu kali 0020-0035

- Lapisan dari tanaman 0030-0400

Digali atau dikeruk

- Saluran tanah lurus dan seragam 0020-0030

- Saluran tanah banyak tumbuhan dan

relatif seragam 0025-0040

- Dasar berbatu 0030-0045

- Saluran tidak terawat banyak

tumbuhan 0050-0140

Saluran alam (lebar atas pada saat banjir dan saluran terisi penuh lt 100 ft)

- Bersih tanpa tekanan 0030-0070

- Banyak tumbuhan pengganggu dan

rekahan yang dalam 0040-0100

(Sumber EPA SWMM 50)

Gambar 5-8 Input Data Juction

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

108

Gambar 5-9 Input data subcatchment

Gambar 5-10 Input data conduit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

109

4 Memasukkan data curah hujan

Data intensitas curah hujan yang digunakan pada EPA SWMM 50 adalah periode

ulang 5 tahun

Gambar 5-11 Input data curah hujan

5 Menjalankan program

Semua data dimasukkan kemudian program dijalankan dan akan didapat debit

banjir dari DTA dan sub DTA yang ditinjau kondisi node atau titik tangkap debit

dan debit puncak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

110

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngemplak ndash

Sawahan disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngawen- Sraten disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngawen-Sraten

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

111

533 Sub Sistem Kedungringis

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kedungringis disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kedungringis

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

112

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Jetis ndash Setro disajikan dalam

gambar di bawah

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Jetis ndash Setro

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL

Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dichek dengan Rumus Rasional untuk

memastikan besarnya debit pada titik kontrol sesuai dengan perkiraan secara

Rational

Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau

saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas

Rumus Metode Rasional

Q = 0278 x C x I x A

dimana

Q = Debit (m3det)

0278 = Konstanta digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2 dan

intensitas curah hujan dalam mmjam

C = Koefisien aliran air wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

113

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA SWMM

Dari Tabel diatas Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dan dengan Rumus

Rasional dengan tingkat akurasi 8237 Sehingga perhitungan dengan EPA SWMM

50 bisa digunakan

Debit Hasil Perhitungan Masing-Masing Sub Sistem Disajikan Dalam Buku

Penunjang

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS

Dasar Perencanaan hidrolik dilakukan dengan menggunakan anggapan bahwa

aliran yang terjadi adalah seragam bila tidak dipengaruhi oleh air balik artinya

pada bagian sungaisaluran yang lurus kedalaman luas penampang juga halnya

dengan permukaan air dasar saluran dianggap saling sejajar

Kecepatan yang terjadi dihitung dengan rumus Manning

V = 1 n x R 23 x I 05

dimana

V = Kecepatan rata-rata aliran seragam (mdt)

R = Jari ndash jari hidrolis (m)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

114

I = Kemiringan dasar sungai

n = Koefisien kekasaran Manning

Sedangkan apabila aliran dipengaruhi oleh air balik maka perhitungan hidrolik

dengan persamaan aliran tidak seragam (non uniform flow) dengan persamaan

sebagai berikut

H1 + V12 2g = H2 + V2

2 2g + Hf

dimana

H1 = tinggi muka air di titik 1

H2 = tinggi muka air di titik 2

V1 = kecepatan aliran di titik 1

V2 = kecepatan aliran di titik 2

Hf = kehilangan tekananenergi

Untuk perhitungan hidrolik dalam pekerjaan desain akan menggunakan software

dari HEC-RAS edisi tahun 2004Progam HEC-RAS merupakan paket program dari

ASCE (American Society of Civil Engineers) Paket program ini memakai cara

langkah standar sebagai dasar perhitungannya Secara umum HEC-RAS dapat

dipakai untuk menghitung aliran steady berubah perlahan dengan penampang

saluran prismatik atau non-prismatik baik untuk aliran sub-kritis maupun super-

kritis dan aliran non-steady

Paket program ini untuk menghitung profil muka air di sepanjang ruas sungai

Data masukan untuk program ini adalah data cross-section di sepanjang sungai

profil memanjang sungai parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar dan tebing

sungai) parameter bangunan sungai debit aliran (debit rencana) dan tinggi

muka air di muara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

115

HEC ndash RAS merupakan pengembangan program HEC ndash 2 Perbedaan yang

menonjol adalah bahwa program HEC ndash RAS dilakukan dengan menggunakan

fasilitas windows Sehingga hasilnya mudah dihubungkan dengan program-

program lainnya

Untuk menganalisa kapasaitas penampang sungai dipakai software HEC-RAS

Release 40 Untuk bisa pengoperasikan program HEC-RAS Urut-urutan

pengoperasiannya adalah sebagai berikut

1) Mengidentifikasi bangunan-bangunan yang ada disungai atau saluran yang

akan dianalisa Identifikasi ini berupa potongan melintang pada bangunan

yang ada dan jarak antar bangunan

2) Mengidentifikasi potongan melintang dan memanjang pada lokasi pekerjaan

Untuk memudahkan entry data maka data elevasi potongan malintang baik

elevasi maupun jarak diwujudkan dalam bentuk tabel Excel

3) Setelah semua data masuk maka program HEC-RAS dapat di ldquorunrdquo dengan

memasukkan Qdesain yang kita inginkan dari ldquorunningrdquo tersebut dapat

diketahui berapa debit yang dapat ditampung dengan adanya penampang

eksisting

Perhitungan distribusi debit masing-masing sungai dihitung berdasarkan hasil

perhitungan debit banjir yang telah dibahas dalam sub bab 53 Adapun debit

masing-masing sungai dan saluran yang ada pada Sistem Drainase Kota Salatiga

adalah sebagai berikut

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Ngemplak Ruas 1 901

2 Sungai Ngemplak Ruas 2 1057

3 Sungai Ngemplak Ruas 3 1886

4 Sungai Ngemplak Ruas 4 2161

5 Sungai Ngemplak Ruas 5 2413

6 Sungai Ngemplak Ruas 6 3225

7 Saluran s2 115

8 Saluran s1 226

9 Saluran j1 073

10 Anak sungai Sawahan (as2) 278

11 Saluran s3 225

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

116

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

12 Sungai Sawahan Ruas 1 280

13 Sungai Sawahan Ruas 2 568

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Sraten Ruas 1 147

2 Sungai SratenRuas 2 553

3 Sungai Sraten Ruas 3 1364

4 Sungai Sraten Ruas 4 1380

5 Sungai Sraten Ruas 5 2106

6 Sungai Sraten Ruas 6 3821

7 Sungai SratenRuas 7 4222

8 Sungai Sraten Ruas 8 4637

9 Sungai Sraten Ruas 9 4681

10 Sungai Sraten Ruas 10 5389

11 Sungai Sraten Ruas 11 5700

12 Anak Sungai Sraten Ruas 1 496

13 Anak Sungai Sraten Ruas 2 1044

14 Sungai Ngawen Ruas 1 627

15 Sungai Ngawen Ruas 2 1422

16 Sungai Ngawen Ruas 3 1607

17 Saluran Andong Ruas 1 137

18 Saluran Andong Ruas 2 150

19 Saluran Andong Ruas 3 320

20 Jalan j7 087

21 Jalan j5 029

22 Jalan j6 026

23 Jalan j6-1 018

24 Jalan j10 019

25 Jalan j4 011

26 Jalan j8 039

27 Jalan j9 047

28 Jalan j9-1 107

29 Jalan j9-2 046

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

117

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

30 Jalan j2 273

31 Jalan j3 015

32 Jalan j1 015

33 Jalan j11 067

34 Saluran s1 149

35 Saluran s2 123

36 Saluran s3 112

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Kedungringis

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sugai Kedungringis Ruas 1 (Saluran Kutowinangun) 117

2 Sungai Kedungringis Ruas 2 206

3 Sungai Kedungringis Ruas 3 252

4 Sungai Kedungringis Ruas 4 372

5 Sungai Kedungringis Ruas 5 1321

6 Sungai Kedungringis Ruas 6 1494

7 Sungai Kedungringis Ruas 7 1546

8 Sungai Kedungringis Ruas 8 1779

9 Sungai Kedungringis Ruas 9 1791

10 Sungai Kedungringis Ruas 10 2835

11 Sungai Kedungringis Ruas 11 3830

12 Sungai Andong Ruas 1 136

13 Sungai Andong Ruas 2 473

14 Sungai Andong Ruas 3 584

15 Sungai Benoyo Ruas 1 090

16 Sungai Benoyo Ruas 2 674

17 Saluran Kedungkopyah Ruas 1 181

18 Saluran Kedungkopyah Ruas 2 474

19 Saluran Kedungkopyah Ruas 3 1062

20 Saluran Kedungkopyah Ruas 4 1084

21 Sungai Tugu Ruas 1 567

22 Sungai Tugu Ruas 2 849

23 Sungai Tugu Ruas 3 953

24 Saluran ke Kota Baru 620

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

118

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

25 Saluran JLS (saluran s1) 014

26 Saluran JLS (saluran s2) 037

27 Saluran JLS (saluran s3) 077

28 Saluran JLS (saluran s4) 053

29 Saluran JLS (saluran s5) 035

30 Jalan 13 045

31 Jalan 11 161

32 Jalan 7 027

33 Jalan 3 027

34 Jalan 7-1 146

35 Jalan 10 104

36 Jalan 7-2 088

37 Jalan 2 032

38 Jalan 2-2 119

39 Jalan 12 056

40 Jalan 1 018

41 Jalan 4 037

42 Jalan 1-1 022

43 Jalan 5 029

44 Jalan 1-2 051

45 Jalan 6 043

46 Jalan 15 052

47 Jalan 16 031

48 Jalan 6-1 032

49 Jalan 2-1 073

50 Jalan 8 042

51 Jalan 9 070

52 Jalan 14 041

53 Jalan 11-s 065

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

119

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai KebonsamasRuas 1 150

2 Sungai Kebonsamas Ruas 2 229

3 Sungai KebonsamasRuas 3 330

4 Sungai Kebonsamas Ruas 4 416

5 Sungai Kebonsamas Ruas 5 423

6 Sungai Kebonsamas Ruas 6 889

7 Sungai Kebonsamas Ruas 7 1542

8 Anak Sungai Kebonsamas (as-4) 072

9 Anak Sungai Kebonsamas 1 306

10 Anak Sungai Kebonsamas 2 754

11 Anak Sungai Kebonsamas 3 834

12 Anak Sungai Kebonsamas 4 907

13 Anak Sungai Kebonsamas 1rsquo 320

14 Anak Sungai Kebonsamas 1ldquo 025

15 Anak Sungai Kebonsamas 2rdquo 214

16 Jalan j5 044

17 Jalan j1 054

18 Jalan j2 021

19 Jalan j4 039

20 Jalan J4-1 034

21 Jalan j3 073

22 Jalan j6 022

23 Jalan j7 080

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai JetisRuas 1 560

2 Sungai Jetis Ruas 2 986

3 Sungai Jetis Ruas 3 1100

4 Sungai Jetis Ruas 4 3186

5 Sungai Jetis Ruas 5 5527

6 Sungai Jetis Ruas 6 5735

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

120

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

7 Sungai Jetis Ruas 7 ( Sungai Naggulan 1) 7029

8 Sungai Jetis Ruas 8 ( Sungai Naggulan 2) 7963

9 Sungai Jetis Ruas 9 (Sungai Setro 1) 8943

10 Sungai Jetis Ruas 10 (Sungai Setro 2) 11636

11 Jalan j9 048

12 Jalan 6-1 088

13 Jalan 5 041

14 Jalan 10 061

15 Jalan 1 032

16 Jalan 8 075

17 Jalan 1-1 877

18 Jalan 11 040

19 Jalan 1-2 1291

20 Jalan 12 148

21 Jalan 2 165

22 Jalan 3 034

23 Jalan 2-1 441

24 Jalan 14 121

25 Jalan 15 017

26 Jalan 16 243

27 Jalan 17 187

28 Jalan 18 138

29 Jalan 19 1307

30 Saluran s1 104

31 Saluran Isep-isep 1 156

32 Saluran Isep-isep 2 165

33 Saluran Klampean 1 172

34 Saluran Klampean 2 861

35 Saluran Klampean 3 1120

36 Saluran Noborejo 1 1176

37 Saluran Noborejo 2 1208

38 Saluran Cengek 1 271

39 Saluran Cengek 2 586

40 Saluran Cengek 3 1172

41 Saluran Cengek 4 2341

42 Saluran Cengek A 325

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

121

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

43 Saluran Cengek B 384

44 Saluran Ngaglik 1 477

45 Saluran Ngaglik 2 1098

46 Saluran Ngaglik 3 1250

47 Saluran Jamban 1 066

48 Saluran Jamban 2 262

Sumber Tim Penyusun 2014

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi eksisting hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

122

a Saluran JLS Ruas - 1

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126756

6758

6760

6762

6764

6766

6768

6770

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126588

6590

6592

6594

6596

6598

6600

6602

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

123

b Saluran JLS ruas 3

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 105732

5734

5736

5738

5740

5742

5744

5746

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145708

5710

5712

5714

5716

5718

5720

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

124

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngemplak-Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS kondisi eksisting

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

00 02 04 06 08 10 12 14 165494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

125

a Saluran JLS Ruas - 3

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 125234

5236

5238

5240

5242

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

126

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

b Saluran di Jalan Yudistiro

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 145094

5096

5098

5100

5102

5104

5106

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

00 01 02 03 04 055568

5570

5572

5574

5576

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

127

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055442

5443

5444

5445

5446

5447

5448

5449

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055418

5420

5422

5424

5426

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055394

5395

5396

5397

5398

5399

5400

5401

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

128

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sratendapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi

eksisting

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Drainase Sekunder Kota Baru

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

129

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 10232014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10526

527

528

529

530

531

kedungringis Plan Plan 01 10232014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10517

518

519

520

521

522

kedungringis Plan Plan 01 10232014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

130

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

00 02 04 06 08 10 12 145330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

131

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

c Saluran Sekunder J2-2 (Jl Osamaliki)

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

5180

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

5168

5170

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 2-2

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

132

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki)

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kedungringis dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 055655

5660

5665

5670

5675

5680

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055590

5592

5594

5596

5598

5600

5602

5604

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

133

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Pattimura

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

134

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055676

5678

5680

5682

5684

5686

5688

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 045524

5526

5528

5530

5532

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K5

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K8

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

135

b Saluran Sekunder Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 20 40 60 80 100 1205310

5315

5320

5325

5330

5335

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4-1

00 01 02 03 04 055320

5322

5324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055310

5311

5312

5313

5314

5315

5316

5317

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

136

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kebonsamas - Kalisawo dapat dilihat pada program HEC-RASpada

kondisi eksisting

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Tingkir

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

137

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 106804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 126544

6546

6548

6550

6552

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

138

b Saluran Sekunder Jalan Tritis Asri

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting)

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

00 01 02 03 04 05 06 076118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 086114

6116

6118

6120

6122

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

139

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri)

sub sistem Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Jetis ndash Setro dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 05 06 076108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 066104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

140

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana)

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi desain (rencana) hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

1 Saluran sekunder JLS s1

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126754

6756

6758

6760

6762

6764

6766

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

141

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

2 Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126586

6588

6590

6592

6594

6596

6598

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126500

6502

6504

6506

6508

6510

6512

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P24

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

142

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105730

5732

5734

5736

5738

5740

5742

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145704

5706

5708

5710

5712

5714

5716

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 14 165490

5492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

143

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

a Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145266

5268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 125230

5232

5234

5236

5238

5240

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

144

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

b Jalan Judistira

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 10 12 145128

5130

5132

5134

5136

5138

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P39

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 145092

5094

5096

5098

5100

5102

5104

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

ation

(m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

145

00 02 04 06 08 105564

5566

5568

5570

5572

5574

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105440

5442

5444

5446

5448

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105414

5416

5418

5420

5422

5424

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

146

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngawen - Sraten dapat di lihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis

a Saluran Kota Baru

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105390

5392

5394

5396

5398

5400

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

147

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 11172014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255295

5300

5305

5310

5315

5320

kedungringis Plan Plan 01 11172014 3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 205265

5270

5275

5280

5285

5290

kedungringis Plan Plan 01 11172014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

148

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 205175

5180

5185

5190

5195

5200

kedungringis Plan Plan 01 11172014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

149

00 05 10 15 20 255330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

150

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

c Saluran Jalan Osamaliki

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 20 255154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan 2-2

00 02 04 06 08 105654

5656

5658

5660

5662

5664

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

151

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kedungringis dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

a Saluran Jalan Pattimura

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105588

5590

5592

5594

5596

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

152

00 01 02 03 04 05 06 075672

5674

5676

5678

5680

5682

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075522

5523

5524

5525

5526

5527

5528

5529

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075498

5499

5500

5501

5502

5503

5504

5505

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

153

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

00 01 02 03 04 05 06 075322

5324

5326

5328

5330

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K8

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600 700530

540

550

560

570

580

590

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

154

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kebonsamas ndash Kalisawo dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105668

5670

5672

5674

5676

5678

5680

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105536

5538

5540

5542

5544

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105387

5388

5389

5390

5391

5392

5393

5394

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I9

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

155

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

a Saluran Jalan Tingkir

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

00 02 04 06 08 106798

6800

6802

6804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106794

6796

6798

6800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

156

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Tritis Asri

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126540

6542

6544

6546

6548

6550

6552

6554

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 11222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

157

00 02 04 06 08 106118

6120

6122

6124

6126

6128

6130

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V7

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106112

6114

6116

6118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106104

6106

6108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

158

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Jetis ndash Setro dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting

Kapasitas saluran eksisting bisa diketahui dengan menghitung luas penampang

basah saluran Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan luas penampang

basah dari perhitungan HEC-RAS Tujuan dari perhitungan di atas adalah untuk

mengetahui apakah saluran tersebut melimpas atau tidak

Apabila luas penampang basah saluran eksisting lt luas penampang basah hasil

perhitungan HEC-RAS saluran tersebut melimpas Dan sebaliknya apabila luas

penampang basah saluran eksisting gt luas penampang basah hasil perhitungan

HEC-RAS saluran aman tidak melimpas

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan 226 Drainase sekunder Meluap

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan 115 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan 225 Drainase sekunder Meluap

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi 072 Drainase tersier Tidak meluap

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan 280 Drainase primer Tidak meluap

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak

278 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan 568 Drainase primer Tidak meluap

00 02 04 06 08 106100

6102

6104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

159

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana

(m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak 901 Drainase primer Tidak meluap

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak 1057 Drainase primer Tidak meluap

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak 1886 Drainase primer Tidak meluap

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak 2161 Drainase primer Tidak meluap

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak 2413 Drainase primer Tidak meluap

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak 3225 Drainase primer Tidak meluap

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana

(m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama S Sraten 1 147 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama 3 S Sraten 2 553 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 9 S Sraten 3 1364 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 6 S Sraten 4 1380 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 5 S Sraten 5 2106 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 1 S Sraten 6 3821 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 S Sraten 7 4222 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 8 S Sraten 8 4637 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 7 S Sraten 9 4681 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama 10 S Sraten 10 5389 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 4 S Sraten 11 5700 Drainase primer Tidak meluap

12 N1 S Ngawen 1 627 Drainase primer Tidak meluap

13 N2 S Ngawen 2 1422 Drainase primer Tidak meluap

14 N3 SNgawen 3 1607 Drainase primer Tidak meluap

15 J7 Jalan Prumasan 087 Drainase tersier Meluap

16 J5 Jalan Sidomulyo 029 Drainase tersier Meluap

17 J6 Jalan Hasanudin 026 Drainase sekunder Tidak meluap

18 J6-1 Jalan Arjuno 018 Drainase sekunder Tidak meluap

19 Jalan J10 Jalan Merak 019 Drainase tersier Saluran penuh

20 J4 Jalan Kenteng 011 Drainase tersier Tidak meluap

21 Jalan J8 Jalan Yudistira 039 Drainase sekunder Meluap

22 J9-1 Jalan Osamaliki 107 Drainase sekunder Tidak meluap

23 J9-2 Jalan Osamaliki 046 Drainase sekunder Tidak meluap

24 J2 Jalan Osamaliki 273 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

160

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki 015 Drainase tersier Tidak meluap

26 Jalan J1 Jalan Parikesit 015 Drainase sekunder Tidak meluap

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga 149 Drainase sekunder Meluap

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga 123 Drainase sekunder Saluran penuh

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga 112 Drainase sekunder Meluap

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 1044 Drainase primer Tidak meluap

31 As2 Sal Andong 1 137 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As2-1 Sal Andong 2 150 Drainase sekunder Tidak meluap

33 As2-2 Sal Andong 3 320 Drainase sekunder Tidak meluap

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 496 Drainase sekunder Tidak meluap

35 J9 Jalan Veteran 047 Drainase sekunder Tidak meluap

36 J11 Jalan Arjuno 067 Drainase tersier Meluap

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama0 S Kedungringis 1 117 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama S Kedungringis 2 204 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 252 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama1 S Kedungringis 4 372 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 1321 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama2 S Kedungringis 6 1494 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 3 S Kedungringis 7 1546 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 13 S Kedungringis 8 1779 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 10 S Kedungringis 9 1791 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama11 S Kedungringis 10 2835 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 12 S Kedungringis 11 3830 Drainase primer Tidak meluap

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 181 Drainase skunder Tidak meluap

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 474 Drainase sekunder Meluap (penyempitan)

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 1062 Drainase sekunder Tidak meluap

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 1084 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru 623 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 13 Jalan Yudistira 045 Drainase sekunder Meluap

18 Jalan 11 Jalan Semarang - Salatiga

161 Drainase sekunder Meluap

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto 027 Drainase tersier Tidak meluap

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin 027 Drainase tersier Saluran penuh

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

161

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini 146 Drainase sekunder Tidak meluap

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso 104 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini 088 Drainase sekunder Meluap

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki 032 Drainase sekunder Meluap

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki 119 Drainase sekunder Meluap

26 Jalan 12 Jalan Brigjen

Sudiarto 056 Drainase tersier Tidak meluap

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto 018 Drainase tersier Saluran penuh

28 Jalan 4 Jalan Sukowati 037 Drainase tersier Tidak meluap

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun)

022 Drainase tersier Meluap

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto

029 Drainase tersier Meluap

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar 051 Drainase tersier Tidak meluap

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan

043 Drainase sekunder Tidak meluap

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman 052 Drainase sekunder Saluran penuh

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman 031 Drainase sekunder Hulu

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini 032 Drainase sekunder Meluap

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki 073 Drainase sekunder Tidak meluap

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol 042 Drainase sekunder Meluap

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor

070 Drainase sekunder Meluap

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro 041 Drainase sekunder Meluap

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga

065 Drainase sekunder Tidak meluap

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 136 Irigasisekunder Tidak meluap

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 473 Irigasisekunder Tidak meluap

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 584 Irigasisekunder Meluap

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 090 Drainase sekunder Tidak meluap

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 674 Drainase sekunder Meluap

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 567 Drainase sekunder Tidak meluap

47 As2-2 Sungai Tugu 2 849 Drainase sekunder Tidak meluap

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 953 Drainase sekunder Tidak meluap

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga 053 Drainase sekunder Meluap

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga 014 Drainase sekunder Meluap

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga 037 Drainase sekunder Meluap

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga 077 Drainase sekunder Meluap

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga 035 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

162

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 As-4 Anak Sungai Kebonsamas

072 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama Sal Kebonsamas 1 150 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 3 Sal Kebonsamas 2 229 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 5 Sal Kebonsamas 3 330 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 4 Sal Kebonsamas 4 416 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 6 Sal Kebonsamas 5 434 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 Sal Kebonsamas 6 889 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 1 Sal Kebonsamas 7 1542 Drainase primer Tidak meluap

9 As1 Anak Sal Kebonsamas 1

320 Drainase primer Tidak meluap

10 As3 Anak Sal Kebonsamas 1

306 Drainase primer Tidak meluap

11 As1-1 Anak Sal Kebonsamas 2

754 Drainase primer Tidak meluap

12 As1-3 Anak Sal Kebonsamas 3

834 Drainase primer Tidak meluap

13 As1-2 Anak Sal Kebonsamas 4

907 Drainase primer Tidak meluap

14 As2 Anak Sal Kebonsamas 1

025 Drainase primer Tidak meluap

15 As2-1 Anak Sal Kebonsamas 2

214 Drainase primer Tidak meluap

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

044 Drainase sekunder Meluap

17 J1 Jalan Pattimura 054 Drainase sekunder Meluap

18 J2 Jalan Domas 021 Drainase tersier Tidak meluap

19 J4 Jalan Ki Penjawi 039 Drainase tersier Meluap

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi 034 Drainase sekunder Meluap

21 J3 Jalan Pattimura 073 Drainase sekunder Saluran penuh

22 J6 Jalan Kaliwesi 022 Drainase tersier Tidak meluap

23 J7 Jalan Batutulis 080 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

163

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan

Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama Sungai Jetis 1 560 Drainase sekunder Tidak meluap

2 Utama10 Sungai Jetis 2 986 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Utama5 Sungai Jetis 3 1100 Drainase sekunder Tidak meluap

4 Utama4 Sungai Jetis 4 3186 Drainase sekunder Tidak meluap

5 Utama6 Sungai Jetis 5 5527 Drainase sekunder Tidak meluap

6 Utama7 Sungai Jetis 6 5735 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 7029 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 7963 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama2 Sungai Setro 1 8943 Drainase sekunder Tidak meluap

10 Utama9 Sungai Setro 2 11636 Drainase primer Tidak meluap

11 Jalan 9 Jalan Tingkir 048 Drainase sekunder Saluran penuh

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga 088 Drainase sekunder Meluap

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

041 Drainase sekunder Tidak meluap

14 Jalan 10 Jalan Tingkir 061 Drainase sekunder Tidak meluap

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo - Salatiga

032 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari 075 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

877 Drainase sekunder Tidak meluap

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir 040 Drainase tersier Tidak meluap

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

1291 Drainase sekunder Saluran penuh

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo 148 Drainase sekunder Meluap

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

165 Drainase sekunder Saluran penuh

22 Jalan 3 Jalan Argoboga 034 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend Sudirman

441 Drainase sekunder Tidak meluap

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga 104 Drainase sekunder Meluap

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 156 Irigasi sekunder Tidak meluap

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 165 Irigasi sekunder Tidak meluap

27 As6 Saluran Klampean 1 172 Drainase sekunder Tidak meluap

28 As6-1 Saluran Klampean 2 861 Drainase sekunder Tidak meluap

29 As6-2 Saluran Klampean 3 1120 Drainase sekunder Tidak meluap

30 As3 Saluran Noborejo 1 1176 Irigasi sekunder Tidak meluap

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 1208 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As3-4 Saluran Cengek 1 271 Irigasi sekunder Tidak meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

164

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

33 As4 Anak Saluran Cengek A

325 Irigasi sekunder Tidak meluap

34 As3-1 Saluran Cengek 2 586 Irigasi sekunder Tidak meluap

35 As5 Anak Saluran Cengek B

384 Irigasi sekunder Tidak meluap

36 As3-2 Saluran Cengek 3 1172 Irigasi sekunder Tidak meluap

37 As3-5 Saluran Cengek 4 2341 Drainase primer Tidak meluap

38 As1 Sungai Ngaglik 1 477 Drainase primer Tidak meluap

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 1098 Drainase primer Tidak meluap

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 1250 Drainase primer Tidak meluap

41 As2 Saluran Jamban 1 066 Drainase primer Tidak meluap

42 As2-1 Saluran Jamban 2 262 Drainase primer Tidak meluap

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri 121 Drainase sekunder Saluran penuh

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri 017 Drainase sekunder Saluran penuh

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan 243 Drainase sekunder Meluap

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan 138 Drainase sekunder Meluap

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso 187 Drainase sekunder Saluran penuh

48 Jalan 19 Jalan Benoyo 307 Drainase sekunder Tidak meluap

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

085 085

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi Drainase Tersier 080 070

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak Drainase Sekunder

400 300

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

165

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama S Sraten 1 Drainase Primer 765 350

2 Utama 3 S Sraten 2 Drainase Primer 850 450

3 Utama 9 S Sraten 3 Drainase Primer 750 450

4 Utama 6 S Sraten 4 Drainase Primer 900 350

5 Utama 5 S Sraten 5 Drainase Primer 770 350

6 Utama 1 S Sraten 6 Drainase Primer 910 350

7 Utama 2 S Sraten 7 Drainase Primer 880 750

8 Utama 8 S Sraten 8 Drainase Primer 880 670

9 Utama 7 S Sraten 9 Drainase Primer 880 600

10 Utama 10 S Sraten 10 Drainase Primer 880 600

11 Utama 4 S Sraten 11 Drainase Primer 880 600

12 N1 S Ngawen 1 Drainase Primer 260 260

13 N2 S Ngawen 2 Drainase Primer 940 280

14 N3 SNgawen 3 Drainase Primer 910 750

15 J7 Jalan Prumasan Drainase Tersier 060 100

16 J5 Jalan Sidomulyo Drainase Tersier 069 100

17 J6 Jalan Hasanudin Drainase Sekunder 060 100

18 J6-1 Jalan Arjuno Drainase Sekunder 060 080

19 Jalan J10 Jalan Merak Drainase Tersier 060 080

20 J4 Jalan Kenteng Drainase Tersier 050 100

21 Jalan J8 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 080 040

22 J9-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

23 J9-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

24 J2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 100 180

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

166

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki Drainase Tersier 055 050

26 Jalan J1 Jalan Parikesit Drainase Sekunder 080 060

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 090 105

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 Drainase Primer 920 400

31 As2 Sal Andong 1 Irigasi Sekunder 080 090

32 As2-1 Sal Andong 2 Irigasi Sekunder 360 300

33 As2-2 Sal Andong 3 Irigasi Sekunder 350 300

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 Drainase Sekunder 460 350

35 J9 Jalan Veteran Drainase Sekunder 090 110

36 J11 Jalan Arjuno Drainase Tersier 080 075

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama0 S Kedungringis 1 Drainase Primer 250 300

2 Utama S Kedungringis 2 Drainase Primer 250 300

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 Drainase Primer 480 320

4 Utama1 S Kedungringis 4 Drainase Primer 480 320

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 Drainase Primer 500 350

6 Utama2 S Kedungringis 6 Drainase Primer 500 350

7 Utama 3 S Kedungringis 7 Drainase Primer 600 400

8 Utama 13 S Kedungringis 8 Drainase Primer 600 400

9 Utama 10 S Kedungringis 9 Drainase Primer 600 400

10 Utama11 S Kedungringis 10 Drainase Primer 600 400

11 Utama 12 S Kedungringis 11 Drainase Primer 600 400

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 Drainase Skunder 200 250

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 Drainase Sekunder 200 250

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 Drainase Sekunder 250 250

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 Drainase Sekunder 250 250

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru Drainase Sekunder 175 200

17 Jalan 13 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 070 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

167

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

18 Jalan 11 Jalan Semarang -

Salatiga Drainase Sekunder 100 100

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin Drainase Tersier 060 060

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 250 200

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso Drainase Sekunder 070 090

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini Drainase Sekunder 100 100

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 070 080

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

26 Jalan 12 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 190 170

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

28 Jalan 4 Jalan Sukowati Drainase Tersier 050 100

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun) Drainase Tersier 070 080

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 070 080

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar Drainase Tersier 050 100

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan Drainase Sekunder 060 080

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 060 080

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol Drainase Sekunder 060 080

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor Drainase Sekunder 100 100

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro Drainase Sekunder 080 100

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga Drainase Sekunder 095 110

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 IrigasiSekunder 080 090

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 IrigasiSekunder 360 300

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 IrigasiSekunder 350 300

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 Drainase Sekunder 250 200

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 Drainase Sekunder 250 200

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 Drainase Sekunder 350 250

47 As2-2 Sungai Tugu 2 Drainase Sekunder 350 250

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 Drainase Sekunder 350 250

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

168

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 As-4 Anak Sungai

Kebonsamas Drainase Primer 130 180

2 Utama Saluran Kebonsamas 1 Drainase Primer 350 180

3 Utama 3 Saluran Kebonsamas 2 Drainase Primer 350 180

4 Utama 5 Saluran Kebonsamas 3 Drainase Primer 490 150

5 Utama 4 Saluran Kebonsamas 4 Drainase Primer 520 130

6 Utama 6 Saluran Kebonsamas 5 Drainase Primer 360 180

7 Utama 2 Saluran Kebonsamas 6 Drainase Primer 360 180

8 Utama 1 Saluran Kebonsamas 7 Drainase Primer 360 180

9 As1 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 230 270

10 As3 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 080 180

11 As1-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 080 180

12 As1-3 Anak Saluran

Kebonsamas 3 Drainase Primer 260 270

13 As1-2 Anak Saluran

Kebonsamas 4 Drainase Primer 390 220

14 As2 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 100 100

15 As2-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 390 180

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

Drainase Sekunder

070 060

17 J1 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 080 090

18 J2 Jalan Domas Drainase Tersier 055 060

19 J4 Jalan Ki Penjawi Drainase Tersier 080 070

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi Drainase

Sekunder 060 080

21 J3 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 130 070

22 J6 Jalan Kaliwesi Drainase Tersier 055 060

23 J7 Jalan Batutulis Drainase Sekunder

080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

169

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama Sungai Jetis 1 Drainase Sekunder 550 600

2 Utama10 Sungai Jetis 2 Drainase Sekunder 550 600

3 Utama5 Sungai Jetis 3 Drainase Sekunder 1500 650

4 Utama4 Sungai Jetis 4 Drainase Sekunder 1500 650

5 Utama6 Sungai Jetis 5 Drainase Sekunder 1800 700

6 Utama7 Sungai Jetis 6 Drainase Sekunder 1800 700

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 Drainase Primer 900 550

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 Drainase Primer 900 550

9 Utama2 Sungai Setro 1 Drainase Sekunder 1400 600

10 Utama9 Sungai Setro 2 Drainase Primer 2600 600

11 Jalan 9 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 150

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 150

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 080 150

14 Jalan 10 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 170

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo -

Salatiga Drainase Sekunder 080 160

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari Drainase Sekunder 070 090

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 170 190

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir Drainase Tersier 060 070

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 220 200

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo Drainase Sekunder 100 150

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

Drainase Sekunder 170 120

22 Jalan 3 Jalan Argoboga Drainase Sekunder 080 100

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend

Sudirman Drainase Sekunder 170 120

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 120

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 Irigasi Sekunder 240 100

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 Irigasi Sekunder 240 100

27 As6 Saluran Klampean 1 Drainase Sekunder 230 240

28 As6-1 Saluran Klampean 2 Drainase Sekunder 230 240

29 As6-2 Saluran Klampean 3 Drainase Sekunder 230 240

30 As3 Saluran Noborejo 1 Irigasi Sekunder 900 450

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 Irigasi Sekunder 900 450

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

170

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

32 As3-4 Saluran Cengek 1 Irigasi Sekunder 900 450

33 As4 Anak Saluran Cengek A Irigasi Sekunder 1000 500

34 As3-1 Saluran Cengek 2 Irigasi Sekunder 900 450

35 As5 Anak Saluran Cengek B Irigasi Sekunder 1000 500

36 As3-2 Saluran Cengek 3 Irigasi Sekunder 1800 600

37 As3-5 Saluran Cengek 4 Drainase Primer 1800 600

38 As1 Sungai Ngaglik 1 Drainase Primer 1050 500

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 Drainase Primer 1050 500

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 Drainase Primer 1050 500

41 As2 Saluran Jamban 1 Drainase Primer 100 100

42 As2-1 Saluran Jamban 2 Drainase Primer 100 100

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 100

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 010

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 150

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 120

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso Drainase Sekunder 080 120

48 Jalan 19 Jalan Benoyo Drainase Sekunder 080 080

55 Penyusunan Peta Genangan

Berdasarkan hasil identifikasi genangan yang terjadi di Kota Salatiga berdasarkan

informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari masyarakat maka

disusunlah Peta Genangan Potensi Banjir di Kota Salatiga yang disajikan dalam

Gambar berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

171

Gambar 5-66 Peta Genangan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

172

6 BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga

611 Umum

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air PerkotaanrdquoSistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

173

Sebagaimana diuraikan diatas topografi Kota Salatiga secara umum merupakan

dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 450 ndash 825 m DPL Berdasarkan kondisi

topografi tersebut maka sistem drainase Kota Salatiga dapat dilakukan dengan

mengandalkan sistem gravitasi murni

Kondisi topografi Kota Salatiga dari arah selatan menuju ke arah utara terbagi

menjadi 2 bagian yang menunjukkan topografi yang semakin menurun Bagian

barat Kota Salatiga menurun ke arah barat laut sedangkan bagian timur Kota

Salatiga menurun Ke arah utara timur laut Pola topografi ini mempengaruhi

aliran sungai-sungai yang melewati Kota Salatiga seolah menyebar menuju arah

barat laut dan timur laut Kondisi ini mempengaruhi pembagian Sistem Drainase

Secara umum aliran yang terjadi merupakan aliran gravitasi sehingga konsep

Masterplan pengelolaan drainase disajikan dalam Gambar 6-1 di bawah ini

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga

Berdasarkan konsep diatas maka

1 Daerah hulu

Di daerah hulu dilakukan dengan

Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan

air hujan sumur resapan biopori dll

Hujan setempat Hujan di hulu

bull Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan air hujan sumur resapan biopori dll

bull Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir (gravitasi)

bull Bagi beban drainase sesuai dengan Sungai utama

bull Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode ulang 5 tahun

bull Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan Konsep Delta Q Zero

bull Fasilitas pemanenan air hujan dan Ekodrainase

Saluran penagnkap air

dari hulu

Hujan Daerah Hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

174

Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir

(gravitasi)

Bagi beban drainase sesuai dengan sungai utama

2 Daerah Perkotaan

Di daerah tengah perkotaan

Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan

Konsep Delta Q Zero Policy

Fasilitas pemanenan air hujan

3 Daerah Hilir

Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode

ulang 5 tahun

Sistem Drainase juga dikembangkan berdasarkan konsep drainase berwawasan

lingkungan ecodrainage dan berbasis masyarakat Masing-masing sistem

drainase dibagi menjadi daerah hulu dan hilir Sistem drainase yang

dikembangkan di daerah hulu dan hilir berbeda

612 Drainase Berwawasan Lingkungan

Drainase berwawasan lingkungan adalah prasarana yang berfungsi untuk

mengalirkan air permukaan ke badan air dimana pembangunannya terintegrasi

dengan Rencana Tata Ruang Kota Salatiga pelaksanaan pembangunan sarana

utilitas kota serta mempertimbangkan kondisi lingkungan fisik sosial dan

budaya sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia Oleh karena itu

permasalahan sistem drainase di kawasan perkotaan perlu diperhatikan dengan

melakukan pengkajian dari sudut perencanaan teknis dan dilihat kaitannya

secara menyeluruh dengan beberapa aspek lingkungan alam lingkungan sosial

dan lingkungan buatan

Masterplan Drainase Kota Salatiga ini bertujuan untuk mengkaji sistem

perencanaan makro drainase dalam kerangka Rencana Tata Ruang Kota Salatiga

menganalisis kondisi sistem saluran drainase di kawasan perkotaan serta

kaitannya dengan kondisi kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan

masyarakat di sekitarnya dan mengusulkan sistem perencanaan makro drainase

berwawasan lingkungan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

175

613 Ekodrainase Resapan

Dalam konsep drainase konvensional seluruh air hujan yang jatuh ke di suatu

wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke

badan air Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan akan memunculkan

berbagai masalah baik di daerah hulu tengah maupun hilir Dampak dari

drainase konvensional adalah cadangan air tanah akan berkurang dan kekeringan

di musim kemarau akan terjadi

Untuk itu digunakan konsep Ekodrainase Drainase ramah lingkungan atau

ekodrainase menjadi konsep utama dan merupakan implementasi pemahaman

baru konsep ekohidraulik dalam bidang drainase Drainase ramah lingkungan

didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-

besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai

dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya

Air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak

mengalir secepatnya ke sungai Namun diusahakan meresap ke dalam tanah

guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau

Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim

hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia

Beberapa metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia

antara lain adalah

1 Metode kolam konservasi bioretensi

Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-kolam air baik

di perkotaan permukiman pertanian atau perkebunan Kolam konservasi

ini dibuat untuk menampung air hujan terlebih dahulu diresapkan dan

sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan

Kolam konservasi dapat dibuat dengan memanfaatkan daerah-daerah dengan

topografi rendah daerah-daerah bekas galian pasir atau galian material

lainnya atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal atau bagian

tertentu

Secara ideal kualitas dan besarnya limpasan air hujan yang keluar dari suatu

kawasan harus dipertahankan sama seperti kondisi lahan sebelum terbangun

Pengelolaan limpasan air hujan dengan menggunakan sistem ldquolow Impact

Developmentrdquo (LID) adalah konsep baru yang dikembangkan untuk sistim

drainasi berskala kecil (mikro) sangat sesuai diaplikasikan di daerah

Penerapan LID di beberapa daerah akan memberikan efek yang cukup baik

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

176

yaitu sangat mengurangi air limpasan Berbagai pustaka menyebutkan

teknik LID sangat cocok untuk mengelola limpasan air hujan dan menurunkan

tingkat polusi yang dikandungnya (Blue Land Water and Infrastructure

2000) USEPA 2000) Biaya yang diperlukan guna pembangunan

pengoperasian dan pemeliharan sistim drainasi dengan teknik LID cukup

murah dibandingkan biaya yang diperlukan pada sistim drainasi

konvensional Bioretensi dan saluran rumput dengan kemiringan yang

landai adalah dua teknik LID yang cocok diaplikasikan disini Gambar 52

adalah contoh bio-retensi yang fungsinya sebagai kolam detensi serta

penyaring polusi dari lapangan parkir

Gambar 6-2 Kolam Konservasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

177

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi dilapangan parkir

2 Metode sumur resapan

Metode sumur resapan merupakan metode praktis dengan cara membuat

sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan

atau kawasan tertentu Sumur resapan ini juga dapat dikembangkan pada

areal olahraga dan wisata Konstruksi dan kedalaman sumur resapan

disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat

Teknologi sumur resapan di lahan usaha tani rawan kekeringan belum begitu

banyak dikembangkan Hal ini karena selama ini sumur resapan lebih banyak

dikembangkan di daerah tangkapan air berbukit yang merupakan salah satu

bagian kegiatan dari program penghijauan

Selain itu selama ini sumur resapan juga banyak dikembangkan di

perumahanpemukiman Dengan sumur resapan maka aliran permukaan atau

air hujan disiasati agar masuk kedalam sumur Air tertampung akan

diresapkan pelan-pelan sebanyak mungkin kelapisan aquifer awal selama

musim penghujan dan akan menjadi tabungan air dibawah tanah yang cukup

potensial untuk dimanfaatkan kembali pada musim kemarau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

178

Gambar 6-4 Sumur Resapan

Sumur resapan juga bisa dibangun pada dasar saluran drainase yang

mempunyai dimensi lebar ge 080 m Sumur resapan dibangun pada jarak tiap

250 m Dengan adanya sumur resapan ini diharapkan air lebih banyak

menyerap ke dalam tanah sehingga dapat tersimpan dan berfungsi sebagai

cadangan air tanah

3 Sedrainpond

Indikator kinerja dari bangunan air seperti waduk bendung

bendungansalurandrainase maupun irigasi yaitu jumlah sedimen pada

bangunan air Semakin cepat terjadisedimentasi maka semakin pendek umur

pelayanan dari bangunan air itu kapasitas danvolume rencana sudah tidak

dapat terlayani dengan baik dan biaya operasianl dan pemeliharaan dari

akibat sedimen ini cukup besar Sedimentasi ini semakin dipicu

akibatterjadinya pemanasan global sehingga akan mempengaruhi iklim

dimana musim hujanmenjadi pendek sehingga intensitasnya cenderung

tinggi Butiran air hujan denganintensitas hujan tinggi akan mengenai tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

179

yang mengakibatkan limpasan air hujanbanyak mengandung butiran

tanahsedimen tersuspensi bahkan sampai terjadi banjirdan musim kemarau

menjadi panjang sampai tidak ada aliran air Sudah saatnya semuapihak

perlu memikirkan bahaya dan ancaman ini

Salah satu bangunan konservasi yang relati baru adalahSeDrainPond

(Sedimentation-Drainage-Ponding) dimana model ini mengendalikan

angkutan sedimen dengan menangkap sedimen (sediment

trapping)mengurangi debit limpasan yang sekaligus me-recharge air tanah

dan tangkapansedimen digunakan untuk pupuk dan dikembalikan lagi dalam

area sawahladang Modelini mampu mengurangi debit limpasan 50 dan

tergantung dari dimensi dan jumlah SeDrainPond mampu mengurangi

sedimen tersuspensi dan mengembalikan kesuburanlahan Dengan

pembuatan dan pemeliharaan oleh petani maka dapat mengurangi

biayaoperasional dan pemeliharaan bangunan air oleh pemerintah Bangunan

yang sepintas seperti sumur resapan ini fungsi utamanya adalah menangkap

air hujan yang turun di daerah hulu sebanyak-banyaknya untuk disimpan

didalam tanah sehingga kondisi tanah di hulu tidak sampai kering pada saat

musim kemarau

Cara membuatnya adalah kita membuat alur kecil sejajar dengan kontur

yang berfungsi sebagai saluran penangkap air Pada alur saluran setiap jarak

plusmn 15 m kita bulat lubang seperti jugangan dengan diameter 1 m dan

kedalaman 1-2 m Untuk mengatasi supaya lubang tidak longsor maka

diperkuat dengan dinding ayaman bambu

Gambar 6-5Contoh Bangunan SeDrainPond

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

180

4 Embung

Ketersediaan air di lahan kering dapat diperbaiki dengan embung-embung

yang dapat menampung dan menyimpan air Embung adalah bangunan

semacam kolam sebagai penampung air permukaan Penampungan air skala

kecil ini akan lebih berhasil jika dikelola sebagai satu sistem dengan tiga

komponen yaitu daerah tangkapan air yang menghasilkan aliran

permukaan embung yang menampung air dan daerah pengguna di mana air

yang terkumpul dimanfaatkan

Tujuan pembuatan embung adalah

1 Menampung dan mengalirkan air pada kolam penampung

2 Cadangan persediaan air untuk berbagai kebutuhan pada musim

kemarau

3 Menekan laju erosi dan sedimentasi

Sedangkan manfaatnya adalah persediaan air pada musim kemarau yang

dapat digunakan untuk berbagai keperluan (pertanian peternakan air baku

dll)

Sasaran pembuatan embung adalah lahan-lahan kering dan tadah hujan pada

hulu DAS yang

1 Bertipe iklim C (5-6 bulan basah) tipe iklim D (3-4 bulan basah) tipe

iklim E (lt 3 bulan basah) serta daerah kering lainnya yang memerlukan

embung

2 Air tanah sangat dalam atau tidak ada sama sekali

3 Tekstur tanah liat (tidak permeable) liat berlempung dan lempung liat

berdebu

Pemkot Salatiga pernah melaksanakan kajian studi pembangunan embung

dengan lokasi di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo yaitu embung

Nronggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

181

Embung Yang Sudah Berfungsi dengan penambahan Geomembran

Embung Lapangan tanpa penambahan Geomembran

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan

5 Bangunan Pengendali Alur

Bangunan pengendali alur adalah bendungan kecil yang lolos air yang dibuat

pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu kayu atau

bambu

Bangunan pengendali alur dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

a Untuk lebar alur lt 2 m dinamakan gully plug

b Untuk alur 2ndash5 m dinamakan dam parit

Sasaran dari pembuatan bangunan pengendali alur adalah

a Lahan dengan kemiringan sampai dengan 30 kemiringan alur maksium

5

b Daerah tangkapan air maksimum 10 ha

c Lebar dan kedalaman alurparitjurang maksimum 3x3 m

d Panjang alurparitjurang sampai sekitar 250 m

Bangunan ini sangat bagus dikerjakan didaerah hulu dengan kemiringan

tanah yang relatif terjal Bangunan ini berfungsi memperkecil kemiringan

alur dan menahan air supaya tidak langsung ke hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

182

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug

a b c

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit

Bangunan Dam Parit dapat difungsikan sebagai bendung-bendung kecil

sehingga dapat difungsikan untuk mengairi areal persawahan

6 Metode River Side Polder

Metode river side polder adalah metode menahan aliran air dengan

mengelolamenahan air kelebihan (hujan) di sepanjang bantaran sungai

Pembuatan polder pinggir sungai ini dilakukan dengan memperlebar

bantaran sungai di berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

183

Gambar 6-9River Side Polder

Bangunan ini diusulkan sebelum masuk ke Sungai Senjoyo dengan harapan

air drainase yang masuk ke Sungai Senjoyo memenuhi standard air baku

7 Metode pengembangan areal perlindungan air tanah (groundwater

protection area)

Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara menetapkan

kawasan lindung untuk air tanah di mana di kawasan tersebut tidak boleh

dibangun bangunan apa pun Areal tersebut dikhususkan untuk meresapkan

air hujan ke dalam tanah Di berbagai kawasan perlu sesegara mungkin dicari

tempat-tempat yang cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk

recharge dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai bagian penting dari

komponen drainase kawasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

184

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area

614 Drainase Berbasis Masyarakat

Drainase berbasis masyarakat (DBM) adalah penempatan dan pelibatan

masyarakat sebagai pelaku pengambil keputusan dan penanggung jawab dalam

penanganan drainase mulai dari identifikasi perencanaan pelaksanaan

pengelolaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan termasuk operasi dan

pemeliharaan sistem paska konstruksi

Pelibatan masyarakat dalam penanganan drainase disini diarahkan untuk

melayani penanganan sistem drainase lokal yaitu sistem saluran awal yang

melayani kawasan tertentu seperti kompleks perumahan areal pasar

perkantoran areal industri dan komersial yang melingkupi wilayan luasan

maksimal 10 Ha

Prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan DBM adalah pelibatan aktif

masyarakat (partisipative) pembiayaan bersama antara pemerintah dan

masyarakat (sharing) adanya keberlanjutan dalam operasional dan pemeliharaan

(sustainability) rasa memiliki oleh masyarakat (sense of belonging) dan

memungkinkan sistem drainase yang dibangun dikelola oleh masyarakat sendiri

(kemandirian)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

185

62 Analisis Tata Guna Lahan

621 Umum

Pada dasarnya rencana jaringan drainase berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Salatiga meliputi sistem pematusan atau jaringan pembuangan air

hujan dan air limbah dalam perencanaan kota merupakan rencana sektoral yang

harus direncanakan secara terpadu dan saling menunjang dengan rencana tata

ruang kota karena sistem jaringan ini memerlukan pengkajian faktor-faktor

teknis

Berdasarkan kondisi fisik alamnya Kota Salatiga akan direncanakan sebagai

daerah atau Kota yang masih mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup

dengan mencadangkan daerah terbuka dan hijau bagi kepentingan kegiatan kota

oleh karena itu dalam mengatasi pembuangan air hujan dan air limbah di Kota

Salatiga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

Sistem jaringan pematusan dikampung-kampung padat dan didaerah

pembangunan perumahan baru diarahkan untuk diberikan jaringan drainase

sekunder yang terpadu dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Sistem pembangunan jalan harus dilengkapi saluran buangan dengan dimensi

yang cukup sesuai dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Perlunya pemeliharaan secara intensif terhadap saluran-saluran yang ada

Dalam sistem jaringan pematusan diperlukan saluran utama kota yang dapat

memanfaatkan saluran-saluran alamiah (sungai) dan saluran irigasi yang

melalui Kota Salatiga

Selanjutnya untuk mengatasi berkembangnya daerah permukiman perkantoran

pertokoan aspal pavement dan lain-lain maka perlu adanya beberapa upaya

yang diantaranya sebagai berikut

Penghijauan kota

Material yang digunakan untuk menutup permukaan tanah dipilih material

yang berpori sehingga dapat meresapkan air hujan

Pembuatan sumur-sumur resapan air hujan guna mengurangi run off air

hujan

Memfungsikan saluran tersier di sisi kanan kiri pada setiap ruas jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

186

Sedangkan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai solusi agar

sistem drainase dapat berjalan sempurna adalah

Peningkatan konstruksi saluran dari yang berkonstruksi tanah ke pasangan

batu

Pembuatan saluran baru untuk menampung aliran air di sekitar jalan (bila

jalan turun) sehingga aliran air tersebut mengalir secara lancar dan teratur

Peningkatan pemeliharaan saluran

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase

Rencana pola ruang kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam

wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan

ukuran fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam yang

diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budidaya Pengaturan

pemanfaatan tersebut harus dapat menggambarkan keterpaduan keterkaitan

dan keseimbangan perkembangan serta keserasian antarsektor pembangunan

kota

1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang disiapkan untuk memperbaiki dan

menjaga iklim mikro meresapkan air menciptakan keseimbangan dan keserasian

lingkungan fisik kawasan dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati

Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi

1 Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya

2 Kawasan perlindungan setempat

3 Ruang Terbuka Hijau kota (RTH) Kota

4 Kawasan cagar budaya

5 Kawasan rawan bencana alam

6 Kawasan lindung geologi dan

7 Kawasan lindung lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

187

1 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

A Kawasan Lindung Yang Dikelola Oleh Masyarakat

Kebijakan pemanfaatan ruang ditentukan berdasarkan tujuan pemanfaatannya

yaitu mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan Kebijakan

tersebut meliputi

Penetapan kawasan lindung berdasarkan Kepres No 32 Tahun 1990 melalui

pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan

pengendalian

Pengendalian kegiatan budi daya yang telah ada (penggunaan lahan yang

telah berlangsung lama)

Pengembalian fungsi hidrologi kawasan hutan yang telah mengalami

kerusakan (rehabilitasi dan konservasi)

Pencegahan dilakukannya kegiatan budi daya kecuali kegiatan yang tidak

mengganggu fungsi lindung

Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan di lokasi hutan lindung

antara lain penelitian eksploitasi mineral dan air tanah pencegahan

bencana alam

Kawasan Lindung Kota adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan

satu ekosistem yang terletak pada wilayah kota kawasan lindung yang

memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di

wilayah kota dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan

pemerintah daerah kota

Lokasi

Kawasan Lindung di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Sidorejo meliputi

sebagian Kelurahan Bugel dan sebagian KelurahanBlotongan dan Kecamatan

Tingkir meliputi sebagian Kelurahan Sidorejo Kidul dan sebagian Kelurahan

Kutowinangun seluas 4492 ha dan di ruas Jalan Lingkar Salatiga di Kelurahan

Kumpulrejo dan Kelurahan Dukuh

B Kawasan Resapan Air

Kawasan Resapan Air yang fungsinya untuk menyimpan dan menyerap air untuk

kemudian diteruskan di kawasan di bawahnya (kawasan budi daya)

Tujuan PerlindunganPerlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk

memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

188

untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir

baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan

Kriteria Kawasan Resapan Air

1 Lahan dengan kemiringan 15 - 40

2 Struktur tanah mampu meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu

meresapkan air hujan secara besar-besaran

Peraturan Kawasan Resapan Air

1 Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik

2 Di areal kebuntegalan dikembangkan diversifikasi tanaman tahunan

perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang sesuai dan pencegahan

erosi

3 Di areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan penanaman tanaman

tahunan perkebunan buah-buahan atau tanaman kayu-kayuan untuk

bangunanperkakas rumah tangga

4 Di areal permukiman diusahakan dengan cara

a Pemeliharaan teras sebaik mungkin

b Penanaman pohon buah-buahan perkebunan maupun kayu-kayuan di

pekarangannya

c Minimal tersedia sebagian lahan pekarangan untuk serapan air hujan

Lokasi Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Argomulyo terletak

di Kelurahan Randuacir dan sebagian Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Sidorejo

meliputi Kelurahan Bugel Kelurahan Blotongan dan Kecamatan Tingkir terletak

di Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

Rencana pengembangan kawasan yang memberi perlindungan kawasan

bawahannya meliputi

1 melakukan penghijauan

2 mengarahkan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air untuk fungsi hutan

3 mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan yang memberi perlindungan

kawasan bawahannya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

189

2 Kawasan Perlindungan Setempat

A Kawasan Sempadan Sungai

Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk

sungai buatankanalsaluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai

Tujuan Perlindungan Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat

mengganggu dan merusak kualitas air sungai kondisi fisik sungai serta

mengamankan aliran sungai

Kriteria Kawasan Sempadan Sungai

1 Sungai bertanggul

a) Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki

tanggul

b) Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan

sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul

2 Sungai tidak bertanggul

a) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20

m garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m garis sempadan

ditetapkan sekurang-kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada

waktu ditetapkan

b) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai

seluas 500 km2 atau lebih penetapan garis sempadannya sekurang-

kurangnya 100 m

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

190

Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai kurang dari

500 km2 penetapan garis sempadannya sekurang-kurangnya 50 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Untuk mewujudkan pembangunan yang tertib berdasarkan rencana tata ruang

yang telah disusun maka diperlukan pengendalian penataan ruang Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 35 diuraikan

bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan

zonasi perizinan pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi

Dan pada Pasal 36 ayat 3c peraturan zonasi ditetapkan dengan peraturan daerah

untuk peraturan zonasi

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Salatiga pada dasarnya berisikan

(1) Arahan peraturan zonasi (2) Arahan perizinan (3) Arahan pemberian insentif

disinsentif dan (4) Arahan sanksi Berikut ini dikemukakan arahan tersebut yang

disesuaikan dengan pembagian kawasan menurut Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Arahan Zonasi merupakan arahan yang terkait dengan kepentingan perijinan yang

menjadi wewenang kota dengan pola ruang wilayah kota Arahan peraturan

zonasi disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang serta

berdasarkan rencana kawasan strategis untuk setiap zona pemanfaatan ruang

Yang termasuk arahan peraturan zonasi terdiri dari kawasan lindung dan kawasan

budi daya Arahan ini mengkaitkan antara pola pemanfaatan ruang yang ada di

Kota Salatiga dengan kegiatan yang mungkin diajukan oleh berbagai pihak untuk

dimintakan perijinannya

1 Peraturan zonasi untuk sempadan sungai disusun dengan memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas sungai

- Diizinkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak

mengganggu kualitas sungai

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

191

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

2 Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan mata air disusun dengan

memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran

terhadap mata air

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas mata air

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan mata air sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan adalah bagian dari Sistem drainase

Salatiga Barat dengan Sungai Ngemplak dan Sungai Sawahan sebagai sungai

utama badan air Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng

sebagian Sungai Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai

Sraten Secara Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngemplak - Sawahan

termasuk dalam wilayah Kecamatan Sidomukti dan sebagian kecil masuk

Kecamatan Argomulyo Bentuk DTA sub sistem Ngemplak - Sawahan adalah

memanjang dari hulu ke hilir dengan luas DTA plusmn 4714 ha Tata guna lahan di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

192

Sub DAS Ngemplak ndash Sawahan adalah didominasi bukit dan perbukitan dengan

kemiringan yang cukup terjal

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan

6311 Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada sub sistem ini adalah tutupan lahan yang berupa

hutan tanaman keras yang sudah mulai berkurang menjadi persawahan dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

193

ladang terbuka sehingga jika terjadi hujan akan terjadi erosi dan sedimentasi

tinggi lumpur yang tinggi serta banyaknya sampah di sungai

6312 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Ngemplak-Sawahan dilakukan dengan

1 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

2 Penataan kawasan hulu dengan pembangunan embung lapangan gully plug

dam parit pembangunan sedrainpond penerapan pembuatan sumur resapan

pada kawasan permukiman baik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di JLS

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten

Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten juga adalah Subsistem drainase yang

merupakan bagian dari Sistem Salatiga Barat Sungai utama di Sub Sistem ini

adalah Sungai Ngawen yang bertemu dengan Sungai Sraten menuju ke arah barat

daya menuju Rawa Pening Sungai Sraten dan Sungai Ngawen berfungsi sebagai

sungai utama badan air Di dalam sub Sistem ini banyak mengalir drainase

sekunder antara lain Kali Warak Drainase sekunder Kel Dukuh dan masih

banyak lagi Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng Sungai

Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai Sraten Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngawen Berada di masuk ke Kecamatan

Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo Luas Sub Sistem Ngawen adalah 127980

ha dan mempunyai bentuk seperti kipas

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

194

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

6321 Permasalahan

Di dalam sistem ini beberapa saluran drainase banyak yang sluran drainasenya

belum ada ada juga yang saluran drainasenya terputus dimensinya terlalu kecil

dan saluran yang pengendapan lumpurnya tinggi serta banyaknya sampah di

sungai

Sebagai contoh endapan yang tinggi terjadi di Jalan Lingkar Selatan Salatiga

Jl Argorumekso di Tegalrejo Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Sedangkan drainase yang terputus ada di sebagian Jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

195

Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo Jalan Amarta di Sidomulyo dan

Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di Kumpulrejo Kec Argomulyo

6322 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Sraten-Ngawen dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo

Jalan Amarta di Sidomulyo dan Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di

Kumpulrejo Kec Argomulyo

2 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jalan Lingkar Selatan Salatiga Saluran di sekitar Pasar Sapi Saluran

di Jalan Yudhistira Saluran di Jalan OsamalikiJl Argorumekso di Tegalrejo

Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari Kecamatan Sidomukti

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di daerah sekitar Pasar Sapi

4 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

5 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan embung lapangan

gully plug dam parit sumur resapan pada kawasan permukiman

pembangunan sedrainpondbaik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Sub Sistem Drainase Kedungringis merupakan Subsistem drainase dari Sistem

Salatiga Barat Terletak diatas Sub Sistem Ngawen dan dibatasi oleh Jl Salatiga -

Semarang di sebelah utara Sistem ini menampung beban drainase dari pusat

kota Di dalam sub sistem ini banyak timbul permasalahan karena banyaknya

spot-spot genangan terutama di Kecamatan Sidorejo Secara Administratif

sebagian besar Sub Sistem Drainase Kedungringis berada di masuk ke Kecamatan

Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kedungringis adalah 6751 ha Panjang

saluran drainase tidak terlalu panjang dengan bentuk DTA melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

196

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis

6331 Permasalahan

Dalam identifikasi permasalahan ditemukan berbagai permasalahan di Sub Sistem

Drainase Kedungringis antara lain

1 Jl Kartini Kel Salatiga Kec Sidorejo saluran tertutup oleh perkerasan

sehingga pemeliharaannya sulit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

197

2 Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran terjadinya sedimentasi

endapan yang tinggi dalam saluran

3 Jl H Ilyas Jl Raya Muncul saluran yang masih terpotong perlu dilakukan

penyambungan agar aliran air mengalir sesuai dengan sub sistem yang telah

disetujui

6332 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kedungringis dilakukan dengan

1 Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis

ke arah hulu sampai Kelurahan Pulutan Saluran Kota Baru Normalisasi

Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

2 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S

Kedungringis Saluran Belakang RSUD Salatiga Saluran Kutowinangun

Saluran Benoyo Saluran Jalan Semarang-Salatiga Normalisasi Jalan Kartini

3 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Jl H Ilyas Jl Raya Muncul Kecandran

Sidorejo Lor Sidorejo

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran

5 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

6 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

Sub Sistem Drainase KebonsamasndashKalisawo merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Sub sistem ini terletak di wilayah paling utara Kota

Salatiga di Kecamatan Sidorejo Dibatasi oleh Jl Salatiga - Semarang di sebelah

selatan dan batas Kota Salatiga dengan kabupaten Semarang di sebelah utara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

198

Sistem ini menampung beban drainase dari pusat kota terutama dari pusat

permukiman dan pertokoan Sistem ini bermuara di Sungai Tuntang Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo berada

di Kecamatan Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo adalah

10472 hadan dengan bentuk DTA melebar

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

199

6341 Permasalahan

Di wilayah sub sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo permasalahan yang

muncul adalah banyaknya saluran drainase yang berfungsi ganda yaitu sebagai

saluran drainase dan saluran irigasi terutama di Kelurahan Bugel dan Kel

Salatiga Disamping itu saluran sekunder di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

dimensinya kecil sehingga perlu dilebarkan

6342 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo dilakukan dengan

1 Melakukan normalisasi pada Sungai Kalitaman Sungai Progo Saluran

Pattimurta Saluran di Belakang UKSW

2 Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan

membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

4 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

5 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

Sub Sistem yang paling luas dalam Sistem Drainase di Kota Salatiga adalah Sub

Sistem Drainase Jetis - Setro Sub Sistem ini merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Luas DTA Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro adalah

21137 ha Dengan bentuk seperti kipas beberapa sungai besar seperti Sungai

Ngaglik Sungai Jetis Sungai Senjoyo berada dalam Sub sistem ini Aliran sungai

dalam sub sistem ini memanjang dari batas wilayah Kota Salatiga sebelah selatan

menuju ke arah utara dengan beberapa titik pertemuan dan berakhir di Sungai

Setro sebelum masuk ke Sungai Tuntang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

200

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro

6351 Permasalahan

Berdasarkan peta genangan Salatiga 2014 Sub sistem Jetis ndash Setro memiliki

daerah genangan yang paling banyak Daerah genangan itu meliputi daerah Jetis

Damatex SMP 8 Ledok dst

Seperti pada sub sistem yang lain umumnya kondisi saluran kurang terawat yang

diindikasikan banyaknya endapan atau sedimen di dalam saluran seperti terjadi

di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

201

1 Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo

2 Jl Muh Yamin Ledok Salatiga

3 Jl Pasar ndashMuwardi Kutowinangun Tingkir

4 Jl Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir

5 Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor Argomulyo

Saluran drainase yang terputus atau belum ada saluran drainasenya antara lain di

1 Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir

2 Jl Tingkir ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo

3 Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah Argomulyo

4 Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

Juga adanya genangan di Depan Damatex pada Jl Semarang-Solo juga perlu

perhatian khusus

6352 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Jetis - Setro dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir Jl Tingkir

ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah

Argomulyo Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

2 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu

Acir

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo Jl Muh Yamin Ledok Salatiga Jl

Nanggulan Jl Tritis Asri Jl PasarndashMuwardi Kutowinangun Tingkir Jl

Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor

Argomulyo

4 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang

lewat perkampungan

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

202

7 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan sumur resapan pada

kawasan permukiman baik yang sudah terbangun maupun yang akan

datang

8 Pembuatan shortcut di Depan Damatex untuk membagi debit yang terlalu

besar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

203

7 BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga

Indikasi program merupakan rumusan program yang terintegrasi dengan tujuan

dan sasaran pengelolaan Rumusan program tersebut diturunkan menjadi

kegiatan dan diperjelas dengan lokasi volume dan jangka waktu pelaksanaan

kegiatan Indikasi program yang dirumuskan dirunut pada masing-masing tujuan

pengelolaan

Periode pelaksanaan strategi pengelolaan Master Plan Drainase Kota Salatiga

iniadalah 25 tahun dijabarkan dalam tahapan sebagai berikut

1 Strategi menengah I Dilaksanakan pada periode tahun 2015-2020

2 Strategi menengahII Dilaksanakan pada periode tahun 2021-2025

3 Strategi menengah III Dilaksanakan pada periode tahun 2026-2030

4 Strategi menengah IV Dilaksanakan pada periode tahun 2031-2035

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

204

5 Strategi menengah V Dilaksanakan pada periode tahun 2036-2040

Dalam menentukan periode strategi tersebut turut mempertimbangkan

kepentingan untuk segera dilaksanakannya program-program tersebut sesuai

dengan penanganan drainase Kota Salatiga

Adapun indikasi program Master Plan Drainase Kota Salatiga dirumuskan sebagai

berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

205

Tabel 7-1 Indikasi Program

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Terwujud-

program

penanganan

Drainase Kota

Salatiga

Menggalakkan

kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai

pengelolaan dan

pemanfaatan

sumberdaya air dan

lahan

Pemberlakuan

perijinan dan

pengawasan

Pelatihan dan Sosialisasi Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Penetapan peraturan-

peraturan tentang

pengelelolaan Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Pembentukan Forum

Masyarakat Pecinta Lingkungan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Penggalakan kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai usaha

pelestarian dan

kebersihan

lingkungan

Kegiatan pemberdayaan dan

pendampingan masyarakat

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Optimalisasi badan penyuluh

lapangan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Konservasi Non

Teknis

Penanaman hutan rakyat

Sub Sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan 30 ha radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Ngawen - Sraten 24 ha radic radic radic radic radic

Penghijauan lingkungan Seluruh wilayah

perencanaan

500 tanaman

per kelurahan radic radic radic radic radic

Penanaman Hutan Kota (RTH)

Sub Sistem Drainase

Kedungringis 20 lokasi radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Jetis - Setro 16 lokasi radic radic radic radic radic

Memberikan

batasan eksploitasi

air dan lahan

Pemasangan rambu-

rambu kelestarian air

dan lahan

Pemasangan rambu-batas

sempadan rambu pelarangan

buang sampah di sungai

saluran

Seluruh wilayah

perencanaan 2000 rambu radic radic

Meminimalisasi

terjadinya konflik

pemanfaatan

sempadan dalam

pengusahaan

Sosialisasi peraturan daerah

terkait daerah sempadan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

206

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

aktivitas budidaya

Mengembangkan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Pengembangan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Kegiatan penyusunan sistem

informasi drainase perkotaan

Seluruh wilayah

perencanaan 1 paket radic radic radic

Mengembangkan

model

penanggulangan

bencana banjir

Pengembangan model

penanggulangan

bencana banjir

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngemplak - Sawahan

5 km radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

20 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic

Membangun embung lapangan 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

40 titik radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 75 km radic radic radic radic

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngawen - Sraten

6 km radic radic

Normalisasi saluran sekitar

Pasar Sapi 2 km radic

Membangun embung lapangan 2 lokasi radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic

Normalisasi saluran jalan

Yudistira 150 km

radic

Normalisasi saluran jalan

Osamaliki 150 km radic

Kolam resapan bioretensi 15 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 10 km radic radic radic

Normalisasi saluran Sub Sistem 35 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

207

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kedungkopyah mulai

pertemuan dg Sungai

Kedungringis ke arah hulu

sampai Kelurahan Pulutan

Kedungringis

Normalisasi saluran ke arah

Kota Baru 15 km radic

Normalisasi Saluran

Kedungringis mulai RSUD

Salatiga sampe daerah

Kelurahan Pulutan

2 km radic

Normalisasi Saluran Andong

dari Gereja Bethel sampai

pertemuan

S Kedungringis

25 km radic

Normalisasi Saluran di belakang

RSUD Salatiga 08 km radic

Normalisasi Saluran

Kutowinangun 25 km radic

Normalisasi Saluran Benoyo 18 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Semarang - Salatiga 20 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Osamaliki 10 km

radic

Normalisasi Saluran Jalan

Kartini 15 km

radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

275 km radic radic radic radic radic

Kolam resapan bioretensi 20 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 2000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 9 km radic radic

Membangun saluran yang

belum ada di sekunder Jl Argo Sub Sistem 18 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

208

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Borga ndash Jl Randu Acir Jetis ndash Setro

Normalisasi saluran Jalan

Tingkir 20 km

radic

Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 20 km radic

Normalisasi saluran Jalan Tritis

Asri 20 km

radic

Membangun dinding penahan

tanah di sungai Jetis dan

sungai Ngaglik yang lewat

perkampungan

15 km radic radic radic

Merehab leaning Sungai

Klampean (sejajar dengan

jalan raya Salatiga ndash Solo)

15 km radic radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

100 km radic radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

30 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic radic radic

River Side Polder 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 70 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 12 km radic

Normalisasi Sungai Kalitaman

Sub Sistem

Kebonsamas - Kalisawo

5 km radic

Normalisasi saluran di Jl

Pattimura 2 km radic

Normalisasi saluran di belakang

Kompleks UKSW 2 km radic

Normalisasi Saluran Pengging

sampai pertemuan K Progo

(dengan membangun parapet)

dan dibuatkan pintu klep

075 km radic

Normalisasi K Progo 3 km radic

Membangun dinding penahan 5 km radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

209

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

tanah di sungai yang lewat

perkampungan

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm 80 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 100 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 1000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 15 km radic radic

Evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Pemeliharaan rutin

dan Operasional

Pemeliharaan saluran primer Seluruh wilayah

perencanaan 2 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan saluran tersier Seluruh wilayah

perencanaan 4 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan rambu Seluruh wilayah

perencanaan 20 lokasi radic radic radic radic radic

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja Saluran

Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan tiap tahun radic radic radic radic radic

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

210

72 Operasi dan pemeliharaan

721 Operasi Sistem Drainase

Operasi sistem drainase mempunyai dua pengertian yaitu dalam arti luas dan

dalam arti sempit Dalam arti luas operasi sistem drainase adalah usaha-usaha

untuk memanfaatkan prasarana drainase secara optimal Sedangkan dalam arti

sempit operasi sistem drainase adalah pengaturan bangunan yang berkaitan

dengan drainase seperti kolam penampung stasiun pompa pintu klep lobang

pengontrol (manhole) box culvert gorong-gorong dll untuk mengeluarkan air

dari kawasanlahan yang dilindungi dan mengalirkan air ke saluran pembuang

(penerima) danatau muara

Ruang lingkup kegiatan operasi sistem drainase meliputi pekerjaan

1 Penyuluhan tentang pemanfaatan sistem drainase

2 Melaksanakan pengoperasian bangunan-bangunan pada sistem drainase

seperti pompa pintu-pintu dll

722 Pemeliharaan Sistem Drainase

Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana drainase selalu

dapat berfungsi dengan baik selama mungkin selama jangka masa pelayanan

yang direncanakan

Kondisi sistem drainase biasanya cepat menurun sehingga mempengaruhi

kinerja sistem Oleh karena itu diperlukan program pemeliharaan yang lengkap

dan menyeluruh

Ruang lingkup pemeliharaan sistem drainase meliputi

1 Kegiatan pengamanan dan pencegahan

a Inspeksi rutin

b Melarang membuang sampah di salurankolam

c Melarang merusak bangunan drainase

2 Kegiatan perawatan

a Perawatan rutin

b Perawatan berkala

3 Kegiatan perbaikan

a Perbaikan darurat

b Perbaikan permanen

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

211

c Penggantian

Secara ringkasi komponen kegiatan OampP sistem drainase dapat dilihat pada Tabel

berikut

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

1 Saluran

drainase

internal

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

saluran

TAHUNAN

Pengerukan endapan sedimen dalam

saluran

2 Tanggul

Jalan inspeksi

BULANAN

Potong rumput

TAHUNAN

Kontrol elevasi puncak yang

diperlukan

Perbaikan tanggul jalan isnpeksi yang

rusak

3 Bangunan-

bangunan

drainase

pintu gorong-

gorong dll

HARIAN

Membukatutup pintu air

Mencatat elevasi air di

outlet dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

gorong-gorong atau bangunan

lainnya

TAHUNAN

Pengecatan dan pelumasan pintu-

pintu air

Pengerukan endapan sedimen dalam

bangunan gorong-gorong dan

bangunan tertutup lainnya

3 Kolam

intersepsi

kolam tando

HARIAN

Mencatat elevasi air kolam

dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

Kualitas air3 bl

TAHUNAN

Pembersihan 6 bl

Chek profil kolam

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

212

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

4 Rumah pompa

1 Diesel

2 Pompa

3 Genset

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

Mengisi bahan bakar

BULANAN

Membersihkan kotoran

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Pemanasan mesin

BULANAN

Checkservis

Filter BBM

Oli+filter

Greasing

Battery + pengisian

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Servis battery (5 th)

Cat (5 th)

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

HARIAN

Pemanasan

BULANAN

Checkservis

Grease pump

Oli transmisi

Pulley belt

Kabel penghubung

Elevasi inlet-outlet

TAHUNAN

Over haul (15000 jam)

Ganti oli transmisi (5 th)

Ganti kabel terminal (5 th)

Kabel kontrol (5 th)

Screw bearing (5 th)

Motor bearing (5 th)

Gear box (5 th)

Service blade screw (5 th)

Pulley belt

Rehabilitasi bangunan

HARIAN

Back up PLN

BULANAN

Pengisian bahan bakar

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Checkservis

Bahan bakar

Air

Batttery

Oli

BULANAN

Checkservis

Filter bahan bakar

Filter Oli

Batttery + charger

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Check battery

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

213

Berdasarkan komponen kegiatan OampP tersebut di atas maka komponen biaya

OampP pada sistem drainase antara lain meliputi

1 Biaya Personil

2 Biaya Operasional Kantor

3 Biaya Listrik dan atau BBM

4 Biaya Perawatan Bangunan dan atau Peralatan

5 Biaya Pengerukan Sedimen

6 Biaya Perawatan lainnya

73 Rencana Pembiayaan

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik

Biaya konstruksi merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

konstruksi bangunan secara fisik diluar biaya-biaya lainnya Pendekatan biaya

konstruksi berdasarkan estimasi prakiraan biaya fisik yang dikeluarkan

Beberapa asumsi digunakan dalam prakiraan biaya yaitu

1 Biaya Konstruksi berdasarkan biaya konstruksi dasar dengan dasar harga

satuan bahan dan upah Kota Salatiga tahun 2015

2 Biaya pembebasan lahan dan bangunan berdasarkan harga pasaran lahan di

masing-masing wilayah dimana kegiatan pembangunan drainase

dilaksanakan

3 Biaya Konsultansi (Konsultan DED dan Supervisi) diperkirakan 5 dari biaya

dasar konstruksi

4 Biaya Administrasi Proyek diperkirakan sebesar 3 dari biaya dasar

konstruksi

5 Biaya sosialisasi diperkirakan 2 dari biaya dasar konstruksi

6 Kontigensi fisik diperkirakan sebesar 25 dari biaya dasar konstruksi

7 Biaya kenaikan Harga selama periode konstruksi diperkirakan terjadi

kenaikan harga sebesar 5 dari biaya dasar konstruksi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

214

732 Biaya Pembebasan Lahan

Biaya pembebasan lahan dan bangunan di hitung berdasarkan biaya untuk

pekerjaan - pekerjaan konstruksi antara lain

1 Pelebaran saluran atau sungai

2 Pembuatan embung tanggul kolam resapan River Side Polder jembatan

jalan inspeksi dan lain ndash lain

Harga satuan lahan dinyatakan dalam harga lahan per m2 berdasarkan harga

lahan dalam NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak

Bumi dan Bangunan Kota Salatiga Harga lahan bervariasi antara Rp250000

sampai Rp 2000000 per m2 sedangkan harga bangunan bervariasi antara Rp

600000 sampai Rp1750000 per m2 bangunan

Berdasarkan asumsindashasumsi tersebut maka biaya investasi awal perbaikan sistem

drainase Kota Salatiga untuk masing-masing sistem adalah sbb

733 Biaya Investasi

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

I Sistem Drainase Salatiga Barat

a Sub Sistem Ngemplak - Sawahan 12505000

1 Normalisasi saluran JLS 400 km 1250000 5000000

2 Membangun embung lapangan 100 lok 1750000 1750000

3 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

4 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

5 Pembangunan sumur resapan 8000 unit 12500 1000000

6 Pembangunan Sedrainpond 4000 ttk 7500 300000

7 Pembangunan saluran tersier 500 km 750000 3750000

b Sub Sistem Ngawen - Sraten

26537500

1 Normalisasi saluran JLS 600 km 1250000 7500000

2 Normalisasi saluran sekitar Pasar Sapi

200 km 800000 1600000

3 Normalisasi Saluran Jalan Yudistira 150 km 1250000 1875000

4 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 150 km 1250000 1875000

5 Membangun embung lapangan 200 lok 1750000 3500000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

215

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

6 Membangun gully plug 2500 lok 3500 87500

7 Membangun dam parit 5000 lok 15000 750000

8 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

9 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

10 Pembangunan saluran tersier 1000 km 750000 7500000

I Sistem Drainase Salatiga Barat

c Sub Sistem Kedungringis 44525000

1

Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis ke arah hulu sampe Kelurahan Pulutan

325 km 1500000 4875000

2 Normalisasi saluran ke arah Kota Baru

150 km 2250000 3375000

3 Normalisasi Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

175 km 1500000 2625000

4 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S Kedungringis

225 km 1500000 3375000

5 Normalisasi Saluran di belakang RSUD Salatiga

070 km 1500000 1050000

6 Normalisasi Saluran Kutowinangun

175 km 1000000 1750000

7 Normalisasi Saluran Benoyo 180 km 750000 1350000

8 Normalisasi Saluran Jalan Semarang - Salatiga

200 km 1250000 2500000

9 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 100 km 750000 750000

10 Normalisasi Saluran Jalan Kartini 150 km 1250000 1875000

11 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

2750 km 400000 11000000

12 Kolam resapan bioretensi 2000 lok 40000 800000

13 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

14 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

15 Pembangunan Biopori 20000 ttk 300 600000

16 Pembangunan saluran tersier 900 km 750000 6750000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

216

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

II Sistem Drainase Salatiga Timur

a Sub Sistem Kebonsamas - Kalisawo

42752500

1 Normalisasi Sungai Kalitaman 500 km 1500000 7500000

2 Normalisasi saluran di Jl Pattimura 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran di belakang Kompleks UKSW

200 km 1250000 2500000

4

Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

075 km 1250000 937500

5 Normalisasi K Progo 280 km 1250000 3500000

6 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

500 km 2500000 12500000

7 Pembangunan sumur resapan 5000 lok 12500 625000

8 Pembangunan Sedrainpond 6000 ttk 7500 450000

9 Pembangunan Biopori 80000 ttk 300 240000

10 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

b Sub Sistem Jetis ndash Setro

73080000

1 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu Acir

180 km 2000000 3600000

2 Normalisasi saluran Jalan Tingkir 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 200 km 1250000 2500000

4 Normalisasi saluran Jalan Tritis Asri 200 km 1250000 2500000

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang lewat perkampungan

1500 km 2500000 37500000

6 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

150 km 2500000 3750000

7 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

1000 km 400000 4000000

8 River Side Polder 100 lok 2250000 2250000

9 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

217

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

10 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

11 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

12 Pembangunan Sedrainpond 7000 ttk 7500 525000

13 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

218

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya masing-masing sub sistem wilayah drainase ( x Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis - Setro

1 Biaya Fisik Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2

Biaya Konsultasi

(Perencanaan dan

Pengawasan

Rp 87535000 Rp 185762500 Rp 311675000 Rp 299267500 Rp 511560000 Rp 1395800000

3 Biaya Administrasi Rp 37515000 Rp 79612500 Rp 133575000 Rp 128257500 Rp 219240000 Rp 598200000

4 Biaya Sosialisasi amp

Pemberdayaan Rp 62525000 Rp 132687500 Rp 222625000 Rp 213762500 Rp 365400000 Rp 997000000

5 Biaya Kontingensi Rp 31262500 Rp 66343750 Rp 111312500 Rp 106881250 Rp 182700000 Rp 498500000

6 Biaya Pembebasan Tanah Rp 187575000 Rp 530750000 Rp 890500000 Rp 641287500 Rp 1096200000 Rp 3346312500

7 Total (1 sd 6) Rp 1656912500 Rp 3648906250 Rp 6122187500 Rp 5664706250 Rp 9683100000 Rp 26775812500

8 Pajak PPN (10 x 7) Rp 165691250 Rp 364890625 Rp 612218750 Rp 566470625 Rp 968310000 Rp 2677581250

Total (7 + 8) Rp 1822603750 Rp 4013796875 Rp 6734406250 Rp 6231176875 Rp 10651410000 Rp 29453393750

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

219

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan

Dalam beberapa dekade Operasi dan Pemeliharaan (OampP) untuk proyek sumber

daya air khususnya proyek drainase tidak mendapatkan perhatian yang serius

Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan kebutuhan OampP tetapi lebih

karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang cukup Kesulitan memperoleh

biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan OampP tersebut dan bahkan jika

biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa biaya tersebut dipakai untuk OampP

jika kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendesak muncul bersamaan

Beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan untuk

mencari jalan keluar mengenai permasalahan OampP Beberapa proyek mulai

memasukan komponen biaya OampP yang memadahi Rencana persiapan OampP

susunan institusi OampP dan lain ndash lain sudah mulai dipersiapkan Juga mulai

diperkenalkannya partisipasi aktif para penerima manfaat dalam kegiatan OampP

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OampP) merupakan dua kegiatan yang

berbeda namun tidak dapat saling dipisahkan karena saling pengaruh

mempengaruhi satu dan lainnya Dalam terminologi rekayasa pemeliharaan

dapat didefinisikan sebagai seni untuk menjaga peralatan bangunan dan

fasilitas lain yang terkait pada kondisi yang kondusif untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang diharapkan Pengoperasian sistem drainase

memerlukan tidak hanya operasi fisik dari berbagai komponen tetapi

operasinya dalam kondisi darurat dan permintaan (on-call)

Prakiraan biaya OampP saluran untuk masing-masing segmen saluran pada masing-

masing sistem drainase dengan asumsi perhitungan bahwa biaya O amp P sebesar

10 dari biaya fisik dasar konstruksi Ringkasan biaya OampP saluran ditampilkan

dalam Tabel berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

220

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP Setiap Tahun Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya Masing-Masing Sub Sistem Wilayah Drainase ( X Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis ndash Setro

1 Biaya Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2 Biaya O amp M (10 x 1) Rp 125050000 Rp 265375000 Rp 445250000 Rp 427525000 Rp 730800000 Rp 1994000000

3 Pajak PPN (10 x 2) Rp 12505000 Rp 26537500 Rp 44525000 Rp 42752500 Rp 73080000 Rp 199400000

Total (2 + 3) Rp 137555000 Rp 291912500 Rp 489775000 Rp 470277500 Rp 803880000 Rp 2193400000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

221

8 BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

81 Kesimpulan

Kesimpulan dari Kegiatan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini

adalah

1) Sistem Drainase Kota Salatiga dibagi menjadi 2 (dua) sistem yaitu Sistem

Drainase Salatiga Barat dan Sistem Drainase Salatiga Timur

a) Sistem Drainase Salatiga Barat adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Rawa Pening Sistem ini dibagi

menjadi 3 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Ngemplak ndash

Sawahan Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten dan Sub sistem

Drainase Kedungringis

b) Sistem Drainase Salatiga Timur adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Sungai Tuntang Sistem ini dibagi

menjadi 2 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Kebonsamas ndash

Kalisawo dan Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

222

2) Permasalahan terjadinya genangan lokal di Kota Salatiga disebabkan oleh

beberapa faktor seperti

a) Belum tersusunnya pola aliran dan pembagian sub sistem pengelolaan

drainase sehingga menyulitkan penanganan drainase secara

komprehensif dan berkelanjutan oleh pihak Pengelola DrainaseSecara

sistem jaringan drainase yang ada kurang mengikuti tata pola jaringan

drainase yang baik dan rapi

b) Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada kurang memadai yaitu

kapasitas beberapa ruas jaringan drainase berkurang karena

pendangkalan terjadinya kerusakan saluran adanya penyempitan

(bottle neck) dan kurangnya perawatan yang memadai

c) Banyak terdapatnya saluran drainase yang tertutup oleh bahu jalan

perkerasan jalan dan bangunan lain sehingga kurang berfungsi secara

optimal dan menyulitkan pemeliharaannya

d) Di beberapa tempat saluran drainase terputus belum terbangun tidak

tersambung secara menerus sehingga fungsi sebagai drain tidak

tercapai

e) Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

wilayah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk

ke saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genanganHal ini

seperti yang terjadi di daerah depan Kantor Polantas dekat Kafe Ole

dekat RS

f) Kondisi side-inlet dari badan jalan ke saluran drainase juga kebanyakan

tidak sesuai dan tidak berfungsi sehingga aliran yang jatuh ke badan

jalan tidak dapat masuk ke saluran dengan cepat

g) Ada saluran yang masih berfungsi ganda yaitu saluran irigasi sekaligus

saluran drainase Karena filosofi saluran irigasi lebar saluran semakin

menyempit maka disamping debit yang besar juga terjadi bottle neck

seperti pada saluran Kedungkopyah Akibat kondisi seperti ini sebagian

wilayah di Kelurahan Pulutan mengalami genangan pada saat musim

hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

223

3) Permasalahan teknis drainase diperparah dengan masalah sosial budaya

a) Sangat kurangnya kesadaran partisipasi kepedulian serta

keterlibatan masyarakat dalam ikut menjaga saluran drainase yang ada

dengan membuang sampah dan limbah ke saluran drainase semakin

memperparah kondisi jaringan drainase yang ada

b) Kurangnya pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan drainase

sehinggamasyarakat belum merasa memiliki prasarana drainase yang

ada dan belum sepenuhnya ikut bertanggungjawab terhadap prasarana

drainase

4) Perlu dilaksanakannya program penanganan drainase mengacu pada Sub

Sistem yang telah dibuat dan disepakati yang tidak mengacu pada batas-

batas administrasi

5) Selanjutnya Penanganan Drainase Kota Salatiga hendaknya mengacu Pada

Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini beserta lampirannya

dengan berbagai penyesuaian dengan kondisi terakhir di lapangan

82 Saran

1) Sudah saatnya pemerintah Kota Salatiga mulai menerapkan kebijakan Delta-Q

zero policy yaitu setiap pembangunan suatu kawasan harus tidak boleh

menambah beban debit aliran yang keluar dari kawasan tersebut dengan

jalan adanya kewajiban pembuatan kolam-kolam retensi sumur resapan

areal resapan atau ground reservoir untuk menampung air hujan di lokasi

area masing-masing

2) Sesuai dengan hasil Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini

penataan sistem jaringan drainase perlu segera dilakukan dan ditindak

lanjuti dengan survey investigasi dan detail desain guna menangani lokasi-

lokasi yang terjadi permasalahan

3) Kampanye sosialisasi serta educating public sangat perlu dilakukan guna

meningkatkan kepedulian partisipasi dan persepsi masyarakat pada saluran

drainase dan sarana prasarana yang lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

224

4) Perlunya pelibatan masyarakat dalam kegiatan drainase sehingga masyarakat

akan bertanggung jawab dan ada rasa memiliki terha

5) Dari permasalahan-permasalahan di atas maka perlu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Peningkatan kapasitas resapan baik dengan sumur resapan kolam retensi

penampungan air hujan Areal untuk kolam retensi atau areal

penampungan air hujan ini perlu diperkuat secara hukum

b) Peningkatan kesadaran partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam

pemeliharan saluran dan sistem drainase

c) Jaringan irigasi dan sanitasi harus dipisahkan dari jaringan drainase

supaya memudahkan pengoperasian dan tidak mengganggu saluran

drainase

6) Perlunya secara periodik Masterplan Drainase ini ditinjau agar sesuai dan

selalu up to date dengan perkembangan dan dinamika Kota Salatiga

83 Rekomendasi

Untuk mendukung dan mensukseskan implementasi Masterplan Drainase Kota

Salatiga maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut

1) Dokumen Laporan Masterplan Drainase Kota Salatiga secepatnya ditetapkan

menjadi Peraturan Daerah sehingga mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat kepada seluruh stakeholders

2) Perlu diterbitkan Peraturan Walikota (Perwalkot) yang mendukung

diantaranya tentang Sumur Resapan Pembangunan Embung dan Kolam

Konservasi Bio Retensi bagi Pengembang

3) Pemerintah Kota Salatiga perlu secepatnya menginventarisasi dan

mengamankan daerah sempadan sungai saluran mata air serta badan air

lainnya Untuk sungai-sungai dan badan air yang belum jelas daerah

sempadannya perlu segera diatur dan diusahakan

4) Lokasi-lokasi yang diproyeksikan untuk pembangunanembung dan fasilitas

drainase lainnya perlu segera diamankan Hal ini untuk menghindari adanya

penyalahgunaan fungsi atau peruntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

225

5) Perlu segera ditindaklanjuti dengan Perencanaan Rinci (DED) sesuai dengan

skala prioritas sebelum dilakukan kegiatan fisik

6) Perlu dibentuk suatu badan independent yang menangani tata air perkotaan

ldquoSalatiga Peduli Drainase dan Lingkunganrdquo yang anggotanya terdiri dari

berbagai unsur masyarakat (stakeholders) baik perorangan maupun

lembagaorganisasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

226

1 DAFTAR REFERENSI

Arsyad Sitanala (1989) Konservasi Tanah dan Air Bogor Penerbit IPB Press

Badan Pusat Statistik Kota Salatiga (2013) Salatiga Dalam Angka Tahun 2012 dalam

wwwsalatigakotabpsgoid

Bappeda Kota Salatiga (2014) Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Masterplan Drainase

Kota Salatiga

Merry Y Dkk (2010) Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Debit Limpasan

Drainase Di Kota Bukittinggi Laporan Akhir Penyusunan Masterplan Drainase

Perkotaan Kota Bukittinggi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi

PT MULTIDECON Internal(2007) Master Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Bappeda

Kota Salatiga

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 ndash 2030 Pemerintah Kota Salatiga

RISPAM Salatiga (2014) Laporan Akhir Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum di

Kota Salatiga

Soemarto CD (1999) Hidrologi Teknik Edisi Dua Erlangga Jakarta

Soewarno (1995) Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid 1 Nova

Bandung

Sosrodarsono S dan Tominaga M (1994) Perbaikan dan Pengaturan Sungai Pradnya

Paramita Jakarta

Sri Harto Br (1993) Analisis Hidrologi Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Subarkah Iman(1979) Bangunan Air Idea Dharma Bandung

Suripin (2004) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan ANDI Offset Yogyakarta

Takebayashi K (1988) Text Book of Urban Drainage River Engineering Course IV at

Diponegoro University DGWRD-NIKKEN Consultants Inc

  • Cover Lap Akhirpdf
  • Lap Akhir MP Drainase Salatigapdf

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

i

KATA PENGANTAR

Buku Laporan Akhir pekerjaan ldquoPenyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga

Tahun 2014rdquoini disusun untuk memenuhi kontrak kerja antara BAPPEDA Kota Salatiga

dengan Konsultan PT Tumbuh Jaya Desain Semarang Buku ini berisikeseluruhan hasil

pekerjaan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 beserta

lampirannya

Laporan Akhir terdiri dari 2 (dua) buku yaitu

Buku I Laporan Utama

Buku II Laporan Pendukung

Buku ini adalah Buku I Laporan Utama yang berisi semua hasil pekerjaan mulai

dari pengumpulan data kegiatan lapangan analisis hasil perencanaan beserta

kesimpulan dan rekomendasinya

Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada BAPPEDA

Kota Salatiga atas kepercayaan yang diberikan dankepada Direksi Pekerjaan yang

memberikan saran pengarahan dan koreksi dalam penyusunan Laporan Akhir iniKami

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku Laporan Akhir ini

Untuk itu saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi sempurnanya

Laporan ini

Semoga Laporan Akhir ini sesuai dengan apa yang direncanakan dan memberikan

manfaat yang optimal dalam penanganan permasalahan drainase di Kota Salatiga

Semarang 12 Desember 2014

TIM PENYUSUN

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR ISTILAH xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Maksud dan Tujuan 2

121 Maksud 2

122 Tujuan 2

13 Sasaran Kegiatan 3

14 Lingkup Kegiatan 3

15 Referensi Hukum 6

16 Waktu Pelaksanaan 7

17 Sistematika Laporan 7

BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI 9

21 Lokasi Studi 9

22 Topografi dan Fisiografi 12

23 Geologi 12

24 Demografi 12

25 Sosial dan Ekonomi 14

251 PDRBIncome Perkapita 14

252 Mata Pencaharian Penduduk 14

26 Hidrologi dan Hidrogeologi 15

261 Hidrologi 15

262 Hidrogeologi 16

27 Tata Guna Lahan 18

271 Tata Guna Lahan Eksisting 18

272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan 21

28 Permasalahan Drainase Kota Salatiga 22

BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING 28

31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007 28

311 Sistem Kartini 29

312 Sistem Buk Suling 30

313 Sistem Nanggulan 31

314 Sistem Kridanggo 33

315 Sistem Osamaliki 34

316 Sistem Kesehatan 34

317 Sistem Kalinongko 36

318 Sistem Hasanudin 36

319 Sistem Ledok 37

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

iii

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030 40

33 Hasil Inventory Lapangan 42

331 Inventori Saluran 42

332 Identifikasi Lokasi Genangan 45

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan 49

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan 50

BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN 52

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase 52

42 Kriteria Umum 53

421 Data Dasar 53

422 Standar Teknis 54

423 Studi Terdahulu 54

424 Kala Ulang 55

43 Analisis Hidrologi 56

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai 56

432 Analisa Distribusi Curah Hujan 59

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah 59

434 Pengukuran Dispersi 62

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana 64

436 Pengujian Kecocokan Sebaran 66

437 Debit Banjir Rencana 68

438 Konsep EPA SWMM 73

439 Pemodelan dalam EPA SWMM 78

44 Kriteria Analisa Hidrolika 83

441 Aliran 83

442 Perencanaan Saluran 85

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS 86

BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA 89

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem 89

52 Analisis Hidrologi 91

521 Analisis Data Hujan 91

522 Hujan Maksimum Wilayah 92

523 Hujan Rencana 93

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi 97

525 Curah Hujan Terpakai 102

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 103

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan 110

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten 110

533 Sub Sistem Kedungringis 111

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 111

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro 112

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL 112

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS 113

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting 121

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

iv

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 121

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 124

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis 128

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 133

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 136

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana) 140

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 140

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 143

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis 146

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 151

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 155

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting 158

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana 164

55 Penyusunan Peta Genangan 170

BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA 172

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga 172

611 Umum 172

612 Drainase Berwawasan Lingkungan 174

613 Ekodrainase Resapan 175

614 Drainase Berbasis Masyarakat 184

62 Analisis Tata Guna Lahan 185

621 Umum 185

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase 186

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 190

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga 191

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan 191

6311 Permasalahan 192

6312 Penanganan 193

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 193

6321 Permasalahan 194

6322 Penanganan 195

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis 195

6331 Permasalahan 196

6332 Penanganan 197

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 197

6341 Permasalahan 199

6342 Penanganan 199

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro 199

6351 Permasalahan 200

6352 Penanganan 201

BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA 203

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga 203

72 Operasi dan pemeliharaan 210

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

v

721 Operasi Sistem Drainase 210

722 Pemeliharaan Sistem Drainase 210

73 Rencana Pembiayaan 213

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik 213

732 Biaya Pembebasan Lahan 214

733 Biaya Investasi 214

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan 219

BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 221

81 Kesimpulan 221

82 Saran 223

83 Rekomendasi 224

DAFTAR REFERENSI 226

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga 11

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012 14

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga 20

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan 22

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas

saluran di Buk Suling 23

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air 24

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid 25

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas

Saluran Menurun (terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi

Kali Pengging) 25

Gambar 2-9 Erosi di sungai Pertigaan utara JLS dan di Sungai Jetis yang Tinggi

Menyebabkan Kapasitas Sungai menurun 26

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis) 27

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan studiMaster

Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007 29

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini 30

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling 31

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan 32

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo 33

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki 34

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan 35

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko 36

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin 37

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok 38

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau) 39

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Perkotaan Terpadu 53

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan 57

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf aliran permukaan 58

Gambar 4-4 Metode Thiessen 61

Gambar 4-5 Metode Isohyet 62

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan

yang berbeda 69

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM 75

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM 79

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vii

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka 84

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS 87

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka 88

Gambar 5-1 Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga 90

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen 91

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris) Distribusi Log Pearson III 97

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga 103

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan 106

Gambar 5-8 Input Data Juction 107

Gambar 5-9 Input data subcatchment 108

Gambar 5-10 Input data conduit 108

Gambar 5-11 Input data curah hujan 109

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngemplak ndash Sawahan 110

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngawen-Sraten 110

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kedungringis 111

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo 111

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Jetis ndash Setro 112

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting) 121

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 123

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 125

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

viii

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) Sub

Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 127

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 129

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 130

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki) sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 132

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 134

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) 136

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 136

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 137

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting) 138

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri) sub sistem Jetis ndash

Setro (kondisi eksisting) 139

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 140

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 141

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 Sub Sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana) 141

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 142

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

ix

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 143

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 146

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 146

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 148

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 148

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 151

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 151

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 153

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 153

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 154

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 155

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 156

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 156

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 158

Gambar 5-66 Peta Genangan 171

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga 173

Gambar 6-2 Kolam Konservasi 176

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi di lapangan parkir 177

Gambar 6-4 Sumur Resapan 178

Gambar 6-5 Contoh Bangunan SeDrainPond 179

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

x

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan 181

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug 182

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit 182

Gambar 6-9 River Side Polder 183

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area 184

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan 192

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 194

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis 196

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 198

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro 200

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga 10

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan 12

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012 13

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012 13

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata

Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012 15

Tabel 2-6 Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun

2008-2012 16

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga 17

Tabel 2-8 Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha) 19

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha) 21

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga

Tahun 2014 45

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota 55

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm) 55

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan 69

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional 71

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995) 72

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan 75

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran 77

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda 78

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM 82

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga 93

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Normal dan Log Normal 94

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III 95

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square 98

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov 101

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga 101

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan

(satuan mm) 102

Tabel 5-10 Depression Storage Values 105

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xii

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow 105

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka 107

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA

SWMM 113

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngemplak - Sawahan 115

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sraten 116

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kedungringis 117

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 119

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro 119

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak Sawahan 158

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten 159

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis 160

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 162

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro 163

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan 164

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten 165

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis 166

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 168

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro 169

Tabel 7-1 Indikasi Program 205

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase 211

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota

Salatiga 218

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP setiap tahun Sistem Drainase Kota Salatiga 220

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xiii

DAFTAR ISTILAH

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan

atau ke bangunan resapan buatan

Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan

kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia

Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran

sekunder Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir Aliran dari

saluran primer langsung dialirkan ke badan air

Saluran Sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran

air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer

Saluran Tersier adalah saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-

saluran pembuangan rumah-rumah Umumnya saluran tersier ini adalah saluran

kiri kanan jalan perumahan

Sistem drainase utama adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar masyarakat

Sistem drainase lokal adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan

sebagian kecil masyarakat

Kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian hujan atau debit banjir rencana

yang mungkin terjadi

Garis sempadan drainase adalah garis batas luar saluran untuk melindungi fungsi

drainase perkotaan

Kota sedang adalah kota yang mempunyai penduduk berkisar antara 100000 sampai

500000 orang

Badan Air adalah sumber air di permukaan tanah yang berupa sungai atau danau dan di

bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam akifer

Daerah Tangkapan Air (DTA) atau Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang

menerima air hujan menampung dan mengalirkannya melalui satu

outlettempatperuntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

1

1 BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Drainase memiliki peran yang vital dalam menciptakan lingkungan perkotaan

yang bersih dan sehat Hal ini disebabkan lingkungan yang bersih dan sehat

sangat dipengaruhi oleh lancarnya saluran drainase dalam mengalirkan air hujan

maupun limbah rumah tangga menuju saluran pembuangan Sampah dan limbah

rumah tangga yang mengotori saluran dan sungai dapat menjadi sumber segala

macam penyakit dan menurunkan kualitas badan air yang selanjutnya juga

menurunkan kualitas air yang sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat

Dewasa ini permasalahan drainase di kawasan perkotaan semakin kompleks Hal

ini antara lain disebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan dan

laju perkembangan kota yang semakin meningkat Untuk itu dituntut suatu

pengelolaan drainase perkotaan secara komprehensif mulai saat perencanaan

pelaksanaan pembangunan hingga pemeliharaannyaPengelolaan drainase bukan

hanya persoalan teknis dan dana semata tetapi juga merupakan persoalan

sosial budaya dan partisipasi sehingga perlu pengelolaan secara komprehensif

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

2

Selama ini pengelolaan drainase masih dipandang hal yang bersifat teknis semata

dan cenderung menggunakan paradigma lama dimana air dialirkan ke badan air

secepat mungkin Padahal semestinya sebagian air masih bisa diresapkan

sehingga dapat mengurangi aliran permukaan (run off) dan menambah imbuhan

air tanah Teknologi pengelolaan drainase sudah jauh berkembang dengan model

bangunan imbuhan air tanah seperti sumur resapan biopori dll

Banyak faktor yang menentukan sistem dan penanganan drainase suatu kota

Faktor-faktor tersebut antara lain tipologi kota curah hujan tahunan luas dan

bentuk daerah daerah tangkapan airnya tata guna lahan dan sebagainya

sehingga tiap daerah memiliki tipologi yang berbeda-beda dan karenanya perlu

dianalisis tersendiri

Hal demikian juga berlaku untuk Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah Mungkin

saat ini persoalan drainase masih terbatas pada persoalan kapasitas saluran yang

kurang operasi amp pemeliharaan dan genangan lokal Akan tetapi pada masa

mendatang jika tidak dilakukan penanganan mulai dari sekarang akan timbul

masalah yang lebih kompleks

Untuk menghasilkan suatu model pengelolaan drainase di Kota Salatiga yang

komprehensif maka perlu disusun suatu Masterplan Drainase Kota Salatiga yang

berlaku selama 25 tahun ke depan

12 Maksud dan Tujuan

121 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun MasterplanRencana Induk Drainase

Kota Salatiga yang akan digunakan sebagai acuan dalam penanganan dan

pengelolaan drainase secara terpadu dalam jangka waktu 25 tahun ke depan

122 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini diharapkan hasilnya dapat digunakan

1 Sebagai acuan dalam penanganan dan pengelolaan drainase di Kota Salatiga

dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi yang terpadukomprehensif

dengan sektor-sektor lain serta sesuai dengan rencana tata ruang yang

berlaku

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

3

2 Sebagai referensi dalam kegiatan perencanaan lebih lanjut seperti

perencanaan teknis dan detail engineering designdrainase di Kota Salatiga

13 Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah

1 Mengetahui kondisi jaringan drainase eksisting Kota Salatiga dan

pengelolaannya

2 Menganalisisdan mengevaluasi sistem drainase Kota Salatiga berdasarkan hasil

survei lapangan dan kaidah-kaidah keilmuan (hidrologihidrolika) yang dapat

dipertanggungjawabkan

3 Melakukan perencanaan Masterplan Drainase di Kota Salatiga yang berlaku

dalam kurun waktu 25 tahun ke depan

4 Tersusunnya sistem-sistem dan sub sistem-sub sistem drainase di Kota Salatiga

yang terintegrasi dengan sarana prasarana kota lainnya serta sesuai dengan

rencana tata ruang yang berlaku

5 Menyajikan rencana program dan kegiatan secara komprehensif mengenai

rencana pembangunan dan pengembangan Saluran Drainase Kota Salatiga

untuk jangka menengah (5 tahunan) dalam rentang waktu 25 tahun ke depan

6 Membuat jadwal penanganan prioritas setiap tahunnya

14 Lingkup Kegiatan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup kegiatan Penyusunan

Masterplan Drainase Kota Salatigaadalah sebagai berikut

1 PengumpulanData

Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut

a) Studi-studi yang terkait

b) Data hidrologi hidrolika dan bangunan pelengkap

c) Data sosial ekonomi penduduk dan data lainnya yang ada hubungan

dengan studi terkait

d) Data keadaan saluran drainase dan badan air penerima yang ada sistem

geometri dan dimensi saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

4

e) Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi morfologi

sifat tanah dan tata guna lahan

f) Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan

g) Data rencana pengembangan kota foto udara pembiayaan institusi dan

kelembagaan dan peranserta masyarakat

2 Identifikasi Kondisi Sistem Drainase

Identifikasi kondisi sistem drainase dilakukan sebagai berikut

a) Penyusunan besaran daerah pengaliran (catchment area dalam ha)

saluran sungai menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran

b) Penghitungan panjang saluran (dalam mrsquo) dan nama badan air

penerimanya dari setiap saluran yang ada

c) Pengukuran penampang saluran dan kemiringan saluran minimal 3 titik

berbeda (awal tengah dan akhir) dari masing-masing saluran

d) Desain gambar bentuk dan ukuran penampang saluran-saluran yang ada

serta mencatat kondisinya saat ini dan tahun pembuatannya

e) Pengumpulan data gambar dan kapasitas bangunan pelengkap yang ada

dan dilengkapi dengan mencatat kondisi saat ini dan tahun pembuatan

f) Identifikasi permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran

3 Penyusunan Peta Genangan

Penyusunan peta genangan meliputi genangan rutin dan genangan potensial

yang perlu dilakukan meliputi

a) Identifikasi dan pemetaan lokasi genangan yang berada dalam area studi

b) Identifikasi luas tinggi dan lamanya genangan serta frekuensi dan waktu

kejadian dalam satu tahun untuk setiap daerah genangan

c) Identifikasi penyebab genangan

d) Identifikasi taksiran dan besaran kerusakan atau kerugian yang

ditimbulkan dalam bentuk biaya

4 Analisis

Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut

a) Analisis kondisi

1) Analisis kapasitas saluran

2) Analisis kapasitas bangunan pelengkap

3) Analisis struktur saluran dan bangunan pelengkap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

5

b) Analisis kebutuhan

1) Tentukan rencana alur saluran sesuai topografi dan tata guna lahan

2) Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran

3) Analisis intensitas hujan sesuai dengan kala ulang

4) Hitung debit rencana masing-masing saluran

5) Analisis perbedaan antara kebutuhan dan kondisi yang ada

5 Penyusunan Usulan Prioritas

Penyusunan usulan prioritas dilakukan dengan metode sebagai berikut

a) Penyusunan skala prioritas berdasarkan kepentingan dan pengembangan

daerah

b) Analisis berdasarkan pembobotan

c) Usulan skala prioritas

d) Identifikasi kepentingan daerah yang strategis

e) Identifikasi pengaruh langsung terhadap daerah lingkungan kumuh

f) Identifikasi fasilitas umum dan fasilitas sosial

g) Identifikasi pengaruh terhadap pengembangan tata ruang perkotaan

h) Penyusunan kegiatan berdasarkan tahapan mendesak 5 10 20 dan 25

tahun

6 Penyusunan Usulan Sistem Drainase Perkotaan

Menyusun usulan sistem drainase perkotaan dilaksanakan dengan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Identifikasi pola aliran dan sistem drainase kota dengan alternatif sistem

b) Identifikasi debit rencana (m3detik) dari masing-masing saluran

c) Perencanaan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya pada

masing-masing saluran

d) Identifikasi kebutuhan lahan

e) Perkiraan besar biaya ganti rugi lahan

7 Penyusunan Usulan Biaya

Penyusunan usulan biaya meliputi hal sebagai berikut

a) Penghitungan besaran biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk seluruh

pembangunan atau perbaikan sistem drainase yang diusulkan sesuai

tahapan

b) Penyusunan rencana sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

6

c) Penghitungan besaran biaya operasi dan pemeliharaan seluruh sistem

drainase pertahun

d) Identifikasi besaran biaya yang dapat ditanggung oleh masyarakat swasta

atau instansi lain

e) Identifikasi usulan kegiatan untuk meningkatkan sumber pembiayaan

8 Penyusunan Jadwal Kegiatan Pembangunan Sistem Drainase

Penyusunan jadwal kegiatan pembangunan sistem drainase meliputi hal

sebagai berikut

a) Zona sistem drainase yang akan dikerjakan

b) Waktu pembuatan studi kelayakan

c) Waktu pelaksanaan penyusunan rencana teknik (DED)

d) Waktu pelaksanaan pembangunan fisik

e) Waktu kegiatan operasional dan pemeliharaan dimulai

9 Rekomendasi

Untuk mendukung pengembangan sistem drainase perkotaan perlu diusulkan

langkah-langkah sebagai berikut

a) Usulan bentuk kelembagaan

1) usulan instansi yang berwenang menangani sistem drainase

2) usulan peningkatan fungsi organisasi pengelola

3) usulan jumlah personil dan uraian tugas dari masing-masing satuan

organisasi

b) Usulan koordinasi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana kota

lainnya

c) Usulan kebutuhan aspek hukum dan peraturan

d) Usulan mekanisme dan peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta

15 Referensi Hukum

Referensi Hukum yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga Tahun 2014 adalah sebagai berikut

1 Undang-Undang Republik Indonesia No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air

2 Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

7

3 Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4 Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sumberdaya Air

5 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan pengendalian Pencemaran Air

6 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1999 tentang Irigasi

7 Peraturan Menteri PU No 02PRTM2013 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumberdaya Air

8 Peraturan Menteri PU No 16PRTM2008 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

9 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu

Limbah Domestik

10 Peraturan perundangan lain yang terkait dan diutamakan yang lebih baru

16 Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 6 (enam) bulan kalender mulai

tanggal 16 Juni 2014 sampai dengan 15 Desember 2014

17 Sistematika Laporan

Untuk memudahkan pemahaman sistematika Laporan Akhir ini disusun sebagai

berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang maksud dan tujuan sasaran

kegiatan ruang lingkup kegiatan dan referensi hukum yang digunakan

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi wilayah studi yang meliputi letak

geografis dan administrasi karakteristik fisik dasar tata guna lahan eksisting dan

proyeksinya 25 tahun ke depan kondisi sarana dan prasarana drainase

permasalahan drainase yang ada

BAB III SISTEM DRAINASE EKSISTING

Bab ini menjelaskan tentang Masterplan drainase yang pernah dibuat Kondisi

sistem drainase eksisting hasil inventori lapangan analisa kondisi eksisting

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

8

BAB IV KRITERIA PERENCANAAN

Bab ini menerangkan tentang philosofiprinsip dasar masterplan drainase kriteria

umum dan kriteria khusus yang digunakan dalam penyusunan masterplan

drainase

BAB V ANALISIS DIDROLOGI DAN HIDROLIKA

Bab ini menerangkan analisis hidrologi dan hidrolika yang digunakan untuk

perencanaan masterplan drainase meliputi penentuan sistem dan sub sistem

drainase analisis hidrologi analisis hidrolika dan penentuan kapasitas saluran

Kemudian dilanjutkan dengan analisis kapasitas dengan penampang rencana

BAB VI PERENCANAAN MASTERPLAN DRAINASE KOTA SALATIGA

Bab ini berisi konsep masterplan drainase Kota Salatiga dan perencanaan masing-

masing Sub Sistem Drainase yang meliputi permasalahan dan penanganannya

BAB VII RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA DAN PRIORITAS SERTA PEMBIAYAANNYA

Bab ini berisi program penanganan drainase selama 25 tahun ke depan yang

meliputi program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang kegiatan

operasi dan pemeliharaan drainase serta rencana pembiayaannya

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi konsultan berkaitan dengan

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2015 ndash 2040

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

9

2 BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI

21 Lokasi Studi

Kota Salatiga dengan luas wilayah 567811 hektar atau 56781 kmsup2 merupakan

wilayah yang dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang (berada di tengah-tengah

Kabupaten Semarang) Terletak antara 717rsquo dan 717rsquo23rdquo LS dan antara

11027rsquo5681rdquo dan 11032rsquo464rdquo BT Secara administratif Kota Salatiga terdiri

dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan

Batas wilayah Kota Salatiga sebagai berikut

1 Sebelah Utara Kecamatan Pabelan Desa Pabelan Desa Pejaten Kecamatan

Tuntang Desa Kesongo Desa Watu Agung

2 Sebelah Timur Kecamatan Pabelan Desa Ujung-ujung Desa Sukoharjo dan

Desa Glawan Kecamatan Tengaran DesaBener Desa Tegal Waton dan Desa

Nyamat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

10

3 Sebelah Selatan Kecamatan Getasan Desa Sumogawe Desa Samirono dan

Desa Jetak Kecamatan Tengaran Desa PatemonDesaKarang Duren

4 Sebelah Barat Kecamatan Tuntang Desa Candirejo Desa Jombor Desa

Sraten dan Desa Gedongan Kecamatan Getasan Desa Polobogo

Luas Kota Salatiga per-Kecamatan disajikan dalam Tabel 2-1 Sedangkan Peta

Wilayah Kota Salatiga disajikan dalam Gambar 2-1

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Argomulyo 18526

2 Sidomukti 11459

3 Sidorejo 16247

4 Tingkir 10549

Jumlah 56781 Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

11

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

12

22 Topografi dan Fisiografi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 topografiKota Salatiga merupakan

wilayah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata antara 450 ndash 825 m DPL Kota

Salatiga terdiri dari 3 bagian yaitu daerah bergelombang plusmn 65 yang terdiri dari

kelurahan Dukuh Ledok Kutowinangun Salatiga Sidorejo Lor Bugel

Kumpulrejo dan Kauman Kidul Daerah miring plusmn 25 terdiri dari kelurahan

Tegalrejo Mangunsari Sidorejo Lor Sidorejo Kidul Tingkir Lor Pulutan

Kecandran Randuacir Tingkir Tengah dan Cebongan Daerah datar plusmn 10 terdiri

dari kelurahan Kalicacing Noborejo Kalibening dan Blotongan

Sedangkan secara morfologis Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki

Gunung Merbabu dan diantara gunung-gunung kecil antara lain Gunung Gajah

Mungkur Gunung Telomoyo dan Gunung Payung Rong padadengan ketinggian

antara 450 - 825 m dpl (dari permukaan air laut) Ketinggian 4 kecamatan dari

permukaan air laut disajikan pada Tabel di 2-2 bawah ini

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan

No Kecamatan Prosentase Wilayah ()

Ketinggian (dpl)

1 Argomulyo 2018 595 - 850 m

2 Sidomukti 2861 515 - 650 m

3 Sidorejo 3263 450 - 825 m

4 Tingkir 1858 510 - 700 m

Jumlah 10000

Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

23 Geologi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 bentuk topografi Kota Salatiga

dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol coklat berupa tufa vulkanis

intermedier yang memiliki tekstur remah dan konsistensinya gembur

produktifitas tanah sedang sampai tinggi Bentuk stuktur tanah latozol coklat

tua berada di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan

tanaman campuran

24 Demografi

Jumlah penduduk Kota Salatiga sampai dengan Tahun 2012 menurut data Badan

Pusat Statistik Tahun 2013 sebanyak 186087 jiwa dengan jumlah rumah tangga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

13

sebanyak 48415 dan rata-rata anggota rumah tangga 3539 orang KK Untuk

melihat perkembangan jumlah penduduk seluruh kecamatan di Kota Salatiga

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Argomulyo 41846 41029 41435 41816 42638 40947 45630

2 Sidomukti 39632 36274 36395 36573 36611 38975 43360

3 Sidorejo 51784 48216 49487 49683 50024 52357 51452

4 Tingkir 43533 41413 41664 41952 42054 40206 45645

Jumlah 176795 166932 168981 170024 171327 172485 186087 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

Untuk melihat kepadatan penduduk seluruh kecamatan dapat dilihat pada tabel

berikut ini

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan Luas (km2) Penduduk Kepadatan (jiwakm2)

I Argomulyo 18526 45630 2463

1 Noborejo 3322 5895 1775

2 Ledok 1873 9949 5312

3 Tegalrejo 1884 12064 6403

4 Kumpulrejo 6290 7623 1212

5 Randuacir 3776 5533 1465

6 Cebongan 1381 4566 3306

II Sidomukti 11459 43360 3784

1 Kecandran 3993 17388 4355

2 Dukuh 3772 7556 2003

3 Mangunsari 2908 12710 4371

4 Kalicacing 0787 5706 7250

III Sidorejo 16247 51452 3167

1 Blotongan 4238 12256 2892

2 Sidorejo Lor 2716 13476 4962

3 Salatiga 2020 15344 7596

4 Bugel 2944 2829 0961

5 Kauman Kidul 1958 4209 2150

6 Pulutan 2371 3338 1408

IV Tingkir 10549 45645 4327

1 Kutowinangun 2938 22004 7489

2 Gendongan 689 6114 8874

3 Sidorejo Kidul 2775 6057 2183

4 Kalibening 995 1948 1958

5 Tingkir Lor 1773 4437 2503

6 Tingkir Tengah 1378 5085 3690

Tahun 2012 56781 186087 3012

Tahun 2011 56781 178277 2885

Tahun 2010 56781 174621 2826

Tahun 2009 56781 170022 2752

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

14

Dari data di atas Kecamatan Tingkir memiliki kepadatan penduduk tertinggi

dengan kepadatan penduduk sebesar 4327 jiwakm2 Sedangkan yang terendah

adalah Kecamatan Argomulyo dengan kepadatan penduduk sebesar

2463jiwakm2

25 Sosial dan Ekonomi

251 PDRBIncome Perkapita

Secara umum kondisi perekonomian di Salatiga sejak Tahun 2000 sudah

menunjukkan adanya perkembangan yang relatif baik Berangsur-angsur

perekonomian mulai meningkat dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi

sebesar 573 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 223953812 juta

dengan PDRB perkapita Rp 1293600331 Sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan sebesar Rp 101604564 juta dengan PDRB perkapita sebesar Rp

558357952

Tahun 2012 sumbangan PDRB terbesar adalah Kecamatan Sidorejo sebesar

2833 selanjutnya Kecamatan Sidomukti memberikan sumbangan sebesar

2647 Selanjutnya urutan ketiga adalah Kecamatan Tingkir dengan sumbangan

2466 dan yang terkecil memberikan sumbangan ke PDRB Kota Salatiga adalah

Kecamatan Argomulyo sebesar 2055

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012

Sumber PDRB Kecamatan Se Kota Salatiga 2012

252 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Kota Salatiga Tahun 2012 proporsi terbesar bermata

pencaharian lain-lain yakni 4082 disusul buruh industri yakni 1909

Argomulyo2055

Tingkir2466

Sidomukti2647

Sidorejo2833

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

15

kemudian disusul pedagang sebesar 723 Selengkapnya disajikan dalam Tabel

berikut

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012

Mata Pencaharian Kecamatan

Jumlah Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo

1 Petani Sendiri 1578 197 731 1078 3584 255

2 Buruh Tani 480 304 1602 2210 4596 328

3 Nelayan - - - - - -

4 Pengusaha wiraswasta 2251 3061 1085 1786 8183 583

5 Buruh Industri 6815 5650 6752 7563 26780 1909

6 Pedagang 599 2315 3621 3608 10143 723

7 Buruh Bangunanlepas 109 1440 4423 3972 9944 709

8 Pengangkutan 320 402 2397 1885 5004 357

9 Pegawai Negeri 1634 1224 2904 3349 9111 649

10 Pensiunan 617 827 1522 2720 5686 405

11 Lain-lain 10516 18520 14317 13929 57182 4082

Tahun 2012 24919 33940 39354 42100 140313

Tahun 2011 20514 28606 35862 42003 126968

Tahun 2010 24498 28436 34824 41810 129568

Tahun 2009 24784 26412 31920 39955 123071

Tahun 2008 31108 26324 31756 38988 128176 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

26 Hidrologi dan Hidrogeologi

261 Hidrologi

Kondisi hidrologi suatu wilayah dapat dilihat dari sumber air yang ada di wilayah

tersebut Sumber air dapat berupa danau sungai maupun rawa Kota Salatiga

dilewati oleh sungai yang cukup besar yakni Kali Sraten Kali Ngawen Kali

Ngaglik dan Kali Jetis yang secara keseluruhan sungai tersebut bukan berasal

dari Wilayah Salatiga atau Salatiga tidak memiliki mata air sendiri akan tetapi

sungai-sungai tersebut berasal dari wilayah lain di luar Kota Salatiga

Kota Salatiga yang berada di dataran tinggi memiliki iklim tropis dan berhawa

sejuk terpengaruh kondisi geografis daerah perbukitanPengaruh musim hujan

dan kemarau silih berganti sepanjang tahun Curah hujan di Kota Salatiga pada

Tahun 2012 berjumlah 2605 mm dengan rata-rata curah hujan 2570 mmhari

Berikut ini adalah tabel curah hujan hari hujan dan rata-rata curah hujan Tahun

2012 Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

16

Tabel 2-6Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-rata Curah Hujan

Januari 370 19 1947

Februari 276 9 3067

Maret 660 25 2640

April 356 20 1780

Mei 153 7 2186

Juni 27 2 1350

Juli 0 0 0

Agustus 0 0 0

September 44 3 1467

Oktober 190 11 1727

November 309 13 2377

Desember 220 15 1467

Th 2012 2605 124 2570

Th 2011 2305 106 2101

Th 2010 3577 172 2101

Th 2009 1935 104 1900

Th 2008 4831 120 2196 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

262 Hidrogeologi

a Air Permukaan

Sumber air pemukaan yang ada di Kota Salatiga berupa air sungai Umumnya

sungai-sungai yang mengalir melintas di daerah Kota Salatiga berhulu di sebelah

barat-daya yakni dari lereng Gunung Merbabu dimana sebagian merupakan

sungai musiman yang kering airnya di musim kemarau Sungai yang berair

sepanjang tahun yang terdapat di daerah Kota Salatiga jumlahnya sedikit dan

umumnya sungai-sungai kecil serta umumnya sudah dimanfaatkan untuk

keperluan pengairan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

17

Air permukaan sangat penting keberadaannya hal ini karena secara langsung

dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Debit air sungai di Kota Salatiga

dapat dilihat pada Tabel 2-7

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga

No Nama SungaiKali Debit

(m3detik) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

Kali Senjoyo Kali Taman Kali Ked Ringis Kali Benoyo Kali Bendo Kali Ngaglik Kali Bawen

2408 1132 0258 0040 0006 0015 0005

Kali Taman mendapat suplesi Debit dari Mata Air - Kali Taman = 178 ltdtk - Kali Putri = 99 ltdtk - Kali Getek = 46 ltdtk - Kali Sombo = 59 ltdtk Jumlah = 382 ltdtk

Jumlah 3864 Sumber Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Salatiga th 2013

Data debit sungai di Kota Salatiga pada tahun 2005 sebesar 3864 m3dtk

Debit sungai diatas adalah debit hasil Dinas Bina Marga dan Pengairan Tahun

2013 Berdasarkan data total sungai yang ada di Kota Salatiga adalah 16 sungai

(RTRW 2010-2030) yang terdiri dari 9 sungai dan 7 saluran yang berfungsi

sebagai drainase primer Sesuai Pasal 39 dalam RTRW tersebut 9 sungai

ditetapkan untuk kawasan lindungsempadan sungai dengan kondisi 2 sungai

Ngaglik dan Banyu Putih mengalami pencemaran tingkat sedang

b Air Tanah Dalam

Kota Salatiga memiliki prospek sumber air tanah dalam terutama di bagian

tengah-barat dan di bagian selatan yang mencakup sebagian wilayah Kecamatan

Sidorejo Tingkir Sidomukti dan di daerah Candirejo Penyediaan sumber air

tanah dalam ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumur bor di wilayah

potensial air tanah tinggi dengan kedalaman berkisar 80 hingga kurang dari 100

meter dengan menyadap lapisan akuifernya kurang dari 5 ldt Pemanfaatan air

tanah dalam di daerah ini belum maksimal yang saat ini terbatas untuk

kebutuhan air industri dan hotel serta jumlah sumur bor di daerah Kota Salatiga

masih sedikit (Data Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

c Air Tanah Dangkal

Pemanfaatan sumber air tanah dangkal di Kota Salatiga dapat diperoleh dengan

cara membuat sumur gali dengan kedalaman berkisar 8-25 meter Untuk wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

18

Kota Salatiga kedalaman sumur gali pada umumnya kurang dari 12 meter

sedangkan kearah barat atau daerah sekitar Candirejo kedalaman sumur gali

pada umumnya kurang dari 8 meter dan semakin kearah selatan yaitu Kecamatan

Argomulyo kedalaman sumur gali berkisar 12ndash25 meter Pemanfaatan sumber air

tanah dangkal ini sifatnya hanya terbatas untuk kebutuhan air penduduk

setempat Penyediaan sumber air tanah dangkal ini sangat tergantung pada

tinggi kedudukan muka airnya dimana kedudukan muka air tanah akan dalam di

tempat yang memiliki topografi tinggi dan rendah di tempat yang lebih landai

Potensi air tanah ini umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim

d Mata Air

Kota Salatiga memiliki sumber mata air yang memiliki prospek untuk

dikembangkan dengan mempertimbangkan kuantitas kualitas dan kontinuitas

airnya serta lokasi pemunculan mata air yang berada di Kota Salatiga Sehingga

cukup memudahkan pengambilannya Beberapa mata air yang digunakan oleh

PDAM Kota Salatiga sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air

bersih yaitu (Sumber Laporan Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

1 Mata Air Senjoyo (dengan debit 145 ldt)

2 Mata Air Kaligojek (20 ldt)

3 Mata Air Kalitaman (25 ldt)

4 Mata Air Kaligetek (20 ldt)

5 Mata Air Kalisombo (barat=35 ldt timur =15 ldt)

6 Dan beberapa mata air kecil lainnya

27 Tata Guna Lahan

271 Tata Guna Lahan Eksisting

Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5678110 hektar atau 56781 km2

Luas yang ada terdiri dari 79893 hektar (141 ) lahan sawah 468019 hektar

(824) merupakan lahan kering dan 19898 hektar (35) adalah lahan lainnya

Menurut pemanfaatannya sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan

sawah berpengairan teknis (4426 ) lainnya berpengairan setengah teknis

sederhana dan tadah hujan Lahan kering yang dipakai untuk tegalkebun

sebesar 9592 dari total bukan lahan sawah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

19

Tabel 2-8Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha)

Kecamatan Sawah Lahan Kering Lahan Lainnya Jumlah

I Argomulyo 29911 1749135 73644 1852690

1 Noborejo 2635 324492 5073 332200

2 Ledok 12496 164537 10297 187330

3 Tegalrejo - 178424 10006 188430

4 Kumpulrejo - 622030 7000 629030

5 Randuacir - 348550 29050 377600

6 Cebongan 14780 111102 12218 138100

IISidomukti 64500 1051157 30193 1145850

1 Kecandran 31425 359748 8027 399200

2 Dukuh 3383 364179 9588 377150

3 Mangunsari 29692 251096 9982 290770

4 Kalicacing - 76134 2596 78730

IIISidorejo 388750 1176359 59611 1624720

1 Blotongan 77693 325107 21000 423800

2 Sidorejo Lor 33270 220300 18030 271600

3 Salatiga 19476 175242 7282 202000

4 Bugel 49204 241472 3694 294370

5 Kauman Kidul 76027 115723 4100 195850

6 Pulutan 133080 98515 5505 237100

IVTingkir 315771 703544 35535 1054850

1 Kutowinangun 45272 240895 7583 293750

2 Gendongan - 66584 2316 68900

3 Sidorejo Kidul 84154 180285 13061 277500

4 Kalibening 57038 39285 3276 99599

5 Tingkir Lor 75992 96685 4623 177300

6 Tingkir tengah 53315 79810 4676 137801

Jumlah 798932 4680195 198983 5678110

141 824 35 1000 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

20

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

Dalam kaitannya dengan sistem drainase RTRW menjadi salah satu aspek yang

harus diperhitungkan dalam menyusun pola jaringan maupun dalam menghitung

beban drainase Sehingga sistem drainase yang dikembangkan bersifat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

21

antisipatif tidak hanya berlaku saat ini tetapi sudah memperhitungkan kondisi

yang akan datang

272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan

Pertambahan luas lahan terbangun di Kota Salatiga pada Tahun 2001 hingga 2009

sebesar 3583 hath yaitu pada tahun 2001 seluas 154024 Ha meningkat

menjadi 181363 Ha pada tahun 2009 Perkembangan lahan terbangun Kota

Salatiga pada Tahun 2012 hingga 2020 diprediksikan mengalami peningkatan laju

pertambahan luas jika dibandingkan dengan laju pertambahan luas pada Tahun

2001 hingga 2009 yaitu menjadi 4520 hath Menurut Laporan Rencana Induk

SPAM Kota Salatiga 2012 Luas lahan terbangun pada Tahun 2013 diprediksi

mencapai 196292 Ha dan akan terus meningkat hingga 2329 Ha pada Tahun

2020

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha)

No Kecamatan Dari sawah Ke pekarangan

Dari Tegal Ke Pekarangan

I Argomulyo - 24521

1 Noborejo - 4307

2 Ledok - 6095

3 Tegalrejo - 7337

4 Kumpulrejo - 1541

5 Randuacir - 4127

6 Cebongan - 1114

II Sidomukti 7145 22241

1 Kecandran 4905 3067

2 Dukuh - 16308

3 Mangunsari 2240 2866

4 Kalicacing - -

III Sidorejo 25825 23805

1 Blotongan 9886 7086

2 Sidorejo Lor 3908 12315

3 Salatiga - 4404

4 Bugel 1099 -

5 Kauman Kidul 6370 -

6 Pulutan 4562 -

IV Tingkir 4696 13894

1 Kutowinangun - 1977

2 Gendongan - -

3 Sidorejo Kidul 3435 7011

4 Kalibening - -

5 Tingkir Lor - 4111

6 Tingkir Tengah 1261 0795

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

22

28 PermasalahanDrainase Kota Salatiga

Secara umum permasalahan drainase perkotaan dapat dikelompokkan menjadi

dua kelompok yaitu permasalahan alamiah dan non alamiah Kelompok alamiah

adalah persoalan yang timbul akibat kondisi alam yang meliputi curah hujan

topografidan geologi Sedangkan non alamiah meliputi aspek yang timbul akibat

kegiatan manusia

Secara umum permasalahan drainase kawasan perkotaan sebagaimana

diperlihatkan dalam Gambar 2-4

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan

Sebagai akibat pertambahan penduduk menuntut adanya kebutuhan lahan untuk

tempat tinggalrumah dan usaha lainKebutuhan lahan tersebut menuntut

perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan meningkatnya bertambahnya

aliran limpasan permukaan dan meningkatnya erosi lahan sehingga terjadilah

sedimentasi yang menurunkan kapasitas saluran Penurunan kapasitas ini

mengakibatkan saluran meluap jika kapasitasnya dilampaui dan menyebabkan

terjadinya genangan

Permasalahan drainase perkotaan

Pertumbuhan penduduk

Kebutuhan tempat tinggalRumah

Perubahan tataguna lahan

Lahan untuk usaha pertanian

perkebunan dll

Manajemen sampah tidak baik

Produksi sampah

Debit banjir meningkat

Kebutuhan air bersih

Pengambilan air tanah berlebihan

Sedimentasi saluran

Saluran meluap banjir

Penurunan kapasitas saluran

Pembuangan sampah ke saluran

Erosi lahan meningkat

Amblesan tanah Genangan lokal

Limpasan permukaan meningkat

Pengisian air tanah menurun

Penurunan air tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

23

Disamping itu pertumbuhan penduduk juga mengakibatkan produksi sampah dan

limbah yang meningkat Jika tidak dikelola dengan baik misalnya sampah dan

limbah dibuang ke saluran drainasemaka bisa menyumbat saluran dan pada

akhirnya mengakibatkan banjirSatu hal lagi dimana pengisian air tanah yang

terganggu akibat berkurangnya infiltrasi dapat mengancam ketersediaan air

tanah yang digunakan sebagai sumber air bersih

Permasalahan Drainase Kota Salatiga dapat diidentifikasi sebagai berikut

1 Permasalahan Kapasitas Saluran

Seiring dengan peningkatan debit akibat pengaruh koefisien limpasan yang

cenderung meningkat kapasitas saluran perlu ditinjau apakah masih

mencukupi untuk menampung debit yang lewat Banyak saluran terlihat

menyempit dan mengalami pendangkalan sehingga kapasitasnya menurun Di

beberapa ruas jalan bahkan terlihat saluran terputus tidak menyambung

dengan saluran yang ada Pada segmen-segmen tertentu saluran mengalami

penutupan oleh sampah dan oleh sedimen (tanah) selain kedua masalah

tersebut pada lokasi-lokasi tertentu ada saluran yang hilang akibat ditutup

oleh masyarakat ataupun akibat kerusakan saluran yang dibiarkan

berkepanjangan sehingga pada akhirnya saluran tersebut tertutup

Disamping itu di beberapa kawasan Kota Salatiga banyak saluran yang

tertutup oleh bangunan di atasnya sehingga mempersulit pada saat

pemeliharaan Demikian juga akibat pondasi bangunan juga memperkecil

penampang saluran sehingga menurunkan kapasitas saluran

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas saluran di Buk Suling

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

24

2 Kurangnya Daerah Resapan Air

Di beberapa wilayah Kota Salatiga terutama di pusat kota sebagai contoh di

Daerah Jalan Jendral Sudirman Pasar Gede Ramayana dan sekitarnya

karena letaknya yang ada ditengah Kota Salatiga maka daerah ini didominasi

oleh perumahan perkantoran dan pertokoan Air hujan yang turun langsung

masuk ke saluran melalui jalan beton jalan aspal atau perkerasan yang lain

tanpa adanya air yang meresap (infiltrasi) Hal ini dikarenakan minimnya

areal resapan air Air hujan akan langsung masuk menuju saluran sehingga

seringkali saluran tidak mampu menampung air dan menimbulkan genangan

air

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air

3 Perubahan Tata Guna Lahan

Di Kota Salatiga perubahan tata guna lahan terjadi yang sangat cepat seiring

dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi Lahan baru yang

dahulunya daerah pertanianperkebunan dibuka untuk perumahan dan

kebutuhan lainnya dan dibiarkan terbuka tanpa konservasi Hal ini dapat

menjadi sumber bencana banjir dan kekeringan Perubahan tata guna lahan

mempunyai pengaruh terhadap besarnya run-off yang dapat diketahui dari

besarnya nilai koefisien limpasan yang cenderung meningkat (Merry 2010)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

25

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid

4 Persampahan

Pengelolaan sampah di Wilayah Salatiga tergolong sangat kurang Hal ini

dikarenakan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah

Masyarakat masih menganggap bahwa sungaisaluran air merupakan tempat

pembuangan sampah Sampahndashsampah yang dibuang sembarangan

berserakan di jalan dan akhirnya disapu air hujan masuk ke sungaisaluran

Dengan demikian air menjadi kotor jorok dan sungaisaluran menjadi penuh

sampah dan pada waktu turun hujan sungaisaluran tersebut akan mampet

dan meluber sehingga mengakibatkan banjir

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas Saluran Menurun(terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi Kali Pengging)

5 Erosi ndash Sedimentasi

Erosi dan Sedimentasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan Erosi

pada daerah hulu menyebabkan terjadinya sedimentasi di daerah hilir

(Sitanala Arsyad 1989) Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia Kota

Salatiga yang berkembang dengan cepat alih fungsi lahan tidak dapat

dihindari Alih fungsi lahan yang tak terkontrol menimbulkan dampak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

26

berganda terhadap kinerja sistem drainase Alih fungsi lahan dari lahan hijau

menjadi lahan terbangun akan meningkatkan limpasan permukaan sekaligus

meningkatkan laju erosi Konsekuensinya beban drainase bertambah di sisi

kapasitas sistem menurun akibat sedimentasi

Pembukaanpengembangan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal

dapat mengakibatkan laju erosi yang sangat tinggi jika tidak diikuti dengan

usaha konservasi lahan yang tepat Hal ini dapat dibuktikan dari aliran banjir

pada saat hujan air yang datang dari hulu tidak hanya keruh tetapi juga

berupa banjir lumpur Material erosi yang dibawa aliran air dari hulu pada

saat memasuki daerahsaluran landai tidak semuanya mampu hanyut ke

saluran primer atau sungai Sebagian akan diendapkan di sepanjang saluran

sungai dan badan air yang dilewatinya Endapan di saluransungai

menimbulkan penyempitan dan pendangkalan sehingga kapasitas

saluransungai tersebut akan berkurang Jika saluransungai tersebut

meluap maka lumpur juga akan diendapkan di wilayah yang dilewatinya

Gambar 2-9Erosi di sungai Pertigaan Utara JLS dan di Sungai Jetis yang tinggi menyebabkan Kapasitas Sungai menurun

6 Operasi dan Pemeliharaan

Banyak bangunan-bangunan drainase di Wilayah Salatiga yang dibangun

dengan biaya tinggi kondisinya sangat memprihatinkan sebelum umur

teknisnya tercapai Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan

kebutuhan OampP tetapi lebih karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang

cukup Kesulitan memperoleh biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan

OampP tersebut dan bahkan jika biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa

biaya tersebut dipakai untuk OampP jika kegiatan- kegiatan yang sifatnya

mendesak muncul bersamaan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

27

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

28

3 BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING

31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007

Berdasarkan studi yang pernah dilakukan pada tahun 2007 drainase yang ada di

Kota Salatiga dikelompokkan dalam menjadi 9 (sembilan) sistem drainase yaitu

1 Sistem Kartini

2 Sistem Buk Suling

3 Sistem Nanggulan

4 Sistem Kridanggo

5 Sistem Osamaliki

6 Sistem Kesehatan

7 Sistem Kalinongko

8 Sistem Hasanudin dan

9 Sistem Ledok

Dasar dalam pengelompokan sistem drainase ini adalah arah aliran dominan dari

saluran yang ada dan beberapa saluran alam sungai yang telah ada Hasil dari

pengelompokan itu disajikan dalam Gambar 3-1 di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

29

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan

studiMaster Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007

311 Sistem Kartini

Sistem Kartini adalah sistem drainase yang terletak menyusur Jalan Jenderal

Sudirman yang dimulai dari Ramayana ke arah Barat Laut (arah jalan ke

Salatiga) Lokasi di sepanjang Sistem Kartini didominasi oleh permukiman dan

perkantoran Lokasi didaerah ini sangat padat dengan perumahan dan hampir 90

semua tanah sudah ditutup dengan paving blok Karena daerah ini mempunyai

kepadatan yang cukup tinggi maka seringkali kondisi saluran tidak terawat

sehingga banyak tumpukan sampah plastik dan sampah buangan bekas aktivitas

masyarakat yang menutupi saluran sehingga saat terjadi banjir pada lokasi

sebelah hulu sumbatan sering mengalami limpasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

30

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini

Sumber PT Multidecon 2007

312 Sistem Buk Suling

Sistem Bok Suling adalah sistem drainase yang terletak disekitar pusat

perbelanjaan Ramayana Sistem Bok Suling ini menghampar mulai Pasar Besar ke

arah utara sampai Universitas Satya Wacana Sistem Bok Suling terletak pada

posisi sebelah kiri Jalan Jenderal Sudirman (dari arah Salatiga) Penggunaan

lahan di lokasi Sistem Bok Suling didominasi oleh perkantoran pemukiman dan

pusat-pusat bisnis (pertokoan) oleh karena itu pada daerah ini resapan air juga

sangat minim

Secara umum aliran drainase pada Sistem Bok Suling akan bermuara di alur alam

(sungai) yang membelah jalan Kalitaman Lokasi-lokasi yang sering mengalami

genangan banjir adalah lokasi-lokasi yang terletak disekitar jalan Bok Suling

Genangan yang terjadi seringkali disebabkan oleh tidak mengalirnya air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

31

akibat tidak sempurnanya pematusan pengeringan jalan raya saat hujan turun

sehingga air hujan tidak dapat masuk menuju saluran-saluran pembuang yang

pada akhirnya menyebabkan banjir

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling

313 Sistem Nanggulan

Sistem Nanggulan merupakan sistem drainase yang membentang memanjang

mulai ABC menuju arah Timur Laut hampir sepanjang 40 km Penggunaan lahan

pada lokasi bagian hulu didominasi oleh perumahan dan perkantoran Sedangkan

pada bagian hilirnya masih banyak dijumpai persawahan Sistem Nanggulan

dibagi menjadi 22 daerah tangkapan air (DTA) dengan luasan DTA terbesar

adalah 14221 ha dan luasan terkecil sebesar 048 ha Drainase utama merupakan

saluran alam (sungai) yang terletak hampir di sepanjang DAS Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

32

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

33

314 Sistem Kridanggo

Sistem Kridanggo merupakan sistem Drainase Kota Salatiga yang mempunyai

daerah tangkapan air yang paling rumit hal ini mengingat Sistem Kridanggo yang

terletak pada bagian tengah Kota Salatiga Sistem Kridanggo terbagi menjadi 38

buah daerah tangkapan air (DTA) dengan luas terbesar 1086 ha dan luasan

terkecil 032 ha Karena letaknya yanga ada ditengah Kota Salatiga maka daerah

pada sistem ini didominasi oleh perumahan perkantoran dan pertokoan

sehingga hal ini menyebabkan sangat minim ter-sedianya areal resapan air yang

pada akhirnya akan menyebabkan debit runoff akibat hujan akan langsung masuk

menuju saluran sehingga sering-kali saluran tidak mampu menampung air dan

menimbulkan genangan air

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

34

315 Sistem Osamaliki

Sistem Osamaliki merupakan sistem drainase yang membentang dari arah Timur ke

Barat yang dimulai dari Tugu Pancasila di depan Pusat Perbelanjaan Ramayana

sampai sebelah barat Jalan Osamaliki

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki

316 Sistem Kesehatan

Sistem Kesehatan adalah sistem drainase yang terletak di sebelah kanan Jalan

Osamaliki (dari arah Salatiga) Dengan tata guna lahan pada daerah hulu masih

didominasi oleh permukiman penduduk dan perkantoran sedangkan pada lokasi di

bagian hilir didominasi oleh persawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

35

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

36

317 Sistem Kalinongko

Sistem Kalinongko adalah sistem drainase yang mempunyai daerah tangkapan air

(DAS) yang terhampar mulai Pertigaan ABC menuju arah Barat Laut (BL) yang

kemudian masuk menuju sungai yang membentang hampir di sepanjang DAS

pembagian DAS sebesar 1471 ha dan luas minimal sebesar 02 ha

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko

Pengunaan lahan pada sistem ini didominasi oleh daerah hunian yang padat

sehingga daerah resapan air sangat minim Lokasi-lokasi tertentu yang sering

mengalami banjir genangan air adalah lokasi sekitar Jalan Tentara Pelajar

Penyebab genangan banjir adalah adanya sumbatan sampah dan sedimen di

beberapa segmen dan kapasitas saluran yang tidak mencukupi

318 Sistem Hasanudin

Sistem Hasanudin adalah sistem drainase yang secara alam akan bermuara pada 2

(dua) buah sungai yang membelah Jalan Hasanudin Sungai tersebut adalah Sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

37

Ngawen dan Sungai Sraten Dari hasil survey lapangan dapat diketahui bahwa

lokasi yang rawan genangan air akibat banjir adalah lokasi di Sekitar Pasar Sapi

penyebab genangan banjir ini disinyalir karena tersumbatnya aliran debit hujan

oleh berbagai material sampah yang berupa sampah plastik dan endapan sedimen

(tanah) selain sampah dimungkinkan pula penyebab genangan di lokasi ini adalah

kapasitas saluran yang tidak mampu lagi untuk melewatkan debit runoff

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin

319 Sistem Ledok

Sistem Ledok merupakan sistem drainase kota yang membentang mulai PT

Damatek ke arah utara sepanjang 2 km Sistem drainase utama adalah saluran

alam (sungai) yang membentang hampir di sepanjang DAS Sistem Ledok Secara

umum permasalahan saluran yang ada di Sistem Ledok juga tidak jauh berbeda

dengan sisitem yang lainnya dimana permasalahan utama adalah adanya

penutupan saluran oleh sampah dan tanah akibat sedimentasi Selain du masalah

tersebut kerusakan saluran juga dipicu dengan ketidak teraturan pengaturan

sistem drainase yang ada

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

38

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok

Berdasarkan hasil studi tahun 2007 diatas yaitu Pekerjaan Penyusunan

Masterplan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga oleh PT Multidecon Internal setelah

diplotkan ke wilayah Kota Salatiga ternyata baru sebagian kecil dari wilayah

Kota Salatiga yang dikaji yaitu di wilayah perkotaannya sajadimana luas wilayah

yang dikaji baru sekitar 30 dari Wilayah Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

39

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau)

Sumber Master Plan Drainase Kota Salatiga 2007

Dari hasil kajian diatas mengingat kajian yang dilakukan baru sebagian kecil dari

yang diharapkan yaitu seluruh Kota Salatiga maka untuk selanjutnya Sistem

Drainase yang disusun Tahun 2007 tidak dipergunakan lagi dalam Penyusunan

Masterplan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

40

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030

Sistem Drainase menurutPeraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 -

2030 meliputi jaringan drainase primer jaringan drainase sekunder dan

jaringan drainase tersier

Jaringan drainase primer meliputi 27 (dua puluh tujuh) saluran dan sungai

sebagai berikut

1 Saluran Kalitaman

2 Saluran Kalioso

3 Sungai Kedungringis

4 Saluran Kutowinangun

5 Sungai Tugu

6 Sungai Jaten

7 Sungai Jurang Buntung

8 Saluran Bugel Timur

9 Saluran Bugel Barat

10 Saluran Sarirejo

11 Saluran Tapen

12 Saluran Kauman

13 Saluran Sucen

14 Saluran Kalisawo

15 Sungai Gandu

16 Sungai Ngemplak

17 Sungai Sawahan

18 Sungai Sraten

19 Sungai Ngawen

20 Sungai Andong

21 Sungai Jetis

22 Saluran Cebongan

23 Sungai Nanggulan

24 Sungai Ngaglik

25 Sungai Jetis

26 Sungai Setro dan

27 Sungai Senjoyo

Jaringan drainase sekunder meliputi 39 (tiga puluh sembilan) meliputi

1 Saluran Andong

2 Saluran Sidenan

3 Saluran Kalicacing

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

41

4 Saluran Karanganyar

5 Saluran Progo

6 Saluran Jalan Jend Sudirman

7 Saluran Tugu Barat

8 Saluran Tugu Timur

9 Saluran Andong

10 Saluran Kedung Kopyah

11 Saluran Kebon Samas

12 Saluran Kalipancur

13 Saluran Bulu

14 Saluran Pabelan

15 Saluran Blotongan

16 Saluran Banyuputih

17 Saluran Banjaran

18 Saluran Jalan Veteran

19 Saluran Kenteng

20 Saluran Cabean

21 Saluran Bendosari

22 Saluran Warak

23 Saluran Klampean

24 Saluran Noborejo

25 Saluran Brajan

26 Saluran Tegalrejo

27 Saluran Nanggulan

28 Saluran Benoyo

29 Saluran Gendongan

30 Saluran Kalisari

31 Saluran Druju

32 Saluran Jamban

33 Saluran Tambak Boyo

34 Saluran Siluwing

35 Saluran Kalilondo

36 Saluran Sidali

37 Saluran Tingkir Tengah

38 Saluran Cengek dan

39 Saluran Isep-isep

Jaringan drainase tersier meliputi saluran drainase di kawasan perumahan

tersebar di wilayah Kota SalatigaRencana sistem drainase Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

42

dijelaskan lebih rinci dalam peta Rencana Jaringan Prasarana Drainase

sebagaimana dalam RTRW Dalam Peta tersebut dijelaskan bahwa saluran primer

berupa sungai dan saluran lain yang sudah ditentukan Sedangkan saluran

sekunder umumnya berupa saluran buatan manusia Demikian juga dijelaskan

arah alirannya Namun belum dijelaskan secara terperinci pembagian Daerah

Tangkapan Air (DTA) untuk perencanaan masterplannya

Disamping pembagian saluran diatas juga ditentukan adanya Kawasan Sempadan

Sungaipada 9 (sembilan) sungai dimana ruang di kiri kanan sungai tidak

diperbolehkan adanya kegiatan pembangunan Sungai-sungai tersebut adalah

1 Sungai Senjoyo di Kelurahan Tingkir Tengah Kelurahan Tingkir Lor

Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

2 Sungai Setro di Kelurahan Kauman Kidul

3 Sungai Jetis di Kelurahan Randuacir Kelurahan Noborejo Kelurahan

Cebongan Kelurahan Ledok Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan

Kutowinangun

4 Sungai Ngaglik di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Randuacir Kelurahan

Tegalrejo Kelurahan Ledok Kelurahan Gendongan dan Kelurahan

Kutowinangun

5 Sungai Nanggulan di Kelurahan Kutowinangun

6 Sungai Ngawen di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Tegalrejo dan

Kelurahan Mangunsari

7 Sungai Sraten di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Mangunsari Kelurahan

Dukuh dan Kelurahan Kecandran

8 Sungai Sawahan di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Dukuh dan Kelurahan

Kecandran dan

9 Sungai Ngemplak di Kelurahan Dukuhdan Kelurahan Kecandran

33 Hasil Inventory Lapangan

331 Inventori Saluran

Tim Penyusun telah melakukan inventori saluran drainase yang ada di Salatiga

Saluran drainase yang diinventori adalah saluran primer dan sekunder Poin-poin

yang diinventori terdiri dimensi saluran titik pengamatan meliputi awal

tengah dan muaraakhir jenis konstruksi saluran dan kondisinyapermasalahan

dan penyebabnya lama tinggi genangan dan kerugian foto dokumentasi dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

43

alternatifusulan penanganan Semua lembar hasil inventory akan dibukukan

tersendiri dalam Buku Album Inventory

Berikut ini kami perlihatkan contoh lembar hasil inventori

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

44

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

45

332 Identifikasi Lokasi Genangan

Tim Penyusun juga telah melakukan identifikasi genangan yang terjadi di Kota

Salatiga berdasarkan informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari

masyarakat Lokasi genangan ini juga digunakan untuk pengecekan hasil running

program HEC-RAS apakah sudah sesuai dengan kondisi lokasi atau belum

Secara ringkas lokasi genangan dan permasalahannya serta usulan

penanganannya disajikan dalam Tabel sebagai berikut

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga Tahun 2014

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

1 PerumKotaBaru

(Kel Blotongan Kec Sidorejo

Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung air saat banjir

- Saluran terlalu kecil dan sempit

- Lebar sungai berkurang karena pembangunan rumah dikanan kiri saluran

- Ketinggian air plusmn50 cm ketika terjadi

banjir

2 Saluran Kedung Kopyah

(Kel Pulutan Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran berfungsi ganda sebagai saluran irigasi dan saluran drainase

- Saluran meluap saat terjadi hujan

deras karena dimensi saluran tidak dapat menampung debit yang terjadi

- Saluran membawa lumpur dan sedimentasi

- Sawah dan sebagian rumah warga

tergenang saat banjir setinggi plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

46

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

3 Kantor Polisi Salatiga

(Kel Salatiga Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Terjadi genangan di sisi utara kantor polisi

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

- Gorong-gorong dan drainase jalan terlalu kecil dan tersumbat

4 Saluran Andong

(KelMangunsariKec Sidomukti Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung

debit air dari arah lapangan Pancasila

- Sampah dan sedimentasi menyebabkan pendangkalan

- Pintu air yang mengatur keluarnya air

terlalu kecil

- Genangan yang terjadi setinggi plusmn 50 cm

5 Saluran Pengging

(Kel Kutowinangun Kec Tingkir Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan saluran drainase Pengging banyak sampah dan pertemuan ke K Progo tegak lurus sehingga pada saat banjir terjadi backwater dan air dari K Progo masuk ke saluran Pengging sehingga

melimpas menggenangi Kampung Kalioso

- Ketinggian banjir plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

47

6 Pasar Sapi

Permasalahan

- Daerah Cekungan dan rendah

- Dimensi saluran kecil

7 Kantor Kodim Lama

Permasalahan

- Terjadi genangan di jalan depan kantor kodim lama

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

8 Jetis

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke halaman kebun terus

meluap sampai ke Jalan raya Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn20 cm ketika terjadi banjir

- Saluran satu sisi

9 SMP 8

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke ke Jalan raya

- Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn 50 cm ketika terjadi

banjir

10 Depan SMA 3 Salatiga

Permasalahan

- Saluran di depan SMA 3 dimensinya

kurang

- Terjadinya genangan di Depan SMA 3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

48

11 Jalan Buk Suling

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuh ke tubuh saluran

12 Jalan Samping RS

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Tidak ada drainase jembatan

13 Puri Wahid II

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air tidak terkontrol

- Saluran drianase tidak ada dari yang ada diatas terputus

14 Jl Yos Sudarso UKSW

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuk ke tubuh saluran

Sumber Survey Lapangan 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

49

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan

Perumahan di Kota Baru sering kebanjiran pada saat musim hujan salah satu penyebabnya karena lebar saluran di sebelah hilir lebih sempit dibanding

saluran di sebelah hulu sehingga terjadi Bottle neck

Salah satu contoh saluran fungsi ganda disamping saluran irigasi juga berfungsi

saluran drainase

Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan

saluran drainase Pengging yang masuk ke K Progo pada saat banjir antri

sehingga terjadi back water dan air yang di saluran Pengging melimpas

menggenangi Kampung Kalioso

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

50

Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau distorsi

guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau pedagang kaki lima

(PKL) di atas saluran drainase Foto kiri kondisi bangunan di atas saluran drainase

Buk Suling di Kelurahan Salatiga sedang Foto kanan kondisi bangunan pertokoan di

atas saluran Kali Cacing di Kelurahan Kalicacing

Tumpang tindihnya sistem irigasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Salah satu contoh limbah sanitasi dari

penduduk yang langsung dibuang ke badan sungai

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan

Permasalahan yang ada dari hasil Survei Lapangan yaitu

1 Saluran-saluran drainase di beberapa lokasi khususnya di pusat kota dan

jalan-jalan utama bermasalah sebagai berikut

a Bentuk penampang saluran dari hulu ke hilir mengecil sehingga kapasitas

terjadi bottle neck akibatnya aliran air tidak lancar dan menyebabkan

debit banjir melimpas di daerah hulu dan menggenangi pemukiman

b Saluran tidak menerus atau terputus beberapa di antaranya mati karena

ditimbun jalan akses atau jembatan menuju lokasi tepi jalanjalur

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

51

lambattrotoar area Atau trase melewati tanah milik masyarakat

sehingga saluran terputus

c Sedimen dan sampah di badan saluran adalah penyebab tidak fungsinya

saluran drainase dan pengurangan kapasitas aliran

2 Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau

distorsi guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau

pedagang kaki lima (PKL) di atas saluran drainase atau di sekitar tanggul

3 Tumpang tindihnya sistem drainase dan irigasi sehingga saluran berfungsi

ganda Akibatnya penampung saluran tidak bisa menampung debit yang

terjadi

4 Tumpang tindihnya sistem sanitasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Bentuk problem yang ditemui

berdasarkan hasil survei adalah adanya saluran sanitasi penduduk yang

dibuang langsung dalam saluran drainase sehingga outlet drainase jalan

menjadi berkurang bahkan tertutup karena masalah sedimen yang tidak bisa

keluar secara bebas

5 Pada saluran-saluran sekunder dan saluran utama problematika sampai

dengan 2014 adalah sedimentasi dan pola pembuangan sampah yang tidak

terkendali menyebabkan air menjadi keruh dan aliran tidak lancar

6 Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

daerah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk ke

saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genangan

7 Kondisi sebaliknya yang terjadi air hujan tidak bisa masuk ke saluran

drainase jalan karena kondisi drainase jalan tertutup sehingga terjadi

genangan pada derah cekungan tersebut

8 Adanya pengaruh back water dari saluran drainase primer dan sungaindashsungai

utama

9 Terjadinya degradasi bangunan-bangunan di saluran drainase (tanggul rusak

saluran rusak dll)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

52

4 BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air Perkotaanrdquo Sistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi Gambar

4-1 memperlihatkan keterkaitan antara drainase dengan penyediaan air bersih

pengelolaan air hujan dan pengelolaan air limbah perkotaanDisamping ketiga

komponen tersebut di atas sistem drainase juga terkait erat dengan sistem

persampahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

53

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Air Perkotaan Terpadu

42 Kriteria Umum

421 Data Dasar

Dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini digunakan data dasar

sebagai berikut

1 DataPeta Geologi Kota Salatiga

2 Database Jalan Kota Salatiga

3 Data klimatologi yang terdiri dari data hujan angin kelembaban dan

temperatur dari stasion klimatologi atau Badan Meteorologi dan Geofisika

terdekat

4 Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air debit sungai laju

sedimentasi pengaruh air balik peilbanjir karakteristik daerah aliran

5 Data sistem drainase yang ada yaitu data kuantitatif banjirgenangan

berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di

daerah tersebut

Distribution

Use Collection

T

Wells

Effluent

Combined sewer

outflow

Wastewater

Drainage

Treated water

Raw water

Reservoir

Land

Sludge treatment

T

Drainage Urban service boundary

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

54

6 Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem

drainase dan sistem jaringan jalan yang ada peta tata guna lahan peta

topografi masing-masing berskala antara 1 5000 sampai dengan 1 50000

atau disesuaikan dengan tipologi kota

7 Data kependudukan yang terdiri dari jumlah kepadatan laju pertumbuhan

penyebaran data kepadatan bangunan

8 Data lain yang sekiranya diperlukan

422 Standar Teknis

Standar Teknis yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga ini digunakan data dasar sebagai berikut

1 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan

2 SNI 19-6466-2000 tentang Tatacara Evaluasi Lapangan untuk Sistem

Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

3 SNI 03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa beton untuk Saluran Air Limbah

Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong

4 SNI 03-3424-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan

Raya

5 SNI 02-2406-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan

6 SNI 03-2415-1991 tentang Tata Cara Perhitungan Debit Banjir

7 Pt-T-15-2002-C tentang Penerapan Drainase Berwawasan lingkungan di

Kawasan Permukiman

8 Pt T-16-2002-C tentang Pengelolaan Air Limbah Non Kakus (Grey Water)

9 Pt T-17-2002-C tentang Penerapan Pengelolaan Air Limbah secara Komunal

pada Kawasan Penghijauan

10 Pt-T-23-2000-C tentang Tata Cara Perencanaan Saluran Air Hujan Untuk

Lingkungan Permukiman

11 Standar-standar teknis lain yang berkaitan dan masih berlaku

423 Studi Terdahulu

1 Penyusunan Masterplan Drainase Bappeda Kota Salatiga Tahun 2007

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

55

424 Kala Ulang

Kala ulang yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran saluran dan

jenis kota yang akan direncanakan

b) Untuk bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama dengan sistem

saluran di mana bangunan pelengkap tersebut berada

c) Perhitungan curah hujan berdasarkan data hidrologi minimal 10 tahun

terakhir (mengacu pada tata cara analisis curah hujan drainase perkotaan)

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota

Sistem Drainase Utama (Major Drainage)

Type Kota Daerah Pelayanan (Ha)

lt 10 10 ndash 100 100 ndash 500 gt 500

Metro 2 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn 10 ndash 25 thn

Besar 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 20 thn

Sedang 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn

Kecil 2 thn 2 thn 2 thn 2 ndash 5 thn

Sistem Drainase Lokal (Mikro Drainage)

Type Kawasan Daerah Pelayanan (Ha)

10 ndash 100 gt 100

Industri Komersial 2 ndash 5 5

Pemukiman 1 2

Saluran Pada Jaringan Jalan

Type Jalan Kala Ulang

Bebas hambatan 5

Arteri 2

Kolektor 1

Lokal 1

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm)

Type Kota Jenis Saluran

Primer Sekunder Tertier

Metropolitan 90 60 30

Besar 60 40 20

Sedang 40 30 20

Kecil 30 20 15

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

56

43 Analisis Hidrologi

Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

hidrologi (hydrologic phenomena) seperti besarnya curah hujan temperatur

penguapan lamanya penyinaran matahari kecepatan angin debit sungai tinggi

muka air sungai kecepatan aliran konsentrasi sedimen sungai akan selalu

berubah terhadap waktu (Soewarno 1995)

Data hidrologi dianalisis untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan

mengenai fenomena hidrologi berdasarkan sebagian data hidrologi yang

dikumpulkan (Soewarno 1995)

Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut

1 Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya

2 Menganalisis distribusi curah hujan dengan periode ulang T tahun

3 Menganalisis frekuensi curah hujan

4 Mengukur dispersi

5 Memilih jenis sebaran

6 Menguji kecocokan sebaran

7 Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana

di atas pada periode ulang T tahun untuk menentukan curah hujan desain

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment basin watershed) merupakan daerah

dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan Daerah

ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berarti ditetapkan berdasar

aliran air permukaan Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena

permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan

pemakaian

Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi

oleh titik kontrol yang umumnya merupakan stasiun hidrometri Memperhatikan

hal tersebut berarti sebuah DAS dapat merupakan bagian dari DAS lain (Sri Harto

Br 1993) Dalam sebuah DAS kemudian dibagi dalam area yang lebih kecil

menjadi sub-DAS Penentuan batas-batas sub-DAS berdasarkan kontur jalan dan

rel KA yang ada di lapangan untuk menentukan arah aliran air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

57

Dari peta topografi ditetapkan titik-titik tertinggi disekeliling sungai utama

(main stream) yang dimaksudkan dan masing-masing titik tersebut dihubungkan

satu dengan lainnya sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung

pangkalnya Garis tersebut merupakan batas DAS dititik kontrol tertentu (Sri

Harto Br 1993)

Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi

(Suripin 2004)

a Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya

luas DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total

dari DAS melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas besarnya akan

berkurang dengan bertambahnya luasnya DAS Ini berkaitan dengan waktu yang

diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu

konsentrasi) dan juga penyebaran atau intensitas hujan

Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai Pengaruh

bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan

memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang

bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima hujan

dengan intensitas yang sama

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan

Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran

permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar

atau melingkar Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang

waktu

curah hujan

Q dan

P

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

hidrograf aliran permukaan

(a) DAS memanjang (b) DAS melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

58

waktu

curah hujan

Q d

an P

hidrograf aliran

permukaan

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

(a) Kerapatan paritsaluran tinggi (b) Kerapatan paritsaluran rendah

lebih lama dibandingkan dengan DAS yang melebar sehingga terjadinya

konsentrasi air dititik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran

permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak diseluruh DAS tetapi

bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya Pada DAS memanjang laju aliran

akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum

memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di

hilir telah habis atau mengecil Sebaliknya pada DAS melebar datangnya aliran

permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak artinya air dari hulu

sudah tiba sebelum aliran dari mengecilhabis

b Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan parit danatau saluran dan bentuk-bentuk cekungan lainnya

mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan DAS dengan

kemiringan curam disertai paritsaluran yang rapat akan menghasilkan laju dan

volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai

dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan Pengaruh kerapatan

parit yaitu panjang parit per satuan luas DAS pada aliran permukaan adalah

memperpendek waktu konsentrasi sehingga memperbesar laju aliran

permukaan

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf

aliran permukaan

c Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

59

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Nilai C = 0 menunjukkan bahwa

semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah sebaliknya untuk

nilai C = 1 menunjukkkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran

permukaan

432 Analisa Distribusi Curah Hujan

Hal yang penting dalam pembuatan rancangan bangunan drainase adalah

distribusi curah hujan Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan

jangka waktu yang ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan

dalam setahun) curah hujan bulanan (jumlah curah hujan sebulan) curah hujan

harian (jumlah curah hujan 24 jam) curah hujan per jam

Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar

hujan baik yang manual maupun yang otomatis Analisis frekuensi ini didasarkan

pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas

besaran hujan yang akan datang Dengan angggapan bahwa sifat statistik

kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian

hujan masa lalu (Suripin 2004)

Perencanaan persungaian biasanya diadakan setelah ditentukannya batas-batas

besaran hidrologi yang terjadi karena penomena alam yang mendadak dan tidak

normal Karena itu perlu dihitung kemungkinan debit atau curah hujan yang

lebih kecil atau lebih besar dari suatu nilai tertentu berdasarkan data-data yang

diperoleh sebelumnya (Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah

Data curah hujan dan debit merupakan data yang paling fundamental dalam

perencanaan drainase Ketetapan dalam memilih lokasi dan peralatan baik curah

hujan maupun debit merupakan faktor yang menentukan kualitas data yang

diperoleh Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah

hujan dan analisis statistik yang diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir

rencana Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir

adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran sungai pada waktu yang sama

Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah

daerah aliran sungai (DAS) ada tiga macam cara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

60

a Cara rata-rata aljabar

Tinggi rata-rata curah hujan yang didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata

hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar-penakar hujan

didalam areal tersebut Jadi cara ini akan memberikan hasil yang dapat

dipercaya jika pos-pos penakarnya ditempatkan secara merata di areal tersebut

dan hasil penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai

rata-rata seluruh pos di seluruh areal (CD Soemarto 1999)

n

dddd n21 =

n

i

i

n

d

1

di mana

= tinggi curah hujan rata-rata

d1 d2 dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1 2 hellipn

n = banyaknya pos penakar

b Cara Poligon Thiessen

Menurut Kiyotaka Mori dkk (1977) metode ini sering digunakan pada analisis

hidrologi karena metode ini lebih teliti dan obyektif dibanding metode lainnya

dan metode ini dapat digunakan pada daerah yang memiliki titik pengamatan

yang tidak merata Cara ini adalah dengan memasukkan faktor pengaruh daerah

yang mewakili oleh stasiun hujan yang disebut faktor pembobotan atau koefisien

Thiessen Untuk pemilihan stasiun hujan yang dipilih harus meliputi daerah aliran

sungai yang akan dibangun Besarnya koefisien Thiessen tergantung dari luas

daerah pengaruh stasiun hujan yang dibatasi oleh poligon-poligon yang

memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung stasiun Setelah

luas pengaruh tiap-tiap stasiun didapat maka koefisien Thiessen dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

totalA

AiC

n21

nn2211

AAA

RARARAR

d

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

61

di mana

C = Koefisien Thiessen

Ai = Luas pengaruh dari stasiun pengamatan i

A = Luas total dari DAS

R = Curah hujan rata-rata

R1 R2Rn = Curah hujan pada setiap titik pengukuran (stasiun)

Gambar 4-4 Metode Thiessen

c Cara Isohyet

Dengan cara ini kita dapat menggambar dulu kontur tinggi hujan yang sama

(isohyet) seperti terlihat pada Gambar 4-5 kemudian luas bagian diantara

isohyet-isohyet yang berdekatan diukur dan nilai rata-rata dihitung sebagai nilai

rata-rata timbang nilai kontur sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

n21

n2

dd

22

dd

12

dd

AAA

AAAd

n1n2110

=

n

1i

i

n

1i

i2

dd

A

Ai1i

= A

An

1i

i2

dd i1i

di mana

A = A1+A2+hellip+An (luas total area)

d = tinggi curah hujan rata-rata area

d0 d1 dn = curah hujan pada isohyet 0 1 2hellip n

A5

A1

A2

A6

A4

A3

A7

Sta 2

Sta 1

Sta 3

Sta 4

Sta 5 Sta 6 Sta 7

Batas DAS

Poligon Thiessen

A3

30 mm

A2

10 mm20 mm

A1

50 mm

40 mm

60 mm70 mm

A4 A5A6

Batas DAS

Kontur tinggi hujan

Stasiun hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

62

Gambar 4-5Metode Isohyet

434 Pengukuran Dispersi

Dalam analisis frekuensi curah hujan data hidrologi dikumpulkan dihitung

disajikan dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu yaitu metode

statistik Pada kenyataannya bahwa tidak semua varian dari suatu variabel

hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya Variasi atau dispersi

adalah besarnya derajat atau besaran varian di sekitar nilai rata-ratanya Cara

mengukur besarnya dispersi disebut pengukuran dispersi (Soewarno 1995)

Adapun cara pengukuran dispersi antara lain

1 Deviasi Standar (S)

2 Koefisien Skewness (Cs)

3 Pengukuran Kurtosis (Ck)

4 Koefisien Variasi (Cv)

a Deviasi Standar (S)

Umumnya ukuran dispersi yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar

(standard deviation) dan varian (variance) Varian dihitung sebagai nilai kuadrat

dari deviasi standar Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-

rata maka nilai standar deviasi akan besar akan tetapi apabila penyebaran data

sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka standar deviasi akan kecil

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

63

1)(n

)X(X

S

n

1i

i

Dimana

S = deviasi standar

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

b Koefisien Skewness (Cs)

Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat

ketidaksimetrisan (assymetry) dari suatu bentuk distribusi Umumnya ukuran

kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan (coefficient

of skewness)

Rumus

3

n

1i

3i

2)S1)(n(n

)X(Xn

Cs

Dimana

CS = koefisien kemencengan

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

c Pengukuran Kurtosis (Ck)

Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur keruncingan dari bentuk kurva

distribusi yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

64

4

n

1i

4i

S

)X(Xn

1

Ck

Dimana

Ck = koefisien kurtosis

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

d Koefisien Variasi (Cv)

Koefisien variasi (variation coefficient) adalah nilai perbandingan antara deviasi

standar dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi

Rumus

X

SCv

Keterangan

Cv = koefisien variasi

S = standar deviasi

X = nilai rata-rata

Dari nilai-nilai di atas kemudian dilakukan pemilihan jenis sebaran yaitu dengan

membandingkan koefisien distribusi dari metode yang akan digunakan

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana

Ada berbagai macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi menjadi

dua yaitu distribusi diskrit dan distribusi kontinyu Yang diskrit adalah binomial

dan poisson sedangkan yang kontinyu adalah Normal Log Normal Pearson dan

Gumbel (Soewarno 1995)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

65

Berikut ini adalah beberapa macam distribusi yang sering digunakan yaitu

a Distribusi Normal

Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis

frekuensi curah hujan analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan debit

rata-rata tahunan Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi

Gauss

Rumus

SkXX rtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

b Distribusi Log Normal

Distribusi Log Normal merupakan hasil transformasi dari distribusi Normal yaitu

dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

c Distribusi Gumbel I

Distribusi Tipe I Gumbel atau Distribusi Extrim Tipe I (extreme type I

distribution) digunakan untuk analisis data maksimum misalnya untuk analisis

frekuensi banjir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

66

Rumus

SS

YYXX

n

nrtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

S = standar deviasi

Sn = standar deviasi ke n

Y = koefisien untuk distribusi Gumbel

Yn = koefisien untuk distribusi Gumbel ke n

d Distribusi Log Person Tipe III

Distribusi log-Pearson tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi

terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum)

dengan nilai extrim Bentuk distribusi log-Pearson tipe III merupakan hasil

transformasi dari distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi

nilai logaritmik

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Log Pearson

S = standar deviasi

436 Pengujian Kecocokan Sebaran

Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari

sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

67

menggambarkanmewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian

parameter Pengujian parameter dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Chi-

Kuadrat ataupun dengan Smirnov-Kolmogorov Umumnya pengujian dilaksanakan

dengan cara menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan apakah

data tersebut merupakan garis lurus atau dengan membandingkan kurva

frekuensi dari data pengamatan terhadap kurva frekuensi teoritisnya (Soewarno

1995)

a Uji Chi-Kuadrat

Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data

yang dianalisis Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter x2 oleh

karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat

Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut

1 Apabila peluang lebih dari 5 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

2 Apabila peluang lebih kecil dari 1 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

3 Apabila peluang berada diantara 1 - 5 maka tidak mungkin mengambil

keputusan perlu penambahan data

b Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non

parametrik (non parametric test) karena pengujiannya tidak menggunakan

fungsi distribusi tertentu

Pengujian kecocokan sebaran dengan cara ini dinilai lebih sederhana dibanding

dengan pengujian dengan cara Chi-Kuadrat Dengan membandingkan

kemungkinan (probability) untuk setiap variat dari distribusi empiris dan

teoritisnya akan terdapat perbedaan (Δ ) tertentu

Apabila harga Δ max yang terbaca pada kertas probabilitas lebih kecil dari Δ

kritis maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan

distribusi dapat diterima apabila Δ max lebih besar dari Δ kritis maka distribusi

teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi tidak dapat

diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

68

437 Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana pada setiap profil sungai merupakan data yang paling

penting untuk perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai (Sosrodarsono dan

Tominaga 1985) Dalam perencanaan ini debit banjir dihitung dengan program

EPA SWMM (Storm Water Management Model)

Besarnya debit banjir rencana yang dipakai bervariasi tergantung pada orde

saluran yaitu sebagai berikut

1 Saluran primer (sungai orde 1) debit dengan kala ulang 10-tahunan

2 Saluran sekunder debit dengan kala ulang 5-tahunan

3 Saluran tersier debit dengan kala ulang 2-tahunan

Ada beberapa metode untuk memperkirakan debit banjir (laju aliran puncak)

Metode yang dipakai pada suatu lokasi lebih banyak ditentukan oleh ketersediaan

data Secara umum metode yang umum dipakai adalah (Suripin 2004)

a Metode Rasional

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai

adalah metode Rasional USSCS (1973) Metode ini sangat simple dan mudah

penggunaanya namun penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran

kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et al1986) Karena model ini

merupakan model kotak hitam maka tidak dapat menerangkan hubungan curah

hujan dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf

Metode rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi

mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh DAS selama paling sedikit

sama dengan waktu konsentrasi (tc) DAS

Gambar 4-6 menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas seragam dan merata

seluruh DAS berdurasi sama dengan waktu konsentrasi (tc) Jika hujan yang

terjadi lamanya kurang dari tc maka debit puncak yang terjadi lebih kecil dari

Qq karena seluruh DAS tidak dapat memberikan konstribusi aliran secara

bersama pada titik kontrol (outlet) Sebaliknya jika hujan yang terjadi lebih lama

dari tc maka debit puncak aliran permukaan akan tetap sama dengan Qp

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

69

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan yang berbeda

Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus rasional atau hidrograf satuan Dalam

perhitungan waktu konsentrasi dan koefisien limpasan perlu memperhitungkan

perkembangan tata guna lahan di masa mendatang

Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah

ditetapkan baik debit rencana (periode ulang) dan cara analisis yang dipakai

tinggi jagaan struktur saluran dll Tabel 4-3 berikut menyajikan standar disain

saluran drainase berdasar ldquoPedoman Drainase Perkotaan dan Standar Disain

Teknisrdquo

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan

Luas DAS (ha) Periode ulang (tahun) Metode perhitungan debit banjir

lt 10 2 Rasional

10 ndash 100 2 ndash 5 Rasional

101 ndash 500 5 ndash 20 Rasional

gt 500 10 ndash 25 Hidrograf satuan

1 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik

kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi Dalam

hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi

maka setiap bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap

tc waktu

Laju

ali

ran d

an

Inte

nsi

tas

hu

jan

Intensitas hujan I

D = tc

Aliran akibat hujan dengan durasi D lt

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D =

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D

gt tc

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

70

titik kontrol Salah satu metode untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah

rumus yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) yang dapat ditulis sebagai

berikut

38502

cS

Lx8850t

dimana tc adalah waktu konsentrasi dalam jam L panjang saluran utama dari

hulu sampai penguras dalam km dan S kemiringan rata-rata saluran utama

dalam mm

Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi dua

komponen yaitu (1) waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan

lahan sampai saluran terdekat to dan (2) waktu perjalanan dari pertama masuk

saluran sampai titik keluaran td sehingga

doc ttt

dimana

S

nxLx283x

3

2to menit

dan

V60

Lt sd menit

dimana

n = angka kekasaran Manning

S = kemiringan lahan

L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)

Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluransungai (m)

V = kecepatan aliran di dalam saluran (mdetik)

2 Koefisien limpasan (aliran permukaan) [C]

Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan

terhadap intensitas hujan Faktor ini merupakan variabel yang paling

menentukan hasil perhitungan debit banjir Pemilihan harga C yang tepat

memerlukan pengalaman hidrologi yang luas Faktor utama yang mempengaruhi

C adalah laju infiltrasi tanah atau prosentase lahan kedap air kemiringan lahan

tanaman penutup tanah dan intensitas hujan Permukaan kedap air seperti

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

71

perkerasan aspal dan atap bangunan akan menghasilkan aliran hampir 100

setelah permukaan menjadi basah seberapapun kemiringannya

Koefisien limpasan juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah Laju infiltrasi

menurun pada hujan menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air

sebelumnya Faktor lain yang mempengaruhi nilai C adalah air tanah derajad

kepadatan tanah porositas tanah dan simpanan depresi Harga C untuk berbagai

tipe tanah dan penggunaan lahan disajikan dalam Tabel 4-4

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional

Diskripsi lahankarakter permukaan Koefisien aliran C

Business

perkotaan 070 - 095

pinggiran 050 - 070

Perumahan

rumah tunggal 030 - 050

multiunit terpisah 040 - 060

multiunit tergabung 060 - 075

perkampungan 025 - 040

apartemen 050 - 070

Industri

ringan 050 - 080

berat 060 - 090

Perkerasan

aspal dan beton 070 - 095

batu bata paving 050 - 070

Atap 075 - 095

Halaman tanah berpasir

datar 2 005 - 010

Rata-rata 2 - 7 010 - 015

curam 7 015 - 020

Halaman tanah berat

datar 2 013 - 017

rata-rata 2 - 7 018 - 022

curam 7 025 - 035

Halaman kereta api 010 - 035

Taman tempat bermain 020 - 035

Taman pekuburan 010 - 025

Hutan

datar 0 - 5 010 - 040

bergelombang 5 - 10 025 - 050

berbukit 10 ndash 30 030 - 060 Sumber McGuen 1989

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

72

Harga C yang ditampilkan dalam Tabel 4-4 belum memberikan rincian masing-

masing faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai C Oleh karena itu

Hassing (1995) menyajikan cara penentuan faktor C yang mengintegrasikan nilai

yang merepresentasikan beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara

hujan dan aliran yaitu topografi permeabilitas tanah penutup lahan dan tata

guna tanah Nilai koefisien C merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang

dapat dihitung berdasarkan Tabel 4-5

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995)

Koefisien aliran C = Ct + Cs + Cv

Topografi Ct Tanah Cs Vegetasi Cv

Datar (lt1) 003 Pasir dan gravel 004 Hutan 004

Bergelombang (1-10) 008 Lempung berpasir 008 Pertanian 011

Perbukitan (10-20) 016 Lempung dan lanau

016 Padang rumput

021

Pegunungan (gt20) 026 Lapisan batu 026 Tanpa tanaman

028

Tabel 4-4 dan Tabel 4-5 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang

seragam dimana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relatif luas

Jika DAS terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran

permukaan yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat

dihitung dengan persamaan

n

1ii

n

1iii

DAS

A

AC

C

dimana

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i

Ci = koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i

n = jumlah jenis penutup lahan

Cara lain penggunaan rumus Rasional untuk DAS dengan tata guna lahan tidak

homogen adalah dengan substitusi persamaan

n

i

i

n

i

ii

DAS

A

AC

C

1

1 kedalam

persamaan AIC002780Q p Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut

n

1i

iip AC002780Q

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

73

438 Konsep EPA SWMM

Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah Program

EPA SWMM (Environmental Protection Agency - Storm Water Management Model)

Versi 50 EPA SWMM adalah model simulasi limpasan (runoff) ndash curah hujan

periodik yang digunakan untuk mensimulasi kejadian tunggal atau kejadian terus-

menerus dengan kuantitas dan kualitas limpasan dari luas wilayah yang ditinjau

Komponen limpasan SWMM dioperasikan dengan menjumlahkan luas daerah

tangkapan (subcatchment) yang menerima hujan total dan membangkitkannya

dalam bentuk limpasan (runoff) dan beban polusi Aliran limpasan di SWMM

dapat ditelusuri melalui sistem pipa saluran terbuka kolam tampungan dan

pompa SWMM merupakan kuantitas dan kualitas limpasan yang dibangkitkan

pada masing-masing daerah tangkapan (subcatchment) dan rata-rata aliran

kedalaman aliran dan kualitas air dimasing-masing pipa dan saluran terbuka

waktu simulasi dimasukkan dalam penambahan waktu (Rossman 2005)

SWMM digunakan untuk menghitung berbagai jenis proses hidrologi yang

menghasilkan limpasan di daerah yang ditinjau

Hal itu meliputi

1 Perbedaan waktu curah hujan

2 Penguapan pada permukaan air

3 Kehilangan hujan dari tampungan-cekungan

4 Infiltrasi curah hujan ke dalam permukaan tanah tak jenuh

5 Perkolasi dari air infiltrasi kedalam permukaan air tanah

6 Aliran antara air tanah dengan sistem drainase

7 Penelusuran waduk nonlinear dari aliran permukaan

Variasi ruang hujan dalam semua proses ini diselesaikan dengan membagi study

area kedalam lingkup yang lebih kecil luas daerah tangkapan (subcatchment)

homogen masing-masing mengandung fraksi previous dan impervious sub-area

sendiri-sendiri Aliran permukaan dapat ditelusuri antar sub-area antar daerah

tangkapan (subcatchment) atau antar titik masuk dari sistem drainase

SWMM juga mengandung aturan yang fleksibel untuk kemampuan permodelan

hidrolika yang digunakan untuk menelusuri limpasan dan aliran external melalui

jaringan sistem drainase pipa saluran terbuka kolam tampungan dan bangunan

pengelak Hal ini termasuk kemampuan untuk

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

74

1 Mengendalikan jaringan yang ukurannnya tidak terbatas

2 Menggunakan lebar yang bermacam-macam dari bentuk saluran tertutup

atau terbuka

3 Memodelkan bagian-bagian yang khusus seperti kolam tampungan pembagi

aliran pompa bendung dan saluran pembuang

4 Meminta memasukkan aliran external dan kualitas air dari limpasan

permukaan aliran antara air tanah curah hujan yang dipengaruhi

infiltrasialiran aliran pembuangan kering udara dan pembatasan pengguna

aliran antara

5 Menggunakan salah satu metode penelusuran aliran diantara gelombang

kinematik atau gelombang dinamik penuh

6 Memodelkan bermacam-macam cara aliran seperti backwater surcharging

aliran pembalik dan kolam permukaan

7 Meminta pembatasan aturan pengendali dinamis untuk mensimulasi

pengoperasian pompa pembukaan saluran pembuang dan level puncak

bendung

Dengan program EPA SWMM 50 debit banjir rencana dapat dihitung secara

kumulatif Sehingga didapatkan debit banjir puncak yang maksimum untuk desain

selanjutnya Dengan program EPA SWMM 50 kita bisa merencanakan debit yang

keluar agar tetap konstan

EPA SWMM dapat menghitung debit banjir dengan cara memodelkan suatu sistem

drainase melalui proses-proses

1 Aliran permukaan

2 Infiltrasi

3 Air tanah

4 Pelelehan salju

5 Genangan di permukaan

Dalam perencanan ini hanya menggunakan perhitungan metode aliran permukaan

dan infiltrasi untuk mendapatkan hidrograf maka kita hanya membahas tentang

Aliran permukaan dan Infiltrasi

1 Aliran Permukaan

Konsep aliran permukaan yang digunakan oleh SWMM dapat dilihat pada Gambar

4-7 Permukaan subcatchment didefinisikan sebagai reservoir nonlinear Air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

75

masuk melalui presipitasi serta subcatchment yang diatasnya Kemudian air akan

mengalir dengan beberapa cara diantaranya melalui infiltrasi evaporasi dan

aliran permukaan Aliran permukaan per unit area (Q) terjadi apabila air tanah

telah mencapai maksimum dan tanah menjadi jenuh Untuk mendapatkan nilai Q

dihitung dengan persamaan Manning

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM

Sdp)(dn

1WQ 3

5

dimana

Q = debit aliran yang terjadi

W = lebar subcathment

n = koefisien kekasaran Manning

d = kedalaman air

dp = kedalaman air tanah

S = kemiringan subcatchment

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan

Jenis Permukaan (Surface) n

Aspal halus (Smooth asphalt) 0011

Beton halus (Smooth concrete) 0012

Beton biasa (Ordinary concrete lining) 0013

Kayu bagus (Good wood) 0014

Pasangan batu bata (Brick with cement mortar) 0014

Vitrified clay 0015

Besi cetak (Cast iron) 0015

Corrugated metal pipes 0024

Cement rubble surface 0024

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

76

Jenis Permukaan (Surface) n

Fallow soils (no residue) 0050

Tanah bertanaman (Cultivated soils)

Residue cover lt 20 006

Residue cover gt 20 017

Range (natural) 013

Rumput (Grass)

Short prarie 015

Dense 024

Bermuda grass 041

Hutan (Woods)

Semak ringan (Light underbrush) 040

Semak padat (Dense underbrush) 080

Sumber EPA SWMM 50

Selanjutnya limpasan yang terjadi (Q) akan mengalir melaui conduit atau saluran

yang ada SWMM menggunakan persamaan Manning (Tabel 4-6) untuk

menghitung debit aliran

2

1

3

2

SARn

491Q (sistem Inggris) dan 2

1

3

2

SARn

1Q (sistem SI)

dimana

Q = debit saluran

A = luas penampang saluran

R = jari-jari hidrolik

S = kemiringan dasar saluran

n = bilangan Manning untuk kekasaran saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

77

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran

Saluran Keterangan n Manning

Tanah

Lurus baru seragamlandai dan bersih 0016 - 0033

Berkelok landai dan berumput 0023 - 0040

Tidak terawat dan kotor 0050 - 0140

Tanah berbatu kasar dan tidak teratur 0035 - 0045

Pasangan Batu kosong 0023 - 0035

Pasangan batu belah 0017 - 0030

Beton Halus sambungan baik dan rata 0014 - 0018

Kurang halus dan sambungan kurang rata 0018 - 0030

Sumber Imam Subarkah 1980

a Infiltrasi

Infiltrasi adalah suatu proses dimana air hujan merembes masuk ke dalam tanah

permukaan pervious subcatchment area SWMM menyediakan tiga pilihan untuk

memodelkan infiltrasi tetapi dalam perencanaan ini yang dipakai adalah

persamaan Horton

b Persamaan Horton

Metode ini berdasarkan hasil pengamatan empiris yang yang dilakukan oleh RE

Horton (1940) yang menunjukan bahwa infiltrasi akan berkurang secara

eksponensial dari nilai maksimum ke nilai minimum sesuai dengan persamaan

Kte)fcfo(fcfp

dimana

fp = Kapasitas infiltrasi

fc = Infiltrasi minimum

fo = Infltrasi maksimum

t = Waktu sejak awal hujan

k = Tetapan untuk tanah atau permukaan tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

78

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda

Jenis tanah fo

mmjam

fc

mmjam

K

menit-1

- pertanian

- baku

gundul 280 6-220 16

berakar rumput

900 20-290 08

- gambut 325 2-20 18

- pasir halus

- lempung

gundul 210 2-25 20

berakar rumput

670 10-30 14

Sumber EM Wilson 1990

439 Pemodelan dalam EPA SWMM

SWMM adalah pemodelan dari siklus hidrologi yang ada di bumi Pemodelan ini

berisikan tentang

1 Pemodelan curah hujan Hujan merupakan faktor terpenting dalam

hidrologi Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan

dalam satuan waktu tertentu dan disebut Intensitas Curah Hujan Di dalam

SWMM curah hujan digambarkan dengan simbol Rain Gage untuk mewakili

hujan yang akan disimulasikan

2 Pemodelan permukaan tanah dimana dalam hal ini diwakili oleh simbol

Subcatchment Permukaan tanah menerima curah hujan dari atmosfer

kemudian air sebagian akan meresap kedalam tanah sebagai infiltrasi dan

sebagian akan menjadi limpasan permukaan

3 Pemodelan air tanah yang mana melalui proses infiltrasi menerima air dari

permukaan Dalam SWMM dilambangkan dengan simbol Aquifer

4 Pemodelan jaringan transportasi air Dimana air dialirkan melalui kanal

saluran pipa kemudian juga dapat disimulasikan tentang penggunaan

pompa kolam penampungan dan pengolahan limbah Dalam SWMM bagian ini

di simbolkan sebagai Node dan Link

5 Pemodelan seperti tersebut diatas dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga

menggambarkan suatu sistem drainase Gambar dan rangkaian tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4-8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

79

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM

a Rain Gage

Rain Gage adalah pemodelan yang mewakili curah hujan yang akan mensuplai

area studi Data hujan yang digunakan adalah data hujan yang telah diolah

terlebih dahulu sehingga didapatkan format yang diinginkan Beberapa format

curah hujan dapat digunakan dalam simulasi ini

1 Intensitas curah hujan yaitu jumlah hujan rata-rata dalam satuan waktu

tertentu

2 Volume curah hujan yaitu jumlah hujan yang tercatat pada pengukur hujan

dalam waktu tertentu

3 Curah hujan kumulatif yaitu jumlah curah hujan yang terjadi dari hujan

mulai turun hingga hingga berhenti

4 Data masukan untuk curah hujan

5 Tipe data hujan ( intensitas volume kumulatif )

6 Interval pencatatan curah hujan ( 1 jam 15 menit 5 menit dll )

7 Sumber dari data hujan

8 Nama sumber data hujan

b Sub-catchment

Subcatchment atau disebut juga sub daerah pengalian sungai adalah salah satu

unit hidrologi di permukaan tanah yang mempunyai topografi dan element sistem

drainase internal yang mengalirkan limpasan permukaan ke satu titik outlet

Subcatchment dapat di bagi menjadi bagian pervious sub-area dan impervious

sub-area dimana limpasan dapat mengalami infiltrasi jika melewati pervious sub-

area tetapi tidak dapat jika melewati impervious sub-area Limpasan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

80

mengalir dari satu sub area ke sub-area lainnya atau mengalir ke bersama ke

satu titik outlet

Infiltrasi air hujan pada subcatchment dengan pervious area dapat di

deskripsikan dengan tiga model yang berbeda

1 Model infltrasi Horton

2 Model infiltrasi Green-Ampt

3 Model infiltrasi SCS Curve Number

4 Masukan parameter lain untuk untuk subcatchment adalah

5 Menentukan Rain Gage yang akan digunakan

6 Menentukan outlet subcatchment

7 Menentukan tata guna lahan

8 Menentukan pervious dan impervious subarea

9 menentukan slope atau kemiringan subcatchment

10 Menentukan lebar Subcatchment

11 Menentukan bilangan manning untuk aliran permukaan

12 Menentukan persentase impervious subarea

c Junction Nodes

Junction merupakan titik pertemuan aliran Dalam keadaan sebenarnya junction

dapat menggambarkan pertemuan antara saluran manholes pada sewer sistem

ataupun pada pipa saluran tertutup Aliran yang akan masuk ke dalam sistem

drainase harus melaluijunction Kelebihan air pada junction dapat menyebabkan

meluapnya air pada titik tersebut sehingga dapat digambarkan sebagai banjir

pada titik tersebut

Masukan parameter untuk junction adalah

1 Elevasi dasar

2 Tinggi hingga permukaan tanah

3 Kolam tampungan pada permukaan ketika terjadi banjir (optional)

4 Data debit dari luar (optional)

d Outfall Nodes

Outfalls adalah terminal terakhir dari rangakaian aliran istem drainase

menggambarkan titik akhir berupa muara ataupun keluaran lainnya Pada

Outfalls dapat digambarkan dengan beberapa kondisi antara lain

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

81

1 Kedalaman aliran pada penghubung saluran

2 Kondisi air pasang tertinggi (fixed tide)

3 Tabel pasang surut

4 Parameter masukan lainnya

5 Elevasi dasar

6 Keadaan pasang surut

7 Pintu engsel untuk mencegah backwater melalui Outfalls

e Flow Divider Nodes

Flow Divider Nodes adalah suatu titik yang membagi sebagian aliran ke saluran

yang yang lain Suatu divider hanya dapat membagi aliran menjadi dua

Ada empat jenis Flow dividers berdasarkan cara membagi aliran

Cutoff Divider membagi aliran berdasarkan jumlah yang telah di tentukan

sebelumnya

Overflow Divider membagi aliran berdasarkan kapasitas maksimum saluran

utama jika saluran utama melewati kapsitas maksimum maka

aliran akan langsung terbagi

Tabular Divider membagi aliran berdasarkan tabel fungsi total aliran

Weir Divider membagi aliran dengan menggunakan persamaan weir

(bendung)

f Storage Units

Storage unit merupakan suatu titik dimana dapat menyediakan tampungan air

dengan volume tertentu Dalam hal ini storage unit menggambarkan suatu kolam

tampungan air dengan volume tertentu dimana air dapat ditahan untuk

sementara Volume kolam tampungan diperoleh dari tabel fungsi luas permukaan

kolam dengan kedalaman

Masukan lainnya untuk Storage Unit

1 Elevasi dasar

2 Kedalaman maksimum

3 Tabel fungsi luas permukaan dan kedalaman

4 Penguapan

5 Genangan di permukaan (optional)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

82

g Conduits

Conduits adalah penghubung yang mengalirkan air dari suatu node ke node

lainnya dalam sistem pengaliran dalam hal ini dapat berupa saluran terbuka

ataupun tertutup Penampang melintang saluran dapat ditentukan melalui tabel

yang telah disediakan Selain itu bentuk saluran alam yang tidak beraturan juga

dapat digunakan

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM

Sumber Roosman 2005

Masukan untuk conduits

1 Nama node masuk dan node keluar

2 Panjang saluran

3 Bilangan kekasaran Manning

4 Geometri penampang melintang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

83

h Orifices

Orifices digunakan untuk model struktur diversi dan saluran dari sistem drainase

yang secara khusus membuka dinding dari manhole fasilitas tampungan dan

pengendali gate Orifices secara internal diwakili didalam SWMM sebagai mata

rantai yang menghubungkan dua node Orifices bisa memiliki bentuk bulat atau

persegi bisa diletakkan didasar ataupun sepanjang sisi node di hulu dan

mempunyai flap gate penutup untuk mencegah backflow Aliran sepanjang

orifices dihitung berdasarkan pada area pembukaannya koefisien dischargenya

dan perbedaan puncak diseberangnya

Parameter masukan untuk orifices antara lain

1 Nama titik inlet dan outlet

2 Tipe orifeces (dasar atau sisi)

3 Bentuk orifices (bulat atau persegi)

4 Tinggi orifeces saat terbuka penuh

44 Kriteria Analisa Hidrolika

Hidrolika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat zat cair Analisis

hidrolika dimaksud untuk mengetahui kapasitas alur sungai dan saluran pada

kondisi sekarang terhadap banjir rencana yang selanjutnya digunakan untuk

mendesain alur sungai dan saluran

441 Aliran

Aliran dalam suatu saluran yang mempunyai permukaan bebas disebut aliran

permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel

flow)

Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung

kriteria yang digunakan Jika berdasarkan fungsi kedalaman dan atau kecepatan

mengikuti fungsi waktu maka aliran dibedakan menjadi aliran tunak (steady)

dan tidak tunak (unsteady) Sedangkan jika berdasarkan fungsi ruang maka

aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam (non-

uniform)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

84

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka

a Aliran Permanen dan Tidak Permanen

Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu maka

alirannya disebut aliran permanen atau tunak (steady flow) jika kecepatannya

pada suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu maka alirannya disebut

aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady flow)

b Aliran Seragam dan Berubah

Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang

saluran yang ditinjau maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow)

Namun jika kecepatan aliran pada saat tertentu berubah terhadap jarak maka

alirannya disebut aliran aliran tidak seragam atau aliran berubah (non uniform

flow or varied flow)

Berdasarkan laju perubahan terhadap jarak maka aliran dapat diklasifikasikan

menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) atau aliran berubah

tiba-tiba (rapidly varied flow)

Aliran

( flow )

Aliran Tunak

( steady )

Seragam

( uniform )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Aliran tak Tunak

( unsteady )

Berubah

( Varied )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Seragam

( uniform )

Berubah

( Varied )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Fungsi waktu

Fungsi ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

85

c Aliran laminer dan Turbulen

Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak

seperti serat-serat tipis yang paralel maka aliran tersebut disebut laminer

Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan

baik ditinjau terhadap ruang dan waktu maka aliran tersebut disebut aliran

turbulen

Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya

kekentalan (viskositas) dan gaya inersia Jika viskositas yang dominan maka

alirannya laminer sedangkan jika gaya inersia yang dominan maka alirannya

turbulen

d Aliran Subkritis Kritis dan Superkritis

Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan

gelombang gravitasi jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis

maka alirannya disebut subkritis sedangkan jika kecepatan alirannya lebih besar

daripada kecepatan kritis maka alirannya disebut superkritis

442 Perencanaan Saluran

a Alinyemen Saluran

Pada ruas saluran yang belok-belokannya dan sangat tajam maka aliran sungai

akan tidak lancar Selain itu pada ruas sungai yang demikian gerusan pada

belokan luar sangat meningkat dan terjadi kerusakan tebing sungai yang akhirnya

menimbulkan erosi serta perubahan penampang aliran Sebaliknya pada belokan

dalamnya terjadi pengendapan yang intensif pula

Jadi alur sungai menjadi lebih panjang dan dapat mengganggu kelancaran aliran

air Guna mengurangi keadaan yang kurang menguntungkan tersebut maka pada

ruas sungai atau tersebut perlu dipertimbangkan pembuatan alur baru (sudetan)

agar pada ruas tersebut alur sungai mendekati garis lurus dan lebih pendek

(Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

b Bentuk Penampang Melintang Saluran

Ada beberapa bentuk penampang melintang saluran drainase yang umum

dilaksanakan yaitupenampang tunggal trapesium dan penampang tunggal

persegi Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

86

dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah kekasaran dan

kemiringan dasar tertentu Faktor yang terpenting dalam menentukan pilihan

bentuk penampang saluran adalah pertimbangan ekonomi (Suripin 2004)

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS

Dalam perencanaan kapasitas saluran digunakan program HEC-RAS (Hydrologic

Engineering System-River Analysis System) HEC-RAS adalah sebuah perangkat

lunak yang didesain untuk penggunaan yang interaktif dalam lingkungan yang

bermacam-macam Ruang lingkup HEC-RAS adalah menghitung profil muka air

dengan pemodelan aliran steady dan unsteady serta penghitungan pengangkutan

sedimen Elemen yang paling penting dalam HEC-RAS adalah tersedianya

geometri saluran baik memanjang maupun melintang

a Profil Muka Air Pada Aliran Steady

Dalam bagian ini HEC-RAS memodelkan suatu saluran dengan aliran steady

berubah lambat laun Sistem ini dapat mensimulasikan aliran pada seluruh

jaringan saluran ataupun pada saluran tunggal tanpa percabangan baik itu aliran

kritis subkritis superkritis ataupun campuran sehingga didapat profil muka air

yang diinginkan

Konsep dasar dari perhitungan adalah menggunakan persamaan energi dan

persamaan momentum Kehilangan energi juga di perhitungkan dalam simulasi

ini dengan menggunakan prinsip gesekan pada saluran belokan serta perubahan

penampang baik akibat adanya jembatan gorong-gorong ataupun bendung pada

saluran atau sungai yang ditinjau

b Profil Muka Air Pada Aliran Unsteady

Pada sistem pemodelan ini HEC-RAS mensimulasikan aliran unsteady pada

jaringan saluran terbuka Konsep dasarnya adalah persamaan aliran unsteady

yang dikembangkan oleh Dr Robert L Barkaursquos UNET model (Barkau 1992 dan

HEC 1999)

Pada awalnya aliran unsteady hanya didisain untuk memodelkan aliran subkritis

tetapi versi tebaru dari HEC-RAS yaitu versi 31 dapat juga untuk memodelkan

aliran superkritis kritis subkritis ataupun campuran serta loncatan hidrolik

Selain itu penghitungan kehilangan energi pada gesekan saluran belokan serta

perubahan penampang juga diperhitungkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

87

c Konsep Penghitungan Profil muka air dalam HEC-RAS

Dalam HEC-RAS panampang sungai atau saluran ditentukan terlebih dahulu

kemudian luas penampang akan dihitung

Untuk mendukung fungsi saluran sebagai penghantar aliran maka penampang

saluran di bagi atas beberapa bagian Pendekatan yang dilakukan HEC-RAS adalah

membagi area penampang berdasarkan dari nilai n (koefisien kekasaran manning)

sebagai dasar bagi pembagian penampang setiap aliran yang terjadi pada bagian

dihitung dengan menggunakan persamaan Manning

21

fKSQ dan 3

2AR

n

1486K

Dimana

K = nilai pengantar aliran pada unit

n = koefisien kekasaran manning

A = luas bagian penampang

R = jari-jari hidrolik

Perhitungan nilai K dapat dihitung berdasarkan kekasaran manning yang dimiliki

oleh bagian penampang tersebut seperti terlihat pada gambar 4-10

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS

Setelah penampang ditentukan maka HEC-RAS akan menghitung profil muka air

Konsep dasar penghitungan profil permukaan air berdasarkan persamaan energi

yaitu

eh2g

VαZY

2g

VαZY

2

1111

2

2222

Dimana

Z = fungsi titik diatas garis referensi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

88

Y = fungsi tekanan di suatu titik

V = kecepatan aliran

α = koefisien kecepatan

he = energi head loss

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka

Nilai he didapat dengan persamaan

2g

2g

VαCSLh

2

11

2

22fe

Dimana

L = jarak antara dua penampang

Sf = kemiringan aliran

C = koefisien kehilangan energi (penyempitan pelebaran atau belokan)

Langkah berikutnya dalam perhitungan HEC-RAS adalah dengan mengasumsikan

nilai muka air (water surface) pada penampang awal saluran (dalam hal ini

penampang di hilir) Kemudian dengan menggunakan persamaan energi diatas

maka profil muka air untuk semua penampang di saluran dapat diketahui

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

89

5 BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem

Berdasarkan kondisi topografi dan pola aliran drainase utama sungai utama

serta memperhatikan luasan sub sistem drainase maka Kota Salatiga dibagi

menjadi 2 (dua) Sistem Drainase yaitu

1 Sistem Drainase Salatiga Barat

Sistem drainase ini meliputi saluran-saluran dan sungai yang bermuara di

Rawa Pening Sistem Drainase Salatiga Barat dibagi menjadi 3 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

b Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten

c Sub sistem Drainase Kedungringis

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

90

2 Sistem Drainase Salatiga Timur

Sistem drainase ini meliputi saluran- saluran dan sungai yang bermuara di

Sungai Tuntang Sistem Drainase Salatiga Timur dibagi menjadi 2 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

b Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar 51 di bawah ini

Gambar 5-1 Sub Sistem Drainase Kota Salatiga

SubSistem Jetis Setro

Sub Sistem Kebonsamas-Kalisawo

Sub Sistem Kedungringis

Sub Sistem Ngawen Sraten

Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

91

52 Analisis Hidrologi

521 Analisis Data Hujan

Analisis data hujan dilakukan untuk mendapatkan besarnya hujan wilayah

dilakukan dengan menggunakan Metode Thiessen Untuk keperluan itu

digunakan 3 (tiga) stasiun hujan yang berpengaruh terhadap daerah Tangkapan

Air (DTA) Kota Salatiga yaitu 1 Sta Salatiga (86) 2 Sta Silumut (85a) dan 3

Sta Cepoko (88a) Posisi masing-masing stasiun dalam DTA Kota Salatiga

diperlihatkan dalam gambar di bawah ini

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen DTA Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

92

522 Hujan Maksimum Wilayah

Berdasarkan luasan pengaruh masing-masing stasiun hujan diperoleh bobot

pengaruh masing-masing Stasiun terhadap hujan maksimum wilayah Hasilnya

disajikan dalam uraian berikut ini

Berdasarkan Poligon Thiessen

- Luas DTA tercover Sta Salatiga 352098 ha

- Luas DTA tercover Sta Silumut 55064 ha

- Luas DTA tercover Sta Cepoko 151049 ha

Total 558211 ha

Data Hujan Maksimum

Sta Salatiga (86) Sta Silumut (85a) Sta Cepoko (88a)

Ri ( mm ) Ri ( mm ) Ri ( mm )

063 010 027

1 1996 6181 819 3247 10247

2 1997 4731 878 1894 7503

3 1998 6245 986 1326 8557

4 1999 6812 1233 2679 10724

5 2000 5677 888 1245 7809

6 2001 6055 720 1732 8507

7 2002 5046 1953 1407 8406

8 2003 3785 927 2002 6714

9 2004 6497 1016 1461 8974

10 2005 4605 937 1624 7165

11 2006 4415 1036 1569 7021

12 2007 7065 799 2381 10245

13 2008 - - - -

14 2009 - - - -

15 2010 - - - -

16 2011 - - - -

17 2012 3911 681 1881 6472

18 2013 5046 888 1164 7097

Sumber Analisa th 2014

Hujan Harian

Maksimum (mm)No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

93

Sehingga Hujan Wilayah Kota Salatiga Hasil rekapitulasi disajikan sebagai berikut

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga

523 Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan cara analisis

frekuensi untuk jenis distribusi terpilih Jenis distribusi yang digunakan meliputi

distribusi normal distribusi Log Normal distribusi Gumbel dan distribusi Log

Pearson Tipe III Keempat jenis distribusi diatas dipilih berdasarkan pengalaman

bahwa distribusi maksimum biasanya menggunakan keempat distribusi tersebut

Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana menggunakan tabel-tabel Program Excel yang

disajikan dalam Tabel berikut ini

Hujan Daerah

( mm )

1 1996 10247

2 1997 7503

3 1998 8557

4 1999 10724

5 2000 7809

6 2001 8507

7 2002 8406

8 2003 6714

9 2004 8974

10 2005 7165

11 2006 7021

12 2007 10245

13 2012 6472

14 2013 7097

Sumber Analisa Konsultan 2014

No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

94

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga Distribusi Normal dan Log Normal

HUJAN MAKSIMUM

Nomer NORMAL LOG

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 00015255

n 1400 n 14

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 006

Cv = Sx Xrt 017 Cv Log X 003

a 155959 a Log X 0000137

Cs = a Sx^3 058 Cs Log X 051408

Persamaan Normal Persamaan Log-Normal Dua Parameter

X = Xrt + k S Log X = Log Xrt + k S Log X

k Nilai Variabel Reduksi Gauss k Nilai Variabel Reduksi Gauss

LOG-NORMAL DUA PARAMETER

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (000) 191 8141

5 084 196 9222

10 128 199 9844

25 175 202 10552

50 205 204 11037

100 233 206 11492

125 241 207 11633

1000 309 211 12869

NORMAL

T (tahun) k XT (mm)

2 (000) 8246

5 084 9415

10 128 10026

25 175 10678

50 205 11100

100 233 11478

125 241 11593

1000 309 12539

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

95

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III

Nomer GUMBEL - I

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 000

n 1400 n 1400

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 007

Yn 05424 Cs 038

Sn 11363

Persamaan Gumbel I Persamaan Log-Pearson III

X = Xrt + SxSn (Y - Yn) Log X = Log Xrt + k S Log X

LOG-PEARSON III

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (001) 191 8125

5 084 197 9344

10 129 200 10065

20 167 203 10708

50 209 206 11488

100 238 208 12044

GUMBEL I

T (tahun) k XT (mm)

2 037 8031

5 150 9417

10 225 10334

25 322 11518

50 391 12365

100 461 13213

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

HUJAN MAKSIMUM

LOG PEARSON - III

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

96

Pemilihan Jenis Sebaran

Penentuan jenis sebaran akan digunakan untuk analisis frekuensi dilakukan

dengan beberapa asumsi sebagai berikut

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran

No Jenis Sebaran Syarat

1 Normal Cs asymp 0 Ck asymp 3

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv =086 Ck = Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3= 435

3 Gumbel Ck mendekati 54 Cs mendekati 114

4 Log Pearson Type III Selain dari nilai diatas

Sumber Bambang Triatmojo Hidrologi Terapan2008

Dari parameter statistik terhitung dibandingkan dengan parameter statistik

persyaratan seperti Tabel tersebut diatas maka selanjutnya dipilih yang paling

mendekati

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran

Sumber Hasil Perhitungan

Selain dengan parameter statistik dilakukan juga plot distribusi hujan dengan ke

empat distribusi diatas antara P(model) dengan P(empirik) dengan menggunakan

Program Statistik EasyFit Professional 55 yang hasilnya disajikan dalam

Gambar berikut ini

1 Gumbel Ck mendekati 54 Ck = 121 Tidak Memenuhi

Cs mendekati 114 Cs = 058 Tidak Memenuhi

2 Log Normal Cs = Cv^3+3 Cv = 051 Cs = 051 Memenuhi

Ck = Cv^8+6Cv^6+15Cv^4+16Cv^2+3= 347 Ck = 159 Tidak Memenuhi

3 Normal Cs asymp 0 Cs = 058 Mendekati

Ck asymp 3 Ck = 121 Mendekati

4 Log Pearson III Selain diatas Cv = 017 Memenuhi

Cs = 038 Memenuhi

KriteriaNo Distribusi Persyaratan Hasil

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

97

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris)

Distribusi Log Pearson III

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

Untuk mengetahui tingkat keakuratan dari distribusi terpilih selanjutnya

dilakukan uji kecocokan data (testing at goodness of fit) dengan menggunakan

cara Uji Chi Kuadrat (Chi Square) dan Uji Smirnov-Kolmogrov

Distribusidianggap yang cocok menurut Uji Chi Kuadrat adalah apabila harga

X2kurang dari harga X2 kritis sementara menurut Uji Smirnov Kolmogorov yaitu

apabila harga penyimpangan maksimum (D maks) kurang dari harga

penyimpangan kritik (D kritik)

Uji Keselarasan Chi Square

Prinsip pengujian dengan metode ini didasarkan pada jumlah pengamatan yang

diharapkan pada pembagian kelas dan ditentukan terhadap jumlah data

pengamatan yang terbaca di dalam kelas tersebut atau dengan membandingkan

nilai chi square (f2) dengan nilai chi square kritis (f2cr)

Rumus

f2 =

i

2

ii

E

)OE(

dimana

f2 = Harga chi square

P-P Plot

Log-Pearson 3

P (Empirical)

1090807060504030201

P (

Model)

096

088

08

072

064

056

048

04

032

024

016

008

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

98

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-1

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-1

Dari hasil pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan chi square

kritis (didapat dari Tabel dibawah paling kecil Untuk suatu nilai nyata tertentu

(level of significant) yang sering diambil adalah 5 Derajat kebebasan ini secara

umum dihitung dengan rumus sebagai berikut

Dk = n ndash 2 - 1

Dimana

Dk = Derajat kebebasan

n = Banyaknya rata-rata

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square

dk α derajat kepercayaan

0995 099 0975 095 005 0025 001 0005

1 00000393 0000157 0000982 000393 3841 5024 6635 7879

2 00100 00201 00506 0103 5991 7378 9210 10597

3 00717 0115 0216 0352 7815 9348 11345 12838

4 0207 0297 0484 0711 9488 11143 13277 14860

5 0412 0554 0831 1145 11070 12832 15086 16750

6 0676 0872 1237 1635 12592 14449 16812 18548

7 0989 1239 1690 2167 14067 16013 18475 20278

8 1344 1646 2180 2733 15507 17535 20090 21955

9 1735 2088 2700 3325 16919 19023 21666 23589

10 2156 2558 3247 3940 18307 20483 23209 25188

11 2603 3053 3816 4575 19675 21920 24725 26757

12 3074 3571 4404 5226 21026 23337 26217 28300

13 3565 4107 5009 5892 22362 24736 27688 29819

14 4075 4660 5629 6571 23685 26119 29141 31319

15 4601 5229 6262 7261 24996 27488 30578 32801

16 5142 5812 6908 7962 26296 28845 32000 34267

17 5697 6408 7564 8672 27587 30191 33409 35718

18 6265 7015 8231 9390 28869 31526 34805 37156

19 6844 7633 8907 10117 30144 32852 36191 38582

20 7434 8260 9591 10851 3141 34170 37566 39997

Sumber Soewarno 1995

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

99

Persamaan ekstrapolasi

1 Log-Pearson III

2 Gumbel I

3 Log-Normal dua Parameter

4 Normal

LOG-PEARSON III

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9348 3 28 020 004 001

P lt= 40 9348 - 8483 3 28 020 004 001

P lt= 60 8483 - 7813 1 28 (180) 324 116

P lt= 80 7813 - 7091 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7091 3 28 020 004 001

Jumlah 14 14 171

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

Analisis Konsultan th 2011

GUMBEL I

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9416 5 28 220 484 173

P lt= 40 9416 - 8206 3 28 020 004 001

P lt= 60 8206 - 7607 4 28 120 144 051

P lt= 80 7607 - 7027 1 28 (180) 324 116

P gt 80 lt 7027 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 457

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

100

Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorof

Pengujian kecocokan sebaran dengan metode ini dilakukan dengan

membandingkan probabilitas untuk tiap variabel dari distribusi empiris dan

teoritis didapat perbedaan (∆)tertentu Perbedaan maksimum yang dihitung

(∆maks) dibandingkan dengan perbedaan kritis (∆cr) untuk suatu derajat nyata

dan banyaknya variat tertentu maka sebaran sesuai jika (∆maks) lt (∆cr)

Rumus

=

Cr

xi

x

maxP

P

P

LOG-NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9220 5 28 220 484 173

P lt= 40 9220 - 8449 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8449 - 7845 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7845 - 7189 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7189 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

DISTRIBUSI NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9413 5 28 220 484 173

P lt= 40 9413 - 8593 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8593 - 7899 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7899 - 7079 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7079 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

101

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov

n

020 010 005 001

5 045 051 056 067

10 032 037 041 049

15 027 030 034 040

20 023 026 029 036

25 021 024 027 032

30 019 022 024 029

35 018 020 023 027

40 017 019 021 025

45 016 018 020 024

50 015 017 019 023

ngt50 107n 122n 136n 163n

Sumber Soewarno 1995

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga

Demikian juga untuk uji keselarasan dengan Kolmogorov Smirnov dan Chi-

squared dilakukan uji dengan Program Statistik EasyFit Professional 55 yang

hasilnya disajikan dalam perhitungan berikut

X m P(x)=m(n+1) P(xlt) F(t)=(X-Xr)Sx P(x) P(xlt) D

6472 1 0067 0933 -1277 0090 0910 -0024

6714 2 0133 0867 -1103 0130 0870 0004

7021 3 0200 0800 -0882 0189 0811 0011

7097 4 0267 0733 -0827 0205 0795 0061

7165 5 0333 0667 -0778 0220 0780 0113

7503 6 0400 0600 -0535 0301 0699 0099

7809 7 0467 0533 -0314 0381 0619 0086

8406 8 0533 0467 0115 0545 0455 -0011

8507 9 0600 0400 0188 0572 0428 0028

8557 10 0667 0333 0224 0586 0414 0081

8974 11 0733 0267 0524 0696 0304 0038

10245 12 0800 0200 1439 0940 0060 -0140

10247 13 0867 0133 1441 0940 0060 -0074

10724 14 0933 0067 1784 0982 0018 -0049

D max 0113

Kesimpulan

D max lt Do Distribusi Diterima

Sumber Analisis Konsultan th 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

102

Fitting Results

Distribution Parameters

1 Gumbel Max =11142 =81782

2 Log-Pearson 3 =51214 =002226 =33278

3 Lognormal =015351 =44679

4 Normal =1429 =88214

Goodness of Fit - Summary

Distribution

Kolmogorov Smirnov

Anderson Darling

Chi-Squared

Statistic Rank Statistic Rank Statistic Rank

1 Gumbel Max 013775 2 028938 2 058783 3

2 Log-Pearson 3 013039 1 026111 1 039888 2

3 Lognormal 014421 4 032689 3 034883 1

4 Normal 014182 3 036178 4 098601 4

525 Curah Hujan Terpakai

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan (satuan mm)

Dari parameter statistik diatas dan gambar-gambar diatas dan mengacu pada

kriteria untuk tiap- tiap jenis distribusi maka dapat dilihat bahwa sebaran yang

mendekati adalah sebaran Log-Pearson III karena hasil plot P(model) dengan

P(empiris) sebaran Log Pearson III paling mendekati garis lurus dan secara

Satuan mm

KALA ULANG GUMBEL LOG-PEARSON III LOG-NORMAL-2 NORMAL

2 th 8031 8125 8141 8246

5 th 9417 9344 9222 9415

10 th 10334 10065 9844 10026

25 th 11518 10708 10552 10678

50 th 12365 11488 11037 11100

100 th 13213 12044 11492 11478

UJI CHI KUA 171 457 386 386

Hipotesa Diterima Diterima Diterima Diterima

SMIR - KOL Ok Ok Ok Ok

Dipakai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

103

statistik telah memenuhi syarat distribusi Log Pearson III Dari hasil diatas untuk

curah hujan rancangan menggunakan Distribusi Log Pearson III sebagaimana

disajikan dalam Grafik di bawah ini

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50

Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut

1 Menggambarkan DTA dan sub DTA yang ditinjau untuk perhitungan debit

banjir Dibawah ini akan dijelaskan pembuatan model EPA SWMM untuk sub

sistem Ngemplak-Sawahan Sub sistem Ngemplak-Sawahan memiliki luas

sebesar 4714 km2 yang kemudian dibagi menjadi 40 subcatchment seperti

pada Gambar dibawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

104

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub Sistem Ngemplak-Sawahan

Dari gambar di atas jika dibuat dalam skema saluran dinyatakan dalam gambar

di bawah ini

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

105

Selanjutnya data tentang subdas saluran dimasukkan dalam program Data yang

digunakan dalam analisa debit banjir disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini

Data Depression Storage adalah bagian dari permukaan pervious dan

impervious yang terdapat genangan air sehingga berpotensi menjadi

limpasan

Tabel 5-10 Depression Storage Values

Impervious surfaces 005-010 inches

Lawns 010-020 inches

Pasture 020 inches

Forest litter 030 inches

(sumber EPA SWMM 50)

Data kekasaran Manning untuk aliran permukaan adalah data permukaan

pervious dan impervious pada subdas yang akan mempengaruhi limpasan

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow

Surface n

Smooth Asphalt 0011

Smooth Concrete 0012

Ordinary Concrete Lining 0013

Good Wood 0014

Brick With Cement Mortar 0014

Vitrified Clay 0015

Cast Iron 0015

Corrugated Metal Pipes 0024

Cement Rubble Surface 0024

Fallow Soils (No Residue) 005

Cultivated Soils

Residue Cover lt 20 006

Residue Cover gt 20 017

Range (Natural) 013

Grass

Short Prarie 015

Dense 024

Bermuda Grass 041

Woods

Light Underbrush 040

Dense Underbrush 080

(sumber EPA SWMM 50)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

106

Data infiltasi Horton adalah data yang akan digunakan SWMM untuk

menghitung besarnya infiltrasi yang akan mempengaruhi limpasan Dalam

laporan ini digunakan model infiltrasi Horton

2 Menggambarkan skema jaringan drainase yang ada pada area yang akan kita

tinjau curah hujan yang datang disimulasikan ditangkap oleh subdas

sebagian akan menjadi aliran dasar (base flow) dan sebagian lagi akan

menjadi aliran permukaan (surface runoff) Kemudian limpasan yang terjadi

pada subdas akan dialirkan melalui jaringan yang ada Jaringan drainase

dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan

3 Memasukkan semua data saluran

Selanjutnya data semua saluran pada jaringan dimasukkan diantaranya bentuk

penampang saluran panjang saluran serta nilai kekasaran Manning pada saluran

seperti pada Tabel (512)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

107

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka

Tipe Saluran Manning (n)

Saluran dilapis atau dipoles

- Aspal 0013-0017

- Batu bata 0012-0018

- Beton 0011-0020

- Pasangan batu kali 0020-0035

- Lapisan dari tanaman 0030-0400

Digali atau dikeruk

- Saluran tanah lurus dan seragam 0020-0030

- Saluran tanah banyak tumbuhan dan

relatif seragam 0025-0040

- Dasar berbatu 0030-0045

- Saluran tidak terawat banyak

tumbuhan 0050-0140

Saluran alam (lebar atas pada saat banjir dan saluran terisi penuh lt 100 ft)

- Bersih tanpa tekanan 0030-0070

- Banyak tumbuhan pengganggu dan

rekahan yang dalam 0040-0100

(Sumber EPA SWMM 50)

Gambar 5-8 Input Data Juction

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

108

Gambar 5-9 Input data subcatchment

Gambar 5-10 Input data conduit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

109

4 Memasukkan data curah hujan

Data intensitas curah hujan yang digunakan pada EPA SWMM 50 adalah periode

ulang 5 tahun

Gambar 5-11 Input data curah hujan

5 Menjalankan program

Semua data dimasukkan kemudian program dijalankan dan akan didapat debit

banjir dari DTA dan sub DTA yang ditinjau kondisi node atau titik tangkap debit

dan debit puncak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

110

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngemplak ndash

Sawahan disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngawen- Sraten disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngawen-Sraten

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

111

533 Sub Sistem Kedungringis

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kedungringis disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kedungringis

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

112

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Jetis ndash Setro disajikan dalam

gambar di bawah

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Jetis ndash Setro

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL

Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dichek dengan Rumus Rasional untuk

memastikan besarnya debit pada titik kontrol sesuai dengan perkiraan secara

Rational

Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau

saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas

Rumus Metode Rasional

Q = 0278 x C x I x A

dimana

Q = Debit (m3det)

0278 = Konstanta digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2 dan

intensitas curah hujan dalam mmjam

C = Koefisien aliran air wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

113

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA SWMM

Dari Tabel diatas Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dan dengan Rumus

Rasional dengan tingkat akurasi 8237 Sehingga perhitungan dengan EPA SWMM

50 bisa digunakan

Debit Hasil Perhitungan Masing-Masing Sub Sistem Disajikan Dalam Buku

Penunjang

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS

Dasar Perencanaan hidrolik dilakukan dengan menggunakan anggapan bahwa

aliran yang terjadi adalah seragam bila tidak dipengaruhi oleh air balik artinya

pada bagian sungaisaluran yang lurus kedalaman luas penampang juga halnya

dengan permukaan air dasar saluran dianggap saling sejajar

Kecepatan yang terjadi dihitung dengan rumus Manning

V = 1 n x R 23 x I 05

dimana

V = Kecepatan rata-rata aliran seragam (mdt)

R = Jari ndash jari hidrolis (m)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

114

I = Kemiringan dasar sungai

n = Koefisien kekasaran Manning

Sedangkan apabila aliran dipengaruhi oleh air balik maka perhitungan hidrolik

dengan persamaan aliran tidak seragam (non uniform flow) dengan persamaan

sebagai berikut

H1 + V12 2g = H2 + V2

2 2g + Hf

dimana

H1 = tinggi muka air di titik 1

H2 = tinggi muka air di titik 2

V1 = kecepatan aliran di titik 1

V2 = kecepatan aliran di titik 2

Hf = kehilangan tekananenergi

Untuk perhitungan hidrolik dalam pekerjaan desain akan menggunakan software

dari HEC-RAS edisi tahun 2004Progam HEC-RAS merupakan paket program dari

ASCE (American Society of Civil Engineers) Paket program ini memakai cara

langkah standar sebagai dasar perhitungannya Secara umum HEC-RAS dapat

dipakai untuk menghitung aliran steady berubah perlahan dengan penampang

saluran prismatik atau non-prismatik baik untuk aliran sub-kritis maupun super-

kritis dan aliran non-steady

Paket program ini untuk menghitung profil muka air di sepanjang ruas sungai

Data masukan untuk program ini adalah data cross-section di sepanjang sungai

profil memanjang sungai parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar dan tebing

sungai) parameter bangunan sungai debit aliran (debit rencana) dan tinggi

muka air di muara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

115

HEC ndash RAS merupakan pengembangan program HEC ndash 2 Perbedaan yang

menonjol adalah bahwa program HEC ndash RAS dilakukan dengan menggunakan

fasilitas windows Sehingga hasilnya mudah dihubungkan dengan program-

program lainnya

Untuk menganalisa kapasaitas penampang sungai dipakai software HEC-RAS

Release 40 Untuk bisa pengoperasikan program HEC-RAS Urut-urutan

pengoperasiannya adalah sebagai berikut

1) Mengidentifikasi bangunan-bangunan yang ada disungai atau saluran yang

akan dianalisa Identifikasi ini berupa potongan melintang pada bangunan

yang ada dan jarak antar bangunan

2) Mengidentifikasi potongan melintang dan memanjang pada lokasi pekerjaan

Untuk memudahkan entry data maka data elevasi potongan malintang baik

elevasi maupun jarak diwujudkan dalam bentuk tabel Excel

3) Setelah semua data masuk maka program HEC-RAS dapat di ldquorunrdquo dengan

memasukkan Qdesain yang kita inginkan dari ldquorunningrdquo tersebut dapat

diketahui berapa debit yang dapat ditampung dengan adanya penampang

eksisting

Perhitungan distribusi debit masing-masing sungai dihitung berdasarkan hasil

perhitungan debit banjir yang telah dibahas dalam sub bab 53 Adapun debit

masing-masing sungai dan saluran yang ada pada Sistem Drainase Kota Salatiga

adalah sebagai berikut

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Ngemplak Ruas 1 901

2 Sungai Ngemplak Ruas 2 1057

3 Sungai Ngemplak Ruas 3 1886

4 Sungai Ngemplak Ruas 4 2161

5 Sungai Ngemplak Ruas 5 2413

6 Sungai Ngemplak Ruas 6 3225

7 Saluran s2 115

8 Saluran s1 226

9 Saluran j1 073

10 Anak sungai Sawahan (as2) 278

11 Saluran s3 225

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

116

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

12 Sungai Sawahan Ruas 1 280

13 Sungai Sawahan Ruas 2 568

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Sraten Ruas 1 147

2 Sungai SratenRuas 2 553

3 Sungai Sraten Ruas 3 1364

4 Sungai Sraten Ruas 4 1380

5 Sungai Sraten Ruas 5 2106

6 Sungai Sraten Ruas 6 3821

7 Sungai SratenRuas 7 4222

8 Sungai Sraten Ruas 8 4637

9 Sungai Sraten Ruas 9 4681

10 Sungai Sraten Ruas 10 5389

11 Sungai Sraten Ruas 11 5700

12 Anak Sungai Sraten Ruas 1 496

13 Anak Sungai Sraten Ruas 2 1044

14 Sungai Ngawen Ruas 1 627

15 Sungai Ngawen Ruas 2 1422

16 Sungai Ngawen Ruas 3 1607

17 Saluran Andong Ruas 1 137

18 Saluran Andong Ruas 2 150

19 Saluran Andong Ruas 3 320

20 Jalan j7 087

21 Jalan j5 029

22 Jalan j6 026

23 Jalan j6-1 018

24 Jalan j10 019

25 Jalan j4 011

26 Jalan j8 039

27 Jalan j9 047

28 Jalan j9-1 107

29 Jalan j9-2 046

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

117

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

30 Jalan j2 273

31 Jalan j3 015

32 Jalan j1 015

33 Jalan j11 067

34 Saluran s1 149

35 Saluran s2 123

36 Saluran s3 112

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Kedungringis

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sugai Kedungringis Ruas 1 (Saluran Kutowinangun) 117

2 Sungai Kedungringis Ruas 2 206

3 Sungai Kedungringis Ruas 3 252

4 Sungai Kedungringis Ruas 4 372

5 Sungai Kedungringis Ruas 5 1321

6 Sungai Kedungringis Ruas 6 1494

7 Sungai Kedungringis Ruas 7 1546

8 Sungai Kedungringis Ruas 8 1779

9 Sungai Kedungringis Ruas 9 1791

10 Sungai Kedungringis Ruas 10 2835

11 Sungai Kedungringis Ruas 11 3830

12 Sungai Andong Ruas 1 136

13 Sungai Andong Ruas 2 473

14 Sungai Andong Ruas 3 584

15 Sungai Benoyo Ruas 1 090

16 Sungai Benoyo Ruas 2 674

17 Saluran Kedungkopyah Ruas 1 181

18 Saluran Kedungkopyah Ruas 2 474

19 Saluran Kedungkopyah Ruas 3 1062

20 Saluran Kedungkopyah Ruas 4 1084

21 Sungai Tugu Ruas 1 567

22 Sungai Tugu Ruas 2 849

23 Sungai Tugu Ruas 3 953

24 Saluran ke Kota Baru 620

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

118

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

25 Saluran JLS (saluran s1) 014

26 Saluran JLS (saluran s2) 037

27 Saluran JLS (saluran s3) 077

28 Saluran JLS (saluran s4) 053

29 Saluran JLS (saluran s5) 035

30 Jalan 13 045

31 Jalan 11 161

32 Jalan 7 027

33 Jalan 3 027

34 Jalan 7-1 146

35 Jalan 10 104

36 Jalan 7-2 088

37 Jalan 2 032

38 Jalan 2-2 119

39 Jalan 12 056

40 Jalan 1 018

41 Jalan 4 037

42 Jalan 1-1 022

43 Jalan 5 029

44 Jalan 1-2 051

45 Jalan 6 043

46 Jalan 15 052

47 Jalan 16 031

48 Jalan 6-1 032

49 Jalan 2-1 073

50 Jalan 8 042

51 Jalan 9 070

52 Jalan 14 041

53 Jalan 11-s 065

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

119

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai KebonsamasRuas 1 150

2 Sungai Kebonsamas Ruas 2 229

3 Sungai KebonsamasRuas 3 330

4 Sungai Kebonsamas Ruas 4 416

5 Sungai Kebonsamas Ruas 5 423

6 Sungai Kebonsamas Ruas 6 889

7 Sungai Kebonsamas Ruas 7 1542

8 Anak Sungai Kebonsamas (as-4) 072

9 Anak Sungai Kebonsamas 1 306

10 Anak Sungai Kebonsamas 2 754

11 Anak Sungai Kebonsamas 3 834

12 Anak Sungai Kebonsamas 4 907

13 Anak Sungai Kebonsamas 1rsquo 320

14 Anak Sungai Kebonsamas 1ldquo 025

15 Anak Sungai Kebonsamas 2rdquo 214

16 Jalan j5 044

17 Jalan j1 054

18 Jalan j2 021

19 Jalan j4 039

20 Jalan J4-1 034

21 Jalan j3 073

22 Jalan j6 022

23 Jalan j7 080

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai JetisRuas 1 560

2 Sungai Jetis Ruas 2 986

3 Sungai Jetis Ruas 3 1100

4 Sungai Jetis Ruas 4 3186

5 Sungai Jetis Ruas 5 5527

6 Sungai Jetis Ruas 6 5735

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

120

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

7 Sungai Jetis Ruas 7 ( Sungai Naggulan 1) 7029

8 Sungai Jetis Ruas 8 ( Sungai Naggulan 2) 7963

9 Sungai Jetis Ruas 9 (Sungai Setro 1) 8943

10 Sungai Jetis Ruas 10 (Sungai Setro 2) 11636

11 Jalan j9 048

12 Jalan 6-1 088

13 Jalan 5 041

14 Jalan 10 061

15 Jalan 1 032

16 Jalan 8 075

17 Jalan 1-1 877

18 Jalan 11 040

19 Jalan 1-2 1291

20 Jalan 12 148

21 Jalan 2 165

22 Jalan 3 034

23 Jalan 2-1 441

24 Jalan 14 121

25 Jalan 15 017

26 Jalan 16 243

27 Jalan 17 187

28 Jalan 18 138

29 Jalan 19 1307

30 Saluran s1 104

31 Saluran Isep-isep 1 156

32 Saluran Isep-isep 2 165

33 Saluran Klampean 1 172

34 Saluran Klampean 2 861

35 Saluran Klampean 3 1120

36 Saluran Noborejo 1 1176

37 Saluran Noborejo 2 1208

38 Saluran Cengek 1 271

39 Saluran Cengek 2 586

40 Saluran Cengek 3 1172

41 Saluran Cengek 4 2341

42 Saluran Cengek A 325

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

121

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

43 Saluran Cengek B 384

44 Saluran Ngaglik 1 477

45 Saluran Ngaglik 2 1098

46 Saluran Ngaglik 3 1250

47 Saluran Jamban 1 066

48 Saluran Jamban 2 262

Sumber Tim Penyusun 2014

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi eksisting hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

122

a Saluran JLS Ruas - 1

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126756

6758

6760

6762

6764

6766

6768

6770

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126588

6590

6592

6594

6596

6598

6600

6602

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

123

b Saluran JLS ruas 3

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 105732

5734

5736

5738

5740

5742

5744

5746

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145708

5710

5712

5714

5716

5718

5720

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

124

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngemplak-Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS kondisi eksisting

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

00 02 04 06 08 10 12 14 165494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

125

a Saluran JLS Ruas - 3

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 125234

5236

5238

5240

5242

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

126

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

b Saluran di Jalan Yudistiro

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 145094

5096

5098

5100

5102

5104

5106

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

00 01 02 03 04 055568

5570

5572

5574

5576

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

127

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055442

5443

5444

5445

5446

5447

5448

5449

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055418

5420

5422

5424

5426

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055394

5395

5396

5397

5398

5399

5400

5401

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

128

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sratendapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi

eksisting

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Drainase Sekunder Kota Baru

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

129

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 10232014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10526

527

528

529

530

531

kedungringis Plan Plan 01 10232014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10517

518

519

520

521

522

kedungringis Plan Plan 01 10232014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

130

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

00 02 04 06 08 10 12 145330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

131

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

c Saluran Sekunder J2-2 (Jl Osamaliki)

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

5180

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

5168

5170

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 2-2

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

132

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki)

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kedungringis dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 055655

5660

5665

5670

5675

5680

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055590

5592

5594

5596

5598

5600

5602

5604

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

133

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Pattimura

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

134

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055676

5678

5680

5682

5684

5686

5688

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 045524

5526

5528

5530

5532

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K5

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K8

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

135

b Saluran Sekunder Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 20 40 60 80 100 1205310

5315

5320

5325

5330

5335

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4-1

00 01 02 03 04 055320

5322

5324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055310

5311

5312

5313

5314

5315

5316

5317

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

136

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kebonsamas - Kalisawo dapat dilihat pada program HEC-RASpada

kondisi eksisting

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Tingkir

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

137

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 106804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 126544

6546

6548

6550

6552

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

138

b Saluran Sekunder Jalan Tritis Asri

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting)

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

00 01 02 03 04 05 06 076118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 086114

6116

6118

6120

6122

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

139

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri)

sub sistem Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Jetis ndash Setro dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 05 06 076108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 066104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

140

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana)

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi desain (rencana) hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

1 Saluran sekunder JLS s1

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126754

6756

6758

6760

6762

6764

6766

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

141

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

2 Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126586

6588

6590

6592

6594

6596

6598

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126500

6502

6504

6506

6508

6510

6512

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P24

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

142

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105730

5732

5734

5736

5738

5740

5742

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145704

5706

5708

5710

5712

5714

5716

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 14 165490

5492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

143

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

a Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145266

5268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 125230

5232

5234

5236

5238

5240

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

144

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

b Jalan Judistira

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 10 12 145128

5130

5132

5134

5136

5138

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P39

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 145092

5094

5096

5098

5100

5102

5104

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

ation

(m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

145

00 02 04 06 08 105564

5566

5568

5570

5572

5574

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105440

5442

5444

5446

5448

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105414

5416

5418

5420

5422

5424

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

146

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngawen - Sraten dapat di lihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis

a Saluran Kota Baru

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105390

5392

5394

5396

5398

5400

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

147

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 11172014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255295

5300

5305

5310

5315

5320

kedungringis Plan Plan 01 11172014 3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 205265

5270

5275

5280

5285

5290

kedungringis Plan Plan 01 11172014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

148

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 205175

5180

5185

5190

5195

5200

kedungringis Plan Plan 01 11172014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

149

00 05 10 15 20 255330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

150

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

c Saluran Jalan Osamaliki

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 20 255154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan 2-2

00 02 04 06 08 105654

5656

5658

5660

5662

5664

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

151

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kedungringis dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

a Saluran Jalan Pattimura

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105588

5590

5592

5594

5596

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

152

00 01 02 03 04 05 06 075672

5674

5676

5678

5680

5682

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075522

5523

5524

5525

5526

5527

5528

5529

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075498

5499

5500

5501

5502

5503

5504

5505

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

153

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

00 01 02 03 04 05 06 075322

5324

5326

5328

5330

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K8

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600 700530

540

550

560

570

580

590

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

154

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kebonsamas ndash Kalisawo dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105668

5670

5672

5674

5676

5678

5680

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105536

5538

5540

5542

5544

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105387

5388

5389

5390

5391

5392

5393

5394

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I9

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

155

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

a Saluran Jalan Tingkir

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

00 02 04 06 08 106798

6800

6802

6804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106794

6796

6798

6800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

156

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Tritis Asri

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126540

6542

6544

6546

6548

6550

6552

6554

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 11222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

157

00 02 04 06 08 106118

6120

6122

6124

6126

6128

6130

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V7

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106112

6114

6116

6118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106104

6106

6108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

158

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Jetis ndash Setro dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting

Kapasitas saluran eksisting bisa diketahui dengan menghitung luas penampang

basah saluran Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan luas penampang

basah dari perhitungan HEC-RAS Tujuan dari perhitungan di atas adalah untuk

mengetahui apakah saluran tersebut melimpas atau tidak

Apabila luas penampang basah saluran eksisting lt luas penampang basah hasil

perhitungan HEC-RAS saluran tersebut melimpas Dan sebaliknya apabila luas

penampang basah saluran eksisting gt luas penampang basah hasil perhitungan

HEC-RAS saluran aman tidak melimpas

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan 226 Drainase sekunder Meluap

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan 115 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan 225 Drainase sekunder Meluap

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi 072 Drainase tersier Tidak meluap

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan 280 Drainase primer Tidak meluap

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak

278 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan 568 Drainase primer Tidak meluap

00 02 04 06 08 106100

6102

6104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

159

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana

(m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak 901 Drainase primer Tidak meluap

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak 1057 Drainase primer Tidak meluap

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak 1886 Drainase primer Tidak meluap

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak 2161 Drainase primer Tidak meluap

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak 2413 Drainase primer Tidak meluap

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak 3225 Drainase primer Tidak meluap

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana

(m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama S Sraten 1 147 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama 3 S Sraten 2 553 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 9 S Sraten 3 1364 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 6 S Sraten 4 1380 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 5 S Sraten 5 2106 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 1 S Sraten 6 3821 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 S Sraten 7 4222 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 8 S Sraten 8 4637 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 7 S Sraten 9 4681 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama 10 S Sraten 10 5389 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 4 S Sraten 11 5700 Drainase primer Tidak meluap

12 N1 S Ngawen 1 627 Drainase primer Tidak meluap

13 N2 S Ngawen 2 1422 Drainase primer Tidak meluap

14 N3 SNgawen 3 1607 Drainase primer Tidak meluap

15 J7 Jalan Prumasan 087 Drainase tersier Meluap

16 J5 Jalan Sidomulyo 029 Drainase tersier Meluap

17 J6 Jalan Hasanudin 026 Drainase sekunder Tidak meluap

18 J6-1 Jalan Arjuno 018 Drainase sekunder Tidak meluap

19 Jalan J10 Jalan Merak 019 Drainase tersier Saluran penuh

20 J4 Jalan Kenteng 011 Drainase tersier Tidak meluap

21 Jalan J8 Jalan Yudistira 039 Drainase sekunder Meluap

22 J9-1 Jalan Osamaliki 107 Drainase sekunder Tidak meluap

23 J9-2 Jalan Osamaliki 046 Drainase sekunder Tidak meluap

24 J2 Jalan Osamaliki 273 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

160

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki 015 Drainase tersier Tidak meluap

26 Jalan J1 Jalan Parikesit 015 Drainase sekunder Tidak meluap

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga 149 Drainase sekunder Meluap

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga 123 Drainase sekunder Saluran penuh

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga 112 Drainase sekunder Meluap

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 1044 Drainase primer Tidak meluap

31 As2 Sal Andong 1 137 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As2-1 Sal Andong 2 150 Drainase sekunder Tidak meluap

33 As2-2 Sal Andong 3 320 Drainase sekunder Tidak meluap

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 496 Drainase sekunder Tidak meluap

35 J9 Jalan Veteran 047 Drainase sekunder Tidak meluap

36 J11 Jalan Arjuno 067 Drainase tersier Meluap

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama0 S Kedungringis 1 117 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama S Kedungringis 2 204 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 252 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama1 S Kedungringis 4 372 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 1321 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama2 S Kedungringis 6 1494 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 3 S Kedungringis 7 1546 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 13 S Kedungringis 8 1779 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 10 S Kedungringis 9 1791 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama11 S Kedungringis 10 2835 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 12 S Kedungringis 11 3830 Drainase primer Tidak meluap

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 181 Drainase skunder Tidak meluap

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 474 Drainase sekunder Meluap (penyempitan)

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 1062 Drainase sekunder Tidak meluap

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 1084 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru 623 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 13 Jalan Yudistira 045 Drainase sekunder Meluap

18 Jalan 11 Jalan Semarang - Salatiga

161 Drainase sekunder Meluap

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto 027 Drainase tersier Tidak meluap

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin 027 Drainase tersier Saluran penuh

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

161

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini 146 Drainase sekunder Tidak meluap

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso 104 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini 088 Drainase sekunder Meluap

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki 032 Drainase sekunder Meluap

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki 119 Drainase sekunder Meluap

26 Jalan 12 Jalan Brigjen

Sudiarto 056 Drainase tersier Tidak meluap

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto 018 Drainase tersier Saluran penuh

28 Jalan 4 Jalan Sukowati 037 Drainase tersier Tidak meluap

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun)

022 Drainase tersier Meluap

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto

029 Drainase tersier Meluap

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar 051 Drainase tersier Tidak meluap

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan

043 Drainase sekunder Tidak meluap

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman 052 Drainase sekunder Saluran penuh

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman 031 Drainase sekunder Hulu

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini 032 Drainase sekunder Meluap

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki 073 Drainase sekunder Tidak meluap

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol 042 Drainase sekunder Meluap

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor

070 Drainase sekunder Meluap

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro 041 Drainase sekunder Meluap

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga

065 Drainase sekunder Tidak meluap

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 136 Irigasisekunder Tidak meluap

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 473 Irigasisekunder Tidak meluap

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 584 Irigasisekunder Meluap

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 090 Drainase sekunder Tidak meluap

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 674 Drainase sekunder Meluap

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 567 Drainase sekunder Tidak meluap

47 As2-2 Sungai Tugu 2 849 Drainase sekunder Tidak meluap

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 953 Drainase sekunder Tidak meluap

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga 053 Drainase sekunder Meluap

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga 014 Drainase sekunder Meluap

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga 037 Drainase sekunder Meluap

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga 077 Drainase sekunder Meluap

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga 035 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

162

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 As-4 Anak Sungai Kebonsamas

072 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama Sal Kebonsamas 1 150 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 3 Sal Kebonsamas 2 229 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 5 Sal Kebonsamas 3 330 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 4 Sal Kebonsamas 4 416 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 6 Sal Kebonsamas 5 434 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 Sal Kebonsamas 6 889 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 1 Sal Kebonsamas 7 1542 Drainase primer Tidak meluap

9 As1 Anak Sal Kebonsamas 1

320 Drainase primer Tidak meluap

10 As3 Anak Sal Kebonsamas 1

306 Drainase primer Tidak meluap

11 As1-1 Anak Sal Kebonsamas 2

754 Drainase primer Tidak meluap

12 As1-3 Anak Sal Kebonsamas 3

834 Drainase primer Tidak meluap

13 As1-2 Anak Sal Kebonsamas 4

907 Drainase primer Tidak meluap

14 As2 Anak Sal Kebonsamas 1

025 Drainase primer Tidak meluap

15 As2-1 Anak Sal Kebonsamas 2

214 Drainase primer Tidak meluap

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

044 Drainase sekunder Meluap

17 J1 Jalan Pattimura 054 Drainase sekunder Meluap

18 J2 Jalan Domas 021 Drainase tersier Tidak meluap

19 J4 Jalan Ki Penjawi 039 Drainase tersier Meluap

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi 034 Drainase sekunder Meluap

21 J3 Jalan Pattimura 073 Drainase sekunder Saluran penuh

22 J6 Jalan Kaliwesi 022 Drainase tersier Tidak meluap

23 J7 Jalan Batutulis 080 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

163

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan

Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama Sungai Jetis 1 560 Drainase sekunder Tidak meluap

2 Utama10 Sungai Jetis 2 986 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Utama5 Sungai Jetis 3 1100 Drainase sekunder Tidak meluap

4 Utama4 Sungai Jetis 4 3186 Drainase sekunder Tidak meluap

5 Utama6 Sungai Jetis 5 5527 Drainase sekunder Tidak meluap

6 Utama7 Sungai Jetis 6 5735 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 7029 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 7963 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama2 Sungai Setro 1 8943 Drainase sekunder Tidak meluap

10 Utama9 Sungai Setro 2 11636 Drainase primer Tidak meluap

11 Jalan 9 Jalan Tingkir 048 Drainase sekunder Saluran penuh

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga 088 Drainase sekunder Meluap

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

041 Drainase sekunder Tidak meluap

14 Jalan 10 Jalan Tingkir 061 Drainase sekunder Tidak meluap

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo - Salatiga

032 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari 075 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

877 Drainase sekunder Tidak meluap

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir 040 Drainase tersier Tidak meluap

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

1291 Drainase sekunder Saluran penuh

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo 148 Drainase sekunder Meluap

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

165 Drainase sekunder Saluran penuh

22 Jalan 3 Jalan Argoboga 034 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend Sudirman

441 Drainase sekunder Tidak meluap

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga 104 Drainase sekunder Meluap

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 156 Irigasi sekunder Tidak meluap

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 165 Irigasi sekunder Tidak meluap

27 As6 Saluran Klampean 1 172 Drainase sekunder Tidak meluap

28 As6-1 Saluran Klampean 2 861 Drainase sekunder Tidak meluap

29 As6-2 Saluran Klampean 3 1120 Drainase sekunder Tidak meluap

30 As3 Saluran Noborejo 1 1176 Irigasi sekunder Tidak meluap

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 1208 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As3-4 Saluran Cengek 1 271 Irigasi sekunder Tidak meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

164

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

33 As4 Anak Saluran Cengek A

325 Irigasi sekunder Tidak meluap

34 As3-1 Saluran Cengek 2 586 Irigasi sekunder Tidak meluap

35 As5 Anak Saluran Cengek B

384 Irigasi sekunder Tidak meluap

36 As3-2 Saluran Cengek 3 1172 Irigasi sekunder Tidak meluap

37 As3-5 Saluran Cengek 4 2341 Drainase primer Tidak meluap

38 As1 Sungai Ngaglik 1 477 Drainase primer Tidak meluap

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 1098 Drainase primer Tidak meluap

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 1250 Drainase primer Tidak meluap

41 As2 Saluran Jamban 1 066 Drainase primer Tidak meluap

42 As2-1 Saluran Jamban 2 262 Drainase primer Tidak meluap

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri 121 Drainase sekunder Saluran penuh

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri 017 Drainase sekunder Saluran penuh

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan 243 Drainase sekunder Meluap

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan 138 Drainase sekunder Meluap

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso 187 Drainase sekunder Saluran penuh

48 Jalan 19 Jalan Benoyo 307 Drainase sekunder Tidak meluap

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

085 085

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi Drainase Tersier 080 070

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak Drainase Sekunder

400 300

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

165

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama S Sraten 1 Drainase Primer 765 350

2 Utama 3 S Sraten 2 Drainase Primer 850 450

3 Utama 9 S Sraten 3 Drainase Primer 750 450

4 Utama 6 S Sraten 4 Drainase Primer 900 350

5 Utama 5 S Sraten 5 Drainase Primer 770 350

6 Utama 1 S Sraten 6 Drainase Primer 910 350

7 Utama 2 S Sraten 7 Drainase Primer 880 750

8 Utama 8 S Sraten 8 Drainase Primer 880 670

9 Utama 7 S Sraten 9 Drainase Primer 880 600

10 Utama 10 S Sraten 10 Drainase Primer 880 600

11 Utama 4 S Sraten 11 Drainase Primer 880 600

12 N1 S Ngawen 1 Drainase Primer 260 260

13 N2 S Ngawen 2 Drainase Primer 940 280

14 N3 SNgawen 3 Drainase Primer 910 750

15 J7 Jalan Prumasan Drainase Tersier 060 100

16 J5 Jalan Sidomulyo Drainase Tersier 069 100

17 J6 Jalan Hasanudin Drainase Sekunder 060 100

18 J6-1 Jalan Arjuno Drainase Sekunder 060 080

19 Jalan J10 Jalan Merak Drainase Tersier 060 080

20 J4 Jalan Kenteng Drainase Tersier 050 100

21 Jalan J8 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 080 040

22 J9-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

23 J9-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

24 J2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 100 180

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

166

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki Drainase Tersier 055 050

26 Jalan J1 Jalan Parikesit Drainase Sekunder 080 060

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 090 105

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 Drainase Primer 920 400

31 As2 Sal Andong 1 Irigasi Sekunder 080 090

32 As2-1 Sal Andong 2 Irigasi Sekunder 360 300

33 As2-2 Sal Andong 3 Irigasi Sekunder 350 300

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 Drainase Sekunder 460 350

35 J9 Jalan Veteran Drainase Sekunder 090 110

36 J11 Jalan Arjuno Drainase Tersier 080 075

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama0 S Kedungringis 1 Drainase Primer 250 300

2 Utama S Kedungringis 2 Drainase Primer 250 300

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 Drainase Primer 480 320

4 Utama1 S Kedungringis 4 Drainase Primer 480 320

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 Drainase Primer 500 350

6 Utama2 S Kedungringis 6 Drainase Primer 500 350

7 Utama 3 S Kedungringis 7 Drainase Primer 600 400

8 Utama 13 S Kedungringis 8 Drainase Primer 600 400

9 Utama 10 S Kedungringis 9 Drainase Primer 600 400

10 Utama11 S Kedungringis 10 Drainase Primer 600 400

11 Utama 12 S Kedungringis 11 Drainase Primer 600 400

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 Drainase Skunder 200 250

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 Drainase Sekunder 200 250

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 Drainase Sekunder 250 250

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 Drainase Sekunder 250 250

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru Drainase Sekunder 175 200

17 Jalan 13 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 070 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

167

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

18 Jalan 11 Jalan Semarang -

Salatiga Drainase Sekunder 100 100

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin Drainase Tersier 060 060

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 250 200

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso Drainase Sekunder 070 090

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini Drainase Sekunder 100 100

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 070 080

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

26 Jalan 12 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 190 170

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

28 Jalan 4 Jalan Sukowati Drainase Tersier 050 100

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun) Drainase Tersier 070 080

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 070 080

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar Drainase Tersier 050 100

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan Drainase Sekunder 060 080

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 060 080

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol Drainase Sekunder 060 080

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor Drainase Sekunder 100 100

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro Drainase Sekunder 080 100

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga Drainase Sekunder 095 110

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 IrigasiSekunder 080 090

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 IrigasiSekunder 360 300

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 IrigasiSekunder 350 300

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 Drainase Sekunder 250 200

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 Drainase Sekunder 250 200

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 Drainase Sekunder 350 250

47 As2-2 Sungai Tugu 2 Drainase Sekunder 350 250

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 Drainase Sekunder 350 250

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

168

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 As-4 Anak Sungai

Kebonsamas Drainase Primer 130 180

2 Utama Saluran Kebonsamas 1 Drainase Primer 350 180

3 Utama 3 Saluran Kebonsamas 2 Drainase Primer 350 180

4 Utama 5 Saluran Kebonsamas 3 Drainase Primer 490 150

5 Utama 4 Saluran Kebonsamas 4 Drainase Primer 520 130

6 Utama 6 Saluran Kebonsamas 5 Drainase Primer 360 180

7 Utama 2 Saluran Kebonsamas 6 Drainase Primer 360 180

8 Utama 1 Saluran Kebonsamas 7 Drainase Primer 360 180

9 As1 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 230 270

10 As3 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 080 180

11 As1-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 080 180

12 As1-3 Anak Saluran

Kebonsamas 3 Drainase Primer 260 270

13 As1-2 Anak Saluran

Kebonsamas 4 Drainase Primer 390 220

14 As2 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 100 100

15 As2-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 390 180

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

Drainase Sekunder

070 060

17 J1 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 080 090

18 J2 Jalan Domas Drainase Tersier 055 060

19 J4 Jalan Ki Penjawi Drainase Tersier 080 070

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi Drainase

Sekunder 060 080

21 J3 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 130 070

22 J6 Jalan Kaliwesi Drainase Tersier 055 060

23 J7 Jalan Batutulis Drainase Sekunder

080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

169

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama Sungai Jetis 1 Drainase Sekunder 550 600

2 Utama10 Sungai Jetis 2 Drainase Sekunder 550 600

3 Utama5 Sungai Jetis 3 Drainase Sekunder 1500 650

4 Utama4 Sungai Jetis 4 Drainase Sekunder 1500 650

5 Utama6 Sungai Jetis 5 Drainase Sekunder 1800 700

6 Utama7 Sungai Jetis 6 Drainase Sekunder 1800 700

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 Drainase Primer 900 550

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 Drainase Primer 900 550

9 Utama2 Sungai Setro 1 Drainase Sekunder 1400 600

10 Utama9 Sungai Setro 2 Drainase Primer 2600 600

11 Jalan 9 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 150

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 150

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 080 150

14 Jalan 10 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 170

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo -

Salatiga Drainase Sekunder 080 160

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari Drainase Sekunder 070 090

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 170 190

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir Drainase Tersier 060 070

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 220 200

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo Drainase Sekunder 100 150

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

Drainase Sekunder 170 120

22 Jalan 3 Jalan Argoboga Drainase Sekunder 080 100

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend

Sudirman Drainase Sekunder 170 120

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 120

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 Irigasi Sekunder 240 100

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 Irigasi Sekunder 240 100

27 As6 Saluran Klampean 1 Drainase Sekunder 230 240

28 As6-1 Saluran Klampean 2 Drainase Sekunder 230 240

29 As6-2 Saluran Klampean 3 Drainase Sekunder 230 240

30 As3 Saluran Noborejo 1 Irigasi Sekunder 900 450

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 Irigasi Sekunder 900 450

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

170

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

32 As3-4 Saluran Cengek 1 Irigasi Sekunder 900 450

33 As4 Anak Saluran Cengek A Irigasi Sekunder 1000 500

34 As3-1 Saluran Cengek 2 Irigasi Sekunder 900 450

35 As5 Anak Saluran Cengek B Irigasi Sekunder 1000 500

36 As3-2 Saluran Cengek 3 Irigasi Sekunder 1800 600

37 As3-5 Saluran Cengek 4 Drainase Primer 1800 600

38 As1 Sungai Ngaglik 1 Drainase Primer 1050 500

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 Drainase Primer 1050 500

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 Drainase Primer 1050 500

41 As2 Saluran Jamban 1 Drainase Primer 100 100

42 As2-1 Saluran Jamban 2 Drainase Primer 100 100

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 100

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 010

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 150

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 120

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso Drainase Sekunder 080 120

48 Jalan 19 Jalan Benoyo Drainase Sekunder 080 080

55 Penyusunan Peta Genangan

Berdasarkan hasil identifikasi genangan yang terjadi di Kota Salatiga berdasarkan

informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari masyarakat maka

disusunlah Peta Genangan Potensi Banjir di Kota Salatiga yang disajikan dalam

Gambar berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

171

Gambar 5-66 Peta Genangan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

172

6 BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga

611 Umum

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air PerkotaanrdquoSistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

173

Sebagaimana diuraikan diatas topografi Kota Salatiga secara umum merupakan

dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 450 ndash 825 m DPL Berdasarkan kondisi

topografi tersebut maka sistem drainase Kota Salatiga dapat dilakukan dengan

mengandalkan sistem gravitasi murni

Kondisi topografi Kota Salatiga dari arah selatan menuju ke arah utara terbagi

menjadi 2 bagian yang menunjukkan topografi yang semakin menurun Bagian

barat Kota Salatiga menurun ke arah barat laut sedangkan bagian timur Kota

Salatiga menurun Ke arah utara timur laut Pola topografi ini mempengaruhi

aliran sungai-sungai yang melewati Kota Salatiga seolah menyebar menuju arah

barat laut dan timur laut Kondisi ini mempengaruhi pembagian Sistem Drainase

Secara umum aliran yang terjadi merupakan aliran gravitasi sehingga konsep

Masterplan pengelolaan drainase disajikan dalam Gambar 6-1 di bawah ini

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga

Berdasarkan konsep diatas maka

1 Daerah hulu

Di daerah hulu dilakukan dengan

Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan

air hujan sumur resapan biopori dll

Hujan setempat Hujan di hulu

bull Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan air hujan sumur resapan biopori dll

bull Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir (gravitasi)

bull Bagi beban drainase sesuai dengan Sungai utama

bull Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode ulang 5 tahun

bull Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan Konsep Delta Q Zero

bull Fasilitas pemanenan air hujan dan Ekodrainase

Saluran penagnkap air

dari hulu

Hujan Daerah Hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

174

Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir

(gravitasi)

Bagi beban drainase sesuai dengan sungai utama

2 Daerah Perkotaan

Di daerah tengah perkotaan

Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan

Konsep Delta Q Zero Policy

Fasilitas pemanenan air hujan

3 Daerah Hilir

Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode

ulang 5 tahun

Sistem Drainase juga dikembangkan berdasarkan konsep drainase berwawasan

lingkungan ecodrainage dan berbasis masyarakat Masing-masing sistem

drainase dibagi menjadi daerah hulu dan hilir Sistem drainase yang

dikembangkan di daerah hulu dan hilir berbeda

612 Drainase Berwawasan Lingkungan

Drainase berwawasan lingkungan adalah prasarana yang berfungsi untuk

mengalirkan air permukaan ke badan air dimana pembangunannya terintegrasi

dengan Rencana Tata Ruang Kota Salatiga pelaksanaan pembangunan sarana

utilitas kota serta mempertimbangkan kondisi lingkungan fisik sosial dan

budaya sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia Oleh karena itu

permasalahan sistem drainase di kawasan perkotaan perlu diperhatikan dengan

melakukan pengkajian dari sudut perencanaan teknis dan dilihat kaitannya

secara menyeluruh dengan beberapa aspek lingkungan alam lingkungan sosial

dan lingkungan buatan

Masterplan Drainase Kota Salatiga ini bertujuan untuk mengkaji sistem

perencanaan makro drainase dalam kerangka Rencana Tata Ruang Kota Salatiga

menganalisis kondisi sistem saluran drainase di kawasan perkotaan serta

kaitannya dengan kondisi kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan

masyarakat di sekitarnya dan mengusulkan sistem perencanaan makro drainase

berwawasan lingkungan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

175

613 Ekodrainase Resapan

Dalam konsep drainase konvensional seluruh air hujan yang jatuh ke di suatu

wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke

badan air Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan akan memunculkan

berbagai masalah baik di daerah hulu tengah maupun hilir Dampak dari

drainase konvensional adalah cadangan air tanah akan berkurang dan kekeringan

di musim kemarau akan terjadi

Untuk itu digunakan konsep Ekodrainase Drainase ramah lingkungan atau

ekodrainase menjadi konsep utama dan merupakan implementasi pemahaman

baru konsep ekohidraulik dalam bidang drainase Drainase ramah lingkungan

didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-

besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai

dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya

Air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak

mengalir secepatnya ke sungai Namun diusahakan meresap ke dalam tanah

guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau

Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim

hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia

Beberapa metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia

antara lain adalah

1 Metode kolam konservasi bioretensi

Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-kolam air baik

di perkotaan permukiman pertanian atau perkebunan Kolam konservasi

ini dibuat untuk menampung air hujan terlebih dahulu diresapkan dan

sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan

Kolam konservasi dapat dibuat dengan memanfaatkan daerah-daerah dengan

topografi rendah daerah-daerah bekas galian pasir atau galian material

lainnya atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal atau bagian

tertentu

Secara ideal kualitas dan besarnya limpasan air hujan yang keluar dari suatu

kawasan harus dipertahankan sama seperti kondisi lahan sebelum terbangun

Pengelolaan limpasan air hujan dengan menggunakan sistem ldquolow Impact

Developmentrdquo (LID) adalah konsep baru yang dikembangkan untuk sistim

drainasi berskala kecil (mikro) sangat sesuai diaplikasikan di daerah

Penerapan LID di beberapa daerah akan memberikan efek yang cukup baik

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

176

yaitu sangat mengurangi air limpasan Berbagai pustaka menyebutkan

teknik LID sangat cocok untuk mengelola limpasan air hujan dan menurunkan

tingkat polusi yang dikandungnya (Blue Land Water and Infrastructure

2000) USEPA 2000) Biaya yang diperlukan guna pembangunan

pengoperasian dan pemeliharan sistim drainasi dengan teknik LID cukup

murah dibandingkan biaya yang diperlukan pada sistim drainasi

konvensional Bioretensi dan saluran rumput dengan kemiringan yang

landai adalah dua teknik LID yang cocok diaplikasikan disini Gambar 52

adalah contoh bio-retensi yang fungsinya sebagai kolam detensi serta

penyaring polusi dari lapangan parkir

Gambar 6-2 Kolam Konservasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

177

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi dilapangan parkir

2 Metode sumur resapan

Metode sumur resapan merupakan metode praktis dengan cara membuat

sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan

atau kawasan tertentu Sumur resapan ini juga dapat dikembangkan pada

areal olahraga dan wisata Konstruksi dan kedalaman sumur resapan

disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat

Teknologi sumur resapan di lahan usaha tani rawan kekeringan belum begitu

banyak dikembangkan Hal ini karena selama ini sumur resapan lebih banyak

dikembangkan di daerah tangkapan air berbukit yang merupakan salah satu

bagian kegiatan dari program penghijauan

Selain itu selama ini sumur resapan juga banyak dikembangkan di

perumahanpemukiman Dengan sumur resapan maka aliran permukaan atau

air hujan disiasati agar masuk kedalam sumur Air tertampung akan

diresapkan pelan-pelan sebanyak mungkin kelapisan aquifer awal selama

musim penghujan dan akan menjadi tabungan air dibawah tanah yang cukup

potensial untuk dimanfaatkan kembali pada musim kemarau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

178

Gambar 6-4 Sumur Resapan

Sumur resapan juga bisa dibangun pada dasar saluran drainase yang

mempunyai dimensi lebar ge 080 m Sumur resapan dibangun pada jarak tiap

250 m Dengan adanya sumur resapan ini diharapkan air lebih banyak

menyerap ke dalam tanah sehingga dapat tersimpan dan berfungsi sebagai

cadangan air tanah

3 Sedrainpond

Indikator kinerja dari bangunan air seperti waduk bendung

bendungansalurandrainase maupun irigasi yaitu jumlah sedimen pada

bangunan air Semakin cepat terjadisedimentasi maka semakin pendek umur

pelayanan dari bangunan air itu kapasitas danvolume rencana sudah tidak

dapat terlayani dengan baik dan biaya operasianl dan pemeliharaan dari

akibat sedimen ini cukup besar Sedimentasi ini semakin dipicu

akibatterjadinya pemanasan global sehingga akan mempengaruhi iklim

dimana musim hujanmenjadi pendek sehingga intensitasnya cenderung

tinggi Butiran air hujan denganintensitas hujan tinggi akan mengenai tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

179

yang mengakibatkan limpasan air hujanbanyak mengandung butiran

tanahsedimen tersuspensi bahkan sampai terjadi banjirdan musim kemarau

menjadi panjang sampai tidak ada aliran air Sudah saatnya semuapihak

perlu memikirkan bahaya dan ancaman ini

Salah satu bangunan konservasi yang relati baru adalahSeDrainPond

(Sedimentation-Drainage-Ponding) dimana model ini mengendalikan

angkutan sedimen dengan menangkap sedimen (sediment

trapping)mengurangi debit limpasan yang sekaligus me-recharge air tanah

dan tangkapansedimen digunakan untuk pupuk dan dikembalikan lagi dalam

area sawahladang Modelini mampu mengurangi debit limpasan 50 dan

tergantung dari dimensi dan jumlah SeDrainPond mampu mengurangi

sedimen tersuspensi dan mengembalikan kesuburanlahan Dengan

pembuatan dan pemeliharaan oleh petani maka dapat mengurangi

biayaoperasional dan pemeliharaan bangunan air oleh pemerintah Bangunan

yang sepintas seperti sumur resapan ini fungsi utamanya adalah menangkap

air hujan yang turun di daerah hulu sebanyak-banyaknya untuk disimpan

didalam tanah sehingga kondisi tanah di hulu tidak sampai kering pada saat

musim kemarau

Cara membuatnya adalah kita membuat alur kecil sejajar dengan kontur

yang berfungsi sebagai saluran penangkap air Pada alur saluran setiap jarak

plusmn 15 m kita bulat lubang seperti jugangan dengan diameter 1 m dan

kedalaman 1-2 m Untuk mengatasi supaya lubang tidak longsor maka

diperkuat dengan dinding ayaman bambu

Gambar 6-5Contoh Bangunan SeDrainPond

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

180

4 Embung

Ketersediaan air di lahan kering dapat diperbaiki dengan embung-embung

yang dapat menampung dan menyimpan air Embung adalah bangunan

semacam kolam sebagai penampung air permukaan Penampungan air skala

kecil ini akan lebih berhasil jika dikelola sebagai satu sistem dengan tiga

komponen yaitu daerah tangkapan air yang menghasilkan aliran

permukaan embung yang menampung air dan daerah pengguna di mana air

yang terkumpul dimanfaatkan

Tujuan pembuatan embung adalah

1 Menampung dan mengalirkan air pada kolam penampung

2 Cadangan persediaan air untuk berbagai kebutuhan pada musim

kemarau

3 Menekan laju erosi dan sedimentasi

Sedangkan manfaatnya adalah persediaan air pada musim kemarau yang

dapat digunakan untuk berbagai keperluan (pertanian peternakan air baku

dll)

Sasaran pembuatan embung adalah lahan-lahan kering dan tadah hujan pada

hulu DAS yang

1 Bertipe iklim C (5-6 bulan basah) tipe iklim D (3-4 bulan basah) tipe

iklim E (lt 3 bulan basah) serta daerah kering lainnya yang memerlukan

embung

2 Air tanah sangat dalam atau tidak ada sama sekali

3 Tekstur tanah liat (tidak permeable) liat berlempung dan lempung liat

berdebu

Pemkot Salatiga pernah melaksanakan kajian studi pembangunan embung

dengan lokasi di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo yaitu embung

Nronggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

181

Embung Yang Sudah Berfungsi dengan penambahan Geomembran

Embung Lapangan tanpa penambahan Geomembran

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan

5 Bangunan Pengendali Alur

Bangunan pengendali alur adalah bendungan kecil yang lolos air yang dibuat

pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu kayu atau

bambu

Bangunan pengendali alur dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

a Untuk lebar alur lt 2 m dinamakan gully plug

b Untuk alur 2ndash5 m dinamakan dam parit

Sasaran dari pembuatan bangunan pengendali alur adalah

a Lahan dengan kemiringan sampai dengan 30 kemiringan alur maksium

5

b Daerah tangkapan air maksimum 10 ha

c Lebar dan kedalaman alurparitjurang maksimum 3x3 m

d Panjang alurparitjurang sampai sekitar 250 m

Bangunan ini sangat bagus dikerjakan didaerah hulu dengan kemiringan

tanah yang relatif terjal Bangunan ini berfungsi memperkecil kemiringan

alur dan menahan air supaya tidak langsung ke hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

182

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug

a b c

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit

Bangunan Dam Parit dapat difungsikan sebagai bendung-bendung kecil

sehingga dapat difungsikan untuk mengairi areal persawahan

6 Metode River Side Polder

Metode river side polder adalah metode menahan aliran air dengan

mengelolamenahan air kelebihan (hujan) di sepanjang bantaran sungai

Pembuatan polder pinggir sungai ini dilakukan dengan memperlebar

bantaran sungai di berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

183

Gambar 6-9River Side Polder

Bangunan ini diusulkan sebelum masuk ke Sungai Senjoyo dengan harapan

air drainase yang masuk ke Sungai Senjoyo memenuhi standard air baku

7 Metode pengembangan areal perlindungan air tanah (groundwater

protection area)

Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara menetapkan

kawasan lindung untuk air tanah di mana di kawasan tersebut tidak boleh

dibangun bangunan apa pun Areal tersebut dikhususkan untuk meresapkan

air hujan ke dalam tanah Di berbagai kawasan perlu sesegara mungkin dicari

tempat-tempat yang cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk

recharge dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai bagian penting dari

komponen drainase kawasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

184

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area

614 Drainase Berbasis Masyarakat

Drainase berbasis masyarakat (DBM) adalah penempatan dan pelibatan

masyarakat sebagai pelaku pengambil keputusan dan penanggung jawab dalam

penanganan drainase mulai dari identifikasi perencanaan pelaksanaan

pengelolaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan termasuk operasi dan

pemeliharaan sistem paska konstruksi

Pelibatan masyarakat dalam penanganan drainase disini diarahkan untuk

melayani penanganan sistem drainase lokal yaitu sistem saluran awal yang

melayani kawasan tertentu seperti kompleks perumahan areal pasar

perkantoran areal industri dan komersial yang melingkupi wilayan luasan

maksimal 10 Ha

Prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan DBM adalah pelibatan aktif

masyarakat (partisipative) pembiayaan bersama antara pemerintah dan

masyarakat (sharing) adanya keberlanjutan dalam operasional dan pemeliharaan

(sustainability) rasa memiliki oleh masyarakat (sense of belonging) dan

memungkinkan sistem drainase yang dibangun dikelola oleh masyarakat sendiri

(kemandirian)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

185

62 Analisis Tata Guna Lahan

621 Umum

Pada dasarnya rencana jaringan drainase berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Salatiga meliputi sistem pematusan atau jaringan pembuangan air

hujan dan air limbah dalam perencanaan kota merupakan rencana sektoral yang

harus direncanakan secara terpadu dan saling menunjang dengan rencana tata

ruang kota karena sistem jaringan ini memerlukan pengkajian faktor-faktor

teknis

Berdasarkan kondisi fisik alamnya Kota Salatiga akan direncanakan sebagai

daerah atau Kota yang masih mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup

dengan mencadangkan daerah terbuka dan hijau bagi kepentingan kegiatan kota

oleh karena itu dalam mengatasi pembuangan air hujan dan air limbah di Kota

Salatiga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

Sistem jaringan pematusan dikampung-kampung padat dan didaerah

pembangunan perumahan baru diarahkan untuk diberikan jaringan drainase

sekunder yang terpadu dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Sistem pembangunan jalan harus dilengkapi saluran buangan dengan dimensi

yang cukup sesuai dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Perlunya pemeliharaan secara intensif terhadap saluran-saluran yang ada

Dalam sistem jaringan pematusan diperlukan saluran utama kota yang dapat

memanfaatkan saluran-saluran alamiah (sungai) dan saluran irigasi yang

melalui Kota Salatiga

Selanjutnya untuk mengatasi berkembangnya daerah permukiman perkantoran

pertokoan aspal pavement dan lain-lain maka perlu adanya beberapa upaya

yang diantaranya sebagai berikut

Penghijauan kota

Material yang digunakan untuk menutup permukaan tanah dipilih material

yang berpori sehingga dapat meresapkan air hujan

Pembuatan sumur-sumur resapan air hujan guna mengurangi run off air

hujan

Memfungsikan saluran tersier di sisi kanan kiri pada setiap ruas jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

186

Sedangkan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai solusi agar

sistem drainase dapat berjalan sempurna adalah

Peningkatan konstruksi saluran dari yang berkonstruksi tanah ke pasangan

batu

Pembuatan saluran baru untuk menampung aliran air di sekitar jalan (bila

jalan turun) sehingga aliran air tersebut mengalir secara lancar dan teratur

Peningkatan pemeliharaan saluran

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase

Rencana pola ruang kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam

wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan

ukuran fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam yang

diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budidaya Pengaturan

pemanfaatan tersebut harus dapat menggambarkan keterpaduan keterkaitan

dan keseimbangan perkembangan serta keserasian antarsektor pembangunan

kota

1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang disiapkan untuk memperbaiki dan

menjaga iklim mikro meresapkan air menciptakan keseimbangan dan keserasian

lingkungan fisik kawasan dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati

Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi

1 Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya

2 Kawasan perlindungan setempat

3 Ruang Terbuka Hijau kota (RTH) Kota

4 Kawasan cagar budaya

5 Kawasan rawan bencana alam

6 Kawasan lindung geologi dan

7 Kawasan lindung lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

187

1 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

A Kawasan Lindung Yang Dikelola Oleh Masyarakat

Kebijakan pemanfaatan ruang ditentukan berdasarkan tujuan pemanfaatannya

yaitu mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan Kebijakan

tersebut meliputi

Penetapan kawasan lindung berdasarkan Kepres No 32 Tahun 1990 melalui

pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan

pengendalian

Pengendalian kegiatan budi daya yang telah ada (penggunaan lahan yang

telah berlangsung lama)

Pengembalian fungsi hidrologi kawasan hutan yang telah mengalami

kerusakan (rehabilitasi dan konservasi)

Pencegahan dilakukannya kegiatan budi daya kecuali kegiatan yang tidak

mengganggu fungsi lindung

Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan di lokasi hutan lindung

antara lain penelitian eksploitasi mineral dan air tanah pencegahan

bencana alam

Kawasan Lindung Kota adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan

satu ekosistem yang terletak pada wilayah kota kawasan lindung yang

memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di

wilayah kota dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan

pemerintah daerah kota

Lokasi

Kawasan Lindung di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Sidorejo meliputi

sebagian Kelurahan Bugel dan sebagian KelurahanBlotongan dan Kecamatan

Tingkir meliputi sebagian Kelurahan Sidorejo Kidul dan sebagian Kelurahan

Kutowinangun seluas 4492 ha dan di ruas Jalan Lingkar Salatiga di Kelurahan

Kumpulrejo dan Kelurahan Dukuh

B Kawasan Resapan Air

Kawasan Resapan Air yang fungsinya untuk menyimpan dan menyerap air untuk

kemudian diteruskan di kawasan di bawahnya (kawasan budi daya)

Tujuan PerlindunganPerlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk

memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

188

untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir

baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan

Kriteria Kawasan Resapan Air

1 Lahan dengan kemiringan 15 - 40

2 Struktur tanah mampu meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu

meresapkan air hujan secara besar-besaran

Peraturan Kawasan Resapan Air

1 Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik

2 Di areal kebuntegalan dikembangkan diversifikasi tanaman tahunan

perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang sesuai dan pencegahan

erosi

3 Di areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan penanaman tanaman

tahunan perkebunan buah-buahan atau tanaman kayu-kayuan untuk

bangunanperkakas rumah tangga

4 Di areal permukiman diusahakan dengan cara

a Pemeliharaan teras sebaik mungkin

b Penanaman pohon buah-buahan perkebunan maupun kayu-kayuan di

pekarangannya

c Minimal tersedia sebagian lahan pekarangan untuk serapan air hujan

Lokasi Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Argomulyo terletak

di Kelurahan Randuacir dan sebagian Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Sidorejo

meliputi Kelurahan Bugel Kelurahan Blotongan dan Kecamatan Tingkir terletak

di Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

Rencana pengembangan kawasan yang memberi perlindungan kawasan

bawahannya meliputi

1 melakukan penghijauan

2 mengarahkan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air untuk fungsi hutan

3 mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan yang memberi perlindungan

kawasan bawahannya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

189

2 Kawasan Perlindungan Setempat

A Kawasan Sempadan Sungai

Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk

sungai buatankanalsaluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai

Tujuan Perlindungan Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat

mengganggu dan merusak kualitas air sungai kondisi fisik sungai serta

mengamankan aliran sungai

Kriteria Kawasan Sempadan Sungai

1 Sungai bertanggul

a) Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki

tanggul

b) Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan

sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul

2 Sungai tidak bertanggul

a) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20

m garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m garis sempadan

ditetapkan sekurang-kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada

waktu ditetapkan

b) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai

seluas 500 km2 atau lebih penetapan garis sempadannya sekurang-

kurangnya 100 m

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

190

Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai kurang dari

500 km2 penetapan garis sempadannya sekurang-kurangnya 50 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Untuk mewujudkan pembangunan yang tertib berdasarkan rencana tata ruang

yang telah disusun maka diperlukan pengendalian penataan ruang Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 35 diuraikan

bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan

zonasi perizinan pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi

Dan pada Pasal 36 ayat 3c peraturan zonasi ditetapkan dengan peraturan daerah

untuk peraturan zonasi

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Salatiga pada dasarnya berisikan

(1) Arahan peraturan zonasi (2) Arahan perizinan (3) Arahan pemberian insentif

disinsentif dan (4) Arahan sanksi Berikut ini dikemukakan arahan tersebut yang

disesuaikan dengan pembagian kawasan menurut Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Arahan Zonasi merupakan arahan yang terkait dengan kepentingan perijinan yang

menjadi wewenang kota dengan pola ruang wilayah kota Arahan peraturan

zonasi disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang serta

berdasarkan rencana kawasan strategis untuk setiap zona pemanfaatan ruang

Yang termasuk arahan peraturan zonasi terdiri dari kawasan lindung dan kawasan

budi daya Arahan ini mengkaitkan antara pola pemanfaatan ruang yang ada di

Kota Salatiga dengan kegiatan yang mungkin diajukan oleh berbagai pihak untuk

dimintakan perijinannya

1 Peraturan zonasi untuk sempadan sungai disusun dengan memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas sungai

- Diizinkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak

mengganggu kualitas sungai

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

191

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

2 Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan mata air disusun dengan

memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran

terhadap mata air

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas mata air

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan mata air sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan adalah bagian dari Sistem drainase

Salatiga Barat dengan Sungai Ngemplak dan Sungai Sawahan sebagai sungai

utama badan air Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng

sebagian Sungai Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai

Sraten Secara Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngemplak - Sawahan

termasuk dalam wilayah Kecamatan Sidomukti dan sebagian kecil masuk

Kecamatan Argomulyo Bentuk DTA sub sistem Ngemplak - Sawahan adalah

memanjang dari hulu ke hilir dengan luas DTA plusmn 4714 ha Tata guna lahan di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

192

Sub DAS Ngemplak ndash Sawahan adalah didominasi bukit dan perbukitan dengan

kemiringan yang cukup terjal

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan

6311 Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada sub sistem ini adalah tutupan lahan yang berupa

hutan tanaman keras yang sudah mulai berkurang menjadi persawahan dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

193

ladang terbuka sehingga jika terjadi hujan akan terjadi erosi dan sedimentasi

tinggi lumpur yang tinggi serta banyaknya sampah di sungai

6312 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Ngemplak-Sawahan dilakukan dengan

1 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

2 Penataan kawasan hulu dengan pembangunan embung lapangan gully plug

dam parit pembangunan sedrainpond penerapan pembuatan sumur resapan

pada kawasan permukiman baik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di JLS

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten

Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten juga adalah Subsistem drainase yang

merupakan bagian dari Sistem Salatiga Barat Sungai utama di Sub Sistem ini

adalah Sungai Ngawen yang bertemu dengan Sungai Sraten menuju ke arah barat

daya menuju Rawa Pening Sungai Sraten dan Sungai Ngawen berfungsi sebagai

sungai utama badan air Di dalam sub Sistem ini banyak mengalir drainase

sekunder antara lain Kali Warak Drainase sekunder Kel Dukuh dan masih

banyak lagi Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng Sungai

Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai Sraten Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngawen Berada di masuk ke Kecamatan

Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo Luas Sub Sistem Ngawen adalah 127980

ha dan mempunyai bentuk seperti kipas

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

194

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

6321 Permasalahan

Di dalam sistem ini beberapa saluran drainase banyak yang sluran drainasenya

belum ada ada juga yang saluran drainasenya terputus dimensinya terlalu kecil

dan saluran yang pengendapan lumpurnya tinggi serta banyaknya sampah di

sungai

Sebagai contoh endapan yang tinggi terjadi di Jalan Lingkar Selatan Salatiga

Jl Argorumekso di Tegalrejo Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Sedangkan drainase yang terputus ada di sebagian Jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

195

Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo Jalan Amarta di Sidomulyo dan

Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di Kumpulrejo Kec Argomulyo

6322 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Sraten-Ngawen dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo

Jalan Amarta di Sidomulyo dan Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di

Kumpulrejo Kec Argomulyo

2 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jalan Lingkar Selatan Salatiga Saluran di sekitar Pasar Sapi Saluran

di Jalan Yudhistira Saluran di Jalan OsamalikiJl Argorumekso di Tegalrejo

Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari Kecamatan Sidomukti

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di daerah sekitar Pasar Sapi

4 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

5 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan embung lapangan

gully plug dam parit sumur resapan pada kawasan permukiman

pembangunan sedrainpondbaik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Sub Sistem Drainase Kedungringis merupakan Subsistem drainase dari Sistem

Salatiga Barat Terletak diatas Sub Sistem Ngawen dan dibatasi oleh Jl Salatiga -

Semarang di sebelah utara Sistem ini menampung beban drainase dari pusat

kota Di dalam sub sistem ini banyak timbul permasalahan karena banyaknya

spot-spot genangan terutama di Kecamatan Sidorejo Secara Administratif

sebagian besar Sub Sistem Drainase Kedungringis berada di masuk ke Kecamatan

Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kedungringis adalah 6751 ha Panjang

saluran drainase tidak terlalu panjang dengan bentuk DTA melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

196

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis

6331 Permasalahan

Dalam identifikasi permasalahan ditemukan berbagai permasalahan di Sub Sistem

Drainase Kedungringis antara lain

1 Jl Kartini Kel Salatiga Kec Sidorejo saluran tertutup oleh perkerasan

sehingga pemeliharaannya sulit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

197

2 Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran terjadinya sedimentasi

endapan yang tinggi dalam saluran

3 Jl H Ilyas Jl Raya Muncul saluran yang masih terpotong perlu dilakukan

penyambungan agar aliran air mengalir sesuai dengan sub sistem yang telah

disetujui

6332 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kedungringis dilakukan dengan

1 Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis

ke arah hulu sampai Kelurahan Pulutan Saluran Kota Baru Normalisasi

Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

2 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S

Kedungringis Saluran Belakang RSUD Salatiga Saluran Kutowinangun

Saluran Benoyo Saluran Jalan Semarang-Salatiga Normalisasi Jalan Kartini

3 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Jl H Ilyas Jl Raya Muncul Kecandran

Sidorejo Lor Sidorejo

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran

5 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

6 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

Sub Sistem Drainase KebonsamasndashKalisawo merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Sub sistem ini terletak di wilayah paling utara Kota

Salatiga di Kecamatan Sidorejo Dibatasi oleh Jl Salatiga - Semarang di sebelah

selatan dan batas Kota Salatiga dengan kabupaten Semarang di sebelah utara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

198

Sistem ini menampung beban drainase dari pusat kota terutama dari pusat

permukiman dan pertokoan Sistem ini bermuara di Sungai Tuntang Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo berada

di Kecamatan Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo adalah

10472 hadan dengan bentuk DTA melebar

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

199

6341 Permasalahan

Di wilayah sub sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo permasalahan yang

muncul adalah banyaknya saluran drainase yang berfungsi ganda yaitu sebagai

saluran drainase dan saluran irigasi terutama di Kelurahan Bugel dan Kel

Salatiga Disamping itu saluran sekunder di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

dimensinya kecil sehingga perlu dilebarkan

6342 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo dilakukan dengan

1 Melakukan normalisasi pada Sungai Kalitaman Sungai Progo Saluran

Pattimurta Saluran di Belakang UKSW

2 Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan

membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

4 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

5 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

Sub Sistem yang paling luas dalam Sistem Drainase di Kota Salatiga adalah Sub

Sistem Drainase Jetis - Setro Sub Sistem ini merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Luas DTA Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro adalah

21137 ha Dengan bentuk seperti kipas beberapa sungai besar seperti Sungai

Ngaglik Sungai Jetis Sungai Senjoyo berada dalam Sub sistem ini Aliran sungai

dalam sub sistem ini memanjang dari batas wilayah Kota Salatiga sebelah selatan

menuju ke arah utara dengan beberapa titik pertemuan dan berakhir di Sungai

Setro sebelum masuk ke Sungai Tuntang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

200

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro

6351 Permasalahan

Berdasarkan peta genangan Salatiga 2014 Sub sistem Jetis ndash Setro memiliki

daerah genangan yang paling banyak Daerah genangan itu meliputi daerah Jetis

Damatex SMP 8 Ledok dst

Seperti pada sub sistem yang lain umumnya kondisi saluran kurang terawat yang

diindikasikan banyaknya endapan atau sedimen di dalam saluran seperti terjadi

di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

201

1 Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo

2 Jl Muh Yamin Ledok Salatiga

3 Jl Pasar ndashMuwardi Kutowinangun Tingkir

4 Jl Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir

5 Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor Argomulyo

Saluran drainase yang terputus atau belum ada saluran drainasenya antara lain di

1 Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir

2 Jl Tingkir ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo

3 Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah Argomulyo

4 Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

Juga adanya genangan di Depan Damatex pada Jl Semarang-Solo juga perlu

perhatian khusus

6352 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Jetis - Setro dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir Jl Tingkir

ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah

Argomulyo Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

2 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu

Acir

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo Jl Muh Yamin Ledok Salatiga Jl

Nanggulan Jl Tritis Asri Jl PasarndashMuwardi Kutowinangun Tingkir Jl

Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor

Argomulyo

4 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang

lewat perkampungan

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

202

7 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan sumur resapan pada

kawasan permukiman baik yang sudah terbangun maupun yang akan

datang

8 Pembuatan shortcut di Depan Damatex untuk membagi debit yang terlalu

besar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

203

7 BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga

Indikasi program merupakan rumusan program yang terintegrasi dengan tujuan

dan sasaran pengelolaan Rumusan program tersebut diturunkan menjadi

kegiatan dan diperjelas dengan lokasi volume dan jangka waktu pelaksanaan

kegiatan Indikasi program yang dirumuskan dirunut pada masing-masing tujuan

pengelolaan

Periode pelaksanaan strategi pengelolaan Master Plan Drainase Kota Salatiga

iniadalah 25 tahun dijabarkan dalam tahapan sebagai berikut

1 Strategi menengah I Dilaksanakan pada periode tahun 2015-2020

2 Strategi menengahII Dilaksanakan pada periode tahun 2021-2025

3 Strategi menengah III Dilaksanakan pada periode tahun 2026-2030

4 Strategi menengah IV Dilaksanakan pada periode tahun 2031-2035

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

204

5 Strategi menengah V Dilaksanakan pada periode tahun 2036-2040

Dalam menentukan periode strategi tersebut turut mempertimbangkan

kepentingan untuk segera dilaksanakannya program-program tersebut sesuai

dengan penanganan drainase Kota Salatiga

Adapun indikasi program Master Plan Drainase Kota Salatiga dirumuskan sebagai

berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

205

Tabel 7-1 Indikasi Program

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Terwujud-

program

penanganan

Drainase Kota

Salatiga

Menggalakkan

kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai

pengelolaan dan

pemanfaatan

sumberdaya air dan

lahan

Pemberlakuan

perijinan dan

pengawasan

Pelatihan dan Sosialisasi Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Penetapan peraturan-

peraturan tentang

pengelelolaan Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Pembentukan Forum

Masyarakat Pecinta Lingkungan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Penggalakan kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai usaha

pelestarian dan

kebersihan

lingkungan

Kegiatan pemberdayaan dan

pendampingan masyarakat

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Optimalisasi badan penyuluh

lapangan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Konservasi Non

Teknis

Penanaman hutan rakyat

Sub Sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan 30 ha radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Ngawen - Sraten 24 ha radic radic radic radic radic

Penghijauan lingkungan Seluruh wilayah

perencanaan

500 tanaman

per kelurahan radic radic radic radic radic

Penanaman Hutan Kota (RTH)

Sub Sistem Drainase

Kedungringis 20 lokasi radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Jetis - Setro 16 lokasi radic radic radic radic radic

Memberikan

batasan eksploitasi

air dan lahan

Pemasangan rambu-

rambu kelestarian air

dan lahan

Pemasangan rambu-batas

sempadan rambu pelarangan

buang sampah di sungai

saluran

Seluruh wilayah

perencanaan 2000 rambu radic radic

Meminimalisasi

terjadinya konflik

pemanfaatan

sempadan dalam

pengusahaan

Sosialisasi peraturan daerah

terkait daerah sempadan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

206

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

aktivitas budidaya

Mengembangkan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Pengembangan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Kegiatan penyusunan sistem

informasi drainase perkotaan

Seluruh wilayah

perencanaan 1 paket radic radic radic

Mengembangkan

model

penanggulangan

bencana banjir

Pengembangan model

penanggulangan

bencana banjir

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngemplak - Sawahan

5 km radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

20 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic

Membangun embung lapangan 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

40 titik radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 75 km radic radic radic radic

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngawen - Sraten

6 km radic radic

Normalisasi saluran sekitar

Pasar Sapi 2 km radic

Membangun embung lapangan 2 lokasi radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic

Normalisasi saluran jalan

Yudistira 150 km

radic

Normalisasi saluran jalan

Osamaliki 150 km radic

Kolam resapan bioretensi 15 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 10 km radic radic radic

Normalisasi saluran Sub Sistem 35 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

207

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kedungkopyah mulai

pertemuan dg Sungai

Kedungringis ke arah hulu

sampai Kelurahan Pulutan

Kedungringis

Normalisasi saluran ke arah

Kota Baru 15 km radic

Normalisasi Saluran

Kedungringis mulai RSUD

Salatiga sampe daerah

Kelurahan Pulutan

2 km radic

Normalisasi Saluran Andong

dari Gereja Bethel sampai

pertemuan

S Kedungringis

25 km radic

Normalisasi Saluran di belakang

RSUD Salatiga 08 km radic

Normalisasi Saluran

Kutowinangun 25 km radic

Normalisasi Saluran Benoyo 18 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Semarang - Salatiga 20 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Osamaliki 10 km

radic

Normalisasi Saluran Jalan

Kartini 15 km

radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

275 km radic radic radic radic radic

Kolam resapan bioretensi 20 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 2000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 9 km radic radic

Membangun saluran yang

belum ada di sekunder Jl Argo Sub Sistem 18 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

208

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Borga ndash Jl Randu Acir Jetis ndash Setro

Normalisasi saluran Jalan

Tingkir 20 km

radic

Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 20 km radic

Normalisasi saluran Jalan Tritis

Asri 20 km

radic

Membangun dinding penahan

tanah di sungai Jetis dan

sungai Ngaglik yang lewat

perkampungan

15 km radic radic radic

Merehab leaning Sungai

Klampean (sejajar dengan

jalan raya Salatiga ndash Solo)

15 km radic radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

100 km radic radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

30 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic radic radic

River Side Polder 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 70 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 12 km radic

Normalisasi Sungai Kalitaman

Sub Sistem

Kebonsamas - Kalisawo

5 km radic

Normalisasi saluran di Jl

Pattimura 2 km radic

Normalisasi saluran di belakang

Kompleks UKSW 2 km radic

Normalisasi Saluran Pengging

sampai pertemuan K Progo

(dengan membangun parapet)

dan dibuatkan pintu klep

075 km radic

Normalisasi K Progo 3 km radic

Membangun dinding penahan 5 km radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

209

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

tanah di sungai yang lewat

perkampungan

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm 80 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 100 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 1000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 15 km radic radic

Evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Pemeliharaan rutin

dan Operasional

Pemeliharaan saluran primer Seluruh wilayah

perencanaan 2 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan saluran tersier Seluruh wilayah

perencanaan 4 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan rambu Seluruh wilayah

perencanaan 20 lokasi radic radic radic radic radic

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja Saluran

Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan tiap tahun radic radic radic radic radic

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

210

72 Operasi dan pemeliharaan

721 Operasi Sistem Drainase

Operasi sistem drainase mempunyai dua pengertian yaitu dalam arti luas dan

dalam arti sempit Dalam arti luas operasi sistem drainase adalah usaha-usaha

untuk memanfaatkan prasarana drainase secara optimal Sedangkan dalam arti

sempit operasi sistem drainase adalah pengaturan bangunan yang berkaitan

dengan drainase seperti kolam penampung stasiun pompa pintu klep lobang

pengontrol (manhole) box culvert gorong-gorong dll untuk mengeluarkan air

dari kawasanlahan yang dilindungi dan mengalirkan air ke saluran pembuang

(penerima) danatau muara

Ruang lingkup kegiatan operasi sistem drainase meliputi pekerjaan

1 Penyuluhan tentang pemanfaatan sistem drainase

2 Melaksanakan pengoperasian bangunan-bangunan pada sistem drainase

seperti pompa pintu-pintu dll

722 Pemeliharaan Sistem Drainase

Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana drainase selalu

dapat berfungsi dengan baik selama mungkin selama jangka masa pelayanan

yang direncanakan

Kondisi sistem drainase biasanya cepat menurun sehingga mempengaruhi

kinerja sistem Oleh karena itu diperlukan program pemeliharaan yang lengkap

dan menyeluruh

Ruang lingkup pemeliharaan sistem drainase meliputi

1 Kegiatan pengamanan dan pencegahan

a Inspeksi rutin

b Melarang membuang sampah di salurankolam

c Melarang merusak bangunan drainase

2 Kegiatan perawatan

a Perawatan rutin

b Perawatan berkala

3 Kegiatan perbaikan

a Perbaikan darurat

b Perbaikan permanen

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

211

c Penggantian

Secara ringkasi komponen kegiatan OampP sistem drainase dapat dilihat pada Tabel

berikut

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

1 Saluran

drainase

internal

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

saluran

TAHUNAN

Pengerukan endapan sedimen dalam

saluran

2 Tanggul

Jalan inspeksi

BULANAN

Potong rumput

TAHUNAN

Kontrol elevasi puncak yang

diperlukan

Perbaikan tanggul jalan isnpeksi yang

rusak

3 Bangunan-

bangunan

drainase

pintu gorong-

gorong dll

HARIAN

Membukatutup pintu air

Mencatat elevasi air di

outlet dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

gorong-gorong atau bangunan

lainnya

TAHUNAN

Pengecatan dan pelumasan pintu-

pintu air

Pengerukan endapan sedimen dalam

bangunan gorong-gorong dan

bangunan tertutup lainnya

3 Kolam

intersepsi

kolam tando

HARIAN

Mencatat elevasi air kolam

dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

Kualitas air3 bl

TAHUNAN

Pembersihan 6 bl

Chek profil kolam

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

212

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

4 Rumah pompa

1 Diesel

2 Pompa

3 Genset

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

Mengisi bahan bakar

BULANAN

Membersihkan kotoran

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Pemanasan mesin

BULANAN

Checkservis

Filter BBM

Oli+filter

Greasing

Battery + pengisian

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Servis battery (5 th)

Cat (5 th)

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

HARIAN

Pemanasan

BULANAN

Checkservis

Grease pump

Oli transmisi

Pulley belt

Kabel penghubung

Elevasi inlet-outlet

TAHUNAN

Over haul (15000 jam)

Ganti oli transmisi (5 th)

Ganti kabel terminal (5 th)

Kabel kontrol (5 th)

Screw bearing (5 th)

Motor bearing (5 th)

Gear box (5 th)

Service blade screw (5 th)

Pulley belt

Rehabilitasi bangunan

HARIAN

Back up PLN

BULANAN

Pengisian bahan bakar

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Checkservis

Bahan bakar

Air

Batttery

Oli

BULANAN

Checkservis

Filter bahan bakar

Filter Oli

Batttery + charger

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Check battery

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

213

Berdasarkan komponen kegiatan OampP tersebut di atas maka komponen biaya

OampP pada sistem drainase antara lain meliputi

1 Biaya Personil

2 Biaya Operasional Kantor

3 Biaya Listrik dan atau BBM

4 Biaya Perawatan Bangunan dan atau Peralatan

5 Biaya Pengerukan Sedimen

6 Biaya Perawatan lainnya

73 Rencana Pembiayaan

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik

Biaya konstruksi merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

konstruksi bangunan secara fisik diluar biaya-biaya lainnya Pendekatan biaya

konstruksi berdasarkan estimasi prakiraan biaya fisik yang dikeluarkan

Beberapa asumsi digunakan dalam prakiraan biaya yaitu

1 Biaya Konstruksi berdasarkan biaya konstruksi dasar dengan dasar harga

satuan bahan dan upah Kota Salatiga tahun 2015

2 Biaya pembebasan lahan dan bangunan berdasarkan harga pasaran lahan di

masing-masing wilayah dimana kegiatan pembangunan drainase

dilaksanakan

3 Biaya Konsultansi (Konsultan DED dan Supervisi) diperkirakan 5 dari biaya

dasar konstruksi

4 Biaya Administrasi Proyek diperkirakan sebesar 3 dari biaya dasar

konstruksi

5 Biaya sosialisasi diperkirakan 2 dari biaya dasar konstruksi

6 Kontigensi fisik diperkirakan sebesar 25 dari biaya dasar konstruksi

7 Biaya kenaikan Harga selama periode konstruksi diperkirakan terjadi

kenaikan harga sebesar 5 dari biaya dasar konstruksi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

214

732 Biaya Pembebasan Lahan

Biaya pembebasan lahan dan bangunan di hitung berdasarkan biaya untuk

pekerjaan - pekerjaan konstruksi antara lain

1 Pelebaran saluran atau sungai

2 Pembuatan embung tanggul kolam resapan River Side Polder jembatan

jalan inspeksi dan lain ndash lain

Harga satuan lahan dinyatakan dalam harga lahan per m2 berdasarkan harga

lahan dalam NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak

Bumi dan Bangunan Kota Salatiga Harga lahan bervariasi antara Rp250000

sampai Rp 2000000 per m2 sedangkan harga bangunan bervariasi antara Rp

600000 sampai Rp1750000 per m2 bangunan

Berdasarkan asumsindashasumsi tersebut maka biaya investasi awal perbaikan sistem

drainase Kota Salatiga untuk masing-masing sistem adalah sbb

733 Biaya Investasi

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

I Sistem Drainase Salatiga Barat

a Sub Sistem Ngemplak - Sawahan 12505000

1 Normalisasi saluran JLS 400 km 1250000 5000000

2 Membangun embung lapangan 100 lok 1750000 1750000

3 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

4 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

5 Pembangunan sumur resapan 8000 unit 12500 1000000

6 Pembangunan Sedrainpond 4000 ttk 7500 300000

7 Pembangunan saluran tersier 500 km 750000 3750000

b Sub Sistem Ngawen - Sraten

26537500

1 Normalisasi saluran JLS 600 km 1250000 7500000

2 Normalisasi saluran sekitar Pasar Sapi

200 km 800000 1600000

3 Normalisasi Saluran Jalan Yudistira 150 km 1250000 1875000

4 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 150 km 1250000 1875000

5 Membangun embung lapangan 200 lok 1750000 3500000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

215

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

6 Membangun gully plug 2500 lok 3500 87500

7 Membangun dam parit 5000 lok 15000 750000

8 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

9 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

10 Pembangunan saluran tersier 1000 km 750000 7500000

I Sistem Drainase Salatiga Barat

c Sub Sistem Kedungringis 44525000

1

Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis ke arah hulu sampe Kelurahan Pulutan

325 km 1500000 4875000

2 Normalisasi saluran ke arah Kota Baru

150 km 2250000 3375000

3 Normalisasi Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

175 km 1500000 2625000

4 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S Kedungringis

225 km 1500000 3375000

5 Normalisasi Saluran di belakang RSUD Salatiga

070 km 1500000 1050000

6 Normalisasi Saluran Kutowinangun

175 km 1000000 1750000

7 Normalisasi Saluran Benoyo 180 km 750000 1350000

8 Normalisasi Saluran Jalan Semarang - Salatiga

200 km 1250000 2500000

9 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 100 km 750000 750000

10 Normalisasi Saluran Jalan Kartini 150 km 1250000 1875000

11 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

2750 km 400000 11000000

12 Kolam resapan bioretensi 2000 lok 40000 800000

13 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

14 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

15 Pembangunan Biopori 20000 ttk 300 600000

16 Pembangunan saluran tersier 900 km 750000 6750000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

216

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

II Sistem Drainase Salatiga Timur

a Sub Sistem Kebonsamas - Kalisawo

42752500

1 Normalisasi Sungai Kalitaman 500 km 1500000 7500000

2 Normalisasi saluran di Jl Pattimura 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran di belakang Kompleks UKSW

200 km 1250000 2500000

4

Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

075 km 1250000 937500

5 Normalisasi K Progo 280 km 1250000 3500000

6 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

500 km 2500000 12500000

7 Pembangunan sumur resapan 5000 lok 12500 625000

8 Pembangunan Sedrainpond 6000 ttk 7500 450000

9 Pembangunan Biopori 80000 ttk 300 240000

10 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

b Sub Sistem Jetis ndash Setro

73080000

1 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu Acir

180 km 2000000 3600000

2 Normalisasi saluran Jalan Tingkir 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 200 km 1250000 2500000

4 Normalisasi saluran Jalan Tritis Asri 200 km 1250000 2500000

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang lewat perkampungan

1500 km 2500000 37500000

6 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

150 km 2500000 3750000

7 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

1000 km 400000 4000000

8 River Side Polder 100 lok 2250000 2250000

9 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

217

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

10 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

11 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

12 Pembangunan Sedrainpond 7000 ttk 7500 525000

13 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

218

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya masing-masing sub sistem wilayah drainase ( x Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis - Setro

1 Biaya Fisik Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2

Biaya Konsultasi

(Perencanaan dan

Pengawasan

Rp 87535000 Rp 185762500 Rp 311675000 Rp 299267500 Rp 511560000 Rp 1395800000

3 Biaya Administrasi Rp 37515000 Rp 79612500 Rp 133575000 Rp 128257500 Rp 219240000 Rp 598200000

4 Biaya Sosialisasi amp

Pemberdayaan Rp 62525000 Rp 132687500 Rp 222625000 Rp 213762500 Rp 365400000 Rp 997000000

5 Biaya Kontingensi Rp 31262500 Rp 66343750 Rp 111312500 Rp 106881250 Rp 182700000 Rp 498500000

6 Biaya Pembebasan Tanah Rp 187575000 Rp 530750000 Rp 890500000 Rp 641287500 Rp 1096200000 Rp 3346312500

7 Total (1 sd 6) Rp 1656912500 Rp 3648906250 Rp 6122187500 Rp 5664706250 Rp 9683100000 Rp 26775812500

8 Pajak PPN (10 x 7) Rp 165691250 Rp 364890625 Rp 612218750 Rp 566470625 Rp 968310000 Rp 2677581250

Total (7 + 8) Rp 1822603750 Rp 4013796875 Rp 6734406250 Rp 6231176875 Rp 10651410000 Rp 29453393750

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

219

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan

Dalam beberapa dekade Operasi dan Pemeliharaan (OampP) untuk proyek sumber

daya air khususnya proyek drainase tidak mendapatkan perhatian yang serius

Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan kebutuhan OampP tetapi lebih

karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang cukup Kesulitan memperoleh

biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan OampP tersebut dan bahkan jika

biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa biaya tersebut dipakai untuk OampP

jika kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendesak muncul bersamaan

Beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan untuk

mencari jalan keluar mengenai permasalahan OampP Beberapa proyek mulai

memasukan komponen biaya OampP yang memadahi Rencana persiapan OampP

susunan institusi OampP dan lain ndash lain sudah mulai dipersiapkan Juga mulai

diperkenalkannya partisipasi aktif para penerima manfaat dalam kegiatan OampP

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OampP) merupakan dua kegiatan yang

berbeda namun tidak dapat saling dipisahkan karena saling pengaruh

mempengaruhi satu dan lainnya Dalam terminologi rekayasa pemeliharaan

dapat didefinisikan sebagai seni untuk menjaga peralatan bangunan dan

fasilitas lain yang terkait pada kondisi yang kondusif untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang diharapkan Pengoperasian sistem drainase

memerlukan tidak hanya operasi fisik dari berbagai komponen tetapi

operasinya dalam kondisi darurat dan permintaan (on-call)

Prakiraan biaya OampP saluran untuk masing-masing segmen saluran pada masing-

masing sistem drainase dengan asumsi perhitungan bahwa biaya O amp P sebesar

10 dari biaya fisik dasar konstruksi Ringkasan biaya OampP saluran ditampilkan

dalam Tabel berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

220

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP Setiap Tahun Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya Masing-Masing Sub Sistem Wilayah Drainase ( X Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis ndash Setro

1 Biaya Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2 Biaya O amp M (10 x 1) Rp 125050000 Rp 265375000 Rp 445250000 Rp 427525000 Rp 730800000 Rp 1994000000

3 Pajak PPN (10 x 2) Rp 12505000 Rp 26537500 Rp 44525000 Rp 42752500 Rp 73080000 Rp 199400000

Total (2 + 3) Rp 137555000 Rp 291912500 Rp 489775000 Rp 470277500 Rp 803880000 Rp 2193400000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

221

8 BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

81 Kesimpulan

Kesimpulan dari Kegiatan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini

adalah

1) Sistem Drainase Kota Salatiga dibagi menjadi 2 (dua) sistem yaitu Sistem

Drainase Salatiga Barat dan Sistem Drainase Salatiga Timur

a) Sistem Drainase Salatiga Barat adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Rawa Pening Sistem ini dibagi

menjadi 3 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Ngemplak ndash

Sawahan Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten dan Sub sistem

Drainase Kedungringis

b) Sistem Drainase Salatiga Timur adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Sungai Tuntang Sistem ini dibagi

menjadi 2 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Kebonsamas ndash

Kalisawo dan Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

222

2) Permasalahan terjadinya genangan lokal di Kota Salatiga disebabkan oleh

beberapa faktor seperti

a) Belum tersusunnya pola aliran dan pembagian sub sistem pengelolaan

drainase sehingga menyulitkan penanganan drainase secara

komprehensif dan berkelanjutan oleh pihak Pengelola DrainaseSecara

sistem jaringan drainase yang ada kurang mengikuti tata pola jaringan

drainase yang baik dan rapi

b) Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada kurang memadai yaitu

kapasitas beberapa ruas jaringan drainase berkurang karena

pendangkalan terjadinya kerusakan saluran adanya penyempitan

(bottle neck) dan kurangnya perawatan yang memadai

c) Banyak terdapatnya saluran drainase yang tertutup oleh bahu jalan

perkerasan jalan dan bangunan lain sehingga kurang berfungsi secara

optimal dan menyulitkan pemeliharaannya

d) Di beberapa tempat saluran drainase terputus belum terbangun tidak

tersambung secara menerus sehingga fungsi sebagai drain tidak

tercapai

e) Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

wilayah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk

ke saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genanganHal ini

seperti yang terjadi di daerah depan Kantor Polantas dekat Kafe Ole

dekat RS

f) Kondisi side-inlet dari badan jalan ke saluran drainase juga kebanyakan

tidak sesuai dan tidak berfungsi sehingga aliran yang jatuh ke badan

jalan tidak dapat masuk ke saluran dengan cepat

g) Ada saluran yang masih berfungsi ganda yaitu saluran irigasi sekaligus

saluran drainase Karena filosofi saluran irigasi lebar saluran semakin

menyempit maka disamping debit yang besar juga terjadi bottle neck

seperti pada saluran Kedungkopyah Akibat kondisi seperti ini sebagian

wilayah di Kelurahan Pulutan mengalami genangan pada saat musim

hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

223

3) Permasalahan teknis drainase diperparah dengan masalah sosial budaya

a) Sangat kurangnya kesadaran partisipasi kepedulian serta

keterlibatan masyarakat dalam ikut menjaga saluran drainase yang ada

dengan membuang sampah dan limbah ke saluran drainase semakin

memperparah kondisi jaringan drainase yang ada

b) Kurangnya pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan drainase

sehinggamasyarakat belum merasa memiliki prasarana drainase yang

ada dan belum sepenuhnya ikut bertanggungjawab terhadap prasarana

drainase

4) Perlu dilaksanakannya program penanganan drainase mengacu pada Sub

Sistem yang telah dibuat dan disepakati yang tidak mengacu pada batas-

batas administrasi

5) Selanjutnya Penanganan Drainase Kota Salatiga hendaknya mengacu Pada

Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini beserta lampirannya

dengan berbagai penyesuaian dengan kondisi terakhir di lapangan

82 Saran

1) Sudah saatnya pemerintah Kota Salatiga mulai menerapkan kebijakan Delta-Q

zero policy yaitu setiap pembangunan suatu kawasan harus tidak boleh

menambah beban debit aliran yang keluar dari kawasan tersebut dengan

jalan adanya kewajiban pembuatan kolam-kolam retensi sumur resapan

areal resapan atau ground reservoir untuk menampung air hujan di lokasi

area masing-masing

2) Sesuai dengan hasil Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini

penataan sistem jaringan drainase perlu segera dilakukan dan ditindak

lanjuti dengan survey investigasi dan detail desain guna menangani lokasi-

lokasi yang terjadi permasalahan

3) Kampanye sosialisasi serta educating public sangat perlu dilakukan guna

meningkatkan kepedulian partisipasi dan persepsi masyarakat pada saluran

drainase dan sarana prasarana yang lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

224

4) Perlunya pelibatan masyarakat dalam kegiatan drainase sehingga masyarakat

akan bertanggung jawab dan ada rasa memiliki terha

5) Dari permasalahan-permasalahan di atas maka perlu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Peningkatan kapasitas resapan baik dengan sumur resapan kolam retensi

penampungan air hujan Areal untuk kolam retensi atau areal

penampungan air hujan ini perlu diperkuat secara hukum

b) Peningkatan kesadaran partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam

pemeliharan saluran dan sistem drainase

c) Jaringan irigasi dan sanitasi harus dipisahkan dari jaringan drainase

supaya memudahkan pengoperasian dan tidak mengganggu saluran

drainase

6) Perlunya secara periodik Masterplan Drainase ini ditinjau agar sesuai dan

selalu up to date dengan perkembangan dan dinamika Kota Salatiga

83 Rekomendasi

Untuk mendukung dan mensukseskan implementasi Masterplan Drainase Kota

Salatiga maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut

1) Dokumen Laporan Masterplan Drainase Kota Salatiga secepatnya ditetapkan

menjadi Peraturan Daerah sehingga mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat kepada seluruh stakeholders

2) Perlu diterbitkan Peraturan Walikota (Perwalkot) yang mendukung

diantaranya tentang Sumur Resapan Pembangunan Embung dan Kolam

Konservasi Bio Retensi bagi Pengembang

3) Pemerintah Kota Salatiga perlu secepatnya menginventarisasi dan

mengamankan daerah sempadan sungai saluran mata air serta badan air

lainnya Untuk sungai-sungai dan badan air yang belum jelas daerah

sempadannya perlu segera diatur dan diusahakan

4) Lokasi-lokasi yang diproyeksikan untuk pembangunanembung dan fasilitas

drainase lainnya perlu segera diamankan Hal ini untuk menghindari adanya

penyalahgunaan fungsi atau peruntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

225

5) Perlu segera ditindaklanjuti dengan Perencanaan Rinci (DED) sesuai dengan

skala prioritas sebelum dilakukan kegiatan fisik

6) Perlu dibentuk suatu badan independent yang menangani tata air perkotaan

ldquoSalatiga Peduli Drainase dan Lingkunganrdquo yang anggotanya terdiri dari

berbagai unsur masyarakat (stakeholders) baik perorangan maupun

lembagaorganisasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

226

1 DAFTAR REFERENSI

Arsyad Sitanala (1989) Konservasi Tanah dan Air Bogor Penerbit IPB Press

Badan Pusat Statistik Kota Salatiga (2013) Salatiga Dalam Angka Tahun 2012 dalam

wwwsalatigakotabpsgoid

Bappeda Kota Salatiga (2014) Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Masterplan Drainase

Kota Salatiga

Merry Y Dkk (2010) Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Debit Limpasan

Drainase Di Kota Bukittinggi Laporan Akhir Penyusunan Masterplan Drainase

Perkotaan Kota Bukittinggi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi

PT MULTIDECON Internal(2007) Master Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Bappeda

Kota Salatiga

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 ndash 2030 Pemerintah Kota Salatiga

RISPAM Salatiga (2014) Laporan Akhir Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum di

Kota Salatiga

Soemarto CD (1999) Hidrologi Teknik Edisi Dua Erlangga Jakarta

Soewarno (1995) Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid 1 Nova

Bandung

Sosrodarsono S dan Tominaga M (1994) Perbaikan dan Pengaturan Sungai Pradnya

Paramita Jakarta

Sri Harto Br (1993) Analisis Hidrologi Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Subarkah Iman(1979) Bangunan Air Idea Dharma Bandung

Suripin (2004) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan ANDI Offset Yogyakarta

Takebayashi K (1988) Text Book of Urban Drainage River Engineering Course IV at

Diponegoro University DGWRD-NIKKEN Consultants Inc

  • Cover Lap Akhirpdf
  • Lap Akhir MP Drainase Salatigapdf

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR ISTILAH xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Maksud dan Tujuan 2

121 Maksud 2

122 Tujuan 2

13 Sasaran Kegiatan 3

14 Lingkup Kegiatan 3

15 Referensi Hukum 6

16 Waktu Pelaksanaan 7

17 Sistematika Laporan 7

BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI 9

21 Lokasi Studi 9

22 Topografi dan Fisiografi 12

23 Geologi 12

24 Demografi 12

25 Sosial dan Ekonomi 14

251 PDRBIncome Perkapita 14

252 Mata Pencaharian Penduduk 14

26 Hidrologi dan Hidrogeologi 15

261 Hidrologi 15

262 Hidrogeologi 16

27 Tata Guna Lahan 18

271 Tata Guna Lahan Eksisting 18

272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan 21

28 Permasalahan Drainase Kota Salatiga 22

BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING 28

31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007 28

311 Sistem Kartini 29

312 Sistem Buk Suling 30

313 Sistem Nanggulan 31

314 Sistem Kridanggo 33

315 Sistem Osamaliki 34

316 Sistem Kesehatan 34

317 Sistem Kalinongko 36

318 Sistem Hasanudin 36

319 Sistem Ledok 37

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

iii

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030 40

33 Hasil Inventory Lapangan 42

331 Inventori Saluran 42

332 Identifikasi Lokasi Genangan 45

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan 49

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan 50

BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN 52

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase 52

42 Kriteria Umum 53

421 Data Dasar 53

422 Standar Teknis 54

423 Studi Terdahulu 54

424 Kala Ulang 55

43 Analisis Hidrologi 56

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai 56

432 Analisa Distribusi Curah Hujan 59

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah 59

434 Pengukuran Dispersi 62

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana 64

436 Pengujian Kecocokan Sebaran 66

437 Debit Banjir Rencana 68

438 Konsep EPA SWMM 73

439 Pemodelan dalam EPA SWMM 78

44 Kriteria Analisa Hidrolika 83

441 Aliran 83

442 Perencanaan Saluran 85

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS 86

BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA 89

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem 89

52 Analisis Hidrologi 91

521 Analisis Data Hujan 91

522 Hujan Maksimum Wilayah 92

523 Hujan Rencana 93

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi 97

525 Curah Hujan Terpakai 102

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 103

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan 110

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten 110

533 Sub Sistem Kedungringis 111

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 111

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro 112

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL 112

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS 113

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting 121

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

iv

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 121

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 124

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis 128

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 133

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 136

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana) 140

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 140

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 143

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis 146

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 151

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 155

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting 158

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana 164

55 Penyusunan Peta Genangan 170

BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA 172

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga 172

611 Umum 172

612 Drainase Berwawasan Lingkungan 174

613 Ekodrainase Resapan 175

614 Drainase Berbasis Masyarakat 184

62 Analisis Tata Guna Lahan 185

621 Umum 185

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase 186

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 190

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga 191

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan 191

6311 Permasalahan 192

6312 Penanganan 193

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 193

6321 Permasalahan 194

6322 Penanganan 195

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis 195

6331 Permasalahan 196

6332 Penanganan 197

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 197

6341 Permasalahan 199

6342 Penanganan 199

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro 199

6351 Permasalahan 200

6352 Penanganan 201

BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA 203

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga 203

72 Operasi dan pemeliharaan 210

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

v

721 Operasi Sistem Drainase 210

722 Pemeliharaan Sistem Drainase 210

73 Rencana Pembiayaan 213

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik 213

732 Biaya Pembebasan Lahan 214

733 Biaya Investasi 214

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan 219

BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 221

81 Kesimpulan 221

82 Saran 223

83 Rekomendasi 224

DAFTAR REFERENSI 226

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga 11

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012 14

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga 20

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan 22

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas

saluran di Buk Suling 23

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air 24

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid 25

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas

Saluran Menurun (terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi

Kali Pengging) 25

Gambar 2-9 Erosi di sungai Pertigaan utara JLS dan di Sungai Jetis yang Tinggi

Menyebabkan Kapasitas Sungai menurun 26

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis) 27

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan studiMaster

Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007 29

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini 30

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling 31

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan 32

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo 33

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki 34

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan 35

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko 36

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin 37

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok 38

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau) 39

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Perkotaan Terpadu 53

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan 57

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf aliran permukaan 58

Gambar 4-4 Metode Thiessen 61

Gambar 4-5 Metode Isohyet 62

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan

yang berbeda 69

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM 75

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM 79

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vii

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka 84

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS 87

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka 88

Gambar 5-1 Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga 90

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen 91

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris) Distribusi Log Pearson III 97

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga 103

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan 106

Gambar 5-8 Input Data Juction 107

Gambar 5-9 Input data subcatchment 108

Gambar 5-10 Input data conduit 108

Gambar 5-11 Input data curah hujan 109

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngemplak ndash Sawahan 110

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngawen-Sraten 110

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kedungringis 111

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo 111

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Jetis ndash Setro 112

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting) 121

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 123

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 125

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

viii

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) Sub

Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 127

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 129

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 130

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki) sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 132

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 134

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) 136

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 136

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 137

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting) 138

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri) sub sistem Jetis ndash

Setro (kondisi eksisting) 139

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 140

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 141

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 Sub Sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana) 141

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 142

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

ix

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 143

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 146

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 146

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 148

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 148

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 151

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 151

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 153

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 153

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 154

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 155

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 156

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 156

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 158

Gambar 5-66 Peta Genangan 171

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga 173

Gambar 6-2 Kolam Konservasi 176

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi di lapangan parkir 177

Gambar 6-4 Sumur Resapan 178

Gambar 6-5 Contoh Bangunan SeDrainPond 179

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

x

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan 181

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug 182

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit 182

Gambar 6-9 River Side Polder 183

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area 184

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan 192

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 194

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis 196

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 198

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro 200

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga 10

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan 12

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012 13

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012 13

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata

Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012 15

Tabel 2-6 Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun

2008-2012 16

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga 17

Tabel 2-8 Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha) 19

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha) 21

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga

Tahun 2014 45

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota 55

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm) 55

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan 69

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional 71

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995) 72

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan 75

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran 77

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda 78

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM 82

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga 93

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Normal dan Log Normal 94

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III 95

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square 98

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov 101

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga 101

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan

(satuan mm) 102

Tabel 5-10 Depression Storage Values 105

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xii

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow 105

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka 107

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA

SWMM 113

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngemplak - Sawahan 115

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sraten 116

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kedungringis 117

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 119

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro 119

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak Sawahan 158

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten 159

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis 160

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 162

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro 163

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan 164

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten 165

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis 166

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 168

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro 169

Tabel 7-1 Indikasi Program 205

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase 211

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota

Salatiga 218

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP setiap tahun Sistem Drainase Kota Salatiga 220

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xiii

DAFTAR ISTILAH

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan

atau ke bangunan resapan buatan

Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan

kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia

Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran

sekunder Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir Aliran dari

saluran primer langsung dialirkan ke badan air

Saluran Sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran

air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer

Saluran Tersier adalah saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-

saluran pembuangan rumah-rumah Umumnya saluran tersier ini adalah saluran

kiri kanan jalan perumahan

Sistem drainase utama adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar masyarakat

Sistem drainase lokal adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan

sebagian kecil masyarakat

Kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian hujan atau debit banjir rencana

yang mungkin terjadi

Garis sempadan drainase adalah garis batas luar saluran untuk melindungi fungsi

drainase perkotaan

Kota sedang adalah kota yang mempunyai penduduk berkisar antara 100000 sampai

500000 orang

Badan Air adalah sumber air di permukaan tanah yang berupa sungai atau danau dan di

bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam akifer

Daerah Tangkapan Air (DTA) atau Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang

menerima air hujan menampung dan mengalirkannya melalui satu

outlettempatperuntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

1

1 BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Drainase memiliki peran yang vital dalam menciptakan lingkungan perkotaan

yang bersih dan sehat Hal ini disebabkan lingkungan yang bersih dan sehat

sangat dipengaruhi oleh lancarnya saluran drainase dalam mengalirkan air hujan

maupun limbah rumah tangga menuju saluran pembuangan Sampah dan limbah

rumah tangga yang mengotori saluran dan sungai dapat menjadi sumber segala

macam penyakit dan menurunkan kualitas badan air yang selanjutnya juga

menurunkan kualitas air yang sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat

Dewasa ini permasalahan drainase di kawasan perkotaan semakin kompleks Hal

ini antara lain disebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan dan

laju perkembangan kota yang semakin meningkat Untuk itu dituntut suatu

pengelolaan drainase perkotaan secara komprehensif mulai saat perencanaan

pelaksanaan pembangunan hingga pemeliharaannyaPengelolaan drainase bukan

hanya persoalan teknis dan dana semata tetapi juga merupakan persoalan

sosial budaya dan partisipasi sehingga perlu pengelolaan secara komprehensif

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

2

Selama ini pengelolaan drainase masih dipandang hal yang bersifat teknis semata

dan cenderung menggunakan paradigma lama dimana air dialirkan ke badan air

secepat mungkin Padahal semestinya sebagian air masih bisa diresapkan

sehingga dapat mengurangi aliran permukaan (run off) dan menambah imbuhan

air tanah Teknologi pengelolaan drainase sudah jauh berkembang dengan model

bangunan imbuhan air tanah seperti sumur resapan biopori dll

Banyak faktor yang menentukan sistem dan penanganan drainase suatu kota

Faktor-faktor tersebut antara lain tipologi kota curah hujan tahunan luas dan

bentuk daerah daerah tangkapan airnya tata guna lahan dan sebagainya

sehingga tiap daerah memiliki tipologi yang berbeda-beda dan karenanya perlu

dianalisis tersendiri

Hal demikian juga berlaku untuk Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah Mungkin

saat ini persoalan drainase masih terbatas pada persoalan kapasitas saluran yang

kurang operasi amp pemeliharaan dan genangan lokal Akan tetapi pada masa

mendatang jika tidak dilakukan penanganan mulai dari sekarang akan timbul

masalah yang lebih kompleks

Untuk menghasilkan suatu model pengelolaan drainase di Kota Salatiga yang

komprehensif maka perlu disusun suatu Masterplan Drainase Kota Salatiga yang

berlaku selama 25 tahun ke depan

12 Maksud dan Tujuan

121 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun MasterplanRencana Induk Drainase

Kota Salatiga yang akan digunakan sebagai acuan dalam penanganan dan

pengelolaan drainase secara terpadu dalam jangka waktu 25 tahun ke depan

122 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini diharapkan hasilnya dapat digunakan

1 Sebagai acuan dalam penanganan dan pengelolaan drainase di Kota Salatiga

dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi yang terpadukomprehensif

dengan sektor-sektor lain serta sesuai dengan rencana tata ruang yang

berlaku

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

3

2 Sebagai referensi dalam kegiatan perencanaan lebih lanjut seperti

perencanaan teknis dan detail engineering designdrainase di Kota Salatiga

13 Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah

1 Mengetahui kondisi jaringan drainase eksisting Kota Salatiga dan

pengelolaannya

2 Menganalisisdan mengevaluasi sistem drainase Kota Salatiga berdasarkan hasil

survei lapangan dan kaidah-kaidah keilmuan (hidrologihidrolika) yang dapat

dipertanggungjawabkan

3 Melakukan perencanaan Masterplan Drainase di Kota Salatiga yang berlaku

dalam kurun waktu 25 tahun ke depan

4 Tersusunnya sistem-sistem dan sub sistem-sub sistem drainase di Kota Salatiga

yang terintegrasi dengan sarana prasarana kota lainnya serta sesuai dengan

rencana tata ruang yang berlaku

5 Menyajikan rencana program dan kegiatan secara komprehensif mengenai

rencana pembangunan dan pengembangan Saluran Drainase Kota Salatiga

untuk jangka menengah (5 tahunan) dalam rentang waktu 25 tahun ke depan

6 Membuat jadwal penanganan prioritas setiap tahunnya

14 Lingkup Kegiatan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup kegiatan Penyusunan

Masterplan Drainase Kota Salatigaadalah sebagai berikut

1 PengumpulanData

Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut

a) Studi-studi yang terkait

b) Data hidrologi hidrolika dan bangunan pelengkap

c) Data sosial ekonomi penduduk dan data lainnya yang ada hubungan

dengan studi terkait

d) Data keadaan saluran drainase dan badan air penerima yang ada sistem

geometri dan dimensi saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

4

e) Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi morfologi

sifat tanah dan tata guna lahan

f) Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan

g) Data rencana pengembangan kota foto udara pembiayaan institusi dan

kelembagaan dan peranserta masyarakat

2 Identifikasi Kondisi Sistem Drainase

Identifikasi kondisi sistem drainase dilakukan sebagai berikut

a) Penyusunan besaran daerah pengaliran (catchment area dalam ha)

saluran sungai menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran

b) Penghitungan panjang saluran (dalam mrsquo) dan nama badan air

penerimanya dari setiap saluran yang ada

c) Pengukuran penampang saluran dan kemiringan saluran minimal 3 titik

berbeda (awal tengah dan akhir) dari masing-masing saluran

d) Desain gambar bentuk dan ukuran penampang saluran-saluran yang ada

serta mencatat kondisinya saat ini dan tahun pembuatannya

e) Pengumpulan data gambar dan kapasitas bangunan pelengkap yang ada

dan dilengkapi dengan mencatat kondisi saat ini dan tahun pembuatan

f) Identifikasi permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran

3 Penyusunan Peta Genangan

Penyusunan peta genangan meliputi genangan rutin dan genangan potensial

yang perlu dilakukan meliputi

a) Identifikasi dan pemetaan lokasi genangan yang berada dalam area studi

b) Identifikasi luas tinggi dan lamanya genangan serta frekuensi dan waktu

kejadian dalam satu tahun untuk setiap daerah genangan

c) Identifikasi penyebab genangan

d) Identifikasi taksiran dan besaran kerusakan atau kerugian yang

ditimbulkan dalam bentuk biaya

4 Analisis

Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut

a) Analisis kondisi

1) Analisis kapasitas saluran

2) Analisis kapasitas bangunan pelengkap

3) Analisis struktur saluran dan bangunan pelengkap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

5

b) Analisis kebutuhan

1) Tentukan rencana alur saluran sesuai topografi dan tata guna lahan

2) Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran

3) Analisis intensitas hujan sesuai dengan kala ulang

4) Hitung debit rencana masing-masing saluran

5) Analisis perbedaan antara kebutuhan dan kondisi yang ada

5 Penyusunan Usulan Prioritas

Penyusunan usulan prioritas dilakukan dengan metode sebagai berikut

a) Penyusunan skala prioritas berdasarkan kepentingan dan pengembangan

daerah

b) Analisis berdasarkan pembobotan

c) Usulan skala prioritas

d) Identifikasi kepentingan daerah yang strategis

e) Identifikasi pengaruh langsung terhadap daerah lingkungan kumuh

f) Identifikasi fasilitas umum dan fasilitas sosial

g) Identifikasi pengaruh terhadap pengembangan tata ruang perkotaan

h) Penyusunan kegiatan berdasarkan tahapan mendesak 5 10 20 dan 25

tahun

6 Penyusunan Usulan Sistem Drainase Perkotaan

Menyusun usulan sistem drainase perkotaan dilaksanakan dengan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Identifikasi pola aliran dan sistem drainase kota dengan alternatif sistem

b) Identifikasi debit rencana (m3detik) dari masing-masing saluran

c) Perencanaan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya pada

masing-masing saluran

d) Identifikasi kebutuhan lahan

e) Perkiraan besar biaya ganti rugi lahan

7 Penyusunan Usulan Biaya

Penyusunan usulan biaya meliputi hal sebagai berikut

a) Penghitungan besaran biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk seluruh

pembangunan atau perbaikan sistem drainase yang diusulkan sesuai

tahapan

b) Penyusunan rencana sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

6

c) Penghitungan besaran biaya operasi dan pemeliharaan seluruh sistem

drainase pertahun

d) Identifikasi besaran biaya yang dapat ditanggung oleh masyarakat swasta

atau instansi lain

e) Identifikasi usulan kegiatan untuk meningkatkan sumber pembiayaan

8 Penyusunan Jadwal Kegiatan Pembangunan Sistem Drainase

Penyusunan jadwal kegiatan pembangunan sistem drainase meliputi hal

sebagai berikut

a) Zona sistem drainase yang akan dikerjakan

b) Waktu pembuatan studi kelayakan

c) Waktu pelaksanaan penyusunan rencana teknik (DED)

d) Waktu pelaksanaan pembangunan fisik

e) Waktu kegiatan operasional dan pemeliharaan dimulai

9 Rekomendasi

Untuk mendukung pengembangan sistem drainase perkotaan perlu diusulkan

langkah-langkah sebagai berikut

a) Usulan bentuk kelembagaan

1) usulan instansi yang berwenang menangani sistem drainase

2) usulan peningkatan fungsi organisasi pengelola

3) usulan jumlah personil dan uraian tugas dari masing-masing satuan

organisasi

b) Usulan koordinasi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana kota

lainnya

c) Usulan kebutuhan aspek hukum dan peraturan

d) Usulan mekanisme dan peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta

15 Referensi Hukum

Referensi Hukum yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga Tahun 2014 adalah sebagai berikut

1 Undang-Undang Republik Indonesia No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air

2 Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

7

3 Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4 Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sumberdaya Air

5 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan pengendalian Pencemaran Air

6 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1999 tentang Irigasi

7 Peraturan Menteri PU No 02PRTM2013 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumberdaya Air

8 Peraturan Menteri PU No 16PRTM2008 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

9 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu

Limbah Domestik

10 Peraturan perundangan lain yang terkait dan diutamakan yang lebih baru

16 Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 6 (enam) bulan kalender mulai

tanggal 16 Juni 2014 sampai dengan 15 Desember 2014

17 Sistematika Laporan

Untuk memudahkan pemahaman sistematika Laporan Akhir ini disusun sebagai

berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang maksud dan tujuan sasaran

kegiatan ruang lingkup kegiatan dan referensi hukum yang digunakan

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi wilayah studi yang meliputi letak

geografis dan administrasi karakteristik fisik dasar tata guna lahan eksisting dan

proyeksinya 25 tahun ke depan kondisi sarana dan prasarana drainase

permasalahan drainase yang ada

BAB III SISTEM DRAINASE EKSISTING

Bab ini menjelaskan tentang Masterplan drainase yang pernah dibuat Kondisi

sistem drainase eksisting hasil inventori lapangan analisa kondisi eksisting

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

8

BAB IV KRITERIA PERENCANAAN

Bab ini menerangkan tentang philosofiprinsip dasar masterplan drainase kriteria

umum dan kriteria khusus yang digunakan dalam penyusunan masterplan

drainase

BAB V ANALISIS DIDROLOGI DAN HIDROLIKA

Bab ini menerangkan analisis hidrologi dan hidrolika yang digunakan untuk

perencanaan masterplan drainase meliputi penentuan sistem dan sub sistem

drainase analisis hidrologi analisis hidrolika dan penentuan kapasitas saluran

Kemudian dilanjutkan dengan analisis kapasitas dengan penampang rencana

BAB VI PERENCANAAN MASTERPLAN DRAINASE KOTA SALATIGA

Bab ini berisi konsep masterplan drainase Kota Salatiga dan perencanaan masing-

masing Sub Sistem Drainase yang meliputi permasalahan dan penanganannya

BAB VII RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA DAN PRIORITAS SERTA PEMBIAYAANNYA

Bab ini berisi program penanganan drainase selama 25 tahun ke depan yang

meliputi program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang kegiatan

operasi dan pemeliharaan drainase serta rencana pembiayaannya

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi konsultan berkaitan dengan

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2015 ndash 2040

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

9

2 BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI

21 Lokasi Studi

Kota Salatiga dengan luas wilayah 567811 hektar atau 56781 kmsup2 merupakan

wilayah yang dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang (berada di tengah-tengah

Kabupaten Semarang) Terletak antara 717rsquo dan 717rsquo23rdquo LS dan antara

11027rsquo5681rdquo dan 11032rsquo464rdquo BT Secara administratif Kota Salatiga terdiri

dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan

Batas wilayah Kota Salatiga sebagai berikut

1 Sebelah Utara Kecamatan Pabelan Desa Pabelan Desa Pejaten Kecamatan

Tuntang Desa Kesongo Desa Watu Agung

2 Sebelah Timur Kecamatan Pabelan Desa Ujung-ujung Desa Sukoharjo dan

Desa Glawan Kecamatan Tengaran DesaBener Desa Tegal Waton dan Desa

Nyamat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

10

3 Sebelah Selatan Kecamatan Getasan Desa Sumogawe Desa Samirono dan

Desa Jetak Kecamatan Tengaran Desa PatemonDesaKarang Duren

4 Sebelah Barat Kecamatan Tuntang Desa Candirejo Desa Jombor Desa

Sraten dan Desa Gedongan Kecamatan Getasan Desa Polobogo

Luas Kota Salatiga per-Kecamatan disajikan dalam Tabel 2-1 Sedangkan Peta

Wilayah Kota Salatiga disajikan dalam Gambar 2-1

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Argomulyo 18526

2 Sidomukti 11459

3 Sidorejo 16247

4 Tingkir 10549

Jumlah 56781 Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

11

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

12

22 Topografi dan Fisiografi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 topografiKota Salatiga merupakan

wilayah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata antara 450 ndash 825 m DPL Kota

Salatiga terdiri dari 3 bagian yaitu daerah bergelombang plusmn 65 yang terdiri dari

kelurahan Dukuh Ledok Kutowinangun Salatiga Sidorejo Lor Bugel

Kumpulrejo dan Kauman Kidul Daerah miring plusmn 25 terdiri dari kelurahan

Tegalrejo Mangunsari Sidorejo Lor Sidorejo Kidul Tingkir Lor Pulutan

Kecandran Randuacir Tingkir Tengah dan Cebongan Daerah datar plusmn 10 terdiri

dari kelurahan Kalicacing Noborejo Kalibening dan Blotongan

Sedangkan secara morfologis Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki

Gunung Merbabu dan diantara gunung-gunung kecil antara lain Gunung Gajah

Mungkur Gunung Telomoyo dan Gunung Payung Rong padadengan ketinggian

antara 450 - 825 m dpl (dari permukaan air laut) Ketinggian 4 kecamatan dari

permukaan air laut disajikan pada Tabel di 2-2 bawah ini

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan

No Kecamatan Prosentase Wilayah ()

Ketinggian (dpl)

1 Argomulyo 2018 595 - 850 m

2 Sidomukti 2861 515 - 650 m

3 Sidorejo 3263 450 - 825 m

4 Tingkir 1858 510 - 700 m

Jumlah 10000

Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

23 Geologi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 bentuk topografi Kota Salatiga

dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol coklat berupa tufa vulkanis

intermedier yang memiliki tekstur remah dan konsistensinya gembur

produktifitas tanah sedang sampai tinggi Bentuk stuktur tanah latozol coklat

tua berada di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan

tanaman campuran

24 Demografi

Jumlah penduduk Kota Salatiga sampai dengan Tahun 2012 menurut data Badan

Pusat Statistik Tahun 2013 sebanyak 186087 jiwa dengan jumlah rumah tangga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

13

sebanyak 48415 dan rata-rata anggota rumah tangga 3539 orang KK Untuk

melihat perkembangan jumlah penduduk seluruh kecamatan di Kota Salatiga

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Argomulyo 41846 41029 41435 41816 42638 40947 45630

2 Sidomukti 39632 36274 36395 36573 36611 38975 43360

3 Sidorejo 51784 48216 49487 49683 50024 52357 51452

4 Tingkir 43533 41413 41664 41952 42054 40206 45645

Jumlah 176795 166932 168981 170024 171327 172485 186087 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

Untuk melihat kepadatan penduduk seluruh kecamatan dapat dilihat pada tabel

berikut ini

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan Luas (km2) Penduduk Kepadatan (jiwakm2)

I Argomulyo 18526 45630 2463

1 Noborejo 3322 5895 1775

2 Ledok 1873 9949 5312

3 Tegalrejo 1884 12064 6403

4 Kumpulrejo 6290 7623 1212

5 Randuacir 3776 5533 1465

6 Cebongan 1381 4566 3306

II Sidomukti 11459 43360 3784

1 Kecandran 3993 17388 4355

2 Dukuh 3772 7556 2003

3 Mangunsari 2908 12710 4371

4 Kalicacing 0787 5706 7250

III Sidorejo 16247 51452 3167

1 Blotongan 4238 12256 2892

2 Sidorejo Lor 2716 13476 4962

3 Salatiga 2020 15344 7596

4 Bugel 2944 2829 0961

5 Kauman Kidul 1958 4209 2150

6 Pulutan 2371 3338 1408

IV Tingkir 10549 45645 4327

1 Kutowinangun 2938 22004 7489

2 Gendongan 689 6114 8874

3 Sidorejo Kidul 2775 6057 2183

4 Kalibening 995 1948 1958

5 Tingkir Lor 1773 4437 2503

6 Tingkir Tengah 1378 5085 3690

Tahun 2012 56781 186087 3012

Tahun 2011 56781 178277 2885

Tahun 2010 56781 174621 2826

Tahun 2009 56781 170022 2752

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

14

Dari data di atas Kecamatan Tingkir memiliki kepadatan penduduk tertinggi

dengan kepadatan penduduk sebesar 4327 jiwakm2 Sedangkan yang terendah

adalah Kecamatan Argomulyo dengan kepadatan penduduk sebesar

2463jiwakm2

25 Sosial dan Ekonomi

251 PDRBIncome Perkapita

Secara umum kondisi perekonomian di Salatiga sejak Tahun 2000 sudah

menunjukkan adanya perkembangan yang relatif baik Berangsur-angsur

perekonomian mulai meningkat dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi

sebesar 573 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 223953812 juta

dengan PDRB perkapita Rp 1293600331 Sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan sebesar Rp 101604564 juta dengan PDRB perkapita sebesar Rp

558357952

Tahun 2012 sumbangan PDRB terbesar adalah Kecamatan Sidorejo sebesar

2833 selanjutnya Kecamatan Sidomukti memberikan sumbangan sebesar

2647 Selanjutnya urutan ketiga adalah Kecamatan Tingkir dengan sumbangan

2466 dan yang terkecil memberikan sumbangan ke PDRB Kota Salatiga adalah

Kecamatan Argomulyo sebesar 2055

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012

Sumber PDRB Kecamatan Se Kota Salatiga 2012

252 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Kota Salatiga Tahun 2012 proporsi terbesar bermata

pencaharian lain-lain yakni 4082 disusul buruh industri yakni 1909

Argomulyo2055

Tingkir2466

Sidomukti2647

Sidorejo2833

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

15

kemudian disusul pedagang sebesar 723 Selengkapnya disajikan dalam Tabel

berikut

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012

Mata Pencaharian Kecamatan

Jumlah Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo

1 Petani Sendiri 1578 197 731 1078 3584 255

2 Buruh Tani 480 304 1602 2210 4596 328

3 Nelayan - - - - - -

4 Pengusaha wiraswasta 2251 3061 1085 1786 8183 583

5 Buruh Industri 6815 5650 6752 7563 26780 1909

6 Pedagang 599 2315 3621 3608 10143 723

7 Buruh Bangunanlepas 109 1440 4423 3972 9944 709

8 Pengangkutan 320 402 2397 1885 5004 357

9 Pegawai Negeri 1634 1224 2904 3349 9111 649

10 Pensiunan 617 827 1522 2720 5686 405

11 Lain-lain 10516 18520 14317 13929 57182 4082

Tahun 2012 24919 33940 39354 42100 140313

Tahun 2011 20514 28606 35862 42003 126968

Tahun 2010 24498 28436 34824 41810 129568

Tahun 2009 24784 26412 31920 39955 123071

Tahun 2008 31108 26324 31756 38988 128176 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

26 Hidrologi dan Hidrogeologi

261 Hidrologi

Kondisi hidrologi suatu wilayah dapat dilihat dari sumber air yang ada di wilayah

tersebut Sumber air dapat berupa danau sungai maupun rawa Kota Salatiga

dilewati oleh sungai yang cukup besar yakni Kali Sraten Kali Ngawen Kali

Ngaglik dan Kali Jetis yang secara keseluruhan sungai tersebut bukan berasal

dari Wilayah Salatiga atau Salatiga tidak memiliki mata air sendiri akan tetapi

sungai-sungai tersebut berasal dari wilayah lain di luar Kota Salatiga

Kota Salatiga yang berada di dataran tinggi memiliki iklim tropis dan berhawa

sejuk terpengaruh kondisi geografis daerah perbukitanPengaruh musim hujan

dan kemarau silih berganti sepanjang tahun Curah hujan di Kota Salatiga pada

Tahun 2012 berjumlah 2605 mm dengan rata-rata curah hujan 2570 mmhari

Berikut ini adalah tabel curah hujan hari hujan dan rata-rata curah hujan Tahun

2012 Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

16

Tabel 2-6Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-rata Curah Hujan

Januari 370 19 1947

Februari 276 9 3067

Maret 660 25 2640

April 356 20 1780

Mei 153 7 2186

Juni 27 2 1350

Juli 0 0 0

Agustus 0 0 0

September 44 3 1467

Oktober 190 11 1727

November 309 13 2377

Desember 220 15 1467

Th 2012 2605 124 2570

Th 2011 2305 106 2101

Th 2010 3577 172 2101

Th 2009 1935 104 1900

Th 2008 4831 120 2196 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

262 Hidrogeologi

a Air Permukaan

Sumber air pemukaan yang ada di Kota Salatiga berupa air sungai Umumnya

sungai-sungai yang mengalir melintas di daerah Kota Salatiga berhulu di sebelah

barat-daya yakni dari lereng Gunung Merbabu dimana sebagian merupakan

sungai musiman yang kering airnya di musim kemarau Sungai yang berair

sepanjang tahun yang terdapat di daerah Kota Salatiga jumlahnya sedikit dan

umumnya sungai-sungai kecil serta umumnya sudah dimanfaatkan untuk

keperluan pengairan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

17

Air permukaan sangat penting keberadaannya hal ini karena secara langsung

dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Debit air sungai di Kota Salatiga

dapat dilihat pada Tabel 2-7

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga

No Nama SungaiKali Debit

(m3detik) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

Kali Senjoyo Kali Taman Kali Ked Ringis Kali Benoyo Kali Bendo Kali Ngaglik Kali Bawen

2408 1132 0258 0040 0006 0015 0005

Kali Taman mendapat suplesi Debit dari Mata Air - Kali Taman = 178 ltdtk - Kali Putri = 99 ltdtk - Kali Getek = 46 ltdtk - Kali Sombo = 59 ltdtk Jumlah = 382 ltdtk

Jumlah 3864 Sumber Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Salatiga th 2013

Data debit sungai di Kota Salatiga pada tahun 2005 sebesar 3864 m3dtk

Debit sungai diatas adalah debit hasil Dinas Bina Marga dan Pengairan Tahun

2013 Berdasarkan data total sungai yang ada di Kota Salatiga adalah 16 sungai

(RTRW 2010-2030) yang terdiri dari 9 sungai dan 7 saluran yang berfungsi

sebagai drainase primer Sesuai Pasal 39 dalam RTRW tersebut 9 sungai

ditetapkan untuk kawasan lindungsempadan sungai dengan kondisi 2 sungai

Ngaglik dan Banyu Putih mengalami pencemaran tingkat sedang

b Air Tanah Dalam

Kota Salatiga memiliki prospek sumber air tanah dalam terutama di bagian

tengah-barat dan di bagian selatan yang mencakup sebagian wilayah Kecamatan

Sidorejo Tingkir Sidomukti dan di daerah Candirejo Penyediaan sumber air

tanah dalam ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumur bor di wilayah

potensial air tanah tinggi dengan kedalaman berkisar 80 hingga kurang dari 100

meter dengan menyadap lapisan akuifernya kurang dari 5 ldt Pemanfaatan air

tanah dalam di daerah ini belum maksimal yang saat ini terbatas untuk

kebutuhan air industri dan hotel serta jumlah sumur bor di daerah Kota Salatiga

masih sedikit (Data Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

c Air Tanah Dangkal

Pemanfaatan sumber air tanah dangkal di Kota Salatiga dapat diperoleh dengan

cara membuat sumur gali dengan kedalaman berkisar 8-25 meter Untuk wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

18

Kota Salatiga kedalaman sumur gali pada umumnya kurang dari 12 meter

sedangkan kearah barat atau daerah sekitar Candirejo kedalaman sumur gali

pada umumnya kurang dari 8 meter dan semakin kearah selatan yaitu Kecamatan

Argomulyo kedalaman sumur gali berkisar 12ndash25 meter Pemanfaatan sumber air

tanah dangkal ini sifatnya hanya terbatas untuk kebutuhan air penduduk

setempat Penyediaan sumber air tanah dangkal ini sangat tergantung pada

tinggi kedudukan muka airnya dimana kedudukan muka air tanah akan dalam di

tempat yang memiliki topografi tinggi dan rendah di tempat yang lebih landai

Potensi air tanah ini umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim

d Mata Air

Kota Salatiga memiliki sumber mata air yang memiliki prospek untuk

dikembangkan dengan mempertimbangkan kuantitas kualitas dan kontinuitas

airnya serta lokasi pemunculan mata air yang berada di Kota Salatiga Sehingga

cukup memudahkan pengambilannya Beberapa mata air yang digunakan oleh

PDAM Kota Salatiga sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air

bersih yaitu (Sumber Laporan Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

1 Mata Air Senjoyo (dengan debit 145 ldt)

2 Mata Air Kaligojek (20 ldt)

3 Mata Air Kalitaman (25 ldt)

4 Mata Air Kaligetek (20 ldt)

5 Mata Air Kalisombo (barat=35 ldt timur =15 ldt)

6 Dan beberapa mata air kecil lainnya

27 Tata Guna Lahan

271 Tata Guna Lahan Eksisting

Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5678110 hektar atau 56781 km2

Luas yang ada terdiri dari 79893 hektar (141 ) lahan sawah 468019 hektar

(824) merupakan lahan kering dan 19898 hektar (35) adalah lahan lainnya

Menurut pemanfaatannya sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan

sawah berpengairan teknis (4426 ) lainnya berpengairan setengah teknis

sederhana dan tadah hujan Lahan kering yang dipakai untuk tegalkebun

sebesar 9592 dari total bukan lahan sawah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

19

Tabel 2-8Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha)

Kecamatan Sawah Lahan Kering Lahan Lainnya Jumlah

I Argomulyo 29911 1749135 73644 1852690

1 Noborejo 2635 324492 5073 332200

2 Ledok 12496 164537 10297 187330

3 Tegalrejo - 178424 10006 188430

4 Kumpulrejo - 622030 7000 629030

5 Randuacir - 348550 29050 377600

6 Cebongan 14780 111102 12218 138100

IISidomukti 64500 1051157 30193 1145850

1 Kecandran 31425 359748 8027 399200

2 Dukuh 3383 364179 9588 377150

3 Mangunsari 29692 251096 9982 290770

4 Kalicacing - 76134 2596 78730

IIISidorejo 388750 1176359 59611 1624720

1 Blotongan 77693 325107 21000 423800

2 Sidorejo Lor 33270 220300 18030 271600

3 Salatiga 19476 175242 7282 202000

4 Bugel 49204 241472 3694 294370

5 Kauman Kidul 76027 115723 4100 195850

6 Pulutan 133080 98515 5505 237100

IVTingkir 315771 703544 35535 1054850

1 Kutowinangun 45272 240895 7583 293750

2 Gendongan - 66584 2316 68900

3 Sidorejo Kidul 84154 180285 13061 277500

4 Kalibening 57038 39285 3276 99599

5 Tingkir Lor 75992 96685 4623 177300

6 Tingkir tengah 53315 79810 4676 137801

Jumlah 798932 4680195 198983 5678110

141 824 35 1000 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

20

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

Dalam kaitannya dengan sistem drainase RTRW menjadi salah satu aspek yang

harus diperhitungkan dalam menyusun pola jaringan maupun dalam menghitung

beban drainase Sehingga sistem drainase yang dikembangkan bersifat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

21

antisipatif tidak hanya berlaku saat ini tetapi sudah memperhitungkan kondisi

yang akan datang

272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan

Pertambahan luas lahan terbangun di Kota Salatiga pada Tahun 2001 hingga 2009

sebesar 3583 hath yaitu pada tahun 2001 seluas 154024 Ha meningkat

menjadi 181363 Ha pada tahun 2009 Perkembangan lahan terbangun Kota

Salatiga pada Tahun 2012 hingga 2020 diprediksikan mengalami peningkatan laju

pertambahan luas jika dibandingkan dengan laju pertambahan luas pada Tahun

2001 hingga 2009 yaitu menjadi 4520 hath Menurut Laporan Rencana Induk

SPAM Kota Salatiga 2012 Luas lahan terbangun pada Tahun 2013 diprediksi

mencapai 196292 Ha dan akan terus meningkat hingga 2329 Ha pada Tahun

2020

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha)

No Kecamatan Dari sawah Ke pekarangan

Dari Tegal Ke Pekarangan

I Argomulyo - 24521

1 Noborejo - 4307

2 Ledok - 6095

3 Tegalrejo - 7337

4 Kumpulrejo - 1541

5 Randuacir - 4127

6 Cebongan - 1114

II Sidomukti 7145 22241

1 Kecandran 4905 3067

2 Dukuh - 16308

3 Mangunsari 2240 2866

4 Kalicacing - -

III Sidorejo 25825 23805

1 Blotongan 9886 7086

2 Sidorejo Lor 3908 12315

3 Salatiga - 4404

4 Bugel 1099 -

5 Kauman Kidul 6370 -

6 Pulutan 4562 -

IV Tingkir 4696 13894

1 Kutowinangun - 1977

2 Gendongan - -

3 Sidorejo Kidul 3435 7011

4 Kalibening - -

5 Tingkir Lor - 4111

6 Tingkir Tengah 1261 0795

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

22

28 PermasalahanDrainase Kota Salatiga

Secara umum permasalahan drainase perkotaan dapat dikelompokkan menjadi

dua kelompok yaitu permasalahan alamiah dan non alamiah Kelompok alamiah

adalah persoalan yang timbul akibat kondisi alam yang meliputi curah hujan

topografidan geologi Sedangkan non alamiah meliputi aspek yang timbul akibat

kegiatan manusia

Secara umum permasalahan drainase kawasan perkotaan sebagaimana

diperlihatkan dalam Gambar 2-4

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan

Sebagai akibat pertambahan penduduk menuntut adanya kebutuhan lahan untuk

tempat tinggalrumah dan usaha lainKebutuhan lahan tersebut menuntut

perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan meningkatnya bertambahnya

aliran limpasan permukaan dan meningkatnya erosi lahan sehingga terjadilah

sedimentasi yang menurunkan kapasitas saluran Penurunan kapasitas ini

mengakibatkan saluran meluap jika kapasitasnya dilampaui dan menyebabkan

terjadinya genangan

Permasalahan drainase perkotaan

Pertumbuhan penduduk

Kebutuhan tempat tinggalRumah

Perubahan tataguna lahan

Lahan untuk usaha pertanian

perkebunan dll

Manajemen sampah tidak baik

Produksi sampah

Debit banjir meningkat

Kebutuhan air bersih

Pengambilan air tanah berlebihan

Sedimentasi saluran

Saluran meluap banjir

Penurunan kapasitas saluran

Pembuangan sampah ke saluran

Erosi lahan meningkat

Amblesan tanah Genangan lokal

Limpasan permukaan meningkat

Pengisian air tanah menurun

Penurunan air tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

23

Disamping itu pertumbuhan penduduk juga mengakibatkan produksi sampah dan

limbah yang meningkat Jika tidak dikelola dengan baik misalnya sampah dan

limbah dibuang ke saluran drainasemaka bisa menyumbat saluran dan pada

akhirnya mengakibatkan banjirSatu hal lagi dimana pengisian air tanah yang

terganggu akibat berkurangnya infiltrasi dapat mengancam ketersediaan air

tanah yang digunakan sebagai sumber air bersih

Permasalahan Drainase Kota Salatiga dapat diidentifikasi sebagai berikut

1 Permasalahan Kapasitas Saluran

Seiring dengan peningkatan debit akibat pengaruh koefisien limpasan yang

cenderung meningkat kapasitas saluran perlu ditinjau apakah masih

mencukupi untuk menampung debit yang lewat Banyak saluran terlihat

menyempit dan mengalami pendangkalan sehingga kapasitasnya menurun Di

beberapa ruas jalan bahkan terlihat saluran terputus tidak menyambung

dengan saluran yang ada Pada segmen-segmen tertentu saluran mengalami

penutupan oleh sampah dan oleh sedimen (tanah) selain kedua masalah

tersebut pada lokasi-lokasi tertentu ada saluran yang hilang akibat ditutup

oleh masyarakat ataupun akibat kerusakan saluran yang dibiarkan

berkepanjangan sehingga pada akhirnya saluran tersebut tertutup

Disamping itu di beberapa kawasan Kota Salatiga banyak saluran yang

tertutup oleh bangunan di atasnya sehingga mempersulit pada saat

pemeliharaan Demikian juga akibat pondasi bangunan juga memperkecil

penampang saluran sehingga menurunkan kapasitas saluran

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas saluran di Buk Suling

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

24

2 Kurangnya Daerah Resapan Air

Di beberapa wilayah Kota Salatiga terutama di pusat kota sebagai contoh di

Daerah Jalan Jendral Sudirman Pasar Gede Ramayana dan sekitarnya

karena letaknya yang ada ditengah Kota Salatiga maka daerah ini didominasi

oleh perumahan perkantoran dan pertokoan Air hujan yang turun langsung

masuk ke saluran melalui jalan beton jalan aspal atau perkerasan yang lain

tanpa adanya air yang meresap (infiltrasi) Hal ini dikarenakan minimnya

areal resapan air Air hujan akan langsung masuk menuju saluran sehingga

seringkali saluran tidak mampu menampung air dan menimbulkan genangan

air

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air

3 Perubahan Tata Guna Lahan

Di Kota Salatiga perubahan tata guna lahan terjadi yang sangat cepat seiring

dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi Lahan baru yang

dahulunya daerah pertanianperkebunan dibuka untuk perumahan dan

kebutuhan lainnya dan dibiarkan terbuka tanpa konservasi Hal ini dapat

menjadi sumber bencana banjir dan kekeringan Perubahan tata guna lahan

mempunyai pengaruh terhadap besarnya run-off yang dapat diketahui dari

besarnya nilai koefisien limpasan yang cenderung meningkat (Merry 2010)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

25

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid

4 Persampahan

Pengelolaan sampah di Wilayah Salatiga tergolong sangat kurang Hal ini

dikarenakan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah

Masyarakat masih menganggap bahwa sungaisaluran air merupakan tempat

pembuangan sampah Sampahndashsampah yang dibuang sembarangan

berserakan di jalan dan akhirnya disapu air hujan masuk ke sungaisaluran

Dengan demikian air menjadi kotor jorok dan sungaisaluran menjadi penuh

sampah dan pada waktu turun hujan sungaisaluran tersebut akan mampet

dan meluber sehingga mengakibatkan banjir

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas Saluran Menurun(terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi Kali Pengging)

5 Erosi ndash Sedimentasi

Erosi dan Sedimentasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan Erosi

pada daerah hulu menyebabkan terjadinya sedimentasi di daerah hilir

(Sitanala Arsyad 1989) Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia Kota

Salatiga yang berkembang dengan cepat alih fungsi lahan tidak dapat

dihindari Alih fungsi lahan yang tak terkontrol menimbulkan dampak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

26

berganda terhadap kinerja sistem drainase Alih fungsi lahan dari lahan hijau

menjadi lahan terbangun akan meningkatkan limpasan permukaan sekaligus

meningkatkan laju erosi Konsekuensinya beban drainase bertambah di sisi

kapasitas sistem menurun akibat sedimentasi

Pembukaanpengembangan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal

dapat mengakibatkan laju erosi yang sangat tinggi jika tidak diikuti dengan

usaha konservasi lahan yang tepat Hal ini dapat dibuktikan dari aliran banjir

pada saat hujan air yang datang dari hulu tidak hanya keruh tetapi juga

berupa banjir lumpur Material erosi yang dibawa aliran air dari hulu pada

saat memasuki daerahsaluran landai tidak semuanya mampu hanyut ke

saluran primer atau sungai Sebagian akan diendapkan di sepanjang saluran

sungai dan badan air yang dilewatinya Endapan di saluransungai

menimbulkan penyempitan dan pendangkalan sehingga kapasitas

saluransungai tersebut akan berkurang Jika saluransungai tersebut

meluap maka lumpur juga akan diendapkan di wilayah yang dilewatinya

Gambar 2-9Erosi di sungai Pertigaan Utara JLS dan di Sungai Jetis yang tinggi menyebabkan Kapasitas Sungai menurun

6 Operasi dan Pemeliharaan

Banyak bangunan-bangunan drainase di Wilayah Salatiga yang dibangun

dengan biaya tinggi kondisinya sangat memprihatinkan sebelum umur

teknisnya tercapai Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan

kebutuhan OampP tetapi lebih karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang

cukup Kesulitan memperoleh biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan

OampP tersebut dan bahkan jika biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa

biaya tersebut dipakai untuk OampP jika kegiatan- kegiatan yang sifatnya

mendesak muncul bersamaan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

27

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

28

3 BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING

31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007

Berdasarkan studi yang pernah dilakukan pada tahun 2007 drainase yang ada di

Kota Salatiga dikelompokkan dalam menjadi 9 (sembilan) sistem drainase yaitu

1 Sistem Kartini

2 Sistem Buk Suling

3 Sistem Nanggulan

4 Sistem Kridanggo

5 Sistem Osamaliki

6 Sistem Kesehatan

7 Sistem Kalinongko

8 Sistem Hasanudin dan

9 Sistem Ledok

Dasar dalam pengelompokan sistem drainase ini adalah arah aliran dominan dari

saluran yang ada dan beberapa saluran alam sungai yang telah ada Hasil dari

pengelompokan itu disajikan dalam Gambar 3-1 di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

29

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan

studiMaster Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007

311 Sistem Kartini

Sistem Kartini adalah sistem drainase yang terletak menyusur Jalan Jenderal

Sudirman yang dimulai dari Ramayana ke arah Barat Laut (arah jalan ke

Salatiga) Lokasi di sepanjang Sistem Kartini didominasi oleh permukiman dan

perkantoran Lokasi didaerah ini sangat padat dengan perumahan dan hampir 90

semua tanah sudah ditutup dengan paving blok Karena daerah ini mempunyai

kepadatan yang cukup tinggi maka seringkali kondisi saluran tidak terawat

sehingga banyak tumpukan sampah plastik dan sampah buangan bekas aktivitas

masyarakat yang menutupi saluran sehingga saat terjadi banjir pada lokasi

sebelah hulu sumbatan sering mengalami limpasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

30

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini

Sumber PT Multidecon 2007

312 Sistem Buk Suling

Sistem Bok Suling adalah sistem drainase yang terletak disekitar pusat

perbelanjaan Ramayana Sistem Bok Suling ini menghampar mulai Pasar Besar ke

arah utara sampai Universitas Satya Wacana Sistem Bok Suling terletak pada

posisi sebelah kiri Jalan Jenderal Sudirman (dari arah Salatiga) Penggunaan

lahan di lokasi Sistem Bok Suling didominasi oleh perkantoran pemukiman dan

pusat-pusat bisnis (pertokoan) oleh karena itu pada daerah ini resapan air juga

sangat minim

Secara umum aliran drainase pada Sistem Bok Suling akan bermuara di alur alam

(sungai) yang membelah jalan Kalitaman Lokasi-lokasi yang sering mengalami

genangan banjir adalah lokasi-lokasi yang terletak disekitar jalan Bok Suling

Genangan yang terjadi seringkali disebabkan oleh tidak mengalirnya air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

31

akibat tidak sempurnanya pematusan pengeringan jalan raya saat hujan turun

sehingga air hujan tidak dapat masuk menuju saluran-saluran pembuang yang

pada akhirnya menyebabkan banjir

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling

313 Sistem Nanggulan

Sistem Nanggulan merupakan sistem drainase yang membentang memanjang

mulai ABC menuju arah Timur Laut hampir sepanjang 40 km Penggunaan lahan

pada lokasi bagian hulu didominasi oleh perumahan dan perkantoran Sedangkan

pada bagian hilirnya masih banyak dijumpai persawahan Sistem Nanggulan

dibagi menjadi 22 daerah tangkapan air (DTA) dengan luasan DTA terbesar

adalah 14221 ha dan luasan terkecil sebesar 048 ha Drainase utama merupakan

saluran alam (sungai) yang terletak hampir di sepanjang DAS Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

32

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

33

314 Sistem Kridanggo

Sistem Kridanggo merupakan sistem Drainase Kota Salatiga yang mempunyai

daerah tangkapan air yang paling rumit hal ini mengingat Sistem Kridanggo yang

terletak pada bagian tengah Kota Salatiga Sistem Kridanggo terbagi menjadi 38

buah daerah tangkapan air (DTA) dengan luas terbesar 1086 ha dan luasan

terkecil 032 ha Karena letaknya yanga ada ditengah Kota Salatiga maka daerah

pada sistem ini didominasi oleh perumahan perkantoran dan pertokoan

sehingga hal ini menyebabkan sangat minim ter-sedianya areal resapan air yang

pada akhirnya akan menyebabkan debit runoff akibat hujan akan langsung masuk

menuju saluran sehingga sering-kali saluran tidak mampu menampung air dan

menimbulkan genangan air

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

34

315 Sistem Osamaliki

Sistem Osamaliki merupakan sistem drainase yang membentang dari arah Timur ke

Barat yang dimulai dari Tugu Pancasila di depan Pusat Perbelanjaan Ramayana

sampai sebelah barat Jalan Osamaliki

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki

316 Sistem Kesehatan

Sistem Kesehatan adalah sistem drainase yang terletak di sebelah kanan Jalan

Osamaliki (dari arah Salatiga) Dengan tata guna lahan pada daerah hulu masih

didominasi oleh permukiman penduduk dan perkantoran sedangkan pada lokasi di

bagian hilir didominasi oleh persawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

35

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

36

317 Sistem Kalinongko

Sistem Kalinongko adalah sistem drainase yang mempunyai daerah tangkapan air

(DAS) yang terhampar mulai Pertigaan ABC menuju arah Barat Laut (BL) yang

kemudian masuk menuju sungai yang membentang hampir di sepanjang DAS

pembagian DAS sebesar 1471 ha dan luas minimal sebesar 02 ha

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko

Pengunaan lahan pada sistem ini didominasi oleh daerah hunian yang padat

sehingga daerah resapan air sangat minim Lokasi-lokasi tertentu yang sering

mengalami banjir genangan air adalah lokasi sekitar Jalan Tentara Pelajar

Penyebab genangan banjir adalah adanya sumbatan sampah dan sedimen di

beberapa segmen dan kapasitas saluran yang tidak mencukupi

318 Sistem Hasanudin

Sistem Hasanudin adalah sistem drainase yang secara alam akan bermuara pada 2

(dua) buah sungai yang membelah Jalan Hasanudin Sungai tersebut adalah Sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

37

Ngawen dan Sungai Sraten Dari hasil survey lapangan dapat diketahui bahwa

lokasi yang rawan genangan air akibat banjir adalah lokasi di Sekitar Pasar Sapi

penyebab genangan banjir ini disinyalir karena tersumbatnya aliran debit hujan

oleh berbagai material sampah yang berupa sampah plastik dan endapan sedimen

(tanah) selain sampah dimungkinkan pula penyebab genangan di lokasi ini adalah

kapasitas saluran yang tidak mampu lagi untuk melewatkan debit runoff

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin

319 Sistem Ledok

Sistem Ledok merupakan sistem drainase kota yang membentang mulai PT

Damatek ke arah utara sepanjang 2 km Sistem drainase utama adalah saluran

alam (sungai) yang membentang hampir di sepanjang DAS Sistem Ledok Secara

umum permasalahan saluran yang ada di Sistem Ledok juga tidak jauh berbeda

dengan sisitem yang lainnya dimana permasalahan utama adalah adanya

penutupan saluran oleh sampah dan tanah akibat sedimentasi Selain du masalah

tersebut kerusakan saluran juga dipicu dengan ketidak teraturan pengaturan

sistem drainase yang ada

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

38

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok

Berdasarkan hasil studi tahun 2007 diatas yaitu Pekerjaan Penyusunan

Masterplan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga oleh PT Multidecon Internal setelah

diplotkan ke wilayah Kota Salatiga ternyata baru sebagian kecil dari wilayah

Kota Salatiga yang dikaji yaitu di wilayah perkotaannya sajadimana luas wilayah

yang dikaji baru sekitar 30 dari Wilayah Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

39

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau)

Sumber Master Plan Drainase Kota Salatiga 2007

Dari hasil kajian diatas mengingat kajian yang dilakukan baru sebagian kecil dari

yang diharapkan yaitu seluruh Kota Salatiga maka untuk selanjutnya Sistem

Drainase yang disusun Tahun 2007 tidak dipergunakan lagi dalam Penyusunan

Masterplan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

40

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030

Sistem Drainase menurutPeraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 -

2030 meliputi jaringan drainase primer jaringan drainase sekunder dan

jaringan drainase tersier

Jaringan drainase primer meliputi 27 (dua puluh tujuh) saluran dan sungai

sebagai berikut

1 Saluran Kalitaman

2 Saluran Kalioso

3 Sungai Kedungringis

4 Saluran Kutowinangun

5 Sungai Tugu

6 Sungai Jaten

7 Sungai Jurang Buntung

8 Saluran Bugel Timur

9 Saluran Bugel Barat

10 Saluran Sarirejo

11 Saluran Tapen

12 Saluran Kauman

13 Saluran Sucen

14 Saluran Kalisawo

15 Sungai Gandu

16 Sungai Ngemplak

17 Sungai Sawahan

18 Sungai Sraten

19 Sungai Ngawen

20 Sungai Andong

21 Sungai Jetis

22 Saluran Cebongan

23 Sungai Nanggulan

24 Sungai Ngaglik

25 Sungai Jetis

26 Sungai Setro dan

27 Sungai Senjoyo

Jaringan drainase sekunder meliputi 39 (tiga puluh sembilan) meliputi

1 Saluran Andong

2 Saluran Sidenan

3 Saluran Kalicacing

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

41

4 Saluran Karanganyar

5 Saluran Progo

6 Saluran Jalan Jend Sudirman

7 Saluran Tugu Barat

8 Saluran Tugu Timur

9 Saluran Andong

10 Saluran Kedung Kopyah

11 Saluran Kebon Samas

12 Saluran Kalipancur

13 Saluran Bulu

14 Saluran Pabelan

15 Saluran Blotongan

16 Saluran Banyuputih

17 Saluran Banjaran

18 Saluran Jalan Veteran

19 Saluran Kenteng

20 Saluran Cabean

21 Saluran Bendosari

22 Saluran Warak

23 Saluran Klampean

24 Saluran Noborejo

25 Saluran Brajan

26 Saluran Tegalrejo

27 Saluran Nanggulan

28 Saluran Benoyo

29 Saluran Gendongan

30 Saluran Kalisari

31 Saluran Druju

32 Saluran Jamban

33 Saluran Tambak Boyo

34 Saluran Siluwing

35 Saluran Kalilondo

36 Saluran Sidali

37 Saluran Tingkir Tengah

38 Saluran Cengek dan

39 Saluran Isep-isep

Jaringan drainase tersier meliputi saluran drainase di kawasan perumahan

tersebar di wilayah Kota SalatigaRencana sistem drainase Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

42

dijelaskan lebih rinci dalam peta Rencana Jaringan Prasarana Drainase

sebagaimana dalam RTRW Dalam Peta tersebut dijelaskan bahwa saluran primer

berupa sungai dan saluran lain yang sudah ditentukan Sedangkan saluran

sekunder umumnya berupa saluran buatan manusia Demikian juga dijelaskan

arah alirannya Namun belum dijelaskan secara terperinci pembagian Daerah

Tangkapan Air (DTA) untuk perencanaan masterplannya

Disamping pembagian saluran diatas juga ditentukan adanya Kawasan Sempadan

Sungaipada 9 (sembilan) sungai dimana ruang di kiri kanan sungai tidak

diperbolehkan adanya kegiatan pembangunan Sungai-sungai tersebut adalah

1 Sungai Senjoyo di Kelurahan Tingkir Tengah Kelurahan Tingkir Lor

Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

2 Sungai Setro di Kelurahan Kauman Kidul

3 Sungai Jetis di Kelurahan Randuacir Kelurahan Noborejo Kelurahan

Cebongan Kelurahan Ledok Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan

Kutowinangun

4 Sungai Ngaglik di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Randuacir Kelurahan

Tegalrejo Kelurahan Ledok Kelurahan Gendongan dan Kelurahan

Kutowinangun

5 Sungai Nanggulan di Kelurahan Kutowinangun

6 Sungai Ngawen di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Tegalrejo dan

Kelurahan Mangunsari

7 Sungai Sraten di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Mangunsari Kelurahan

Dukuh dan Kelurahan Kecandran

8 Sungai Sawahan di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Dukuh dan Kelurahan

Kecandran dan

9 Sungai Ngemplak di Kelurahan Dukuhdan Kelurahan Kecandran

33 Hasil Inventory Lapangan

331 Inventori Saluran

Tim Penyusun telah melakukan inventori saluran drainase yang ada di Salatiga

Saluran drainase yang diinventori adalah saluran primer dan sekunder Poin-poin

yang diinventori terdiri dimensi saluran titik pengamatan meliputi awal

tengah dan muaraakhir jenis konstruksi saluran dan kondisinyapermasalahan

dan penyebabnya lama tinggi genangan dan kerugian foto dokumentasi dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

43

alternatifusulan penanganan Semua lembar hasil inventory akan dibukukan

tersendiri dalam Buku Album Inventory

Berikut ini kami perlihatkan contoh lembar hasil inventori

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

44

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

45

332 Identifikasi Lokasi Genangan

Tim Penyusun juga telah melakukan identifikasi genangan yang terjadi di Kota

Salatiga berdasarkan informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari

masyarakat Lokasi genangan ini juga digunakan untuk pengecekan hasil running

program HEC-RAS apakah sudah sesuai dengan kondisi lokasi atau belum

Secara ringkas lokasi genangan dan permasalahannya serta usulan

penanganannya disajikan dalam Tabel sebagai berikut

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga Tahun 2014

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

1 PerumKotaBaru

(Kel Blotongan Kec Sidorejo

Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung air saat banjir

- Saluran terlalu kecil dan sempit

- Lebar sungai berkurang karena pembangunan rumah dikanan kiri saluran

- Ketinggian air plusmn50 cm ketika terjadi

banjir

2 Saluran Kedung Kopyah

(Kel Pulutan Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran berfungsi ganda sebagai saluran irigasi dan saluran drainase

- Saluran meluap saat terjadi hujan

deras karena dimensi saluran tidak dapat menampung debit yang terjadi

- Saluran membawa lumpur dan sedimentasi

- Sawah dan sebagian rumah warga

tergenang saat banjir setinggi plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

46

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

3 Kantor Polisi Salatiga

(Kel Salatiga Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Terjadi genangan di sisi utara kantor polisi

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

- Gorong-gorong dan drainase jalan terlalu kecil dan tersumbat

4 Saluran Andong

(KelMangunsariKec Sidomukti Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung

debit air dari arah lapangan Pancasila

- Sampah dan sedimentasi menyebabkan pendangkalan

- Pintu air yang mengatur keluarnya air

terlalu kecil

- Genangan yang terjadi setinggi plusmn 50 cm

5 Saluran Pengging

(Kel Kutowinangun Kec Tingkir Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan saluran drainase Pengging banyak sampah dan pertemuan ke K Progo tegak lurus sehingga pada saat banjir terjadi backwater dan air dari K Progo masuk ke saluran Pengging sehingga

melimpas menggenangi Kampung Kalioso

- Ketinggian banjir plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

47

6 Pasar Sapi

Permasalahan

- Daerah Cekungan dan rendah

- Dimensi saluran kecil

7 Kantor Kodim Lama

Permasalahan

- Terjadi genangan di jalan depan kantor kodim lama

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

8 Jetis

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke halaman kebun terus

meluap sampai ke Jalan raya Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn20 cm ketika terjadi banjir

- Saluran satu sisi

9 SMP 8

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke ke Jalan raya

- Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn 50 cm ketika terjadi

banjir

10 Depan SMA 3 Salatiga

Permasalahan

- Saluran di depan SMA 3 dimensinya

kurang

- Terjadinya genangan di Depan SMA 3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

48

11 Jalan Buk Suling

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuh ke tubuh saluran

12 Jalan Samping RS

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Tidak ada drainase jembatan

13 Puri Wahid II

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air tidak terkontrol

- Saluran drianase tidak ada dari yang ada diatas terputus

14 Jl Yos Sudarso UKSW

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuk ke tubuh saluran

Sumber Survey Lapangan 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

49

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan

Perumahan di Kota Baru sering kebanjiran pada saat musim hujan salah satu penyebabnya karena lebar saluran di sebelah hilir lebih sempit dibanding

saluran di sebelah hulu sehingga terjadi Bottle neck

Salah satu contoh saluran fungsi ganda disamping saluran irigasi juga berfungsi

saluran drainase

Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan

saluran drainase Pengging yang masuk ke K Progo pada saat banjir antri

sehingga terjadi back water dan air yang di saluran Pengging melimpas

menggenangi Kampung Kalioso

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

50

Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau distorsi

guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau pedagang kaki lima

(PKL) di atas saluran drainase Foto kiri kondisi bangunan di atas saluran drainase

Buk Suling di Kelurahan Salatiga sedang Foto kanan kondisi bangunan pertokoan di

atas saluran Kali Cacing di Kelurahan Kalicacing

Tumpang tindihnya sistem irigasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Salah satu contoh limbah sanitasi dari

penduduk yang langsung dibuang ke badan sungai

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan

Permasalahan yang ada dari hasil Survei Lapangan yaitu

1 Saluran-saluran drainase di beberapa lokasi khususnya di pusat kota dan

jalan-jalan utama bermasalah sebagai berikut

a Bentuk penampang saluran dari hulu ke hilir mengecil sehingga kapasitas

terjadi bottle neck akibatnya aliran air tidak lancar dan menyebabkan

debit banjir melimpas di daerah hulu dan menggenangi pemukiman

b Saluran tidak menerus atau terputus beberapa di antaranya mati karena

ditimbun jalan akses atau jembatan menuju lokasi tepi jalanjalur

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

51

lambattrotoar area Atau trase melewati tanah milik masyarakat

sehingga saluran terputus

c Sedimen dan sampah di badan saluran adalah penyebab tidak fungsinya

saluran drainase dan pengurangan kapasitas aliran

2 Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau

distorsi guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau

pedagang kaki lima (PKL) di atas saluran drainase atau di sekitar tanggul

3 Tumpang tindihnya sistem drainase dan irigasi sehingga saluran berfungsi

ganda Akibatnya penampung saluran tidak bisa menampung debit yang

terjadi

4 Tumpang tindihnya sistem sanitasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Bentuk problem yang ditemui

berdasarkan hasil survei adalah adanya saluran sanitasi penduduk yang

dibuang langsung dalam saluran drainase sehingga outlet drainase jalan

menjadi berkurang bahkan tertutup karena masalah sedimen yang tidak bisa

keluar secara bebas

5 Pada saluran-saluran sekunder dan saluran utama problematika sampai

dengan 2014 adalah sedimentasi dan pola pembuangan sampah yang tidak

terkendali menyebabkan air menjadi keruh dan aliran tidak lancar

6 Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

daerah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk ke

saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genangan

7 Kondisi sebaliknya yang terjadi air hujan tidak bisa masuk ke saluran

drainase jalan karena kondisi drainase jalan tertutup sehingga terjadi

genangan pada derah cekungan tersebut

8 Adanya pengaruh back water dari saluran drainase primer dan sungaindashsungai

utama

9 Terjadinya degradasi bangunan-bangunan di saluran drainase (tanggul rusak

saluran rusak dll)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

52

4 BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air Perkotaanrdquo Sistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi Gambar

4-1 memperlihatkan keterkaitan antara drainase dengan penyediaan air bersih

pengelolaan air hujan dan pengelolaan air limbah perkotaanDisamping ketiga

komponen tersebut di atas sistem drainase juga terkait erat dengan sistem

persampahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

53

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Air Perkotaan Terpadu

42 Kriteria Umum

421 Data Dasar

Dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini digunakan data dasar

sebagai berikut

1 DataPeta Geologi Kota Salatiga

2 Database Jalan Kota Salatiga

3 Data klimatologi yang terdiri dari data hujan angin kelembaban dan

temperatur dari stasion klimatologi atau Badan Meteorologi dan Geofisika

terdekat

4 Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air debit sungai laju

sedimentasi pengaruh air balik peilbanjir karakteristik daerah aliran

5 Data sistem drainase yang ada yaitu data kuantitatif banjirgenangan

berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di

daerah tersebut

Distribution

Use Collection

T

Wells

Effluent

Combined sewer

outflow

Wastewater

Drainage

Treated water

Raw water

Reservoir

Land

Sludge treatment

T

Drainage Urban service boundary

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

54

6 Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem

drainase dan sistem jaringan jalan yang ada peta tata guna lahan peta

topografi masing-masing berskala antara 1 5000 sampai dengan 1 50000

atau disesuaikan dengan tipologi kota

7 Data kependudukan yang terdiri dari jumlah kepadatan laju pertumbuhan

penyebaran data kepadatan bangunan

8 Data lain yang sekiranya diperlukan

422 Standar Teknis

Standar Teknis yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga ini digunakan data dasar sebagai berikut

1 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan

2 SNI 19-6466-2000 tentang Tatacara Evaluasi Lapangan untuk Sistem

Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

3 SNI 03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa beton untuk Saluran Air Limbah

Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong

4 SNI 03-3424-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan

Raya

5 SNI 02-2406-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan

6 SNI 03-2415-1991 tentang Tata Cara Perhitungan Debit Banjir

7 Pt-T-15-2002-C tentang Penerapan Drainase Berwawasan lingkungan di

Kawasan Permukiman

8 Pt T-16-2002-C tentang Pengelolaan Air Limbah Non Kakus (Grey Water)

9 Pt T-17-2002-C tentang Penerapan Pengelolaan Air Limbah secara Komunal

pada Kawasan Penghijauan

10 Pt-T-23-2000-C tentang Tata Cara Perencanaan Saluran Air Hujan Untuk

Lingkungan Permukiman

11 Standar-standar teknis lain yang berkaitan dan masih berlaku

423 Studi Terdahulu

1 Penyusunan Masterplan Drainase Bappeda Kota Salatiga Tahun 2007

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

55

424 Kala Ulang

Kala ulang yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran saluran dan

jenis kota yang akan direncanakan

b) Untuk bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama dengan sistem

saluran di mana bangunan pelengkap tersebut berada

c) Perhitungan curah hujan berdasarkan data hidrologi minimal 10 tahun

terakhir (mengacu pada tata cara analisis curah hujan drainase perkotaan)

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota

Sistem Drainase Utama (Major Drainage)

Type Kota Daerah Pelayanan (Ha)

lt 10 10 ndash 100 100 ndash 500 gt 500

Metro 2 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn 10 ndash 25 thn

Besar 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 20 thn

Sedang 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn

Kecil 2 thn 2 thn 2 thn 2 ndash 5 thn

Sistem Drainase Lokal (Mikro Drainage)

Type Kawasan Daerah Pelayanan (Ha)

10 ndash 100 gt 100

Industri Komersial 2 ndash 5 5

Pemukiman 1 2

Saluran Pada Jaringan Jalan

Type Jalan Kala Ulang

Bebas hambatan 5

Arteri 2

Kolektor 1

Lokal 1

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm)

Type Kota Jenis Saluran

Primer Sekunder Tertier

Metropolitan 90 60 30

Besar 60 40 20

Sedang 40 30 20

Kecil 30 20 15

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

56

43 Analisis Hidrologi

Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

hidrologi (hydrologic phenomena) seperti besarnya curah hujan temperatur

penguapan lamanya penyinaran matahari kecepatan angin debit sungai tinggi

muka air sungai kecepatan aliran konsentrasi sedimen sungai akan selalu

berubah terhadap waktu (Soewarno 1995)

Data hidrologi dianalisis untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan

mengenai fenomena hidrologi berdasarkan sebagian data hidrologi yang

dikumpulkan (Soewarno 1995)

Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut

1 Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya

2 Menganalisis distribusi curah hujan dengan periode ulang T tahun

3 Menganalisis frekuensi curah hujan

4 Mengukur dispersi

5 Memilih jenis sebaran

6 Menguji kecocokan sebaran

7 Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana

di atas pada periode ulang T tahun untuk menentukan curah hujan desain

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment basin watershed) merupakan daerah

dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan Daerah

ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berarti ditetapkan berdasar

aliran air permukaan Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena

permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan

pemakaian

Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi

oleh titik kontrol yang umumnya merupakan stasiun hidrometri Memperhatikan

hal tersebut berarti sebuah DAS dapat merupakan bagian dari DAS lain (Sri Harto

Br 1993) Dalam sebuah DAS kemudian dibagi dalam area yang lebih kecil

menjadi sub-DAS Penentuan batas-batas sub-DAS berdasarkan kontur jalan dan

rel KA yang ada di lapangan untuk menentukan arah aliran air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

57

Dari peta topografi ditetapkan titik-titik tertinggi disekeliling sungai utama

(main stream) yang dimaksudkan dan masing-masing titik tersebut dihubungkan

satu dengan lainnya sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung

pangkalnya Garis tersebut merupakan batas DAS dititik kontrol tertentu (Sri

Harto Br 1993)

Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi

(Suripin 2004)

a Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya

luas DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total

dari DAS melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas besarnya akan

berkurang dengan bertambahnya luasnya DAS Ini berkaitan dengan waktu yang

diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu

konsentrasi) dan juga penyebaran atau intensitas hujan

Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai Pengaruh

bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan

memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang

bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima hujan

dengan intensitas yang sama

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan

Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran

permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar

atau melingkar Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang

waktu

curah hujan

Q dan

P

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

hidrograf aliran permukaan

(a) DAS memanjang (b) DAS melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

58

waktu

curah hujan

Q d

an P

hidrograf aliran

permukaan

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

(a) Kerapatan paritsaluran tinggi (b) Kerapatan paritsaluran rendah

lebih lama dibandingkan dengan DAS yang melebar sehingga terjadinya

konsentrasi air dititik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran

permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak diseluruh DAS tetapi

bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya Pada DAS memanjang laju aliran

akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum

memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di

hilir telah habis atau mengecil Sebaliknya pada DAS melebar datangnya aliran

permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak artinya air dari hulu

sudah tiba sebelum aliran dari mengecilhabis

b Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan parit danatau saluran dan bentuk-bentuk cekungan lainnya

mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan DAS dengan

kemiringan curam disertai paritsaluran yang rapat akan menghasilkan laju dan

volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai

dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan Pengaruh kerapatan

parit yaitu panjang parit per satuan luas DAS pada aliran permukaan adalah

memperpendek waktu konsentrasi sehingga memperbesar laju aliran

permukaan

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf

aliran permukaan

c Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

59

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Nilai C = 0 menunjukkan bahwa

semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah sebaliknya untuk

nilai C = 1 menunjukkkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran

permukaan

432 Analisa Distribusi Curah Hujan

Hal yang penting dalam pembuatan rancangan bangunan drainase adalah

distribusi curah hujan Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan

jangka waktu yang ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan

dalam setahun) curah hujan bulanan (jumlah curah hujan sebulan) curah hujan

harian (jumlah curah hujan 24 jam) curah hujan per jam

Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar

hujan baik yang manual maupun yang otomatis Analisis frekuensi ini didasarkan

pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas

besaran hujan yang akan datang Dengan angggapan bahwa sifat statistik

kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian

hujan masa lalu (Suripin 2004)

Perencanaan persungaian biasanya diadakan setelah ditentukannya batas-batas

besaran hidrologi yang terjadi karena penomena alam yang mendadak dan tidak

normal Karena itu perlu dihitung kemungkinan debit atau curah hujan yang

lebih kecil atau lebih besar dari suatu nilai tertentu berdasarkan data-data yang

diperoleh sebelumnya (Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah

Data curah hujan dan debit merupakan data yang paling fundamental dalam

perencanaan drainase Ketetapan dalam memilih lokasi dan peralatan baik curah

hujan maupun debit merupakan faktor yang menentukan kualitas data yang

diperoleh Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah

hujan dan analisis statistik yang diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir

rencana Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir

adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran sungai pada waktu yang sama

Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah

daerah aliran sungai (DAS) ada tiga macam cara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

60

a Cara rata-rata aljabar

Tinggi rata-rata curah hujan yang didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata

hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar-penakar hujan

didalam areal tersebut Jadi cara ini akan memberikan hasil yang dapat

dipercaya jika pos-pos penakarnya ditempatkan secara merata di areal tersebut

dan hasil penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai

rata-rata seluruh pos di seluruh areal (CD Soemarto 1999)

n

dddd n21 =

n

i

i

n

d

1

di mana

= tinggi curah hujan rata-rata

d1 d2 dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1 2 hellipn

n = banyaknya pos penakar

b Cara Poligon Thiessen

Menurut Kiyotaka Mori dkk (1977) metode ini sering digunakan pada analisis

hidrologi karena metode ini lebih teliti dan obyektif dibanding metode lainnya

dan metode ini dapat digunakan pada daerah yang memiliki titik pengamatan

yang tidak merata Cara ini adalah dengan memasukkan faktor pengaruh daerah

yang mewakili oleh stasiun hujan yang disebut faktor pembobotan atau koefisien

Thiessen Untuk pemilihan stasiun hujan yang dipilih harus meliputi daerah aliran

sungai yang akan dibangun Besarnya koefisien Thiessen tergantung dari luas

daerah pengaruh stasiun hujan yang dibatasi oleh poligon-poligon yang

memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung stasiun Setelah

luas pengaruh tiap-tiap stasiun didapat maka koefisien Thiessen dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

totalA

AiC

n21

nn2211

AAA

RARARAR

d

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

61

di mana

C = Koefisien Thiessen

Ai = Luas pengaruh dari stasiun pengamatan i

A = Luas total dari DAS

R = Curah hujan rata-rata

R1 R2Rn = Curah hujan pada setiap titik pengukuran (stasiun)

Gambar 4-4 Metode Thiessen

c Cara Isohyet

Dengan cara ini kita dapat menggambar dulu kontur tinggi hujan yang sama

(isohyet) seperti terlihat pada Gambar 4-5 kemudian luas bagian diantara

isohyet-isohyet yang berdekatan diukur dan nilai rata-rata dihitung sebagai nilai

rata-rata timbang nilai kontur sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

n21

n2

dd

22

dd

12

dd

AAA

AAAd

n1n2110

=

n

1i

i

n

1i

i2

dd

A

Ai1i

= A

An

1i

i2

dd i1i

di mana

A = A1+A2+hellip+An (luas total area)

d = tinggi curah hujan rata-rata area

d0 d1 dn = curah hujan pada isohyet 0 1 2hellip n

A5

A1

A2

A6

A4

A3

A7

Sta 2

Sta 1

Sta 3

Sta 4

Sta 5 Sta 6 Sta 7

Batas DAS

Poligon Thiessen

A3

30 mm

A2

10 mm20 mm

A1

50 mm

40 mm

60 mm70 mm

A4 A5A6

Batas DAS

Kontur tinggi hujan

Stasiun hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

62

Gambar 4-5Metode Isohyet

434 Pengukuran Dispersi

Dalam analisis frekuensi curah hujan data hidrologi dikumpulkan dihitung

disajikan dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu yaitu metode

statistik Pada kenyataannya bahwa tidak semua varian dari suatu variabel

hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya Variasi atau dispersi

adalah besarnya derajat atau besaran varian di sekitar nilai rata-ratanya Cara

mengukur besarnya dispersi disebut pengukuran dispersi (Soewarno 1995)

Adapun cara pengukuran dispersi antara lain

1 Deviasi Standar (S)

2 Koefisien Skewness (Cs)

3 Pengukuran Kurtosis (Ck)

4 Koefisien Variasi (Cv)

a Deviasi Standar (S)

Umumnya ukuran dispersi yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar

(standard deviation) dan varian (variance) Varian dihitung sebagai nilai kuadrat

dari deviasi standar Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-

rata maka nilai standar deviasi akan besar akan tetapi apabila penyebaran data

sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka standar deviasi akan kecil

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

63

1)(n

)X(X

S

n

1i

i

Dimana

S = deviasi standar

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

b Koefisien Skewness (Cs)

Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat

ketidaksimetrisan (assymetry) dari suatu bentuk distribusi Umumnya ukuran

kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan (coefficient

of skewness)

Rumus

3

n

1i

3i

2)S1)(n(n

)X(Xn

Cs

Dimana

CS = koefisien kemencengan

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

c Pengukuran Kurtosis (Ck)

Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur keruncingan dari bentuk kurva

distribusi yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

64

4

n

1i

4i

S

)X(Xn

1

Ck

Dimana

Ck = koefisien kurtosis

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

d Koefisien Variasi (Cv)

Koefisien variasi (variation coefficient) adalah nilai perbandingan antara deviasi

standar dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi

Rumus

X

SCv

Keterangan

Cv = koefisien variasi

S = standar deviasi

X = nilai rata-rata

Dari nilai-nilai di atas kemudian dilakukan pemilihan jenis sebaran yaitu dengan

membandingkan koefisien distribusi dari metode yang akan digunakan

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana

Ada berbagai macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi menjadi

dua yaitu distribusi diskrit dan distribusi kontinyu Yang diskrit adalah binomial

dan poisson sedangkan yang kontinyu adalah Normal Log Normal Pearson dan

Gumbel (Soewarno 1995)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

65

Berikut ini adalah beberapa macam distribusi yang sering digunakan yaitu

a Distribusi Normal

Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis

frekuensi curah hujan analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan debit

rata-rata tahunan Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi

Gauss

Rumus

SkXX rtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

b Distribusi Log Normal

Distribusi Log Normal merupakan hasil transformasi dari distribusi Normal yaitu

dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

c Distribusi Gumbel I

Distribusi Tipe I Gumbel atau Distribusi Extrim Tipe I (extreme type I

distribution) digunakan untuk analisis data maksimum misalnya untuk analisis

frekuensi banjir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

66

Rumus

SS

YYXX

n

nrtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

S = standar deviasi

Sn = standar deviasi ke n

Y = koefisien untuk distribusi Gumbel

Yn = koefisien untuk distribusi Gumbel ke n

d Distribusi Log Person Tipe III

Distribusi log-Pearson tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi

terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum)

dengan nilai extrim Bentuk distribusi log-Pearson tipe III merupakan hasil

transformasi dari distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi

nilai logaritmik

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Log Pearson

S = standar deviasi

436 Pengujian Kecocokan Sebaran

Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari

sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

67

menggambarkanmewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian

parameter Pengujian parameter dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Chi-

Kuadrat ataupun dengan Smirnov-Kolmogorov Umumnya pengujian dilaksanakan

dengan cara menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan apakah

data tersebut merupakan garis lurus atau dengan membandingkan kurva

frekuensi dari data pengamatan terhadap kurva frekuensi teoritisnya (Soewarno

1995)

a Uji Chi-Kuadrat

Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data

yang dianalisis Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter x2 oleh

karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat

Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut

1 Apabila peluang lebih dari 5 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

2 Apabila peluang lebih kecil dari 1 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

3 Apabila peluang berada diantara 1 - 5 maka tidak mungkin mengambil

keputusan perlu penambahan data

b Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non

parametrik (non parametric test) karena pengujiannya tidak menggunakan

fungsi distribusi tertentu

Pengujian kecocokan sebaran dengan cara ini dinilai lebih sederhana dibanding

dengan pengujian dengan cara Chi-Kuadrat Dengan membandingkan

kemungkinan (probability) untuk setiap variat dari distribusi empiris dan

teoritisnya akan terdapat perbedaan (Δ ) tertentu

Apabila harga Δ max yang terbaca pada kertas probabilitas lebih kecil dari Δ

kritis maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan

distribusi dapat diterima apabila Δ max lebih besar dari Δ kritis maka distribusi

teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi tidak dapat

diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

68

437 Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana pada setiap profil sungai merupakan data yang paling

penting untuk perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai (Sosrodarsono dan

Tominaga 1985) Dalam perencanaan ini debit banjir dihitung dengan program

EPA SWMM (Storm Water Management Model)

Besarnya debit banjir rencana yang dipakai bervariasi tergantung pada orde

saluran yaitu sebagai berikut

1 Saluran primer (sungai orde 1) debit dengan kala ulang 10-tahunan

2 Saluran sekunder debit dengan kala ulang 5-tahunan

3 Saluran tersier debit dengan kala ulang 2-tahunan

Ada beberapa metode untuk memperkirakan debit banjir (laju aliran puncak)

Metode yang dipakai pada suatu lokasi lebih banyak ditentukan oleh ketersediaan

data Secara umum metode yang umum dipakai adalah (Suripin 2004)

a Metode Rasional

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai

adalah metode Rasional USSCS (1973) Metode ini sangat simple dan mudah

penggunaanya namun penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran

kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et al1986) Karena model ini

merupakan model kotak hitam maka tidak dapat menerangkan hubungan curah

hujan dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf

Metode rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi

mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh DAS selama paling sedikit

sama dengan waktu konsentrasi (tc) DAS

Gambar 4-6 menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas seragam dan merata

seluruh DAS berdurasi sama dengan waktu konsentrasi (tc) Jika hujan yang

terjadi lamanya kurang dari tc maka debit puncak yang terjadi lebih kecil dari

Qq karena seluruh DAS tidak dapat memberikan konstribusi aliran secara

bersama pada titik kontrol (outlet) Sebaliknya jika hujan yang terjadi lebih lama

dari tc maka debit puncak aliran permukaan akan tetap sama dengan Qp

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

69

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan yang berbeda

Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus rasional atau hidrograf satuan Dalam

perhitungan waktu konsentrasi dan koefisien limpasan perlu memperhitungkan

perkembangan tata guna lahan di masa mendatang

Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah

ditetapkan baik debit rencana (periode ulang) dan cara analisis yang dipakai

tinggi jagaan struktur saluran dll Tabel 4-3 berikut menyajikan standar disain

saluran drainase berdasar ldquoPedoman Drainase Perkotaan dan Standar Disain

Teknisrdquo

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan

Luas DAS (ha) Periode ulang (tahun) Metode perhitungan debit banjir

lt 10 2 Rasional

10 ndash 100 2 ndash 5 Rasional

101 ndash 500 5 ndash 20 Rasional

gt 500 10 ndash 25 Hidrograf satuan

1 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik

kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi Dalam

hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi

maka setiap bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap

tc waktu

Laju

ali

ran d

an

Inte

nsi

tas

hu

jan

Intensitas hujan I

D = tc

Aliran akibat hujan dengan durasi D lt

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D =

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D

gt tc

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

70

titik kontrol Salah satu metode untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah

rumus yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) yang dapat ditulis sebagai

berikut

38502

cS

Lx8850t

dimana tc adalah waktu konsentrasi dalam jam L panjang saluran utama dari

hulu sampai penguras dalam km dan S kemiringan rata-rata saluran utama

dalam mm

Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi dua

komponen yaitu (1) waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan

lahan sampai saluran terdekat to dan (2) waktu perjalanan dari pertama masuk

saluran sampai titik keluaran td sehingga

doc ttt

dimana

S

nxLx283x

3

2to menit

dan

V60

Lt sd menit

dimana

n = angka kekasaran Manning

S = kemiringan lahan

L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)

Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluransungai (m)

V = kecepatan aliran di dalam saluran (mdetik)

2 Koefisien limpasan (aliran permukaan) [C]

Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan

terhadap intensitas hujan Faktor ini merupakan variabel yang paling

menentukan hasil perhitungan debit banjir Pemilihan harga C yang tepat

memerlukan pengalaman hidrologi yang luas Faktor utama yang mempengaruhi

C adalah laju infiltrasi tanah atau prosentase lahan kedap air kemiringan lahan

tanaman penutup tanah dan intensitas hujan Permukaan kedap air seperti

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

71

perkerasan aspal dan atap bangunan akan menghasilkan aliran hampir 100

setelah permukaan menjadi basah seberapapun kemiringannya

Koefisien limpasan juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah Laju infiltrasi

menurun pada hujan menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air

sebelumnya Faktor lain yang mempengaruhi nilai C adalah air tanah derajad

kepadatan tanah porositas tanah dan simpanan depresi Harga C untuk berbagai

tipe tanah dan penggunaan lahan disajikan dalam Tabel 4-4

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional

Diskripsi lahankarakter permukaan Koefisien aliran C

Business

perkotaan 070 - 095

pinggiran 050 - 070

Perumahan

rumah tunggal 030 - 050

multiunit terpisah 040 - 060

multiunit tergabung 060 - 075

perkampungan 025 - 040

apartemen 050 - 070

Industri

ringan 050 - 080

berat 060 - 090

Perkerasan

aspal dan beton 070 - 095

batu bata paving 050 - 070

Atap 075 - 095

Halaman tanah berpasir

datar 2 005 - 010

Rata-rata 2 - 7 010 - 015

curam 7 015 - 020

Halaman tanah berat

datar 2 013 - 017

rata-rata 2 - 7 018 - 022

curam 7 025 - 035

Halaman kereta api 010 - 035

Taman tempat bermain 020 - 035

Taman pekuburan 010 - 025

Hutan

datar 0 - 5 010 - 040

bergelombang 5 - 10 025 - 050

berbukit 10 ndash 30 030 - 060 Sumber McGuen 1989

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

72

Harga C yang ditampilkan dalam Tabel 4-4 belum memberikan rincian masing-

masing faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai C Oleh karena itu

Hassing (1995) menyajikan cara penentuan faktor C yang mengintegrasikan nilai

yang merepresentasikan beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara

hujan dan aliran yaitu topografi permeabilitas tanah penutup lahan dan tata

guna tanah Nilai koefisien C merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang

dapat dihitung berdasarkan Tabel 4-5

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995)

Koefisien aliran C = Ct + Cs + Cv

Topografi Ct Tanah Cs Vegetasi Cv

Datar (lt1) 003 Pasir dan gravel 004 Hutan 004

Bergelombang (1-10) 008 Lempung berpasir 008 Pertanian 011

Perbukitan (10-20) 016 Lempung dan lanau

016 Padang rumput

021

Pegunungan (gt20) 026 Lapisan batu 026 Tanpa tanaman

028

Tabel 4-4 dan Tabel 4-5 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang

seragam dimana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relatif luas

Jika DAS terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran

permukaan yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat

dihitung dengan persamaan

n

1ii

n

1iii

DAS

A

AC

C

dimana

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i

Ci = koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i

n = jumlah jenis penutup lahan

Cara lain penggunaan rumus Rasional untuk DAS dengan tata guna lahan tidak

homogen adalah dengan substitusi persamaan

n

i

i

n

i

ii

DAS

A

AC

C

1

1 kedalam

persamaan AIC002780Q p Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut

n

1i

iip AC002780Q

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

73

438 Konsep EPA SWMM

Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah Program

EPA SWMM (Environmental Protection Agency - Storm Water Management Model)

Versi 50 EPA SWMM adalah model simulasi limpasan (runoff) ndash curah hujan

periodik yang digunakan untuk mensimulasi kejadian tunggal atau kejadian terus-

menerus dengan kuantitas dan kualitas limpasan dari luas wilayah yang ditinjau

Komponen limpasan SWMM dioperasikan dengan menjumlahkan luas daerah

tangkapan (subcatchment) yang menerima hujan total dan membangkitkannya

dalam bentuk limpasan (runoff) dan beban polusi Aliran limpasan di SWMM

dapat ditelusuri melalui sistem pipa saluran terbuka kolam tampungan dan

pompa SWMM merupakan kuantitas dan kualitas limpasan yang dibangkitkan

pada masing-masing daerah tangkapan (subcatchment) dan rata-rata aliran

kedalaman aliran dan kualitas air dimasing-masing pipa dan saluran terbuka

waktu simulasi dimasukkan dalam penambahan waktu (Rossman 2005)

SWMM digunakan untuk menghitung berbagai jenis proses hidrologi yang

menghasilkan limpasan di daerah yang ditinjau

Hal itu meliputi

1 Perbedaan waktu curah hujan

2 Penguapan pada permukaan air

3 Kehilangan hujan dari tampungan-cekungan

4 Infiltrasi curah hujan ke dalam permukaan tanah tak jenuh

5 Perkolasi dari air infiltrasi kedalam permukaan air tanah

6 Aliran antara air tanah dengan sistem drainase

7 Penelusuran waduk nonlinear dari aliran permukaan

Variasi ruang hujan dalam semua proses ini diselesaikan dengan membagi study

area kedalam lingkup yang lebih kecil luas daerah tangkapan (subcatchment)

homogen masing-masing mengandung fraksi previous dan impervious sub-area

sendiri-sendiri Aliran permukaan dapat ditelusuri antar sub-area antar daerah

tangkapan (subcatchment) atau antar titik masuk dari sistem drainase

SWMM juga mengandung aturan yang fleksibel untuk kemampuan permodelan

hidrolika yang digunakan untuk menelusuri limpasan dan aliran external melalui

jaringan sistem drainase pipa saluran terbuka kolam tampungan dan bangunan

pengelak Hal ini termasuk kemampuan untuk

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

74

1 Mengendalikan jaringan yang ukurannnya tidak terbatas

2 Menggunakan lebar yang bermacam-macam dari bentuk saluran tertutup

atau terbuka

3 Memodelkan bagian-bagian yang khusus seperti kolam tampungan pembagi

aliran pompa bendung dan saluran pembuang

4 Meminta memasukkan aliran external dan kualitas air dari limpasan

permukaan aliran antara air tanah curah hujan yang dipengaruhi

infiltrasialiran aliran pembuangan kering udara dan pembatasan pengguna

aliran antara

5 Menggunakan salah satu metode penelusuran aliran diantara gelombang

kinematik atau gelombang dinamik penuh

6 Memodelkan bermacam-macam cara aliran seperti backwater surcharging

aliran pembalik dan kolam permukaan

7 Meminta pembatasan aturan pengendali dinamis untuk mensimulasi

pengoperasian pompa pembukaan saluran pembuang dan level puncak

bendung

Dengan program EPA SWMM 50 debit banjir rencana dapat dihitung secara

kumulatif Sehingga didapatkan debit banjir puncak yang maksimum untuk desain

selanjutnya Dengan program EPA SWMM 50 kita bisa merencanakan debit yang

keluar agar tetap konstan

EPA SWMM dapat menghitung debit banjir dengan cara memodelkan suatu sistem

drainase melalui proses-proses

1 Aliran permukaan

2 Infiltrasi

3 Air tanah

4 Pelelehan salju

5 Genangan di permukaan

Dalam perencanan ini hanya menggunakan perhitungan metode aliran permukaan

dan infiltrasi untuk mendapatkan hidrograf maka kita hanya membahas tentang

Aliran permukaan dan Infiltrasi

1 Aliran Permukaan

Konsep aliran permukaan yang digunakan oleh SWMM dapat dilihat pada Gambar

4-7 Permukaan subcatchment didefinisikan sebagai reservoir nonlinear Air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

75

masuk melalui presipitasi serta subcatchment yang diatasnya Kemudian air akan

mengalir dengan beberapa cara diantaranya melalui infiltrasi evaporasi dan

aliran permukaan Aliran permukaan per unit area (Q) terjadi apabila air tanah

telah mencapai maksimum dan tanah menjadi jenuh Untuk mendapatkan nilai Q

dihitung dengan persamaan Manning

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM

Sdp)(dn

1WQ 3

5

dimana

Q = debit aliran yang terjadi

W = lebar subcathment

n = koefisien kekasaran Manning

d = kedalaman air

dp = kedalaman air tanah

S = kemiringan subcatchment

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan

Jenis Permukaan (Surface) n

Aspal halus (Smooth asphalt) 0011

Beton halus (Smooth concrete) 0012

Beton biasa (Ordinary concrete lining) 0013

Kayu bagus (Good wood) 0014

Pasangan batu bata (Brick with cement mortar) 0014

Vitrified clay 0015

Besi cetak (Cast iron) 0015

Corrugated metal pipes 0024

Cement rubble surface 0024

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

76

Jenis Permukaan (Surface) n

Fallow soils (no residue) 0050

Tanah bertanaman (Cultivated soils)

Residue cover lt 20 006

Residue cover gt 20 017

Range (natural) 013

Rumput (Grass)

Short prarie 015

Dense 024

Bermuda grass 041

Hutan (Woods)

Semak ringan (Light underbrush) 040

Semak padat (Dense underbrush) 080

Sumber EPA SWMM 50

Selanjutnya limpasan yang terjadi (Q) akan mengalir melaui conduit atau saluran

yang ada SWMM menggunakan persamaan Manning (Tabel 4-6) untuk

menghitung debit aliran

2

1

3

2

SARn

491Q (sistem Inggris) dan 2

1

3

2

SARn

1Q (sistem SI)

dimana

Q = debit saluran

A = luas penampang saluran

R = jari-jari hidrolik

S = kemiringan dasar saluran

n = bilangan Manning untuk kekasaran saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

77

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran

Saluran Keterangan n Manning

Tanah

Lurus baru seragamlandai dan bersih 0016 - 0033

Berkelok landai dan berumput 0023 - 0040

Tidak terawat dan kotor 0050 - 0140

Tanah berbatu kasar dan tidak teratur 0035 - 0045

Pasangan Batu kosong 0023 - 0035

Pasangan batu belah 0017 - 0030

Beton Halus sambungan baik dan rata 0014 - 0018

Kurang halus dan sambungan kurang rata 0018 - 0030

Sumber Imam Subarkah 1980

a Infiltrasi

Infiltrasi adalah suatu proses dimana air hujan merembes masuk ke dalam tanah

permukaan pervious subcatchment area SWMM menyediakan tiga pilihan untuk

memodelkan infiltrasi tetapi dalam perencanaan ini yang dipakai adalah

persamaan Horton

b Persamaan Horton

Metode ini berdasarkan hasil pengamatan empiris yang yang dilakukan oleh RE

Horton (1940) yang menunjukan bahwa infiltrasi akan berkurang secara

eksponensial dari nilai maksimum ke nilai minimum sesuai dengan persamaan

Kte)fcfo(fcfp

dimana

fp = Kapasitas infiltrasi

fc = Infiltrasi minimum

fo = Infltrasi maksimum

t = Waktu sejak awal hujan

k = Tetapan untuk tanah atau permukaan tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

78

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda

Jenis tanah fo

mmjam

fc

mmjam

K

menit-1

- pertanian

- baku

gundul 280 6-220 16

berakar rumput

900 20-290 08

- gambut 325 2-20 18

- pasir halus

- lempung

gundul 210 2-25 20

berakar rumput

670 10-30 14

Sumber EM Wilson 1990

439 Pemodelan dalam EPA SWMM

SWMM adalah pemodelan dari siklus hidrologi yang ada di bumi Pemodelan ini

berisikan tentang

1 Pemodelan curah hujan Hujan merupakan faktor terpenting dalam

hidrologi Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan

dalam satuan waktu tertentu dan disebut Intensitas Curah Hujan Di dalam

SWMM curah hujan digambarkan dengan simbol Rain Gage untuk mewakili

hujan yang akan disimulasikan

2 Pemodelan permukaan tanah dimana dalam hal ini diwakili oleh simbol

Subcatchment Permukaan tanah menerima curah hujan dari atmosfer

kemudian air sebagian akan meresap kedalam tanah sebagai infiltrasi dan

sebagian akan menjadi limpasan permukaan

3 Pemodelan air tanah yang mana melalui proses infiltrasi menerima air dari

permukaan Dalam SWMM dilambangkan dengan simbol Aquifer

4 Pemodelan jaringan transportasi air Dimana air dialirkan melalui kanal

saluran pipa kemudian juga dapat disimulasikan tentang penggunaan

pompa kolam penampungan dan pengolahan limbah Dalam SWMM bagian ini

di simbolkan sebagai Node dan Link

5 Pemodelan seperti tersebut diatas dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga

menggambarkan suatu sistem drainase Gambar dan rangkaian tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4-8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

79

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM

a Rain Gage

Rain Gage adalah pemodelan yang mewakili curah hujan yang akan mensuplai

area studi Data hujan yang digunakan adalah data hujan yang telah diolah

terlebih dahulu sehingga didapatkan format yang diinginkan Beberapa format

curah hujan dapat digunakan dalam simulasi ini

1 Intensitas curah hujan yaitu jumlah hujan rata-rata dalam satuan waktu

tertentu

2 Volume curah hujan yaitu jumlah hujan yang tercatat pada pengukur hujan

dalam waktu tertentu

3 Curah hujan kumulatif yaitu jumlah curah hujan yang terjadi dari hujan

mulai turun hingga hingga berhenti

4 Data masukan untuk curah hujan

5 Tipe data hujan ( intensitas volume kumulatif )

6 Interval pencatatan curah hujan ( 1 jam 15 menit 5 menit dll )

7 Sumber dari data hujan

8 Nama sumber data hujan

b Sub-catchment

Subcatchment atau disebut juga sub daerah pengalian sungai adalah salah satu

unit hidrologi di permukaan tanah yang mempunyai topografi dan element sistem

drainase internal yang mengalirkan limpasan permukaan ke satu titik outlet

Subcatchment dapat di bagi menjadi bagian pervious sub-area dan impervious

sub-area dimana limpasan dapat mengalami infiltrasi jika melewati pervious sub-

area tetapi tidak dapat jika melewati impervious sub-area Limpasan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

80

mengalir dari satu sub area ke sub-area lainnya atau mengalir ke bersama ke

satu titik outlet

Infiltrasi air hujan pada subcatchment dengan pervious area dapat di

deskripsikan dengan tiga model yang berbeda

1 Model infltrasi Horton

2 Model infiltrasi Green-Ampt

3 Model infiltrasi SCS Curve Number

4 Masukan parameter lain untuk untuk subcatchment adalah

5 Menentukan Rain Gage yang akan digunakan

6 Menentukan outlet subcatchment

7 Menentukan tata guna lahan

8 Menentukan pervious dan impervious subarea

9 menentukan slope atau kemiringan subcatchment

10 Menentukan lebar Subcatchment

11 Menentukan bilangan manning untuk aliran permukaan

12 Menentukan persentase impervious subarea

c Junction Nodes

Junction merupakan titik pertemuan aliran Dalam keadaan sebenarnya junction

dapat menggambarkan pertemuan antara saluran manholes pada sewer sistem

ataupun pada pipa saluran tertutup Aliran yang akan masuk ke dalam sistem

drainase harus melaluijunction Kelebihan air pada junction dapat menyebabkan

meluapnya air pada titik tersebut sehingga dapat digambarkan sebagai banjir

pada titik tersebut

Masukan parameter untuk junction adalah

1 Elevasi dasar

2 Tinggi hingga permukaan tanah

3 Kolam tampungan pada permukaan ketika terjadi banjir (optional)

4 Data debit dari luar (optional)

d Outfall Nodes

Outfalls adalah terminal terakhir dari rangakaian aliran istem drainase

menggambarkan titik akhir berupa muara ataupun keluaran lainnya Pada

Outfalls dapat digambarkan dengan beberapa kondisi antara lain

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

81

1 Kedalaman aliran pada penghubung saluran

2 Kondisi air pasang tertinggi (fixed tide)

3 Tabel pasang surut

4 Parameter masukan lainnya

5 Elevasi dasar

6 Keadaan pasang surut

7 Pintu engsel untuk mencegah backwater melalui Outfalls

e Flow Divider Nodes

Flow Divider Nodes adalah suatu titik yang membagi sebagian aliran ke saluran

yang yang lain Suatu divider hanya dapat membagi aliran menjadi dua

Ada empat jenis Flow dividers berdasarkan cara membagi aliran

Cutoff Divider membagi aliran berdasarkan jumlah yang telah di tentukan

sebelumnya

Overflow Divider membagi aliran berdasarkan kapasitas maksimum saluran

utama jika saluran utama melewati kapsitas maksimum maka

aliran akan langsung terbagi

Tabular Divider membagi aliran berdasarkan tabel fungsi total aliran

Weir Divider membagi aliran dengan menggunakan persamaan weir

(bendung)

f Storage Units

Storage unit merupakan suatu titik dimana dapat menyediakan tampungan air

dengan volume tertentu Dalam hal ini storage unit menggambarkan suatu kolam

tampungan air dengan volume tertentu dimana air dapat ditahan untuk

sementara Volume kolam tampungan diperoleh dari tabel fungsi luas permukaan

kolam dengan kedalaman

Masukan lainnya untuk Storage Unit

1 Elevasi dasar

2 Kedalaman maksimum

3 Tabel fungsi luas permukaan dan kedalaman

4 Penguapan

5 Genangan di permukaan (optional)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

82

g Conduits

Conduits adalah penghubung yang mengalirkan air dari suatu node ke node

lainnya dalam sistem pengaliran dalam hal ini dapat berupa saluran terbuka

ataupun tertutup Penampang melintang saluran dapat ditentukan melalui tabel

yang telah disediakan Selain itu bentuk saluran alam yang tidak beraturan juga

dapat digunakan

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM

Sumber Roosman 2005

Masukan untuk conduits

1 Nama node masuk dan node keluar

2 Panjang saluran

3 Bilangan kekasaran Manning

4 Geometri penampang melintang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

83

h Orifices

Orifices digunakan untuk model struktur diversi dan saluran dari sistem drainase

yang secara khusus membuka dinding dari manhole fasilitas tampungan dan

pengendali gate Orifices secara internal diwakili didalam SWMM sebagai mata

rantai yang menghubungkan dua node Orifices bisa memiliki bentuk bulat atau

persegi bisa diletakkan didasar ataupun sepanjang sisi node di hulu dan

mempunyai flap gate penutup untuk mencegah backflow Aliran sepanjang

orifices dihitung berdasarkan pada area pembukaannya koefisien dischargenya

dan perbedaan puncak diseberangnya

Parameter masukan untuk orifices antara lain

1 Nama titik inlet dan outlet

2 Tipe orifeces (dasar atau sisi)

3 Bentuk orifices (bulat atau persegi)

4 Tinggi orifeces saat terbuka penuh

44 Kriteria Analisa Hidrolika

Hidrolika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat zat cair Analisis

hidrolika dimaksud untuk mengetahui kapasitas alur sungai dan saluran pada

kondisi sekarang terhadap banjir rencana yang selanjutnya digunakan untuk

mendesain alur sungai dan saluran

441 Aliran

Aliran dalam suatu saluran yang mempunyai permukaan bebas disebut aliran

permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel

flow)

Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung

kriteria yang digunakan Jika berdasarkan fungsi kedalaman dan atau kecepatan

mengikuti fungsi waktu maka aliran dibedakan menjadi aliran tunak (steady)

dan tidak tunak (unsteady) Sedangkan jika berdasarkan fungsi ruang maka

aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam (non-

uniform)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

84

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka

a Aliran Permanen dan Tidak Permanen

Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu maka

alirannya disebut aliran permanen atau tunak (steady flow) jika kecepatannya

pada suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu maka alirannya disebut

aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady flow)

b Aliran Seragam dan Berubah

Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang

saluran yang ditinjau maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow)

Namun jika kecepatan aliran pada saat tertentu berubah terhadap jarak maka

alirannya disebut aliran aliran tidak seragam atau aliran berubah (non uniform

flow or varied flow)

Berdasarkan laju perubahan terhadap jarak maka aliran dapat diklasifikasikan

menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) atau aliran berubah

tiba-tiba (rapidly varied flow)

Aliran

( flow )

Aliran Tunak

( steady )

Seragam

( uniform )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Aliran tak Tunak

( unsteady )

Berubah

( Varied )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Seragam

( uniform )

Berubah

( Varied )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Fungsi waktu

Fungsi ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

85

c Aliran laminer dan Turbulen

Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak

seperti serat-serat tipis yang paralel maka aliran tersebut disebut laminer

Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan

baik ditinjau terhadap ruang dan waktu maka aliran tersebut disebut aliran

turbulen

Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya

kekentalan (viskositas) dan gaya inersia Jika viskositas yang dominan maka

alirannya laminer sedangkan jika gaya inersia yang dominan maka alirannya

turbulen

d Aliran Subkritis Kritis dan Superkritis

Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan

gelombang gravitasi jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis

maka alirannya disebut subkritis sedangkan jika kecepatan alirannya lebih besar

daripada kecepatan kritis maka alirannya disebut superkritis

442 Perencanaan Saluran

a Alinyemen Saluran

Pada ruas saluran yang belok-belokannya dan sangat tajam maka aliran sungai

akan tidak lancar Selain itu pada ruas sungai yang demikian gerusan pada

belokan luar sangat meningkat dan terjadi kerusakan tebing sungai yang akhirnya

menimbulkan erosi serta perubahan penampang aliran Sebaliknya pada belokan

dalamnya terjadi pengendapan yang intensif pula

Jadi alur sungai menjadi lebih panjang dan dapat mengganggu kelancaran aliran

air Guna mengurangi keadaan yang kurang menguntungkan tersebut maka pada

ruas sungai atau tersebut perlu dipertimbangkan pembuatan alur baru (sudetan)

agar pada ruas tersebut alur sungai mendekati garis lurus dan lebih pendek

(Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

b Bentuk Penampang Melintang Saluran

Ada beberapa bentuk penampang melintang saluran drainase yang umum

dilaksanakan yaitupenampang tunggal trapesium dan penampang tunggal

persegi Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

86

dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah kekasaran dan

kemiringan dasar tertentu Faktor yang terpenting dalam menentukan pilihan

bentuk penampang saluran adalah pertimbangan ekonomi (Suripin 2004)

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS

Dalam perencanaan kapasitas saluran digunakan program HEC-RAS (Hydrologic

Engineering System-River Analysis System) HEC-RAS adalah sebuah perangkat

lunak yang didesain untuk penggunaan yang interaktif dalam lingkungan yang

bermacam-macam Ruang lingkup HEC-RAS adalah menghitung profil muka air

dengan pemodelan aliran steady dan unsteady serta penghitungan pengangkutan

sedimen Elemen yang paling penting dalam HEC-RAS adalah tersedianya

geometri saluran baik memanjang maupun melintang

a Profil Muka Air Pada Aliran Steady

Dalam bagian ini HEC-RAS memodelkan suatu saluran dengan aliran steady

berubah lambat laun Sistem ini dapat mensimulasikan aliran pada seluruh

jaringan saluran ataupun pada saluran tunggal tanpa percabangan baik itu aliran

kritis subkritis superkritis ataupun campuran sehingga didapat profil muka air

yang diinginkan

Konsep dasar dari perhitungan adalah menggunakan persamaan energi dan

persamaan momentum Kehilangan energi juga di perhitungkan dalam simulasi

ini dengan menggunakan prinsip gesekan pada saluran belokan serta perubahan

penampang baik akibat adanya jembatan gorong-gorong ataupun bendung pada

saluran atau sungai yang ditinjau

b Profil Muka Air Pada Aliran Unsteady

Pada sistem pemodelan ini HEC-RAS mensimulasikan aliran unsteady pada

jaringan saluran terbuka Konsep dasarnya adalah persamaan aliran unsteady

yang dikembangkan oleh Dr Robert L Barkaursquos UNET model (Barkau 1992 dan

HEC 1999)

Pada awalnya aliran unsteady hanya didisain untuk memodelkan aliran subkritis

tetapi versi tebaru dari HEC-RAS yaitu versi 31 dapat juga untuk memodelkan

aliran superkritis kritis subkritis ataupun campuran serta loncatan hidrolik

Selain itu penghitungan kehilangan energi pada gesekan saluran belokan serta

perubahan penampang juga diperhitungkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

87

c Konsep Penghitungan Profil muka air dalam HEC-RAS

Dalam HEC-RAS panampang sungai atau saluran ditentukan terlebih dahulu

kemudian luas penampang akan dihitung

Untuk mendukung fungsi saluran sebagai penghantar aliran maka penampang

saluran di bagi atas beberapa bagian Pendekatan yang dilakukan HEC-RAS adalah

membagi area penampang berdasarkan dari nilai n (koefisien kekasaran manning)

sebagai dasar bagi pembagian penampang setiap aliran yang terjadi pada bagian

dihitung dengan menggunakan persamaan Manning

21

fKSQ dan 3

2AR

n

1486K

Dimana

K = nilai pengantar aliran pada unit

n = koefisien kekasaran manning

A = luas bagian penampang

R = jari-jari hidrolik

Perhitungan nilai K dapat dihitung berdasarkan kekasaran manning yang dimiliki

oleh bagian penampang tersebut seperti terlihat pada gambar 4-10

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS

Setelah penampang ditentukan maka HEC-RAS akan menghitung profil muka air

Konsep dasar penghitungan profil permukaan air berdasarkan persamaan energi

yaitu

eh2g

VαZY

2g

VαZY

2

1111

2

2222

Dimana

Z = fungsi titik diatas garis referensi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

88

Y = fungsi tekanan di suatu titik

V = kecepatan aliran

α = koefisien kecepatan

he = energi head loss

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka

Nilai he didapat dengan persamaan

2g

2g

VαCSLh

2

11

2

22fe

Dimana

L = jarak antara dua penampang

Sf = kemiringan aliran

C = koefisien kehilangan energi (penyempitan pelebaran atau belokan)

Langkah berikutnya dalam perhitungan HEC-RAS adalah dengan mengasumsikan

nilai muka air (water surface) pada penampang awal saluran (dalam hal ini

penampang di hilir) Kemudian dengan menggunakan persamaan energi diatas

maka profil muka air untuk semua penampang di saluran dapat diketahui

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

89

5 BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem

Berdasarkan kondisi topografi dan pola aliran drainase utama sungai utama

serta memperhatikan luasan sub sistem drainase maka Kota Salatiga dibagi

menjadi 2 (dua) Sistem Drainase yaitu

1 Sistem Drainase Salatiga Barat

Sistem drainase ini meliputi saluran-saluran dan sungai yang bermuara di

Rawa Pening Sistem Drainase Salatiga Barat dibagi menjadi 3 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

b Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten

c Sub sistem Drainase Kedungringis

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

90

2 Sistem Drainase Salatiga Timur

Sistem drainase ini meliputi saluran- saluran dan sungai yang bermuara di

Sungai Tuntang Sistem Drainase Salatiga Timur dibagi menjadi 2 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

b Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar 51 di bawah ini

Gambar 5-1 Sub Sistem Drainase Kota Salatiga

SubSistem Jetis Setro

Sub Sistem Kebonsamas-Kalisawo

Sub Sistem Kedungringis

Sub Sistem Ngawen Sraten

Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

91

52 Analisis Hidrologi

521 Analisis Data Hujan

Analisis data hujan dilakukan untuk mendapatkan besarnya hujan wilayah

dilakukan dengan menggunakan Metode Thiessen Untuk keperluan itu

digunakan 3 (tiga) stasiun hujan yang berpengaruh terhadap daerah Tangkapan

Air (DTA) Kota Salatiga yaitu 1 Sta Salatiga (86) 2 Sta Silumut (85a) dan 3

Sta Cepoko (88a) Posisi masing-masing stasiun dalam DTA Kota Salatiga

diperlihatkan dalam gambar di bawah ini

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen DTA Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

92

522 Hujan Maksimum Wilayah

Berdasarkan luasan pengaruh masing-masing stasiun hujan diperoleh bobot

pengaruh masing-masing Stasiun terhadap hujan maksimum wilayah Hasilnya

disajikan dalam uraian berikut ini

Berdasarkan Poligon Thiessen

- Luas DTA tercover Sta Salatiga 352098 ha

- Luas DTA tercover Sta Silumut 55064 ha

- Luas DTA tercover Sta Cepoko 151049 ha

Total 558211 ha

Data Hujan Maksimum

Sta Salatiga (86) Sta Silumut (85a) Sta Cepoko (88a)

Ri ( mm ) Ri ( mm ) Ri ( mm )

063 010 027

1 1996 6181 819 3247 10247

2 1997 4731 878 1894 7503

3 1998 6245 986 1326 8557

4 1999 6812 1233 2679 10724

5 2000 5677 888 1245 7809

6 2001 6055 720 1732 8507

7 2002 5046 1953 1407 8406

8 2003 3785 927 2002 6714

9 2004 6497 1016 1461 8974

10 2005 4605 937 1624 7165

11 2006 4415 1036 1569 7021

12 2007 7065 799 2381 10245

13 2008 - - - -

14 2009 - - - -

15 2010 - - - -

16 2011 - - - -

17 2012 3911 681 1881 6472

18 2013 5046 888 1164 7097

Sumber Analisa th 2014

Hujan Harian

Maksimum (mm)No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

93

Sehingga Hujan Wilayah Kota Salatiga Hasil rekapitulasi disajikan sebagai berikut

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga

523 Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan cara analisis

frekuensi untuk jenis distribusi terpilih Jenis distribusi yang digunakan meliputi

distribusi normal distribusi Log Normal distribusi Gumbel dan distribusi Log

Pearson Tipe III Keempat jenis distribusi diatas dipilih berdasarkan pengalaman

bahwa distribusi maksimum biasanya menggunakan keempat distribusi tersebut

Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana menggunakan tabel-tabel Program Excel yang

disajikan dalam Tabel berikut ini

Hujan Daerah

( mm )

1 1996 10247

2 1997 7503

3 1998 8557

4 1999 10724

5 2000 7809

6 2001 8507

7 2002 8406

8 2003 6714

9 2004 8974

10 2005 7165

11 2006 7021

12 2007 10245

13 2012 6472

14 2013 7097

Sumber Analisa Konsultan 2014

No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

94

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga Distribusi Normal dan Log Normal

HUJAN MAKSIMUM

Nomer NORMAL LOG

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 00015255

n 1400 n 14

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 006

Cv = Sx Xrt 017 Cv Log X 003

a 155959 a Log X 0000137

Cs = a Sx^3 058 Cs Log X 051408

Persamaan Normal Persamaan Log-Normal Dua Parameter

X = Xrt + k S Log X = Log Xrt + k S Log X

k Nilai Variabel Reduksi Gauss k Nilai Variabel Reduksi Gauss

LOG-NORMAL DUA PARAMETER

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (000) 191 8141

5 084 196 9222

10 128 199 9844

25 175 202 10552

50 205 204 11037

100 233 206 11492

125 241 207 11633

1000 309 211 12869

NORMAL

T (tahun) k XT (mm)

2 (000) 8246

5 084 9415

10 128 10026

25 175 10678

50 205 11100

100 233 11478

125 241 11593

1000 309 12539

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

95

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III

Nomer GUMBEL - I

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 000

n 1400 n 1400

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 007

Yn 05424 Cs 038

Sn 11363

Persamaan Gumbel I Persamaan Log-Pearson III

X = Xrt + SxSn (Y - Yn) Log X = Log Xrt + k S Log X

LOG-PEARSON III

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (001) 191 8125

5 084 197 9344

10 129 200 10065

20 167 203 10708

50 209 206 11488

100 238 208 12044

GUMBEL I

T (tahun) k XT (mm)

2 037 8031

5 150 9417

10 225 10334

25 322 11518

50 391 12365

100 461 13213

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

HUJAN MAKSIMUM

LOG PEARSON - III

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

96

Pemilihan Jenis Sebaran

Penentuan jenis sebaran akan digunakan untuk analisis frekuensi dilakukan

dengan beberapa asumsi sebagai berikut

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran

No Jenis Sebaran Syarat

1 Normal Cs asymp 0 Ck asymp 3

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv =086 Ck = Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3= 435

3 Gumbel Ck mendekati 54 Cs mendekati 114

4 Log Pearson Type III Selain dari nilai diatas

Sumber Bambang Triatmojo Hidrologi Terapan2008

Dari parameter statistik terhitung dibandingkan dengan parameter statistik

persyaratan seperti Tabel tersebut diatas maka selanjutnya dipilih yang paling

mendekati

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran

Sumber Hasil Perhitungan

Selain dengan parameter statistik dilakukan juga plot distribusi hujan dengan ke

empat distribusi diatas antara P(model) dengan P(empirik) dengan menggunakan

Program Statistik EasyFit Professional 55 yang hasilnya disajikan dalam

Gambar berikut ini

1 Gumbel Ck mendekati 54 Ck = 121 Tidak Memenuhi

Cs mendekati 114 Cs = 058 Tidak Memenuhi

2 Log Normal Cs = Cv^3+3 Cv = 051 Cs = 051 Memenuhi

Ck = Cv^8+6Cv^6+15Cv^4+16Cv^2+3= 347 Ck = 159 Tidak Memenuhi

3 Normal Cs asymp 0 Cs = 058 Mendekati

Ck asymp 3 Ck = 121 Mendekati

4 Log Pearson III Selain diatas Cv = 017 Memenuhi

Cs = 038 Memenuhi

KriteriaNo Distribusi Persyaratan Hasil

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

97

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris)

Distribusi Log Pearson III

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

Untuk mengetahui tingkat keakuratan dari distribusi terpilih selanjutnya

dilakukan uji kecocokan data (testing at goodness of fit) dengan menggunakan

cara Uji Chi Kuadrat (Chi Square) dan Uji Smirnov-Kolmogrov

Distribusidianggap yang cocok menurut Uji Chi Kuadrat adalah apabila harga

X2kurang dari harga X2 kritis sementara menurut Uji Smirnov Kolmogorov yaitu

apabila harga penyimpangan maksimum (D maks) kurang dari harga

penyimpangan kritik (D kritik)

Uji Keselarasan Chi Square

Prinsip pengujian dengan metode ini didasarkan pada jumlah pengamatan yang

diharapkan pada pembagian kelas dan ditentukan terhadap jumlah data

pengamatan yang terbaca di dalam kelas tersebut atau dengan membandingkan

nilai chi square (f2) dengan nilai chi square kritis (f2cr)

Rumus

f2 =

i

2

ii

E

)OE(

dimana

f2 = Harga chi square

P-P Plot

Log-Pearson 3

P (Empirical)

1090807060504030201

P (

Model)

096

088

08

072

064

056

048

04

032

024

016

008

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

98

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-1

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-1

Dari hasil pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan chi square

kritis (didapat dari Tabel dibawah paling kecil Untuk suatu nilai nyata tertentu

(level of significant) yang sering diambil adalah 5 Derajat kebebasan ini secara

umum dihitung dengan rumus sebagai berikut

Dk = n ndash 2 - 1

Dimana

Dk = Derajat kebebasan

n = Banyaknya rata-rata

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square

dk α derajat kepercayaan

0995 099 0975 095 005 0025 001 0005

1 00000393 0000157 0000982 000393 3841 5024 6635 7879

2 00100 00201 00506 0103 5991 7378 9210 10597

3 00717 0115 0216 0352 7815 9348 11345 12838

4 0207 0297 0484 0711 9488 11143 13277 14860

5 0412 0554 0831 1145 11070 12832 15086 16750

6 0676 0872 1237 1635 12592 14449 16812 18548

7 0989 1239 1690 2167 14067 16013 18475 20278

8 1344 1646 2180 2733 15507 17535 20090 21955

9 1735 2088 2700 3325 16919 19023 21666 23589

10 2156 2558 3247 3940 18307 20483 23209 25188

11 2603 3053 3816 4575 19675 21920 24725 26757

12 3074 3571 4404 5226 21026 23337 26217 28300

13 3565 4107 5009 5892 22362 24736 27688 29819

14 4075 4660 5629 6571 23685 26119 29141 31319

15 4601 5229 6262 7261 24996 27488 30578 32801

16 5142 5812 6908 7962 26296 28845 32000 34267

17 5697 6408 7564 8672 27587 30191 33409 35718

18 6265 7015 8231 9390 28869 31526 34805 37156

19 6844 7633 8907 10117 30144 32852 36191 38582

20 7434 8260 9591 10851 3141 34170 37566 39997

Sumber Soewarno 1995

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

99

Persamaan ekstrapolasi

1 Log-Pearson III

2 Gumbel I

3 Log-Normal dua Parameter

4 Normal

LOG-PEARSON III

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9348 3 28 020 004 001

P lt= 40 9348 - 8483 3 28 020 004 001

P lt= 60 8483 - 7813 1 28 (180) 324 116

P lt= 80 7813 - 7091 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7091 3 28 020 004 001

Jumlah 14 14 171

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

Analisis Konsultan th 2011

GUMBEL I

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9416 5 28 220 484 173

P lt= 40 9416 - 8206 3 28 020 004 001

P lt= 60 8206 - 7607 4 28 120 144 051

P lt= 80 7607 - 7027 1 28 (180) 324 116

P gt 80 lt 7027 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 457

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

100

Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorof

Pengujian kecocokan sebaran dengan metode ini dilakukan dengan

membandingkan probabilitas untuk tiap variabel dari distribusi empiris dan

teoritis didapat perbedaan (∆)tertentu Perbedaan maksimum yang dihitung

(∆maks) dibandingkan dengan perbedaan kritis (∆cr) untuk suatu derajat nyata

dan banyaknya variat tertentu maka sebaran sesuai jika (∆maks) lt (∆cr)

Rumus

=

Cr

xi

x

maxP

P

P

LOG-NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9220 5 28 220 484 173

P lt= 40 9220 - 8449 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8449 - 7845 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7845 - 7189 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7189 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

DISTRIBUSI NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9413 5 28 220 484 173

P lt= 40 9413 - 8593 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8593 - 7899 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7899 - 7079 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7079 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

101

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov

n

020 010 005 001

5 045 051 056 067

10 032 037 041 049

15 027 030 034 040

20 023 026 029 036

25 021 024 027 032

30 019 022 024 029

35 018 020 023 027

40 017 019 021 025

45 016 018 020 024

50 015 017 019 023

ngt50 107n 122n 136n 163n

Sumber Soewarno 1995

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga

Demikian juga untuk uji keselarasan dengan Kolmogorov Smirnov dan Chi-

squared dilakukan uji dengan Program Statistik EasyFit Professional 55 yang

hasilnya disajikan dalam perhitungan berikut

X m P(x)=m(n+1) P(xlt) F(t)=(X-Xr)Sx P(x) P(xlt) D

6472 1 0067 0933 -1277 0090 0910 -0024

6714 2 0133 0867 -1103 0130 0870 0004

7021 3 0200 0800 -0882 0189 0811 0011

7097 4 0267 0733 -0827 0205 0795 0061

7165 5 0333 0667 -0778 0220 0780 0113

7503 6 0400 0600 -0535 0301 0699 0099

7809 7 0467 0533 -0314 0381 0619 0086

8406 8 0533 0467 0115 0545 0455 -0011

8507 9 0600 0400 0188 0572 0428 0028

8557 10 0667 0333 0224 0586 0414 0081

8974 11 0733 0267 0524 0696 0304 0038

10245 12 0800 0200 1439 0940 0060 -0140

10247 13 0867 0133 1441 0940 0060 -0074

10724 14 0933 0067 1784 0982 0018 -0049

D max 0113

Kesimpulan

D max lt Do Distribusi Diterima

Sumber Analisis Konsultan th 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

102

Fitting Results

Distribution Parameters

1 Gumbel Max =11142 =81782

2 Log-Pearson 3 =51214 =002226 =33278

3 Lognormal =015351 =44679

4 Normal =1429 =88214

Goodness of Fit - Summary

Distribution

Kolmogorov Smirnov

Anderson Darling

Chi-Squared

Statistic Rank Statistic Rank Statistic Rank

1 Gumbel Max 013775 2 028938 2 058783 3

2 Log-Pearson 3 013039 1 026111 1 039888 2

3 Lognormal 014421 4 032689 3 034883 1

4 Normal 014182 3 036178 4 098601 4

525 Curah Hujan Terpakai

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan (satuan mm)

Dari parameter statistik diatas dan gambar-gambar diatas dan mengacu pada

kriteria untuk tiap- tiap jenis distribusi maka dapat dilihat bahwa sebaran yang

mendekati adalah sebaran Log-Pearson III karena hasil plot P(model) dengan

P(empiris) sebaran Log Pearson III paling mendekati garis lurus dan secara

Satuan mm

KALA ULANG GUMBEL LOG-PEARSON III LOG-NORMAL-2 NORMAL

2 th 8031 8125 8141 8246

5 th 9417 9344 9222 9415

10 th 10334 10065 9844 10026

25 th 11518 10708 10552 10678

50 th 12365 11488 11037 11100

100 th 13213 12044 11492 11478

UJI CHI KUA 171 457 386 386

Hipotesa Diterima Diterima Diterima Diterima

SMIR - KOL Ok Ok Ok Ok

Dipakai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

103

statistik telah memenuhi syarat distribusi Log Pearson III Dari hasil diatas untuk

curah hujan rancangan menggunakan Distribusi Log Pearson III sebagaimana

disajikan dalam Grafik di bawah ini

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50

Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut

1 Menggambarkan DTA dan sub DTA yang ditinjau untuk perhitungan debit

banjir Dibawah ini akan dijelaskan pembuatan model EPA SWMM untuk sub

sistem Ngemplak-Sawahan Sub sistem Ngemplak-Sawahan memiliki luas

sebesar 4714 km2 yang kemudian dibagi menjadi 40 subcatchment seperti

pada Gambar dibawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

104

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub Sistem Ngemplak-Sawahan

Dari gambar di atas jika dibuat dalam skema saluran dinyatakan dalam gambar

di bawah ini

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

105

Selanjutnya data tentang subdas saluran dimasukkan dalam program Data yang

digunakan dalam analisa debit banjir disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini

Data Depression Storage adalah bagian dari permukaan pervious dan

impervious yang terdapat genangan air sehingga berpotensi menjadi

limpasan

Tabel 5-10 Depression Storage Values

Impervious surfaces 005-010 inches

Lawns 010-020 inches

Pasture 020 inches

Forest litter 030 inches

(sumber EPA SWMM 50)

Data kekasaran Manning untuk aliran permukaan adalah data permukaan

pervious dan impervious pada subdas yang akan mempengaruhi limpasan

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow

Surface n

Smooth Asphalt 0011

Smooth Concrete 0012

Ordinary Concrete Lining 0013

Good Wood 0014

Brick With Cement Mortar 0014

Vitrified Clay 0015

Cast Iron 0015

Corrugated Metal Pipes 0024

Cement Rubble Surface 0024

Fallow Soils (No Residue) 005

Cultivated Soils

Residue Cover lt 20 006

Residue Cover gt 20 017

Range (Natural) 013

Grass

Short Prarie 015

Dense 024

Bermuda Grass 041

Woods

Light Underbrush 040

Dense Underbrush 080

(sumber EPA SWMM 50)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

106

Data infiltasi Horton adalah data yang akan digunakan SWMM untuk

menghitung besarnya infiltrasi yang akan mempengaruhi limpasan Dalam

laporan ini digunakan model infiltrasi Horton

2 Menggambarkan skema jaringan drainase yang ada pada area yang akan kita

tinjau curah hujan yang datang disimulasikan ditangkap oleh subdas

sebagian akan menjadi aliran dasar (base flow) dan sebagian lagi akan

menjadi aliran permukaan (surface runoff) Kemudian limpasan yang terjadi

pada subdas akan dialirkan melalui jaringan yang ada Jaringan drainase

dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan

3 Memasukkan semua data saluran

Selanjutnya data semua saluran pada jaringan dimasukkan diantaranya bentuk

penampang saluran panjang saluran serta nilai kekasaran Manning pada saluran

seperti pada Tabel (512)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

107

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka

Tipe Saluran Manning (n)

Saluran dilapis atau dipoles

- Aspal 0013-0017

- Batu bata 0012-0018

- Beton 0011-0020

- Pasangan batu kali 0020-0035

- Lapisan dari tanaman 0030-0400

Digali atau dikeruk

- Saluran tanah lurus dan seragam 0020-0030

- Saluran tanah banyak tumbuhan dan

relatif seragam 0025-0040

- Dasar berbatu 0030-0045

- Saluran tidak terawat banyak

tumbuhan 0050-0140

Saluran alam (lebar atas pada saat banjir dan saluran terisi penuh lt 100 ft)

- Bersih tanpa tekanan 0030-0070

- Banyak tumbuhan pengganggu dan

rekahan yang dalam 0040-0100

(Sumber EPA SWMM 50)

Gambar 5-8 Input Data Juction

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

108

Gambar 5-9 Input data subcatchment

Gambar 5-10 Input data conduit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

109

4 Memasukkan data curah hujan

Data intensitas curah hujan yang digunakan pada EPA SWMM 50 adalah periode

ulang 5 tahun

Gambar 5-11 Input data curah hujan

5 Menjalankan program

Semua data dimasukkan kemudian program dijalankan dan akan didapat debit

banjir dari DTA dan sub DTA yang ditinjau kondisi node atau titik tangkap debit

dan debit puncak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

110

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngemplak ndash

Sawahan disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngawen- Sraten disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngawen-Sraten

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

111

533 Sub Sistem Kedungringis

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kedungringis disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kedungringis

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

112

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Jetis ndash Setro disajikan dalam

gambar di bawah

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Jetis ndash Setro

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL

Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dichek dengan Rumus Rasional untuk

memastikan besarnya debit pada titik kontrol sesuai dengan perkiraan secara

Rational

Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau

saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas

Rumus Metode Rasional

Q = 0278 x C x I x A

dimana

Q = Debit (m3det)

0278 = Konstanta digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2 dan

intensitas curah hujan dalam mmjam

C = Koefisien aliran air wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

113

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA SWMM

Dari Tabel diatas Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dan dengan Rumus

Rasional dengan tingkat akurasi 8237 Sehingga perhitungan dengan EPA SWMM

50 bisa digunakan

Debit Hasil Perhitungan Masing-Masing Sub Sistem Disajikan Dalam Buku

Penunjang

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS

Dasar Perencanaan hidrolik dilakukan dengan menggunakan anggapan bahwa

aliran yang terjadi adalah seragam bila tidak dipengaruhi oleh air balik artinya

pada bagian sungaisaluran yang lurus kedalaman luas penampang juga halnya

dengan permukaan air dasar saluran dianggap saling sejajar

Kecepatan yang terjadi dihitung dengan rumus Manning

V = 1 n x R 23 x I 05

dimana

V = Kecepatan rata-rata aliran seragam (mdt)

R = Jari ndash jari hidrolis (m)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

114

I = Kemiringan dasar sungai

n = Koefisien kekasaran Manning

Sedangkan apabila aliran dipengaruhi oleh air balik maka perhitungan hidrolik

dengan persamaan aliran tidak seragam (non uniform flow) dengan persamaan

sebagai berikut

H1 + V12 2g = H2 + V2

2 2g + Hf

dimana

H1 = tinggi muka air di titik 1

H2 = tinggi muka air di titik 2

V1 = kecepatan aliran di titik 1

V2 = kecepatan aliran di titik 2

Hf = kehilangan tekananenergi

Untuk perhitungan hidrolik dalam pekerjaan desain akan menggunakan software

dari HEC-RAS edisi tahun 2004Progam HEC-RAS merupakan paket program dari

ASCE (American Society of Civil Engineers) Paket program ini memakai cara

langkah standar sebagai dasar perhitungannya Secara umum HEC-RAS dapat

dipakai untuk menghitung aliran steady berubah perlahan dengan penampang

saluran prismatik atau non-prismatik baik untuk aliran sub-kritis maupun super-

kritis dan aliran non-steady

Paket program ini untuk menghitung profil muka air di sepanjang ruas sungai

Data masukan untuk program ini adalah data cross-section di sepanjang sungai

profil memanjang sungai parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar dan tebing

sungai) parameter bangunan sungai debit aliran (debit rencana) dan tinggi

muka air di muara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

115

HEC ndash RAS merupakan pengembangan program HEC ndash 2 Perbedaan yang

menonjol adalah bahwa program HEC ndash RAS dilakukan dengan menggunakan

fasilitas windows Sehingga hasilnya mudah dihubungkan dengan program-

program lainnya

Untuk menganalisa kapasaitas penampang sungai dipakai software HEC-RAS

Release 40 Untuk bisa pengoperasikan program HEC-RAS Urut-urutan

pengoperasiannya adalah sebagai berikut

1) Mengidentifikasi bangunan-bangunan yang ada disungai atau saluran yang

akan dianalisa Identifikasi ini berupa potongan melintang pada bangunan

yang ada dan jarak antar bangunan

2) Mengidentifikasi potongan melintang dan memanjang pada lokasi pekerjaan

Untuk memudahkan entry data maka data elevasi potongan malintang baik

elevasi maupun jarak diwujudkan dalam bentuk tabel Excel

3) Setelah semua data masuk maka program HEC-RAS dapat di ldquorunrdquo dengan

memasukkan Qdesain yang kita inginkan dari ldquorunningrdquo tersebut dapat

diketahui berapa debit yang dapat ditampung dengan adanya penampang

eksisting

Perhitungan distribusi debit masing-masing sungai dihitung berdasarkan hasil

perhitungan debit banjir yang telah dibahas dalam sub bab 53 Adapun debit

masing-masing sungai dan saluran yang ada pada Sistem Drainase Kota Salatiga

adalah sebagai berikut

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Ngemplak Ruas 1 901

2 Sungai Ngemplak Ruas 2 1057

3 Sungai Ngemplak Ruas 3 1886

4 Sungai Ngemplak Ruas 4 2161

5 Sungai Ngemplak Ruas 5 2413

6 Sungai Ngemplak Ruas 6 3225

7 Saluran s2 115

8 Saluran s1 226

9 Saluran j1 073

10 Anak sungai Sawahan (as2) 278

11 Saluran s3 225

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

116

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

12 Sungai Sawahan Ruas 1 280

13 Sungai Sawahan Ruas 2 568

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Sraten Ruas 1 147

2 Sungai SratenRuas 2 553

3 Sungai Sraten Ruas 3 1364

4 Sungai Sraten Ruas 4 1380

5 Sungai Sraten Ruas 5 2106

6 Sungai Sraten Ruas 6 3821

7 Sungai SratenRuas 7 4222

8 Sungai Sraten Ruas 8 4637

9 Sungai Sraten Ruas 9 4681

10 Sungai Sraten Ruas 10 5389

11 Sungai Sraten Ruas 11 5700

12 Anak Sungai Sraten Ruas 1 496

13 Anak Sungai Sraten Ruas 2 1044

14 Sungai Ngawen Ruas 1 627

15 Sungai Ngawen Ruas 2 1422

16 Sungai Ngawen Ruas 3 1607

17 Saluran Andong Ruas 1 137

18 Saluran Andong Ruas 2 150

19 Saluran Andong Ruas 3 320

20 Jalan j7 087

21 Jalan j5 029

22 Jalan j6 026

23 Jalan j6-1 018

24 Jalan j10 019

25 Jalan j4 011

26 Jalan j8 039

27 Jalan j9 047

28 Jalan j9-1 107

29 Jalan j9-2 046

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

117

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

30 Jalan j2 273

31 Jalan j3 015

32 Jalan j1 015

33 Jalan j11 067

34 Saluran s1 149

35 Saluran s2 123

36 Saluran s3 112

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Kedungringis

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sugai Kedungringis Ruas 1 (Saluran Kutowinangun) 117

2 Sungai Kedungringis Ruas 2 206

3 Sungai Kedungringis Ruas 3 252

4 Sungai Kedungringis Ruas 4 372

5 Sungai Kedungringis Ruas 5 1321

6 Sungai Kedungringis Ruas 6 1494

7 Sungai Kedungringis Ruas 7 1546

8 Sungai Kedungringis Ruas 8 1779

9 Sungai Kedungringis Ruas 9 1791

10 Sungai Kedungringis Ruas 10 2835

11 Sungai Kedungringis Ruas 11 3830

12 Sungai Andong Ruas 1 136

13 Sungai Andong Ruas 2 473

14 Sungai Andong Ruas 3 584

15 Sungai Benoyo Ruas 1 090

16 Sungai Benoyo Ruas 2 674

17 Saluran Kedungkopyah Ruas 1 181

18 Saluran Kedungkopyah Ruas 2 474

19 Saluran Kedungkopyah Ruas 3 1062

20 Saluran Kedungkopyah Ruas 4 1084

21 Sungai Tugu Ruas 1 567

22 Sungai Tugu Ruas 2 849

23 Sungai Tugu Ruas 3 953

24 Saluran ke Kota Baru 620

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

118

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

25 Saluran JLS (saluran s1) 014

26 Saluran JLS (saluran s2) 037

27 Saluran JLS (saluran s3) 077

28 Saluran JLS (saluran s4) 053

29 Saluran JLS (saluran s5) 035

30 Jalan 13 045

31 Jalan 11 161

32 Jalan 7 027

33 Jalan 3 027

34 Jalan 7-1 146

35 Jalan 10 104

36 Jalan 7-2 088

37 Jalan 2 032

38 Jalan 2-2 119

39 Jalan 12 056

40 Jalan 1 018

41 Jalan 4 037

42 Jalan 1-1 022

43 Jalan 5 029

44 Jalan 1-2 051

45 Jalan 6 043

46 Jalan 15 052

47 Jalan 16 031

48 Jalan 6-1 032

49 Jalan 2-1 073

50 Jalan 8 042

51 Jalan 9 070

52 Jalan 14 041

53 Jalan 11-s 065

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

119

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai KebonsamasRuas 1 150

2 Sungai Kebonsamas Ruas 2 229

3 Sungai KebonsamasRuas 3 330

4 Sungai Kebonsamas Ruas 4 416

5 Sungai Kebonsamas Ruas 5 423

6 Sungai Kebonsamas Ruas 6 889

7 Sungai Kebonsamas Ruas 7 1542

8 Anak Sungai Kebonsamas (as-4) 072

9 Anak Sungai Kebonsamas 1 306

10 Anak Sungai Kebonsamas 2 754

11 Anak Sungai Kebonsamas 3 834

12 Anak Sungai Kebonsamas 4 907

13 Anak Sungai Kebonsamas 1rsquo 320

14 Anak Sungai Kebonsamas 1ldquo 025

15 Anak Sungai Kebonsamas 2rdquo 214

16 Jalan j5 044

17 Jalan j1 054

18 Jalan j2 021

19 Jalan j4 039

20 Jalan J4-1 034

21 Jalan j3 073

22 Jalan j6 022

23 Jalan j7 080

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai JetisRuas 1 560

2 Sungai Jetis Ruas 2 986

3 Sungai Jetis Ruas 3 1100

4 Sungai Jetis Ruas 4 3186

5 Sungai Jetis Ruas 5 5527

6 Sungai Jetis Ruas 6 5735

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

120

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

7 Sungai Jetis Ruas 7 ( Sungai Naggulan 1) 7029

8 Sungai Jetis Ruas 8 ( Sungai Naggulan 2) 7963

9 Sungai Jetis Ruas 9 (Sungai Setro 1) 8943

10 Sungai Jetis Ruas 10 (Sungai Setro 2) 11636

11 Jalan j9 048

12 Jalan 6-1 088

13 Jalan 5 041

14 Jalan 10 061

15 Jalan 1 032

16 Jalan 8 075

17 Jalan 1-1 877

18 Jalan 11 040

19 Jalan 1-2 1291

20 Jalan 12 148

21 Jalan 2 165

22 Jalan 3 034

23 Jalan 2-1 441

24 Jalan 14 121

25 Jalan 15 017

26 Jalan 16 243

27 Jalan 17 187

28 Jalan 18 138

29 Jalan 19 1307

30 Saluran s1 104

31 Saluran Isep-isep 1 156

32 Saluran Isep-isep 2 165

33 Saluran Klampean 1 172

34 Saluran Klampean 2 861

35 Saluran Klampean 3 1120

36 Saluran Noborejo 1 1176

37 Saluran Noborejo 2 1208

38 Saluran Cengek 1 271

39 Saluran Cengek 2 586

40 Saluran Cengek 3 1172

41 Saluran Cengek 4 2341

42 Saluran Cengek A 325

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

121

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

43 Saluran Cengek B 384

44 Saluran Ngaglik 1 477

45 Saluran Ngaglik 2 1098

46 Saluran Ngaglik 3 1250

47 Saluran Jamban 1 066

48 Saluran Jamban 2 262

Sumber Tim Penyusun 2014

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi eksisting hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

122

a Saluran JLS Ruas - 1

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126756

6758

6760

6762

6764

6766

6768

6770

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126588

6590

6592

6594

6596

6598

6600

6602

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

123

b Saluran JLS ruas 3

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 105732

5734

5736

5738

5740

5742

5744

5746

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145708

5710

5712

5714

5716

5718

5720

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

124

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngemplak-Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS kondisi eksisting

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

00 02 04 06 08 10 12 14 165494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

125

a Saluran JLS Ruas - 3

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 125234

5236

5238

5240

5242

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

126

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

b Saluran di Jalan Yudistiro

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 145094

5096

5098

5100

5102

5104

5106

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

00 01 02 03 04 055568

5570

5572

5574

5576

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

127

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055442

5443

5444

5445

5446

5447

5448

5449

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055418

5420

5422

5424

5426

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055394

5395

5396

5397

5398

5399

5400

5401

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

128

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sratendapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi

eksisting

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Drainase Sekunder Kota Baru

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

129

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 10232014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10526

527

528

529

530

531

kedungringis Plan Plan 01 10232014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10517

518

519

520

521

522

kedungringis Plan Plan 01 10232014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

130

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

00 02 04 06 08 10 12 145330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

131

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

c Saluran Sekunder J2-2 (Jl Osamaliki)

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

5180

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

5168

5170

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 2-2

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

132

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki)

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kedungringis dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 055655

5660

5665

5670

5675

5680

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055590

5592

5594

5596

5598

5600

5602

5604

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

133

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Pattimura

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

134

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055676

5678

5680

5682

5684

5686

5688

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 045524

5526

5528

5530

5532

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K5

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K8

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

135

b Saluran Sekunder Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 20 40 60 80 100 1205310

5315

5320

5325

5330

5335

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4-1

00 01 02 03 04 055320

5322

5324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055310

5311

5312

5313

5314

5315

5316

5317

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

136

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kebonsamas - Kalisawo dapat dilihat pada program HEC-RASpada

kondisi eksisting

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Tingkir

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

137

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 106804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 126544

6546

6548

6550

6552

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

138

b Saluran Sekunder Jalan Tritis Asri

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting)

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

00 01 02 03 04 05 06 076118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 086114

6116

6118

6120

6122

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

139

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri)

sub sistem Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Jetis ndash Setro dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 05 06 076108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 066104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

140

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana)

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi desain (rencana) hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

1 Saluran sekunder JLS s1

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126754

6756

6758

6760

6762

6764

6766

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

141

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

2 Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126586

6588

6590

6592

6594

6596

6598

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126500

6502

6504

6506

6508

6510

6512

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P24

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

142

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105730

5732

5734

5736

5738

5740

5742

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145704

5706

5708

5710

5712

5714

5716

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 14 165490

5492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

143

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

a Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145266

5268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 125230

5232

5234

5236

5238

5240

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

144

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

b Jalan Judistira

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 10 12 145128

5130

5132

5134

5136

5138

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P39

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 145092

5094

5096

5098

5100

5102

5104

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

ation

(m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

145

00 02 04 06 08 105564

5566

5568

5570

5572

5574

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105440

5442

5444

5446

5448

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105414

5416

5418

5420

5422

5424

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

146

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngawen - Sraten dapat di lihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis

a Saluran Kota Baru

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105390

5392

5394

5396

5398

5400

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

147

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 11172014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255295

5300

5305

5310

5315

5320

kedungringis Plan Plan 01 11172014 3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 205265

5270

5275

5280

5285

5290

kedungringis Plan Plan 01 11172014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

148

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 205175

5180

5185

5190

5195

5200

kedungringis Plan Plan 01 11172014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

149

00 05 10 15 20 255330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

150

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

c Saluran Jalan Osamaliki

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 20 255154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan 2-2

00 02 04 06 08 105654

5656

5658

5660

5662

5664

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

151

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kedungringis dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

a Saluran Jalan Pattimura

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105588

5590

5592

5594

5596

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

152

00 01 02 03 04 05 06 075672

5674

5676

5678

5680

5682

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075522

5523

5524

5525

5526

5527

5528

5529

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075498

5499

5500

5501

5502

5503

5504

5505

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

153

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

00 01 02 03 04 05 06 075322

5324

5326

5328

5330

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K8

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600 700530

540

550

560

570

580

590

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

154

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kebonsamas ndash Kalisawo dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105668

5670

5672

5674

5676

5678

5680

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105536

5538

5540

5542

5544

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105387

5388

5389

5390

5391

5392

5393

5394

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I9

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

155

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

a Saluran Jalan Tingkir

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

00 02 04 06 08 106798

6800

6802

6804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106794

6796

6798

6800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

156

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Tritis Asri

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126540

6542

6544

6546

6548

6550

6552

6554

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 11222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

157

00 02 04 06 08 106118

6120

6122

6124

6126

6128

6130

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V7

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106112

6114

6116

6118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106104

6106

6108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

158

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Jetis ndash Setro dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting

Kapasitas saluran eksisting bisa diketahui dengan menghitung luas penampang

basah saluran Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan luas penampang

basah dari perhitungan HEC-RAS Tujuan dari perhitungan di atas adalah untuk

mengetahui apakah saluran tersebut melimpas atau tidak

Apabila luas penampang basah saluran eksisting lt luas penampang basah hasil

perhitungan HEC-RAS saluran tersebut melimpas Dan sebaliknya apabila luas

penampang basah saluran eksisting gt luas penampang basah hasil perhitungan

HEC-RAS saluran aman tidak melimpas

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan 226 Drainase sekunder Meluap

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan 115 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan 225 Drainase sekunder Meluap

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi 072 Drainase tersier Tidak meluap

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan 280 Drainase primer Tidak meluap

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak

278 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan 568 Drainase primer Tidak meluap

00 02 04 06 08 106100

6102

6104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

159

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana

(m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak 901 Drainase primer Tidak meluap

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak 1057 Drainase primer Tidak meluap

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak 1886 Drainase primer Tidak meluap

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak 2161 Drainase primer Tidak meluap

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak 2413 Drainase primer Tidak meluap

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak 3225 Drainase primer Tidak meluap

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana

(m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama S Sraten 1 147 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama 3 S Sraten 2 553 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 9 S Sraten 3 1364 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 6 S Sraten 4 1380 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 5 S Sraten 5 2106 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 1 S Sraten 6 3821 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 S Sraten 7 4222 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 8 S Sraten 8 4637 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 7 S Sraten 9 4681 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama 10 S Sraten 10 5389 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 4 S Sraten 11 5700 Drainase primer Tidak meluap

12 N1 S Ngawen 1 627 Drainase primer Tidak meluap

13 N2 S Ngawen 2 1422 Drainase primer Tidak meluap

14 N3 SNgawen 3 1607 Drainase primer Tidak meluap

15 J7 Jalan Prumasan 087 Drainase tersier Meluap

16 J5 Jalan Sidomulyo 029 Drainase tersier Meluap

17 J6 Jalan Hasanudin 026 Drainase sekunder Tidak meluap

18 J6-1 Jalan Arjuno 018 Drainase sekunder Tidak meluap

19 Jalan J10 Jalan Merak 019 Drainase tersier Saluran penuh

20 J4 Jalan Kenteng 011 Drainase tersier Tidak meluap

21 Jalan J8 Jalan Yudistira 039 Drainase sekunder Meluap

22 J9-1 Jalan Osamaliki 107 Drainase sekunder Tidak meluap

23 J9-2 Jalan Osamaliki 046 Drainase sekunder Tidak meluap

24 J2 Jalan Osamaliki 273 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

160

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki 015 Drainase tersier Tidak meluap

26 Jalan J1 Jalan Parikesit 015 Drainase sekunder Tidak meluap

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga 149 Drainase sekunder Meluap

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga 123 Drainase sekunder Saluran penuh

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga 112 Drainase sekunder Meluap

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 1044 Drainase primer Tidak meluap

31 As2 Sal Andong 1 137 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As2-1 Sal Andong 2 150 Drainase sekunder Tidak meluap

33 As2-2 Sal Andong 3 320 Drainase sekunder Tidak meluap

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 496 Drainase sekunder Tidak meluap

35 J9 Jalan Veteran 047 Drainase sekunder Tidak meluap

36 J11 Jalan Arjuno 067 Drainase tersier Meluap

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama0 S Kedungringis 1 117 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama S Kedungringis 2 204 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 252 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama1 S Kedungringis 4 372 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 1321 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama2 S Kedungringis 6 1494 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 3 S Kedungringis 7 1546 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 13 S Kedungringis 8 1779 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 10 S Kedungringis 9 1791 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama11 S Kedungringis 10 2835 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 12 S Kedungringis 11 3830 Drainase primer Tidak meluap

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 181 Drainase skunder Tidak meluap

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 474 Drainase sekunder Meluap (penyempitan)

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 1062 Drainase sekunder Tidak meluap

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 1084 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru 623 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 13 Jalan Yudistira 045 Drainase sekunder Meluap

18 Jalan 11 Jalan Semarang - Salatiga

161 Drainase sekunder Meluap

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto 027 Drainase tersier Tidak meluap

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin 027 Drainase tersier Saluran penuh

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

161

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini 146 Drainase sekunder Tidak meluap

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso 104 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini 088 Drainase sekunder Meluap

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki 032 Drainase sekunder Meluap

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki 119 Drainase sekunder Meluap

26 Jalan 12 Jalan Brigjen

Sudiarto 056 Drainase tersier Tidak meluap

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto 018 Drainase tersier Saluran penuh

28 Jalan 4 Jalan Sukowati 037 Drainase tersier Tidak meluap

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun)

022 Drainase tersier Meluap

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto

029 Drainase tersier Meluap

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar 051 Drainase tersier Tidak meluap

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan

043 Drainase sekunder Tidak meluap

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman 052 Drainase sekunder Saluran penuh

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman 031 Drainase sekunder Hulu

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini 032 Drainase sekunder Meluap

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki 073 Drainase sekunder Tidak meluap

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol 042 Drainase sekunder Meluap

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor

070 Drainase sekunder Meluap

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro 041 Drainase sekunder Meluap

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga

065 Drainase sekunder Tidak meluap

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 136 Irigasisekunder Tidak meluap

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 473 Irigasisekunder Tidak meluap

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 584 Irigasisekunder Meluap

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 090 Drainase sekunder Tidak meluap

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 674 Drainase sekunder Meluap

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 567 Drainase sekunder Tidak meluap

47 As2-2 Sungai Tugu 2 849 Drainase sekunder Tidak meluap

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 953 Drainase sekunder Tidak meluap

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga 053 Drainase sekunder Meluap

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga 014 Drainase sekunder Meluap

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga 037 Drainase sekunder Meluap

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga 077 Drainase sekunder Meluap

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga 035 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

162

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 As-4 Anak Sungai Kebonsamas

072 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama Sal Kebonsamas 1 150 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 3 Sal Kebonsamas 2 229 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 5 Sal Kebonsamas 3 330 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 4 Sal Kebonsamas 4 416 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 6 Sal Kebonsamas 5 434 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 Sal Kebonsamas 6 889 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 1 Sal Kebonsamas 7 1542 Drainase primer Tidak meluap

9 As1 Anak Sal Kebonsamas 1

320 Drainase primer Tidak meluap

10 As3 Anak Sal Kebonsamas 1

306 Drainase primer Tidak meluap

11 As1-1 Anak Sal Kebonsamas 2

754 Drainase primer Tidak meluap

12 As1-3 Anak Sal Kebonsamas 3

834 Drainase primer Tidak meluap

13 As1-2 Anak Sal Kebonsamas 4

907 Drainase primer Tidak meluap

14 As2 Anak Sal Kebonsamas 1

025 Drainase primer Tidak meluap

15 As2-1 Anak Sal Kebonsamas 2

214 Drainase primer Tidak meluap

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

044 Drainase sekunder Meluap

17 J1 Jalan Pattimura 054 Drainase sekunder Meluap

18 J2 Jalan Domas 021 Drainase tersier Tidak meluap

19 J4 Jalan Ki Penjawi 039 Drainase tersier Meluap

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi 034 Drainase sekunder Meluap

21 J3 Jalan Pattimura 073 Drainase sekunder Saluran penuh

22 J6 Jalan Kaliwesi 022 Drainase tersier Tidak meluap

23 J7 Jalan Batutulis 080 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

163

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan

Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama Sungai Jetis 1 560 Drainase sekunder Tidak meluap

2 Utama10 Sungai Jetis 2 986 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Utama5 Sungai Jetis 3 1100 Drainase sekunder Tidak meluap

4 Utama4 Sungai Jetis 4 3186 Drainase sekunder Tidak meluap

5 Utama6 Sungai Jetis 5 5527 Drainase sekunder Tidak meluap

6 Utama7 Sungai Jetis 6 5735 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 7029 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 7963 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama2 Sungai Setro 1 8943 Drainase sekunder Tidak meluap

10 Utama9 Sungai Setro 2 11636 Drainase primer Tidak meluap

11 Jalan 9 Jalan Tingkir 048 Drainase sekunder Saluran penuh

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga 088 Drainase sekunder Meluap

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

041 Drainase sekunder Tidak meluap

14 Jalan 10 Jalan Tingkir 061 Drainase sekunder Tidak meluap

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo - Salatiga

032 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari 075 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

877 Drainase sekunder Tidak meluap

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir 040 Drainase tersier Tidak meluap

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

1291 Drainase sekunder Saluran penuh

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo 148 Drainase sekunder Meluap

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

165 Drainase sekunder Saluran penuh

22 Jalan 3 Jalan Argoboga 034 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend Sudirman

441 Drainase sekunder Tidak meluap

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga 104 Drainase sekunder Meluap

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 156 Irigasi sekunder Tidak meluap

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 165 Irigasi sekunder Tidak meluap

27 As6 Saluran Klampean 1 172 Drainase sekunder Tidak meluap

28 As6-1 Saluran Klampean 2 861 Drainase sekunder Tidak meluap

29 As6-2 Saluran Klampean 3 1120 Drainase sekunder Tidak meluap

30 As3 Saluran Noborejo 1 1176 Irigasi sekunder Tidak meluap

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 1208 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As3-4 Saluran Cengek 1 271 Irigasi sekunder Tidak meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

164

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

33 As4 Anak Saluran Cengek A

325 Irigasi sekunder Tidak meluap

34 As3-1 Saluran Cengek 2 586 Irigasi sekunder Tidak meluap

35 As5 Anak Saluran Cengek B

384 Irigasi sekunder Tidak meluap

36 As3-2 Saluran Cengek 3 1172 Irigasi sekunder Tidak meluap

37 As3-5 Saluran Cengek 4 2341 Drainase primer Tidak meluap

38 As1 Sungai Ngaglik 1 477 Drainase primer Tidak meluap

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 1098 Drainase primer Tidak meluap

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 1250 Drainase primer Tidak meluap

41 As2 Saluran Jamban 1 066 Drainase primer Tidak meluap

42 As2-1 Saluran Jamban 2 262 Drainase primer Tidak meluap

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri 121 Drainase sekunder Saluran penuh

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri 017 Drainase sekunder Saluran penuh

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan 243 Drainase sekunder Meluap

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan 138 Drainase sekunder Meluap

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso 187 Drainase sekunder Saluran penuh

48 Jalan 19 Jalan Benoyo 307 Drainase sekunder Tidak meluap

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

085 085

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi Drainase Tersier 080 070

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak Drainase Sekunder

400 300

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

165

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama S Sraten 1 Drainase Primer 765 350

2 Utama 3 S Sraten 2 Drainase Primer 850 450

3 Utama 9 S Sraten 3 Drainase Primer 750 450

4 Utama 6 S Sraten 4 Drainase Primer 900 350

5 Utama 5 S Sraten 5 Drainase Primer 770 350

6 Utama 1 S Sraten 6 Drainase Primer 910 350

7 Utama 2 S Sraten 7 Drainase Primer 880 750

8 Utama 8 S Sraten 8 Drainase Primer 880 670

9 Utama 7 S Sraten 9 Drainase Primer 880 600

10 Utama 10 S Sraten 10 Drainase Primer 880 600

11 Utama 4 S Sraten 11 Drainase Primer 880 600

12 N1 S Ngawen 1 Drainase Primer 260 260

13 N2 S Ngawen 2 Drainase Primer 940 280

14 N3 SNgawen 3 Drainase Primer 910 750

15 J7 Jalan Prumasan Drainase Tersier 060 100

16 J5 Jalan Sidomulyo Drainase Tersier 069 100

17 J6 Jalan Hasanudin Drainase Sekunder 060 100

18 J6-1 Jalan Arjuno Drainase Sekunder 060 080

19 Jalan J10 Jalan Merak Drainase Tersier 060 080

20 J4 Jalan Kenteng Drainase Tersier 050 100

21 Jalan J8 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 080 040

22 J9-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

23 J9-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

24 J2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 100 180

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

166

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki Drainase Tersier 055 050

26 Jalan J1 Jalan Parikesit Drainase Sekunder 080 060

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 090 105

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 Drainase Primer 920 400

31 As2 Sal Andong 1 Irigasi Sekunder 080 090

32 As2-1 Sal Andong 2 Irigasi Sekunder 360 300

33 As2-2 Sal Andong 3 Irigasi Sekunder 350 300

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 Drainase Sekunder 460 350

35 J9 Jalan Veteran Drainase Sekunder 090 110

36 J11 Jalan Arjuno Drainase Tersier 080 075

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama0 S Kedungringis 1 Drainase Primer 250 300

2 Utama S Kedungringis 2 Drainase Primer 250 300

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 Drainase Primer 480 320

4 Utama1 S Kedungringis 4 Drainase Primer 480 320

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 Drainase Primer 500 350

6 Utama2 S Kedungringis 6 Drainase Primer 500 350

7 Utama 3 S Kedungringis 7 Drainase Primer 600 400

8 Utama 13 S Kedungringis 8 Drainase Primer 600 400

9 Utama 10 S Kedungringis 9 Drainase Primer 600 400

10 Utama11 S Kedungringis 10 Drainase Primer 600 400

11 Utama 12 S Kedungringis 11 Drainase Primer 600 400

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 Drainase Skunder 200 250

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 Drainase Sekunder 200 250

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 Drainase Sekunder 250 250

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 Drainase Sekunder 250 250

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru Drainase Sekunder 175 200

17 Jalan 13 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 070 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

167

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

18 Jalan 11 Jalan Semarang -

Salatiga Drainase Sekunder 100 100

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin Drainase Tersier 060 060

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 250 200

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso Drainase Sekunder 070 090

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini Drainase Sekunder 100 100

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 070 080

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

26 Jalan 12 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 190 170

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

28 Jalan 4 Jalan Sukowati Drainase Tersier 050 100

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun) Drainase Tersier 070 080

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 070 080

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar Drainase Tersier 050 100

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan Drainase Sekunder 060 080

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 060 080

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol Drainase Sekunder 060 080

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor Drainase Sekunder 100 100

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro Drainase Sekunder 080 100

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga Drainase Sekunder 095 110

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 IrigasiSekunder 080 090

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 IrigasiSekunder 360 300

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 IrigasiSekunder 350 300

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 Drainase Sekunder 250 200

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 Drainase Sekunder 250 200

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 Drainase Sekunder 350 250

47 As2-2 Sungai Tugu 2 Drainase Sekunder 350 250

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 Drainase Sekunder 350 250

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

168

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 As-4 Anak Sungai

Kebonsamas Drainase Primer 130 180

2 Utama Saluran Kebonsamas 1 Drainase Primer 350 180

3 Utama 3 Saluran Kebonsamas 2 Drainase Primer 350 180

4 Utama 5 Saluran Kebonsamas 3 Drainase Primer 490 150

5 Utama 4 Saluran Kebonsamas 4 Drainase Primer 520 130

6 Utama 6 Saluran Kebonsamas 5 Drainase Primer 360 180

7 Utama 2 Saluran Kebonsamas 6 Drainase Primer 360 180

8 Utama 1 Saluran Kebonsamas 7 Drainase Primer 360 180

9 As1 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 230 270

10 As3 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 080 180

11 As1-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 080 180

12 As1-3 Anak Saluran

Kebonsamas 3 Drainase Primer 260 270

13 As1-2 Anak Saluran

Kebonsamas 4 Drainase Primer 390 220

14 As2 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 100 100

15 As2-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 390 180

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

Drainase Sekunder

070 060

17 J1 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 080 090

18 J2 Jalan Domas Drainase Tersier 055 060

19 J4 Jalan Ki Penjawi Drainase Tersier 080 070

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi Drainase

Sekunder 060 080

21 J3 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 130 070

22 J6 Jalan Kaliwesi Drainase Tersier 055 060

23 J7 Jalan Batutulis Drainase Sekunder

080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

169

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama Sungai Jetis 1 Drainase Sekunder 550 600

2 Utama10 Sungai Jetis 2 Drainase Sekunder 550 600

3 Utama5 Sungai Jetis 3 Drainase Sekunder 1500 650

4 Utama4 Sungai Jetis 4 Drainase Sekunder 1500 650

5 Utama6 Sungai Jetis 5 Drainase Sekunder 1800 700

6 Utama7 Sungai Jetis 6 Drainase Sekunder 1800 700

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 Drainase Primer 900 550

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 Drainase Primer 900 550

9 Utama2 Sungai Setro 1 Drainase Sekunder 1400 600

10 Utama9 Sungai Setro 2 Drainase Primer 2600 600

11 Jalan 9 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 150

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 150

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 080 150

14 Jalan 10 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 170

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo -

Salatiga Drainase Sekunder 080 160

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari Drainase Sekunder 070 090

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 170 190

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir Drainase Tersier 060 070

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 220 200

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo Drainase Sekunder 100 150

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

Drainase Sekunder 170 120

22 Jalan 3 Jalan Argoboga Drainase Sekunder 080 100

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend

Sudirman Drainase Sekunder 170 120

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 120

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 Irigasi Sekunder 240 100

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 Irigasi Sekunder 240 100

27 As6 Saluran Klampean 1 Drainase Sekunder 230 240

28 As6-1 Saluran Klampean 2 Drainase Sekunder 230 240

29 As6-2 Saluran Klampean 3 Drainase Sekunder 230 240

30 As3 Saluran Noborejo 1 Irigasi Sekunder 900 450

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 Irigasi Sekunder 900 450

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

170

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

32 As3-4 Saluran Cengek 1 Irigasi Sekunder 900 450

33 As4 Anak Saluran Cengek A Irigasi Sekunder 1000 500

34 As3-1 Saluran Cengek 2 Irigasi Sekunder 900 450

35 As5 Anak Saluran Cengek B Irigasi Sekunder 1000 500

36 As3-2 Saluran Cengek 3 Irigasi Sekunder 1800 600

37 As3-5 Saluran Cengek 4 Drainase Primer 1800 600

38 As1 Sungai Ngaglik 1 Drainase Primer 1050 500

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 Drainase Primer 1050 500

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 Drainase Primer 1050 500

41 As2 Saluran Jamban 1 Drainase Primer 100 100

42 As2-1 Saluran Jamban 2 Drainase Primer 100 100

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 100

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 010

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 150

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 120

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso Drainase Sekunder 080 120

48 Jalan 19 Jalan Benoyo Drainase Sekunder 080 080

55 Penyusunan Peta Genangan

Berdasarkan hasil identifikasi genangan yang terjadi di Kota Salatiga berdasarkan

informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari masyarakat maka

disusunlah Peta Genangan Potensi Banjir di Kota Salatiga yang disajikan dalam

Gambar berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

171

Gambar 5-66 Peta Genangan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

172

6 BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga

611 Umum

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air PerkotaanrdquoSistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

173

Sebagaimana diuraikan diatas topografi Kota Salatiga secara umum merupakan

dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 450 ndash 825 m DPL Berdasarkan kondisi

topografi tersebut maka sistem drainase Kota Salatiga dapat dilakukan dengan

mengandalkan sistem gravitasi murni

Kondisi topografi Kota Salatiga dari arah selatan menuju ke arah utara terbagi

menjadi 2 bagian yang menunjukkan topografi yang semakin menurun Bagian

barat Kota Salatiga menurun ke arah barat laut sedangkan bagian timur Kota

Salatiga menurun Ke arah utara timur laut Pola topografi ini mempengaruhi

aliran sungai-sungai yang melewati Kota Salatiga seolah menyebar menuju arah

barat laut dan timur laut Kondisi ini mempengaruhi pembagian Sistem Drainase

Secara umum aliran yang terjadi merupakan aliran gravitasi sehingga konsep

Masterplan pengelolaan drainase disajikan dalam Gambar 6-1 di bawah ini

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga

Berdasarkan konsep diatas maka

1 Daerah hulu

Di daerah hulu dilakukan dengan

Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan

air hujan sumur resapan biopori dll

Hujan setempat Hujan di hulu

bull Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan air hujan sumur resapan biopori dll

bull Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir (gravitasi)

bull Bagi beban drainase sesuai dengan Sungai utama

bull Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode ulang 5 tahun

bull Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan Konsep Delta Q Zero

bull Fasilitas pemanenan air hujan dan Ekodrainase

Saluran penagnkap air

dari hulu

Hujan Daerah Hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

174

Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir

(gravitasi)

Bagi beban drainase sesuai dengan sungai utama

2 Daerah Perkotaan

Di daerah tengah perkotaan

Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan

Konsep Delta Q Zero Policy

Fasilitas pemanenan air hujan

3 Daerah Hilir

Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode

ulang 5 tahun

Sistem Drainase juga dikembangkan berdasarkan konsep drainase berwawasan

lingkungan ecodrainage dan berbasis masyarakat Masing-masing sistem

drainase dibagi menjadi daerah hulu dan hilir Sistem drainase yang

dikembangkan di daerah hulu dan hilir berbeda

612 Drainase Berwawasan Lingkungan

Drainase berwawasan lingkungan adalah prasarana yang berfungsi untuk

mengalirkan air permukaan ke badan air dimana pembangunannya terintegrasi

dengan Rencana Tata Ruang Kota Salatiga pelaksanaan pembangunan sarana

utilitas kota serta mempertimbangkan kondisi lingkungan fisik sosial dan

budaya sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia Oleh karena itu

permasalahan sistem drainase di kawasan perkotaan perlu diperhatikan dengan

melakukan pengkajian dari sudut perencanaan teknis dan dilihat kaitannya

secara menyeluruh dengan beberapa aspek lingkungan alam lingkungan sosial

dan lingkungan buatan

Masterplan Drainase Kota Salatiga ini bertujuan untuk mengkaji sistem

perencanaan makro drainase dalam kerangka Rencana Tata Ruang Kota Salatiga

menganalisis kondisi sistem saluran drainase di kawasan perkotaan serta

kaitannya dengan kondisi kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan

masyarakat di sekitarnya dan mengusulkan sistem perencanaan makro drainase

berwawasan lingkungan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

175

613 Ekodrainase Resapan

Dalam konsep drainase konvensional seluruh air hujan yang jatuh ke di suatu

wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke

badan air Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan akan memunculkan

berbagai masalah baik di daerah hulu tengah maupun hilir Dampak dari

drainase konvensional adalah cadangan air tanah akan berkurang dan kekeringan

di musim kemarau akan terjadi

Untuk itu digunakan konsep Ekodrainase Drainase ramah lingkungan atau

ekodrainase menjadi konsep utama dan merupakan implementasi pemahaman

baru konsep ekohidraulik dalam bidang drainase Drainase ramah lingkungan

didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-

besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai

dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya

Air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak

mengalir secepatnya ke sungai Namun diusahakan meresap ke dalam tanah

guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau

Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim

hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia

Beberapa metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia

antara lain adalah

1 Metode kolam konservasi bioretensi

Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-kolam air baik

di perkotaan permukiman pertanian atau perkebunan Kolam konservasi

ini dibuat untuk menampung air hujan terlebih dahulu diresapkan dan

sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan

Kolam konservasi dapat dibuat dengan memanfaatkan daerah-daerah dengan

topografi rendah daerah-daerah bekas galian pasir atau galian material

lainnya atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal atau bagian

tertentu

Secara ideal kualitas dan besarnya limpasan air hujan yang keluar dari suatu

kawasan harus dipertahankan sama seperti kondisi lahan sebelum terbangun

Pengelolaan limpasan air hujan dengan menggunakan sistem ldquolow Impact

Developmentrdquo (LID) adalah konsep baru yang dikembangkan untuk sistim

drainasi berskala kecil (mikro) sangat sesuai diaplikasikan di daerah

Penerapan LID di beberapa daerah akan memberikan efek yang cukup baik

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

176

yaitu sangat mengurangi air limpasan Berbagai pustaka menyebutkan

teknik LID sangat cocok untuk mengelola limpasan air hujan dan menurunkan

tingkat polusi yang dikandungnya (Blue Land Water and Infrastructure

2000) USEPA 2000) Biaya yang diperlukan guna pembangunan

pengoperasian dan pemeliharan sistim drainasi dengan teknik LID cukup

murah dibandingkan biaya yang diperlukan pada sistim drainasi

konvensional Bioretensi dan saluran rumput dengan kemiringan yang

landai adalah dua teknik LID yang cocok diaplikasikan disini Gambar 52

adalah contoh bio-retensi yang fungsinya sebagai kolam detensi serta

penyaring polusi dari lapangan parkir

Gambar 6-2 Kolam Konservasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

177

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi dilapangan parkir

2 Metode sumur resapan

Metode sumur resapan merupakan metode praktis dengan cara membuat

sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan

atau kawasan tertentu Sumur resapan ini juga dapat dikembangkan pada

areal olahraga dan wisata Konstruksi dan kedalaman sumur resapan

disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat

Teknologi sumur resapan di lahan usaha tani rawan kekeringan belum begitu

banyak dikembangkan Hal ini karena selama ini sumur resapan lebih banyak

dikembangkan di daerah tangkapan air berbukit yang merupakan salah satu

bagian kegiatan dari program penghijauan

Selain itu selama ini sumur resapan juga banyak dikembangkan di

perumahanpemukiman Dengan sumur resapan maka aliran permukaan atau

air hujan disiasati agar masuk kedalam sumur Air tertampung akan

diresapkan pelan-pelan sebanyak mungkin kelapisan aquifer awal selama

musim penghujan dan akan menjadi tabungan air dibawah tanah yang cukup

potensial untuk dimanfaatkan kembali pada musim kemarau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

178

Gambar 6-4 Sumur Resapan

Sumur resapan juga bisa dibangun pada dasar saluran drainase yang

mempunyai dimensi lebar ge 080 m Sumur resapan dibangun pada jarak tiap

250 m Dengan adanya sumur resapan ini diharapkan air lebih banyak

menyerap ke dalam tanah sehingga dapat tersimpan dan berfungsi sebagai

cadangan air tanah

3 Sedrainpond

Indikator kinerja dari bangunan air seperti waduk bendung

bendungansalurandrainase maupun irigasi yaitu jumlah sedimen pada

bangunan air Semakin cepat terjadisedimentasi maka semakin pendek umur

pelayanan dari bangunan air itu kapasitas danvolume rencana sudah tidak

dapat terlayani dengan baik dan biaya operasianl dan pemeliharaan dari

akibat sedimen ini cukup besar Sedimentasi ini semakin dipicu

akibatterjadinya pemanasan global sehingga akan mempengaruhi iklim

dimana musim hujanmenjadi pendek sehingga intensitasnya cenderung

tinggi Butiran air hujan denganintensitas hujan tinggi akan mengenai tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

179

yang mengakibatkan limpasan air hujanbanyak mengandung butiran

tanahsedimen tersuspensi bahkan sampai terjadi banjirdan musim kemarau

menjadi panjang sampai tidak ada aliran air Sudah saatnya semuapihak

perlu memikirkan bahaya dan ancaman ini

Salah satu bangunan konservasi yang relati baru adalahSeDrainPond

(Sedimentation-Drainage-Ponding) dimana model ini mengendalikan

angkutan sedimen dengan menangkap sedimen (sediment

trapping)mengurangi debit limpasan yang sekaligus me-recharge air tanah

dan tangkapansedimen digunakan untuk pupuk dan dikembalikan lagi dalam

area sawahladang Modelini mampu mengurangi debit limpasan 50 dan

tergantung dari dimensi dan jumlah SeDrainPond mampu mengurangi

sedimen tersuspensi dan mengembalikan kesuburanlahan Dengan

pembuatan dan pemeliharaan oleh petani maka dapat mengurangi

biayaoperasional dan pemeliharaan bangunan air oleh pemerintah Bangunan

yang sepintas seperti sumur resapan ini fungsi utamanya adalah menangkap

air hujan yang turun di daerah hulu sebanyak-banyaknya untuk disimpan

didalam tanah sehingga kondisi tanah di hulu tidak sampai kering pada saat

musim kemarau

Cara membuatnya adalah kita membuat alur kecil sejajar dengan kontur

yang berfungsi sebagai saluran penangkap air Pada alur saluran setiap jarak

plusmn 15 m kita bulat lubang seperti jugangan dengan diameter 1 m dan

kedalaman 1-2 m Untuk mengatasi supaya lubang tidak longsor maka

diperkuat dengan dinding ayaman bambu

Gambar 6-5Contoh Bangunan SeDrainPond

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

180

4 Embung

Ketersediaan air di lahan kering dapat diperbaiki dengan embung-embung

yang dapat menampung dan menyimpan air Embung adalah bangunan

semacam kolam sebagai penampung air permukaan Penampungan air skala

kecil ini akan lebih berhasil jika dikelola sebagai satu sistem dengan tiga

komponen yaitu daerah tangkapan air yang menghasilkan aliran

permukaan embung yang menampung air dan daerah pengguna di mana air

yang terkumpul dimanfaatkan

Tujuan pembuatan embung adalah

1 Menampung dan mengalirkan air pada kolam penampung

2 Cadangan persediaan air untuk berbagai kebutuhan pada musim

kemarau

3 Menekan laju erosi dan sedimentasi

Sedangkan manfaatnya adalah persediaan air pada musim kemarau yang

dapat digunakan untuk berbagai keperluan (pertanian peternakan air baku

dll)

Sasaran pembuatan embung adalah lahan-lahan kering dan tadah hujan pada

hulu DAS yang

1 Bertipe iklim C (5-6 bulan basah) tipe iklim D (3-4 bulan basah) tipe

iklim E (lt 3 bulan basah) serta daerah kering lainnya yang memerlukan

embung

2 Air tanah sangat dalam atau tidak ada sama sekali

3 Tekstur tanah liat (tidak permeable) liat berlempung dan lempung liat

berdebu

Pemkot Salatiga pernah melaksanakan kajian studi pembangunan embung

dengan lokasi di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo yaitu embung

Nronggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

181

Embung Yang Sudah Berfungsi dengan penambahan Geomembran

Embung Lapangan tanpa penambahan Geomembran

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan

5 Bangunan Pengendali Alur

Bangunan pengendali alur adalah bendungan kecil yang lolos air yang dibuat

pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu kayu atau

bambu

Bangunan pengendali alur dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

a Untuk lebar alur lt 2 m dinamakan gully plug

b Untuk alur 2ndash5 m dinamakan dam parit

Sasaran dari pembuatan bangunan pengendali alur adalah

a Lahan dengan kemiringan sampai dengan 30 kemiringan alur maksium

5

b Daerah tangkapan air maksimum 10 ha

c Lebar dan kedalaman alurparitjurang maksimum 3x3 m

d Panjang alurparitjurang sampai sekitar 250 m

Bangunan ini sangat bagus dikerjakan didaerah hulu dengan kemiringan

tanah yang relatif terjal Bangunan ini berfungsi memperkecil kemiringan

alur dan menahan air supaya tidak langsung ke hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

182

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug

a b c

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit

Bangunan Dam Parit dapat difungsikan sebagai bendung-bendung kecil

sehingga dapat difungsikan untuk mengairi areal persawahan

6 Metode River Side Polder

Metode river side polder adalah metode menahan aliran air dengan

mengelolamenahan air kelebihan (hujan) di sepanjang bantaran sungai

Pembuatan polder pinggir sungai ini dilakukan dengan memperlebar

bantaran sungai di berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

183

Gambar 6-9River Side Polder

Bangunan ini diusulkan sebelum masuk ke Sungai Senjoyo dengan harapan

air drainase yang masuk ke Sungai Senjoyo memenuhi standard air baku

7 Metode pengembangan areal perlindungan air tanah (groundwater

protection area)

Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara menetapkan

kawasan lindung untuk air tanah di mana di kawasan tersebut tidak boleh

dibangun bangunan apa pun Areal tersebut dikhususkan untuk meresapkan

air hujan ke dalam tanah Di berbagai kawasan perlu sesegara mungkin dicari

tempat-tempat yang cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk

recharge dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai bagian penting dari

komponen drainase kawasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

184

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area

614 Drainase Berbasis Masyarakat

Drainase berbasis masyarakat (DBM) adalah penempatan dan pelibatan

masyarakat sebagai pelaku pengambil keputusan dan penanggung jawab dalam

penanganan drainase mulai dari identifikasi perencanaan pelaksanaan

pengelolaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan termasuk operasi dan

pemeliharaan sistem paska konstruksi

Pelibatan masyarakat dalam penanganan drainase disini diarahkan untuk

melayani penanganan sistem drainase lokal yaitu sistem saluran awal yang

melayani kawasan tertentu seperti kompleks perumahan areal pasar

perkantoran areal industri dan komersial yang melingkupi wilayan luasan

maksimal 10 Ha

Prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan DBM adalah pelibatan aktif

masyarakat (partisipative) pembiayaan bersama antara pemerintah dan

masyarakat (sharing) adanya keberlanjutan dalam operasional dan pemeliharaan

(sustainability) rasa memiliki oleh masyarakat (sense of belonging) dan

memungkinkan sistem drainase yang dibangun dikelola oleh masyarakat sendiri

(kemandirian)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

185

62 Analisis Tata Guna Lahan

621 Umum

Pada dasarnya rencana jaringan drainase berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Salatiga meliputi sistem pematusan atau jaringan pembuangan air

hujan dan air limbah dalam perencanaan kota merupakan rencana sektoral yang

harus direncanakan secara terpadu dan saling menunjang dengan rencana tata

ruang kota karena sistem jaringan ini memerlukan pengkajian faktor-faktor

teknis

Berdasarkan kondisi fisik alamnya Kota Salatiga akan direncanakan sebagai

daerah atau Kota yang masih mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup

dengan mencadangkan daerah terbuka dan hijau bagi kepentingan kegiatan kota

oleh karena itu dalam mengatasi pembuangan air hujan dan air limbah di Kota

Salatiga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

Sistem jaringan pematusan dikampung-kampung padat dan didaerah

pembangunan perumahan baru diarahkan untuk diberikan jaringan drainase

sekunder yang terpadu dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Sistem pembangunan jalan harus dilengkapi saluran buangan dengan dimensi

yang cukup sesuai dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Perlunya pemeliharaan secara intensif terhadap saluran-saluran yang ada

Dalam sistem jaringan pematusan diperlukan saluran utama kota yang dapat

memanfaatkan saluran-saluran alamiah (sungai) dan saluran irigasi yang

melalui Kota Salatiga

Selanjutnya untuk mengatasi berkembangnya daerah permukiman perkantoran

pertokoan aspal pavement dan lain-lain maka perlu adanya beberapa upaya

yang diantaranya sebagai berikut

Penghijauan kota

Material yang digunakan untuk menutup permukaan tanah dipilih material

yang berpori sehingga dapat meresapkan air hujan

Pembuatan sumur-sumur resapan air hujan guna mengurangi run off air

hujan

Memfungsikan saluran tersier di sisi kanan kiri pada setiap ruas jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

186

Sedangkan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai solusi agar

sistem drainase dapat berjalan sempurna adalah

Peningkatan konstruksi saluran dari yang berkonstruksi tanah ke pasangan

batu

Pembuatan saluran baru untuk menampung aliran air di sekitar jalan (bila

jalan turun) sehingga aliran air tersebut mengalir secara lancar dan teratur

Peningkatan pemeliharaan saluran

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase

Rencana pola ruang kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam

wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan

ukuran fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam yang

diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budidaya Pengaturan

pemanfaatan tersebut harus dapat menggambarkan keterpaduan keterkaitan

dan keseimbangan perkembangan serta keserasian antarsektor pembangunan

kota

1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang disiapkan untuk memperbaiki dan

menjaga iklim mikro meresapkan air menciptakan keseimbangan dan keserasian

lingkungan fisik kawasan dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati

Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi

1 Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya

2 Kawasan perlindungan setempat

3 Ruang Terbuka Hijau kota (RTH) Kota

4 Kawasan cagar budaya

5 Kawasan rawan bencana alam

6 Kawasan lindung geologi dan

7 Kawasan lindung lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

187

1 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

A Kawasan Lindung Yang Dikelola Oleh Masyarakat

Kebijakan pemanfaatan ruang ditentukan berdasarkan tujuan pemanfaatannya

yaitu mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan Kebijakan

tersebut meliputi

Penetapan kawasan lindung berdasarkan Kepres No 32 Tahun 1990 melalui

pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan

pengendalian

Pengendalian kegiatan budi daya yang telah ada (penggunaan lahan yang

telah berlangsung lama)

Pengembalian fungsi hidrologi kawasan hutan yang telah mengalami

kerusakan (rehabilitasi dan konservasi)

Pencegahan dilakukannya kegiatan budi daya kecuali kegiatan yang tidak

mengganggu fungsi lindung

Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan di lokasi hutan lindung

antara lain penelitian eksploitasi mineral dan air tanah pencegahan

bencana alam

Kawasan Lindung Kota adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan

satu ekosistem yang terletak pada wilayah kota kawasan lindung yang

memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di

wilayah kota dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan

pemerintah daerah kota

Lokasi

Kawasan Lindung di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Sidorejo meliputi

sebagian Kelurahan Bugel dan sebagian KelurahanBlotongan dan Kecamatan

Tingkir meliputi sebagian Kelurahan Sidorejo Kidul dan sebagian Kelurahan

Kutowinangun seluas 4492 ha dan di ruas Jalan Lingkar Salatiga di Kelurahan

Kumpulrejo dan Kelurahan Dukuh

B Kawasan Resapan Air

Kawasan Resapan Air yang fungsinya untuk menyimpan dan menyerap air untuk

kemudian diteruskan di kawasan di bawahnya (kawasan budi daya)

Tujuan PerlindunganPerlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk

memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

188

untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir

baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan

Kriteria Kawasan Resapan Air

1 Lahan dengan kemiringan 15 - 40

2 Struktur tanah mampu meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu

meresapkan air hujan secara besar-besaran

Peraturan Kawasan Resapan Air

1 Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik

2 Di areal kebuntegalan dikembangkan diversifikasi tanaman tahunan

perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang sesuai dan pencegahan

erosi

3 Di areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan penanaman tanaman

tahunan perkebunan buah-buahan atau tanaman kayu-kayuan untuk

bangunanperkakas rumah tangga

4 Di areal permukiman diusahakan dengan cara

a Pemeliharaan teras sebaik mungkin

b Penanaman pohon buah-buahan perkebunan maupun kayu-kayuan di

pekarangannya

c Minimal tersedia sebagian lahan pekarangan untuk serapan air hujan

Lokasi Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Argomulyo terletak

di Kelurahan Randuacir dan sebagian Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Sidorejo

meliputi Kelurahan Bugel Kelurahan Blotongan dan Kecamatan Tingkir terletak

di Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

Rencana pengembangan kawasan yang memberi perlindungan kawasan

bawahannya meliputi

1 melakukan penghijauan

2 mengarahkan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air untuk fungsi hutan

3 mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan yang memberi perlindungan

kawasan bawahannya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

189

2 Kawasan Perlindungan Setempat

A Kawasan Sempadan Sungai

Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk

sungai buatankanalsaluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai

Tujuan Perlindungan Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat

mengganggu dan merusak kualitas air sungai kondisi fisik sungai serta

mengamankan aliran sungai

Kriteria Kawasan Sempadan Sungai

1 Sungai bertanggul

a) Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki

tanggul

b) Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan

sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul

2 Sungai tidak bertanggul

a) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20

m garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m garis sempadan

ditetapkan sekurang-kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada

waktu ditetapkan

b) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai

seluas 500 km2 atau lebih penetapan garis sempadannya sekurang-

kurangnya 100 m

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

190

Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai kurang dari

500 km2 penetapan garis sempadannya sekurang-kurangnya 50 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Untuk mewujudkan pembangunan yang tertib berdasarkan rencana tata ruang

yang telah disusun maka diperlukan pengendalian penataan ruang Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 35 diuraikan

bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan

zonasi perizinan pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi

Dan pada Pasal 36 ayat 3c peraturan zonasi ditetapkan dengan peraturan daerah

untuk peraturan zonasi

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Salatiga pada dasarnya berisikan

(1) Arahan peraturan zonasi (2) Arahan perizinan (3) Arahan pemberian insentif

disinsentif dan (4) Arahan sanksi Berikut ini dikemukakan arahan tersebut yang

disesuaikan dengan pembagian kawasan menurut Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Arahan Zonasi merupakan arahan yang terkait dengan kepentingan perijinan yang

menjadi wewenang kota dengan pola ruang wilayah kota Arahan peraturan

zonasi disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang serta

berdasarkan rencana kawasan strategis untuk setiap zona pemanfaatan ruang

Yang termasuk arahan peraturan zonasi terdiri dari kawasan lindung dan kawasan

budi daya Arahan ini mengkaitkan antara pola pemanfaatan ruang yang ada di

Kota Salatiga dengan kegiatan yang mungkin diajukan oleh berbagai pihak untuk

dimintakan perijinannya

1 Peraturan zonasi untuk sempadan sungai disusun dengan memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas sungai

- Diizinkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak

mengganggu kualitas sungai

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

191

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

2 Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan mata air disusun dengan

memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran

terhadap mata air

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas mata air

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan mata air sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan adalah bagian dari Sistem drainase

Salatiga Barat dengan Sungai Ngemplak dan Sungai Sawahan sebagai sungai

utama badan air Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng

sebagian Sungai Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai

Sraten Secara Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngemplak - Sawahan

termasuk dalam wilayah Kecamatan Sidomukti dan sebagian kecil masuk

Kecamatan Argomulyo Bentuk DTA sub sistem Ngemplak - Sawahan adalah

memanjang dari hulu ke hilir dengan luas DTA plusmn 4714 ha Tata guna lahan di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

192

Sub DAS Ngemplak ndash Sawahan adalah didominasi bukit dan perbukitan dengan

kemiringan yang cukup terjal

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan

6311 Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada sub sistem ini adalah tutupan lahan yang berupa

hutan tanaman keras yang sudah mulai berkurang menjadi persawahan dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

193

ladang terbuka sehingga jika terjadi hujan akan terjadi erosi dan sedimentasi

tinggi lumpur yang tinggi serta banyaknya sampah di sungai

6312 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Ngemplak-Sawahan dilakukan dengan

1 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

2 Penataan kawasan hulu dengan pembangunan embung lapangan gully plug

dam parit pembangunan sedrainpond penerapan pembuatan sumur resapan

pada kawasan permukiman baik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di JLS

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten

Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten juga adalah Subsistem drainase yang

merupakan bagian dari Sistem Salatiga Barat Sungai utama di Sub Sistem ini

adalah Sungai Ngawen yang bertemu dengan Sungai Sraten menuju ke arah barat

daya menuju Rawa Pening Sungai Sraten dan Sungai Ngawen berfungsi sebagai

sungai utama badan air Di dalam sub Sistem ini banyak mengalir drainase

sekunder antara lain Kali Warak Drainase sekunder Kel Dukuh dan masih

banyak lagi Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng Sungai

Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai Sraten Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngawen Berada di masuk ke Kecamatan

Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo Luas Sub Sistem Ngawen adalah 127980

ha dan mempunyai bentuk seperti kipas

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

194

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

6321 Permasalahan

Di dalam sistem ini beberapa saluran drainase banyak yang sluran drainasenya

belum ada ada juga yang saluran drainasenya terputus dimensinya terlalu kecil

dan saluran yang pengendapan lumpurnya tinggi serta banyaknya sampah di

sungai

Sebagai contoh endapan yang tinggi terjadi di Jalan Lingkar Selatan Salatiga

Jl Argorumekso di Tegalrejo Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Sedangkan drainase yang terputus ada di sebagian Jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

195

Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo Jalan Amarta di Sidomulyo dan

Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di Kumpulrejo Kec Argomulyo

6322 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Sraten-Ngawen dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo

Jalan Amarta di Sidomulyo dan Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di

Kumpulrejo Kec Argomulyo

2 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jalan Lingkar Selatan Salatiga Saluran di sekitar Pasar Sapi Saluran

di Jalan Yudhistira Saluran di Jalan OsamalikiJl Argorumekso di Tegalrejo

Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari Kecamatan Sidomukti

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di daerah sekitar Pasar Sapi

4 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

5 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan embung lapangan

gully plug dam parit sumur resapan pada kawasan permukiman

pembangunan sedrainpondbaik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Sub Sistem Drainase Kedungringis merupakan Subsistem drainase dari Sistem

Salatiga Barat Terletak diatas Sub Sistem Ngawen dan dibatasi oleh Jl Salatiga -

Semarang di sebelah utara Sistem ini menampung beban drainase dari pusat

kota Di dalam sub sistem ini banyak timbul permasalahan karena banyaknya

spot-spot genangan terutama di Kecamatan Sidorejo Secara Administratif

sebagian besar Sub Sistem Drainase Kedungringis berada di masuk ke Kecamatan

Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kedungringis adalah 6751 ha Panjang

saluran drainase tidak terlalu panjang dengan bentuk DTA melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

196

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis

6331 Permasalahan

Dalam identifikasi permasalahan ditemukan berbagai permasalahan di Sub Sistem

Drainase Kedungringis antara lain

1 Jl Kartini Kel Salatiga Kec Sidorejo saluran tertutup oleh perkerasan

sehingga pemeliharaannya sulit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

197

2 Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran terjadinya sedimentasi

endapan yang tinggi dalam saluran

3 Jl H Ilyas Jl Raya Muncul saluran yang masih terpotong perlu dilakukan

penyambungan agar aliran air mengalir sesuai dengan sub sistem yang telah

disetujui

6332 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kedungringis dilakukan dengan

1 Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis

ke arah hulu sampai Kelurahan Pulutan Saluran Kota Baru Normalisasi

Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

2 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S

Kedungringis Saluran Belakang RSUD Salatiga Saluran Kutowinangun

Saluran Benoyo Saluran Jalan Semarang-Salatiga Normalisasi Jalan Kartini

3 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Jl H Ilyas Jl Raya Muncul Kecandran

Sidorejo Lor Sidorejo

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran

5 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

6 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

Sub Sistem Drainase KebonsamasndashKalisawo merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Sub sistem ini terletak di wilayah paling utara Kota

Salatiga di Kecamatan Sidorejo Dibatasi oleh Jl Salatiga - Semarang di sebelah

selatan dan batas Kota Salatiga dengan kabupaten Semarang di sebelah utara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

198

Sistem ini menampung beban drainase dari pusat kota terutama dari pusat

permukiman dan pertokoan Sistem ini bermuara di Sungai Tuntang Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo berada

di Kecamatan Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo adalah

10472 hadan dengan bentuk DTA melebar

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

199

6341 Permasalahan

Di wilayah sub sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo permasalahan yang

muncul adalah banyaknya saluran drainase yang berfungsi ganda yaitu sebagai

saluran drainase dan saluran irigasi terutama di Kelurahan Bugel dan Kel

Salatiga Disamping itu saluran sekunder di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

dimensinya kecil sehingga perlu dilebarkan

6342 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo dilakukan dengan

1 Melakukan normalisasi pada Sungai Kalitaman Sungai Progo Saluran

Pattimurta Saluran di Belakang UKSW

2 Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan

membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

4 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

5 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

Sub Sistem yang paling luas dalam Sistem Drainase di Kota Salatiga adalah Sub

Sistem Drainase Jetis - Setro Sub Sistem ini merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Luas DTA Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro adalah

21137 ha Dengan bentuk seperti kipas beberapa sungai besar seperti Sungai

Ngaglik Sungai Jetis Sungai Senjoyo berada dalam Sub sistem ini Aliran sungai

dalam sub sistem ini memanjang dari batas wilayah Kota Salatiga sebelah selatan

menuju ke arah utara dengan beberapa titik pertemuan dan berakhir di Sungai

Setro sebelum masuk ke Sungai Tuntang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

200

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro

6351 Permasalahan

Berdasarkan peta genangan Salatiga 2014 Sub sistem Jetis ndash Setro memiliki

daerah genangan yang paling banyak Daerah genangan itu meliputi daerah Jetis

Damatex SMP 8 Ledok dst

Seperti pada sub sistem yang lain umumnya kondisi saluran kurang terawat yang

diindikasikan banyaknya endapan atau sedimen di dalam saluran seperti terjadi

di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

201

1 Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo

2 Jl Muh Yamin Ledok Salatiga

3 Jl Pasar ndashMuwardi Kutowinangun Tingkir

4 Jl Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir

5 Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor Argomulyo

Saluran drainase yang terputus atau belum ada saluran drainasenya antara lain di

1 Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir

2 Jl Tingkir ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo

3 Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah Argomulyo

4 Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

Juga adanya genangan di Depan Damatex pada Jl Semarang-Solo juga perlu

perhatian khusus

6352 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Jetis - Setro dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir Jl Tingkir

ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah

Argomulyo Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

2 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu

Acir

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo Jl Muh Yamin Ledok Salatiga Jl

Nanggulan Jl Tritis Asri Jl PasarndashMuwardi Kutowinangun Tingkir Jl

Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor

Argomulyo

4 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang

lewat perkampungan

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

202

7 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan sumur resapan pada

kawasan permukiman baik yang sudah terbangun maupun yang akan

datang

8 Pembuatan shortcut di Depan Damatex untuk membagi debit yang terlalu

besar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

203

7 BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga

Indikasi program merupakan rumusan program yang terintegrasi dengan tujuan

dan sasaran pengelolaan Rumusan program tersebut diturunkan menjadi

kegiatan dan diperjelas dengan lokasi volume dan jangka waktu pelaksanaan

kegiatan Indikasi program yang dirumuskan dirunut pada masing-masing tujuan

pengelolaan

Periode pelaksanaan strategi pengelolaan Master Plan Drainase Kota Salatiga

iniadalah 25 tahun dijabarkan dalam tahapan sebagai berikut

1 Strategi menengah I Dilaksanakan pada periode tahun 2015-2020

2 Strategi menengahII Dilaksanakan pada periode tahun 2021-2025

3 Strategi menengah III Dilaksanakan pada periode tahun 2026-2030

4 Strategi menengah IV Dilaksanakan pada periode tahun 2031-2035

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

204

5 Strategi menengah V Dilaksanakan pada periode tahun 2036-2040

Dalam menentukan periode strategi tersebut turut mempertimbangkan

kepentingan untuk segera dilaksanakannya program-program tersebut sesuai

dengan penanganan drainase Kota Salatiga

Adapun indikasi program Master Plan Drainase Kota Salatiga dirumuskan sebagai

berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

205

Tabel 7-1 Indikasi Program

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Terwujud-

program

penanganan

Drainase Kota

Salatiga

Menggalakkan

kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai

pengelolaan dan

pemanfaatan

sumberdaya air dan

lahan

Pemberlakuan

perijinan dan

pengawasan

Pelatihan dan Sosialisasi Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Penetapan peraturan-

peraturan tentang

pengelelolaan Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Pembentukan Forum

Masyarakat Pecinta Lingkungan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Penggalakan kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai usaha

pelestarian dan

kebersihan

lingkungan

Kegiatan pemberdayaan dan

pendampingan masyarakat

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Optimalisasi badan penyuluh

lapangan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Konservasi Non

Teknis

Penanaman hutan rakyat

Sub Sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan 30 ha radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Ngawen - Sraten 24 ha radic radic radic radic radic

Penghijauan lingkungan Seluruh wilayah

perencanaan

500 tanaman

per kelurahan radic radic radic radic radic

Penanaman Hutan Kota (RTH)

Sub Sistem Drainase

Kedungringis 20 lokasi radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Jetis - Setro 16 lokasi radic radic radic radic radic

Memberikan

batasan eksploitasi

air dan lahan

Pemasangan rambu-

rambu kelestarian air

dan lahan

Pemasangan rambu-batas

sempadan rambu pelarangan

buang sampah di sungai

saluran

Seluruh wilayah

perencanaan 2000 rambu radic radic

Meminimalisasi

terjadinya konflik

pemanfaatan

sempadan dalam

pengusahaan

Sosialisasi peraturan daerah

terkait daerah sempadan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

206

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

aktivitas budidaya

Mengembangkan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Pengembangan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Kegiatan penyusunan sistem

informasi drainase perkotaan

Seluruh wilayah

perencanaan 1 paket radic radic radic

Mengembangkan

model

penanggulangan

bencana banjir

Pengembangan model

penanggulangan

bencana banjir

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngemplak - Sawahan

5 km radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

20 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic

Membangun embung lapangan 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

40 titik radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 75 km radic radic radic radic

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngawen - Sraten

6 km radic radic

Normalisasi saluran sekitar

Pasar Sapi 2 km radic

Membangun embung lapangan 2 lokasi radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic

Normalisasi saluran jalan

Yudistira 150 km

radic

Normalisasi saluran jalan

Osamaliki 150 km radic

Kolam resapan bioretensi 15 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 10 km radic radic radic

Normalisasi saluran Sub Sistem 35 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

207

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kedungkopyah mulai

pertemuan dg Sungai

Kedungringis ke arah hulu

sampai Kelurahan Pulutan

Kedungringis

Normalisasi saluran ke arah

Kota Baru 15 km radic

Normalisasi Saluran

Kedungringis mulai RSUD

Salatiga sampe daerah

Kelurahan Pulutan

2 km radic

Normalisasi Saluran Andong

dari Gereja Bethel sampai

pertemuan

S Kedungringis

25 km radic

Normalisasi Saluran di belakang

RSUD Salatiga 08 km radic

Normalisasi Saluran

Kutowinangun 25 km radic

Normalisasi Saluran Benoyo 18 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Semarang - Salatiga 20 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Osamaliki 10 km

radic

Normalisasi Saluran Jalan

Kartini 15 km

radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

275 km radic radic radic radic radic

Kolam resapan bioretensi 20 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 2000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 9 km radic radic

Membangun saluran yang

belum ada di sekunder Jl Argo Sub Sistem 18 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

208

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Borga ndash Jl Randu Acir Jetis ndash Setro

Normalisasi saluran Jalan

Tingkir 20 km

radic

Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 20 km radic

Normalisasi saluran Jalan Tritis

Asri 20 km

radic

Membangun dinding penahan

tanah di sungai Jetis dan

sungai Ngaglik yang lewat

perkampungan

15 km radic radic radic

Merehab leaning Sungai

Klampean (sejajar dengan

jalan raya Salatiga ndash Solo)

15 km radic radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

100 km radic radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

30 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic radic radic

River Side Polder 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 70 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 12 km radic

Normalisasi Sungai Kalitaman

Sub Sistem

Kebonsamas - Kalisawo

5 km radic

Normalisasi saluran di Jl

Pattimura 2 km radic

Normalisasi saluran di belakang

Kompleks UKSW 2 km radic

Normalisasi Saluran Pengging

sampai pertemuan K Progo

(dengan membangun parapet)

dan dibuatkan pintu klep

075 km radic

Normalisasi K Progo 3 km radic

Membangun dinding penahan 5 km radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

209

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

tanah di sungai yang lewat

perkampungan

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm 80 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 100 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 1000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 15 km radic radic

Evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Pemeliharaan rutin

dan Operasional

Pemeliharaan saluran primer Seluruh wilayah

perencanaan 2 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan saluran tersier Seluruh wilayah

perencanaan 4 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan rambu Seluruh wilayah

perencanaan 20 lokasi radic radic radic radic radic

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja Saluran

Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan tiap tahun radic radic radic radic radic

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

210

72 Operasi dan pemeliharaan

721 Operasi Sistem Drainase

Operasi sistem drainase mempunyai dua pengertian yaitu dalam arti luas dan

dalam arti sempit Dalam arti luas operasi sistem drainase adalah usaha-usaha

untuk memanfaatkan prasarana drainase secara optimal Sedangkan dalam arti

sempit operasi sistem drainase adalah pengaturan bangunan yang berkaitan

dengan drainase seperti kolam penampung stasiun pompa pintu klep lobang

pengontrol (manhole) box culvert gorong-gorong dll untuk mengeluarkan air

dari kawasanlahan yang dilindungi dan mengalirkan air ke saluran pembuang

(penerima) danatau muara

Ruang lingkup kegiatan operasi sistem drainase meliputi pekerjaan

1 Penyuluhan tentang pemanfaatan sistem drainase

2 Melaksanakan pengoperasian bangunan-bangunan pada sistem drainase

seperti pompa pintu-pintu dll

722 Pemeliharaan Sistem Drainase

Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana drainase selalu

dapat berfungsi dengan baik selama mungkin selama jangka masa pelayanan

yang direncanakan

Kondisi sistem drainase biasanya cepat menurun sehingga mempengaruhi

kinerja sistem Oleh karena itu diperlukan program pemeliharaan yang lengkap

dan menyeluruh

Ruang lingkup pemeliharaan sistem drainase meliputi

1 Kegiatan pengamanan dan pencegahan

a Inspeksi rutin

b Melarang membuang sampah di salurankolam

c Melarang merusak bangunan drainase

2 Kegiatan perawatan

a Perawatan rutin

b Perawatan berkala

3 Kegiatan perbaikan

a Perbaikan darurat

b Perbaikan permanen

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

211

c Penggantian

Secara ringkasi komponen kegiatan OampP sistem drainase dapat dilihat pada Tabel

berikut

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

1 Saluran

drainase

internal

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

saluran

TAHUNAN

Pengerukan endapan sedimen dalam

saluran

2 Tanggul

Jalan inspeksi

BULANAN

Potong rumput

TAHUNAN

Kontrol elevasi puncak yang

diperlukan

Perbaikan tanggul jalan isnpeksi yang

rusak

3 Bangunan-

bangunan

drainase

pintu gorong-

gorong dll

HARIAN

Membukatutup pintu air

Mencatat elevasi air di

outlet dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

gorong-gorong atau bangunan

lainnya

TAHUNAN

Pengecatan dan pelumasan pintu-

pintu air

Pengerukan endapan sedimen dalam

bangunan gorong-gorong dan

bangunan tertutup lainnya

3 Kolam

intersepsi

kolam tando

HARIAN

Mencatat elevasi air kolam

dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

Kualitas air3 bl

TAHUNAN

Pembersihan 6 bl

Chek profil kolam

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

212

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

4 Rumah pompa

1 Diesel

2 Pompa

3 Genset

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

Mengisi bahan bakar

BULANAN

Membersihkan kotoran

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Pemanasan mesin

BULANAN

Checkservis

Filter BBM

Oli+filter

Greasing

Battery + pengisian

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Servis battery (5 th)

Cat (5 th)

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

HARIAN

Pemanasan

BULANAN

Checkservis

Grease pump

Oli transmisi

Pulley belt

Kabel penghubung

Elevasi inlet-outlet

TAHUNAN

Over haul (15000 jam)

Ganti oli transmisi (5 th)

Ganti kabel terminal (5 th)

Kabel kontrol (5 th)

Screw bearing (5 th)

Motor bearing (5 th)

Gear box (5 th)

Service blade screw (5 th)

Pulley belt

Rehabilitasi bangunan

HARIAN

Back up PLN

BULANAN

Pengisian bahan bakar

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Checkservis

Bahan bakar

Air

Batttery

Oli

BULANAN

Checkservis

Filter bahan bakar

Filter Oli

Batttery + charger

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Check battery

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

213

Berdasarkan komponen kegiatan OampP tersebut di atas maka komponen biaya

OampP pada sistem drainase antara lain meliputi

1 Biaya Personil

2 Biaya Operasional Kantor

3 Biaya Listrik dan atau BBM

4 Biaya Perawatan Bangunan dan atau Peralatan

5 Biaya Pengerukan Sedimen

6 Biaya Perawatan lainnya

73 Rencana Pembiayaan

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik

Biaya konstruksi merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

konstruksi bangunan secara fisik diluar biaya-biaya lainnya Pendekatan biaya

konstruksi berdasarkan estimasi prakiraan biaya fisik yang dikeluarkan

Beberapa asumsi digunakan dalam prakiraan biaya yaitu

1 Biaya Konstruksi berdasarkan biaya konstruksi dasar dengan dasar harga

satuan bahan dan upah Kota Salatiga tahun 2015

2 Biaya pembebasan lahan dan bangunan berdasarkan harga pasaran lahan di

masing-masing wilayah dimana kegiatan pembangunan drainase

dilaksanakan

3 Biaya Konsultansi (Konsultan DED dan Supervisi) diperkirakan 5 dari biaya

dasar konstruksi

4 Biaya Administrasi Proyek diperkirakan sebesar 3 dari biaya dasar

konstruksi

5 Biaya sosialisasi diperkirakan 2 dari biaya dasar konstruksi

6 Kontigensi fisik diperkirakan sebesar 25 dari biaya dasar konstruksi

7 Biaya kenaikan Harga selama periode konstruksi diperkirakan terjadi

kenaikan harga sebesar 5 dari biaya dasar konstruksi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

214

732 Biaya Pembebasan Lahan

Biaya pembebasan lahan dan bangunan di hitung berdasarkan biaya untuk

pekerjaan - pekerjaan konstruksi antara lain

1 Pelebaran saluran atau sungai

2 Pembuatan embung tanggul kolam resapan River Side Polder jembatan

jalan inspeksi dan lain ndash lain

Harga satuan lahan dinyatakan dalam harga lahan per m2 berdasarkan harga

lahan dalam NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak

Bumi dan Bangunan Kota Salatiga Harga lahan bervariasi antara Rp250000

sampai Rp 2000000 per m2 sedangkan harga bangunan bervariasi antara Rp

600000 sampai Rp1750000 per m2 bangunan

Berdasarkan asumsindashasumsi tersebut maka biaya investasi awal perbaikan sistem

drainase Kota Salatiga untuk masing-masing sistem adalah sbb

733 Biaya Investasi

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

I Sistem Drainase Salatiga Barat

a Sub Sistem Ngemplak - Sawahan 12505000

1 Normalisasi saluran JLS 400 km 1250000 5000000

2 Membangun embung lapangan 100 lok 1750000 1750000

3 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

4 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

5 Pembangunan sumur resapan 8000 unit 12500 1000000

6 Pembangunan Sedrainpond 4000 ttk 7500 300000

7 Pembangunan saluran tersier 500 km 750000 3750000

b Sub Sistem Ngawen - Sraten

26537500

1 Normalisasi saluran JLS 600 km 1250000 7500000

2 Normalisasi saluran sekitar Pasar Sapi

200 km 800000 1600000

3 Normalisasi Saluran Jalan Yudistira 150 km 1250000 1875000

4 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 150 km 1250000 1875000

5 Membangun embung lapangan 200 lok 1750000 3500000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

215

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

6 Membangun gully plug 2500 lok 3500 87500

7 Membangun dam parit 5000 lok 15000 750000

8 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

9 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

10 Pembangunan saluran tersier 1000 km 750000 7500000

I Sistem Drainase Salatiga Barat

c Sub Sistem Kedungringis 44525000

1

Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis ke arah hulu sampe Kelurahan Pulutan

325 km 1500000 4875000

2 Normalisasi saluran ke arah Kota Baru

150 km 2250000 3375000

3 Normalisasi Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

175 km 1500000 2625000

4 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S Kedungringis

225 km 1500000 3375000

5 Normalisasi Saluran di belakang RSUD Salatiga

070 km 1500000 1050000

6 Normalisasi Saluran Kutowinangun

175 km 1000000 1750000

7 Normalisasi Saluran Benoyo 180 km 750000 1350000

8 Normalisasi Saluran Jalan Semarang - Salatiga

200 km 1250000 2500000

9 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 100 km 750000 750000

10 Normalisasi Saluran Jalan Kartini 150 km 1250000 1875000

11 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

2750 km 400000 11000000

12 Kolam resapan bioretensi 2000 lok 40000 800000

13 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

14 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

15 Pembangunan Biopori 20000 ttk 300 600000

16 Pembangunan saluran tersier 900 km 750000 6750000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

216

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

II Sistem Drainase Salatiga Timur

a Sub Sistem Kebonsamas - Kalisawo

42752500

1 Normalisasi Sungai Kalitaman 500 km 1500000 7500000

2 Normalisasi saluran di Jl Pattimura 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran di belakang Kompleks UKSW

200 km 1250000 2500000

4

Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

075 km 1250000 937500

5 Normalisasi K Progo 280 km 1250000 3500000

6 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

500 km 2500000 12500000

7 Pembangunan sumur resapan 5000 lok 12500 625000

8 Pembangunan Sedrainpond 6000 ttk 7500 450000

9 Pembangunan Biopori 80000 ttk 300 240000

10 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

b Sub Sistem Jetis ndash Setro

73080000

1 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu Acir

180 km 2000000 3600000

2 Normalisasi saluran Jalan Tingkir 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 200 km 1250000 2500000

4 Normalisasi saluran Jalan Tritis Asri 200 km 1250000 2500000

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang lewat perkampungan

1500 km 2500000 37500000

6 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

150 km 2500000 3750000

7 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

1000 km 400000 4000000

8 River Side Polder 100 lok 2250000 2250000

9 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

217

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

10 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

11 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

12 Pembangunan Sedrainpond 7000 ttk 7500 525000

13 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

218

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya masing-masing sub sistem wilayah drainase ( x Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis - Setro

1 Biaya Fisik Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2

Biaya Konsultasi

(Perencanaan dan

Pengawasan

Rp 87535000 Rp 185762500 Rp 311675000 Rp 299267500 Rp 511560000 Rp 1395800000

3 Biaya Administrasi Rp 37515000 Rp 79612500 Rp 133575000 Rp 128257500 Rp 219240000 Rp 598200000

4 Biaya Sosialisasi amp

Pemberdayaan Rp 62525000 Rp 132687500 Rp 222625000 Rp 213762500 Rp 365400000 Rp 997000000

5 Biaya Kontingensi Rp 31262500 Rp 66343750 Rp 111312500 Rp 106881250 Rp 182700000 Rp 498500000

6 Biaya Pembebasan Tanah Rp 187575000 Rp 530750000 Rp 890500000 Rp 641287500 Rp 1096200000 Rp 3346312500

7 Total (1 sd 6) Rp 1656912500 Rp 3648906250 Rp 6122187500 Rp 5664706250 Rp 9683100000 Rp 26775812500

8 Pajak PPN (10 x 7) Rp 165691250 Rp 364890625 Rp 612218750 Rp 566470625 Rp 968310000 Rp 2677581250

Total (7 + 8) Rp 1822603750 Rp 4013796875 Rp 6734406250 Rp 6231176875 Rp 10651410000 Rp 29453393750

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

219

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan

Dalam beberapa dekade Operasi dan Pemeliharaan (OampP) untuk proyek sumber

daya air khususnya proyek drainase tidak mendapatkan perhatian yang serius

Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan kebutuhan OampP tetapi lebih

karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang cukup Kesulitan memperoleh

biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan OampP tersebut dan bahkan jika

biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa biaya tersebut dipakai untuk OampP

jika kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendesak muncul bersamaan

Beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan untuk

mencari jalan keluar mengenai permasalahan OampP Beberapa proyek mulai

memasukan komponen biaya OampP yang memadahi Rencana persiapan OampP

susunan institusi OampP dan lain ndash lain sudah mulai dipersiapkan Juga mulai

diperkenalkannya partisipasi aktif para penerima manfaat dalam kegiatan OampP

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OampP) merupakan dua kegiatan yang

berbeda namun tidak dapat saling dipisahkan karena saling pengaruh

mempengaruhi satu dan lainnya Dalam terminologi rekayasa pemeliharaan

dapat didefinisikan sebagai seni untuk menjaga peralatan bangunan dan

fasilitas lain yang terkait pada kondisi yang kondusif untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang diharapkan Pengoperasian sistem drainase

memerlukan tidak hanya operasi fisik dari berbagai komponen tetapi

operasinya dalam kondisi darurat dan permintaan (on-call)

Prakiraan biaya OampP saluran untuk masing-masing segmen saluran pada masing-

masing sistem drainase dengan asumsi perhitungan bahwa biaya O amp P sebesar

10 dari biaya fisik dasar konstruksi Ringkasan biaya OampP saluran ditampilkan

dalam Tabel berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

220

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP Setiap Tahun Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya Masing-Masing Sub Sistem Wilayah Drainase ( X Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis ndash Setro

1 Biaya Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2 Biaya O amp M (10 x 1) Rp 125050000 Rp 265375000 Rp 445250000 Rp 427525000 Rp 730800000 Rp 1994000000

3 Pajak PPN (10 x 2) Rp 12505000 Rp 26537500 Rp 44525000 Rp 42752500 Rp 73080000 Rp 199400000

Total (2 + 3) Rp 137555000 Rp 291912500 Rp 489775000 Rp 470277500 Rp 803880000 Rp 2193400000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

221

8 BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

81 Kesimpulan

Kesimpulan dari Kegiatan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini

adalah

1) Sistem Drainase Kota Salatiga dibagi menjadi 2 (dua) sistem yaitu Sistem

Drainase Salatiga Barat dan Sistem Drainase Salatiga Timur

a) Sistem Drainase Salatiga Barat adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Rawa Pening Sistem ini dibagi

menjadi 3 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Ngemplak ndash

Sawahan Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten dan Sub sistem

Drainase Kedungringis

b) Sistem Drainase Salatiga Timur adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Sungai Tuntang Sistem ini dibagi

menjadi 2 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Kebonsamas ndash

Kalisawo dan Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

222

2) Permasalahan terjadinya genangan lokal di Kota Salatiga disebabkan oleh

beberapa faktor seperti

a) Belum tersusunnya pola aliran dan pembagian sub sistem pengelolaan

drainase sehingga menyulitkan penanganan drainase secara

komprehensif dan berkelanjutan oleh pihak Pengelola DrainaseSecara

sistem jaringan drainase yang ada kurang mengikuti tata pola jaringan

drainase yang baik dan rapi

b) Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada kurang memadai yaitu

kapasitas beberapa ruas jaringan drainase berkurang karena

pendangkalan terjadinya kerusakan saluran adanya penyempitan

(bottle neck) dan kurangnya perawatan yang memadai

c) Banyak terdapatnya saluran drainase yang tertutup oleh bahu jalan

perkerasan jalan dan bangunan lain sehingga kurang berfungsi secara

optimal dan menyulitkan pemeliharaannya

d) Di beberapa tempat saluran drainase terputus belum terbangun tidak

tersambung secara menerus sehingga fungsi sebagai drain tidak

tercapai

e) Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

wilayah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk

ke saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genanganHal ini

seperti yang terjadi di daerah depan Kantor Polantas dekat Kafe Ole

dekat RS

f) Kondisi side-inlet dari badan jalan ke saluran drainase juga kebanyakan

tidak sesuai dan tidak berfungsi sehingga aliran yang jatuh ke badan

jalan tidak dapat masuk ke saluran dengan cepat

g) Ada saluran yang masih berfungsi ganda yaitu saluran irigasi sekaligus

saluran drainase Karena filosofi saluran irigasi lebar saluran semakin

menyempit maka disamping debit yang besar juga terjadi bottle neck

seperti pada saluran Kedungkopyah Akibat kondisi seperti ini sebagian

wilayah di Kelurahan Pulutan mengalami genangan pada saat musim

hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

223

3) Permasalahan teknis drainase diperparah dengan masalah sosial budaya

a) Sangat kurangnya kesadaran partisipasi kepedulian serta

keterlibatan masyarakat dalam ikut menjaga saluran drainase yang ada

dengan membuang sampah dan limbah ke saluran drainase semakin

memperparah kondisi jaringan drainase yang ada

b) Kurangnya pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan drainase

sehinggamasyarakat belum merasa memiliki prasarana drainase yang

ada dan belum sepenuhnya ikut bertanggungjawab terhadap prasarana

drainase

4) Perlu dilaksanakannya program penanganan drainase mengacu pada Sub

Sistem yang telah dibuat dan disepakati yang tidak mengacu pada batas-

batas administrasi

5) Selanjutnya Penanganan Drainase Kota Salatiga hendaknya mengacu Pada

Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini beserta lampirannya

dengan berbagai penyesuaian dengan kondisi terakhir di lapangan

82 Saran

1) Sudah saatnya pemerintah Kota Salatiga mulai menerapkan kebijakan Delta-Q

zero policy yaitu setiap pembangunan suatu kawasan harus tidak boleh

menambah beban debit aliran yang keluar dari kawasan tersebut dengan

jalan adanya kewajiban pembuatan kolam-kolam retensi sumur resapan

areal resapan atau ground reservoir untuk menampung air hujan di lokasi

area masing-masing

2) Sesuai dengan hasil Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini

penataan sistem jaringan drainase perlu segera dilakukan dan ditindak

lanjuti dengan survey investigasi dan detail desain guna menangani lokasi-

lokasi yang terjadi permasalahan

3) Kampanye sosialisasi serta educating public sangat perlu dilakukan guna

meningkatkan kepedulian partisipasi dan persepsi masyarakat pada saluran

drainase dan sarana prasarana yang lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

224

4) Perlunya pelibatan masyarakat dalam kegiatan drainase sehingga masyarakat

akan bertanggung jawab dan ada rasa memiliki terha

5) Dari permasalahan-permasalahan di atas maka perlu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Peningkatan kapasitas resapan baik dengan sumur resapan kolam retensi

penampungan air hujan Areal untuk kolam retensi atau areal

penampungan air hujan ini perlu diperkuat secara hukum

b) Peningkatan kesadaran partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam

pemeliharan saluran dan sistem drainase

c) Jaringan irigasi dan sanitasi harus dipisahkan dari jaringan drainase

supaya memudahkan pengoperasian dan tidak mengganggu saluran

drainase

6) Perlunya secara periodik Masterplan Drainase ini ditinjau agar sesuai dan

selalu up to date dengan perkembangan dan dinamika Kota Salatiga

83 Rekomendasi

Untuk mendukung dan mensukseskan implementasi Masterplan Drainase Kota

Salatiga maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut

1) Dokumen Laporan Masterplan Drainase Kota Salatiga secepatnya ditetapkan

menjadi Peraturan Daerah sehingga mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat kepada seluruh stakeholders

2) Perlu diterbitkan Peraturan Walikota (Perwalkot) yang mendukung

diantaranya tentang Sumur Resapan Pembangunan Embung dan Kolam

Konservasi Bio Retensi bagi Pengembang

3) Pemerintah Kota Salatiga perlu secepatnya menginventarisasi dan

mengamankan daerah sempadan sungai saluran mata air serta badan air

lainnya Untuk sungai-sungai dan badan air yang belum jelas daerah

sempadannya perlu segera diatur dan diusahakan

4) Lokasi-lokasi yang diproyeksikan untuk pembangunanembung dan fasilitas

drainase lainnya perlu segera diamankan Hal ini untuk menghindari adanya

penyalahgunaan fungsi atau peruntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

225

5) Perlu segera ditindaklanjuti dengan Perencanaan Rinci (DED) sesuai dengan

skala prioritas sebelum dilakukan kegiatan fisik

6) Perlu dibentuk suatu badan independent yang menangani tata air perkotaan

ldquoSalatiga Peduli Drainase dan Lingkunganrdquo yang anggotanya terdiri dari

berbagai unsur masyarakat (stakeholders) baik perorangan maupun

lembagaorganisasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

226

1 DAFTAR REFERENSI

Arsyad Sitanala (1989) Konservasi Tanah dan Air Bogor Penerbit IPB Press

Badan Pusat Statistik Kota Salatiga (2013) Salatiga Dalam Angka Tahun 2012 dalam

wwwsalatigakotabpsgoid

Bappeda Kota Salatiga (2014) Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Masterplan Drainase

Kota Salatiga

Merry Y Dkk (2010) Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Debit Limpasan

Drainase Di Kota Bukittinggi Laporan Akhir Penyusunan Masterplan Drainase

Perkotaan Kota Bukittinggi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi

PT MULTIDECON Internal(2007) Master Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Bappeda

Kota Salatiga

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 ndash 2030 Pemerintah Kota Salatiga

RISPAM Salatiga (2014) Laporan Akhir Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum di

Kota Salatiga

Soemarto CD (1999) Hidrologi Teknik Edisi Dua Erlangga Jakarta

Soewarno (1995) Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid 1 Nova

Bandung

Sosrodarsono S dan Tominaga M (1994) Perbaikan dan Pengaturan Sungai Pradnya

Paramita Jakarta

Sri Harto Br (1993) Analisis Hidrologi Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Subarkah Iman(1979) Bangunan Air Idea Dharma Bandung

Suripin (2004) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan ANDI Offset Yogyakarta

Takebayashi K (1988) Text Book of Urban Drainage River Engineering Course IV at

Diponegoro University DGWRD-NIKKEN Consultants Inc

  • Cover Lap Akhirpdf
  • Lap Akhir MP Drainase Salatigapdf

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

iii

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030 40

33 Hasil Inventory Lapangan 42

331 Inventori Saluran 42

332 Identifikasi Lokasi Genangan 45

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan 49

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan 50

BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN 52

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase 52

42 Kriteria Umum 53

421 Data Dasar 53

422 Standar Teknis 54

423 Studi Terdahulu 54

424 Kala Ulang 55

43 Analisis Hidrologi 56

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai 56

432 Analisa Distribusi Curah Hujan 59

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah 59

434 Pengukuran Dispersi 62

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana 64

436 Pengujian Kecocokan Sebaran 66

437 Debit Banjir Rencana 68

438 Konsep EPA SWMM 73

439 Pemodelan dalam EPA SWMM 78

44 Kriteria Analisa Hidrolika 83

441 Aliran 83

442 Perencanaan Saluran 85

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS 86

BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA 89

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem 89

52 Analisis Hidrologi 91

521 Analisis Data Hujan 91

522 Hujan Maksimum Wilayah 92

523 Hujan Rencana 93

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi 97

525 Curah Hujan Terpakai 102

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 103

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan 110

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten 110

533 Sub Sistem Kedungringis 111

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 111

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro 112

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL 112

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS 113

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting 121

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

iv

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 121

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 124

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis 128

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 133

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 136

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana) 140

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 140

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 143

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis 146

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 151

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 155

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting 158

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana 164

55 Penyusunan Peta Genangan 170

BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA 172

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga 172

611 Umum 172

612 Drainase Berwawasan Lingkungan 174

613 Ekodrainase Resapan 175

614 Drainase Berbasis Masyarakat 184

62 Analisis Tata Guna Lahan 185

621 Umum 185

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase 186

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 190

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga 191

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan 191

6311 Permasalahan 192

6312 Penanganan 193

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 193

6321 Permasalahan 194

6322 Penanganan 195

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis 195

6331 Permasalahan 196

6332 Penanganan 197

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 197

6341 Permasalahan 199

6342 Penanganan 199

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro 199

6351 Permasalahan 200

6352 Penanganan 201

BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA 203

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga 203

72 Operasi dan pemeliharaan 210

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

v

721 Operasi Sistem Drainase 210

722 Pemeliharaan Sistem Drainase 210

73 Rencana Pembiayaan 213

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik 213

732 Biaya Pembebasan Lahan 214

733 Biaya Investasi 214

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan 219

BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 221

81 Kesimpulan 221

82 Saran 223

83 Rekomendasi 224

DAFTAR REFERENSI 226

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga 11

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012 14

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga 20

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan 22

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas

saluran di Buk Suling 23

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air 24

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid 25

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas

Saluran Menurun (terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi

Kali Pengging) 25

Gambar 2-9 Erosi di sungai Pertigaan utara JLS dan di Sungai Jetis yang Tinggi

Menyebabkan Kapasitas Sungai menurun 26

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis) 27

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan studiMaster

Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007 29

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini 30

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling 31

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan 32

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo 33

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki 34

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan 35

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko 36

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin 37

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok 38

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau) 39

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Perkotaan Terpadu 53

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan 57

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf aliran permukaan 58

Gambar 4-4 Metode Thiessen 61

Gambar 4-5 Metode Isohyet 62

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan

yang berbeda 69

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM 75

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM 79

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vii

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka 84

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS 87

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka 88

Gambar 5-1 Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga 90

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen 91

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris) Distribusi Log Pearson III 97

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga 103

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan 106

Gambar 5-8 Input Data Juction 107

Gambar 5-9 Input data subcatchment 108

Gambar 5-10 Input data conduit 108

Gambar 5-11 Input data curah hujan 109

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngemplak ndash Sawahan 110

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngawen-Sraten 110

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kedungringis 111

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo 111

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Jetis ndash Setro 112

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting) 121

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 123

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 125

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

viii

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) Sub

Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 127

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 129

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 130

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki) sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 132

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 134

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) 136

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 136

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 137

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting) 138

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri) sub sistem Jetis ndash

Setro (kondisi eksisting) 139

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 140

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 141

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 Sub Sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana) 141

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 142

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

ix

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 143

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 146

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 146

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 148

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 148

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 151

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 151

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 153

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 153

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 154

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 155

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 156

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 156

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 158

Gambar 5-66 Peta Genangan 171

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga 173

Gambar 6-2 Kolam Konservasi 176

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi di lapangan parkir 177

Gambar 6-4 Sumur Resapan 178

Gambar 6-5 Contoh Bangunan SeDrainPond 179

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

x

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan 181

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug 182

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit 182

Gambar 6-9 River Side Polder 183

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area 184

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan 192

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 194

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis 196

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 198

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro 200

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga 10

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan 12

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012 13

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012 13

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata

Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012 15

Tabel 2-6 Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun

2008-2012 16

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga 17

Tabel 2-8 Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha) 19

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha) 21

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga

Tahun 2014 45

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota 55

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm) 55

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan 69

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional 71

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995) 72

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan 75

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran 77

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda 78

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM 82

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga 93

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Normal dan Log Normal 94

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III 95

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square 98

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov 101

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga 101

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan

(satuan mm) 102

Tabel 5-10 Depression Storage Values 105

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xii

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow 105

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka 107

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA

SWMM 113

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngemplak - Sawahan 115

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sraten 116

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kedungringis 117

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 119

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro 119

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak Sawahan 158

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten 159

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis 160

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 162

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro 163

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan 164

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten 165

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis 166

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 168

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro 169

Tabel 7-1 Indikasi Program 205

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase 211

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota

Salatiga 218

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP setiap tahun Sistem Drainase Kota Salatiga 220

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xiii

DAFTAR ISTILAH

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan

atau ke bangunan resapan buatan

Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan

kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia

Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran

sekunder Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir Aliran dari

saluran primer langsung dialirkan ke badan air

Saluran Sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran

air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer

Saluran Tersier adalah saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-

saluran pembuangan rumah-rumah Umumnya saluran tersier ini adalah saluran

kiri kanan jalan perumahan

Sistem drainase utama adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar masyarakat

Sistem drainase lokal adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan

sebagian kecil masyarakat

Kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian hujan atau debit banjir rencana

yang mungkin terjadi

Garis sempadan drainase adalah garis batas luar saluran untuk melindungi fungsi

drainase perkotaan

Kota sedang adalah kota yang mempunyai penduduk berkisar antara 100000 sampai

500000 orang

Badan Air adalah sumber air di permukaan tanah yang berupa sungai atau danau dan di

bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam akifer

Daerah Tangkapan Air (DTA) atau Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang

menerima air hujan menampung dan mengalirkannya melalui satu

outlettempatperuntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

1

1 BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Drainase memiliki peran yang vital dalam menciptakan lingkungan perkotaan

yang bersih dan sehat Hal ini disebabkan lingkungan yang bersih dan sehat

sangat dipengaruhi oleh lancarnya saluran drainase dalam mengalirkan air hujan

maupun limbah rumah tangga menuju saluran pembuangan Sampah dan limbah

rumah tangga yang mengotori saluran dan sungai dapat menjadi sumber segala

macam penyakit dan menurunkan kualitas badan air yang selanjutnya juga

menurunkan kualitas air yang sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat

Dewasa ini permasalahan drainase di kawasan perkotaan semakin kompleks Hal

ini antara lain disebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan dan

laju perkembangan kota yang semakin meningkat Untuk itu dituntut suatu

pengelolaan drainase perkotaan secara komprehensif mulai saat perencanaan

pelaksanaan pembangunan hingga pemeliharaannyaPengelolaan drainase bukan

hanya persoalan teknis dan dana semata tetapi juga merupakan persoalan

sosial budaya dan partisipasi sehingga perlu pengelolaan secara komprehensif

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

2

Selama ini pengelolaan drainase masih dipandang hal yang bersifat teknis semata

dan cenderung menggunakan paradigma lama dimana air dialirkan ke badan air

secepat mungkin Padahal semestinya sebagian air masih bisa diresapkan

sehingga dapat mengurangi aliran permukaan (run off) dan menambah imbuhan

air tanah Teknologi pengelolaan drainase sudah jauh berkembang dengan model

bangunan imbuhan air tanah seperti sumur resapan biopori dll

Banyak faktor yang menentukan sistem dan penanganan drainase suatu kota

Faktor-faktor tersebut antara lain tipologi kota curah hujan tahunan luas dan

bentuk daerah daerah tangkapan airnya tata guna lahan dan sebagainya

sehingga tiap daerah memiliki tipologi yang berbeda-beda dan karenanya perlu

dianalisis tersendiri

Hal demikian juga berlaku untuk Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah Mungkin

saat ini persoalan drainase masih terbatas pada persoalan kapasitas saluran yang

kurang operasi amp pemeliharaan dan genangan lokal Akan tetapi pada masa

mendatang jika tidak dilakukan penanganan mulai dari sekarang akan timbul

masalah yang lebih kompleks

Untuk menghasilkan suatu model pengelolaan drainase di Kota Salatiga yang

komprehensif maka perlu disusun suatu Masterplan Drainase Kota Salatiga yang

berlaku selama 25 tahun ke depan

12 Maksud dan Tujuan

121 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun MasterplanRencana Induk Drainase

Kota Salatiga yang akan digunakan sebagai acuan dalam penanganan dan

pengelolaan drainase secara terpadu dalam jangka waktu 25 tahun ke depan

122 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini diharapkan hasilnya dapat digunakan

1 Sebagai acuan dalam penanganan dan pengelolaan drainase di Kota Salatiga

dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi yang terpadukomprehensif

dengan sektor-sektor lain serta sesuai dengan rencana tata ruang yang

berlaku

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

3

2 Sebagai referensi dalam kegiatan perencanaan lebih lanjut seperti

perencanaan teknis dan detail engineering designdrainase di Kota Salatiga

13 Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah

1 Mengetahui kondisi jaringan drainase eksisting Kota Salatiga dan

pengelolaannya

2 Menganalisisdan mengevaluasi sistem drainase Kota Salatiga berdasarkan hasil

survei lapangan dan kaidah-kaidah keilmuan (hidrologihidrolika) yang dapat

dipertanggungjawabkan

3 Melakukan perencanaan Masterplan Drainase di Kota Salatiga yang berlaku

dalam kurun waktu 25 tahun ke depan

4 Tersusunnya sistem-sistem dan sub sistem-sub sistem drainase di Kota Salatiga

yang terintegrasi dengan sarana prasarana kota lainnya serta sesuai dengan

rencana tata ruang yang berlaku

5 Menyajikan rencana program dan kegiatan secara komprehensif mengenai

rencana pembangunan dan pengembangan Saluran Drainase Kota Salatiga

untuk jangka menengah (5 tahunan) dalam rentang waktu 25 tahun ke depan

6 Membuat jadwal penanganan prioritas setiap tahunnya

14 Lingkup Kegiatan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup kegiatan Penyusunan

Masterplan Drainase Kota Salatigaadalah sebagai berikut

1 PengumpulanData

Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut

a) Studi-studi yang terkait

b) Data hidrologi hidrolika dan bangunan pelengkap

c) Data sosial ekonomi penduduk dan data lainnya yang ada hubungan

dengan studi terkait

d) Data keadaan saluran drainase dan badan air penerima yang ada sistem

geometri dan dimensi saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

4

e) Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi morfologi

sifat tanah dan tata guna lahan

f) Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan

g) Data rencana pengembangan kota foto udara pembiayaan institusi dan

kelembagaan dan peranserta masyarakat

2 Identifikasi Kondisi Sistem Drainase

Identifikasi kondisi sistem drainase dilakukan sebagai berikut

a) Penyusunan besaran daerah pengaliran (catchment area dalam ha)

saluran sungai menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran

b) Penghitungan panjang saluran (dalam mrsquo) dan nama badan air

penerimanya dari setiap saluran yang ada

c) Pengukuran penampang saluran dan kemiringan saluran minimal 3 titik

berbeda (awal tengah dan akhir) dari masing-masing saluran

d) Desain gambar bentuk dan ukuran penampang saluran-saluran yang ada

serta mencatat kondisinya saat ini dan tahun pembuatannya

e) Pengumpulan data gambar dan kapasitas bangunan pelengkap yang ada

dan dilengkapi dengan mencatat kondisi saat ini dan tahun pembuatan

f) Identifikasi permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran

3 Penyusunan Peta Genangan

Penyusunan peta genangan meliputi genangan rutin dan genangan potensial

yang perlu dilakukan meliputi

a) Identifikasi dan pemetaan lokasi genangan yang berada dalam area studi

b) Identifikasi luas tinggi dan lamanya genangan serta frekuensi dan waktu

kejadian dalam satu tahun untuk setiap daerah genangan

c) Identifikasi penyebab genangan

d) Identifikasi taksiran dan besaran kerusakan atau kerugian yang

ditimbulkan dalam bentuk biaya

4 Analisis

Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut

a) Analisis kondisi

1) Analisis kapasitas saluran

2) Analisis kapasitas bangunan pelengkap

3) Analisis struktur saluran dan bangunan pelengkap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

5

b) Analisis kebutuhan

1) Tentukan rencana alur saluran sesuai topografi dan tata guna lahan

2) Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran

3) Analisis intensitas hujan sesuai dengan kala ulang

4) Hitung debit rencana masing-masing saluran

5) Analisis perbedaan antara kebutuhan dan kondisi yang ada

5 Penyusunan Usulan Prioritas

Penyusunan usulan prioritas dilakukan dengan metode sebagai berikut

a) Penyusunan skala prioritas berdasarkan kepentingan dan pengembangan

daerah

b) Analisis berdasarkan pembobotan

c) Usulan skala prioritas

d) Identifikasi kepentingan daerah yang strategis

e) Identifikasi pengaruh langsung terhadap daerah lingkungan kumuh

f) Identifikasi fasilitas umum dan fasilitas sosial

g) Identifikasi pengaruh terhadap pengembangan tata ruang perkotaan

h) Penyusunan kegiatan berdasarkan tahapan mendesak 5 10 20 dan 25

tahun

6 Penyusunan Usulan Sistem Drainase Perkotaan

Menyusun usulan sistem drainase perkotaan dilaksanakan dengan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Identifikasi pola aliran dan sistem drainase kota dengan alternatif sistem

b) Identifikasi debit rencana (m3detik) dari masing-masing saluran

c) Perencanaan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya pada

masing-masing saluran

d) Identifikasi kebutuhan lahan

e) Perkiraan besar biaya ganti rugi lahan

7 Penyusunan Usulan Biaya

Penyusunan usulan biaya meliputi hal sebagai berikut

a) Penghitungan besaran biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk seluruh

pembangunan atau perbaikan sistem drainase yang diusulkan sesuai

tahapan

b) Penyusunan rencana sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

6

c) Penghitungan besaran biaya operasi dan pemeliharaan seluruh sistem

drainase pertahun

d) Identifikasi besaran biaya yang dapat ditanggung oleh masyarakat swasta

atau instansi lain

e) Identifikasi usulan kegiatan untuk meningkatkan sumber pembiayaan

8 Penyusunan Jadwal Kegiatan Pembangunan Sistem Drainase

Penyusunan jadwal kegiatan pembangunan sistem drainase meliputi hal

sebagai berikut

a) Zona sistem drainase yang akan dikerjakan

b) Waktu pembuatan studi kelayakan

c) Waktu pelaksanaan penyusunan rencana teknik (DED)

d) Waktu pelaksanaan pembangunan fisik

e) Waktu kegiatan operasional dan pemeliharaan dimulai

9 Rekomendasi

Untuk mendukung pengembangan sistem drainase perkotaan perlu diusulkan

langkah-langkah sebagai berikut

a) Usulan bentuk kelembagaan

1) usulan instansi yang berwenang menangani sistem drainase

2) usulan peningkatan fungsi organisasi pengelola

3) usulan jumlah personil dan uraian tugas dari masing-masing satuan

organisasi

b) Usulan koordinasi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana kota

lainnya

c) Usulan kebutuhan aspek hukum dan peraturan

d) Usulan mekanisme dan peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta

15 Referensi Hukum

Referensi Hukum yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga Tahun 2014 adalah sebagai berikut

1 Undang-Undang Republik Indonesia No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air

2 Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

7

3 Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4 Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sumberdaya Air

5 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan pengendalian Pencemaran Air

6 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1999 tentang Irigasi

7 Peraturan Menteri PU No 02PRTM2013 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumberdaya Air

8 Peraturan Menteri PU No 16PRTM2008 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

9 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu

Limbah Domestik

10 Peraturan perundangan lain yang terkait dan diutamakan yang lebih baru

16 Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 6 (enam) bulan kalender mulai

tanggal 16 Juni 2014 sampai dengan 15 Desember 2014

17 Sistematika Laporan

Untuk memudahkan pemahaman sistematika Laporan Akhir ini disusun sebagai

berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang maksud dan tujuan sasaran

kegiatan ruang lingkup kegiatan dan referensi hukum yang digunakan

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi wilayah studi yang meliputi letak

geografis dan administrasi karakteristik fisik dasar tata guna lahan eksisting dan

proyeksinya 25 tahun ke depan kondisi sarana dan prasarana drainase

permasalahan drainase yang ada

BAB III SISTEM DRAINASE EKSISTING

Bab ini menjelaskan tentang Masterplan drainase yang pernah dibuat Kondisi

sistem drainase eksisting hasil inventori lapangan analisa kondisi eksisting

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

8

BAB IV KRITERIA PERENCANAAN

Bab ini menerangkan tentang philosofiprinsip dasar masterplan drainase kriteria

umum dan kriteria khusus yang digunakan dalam penyusunan masterplan

drainase

BAB V ANALISIS DIDROLOGI DAN HIDROLIKA

Bab ini menerangkan analisis hidrologi dan hidrolika yang digunakan untuk

perencanaan masterplan drainase meliputi penentuan sistem dan sub sistem

drainase analisis hidrologi analisis hidrolika dan penentuan kapasitas saluran

Kemudian dilanjutkan dengan analisis kapasitas dengan penampang rencana

BAB VI PERENCANAAN MASTERPLAN DRAINASE KOTA SALATIGA

Bab ini berisi konsep masterplan drainase Kota Salatiga dan perencanaan masing-

masing Sub Sistem Drainase yang meliputi permasalahan dan penanganannya

BAB VII RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA DAN PRIORITAS SERTA PEMBIAYAANNYA

Bab ini berisi program penanganan drainase selama 25 tahun ke depan yang

meliputi program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang kegiatan

operasi dan pemeliharaan drainase serta rencana pembiayaannya

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi konsultan berkaitan dengan

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2015 ndash 2040

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

9

2 BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI

21 Lokasi Studi

Kota Salatiga dengan luas wilayah 567811 hektar atau 56781 kmsup2 merupakan

wilayah yang dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang (berada di tengah-tengah

Kabupaten Semarang) Terletak antara 717rsquo dan 717rsquo23rdquo LS dan antara

11027rsquo5681rdquo dan 11032rsquo464rdquo BT Secara administratif Kota Salatiga terdiri

dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan

Batas wilayah Kota Salatiga sebagai berikut

1 Sebelah Utara Kecamatan Pabelan Desa Pabelan Desa Pejaten Kecamatan

Tuntang Desa Kesongo Desa Watu Agung

2 Sebelah Timur Kecamatan Pabelan Desa Ujung-ujung Desa Sukoharjo dan

Desa Glawan Kecamatan Tengaran DesaBener Desa Tegal Waton dan Desa

Nyamat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

10

3 Sebelah Selatan Kecamatan Getasan Desa Sumogawe Desa Samirono dan

Desa Jetak Kecamatan Tengaran Desa PatemonDesaKarang Duren

4 Sebelah Barat Kecamatan Tuntang Desa Candirejo Desa Jombor Desa

Sraten dan Desa Gedongan Kecamatan Getasan Desa Polobogo

Luas Kota Salatiga per-Kecamatan disajikan dalam Tabel 2-1 Sedangkan Peta

Wilayah Kota Salatiga disajikan dalam Gambar 2-1

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Argomulyo 18526

2 Sidomukti 11459

3 Sidorejo 16247

4 Tingkir 10549

Jumlah 56781 Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

11

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

12

22 Topografi dan Fisiografi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 topografiKota Salatiga merupakan

wilayah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata antara 450 ndash 825 m DPL Kota

Salatiga terdiri dari 3 bagian yaitu daerah bergelombang plusmn 65 yang terdiri dari

kelurahan Dukuh Ledok Kutowinangun Salatiga Sidorejo Lor Bugel

Kumpulrejo dan Kauman Kidul Daerah miring plusmn 25 terdiri dari kelurahan

Tegalrejo Mangunsari Sidorejo Lor Sidorejo Kidul Tingkir Lor Pulutan

Kecandran Randuacir Tingkir Tengah dan Cebongan Daerah datar plusmn 10 terdiri

dari kelurahan Kalicacing Noborejo Kalibening dan Blotongan

Sedangkan secara morfologis Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki

Gunung Merbabu dan diantara gunung-gunung kecil antara lain Gunung Gajah

Mungkur Gunung Telomoyo dan Gunung Payung Rong padadengan ketinggian

antara 450 - 825 m dpl (dari permukaan air laut) Ketinggian 4 kecamatan dari

permukaan air laut disajikan pada Tabel di 2-2 bawah ini

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan

No Kecamatan Prosentase Wilayah ()

Ketinggian (dpl)

1 Argomulyo 2018 595 - 850 m

2 Sidomukti 2861 515 - 650 m

3 Sidorejo 3263 450 - 825 m

4 Tingkir 1858 510 - 700 m

Jumlah 10000

Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

23 Geologi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 bentuk topografi Kota Salatiga

dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol coklat berupa tufa vulkanis

intermedier yang memiliki tekstur remah dan konsistensinya gembur

produktifitas tanah sedang sampai tinggi Bentuk stuktur tanah latozol coklat

tua berada di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan

tanaman campuran

24 Demografi

Jumlah penduduk Kota Salatiga sampai dengan Tahun 2012 menurut data Badan

Pusat Statistik Tahun 2013 sebanyak 186087 jiwa dengan jumlah rumah tangga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

13

sebanyak 48415 dan rata-rata anggota rumah tangga 3539 orang KK Untuk

melihat perkembangan jumlah penduduk seluruh kecamatan di Kota Salatiga

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Argomulyo 41846 41029 41435 41816 42638 40947 45630

2 Sidomukti 39632 36274 36395 36573 36611 38975 43360

3 Sidorejo 51784 48216 49487 49683 50024 52357 51452

4 Tingkir 43533 41413 41664 41952 42054 40206 45645

Jumlah 176795 166932 168981 170024 171327 172485 186087 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

Untuk melihat kepadatan penduduk seluruh kecamatan dapat dilihat pada tabel

berikut ini

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan Luas (km2) Penduduk Kepadatan (jiwakm2)

I Argomulyo 18526 45630 2463

1 Noborejo 3322 5895 1775

2 Ledok 1873 9949 5312

3 Tegalrejo 1884 12064 6403

4 Kumpulrejo 6290 7623 1212

5 Randuacir 3776 5533 1465

6 Cebongan 1381 4566 3306

II Sidomukti 11459 43360 3784

1 Kecandran 3993 17388 4355

2 Dukuh 3772 7556 2003

3 Mangunsari 2908 12710 4371

4 Kalicacing 0787 5706 7250

III Sidorejo 16247 51452 3167

1 Blotongan 4238 12256 2892

2 Sidorejo Lor 2716 13476 4962

3 Salatiga 2020 15344 7596

4 Bugel 2944 2829 0961

5 Kauman Kidul 1958 4209 2150

6 Pulutan 2371 3338 1408

IV Tingkir 10549 45645 4327

1 Kutowinangun 2938 22004 7489

2 Gendongan 689 6114 8874

3 Sidorejo Kidul 2775 6057 2183

4 Kalibening 995 1948 1958

5 Tingkir Lor 1773 4437 2503

6 Tingkir Tengah 1378 5085 3690

Tahun 2012 56781 186087 3012

Tahun 2011 56781 178277 2885

Tahun 2010 56781 174621 2826

Tahun 2009 56781 170022 2752

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

14

Dari data di atas Kecamatan Tingkir memiliki kepadatan penduduk tertinggi

dengan kepadatan penduduk sebesar 4327 jiwakm2 Sedangkan yang terendah

adalah Kecamatan Argomulyo dengan kepadatan penduduk sebesar

2463jiwakm2

25 Sosial dan Ekonomi

251 PDRBIncome Perkapita

Secara umum kondisi perekonomian di Salatiga sejak Tahun 2000 sudah

menunjukkan adanya perkembangan yang relatif baik Berangsur-angsur

perekonomian mulai meningkat dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi

sebesar 573 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 223953812 juta

dengan PDRB perkapita Rp 1293600331 Sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan sebesar Rp 101604564 juta dengan PDRB perkapita sebesar Rp

558357952

Tahun 2012 sumbangan PDRB terbesar adalah Kecamatan Sidorejo sebesar

2833 selanjutnya Kecamatan Sidomukti memberikan sumbangan sebesar

2647 Selanjutnya urutan ketiga adalah Kecamatan Tingkir dengan sumbangan

2466 dan yang terkecil memberikan sumbangan ke PDRB Kota Salatiga adalah

Kecamatan Argomulyo sebesar 2055

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012

Sumber PDRB Kecamatan Se Kota Salatiga 2012

252 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Kota Salatiga Tahun 2012 proporsi terbesar bermata

pencaharian lain-lain yakni 4082 disusul buruh industri yakni 1909

Argomulyo2055

Tingkir2466

Sidomukti2647

Sidorejo2833

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

15

kemudian disusul pedagang sebesar 723 Selengkapnya disajikan dalam Tabel

berikut

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012

Mata Pencaharian Kecamatan

Jumlah Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo

1 Petani Sendiri 1578 197 731 1078 3584 255

2 Buruh Tani 480 304 1602 2210 4596 328

3 Nelayan - - - - - -

4 Pengusaha wiraswasta 2251 3061 1085 1786 8183 583

5 Buruh Industri 6815 5650 6752 7563 26780 1909

6 Pedagang 599 2315 3621 3608 10143 723

7 Buruh Bangunanlepas 109 1440 4423 3972 9944 709

8 Pengangkutan 320 402 2397 1885 5004 357

9 Pegawai Negeri 1634 1224 2904 3349 9111 649

10 Pensiunan 617 827 1522 2720 5686 405

11 Lain-lain 10516 18520 14317 13929 57182 4082

Tahun 2012 24919 33940 39354 42100 140313

Tahun 2011 20514 28606 35862 42003 126968

Tahun 2010 24498 28436 34824 41810 129568

Tahun 2009 24784 26412 31920 39955 123071

Tahun 2008 31108 26324 31756 38988 128176 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

26 Hidrologi dan Hidrogeologi

261 Hidrologi

Kondisi hidrologi suatu wilayah dapat dilihat dari sumber air yang ada di wilayah

tersebut Sumber air dapat berupa danau sungai maupun rawa Kota Salatiga

dilewati oleh sungai yang cukup besar yakni Kali Sraten Kali Ngawen Kali

Ngaglik dan Kali Jetis yang secara keseluruhan sungai tersebut bukan berasal

dari Wilayah Salatiga atau Salatiga tidak memiliki mata air sendiri akan tetapi

sungai-sungai tersebut berasal dari wilayah lain di luar Kota Salatiga

Kota Salatiga yang berada di dataran tinggi memiliki iklim tropis dan berhawa

sejuk terpengaruh kondisi geografis daerah perbukitanPengaruh musim hujan

dan kemarau silih berganti sepanjang tahun Curah hujan di Kota Salatiga pada

Tahun 2012 berjumlah 2605 mm dengan rata-rata curah hujan 2570 mmhari

Berikut ini adalah tabel curah hujan hari hujan dan rata-rata curah hujan Tahun

2012 Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

16

Tabel 2-6Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-rata Curah Hujan

Januari 370 19 1947

Februari 276 9 3067

Maret 660 25 2640

April 356 20 1780

Mei 153 7 2186

Juni 27 2 1350

Juli 0 0 0

Agustus 0 0 0

September 44 3 1467

Oktober 190 11 1727

November 309 13 2377

Desember 220 15 1467

Th 2012 2605 124 2570

Th 2011 2305 106 2101

Th 2010 3577 172 2101

Th 2009 1935 104 1900

Th 2008 4831 120 2196 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

262 Hidrogeologi

a Air Permukaan

Sumber air pemukaan yang ada di Kota Salatiga berupa air sungai Umumnya

sungai-sungai yang mengalir melintas di daerah Kota Salatiga berhulu di sebelah

barat-daya yakni dari lereng Gunung Merbabu dimana sebagian merupakan

sungai musiman yang kering airnya di musim kemarau Sungai yang berair

sepanjang tahun yang terdapat di daerah Kota Salatiga jumlahnya sedikit dan

umumnya sungai-sungai kecil serta umumnya sudah dimanfaatkan untuk

keperluan pengairan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

17

Air permukaan sangat penting keberadaannya hal ini karena secara langsung

dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Debit air sungai di Kota Salatiga

dapat dilihat pada Tabel 2-7

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga

No Nama SungaiKali Debit

(m3detik) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

Kali Senjoyo Kali Taman Kali Ked Ringis Kali Benoyo Kali Bendo Kali Ngaglik Kali Bawen

2408 1132 0258 0040 0006 0015 0005

Kali Taman mendapat suplesi Debit dari Mata Air - Kali Taman = 178 ltdtk - Kali Putri = 99 ltdtk - Kali Getek = 46 ltdtk - Kali Sombo = 59 ltdtk Jumlah = 382 ltdtk

Jumlah 3864 Sumber Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Salatiga th 2013

Data debit sungai di Kota Salatiga pada tahun 2005 sebesar 3864 m3dtk

Debit sungai diatas adalah debit hasil Dinas Bina Marga dan Pengairan Tahun

2013 Berdasarkan data total sungai yang ada di Kota Salatiga adalah 16 sungai

(RTRW 2010-2030) yang terdiri dari 9 sungai dan 7 saluran yang berfungsi

sebagai drainase primer Sesuai Pasal 39 dalam RTRW tersebut 9 sungai

ditetapkan untuk kawasan lindungsempadan sungai dengan kondisi 2 sungai

Ngaglik dan Banyu Putih mengalami pencemaran tingkat sedang

b Air Tanah Dalam

Kota Salatiga memiliki prospek sumber air tanah dalam terutama di bagian

tengah-barat dan di bagian selatan yang mencakup sebagian wilayah Kecamatan

Sidorejo Tingkir Sidomukti dan di daerah Candirejo Penyediaan sumber air

tanah dalam ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumur bor di wilayah

potensial air tanah tinggi dengan kedalaman berkisar 80 hingga kurang dari 100

meter dengan menyadap lapisan akuifernya kurang dari 5 ldt Pemanfaatan air

tanah dalam di daerah ini belum maksimal yang saat ini terbatas untuk

kebutuhan air industri dan hotel serta jumlah sumur bor di daerah Kota Salatiga

masih sedikit (Data Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

c Air Tanah Dangkal

Pemanfaatan sumber air tanah dangkal di Kota Salatiga dapat diperoleh dengan

cara membuat sumur gali dengan kedalaman berkisar 8-25 meter Untuk wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

18

Kota Salatiga kedalaman sumur gali pada umumnya kurang dari 12 meter

sedangkan kearah barat atau daerah sekitar Candirejo kedalaman sumur gali

pada umumnya kurang dari 8 meter dan semakin kearah selatan yaitu Kecamatan

Argomulyo kedalaman sumur gali berkisar 12ndash25 meter Pemanfaatan sumber air

tanah dangkal ini sifatnya hanya terbatas untuk kebutuhan air penduduk

setempat Penyediaan sumber air tanah dangkal ini sangat tergantung pada

tinggi kedudukan muka airnya dimana kedudukan muka air tanah akan dalam di

tempat yang memiliki topografi tinggi dan rendah di tempat yang lebih landai

Potensi air tanah ini umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim

d Mata Air

Kota Salatiga memiliki sumber mata air yang memiliki prospek untuk

dikembangkan dengan mempertimbangkan kuantitas kualitas dan kontinuitas

airnya serta lokasi pemunculan mata air yang berada di Kota Salatiga Sehingga

cukup memudahkan pengambilannya Beberapa mata air yang digunakan oleh

PDAM Kota Salatiga sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air

bersih yaitu (Sumber Laporan Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

1 Mata Air Senjoyo (dengan debit 145 ldt)

2 Mata Air Kaligojek (20 ldt)

3 Mata Air Kalitaman (25 ldt)

4 Mata Air Kaligetek (20 ldt)

5 Mata Air Kalisombo (barat=35 ldt timur =15 ldt)

6 Dan beberapa mata air kecil lainnya

27 Tata Guna Lahan

271 Tata Guna Lahan Eksisting

Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5678110 hektar atau 56781 km2

Luas yang ada terdiri dari 79893 hektar (141 ) lahan sawah 468019 hektar

(824) merupakan lahan kering dan 19898 hektar (35) adalah lahan lainnya

Menurut pemanfaatannya sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan

sawah berpengairan teknis (4426 ) lainnya berpengairan setengah teknis

sederhana dan tadah hujan Lahan kering yang dipakai untuk tegalkebun

sebesar 9592 dari total bukan lahan sawah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

19

Tabel 2-8Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha)

Kecamatan Sawah Lahan Kering Lahan Lainnya Jumlah

I Argomulyo 29911 1749135 73644 1852690

1 Noborejo 2635 324492 5073 332200

2 Ledok 12496 164537 10297 187330

3 Tegalrejo - 178424 10006 188430

4 Kumpulrejo - 622030 7000 629030

5 Randuacir - 348550 29050 377600

6 Cebongan 14780 111102 12218 138100

IISidomukti 64500 1051157 30193 1145850

1 Kecandran 31425 359748 8027 399200

2 Dukuh 3383 364179 9588 377150

3 Mangunsari 29692 251096 9982 290770

4 Kalicacing - 76134 2596 78730

IIISidorejo 388750 1176359 59611 1624720

1 Blotongan 77693 325107 21000 423800

2 Sidorejo Lor 33270 220300 18030 271600

3 Salatiga 19476 175242 7282 202000

4 Bugel 49204 241472 3694 294370

5 Kauman Kidul 76027 115723 4100 195850

6 Pulutan 133080 98515 5505 237100

IVTingkir 315771 703544 35535 1054850

1 Kutowinangun 45272 240895 7583 293750

2 Gendongan - 66584 2316 68900

3 Sidorejo Kidul 84154 180285 13061 277500

4 Kalibening 57038 39285 3276 99599

5 Tingkir Lor 75992 96685 4623 177300

6 Tingkir tengah 53315 79810 4676 137801

Jumlah 798932 4680195 198983 5678110

141 824 35 1000 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

20

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

Dalam kaitannya dengan sistem drainase RTRW menjadi salah satu aspek yang

harus diperhitungkan dalam menyusun pola jaringan maupun dalam menghitung

beban drainase Sehingga sistem drainase yang dikembangkan bersifat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

21

antisipatif tidak hanya berlaku saat ini tetapi sudah memperhitungkan kondisi

yang akan datang

272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan

Pertambahan luas lahan terbangun di Kota Salatiga pada Tahun 2001 hingga 2009

sebesar 3583 hath yaitu pada tahun 2001 seluas 154024 Ha meningkat

menjadi 181363 Ha pada tahun 2009 Perkembangan lahan terbangun Kota

Salatiga pada Tahun 2012 hingga 2020 diprediksikan mengalami peningkatan laju

pertambahan luas jika dibandingkan dengan laju pertambahan luas pada Tahun

2001 hingga 2009 yaitu menjadi 4520 hath Menurut Laporan Rencana Induk

SPAM Kota Salatiga 2012 Luas lahan terbangun pada Tahun 2013 diprediksi

mencapai 196292 Ha dan akan terus meningkat hingga 2329 Ha pada Tahun

2020

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha)

No Kecamatan Dari sawah Ke pekarangan

Dari Tegal Ke Pekarangan

I Argomulyo - 24521

1 Noborejo - 4307

2 Ledok - 6095

3 Tegalrejo - 7337

4 Kumpulrejo - 1541

5 Randuacir - 4127

6 Cebongan - 1114

II Sidomukti 7145 22241

1 Kecandran 4905 3067

2 Dukuh - 16308

3 Mangunsari 2240 2866

4 Kalicacing - -

III Sidorejo 25825 23805

1 Blotongan 9886 7086

2 Sidorejo Lor 3908 12315

3 Salatiga - 4404

4 Bugel 1099 -

5 Kauman Kidul 6370 -

6 Pulutan 4562 -

IV Tingkir 4696 13894

1 Kutowinangun - 1977

2 Gendongan - -

3 Sidorejo Kidul 3435 7011

4 Kalibening - -

5 Tingkir Lor - 4111

6 Tingkir Tengah 1261 0795

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

22

28 PermasalahanDrainase Kota Salatiga

Secara umum permasalahan drainase perkotaan dapat dikelompokkan menjadi

dua kelompok yaitu permasalahan alamiah dan non alamiah Kelompok alamiah

adalah persoalan yang timbul akibat kondisi alam yang meliputi curah hujan

topografidan geologi Sedangkan non alamiah meliputi aspek yang timbul akibat

kegiatan manusia

Secara umum permasalahan drainase kawasan perkotaan sebagaimana

diperlihatkan dalam Gambar 2-4

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan

Sebagai akibat pertambahan penduduk menuntut adanya kebutuhan lahan untuk

tempat tinggalrumah dan usaha lainKebutuhan lahan tersebut menuntut

perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan meningkatnya bertambahnya

aliran limpasan permukaan dan meningkatnya erosi lahan sehingga terjadilah

sedimentasi yang menurunkan kapasitas saluran Penurunan kapasitas ini

mengakibatkan saluran meluap jika kapasitasnya dilampaui dan menyebabkan

terjadinya genangan

Permasalahan drainase perkotaan

Pertumbuhan penduduk

Kebutuhan tempat tinggalRumah

Perubahan tataguna lahan

Lahan untuk usaha pertanian

perkebunan dll

Manajemen sampah tidak baik

Produksi sampah

Debit banjir meningkat

Kebutuhan air bersih

Pengambilan air tanah berlebihan

Sedimentasi saluran

Saluran meluap banjir

Penurunan kapasitas saluran

Pembuangan sampah ke saluran

Erosi lahan meningkat

Amblesan tanah Genangan lokal

Limpasan permukaan meningkat

Pengisian air tanah menurun

Penurunan air tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

23

Disamping itu pertumbuhan penduduk juga mengakibatkan produksi sampah dan

limbah yang meningkat Jika tidak dikelola dengan baik misalnya sampah dan

limbah dibuang ke saluran drainasemaka bisa menyumbat saluran dan pada

akhirnya mengakibatkan banjirSatu hal lagi dimana pengisian air tanah yang

terganggu akibat berkurangnya infiltrasi dapat mengancam ketersediaan air

tanah yang digunakan sebagai sumber air bersih

Permasalahan Drainase Kota Salatiga dapat diidentifikasi sebagai berikut

1 Permasalahan Kapasitas Saluran

Seiring dengan peningkatan debit akibat pengaruh koefisien limpasan yang

cenderung meningkat kapasitas saluran perlu ditinjau apakah masih

mencukupi untuk menampung debit yang lewat Banyak saluran terlihat

menyempit dan mengalami pendangkalan sehingga kapasitasnya menurun Di

beberapa ruas jalan bahkan terlihat saluran terputus tidak menyambung

dengan saluran yang ada Pada segmen-segmen tertentu saluran mengalami

penutupan oleh sampah dan oleh sedimen (tanah) selain kedua masalah

tersebut pada lokasi-lokasi tertentu ada saluran yang hilang akibat ditutup

oleh masyarakat ataupun akibat kerusakan saluran yang dibiarkan

berkepanjangan sehingga pada akhirnya saluran tersebut tertutup

Disamping itu di beberapa kawasan Kota Salatiga banyak saluran yang

tertutup oleh bangunan di atasnya sehingga mempersulit pada saat

pemeliharaan Demikian juga akibat pondasi bangunan juga memperkecil

penampang saluran sehingga menurunkan kapasitas saluran

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas saluran di Buk Suling

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

24

2 Kurangnya Daerah Resapan Air

Di beberapa wilayah Kota Salatiga terutama di pusat kota sebagai contoh di

Daerah Jalan Jendral Sudirman Pasar Gede Ramayana dan sekitarnya

karena letaknya yang ada ditengah Kota Salatiga maka daerah ini didominasi

oleh perumahan perkantoran dan pertokoan Air hujan yang turun langsung

masuk ke saluran melalui jalan beton jalan aspal atau perkerasan yang lain

tanpa adanya air yang meresap (infiltrasi) Hal ini dikarenakan minimnya

areal resapan air Air hujan akan langsung masuk menuju saluran sehingga

seringkali saluran tidak mampu menampung air dan menimbulkan genangan

air

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air

3 Perubahan Tata Guna Lahan

Di Kota Salatiga perubahan tata guna lahan terjadi yang sangat cepat seiring

dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi Lahan baru yang

dahulunya daerah pertanianperkebunan dibuka untuk perumahan dan

kebutuhan lainnya dan dibiarkan terbuka tanpa konservasi Hal ini dapat

menjadi sumber bencana banjir dan kekeringan Perubahan tata guna lahan

mempunyai pengaruh terhadap besarnya run-off yang dapat diketahui dari

besarnya nilai koefisien limpasan yang cenderung meningkat (Merry 2010)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

25

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid

4 Persampahan

Pengelolaan sampah di Wilayah Salatiga tergolong sangat kurang Hal ini

dikarenakan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah

Masyarakat masih menganggap bahwa sungaisaluran air merupakan tempat

pembuangan sampah Sampahndashsampah yang dibuang sembarangan

berserakan di jalan dan akhirnya disapu air hujan masuk ke sungaisaluran

Dengan demikian air menjadi kotor jorok dan sungaisaluran menjadi penuh

sampah dan pada waktu turun hujan sungaisaluran tersebut akan mampet

dan meluber sehingga mengakibatkan banjir

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas Saluran Menurun(terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi Kali Pengging)

5 Erosi ndash Sedimentasi

Erosi dan Sedimentasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan Erosi

pada daerah hulu menyebabkan terjadinya sedimentasi di daerah hilir

(Sitanala Arsyad 1989) Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia Kota

Salatiga yang berkembang dengan cepat alih fungsi lahan tidak dapat

dihindari Alih fungsi lahan yang tak terkontrol menimbulkan dampak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

26

berganda terhadap kinerja sistem drainase Alih fungsi lahan dari lahan hijau

menjadi lahan terbangun akan meningkatkan limpasan permukaan sekaligus

meningkatkan laju erosi Konsekuensinya beban drainase bertambah di sisi

kapasitas sistem menurun akibat sedimentasi

Pembukaanpengembangan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal

dapat mengakibatkan laju erosi yang sangat tinggi jika tidak diikuti dengan

usaha konservasi lahan yang tepat Hal ini dapat dibuktikan dari aliran banjir

pada saat hujan air yang datang dari hulu tidak hanya keruh tetapi juga

berupa banjir lumpur Material erosi yang dibawa aliran air dari hulu pada

saat memasuki daerahsaluran landai tidak semuanya mampu hanyut ke

saluran primer atau sungai Sebagian akan diendapkan di sepanjang saluran

sungai dan badan air yang dilewatinya Endapan di saluransungai

menimbulkan penyempitan dan pendangkalan sehingga kapasitas

saluransungai tersebut akan berkurang Jika saluransungai tersebut

meluap maka lumpur juga akan diendapkan di wilayah yang dilewatinya

Gambar 2-9Erosi di sungai Pertigaan Utara JLS dan di Sungai Jetis yang tinggi menyebabkan Kapasitas Sungai menurun

6 Operasi dan Pemeliharaan

Banyak bangunan-bangunan drainase di Wilayah Salatiga yang dibangun

dengan biaya tinggi kondisinya sangat memprihatinkan sebelum umur

teknisnya tercapai Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan

kebutuhan OampP tetapi lebih karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang

cukup Kesulitan memperoleh biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan

OampP tersebut dan bahkan jika biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa

biaya tersebut dipakai untuk OampP jika kegiatan- kegiatan yang sifatnya

mendesak muncul bersamaan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

27

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

28

3 BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING

31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007

Berdasarkan studi yang pernah dilakukan pada tahun 2007 drainase yang ada di

Kota Salatiga dikelompokkan dalam menjadi 9 (sembilan) sistem drainase yaitu

1 Sistem Kartini

2 Sistem Buk Suling

3 Sistem Nanggulan

4 Sistem Kridanggo

5 Sistem Osamaliki

6 Sistem Kesehatan

7 Sistem Kalinongko

8 Sistem Hasanudin dan

9 Sistem Ledok

Dasar dalam pengelompokan sistem drainase ini adalah arah aliran dominan dari

saluran yang ada dan beberapa saluran alam sungai yang telah ada Hasil dari

pengelompokan itu disajikan dalam Gambar 3-1 di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

29

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan

studiMaster Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007

311 Sistem Kartini

Sistem Kartini adalah sistem drainase yang terletak menyusur Jalan Jenderal

Sudirman yang dimulai dari Ramayana ke arah Barat Laut (arah jalan ke

Salatiga) Lokasi di sepanjang Sistem Kartini didominasi oleh permukiman dan

perkantoran Lokasi didaerah ini sangat padat dengan perumahan dan hampir 90

semua tanah sudah ditutup dengan paving blok Karena daerah ini mempunyai

kepadatan yang cukup tinggi maka seringkali kondisi saluran tidak terawat

sehingga banyak tumpukan sampah plastik dan sampah buangan bekas aktivitas

masyarakat yang menutupi saluran sehingga saat terjadi banjir pada lokasi

sebelah hulu sumbatan sering mengalami limpasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

30

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini

Sumber PT Multidecon 2007

312 Sistem Buk Suling

Sistem Bok Suling adalah sistem drainase yang terletak disekitar pusat

perbelanjaan Ramayana Sistem Bok Suling ini menghampar mulai Pasar Besar ke

arah utara sampai Universitas Satya Wacana Sistem Bok Suling terletak pada

posisi sebelah kiri Jalan Jenderal Sudirman (dari arah Salatiga) Penggunaan

lahan di lokasi Sistem Bok Suling didominasi oleh perkantoran pemukiman dan

pusat-pusat bisnis (pertokoan) oleh karena itu pada daerah ini resapan air juga

sangat minim

Secara umum aliran drainase pada Sistem Bok Suling akan bermuara di alur alam

(sungai) yang membelah jalan Kalitaman Lokasi-lokasi yang sering mengalami

genangan banjir adalah lokasi-lokasi yang terletak disekitar jalan Bok Suling

Genangan yang terjadi seringkali disebabkan oleh tidak mengalirnya air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

31

akibat tidak sempurnanya pematusan pengeringan jalan raya saat hujan turun

sehingga air hujan tidak dapat masuk menuju saluran-saluran pembuang yang

pada akhirnya menyebabkan banjir

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling

313 Sistem Nanggulan

Sistem Nanggulan merupakan sistem drainase yang membentang memanjang

mulai ABC menuju arah Timur Laut hampir sepanjang 40 km Penggunaan lahan

pada lokasi bagian hulu didominasi oleh perumahan dan perkantoran Sedangkan

pada bagian hilirnya masih banyak dijumpai persawahan Sistem Nanggulan

dibagi menjadi 22 daerah tangkapan air (DTA) dengan luasan DTA terbesar

adalah 14221 ha dan luasan terkecil sebesar 048 ha Drainase utama merupakan

saluran alam (sungai) yang terletak hampir di sepanjang DAS Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

32

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

33

314 Sistem Kridanggo

Sistem Kridanggo merupakan sistem Drainase Kota Salatiga yang mempunyai

daerah tangkapan air yang paling rumit hal ini mengingat Sistem Kridanggo yang

terletak pada bagian tengah Kota Salatiga Sistem Kridanggo terbagi menjadi 38

buah daerah tangkapan air (DTA) dengan luas terbesar 1086 ha dan luasan

terkecil 032 ha Karena letaknya yanga ada ditengah Kota Salatiga maka daerah

pada sistem ini didominasi oleh perumahan perkantoran dan pertokoan

sehingga hal ini menyebabkan sangat minim ter-sedianya areal resapan air yang

pada akhirnya akan menyebabkan debit runoff akibat hujan akan langsung masuk

menuju saluran sehingga sering-kali saluran tidak mampu menampung air dan

menimbulkan genangan air

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

34

315 Sistem Osamaliki

Sistem Osamaliki merupakan sistem drainase yang membentang dari arah Timur ke

Barat yang dimulai dari Tugu Pancasila di depan Pusat Perbelanjaan Ramayana

sampai sebelah barat Jalan Osamaliki

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki

316 Sistem Kesehatan

Sistem Kesehatan adalah sistem drainase yang terletak di sebelah kanan Jalan

Osamaliki (dari arah Salatiga) Dengan tata guna lahan pada daerah hulu masih

didominasi oleh permukiman penduduk dan perkantoran sedangkan pada lokasi di

bagian hilir didominasi oleh persawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

35

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

36

317 Sistem Kalinongko

Sistem Kalinongko adalah sistem drainase yang mempunyai daerah tangkapan air

(DAS) yang terhampar mulai Pertigaan ABC menuju arah Barat Laut (BL) yang

kemudian masuk menuju sungai yang membentang hampir di sepanjang DAS

pembagian DAS sebesar 1471 ha dan luas minimal sebesar 02 ha

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko

Pengunaan lahan pada sistem ini didominasi oleh daerah hunian yang padat

sehingga daerah resapan air sangat minim Lokasi-lokasi tertentu yang sering

mengalami banjir genangan air adalah lokasi sekitar Jalan Tentara Pelajar

Penyebab genangan banjir adalah adanya sumbatan sampah dan sedimen di

beberapa segmen dan kapasitas saluran yang tidak mencukupi

318 Sistem Hasanudin

Sistem Hasanudin adalah sistem drainase yang secara alam akan bermuara pada 2

(dua) buah sungai yang membelah Jalan Hasanudin Sungai tersebut adalah Sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

37

Ngawen dan Sungai Sraten Dari hasil survey lapangan dapat diketahui bahwa

lokasi yang rawan genangan air akibat banjir adalah lokasi di Sekitar Pasar Sapi

penyebab genangan banjir ini disinyalir karena tersumbatnya aliran debit hujan

oleh berbagai material sampah yang berupa sampah plastik dan endapan sedimen

(tanah) selain sampah dimungkinkan pula penyebab genangan di lokasi ini adalah

kapasitas saluran yang tidak mampu lagi untuk melewatkan debit runoff

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin

319 Sistem Ledok

Sistem Ledok merupakan sistem drainase kota yang membentang mulai PT

Damatek ke arah utara sepanjang 2 km Sistem drainase utama adalah saluran

alam (sungai) yang membentang hampir di sepanjang DAS Sistem Ledok Secara

umum permasalahan saluran yang ada di Sistem Ledok juga tidak jauh berbeda

dengan sisitem yang lainnya dimana permasalahan utama adalah adanya

penutupan saluran oleh sampah dan tanah akibat sedimentasi Selain du masalah

tersebut kerusakan saluran juga dipicu dengan ketidak teraturan pengaturan

sistem drainase yang ada

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

38

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok

Berdasarkan hasil studi tahun 2007 diatas yaitu Pekerjaan Penyusunan

Masterplan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga oleh PT Multidecon Internal setelah

diplotkan ke wilayah Kota Salatiga ternyata baru sebagian kecil dari wilayah

Kota Salatiga yang dikaji yaitu di wilayah perkotaannya sajadimana luas wilayah

yang dikaji baru sekitar 30 dari Wilayah Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

39

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau)

Sumber Master Plan Drainase Kota Salatiga 2007

Dari hasil kajian diatas mengingat kajian yang dilakukan baru sebagian kecil dari

yang diharapkan yaitu seluruh Kota Salatiga maka untuk selanjutnya Sistem

Drainase yang disusun Tahun 2007 tidak dipergunakan lagi dalam Penyusunan

Masterplan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

40

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030

Sistem Drainase menurutPeraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 -

2030 meliputi jaringan drainase primer jaringan drainase sekunder dan

jaringan drainase tersier

Jaringan drainase primer meliputi 27 (dua puluh tujuh) saluran dan sungai

sebagai berikut

1 Saluran Kalitaman

2 Saluran Kalioso

3 Sungai Kedungringis

4 Saluran Kutowinangun

5 Sungai Tugu

6 Sungai Jaten

7 Sungai Jurang Buntung

8 Saluran Bugel Timur

9 Saluran Bugel Barat

10 Saluran Sarirejo

11 Saluran Tapen

12 Saluran Kauman

13 Saluran Sucen

14 Saluran Kalisawo

15 Sungai Gandu

16 Sungai Ngemplak

17 Sungai Sawahan

18 Sungai Sraten

19 Sungai Ngawen

20 Sungai Andong

21 Sungai Jetis

22 Saluran Cebongan

23 Sungai Nanggulan

24 Sungai Ngaglik

25 Sungai Jetis

26 Sungai Setro dan

27 Sungai Senjoyo

Jaringan drainase sekunder meliputi 39 (tiga puluh sembilan) meliputi

1 Saluran Andong

2 Saluran Sidenan

3 Saluran Kalicacing

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

41

4 Saluran Karanganyar

5 Saluran Progo

6 Saluran Jalan Jend Sudirman

7 Saluran Tugu Barat

8 Saluran Tugu Timur

9 Saluran Andong

10 Saluran Kedung Kopyah

11 Saluran Kebon Samas

12 Saluran Kalipancur

13 Saluran Bulu

14 Saluran Pabelan

15 Saluran Blotongan

16 Saluran Banyuputih

17 Saluran Banjaran

18 Saluran Jalan Veteran

19 Saluran Kenteng

20 Saluran Cabean

21 Saluran Bendosari

22 Saluran Warak

23 Saluran Klampean

24 Saluran Noborejo

25 Saluran Brajan

26 Saluran Tegalrejo

27 Saluran Nanggulan

28 Saluran Benoyo

29 Saluran Gendongan

30 Saluran Kalisari

31 Saluran Druju

32 Saluran Jamban

33 Saluran Tambak Boyo

34 Saluran Siluwing

35 Saluran Kalilondo

36 Saluran Sidali

37 Saluran Tingkir Tengah

38 Saluran Cengek dan

39 Saluran Isep-isep

Jaringan drainase tersier meliputi saluran drainase di kawasan perumahan

tersebar di wilayah Kota SalatigaRencana sistem drainase Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

42

dijelaskan lebih rinci dalam peta Rencana Jaringan Prasarana Drainase

sebagaimana dalam RTRW Dalam Peta tersebut dijelaskan bahwa saluran primer

berupa sungai dan saluran lain yang sudah ditentukan Sedangkan saluran

sekunder umumnya berupa saluran buatan manusia Demikian juga dijelaskan

arah alirannya Namun belum dijelaskan secara terperinci pembagian Daerah

Tangkapan Air (DTA) untuk perencanaan masterplannya

Disamping pembagian saluran diatas juga ditentukan adanya Kawasan Sempadan

Sungaipada 9 (sembilan) sungai dimana ruang di kiri kanan sungai tidak

diperbolehkan adanya kegiatan pembangunan Sungai-sungai tersebut adalah

1 Sungai Senjoyo di Kelurahan Tingkir Tengah Kelurahan Tingkir Lor

Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

2 Sungai Setro di Kelurahan Kauman Kidul

3 Sungai Jetis di Kelurahan Randuacir Kelurahan Noborejo Kelurahan

Cebongan Kelurahan Ledok Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan

Kutowinangun

4 Sungai Ngaglik di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Randuacir Kelurahan

Tegalrejo Kelurahan Ledok Kelurahan Gendongan dan Kelurahan

Kutowinangun

5 Sungai Nanggulan di Kelurahan Kutowinangun

6 Sungai Ngawen di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Tegalrejo dan

Kelurahan Mangunsari

7 Sungai Sraten di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Mangunsari Kelurahan

Dukuh dan Kelurahan Kecandran

8 Sungai Sawahan di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Dukuh dan Kelurahan

Kecandran dan

9 Sungai Ngemplak di Kelurahan Dukuhdan Kelurahan Kecandran

33 Hasil Inventory Lapangan

331 Inventori Saluran

Tim Penyusun telah melakukan inventori saluran drainase yang ada di Salatiga

Saluran drainase yang diinventori adalah saluran primer dan sekunder Poin-poin

yang diinventori terdiri dimensi saluran titik pengamatan meliputi awal

tengah dan muaraakhir jenis konstruksi saluran dan kondisinyapermasalahan

dan penyebabnya lama tinggi genangan dan kerugian foto dokumentasi dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

43

alternatifusulan penanganan Semua lembar hasil inventory akan dibukukan

tersendiri dalam Buku Album Inventory

Berikut ini kami perlihatkan contoh lembar hasil inventori

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

44

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

45

332 Identifikasi Lokasi Genangan

Tim Penyusun juga telah melakukan identifikasi genangan yang terjadi di Kota

Salatiga berdasarkan informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari

masyarakat Lokasi genangan ini juga digunakan untuk pengecekan hasil running

program HEC-RAS apakah sudah sesuai dengan kondisi lokasi atau belum

Secara ringkas lokasi genangan dan permasalahannya serta usulan

penanganannya disajikan dalam Tabel sebagai berikut

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga Tahun 2014

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

1 PerumKotaBaru

(Kel Blotongan Kec Sidorejo

Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung air saat banjir

- Saluran terlalu kecil dan sempit

- Lebar sungai berkurang karena pembangunan rumah dikanan kiri saluran

- Ketinggian air plusmn50 cm ketika terjadi

banjir

2 Saluran Kedung Kopyah

(Kel Pulutan Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran berfungsi ganda sebagai saluran irigasi dan saluran drainase

- Saluran meluap saat terjadi hujan

deras karena dimensi saluran tidak dapat menampung debit yang terjadi

- Saluran membawa lumpur dan sedimentasi

- Sawah dan sebagian rumah warga

tergenang saat banjir setinggi plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

46

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

3 Kantor Polisi Salatiga

(Kel Salatiga Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Terjadi genangan di sisi utara kantor polisi

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

- Gorong-gorong dan drainase jalan terlalu kecil dan tersumbat

4 Saluran Andong

(KelMangunsariKec Sidomukti Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung

debit air dari arah lapangan Pancasila

- Sampah dan sedimentasi menyebabkan pendangkalan

- Pintu air yang mengatur keluarnya air

terlalu kecil

- Genangan yang terjadi setinggi plusmn 50 cm

5 Saluran Pengging

(Kel Kutowinangun Kec Tingkir Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan saluran drainase Pengging banyak sampah dan pertemuan ke K Progo tegak lurus sehingga pada saat banjir terjadi backwater dan air dari K Progo masuk ke saluran Pengging sehingga

melimpas menggenangi Kampung Kalioso

- Ketinggian banjir plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

47

6 Pasar Sapi

Permasalahan

- Daerah Cekungan dan rendah

- Dimensi saluran kecil

7 Kantor Kodim Lama

Permasalahan

- Terjadi genangan di jalan depan kantor kodim lama

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

8 Jetis

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke halaman kebun terus

meluap sampai ke Jalan raya Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn20 cm ketika terjadi banjir

- Saluran satu sisi

9 SMP 8

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke ke Jalan raya

- Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn 50 cm ketika terjadi

banjir

10 Depan SMA 3 Salatiga

Permasalahan

- Saluran di depan SMA 3 dimensinya

kurang

- Terjadinya genangan di Depan SMA 3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

48

11 Jalan Buk Suling

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuh ke tubuh saluran

12 Jalan Samping RS

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Tidak ada drainase jembatan

13 Puri Wahid II

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air tidak terkontrol

- Saluran drianase tidak ada dari yang ada diatas terputus

14 Jl Yos Sudarso UKSW

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuk ke tubuh saluran

Sumber Survey Lapangan 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

49

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan

Perumahan di Kota Baru sering kebanjiran pada saat musim hujan salah satu penyebabnya karena lebar saluran di sebelah hilir lebih sempit dibanding

saluran di sebelah hulu sehingga terjadi Bottle neck

Salah satu contoh saluran fungsi ganda disamping saluran irigasi juga berfungsi

saluran drainase

Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan

saluran drainase Pengging yang masuk ke K Progo pada saat banjir antri

sehingga terjadi back water dan air yang di saluran Pengging melimpas

menggenangi Kampung Kalioso

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

50

Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau distorsi

guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau pedagang kaki lima

(PKL) di atas saluran drainase Foto kiri kondisi bangunan di atas saluran drainase

Buk Suling di Kelurahan Salatiga sedang Foto kanan kondisi bangunan pertokoan di

atas saluran Kali Cacing di Kelurahan Kalicacing

Tumpang tindihnya sistem irigasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Salah satu contoh limbah sanitasi dari

penduduk yang langsung dibuang ke badan sungai

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan

Permasalahan yang ada dari hasil Survei Lapangan yaitu

1 Saluran-saluran drainase di beberapa lokasi khususnya di pusat kota dan

jalan-jalan utama bermasalah sebagai berikut

a Bentuk penampang saluran dari hulu ke hilir mengecil sehingga kapasitas

terjadi bottle neck akibatnya aliran air tidak lancar dan menyebabkan

debit banjir melimpas di daerah hulu dan menggenangi pemukiman

b Saluran tidak menerus atau terputus beberapa di antaranya mati karena

ditimbun jalan akses atau jembatan menuju lokasi tepi jalanjalur

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

51

lambattrotoar area Atau trase melewati tanah milik masyarakat

sehingga saluran terputus

c Sedimen dan sampah di badan saluran adalah penyebab tidak fungsinya

saluran drainase dan pengurangan kapasitas aliran

2 Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau

distorsi guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau

pedagang kaki lima (PKL) di atas saluran drainase atau di sekitar tanggul

3 Tumpang tindihnya sistem drainase dan irigasi sehingga saluran berfungsi

ganda Akibatnya penampung saluran tidak bisa menampung debit yang

terjadi

4 Tumpang tindihnya sistem sanitasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Bentuk problem yang ditemui

berdasarkan hasil survei adalah adanya saluran sanitasi penduduk yang

dibuang langsung dalam saluran drainase sehingga outlet drainase jalan

menjadi berkurang bahkan tertutup karena masalah sedimen yang tidak bisa

keluar secara bebas

5 Pada saluran-saluran sekunder dan saluran utama problematika sampai

dengan 2014 adalah sedimentasi dan pola pembuangan sampah yang tidak

terkendali menyebabkan air menjadi keruh dan aliran tidak lancar

6 Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

daerah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk ke

saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genangan

7 Kondisi sebaliknya yang terjadi air hujan tidak bisa masuk ke saluran

drainase jalan karena kondisi drainase jalan tertutup sehingga terjadi

genangan pada derah cekungan tersebut

8 Adanya pengaruh back water dari saluran drainase primer dan sungaindashsungai

utama

9 Terjadinya degradasi bangunan-bangunan di saluran drainase (tanggul rusak

saluran rusak dll)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

52

4 BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air Perkotaanrdquo Sistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi Gambar

4-1 memperlihatkan keterkaitan antara drainase dengan penyediaan air bersih

pengelolaan air hujan dan pengelolaan air limbah perkotaanDisamping ketiga

komponen tersebut di atas sistem drainase juga terkait erat dengan sistem

persampahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

53

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Air Perkotaan Terpadu

42 Kriteria Umum

421 Data Dasar

Dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini digunakan data dasar

sebagai berikut

1 DataPeta Geologi Kota Salatiga

2 Database Jalan Kota Salatiga

3 Data klimatologi yang terdiri dari data hujan angin kelembaban dan

temperatur dari stasion klimatologi atau Badan Meteorologi dan Geofisika

terdekat

4 Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air debit sungai laju

sedimentasi pengaruh air balik peilbanjir karakteristik daerah aliran

5 Data sistem drainase yang ada yaitu data kuantitatif banjirgenangan

berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di

daerah tersebut

Distribution

Use Collection

T

Wells

Effluent

Combined sewer

outflow

Wastewater

Drainage

Treated water

Raw water

Reservoir

Land

Sludge treatment

T

Drainage Urban service boundary

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

54

6 Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem

drainase dan sistem jaringan jalan yang ada peta tata guna lahan peta

topografi masing-masing berskala antara 1 5000 sampai dengan 1 50000

atau disesuaikan dengan tipologi kota

7 Data kependudukan yang terdiri dari jumlah kepadatan laju pertumbuhan

penyebaran data kepadatan bangunan

8 Data lain yang sekiranya diperlukan

422 Standar Teknis

Standar Teknis yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga ini digunakan data dasar sebagai berikut

1 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan

2 SNI 19-6466-2000 tentang Tatacara Evaluasi Lapangan untuk Sistem

Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

3 SNI 03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa beton untuk Saluran Air Limbah

Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong

4 SNI 03-3424-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan

Raya

5 SNI 02-2406-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan

6 SNI 03-2415-1991 tentang Tata Cara Perhitungan Debit Banjir

7 Pt-T-15-2002-C tentang Penerapan Drainase Berwawasan lingkungan di

Kawasan Permukiman

8 Pt T-16-2002-C tentang Pengelolaan Air Limbah Non Kakus (Grey Water)

9 Pt T-17-2002-C tentang Penerapan Pengelolaan Air Limbah secara Komunal

pada Kawasan Penghijauan

10 Pt-T-23-2000-C tentang Tata Cara Perencanaan Saluran Air Hujan Untuk

Lingkungan Permukiman

11 Standar-standar teknis lain yang berkaitan dan masih berlaku

423 Studi Terdahulu

1 Penyusunan Masterplan Drainase Bappeda Kota Salatiga Tahun 2007

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

55

424 Kala Ulang

Kala ulang yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran saluran dan

jenis kota yang akan direncanakan

b) Untuk bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama dengan sistem

saluran di mana bangunan pelengkap tersebut berada

c) Perhitungan curah hujan berdasarkan data hidrologi minimal 10 tahun

terakhir (mengacu pada tata cara analisis curah hujan drainase perkotaan)

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota

Sistem Drainase Utama (Major Drainage)

Type Kota Daerah Pelayanan (Ha)

lt 10 10 ndash 100 100 ndash 500 gt 500

Metro 2 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn 10 ndash 25 thn

Besar 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 20 thn

Sedang 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn

Kecil 2 thn 2 thn 2 thn 2 ndash 5 thn

Sistem Drainase Lokal (Mikro Drainage)

Type Kawasan Daerah Pelayanan (Ha)

10 ndash 100 gt 100

Industri Komersial 2 ndash 5 5

Pemukiman 1 2

Saluran Pada Jaringan Jalan

Type Jalan Kala Ulang

Bebas hambatan 5

Arteri 2

Kolektor 1

Lokal 1

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm)

Type Kota Jenis Saluran

Primer Sekunder Tertier

Metropolitan 90 60 30

Besar 60 40 20

Sedang 40 30 20

Kecil 30 20 15

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

56

43 Analisis Hidrologi

Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

hidrologi (hydrologic phenomena) seperti besarnya curah hujan temperatur

penguapan lamanya penyinaran matahari kecepatan angin debit sungai tinggi

muka air sungai kecepatan aliran konsentrasi sedimen sungai akan selalu

berubah terhadap waktu (Soewarno 1995)

Data hidrologi dianalisis untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan

mengenai fenomena hidrologi berdasarkan sebagian data hidrologi yang

dikumpulkan (Soewarno 1995)

Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut

1 Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya

2 Menganalisis distribusi curah hujan dengan periode ulang T tahun

3 Menganalisis frekuensi curah hujan

4 Mengukur dispersi

5 Memilih jenis sebaran

6 Menguji kecocokan sebaran

7 Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana

di atas pada periode ulang T tahun untuk menentukan curah hujan desain

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment basin watershed) merupakan daerah

dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan Daerah

ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berarti ditetapkan berdasar

aliran air permukaan Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena

permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan

pemakaian

Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi

oleh titik kontrol yang umumnya merupakan stasiun hidrometri Memperhatikan

hal tersebut berarti sebuah DAS dapat merupakan bagian dari DAS lain (Sri Harto

Br 1993) Dalam sebuah DAS kemudian dibagi dalam area yang lebih kecil

menjadi sub-DAS Penentuan batas-batas sub-DAS berdasarkan kontur jalan dan

rel KA yang ada di lapangan untuk menentukan arah aliran air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

57

Dari peta topografi ditetapkan titik-titik tertinggi disekeliling sungai utama

(main stream) yang dimaksudkan dan masing-masing titik tersebut dihubungkan

satu dengan lainnya sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung

pangkalnya Garis tersebut merupakan batas DAS dititik kontrol tertentu (Sri

Harto Br 1993)

Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi

(Suripin 2004)

a Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya

luas DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total

dari DAS melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas besarnya akan

berkurang dengan bertambahnya luasnya DAS Ini berkaitan dengan waktu yang

diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu

konsentrasi) dan juga penyebaran atau intensitas hujan

Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai Pengaruh

bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan

memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang

bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima hujan

dengan intensitas yang sama

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan

Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran

permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar

atau melingkar Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang

waktu

curah hujan

Q dan

P

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

hidrograf aliran permukaan

(a) DAS memanjang (b) DAS melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

58

waktu

curah hujan

Q d

an P

hidrograf aliran

permukaan

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

(a) Kerapatan paritsaluran tinggi (b) Kerapatan paritsaluran rendah

lebih lama dibandingkan dengan DAS yang melebar sehingga terjadinya

konsentrasi air dititik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran

permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak diseluruh DAS tetapi

bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya Pada DAS memanjang laju aliran

akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum

memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di

hilir telah habis atau mengecil Sebaliknya pada DAS melebar datangnya aliran

permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak artinya air dari hulu

sudah tiba sebelum aliran dari mengecilhabis

b Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan parit danatau saluran dan bentuk-bentuk cekungan lainnya

mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan DAS dengan

kemiringan curam disertai paritsaluran yang rapat akan menghasilkan laju dan

volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai

dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan Pengaruh kerapatan

parit yaitu panjang parit per satuan luas DAS pada aliran permukaan adalah

memperpendek waktu konsentrasi sehingga memperbesar laju aliran

permukaan

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf

aliran permukaan

c Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

59

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Nilai C = 0 menunjukkan bahwa

semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah sebaliknya untuk

nilai C = 1 menunjukkkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran

permukaan

432 Analisa Distribusi Curah Hujan

Hal yang penting dalam pembuatan rancangan bangunan drainase adalah

distribusi curah hujan Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan

jangka waktu yang ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan

dalam setahun) curah hujan bulanan (jumlah curah hujan sebulan) curah hujan

harian (jumlah curah hujan 24 jam) curah hujan per jam

Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar

hujan baik yang manual maupun yang otomatis Analisis frekuensi ini didasarkan

pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas

besaran hujan yang akan datang Dengan angggapan bahwa sifat statistik

kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian

hujan masa lalu (Suripin 2004)

Perencanaan persungaian biasanya diadakan setelah ditentukannya batas-batas

besaran hidrologi yang terjadi karena penomena alam yang mendadak dan tidak

normal Karena itu perlu dihitung kemungkinan debit atau curah hujan yang

lebih kecil atau lebih besar dari suatu nilai tertentu berdasarkan data-data yang

diperoleh sebelumnya (Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah

Data curah hujan dan debit merupakan data yang paling fundamental dalam

perencanaan drainase Ketetapan dalam memilih lokasi dan peralatan baik curah

hujan maupun debit merupakan faktor yang menentukan kualitas data yang

diperoleh Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah

hujan dan analisis statistik yang diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir

rencana Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir

adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran sungai pada waktu yang sama

Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah

daerah aliran sungai (DAS) ada tiga macam cara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

60

a Cara rata-rata aljabar

Tinggi rata-rata curah hujan yang didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata

hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar-penakar hujan

didalam areal tersebut Jadi cara ini akan memberikan hasil yang dapat

dipercaya jika pos-pos penakarnya ditempatkan secara merata di areal tersebut

dan hasil penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai

rata-rata seluruh pos di seluruh areal (CD Soemarto 1999)

n

dddd n21 =

n

i

i

n

d

1

di mana

= tinggi curah hujan rata-rata

d1 d2 dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1 2 hellipn

n = banyaknya pos penakar

b Cara Poligon Thiessen

Menurut Kiyotaka Mori dkk (1977) metode ini sering digunakan pada analisis

hidrologi karena metode ini lebih teliti dan obyektif dibanding metode lainnya

dan metode ini dapat digunakan pada daerah yang memiliki titik pengamatan

yang tidak merata Cara ini adalah dengan memasukkan faktor pengaruh daerah

yang mewakili oleh stasiun hujan yang disebut faktor pembobotan atau koefisien

Thiessen Untuk pemilihan stasiun hujan yang dipilih harus meliputi daerah aliran

sungai yang akan dibangun Besarnya koefisien Thiessen tergantung dari luas

daerah pengaruh stasiun hujan yang dibatasi oleh poligon-poligon yang

memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung stasiun Setelah

luas pengaruh tiap-tiap stasiun didapat maka koefisien Thiessen dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

totalA

AiC

n21

nn2211

AAA

RARARAR

d

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

61

di mana

C = Koefisien Thiessen

Ai = Luas pengaruh dari stasiun pengamatan i

A = Luas total dari DAS

R = Curah hujan rata-rata

R1 R2Rn = Curah hujan pada setiap titik pengukuran (stasiun)

Gambar 4-4 Metode Thiessen

c Cara Isohyet

Dengan cara ini kita dapat menggambar dulu kontur tinggi hujan yang sama

(isohyet) seperti terlihat pada Gambar 4-5 kemudian luas bagian diantara

isohyet-isohyet yang berdekatan diukur dan nilai rata-rata dihitung sebagai nilai

rata-rata timbang nilai kontur sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

n21

n2

dd

22

dd

12

dd

AAA

AAAd

n1n2110

=

n

1i

i

n

1i

i2

dd

A

Ai1i

= A

An

1i

i2

dd i1i

di mana

A = A1+A2+hellip+An (luas total area)

d = tinggi curah hujan rata-rata area

d0 d1 dn = curah hujan pada isohyet 0 1 2hellip n

A5

A1

A2

A6

A4

A3

A7

Sta 2

Sta 1

Sta 3

Sta 4

Sta 5 Sta 6 Sta 7

Batas DAS

Poligon Thiessen

A3

30 mm

A2

10 mm20 mm

A1

50 mm

40 mm

60 mm70 mm

A4 A5A6

Batas DAS

Kontur tinggi hujan

Stasiun hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

62

Gambar 4-5Metode Isohyet

434 Pengukuran Dispersi

Dalam analisis frekuensi curah hujan data hidrologi dikumpulkan dihitung

disajikan dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu yaitu metode

statistik Pada kenyataannya bahwa tidak semua varian dari suatu variabel

hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya Variasi atau dispersi

adalah besarnya derajat atau besaran varian di sekitar nilai rata-ratanya Cara

mengukur besarnya dispersi disebut pengukuran dispersi (Soewarno 1995)

Adapun cara pengukuran dispersi antara lain

1 Deviasi Standar (S)

2 Koefisien Skewness (Cs)

3 Pengukuran Kurtosis (Ck)

4 Koefisien Variasi (Cv)

a Deviasi Standar (S)

Umumnya ukuran dispersi yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar

(standard deviation) dan varian (variance) Varian dihitung sebagai nilai kuadrat

dari deviasi standar Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-

rata maka nilai standar deviasi akan besar akan tetapi apabila penyebaran data

sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka standar deviasi akan kecil

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

63

1)(n

)X(X

S

n

1i

i

Dimana

S = deviasi standar

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

b Koefisien Skewness (Cs)

Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat

ketidaksimetrisan (assymetry) dari suatu bentuk distribusi Umumnya ukuran

kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan (coefficient

of skewness)

Rumus

3

n

1i

3i

2)S1)(n(n

)X(Xn

Cs

Dimana

CS = koefisien kemencengan

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

c Pengukuran Kurtosis (Ck)

Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur keruncingan dari bentuk kurva

distribusi yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

64

4

n

1i

4i

S

)X(Xn

1

Ck

Dimana

Ck = koefisien kurtosis

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

d Koefisien Variasi (Cv)

Koefisien variasi (variation coefficient) adalah nilai perbandingan antara deviasi

standar dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi

Rumus

X

SCv

Keterangan

Cv = koefisien variasi

S = standar deviasi

X = nilai rata-rata

Dari nilai-nilai di atas kemudian dilakukan pemilihan jenis sebaran yaitu dengan

membandingkan koefisien distribusi dari metode yang akan digunakan

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana

Ada berbagai macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi menjadi

dua yaitu distribusi diskrit dan distribusi kontinyu Yang diskrit adalah binomial

dan poisson sedangkan yang kontinyu adalah Normal Log Normal Pearson dan

Gumbel (Soewarno 1995)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

65

Berikut ini adalah beberapa macam distribusi yang sering digunakan yaitu

a Distribusi Normal

Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis

frekuensi curah hujan analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan debit

rata-rata tahunan Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi

Gauss

Rumus

SkXX rtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

b Distribusi Log Normal

Distribusi Log Normal merupakan hasil transformasi dari distribusi Normal yaitu

dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

c Distribusi Gumbel I

Distribusi Tipe I Gumbel atau Distribusi Extrim Tipe I (extreme type I

distribution) digunakan untuk analisis data maksimum misalnya untuk analisis

frekuensi banjir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

66

Rumus

SS

YYXX

n

nrtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

S = standar deviasi

Sn = standar deviasi ke n

Y = koefisien untuk distribusi Gumbel

Yn = koefisien untuk distribusi Gumbel ke n

d Distribusi Log Person Tipe III

Distribusi log-Pearson tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi

terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum)

dengan nilai extrim Bentuk distribusi log-Pearson tipe III merupakan hasil

transformasi dari distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi

nilai logaritmik

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Log Pearson

S = standar deviasi

436 Pengujian Kecocokan Sebaran

Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari

sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

67

menggambarkanmewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian

parameter Pengujian parameter dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Chi-

Kuadrat ataupun dengan Smirnov-Kolmogorov Umumnya pengujian dilaksanakan

dengan cara menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan apakah

data tersebut merupakan garis lurus atau dengan membandingkan kurva

frekuensi dari data pengamatan terhadap kurva frekuensi teoritisnya (Soewarno

1995)

a Uji Chi-Kuadrat

Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data

yang dianalisis Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter x2 oleh

karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat

Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut

1 Apabila peluang lebih dari 5 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

2 Apabila peluang lebih kecil dari 1 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

3 Apabila peluang berada diantara 1 - 5 maka tidak mungkin mengambil

keputusan perlu penambahan data

b Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non

parametrik (non parametric test) karena pengujiannya tidak menggunakan

fungsi distribusi tertentu

Pengujian kecocokan sebaran dengan cara ini dinilai lebih sederhana dibanding

dengan pengujian dengan cara Chi-Kuadrat Dengan membandingkan

kemungkinan (probability) untuk setiap variat dari distribusi empiris dan

teoritisnya akan terdapat perbedaan (Δ ) tertentu

Apabila harga Δ max yang terbaca pada kertas probabilitas lebih kecil dari Δ

kritis maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan

distribusi dapat diterima apabila Δ max lebih besar dari Δ kritis maka distribusi

teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi tidak dapat

diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

68

437 Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana pada setiap profil sungai merupakan data yang paling

penting untuk perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai (Sosrodarsono dan

Tominaga 1985) Dalam perencanaan ini debit banjir dihitung dengan program

EPA SWMM (Storm Water Management Model)

Besarnya debit banjir rencana yang dipakai bervariasi tergantung pada orde

saluran yaitu sebagai berikut

1 Saluran primer (sungai orde 1) debit dengan kala ulang 10-tahunan

2 Saluran sekunder debit dengan kala ulang 5-tahunan

3 Saluran tersier debit dengan kala ulang 2-tahunan

Ada beberapa metode untuk memperkirakan debit banjir (laju aliran puncak)

Metode yang dipakai pada suatu lokasi lebih banyak ditentukan oleh ketersediaan

data Secara umum metode yang umum dipakai adalah (Suripin 2004)

a Metode Rasional

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai

adalah metode Rasional USSCS (1973) Metode ini sangat simple dan mudah

penggunaanya namun penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran

kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et al1986) Karena model ini

merupakan model kotak hitam maka tidak dapat menerangkan hubungan curah

hujan dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf

Metode rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi

mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh DAS selama paling sedikit

sama dengan waktu konsentrasi (tc) DAS

Gambar 4-6 menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas seragam dan merata

seluruh DAS berdurasi sama dengan waktu konsentrasi (tc) Jika hujan yang

terjadi lamanya kurang dari tc maka debit puncak yang terjadi lebih kecil dari

Qq karena seluruh DAS tidak dapat memberikan konstribusi aliran secara

bersama pada titik kontrol (outlet) Sebaliknya jika hujan yang terjadi lebih lama

dari tc maka debit puncak aliran permukaan akan tetap sama dengan Qp

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

69

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan yang berbeda

Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus rasional atau hidrograf satuan Dalam

perhitungan waktu konsentrasi dan koefisien limpasan perlu memperhitungkan

perkembangan tata guna lahan di masa mendatang

Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah

ditetapkan baik debit rencana (periode ulang) dan cara analisis yang dipakai

tinggi jagaan struktur saluran dll Tabel 4-3 berikut menyajikan standar disain

saluran drainase berdasar ldquoPedoman Drainase Perkotaan dan Standar Disain

Teknisrdquo

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan

Luas DAS (ha) Periode ulang (tahun) Metode perhitungan debit banjir

lt 10 2 Rasional

10 ndash 100 2 ndash 5 Rasional

101 ndash 500 5 ndash 20 Rasional

gt 500 10 ndash 25 Hidrograf satuan

1 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik

kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi Dalam

hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi

maka setiap bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap

tc waktu

Laju

ali

ran d

an

Inte

nsi

tas

hu

jan

Intensitas hujan I

D = tc

Aliran akibat hujan dengan durasi D lt

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D =

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D

gt tc

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

70

titik kontrol Salah satu metode untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah

rumus yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) yang dapat ditulis sebagai

berikut

38502

cS

Lx8850t

dimana tc adalah waktu konsentrasi dalam jam L panjang saluran utama dari

hulu sampai penguras dalam km dan S kemiringan rata-rata saluran utama

dalam mm

Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi dua

komponen yaitu (1) waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan

lahan sampai saluran terdekat to dan (2) waktu perjalanan dari pertama masuk

saluran sampai titik keluaran td sehingga

doc ttt

dimana

S

nxLx283x

3

2to menit

dan

V60

Lt sd menit

dimana

n = angka kekasaran Manning

S = kemiringan lahan

L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)

Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluransungai (m)

V = kecepatan aliran di dalam saluran (mdetik)

2 Koefisien limpasan (aliran permukaan) [C]

Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan

terhadap intensitas hujan Faktor ini merupakan variabel yang paling

menentukan hasil perhitungan debit banjir Pemilihan harga C yang tepat

memerlukan pengalaman hidrologi yang luas Faktor utama yang mempengaruhi

C adalah laju infiltrasi tanah atau prosentase lahan kedap air kemiringan lahan

tanaman penutup tanah dan intensitas hujan Permukaan kedap air seperti

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

71

perkerasan aspal dan atap bangunan akan menghasilkan aliran hampir 100

setelah permukaan menjadi basah seberapapun kemiringannya

Koefisien limpasan juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah Laju infiltrasi

menurun pada hujan menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air

sebelumnya Faktor lain yang mempengaruhi nilai C adalah air tanah derajad

kepadatan tanah porositas tanah dan simpanan depresi Harga C untuk berbagai

tipe tanah dan penggunaan lahan disajikan dalam Tabel 4-4

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional

Diskripsi lahankarakter permukaan Koefisien aliran C

Business

perkotaan 070 - 095

pinggiran 050 - 070

Perumahan

rumah tunggal 030 - 050

multiunit terpisah 040 - 060

multiunit tergabung 060 - 075

perkampungan 025 - 040

apartemen 050 - 070

Industri

ringan 050 - 080

berat 060 - 090

Perkerasan

aspal dan beton 070 - 095

batu bata paving 050 - 070

Atap 075 - 095

Halaman tanah berpasir

datar 2 005 - 010

Rata-rata 2 - 7 010 - 015

curam 7 015 - 020

Halaman tanah berat

datar 2 013 - 017

rata-rata 2 - 7 018 - 022

curam 7 025 - 035

Halaman kereta api 010 - 035

Taman tempat bermain 020 - 035

Taman pekuburan 010 - 025

Hutan

datar 0 - 5 010 - 040

bergelombang 5 - 10 025 - 050

berbukit 10 ndash 30 030 - 060 Sumber McGuen 1989

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

72

Harga C yang ditampilkan dalam Tabel 4-4 belum memberikan rincian masing-

masing faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai C Oleh karena itu

Hassing (1995) menyajikan cara penentuan faktor C yang mengintegrasikan nilai

yang merepresentasikan beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara

hujan dan aliran yaitu topografi permeabilitas tanah penutup lahan dan tata

guna tanah Nilai koefisien C merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang

dapat dihitung berdasarkan Tabel 4-5

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995)

Koefisien aliran C = Ct + Cs + Cv

Topografi Ct Tanah Cs Vegetasi Cv

Datar (lt1) 003 Pasir dan gravel 004 Hutan 004

Bergelombang (1-10) 008 Lempung berpasir 008 Pertanian 011

Perbukitan (10-20) 016 Lempung dan lanau

016 Padang rumput

021

Pegunungan (gt20) 026 Lapisan batu 026 Tanpa tanaman

028

Tabel 4-4 dan Tabel 4-5 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang

seragam dimana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relatif luas

Jika DAS terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran

permukaan yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat

dihitung dengan persamaan

n

1ii

n

1iii

DAS

A

AC

C

dimana

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i

Ci = koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i

n = jumlah jenis penutup lahan

Cara lain penggunaan rumus Rasional untuk DAS dengan tata guna lahan tidak

homogen adalah dengan substitusi persamaan

n

i

i

n

i

ii

DAS

A

AC

C

1

1 kedalam

persamaan AIC002780Q p Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut

n

1i

iip AC002780Q

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

73

438 Konsep EPA SWMM

Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah Program

EPA SWMM (Environmental Protection Agency - Storm Water Management Model)

Versi 50 EPA SWMM adalah model simulasi limpasan (runoff) ndash curah hujan

periodik yang digunakan untuk mensimulasi kejadian tunggal atau kejadian terus-

menerus dengan kuantitas dan kualitas limpasan dari luas wilayah yang ditinjau

Komponen limpasan SWMM dioperasikan dengan menjumlahkan luas daerah

tangkapan (subcatchment) yang menerima hujan total dan membangkitkannya

dalam bentuk limpasan (runoff) dan beban polusi Aliran limpasan di SWMM

dapat ditelusuri melalui sistem pipa saluran terbuka kolam tampungan dan

pompa SWMM merupakan kuantitas dan kualitas limpasan yang dibangkitkan

pada masing-masing daerah tangkapan (subcatchment) dan rata-rata aliran

kedalaman aliran dan kualitas air dimasing-masing pipa dan saluran terbuka

waktu simulasi dimasukkan dalam penambahan waktu (Rossman 2005)

SWMM digunakan untuk menghitung berbagai jenis proses hidrologi yang

menghasilkan limpasan di daerah yang ditinjau

Hal itu meliputi

1 Perbedaan waktu curah hujan

2 Penguapan pada permukaan air

3 Kehilangan hujan dari tampungan-cekungan

4 Infiltrasi curah hujan ke dalam permukaan tanah tak jenuh

5 Perkolasi dari air infiltrasi kedalam permukaan air tanah

6 Aliran antara air tanah dengan sistem drainase

7 Penelusuran waduk nonlinear dari aliran permukaan

Variasi ruang hujan dalam semua proses ini diselesaikan dengan membagi study

area kedalam lingkup yang lebih kecil luas daerah tangkapan (subcatchment)

homogen masing-masing mengandung fraksi previous dan impervious sub-area

sendiri-sendiri Aliran permukaan dapat ditelusuri antar sub-area antar daerah

tangkapan (subcatchment) atau antar titik masuk dari sistem drainase

SWMM juga mengandung aturan yang fleksibel untuk kemampuan permodelan

hidrolika yang digunakan untuk menelusuri limpasan dan aliran external melalui

jaringan sistem drainase pipa saluran terbuka kolam tampungan dan bangunan

pengelak Hal ini termasuk kemampuan untuk

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

74

1 Mengendalikan jaringan yang ukurannnya tidak terbatas

2 Menggunakan lebar yang bermacam-macam dari bentuk saluran tertutup

atau terbuka

3 Memodelkan bagian-bagian yang khusus seperti kolam tampungan pembagi

aliran pompa bendung dan saluran pembuang

4 Meminta memasukkan aliran external dan kualitas air dari limpasan

permukaan aliran antara air tanah curah hujan yang dipengaruhi

infiltrasialiran aliran pembuangan kering udara dan pembatasan pengguna

aliran antara

5 Menggunakan salah satu metode penelusuran aliran diantara gelombang

kinematik atau gelombang dinamik penuh

6 Memodelkan bermacam-macam cara aliran seperti backwater surcharging

aliran pembalik dan kolam permukaan

7 Meminta pembatasan aturan pengendali dinamis untuk mensimulasi

pengoperasian pompa pembukaan saluran pembuang dan level puncak

bendung

Dengan program EPA SWMM 50 debit banjir rencana dapat dihitung secara

kumulatif Sehingga didapatkan debit banjir puncak yang maksimum untuk desain

selanjutnya Dengan program EPA SWMM 50 kita bisa merencanakan debit yang

keluar agar tetap konstan

EPA SWMM dapat menghitung debit banjir dengan cara memodelkan suatu sistem

drainase melalui proses-proses

1 Aliran permukaan

2 Infiltrasi

3 Air tanah

4 Pelelehan salju

5 Genangan di permukaan

Dalam perencanan ini hanya menggunakan perhitungan metode aliran permukaan

dan infiltrasi untuk mendapatkan hidrograf maka kita hanya membahas tentang

Aliran permukaan dan Infiltrasi

1 Aliran Permukaan

Konsep aliran permukaan yang digunakan oleh SWMM dapat dilihat pada Gambar

4-7 Permukaan subcatchment didefinisikan sebagai reservoir nonlinear Air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

75

masuk melalui presipitasi serta subcatchment yang diatasnya Kemudian air akan

mengalir dengan beberapa cara diantaranya melalui infiltrasi evaporasi dan

aliran permukaan Aliran permukaan per unit area (Q) terjadi apabila air tanah

telah mencapai maksimum dan tanah menjadi jenuh Untuk mendapatkan nilai Q

dihitung dengan persamaan Manning

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM

Sdp)(dn

1WQ 3

5

dimana

Q = debit aliran yang terjadi

W = lebar subcathment

n = koefisien kekasaran Manning

d = kedalaman air

dp = kedalaman air tanah

S = kemiringan subcatchment

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan

Jenis Permukaan (Surface) n

Aspal halus (Smooth asphalt) 0011

Beton halus (Smooth concrete) 0012

Beton biasa (Ordinary concrete lining) 0013

Kayu bagus (Good wood) 0014

Pasangan batu bata (Brick with cement mortar) 0014

Vitrified clay 0015

Besi cetak (Cast iron) 0015

Corrugated metal pipes 0024

Cement rubble surface 0024

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

76

Jenis Permukaan (Surface) n

Fallow soils (no residue) 0050

Tanah bertanaman (Cultivated soils)

Residue cover lt 20 006

Residue cover gt 20 017

Range (natural) 013

Rumput (Grass)

Short prarie 015

Dense 024

Bermuda grass 041

Hutan (Woods)

Semak ringan (Light underbrush) 040

Semak padat (Dense underbrush) 080

Sumber EPA SWMM 50

Selanjutnya limpasan yang terjadi (Q) akan mengalir melaui conduit atau saluran

yang ada SWMM menggunakan persamaan Manning (Tabel 4-6) untuk

menghitung debit aliran

2

1

3

2

SARn

491Q (sistem Inggris) dan 2

1

3

2

SARn

1Q (sistem SI)

dimana

Q = debit saluran

A = luas penampang saluran

R = jari-jari hidrolik

S = kemiringan dasar saluran

n = bilangan Manning untuk kekasaran saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

77

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran

Saluran Keterangan n Manning

Tanah

Lurus baru seragamlandai dan bersih 0016 - 0033

Berkelok landai dan berumput 0023 - 0040

Tidak terawat dan kotor 0050 - 0140

Tanah berbatu kasar dan tidak teratur 0035 - 0045

Pasangan Batu kosong 0023 - 0035

Pasangan batu belah 0017 - 0030

Beton Halus sambungan baik dan rata 0014 - 0018

Kurang halus dan sambungan kurang rata 0018 - 0030

Sumber Imam Subarkah 1980

a Infiltrasi

Infiltrasi adalah suatu proses dimana air hujan merembes masuk ke dalam tanah

permukaan pervious subcatchment area SWMM menyediakan tiga pilihan untuk

memodelkan infiltrasi tetapi dalam perencanaan ini yang dipakai adalah

persamaan Horton

b Persamaan Horton

Metode ini berdasarkan hasil pengamatan empiris yang yang dilakukan oleh RE

Horton (1940) yang menunjukan bahwa infiltrasi akan berkurang secara

eksponensial dari nilai maksimum ke nilai minimum sesuai dengan persamaan

Kte)fcfo(fcfp

dimana

fp = Kapasitas infiltrasi

fc = Infiltrasi minimum

fo = Infltrasi maksimum

t = Waktu sejak awal hujan

k = Tetapan untuk tanah atau permukaan tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

78

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda

Jenis tanah fo

mmjam

fc

mmjam

K

menit-1

- pertanian

- baku

gundul 280 6-220 16

berakar rumput

900 20-290 08

- gambut 325 2-20 18

- pasir halus

- lempung

gundul 210 2-25 20

berakar rumput

670 10-30 14

Sumber EM Wilson 1990

439 Pemodelan dalam EPA SWMM

SWMM adalah pemodelan dari siklus hidrologi yang ada di bumi Pemodelan ini

berisikan tentang

1 Pemodelan curah hujan Hujan merupakan faktor terpenting dalam

hidrologi Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan

dalam satuan waktu tertentu dan disebut Intensitas Curah Hujan Di dalam

SWMM curah hujan digambarkan dengan simbol Rain Gage untuk mewakili

hujan yang akan disimulasikan

2 Pemodelan permukaan tanah dimana dalam hal ini diwakili oleh simbol

Subcatchment Permukaan tanah menerima curah hujan dari atmosfer

kemudian air sebagian akan meresap kedalam tanah sebagai infiltrasi dan

sebagian akan menjadi limpasan permukaan

3 Pemodelan air tanah yang mana melalui proses infiltrasi menerima air dari

permukaan Dalam SWMM dilambangkan dengan simbol Aquifer

4 Pemodelan jaringan transportasi air Dimana air dialirkan melalui kanal

saluran pipa kemudian juga dapat disimulasikan tentang penggunaan

pompa kolam penampungan dan pengolahan limbah Dalam SWMM bagian ini

di simbolkan sebagai Node dan Link

5 Pemodelan seperti tersebut diatas dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga

menggambarkan suatu sistem drainase Gambar dan rangkaian tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4-8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

79

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM

a Rain Gage

Rain Gage adalah pemodelan yang mewakili curah hujan yang akan mensuplai

area studi Data hujan yang digunakan adalah data hujan yang telah diolah

terlebih dahulu sehingga didapatkan format yang diinginkan Beberapa format

curah hujan dapat digunakan dalam simulasi ini

1 Intensitas curah hujan yaitu jumlah hujan rata-rata dalam satuan waktu

tertentu

2 Volume curah hujan yaitu jumlah hujan yang tercatat pada pengukur hujan

dalam waktu tertentu

3 Curah hujan kumulatif yaitu jumlah curah hujan yang terjadi dari hujan

mulai turun hingga hingga berhenti

4 Data masukan untuk curah hujan

5 Tipe data hujan ( intensitas volume kumulatif )

6 Interval pencatatan curah hujan ( 1 jam 15 menit 5 menit dll )

7 Sumber dari data hujan

8 Nama sumber data hujan

b Sub-catchment

Subcatchment atau disebut juga sub daerah pengalian sungai adalah salah satu

unit hidrologi di permukaan tanah yang mempunyai topografi dan element sistem

drainase internal yang mengalirkan limpasan permukaan ke satu titik outlet

Subcatchment dapat di bagi menjadi bagian pervious sub-area dan impervious

sub-area dimana limpasan dapat mengalami infiltrasi jika melewati pervious sub-

area tetapi tidak dapat jika melewati impervious sub-area Limpasan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

80

mengalir dari satu sub area ke sub-area lainnya atau mengalir ke bersama ke

satu titik outlet

Infiltrasi air hujan pada subcatchment dengan pervious area dapat di

deskripsikan dengan tiga model yang berbeda

1 Model infltrasi Horton

2 Model infiltrasi Green-Ampt

3 Model infiltrasi SCS Curve Number

4 Masukan parameter lain untuk untuk subcatchment adalah

5 Menentukan Rain Gage yang akan digunakan

6 Menentukan outlet subcatchment

7 Menentukan tata guna lahan

8 Menentukan pervious dan impervious subarea

9 menentukan slope atau kemiringan subcatchment

10 Menentukan lebar Subcatchment

11 Menentukan bilangan manning untuk aliran permukaan

12 Menentukan persentase impervious subarea

c Junction Nodes

Junction merupakan titik pertemuan aliran Dalam keadaan sebenarnya junction

dapat menggambarkan pertemuan antara saluran manholes pada sewer sistem

ataupun pada pipa saluran tertutup Aliran yang akan masuk ke dalam sistem

drainase harus melaluijunction Kelebihan air pada junction dapat menyebabkan

meluapnya air pada titik tersebut sehingga dapat digambarkan sebagai banjir

pada titik tersebut

Masukan parameter untuk junction adalah

1 Elevasi dasar

2 Tinggi hingga permukaan tanah

3 Kolam tampungan pada permukaan ketika terjadi banjir (optional)

4 Data debit dari luar (optional)

d Outfall Nodes

Outfalls adalah terminal terakhir dari rangakaian aliran istem drainase

menggambarkan titik akhir berupa muara ataupun keluaran lainnya Pada

Outfalls dapat digambarkan dengan beberapa kondisi antara lain

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

81

1 Kedalaman aliran pada penghubung saluran

2 Kondisi air pasang tertinggi (fixed tide)

3 Tabel pasang surut

4 Parameter masukan lainnya

5 Elevasi dasar

6 Keadaan pasang surut

7 Pintu engsel untuk mencegah backwater melalui Outfalls

e Flow Divider Nodes

Flow Divider Nodes adalah suatu titik yang membagi sebagian aliran ke saluran

yang yang lain Suatu divider hanya dapat membagi aliran menjadi dua

Ada empat jenis Flow dividers berdasarkan cara membagi aliran

Cutoff Divider membagi aliran berdasarkan jumlah yang telah di tentukan

sebelumnya

Overflow Divider membagi aliran berdasarkan kapasitas maksimum saluran

utama jika saluran utama melewati kapsitas maksimum maka

aliran akan langsung terbagi

Tabular Divider membagi aliran berdasarkan tabel fungsi total aliran

Weir Divider membagi aliran dengan menggunakan persamaan weir

(bendung)

f Storage Units

Storage unit merupakan suatu titik dimana dapat menyediakan tampungan air

dengan volume tertentu Dalam hal ini storage unit menggambarkan suatu kolam

tampungan air dengan volume tertentu dimana air dapat ditahan untuk

sementara Volume kolam tampungan diperoleh dari tabel fungsi luas permukaan

kolam dengan kedalaman

Masukan lainnya untuk Storage Unit

1 Elevasi dasar

2 Kedalaman maksimum

3 Tabel fungsi luas permukaan dan kedalaman

4 Penguapan

5 Genangan di permukaan (optional)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

82

g Conduits

Conduits adalah penghubung yang mengalirkan air dari suatu node ke node

lainnya dalam sistem pengaliran dalam hal ini dapat berupa saluran terbuka

ataupun tertutup Penampang melintang saluran dapat ditentukan melalui tabel

yang telah disediakan Selain itu bentuk saluran alam yang tidak beraturan juga

dapat digunakan

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM

Sumber Roosman 2005

Masukan untuk conduits

1 Nama node masuk dan node keluar

2 Panjang saluran

3 Bilangan kekasaran Manning

4 Geometri penampang melintang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

83

h Orifices

Orifices digunakan untuk model struktur diversi dan saluran dari sistem drainase

yang secara khusus membuka dinding dari manhole fasilitas tampungan dan

pengendali gate Orifices secara internal diwakili didalam SWMM sebagai mata

rantai yang menghubungkan dua node Orifices bisa memiliki bentuk bulat atau

persegi bisa diletakkan didasar ataupun sepanjang sisi node di hulu dan

mempunyai flap gate penutup untuk mencegah backflow Aliran sepanjang

orifices dihitung berdasarkan pada area pembukaannya koefisien dischargenya

dan perbedaan puncak diseberangnya

Parameter masukan untuk orifices antara lain

1 Nama titik inlet dan outlet

2 Tipe orifeces (dasar atau sisi)

3 Bentuk orifices (bulat atau persegi)

4 Tinggi orifeces saat terbuka penuh

44 Kriteria Analisa Hidrolika

Hidrolika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat zat cair Analisis

hidrolika dimaksud untuk mengetahui kapasitas alur sungai dan saluran pada

kondisi sekarang terhadap banjir rencana yang selanjutnya digunakan untuk

mendesain alur sungai dan saluran

441 Aliran

Aliran dalam suatu saluran yang mempunyai permukaan bebas disebut aliran

permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel

flow)

Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung

kriteria yang digunakan Jika berdasarkan fungsi kedalaman dan atau kecepatan

mengikuti fungsi waktu maka aliran dibedakan menjadi aliran tunak (steady)

dan tidak tunak (unsteady) Sedangkan jika berdasarkan fungsi ruang maka

aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam (non-

uniform)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

84

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka

a Aliran Permanen dan Tidak Permanen

Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu maka

alirannya disebut aliran permanen atau tunak (steady flow) jika kecepatannya

pada suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu maka alirannya disebut

aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady flow)

b Aliran Seragam dan Berubah

Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang

saluran yang ditinjau maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow)

Namun jika kecepatan aliran pada saat tertentu berubah terhadap jarak maka

alirannya disebut aliran aliran tidak seragam atau aliran berubah (non uniform

flow or varied flow)

Berdasarkan laju perubahan terhadap jarak maka aliran dapat diklasifikasikan

menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) atau aliran berubah

tiba-tiba (rapidly varied flow)

Aliran

( flow )

Aliran Tunak

( steady )

Seragam

( uniform )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Aliran tak Tunak

( unsteady )

Berubah

( Varied )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Seragam

( uniform )

Berubah

( Varied )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Fungsi waktu

Fungsi ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

85

c Aliran laminer dan Turbulen

Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak

seperti serat-serat tipis yang paralel maka aliran tersebut disebut laminer

Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan

baik ditinjau terhadap ruang dan waktu maka aliran tersebut disebut aliran

turbulen

Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya

kekentalan (viskositas) dan gaya inersia Jika viskositas yang dominan maka

alirannya laminer sedangkan jika gaya inersia yang dominan maka alirannya

turbulen

d Aliran Subkritis Kritis dan Superkritis

Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan

gelombang gravitasi jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis

maka alirannya disebut subkritis sedangkan jika kecepatan alirannya lebih besar

daripada kecepatan kritis maka alirannya disebut superkritis

442 Perencanaan Saluran

a Alinyemen Saluran

Pada ruas saluran yang belok-belokannya dan sangat tajam maka aliran sungai

akan tidak lancar Selain itu pada ruas sungai yang demikian gerusan pada

belokan luar sangat meningkat dan terjadi kerusakan tebing sungai yang akhirnya

menimbulkan erosi serta perubahan penampang aliran Sebaliknya pada belokan

dalamnya terjadi pengendapan yang intensif pula

Jadi alur sungai menjadi lebih panjang dan dapat mengganggu kelancaran aliran

air Guna mengurangi keadaan yang kurang menguntungkan tersebut maka pada

ruas sungai atau tersebut perlu dipertimbangkan pembuatan alur baru (sudetan)

agar pada ruas tersebut alur sungai mendekati garis lurus dan lebih pendek

(Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

b Bentuk Penampang Melintang Saluran

Ada beberapa bentuk penampang melintang saluran drainase yang umum

dilaksanakan yaitupenampang tunggal trapesium dan penampang tunggal

persegi Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

86

dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah kekasaran dan

kemiringan dasar tertentu Faktor yang terpenting dalam menentukan pilihan

bentuk penampang saluran adalah pertimbangan ekonomi (Suripin 2004)

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS

Dalam perencanaan kapasitas saluran digunakan program HEC-RAS (Hydrologic

Engineering System-River Analysis System) HEC-RAS adalah sebuah perangkat

lunak yang didesain untuk penggunaan yang interaktif dalam lingkungan yang

bermacam-macam Ruang lingkup HEC-RAS adalah menghitung profil muka air

dengan pemodelan aliran steady dan unsteady serta penghitungan pengangkutan

sedimen Elemen yang paling penting dalam HEC-RAS adalah tersedianya

geometri saluran baik memanjang maupun melintang

a Profil Muka Air Pada Aliran Steady

Dalam bagian ini HEC-RAS memodelkan suatu saluran dengan aliran steady

berubah lambat laun Sistem ini dapat mensimulasikan aliran pada seluruh

jaringan saluran ataupun pada saluran tunggal tanpa percabangan baik itu aliran

kritis subkritis superkritis ataupun campuran sehingga didapat profil muka air

yang diinginkan

Konsep dasar dari perhitungan adalah menggunakan persamaan energi dan

persamaan momentum Kehilangan energi juga di perhitungkan dalam simulasi

ini dengan menggunakan prinsip gesekan pada saluran belokan serta perubahan

penampang baik akibat adanya jembatan gorong-gorong ataupun bendung pada

saluran atau sungai yang ditinjau

b Profil Muka Air Pada Aliran Unsteady

Pada sistem pemodelan ini HEC-RAS mensimulasikan aliran unsteady pada

jaringan saluran terbuka Konsep dasarnya adalah persamaan aliran unsteady

yang dikembangkan oleh Dr Robert L Barkaursquos UNET model (Barkau 1992 dan

HEC 1999)

Pada awalnya aliran unsteady hanya didisain untuk memodelkan aliran subkritis

tetapi versi tebaru dari HEC-RAS yaitu versi 31 dapat juga untuk memodelkan

aliran superkritis kritis subkritis ataupun campuran serta loncatan hidrolik

Selain itu penghitungan kehilangan energi pada gesekan saluran belokan serta

perubahan penampang juga diperhitungkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

87

c Konsep Penghitungan Profil muka air dalam HEC-RAS

Dalam HEC-RAS panampang sungai atau saluran ditentukan terlebih dahulu

kemudian luas penampang akan dihitung

Untuk mendukung fungsi saluran sebagai penghantar aliran maka penampang

saluran di bagi atas beberapa bagian Pendekatan yang dilakukan HEC-RAS adalah

membagi area penampang berdasarkan dari nilai n (koefisien kekasaran manning)

sebagai dasar bagi pembagian penampang setiap aliran yang terjadi pada bagian

dihitung dengan menggunakan persamaan Manning

21

fKSQ dan 3

2AR

n

1486K

Dimana

K = nilai pengantar aliran pada unit

n = koefisien kekasaran manning

A = luas bagian penampang

R = jari-jari hidrolik

Perhitungan nilai K dapat dihitung berdasarkan kekasaran manning yang dimiliki

oleh bagian penampang tersebut seperti terlihat pada gambar 4-10

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS

Setelah penampang ditentukan maka HEC-RAS akan menghitung profil muka air

Konsep dasar penghitungan profil permukaan air berdasarkan persamaan energi

yaitu

eh2g

VαZY

2g

VαZY

2

1111

2

2222

Dimana

Z = fungsi titik diatas garis referensi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

88

Y = fungsi tekanan di suatu titik

V = kecepatan aliran

α = koefisien kecepatan

he = energi head loss

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka

Nilai he didapat dengan persamaan

2g

2g

VαCSLh

2

11

2

22fe

Dimana

L = jarak antara dua penampang

Sf = kemiringan aliran

C = koefisien kehilangan energi (penyempitan pelebaran atau belokan)

Langkah berikutnya dalam perhitungan HEC-RAS adalah dengan mengasumsikan

nilai muka air (water surface) pada penampang awal saluran (dalam hal ini

penampang di hilir) Kemudian dengan menggunakan persamaan energi diatas

maka profil muka air untuk semua penampang di saluran dapat diketahui

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

89

5 BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem

Berdasarkan kondisi topografi dan pola aliran drainase utama sungai utama

serta memperhatikan luasan sub sistem drainase maka Kota Salatiga dibagi

menjadi 2 (dua) Sistem Drainase yaitu

1 Sistem Drainase Salatiga Barat

Sistem drainase ini meliputi saluran-saluran dan sungai yang bermuara di

Rawa Pening Sistem Drainase Salatiga Barat dibagi menjadi 3 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

b Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten

c Sub sistem Drainase Kedungringis

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

90

2 Sistem Drainase Salatiga Timur

Sistem drainase ini meliputi saluran- saluran dan sungai yang bermuara di

Sungai Tuntang Sistem Drainase Salatiga Timur dibagi menjadi 2 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

b Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar 51 di bawah ini

Gambar 5-1 Sub Sistem Drainase Kota Salatiga

SubSistem Jetis Setro

Sub Sistem Kebonsamas-Kalisawo

Sub Sistem Kedungringis

Sub Sistem Ngawen Sraten

Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

91

52 Analisis Hidrologi

521 Analisis Data Hujan

Analisis data hujan dilakukan untuk mendapatkan besarnya hujan wilayah

dilakukan dengan menggunakan Metode Thiessen Untuk keperluan itu

digunakan 3 (tiga) stasiun hujan yang berpengaruh terhadap daerah Tangkapan

Air (DTA) Kota Salatiga yaitu 1 Sta Salatiga (86) 2 Sta Silumut (85a) dan 3

Sta Cepoko (88a) Posisi masing-masing stasiun dalam DTA Kota Salatiga

diperlihatkan dalam gambar di bawah ini

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen DTA Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

92

522 Hujan Maksimum Wilayah

Berdasarkan luasan pengaruh masing-masing stasiun hujan diperoleh bobot

pengaruh masing-masing Stasiun terhadap hujan maksimum wilayah Hasilnya

disajikan dalam uraian berikut ini

Berdasarkan Poligon Thiessen

- Luas DTA tercover Sta Salatiga 352098 ha

- Luas DTA tercover Sta Silumut 55064 ha

- Luas DTA tercover Sta Cepoko 151049 ha

Total 558211 ha

Data Hujan Maksimum

Sta Salatiga (86) Sta Silumut (85a) Sta Cepoko (88a)

Ri ( mm ) Ri ( mm ) Ri ( mm )

063 010 027

1 1996 6181 819 3247 10247

2 1997 4731 878 1894 7503

3 1998 6245 986 1326 8557

4 1999 6812 1233 2679 10724

5 2000 5677 888 1245 7809

6 2001 6055 720 1732 8507

7 2002 5046 1953 1407 8406

8 2003 3785 927 2002 6714

9 2004 6497 1016 1461 8974

10 2005 4605 937 1624 7165

11 2006 4415 1036 1569 7021

12 2007 7065 799 2381 10245

13 2008 - - - -

14 2009 - - - -

15 2010 - - - -

16 2011 - - - -

17 2012 3911 681 1881 6472

18 2013 5046 888 1164 7097

Sumber Analisa th 2014

Hujan Harian

Maksimum (mm)No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

93

Sehingga Hujan Wilayah Kota Salatiga Hasil rekapitulasi disajikan sebagai berikut

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga

523 Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan cara analisis

frekuensi untuk jenis distribusi terpilih Jenis distribusi yang digunakan meliputi

distribusi normal distribusi Log Normal distribusi Gumbel dan distribusi Log

Pearson Tipe III Keempat jenis distribusi diatas dipilih berdasarkan pengalaman

bahwa distribusi maksimum biasanya menggunakan keempat distribusi tersebut

Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana menggunakan tabel-tabel Program Excel yang

disajikan dalam Tabel berikut ini

Hujan Daerah

( mm )

1 1996 10247

2 1997 7503

3 1998 8557

4 1999 10724

5 2000 7809

6 2001 8507

7 2002 8406

8 2003 6714

9 2004 8974

10 2005 7165

11 2006 7021

12 2007 10245

13 2012 6472

14 2013 7097

Sumber Analisa Konsultan 2014

No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

94

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga Distribusi Normal dan Log Normal

HUJAN MAKSIMUM

Nomer NORMAL LOG

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 00015255

n 1400 n 14

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 006

Cv = Sx Xrt 017 Cv Log X 003

a 155959 a Log X 0000137

Cs = a Sx^3 058 Cs Log X 051408

Persamaan Normal Persamaan Log-Normal Dua Parameter

X = Xrt + k S Log X = Log Xrt + k S Log X

k Nilai Variabel Reduksi Gauss k Nilai Variabel Reduksi Gauss

LOG-NORMAL DUA PARAMETER

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (000) 191 8141

5 084 196 9222

10 128 199 9844

25 175 202 10552

50 205 204 11037

100 233 206 11492

125 241 207 11633

1000 309 211 12869

NORMAL

T (tahun) k XT (mm)

2 (000) 8246

5 084 9415

10 128 10026

25 175 10678

50 205 11100

100 233 11478

125 241 11593

1000 309 12539

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

95

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III

Nomer GUMBEL - I

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 000

n 1400 n 1400

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 007

Yn 05424 Cs 038

Sn 11363

Persamaan Gumbel I Persamaan Log-Pearson III

X = Xrt + SxSn (Y - Yn) Log X = Log Xrt + k S Log X

LOG-PEARSON III

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (001) 191 8125

5 084 197 9344

10 129 200 10065

20 167 203 10708

50 209 206 11488

100 238 208 12044

GUMBEL I

T (tahun) k XT (mm)

2 037 8031

5 150 9417

10 225 10334

25 322 11518

50 391 12365

100 461 13213

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

HUJAN MAKSIMUM

LOG PEARSON - III

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

96

Pemilihan Jenis Sebaran

Penentuan jenis sebaran akan digunakan untuk analisis frekuensi dilakukan

dengan beberapa asumsi sebagai berikut

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran

No Jenis Sebaran Syarat

1 Normal Cs asymp 0 Ck asymp 3

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv =086 Ck = Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3= 435

3 Gumbel Ck mendekati 54 Cs mendekati 114

4 Log Pearson Type III Selain dari nilai diatas

Sumber Bambang Triatmojo Hidrologi Terapan2008

Dari parameter statistik terhitung dibandingkan dengan parameter statistik

persyaratan seperti Tabel tersebut diatas maka selanjutnya dipilih yang paling

mendekati

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran

Sumber Hasil Perhitungan

Selain dengan parameter statistik dilakukan juga plot distribusi hujan dengan ke

empat distribusi diatas antara P(model) dengan P(empirik) dengan menggunakan

Program Statistik EasyFit Professional 55 yang hasilnya disajikan dalam

Gambar berikut ini

1 Gumbel Ck mendekati 54 Ck = 121 Tidak Memenuhi

Cs mendekati 114 Cs = 058 Tidak Memenuhi

2 Log Normal Cs = Cv^3+3 Cv = 051 Cs = 051 Memenuhi

Ck = Cv^8+6Cv^6+15Cv^4+16Cv^2+3= 347 Ck = 159 Tidak Memenuhi

3 Normal Cs asymp 0 Cs = 058 Mendekati

Ck asymp 3 Ck = 121 Mendekati

4 Log Pearson III Selain diatas Cv = 017 Memenuhi

Cs = 038 Memenuhi

KriteriaNo Distribusi Persyaratan Hasil

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

97

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris)

Distribusi Log Pearson III

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

Untuk mengetahui tingkat keakuratan dari distribusi terpilih selanjutnya

dilakukan uji kecocokan data (testing at goodness of fit) dengan menggunakan

cara Uji Chi Kuadrat (Chi Square) dan Uji Smirnov-Kolmogrov

Distribusidianggap yang cocok menurut Uji Chi Kuadrat adalah apabila harga

X2kurang dari harga X2 kritis sementara menurut Uji Smirnov Kolmogorov yaitu

apabila harga penyimpangan maksimum (D maks) kurang dari harga

penyimpangan kritik (D kritik)

Uji Keselarasan Chi Square

Prinsip pengujian dengan metode ini didasarkan pada jumlah pengamatan yang

diharapkan pada pembagian kelas dan ditentukan terhadap jumlah data

pengamatan yang terbaca di dalam kelas tersebut atau dengan membandingkan

nilai chi square (f2) dengan nilai chi square kritis (f2cr)

Rumus

f2 =

i

2

ii

E

)OE(

dimana

f2 = Harga chi square

P-P Plot

Log-Pearson 3

P (Empirical)

1090807060504030201

P (

Model)

096

088

08

072

064

056

048

04

032

024

016

008

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

98

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-1

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-1

Dari hasil pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan chi square

kritis (didapat dari Tabel dibawah paling kecil Untuk suatu nilai nyata tertentu

(level of significant) yang sering diambil adalah 5 Derajat kebebasan ini secara

umum dihitung dengan rumus sebagai berikut

Dk = n ndash 2 - 1

Dimana

Dk = Derajat kebebasan

n = Banyaknya rata-rata

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square

dk α derajat kepercayaan

0995 099 0975 095 005 0025 001 0005

1 00000393 0000157 0000982 000393 3841 5024 6635 7879

2 00100 00201 00506 0103 5991 7378 9210 10597

3 00717 0115 0216 0352 7815 9348 11345 12838

4 0207 0297 0484 0711 9488 11143 13277 14860

5 0412 0554 0831 1145 11070 12832 15086 16750

6 0676 0872 1237 1635 12592 14449 16812 18548

7 0989 1239 1690 2167 14067 16013 18475 20278

8 1344 1646 2180 2733 15507 17535 20090 21955

9 1735 2088 2700 3325 16919 19023 21666 23589

10 2156 2558 3247 3940 18307 20483 23209 25188

11 2603 3053 3816 4575 19675 21920 24725 26757

12 3074 3571 4404 5226 21026 23337 26217 28300

13 3565 4107 5009 5892 22362 24736 27688 29819

14 4075 4660 5629 6571 23685 26119 29141 31319

15 4601 5229 6262 7261 24996 27488 30578 32801

16 5142 5812 6908 7962 26296 28845 32000 34267

17 5697 6408 7564 8672 27587 30191 33409 35718

18 6265 7015 8231 9390 28869 31526 34805 37156

19 6844 7633 8907 10117 30144 32852 36191 38582

20 7434 8260 9591 10851 3141 34170 37566 39997

Sumber Soewarno 1995

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

99

Persamaan ekstrapolasi

1 Log-Pearson III

2 Gumbel I

3 Log-Normal dua Parameter

4 Normal

LOG-PEARSON III

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9348 3 28 020 004 001

P lt= 40 9348 - 8483 3 28 020 004 001

P lt= 60 8483 - 7813 1 28 (180) 324 116

P lt= 80 7813 - 7091 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7091 3 28 020 004 001

Jumlah 14 14 171

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

Analisis Konsultan th 2011

GUMBEL I

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9416 5 28 220 484 173

P lt= 40 9416 - 8206 3 28 020 004 001

P lt= 60 8206 - 7607 4 28 120 144 051

P lt= 80 7607 - 7027 1 28 (180) 324 116

P gt 80 lt 7027 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 457

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

100

Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorof

Pengujian kecocokan sebaran dengan metode ini dilakukan dengan

membandingkan probabilitas untuk tiap variabel dari distribusi empiris dan

teoritis didapat perbedaan (∆)tertentu Perbedaan maksimum yang dihitung

(∆maks) dibandingkan dengan perbedaan kritis (∆cr) untuk suatu derajat nyata

dan banyaknya variat tertentu maka sebaran sesuai jika (∆maks) lt (∆cr)

Rumus

=

Cr

xi

x

maxP

P

P

LOG-NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9220 5 28 220 484 173

P lt= 40 9220 - 8449 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8449 - 7845 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7845 - 7189 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7189 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

DISTRIBUSI NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9413 5 28 220 484 173

P lt= 40 9413 - 8593 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8593 - 7899 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7899 - 7079 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7079 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

101

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov

n

020 010 005 001

5 045 051 056 067

10 032 037 041 049

15 027 030 034 040

20 023 026 029 036

25 021 024 027 032

30 019 022 024 029

35 018 020 023 027

40 017 019 021 025

45 016 018 020 024

50 015 017 019 023

ngt50 107n 122n 136n 163n

Sumber Soewarno 1995

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga

Demikian juga untuk uji keselarasan dengan Kolmogorov Smirnov dan Chi-

squared dilakukan uji dengan Program Statistik EasyFit Professional 55 yang

hasilnya disajikan dalam perhitungan berikut

X m P(x)=m(n+1) P(xlt) F(t)=(X-Xr)Sx P(x) P(xlt) D

6472 1 0067 0933 -1277 0090 0910 -0024

6714 2 0133 0867 -1103 0130 0870 0004

7021 3 0200 0800 -0882 0189 0811 0011

7097 4 0267 0733 -0827 0205 0795 0061

7165 5 0333 0667 -0778 0220 0780 0113

7503 6 0400 0600 -0535 0301 0699 0099

7809 7 0467 0533 -0314 0381 0619 0086

8406 8 0533 0467 0115 0545 0455 -0011

8507 9 0600 0400 0188 0572 0428 0028

8557 10 0667 0333 0224 0586 0414 0081

8974 11 0733 0267 0524 0696 0304 0038

10245 12 0800 0200 1439 0940 0060 -0140

10247 13 0867 0133 1441 0940 0060 -0074

10724 14 0933 0067 1784 0982 0018 -0049

D max 0113

Kesimpulan

D max lt Do Distribusi Diterima

Sumber Analisis Konsultan th 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

102

Fitting Results

Distribution Parameters

1 Gumbel Max =11142 =81782

2 Log-Pearson 3 =51214 =002226 =33278

3 Lognormal =015351 =44679

4 Normal =1429 =88214

Goodness of Fit - Summary

Distribution

Kolmogorov Smirnov

Anderson Darling

Chi-Squared

Statistic Rank Statistic Rank Statistic Rank

1 Gumbel Max 013775 2 028938 2 058783 3

2 Log-Pearson 3 013039 1 026111 1 039888 2

3 Lognormal 014421 4 032689 3 034883 1

4 Normal 014182 3 036178 4 098601 4

525 Curah Hujan Terpakai

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan (satuan mm)

Dari parameter statistik diatas dan gambar-gambar diatas dan mengacu pada

kriteria untuk tiap- tiap jenis distribusi maka dapat dilihat bahwa sebaran yang

mendekati adalah sebaran Log-Pearson III karena hasil plot P(model) dengan

P(empiris) sebaran Log Pearson III paling mendekati garis lurus dan secara

Satuan mm

KALA ULANG GUMBEL LOG-PEARSON III LOG-NORMAL-2 NORMAL

2 th 8031 8125 8141 8246

5 th 9417 9344 9222 9415

10 th 10334 10065 9844 10026

25 th 11518 10708 10552 10678

50 th 12365 11488 11037 11100

100 th 13213 12044 11492 11478

UJI CHI KUA 171 457 386 386

Hipotesa Diterima Diterima Diterima Diterima

SMIR - KOL Ok Ok Ok Ok

Dipakai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

103

statistik telah memenuhi syarat distribusi Log Pearson III Dari hasil diatas untuk

curah hujan rancangan menggunakan Distribusi Log Pearson III sebagaimana

disajikan dalam Grafik di bawah ini

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50

Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut

1 Menggambarkan DTA dan sub DTA yang ditinjau untuk perhitungan debit

banjir Dibawah ini akan dijelaskan pembuatan model EPA SWMM untuk sub

sistem Ngemplak-Sawahan Sub sistem Ngemplak-Sawahan memiliki luas

sebesar 4714 km2 yang kemudian dibagi menjadi 40 subcatchment seperti

pada Gambar dibawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

104

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub Sistem Ngemplak-Sawahan

Dari gambar di atas jika dibuat dalam skema saluran dinyatakan dalam gambar

di bawah ini

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

105

Selanjutnya data tentang subdas saluran dimasukkan dalam program Data yang

digunakan dalam analisa debit banjir disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini

Data Depression Storage adalah bagian dari permukaan pervious dan

impervious yang terdapat genangan air sehingga berpotensi menjadi

limpasan

Tabel 5-10 Depression Storage Values

Impervious surfaces 005-010 inches

Lawns 010-020 inches

Pasture 020 inches

Forest litter 030 inches

(sumber EPA SWMM 50)

Data kekasaran Manning untuk aliran permukaan adalah data permukaan

pervious dan impervious pada subdas yang akan mempengaruhi limpasan

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow

Surface n

Smooth Asphalt 0011

Smooth Concrete 0012

Ordinary Concrete Lining 0013

Good Wood 0014

Brick With Cement Mortar 0014

Vitrified Clay 0015

Cast Iron 0015

Corrugated Metal Pipes 0024

Cement Rubble Surface 0024

Fallow Soils (No Residue) 005

Cultivated Soils

Residue Cover lt 20 006

Residue Cover gt 20 017

Range (Natural) 013

Grass

Short Prarie 015

Dense 024

Bermuda Grass 041

Woods

Light Underbrush 040

Dense Underbrush 080

(sumber EPA SWMM 50)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

106

Data infiltasi Horton adalah data yang akan digunakan SWMM untuk

menghitung besarnya infiltrasi yang akan mempengaruhi limpasan Dalam

laporan ini digunakan model infiltrasi Horton

2 Menggambarkan skema jaringan drainase yang ada pada area yang akan kita

tinjau curah hujan yang datang disimulasikan ditangkap oleh subdas

sebagian akan menjadi aliran dasar (base flow) dan sebagian lagi akan

menjadi aliran permukaan (surface runoff) Kemudian limpasan yang terjadi

pada subdas akan dialirkan melalui jaringan yang ada Jaringan drainase

dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan

3 Memasukkan semua data saluran

Selanjutnya data semua saluran pada jaringan dimasukkan diantaranya bentuk

penampang saluran panjang saluran serta nilai kekasaran Manning pada saluran

seperti pada Tabel (512)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

107

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka

Tipe Saluran Manning (n)

Saluran dilapis atau dipoles

- Aspal 0013-0017

- Batu bata 0012-0018

- Beton 0011-0020

- Pasangan batu kali 0020-0035

- Lapisan dari tanaman 0030-0400

Digali atau dikeruk

- Saluran tanah lurus dan seragam 0020-0030

- Saluran tanah banyak tumbuhan dan

relatif seragam 0025-0040

- Dasar berbatu 0030-0045

- Saluran tidak terawat banyak

tumbuhan 0050-0140

Saluran alam (lebar atas pada saat banjir dan saluran terisi penuh lt 100 ft)

- Bersih tanpa tekanan 0030-0070

- Banyak tumbuhan pengganggu dan

rekahan yang dalam 0040-0100

(Sumber EPA SWMM 50)

Gambar 5-8 Input Data Juction

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

108

Gambar 5-9 Input data subcatchment

Gambar 5-10 Input data conduit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

109

4 Memasukkan data curah hujan

Data intensitas curah hujan yang digunakan pada EPA SWMM 50 adalah periode

ulang 5 tahun

Gambar 5-11 Input data curah hujan

5 Menjalankan program

Semua data dimasukkan kemudian program dijalankan dan akan didapat debit

banjir dari DTA dan sub DTA yang ditinjau kondisi node atau titik tangkap debit

dan debit puncak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

110

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngemplak ndash

Sawahan disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngawen- Sraten disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngawen-Sraten

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

111

533 Sub Sistem Kedungringis

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kedungringis disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kedungringis

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

112

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Jetis ndash Setro disajikan dalam

gambar di bawah

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Jetis ndash Setro

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL

Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dichek dengan Rumus Rasional untuk

memastikan besarnya debit pada titik kontrol sesuai dengan perkiraan secara

Rational

Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau

saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas

Rumus Metode Rasional

Q = 0278 x C x I x A

dimana

Q = Debit (m3det)

0278 = Konstanta digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2 dan

intensitas curah hujan dalam mmjam

C = Koefisien aliran air wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

113

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA SWMM

Dari Tabel diatas Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dan dengan Rumus

Rasional dengan tingkat akurasi 8237 Sehingga perhitungan dengan EPA SWMM

50 bisa digunakan

Debit Hasil Perhitungan Masing-Masing Sub Sistem Disajikan Dalam Buku

Penunjang

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS

Dasar Perencanaan hidrolik dilakukan dengan menggunakan anggapan bahwa

aliran yang terjadi adalah seragam bila tidak dipengaruhi oleh air balik artinya

pada bagian sungaisaluran yang lurus kedalaman luas penampang juga halnya

dengan permukaan air dasar saluran dianggap saling sejajar

Kecepatan yang terjadi dihitung dengan rumus Manning

V = 1 n x R 23 x I 05

dimana

V = Kecepatan rata-rata aliran seragam (mdt)

R = Jari ndash jari hidrolis (m)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

114

I = Kemiringan dasar sungai

n = Koefisien kekasaran Manning

Sedangkan apabila aliran dipengaruhi oleh air balik maka perhitungan hidrolik

dengan persamaan aliran tidak seragam (non uniform flow) dengan persamaan

sebagai berikut

H1 + V12 2g = H2 + V2

2 2g + Hf

dimana

H1 = tinggi muka air di titik 1

H2 = tinggi muka air di titik 2

V1 = kecepatan aliran di titik 1

V2 = kecepatan aliran di titik 2

Hf = kehilangan tekananenergi

Untuk perhitungan hidrolik dalam pekerjaan desain akan menggunakan software

dari HEC-RAS edisi tahun 2004Progam HEC-RAS merupakan paket program dari

ASCE (American Society of Civil Engineers) Paket program ini memakai cara

langkah standar sebagai dasar perhitungannya Secara umum HEC-RAS dapat

dipakai untuk menghitung aliran steady berubah perlahan dengan penampang

saluran prismatik atau non-prismatik baik untuk aliran sub-kritis maupun super-

kritis dan aliran non-steady

Paket program ini untuk menghitung profil muka air di sepanjang ruas sungai

Data masukan untuk program ini adalah data cross-section di sepanjang sungai

profil memanjang sungai parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar dan tebing

sungai) parameter bangunan sungai debit aliran (debit rencana) dan tinggi

muka air di muara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

115

HEC ndash RAS merupakan pengembangan program HEC ndash 2 Perbedaan yang

menonjol adalah bahwa program HEC ndash RAS dilakukan dengan menggunakan

fasilitas windows Sehingga hasilnya mudah dihubungkan dengan program-

program lainnya

Untuk menganalisa kapasaitas penampang sungai dipakai software HEC-RAS

Release 40 Untuk bisa pengoperasikan program HEC-RAS Urut-urutan

pengoperasiannya adalah sebagai berikut

1) Mengidentifikasi bangunan-bangunan yang ada disungai atau saluran yang

akan dianalisa Identifikasi ini berupa potongan melintang pada bangunan

yang ada dan jarak antar bangunan

2) Mengidentifikasi potongan melintang dan memanjang pada lokasi pekerjaan

Untuk memudahkan entry data maka data elevasi potongan malintang baik

elevasi maupun jarak diwujudkan dalam bentuk tabel Excel

3) Setelah semua data masuk maka program HEC-RAS dapat di ldquorunrdquo dengan

memasukkan Qdesain yang kita inginkan dari ldquorunningrdquo tersebut dapat

diketahui berapa debit yang dapat ditampung dengan adanya penampang

eksisting

Perhitungan distribusi debit masing-masing sungai dihitung berdasarkan hasil

perhitungan debit banjir yang telah dibahas dalam sub bab 53 Adapun debit

masing-masing sungai dan saluran yang ada pada Sistem Drainase Kota Salatiga

adalah sebagai berikut

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Ngemplak Ruas 1 901

2 Sungai Ngemplak Ruas 2 1057

3 Sungai Ngemplak Ruas 3 1886

4 Sungai Ngemplak Ruas 4 2161

5 Sungai Ngemplak Ruas 5 2413

6 Sungai Ngemplak Ruas 6 3225

7 Saluran s2 115

8 Saluran s1 226

9 Saluran j1 073

10 Anak sungai Sawahan (as2) 278

11 Saluran s3 225

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

116

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

12 Sungai Sawahan Ruas 1 280

13 Sungai Sawahan Ruas 2 568

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Sraten Ruas 1 147

2 Sungai SratenRuas 2 553

3 Sungai Sraten Ruas 3 1364

4 Sungai Sraten Ruas 4 1380

5 Sungai Sraten Ruas 5 2106

6 Sungai Sraten Ruas 6 3821

7 Sungai SratenRuas 7 4222

8 Sungai Sraten Ruas 8 4637

9 Sungai Sraten Ruas 9 4681

10 Sungai Sraten Ruas 10 5389

11 Sungai Sraten Ruas 11 5700

12 Anak Sungai Sraten Ruas 1 496

13 Anak Sungai Sraten Ruas 2 1044

14 Sungai Ngawen Ruas 1 627

15 Sungai Ngawen Ruas 2 1422

16 Sungai Ngawen Ruas 3 1607

17 Saluran Andong Ruas 1 137

18 Saluran Andong Ruas 2 150

19 Saluran Andong Ruas 3 320

20 Jalan j7 087

21 Jalan j5 029

22 Jalan j6 026

23 Jalan j6-1 018

24 Jalan j10 019

25 Jalan j4 011

26 Jalan j8 039

27 Jalan j9 047

28 Jalan j9-1 107

29 Jalan j9-2 046

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

117

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

30 Jalan j2 273

31 Jalan j3 015

32 Jalan j1 015

33 Jalan j11 067

34 Saluran s1 149

35 Saluran s2 123

36 Saluran s3 112

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Kedungringis

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sugai Kedungringis Ruas 1 (Saluran Kutowinangun) 117

2 Sungai Kedungringis Ruas 2 206

3 Sungai Kedungringis Ruas 3 252

4 Sungai Kedungringis Ruas 4 372

5 Sungai Kedungringis Ruas 5 1321

6 Sungai Kedungringis Ruas 6 1494

7 Sungai Kedungringis Ruas 7 1546

8 Sungai Kedungringis Ruas 8 1779

9 Sungai Kedungringis Ruas 9 1791

10 Sungai Kedungringis Ruas 10 2835

11 Sungai Kedungringis Ruas 11 3830

12 Sungai Andong Ruas 1 136

13 Sungai Andong Ruas 2 473

14 Sungai Andong Ruas 3 584

15 Sungai Benoyo Ruas 1 090

16 Sungai Benoyo Ruas 2 674

17 Saluran Kedungkopyah Ruas 1 181

18 Saluran Kedungkopyah Ruas 2 474

19 Saluran Kedungkopyah Ruas 3 1062

20 Saluran Kedungkopyah Ruas 4 1084

21 Sungai Tugu Ruas 1 567

22 Sungai Tugu Ruas 2 849

23 Sungai Tugu Ruas 3 953

24 Saluran ke Kota Baru 620

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

118

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

25 Saluran JLS (saluran s1) 014

26 Saluran JLS (saluran s2) 037

27 Saluran JLS (saluran s3) 077

28 Saluran JLS (saluran s4) 053

29 Saluran JLS (saluran s5) 035

30 Jalan 13 045

31 Jalan 11 161

32 Jalan 7 027

33 Jalan 3 027

34 Jalan 7-1 146

35 Jalan 10 104

36 Jalan 7-2 088

37 Jalan 2 032

38 Jalan 2-2 119

39 Jalan 12 056

40 Jalan 1 018

41 Jalan 4 037

42 Jalan 1-1 022

43 Jalan 5 029

44 Jalan 1-2 051

45 Jalan 6 043

46 Jalan 15 052

47 Jalan 16 031

48 Jalan 6-1 032

49 Jalan 2-1 073

50 Jalan 8 042

51 Jalan 9 070

52 Jalan 14 041

53 Jalan 11-s 065

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

119

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai KebonsamasRuas 1 150

2 Sungai Kebonsamas Ruas 2 229

3 Sungai KebonsamasRuas 3 330

4 Sungai Kebonsamas Ruas 4 416

5 Sungai Kebonsamas Ruas 5 423

6 Sungai Kebonsamas Ruas 6 889

7 Sungai Kebonsamas Ruas 7 1542

8 Anak Sungai Kebonsamas (as-4) 072

9 Anak Sungai Kebonsamas 1 306

10 Anak Sungai Kebonsamas 2 754

11 Anak Sungai Kebonsamas 3 834

12 Anak Sungai Kebonsamas 4 907

13 Anak Sungai Kebonsamas 1rsquo 320

14 Anak Sungai Kebonsamas 1ldquo 025

15 Anak Sungai Kebonsamas 2rdquo 214

16 Jalan j5 044

17 Jalan j1 054

18 Jalan j2 021

19 Jalan j4 039

20 Jalan J4-1 034

21 Jalan j3 073

22 Jalan j6 022

23 Jalan j7 080

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai JetisRuas 1 560

2 Sungai Jetis Ruas 2 986

3 Sungai Jetis Ruas 3 1100

4 Sungai Jetis Ruas 4 3186

5 Sungai Jetis Ruas 5 5527

6 Sungai Jetis Ruas 6 5735

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

120

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

7 Sungai Jetis Ruas 7 ( Sungai Naggulan 1) 7029

8 Sungai Jetis Ruas 8 ( Sungai Naggulan 2) 7963

9 Sungai Jetis Ruas 9 (Sungai Setro 1) 8943

10 Sungai Jetis Ruas 10 (Sungai Setro 2) 11636

11 Jalan j9 048

12 Jalan 6-1 088

13 Jalan 5 041

14 Jalan 10 061

15 Jalan 1 032

16 Jalan 8 075

17 Jalan 1-1 877

18 Jalan 11 040

19 Jalan 1-2 1291

20 Jalan 12 148

21 Jalan 2 165

22 Jalan 3 034

23 Jalan 2-1 441

24 Jalan 14 121

25 Jalan 15 017

26 Jalan 16 243

27 Jalan 17 187

28 Jalan 18 138

29 Jalan 19 1307

30 Saluran s1 104

31 Saluran Isep-isep 1 156

32 Saluran Isep-isep 2 165

33 Saluran Klampean 1 172

34 Saluran Klampean 2 861

35 Saluran Klampean 3 1120

36 Saluran Noborejo 1 1176

37 Saluran Noborejo 2 1208

38 Saluran Cengek 1 271

39 Saluran Cengek 2 586

40 Saluran Cengek 3 1172

41 Saluran Cengek 4 2341

42 Saluran Cengek A 325

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

121

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

43 Saluran Cengek B 384

44 Saluran Ngaglik 1 477

45 Saluran Ngaglik 2 1098

46 Saluran Ngaglik 3 1250

47 Saluran Jamban 1 066

48 Saluran Jamban 2 262

Sumber Tim Penyusun 2014

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi eksisting hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

122

a Saluran JLS Ruas - 1

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126756

6758

6760

6762

6764

6766

6768

6770

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126588

6590

6592

6594

6596

6598

6600

6602

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

123

b Saluran JLS ruas 3

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 105732

5734

5736

5738

5740

5742

5744

5746

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145708

5710

5712

5714

5716

5718

5720

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

124

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngemplak-Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS kondisi eksisting

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

00 02 04 06 08 10 12 14 165494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

125

a Saluran JLS Ruas - 3

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 125234

5236

5238

5240

5242

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

126

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

b Saluran di Jalan Yudistiro

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 145094

5096

5098

5100

5102

5104

5106

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

00 01 02 03 04 055568

5570

5572

5574

5576

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

127

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055442

5443

5444

5445

5446

5447

5448

5449

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055418

5420

5422

5424

5426

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055394

5395

5396

5397

5398

5399

5400

5401

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

128

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sratendapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi

eksisting

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Drainase Sekunder Kota Baru

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

129

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 10232014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10526

527

528

529

530

531

kedungringis Plan Plan 01 10232014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10517

518

519

520

521

522

kedungringis Plan Plan 01 10232014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

130

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

00 02 04 06 08 10 12 145330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

131

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

c Saluran Sekunder J2-2 (Jl Osamaliki)

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

5180

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

5168

5170

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 2-2

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

132

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki)

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kedungringis dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 055655

5660

5665

5670

5675

5680

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055590

5592

5594

5596

5598

5600

5602

5604

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

133

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Pattimura

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

134

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055676

5678

5680

5682

5684

5686

5688

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 045524

5526

5528

5530

5532

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K5

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K8

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

135

b Saluran Sekunder Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 20 40 60 80 100 1205310

5315

5320

5325

5330

5335

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4-1

00 01 02 03 04 055320

5322

5324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055310

5311

5312

5313

5314

5315

5316

5317

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

136

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kebonsamas - Kalisawo dapat dilihat pada program HEC-RASpada

kondisi eksisting

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Tingkir

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

137

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 106804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 126544

6546

6548

6550

6552

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

138

b Saluran Sekunder Jalan Tritis Asri

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting)

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

00 01 02 03 04 05 06 076118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 086114

6116

6118

6120

6122

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

139

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri)

sub sistem Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Jetis ndash Setro dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 05 06 076108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 066104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

140

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana)

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi desain (rencana) hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

1 Saluran sekunder JLS s1

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126754

6756

6758

6760

6762

6764

6766

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

141

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

2 Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126586

6588

6590

6592

6594

6596

6598

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126500

6502

6504

6506

6508

6510

6512

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P24

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

142

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105730

5732

5734

5736

5738

5740

5742

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145704

5706

5708

5710

5712

5714

5716

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 14 165490

5492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

143

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

a Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145266

5268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 125230

5232

5234

5236

5238

5240

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

144

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

b Jalan Judistira

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 10 12 145128

5130

5132

5134

5136

5138

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P39

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 145092

5094

5096

5098

5100

5102

5104

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

ation

(m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

145

00 02 04 06 08 105564

5566

5568

5570

5572

5574

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105440

5442

5444

5446

5448

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105414

5416

5418

5420

5422

5424

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

146

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngawen - Sraten dapat di lihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis

a Saluran Kota Baru

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105390

5392

5394

5396

5398

5400

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

147

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 11172014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255295

5300

5305

5310

5315

5320

kedungringis Plan Plan 01 11172014 3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 205265

5270

5275

5280

5285

5290

kedungringis Plan Plan 01 11172014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

148

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 205175

5180

5185

5190

5195

5200

kedungringis Plan Plan 01 11172014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

149

00 05 10 15 20 255330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

150

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

c Saluran Jalan Osamaliki

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 20 255154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan 2-2

00 02 04 06 08 105654

5656

5658

5660

5662

5664

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

151

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kedungringis dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

a Saluran Jalan Pattimura

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105588

5590

5592

5594

5596

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

152

00 01 02 03 04 05 06 075672

5674

5676

5678

5680

5682

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075522

5523

5524

5525

5526

5527

5528

5529

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075498

5499

5500

5501

5502

5503

5504

5505

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

153

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

00 01 02 03 04 05 06 075322

5324

5326

5328

5330

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K8

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600 700530

540

550

560

570

580

590

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

154

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kebonsamas ndash Kalisawo dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105668

5670

5672

5674

5676

5678

5680

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105536

5538

5540

5542

5544

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105387

5388

5389

5390

5391

5392

5393

5394

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I9

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

155

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

a Saluran Jalan Tingkir

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

00 02 04 06 08 106798

6800

6802

6804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106794

6796

6798

6800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

156

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Tritis Asri

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126540

6542

6544

6546

6548

6550

6552

6554

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 11222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

157

00 02 04 06 08 106118

6120

6122

6124

6126

6128

6130

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V7

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106112

6114

6116

6118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106104

6106

6108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

158

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Jetis ndash Setro dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting

Kapasitas saluran eksisting bisa diketahui dengan menghitung luas penampang

basah saluran Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan luas penampang

basah dari perhitungan HEC-RAS Tujuan dari perhitungan di atas adalah untuk

mengetahui apakah saluran tersebut melimpas atau tidak

Apabila luas penampang basah saluran eksisting lt luas penampang basah hasil

perhitungan HEC-RAS saluran tersebut melimpas Dan sebaliknya apabila luas

penampang basah saluran eksisting gt luas penampang basah hasil perhitungan

HEC-RAS saluran aman tidak melimpas

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan 226 Drainase sekunder Meluap

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan 115 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan 225 Drainase sekunder Meluap

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi 072 Drainase tersier Tidak meluap

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan 280 Drainase primer Tidak meluap

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak

278 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan 568 Drainase primer Tidak meluap

00 02 04 06 08 106100

6102

6104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

159

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana

(m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak 901 Drainase primer Tidak meluap

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak 1057 Drainase primer Tidak meluap

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak 1886 Drainase primer Tidak meluap

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak 2161 Drainase primer Tidak meluap

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak 2413 Drainase primer Tidak meluap

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak 3225 Drainase primer Tidak meluap

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana

(m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama S Sraten 1 147 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama 3 S Sraten 2 553 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 9 S Sraten 3 1364 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 6 S Sraten 4 1380 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 5 S Sraten 5 2106 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 1 S Sraten 6 3821 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 S Sraten 7 4222 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 8 S Sraten 8 4637 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 7 S Sraten 9 4681 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama 10 S Sraten 10 5389 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 4 S Sraten 11 5700 Drainase primer Tidak meluap

12 N1 S Ngawen 1 627 Drainase primer Tidak meluap

13 N2 S Ngawen 2 1422 Drainase primer Tidak meluap

14 N3 SNgawen 3 1607 Drainase primer Tidak meluap

15 J7 Jalan Prumasan 087 Drainase tersier Meluap

16 J5 Jalan Sidomulyo 029 Drainase tersier Meluap

17 J6 Jalan Hasanudin 026 Drainase sekunder Tidak meluap

18 J6-1 Jalan Arjuno 018 Drainase sekunder Tidak meluap

19 Jalan J10 Jalan Merak 019 Drainase tersier Saluran penuh

20 J4 Jalan Kenteng 011 Drainase tersier Tidak meluap

21 Jalan J8 Jalan Yudistira 039 Drainase sekunder Meluap

22 J9-1 Jalan Osamaliki 107 Drainase sekunder Tidak meluap

23 J9-2 Jalan Osamaliki 046 Drainase sekunder Tidak meluap

24 J2 Jalan Osamaliki 273 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

160

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki 015 Drainase tersier Tidak meluap

26 Jalan J1 Jalan Parikesit 015 Drainase sekunder Tidak meluap

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga 149 Drainase sekunder Meluap

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga 123 Drainase sekunder Saluran penuh

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga 112 Drainase sekunder Meluap

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 1044 Drainase primer Tidak meluap

31 As2 Sal Andong 1 137 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As2-1 Sal Andong 2 150 Drainase sekunder Tidak meluap

33 As2-2 Sal Andong 3 320 Drainase sekunder Tidak meluap

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 496 Drainase sekunder Tidak meluap

35 J9 Jalan Veteran 047 Drainase sekunder Tidak meluap

36 J11 Jalan Arjuno 067 Drainase tersier Meluap

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama0 S Kedungringis 1 117 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama S Kedungringis 2 204 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 252 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama1 S Kedungringis 4 372 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 1321 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama2 S Kedungringis 6 1494 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 3 S Kedungringis 7 1546 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 13 S Kedungringis 8 1779 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 10 S Kedungringis 9 1791 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama11 S Kedungringis 10 2835 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 12 S Kedungringis 11 3830 Drainase primer Tidak meluap

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 181 Drainase skunder Tidak meluap

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 474 Drainase sekunder Meluap (penyempitan)

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 1062 Drainase sekunder Tidak meluap

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 1084 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru 623 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 13 Jalan Yudistira 045 Drainase sekunder Meluap

18 Jalan 11 Jalan Semarang - Salatiga

161 Drainase sekunder Meluap

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto 027 Drainase tersier Tidak meluap

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin 027 Drainase tersier Saluran penuh

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

161

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini 146 Drainase sekunder Tidak meluap

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso 104 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini 088 Drainase sekunder Meluap

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki 032 Drainase sekunder Meluap

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki 119 Drainase sekunder Meluap

26 Jalan 12 Jalan Brigjen

Sudiarto 056 Drainase tersier Tidak meluap

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto 018 Drainase tersier Saluran penuh

28 Jalan 4 Jalan Sukowati 037 Drainase tersier Tidak meluap

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun)

022 Drainase tersier Meluap

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto

029 Drainase tersier Meluap

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar 051 Drainase tersier Tidak meluap

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan

043 Drainase sekunder Tidak meluap

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman 052 Drainase sekunder Saluran penuh

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman 031 Drainase sekunder Hulu

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini 032 Drainase sekunder Meluap

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki 073 Drainase sekunder Tidak meluap

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol 042 Drainase sekunder Meluap

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor

070 Drainase sekunder Meluap

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro 041 Drainase sekunder Meluap

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga

065 Drainase sekunder Tidak meluap

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 136 Irigasisekunder Tidak meluap

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 473 Irigasisekunder Tidak meluap

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 584 Irigasisekunder Meluap

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 090 Drainase sekunder Tidak meluap

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 674 Drainase sekunder Meluap

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 567 Drainase sekunder Tidak meluap

47 As2-2 Sungai Tugu 2 849 Drainase sekunder Tidak meluap

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 953 Drainase sekunder Tidak meluap

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga 053 Drainase sekunder Meluap

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga 014 Drainase sekunder Meluap

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga 037 Drainase sekunder Meluap

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga 077 Drainase sekunder Meluap

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga 035 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

162

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 As-4 Anak Sungai Kebonsamas

072 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama Sal Kebonsamas 1 150 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 3 Sal Kebonsamas 2 229 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 5 Sal Kebonsamas 3 330 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 4 Sal Kebonsamas 4 416 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 6 Sal Kebonsamas 5 434 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 Sal Kebonsamas 6 889 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 1 Sal Kebonsamas 7 1542 Drainase primer Tidak meluap

9 As1 Anak Sal Kebonsamas 1

320 Drainase primer Tidak meluap

10 As3 Anak Sal Kebonsamas 1

306 Drainase primer Tidak meluap

11 As1-1 Anak Sal Kebonsamas 2

754 Drainase primer Tidak meluap

12 As1-3 Anak Sal Kebonsamas 3

834 Drainase primer Tidak meluap

13 As1-2 Anak Sal Kebonsamas 4

907 Drainase primer Tidak meluap

14 As2 Anak Sal Kebonsamas 1

025 Drainase primer Tidak meluap

15 As2-1 Anak Sal Kebonsamas 2

214 Drainase primer Tidak meluap

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

044 Drainase sekunder Meluap

17 J1 Jalan Pattimura 054 Drainase sekunder Meluap

18 J2 Jalan Domas 021 Drainase tersier Tidak meluap

19 J4 Jalan Ki Penjawi 039 Drainase tersier Meluap

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi 034 Drainase sekunder Meluap

21 J3 Jalan Pattimura 073 Drainase sekunder Saluran penuh

22 J6 Jalan Kaliwesi 022 Drainase tersier Tidak meluap

23 J7 Jalan Batutulis 080 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

163

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan

Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama Sungai Jetis 1 560 Drainase sekunder Tidak meluap

2 Utama10 Sungai Jetis 2 986 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Utama5 Sungai Jetis 3 1100 Drainase sekunder Tidak meluap

4 Utama4 Sungai Jetis 4 3186 Drainase sekunder Tidak meluap

5 Utama6 Sungai Jetis 5 5527 Drainase sekunder Tidak meluap

6 Utama7 Sungai Jetis 6 5735 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 7029 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 7963 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama2 Sungai Setro 1 8943 Drainase sekunder Tidak meluap

10 Utama9 Sungai Setro 2 11636 Drainase primer Tidak meluap

11 Jalan 9 Jalan Tingkir 048 Drainase sekunder Saluran penuh

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga 088 Drainase sekunder Meluap

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

041 Drainase sekunder Tidak meluap

14 Jalan 10 Jalan Tingkir 061 Drainase sekunder Tidak meluap

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo - Salatiga

032 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari 075 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

877 Drainase sekunder Tidak meluap

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir 040 Drainase tersier Tidak meluap

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

1291 Drainase sekunder Saluran penuh

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo 148 Drainase sekunder Meluap

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

165 Drainase sekunder Saluran penuh

22 Jalan 3 Jalan Argoboga 034 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend Sudirman

441 Drainase sekunder Tidak meluap

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga 104 Drainase sekunder Meluap

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 156 Irigasi sekunder Tidak meluap

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 165 Irigasi sekunder Tidak meluap

27 As6 Saluran Klampean 1 172 Drainase sekunder Tidak meluap

28 As6-1 Saluran Klampean 2 861 Drainase sekunder Tidak meluap

29 As6-2 Saluran Klampean 3 1120 Drainase sekunder Tidak meluap

30 As3 Saluran Noborejo 1 1176 Irigasi sekunder Tidak meluap

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 1208 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As3-4 Saluran Cengek 1 271 Irigasi sekunder Tidak meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

164

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

33 As4 Anak Saluran Cengek A

325 Irigasi sekunder Tidak meluap

34 As3-1 Saluran Cengek 2 586 Irigasi sekunder Tidak meluap

35 As5 Anak Saluran Cengek B

384 Irigasi sekunder Tidak meluap

36 As3-2 Saluran Cengek 3 1172 Irigasi sekunder Tidak meluap

37 As3-5 Saluran Cengek 4 2341 Drainase primer Tidak meluap

38 As1 Sungai Ngaglik 1 477 Drainase primer Tidak meluap

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 1098 Drainase primer Tidak meluap

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 1250 Drainase primer Tidak meluap

41 As2 Saluran Jamban 1 066 Drainase primer Tidak meluap

42 As2-1 Saluran Jamban 2 262 Drainase primer Tidak meluap

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri 121 Drainase sekunder Saluran penuh

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri 017 Drainase sekunder Saluran penuh

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan 243 Drainase sekunder Meluap

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan 138 Drainase sekunder Meluap

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso 187 Drainase sekunder Saluran penuh

48 Jalan 19 Jalan Benoyo 307 Drainase sekunder Tidak meluap

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

085 085

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi Drainase Tersier 080 070

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak Drainase Sekunder

400 300

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

165

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama S Sraten 1 Drainase Primer 765 350

2 Utama 3 S Sraten 2 Drainase Primer 850 450

3 Utama 9 S Sraten 3 Drainase Primer 750 450

4 Utama 6 S Sraten 4 Drainase Primer 900 350

5 Utama 5 S Sraten 5 Drainase Primer 770 350

6 Utama 1 S Sraten 6 Drainase Primer 910 350

7 Utama 2 S Sraten 7 Drainase Primer 880 750

8 Utama 8 S Sraten 8 Drainase Primer 880 670

9 Utama 7 S Sraten 9 Drainase Primer 880 600

10 Utama 10 S Sraten 10 Drainase Primer 880 600

11 Utama 4 S Sraten 11 Drainase Primer 880 600

12 N1 S Ngawen 1 Drainase Primer 260 260

13 N2 S Ngawen 2 Drainase Primer 940 280

14 N3 SNgawen 3 Drainase Primer 910 750

15 J7 Jalan Prumasan Drainase Tersier 060 100

16 J5 Jalan Sidomulyo Drainase Tersier 069 100

17 J6 Jalan Hasanudin Drainase Sekunder 060 100

18 J6-1 Jalan Arjuno Drainase Sekunder 060 080

19 Jalan J10 Jalan Merak Drainase Tersier 060 080

20 J4 Jalan Kenteng Drainase Tersier 050 100

21 Jalan J8 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 080 040

22 J9-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

23 J9-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

24 J2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 100 180

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

166

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki Drainase Tersier 055 050

26 Jalan J1 Jalan Parikesit Drainase Sekunder 080 060

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 090 105

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 Drainase Primer 920 400

31 As2 Sal Andong 1 Irigasi Sekunder 080 090

32 As2-1 Sal Andong 2 Irigasi Sekunder 360 300

33 As2-2 Sal Andong 3 Irigasi Sekunder 350 300

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 Drainase Sekunder 460 350

35 J9 Jalan Veteran Drainase Sekunder 090 110

36 J11 Jalan Arjuno Drainase Tersier 080 075

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama0 S Kedungringis 1 Drainase Primer 250 300

2 Utama S Kedungringis 2 Drainase Primer 250 300

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 Drainase Primer 480 320

4 Utama1 S Kedungringis 4 Drainase Primer 480 320

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 Drainase Primer 500 350

6 Utama2 S Kedungringis 6 Drainase Primer 500 350

7 Utama 3 S Kedungringis 7 Drainase Primer 600 400

8 Utama 13 S Kedungringis 8 Drainase Primer 600 400

9 Utama 10 S Kedungringis 9 Drainase Primer 600 400

10 Utama11 S Kedungringis 10 Drainase Primer 600 400

11 Utama 12 S Kedungringis 11 Drainase Primer 600 400

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 Drainase Skunder 200 250

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 Drainase Sekunder 200 250

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 Drainase Sekunder 250 250

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 Drainase Sekunder 250 250

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru Drainase Sekunder 175 200

17 Jalan 13 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 070 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

167

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

18 Jalan 11 Jalan Semarang -

Salatiga Drainase Sekunder 100 100

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin Drainase Tersier 060 060

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 250 200

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso Drainase Sekunder 070 090

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini Drainase Sekunder 100 100

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 070 080

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

26 Jalan 12 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 190 170

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

28 Jalan 4 Jalan Sukowati Drainase Tersier 050 100

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun) Drainase Tersier 070 080

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 070 080

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar Drainase Tersier 050 100

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan Drainase Sekunder 060 080

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 060 080

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol Drainase Sekunder 060 080

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor Drainase Sekunder 100 100

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro Drainase Sekunder 080 100

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga Drainase Sekunder 095 110

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 IrigasiSekunder 080 090

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 IrigasiSekunder 360 300

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 IrigasiSekunder 350 300

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 Drainase Sekunder 250 200

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 Drainase Sekunder 250 200

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 Drainase Sekunder 350 250

47 As2-2 Sungai Tugu 2 Drainase Sekunder 350 250

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 Drainase Sekunder 350 250

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

168

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 As-4 Anak Sungai

Kebonsamas Drainase Primer 130 180

2 Utama Saluran Kebonsamas 1 Drainase Primer 350 180

3 Utama 3 Saluran Kebonsamas 2 Drainase Primer 350 180

4 Utama 5 Saluran Kebonsamas 3 Drainase Primer 490 150

5 Utama 4 Saluran Kebonsamas 4 Drainase Primer 520 130

6 Utama 6 Saluran Kebonsamas 5 Drainase Primer 360 180

7 Utama 2 Saluran Kebonsamas 6 Drainase Primer 360 180

8 Utama 1 Saluran Kebonsamas 7 Drainase Primer 360 180

9 As1 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 230 270

10 As3 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 080 180

11 As1-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 080 180

12 As1-3 Anak Saluran

Kebonsamas 3 Drainase Primer 260 270

13 As1-2 Anak Saluran

Kebonsamas 4 Drainase Primer 390 220

14 As2 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 100 100

15 As2-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 390 180

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

Drainase Sekunder

070 060

17 J1 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 080 090

18 J2 Jalan Domas Drainase Tersier 055 060

19 J4 Jalan Ki Penjawi Drainase Tersier 080 070

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi Drainase

Sekunder 060 080

21 J3 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 130 070

22 J6 Jalan Kaliwesi Drainase Tersier 055 060

23 J7 Jalan Batutulis Drainase Sekunder

080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

169

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama Sungai Jetis 1 Drainase Sekunder 550 600

2 Utama10 Sungai Jetis 2 Drainase Sekunder 550 600

3 Utama5 Sungai Jetis 3 Drainase Sekunder 1500 650

4 Utama4 Sungai Jetis 4 Drainase Sekunder 1500 650

5 Utama6 Sungai Jetis 5 Drainase Sekunder 1800 700

6 Utama7 Sungai Jetis 6 Drainase Sekunder 1800 700

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 Drainase Primer 900 550

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 Drainase Primer 900 550

9 Utama2 Sungai Setro 1 Drainase Sekunder 1400 600

10 Utama9 Sungai Setro 2 Drainase Primer 2600 600

11 Jalan 9 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 150

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 150

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 080 150

14 Jalan 10 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 170

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo -

Salatiga Drainase Sekunder 080 160

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari Drainase Sekunder 070 090

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 170 190

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir Drainase Tersier 060 070

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 220 200

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo Drainase Sekunder 100 150

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

Drainase Sekunder 170 120

22 Jalan 3 Jalan Argoboga Drainase Sekunder 080 100

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend

Sudirman Drainase Sekunder 170 120

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 120

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 Irigasi Sekunder 240 100

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 Irigasi Sekunder 240 100

27 As6 Saluran Klampean 1 Drainase Sekunder 230 240

28 As6-1 Saluran Klampean 2 Drainase Sekunder 230 240

29 As6-2 Saluran Klampean 3 Drainase Sekunder 230 240

30 As3 Saluran Noborejo 1 Irigasi Sekunder 900 450

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 Irigasi Sekunder 900 450

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

170

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

32 As3-4 Saluran Cengek 1 Irigasi Sekunder 900 450

33 As4 Anak Saluran Cengek A Irigasi Sekunder 1000 500

34 As3-1 Saluran Cengek 2 Irigasi Sekunder 900 450

35 As5 Anak Saluran Cengek B Irigasi Sekunder 1000 500

36 As3-2 Saluran Cengek 3 Irigasi Sekunder 1800 600

37 As3-5 Saluran Cengek 4 Drainase Primer 1800 600

38 As1 Sungai Ngaglik 1 Drainase Primer 1050 500

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 Drainase Primer 1050 500

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 Drainase Primer 1050 500

41 As2 Saluran Jamban 1 Drainase Primer 100 100

42 As2-1 Saluran Jamban 2 Drainase Primer 100 100

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 100

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 010

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 150

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 120

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso Drainase Sekunder 080 120

48 Jalan 19 Jalan Benoyo Drainase Sekunder 080 080

55 Penyusunan Peta Genangan

Berdasarkan hasil identifikasi genangan yang terjadi di Kota Salatiga berdasarkan

informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari masyarakat maka

disusunlah Peta Genangan Potensi Banjir di Kota Salatiga yang disajikan dalam

Gambar berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

171

Gambar 5-66 Peta Genangan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

172

6 BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga

611 Umum

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air PerkotaanrdquoSistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

173

Sebagaimana diuraikan diatas topografi Kota Salatiga secara umum merupakan

dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 450 ndash 825 m DPL Berdasarkan kondisi

topografi tersebut maka sistem drainase Kota Salatiga dapat dilakukan dengan

mengandalkan sistem gravitasi murni

Kondisi topografi Kota Salatiga dari arah selatan menuju ke arah utara terbagi

menjadi 2 bagian yang menunjukkan topografi yang semakin menurun Bagian

barat Kota Salatiga menurun ke arah barat laut sedangkan bagian timur Kota

Salatiga menurun Ke arah utara timur laut Pola topografi ini mempengaruhi

aliran sungai-sungai yang melewati Kota Salatiga seolah menyebar menuju arah

barat laut dan timur laut Kondisi ini mempengaruhi pembagian Sistem Drainase

Secara umum aliran yang terjadi merupakan aliran gravitasi sehingga konsep

Masterplan pengelolaan drainase disajikan dalam Gambar 6-1 di bawah ini

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga

Berdasarkan konsep diatas maka

1 Daerah hulu

Di daerah hulu dilakukan dengan

Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan

air hujan sumur resapan biopori dll

Hujan setempat Hujan di hulu

bull Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan air hujan sumur resapan biopori dll

bull Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir (gravitasi)

bull Bagi beban drainase sesuai dengan Sungai utama

bull Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode ulang 5 tahun

bull Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan Konsep Delta Q Zero

bull Fasilitas pemanenan air hujan dan Ekodrainase

Saluran penagnkap air

dari hulu

Hujan Daerah Hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

174

Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir

(gravitasi)

Bagi beban drainase sesuai dengan sungai utama

2 Daerah Perkotaan

Di daerah tengah perkotaan

Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan

Konsep Delta Q Zero Policy

Fasilitas pemanenan air hujan

3 Daerah Hilir

Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode

ulang 5 tahun

Sistem Drainase juga dikembangkan berdasarkan konsep drainase berwawasan

lingkungan ecodrainage dan berbasis masyarakat Masing-masing sistem

drainase dibagi menjadi daerah hulu dan hilir Sistem drainase yang

dikembangkan di daerah hulu dan hilir berbeda

612 Drainase Berwawasan Lingkungan

Drainase berwawasan lingkungan adalah prasarana yang berfungsi untuk

mengalirkan air permukaan ke badan air dimana pembangunannya terintegrasi

dengan Rencana Tata Ruang Kota Salatiga pelaksanaan pembangunan sarana

utilitas kota serta mempertimbangkan kondisi lingkungan fisik sosial dan

budaya sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia Oleh karena itu

permasalahan sistem drainase di kawasan perkotaan perlu diperhatikan dengan

melakukan pengkajian dari sudut perencanaan teknis dan dilihat kaitannya

secara menyeluruh dengan beberapa aspek lingkungan alam lingkungan sosial

dan lingkungan buatan

Masterplan Drainase Kota Salatiga ini bertujuan untuk mengkaji sistem

perencanaan makro drainase dalam kerangka Rencana Tata Ruang Kota Salatiga

menganalisis kondisi sistem saluran drainase di kawasan perkotaan serta

kaitannya dengan kondisi kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan

masyarakat di sekitarnya dan mengusulkan sistem perencanaan makro drainase

berwawasan lingkungan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

175

613 Ekodrainase Resapan

Dalam konsep drainase konvensional seluruh air hujan yang jatuh ke di suatu

wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke

badan air Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan akan memunculkan

berbagai masalah baik di daerah hulu tengah maupun hilir Dampak dari

drainase konvensional adalah cadangan air tanah akan berkurang dan kekeringan

di musim kemarau akan terjadi

Untuk itu digunakan konsep Ekodrainase Drainase ramah lingkungan atau

ekodrainase menjadi konsep utama dan merupakan implementasi pemahaman

baru konsep ekohidraulik dalam bidang drainase Drainase ramah lingkungan

didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-

besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai

dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya

Air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak

mengalir secepatnya ke sungai Namun diusahakan meresap ke dalam tanah

guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau

Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim

hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia

Beberapa metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia

antara lain adalah

1 Metode kolam konservasi bioretensi

Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-kolam air baik

di perkotaan permukiman pertanian atau perkebunan Kolam konservasi

ini dibuat untuk menampung air hujan terlebih dahulu diresapkan dan

sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan

Kolam konservasi dapat dibuat dengan memanfaatkan daerah-daerah dengan

topografi rendah daerah-daerah bekas galian pasir atau galian material

lainnya atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal atau bagian

tertentu

Secara ideal kualitas dan besarnya limpasan air hujan yang keluar dari suatu

kawasan harus dipertahankan sama seperti kondisi lahan sebelum terbangun

Pengelolaan limpasan air hujan dengan menggunakan sistem ldquolow Impact

Developmentrdquo (LID) adalah konsep baru yang dikembangkan untuk sistim

drainasi berskala kecil (mikro) sangat sesuai diaplikasikan di daerah

Penerapan LID di beberapa daerah akan memberikan efek yang cukup baik

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

176

yaitu sangat mengurangi air limpasan Berbagai pustaka menyebutkan

teknik LID sangat cocok untuk mengelola limpasan air hujan dan menurunkan

tingkat polusi yang dikandungnya (Blue Land Water and Infrastructure

2000) USEPA 2000) Biaya yang diperlukan guna pembangunan

pengoperasian dan pemeliharan sistim drainasi dengan teknik LID cukup

murah dibandingkan biaya yang diperlukan pada sistim drainasi

konvensional Bioretensi dan saluran rumput dengan kemiringan yang

landai adalah dua teknik LID yang cocok diaplikasikan disini Gambar 52

adalah contoh bio-retensi yang fungsinya sebagai kolam detensi serta

penyaring polusi dari lapangan parkir

Gambar 6-2 Kolam Konservasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

177

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi dilapangan parkir

2 Metode sumur resapan

Metode sumur resapan merupakan metode praktis dengan cara membuat

sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan

atau kawasan tertentu Sumur resapan ini juga dapat dikembangkan pada

areal olahraga dan wisata Konstruksi dan kedalaman sumur resapan

disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat

Teknologi sumur resapan di lahan usaha tani rawan kekeringan belum begitu

banyak dikembangkan Hal ini karena selama ini sumur resapan lebih banyak

dikembangkan di daerah tangkapan air berbukit yang merupakan salah satu

bagian kegiatan dari program penghijauan

Selain itu selama ini sumur resapan juga banyak dikembangkan di

perumahanpemukiman Dengan sumur resapan maka aliran permukaan atau

air hujan disiasati agar masuk kedalam sumur Air tertampung akan

diresapkan pelan-pelan sebanyak mungkin kelapisan aquifer awal selama

musim penghujan dan akan menjadi tabungan air dibawah tanah yang cukup

potensial untuk dimanfaatkan kembali pada musim kemarau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

178

Gambar 6-4 Sumur Resapan

Sumur resapan juga bisa dibangun pada dasar saluran drainase yang

mempunyai dimensi lebar ge 080 m Sumur resapan dibangun pada jarak tiap

250 m Dengan adanya sumur resapan ini diharapkan air lebih banyak

menyerap ke dalam tanah sehingga dapat tersimpan dan berfungsi sebagai

cadangan air tanah

3 Sedrainpond

Indikator kinerja dari bangunan air seperti waduk bendung

bendungansalurandrainase maupun irigasi yaitu jumlah sedimen pada

bangunan air Semakin cepat terjadisedimentasi maka semakin pendek umur

pelayanan dari bangunan air itu kapasitas danvolume rencana sudah tidak

dapat terlayani dengan baik dan biaya operasianl dan pemeliharaan dari

akibat sedimen ini cukup besar Sedimentasi ini semakin dipicu

akibatterjadinya pemanasan global sehingga akan mempengaruhi iklim

dimana musim hujanmenjadi pendek sehingga intensitasnya cenderung

tinggi Butiran air hujan denganintensitas hujan tinggi akan mengenai tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

179

yang mengakibatkan limpasan air hujanbanyak mengandung butiran

tanahsedimen tersuspensi bahkan sampai terjadi banjirdan musim kemarau

menjadi panjang sampai tidak ada aliran air Sudah saatnya semuapihak

perlu memikirkan bahaya dan ancaman ini

Salah satu bangunan konservasi yang relati baru adalahSeDrainPond

(Sedimentation-Drainage-Ponding) dimana model ini mengendalikan

angkutan sedimen dengan menangkap sedimen (sediment

trapping)mengurangi debit limpasan yang sekaligus me-recharge air tanah

dan tangkapansedimen digunakan untuk pupuk dan dikembalikan lagi dalam

area sawahladang Modelini mampu mengurangi debit limpasan 50 dan

tergantung dari dimensi dan jumlah SeDrainPond mampu mengurangi

sedimen tersuspensi dan mengembalikan kesuburanlahan Dengan

pembuatan dan pemeliharaan oleh petani maka dapat mengurangi

biayaoperasional dan pemeliharaan bangunan air oleh pemerintah Bangunan

yang sepintas seperti sumur resapan ini fungsi utamanya adalah menangkap

air hujan yang turun di daerah hulu sebanyak-banyaknya untuk disimpan

didalam tanah sehingga kondisi tanah di hulu tidak sampai kering pada saat

musim kemarau

Cara membuatnya adalah kita membuat alur kecil sejajar dengan kontur

yang berfungsi sebagai saluran penangkap air Pada alur saluran setiap jarak

plusmn 15 m kita bulat lubang seperti jugangan dengan diameter 1 m dan

kedalaman 1-2 m Untuk mengatasi supaya lubang tidak longsor maka

diperkuat dengan dinding ayaman bambu

Gambar 6-5Contoh Bangunan SeDrainPond

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

180

4 Embung

Ketersediaan air di lahan kering dapat diperbaiki dengan embung-embung

yang dapat menampung dan menyimpan air Embung adalah bangunan

semacam kolam sebagai penampung air permukaan Penampungan air skala

kecil ini akan lebih berhasil jika dikelola sebagai satu sistem dengan tiga

komponen yaitu daerah tangkapan air yang menghasilkan aliran

permukaan embung yang menampung air dan daerah pengguna di mana air

yang terkumpul dimanfaatkan

Tujuan pembuatan embung adalah

1 Menampung dan mengalirkan air pada kolam penampung

2 Cadangan persediaan air untuk berbagai kebutuhan pada musim

kemarau

3 Menekan laju erosi dan sedimentasi

Sedangkan manfaatnya adalah persediaan air pada musim kemarau yang

dapat digunakan untuk berbagai keperluan (pertanian peternakan air baku

dll)

Sasaran pembuatan embung adalah lahan-lahan kering dan tadah hujan pada

hulu DAS yang

1 Bertipe iklim C (5-6 bulan basah) tipe iklim D (3-4 bulan basah) tipe

iklim E (lt 3 bulan basah) serta daerah kering lainnya yang memerlukan

embung

2 Air tanah sangat dalam atau tidak ada sama sekali

3 Tekstur tanah liat (tidak permeable) liat berlempung dan lempung liat

berdebu

Pemkot Salatiga pernah melaksanakan kajian studi pembangunan embung

dengan lokasi di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo yaitu embung

Nronggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

181

Embung Yang Sudah Berfungsi dengan penambahan Geomembran

Embung Lapangan tanpa penambahan Geomembran

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan

5 Bangunan Pengendali Alur

Bangunan pengendali alur adalah bendungan kecil yang lolos air yang dibuat

pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu kayu atau

bambu

Bangunan pengendali alur dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

a Untuk lebar alur lt 2 m dinamakan gully plug

b Untuk alur 2ndash5 m dinamakan dam parit

Sasaran dari pembuatan bangunan pengendali alur adalah

a Lahan dengan kemiringan sampai dengan 30 kemiringan alur maksium

5

b Daerah tangkapan air maksimum 10 ha

c Lebar dan kedalaman alurparitjurang maksimum 3x3 m

d Panjang alurparitjurang sampai sekitar 250 m

Bangunan ini sangat bagus dikerjakan didaerah hulu dengan kemiringan

tanah yang relatif terjal Bangunan ini berfungsi memperkecil kemiringan

alur dan menahan air supaya tidak langsung ke hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

182

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug

a b c

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit

Bangunan Dam Parit dapat difungsikan sebagai bendung-bendung kecil

sehingga dapat difungsikan untuk mengairi areal persawahan

6 Metode River Side Polder

Metode river side polder adalah metode menahan aliran air dengan

mengelolamenahan air kelebihan (hujan) di sepanjang bantaran sungai

Pembuatan polder pinggir sungai ini dilakukan dengan memperlebar

bantaran sungai di berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

183

Gambar 6-9River Side Polder

Bangunan ini diusulkan sebelum masuk ke Sungai Senjoyo dengan harapan

air drainase yang masuk ke Sungai Senjoyo memenuhi standard air baku

7 Metode pengembangan areal perlindungan air tanah (groundwater

protection area)

Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara menetapkan

kawasan lindung untuk air tanah di mana di kawasan tersebut tidak boleh

dibangun bangunan apa pun Areal tersebut dikhususkan untuk meresapkan

air hujan ke dalam tanah Di berbagai kawasan perlu sesegara mungkin dicari

tempat-tempat yang cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk

recharge dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai bagian penting dari

komponen drainase kawasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

184

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area

614 Drainase Berbasis Masyarakat

Drainase berbasis masyarakat (DBM) adalah penempatan dan pelibatan

masyarakat sebagai pelaku pengambil keputusan dan penanggung jawab dalam

penanganan drainase mulai dari identifikasi perencanaan pelaksanaan

pengelolaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan termasuk operasi dan

pemeliharaan sistem paska konstruksi

Pelibatan masyarakat dalam penanganan drainase disini diarahkan untuk

melayani penanganan sistem drainase lokal yaitu sistem saluran awal yang

melayani kawasan tertentu seperti kompleks perumahan areal pasar

perkantoran areal industri dan komersial yang melingkupi wilayan luasan

maksimal 10 Ha

Prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan DBM adalah pelibatan aktif

masyarakat (partisipative) pembiayaan bersama antara pemerintah dan

masyarakat (sharing) adanya keberlanjutan dalam operasional dan pemeliharaan

(sustainability) rasa memiliki oleh masyarakat (sense of belonging) dan

memungkinkan sistem drainase yang dibangun dikelola oleh masyarakat sendiri

(kemandirian)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

185

62 Analisis Tata Guna Lahan

621 Umum

Pada dasarnya rencana jaringan drainase berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Salatiga meliputi sistem pematusan atau jaringan pembuangan air

hujan dan air limbah dalam perencanaan kota merupakan rencana sektoral yang

harus direncanakan secara terpadu dan saling menunjang dengan rencana tata

ruang kota karena sistem jaringan ini memerlukan pengkajian faktor-faktor

teknis

Berdasarkan kondisi fisik alamnya Kota Salatiga akan direncanakan sebagai

daerah atau Kota yang masih mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup

dengan mencadangkan daerah terbuka dan hijau bagi kepentingan kegiatan kota

oleh karena itu dalam mengatasi pembuangan air hujan dan air limbah di Kota

Salatiga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

Sistem jaringan pematusan dikampung-kampung padat dan didaerah

pembangunan perumahan baru diarahkan untuk diberikan jaringan drainase

sekunder yang terpadu dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Sistem pembangunan jalan harus dilengkapi saluran buangan dengan dimensi

yang cukup sesuai dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Perlunya pemeliharaan secara intensif terhadap saluran-saluran yang ada

Dalam sistem jaringan pematusan diperlukan saluran utama kota yang dapat

memanfaatkan saluran-saluran alamiah (sungai) dan saluran irigasi yang

melalui Kota Salatiga

Selanjutnya untuk mengatasi berkembangnya daerah permukiman perkantoran

pertokoan aspal pavement dan lain-lain maka perlu adanya beberapa upaya

yang diantaranya sebagai berikut

Penghijauan kota

Material yang digunakan untuk menutup permukaan tanah dipilih material

yang berpori sehingga dapat meresapkan air hujan

Pembuatan sumur-sumur resapan air hujan guna mengurangi run off air

hujan

Memfungsikan saluran tersier di sisi kanan kiri pada setiap ruas jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

186

Sedangkan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai solusi agar

sistem drainase dapat berjalan sempurna adalah

Peningkatan konstruksi saluran dari yang berkonstruksi tanah ke pasangan

batu

Pembuatan saluran baru untuk menampung aliran air di sekitar jalan (bila

jalan turun) sehingga aliran air tersebut mengalir secara lancar dan teratur

Peningkatan pemeliharaan saluran

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase

Rencana pola ruang kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam

wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan

ukuran fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam yang

diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budidaya Pengaturan

pemanfaatan tersebut harus dapat menggambarkan keterpaduan keterkaitan

dan keseimbangan perkembangan serta keserasian antarsektor pembangunan

kota

1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang disiapkan untuk memperbaiki dan

menjaga iklim mikro meresapkan air menciptakan keseimbangan dan keserasian

lingkungan fisik kawasan dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati

Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi

1 Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya

2 Kawasan perlindungan setempat

3 Ruang Terbuka Hijau kota (RTH) Kota

4 Kawasan cagar budaya

5 Kawasan rawan bencana alam

6 Kawasan lindung geologi dan

7 Kawasan lindung lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

187

1 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

A Kawasan Lindung Yang Dikelola Oleh Masyarakat

Kebijakan pemanfaatan ruang ditentukan berdasarkan tujuan pemanfaatannya

yaitu mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan Kebijakan

tersebut meliputi

Penetapan kawasan lindung berdasarkan Kepres No 32 Tahun 1990 melalui

pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan

pengendalian

Pengendalian kegiatan budi daya yang telah ada (penggunaan lahan yang

telah berlangsung lama)

Pengembalian fungsi hidrologi kawasan hutan yang telah mengalami

kerusakan (rehabilitasi dan konservasi)

Pencegahan dilakukannya kegiatan budi daya kecuali kegiatan yang tidak

mengganggu fungsi lindung

Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan di lokasi hutan lindung

antara lain penelitian eksploitasi mineral dan air tanah pencegahan

bencana alam

Kawasan Lindung Kota adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan

satu ekosistem yang terletak pada wilayah kota kawasan lindung yang

memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di

wilayah kota dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan

pemerintah daerah kota

Lokasi

Kawasan Lindung di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Sidorejo meliputi

sebagian Kelurahan Bugel dan sebagian KelurahanBlotongan dan Kecamatan

Tingkir meliputi sebagian Kelurahan Sidorejo Kidul dan sebagian Kelurahan

Kutowinangun seluas 4492 ha dan di ruas Jalan Lingkar Salatiga di Kelurahan

Kumpulrejo dan Kelurahan Dukuh

B Kawasan Resapan Air

Kawasan Resapan Air yang fungsinya untuk menyimpan dan menyerap air untuk

kemudian diteruskan di kawasan di bawahnya (kawasan budi daya)

Tujuan PerlindunganPerlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk

memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

188

untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir

baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan

Kriteria Kawasan Resapan Air

1 Lahan dengan kemiringan 15 - 40

2 Struktur tanah mampu meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu

meresapkan air hujan secara besar-besaran

Peraturan Kawasan Resapan Air

1 Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik

2 Di areal kebuntegalan dikembangkan diversifikasi tanaman tahunan

perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang sesuai dan pencegahan

erosi

3 Di areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan penanaman tanaman

tahunan perkebunan buah-buahan atau tanaman kayu-kayuan untuk

bangunanperkakas rumah tangga

4 Di areal permukiman diusahakan dengan cara

a Pemeliharaan teras sebaik mungkin

b Penanaman pohon buah-buahan perkebunan maupun kayu-kayuan di

pekarangannya

c Minimal tersedia sebagian lahan pekarangan untuk serapan air hujan

Lokasi Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Argomulyo terletak

di Kelurahan Randuacir dan sebagian Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Sidorejo

meliputi Kelurahan Bugel Kelurahan Blotongan dan Kecamatan Tingkir terletak

di Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

Rencana pengembangan kawasan yang memberi perlindungan kawasan

bawahannya meliputi

1 melakukan penghijauan

2 mengarahkan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air untuk fungsi hutan

3 mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan yang memberi perlindungan

kawasan bawahannya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

189

2 Kawasan Perlindungan Setempat

A Kawasan Sempadan Sungai

Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk

sungai buatankanalsaluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai

Tujuan Perlindungan Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat

mengganggu dan merusak kualitas air sungai kondisi fisik sungai serta

mengamankan aliran sungai

Kriteria Kawasan Sempadan Sungai

1 Sungai bertanggul

a) Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki

tanggul

b) Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan

sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul

2 Sungai tidak bertanggul

a) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20

m garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m garis sempadan

ditetapkan sekurang-kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada

waktu ditetapkan

b) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai

seluas 500 km2 atau lebih penetapan garis sempadannya sekurang-

kurangnya 100 m

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

190

Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai kurang dari

500 km2 penetapan garis sempadannya sekurang-kurangnya 50 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Untuk mewujudkan pembangunan yang tertib berdasarkan rencana tata ruang

yang telah disusun maka diperlukan pengendalian penataan ruang Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 35 diuraikan

bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan

zonasi perizinan pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi

Dan pada Pasal 36 ayat 3c peraturan zonasi ditetapkan dengan peraturan daerah

untuk peraturan zonasi

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Salatiga pada dasarnya berisikan

(1) Arahan peraturan zonasi (2) Arahan perizinan (3) Arahan pemberian insentif

disinsentif dan (4) Arahan sanksi Berikut ini dikemukakan arahan tersebut yang

disesuaikan dengan pembagian kawasan menurut Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Arahan Zonasi merupakan arahan yang terkait dengan kepentingan perijinan yang

menjadi wewenang kota dengan pola ruang wilayah kota Arahan peraturan

zonasi disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang serta

berdasarkan rencana kawasan strategis untuk setiap zona pemanfaatan ruang

Yang termasuk arahan peraturan zonasi terdiri dari kawasan lindung dan kawasan

budi daya Arahan ini mengkaitkan antara pola pemanfaatan ruang yang ada di

Kota Salatiga dengan kegiatan yang mungkin diajukan oleh berbagai pihak untuk

dimintakan perijinannya

1 Peraturan zonasi untuk sempadan sungai disusun dengan memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas sungai

- Diizinkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak

mengganggu kualitas sungai

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

191

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

2 Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan mata air disusun dengan

memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran

terhadap mata air

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas mata air

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan mata air sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan adalah bagian dari Sistem drainase

Salatiga Barat dengan Sungai Ngemplak dan Sungai Sawahan sebagai sungai

utama badan air Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng

sebagian Sungai Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai

Sraten Secara Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngemplak - Sawahan

termasuk dalam wilayah Kecamatan Sidomukti dan sebagian kecil masuk

Kecamatan Argomulyo Bentuk DTA sub sistem Ngemplak - Sawahan adalah

memanjang dari hulu ke hilir dengan luas DTA plusmn 4714 ha Tata guna lahan di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

192

Sub DAS Ngemplak ndash Sawahan adalah didominasi bukit dan perbukitan dengan

kemiringan yang cukup terjal

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan

6311 Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada sub sistem ini adalah tutupan lahan yang berupa

hutan tanaman keras yang sudah mulai berkurang menjadi persawahan dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

193

ladang terbuka sehingga jika terjadi hujan akan terjadi erosi dan sedimentasi

tinggi lumpur yang tinggi serta banyaknya sampah di sungai

6312 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Ngemplak-Sawahan dilakukan dengan

1 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

2 Penataan kawasan hulu dengan pembangunan embung lapangan gully plug

dam parit pembangunan sedrainpond penerapan pembuatan sumur resapan

pada kawasan permukiman baik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di JLS

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten

Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten juga adalah Subsistem drainase yang

merupakan bagian dari Sistem Salatiga Barat Sungai utama di Sub Sistem ini

adalah Sungai Ngawen yang bertemu dengan Sungai Sraten menuju ke arah barat

daya menuju Rawa Pening Sungai Sraten dan Sungai Ngawen berfungsi sebagai

sungai utama badan air Di dalam sub Sistem ini banyak mengalir drainase

sekunder antara lain Kali Warak Drainase sekunder Kel Dukuh dan masih

banyak lagi Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng Sungai

Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai Sraten Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngawen Berada di masuk ke Kecamatan

Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo Luas Sub Sistem Ngawen adalah 127980

ha dan mempunyai bentuk seperti kipas

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

194

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

6321 Permasalahan

Di dalam sistem ini beberapa saluran drainase banyak yang sluran drainasenya

belum ada ada juga yang saluran drainasenya terputus dimensinya terlalu kecil

dan saluran yang pengendapan lumpurnya tinggi serta banyaknya sampah di

sungai

Sebagai contoh endapan yang tinggi terjadi di Jalan Lingkar Selatan Salatiga

Jl Argorumekso di Tegalrejo Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Sedangkan drainase yang terputus ada di sebagian Jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

195

Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo Jalan Amarta di Sidomulyo dan

Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di Kumpulrejo Kec Argomulyo

6322 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Sraten-Ngawen dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo

Jalan Amarta di Sidomulyo dan Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di

Kumpulrejo Kec Argomulyo

2 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jalan Lingkar Selatan Salatiga Saluran di sekitar Pasar Sapi Saluran

di Jalan Yudhistira Saluran di Jalan OsamalikiJl Argorumekso di Tegalrejo

Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari Kecamatan Sidomukti

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di daerah sekitar Pasar Sapi

4 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

5 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan embung lapangan

gully plug dam parit sumur resapan pada kawasan permukiman

pembangunan sedrainpondbaik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Sub Sistem Drainase Kedungringis merupakan Subsistem drainase dari Sistem

Salatiga Barat Terletak diatas Sub Sistem Ngawen dan dibatasi oleh Jl Salatiga -

Semarang di sebelah utara Sistem ini menampung beban drainase dari pusat

kota Di dalam sub sistem ini banyak timbul permasalahan karena banyaknya

spot-spot genangan terutama di Kecamatan Sidorejo Secara Administratif

sebagian besar Sub Sistem Drainase Kedungringis berada di masuk ke Kecamatan

Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kedungringis adalah 6751 ha Panjang

saluran drainase tidak terlalu panjang dengan bentuk DTA melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

196

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis

6331 Permasalahan

Dalam identifikasi permasalahan ditemukan berbagai permasalahan di Sub Sistem

Drainase Kedungringis antara lain

1 Jl Kartini Kel Salatiga Kec Sidorejo saluran tertutup oleh perkerasan

sehingga pemeliharaannya sulit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

197

2 Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran terjadinya sedimentasi

endapan yang tinggi dalam saluran

3 Jl H Ilyas Jl Raya Muncul saluran yang masih terpotong perlu dilakukan

penyambungan agar aliran air mengalir sesuai dengan sub sistem yang telah

disetujui

6332 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kedungringis dilakukan dengan

1 Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis

ke arah hulu sampai Kelurahan Pulutan Saluran Kota Baru Normalisasi

Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

2 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S

Kedungringis Saluran Belakang RSUD Salatiga Saluran Kutowinangun

Saluran Benoyo Saluran Jalan Semarang-Salatiga Normalisasi Jalan Kartini

3 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Jl H Ilyas Jl Raya Muncul Kecandran

Sidorejo Lor Sidorejo

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran

5 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

6 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

Sub Sistem Drainase KebonsamasndashKalisawo merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Sub sistem ini terletak di wilayah paling utara Kota

Salatiga di Kecamatan Sidorejo Dibatasi oleh Jl Salatiga - Semarang di sebelah

selatan dan batas Kota Salatiga dengan kabupaten Semarang di sebelah utara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

198

Sistem ini menampung beban drainase dari pusat kota terutama dari pusat

permukiman dan pertokoan Sistem ini bermuara di Sungai Tuntang Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo berada

di Kecamatan Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo adalah

10472 hadan dengan bentuk DTA melebar

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

199

6341 Permasalahan

Di wilayah sub sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo permasalahan yang

muncul adalah banyaknya saluran drainase yang berfungsi ganda yaitu sebagai

saluran drainase dan saluran irigasi terutama di Kelurahan Bugel dan Kel

Salatiga Disamping itu saluran sekunder di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

dimensinya kecil sehingga perlu dilebarkan

6342 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo dilakukan dengan

1 Melakukan normalisasi pada Sungai Kalitaman Sungai Progo Saluran

Pattimurta Saluran di Belakang UKSW

2 Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan

membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

4 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

5 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

Sub Sistem yang paling luas dalam Sistem Drainase di Kota Salatiga adalah Sub

Sistem Drainase Jetis - Setro Sub Sistem ini merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Luas DTA Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro adalah

21137 ha Dengan bentuk seperti kipas beberapa sungai besar seperti Sungai

Ngaglik Sungai Jetis Sungai Senjoyo berada dalam Sub sistem ini Aliran sungai

dalam sub sistem ini memanjang dari batas wilayah Kota Salatiga sebelah selatan

menuju ke arah utara dengan beberapa titik pertemuan dan berakhir di Sungai

Setro sebelum masuk ke Sungai Tuntang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

200

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro

6351 Permasalahan

Berdasarkan peta genangan Salatiga 2014 Sub sistem Jetis ndash Setro memiliki

daerah genangan yang paling banyak Daerah genangan itu meliputi daerah Jetis

Damatex SMP 8 Ledok dst

Seperti pada sub sistem yang lain umumnya kondisi saluran kurang terawat yang

diindikasikan banyaknya endapan atau sedimen di dalam saluran seperti terjadi

di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

201

1 Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo

2 Jl Muh Yamin Ledok Salatiga

3 Jl Pasar ndashMuwardi Kutowinangun Tingkir

4 Jl Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir

5 Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor Argomulyo

Saluran drainase yang terputus atau belum ada saluran drainasenya antara lain di

1 Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir

2 Jl Tingkir ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo

3 Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah Argomulyo

4 Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

Juga adanya genangan di Depan Damatex pada Jl Semarang-Solo juga perlu

perhatian khusus

6352 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Jetis - Setro dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir Jl Tingkir

ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah

Argomulyo Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

2 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu

Acir

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo Jl Muh Yamin Ledok Salatiga Jl

Nanggulan Jl Tritis Asri Jl PasarndashMuwardi Kutowinangun Tingkir Jl

Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor

Argomulyo

4 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang

lewat perkampungan

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

202

7 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan sumur resapan pada

kawasan permukiman baik yang sudah terbangun maupun yang akan

datang

8 Pembuatan shortcut di Depan Damatex untuk membagi debit yang terlalu

besar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

203

7 BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga

Indikasi program merupakan rumusan program yang terintegrasi dengan tujuan

dan sasaran pengelolaan Rumusan program tersebut diturunkan menjadi

kegiatan dan diperjelas dengan lokasi volume dan jangka waktu pelaksanaan

kegiatan Indikasi program yang dirumuskan dirunut pada masing-masing tujuan

pengelolaan

Periode pelaksanaan strategi pengelolaan Master Plan Drainase Kota Salatiga

iniadalah 25 tahun dijabarkan dalam tahapan sebagai berikut

1 Strategi menengah I Dilaksanakan pada periode tahun 2015-2020

2 Strategi menengahII Dilaksanakan pada periode tahun 2021-2025

3 Strategi menengah III Dilaksanakan pada periode tahun 2026-2030

4 Strategi menengah IV Dilaksanakan pada periode tahun 2031-2035

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

204

5 Strategi menengah V Dilaksanakan pada periode tahun 2036-2040

Dalam menentukan periode strategi tersebut turut mempertimbangkan

kepentingan untuk segera dilaksanakannya program-program tersebut sesuai

dengan penanganan drainase Kota Salatiga

Adapun indikasi program Master Plan Drainase Kota Salatiga dirumuskan sebagai

berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

205

Tabel 7-1 Indikasi Program

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Terwujud-

program

penanganan

Drainase Kota

Salatiga

Menggalakkan

kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai

pengelolaan dan

pemanfaatan

sumberdaya air dan

lahan

Pemberlakuan

perijinan dan

pengawasan

Pelatihan dan Sosialisasi Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Penetapan peraturan-

peraturan tentang

pengelelolaan Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Pembentukan Forum

Masyarakat Pecinta Lingkungan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Penggalakan kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai usaha

pelestarian dan

kebersihan

lingkungan

Kegiatan pemberdayaan dan

pendampingan masyarakat

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Optimalisasi badan penyuluh

lapangan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Konservasi Non

Teknis

Penanaman hutan rakyat

Sub Sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan 30 ha radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Ngawen - Sraten 24 ha radic radic radic radic radic

Penghijauan lingkungan Seluruh wilayah

perencanaan

500 tanaman

per kelurahan radic radic radic radic radic

Penanaman Hutan Kota (RTH)

Sub Sistem Drainase

Kedungringis 20 lokasi radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Jetis - Setro 16 lokasi radic radic radic radic radic

Memberikan

batasan eksploitasi

air dan lahan

Pemasangan rambu-

rambu kelestarian air

dan lahan

Pemasangan rambu-batas

sempadan rambu pelarangan

buang sampah di sungai

saluran

Seluruh wilayah

perencanaan 2000 rambu radic radic

Meminimalisasi

terjadinya konflik

pemanfaatan

sempadan dalam

pengusahaan

Sosialisasi peraturan daerah

terkait daerah sempadan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

206

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

aktivitas budidaya

Mengembangkan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Pengembangan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Kegiatan penyusunan sistem

informasi drainase perkotaan

Seluruh wilayah

perencanaan 1 paket radic radic radic

Mengembangkan

model

penanggulangan

bencana banjir

Pengembangan model

penanggulangan

bencana banjir

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngemplak - Sawahan

5 km radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

20 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic

Membangun embung lapangan 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

40 titik radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 75 km radic radic radic radic

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngawen - Sraten

6 km radic radic

Normalisasi saluran sekitar

Pasar Sapi 2 km radic

Membangun embung lapangan 2 lokasi radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic

Normalisasi saluran jalan

Yudistira 150 km

radic

Normalisasi saluran jalan

Osamaliki 150 km radic

Kolam resapan bioretensi 15 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 10 km radic radic radic

Normalisasi saluran Sub Sistem 35 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

207

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kedungkopyah mulai

pertemuan dg Sungai

Kedungringis ke arah hulu

sampai Kelurahan Pulutan

Kedungringis

Normalisasi saluran ke arah

Kota Baru 15 km radic

Normalisasi Saluran

Kedungringis mulai RSUD

Salatiga sampe daerah

Kelurahan Pulutan

2 km radic

Normalisasi Saluran Andong

dari Gereja Bethel sampai

pertemuan

S Kedungringis

25 km radic

Normalisasi Saluran di belakang

RSUD Salatiga 08 km radic

Normalisasi Saluran

Kutowinangun 25 km radic

Normalisasi Saluran Benoyo 18 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Semarang - Salatiga 20 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Osamaliki 10 km

radic

Normalisasi Saluran Jalan

Kartini 15 km

radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

275 km radic radic radic radic radic

Kolam resapan bioretensi 20 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 2000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 9 km radic radic

Membangun saluran yang

belum ada di sekunder Jl Argo Sub Sistem 18 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

208

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Borga ndash Jl Randu Acir Jetis ndash Setro

Normalisasi saluran Jalan

Tingkir 20 km

radic

Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 20 km radic

Normalisasi saluran Jalan Tritis

Asri 20 km

radic

Membangun dinding penahan

tanah di sungai Jetis dan

sungai Ngaglik yang lewat

perkampungan

15 km radic radic radic

Merehab leaning Sungai

Klampean (sejajar dengan

jalan raya Salatiga ndash Solo)

15 km radic radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

100 km radic radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

30 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic radic radic

River Side Polder 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 70 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 12 km radic

Normalisasi Sungai Kalitaman

Sub Sistem

Kebonsamas - Kalisawo

5 km radic

Normalisasi saluran di Jl

Pattimura 2 km radic

Normalisasi saluran di belakang

Kompleks UKSW 2 km radic

Normalisasi Saluran Pengging

sampai pertemuan K Progo

(dengan membangun parapet)

dan dibuatkan pintu klep

075 km radic

Normalisasi K Progo 3 km radic

Membangun dinding penahan 5 km radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

209

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

tanah di sungai yang lewat

perkampungan

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm 80 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 100 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 1000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 15 km radic radic

Evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Pemeliharaan rutin

dan Operasional

Pemeliharaan saluran primer Seluruh wilayah

perencanaan 2 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan saluran tersier Seluruh wilayah

perencanaan 4 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan rambu Seluruh wilayah

perencanaan 20 lokasi radic radic radic radic radic

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja Saluran

Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan tiap tahun radic radic radic radic radic

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

210

72 Operasi dan pemeliharaan

721 Operasi Sistem Drainase

Operasi sistem drainase mempunyai dua pengertian yaitu dalam arti luas dan

dalam arti sempit Dalam arti luas operasi sistem drainase adalah usaha-usaha

untuk memanfaatkan prasarana drainase secara optimal Sedangkan dalam arti

sempit operasi sistem drainase adalah pengaturan bangunan yang berkaitan

dengan drainase seperti kolam penampung stasiun pompa pintu klep lobang

pengontrol (manhole) box culvert gorong-gorong dll untuk mengeluarkan air

dari kawasanlahan yang dilindungi dan mengalirkan air ke saluran pembuang

(penerima) danatau muara

Ruang lingkup kegiatan operasi sistem drainase meliputi pekerjaan

1 Penyuluhan tentang pemanfaatan sistem drainase

2 Melaksanakan pengoperasian bangunan-bangunan pada sistem drainase

seperti pompa pintu-pintu dll

722 Pemeliharaan Sistem Drainase

Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana drainase selalu

dapat berfungsi dengan baik selama mungkin selama jangka masa pelayanan

yang direncanakan

Kondisi sistem drainase biasanya cepat menurun sehingga mempengaruhi

kinerja sistem Oleh karena itu diperlukan program pemeliharaan yang lengkap

dan menyeluruh

Ruang lingkup pemeliharaan sistem drainase meliputi

1 Kegiatan pengamanan dan pencegahan

a Inspeksi rutin

b Melarang membuang sampah di salurankolam

c Melarang merusak bangunan drainase

2 Kegiatan perawatan

a Perawatan rutin

b Perawatan berkala

3 Kegiatan perbaikan

a Perbaikan darurat

b Perbaikan permanen

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

211

c Penggantian

Secara ringkasi komponen kegiatan OampP sistem drainase dapat dilihat pada Tabel

berikut

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

1 Saluran

drainase

internal

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

saluran

TAHUNAN

Pengerukan endapan sedimen dalam

saluran

2 Tanggul

Jalan inspeksi

BULANAN

Potong rumput

TAHUNAN

Kontrol elevasi puncak yang

diperlukan

Perbaikan tanggul jalan isnpeksi yang

rusak

3 Bangunan-

bangunan

drainase

pintu gorong-

gorong dll

HARIAN

Membukatutup pintu air

Mencatat elevasi air di

outlet dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

gorong-gorong atau bangunan

lainnya

TAHUNAN

Pengecatan dan pelumasan pintu-

pintu air

Pengerukan endapan sedimen dalam

bangunan gorong-gorong dan

bangunan tertutup lainnya

3 Kolam

intersepsi

kolam tando

HARIAN

Mencatat elevasi air kolam

dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

Kualitas air3 bl

TAHUNAN

Pembersihan 6 bl

Chek profil kolam

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

212

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

4 Rumah pompa

1 Diesel

2 Pompa

3 Genset

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

Mengisi bahan bakar

BULANAN

Membersihkan kotoran

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Pemanasan mesin

BULANAN

Checkservis

Filter BBM

Oli+filter

Greasing

Battery + pengisian

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Servis battery (5 th)

Cat (5 th)

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

HARIAN

Pemanasan

BULANAN

Checkservis

Grease pump

Oli transmisi

Pulley belt

Kabel penghubung

Elevasi inlet-outlet

TAHUNAN

Over haul (15000 jam)

Ganti oli transmisi (5 th)

Ganti kabel terminal (5 th)

Kabel kontrol (5 th)

Screw bearing (5 th)

Motor bearing (5 th)

Gear box (5 th)

Service blade screw (5 th)

Pulley belt

Rehabilitasi bangunan

HARIAN

Back up PLN

BULANAN

Pengisian bahan bakar

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Checkservis

Bahan bakar

Air

Batttery

Oli

BULANAN

Checkservis

Filter bahan bakar

Filter Oli

Batttery + charger

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Check battery

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

213

Berdasarkan komponen kegiatan OampP tersebut di atas maka komponen biaya

OampP pada sistem drainase antara lain meliputi

1 Biaya Personil

2 Biaya Operasional Kantor

3 Biaya Listrik dan atau BBM

4 Biaya Perawatan Bangunan dan atau Peralatan

5 Biaya Pengerukan Sedimen

6 Biaya Perawatan lainnya

73 Rencana Pembiayaan

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik

Biaya konstruksi merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

konstruksi bangunan secara fisik diluar biaya-biaya lainnya Pendekatan biaya

konstruksi berdasarkan estimasi prakiraan biaya fisik yang dikeluarkan

Beberapa asumsi digunakan dalam prakiraan biaya yaitu

1 Biaya Konstruksi berdasarkan biaya konstruksi dasar dengan dasar harga

satuan bahan dan upah Kota Salatiga tahun 2015

2 Biaya pembebasan lahan dan bangunan berdasarkan harga pasaran lahan di

masing-masing wilayah dimana kegiatan pembangunan drainase

dilaksanakan

3 Biaya Konsultansi (Konsultan DED dan Supervisi) diperkirakan 5 dari biaya

dasar konstruksi

4 Biaya Administrasi Proyek diperkirakan sebesar 3 dari biaya dasar

konstruksi

5 Biaya sosialisasi diperkirakan 2 dari biaya dasar konstruksi

6 Kontigensi fisik diperkirakan sebesar 25 dari biaya dasar konstruksi

7 Biaya kenaikan Harga selama periode konstruksi diperkirakan terjadi

kenaikan harga sebesar 5 dari biaya dasar konstruksi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

214

732 Biaya Pembebasan Lahan

Biaya pembebasan lahan dan bangunan di hitung berdasarkan biaya untuk

pekerjaan - pekerjaan konstruksi antara lain

1 Pelebaran saluran atau sungai

2 Pembuatan embung tanggul kolam resapan River Side Polder jembatan

jalan inspeksi dan lain ndash lain

Harga satuan lahan dinyatakan dalam harga lahan per m2 berdasarkan harga

lahan dalam NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak

Bumi dan Bangunan Kota Salatiga Harga lahan bervariasi antara Rp250000

sampai Rp 2000000 per m2 sedangkan harga bangunan bervariasi antara Rp

600000 sampai Rp1750000 per m2 bangunan

Berdasarkan asumsindashasumsi tersebut maka biaya investasi awal perbaikan sistem

drainase Kota Salatiga untuk masing-masing sistem adalah sbb

733 Biaya Investasi

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

I Sistem Drainase Salatiga Barat

a Sub Sistem Ngemplak - Sawahan 12505000

1 Normalisasi saluran JLS 400 km 1250000 5000000

2 Membangun embung lapangan 100 lok 1750000 1750000

3 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

4 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

5 Pembangunan sumur resapan 8000 unit 12500 1000000

6 Pembangunan Sedrainpond 4000 ttk 7500 300000

7 Pembangunan saluran tersier 500 km 750000 3750000

b Sub Sistem Ngawen - Sraten

26537500

1 Normalisasi saluran JLS 600 km 1250000 7500000

2 Normalisasi saluran sekitar Pasar Sapi

200 km 800000 1600000

3 Normalisasi Saluran Jalan Yudistira 150 km 1250000 1875000

4 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 150 km 1250000 1875000

5 Membangun embung lapangan 200 lok 1750000 3500000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

215

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

6 Membangun gully plug 2500 lok 3500 87500

7 Membangun dam parit 5000 lok 15000 750000

8 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

9 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

10 Pembangunan saluran tersier 1000 km 750000 7500000

I Sistem Drainase Salatiga Barat

c Sub Sistem Kedungringis 44525000

1

Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis ke arah hulu sampe Kelurahan Pulutan

325 km 1500000 4875000

2 Normalisasi saluran ke arah Kota Baru

150 km 2250000 3375000

3 Normalisasi Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

175 km 1500000 2625000

4 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S Kedungringis

225 km 1500000 3375000

5 Normalisasi Saluran di belakang RSUD Salatiga

070 km 1500000 1050000

6 Normalisasi Saluran Kutowinangun

175 km 1000000 1750000

7 Normalisasi Saluran Benoyo 180 km 750000 1350000

8 Normalisasi Saluran Jalan Semarang - Salatiga

200 km 1250000 2500000

9 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 100 km 750000 750000

10 Normalisasi Saluran Jalan Kartini 150 km 1250000 1875000

11 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

2750 km 400000 11000000

12 Kolam resapan bioretensi 2000 lok 40000 800000

13 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

14 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

15 Pembangunan Biopori 20000 ttk 300 600000

16 Pembangunan saluran tersier 900 km 750000 6750000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

216

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

II Sistem Drainase Salatiga Timur

a Sub Sistem Kebonsamas - Kalisawo

42752500

1 Normalisasi Sungai Kalitaman 500 km 1500000 7500000

2 Normalisasi saluran di Jl Pattimura 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran di belakang Kompleks UKSW

200 km 1250000 2500000

4

Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

075 km 1250000 937500

5 Normalisasi K Progo 280 km 1250000 3500000

6 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

500 km 2500000 12500000

7 Pembangunan sumur resapan 5000 lok 12500 625000

8 Pembangunan Sedrainpond 6000 ttk 7500 450000

9 Pembangunan Biopori 80000 ttk 300 240000

10 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

b Sub Sistem Jetis ndash Setro

73080000

1 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu Acir

180 km 2000000 3600000

2 Normalisasi saluran Jalan Tingkir 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 200 km 1250000 2500000

4 Normalisasi saluran Jalan Tritis Asri 200 km 1250000 2500000

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang lewat perkampungan

1500 km 2500000 37500000

6 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

150 km 2500000 3750000

7 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

1000 km 400000 4000000

8 River Side Polder 100 lok 2250000 2250000

9 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

217

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

10 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

11 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

12 Pembangunan Sedrainpond 7000 ttk 7500 525000

13 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

218

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya masing-masing sub sistem wilayah drainase ( x Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis - Setro

1 Biaya Fisik Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2

Biaya Konsultasi

(Perencanaan dan

Pengawasan

Rp 87535000 Rp 185762500 Rp 311675000 Rp 299267500 Rp 511560000 Rp 1395800000

3 Biaya Administrasi Rp 37515000 Rp 79612500 Rp 133575000 Rp 128257500 Rp 219240000 Rp 598200000

4 Biaya Sosialisasi amp

Pemberdayaan Rp 62525000 Rp 132687500 Rp 222625000 Rp 213762500 Rp 365400000 Rp 997000000

5 Biaya Kontingensi Rp 31262500 Rp 66343750 Rp 111312500 Rp 106881250 Rp 182700000 Rp 498500000

6 Biaya Pembebasan Tanah Rp 187575000 Rp 530750000 Rp 890500000 Rp 641287500 Rp 1096200000 Rp 3346312500

7 Total (1 sd 6) Rp 1656912500 Rp 3648906250 Rp 6122187500 Rp 5664706250 Rp 9683100000 Rp 26775812500

8 Pajak PPN (10 x 7) Rp 165691250 Rp 364890625 Rp 612218750 Rp 566470625 Rp 968310000 Rp 2677581250

Total (7 + 8) Rp 1822603750 Rp 4013796875 Rp 6734406250 Rp 6231176875 Rp 10651410000 Rp 29453393750

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

219

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan

Dalam beberapa dekade Operasi dan Pemeliharaan (OampP) untuk proyek sumber

daya air khususnya proyek drainase tidak mendapatkan perhatian yang serius

Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan kebutuhan OampP tetapi lebih

karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang cukup Kesulitan memperoleh

biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan OampP tersebut dan bahkan jika

biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa biaya tersebut dipakai untuk OampP

jika kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendesak muncul bersamaan

Beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan untuk

mencari jalan keluar mengenai permasalahan OampP Beberapa proyek mulai

memasukan komponen biaya OampP yang memadahi Rencana persiapan OampP

susunan institusi OampP dan lain ndash lain sudah mulai dipersiapkan Juga mulai

diperkenalkannya partisipasi aktif para penerima manfaat dalam kegiatan OampP

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OampP) merupakan dua kegiatan yang

berbeda namun tidak dapat saling dipisahkan karena saling pengaruh

mempengaruhi satu dan lainnya Dalam terminologi rekayasa pemeliharaan

dapat didefinisikan sebagai seni untuk menjaga peralatan bangunan dan

fasilitas lain yang terkait pada kondisi yang kondusif untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang diharapkan Pengoperasian sistem drainase

memerlukan tidak hanya operasi fisik dari berbagai komponen tetapi

operasinya dalam kondisi darurat dan permintaan (on-call)

Prakiraan biaya OampP saluran untuk masing-masing segmen saluran pada masing-

masing sistem drainase dengan asumsi perhitungan bahwa biaya O amp P sebesar

10 dari biaya fisik dasar konstruksi Ringkasan biaya OampP saluran ditampilkan

dalam Tabel berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

220

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP Setiap Tahun Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya Masing-Masing Sub Sistem Wilayah Drainase ( X Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis ndash Setro

1 Biaya Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2 Biaya O amp M (10 x 1) Rp 125050000 Rp 265375000 Rp 445250000 Rp 427525000 Rp 730800000 Rp 1994000000

3 Pajak PPN (10 x 2) Rp 12505000 Rp 26537500 Rp 44525000 Rp 42752500 Rp 73080000 Rp 199400000

Total (2 + 3) Rp 137555000 Rp 291912500 Rp 489775000 Rp 470277500 Rp 803880000 Rp 2193400000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

221

8 BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

81 Kesimpulan

Kesimpulan dari Kegiatan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini

adalah

1) Sistem Drainase Kota Salatiga dibagi menjadi 2 (dua) sistem yaitu Sistem

Drainase Salatiga Barat dan Sistem Drainase Salatiga Timur

a) Sistem Drainase Salatiga Barat adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Rawa Pening Sistem ini dibagi

menjadi 3 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Ngemplak ndash

Sawahan Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten dan Sub sistem

Drainase Kedungringis

b) Sistem Drainase Salatiga Timur adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Sungai Tuntang Sistem ini dibagi

menjadi 2 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Kebonsamas ndash

Kalisawo dan Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

222

2) Permasalahan terjadinya genangan lokal di Kota Salatiga disebabkan oleh

beberapa faktor seperti

a) Belum tersusunnya pola aliran dan pembagian sub sistem pengelolaan

drainase sehingga menyulitkan penanganan drainase secara

komprehensif dan berkelanjutan oleh pihak Pengelola DrainaseSecara

sistem jaringan drainase yang ada kurang mengikuti tata pola jaringan

drainase yang baik dan rapi

b) Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada kurang memadai yaitu

kapasitas beberapa ruas jaringan drainase berkurang karena

pendangkalan terjadinya kerusakan saluran adanya penyempitan

(bottle neck) dan kurangnya perawatan yang memadai

c) Banyak terdapatnya saluran drainase yang tertutup oleh bahu jalan

perkerasan jalan dan bangunan lain sehingga kurang berfungsi secara

optimal dan menyulitkan pemeliharaannya

d) Di beberapa tempat saluran drainase terputus belum terbangun tidak

tersambung secara menerus sehingga fungsi sebagai drain tidak

tercapai

e) Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

wilayah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk

ke saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genanganHal ini

seperti yang terjadi di daerah depan Kantor Polantas dekat Kafe Ole

dekat RS

f) Kondisi side-inlet dari badan jalan ke saluran drainase juga kebanyakan

tidak sesuai dan tidak berfungsi sehingga aliran yang jatuh ke badan

jalan tidak dapat masuk ke saluran dengan cepat

g) Ada saluran yang masih berfungsi ganda yaitu saluran irigasi sekaligus

saluran drainase Karena filosofi saluran irigasi lebar saluran semakin

menyempit maka disamping debit yang besar juga terjadi bottle neck

seperti pada saluran Kedungkopyah Akibat kondisi seperti ini sebagian

wilayah di Kelurahan Pulutan mengalami genangan pada saat musim

hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

223

3) Permasalahan teknis drainase diperparah dengan masalah sosial budaya

a) Sangat kurangnya kesadaran partisipasi kepedulian serta

keterlibatan masyarakat dalam ikut menjaga saluran drainase yang ada

dengan membuang sampah dan limbah ke saluran drainase semakin

memperparah kondisi jaringan drainase yang ada

b) Kurangnya pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan drainase

sehinggamasyarakat belum merasa memiliki prasarana drainase yang

ada dan belum sepenuhnya ikut bertanggungjawab terhadap prasarana

drainase

4) Perlu dilaksanakannya program penanganan drainase mengacu pada Sub

Sistem yang telah dibuat dan disepakati yang tidak mengacu pada batas-

batas administrasi

5) Selanjutnya Penanganan Drainase Kota Salatiga hendaknya mengacu Pada

Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini beserta lampirannya

dengan berbagai penyesuaian dengan kondisi terakhir di lapangan

82 Saran

1) Sudah saatnya pemerintah Kota Salatiga mulai menerapkan kebijakan Delta-Q

zero policy yaitu setiap pembangunan suatu kawasan harus tidak boleh

menambah beban debit aliran yang keluar dari kawasan tersebut dengan

jalan adanya kewajiban pembuatan kolam-kolam retensi sumur resapan

areal resapan atau ground reservoir untuk menampung air hujan di lokasi

area masing-masing

2) Sesuai dengan hasil Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini

penataan sistem jaringan drainase perlu segera dilakukan dan ditindak

lanjuti dengan survey investigasi dan detail desain guna menangani lokasi-

lokasi yang terjadi permasalahan

3) Kampanye sosialisasi serta educating public sangat perlu dilakukan guna

meningkatkan kepedulian partisipasi dan persepsi masyarakat pada saluran

drainase dan sarana prasarana yang lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

224

4) Perlunya pelibatan masyarakat dalam kegiatan drainase sehingga masyarakat

akan bertanggung jawab dan ada rasa memiliki terha

5) Dari permasalahan-permasalahan di atas maka perlu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Peningkatan kapasitas resapan baik dengan sumur resapan kolam retensi

penampungan air hujan Areal untuk kolam retensi atau areal

penampungan air hujan ini perlu diperkuat secara hukum

b) Peningkatan kesadaran partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam

pemeliharan saluran dan sistem drainase

c) Jaringan irigasi dan sanitasi harus dipisahkan dari jaringan drainase

supaya memudahkan pengoperasian dan tidak mengganggu saluran

drainase

6) Perlunya secara periodik Masterplan Drainase ini ditinjau agar sesuai dan

selalu up to date dengan perkembangan dan dinamika Kota Salatiga

83 Rekomendasi

Untuk mendukung dan mensukseskan implementasi Masterplan Drainase Kota

Salatiga maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut

1) Dokumen Laporan Masterplan Drainase Kota Salatiga secepatnya ditetapkan

menjadi Peraturan Daerah sehingga mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat kepada seluruh stakeholders

2) Perlu diterbitkan Peraturan Walikota (Perwalkot) yang mendukung

diantaranya tentang Sumur Resapan Pembangunan Embung dan Kolam

Konservasi Bio Retensi bagi Pengembang

3) Pemerintah Kota Salatiga perlu secepatnya menginventarisasi dan

mengamankan daerah sempadan sungai saluran mata air serta badan air

lainnya Untuk sungai-sungai dan badan air yang belum jelas daerah

sempadannya perlu segera diatur dan diusahakan

4) Lokasi-lokasi yang diproyeksikan untuk pembangunanembung dan fasilitas

drainase lainnya perlu segera diamankan Hal ini untuk menghindari adanya

penyalahgunaan fungsi atau peruntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

225

5) Perlu segera ditindaklanjuti dengan Perencanaan Rinci (DED) sesuai dengan

skala prioritas sebelum dilakukan kegiatan fisik

6) Perlu dibentuk suatu badan independent yang menangani tata air perkotaan

ldquoSalatiga Peduli Drainase dan Lingkunganrdquo yang anggotanya terdiri dari

berbagai unsur masyarakat (stakeholders) baik perorangan maupun

lembagaorganisasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

226

1 DAFTAR REFERENSI

Arsyad Sitanala (1989) Konservasi Tanah dan Air Bogor Penerbit IPB Press

Badan Pusat Statistik Kota Salatiga (2013) Salatiga Dalam Angka Tahun 2012 dalam

wwwsalatigakotabpsgoid

Bappeda Kota Salatiga (2014) Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Masterplan Drainase

Kota Salatiga

Merry Y Dkk (2010) Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Debit Limpasan

Drainase Di Kota Bukittinggi Laporan Akhir Penyusunan Masterplan Drainase

Perkotaan Kota Bukittinggi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi

PT MULTIDECON Internal(2007) Master Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Bappeda

Kota Salatiga

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 ndash 2030 Pemerintah Kota Salatiga

RISPAM Salatiga (2014) Laporan Akhir Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum di

Kota Salatiga

Soemarto CD (1999) Hidrologi Teknik Edisi Dua Erlangga Jakarta

Soewarno (1995) Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid 1 Nova

Bandung

Sosrodarsono S dan Tominaga M (1994) Perbaikan dan Pengaturan Sungai Pradnya

Paramita Jakarta

Sri Harto Br (1993) Analisis Hidrologi Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Subarkah Iman(1979) Bangunan Air Idea Dharma Bandung

Suripin (2004) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan ANDI Offset Yogyakarta

Takebayashi K (1988) Text Book of Urban Drainage River Engineering Course IV at

Diponegoro University DGWRD-NIKKEN Consultants Inc

  • Cover Lap Akhirpdf
  • Lap Akhir MP Drainase Salatigapdf

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

iv

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 121

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 124

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis 128

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 133

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 136

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana) 140

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan 140

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten 143

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis 146

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 151

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro 155

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting 158

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana 164

55 Penyusunan Peta Genangan 170

BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA 172

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga 172

611 Umum 172

612 Drainase Berwawasan Lingkungan 174

613 Ekodrainase Resapan 175

614 Drainase Berbasis Masyarakat 184

62 Analisis Tata Guna Lahan 185

621 Umum 185

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase 186

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 190

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga 191

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan 191

6311 Permasalahan 192

6312 Penanganan 193

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 193

6321 Permasalahan 194

6322 Penanganan 195

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis 195

6331 Permasalahan 196

6332 Penanganan 197

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 197

6341 Permasalahan 199

6342 Penanganan 199

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro 199

6351 Permasalahan 200

6352 Penanganan 201

BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA 203

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga 203

72 Operasi dan pemeliharaan 210

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

v

721 Operasi Sistem Drainase 210

722 Pemeliharaan Sistem Drainase 210

73 Rencana Pembiayaan 213

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik 213

732 Biaya Pembebasan Lahan 214

733 Biaya Investasi 214

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan 219

BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 221

81 Kesimpulan 221

82 Saran 223

83 Rekomendasi 224

DAFTAR REFERENSI 226

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga 11

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012 14

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga 20

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan 22

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas

saluran di Buk Suling 23

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air 24

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid 25

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas

Saluran Menurun (terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi

Kali Pengging) 25

Gambar 2-9 Erosi di sungai Pertigaan utara JLS dan di Sungai Jetis yang Tinggi

Menyebabkan Kapasitas Sungai menurun 26

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis) 27

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan studiMaster

Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007 29

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini 30

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling 31

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan 32

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo 33

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki 34

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan 35

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko 36

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin 37

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok 38

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau) 39

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Perkotaan Terpadu 53

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan 57

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf aliran permukaan 58

Gambar 4-4 Metode Thiessen 61

Gambar 4-5 Metode Isohyet 62

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan

yang berbeda 69

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM 75

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM 79

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vii

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka 84

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS 87

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka 88

Gambar 5-1 Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga 90

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen 91

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris) Distribusi Log Pearson III 97

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga 103

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan 106

Gambar 5-8 Input Data Juction 107

Gambar 5-9 Input data subcatchment 108

Gambar 5-10 Input data conduit 108

Gambar 5-11 Input data curah hujan 109

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngemplak ndash Sawahan 110

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngawen-Sraten 110

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kedungringis 111

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo 111

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Jetis ndash Setro 112

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting) 121

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 123

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 125

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

viii

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) Sub

Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 127

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 129

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 130

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki) sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 132

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 134

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) 136

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 136

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 137

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting) 138

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri) sub sistem Jetis ndash

Setro (kondisi eksisting) 139

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 140

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 141

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 Sub Sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana) 141

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 142

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

ix

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 143

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 146

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 146

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 148

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 148

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 151

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 151

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 153

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 153

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 154

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 155

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 156

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 156

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 158

Gambar 5-66 Peta Genangan 171

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga 173

Gambar 6-2 Kolam Konservasi 176

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi di lapangan parkir 177

Gambar 6-4 Sumur Resapan 178

Gambar 6-5 Contoh Bangunan SeDrainPond 179

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

x

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan 181

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug 182

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit 182

Gambar 6-9 River Side Polder 183

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area 184

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan 192

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 194

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis 196

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 198

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro 200

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga 10

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan 12

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012 13

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012 13

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata

Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012 15

Tabel 2-6 Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun

2008-2012 16

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga 17

Tabel 2-8 Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha) 19

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha) 21

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga

Tahun 2014 45

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota 55

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm) 55

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan 69

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional 71

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995) 72

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan 75

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran 77

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda 78

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM 82

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga 93

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Normal dan Log Normal 94

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III 95

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square 98

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov 101

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga 101

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan

(satuan mm) 102

Tabel 5-10 Depression Storage Values 105

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xii

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow 105

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka 107

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA

SWMM 113

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngemplak - Sawahan 115

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sraten 116

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kedungringis 117

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 119

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro 119

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak Sawahan 158

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten 159

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis 160

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 162

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro 163

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan 164

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten 165

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis 166

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 168

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro 169

Tabel 7-1 Indikasi Program 205

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase 211

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota

Salatiga 218

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP setiap tahun Sistem Drainase Kota Salatiga 220

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xiii

DAFTAR ISTILAH

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan

atau ke bangunan resapan buatan

Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan

kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia

Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran

sekunder Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir Aliran dari

saluran primer langsung dialirkan ke badan air

Saluran Sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran

air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer

Saluran Tersier adalah saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-

saluran pembuangan rumah-rumah Umumnya saluran tersier ini adalah saluran

kiri kanan jalan perumahan

Sistem drainase utama adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar masyarakat

Sistem drainase lokal adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan

sebagian kecil masyarakat

Kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian hujan atau debit banjir rencana

yang mungkin terjadi

Garis sempadan drainase adalah garis batas luar saluran untuk melindungi fungsi

drainase perkotaan

Kota sedang adalah kota yang mempunyai penduduk berkisar antara 100000 sampai

500000 orang

Badan Air adalah sumber air di permukaan tanah yang berupa sungai atau danau dan di

bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam akifer

Daerah Tangkapan Air (DTA) atau Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang

menerima air hujan menampung dan mengalirkannya melalui satu

outlettempatperuntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

1

1 BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Drainase memiliki peran yang vital dalam menciptakan lingkungan perkotaan

yang bersih dan sehat Hal ini disebabkan lingkungan yang bersih dan sehat

sangat dipengaruhi oleh lancarnya saluran drainase dalam mengalirkan air hujan

maupun limbah rumah tangga menuju saluran pembuangan Sampah dan limbah

rumah tangga yang mengotori saluran dan sungai dapat menjadi sumber segala

macam penyakit dan menurunkan kualitas badan air yang selanjutnya juga

menurunkan kualitas air yang sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat

Dewasa ini permasalahan drainase di kawasan perkotaan semakin kompleks Hal

ini antara lain disebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan dan

laju perkembangan kota yang semakin meningkat Untuk itu dituntut suatu

pengelolaan drainase perkotaan secara komprehensif mulai saat perencanaan

pelaksanaan pembangunan hingga pemeliharaannyaPengelolaan drainase bukan

hanya persoalan teknis dan dana semata tetapi juga merupakan persoalan

sosial budaya dan partisipasi sehingga perlu pengelolaan secara komprehensif

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

2

Selama ini pengelolaan drainase masih dipandang hal yang bersifat teknis semata

dan cenderung menggunakan paradigma lama dimana air dialirkan ke badan air

secepat mungkin Padahal semestinya sebagian air masih bisa diresapkan

sehingga dapat mengurangi aliran permukaan (run off) dan menambah imbuhan

air tanah Teknologi pengelolaan drainase sudah jauh berkembang dengan model

bangunan imbuhan air tanah seperti sumur resapan biopori dll

Banyak faktor yang menentukan sistem dan penanganan drainase suatu kota

Faktor-faktor tersebut antara lain tipologi kota curah hujan tahunan luas dan

bentuk daerah daerah tangkapan airnya tata guna lahan dan sebagainya

sehingga tiap daerah memiliki tipologi yang berbeda-beda dan karenanya perlu

dianalisis tersendiri

Hal demikian juga berlaku untuk Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah Mungkin

saat ini persoalan drainase masih terbatas pada persoalan kapasitas saluran yang

kurang operasi amp pemeliharaan dan genangan lokal Akan tetapi pada masa

mendatang jika tidak dilakukan penanganan mulai dari sekarang akan timbul

masalah yang lebih kompleks

Untuk menghasilkan suatu model pengelolaan drainase di Kota Salatiga yang

komprehensif maka perlu disusun suatu Masterplan Drainase Kota Salatiga yang

berlaku selama 25 tahun ke depan

12 Maksud dan Tujuan

121 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun MasterplanRencana Induk Drainase

Kota Salatiga yang akan digunakan sebagai acuan dalam penanganan dan

pengelolaan drainase secara terpadu dalam jangka waktu 25 tahun ke depan

122 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini diharapkan hasilnya dapat digunakan

1 Sebagai acuan dalam penanganan dan pengelolaan drainase di Kota Salatiga

dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi yang terpadukomprehensif

dengan sektor-sektor lain serta sesuai dengan rencana tata ruang yang

berlaku

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

3

2 Sebagai referensi dalam kegiatan perencanaan lebih lanjut seperti

perencanaan teknis dan detail engineering designdrainase di Kota Salatiga

13 Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah

1 Mengetahui kondisi jaringan drainase eksisting Kota Salatiga dan

pengelolaannya

2 Menganalisisdan mengevaluasi sistem drainase Kota Salatiga berdasarkan hasil

survei lapangan dan kaidah-kaidah keilmuan (hidrologihidrolika) yang dapat

dipertanggungjawabkan

3 Melakukan perencanaan Masterplan Drainase di Kota Salatiga yang berlaku

dalam kurun waktu 25 tahun ke depan

4 Tersusunnya sistem-sistem dan sub sistem-sub sistem drainase di Kota Salatiga

yang terintegrasi dengan sarana prasarana kota lainnya serta sesuai dengan

rencana tata ruang yang berlaku

5 Menyajikan rencana program dan kegiatan secara komprehensif mengenai

rencana pembangunan dan pengembangan Saluran Drainase Kota Salatiga

untuk jangka menengah (5 tahunan) dalam rentang waktu 25 tahun ke depan

6 Membuat jadwal penanganan prioritas setiap tahunnya

14 Lingkup Kegiatan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup kegiatan Penyusunan

Masterplan Drainase Kota Salatigaadalah sebagai berikut

1 PengumpulanData

Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut

a) Studi-studi yang terkait

b) Data hidrologi hidrolika dan bangunan pelengkap

c) Data sosial ekonomi penduduk dan data lainnya yang ada hubungan

dengan studi terkait

d) Data keadaan saluran drainase dan badan air penerima yang ada sistem

geometri dan dimensi saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

4

e) Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi morfologi

sifat tanah dan tata guna lahan

f) Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan

g) Data rencana pengembangan kota foto udara pembiayaan institusi dan

kelembagaan dan peranserta masyarakat

2 Identifikasi Kondisi Sistem Drainase

Identifikasi kondisi sistem drainase dilakukan sebagai berikut

a) Penyusunan besaran daerah pengaliran (catchment area dalam ha)

saluran sungai menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran

b) Penghitungan panjang saluran (dalam mrsquo) dan nama badan air

penerimanya dari setiap saluran yang ada

c) Pengukuran penampang saluran dan kemiringan saluran minimal 3 titik

berbeda (awal tengah dan akhir) dari masing-masing saluran

d) Desain gambar bentuk dan ukuran penampang saluran-saluran yang ada

serta mencatat kondisinya saat ini dan tahun pembuatannya

e) Pengumpulan data gambar dan kapasitas bangunan pelengkap yang ada

dan dilengkapi dengan mencatat kondisi saat ini dan tahun pembuatan

f) Identifikasi permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran

3 Penyusunan Peta Genangan

Penyusunan peta genangan meliputi genangan rutin dan genangan potensial

yang perlu dilakukan meliputi

a) Identifikasi dan pemetaan lokasi genangan yang berada dalam area studi

b) Identifikasi luas tinggi dan lamanya genangan serta frekuensi dan waktu

kejadian dalam satu tahun untuk setiap daerah genangan

c) Identifikasi penyebab genangan

d) Identifikasi taksiran dan besaran kerusakan atau kerugian yang

ditimbulkan dalam bentuk biaya

4 Analisis

Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut

a) Analisis kondisi

1) Analisis kapasitas saluran

2) Analisis kapasitas bangunan pelengkap

3) Analisis struktur saluran dan bangunan pelengkap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

5

b) Analisis kebutuhan

1) Tentukan rencana alur saluran sesuai topografi dan tata guna lahan

2) Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran

3) Analisis intensitas hujan sesuai dengan kala ulang

4) Hitung debit rencana masing-masing saluran

5) Analisis perbedaan antara kebutuhan dan kondisi yang ada

5 Penyusunan Usulan Prioritas

Penyusunan usulan prioritas dilakukan dengan metode sebagai berikut

a) Penyusunan skala prioritas berdasarkan kepentingan dan pengembangan

daerah

b) Analisis berdasarkan pembobotan

c) Usulan skala prioritas

d) Identifikasi kepentingan daerah yang strategis

e) Identifikasi pengaruh langsung terhadap daerah lingkungan kumuh

f) Identifikasi fasilitas umum dan fasilitas sosial

g) Identifikasi pengaruh terhadap pengembangan tata ruang perkotaan

h) Penyusunan kegiatan berdasarkan tahapan mendesak 5 10 20 dan 25

tahun

6 Penyusunan Usulan Sistem Drainase Perkotaan

Menyusun usulan sistem drainase perkotaan dilaksanakan dengan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Identifikasi pola aliran dan sistem drainase kota dengan alternatif sistem

b) Identifikasi debit rencana (m3detik) dari masing-masing saluran

c) Perencanaan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya pada

masing-masing saluran

d) Identifikasi kebutuhan lahan

e) Perkiraan besar biaya ganti rugi lahan

7 Penyusunan Usulan Biaya

Penyusunan usulan biaya meliputi hal sebagai berikut

a) Penghitungan besaran biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk seluruh

pembangunan atau perbaikan sistem drainase yang diusulkan sesuai

tahapan

b) Penyusunan rencana sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

6

c) Penghitungan besaran biaya operasi dan pemeliharaan seluruh sistem

drainase pertahun

d) Identifikasi besaran biaya yang dapat ditanggung oleh masyarakat swasta

atau instansi lain

e) Identifikasi usulan kegiatan untuk meningkatkan sumber pembiayaan

8 Penyusunan Jadwal Kegiatan Pembangunan Sistem Drainase

Penyusunan jadwal kegiatan pembangunan sistem drainase meliputi hal

sebagai berikut

a) Zona sistem drainase yang akan dikerjakan

b) Waktu pembuatan studi kelayakan

c) Waktu pelaksanaan penyusunan rencana teknik (DED)

d) Waktu pelaksanaan pembangunan fisik

e) Waktu kegiatan operasional dan pemeliharaan dimulai

9 Rekomendasi

Untuk mendukung pengembangan sistem drainase perkotaan perlu diusulkan

langkah-langkah sebagai berikut

a) Usulan bentuk kelembagaan

1) usulan instansi yang berwenang menangani sistem drainase

2) usulan peningkatan fungsi organisasi pengelola

3) usulan jumlah personil dan uraian tugas dari masing-masing satuan

organisasi

b) Usulan koordinasi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana kota

lainnya

c) Usulan kebutuhan aspek hukum dan peraturan

d) Usulan mekanisme dan peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta

15 Referensi Hukum

Referensi Hukum yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga Tahun 2014 adalah sebagai berikut

1 Undang-Undang Republik Indonesia No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air

2 Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

7

3 Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4 Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sumberdaya Air

5 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan pengendalian Pencemaran Air

6 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1999 tentang Irigasi

7 Peraturan Menteri PU No 02PRTM2013 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumberdaya Air

8 Peraturan Menteri PU No 16PRTM2008 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

9 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu

Limbah Domestik

10 Peraturan perundangan lain yang terkait dan diutamakan yang lebih baru

16 Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 6 (enam) bulan kalender mulai

tanggal 16 Juni 2014 sampai dengan 15 Desember 2014

17 Sistematika Laporan

Untuk memudahkan pemahaman sistematika Laporan Akhir ini disusun sebagai

berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang maksud dan tujuan sasaran

kegiatan ruang lingkup kegiatan dan referensi hukum yang digunakan

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi wilayah studi yang meliputi letak

geografis dan administrasi karakteristik fisik dasar tata guna lahan eksisting dan

proyeksinya 25 tahun ke depan kondisi sarana dan prasarana drainase

permasalahan drainase yang ada

BAB III SISTEM DRAINASE EKSISTING

Bab ini menjelaskan tentang Masterplan drainase yang pernah dibuat Kondisi

sistem drainase eksisting hasil inventori lapangan analisa kondisi eksisting

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

8

BAB IV KRITERIA PERENCANAAN

Bab ini menerangkan tentang philosofiprinsip dasar masterplan drainase kriteria

umum dan kriteria khusus yang digunakan dalam penyusunan masterplan

drainase

BAB V ANALISIS DIDROLOGI DAN HIDROLIKA

Bab ini menerangkan analisis hidrologi dan hidrolika yang digunakan untuk

perencanaan masterplan drainase meliputi penentuan sistem dan sub sistem

drainase analisis hidrologi analisis hidrolika dan penentuan kapasitas saluran

Kemudian dilanjutkan dengan analisis kapasitas dengan penampang rencana

BAB VI PERENCANAAN MASTERPLAN DRAINASE KOTA SALATIGA

Bab ini berisi konsep masterplan drainase Kota Salatiga dan perencanaan masing-

masing Sub Sistem Drainase yang meliputi permasalahan dan penanganannya

BAB VII RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA DAN PRIORITAS SERTA PEMBIAYAANNYA

Bab ini berisi program penanganan drainase selama 25 tahun ke depan yang

meliputi program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang kegiatan

operasi dan pemeliharaan drainase serta rencana pembiayaannya

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi konsultan berkaitan dengan

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2015 ndash 2040

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

9

2 BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI

21 Lokasi Studi

Kota Salatiga dengan luas wilayah 567811 hektar atau 56781 kmsup2 merupakan

wilayah yang dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang (berada di tengah-tengah

Kabupaten Semarang) Terletak antara 717rsquo dan 717rsquo23rdquo LS dan antara

11027rsquo5681rdquo dan 11032rsquo464rdquo BT Secara administratif Kota Salatiga terdiri

dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan

Batas wilayah Kota Salatiga sebagai berikut

1 Sebelah Utara Kecamatan Pabelan Desa Pabelan Desa Pejaten Kecamatan

Tuntang Desa Kesongo Desa Watu Agung

2 Sebelah Timur Kecamatan Pabelan Desa Ujung-ujung Desa Sukoharjo dan

Desa Glawan Kecamatan Tengaran DesaBener Desa Tegal Waton dan Desa

Nyamat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

10

3 Sebelah Selatan Kecamatan Getasan Desa Sumogawe Desa Samirono dan

Desa Jetak Kecamatan Tengaran Desa PatemonDesaKarang Duren

4 Sebelah Barat Kecamatan Tuntang Desa Candirejo Desa Jombor Desa

Sraten dan Desa Gedongan Kecamatan Getasan Desa Polobogo

Luas Kota Salatiga per-Kecamatan disajikan dalam Tabel 2-1 Sedangkan Peta

Wilayah Kota Salatiga disajikan dalam Gambar 2-1

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Argomulyo 18526

2 Sidomukti 11459

3 Sidorejo 16247

4 Tingkir 10549

Jumlah 56781 Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

11

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

12

22 Topografi dan Fisiografi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 topografiKota Salatiga merupakan

wilayah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata antara 450 ndash 825 m DPL Kota

Salatiga terdiri dari 3 bagian yaitu daerah bergelombang plusmn 65 yang terdiri dari

kelurahan Dukuh Ledok Kutowinangun Salatiga Sidorejo Lor Bugel

Kumpulrejo dan Kauman Kidul Daerah miring plusmn 25 terdiri dari kelurahan

Tegalrejo Mangunsari Sidorejo Lor Sidorejo Kidul Tingkir Lor Pulutan

Kecandran Randuacir Tingkir Tengah dan Cebongan Daerah datar plusmn 10 terdiri

dari kelurahan Kalicacing Noborejo Kalibening dan Blotongan

Sedangkan secara morfologis Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki

Gunung Merbabu dan diantara gunung-gunung kecil antara lain Gunung Gajah

Mungkur Gunung Telomoyo dan Gunung Payung Rong padadengan ketinggian

antara 450 - 825 m dpl (dari permukaan air laut) Ketinggian 4 kecamatan dari

permukaan air laut disajikan pada Tabel di 2-2 bawah ini

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan

No Kecamatan Prosentase Wilayah ()

Ketinggian (dpl)

1 Argomulyo 2018 595 - 850 m

2 Sidomukti 2861 515 - 650 m

3 Sidorejo 3263 450 - 825 m

4 Tingkir 1858 510 - 700 m

Jumlah 10000

Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

23 Geologi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 bentuk topografi Kota Salatiga

dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol coklat berupa tufa vulkanis

intermedier yang memiliki tekstur remah dan konsistensinya gembur

produktifitas tanah sedang sampai tinggi Bentuk stuktur tanah latozol coklat

tua berada di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan

tanaman campuran

24 Demografi

Jumlah penduduk Kota Salatiga sampai dengan Tahun 2012 menurut data Badan

Pusat Statistik Tahun 2013 sebanyak 186087 jiwa dengan jumlah rumah tangga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

13

sebanyak 48415 dan rata-rata anggota rumah tangga 3539 orang KK Untuk

melihat perkembangan jumlah penduduk seluruh kecamatan di Kota Salatiga

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Argomulyo 41846 41029 41435 41816 42638 40947 45630

2 Sidomukti 39632 36274 36395 36573 36611 38975 43360

3 Sidorejo 51784 48216 49487 49683 50024 52357 51452

4 Tingkir 43533 41413 41664 41952 42054 40206 45645

Jumlah 176795 166932 168981 170024 171327 172485 186087 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

Untuk melihat kepadatan penduduk seluruh kecamatan dapat dilihat pada tabel

berikut ini

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan Luas (km2) Penduduk Kepadatan (jiwakm2)

I Argomulyo 18526 45630 2463

1 Noborejo 3322 5895 1775

2 Ledok 1873 9949 5312

3 Tegalrejo 1884 12064 6403

4 Kumpulrejo 6290 7623 1212

5 Randuacir 3776 5533 1465

6 Cebongan 1381 4566 3306

II Sidomukti 11459 43360 3784

1 Kecandran 3993 17388 4355

2 Dukuh 3772 7556 2003

3 Mangunsari 2908 12710 4371

4 Kalicacing 0787 5706 7250

III Sidorejo 16247 51452 3167

1 Blotongan 4238 12256 2892

2 Sidorejo Lor 2716 13476 4962

3 Salatiga 2020 15344 7596

4 Bugel 2944 2829 0961

5 Kauman Kidul 1958 4209 2150

6 Pulutan 2371 3338 1408

IV Tingkir 10549 45645 4327

1 Kutowinangun 2938 22004 7489

2 Gendongan 689 6114 8874

3 Sidorejo Kidul 2775 6057 2183

4 Kalibening 995 1948 1958

5 Tingkir Lor 1773 4437 2503

6 Tingkir Tengah 1378 5085 3690

Tahun 2012 56781 186087 3012

Tahun 2011 56781 178277 2885

Tahun 2010 56781 174621 2826

Tahun 2009 56781 170022 2752

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

14

Dari data di atas Kecamatan Tingkir memiliki kepadatan penduduk tertinggi

dengan kepadatan penduduk sebesar 4327 jiwakm2 Sedangkan yang terendah

adalah Kecamatan Argomulyo dengan kepadatan penduduk sebesar

2463jiwakm2

25 Sosial dan Ekonomi

251 PDRBIncome Perkapita

Secara umum kondisi perekonomian di Salatiga sejak Tahun 2000 sudah

menunjukkan adanya perkembangan yang relatif baik Berangsur-angsur

perekonomian mulai meningkat dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi

sebesar 573 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 223953812 juta

dengan PDRB perkapita Rp 1293600331 Sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan sebesar Rp 101604564 juta dengan PDRB perkapita sebesar Rp

558357952

Tahun 2012 sumbangan PDRB terbesar adalah Kecamatan Sidorejo sebesar

2833 selanjutnya Kecamatan Sidomukti memberikan sumbangan sebesar

2647 Selanjutnya urutan ketiga adalah Kecamatan Tingkir dengan sumbangan

2466 dan yang terkecil memberikan sumbangan ke PDRB Kota Salatiga adalah

Kecamatan Argomulyo sebesar 2055

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012

Sumber PDRB Kecamatan Se Kota Salatiga 2012

252 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Kota Salatiga Tahun 2012 proporsi terbesar bermata

pencaharian lain-lain yakni 4082 disusul buruh industri yakni 1909

Argomulyo2055

Tingkir2466

Sidomukti2647

Sidorejo2833

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

15

kemudian disusul pedagang sebesar 723 Selengkapnya disajikan dalam Tabel

berikut

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012

Mata Pencaharian Kecamatan

Jumlah Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo

1 Petani Sendiri 1578 197 731 1078 3584 255

2 Buruh Tani 480 304 1602 2210 4596 328

3 Nelayan - - - - - -

4 Pengusaha wiraswasta 2251 3061 1085 1786 8183 583

5 Buruh Industri 6815 5650 6752 7563 26780 1909

6 Pedagang 599 2315 3621 3608 10143 723

7 Buruh Bangunanlepas 109 1440 4423 3972 9944 709

8 Pengangkutan 320 402 2397 1885 5004 357

9 Pegawai Negeri 1634 1224 2904 3349 9111 649

10 Pensiunan 617 827 1522 2720 5686 405

11 Lain-lain 10516 18520 14317 13929 57182 4082

Tahun 2012 24919 33940 39354 42100 140313

Tahun 2011 20514 28606 35862 42003 126968

Tahun 2010 24498 28436 34824 41810 129568

Tahun 2009 24784 26412 31920 39955 123071

Tahun 2008 31108 26324 31756 38988 128176 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

26 Hidrologi dan Hidrogeologi

261 Hidrologi

Kondisi hidrologi suatu wilayah dapat dilihat dari sumber air yang ada di wilayah

tersebut Sumber air dapat berupa danau sungai maupun rawa Kota Salatiga

dilewati oleh sungai yang cukup besar yakni Kali Sraten Kali Ngawen Kali

Ngaglik dan Kali Jetis yang secara keseluruhan sungai tersebut bukan berasal

dari Wilayah Salatiga atau Salatiga tidak memiliki mata air sendiri akan tetapi

sungai-sungai tersebut berasal dari wilayah lain di luar Kota Salatiga

Kota Salatiga yang berada di dataran tinggi memiliki iklim tropis dan berhawa

sejuk terpengaruh kondisi geografis daerah perbukitanPengaruh musim hujan

dan kemarau silih berganti sepanjang tahun Curah hujan di Kota Salatiga pada

Tahun 2012 berjumlah 2605 mm dengan rata-rata curah hujan 2570 mmhari

Berikut ini adalah tabel curah hujan hari hujan dan rata-rata curah hujan Tahun

2012 Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

16

Tabel 2-6Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-rata Curah Hujan

Januari 370 19 1947

Februari 276 9 3067

Maret 660 25 2640

April 356 20 1780

Mei 153 7 2186

Juni 27 2 1350

Juli 0 0 0

Agustus 0 0 0

September 44 3 1467

Oktober 190 11 1727

November 309 13 2377

Desember 220 15 1467

Th 2012 2605 124 2570

Th 2011 2305 106 2101

Th 2010 3577 172 2101

Th 2009 1935 104 1900

Th 2008 4831 120 2196 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

262 Hidrogeologi

a Air Permukaan

Sumber air pemukaan yang ada di Kota Salatiga berupa air sungai Umumnya

sungai-sungai yang mengalir melintas di daerah Kota Salatiga berhulu di sebelah

barat-daya yakni dari lereng Gunung Merbabu dimana sebagian merupakan

sungai musiman yang kering airnya di musim kemarau Sungai yang berair

sepanjang tahun yang terdapat di daerah Kota Salatiga jumlahnya sedikit dan

umumnya sungai-sungai kecil serta umumnya sudah dimanfaatkan untuk

keperluan pengairan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

17

Air permukaan sangat penting keberadaannya hal ini karena secara langsung

dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Debit air sungai di Kota Salatiga

dapat dilihat pada Tabel 2-7

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga

No Nama SungaiKali Debit

(m3detik) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

Kali Senjoyo Kali Taman Kali Ked Ringis Kali Benoyo Kali Bendo Kali Ngaglik Kali Bawen

2408 1132 0258 0040 0006 0015 0005

Kali Taman mendapat suplesi Debit dari Mata Air - Kali Taman = 178 ltdtk - Kali Putri = 99 ltdtk - Kali Getek = 46 ltdtk - Kali Sombo = 59 ltdtk Jumlah = 382 ltdtk

Jumlah 3864 Sumber Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Salatiga th 2013

Data debit sungai di Kota Salatiga pada tahun 2005 sebesar 3864 m3dtk

Debit sungai diatas adalah debit hasil Dinas Bina Marga dan Pengairan Tahun

2013 Berdasarkan data total sungai yang ada di Kota Salatiga adalah 16 sungai

(RTRW 2010-2030) yang terdiri dari 9 sungai dan 7 saluran yang berfungsi

sebagai drainase primer Sesuai Pasal 39 dalam RTRW tersebut 9 sungai

ditetapkan untuk kawasan lindungsempadan sungai dengan kondisi 2 sungai

Ngaglik dan Banyu Putih mengalami pencemaran tingkat sedang

b Air Tanah Dalam

Kota Salatiga memiliki prospek sumber air tanah dalam terutama di bagian

tengah-barat dan di bagian selatan yang mencakup sebagian wilayah Kecamatan

Sidorejo Tingkir Sidomukti dan di daerah Candirejo Penyediaan sumber air

tanah dalam ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumur bor di wilayah

potensial air tanah tinggi dengan kedalaman berkisar 80 hingga kurang dari 100

meter dengan menyadap lapisan akuifernya kurang dari 5 ldt Pemanfaatan air

tanah dalam di daerah ini belum maksimal yang saat ini terbatas untuk

kebutuhan air industri dan hotel serta jumlah sumur bor di daerah Kota Salatiga

masih sedikit (Data Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

c Air Tanah Dangkal

Pemanfaatan sumber air tanah dangkal di Kota Salatiga dapat diperoleh dengan

cara membuat sumur gali dengan kedalaman berkisar 8-25 meter Untuk wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

18

Kota Salatiga kedalaman sumur gali pada umumnya kurang dari 12 meter

sedangkan kearah barat atau daerah sekitar Candirejo kedalaman sumur gali

pada umumnya kurang dari 8 meter dan semakin kearah selatan yaitu Kecamatan

Argomulyo kedalaman sumur gali berkisar 12ndash25 meter Pemanfaatan sumber air

tanah dangkal ini sifatnya hanya terbatas untuk kebutuhan air penduduk

setempat Penyediaan sumber air tanah dangkal ini sangat tergantung pada

tinggi kedudukan muka airnya dimana kedudukan muka air tanah akan dalam di

tempat yang memiliki topografi tinggi dan rendah di tempat yang lebih landai

Potensi air tanah ini umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim

d Mata Air

Kota Salatiga memiliki sumber mata air yang memiliki prospek untuk

dikembangkan dengan mempertimbangkan kuantitas kualitas dan kontinuitas

airnya serta lokasi pemunculan mata air yang berada di Kota Salatiga Sehingga

cukup memudahkan pengambilannya Beberapa mata air yang digunakan oleh

PDAM Kota Salatiga sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air

bersih yaitu (Sumber Laporan Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

1 Mata Air Senjoyo (dengan debit 145 ldt)

2 Mata Air Kaligojek (20 ldt)

3 Mata Air Kalitaman (25 ldt)

4 Mata Air Kaligetek (20 ldt)

5 Mata Air Kalisombo (barat=35 ldt timur =15 ldt)

6 Dan beberapa mata air kecil lainnya

27 Tata Guna Lahan

271 Tata Guna Lahan Eksisting

Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5678110 hektar atau 56781 km2

Luas yang ada terdiri dari 79893 hektar (141 ) lahan sawah 468019 hektar

(824) merupakan lahan kering dan 19898 hektar (35) adalah lahan lainnya

Menurut pemanfaatannya sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan

sawah berpengairan teknis (4426 ) lainnya berpengairan setengah teknis

sederhana dan tadah hujan Lahan kering yang dipakai untuk tegalkebun

sebesar 9592 dari total bukan lahan sawah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

19

Tabel 2-8Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha)

Kecamatan Sawah Lahan Kering Lahan Lainnya Jumlah

I Argomulyo 29911 1749135 73644 1852690

1 Noborejo 2635 324492 5073 332200

2 Ledok 12496 164537 10297 187330

3 Tegalrejo - 178424 10006 188430

4 Kumpulrejo - 622030 7000 629030

5 Randuacir - 348550 29050 377600

6 Cebongan 14780 111102 12218 138100

IISidomukti 64500 1051157 30193 1145850

1 Kecandran 31425 359748 8027 399200

2 Dukuh 3383 364179 9588 377150

3 Mangunsari 29692 251096 9982 290770

4 Kalicacing - 76134 2596 78730

IIISidorejo 388750 1176359 59611 1624720

1 Blotongan 77693 325107 21000 423800

2 Sidorejo Lor 33270 220300 18030 271600

3 Salatiga 19476 175242 7282 202000

4 Bugel 49204 241472 3694 294370

5 Kauman Kidul 76027 115723 4100 195850

6 Pulutan 133080 98515 5505 237100

IVTingkir 315771 703544 35535 1054850

1 Kutowinangun 45272 240895 7583 293750

2 Gendongan - 66584 2316 68900

3 Sidorejo Kidul 84154 180285 13061 277500

4 Kalibening 57038 39285 3276 99599

5 Tingkir Lor 75992 96685 4623 177300

6 Tingkir tengah 53315 79810 4676 137801

Jumlah 798932 4680195 198983 5678110

141 824 35 1000 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

20

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

Dalam kaitannya dengan sistem drainase RTRW menjadi salah satu aspek yang

harus diperhitungkan dalam menyusun pola jaringan maupun dalam menghitung

beban drainase Sehingga sistem drainase yang dikembangkan bersifat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

21

antisipatif tidak hanya berlaku saat ini tetapi sudah memperhitungkan kondisi

yang akan datang

272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan

Pertambahan luas lahan terbangun di Kota Salatiga pada Tahun 2001 hingga 2009

sebesar 3583 hath yaitu pada tahun 2001 seluas 154024 Ha meningkat

menjadi 181363 Ha pada tahun 2009 Perkembangan lahan terbangun Kota

Salatiga pada Tahun 2012 hingga 2020 diprediksikan mengalami peningkatan laju

pertambahan luas jika dibandingkan dengan laju pertambahan luas pada Tahun

2001 hingga 2009 yaitu menjadi 4520 hath Menurut Laporan Rencana Induk

SPAM Kota Salatiga 2012 Luas lahan terbangun pada Tahun 2013 diprediksi

mencapai 196292 Ha dan akan terus meningkat hingga 2329 Ha pada Tahun

2020

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha)

No Kecamatan Dari sawah Ke pekarangan

Dari Tegal Ke Pekarangan

I Argomulyo - 24521

1 Noborejo - 4307

2 Ledok - 6095

3 Tegalrejo - 7337

4 Kumpulrejo - 1541

5 Randuacir - 4127

6 Cebongan - 1114

II Sidomukti 7145 22241

1 Kecandran 4905 3067

2 Dukuh - 16308

3 Mangunsari 2240 2866

4 Kalicacing - -

III Sidorejo 25825 23805

1 Blotongan 9886 7086

2 Sidorejo Lor 3908 12315

3 Salatiga - 4404

4 Bugel 1099 -

5 Kauman Kidul 6370 -

6 Pulutan 4562 -

IV Tingkir 4696 13894

1 Kutowinangun - 1977

2 Gendongan - -

3 Sidorejo Kidul 3435 7011

4 Kalibening - -

5 Tingkir Lor - 4111

6 Tingkir Tengah 1261 0795

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

22

28 PermasalahanDrainase Kota Salatiga

Secara umum permasalahan drainase perkotaan dapat dikelompokkan menjadi

dua kelompok yaitu permasalahan alamiah dan non alamiah Kelompok alamiah

adalah persoalan yang timbul akibat kondisi alam yang meliputi curah hujan

topografidan geologi Sedangkan non alamiah meliputi aspek yang timbul akibat

kegiatan manusia

Secara umum permasalahan drainase kawasan perkotaan sebagaimana

diperlihatkan dalam Gambar 2-4

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan

Sebagai akibat pertambahan penduduk menuntut adanya kebutuhan lahan untuk

tempat tinggalrumah dan usaha lainKebutuhan lahan tersebut menuntut

perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan meningkatnya bertambahnya

aliran limpasan permukaan dan meningkatnya erosi lahan sehingga terjadilah

sedimentasi yang menurunkan kapasitas saluran Penurunan kapasitas ini

mengakibatkan saluran meluap jika kapasitasnya dilampaui dan menyebabkan

terjadinya genangan

Permasalahan drainase perkotaan

Pertumbuhan penduduk

Kebutuhan tempat tinggalRumah

Perubahan tataguna lahan

Lahan untuk usaha pertanian

perkebunan dll

Manajemen sampah tidak baik

Produksi sampah

Debit banjir meningkat

Kebutuhan air bersih

Pengambilan air tanah berlebihan

Sedimentasi saluran

Saluran meluap banjir

Penurunan kapasitas saluran

Pembuangan sampah ke saluran

Erosi lahan meningkat

Amblesan tanah Genangan lokal

Limpasan permukaan meningkat

Pengisian air tanah menurun

Penurunan air tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

23

Disamping itu pertumbuhan penduduk juga mengakibatkan produksi sampah dan

limbah yang meningkat Jika tidak dikelola dengan baik misalnya sampah dan

limbah dibuang ke saluran drainasemaka bisa menyumbat saluran dan pada

akhirnya mengakibatkan banjirSatu hal lagi dimana pengisian air tanah yang

terganggu akibat berkurangnya infiltrasi dapat mengancam ketersediaan air

tanah yang digunakan sebagai sumber air bersih

Permasalahan Drainase Kota Salatiga dapat diidentifikasi sebagai berikut

1 Permasalahan Kapasitas Saluran

Seiring dengan peningkatan debit akibat pengaruh koefisien limpasan yang

cenderung meningkat kapasitas saluran perlu ditinjau apakah masih

mencukupi untuk menampung debit yang lewat Banyak saluran terlihat

menyempit dan mengalami pendangkalan sehingga kapasitasnya menurun Di

beberapa ruas jalan bahkan terlihat saluran terputus tidak menyambung

dengan saluran yang ada Pada segmen-segmen tertentu saluran mengalami

penutupan oleh sampah dan oleh sedimen (tanah) selain kedua masalah

tersebut pada lokasi-lokasi tertentu ada saluran yang hilang akibat ditutup

oleh masyarakat ataupun akibat kerusakan saluran yang dibiarkan

berkepanjangan sehingga pada akhirnya saluran tersebut tertutup

Disamping itu di beberapa kawasan Kota Salatiga banyak saluran yang

tertutup oleh bangunan di atasnya sehingga mempersulit pada saat

pemeliharaan Demikian juga akibat pondasi bangunan juga memperkecil

penampang saluran sehingga menurunkan kapasitas saluran

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas saluran di Buk Suling

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

24

2 Kurangnya Daerah Resapan Air

Di beberapa wilayah Kota Salatiga terutama di pusat kota sebagai contoh di

Daerah Jalan Jendral Sudirman Pasar Gede Ramayana dan sekitarnya

karena letaknya yang ada ditengah Kota Salatiga maka daerah ini didominasi

oleh perumahan perkantoran dan pertokoan Air hujan yang turun langsung

masuk ke saluran melalui jalan beton jalan aspal atau perkerasan yang lain

tanpa adanya air yang meresap (infiltrasi) Hal ini dikarenakan minimnya

areal resapan air Air hujan akan langsung masuk menuju saluran sehingga

seringkali saluran tidak mampu menampung air dan menimbulkan genangan

air

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air

3 Perubahan Tata Guna Lahan

Di Kota Salatiga perubahan tata guna lahan terjadi yang sangat cepat seiring

dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi Lahan baru yang

dahulunya daerah pertanianperkebunan dibuka untuk perumahan dan

kebutuhan lainnya dan dibiarkan terbuka tanpa konservasi Hal ini dapat

menjadi sumber bencana banjir dan kekeringan Perubahan tata guna lahan

mempunyai pengaruh terhadap besarnya run-off yang dapat diketahui dari

besarnya nilai koefisien limpasan yang cenderung meningkat (Merry 2010)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

25

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid

4 Persampahan

Pengelolaan sampah di Wilayah Salatiga tergolong sangat kurang Hal ini

dikarenakan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah

Masyarakat masih menganggap bahwa sungaisaluran air merupakan tempat

pembuangan sampah Sampahndashsampah yang dibuang sembarangan

berserakan di jalan dan akhirnya disapu air hujan masuk ke sungaisaluran

Dengan demikian air menjadi kotor jorok dan sungaisaluran menjadi penuh

sampah dan pada waktu turun hujan sungaisaluran tersebut akan mampet

dan meluber sehingga mengakibatkan banjir

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas Saluran Menurun(terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi Kali Pengging)

5 Erosi ndash Sedimentasi

Erosi dan Sedimentasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan Erosi

pada daerah hulu menyebabkan terjadinya sedimentasi di daerah hilir

(Sitanala Arsyad 1989) Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia Kota

Salatiga yang berkembang dengan cepat alih fungsi lahan tidak dapat

dihindari Alih fungsi lahan yang tak terkontrol menimbulkan dampak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

26

berganda terhadap kinerja sistem drainase Alih fungsi lahan dari lahan hijau

menjadi lahan terbangun akan meningkatkan limpasan permukaan sekaligus

meningkatkan laju erosi Konsekuensinya beban drainase bertambah di sisi

kapasitas sistem menurun akibat sedimentasi

Pembukaanpengembangan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal

dapat mengakibatkan laju erosi yang sangat tinggi jika tidak diikuti dengan

usaha konservasi lahan yang tepat Hal ini dapat dibuktikan dari aliran banjir

pada saat hujan air yang datang dari hulu tidak hanya keruh tetapi juga

berupa banjir lumpur Material erosi yang dibawa aliran air dari hulu pada

saat memasuki daerahsaluran landai tidak semuanya mampu hanyut ke

saluran primer atau sungai Sebagian akan diendapkan di sepanjang saluran

sungai dan badan air yang dilewatinya Endapan di saluransungai

menimbulkan penyempitan dan pendangkalan sehingga kapasitas

saluransungai tersebut akan berkurang Jika saluransungai tersebut

meluap maka lumpur juga akan diendapkan di wilayah yang dilewatinya

Gambar 2-9Erosi di sungai Pertigaan Utara JLS dan di Sungai Jetis yang tinggi menyebabkan Kapasitas Sungai menurun

6 Operasi dan Pemeliharaan

Banyak bangunan-bangunan drainase di Wilayah Salatiga yang dibangun

dengan biaya tinggi kondisinya sangat memprihatinkan sebelum umur

teknisnya tercapai Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan

kebutuhan OampP tetapi lebih karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang

cukup Kesulitan memperoleh biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan

OampP tersebut dan bahkan jika biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa

biaya tersebut dipakai untuk OampP jika kegiatan- kegiatan yang sifatnya

mendesak muncul bersamaan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

27

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

28

3 BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING

31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007

Berdasarkan studi yang pernah dilakukan pada tahun 2007 drainase yang ada di

Kota Salatiga dikelompokkan dalam menjadi 9 (sembilan) sistem drainase yaitu

1 Sistem Kartini

2 Sistem Buk Suling

3 Sistem Nanggulan

4 Sistem Kridanggo

5 Sistem Osamaliki

6 Sistem Kesehatan

7 Sistem Kalinongko

8 Sistem Hasanudin dan

9 Sistem Ledok

Dasar dalam pengelompokan sistem drainase ini adalah arah aliran dominan dari

saluran yang ada dan beberapa saluran alam sungai yang telah ada Hasil dari

pengelompokan itu disajikan dalam Gambar 3-1 di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

29

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan

studiMaster Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007

311 Sistem Kartini

Sistem Kartini adalah sistem drainase yang terletak menyusur Jalan Jenderal

Sudirman yang dimulai dari Ramayana ke arah Barat Laut (arah jalan ke

Salatiga) Lokasi di sepanjang Sistem Kartini didominasi oleh permukiman dan

perkantoran Lokasi didaerah ini sangat padat dengan perumahan dan hampir 90

semua tanah sudah ditutup dengan paving blok Karena daerah ini mempunyai

kepadatan yang cukup tinggi maka seringkali kondisi saluran tidak terawat

sehingga banyak tumpukan sampah plastik dan sampah buangan bekas aktivitas

masyarakat yang menutupi saluran sehingga saat terjadi banjir pada lokasi

sebelah hulu sumbatan sering mengalami limpasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

30

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini

Sumber PT Multidecon 2007

312 Sistem Buk Suling

Sistem Bok Suling adalah sistem drainase yang terletak disekitar pusat

perbelanjaan Ramayana Sistem Bok Suling ini menghampar mulai Pasar Besar ke

arah utara sampai Universitas Satya Wacana Sistem Bok Suling terletak pada

posisi sebelah kiri Jalan Jenderal Sudirman (dari arah Salatiga) Penggunaan

lahan di lokasi Sistem Bok Suling didominasi oleh perkantoran pemukiman dan

pusat-pusat bisnis (pertokoan) oleh karena itu pada daerah ini resapan air juga

sangat minim

Secara umum aliran drainase pada Sistem Bok Suling akan bermuara di alur alam

(sungai) yang membelah jalan Kalitaman Lokasi-lokasi yang sering mengalami

genangan banjir adalah lokasi-lokasi yang terletak disekitar jalan Bok Suling

Genangan yang terjadi seringkali disebabkan oleh tidak mengalirnya air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

31

akibat tidak sempurnanya pematusan pengeringan jalan raya saat hujan turun

sehingga air hujan tidak dapat masuk menuju saluran-saluran pembuang yang

pada akhirnya menyebabkan banjir

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling

313 Sistem Nanggulan

Sistem Nanggulan merupakan sistem drainase yang membentang memanjang

mulai ABC menuju arah Timur Laut hampir sepanjang 40 km Penggunaan lahan

pada lokasi bagian hulu didominasi oleh perumahan dan perkantoran Sedangkan

pada bagian hilirnya masih banyak dijumpai persawahan Sistem Nanggulan

dibagi menjadi 22 daerah tangkapan air (DTA) dengan luasan DTA terbesar

adalah 14221 ha dan luasan terkecil sebesar 048 ha Drainase utama merupakan

saluran alam (sungai) yang terletak hampir di sepanjang DAS Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

32

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

33

314 Sistem Kridanggo

Sistem Kridanggo merupakan sistem Drainase Kota Salatiga yang mempunyai

daerah tangkapan air yang paling rumit hal ini mengingat Sistem Kridanggo yang

terletak pada bagian tengah Kota Salatiga Sistem Kridanggo terbagi menjadi 38

buah daerah tangkapan air (DTA) dengan luas terbesar 1086 ha dan luasan

terkecil 032 ha Karena letaknya yanga ada ditengah Kota Salatiga maka daerah

pada sistem ini didominasi oleh perumahan perkantoran dan pertokoan

sehingga hal ini menyebabkan sangat minim ter-sedianya areal resapan air yang

pada akhirnya akan menyebabkan debit runoff akibat hujan akan langsung masuk

menuju saluran sehingga sering-kali saluran tidak mampu menampung air dan

menimbulkan genangan air

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

34

315 Sistem Osamaliki

Sistem Osamaliki merupakan sistem drainase yang membentang dari arah Timur ke

Barat yang dimulai dari Tugu Pancasila di depan Pusat Perbelanjaan Ramayana

sampai sebelah barat Jalan Osamaliki

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki

316 Sistem Kesehatan

Sistem Kesehatan adalah sistem drainase yang terletak di sebelah kanan Jalan

Osamaliki (dari arah Salatiga) Dengan tata guna lahan pada daerah hulu masih

didominasi oleh permukiman penduduk dan perkantoran sedangkan pada lokasi di

bagian hilir didominasi oleh persawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

35

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

36

317 Sistem Kalinongko

Sistem Kalinongko adalah sistem drainase yang mempunyai daerah tangkapan air

(DAS) yang terhampar mulai Pertigaan ABC menuju arah Barat Laut (BL) yang

kemudian masuk menuju sungai yang membentang hampir di sepanjang DAS

pembagian DAS sebesar 1471 ha dan luas minimal sebesar 02 ha

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko

Pengunaan lahan pada sistem ini didominasi oleh daerah hunian yang padat

sehingga daerah resapan air sangat minim Lokasi-lokasi tertentu yang sering

mengalami banjir genangan air adalah lokasi sekitar Jalan Tentara Pelajar

Penyebab genangan banjir adalah adanya sumbatan sampah dan sedimen di

beberapa segmen dan kapasitas saluran yang tidak mencukupi

318 Sistem Hasanudin

Sistem Hasanudin adalah sistem drainase yang secara alam akan bermuara pada 2

(dua) buah sungai yang membelah Jalan Hasanudin Sungai tersebut adalah Sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

37

Ngawen dan Sungai Sraten Dari hasil survey lapangan dapat diketahui bahwa

lokasi yang rawan genangan air akibat banjir adalah lokasi di Sekitar Pasar Sapi

penyebab genangan banjir ini disinyalir karena tersumbatnya aliran debit hujan

oleh berbagai material sampah yang berupa sampah plastik dan endapan sedimen

(tanah) selain sampah dimungkinkan pula penyebab genangan di lokasi ini adalah

kapasitas saluran yang tidak mampu lagi untuk melewatkan debit runoff

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin

319 Sistem Ledok

Sistem Ledok merupakan sistem drainase kota yang membentang mulai PT

Damatek ke arah utara sepanjang 2 km Sistem drainase utama adalah saluran

alam (sungai) yang membentang hampir di sepanjang DAS Sistem Ledok Secara

umum permasalahan saluran yang ada di Sistem Ledok juga tidak jauh berbeda

dengan sisitem yang lainnya dimana permasalahan utama adalah adanya

penutupan saluran oleh sampah dan tanah akibat sedimentasi Selain du masalah

tersebut kerusakan saluran juga dipicu dengan ketidak teraturan pengaturan

sistem drainase yang ada

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

38

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok

Berdasarkan hasil studi tahun 2007 diatas yaitu Pekerjaan Penyusunan

Masterplan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga oleh PT Multidecon Internal setelah

diplotkan ke wilayah Kota Salatiga ternyata baru sebagian kecil dari wilayah

Kota Salatiga yang dikaji yaitu di wilayah perkotaannya sajadimana luas wilayah

yang dikaji baru sekitar 30 dari Wilayah Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

39

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau)

Sumber Master Plan Drainase Kota Salatiga 2007

Dari hasil kajian diatas mengingat kajian yang dilakukan baru sebagian kecil dari

yang diharapkan yaitu seluruh Kota Salatiga maka untuk selanjutnya Sistem

Drainase yang disusun Tahun 2007 tidak dipergunakan lagi dalam Penyusunan

Masterplan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

40

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030

Sistem Drainase menurutPeraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 -

2030 meliputi jaringan drainase primer jaringan drainase sekunder dan

jaringan drainase tersier

Jaringan drainase primer meliputi 27 (dua puluh tujuh) saluran dan sungai

sebagai berikut

1 Saluran Kalitaman

2 Saluran Kalioso

3 Sungai Kedungringis

4 Saluran Kutowinangun

5 Sungai Tugu

6 Sungai Jaten

7 Sungai Jurang Buntung

8 Saluran Bugel Timur

9 Saluran Bugel Barat

10 Saluran Sarirejo

11 Saluran Tapen

12 Saluran Kauman

13 Saluran Sucen

14 Saluran Kalisawo

15 Sungai Gandu

16 Sungai Ngemplak

17 Sungai Sawahan

18 Sungai Sraten

19 Sungai Ngawen

20 Sungai Andong

21 Sungai Jetis

22 Saluran Cebongan

23 Sungai Nanggulan

24 Sungai Ngaglik

25 Sungai Jetis

26 Sungai Setro dan

27 Sungai Senjoyo

Jaringan drainase sekunder meliputi 39 (tiga puluh sembilan) meliputi

1 Saluran Andong

2 Saluran Sidenan

3 Saluran Kalicacing

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

41

4 Saluran Karanganyar

5 Saluran Progo

6 Saluran Jalan Jend Sudirman

7 Saluran Tugu Barat

8 Saluran Tugu Timur

9 Saluran Andong

10 Saluran Kedung Kopyah

11 Saluran Kebon Samas

12 Saluran Kalipancur

13 Saluran Bulu

14 Saluran Pabelan

15 Saluran Blotongan

16 Saluran Banyuputih

17 Saluran Banjaran

18 Saluran Jalan Veteran

19 Saluran Kenteng

20 Saluran Cabean

21 Saluran Bendosari

22 Saluran Warak

23 Saluran Klampean

24 Saluran Noborejo

25 Saluran Brajan

26 Saluran Tegalrejo

27 Saluran Nanggulan

28 Saluran Benoyo

29 Saluran Gendongan

30 Saluran Kalisari

31 Saluran Druju

32 Saluran Jamban

33 Saluran Tambak Boyo

34 Saluran Siluwing

35 Saluran Kalilondo

36 Saluran Sidali

37 Saluran Tingkir Tengah

38 Saluran Cengek dan

39 Saluran Isep-isep

Jaringan drainase tersier meliputi saluran drainase di kawasan perumahan

tersebar di wilayah Kota SalatigaRencana sistem drainase Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

42

dijelaskan lebih rinci dalam peta Rencana Jaringan Prasarana Drainase

sebagaimana dalam RTRW Dalam Peta tersebut dijelaskan bahwa saluran primer

berupa sungai dan saluran lain yang sudah ditentukan Sedangkan saluran

sekunder umumnya berupa saluran buatan manusia Demikian juga dijelaskan

arah alirannya Namun belum dijelaskan secara terperinci pembagian Daerah

Tangkapan Air (DTA) untuk perencanaan masterplannya

Disamping pembagian saluran diatas juga ditentukan adanya Kawasan Sempadan

Sungaipada 9 (sembilan) sungai dimana ruang di kiri kanan sungai tidak

diperbolehkan adanya kegiatan pembangunan Sungai-sungai tersebut adalah

1 Sungai Senjoyo di Kelurahan Tingkir Tengah Kelurahan Tingkir Lor

Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

2 Sungai Setro di Kelurahan Kauman Kidul

3 Sungai Jetis di Kelurahan Randuacir Kelurahan Noborejo Kelurahan

Cebongan Kelurahan Ledok Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan

Kutowinangun

4 Sungai Ngaglik di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Randuacir Kelurahan

Tegalrejo Kelurahan Ledok Kelurahan Gendongan dan Kelurahan

Kutowinangun

5 Sungai Nanggulan di Kelurahan Kutowinangun

6 Sungai Ngawen di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Tegalrejo dan

Kelurahan Mangunsari

7 Sungai Sraten di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Mangunsari Kelurahan

Dukuh dan Kelurahan Kecandran

8 Sungai Sawahan di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Dukuh dan Kelurahan

Kecandran dan

9 Sungai Ngemplak di Kelurahan Dukuhdan Kelurahan Kecandran

33 Hasil Inventory Lapangan

331 Inventori Saluran

Tim Penyusun telah melakukan inventori saluran drainase yang ada di Salatiga

Saluran drainase yang diinventori adalah saluran primer dan sekunder Poin-poin

yang diinventori terdiri dimensi saluran titik pengamatan meliputi awal

tengah dan muaraakhir jenis konstruksi saluran dan kondisinyapermasalahan

dan penyebabnya lama tinggi genangan dan kerugian foto dokumentasi dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

43

alternatifusulan penanganan Semua lembar hasil inventory akan dibukukan

tersendiri dalam Buku Album Inventory

Berikut ini kami perlihatkan contoh lembar hasil inventori

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

44

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

45

332 Identifikasi Lokasi Genangan

Tim Penyusun juga telah melakukan identifikasi genangan yang terjadi di Kota

Salatiga berdasarkan informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari

masyarakat Lokasi genangan ini juga digunakan untuk pengecekan hasil running

program HEC-RAS apakah sudah sesuai dengan kondisi lokasi atau belum

Secara ringkas lokasi genangan dan permasalahannya serta usulan

penanganannya disajikan dalam Tabel sebagai berikut

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga Tahun 2014

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

1 PerumKotaBaru

(Kel Blotongan Kec Sidorejo

Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung air saat banjir

- Saluran terlalu kecil dan sempit

- Lebar sungai berkurang karena pembangunan rumah dikanan kiri saluran

- Ketinggian air plusmn50 cm ketika terjadi

banjir

2 Saluran Kedung Kopyah

(Kel Pulutan Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran berfungsi ganda sebagai saluran irigasi dan saluran drainase

- Saluran meluap saat terjadi hujan

deras karena dimensi saluran tidak dapat menampung debit yang terjadi

- Saluran membawa lumpur dan sedimentasi

- Sawah dan sebagian rumah warga

tergenang saat banjir setinggi plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

46

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

3 Kantor Polisi Salatiga

(Kel Salatiga Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Terjadi genangan di sisi utara kantor polisi

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

- Gorong-gorong dan drainase jalan terlalu kecil dan tersumbat

4 Saluran Andong

(KelMangunsariKec Sidomukti Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung

debit air dari arah lapangan Pancasila

- Sampah dan sedimentasi menyebabkan pendangkalan

- Pintu air yang mengatur keluarnya air

terlalu kecil

- Genangan yang terjadi setinggi plusmn 50 cm

5 Saluran Pengging

(Kel Kutowinangun Kec Tingkir Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan saluran drainase Pengging banyak sampah dan pertemuan ke K Progo tegak lurus sehingga pada saat banjir terjadi backwater dan air dari K Progo masuk ke saluran Pengging sehingga

melimpas menggenangi Kampung Kalioso

- Ketinggian banjir plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

47

6 Pasar Sapi

Permasalahan

- Daerah Cekungan dan rendah

- Dimensi saluran kecil

7 Kantor Kodim Lama

Permasalahan

- Terjadi genangan di jalan depan kantor kodim lama

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

8 Jetis

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke halaman kebun terus

meluap sampai ke Jalan raya Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn20 cm ketika terjadi banjir

- Saluran satu sisi

9 SMP 8

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke ke Jalan raya

- Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn 50 cm ketika terjadi

banjir

10 Depan SMA 3 Salatiga

Permasalahan

- Saluran di depan SMA 3 dimensinya

kurang

- Terjadinya genangan di Depan SMA 3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

48

11 Jalan Buk Suling

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuh ke tubuh saluran

12 Jalan Samping RS

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Tidak ada drainase jembatan

13 Puri Wahid II

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air tidak terkontrol

- Saluran drianase tidak ada dari yang ada diatas terputus

14 Jl Yos Sudarso UKSW

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuk ke tubuh saluran

Sumber Survey Lapangan 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

49

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan

Perumahan di Kota Baru sering kebanjiran pada saat musim hujan salah satu penyebabnya karena lebar saluran di sebelah hilir lebih sempit dibanding

saluran di sebelah hulu sehingga terjadi Bottle neck

Salah satu contoh saluran fungsi ganda disamping saluran irigasi juga berfungsi

saluran drainase

Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan

saluran drainase Pengging yang masuk ke K Progo pada saat banjir antri

sehingga terjadi back water dan air yang di saluran Pengging melimpas

menggenangi Kampung Kalioso

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

50

Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau distorsi

guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau pedagang kaki lima

(PKL) di atas saluran drainase Foto kiri kondisi bangunan di atas saluran drainase

Buk Suling di Kelurahan Salatiga sedang Foto kanan kondisi bangunan pertokoan di

atas saluran Kali Cacing di Kelurahan Kalicacing

Tumpang tindihnya sistem irigasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Salah satu contoh limbah sanitasi dari

penduduk yang langsung dibuang ke badan sungai

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan

Permasalahan yang ada dari hasil Survei Lapangan yaitu

1 Saluran-saluran drainase di beberapa lokasi khususnya di pusat kota dan

jalan-jalan utama bermasalah sebagai berikut

a Bentuk penampang saluran dari hulu ke hilir mengecil sehingga kapasitas

terjadi bottle neck akibatnya aliran air tidak lancar dan menyebabkan

debit banjir melimpas di daerah hulu dan menggenangi pemukiman

b Saluran tidak menerus atau terputus beberapa di antaranya mati karena

ditimbun jalan akses atau jembatan menuju lokasi tepi jalanjalur

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

51

lambattrotoar area Atau trase melewati tanah milik masyarakat

sehingga saluran terputus

c Sedimen dan sampah di badan saluran adalah penyebab tidak fungsinya

saluran drainase dan pengurangan kapasitas aliran

2 Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau

distorsi guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau

pedagang kaki lima (PKL) di atas saluran drainase atau di sekitar tanggul

3 Tumpang tindihnya sistem drainase dan irigasi sehingga saluran berfungsi

ganda Akibatnya penampung saluran tidak bisa menampung debit yang

terjadi

4 Tumpang tindihnya sistem sanitasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Bentuk problem yang ditemui

berdasarkan hasil survei adalah adanya saluran sanitasi penduduk yang

dibuang langsung dalam saluran drainase sehingga outlet drainase jalan

menjadi berkurang bahkan tertutup karena masalah sedimen yang tidak bisa

keluar secara bebas

5 Pada saluran-saluran sekunder dan saluran utama problematika sampai

dengan 2014 adalah sedimentasi dan pola pembuangan sampah yang tidak

terkendali menyebabkan air menjadi keruh dan aliran tidak lancar

6 Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

daerah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk ke

saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genangan

7 Kondisi sebaliknya yang terjadi air hujan tidak bisa masuk ke saluran

drainase jalan karena kondisi drainase jalan tertutup sehingga terjadi

genangan pada derah cekungan tersebut

8 Adanya pengaruh back water dari saluran drainase primer dan sungaindashsungai

utama

9 Terjadinya degradasi bangunan-bangunan di saluran drainase (tanggul rusak

saluran rusak dll)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

52

4 BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air Perkotaanrdquo Sistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi Gambar

4-1 memperlihatkan keterkaitan antara drainase dengan penyediaan air bersih

pengelolaan air hujan dan pengelolaan air limbah perkotaanDisamping ketiga

komponen tersebut di atas sistem drainase juga terkait erat dengan sistem

persampahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

53

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Air Perkotaan Terpadu

42 Kriteria Umum

421 Data Dasar

Dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini digunakan data dasar

sebagai berikut

1 DataPeta Geologi Kota Salatiga

2 Database Jalan Kota Salatiga

3 Data klimatologi yang terdiri dari data hujan angin kelembaban dan

temperatur dari stasion klimatologi atau Badan Meteorologi dan Geofisika

terdekat

4 Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air debit sungai laju

sedimentasi pengaruh air balik peilbanjir karakteristik daerah aliran

5 Data sistem drainase yang ada yaitu data kuantitatif banjirgenangan

berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di

daerah tersebut

Distribution

Use Collection

T

Wells

Effluent

Combined sewer

outflow

Wastewater

Drainage

Treated water

Raw water

Reservoir

Land

Sludge treatment

T

Drainage Urban service boundary

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

54

6 Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem

drainase dan sistem jaringan jalan yang ada peta tata guna lahan peta

topografi masing-masing berskala antara 1 5000 sampai dengan 1 50000

atau disesuaikan dengan tipologi kota

7 Data kependudukan yang terdiri dari jumlah kepadatan laju pertumbuhan

penyebaran data kepadatan bangunan

8 Data lain yang sekiranya diperlukan

422 Standar Teknis

Standar Teknis yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga ini digunakan data dasar sebagai berikut

1 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan

2 SNI 19-6466-2000 tentang Tatacara Evaluasi Lapangan untuk Sistem

Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

3 SNI 03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa beton untuk Saluran Air Limbah

Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong

4 SNI 03-3424-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan

Raya

5 SNI 02-2406-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan

6 SNI 03-2415-1991 tentang Tata Cara Perhitungan Debit Banjir

7 Pt-T-15-2002-C tentang Penerapan Drainase Berwawasan lingkungan di

Kawasan Permukiman

8 Pt T-16-2002-C tentang Pengelolaan Air Limbah Non Kakus (Grey Water)

9 Pt T-17-2002-C tentang Penerapan Pengelolaan Air Limbah secara Komunal

pada Kawasan Penghijauan

10 Pt-T-23-2000-C tentang Tata Cara Perencanaan Saluran Air Hujan Untuk

Lingkungan Permukiman

11 Standar-standar teknis lain yang berkaitan dan masih berlaku

423 Studi Terdahulu

1 Penyusunan Masterplan Drainase Bappeda Kota Salatiga Tahun 2007

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

55

424 Kala Ulang

Kala ulang yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran saluran dan

jenis kota yang akan direncanakan

b) Untuk bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama dengan sistem

saluran di mana bangunan pelengkap tersebut berada

c) Perhitungan curah hujan berdasarkan data hidrologi minimal 10 tahun

terakhir (mengacu pada tata cara analisis curah hujan drainase perkotaan)

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota

Sistem Drainase Utama (Major Drainage)

Type Kota Daerah Pelayanan (Ha)

lt 10 10 ndash 100 100 ndash 500 gt 500

Metro 2 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn 10 ndash 25 thn

Besar 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 20 thn

Sedang 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn

Kecil 2 thn 2 thn 2 thn 2 ndash 5 thn

Sistem Drainase Lokal (Mikro Drainage)

Type Kawasan Daerah Pelayanan (Ha)

10 ndash 100 gt 100

Industri Komersial 2 ndash 5 5

Pemukiman 1 2

Saluran Pada Jaringan Jalan

Type Jalan Kala Ulang

Bebas hambatan 5

Arteri 2

Kolektor 1

Lokal 1

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm)

Type Kota Jenis Saluran

Primer Sekunder Tertier

Metropolitan 90 60 30

Besar 60 40 20

Sedang 40 30 20

Kecil 30 20 15

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

56

43 Analisis Hidrologi

Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

hidrologi (hydrologic phenomena) seperti besarnya curah hujan temperatur

penguapan lamanya penyinaran matahari kecepatan angin debit sungai tinggi

muka air sungai kecepatan aliran konsentrasi sedimen sungai akan selalu

berubah terhadap waktu (Soewarno 1995)

Data hidrologi dianalisis untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan

mengenai fenomena hidrologi berdasarkan sebagian data hidrologi yang

dikumpulkan (Soewarno 1995)

Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut

1 Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya

2 Menganalisis distribusi curah hujan dengan periode ulang T tahun

3 Menganalisis frekuensi curah hujan

4 Mengukur dispersi

5 Memilih jenis sebaran

6 Menguji kecocokan sebaran

7 Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana

di atas pada periode ulang T tahun untuk menentukan curah hujan desain

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment basin watershed) merupakan daerah

dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan Daerah

ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berarti ditetapkan berdasar

aliran air permukaan Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena

permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan

pemakaian

Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi

oleh titik kontrol yang umumnya merupakan stasiun hidrometri Memperhatikan

hal tersebut berarti sebuah DAS dapat merupakan bagian dari DAS lain (Sri Harto

Br 1993) Dalam sebuah DAS kemudian dibagi dalam area yang lebih kecil

menjadi sub-DAS Penentuan batas-batas sub-DAS berdasarkan kontur jalan dan

rel KA yang ada di lapangan untuk menentukan arah aliran air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

57

Dari peta topografi ditetapkan titik-titik tertinggi disekeliling sungai utama

(main stream) yang dimaksudkan dan masing-masing titik tersebut dihubungkan

satu dengan lainnya sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung

pangkalnya Garis tersebut merupakan batas DAS dititik kontrol tertentu (Sri

Harto Br 1993)

Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi

(Suripin 2004)

a Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya

luas DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total

dari DAS melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas besarnya akan

berkurang dengan bertambahnya luasnya DAS Ini berkaitan dengan waktu yang

diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu

konsentrasi) dan juga penyebaran atau intensitas hujan

Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai Pengaruh

bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan

memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang

bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima hujan

dengan intensitas yang sama

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan

Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran

permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar

atau melingkar Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang

waktu

curah hujan

Q dan

P

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

hidrograf aliran permukaan

(a) DAS memanjang (b) DAS melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

58

waktu

curah hujan

Q d

an P

hidrograf aliran

permukaan

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

(a) Kerapatan paritsaluran tinggi (b) Kerapatan paritsaluran rendah

lebih lama dibandingkan dengan DAS yang melebar sehingga terjadinya

konsentrasi air dititik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran

permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak diseluruh DAS tetapi

bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya Pada DAS memanjang laju aliran

akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum

memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di

hilir telah habis atau mengecil Sebaliknya pada DAS melebar datangnya aliran

permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak artinya air dari hulu

sudah tiba sebelum aliran dari mengecilhabis

b Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan parit danatau saluran dan bentuk-bentuk cekungan lainnya

mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan DAS dengan

kemiringan curam disertai paritsaluran yang rapat akan menghasilkan laju dan

volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai

dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan Pengaruh kerapatan

parit yaitu panjang parit per satuan luas DAS pada aliran permukaan adalah

memperpendek waktu konsentrasi sehingga memperbesar laju aliran

permukaan

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf

aliran permukaan

c Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

59

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Nilai C = 0 menunjukkan bahwa

semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah sebaliknya untuk

nilai C = 1 menunjukkkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran

permukaan

432 Analisa Distribusi Curah Hujan

Hal yang penting dalam pembuatan rancangan bangunan drainase adalah

distribusi curah hujan Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan

jangka waktu yang ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan

dalam setahun) curah hujan bulanan (jumlah curah hujan sebulan) curah hujan

harian (jumlah curah hujan 24 jam) curah hujan per jam

Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar

hujan baik yang manual maupun yang otomatis Analisis frekuensi ini didasarkan

pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas

besaran hujan yang akan datang Dengan angggapan bahwa sifat statistik

kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian

hujan masa lalu (Suripin 2004)

Perencanaan persungaian biasanya diadakan setelah ditentukannya batas-batas

besaran hidrologi yang terjadi karena penomena alam yang mendadak dan tidak

normal Karena itu perlu dihitung kemungkinan debit atau curah hujan yang

lebih kecil atau lebih besar dari suatu nilai tertentu berdasarkan data-data yang

diperoleh sebelumnya (Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah

Data curah hujan dan debit merupakan data yang paling fundamental dalam

perencanaan drainase Ketetapan dalam memilih lokasi dan peralatan baik curah

hujan maupun debit merupakan faktor yang menentukan kualitas data yang

diperoleh Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah

hujan dan analisis statistik yang diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir

rencana Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir

adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran sungai pada waktu yang sama

Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah

daerah aliran sungai (DAS) ada tiga macam cara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

60

a Cara rata-rata aljabar

Tinggi rata-rata curah hujan yang didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata

hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar-penakar hujan

didalam areal tersebut Jadi cara ini akan memberikan hasil yang dapat

dipercaya jika pos-pos penakarnya ditempatkan secara merata di areal tersebut

dan hasil penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai

rata-rata seluruh pos di seluruh areal (CD Soemarto 1999)

n

dddd n21 =

n

i

i

n

d

1

di mana

= tinggi curah hujan rata-rata

d1 d2 dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1 2 hellipn

n = banyaknya pos penakar

b Cara Poligon Thiessen

Menurut Kiyotaka Mori dkk (1977) metode ini sering digunakan pada analisis

hidrologi karena metode ini lebih teliti dan obyektif dibanding metode lainnya

dan metode ini dapat digunakan pada daerah yang memiliki titik pengamatan

yang tidak merata Cara ini adalah dengan memasukkan faktor pengaruh daerah

yang mewakili oleh stasiun hujan yang disebut faktor pembobotan atau koefisien

Thiessen Untuk pemilihan stasiun hujan yang dipilih harus meliputi daerah aliran

sungai yang akan dibangun Besarnya koefisien Thiessen tergantung dari luas

daerah pengaruh stasiun hujan yang dibatasi oleh poligon-poligon yang

memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung stasiun Setelah

luas pengaruh tiap-tiap stasiun didapat maka koefisien Thiessen dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

totalA

AiC

n21

nn2211

AAA

RARARAR

d

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

61

di mana

C = Koefisien Thiessen

Ai = Luas pengaruh dari stasiun pengamatan i

A = Luas total dari DAS

R = Curah hujan rata-rata

R1 R2Rn = Curah hujan pada setiap titik pengukuran (stasiun)

Gambar 4-4 Metode Thiessen

c Cara Isohyet

Dengan cara ini kita dapat menggambar dulu kontur tinggi hujan yang sama

(isohyet) seperti terlihat pada Gambar 4-5 kemudian luas bagian diantara

isohyet-isohyet yang berdekatan diukur dan nilai rata-rata dihitung sebagai nilai

rata-rata timbang nilai kontur sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

n21

n2

dd

22

dd

12

dd

AAA

AAAd

n1n2110

=

n

1i

i

n

1i

i2

dd

A

Ai1i

= A

An

1i

i2

dd i1i

di mana

A = A1+A2+hellip+An (luas total area)

d = tinggi curah hujan rata-rata area

d0 d1 dn = curah hujan pada isohyet 0 1 2hellip n

A5

A1

A2

A6

A4

A3

A7

Sta 2

Sta 1

Sta 3

Sta 4

Sta 5 Sta 6 Sta 7

Batas DAS

Poligon Thiessen

A3

30 mm

A2

10 mm20 mm

A1

50 mm

40 mm

60 mm70 mm

A4 A5A6

Batas DAS

Kontur tinggi hujan

Stasiun hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

62

Gambar 4-5Metode Isohyet

434 Pengukuran Dispersi

Dalam analisis frekuensi curah hujan data hidrologi dikumpulkan dihitung

disajikan dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu yaitu metode

statistik Pada kenyataannya bahwa tidak semua varian dari suatu variabel

hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya Variasi atau dispersi

adalah besarnya derajat atau besaran varian di sekitar nilai rata-ratanya Cara

mengukur besarnya dispersi disebut pengukuran dispersi (Soewarno 1995)

Adapun cara pengukuran dispersi antara lain

1 Deviasi Standar (S)

2 Koefisien Skewness (Cs)

3 Pengukuran Kurtosis (Ck)

4 Koefisien Variasi (Cv)

a Deviasi Standar (S)

Umumnya ukuran dispersi yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar

(standard deviation) dan varian (variance) Varian dihitung sebagai nilai kuadrat

dari deviasi standar Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-

rata maka nilai standar deviasi akan besar akan tetapi apabila penyebaran data

sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka standar deviasi akan kecil

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

63

1)(n

)X(X

S

n

1i

i

Dimana

S = deviasi standar

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

b Koefisien Skewness (Cs)

Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat

ketidaksimetrisan (assymetry) dari suatu bentuk distribusi Umumnya ukuran

kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan (coefficient

of skewness)

Rumus

3

n

1i

3i

2)S1)(n(n

)X(Xn

Cs

Dimana

CS = koefisien kemencengan

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

c Pengukuran Kurtosis (Ck)

Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur keruncingan dari bentuk kurva

distribusi yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

64

4

n

1i

4i

S

)X(Xn

1

Ck

Dimana

Ck = koefisien kurtosis

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

d Koefisien Variasi (Cv)

Koefisien variasi (variation coefficient) adalah nilai perbandingan antara deviasi

standar dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi

Rumus

X

SCv

Keterangan

Cv = koefisien variasi

S = standar deviasi

X = nilai rata-rata

Dari nilai-nilai di atas kemudian dilakukan pemilihan jenis sebaran yaitu dengan

membandingkan koefisien distribusi dari metode yang akan digunakan

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana

Ada berbagai macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi menjadi

dua yaitu distribusi diskrit dan distribusi kontinyu Yang diskrit adalah binomial

dan poisson sedangkan yang kontinyu adalah Normal Log Normal Pearson dan

Gumbel (Soewarno 1995)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

65

Berikut ini adalah beberapa macam distribusi yang sering digunakan yaitu

a Distribusi Normal

Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis

frekuensi curah hujan analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan debit

rata-rata tahunan Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi

Gauss

Rumus

SkXX rtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

b Distribusi Log Normal

Distribusi Log Normal merupakan hasil transformasi dari distribusi Normal yaitu

dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

c Distribusi Gumbel I

Distribusi Tipe I Gumbel atau Distribusi Extrim Tipe I (extreme type I

distribution) digunakan untuk analisis data maksimum misalnya untuk analisis

frekuensi banjir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

66

Rumus

SS

YYXX

n

nrtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

S = standar deviasi

Sn = standar deviasi ke n

Y = koefisien untuk distribusi Gumbel

Yn = koefisien untuk distribusi Gumbel ke n

d Distribusi Log Person Tipe III

Distribusi log-Pearson tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi

terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum)

dengan nilai extrim Bentuk distribusi log-Pearson tipe III merupakan hasil

transformasi dari distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi

nilai logaritmik

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Log Pearson

S = standar deviasi

436 Pengujian Kecocokan Sebaran

Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari

sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

67

menggambarkanmewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian

parameter Pengujian parameter dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Chi-

Kuadrat ataupun dengan Smirnov-Kolmogorov Umumnya pengujian dilaksanakan

dengan cara menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan apakah

data tersebut merupakan garis lurus atau dengan membandingkan kurva

frekuensi dari data pengamatan terhadap kurva frekuensi teoritisnya (Soewarno

1995)

a Uji Chi-Kuadrat

Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data

yang dianalisis Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter x2 oleh

karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat

Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut

1 Apabila peluang lebih dari 5 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

2 Apabila peluang lebih kecil dari 1 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

3 Apabila peluang berada diantara 1 - 5 maka tidak mungkin mengambil

keputusan perlu penambahan data

b Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non

parametrik (non parametric test) karena pengujiannya tidak menggunakan

fungsi distribusi tertentu

Pengujian kecocokan sebaran dengan cara ini dinilai lebih sederhana dibanding

dengan pengujian dengan cara Chi-Kuadrat Dengan membandingkan

kemungkinan (probability) untuk setiap variat dari distribusi empiris dan

teoritisnya akan terdapat perbedaan (Δ ) tertentu

Apabila harga Δ max yang terbaca pada kertas probabilitas lebih kecil dari Δ

kritis maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan

distribusi dapat diterima apabila Δ max lebih besar dari Δ kritis maka distribusi

teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi tidak dapat

diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

68

437 Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana pada setiap profil sungai merupakan data yang paling

penting untuk perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai (Sosrodarsono dan

Tominaga 1985) Dalam perencanaan ini debit banjir dihitung dengan program

EPA SWMM (Storm Water Management Model)

Besarnya debit banjir rencana yang dipakai bervariasi tergantung pada orde

saluran yaitu sebagai berikut

1 Saluran primer (sungai orde 1) debit dengan kala ulang 10-tahunan

2 Saluran sekunder debit dengan kala ulang 5-tahunan

3 Saluran tersier debit dengan kala ulang 2-tahunan

Ada beberapa metode untuk memperkirakan debit banjir (laju aliran puncak)

Metode yang dipakai pada suatu lokasi lebih banyak ditentukan oleh ketersediaan

data Secara umum metode yang umum dipakai adalah (Suripin 2004)

a Metode Rasional

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai

adalah metode Rasional USSCS (1973) Metode ini sangat simple dan mudah

penggunaanya namun penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran

kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et al1986) Karena model ini

merupakan model kotak hitam maka tidak dapat menerangkan hubungan curah

hujan dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf

Metode rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi

mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh DAS selama paling sedikit

sama dengan waktu konsentrasi (tc) DAS

Gambar 4-6 menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas seragam dan merata

seluruh DAS berdurasi sama dengan waktu konsentrasi (tc) Jika hujan yang

terjadi lamanya kurang dari tc maka debit puncak yang terjadi lebih kecil dari

Qq karena seluruh DAS tidak dapat memberikan konstribusi aliran secara

bersama pada titik kontrol (outlet) Sebaliknya jika hujan yang terjadi lebih lama

dari tc maka debit puncak aliran permukaan akan tetap sama dengan Qp

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

69

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan yang berbeda

Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus rasional atau hidrograf satuan Dalam

perhitungan waktu konsentrasi dan koefisien limpasan perlu memperhitungkan

perkembangan tata guna lahan di masa mendatang

Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah

ditetapkan baik debit rencana (periode ulang) dan cara analisis yang dipakai

tinggi jagaan struktur saluran dll Tabel 4-3 berikut menyajikan standar disain

saluran drainase berdasar ldquoPedoman Drainase Perkotaan dan Standar Disain

Teknisrdquo

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan

Luas DAS (ha) Periode ulang (tahun) Metode perhitungan debit banjir

lt 10 2 Rasional

10 ndash 100 2 ndash 5 Rasional

101 ndash 500 5 ndash 20 Rasional

gt 500 10 ndash 25 Hidrograf satuan

1 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik

kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi Dalam

hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi

maka setiap bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap

tc waktu

Laju

ali

ran d

an

Inte

nsi

tas

hu

jan

Intensitas hujan I

D = tc

Aliran akibat hujan dengan durasi D lt

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D =

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D

gt tc

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

70

titik kontrol Salah satu metode untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah

rumus yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) yang dapat ditulis sebagai

berikut

38502

cS

Lx8850t

dimana tc adalah waktu konsentrasi dalam jam L panjang saluran utama dari

hulu sampai penguras dalam km dan S kemiringan rata-rata saluran utama

dalam mm

Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi dua

komponen yaitu (1) waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan

lahan sampai saluran terdekat to dan (2) waktu perjalanan dari pertama masuk

saluran sampai titik keluaran td sehingga

doc ttt

dimana

S

nxLx283x

3

2to menit

dan

V60

Lt sd menit

dimana

n = angka kekasaran Manning

S = kemiringan lahan

L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)

Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluransungai (m)

V = kecepatan aliran di dalam saluran (mdetik)

2 Koefisien limpasan (aliran permukaan) [C]

Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan

terhadap intensitas hujan Faktor ini merupakan variabel yang paling

menentukan hasil perhitungan debit banjir Pemilihan harga C yang tepat

memerlukan pengalaman hidrologi yang luas Faktor utama yang mempengaruhi

C adalah laju infiltrasi tanah atau prosentase lahan kedap air kemiringan lahan

tanaman penutup tanah dan intensitas hujan Permukaan kedap air seperti

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

71

perkerasan aspal dan atap bangunan akan menghasilkan aliran hampir 100

setelah permukaan menjadi basah seberapapun kemiringannya

Koefisien limpasan juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah Laju infiltrasi

menurun pada hujan menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air

sebelumnya Faktor lain yang mempengaruhi nilai C adalah air tanah derajad

kepadatan tanah porositas tanah dan simpanan depresi Harga C untuk berbagai

tipe tanah dan penggunaan lahan disajikan dalam Tabel 4-4

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional

Diskripsi lahankarakter permukaan Koefisien aliran C

Business

perkotaan 070 - 095

pinggiran 050 - 070

Perumahan

rumah tunggal 030 - 050

multiunit terpisah 040 - 060

multiunit tergabung 060 - 075

perkampungan 025 - 040

apartemen 050 - 070

Industri

ringan 050 - 080

berat 060 - 090

Perkerasan

aspal dan beton 070 - 095

batu bata paving 050 - 070

Atap 075 - 095

Halaman tanah berpasir

datar 2 005 - 010

Rata-rata 2 - 7 010 - 015

curam 7 015 - 020

Halaman tanah berat

datar 2 013 - 017

rata-rata 2 - 7 018 - 022

curam 7 025 - 035

Halaman kereta api 010 - 035

Taman tempat bermain 020 - 035

Taman pekuburan 010 - 025

Hutan

datar 0 - 5 010 - 040

bergelombang 5 - 10 025 - 050

berbukit 10 ndash 30 030 - 060 Sumber McGuen 1989

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

72

Harga C yang ditampilkan dalam Tabel 4-4 belum memberikan rincian masing-

masing faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai C Oleh karena itu

Hassing (1995) menyajikan cara penentuan faktor C yang mengintegrasikan nilai

yang merepresentasikan beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara

hujan dan aliran yaitu topografi permeabilitas tanah penutup lahan dan tata

guna tanah Nilai koefisien C merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang

dapat dihitung berdasarkan Tabel 4-5

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995)

Koefisien aliran C = Ct + Cs + Cv

Topografi Ct Tanah Cs Vegetasi Cv

Datar (lt1) 003 Pasir dan gravel 004 Hutan 004

Bergelombang (1-10) 008 Lempung berpasir 008 Pertanian 011

Perbukitan (10-20) 016 Lempung dan lanau

016 Padang rumput

021

Pegunungan (gt20) 026 Lapisan batu 026 Tanpa tanaman

028

Tabel 4-4 dan Tabel 4-5 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang

seragam dimana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relatif luas

Jika DAS terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran

permukaan yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat

dihitung dengan persamaan

n

1ii

n

1iii

DAS

A

AC

C

dimana

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i

Ci = koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i

n = jumlah jenis penutup lahan

Cara lain penggunaan rumus Rasional untuk DAS dengan tata guna lahan tidak

homogen adalah dengan substitusi persamaan

n

i

i

n

i

ii

DAS

A

AC

C

1

1 kedalam

persamaan AIC002780Q p Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut

n

1i

iip AC002780Q

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

73

438 Konsep EPA SWMM

Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah Program

EPA SWMM (Environmental Protection Agency - Storm Water Management Model)

Versi 50 EPA SWMM adalah model simulasi limpasan (runoff) ndash curah hujan

periodik yang digunakan untuk mensimulasi kejadian tunggal atau kejadian terus-

menerus dengan kuantitas dan kualitas limpasan dari luas wilayah yang ditinjau

Komponen limpasan SWMM dioperasikan dengan menjumlahkan luas daerah

tangkapan (subcatchment) yang menerima hujan total dan membangkitkannya

dalam bentuk limpasan (runoff) dan beban polusi Aliran limpasan di SWMM

dapat ditelusuri melalui sistem pipa saluran terbuka kolam tampungan dan

pompa SWMM merupakan kuantitas dan kualitas limpasan yang dibangkitkan

pada masing-masing daerah tangkapan (subcatchment) dan rata-rata aliran

kedalaman aliran dan kualitas air dimasing-masing pipa dan saluran terbuka

waktu simulasi dimasukkan dalam penambahan waktu (Rossman 2005)

SWMM digunakan untuk menghitung berbagai jenis proses hidrologi yang

menghasilkan limpasan di daerah yang ditinjau

Hal itu meliputi

1 Perbedaan waktu curah hujan

2 Penguapan pada permukaan air

3 Kehilangan hujan dari tampungan-cekungan

4 Infiltrasi curah hujan ke dalam permukaan tanah tak jenuh

5 Perkolasi dari air infiltrasi kedalam permukaan air tanah

6 Aliran antara air tanah dengan sistem drainase

7 Penelusuran waduk nonlinear dari aliran permukaan

Variasi ruang hujan dalam semua proses ini diselesaikan dengan membagi study

area kedalam lingkup yang lebih kecil luas daerah tangkapan (subcatchment)

homogen masing-masing mengandung fraksi previous dan impervious sub-area

sendiri-sendiri Aliran permukaan dapat ditelusuri antar sub-area antar daerah

tangkapan (subcatchment) atau antar titik masuk dari sistem drainase

SWMM juga mengandung aturan yang fleksibel untuk kemampuan permodelan

hidrolika yang digunakan untuk menelusuri limpasan dan aliran external melalui

jaringan sistem drainase pipa saluran terbuka kolam tampungan dan bangunan

pengelak Hal ini termasuk kemampuan untuk

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

74

1 Mengendalikan jaringan yang ukurannnya tidak terbatas

2 Menggunakan lebar yang bermacam-macam dari bentuk saluran tertutup

atau terbuka

3 Memodelkan bagian-bagian yang khusus seperti kolam tampungan pembagi

aliran pompa bendung dan saluran pembuang

4 Meminta memasukkan aliran external dan kualitas air dari limpasan

permukaan aliran antara air tanah curah hujan yang dipengaruhi

infiltrasialiran aliran pembuangan kering udara dan pembatasan pengguna

aliran antara

5 Menggunakan salah satu metode penelusuran aliran diantara gelombang

kinematik atau gelombang dinamik penuh

6 Memodelkan bermacam-macam cara aliran seperti backwater surcharging

aliran pembalik dan kolam permukaan

7 Meminta pembatasan aturan pengendali dinamis untuk mensimulasi

pengoperasian pompa pembukaan saluran pembuang dan level puncak

bendung

Dengan program EPA SWMM 50 debit banjir rencana dapat dihitung secara

kumulatif Sehingga didapatkan debit banjir puncak yang maksimum untuk desain

selanjutnya Dengan program EPA SWMM 50 kita bisa merencanakan debit yang

keluar agar tetap konstan

EPA SWMM dapat menghitung debit banjir dengan cara memodelkan suatu sistem

drainase melalui proses-proses

1 Aliran permukaan

2 Infiltrasi

3 Air tanah

4 Pelelehan salju

5 Genangan di permukaan

Dalam perencanan ini hanya menggunakan perhitungan metode aliran permukaan

dan infiltrasi untuk mendapatkan hidrograf maka kita hanya membahas tentang

Aliran permukaan dan Infiltrasi

1 Aliran Permukaan

Konsep aliran permukaan yang digunakan oleh SWMM dapat dilihat pada Gambar

4-7 Permukaan subcatchment didefinisikan sebagai reservoir nonlinear Air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

75

masuk melalui presipitasi serta subcatchment yang diatasnya Kemudian air akan

mengalir dengan beberapa cara diantaranya melalui infiltrasi evaporasi dan

aliran permukaan Aliran permukaan per unit area (Q) terjadi apabila air tanah

telah mencapai maksimum dan tanah menjadi jenuh Untuk mendapatkan nilai Q

dihitung dengan persamaan Manning

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM

Sdp)(dn

1WQ 3

5

dimana

Q = debit aliran yang terjadi

W = lebar subcathment

n = koefisien kekasaran Manning

d = kedalaman air

dp = kedalaman air tanah

S = kemiringan subcatchment

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan

Jenis Permukaan (Surface) n

Aspal halus (Smooth asphalt) 0011

Beton halus (Smooth concrete) 0012

Beton biasa (Ordinary concrete lining) 0013

Kayu bagus (Good wood) 0014

Pasangan batu bata (Brick with cement mortar) 0014

Vitrified clay 0015

Besi cetak (Cast iron) 0015

Corrugated metal pipes 0024

Cement rubble surface 0024

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

76

Jenis Permukaan (Surface) n

Fallow soils (no residue) 0050

Tanah bertanaman (Cultivated soils)

Residue cover lt 20 006

Residue cover gt 20 017

Range (natural) 013

Rumput (Grass)

Short prarie 015

Dense 024

Bermuda grass 041

Hutan (Woods)

Semak ringan (Light underbrush) 040

Semak padat (Dense underbrush) 080

Sumber EPA SWMM 50

Selanjutnya limpasan yang terjadi (Q) akan mengalir melaui conduit atau saluran

yang ada SWMM menggunakan persamaan Manning (Tabel 4-6) untuk

menghitung debit aliran

2

1

3

2

SARn

491Q (sistem Inggris) dan 2

1

3

2

SARn

1Q (sistem SI)

dimana

Q = debit saluran

A = luas penampang saluran

R = jari-jari hidrolik

S = kemiringan dasar saluran

n = bilangan Manning untuk kekasaran saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

77

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran

Saluran Keterangan n Manning

Tanah

Lurus baru seragamlandai dan bersih 0016 - 0033

Berkelok landai dan berumput 0023 - 0040

Tidak terawat dan kotor 0050 - 0140

Tanah berbatu kasar dan tidak teratur 0035 - 0045

Pasangan Batu kosong 0023 - 0035

Pasangan batu belah 0017 - 0030

Beton Halus sambungan baik dan rata 0014 - 0018

Kurang halus dan sambungan kurang rata 0018 - 0030

Sumber Imam Subarkah 1980

a Infiltrasi

Infiltrasi adalah suatu proses dimana air hujan merembes masuk ke dalam tanah

permukaan pervious subcatchment area SWMM menyediakan tiga pilihan untuk

memodelkan infiltrasi tetapi dalam perencanaan ini yang dipakai adalah

persamaan Horton

b Persamaan Horton

Metode ini berdasarkan hasil pengamatan empiris yang yang dilakukan oleh RE

Horton (1940) yang menunjukan bahwa infiltrasi akan berkurang secara

eksponensial dari nilai maksimum ke nilai minimum sesuai dengan persamaan

Kte)fcfo(fcfp

dimana

fp = Kapasitas infiltrasi

fc = Infiltrasi minimum

fo = Infltrasi maksimum

t = Waktu sejak awal hujan

k = Tetapan untuk tanah atau permukaan tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

78

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda

Jenis tanah fo

mmjam

fc

mmjam

K

menit-1

- pertanian

- baku

gundul 280 6-220 16

berakar rumput

900 20-290 08

- gambut 325 2-20 18

- pasir halus

- lempung

gundul 210 2-25 20

berakar rumput

670 10-30 14

Sumber EM Wilson 1990

439 Pemodelan dalam EPA SWMM

SWMM adalah pemodelan dari siklus hidrologi yang ada di bumi Pemodelan ini

berisikan tentang

1 Pemodelan curah hujan Hujan merupakan faktor terpenting dalam

hidrologi Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan

dalam satuan waktu tertentu dan disebut Intensitas Curah Hujan Di dalam

SWMM curah hujan digambarkan dengan simbol Rain Gage untuk mewakili

hujan yang akan disimulasikan

2 Pemodelan permukaan tanah dimana dalam hal ini diwakili oleh simbol

Subcatchment Permukaan tanah menerima curah hujan dari atmosfer

kemudian air sebagian akan meresap kedalam tanah sebagai infiltrasi dan

sebagian akan menjadi limpasan permukaan

3 Pemodelan air tanah yang mana melalui proses infiltrasi menerima air dari

permukaan Dalam SWMM dilambangkan dengan simbol Aquifer

4 Pemodelan jaringan transportasi air Dimana air dialirkan melalui kanal

saluran pipa kemudian juga dapat disimulasikan tentang penggunaan

pompa kolam penampungan dan pengolahan limbah Dalam SWMM bagian ini

di simbolkan sebagai Node dan Link

5 Pemodelan seperti tersebut diatas dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga

menggambarkan suatu sistem drainase Gambar dan rangkaian tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4-8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

79

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM

a Rain Gage

Rain Gage adalah pemodelan yang mewakili curah hujan yang akan mensuplai

area studi Data hujan yang digunakan adalah data hujan yang telah diolah

terlebih dahulu sehingga didapatkan format yang diinginkan Beberapa format

curah hujan dapat digunakan dalam simulasi ini

1 Intensitas curah hujan yaitu jumlah hujan rata-rata dalam satuan waktu

tertentu

2 Volume curah hujan yaitu jumlah hujan yang tercatat pada pengukur hujan

dalam waktu tertentu

3 Curah hujan kumulatif yaitu jumlah curah hujan yang terjadi dari hujan

mulai turun hingga hingga berhenti

4 Data masukan untuk curah hujan

5 Tipe data hujan ( intensitas volume kumulatif )

6 Interval pencatatan curah hujan ( 1 jam 15 menit 5 menit dll )

7 Sumber dari data hujan

8 Nama sumber data hujan

b Sub-catchment

Subcatchment atau disebut juga sub daerah pengalian sungai adalah salah satu

unit hidrologi di permukaan tanah yang mempunyai topografi dan element sistem

drainase internal yang mengalirkan limpasan permukaan ke satu titik outlet

Subcatchment dapat di bagi menjadi bagian pervious sub-area dan impervious

sub-area dimana limpasan dapat mengalami infiltrasi jika melewati pervious sub-

area tetapi tidak dapat jika melewati impervious sub-area Limpasan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

80

mengalir dari satu sub area ke sub-area lainnya atau mengalir ke bersama ke

satu titik outlet

Infiltrasi air hujan pada subcatchment dengan pervious area dapat di

deskripsikan dengan tiga model yang berbeda

1 Model infltrasi Horton

2 Model infiltrasi Green-Ampt

3 Model infiltrasi SCS Curve Number

4 Masukan parameter lain untuk untuk subcatchment adalah

5 Menentukan Rain Gage yang akan digunakan

6 Menentukan outlet subcatchment

7 Menentukan tata guna lahan

8 Menentukan pervious dan impervious subarea

9 menentukan slope atau kemiringan subcatchment

10 Menentukan lebar Subcatchment

11 Menentukan bilangan manning untuk aliran permukaan

12 Menentukan persentase impervious subarea

c Junction Nodes

Junction merupakan titik pertemuan aliran Dalam keadaan sebenarnya junction

dapat menggambarkan pertemuan antara saluran manholes pada sewer sistem

ataupun pada pipa saluran tertutup Aliran yang akan masuk ke dalam sistem

drainase harus melaluijunction Kelebihan air pada junction dapat menyebabkan

meluapnya air pada titik tersebut sehingga dapat digambarkan sebagai banjir

pada titik tersebut

Masukan parameter untuk junction adalah

1 Elevasi dasar

2 Tinggi hingga permukaan tanah

3 Kolam tampungan pada permukaan ketika terjadi banjir (optional)

4 Data debit dari luar (optional)

d Outfall Nodes

Outfalls adalah terminal terakhir dari rangakaian aliran istem drainase

menggambarkan titik akhir berupa muara ataupun keluaran lainnya Pada

Outfalls dapat digambarkan dengan beberapa kondisi antara lain

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

81

1 Kedalaman aliran pada penghubung saluran

2 Kondisi air pasang tertinggi (fixed tide)

3 Tabel pasang surut

4 Parameter masukan lainnya

5 Elevasi dasar

6 Keadaan pasang surut

7 Pintu engsel untuk mencegah backwater melalui Outfalls

e Flow Divider Nodes

Flow Divider Nodes adalah suatu titik yang membagi sebagian aliran ke saluran

yang yang lain Suatu divider hanya dapat membagi aliran menjadi dua

Ada empat jenis Flow dividers berdasarkan cara membagi aliran

Cutoff Divider membagi aliran berdasarkan jumlah yang telah di tentukan

sebelumnya

Overflow Divider membagi aliran berdasarkan kapasitas maksimum saluran

utama jika saluran utama melewati kapsitas maksimum maka

aliran akan langsung terbagi

Tabular Divider membagi aliran berdasarkan tabel fungsi total aliran

Weir Divider membagi aliran dengan menggunakan persamaan weir

(bendung)

f Storage Units

Storage unit merupakan suatu titik dimana dapat menyediakan tampungan air

dengan volume tertentu Dalam hal ini storage unit menggambarkan suatu kolam

tampungan air dengan volume tertentu dimana air dapat ditahan untuk

sementara Volume kolam tampungan diperoleh dari tabel fungsi luas permukaan

kolam dengan kedalaman

Masukan lainnya untuk Storage Unit

1 Elevasi dasar

2 Kedalaman maksimum

3 Tabel fungsi luas permukaan dan kedalaman

4 Penguapan

5 Genangan di permukaan (optional)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

82

g Conduits

Conduits adalah penghubung yang mengalirkan air dari suatu node ke node

lainnya dalam sistem pengaliran dalam hal ini dapat berupa saluran terbuka

ataupun tertutup Penampang melintang saluran dapat ditentukan melalui tabel

yang telah disediakan Selain itu bentuk saluran alam yang tidak beraturan juga

dapat digunakan

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM

Sumber Roosman 2005

Masukan untuk conduits

1 Nama node masuk dan node keluar

2 Panjang saluran

3 Bilangan kekasaran Manning

4 Geometri penampang melintang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

83

h Orifices

Orifices digunakan untuk model struktur diversi dan saluran dari sistem drainase

yang secara khusus membuka dinding dari manhole fasilitas tampungan dan

pengendali gate Orifices secara internal diwakili didalam SWMM sebagai mata

rantai yang menghubungkan dua node Orifices bisa memiliki bentuk bulat atau

persegi bisa diletakkan didasar ataupun sepanjang sisi node di hulu dan

mempunyai flap gate penutup untuk mencegah backflow Aliran sepanjang

orifices dihitung berdasarkan pada area pembukaannya koefisien dischargenya

dan perbedaan puncak diseberangnya

Parameter masukan untuk orifices antara lain

1 Nama titik inlet dan outlet

2 Tipe orifeces (dasar atau sisi)

3 Bentuk orifices (bulat atau persegi)

4 Tinggi orifeces saat terbuka penuh

44 Kriteria Analisa Hidrolika

Hidrolika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat zat cair Analisis

hidrolika dimaksud untuk mengetahui kapasitas alur sungai dan saluran pada

kondisi sekarang terhadap banjir rencana yang selanjutnya digunakan untuk

mendesain alur sungai dan saluran

441 Aliran

Aliran dalam suatu saluran yang mempunyai permukaan bebas disebut aliran

permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel

flow)

Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung

kriteria yang digunakan Jika berdasarkan fungsi kedalaman dan atau kecepatan

mengikuti fungsi waktu maka aliran dibedakan menjadi aliran tunak (steady)

dan tidak tunak (unsteady) Sedangkan jika berdasarkan fungsi ruang maka

aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam (non-

uniform)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

84

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka

a Aliran Permanen dan Tidak Permanen

Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu maka

alirannya disebut aliran permanen atau tunak (steady flow) jika kecepatannya

pada suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu maka alirannya disebut

aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady flow)

b Aliran Seragam dan Berubah

Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang

saluran yang ditinjau maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow)

Namun jika kecepatan aliran pada saat tertentu berubah terhadap jarak maka

alirannya disebut aliran aliran tidak seragam atau aliran berubah (non uniform

flow or varied flow)

Berdasarkan laju perubahan terhadap jarak maka aliran dapat diklasifikasikan

menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) atau aliran berubah

tiba-tiba (rapidly varied flow)

Aliran

( flow )

Aliran Tunak

( steady )

Seragam

( uniform )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Aliran tak Tunak

( unsteady )

Berubah

( Varied )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Seragam

( uniform )

Berubah

( Varied )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Fungsi waktu

Fungsi ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

85

c Aliran laminer dan Turbulen

Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak

seperti serat-serat tipis yang paralel maka aliran tersebut disebut laminer

Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan

baik ditinjau terhadap ruang dan waktu maka aliran tersebut disebut aliran

turbulen

Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya

kekentalan (viskositas) dan gaya inersia Jika viskositas yang dominan maka

alirannya laminer sedangkan jika gaya inersia yang dominan maka alirannya

turbulen

d Aliran Subkritis Kritis dan Superkritis

Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan

gelombang gravitasi jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis

maka alirannya disebut subkritis sedangkan jika kecepatan alirannya lebih besar

daripada kecepatan kritis maka alirannya disebut superkritis

442 Perencanaan Saluran

a Alinyemen Saluran

Pada ruas saluran yang belok-belokannya dan sangat tajam maka aliran sungai

akan tidak lancar Selain itu pada ruas sungai yang demikian gerusan pada

belokan luar sangat meningkat dan terjadi kerusakan tebing sungai yang akhirnya

menimbulkan erosi serta perubahan penampang aliran Sebaliknya pada belokan

dalamnya terjadi pengendapan yang intensif pula

Jadi alur sungai menjadi lebih panjang dan dapat mengganggu kelancaran aliran

air Guna mengurangi keadaan yang kurang menguntungkan tersebut maka pada

ruas sungai atau tersebut perlu dipertimbangkan pembuatan alur baru (sudetan)

agar pada ruas tersebut alur sungai mendekati garis lurus dan lebih pendek

(Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

b Bentuk Penampang Melintang Saluran

Ada beberapa bentuk penampang melintang saluran drainase yang umum

dilaksanakan yaitupenampang tunggal trapesium dan penampang tunggal

persegi Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

86

dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah kekasaran dan

kemiringan dasar tertentu Faktor yang terpenting dalam menentukan pilihan

bentuk penampang saluran adalah pertimbangan ekonomi (Suripin 2004)

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS

Dalam perencanaan kapasitas saluran digunakan program HEC-RAS (Hydrologic

Engineering System-River Analysis System) HEC-RAS adalah sebuah perangkat

lunak yang didesain untuk penggunaan yang interaktif dalam lingkungan yang

bermacam-macam Ruang lingkup HEC-RAS adalah menghitung profil muka air

dengan pemodelan aliran steady dan unsteady serta penghitungan pengangkutan

sedimen Elemen yang paling penting dalam HEC-RAS adalah tersedianya

geometri saluran baik memanjang maupun melintang

a Profil Muka Air Pada Aliran Steady

Dalam bagian ini HEC-RAS memodelkan suatu saluran dengan aliran steady

berubah lambat laun Sistem ini dapat mensimulasikan aliran pada seluruh

jaringan saluran ataupun pada saluran tunggal tanpa percabangan baik itu aliran

kritis subkritis superkritis ataupun campuran sehingga didapat profil muka air

yang diinginkan

Konsep dasar dari perhitungan adalah menggunakan persamaan energi dan

persamaan momentum Kehilangan energi juga di perhitungkan dalam simulasi

ini dengan menggunakan prinsip gesekan pada saluran belokan serta perubahan

penampang baik akibat adanya jembatan gorong-gorong ataupun bendung pada

saluran atau sungai yang ditinjau

b Profil Muka Air Pada Aliran Unsteady

Pada sistem pemodelan ini HEC-RAS mensimulasikan aliran unsteady pada

jaringan saluran terbuka Konsep dasarnya adalah persamaan aliran unsteady

yang dikembangkan oleh Dr Robert L Barkaursquos UNET model (Barkau 1992 dan

HEC 1999)

Pada awalnya aliran unsteady hanya didisain untuk memodelkan aliran subkritis

tetapi versi tebaru dari HEC-RAS yaitu versi 31 dapat juga untuk memodelkan

aliran superkritis kritis subkritis ataupun campuran serta loncatan hidrolik

Selain itu penghitungan kehilangan energi pada gesekan saluran belokan serta

perubahan penampang juga diperhitungkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

87

c Konsep Penghitungan Profil muka air dalam HEC-RAS

Dalam HEC-RAS panampang sungai atau saluran ditentukan terlebih dahulu

kemudian luas penampang akan dihitung

Untuk mendukung fungsi saluran sebagai penghantar aliran maka penampang

saluran di bagi atas beberapa bagian Pendekatan yang dilakukan HEC-RAS adalah

membagi area penampang berdasarkan dari nilai n (koefisien kekasaran manning)

sebagai dasar bagi pembagian penampang setiap aliran yang terjadi pada bagian

dihitung dengan menggunakan persamaan Manning

21

fKSQ dan 3

2AR

n

1486K

Dimana

K = nilai pengantar aliran pada unit

n = koefisien kekasaran manning

A = luas bagian penampang

R = jari-jari hidrolik

Perhitungan nilai K dapat dihitung berdasarkan kekasaran manning yang dimiliki

oleh bagian penampang tersebut seperti terlihat pada gambar 4-10

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS

Setelah penampang ditentukan maka HEC-RAS akan menghitung profil muka air

Konsep dasar penghitungan profil permukaan air berdasarkan persamaan energi

yaitu

eh2g

VαZY

2g

VαZY

2

1111

2

2222

Dimana

Z = fungsi titik diatas garis referensi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

88

Y = fungsi tekanan di suatu titik

V = kecepatan aliran

α = koefisien kecepatan

he = energi head loss

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka

Nilai he didapat dengan persamaan

2g

2g

VαCSLh

2

11

2

22fe

Dimana

L = jarak antara dua penampang

Sf = kemiringan aliran

C = koefisien kehilangan energi (penyempitan pelebaran atau belokan)

Langkah berikutnya dalam perhitungan HEC-RAS adalah dengan mengasumsikan

nilai muka air (water surface) pada penampang awal saluran (dalam hal ini

penampang di hilir) Kemudian dengan menggunakan persamaan energi diatas

maka profil muka air untuk semua penampang di saluran dapat diketahui

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

89

5 BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem

Berdasarkan kondisi topografi dan pola aliran drainase utama sungai utama

serta memperhatikan luasan sub sistem drainase maka Kota Salatiga dibagi

menjadi 2 (dua) Sistem Drainase yaitu

1 Sistem Drainase Salatiga Barat

Sistem drainase ini meliputi saluran-saluran dan sungai yang bermuara di

Rawa Pening Sistem Drainase Salatiga Barat dibagi menjadi 3 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

b Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten

c Sub sistem Drainase Kedungringis

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

90

2 Sistem Drainase Salatiga Timur

Sistem drainase ini meliputi saluran- saluran dan sungai yang bermuara di

Sungai Tuntang Sistem Drainase Salatiga Timur dibagi menjadi 2 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

b Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar 51 di bawah ini

Gambar 5-1 Sub Sistem Drainase Kota Salatiga

SubSistem Jetis Setro

Sub Sistem Kebonsamas-Kalisawo

Sub Sistem Kedungringis

Sub Sistem Ngawen Sraten

Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

91

52 Analisis Hidrologi

521 Analisis Data Hujan

Analisis data hujan dilakukan untuk mendapatkan besarnya hujan wilayah

dilakukan dengan menggunakan Metode Thiessen Untuk keperluan itu

digunakan 3 (tiga) stasiun hujan yang berpengaruh terhadap daerah Tangkapan

Air (DTA) Kota Salatiga yaitu 1 Sta Salatiga (86) 2 Sta Silumut (85a) dan 3

Sta Cepoko (88a) Posisi masing-masing stasiun dalam DTA Kota Salatiga

diperlihatkan dalam gambar di bawah ini

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen DTA Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

92

522 Hujan Maksimum Wilayah

Berdasarkan luasan pengaruh masing-masing stasiun hujan diperoleh bobot

pengaruh masing-masing Stasiun terhadap hujan maksimum wilayah Hasilnya

disajikan dalam uraian berikut ini

Berdasarkan Poligon Thiessen

- Luas DTA tercover Sta Salatiga 352098 ha

- Luas DTA tercover Sta Silumut 55064 ha

- Luas DTA tercover Sta Cepoko 151049 ha

Total 558211 ha

Data Hujan Maksimum

Sta Salatiga (86) Sta Silumut (85a) Sta Cepoko (88a)

Ri ( mm ) Ri ( mm ) Ri ( mm )

063 010 027

1 1996 6181 819 3247 10247

2 1997 4731 878 1894 7503

3 1998 6245 986 1326 8557

4 1999 6812 1233 2679 10724

5 2000 5677 888 1245 7809

6 2001 6055 720 1732 8507

7 2002 5046 1953 1407 8406

8 2003 3785 927 2002 6714

9 2004 6497 1016 1461 8974

10 2005 4605 937 1624 7165

11 2006 4415 1036 1569 7021

12 2007 7065 799 2381 10245

13 2008 - - - -

14 2009 - - - -

15 2010 - - - -

16 2011 - - - -

17 2012 3911 681 1881 6472

18 2013 5046 888 1164 7097

Sumber Analisa th 2014

Hujan Harian

Maksimum (mm)No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

93

Sehingga Hujan Wilayah Kota Salatiga Hasil rekapitulasi disajikan sebagai berikut

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga

523 Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan cara analisis

frekuensi untuk jenis distribusi terpilih Jenis distribusi yang digunakan meliputi

distribusi normal distribusi Log Normal distribusi Gumbel dan distribusi Log

Pearson Tipe III Keempat jenis distribusi diatas dipilih berdasarkan pengalaman

bahwa distribusi maksimum biasanya menggunakan keempat distribusi tersebut

Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana menggunakan tabel-tabel Program Excel yang

disajikan dalam Tabel berikut ini

Hujan Daerah

( mm )

1 1996 10247

2 1997 7503

3 1998 8557

4 1999 10724

5 2000 7809

6 2001 8507

7 2002 8406

8 2003 6714

9 2004 8974

10 2005 7165

11 2006 7021

12 2007 10245

13 2012 6472

14 2013 7097

Sumber Analisa Konsultan 2014

No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

94

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga Distribusi Normal dan Log Normal

HUJAN MAKSIMUM

Nomer NORMAL LOG

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 00015255

n 1400 n 14

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 006

Cv = Sx Xrt 017 Cv Log X 003

a 155959 a Log X 0000137

Cs = a Sx^3 058 Cs Log X 051408

Persamaan Normal Persamaan Log-Normal Dua Parameter

X = Xrt + k S Log X = Log Xrt + k S Log X

k Nilai Variabel Reduksi Gauss k Nilai Variabel Reduksi Gauss

LOG-NORMAL DUA PARAMETER

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (000) 191 8141

5 084 196 9222

10 128 199 9844

25 175 202 10552

50 205 204 11037

100 233 206 11492

125 241 207 11633

1000 309 211 12869

NORMAL

T (tahun) k XT (mm)

2 (000) 8246

5 084 9415

10 128 10026

25 175 10678

50 205 11100

100 233 11478

125 241 11593

1000 309 12539

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

95

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III

Nomer GUMBEL - I

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 000

n 1400 n 1400

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 007

Yn 05424 Cs 038

Sn 11363

Persamaan Gumbel I Persamaan Log-Pearson III

X = Xrt + SxSn (Y - Yn) Log X = Log Xrt + k S Log X

LOG-PEARSON III

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (001) 191 8125

5 084 197 9344

10 129 200 10065

20 167 203 10708

50 209 206 11488

100 238 208 12044

GUMBEL I

T (tahun) k XT (mm)

2 037 8031

5 150 9417

10 225 10334

25 322 11518

50 391 12365

100 461 13213

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

HUJAN MAKSIMUM

LOG PEARSON - III

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

96

Pemilihan Jenis Sebaran

Penentuan jenis sebaran akan digunakan untuk analisis frekuensi dilakukan

dengan beberapa asumsi sebagai berikut

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran

No Jenis Sebaran Syarat

1 Normal Cs asymp 0 Ck asymp 3

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv =086 Ck = Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3= 435

3 Gumbel Ck mendekati 54 Cs mendekati 114

4 Log Pearson Type III Selain dari nilai diatas

Sumber Bambang Triatmojo Hidrologi Terapan2008

Dari parameter statistik terhitung dibandingkan dengan parameter statistik

persyaratan seperti Tabel tersebut diatas maka selanjutnya dipilih yang paling

mendekati

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran

Sumber Hasil Perhitungan

Selain dengan parameter statistik dilakukan juga plot distribusi hujan dengan ke

empat distribusi diatas antara P(model) dengan P(empirik) dengan menggunakan

Program Statistik EasyFit Professional 55 yang hasilnya disajikan dalam

Gambar berikut ini

1 Gumbel Ck mendekati 54 Ck = 121 Tidak Memenuhi

Cs mendekati 114 Cs = 058 Tidak Memenuhi

2 Log Normal Cs = Cv^3+3 Cv = 051 Cs = 051 Memenuhi

Ck = Cv^8+6Cv^6+15Cv^4+16Cv^2+3= 347 Ck = 159 Tidak Memenuhi

3 Normal Cs asymp 0 Cs = 058 Mendekati

Ck asymp 3 Ck = 121 Mendekati

4 Log Pearson III Selain diatas Cv = 017 Memenuhi

Cs = 038 Memenuhi

KriteriaNo Distribusi Persyaratan Hasil

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

97

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris)

Distribusi Log Pearson III

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

Untuk mengetahui tingkat keakuratan dari distribusi terpilih selanjutnya

dilakukan uji kecocokan data (testing at goodness of fit) dengan menggunakan

cara Uji Chi Kuadrat (Chi Square) dan Uji Smirnov-Kolmogrov

Distribusidianggap yang cocok menurut Uji Chi Kuadrat adalah apabila harga

X2kurang dari harga X2 kritis sementara menurut Uji Smirnov Kolmogorov yaitu

apabila harga penyimpangan maksimum (D maks) kurang dari harga

penyimpangan kritik (D kritik)

Uji Keselarasan Chi Square

Prinsip pengujian dengan metode ini didasarkan pada jumlah pengamatan yang

diharapkan pada pembagian kelas dan ditentukan terhadap jumlah data

pengamatan yang terbaca di dalam kelas tersebut atau dengan membandingkan

nilai chi square (f2) dengan nilai chi square kritis (f2cr)

Rumus

f2 =

i

2

ii

E

)OE(

dimana

f2 = Harga chi square

P-P Plot

Log-Pearson 3

P (Empirical)

1090807060504030201

P (

Model)

096

088

08

072

064

056

048

04

032

024

016

008

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

98

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-1

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-1

Dari hasil pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan chi square

kritis (didapat dari Tabel dibawah paling kecil Untuk suatu nilai nyata tertentu

(level of significant) yang sering diambil adalah 5 Derajat kebebasan ini secara

umum dihitung dengan rumus sebagai berikut

Dk = n ndash 2 - 1

Dimana

Dk = Derajat kebebasan

n = Banyaknya rata-rata

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square

dk α derajat kepercayaan

0995 099 0975 095 005 0025 001 0005

1 00000393 0000157 0000982 000393 3841 5024 6635 7879

2 00100 00201 00506 0103 5991 7378 9210 10597

3 00717 0115 0216 0352 7815 9348 11345 12838

4 0207 0297 0484 0711 9488 11143 13277 14860

5 0412 0554 0831 1145 11070 12832 15086 16750

6 0676 0872 1237 1635 12592 14449 16812 18548

7 0989 1239 1690 2167 14067 16013 18475 20278

8 1344 1646 2180 2733 15507 17535 20090 21955

9 1735 2088 2700 3325 16919 19023 21666 23589

10 2156 2558 3247 3940 18307 20483 23209 25188

11 2603 3053 3816 4575 19675 21920 24725 26757

12 3074 3571 4404 5226 21026 23337 26217 28300

13 3565 4107 5009 5892 22362 24736 27688 29819

14 4075 4660 5629 6571 23685 26119 29141 31319

15 4601 5229 6262 7261 24996 27488 30578 32801

16 5142 5812 6908 7962 26296 28845 32000 34267

17 5697 6408 7564 8672 27587 30191 33409 35718

18 6265 7015 8231 9390 28869 31526 34805 37156

19 6844 7633 8907 10117 30144 32852 36191 38582

20 7434 8260 9591 10851 3141 34170 37566 39997

Sumber Soewarno 1995

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

99

Persamaan ekstrapolasi

1 Log-Pearson III

2 Gumbel I

3 Log-Normal dua Parameter

4 Normal

LOG-PEARSON III

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9348 3 28 020 004 001

P lt= 40 9348 - 8483 3 28 020 004 001

P lt= 60 8483 - 7813 1 28 (180) 324 116

P lt= 80 7813 - 7091 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7091 3 28 020 004 001

Jumlah 14 14 171

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

Analisis Konsultan th 2011

GUMBEL I

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9416 5 28 220 484 173

P lt= 40 9416 - 8206 3 28 020 004 001

P lt= 60 8206 - 7607 4 28 120 144 051

P lt= 80 7607 - 7027 1 28 (180) 324 116

P gt 80 lt 7027 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 457

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

100

Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorof

Pengujian kecocokan sebaran dengan metode ini dilakukan dengan

membandingkan probabilitas untuk tiap variabel dari distribusi empiris dan

teoritis didapat perbedaan (∆)tertentu Perbedaan maksimum yang dihitung

(∆maks) dibandingkan dengan perbedaan kritis (∆cr) untuk suatu derajat nyata

dan banyaknya variat tertentu maka sebaran sesuai jika (∆maks) lt (∆cr)

Rumus

=

Cr

xi

x

maxP

P

P

LOG-NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9220 5 28 220 484 173

P lt= 40 9220 - 8449 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8449 - 7845 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7845 - 7189 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7189 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

DISTRIBUSI NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9413 5 28 220 484 173

P lt= 40 9413 - 8593 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8593 - 7899 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7899 - 7079 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7079 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

101

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov

n

020 010 005 001

5 045 051 056 067

10 032 037 041 049

15 027 030 034 040

20 023 026 029 036

25 021 024 027 032

30 019 022 024 029

35 018 020 023 027

40 017 019 021 025

45 016 018 020 024

50 015 017 019 023

ngt50 107n 122n 136n 163n

Sumber Soewarno 1995

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga

Demikian juga untuk uji keselarasan dengan Kolmogorov Smirnov dan Chi-

squared dilakukan uji dengan Program Statistik EasyFit Professional 55 yang

hasilnya disajikan dalam perhitungan berikut

X m P(x)=m(n+1) P(xlt) F(t)=(X-Xr)Sx P(x) P(xlt) D

6472 1 0067 0933 -1277 0090 0910 -0024

6714 2 0133 0867 -1103 0130 0870 0004

7021 3 0200 0800 -0882 0189 0811 0011

7097 4 0267 0733 -0827 0205 0795 0061

7165 5 0333 0667 -0778 0220 0780 0113

7503 6 0400 0600 -0535 0301 0699 0099

7809 7 0467 0533 -0314 0381 0619 0086

8406 8 0533 0467 0115 0545 0455 -0011

8507 9 0600 0400 0188 0572 0428 0028

8557 10 0667 0333 0224 0586 0414 0081

8974 11 0733 0267 0524 0696 0304 0038

10245 12 0800 0200 1439 0940 0060 -0140

10247 13 0867 0133 1441 0940 0060 -0074

10724 14 0933 0067 1784 0982 0018 -0049

D max 0113

Kesimpulan

D max lt Do Distribusi Diterima

Sumber Analisis Konsultan th 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

102

Fitting Results

Distribution Parameters

1 Gumbel Max =11142 =81782

2 Log-Pearson 3 =51214 =002226 =33278

3 Lognormal =015351 =44679

4 Normal =1429 =88214

Goodness of Fit - Summary

Distribution

Kolmogorov Smirnov

Anderson Darling

Chi-Squared

Statistic Rank Statistic Rank Statistic Rank

1 Gumbel Max 013775 2 028938 2 058783 3

2 Log-Pearson 3 013039 1 026111 1 039888 2

3 Lognormal 014421 4 032689 3 034883 1

4 Normal 014182 3 036178 4 098601 4

525 Curah Hujan Terpakai

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan (satuan mm)

Dari parameter statistik diatas dan gambar-gambar diatas dan mengacu pada

kriteria untuk tiap- tiap jenis distribusi maka dapat dilihat bahwa sebaran yang

mendekati adalah sebaran Log-Pearson III karena hasil plot P(model) dengan

P(empiris) sebaran Log Pearson III paling mendekati garis lurus dan secara

Satuan mm

KALA ULANG GUMBEL LOG-PEARSON III LOG-NORMAL-2 NORMAL

2 th 8031 8125 8141 8246

5 th 9417 9344 9222 9415

10 th 10334 10065 9844 10026

25 th 11518 10708 10552 10678

50 th 12365 11488 11037 11100

100 th 13213 12044 11492 11478

UJI CHI KUA 171 457 386 386

Hipotesa Diterima Diterima Diterima Diterima

SMIR - KOL Ok Ok Ok Ok

Dipakai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

103

statistik telah memenuhi syarat distribusi Log Pearson III Dari hasil diatas untuk

curah hujan rancangan menggunakan Distribusi Log Pearson III sebagaimana

disajikan dalam Grafik di bawah ini

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50

Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut

1 Menggambarkan DTA dan sub DTA yang ditinjau untuk perhitungan debit

banjir Dibawah ini akan dijelaskan pembuatan model EPA SWMM untuk sub

sistem Ngemplak-Sawahan Sub sistem Ngemplak-Sawahan memiliki luas

sebesar 4714 km2 yang kemudian dibagi menjadi 40 subcatchment seperti

pada Gambar dibawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

104

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub Sistem Ngemplak-Sawahan

Dari gambar di atas jika dibuat dalam skema saluran dinyatakan dalam gambar

di bawah ini

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

105

Selanjutnya data tentang subdas saluran dimasukkan dalam program Data yang

digunakan dalam analisa debit banjir disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini

Data Depression Storage adalah bagian dari permukaan pervious dan

impervious yang terdapat genangan air sehingga berpotensi menjadi

limpasan

Tabel 5-10 Depression Storage Values

Impervious surfaces 005-010 inches

Lawns 010-020 inches

Pasture 020 inches

Forest litter 030 inches

(sumber EPA SWMM 50)

Data kekasaran Manning untuk aliran permukaan adalah data permukaan

pervious dan impervious pada subdas yang akan mempengaruhi limpasan

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow

Surface n

Smooth Asphalt 0011

Smooth Concrete 0012

Ordinary Concrete Lining 0013

Good Wood 0014

Brick With Cement Mortar 0014

Vitrified Clay 0015

Cast Iron 0015

Corrugated Metal Pipes 0024

Cement Rubble Surface 0024

Fallow Soils (No Residue) 005

Cultivated Soils

Residue Cover lt 20 006

Residue Cover gt 20 017

Range (Natural) 013

Grass

Short Prarie 015

Dense 024

Bermuda Grass 041

Woods

Light Underbrush 040

Dense Underbrush 080

(sumber EPA SWMM 50)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

106

Data infiltasi Horton adalah data yang akan digunakan SWMM untuk

menghitung besarnya infiltrasi yang akan mempengaruhi limpasan Dalam

laporan ini digunakan model infiltrasi Horton

2 Menggambarkan skema jaringan drainase yang ada pada area yang akan kita

tinjau curah hujan yang datang disimulasikan ditangkap oleh subdas

sebagian akan menjadi aliran dasar (base flow) dan sebagian lagi akan

menjadi aliran permukaan (surface runoff) Kemudian limpasan yang terjadi

pada subdas akan dialirkan melalui jaringan yang ada Jaringan drainase

dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan

3 Memasukkan semua data saluran

Selanjutnya data semua saluran pada jaringan dimasukkan diantaranya bentuk

penampang saluran panjang saluran serta nilai kekasaran Manning pada saluran

seperti pada Tabel (512)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

107

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka

Tipe Saluran Manning (n)

Saluran dilapis atau dipoles

- Aspal 0013-0017

- Batu bata 0012-0018

- Beton 0011-0020

- Pasangan batu kali 0020-0035

- Lapisan dari tanaman 0030-0400

Digali atau dikeruk

- Saluran tanah lurus dan seragam 0020-0030

- Saluran tanah banyak tumbuhan dan

relatif seragam 0025-0040

- Dasar berbatu 0030-0045

- Saluran tidak terawat banyak

tumbuhan 0050-0140

Saluran alam (lebar atas pada saat banjir dan saluran terisi penuh lt 100 ft)

- Bersih tanpa tekanan 0030-0070

- Banyak tumbuhan pengganggu dan

rekahan yang dalam 0040-0100

(Sumber EPA SWMM 50)

Gambar 5-8 Input Data Juction

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

108

Gambar 5-9 Input data subcatchment

Gambar 5-10 Input data conduit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

109

4 Memasukkan data curah hujan

Data intensitas curah hujan yang digunakan pada EPA SWMM 50 adalah periode

ulang 5 tahun

Gambar 5-11 Input data curah hujan

5 Menjalankan program

Semua data dimasukkan kemudian program dijalankan dan akan didapat debit

banjir dari DTA dan sub DTA yang ditinjau kondisi node atau titik tangkap debit

dan debit puncak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

110

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngemplak ndash

Sawahan disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngawen- Sraten disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngawen-Sraten

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

111

533 Sub Sistem Kedungringis

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kedungringis disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kedungringis

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

112

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Jetis ndash Setro disajikan dalam

gambar di bawah

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Jetis ndash Setro

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL

Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dichek dengan Rumus Rasional untuk

memastikan besarnya debit pada titik kontrol sesuai dengan perkiraan secara

Rational

Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau

saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas

Rumus Metode Rasional

Q = 0278 x C x I x A

dimana

Q = Debit (m3det)

0278 = Konstanta digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2 dan

intensitas curah hujan dalam mmjam

C = Koefisien aliran air wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

113

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA SWMM

Dari Tabel diatas Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dan dengan Rumus

Rasional dengan tingkat akurasi 8237 Sehingga perhitungan dengan EPA SWMM

50 bisa digunakan

Debit Hasil Perhitungan Masing-Masing Sub Sistem Disajikan Dalam Buku

Penunjang

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS

Dasar Perencanaan hidrolik dilakukan dengan menggunakan anggapan bahwa

aliran yang terjadi adalah seragam bila tidak dipengaruhi oleh air balik artinya

pada bagian sungaisaluran yang lurus kedalaman luas penampang juga halnya

dengan permukaan air dasar saluran dianggap saling sejajar

Kecepatan yang terjadi dihitung dengan rumus Manning

V = 1 n x R 23 x I 05

dimana

V = Kecepatan rata-rata aliran seragam (mdt)

R = Jari ndash jari hidrolis (m)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

114

I = Kemiringan dasar sungai

n = Koefisien kekasaran Manning

Sedangkan apabila aliran dipengaruhi oleh air balik maka perhitungan hidrolik

dengan persamaan aliran tidak seragam (non uniform flow) dengan persamaan

sebagai berikut

H1 + V12 2g = H2 + V2

2 2g + Hf

dimana

H1 = tinggi muka air di titik 1

H2 = tinggi muka air di titik 2

V1 = kecepatan aliran di titik 1

V2 = kecepatan aliran di titik 2

Hf = kehilangan tekananenergi

Untuk perhitungan hidrolik dalam pekerjaan desain akan menggunakan software

dari HEC-RAS edisi tahun 2004Progam HEC-RAS merupakan paket program dari

ASCE (American Society of Civil Engineers) Paket program ini memakai cara

langkah standar sebagai dasar perhitungannya Secara umum HEC-RAS dapat

dipakai untuk menghitung aliran steady berubah perlahan dengan penampang

saluran prismatik atau non-prismatik baik untuk aliran sub-kritis maupun super-

kritis dan aliran non-steady

Paket program ini untuk menghitung profil muka air di sepanjang ruas sungai

Data masukan untuk program ini adalah data cross-section di sepanjang sungai

profil memanjang sungai parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar dan tebing

sungai) parameter bangunan sungai debit aliran (debit rencana) dan tinggi

muka air di muara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

115

HEC ndash RAS merupakan pengembangan program HEC ndash 2 Perbedaan yang

menonjol adalah bahwa program HEC ndash RAS dilakukan dengan menggunakan

fasilitas windows Sehingga hasilnya mudah dihubungkan dengan program-

program lainnya

Untuk menganalisa kapasaitas penampang sungai dipakai software HEC-RAS

Release 40 Untuk bisa pengoperasikan program HEC-RAS Urut-urutan

pengoperasiannya adalah sebagai berikut

1) Mengidentifikasi bangunan-bangunan yang ada disungai atau saluran yang

akan dianalisa Identifikasi ini berupa potongan melintang pada bangunan

yang ada dan jarak antar bangunan

2) Mengidentifikasi potongan melintang dan memanjang pada lokasi pekerjaan

Untuk memudahkan entry data maka data elevasi potongan malintang baik

elevasi maupun jarak diwujudkan dalam bentuk tabel Excel

3) Setelah semua data masuk maka program HEC-RAS dapat di ldquorunrdquo dengan

memasukkan Qdesain yang kita inginkan dari ldquorunningrdquo tersebut dapat

diketahui berapa debit yang dapat ditampung dengan adanya penampang

eksisting

Perhitungan distribusi debit masing-masing sungai dihitung berdasarkan hasil

perhitungan debit banjir yang telah dibahas dalam sub bab 53 Adapun debit

masing-masing sungai dan saluran yang ada pada Sistem Drainase Kota Salatiga

adalah sebagai berikut

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Ngemplak Ruas 1 901

2 Sungai Ngemplak Ruas 2 1057

3 Sungai Ngemplak Ruas 3 1886

4 Sungai Ngemplak Ruas 4 2161

5 Sungai Ngemplak Ruas 5 2413

6 Sungai Ngemplak Ruas 6 3225

7 Saluran s2 115

8 Saluran s1 226

9 Saluran j1 073

10 Anak sungai Sawahan (as2) 278

11 Saluran s3 225

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

116

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

12 Sungai Sawahan Ruas 1 280

13 Sungai Sawahan Ruas 2 568

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Sraten Ruas 1 147

2 Sungai SratenRuas 2 553

3 Sungai Sraten Ruas 3 1364

4 Sungai Sraten Ruas 4 1380

5 Sungai Sraten Ruas 5 2106

6 Sungai Sraten Ruas 6 3821

7 Sungai SratenRuas 7 4222

8 Sungai Sraten Ruas 8 4637

9 Sungai Sraten Ruas 9 4681

10 Sungai Sraten Ruas 10 5389

11 Sungai Sraten Ruas 11 5700

12 Anak Sungai Sraten Ruas 1 496

13 Anak Sungai Sraten Ruas 2 1044

14 Sungai Ngawen Ruas 1 627

15 Sungai Ngawen Ruas 2 1422

16 Sungai Ngawen Ruas 3 1607

17 Saluran Andong Ruas 1 137

18 Saluran Andong Ruas 2 150

19 Saluran Andong Ruas 3 320

20 Jalan j7 087

21 Jalan j5 029

22 Jalan j6 026

23 Jalan j6-1 018

24 Jalan j10 019

25 Jalan j4 011

26 Jalan j8 039

27 Jalan j9 047

28 Jalan j9-1 107

29 Jalan j9-2 046

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

117

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

30 Jalan j2 273

31 Jalan j3 015

32 Jalan j1 015

33 Jalan j11 067

34 Saluran s1 149

35 Saluran s2 123

36 Saluran s3 112

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Kedungringis

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sugai Kedungringis Ruas 1 (Saluran Kutowinangun) 117

2 Sungai Kedungringis Ruas 2 206

3 Sungai Kedungringis Ruas 3 252

4 Sungai Kedungringis Ruas 4 372

5 Sungai Kedungringis Ruas 5 1321

6 Sungai Kedungringis Ruas 6 1494

7 Sungai Kedungringis Ruas 7 1546

8 Sungai Kedungringis Ruas 8 1779

9 Sungai Kedungringis Ruas 9 1791

10 Sungai Kedungringis Ruas 10 2835

11 Sungai Kedungringis Ruas 11 3830

12 Sungai Andong Ruas 1 136

13 Sungai Andong Ruas 2 473

14 Sungai Andong Ruas 3 584

15 Sungai Benoyo Ruas 1 090

16 Sungai Benoyo Ruas 2 674

17 Saluran Kedungkopyah Ruas 1 181

18 Saluran Kedungkopyah Ruas 2 474

19 Saluran Kedungkopyah Ruas 3 1062

20 Saluran Kedungkopyah Ruas 4 1084

21 Sungai Tugu Ruas 1 567

22 Sungai Tugu Ruas 2 849

23 Sungai Tugu Ruas 3 953

24 Saluran ke Kota Baru 620

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

118

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

25 Saluran JLS (saluran s1) 014

26 Saluran JLS (saluran s2) 037

27 Saluran JLS (saluran s3) 077

28 Saluran JLS (saluran s4) 053

29 Saluran JLS (saluran s5) 035

30 Jalan 13 045

31 Jalan 11 161

32 Jalan 7 027

33 Jalan 3 027

34 Jalan 7-1 146

35 Jalan 10 104

36 Jalan 7-2 088

37 Jalan 2 032

38 Jalan 2-2 119

39 Jalan 12 056

40 Jalan 1 018

41 Jalan 4 037

42 Jalan 1-1 022

43 Jalan 5 029

44 Jalan 1-2 051

45 Jalan 6 043

46 Jalan 15 052

47 Jalan 16 031

48 Jalan 6-1 032

49 Jalan 2-1 073

50 Jalan 8 042

51 Jalan 9 070

52 Jalan 14 041

53 Jalan 11-s 065

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

119

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai KebonsamasRuas 1 150

2 Sungai Kebonsamas Ruas 2 229

3 Sungai KebonsamasRuas 3 330

4 Sungai Kebonsamas Ruas 4 416

5 Sungai Kebonsamas Ruas 5 423

6 Sungai Kebonsamas Ruas 6 889

7 Sungai Kebonsamas Ruas 7 1542

8 Anak Sungai Kebonsamas (as-4) 072

9 Anak Sungai Kebonsamas 1 306

10 Anak Sungai Kebonsamas 2 754

11 Anak Sungai Kebonsamas 3 834

12 Anak Sungai Kebonsamas 4 907

13 Anak Sungai Kebonsamas 1rsquo 320

14 Anak Sungai Kebonsamas 1ldquo 025

15 Anak Sungai Kebonsamas 2rdquo 214

16 Jalan j5 044

17 Jalan j1 054

18 Jalan j2 021

19 Jalan j4 039

20 Jalan J4-1 034

21 Jalan j3 073

22 Jalan j6 022

23 Jalan j7 080

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai JetisRuas 1 560

2 Sungai Jetis Ruas 2 986

3 Sungai Jetis Ruas 3 1100

4 Sungai Jetis Ruas 4 3186

5 Sungai Jetis Ruas 5 5527

6 Sungai Jetis Ruas 6 5735

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

120

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

7 Sungai Jetis Ruas 7 ( Sungai Naggulan 1) 7029

8 Sungai Jetis Ruas 8 ( Sungai Naggulan 2) 7963

9 Sungai Jetis Ruas 9 (Sungai Setro 1) 8943

10 Sungai Jetis Ruas 10 (Sungai Setro 2) 11636

11 Jalan j9 048

12 Jalan 6-1 088

13 Jalan 5 041

14 Jalan 10 061

15 Jalan 1 032

16 Jalan 8 075

17 Jalan 1-1 877

18 Jalan 11 040

19 Jalan 1-2 1291

20 Jalan 12 148

21 Jalan 2 165

22 Jalan 3 034

23 Jalan 2-1 441

24 Jalan 14 121

25 Jalan 15 017

26 Jalan 16 243

27 Jalan 17 187

28 Jalan 18 138

29 Jalan 19 1307

30 Saluran s1 104

31 Saluran Isep-isep 1 156

32 Saluran Isep-isep 2 165

33 Saluran Klampean 1 172

34 Saluran Klampean 2 861

35 Saluran Klampean 3 1120

36 Saluran Noborejo 1 1176

37 Saluran Noborejo 2 1208

38 Saluran Cengek 1 271

39 Saluran Cengek 2 586

40 Saluran Cengek 3 1172

41 Saluran Cengek 4 2341

42 Saluran Cengek A 325

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

121

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

43 Saluran Cengek B 384

44 Saluran Ngaglik 1 477

45 Saluran Ngaglik 2 1098

46 Saluran Ngaglik 3 1250

47 Saluran Jamban 1 066

48 Saluran Jamban 2 262

Sumber Tim Penyusun 2014

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi eksisting hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

122

a Saluran JLS Ruas - 1

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126756

6758

6760

6762

6764

6766

6768

6770

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126588

6590

6592

6594

6596

6598

6600

6602

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

123

b Saluran JLS ruas 3

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 105732

5734

5736

5738

5740

5742

5744

5746

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145708

5710

5712

5714

5716

5718

5720

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

124

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngemplak-Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS kondisi eksisting

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

00 02 04 06 08 10 12 14 165494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

125

a Saluran JLS Ruas - 3

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 125234

5236

5238

5240

5242

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

126

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

b Saluran di Jalan Yudistiro

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 145094

5096

5098

5100

5102

5104

5106

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

00 01 02 03 04 055568

5570

5572

5574

5576

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

127

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055442

5443

5444

5445

5446

5447

5448

5449

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055418

5420

5422

5424

5426

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055394

5395

5396

5397

5398

5399

5400

5401

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

128

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sratendapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi

eksisting

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Drainase Sekunder Kota Baru

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

129

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 10232014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10526

527

528

529

530

531

kedungringis Plan Plan 01 10232014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10517

518

519

520

521

522

kedungringis Plan Plan 01 10232014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

130

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

00 02 04 06 08 10 12 145330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

131

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

c Saluran Sekunder J2-2 (Jl Osamaliki)

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

5180

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

5168

5170

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 2-2

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

132

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki)

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kedungringis dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 055655

5660

5665

5670

5675

5680

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055590

5592

5594

5596

5598

5600

5602

5604

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

133

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Pattimura

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

134

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055676

5678

5680

5682

5684

5686

5688

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 045524

5526

5528

5530

5532

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K5

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K8

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

135

b Saluran Sekunder Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 20 40 60 80 100 1205310

5315

5320

5325

5330

5335

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4-1

00 01 02 03 04 055320

5322

5324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055310

5311

5312

5313

5314

5315

5316

5317

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

136

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kebonsamas - Kalisawo dapat dilihat pada program HEC-RASpada

kondisi eksisting

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Tingkir

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

137

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 106804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 126544

6546

6548

6550

6552

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

138

b Saluran Sekunder Jalan Tritis Asri

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting)

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

00 01 02 03 04 05 06 076118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 086114

6116

6118

6120

6122

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

139

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri)

sub sistem Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Jetis ndash Setro dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 05 06 076108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 066104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

140

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana)

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi desain (rencana) hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

1 Saluran sekunder JLS s1

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126754

6756

6758

6760

6762

6764

6766

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

141

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

2 Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126586

6588

6590

6592

6594

6596

6598

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126500

6502

6504

6506

6508

6510

6512

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P24

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

142

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105730

5732

5734

5736

5738

5740

5742

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145704

5706

5708

5710

5712

5714

5716

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 14 165490

5492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

143

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

a Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145266

5268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 125230

5232

5234

5236

5238

5240

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

144

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

b Jalan Judistira

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 10 12 145128

5130

5132

5134

5136

5138

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P39

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 145092

5094

5096

5098

5100

5102

5104

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

ation

(m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

145

00 02 04 06 08 105564

5566

5568

5570

5572

5574

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105440

5442

5444

5446

5448

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105414

5416

5418

5420

5422

5424

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

146

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngawen - Sraten dapat di lihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis

a Saluran Kota Baru

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105390

5392

5394

5396

5398

5400

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

147

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 11172014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255295

5300

5305

5310

5315

5320

kedungringis Plan Plan 01 11172014 3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 205265

5270

5275

5280

5285

5290

kedungringis Plan Plan 01 11172014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

148

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 205175

5180

5185

5190

5195

5200

kedungringis Plan Plan 01 11172014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

149

00 05 10 15 20 255330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

150

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

c Saluran Jalan Osamaliki

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 20 255154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan 2-2

00 02 04 06 08 105654

5656

5658

5660

5662

5664

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

151

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kedungringis dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

a Saluran Jalan Pattimura

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105588

5590

5592

5594

5596

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

152

00 01 02 03 04 05 06 075672

5674

5676

5678

5680

5682

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075522

5523

5524

5525

5526

5527

5528

5529

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075498

5499

5500

5501

5502

5503

5504

5505

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

153

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

00 01 02 03 04 05 06 075322

5324

5326

5328

5330

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K8

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600 700530

540

550

560

570

580

590

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

154

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kebonsamas ndash Kalisawo dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105668

5670

5672

5674

5676

5678

5680

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105536

5538

5540

5542

5544

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105387

5388

5389

5390

5391

5392

5393

5394

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I9

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

155

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

a Saluran Jalan Tingkir

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

00 02 04 06 08 106798

6800

6802

6804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106794

6796

6798

6800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

156

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Tritis Asri

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126540

6542

6544

6546

6548

6550

6552

6554

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 11222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

157

00 02 04 06 08 106118

6120

6122

6124

6126

6128

6130

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V7

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106112

6114

6116

6118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106104

6106

6108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

158

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Jetis ndash Setro dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting

Kapasitas saluran eksisting bisa diketahui dengan menghitung luas penampang

basah saluran Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan luas penampang

basah dari perhitungan HEC-RAS Tujuan dari perhitungan di atas adalah untuk

mengetahui apakah saluran tersebut melimpas atau tidak

Apabila luas penampang basah saluran eksisting lt luas penampang basah hasil

perhitungan HEC-RAS saluran tersebut melimpas Dan sebaliknya apabila luas

penampang basah saluran eksisting gt luas penampang basah hasil perhitungan

HEC-RAS saluran aman tidak melimpas

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan 226 Drainase sekunder Meluap

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan 115 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan 225 Drainase sekunder Meluap

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi 072 Drainase tersier Tidak meluap

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan 280 Drainase primer Tidak meluap

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak

278 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan 568 Drainase primer Tidak meluap

00 02 04 06 08 106100

6102

6104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

159

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana

(m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak 901 Drainase primer Tidak meluap

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak 1057 Drainase primer Tidak meluap

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak 1886 Drainase primer Tidak meluap

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak 2161 Drainase primer Tidak meluap

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak 2413 Drainase primer Tidak meluap

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak 3225 Drainase primer Tidak meluap

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana

(m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama S Sraten 1 147 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama 3 S Sraten 2 553 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 9 S Sraten 3 1364 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 6 S Sraten 4 1380 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 5 S Sraten 5 2106 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 1 S Sraten 6 3821 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 S Sraten 7 4222 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 8 S Sraten 8 4637 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 7 S Sraten 9 4681 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama 10 S Sraten 10 5389 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 4 S Sraten 11 5700 Drainase primer Tidak meluap

12 N1 S Ngawen 1 627 Drainase primer Tidak meluap

13 N2 S Ngawen 2 1422 Drainase primer Tidak meluap

14 N3 SNgawen 3 1607 Drainase primer Tidak meluap

15 J7 Jalan Prumasan 087 Drainase tersier Meluap

16 J5 Jalan Sidomulyo 029 Drainase tersier Meluap

17 J6 Jalan Hasanudin 026 Drainase sekunder Tidak meluap

18 J6-1 Jalan Arjuno 018 Drainase sekunder Tidak meluap

19 Jalan J10 Jalan Merak 019 Drainase tersier Saluran penuh

20 J4 Jalan Kenteng 011 Drainase tersier Tidak meluap

21 Jalan J8 Jalan Yudistira 039 Drainase sekunder Meluap

22 J9-1 Jalan Osamaliki 107 Drainase sekunder Tidak meluap

23 J9-2 Jalan Osamaliki 046 Drainase sekunder Tidak meluap

24 J2 Jalan Osamaliki 273 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

160

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki 015 Drainase tersier Tidak meluap

26 Jalan J1 Jalan Parikesit 015 Drainase sekunder Tidak meluap

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga 149 Drainase sekunder Meluap

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga 123 Drainase sekunder Saluran penuh

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga 112 Drainase sekunder Meluap

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 1044 Drainase primer Tidak meluap

31 As2 Sal Andong 1 137 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As2-1 Sal Andong 2 150 Drainase sekunder Tidak meluap

33 As2-2 Sal Andong 3 320 Drainase sekunder Tidak meluap

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 496 Drainase sekunder Tidak meluap

35 J9 Jalan Veteran 047 Drainase sekunder Tidak meluap

36 J11 Jalan Arjuno 067 Drainase tersier Meluap

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama0 S Kedungringis 1 117 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama S Kedungringis 2 204 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 252 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama1 S Kedungringis 4 372 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 1321 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama2 S Kedungringis 6 1494 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 3 S Kedungringis 7 1546 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 13 S Kedungringis 8 1779 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 10 S Kedungringis 9 1791 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama11 S Kedungringis 10 2835 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 12 S Kedungringis 11 3830 Drainase primer Tidak meluap

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 181 Drainase skunder Tidak meluap

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 474 Drainase sekunder Meluap (penyempitan)

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 1062 Drainase sekunder Tidak meluap

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 1084 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru 623 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 13 Jalan Yudistira 045 Drainase sekunder Meluap

18 Jalan 11 Jalan Semarang - Salatiga

161 Drainase sekunder Meluap

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto 027 Drainase tersier Tidak meluap

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin 027 Drainase tersier Saluran penuh

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

161

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini 146 Drainase sekunder Tidak meluap

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso 104 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini 088 Drainase sekunder Meluap

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki 032 Drainase sekunder Meluap

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki 119 Drainase sekunder Meluap

26 Jalan 12 Jalan Brigjen

Sudiarto 056 Drainase tersier Tidak meluap

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto 018 Drainase tersier Saluran penuh

28 Jalan 4 Jalan Sukowati 037 Drainase tersier Tidak meluap

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun)

022 Drainase tersier Meluap

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto

029 Drainase tersier Meluap

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar 051 Drainase tersier Tidak meluap

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan

043 Drainase sekunder Tidak meluap

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman 052 Drainase sekunder Saluran penuh

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman 031 Drainase sekunder Hulu

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini 032 Drainase sekunder Meluap

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki 073 Drainase sekunder Tidak meluap

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol 042 Drainase sekunder Meluap

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor

070 Drainase sekunder Meluap

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro 041 Drainase sekunder Meluap

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga

065 Drainase sekunder Tidak meluap

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 136 Irigasisekunder Tidak meluap

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 473 Irigasisekunder Tidak meluap

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 584 Irigasisekunder Meluap

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 090 Drainase sekunder Tidak meluap

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 674 Drainase sekunder Meluap

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 567 Drainase sekunder Tidak meluap

47 As2-2 Sungai Tugu 2 849 Drainase sekunder Tidak meluap

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 953 Drainase sekunder Tidak meluap

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga 053 Drainase sekunder Meluap

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga 014 Drainase sekunder Meluap

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga 037 Drainase sekunder Meluap

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga 077 Drainase sekunder Meluap

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga 035 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

162

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 As-4 Anak Sungai Kebonsamas

072 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama Sal Kebonsamas 1 150 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 3 Sal Kebonsamas 2 229 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 5 Sal Kebonsamas 3 330 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 4 Sal Kebonsamas 4 416 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 6 Sal Kebonsamas 5 434 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 Sal Kebonsamas 6 889 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 1 Sal Kebonsamas 7 1542 Drainase primer Tidak meluap

9 As1 Anak Sal Kebonsamas 1

320 Drainase primer Tidak meluap

10 As3 Anak Sal Kebonsamas 1

306 Drainase primer Tidak meluap

11 As1-1 Anak Sal Kebonsamas 2

754 Drainase primer Tidak meluap

12 As1-3 Anak Sal Kebonsamas 3

834 Drainase primer Tidak meluap

13 As1-2 Anak Sal Kebonsamas 4

907 Drainase primer Tidak meluap

14 As2 Anak Sal Kebonsamas 1

025 Drainase primer Tidak meluap

15 As2-1 Anak Sal Kebonsamas 2

214 Drainase primer Tidak meluap

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

044 Drainase sekunder Meluap

17 J1 Jalan Pattimura 054 Drainase sekunder Meluap

18 J2 Jalan Domas 021 Drainase tersier Tidak meluap

19 J4 Jalan Ki Penjawi 039 Drainase tersier Meluap

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi 034 Drainase sekunder Meluap

21 J3 Jalan Pattimura 073 Drainase sekunder Saluran penuh

22 J6 Jalan Kaliwesi 022 Drainase tersier Tidak meluap

23 J7 Jalan Batutulis 080 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

163

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan

Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama Sungai Jetis 1 560 Drainase sekunder Tidak meluap

2 Utama10 Sungai Jetis 2 986 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Utama5 Sungai Jetis 3 1100 Drainase sekunder Tidak meluap

4 Utama4 Sungai Jetis 4 3186 Drainase sekunder Tidak meluap

5 Utama6 Sungai Jetis 5 5527 Drainase sekunder Tidak meluap

6 Utama7 Sungai Jetis 6 5735 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 7029 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 7963 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama2 Sungai Setro 1 8943 Drainase sekunder Tidak meluap

10 Utama9 Sungai Setro 2 11636 Drainase primer Tidak meluap

11 Jalan 9 Jalan Tingkir 048 Drainase sekunder Saluran penuh

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga 088 Drainase sekunder Meluap

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

041 Drainase sekunder Tidak meluap

14 Jalan 10 Jalan Tingkir 061 Drainase sekunder Tidak meluap

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo - Salatiga

032 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari 075 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

877 Drainase sekunder Tidak meluap

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir 040 Drainase tersier Tidak meluap

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

1291 Drainase sekunder Saluran penuh

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo 148 Drainase sekunder Meluap

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

165 Drainase sekunder Saluran penuh

22 Jalan 3 Jalan Argoboga 034 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend Sudirman

441 Drainase sekunder Tidak meluap

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga 104 Drainase sekunder Meluap

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 156 Irigasi sekunder Tidak meluap

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 165 Irigasi sekunder Tidak meluap

27 As6 Saluran Klampean 1 172 Drainase sekunder Tidak meluap

28 As6-1 Saluran Klampean 2 861 Drainase sekunder Tidak meluap

29 As6-2 Saluran Klampean 3 1120 Drainase sekunder Tidak meluap

30 As3 Saluran Noborejo 1 1176 Irigasi sekunder Tidak meluap

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 1208 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As3-4 Saluran Cengek 1 271 Irigasi sekunder Tidak meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

164

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

33 As4 Anak Saluran Cengek A

325 Irigasi sekunder Tidak meluap

34 As3-1 Saluran Cengek 2 586 Irigasi sekunder Tidak meluap

35 As5 Anak Saluran Cengek B

384 Irigasi sekunder Tidak meluap

36 As3-2 Saluran Cengek 3 1172 Irigasi sekunder Tidak meluap

37 As3-5 Saluran Cengek 4 2341 Drainase primer Tidak meluap

38 As1 Sungai Ngaglik 1 477 Drainase primer Tidak meluap

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 1098 Drainase primer Tidak meluap

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 1250 Drainase primer Tidak meluap

41 As2 Saluran Jamban 1 066 Drainase primer Tidak meluap

42 As2-1 Saluran Jamban 2 262 Drainase primer Tidak meluap

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri 121 Drainase sekunder Saluran penuh

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri 017 Drainase sekunder Saluran penuh

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan 243 Drainase sekunder Meluap

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan 138 Drainase sekunder Meluap

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso 187 Drainase sekunder Saluran penuh

48 Jalan 19 Jalan Benoyo 307 Drainase sekunder Tidak meluap

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

085 085

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi Drainase Tersier 080 070

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak Drainase Sekunder

400 300

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

165

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama S Sraten 1 Drainase Primer 765 350

2 Utama 3 S Sraten 2 Drainase Primer 850 450

3 Utama 9 S Sraten 3 Drainase Primer 750 450

4 Utama 6 S Sraten 4 Drainase Primer 900 350

5 Utama 5 S Sraten 5 Drainase Primer 770 350

6 Utama 1 S Sraten 6 Drainase Primer 910 350

7 Utama 2 S Sraten 7 Drainase Primer 880 750

8 Utama 8 S Sraten 8 Drainase Primer 880 670

9 Utama 7 S Sraten 9 Drainase Primer 880 600

10 Utama 10 S Sraten 10 Drainase Primer 880 600

11 Utama 4 S Sraten 11 Drainase Primer 880 600

12 N1 S Ngawen 1 Drainase Primer 260 260

13 N2 S Ngawen 2 Drainase Primer 940 280

14 N3 SNgawen 3 Drainase Primer 910 750

15 J7 Jalan Prumasan Drainase Tersier 060 100

16 J5 Jalan Sidomulyo Drainase Tersier 069 100

17 J6 Jalan Hasanudin Drainase Sekunder 060 100

18 J6-1 Jalan Arjuno Drainase Sekunder 060 080

19 Jalan J10 Jalan Merak Drainase Tersier 060 080

20 J4 Jalan Kenteng Drainase Tersier 050 100

21 Jalan J8 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 080 040

22 J9-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

23 J9-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

24 J2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 100 180

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

166

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki Drainase Tersier 055 050

26 Jalan J1 Jalan Parikesit Drainase Sekunder 080 060

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 090 105

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 Drainase Primer 920 400

31 As2 Sal Andong 1 Irigasi Sekunder 080 090

32 As2-1 Sal Andong 2 Irigasi Sekunder 360 300

33 As2-2 Sal Andong 3 Irigasi Sekunder 350 300

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 Drainase Sekunder 460 350

35 J9 Jalan Veteran Drainase Sekunder 090 110

36 J11 Jalan Arjuno Drainase Tersier 080 075

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama0 S Kedungringis 1 Drainase Primer 250 300

2 Utama S Kedungringis 2 Drainase Primer 250 300

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 Drainase Primer 480 320

4 Utama1 S Kedungringis 4 Drainase Primer 480 320

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 Drainase Primer 500 350

6 Utama2 S Kedungringis 6 Drainase Primer 500 350

7 Utama 3 S Kedungringis 7 Drainase Primer 600 400

8 Utama 13 S Kedungringis 8 Drainase Primer 600 400

9 Utama 10 S Kedungringis 9 Drainase Primer 600 400

10 Utama11 S Kedungringis 10 Drainase Primer 600 400

11 Utama 12 S Kedungringis 11 Drainase Primer 600 400

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 Drainase Skunder 200 250

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 Drainase Sekunder 200 250

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 Drainase Sekunder 250 250

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 Drainase Sekunder 250 250

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru Drainase Sekunder 175 200

17 Jalan 13 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 070 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

167

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

18 Jalan 11 Jalan Semarang -

Salatiga Drainase Sekunder 100 100

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin Drainase Tersier 060 060

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 250 200

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso Drainase Sekunder 070 090

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini Drainase Sekunder 100 100

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 070 080

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

26 Jalan 12 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 190 170

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

28 Jalan 4 Jalan Sukowati Drainase Tersier 050 100

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun) Drainase Tersier 070 080

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 070 080

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar Drainase Tersier 050 100

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan Drainase Sekunder 060 080

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 060 080

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol Drainase Sekunder 060 080

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor Drainase Sekunder 100 100

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro Drainase Sekunder 080 100

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga Drainase Sekunder 095 110

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 IrigasiSekunder 080 090

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 IrigasiSekunder 360 300

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 IrigasiSekunder 350 300

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 Drainase Sekunder 250 200

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 Drainase Sekunder 250 200

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 Drainase Sekunder 350 250

47 As2-2 Sungai Tugu 2 Drainase Sekunder 350 250

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 Drainase Sekunder 350 250

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

168

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 As-4 Anak Sungai

Kebonsamas Drainase Primer 130 180

2 Utama Saluran Kebonsamas 1 Drainase Primer 350 180

3 Utama 3 Saluran Kebonsamas 2 Drainase Primer 350 180

4 Utama 5 Saluran Kebonsamas 3 Drainase Primer 490 150

5 Utama 4 Saluran Kebonsamas 4 Drainase Primer 520 130

6 Utama 6 Saluran Kebonsamas 5 Drainase Primer 360 180

7 Utama 2 Saluran Kebonsamas 6 Drainase Primer 360 180

8 Utama 1 Saluran Kebonsamas 7 Drainase Primer 360 180

9 As1 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 230 270

10 As3 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 080 180

11 As1-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 080 180

12 As1-3 Anak Saluran

Kebonsamas 3 Drainase Primer 260 270

13 As1-2 Anak Saluran

Kebonsamas 4 Drainase Primer 390 220

14 As2 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 100 100

15 As2-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 390 180

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

Drainase Sekunder

070 060

17 J1 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 080 090

18 J2 Jalan Domas Drainase Tersier 055 060

19 J4 Jalan Ki Penjawi Drainase Tersier 080 070

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi Drainase

Sekunder 060 080

21 J3 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 130 070

22 J6 Jalan Kaliwesi Drainase Tersier 055 060

23 J7 Jalan Batutulis Drainase Sekunder

080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

169

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama Sungai Jetis 1 Drainase Sekunder 550 600

2 Utama10 Sungai Jetis 2 Drainase Sekunder 550 600

3 Utama5 Sungai Jetis 3 Drainase Sekunder 1500 650

4 Utama4 Sungai Jetis 4 Drainase Sekunder 1500 650

5 Utama6 Sungai Jetis 5 Drainase Sekunder 1800 700

6 Utama7 Sungai Jetis 6 Drainase Sekunder 1800 700

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 Drainase Primer 900 550

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 Drainase Primer 900 550

9 Utama2 Sungai Setro 1 Drainase Sekunder 1400 600

10 Utama9 Sungai Setro 2 Drainase Primer 2600 600

11 Jalan 9 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 150

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 150

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 080 150

14 Jalan 10 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 170

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo -

Salatiga Drainase Sekunder 080 160

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari Drainase Sekunder 070 090

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 170 190

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir Drainase Tersier 060 070

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 220 200

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo Drainase Sekunder 100 150

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

Drainase Sekunder 170 120

22 Jalan 3 Jalan Argoboga Drainase Sekunder 080 100

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend

Sudirman Drainase Sekunder 170 120

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 120

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 Irigasi Sekunder 240 100

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 Irigasi Sekunder 240 100

27 As6 Saluran Klampean 1 Drainase Sekunder 230 240

28 As6-1 Saluran Klampean 2 Drainase Sekunder 230 240

29 As6-2 Saluran Klampean 3 Drainase Sekunder 230 240

30 As3 Saluran Noborejo 1 Irigasi Sekunder 900 450

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 Irigasi Sekunder 900 450

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

170

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

32 As3-4 Saluran Cengek 1 Irigasi Sekunder 900 450

33 As4 Anak Saluran Cengek A Irigasi Sekunder 1000 500

34 As3-1 Saluran Cengek 2 Irigasi Sekunder 900 450

35 As5 Anak Saluran Cengek B Irigasi Sekunder 1000 500

36 As3-2 Saluran Cengek 3 Irigasi Sekunder 1800 600

37 As3-5 Saluran Cengek 4 Drainase Primer 1800 600

38 As1 Sungai Ngaglik 1 Drainase Primer 1050 500

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 Drainase Primer 1050 500

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 Drainase Primer 1050 500

41 As2 Saluran Jamban 1 Drainase Primer 100 100

42 As2-1 Saluran Jamban 2 Drainase Primer 100 100

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 100

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 010

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 150

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 120

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso Drainase Sekunder 080 120

48 Jalan 19 Jalan Benoyo Drainase Sekunder 080 080

55 Penyusunan Peta Genangan

Berdasarkan hasil identifikasi genangan yang terjadi di Kota Salatiga berdasarkan

informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari masyarakat maka

disusunlah Peta Genangan Potensi Banjir di Kota Salatiga yang disajikan dalam

Gambar berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

171

Gambar 5-66 Peta Genangan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

172

6 BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga

611 Umum

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air PerkotaanrdquoSistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

173

Sebagaimana diuraikan diatas topografi Kota Salatiga secara umum merupakan

dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 450 ndash 825 m DPL Berdasarkan kondisi

topografi tersebut maka sistem drainase Kota Salatiga dapat dilakukan dengan

mengandalkan sistem gravitasi murni

Kondisi topografi Kota Salatiga dari arah selatan menuju ke arah utara terbagi

menjadi 2 bagian yang menunjukkan topografi yang semakin menurun Bagian

barat Kota Salatiga menurun ke arah barat laut sedangkan bagian timur Kota

Salatiga menurun Ke arah utara timur laut Pola topografi ini mempengaruhi

aliran sungai-sungai yang melewati Kota Salatiga seolah menyebar menuju arah

barat laut dan timur laut Kondisi ini mempengaruhi pembagian Sistem Drainase

Secara umum aliran yang terjadi merupakan aliran gravitasi sehingga konsep

Masterplan pengelolaan drainase disajikan dalam Gambar 6-1 di bawah ini

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga

Berdasarkan konsep diatas maka

1 Daerah hulu

Di daerah hulu dilakukan dengan

Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan

air hujan sumur resapan biopori dll

Hujan setempat Hujan di hulu

bull Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan air hujan sumur resapan biopori dll

bull Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir (gravitasi)

bull Bagi beban drainase sesuai dengan Sungai utama

bull Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode ulang 5 tahun

bull Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan Konsep Delta Q Zero

bull Fasilitas pemanenan air hujan dan Ekodrainase

Saluran penagnkap air

dari hulu

Hujan Daerah Hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

174

Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir

(gravitasi)

Bagi beban drainase sesuai dengan sungai utama

2 Daerah Perkotaan

Di daerah tengah perkotaan

Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan

Konsep Delta Q Zero Policy

Fasilitas pemanenan air hujan

3 Daerah Hilir

Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode

ulang 5 tahun

Sistem Drainase juga dikembangkan berdasarkan konsep drainase berwawasan

lingkungan ecodrainage dan berbasis masyarakat Masing-masing sistem

drainase dibagi menjadi daerah hulu dan hilir Sistem drainase yang

dikembangkan di daerah hulu dan hilir berbeda

612 Drainase Berwawasan Lingkungan

Drainase berwawasan lingkungan adalah prasarana yang berfungsi untuk

mengalirkan air permukaan ke badan air dimana pembangunannya terintegrasi

dengan Rencana Tata Ruang Kota Salatiga pelaksanaan pembangunan sarana

utilitas kota serta mempertimbangkan kondisi lingkungan fisik sosial dan

budaya sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia Oleh karena itu

permasalahan sistem drainase di kawasan perkotaan perlu diperhatikan dengan

melakukan pengkajian dari sudut perencanaan teknis dan dilihat kaitannya

secara menyeluruh dengan beberapa aspek lingkungan alam lingkungan sosial

dan lingkungan buatan

Masterplan Drainase Kota Salatiga ini bertujuan untuk mengkaji sistem

perencanaan makro drainase dalam kerangka Rencana Tata Ruang Kota Salatiga

menganalisis kondisi sistem saluran drainase di kawasan perkotaan serta

kaitannya dengan kondisi kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan

masyarakat di sekitarnya dan mengusulkan sistem perencanaan makro drainase

berwawasan lingkungan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

175

613 Ekodrainase Resapan

Dalam konsep drainase konvensional seluruh air hujan yang jatuh ke di suatu

wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke

badan air Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan akan memunculkan

berbagai masalah baik di daerah hulu tengah maupun hilir Dampak dari

drainase konvensional adalah cadangan air tanah akan berkurang dan kekeringan

di musim kemarau akan terjadi

Untuk itu digunakan konsep Ekodrainase Drainase ramah lingkungan atau

ekodrainase menjadi konsep utama dan merupakan implementasi pemahaman

baru konsep ekohidraulik dalam bidang drainase Drainase ramah lingkungan

didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-

besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai

dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya

Air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak

mengalir secepatnya ke sungai Namun diusahakan meresap ke dalam tanah

guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau

Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim

hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia

Beberapa metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia

antara lain adalah

1 Metode kolam konservasi bioretensi

Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-kolam air baik

di perkotaan permukiman pertanian atau perkebunan Kolam konservasi

ini dibuat untuk menampung air hujan terlebih dahulu diresapkan dan

sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan

Kolam konservasi dapat dibuat dengan memanfaatkan daerah-daerah dengan

topografi rendah daerah-daerah bekas galian pasir atau galian material

lainnya atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal atau bagian

tertentu

Secara ideal kualitas dan besarnya limpasan air hujan yang keluar dari suatu

kawasan harus dipertahankan sama seperti kondisi lahan sebelum terbangun

Pengelolaan limpasan air hujan dengan menggunakan sistem ldquolow Impact

Developmentrdquo (LID) adalah konsep baru yang dikembangkan untuk sistim

drainasi berskala kecil (mikro) sangat sesuai diaplikasikan di daerah

Penerapan LID di beberapa daerah akan memberikan efek yang cukup baik

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

176

yaitu sangat mengurangi air limpasan Berbagai pustaka menyebutkan

teknik LID sangat cocok untuk mengelola limpasan air hujan dan menurunkan

tingkat polusi yang dikandungnya (Blue Land Water and Infrastructure

2000) USEPA 2000) Biaya yang diperlukan guna pembangunan

pengoperasian dan pemeliharan sistim drainasi dengan teknik LID cukup

murah dibandingkan biaya yang diperlukan pada sistim drainasi

konvensional Bioretensi dan saluran rumput dengan kemiringan yang

landai adalah dua teknik LID yang cocok diaplikasikan disini Gambar 52

adalah contoh bio-retensi yang fungsinya sebagai kolam detensi serta

penyaring polusi dari lapangan parkir

Gambar 6-2 Kolam Konservasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

177

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi dilapangan parkir

2 Metode sumur resapan

Metode sumur resapan merupakan metode praktis dengan cara membuat

sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan

atau kawasan tertentu Sumur resapan ini juga dapat dikembangkan pada

areal olahraga dan wisata Konstruksi dan kedalaman sumur resapan

disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat

Teknologi sumur resapan di lahan usaha tani rawan kekeringan belum begitu

banyak dikembangkan Hal ini karena selama ini sumur resapan lebih banyak

dikembangkan di daerah tangkapan air berbukit yang merupakan salah satu

bagian kegiatan dari program penghijauan

Selain itu selama ini sumur resapan juga banyak dikembangkan di

perumahanpemukiman Dengan sumur resapan maka aliran permukaan atau

air hujan disiasati agar masuk kedalam sumur Air tertampung akan

diresapkan pelan-pelan sebanyak mungkin kelapisan aquifer awal selama

musim penghujan dan akan menjadi tabungan air dibawah tanah yang cukup

potensial untuk dimanfaatkan kembali pada musim kemarau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

178

Gambar 6-4 Sumur Resapan

Sumur resapan juga bisa dibangun pada dasar saluran drainase yang

mempunyai dimensi lebar ge 080 m Sumur resapan dibangun pada jarak tiap

250 m Dengan adanya sumur resapan ini diharapkan air lebih banyak

menyerap ke dalam tanah sehingga dapat tersimpan dan berfungsi sebagai

cadangan air tanah

3 Sedrainpond

Indikator kinerja dari bangunan air seperti waduk bendung

bendungansalurandrainase maupun irigasi yaitu jumlah sedimen pada

bangunan air Semakin cepat terjadisedimentasi maka semakin pendek umur

pelayanan dari bangunan air itu kapasitas danvolume rencana sudah tidak

dapat terlayani dengan baik dan biaya operasianl dan pemeliharaan dari

akibat sedimen ini cukup besar Sedimentasi ini semakin dipicu

akibatterjadinya pemanasan global sehingga akan mempengaruhi iklim

dimana musim hujanmenjadi pendek sehingga intensitasnya cenderung

tinggi Butiran air hujan denganintensitas hujan tinggi akan mengenai tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

179

yang mengakibatkan limpasan air hujanbanyak mengandung butiran

tanahsedimen tersuspensi bahkan sampai terjadi banjirdan musim kemarau

menjadi panjang sampai tidak ada aliran air Sudah saatnya semuapihak

perlu memikirkan bahaya dan ancaman ini

Salah satu bangunan konservasi yang relati baru adalahSeDrainPond

(Sedimentation-Drainage-Ponding) dimana model ini mengendalikan

angkutan sedimen dengan menangkap sedimen (sediment

trapping)mengurangi debit limpasan yang sekaligus me-recharge air tanah

dan tangkapansedimen digunakan untuk pupuk dan dikembalikan lagi dalam

area sawahladang Modelini mampu mengurangi debit limpasan 50 dan

tergantung dari dimensi dan jumlah SeDrainPond mampu mengurangi

sedimen tersuspensi dan mengembalikan kesuburanlahan Dengan

pembuatan dan pemeliharaan oleh petani maka dapat mengurangi

biayaoperasional dan pemeliharaan bangunan air oleh pemerintah Bangunan

yang sepintas seperti sumur resapan ini fungsi utamanya adalah menangkap

air hujan yang turun di daerah hulu sebanyak-banyaknya untuk disimpan

didalam tanah sehingga kondisi tanah di hulu tidak sampai kering pada saat

musim kemarau

Cara membuatnya adalah kita membuat alur kecil sejajar dengan kontur

yang berfungsi sebagai saluran penangkap air Pada alur saluran setiap jarak

plusmn 15 m kita bulat lubang seperti jugangan dengan diameter 1 m dan

kedalaman 1-2 m Untuk mengatasi supaya lubang tidak longsor maka

diperkuat dengan dinding ayaman bambu

Gambar 6-5Contoh Bangunan SeDrainPond

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

180

4 Embung

Ketersediaan air di lahan kering dapat diperbaiki dengan embung-embung

yang dapat menampung dan menyimpan air Embung adalah bangunan

semacam kolam sebagai penampung air permukaan Penampungan air skala

kecil ini akan lebih berhasil jika dikelola sebagai satu sistem dengan tiga

komponen yaitu daerah tangkapan air yang menghasilkan aliran

permukaan embung yang menampung air dan daerah pengguna di mana air

yang terkumpul dimanfaatkan

Tujuan pembuatan embung adalah

1 Menampung dan mengalirkan air pada kolam penampung

2 Cadangan persediaan air untuk berbagai kebutuhan pada musim

kemarau

3 Menekan laju erosi dan sedimentasi

Sedangkan manfaatnya adalah persediaan air pada musim kemarau yang

dapat digunakan untuk berbagai keperluan (pertanian peternakan air baku

dll)

Sasaran pembuatan embung adalah lahan-lahan kering dan tadah hujan pada

hulu DAS yang

1 Bertipe iklim C (5-6 bulan basah) tipe iklim D (3-4 bulan basah) tipe

iklim E (lt 3 bulan basah) serta daerah kering lainnya yang memerlukan

embung

2 Air tanah sangat dalam atau tidak ada sama sekali

3 Tekstur tanah liat (tidak permeable) liat berlempung dan lempung liat

berdebu

Pemkot Salatiga pernah melaksanakan kajian studi pembangunan embung

dengan lokasi di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo yaitu embung

Nronggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

181

Embung Yang Sudah Berfungsi dengan penambahan Geomembran

Embung Lapangan tanpa penambahan Geomembran

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan

5 Bangunan Pengendali Alur

Bangunan pengendali alur adalah bendungan kecil yang lolos air yang dibuat

pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu kayu atau

bambu

Bangunan pengendali alur dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

a Untuk lebar alur lt 2 m dinamakan gully plug

b Untuk alur 2ndash5 m dinamakan dam parit

Sasaran dari pembuatan bangunan pengendali alur adalah

a Lahan dengan kemiringan sampai dengan 30 kemiringan alur maksium

5

b Daerah tangkapan air maksimum 10 ha

c Lebar dan kedalaman alurparitjurang maksimum 3x3 m

d Panjang alurparitjurang sampai sekitar 250 m

Bangunan ini sangat bagus dikerjakan didaerah hulu dengan kemiringan

tanah yang relatif terjal Bangunan ini berfungsi memperkecil kemiringan

alur dan menahan air supaya tidak langsung ke hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

182

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug

a b c

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit

Bangunan Dam Parit dapat difungsikan sebagai bendung-bendung kecil

sehingga dapat difungsikan untuk mengairi areal persawahan

6 Metode River Side Polder

Metode river side polder adalah metode menahan aliran air dengan

mengelolamenahan air kelebihan (hujan) di sepanjang bantaran sungai

Pembuatan polder pinggir sungai ini dilakukan dengan memperlebar

bantaran sungai di berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

183

Gambar 6-9River Side Polder

Bangunan ini diusulkan sebelum masuk ke Sungai Senjoyo dengan harapan

air drainase yang masuk ke Sungai Senjoyo memenuhi standard air baku

7 Metode pengembangan areal perlindungan air tanah (groundwater

protection area)

Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara menetapkan

kawasan lindung untuk air tanah di mana di kawasan tersebut tidak boleh

dibangun bangunan apa pun Areal tersebut dikhususkan untuk meresapkan

air hujan ke dalam tanah Di berbagai kawasan perlu sesegara mungkin dicari

tempat-tempat yang cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk

recharge dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai bagian penting dari

komponen drainase kawasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

184

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area

614 Drainase Berbasis Masyarakat

Drainase berbasis masyarakat (DBM) adalah penempatan dan pelibatan

masyarakat sebagai pelaku pengambil keputusan dan penanggung jawab dalam

penanganan drainase mulai dari identifikasi perencanaan pelaksanaan

pengelolaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan termasuk operasi dan

pemeliharaan sistem paska konstruksi

Pelibatan masyarakat dalam penanganan drainase disini diarahkan untuk

melayani penanganan sistem drainase lokal yaitu sistem saluran awal yang

melayani kawasan tertentu seperti kompleks perumahan areal pasar

perkantoran areal industri dan komersial yang melingkupi wilayan luasan

maksimal 10 Ha

Prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan DBM adalah pelibatan aktif

masyarakat (partisipative) pembiayaan bersama antara pemerintah dan

masyarakat (sharing) adanya keberlanjutan dalam operasional dan pemeliharaan

(sustainability) rasa memiliki oleh masyarakat (sense of belonging) dan

memungkinkan sistem drainase yang dibangun dikelola oleh masyarakat sendiri

(kemandirian)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

185

62 Analisis Tata Guna Lahan

621 Umum

Pada dasarnya rencana jaringan drainase berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Salatiga meliputi sistem pematusan atau jaringan pembuangan air

hujan dan air limbah dalam perencanaan kota merupakan rencana sektoral yang

harus direncanakan secara terpadu dan saling menunjang dengan rencana tata

ruang kota karena sistem jaringan ini memerlukan pengkajian faktor-faktor

teknis

Berdasarkan kondisi fisik alamnya Kota Salatiga akan direncanakan sebagai

daerah atau Kota yang masih mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup

dengan mencadangkan daerah terbuka dan hijau bagi kepentingan kegiatan kota

oleh karena itu dalam mengatasi pembuangan air hujan dan air limbah di Kota

Salatiga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

Sistem jaringan pematusan dikampung-kampung padat dan didaerah

pembangunan perumahan baru diarahkan untuk diberikan jaringan drainase

sekunder yang terpadu dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Sistem pembangunan jalan harus dilengkapi saluran buangan dengan dimensi

yang cukup sesuai dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Perlunya pemeliharaan secara intensif terhadap saluran-saluran yang ada

Dalam sistem jaringan pematusan diperlukan saluran utama kota yang dapat

memanfaatkan saluran-saluran alamiah (sungai) dan saluran irigasi yang

melalui Kota Salatiga

Selanjutnya untuk mengatasi berkembangnya daerah permukiman perkantoran

pertokoan aspal pavement dan lain-lain maka perlu adanya beberapa upaya

yang diantaranya sebagai berikut

Penghijauan kota

Material yang digunakan untuk menutup permukaan tanah dipilih material

yang berpori sehingga dapat meresapkan air hujan

Pembuatan sumur-sumur resapan air hujan guna mengurangi run off air

hujan

Memfungsikan saluran tersier di sisi kanan kiri pada setiap ruas jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

186

Sedangkan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai solusi agar

sistem drainase dapat berjalan sempurna adalah

Peningkatan konstruksi saluran dari yang berkonstruksi tanah ke pasangan

batu

Pembuatan saluran baru untuk menampung aliran air di sekitar jalan (bila

jalan turun) sehingga aliran air tersebut mengalir secara lancar dan teratur

Peningkatan pemeliharaan saluran

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase

Rencana pola ruang kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam

wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan

ukuran fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam yang

diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budidaya Pengaturan

pemanfaatan tersebut harus dapat menggambarkan keterpaduan keterkaitan

dan keseimbangan perkembangan serta keserasian antarsektor pembangunan

kota

1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang disiapkan untuk memperbaiki dan

menjaga iklim mikro meresapkan air menciptakan keseimbangan dan keserasian

lingkungan fisik kawasan dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati

Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi

1 Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya

2 Kawasan perlindungan setempat

3 Ruang Terbuka Hijau kota (RTH) Kota

4 Kawasan cagar budaya

5 Kawasan rawan bencana alam

6 Kawasan lindung geologi dan

7 Kawasan lindung lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

187

1 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

A Kawasan Lindung Yang Dikelola Oleh Masyarakat

Kebijakan pemanfaatan ruang ditentukan berdasarkan tujuan pemanfaatannya

yaitu mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan Kebijakan

tersebut meliputi

Penetapan kawasan lindung berdasarkan Kepres No 32 Tahun 1990 melalui

pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan

pengendalian

Pengendalian kegiatan budi daya yang telah ada (penggunaan lahan yang

telah berlangsung lama)

Pengembalian fungsi hidrologi kawasan hutan yang telah mengalami

kerusakan (rehabilitasi dan konservasi)

Pencegahan dilakukannya kegiatan budi daya kecuali kegiatan yang tidak

mengganggu fungsi lindung

Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan di lokasi hutan lindung

antara lain penelitian eksploitasi mineral dan air tanah pencegahan

bencana alam

Kawasan Lindung Kota adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan

satu ekosistem yang terletak pada wilayah kota kawasan lindung yang

memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di

wilayah kota dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan

pemerintah daerah kota

Lokasi

Kawasan Lindung di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Sidorejo meliputi

sebagian Kelurahan Bugel dan sebagian KelurahanBlotongan dan Kecamatan

Tingkir meliputi sebagian Kelurahan Sidorejo Kidul dan sebagian Kelurahan

Kutowinangun seluas 4492 ha dan di ruas Jalan Lingkar Salatiga di Kelurahan

Kumpulrejo dan Kelurahan Dukuh

B Kawasan Resapan Air

Kawasan Resapan Air yang fungsinya untuk menyimpan dan menyerap air untuk

kemudian diteruskan di kawasan di bawahnya (kawasan budi daya)

Tujuan PerlindunganPerlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk

memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

188

untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir

baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan

Kriteria Kawasan Resapan Air

1 Lahan dengan kemiringan 15 - 40

2 Struktur tanah mampu meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu

meresapkan air hujan secara besar-besaran

Peraturan Kawasan Resapan Air

1 Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik

2 Di areal kebuntegalan dikembangkan diversifikasi tanaman tahunan

perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang sesuai dan pencegahan

erosi

3 Di areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan penanaman tanaman

tahunan perkebunan buah-buahan atau tanaman kayu-kayuan untuk

bangunanperkakas rumah tangga

4 Di areal permukiman diusahakan dengan cara

a Pemeliharaan teras sebaik mungkin

b Penanaman pohon buah-buahan perkebunan maupun kayu-kayuan di

pekarangannya

c Minimal tersedia sebagian lahan pekarangan untuk serapan air hujan

Lokasi Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Argomulyo terletak

di Kelurahan Randuacir dan sebagian Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Sidorejo

meliputi Kelurahan Bugel Kelurahan Blotongan dan Kecamatan Tingkir terletak

di Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

Rencana pengembangan kawasan yang memberi perlindungan kawasan

bawahannya meliputi

1 melakukan penghijauan

2 mengarahkan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air untuk fungsi hutan

3 mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan yang memberi perlindungan

kawasan bawahannya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

189

2 Kawasan Perlindungan Setempat

A Kawasan Sempadan Sungai

Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk

sungai buatankanalsaluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai

Tujuan Perlindungan Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat

mengganggu dan merusak kualitas air sungai kondisi fisik sungai serta

mengamankan aliran sungai

Kriteria Kawasan Sempadan Sungai

1 Sungai bertanggul

a) Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki

tanggul

b) Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan

sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul

2 Sungai tidak bertanggul

a) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20

m garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m garis sempadan

ditetapkan sekurang-kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada

waktu ditetapkan

b) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai

seluas 500 km2 atau lebih penetapan garis sempadannya sekurang-

kurangnya 100 m

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

190

Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai kurang dari

500 km2 penetapan garis sempadannya sekurang-kurangnya 50 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Untuk mewujudkan pembangunan yang tertib berdasarkan rencana tata ruang

yang telah disusun maka diperlukan pengendalian penataan ruang Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 35 diuraikan

bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan

zonasi perizinan pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi

Dan pada Pasal 36 ayat 3c peraturan zonasi ditetapkan dengan peraturan daerah

untuk peraturan zonasi

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Salatiga pada dasarnya berisikan

(1) Arahan peraturan zonasi (2) Arahan perizinan (3) Arahan pemberian insentif

disinsentif dan (4) Arahan sanksi Berikut ini dikemukakan arahan tersebut yang

disesuaikan dengan pembagian kawasan menurut Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Arahan Zonasi merupakan arahan yang terkait dengan kepentingan perijinan yang

menjadi wewenang kota dengan pola ruang wilayah kota Arahan peraturan

zonasi disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang serta

berdasarkan rencana kawasan strategis untuk setiap zona pemanfaatan ruang

Yang termasuk arahan peraturan zonasi terdiri dari kawasan lindung dan kawasan

budi daya Arahan ini mengkaitkan antara pola pemanfaatan ruang yang ada di

Kota Salatiga dengan kegiatan yang mungkin diajukan oleh berbagai pihak untuk

dimintakan perijinannya

1 Peraturan zonasi untuk sempadan sungai disusun dengan memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas sungai

- Diizinkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak

mengganggu kualitas sungai

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

191

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

2 Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan mata air disusun dengan

memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran

terhadap mata air

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas mata air

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan mata air sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan adalah bagian dari Sistem drainase

Salatiga Barat dengan Sungai Ngemplak dan Sungai Sawahan sebagai sungai

utama badan air Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng

sebagian Sungai Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai

Sraten Secara Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngemplak - Sawahan

termasuk dalam wilayah Kecamatan Sidomukti dan sebagian kecil masuk

Kecamatan Argomulyo Bentuk DTA sub sistem Ngemplak - Sawahan adalah

memanjang dari hulu ke hilir dengan luas DTA plusmn 4714 ha Tata guna lahan di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

192

Sub DAS Ngemplak ndash Sawahan adalah didominasi bukit dan perbukitan dengan

kemiringan yang cukup terjal

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan

6311 Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada sub sistem ini adalah tutupan lahan yang berupa

hutan tanaman keras yang sudah mulai berkurang menjadi persawahan dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

193

ladang terbuka sehingga jika terjadi hujan akan terjadi erosi dan sedimentasi

tinggi lumpur yang tinggi serta banyaknya sampah di sungai

6312 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Ngemplak-Sawahan dilakukan dengan

1 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

2 Penataan kawasan hulu dengan pembangunan embung lapangan gully plug

dam parit pembangunan sedrainpond penerapan pembuatan sumur resapan

pada kawasan permukiman baik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di JLS

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten

Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten juga adalah Subsistem drainase yang

merupakan bagian dari Sistem Salatiga Barat Sungai utama di Sub Sistem ini

adalah Sungai Ngawen yang bertemu dengan Sungai Sraten menuju ke arah barat

daya menuju Rawa Pening Sungai Sraten dan Sungai Ngawen berfungsi sebagai

sungai utama badan air Di dalam sub Sistem ini banyak mengalir drainase

sekunder antara lain Kali Warak Drainase sekunder Kel Dukuh dan masih

banyak lagi Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng Sungai

Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai Sraten Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngawen Berada di masuk ke Kecamatan

Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo Luas Sub Sistem Ngawen adalah 127980

ha dan mempunyai bentuk seperti kipas

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

194

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

6321 Permasalahan

Di dalam sistem ini beberapa saluran drainase banyak yang sluran drainasenya

belum ada ada juga yang saluran drainasenya terputus dimensinya terlalu kecil

dan saluran yang pengendapan lumpurnya tinggi serta banyaknya sampah di

sungai

Sebagai contoh endapan yang tinggi terjadi di Jalan Lingkar Selatan Salatiga

Jl Argorumekso di Tegalrejo Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Sedangkan drainase yang terputus ada di sebagian Jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

195

Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo Jalan Amarta di Sidomulyo dan

Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di Kumpulrejo Kec Argomulyo

6322 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Sraten-Ngawen dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo

Jalan Amarta di Sidomulyo dan Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di

Kumpulrejo Kec Argomulyo

2 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jalan Lingkar Selatan Salatiga Saluran di sekitar Pasar Sapi Saluran

di Jalan Yudhistira Saluran di Jalan OsamalikiJl Argorumekso di Tegalrejo

Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari Kecamatan Sidomukti

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di daerah sekitar Pasar Sapi

4 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

5 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan embung lapangan

gully plug dam parit sumur resapan pada kawasan permukiman

pembangunan sedrainpondbaik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Sub Sistem Drainase Kedungringis merupakan Subsistem drainase dari Sistem

Salatiga Barat Terletak diatas Sub Sistem Ngawen dan dibatasi oleh Jl Salatiga -

Semarang di sebelah utara Sistem ini menampung beban drainase dari pusat

kota Di dalam sub sistem ini banyak timbul permasalahan karena banyaknya

spot-spot genangan terutama di Kecamatan Sidorejo Secara Administratif

sebagian besar Sub Sistem Drainase Kedungringis berada di masuk ke Kecamatan

Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kedungringis adalah 6751 ha Panjang

saluran drainase tidak terlalu panjang dengan bentuk DTA melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

196

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis

6331 Permasalahan

Dalam identifikasi permasalahan ditemukan berbagai permasalahan di Sub Sistem

Drainase Kedungringis antara lain

1 Jl Kartini Kel Salatiga Kec Sidorejo saluran tertutup oleh perkerasan

sehingga pemeliharaannya sulit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

197

2 Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran terjadinya sedimentasi

endapan yang tinggi dalam saluran

3 Jl H Ilyas Jl Raya Muncul saluran yang masih terpotong perlu dilakukan

penyambungan agar aliran air mengalir sesuai dengan sub sistem yang telah

disetujui

6332 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kedungringis dilakukan dengan

1 Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis

ke arah hulu sampai Kelurahan Pulutan Saluran Kota Baru Normalisasi

Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

2 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S

Kedungringis Saluran Belakang RSUD Salatiga Saluran Kutowinangun

Saluran Benoyo Saluran Jalan Semarang-Salatiga Normalisasi Jalan Kartini

3 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Jl H Ilyas Jl Raya Muncul Kecandran

Sidorejo Lor Sidorejo

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran

5 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

6 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

Sub Sistem Drainase KebonsamasndashKalisawo merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Sub sistem ini terletak di wilayah paling utara Kota

Salatiga di Kecamatan Sidorejo Dibatasi oleh Jl Salatiga - Semarang di sebelah

selatan dan batas Kota Salatiga dengan kabupaten Semarang di sebelah utara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

198

Sistem ini menampung beban drainase dari pusat kota terutama dari pusat

permukiman dan pertokoan Sistem ini bermuara di Sungai Tuntang Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo berada

di Kecamatan Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo adalah

10472 hadan dengan bentuk DTA melebar

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

199

6341 Permasalahan

Di wilayah sub sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo permasalahan yang

muncul adalah banyaknya saluran drainase yang berfungsi ganda yaitu sebagai

saluran drainase dan saluran irigasi terutama di Kelurahan Bugel dan Kel

Salatiga Disamping itu saluran sekunder di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

dimensinya kecil sehingga perlu dilebarkan

6342 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo dilakukan dengan

1 Melakukan normalisasi pada Sungai Kalitaman Sungai Progo Saluran

Pattimurta Saluran di Belakang UKSW

2 Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan

membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

4 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

5 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

Sub Sistem yang paling luas dalam Sistem Drainase di Kota Salatiga adalah Sub

Sistem Drainase Jetis - Setro Sub Sistem ini merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Luas DTA Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro adalah

21137 ha Dengan bentuk seperti kipas beberapa sungai besar seperti Sungai

Ngaglik Sungai Jetis Sungai Senjoyo berada dalam Sub sistem ini Aliran sungai

dalam sub sistem ini memanjang dari batas wilayah Kota Salatiga sebelah selatan

menuju ke arah utara dengan beberapa titik pertemuan dan berakhir di Sungai

Setro sebelum masuk ke Sungai Tuntang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

200

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro

6351 Permasalahan

Berdasarkan peta genangan Salatiga 2014 Sub sistem Jetis ndash Setro memiliki

daerah genangan yang paling banyak Daerah genangan itu meliputi daerah Jetis

Damatex SMP 8 Ledok dst

Seperti pada sub sistem yang lain umumnya kondisi saluran kurang terawat yang

diindikasikan banyaknya endapan atau sedimen di dalam saluran seperti terjadi

di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

201

1 Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo

2 Jl Muh Yamin Ledok Salatiga

3 Jl Pasar ndashMuwardi Kutowinangun Tingkir

4 Jl Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir

5 Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor Argomulyo

Saluran drainase yang terputus atau belum ada saluran drainasenya antara lain di

1 Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir

2 Jl Tingkir ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo

3 Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah Argomulyo

4 Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

Juga adanya genangan di Depan Damatex pada Jl Semarang-Solo juga perlu

perhatian khusus

6352 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Jetis - Setro dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir Jl Tingkir

ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah

Argomulyo Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

2 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu

Acir

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo Jl Muh Yamin Ledok Salatiga Jl

Nanggulan Jl Tritis Asri Jl PasarndashMuwardi Kutowinangun Tingkir Jl

Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor

Argomulyo

4 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang

lewat perkampungan

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

202

7 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan sumur resapan pada

kawasan permukiman baik yang sudah terbangun maupun yang akan

datang

8 Pembuatan shortcut di Depan Damatex untuk membagi debit yang terlalu

besar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

203

7 BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga

Indikasi program merupakan rumusan program yang terintegrasi dengan tujuan

dan sasaran pengelolaan Rumusan program tersebut diturunkan menjadi

kegiatan dan diperjelas dengan lokasi volume dan jangka waktu pelaksanaan

kegiatan Indikasi program yang dirumuskan dirunut pada masing-masing tujuan

pengelolaan

Periode pelaksanaan strategi pengelolaan Master Plan Drainase Kota Salatiga

iniadalah 25 tahun dijabarkan dalam tahapan sebagai berikut

1 Strategi menengah I Dilaksanakan pada periode tahun 2015-2020

2 Strategi menengahII Dilaksanakan pada periode tahun 2021-2025

3 Strategi menengah III Dilaksanakan pada periode tahun 2026-2030

4 Strategi menengah IV Dilaksanakan pada periode tahun 2031-2035

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

204

5 Strategi menengah V Dilaksanakan pada periode tahun 2036-2040

Dalam menentukan periode strategi tersebut turut mempertimbangkan

kepentingan untuk segera dilaksanakannya program-program tersebut sesuai

dengan penanganan drainase Kota Salatiga

Adapun indikasi program Master Plan Drainase Kota Salatiga dirumuskan sebagai

berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

205

Tabel 7-1 Indikasi Program

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Terwujud-

program

penanganan

Drainase Kota

Salatiga

Menggalakkan

kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai

pengelolaan dan

pemanfaatan

sumberdaya air dan

lahan

Pemberlakuan

perijinan dan

pengawasan

Pelatihan dan Sosialisasi Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Penetapan peraturan-

peraturan tentang

pengelelolaan Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Pembentukan Forum

Masyarakat Pecinta Lingkungan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Penggalakan kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai usaha

pelestarian dan

kebersihan

lingkungan

Kegiatan pemberdayaan dan

pendampingan masyarakat

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Optimalisasi badan penyuluh

lapangan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Konservasi Non

Teknis

Penanaman hutan rakyat

Sub Sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan 30 ha radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Ngawen - Sraten 24 ha radic radic radic radic radic

Penghijauan lingkungan Seluruh wilayah

perencanaan

500 tanaman

per kelurahan radic radic radic radic radic

Penanaman Hutan Kota (RTH)

Sub Sistem Drainase

Kedungringis 20 lokasi radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Jetis - Setro 16 lokasi radic radic radic radic radic

Memberikan

batasan eksploitasi

air dan lahan

Pemasangan rambu-

rambu kelestarian air

dan lahan

Pemasangan rambu-batas

sempadan rambu pelarangan

buang sampah di sungai

saluran

Seluruh wilayah

perencanaan 2000 rambu radic radic

Meminimalisasi

terjadinya konflik

pemanfaatan

sempadan dalam

pengusahaan

Sosialisasi peraturan daerah

terkait daerah sempadan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

206

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

aktivitas budidaya

Mengembangkan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Pengembangan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Kegiatan penyusunan sistem

informasi drainase perkotaan

Seluruh wilayah

perencanaan 1 paket radic radic radic

Mengembangkan

model

penanggulangan

bencana banjir

Pengembangan model

penanggulangan

bencana banjir

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngemplak - Sawahan

5 km radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

20 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic

Membangun embung lapangan 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

40 titik radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 75 km radic radic radic radic

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngawen - Sraten

6 km radic radic

Normalisasi saluran sekitar

Pasar Sapi 2 km radic

Membangun embung lapangan 2 lokasi radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic

Normalisasi saluran jalan

Yudistira 150 km

radic

Normalisasi saluran jalan

Osamaliki 150 km radic

Kolam resapan bioretensi 15 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 10 km radic radic radic

Normalisasi saluran Sub Sistem 35 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

207

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kedungkopyah mulai

pertemuan dg Sungai

Kedungringis ke arah hulu

sampai Kelurahan Pulutan

Kedungringis

Normalisasi saluran ke arah

Kota Baru 15 km radic

Normalisasi Saluran

Kedungringis mulai RSUD

Salatiga sampe daerah

Kelurahan Pulutan

2 km radic

Normalisasi Saluran Andong

dari Gereja Bethel sampai

pertemuan

S Kedungringis

25 km radic

Normalisasi Saluran di belakang

RSUD Salatiga 08 km radic

Normalisasi Saluran

Kutowinangun 25 km radic

Normalisasi Saluran Benoyo 18 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Semarang - Salatiga 20 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Osamaliki 10 km

radic

Normalisasi Saluran Jalan

Kartini 15 km

radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

275 km radic radic radic radic radic

Kolam resapan bioretensi 20 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 2000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 9 km radic radic

Membangun saluran yang

belum ada di sekunder Jl Argo Sub Sistem 18 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

208

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Borga ndash Jl Randu Acir Jetis ndash Setro

Normalisasi saluran Jalan

Tingkir 20 km

radic

Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 20 km radic

Normalisasi saluran Jalan Tritis

Asri 20 km

radic

Membangun dinding penahan

tanah di sungai Jetis dan

sungai Ngaglik yang lewat

perkampungan

15 km radic radic radic

Merehab leaning Sungai

Klampean (sejajar dengan

jalan raya Salatiga ndash Solo)

15 km radic radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

100 km radic radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

30 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic radic radic

River Side Polder 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 70 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 12 km radic

Normalisasi Sungai Kalitaman

Sub Sistem

Kebonsamas - Kalisawo

5 km radic

Normalisasi saluran di Jl

Pattimura 2 km radic

Normalisasi saluran di belakang

Kompleks UKSW 2 km radic

Normalisasi Saluran Pengging

sampai pertemuan K Progo

(dengan membangun parapet)

dan dibuatkan pintu klep

075 km radic

Normalisasi K Progo 3 km radic

Membangun dinding penahan 5 km radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

209

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

tanah di sungai yang lewat

perkampungan

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm 80 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 100 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 1000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 15 km radic radic

Evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Pemeliharaan rutin

dan Operasional

Pemeliharaan saluran primer Seluruh wilayah

perencanaan 2 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan saluran tersier Seluruh wilayah

perencanaan 4 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan rambu Seluruh wilayah

perencanaan 20 lokasi radic radic radic radic radic

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja Saluran

Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan tiap tahun radic radic radic radic radic

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

210

72 Operasi dan pemeliharaan

721 Operasi Sistem Drainase

Operasi sistem drainase mempunyai dua pengertian yaitu dalam arti luas dan

dalam arti sempit Dalam arti luas operasi sistem drainase adalah usaha-usaha

untuk memanfaatkan prasarana drainase secara optimal Sedangkan dalam arti

sempit operasi sistem drainase adalah pengaturan bangunan yang berkaitan

dengan drainase seperti kolam penampung stasiun pompa pintu klep lobang

pengontrol (manhole) box culvert gorong-gorong dll untuk mengeluarkan air

dari kawasanlahan yang dilindungi dan mengalirkan air ke saluran pembuang

(penerima) danatau muara

Ruang lingkup kegiatan operasi sistem drainase meliputi pekerjaan

1 Penyuluhan tentang pemanfaatan sistem drainase

2 Melaksanakan pengoperasian bangunan-bangunan pada sistem drainase

seperti pompa pintu-pintu dll

722 Pemeliharaan Sistem Drainase

Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana drainase selalu

dapat berfungsi dengan baik selama mungkin selama jangka masa pelayanan

yang direncanakan

Kondisi sistem drainase biasanya cepat menurun sehingga mempengaruhi

kinerja sistem Oleh karena itu diperlukan program pemeliharaan yang lengkap

dan menyeluruh

Ruang lingkup pemeliharaan sistem drainase meliputi

1 Kegiatan pengamanan dan pencegahan

a Inspeksi rutin

b Melarang membuang sampah di salurankolam

c Melarang merusak bangunan drainase

2 Kegiatan perawatan

a Perawatan rutin

b Perawatan berkala

3 Kegiatan perbaikan

a Perbaikan darurat

b Perbaikan permanen

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

211

c Penggantian

Secara ringkasi komponen kegiatan OampP sistem drainase dapat dilihat pada Tabel

berikut

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

1 Saluran

drainase

internal

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

saluran

TAHUNAN

Pengerukan endapan sedimen dalam

saluran

2 Tanggul

Jalan inspeksi

BULANAN

Potong rumput

TAHUNAN

Kontrol elevasi puncak yang

diperlukan

Perbaikan tanggul jalan isnpeksi yang

rusak

3 Bangunan-

bangunan

drainase

pintu gorong-

gorong dll

HARIAN

Membukatutup pintu air

Mencatat elevasi air di

outlet dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

gorong-gorong atau bangunan

lainnya

TAHUNAN

Pengecatan dan pelumasan pintu-

pintu air

Pengerukan endapan sedimen dalam

bangunan gorong-gorong dan

bangunan tertutup lainnya

3 Kolam

intersepsi

kolam tando

HARIAN

Mencatat elevasi air kolam

dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

Kualitas air3 bl

TAHUNAN

Pembersihan 6 bl

Chek profil kolam

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

212

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

4 Rumah pompa

1 Diesel

2 Pompa

3 Genset

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

Mengisi bahan bakar

BULANAN

Membersihkan kotoran

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Pemanasan mesin

BULANAN

Checkservis

Filter BBM

Oli+filter

Greasing

Battery + pengisian

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Servis battery (5 th)

Cat (5 th)

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

HARIAN

Pemanasan

BULANAN

Checkservis

Grease pump

Oli transmisi

Pulley belt

Kabel penghubung

Elevasi inlet-outlet

TAHUNAN

Over haul (15000 jam)

Ganti oli transmisi (5 th)

Ganti kabel terminal (5 th)

Kabel kontrol (5 th)

Screw bearing (5 th)

Motor bearing (5 th)

Gear box (5 th)

Service blade screw (5 th)

Pulley belt

Rehabilitasi bangunan

HARIAN

Back up PLN

BULANAN

Pengisian bahan bakar

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Checkservis

Bahan bakar

Air

Batttery

Oli

BULANAN

Checkservis

Filter bahan bakar

Filter Oli

Batttery + charger

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Check battery

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

213

Berdasarkan komponen kegiatan OampP tersebut di atas maka komponen biaya

OampP pada sistem drainase antara lain meliputi

1 Biaya Personil

2 Biaya Operasional Kantor

3 Biaya Listrik dan atau BBM

4 Biaya Perawatan Bangunan dan atau Peralatan

5 Biaya Pengerukan Sedimen

6 Biaya Perawatan lainnya

73 Rencana Pembiayaan

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik

Biaya konstruksi merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

konstruksi bangunan secara fisik diluar biaya-biaya lainnya Pendekatan biaya

konstruksi berdasarkan estimasi prakiraan biaya fisik yang dikeluarkan

Beberapa asumsi digunakan dalam prakiraan biaya yaitu

1 Biaya Konstruksi berdasarkan biaya konstruksi dasar dengan dasar harga

satuan bahan dan upah Kota Salatiga tahun 2015

2 Biaya pembebasan lahan dan bangunan berdasarkan harga pasaran lahan di

masing-masing wilayah dimana kegiatan pembangunan drainase

dilaksanakan

3 Biaya Konsultansi (Konsultan DED dan Supervisi) diperkirakan 5 dari biaya

dasar konstruksi

4 Biaya Administrasi Proyek diperkirakan sebesar 3 dari biaya dasar

konstruksi

5 Biaya sosialisasi diperkirakan 2 dari biaya dasar konstruksi

6 Kontigensi fisik diperkirakan sebesar 25 dari biaya dasar konstruksi

7 Biaya kenaikan Harga selama periode konstruksi diperkirakan terjadi

kenaikan harga sebesar 5 dari biaya dasar konstruksi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

214

732 Biaya Pembebasan Lahan

Biaya pembebasan lahan dan bangunan di hitung berdasarkan biaya untuk

pekerjaan - pekerjaan konstruksi antara lain

1 Pelebaran saluran atau sungai

2 Pembuatan embung tanggul kolam resapan River Side Polder jembatan

jalan inspeksi dan lain ndash lain

Harga satuan lahan dinyatakan dalam harga lahan per m2 berdasarkan harga

lahan dalam NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak

Bumi dan Bangunan Kota Salatiga Harga lahan bervariasi antara Rp250000

sampai Rp 2000000 per m2 sedangkan harga bangunan bervariasi antara Rp

600000 sampai Rp1750000 per m2 bangunan

Berdasarkan asumsindashasumsi tersebut maka biaya investasi awal perbaikan sistem

drainase Kota Salatiga untuk masing-masing sistem adalah sbb

733 Biaya Investasi

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

I Sistem Drainase Salatiga Barat

a Sub Sistem Ngemplak - Sawahan 12505000

1 Normalisasi saluran JLS 400 km 1250000 5000000

2 Membangun embung lapangan 100 lok 1750000 1750000

3 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

4 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

5 Pembangunan sumur resapan 8000 unit 12500 1000000

6 Pembangunan Sedrainpond 4000 ttk 7500 300000

7 Pembangunan saluran tersier 500 km 750000 3750000

b Sub Sistem Ngawen - Sraten

26537500

1 Normalisasi saluran JLS 600 km 1250000 7500000

2 Normalisasi saluran sekitar Pasar Sapi

200 km 800000 1600000

3 Normalisasi Saluran Jalan Yudistira 150 km 1250000 1875000

4 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 150 km 1250000 1875000

5 Membangun embung lapangan 200 lok 1750000 3500000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

215

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

6 Membangun gully plug 2500 lok 3500 87500

7 Membangun dam parit 5000 lok 15000 750000

8 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

9 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

10 Pembangunan saluran tersier 1000 km 750000 7500000

I Sistem Drainase Salatiga Barat

c Sub Sistem Kedungringis 44525000

1

Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis ke arah hulu sampe Kelurahan Pulutan

325 km 1500000 4875000

2 Normalisasi saluran ke arah Kota Baru

150 km 2250000 3375000

3 Normalisasi Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

175 km 1500000 2625000

4 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S Kedungringis

225 km 1500000 3375000

5 Normalisasi Saluran di belakang RSUD Salatiga

070 km 1500000 1050000

6 Normalisasi Saluran Kutowinangun

175 km 1000000 1750000

7 Normalisasi Saluran Benoyo 180 km 750000 1350000

8 Normalisasi Saluran Jalan Semarang - Salatiga

200 km 1250000 2500000

9 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 100 km 750000 750000

10 Normalisasi Saluran Jalan Kartini 150 km 1250000 1875000

11 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

2750 km 400000 11000000

12 Kolam resapan bioretensi 2000 lok 40000 800000

13 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

14 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

15 Pembangunan Biopori 20000 ttk 300 600000

16 Pembangunan saluran tersier 900 km 750000 6750000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

216

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

II Sistem Drainase Salatiga Timur

a Sub Sistem Kebonsamas - Kalisawo

42752500

1 Normalisasi Sungai Kalitaman 500 km 1500000 7500000

2 Normalisasi saluran di Jl Pattimura 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran di belakang Kompleks UKSW

200 km 1250000 2500000

4

Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

075 km 1250000 937500

5 Normalisasi K Progo 280 km 1250000 3500000

6 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

500 km 2500000 12500000

7 Pembangunan sumur resapan 5000 lok 12500 625000

8 Pembangunan Sedrainpond 6000 ttk 7500 450000

9 Pembangunan Biopori 80000 ttk 300 240000

10 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

b Sub Sistem Jetis ndash Setro

73080000

1 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu Acir

180 km 2000000 3600000

2 Normalisasi saluran Jalan Tingkir 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 200 km 1250000 2500000

4 Normalisasi saluran Jalan Tritis Asri 200 km 1250000 2500000

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang lewat perkampungan

1500 km 2500000 37500000

6 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

150 km 2500000 3750000

7 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

1000 km 400000 4000000

8 River Side Polder 100 lok 2250000 2250000

9 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

217

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

10 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

11 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

12 Pembangunan Sedrainpond 7000 ttk 7500 525000

13 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

218

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya masing-masing sub sistem wilayah drainase ( x Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis - Setro

1 Biaya Fisik Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2

Biaya Konsultasi

(Perencanaan dan

Pengawasan

Rp 87535000 Rp 185762500 Rp 311675000 Rp 299267500 Rp 511560000 Rp 1395800000

3 Biaya Administrasi Rp 37515000 Rp 79612500 Rp 133575000 Rp 128257500 Rp 219240000 Rp 598200000

4 Biaya Sosialisasi amp

Pemberdayaan Rp 62525000 Rp 132687500 Rp 222625000 Rp 213762500 Rp 365400000 Rp 997000000

5 Biaya Kontingensi Rp 31262500 Rp 66343750 Rp 111312500 Rp 106881250 Rp 182700000 Rp 498500000

6 Biaya Pembebasan Tanah Rp 187575000 Rp 530750000 Rp 890500000 Rp 641287500 Rp 1096200000 Rp 3346312500

7 Total (1 sd 6) Rp 1656912500 Rp 3648906250 Rp 6122187500 Rp 5664706250 Rp 9683100000 Rp 26775812500

8 Pajak PPN (10 x 7) Rp 165691250 Rp 364890625 Rp 612218750 Rp 566470625 Rp 968310000 Rp 2677581250

Total (7 + 8) Rp 1822603750 Rp 4013796875 Rp 6734406250 Rp 6231176875 Rp 10651410000 Rp 29453393750

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

219

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan

Dalam beberapa dekade Operasi dan Pemeliharaan (OampP) untuk proyek sumber

daya air khususnya proyek drainase tidak mendapatkan perhatian yang serius

Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan kebutuhan OampP tetapi lebih

karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang cukup Kesulitan memperoleh

biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan OampP tersebut dan bahkan jika

biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa biaya tersebut dipakai untuk OampP

jika kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendesak muncul bersamaan

Beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan untuk

mencari jalan keluar mengenai permasalahan OampP Beberapa proyek mulai

memasukan komponen biaya OampP yang memadahi Rencana persiapan OampP

susunan institusi OampP dan lain ndash lain sudah mulai dipersiapkan Juga mulai

diperkenalkannya partisipasi aktif para penerima manfaat dalam kegiatan OampP

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OampP) merupakan dua kegiatan yang

berbeda namun tidak dapat saling dipisahkan karena saling pengaruh

mempengaruhi satu dan lainnya Dalam terminologi rekayasa pemeliharaan

dapat didefinisikan sebagai seni untuk menjaga peralatan bangunan dan

fasilitas lain yang terkait pada kondisi yang kondusif untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang diharapkan Pengoperasian sistem drainase

memerlukan tidak hanya operasi fisik dari berbagai komponen tetapi

operasinya dalam kondisi darurat dan permintaan (on-call)

Prakiraan biaya OampP saluran untuk masing-masing segmen saluran pada masing-

masing sistem drainase dengan asumsi perhitungan bahwa biaya O amp P sebesar

10 dari biaya fisik dasar konstruksi Ringkasan biaya OampP saluran ditampilkan

dalam Tabel berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

220

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP Setiap Tahun Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya Masing-Masing Sub Sistem Wilayah Drainase ( X Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis ndash Setro

1 Biaya Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2 Biaya O amp M (10 x 1) Rp 125050000 Rp 265375000 Rp 445250000 Rp 427525000 Rp 730800000 Rp 1994000000

3 Pajak PPN (10 x 2) Rp 12505000 Rp 26537500 Rp 44525000 Rp 42752500 Rp 73080000 Rp 199400000

Total (2 + 3) Rp 137555000 Rp 291912500 Rp 489775000 Rp 470277500 Rp 803880000 Rp 2193400000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

221

8 BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

81 Kesimpulan

Kesimpulan dari Kegiatan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini

adalah

1) Sistem Drainase Kota Salatiga dibagi menjadi 2 (dua) sistem yaitu Sistem

Drainase Salatiga Barat dan Sistem Drainase Salatiga Timur

a) Sistem Drainase Salatiga Barat adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Rawa Pening Sistem ini dibagi

menjadi 3 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Ngemplak ndash

Sawahan Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten dan Sub sistem

Drainase Kedungringis

b) Sistem Drainase Salatiga Timur adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Sungai Tuntang Sistem ini dibagi

menjadi 2 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Kebonsamas ndash

Kalisawo dan Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

222

2) Permasalahan terjadinya genangan lokal di Kota Salatiga disebabkan oleh

beberapa faktor seperti

a) Belum tersusunnya pola aliran dan pembagian sub sistem pengelolaan

drainase sehingga menyulitkan penanganan drainase secara

komprehensif dan berkelanjutan oleh pihak Pengelola DrainaseSecara

sistem jaringan drainase yang ada kurang mengikuti tata pola jaringan

drainase yang baik dan rapi

b) Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada kurang memadai yaitu

kapasitas beberapa ruas jaringan drainase berkurang karena

pendangkalan terjadinya kerusakan saluran adanya penyempitan

(bottle neck) dan kurangnya perawatan yang memadai

c) Banyak terdapatnya saluran drainase yang tertutup oleh bahu jalan

perkerasan jalan dan bangunan lain sehingga kurang berfungsi secara

optimal dan menyulitkan pemeliharaannya

d) Di beberapa tempat saluran drainase terputus belum terbangun tidak

tersambung secara menerus sehingga fungsi sebagai drain tidak

tercapai

e) Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

wilayah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk

ke saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genanganHal ini

seperti yang terjadi di daerah depan Kantor Polantas dekat Kafe Ole

dekat RS

f) Kondisi side-inlet dari badan jalan ke saluran drainase juga kebanyakan

tidak sesuai dan tidak berfungsi sehingga aliran yang jatuh ke badan

jalan tidak dapat masuk ke saluran dengan cepat

g) Ada saluran yang masih berfungsi ganda yaitu saluran irigasi sekaligus

saluran drainase Karena filosofi saluran irigasi lebar saluran semakin

menyempit maka disamping debit yang besar juga terjadi bottle neck

seperti pada saluran Kedungkopyah Akibat kondisi seperti ini sebagian

wilayah di Kelurahan Pulutan mengalami genangan pada saat musim

hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

223

3) Permasalahan teknis drainase diperparah dengan masalah sosial budaya

a) Sangat kurangnya kesadaran partisipasi kepedulian serta

keterlibatan masyarakat dalam ikut menjaga saluran drainase yang ada

dengan membuang sampah dan limbah ke saluran drainase semakin

memperparah kondisi jaringan drainase yang ada

b) Kurangnya pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan drainase

sehinggamasyarakat belum merasa memiliki prasarana drainase yang

ada dan belum sepenuhnya ikut bertanggungjawab terhadap prasarana

drainase

4) Perlu dilaksanakannya program penanganan drainase mengacu pada Sub

Sistem yang telah dibuat dan disepakati yang tidak mengacu pada batas-

batas administrasi

5) Selanjutnya Penanganan Drainase Kota Salatiga hendaknya mengacu Pada

Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini beserta lampirannya

dengan berbagai penyesuaian dengan kondisi terakhir di lapangan

82 Saran

1) Sudah saatnya pemerintah Kota Salatiga mulai menerapkan kebijakan Delta-Q

zero policy yaitu setiap pembangunan suatu kawasan harus tidak boleh

menambah beban debit aliran yang keluar dari kawasan tersebut dengan

jalan adanya kewajiban pembuatan kolam-kolam retensi sumur resapan

areal resapan atau ground reservoir untuk menampung air hujan di lokasi

area masing-masing

2) Sesuai dengan hasil Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini

penataan sistem jaringan drainase perlu segera dilakukan dan ditindak

lanjuti dengan survey investigasi dan detail desain guna menangani lokasi-

lokasi yang terjadi permasalahan

3) Kampanye sosialisasi serta educating public sangat perlu dilakukan guna

meningkatkan kepedulian partisipasi dan persepsi masyarakat pada saluran

drainase dan sarana prasarana yang lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

224

4) Perlunya pelibatan masyarakat dalam kegiatan drainase sehingga masyarakat

akan bertanggung jawab dan ada rasa memiliki terha

5) Dari permasalahan-permasalahan di atas maka perlu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Peningkatan kapasitas resapan baik dengan sumur resapan kolam retensi

penampungan air hujan Areal untuk kolam retensi atau areal

penampungan air hujan ini perlu diperkuat secara hukum

b) Peningkatan kesadaran partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam

pemeliharan saluran dan sistem drainase

c) Jaringan irigasi dan sanitasi harus dipisahkan dari jaringan drainase

supaya memudahkan pengoperasian dan tidak mengganggu saluran

drainase

6) Perlunya secara periodik Masterplan Drainase ini ditinjau agar sesuai dan

selalu up to date dengan perkembangan dan dinamika Kota Salatiga

83 Rekomendasi

Untuk mendukung dan mensukseskan implementasi Masterplan Drainase Kota

Salatiga maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut

1) Dokumen Laporan Masterplan Drainase Kota Salatiga secepatnya ditetapkan

menjadi Peraturan Daerah sehingga mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat kepada seluruh stakeholders

2) Perlu diterbitkan Peraturan Walikota (Perwalkot) yang mendukung

diantaranya tentang Sumur Resapan Pembangunan Embung dan Kolam

Konservasi Bio Retensi bagi Pengembang

3) Pemerintah Kota Salatiga perlu secepatnya menginventarisasi dan

mengamankan daerah sempadan sungai saluran mata air serta badan air

lainnya Untuk sungai-sungai dan badan air yang belum jelas daerah

sempadannya perlu segera diatur dan diusahakan

4) Lokasi-lokasi yang diproyeksikan untuk pembangunanembung dan fasilitas

drainase lainnya perlu segera diamankan Hal ini untuk menghindari adanya

penyalahgunaan fungsi atau peruntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

225

5) Perlu segera ditindaklanjuti dengan Perencanaan Rinci (DED) sesuai dengan

skala prioritas sebelum dilakukan kegiatan fisik

6) Perlu dibentuk suatu badan independent yang menangani tata air perkotaan

ldquoSalatiga Peduli Drainase dan Lingkunganrdquo yang anggotanya terdiri dari

berbagai unsur masyarakat (stakeholders) baik perorangan maupun

lembagaorganisasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

226

1 DAFTAR REFERENSI

Arsyad Sitanala (1989) Konservasi Tanah dan Air Bogor Penerbit IPB Press

Badan Pusat Statistik Kota Salatiga (2013) Salatiga Dalam Angka Tahun 2012 dalam

wwwsalatigakotabpsgoid

Bappeda Kota Salatiga (2014) Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Masterplan Drainase

Kota Salatiga

Merry Y Dkk (2010) Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Debit Limpasan

Drainase Di Kota Bukittinggi Laporan Akhir Penyusunan Masterplan Drainase

Perkotaan Kota Bukittinggi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi

PT MULTIDECON Internal(2007) Master Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Bappeda

Kota Salatiga

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 ndash 2030 Pemerintah Kota Salatiga

RISPAM Salatiga (2014) Laporan Akhir Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum di

Kota Salatiga

Soemarto CD (1999) Hidrologi Teknik Edisi Dua Erlangga Jakarta

Soewarno (1995) Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid 1 Nova

Bandung

Sosrodarsono S dan Tominaga M (1994) Perbaikan dan Pengaturan Sungai Pradnya

Paramita Jakarta

Sri Harto Br (1993) Analisis Hidrologi Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Subarkah Iman(1979) Bangunan Air Idea Dharma Bandung

Suripin (2004) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan ANDI Offset Yogyakarta

Takebayashi K (1988) Text Book of Urban Drainage River Engineering Course IV at

Diponegoro University DGWRD-NIKKEN Consultants Inc

  • Cover Lap Akhirpdf
  • Lap Akhir MP Drainase Salatigapdf

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

v

721 Operasi Sistem Drainase 210

722 Pemeliharaan Sistem Drainase 210

73 Rencana Pembiayaan 213

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik 213

732 Biaya Pembebasan Lahan 214

733 Biaya Investasi 214

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan 219

BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 221

81 Kesimpulan 221

82 Saran 223

83 Rekomendasi 224

DAFTAR REFERENSI 226

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga 11

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012 14

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga 20

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan 22

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas

saluran di Buk Suling 23

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air 24

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid 25

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas

Saluran Menurun (terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi

Kali Pengging) 25

Gambar 2-9 Erosi di sungai Pertigaan utara JLS dan di Sungai Jetis yang Tinggi

Menyebabkan Kapasitas Sungai menurun 26

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis) 27

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan studiMaster

Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007 29

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini 30

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling 31

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan 32

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo 33

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki 34

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan 35

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko 36

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin 37

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok 38

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau) 39

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air Perkotaan Terpadu 53

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan 57

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf aliran permukaan 58

Gambar 4-4 Metode Thiessen 61

Gambar 4-5 Metode Isohyet 62

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan

yang berbeda 69

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM 75

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM 79

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

vii

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka 84

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS 87

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka 88

Gambar 5-1 Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga 90

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen 91

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris) Distribusi Log Pearson III 97

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga 103

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak 104

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan 106

Gambar 5-8 Input Data Juction 107

Gambar 5-9 Input data subcatchment 108

Gambar 5-10 Input data conduit 108

Gambar 5-11 Input data curah hujan 109

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngemplak ndash Sawahan 110

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Ngawen-Sraten 110

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kedungringis 111

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo 111

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem

Jetis ndash Setro 112

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting) 121

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 122

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS) sub sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 123

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS) Sub Sistem Drainase

Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 124

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 125

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 126

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

viii

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) Sub

Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting) 127

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 128

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi eksisting) 129

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 130

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah sub sistem

Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 131

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki) sub

sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting) 132

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 133

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 134

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting) 135

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) 136

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 136

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting) 137

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting) 138

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri) sub sistem Jetis ndash

Setro (kondisi eksisting) 139

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 140

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 141

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 Sub Sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana) 141

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana) 142

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

ix

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 143

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem

Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 144

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub

sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana) 146

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 146

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase

Kedungringis (kondisi rencana) 148

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 148

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 150

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki Sub Sistem

Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana) 151

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub

sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 151

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura) sub sistem

Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana) 153

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 153

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi) Sub

Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana) 154

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 155

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub

sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana) 156

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub

Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 156

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana) 158

Gambar 5-66 Peta Genangan 171

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga 173

Gambar 6-2 Kolam Konservasi 176

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi di lapangan parkir 177

Gambar 6-4 Sumur Resapan 178

Gambar 6-5 Contoh Bangunan SeDrainPond 179

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

x

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan 181

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug 182

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit 182

Gambar 6-9 River Side Polder 183

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area 184

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan 192

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten 194

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis 196

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo 198

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro 200

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga 10

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan 12

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012 13

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012 13

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata

Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012 15

Tabel 2-6 Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun

2008-2012 16

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga 17

Tabel 2-8 Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha) 19

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha) 21

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga

Tahun 2014 45

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota 55

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm) 55

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan 69

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional 71

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995) 72

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan 75

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran 77

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda 78

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM 82

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga 93

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Normal dan Log Normal 94

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III 95

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran 96

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square 98

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov 101

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga 101

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan

(satuan mm) 102

Tabel 5-10 Depression Storage Values 105

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xii

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow 105

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka 107

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA

SWMM 113

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngemplak - Sawahan 115

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sraten 116

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kedungringis 117

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo 119

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem

Drainase Jetis ndash Setro 119

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak Sawahan 158

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten 159

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis 160

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 162

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro 163

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan 164

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten 165

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis 166

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo 168

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro 169

Tabel 7-1 Indikasi Program 205

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase 211

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota

Salatiga 218

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP setiap tahun Sistem Drainase Kota Salatiga 220

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

xiii

DAFTAR ISTILAH

Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan

atau ke bangunan resapan buatan

Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan

kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia

Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran

sekunder Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir Aliran dari

saluran primer langsung dialirkan ke badan air

Saluran Sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran

air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer

Saluran Tersier adalah saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-

saluran pembuangan rumah-rumah Umumnya saluran tersier ini adalah saluran

kiri kanan jalan perumahan

Sistem drainase utama adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar masyarakat

Sistem drainase lokal adalah sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan

sebagian kecil masyarakat

Kala ulang adalah selang waktu pengulangan kejadian hujan atau debit banjir rencana

yang mungkin terjadi

Garis sempadan drainase adalah garis batas luar saluran untuk melindungi fungsi

drainase perkotaan

Kota sedang adalah kota yang mempunyai penduduk berkisar antara 100000 sampai

500000 orang

Badan Air adalah sumber air di permukaan tanah yang berupa sungai atau danau dan di

bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam akifer

Daerah Tangkapan Air (DTA) atau Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang

menerima air hujan menampung dan mengalirkannya melalui satu

outlettempatperuntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

1

1 BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Drainase memiliki peran yang vital dalam menciptakan lingkungan perkotaan

yang bersih dan sehat Hal ini disebabkan lingkungan yang bersih dan sehat

sangat dipengaruhi oleh lancarnya saluran drainase dalam mengalirkan air hujan

maupun limbah rumah tangga menuju saluran pembuangan Sampah dan limbah

rumah tangga yang mengotori saluran dan sungai dapat menjadi sumber segala

macam penyakit dan menurunkan kualitas badan air yang selanjutnya juga

menurunkan kualitas air yang sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat

Dewasa ini permasalahan drainase di kawasan perkotaan semakin kompleks Hal

ini antara lain disebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan dan

laju perkembangan kota yang semakin meningkat Untuk itu dituntut suatu

pengelolaan drainase perkotaan secara komprehensif mulai saat perencanaan

pelaksanaan pembangunan hingga pemeliharaannyaPengelolaan drainase bukan

hanya persoalan teknis dan dana semata tetapi juga merupakan persoalan

sosial budaya dan partisipasi sehingga perlu pengelolaan secara komprehensif

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

2

Selama ini pengelolaan drainase masih dipandang hal yang bersifat teknis semata

dan cenderung menggunakan paradigma lama dimana air dialirkan ke badan air

secepat mungkin Padahal semestinya sebagian air masih bisa diresapkan

sehingga dapat mengurangi aliran permukaan (run off) dan menambah imbuhan

air tanah Teknologi pengelolaan drainase sudah jauh berkembang dengan model

bangunan imbuhan air tanah seperti sumur resapan biopori dll

Banyak faktor yang menentukan sistem dan penanganan drainase suatu kota

Faktor-faktor tersebut antara lain tipologi kota curah hujan tahunan luas dan

bentuk daerah daerah tangkapan airnya tata guna lahan dan sebagainya

sehingga tiap daerah memiliki tipologi yang berbeda-beda dan karenanya perlu

dianalisis tersendiri

Hal demikian juga berlaku untuk Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah Mungkin

saat ini persoalan drainase masih terbatas pada persoalan kapasitas saluran yang

kurang operasi amp pemeliharaan dan genangan lokal Akan tetapi pada masa

mendatang jika tidak dilakukan penanganan mulai dari sekarang akan timbul

masalah yang lebih kompleks

Untuk menghasilkan suatu model pengelolaan drainase di Kota Salatiga yang

komprehensif maka perlu disusun suatu Masterplan Drainase Kota Salatiga yang

berlaku selama 25 tahun ke depan

12 Maksud dan Tujuan

121 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun MasterplanRencana Induk Drainase

Kota Salatiga yang akan digunakan sebagai acuan dalam penanganan dan

pengelolaan drainase secara terpadu dalam jangka waktu 25 tahun ke depan

122 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini diharapkan hasilnya dapat digunakan

1 Sebagai acuan dalam penanganan dan pengelolaan drainase di Kota Salatiga

dengan kondisi dan permasalahan yang dihadapi yang terpadukomprehensif

dengan sektor-sektor lain serta sesuai dengan rencana tata ruang yang

berlaku

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

3

2 Sebagai referensi dalam kegiatan perencanaan lebih lanjut seperti

perencanaan teknis dan detail engineering designdrainase di Kota Salatiga

13 Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah

1 Mengetahui kondisi jaringan drainase eksisting Kota Salatiga dan

pengelolaannya

2 Menganalisisdan mengevaluasi sistem drainase Kota Salatiga berdasarkan hasil

survei lapangan dan kaidah-kaidah keilmuan (hidrologihidrolika) yang dapat

dipertanggungjawabkan

3 Melakukan perencanaan Masterplan Drainase di Kota Salatiga yang berlaku

dalam kurun waktu 25 tahun ke depan

4 Tersusunnya sistem-sistem dan sub sistem-sub sistem drainase di Kota Salatiga

yang terintegrasi dengan sarana prasarana kota lainnya serta sesuai dengan

rencana tata ruang yang berlaku

5 Menyajikan rencana program dan kegiatan secara komprehensif mengenai

rencana pembangunan dan pengembangan Saluran Drainase Kota Salatiga

untuk jangka menengah (5 tahunan) dalam rentang waktu 25 tahun ke depan

6 Membuat jadwal penanganan prioritas setiap tahunnya

14 Lingkup Kegiatan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup kegiatan Penyusunan

Masterplan Drainase Kota Salatigaadalah sebagai berikut

1 PengumpulanData

Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut

a) Studi-studi yang terkait

b) Data hidrologi hidrolika dan bangunan pelengkap

c) Data sosial ekonomi penduduk dan data lainnya yang ada hubungan

dengan studi terkait

d) Data keadaan saluran drainase dan badan air penerima yang ada sistem

geometri dan dimensi saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

4

e) Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi morfologi

sifat tanah dan tata guna lahan

f) Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan

g) Data rencana pengembangan kota foto udara pembiayaan institusi dan

kelembagaan dan peranserta masyarakat

2 Identifikasi Kondisi Sistem Drainase

Identifikasi kondisi sistem drainase dilakukan sebagai berikut

a) Penyusunan besaran daerah pengaliran (catchment area dalam ha)

saluran sungai menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran

b) Penghitungan panjang saluran (dalam mrsquo) dan nama badan air

penerimanya dari setiap saluran yang ada

c) Pengukuran penampang saluran dan kemiringan saluran minimal 3 titik

berbeda (awal tengah dan akhir) dari masing-masing saluran

d) Desain gambar bentuk dan ukuran penampang saluran-saluran yang ada

serta mencatat kondisinya saat ini dan tahun pembuatannya

e) Pengumpulan data gambar dan kapasitas bangunan pelengkap yang ada

dan dilengkapi dengan mencatat kondisi saat ini dan tahun pembuatan

f) Identifikasi permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran

3 Penyusunan Peta Genangan

Penyusunan peta genangan meliputi genangan rutin dan genangan potensial

yang perlu dilakukan meliputi

a) Identifikasi dan pemetaan lokasi genangan yang berada dalam area studi

b) Identifikasi luas tinggi dan lamanya genangan serta frekuensi dan waktu

kejadian dalam satu tahun untuk setiap daerah genangan

c) Identifikasi penyebab genangan

d) Identifikasi taksiran dan besaran kerusakan atau kerugian yang

ditimbulkan dalam bentuk biaya

4 Analisis

Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut

a) Analisis kondisi

1) Analisis kapasitas saluran

2) Analisis kapasitas bangunan pelengkap

3) Analisis struktur saluran dan bangunan pelengkap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

5

b) Analisis kebutuhan

1) Tentukan rencana alur saluran sesuai topografi dan tata guna lahan

2) Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran

3) Analisis intensitas hujan sesuai dengan kala ulang

4) Hitung debit rencana masing-masing saluran

5) Analisis perbedaan antara kebutuhan dan kondisi yang ada

5 Penyusunan Usulan Prioritas

Penyusunan usulan prioritas dilakukan dengan metode sebagai berikut

a) Penyusunan skala prioritas berdasarkan kepentingan dan pengembangan

daerah

b) Analisis berdasarkan pembobotan

c) Usulan skala prioritas

d) Identifikasi kepentingan daerah yang strategis

e) Identifikasi pengaruh langsung terhadap daerah lingkungan kumuh

f) Identifikasi fasilitas umum dan fasilitas sosial

g) Identifikasi pengaruh terhadap pengembangan tata ruang perkotaan

h) Penyusunan kegiatan berdasarkan tahapan mendesak 5 10 20 dan 25

tahun

6 Penyusunan Usulan Sistem Drainase Perkotaan

Menyusun usulan sistem drainase perkotaan dilaksanakan dengan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Identifikasi pola aliran dan sistem drainase kota dengan alternatif sistem

b) Identifikasi debit rencana (m3detik) dari masing-masing saluran

c) Perencanaan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya pada

masing-masing saluran

d) Identifikasi kebutuhan lahan

e) Perkiraan besar biaya ganti rugi lahan

7 Penyusunan Usulan Biaya

Penyusunan usulan biaya meliputi hal sebagai berikut

a) Penghitungan besaran biaya pembangunan yang dibutuhkan untuk seluruh

pembangunan atau perbaikan sistem drainase yang diusulkan sesuai

tahapan

b) Penyusunan rencana sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

6

c) Penghitungan besaran biaya operasi dan pemeliharaan seluruh sistem

drainase pertahun

d) Identifikasi besaran biaya yang dapat ditanggung oleh masyarakat swasta

atau instansi lain

e) Identifikasi usulan kegiatan untuk meningkatkan sumber pembiayaan

8 Penyusunan Jadwal Kegiatan Pembangunan Sistem Drainase

Penyusunan jadwal kegiatan pembangunan sistem drainase meliputi hal

sebagai berikut

a) Zona sistem drainase yang akan dikerjakan

b) Waktu pembuatan studi kelayakan

c) Waktu pelaksanaan penyusunan rencana teknik (DED)

d) Waktu pelaksanaan pembangunan fisik

e) Waktu kegiatan operasional dan pemeliharaan dimulai

9 Rekomendasi

Untuk mendukung pengembangan sistem drainase perkotaan perlu diusulkan

langkah-langkah sebagai berikut

a) Usulan bentuk kelembagaan

1) usulan instansi yang berwenang menangani sistem drainase

2) usulan peningkatan fungsi organisasi pengelola

3) usulan jumlah personil dan uraian tugas dari masing-masing satuan

organisasi

b) Usulan koordinasi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana kota

lainnya

c) Usulan kebutuhan aspek hukum dan peraturan

d) Usulan mekanisme dan peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta

15 Referensi Hukum

Referensi Hukum yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga Tahun 2014 adalah sebagai berikut

1 Undang-Undang Republik Indonesia No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air

2 Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

7

3 Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4 Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sumberdaya Air

5 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan pengendalian Pencemaran Air

6 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1999 tentang Irigasi

7 Peraturan Menteri PU No 02PRTM2013 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pengelolaan Sumberdaya Air

8 Peraturan Menteri PU No 16PRTM2008 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

9 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu

Limbah Domestik

10 Peraturan perundangan lain yang terkait dan diutamakan yang lebih baru

16 Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 6 (enam) bulan kalender mulai

tanggal 16 Juni 2014 sampai dengan 15 Desember 2014

17 Sistematika Laporan

Untuk memudahkan pemahaman sistematika Laporan Akhir ini disusun sebagai

berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang maksud dan tujuan sasaran

kegiatan ruang lingkup kegiatan dan referensi hukum yang digunakan

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi wilayah studi yang meliputi letak

geografis dan administrasi karakteristik fisik dasar tata guna lahan eksisting dan

proyeksinya 25 tahun ke depan kondisi sarana dan prasarana drainase

permasalahan drainase yang ada

BAB III SISTEM DRAINASE EKSISTING

Bab ini menjelaskan tentang Masterplan drainase yang pernah dibuat Kondisi

sistem drainase eksisting hasil inventori lapangan analisa kondisi eksisting

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

8

BAB IV KRITERIA PERENCANAAN

Bab ini menerangkan tentang philosofiprinsip dasar masterplan drainase kriteria

umum dan kriteria khusus yang digunakan dalam penyusunan masterplan

drainase

BAB V ANALISIS DIDROLOGI DAN HIDROLIKA

Bab ini menerangkan analisis hidrologi dan hidrolika yang digunakan untuk

perencanaan masterplan drainase meliputi penentuan sistem dan sub sistem

drainase analisis hidrologi analisis hidrolika dan penentuan kapasitas saluran

Kemudian dilanjutkan dengan analisis kapasitas dengan penampang rencana

BAB VI PERENCANAAN MASTERPLAN DRAINASE KOTA SALATIGA

Bab ini berisi konsep masterplan drainase Kota Salatiga dan perencanaan masing-

masing Sub Sistem Drainase yang meliputi permasalahan dan penanganannya

BAB VII RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA DAN PRIORITAS SERTA PEMBIAYAANNYA

Bab ini berisi program penanganan drainase selama 25 tahun ke depan yang

meliputi program jangka pendek jangka menengah dan jangka panjang kegiatan

operasi dan pemeliharaan drainase serta rencana pembiayaannya

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi konsultan berkaitan dengan

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2015 ndash 2040

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

9

2 BAB 2 DISKRIPSI WILAYAH STUDI

21 Lokasi Studi

Kota Salatiga dengan luas wilayah 567811 hektar atau 56781 kmsup2 merupakan

wilayah yang dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang (berada di tengah-tengah

Kabupaten Semarang) Terletak antara 717rsquo dan 717rsquo23rdquo LS dan antara

11027rsquo5681rdquo dan 11032rsquo464rdquo BT Secara administratif Kota Salatiga terdiri

dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan

Batas wilayah Kota Salatiga sebagai berikut

1 Sebelah Utara Kecamatan Pabelan Desa Pabelan Desa Pejaten Kecamatan

Tuntang Desa Kesongo Desa Watu Agung

2 Sebelah Timur Kecamatan Pabelan Desa Ujung-ujung Desa Sukoharjo dan

Desa Glawan Kecamatan Tengaran DesaBener Desa Tegal Waton dan Desa

Nyamat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

10

3 Sebelah Selatan Kecamatan Getasan Desa Sumogawe Desa Samirono dan

Desa Jetak Kecamatan Tengaran Desa PatemonDesaKarang Duren

4 Sebelah Barat Kecamatan Tuntang Desa Candirejo Desa Jombor Desa

Sraten dan Desa Gedongan Kecamatan Getasan Desa Polobogo

Luas Kota Salatiga per-Kecamatan disajikan dalam Tabel 2-1 Sedangkan Peta

Wilayah Kota Salatiga disajikan dalam Gambar 2-1

Tabel 2-1 Luas Tiap Kecamatan Kota Salatiga

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Argomulyo 18526

2 Sidomukti 11459

3 Sidorejo 16247

4 Tingkir 10549

Jumlah 56781 Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

11

Gambar 2-1 Peta Pembagian Wilayah Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

12

22 Topografi dan Fisiografi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 topografiKota Salatiga merupakan

wilayah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata antara 450 ndash 825 m DPL Kota

Salatiga terdiri dari 3 bagian yaitu daerah bergelombang plusmn 65 yang terdiri dari

kelurahan Dukuh Ledok Kutowinangun Salatiga Sidorejo Lor Bugel

Kumpulrejo dan Kauman Kidul Daerah miring plusmn 25 terdiri dari kelurahan

Tegalrejo Mangunsari Sidorejo Lor Sidorejo Kidul Tingkir Lor Pulutan

Kecandran Randuacir Tingkir Tengah dan Cebongan Daerah datar plusmn 10 terdiri

dari kelurahan Kalicacing Noborejo Kalibening dan Blotongan

Sedangkan secara morfologis Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki

Gunung Merbabu dan diantara gunung-gunung kecil antara lain Gunung Gajah

Mungkur Gunung Telomoyo dan Gunung Payung Rong padadengan ketinggian

antara 450 - 825 m dpl (dari permukaan air laut) Ketinggian 4 kecamatan dari

permukaan air laut disajikan pada Tabel di 2-2 bawah ini

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per-Kecamatan

No Kecamatan Prosentase Wilayah ()

Ketinggian (dpl)

1 Argomulyo 2018 595 - 850 m

2 Sidomukti 2861 515 - 650 m

3 Sidorejo 3263 450 - 825 m

4 Tingkir 1858 510 - 700 m

Jumlah 10000

Sumber Kota Salatiga Dalam Angka 2013

23 Geologi

Berdasarkan Buku Salatiga Dalam Angka 2013 bentuk topografi Kota Salatiga

dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol coklat berupa tufa vulkanis

intermedier yang memiliki tekstur remah dan konsistensinya gembur

produktifitas tanah sedang sampai tinggi Bentuk stuktur tanah latozol coklat

tua berada di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan

tanaman campuran

24 Demografi

Jumlah penduduk Kota Salatiga sampai dengan Tahun 2012 menurut data Badan

Pusat Statistik Tahun 2013 sebanyak 186087 jiwa dengan jumlah rumah tangga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

13

sebanyak 48415 dan rata-rata anggota rumah tangga 3539 orang KK Untuk

melihat perkembangan jumlah penduduk seluruh kecamatan di Kota Salatiga

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2-3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2006 ndash 2012

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Argomulyo 41846 41029 41435 41816 42638 40947 45630

2 Sidomukti 39632 36274 36395 36573 36611 38975 43360

3 Sidorejo 51784 48216 49487 49683 50024 52357 51452

4 Tingkir 43533 41413 41664 41952 42054 40206 45645

Jumlah 176795 166932 168981 170024 171327 172485 186087 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

Untuk melihat kepadatan penduduk seluruh kecamatan dapat dilihat pada tabel

berikut ini

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Kota Salatiga per-Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan Luas (km2) Penduduk Kepadatan (jiwakm2)

I Argomulyo 18526 45630 2463

1 Noborejo 3322 5895 1775

2 Ledok 1873 9949 5312

3 Tegalrejo 1884 12064 6403

4 Kumpulrejo 6290 7623 1212

5 Randuacir 3776 5533 1465

6 Cebongan 1381 4566 3306

II Sidomukti 11459 43360 3784

1 Kecandran 3993 17388 4355

2 Dukuh 3772 7556 2003

3 Mangunsari 2908 12710 4371

4 Kalicacing 0787 5706 7250

III Sidorejo 16247 51452 3167

1 Blotongan 4238 12256 2892

2 Sidorejo Lor 2716 13476 4962

3 Salatiga 2020 15344 7596

4 Bugel 2944 2829 0961

5 Kauman Kidul 1958 4209 2150

6 Pulutan 2371 3338 1408

IV Tingkir 10549 45645 4327

1 Kutowinangun 2938 22004 7489

2 Gendongan 689 6114 8874

3 Sidorejo Kidul 2775 6057 2183

4 Kalibening 995 1948 1958

5 Tingkir Lor 1773 4437 2503

6 Tingkir Tengah 1378 5085 3690

Tahun 2012 56781 186087 3012

Tahun 2011 56781 178277 2885

Tahun 2010 56781 174621 2826

Tahun 2009 56781 170022 2752

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

14

Dari data di atas Kecamatan Tingkir memiliki kepadatan penduduk tertinggi

dengan kepadatan penduduk sebesar 4327 jiwakm2 Sedangkan yang terendah

adalah Kecamatan Argomulyo dengan kepadatan penduduk sebesar

2463jiwakm2

25 Sosial dan Ekonomi

251 PDRBIncome Perkapita

Secara umum kondisi perekonomian di Salatiga sejak Tahun 2000 sudah

menunjukkan adanya perkembangan yang relatif baik Berangsur-angsur

perekonomian mulai meningkat dan pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi

sebesar 573 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 223953812 juta

dengan PDRB perkapita Rp 1293600331 Sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan sebesar Rp 101604564 juta dengan PDRB perkapita sebesar Rp

558357952

Tahun 2012 sumbangan PDRB terbesar adalah Kecamatan Sidorejo sebesar

2833 selanjutnya Kecamatan Sidomukti memberikan sumbangan sebesar

2647 Selanjutnya urutan ketiga adalah Kecamatan Tingkir dengan sumbangan

2466 dan yang terkecil memberikan sumbangan ke PDRB Kota Salatiga adalah

Kecamatan Argomulyo sebesar 2055

Gambar 2-2 Kontribusi PDRB Kecamatan Terhadap PDRB Kota SalatigaTahun 2012

Sumber PDRB Kecamatan Se Kota Salatiga 2012

252 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Kota Salatiga Tahun 2012 proporsi terbesar bermata

pencaharian lain-lain yakni 4082 disusul buruh industri yakni 1909

Argomulyo2055

Tingkir2466

Sidomukti2647

Sidorejo2833

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

15

kemudian disusul pedagang sebesar 723 Selengkapnya disajikan dalam Tabel

berikut

Tabel 2-5 Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian per Kecamatan Tahun 2012

Mata Pencaharian Kecamatan

Jumlah Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo

1 Petani Sendiri 1578 197 731 1078 3584 255

2 Buruh Tani 480 304 1602 2210 4596 328

3 Nelayan - - - - - -

4 Pengusaha wiraswasta 2251 3061 1085 1786 8183 583

5 Buruh Industri 6815 5650 6752 7563 26780 1909

6 Pedagang 599 2315 3621 3608 10143 723

7 Buruh Bangunanlepas 109 1440 4423 3972 9944 709

8 Pengangkutan 320 402 2397 1885 5004 357

9 Pegawai Negeri 1634 1224 2904 3349 9111 649

10 Pensiunan 617 827 1522 2720 5686 405

11 Lain-lain 10516 18520 14317 13929 57182 4082

Tahun 2012 24919 33940 39354 42100 140313

Tahun 2011 20514 28606 35862 42003 126968

Tahun 2010 24498 28436 34824 41810 129568

Tahun 2009 24784 26412 31920 39955 123071

Tahun 2008 31108 26324 31756 38988 128176 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

26 Hidrologi dan Hidrogeologi

261 Hidrologi

Kondisi hidrologi suatu wilayah dapat dilihat dari sumber air yang ada di wilayah

tersebut Sumber air dapat berupa danau sungai maupun rawa Kota Salatiga

dilewati oleh sungai yang cukup besar yakni Kali Sraten Kali Ngawen Kali

Ngaglik dan Kali Jetis yang secara keseluruhan sungai tersebut bukan berasal

dari Wilayah Salatiga atau Salatiga tidak memiliki mata air sendiri akan tetapi

sungai-sungai tersebut berasal dari wilayah lain di luar Kota Salatiga

Kota Salatiga yang berada di dataran tinggi memiliki iklim tropis dan berhawa

sejuk terpengaruh kondisi geografis daerah perbukitanPengaruh musim hujan

dan kemarau silih berganti sepanjang tahun Curah hujan di Kota Salatiga pada

Tahun 2012 berjumlah 2605 mm dengan rata-rata curah hujan 2570 mmhari

Berikut ini adalah tabel curah hujan hari hujan dan rata-rata curah hujan Tahun

2012 Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

16

Tabel 2-6Curah Hujan Hari Hujan dan Rata-Rata Hujan Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-rata Curah Hujan

Januari 370 19 1947

Februari 276 9 3067

Maret 660 25 2640

April 356 20 1780

Mei 153 7 2186

Juni 27 2 1350

Juli 0 0 0

Agustus 0 0 0

September 44 3 1467

Oktober 190 11 1727

November 309 13 2377

Desember 220 15 1467

Th 2012 2605 124 2570

Th 2011 2305 106 2101

Th 2010 3577 172 2101

Th 2009 1935 104 1900

Th 2008 4831 120 2196 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

262 Hidrogeologi

a Air Permukaan

Sumber air pemukaan yang ada di Kota Salatiga berupa air sungai Umumnya

sungai-sungai yang mengalir melintas di daerah Kota Salatiga berhulu di sebelah

barat-daya yakni dari lereng Gunung Merbabu dimana sebagian merupakan

sungai musiman yang kering airnya di musim kemarau Sungai yang berair

sepanjang tahun yang terdapat di daerah Kota Salatiga jumlahnya sedikit dan

umumnya sungai-sungai kecil serta umumnya sudah dimanfaatkan untuk

keperluan pengairan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

17

Air permukaan sangat penting keberadaannya hal ini karena secara langsung

dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Debit air sungai di Kota Salatiga

dapat dilihat pada Tabel 2-7

Tabel 2-7 Debit Sungai di Kota Salatiga

No Nama SungaiKali Debit

(m3detik) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7

Kali Senjoyo Kali Taman Kali Ked Ringis Kali Benoyo Kali Bendo Kali Ngaglik Kali Bawen

2408 1132 0258 0040 0006 0015 0005

Kali Taman mendapat suplesi Debit dari Mata Air - Kali Taman = 178 ltdtk - Kali Putri = 99 ltdtk - Kali Getek = 46 ltdtk - Kali Sombo = 59 ltdtk Jumlah = 382 ltdtk

Jumlah 3864 Sumber Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Salatiga th 2013

Data debit sungai di Kota Salatiga pada tahun 2005 sebesar 3864 m3dtk

Debit sungai diatas adalah debit hasil Dinas Bina Marga dan Pengairan Tahun

2013 Berdasarkan data total sungai yang ada di Kota Salatiga adalah 16 sungai

(RTRW 2010-2030) yang terdiri dari 9 sungai dan 7 saluran yang berfungsi

sebagai drainase primer Sesuai Pasal 39 dalam RTRW tersebut 9 sungai

ditetapkan untuk kawasan lindungsempadan sungai dengan kondisi 2 sungai

Ngaglik dan Banyu Putih mengalami pencemaran tingkat sedang

b Air Tanah Dalam

Kota Salatiga memiliki prospek sumber air tanah dalam terutama di bagian

tengah-barat dan di bagian selatan yang mencakup sebagian wilayah Kecamatan

Sidorejo Tingkir Sidomukti dan di daerah Candirejo Penyediaan sumber air

tanah dalam ini dapat dilakukan dengan cara membuat sumur bor di wilayah

potensial air tanah tinggi dengan kedalaman berkisar 80 hingga kurang dari 100

meter dengan menyadap lapisan akuifernya kurang dari 5 ldt Pemanfaatan air

tanah dalam di daerah ini belum maksimal yang saat ini terbatas untuk

kebutuhan air industri dan hotel serta jumlah sumur bor di daerah Kota Salatiga

masih sedikit (Data Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

c Air Tanah Dangkal

Pemanfaatan sumber air tanah dangkal di Kota Salatiga dapat diperoleh dengan

cara membuat sumur gali dengan kedalaman berkisar 8-25 meter Untuk wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

18

Kota Salatiga kedalaman sumur gali pada umumnya kurang dari 12 meter

sedangkan kearah barat atau daerah sekitar Candirejo kedalaman sumur gali

pada umumnya kurang dari 8 meter dan semakin kearah selatan yaitu Kecamatan

Argomulyo kedalaman sumur gali berkisar 12ndash25 meter Pemanfaatan sumber air

tanah dangkal ini sifatnya hanya terbatas untuk kebutuhan air penduduk

setempat Penyediaan sumber air tanah dangkal ini sangat tergantung pada

tinggi kedudukan muka airnya dimana kedudukan muka air tanah akan dalam di

tempat yang memiliki topografi tinggi dan rendah di tempat yang lebih landai

Potensi air tanah ini umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim

d Mata Air

Kota Salatiga memiliki sumber mata air yang memiliki prospek untuk

dikembangkan dengan mempertimbangkan kuantitas kualitas dan kontinuitas

airnya serta lokasi pemunculan mata air yang berada di Kota Salatiga Sehingga

cukup memudahkan pengambilannya Beberapa mata air yang digunakan oleh

PDAM Kota Salatiga sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air

bersih yaitu (Sumber Laporan Rencana Induk SPAM Kota Salatiga 2013)

1 Mata Air Senjoyo (dengan debit 145 ldt)

2 Mata Air Kaligojek (20 ldt)

3 Mata Air Kalitaman (25 ldt)

4 Mata Air Kaligetek (20 ldt)

5 Mata Air Kalisombo (barat=35 ldt timur =15 ldt)

6 Dan beberapa mata air kecil lainnya

27 Tata Guna Lahan

271 Tata Guna Lahan Eksisting

Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5678110 hektar atau 56781 km2

Luas yang ada terdiri dari 79893 hektar (141 ) lahan sawah 468019 hektar

(824) merupakan lahan kering dan 19898 hektar (35) adalah lahan lainnya

Menurut pemanfaatannya sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan

sawah berpengairan teknis (4426 ) lainnya berpengairan setengah teknis

sederhana dan tadah hujan Lahan kering yang dipakai untuk tegalkebun

sebesar 9592 dari total bukan lahan sawah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

19

Tabel 2-8Penggunaan Lahan Kota Salatiga Tahun 2012 (dalam Ha)

Kecamatan Sawah Lahan Kering Lahan Lainnya Jumlah

I Argomulyo 29911 1749135 73644 1852690

1 Noborejo 2635 324492 5073 332200

2 Ledok 12496 164537 10297 187330

3 Tegalrejo - 178424 10006 188430

4 Kumpulrejo - 622030 7000 629030

5 Randuacir - 348550 29050 377600

6 Cebongan 14780 111102 12218 138100

IISidomukti 64500 1051157 30193 1145850

1 Kecandran 31425 359748 8027 399200

2 Dukuh 3383 364179 9588 377150

3 Mangunsari 29692 251096 9982 290770

4 Kalicacing - 76134 2596 78730

IIISidorejo 388750 1176359 59611 1624720

1 Blotongan 77693 325107 21000 423800

2 Sidorejo Lor 33270 220300 18030 271600

3 Salatiga 19476 175242 7282 202000

4 Bugel 49204 241472 3694 294370

5 Kauman Kidul 76027 115723 4100 195850

6 Pulutan 133080 98515 5505 237100

IVTingkir 315771 703544 35535 1054850

1 Kutowinangun 45272 240895 7583 293750

2 Gendongan - 66584 2316 68900

3 Sidorejo Kidul 84154 180285 13061 277500

4 Kalibening 57038 39285 3276 99599

5 Tingkir Lor 75992 96685 4623 177300

6 Tingkir tengah 53315 79810 4676 137801

Jumlah 798932 4680195 198983 5678110

141 824 35 1000 Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

20

Gambar 2-3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kota Salatiga

Sumber RTRW Kota Salatiga 2010-2030

Dalam kaitannya dengan sistem drainase RTRW menjadi salah satu aspek yang

harus diperhitungkan dalam menyusun pola jaringan maupun dalam menghitung

beban drainase Sehingga sistem drainase yang dikembangkan bersifat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

21

antisipatif tidak hanya berlaku saat ini tetapi sudah memperhitungkan kondisi

yang akan datang

272 Laju Perubahan Tata Guna Dan Fungsi Lahan

Pertambahan luas lahan terbangun di Kota Salatiga pada Tahun 2001 hingga 2009

sebesar 3583 hath yaitu pada tahun 2001 seluas 154024 Ha meningkat

menjadi 181363 Ha pada tahun 2009 Perkembangan lahan terbangun Kota

Salatiga pada Tahun 2012 hingga 2020 diprediksikan mengalami peningkatan laju

pertambahan luas jika dibandingkan dengan laju pertambahan luas pada Tahun

2001 hingga 2009 yaitu menjadi 4520 hath Menurut Laporan Rencana Induk

SPAM Kota Salatiga 2012 Luas lahan terbangun pada Tahun 2013 diprediksi

mencapai 196292 Ha dan akan terus meningkat hingga 2329 Ha pada Tahun

2020

Tabel 2-9 Perubahan Status Penggunaan Lahan Per Kelurahan Tahun 2012 (ha)

No Kecamatan Dari sawah Ke pekarangan

Dari Tegal Ke Pekarangan

I Argomulyo - 24521

1 Noborejo - 4307

2 Ledok - 6095

3 Tegalrejo - 7337

4 Kumpulrejo - 1541

5 Randuacir - 4127

6 Cebongan - 1114

II Sidomukti 7145 22241

1 Kecandran 4905 3067

2 Dukuh - 16308

3 Mangunsari 2240 2866

4 Kalicacing - -

III Sidorejo 25825 23805

1 Blotongan 9886 7086

2 Sidorejo Lor 3908 12315

3 Salatiga - 4404

4 Bugel 1099 -

5 Kauman Kidul 6370 -

6 Pulutan 4562 -

IV Tingkir 4696 13894

1 Kutowinangun - 1977

2 Gendongan - -

3 Sidorejo Kidul 3435 7011

4 Kalibening - -

5 Tingkir Lor - 4111

6 Tingkir Tengah 1261 0795

Sumber Kota Salatiga dalam Angka 2013

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

22

28 PermasalahanDrainase Kota Salatiga

Secara umum permasalahan drainase perkotaan dapat dikelompokkan menjadi

dua kelompok yaitu permasalahan alamiah dan non alamiah Kelompok alamiah

adalah persoalan yang timbul akibat kondisi alam yang meliputi curah hujan

topografidan geologi Sedangkan non alamiah meliputi aspek yang timbul akibat

kegiatan manusia

Secara umum permasalahan drainase kawasan perkotaan sebagaimana

diperlihatkan dalam Gambar 2-4

Gambar 2-4 Permasalahan Drainase Kawasan Perkotaan

Sebagai akibat pertambahan penduduk menuntut adanya kebutuhan lahan untuk

tempat tinggalrumah dan usaha lainKebutuhan lahan tersebut menuntut

perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan meningkatnya bertambahnya

aliran limpasan permukaan dan meningkatnya erosi lahan sehingga terjadilah

sedimentasi yang menurunkan kapasitas saluran Penurunan kapasitas ini

mengakibatkan saluran meluap jika kapasitasnya dilampaui dan menyebabkan

terjadinya genangan

Permasalahan drainase perkotaan

Pertumbuhan penduduk

Kebutuhan tempat tinggalRumah

Perubahan tataguna lahan

Lahan untuk usaha pertanian

perkebunan dll

Manajemen sampah tidak baik

Produksi sampah

Debit banjir meningkat

Kebutuhan air bersih

Pengambilan air tanah berlebihan

Sedimentasi saluran

Saluran meluap banjir

Penurunan kapasitas saluran

Pembuangan sampah ke saluran

Erosi lahan meningkat

Amblesan tanah Genangan lokal

Limpasan permukaan meningkat

Pengisian air tanah menurun

Penurunan air tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

23

Disamping itu pertumbuhan penduduk juga mengakibatkan produksi sampah dan

limbah yang meningkat Jika tidak dikelola dengan baik misalnya sampah dan

limbah dibuang ke saluran drainasemaka bisa menyumbat saluran dan pada

akhirnya mengakibatkan banjirSatu hal lagi dimana pengisian air tanah yang

terganggu akibat berkurangnya infiltrasi dapat mengancam ketersediaan air

tanah yang digunakan sebagai sumber air bersih

Permasalahan Drainase Kota Salatiga dapat diidentifikasi sebagai berikut

1 Permasalahan Kapasitas Saluran

Seiring dengan peningkatan debit akibat pengaruh koefisien limpasan yang

cenderung meningkat kapasitas saluran perlu ditinjau apakah masih

mencukupi untuk menampung debit yang lewat Banyak saluran terlihat

menyempit dan mengalami pendangkalan sehingga kapasitasnya menurun Di

beberapa ruas jalan bahkan terlihat saluran terputus tidak menyambung

dengan saluran yang ada Pada segmen-segmen tertentu saluran mengalami

penutupan oleh sampah dan oleh sedimen (tanah) selain kedua masalah

tersebut pada lokasi-lokasi tertentu ada saluran yang hilang akibat ditutup

oleh masyarakat ataupun akibat kerusakan saluran yang dibiarkan

berkepanjangan sehingga pada akhirnya saluran tersebut tertutup

Disamping itu di beberapa kawasan Kota Salatiga banyak saluran yang

tertutup oleh bangunan di atasnya sehingga mempersulit pada saat

pemeliharaan Demikian juga akibat pondasi bangunan juga memperkecil

penampang saluran sehingga menurunkan kapasitas saluran

Gambar 2-5 Penurunan Kapasitas Saluran di Kali Pengging dan bangunan di atas saluran di Buk Suling

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

24

2 Kurangnya Daerah Resapan Air

Di beberapa wilayah Kota Salatiga terutama di pusat kota sebagai contoh di

Daerah Jalan Jendral Sudirman Pasar Gede Ramayana dan sekitarnya

karena letaknya yang ada ditengah Kota Salatiga maka daerah ini didominasi

oleh perumahan perkantoran dan pertokoan Air hujan yang turun langsung

masuk ke saluran melalui jalan beton jalan aspal atau perkerasan yang lain

tanpa adanya air yang meresap (infiltrasi) Hal ini dikarenakan minimnya

areal resapan air Air hujan akan langsung masuk menuju saluran sehingga

seringkali saluran tidak mampu menampung air dan menimbulkan genangan

air

Gambar 2-6 Daerah Perkotaan yang kekurangan daerah resapan air

3 Perubahan Tata Guna Lahan

Di Kota Salatiga perubahan tata guna lahan terjadi yang sangat cepat seiring

dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi Lahan baru yang

dahulunya daerah pertanianperkebunan dibuka untuk perumahan dan

kebutuhan lainnya dan dibiarkan terbuka tanpa konservasi Hal ini dapat

menjadi sumber bencana banjir dan kekeringan Perubahan tata guna lahan

mempunyai pengaruh terhadap besarnya run-off yang dapat diketahui dari

besarnya nilai koefisien limpasan yang cenderung meningkat (Merry 2010)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

25

Gambar 2-7 Perubahan Tata Guna Lahan di Perumahan Puri Wahid

4 Persampahan

Pengelolaan sampah di Wilayah Salatiga tergolong sangat kurang Hal ini

dikarenakan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah

Masyarakat masih menganggap bahwa sungaisaluran air merupakan tempat

pembuangan sampah Sampahndashsampah yang dibuang sembarangan

berserakan di jalan dan akhirnya disapu air hujan masuk ke sungaisaluran

Dengan demikian air menjadi kotor jorok dan sungaisaluran menjadi penuh

sampah dan pada waktu turun hujan sungaisaluran tersebut akan mampet

dan meluber sehingga mengakibatkan banjir

Gambar 2-8 Timbunan Sampah Yang Terjebak Di Saluran Menyebabkan Kapasitas Saluran Menurun(terdapat di banyak lokasi salah satunya di Lokasi Kali Pengging)

5 Erosi ndash Sedimentasi

Erosi dan Sedimentasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan Erosi

pada daerah hulu menyebabkan terjadinya sedimentasi di daerah hilir

(Sitanala Arsyad 1989) Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia Kota

Salatiga yang berkembang dengan cepat alih fungsi lahan tidak dapat

dihindari Alih fungsi lahan yang tak terkontrol menimbulkan dampak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

26

berganda terhadap kinerja sistem drainase Alih fungsi lahan dari lahan hijau

menjadi lahan terbangun akan meningkatkan limpasan permukaan sekaligus

meningkatkan laju erosi Konsekuensinya beban drainase bertambah di sisi

kapasitas sistem menurun akibat sedimentasi

Pembukaanpengembangan daerah berbukit dengan kemiringan yang terjal

dapat mengakibatkan laju erosi yang sangat tinggi jika tidak diikuti dengan

usaha konservasi lahan yang tepat Hal ini dapat dibuktikan dari aliran banjir

pada saat hujan air yang datang dari hulu tidak hanya keruh tetapi juga

berupa banjir lumpur Material erosi yang dibawa aliran air dari hulu pada

saat memasuki daerahsaluran landai tidak semuanya mampu hanyut ke

saluran primer atau sungai Sebagian akan diendapkan di sepanjang saluran

sungai dan badan air yang dilewatinya Endapan di saluransungai

menimbulkan penyempitan dan pendangkalan sehingga kapasitas

saluransungai tersebut akan berkurang Jika saluransungai tersebut

meluap maka lumpur juga akan diendapkan di wilayah yang dilewatinya

Gambar 2-9Erosi di sungai Pertigaan Utara JLS dan di Sungai Jetis yang tinggi menyebabkan Kapasitas Sungai menurun

6 Operasi dan Pemeliharaan

Banyak bangunan-bangunan drainase di Wilayah Salatiga yang dibangun

dengan biaya tinggi kondisinya sangat memprihatinkan sebelum umur

teknisnya tercapai Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan

kebutuhan OampP tetapi lebih karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang

cukup Kesulitan memperoleh biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan

OampP tersebut dan bahkan jika biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa

biaya tersebut dipakai untuk OampP jika kegiatan- kegiatan yang sifatnya

mendesak muncul bersamaan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

27

Gambar 2-10 Saluran yang Kurang Dipelihara (Contoh di Lokasi Pengging dan Jetis)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

28

3 BAB 3 SISTEM DRAINASE EKSISTING

31 Kajian Sistem Drainase Eksisting Berdasarkan Masterplan Drainase Tahun 2007

Berdasarkan studi yang pernah dilakukan pada tahun 2007 drainase yang ada di

Kota Salatiga dikelompokkan dalam menjadi 9 (sembilan) sistem drainase yaitu

1 Sistem Kartini

2 Sistem Buk Suling

3 Sistem Nanggulan

4 Sistem Kridanggo

5 Sistem Osamaliki

6 Sistem Kesehatan

7 Sistem Kalinongko

8 Sistem Hasanudin dan

9 Sistem Ledok

Dasar dalam pengelompokan sistem drainase ini adalah arah aliran dominan dari

saluran yang ada dan beberapa saluran alam sungai yang telah ada Hasil dari

pengelompokan itu disajikan dalam Gambar 3-1 di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

29

Gambar 3-1 Pembagian Sistem Drainase Kota Salatiga berdasarkan

studiMaster Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Tahun 2007

311 Sistem Kartini

Sistem Kartini adalah sistem drainase yang terletak menyusur Jalan Jenderal

Sudirman yang dimulai dari Ramayana ke arah Barat Laut (arah jalan ke

Salatiga) Lokasi di sepanjang Sistem Kartini didominasi oleh permukiman dan

perkantoran Lokasi didaerah ini sangat padat dengan perumahan dan hampir 90

semua tanah sudah ditutup dengan paving blok Karena daerah ini mempunyai

kepadatan yang cukup tinggi maka seringkali kondisi saluran tidak terawat

sehingga banyak tumpukan sampah plastik dan sampah buangan bekas aktivitas

masyarakat yang menutupi saluran sehingga saat terjadi banjir pada lokasi

sebelah hulu sumbatan sering mengalami limpasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

30

Gambar 3-2 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kartini

Sumber PT Multidecon 2007

312 Sistem Buk Suling

Sistem Bok Suling adalah sistem drainase yang terletak disekitar pusat

perbelanjaan Ramayana Sistem Bok Suling ini menghampar mulai Pasar Besar ke

arah utara sampai Universitas Satya Wacana Sistem Bok Suling terletak pada

posisi sebelah kiri Jalan Jenderal Sudirman (dari arah Salatiga) Penggunaan

lahan di lokasi Sistem Bok Suling didominasi oleh perkantoran pemukiman dan

pusat-pusat bisnis (pertokoan) oleh karena itu pada daerah ini resapan air juga

sangat minim

Secara umum aliran drainase pada Sistem Bok Suling akan bermuara di alur alam

(sungai) yang membelah jalan Kalitaman Lokasi-lokasi yang sering mengalami

genangan banjir adalah lokasi-lokasi yang terletak disekitar jalan Bok Suling

Genangan yang terjadi seringkali disebabkan oleh tidak mengalirnya air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

31

akibat tidak sempurnanya pematusan pengeringan jalan raya saat hujan turun

sehingga air hujan tidak dapat masuk menuju saluran-saluran pembuang yang

pada akhirnya menyebabkan banjir

Gambar 3-3 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Bok Suling

313 Sistem Nanggulan

Sistem Nanggulan merupakan sistem drainase yang membentang memanjang

mulai ABC menuju arah Timur Laut hampir sepanjang 40 km Penggunaan lahan

pada lokasi bagian hulu didominasi oleh perumahan dan perkantoran Sedangkan

pada bagian hilirnya masih banyak dijumpai persawahan Sistem Nanggulan

dibagi menjadi 22 daerah tangkapan air (DTA) dengan luasan DTA terbesar

adalah 14221 ha dan luasan terkecil sebesar 048 ha Drainase utama merupakan

saluran alam (sungai) yang terletak hampir di sepanjang DAS Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

32

Gambar 3-4 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Nanggulan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

33

314 Sistem Kridanggo

Sistem Kridanggo merupakan sistem Drainase Kota Salatiga yang mempunyai

daerah tangkapan air yang paling rumit hal ini mengingat Sistem Kridanggo yang

terletak pada bagian tengah Kota Salatiga Sistem Kridanggo terbagi menjadi 38

buah daerah tangkapan air (DTA) dengan luas terbesar 1086 ha dan luasan

terkecil 032 ha Karena letaknya yanga ada ditengah Kota Salatiga maka daerah

pada sistem ini didominasi oleh perumahan perkantoran dan pertokoan

sehingga hal ini menyebabkan sangat minim ter-sedianya areal resapan air yang

pada akhirnya akan menyebabkan debit runoff akibat hujan akan langsung masuk

menuju saluran sehingga sering-kali saluran tidak mampu menampung air dan

menimbulkan genangan air

Gambar 3-5 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kridanggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

34

315 Sistem Osamaliki

Sistem Osamaliki merupakan sistem drainase yang membentang dari arah Timur ke

Barat yang dimulai dari Tugu Pancasila di depan Pusat Perbelanjaan Ramayana

sampai sebelah barat Jalan Osamaliki

Gambar 3-6 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Osamaliki

316 Sistem Kesehatan

Sistem Kesehatan adalah sistem drainase yang terletak di sebelah kanan Jalan

Osamaliki (dari arah Salatiga) Dengan tata guna lahan pada daerah hulu masih

didominasi oleh permukiman penduduk dan perkantoran sedangkan pada lokasi di

bagian hilir didominasi oleh persawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

35

Gambar 3-7 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kesehatan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

36

317 Sistem Kalinongko

Sistem Kalinongko adalah sistem drainase yang mempunyai daerah tangkapan air

(DAS) yang terhampar mulai Pertigaan ABC menuju arah Barat Laut (BL) yang

kemudian masuk menuju sungai yang membentang hampir di sepanjang DAS

pembagian DAS sebesar 1471 ha dan luas minimal sebesar 02 ha

Gambar 3-8 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Kalinongko

Pengunaan lahan pada sistem ini didominasi oleh daerah hunian yang padat

sehingga daerah resapan air sangat minim Lokasi-lokasi tertentu yang sering

mengalami banjir genangan air adalah lokasi sekitar Jalan Tentara Pelajar

Penyebab genangan banjir adalah adanya sumbatan sampah dan sedimen di

beberapa segmen dan kapasitas saluran yang tidak mencukupi

318 Sistem Hasanudin

Sistem Hasanudin adalah sistem drainase yang secara alam akan bermuara pada 2

(dua) buah sungai yang membelah Jalan Hasanudin Sungai tersebut adalah Sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

37

Ngawen dan Sungai Sraten Dari hasil survey lapangan dapat diketahui bahwa

lokasi yang rawan genangan air akibat banjir adalah lokasi di Sekitar Pasar Sapi

penyebab genangan banjir ini disinyalir karena tersumbatnya aliran debit hujan

oleh berbagai material sampah yang berupa sampah plastik dan endapan sedimen

(tanah) selain sampah dimungkinkan pula penyebab genangan di lokasi ini adalah

kapasitas saluran yang tidak mampu lagi untuk melewatkan debit runoff

Gambar 3-9 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Hasanudin

319 Sistem Ledok

Sistem Ledok merupakan sistem drainase kota yang membentang mulai PT

Damatek ke arah utara sepanjang 2 km Sistem drainase utama adalah saluran

alam (sungai) yang membentang hampir di sepanjang DAS Sistem Ledok Secara

umum permasalahan saluran yang ada di Sistem Ledok juga tidak jauh berbeda

dengan sisitem yang lainnya dimana permasalahan utama adalah adanya

penutupan saluran oleh sampah dan tanah akibat sedimentasi Selain du masalah

tersebut kerusakan saluran juga dipicu dengan ketidak teraturan pengaturan

sistem drainase yang ada

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

38

Gambar 3-10 Pembagian Daerah Tangkapan Air (DTA) Pada Sistem Ledok

Berdasarkan hasil studi tahun 2007 diatas yaitu Pekerjaan Penyusunan

Masterplan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga oleh PT Multidecon Internal setelah

diplotkan ke wilayah Kota Salatiga ternyata baru sebagian kecil dari wilayah

Kota Salatiga yang dikaji yaitu di wilayah perkotaannya sajadimana luas wilayah

yang dikaji baru sekitar 30 dari Wilayah Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar di bawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

39

Gambar 3-11 Cakupan Luas Wilayah Studi Masterplan Drainase 2007 (garis warna

biru) terhadap Luas Kota Salatiga (garis warna hijau)

Sumber Master Plan Drainase Kota Salatiga 2007

Dari hasil kajian diatas mengingat kajian yang dilakukan baru sebagian kecil dari

yang diharapkan yaitu seluruh Kota Salatiga maka untuk selanjutnya Sistem

Drainase yang disusun Tahun 2007 tidak dipergunakan lagi dalam Penyusunan

Masterplan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

40

32 Kajian Drainase Menurut Perda RTRW 2010 -2030

Sistem Drainase menurutPeraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah 2010 -

2030 meliputi jaringan drainase primer jaringan drainase sekunder dan

jaringan drainase tersier

Jaringan drainase primer meliputi 27 (dua puluh tujuh) saluran dan sungai

sebagai berikut

1 Saluran Kalitaman

2 Saluran Kalioso

3 Sungai Kedungringis

4 Saluran Kutowinangun

5 Sungai Tugu

6 Sungai Jaten

7 Sungai Jurang Buntung

8 Saluran Bugel Timur

9 Saluran Bugel Barat

10 Saluran Sarirejo

11 Saluran Tapen

12 Saluran Kauman

13 Saluran Sucen

14 Saluran Kalisawo

15 Sungai Gandu

16 Sungai Ngemplak

17 Sungai Sawahan

18 Sungai Sraten

19 Sungai Ngawen

20 Sungai Andong

21 Sungai Jetis

22 Saluran Cebongan

23 Sungai Nanggulan

24 Sungai Ngaglik

25 Sungai Jetis

26 Sungai Setro dan

27 Sungai Senjoyo

Jaringan drainase sekunder meliputi 39 (tiga puluh sembilan) meliputi

1 Saluran Andong

2 Saluran Sidenan

3 Saluran Kalicacing

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

41

4 Saluran Karanganyar

5 Saluran Progo

6 Saluran Jalan Jend Sudirman

7 Saluran Tugu Barat

8 Saluran Tugu Timur

9 Saluran Andong

10 Saluran Kedung Kopyah

11 Saluran Kebon Samas

12 Saluran Kalipancur

13 Saluran Bulu

14 Saluran Pabelan

15 Saluran Blotongan

16 Saluran Banyuputih

17 Saluran Banjaran

18 Saluran Jalan Veteran

19 Saluran Kenteng

20 Saluran Cabean

21 Saluran Bendosari

22 Saluran Warak

23 Saluran Klampean

24 Saluran Noborejo

25 Saluran Brajan

26 Saluran Tegalrejo

27 Saluran Nanggulan

28 Saluran Benoyo

29 Saluran Gendongan

30 Saluran Kalisari

31 Saluran Druju

32 Saluran Jamban

33 Saluran Tambak Boyo

34 Saluran Siluwing

35 Saluran Kalilondo

36 Saluran Sidali

37 Saluran Tingkir Tengah

38 Saluran Cengek dan

39 Saluran Isep-isep

Jaringan drainase tersier meliputi saluran drainase di kawasan perumahan

tersebar di wilayah Kota SalatigaRencana sistem drainase Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

42

dijelaskan lebih rinci dalam peta Rencana Jaringan Prasarana Drainase

sebagaimana dalam RTRW Dalam Peta tersebut dijelaskan bahwa saluran primer

berupa sungai dan saluran lain yang sudah ditentukan Sedangkan saluran

sekunder umumnya berupa saluran buatan manusia Demikian juga dijelaskan

arah alirannya Namun belum dijelaskan secara terperinci pembagian Daerah

Tangkapan Air (DTA) untuk perencanaan masterplannya

Disamping pembagian saluran diatas juga ditentukan adanya Kawasan Sempadan

Sungaipada 9 (sembilan) sungai dimana ruang di kiri kanan sungai tidak

diperbolehkan adanya kegiatan pembangunan Sungai-sungai tersebut adalah

1 Sungai Senjoyo di Kelurahan Tingkir Tengah Kelurahan Tingkir Lor

Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

2 Sungai Setro di Kelurahan Kauman Kidul

3 Sungai Jetis di Kelurahan Randuacir Kelurahan Noborejo Kelurahan

Cebongan Kelurahan Ledok Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan

Kutowinangun

4 Sungai Ngaglik di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Randuacir Kelurahan

Tegalrejo Kelurahan Ledok Kelurahan Gendongan dan Kelurahan

Kutowinangun

5 Sungai Nanggulan di Kelurahan Kutowinangun

6 Sungai Ngawen di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Tegalrejo dan

Kelurahan Mangunsari

7 Sungai Sraten di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Mangunsari Kelurahan

Dukuh dan Kelurahan Kecandran

8 Sungai Sawahan di Kelurahan Kumpulrejo Kelurahan Dukuh dan Kelurahan

Kecandran dan

9 Sungai Ngemplak di Kelurahan Dukuhdan Kelurahan Kecandran

33 Hasil Inventory Lapangan

331 Inventori Saluran

Tim Penyusun telah melakukan inventori saluran drainase yang ada di Salatiga

Saluran drainase yang diinventori adalah saluran primer dan sekunder Poin-poin

yang diinventori terdiri dimensi saluran titik pengamatan meliputi awal

tengah dan muaraakhir jenis konstruksi saluran dan kondisinyapermasalahan

dan penyebabnya lama tinggi genangan dan kerugian foto dokumentasi dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

43

alternatifusulan penanganan Semua lembar hasil inventory akan dibukukan

tersendiri dalam Buku Album Inventory

Berikut ini kami perlihatkan contoh lembar hasil inventori

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

44

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

45

332 Identifikasi Lokasi Genangan

Tim Penyusun juga telah melakukan identifikasi genangan yang terjadi di Kota

Salatiga berdasarkan informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari

masyarakat Lokasi genangan ini juga digunakan untuk pengecekan hasil running

program HEC-RAS apakah sudah sesuai dengan kondisi lokasi atau belum

Secara ringkas lokasi genangan dan permasalahannya serta usulan

penanganannya disajikan dalam Tabel sebagai berikut

Tabel 3-1 Lokasi Genangan dan Identifikasi Permasalahannya di Kota Salatiga Tahun 2014

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

1 PerumKotaBaru

(Kel Blotongan Kec Sidorejo

Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung air saat banjir

- Saluran terlalu kecil dan sempit

- Lebar sungai berkurang karena pembangunan rumah dikanan kiri saluran

- Ketinggian air plusmn50 cm ketika terjadi

banjir

2 Saluran Kedung Kopyah

(Kel Pulutan Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran berfungsi ganda sebagai saluran irigasi dan saluran drainase

- Saluran meluap saat terjadi hujan

deras karena dimensi saluran tidak dapat menampung debit yang terjadi

- Saluran membawa lumpur dan sedimentasi

- Sawah dan sebagian rumah warga

tergenang saat banjir setinggi plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

46

No LokasiGenangan Identifikasi Permasalahan

3 Kantor Polisi Salatiga

(Kel Salatiga Kec Sidorejo Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Terjadi genangan di sisi utara kantor polisi

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

- Gorong-gorong dan drainase jalan terlalu kecil dan tersumbat

4 Saluran Andong

(KelMangunsariKec Sidomukti Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tidak mampu menampung

debit air dari arah lapangan Pancasila

- Sampah dan sedimentasi menyebabkan pendangkalan

- Pintu air yang mengatur keluarnya air

terlalu kecil

- Genangan yang terjadi setinggi plusmn 50 cm

5 Saluran Pengging

(Kel Kutowinangun Kec Tingkir Kota Salatiga)

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan saluran drainase Pengging banyak sampah dan pertemuan ke K Progo tegak lurus sehingga pada saat banjir terjadi backwater dan air dari K Progo masuk ke saluran Pengging sehingga

melimpas menggenangi Kampung Kalioso

- Ketinggian banjir plusmn 50 cm

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

47

6 Pasar Sapi

Permasalahan

- Daerah Cekungan dan rendah

- Dimensi saluran kecil

7 Kantor Kodim Lama

Permasalahan

- Terjadi genangan di jalan depan kantor kodim lama

- Ketinggian air plusmn30 cm ketika terjadi

banjir

8 Jetis

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke halaman kebun terus

meluap sampai ke Jalan raya Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn20 cm ketika terjadi banjir

- Saluran satu sisi

9 SMP 8

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air meluap ke ke Jalan raya

- Saluran terputus

- Ketinggian air plusmn 50 cm ketika terjadi

banjir

10 Depan SMA 3 Salatiga

Permasalahan

- Saluran di depan SMA 3 dimensinya

kurang

- Terjadinya genangan di Depan SMA 3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

48

11 Jalan Buk Suling

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuh ke tubuh saluran

12 Jalan Samping RS

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Tidak ada drainase jembatan

13 Puri Wahid II

(Dokumentasi Konsultan)

Permasalahan

- Air tidak terkontrol

- Saluran drianase tidak ada dari yang ada diatas terputus

14 Jl Yos Sudarso UKSW

Permasalahan

- Saluran tertutup oleh perkerasan sehingga air hujan tidak dapat masuk ke tubuh saluran

Sumber Survey Lapangan 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

49

34 Dokumentasi Peninjauan Lapangan

Perumahan di Kota Baru sering kebanjiran pada saat musim hujan salah satu penyebabnya karena lebar saluran di sebelah hilir lebih sempit dibanding

saluran di sebelah hulu sehingga terjadi Bottle neck

Salah satu contoh saluran fungsi ganda disamping saluran irigasi juga berfungsi

saluran drainase

Banjir yang terjadi di Kampung Kalioso Kelurahan Kutowinangun disebabkan

saluran drainase Pengging yang masuk ke K Progo pada saat banjir antri

sehingga terjadi back water dan air yang di saluran Pengging melimpas

menggenangi Kampung Kalioso

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

50

Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau distorsi

guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau pedagang kaki lima

(PKL) di atas saluran drainase Foto kiri kondisi bangunan di atas saluran drainase

Buk Suling di Kelurahan Salatiga sedang Foto kanan kondisi bangunan pertokoan di

atas saluran Kali Cacing di Kelurahan Kalicacing

Tumpang tindihnya sistem irigasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Salah satu contoh limbah sanitasi dari

penduduk yang langsung dibuang ke badan sungai

35 Rekapitulasi Permasalahan Hasil Peninjauan Lapangan

Permasalahan yang ada dari hasil Survei Lapangan yaitu

1 Saluran-saluran drainase di beberapa lokasi khususnya di pusat kota dan

jalan-jalan utama bermasalah sebagai berikut

a Bentuk penampang saluran dari hulu ke hilir mengecil sehingga kapasitas

terjadi bottle neck akibatnya aliran air tidak lancar dan menyebabkan

debit banjir melimpas di daerah hulu dan menggenangi pemukiman

b Saluran tidak menerus atau terputus beberapa di antaranya mati karena

ditimbun jalan akses atau jembatan menuju lokasi tepi jalanjalur

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

51

lambattrotoar area Atau trase melewati tanah milik masyarakat

sehingga saluran terputus

c Sedimen dan sampah di badan saluran adalah penyebab tidak fungsinya

saluran drainase dan pengurangan kapasitas aliran

2 Permasalahan perkembangan kota menyebabkan padatnya pemukiman atau

distorsi guna lahan sehingga timbul pemukiman di atas saluran atau

pedagang kaki lima (PKL) di atas saluran drainase atau di sekitar tanggul

3 Tumpang tindihnya sistem drainase dan irigasi sehingga saluran berfungsi

ganda Akibatnya penampung saluran tidak bisa menampung debit yang

terjadi

4 Tumpang tindihnya sistem sanitasi air limbah dan saluran drainase yang

menyebabkan kompleknya pengelolaan kota Bentuk problem yang ditemui

berdasarkan hasil survei adalah adanya saluran sanitasi penduduk yang

dibuang langsung dalam saluran drainase sehingga outlet drainase jalan

menjadi berkurang bahkan tertutup karena masalah sedimen yang tidak bisa

keluar secara bebas

5 Pada saluran-saluran sekunder dan saluran utama problematika sampai

dengan 2014 adalah sedimentasi dan pola pembuangan sampah yang tidak

terkendali menyebabkan air menjadi keruh dan aliran tidak lancar

6 Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

daerah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk ke

saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genangan

7 Kondisi sebaliknya yang terjadi air hujan tidak bisa masuk ke saluran

drainase jalan karena kondisi drainase jalan tertutup sehingga terjadi

genangan pada derah cekungan tersebut

8 Adanya pengaruh back water dari saluran drainase primer dan sungaindashsungai

utama

9 Terjadinya degradasi bangunan-bangunan di saluran drainase (tanggul rusak

saluran rusak dll)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

52

4 BAB 4 KRITERIA PERENCANAAN

41 Philosofi Prinsip Dasar Master Plan Drainase

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air Perkotaanrdquo Sistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi Gambar

4-1 memperlihatkan keterkaitan antara drainase dengan penyediaan air bersih

pengelolaan air hujan dan pengelolaan air limbah perkotaanDisamping ketiga

komponen tersebut di atas sistem drainase juga terkait erat dengan sistem

persampahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

53

Gambar 4-1 Sistem Pengelolaan Air Perkotaan Terpadu

42 Kriteria Umum

421 Data Dasar

Dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini digunakan data dasar

sebagai berikut

1 DataPeta Geologi Kota Salatiga

2 Database Jalan Kota Salatiga

3 Data klimatologi yang terdiri dari data hujan angin kelembaban dan

temperatur dari stasion klimatologi atau Badan Meteorologi dan Geofisika

terdekat

4 Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air debit sungai laju

sedimentasi pengaruh air balik peilbanjir karakteristik daerah aliran

5 Data sistem drainase yang ada yaitu data kuantitatif banjirgenangan

berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di

daerah tersebut

Distribution

Use Collection

T

Wells

Effluent

Combined sewer

outflow

Wastewater

Drainage

Treated water

Raw water

Reservoir

Land

Sludge treatment

T

Drainage Urban service boundary

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

54

6 Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem

drainase dan sistem jaringan jalan yang ada peta tata guna lahan peta

topografi masing-masing berskala antara 1 5000 sampai dengan 1 50000

atau disesuaikan dengan tipologi kota

7 Data kependudukan yang terdiri dari jumlah kepadatan laju pertumbuhan

penyebaran data kepadatan bangunan

8 Data lain yang sekiranya diperlukan

422 Standar Teknis

Standar Teknis yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Drainase Kota

Salatiga ini digunakan data dasar sebagai berikut

1 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan

2 SNI 19-6466-2000 tentang Tatacara Evaluasi Lapangan untuk Sistem

Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

3 SNI 03-6368-2000 tentang Spesifikasi Pipa beton untuk Saluran Air Limbah

Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong

4 SNI 03-3424-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan

Raya

5 SNI 02-2406-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan

6 SNI 03-2415-1991 tentang Tata Cara Perhitungan Debit Banjir

7 Pt-T-15-2002-C tentang Penerapan Drainase Berwawasan lingkungan di

Kawasan Permukiman

8 Pt T-16-2002-C tentang Pengelolaan Air Limbah Non Kakus (Grey Water)

9 Pt T-17-2002-C tentang Penerapan Pengelolaan Air Limbah secara Komunal

pada Kawasan Penghijauan

10 Pt-T-23-2000-C tentang Tata Cara Perencanaan Saluran Air Hujan Untuk

Lingkungan Permukiman

11 Standar-standar teknis lain yang berkaitan dan masih berlaku

423 Studi Terdahulu

1 Penyusunan Masterplan Drainase Bappeda Kota Salatiga Tahun 2007

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

55

424 Kala Ulang

Kala ulang yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a) Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas daerah pengaliran saluran dan

jenis kota yang akan direncanakan

b) Untuk bangunan pelengkap dipakai kala ulang yang sama dengan sistem

saluran di mana bangunan pelengkap tersebut berada

c) Perhitungan curah hujan berdasarkan data hidrologi minimal 10 tahun

terakhir (mengacu pada tata cara analisis curah hujan drainase perkotaan)

Tabel 4-1 Kala Ulang Berdasarkan Tipologi Kota

Sistem Drainase Utama (Major Drainage)

Type Kota Daerah Pelayanan (Ha)

lt 10 10 ndash 100 100 ndash 500 gt 500

Metro 2 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn 10 ndash 25 thn

Besar 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 20 thn

Sedang 2 thn 2 ndash 5 thn 2 ndash 5 thn 5 ndash 10 thn

Kecil 2 thn 2 thn 2 thn 2 ndash 5 thn

Sistem Drainase Lokal (Mikro Drainage)

Type Kawasan Daerah Pelayanan (Ha)

10 ndash 100 gt 100

Industri Komersial 2 ndash 5 5

Pemukiman 1 2

Saluran Pada Jaringan Jalan

Type Jalan Kala Ulang

Bebas hambatan 5

Arteri 2

Kolektor 1

Lokal 1

Tabel 4-2 Kriteria Desain Tinggi Jagaan (cm)

Type Kota Jenis Saluran

Primer Sekunder Tertier

Metropolitan 90 60 30

Besar 60 40 20

Sedang 40 30 20

Kecil 30 20 15

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

56

43 Analisis Hidrologi

Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

hidrologi (hydrologic phenomena) seperti besarnya curah hujan temperatur

penguapan lamanya penyinaran matahari kecepatan angin debit sungai tinggi

muka air sungai kecepatan aliran konsentrasi sedimen sungai akan selalu

berubah terhadap waktu (Soewarno 1995)

Data hidrologi dianalisis untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan

mengenai fenomena hidrologi berdasarkan sebagian data hidrologi yang

dikumpulkan (Soewarno 1995)

Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut

1 Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya

2 Menganalisis distribusi curah hujan dengan periode ulang T tahun

3 Menganalisis frekuensi curah hujan

4 Mengukur dispersi

5 Memilih jenis sebaran

6 Menguji kecocokan sebaran

7 Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana

di atas pada periode ulang T tahun untuk menentukan curah hujan desain

431 Perencanaan Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment basin watershed) merupakan daerah

dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan Daerah

ini umumnya dibatasi oleh batas topografi yang berarti ditetapkan berdasar

aliran air permukaan Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena

permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan

pemakaian

Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi

oleh titik kontrol yang umumnya merupakan stasiun hidrometri Memperhatikan

hal tersebut berarti sebuah DAS dapat merupakan bagian dari DAS lain (Sri Harto

Br 1993) Dalam sebuah DAS kemudian dibagi dalam area yang lebih kecil

menjadi sub-DAS Penentuan batas-batas sub-DAS berdasarkan kontur jalan dan

rel KA yang ada di lapangan untuk menentukan arah aliran air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

57

Dari peta topografi ditetapkan titik-titik tertinggi disekeliling sungai utama

(main stream) yang dimaksudkan dan masing-masing titik tersebut dihubungkan

satu dengan lainnya sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung

pangkalnya Garis tersebut merupakan batas DAS dititik kontrol tertentu (Sri

Harto Br 1993)

Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan meliputi

(Suripin 2004)

a Luas dan bentuk DAS

Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya

luas DAS Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total

dari DAS melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas besarnya akan

berkurang dengan bertambahnya luasnya DAS Ini berkaitan dengan waktu yang

diperlukan air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu

konsentrasi) dan juga penyebaran atau intensitas hujan

Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai Pengaruh

bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan

memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang

bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima hujan

dengan intensitas yang sama

Gambar 4-2 Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan

Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran

permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar

atau melingkar Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang

waktu

curah hujan

Q dan

P

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

hidrograf aliran permukaan

(a) DAS memanjang (b) DAS melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

58

waktu

curah hujan

Q d

an P

hidrograf aliran

permukaan

waktu

curah hujan

Q dan

P

hidrograf aliran permukaan

(a) Kerapatan paritsaluran tinggi (b) Kerapatan paritsaluran rendah

lebih lama dibandingkan dengan DAS yang melebar sehingga terjadinya

konsentrasi air dititik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan

volume aliran permukaan Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran

permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak diseluruh DAS tetapi

bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya Pada DAS memanjang laju aliran

akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum

memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di

hilir telah habis atau mengecil Sebaliknya pada DAS melebar datangnya aliran

permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak artinya air dari hulu

sudah tiba sebelum aliran dari mengecilhabis

b Topografi

Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan keadaan dan

kerapatan parit danatau saluran dan bentuk-bentuk cekungan lainnya

mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan DAS dengan

kemiringan curam disertai paritsaluran yang rapat akan menghasilkan laju dan

volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai

dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan Pengaruh kerapatan

parit yaitu panjang parit per satuan luas DAS pada aliran permukaan adalah

memperpendek waktu konsentrasi sehingga memperbesar laju aliran

permukaan

Gambar 4-3 Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf

aliran permukaan

c Tata guna lahan

Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien

aliran permukaan (C) yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

59

besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan Angka koefisien aliran

permukan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik

suatu DAS Nilai C berkisar antara 0 sampai 1 Nilai C = 0 menunjukkan bahwa

semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah sebaliknya untuk

nilai C = 1 menunjukkkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran

permukaan

432 Analisa Distribusi Curah Hujan

Hal yang penting dalam pembuatan rancangan bangunan drainase adalah

distribusi curah hujan Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan

jangka waktu yang ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan

dalam setahun) curah hujan bulanan (jumlah curah hujan sebulan) curah hujan

harian (jumlah curah hujan 24 jam) curah hujan per jam

Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar

hujan baik yang manual maupun yang otomatis Analisis frekuensi ini didasarkan

pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas

besaran hujan yang akan datang Dengan angggapan bahwa sifat statistik

kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian

hujan masa lalu (Suripin 2004)

Perencanaan persungaian biasanya diadakan setelah ditentukannya batas-batas

besaran hidrologi yang terjadi karena penomena alam yang mendadak dan tidak

normal Karena itu perlu dihitung kemungkinan debit atau curah hujan yang

lebih kecil atau lebih besar dari suatu nilai tertentu berdasarkan data-data yang

diperoleh sebelumnya (Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

433 Perhitungan Curah Hujan Wilayah

Data curah hujan dan debit merupakan data yang paling fundamental dalam

perencanaan drainase Ketetapan dalam memilih lokasi dan peralatan baik curah

hujan maupun debit merupakan faktor yang menentukan kualitas data yang

diperoleh Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah

hujan dan analisis statistik yang diperhitungkan dalam perhitungan debit banjir

rencana Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir

adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran sungai pada waktu yang sama

Adapun metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah

daerah aliran sungai (DAS) ada tiga macam cara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

60

a Cara rata-rata aljabar

Tinggi rata-rata curah hujan yang didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata

hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos penakar-penakar hujan

didalam areal tersebut Jadi cara ini akan memberikan hasil yang dapat

dipercaya jika pos-pos penakarnya ditempatkan secara merata di areal tersebut

dan hasil penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai

rata-rata seluruh pos di seluruh areal (CD Soemarto 1999)

n

dddd n21 =

n

i

i

n

d

1

di mana

= tinggi curah hujan rata-rata

d1 d2 dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1 2 hellipn

n = banyaknya pos penakar

b Cara Poligon Thiessen

Menurut Kiyotaka Mori dkk (1977) metode ini sering digunakan pada analisis

hidrologi karena metode ini lebih teliti dan obyektif dibanding metode lainnya

dan metode ini dapat digunakan pada daerah yang memiliki titik pengamatan

yang tidak merata Cara ini adalah dengan memasukkan faktor pengaruh daerah

yang mewakili oleh stasiun hujan yang disebut faktor pembobotan atau koefisien

Thiessen Untuk pemilihan stasiun hujan yang dipilih harus meliputi daerah aliran

sungai yang akan dibangun Besarnya koefisien Thiessen tergantung dari luas

daerah pengaruh stasiun hujan yang dibatasi oleh poligon-poligon yang

memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung stasiun Setelah

luas pengaruh tiap-tiap stasiun didapat maka koefisien Thiessen dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

totalA

AiC

n21

nn2211

AAA

RARARAR

d

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

61

di mana

C = Koefisien Thiessen

Ai = Luas pengaruh dari stasiun pengamatan i

A = Luas total dari DAS

R = Curah hujan rata-rata

R1 R2Rn = Curah hujan pada setiap titik pengukuran (stasiun)

Gambar 4-4 Metode Thiessen

c Cara Isohyet

Dengan cara ini kita dapat menggambar dulu kontur tinggi hujan yang sama

(isohyet) seperti terlihat pada Gambar 4-5 kemudian luas bagian diantara

isohyet-isohyet yang berdekatan diukur dan nilai rata-rata dihitung sebagai nilai

rata-rata timbang nilai kontur sebagai berikut (CD Soemarto 1999)

n21

n2

dd

22

dd

12

dd

AAA

AAAd

n1n2110

=

n

1i

i

n

1i

i2

dd

A

Ai1i

= A

An

1i

i2

dd i1i

di mana

A = A1+A2+hellip+An (luas total area)

d = tinggi curah hujan rata-rata area

d0 d1 dn = curah hujan pada isohyet 0 1 2hellip n

A5

A1

A2

A6

A4

A3

A7

Sta 2

Sta 1

Sta 3

Sta 4

Sta 5 Sta 6 Sta 7

Batas DAS

Poligon Thiessen

A3

30 mm

A2

10 mm20 mm

A1

50 mm

40 mm

60 mm70 mm

A4 A5A6

Batas DAS

Kontur tinggi hujan

Stasiun hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

62

Gambar 4-5Metode Isohyet

434 Pengukuran Dispersi

Dalam analisis frekuensi curah hujan data hidrologi dikumpulkan dihitung

disajikan dan ditafsirkan dengan menggunakan prosedur tertentu yaitu metode

statistik Pada kenyataannya bahwa tidak semua varian dari suatu variabel

hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya Variasi atau dispersi

adalah besarnya derajat atau besaran varian di sekitar nilai rata-ratanya Cara

mengukur besarnya dispersi disebut pengukuran dispersi (Soewarno 1995)

Adapun cara pengukuran dispersi antara lain

1 Deviasi Standar (S)

2 Koefisien Skewness (Cs)

3 Pengukuran Kurtosis (Ck)

4 Koefisien Variasi (Cv)

a Deviasi Standar (S)

Umumnya ukuran dispersi yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar

(standard deviation) dan varian (variance) Varian dihitung sebagai nilai kuadrat

dari deviasi standar Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-

rata maka nilai standar deviasi akan besar akan tetapi apabila penyebaran data

sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka standar deviasi akan kecil

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

63

1)(n

)X(X

S

n

1i

i

Dimana

S = deviasi standar

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

b Koefisien Skewness (Cs)

Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat

ketidaksimetrisan (assymetry) dari suatu bentuk distribusi Umumnya ukuran

kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan (coefficient

of skewness)

Rumus

3

n

1i

3i

2)S1)(n(n

)X(Xn

Cs

Dimana

CS = koefisien kemencengan

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

c Pengukuran Kurtosis (Ck)

Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur keruncingan dari bentuk kurva

distribusi yang umumnya dibandingkan dengan distribusi normal

Rumus

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

64

4

n

1i

4i

S

)X(Xn

1

Ck

Dimana

Ck = koefisien kurtosis

Xi = nilai variat

X = nilai rata-rata

n = jumlah data

S = standar deviasi

d Koefisien Variasi (Cv)

Koefisien variasi (variation coefficient) adalah nilai perbandingan antara deviasi

standar dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi

Rumus

X

SCv

Keterangan

Cv = koefisien variasi

S = standar deviasi

X = nilai rata-rata

Dari nilai-nilai di atas kemudian dilakukan pemilihan jenis sebaran yaitu dengan

membandingkan koefisien distribusi dari metode yang akan digunakan

435 Perhitungan Curah Hujan Rencana

Ada berbagai macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi menjadi

dua yaitu distribusi diskrit dan distribusi kontinyu Yang diskrit adalah binomial

dan poisson sedangkan yang kontinyu adalah Normal Log Normal Pearson dan

Gumbel (Soewarno 1995)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

65

Berikut ini adalah beberapa macam distribusi yang sering digunakan yaitu

a Distribusi Normal

Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyak digunakan untuk menganalisis

frekuensi curah hujan analisis statistik dari distribusi curah hujan tahunan debit

rata-rata tahunan Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi

Gauss

Rumus

SkXX rtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

b Distribusi Log Normal

Distribusi Log Normal merupakan hasil transformasi dari distribusi Normal yaitu

dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Normal

S = standar deviasi

c Distribusi Gumbel I

Distribusi Tipe I Gumbel atau Distribusi Extrim Tipe I (extreme type I

distribution) digunakan untuk analisis data maksimum misalnya untuk analisis

frekuensi banjir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

66

Rumus

SS

YYXX

n

nrtt

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

S = standar deviasi

Sn = standar deviasi ke n

Y = koefisien untuk distribusi Gumbel

Yn = koefisien untuk distribusi Gumbel ke n

d Distribusi Log Person Tipe III

Distribusi log-Pearson tipe III banyak digunakan dalam analisis hidrologi

terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum)

dengan nilai extrim Bentuk distribusi log-Pearson tipe III merupakan hasil

transformasi dari distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi

nilai logaritmik

Rumus

SkLogXLogX rtt

tLogXt 10X

Dimana

Xt = curah hujan rencana

Xrt = curah hujan rata-rata

k = koefisien untuk distribusi Log Pearson

S = standar deviasi

436 Pengujian Kecocokan Sebaran

Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari

sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

67

menggambarkanmewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian

parameter Pengujian parameter dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Chi-

Kuadrat ataupun dengan Smirnov-Kolmogorov Umumnya pengujian dilaksanakan

dengan cara menggambarkan data pada kertas peluang dan menentukan apakah

data tersebut merupakan garis lurus atau dengan membandingkan kurva

frekuensi dari data pengamatan terhadap kurva frekuensi teoritisnya (Soewarno

1995)

a Uji Chi-Kuadrat

Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data

yang dianalisis Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter x2 oleh

karena itu disebut dengan uji Chi-Kuadrat

Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut

1 Apabila peluang lebih dari 5 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

2 Apabila peluang lebih kecil dari 1 maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima

3 Apabila peluang berada diantara 1 - 5 maka tidak mungkin mengambil

keputusan perlu penambahan data

b Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non

parametrik (non parametric test) karena pengujiannya tidak menggunakan

fungsi distribusi tertentu

Pengujian kecocokan sebaran dengan cara ini dinilai lebih sederhana dibanding

dengan pengujian dengan cara Chi-Kuadrat Dengan membandingkan

kemungkinan (probability) untuk setiap variat dari distribusi empiris dan

teoritisnya akan terdapat perbedaan (Δ ) tertentu

Apabila harga Δ max yang terbaca pada kertas probabilitas lebih kecil dari Δ

kritis maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan

distribusi dapat diterima apabila Δ max lebih besar dari Δ kritis maka distribusi

teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi tidak dapat

diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

68

437 Debit Banjir Rencana

Debit banjir rencana pada setiap profil sungai merupakan data yang paling

penting untuk perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai (Sosrodarsono dan

Tominaga 1985) Dalam perencanaan ini debit banjir dihitung dengan program

EPA SWMM (Storm Water Management Model)

Besarnya debit banjir rencana yang dipakai bervariasi tergantung pada orde

saluran yaitu sebagai berikut

1 Saluran primer (sungai orde 1) debit dengan kala ulang 10-tahunan

2 Saluran sekunder debit dengan kala ulang 5-tahunan

3 Saluran tersier debit dengan kala ulang 2-tahunan

Ada beberapa metode untuk memperkirakan debit banjir (laju aliran puncak)

Metode yang dipakai pada suatu lokasi lebih banyak ditentukan oleh ketersediaan

data Secara umum metode yang umum dipakai adalah (Suripin 2004)

a Metode Rasional

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum dipakai

adalah metode Rasional USSCS (1973) Metode ini sangat simple dan mudah

penggunaanya namun penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran

kecil yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et al1986) Karena model ini

merupakan model kotak hitam maka tidak dapat menerangkan hubungan curah

hujan dan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf

Metode rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi

mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh DAS selama paling sedikit

sama dengan waktu konsentrasi (tc) DAS

Gambar 4-6 menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas seragam dan merata

seluruh DAS berdurasi sama dengan waktu konsentrasi (tc) Jika hujan yang

terjadi lamanya kurang dari tc maka debit puncak yang terjadi lebih kecil dari

Qq karena seluruh DAS tidak dapat memberikan konstribusi aliran secara

bersama pada titik kontrol (outlet) Sebaliknya jika hujan yang terjadi lebih lama

dari tc maka debit puncak aliran permukaan akan tetap sama dengan Qp

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

69

Gambar 4-6 Hubungan curah hujan dengan aliran permukaan untuk durasi hujan yang berbeda

Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus rasional atau hidrograf satuan Dalam

perhitungan waktu konsentrasi dan koefisien limpasan perlu memperhitungkan

perkembangan tata guna lahan di masa mendatang

Dalam perencanaan saluran drainase dapat dipakai standar yang telah

ditetapkan baik debit rencana (periode ulang) dan cara analisis yang dipakai

tinggi jagaan struktur saluran dll Tabel 4-3 berikut menyajikan standar disain

saluran drainase berdasar ldquoPedoman Drainase Perkotaan dan Standar Disain

Teknisrdquo

Tabel 4-3 Kriteria Disain Hidrologi Sistem Drainase Perkotaan

Luas DAS (ha) Periode ulang (tahun) Metode perhitungan debit banjir

lt 10 2 Rasional

10 ndash 100 2 ndash 5 Rasional

101 ndash 500 5 ndash 20 Rasional

gt 500 10 ndash 25 Hidrograf satuan

1 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan yang

jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS (titik

kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi Dalam

hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi

maka setiap bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap

tc waktu

Laju

ali

ran d

an

Inte

nsi

tas

hu

jan

Intensitas hujan I

D = tc

Aliran akibat hujan dengan durasi D lt

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D =

tc Aliran akibat hujan dengan durasi D

gt tc

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

70

titik kontrol Salah satu metode untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah

rumus yang dikembangkan oleh Kirpich (1940) yang dapat ditulis sebagai

berikut

38502

cS

Lx8850t

dimana tc adalah waktu konsentrasi dalam jam L panjang saluran utama dari

hulu sampai penguras dalam km dan S kemiringan rata-rata saluran utama

dalam mm

Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi dua

komponen yaitu (1) waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan

lahan sampai saluran terdekat to dan (2) waktu perjalanan dari pertama masuk

saluran sampai titik keluaran td sehingga

doc ttt

dimana

S

nxLx283x

3

2to menit

dan

V60

Lt sd menit

dimana

n = angka kekasaran Manning

S = kemiringan lahan

L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m)

Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluransungai (m)

V = kecepatan aliran di dalam saluran (mdetik)

2 Koefisien limpasan (aliran permukaan) [C]

Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara puncak aliran permukaan

terhadap intensitas hujan Faktor ini merupakan variabel yang paling

menentukan hasil perhitungan debit banjir Pemilihan harga C yang tepat

memerlukan pengalaman hidrologi yang luas Faktor utama yang mempengaruhi

C adalah laju infiltrasi tanah atau prosentase lahan kedap air kemiringan lahan

tanaman penutup tanah dan intensitas hujan Permukaan kedap air seperti

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

71

perkerasan aspal dan atap bangunan akan menghasilkan aliran hampir 100

setelah permukaan menjadi basah seberapapun kemiringannya

Koefisien limpasan juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah Laju infiltrasi

menurun pada hujan menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air

sebelumnya Faktor lain yang mempengaruhi nilai C adalah air tanah derajad

kepadatan tanah porositas tanah dan simpanan depresi Harga C untuk berbagai

tipe tanah dan penggunaan lahan disajikan dalam Tabel 4-4

Tabel 4-4 Koefisien limpasan untuk metode Rasional

Diskripsi lahankarakter permukaan Koefisien aliran C

Business

perkotaan 070 - 095

pinggiran 050 - 070

Perumahan

rumah tunggal 030 - 050

multiunit terpisah 040 - 060

multiunit tergabung 060 - 075

perkampungan 025 - 040

apartemen 050 - 070

Industri

ringan 050 - 080

berat 060 - 090

Perkerasan

aspal dan beton 070 - 095

batu bata paving 050 - 070

Atap 075 - 095

Halaman tanah berpasir

datar 2 005 - 010

Rata-rata 2 - 7 010 - 015

curam 7 015 - 020

Halaman tanah berat

datar 2 013 - 017

rata-rata 2 - 7 018 - 022

curam 7 025 - 035

Halaman kereta api 010 - 035

Taman tempat bermain 020 - 035

Taman pekuburan 010 - 025

Hutan

datar 0 - 5 010 - 040

bergelombang 5 - 10 025 - 050

berbukit 10 ndash 30 030 - 060 Sumber McGuen 1989

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

72

Harga C yang ditampilkan dalam Tabel 4-4 belum memberikan rincian masing-

masing faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai C Oleh karena itu

Hassing (1995) menyajikan cara penentuan faktor C yang mengintegrasikan nilai

yang merepresentasikan beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara

hujan dan aliran yaitu topografi permeabilitas tanah penutup lahan dan tata

guna tanah Nilai koefisien C merupakan kombinasi dari beberapa faktor yang

dapat dihitung berdasarkan Tabel 4-5

Tabel 4-5 Koefisien Aliran Untuk Metode Rasional (Dari Hassing 1995)

Koefisien aliran C = Ct + Cs + Cv

Topografi Ct Tanah Cs Vegetasi Cv

Datar (lt1) 003 Pasir dan gravel 004 Hutan 004

Bergelombang (1-10) 008 Lempung berpasir 008 Pertanian 011

Perbukitan (10-20) 016 Lempung dan lanau

016 Padang rumput

021

Pegunungan (gt20) 026 Lapisan batu 026 Tanpa tanaman

028

Tabel 4-4 dan Tabel 4-5 menggambarkan nilai C untuk penggunaan lahan yang

seragam dimana kondisi ini sangat jarang dijumpai untuk lahan yang relatif luas

Jika DAS terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran

permukaan yang berbeda maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat

dihitung dengan persamaan

n

1ii

n

1iii

DAS

A

AC

C

dimana

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i

Ci = koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i

n = jumlah jenis penutup lahan

Cara lain penggunaan rumus Rasional untuk DAS dengan tata guna lahan tidak

homogen adalah dengan substitusi persamaan

n

i

i

n

i

ii

DAS

A

AC

C

1

1 kedalam

persamaan AIC002780Q p Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut

n

1i

iip AC002780Q

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

73

438 Konsep EPA SWMM

Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah Program

EPA SWMM (Environmental Protection Agency - Storm Water Management Model)

Versi 50 EPA SWMM adalah model simulasi limpasan (runoff) ndash curah hujan

periodik yang digunakan untuk mensimulasi kejadian tunggal atau kejadian terus-

menerus dengan kuantitas dan kualitas limpasan dari luas wilayah yang ditinjau

Komponen limpasan SWMM dioperasikan dengan menjumlahkan luas daerah

tangkapan (subcatchment) yang menerima hujan total dan membangkitkannya

dalam bentuk limpasan (runoff) dan beban polusi Aliran limpasan di SWMM

dapat ditelusuri melalui sistem pipa saluran terbuka kolam tampungan dan

pompa SWMM merupakan kuantitas dan kualitas limpasan yang dibangkitkan

pada masing-masing daerah tangkapan (subcatchment) dan rata-rata aliran

kedalaman aliran dan kualitas air dimasing-masing pipa dan saluran terbuka

waktu simulasi dimasukkan dalam penambahan waktu (Rossman 2005)

SWMM digunakan untuk menghitung berbagai jenis proses hidrologi yang

menghasilkan limpasan di daerah yang ditinjau

Hal itu meliputi

1 Perbedaan waktu curah hujan

2 Penguapan pada permukaan air

3 Kehilangan hujan dari tampungan-cekungan

4 Infiltrasi curah hujan ke dalam permukaan tanah tak jenuh

5 Perkolasi dari air infiltrasi kedalam permukaan air tanah

6 Aliran antara air tanah dengan sistem drainase

7 Penelusuran waduk nonlinear dari aliran permukaan

Variasi ruang hujan dalam semua proses ini diselesaikan dengan membagi study

area kedalam lingkup yang lebih kecil luas daerah tangkapan (subcatchment)

homogen masing-masing mengandung fraksi previous dan impervious sub-area

sendiri-sendiri Aliran permukaan dapat ditelusuri antar sub-area antar daerah

tangkapan (subcatchment) atau antar titik masuk dari sistem drainase

SWMM juga mengandung aturan yang fleksibel untuk kemampuan permodelan

hidrolika yang digunakan untuk menelusuri limpasan dan aliran external melalui

jaringan sistem drainase pipa saluran terbuka kolam tampungan dan bangunan

pengelak Hal ini termasuk kemampuan untuk

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

74

1 Mengendalikan jaringan yang ukurannnya tidak terbatas

2 Menggunakan lebar yang bermacam-macam dari bentuk saluran tertutup

atau terbuka

3 Memodelkan bagian-bagian yang khusus seperti kolam tampungan pembagi

aliran pompa bendung dan saluran pembuang

4 Meminta memasukkan aliran external dan kualitas air dari limpasan

permukaan aliran antara air tanah curah hujan yang dipengaruhi

infiltrasialiran aliran pembuangan kering udara dan pembatasan pengguna

aliran antara

5 Menggunakan salah satu metode penelusuran aliran diantara gelombang

kinematik atau gelombang dinamik penuh

6 Memodelkan bermacam-macam cara aliran seperti backwater surcharging

aliran pembalik dan kolam permukaan

7 Meminta pembatasan aturan pengendali dinamis untuk mensimulasi

pengoperasian pompa pembukaan saluran pembuang dan level puncak

bendung

Dengan program EPA SWMM 50 debit banjir rencana dapat dihitung secara

kumulatif Sehingga didapatkan debit banjir puncak yang maksimum untuk desain

selanjutnya Dengan program EPA SWMM 50 kita bisa merencanakan debit yang

keluar agar tetap konstan

EPA SWMM dapat menghitung debit banjir dengan cara memodelkan suatu sistem

drainase melalui proses-proses

1 Aliran permukaan

2 Infiltrasi

3 Air tanah

4 Pelelehan salju

5 Genangan di permukaan

Dalam perencanan ini hanya menggunakan perhitungan metode aliran permukaan

dan infiltrasi untuk mendapatkan hidrograf maka kita hanya membahas tentang

Aliran permukaan dan Infiltrasi

1 Aliran Permukaan

Konsep aliran permukaan yang digunakan oleh SWMM dapat dilihat pada Gambar

4-7 Permukaan subcatchment didefinisikan sebagai reservoir nonlinear Air

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

75

masuk melalui presipitasi serta subcatchment yang diatasnya Kemudian air akan

mengalir dengan beberapa cara diantaranya melalui infiltrasi evaporasi dan

aliran permukaan Aliran permukaan per unit area (Q) terjadi apabila air tanah

telah mencapai maksimum dan tanah menjadi jenuh Untuk mendapatkan nilai Q

dihitung dengan persamaan Manning

Gambar 4-7 Model simulasi aliran pada SWMM

Sdp)(dn

1WQ 3

5

dimana

Q = debit aliran yang terjadi

W = lebar subcathment

n = koefisien kekasaran Manning

d = kedalaman air

dp = kedalaman air tanah

S = kemiringan subcatchment

Tabel 4-6 Nilai Kekasaran Manning (n) untuk Aliran Permukaan

Jenis Permukaan (Surface) n

Aspal halus (Smooth asphalt) 0011

Beton halus (Smooth concrete) 0012

Beton biasa (Ordinary concrete lining) 0013

Kayu bagus (Good wood) 0014

Pasangan batu bata (Brick with cement mortar) 0014

Vitrified clay 0015

Besi cetak (Cast iron) 0015

Corrugated metal pipes 0024

Cement rubble surface 0024

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

76

Jenis Permukaan (Surface) n

Fallow soils (no residue) 0050

Tanah bertanaman (Cultivated soils)

Residue cover lt 20 006

Residue cover gt 20 017

Range (natural) 013

Rumput (Grass)

Short prarie 015

Dense 024

Bermuda grass 041

Hutan (Woods)

Semak ringan (Light underbrush) 040

Semak padat (Dense underbrush) 080

Sumber EPA SWMM 50

Selanjutnya limpasan yang terjadi (Q) akan mengalir melaui conduit atau saluran

yang ada SWMM menggunakan persamaan Manning (Tabel 4-6) untuk

menghitung debit aliran

2

1

3

2

SARn

491Q (sistem Inggris) dan 2

1

3

2

SARn

1Q (sistem SI)

dimana

Q = debit saluran

A = luas penampang saluran

R = jari-jari hidrolik

S = kemiringan dasar saluran

n = bilangan Manning untuk kekasaran saluran

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

77

Tabel 4-7 Bilangan kekasaran Manning untuk saluran

Saluran Keterangan n Manning

Tanah

Lurus baru seragamlandai dan bersih 0016 - 0033

Berkelok landai dan berumput 0023 - 0040

Tidak terawat dan kotor 0050 - 0140

Tanah berbatu kasar dan tidak teratur 0035 - 0045

Pasangan Batu kosong 0023 - 0035

Pasangan batu belah 0017 - 0030

Beton Halus sambungan baik dan rata 0014 - 0018

Kurang halus dan sambungan kurang rata 0018 - 0030

Sumber Imam Subarkah 1980

a Infiltrasi

Infiltrasi adalah suatu proses dimana air hujan merembes masuk ke dalam tanah

permukaan pervious subcatchment area SWMM menyediakan tiga pilihan untuk

memodelkan infiltrasi tetapi dalam perencanaan ini yang dipakai adalah

persamaan Horton

b Persamaan Horton

Metode ini berdasarkan hasil pengamatan empiris yang yang dilakukan oleh RE

Horton (1940) yang menunjukan bahwa infiltrasi akan berkurang secara

eksponensial dari nilai maksimum ke nilai minimum sesuai dengan persamaan

Kte)fcfo(fcfp

dimana

fp = Kapasitas infiltrasi

fc = Infiltrasi minimum

fo = Infltrasi maksimum

t = Waktu sejak awal hujan

k = Tetapan untuk tanah atau permukaan tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

78

Tabel 4-8 Nilai K fo dan fc untuk jenis tanah yang berbeda

Jenis tanah fo

mmjam

fc

mmjam

K

menit-1

- pertanian

- baku

gundul 280 6-220 16

berakar rumput

900 20-290 08

- gambut 325 2-20 18

- pasir halus

- lempung

gundul 210 2-25 20

berakar rumput

670 10-30 14

Sumber EM Wilson 1990

439 Pemodelan dalam EPA SWMM

SWMM adalah pemodelan dari siklus hidrologi yang ada di bumi Pemodelan ini

berisikan tentang

1 Pemodelan curah hujan Hujan merupakan faktor terpenting dalam

hidrologi Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan

dalam satuan waktu tertentu dan disebut Intensitas Curah Hujan Di dalam

SWMM curah hujan digambarkan dengan simbol Rain Gage untuk mewakili

hujan yang akan disimulasikan

2 Pemodelan permukaan tanah dimana dalam hal ini diwakili oleh simbol

Subcatchment Permukaan tanah menerima curah hujan dari atmosfer

kemudian air sebagian akan meresap kedalam tanah sebagai infiltrasi dan

sebagian akan menjadi limpasan permukaan

3 Pemodelan air tanah yang mana melalui proses infiltrasi menerima air dari

permukaan Dalam SWMM dilambangkan dengan simbol Aquifer

4 Pemodelan jaringan transportasi air Dimana air dialirkan melalui kanal

saluran pipa kemudian juga dapat disimulasikan tentang penggunaan

pompa kolam penampungan dan pengolahan limbah Dalam SWMM bagian ini

di simbolkan sebagai Node dan Link

5 Pemodelan seperti tersebut diatas dirangkai menjadi satu kesatuan sehingga

menggambarkan suatu sistem drainase Gambar dan rangkaian tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4-8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

79

Gambar 4-8 Pemodelan rangkaian sistem drainase pada SWMM

a Rain Gage

Rain Gage adalah pemodelan yang mewakili curah hujan yang akan mensuplai

area studi Data hujan yang digunakan adalah data hujan yang telah diolah

terlebih dahulu sehingga didapatkan format yang diinginkan Beberapa format

curah hujan dapat digunakan dalam simulasi ini

1 Intensitas curah hujan yaitu jumlah hujan rata-rata dalam satuan waktu

tertentu

2 Volume curah hujan yaitu jumlah hujan yang tercatat pada pengukur hujan

dalam waktu tertentu

3 Curah hujan kumulatif yaitu jumlah curah hujan yang terjadi dari hujan

mulai turun hingga hingga berhenti

4 Data masukan untuk curah hujan

5 Tipe data hujan ( intensitas volume kumulatif )

6 Interval pencatatan curah hujan ( 1 jam 15 menit 5 menit dll )

7 Sumber dari data hujan

8 Nama sumber data hujan

b Sub-catchment

Subcatchment atau disebut juga sub daerah pengalian sungai adalah salah satu

unit hidrologi di permukaan tanah yang mempunyai topografi dan element sistem

drainase internal yang mengalirkan limpasan permukaan ke satu titik outlet

Subcatchment dapat di bagi menjadi bagian pervious sub-area dan impervious

sub-area dimana limpasan dapat mengalami infiltrasi jika melewati pervious sub-

area tetapi tidak dapat jika melewati impervious sub-area Limpasan dapat

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

80

mengalir dari satu sub area ke sub-area lainnya atau mengalir ke bersama ke

satu titik outlet

Infiltrasi air hujan pada subcatchment dengan pervious area dapat di

deskripsikan dengan tiga model yang berbeda

1 Model infltrasi Horton

2 Model infiltrasi Green-Ampt

3 Model infiltrasi SCS Curve Number

4 Masukan parameter lain untuk untuk subcatchment adalah

5 Menentukan Rain Gage yang akan digunakan

6 Menentukan outlet subcatchment

7 Menentukan tata guna lahan

8 Menentukan pervious dan impervious subarea

9 menentukan slope atau kemiringan subcatchment

10 Menentukan lebar Subcatchment

11 Menentukan bilangan manning untuk aliran permukaan

12 Menentukan persentase impervious subarea

c Junction Nodes

Junction merupakan titik pertemuan aliran Dalam keadaan sebenarnya junction

dapat menggambarkan pertemuan antara saluran manholes pada sewer sistem

ataupun pada pipa saluran tertutup Aliran yang akan masuk ke dalam sistem

drainase harus melaluijunction Kelebihan air pada junction dapat menyebabkan

meluapnya air pada titik tersebut sehingga dapat digambarkan sebagai banjir

pada titik tersebut

Masukan parameter untuk junction adalah

1 Elevasi dasar

2 Tinggi hingga permukaan tanah

3 Kolam tampungan pada permukaan ketika terjadi banjir (optional)

4 Data debit dari luar (optional)

d Outfall Nodes

Outfalls adalah terminal terakhir dari rangakaian aliran istem drainase

menggambarkan titik akhir berupa muara ataupun keluaran lainnya Pada

Outfalls dapat digambarkan dengan beberapa kondisi antara lain

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

81

1 Kedalaman aliran pada penghubung saluran

2 Kondisi air pasang tertinggi (fixed tide)

3 Tabel pasang surut

4 Parameter masukan lainnya

5 Elevasi dasar

6 Keadaan pasang surut

7 Pintu engsel untuk mencegah backwater melalui Outfalls

e Flow Divider Nodes

Flow Divider Nodes adalah suatu titik yang membagi sebagian aliran ke saluran

yang yang lain Suatu divider hanya dapat membagi aliran menjadi dua

Ada empat jenis Flow dividers berdasarkan cara membagi aliran

Cutoff Divider membagi aliran berdasarkan jumlah yang telah di tentukan

sebelumnya

Overflow Divider membagi aliran berdasarkan kapasitas maksimum saluran

utama jika saluran utama melewati kapsitas maksimum maka

aliran akan langsung terbagi

Tabular Divider membagi aliran berdasarkan tabel fungsi total aliran

Weir Divider membagi aliran dengan menggunakan persamaan weir

(bendung)

f Storage Units

Storage unit merupakan suatu titik dimana dapat menyediakan tampungan air

dengan volume tertentu Dalam hal ini storage unit menggambarkan suatu kolam

tampungan air dengan volume tertentu dimana air dapat ditahan untuk

sementara Volume kolam tampungan diperoleh dari tabel fungsi luas permukaan

kolam dengan kedalaman

Masukan lainnya untuk Storage Unit

1 Elevasi dasar

2 Kedalaman maksimum

3 Tabel fungsi luas permukaan dan kedalaman

4 Penguapan

5 Genangan di permukaan (optional)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

82

g Conduits

Conduits adalah penghubung yang mengalirkan air dari suatu node ke node

lainnya dalam sistem pengaliran dalam hal ini dapat berupa saluran terbuka

ataupun tertutup Penampang melintang saluran dapat ditentukan melalui tabel

yang telah disediakan Selain itu bentuk saluran alam yang tidak beraturan juga

dapat digunakan

Tabel 4-9 Bentuk penampang melintang saluran dalam SWMM

Sumber Roosman 2005

Masukan untuk conduits

1 Nama node masuk dan node keluar

2 Panjang saluran

3 Bilangan kekasaran Manning

4 Geometri penampang melintang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

83

h Orifices

Orifices digunakan untuk model struktur diversi dan saluran dari sistem drainase

yang secara khusus membuka dinding dari manhole fasilitas tampungan dan

pengendali gate Orifices secara internal diwakili didalam SWMM sebagai mata

rantai yang menghubungkan dua node Orifices bisa memiliki bentuk bulat atau

persegi bisa diletakkan didasar ataupun sepanjang sisi node di hulu dan

mempunyai flap gate penutup untuk mencegah backflow Aliran sepanjang

orifices dihitung berdasarkan pada area pembukaannya koefisien dischargenya

dan perbedaan puncak diseberangnya

Parameter masukan untuk orifices antara lain

1 Nama titik inlet dan outlet

2 Tipe orifeces (dasar atau sisi)

3 Bentuk orifices (bulat atau persegi)

4 Tinggi orifeces saat terbuka penuh

44 Kriteria Analisa Hidrolika

Hidrolika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat zat cair Analisis

hidrolika dimaksud untuk mengetahui kapasitas alur sungai dan saluran pada

kondisi sekarang terhadap banjir rencana yang selanjutnya digunakan untuk

mendesain alur sungai dan saluran

441 Aliran

Aliran dalam suatu saluran yang mempunyai permukaan bebas disebut aliran

permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open channel

flow)

Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung

kriteria yang digunakan Jika berdasarkan fungsi kedalaman dan atau kecepatan

mengikuti fungsi waktu maka aliran dibedakan menjadi aliran tunak (steady)

dan tidak tunak (unsteady) Sedangkan jika berdasarkan fungsi ruang maka

aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam (non-

uniform)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

84

Gambar 4-9 Klasifikasi Aliran pada Saluran Terbuka

a Aliran Permanen dan Tidak Permanen

Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu maka

alirannya disebut aliran permanen atau tunak (steady flow) jika kecepatannya

pada suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu maka alirannya disebut

aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady flow)

b Aliran Seragam dan Berubah

Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang

saluran yang ditinjau maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow)

Namun jika kecepatan aliran pada saat tertentu berubah terhadap jarak maka

alirannya disebut aliran aliran tidak seragam atau aliran berubah (non uniform

flow or varied flow)

Berdasarkan laju perubahan terhadap jarak maka aliran dapat diklasifikasikan

menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) atau aliran berubah

tiba-tiba (rapidly varied flow)

Aliran

( flow )

Aliran Tunak

( steady )

Seragam

( uniform )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Aliran tak Tunak

( unsteady )

Berubah

( Varied )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Seragam

( uniform )

Berubah

( Varied )

Berubah lambat laun

( Gradually )

Berubah tiba-tiba

( Rapidly )

Fungsi waktu

Fungsi ruang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

85

c Aliran laminer dan Turbulen

Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak

seperti serat-serat tipis yang paralel maka aliran tersebut disebut laminer

Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan

baik ditinjau terhadap ruang dan waktu maka aliran tersebut disebut aliran

turbulen

Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya

kekentalan (viskositas) dan gaya inersia Jika viskositas yang dominan maka

alirannya laminer sedangkan jika gaya inersia yang dominan maka alirannya

turbulen

d Aliran Subkritis Kritis dan Superkritis

Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan

gelombang gravitasi jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis

maka alirannya disebut subkritis sedangkan jika kecepatan alirannya lebih besar

daripada kecepatan kritis maka alirannya disebut superkritis

442 Perencanaan Saluran

a Alinyemen Saluran

Pada ruas saluran yang belok-belokannya dan sangat tajam maka aliran sungai

akan tidak lancar Selain itu pada ruas sungai yang demikian gerusan pada

belokan luar sangat meningkat dan terjadi kerusakan tebing sungai yang akhirnya

menimbulkan erosi serta perubahan penampang aliran Sebaliknya pada belokan

dalamnya terjadi pengendapan yang intensif pula

Jadi alur sungai menjadi lebih panjang dan dapat mengganggu kelancaran aliran

air Guna mengurangi keadaan yang kurang menguntungkan tersebut maka pada

ruas sungai atau tersebut perlu dipertimbangkan pembuatan alur baru (sudetan)

agar pada ruas tersebut alur sungai mendekati garis lurus dan lebih pendek

(Sosrodarsono dan Tominaga 1985)

b Bentuk Penampang Melintang Saluran

Ada beberapa bentuk penampang melintang saluran drainase yang umum

dilaksanakan yaitupenampang tunggal trapesium dan penampang tunggal

persegi Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

86

dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah kekasaran dan

kemiringan dasar tertentu Faktor yang terpenting dalam menentukan pilihan

bentuk penampang saluran adalah pertimbangan ekonomi (Suripin 2004)

443 Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS

Dalam perencanaan kapasitas saluran digunakan program HEC-RAS (Hydrologic

Engineering System-River Analysis System) HEC-RAS adalah sebuah perangkat

lunak yang didesain untuk penggunaan yang interaktif dalam lingkungan yang

bermacam-macam Ruang lingkup HEC-RAS adalah menghitung profil muka air

dengan pemodelan aliran steady dan unsteady serta penghitungan pengangkutan

sedimen Elemen yang paling penting dalam HEC-RAS adalah tersedianya

geometri saluran baik memanjang maupun melintang

a Profil Muka Air Pada Aliran Steady

Dalam bagian ini HEC-RAS memodelkan suatu saluran dengan aliran steady

berubah lambat laun Sistem ini dapat mensimulasikan aliran pada seluruh

jaringan saluran ataupun pada saluran tunggal tanpa percabangan baik itu aliran

kritis subkritis superkritis ataupun campuran sehingga didapat profil muka air

yang diinginkan

Konsep dasar dari perhitungan adalah menggunakan persamaan energi dan

persamaan momentum Kehilangan energi juga di perhitungkan dalam simulasi

ini dengan menggunakan prinsip gesekan pada saluran belokan serta perubahan

penampang baik akibat adanya jembatan gorong-gorong ataupun bendung pada

saluran atau sungai yang ditinjau

b Profil Muka Air Pada Aliran Unsteady

Pada sistem pemodelan ini HEC-RAS mensimulasikan aliran unsteady pada

jaringan saluran terbuka Konsep dasarnya adalah persamaan aliran unsteady

yang dikembangkan oleh Dr Robert L Barkaursquos UNET model (Barkau 1992 dan

HEC 1999)

Pada awalnya aliran unsteady hanya didisain untuk memodelkan aliran subkritis

tetapi versi tebaru dari HEC-RAS yaitu versi 31 dapat juga untuk memodelkan

aliran superkritis kritis subkritis ataupun campuran serta loncatan hidrolik

Selain itu penghitungan kehilangan energi pada gesekan saluran belokan serta

perubahan penampang juga diperhitungkan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

87

c Konsep Penghitungan Profil muka air dalam HEC-RAS

Dalam HEC-RAS panampang sungai atau saluran ditentukan terlebih dahulu

kemudian luas penampang akan dihitung

Untuk mendukung fungsi saluran sebagai penghantar aliran maka penampang

saluran di bagi atas beberapa bagian Pendekatan yang dilakukan HEC-RAS adalah

membagi area penampang berdasarkan dari nilai n (koefisien kekasaran manning)

sebagai dasar bagi pembagian penampang setiap aliran yang terjadi pada bagian

dihitung dengan menggunakan persamaan Manning

21

fKSQ dan 3

2AR

n

1486K

Dimana

K = nilai pengantar aliran pada unit

n = koefisien kekasaran manning

A = luas bagian penampang

R = jari-jari hidrolik

Perhitungan nilai K dapat dihitung berdasarkan kekasaran manning yang dimiliki

oleh bagian penampang tersebut seperti terlihat pada gambar 4-10

Gambar 4-10 Contoh penampang saluran dalam HEC-RAS

Setelah penampang ditentukan maka HEC-RAS akan menghitung profil muka air

Konsep dasar penghitungan profil permukaan air berdasarkan persamaan energi

yaitu

eh2g

VαZY

2g

VαZY

2

1111

2

2222

Dimana

Z = fungsi titik diatas garis referensi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

88

Y = fungsi tekanan di suatu titik

V = kecepatan aliran

α = koefisien kecepatan

he = energi head loss

Gambar 4-11 Penggambaran persamaan energi pada saluran terbuka

Nilai he didapat dengan persamaan

2g

2g

VαCSLh

2

11

2

22fe

Dimana

L = jarak antara dua penampang

Sf = kemiringan aliran

C = koefisien kehilangan energi (penyempitan pelebaran atau belokan)

Langkah berikutnya dalam perhitungan HEC-RAS adalah dengan mengasumsikan

nilai muka air (water surface) pada penampang awal saluran (dalam hal ini

penampang di hilir) Kemudian dengan menggunakan persamaan energi diatas

maka profil muka air untuk semua penampang di saluran dapat diketahui

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

89

5 BAB 5 ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

51 Penentuan Sistem dan Sub Sistem

Berdasarkan kondisi topografi dan pola aliran drainase utama sungai utama

serta memperhatikan luasan sub sistem drainase maka Kota Salatiga dibagi

menjadi 2 (dua) Sistem Drainase yaitu

1 Sistem Drainase Salatiga Barat

Sistem drainase ini meliputi saluran-saluran dan sungai yang bermuara di

Rawa Pening Sistem Drainase Salatiga Barat dibagi menjadi 3 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

b Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten

c Sub sistem Drainase Kedungringis

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

90

2 Sistem Drainase Salatiga Timur

Sistem drainase ini meliputi saluran- saluran dan sungai yang bermuara di

Sungai Tuntang Sistem Drainase Salatiga Timur dibagi menjadi 2 sub sistem

yaitu

a Sub sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

b Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

Pembagian Sistem dan Sub Sistem Drainase Kota Salatiga sebagaimana

digambarkan dalam Gambar 51 di bawah ini

Gambar 5-1 Sub Sistem Drainase Kota Salatiga

SubSistem Jetis Setro

Sub Sistem Kebonsamas-Kalisawo

Sub Sistem Kedungringis

Sub Sistem Ngawen Sraten

Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

91

52 Analisis Hidrologi

521 Analisis Data Hujan

Analisis data hujan dilakukan untuk mendapatkan besarnya hujan wilayah

dilakukan dengan menggunakan Metode Thiessen Untuk keperluan itu

digunakan 3 (tiga) stasiun hujan yang berpengaruh terhadap daerah Tangkapan

Air (DTA) Kota Salatiga yaitu 1 Sta Salatiga (86) 2 Sta Silumut (85a) dan 3

Sta Cepoko (88a) Posisi masing-masing stasiun dalam DTA Kota Salatiga

diperlihatkan dalam gambar di bawah ini

Gambar 5-2 Posisi Sta Hujan dalam Poligon Thiessen DTA Kota Salatiga

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

92

522 Hujan Maksimum Wilayah

Berdasarkan luasan pengaruh masing-masing stasiun hujan diperoleh bobot

pengaruh masing-masing Stasiun terhadap hujan maksimum wilayah Hasilnya

disajikan dalam uraian berikut ini

Berdasarkan Poligon Thiessen

- Luas DTA tercover Sta Salatiga 352098 ha

- Luas DTA tercover Sta Silumut 55064 ha

- Luas DTA tercover Sta Cepoko 151049 ha

Total 558211 ha

Data Hujan Maksimum

Sta Salatiga (86) Sta Silumut (85a) Sta Cepoko (88a)

Ri ( mm ) Ri ( mm ) Ri ( mm )

063 010 027

1 1996 6181 819 3247 10247

2 1997 4731 878 1894 7503

3 1998 6245 986 1326 8557

4 1999 6812 1233 2679 10724

5 2000 5677 888 1245 7809

6 2001 6055 720 1732 8507

7 2002 5046 1953 1407 8406

8 2003 3785 927 2002 6714

9 2004 6497 1016 1461 8974

10 2005 4605 937 1624 7165

11 2006 4415 1036 1569 7021

12 2007 7065 799 2381 10245

13 2008 - - - -

14 2009 - - - -

15 2010 - - - -

16 2011 - - - -

17 2012 3911 681 1881 6472

18 2013 5046 888 1164 7097

Sumber Analisa th 2014

Hujan Harian

Maksimum (mm)No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

93

Sehingga Hujan Wilayah Kota Salatiga Hasil rekapitulasi disajikan sebagai berikut

Tabel 5-1 Data Hujan Daerah Maksimum Kota Salatiga

523 Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan cara analisis

frekuensi untuk jenis distribusi terpilih Jenis distribusi yang digunakan meliputi

distribusi normal distribusi Log Normal distribusi Gumbel dan distribusi Log

Pearson Tipe III Keempat jenis distribusi diatas dipilih berdasarkan pengalaman

bahwa distribusi maksimum biasanya menggunakan keempat distribusi tersebut

Hasil Perhitungan Curah Hujan Rencana

Perhitungan curah hujan rencana menggunakan tabel-tabel Program Excel yang

disajikan dalam Tabel berikut ini

Hujan Daerah

( mm )

1 1996 10247

2 1997 7503

3 1998 8557

4 1999 10724

5 2000 7809

6 2001 8507

7 2002 8406

8 2003 6714

9 2004 8974

10 2005 7165

11 2006 7021

12 2007 10245

13 2012 6472

14 2013 7097

Sumber Analisa Konsultan 2014

No Tahun

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

94

Tabel 5-2 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga Distribusi Normal dan Log Normal

HUJAN MAKSIMUM

Nomer NORMAL LOG

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 00015255

n 1400 n 14

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 006

Cv = Sx Xrt 017 Cv Log X 003

a 155959 a Log X 0000137

Cs = a Sx^3 058 Cs Log X 051408

Persamaan Normal Persamaan Log-Normal Dua Parameter

X = Xrt + k S Log X = Log Xrt + k S Log X

k Nilai Variabel Reduksi Gauss k Nilai Variabel Reduksi Gauss

LOG-NORMAL DUA PARAMETER

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (000) 191 8141

5 084 196 9222

10 128 199 9844

25 175 202 10552

50 205 204 11037

100 233 206 11492

125 241 207 11633

1000 309 211 12869

NORMAL

T (tahun) k XT (mm)

2 (000) 8246

5 084 9415

10 128 10026

25 175 10678

50 205 11100

100 233 11478

125 241 11593

1000 309 12539

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

95

Tabel 5-3 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana Drainase Kota Salatiga

Distribusi Gumbel I dan Log Pearson Tipe III

Nomer GUMBEL - I

X ( mm ) (X-Xrt)^2 (X-Xrt)^3 log X (Log X-Log Xrt)^2 (Log X-Log Xrt)^3

1 10247 40058 801746 201 001 000

2 7503 5522 (41031) 188 000 (000)

3 8557 967 3008 193 000 000

4 10724 61418 1522112 203 001 000

5 7809 1905 (8317) 189 000 (000)

6 8507 683 1785 193 000 000

7 8406 257 413 192 000 000

8 6714 23460 (359329) 183 001 (000)

9 8974 5303 38614 195 000 000

10 7165 11678 (126197) 186 000 (000)

11 7021 15015 (183983) 185 000 (000)

12 10245 39956 798666 201 001 000

13 6472 31467 (558189) 181 001 (000)

14 7097 13189 (151471) 185 000 (000)

115442 250878 1737826 2675 007 000

n 1400 n 1400

Jumlah 115442 Jumlah Log 2675

Xrt 8246 Log Xrt 191

Jml (X-Xrt)^2 250878 Jml (Log X-LogXrt)^2 007

Jml (X-Xrt)^3 1737826 Jml (LogX-LogXrt)^3 000153

Sx 1389 S Log X 007

Yn 05424 Cs 038

Sn 11363

Persamaan Gumbel I Persamaan Log-Pearson III

X = Xrt + SxSn (Y - Yn) Log X = Log Xrt + k S Log X

LOG-PEARSON III

T (tahun) k Log XT (mm) XT (mm)

2 (001) 191 8125

5 084 197 9344

10 129 200 10065

20 167 203 10708

50 209 206 11488

100 238 208 12044

GUMBEL I

T (tahun) k XT (mm)

2 037 8031

5 150 9417

10 225 10334

25 322 11518

50 391 12365

100 461 13213

Sumber Analisa Konsultan Tahun 2014

HUJAN MAKSIMUM

LOG PEARSON - III

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

96

Pemilihan Jenis Sebaran

Penentuan jenis sebaran akan digunakan untuk analisis frekuensi dilakukan

dengan beberapa asumsi sebagai berikut

Tabel 5-4 Persyaratan Penentuan Jenis Sebaran

No Jenis Sebaran Syarat

1 Normal Cs asymp 0 Ck asymp 3

2 Log Normal Cs = Cv3+3Cv =086 Ck = Cv8+6Cv6+15Cv4+16Cv2+3= 435

3 Gumbel Ck mendekati 54 Cs mendekati 114

4 Log Pearson Type III Selain dari nilai diatas

Sumber Bambang Triatmojo Hidrologi Terapan2008

Dari parameter statistik terhitung dibandingkan dengan parameter statistik

persyaratan seperti Tabel tersebut diatas maka selanjutnya dipilih yang paling

mendekati

Tabel 5-5 Penentuan Jenis Sebaran

Sumber Hasil Perhitungan

Selain dengan parameter statistik dilakukan juga plot distribusi hujan dengan ke

empat distribusi diatas antara P(model) dengan P(empirik) dengan menggunakan

Program Statistik EasyFit Professional 55 yang hasilnya disajikan dalam

Gambar berikut ini

1 Gumbel Ck mendekati 54 Ck = 121 Tidak Memenuhi

Cs mendekati 114 Cs = 058 Tidak Memenuhi

2 Log Normal Cs = Cv^3+3 Cv = 051 Cs = 051 Memenuhi

Ck = Cv^8+6Cv^6+15Cv^4+16Cv^2+3= 347 Ck = 159 Tidak Memenuhi

3 Normal Cs asymp 0 Cs = 058 Mendekati

Ck asymp 3 Ck = 121 Mendekati

4 Log Pearson III Selain diatas Cv = 017 Memenuhi

Cs = 038 Memenuhi

KriteriaNo Distribusi Persyaratan Hasil

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

97

Gambar 5-3 Plotting Hujan P(model) dengan P(empiris)

Distribusi Log Pearson III

524 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

Untuk mengetahui tingkat keakuratan dari distribusi terpilih selanjutnya

dilakukan uji kecocokan data (testing at goodness of fit) dengan menggunakan

cara Uji Chi Kuadrat (Chi Square) dan Uji Smirnov-Kolmogrov

Distribusidianggap yang cocok menurut Uji Chi Kuadrat adalah apabila harga

X2kurang dari harga X2 kritis sementara menurut Uji Smirnov Kolmogorov yaitu

apabila harga penyimpangan maksimum (D maks) kurang dari harga

penyimpangan kritik (D kritik)

Uji Keselarasan Chi Square

Prinsip pengujian dengan metode ini didasarkan pada jumlah pengamatan yang

diharapkan pada pembagian kelas dan ditentukan terhadap jumlah data

pengamatan yang terbaca di dalam kelas tersebut atau dengan membandingkan

nilai chi square (f2) dengan nilai chi square kritis (f2cr)

Rumus

f2 =

i

2

ii

E

)OE(

dimana

f2 = Harga chi square

P-P Plot

Log-Pearson 3

P (Empirical)

1090807060504030201

P (

Model)

096

088

08

072

064

056

048

04

032

024

016

008

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

98

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-1

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-1

Dari hasil pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan chi square

kritis (didapat dari Tabel dibawah paling kecil Untuk suatu nilai nyata tertentu

(level of significant) yang sering diambil adalah 5 Derajat kebebasan ini secara

umum dihitung dengan rumus sebagai berikut

Dk = n ndash 2 - 1

Dimana

Dk = Derajat kebebasan

n = Banyaknya rata-rata

Tabel 5-6 Nilai kritis untuk distribusi Chi-Square

dk α derajat kepercayaan

0995 099 0975 095 005 0025 001 0005

1 00000393 0000157 0000982 000393 3841 5024 6635 7879

2 00100 00201 00506 0103 5991 7378 9210 10597

3 00717 0115 0216 0352 7815 9348 11345 12838

4 0207 0297 0484 0711 9488 11143 13277 14860

5 0412 0554 0831 1145 11070 12832 15086 16750

6 0676 0872 1237 1635 12592 14449 16812 18548

7 0989 1239 1690 2167 14067 16013 18475 20278

8 1344 1646 2180 2733 15507 17535 20090 21955

9 1735 2088 2700 3325 16919 19023 21666 23589

10 2156 2558 3247 3940 18307 20483 23209 25188

11 2603 3053 3816 4575 19675 21920 24725 26757

12 3074 3571 4404 5226 21026 23337 26217 28300

13 3565 4107 5009 5892 22362 24736 27688 29819

14 4075 4660 5629 6571 23685 26119 29141 31319

15 4601 5229 6262 7261 24996 27488 30578 32801

16 5142 5812 6908 7962 26296 28845 32000 34267

17 5697 6408 7564 8672 27587 30191 33409 35718

18 6265 7015 8231 9390 28869 31526 34805 37156

19 6844 7633 8907 10117 30144 32852 36191 38582

20 7434 8260 9591 10851 3141 34170 37566 39997

Sumber Soewarno 1995

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

99

Persamaan ekstrapolasi

1 Log-Pearson III

2 Gumbel I

3 Log-Normal dua Parameter

4 Normal

LOG-PEARSON III

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9348 3 28 020 004 001

P lt= 40 9348 - 8483 3 28 020 004 001

P lt= 60 8483 - 7813 1 28 (180) 324 116

P lt= 80 7813 - 7091 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7091 3 28 020 004 001

Jumlah 14 14 171

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

Analisis Konsultan th 2011

GUMBEL I

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9416 5 28 220 484 173

P lt= 40 9416 - 8206 3 28 020 004 001

P lt= 60 8206 - 7607 4 28 120 144 051

P lt= 80 7607 - 7027 1 28 (180) 324 116

P gt 80 lt 7027 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 457

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

100

Uji keselarasan Smirnov-Kolmogorof

Pengujian kecocokan sebaran dengan metode ini dilakukan dengan

membandingkan probabilitas untuk tiap variabel dari distribusi empiris dan

teoritis didapat perbedaan (∆)tertentu Perbedaan maksimum yang dihitung

(∆maks) dibandingkan dengan perbedaan kritis (∆cr) untuk suatu derajat nyata

dan banyaknya variat tertentu maka sebaran sesuai jika (∆maks) lt (∆cr)

Rumus

=

Cr

xi

x

maxP

P

P

LOG-NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9220 5 28 220 484 173

P lt= 40 9220 - 8449 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8449 - 7845 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7845 - 7189 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7189 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

DISTRIBUSI NORMAL

Interval Hujan Jumlah

Oi Ei Oi - Ei (Oi - Ei)^2 Chi^2

P lt= 20 gt 9413 5 28 220 484 173

P lt= 40 9413 - 8593 2 28 (080) 064 023

P lt= 60 8593 - 7899 2 28 (080) 064 023

P lt= 80 7899 - 7079 4 28 120 144 051

P gt 80 lt 7079 1 28 (180) 324 116

Jumlah 14 14 386

Derajad kebebasan = 2

Derajad kepercayaan = 5

Chi^2 kritis = 5991 (Dari Tabel Chi kuadrat)

Hipotesa = Hipotesa diterima

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

101

Tabel 5-7 Nilai ∆ maksimum untuk uji keselarasan Smirnov ndash Kolmogorov

n

020 010 005 001

5 045 051 056 067

10 032 037 041 049

15 027 030 034 040

20 023 026 029 036

25 021 024 027 032

30 019 022 024 029

35 018 020 023 027

40 017 019 021 025

45 016 018 020 024

50 015 017 019 023

ngt50 107n 122n 136n 163n

Sumber Soewarno 1995

Tabel 5-8 Uji Smirnov-Kolmogorof Hujan Drainase Kota Salatiga

Demikian juga untuk uji keselarasan dengan Kolmogorov Smirnov dan Chi-

squared dilakukan uji dengan Program Statistik EasyFit Professional 55 yang

hasilnya disajikan dalam perhitungan berikut

X m P(x)=m(n+1) P(xlt) F(t)=(X-Xr)Sx P(x) P(xlt) D

6472 1 0067 0933 -1277 0090 0910 -0024

6714 2 0133 0867 -1103 0130 0870 0004

7021 3 0200 0800 -0882 0189 0811 0011

7097 4 0267 0733 -0827 0205 0795 0061

7165 5 0333 0667 -0778 0220 0780 0113

7503 6 0400 0600 -0535 0301 0699 0099

7809 7 0467 0533 -0314 0381 0619 0086

8406 8 0533 0467 0115 0545 0455 -0011

8507 9 0600 0400 0188 0572 0428 0028

8557 10 0667 0333 0224 0586 0414 0081

8974 11 0733 0267 0524 0696 0304 0038

10245 12 0800 0200 1439 0940 0060 -0140

10247 13 0867 0133 1441 0940 0060 -0074

10724 14 0933 0067 1784 0982 0018 -0049

D max 0113

Kesimpulan

D max lt Do Distribusi Diterima

Sumber Analisis Konsultan th 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

102

Fitting Results

Distribution Parameters

1 Gumbel Max =11142 =81782

2 Log-Pearson 3 =51214 =002226 =33278

3 Lognormal =015351 =44679

4 Normal =1429 =88214

Goodness of Fit - Summary

Distribution

Kolmogorov Smirnov

Anderson Darling

Chi-Squared

Statistic Rank Statistic Rank Statistic Rank

1 Gumbel Max 013775 2 028938 2 058783 3

2 Log-Pearson 3 013039 1 026111 1 039888 2

3 Lognormal 014421 4 032689 3 034883 1

4 Normal 014182 3 036178 4 098601 4

525 Curah Hujan Terpakai

Tabel 5-9 Hasil Perhitungan Hujan Maksimum Rencana yang Digunakan (satuan mm)

Dari parameter statistik diatas dan gambar-gambar diatas dan mengacu pada

kriteria untuk tiap- tiap jenis distribusi maka dapat dilihat bahwa sebaran yang

mendekati adalah sebaran Log-Pearson III karena hasil plot P(model) dengan

P(empiris) sebaran Log Pearson III paling mendekati garis lurus dan secara

Satuan mm

KALA ULANG GUMBEL LOG-PEARSON III LOG-NORMAL-2 NORMAL

2 th 8031 8125 8141 8246

5 th 9417 9344 9222 9415

10 th 10334 10065 9844 10026

25 th 11518 10708 10552 10678

50 th 12365 11488 11037 11100

100 th 13213 12044 11492 11478

UJI CHI KUA 171 457 386 386

Hipotesa Diterima Diterima Diterima Diterima

SMIR - KOL Ok Ok Ok Ok

Dipakai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

103

statistik telah memenuhi syarat distribusi Log Pearson III Dari hasil diatas untuk

curah hujan rancangan menggunakan Distribusi Log Pearson III sebagaimana

disajikan dalam Grafik di bawah ini

Gambar 5-4 Grafik Curah Hujan Rancangan Drainase Kota Salatiga

53 Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50

Analisis Banjir Rencana dengan EPA SWMM 50 langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut

1 Menggambarkan DTA dan sub DTA yang ditinjau untuk perhitungan debit

banjir Dibawah ini akan dijelaskan pembuatan model EPA SWMM untuk sub

sistem Ngemplak-Sawahan Sub sistem Ngemplak-Sawahan memiliki luas

sebesar 4714 km2 yang kemudian dibagi menjadi 40 subcatchment seperti

pada Gambar dibawah ini

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

104

Gambar 5-5 Pembagian Sub-sub DTA di sub Sistem Ngemplak-Sawahan

Dari gambar di atas jika dibuat dalam skema saluran dinyatakan dalam gambar

di bawah ini

Gambar 5-6 Skema Saluran Sub-sub DTA di sub DTA Ngemplak-Sawahan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

105

Selanjutnya data tentang subdas saluran dimasukkan dalam program Data yang

digunakan dalam analisa debit banjir disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini

Data Depression Storage adalah bagian dari permukaan pervious dan

impervious yang terdapat genangan air sehingga berpotensi menjadi

limpasan

Tabel 5-10 Depression Storage Values

Impervious surfaces 005-010 inches

Lawns 010-020 inches

Pasture 020 inches

Forest litter 030 inches

(sumber EPA SWMM 50)

Data kekasaran Manning untuk aliran permukaan adalah data permukaan

pervious dan impervious pada subdas yang akan mempengaruhi limpasan

Tabel 5-11 Manningrsquos n ndash Overland Flow

Surface n

Smooth Asphalt 0011

Smooth Concrete 0012

Ordinary Concrete Lining 0013

Good Wood 0014

Brick With Cement Mortar 0014

Vitrified Clay 0015

Cast Iron 0015

Corrugated Metal Pipes 0024

Cement Rubble Surface 0024

Fallow Soils (No Residue) 005

Cultivated Soils

Residue Cover lt 20 006

Residue Cover gt 20 017

Range (Natural) 013

Grass

Short Prarie 015

Dense 024

Bermuda Grass 041

Woods

Light Underbrush 040

Dense Underbrush 080

(sumber EPA SWMM 50)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

106

Data infiltasi Horton adalah data yang akan digunakan SWMM untuk

menghitung besarnya infiltrasi yang akan mempengaruhi limpasan Dalam

laporan ini digunakan model infiltrasi Horton

2 Menggambarkan skema jaringan drainase yang ada pada area yang akan kita

tinjau curah hujan yang datang disimulasikan ditangkap oleh subdas

sebagian akan menjadi aliran dasar (base flow) dan sebagian lagi akan

menjadi aliran permukaan (surface runoff) Kemudian limpasan yang terjadi

pada subdas akan dialirkan melalui jaringan yang ada Jaringan drainase

dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup

Gambar 5-7 Jaringan drainase di EPA SWMM 5 untuk sub DAS Ngemplak- Sawahan

3 Memasukkan semua data saluran

Selanjutnya data semua saluran pada jaringan dimasukkan diantaranya bentuk

penampang saluran panjang saluran serta nilai kekasaran Manning pada saluran

seperti pada Tabel (512)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

107

Tabel 5-12 Nilai kekasaran Manning (n) untuk Saluran Terbuka

Tipe Saluran Manning (n)

Saluran dilapis atau dipoles

- Aspal 0013-0017

- Batu bata 0012-0018

- Beton 0011-0020

- Pasangan batu kali 0020-0035

- Lapisan dari tanaman 0030-0400

Digali atau dikeruk

- Saluran tanah lurus dan seragam 0020-0030

- Saluran tanah banyak tumbuhan dan

relatif seragam 0025-0040

- Dasar berbatu 0030-0045

- Saluran tidak terawat banyak

tumbuhan 0050-0140

Saluran alam (lebar atas pada saat banjir dan saluran terisi penuh lt 100 ft)

- Bersih tanpa tekanan 0030-0070

- Banyak tumbuhan pengganggu dan

rekahan yang dalam 0040-0100

(Sumber EPA SWMM 50)

Gambar 5-8 Input Data Juction

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

108

Gambar 5-9 Input data subcatchment

Gambar 5-10 Input data conduit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

109

4 Memasukkan data curah hujan

Data intensitas curah hujan yang digunakan pada EPA SWMM 50 adalah periode

ulang 5 tahun

Gambar 5-11 Input data curah hujan

5 Menjalankan program

Semua data dimasukkan kemudian program dijalankan dan akan didapat debit

banjir dari DTA dan sub DTA yang ditinjau kondisi node atau titik tangkap debit

dan debit puncak

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

110

531 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngemplak ndash

Sawahan disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-12 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

532 Sub Sistem Ngawen-Sraten

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Ngawen- Sraten disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-13 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Ngawen-Sraten

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

111

533 Sub Sistem Kedungringis

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kedungringis disajikan

dalam gambar di bawah

Gambar 5-14 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kedungringis

534 Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

disajikan dalam gambar di bawah

Gambar 5-15 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

112

535 Sub Sistem Jetis ndash Setro

Hasil analisis dengan EPA SWMM 50 pada Sub Sistem Jetis ndash Setro disajikan dalam

gambar di bawah

Gambar 5-16 Skema perhitungan debit dengan EPA SWMM 50

pada Sub Sistem Jetis ndash Setro

536 Perbandingan Hasil EPA SWMM 50 dengan RUMUS RASIONAL

Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dichek dengan Rumus Rasional untuk

memastikan besarnya debit pada titik kontrol sesuai dengan perkiraan secara

Rational

Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau

saluran namun dengan daerah pengaliran yang terbatas

Rumus Metode Rasional

Q = 0278 x C x I x A

dimana

Q = Debit (m3det)

0278 = Konstanta digunakan jika satuan luas daerah menggunakan km2 dan

intensitas curah hujan dalam mmjam

C = Koefisien aliran air wilayah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

113

Tabel 5-13 Perbandingan besarnya debit Hasil Perhitungan Rational dan EPA SWMM

Dari Tabel diatas Hasil perhitungan dengan EPA SWMM 50 dan dengan Rumus

Rasional dengan tingkat akurasi 8237 Sehingga perhitungan dengan EPA SWMM

50 bisa digunakan

Debit Hasil Perhitungan Masing-Masing Sub Sistem Disajikan Dalam Buku

Penunjang

54 Analisis Tinggi Muka Air dengan Program HEC ndash RAS

Dasar Perencanaan hidrolik dilakukan dengan menggunakan anggapan bahwa

aliran yang terjadi adalah seragam bila tidak dipengaruhi oleh air balik artinya

pada bagian sungaisaluran yang lurus kedalaman luas penampang juga halnya

dengan permukaan air dasar saluran dianggap saling sejajar

Kecepatan yang terjadi dihitung dengan rumus Manning

V = 1 n x R 23 x I 05

dimana

V = Kecepatan rata-rata aliran seragam (mdt)

R = Jari ndash jari hidrolis (m)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

114

I = Kemiringan dasar sungai

n = Koefisien kekasaran Manning

Sedangkan apabila aliran dipengaruhi oleh air balik maka perhitungan hidrolik

dengan persamaan aliran tidak seragam (non uniform flow) dengan persamaan

sebagai berikut

H1 + V12 2g = H2 + V2

2 2g + Hf

dimana

H1 = tinggi muka air di titik 1

H2 = tinggi muka air di titik 2

V1 = kecepatan aliran di titik 1

V2 = kecepatan aliran di titik 2

Hf = kehilangan tekananenergi

Untuk perhitungan hidrolik dalam pekerjaan desain akan menggunakan software

dari HEC-RAS edisi tahun 2004Progam HEC-RAS merupakan paket program dari

ASCE (American Society of Civil Engineers) Paket program ini memakai cara

langkah standar sebagai dasar perhitungannya Secara umum HEC-RAS dapat

dipakai untuk menghitung aliran steady berubah perlahan dengan penampang

saluran prismatik atau non-prismatik baik untuk aliran sub-kritis maupun super-

kritis dan aliran non-steady

Paket program ini untuk menghitung profil muka air di sepanjang ruas sungai

Data masukan untuk program ini adalah data cross-section di sepanjang sungai

profil memanjang sungai parameter hidrolika sungai (kekasaran dasar dan tebing

sungai) parameter bangunan sungai debit aliran (debit rencana) dan tinggi

muka air di muara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

115

HEC ndash RAS merupakan pengembangan program HEC ndash 2 Perbedaan yang

menonjol adalah bahwa program HEC ndash RAS dilakukan dengan menggunakan

fasilitas windows Sehingga hasilnya mudah dihubungkan dengan program-

program lainnya

Untuk menganalisa kapasaitas penampang sungai dipakai software HEC-RAS

Release 40 Untuk bisa pengoperasikan program HEC-RAS Urut-urutan

pengoperasiannya adalah sebagai berikut

1) Mengidentifikasi bangunan-bangunan yang ada disungai atau saluran yang

akan dianalisa Identifikasi ini berupa potongan melintang pada bangunan

yang ada dan jarak antar bangunan

2) Mengidentifikasi potongan melintang dan memanjang pada lokasi pekerjaan

Untuk memudahkan entry data maka data elevasi potongan malintang baik

elevasi maupun jarak diwujudkan dalam bentuk tabel Excel

3) Setelah semua data masuk maka program HEC-RAS dapat di ldquorunrdquo dengan

memasukkan Qdesain yang kita inginkan dari ldquorunningrdquo tersebut dapat

diketahui berapa debit yang dapat ditampung dengan adanya penampang

eksisting

Perhitungan distribusi debit masing-masing sungai dihitung berdasarkan hasil

perhitungan debit banjir yang telah dibahas dalam sub bab 53 Adapun debit

masing-masing sungai dan saluran yang ada pada Sistem Drainase Kota Salatiga

adalah sebagai berikut

Tabel 5-14 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Ngemplak Ruas 1 901

2 Sungai Ngemplak Ruas 2 1057

3 Sungai Ngemplak Ruas 3 1886

4 Sungai Ngemplak Ruas 4 2161

5 Sungai Ngemplak Ruas 5 2413

6 Sungai Ngemplak Ruas 6 3225

7 Saluran s2 115

8 Saluran s1 226

9 Saluran j1 073

10 Anak sungai Sawahan (as2) 278

11 Saluran s3 225

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

116

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

12 Sungai Sawahan Ruas 1 280

13 Sungai Sawahan Ruas 2 568

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-15 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai Sraten Ruas 1 147

2 Sungai SratenRuas 2 553

3 Sungai Sraten Ruas 3 1364

4 Sungai Sraten Ruas 4 1380

5 Sungai Sraten Ruas 5 2106

6 Sungai Sraten Ruas 6 3821

7 Sungai SratenRuas 7 4222

8 Sungai Sraten Ruas 8 4637

9 Sungai Sraten Ruas 9 4681

10 Sungai Sraten Ruas 10 5389

11 Sungai Sraten Ruas 11 5700

12 Anak Sungai Sraten Ruas 1 496

13 Anak Sungai Sraten Ruas 2 1044

14 Sungai Ngawen Ruas 1 627

15 Sungai Ngawen Ruas 2 1422

16 Sungai Ngawen Ruas 3 1607

17 Saluran Andong Ruas 1 137

18 Saluran Andong Ruas 2 150

19 Saluran Andong Ruas 3 320

20 Jalan j7 087

21 Jalan j5 029

22 Jalan j6 026

23 Jalan j6-1 018

24 Jalan j10 019

25 Jalan j4 011

26 Jalan j8 039

27 Jalan j9 047

28 Jalan j9-1 107

29 Jalan j9-2 046

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

117

No Nama sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

30 Jalan j2 273

31 Jalan j3 015

32 Jalan j1 015

33 Jalan j11 067

34 Saluran s1 149

35 Saluran s2 123

36 Saluran s3 112

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-16 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran Untuk Sub Sistem Drainase Kedungringis

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sugai Kedungringis Ruas 1 (Saluran Kutowinangun) 117

2 Sungai Kedungringis Ruas 2 206

3 Sungai Kedungringis Ruas 3 252

4 Sungai Kedungringis Ruas 4 372

5 Sungai Kedungringis Ruas 5 1321

6 Sungai Kedungringis Ruas 6 1494

7 Sungai Kedungringis Ruas 7 1546

8 Sungai Kedungringis Ruas 8 1779

9 Sungai Kedungringis Ruas 9 1791

10 Sungai Kedungringis Ruas 10 2835

11 Sungai Kedungringis Ruas 11 3830

12 Sungai Andong Ruas 1 136

13 Sungai Andong Ruas 2 473

14 Sungai Andong Ruas 3 584

15 Sungai Benoyo Ruas 1 090

16 Sungai Benoyo Ruas 2 674

17 Saluran Kedungkopyah Ruas 1 181

18 Saluran Kedungkopyah Ruas 2 474

19 Saluran Kedungkopyah Ruas 3 1062

20 Saluran Kedungkopyah Ruas 4 1084

21 Sungai Tugu Ruas 1 567

22 Sungai Tugu Ruas 2 849

23 Sungai Tugu Ruas 3 953

24 Saluran ke Kota Baru 620

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

118

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

25 Saluran JLS (saluran s1) 014

26 Saluran JLS (saluran s2) 037

27 Saluran JLS (saluran s3) 077

28 Saluran JLS (saluran s4) 053

29 Saluran JLS (saluran s5) 035

30 Jalan 13 045

31 Jalan 11 161

32 Jalan 7 027

33 Jalan 3 027

34 Jalan 7-1 146

35 Jalan 10 104

36 Jalan 7-2 088

37 Jalan 2 032

38 Jalan 2-2 119

39 Jalan 12 056

40 Jalan 1 018

41 Jalan 4 037

42 Jalan 1-1 022

43 Jalan 5 029

44 Jalan 1-2 051

45 Jalan 6 043

46 Jalan 15 052

47 Jalan 16 031

48 Jalan 6-1 032

49 Jalan 2-1 073

50 Jalan 8 042

51 Jalan 9 070

52 Jalan 14 041

53 Jalan 11-s 065

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

119

Tabel 5-17 Distribusi Debit Masing-Masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai KebonsamasRuas 1 150

2 Sungai Kebonsamas Ruas 2 229

3 Sungai KebonsamasRuas 3 330

4 Sungai Kebonsamas Ruas 4 416

5 Sungai Kebonsamas Ruas 5 423

6 Sungai Kebonsamas Ruas 6 889

7 Sungai Kebonsamas Ruas 7 1542

8 Anak Sungai Kebonsamas (as-4) 072

9 Anak Sungai Kebonsamas 1 306

10 Anak Sungai Kebonsamas 2 754

11 Anak Sungai Kebonsamas 3 834

12 Anak Sungai Kebonsamas 4 907

13 Anak Sungai Kebonsamas 1rsquo 320

14 Anak Sungai Kebonsamas 1ldquo 025

15 Anak Sungai Kebonsamas 2rdquo 214

16 Jalan j5 044

17 Jalan j1 054

18 Jalan j2 021

19 Jalan j4 039

20 Jalan J4-1 034

21 Jalan j3 073

22 Jalan j6 022

23 Jalan j7 080

Sumber Tim Penyusun 2014

Tabel 5-18 Distribusi Debit Masing-masing Sungai dan Saluran

Untuk Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

1 Sungai JetisRuas 1 560

2 Sungai Jetis Ruas 2 986

3 Sungai Jetis Ruas 3 1100

4 Sungai Jetis Ruas 4 3186

5 Sungai Jetis Ruas 5 5527

6 Sungai Jetis Ruas 6 5735

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

120

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

7 Sungai Jetis Ruas 7 ( Sungai Naggulan 1) 7029

8 Sungai Jetis Ruas 8 ( Sungai Naggulan 2) 7963

9 Sungai Jetis Ruas 9 (Sungai Setro 1) 8943

10 Sungai Jetis Ruas 10 (Sungai Setro 2) 11636

11 Jalan j9 048

12 Jalan 6-1 088

13 Jalan 5 041

14 Jalan 10 061

15 Jalan 1 032

16 Jalan 8 075

17 Jalan 1-1 877

18 Jalan 11 040

19 Jalan 1-2 1291

20 Jalan 12 148

21 Jalan 2 165

22 Jalan 3 034

23 Jalan 2-1 441

24 Jalan 14 121

25 Jalan 15 017

26 Jalan 16 243

27 Jalan 17 187

28 Jalan 18 138

29 Jalan 19 1307

30 Saluran s1 104

31 Saluran Isep-isep 1 156

32 Saluran Isep-isep 2 165

33 Saluran Klampean 1 172

34 Saluran Klampean 2 861

35 Saluran Klampean 3 1120

36 Saluran Noborejo 1 1176

37 Saluran Noborejo 2 1208

38 Saluran Cengek 1 271

39 Saluran Cengek 2 586

40 Saluran Cengek 3 1172

41 Saluran Cengek 4 2341

42 Saluran Cengek A 325

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

121

No Nama Saluran Sungai Debit Kala Ulang

(Q5th)m3dt

43 Saluran Cengek B 384

44 Saluran Ngaglik 1 477

45 Saluran Ngaglik 2 1098

46 Saluran Ngaglik 3 1250

47 Saluran Jamban 1 066

48 Saluran Jamban 2 262

Sumber Tim Penyusun 2014

541 Analisa Hidraulika Kondisi Eksisting

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi eksisting hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5411 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

Gambar 5-17 Situasi Sub Sistem Drainase Ngemplak Sawahan (Kondisi Eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

122

a Saluran JLS Ruas - 1

Gambar 5-18 Profil Memanjang Muka Air Saluran s1 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Gambar 5-19 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126756

6758

6760

6762

6764

6766

6768

6770

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126588

6590

6592

6594

6596

6598

6600

6602

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

123

b Saluran JLS ruas 3

Gambar 5-20 Profil Memanjang Muka Air Saluran s3 (JLS)

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 105732

5734

5736

5738

5740

5742

5744

5746

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145708

5710

5712

5714

5716

5718

5720

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

124

Gambar 5-21 Profil Melintang Muka Air Saluran s1 (JLS)

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngemplak-Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS kondisi eksisting

5412 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

Gambar 5-22 Situasi Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

00 02 04 06 08 10 12 14 165494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 10232014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

125

a Saluran JLS Ruas - 3

Gambar 5-23 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 125234

5236

5238

5240

5242

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

126

Gambar 5-24 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder s3 (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

b Saluran di Jalan Yudistiro

Gambar 5-25 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 145094

5096

5098

5100

5102

5104

5106

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

00 01 02 03 04 055568

5570

5572

5574

5576

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

127

Gambar 5-26 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055442

5443

5444

5445

5446

5447

5448

5449

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055418

5420

5422

5424

5426

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055394

5395

5396

5397

5398

5399

5400

5401

ngawen-sraten Plan Plan 01 10232014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

128

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di Sub Sistem

Drainase Ngawen - Sratendapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi

eksisting

5413 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Gambar 5-27 Situasi Sub Sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Drainase Sekunder Kota Baru

Gambar 5-28 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

129

Gambar 5-29 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 10232014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10526

527

528

529

530

531

kedungringis Plan Plan 01 10232014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10517

518

519

520

521

522

kedungringis Plan Plan 01 10232014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

130

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-30 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

00 02 04 06 08 10 12 145330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

131

Gambar 5-31 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

c Saluran Sekunder J2-2 (Jl Osamaliki)

Gambar 5-32 Profil Memanjang Muka Air Saluran J2-2 (Jl Osamaliki) Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

5180

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 14 16 185154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

5168

5170

kedungringis Plan Plan 01 10232014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 2-2

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

132

Gambar 5-33 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j2-2 (Jl Osamaliki)

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kedungringis dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 055655

5660

5665

5670

5675

5680

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055590

5592

5594

5596

5598

5600

5602

5604

kedungringis Plan Plan 01 10232014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

133

5414 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

Gambar 5-34 Situasi Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Pattimura

Gambar 5-35 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

134

Gambar 5-36 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

00 01 02 03 04 055676

5678

5680

5682

5684

5686

5688

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 045524

5526

5528

5530

5532

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K5

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 K8

Station (m)

Ele

va

tion (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

135

b Saluran Sekunder Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-37 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

Gambar 5-38 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Ki Penjawi)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi eksisting)

0 20 40 60 80 100 1205310

5315

5320

5325

5330

5335

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4-1

00 01 02 03 04 055320

5322

5324

5326

5328

5330

5332

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 055310

5311

5312

5313

5314

5315

5316

5317

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 10232014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

136

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Kebonsamas - Kalisawo dapat dilihat pada program HEC-RASpada

kondisi eksisting

5415 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

Gambar 5-39 Situasi Sub Sistem Drainase Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi eksisting) Sumber Tim Penyusun 2014

a Saluran Sekunder Jalan Tingkir

Gambar 5-40 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

137

Gambar 5-41 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

00 02 04 06 08 106804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 126544

6546

6548

6550

6552

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

138

b Saluran Sekunder Jalan Tritis Asri

Gambar 5-42 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tritis Asri)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Eksisting)

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 10222014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

00 01 02 03 04 05 06 076118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 086114

6116

6118

6120

6122

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

139

Gambar 5-43 Profil Melintang Muka Air Saluran (Jalan Tritis Asri)

sub sistem Jetis ndash Setro (kondisi eksisting)

Untuk hasil running kondisi eksisting masing-masing saluran di sub sistem

Drainase Jetis ndash Setro dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi eksisting

00 01 02 03 04 05 06 076108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 066104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 10222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

140

542 Analisa Hidraulika Kondisi Desain (Rencana)

Berdasarkan hasil hitungan hidrologi yang merupakan data input bagi analisis

hidraulika (program HEC-RAS 40) untuk kondisi desain (rencana) hasilnya sebagai

berikut (untuk analisis hidraulika secara lengkap akan dibukukan tersendiri

sebagai bagian dari Laporan Akhir)

5421 Sub Sistem Drainase Ngemplak - Sawahan

1 Saluran sekunder JLS s1

Gambar 5-44 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

0 100 200 300 400 500 600650

655

660

665

670

675

680

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s1

00 02 04 06 08 10 126754

6756

6758

6760

6762

6764

6766

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P22 (h=085b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

141

Gambar 5-45 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s1

sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

2 Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-46 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126586

6588

6590

6592

6594

6596

6598

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P23

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

00 02 04 06 08 10 126500

6502

6504

6506

6508

6510

6512

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P24

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

0 500 1000 1500 2000530

540

550

560

570

580

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

saluran s3

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

142

Gambar 5-47 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3 sub sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105730

5732

5734

5736

5738

5740

5742

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P27 (085)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 10 12 145704

5706

5708

5710

5712

5714

5716

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P29

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 14 165490

5492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

ngemplak-sawahan Plan Plan 01 11172014 P33

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

143

5422 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

a Saluran Sekunder JLS s3

Gambar 5-48 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200 1400495

500

505

510

515

520

525

530

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran s3

00 02 04 06 08 10 12 145266

5268

5270

5272

5274

5276

5278

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P35 (h=09b=08)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 125230

5232

5234

5236

5238

5240

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P37

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

144

Gambar 5-49 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (JLS) s3

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

b Jalan Judistira

Gambar 5-50 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 10 12 145128

5130

5132

5134

5136

5138

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P39

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

00 02 04 06 08 10 12 145092

5094

5096

5098

5100

5102

5104

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 P41

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03 03 03

0 200 400 600 800 1000 1200535

540

545

550

555

560

565

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

ation

(m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j8

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

145

00 02 04 06 08 105564

5566

5568

5570

5572

5574

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105440

5442

5444

5446

5448

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105414

5416

5418

5420

5422

5424

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F4

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

146

Gambar 5-51 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder j8 (Jl Yudistira)

sub sistem Drainase Ngawen - Sraten (kondisi rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Ngawen - Sraten dapat di lihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5423 Sub Sistem Drainase Kedungringis

a Saluran Kota Baru

Gambar 5-52 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kota Baru sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105390

5392

5394

5396

5398

5400

ngawen-sraten Plan Plan 01 11172014 F5A

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600510

515

520

525

530

535

540

545

550

555

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

saluran kota baru

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

147

00 05 10 15 20 255492

5494

5496

5498

5500

5502

5504

5506

kedungringis Plan Plan 01 11172014 5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255295

5300

5305

5310

5315

5320

kedungringis Plan Plan 01 11172014 3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 205265

5270

5275

5280

5285

5290

kedungringis Plan Plan 01 11172014 2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

148

Gambar 5-53 Profil Melintang Muka Air Saluran Kota Baru

sub sistem Drainase Kedungringis (kondisi rencana)

b Saluran Kedung Kopyah

Gambar 5-54 Profil Memanjang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 205175

5180

5185

5190

5195

5200

kedungringis Plan Plan 01 11172014 1

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600515

520

525

530

535

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

kedung as4-1

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

149

00 05 10 15 20 255330

5335

5340

5345

5350

5355

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m26

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255230

5235

5240

5245

5250

5255

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m22

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 05 10 15 20 255164

5166

5168

5170

5172

5174

5176

5178

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m19

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

150

Gambar 5-55 Profil Melintang Muka Air Saluran Kedung Kopyah

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

c Saluran Jalan Osamaliki

Gambar 5-56 Profil Memanjang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

00 05 10 15 20 255154

5156

5158

5160

5162

5164

5166

kedungringis Plan Plan 01 11172014 m18

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180558

560

562

564

566

568

kedungringis Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan 2-2

00 02 04 06 08 105654

5656

5658

5660

5662

5664

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P78 (h=04 b=04)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

151

Gambar 5-57 Profil Melintang Muka Air Saluran Jalan Osamaliki

Sub Sistem Drainase Kedungringis (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kedungringis dapat dilihat pada program HEC-RAS pada kondisi rencana

5424 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

a Saluran Jalan Pattimura

Gambar 5-58 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

00 02 04 06 08 105588

5590

5592

5594

5596

kedungringis Plan Plan 01 11172014 P79

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000530

535

540

545

550

555

560

565

570

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

jalan j5

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

152

00 01 02 03 04 05 06 075672

5674

5676

5678

5680

5682

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K3 (0403)

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075522

5523

5524

5525

5526

5527

5528

5529

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 01 02 03 04 05 06 075498

5499

5500

5501

5502

5503

5504

5505

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

153

Gambar 5-59 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Pattimura)

sub sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Ki Penjawi

Gambar 5-60 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

00 01 02 03 04 05 06 075322

5324

5326

5328

5330

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 K8

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 100 200 300 400 500 600 700530

540

550

560

570

580

590

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan j4

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

154

Gambar 5-61 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jl Ki Penjawi)

Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Kebonsamas ndash Kalisawo dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

00 02 04 06 08 105668

5670

5672

5674

5676

5678

5680

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105536

5538

5540

5542

5544

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I10

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

Crit PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 105387

5388

5389

5390

5391

5392

5393

5394

kebonsamas-kalisawo Plan Plan 01 11172014 I9

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

155

5425 Sub Sistem Drainase Jetis - Setro

a Saluran Jalan Tingkir

Gambar 5-62 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir) sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

0 200 400 600 800 1000 1200650

655

660

665

670

675

680

685

jetis-setro Plan Plan 01 11172014

Main Channel Distance (m)

Elev

atio

n (m

)Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 9

00 02 04 06 08 106798

6800

6802

6804

6806

6808

6810

6812

6814

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X12

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106794

6796

6798

6800

6802

6804

6806

6808

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X11

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

156

Gambar 5-63 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

sub sistem Drainase Jetis ndash Setro (kondisi rencana)

b Saluran Jalan Tritis Asri

Gambar 5-64 Profil Memanjang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

00 02 04 06 08 10 126540

6542

6544

6546

6548

6550

6552

6554

jetis-setro Plan Plan 01 11172014 X5

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

0 200 400 600 800 1000605

610

615

620

625

630

635

jetis-setro Plan Plan 01 11222014

Main Channel Distance (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

jalan 14

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

157

00 02 04 06 08 106118

6120

6122

6124

6126

6128

6130

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V7

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Crit PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106112

6114

6116

6118

6120

6122

6124

6126

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V6

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

00 02 04 06 08 106104

6106

6108

6110

6112

6114

6116

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V3

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

158

Gambar 5-65 Profil Melintang Muka Air Saluran Sekunder (Jalan Tingkir)

Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro (Kondisi Rencana)

Untuk hasil running kondisi rencana masing-masing saluran di sub sistem Drainase

Jetis ndash Setro dapat dilihat di program HEC-RAS pada kondisi rencana

543 Hasil Analisa Kondisi Saluran Eksisting

Kapasitas saluran eksisting bisa diketahui dengan menghitung luas penampang

basah saluran Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan luas penampang

basah dari perhitungan HEC-RAS Tujuan dari perhitungan di atas adalah untuk

mengetahui apakah saluran tersebut melimpas atau tidak

Apabila luas penampang basah saluran eksisting lt luas penampang basah hasil

perhitungan HEC-RAS saluran tersebut melimpas Dan sebaliknya apabila luas

penampang basah saluran eksisting gt luas penampang basah hasil perhitungan

HEC-RAS saluran aman tidak melimpas

Tabel 5-19 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngemplak-Sawahan

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan 226 Drainase sekunder Meluap

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan 115 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan 225 Drainase sekunder Meluap

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi 072 Drainase tersier Tidak meluap

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan 280 Drainase primer Tidak meluap

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak

278 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan 568 Drainase primer Tidak meluap

00 02 04 06 08 106100

6102

6104

6106

6108

6110

6112

jetis-setro Plan Plan 01 11222014 V2

Station (m)

Ele

vatio

n (

m)

Legend

EG PF 1

WS PF 1

Ground

Bank Sta

03

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

159

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana

(m3dt)

Tingkatan Hasil Analisis

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak 901 Drainase primer Tidak meluap

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak 1057 Drainase primer Tidak meluap

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak 1886 Drainase primer Tidak meluap

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak 2161 Drainase primer Tidak meluap

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak 2413 Drainase primer Tidak meluap

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak 3225 Drainase primer Tidak meluap

Tabel 5-20 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Ngawen ndash Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana

(m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama S Sraten 1 147 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama 3 S Sraten 2 553 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 9 S Sraten 3 1364 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 6 S Sraten 4 1380 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 5 S Sraten 5 2106 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 1 S Sraten 6 3821 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 S Sraten 7 4222 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 8 S Sraten 8 4637 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 7 S Sraten 9 4681 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama 10 S Sraten 10 5389 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 4 S Sraten 11 5700 Drainase primer Tidak meluap

12 N1 S Ngawen 1 627 Drainase primer Tidak meluap

13 N2 S Ngawen 2 1422 Drainase primer Tidak meluap

14 N3 SNgawen 3 1607 Drainase primer Tidak meluap

15 J7 Jalan Prumasan 087 Drainase tersier Meluap

16 J5 Jalan Sidomulyo 029 Drainase tersier Meluap

17 J6 Jalan Hasanudin 026 Drainase sekunder Tidak meluap

18 J6-1 Jalan Arjuno 018 Drainase sekunder Tidak meluap

19 Jalan J10 Jalan Merak 019 Drainase tersier Saluran penuh

20 J4 Jalan Kenteng 011 Drainase tersier Tidak meluap

21 Jalan J8 Jalan Yudistira 039 Drainase sekunder Meluap

22 J9-1 Jalan Osamaliki 107 Drainase sekunder Tidak meluap

23 J9-2 Jalan Osamaliki 046 Drainase sekunder Tidak meluap

24 J2 Jalan Osamaliki 273 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

160

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki 015 Drainase tersier Tidak meluap

26 Jalan J1 Jalan Parikesit 015 Drainase sekunder Tidak meluap

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga 149 Drainase sekunder Meluap

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga 123 Drainase sekunder Saluran penuh

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga 112 Drainase sekunder Meluap

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 1044 Drainase primer Tidak meluap

31 As2 Sal Andong 1 137 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As2-1 Sal Andong 2 150 Drainase sekunder Tidak meluap

33 As2-2 Sal Andong 3 320 Drainase sekunder Tidak meluap

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 496 Drainase sekunder Tidak meluap

35 J9 Jalan Veteran 047 Drainase sekunder Tidak meluap

36 J11 Jalan Arjuno 067 Drainase tersier Meluap

Tabel 5-21 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama0 S Kedungringis 1 117 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama S Kedungringis 2 204 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 252 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama1 S Kedungringis 4 372 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 1321 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama2 S Kedungringis 6 1494 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 3 S Kedungringis 7 1546 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 13 S Kedungringis 8 1779 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama 10 S Kedungringis 9 1791 Drainase primer Tidak meluap

10 Utama11 S Kedungringis 10 2835 Drainase primer Tidak meluap

11 Utama 12 S Kedungringis 11 3830 Drainase primer Tidak meluap

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 181 Drainase skunder Tidak meluap

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 474 Drainase sekunder Meluap (penyempitan)

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 1062 Drainase sekunder Tidak meluap

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 1084 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru 623 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 13 Jalan Yudistira 045 Drainase sekunder Meluap

18 Jalan 11 Jalan Semarang - Salatiga

161 Drainase sekunder Meluap

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto 027 Drainase tersier Tidak meluap

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin 027 Drainase tersier Saluran penuh

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

161

No Notasi SungaiSaluran

Jalan

Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini 146 Drainase sekunder Tidak meluap

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso 104 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini 088 Drainase sekunder Meluap

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki 032 Drainase sekunder Meluap

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki 119 Drainase sekunder Meluap

26 Jalan 12 Jalan Brigjen

Sudiarto 056 Drainase tersier Tidak meluap

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto 018 Drainase tersier Saluran penuh

28 Jalan 4 Jalan Sukowati 037 Drainase tersier Tidak meluap

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun)

022 Drainase tersier Meluap

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto

029 Drainase tersier Meluap

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar 051 Drainase tersier Tidak meluap

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan

043 Drainase sekunder Tidak meluap

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman 052 Drainase sekunder Saluran penuh

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman 031 Drainase sekunder Hulu

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini 032 Drainase sekunder Meluap

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki 073 Drainase sekunder Tidak meluap

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol 042 Drainase sekunder Meluap

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor

070 Drainase sekunder Meluap

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro 041 Drainase sekunder Meluap

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga

065 Drainase sekunder Tidak meluap

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 136 Irigasisekunder Tidak meluap

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 473 Irigasisekunder Tidak meluap

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 584 Irigasisekunder Meluap

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 090 Drainase sekunder Tidak meluap

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 674 Drainase sekunder Meluap

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 567 Drainase sekunder Tidak meluap

47 As2-2 Sungai Tugu 2 849 Drainase sekunder Tidak meluap

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 953 Drainase sekunder Tidak meluap

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga 053 Drainase sekunder Meluap

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga 014 Drainase sekunder Meluap

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga 037 Drainase sekunder Meluap

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga 077 Drainase sekunder Meluap

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga 035 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

162

Tabel 5-22 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana (m3dtk)

Tingkatan Hasil Analisis

1 As-4 Anak Sungai Kebonsamas

072 Drainase primer Tidak meluap

2 Utama Sal Kebonsamas 1 150 Drainase primer Tidak meluap

3 Utama 3 Sal Kebonsamas 2 229 Drainase primer Tidak meluap

4 Utama 5 Sal Kebonsamas 3 330 Drainase primer Tidak meluap

5 Utama 4 Sal Kebonsamas 4 416 Drainase primer Tidak meluap

6 Utama 6 Sal Kebonsamas 5 434 Drainase primer Tidak meluap

7 Utama 2 Sal Kebonsamas 6 889 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama 1 Sal Kebonsamas 7 1542 Drainase primer Tidak meluap

9 As1 Anak Sal Kebonsamas 1

320 Drainase primer Tidak meluap

10 As3 Anak Sal Kebonsamas 1

306 Drainase primer Tidak meluap

11 As1-1 Anak Sal Kebonsamas 2

754 Drainase primer Tidak meluap

12 As1-3 Anak Sal Kebonsamas 3

834 Drainase primer Tidak meluap

13 As1-2 Anak Sal Kebonsamas 4

907 Drainase primer Tidak meluap

14 As2 Anak Sal Kebonsamas 1

025 Drainase primer Tidak meluap

15 As2-1 Anak Sal Kebonsamas 2

214 Drainase primer Tidak meluap

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

044 Drainase sekunder Meluap

17 J1 Jalan Pattimura 054 Drainase sekunder Meluap

18 J2 Jalan Domas 021 Drainase tersier Tidak meluap

19 J4 Jalan Ki Penjawi 039 Drainase tersier Meluap

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi 034 Drainase sekunder Meluap

21 J3 Jalan Pattimura 073 Drainase sekunder Saluran penuh

22 J6 Jalan Kaliwesi 022 Drainase tersier Tidak meluap

23 J7 Jalan Batutulis 080 Drainase sekunder Meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

163

Tabel 5-23 Analisa Kondisi Saluran Eksisting Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan

Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

1 Utama Sungai Jetis 1 560 Drainase sekunder Tidak meluap

2 Utama10 Sungai Jetis 2 986 Drainase sekunder Tidak meluap

3 Utama5 Sungai Jetis 3 1100 Drainase sekunder Tidak meluap

4 Utama4 Sungai Jetis 4 3186 Drainase sekunder Tidak meluap

5 Utama6 Sungai Jetis 5 5527 Drainase sekunder Tidak meluap

6 Utama7 Sungai Jetis 6 5735 Drainase sekunder Tidak meluap

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 7029 Drainase primer Tidak meluap

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 7963 Drainase primer Tidak meluap

9 Utama2 Sungai Setro 1 8943 Drainase sekunder Tidak meluap

10 Utama9 Sungai Setro 2 11636 Drainase primer Tidak meluap

11 Jalan 9 Jalan Tingkir 048 Drainase sekunder Saluran penuh

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga 088 Drainase sekunder Meluap

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

041 Drainase sekunder Tidak meluap

14 Jalan 10 Jalan Tingkir 061 Drainase sekunder Tidak meluap

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo - Salatiga

032 Drainase sekunder Tidak meluap

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari 075 Drainase sekunder Meluap

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

877 Drainase sekunder Tidak meluap

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir 040 Drainase tersier Tidak meluap

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

1291 Drainase sekunder Saluran penuh

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo 148 Drainase sekunder Meluap

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

165 Drainase sekunder Saluran penuh

22 Jalan 3 Jalan Argoboga 034 Drainase sekunder Tidak meluap

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend Sudirman

441 Drainase sekunder Tidak meluap

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga 104 Drainase sekunder Meluap

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 156 Irigasi sekunder Tidak meluap

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 165 Irigasi sekunder Tidak meluap

27 As6 Saluran Klampean 1 172 Drainase sekunder Tidak meluap

28 As6-1 Saluran Klampean 2 861 Drainase sekunder Tidak meluap

29 As6-2 Saluran Klampean 3 1120 Drainase sekunder Tidak meluap

30 As3 Saluran Noborejo 1 1176 Irigasi sekunder Tidak meluap

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 1208 Irigasi sekunder Tidak meluap

32 As3-4 Saluran Cengek 1 271 Irigasi sekunder Tidak meluap

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

164

No Notasi SungaiSaluranJalan Debit

Rencana ((m3det)

Tingkatan Hasil Analisis

33 As4 Anak Saluran Cengek A

325 Irigasi sekunder Tidak meluap

34 As3-1 Saluran Cengek 2 586 Irigasi sekunder Tidak meluap

35 As5 Anak Saluran Cengek B

384 Irigasi sekunder Tidak meluap

36 As3-2 Saluran Cengek 3 1172 Irigasi sekunder Tidak meluap

37 As3-5 Saluran Cengek 4 2341 Drainase primer Tidak meluap

38 As1 Sungai Ngaglik 1 477 Drainase primer Tidak meluap

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 1098 Drainase primer Tidak meluap

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 1250 Drainase primer Tidak meluap

41 As2 Saluran Jamban 1 066 Drainase primer Tidak meluap

42 As2-1 Saluran Jamban 2 262 Drainase primer Tidak meluap

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri 121 Drainase sekunder Saluran penuh

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri 017 Drainase sekunder Saluran penuh

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan 243 Drainase sekunder Meluap

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan 138 Drainase sekunder Meluap

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso 187 Drainase sekunder Saluran penuh

48 Jalan 19 Jalan Benoyo 307 Drainase sekunder Tidak meluap

544 Rekomendasi Kapasitas Saluran Rencana

Tabel 5-24 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngemplak Sawahan

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Saluran - S1 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

2 Saluran - S2 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

085 085

3 Saluran - S3 Jalan Lingkar Selatan Drainase Sekunder

100 100

4 Jalan - J1 Jalan Arimbi Drainase Tersier 080 070

5 Ngemplak - As1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

6 Ngemplak - As2 Anak Sungai Ngemplak Drainase Sekunder

400 300

7 Ngemplak - As1 - 1 Sungai Sawahan Drainase Primer 600 320

8 Ngemplak - Utama Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

9 Ngemplak - Utama3 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

165

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

10 Ngemplak - Utama1 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

11 Ngemplak - Utama2 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

12 Ngemplak - Utama5 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

13 Ngemplak - Utama4 Sungai Ngemplak Drainase Primer 3000 800

Tabel 5-25 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Ngawen Sraten

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama S Sraten 1 Drainase Primer 765 350

2 Utama 3 S Sraten 2 Drainase Primer 850 450

3 Utama 9 S Sraten 3 Drainase Primer 750 450

4 Utama 6 S Sraten 4 Drainase Primer 900 350

5 Utama 5 S Sraten 5 Drainase Primer 770 350

6 Utama 1 S Sraten 6 Drainase Primer 910 350

7 Utama 2 S Sraten 7 Drainase Primer 880 750

8 Utama 8 S Sraten 8 Drainase Primer 880 670

9 Utama 7 S Sraten 9 Drainase Primer 880 600

10 Utama 10 S Sraten 10 Drainase Primer 880 600

11 Utama 4 S Sraten 11 Drainase Primer 880 600

12 N1 S Ngawen 1 Drainase Primer 260 260

13 N2 S Ngawen 2 Drainase Primer 940 280

14 N3 SNgawen 3 Drainase Primer 910 750

15 J7 Jalan Prumasan Drainase Tersier 060 100

16 J5 Jalan Sidomulyo Drainase Tersier 069 100

17 J6 Jalan Hasanudin Drainase Sekunder 060 100

18 J6-1 Jalan Arjuno Drainase Sekunder 060 080

19 Jalan J10 Jalan Merak Drainase Tersier 060 080

20 J4 Jalan Kenteng Drainase Tersier 050 100

21 Jalan J8 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 080 040

22 J9-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

23 J9-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 090 110

24 J2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 100 180

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

166

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

25 Jalan J3 Jalan Setiyaki Drainase Tersier 055 050

26 Jalan J1 Jalan Parikesit Drainase Sekunder 080 060

27 S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

28 S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 090 105

29 S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 100 100

30 As1-3 Anak Sungai Sraten 2 Drainase Primer 920 400

31 As2 Sal Andong 1 Irigasi Sekunder 080 090

32 As2-1 Sal Andong 2 Irigasi Sekunder 360 300

33 As2-2 Sal Andong 3 Irigasi Sekunder 350 300

34 As3 Anak Sungai Sraten 1 Drainase Sekunder 460 350

35 J9 Jalan Veteran Drainase Sekunder 090 110

36 J11 Jalan Arjuno Drainase Tersier 080 075

Tabel 5-26 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kedungringis

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama0 S Kedungringis 1 Drainase Primer 250 300

2 Utama S Kedungringis 2 Drainase Primer 250 300

3 Utama1-1 S Kedungringis 3 Drainase Primer 480 320

4 Utama1 S Kedungringis 4 Drainase Primer 480 320

5 Utama1-2 S Kedungringis 5 Drainase Primer 500 350

6 Utama2 S Kedungringis 6 Drainase Primer 500 350

7 Utama 3 S Kedungringis 7 Drainase Primer 600 400

8 Utama 13 S Kedungringis 8 Drainase Primer 600 400

9 Utama 10 S Kedungringis 9 Drainase Primer 600 400

10 Utama11 S Kedungringis 10 Drainase Primer 600 400

11 Utama 12 S Kedungringis 11 Drainase Primer 600 400

12 As4 Sal Kedung Kopyah 1 Drainase Skunder 200 250

13 As4-1 Sal Kedung Kopyah 2 Drainase Sekunder 200 250

14 As4-3 Sal Kedung Kopyah 3 Drainase Sekunder 250 250

15 As4-2 Sal Kedung Kopyah 4 Drainase Sekunder 250 250

16 Sal Kota Baru Sal Kota Baru Drainase Sekunder 175 200

17 Jalan 13 Jalan Yudistira Drainase Sekunder 070 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

167

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

18 Jalan 11 Jalan Semarang -

Salatiga Drainase Sekunder 100 100

19 Jalan 7 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

20 Jalan 3 Jalan Moh Yamin Drainase Tersier 060 060

21 Jalan 7-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 250 200

22 Jalan 10 Jalan Yos Sudarso Drainase Sekunder 070 090

23 Jalan 7-2 Jalan Kartini Drainase Sekunder 100 100

24 Jalan 2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 070 080

25 Jalan 2-2 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

26 Jalan 12 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 190 170

27 Jalan 1 Jalan Adi Sucipto Drainase Tersier 100 100

28 Jalan 4 Jalan Sukowati Drainase Tersier 050 100

29 Jalan 1-1 Jalan Adi Sucipto (Alun - Alun) Drainase Tersier 070 080

30 Jalan 5 Jalan Brigjen Sudiarto Drainase Tersier 070 080

31 Jalan 1-2 Jalan Tentara Pelajar Drainase Tersier 050 100

32 Jalan 6 Jalan Taman Pahlawan Drainase Sekunder 060 080

33 Jalan 15 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

34 Jalan 16 Jalan Jend Sudirman Drainase Sekunder 080 080

35 Jalan 6-1 Jalan Kartini Drainase Sekunder 060 080

36 Jalan 2-1 Jalan Osamaliki Drainase Sekunder 080 080

37 Jalan 8 Jalan Imam Bonjol Drainase Sekunder 060 080

38 Jalan 9 Jalan Pulutuan - Jombor Drainase Sekunder 100 100

39 Jalan 14 Jalan Diponegoro Drainase Sekunder 080 100

40 Jalan 11-S Jalan Semarang - Salatiga Drainase Sekunder 095 110

41 Anak Sungai As3 Saluran Andong 1 IrigasiSekunder 080 090

42 Anak Sungai As3-3 Saluran Andong 2 IrigasiSekunder 360 300

43 Anak Sungai As3-4 Saluran Andong 3 IrigasiSekunder 350 300

44 Anak Sungai As3-5 Saluran Benoyo 1 Drainase Sekunder 250 200

45 Anak Sungai As3-1 Saluran Benoyo 2 Drainase Sekunder 250 200

46 Anak Sungai As2 Sungai Tugu 1 Drainase Sekunder 350 250

47 As2-2 Sungai Tugu 2 Drainase Sekunder 350 250

48 Anak Sungai As2-1 Sungai Tugu 3 Drainase Sekunder 350 250

49 Sal S4 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

50 Sal S1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

51 Sal S2 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

52 Sal S3 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 100

53 Sal S5 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

168

Tabel 5-27 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 As-4 Anak Sungai

Kebonsamas Drainase Primer 130 180

2 Utama Saluran Kebonsamas 1 Drainase Primer 350 180

3 Utama 3 Saluran Kebonsamas 2 Drainase Primer 350 180

4 Utama 5 Saluran Kebonsamas 3 Drainase Primer 490 150

5 Utama 4 Saluran Kebonsamas 4 Drainase Primer 520 130

6 Utama 6 Saluran Kebonsamas 5 Drainase Primer 360 180

7 Utama 2 Saluran Kebonsamas 6 Drainase Primer 360 180

8 Utama 1 Saluran Kebonsamas 7 Drainase Primer 360 180

9 As1 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 230 270

10 As3 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 080 180

11 As1-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 080 180

12 As1-3 Anak Saluran

Kebonsamas 3 Drainase Primer 260 270

13 As1-2 Anak Saluran

Kebonsamas 4 Drainase Primer 390 220

14 As2 Anak Saluran

Kebonsamas 1 Drainase Primer 100 100

15 As2-1 Anak Saluran

Kebonsamas 2 Drainase Primer 390 180

16 J5 Jalan Watuagung - Sarirejo

Drainase Sekunder

070 060

17 J1 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 080 090

18 J2 Jalan Domas Drainase Tersier 055 060

19 J4 Jalan Ki Penjawi Drainase Tersier 080 070

20 J4-1 Jalan Ki Penjawi Drainase

Sekunder 060 080

21 J3 Jalan Pattimura Drainase

Sekunder 130 070

22 J6 Jalan Kaliwesi Drainase Tersier 055 060

23 J7 Jalan Batutulis Drainase Sekunder

080 080

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

169

Tabel 5-28 Rekomendasi Kapasitas Sub Sistem Jetis Setro

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

1 Utama Sungai Jetis 1 Drainase Sekunder 550 600

2 Utama10 Sungai Jetis 2 Drainase Sekunder 550 600

3 Utama5 Sungai Jetis 3 Drainase Sekunder 1500 650

4 Utama4 Sungai Jetis 4 Drainase Sekunder 1500 650

5 Utama6 Sungai Jetis 5 Drainase Sekunder 1800 700

6 Utama7 Sungai Jetis 6 Drainase Sekunder 1800 700

7 Utama1 Sungai Nanggulan 1 Drainase Primer 900 550

8 Utama8 Sungai Nanggulan 2 Drainase Primer 900 550

9 Utama2 Sungai Setro 1 Drainase Sekunder 1400 600

10 Utama9 Sungai Setro 2 Drainase Primer 2600 600

11 Jalan 9 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 150

12 Jalan 6-1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 150

13 Jalan 5 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 080 150

14 Jalan 10 Jalan Tingkir Drainase Sekunder 080 170

15 Jalan 1 Jalan Raya Solo -

Salatiga Drainase Sekunder 080 160

16 Jalan 8 Jalan Ringinsari Drainase Sekunder 070 090

17 Jalan 1-1 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 170 190

18 Jalan 11 Jalan Joko Tingkir Drainase Tersier 060 070

19 Jalan 1-2 Jalan Raya Solo - Salatiga

Drainase Sekunder 220 200

20 Jalan 12 Jalan Tritis Rejo Drainase Sekunder 100 150

21 Jalan 2 Saluran Jln Jend Sudirman

Drainase Sekunder 170 120

22 Jalan 3 Jalan Argoboga Drainase Sekunder 080 100

23 Jalan 2-1 Saluran Jln Jend

Sudirman Drainase Sekunder 170 120

24 Saluran1 Jalan Lingkar Salatiga Drainase Sekunder 080 120

25 As7 Saluran Isep-Isep 1 Irigasi Sekunder 240 100

26 As7-1 Saluran Isep-Isep 2 Irigasi Sekunder 240 100

27 As6 Saluran Klampean 1 Drainase Sekunder 230 240

28 As6-1 Saluran Klampean 2 Drainase Sekunder 230 240

29 As6-2 Saluran Klampean 3 Drainase Sekunder 230 240

30 As3 Saluran Noborejo 1 Irigasi Sekunder 900 450

31 As3-3 Saluran Noborejo 2 Irigasi Sekunder 900 450

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

170

No Notasi SungaiSaluranJalan Tingkatan

Dimensi Rencana (m)

B H

32 As3-4 Saluran Cengek 1 Irigasi Sekunder 900 450

33 As4 Anak Saluran Cengek A Irigasi Sekunder 1000 500

34 As3-1 Saluran Cengek 2 Irigasi Sekunder 900 450

35 As5 Anak Saluran Cengek B Irigasi Sekunder 1000 500

36 As3-2 Saluran Cengek 3 Irigasi Sekunder 1800 600

37 As3-5 Saluran Cengek 4 Drainase Primer 1800 600

38 As1 Sungai Ngaglik 1 Drainase Primer 1050 500

39 As1-1 Sungai Ngaglik 2 Drainase Primer 1050 500

40 As1-2 Sungai Ngaglik 3 Drainase Primer 1050 500

41 As2 Saluran Jamban 1 Drainase Primer 100 100

42 As2-1 Saluran Jamban 2 Drainase Primer 100 100

43 Jalan 14 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 100

44 Jalan 15 Jalan Tritis Asri Drainase Sekunder 080 010

45 Jalan 16 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 150

46 Jalan 18 Jalan Nanggulan Drainase Sekunder 150 120

47 Jalan 17 Jalan Argorumakso Drainase Sekunder 080 120

48 Jalan 19 Jalan Benoyo Drainase Sekunder 080 080

55 Penyusunan Peta Genangan

Berdasarkan hasil identifikasi genangan yang terjadi di Kota Salatiga berdasarkan

informasi dari Dinas terkait (PU dan Bappeda) dan dari masyarakat maka

disusunlah Peta Genangan Potensi Banjir di Kota Salatiga yang disajikan dalam

Gambar berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

171

Gambar 5-66 Peta Genangan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

172

6 BAB 6 MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA SALATIGA

61 Konsep Master Plan Drainase Salatiga

611 Umum

Sistem drainase perkotaan pada dasarnya merupakan bagian dari ldquoSistem

Pengelolaan Air PerkotaanrdquoSistem drainase tidak dapat dipandang hanya dari

aspek pembebasan kawasan dari genangan tapi terkait erat dengan komponen

prasarana perkotaan lainnya khususnya yang berkaitan dengan sanitasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

173

Sebagaimana diuraikan diatas topografi Kota Salatiga secara umum merupakan

dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 450 ndash 825 m DPL Berdasarkan kondisi

topografi tersebut maka sistem drainase Kota Salatiga dapat dilakukan dengan

mengandalkan sistem gravitasi murni

Kondisi topografi Kota Salatiga dari arah selatan menuju ke arah utara terbagi

menjadi 2 bagian yang menunjukkan topografi yang semakin menurun Bagian

barat Kota Salatiga menurun ke arah barat laut sedangkan bagian timur Kota

Salatiga menurun Ke arah utara timur laut Pola topografi ini mempengaruhi

aliran sungai-sungai yang melewati Kota Salatiga seolah menyebar menuju arah

barat laut dan timur laut Kondisi ini mempengaruhi pembagian Sistem Drainase

Secara umum aliran yang terjadi merupakan aliran gravitasi sehingga konsep

Masterplan pengelolaan drainase disajikan dalam Gambar 6-1 di bawah ini

Gambar 6-1 Konsep Dasar Sistem Drainase Kota Salatiga

Berdasarkan konsep diatas maka

1 Daerah hulu

Di daerah hulu dilakukan dengan

Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan

air hujan sumur resapan biopori dll

Hujan setempat Hujan di hulu

bull Kurangi limpasan permukaan dari daerah hulu dengan fasilitas pemanenan air hujan sumur resapan biopori dll

bull Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir (gravitasi)

bull Bagi beban drainase sesuai dengan Sungai utama

bull Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode ulang 5 tahun

bull Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan Konsep Delta Q Zero

bull Fasilitas pemanenan air hujan dan Ekodrainase

Saluran penagnkap air

dari hulu

Hujan Daerah Hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

174

Buat sistem drainase hulu (gravitasi) dan menyatu dengan sistem di hilir

(gravitasi)

Bagi beban drainase sesuai dengan sungai utama

2 Daerah Perkotaan

Di daerah tengah perkotaan

Kembangkan drainase dengan saluran terbuka untuk memudahkan OP dan

Konsep Delta Q Zero Policy

Fasilitas pemanenan air hujan

3 Daerah Hilir

Pastikan kapasitas sungai mencukupi untuk beban drainase kota periode

ulang 5 tahun

Sistem Drainase juga dikembangkan berdasarkan konsep drainase berwawasan

lingkungan ecodrainage dan berbasis masyarakat Masing-masing sistem

drainase dibagi menjadi daerah hulu dan hilir Sistem drainase yang

dikembangkan di daerah hulu dan hilir berbeda

612 Drainase Berwawasan Lingkungan

Drainase berwawasan lingkungan adalah prasarana yang berfungsi untuk

mengalirkan air permukaan ke badan air dimana pembangunannya terintegrasi

dengan Rencana Tata Ruang Kota Salatiga pelaksanaan pembangunan sarana

utilitas kota serta mempertimbangkan kondisi lingkungan fisik sosial dan

budaya sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia Oleh karena itu

permasalahan sistem drainase di kawasan perkotaan perlu diperhatikan dengan

melakukan pengkajian dari sudut perencanaan teknis dan dilihat kaitannya

secara menyeluruh dengan beberapa aspek lingkungan alam lingkungan sosial

dan lingkungan buatan

Masterplan Drainase Kota Salatiga ini bertujuan untuk mengkaji sistem

perencanaan makro drainase dalam kerangka Rencana Tata Ruang Kota Salatiga

menganalisis kondisi sistem saluran drainase di kawasan perkotaan serta

kaitannya dengan kondisi kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan

masyarakat di sekitarnya dan mengusulkan sistem perencanaan makro drainase

berwawasan lingkungan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

175

613 Ekodrainase Resapan

Dalam konsep drainase konvensional seluruh air hujan yang jatuh ke di suatu

wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke

badan air Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan akan memunculkan

berbagai masalah baik di daerah hulu tengah maupun hilir Dampak dari

drainase konvensional adalah cadangan air tanah akan berkurang dan kekeringan

di musim kemarau akan terjadi

Untuk itu digunakan konsep Ekodrainase Drainase ramah lingkungan atau

ekodrainase menjadi konsep utama dan merupakan implementasi pemahaman

baru konsep ekohidraulik dalam bidang drainase Drainase ramah lingkungan

didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-

besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai

dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya

Air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak

mengalir secepatnya ke sungai Namun diusahakan meresap ke dalam tanah

guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau

Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim

hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia

Beberapa metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia

antara lain adalah

1 Metode kolam konservasi bioretensi

Metode kolam konservasi dilakukan dengan membuat kolam-kolam air baik

di perkotaan permukiman pertanian atau perkebunan Kolam konservasi

ini dibuat untuk menampung air hujan terlebih dahulu diresapkan dan

sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan

Kolam konservasi dapat dibuat dengan memanfaatkan daerah-daerah dengan

topografi rendah daerah-daerah bekas galian pasir atau galian material

lainnya atau secara ekstra dibuat dengan menggali suatu areal atau bagian

tertentu

Secara ideal kualitas dan besarnya limpasan air hujan yang keluar dari suatu

kawasan harus dipertahankan sama seperti kondisi lahan sebelum terbangun

Pengelolaan limpasan air hujan dengan menggunakan sistem ldquolow Impact

Developmentrdquo (LID) adalah konsep baru yang dikembangkan untuk sistim

drainasi berskala kecil (mikro) sangat sesuai diaplikasikan di daerah

Penerapan LID di beberapa daerah akan memberikan efek yang cukup baik

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

176

yaitu sangat mengurangi air limpasan Berbagai pustaka menyebutkan

teknik LID sangat cocok untuk mengelola limpasan air hujan dan menurunkan

tingkat polusi yang dikandungnya (Blue Land Water and Infrastructure

2000) USEPA 2000) Biaya yang diperlukan guna pembangunan

pengoperasian dan pemeliharan sistim drainasi dengan teknik LID cukup

murah dibandingkan biaya yang diperlukan pada sistim drainasi

konvensional Bioretensi dan saluran rumput dengan kemiringan yang

landai adalah dua teknik LID yang cocok diaplikasikan disini Gambar 52

adalah contoh bio-retensi yang fungsinya sebagai kolam detensi serta

penyaring polusi dari lapangan parkir

Gambar 6-2 Kolam Konservasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

177

Gambar 6-3 Contoh bio-retensi dilapangan parkir

2 Metode sumur resapan

Metode sumur resapan merupakan metode praktis dengan cara membuat

sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan

atau kawasan tertentu Sumur resapan ini juga dapat dikembangkan pada

areal olahraga dan wisata Konstruksi dan kedalaman sumur resapan

disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat

Teknologi sumur resapan di lahan usaha tani rawan kekeringan belum begitu

banyak dikembangkan Hal ini karena selama ini sumur resapan lebih banyak

dikembangkan di daerah tangkapan air berbukit yang merupakan salah satu

bagian kegiatan dari program penghijauan

Selain itu selama ini sumur resapan juga banyak dikembangkan di

perumahanpemukiman Dengan sumur resapan maka aliran permukaan atau

air hujan disiasati agar masuk kedalam sumur Air tertampung akan

diresapkan pelan-pelan sebanyak mungkin kelapisan aquifer awal selama

musim penghujan dan akan menjadi tabungan air dibawah tanah yang cukup

potensial untuk dimanfaatkan kembali pada musim kemarau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

178

Gambar 6-4 Sumur Resapan

Sumur resapan juga bisa dibangun pada dasar saluran drainase yang

mempunyai dimensi lebar ge 080 m Sumur resapan dibangun pada jarak tiap

250 m Dengan adanya sumur resapan ini diharapkan air lebih banyak

menyerap ke dalam tanah sehingga dapat tersimpan dan berfungsi sebagai

cadangan air tanah

3 Sedrainpond

Indikator kinerja dari bangunan air seperti waduk bendung

bendungansalurandrainase maupun irigasi yaitu jumlah sedimen pada

bangunan air Semakin cepat terjadisedimentasi maka semakin pendek umur

pelayanan dari bangunan air itu kapasitas danvolume rencana sudah tidak

dapat terlayani dengan baik dan biaya operasianl dan pemeliharaan dari

akibat sedimen ini cukup besar Sedimentasi ini semakin dipicu

akibatterjadinya pemanasan global sehingga akan mempengaruhi iklim

dimana musim hujanmenjadi pendek sehingga intensitasnya cenderung

tinggi Butiran air hujan denganintensitas hujan tinggi akan mengenai tanah

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

179

yang mengakibatkan limpasan air hujanbanyak mengandung butiran

tanahsedimen tersuspensi bahkan sampai terjadi banjirdan musim kemarau

menjadi panjang sampai tidak ada aliran air Sudah saatnya semuapihak

perlu memikirkan bahaya dan ancaman ini

Salah satu bangunan konservasi yang relati baru adalahSeDrainPond

(Sedimentation-Drainage-Ponding) dimana model ini mengendalikan

angkutan sedimen dengan menangkap sedimen (sediment

trapping)mengurangi debit limpasan yang sekaligus me-recharge air tanah

dan tangkapansedimen digunakan untuk pupuk dan dikembalikan lagi dalam

area sawahladang Modelini mampu mengurangi debit limpasan 50 dan

tergantung dari dimensi dan jumlah SeDrainPond mampu mengurangi

sedimen tersuspensi dan mengembalikan kesuburanlahan Dengan

pembuatan dan pemeliharaan oleh petani maka dapat mengurangi

biayaoperasional dan pemeliharaan bangunan air oleh pemerintah Bangunan

yang sepintas seperti sumur resapan ini fungsi utamanya adalah menangkap

air hujan yang turun di daerah hulu sebanyak-banyaknya untuk disimpan

didalam tanah sehingga kondisi tanah di hulu tidak sampai kering pada saat

musim kemarau

Cara membuatnya adalah kita membuat alur kecil sejajar dengan kontur

yang berfungsi sebagai saluran penangkap air Pada alur saluran setiap jarak

plusmn 15 m kita bulat lubang seperti jugangan dengan diameter 1 m dan

kedalaman 1-2 m Untuk mengatasi supaya lubang tidak longsor maka

diperkuat dengan dinding ayaman bambu

Gambar 6-5Contoh Bangunan SeDrainPond

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

180

4 Embung

Ketersediaan air di lahan kering dapat diperbaiki dengan embung-embung

yang dapat menampung dan menyimpan air Embung adalah bangunan

semacam kolam sebagai penampung air permukaan Penampungan air skala

kecil ini akan lebih berhasil jika dikelola sebagai satu sistem dengan tiga

komponen yaitu daerah tangkapan air yang menghasilkan aliran

permukaan embung yang menampung air dan daerah pengguna di mana air

yang terkumpul dimanfaatkan

Tujuan pembuatan embung adalah

1 Menampung dan mengalirkan air pada kolam penampung

2 Cadangan persediaan air untuk berbagai kebutuhan pada musim

kemarau

3 Menekan laju erosi dan sedimentasi

Sedangkan manfaatnya adalah persediaan air pada musim kemarau yang

dapat digunakan untuk berbagai keperluan (pertanian peternakan air baku

dll)

Sasaran pembuatan embung adalah lahan-lahan kering dan tadah hujan pada

hulu DAS yang

1 Bertipe iklim C (5-6 bulan basah) tipe iklim D (3-4 bulan basah) tipe

iklim E (lt 3 bulan basah) serta daerah kering lainnya yang memerlukan

embung

2 Air tanah sangat dalam atau tidak ada sama sekali

3 Tekstur tanah liat (tidak permeable) liat berlempung dan lempung liat

berdebu

Pemkot Salatiga pernah melaksanakan kajian studi pembangunan embung

dengan lokasi di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo yaitu embung

Nronggo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

181

Embung Yang Sudah Berfungsi dengan penambahan Geomembran

Embung Lapangan tanpa penambahan Geomembran

Gambar 6-6 Contoh Konstruksi Embung Lapangan

5 Bangunan Pengendali Alur

Bangunan pengendali alur adalah bendungan kecil yang lolos air yang dibuat

pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu kayu atau

bambu

Bangunan pengendali alur dibagi menjadi 2 (dua) yaitu

a Untuk lebar alur lt 2 m dinamakan gully plug

b Untuk alur 2ndash5 m dinamakan dam parit

Sasaran dari pembuatan bangunan pengendali alur adalah

a Lahan dengan kemiringan sampai dengan 30 kemiringan alur maksium

5

b Daerah tangkapan air maksimum 10 ha

c Lebar dan kedalaman alurparitjurang maksimum 3x3 m

d Panjang alurparitjurang sampai sekitar 250 m

Bangunan ini sangat bagus dikerjakan didaerah hulu dengan kemiringan

tanah yang relatif terjal Bangunan ini berfungsi memperkecil kemiringan

alur dan menahan air supaya tidak langsung ke hilir

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

182

Gambar 6-7 Contoh Gully Plug

a b c

Gambar 6-8 Contoh Dam Parit

Bangunan Dam Parit dapat difungsikan sebagai bendung-bendung kecil

sehingga dapat difungsikan untuk mengairi areal persawahan

6 Metode River Side Polder

Metode river side polder adalah metode menahan aliran air dengan

mengelolamenahan air kelebihan (hujan) di sepanjang bantaran sungai

Pembuatan polder pinggir sungai ini dilakukan dengan memperlebar

bantaran sungai di berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

183

Gambar 6-9River Side Polder

Bangunan ini diusulkan sebelum masuk ke Sungai Senjoyo dengan harapan

air drainase yang masuk ke Sungai Senjoyo memenuhi standard air baku

7 Metode pengembangan areal perlindungan air tanah (groundwater

protection area)

Metode areal perlindungan air tanah dilakukan dengan cara menetapkan

kawasan lindung untuk air tanah di mana di kawasan tersebut tidak boleh

dibangun bangunan apa pun Areal tersebut dikhususkan untuk meresapkan

air hujan ke dalam tanah Di berbagai kawasan perlu sesegara mungkin dicari

tempat-tempat yang cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk

recharge dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai bagian penting dari

komponen drainase kawasan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

184

Gambar 6-10 Groundwater Protection Area

614 Drainase Berbasis Masyarakat

Drainase berbasis masyarakat (DBM) adalah penempatan dan pelibatan

masyarakat sebagai pelaku pengambil keputusan dan penanggung jawab dalam

penanganan drainase mulai dari identifikasi perencanaan pelaksanaan

pengelolaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan termasuk operasi dan

pemeliharaan sistem paska konstruksi

Pelibatan masyarakat dalam penanganan drainase disini diarahkan untuk

melayani penanganan sistem drainase lokal yaitu sistem saluran awal yang

melayani kawasan tertentu seperti kompleks perumahan areal pasar

perkantoran areal industri dan komersial yang melingkupi wilayan luasan

maksimal 10 Ha

Prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan DBM adalah pelibatan aktif

masyarakat (partisipative) pembiayaan bersama antara pemerintah dan

masyarakat (sharing) adanya keberlanjutan dalam operasional dan pemeliharaan

(sustainability) rasa memiliki oleh masyarakat (sense of belonging) dan

memungkinkan sistem drainase yang dibangun dikelola oleh masyarakat sendiri

(kemandirian)

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

185

62 Analisis Tata Guna Lahan

621 Umum

Pada dasarnya rencana jaringan drainase berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Salatiga meliputi sistem pematusan atau jaringan pembuangan air

hujan dan air limbah dalam perencanaan kota merupakan rencana sektoral yang

harus direncanakan secara terpadu dan saling menunjang dengan rencana tata

ruang kota karena sistem jaringan ini memerlukan pengkajian faktor-faktor

teknis

Berdasarkan kondisi fisik alamnya Kota Salatiga akan direncanakan sebagai

daerah atau Kota yang masih mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup

dengan mencadangkan daerah terbuka dan hijau bagi kepentingan kegiatan kota

oleh karena itu dalam mengatasi pembuangan air hujan dan air limbah di Kota

Salatiga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut

Sistem jaringan pematusan dikampung-kampung padat dan didaerah

pembangunan perumahan baru diarahkan untuk diberikan jaringan drainase

sekunder yang terpadu dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Sistem pembangunan jalan harus dilengkapi saluran buangan dengan dimensi

yang cukup sesuai dengan sistem jaringan kota secara keseluruhan

Perlunya pemeliharaan secara intensif terhadap saluran-saluran yang ada

Dalam sistem jaringan pematusan diperlukan saluran utama kota yang dapat

memanfaatkan saluran-saluran alamiah (sungai) dan saluran irigasi yang

melalui Kota Salatiga

Selanjutnya untuk mengatasi berkembangnya daerah permukiman perkantoran

pertokoan aspal pavement dan lain-lain maka perlu adanya beberapa upaya

yang diantaranya sebagai berikut

Penghijauan kota

Material yang digunakan untuk menutup permukaan tanah dipilih material

yang berpori sehingga dapat meresapkan air hujan

Pembuatan sumur-sumur resapan air hujan guna mengurangi run off air

hujan

Memfungsikan saluran tersier di sisi kanan kiri pada setiap ruas jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

186

Sedangkan mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai solusi agar

sistem drainase dapat berjalan sempurna adalah

Peningkatan konstruksi saluran dari yang berkonstruksi tanah ke pasangan

batu

Pembuatan saluran baru untuk menampung aliran air di sekitar jalan (bila

jalan turun) sehingga aliran air tersebut mengalir secara lancar dan teratur

Peningkatan pemeliharaan saluran

622 Pengaruh Tata Guna lahan terhadap beban drainase

Rencana pola ruang kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam

wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan

ukuran fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam yang

diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budidaya Pengaturan

pemanfaatan tersebut harus dapat menggambarkan keterpaduan keterkaitan

dan keseimbangan perkembangan serta keserasian antarsektor pembangunan

kota

1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang disiapkan untuk memperbaiki dan

menjaga iklim mikro meresapkan air menciptakan keseimbangan dan keserasian

lingkungan fisik kawasan dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati

Pola ruang untuk kawasan lindung meliputi

1 Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya

2 Kawasan perlindungan setempat

3 Ruang Terbuka Hijau kota (RTH) Kota

4 Kawasan cagar budaya

5 Kawasan rawan bencana alam

6 Kawasan lindung geologi dan

7 Kawasan lindung lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

187

1 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

A Kawasan Lindung Yang Dikelola Oleh Masyarakat

Kebijakan pemanfaatan ruang ditentukan berdasarkan tujuan pemanfaatannya

yaitu mencegah terjadinya bencana dan menjaga kelestarian kawasan Kebijakan

tersebut meliputi

Penetapan kawasan lindung berdasarkan Kepres No 32 Tahun 1990 melalui

pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk memudahkan

pengendalian

Pengendalian kegiatan budi daya yang telah ada (penggunaan lahan yang

telah berlangsung lama)

Pengembalian fungsi hidrologi kawasan hutan yang telah mengalami

kerusakan (rehabilitasi dan konservasi)

Pencegahan dilakukannya kegiatan budi daya kecuali kegiatan yang tidak

mengganggu fungsi lindung

Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan di lokasi hutan lindung

antara lain penelitian eksploitasi mineral dan air tanah pencegahan

bencana alam

Kawasan Lindung Kota adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan

satu ekosistem yang terletak pada wilayah kota kawasan lindung yang

memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di

wilayah kota dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan

pemerintah daerah kota

Lokasi

Kawasan Lindung di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Sidorejo meliputi

sebagian Kelurahan Bugel dan sebagian KelurahanBlotongan dan Kecamatan

Tingkir meliputi sebagian Kelurahan Sidorejo Kidul dan sebagian Kelurahan

Kutowinangun seluas 4492 ha dan di ruas Jalan Lingkar Salatiga di Kelurahan

Kumpulrejo dan Kelurahan Dukuh

B Kawasan Resapan Air

Kawasan Resapan Air yang fungsinya untuk menyimpan dan menyerap air untuk

kemudian diteruskan di kawasan di bawahnya (kawasan budi daya)

Tujuan PerlindunganPerlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk

memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

188

untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir

baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan

Kriteria Kawasan Resapan Air

1 Lahan dengan kemiringan 15 - 40

2 Struktur tanah mampu meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu

meresapkan air hujan secara besar-besaran

Peraturan Kawasan Resapan Air

1 Di areal hutan produksi dengan pengelolaan yang baik

2 Di areal kebuntegalan dikembangkan diversifikasi tanaman tahunan

perkebunan dan tanaman tahunan buah-buahan yang sesuai dan pencegahan

erosi

3 Di areal lahan kritis diusahakan perkerasan dan penanaman tanaman

tahunan perkebunan buah-buahan atau tanaman kayu-kayuan untuk

bangunanperkakas rumah tangga

4 Di areal permukiman diusahakan dengan cara

a Pemeliharaan teras sebaik mungkin

b Penanaman pohon buah-buahan perkebunan maupun kayu-kayuan di

pekarangannya

c Minimal tersedia sebagian lahan pekarangan untuk serapan air hujan

Lokasi Kawasan Resapan Air

Kawasan resapan air di Kota Salatiga terdapat di Kecamatan Argomulyo terletak

di Kelurahan Randuacir dan sebagian Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Sidorejo

meliputi Kelurahan Bugel Kelurahan Blotongan dan Kecamatan Tingkir terletak

di Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan Kutowinangun

Rencana pengembangan kawasan yang memberi perlindungan kawasan

bawahannya meliputi

1 melakukan penghijauan

2 mengarahkan pemanfaatan ruang di kawasan resapan air untuk fungsi hutan

3 mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan yang memberi perlindungan

kawasan bawahannya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

189

2 Kawasan Perlindungan Setempat

A Kawasan Sempadan Sungai

Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk

sungai buatankanalsaluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai

Tujuan Perlindungan Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat

mengganggu dan merusak kualitas air sungai kondisi fisik sungai serta

mengamankan aliran sungai

Kriteria Kawasan Sempadan Sungai

1 Sungai bertanggul

a) Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sekurang-kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki

tanggul

b) Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan

sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul

2 Sungai tidak bertanggul

a) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m garis

sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi

sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20

m garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m garis sempadan

ditetapkan sekurang-kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada

waktu ditetapkan

b) Garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan

ditetapkan sebagai berikut

Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai

seluas 500 km2 atau lebih penetapan garis sempadannya sekurang-

kurangnya 100 m

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

190

Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran sungai kurang dari

500 km2 penetapan garis sempadannya sekurang-kurangnya 50 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan

623 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Untuk mewujudkan pembangunan yang tertib berdasarkan rencana tata ruang

yang telah disusun maka diperlukan pengendalian penataan ruang Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 35 diuraikan

bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan

zonasi perizinan pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi

Dan pada Pasal 36 ayat 3c peraturan zonasi ditetapkan dengan peraturan daerah

untuk peraturan zonasi

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Salatiga pada dasarnya berisikan

(1) Arahan peraturan zonasi (2) Arahan perizinan (3) Arahan pemberian insentif

disinsentif dan (4) Arahan sanksi Berikut ini dikemukakan arahan tersebut yang

disesuaikan dengan pembagian kawasan menurut Undang-Undang Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Arahan Zonasi merupakan arahan yang terkait dengan kepentingan perijinan yang

menjadi wewenang kota dengan pola ruang wilayah kota Arahan peraturan

zonasi disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang serta

berdasarkan rencana kawasan strategis untuk setiap zona pemanfaatan ruang

Yang termasuk arahan peraturan zonasi terdiri dari kawasan lindung dan kawasan

budi daya Arahan ini mengkaitkan antara pola pemanfaatan ruang yang ada di

Kota Salatiga dengan kegiatan yang mungkin diajukan oleh berbagai pihak untuk

dimintakan perijinannya

1 Peraturan zonasi untuk sempadan sungai disusun dengan memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas sungai

- Diizinkan aktivitas wisata alam petualangan dengan syarat tidak

mengganggu kualitas sungai

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

191

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

2 Peraturan zonasi untuk kawasan sempadan mata air disusun dengan

memperhatikan

- Dilarang seluruh kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran

terhadap mata air

- Dilarang seluruh kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan dan

menurunkan kualitas mata air

- Diizinkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau

- Diizinkan bangunan pengelolaan air dan atau pemanfaatan air serta

bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi

- Penetapan lebar sempadan mata air sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

- Diizinkan kegiatan pemasangan papan penyuluhan dan peringatan

rambu-rambu pekerjaan pengamanan

- Diizinkan kegiatan pemasangan jaringan kabel listrik kabel telepon dan

pipa air minum

63 Perencanaan Sistem Drainase Kota Salatiga

631 Sub Sistem Ngemplak ndash Sawahan

Sub Sistem Drainase Ngemplak ndash Sawahan adalah bagian dari Sistem drainase

Salatiga Barat dengan Sungai Ngemplak dan Sungai Sawahan sebagai sungai

utama badan air Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng

sebagian Sungai Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai

Sraten Secara Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngemplak - Sawahan

termasuk dalam wilayah Kecamatan Sidomukti dan sebagian kecil masuk

Kecamatan Argomulyo Bentuk DTA sub sistem Ngemplak - Sawahan adalah

memanjang dari hulu ke hilir dengan luas DTA plusmn 4714 ha Tata guna lahan di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

192

Sub DAS Ngemplak ndash Sawahan adalah didominasi bukit dan perbukitan dengan

kemiringan yang cukup terjal

Gambar 6-11 Sub Sistem Drainase Ngemplak-Sawahan

6311 Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada sub sistem ini adalah tutupan lahan yang berupa

hutan tanaman keras yang sudah mulai berkurang menjadi persawahan dan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

193

ladang terbuka sehingga jika terjadi hujan akan terjadi erosi dan sedimentasi

tinggi lumpur yang tinggi serta banyaknya sampah di sungai

6312 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Ngemplak-Sawahan dilakukan dengan

1 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

2 Penataan kawasan hulu dengan pembangunan embung lapangan gully plug

dam parit pembangunan sedrainpond penerapan pembuatan sumur resapan

pada kawasan permukiman baik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di JLS

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar

632 Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten

Sub Sistem Drainase Ngawen-Sraten juga adalah Subsistem drainase yang

merupakan bagian dari Sistem Salatiga Barat Sungai utama di Sub Sistem ini

adalah Sungai Ngawen yang bertemu dengan Sungai Sraten menuju ke arah barat

daya menuju Rawa Pening Sungai Sraten dan Sungai Ngawen berfungsi sebagai

sungai utama badan air Di dalam sub Sistem ini banyak mengalir drainase

sekunder antara lain Kali Warak Drainase sekunder Kel Dukuh dan masih

banyak lagi Batas sub sistem ini adalah jalan Raya menuju Ke Kopeng Sungai

Sraten dan punggung bukit antara Sungai Ngempak dan Sungai Sraten Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Ngawen Berada di masuk ke Kecamatan

Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo Luas Sub Sistem Ngawen adalah 127980

ha dan mempunyai bentuk seperti kipas

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

194

Gambar 6-12 Sub Sistem Drainase Ngawen - Sraten

6321 Permasalahan

Di dalam sistem ini beberapa saluran drainase banyak yang sluran drainasenya

belum ada ada juga yang saluran drainasenya terputus dimensinya terlalu kecil

dan saluran yang pengendapan lumpurnya tinggi serta banyaknya sampah di

sungai

Sebagai contoh endapan yang tinggi terjadi di Jalan Lingkar Selatan Salatiga

Jl Argorumekso di Tegalrejo Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari

Kecamatan Sidomukti Sedangkan drainase yang terputus ada di sebagian Jalan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

195

Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo Jalan Amarta di Sidomulyo dan

Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di Kumpulrejo Kec Argomulyo

6322 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Sraten-Ngawen dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Tegalrejo Raya Jalan Sawo di Tegalrejo

Jalan Amarta di Sidomulyo dan Kumpulrejo serta Jalan Raya Kopeng di

Kumpulrejo Kec Argomulyo

2 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jalan Lingkar Selatan Salatiga Saluran di sekitar Pasar Sapi Saluran

di Jalan Yudhistira Saluran di Jalan OsamalikiJl Argorumekso di Tegalrejo

Jl Arjuno ndashArimbi Jalan Merak Mangunsari Kecamatan Sidomukti

3 Pembangunan saluran tersier pada daerah-daerah yang salurannya terputus

seperti di daerah sekitar Pasar Sapi

4 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

5 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan embung lapangan

gully plug dam parit sumur resapan pada kawasan permukiman

pembangunan sedrainpondbaik pada kawasan yang sudah terbangun

maupun pada kawasan yang akan dibangun

633 Sub Sistem Drainase Kedungringis

Sub Sistem Drainase Kedungringis merupakan Subsistem drainase dari Sistem

Salatiga Barat Terletak diatas Sub Sistem Ngawen dan dibatasi oleh Jl Salatiga -

Semarang di sebelah utara Sistem ini menampung beban drainase dari pusat

kota Di dalam sub sistem ini banyak timbul permasalahan karena banyaknya

spot-spot genangan terutama di Kecamatan Sidorejo Secara Administratif

sebagian besar Sub Sistem Drainase Kedungringis berada di masuk ke Kecamatan

Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kedungringis adalah 6751 ha Panjang

saluran drainase tidak terlalu panjang dengan bentuk DTA melebar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

196

Gambar 6-13 Sub Sistem Drainase Kedungringis

6331 Permasalahan

Dalam identifikasi permasalahan ditemukan berbagai permasalahan di Sub Sistem

Drainase Kedungringis antara lain

1 Jl Kartini Kel Salatiga Kec Sidorejo saluran tertutup oleh perkerasan

sehingga pemeliharaannya sulit

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

197

2 Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran terjadinya sedimentasi

endapan yang tinggi dalam saluran

3 Jl H Ilyas Jl Raya Muncul saluran yang masih terpotong perlu dilakukan

penyambungan agar aliran air mengalir sesuai dengan sub sistem yang telah

disetujui

6332 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kedungringis dilakukan dengan

1 Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis

ke arah hulu sampai Kelurahan Pulutan Saluran Kota Baru Normalisasi

Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

2 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S

Kedungringis Saluran Belakang RSUD Salatiga Saluran Kutowinangun

Saluran Benoyo Saluran Jalan Semarang-Salatiga Normalisasi Jalan Kartini

3 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jalan Jl H Ilyas Jl Raya Muncul Kecandran

Sidorejo Lor Sidorejo

4 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Brigjend Sudiarto Kalicacing Sidomukti Jl Tentara Pelajar Jl

Sukowati Jl Adisucipto Jl Yos Sudarso Jl Veteran

5 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

6 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

634 Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo

Sub Sistem Drainase KebonsamasndashKalisawo merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Sub sistem ini terletak di wilayah paling utara Kota

Salatiga di Kecamatan Sidorejo Dibatasi oleh Jl Salatiga - Semarang di sebelah

selatan dan batas Kota Salatiga dengan kabupaten Semarang di sebelah utara

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

198

Sistem ini menampung beban drainase dari pusat kota terutama dari pusat

permukiman dan pertokoan Sistem ini bermuara di Sungai Tuntang Secara

Administratif sebagian besar Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo berada

di Kecamatan Sidorejo Luas Sub Sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo adalah

10472 hadan dengan bentuk DTA melebar

Gambar 6-14 Sub Sistem Drainase Kebonsamas - Kalisawo

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

199

6341 Permasalahan

Di wilayah sub sistem Drainase Kebonsamas ndash Kalisawo permasalahan yang

muncul adalah banyaknya saluran drainase yang berfungsi ganda yaitu sebagai

saluran drainase dan saluran irigasi terutama di Kelurahan Bugel dan Kel

Salatiga Disamping itu saluran sekunder di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

dimensinya kecil sehingga perlu dilebarkan

6342 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Kebonsamas ndash Kalisawo dilakukan dengan

1 Melakukan normalisasi pada Sungai Kalitaman Sungai Progo Saluran

Pattimurta Saluran di Belakang UKSW

2 Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan

membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar di Jl Dahlia Jl Domas di Kel Salatiga

4 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

5 Penataan kawasan dengan pembangunan kolam resapanbioretensi sumur

resapan pada kawasan permukiman pembangunan sedrainpond pembuatan

biopori baik pada kawasan yang sudah terbangun maupun pada kawasan

yang akan dibangun

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

635 Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro

Sub Sistem yang paling luas dalam Sistem Drainase di Kota Salatiga adalah Sub

Sistem Drainase Jetis - Setro Sub Sistem ini merupakan bagian dari Sistem

Drainase Salatiga Timur Luas DTA Sub Sistem Drainase Jetis ndash Setro adalah

21137 ha Dengan bentuk seperti kipas beberapa sungai besar seperti Sungai

Ngaglik Sungai Jetis Sungai Senjoyo berada dalam Sub sistem ini Aliran sungai

dalam sub sistem ini memanjang dari batas wilayah Kota Salatiga sebelah selatan

menuju ke arah utara dengan beberapa titik pertemuan dan berakhir di Sungai

Setro sebelum masuk ke Sungai Tuntang

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

200

Gambar 6-15 Sub Sistem Drainase Jetis ndashSetro

6351 Permasalahan

Berdasarkan peta genangan Salatiga 2014 Sub sistem Jetis ndash Setro memiliki

daerah genangan yang paling banyak Daerah genangan itu meliputi daerah Jetis

Damatex SMP 8 Ledok dst

Seperti pada sub sistem yang lain umumnya kondisi saluran kurang terawat yang

diindikasikan banyaknya endapan atau sedimen di dalam saluran seperti terjadi

di

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

201

1 Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo

2 Jl Muh Yamin Ledok Salatiga

3 Jl Pasar ndashMuwardi Kutowinangun Tingkir

4 Jl Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir

5 Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor Argomulyo

Saluran drainase yang terputus atau belum ada saluran drainasenya antara lain di

1 Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir

2 Jl Tingkir ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo

3 Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah Argomulyo

4 Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

Juga adanya genangan di Depan Damatex pada Jl Semarang-Solo juga perlu

perhatian khusus

6352 Penanganan

Penanganan masalah Sub Sistem Jetis - Setro dilakukan dengan

1 Membuat saluran baru di saluran drainase yang belum ada drainasenya yang

terputus ada di sebagian Jl Randuacir-Argoboga Kel Randuacir Jl Tingkir

ndash Barukan Tingkir Tengah Argomulyo Jl Joko Tingkir Tingkir Tengah

Argomulyo Jl Salatiga ndash Dadapan Kutowinangun Sidorejo Tingkir

2 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu

Acir

3 Pengerukan sedimen dan pembersihan saluran dari sampah dan tumbuhan

liar Jl Ringinsari Noborejo Argomulyo Jl Muh Yamin Ledok Salatiga Jl

Nanggulan Jl Tritis Asri Jl PasarndashMuwardi Kutowinangun Tingkir Jl

Tunggulrejo Kutowinangun Tingkir Jl Dukuh Klampit Tingkir Lor

Argomulyo

4 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang

lewat perkampungan

6 Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam OampP drainase

dan pengembangan prasarana pemanenan air hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

202

7 Penataan kawasan hulu dengan penerapan pembuatan sumur resapan pada

kawasan permukiman baik yang sudah terbangun maupun yang akan

datang

8 Pembuatan shortcut di Depan Damatex untuk membagi debit yang terlalu

besar

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

203

7 BAB 7 RENCANA PROGRAM DRAINASE KOTA SALATIGA

71 Indikasi Program Penanganan Drainase Kota Salatiga

Indikasi program merupakan rumusan program yang terintegrasi dengan tujuan

dan sasaran pengelolaan Rumusan program tersebut diturunkan menjadi

kegiatan dan diperjelas dengan lokasi volume dan jangka waktu pelaksanaan

kegiatan Indikasi program yang dirumuskan dirunut pada masing-masing tujuan

pengelolaan

Periode pelaksanaan strategi pengelolaan Master Plan Drainase Kota Salatiga

iniadalah 25 tahun dijabarkan dalam tahapan sebagai berikut

1 Strategi menengah I Dilaksanakan pada periode tahun 2015-2020

2 Strategi menengahII Dilaksanakan pada periode tahun 2021-2025

3 Strategi menengah III Dilaksanakan pada periode tahun 2026-2030

4 Strategi menengah IV Dilaksanakan pada periode tahun 2031-2035

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

204

5 Strategi menengah V Dilaksanakan pada periode tahun 2036-2040

Dalam menentukan periode strategi tersebut turut mempertimbangkan

kepentingan untuk segera dilaksanakannya program-program tersebut sesuai

dengan penanganan drainase Kota Salatiga

Adapun indikasi program Master Plan Drainase Kota Salatiga dirumuskan sebagai

berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

205

Tabel 7-1 Indikasi Program

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Terwujud-

program

penanganan

Drainase Kota

Salatiga

Menggalakkan

kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai

pengelolaan dan

pemanfaatan

sumberdaya air dan

lahan

Pemberlakuan

perijinan dan

pengawasan

Pelatihan dan Sosialisasi Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Penetapan peraturan-

peraturan tentang

pengelelolaan Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Pembentukan Forum

Masyarakat Pecinta Lingkungan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic

Penggalakan kegiatan

penyuluhan secara

aktif dan

berkesinambungan

kepada masyarakat

mengenai usaha

pelestarian dan

kebersihan

lingkungan

Kegiatan pemberdayaan dan

pendampingan masyarakat

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Optimalisasi badan penyuluh

lapangan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic radic radic radic

Konservasi Non

Teknis

Penanaman hutan rakyat

Sub Sistem Drainase

Ngemplak - Sawahan 30 ha radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Ngawen - Sraten 24 ha radic radic radic radic radic

Penghijauan lingkungan Seluruh wilayah

perencanaan

500 tanaman

per kelurahan radic radic radic radic radic

Penanaman Hutan Kota (RTH)

Sub Sistem Drainase

Kedungringis 20 lokasi radic radic radic radic radic

Sub Sistem Drainase

Jetis - Setro 16 lokasi radic radic radic radic radic

Memberikan

batasan eksploitasi

air dan lahan

Pemasangan rambu-

rambu kelestarian air

dan lahan

Pemasangan rambu-batas

sempadan rambu pelarangan

buang sampah di sungai

saluran

Seluruh wilayah

perencanaan 2000 rambu radic radic

Meminimalisasi

terjadinya konflik

pemanfaatan

sempadan dalam

pengusahaan

Sosialisasi peraturan daerah

terkait daerah sempadan

Seluruh wilayah

perencanaan Ls radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

206

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

aktivitas budidaya

Mengembangkan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Pengembangan

sistem informasi

sumberdaya air dan

lahan DAS

Kegiatan penyusunan sistem

informasi drainase perkotaan

Seluruh wilayah

perencanaan 1 paket radic radic radic

Mengembangkan

model

penanggulangan

bencana banjir

Pengembangan model

penanggulangan

bencana banjir

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngemplak - Sawahan

5 km radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

20 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic

Membangun embung lapangan 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

40 titik radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 75 km radic radic radic radic

Normalisasi saluran JLS

Sub Sistem

Ngawen - Sraten

6 km radic radic

Normalisasi saluran sekitar

Pasar Sapi 2 km radic

Membangun embung lapangan 2 lokasi radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic

Normalisasi saluran jalan

Yudistira 150 km

radic

Normalisasi saluran jalan

Osamaliki 150 km radic

Kolam resapan bioretensi 15 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 10 km radic radic radic

Normalisasi saluran Sub Sistem 35 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

207

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kedungkopyah mulai

pertemuan dg Sungai

Kedungringis ke arah hulu

sampai Kelurahan Pulutan

Kedungringis

Normalisasi saluran ke arah

Kota Baru 15 km radic

Normalisasi Saluran

Kedungringis mulai RSUD

Salatiga sampe daerah

Kelurahan Pulutan

2 km radic

Normalisasi Saluran Andong

dari Gereja Bethel sampai

pertemuan

S Kedungringis

25 km radic

Normalisasi Saluran di belakang

RSUD Salatiga 08 km radic

Normalisasi Saluran

Kutowinangun 25 km radic

Normalisasi Saluran Benoyo 18 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Semarang - Salatiga 20 km radic

Normalisasi Saluran Jalan

Osamaliki 10 km

radic

Normalisasi Saluran Jalan

Kartini 15 km

radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

275 km radic radic radic radic radic

Kolam resapan bioretensi 20 lokasi radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 80 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 2000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 9 km radic radic

Membangun saluran yang

belum ada di sekunder Jl Argo Sub Sistem 18 km radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

208

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Borga ndash Jl Randu Acir Jetis ndash Setro

Normalisasi saluran Jalan

Tingkir 20 km

radic

Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 20 km radic

Normalisasi saluran Jalan Tritis

Asri 20 km

radic

Membangun dinding penahan

tanah di sungai Jetis dan

sungai Ngaglik yang lewat

perkampungan

15 km radic radic radic

Merehab leaning Sungai

Klampean (sejajar dengan

jalan raya Salatiga ndash Solo)

15 km radic radic

Normalisasi saluran-saluran

sekunder dan tersier yang

berada di kanan-kiri jalan

100 km radic radic radic

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

30 dam parit

dan 40 gully

plug

radic radic radic radic

River Side Polder 1 lokasi radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm

100 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 70 titik radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 12 km radic

Normalisasi Sungai Kalitaman

Sub Sistem

Kebonsamas - Kalisawo

5 km radic

Normalisasi saluran di Jl

Pattimura 2 km radic

Normalisasi saluran di belakang

Kompleks UKSW 2 km radic

Normalisasi Saluran Pengging

sampai pertemuan K Progo

(dengan membangun parapet)

dan dibuatkan pintu klep

075 km radic

Normalisasi K Progo 3 km radic

Membangun dinding penahan 5 km radic radic

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

209

Sasaran Strategi Program Kegiatan Lokasi Volume Jangka Waktu

Keterangan 2015 - 2020 2021 - 2025 2026 - 2030 2031 - 2035 2036 - 2040

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

tanah di sungai yang lewat

perkampungan

Membangun gully plug dan

dam parit pada alur kecil yang

ada pada lereng-lereng bukit

25 dam parit

dan 50 gully

plug

radic radic radic radic

Pembangunan Sedrainpond

pada saluran drainase yang

lebarnya gt 80 cm 80 titik radic radic radic

Membangun sumur resapan 100 titik radic radic radic radic

Pembangunan Biopori 1000 titik radic radic radic radic radic

Pembangunan saluran tersier 15 km radic radic

Evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Pemeliharaan rutin

dan Operasional

Pemeliharaan saluran primer Seluruh wilayah

perencanaan 2 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan saluran tersier Seluruh wilayah

perencanaan 4 unit radic radic radic radic radic

Pemeliharaan rambu Seluruh wilayah

perencanaan 20 lokasi radic radic radic radic radic

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja

Saluran Drainase

Kegiatan evaluasi dan

monitoring kinerja Saluran

Drainase

Seluruh wilayah

perencanaan tiap tahun radic radic radic radic radic

Sumber Tim Penyusun 2014

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

210

72 Operasi dan pemeliharaan

721 Operasi Sistem Drainase

Operasi sistem drainase mempunyai dua pengertian yaitu dalam arti luas dan

dalam arti sempit Dalam arti luas operasi sistem drainase adalah usaha-usaha

untuk memanfaatkan prasarana drainase secara optimal Sedangkan dalam arti

sempit operasi sistem drainase adalah pengaturan bangunan yang berkaitan

dengan drainase seperti kolam penampung stasiun pompa pintu klep lobang

pengontrol (manhole) box culvert gorong-gorong dll untuk mengeluarkan air

dari kawasanlahan yang dilindungi dan mengalirkan air ke saluran pembuang

(penerima) danatau muara

Ruang lingkup kegiatan operasi sistem drainase meliputi pekerjaan

1 Penyuluhan tentang pemanfaatan sistem drainase

2 Melaksanakan pengoperasian bangunan-bangunan pada sistem drainase

seperti pompa pintu-pintu dll

722 Pemeliharaan Sistem Drainase

Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana drainase selalu

dapat berfungsi dengan baik selama mungkin selama jangka masa pelayanan

yang direncanakan

Kondisi sistem drainase biasanya cepat menurun sehingga mempengaruhi

kinerja sistem Oleh karena itu diperlukan program pemeliharaan yang lengkap

dan menyeluruh

Ruang lingkup pemeliharaan sistem drainase meliputi

1 Kegiatan pengamanan dan pencegahan

a Inspeksi rutin

b Melarang membuang sampah di salurankolam

c Melarang merusak bangunan drainase

2 Kegiatan perawatan

a Perawatan rutin

b Perawatan berkala

3 Kegiatan perbaikan

a Perbaikan darurat

b Perbaikan permanen

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

211

c Penggantian

Secara ringkasi komponen kegiatan OampP sistem drainase dapat dilihat pada Tabel

berikut

Tabel 7-2 Komponen Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

1 Saluran

drainase

internal

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

saluran

TAHUNAN

Pengerukan endapan sedimen dalam

saluran

2 Tanggul

Jalan inspeksi

BULANAN

Potong rumput

TAHUNAN

Kontrol elevasi puncak yang

diperlukan

Perbaikan tanggul jalan isnpeksi yang

rusak

3 Bangunan-

bangunan

drainase

pintu gorong-

gorong dll

HARIAN

Membukatutup pintu air

Mencatat elevasi air di

outlet dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

HARIAN

Membersihkan sampah-sampah pada

gorong-gorong atau bangunan

lainnya

TAHUNAN

Pengecatan dan pelumasan pintu-

pintu air

Pengerukan endapan sedimen dalam

bangunan gorong-gorong dan

bangunan tertutup lainnya

3 Kolam

intersepsi

kolam tando

HARIAN

Mencatat elevasi air kolam

dan luar kolam

BULANAN

Mencatat elevasi air

maksimum

TAHUNAN

Evaluasi kapasitas berdasar

data bulanan

Kualitas air3 bl

TAHUNAN

Pembersihan 6 bl

Chek profil kolam

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

212

No Elemen Sistem

Drainase Operasi Pemeliharaan

4 Rumah pompa

1 Diesel

2 Pompa

3 Genset

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

Mengisi bahan bakar

BULANAN

Membersihkan kotoran

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Pemanasan mesin

BULANAN

Checkservis

Filter BBM

Oli+filter

Greasing

Battery + pengisian

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Servis battery (5 th)

Cat (5 th)

HARIAN

Menghidupkan selama hujan

Menjaga tinggi muka air

HARIAN

Pemanasan

BULANAN

Checkservis

Grease pump

Oli transmisi

Pulley belt

Kabel penghubung

Elevasi inlet-outlet

TAHUNAN

Over haul (15000 jam)

Ganti oli transmisi (5 th)

Ganti kabel terminal (5 th)

Kabel kontrol (5 th)

Screw bearing (5 th)

Motor bearing (5 th)

Gear box (5 th)

Service blade screw (5 th)

Pulley belt

Rehabilitasi bangunan

HARIAN

Back up PLN

BULANAN

Pengisian bahan bakar

Pelumasan

Ganti oli

HARIAN

Checkservis

Bahan bakar

Air

Batttery

Oli

BULANAN

Checkservis

Filter bahan bakar

Filter Oli

Batttery + charger

TAHUNAN

Over haul (10000 jam)

Check battery

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

213

Berdasarkan komponen kegiatan OampP tersebut di atas maka komponen biaya

OampP pada sistem drainase antara lain meliputi

1 Biaya Personil

2 Biaya Operasional Kantor

3 Biaya Listrik dan atau BBM

4 Biaya Perawatan Bangunan dan atau Peralatan

5 Biaya Pengerukan Sedimen

6 Biaya Perawatan lainnya

73 Rencana Pembiayaan

731 Perhitungan Besaran Biaya Fisik

Biaya konstruksi merupakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan

konstruksi bangunan secara fisik diluar biaya-biaya lainnya Pendekatan biaya

konstruksi berdasarkan estimasi prakiraan biaya fisik yang dikeluarkan

Beberapa asumsi digunakan dalam prakiraan biaya yaitu

1 Biaya Konstruksi berdasarkan biaya konstruksi dasar dengan dasar harga

satuan bahan dan upah Kota Salatiga tahun 2015

2 Biaya pembebasan lahan dan bangunan berdasarkan harga pasaran lahan di

masing-masing wilayah dimana kegiatan pembangunan drainase

dilaksanakan

3 Biaya Konsultansi (Konsultan DED dan Supervisi) diperkirakan 5 dari biaya

dasar konstruksi

4 Biaya Administrasi Proyek diperkirakan sebesar 3 dari biaya dasar

konstruksi

5 Biaya sosialisasi diperkirakan 2 dari biaya dasar konstruksi

6 Kontigensi fisik diperkirakan sebesar 25 dari biaya dasar konstruksi

7 Biaya kenaikan Harga selama periode konstruksi diperkirakan terjadi

kenaikan harga sebesar 5 dari biaya dasar konstruksi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

214

732 Biaya Pembebasan Lahan

Biaya pembebasan lahan dan bangunan di hitung berdasarkan biaya untuk

pekerjaan - pekerjaan konstruksi antara lain

1 Pelebaran saluran atau sungai

2 Pembuatan embung tanggul kolam resapan River Side Polder jembatan

jalan inspeksi dan lain ndash lain

Harga satuan lahan dinyatakan dalam harga lahan per m2 berdasarkan harga

lahan dalam NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak

Bumi dan Bangunan Kota Salatiga Harga lahan bervariasi antara Rp250000

sampai Rp 2000000 per m2 sedangkan harga bangunan bervariasi antara Rp

600000 sampai Rp1750000 per m2 bangunan

Berdasarkan asumsindashasumsi tersebut maka biaya investasi awal perbaikan sistem

drainase Kota Salatiga untuk masing-masing sistem adalah sbb

733 Biaya Investasi

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

I Sistem Drainase Salatiga Barat

a Sub Sistem Ngemplak - Sawahan 12505000

1 Normalisasi saluran JLS 400 km 1250000 5000000

2 Membangun embung lapangan 100 lok 1750000 1750000

3 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

4 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

5 Pembangunan sumur resapan 8000 unit 12500 1000000

6 Pembangunan Sedrainpond 4000 ttk 7500 300000

7 Pembangunan saluran tersier 500 km 750000 3750000

b Sub Sistem Ngawen - Sraten

26537500

1 Normalisasi saluran JLS 600 km 1250000 7500000

2 Normalisasi saluran sekitar Pasar Sapi

200 km 800000 1600000

3 Normalisasi Saluran Jalan Yudistira 150 km 1250000 1875000

4 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 150 km 1250000 1875000

5 Membangun embung lapangan 200 lok 1750000 3500000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

215

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

6 Membangun gully plug 2500 lok 3500 87500

7 Membangun dam parit 5000 lok 15000 750000

8 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

9 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

10 Pembangunan saluran tersier 1000 km 750000 7500000

I Sistem Drainase Salatiga Barat

c Sub Sistem Kedungringis 44525000

1

Normalisasi saluran Kedungkopyah mulai pertemuan dengan S Kedungringis ke arah hulu sampe Kelurahan Pulutan

325 km 1500000 4875000

2 Normalisasi saluran ke arah Kota Baru

150 km 2250000 3375000

3 Normalisasi Saluran Kedungringis mulai RSUD Salatiga sampai daerah Kelurahan Pulutan

175 km 1500000 2625000

4 Normalisasi Saluran Andong dari Gereja Bethel sampai pertemuan S Kedungringis

225 km 1500000 3375000

5 Normalisasi Saluran di belakang RSUD Salatiga

070 km 1500000 1050000

6 Normalisasi Saluran Kutowinangun

175 km 1000000 1750000

7 Normalisasi Saluran Benoyo 180 km 750000 1350000

8 Normalisasi Saluran Jalan Semarang - Salatiga

200 km 1250000 2500000

9 Normalisasi Saluran Jalan Osamaliki 100 km 750000 750000

10 Normalisasi Saluran Jalan Kartini 150 km 1250000 1875000

11 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

2750 km 400000 11000000

12 Kolam resapan bioretensi 2000 lok 40000 800000

13 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

14 Pembangunan Sedrainpond 8000 ttk 7500 600000

15 Pembangunan Biopori 20000 ttk 300 600000

16 Pembangunan saluran tersier 900 km 750000 6750000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

216

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

II Sistem Drainase Salatiga Timur

a Sub Sistem Kebonsamas - Kalisawo

42752500

1 Normalisasi Sungai Kalitaman 500 km 1500000 7500000

2 Normalisasi saluran di Jl Pattimura 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran di belakang Kompleks UKSW

200 km 1250000 2500000

4

Normalisasi Saluran Pengging sampai pertemuan K Progo (dengan membangun parapet) dan dibuatkan pintu klep

075 km 1250000 937500

5 Normalisasi K Progo 280 km 1250000 3500000

6 Membangun dinding penahan tanah di sungai yang lewat perkampungan

500 km 2500000 12500000

7 Pembangunan sumur resapan 5000 lok 12500 625000

8 Pembangunan Sedrainpond 6000 ttk 7500 450000

9 Pembangunan Biopori 80000 ttk 300 240000

10 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

b Sub Sistem Jetis ndash Setro

73080000

1 Membangun saluran yang belum ada di sekunder Jl Argo Borga ndash Jl Randu Acir

180 km 2000000 3600000

2 Normalisasi saluran Jalan Tingkir 200 km 1250000 2500000

3 Normalisasi saluran Jalan

Nanggulan 200 km 1250000 2500000

4 Normalisasi saluran Jalan Tritis Asri 200 km 1250000 2500000

5 Membangun dinding penahan tanah di sungai Jetis dan sungai Ngaglik yang lewat perkampungan

1500 km 2500000 37500000

6 Merehab leuning Sungai Klampean (sejajar dengan jalan raya Salatiga ndash Solo)

150 km 2500000 3750000

7 Normalisasi saluran-saluran sekunder dan tersier yang berada di kanan-kiri jalan

1000 km 400000 4000000

8 River Side Polder 100 lok 2250000 2250000

9 Membangun gully plug 3000 lok 3500 105000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

217

No Uraian Volume Harga Satuan

(x Rp 1000-) Jumlah Harga (x Rp 1000-)

10 Membangun dam parit 4000 lok 15000 600000

11 Pembangunan sumur resapan 10000 lok 12500 1250000

12 Pembangunan Sedrainpond 7000 ttk 7500 525000

13 Pembangunan saluran tersier 1200 km 1000000 12000000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

218

Tabel 7-3 Ringkasan Biaya Investasi Awal Pengembangan Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya masing-masing sub sistem wilayah drainase ( x Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis - Setro

1 Biaya Fisik Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2

Biaya Konsultasi

(Perencanaan dan

Pengawasan

Rp 87535000 Rp 185762500 Rp 311675000 Rp 299267500 Rp 511560000 Rp 1395800000

3 Biaya Administrasi Rp 37515000 Rp 79612500 Rp 133575000 Rp 128257500 Rp 219240000 Rp 598200000

4 Biaya Sosialisasi amp

Pemberdayaan Rp 62525000 Rp 132687500 Rp 222625000 Rp 213762500 Rp 365400000 Rp 997000000

5 Biaya Kontingensi Rp 31262500 Rp 66343750 Rp 111312500 Rp 106881250 Rp 182700000 Rp 498500000

6 Biaya Pembebasan Tanah Rp 187575000 Rp 530750000 Rp 890500000 Rp 641287500 Rp 1096200000 Rp 3346312500

7 Total (1 sd 6) Rp 1656912500 Rp 3648906250 Rp 6122187500 Rp 5664706250 Rp 9683100000 Rp 26775812500

8 Pajak PPN (10 x 7) Rp 165691250 Rp 364890625 Rp 612218750 Rp 566470625 Rp 968310000 Rp 2677581250

Total (7 + 8) Rp 1822603750 Rp 4013796875 Rp 6734406250 Rp 6231176875 Rp 10651410000 Rp 29453393750

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

219

734 Biaya Operasi amp Pemeliharaan

Dalam beberapa dekade Operasi dan Pemeliharaan (OampP) untuk proyek sumber

daya air khususnya proyek drainase tidak mendapatkan perhatian yang serius

Situasi ini muncul bukan karena ketidaktahuan akan kebutuhan OampP tetapi lebih

karena kesulitan mendapatkan sumber dana yang cukup Kesulitan memperoleh

biaya yang cukup untuk membiayai kegiatan OampP tersebut dan bahkan jika

biayanya tersedia belum ada jaminan bahwa biaya tersebut dipakai untuk OampP

jika kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendesak muncul bersamaan

Beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan untuk

mencari jalan keluar mengenai permasalahan OampP Beberapa proyek mulai

memasukan komponen biaya OampP yang memadahi Rencana persiapan OampP

susunan institusi OampP dan lain ndash lain sudah mulai dipersiapkan Juga mulai

diperkenalkannya partisipasi aktif para penerima manfaat dalam kegiatan OampP

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OampP) merupakan dua kegiatan yang

berbeda namun tidak dapat saling dipisahkan karena saling pengaruh

mempengaruhi satu dan lainnya Dalam terminologi rekayasa pemeliharaan

dapat didefinisikan sebagai seni untuk menjaga peralatan bangunan dan

fasilitas lain yang terkait pada kondisi yang kondusif untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang diharapkan Pengoperasian sistem drainase

memerlukan tidak hanya operasi fisik dari berbagai komponen tetapi

operasinya dalam kondisi darurat dan permintaan (on-call)

Prakiraan biaya OampP saluran untuk masing-masing segmen saluran pada masing-

masing sistem drainase dengan asumsi perhitungan bahwa biaya O amp P sebesar

10 dari biaya fisik dasar konstruksi Ringkasan biaya OampP saluran ditampilkan

dalam Tabel berikut

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

220

Tabel 7-4 Ringkasan Biaya OampP Setiap Tahun Sistem Drainase Kota Salatiga

No Uraian

Biaya Masing-Masing Sub Sistem Wilayah Drainase ( X Rp1000-) Total

( x Rp1000-) Ngemplak - Sawahan

Ngawen - Sraten Kedungringis Kebonsamas -

Kalisawo Jetis ndash Setro

1 Biaya Dasar Konstruksi Rp 1250500000 Rp 2653750000 Rp 4452500000 Rp 4275250000 Rp 7308000000 Rp 19940000000

2 Biaya O amp M (10 x 1) Rp 125050000 Rp 265375000 Rp 445250000 Rp 427525000 Rp 730800000 Rp 1994000000

3 Pajak PPN (10 x 2) Rp 12505000 Rp 26537500 Rp 44525000 Rp 42752500 Rp 73080000 Rp 199400000

Total (2 + 3) Rp 137555000 Rp 291912500 Rp 489775000 Rp 470277500 Rp 803880000 Rp 2193400000

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

221

8 BAB 8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

81 Kesimpulan

Kesimpulan dari Kegiatan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga ini

adalah

1) Sistem Drainase Kota Salatiga dibagi menjadi 2 (dua) sistem yaitu Sistem

Drainase Salatiga Barat dan Sistem Drainase Salatiga Timur

a) Sistem Drainase Salatiga Barat adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Rawa Pening Sistem ini dibagi

menjadi 3 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Ngemplak ndash

Sawahan Sub sistem Drainase Ngawen - Sraten dan Sub sistem

Drainase Kedungringis

b) Sistem Drainase Salatiga Timur adalah sistem dimana sungai dan

saluran-salurannya bermuara di Sungai Tuntang Sistem ini dibagi

menjadi 2 sub sistem yaitu Sub sistem Drainase Kebonsamas ndash

Kalisawo dan Sub sistem Drainase Jetis ndash Setro

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

222

2) Permasalahan terjadinya genangan lokal di Kota Salatiga disebabkan oleh

beberapa faktor seperti

a) Belum tersusunnya pola aliran dan pembagian sub sistem pengelolaan

drainase sehingga menyulitkan penanganan drainase secara

komprehensif dan berkelanjutan oleh pihak Pengelola DrainaseSecara

sistem jaringan drainase yang ada kurang mengikuti tata pola jaringan

drainase yang baik dan rapi

b) Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada kurang memadai yaitu

kapasitas beberapa ruas jaringan drainase berkurang karena

pendangkalan terjadinya kerusakan saluran adanya penyempitan

(bottle neck) dan kurangnya perawatan yang memadai

c) Banyak terdapatnya saluran drainase yang tertutup oleh bahu jalan

perkerasan jalan dan bangunan lain sehingga kurang berfungsi secara

optimal dan menyulitkan pemeliharaannya

d) Di beberapa tempat saluran drainase terputus belum terbangun tidak

tersambung secara menerus sehingga fungsi sebagai drain tidak

tercapai

e) Kondisi topografi yang kurang menguntungkan (cekungan) terutama di

wilayah pusat perkotaan kurangnya daerah resapan air langsung masuk

ke saluran tanpa infiltrasi sehingga langsung terjadi debit puncak yang

mengakibatkan saluran meluap dan menimbulkan genanganHal ini

seperti yang terjadi di daerah depan Kantor Polantas dekat Kafe Ole

dekat RS

f) Kondisi side-inlet dari badan jalan ke saluran drainase juga kebanyakan

tidak sesuai dan tidak berfungsi sehingga aliran yang jatuh ke badan

jalan tidak dapat masuk ke saluran dengan cepat

g) Ada saluran yang masih berfungsi ganda yaitu saluran irigasi sekaligus

saluran drainase Karena filosofi saluran irigasi lebar saluran semakin

menyempit maka disamping debit yang besar juga terjadi bottle neck

seperti pada saluran Kedungkopyah Akibat kondisi seperti ini sebagian

wilayah di Kelurahan Pulutan mengalami genangan pada saat musim

hujan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

223

3) Permasalahan teknis drainase diperparah dengan masalah sosial budaya

a) Sangat kurangnya kesadaran partisipasi kepedulian serta

keterlibatan masyarakat dalam ikut menjaga saluran drainase yang ada

dengan membuang sampah dan limbah ke saluran drainase semakin

memperparah kondisi jaringan drainase yang ada

b) Kurangnya pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan drainase

sehinggamasyarakat belum merasa memiliki prasarana drainase yang

ada dan belum sepenuhnya ikut bertanggungjawab terhadap prasarana

drainase

4) Perlu dilaksanakannya program penanganan drainase mengacu pada Sub

Sistem yang telah dibuat dan disepakati yang tidak mengacu pada batas-

batas administrasi

5) Selanjutnya Penanganan Drainase Kota Salatiga hendaknya mengacu Pada

Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini beserta lampirannya

dengan berbagai penyesuaian dengan kondisi terakhir di lapangan

82 Saran

1) Sudah saatnya pemerintah Kota Salatiga mulai menerapkan kebijakan Delta-Q

zero policy yaitu setiap pembangunan suatu kawasan harus tidak boleh

menambah beban debit aliran yang keluar dari kawasan tersebut dengan

jalan adanya kewajiban pembuatan kolam-kolam retensi sumur resapan

areal resapan atau ground reservoir untuk menampung air hujan di lokasi

area masing-masing

2) Sesuai dengan hasil Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014 ini

penataan sistem jaringan drainase perlu segera dilakukan dan ditindak

lanjuti dengan survey investigasi dan detail desain guna menangani lokasi-

lokasi yang terjadi permasalahan

3) Kampanye sosialisasi serta educating public sangat perlu dilakukan guna

meningkatkan kepedulian partisipasi dan persepsi masyarakat pada saluran

drainase dan sarana prasarana yang lainnya

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

224

4) Perlunya pelibatan masyarakat dalam kegiatan drainase sehingga masyarakat

akan bertanggung jawab dan ada rasa memiliki terha

5) Dari permasalahan-permasalahan di atas maka perlu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut

a) Peningkatan kapasitas resapan baik dengan sumur resapan kolam retensi

penampungan air hujan Areal untuk kolam retensi atau areal

penampungan air hujan ini perlu diperkuat secara hukum

b) Peningkatan kesadaran partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam

pemeliharan saluran dan sistem drainase

c) Jaringan irigasi dan sanitasi harus dipisahkan dari jaringan drainase

supaya memudahkan pengoperasian dan tidak mengganggu saluran

drainase

6) Perlunya secara periodik Masterplan Drainase ini ditinjau agar sesuai dan

selalu up to date dengan perkembangan dan dinamika Kota Salatiga

83 Rekomendasi

Untuk mendukung dan mensukseskan implementasi Masterplan Drainase Kota

Salatiga maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut

1) Dokumen Laporan Masterplan Drainase Kota Salatiga secepatnya ditetapkan

menjadi Peraturan Daerah sehingga mempunyai kekuatan hukum yang

mengikat kepada seluruh stakeholders

2) Perlu diterbitkan Peraturan Walikota (Perwalkot) yang mendukung

diantaranya tentang Sumur Resapan Pembangunan Embung dan Kolam

Konservasi Bio Retensi bagi Pengembang

3) Pemerintah Kota Salatiga perlu secepatnya menginventarisasi dan

mengamankan daerah sempadan sungai saluran mata air serta badan air

lainnya Untuk sungai-sungai dan badan air yang belum jelas daerah

sempadannya perlu segera diatur dan diusahakan

4) Lokasi-lokasi yang diproyeksikan untuk pembangunanembung dan fasilitas

drainase lainnya perlu segera diamankan Hal ini untuk menghindari adanya

penyalahgunaan fungsi atau peruntukan

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

225

5) Perlu segera ditindaklanjuti dengan Perencanaan Rinci (DED) sesuai dengan

skala prioritas sebelum dilakukan kegiatan fisik

6) Perlu dibentuk suatu badan independent yang menangani tata air perkotaan

ldquoSalatiga Peduli Drainase dan Lingkunganrdquo yang anggotanya terdiri dari

berbagai unsur masyarakat (stakeholders) baik perorangan maupun

lembagaorganisasi

LAPORAN AKHIR Penyusunan Masterplan Drainase Kota Salatiga Tahun 2014

226

1 DAFTAR REFERENSI

Arsyad Sitanala (1989) Konservasi Tanah dan Air Bogor Penerbit IPB Press

Badan Pusat Statistik Kota Salatiga (2013) Salatiga Dalam Angka Tahun 2012 dalam

wwwsalatigakotabpsgoid

Bappeda Kota Salatiga (2014) Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Masterplan Drainase

Kota Salatiga

Merry Y Dkk (2010) Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Terhadap Debit Limpasan

Drainase Di Kota Bukittinggi Laporan Akhir Penyusunan Masterplan Drainase

Perkotaan Kota Bukittinggi Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi

PT MULTIDECON Internal(2007) Master Plan Drainase amp Irigasi Kota Salatiga Bappeda

Kota Salatiga

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010 ndash 2030 Pemerintah Kota Salatiga

RISPAM Salatiga (2014) Laporan Akhir Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum di

Kota Salatiga

Soemarto CD (1999) Hidrologi Teknik Edisi Dua Erlangga Jakarta

Soewarno (1995) Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid 1 Nova

Bandung

Sosrodarsono S dan Tominaga M (1994) Perbaikan dan Pengaturan Sungai Pradnya

Paramita Jakarta

Sri Harto Br (1993) Analisis Hidrologi Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Subarkah Iman(1979) Bangunan Air Idea Dharma Bandung

Suripin (2004) Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan ANDI Offset Yogyakarta

Takebayashi K (1988) Text Book of Urban Drainage River Engineering Course IV at

Diponegoro University DGWRD-NIKKEN Consultants Inc

  • Cover Lap Akhirpdf
  • Lap Akhir MP Drainase Salatigapdf