kurikulum tingkat satuan pendidikan ... · web viewvisi, misi dan tujuan sekolah visi smp...
TRANSCRIPT
KURIKULUM
SMP ...............................Tahun Pelajaran 2016/2017
Alamat Sekolah : ......................... No. ….Desa ....................., Kec. ..................
Kabupaten Lombok BaratPropinsi NTB
2016
0
Buku 1
PENGESAHAN
Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dengan ini kurikulum SMP .......................ditetapkan / disahkan untuk diberlakukan pada tahun pelajaran 2016/2017
Ditetapkan/ disahkan Di : ........................Tanggal : ........................
Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah,
.......................................... ..........................................NIP ...............................
Mengetahui : Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Barat,
H. ILHAM, S.Pd. , M.Pd.Pembina Tk.I (IV/b)NIP. 1965123 198803 1 240
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri .....................
Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat disusun.
Penyusunan Kurikulum SMP Negeri ...................... dilaksanakan oleh Tim
Pengembang Kurikulum yang terdiri dari unsur Kepala Sekolah, Guru-guru, dan Komite
Sekolah.
Kurikulum ini sebagai landasan operasional dalam peyelenggaraan pendidikan di
SMP Negeri ....................... selama tahun pelajaran 2016/2017 terdiri dari tiga komponen
meliputi Buku1, Buku 2 dan Buku 3
Kami yakin bahwa kurikulum yang dikembangkan ini masih jauh dari sempurna
sehingga kami mengharapkan adanya peran serta aktif dan saran-saran untuk perbaikan .
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi secara aktif dalam penyusunan kurikulum ini, berkat bantuan dan
kerja sama yang baik , Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri .......................ini
dapat diselesaikan.
..................., .......... Juli 2016.Kepala Sekolah ,
......................................... NIP .................................
2
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ................................................................................................... 1KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN 4A. Latar Belakang 4B. Landasan 5C. Tujuan Penyusunan Kurikulum 7D. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum 10
BAB II TUJUAN PENDIDIKAN 12A. Tujuan Pendidikan 12B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 12
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM 14A. Struktur Kurikulum 14
1. Kompetensi Inti 142. Mata Pelajaran 15
B. Muatan Kurikulum 161. Muatan Pembelajaran 162. Kompetensi Dasar 173. Muatan Lokal 184. Kegiatan Ekstrakurikuler 185. Pengaturan Beban Belajar 206. Ketuntasan Belajar 217. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan 21
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 27
BAB V PENUTUP 28
3
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri .......................dilaksanakan
mulai tahun pelajaran 2016/2017. Dalam rangka implementasi Kurikulum 2013,
komponen kurikulum SMP Negeri .......................meliputi:
1. Buku 1 Kurikulum SMP Negeri .......................
2. Buku 1 Kurikulum SMP Negeri .......................
3. Buku 3 Kurikulum SMP Negeri .......................
Buku 1 berisi visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender
pendidikan, Buku 2 berisi sialbus, dan Buku 3 berisi rencana pelaksanaan pembelajaran
yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan
belajar.
Penyusunan Buku I menjadi tanggung jawab kepala sekolah , sedangkan penyusunan
Buku III menjadi tanggung jawab masing-masing tenaga pendidik. Buku II sudah
disusun oleh Pemerintah.
Kurikulum sebagai jantung pendidikan dikembangkan dan diimplementasikan secara
kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik
di masa kini dan masa mendatang.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia;
(c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman
potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
(f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional
dan nilai-nilai kebangsaan.
4
Pasal 38 ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:
Pasal 77A ayat (1) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum berisi
landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan.
Pasal 77A ayat (2) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai: a. acuan dalam
Pengembangan Struktur Kurikulum pada tingkat nasional; b. acuan dalam
Pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah; dan c. pedoman dalam
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Dari amanat undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut ditegaskan bahwa:
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, untuk melakukan
penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan
ciri khas potensi yang ada di daerah serta peserta didik;
Kurikulum dikembangkan dan diimplementasikan pada tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh SMP
Negeri ....................... diwujudkan dalam bentuk Kurikulum SMP
Negeri ....................... tahun pelajaran 2016/2017.
B. Landasan :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
5
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan
peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada
waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan
bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari
peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari
dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa
budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
6
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk
membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan
rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan
dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini
dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia
kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu
dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian
keluaran pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam
upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum
untuk jenjang pendidikan dasar khususnya SD. Oleh karena itu pendidikan di SD
7
yang selama ini sangat menonjolkan kurikulum dan pembelajaran berbasis mata
pelajaran, perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang bersifat tematik-terpadu.
Konsep kurikulum tematik-terpadu mencerminkan pertimbangan psikopedagogis
anak usia sekolah yang sangat memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai
dengan perkembangannya.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis
Secara yuridis KTSP dikembangkan berdasarkan :
a. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
8
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah”
c. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 15 Tahun 2010 j.o Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
9
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014
tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum
Kurikulum disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP ....................... Lombok Barat.
Tujuan pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan adalah tahapan atau langkah untuk
mewujudkan visi sekolah dalam jangka waktu tertentu. Tujuan Tingkat Satuan
Pendidikan merupakan rumusan mengenai apa yang diinginkan pada kurun waktu
tertentu.
Ciri tujuan tingkat satuan pendidikan adalah sesuai dengan visi, dapat diukur, dan
terjangkau yaitu :
1. Menyelaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
2. Memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan
menjunjung kelestarian keragaman budaya
3. Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, spiritual dan karakteristik peserta didik secara optimal
sesuai dengan tingkat perkembangannya
4. Meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama dan memperhatikan
norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah
5. Agar pembelajaran berkeadilan untuk mendorong tumbuh kembangnya
kesetaraan jender
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum SMP .......................Lombok Barat ini dikembangkan mengacu pada SI
dan SKL serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh
BSNP serta memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah
10
Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip sebagai berikut :
Prinsip pengembangan KTSP: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti
bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.
11
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman,
bertaqwa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, bertanggung
jawab dan demokratis
2. Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan yang lebih lanjut.
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
Visi SMP .......................Lombok Barat :
......................................................................................................................................
.........................................................
Visi ini menjiwai warga sekolah untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan
berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang :
a.Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi yang paling aktual sesuai
dengan perkembangan iptek
b.Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat
c. Ingin mencapai keunggulan akademis dan non akademis
d.Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah
e.Mendorong adanya perubahan yang lebih baik
f. Mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dirumuskan misi yang berupa kegiatan jangka
panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan
berdasarkan visi di atas.
Misi SMP ........................, Kec. .........................., Lombok Barat Kabupaten
Lombok Barat
1. ...........................................................................................................................
2. ...........................................................................................................................
12
3. ...........................................................................................................................
4. ...........................................................................................................................
5. ...........................................................................................................................
6. ...........................................................................................................................
7. Dst
Tujuan SMP .................., Kecamatan ..............., Kabupaten Lombok Barat
Sesuai dengan tujuan pendidikan dasar , Visi dan Misi di atas, tujuan yang akan dicapai sekolah adalah sebagai berikut :1. ................................................................................................................................
......................................................................................................................
2. ...........................................................................................................................
3. ...........................................................................................................................
4. ...........................................................................................................................
5. ...........................................................................................................................
6. Dst
13
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti,
sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada kelas
yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti SMP/MTsKOMPETENSI INTI
KELAS VII
KOMPETENSI INTI
KELAS VIII
KOMPETENSI INTI
KELAS IX
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
14
KOMPETENSI INTI
KELAS VII
KOMPETENSI INTI
KELAS VIII
KOMPETENSI INTI
KELAS IX
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
2. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan
mata pelajaran umum kelompok B. Khusus untuk MTs, dapat ditambah dengan
mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama.
Struktur kurikulum SMP/MTs adalah sebagai berikut
Tabel 2: Struktur Kurikulum SMP/MTs
MATA PELAJARANALOKASI WAKTU
PER MINGGUVII VIII IX
Kelompok A (Umum)1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 32. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 33. Bahasa Indonesia 64. Matematika 55. Ilmu Pengetahuan Alam 56. Ilmu Pengetahuan Sosial 47. Bahasa Inggris 4
Kelompok B (Umum)1. Seni Budaya 32. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 33. Prakarya 2
15
MATA PELAJARANALOKASI WAKTU
PER MINGGUVII VIII IX
Jumlah jam pelajaran per minggu 38
Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak 50%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan
Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya, satuan
pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang
disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk
setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
i. Khusus untuk Madrasah Tsanawiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
j. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai
dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
B. Muatan Kurikulum
1. Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran di SMP/MTs yang berbasis pada konsep-konsep terpadu
dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
16
Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk
integrated sciences dan integrated social studies. Muatan IPA berasal dari disiplin
biologi, fisika, dan kimia, sedangkan muatan IPS berasal dari sejarah, ekonomi,
geografi, dan sosiologi. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan program
pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir,
kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat
kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang
atau wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan
alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga
dalam perspektif biologi, fisika, dan kimia.
Integrasi berbagai konsep dalam Mata Pelajaran IPA dan IPS menggunakan
pendekatan trans-disciplinarity di mana batas-batas disiplin ilmu tidak lagi tampak
secara tegas dan jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait
dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya. Kondisi tersebut
memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi pembelajaran yang kontekstual.
Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia.
Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran
dilakukan pada konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang
lain yang relevan ikut dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika),
pembahasannya dikaitkan dengan upaya makhluk hidup berdarah panas
mempertahankan suhu tubuh (konten biologi), serta senyawa yang digunakan di
dalam sistem AC (konten kimia).
Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan
waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antar ruang
menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu
menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan
kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran.
Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan
Kompetensi Inti sebagai berikut:
17
1. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
Pengelompokkan Kompetensi Dasar seperti tersebut di atas adalah sebagai
berikut.
3. Muatan Lokal
Pada Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang Mulok Kurikulum 2013 antara lain
dinyatakan bahwa :
1) “Muatan lokal dapat berupa antara lain:
a. seni budaya,
b. prakarya,
c. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan,
d. bahasa, dan/atau
e. teknologi.” (pasal 4 ayat 1).
2) “Muatan pembelajaran terkait muatan lokal berupa bahan kajian terhadap keunggulan
dan kearifan daerah tempat tinggalnya.” (pasal 4 ayat 2).
3) “Muatan pembelajaran terkait muatan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diintegrasikan antara lain dalam mata pelajaran seni budaya, prakarya, dan/atau
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.” (pasal 4 ayat 3).
4) “Dalam hal pengintegrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat
dilakukan, muatan pembelajaran terkait muatan lokal dapat dijadikan mata pelajaran
yang berdiri sendiri.” (pasal 4 ayat 4).
5) “Dalam hal muatan lokal ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri,
satuan pendidikan dapat menambah beban belajar muatan lokal paling banyak 2 (dua)
jam per minggu.” (pasal 8 ayat 2).
Sesuai pasal 8 ayat 2 diatas jika satu mata pelajaran Muatan Lokal jumlah jamnya
ditetapkan 2 jam pelajaran, maka penambahan pelajaran MULOK sebagai mata pelajaran
yang berdiri sendiri hanya diperbolehkan 1 mata pelajaran.
Dengan ketentuan tersebut mulok yang dikembangkan di SMP Negeri .......................
adalah muatan lokal yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan Seni Budaya dan
Prakarya dan Pendidikan Jasmani, olag raga dan Kesehatan.
18
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas
ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ragam kegiatan ekstrakurikuler
diuraikan berikut.
a. Ekstrakurikuler Wajib
Ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler ini
wajib diikuti siswa. Secara programatik, ektrakurikuler wajib pendidikan
kepramukaan diorganisasikan dalam 3 model yaitu Model Blok, Model
Aktualisasi, dan Reguler di Gugus Depan. Model Pelaksanaan Kegiatan
Kepramukaan yang digunakan di SMP Negeri ....................... adalah Model
Aktualisasi dengan karakteristik sebagai berikut.
a. Wajib : diikuti oleh seluruh siswa dalam setiap kelas
b. Rutin : dilaksanakan setiap satu minggu sekali setiap hari Jumat sore
c. Terjadwal : Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit
d. Penilaian Formal
e. Bersifat intramural (dalam lingkungan satuan pendidikan/ hanaya terdiri dari
peserta didik SMP Negeri .....................)
Untuk Kegiatan Ekstrakurilkuler wajib ini siswa harus mendapatkan nilai
memuaskan ( Baik ) pada setiap semester.oleh karena itu guru kelas harus
mengidentifikasi nilai-nilai yang termuat dalam setiap muatan pelajaran dan
bersama pelatih pembina mengembangkan nilai-nilai tersebut kepada para siswa.
Pelatih-pembina secara berkala melaporkan kepada guru kelas dan sekolah
tentang ketercapaian nilai-nilai yang dikembangkan pada kegiatan
Kepramukaan.
Nilai ekstrakurikuler wajib ( Kepramukaan ) berpengaruh terhadap kenaikan
kelas. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester mengharuskan peserta
didik menempuh program khusus.
b. Ekstrakurikuler Pilihan
1) Paskibra
Tujuan:
a. Peserta didik dapat menguasai kemampuan dasar baris berbaris
b. Peserta didik dapat menciptakan gerakan variasi
c. Peserta didik memiliki pengetahuan tentang kepemimpinan
19
Pelaksanaan : setiap hari Minggu
Sistem Penilaian : Bentuk Tagihan
a. Melakukan gerakan dasar baris berbaris
b. Menampilkan gerakan variasi terbaru
c. Mempraktikan kepemimpinan dalam baris berbaris
2) Kesenian
a. Seni Tari
Tujuan :
Peserta didik dapat mempraktikkan seni tari
Peserta didik dapat berprestasi dalam bidang seni tari
Peserta didik menghargai dan mengapresiasi seni tari
Pelaksanaan : Setiap hari Sabtu, pukul. 11.00 – 12.00
Sistem Penilaian :
Penilaian dilakuan dengan teknik
Praktik
Meraih prestasi dalam setiap perlombaan
b. Seni Kriya
Tujuan :
Peserta didik dapat membuat anyaman/ kriya
Peserta didik dapat berprestasi dalam bidang seni kriya
Peserta didik menghargai dan mengapresiasi seni kriya
Pelaksanaan : Setiap hari Sabtu, pukul. 11.00 – 12.00
Sistem Penilaian :
Penilaian dilakuan dengan teknik
Praktik
Produk
Meraih prestasi dalam setiap
perlombaan
3) Prestasi Akademik (Lomba Cerdas Cermat, Lomojari, OSN, O2SN,
FLS2N) :
Tujuan : Peserta didik dapat berprestasi dalam bidang akademik
5. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di SMP/MTs dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu.
Beban belajar satu minggu adalah minimal 38 jam pelajaran.
20
2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit
18 minggu efektif.
3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
efektif.
4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu
efektif.
Beban belajar bagi SMP/MTs yang menyelengarakan Sistem Kredit Semester
(SKS), diatur lebih lanjut dalam Pedoman SKS.
Beban belajar yang digunakan SMP Negeri ...................... adalah sistem paket
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum, yaitu:
Kelas
Satu jam pembelajaran
tatap muka/menit
Jumlah jam pembelajaran
perminggu tatap muka
Minggu efektif
pertahun pelajaran
Waktu pembelajaran/jam
pertahun
VII 40 38 38 57.760 menit/ 962,7 jamVIIIIX
6. Ketuntasan Belajar
No. Mata Pelajaran
Tingkat Ketuntasan/Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
VII VIII IX Rata-rataKelompok A1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 90 90
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 90 90
3. Bahasa Indonesia 90 904. Matematika 90 905. Ilmu Pengetahuan Alam 90 906. Ilmu Pengetahuan Sosial 90 907. Bahasa Inggris 90 90
Kelompok B1. Seni Budaya 90 90
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 90 90
3. Prakarya 90 90
Rata-rata 90 75
A. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Kriteria Kenaikan Kelas :
21
1. Peserta didik dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program
pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.
2. Tidak terdapat nilai di bawah KKM
3. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang
diikuti.
4. Peserta didik memiliki nilai raport semester ganjil dan genap pada kelas
yang diikuti
5. Kehadiran peserta didik di kelas mencapai minimal 90%.
6. Penentuan kenaikan kelas
a. Penentuan peserta didik yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam
suatu rapat Dewan Guru dengan mempertimbangkan KKM,
sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran peserta didik yang
bersangkutan.
b. Peserta didik yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke
kelas ......
c. Peserta didik yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.
b. Kriteria Kelulusan
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2. Memperoleh nilai minimal Baik untuk seluruh kelompok Mata Pelajaran;
agama dan akhlaq mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika,
jasmani olahraga dan kesehatan.
3. Lulus Ujian Sekolah sesuai dengan peraturan menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yang berlaku.
4. Tidak terdapat nilai di bawah KKM
5. Peserta didik memiliki raport dari kelas VII s.d IX , semester 1 s.d. 6.
6. Mengikuti Ujian Nasional.
7. Kehadiran di kelas mencapai minimal 90%.
8. Penentuan kelulusan
a. Penentuan peserta didik yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam
suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai
Ujian Sekolah, sikap/prilaku/budi pekerti peserta didik yang
bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
b. Peserta didik yang dinyatakan lulus diberi Ijazah, Surat Hasil Ujian
Nasional (SHUN), dan raport dari semester 1 s.d 6 .
22
c. Peserta didik yang tidak lulus tidak memperoleh Ijazah dan Surat
Hasil Ujian Nasional (SHUN).
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
a. Permulaan Tahun Ajaran
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
c. Pengaturan Waktu Libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel berikut ini.
Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender PendidikanNO KEGIATAN ALOKASI
WAKTU KETERANGAN1. Minggu efektif
belajar reguler setiap Minimal 36 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada
23
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
tahun(Kelas I-V, VII-VIII, X-XI)
setiap satuan pendidikan
2. Minggu efektif semester ganjil tahun terakhir setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII)
Minimal 18 minggu
3. Minggu efektif semester genap tahun terakhir setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII)
Minimal 14 minggu
4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu
Satu minggu setiap semester
5. Jeda antarsemester Maksimal 2 minggu
Antara semester I dan II
6. Libur akhir tahun ajaran
Maksimal 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun ajaran
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
8. Hari libur umum/ nasional
Maksimal 2 minggu
Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
9. Hari libur khusus Maksimal 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing
10. Kegiatan khusus satuan pendidikan
Maksimal 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh satuan pendidikan tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
24
KALENDER PENDIDIKAN SMPN ........................KECAMATAN ....................... KAB. LOMBOK BARAT
TAHUN 2016/2017
A. SEMESTER 1
Hari JULI 2016 KeteranganMinggu 3 10
1724 31
1 – 5 Juli 2016 Libur menjelang Idul Fitri1 – 7 Juli 2016 Hari Raya Idul Fitri8 – 16 Juli 2016 Libur setelah Idul Fitri16 Juli 2016 Rapat Pembagian Tugas18 - 20 Juli 2016 Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi peserta didik Kelas I23 Juli 2016 Rapat Komite Sekolah30 Juli 2016 Rapat Orang Tua Murid
Senin 4 11 18 25Selasa 5 12 19
26
Rabu 6 13 2027
Kamis 7 14 21 28Jumat 1 8 15 22 29Sabtu 2 9 16 23 30
Hari AGUSTUS 2016 KeteranganMinggu 7 14 21 28 17 Agustus 2017 Libur Umum Hari Proklamasi
Kemerdekaan RISenin 1 8 15 22 29Selasa 2 9 16 23 30Rabu 3 10 17 24 31Kamis 4 11 18 25Jumat 5 12 19 26Sabtu 6 13 20 27
Hari SEPTEMBER 2016 KeteranganMinggu 4
1118 25
12 September 2016 Libur Umum Hari Raya Idhul Adha 1437 H
13 September 2016 Libur Khusus 1 hari setelah Hari Raya Idul AdhaSenin 5
1219 26
Selasa 6 13 20 27Rabu 7 14 21 28Kamis 1 8 15 22 29
25
Jumat 2 9 16 23 30Sabtu 3 10 17 24
Hari OKTOBER 2016 KeteranganMinggu 2 9 16 23 30Senin 3 10 17 24 31Selasa 4 11 18 25Rabu 5 12 19 26Kamis 6 13 20 27Jumat 7 14 21 28Sabtu 1 8 15 22 29
Hari NOPEMBER 2016 KeteranganMinggu 6 13 20 27Senin 7 14 21 28Selasa 1 8 15 22 29Rabu 2 9 16 23 30Kamis 3 10 17 24Jumat 4 11 18 25Sabtu 5 12 19 26
Hari DESEMBER 2016 KeteranganMinggu 4 11 18 25 5-10 Desember 2016 Ulangan Umum Semester 1
12 Desember 2016 Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H17 Desember 2016 Pembagian Raport Semester 125 Desember 2016 Libur Umum Hari Raya Natal19-31 Desember 2016 Libur Semester I
Senin 5 12 19 26
Selasa 613
20 27
Rabu 7 14 21 28Kamis 1 8 15 22 29Jumat 2
9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24 31
SEMESTER 2
Hari JANUARI 2017 KeteranganMinggu 1 8 15 22 29 2 Januari 2017 Libur Semester I
4 Januari 2017 Rapat Penyusunan RAPBS / RPD28 Januari 2017 Libur Umum Tahun Baru Imlek 2568
Senin 2 9 16 23 30Selasa 3 10 17 24 31Rabu 4 11 18 25Kamis 5 12 19 26Jumat 6 13 20 27Sabtu 7 14 21 28
26
Hari PEBRUARI 2017 KeteranganMinggu 5 12 19 26Senin 6 13 20 27Selasa 7 14 21 28Rabu 1 8 15 22Kamis 2 9 16 23Jumat 3 10 17 24Sabtu 4 11 18 25
Hari MARET 2017 KeteranganMinggu 5 12 19 26 28 Maret 2017 Hari Raya Nyepi (Tahun Baru
Saka 1939) Senin 6 13 2027
Selasa 7 14 21 28Rabu 1 8 15 22 29Kamis 2 9 16 23 30Jumat 3 10 17 24 31Sabtu 4 11 18 25
Hari APRIL 2017 KeteranganMinggu
2 9 1623
3014 April 2017 Libur Umum Wafat Yesus Kristus24 April 2017 Libur Umum Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Senin 3 10 17 24Selasa 4 11 18 25Rabu 5 12 19 26Kamis 6 13 20 27Jumat 7 14 21 28Sabtu 1 8 15 22 29
Hari MEI 2017 KeteranganMinggu
714
21 281 Mei 2017 Libur Umum Hari Buruh Nasional11 Mei 2017 Libur Umum Hari Raya Waisak15-20 Mei 2017 Perkiraan US SMP 25 Mei 2017 Libur Umum Kenaikan Yesus Kristus26-27 Meii 2017 Libur Awal Puasa
Senin 1 8 15 22 29Selasa 2 9 16 23 30Rabu 3
10 17 2431
Kamis 4 11 18 25Jumat 5 12 19 26Sabtu 6 13 20 27
Hari JUNI 2017 KeteranganMinggu 4 11 18
25 5 – 10 Juni 2017 Ulangan Umum Semester 215 Juni 2017 Acara Perpisahan Kelas VI 17 Juni 2017 Pembagian Raport Semester Genap19 – 24 Juni 2017 Libur keagamaan menjelang
Hari Raya Idhul Fitri
Senin 5 12 19 26Selasa 6 13 20 27Rabu 7 14 21 28
27
27-30 Juni 2017 Libur keagamaan setelah Hari Raya Idhul Fitri
Kamis 1 8 15 22 29Jumat 2
9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24
Hari JULI 2017 KeteranganMinggu 2 9 16 23 1 Juli 2017 Libur keagamaan setelah Hari Raya
Idhul Fitri3 – 15 Juli 2016 Libur Semester Genap
Senin 3 10 17 24Selasa 4 11 18 25Rabu 5 12 19 26Kamis 6 13 20 27Jumat 7 14 21 28Sabtu 1 8 15 22 29
Keterangan :
Hari pertama masuk sekolah ................, .................... 2016
Libur Umum Kepala Sekolah,
Libur Semester
Libur Khusus
Libur Puasa dan Idul Fitri
Pembagian Raport ................................................
Perkiraan US SMP NIP ........................................
UAS/UKK
BAB V
PENUTUP
Demikian kurikulum ini disusun untuk dipergunakan sebagai landasan operasional dalam
peyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri ......................... pada
tahun pelajaran 2016/2017
Kami ucapkan selamat bertugas bagi para pendidik dan selamat belajar bagi peserta didik
semoga apa yang menjadi visi, misi, dan tujuan sekolah dapat terwujud.
Kesungguhan kita menyusun kurikulum, berarti kita telah bersungguh-sungguh untuk
melaksanakannya.
....................., .................. 2016 Kepala Sekolah ,
.............................................. NIP;.....................................
28