kupang, dua hari beragam kenikmatan

3
Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Health Properti Urbanesia Images More Home Wisata Kuliner Artikel Aryo Subarkah Eddyono Jadikan Teman | Kirim Pesan Kuliner Lecturer at Bakrie University ++ Researcher ++ Former Journalist in The Mainstream Media ++ (copy and then paste in your browser) http://goo.gl/nVffbD Letusan Sinabung 2013 dan Kisah Gunung Berapi … Marufinsudibyo TRENDING ARTICLES REGISTRASI | MASUK Neym ar:BrasilTakGentarLawanSiapa Saja FEATURED ARTICLE Ibas dan Masa Depannya … REP | 02 October 2013 | 15:10 Dibaca: 207 Komentar: 0 0 Selamat Datang di Kupang - Patung komodo akan menyambut Anda begitu keluar dari ruang kedatangan Bandar Udara El Tari, Kupang. Komodo adalah satwa langka khas daerah ini. (Dok. Aryo) Saya harus akui memang belum pernah memijakkan kaki di Kota Kupang, NTT. Selama menjadi jurnalis di media arus utama, wilayah ‘mainan’ saya di Indonesia hanya di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera. Jadi, ketika saya mendapat tawaran riset di Kupang, tanpa pikir panjang langsung saya iyakan saja. Ceritanya, bekerja sembari jalan-jalan alias “ja-lan”. Kapan lagi? Agar perjalanan menjadi seru, saya membuat tantangan yang tak jauh-jauh dari urusan perut. Harap maklum, dengan badan seberat nyaris 100 kg, amat mustahil tak doyan makan. Tantangan itu adalah dalam 2 hari mengumpulkan data riset (tugas utama), berapa jenis makanan khas Kupang yang bisa masuk perut saya? Dua hari bukanlah waktu yang panjang. Apalagi saya harus menuntaskan pekerjaan utama. Mau tahu perjuangannya? Se’i Sapi dan Es Kacang Hijau Pukul dua pagi, di minggu terakhir April 2013, saya sudah harus bangun dan berkemas ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Pesawat saya berangkat pukul 5 pagi. Perjalanan udara yang saya tempuh ke Bandara El Tari, Kupang membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Kupang, Dua Hari Beragam Kenikmatan http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2013/10/02/kupang-dua-hari-denga... 1 of 4 1/21/2014 9:06 AM

Upload: aryo-subarkah-eddyono

Post on 28-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Cerita perjalanan di Kota Kupang. Saya ketagihan makan ikan bakar di Kampung Solor. Diambil dari blog Kompasiana saya yang bisa di akses di http://goo.gl/3MeOv3

TRANSCRIPT

Page 1: Kupang, Dua Hari Beragam Kenikmatan

Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Health Properti Urbanesia Images More

Home Wisata Kuliner Artikel

Aryo Subarkah Eddyono Jadikan Teman | Kirim Pesan

Kuliner

Lecturer at Bakrie University ++ Researcher ++ Former Journalist in The Mainstream Media ++

(copy and then paste in your browser) http://goo.gl/nVffbD

Letusan Sinabung 2013 danKisah Gunung Berapi …Marufinsudibyo

TRENDING ARTICLES

REGISTRASI | MASUK

Neym ar: Brasil Tak Gentar Lawan SiapaSaja

FEATURED ARTICLE

Ibas dan Masa Depannya …

REP | 02 October 2013 | 15:10 Dibaca: 207 Komentar: 0 0

Selamat Datang di Kupang - Patung komodo akan menyambut Anda begitu keluar dari ruang kedatangan

Bandar Udara El Tari, Kupang. Komodo adalah satwa langka khas daerah ini. (Dok. Aryo)

Saya harus akui memang belum pernah memijakkan kaki di Kota Kupang, NTT. Selamamenjadi jurnalis di media arus utama, wilayah ‘mainan’ saya di Indonesia hanya di Jawa,Bali, Kalimantan, dan Sumatera. Jadi, ketika saya mendapat tawaran riset di Kupang,tanpa pikir panjang langsung saya iyakan saja. Ceritanya, bekerja sembari jalan-jalan alias“ja-lan”. Kapan lagi?

Agar perjalanan menjadi seru, saya membuat tantangan yang tak jauh-jauh dari urusanperut. Harap maklum, dengan badan seberat nyaris 100 kg, amat mustahil tak doyanmakan. Tantangan itu adalah dalam 2 hari mengumpulkan data riset (tugas utama), berapajenis makanan khas Kupang yang bisa masuk perut saya? Dua hari bukanlah waktu yangpanjang. Apalagi saya harus menuntaskan pekerjaan utama.

Mau tahu perjuangannya?

Se’i Sapi dan Es Kacang Hijau

Pukul dua pagi, di minggu terakhir April 2013, saya sudah harus bangun dan berkemas keBandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Pesawat saya berangkat pukul 5 pagi. Perjalananudara yang saya tempuh ke Bandara El Tari, Kupang membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam.

Kupang, Dua Hari Beragam Kenikmatan http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2013/10/02/kupang-dua-hari-denga...

1 of 4 1/21/2014 9:06 AM

Page 2: Kupang, Dua Hari Beragam Kenikmatan

Mustafa Kamal| 10 jam lalu

Irfan Nizam Ade Put...| 13 jam lalu

Meicky| 15 jam lalu

Sahroha Lumbanraja| 17 jam lalu

Olive Bendon| 18 jam lalu

INFO & PENGUMUMAN KONTAK KOMPASIANA

INDEX

Pemecatan Gede Pasek “One of…

Surat untuk Bu Ani: Bu, IbuHarus Punya Hobi …

Pasek Ancam Ibas dan Syariefjika Tetap …

Namanya Jokowi, Niatnya Tulusuntuk Benahi …

Undangan Nonton Film “12 Menit untuk …

Tiga Pemenang Kemenaprekraf Blog …

FREEZ: Hidup Berdampingan dengan …

Jangan Jadi Wanita Membosankan

Hidup Tak Lebih dari Sekedar Menunda Mati

Selalu Ada Harapan

Lagu Nasional yang Semakin Langka di TelingaRemaja Kita

Bapak Ibukku: Sarjana Tanpa Gelar

Banjir Bencana? Banjir Itu Rutinitas

Wanita Tangguh

Kami sebagai Petani

Kerja Bakti, Sejatinya Masyarakat Indonesia

Bukan Petani Biasa

Subscribe and Follow Kompasiana:

Kebetulan maskapai penerbangan yang dipilihkan untuk saya harus transit terlebih dahuludi Surabaya. Jadi memang agak lama. Alhasil, kepala mulai terasa pusing. Ini penyakitsaya jika kurang tidur. Ditambah lagi perut mulai keroncongan.

Sesampainya di Kupang, target utama adalah mencari makan. Kebetulan, saya dijemput dibandara. Tancap!

“Kita menuju ke Rumah Makan Selera saja,” kata Pak Jerry yang mengantarkan sayasambil mengendarai mobil. Rumah Makan Selera atau yang lebih dikenal Depot Seleraterletak di Jalan R. Soeprapto, Kupang. Tempat ini memang terkenal menjual masakankhas Kupang. Hati saya riang tak berperi. Alamat akan segera mengisi perut sekaligusmemenuhi target akan segera menyicipi masakan khas Kupang.

Tapi tak disangka, rumah makan ini ternyata tutup, tak tahu apa penyebabnya. Takbiasanya.

“Kita ke Teluk Kupang saja, ada tempat yang pas disana,” usul Pak Jerry mengertikekecewaan saya. Saya ikut saja, pasrah sudah.

Tuhan memang adil. Mobil memasuki sebuah restoran makan tepat di tepi Teluk Kupang,Subasuka. Restoran ini tertata rapi dan didukung pemandangan Teluk Kupang yangmemesona. Kabarnya, tempat ini kerap dijadikan arena “tumpah ludah” alias diskusi ataurapat banyak pihak. Bahkan, sering pula dijadikan lokasi ijab kabul pernikahan bagipasangan pengantin yang suka dengan suasana tepi laut. Bagi muda-mudi, restoran inidijadikan tempat memadu kasih.

Teluk Kupang - Pemandangan alam Teluk Kupang ini diambil dari Rumah

Makan Subasuka. Lihat keindahan langit Kupang, tak sebanding dengan

langit Jakarta. (Dok.Aryo)

Sumpah, saya takjub akan kemampuan manajemen memilih lokasi dan mengatur tata letaktempat makan sehingga pengunjung punya banyak pilihan memilih tempat makan yangdisukai. Apakah makan di ruang terbuka menghadap pantai atau di ruangan tertutup. Sayasendiri memilih tempat makan di sebuah pendopo yang bersisian dengan laut.

Meski tempat ini bagus, tapi apakah rasa masakannya sebanding? Inilah ceritanya…

Saya pesan se’i sapi hotplate, sayur kembang pepaya, nasi putih, dan es kacang hijau.Se’i adalah makanan khas penduduk Kupang dan sekitarnya. Se’i berupa irisan dagingyang dipotong memanjang lalu diasapkan dengan bara api. Daging yang biasanya diasapadalah daging sapi dan babi. Pengasapan adalah metode masyarakat lokal dalammengawetkan makanan yang sudah dikenal sejak lampau. Lebih jelas soal se’i, silakanbuka tautan ini.

Sayur kembang pepaya atau kates juga merupakan makanan khas Kupang. Kembangpepaya yang merupakan bakal buah pepaya ini di tumis dengan beragam bumbu.Sementara es kacang hijau adalah campuran kacang hijau yang telah dimasak empuk,santan, dengan es serut yang disirami susu kental manis.

Tak berapa lama, pesanan saya tiba. Apalagi yang ditunggu? Mari makan…

Rasa se’i sapi hotplate tak aneh di lidah saya. Bumbunya menyerupai bumbu dendengsambalado ala Minangkabau tapi tak terlalu pedas. Kekhasannya malah terletak padarasa daging se’i-nya sendiri yang dipotong kecil-kecil menyerupai dadu dan tidak digorenglagi, melainkan langsung ditumis bersama bumbu. Ketika dikunyah tekstur daging masihterasa basah namun tidak keras alias gampang dikunyah. Satu kata: uenaak!

TERAKTUAL

INSPIRATIF

BERMANFAAT

MENARIK

Kupang, Dua Hari Beragam Kenikmatan http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2013/10/02/kupang-dua-hari-denga...

2 of 4 1/21/2014 9:06 AM

Page 3: Kupang, Dua Hari Beragam Kenikmatan

Tweet 3

Siapa yang menilai tulisan ini?

Artikel ini belum ada yang menilai.

Lezat - Perpaduan rasa nikmat sei sapi dengan sayur kembang pepaya.

(Dok. Aryo)

Segar - Kesegaran es kacang hijau bercampur santan, susu, dan gula ini tak

boleh ditolak! (Dok. Aryo)

Begitupun dengan rasa sayur kembang pepaya dan es kacang hijau, saling melengkapisatu sama lain. Sayur kembang pepaya tak pahit di lidah, gurih dengan pedas yang pas.Sementara itu, rasa es kacang hijau tidaklah terlalu manis, nyaman dilidah.

Keindahan alam Teluk Kupang dan kesegaran udara laut semakin bermakna denganmenyantap menu yang saya pilih ini. Rasanya ingin menambah makanan, tapi karena ingatmasih ada tantangan menikmati makanan khas Kupang lainnya, saya urungkan niat itu.Kapasitas perut mesti dijaga baik-baik.

Ikan Bakar Ala Kampung Solor

Usai pekerjaan utama tuntas di hari itu, saya melanjutkan misi berburu makanan khasKupang. Target berikutnya adalah makan di Kampung Solor!

Menurut aritikel yang saya baca sebelum saya berangkat ke Kupang, Kampung Soloradalah nama sebuah kampung di tengah Kota Kupang. Di salah satu tempat di Kampungini dijadikan tempat kuliner yang didominasi makanan laut.

Puluhan bahkan ratusan pedagang makanan memenuhi areal khusus ini. Tempat ini cukupterkenal dan hanya “hidup” di malam hari. Jadi, jika Anda ke Kupang namun tak singgah ketempat ini, alamat rugi dan menyesal seumur hidup.

bersambung ke Kupang, dari Kampung Solor hingga Bu Soekiran

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasianamenjadi tanggung jawab Penulis.

0RecommendRecommend Laporkan Tanggapi

0

Kupang, Dua Hari Beragam Kenikmatan http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2013/10/02/kupang-dua-hari-denga...

3 of 4 1/21/2014 9:06 AM